1
HUBUNGAN BUDAYA MAKAN DAN PENDAPATAN KELUARGADENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK
(KEK) DALAM KEHAMILAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS NAMBO KOTA KENDARI
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2017
SKRIPSIDiajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan
Pendidikan Jurusan Kebidanan Diploma IVPoliteknik Kesehatan Kendari
OLEH
ISRAQNIM: P00312016123
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEBIDANANKENDARI
2017
2
HUBUNGAN BUDAYA MAKAN DAN PENDAPATAN KELUARGADENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK
(KEK) DALAM KEHAMILAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS NAMBO KOTA KENDARI
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2017
SKRIPSIDiajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan
Pendidikan Jurusan Kebidanan Diploma IVPoliteknik Kesehatan Kendari
OLEH
ISRAQNIM: P00312016123
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEBIDANANKENDARI
2017
3
4
5
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Penulis
a. Nama : Israq
b. Tempat Tanggal Lahir : Teteaji, 31 – 12 - 1976
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia
f. Alamat : BTN Kendari Permai Blok I.3 No 10
Kendari
II. Pendidikan
a. SDN 1 Teteaji(Sulsel) Tamatan Tahun 1988
b. SMPN Amparita (Sulsel) Tamatan Tahun 1991
c. SPK DEPKES RI Pare-Pare Tamatan Tahun 1994
d. DIII Kebidanan Polteks Kendari Tamatan Tahun 2009
6
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Esa, karena
berkat rahmad dan karuniaNya semata sehingga penulis mampu
menyelesaikan penyusunan Skripsi “Hubungan budaya makan dan
pendapatan keluarga dengan kejadian kekurangan energi kronik (KEK)
dalam kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017”.
Mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis,
sehingga dalam pembuatan skripsi ini tidak sedikit bantuan, petunjuk,
saran-saran maupun arahan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan
kerendahan hati dan rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih yang
tak terhingga kepada kedua pembimbing saya, ibu Sitti Aisa, Am.Keb,
SPd, M.Pd dan ibu Nasrawati, S.Si.T, MPH atas bimbingannya sehingga
hasil penelitian ini dapat penulis selesaikan.
Selain itu, ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis
sampaikan pula pada :
1. Ibu Askrening, SKM., M.Kes Selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kendari
2. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sulawesi
Tenggara
3. Bapak Delisan, SKM selaku Kepala Puskesmas Nambo Kecamatan
Nambo, Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.
7
4. Ibu Sultina Sarita, SKM, M. Kes Selaku ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari
5. Ibu Askrening, SKM., M.Kes selaku penguji I, Ibu Aswita, S.Si T, MPH
selaku penguji II, Arsulfa,S.Si.T.,M.Keb selaku penguji III yang telah
memberikan kritik dan arahan demi kesempurnaan karya tulis ini.
6. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh Staf dan Tata Usaha di Politeknik
Kesehatan Kemenkes Kendari atas segala nasehat dan ilmu yang
diberikan selama ini.
7. Suamiku dan Anak-Anakku tersayang yang selalu memberi motivasi,
perhatian, kasih sayang dan setia menemani penulis selama ini untuk
kelancaran studi penulis.
8. Adik-adikku tersayang serta seluruh anggota keluarga yang telah
memberikan doa restu, kasih sayang, motivasi dan inspirasi kepada
penulis.
9. Sahabat-sahabatku dan rekan-rekan mahasiswa Kebidanan angkatan
2016, yang telah memberikan dukungan moril dan saran yang sangat
bermanfaat bagi penulis
Semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapat pahala
dari Tuhan Yang Maha Esa. Walaupun demikian dalam laporan
penelitian ini, peneliti menyadari skripsi ini masih belum sempurna.
Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik demi
kesempurnaan penelitian ini. Namun demikian adanya, semoga laporan
8
penelitian ini dapat dijadikan acuan tindak lanjut penelitian selanjutnya
dan bermanfaat bagi kita semua.
Kendari, Desember 2017
Penulis
9
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................. iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................. iv
KATA PENGANTAR........................................................................ v
DAFTAR ISI..................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................... x
DAFTAR TABEL.............................................................................. xI
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................... xiI
INTISARI ......................................................................................... xiiI
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1
A. Latar Belakang.................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian .............................................................. 6
E. Keaslian Penelitian.............................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .........................................................10
A. Telaah Pustaka ...................................................................10
B. Landasan Teori ...................................................................19
C. Kerangka Teori Penelitian ..................................................22
D. Kerangka Konsep Penelitian...............................................23
E. Hipotesis Penelitian.............................................................23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................24
A. Jenis Penelitian ...................................................................24
B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................25
C. Populasi dan Sampel Penelitian..........................................25
D. Identifikasi Variabel Penelitian ...........................................25
E. Defenisi Operasional...........................................................26
F. Instrumen Penelitian ...........................................................27
G. Alur Penelitian(Proposal) ....................................................28
10
H. Analisa Data........................................................................28
I. Etika Penelitian ...................................................................30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .........................31
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .....................................31
B. Hasil Penelitian .....................................................................32
C. Pembahasan.........................................................................41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN`...............................................47
A. Kesimpulan ..........................................................................47
B. Saran ...................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................49
LAMPIRAN
11
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.2. LILA dan Cara Pengukurannya.............................14
Gambar 2.2. Kerangka Teori Penelitian ....................................22
Gambar 3.2. Kerangka Konsep Penelitian.................................23
Gambar 4.3. Desain Cross Sectional Study ..............................24
Gambar 5.3. Diagram Alur Penelitian ........................................28
12
DAFTAR TABEL
Tabel1.4.
Distribusi Penduduk Perkelurahan Wilayah KerjaPuskesmas Nambo.....................................................
32
Tabel2.4.
Distribusi Pendidikan Ibu Hamil di wilayah kerjaPuskesmas Nambo Kota Kendari Provinsi SulawesiTenggara Tahun 2017.................................................
33
Tabel3.4.
Distribusi Umur Ibu Hamil di wilayah kerjaPuskesmas Nambo Kota Kendari Provinsi SulawesiTenggara Tahun 2017.................................................
34
Tabel4.4.
Distribusi Umur Kehamilan Ibu Hamil di wilayahkerja Puskesmas Nambo Kota Kendari ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun2017.................................................
35
Tabel5.4.
Distribusi Ibu Hamil Menurut Status Gizi diwilayah kerja Puskesmas Nambo Kota KendariProvinsi Sulawesi Tenggara Tahun2017..............................
35
Tabel6.4.
Distribusi Kebiasaan Makan Ibu Hamil di wilayahkerja Puskesmas Nambo Kota Kendari ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun2017...................................
36
Tabel7.4.
Distribusi Pendapatan Keluarga Ibu Hamil diwilayah kerja Puskesmas Nambo Kota KendariProvinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.................................
37
Tabel8.4.
Distribusi Hubungan Budaya Makan Ibu Hamildengan kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK) diwilayah kerja Puskesmas Nambo Kota KendariProvinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017....................
38
Tabel9.4.
Hubungan Pendapatan Keluarga denganKejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK) di wilayahkerja Puskesmas Nambo Kota Kendari ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun2017.................................................
40
13
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 : Master Tabel Hasil Penelitian
Lampiran 3 : Hasil Perhitungan Uji Chi Square
Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 5 : Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian
14
INTISARI
HUBUNGAN BUDAYA MAKAN DAN PENDAPATAN KELUARGADENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK
(KEK) DALAM KEHAMILAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS NAMBO KOTA KENDARI
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2017
Israq1, Sitti Aisa 12, Nasrawati, 22
Gizi ibu hamil merupakan nutrisi yang diperlukan dalam jumlah banyak untukpemenuhan gizi ibu sendiri dan perkembangan janin yang dikandungnya. Kebutuhanmakanan dilihat bukan hanya dalam porsi yang dimakan tetapi harus ditentukan padamutu zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi (Pangemanan dkk,2013). Kurang Energi Kronik (KEK) ditandai dengan lingkar lengan atas (LiLA) ibu hamil< 23,5 cm.
Provinsi Sulawesi Tenggara, prevalensi KEK pada wanita usia 15-49 tahunmenunjukkan bahwa risiko ibu hamil menderita KEK sebesar sebesar 23,5%, risikotidak hamil menderita KEK sebesar 26,6%, sedangkan di Kota Kendari prevalensi KEKwanita usia 15-49 tahun melebihi angka nasional dan provinsi yakni risiko ibu hamilmenderita KEK sebesar 32,3%, risiko tidak hamil menderita KEK sebesar 46,2%(Riskesda, 2013).
Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan budaya makan dan pendapatankeluarga dengan kejadian kekurangan energi kronik (KEK) dalam kehamilan di wilayahkerja Puskesmas Nambo Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017. Jenispenelitian analitik dengan rancangan penelitian cross sectional study. dilakukan bulanAgustus sampai September 2017.
Populasi penelitian adalah ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Nambo mulaidari bulan Januari sampai dengan bulan Mei Tahun 2017. Jumlah sampel sebanyak 84orang. Instrumen adalah kuesioner, pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA). Hasilpenelitian uji statistik chi-square. Ada hubungan tingkat pendapatan keluarga dengankejadian kekurangan energi kronik (KEK) dalam kehamilan dengan tingkat signifikanp=0,000. (ƿ = <0,05) dan ada hubungan budaya makan dengan kejadian kekuranganenergi kronik (KEK) dalam kehamilan dengan tingkat signifikan p=0,000 (ƿ = <0,05).
Kata Kunci: Ibu Hamil KEK , Budaya Makan, Pendapatan.
15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Status gizi merupakan ukuran keberhasilan dalam pemenuhan
nutrisi untuk ibu hamil. Gizi ibu hamil merupakan nutrisi yang
diperlukan dalam jumlah yang banyak untuk pemenuhan gizi ibu
sendiri dan perkembangan janin yang dikandungnya. Kebutuhan
makanan dilihat bukan hanya dalam porsi yang dimakan tetapi harus
ditentukan pada mutu zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan
yang dikonsumsi (Pangemanan dkk, 2013).
Status gizi ibu hamil merupakan salah satu indikator dalam
mengukur status gizi masyarakat. Jika asupan gizi untuk ibu hamil dari
makanan tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh maka akan terjadi
defisiensi zat gizi. Kehamilan menyebabkan meningkatnya
metabolisme energi. Karena itu, kebutuhan energi dan zat gizi lainnya
meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan
besarnya organ kandungan, serta perubahan komposisi dan
metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang
diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak
sempurna (Rahmaniar dkk, 2011).
