Seuramoe PRIORITAS Media Informasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik
Rektor Universitas Syiah Kuala:
Keterangan gambar paling atas dari kiri : Peserta ToT menyelesaikan karyanya: Kelompok mapel; mengarahkan siswa saat praktik; mendampingi kelompok saat praktik pembelajaran
“....jadi, mahasiswa FKIP Unsyiah bisa kuliah di Universitas Al Muslim selama satu semester dan sebaliknya. Ini penting agar mereka memperoleh pengalaman yang dapat berguna saat mereka mendidik siswa nantinya ”
(Petikan sambutan kepala dinas pendidikan yang disampaikan saat pembukaan Pelatihan untuk Pelatih (Fasda) Kohor 2 Provinsi Aceh. Sumber berita: http://acehprov.go.id
Newsletter SEURAMOE PRIORITAS diterbitkan oleh USAID PRIORITAS di Provinsi Aceh sebagai media penyebarluasan informasi dan inovasi serta praktik yang baik dalam bidang pendidikan. Kunjungi website kami : www.prioritaspendidikan.org. Manfaatkan berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran yang berhasil, penelitian tindakan kelas, video praktik yang baik, karya anak, dan diskusi online forum sekolah.
USAID PRIORITAS : Prioritizing Reform, Innovation and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students
elama tujuh hari, 134 fasilitator daerah (fasda) dari Kabupaten Mitra Kohor 2 di SAceh telah melalui tahapan pelatihan untuk pelatih modul pertama. Kegiatan itu dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Aceh Drs Anas M. Adam MPd
pada 7 Februari 2014. Ia menyatakan, para fasda adalah garda terdepan untuk meningkatkan mutu pendidikan di daerahnya. ”Karena itu, saya berharap fasda dapat memanfaatkan ilmu dan menyebarluaskannya kepada guru-guru saat pelatihan dan pendampingan di sekolah,” jelasnya. Kadisdik menambahkan, tahun ini telah dialokasikan anggaran daerah lebih dari Rp 300 miliar untuk peningkatan mutu pendidikan. ”Termasuk akan dilakukan training pengelola atau penyelenggara pelatihan agar mereka dapat melaksanakan pelatihan secara profesional,” paparnya. Ia berharap, dana yang dialokasikan memiliki dampak signifikan terhadap peningkatan mutu pendidikan di Aceh. Pelatihan perubahan kurikulum menjadi dominan tahun ini. Dinas pendidikan bersama LPMP akan melatih 22 ribu guru SD selama lima hari di berbagai kabupaten/kota. Kadisdik juga memberikan kesempatan para fasda untuk menjadi tenaga pelatih. ”Sebab, merekalah yang nanti melatih sekolah-sekolah dalam rangka mempercepat akses pendidikan dasar yang berkualitas,” ucap Pak Anas. Fasda yang terpilih hasil seleksi bersama antara USAID PRIORITAS serta dinas pendidikan dan Kementerian Agama tersebut tidak hanya melakukan pelatihan di tempat kegiatan, tetapi juga mengaplikasikan praktik pembelajaran di sekolah-sekolah terpilih. Dengan model pelatihan itu, diharapkan fasda lebih terampil, terbiasa, dan merasakan langsung keterlibatan peserta didik dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh saat pelatihan.
”Saya berharap para fasilitator daerah dapat memanfaatkan ilmu dan menyebarluaskan kepada guru-guru saat pelatihan di sekolah”
Kepala Dinas Pendidikan Aceh:
USAID PRIORITAS:
Edisi VI / Desember 2013 - Februari 2014
(Petikan sambutan Rektor Universitas Syiah Kuala yang disampaikan saat pembukaan Pertemuan Universitas Konsorsia di Banda Aceh). Sumber berita: www.atjehpost.com
Fasda Garda Depan Peningkatan Mutu Pendidikan
Mengutamakan Pembaharuan,Inovasi,dan Kesempatan bagi Guru,
Tenaga Kependidikan, dan Siswa
”Penataan dan pemerataan guru (PPG) bermanfaat bukan hanya untuk menjangkau daerah terpencil dan meningkatkan mutu pendidikan, tetapi juga bermanfaat bagi guru bersertifikasi untuk pemenuhan jam mengajar”
Wakil Bupati Bener Meriah:
(Petikan sambutan Wakil Bupati Bener Meriah saat uji publik hasil analisis PPG di Kabupaten Bener Meriah)
Foto
: Teu
ku M
eldi/
Rah
mi J
afar
/ M
asha
di/
PR
IOR
ITA
S A
ceh
SE Seuramoe PRIORITAS
2
Edisi : 1/2012
Edisi VI / Desember 2013 - Februari 2014
SAID PRIORITAS menjadi satu-satunya peserta
Uyang mewakili donor/NGO pada pekan kreativitas
pendidikan di Kabupaten Aceh Jaya. Kegiatan yang
dihelat pada 17-20 Desember 2013 di halaman Dinas
Pendidikan Aceh Jaya tersebut melibatkan PAUD, SD, dan
SMP. Tujuannya, mendorong anak belajar berkarya dan
menciptakan hal baru serta lebih berani berkreasi di tingkat
kecamatan maupun kabupaten. Kegiatan ini
memperlombakan berbagai kreativitas siswa seperti
mewarnai, puisi, pidato, hafalan doa, cerdas cermat,
berhitung cepat, dan tarian.
