7/29/2019 Skenario 1 Blok Panca Indra
1/28
SKENARIO 1
MATA MERAH
Amir 26 th mengelu mata kiri merah dan pandangan kabur. Gejala ini dirasakan sejak 1
minggu yang lalu setelah membantu orang tuanya panen padi. Semula mata hanya tampak
merah dan terasa lengket saat bangun pagi, semakin lama bertambah berat dengan munculnya
bercak putih di media refrakta bagian kornea disertai fotofobi, foreign body sensation dan
lakrimasi.
Pada permeriksaan ophthalmology :
Mata kanan : VOD 6/6, lain-lain dalam batas normal
Mata Kiri : tampak kotor dan banyak sekret, VOS 6/40 pinhole tak maju
- Palpebra : spasme
- Konjungtiva : Hyperemia, terdapat konjungtiva injeksi dan prekonjungtiva
injeksi/injeksi siliar.
- Kornea : tampak lesi putih keabu-abuan, permukaan kasar, batas tidak
tegas, bentuk satelit.
- COA tidak ada kelainan, pupil/iris tidak ada kelainan, lensa tidak ada kelainan.
Setelah mendapatkan terapi pasien diminta untuk kontrol rutin dan menjaga sertamemelihara kesehatan mata sesuai dengan tuntunan ajaran Agama Islam.
1
7/29/2019 Skenario 1 Blok Panca Indra
2/28
LANGKAH I
MENENTUKAN SASARAN BELAJAR
1. Memahami dan menjelaskan media refrakta dan bagian media refrakta.
1.1. Memahami dan menjelaskan anatomi makroskopik dan mikroskopik bola mata.
1.2. Memahami dan menjelaskan Media refrakta dan bagiannya.
1.3. Memahami dan menjelaskan fisiologi media refraksi.
2. Memahami dan menjelaskan bagian aksesoris mata.
3. Memahami dan menjelaskan diagnosa banding mata merah visus mata tidak turun dan
mata merah visus mata turun.
4. Memahami dan menjelaskan pemeriksaan Visus.
5. Memahami dan menjelaskan penyakit infeksi kornea (keratitis) dan berbagai
penyebabnya.
6. Memahami dan menjelaskan mengenai menjaga mata dan penglihatan berdasarkan ajaran
Agama Islam.
2
7/29/2019 Skenario 1 Blok Panca Indra
3/28
LANGKAH II
BELAJAR MANDIRI
3
7/29/2019 Skenario 1 Blok Panca Indra
4/28
LANGKAH III
1. Memahami dan menjelaskan media refrakta dan bagian media refrakta.
1.1. Memahami dan menjelaskan anatomi makroskopik dan mikroskopik bola
mata.
ANATOMI BOLA MATA
Mata tertanam di dalam corpus adiposum orbitae. Bola mata terdiri atas 3 lapisan dari
luar ke dalam adalah :
1. Tunica Fibrosa
Tunica fibrosa terdiri dari bagian posterior yang opak, sklera dan bagian inferior yang
transparan serta cornea. Sclera terdiri atas jaringan fibrosa padat dan berwarna putih. Cornea
yang transparan mempunyai fungsi utama memantulkan cahaya masuk ke mata, di posterior
cornea berhubungan dengan humor aqueos.
2. Tunica Vasculosa
Tunica vasculosa terdiri dari choroid, corpus cilliare, dan iris. Choroid terdiri atas lapisan
luar berpigmen dan lapisan dalam yang sangat vascular. Corpus cilliare terdiri atas corona
cilliaris, processus cilliaris, dan muscullus cilliaris. Persarafan M. cilliaris di persarafi oleh
serabut parasimpatis dari n.oculomotorius. berfungsi meningkatkandaya refraksi lensa saat
M.cilliaris kontraksi.
Iris adalah diafragma berpigmen yang tipis dan kontraktil dengan lubang ditengahnya,
yaitu pupil. Iris membagi ruang antara lensa dan cornea menjadi camera oculi anterior dancamera posterior. Serabut-serabut otot iris bersifat involunter, teridir atas serabut sirkular dan
radial. Sirkular membentuk m. Sphincter pupillaesedangkan radial membentuk m. Dillator
pupillae. Persarafan M.sphincter pupillae di persarafi oleh serabut parasimpatis
n.occulomotorius sedangkan M.dillator pupillae dipersarafi oleh simpatis. Fungsi M.sphincter
pupillae mengkontriksikan pupil dalam keadaan cahaya terang dan selama berakomodasi
sedang M. Dilator pupillae melebarkan pupil dalam keadaan kurang terang atau keadaan
simpatis yang berlebihan seperti takut.
3. Tunica NervosaRetina terdiri atas pars pigmentosa disebelah luar dan pars nervosa disebelah dalam.
Permukaan luar melekat dengan choroidea dan dalam berhubungan dengan corpus vitreum.
Lekukan pada retina di sebut fovea sentralis terletak pada daerah macula luteayang
merupakan area retin dengan daya lihat paling jelas. Sedangkan discus opticus terdapat pada
daerah blindspot dimana sel batang dan kerucut tidak ditemukan sehingga tidak peka
terhadap cahaya.
4
7/29/2019 Skenario 1 Blok Panca Indra
5/28
PEMBULUH DARAH ORBITA
A. ophtalmica merupakan cabang dari a. Carotis interna. Arteri ini berjalan ke depan
melalui canalis opticus bersama n. Opticus. Arteri ini memberikan banyak cabang.
1. A. Centralis retina. Cabang kecil yang menembus selubung meningeal n. Opticus untuk
masuk ke dalam saraf. Pembuluh darah ini berjalan dalam N. Opticus dan masuk bola mata
melalui discus opticus.
2. Rami musculares
3. Aa. Cilliare
4. A. Lacrimales ke glandula lacrimales.
5. A. supratrochlearis dan a. supraorbitalis didistribusikan ke kulit dan dahi.
OTOT PENGGERAK BOLA MATA
Otot ini menggerakkan mata dengan fungsi ganda untuk pergerakkan mata tergantung
pada letak dan sumbu penglihatan sewaktu aksi otot. Otot penggerak bola mata terdiri atas 6
otot, yaitu:
1. Otot oblik inferior. Mempunyai origo pada fosa lakrimal tulang lakrimal berinsersi pada
sklera posterior.Dipersarafi oleh saraf okulomotorius. Bekerja untuk menggerakkan
mata keatas, abduksi dan eksiklotorsi.
2. Otot oblik superior. Dipersarafi oleh saraf ke IV atau saraf troklear yang keluar dari
bagian dorsal susunan saraf pusat. Berfungsi untuk menggerakkan bola mata untuk
depresi (primer) terutama bila mata melihat ke nasal, abduksi dan insiklotorsi.
5
7/29/2019 Skenario 1 Blok Panca Indra
6/28
3. Otot rektus inferior. Mempunyai origo pada anulus zinn. Dipersarafi oleh n. III. Bekerja
untuk menggerakkan bola mata untuk depresi, eksoklotorsi dan aduksi.
4. Otot rektus lateral. Mempunyai origo pada anulus zinndi atas dan di bawah foramen
optik. Bekerja saat mata abduksi.
