SKRIPSI
MIA AUDINA
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI ETIL
ASETAT AKAR JARAK MERAH (Jatropha
gossypifolia L) TERHADAP BAKTERI
Staphylococcus aureus DENGAN METODE DIFUSI
CAKRAM.
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2017
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh
Alhamdullillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang
berbentuk skripsi ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Shalawat serta
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW beserta
seluruh keluarga dan sahabatnya yang selalu istiqamah membantu perjuangan beliau
dalam mensyiarkan ajaran Islam di muka bumi ini. Sehingga tugas akhir yang berjudul
“Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi Etil Asetat Akar Jarak Merah (Jatropha
gossypifolia L) terhadap Bakteri staphylococcus aureus dengan Metode Difusi
Cakram” dapat diselesaikan. Tugas akhir ini merupakan syarat terakhir yang harus
ditempuh untuk menyelesaikan pendidikan pada jenjang Strata Satu (S1), pada Jurusan
Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam penulisan skripsi ini tentunya banyak pihak yang telah memberikan
bantuan kepada penulis, baik berupa moril maupun materil. Oleh karena itu penulis
ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang tiada hingganya kepada :
1. Siti Rofida, S.Si., M.Farm., Apt. sebagai Pembimbing I dan Ahmad Shobrun
Jamil, S.Si., M.P., sebagai Pembimbing II yang dengan tulus ikhlas dan penuh
kesabaran, memberikan bimbingan, arahan, dukungan serta motivasi kepada saya
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
2. Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes., Apt dan Engrid Juni Astuti, M.Farm., Apt.,
sebagai Tim Penguji yang memberikan saran dan kritik yang membangun terhadap
skripsi yang telah penulis kerjakan.
3. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, Faqih
Ruhyanudin, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.KMB., atas kesempatan yang diberikan
untuk mengikuti program sarjana.
v
4. Raditya Weka Nugraheni, S.Farm., Apt., selaku kepala laboratorium farmasi, yang
telah memberikan kesempatan untuk menggunakan fasilitas laboratorium dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. dr. Desy Andari, M.Biomed. selaku kepala laboratorium Biomedik PPD UMM
yang telah memberikan izin untuk menggunakan laboratorium selama penelitian.
6. Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Ahmad Firdiansyah, S.Farm., Apt., Andri Tilaqza,
S.Farm., M.Farm., Apt., Ahmad Shobrun Jamil, S.Si., M.P., dan Dian
Ermawati, S.Farm., M.Farm., Apt., selaku dosen wali, atas bimbingan dan arahan
selama ini.
7. Untuk semua Dosen Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang sudah
memberikan waktu untuk mengajarkan ilmu-ilmu yang sangat bermanfaat.
Laboran-laboran Laboratorium program studi farmasi mbak Bunga, mbak Evi,
mbak susi, mbak Meta, mas Dani, mas Ferdi dan Laboratorium Biomedik, Pak
Joko atas segala bentuk bantuan dan kerja samanya selama penelitian.
8. Untuk orang tua tercinta Bapak M. Soleh dan Ibu Ermi Nur Jenah terimakasih atas
doa yang selalu dipanjatkan untuk kesuksesan anaknya, atas curahan kasih sayang
yang tiada hentinya, serta segala bentuk motivasi yang telah diberikan kepada
penulis selama menempuh pendidikan sampai di tingkat perguruan tinggi. Semoga
jasa-jasa kalian bisa terbalaskan secepatnya oleh anak-anakmu. Aamin.
9. Untuk Erma Lestari kakak tersayang yang selalu yang selalu menjadi penyemangat
dan panutan untuk menyelesaikan studi dan skripsi ini. Semoga kesuksesan selalu
mendampingimu. Aamiin
10. Untuk Triadi Tama adik tersayang yang selalu mendukung, serta doanya selama
ini. Semoga dipermudah segala jalan kesuksesanmu. Aamiin.
11. Untuk Henny, Fatin, Winda, Miatin, Wenny, Risma, Anita dan Izatul teman
seperjuangan dalam penelitian dari awal sampai akhir atas bantuan selama
penelitian, penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
12. Teman-teman farmasi angkatan 2012, khususnya Mbak Weni, Eka, Ikhsan, Ana,
Ninuk, dan Ainun. Semoga kita jadi orang yang sukses dan berguna dimasa depan.
Aamiin.
vi
13. Untuk sahabat yang selalu ada Nor Halidah, Izzatul Maulidah, Nurul Hafizah, Nur
Anita, Arinta Agil, Rizki Purwandari, Nina Nurjanah dan Henny yurita atas
dukungannya selama ini, semoga kita sukses bersama. Aamiin.
14. Untuk teman-teman sekaligus kelompok semhas Henny, Izza, mas Hasbi, mas
Khoirus, mas Yubila, dan Tia, atas dukungan dan kerja samanya, semoga kita
sukses bersama. Aamin.
15. Untuk Teman-teman kos Mbak Ishmah, Mbak Tiwi, Mbak Tika, Kak Eka, Kak
Nina, Lely, Firda, Novi, Aini, Dinar, Septi, Johana, Joyce, Mery, Frida, Septhi,
Mahya, Winda, Irma, atas suka dukanya selama ini dikost tercinta.
16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuannya, baik moril maupun material.