Stan PRIORITAS menampilkan foto-foto kegiatan
(terutama pelatihan tingkat sekolah) yang telah
dilaksanakan di Aceh Jaya. Dengan dukungan MTs Negeri
Teunom dan SDN 3 Teunom ditampilkan pula hasil-hasil
karya siswa, termasuk simulasi gunung berapi dan
peredaran darah mengunakan alat peraga sederhana hasil
karya guru dan siswa. Bupati, Kapolres, Kadisdik, dan kepala
kanwil Kemenag melihat langsung presentasi siswa dan
memberikan pesan-pesan kepada siswa di wall frame yang
disediakan PRIORITAS.
SEURAMOE UTAMA
USAID PRIORITAS di Pekan Kreativitas Pendidikan di Aceh Jaya
ima kabupaten/kota eks mitra DBE telah Lmengalokasikan anggaran Rp 404.162.500 untuk
mendiseminasikan pelatihan tingkat sekolah
menggunakan modul 1 yang dikembangkan USAID
PRIORITAS. Rinciannya, Kota Banda Aceh sebesar Rp
10.750.000, Kabupaten Aceh Besar Rp 69.060.000,
Kabupaten Pidie Rp 31.200.000, Kabupaten Bireuen Rp
102.148.500, dan Kabupaten Aceh Tengah Rp 191.004.000.
Telah dilatih 147 SD, 56 MI, dan 33 SMP dengan total 1.017
peserta. Mereka terdiri atas unsur guru, kepala sekolah, dan
komite. Pelatihan yang didukung dana BOS tersebut
dibantu USAID PRIORITAS (sharing cost) sebesar Rp
117.998.100 untuk membiayai fasilitator daerah.
Dana Diseminasi Rp 404.162.500 untuk Latih 1.017 Orang pada 2013
Galeri foto pelatihan kohor 2 Keterangan foto: 1. Peserta ToT menempelkan plano; 2. Diskusi kelompok; 3. Mengarahkan siswa saat praktik; 4. Memanfaatkan lantai untuk menyelesaikan tugas kelompok; 5. Praktik pelatihan manajemen sekolah (MBS); 6. Menjelaskan hasil karya kelompok; 7. seorang guru menjelaskan praktik pembelajaran; 8. Siswa menjelaskan hasil karyanya pada kertas plano; 9. Siswa memajangkan kertas plano hasil karya mereka; 10. Praktik pembelajaran di Sekolah. 11. presentasi siswa saat praktik pembelajaran
Bupati memperhatikan presentasi siswa MTsN Teunom (kiri). Kapolres dan bupati mengisi wall frame “Ukiran Imajinasiku” pada stan USAID PRIORITAS (kanan).
Sharing cost diseminasi lima kabupaten. Kabupaten menempatkan dana Rp 404.162.500 (77 %) dan
USAID PRIORITAS Rp 117.998.100 (23 %)
8 10 11
7 6 4 3
21
9
5
Foto
: Teu
ku M
eldi/
Kom
unik
asi
Foto
: Teu
ku M
eldi/
Rah
mi J
afar
/ Yus
riza
l/ M
asha
di/
Cut
Rah
maw
ati/
PR
IOR
ITA
S A
Ceh
Sumber data ME Specialist Prov. Aceh
Pemerataan dan Kualitas Guru Jadi Fokus Dinas Pendidikan Kabupaten pada 2014
3
Edisi VI / Desember 2013 - Februari 2014
adisdik Kabupaten Pidie Jaya KRidwan M. Ali menegaskan, fokus
kerjanya pada 2014 adalah
menyelesaikan pemerataan dan
meningkatkan kualitas guru di kabupaten
tersebut. Hal itu ditegaskan saat
memberikan arahan dalam sosialisasi
program USAID PRIORITAS, pemetaan dan
pemerataan guru, serta asesmen
pendidikan di Kabupaten Pidie Jaya.
Kegiatan yang dihadiri komisi A dan komisi
bidang pendidikan DPRK, Kakankemenag,
ketua MPD, Bappeda, BKPP, pengawas, dan
kepala sekolah tersebut dibuka secara
resmi oleh Asisten 2 Bupati Pidie Jaya Fauzi
SH di aula kantor bupati (27/1).
Fauzi menekankan, semua unsur
pendidik harus berkomitmen meningkatkan
mutu. ”Program ini adalah permintaan
pemerintah kabupaten kepada USAID.
Karena itu, kita harus berkomitmen secara
bersama untuk meningkatkan mutu
pendidikan selama didampingi tersebut,”
ujarnya.
Sementara itu, di Kabupaten Aceh
Tamiang, Sekretaris Daerah Ir Razuardi MT
menyambut baik peningkatan mutu guru di
daerahnya. ”Sudah sepatutnya kualitas
guru menjadi fokus kita bersama tahun
ini. Karena itu, Pemda Aceh Tamiang akan
terus mendukung program yang
dilaksanakan USAID PRIORITAS hingga
2017,” tegasnya saat sosialisasi program
USAID PRIORITAS dan PPG (30/1).
