STRATEGI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KURIKULUM PENDIDIKAN BERWAWASAN IMTAQ
DI SMA NEGERI KOTA MALANG
TESIS
OLEH
MUNIRON
NIM : 05130016
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
PROGRAM PASCASARJANA
JANUARI 2008
2
STRATEGI GURU DALAM MENGEMBANGKAN
KURIKULUM PENDIDIKAN BERWAWASAN IMTAQ DI SMA NEGERI KOTA MALANG
TESIS
DIAJUKAN KEPADA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG UNTUK MEMENUHI SALAH SATU PERSYARATAN
DALAM MENYELESAIKAN PROGRAM PASCA SARJANA
OLEH
MUNIRON
NIM : 05130016
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
PROGRAM PASCASARJANA
JANUARI 2008
3
LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJIAN HASIL PENELITIAN
1. Judul : STRATEGI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KURIKULUM BERWAWASAN IMTAQ DI SMA NEGERI KOTA MALANG 2. Nama : Muniron 3. NIM : 05130016 4. Program Studi : MAGISTER AGAMA ISLAM 5. Konsentrasi : Manejemen Pendidikan Islam 6.Penyelesaian : Tanggal 29 Februari 2008
Menyetujui
Dosen Pembimbing
Pembimbing Utama Pembimbing Kedua Prof. DR. H. Muhaimin, MA DR. H. M. Samsul Hady, M.Ag
4
TESIS
Dipersiapkan dan disusun oleh
MUNIRON
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 13 Maret 2008
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
Pembimbing Utama Anggota Dewan Penguji
Prof. DR. H. Muhaiman, MA DR. H. Tobroni, M. Si Pembimbing Pendamping DR. H. M. Samsul Hady, M. Ag Drs. Khozin, M. Si
Tesis ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Malang, ------------------ DR. H. Achmad Habib, MA Direktur Program Pascasarjana
5
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Malang, 13 Maret 2008 Muniron Tanda tangan dan nama terang
6
ABSTRAK
STRATEGI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KURIKULUM BERWAWASAN IMTAQ DI SMA
NEGERI KOTA MALANG
Oleh : Muniron
Telah terjadi kemerosotan akhlak di kalangan para pelajar dan anak-anak muda. Orang tua, pendidik,dan mereka yang berkecimpung di bidang sosial dan agama banyak mengeluh terhadap perilaku mereka yang tidak baik.
Iman dan taqwa sesuatu yang mendasar dan harus dimiliki oleh para pelajar dan anak-anak muda. Karena iman dan taqwa sebagai penggerak terhadap segala tingkah laku mereka yang dapat mengarahkan kepada perbuatan baik.
Pengembangan kurikulum berwawasan imtaq di sekolah sangat penting untuk merubah prilaku para pelajar menjadi lebih baik dan mewujudkan tujuan pendidikan Nasional.
Sesuai dengan latar belakang masalah, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi guru dalam mengembangkan kurikulum pendidikan berwawasan imtaq ketika terjadi proses belajar mengajar di kelas.
Penelitian ini dilakukan terhadap guru mata pelajaran ; Kimia, Fisika, Biologi, Ekonomi, Bahasa Indonesia, dan Geografi di SMA Negeri Kota Malang. Penarikan sampel diambil 3 SMA Negeri dari 10 SMA Negeri di Kota Malang. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari peneliti ketika mengikuti proses belajar mengejar di kelas.
Untuk memperoleh gambaran karakteristik dari obyek penelitian digunakan analisis kualitatif deskriptif. Ada 6 strategi yang penulis tawarkan, namun hanya 4 strategi yang terjadi ketika guru mengembangkan kurikulu pendidikan berwawasan imtaq di kelas. Keempat strategi tersebut adalah (1)aktualisasi (mewujudkan) imtaq dalam kehidupan manusia (2) Integrasi (menggabungkan) imtaq dengan bahan pelajaran (3) menyelipkan materi imtaq (4)Terjemah.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan bahwa strategi yang digunakan guru untuk mengembangkan kurikulum pendidikan berwawasan imtaq yang terbanyak adalah aktualisasi imtaq dalam prilaku manusia pada diri sendiri, perilaku manusia pada sesama, dan perilaku manusia pada alam sekitar.
Malang, 28 Januari 2008 Peneliti
7
ABSTRACT The Developing of Education Curriculum
with the IMTAQ Conception in State Senior High School Malang
By Muniron
The crisis moral is happened to the student especially the young society. Parents, teachers and others who active in social and religion complaint to their bad behaviour. The young should have the basic of faith and piety, because it cn give them the spirit to change into the better atitude. The developing of education curriculum with the Imtaq conception at school is the important thing to change the students behaviour to be better and realize the aim of National education. By looking the background study, the aim of the research is used to know the teachers strategy in teaching learning process in order to develop the education curriculum with the Imtaq conception. This research is done to the teacher like: Chemistry, Physics, Biology, Economy, Indonesian Language, ang Geography from State Senior High School in Malang. The sample is taken in three school from the tenth school in Malang. The data which is taken is the primer data from researcher in teaching learning process. The descriptive qualitative analysis is used to get the specific character from the object research. The writer offers six strategies but the only four strategies are happened when the teacher develop the education curriculum with the Imtaq conception in classroom. The fourth strategies are (1) Actualisation Imtaq in humans life, (2) Integrated Imtaq with the learning material, (3) Enclosed the Imtaq material, (4) Translated. Based on this research and the discussion of using the theachers strategy to develop the education curriculum with the Imtaq conception, the greatest one is actualization Imtaq in the humans behaviour it self, the humans behaviour to others, and the humans behaviour to environment. Malang, January 28, 2008 researcher
8
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah Swt atas segala limpahan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya semata penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Karya tulis ini berupaya untuk memaparkan strategi guru dalam mengembangkan kurikulum yang dalam penyajiannya di kelas disertai dengan nilai-nilai imtaq. Ada beraneka ragam strategi yang diterapkan oleh guru dalam menyisipkan imtaq kepada anak didiknya dengan harapan ada setetes hidayah yang menembus hati nurani mereka, sehingga akan terjadi perubahan tingkah laku yang lebih baik. Masih sangat jauh dari kesempurnaan data-data yang ditampilkan untuk memaparkan strategi yang tepat dipakai oleh guru untuk meningkatkan nilai-nilai imtaq. Namun demikian harapan penulis ada upaya yang dilakukan oleh guru untuk terus menerus menyisipkan materi imtaq dalam kegiatan belajar mengajar. Penelitian ini tidak akan terselesaikan tanpa limpahan rido Allah Swt. Disamping itu pula atas dukungan dari semua pihak terutama dari program pascasarjana Universitas Muhamadiyah Malang. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak Dr. H. Achmad Habib, MA, selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Muhamadiyah Malang.
2. Bapak Dr. H. Tobroni, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister Agama Islam.
3. Bapak Prof. Dr. H. Muhaimin, MA, selaku Dosen Pembimbing utama dan Bapak Dr. H. M. Samsul Hady, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing kedua. 4. Bapak Drs. H. Muh. Sulthan, M.Pd, selaku Kepala SMA Negeri 1 Malang,
Bapak H. Musoddaqul Umam, S.Pd selaku Kepala SMA Negeri 2 Malang, Ibu Dra. Hj. Neken Asih Sanjojo selaku Kepala SMA Negeri 10 Malang.
5. Bapak dan ibu guru SMA Negeri 1, SMA Negeri 2, dan SMA Negeri 10 yang telah menyediakan waktu sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.
6. Rekan-rekan penulis yang tergabung dalam MGMP Pendidikan Agama Islam Kota Malang yang selalu memberi motivasi dalam menyelesaikan karya tulis ini.
7. Isteri tercinta Afidatur Rachmawati,S.Pd yang selalu memberi bantuan dan dorongan dengan sabar dan telaten untuk menyelesaikan studi dan penulisan karya tulis ini.
Semoga Allah Swt. senantiasa melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayahNya kepada kita semua, serta membalas segala amal kebaikan yang telah bapak ibu lakukan. Amin yaa rabbal alamin. Pada akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis akan sangat berterima kasih atas sumbang saran dan kritik yang membangun, demi menyempurnakan karya tulis ini. Semoga karya tulis ini ada guna dan manfaatnya untuk meningkatkan dan mewujudkan cita-cita pendidikan di Indonesia. Malang, 28 Januari 2008 Penulis
9
DAFTAR ISI Hal ABSTRAK ....................................................................................................... ( 6) KATA PENGANTAR ........................................................................................ (8 ) DAFTAR ISI ...................................................................................................... (9 ) DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... (11) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang........................................................ .............. 12 1. Pentingnya Wawasan Imtaq Ditinjau dari segi Perundang- undangan ......................................................................... 1 2 2. Pentingnya Wawasan Imtaq Ditinjau dari segi Kecerdasan Emosional ...................................................................... 15 3. Pentingnya Wawasan Imtaq Ditinjau dari segi Kecerdasan Emosional Spiritual .......................................................... 17 B. Masalah ..................................................................................19 1. Jangkauan Masal;ah ......................................................... ..19 2. Batasan Masalah .............................................................. ..20 3. Rumusan Masalah .............................................................. 20 C. Tujuan ................................................................................... 20 1. Tujuan Umum ................................................................... .20 2. Tujuan Khusus ................................................................... 20 D. Manfaat Penelitian.................................................................21 1. Manfaat Teoritis ............................................................... 21 2. Manfaat Praktis ................................................................. 21 5. Penegasan Istilah .................................................................... 22 BAB II IMAN DAN TAQWA DALAM KURIKULUM , STRATEGI INTEGRASI IMTAQ DALAM PEMBELAJARAN , DAN KERANGKA TEORINYA A. Iman dan Taqwa dalam Kurikulum........................................ 23 B. Strategi Integrasi Imtaq dalam Pembelajaran.IPTEK........... 28
C. Kerangka Teori ..................................................................... 48 1. Iman dan Taqwa dalam Kurikulum.................................... 48 2. Strategi Integrasi Imtaq dalam Pembelajaran IPTEK.........52
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ........................................................... 55 B. Sumber Data dan Data Penelitian ........................................ 56 C. Instrumen Penelitian ............................................................ 56 D. Prosedur Pengumpulan Data ............................................... 58 E .Analisis Data ....................................................................... ...59 F. Tahap Tahap Penelitian .................................................... 66
10
BAB IV HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Strategi Guru dalam Mengembangkan Kurikulum Pendidikan Berwawasan Imtaq ........................................... 68 1. Terjemah........................................................................... 68 2. Aktualisasi Imtaq dalam kehidupan manusia.................... 70 3. Integrasi Imtaq................................................................... 75 4. Menyelipkan Materi Imtaq.............................................. 79 B. Frekuensi Pemakaian Strategi oleh Guru ............................ 81 C. Temuan Penelitian Terhadap Fakta ..................................... 84 1. Tinjauan Strategi Guru dalam Mengembangkan Kurikulum Pendidikan Berwawasan Imtaq dengan sudut Pandang EQ dan ESQ .................................................... 84 2. Posisi Temuan Terhadap Hasil Penelitian Terdahulu ....... 85 3. Evaluasi Kepala Sekolah Tentang Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Berwawasan Imtaq ......................................... 87 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ........................................................................... 89 B. Saran ..................................................................................... 90 Daftar Rujukan ........................................................................... 91
11
DAFTAR LAMPIRAN lAMPIRAN I Tabel Kemungkinan Kompetensi Dasar Berwawasan Imtaq ...................94 LAMPIRAN II Tabel Penjaringan Data ............................................................................96 LAMPIRAN III Tabel Validitas Data dari Siswa ...............................................................99 LAMPIRAN IV Tabel Validitas Data dari Kepala Sekolah ..............................................100 LAMPIRAN V Tabel Identifikasi Data ............................................................................101
12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu kenyataan bahwa kemerosotan akhlak akhir-akhir ini tidak hanya
menimpa kalangan orang dewasa tetapi telah merembet pada kalangan pelajar
tunas-tunas muda. Orang tua, pendidik, dan mereka yang berkecimpung dalam
bidang agama dan sosial banyak mengeluh terhadap perilaku mereka yang tidak
baik. Perilaku mereka yang nakal, keras kapala, mabuk-mabukan, tawuran,
pergaulan bebas, pesta obat-obatan terlarang, bergaya hidup mewah dan pendek
kata perilaku mereka tidak mencerminkan pelajar yang berpendidikan.