Tentunya sebagai manusia tidak pernah luput dari kesalahan, penulis menyadari
bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, Oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua urusan dan semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada
umumnya. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.
Wassalamu’alaikum, warohmatullahi wabarokaatuh.
Malang, 11 Oktober 2017
Penulis,
Mia Audina
vii
RINGKASAN Bakteri Staphylococcus aureus merupakan bakteri coccus gram positif yang
sering ditemukan sebagai flora normal dikulit dan selaput lendir pada manusia, dan
merupakan bakteri patogen pada manusia. Prevalensi MRSA di berbagai rumah sakit
di dunia berkisar antara 2-70% dengan rata-rata 20% (Mehraj dkk, 2014). Publikasi
mengenai MRSA di Indonesia masih terbatas. Begitupula dengan prevalensi MRSA di
Indonesia sulit diperoleh. Prevalensi MRSA di rumah sakit dr. Soetomo pada pasien
rawat inap bangsal bedah dan non bedah tidak berbeda yaitu 8,2 % dan 8,0 %
(Kuntaman, 2016). Sebagian isolat Staphylococcus aureus resisten terhadap methisilin
dan golongannya karena adanya modifikasi protein pengikat penisilin. Protein ini
mengkode peptidoglikan transpeptidase baru yang mempunyai afinitas rendah
terhadap antibiotik beta laktam, sehingga terapi beta laktam tidak responsif.
Jatropha gossypifolia L. merupakan tanaman etnobotani yang dapat dijadikan
sebagai sumber obat tradisional. Spesies ini berasal dari Meksiko, Amerika Selatan
dan kepulauan Karibia. hasil analisis fitokimia bahwa ekstrak metanol akar Jatropha
gossypifolia L. mengandung senyawa tanin, flavanoid, polifenol, alkaloid, dan saponin
yang bersifat sebagai antibakteri. ekstrak metanol akar Jatropha gossypifolia L.
memiliki aktivasi sebagai antibakteri dan antidiare secara invitro terhadap bakteri
Staphylococcus aureus, dengan metode dilusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
100 μg dan 200 μg ekstrak metanol ekstrak metanol akar jarak merah (Jatropha
gossypifolia L.) mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dengan zona hambatan 4.1 ± 0.1 mm dan 6.1 ± 0.1 mm (Bhagat dan Kulkarni, 2014).
Penelitian ini menggunakan akar Jatropha gossypifolia L di ekstraksi dengan
dengan metode maserasi bertingkat. Pelarut yang digunakan yaitu n-heksan, etil asetat,
dan etanol. menggunakan pelarut etil asetat. Pemisahan senyawa fraksi etil asetat
menggunakan metode Kromatografi lapis tipis lalu komponen senyawa diidentifikasi
dengan penampak noda. Selanjutnya akan uji aktivitas antibakterinya dengan
menggunakan difusi cakram, untuk mengetahui zona hambat fraksi etil asetat akar akar
Jatropha gossypifolia L terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
Akar segar Jatropha gossypifolia L yang sudah dibersihkan terlebih dahulu
dikeringkan dengan cara diangin-anginkan sampai diperoleh akar kering. Akar
Jatropha gossypifolia L yang sudah kering di blender hingga didapatkan serbuk
simplisia. Serbuk simplisia akar Jathropa gossypifolia L ditimbang sebanyak 2 g
(replikasi sebanyak tiga kali). Kemudian kadar air dalam akar Jatropha gossypifolia L
di ukur, dan didapatkan hasilnya 5,27%. Kemudian serbuk di ayak menggunakan alat
Shieve shaker dengan mesh nomor 20, 40, dan 60. Sejumlah serbuk sebanyak 214 g
dimasukkan ke dalam bejana , kemudian dilakukan maserasi kinetik secara bertingkat.
Serbuk simplisia akar Jatropha gossypifolia L pertama kali di ekstraksi dengan pelarut
n-hekasan, lalu residu diangin-anginkan sampai pelarut n-heksan dari residu tersebut
hilang. Kemudian residu tersebut di ekstrasi dengan menggunakan etil asetat sebanyak
2140 ml dan dilakukan proses washing time selama 2 jam. Proses pengadukan
dilakukan selama 4 jam dengan kecepatan 1600 rpm. filtrat disaring dengna
menggunakan corong Buchner. Filtrat dari hasil maserasi di totolkan sebanyak 5µl
viii
pada plat KLT, dan noda pada plat KLT diamati secara visual. Fitrat dipekatkan dengan
menggunakan rotary evaporator pada suhu 20oC dengan putaran 85 rpm.
Skrining fitokimia dilakukan untuk mengetahui senyawa yang terkandung
dalam fraksi etil asetat akar Jatropha gossypifolia L. pemisahan senyawa
menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) dengan fase gerak n-heksan:etil asetat
(5:5) + 3 tetes asam formiat dan fased iam gel 60 F254. Identifikasi golongan senyawa
menggunakan penampak noda dan didapatkan bahwa fraksi etil asetat akar Jatropha
gossypifolia L mengandung flavanoid, polifenol, terpenoid dan antrakuinon.uji
identifikasi golongan senyawa dengan metode kromatografi lapis tipis dari fraksi etil
asetat akar Jatropha gossypifolia L didapatkan senyawa golongan flavonoid, polifenol,
terpenoid, dan antrakuinon. Nilai Rf yang didapatkan antara lain pada golongan
senyawa flavonoid yaitu Rf 1 = 0,2750 cm dan Rf 2 = 0,8375 cm; golongan senyawa
polifenol yaitu Rf 1 = 0,1250 cm; golongan senyawa terpenoid yaitu Rf 1 = 0,2250 cm,
Rf 2 = 0,6000 cm, Rf 3 = 0,7500 cm; dan Rf 4 = 0,8125 cm; dan untuk golongan
senyawa antrakuinon yaitu Rf 1 = 0,1250 cm, Rf 2 = 0,1875 cm, Rf = 0,3375 cm, dan
Rf 4 = 0,7125 cm.