”Dengan masuknya USAID
PRIORITAS, kami berharap agar mutu
pendidikan Aceh Tamiang lebih baik
dibandingkan pencapaian kami saat ini,”
kata Kadisdik Aceh Tamiang Izuardi SIP.
Dia juga mendukung pelatihan untuk
analisis pemetaan dan pemerataan guru
(PPG) yang difasilitasi USAID
PRIORITAS.
”Melibatkan staf dinas
pendidikan dan staf Kemenag dalam
menganalisis pemetaan guru itu sangat
tepat. Sebab, sumber daya tersebut harus
tetap tersedia di dinas setelah USAID
PRIORITAS mengakhiri programnya
nanti,” jelasnya. Di dua kabupaten
tersebut, USAID PRIORITAS akan
membina 32 SD/MI dan delapan
SMP/MTs hingga 2017.
SEURAMOE KABUPATEN
Keseriusan pemangku kepentingan pendidikan saat asesmen kebutuhan daerah
dalam sosialisasi program USAID PRIORITAS di Aceh Tamiang (atas) dan Pidie Jaya (bawah).
Dua Kabupaten Siapkan Draf Perbup PPGabupaten Aceh Jaya ternyata Kkelebihan 117 guru mata
pelajaran (mapel) pada tingkat
SMP. Hal itu terungkap dari hasil analisis
data penataan dan pemerataan guru
(PPG) oleh tim dinas pendidikan,
Kemenag, dan USAID PRIORITAS (24/12).
Wakil Bupati Aceh Jaya Teungku Maulidi
langsung menginstruksi jajarannya untuk
menindaklanjutinya. ”Kami akan
mengeluarkan peraturan bupati atau
perbup untuk pemerataan guru di Aceh
Jaya,” tegasnya.
Menurut tim PPG, secara merata
di semua kecamatan masih terjadi
kekurangan guru kelas, guru PAI
(pendidikan agama Islam), dan penjas.
Untuk tingkat SMP, terjadi kekurangan
guru bahasa Indonesia, mulok, dan sosbud,
tetapi kecukupan guru mapel SMP pada
level sekolah tidak merata. Di tingkat SD,
Aceh Jaya kekurangan guru kelas (PNS)
sebanyak 168 orang. Di tiga kecamatan
terjadi kekurangan guru kelas. Sebanyak
40,8 persen SD tergolong sekolah kecil.
Jumlah siswanya tidak mencapai sepuluh
anak per rombongan belajar (rombel).
Sementara itu, di Kabupaten
Bener Meriah diperoleh data bahwa
sekolah dasar masih membutuhkan 177
guru kelas. Tetapi, hal itu berbanding
terbalik jika melihat distribusi berdasar
kecamatan. Ada dua kecamatan kelebihan
guru kelas, sedangkan kecamatan lainnya
kekurangan guru kelas. Pada tingkat SMP,
terjadi kelebihan 63 orang. Kelebihan
terbanyak adalah guru IPA dan PAI. Secara
keseluruhan, kecukupan guru pada tingkat
sekolah tidak merata.
Wakil Bupati Bener Meriah Rusli
M. Saleh segera mengintruksi dinas terkait
untuk menyusun draf perbup PPG.
”Perbup ini akan bermanfaat bagi guru
yang telah bersertifikasi,” tuturnya.
Seuramoe PRIORITAS
Wakil Bupati Bener Meriah, Drs Rusli M. Saleh (kiri) dan Wakil Bupati Aceh Jaya, Teungku Maulidi (kanan)
Konsultasi Publik PPG Aceh Jaya dihadiri seluruh stakeholder pendidikan, termasuk dari
unsur kepolisian
Kunjungi kami di:www.prioritaspendidikan.org
Foto
: Teu
ku M
eldi/
Kom
unik
asi
Foto
: Teu
ku M
eldi/
Kom
unik
asi
4
Peserta
Pertemuan Konsorsium
SEURAMOE LPTK
Edisi VI / Desember 2013 - Februari 2014
60 Dosen LPTK dari Empat Universitas Ikut Pelatihan Paedagogi
PRIORITAS di Banda Aceh (29/1). Dia
menegaskan, perbaikan mutu pendidikan
Aceh merupakan tanggung jawab
bersama. Karena itu, dibutuhkan kerja
sama antar-LPTK, pemerintah daerah,
dan pemerintah pusat. ”Sebagai
universitas tertua dan terbesar di Aceh,
Unsyiah memang memiliki peran besar.
Namun, harapan ini tidak akan terwujud
apabila tidak ada kerja sama yang baik
antar-LPTK di Aceh,” katanya di hadapan
ebanyak 60 dosen LPTK dari empat
Suniversitas konsorsium USAID
PRIORITAS telah menyelesaikan
pelatihan penggunaan buku sumber
(materi ajar) yang dikembangkan USAID
PRIORITAS untuk bidang literasi kelas
awal SD/MI, matematika, dan IPA/sains di
SMP/MTs pada 18-20 Februari 2014. Para
peserta memberi masukan untuk
perbaikan bahan ajar agar lebih baik. Pada
hari pertama, kegiatan tersebut mengupas
penjelasan unit serta permodelan
beberapa tema buku ajar. Di hari kedua
dan ketiga, peserta mempersiapkan bahan
simulasi serta melakukan simulasi, refleksi,
dan menyusun rencana tindak lanjut
secara individu.