Melihat kenyataan tersebut, dunia pendidikan bertekad untuk berbenah diri
dan mencari solusi yang tepat dalam upaya mengatasi krisis akhlak yang melanda
para pelajar. Para pemikir pendidikan menyerukan agar kecerdasan akal diikuti
kecerdasan moral dan pendidikan agama. Kiranya tepatlah kurikulum peningkatan
keimanan dan ketaqwaan (imtaq) sebagai solusinya.
Alasan pemilihan judul penelitian ini adalah pentingnya iman dan taqwa
sebagai ruh dan jiwa ilmu pengetahuan bagi peserta didik. Pentingnya
pengembangan kurikulum berwawasan imtaq dapat dijelaskan melalui tiga hal,
yaitu : (1) ditinjau dari segi perundang-undangan ; (2) ditinjau dari segi
kecerdasan emosional (EQ), dan (3) ditinjau dari kecerdasan emosional spiritual
(ESQ).
1. Pentingnya imtaq ditinjau dari segi perundang-undangan
Pengembangan imtaq di sekolah sangat penting sebagai upaya untuk
mewujudkan tujuan pendidikan. Sesuai dengan UU NO. 20 Tahum 2003 pasal 3
13
yang berbunyi, Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar manjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam pembukaan
UUD 1945 dalam Diknas ( 2005 : 2 ) menyebutkan bahwa konsep mencerdaskan
kehidupan bangsa harus dimaknai secara luas, yakni meliputi (a) kecerdasan
intelektual, (b) kecerdasan emosional, dan (c) kecerdasan spiritual. Untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional, pendidik hendaknya tidak hanya
membina kecerdasan intelektual, wawasan dan keterampilan semata, tetapi harus
diimbangi dengan membina kecerdasan emosional dan keagamaan. Dengan kata
lain memberikan nilai-nilai agama atau imtaq dalam ilmu penngetahuan atau
memberikan moralitas agama kepada ilmu.
Selaras dengan hal tersebut, dikatakan oleh Ahmad Djazuli dalam Diknas
( 2005 : 2 ) bahwa dalam tujuan pendidkan nasional, pembinaan imtaq merupakan
inti tujuan pendidikan nasional. Hal ini berarti bahwa pembinaan imtaq bukan
hanya tugas dari bidang studi pendidikan agama saja melainkan tugas pendidikan
secara keseluruhan sebagai suatu sistem. Artinya, sistem pendidikan nasional dan
seluruh upaya pendidikan sebagai satu sistem yang terpadu harus secara sistematis
diarahkan untuk menghasilkan manusia yang utuh, sebagai ciri pokoknya adalah
manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Berdasarkan UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, pasal 3
dikatakan bahwa manusia yang dicita-citakan ialah manusia yang berkembang
14
potensinya secara utuh yaitu manusia yang iman dan taqwa tehadap Tuhan Yang
Maha Esa dengan diimbangi pekerti yang mulia, memiliki ilmu pengetahuan,
cakap, sehat jasmani dan rohani, kreatif, mandiri, tanggung jawab, serta memiliki
sikap demokratis. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka pendidikan harus
dirancang dan dilaksanakan secara terpadu dan harus berpusat pada pendidikan
keimanan dan ketaqwaan. Untuk mewujudkan manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa bukan semata-mata tanggung jawab guru
pendidikan agama akan tetapi merupakan tanggung jawab semua guru bidang
studi. Guru dalam menyusun program pengajarannya harus terpadu. Keterpaduan
yang dimaksud ialah keterpaduan tujuan, keterpaduan materi, keterpaduan proses,
dan keterpaduan lembaga pendidikan.
Keterpaduan tujuan menjelaskan bahwa pencapaian tujuan pendidikan itu
merupakan tugas aparat pendidikan yang terkait, terutama kepala sekolah,semua
guru(termasuk guru agama), semua pegawai sekolah dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan sekolah. Karena keimanan dan ketaqwaan menjadi inti
tujuan, maka pendidikan keimanan dan ketaqwaan menjadi tanggung jawab
semua aparat tersebut.
Keterpaduan materi ialah keterpaduan materi pendidikan secara khas, hal
ini berkenaan dengan bahan ajar. Semua bahan ajar yang disampaikan hendaklah
dipadukan, tidak ada bahan ajar yang terpisah dengan bahan ajar yang lain.
Pengikat keterpaduan itu ialah tujuan pendidikan keimanan dan ketaqwaan. Jadi
selain tujuan mata pelajaran itu sendiri, hendaknya semua bahan ajar mengarah
kepada terbentuknya manusia beriman dan bertaqwa. Kurang bijak kiranya jika
15
ada bahan ajar yang bertentangan dengan ajaran agama, dan merupakan suatu
keharusan bahwa bahan ajar tersebut saling membantu.
Dalam keterpaduan proses para pendidik hendaklah menyadari bahwa
semua kegiatan pendidikan sekurang-kurangnya tidak berlawanan dengan tujuan
pendidikan keimanan dan ketaqwaan, bahkan dikehendaki semua kegiatan
pendidikan membantu tercapainya siswa yang beriman dan bertaqwa.
Keterpaduan lembaga pendidikan menghendaki agar semua lembaga
pendidikan , yaitu sekolah, keluarga, dan masyarakat bekerja sama secara terpadu
untuk mencapai lulusan yang beriman dan bertaqwa.
Melihat hal tersebut begitu pentingnya keterkaitan imtaq dengan semua
aspek yang melingkupi pendidikan. Jadi dalam konteks sebagai institusi,
pendidikan hendaknya dilaksanakan di lembaga formal (sekolah), informal
(keluarga), dan non formal (masyarakat), yang oleh Bapak Pendidikan Nasional,
Ki Hajar Dewantara dalam Diknas ( 2005 : 7 ) disebut sebagai tripusat
pendidikan.
2. Pentingnya wawasan imtaq ditinjau dari segi kecerdasan emosional ( EQ ).
Kecerdasan emosional disebut dalam bahasa Inggris Emosional Quotient
(EQ). Kecerdasan emosional oleh Peter Salovey dan Jack Mayer dalam Howard E
Book ( 2002 : 30 ) dikatakan sebagai kemampuan untuk mengenali perasaan,
meraih dan membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran, memahami
perasaan dan maknanya, dan mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga
membantu perkembangan emosi dan intelektual.
Berkaitan dengan kecerdasan emosional, Goleman dalam Abuddin Nata
(2000 : 47 ) mengatakan kecerdasan emosional sebagai kepiawaian, kepandaian,
16
dan ketepatan seseorang dalam mengelola diri sendiri yang berhubungan dengan
orang lain disekiling mereka dengan menggunakan seluruh potensi psikologis
yang dimilikinya seperti inisiatif dan empati, adaptasi, komunikasi, kerja sama,
dan kemampuan persuasi yang secara keseluruhan telah mempribadi pada diri
sendiri.
Berdasarkan pengertian tersebut, titik pokok kecerdasan emosional terletak
pada pengarahan perasaan atau pengendalian perasaan (diri, jiwa, pribadi) dalam
rangka memadukan emosi dan intelektual menjadi pribadi yang baik atau cerdas.
Sejalan dengan hal ini berkaitan dengan apa yang dikatan oleh Toshihiko Izutsu
( 1993 : 246 ) tentang hubungan kata salih dan iman. Salih dan iman itu seperti
bayangan yang mengikuti bentuk bendanya, di mana pun ada iman, maka terdapat
salihat atau perbuatan baik. Jadi seseorang yang memiliki iman dan taqwa yang
tinggi, pasti dia memiliki kecerdasan emosional yang tinggi pula.
Menyikapi hal tersebut, begitu pentingnya wawasan imtaq diberikan pada
pendidikan di sekolah. Dengan memberikan wawasan imtaq pada pengetahuan
umum itu berarti memberikan nilai-nilai agama pada pengetahuan atau
kepandaian intelektual. Begitu pentingnya hal ini sejalan dengan apa yang
dikatakan oleh Achmad Djazuli dan kawan-kawan dalam Diknas ( 2005 : 92 )
dikatakan guru diharapkan memberi nilai-nilai imtaq ke dalam materi pelajaran
sehingga siswa mengetahui dan menyadari bahwa imtaq dan IPTEK saling
menjelaskan dan memiliki sumber serta tujuan yang sama. Dengan
diintegrasikanya imtaq dan IPTEK diharapkan dapat menghilangkan pemikiran
dikotomi antara agama dan IPTEK yang telah lama berjalan di Indonesia. Hal ini
juga sejalan dengan yang dikatakan oleh Howard E Book ( 2002 : 100 ) bahwa IQ
17
yang tinggi bisa menjadi bumerang jika EQ tidak mengimbanginya. Jadi wawasan
imtaq sangat penting untuk memberikan dasar potensi psikologis seperti inisiatif
dan empati, adaptasi, komunikasi, kerjasama, dan kemampuan persuasi yang
mempribadi. Dasar inilah yang diharapkan membentuk pribadi yang cerdas
dengan kecerdasan intelektual dan emosional yang tinggi.