Pengujian aktivitas antibakteri fraksi etil asetat akar Jatropha gossypifolia L
terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan metode difusi cakram.
Konsentrasi fraksi akar jatropha gossypifolia yang digunakan pada pengujian ini
sebesar 100 mg/ml, 50 mg/ml, dan 25 mg/ml. Kontrol positif yang digunakan adalah
kloramfenikol, kontrol negatif yang digunkan adalah DMSO 1% dan aquades.
Replikasi dilakukan sebanyak tiga kali, dan inkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada aktivitas antibakteri Staphylococcus
aureus pada konsentrasi 100 mg/ml, karena tidak memiliki daerah bening, sedangkan
pada konsentrasi 50 mg/ml, dan 25 mg/ml memiliki aktivitas antibakteri. Hasil yang
didapatkan pada replikasi 1 dengan konsentrasi 50 mg/ml adalah 8,00 mm dan
konsentrasi 25 mg/ml adalah 8,50 mm; replikasi 2 dengan konsentrasi 50 mg/ml adalah
8,90 mm dan konsentrasi 25 mg/ml adalah 6,00 mm; replikasi 3 dengan konsentrasi 50
mg/ml adalah 8,53 mm dan konsentrasi 25 mg/ml adalah 8,00 mm. tetapi tidak bisa
dinyatakan peka karena diameter daya hambat kurang dari 12-24 mm (Depkes RI,
1988).
Uji aktivitas antibakakteri dari akar Jatropha gosypifolia L perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut dengan metode, pelarut, konsentrasi, dan bakteri yang berbeda, agar
memperoleh hasil yang maksimum.
xi
DAFTAR ISI
Judul Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ii
LEMBAR PENGUJIAN iii
KATA PENGANTAR iv
RINGKASAN vii
ABSTRACT ix
ABSTRAK x
DAFTAR ISI xi
DAFTAR TABEL xv
DAFTAR GAMBAR xvi
DAFTAR LAMPIRAN xvii
DAFTAR SINGKATAN xviii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Pendahuluan 1
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penelitian 4
1.3.1 Tujuan Umum 4
1.3.2 Tujuan Khusus 5
1.4 Manfaat Penelitian 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1 Deskripsi Jatropha gossypifolia L (Jarak Merah) 6
2.1.1 Klasifikasi 6
2.1.2 Nama Daerah 7
2.1.3 Morfologi Tanaman 7
2.1.4 Ekologi Tanaman 8
2.1.5 Aktivitas Biologi 8
2.2 Deskripsi Staphylococcus aureus 12
2.2.1 Klasifikasi Staphylococcus aureus 13
xii
2.2.2 Morfologi Bakteri 13
2.2.3 Sifat Pewarnaan 14
2.2.4 Patogenitas 14
2.3 Tinjauan Umum Infeksi 14
2.3.1 Infeksi Staphylococcus aureus 15
2.3.2 Terapi 16
2.4 Aktivitas Antibakteri 17
2.4.1 Golongan Senyawa yang Mempunyai Aktivitas Antibakteri 19
2.5 Uji Aktivitas Antibakteri Secara In vitro 21
2.5.1 Metode Dilusi 19
2.5.2 Metode Difusi 22
2.5.3 Metode Bioautografi 24
2.6 Ekstraksi 25
2.6.1 Pengertian Ekstraksi 25
2.6.2 Proses Ekstraksi 26
2.7 Pelarut 28
2.8 Kromatografi Lapis Tipis 29
2.8.1 Fase Diam 29
2.8.1 Fase Gerak 30
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL 32
3.1 Bagan Kerangka Konseptual. 32
3.2 Uraian Kerangka Konseptual 33
BAB IV METODE PENELITIAN 36
4.1 Lokasi penelitian 36
4.2 Alat Penelitian 36
4.2.1 Pembuatan Serbuk Simplisia 36
4.2.2 Proses Ekstraksi 36
4.2.3 Pemisahan Senyawa dengan KLT 37
4.2.4 Pengujian Difusi Cakram 37
4.3 Bahan Penelitian 38
xiii
4.3.1 Bahan Uji 38
4.3.2 Proses Ekstraksi 38
4.3.3 Pengujian Difusi Cakram 38
4.4 Variabel Penelitian 38
4.4.1 Variabel Bebas 38
4.4.2 Variabel Terikat 38
4.5 Definisi Operasional 38
4.6 Sterilisasi Alat Dan Bahan 39
4.6.1 Sterilisasi Kering 39
4.6.2 Sterilisasi Basah 39
4.7 Metode Penelitian 39
4.7.1 Rancangan Penelitians 39
4.7.2 Kerangka Operasional 40
4.8 Prosedur Kerja 34
4.8.1 Pembuatan Simplisia 40
4.8.2 Proses Fraksinasi Bahan Uji dengan Pelarut Etil asetat 41
4.8.3 Pemisahan Senyawa dengan KLT 42
4.8.4 Pemisahan Senyawa dengan Reaksi Warna 42
4.8.5 Pembuatan Konsentrasi Larutan Uji 43
4.8.6 Preparasi Media 43
4.8.6.1 Kultur pada media selektif Nutrient Agar 43
4.8.6.2 Identifikasi Bakteri Staphylococcus aureus 43