Dari hasil evaluasi pelatihan yang
dilatih oleh para fasilitator dari Unsyiah,
UIN Ar Raniry, Untirta, Unes, dan
Unimed tersebut, secara keseluruhan
peserta menyatakan bahwa buku ajar itu
dapat membantu dosen dalam
mengaitkan teori dan praktik bagi
mahasiswa calon guru di LPTK (100
persen). Sebab, cara pengemasan materi
dalam buku tersebut memudahkan dosen
Seuramoe PRIORITAS
23 pimpinan LPTK dari empat
universitas konsorsium. Pada pertemuan
tersebut, mereka mendiskusikan usaha
peningkatan mutu pendidikan Aceh
melalui peningkatan mutu lulusan LPTK.
Rektor Unsyiah juga
menawarkan kerja sama pertukaran
mahasiswa antaruniversitas konsorsium
selama satu semester. ”Mahasiswa antar
LPTK bisa kuliah di LPTK konsorsium
lainnya selama satu semester agar
mereka memperoleh pengalaman,” tawar
Samsul.
Usul tersebut disambut baik
oleh para pimpinan LPTK, terutama
untuk memaksimalkan mahasiswa yang
melaksanakan program pengalaman
lapangan (PPL). ”PPL terpadu perlu
menjadi satu alternatif yang baik,” sebut
Dr Saifullah MAg dari UIN Ar Raniry.
Harapan lain dikemukakan oleh
Wakil Rektor 1 Universitas Al Muslim
Drs Marwan Hamid MPd. ”Tahapan PPL
sebaiknya tidak hanya dilakukan di
semester VII, tetapi dilakukan orientasi
secara bertahap mulai mahasiswa belajar
di LPTK,” ucapnya.
Pembantu Dekan 1 Tarbiyah
Universitas Muhammadiyah Aceh Drs
Nuralam MAg mengusulkan perlunya
penguatan mutu dosen micro teaching di
LPTK sehingga sesuai dengan tuntutan di
sekolah. Kegiatan sehari tersebut juga
dihadiri Rektor Universitas Al Muslim
Bireuen Dr H Amiruddin Idris MSi dan
para dekan LPTK dari empat universitas
konsorsium di Aceh.
ektor RUniversitas
Syiah Kuala
Banda Aceh Prof
Dr Samsul Rizal
MEng membuka
acara pertemuan
tingkat Provinsi
LPTK Mitra USAID
Foto Rektor Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Prof Dr Samsul Rizal MEng
dalam mengintegrasikan materi dalam
perkuliahan. Sekitar 92 persen peserta
menyatakan buku ajar menyajikan
informasi baru yang bersifat praktis bagi
dosen LPTK.
Untuk kesempurnaan buku ajar
itu, peserta pelatihan menyarankan
adanya contoh soal, langkah
pembelajaran, dan pemahaman konsep
untuk buku ajar literasi. Untuk buku ajar
matematika, peserta menyarankan adanya
media pembelajaran dan contoh yang
lebih konkret. Untuk buku ajar IPA/sains,
perlu tambahan sintak pembelajaran dan
peningkatan keterpaduan fisika, kimia, dan
biologi.
Peserta pelatihan merancang model dan simulasi pembelajaran (kiri); Peserta pelatihan sedang bekerja secara berkelompok (atas); Dr. M. Duskri, M. Kes fasilitator LPTK UIN Ar Raniry melakukan simulasi pembelajaran aktif di madrasah mitra LPTK (MTsN Model Banda Aceh)
Foto
: Teu
ku M
eldi/
Kom
unik
asi
Foto
: Is
mai
l/ T
TI Sp
. Pro
v. A
ceh
Foto
: Is
mai
l/ T
TI Sp
. Pro
v. A
ceh
XX
XxxxxXxxxx
5
Edisi : 1/2012 SE
SEURAMOE BELAJAR
Edisi VI / Desember 2013 - Februari 2014
AYA mencoba mengembangkan
Steknik membaca cepat dengan
menjadikan siswa sebagai fokus
pembelajaran. Siswa terlibat langsung
dalam proses kegiatan membaca dan
mereka sendiri yang menilai hasil
belajarnya. Teknik ini saya namakan
teknik kolaborasi yang berarti
bekerja sama dengan orang lain
untuk saling melengkapi, saling
memberi masukan, dan berlatih
bersama untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Pada praktiknya, siswa
belajar meningkatkan kemampuan
membaca cepat dengan temannya.
Siswa juga menilai tingkat kecepatan
membacanya. Mereka saling memberi
masukan dan menghilangkan
kebiasaan penghambat membaca
cepat secara bertahap.
Dengan teknik ini, siswa
dapat melakukan refleksi untuk
keberhasilan meningkatkan
kemampuan membacanya. Beberapa
hal yang dipersiapkan, antara lain,
bahan bacaan yang panjangnya 300-
700 kata sebagai acuan pembelajaran,
beberapa pertanyaan yang terkait
dengan bahan bacaan, dan pengukur
waktu. Tahapannya sebagai berikut.
Pertama, tahap introspeksi yang
dilakukan pada awal pembelajaran.