3. Pentingnya wawasan imtaq ditinjau dari kecerdasan emosional spiritual (ESQ)
ESQ adalah kecerdasan emosional yang berdasar agama. Dasar agama
yang dipadukan dengan kecerdasar emosi akan melahirkan akhlak yang
baik.Kecerdasan emosi seperti yang dikatakan Goleman dalam Abudin Nata
(2003 : 47) yang diartikan sebagai kepiawaian, kepandaian, dan ketepatan
seseorang dalam mengelola diri sendiri merupakan akhlak suatu pribadi. Ary
Ginanjar (2001: XlV) juga mengatakan bahwa agama Islam bisa dijadikan sebagai
landasan pembangunan kecerdasan emosi dan spiritual, di mana suara hati adalah
suara Tuhan yang terdapat dalam 99 Asmaul Husna. Suara hati ini terdapat dalam
dasar agama Islam yaitu rukun iman dan rukun Islam. Jadi wawasan imtaq sangat
penting bagi ruh Iptek untuk membentuk pribadi siswa.
Penelitian ini juga berkaitan dengan penelitian Muhammad Samsul Arifin
(2000) dengan judul Respon Peserta Didik dan Orang Tua Terhadap Kegiatan
Pendidikan Agama ( Studi Kasus Pembinaan Ekstrakurikuler Agama di Sekolah
Menengah Umum Islam Malang ). Penelitian itu berisi tentang usaha-usaha untuk
menciptakan suasana yang Islami di lingkungan sekolah. Usaha ini diciptakan
dengan menyelenggarakan kegiatan ekstra kurikuler PAI. Ekstrakurikuler tersebut
adalah pendidikan akhlak, baca tulis dan pemahaman Quran, serta praktik sholat
18
dan kuliah subuh. Penelitian itu merupakan bagian dari strategi pengembangan
Kurikulum Pendidikan berwawasan imtaq.
Penelitian Lina Hayati (2004) yang berjudul Manajemen Pendidikan Nilai
Di Sekolah Umum ( Kajian Tentang Internalisasi Nilai-Nilai ke- Islaman ) Studi
Pada Sekolah Menengah Umum Negeri 10 Melati Samarinda juga berkaitan
dengan nilai-nilai iman dan taqwa. Penelitian Lina Hayati isinya lebih
menekankan proses internalisasi nilai-nilai keislaman pada sekolah umum yang
dapat diinternalisasikan pada diri anak didik yang bernuansa pesantren. Dengan
kata lain penelitian Lina Hayati berusaha melihat keberhasilan upaya mendidik
anak dengan nilai-nilai keislaman yang dikondisikan seperti pesantren. Dikatakan
pula dalam penelitian itu bahwa keberhasilan internalisasi nilai-nilai keislaman
pada diri siswa ditentukan oleh upaya pelaku manajemen. Pelaku manajemen
yang dimaksud adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, para guru, dan pihak
asrama. Upaya internalisasi nilai-nilai keislaman pada siswa dalam bentuk moral
knowing, moral feeling, dan moral action yang pelaksanaannya melibatkan semua
pihak dalam mengintegrasikan pada manajemen pendidikan nilai. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa internalisasi nilai-nilai keislaman
pada siswa masih dilakukan terpisah dengan IPTEK, walaupun telah melibatkan
semua pelaku manajemen pendidikan. Berbeda dengan penelitian Pengembangan
Kurikulum Pendidikan berwawasan Imtaq Di SMA Negeri Kota Malang,
penelitian ini ingin melihat upaya integrasi imtaq IPTEK, optimalisasinya, dan
hasilnya.
Selain dua penelitian di atas, penelitian ini juga berkaitan dengan yang
diteliti oleh Sunarto ( 2001 ) dengan judul Internalisasi Nilai-Nilai Agama Melalui
19
Penciptaan Suasana Keagamaan di Lingkungan MTsN Malang I. Sunarto meneliti
suasana keagamaan yang terjadi di MTsN I Malang. Penciptaan suasana
keagamaan di MTsN I Malang dibagi menjadi tiga, yaitu melalui: (1) peningkatan
kualitas pegawai , baik guru maupun karyawan melalui tartil Quran, kultum,
pengajian insidental, dan penataran, (2) pemberian peran bagi para guru dan
karyawan agar mereka berperan aktif dalam penciptaan suasana keagamaan di
MTsN I Malang, dan (3) penyempurnaan sarana yang terkait dengan penciptaan
suasana keagamaan di MTsN I Malang. Penelitian Sunarto merupakan bagian dari
penelitian ini yang merupakan optimalisasi nilai-nilai iman dan taqwa dari
lingkungan sekolah. Berbeda dengan penelitian ini,ia tidak hanya optimalisasi
nilai-nilai imtaq pada lingkungan sekolah tetapi lebih mengarah pada integrasi
imtaq dan IPTEK pada semua aspek pendidikan.
Jadi berdasarkan penelitian terdahulu, penelitian ini lebih mendalam.
Kedalaman penelitian ini tidak hanya pada lingkungaan pendidikan tetapi lebih
pada integrasi imtaq dan IPTEK yang diajarkan pada proses pendidikan.
B. Masalah
1. Jangkauan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dapat dikaji dari kebijakan sekolah,
pelaksana kurikulum, dan sasaran pendidikan.
Kajian dalam kebijakan sekolah dalam hal ini tertuju pada pengelola
kebijakan yaitu kepala sekolah. Bagaimana program kepala sekolah terhadap
pengelolaan kurikulum pendidikan dalam pengembangan imtaq di SMAN Kota
Malang?. Program kepala sekolah dapat dikaji administrasi kegiatan, fasilitas,
supervisi, penilaian, dan pelaporan kegiatan.
20
Pada kajian pelaksana kurikulum, tertuju pada guru. Bagaimana guru
mengembangkan kurikulum pendidikan berwawasan imtaq?
Pada kajian sasaran pendidikan jelas tertuju pada siswa. Dari siswa antara
lain dapat dikaji: (1) karya siswa hasil pengembangan kurikulum berwawasan
imtaq, (2) bentuk perilaku dalam hasil pengembangan kurikulum berwawasan
imtaq, dan (3) keterampilan siswa dalam menjawab tantangan hidup.
2. Batasan Masalah
Berdasarkan jangkauan masalah yang luas, penelitian ini perlu dibatasi agar
pembahasannya lebih khusus, lebih lengkap, dan lebih mendalam. Masalah
penelitian ini dibatasi pada kajian pelaksana kurikulum yaitu pengelola kegiatan
khususnya guru.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
Bagaimana strategi guru dalam mengembangkan kurikulum berwawasan
imtaq di SMA Negeri Kota Malang?
C. Tujuan
Tujuan penelitian ini meliputi tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk melihat seperti apa
pengembangan kurikulum pendidikan berwawasan imtaq di SMAN Kota
Malang dan berapa persen guru yang telah berhasil mengembangkan kurikulum
pendidikan berwawasan imtaq di SMAN Kota Malang.
21
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah untuk memperoleh deskripsi tentang:
a. macam strategi pengembangan kurikulum pendidikan berwawasan
imtaq; dan
b. cara-cara guru mengoptimalkan peningkatan imtaq terhadap siswa.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ada dua, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penellitian ini berupa deskripsi tentang pengembangan
kurikulum pendidikan berwawasan imtaq. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan terhadap kajian ilmu bidang pendidikan.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat yang
berkepentingan dengan pendidikan. Mereka yang dapat memanfaatkan hasil
penelitian ini adalah penentu kebijakan, pengajar, dan mereka yang terkait dengan
pendidikan.
Manfaat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Bagi penentu kebijakan
baik kepala sekolah maupun lembaga diatasnya, hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan dorongan untuk mengembangkan kurikulum pendidikan lebih
baik dan memberikan gambaran pelaksanaan pengembangan kurikulum
pendidikan berwawasan imtaq. Bagi pengajar, hasil penelitian ini diharapkan
memberikan wawasan cara-cara mengembangkan kurikulum pendidikan yang
berwawasan imtaq. Bagi mereka yang terkait dengan pendidikan, hasil penellitian
22
ini diharapkan memberikan wawasan tentang hasil pengembangan kurikulum
pendidikan berwawasan imtaq.
E. Penegasan Istilah
Istilah yang perlu ditegaskan maknanya dalam penelitian ini adalah
sebagai bertikut:
1. Kurikulum pendidikan adalah perangkat mengajar yang dijadikan sebagai dasar
untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang berlaku di Indonesia.
2. Iman dan taqwa. Iman adalah keyakinan yang dimiliki oleh seseorang yang
bersifat abstrak. Taqwa adalah sebagai perwujudan iman yang berbentuk tingkah
laku yang baik.
3. Pengembangan kurikulum yang dimaksud adalah strategi guru dalam
menyampaikan imtaq pada kegiatan belajar mengajar.
23
BAB II
IMAN DAN TAQWA DALAM KURIKULUM, SRTATEGI
INTEGRASI IMTAQ DALAM PEMBELAJARAN, DAN
KERANGKA TEORINYA
A. Iman dan Taqwa dalam Kurikulum
Iman adalah keyakinan dalam hati mengenai ke-Esa-an dan ke-Maha Kuasa-an
Allah yang diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan melalui amal perbuatan yang
baik. Taqwa adalah sikap batin dan perilaku seseorang untuk tetap konsisten
melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. (Diknas. 2005: 2).
Berdasakan definisi di atas dapat dikatakan bahwa taqwa adalah perwujudan iman
kepada Allah dalam bentuk perilaku seseorang.
Perihal iman, Rusjdi Hamka ( 1986 : 9 ) mengatakan dalam Hadits Nabi
bahwa iman atau islam itu tersusun dari 69 tingkat. Tingkat tertinggi adalah
mengakui ke-Esa-an Allah, mengakui ke-Rasulan Muhammad, dan tingkat
terendah menyingkirkan duri dari jalan lalu lintas manusia.
Berdasarkan tingkatan iman tersebut yang melahirkan kebudayaan Islam oleh
Ibnu Khaldun ( dalam Rusjdi. 1986:10) dijabarkan dalam 17 perbuatan yang
menunjukkan tanda-tanda seorang raja yang beriman. 17 perbuatan perwujudan
iman tersebut adalah sebagai berikut:
1) Aktif menegakkan perbuatan baik dan menghidupkan sifat-sifat yang baik.
2) Suka menolong.
3) Memaafkan orang lain selagi bisa dimaafkan.
4) Melayani dan melindungi pihak yang lemah.
24
5) Murah hati terhadap tetamu.
6) Memelihara fakir miskin.
7) Sabar dalam kesusahan.
8) Jujur dalam kata dan tingkah laku.
9) Menghormati agama dan para alim ulama.