4.8.7 Preparasi Bakteri 44
4.8.6 Pembuatan standart McFarland 45
4.8.7 Pengujian Difusi Cakram 45
4.9 Bagan Alur Penelitian 47
4.9.1 Proses pembuatan fraksi Etil asetat akar Jatropha gossypifolia L 47
4.10 Analisis Data 48
BAB V HASIL PENELITIAN 49
5.1 Hasil Determinasi Akar Jatropha gossypifolia L 49
xiv
5.2 Pembuatan Serbuk Simplisia Akar Jatropha gossypifolia L 49
5.3 Pengukuran MC Akar Jatropha gossypifolia L 50
5.4 Persiapan Fraksi Etil asetat Akar Jatropha gossypifolia L 50
5.5 Uji KLT Fraksi Etil asetat Akar Jatropha gossypifolia L 51
5.5.1 Identifikasi Senyawa Flavonoid dengan KLT 51
5.5.2 Identifikasi Senyawa Polifenol dengan KLT 52
5.5.3 Identifikasi Senyawa Terpenoid dengan KLT 53
5.5.4 Identifikasi Senyawa Antrakuinon dengan KLT 54
5.5.5 Identifikasi Senyawa Alkaloid dengan KLT 55
5.6 Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi Etil asetat Akar Jatropha gossypifolia L
pada Bakteri Staphylococcus aureus dengan Metode Difusi Cakram 55
BAB VI PEMBAHASAN 57
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 63
7.1 Kesimpulan 63
7.2 Saran 63
DAFTAR PUSTAKA 64
LAMPIRAN 70
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel II.1 Senyawa yang terkandung dalam akar Jatropha gossypifolia L dengan
analisis kualitatif 10
Tabel II.2 Senyawa yang terkandung dalam akar J.Gossypifolia L dengan analisis
kuantitatif 10
Tabel II.3. Komposisi kimia ekstrak lipid dari daun Jatropha gossypifolia L 11
Tabel II.4 Sifat Fisika Etil Asetat 29
Tabel II.5 Penjerap fase diam yang digunkanan pada KLT 30
Tabel IV.1 Standar kekeruhan Mcfarland 45
Tabel lV.1 Hasil Pengukuran Derajat Halus Serbuk Simplisia Akar Jatropha
gossypifolia L 50
Tabel V.2 Nilai kadar air simplisia serbuk akar Jatropha gossypifolia L 50
Tabel V.3 Noda dari Senyawa Flavonoid yang ditunjukan dengan nilai Rf 52
Tabel V.4 Noda dari Senyawa Terpenoid yang ditunjukan dengan nilai Rf 54
Tabel V.5 Noda dari Senyawa Antrakuinon yang ditunjukan dengan nilai Rf 54
Tabel V.6 Hasil KLT dari Fraksi Etil asetat akar Jatropha gossypifolia L dengan
Menggunakan Eluen n-Heksan : Etil asetat (5 : 5) + (3 tetes asam
formiat) 55
Tabel V.8 Hasil Uji Antibakteri Fraksi Etil asetat Akar Jatropha gossypifolia L
dengan Konsentrasi Berbeda Menggunakan Metode Difusi Cakram
terhadap Staphylococcus aureus 56
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Akar dan daun Jatropha gossypifolia L 9
Gambar 2.2 Mikroskopik Staphylococcus aureus 13
Gambar 3.1 Bagan Kerangka Konseptual 32
Gambar 4.1 Skema Kerangka Operasional 40
Gambar 4.2 Bagan Alir Proses Pembuatan Fraksi Etil Asetat 47
Gambar 4.1 Bagan Prosedur Pengujian Antibakteri 48
Gambar 5.1 Serbuk Simplisia Akar Jatropha gossypifolia L 49
Gambar 5.2 Estrak kental fraksi etil asetat akar Jatropha gossypifolia L 51
Gambar 5.3 Hasil Identifikasi Senyawa Flavonoid dengan Kromatografi Lapis
Tipis (KLT) 52
Gambar 5.4 Hasil Identifikasi Senyawa Polifenol dengan Kromatografi Lapis
Tipis (KLT) 53
Gambar 5.5 Hasil Identifikasi Senyawa Terpenoid dengan Kromatografi Lapis
Tipis (KLT) 53
Gambar 5.6 Hasil Identifikasi Senyawa Antrakuinon dengan Kromatografi
Lapis Tipis (KLT) 54
Gambar 5.7 Hasil pengujian difusi cakram fraksi etil asetat akar Jatropha
gossypifolia L 56
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup 70
Lampiran 2 Surat Pernyataan 71
Lampiran 3 Surat Determinasi Tanaman 72
Lampiran 4 Sertifikasi Bakteri 73
Lampiran 5 Perhitungan 74
Lampiran 6 Gambar Hasil Optimasi Eluen 77
Lampiran 7 Penimbangan Ekstrak Akar Jatropha gossypifolia L 78
Lampiran 8 Proses Ekstraksi Pembuatan Fraksi Etil Asetat Akar Jatropha
gossypifolia L 79
Lampiran 9 Hasil Nilai Rf dari Identifikasi Senyawa dengan KLT 79
Lampiran 10 Gambar Hasil Identifikasi Senyawa Dengan Kromatografi Lapis