Guru memotivasi dengan
memberikan ilustrasi tokoh-tokoh
yang telah menerapkan membaca
cepat dan sukses seperti Soekarno,
Theodore Roosevelt, atau John F.
Kennedy. Untuk tahap awal, hindari
memberikan pengantar yang terlalu
banyak. Sampaikan rumus
menghitung kecepatan membaca kata
per menit (KPM).
Selanjutnya siswa duduk
berpasangan dan memegang stop
watch. Dalam kegiatan membaca
berpasangan, siswa A bertugas
Membaca Cepat dengan Teknik Kolaborasi
Seuramoe PRIORITAS
Drs Teuku Husni MPd, guru SMP Negeri 2 Sigli, Pidie.
emangat Maryani untuk Smemperoleh ilmu sangat kuat. Guru SDN 2 Bintang,
Kabupaten Aceh Tengah, yang telah mengabdi sebelas tahun (5 tahun sebagai guru honor) itu baru kali ini mendapatkan pelatihan pembelajaran tingkat sekolah. Dalam kondisi terbatas dengan tetap merawat seorang bayi dan menempuh perjalanan selama satu jam ke tempat pelatihan, ia tetap melakoni. ”Agar kesempatan ini tidak hilang, saya tetap mengikuti pelatihan dengan bantuan suami,” katanya sembari mengendong bayinya. Di luar ruang pelatihan, berbekal tikar, bantal, dan peralatan bayi, suami Maryani dengan setia menunggu sembari bermain dengan anaknya. Saat jam istirahat, Maryani melayani bayinya. Apa manfaat pelatihan yang dia rasakan? ”Saya sudah lama mendengar tentang PAKEM, tetapi baru kali ini saya mengetahui proses pembelajaran PAKEM yang sebenarnya secara detail dan mudah. Proses pembelajaran yang saya lakukan selama ini terkadang sudah sesuai dengan PAKEM, tapi saya tidak tahu bahwa itu bagian dari pembelajaran PAKEM,” tuturnya. Dia kini lebih memahami memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. ”Saya juga lebih mengetahui cara membuat media pembelajaran yang murah,” katanya bangga.
membaca dan menjawab pertanyaan,
sedangkan siswa B mengukur waktu,
menghitung KPM, memeriksa
jawaban, dan memberi masukan.
Setelah proses ini selesai, guru
menjelaskan klasifikasi nilai kpm yang
harus dikuasai siswa. Nilai KPM
untuk tingkat SD/MI di bawah 200
KPM, sedangkan tingkat SMP/MTs
sebesar 200-250 KPM. Yang kedua
adalah tahap latihan. Setelah
melakukan introspeksi terhadap hasil
KPM yang diperoleh, siswa diberikan
penghambat membaca cepat dan cara
mengatasinya. Langkahnya sebagai
berikut: a) Siswa duduk berpasangan
dan menentukan tugas masing-
masing sebagai pembaca dan
pencatat waktu. b) Setiap pasangan
berlatih meningkatkan kecepatan
membaca dan menghindari
penghambat membaca cepat seperti
menggerakkan bibir, kepala, atau
membaca bersuara. c) Siswa yang
bertugas sebagai pencatat waktu
mengingatkan dan memberikan
masukan kepada pasangannya. d)
Siswa yang bertugas sebagai pencatat
waktu menghitung KPM pasangannya
dan mengajukan pertanyaan. e)
Apabila belum mencapai 250 KPM,
dicari penyebabnya dan prosesnya
diulang kembali. f) Jika pasangannya
telah mencapai 250 KPM, pasangan
tersebut beralih tugas.
Yang ketiga adalah tahap
refleksi. Guru memberikan
pemahaman dengan membandingkan
cara membaca konvensional dengan
membaca cepat dan manfaatnya
dalam kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya, guru memotivasi siswa
berlatih secara berkelanjutan untuk
meningkatkan pencapaian.
Bawa Perlengkapan Bayi ke Pelatihan PAKEM
Foto: Maryani memanfaatkan waktu istirahat pelatihan bersama bayinya
Foto
: Rah
mi J
afar
/ D
C A
.Ten
gah
6
SE Edisi : 1/2012
SEURAMOE BELAJAR
Edisi VI / Desember 2013 - Februari 2014
ut Rika Ramadhani
Cmenuangkan asam cuka dalam
sebuah selang yang terhubung
dengan pompa dan sebuah alat peraga
di hadapannya. Teman-teman
kelompoknya ikut membantu
menuangkan soda dan pewarna dalam
sebuah lubang pada alat peraga yang
berbentuk puncak gunung. Selanjutnya,
asam cuka dipompa sehingga
mengeluarkan cairan merah.
Alat peraga yang mereka rancang
bersama tersebut bernama simulasi
gunung berapi yang menghasilkan
magma (lahar merah) pada lereng
pegunungan. Ridwan SPd, pembimbing
siswa MTsN Teunom Aceh Jaya
tersebut, berharap dengan
menggunakan alat peraga itu siswa
memahami proses letusan gunung
berapi. ”Sebab, kita tidak mungkin
membawa siswa pada situasi nyata,
apalagi saat terjadinya ledakan gunung
berapi,” jelas Ridwan.