Kurang Energi Kronik (KEK) merupakan salah satu masalah
kurang gizi yang sering terjadi pada wanita hamil, yang disebabkan
16
oleh kekurangan energi dalam jangka waktu yang cukup lama. KEK
pada wanita di negara berkembang merupakan hasil kumulatif dari
keadaan kurang gizi sejak masa janin, bayi, dan kanak-kanaknya, dan
berlanjut hingga dewasa. Ibu hamil yang menderita KEK mempunyai
risiko kematian ibu mendadak pada masa perinatal atau risiko
melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR).
Kekurangan Energi Kronik ditandai dengan lingkar lengan atas
(LiLA) ibu hamil < 23,5 cm atau dibagian merah pita LiLA, artinya
wanita tersebut mempunyai risiko Kekurangan Energi Kronik
(Supariasa,dkk, 2002). Prevalensi KEK (usia 15-49) di Indonesia
menunjukkan bahwa risiko ibu hamil menderita KEK sebesar 24,2%,
risiko tidak hamil menderita KEK sebesar 20,8% dan di Provinsi
Sulawesi Tenggara, prevalensi KEK pada wanita usia 15-49 tahun
menunjukkan bahwa risiko ibu hamil menderita KEK sebesar sebesar
23,5%, risiko tidak hamil menderita KEK sebesar 26,6%, sedangkan di
Kota Kendari prevalensi KEK wanita usia 15-49 tahun melebihi angka
nasional dan provinsi yakni risiko ibu hamil menderita KEK sebesar
32,3%, risiko tidak hamil menderita KEK sebesar 46,2% (Riskesda,
2013).
Kekurangan energi kronik (KEK) merupakan kondisi yang
disebabkan karena adanya ketidakseimbangan asupan gizi antara
energi dan protein, sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak
tercukupi. Ibu hamil yang menderita KEK mempunyai risiko kematian
17
ibu mendadak pada masa perinatal atau risiko melahirkan bayi dengan
berat bayi lahir rendah (BBLR). Berdasarkan data Kementerian
Kesehatan RI tahun 2013, sekitar 146.000 bayi usia 0 – 1 tahun dan
86.000 bayi baru lahir (0 – 28 hari) meninggal setiap tahun di
Indonesia. Angka kematian bayi adalah 32 per 1000 Kelahiran Hidup,
50% penyebab kematian bayi adalah latar belakang gizi (Kemenkes
RI, 2013).
Ibu Hamil yang tercukupi akan kebutuhan gizi dan tidak
mengalami gangguan kesehatan kemungkinan besar akan melahirkan
bayi yang normal. Sebaliknya, status giz ibu yang buruk pada waktu
hamil, kemungkinan besar akan mengahasilkan bayi yang berat
badannya kurang dari normal (Maulidiyah dan Sulistiani, 2012). Gizi
kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan komplikasi pada,
ibu seperti anemia, perdarahan berat badan ibu tidak bertambah
secara normal serta terkena penyakit infeksi. Ibu yang mengalami
kekurangan energi dan kalori (KEK) akan berisiko melahirkan Berat
Bayi Lahir Rendah (BBLR).
Deuis Nurul Hasanah, dkk. (2012) Kebiasaan makan adalah
suatu istilah untuk menggambarkan kebiasaan dan perilaku yang
berhubungan dengan makanan dan makan, seperti tata krama makan,
pola makanan yang dimakan, frekuensi dan porsi makanan,
kepercayaan dan penerimaan terhadap makanan (misalnya
pantangan dan rasa suka atau tidak suka terhadap makanan),
18
distribusi makanan di antara anggota keluarga, dan cara pemilihan
bahan makanan yang hendak dimakan. Kebiasaan makan seseorang
dapat diketahui dengan melihat konsumsi makanan sehari-hari orang
tersebut. Apabila tidak terpenuhinya asupan makanan yang cukup gizi
pada ibu hamil maka cenderung akan kekurangan zat gizi tertentu
pada ibu tersebut seperti Kurang Energi Kronis (KEK)
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian Thaha dkk (2014),
menyatakan bahwa faktor penyebab terjadinya status gizi kurang pada
ibu hamil adalah pengetahuan, asupan gizi (konsumsi pangan),
pendidikan, penyakit infeksi (tingkat kesehatan), pekerjaan, dan status
ekonomi.
Menurut penelitian yang dilakukan Oktaviana dan Patonah
(2010), ada hubungan antara status ekonomi dengan kurang energi
kronik (KEK) pada ibu hamil. Semakin tinggi status ekonomi seseorang
semakin mudah orang tersebut dalam memenuhi kebutuhan makan
sehari-hari, begitu juga sebaliknya semakin rendah status ekonomi
seseorang secara tidak langsung akan mempengaruhi pendapatan
serta mempengaruhi terpenuhinya kebutuhan gizi selama hamil. Maka
seseorang dengan ekonomi yang tinggi maka kemungkinan besar gizi
yang dibutuhkan akan tercukupi serta adanya pemeriksaan kehamilan
membuat gizi ibu semakin terpantau (Susanti dkk, 2013).
Data sasaran ibu hamil di Puskesmas Nambo tahun 2017
sebanyak 202 orang dan laporan bulan Januari sampai dengan bulan
19
Mei 2017 terdapat ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi
Kronik (KEK) sebesar 32 orang dari 84 orang kunjungan ibu hamil.
Budaya makan dan pendapatan keluarga berperan dalam status gizi
ibu hamil. Sehingga berangkat dari tingginya prevalensi kekurangan
energi kronik pada ibu hamil dan kaitan budaya makan pada ibu hamil
dan pendapatan dengan kekurangan Energi Kronik (KEK), maka
peneliti berkeinginan untuk meneliti Hubungan budaya makan dan
pendapatan keluarga dengan kejadian kekurangan energi kronik
(KEK) dalam kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Nambo Kota
Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut,
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah budaya makan berhubungan dengan kejadian
kekurangan energi kronik (KEK) dalam kehamilan di wilayah kerja
Puskesmas Nambo Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2017.
2. Apakah pendapatan keluarga berhubungan dengan kejadian
kekurangan energi kronik (KEK) dalam kehamilan di wilayah Kerja
Puskesmas Nambo Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2017
20
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan budaya makan dan pendapatan
keluarga dengan kejadian kekurangan energi kronik (KEK) dalam
kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui kekurangan energi kronik(KEK) dalam
kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017
b. Untuk mengetahui budaya makan ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Nambo Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2017
c. Untuk mengetahui tingkat pendapatan keluarga dengan
kejadian kekurangan energi kronik (KEK) dalam kehamilan di
wilayah kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017
d. Untuk menganalisis hubungan budaya makan dengan
kejadian kekurangan energi kronik (KEK) dalam kehamilan di
wilayah kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017
e. Untuk menganalisis hubungan pendapatan keluarga dengan
kejadian kekurangan energi kronik (KEK) dalam kehamilan di
21
wilayah kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:1. Manfaat Ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan ilmiah
dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dibidang Gizi dan
Kesehatan ibu hamil serta menjadi informasi bagi penelitian
selanjutnya.
2. Manfaat Institusi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
kepada pemerintah dan instansi terkait dalam menentukan
kebijakan dan perencanaan program penanggulangan kelainan
gizi.
3. Manfaat Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan cakrawala
berpikir.
E. Keaslian Penelitian
1. Penelitian Terdahulu
Hubungan pola makan dan status sosial ekonomi dengan
kejadian kek pada ibu hamil di Kabupaten Gowa tahun 2013,
Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa, oleh Erma
Syarifuddin Ausa, Nurhaedar Jafar, dan Rahayu Indriasari,
22
Jenis penelitian ini adalah bersifat survey analitik dengan
desain cross sectional dengan variabel dependen KEK pada ibu
hamil sedangkan independen adalah pola makan ibu hamil dan
Status Sosial Ekonomi, Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada
hubungan antara pola asupan energi ibu hamil dengan kejadian
KEK sedangkan pola asupan protein ibu hamil, pola asupan
lemak ibu hamil, dan sosial ekonomi ibu hamil tidak ada
berhubungan dengan kejadian KEK .
2. Perbedaan Penelitian ini dengan Penelitian Lain
Judul penelitian peneliti adalah hubungan budaya makan
dan pendapatan dengan kejadian kekurangan energi kronik(KEK)
dalam kehamilan di daerah pantai wilayah Puskesmas Nambo
tahun 2017 sedangkan salah satu hasil penelitian lain adalah
faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kekurangan
energi kronik (KEK) pada ibu hamil di Puskesmas Langsa Lama
Kota Langsa tahun 2015.
Memiliki kesamaan dalam hal Variabel bebas, baik yang
dilakukan peneliti maupun penelitian yang dilakukan di
puskesmas langsa lama kota langsa tahun 2015. Sedangkan
variabel terikat pada peneltian ini adalah budaya makan dan
pendapatan sedangkan penelitian yang telah dilakukan di
puskesmas langsa lama kota langsa tahun 2015 variabel
terikatnya yang sama adalah pendapatan keluarga dan berbeda
23
pada variabel Pengetahuan, dan Pameriksaan Kehamilan (ANC).
Rancangan Penelitian sama sama menggunakan survey analitik
dengan desain cross sectional study.
Selanjutnya mempengaruhi penelitian lain yang dilakukan
oleh Wedi klaten Sri Handayani dan, Suci Budianingrum (2011)
dengan judul Analisis faktor yang kekurangan Energi kronik pada
ibu hamil di wilayah puskesmas wedi Kabupaten Klaten, dengan
vriabel bebas adalah kekurangan Energi kronik pada ibu hamil
dan variabel terikat adalah pendapatan, usia, parietas, jarak
kehamilan, pendidikan, beban pekerjaan, dan pengetahuan. Hasil
penelitian berdasarkan hasil analisis ternyata hanya jarak
kelahiran, pendidikan dan pengetahuan yang bersama-sama
dapat memprediksi kejadian Kekurangan Energi Kronik pada ibu
hamil.
Kesamaan adalah pada variabel terikat yakni pendapatan
dan pada pendekatan cross sectional. Disamping perbedaan
pada beberapa variabel terikat juga berbeda dalam penggunaan
uji statistik karena peneliti mengguna uji chi square sedangkan
penelitian yang dilakukan di Klaten menggunakan uji logistik
ganda dengan tujuan melihat yang variabel terikat yang sangat
berpengaruh.
24
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Kekurangan Energi Kronik(KEK) dalam Kehamilan
Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme
energi, karena itu kebutuhan energi dan zatgizi lainnya meningkat
selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin,
pertambahan besar organ kandungan, perubahan komposisi dan
metabolism tubuh ibu. Bila status gizi ibu kurang maka ibu hamil
akan mengalami masalah gizi seperti Kekurangan Energi Kronik
(KEK) dan anemia gizi. Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah
salah satu keadaan malnutrisi. Dimana keadaan ibu menderita
kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronik) yang
mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu secara
relatif atau absolut satu atau lebih zat gizi (Helena, 2013).