Tipis 81
Lampiran 11 Data hasil pengukuran zona hambat difusi cakram 83
Lampiran 12 Hasil Pengujian Difusi Cakram Fraksi Etil Asetat Akar Jatropha
gossypifolia L 84
Lampiran 13 Gambar Alat dan Bahan Penelitian 85
xviii
DAFTAR SINGKATAN
µg microgram
BI baku Induk
C celcius
CFU coloni forming unit
Cm centi meter
DMSO dimetyl sulfoksida
DNA deoxyribose nucleic acid
g gram
H2SO4 Asam Sulfat
IC50 inhibitory concentration 50%
KBM konsentrasi bunuh minimum
KHM konsentrasi hambat minimum
mg milligram
MHA mueller hinton agar
MIC minimum inhibitor concentration
ml milliliter
mm milimeter
MRSA Methicillin-resistant Staphylococcus aureus
NA natrium agar
ppm part per million
RNA ribonucleic acid
tRNA transfer ribonucleic acid
64
DAFTAR PUSTAKA
Ajizah, A., 2004. Sensitivitas Salmonella Typhimurium Terhadap Ekstrak Daun
Psidium Guajava L . Bioscientiae, Vol. 1 No.1, p 31–38.
Akhyar, 2010. Uji Daya Hambat dan Analisis KLT Bioautografi Ekstrak Akar dan
Buah Bakau (Rhizophora stylosa Griff.) terhadap Vibrio harveyi. Makasar:
Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
Azura, S. L., Sutri, R., & Iriany. (2015). PEMBUATAN ETIL ASETAT DARI HASIL
HIDROLISIS, FERMENTASI DAN ESTERIFIKASI KULIT PISANG RAJA (
Musa paradisiaca L. ). Jurnal Teknik Kimia USU. Vol. 4 No. 1, p 1–6.
Bell, J. M., & Turnidge, J. D., 2002. High prevalence of oxacillin-resistant
Staphylococcus aureus isolates from hospitalized patients in Asia-Pacific and
South Africa: results from SENTRY antimicrobial surveillance program, 1998-
1999. Antimicrobial Agents and Chemotherapy, Vol.46 No. 3 p. 879–81.
Bhagat, Rani B., dan D.K, Kulkarni., 2014. Evaluation Of Phytochemical,
Antibacterial And Antidiarrhoel Activity Of Jatropha Gossypifolia L. Root
Methanol Extract In Swiss Albino Mice. Pharmaceutical research, Vol. 3. No
4, pp 566-581.
Blomqust, P. H., 2006. Methicillin-resistant Staphylococcus aureus infections of the
eye and orbit (an American Ophthalmological Society thesis). Trans Am
Ophthalmol Soc, Vol. 104, p. 322–345.
Brooks, Geo. F. et al.,2005. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : Salemba Medika
Charyadie, F. L., Adi, S., & Sari, R. P., 2014. Daya Hambat Ekstrak Daun Alpukat (
Persea americana , Mill . ) Terhadap Pertumbuhan Enterococcus faecalis ( The
Inhibition Effect of Avocado Leaves Extract ( Persea americana , Mill .) to the
Growth of Enterococcus faecalis ). Denta Jurnal Kedokteran Gigi, Vol.8 No.1,
p.1–22.
Chien,I. L., Teng, Y. P., Huang, H.P., dan Tang, Y. T., 2005. Design and control of an
ethyl acetate process: coupled reactor/ column configuration. Journal of Process
Control. Vol. 15 No. 4, p.435-449.
Cook, F.L., dan Cook, F.K., 2006. Staphylococcus aureus infections. USA: Chelsea
house publishers.
Cowan, M.M., 1999. Plant Products as Antimicrobial Agents. Clinical microbiology
review, Vol. 12, No. 4, pp. 564-582.
Csurhes SM, 1999. Bellyache bush (Jatropha gossypiifolia) in Queensland. Pest status
review series - land protection. Bellyache bush (Jatropha gossypiifolia) in
Queensland. Pest status review series - land protection. Brisbane: Queensland
Department of Natural Resources, unpaginated.
http://www.cabi.org/isc/abstract/20087206583 diakses 29 agustus 2016
Cushnie, T. P. T., & Lamb, A. J., 2005. Antimicrobial activity of flavonoids.
International Journal of Antimicrobial Agents, Vol. 26 No.5, pp. 343–356.
65
Cushnie, T. P. T., & Lamb, A. J., 2006. Antimicrobial activity of flavonoids.
International Journal of Antimicrobial Agents, Vol. 26 No. 5, pp. 343–356.
https://doi.org/10.1016/j.ijantimicag.2005.09.002
Darmadi, 2008. Infeksi Nosokomial Problematika dan Pengendalian. Jakarta:
Penerbit Salemba Medika.