10) Menghormati guru dan orang yang lebih tua.
11) Tiada sombong dan takabbur.
12) Suka mendengarkan terhadap kritik yang lebih baik.
13) Memiliki semangat persatuan.
14) Menghargai dan menghormati lawan.
15) Menempatkan orang yang layak dalam pekerjaan yang layak.
16) Menjauhi hidup mewah yang cenderung kepada pemborosan.
17) Giat bekerja, tahan uji, tidak putus asa dan seterusnya.
Muhammad Nawawi ( 1996: 1) Menjelaskan bahwa iman memiliki 77
cabang iman. Tujuh puluh tujuh cabang iman itu adalah sebagai berikut:
1) Iman kepada Allah ;
2) Iman kepada Malaikat ;
3) Iman kepada kitab-kitab Allah ;
4) Iman kepada para nabi ;
5) Iman kepada hancurnya alam ;
6) Iman kepada kebangkitan manusia dari kematian ;
7) Iman kepada takdir ;
8) Iman kepada hasyr ;
9) Iman kepada surga dan neraka jahannam ;
25
10) Cinta kepada Allah ;
11) Takut kepada siksa Allah ;
12) Mengharap rahmat Allah ;
13) Tawakal ( pasrah ) kepada Allah ;
14) Cinta kepada nabi Muhammad Saw. ;
15) Mengagungkan derajat nabi Muhammad Saw. ;
16) Kikir dengan memegang teguh agama islam ( teguh pendirian ) ;
17) Mencari ilmu ;
18) Menyebarluaskan ilmu syariat ;
19) Mengagungkan dan memuliakan Al quran ;
20) Bersuci ;
21) Menjalankan sholat 5 waktu pada waktunya dengan sempurna ;
22) Membayar zakat kepada orang-orang yang berhak menerimanya ;
23) Berpuasa di bulan Ramadhan ;
24) Itikaf ;
25) Haji ;
26) Berjuang melawan orang kafir untuk menolong agama islam ;
27) Mebentengi kaum muslim dari serangan orang kafir ;
28) Bertahan di dalam kancah perang dan tidak melarikan diri darinya ;
29) Menyerahkan harta jarahan perang kepada pemimpin atau pembantunya ;
30) Memerdekakan budak yang muslim ;
31) Bersedia membayar kifarah ( denda ) ;
32) Menepati janji ;
33) Bersyukur ;
26
34) Menjaga lisan dari hal-hal yang tidak layak ;
35) Menjaga kemaluan dari hal-hal yang dilarang Allah ;
36) Menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya ;
37) Tidak membunuh kepada sesama manusia muslim ;
38) Menghindari makan dan minuman yang haram ;
39) Menghindari dari harta yang haram ;
40) Menghindari pakaian, perhiasan, dan perabot yang haram ;
41) Menghindari permainan sia-sia yang dilarang ;
42) Sederhana dalam memberikan nafakah, tidak berlebihan dan tidak irit ;
43) Tidak menyimpan dendam dan kedengkian ;
44) Tidak mencela kaum muslimin dihadapan ;
45) Ikhlas dalam setiap amal perbuatan karena Allah ;
46) Merasa bahagia dengan ketaatan kepada Allah ;
47) Bertaubat ;
48) Melakukan penyembelihan qurban, aqiqah, dan hadiah ;
49) Taat kepada pemerintah ;
50) Berpegang teguh pada nilai yang dianut jamaah ;
51) Menjalankan hukum diantara manusia secara adil ;
52) Memerintahkan kepada kebaaikan dan mencegah dari kejahatan ;
53) Tolong menolong dalam hal kebaikan dan ketaqwaan ;
54) Malu kepada Allah ;
55) Bersikap baik kepada orang tua ;
56) Menyambung tali persaudaraan ;
57) Budi pekerti yang baik ;
27
58) Memperlakukan hamba sahaya dengan baik ;
59) Ketaatan seorang hamba kepada tuannya ;
60) Menjaga hak-hak istri dan anak-anak ;
61) Mencintai ahli agama ;
62) Menjawab salam dari orang islam ;
63) Menjenguk orang sakit ;
64) Melakukan shalat jenazah untuk orang yang islam ;
65) Mendoakan orang islam yang bersin ;
67) Menghormati tetangga ;
68) Menghormati tamu ;
69) Menyembunyikan cela orang lain ;
70) Sabar ;
71) Zuhud ;
72) Cemburu dan tidak membiarkan pria bergaul bebas denngan wanita lain ;
73) Berpaling diri dari percakapan yang tidak bermanfaat ;
74) Kedermawanan ;
75) Menghormati orang tua dan mngasihi anak kecil ;
76) Merukunkan antara orang islam ;
77) Mencintai orang lain sebagaimana mencintai dirinya.
Berdasarkan 77 cabang iman dan 17 perbuatan sebagai wujud iman
tersebut dapat disimpulkan menjadi 85 perbuatan sebagai wujud taqwa. Ke 85
perbuatan tersebut akan diungkap kembali dalam kerangka teori.
28
B. Strategi Integrasi Imtaq dalam Pembelajaran IPTEK
Strategi secara harfiah bermakna rencana yang cermat mengenai kegiatan
untuk mencapai sasaran secara khusus. Strategi pada bahasan ini adalah cara yang
digunakan untuk menyampaikan wawasan imtaq dalam pengajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi. Adapun model-model pembelajaran imtaq adalah
sebagai berikut.
1. Model Rusli Yunus dan Warnadi dalam Mata Pelajaran Geografi
Dalam pelajaran geografi, Rusli Yunus dan Warnadi (2003: 1 )
mengatakan bahwa pelajaran geografi berfungsi untuk mengembangkan sikap
rasional dan bertanggung jawab dalam menghadapi gejala geosfir dan
permasalahannya yang timbul sebagai sunatullah maupun sebagai akibat intraksi
manusia dengan lingkungannya. Al Quan yang diwahyukan kepada nabi
Muhammad Saw. merupakan kitab yang sarat dengan kajian geografi, silih
bergantinya siang dan malam, diciptakan awan dan langit, diturunkannya hujan,
diciptakannya laut dengan berbagai potensinya, tentang gunung dengan berbagai
gejala geosfir lainya banyak diungkapkan dalam firman Allah SWT
Untuk memberikan dasar imtaq pada pengejaran geografi dapat dilihat
tulisan Rusli Yunus dan Warnadi ( 2003 : 3 58 ). Tulisan tersebut berisi tujuh
pokok bahasan. Berikut akan dijelaskan dua pokok bahasan, yaitu pengertian
dasar pengetahuan geografi dan keanekaan bentuk muka bumi dan sesuatu yang
dilukiskan dalam geografi yang meliputi atmosfir, hidrosfir, biosfir, dan lethosfir.
Bumi yang terbentuk berlapis-lapis dijelaskan di dalam Al Quran surat Al
Ankabut ayat 44, yang artinya Allah menciptakan langit dan bumi dengan hak,
sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi
29
orang-orang yang beriman. Selain itu juga dijelaskan dalam Quran surat Al
Baqarah ayat 22 yang artinya Dia menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu
dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia
menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rizqi untukmu, karena
itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu
mengetahui. Dari penjelasan tentang lapisan penyusun bumi dan penjelasan
dalam Al Quran tentang penyusunan bumi, diharapakan dapat menambah
keimanan tentang kekuasaan dan Maha Agung Allah yang berhak disembah.
Pada pokok bahasan keanekaan bentuk muka bumi, dijelaskan tentang
litosfir, gejala vulakanisme, tektonik dan bentuk permukaan bumi, dan lahan
potensial dan lahan kritis. Sebagai contoh pembahasan tentang tektonik dan
bentuk permukaan bumi sebagai berikut. Peristiwa tektonik yang berupa gempa
bumi, tanah longsor, tenggelamnya suatu wilayah maupun terangkatnya suatu
wilayah merupakan peristiwa alam yang menunjukkan bahwa bumi bersifat
dinamis atau selalu mengalami perubahan. Gejala lain yang menunjukkan
perubahan bumi adalah berpindahnya aliran sungai, terbentuknya delta,
tenggelamnya pulau, dan sebagainya. Peristiwa tersebut berkaitan denngan
bekerjanya gaya-gaya geologi yang menyebabkan perubahan-perubahan pada
bumi, baik bagian dalam maupun bagian luar. Berkaitan dengan bumi yamg
bersifat dinamis berkembang teori kontraksi, teori laurasiagondutama, teori
pergeseran benua dan teori lempeng tektonik. Teori tersebut saling berbantah satu
mengalahkan yang lain yang satu mengatakan bahwa bumi ini statis sedang yang
lain mengatakan bahwa bumi ini dinamis. Perkembangan teori tersbut
menunjukkan usaha manusia dalam mencari kebenaran. Pada dasarnya tentang
30
dinamika bumi telah dijelaskan dalam Al Quran jauh lebih dahulu sebelum teori-
teori tersebut ada. Firman Allah SWT. dalam QS. Ar Radu ayat 31 yang artinya
Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung
dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang
sudah mati dapat berbicara (tentu Al Quran itu Dia) sebenarnya segala urusan itu
kepunyaan Allah SWT.. Ayat diatas mengisyaratkan bahwa bumi ini dapat
terpecah-pecah dalam pecahan (lempeng). Dan dalam ayat lain dikemukakan
tentang adanya gerakan benua yang secara terus menerus dan perlahan. Ayat
tersebut terdapat dalam QS. An Naml ayat 88 yang artinya Dan kamu lihat
gunung-gunung itu kamu sangka mereka tetap ditempatnya, padahal mereka
berjalan seperti jalannya awan. Dengan dasar Al Quran yang telah ditunjukkan
diharapkan pengetahuan tentang dinamika bumi dapat memperteguh keimanan
siswa tentang Qodrat dan Iradat Allah SWT.