Menurut Kemenkes RI (2012) menyatakan bahwa kurang
energi kronik merupakan keadaan dimana ibu penderita
kekurangan makanan yang berlangsung pada wanita usia subur
(WUS) dan pada ibu hamil. Kurang gizi akut disebabkan oleh
tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup atau
makanan yang baik (dari segi kandungan gizi) untuk satu periode
tertentu untuk mendapatkan tambahan kalori dan protein (untuk
25
melawan) muntah dan mencret (muntaber) dan infeksi lainnya.
Gizi kurang kronik disebabkan karena tidak mengkonsumsi
makanan dalam jumlah yang cukup atau makanan yang baik
dalam periode/kurun waktu yang lama untuk mendapatkan kalori
dan protein dalam jumlah yang cukup, atau disebabkan menderita
muntaber atau penyakit kronik lainnya.
2. Etiologi
Keadaan KEK terjadi karena tubuh kekurangan satu atau
beberapa jenis zat gizi yang dibutuhkan. Beberapa hal yang
dapat menyebabkan tubuh kekurangan zat gizi antara lain:
jumlah zat gizi yang dikonsumsi kurang, mutunya rendah atau
keduanya. Zat gizi yang dikonsumsi juga mungkin gagal untuk
diserap dan digunakan untuk tubuh (Helena, 2013).
Akibat KEK saat kehamilan dapat berakibat pada ibu
maupun janin yang dikandungnya yaitu meliputi:
1) Akibat KEK pada ibu hamil yaitu :
a) Terus menerus merasa letih
b) Kesemutan
c) Muka tampak pucat
d) Kesulitan sewaktu melahirkan
e) Air susu yang keluar tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan bayi, sehingga bayi akan kekurangan air susu
ibu pada waktu menyusui
26
2) Akibat KEK saat kehamilan terhadap janin yang dikandung
antara lain :
a) Keguguran
b) Pertumbuhan janin terganggu hingga bayi lahir dengan
berat lahir rendah (BBLR)
c) Perkembangan semua organ janin terganggu, hal ini
akan mempengaruhi kemampuan belajar, kognitif serta
anak berisiko mengalami kecacatan.
d) Kematian bayi (Helena, 2013).
3. Lingkar Lengan Atas (LILA)
Jenis antropometri yang digunakan untuk mengukur risiko
KEK pada wanita usia subur (WUS) / ibu hamil adalah lingkar
lengan atas (LILA). Sasarannya adalah wanita pada usia 15
sampai 45 tahun yang terdiri dari remaja, ibu hamil, menyusui
dan pasangan usia subur (PUS). Ambang batas LILA WUS
dengan risiko KEK adalah 23,5 cm. Apabila LILA kurang dari
23,5 cm artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK dan
diperkirakan akan melahirkan BBLR (Supriasa, 2010).
Cara mengetahui risiko kekurangan energi kronik (KEK)
dengan menggunakan pengukuran LILA adalah :
1) Pengukuran lingkar lengan atas (LILA)
LILA adalah suatu cara untuk mengetahui risiko
kekurangan energi kronik (KEK) wanita usia subur termasuk
27
remaja putri. Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk
memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek.
Pengukuran dilakukan dengan pita LILA dan ditandai
dengan sentimeter, dengan batas ambang 23,5 cm (batas
antara merah dan putih). Apabila tidak tersedia pita LILA
dapat digunakan pita sentimeter/metlin yang biasa dipakai
penjahit pakaian. Apabila ukuran LILA kurang dari 23,5 cm
atau dibagian merah pita LILA, artinya remaja putri
mempunyai risiko KEK. Bila remaja putri menderita risiko
KEK segera dirujuk ke Puskesmas/sarana kesehatan lain
untuk mengetahui apakah remaja putri tersebut menderita
KEK dengan mengukur IMT. Selain itu remaja putri tersebut
harus meningkatkan konsumsi makanan yang beraneka
ragam (Supriasa, 2010).
Langkah-langkah pengukuran LILA
Adapun langkah pengukuran LILA secara urut yaitu :
a) Tetapkan posisi bahu (acromion) dan siku (olecranon)
b) Letakkan pita pengukur antara bahu dan siku
c) Tetukan titik tengah lengan
d) Lingkarkan pita LILA tepat pada titik tengah lengan
e) Pita jangan terlalu ketat, jangan pula terlalu longgar
f) Pembacaan skala yg tertera pada pita dalam cm (centi
meter).
28
Gambar di atas adalah caramenentukan titik tengah
untuk mengukur LILA(perhatikan tangan harus
ditekuk 90 derajat)
Gambar di atas adalahposisi tangan saat membacanilai LILA (tangan diluruskan
setelah tadi ditekuk 90derajat)
Gambar 1.2. LILA dan Cara Pengukurannya
4. Budaya Makan
Budaya makan adalah tingkah laku manusia atau
kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhannya akan makan
yang meliputi sikap, kepercayaan dan pemilihan makanan,
Budaya Makan individu atau kelompok individu adalah memilih
pangan dan mengonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh
fisiologis, psikologis, sosial dan budaya.
Budaya makan adalah tingkah laku manusia atau
kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhannya akan makan
yang meliputi sikap, kepercayaan dan pemilihan makanan
29
(Khumaidi, 1989). Suhardjo (1989) menyatakan bahwa
kebiasaan makan(budaya makan) individu atau kelompok
individu adalah memilih pangan dan mengonsumsinya sebagai
reaksi terhadap pengaruh fisiologis, psikologis, sosial dan
budaya. Hal yang perlu diperhatikan dalam mempelajari
kebiasaan makan adalah konsumsi pangan (kuantitas dan
kualitas), kesukaan terhadap makanan tertentu, kepercayaan,
pantangan, atau sikap terhadap makanan tertentu (Wahyuni,
1988). Khumaidi (1989) menyatakan bahwa dari segi gizi,
kebiasaan makan ada yang baik atau dapat menunjang
terpenuhinya kecukupan gizi dan ada yang buruk (dapat
menghambat terpenuhinya kecukupan gizi), seperti adanya pan-
tangan atau tabu yang berlawanan dengan konsep-konsep gizi.
Menurut Williams (1993), masalah yang menyebabkan malnutrisi
adalah tidak cukupnya pengetahuan gizi dan kurangnya
pengertian tentang kebiasaan makan yang baik. Kebiasaan
makan dalam rumahtangga penting untuk diperhatikan, karena
kebiasaan makan mempengaruhi pemilihan dan penggunaan
pangan dan selanjutnya mempengaruhi tinggi rendahnya mutu
makanan rumahtangga (dalam Khomsan dkk, 2006)
Menurut Sulistyoningsih (2010), bahwa kebudayaan
suatu masyarakat mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk
mempengaruhi seseorang dalam memilih dan mengolah pangan
30
yang akan dikonsumsi. Kebudayaan menuntun orang dalam cara
bertingkah laku dan memenuhi kebutuhan dasar biologisnya
termasuk kebutuhan terhadap pangan. Pola makan yang
seimbang, yaitu sesuai dengan kebutuhan disertai pemilihan
bahan makanan yang tepat akan melahirkan status gizi yang
baik. Asupan makanan yang melebihi kebutuhan tubuh akan
menyebabkan kelebihan berat badan dan penyakit lain yang
disebabkan oleh kelebihan zat gizi. Sebaliknya, asupan makanan
kurang dari yang dibutuhkan akan menyebabkan tubuh menjadi
kurus dan rentan terhadap penyakit. Kedua keadaan tersebut
sama tidak baiknya, sehingga disebut gizi salah.
Pada banyak masyarakat, usia atau kondisi seseorang
dapat dipakai sebagai alasan untuk melarang makanan-
makanan tertentu. Sebagai contoh, permasalahan gizi pada ibu
hamil di Indonesia tidak terlepas dari faktor budaya setempat.
Hal ini disebabkan karena adanya kepercayaan-kepercayaan
dan pantangan-pantangan terhadap beberapa makanan
(Khasanah, 2011).
Penelitian yang dilakukan Alwi dan Ratih di Papua dalam
Hartati menyatakan bahwa terdapat pantangan makanan (dietary
taboos) pada wanita hamil, seperti ikan yang akan menyebabkan
ASI amis dan beberapa jenis buah, yaitu nenas, ketimun, pisang
yang dianggap dapat menurunkan libido wanita (Hartati, 2010).
31
5. Pendapatan
Pendapatan keluarga berperan dalam menentukan status
kesehatan seseorang terutama ibu hamil, karena berbanding
lurus dengan daya beli keluarga. Keluarga mampu membeli
bahan makanan tergantung dari besar kecilnya pendapatan
perbulannya. Semakin tinggi pendapatan maka akan semakin
tinggi pula jumlah pembelanjaannya (Ernalia dan Haslinda,
2014).
Status ekonomi terlebih jika bersangkutan hidup di
bawah garis kemiskinan (keluarga prasejahtera) berguna untuk
pemastian apakah ibu berkemampuan membelih dan memilih
makanan bergizi tinggi. Kemenkes RI (2013), mengajukan
konsep keluarga sehat (kadarsih), yang pada prinsipnya
melaksanakan strategi pemberdayaan masyarakat dengan
mengembangkan cara yang sudah ada dengan cara yang sudah
ada dalam upaya peningkatan pendapatan agar kebutuhan gizi
keluarga terpenuhi. Caranya, dengan meningkatkan pendapatan,
meningkatkan pengetahuan, sikap prilaku anggota keluarga
untuk mangatasi masalah gizi serta meningkatkan kepedulian
masyarakat dalam mengurangi kemiskinan (Sianturi, 2010).
Pendapatan adalah hasil dari suatu pekerjaan atau
penghargaan yang diberikan berupa materian uang. Dalam, hal
ini pendapatan keluarga sangat menentukan besar kecilnya
32
pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari dalam keluarga. Baik
Kebutuhan kesehatan dan kebutuhan penunjang lainnya.
Pendapatan yang rendah akan memberikan pengaruh dan
dampak yang besar dalam pencapaian pemenuhan kebutuhan
hidup dalam keluarga, begitu pula sebaliknya. Hal ini
memberikan gambaran bahwa pendapatan keluarga memberi
pengaruh yang sangat besar dalam peningkatan berbagai faktor
penunjang untuk kehidupan manusia dalam keluarga, salah
satunya yaitu faktor kesehatan (Ngatimin R, 2014).