Siswa juga diajak memahami jalur
evakuasi, cara pengungsian yang benar,
dan tempat pertemuan jika terjadi
Siaga Bencana dengan Simulasi Gunung Api
Seuramoe PRIORITAS
bencana. Karena itu, alat peraga yang
mereka buat dari karton dan busa
bekas tersebut juga memperlihatkan
hamparan jalan, sekolah, rumah
penduduk, pepohonan, dan persawahan.
”Dengan memperhatikan arah angin
dan magma soda yang keluar dari alat
peraga gunung berapi, kami bisa
mempelajari jalur evakuasi dan tempat
berkumpul yang benar saat terjadi
orong minyak ternyata bisa
Cmenjadi media pembelajaran
dan menumbuhkan semangat
belajar bagi siswa. Ridwan SPd, salah
seorang guru MTsN Teunom Aceh
Jaya, membuktikannya. Dia merangkai
corong minyak menjadi alat
penghitung detak jantung atau
stetoskop.
Media pembelajaran tersebut
berbahan 1 corong minyak ukuran
sedang, 30 cm selang air ukuran 6
mm, 30 cm selang air ukuran 5 mm, 1
selotip bening, gunting, dan lem
perekat. Cara merangkainya, potong
selang 6 mm masing-masing
berukuran 10 cm (2 selang). Selang
pertama dilubangi 6 mm pada bagian
tengah. Pada selang kedua, tambahkan
lem secara merata pada ujung selang.
Masukkan selang pertama sehingga
berbentuk huruf T. Hubungkan
selang 6 mm dengan corong minyak
dan diselotip dengan perekat hingga
bencana. Selain itu, kami dapat
mengetahui radius yang aman untuk
mengungsi dan bersiaga ketika terjadi
bencana gunung berapi,” jelas Rika.
kuat (pastikan tidak ada kebocoran).
Selanjutnya, hubungkan dengan
selang 5 mm dan pastikan tertutup
dengan rapat hinggga hampa udara.
Stetoskop sudah bisa digunakan.
”Dengan menggunakan metode
pembelajaran yang efektif,
penggunaan alat peraga yang mudah
dijangkau dan relevan bisa membantu
meningkatkan pemahaman siswa”,
jelas Ridwan. Dia menambahkan,
merakit stetoskop bersama lebih
memotivasi kreativitas siswa. Mereka
pun bisa memperoleh penjelasan
tentang bahan ramah lingkungan dan
inovatif dalam bereksperimen.
”Kami dapat memahami
perbandingan kontraksik dan
relaksasi jantung dengan
bereksperimen tentang tekanan
sistol dan diastole. Masing-masing
secara bergantian menghitung detak
jantung teman yang sedang santai dan
membandingkan jumlah detak
jantung setelah beraktivitas dengan
hitungan normal rata-rata 72 kali per
menit,” kata Nazalia Asrita, salah
seorang siswa.
Dia menuturkan, eksperimen ini
dapat membangun kerja sama tim
secara pembelajaran yang komparatif.
Dengan begitu, siswa bisa
menemukan hasil eksperimen sendiri
dan memahami materi.
Gambar dari atas searah jarum jam: Siswa tampak menaburkan tepung ke dalam lubang gunung api; Siswa lainnya memberikan campuran pewarna merah ke dalam botol plastik kecil; Muntahan magma; Botol plastik kecil ditambahi air cuka untuk menimbulkan efek muntahan magma; Botol plastik diletakkan di bawah gunung untuk dipompa dan menimbulkan muntahan magma.
Memanfaatkan Corong Minyak Jadi Stetoskop
Ridwan, S.PdI guru MTsN Teunom - Aceh Jaya.
Foto
: Teu
ku M
eldi/
Kom
unik
asi
Foto
: Kole
ksi p
riba
di R
idw
an, S
.PdI
7
Edisi 1 / 2012
SEURAMOE ACEH
Edisi VI / Desember 2013 - Februari 2014
Seuramoe PRIORITAS
USAID PRIORITAS Pertemukan LPTK dan Sekolah Mitra
ekolah lab atau mitra LPTK
Ssangat penting dalam
peningkatan mutu lulusan LPTK
dan diharapkan dapat menjadi
sekolah referensi. Hal itu
dikemukakan Wakil Dekan Bidang
Akademik Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) UIN Ar Raniry Dr
Mujiburrahman MA kepada 44
peserta yang terdiri atas kepala
sekolah, dinas pendidikan, Kemenag,
dan dosen LPTK di Banda Aceh
(24/2). ”FTIK akan membuka
pendidikan guru raudhatul athfal
dalam waktu dekat untuk
meningkatkan kualitas lulusan dan
memperkuat SDM di Aceh,” tegasnya.
Wakil Dekan Bidang Akademik
FKIP Unsyiah D. M. Hasan MSi
menambahkan, peringkat akreditasi
program studi di LPTK sangat
penting sebagai acuan kualitas
lulusan. ”Karena itu, kami perlu
merevitalisasi LPTK sesuai dengan
rencana pemerintah. Dukungan
sekolah mitra sangat kami harapkan,”
ucapnya.
Dalam kegiatan yang bertajuk
peran sekolah laboratorium/mitra
LPTK dalam usaha peningkatan mutu
lulusan LPTK sebagai calon guru
tersebut, hubungan antara sekolah
dan LPTK tidak bisa dipisahkan.