2. Model H M Husni dan Safril dalam Mata Pelajaran Ekonomi
a. Model I
H.M Husni dan Syafril (200 : 9-12 ) menjabarkan tentang harga
keseimbangan dan harga pasar. Tentang pengertian harga, kecenderungan pembeli
ialah menginginkan harga murah kualitas barang bagus, sedanmgkan penjual
cenderung mendapatkan keuntungan yang banyak. Dalam QS. An Nisa ayat 29
disebutkan Yang artinya Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan batil, kecuali dengan jalan perdagangan
yang berlaku suka sama suka diantara kamu. Dengan prinsip ekonomi harga
diatas yang didasari Al Quran diharapkan pengertian siswa tentang harga dalam
31
berusaha tetap mencari untung dengan jalan yang diridai Allah SWT. Dengan
pemaduan ini diharapkan keimanan dan ketaqawaan akan tumbuh dalam
berusaha. Berkaitan dengan harga pasar, yaitu harga yang diperolah dari hasil
tawar menawar antara pembeli dengan penjual, ternyata sangat dipengaruhi oleh
faktor produksi, faktor produksi yang berupa alam, tenaga kerja, modal dan
kewirausahaan yang dikehandaki dalam islam agar masiang-masing faktor
terbentuk secara adil. Adil dalam hal membayar faktor produksi yang dilakukan
oleh pemakai jasa. Berkaitan dengan harga pasar atau membayar harga dengan
adil, dijelaskan dalam QS. As- Syura ayat 183 yang artinya Dan janganlah kamu
merugikan manusia pada hak-haknya dan jannganlah kamu merajalela dimuka
bumi denngan membuat kerusakan. Dan QS Hud ayat 85 disebutkan yang artinya
Dan Syueb berkata : Hai kaumku cukupkanlah takaran dan timbangan dengan
adil dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka janganlah
kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan. Dengan
pembatasan dan penguatan harga pasar dan pembayaran harga yang adil yang
dijelaskan oleh Al Quran diharapkan dapat memupuk iman dan taqwa siswa
sehingga mereka dalam setiap berusaha selalu bertujuan untuk mencari rida Allah
Swt.
b. Model II
Husni dan Syafril ( 2001: 44 ) menjelaskan materi kewirausahaan sebagai
berikut. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan
seseorang dalam menangani kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,
menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan
32
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelajaran yang lebih baik atau
memperoleh keuntungan yang lebih besar. Berkaitan dengan semangat, sikap, dan
perilaku diatas sejalan dengan sabda Rasul Saw. yang artinya Bekerjalah untuk
kepentingan duniamu seakan-akan kamu akan hidup selama-lamannya, dan
bekerjalah untuk kepentingan akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besuk hari.
Kewirausahaan ini juga berdasarkan QS. Ar Radu ayat 11 yang artinya
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah apa yang ada pada suatu kaum
sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri. Dengan dasar
ini diharapkan akan tumbuh semangat berwirausaha dari diri sendiri.
c. Model III
Husni dan Syafril (2001 : 31 ) menjelaskan materi koperasi sebagai berikut.
Koperasi dapat membantu meningkatkan kesejahteraan anggota bila dijalankan
dengan cakap, jujur, dan sesuai dengan ajaran agama. Allah berfirman dalam QS
Al Maidah :2 yang artinya betolong- tolonglah kamu dalam berbuat kebajikan dan
taqwa, dan janganlah kamu tolong menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dengan Firman Allah tersebut, diharapkan terwujud perilaku tolong
menolong pada sesama manusia. Dari penjelasan di atas, Hasan dan Syafril
berusaha menjelaskan imtaq dengan mewujudkannya dalam perilaku manusia
pada sesamanya.
3. Model Muhsin Lubis dan Wiwik Widayana dalam Mata Pelajaran Fisika
Muhsin Lubis dan Wiwik Widayana ( 2001 : 3 ) menjelaskan pokok besaran
dan satuan sebagai berikut. Untuk mengaitkan konsep besaran dan satuan dalam
fisika dengan Al Quran guna meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa, guru
33
agar menghubungkan dengan surat Al Qomar ayat 49 yang artinya
Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. kemudian
dihubungkan dengan surat Al Furqan ayat 2 yang artinya Dia telah menciptakan
segala sesuatu dan menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi rapinya. Kedua
ayat tersebut memberi isyarat bahwa kata ukuran yang terdapat di alam ini dapat
dinyatakan dalam dua peran. Peran pertama sebagai bilangan dengan sifat dan
ketelitian yang terkandung di dalamnya. Peran kedua sebagai hukum dan aturan.
Ukuran keduanya tersusun dalam suatu sistematika yang sangat rapi denngan
keterkaitannya satu sama lain. Telah teruji bahwa hukum-hukum fisika akan
selalu berlaku kapan dan dimanapun saja. Bahkan ada kecenderunngan tidak saja
pada benda mati atau disebut materi atau zat, namun juga pada perilaku makhluk
hidup termasuk manusia. Hal tersebut sangat dimungkinkan karena dalam ilmu
fisika sifat atau gejala fisis dari suatu benda selalu dinyatakan dalam simbol yang
mempunyai nilai atau harga tertentu. Benda lain yang sejenis mempunyai simbol
yang sama namun diberi nilai yang lain. Sebagai contoh suatu kawat baja
mempunyai perilaku tertentu bila ditarik dinyatakan dengan sebutan elastisitas.
Kawat lain dari bahan yang lain akan mempunyai simbol elastisitas yang sama
namun harga yang berlainan pula. Jadi jelas bahwa segala sesuatu telah ditetapkan
Allah SWT dengan ukuran tertentu . Demikianlah yang dicontohkan dalam pokok
bahasan besaran dan satuan. Dengan contoh diatas diharapkan siswa dapat
menggunakan pengetahuannya untuk meningkatkan kecerdasan spiritualnya
sehingga mampu menjawab tantangan hidupnya.
34
4. Model Rosman Yunus dan Aceng dalam Mata Pelajaran Biologi
a. Model I
Rosman Yunus dan Aceng (2003 : 2 )menjelaskan pokok bahasan
keanekaragaman hayati sebagai berikut. Makhluk hidup dapat dibedakan menjadi
dua golongan yaitu dunia hewan ( flora ) dan dunia tumbuhan ( fauna ). Makhluk
hidup tersebut masin-masing memiliki ciri yang spesifik ditinjau dari
keaneragaman jenis. Ciri-ciri tersebut meliputi variasi bentuk,jumlah, dan sifat
lain yang terlihat pada tingkat yang berbeda-beda, denngan menggunakan daya
kemampuan akal pikiran manusia dalam mengamati dan memahami
keanekaragaman jenis. Tingkatan yang berbeda dapat kita amati langsung dari
obyek makhluk hidup yang ada di sekeliling kita. Contoh yang kita kenal adalah
jenis tumbuhan kelapa, siwalan/lontar, aren dan pinang. Semua jenis tumbuhan itu
memiliki persamaan ciri dan perbedaan ciri. Persamaan dan perbedaan sifat atau
ciri yang dimiliki makhluk hidup yang sejenis maupun tidak sejenis ditentukan
oleh keanekaragaman gen (plasma/nuthfah) yang dimiliki oleh mkhluk hidup itu.
Penjelasan keanekaragaman makhluk hidup ini terdapat dalam QS. Al Faathir ayat
27 yang artinya Tidakkah kamu melihat bahwasannya Allah menurunkan hujan
dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beranekaragam
jenisnya. Dan diantara gunung-gunung itu ada garis-garis patah dan merah yang
beraneka macam warnanya dan ada pula yang hitam pekat. Dan disebutkan pula
pada surat yang sama pada ayat 28 yang artinya Dan demikian pula diantara
manusia, binatang-binatang melata, dan banatang-binatang ternak ada bermacam-
macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara
35
hamba-hamba-Nya hanyalah ulama(orang yang mengetahui kebesaran dan
kekuasaan Allah) sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
Kedua ayat tersebut dapat memperkuat keimanan dan ketaqwaan bagi setiap insan
yang memiliki budi dan akal untuk mempelajari dan memperhatikan ke-Esaan
Allah Swt. dan berbagai makhluk ciptaan-Nya. Ada dua kemungkinan sikap
manusia dalam mengkaji dan menghayati firman Allah dengan menggunakan ilmu
yang dilikinya itu, yaitu apakah mereka akan tunduk, takut, dan bersyukur kepada
Yang Maha Pencipta, atau manusia itu akan merasa bangga, takabbur, dan
sombong dengan penemuan-penemuan ilmu dengan kajian akal pikirannya itu.
Sikap yang pertamalah yang diharapkan dari pemaduan IPTEK dan imtaq
sehingga pendidikan betul-betul membuahkan hasil.
b. Model II
Rosman dan Aceng (2003 : 23-25 ) mencontohkan pada bahasan alat indra
sebagai berikut. Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna, diberi kelebihan
oleh Allah dari pada makhluk lain. Kelebihan itu adalah manusia diberi akal
sebagai alat berfikir dan mengingat, menciptakan dan dilengkapi oleh organ
koordinasi dan komunikasi dengan lingkungannya. Organ tersebut adalah alat
indra, yaitu mata alat indra penglihatan, telinga alat indra mendengar, kulit alat
indra peraba, hidung alat indra pembau, dan lidah alat indra pengecap. Firman
Allah yang berkenaan dengan indra adalah QS. An Nahl ayat 78 yang artinya
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahu
Tetapi amat sedikit kamu bersyukur. QS. Al Araf ayat 179 yang artinya Dan
sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahanam) kebanyakan dari jin dan
36
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya memahami (ayat-
ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk
melihat(tanda-tanda kekuasaan Allah) dan mereka mempunyai telinga (tetapi)
tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai
binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang
lalai. Dengan dasar firman Allah tersebut diharapkan siswa mewujudkan
perilaku bersyukur atas nikmat Allah pada dirinya.
c. Model III
Sumber Daya Alam pada pelajaran biologi dijelaskan oleh Rosman dan
Aceng (2003 : 18) sebagai berikut. Sumber daya alam digolongkan menjadi tiga.
Pertama, berdasarkan kegunaannya terdiri atas sumber daya alam penghasil bahan
baku dan sumber daya alam lingkungan hidup. Kedua, berdasrkan jenisnya
meliputi sumber daya alam biotik (hayati) dan sumber daya alam fisik
(nonhayati). Ketiga, berdasarkan sifatnya meliputi sumber daya alam yang tak
dapat diperbaharui dan sumber daya alam kekal.
Pemanfaatan dan penggalian sumber daya alam yang merupakan anugerah
dari Tuhan Sang Pencipta yang diamanatkan pada makhluk-Nya untuk dikelola
dengan baik dan dipikul selama hidupnya. Makhluk yang menerima amanat Allah
adalah manusia. Allah berfirman dalam QS Al-Ahzab : 72 yang artinya
sesungguhnya kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi, dan
gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka
khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia amat zalim dan amat bodoh. Berdasarkan firman Allah
37
tersebut diharapkan siswa dapat berperilaku menjaga amanat Allah terhadap
sumber daya alam.
d. Model IV
Rosman Yunus dan Aceng (2003 : 10) menguraikan pembahasan virus
sebagai berikut. Dalam kehidupan manusia, pada umumnya sebagian besar virus
bersifat merugikan atau menimbulkan penyakit pada tumbuh-tumbuhan, hewan,
dan manusia. Telah banyak jenis penyakit pada manusia yang penyebabnya virus
yang ditemukan oleh pakar biologi, antara lain influenza, polio, kanker, Aids.