Das R, Srinivas KVNS, Ramu R, Venkataiah B, Das B, 2003. New Propacin Analogs
from a Collection of the Whole Plant of Jatropha gossypifolia. Int J Chem Sci,
Vol. 1 No.159 p 140: 90723
DeLeo, F. R., Diep, B. A., & Otto, M., 2009. Host defense and pathogenesis in
Staphylococcus aureus infections. Infect Dis Clin North Am, Vol. 23 No.1,
p.17–34.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979. Farmakope Indonesia. Edisi ke-
53 Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, hal 3
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2000. Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat. Edisi ke-1. Jakarta : Direktorat Jenderal Pengawasan
Obat dan Makanan, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, hal 9-
11.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008. Farmakope Herbal Indonesia.
Edisi ke-1. Jakarta : Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan,
hal 174.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2014. Farmakope Indonesia. Edisi ke-5.
Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, hal 42.
Departemen Kesehatan RI., 1988. Inventaris Obat Indonesia Jilid I. Jakarta : Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, hal 3.
Duke JA, 1985. Medicinal plants. Science Vol. 229, pp. 1036–1038
Dutia, P., 2004. Ethyl Acetate: A Techno Commercial Profile. Chemical Weekly,
pp. 179–186. http://mail.chemicalweekly.com/Profiles/Ethyl_Acetate.pdf
diakses tanggal 28 agustus 2016.
Dwidjoseputro, D., 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan
Dzen S.M, Roekistiningsih SS, Winarsih S, 2003. Bakteriologi Medik, Edisi 1,
Malang: Bayu Media Publishing, hal. 92-95, 122-123, 197-206.
Edberg, S. C., dan Berger, S. A., 1986. Antibiotika dan Infeksi. Jakarta : Penerbit
buku kedokteran EGC.
Eiff. v, Becker K, Machka K, Stammer H, Peters G, 2001. Nasal Carriage as a source
of Staphylococcus aureus bacteremia. Study Group. The New England Journal
of Medicine,Vol. 344 No. 1, p. 11–6.
Firdaus, I., Retnowati, R., & Sutrisno, 2015. Fraksinasi Ekstrak metanol Daun Mangga
Kasturi ((Mangifera casturi Kosterm) Dengan Pelarut n-Butanol. Kimia Student
Journal, Vol. 1 No.1, p. 785-790.
Fitri, DN. 2005. Studi Tentang Daya Hambat Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera) dengan
Konsentrasi yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Bakteri Aeromonas
hydrophila Secara Invitro. Malang: Skripsi Fakultas Peternakan Perikanan
Universitas Muhammadiyah Malang.
66
Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul Rohman., 2007,Kimia Farmasi Analisis,
Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Gordon, N. C., Price, J. R., Cole, K., Everitt, R., Morgan, M., Finney, J., … Golubchik,
T., 2014. Prediction of staphylococcus aureus antimicrobial resistance by whole-
genome sequencing. Journal of Clinical Microbiology, Vol.52 No.4, pp. 1182–
1191.
Harbone, J. B., 1987. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan (Terjemahan Kosasih P dan Iwang S). Ed 2, Bandung : Instut
Teknologi Bandung.
Hidayat, Syamsul dan Rodame M. Napitupulu. 2015. Kitab Tumbuhan Obat. Jakarta:
Agriflo.
Hill, R.A. 1993. Terpenoids. In: R.H. Thompson (ed.), The Chemistry of Natural
Products. London: Blackie Academic and Professional, pp. 106-139
Hinson, E., 2017. Staphylococcus aureus. Wikipedia.org, Vol. 2017, pp. 1–8.
https://en.wikipedia.org/wiki/Staphylococcus_aureus diakses tanggal 29
Sepetember 2017
Husein, S., 2014. Pemanfaatan Bioinhibitor Korosi dari Ekstrak Buah Mahkota Dewa.
Palembang: Tugas Akhir Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang.
Indumathi, C., Durgadevi, G., Nithyavani, S., & Gayathri, P. K., 2014. Estimation of
terpenoid content and its antimicrobial property in Enicostemma litorrale.
International Journal Of ChemTech Research, Vol. 6, No.9,pp. 4264–4267.
James, Joyce et al., 2008. Prinsip-prinsip sains untuk keperawatan. Jakarta:
Erlangga, hal 116.
Jawetz, E., Melnick, Joseph L., and Adelberg, E.A., 2001. Mikrobiologi Kedokteran,
Edisi 22 , Jakarta: Salemba Medik, Hal. 207-361. Hal. 205-209.
Jawetz, E., Melnick, Joseph L., and Adelberg, E.A., 2005. Mikrobiologi Kedokteran,
Buku 1, Jakarta: Salemba Medik, Hal. 207-361.
Jawetz, E., Melnick, Joseph L., and Adelberg, E.A.,1996. Mikrobiologi kedokteran.
Edisi 20, Jakarta: Buku Kedokteran EGC, hal 160, 238- 240.
Juliantina R, F., Citra M, D. A., Nirwani, B., Nurmasitoh, T., & Bowo, E. T., 2008.
Manfaat sirih merah (piper crocatum) sebagai agen anti bakterial terhadap bakteri
gram positif dan gram negatif. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan Indonesia.
Katzung, G. Bertram, 2010. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 10, Jakarta: EGC.