5. Otot rektus medius. Mempunyai origo pada anulus zinn dan pembungkus dura saraf optik.
Bekerja saat mata aduksi.
6. Otot rektus superior. Berfungsi menggerakkan mata elevasi, terutama bila mata melihat
ke lateral,aduksi, terutama bila tidak melihat ke lateral, insiklotorsi.
HISTOLOGI BOLA MATA
Bola mata dikelilingi oleh 3 lapisan konsentri utama : jaringan ikat fibrosa kuat di luar,terdiri atas sklera dan kornea; lapisan tengah / uvea, terdiri atas koroid berpigmen yang
sangat vaskular, korpus cilliaris dan iris; lapisan terdalam terdiri atas jaringan saraf
fotosensitif yaitu retina.
Kornea. Permukaan anterior kornea ditutupi epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk
dan tanpa papil. Di bawah epitel terdapat membran limitan anterior (membran bowman) yang
berasal dari stroma kornea (substansia propria) di bawahnya. Stroma ini terdiri atas berkas
serat kolagen paralel yang membentuk lamela tipis dan lapisan-lapisan fibroblas gepeng dan
bercabang, keratosit. Permukaan posterior kornea ditutupi oleh epitel kuboid rendah, epitel
posterior. Membran limitans posterior (membran descement) lebar dan merupakan basal
epitel kornea posterior, membran ini berada pada bagian posterior dari stroma kornea.
Gambaran mikroskopis kornea
Sklera. Lapisan jaringan ikat kuat, opak, putih, terdiri atas anyaman padat serat kolagen.
Batas antara sklera dan kornea disebut limbus kornea.
Koroid. Koroid dan kospus cilliaris terletak bersebelahan dengan sklera. Pada potongan
sagital bola mata, korpus cilliaris tampak berbentuk segitiga.
Iris. Menutupi sebagian lensa dan merupakan bagian berwarna mata. Penyebaran seratotot polos secara melingkar dan radial iris membentuk sebuah lubang disebut pupil.
6
7/29/2019 Skenario 1 Blok Panca Indra
7/28
Retina. Lapisan terluar retina adalah epitel pigmen. Disebelah sel-sel pigmen terdapat
lapisan-lapisan fotosensitif yang terdiri atas sel batang dan sel kerucut. Kedua jenis sel ini
terdapat disebelah membran limitans eksterna. Lapisan inti luar mengandung inti sel batang
dan dan sel kerucut dan cabang luar sel muller. Di dalam pleksiform luar, akson sel kerucut
dan batang bersinaps dengan dendrit sel-sel bipolar dan sel horizontal. Lapisan inti dalam
mengandung inti sel-sel bipolar, horizontal dan amakrin, dan sel neuroglia muller. Di dalamlapisan pleksiform dalam, akson-akson sel bipolar bersinaps dengan dendrit sel ganglion dan
sel amakrin. Lapisan sel ganglion mengandung badan-badan sel ganglion dan sel neuroglia.
Lapisan serta nervus optikus mengandung akson sel ganglion dan anyaman serat dalam sel
muller. Ujung dalam serat muller memancar membentuk membran limitans interna.
Gambaran mikroskopis lapisan retina
1.2. Memahami dan menjelaskan Media refrakta dan bagiannya.
KORNEA
Selaput bening mata, bagian selaput mata yang tembus cahaya. Kornea adalah
perpanjangan anterior yang transparan pada sklera di bagian depan mata, merupakan lapis
jaringan yang menutup bola mata sebelah depan. Kornea bertanggung jawab untuk sekitar
70% daya refraktif. Mentransmisi cahaya dan memfokuskancahaya. Kornea terdiri dari lima
lapisan dari luar ke dalam (anterior ke posterior ) adalah :
1. EPITEL KORNEA
7
7/29/2019 Skenario 1 Blok Panca Indra
8/28
Merupakan lanjutan dari epitel konjungtiva bulbi. Terdiri atas 5-6 lapis sel epitel tidak
bertanduk yang saling tumpang tindih berasal dariektoderm permukaan. Dibawahnya
terdapat 2-3 lapis sel polyhedral. Di atas membrana basalis terdapat lapisan basal yang
berisi sel-sel silindris yang terlihat mitosis. Jika terdorong ke depan akan membentuk
lapis sel sayap, makin maju akan menjadi sel gepeng. Sel basal akan berikatan dengan selbasal disampingnya dan sel poliglonal melalui desmosom dan makula okludens sehingga
membentuk ikatan yang menghambat pengaliran air, elektrolit, dan glukosa yang
merupakan barrier.
2. MEMBRANA BOWMAN/LAMINA LIMITANS ANTERIOR
Terletak di bawah membrana basal epitel kornea dan merupakan kolagen yang
tersususn tidak teratur seperti stroma. Lapisan ini ditembus saraf-saraf yang menuju epitel
kornea. Lapisan ini tidak mempunyai daya regenerasi
3. SUBSTANSIA PROPRIA/STROMA
Merupakan 90% dari ketebalan kornea. Terdiri atas lamel-lamel kolagen yang
diantaranya ada celah sempit berisis fibroblast yang terjepit (sitoplasma bercabang-
cabang) yaitu keratosit, limfosit dan makrofag. Keratosit memproduksi kolagen dan
substansia dasar glycosaminoglycans. Pembentukan kembali serat kolagen kadang sampai
15 bulan.
4. MEMBRANA DESCEMET/MEMBRANA LIMITANS POSTERIOR
Merupakan membrana basalis endotel kornea yang aseluler. Bersifat sangat elastik
dan berkembang terus seumur hidup.
5. ENDOTEL KORNEADisusun selapis sel gepeng. Tidak punya daya regenerasi. Berasal dari mesoderm,
berlapis satu dan bentuk hexagonal. Endotel melekat pada membrana descemet melalui
hemi desmosom dan zonla okluden.
LIMBUS KORNEA
Merupakan zona peralihan atau zona pertemuan antara kornea dan sklera. Epitel kornea
menebal sampai 10 atau lebih lapisan dan melanjutkan diri dengan konjungtiva. Membran
bowman berhenti dengan tiba-tiba. Membran descemet menipis, memecah dan melanjutkan
diri menjadi trabekula ligamentum pektinata. Stroma kornea menjadi kurang teratur dan darilamel khas kurang teratur (seperti sklera). Memiliki vaskularisasi yang baik.
AQUEOUS HUMOR
Merupakan cairan yang disekresi oleh epitel ciliar (sebagian) dan oleh difusi dari kapiler
dalam processus ciliar. Mengandung materi yang dapat berdifusi dari plasma darah tetapi
mengandung kadar protein yang rendah (0,02%) dibandingkan dengan serum (7%). Bila
derajat sekresi sama dengan derajat penyaluran keluar, tekanan intra okular (TIO) tetap
konstan sekitar 23 mmHg.