Tingkat pendapatan menentukan pola makanan apa
yang akan dibeli, semakin tinggi pendapatan semakin tinggi pula
presentasi pembelanjaannya. Dengan pendapatan merupakan
faktor yang paling menentukan kuantitas dan kualitas hidangan
makanan. Di negara seperti Indonesia yang jumlah pendapatan
penduduknya adalah sebagian besar adalah golongan rendah
dan menengah akan berdampak pada pemenuhan bahan
makanan terutama makanan yang bergizi. Keterbatasan
ekonomi yang berarti tidak mampu membeli bahan makanan
yang berkualitas baik, maka pemenuhan gizinya akan terganggu
(Budiyanto, 2010).
Pemerintah kota kendari dalam upaya peningkatan
angka kebutuhan hidup layak bagi masyarakatnya mengeluarkan
keputusan dalam dalam menetapkan Upah Minimum Kota (UMK)
33
Kendari tahun 2017 yaitu sebesar Rp.2.172.578,-. Ketetapan
tersebut dimaksudkan untuk penyesuaian antara naiknya harga
kebutuhan pokok masyarakat dengan pendapatan minimum
keluarga. Ketepatan tersebut dikeluarkan agar masyarakat yang
memiliki pekerjan rendah dan dengan pendapatan rendah pula
masih dapat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
B. Landasan Teori Penelitian
Peningkatan Sumberdaya manusia harus dilakukan sejak dini,
yaitu pada saat kehamilan agar bayi yang dilahirkan mempunyai
potensi tinggi untuk mencapai produktivitas yang maksimal. Hal ini
berarti bahwa sejak dalam kandungan keadaan kesehatan dan gizi
harus baik.
Menurut Kemenkes RI (2012) dalam Program Perbaikan Gizi
Makro, Kurang Energi Kronik merupakan keadaan dimana ibu
menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronik)
yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu
sehingga kebutuhan ibu hamil akan zat gizi yang semakin meningkat
tidak terpenuhi. Menurut Arisman (2010) terdapat beberapa penyebab
yang mempengaruhi kebutuhan ibu akan zat gizi tidak terpenuhi yaitu
disebabkan karena asupan makanan yang kurang dan penyakit infeksi,
ibu hamil yang asupan makanannya cukup tetapi menderita sakit maka
akan mengalami gizi kurang dan ibu hamil yang asupan makanannya
kurang maka daya tahan tubuh akan melemah dan akan mudah
34
terserang penyakit. Secara langsung yang mempengaruhi status gizi
ibu hamil adalah kurangnya konsumsi dan penyakit infeksi. Konsumsi
gizi rendah akan menyebabkan status gizi rendah sehingga
memudahkan datangnya penyakit, demikian pula jika terjadi infeksi
akan menyebabkan status gizi rendah karena menurunnya selera
makan. Status gizi ibu hamil akan lebih memperihatinkan jika telah
terjadi konsumsi rendah dan adanya penyakit infeksi.
Penelitian Triwidyastuti (2011) menunjukan ada hubungan yang
bermakna antara ANC dengan status Haemoglobin artinya nibu hamil
yang termasuk kelompok ANC berisiko lebih banyak menderita anemia
(83,3 %) dengan kurangnya kunjungan terhadap bidan untuk
melakukan ANC secara rutin. Demikian pula yang dikatakan Lubis dkk,
(2015) bahwa ada hubungan yang signifikan antara pelayanan ANC
ibu dengan kejadian KEK pada ibu hamil. Jadi, semakin rutin ibu
memeriksakan kehamilannya ke pelayanan kesehatan semakin kecil
risiko ibu akan mengalami KEK.
Menurut peneliti Antenatal care adalah upaya untuk mendeteksi
dini terjadinya risiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan juga
dapat menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan janin
dimana dengan seringnya melakukan kunjungan terhadap bidan maka
semakin mudah pula asuhan dapat diberikan bidan untuk mencegah
hal-hal yang tidak diinginkan, dimana dengan semakin sering
melakukan ANC keadaan ibu serta janin akan selalu terpantau serta
35
ibu dapat memperoleh informasi yang ingin ibu tahu tentang keadaan
kehamilannya.
Adanya Konsumsi gizi rendah secara umum disebabkan oleh
faktor-faktor antara lain, kebiasaan makan/budaya makan, tingkat
pendidikan yang rendah, pengetahuan ibu tentang gizi kurang,
pendapatan keluarga yang tidak memadai. dan penyakit infeksi dapat
disebabkan karena hygene sanitasi dan pelayanan kesehatan dasar
yang rendah (ANC). Walaupun penyebab langsung dan tidak langsung
muaranya pada pengaruh global dari krisis ekonomi dan politik dan
secara rinci dapat dilihat pada gambar kerangka teori dibawah ini.
36
C. Kerangka Teori Penelitian
Gambar 2.2. Kerangka Teori Penelitian
Sumber : Arisman (2010)
Konsumi Gizi
Infeksi /Penyakit
Sanitasi
Status Gizi
Bumil
Ibu Hamil
KEK
Pelayanan KesehatanDasar (ANC)
Budaya Makan
Pengetahuan
Pendapatan
37
D. Kerangka Konsep Penelitian
Gambar 3.2. Kerangka Kensep Penelitian
Keterangan:
Variabel Bebas : Budaya Makan dan Pendapatan
Variabel Terikat : Ibu hamil KEK
E. Hipotesis Penelitian
1. Ada hubungan budaya makan dengan kejadian kekurangan
energi kronik (KEK) dalam kehamilan di wilayah kerja Puskesmas
Nambo Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.
2. Ada hubungan pendapatan keluarga dengan kejadian kekurangan
energi kronik (KEK) dalam kehamilan di wilayah kerja Puskesmas
Nambo Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.
Budaya Makan
Pendapatan
Ibu Hamil KEK
38
BAB III
METODE PENELITIAN
J. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian analitik
dengan rancangan penelitian cross sectional study. Rancangan
penelitian:
.
Gambar 4.3 Desain cross sectional study
Budaya Makan
Ibu Hamil
Pendapatan
Baik
Kurang
Tinggi
Rendah
KEK
Tidak KEK
KEK
Tidak KEK
KEK
KEK
Tidak KEK
Tidak KEK
39
K. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di wilayah kerja Puskesmas
Nambo Kecamatan Nambo Kota Kendari pada bulan Agustus
sampai Bulan September 2017.
L. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian adalah ibu hamil yang datang
kunjungan di wilayah kerja Puskesmas Nambo mulai dari bulan
Januari sampai dengan bulan Mei Tahun 2017.
2. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini mengacu pada teori Arikunto
(2010), apabila jumlah populasi <100, maka sampel sama dengan
populasi, karena jumlah sampel yang berkunjung mulai bulan
Januari sampai dengan bulan Mei Tahun 2017 sebanyak 84 orang,
maka jumlah sampel akan diambil adalah sebanyak 84 orang.
M. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah budaya makan, pendapatan dan ibu
hamil kekurangan energi kronik (KEK). Variabel yang digunakan dalam
penelitian dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Variabel independen (bebas), yaitu variabel yang menjelaskan dan
memengaruhi variabel lain, dan
2. Variabel dependen (terikat), yaitu variabel yang dijelaskan dan
dipengaruhi oleh variabel independen.
40
1. Variabel independen(bebas)
Variabel independen dalam penelitian ini adalah budaya makan,
dan pendapatan
2. Variabel dependen(terikat)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Ibu hamil
kekurangan energi kronik(KEK)
N. Defenisi Operasional
1. Ibu Hamil kekurangan Energi Kronik(KEK) adalah ibu hamil yang
mempunyai ukuran lingkar lengan atas (LILA) < 23,5 cm
Kriteria Obyektif
a. Tidak KEK : jika ukuran LILA ≥ 23,5 cm
b. KEK : jika ukuran LILA < 23,5 cm
2. Budaya Makan
Budaya Makan adalah tradisi atau kebiasaan yang terdapat pada
suatu komunitas tertentu adalah suatu istilah untuk
menggambarkan kebiasaan dan perilaku yang berhubungan
dengan makanan dan makan, seperti tata krama makan, pola
makanan yang dimakan, frekuensi dan porsi makanan,
kepercayaan dan penerimaan terhadap makanan (misalnya
pantangan dan rasa suka atau tidak suka terhadap makanan),
distribusi makanan di antara anggota keluarga (Suhardjo, 2002).
41
Kriteria Obyektif
a. Baik : Bila total nilai jawaban benar ≥ 75% dari total skor
maksimum
b. Kurang : Bila total nilai jawaban benar <75% dari total skor
Maksimum
3. Pendapatan
Pendapatan adalah jumlah penghasilan keluarga yang didapatkan
dalam satu bulan. Pengukuran tingkat panghasilan responden
diukur berdasarkan upah minimum Kota Kendari (Peraturan
Gubernur Sulawesi Tenggara nomor 43 tahun 2016, tentang
Penetapan upah minimum kota dan upah minimun sektoral Kota
Kendari Tahun 2017), Pengkategorian penghasilan dari responden
adalah :
a. Rendah, jika pendapatan < Rp. 2.172.578,-
b. Tinggi, jika pendapatan ≥ Rp. 2.172.578,-
O. Instrumen Penelitian
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner, pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) Kuesioner berupa
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden mengenai variabel budaya makan,
pendapatan, untuk budaya makan diukur dengan menggunakan skala
Gutman. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung
untuk mendapatkan data variabel yang dibutuhkan.
42
P. Alur Penelitian
Gambar 5.3. Diagram Alur Penelitian
Q. Analisa Data
Analisis data merupakan bagian penting dari suatu penelitian.
Dimana tujuan dari analisis data ini adalah agar diperoleh suatu
kesimpulan masalah yang diteliti. Data yang telah terkumpul akan
diolah dan dianalisis dengan menggunakan program komputer.
Adapun langkah-langkah pengolahan data meliputi :
1. Editing
Kegiatan ini dilakukan untuk meneliti kembali setiap daftar
pertanyaan yang sudah diisi.
PERUMUSAN MASALAH
SURVEY PENDAHULUAN
PENGUMPULAN DATA
PENGOLAHAN DATA
ANALISA HASIL
KESIMPULAN
43
2. Coding
Memberikan kode atau tanda pada setiap jawaban sehingga
mempermudah dalam pengelompokan data.
3. Entry
Memasukkan data hasil jawaban yang ada dalam kuesioner ke
dalam komputer. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan
metode berikut:
a. Analisis Univariat
Analisis ini digunakan untuk mendiskripsikan karakteristik
umum responden serta variabel status gizi, budaya makan dan
pendapatan keluarga.
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan
antara masing-masing variabel. Analisis bivariat digunakan
untuk mengetahui adakah hubungan antara budaya makan,
tingkat pendapatan keluarga, dengan kejadian ibu hamil KEK.