Sekolah mitra merupakan hal
terpenting dalam peningkatan mutu
lulusan. Diharapkan pula mahasiswa
LPTK sering mengunjungi sekolah
mitra LPTK untuk melakukan
observasi pembelajaran. Sekolah
mitra LPTK dapat memberi contoh
yang baik sebagai sekolah acuan dan
mahasiswa LPTK melakukan PPL di
sekolah mitra. Dengan begitu, guru di
sekolah mitra tersebut dapat
membimbing mahasiswa secara
maksimal.
Dr Mujiburrahman MA dari FTIK UIN Ar Raniry (kanan) dan Dr M. Hasan MSi dari FKIP Unsyiah
(kiri) saat memberikan presentasi kepada peserta pertemuan
Sekda Aceh Tengah: Semua Pihak Harus Terlibat Peningkatan Mutu Pendidikan
ekretaris Daerah (Sekda)
SKabupaten Aceh Tengah Ir H
Taufik MM menegaskan
pentingnya keterlibatan semua pihak
dalam meningkatkan mutu
pendidikan. ”Sekolah, pemerintah,
dan masyarakat mempunyai tanggung
jawab terhadap peningkatan kapasitas
dan mutu pendidikan di daerah kita.
Karena itu, mari kita saling
mendukung dan bergandengan tangan
demi masa depan anak-anak kita yang
lebih baik,” ajak Sekda saat membuka
kegiatan diseminasi pelatihan MBS
tingkat sekolah di Takengon pada
(24/2). Selama 2013, Aceh Tengah telah
mendiseminasikan program USAID
PRIORITAS kepada 401 peserta.
Mereka terdiri atas guru, kepala
sekolah, dan komite. Alokasi dananya
Rp 191.004.000.
Salah seorang anggota komite
sekolah mengungkapkan pentingnya
pelatihan MBS tersebut. ”Pelatihan ini
bermanfaat bagi kami untuk
mengetahui strategi komunikasi,
kekompakan, dan kebersamaan
antarkomite, wali murid, guru, dan
kepala sekolah,” jelas Azwaruddin,
komite SDN 4 Pegasing. Dia
menyatakan siap menindaklanjuti hasil
pelatihan dengan menjaga hubungan
mesra antara wali murid dan sekolah
serta penerapan keamanan bersama di
sekolah.
Hal senada disampaikan Kepala
SDN 8 Pengasing Masidah Pasaribu.
”Dalam sebuah pendidikan, semua
kegiatan sekolah mulai perencanaan,
pelaksanaan, hingga pengawasan harus
melibatkan komite dan wali murid
sehingga timbul rasa memiliki. Begitu
pula dalam proses belajar mengajar,
wali murid penting terlibat,”
terangnya.
Pasca pelatihan, dia siap
meningkatkan keterlibatan komite dan
wali murid dalam segala kegiatan
sekolah. ”Dalam perencanaan sekolah,
kami akan menyosialisasikan
pentingnya peran mereka dalam
proses belajar mengajar dan menjaga
lingkungan sekolah,” jelasnya.
Ir. H. Taufik, MM (foto:www.tanohgayo.com)
Permudah Pelaporan Dana BOS dengan ALPEKA
Kemdikbud dan USAID PRIORITAS mengembangkan perangkat lunak aplikasi pengelolaan dan pelaporan keuangan sekolah (ALPEKA) untuk memudahkan sekolah dalam pembuatan pelaporan penggunaan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah). ALPEKA danpanduan penggunaannya dapat diunduh secara gratis melalui situs:
www.bos.kemdikbud.go.id.
ALPEKA dapat menghasilkan tabel BOS K-7A untuk diinput ke dalam laporan penggunaan dana BOS daring yang sudah disediakan dalam situs tersebut.
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi Tim Manajemen BOS pusat di 0-800-140-1299 (bebas pulsa), 021-5731070, dan [email protected]; atau Mahargianto, Spesialis Tata Kelola dan Manajemen Pendidikan, USAID PRIORITAS di 08119720665 dan [email protected].
Foto
: Teu
ku M
eldi/
Kom
unik
asi
8
USAID PRIORITAS adalah program lima tahun yang didanai oleh USAID, dirancang untuk meningkatkan akses pendidikan dasar berkualitas di Indonesia (1 Mei 2012 hingga 30 April 2017). USAID PRIORITAS adalah bagian dari kesepakatan antara Pemerintah Amerika Serikat dan Pemerintah Republik Indonesia. Program ini bekerja di 89 daerah mitra di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan (46 daerah DBE dan 23 daerah mitra PRIORITAS, akhir tahun 2013 sudah mulai bekerja di 20 daerah mitra baru PRIORITAS). USAID PRIORITAS bekerja dengan 2 – 3 LPTK di setiap propinsi (saat ini ada 16 LPTK mitra) dan bulan April 2014 akan menambah 2 kabupaten di provinsi Papua dengan bekerja melalui LSM setempat, serta akan menambah kabupaten berikutnya di Papua Barat pada tahun 2015.