LENSA
8
7/29/2019 Skenario 1 Blok Panca Indra
9/28
Bentuk biconvex (cembung ), transparan, avaskuler, dan elastis. Lensa terletak di
belakang iris yang terdiri dari zat tembus cahaya berbentuk cakram yang dapat menebal dan
menipis. Elastisitas dapat menurun seiring meningkatnya usia dan mengerasnya lensa. Secara
struktural terdapat 3 komponen :
1. Capsula lensamerupakan lamina basal transparan dan elastis yang membungkus keseluruhan lensa.
Kapsul bersifat homogen, elastis, membran yang tidak terbentuk dan mengandung
glikoprotein dan kolagen tipe IV. Melekat pada lensa, serat zonula (zonula zinii) yang
berjalan ke badan siliar sebagai ligamen suspensorium/penyokong.
2. Epitelium subscapular
sel-sel epitel ini memiliki banyak interdigensi dengan serat-serat lensa. Permukaan
anterior dilapisi epitel kuboid rendah. Menuju arah equator, epitel tinggi menjadi
kolumnar kemudian menjadi serat lensa.
3. Serat lensa
serat lensa berbentuk sebagai prisma heksagonal. Di permukaan, pada kortex, serat
yang lebih muda mengandung inti dan organel. Di bagian tengah, dalam inti lensa, serat
yang lebih tua telah kehilangan inti dan tampak homogen. Saat berdiferensiasi,
kehilangan inti sel kemudian diisi protein kristalin.
BADAN VITREUS
Bentuk sferoid/bundar dengan lekukan pada bagian anterior untuk menyesuaikan dengan
lensa. Terdiri atas air (99%), sedikit kolagen, dan molekul asam hialuronat yang sangatterhidrasi. Mengandung sangat sedikit sel yang menyintesis kolagen dan asam hialuronat.
1.3. Memahami dan menjelaskan fisiologi media refraksi.
Refraksi adalah pembelokan suatu berkas cahaya terjadi ketika berkas berpindah dari satu
medium ke medium satu dengan kepadatan (densitas) tertentu ke medium dengan kepadatan
berbeda. Berkas cahaya adalah gerakan ke depan suatu gelombang cahaya dalam arah
tertentu. Berkas cahaya divergen yang mencapai mata harus di belokkan ke arah dalam untuk
di fokuskan kembali ke sebuah titik peka cahaya di retina agar di hasilkan suatu bayangan
akurat.Dua faktor berperan dalam derajat refraksi : densitas komparatif antara dua media dan
sudut jatuhnya berkas cahaya di medium ke dua.
Pada permukaan yang melengkung seperti lensa, semakin besar kelengkungan semakin
besar derajat pembiasan dan semakin kuat lensa. Suatu lensa dengan permukaan konveks
(cembung) menyebabkan konvergensi, atau penyatuan, berkas-berkas cahaya, yaitu
persyaratan untuk membawa suatu bayangan ke titik fokus. Dengan demikian permukaan
refraktif mata bersifat konveks. Lensa dengan permukaan konkaf (cekung) menyebabkan
divergensi (penyebaran) berkas-berkas cahaya.
Dua struktur yang paling penting dalam kemampuan refraktif mata adalah kornea dan
lensa. Permukaan kornea, struktur pertama yang dilalui cahaya sewaktu masuk mata, yang
melengkung berperan paling besar dalam kemampuan refraktif total mata karena perbedaan
9
7/29/2019 Skenario 1 Blok Panca Indra
10/28
densitas pertemuan udara/kornea jauh lebih besar dari pada perbedaan densitas antara lensa
dan cairan yang mengelilinya.
Struktur-struktur refraksi pada mata harus membawa bayangan cahaya terfokus di retina
agar penglihatan jelas. Apabila suatu bayangan sudah terfokus sebelum mencapai retina atau
belum terfokus sewaktu mencapai retina, bayangan tersebut tampak kabur.
2. Memahami dan menjelaskan bagian aksesoris mata.
ORBITA
Adalah lekukan tulang yang berisi bola mata. Hanya seperlima rongga orbita yang terisi
bola mata; sisa rongga berisi jaringan ikat dan adiposa, serta otot mata ekstrinsik, yang
berasal dari orbita dan menginsersi bola mata. Ada dua lubang pada orbita yaitu foramen
optik berfungsi untuk lintasan saraf optik dan arteri oftalmik, dan fisura orbital superior
berfungsi untuk lintasan saraf dan arteri yang berkaitan dengan otot mata.
KONJUNGTIVA
Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak bagian belakang.
Bermacam-macam obat mata dapat diserap melalui konjungtiva ini. Konjungtiva
mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel goblet. Musin bersifat membasahi bola
mata terutama kornea.
Konjungtiva terdiri atas 3 bagian, yaitu :
- Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus.
- Konjungtiva bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sklera bawahnya.
- Konjungtiva fornisses atau forniks konjungtiva yang merupakan tempat peralihankonjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi
. Konjungtiva bulbi dan forniks berhubungan dengan sangat longgar dengan jaringan di
bawahnya sehingga bola mata mudah untuk bergerak.
APARATUS LAKRIMAL
Sistem sekresi bola mata terletak di daerah temporal bola mata. Sistem ekresi mulai pada
pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal, duktus nasolakrimal, meatus inferior.
Sistem lakrimal terdiri atas dua bagian :
- Sistem produksi atau glandula lakrimal, glandula lakrimal terletak di temporo anterosuperior rongga orbita.
- Sistem ekresi, yang terdiri atas pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal
dan duktus nasolakrimal. Sakus lakrimal terletak di bagian depan rongga orbita. Air
mata dari duktus lakrimal akan mengalir ke dalam rongga hidung di dalam meatus
inferior.
Air mata mengandung garam, mukosa, dan lisozim, suatu bakteriosida. Berkedip dapat
menekan kelenjar lakrimal dan menyebabkan produksi air mata.
ALIS DAN KELOPAK MATA
10
7/29/2019 Skenario 1 Blok Panca Indra
11/28
Alis mata melindungi mata dari keringat sedangkan kelopak mata atas dan bawah
melindungi mata dari kekeringan dan debu serta mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang
membentuk film air mata di depan kornea.
Kelopak mempunyai lapis kulit yang tipis pada bagian depan sedang di bagian belakang
ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal.
Pada kelopak mata terdapat bagian-bagian :- Kelenjar : kelenjar sebasea, kelenjar moll atau kelenjar keringat, kelenjar zeiss pada
pangkal rambut, dan kelenjar meibom pada tarsus.
- Otot :M. Orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak mata atas danbawah, dan terletak di bawah kulit kelopak.M. Orbikularisberfungsi menutup bola
mata yang di persarafi olehN. fasialis.
- Pembuluh darah yang mendarahinya adalah a. Pelpebra.
3. Memahami dan menjelaskan diagnosa banding mata merah visus mata tidak turun
dan mata merah visus mata turun.
11
7/29/2019 Skenario 1 Blok Panca Indra
12/28
Mata merah merupakan keluhan penderita yang sering di dengar. Keluhan initerjadi akibat perubahan warna bola mata yang sebelumnya putih menjadimerah.
Mata terlihat merah akibat melebarnya pembuluh darah konjungtiva yangterjadi pada peradangan mata akut, misalnya : konjungtivitis, keratitis, atauiridoksiklitis. Pada keratitis, pleksus arteri konjungtiva permukaan melebar,sedang pembuluh darah arteri perikornea yang letak lebih dalam dari akanmelebar pada iritis dan glaukoma akut kongestif. Pada konjungtivitis di manapembuluh darah superfisial yang melebar.