Analisis data di olah dengan SPSS versi 22.0 dengan uji
statistic chi-square. Rumus yang di gunakan adalah sebagai
berikut :
Σ ƒo - ƒһ²------------
Ƒһx² =
¡ = 1
k
44
Dimana:
x² = chi-square
ƒo = Frekwensi yang diobservasi
ƒһ = Frekwensi yang diharapkan
Dari hasil uji chi-square (x²) nilai tingkat kemaknaan
(p value) dibandingkan nilai tingkat kesalahan alfa (α), dengan
nilai α=0.05, maka pengambilan keputusan yaitu ada hubungan
jika p < α (0,05) dan tidak ada hubungan jika nilai p > α (0,05).
R. Etika Penelitian
Sebelum dilakukannya penelitian ini peneliti mendapat surat
persetujuan dari unit penelitian dan pengabdian masyarakat Poltekkes
Kemenkes Kendari kemudian peneliti mengajukan permohonan
kepada kepala puskesmas Nambo untuk melakukan penelitian di
wilayah kerja Puskesmas Nambo Kecamatan Nambo Kota Kendari
Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian menjamin dengan terlebih
dahulu melakukan informed consent sebelum melakukan wawancara
Responden berhak menolak atau tidak bersedia menjadi subyek
penelitian. Dalam meminta persetujuan dari responden, menjelaskan
terlbih dahulu topik, tujuan penelitian, teknis pelaksanaan penelitian,
dan hak-hak responden. Penelitian menjaga kerahasian identitas
responden dengan cara menggunakan nama samaran dalam bentuk
inisial. Hasil penelitian hanya digunakan untuk perkembangan dunia
pendidikan dan tidak dipublikasikan.
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Letak Geografis dan Batas Wilayah
Puskesmas Nambo merupakan puskesmas induk non-
perawatan yang didefenitif berdiri sejak bulan Juni 2010. Puskesmas
yang berdiri diatas lahan seluas 16.171 m3 ini terletak di Kelurahan
Nambo Kecamatan Nambo, Puskesmas ini merupakan pemekaran
dari Puskesmas Abeli.
Sekilas tentang letak wilayah kerja Puskesmas Nambo :
3. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Konda
4. Sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Kendari
5. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Moramo Utara
Kabupaten Konawe Selatan
6. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Abeli
Wilayah Kerja Puskesmas Nambo terletak dibagian Timur
Kota Kendari dan Seluruh wilayah berada didaratan Pulau Sulawesi.
Luas wilayah menurut kelurahan sangat beragam, Kelurahan
Bungkutoko merupakan Kelurahan yang paling luas, kemudian
menyusul Kelurahan Nambo, Kelurahan Sambuli, Kelurahan
Petoaha dan Kelurahan Tondonggeu.
46
2. Keadaan Penduduk
Berdasarkan hasil pendataan terakhir, jumlah penduduk di
wilayah kerja Puskesmas Nambo yakni 7.781 jiwa, dengan jumlah
KK sebanyak 1.848 7.781 jiwa yang tersebar dalam 5 (Lima) wilayah
kelurahan.
Adapun untuk lebih jelasnya distribusi penduduk
perkelurahan, disajikan dalam tabel 1.4 berikut ini:
Tabel 1.4 Distribusi Penduduk Perkelurahan Wilayah KerjaPuskesmas Nambo
No. Kelurahan Jumlah Penduduk( Jiwa )
Jumlah KK
1. Petoaha 1861 415
2. Nambo 1510 366
3. Bungkutoko 1762 433
4 Sambuli 1.712 410
5. Tondonggeu 936 224
Jumlah 7.781 1848
Sumber: Profil Puskesmas Nambo 2016
B. Hasil Penelitian
1) Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Karasteristik
a. Pendidikan Ibu Hamil
Distribusi ibu hamil berdasarkan pendidikan dapat dilihat
pada tabel 2.4. berikut:
47
Tabel 2.4 Distribusi Pendidikan Ibu Hamil di wilayah kerjaPuskesmas Nambo Kota Kendari ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2017
Sumber: Data Primer Tahun 2017
Tabel 2.4 menunjukkan bahwa ibu hamil berpendidikan
S1/D4/D3 sebanyak 6 orang (7,1%), ibu hamil berpendidikan SMA
sebanyak 24 orang (28,6%), ibu hamil dengan pendidikan SMP
sebanyak 41 orang (48,8%) dan ibu hamil berpendidikan SD
sebanyak 13 orang (15,5%).
b. Umur Ibu Hamil
Distribusi ibu hamil berdasarkan umur dapat dilihat pada
tabel 3.4 berikut:
Pendidikan Ibu
Ibu Hamil
JumlahKEK Tidak KEK
n % n % n (%)
S1/D4/D3 2 6,9 4 7,3 6 7,1
SMA 9 31,0 15 27,3 24 28,6
SMP 12 41,1 29 52,7 41 48,8
SD 6 20,7 7 12,7 13 15,5
Total 29 100 55 100 84 100
48
Tabel 3.4 Distribusi Umur Ibu Hamil di wilayah kerjaPuskesmas Nambo Kota Kendari ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2017
Tabel 3.4 menunjukkan bahwa ibu hamil berumur < 20
tahun sebanyak 8 orang (9,5%), ibu hamil berumur 20-35 tahun
sebanyak 60 orang (71,4%), dan ibu hamil dengan umur >35
tahun sebanyak 16 orang (19,0%).
c. Umur Kehamilan Ibu Hamil
Distribusi ibu hamil berdasarkan umur kehamilan dapat
dilihat pada tabel 4.4 berikut:
Umur Ibu
Ibu Hamil
JumlahKEK Tidak KEK
n % n % n (%)
< 20 tahun 2 6,9 6 10,9 8 9,5
20–35 tahun 23 79,3 37 67,3 60 71,4
> 35 tahun 4 13,8 12 21,8 16 19,0
Total 29 100 55 100 84 100
Sumber: Data Primer Tahun 2017
49
Tabel 4.4 Distribusi Umur Kehamilan Ibu Hamil di wilayahkerja Puskesmas Nambo Kota Kendari ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2017
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa ibu hamil dengan triwulan I
sebanyak 25 orang (29,8%), ibu hamil dengan triwulan II
sebanyak 34 orang (40,5%), dan ibu hamil dengan triwulan III
sebanyak 25 orang (29,8%).
2) Analisis Univariat
a. Status Gizi Ibu Hamil (LILA)
Tabel 5. 4 Distribusi Ibu Hamil Menurut Status Gizi diwilayah kerja Puskesmas Nambo KotaKendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun2017
Status Gizi Ibu Hamil
Ibu Hamil
n %
KEK (Lila <23,5 cm) 29 34,5
Tidak KEK (Lila ≥ 23,5 cm) 55 65,5
Total 84 100
Sumber: Data Primer Tahun 2017
Umur Kehamilan
Ibu Hamil
JumlahKEK Tidak KEK
n % n % n (%)
Triwulan I 13 44,8 12 21,8 25 29,8
Triwulan II 8 27,6 26 47,3 34 40,5
Triwulan III 8 27,6 17 30,9 25 29,8
Total 29 100 55 100 84 100
Sumber: Data Primer Tahun 2017
50
Tabel 5.4 di atas menunjukkan bahwa dari 84 responden
diketahui bahwa ibu hamil KEK sebanyak 29 orang (34,5%) dan
ibu hamil tidak KEK sebanyak 55 orang (65,5%).
b. Kebiasaan Makan Keluarga
Distribusi ibu hamil berdasarkan kebiasaan makan keluarga
dapat dilihat pada tabel 6.4 berikut:
Tabel 6.4 Distribusi Kebiasaan Makan Ibu Hamil di wilayahkerja Puskesmas Nambo Kota Kendari ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2017
Tabel 6.4 menunjukkan bahwa ibu hamil dengan kebiasaan
makan kurang sebanyak 53 orang (63,1%), dan ibu hamil dengan
kebiasaan makan baik sebanyak 51 orang (36,9%).
7. Pendapatan Keluarga
Distribusi ibu hamil berdasarkan Pendapatan Keluarga dapat
dilihat pada tabel 7.4 berikut:
KebiasaanMakan
Ibu Hamil
JumlahKEK Tidak KEK
n % n % n (%)
Kurang 28 96,6 25 45,5 53 63,1
Baik 1 3,4 30 54,5 31 36,9
Total 29 100 55 100 84 100
Sumber: Data Primer Tahun 2017
51
Tabel 7.4 Distribusi Pendapatan Keluarga Ibu Hamil diwilayah kerja Puskesmas Nambo Kota KendariProvinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017
Tabel 7.4 menunjukkan bahwa ibu hamil dengan
pendapatan keluarga rendah sebanyak 49 orang (58,3%), dan ibu
hamil dengan pendapatan keluarga tinggi sebanyak 35 orang
(41,7%).
3. Analisis Bivariat
Untuk melihat hubungan kejadian kekurangan energi kronik
(KEK) maka dilakukan analisis bivariat, hal ini dilakukan sebagai
penilaian untuk melihat hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen secara sendiri-sendiri. Bila nilai hubungan antara
masing-masing variabel berada pada tingkat kemaknaan p < α
(0,05), maka dapat dikatakan bahwa ada hubungan, demikian pula
sebaliknya jika tingkat kemaknaan p > α (0,05), maka dapat
dikatakan bahwa tidak hubungan yang bermakna. Hasil analisis
statistik tersebut dapat dilihat pada tabel-tabel berikut:
PendapatanKeluarga
Ibu HamilJumlahKEK Tidak KEK
n % n % n (%)Rendah 26 89,7 23 41,8 49 58,3
Tinggi 3 10,3 32 58,2 35 41,7
Total 29 100 55 100 84 100
Sumber: Data Primer Tahun 2017
52
a. Hubungan Budaya Makan dengan Kejadian Kekurangan Energi
Kronik (KEK)
Hubungan Budaya Makan dengan Kejadian Kekurangan
Energi Kronik (KEK) dapat dilihat pada tabel 8.4, dimana budaya
makan dibagi menjadi dua kategori yaitu kurang jika bila total nilai
jawaban benar ≥13 dari total skor maksimum dan kurang bila
total nilai jawaban benar <13 dari total skor maksimum, lebih jelas
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 8.4 Distribusi Hubungan Budaya Makan Ibu Hamildengan kejadian Kekurangan Energi Kronik(KEK) di wilayah kerja Puskesmas Nambo KotaKendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017
Tabel 8.4 menunjukkan bahwa dari 29 responden ibu hamil
menderita kekurangan energi kronik(KEK) terdapat 28 responden
(96,6%) mempunyai budaya makan kurang, sedangkan ibu hamil
mempunyai budaya makan baik dan menderita kekurangan energi
kronik(KEK) hanya 1 responden (3,4%). Selanjutnya dari 55
responden tidak menderita kekurangan energi kronik(tidak KEK)
terdapat 25 responden (45,5%) mempunyai budaya makan kurang
BudayaMakan
Ibu HamilJumlah P ValueKEK Tidak KEK
n % n % n (%)0,000Kurang 28 96,6 25 45,5 53 63,1
Baik 1 3,4 30 54,5 31 36,9
Total 29 100 55 100 84 100
Sumber: Data Primer Tahun 2017
53
dan sebanyak 30 responden (54,5%) mempunyai budaya makan
baik.
Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai p = 0,000. Ini berarti
bahwa ada hubungan Budaya Makan Ibu Hamil dengan kejadian
Kekurangan Energi Kronik (KEK), berarti bahwa budaya makan
kurang berhubungan dengan kejadian ibu hamil Kekurangan
Energi Kronik (KEK) demikian pula sebaliknya bahwa budaya
makan baik mencegah ibu hamil menderita Kekurangan Energi
Kronik (KEK).
b. Hubungan Pendapatan Keluarga dengan Kejadian Kekurangan
Energi Kronik (KEK)
Hubungan pendapatan keluarga dengan Kejadian
Kekurangan Energi Kronik (KEK) dapat dilihat pada tabel 9.4,
dimana pendapatan keluarga dibagi menjadi dua kategori yaitu
pertama kategori rendah, jika pendapatan < Rp.2.172.578, dan kedua
yakni kategori tinggi, jika pendapatan ≥ Rp.2.172.578, lebih jelas
dapat dilihat pada tabel berikut:
54
Tabel 9.4 Hubungan Pendapatan Keluarga dengan KejadianKekurangan Energi Kronik (KEK) di wilayah kerjaPuskesmas Nambo Kota Kendari ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2017
Tabel 9.4 menunjukkan bahwa dari 29 responden ibu hamil
menderita kekurangan energi kronik(KEK) terdapat 26 responden
(89,7%) mempunyai pendapatan rendah, sedangkan ibu hamil
mempunyai pendapatan tinggi dan menderita kekurangan energi
kronik(KEK) hanya 3 responden (10,3%). Selanjutnya dari 55
responden tidak menderita kekurangan energi kronik(tidak KEK)
terdapat 23 responden (41,8%) mempunyai pendapatan keluarga
rendah dan sebanyak 32 responden (58,2%) mempunyai
pendapatan keluarga tinggi.
Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai p = 0,000. Ini berarti
bahwa ada hubungan pendapatan keluarga Ibu Hamil dengan
kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK), hasil ini menunjukkan
bahwa pendapatan keluarga rendah berhubungan dengan
kejadian ibu hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK) demikian pula
sebaliknya bahwa pendapatan keluarga tinggi mencegah ibu
hamil menderita Kekurangan Energi Kronik (KEK).
PendapatanKeluarga
Ibu HamilJumlah P ValueKEK Tidak KEK
n % n % n (%)0,000Rendah 26 89,7 23 41,8 49 58,3
Tinggi 3 10,3 32 58,2 35 41,7
Total 29 100 55 100 84 100
Sumber: Data Primer Tahun 2017
55
C. Pembahasan
Analisis budaya makan dan pendapatan keluarga dimaksudkan
untuk melihat hubungan masing-masing variabel terhadap kejadian ibu
hamil kekurangan energi kronik (KEK), hal ini juga dimaksudkan untuk
menjawab pertanyaan penelitian, selanjutnya hubungan variabel dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Budaya Makan
Budaya makan suatu masyarakat memegang peranan yang
sangat penting dalam menentukan pola konsumsi suatu individu.
Kebudayaan suatu masyarakat mempunyai kekuatan yang cukup
besar untuk mempengaruhi seseorang dalam memilih dan mengolah
pangan yang akan dikonsumsi. Kebudayaan menuntun orang dalam
cara bertingkah laku dan memenuhi kebutuhan dasar biologisnya
termasuk kebutuhan terhadap pangan. Pola makan yang seimbang,
yaitu sesuai dengan kebutuhan disertai pemilihan bahan makanan
yang tepat akan melahirkan status gizi yang baik. Asupan makanan
yang melebihi kebutuhan tubuh akan menyebabkan kelebihan berat
badan dan penyakit lain yang disebabkan oleh kelebihan zat gizi.
Sebaliknya, asupan makanan kurang dari yang dibutuhkan akan
menyebabkan tubuh menjadi kurus dan rentan terhadap penyakit.
Kedua keadaan tersebut sama tidak baiknya, sehingga disebut gizi
salah (Sulistyoningsih, 2010.).
56
Pada banyak masyarakat, usia atau kondisi seseorang dapat
dipakai sebagai alasan untuk melarang makanan-makanan tertentu.
Sebagai contoh, permasalahan gizi pada ibu hamil di Indonesia tidak
terlepas dari faktor budaya setempat. Hal ini disebabkan karena
adanya kepercayaan-kepercayaan dan pantangan-pantangan
terhadap beberapa makanan ( Hartati B, 2010).
Hasil analisis pada tabel 8.4 menunjukkan bahwa dari 29
responden ibu hamil menderita kekurangan energi kronik(KEK)
terdapat 28 responden (96,6%) mempunyai budaya makan kurang,
dan hanya 1 responden (3,4%) mempunyai budaya makan baik dan
menderita kekurangan energi kronik(KEK). Selanjutnya dari 55
responden tidak menderita kekurangan energi kronik(tidak KEK)
terdapat 25 responden (45,5%) mempunyai budaya makan kurang
dan sebanyak 30 responden (54,5%) mempunyai budaya makan
baik.
Berdasarkan uji chi-square (x²) nilai tingkat kemaknaan
(p value) diperoleh p = 0,000. Karena nilai p < α (0,05), maka
pengambilan keputusan yaitu budaya makan berhubungan dengan
kejadian kekurangan energi kronik (KEK) dalam kehamilan.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan
Susanti, dkk ( 2013) bahwa ada hubungan antara kejadian ibu hamil
KEK dengan budaya makan.
57
Berdasarkan wawancara mendalam diketahui bahwa sebagian
besar responden bermata pencaharian sebagai nelayan. Namun
ironisnya sebanyak 28 orang (33,3%) ibu hamil berpantangan ikan.
Hal ini kurang menggembirakan bagi kesehatan ibu hamil karena
ikan merupakan sumber protein yang baik untuk ibu hamil.
Lebih lanjut wawancara mendalam diketahui bahwa ibu hamil
memiliki beberapa budaya makan berpantang makanan diantaranya
ibu hamil berpantang makan cumi-cumi karena dikwatirkan
kebiasaan cumi-cumi maju mundur menyebabkan bayi akan maju
mundur saat persalinan demikian pula ibu hamil berpantang makan
kerak nasi karena dikwatirkan nantinya ari-ari bayi melengket seperti
lengketnya kerak nasi.
Hal lain diketahui dalam penelitian adalah adanya anjuran
budaya makan makan memakai piring kecil dan disatukan semua
lauk pauk dengan harapan saat melahirkan bayi dan ari-arinya
bersamaan keluar dan dianjurkan ibu hamil makan sayur kacang ijo
dengan maksud bayi nantinya memiliki rambut lebat.
Budaya makan Aspek kebiasaan makan merupakan salah satu
penyebab KEK pada ibu hamil, semua aspek perilaku kebiasaan
makan seperti kebiasaan tidak makan bersama keluarga, pola
makanan yang kurang beragam dan bersumber energi, frekuensi
dan porsi makanan yang kurang, pantangan terhadap makanan yang
memang baik untuk dikonsumsi, cara mendistribusikan makanan
58
keluarga yang kurang baik, dan cara memilih bahan makanan yang
kurang baik merupakan penyebab terjadinya KEK pada ibu hamil.
Aspek budaya makan merupakan salah satu penyebab KEK
pada ibu hamil, semua aspek perilaku kebiasaan makan seperti
kebiasaan tidak makan bersama keluarga, pola makanan yang
kurang beragam dan bersumber energi, frekuensi dan porsi
makanan yang kurang, pantangan terhadap makanan yang
memang baik untuk dikonsumsi, cara mendistribusikan makanan
keluarga yang kurang baik, dan cara memilih bahan makanan
yang kurang baik merupakan penyebab terjadinya KEK pada ibu
hamil. Ibu hamil harus bisa menjaga pola makan dengan
mengkonsumsi makanan yang tinggi gizi untuk menjaga
kelangsungan kesehatannya. (Hasanah dkk, 2012)
2. Pendapatan Keluarga
Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan
seseorang adalah tingkat pendapatan keluarga, dalam hal ini adalah
daya beli keluarga. Kemampuan keluarga untuk membeli bahan
makanan antara lain tergantung pada besar kecilnya pendapatan
keluarga, harga bahan makanan itu sendiri, serta tingkat pengolahan
sumber daya lahan dan pekarangan. Keluarga kurang mampu
kemungkinan besar akan kurang dapat memenuhi kebutuhan
makanannya, terutama untuk memenuhi kebutuhan zat gizi dalam
tubuhnya.
59
Pendapatan keluarga dapat menentukan pola makan. Orang
dengan tingkat pendapatan rendah biasanya akan membelanjakan
sebagian pendapatannya untuk makanan, pendapatan merupakan
faktor paling menentukan kualitas dan kuantitas hidangan. Semakin
banyak mempunyai uang, berarti semakin baik makanan yang
diperoleh. Dengan kata lain semakin tinggi penghasilan, semakin
besar pula persentase dan penghasilan, tersebut untuk membeli
makanan
Tabel 9.4 menunjukkan bahwa dari 29 responden ibu hamil
menderita kekurangan energi kronik(KEK) terdapat 26 responden
(89,7%) mempunyai pendapatan rendah, sedangkan ibu hamil
mempunyai pendapatan tinggi dan menderita kekurangan energi
kronik(KEK) hanya 3 responden (10,3%). Selanjutnya dari 55
responden tidak menderita kekurangan energi kronik(tidak KEK)
terdapat 23 responden (41,8%) mempunyai pendapatan keluarga
rendah dan sebanyak 32 responden (58,2%) mempunyai
pendapatan keluarga tinggi.
Berdasarkan uji chi-square (x²) nilai tingkat kemaknaan
(p value) diperoleh p = 0,000. Karena nilai p < α (0,05), maka
pengambilan keputusan yaitu pendapatan keluarga berhubungan
dengan kejadian kekurangan energi kronik (KEK) dalam kehamilan.
Penelitian ini sesuai penelitian Lubis, dkk (2015), tentang
faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kekurangan energi
60
kronik (KEK) pada ibu hamil di puskesmas langsa lama kota langsa
menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pendapatan ibu
dengan kejadian KEK pada ibu hamil dengan p = 0,001.
Menurut Suhardjo (2002), yang menyatakan bahwa pada
umumnya, jika tingkat pendapatan naik maka jumlah makanan yang
dimakan cenderung membaik juga. Secara tidak langsung zat gizi
tubuh akan terpenuhi dan akan meningkatkan status gizi.