Segala macam jenis penyakit yang penyebabnya virus maupun bukan, dicari cara
pengobatan untuk penyembuhan secara kimiawi dengan obat-obatan dan secara
biologi dengan cara vaksinasi. Banyak yang telah dapat ditanggulangi secara
medis, tetapi masih banyak yang belum dapat ditemukan terutama untuk penyakit
yang disebabkan virus.
Dari bahasan di atas perlu disampaikan wawasan imtaq tentang penyakit
AIDS. Golongan berisiko tinggi untuk tertular AIDS adalah orang yang sering
berganti-ganti pasangan baik homo maupun hetero seksual, penerima darah, dan
bayi yang menerima ASI penderita AIDS. Sikap disiplin, perilaku atau akhlak
individu manusia itulah yang menjadi landasan pokok dalam usaha
menanggulangi penularan segala jenis penyakit termasuk AIDS. Hal ini sesuai
dengan sabda Nabi Muhammad Saw, yaing artinya sesungguhnya aku diutus
(Allah) untuk menyempurnakan akhlak. Allah juga berfirman dalam QS Al-
Hujurat : 13 yang artinya ... . sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah
ialah orang yang paling taqwa....QS Al-Isra ayat 32 juga menyebutkan yang
38
artinya dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah
perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk. Dan, QS Al-Araaf ayat 80 dan 81
menyebutkan yang artinya ... mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahiayah
(homoseksualis) itu yang belum pernah dikerjakan.... Sesunguhnya kamu
mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka) bukan kepada
wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.
5. Model Syaeful Anwar dan Sri Setiono dalam Mata Pelajaran Kimia
a. Model I
Syaeful Anwar dan Sri Setiono (2001 : 11) dalam pokok bahasan persamaan
reaksi menjelaskan sebagai berikut. Dalam Al Quran surat Al Maidah ayat 1 yang
artinya Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang
dikehendakinya. Sebagai contoh reaksi antara air dengan gas karbondioksida
menghasilkan glukosa dan gas oksigen yang dituliskan dalam bentuk simbol :
6CO2 + 6H2O ----> C6H2O6 + 6O2. Simbol-simbol tersebut mengungkapkan
peryataan reaksi kimia diatas, disebut juga persamaan reaksi kimia. Penulisan
persamaan reaksi yang lengkap mengikuti aturan sebagai berikut:
1) senyawa atau zat yang bereaksi dan zat hasil reaksi ditulis dalam bentuk
simbul kimia;
2) wujud zat atau keadaan zat pada saat reaksi dinyatakan dalam singkatan
berikut : s = padat, l = cair, g = gas, aq = larutandibelakang simbol kimia dalam
tanda kurung;
39
3) zat-zat yang bereaksi (reaktan) ditulis lebih dahulu (ditulis sebelah kiri) dan
dipisahkan dengan tanda -----> dan zat-zat hasil reaksi ( produk ), ditulis sebelah
kanan tanda panah; dan
4) harus memenuhi hukum ketetapan massa, yang digambarkan dalam
bentuk koefisien reaksi, dan hukum ketetapan muatan.
Berbagai jenis reaksi kimia dapat dituliskan persamaan reaksinya dengan
cara diatas, namun dengan persamaan reaksi tidak dapat ditentukan produk yang
dihasilkan suatu reaksi. Hasil reaksi hanya dapat ditentukan dari eksperimen.
Dengan persamaan reaksi pernyataan suatu reaksi kimia menjadi lebih sederhana.
Perhitungan-perhitungan kuantitas zat yang terlibat dalam suatu reaksi mudah
untuk dilakukan.
Pentingnya persamaan reaksi dalam ilmu kimia terletak pada sifat
keteraturan yang berlaku pada zat-zat dalam reaksi. Ini merupakan hukum Allah
SWT. (sunatullah) yang tidak pernah akan berubah-ubah. Dengan sifat Rahman
dan RahimNya, sekaligus keMahakuasaan-Nya. Dia menetapkan hukum-hukum
yang terjadi pada suatu perubahan kimia. Hukum-hukum tersebut antara lain
hukum ketetapan massa yang pertama kali dicetuskan oleh A Lavoisier dalam
hukum perbandingan tetap dari proust.
Pengamatan dan eksperimen yang sungguh-sungguh oleh A Lavoisier,
telah membuka pintu hidayah ilmu untuknya, yakni menemukan suatu hukum
Allah pada alam semesta ini. Hukum itu disebut dengan hukum ketetapan massa
(conservation of mass) yang berbunyi massa zat-zat sebelum reaksi selalu sama
40
dengnan massa zat-zat hasil reaksi tersebut. Dalam peristiwa reaksi kimia tidak
ada massa yang hilang ataupun bertambah.
Keteraturan (sunatullah) lain ditemukan oleh J Proust, yakni didalan suatu
senyawa perbandingan massa unsur-unsur penyusun senyawa tersebut adalah
tetap. Contoh garam dapur atau NaCL yang memilih susunan unsur nstrium (Na)
dan unsur clor (Cl) memilih perbandingan 23 : 35,5. Contoh lain karbondioksida
(CO2) memilih perbandingan massa karbon dengan oksigen 3 : 8 . Dimanapun
kita berada menemukan senyawa-senyawa itu, selalu berbanding unsur-unsurnya
tetap. Demikianlah keteraturan hukum Allah yang menciptakan bumi seisinya.
Dengan dasar Al-Quran seperti di atas diharapkan menumbuhkan kecerdasan
spiritual dalam bersikap untuk menentukan jalan hidupnya.
b. Model II
Syaeful dan Sri Setiono (2001 : 39) menjelaskan pembahasan pencemaran
lingkungan sebagai berikut. Pencemaran adalah masuknya zat-zat baru ke dalam
lingkungan (udara, air, dan tanah) atau meningkatnya salah satu komponen zat
dalam lingkungan yang berakibat terganggunya proses kehidupan secara normal.
Contoh pencemaran oleh hujan asam. Hujan asam terjadi akibat reaksi SO3 atau
karbon trioksida dengan air. SO3 berasal dari reaksi SO2 dengan udara. SO2
adalah zat yang dihasilkan oleh asap pabrik atau kendaraan bermotor.
Pencemaran lingkungan tidak hanya terjadi pada lingkungan udara.
Lingkungan air dan tanah juga telah terjadi pencemaran. Pemenuhan kebutuhan
dan pola gaya hidup yang tidak terkendali menjadi pendorong kuat pencemaran.
41
Hidup tidak disiplin dan tidak peduli terhadap lingkungan telah menjadi hal yang
biasa. Buangan pabrik, sampah-sampah plastik, logam dialirkan ke sungai yang
berakibat pencemaran air. Penggunaan pupuk yang berlebihan tanpa didasarkan
ilmu yang benar telah menimbulkan kualitas tanah menurun untuk pertanian.
Pencegahan terhadap pencemaran telah banyak dilakukan namun tidak
berhasil. Kunci utama pencegahannya terletak pada ulah tangan , keinginan, dan
nafsu manusia. Allah berfirman dalam QS Ar-Ruum : 41 yang artinya telah
nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sbagian dari akibat perbuatan
mereka, agar mereka kembali. Berdasarkan firman tesebut, diharapkan siswa
dapat mewujudkan perilaku memelihara lingkungan berdasarkan ilmu yang
didapatnya bukan malah merusak.
6. Model Zaidan Hendy dan Sunarno dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
a. Model I
Zaidan Hendy dan Sunarno (2001 : 27) mencontohkan penjelasan kaitan tema
dan amanat dalam novel Salah Asuhan dengan masalah sosial dan budaya sebagai
berikut. Dikatakannya tema cerita Salah Asuhan adalah salah didikan. Orang tua
Hanafi mengharap dia menjadi anak yang berpendidikan, ternyata Hanafi keliru
menyerap pendidikan yang didapatkannya. Hanafi menjadi angkuh, sombong
terhadap ibunya, pamannya, istrinya, masyarakat, dan budaya kampung
halamannya. Hanafi tergila-gila pada gadis barat bernama Corrie. Dia tergila-gila
pada pergaulan dan budaya barat dan hanya kulitnya saja yang didapatkannya.
42
Amanat cerita Salah Asuhan adalah agar kita hati-hati memberikan
pendidikan (menyekolahkan) anak-anak jangan sampai salah asuhan. Jangan
sampai anak-anak kita menjauhi budaya timur dan bersikap kurang ajar terhadap
orang tua. Sikap tersebut telah menyimpang dari ajaran Islam yang bersumber dari
Allah.
Dari bahan pelajaran itu, selain diajarkan kaitan tema dan amanat novel
dapat diberikan pula wawasan imtaq bahwa seorang muslim hendaknya
mengetahui dan mengamalkan ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang sikap
dan perbuatan yang menyangkut hubungan manusia dengan Allah dan hubungan
manusia dengan manusia. Allah berfirman dalam QS Al-Israa : 23 yang artinya
Dan Tuhanmu memerintahkan supaya kamu jangan menyembah melainkan
kepada-Nya, dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau dua-duanya telah
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka janganlah sekali-kali engkau
mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan jangan engkau membentak
mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Demikianlah
hendaknya harapan dari cerita bahwa seorang anak dapat bergaul dan
menghormati orang tuanya.
b. Model II
Zaidan Hendy dan Sunarno memaparkan kompetensi dasar membaca dalam
hati bagian dari buku, surat kabar, atau majalah dengan tema tertentu, menemukan
gagasan atau pengalaman dalam bacaan sebagai berikut. Subtema bacaan
dijabarkan dalam judul Manusia sebagai Modal Dasar Kerja. Berikut petikan
43
paragraf pertama . Kahadiran manusia sebagai tenaga kerja sudah ada sejak ia
mulai melibatkan dirinya sebagai buruh atau karyawan suatu perusahaan. Modal
usaha yang terbesar dan terpenting di dalamnya adalah daya kerja dengan
perkembangan lingkungan yang sempat mempengaruhinya. Karena peranan yang
menentukan itu, suatu penelitian tentang sumber daya manusia dan upaya
pemanfaatannya secara terus menerus, selalu dilakukan oleh para ahli sesuai
dengan arus kemajuan dan tuntutan manusia itu sendiri.