- Injeksi konjuntival, melebarnya pembuluh darah arteri konjungtivaposterior.
- Injeksi siliar, melebarnya pembuliuh darah perikornea.Mata merah yang disebabkan ijeksi siliar dan konjungtival dapat memberikan
gejala bersama-sama dengan keluhan dan gejala tambahan yaitu :1. penglihatan menurun2. terdapat atau tidak terdapatnya sekret3. terdapatnya peningkatan tekanan bola mata pada keadaan mata merah
tertentu.Umumnya pada mata merah terdapat beberapa kemungkinan penyebab
seperti konjungtivitis akut, iritis akut, keratitis, dll. Sebagai diagnosis bandingdapat di gunakan tanda berikut ini :
Diagnosis banding mata merah
Konjungtivitis Keratitis/
Tukak Kornea
Iritis akut Glaukoma akut
Kornea Jernih Fluoresein +++/- Presipitat Edema
Penglihatan N
7/29/2019 Skenario 1 Blok Panca Indra
13/28
Mata merah dapat di bagi menjadi mata merah dengan visus normal ataupun mata merah
dengan visus terganggu akibat keruhnya media penglihatan bersama-sama mata yang merah.
Diagnosis banding mata merah dengan visus turun ataupun tidak tuun
Kondisi Sakit Fotofobia Visus Injeksi
Konjungtivitis Ringan/sedang Tak ada ringan Suram ringan
karena kotoran
Kelopak dan
mata
Episkleritis Sedang Tak ada Normal Pembuluh2
dalam sclera
sering lokal
a. Ulkus
kornea
karena
bakteri atau
jamur
b. Ulku kornea
karena virus
Tak ada sampai
hebat
Rasa benda asing
Bervariasi
Sedang
Biasanya
menurun sering
mencolok
Menurun ringan
Difus
Ringan-sedang
Luka bakar
kornea non
akali
(ultraviolet atau
lain-lain)
Sedang Hebat Menurun Sedang
Uveitis Ringan sampai
sedang
Ringan sampai
sedang
Normal atau
menurun sedang
Dekat limbus
Glaukoma
(akut)
Hebat atau
ringan
Hebat atau
ringan
Menurun karena
edema kornea
Difus
Selulitis orbita Tak ada hebat Tak ada hebat Normal atau
menurun
Difus dengan
kemosisEndoftalmitis hebat Sedang-
mencolok
Menurun secara
mendadak
Hebat
Ringkasan gejala obyektif
Gejala
subyektif
Glaucoma
akut
Uveitis
akut
keratitis Konjungtivitis
bakteri
Konjungtivitis
virus
Konjungtivitis
alergi
Injeksi
siliar
+ ++ +++ - - -
Injeksi
konjungtival
++ ++ ++ +++ ++ +
Kekeruhan
kornea
+++ - +/++ - -/+ -
Kelaianan
pupil
Midriasis
non- reaktif
Miosis
ireguler
Normal/
miosis
N N N
Kedalaman
COA
dangkal Normal N N N N
Tekanan
intraocular
Tinggi Rendah N N N N
Sekret - + + ++/+++ ++ +
Kelenjar
preaurikular
- - - - + -
4. Memahami dan menjelaskan pemeriksaan Visus.
13
7/29/2019 Skenario 1 Blok Panca Indra
14/28
PEMERIKSAAN VISUS SATU MATA
Pemeriksaan tajam penglihatan dilakukan pada mata tanpa atau dengan kaca mata. Setiap
mata di periksa terpisah. Biasakan memeriksa tajam penglihatan kanan dahulu.
Pada pemeriksaan tajam penglihatan di gunakan kartu baku / standar misalnya kartu baca
snellen.Dengan kartu snellen dapat ditentukan tajam penglihatan atau kemampuan melihat
seseorang, seperti :
- Bila tajam penglihatan 6/6 maka ia dapat melihat huruf pada jarak 6 meter, yang oleh
orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 6 meter.
- Bila pasien membaca hanya sebatas huruf baris yang menunjukkan angka 30, tajam
penglihtan pasien adalah 6/30.
- Bila tajam penglihatan adalah 6/60 berarti ia hanya dapat terlihat pada jarak 6 meter
yang pada orang normal dapat dilihat pada jarak 60 meter.
- Bila pasien tidak dapat mengenal huruf terbesar pada kartu snellen maka dilakukan uji
hitung jari. Jari dapat dilihat terpisah oleh orang normal pada jarak 60 meter.
- Bila pasien hanya dapat melihat jari pada jarak 3 meter, maka dinyatakan tajam
penglihatan adalah 3/60. Dengan pengujian ini tajam penglihatan hanya dapat dinilai
sampai 1/60, yaitu menghitung jari pada jarak 1 meter.
- Dengan uji lambaian tangan, maka dapat dinyatakan tajam penglihatan pasien lebih
buruk dari 1/60. orang normal dapat melihat lambaian tangan pada jarak 300 meter.
Bila pasien hanya dapat melihat lambaian tangan pada jarak 1 meter, berarti tajam
penglihatan 1/300.
- Kadang-kadang mata hanya dapat melihat sinar. Keadaan ini disebut sebagai tajam
penglihatan 1/~.
- Bila penglihatan sama sekali tidak mengenal sinar maka penglihatan adalah 0 (buta
total).
-
Snellen chart
14
7/29/2019 Skenario 1 Blok Panca Indra
15/28
Bila seseorang diragukan apakah penglihatanya berkurang akibat kelaianan refraksi, maka
dilakukan uji pinhole. Bila dengan pinhole penglihatan lebih baik, maka berarti ada kelainan
refraksi yang masih dapat dikoreksi dengan kacamata. Bila penglihatan berkurang dengan
diletakkan nya pinhole di depan mata berarti ada kelainan organik atau kekeruhan media
penglihatan yang mengakibatkan penglihatan menurun.
Uji Lubang Kecil
Untuk mengetahui apakah tajam penglihatan yang kurang terjadi akibat kelainan refraksi
atau kelainan organik media penglihatan.
Penderita duduk menghadap kartu snellen dengan jarak 6m. penderita disuruh melihat
huruf terkecil yang masih terlihat dengan jelas. Kemudian pada mata tersebut ditaruh
lempeng berlubang kecil (pinhole atau lubang sebesar 0.75 mm). Bila terdapat perbaikan
tajam penglihatan dengan melihat melalui lubang kecil berarti terdapat kelainan refraksi. Bila
terjadi kemunduran tajam penglihatan berarti terdapat gangguan pada media penglihatan,
mungkin diakibatkan kekeruhan kornea, katarak, kekeruhan badan kaca, dan kelainan macula
lutea.
Uji Pengkabutan (fogging test)
Uji pemeriksaan astigmatisme dengan memakai prinsip mengistirahatkan akomodasi
dengan memakai lensa positif. Dengan mata istirahat pasien disuruh melihat astigmatisme
dial (juring astigmat). Bila garis vertical yang terlihat jelas berarti garis ini telah terproyeksi
baik pada retina sehingga diperlukan koreksi bidang vertical dengan memakai lensa silinder
negative dengan sumbu 180 derajat. Penambahan kekuatan silinder diberikan sampai garis
pada juring astigmatisme terlihat sama jelas.