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun simpulan yang didapatkan berdasarkan hasil penelitian
di wilayah kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2017 adalah sebagai berikut:
1. Kekurangan energi kronik(KEK) dalam kehamilan adalah dari 84
responden diketahui bahwa ibu hamil KEK terbanyak 29 orang
(34,5%).
2. Budaya makan kurang sebanyak 53 orang (63,1%), dan ibu hamil
dengan budaya makan baik sebanyak 31 orang (36,9%).
3. Pendapatan keluarga rendah sebanyak 49 orang (58,3%), dan ibu
hamil dengan pendapatan keluarga tinggi sebanyak 35 orang
(41,7%).
4. Ada hubungan budaya makan dengan kejadian kekurangan
energi kronik (KEK) dalam kehamilan dengan p=0,000.
5. Ada hubungan tingkat pendapatan keluarga dengan kejadian
kekurangan energi kronik (KEK) dalam kehamilan dengan p=0,000.
B. Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan yang telah dipaparkan
sebelumnya, maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:
62
1. Mengingat tingginya ibu hamil KEK di wilayah penelitian maka
perlu dilakukan upaya-upaya nyata untuk menurunkan kejadian
ibu hamil KEK dengan komunikasi informasi dan edukasi
pentingnya makanan bergizi untuk kesehatan ibu hamil dan
bayinya, menghindari budaya makan yang meyebabkan
menurunnya konsumsi makanan bergizi bagi ibu hamil
2. Agar kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK dilakukan
bersama-sama dengan petugas gizi, promosi kesehatan, bidan,
intas sektor, organisasi masyarakat seperti kader PKK dan
Karang Taruna .
3. Peneliti selanjutnya, diharapkan dapat meneliti lebih lanjut tentang
budaya makan ibu hamil.
63
DAFTAR PUSTAKA
Ali Khomsan, Faisal Anwar, Dadang Sukandar, Hadi Riyadi, dan Eddy SMudjajanto. 2006 Studi Tentang Pengetahuan Gizi Ibu DanKebiasaan Makan Pada Rumah Tangga Di Daerah DataranTinggi Dan Pantai. Jurnal Gizi dan Pangan, Juli 2016 1(1: 23-28
Arikunto 2010. Metodologi Penelitian ,PT Rineke Cipta, Jakarta.
Arisman M.B. 2010. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Gizi Wanita Hamil.Cetakan 1, Jakarta: EGC, 2004.
Budiayanto, 2010. Dasar-Dasar ilmu Gizi Pangan dan Gizi, Jakarta.Gramedia EGC.
Ernalia Y, Haslinda L. 2012. Deteksi Penyakit Infeksi dan Malnutrisi IbuHamil di Daerah Pesisir Sungai Siak Kota Pekanbaru dalamTujuan Pembangunan Millenium (MDGs). Deteksi PrevalensiMalnutrisi pada Ibu Hamil di Daerah Pesisir Sungai Siak KotaPekanbaru.
Ferial, 2011. Kejadian Kekurangan Energi Kronik dengan Anemia.Fitramayana; Yogyakarta
Hartati Bahar. 2010. Kondisi Sosial Budaya Berpantang Makanan danImplikasinya pada Kejadian Anemia Ibu Hamil (Studi Kasus padaMasyarakat Pesisir Wilayah Kerja Puskesmas Abeli di KotaKendari). Makassar: Universitas Hasanuddin.
Hasanah Deuis Nurul, Febrianti, Minsarnawati 2012. Jurnal KesehatanReproduksi Vol. 3 No 3, Desember 2012 : 91 – 104
Helena, 2013. Gambaran Pengetahuan Gizi Ibu Hamil Trimester Pertamadan Pola Makan dalam pemenuhan Gizi. www.repository.usu.ac.id. Diakses Tanggal 18 Mei 2017.
Kemenkes RI, 2013. Laporan Riskesdas Provinsi Sulawesi Tenggara.Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan.RI., Jakarta
Kemenkes RI. 2010. Kebijakan Gizi Makro. Disediakan di alamathttp://www.gizi.net.depkes.kebijakan-gizi-makro. diakses tanggal10 Mei 2017
Khasanah Nur, 2011. ASI atau Susu Formula. Jogyakarta: Flashbooks
64
Khasanah Nur. 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan KurangEnergi Kronis (KEK) pada Wanita Hamil di Indonesia Tahun2007(Analisis Daya Riskesda Tahun 2007) PSKM UIN Syahid
Khumaidi M. 1989. Gizi Masyarakat. Departemen Pendidikan danKebudayaan, Direk- torat Jenderal Pendidikan Tinggi dan PusatAntar Universitas Pangan dan Gizi IPB, Bogor.
Lubis Lili Angriani, Lubis Zulhaida, Aritonang Evawany (2015) Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kekurangan energikronik (KEK) pada ibu hamil di puskesmas langsa lama KotaLangsa
Mina, 2013. Hubungan Kejadian Kelahiran Prematur Dengan KEK PadaIbu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Alur Pinang. Aceh
Ngatimin R. 2014, Ilmu Perilaku Kesehatan, Makassar Yayasan PK-3.
Nora, 2013. Gambaran Karakteristik Ibu Hamil Yang MenderitaKekurangan Energi Kronik (Kek). www.apikescm.ac.id. DiaksesTanggal 09 Mei 2017.
Oktaviana, P., Patonah, S. 2010. Hubungan Status Ekonomi DenganKekurangan Energi Kronik Pada Ibu Hamil Di PuskesmasNgambon Kabupaten Bojonegoro. Artikel Penelitian. Bojonegoro :Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat AksesRajekwesi Bojonegoro
Pangemanan, D., Laoh J., Goni A. 2013. Hubungan Pengetahuan DanSikap Ibu Hamil Dengan Status Gizi Selama Kehamilan DiPuskesmas Bahu Kota Manado. Manado : Ejurnal Keperawatan(E-kp) Vol 1 Nomor 1. Prodi Ilmu Keperawatan FakultasKedokteran Universitas Sam Ratulangi.
Peraturan Gubernur Sulawesi Tenggara nomor 43 tahun 2016, tentangPenetapan upah minimum kota dan upah minimun sektoral KotaKendari Tahun 2017.
Rahmaniar, A., Taslim M., Bahar B. 2011. Faktor-Faktor yangBerhubungan dengan Kekurangan Energi Kronis Pada Ibu Hamildi Tampa Padang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Artikel.Makassar : Pascasarjana Universitas Hasanuddin.
Sianturi G. 2010. Perbaiki Gizi Secara Bersama. ( http:// www.gizi.net, cgl-egi-bin/ berita/ fullneus.cgl? neusid 1019016106, 75781, diakses12 Mei 2017
65
Suhardjo, 2002. Sosio Budaya Gizi : Departemen Pendidikan danKebudayaan Direktorat Pendidikan Tinggi. Pusat AntarUniversitas Pangan dan Gizi, IPB.
Sulistyoningsih 2010, Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak, Yogyakarta,Graha Ilmu.
Supriasa 2010. Penilaian Status Gizi, Jakarta, EGC.
Susanti A., Rustono., Aisyah, N. 2013. Budaya Pantang Makan, StatusEkonomi, dan Pengetahuan Zat Gizi Ibu Hamil Trimester IIIDengan Status Gizi. JIKK.
Sutriani, 2010. Pertumbuhan Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah. PT.Gramedia Pustaka Umum. Jakarta
Tenri, 2012. Hubungan Sosial Ekonomi Dengan Kekurangan EnergiKronik (KEK) Di Desa Pasaman. Jawa Barat.
Thaha, R, A,. Salam A,. Hamid F. 2014. Analisi Faktor Risiko KekuranganEnergi Kronik (KEK) Pada Wanita Prakonsepsi Di Kota Makasar.:Bagian Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat UNHAS.
Triwidyastuti Deby 2011. Faktor – Faktor Yang Berhubungan DenganStatus Hemoglobin (Hb) Ibu hamil Di Kelurahan ManongkokiKecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar Tahun2011. Skripsi Universitas Hasanuddin, Makassar.
William SR. 1993. Nutrition and Diet Therapy. Moshby, St Louis.
66
Lampiran 1
FORMULIR PERSETUJUAN PENELITIAN(Informed Consent)
Saya yang akan melakukan penelitian:
Nama/NIM : Israq , (NIM. P00312016123)Pekerjaan : MahasiswiTujuan
Penelitian: Untuk mengetahui hubungan budaya
makan dan pendapatan keluarga dengankejadian kekurangan energi kronik (KEK)dalam kehamilan di wilayah kerja PuskesmasNambo Kota Kendari Provinsi SulawesiTenggara Tahun 2017
Penelitian dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan proses
belajar pada program Diploma D-IV Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kendari, Kementerian Kesehatan RI.
Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu untuk menjadi
partisipan dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon kesediaan ibu untuk
mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika ibu bersedia, silahkan
menandatangani persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan ibu. Identitas pribadi
sebagai partisipan akan dirahasiakan dan semua informasi yang diberikan hanya
akan digunakan untuk penelitian ini. Ibu berhak untuk ikut atau tidak ikut
berpartisipan tanpa ada sanksi dan konsekuensi buruk dikemudian hari. Jika ada
hal yang kurang dipahami ibu dapat bertanya langsung kepada peneliti.
Atas perhatian dan kesediaan ibu menjadi partisipan dalam penelitian ini
saya ucapkan terima kasih.
Kendari, …………………… 2017
Peneliti Partisipan
(i s r a q) (………………………………………..)
67
Lampiran 2
B. Karakteristik Responden
1. Nama
a. Suami : ……………………………………………b. Istri : ……………………………………………
2. Tempat, Tanggal Lahir
a. Suami : ………………………………………….b. Istri : ………………………………………….
3. Pendidikan Terakhir Suami:
a. Tidak tamat SD b. SMP c. SD
d. SMA e. D3/D4/Sarjana/S2
4. Pendidikan Terakhir Istri:
a. Tidak tamat SD b. SMP c.
SD
d. SMA e. D3/D4/Sarjana/S2
5. Pekerjaan Suami
a. PNS b. TNI/POLRI
c. Swasta d. IRT
6. Pekerjaan Istri
b. PNS b. TNI/POLRI
c. Swasta d. IRT
7. Umur Kehamilan : ……………………………………………
8. Kehamilan Ke : ……………………………………………
9. Jumlah Anggota Keluarga: ………………… orang
10.Alamat : ……………………………………………
……………………………………
A. Ukuran Antropometri Ibu
1. Ukuran Lila : …………………… cm
2. Berat Badan : …………………… Kg.
Kuesioner Penelitian Hubungan Makan dan Pendapatan DenganKejadian Kekurangan Energi Kronik(Kek) dalam Kehamilan di
Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota Kendari Tahun 2017
68
3. Tinggi Badan : …………………… cm
B. Pendapatan Keluarga Per bulan
1. Suami : Rp. ………………………………..
2. Istri : Rp. ………………………………..
Jumlah : Rp. ………………………………….