CAPAIAN 2012-2013: (1) Mengembangkan modul pelatihan untuk mendukung program Pembelajaran Aktif dan Kontekstual, Manajemen Berbasis Sekolah, Membaca Kelas Awal, Matematika dan Sains. (2) Lebih dari 1100 dosen dari 48 LPTK telah dilatih dengan metodologi pembelajaran dengan penekanan pada Membaca Kelas Awal, Sains dan Matematika dan Manajemen Berbasis Sekolah. (3) Lebih dari 2.400 fasilitator dari 69 kabupaten telah dilatih. (4) Lebih dari 2200 kepala sekolah, komite sekolah dan pegawai pemerintah lainnya dari 595 sekolah mitra secara langsung telah dilatih oleh proyek dalam manajemen sekolah dan peranserta masyarakat. (5) Sekitar 8.000 guru dari 595 sekolah mitra secara langsung telah dilatih oleh proyek dalam Pembelajaran Aktif dan Kontekstual. (6) Bekerja sama dengan 50 LPTK dan melatih 1500 dosen untuk meningkatkan kualitas pendidikan/kelas guru dan calon guru. (7) Terlatihnya 1300 guru dan kepala sekolah di 114 sekolah lab dan sekolah mitra LPTK. (8) Peningkatan kualitas pendidikan di sekitar 100 kabupaten/daerah di sembilan provinsi. (9) Terlatihnya secara langsung 11000 guru di 1200 SD/MI, SMP/MTs dalam pembelajaran aktif dan pembelajaran kontekstual. (10) Terlatihnya secara langsung 5000 kepala sekolah dan komite sekolah dan pengawas dalam manajemen berbasis sekolah dan partisipasi masyarakat.
Edisi VI / Desember 2013 - Februari 2014
Diseminasi di Kabupaten mitra DBE
Penanggungjawab: Ridwan Ibrahim; Editor:Teuku Meldi Kesuma; Tim Redaksi: Tim USAID PRIORITAS Aceh; Alamat: Komplek Dolog Desa Tanjung, Jl. Tanjung Indah Utama No 1 Desa Tanjong - Banda Aceh 23371. Telepon: (0651) 8011166, Fax(0651) 8011167. Kritik & Saran: [email protected]
Siswa SDN Rusip Antara mengukur media pembelajaran matematika
ditindaklanjuti,” harapnya. Hal
tersebut disambut oleh Kepala KCD
Glumpang Tiga Abdul Hamid. Dia
menyatakan siap bekerja sama
dengan pengawas untuk melakukan
monitoring dan evaluasi ke sekolah
dalam rangka pendampingan setelah
pelatihan. ”Monitoring berkala ini
dilakukan untuk meningkatnya mutu
pendidikan di wilayah UPTD kami,”
terangnya.
terutama untuk peningkatan mutu,”
jelasnya.
Dia menegaskan, pelatihan
tersebut sesuai dengan kurikulum
2013 yang sedang diterapkan pada
beberapa sekolah di Aceh Tengah.
”Walaupun tiga gugus ini tidak
termasuk sekolah pilot kurikulum
2013, setidaknya mereka sudah
mengetahui lebih awal sehingga nanti
penerapannya lebih mudah,” ujarnya.
Sementara itu, di Pidie, Bireuen,
Aceh Besar, dan Kota Banda Aceh,
para peserta menyatakan perlunya
pelatihan bagi guru untuk
meningkatkan kapasitas dalam
mengajar. Hal itu disampaikan
Ibrahim SPd, kepala SDN
Geulumpang Minyeuk, Kabupaten
Pidie. ”Program ini sangat membantu
pengembangan sekolah kami dalam
menyusun persiapan pembelajaran
terhadap siswa. Semoga program ini
iseminasi di kabupaten eks DDBE selama 2013 telah
melatih 147 SD, 56 MI, dan
33 SMP. Total peserta berjumlah
1.017 orang dari unsur guru, kepala
sekolah, dan komite. Di Aceh Tengah,
fokusnya tidak hanya sekolah di pusat
kota/kabupaten saja, tetapi hingga
kecamatan terjauh dan berbatasan
dengan kabupaten lainnya yang
berjarak tempuh hingga tiga jam.
Diseminasi PAKEM yang
dipusatkan di SDN 3 Celala, SDN 2
Rusip Antara, dan SDN 1 Linge
tersebut dibuka oleh Kadisdik Aceh
Tengah Drs Nasaruddin (4/12). Dia
mengimbau para kepala sekolah dan
guru serius dalam meningkatkan
kapasitas diri. ”Pelatihan ini
diharapkan bisa dimanfaatkan dengan
baik. Pendidik harus saling berbagi
informasi sehingga dapat membawa
perubahan di lingkungan sekolah,
Alokasi Anggaran Diseminasi Daerah Tahun 2013 (Provinsi Aceh)
Kabupaten/Kota Sumber Dana (BOS, APBK)
USAID PRIORITAS
Kota Banda Aceh 10.750.000 6.330.000
Kab. Aceh Besar 69.060.000 19.550.000
Kab. Pidie 31.200.000 19.635.000
Kab. Bireuen 102.148.500 23.693.126
Kab. Aceh Tengah 191.004.000 48.790.000
TOTAL 404.162.500 117.998.126
Penyebaran peserta diseminasi pelatihan tingkat sekolah di lima kabupaten/kota
Sumber data ME Specialist Prov. Aceh
Foto
: Rah
mi J
afar
/ D
C A
.Ten
gah
Top Related