Uji Celah Stenopik
Celah selebar 1mm lurus yang terdapat pada lempeng dan dipergunakan untuk:
15
7/29/2019 Skenario 1 Blok Panca Indra
16/28
1. Mengatahui adanya astigmat
Penglihatan akan bertambah bila letak sumbu celah sesuai dengan sumbu astigmat yang
terdapat.
2. Melihat sumbu koreksi astigmat
Penglihatan akan bertambah bila sumbunya mendekati sumbu silinder yang benar, untukmemperbaiki sumbu astigmat dilakukan dengan menggeser celah sumbu stenopik berbeda
dengan sumbu silinder dipasang, bila terdapat perbaikan penglihatan maka ini menunjukkan
sumbu astigmatisme belum tepat.
3. Untuk mengetahui besarnya astigmat
Dilakukan hal yang sama dengan sumbu celah berhenti pada ketajaman maksimal. Pada
sumbu ini ditaruh lensa positif atau negative yang memberikan ketajaman maksimal.
Perbedaan antara kedua kekuatan lensa sferis yang dipasangkan merupakan besarnya
astigmatisme kornea tersebut.
4. Menentukan rencana pembedahan iridektomi optik
Dengan pupil dilebarkan maka celah stenopik diputar-putar letaknya di depan mata.
Kemudian dilihat kedudukan stenopik yang memberikan tajam penglihatan maksimum, pada
sumbu ini dilakukan iridektomi optic.
Uji Silinder Silang
Dua lensa silinder yang sama akan tetapi dengan kekuatan berlawanan dan diletakkan
dengan sumbu saling tegak lurus (silinder silang Jackson). Ekivalen sferisnya adalah nihil.
Lensa silinder silang terdiri atas 2 lensa silinder yang menjadi satu yang dapat terdiri atas
silinder -0,25 (-0,50) dan silinder +0,25 (+0,50) yang sumbunya saling tegak lurus. Lensa ini
dipergunakan untuk:
1. Melihat koreksi silinder yang telah dilakukan pada kelainan astigmat pasien sudah cukup
atau telah penuh.
Pada mata ini dipasang silinder silang yang sumbunya sejajar dengan sumbu koreksi. Bila
sumbu lensa silinder silang diputar 90 derajat ditanyakan apakah penglihatan membaik atau
mengurang. Bila membaik berarti pada kedudukan kedua lensa silinder mengakibatkan
perbaikan penglihatan. Bila silinder itu dalam kedudukan lensa silinder positif maka untuk
koreksi pasien diperlukan pemasangan tambahan lensa silinder positif. Keadaan ini dapat saja
sebaliknya.
2. Untuk melihat apakan sumbu lensa silinder pada koreksi yang telah diberikan sudah
sesuai.
Pada keadaan ini dipasang lensa silinder silang dengan sumbu 45 derajat terhadap sumbu
silinder koreksi yang telah dipasang. Kemudian lensa silinder silang ini sumbunya diputar
cepat 90. Bila pasien tidak melihat perbedaan perubahan tajam penglihatannya pada kedua
kedudukan ini berarti sumbu lensa yang dipakai sudah sesuai. Bila pada satu kedudukan lensa
silinder silang ini terlihat lebih jelas maka silinder positif dari lensa koreksi diputar
mendekati sumbu lensa silinder positif lensa silinder silang (dan sebaliknya). Kemudian
dilakukan pemeriksaan ulang. Pemeriksaan ini dilakukan sampai tercapai titik netral atau
16
7/29/2019 Skenario 1 Blok Panca Indra
17/28
tidak terdapat perbedaan. Untuk memperbaiki kelainan astigmat dapat diberikan lensa
silinder dengan cara coba-coba, cara pengabur ataupun cara silinder bersilang. Pada astigmat
irregular dimana terjadi pemantulan dan pembiasan sinar yang tidak teratur pada dataran
permukaan depan kornea maka koreksi dilakukan dengan memakai lensa kontak. Dengan
memakai lensa kontak ini, maka permukaan depan kornea tertutup rata dan diisi oleh film airmata.
Uji Duokrom = Uji Keseimbangan Merah Biru, (Red Green Balance Test),
(Untuk koreksi kacamata tepat)
Pada mata emetropia sinar merah dibiaskakn di belakang retina sedang sinar hijau di
depan, demikian pula pada mata yang telah dikoreksi dengan tepat.
Pada penderita duduk dengan satu mata ditutup dan melihat pada kartu merah hijau ada
huruf diatasnya. Pasien diminta untuk memberitahu huruf di atas warna yang tampak lebih
jelas.
Bila terlihat huruf diatas warna hijau lebih jelas berarti mata hipermetropia,
sedang pada myopia akan lebih jelas huruf pada warna merah. Pada keadaan
tersebut dilakukan koreksi sehingga huruf di atas warna hijau sama jelas
dibanding huruf di atas warna merah.
Uji Dominan Mata
Untuk mengetahui mata dominant pada anak. Anak diminta melihat pada satu titik atau
benda jauh. Satu mata ditutup kemudian mata yang lainnya. Bila mata yang dominant yang
tertutup maka anak tersebut akan menggerakkan kepalanya untuk melihat benda yang
matanya dominant.
Uji Crowding Phenomena (Untuk Mengetahui Adanya Ambliopia)
Penderita diminta membaca huruf kartu snellen sampai huruf terkecil yang dibuka satu-
persatu atau yang diisolasi, kemudian isolasi huruf dibuka dan pasien disuruh melihat sebaris
huruf yang sama. Bila terjadi penurunan tajam pemglihatan dari huruf isolasi ke huruf dalam
baris maka ini disebut crowding phenomena pada mata tersebut menderita ambliopia.
5. Memahami dan menjelaskan penyakit infeksi kornea (keratitis) dan berbagai
penyebabnya.
Keratitis
Radang Kornea biasanya di klasifikasi dalam lapis kornea yang terkena, sperti kratitis
superfisial atau profunda. Keratitis dapat disebabakan oleh berbagai hal seperti kurangnya air
mata, keracunan obat, reaksi alergi tehadap yang diberi topikal, dan reaksi terhadap
konjungtivitis menahun.
17
7/29/2019 Skenario 1 Blok Panca Indra
18/28
Keratitis akan memberikan gejala mata merah, rasa silau, dan merasa kelilipan.
Pengobatan dapa diberikan antibiotika, air mata buatan dan silopegik.
Keratitis Pungtata
Keratitis yang terkumpul di daerah membran Bowman, dengan infiltrat berbentuk bercak-bercak halus. Keratitis pungtata disebabkan oleh hal yang tidak spesifik dan dapat terjadi
pada moluskum kontagiosum, akne rosasea, herpes simpleks, herpes zooster, blefaritis
neuroparalitik, infeksi virus, vaksinia, trakoma dan trauma radiasi, dry eyes, trauma,
lagoftalmos, keracunan obat seperti neomisin, tobramisin dan bahan pengawet lainnya.