Kinho, J, dkk, 2011. Tumbuhan Obat Tradisional Di Sulawesi Utara Jilid 1.
Manado: Balai Penelitian Kehutanan Manado.
Kosalec, I., Bakmaz, M., & Evi, S. V., 2005. Flavonoid analysis and antimicrobial
activity of commercially available propolis products. Acta pharm, Vol. 55, pp.
423–430.
Kuntaman, K., Hadi, U., Setiawan, F., Koendori, E. B., Rusli, M., Santosaningsih, D.,
Verbrugh, H. A., 2016. Prevalence of methicillin resistant staphylococcus aureus
from nose and throat of patients on admission to medical wards of Dr Soetomo
hospital, Surabaya, Indonesia. Southeast Asian Journal of Tropical Medicine
and Public Health, Vol. 47 No.1, p. 66–70.
67
Kurniawan, W.T, 2014. Pola Kepekaan Staphylococcus aureus Terhadap Beberapa
Antibiotik Di Rsup Dr. Soeradji Tirtonegoro Pada Tahun 2012-2013.
Yogyakarta: Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Lamothe RG, Mitchell G, Gattuso M, Diarra MS, Malouin F, & Bouarab K, 2009. Plant
Antimicrobial Agents and Their Effects on Plant and Human Pathogens.
International Journal Science, Vol. 10, pp. 3400- 3419.
Lestari, T., Nurmala, A., & Nurmalasari, M., 2015. Penetapan Kadar Polifenol dan
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Sintrong (Crassocephalum
crepidiodes (Venth.) S. moore). Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada, Vol.
13, No. 1, pp. 107–112.
Madigan MT, dkk., 2008. Biology of Microorganisms. Edisi 12. San Francisco:
Pearson.
Maliana, Y., S. Khotimah, dan F. Diba., 2013. Aktivitas Antibakteri Kulit Garcinia
mangostana Linn. Terhadap Pertumbuhan Flavobacterium dan Enterobacter Dari
Coptotermes curvignathus Holmgren. Jurnal Protobiont. Vol. 2 No.1, page 7 –
11.
Masduki I, 1996. Efek Antibakteri Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu) terhadap
Staphylococcus aureus dan E. coli. Cermin Dunia Kedokteran. Vol. 109, p 21-
24.
Mehraj J, Akmatov MK, Strompl J, Gatzemeier A, Layer F, Werner G, et al., 2014.
Methicillin-sensitive and methicillin-resistant Staphylococcus aureus nasal
carriage in a random sample of non-hospitalized adult population in not ern
germany. Plos One, Vol.9 No. 9 p. e107937.
Nasution, Y. R. A., Hermawan, S., & Hasibuan, R., 2012. Penentuan Efisiensi Inhibisi
Reaksi Korosi Baja Menggunakan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia
mangostana L). JURNAL TEKNIK KIMIA USU, Vol. 1 No.2, p. 45.
Nuria, Maulita, Cut et al., 2009. Uji Aktivitas Antibakteriekstrak Etanol Daun Jarak
Pagar (Jatropha curcas L) terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Escherichia
coli, dan Salmonella typhi. Ilmu Pertanian. Vol. 5, No. 2, hal. 26-37.
Oduola T, Adeosun GO, Oduola TA, Avwioro GO, Oyeniyi MA., 2005. Mechanism
of action of Jatropha gossypiifoliastem latex as a haemostatic agent. Eur J Gen
Med, Vol. 2 No. 4, pp 140–14
Oduola T, Avwioro GO, Ayanniyi T ., 2005. Suitability of the leaf extract of Jatropha
gossypiifolia as an anticoagulant for biochemical and haematological analyses.
Afr J Biotechnol Vol. 4 No. 7, p. 679–681
Pelczar MJ, Chan S. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid 2. Jakarta: UI-Press.
Pinchuk, I. V., Beswick, E. J., & Reyes, V. E., 2010. Staphylococcal Enterotoxins.
Toxins, Vol. 2 No. 8, 2177–2197.
Potter & Perry, 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan
Praktik. Edisi 4 vol. 1, Jakarta : EGC.
Purnomo, A., Hartatik, Salasia, S., 2006. Isolasi dan Karakterisasi Staphylococcus
aureus Asal Susu Kambing Peranakan Ettawa. Media Kedokteran Hewan, Vol.
22 No. 3, p. 142–147.
68
Putra, I. N. K., 2010. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia
mangostana L.) Serta Kandungan Senyawa Aktifnya. Journal Teknol Dan
Industri Pangan, XXI(1), 1–5.
Rachmawati, F., Nuria, M., & Sumantri, 2011. Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi
Kloroform Ekstrak Etanol Herba Pegagan (Centella asiatica L.) Urban serta
Identifikasi Senyawa Aktifnya. Semarang: Skripsi Fakultas Farmasi
Universitas Wahid Hasyim.
Ravindranath, N., Venkataiah, B., Ramesh, C., Jayaprakash, P., & Das, B., 2003.
Jatrophenone, a novel macrocyclic bioactive diterpene from Jatropha
gossypifolia. Chemical & Pharmaceutical Bulletin, Vol.51 No.7 p 871
Retnowati, Y., Bialangi, N., & Posangi, N. W., 2011. PERTUMBUHAN BAKTERI
Staphylococcus aureus PADA MEDIA YANG DIEKSPOS DENGAN INFUS
DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata). Saintek, Vol 6 No.2.