C. Budaya Makan
Budaya Makan Responden (Berikan tanda silang “X” pada satujawaban yang Anda pilih dan isilah titik-titik sesuai dengan pertanyaanyang diberikan)
No
Daftar Pertanyaan Jawaban Kode
Nilai
1.
Apakah adamakanan dipantang ibuhamil menurut budayasetempat
a. Ada (1)b. Tidak ada (2)
2.
Jika Ya makanan apayang dipantang menurutbudaya setempatsebutkan
........................................
........................................
........................................
3.
Selain pantanganbudaya makan apakahada budaya makan yangdianjurkan selama hamil
a. Ada (1)b. Tidak ada (2)
4.
Jika Ya budayamakan ibu hamil yangdianjurkan sebutkan:
........................................
........................................
........................................
5.
Apakah ibumengurangi porsi makan
a. Ya (1)b. Tidak (2)
69
selama hamil6
.Dibandingkan
dengan sebelum hamil,bagaimana makanan ibusekarang
a. Meningkat (2)b. Menurun (1)
9.
Jenis makanankesukaan Anda (sebut3)?
………………………………………………………………………
10.
Jenis makanan yangtidak Anda sukai (sebut3)? Alasan:
………………………………………………………………………
11
Apakah adakebiasaan makanbersama dalam keluarga
a. Ya (1)b. Tidak (2)
12
Siapakah yangdiutamakan dalampembagian makanandalam keluarga
a. Bapak, …… (1)b. Anak Balita, Ibu
hamil (2)
70
Lampiram 3
NO NAMA UMUR DIDIK _S DIDIK_I KERJA_S KERJA_I UMURKEHAMILAN
HAMILKE
JMLANGGOTA
KELLILA DAPATAN KEBIASAAN
MAKAN
1 Febriyanti 27 SMP SMP Nelayan IRT 7 3 5 2 2 22 Sumarni 33 SMP SMP Swasta IRT 1 3 4 2 2 23 Melati 17 SD SD Nelayan IRT 3 1 5 1 1 14 Indah 25 SMP SMP Nelayan IRT 1 2 3 1 1 15 Murti 40 Tidak tamat SD Tidak tamat SD Nelayan IRT 7 5 6 1 1 16 Sartika 21 SD SMP Nelayan IRT 3 2 3 1 1 17 Alcianti 28 SMA SMP Nelayan IRT 6 2 5 2 2 28 Mariana 24 SMP SMP Petani IRT 4 3 4 2 1 19 Ratna 39 SMP SMP Nelayan IRT 5 4 5 2 2 1
10 Sustnawati 24 SMA SMA Nelayan IRT 7 3 4 2 1 211 Rina 20 S1 SMA Swasta IRT 1 1 4 1 1 112 Nanda 16 SD SMP Nelayan IRT 5 2 2 2 1 213 Ratna 23 SD SD Nelayan IRT 4 1 5 1 1 114 Rabianti 23 SD SMP Nelayan IRT 9 2 3 1 1 115 Hasnaeni 25 SD SD Nelayan IRT 4 3 4 2 2 116 Sri Bulan 18 SMP SMA Swasta IRT 3 1 2 2 2 217 Ica 37 SD SD Nelayan IRT 4 6 6 1 1 118 Sri 37 SMP SMP Swasta IRT 9 8 6 2 1 219 Hamida 25 SMA Tidak tamat SD Swasta IRT 6 3 4 2 2 120 Helni 27 SMA SD Nelayan IRT 6 2 3 2 1 221 Satia 26 D3 D3 Swasta Swasta 3 1 2 2 2 122 Suliyani 36 SMA SMP Nelayan Pedagang 6 3 4 2 2 223 Sartin 34 SD SD Nelayan IRT 8 4 5 2 1 124 Rahmawati 28 SD SMP Nelayan IRT 5 2 3 2 2 225 Wd. ST 21 SMA SMP Nelayan IRT 8 2 4 2 1 126 Ais 21 SMA SMP Nelayan IRT 8 2 3 2 2 227 Yusriani 30 Tidak tamat SD SD Nelayan IRT 8 4 4 2 1 128 Ernawati 19 SMP D3 Swasta IRT 6 2 3 2 2 229 Mukhlisa 30 SMA SMA Nelayan IRT 8 2 3 2 2 230 Risnawati 30 S1 SMA PNS IRT 6 3 4 2 2 131 Afi 31 SMA SMA Nelayan IRT 5 2 4 1 2 132 Sri W 22 SMA SMP Nelayan IRT 3 1 7 1 1 133 Sandrawati 32 SMA SMP Nelayan IRT 3 4 4 2 1 134 Suliyati 40 SMP SMP Nelayan IRT 8 2 5 2 1 135 Rusliana 20 SMA SMA Swasta Swasta 7 1 6 1 1 136 Henrianty 36 S1 S1 Swasta Swasta 5 1 4 1 1 137 Nova 24 SMA SMA Nelayan IRT 8 1 2 1 1 138 Mery W 24 S1 S1 Swasta IRT 8 1 5 2 2 239 Hasria 26 SMA SMP Nelayan IRT 9 2 3 2 2 240 Herti 28 SMP SMP Nelayan IRT 8 3 4 1 1 141 Sepias 19 SD SD Nelayan IRT 5 2 3 2 2 142 Yuliana 32 SMA SMA Swasta IRT 3 4 4 2 1 243 Evi 27 SMA SMA Swasta IRT 5 2 3 2 2 144 Farida 19 SMP SMP Nelayan IRT 6 1 2 2 1 245 Narsih 27 D3 D3 Swasta IRT 6 1 9 1 2 146 Edri 20 D3 SMA Swasta IRT 9 1 6 1 1 147 Yustira 19 S1 SMA Nelayan IRT 9 1 8 2 2 148 Mita 31 SMP SMP Nelayan IRT 9 4 5 2 1 249 Ratna 30 SD SMP Nelayan IRT 6 3 4 2 2 150 Suparni 28 SMP SMP Nelayan IRT 5 2 3 2 1 251 Risnawati 31 SMP SMA Nelayan IRT 5 3 4 2 2 152 Sartini 28 SD SMP Nelayan IRT 10 3 4 1 1 153 Yanti 29 SMP SMP Nelayan IRT 2 3 4 2 2 254 Hartini 25 SMP SMP Nelayan IRT 1 1 2 2 1 255 Samsa 22 SMP SD Nelayan IRT 1 1 2 1 1 156 Sarman 24 SMP SMP Nelayan IRT 1 2 3 2 2 157 Erna 21 SD SMP Nelayan IRT 1 2 3 1 1 158 Ati 18 SD SD Nelayan IRT 1 1 2 1 1 159 Salwati 23 SD SMA Nelayan IRT 1 2 3 1 1 160 Wardi 20 SMP SMP Nelayan IRT 1 1 2 1 1 161 Amiaty 35 SMP SMP Nelayan IRT 3 3 4 2 1 162 Nuryati 40 SMP SMP Nelayan IRT 6 4 5 2 2 263 Sarnia 21 SMP SMP Nelayan IRT 1 4 5 1 1 164 Teti 24 SMP SMP Nelayan IRT 1 2 3 2 2 165 Sarnia 23 SMA SMA Nelayan IRT 8 2 3 2 1 266 Sinta 24 SMP SMA Nelayan IRT 3 2 3 2 2 167 Rina 26 SMA SMA Swasta IRT 4 2 5 2 1 268 Nawi 27 SMP SMP Nelayan IRT 3 2 5 2 2 169 Astri 26 SMA SMA Nelayan IRT 7 1 4 1 2 170 Murni 27 SMP SMA Nelayan IRT 1 2 3 1 1 171 Alkap 29 SMP SMP Nelayan IRT 1 3 5 1 1 272 Indrawati 29 SMA SMA Swasta IRT 4 4 6 2 1 173 Erce 25 SMA SMA Swasta IRT 4 3 4 2 1 174 Rosnawi 42 SMP SMP Swasta Swasta 6 9 5 1 1 175 Asis 34 SMA SMA Swasta IRT 4 5 6 2 2 276 Hamsia 29 SMP SMP Swasta IRT 4 2 4 2 2 177 Fitriani 35 SMP SMP Nelayan IRT 7 3 5 2 1 278 Rasma 36 SMP SMP Swasta IRT 4 3 4 2 2 279 Hasnaeni 42 SMP SD Swasta IRT 7 3 4 2 1 180 Yanti 40 SMP SMP Nelayan IRT 4 4 6 2 2 281 Tina 22 SMA D3 Swasta IRT 4 1 4 2 1 282 Ani 23 SMA SMA Swasta IRT 5 1 5 1 1 183 Salama 28 SMA SMP Swasta IRT 5 1 3 1 1 184 Sarnia 23 SMA SMA Nelayan IRT 8 2 3 2 2 2
MASTER TABELHUBUNGAN BUDAYA MAKAN DAN PENDAPATAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK
(KEK) DALAM KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAMBO KOTA KENDARIPROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2017
71
Lampiran 4
Hasil Perhitungan Uji Chi Square1. Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N
Perce
nt N
Perce
nt N
Perce
nt
Budaya_Makan *
Lila84
100.0
%0 .0% 84
100.0
%
Budaya_Makan * Lila Crosstabulation
Count
Lila
Total1 2
Budaya_Mak
an
1 28 25 53
2 1 30 31
Total 29 55 84
Chi-Square Tests
Value
d
f
Asymp.
Sig. (2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact
Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 21.29
1a 1 .000
Continuity Correctionb 19.15
31 .000
Likelihood Ratio 26.12
81 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
Association
21.03
81 .000
72
N of Valid Casesb 84
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,70.
b. Computed only for a 2x2 table
2. Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N
Perce
nt N
Perce
nt N
Perce
nt
Pendapatan *
Lila84
100.0
%0 .0% 84
100.0
%
Pendapatan * Lila Crosstabulation
Count
Lila
Total1 2
Pendapat
an
1 26 23 49
2 3 32 35
Total 29 55 84
Chi-Square Tests
Value
d
f
Asymp.
Sig. (2-sided)
Exact
Sig. (2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 17.87
7a 1 .000
Continuity Correctionb 15.96
31 .000
73
Likelihood Ratio 20.04
71 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
Association
17.66
51 .000
N of Valid Casesb 84
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,08.
b. Computed only for a 2x2 table
74
75
76
Foto-Foto Kegiatan Pengumpulan Dat
Top Related