Kelainan dapat berupa:
1. Keratitis pungtata epitel
2. Keratitis pungtata
3. Pada konjungtivitis verna dan konjungtivitis atopik ditemukan bersama-sama papil
raksasa.
4. Pada trakoma, pemfigoid, sindrom Stevens Johnson dan pasca pengobatan radiasi
dapat ditemukan bersama-sama dengan jaringan parut konjungtiva.
Keratitis pungtata biasanya terdapat bilateral dan berjalan kronis tanpa terlihatnya gejala
kelainan konjungtiva, ataupun tanda akut yang biasanya terjadi pada dewasa muda.
Keratitis Pungtata Superfisial
Keratitis pungtata superfisial memberikan gambaran seperti infiltrat halus bertitik-titik
pada permukaan kornea. Merupakan cacat halus kornea superfisial dan hijau bila diwarnai
fluoresein. Keratitis pungtata superfisial dapat disebabkan sindrom dry eye, blefaritis,
keratopati logaftalmos, keracunan obat topikal, sinar ultraviolet, trauma kimia ringan, dan
pemakaian lensa kontak.
Pasien akan mengeluh sakit, silau, mata merah dan rasa kelilipan, pasien diberi air mata
buatan, tobramisin tetes mata, dan sikloplegik.
Keratitis Pungtata Subepitel
Keratitis yang terkumpul di daerah membran Bowman. Pada keratitis ini biasanya
terdapat bilateral dan berjalan kronis tanpa terlihatnya gejala kelainan konjungtiva, ataupun
tanda akut, yang biasanya terjadi pada dewasa muda.
Keratitis Marginal
Keratitis marginal merupakan infiltrat yang tertimbun pada tepi kornea sejajar dengan
limbus. Penyakit infeksi lokal konjungtiva dapat mengakibatkan keratitis kataral atau keratitis
marginal ini. Keratitis marginal kataral biasanya terdapat pada pasien setengah umur dengan
adanya blefarokonjungtivitis.
18
7/29/2019 Skenario 1 Blok Panca Indra
19/28
Bila tidak diobati dengan baik maka akan mengakibatkan tukak kornea. Biasanya bersifat
rekuren, dengan kemungkinan terdapatnya Streptococcus pneumonie, Haemophilus aegepty,
Moraxella lacunata, dan Esrichia. Infiltrat dan tukak yang terlihat diduga merupakan
timbunan kompleks antigen-antibodi.
Penderita akan mengeluh sakit, seperti kelilipan, lakrimasi dan disertai fotofobia berat.
Pada mata akan terlihat blefarospasme pada satu mata, injeksi konjungtiva, infiltrat dan ulkus
yang memanjang, dangkal unilateral dapat tunggal atau multipel, sering disertai
neovaskularisasi dari arah limbus.
Pengobatan yang diberikan adalah antibiotika yang sesuai dengan penyebab infeksi
lokalnya dan steroid dosis ringan. Pada pasien dapat diberikan vitamin B dan C dosis tinggi.
Pada kelainan yang indolen dilakukan kauterisasi dengan listrik ataupun AgNO3 di pembulah
darahnya atau dilakukan flep konjungtiva yang kecil.
Penyulit yang terjadi berupa jaringan parut pada kornea yang akan mengganggu
penglihatan atau ulkus meluas dan menjadi lebih dalam. Keratitis marginalis trakomatosa
merupakan keratitis dengan pembentukan membran pada kornea atas. Keadaan ini akan
membentuk pannus, berupa keratitis dengan neovaskularisasi.
Keratitis Interstisial
Keratitis yang ditemukan pada jaringan kornea yang lebih dalam. Pada keratitis
interstisial akibat luas kongenital didapatkan neovaskularisasi dalam, yang terlihat pada usia
5-20 tahun pada 80% pasien lues. Keratitis interstisial dapat terjadi akibat alergi atau infeksi
spiroket ke dalam stroma kornea dan akibat tuberkulosis.
Keratitis interstisial merupakan keratitis nonsupuratif profunda disertai dengan
neovaskularisasi. Keratitis ini juga disebut sebagai keratitis parenkimatosa. Biasanya akan
memberikan keluhan fotofobia, lakrimasi, dan menurunya visus. Pada keratitis interstisial
maka keluhan bertahan seumur hidup.
Seluruh kornea keruh sehingga iris sukar dilihat. Permukaan kornea seperti permukaan
kaca. Terdapat injeksi siliar disertai dengan serbukan pembuluh ke dalam sehingga
memberikan gambaran merah kusam atau apa yang disebut salmon patch dari Hutchinson.
Seluruh kornea dapat berwarna merah cerah.
Kelainan ini biasanya bilateral. Pada keadaan yang disebabkan tuberkulosis biasanya
bilateral. Pada keratitis yang disebabkan oleh sifilis kongenital biasanya ditemukan tanda-
tanda sifilis kongenital lain, seperti hidung pelana (sadlenose) dan trias Hutchinson, dan
pemeriksaan serologik yang positif terhadap sifilis. Pada keratitis yang disebabkan oleh
tuberkulosis terdapat gejala tuberkulosis lainnya.
Pengobatan keratitis profunda tergantung pada penyebabnya. Pada keratitis diberikan
sulfas atropin tetes mata untuk mencegah sinekia akibat terjadinya uveitis dan kortikosteroid
tetes mata. Keratitis profunda dapat juga terjadi akibat trauma, mata terpajan pada korneadengan daya tahan rendah.
19
7/29/2019 Skenario 1 Blok Panca Indra
20/28
]
Keratitis Bakterial
Setiap bakteri seperti atphylocccus, pseudomonas, dan enterobactericeae dapat
mengakibatkan keratitis bakterial.
Pengobatan antibiotika dapat diberikan pada keratitis bakterial dini. Biasanya pengobatan
dengan dasar berikut :
Gram (-) Gram (+)
Tobramisin
Gentamisin
polimiksin
Cefazolin
Vancomysin
basitrasin
Keratitis Virus
Keratitis Herpetik
Keratitis herpetik disebabkan oleh herpes simpleks den herpes zooster. Yang disebabkan
oleh herpes simpleks di bagi dalam 2 bentuk yaitu epitelial dan stromal. Hal yang murni
epiteliel adalah dendritik dan stromal adalah diskiformis. Biasanya infeksi herpes simpleks
ini berupa campuran epitel dan stroma. Pada yang epiteliel kerusakan terjadi akibat
pembelahan virus di dalam sel epitel, yang akan mengakibatkan kerusakan sel dan
membentuk tukak kornea superfisial. Stromal di akibatkan reaksi imunologik tubuh pasien
sendiri terhadap virus yang menyerang.
Pengobatan adalah dengan menggunakan IDU. IDU merupakan obat antiviral yang
murah, bersifat tidak stabil. Bekerja dengan menghambat sintesis DNA virus dan manusia,
sehinga bersifat toksik untuk epitel normal dan tidak boleh dipergunakan lebih dari 2 minggu.
Infeksi Herpers Zoster
20
7/29/2019 Skenario 1 Blok Panca Indra
21/28
Virus herpes zoster dapat memberikan infeksi pada ganglion saraf trigeminus. Bila yang
terkena cabng oftalmik maka akan terlihat gejala-gejala herpes zoster pada mata. Gejala yang
terlihat pada mata adalah rasa sakit pada daerah yang terkena dan badan berasa hangat.