Sabandar, C. W., Ahmat, N., Jaafar, F. M., & Sahidin, I., 2013. Medicinal property,
phytochemistry and pharmacology of several Jatropha species (Euphorbiaceae):
A review. Phytochemistry. Vol. 8, p 7-29.
https://doi.org/10.1016/j.phytochem.2012.10.009
Saifuddin A, Rahayu, Yuda Hilwan,2011. Standarisasi Bahan Obat Alam.
Yogyakarta: Graha Ilmu. hal. 1-22.
Sebiomo, A., Awofodu, A. D., Awosanya, A. O., Awotona F. E., & Ajayi, A. J., 2011,
Comparative Studies of Antibacterial Effect of Some Antibiotics and Ginger
(Zingiber officinale) on Two Pathogenic Bacteria, Journal of Microbiology
and Antimicrobials, Vol.3 No. 1, p. 18-22.
Sembiring, B., Feri Manoi, dan M. Januwati., 2006. Pengaruh nisbah bahan dengan
pelarut dan lama ekstraksi terhadap mutu ekstrak sambiloto (Andrographis
paniculata Nees). Prosiding Seminar Nasional dan Pameran Tumbuhan
Obat Indonesia. hal. 157- 163.
Setiabudy R. 2012 Antimikroba ,dalam: Gunawan, S.G., Setiabudy, R., Nafrialdi. dan
Elysabeth., Farmakologi dan Terapi, Edisi 5, Jakarta: Departemen
Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, halaman 585-598
Sharma, Vishnu et al., 2013. Bioefficacy of Crude Extracts from Jatropha Gossypifolia
against Human Pathogens, International Journal of Biotechnology and
Bioengineering Research. Vol. 4, No. 4, pp. 401-406.
Silva, J. F., Gordami, R.B., Silva-Jr, A.A., Zucolutto, S.M., Pedrosa, M.M.F., 2014. A
Review of Traditional Uses, Phytochemistry, Pharmacology, and Toxicology of
This Medicinal Plant, Evidence-Based Complementary and Alternative
Medicine, Vol. 2014, pp.1-33.
Sinambela, J.M., 1985. Fitoterapi, Fitostandar dan Temulawak dalam prosiding
Simposium Nasional Temulawak Bandung: Universitas Padjajaran Hlm. 174-
178.
Singh, Harneet, dan Surendra, Kr, Sharma., 2013. Antidiabetic Activity of Jatropha
Gossypifolia Linn Root Extracts in Aloxan Induced Diabetic Mice,
International Research Journal Of Pharmacy, Vol. 4, No. 5, p. 210-212.
69
Soebagio, 2002. Kimia Analitik. Makasar: Universitas Negeri Makassar Fakultas
MIPA.
Soetjipto, H., Kristinjanto, A. I., & Nugroho, F. E. T., 2004. Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Flavanoid Biji Mahoni (Sweitenia mahagoni Jacq.). Prosiding Seminar
Nasional SAINS Dan Pendidikan SAINS UKSW, pp.83–93.
Sonibare, O.O., M. A. Sonibare and E. Akharame, 2008. Comparative chemical
composition of lipids in some Jatropha species. European Journal of Scientific
Research, Vol. 21 No.1, p. 209-211.
Sukadana, I., Santi, S., & Juliarti, N., 2008. AKTIVITAS ANTIBAKTERI
SENYAWA GOLONGAN TRITERPENOID DARI BIJI PEPAYA (Carica
papaya L.). Jurnal Kimia, Vol. 2 No.1, p. 15–18.
Sulistyo, 1971. Farmakologi dan Terapi. Yogyakarta: EKG
Susanti, A. A., 2014. Outlook Komoditi Pisang. In L. Nuryanti & Novianti (Eds.) (p.
74). Jakarta: Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jendral
Kementrian Pertanian., pp 1-74.
Sutton, Scott., 2011. Determination of Inoculum for Microbiological Testing.
Microbiology topics, Vol. 15, No. 49-53.
Sweetman, S.C., 2009. Martindale The Complete Drug Reference. Edisi 36. London
Chicago: Pharmaceutical Press.
Syahrurrahman, 2001, Buku ajar Mikrobiologi kedokteran. Edisi Revisi, Jakarta:
Binarupa Aksara.
Tjay, T. H., dan Rahardja, K., 2007. Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan, dan
Efek-Efek Sampingnya. Edisi ke VI. Jakarta: PT Elex Media Komputindo: hal.
393
Universitas Airlangga, 205-209, Penerbit Salemba Medika, Jakarta
Volk, W.A and M.F. Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid 1. Edisi Kelima.
Jakarta: Penerbit Erlangga
Wilson, S.G., H.M. Dick., 1984. Topley and Wilson Principle of Bacteriology,
Virology and Immunity. 7th ed. London: Edward Arnold Ltd 1984:84.
Yanling, J., Lxin, L., & Li, Z., 2012. The Antibacterial Drug Discovery. In INTECH,
Vol. 6, pp. 111–133
Zsa zsa maranani, 2010. Pengaruh Health Care Terhadap Kejadian Infeksi Dan Pola
Resistesi Staphylococcus aureus Pasien RSUP Dr Kariadi Semarang Periode
2008–2009, Artikel Ilmiah.
Top Related