.... (Drs A.R Artoyo, Tenaga Kerja Perusahaan Balai Pustaka, Jakarta).-
Dari bacaan di atas diketahui, sumber daya manusia yang berkualitas
sangat berharga. Menurut islam manusia berkualitas adalah manusia yang
beriman, berilmu, beramal, berdisiplin, ikhlas, dan ikhsan. Karena itu Islam
mengajarkan agar kita beriman, berilmu dan beramal, berdisiplin, ikhlas, dan
ikhsan. Salah satu cara untuk menjadikan manusia agar berilmu adalah banyak
membaca dari berbagai sumber intisari yang didapatkan dari bacaan dan
dikembalikan kepada ajaran Al-Quran untuk dijadikan sebagai pegangan, seperti
dalam surat Al-Alaq ayat 1-5. Makna ayat tersebut adalah Bacalah dengan nama
Tuhanmu yang telah menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah.Yang mengajari (manusia)
dengan perantaraan kalam. Dia mengajari manusia apa yang belum diketahuinya.
c. Model III
Zaidan Hendy dan Sunarno (2001 : 46 ) menjelaskan kompetensi dasar
menyimak gaghasan, pendapat, dan pesan yang disampaikan melalai pidato atau
44
ceramah sebagai berikut. Dalam pembelajaran menyimak gagasan melalui pidato,
dapat dilihat petikan pidato sebagai berikut.
Hadirin yang berbahagia.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Pada kesempatan ini, saya akan menyampaikan pidato berjudul Proyek
Kali Bersih.
Saudara-saudara!
Kapan kita bisa melihat Kali Ciliwung bersih? Mungkin 100 tahun lalu
atau cuma dalam angan-angan. Atau mungkin 15 tahun lagi? Impian ini bukan
mustahil terwujud. Inilah yang setidakya diharapkan oleh Gerakan Kali Bersih
(GKB). Melengkapi gerakan itu, hari Minggu lalu sebuah kegiatan di jalan
Penjernihan I, Pejompongan, Jakarta Pusat, diresmikan Gubernur Soerjadi
Soedirjo sebagai pusat semua aktivitas pembersihan sungai yang membelah
ibukota Republik Indonesia ini....
Setelah menyimak pidato tersebut ternyata untuk membuat kali menjadi
bersih, memerlukan perencanaan yang matang, biaya yang tidak sedikit,
penyadaran masyarakat, dan waktu yang lama. Oleh karena itu, kebersihan dalam
Islam mempunyai kedudukan yang tinggi. Hadits Nabi menyatakan bahwa
kebersihan adalah setengah dari iman. Hadits riwayat Imam Dailami juga
menyatakan kebersihan yang artinya agama islam itu adalah agama yang besih
maka, tidak akan masuk surga kecuali orang yang selalu menjaga kebersihannya.
Sesungguhnya Allah amat cinta kepada orang-orang yang suci bersih.
45
Setelah menyimak pidato tersebut ternyata untuk membuat kali menjadi
bersih, memerlukan perencanaan yang matang, biaya yang tidak sedikit,
penyadaran masyarakat, dan waktu yang lama. Oleh karena itu, kebersihan dalam
Islam mempunyai kedudukan yang tinggi. Hadits Nabi menyatakan bahwa
kebersihan adalah setengah dari iman. Hadits riwayat Imam Dailami juga
menyatakan kebersihan yang artinya agama islam itu adalah agama yang bersih,
maka tidak akan masuk surga kecuali orang yang selalu menjaga kebersihannya.
Sesungguhnya Allah amat cinta kepada orang-orang yang suci bersih.
7. Model Hamzah Busroh dan Moh Enong dalam Mata Pelajaran Kesenian
Hamzah Busroh dan Muh Enong (2003:7) memberikan wawasan imtaq terhadap
kesenian sebagai berikut. Wawasan imtaq ini berkaitan dengan materi musik, tari,
dan teater daerah setempat. Hal penting dalam pembahasan ini adalah adanya
upaya untuk mengaitkan antara unsur yang ada dalam penciptaan dan penyajian
musik, tari, dan teater daerah setempat serta pengaruhnya terhadap pendengar dan
penonton. Masalah tersebut akan bernilai islami atau tidak bergantung pada
proses penciptaannya. Pada tahap penyajian musik, tari, dan teater, tidak menutup
kemungkinan terjadi penyalahgunaan. Suatu musik, tari, dan teater disusun
dengan niat dan pesan-pesan yang benar tetapi disajikan dengan ekspresi yang
berlebihan, hasilnya akan sangat buruk. Ada hal yang dapat disampaikan dari
Hadits yang diriwayatkan Bukhari, Tirmizi, Ibnu Majah, dan Rubayyi binti
Muawwiz yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw datang ke rumah pada saat
pesta pernikahannya, lalu Nabi duduk. Tak lama kemudian beberapa orang jariah
(wanita) menabuh rebana sambil menyanyikan lagu-lagu yang memuji orang tua
46
mereka yang syahid dalam perang Badar. Tiba-tiba salah seorang wanita itu
berkata, Diantara kita ini ada Nabi Saw yang dapat mengetahui apa yang akan
terjadi pada hari esok tetapi Rasulullah Saw segera bersabda yang artinya
tinggalkan omongan itu. Teruskanlah apa yang kamu (nyanyikan) tadi. Dengan
kata lain musik, tari, dan teater yang diperbolehkan adalah yang sesuai dengan
tuntunan Al-Quran dan Hadits.
Strategi ini juga terlihat dalam pembahasan materi Pameran dan
Pergelaran. Pameran merupakan kegiatan dalam memperkenalkan karya seni
antara penciptanya dengan orang lain. Pameran dilakukan pada karya-karya seni
rupa yang dihasilkan oleh siswa seperti seni lukis, karikatur, kolase, seni kriya,
gambar-gambar dan kaligrafi. Karya yang akan dipamerkan hendaknya mendapat
seleksi, terutama karya-karya yang bernuansa islam. Bentuk pergelaran dapat
berupa karya seni tari, seni musik, dan seni drama.
Pemberian wawasan imtaq dapat berupa batasan-batasan dalam pameran
atau pergelaran yang mengacu pada tuntunan Quran dan Hadits, walaupun bukan
dalil secara langsung. Karya-karya yang hendak digelar hendaknya dipilih
sedemikian rupa dengan memperhatikan kaidah-kaidah antara lain : (1) lirik lagu
tidak sedih atau putus asa, (2) gaya dan penampilan pelakunya sopan, (3) dalam
tarian tidak dilakukan berpasang-pasangan pria-wanita, (4) memakai busana
muslim. Adapun pelaksanaannya perlu memperhatikan persiapan : (1)
pembentukan panitia, (2) tempat dan waktu, (3) golongan masyarakat yang akan
mengunjungi, (4) seleksi karya, dan (5) antara pameran dan pergelaran diusahakan
waktunya tidak bersamaan.
47
8. Model Abudin Nata dalam Kegiatan Belajar di luar Jam Pelajaran
Abudin Nata (2003 : 23) menawarkan solusi alternatif sebagai berikut.
Pertama, dengan mengubah orientasi dan fokus pengajaran agama yang semula
bersifat subject matter oriented menjadi pengajaran agama yang berorientasi pada
pengalaman. Subject matter oriented adalah pengajaran yang berpusat pada
pemberian pengetahuan agama yang berupa memahami dan menghafal ajaran
agama sesuai kurikulum. Orientasi pengajaran pada pengalaman, yaitu
pembentukan sikap keagamaan melalui pembiasaan hidup sesuai dengan agama.
Pembiasaan hidup seperti pengalaman agama dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh setiap kegiatan selalu diawali dengan membaca basmallah.
Kedua, dengan memberikan kegiatan ekstrakurikuler pada penekanan
pengalaman agama dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ekstra ini antara lain
shalat berjamaah, pesantren kilat, qiyamul lail, berpuasa sunnah, memberikan
santunan kepada fakir miskin, dan kegiatan sosial keagamaan lainnya.
Ketiga, dengan cara meningkatkan perhatian, kasih sayang, bimbingan,
dan pengawasan yang diberikan oleh kedua orang tua di rumah. Ketika anak
berada di rumah kedua orang tuanya menanyakan tentang kemajuan dan berbagai
masalah yang dihadapi anak-anaknya. Misalnya menanyakan kegiatannya di
sekolah, program, dan agenda yang harus dicapai serta rencana-rencana lainnya.
Keempat, dengan cara melaksanakan tradisi keislaman yang didasarkan
pada Al-Quran dan Al-Sunnah yang disertai dengan penghayatan akan makna
dan pesan moral yang terkandung di dalamnya.Tradisi keislaman yang bernuansa
sikap keagamaan antara lain mengaqiqahi anak, mengajarkan sikap sopan santun
48
pada orang tua atau kepada yang lebih tua, mencium tangan orang tua,
mengunjungi orang sakit, dan mengajari shalat saat anak mulai berumur 7 tahun.
Dengan melaksanakan tradisi ini diharapkan akan membentuk karakter keislaman
seseorang.
Kelima, pembinaan sikap keagamaan dengan memanfaatkan berbagai mas
media yang tersedia, seperti radio, surat kabar, buku bacaan, televisi, dan
sebagainya. Informasi dari mass media tersebut hendaknya diintegrasikan dengan
pengajaran yang ada di sekolah dan di rumah tangga. Oleh sebab itu kesungguhan
untuk memanfaatkan berbagai media tersebut harus masuk ke dalam kebijakan
rumah tangga sekolah.
Lima cara mensiasati kekurangan jam pelajaran agama di sekolah di atas
dapat dikatakan sebagai optimalisasi peningkatan imtaq terhadap siswa yang dapat
dilaksanakan di dalam maupun di luar jam pelajaran.
C. Kerangka Teori
Berdasarkan kajian pustaka dari berbagi sumber dapat dirumuskan
kerangka teori penelitian sebagai berikut.
1. Iman dan Taqwa
Ada 85 perbuatan sebagai wujud taqwa sebagai berikut.