Penglihatan berkurang dan merah. Pada kelopak mata akan terlihat vesikel dan infiltrat pada
kornea.
Pengobatan biasanya tidak spesifik dan hanya simtomatik. Pengobatan dengan pemberian
asiklovir dan pada usia lanjut dapat diberi asiklovir.
Keratitis Dendritik
Merupakan keratitis superfisial yang membentuk garis infiltrat pada permukaan kornea
yang kemudian membentuk cabang.
Disebabkan oleh virus herpes simpleks, yang biasanya bermanifestasi dalam bentuk
keratitis dengan gejala ringan seperti fotofobia, kelilipan, tajam penglihatan berkurang,
konjungtiva hiperemia disertai dengan sensitibilitas kornea yang hipestesia.
Pengobatan kadang tidak diperlukan karena dapat sembuh spontan atau dapat sembuh
dengan melakukan debridement. Dapat juga dengan pemberian antivirus dan siklopegik,
antibiotika dengan bebat tekan.
Keratitis disiformis
Keratitis membentuk keruhan infiltrat yang bulat atau lonjong di dalam jaringan kornea.
Biasanya merupakan keratitis profunda superfisial, yang terjadi akibat infeksi virus herpes
simpleks. Sering diduga keratitis disiformis merupakan reaksi alergi ataupun imunologik
terhadap infeksi virus herpes simpleks pada permukaan kornea.
Keratokonjungtivitis Epidemi
Keratitis yang terbentuk pada keratokonjungtivitis epidemi adalah akibat reaksi
peradngan kornea dan konjungtiva yang disebabkan oleh reaksi alergi terhadap adenovirus
tipe 8.
Umumnya pasien demam, merasa seperti ada benda asing, kadang disertai nyeri
periorbita. Akibat keratitis penglihatan akan menurun. Ditemukan edema kelopak dan folikel
konjungtiva, pseudomembran pada konjungtiva tarsal yang dapat membentuk jaringan parut.
Pada kornea ditemukan keratitis pungtata yang pada minggu pertama terlihat difus di
permukaan kornea. Pada hari ke 7 terdapat lesi epitel setempat dan pada hari ke 11-15terdapat kekeruhan sub epitel di bawah lesi epitel tersebut.
21
7/29/2019 Skenario 1 Blok Panca Indra
22/28
Pengobatan pada keadaan akut sebaiknya diberikan kompres dingin dan pengobatan
penunjang lainya.
Keratitis Dimmer atau Keratitis Numularis
Keratitis numularis bentuk keratitis dengan ditemukanya infiltrat yang bundar
berkelompok dan tepinya berbatas tegas sehingga memberikan gambaran halo.
Keratitis ini berjalan lambat yang sering terdapat unilateral pada petani sawah. Kelainan
yang ditemukan pada keratitis dimmer sama dengan keratitis numular. Keratitis numularis
dengan bentuk keratitis dengan ditemukanya infiltrat yang bundar yang berkelompok dan di
tepinya tegas sehingga memberikan gambaran halo.
Keratitis ini berjalan lambat yang sering terdapat unilateral pada petani sawah.
Keratitis Filamentosa
Keratitis yang disertai adanya filamen mukoid dan deskuamasi sel epitel pada permukaan
kornea.
Penyebabnya tidak diketahui. Dapat disertai penyakit lain seperti keratokonjungtivitis
sika, sarkoidosis, trakoma, pemfigod okular, pemakaian lensa kontak, edema kornea,
keratokounjungtivitis limbik superior, diabetes mellitus, trauma dasar otak, keratitis
neurotrofik dan pemakaian antihistamin.
Gejalanya berupa rasa skelilipan, sakit, silau, blefarospasme, dan epifora. Dapat berjalan
menahun ataupun akut. Mata merah dan terdapat defek epitel kornea.
Pengobatan dengan larutan hipertonik NaCl 5%, air mata hipertonik. Mengangkat filamen
dan bila mungkin memasang lensa kontak lembek.
22
7/29/2019 Skenario 1 Blok Panca Indra
23/28
Keratitis Alergi
Keratokonjungtivitis Flikten
Merupakan radang kornea dan konjungtiva yang merupakan reaksi imun yang mungkin
sel mediated pada jaringan yang sudah sensitif terhadap antigen.
Mata akan memberikan gejala lakrimasi dan fotofobia disertai rasa sakit. Gambaran
karakteristiknya adalah dengan terbentuknya papul atau pustula pada kornea ataupun
konjungtiva. Pada mata terdapat flikten pada kornea berupa benjolan berbatas tegas berwarna
putih keabuan, dengan atau tanpa neovaskularisasi yang menuju ke arah benjolan tersebut.
Pada gambaran klinis akan terlihat suatu keadaan sebagai hiperemia konjungtiva,kurangnya airmata, menebalnya epitel kornea, perasaan panas disertai gatal dan tajam
penglihatan berkurang.
Keratitis fasikularis
Keratitis dengan pembentukan pita pembuluh darah yang menjalar dari arah limbus ke
arah kornea. Biasanya berupa tukak kornea akibat flikten yang menjalar ke daerah sentral
disertai fasikulus pembuluh darah.
Keratitis fasikularis adala suatu penampilan flikten yang berjalan yang mebawa jalur
pembuluh darah baru sepanjang permukaan kornea.
Keratokonjungtivitis vernal
Merupakan penyakit rekuren, dengan peradangan tarsus dan konjungtiva nbilateral.
Penyebabnya tidak diketahui dengan pasti, akan tetapi didapatkan terutama pada musim
panas dan mengenai anak sebelum umur 14 tahun. laki-laki lebih sering dari wanita.
23
7/29/2019 Skenario 1 Blok Panca Indra
24/28
Keratitis Lagoftalmos
Keratitis yang terjadi akibat adanya lagoftalmos dimana kelopak mata tidak dapat
menutup dengan sempurna sehingga terdapat kekringan kornea. Lagoftalmos akanmengakibatkan mata terpapar sehingga terjadi trauma pada konjungtiva dan kornea menjadi
kering dan terjadi infeksi. Infeksi ini dapat dalam bentuk konjungtivitis atau suatu keratitis.
Pengobatan keratitis lagoftalmos ialah dengan mengatasi kausa dan air mata buatan.
Untuk mencegah infeksi sekunder diberikan salep mata.
Keratitis Neuroparalitik
Merupakan keratitis akibat kelaianan saraf trigeminus, sehingga terdapat kekruhan kornea
yang tidak sensitif disertai kekeringan kornea.pada kornea ini akan mudah terjadi infeksi
sehingga akan mengakibatkan terbentuknya tukak kornea.
Pasien akan mengeluh tajam penglihatan menurun, silau dan tidak nyeri. Mata akan
memberikan gejala jarang berkedip karena hilangnya refleks mengedip, injeksi siliar,
permukaan kornea keruh, infiltrat dan vesikel pada kornea. Dapat terlihat terbentuknya
deskuamasi epitel seluruh permukaan kornea yang dimulai pada bagian tengah dan
meninggalkan sedikit lapisan epitel ornea yang sehat di dekat limbus.
Keratokunjungtivitis Sika
Keratokonjungtivitis sika adalah suatu keadaan keringnya permukaan kornea dan
konjungtiva.
Kelaianan ini terjadi pada penyakit yang mengakibatkan :
1. Defisiensi komponen lemak air mata, misalnya : blefaritis menahun, distikiasis dan
akibat pembedahan kelopak mata.
2. Defisiensi kelenjar air mata, misalnya : syndrom syogren, syndrom Riley Day,
alakrimia kongenital, aplasi kongenital saraf trigeminus.
3. Defisiensi komponen musin, misalnya : benign ocular pempigoid, defisiensi vit. A
4. Akibat penguapan yang berlebihan seperti pada keratitis neuroparalitik, hidup di
gurun pasir, keratitis lagoftalmos.
24
7/29/2019 Skenario 1 Blok Panca Indra
25/28
5. Karena parut pada kornea atau menghilanya mikrovil kornea.
Pasien dengan keratokonjungtivitis sika akan mengeluh mata gatal, mata seperti berpasir,
silau, dapat penglihatan kabur.
Keratitis Sklerotikan
Kekruhan berbentuk segitiga pada kornea yang menyertai radang sklera atau skleritis.
Diduga akibat perubahan susunan serat kolagen yang menetap.
Perkembangan kekruhan kornea ini biasanya terjadi akibat proses yang berulang-ulangyang selalu memberikan sisa-sisa baru sehingga defek makin luas bahkan dapat mengenai
seluruh kornea.
Keratitis sklerotikan akan memberikan gejala berupa kekruhan kornea yang terlokalisasi
dan berbatas tegas unilateral.
Pengobatanya dapat diberikan steroid dan akan memberikan prognosis yang baik.
Farmakoterapi Penyakit Mata
Anti Bakteri
Anti bakteri merupakan antibiotika yang dipakai sesuai dengan etiologi yang ditetapkan
dengan pemeriksaan pulasan, biakan, dan uji resistensi.
Anti bakteri utama yang dikenal adalah :
25
7/29/2019 Skenario 1 Blok Panca Indra
26/28
- Aminoglikosida, efektif terhadap pseudomonas, streptokokus, dan stafilokokus.
- Basitrasin, efektif untuk kokus gram positif, neiseria, hemofilus, dan basil gram (+).
- Cetazolin, staphylococus gram (+).
- Eritromisin, efektif untuk bakteri gram positif, neiseria, spiroketa, dan hemofilus.
- Gentamisina, efektif untuk kokus ram positif, gram negatif basil, dan pseudomonas.
- Kloramfenikol, efektif untuk kuman gram negatif dan positif, klamidia dan riketsia.
- Penisillin, yang efektif terutama pada streptokokus, neiseria, haemophilus, klesila,
stafilokokus, dan actinomyces
- Polimiksin, efektif untuk psudomonas, bakteri gram negatif kecuali proteus dan
neiseria.
- Sefalosporin, yang efektif terhadap stafilokokus, streptokokus, dan gram negatif
tertentu.
- Sulfonamida, efektif untuk kokus dan basil gram negatif dan positif, klamidia,
actinomises, dan nokardia.
- Surbenisilin, efektif untuk pseudomonas dan bakteri anaerob.
- Tetrasiklin, efektif untuk bakteri positif dan negatif, klamidia, dan mikoplasma.
- Vancomysin, kokus gram (+) dan batang gram (-).
Antijamur
Obat antijamur yang sering digunakan nistatin, dan amfoterisin. Dikenal berbagai obatanti jamur seperti :
26
7/29/2019 Skenario 1 Blok Panca Indra
27/28
- Nantamisin (pimafulin), efektif untuk kandidia dan fusarium aspergilus, penicilium,
cephalosporium.
- Nistatin, (mycostatin), efektif untuk kandida.
- Amfoterisina (fungicid) efektif untuk aspergilus, histoplasma, blastomyces,coccidiodes.
Dipergunakan untuk mengobati infeksi jamur yang dalam pemakaian obat adalah dengan
jalan parenteral.
Antivirus
Obat yang sering dipakai adalah Iodouksiridon (IDU), vidarabin, adenosin arabinosa
(ARA A), trifluorotimidin (TFT) dan asiklovir.
Asiklovir bersifat selektif terhadap sintesis DNA virus. Dalam bentuk salep 3% yang
diberikan tiap 4 jam. Sama efektif dengan antivirus lain akan tetapi dengan efek samping
yang krurang.
Sikloplegia
Obat sikloplegia bekerja melumpuhkan otot sfingter iris sehingga terjadi dilatasi pupil,
selain juga mengakibatkan paralisis otot siliar sehingga melumpuhkan akomodasi. Dikenal
obat sikloplegia atropin, homatropin dan tropikamida.
Atropin (0,5-2,5%) merupakan siklopegik kuat dan jga bersifat midriatik. Efek maksimal
dicapai setelah 30-40 menit. Bila telah terjadi kelumpuhan otot akomodasi maka akan normal
kembali 2 minggu setelah obat dihentikan.
Atropin memberikan efek samping seperti nadi cepat, demam, merah dan mulut kering.
Homatropin (2-5%) efek hilang lebih cepat di banding dengan atropin, efek maksimal di
capai dalam 20-90 menit dan biasanya akomodasi normal kembali setelah 24 jam hingga 3
hari.
Tropikamida. (0,5-1%) memberikan efek setelah 15-20 menit dengan efek maksimal
dicapai setelah 20-30 menit dan hilang setelah 3-6 jam. Obat ini sering dipakai untuk
melebarkan pupil pada pemeriksaan fundus okuli.
27
7/29/2019 Skenario 1 Blok Panca Indra
28/28
6. Memahami dan menjelaskan mengenai menjaga mata dan penglihatan berdasarkan
ajaran Agama Islam.
Perintah menjaga pandangan
katakanlah kepada orang- orang beriman ( laki-laki) hendaknya menjaga pandangan
mereka dan memelihara kemaluan mereka, karena yang demikian itu membersihkan jiwa
mereka dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dengan apa yang mereka lakukan. Dan
katakanlah kepada wanita hendaknya mereka menjaga pandangan mereka dan memelihara
kemaluan mereka (Qs. An-Nur (24): 30-31)
Firman Allah tentang mata
Bukanakah kami telah memberikan kepadanya dua buah mata (Qs. Al-Balad (90): 8)
Sang imam gojali di dalam kitabnya ihya ulmuddin menyabutkan, bahwa mata adalah
panglima hati hamper semua perasaan dan perilaku awalnya picu oleh pandangan mata. Bila
mata di biarkan memandang itu di benci dan di larang maka pemiliknya berada di tepi jurangbahaya meskipun dia tidak sungguh- sungguh jatuh kedalam jurang
An nur ayat 30
Katakanlah kepada laki-laki( kaum mukmin) :Hendaklah mereka menundukn sebagian
dari pandangan mereka dan hendaklah merka menjaga kemaluan mereka
An nur ayat 31
hendaklah mereka menundukan sebagian dari pandngan mereka
28