1) Iman kepada Allah ;
2) Iman kepada Malaikat ;
3) Iman kepada kitab-kitab Allah ;
4) Iman kepada para nabi ;
49
5) Iman kepada hancurnya alam ;
6) Iman kepada kebangkitan manusia dari kematian ;
7) Iman kepada takdir ;
8) Iman kepada hasyr ;
9) Iman kepada surga dan neraka jahannam ;
10) Cinta kepada Allah ;
11) Takut kepada siksa Allah ;
12) Mengharap rahmat Allah ;
13) Tawakal ( pasrah ) kepada Allah ;
14) Cinta kepada nabi Muhammad Saw. ;
15) Mengagungkan derajat nabi Muhammad Saw. ;
16) Kikir dengan memegang teguh agama islam ( teguh pendirian ) ;
17) Mencari ilmu ;
18) Menyebarluaskan ilmu syariat ;
19) Mengagungkan dan memuliakan Al quran ;
20) Bersuci ;
21) Menjalankan sholat 5 waktu pada waktunya dengan sempurna ;
22) Membayar zakat kepada orang-orang yang berhak menerimanya ;
23) Berpuasa di bulan Ramadhan ;
24) Itikaf ;
25) Haji ;
26) Berjuang melawan orang kafir untuk menolong agama islam ;
27) Mebentengi kaum muslim dari serangan orang kafir ;
28) Bertahan di dalam kancah perang dan tidak melarikan diri darinya ;
50
29) Menyerahkan harta jarahan perang kepada pemimpin atau pembantunya ;
30) Memerdekakan budak yang muslim ;
31) Bersedia membayar kifarah ( denda ) ;
32) Menepati janji ;
33) Bersyukur ;
34) Menjaga lisan dari hal-hal yang tidak layak ;
35) Menjaga kemaluan dari hal-hal yang dilarang Allah ;
36) Menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya ;
37) Tidak membunuh kepada sesama manusia muslim ;
38) Menghindari makan dan minuman yang haram ;
39) Menghindari dari harta yang haram ;
40) Menghindari pakaian, perhiasan, dan perabot yang haram ;
41) Menghindari permainan sia-sia yang dilarang ;
42) Sederhana dalam memberikan nafakah, tidak berlebihan dan tidak irit ;
43) Tidak menyimpan dendam dan kedengkian ;
44) Tidak mencela kaum muslimin dihadapan ;
45) Ikhlas dalam setiap amal perbuatan karena Allah ;
46) Merasa bahagia dengan ketaatan kepada Allah ;
47) Bertaubat ;
48) Melakukan penyembelihan qurban, aqiqah, dan hadiah ;
49) Taat kepada pemerintah ;
50) Berpegang teguh pada nilai yang dianut jamaah ;
51) Menjalankan hukum diantara manusia secara adil ;
52) Memerintahkan kepada kebaaikan dan mencegah dari kejahatan ;
51
53) Tolong menolong dalam hal kebaikan dan ketaqwaan ;
54) Malu kepada Allah ;
55) Bersikap baik kepada orang tua ;
56) Menyambung tali persaudaraan ;
57) Budi pekerti yang baik ;
58) Memperlakukan hamba sahaya dengan baik ;
59) Ketaatan seorang hamba kepada tuannya ;
60) Menjaga hak-hak istri dan anak-anak ;
61) Mencintai ahli agama ;
62) Menjawab salam dari orang islam ;
63) Menjenguk orang sakit ;
64) Melakukan shalat jenazah untuk orang yang islam ;
65) Mendoakan orang islam yang bersin ;
67) Menghormati tetangga ;
68) Menghormati tamu ;
69) Menyembunyikan cela orang lain ;
70) Sabar ;
71) Zuhud ;
72) Cemburu dan tidak membiarkan pria bergaul bebas denngan wanita lain ;
73) Berpaling diri dari percakapan yang tidak bermanfaat ;
74) Kedermawanan ;
75) Menghormati orang tua dan mngasihi anak kecil ;
76) Merukunkan antara orang islam ;
77) Mencintai orang lain sebagaimana mencintai dirinya;
52
78) Melayani dan melindungi pihak yang lemah;
79) Tiada sombong dan takabur;
80) Suka mendengarkan terhadap kritik yang lebih baik;
81) Memiliki semangat persatuan;
82) Menghargai dan menghormati lawan;
83) Menempatkan orang yang layak dalam pekerjaan yang layak;
84) Menjauhi hidup mewah yang cenderung kepada pemborosan; dan
85) Giat bekerja, tahan uji, tidak putu asa .
2. Strategi Integrasi Imtaq dalam Pembelajaran IPTEK
Berdasarkan model-model pembelajaran Imtaq dalam beberapa mata
pelajaran seperti yang telah dijelaskan terdahulu, dapat disimpulkan menjadi 6
strategi.
Adapun strategi tersebut adalah sebagai berikut.
a. Strategi Terjemah
Strategi ini cenderung bersifat menjelaskan ilmu dengan memberikan dasar
pengetahuan Al-Quran dan Hadits. Strategi ini terlihat dalam model Rusli Yunus
dan Warnadi dalam mata pelajaran geografi, model I H.M Husni dan Syafril
dalam mata pelajaran fisika, model I Rosman Yunus dan Aceng dalam mata
pelajaran biologi, dan model I Syaeful Anwar dan Sri Setiono dalam mata
pelajaran kimia.
b. Strategi Aktualisasi Imtaq dalam Perilaku Kehidupan Manusia
53
Strategi ini berusaha memberikan dasar Imtaq dalam pembelajaran yang
berhubungan dengan perilaku kehidupan manusia. Strategi ini dibedakan menjadi
3, yaitu (1) aktualisasi Imtaq dalam perilaku manusia pada diri sendiri;
(2)aktualisasi Imtaq dalam perilaku manusia pada sesamanya; dan (3) aktualisasi
Imtaq dalam perilaku manusia pada lingkungan ala sekitar.
Strategi tersebut terlihat dalam model-model berikut. Strategi aktualisasi
Imtaq dalam perilaku manusia pada diri sendiri terlihat dalam model II H.M Husni
dan Syafril dalam mata pelajaran ekonomi dan model II Rosman Yunus dan
Aceng dalam mata pelajaran biologi. Strategi aktualisasi Imtaq dalam perilaku
manusia pada sesamanya terlihat dalam model III H.M Husni dan Syafril dalam
mata pelajaran ekonomi. Strategi aktualisasi Imtaq dalam perilaku manusia pada
lingkungan alam sekitar terlihat dalam model III Rosman Yunus dan Aceng dalam
mata pelajaran biologi.
c. Strategi Integrasi Imtaq
Integrasi berarti penyatuan. Dalam strategi ini ada dua integrasi, yaaitu (1)
integrasi dengan bahan pelajaran atau pelajaran dan (2) integrasi dengan
keterampilan berbahasa. Bahan pelajaran dalam hal ini adalah alat yang digunakan
untuk menyampaikan pelajaran atau kompetensi dasar yang diajarkan. Pelajaran
dalam hal ini adalah kompetensi dasar yang diajarkan. Keterampilan berbahasa
yang dimaksud adalah mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Strategi tersebut terlihat dalam model berikut. Strategi Integrasi Imtaq
dengan bahan pelajaran atau pelajaran terlihat dalam model I Zaidan Hendy dan
Sunarno. Dan, strategi integrasi Imtaq dengan keterampilan berbahasa terlihat
54
dalam model II Zaidan Hendy dan Sunanrno dalam mata pelajaran bahasa
Indonesia.
d. Strategi Menyelipkan Materi Imtaq
Menyelipkan adalah memasukkan sesuatu yang tidak sama di antara dua
benda. Strategi menyelipkan materi Imtaq adalah memasukkan Imtaq dalam
pembelajaran tetapi di luar pokok pembicaraan. Strategi ini terlihat dalam model
III Zaidan Hendy dan Sunarno dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
e. Strategi Pengarahan Pengetahuan dengan Imtaq
Pengarahan pengetahuan dalam hal ini adalah memberi tempat atau wadah
terhadap pengetahuan. Jika pengetahuan diibaratkan air, maka ia akan berubah
sesuai tempat. Pengetahuan dalam hal ini cenderung pada bidang kesenian. Stategi
ini terlihat dalam model Hamzah Busroh dan Moh Enong dalam mata pelajaran
kesenian.
f. Strategi Optimalisasi Imtaq
Pemberian wawasan Imtaq terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi selain
diberikan di luar jam pelajaran di kelas juga dapat diberikan di luar jam pelajaran.
Strategi ini terlihat dalam model Abudin Nata dalam kegiatan di luar jam
pelajaran.
55
BAB 111
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam metodologi penelitian ini diuraikan hal-hal mengenai : (1)
rancangan penelitian, (2) sumber data dan data penelitian, (3) instumen penelitian,
(4) prosedur pengumpulan data, (5) analisis data, dan (6) tahap-tahap penelitian.
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif deskriptif.
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian memerlukan pola pikir induktif yang
berangkat dari fenomena yang ada untuk ditarik kesimpulan. Selain berpikir
induktif, penelitian ini tidak menguji hipotesis. Penelitian ini menggambarkan
keadaan yang ada di lapangan yaitu strategi guru dalam mengembangkan
kurikulum pendidikan berwawasan imtaq di SMAN Kota Malang. Rancangan
penelitian ini sesuai dengan yang dikemukakan Bodgan dan Briklen Qualitative
research for Education, an Introduction to Theory and Methods dalam Imam
Suprayogo dan Tobroni (2003 : 122) dengan ciri-ciri sebagai berikut.
1. Riset kualitatif mempunyai latar alami karena yang merupakan alat penting
adalah adanya sumber data yang langsung dan perisetnya.
2. Riset kualitatif bersifat deskriptif.
3. Periset kualitatif lebih memperhatikan proses daripada hasil.
4. Periset kualitatif cenderung menganalisis datanya secara induktif.
56
5. Makna (bagaimana subjek yang diteliti memberi makna pergumulannya)
merupakan soal esensi untuk rancangan kualitatif
Penelitian ini juga menggunakan rancangan penelitian sampel. Penelitian
ini dilakukan hanya pada sebagian dari populasi. Dari SMAN kota Malang hanya
diambil sampel SMA Negeri 1, 2, dan 10.
B. Sumber Data dan Data Penelitian
Sumber data penelitian ini adalah narasumber, yaitu guru SMAN Kota
Malang. Adapun data penelitian ini berupa kegiatan belajar mengajar (KBM) di
SMAN Kota Malang selama minimal 1 jam pelajaran.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat untuk menjaring data. Pada penelitian ini yang
menjadi instrumen adalah peneliti sendiri dan tape recorder. Untuk menghindari
bias antara peneliti sebagai alat dan peneliti sebagai penelaah, peneliti
menggunakan instrumen bantuan berupa tabel penjaringan data. Ada 3 tabel
penjaringan data sebagai berikut :
Ma
pel
KD Bhn
alat
Imtaq Meto
de
Tgs
terstk
Tgs
ko
Stra
tegi
Peru
bahan
Quran Hadits Nst
57
1. Tabel penjaringan data strategi
Keterangan :
Mapel : mata pelajaran
KD : kompetensi dasar
Bhn /alat : bahan atau alat yang digunakan untuk mengajarkan kompetensi dasar
Imataq : wawasan iman dan taqwa yang disampaikan dalam ilmu pengetahuan
Yang diajarkan.
Metode : metode dalam kegiatan belajar mengajar.
Tgs terstk : tugas terstruktur
Tgs ko : tugas kokurikuler (dikerjakan di luar jam pelajaran)
Strategi : kesimpulan strategi yang dipakai
Perubahan : Perubahan sikap siswa (baik, tidak baik, atau tetap) setelah menerima
pelajaran yang berwawasan imtaq.
2. Tabel validitas data dari siswa
Imtaq Kapan diberikan?
terapan teori KBM Tugas Ko Tugas ekstra
58
3. Tabel validitas data dari kepala sekolah
Peraturan Evaluasi Himbauan
D. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik sampling.
Pemikiran ini hampir tidak bisa dihindari oleh p
Top Related