Jurnal Sekretari Vol. 3 No. 2 - Juni 2016 1
SEKRETARIS PROFESIONAL DI ERA GLOBAL
Oleh : Sri Utaminingsih, SH., Mpd., MH.
Abstrak
Pada era global dewasa ini tugas pimpinan semakin luas, sangat beragam, dan sangat
kompleks. Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari pimpinan dituntut untuk dapat
mengetahui situasi dan kondisi organisasi dalam suatu sistem yang terpadu, dimulai dari level
yang terendah sampai yang tertinggi. Hal ini memberikan konsekuensi bahwa seorang
pemimpin harus cepat tanggap, tepat dalam mengambil keputusan bagi setiap situasi dan
kondisi organisasinya, dapat memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien, serta harus dapat
memahami dan menguasai segala permasalahan yang timbul di lingkungan organisasinya.
Kata Kunci : Era global, organisasi, keputusan, dapat memanfaatkan waktu
secara efektif dan efisien
Pendahuluan
Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari pimpinan dituntut untuk dapat mengetahui
situasi dan kondisi organisasi dalam suatu sistem yang terpadu, dimulai dari level yang terendah
sampai yang tertinggi. Hal ini memberikan konsekuensi bahwa seorang pemimpin harus cepat
tanggap, tepat dalam mengambil keputusan bagi setiap situasi dan kondisi organisasinya, dapat
memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien, serta harus dapat memahami dan menguasai
segala permasalahan yang timbul di lingkungan organisasinya.
Tidak sedikit dari sekian tugas pimpinan yang maha berat di atas, ada tugas-tugas yang
dapat terselesaikan tapi ada juga tugas-tugas yang terabaikan bahkan acak-acakan. Oleh
karenanya, untuk mempermudah/memperingan tugas-tugas tersebut dibutuhkan peranan
seseorang untuk membantu meringankan beban pimpinan. Orang yang ditugaskan untuk
membantu tugas pimpinan ini dituntut orang yang memiliki SDM memadai, cakap, mampu dan
terampil dalam melaksanakan tugasnya, serta dapat diandalkan.
Dengan dibutuhkannya peranan seseorang untuk membantu tugas pimpinan dimaksudkan
agar tugas-tugas pimpinan dapat dijamin kelancaran dan keberhasilannya. Untuk menjamin
Jurnal Sekretari Vol. 3 No. 2 - Juni 2016 2
kelancaran dan keberhasilan tugas pimpinan, seseorang yang dibutuhkan tersebut adalah yang
bertugas sebagai “sekretaris” yang tentunya sekretaris yang dimaksud adalah sekretaris yang
mempunyai pendidikan khusus, terampil, punya kualifikasi dan bonafiditas yang baik, serta
mampu mengetahui secara cepat dan tepat tugas-tugas pokok dari pimpinan organisasi. Untuk
semua itu maka tugasnya sebagai sekretaris harus mencapai tingkat profesional yang
berkualitas dan bertanggung jawab.
Istilah profesional seringkali diidentikan dengan tuntutan pada seseorang untuk
mengerjakan pekerjaannya secara baik dan sempurna. Bagi seorang pimpinan, tuntutan
profesional yang ditujukan pada sekretarisnya merupakan hal yang beralasan, wajar, dan
menjadi harapannya, karena jika sekretarisnya tidak profesional maka akan menyulitkan
fungsinya sebagai pimpinan terlebih-lebih di era gobal sekarang ini. Tentu saja fenomena ini
merupakan tantangan bagi para sekretaris di era global untuk dapat bersikap profesional dan
bahkan selalu berusaha dapat meningkatkan profesionalismenya karena orang-orang yang akan
berhadapan dengan sekretaris tidak saja di tingkat nasional tetapi juga di tingkat internasional.
Untuk tidak membingungkan bagi mereka yang dipundaknya menanggung beban pekerjaan
yang seringkali dituntut profesional, maka dalam konteks ini penulis terlebih dahulu akan
mengungkapkan konsep profesional tersebut.
Konsep Dasar Profesional
Profesionalisme merupakan suatu ide atau pemikiran modern yang berkembang sejalan
dengan perkembangan masyarakat modern yang makin lama semakin kompleks. Dalam dunia
usaha atau bisnis modern tentunya membutuhkan tenaga kerja terpercaya, berkualitas, dan
memahami bahkan menguasai bidang kerjanya secara profesional.
Profesional berasal dari kata profession, dalam The Advanced Learner’s Dictionary of
Current English dinyatakan bahwa : 1
Professional as an adjective of a profession. Doing or practising something as a fulltime
occupation or for payment or to make a living. (Profesional merupakan kata sifat dari profesi.
Melakukan dan mempraktekan sesuatu hal sebagai suatu pekerjaan dari seluruh waktunya untuk
mendapat bayaran/upah atau untuk mendapat penghasilan)
1 Keraf, A. Sonny; Etika Bisnis Membangun Citra Bisnis Sebagai Profesi Luhur. Kanisius. Yogyakarta. 1993, hal, 34
Jurnal Sekretari Vol. 3 No. 2 - Juni 2016 3
Professional as a noun is a person who does something for payment that others do for
pleasure. (Profesional sebagai kata benda dapat diartikan sebagai seseorang yang melakukan
sesuatu (pekerjaan) untuk dibayar, sedangkan orang lain mendapatkan kesenangan).2
Dengan adanya konsekuensi bahwa seorang profesional mendapatkan bayaran dari
pekerjaan yang dilakukannya, Hornby et.al menyatakan bahwa “Profession is occupation
especially one requiring advanced education and special training. (Profesi adalah pekerjaan
yang membutuhkan pendidikan tinggi dan pelatihan khusus). Akhirnya dikatakan pula bahwa
Professionalism is mark or qualities of a profession. (Profesionalisme merupakan indikator atau
kualitas dari suatu profesi).
Dari berbagai pendapat di atas secara sederhana dapatlah diangkat bahwa essensi dari
seseorang yang dapat dikatakan profesional termasuk bagi seorang sekretaris adalah
bahwa :
1. Profesional merupakan pekerjaan dengan konsekuensi mendapat bayaran/ penghasilan.
2. Profesional dituntut memiliki kemampuan atau keahlian khusus.
3. Profesional dituntut memiliki latar belakang pendidikan tinggi di bidangnya.
4. Profesional merupakan indikator dari kualitas profesi.
5. Profesional dituntut dapat menjamin kenyamanan/kesenangan masyarakat pengguna jasa.
Sikap Profesional Sekretaris di Era Global
Sebagai seorang sekretaris profesional di era global, di mana pada era ini telah bergaung
apa yang dinamakan era informasi, era komunikasi, era pasar bebas, bahkan era reformasi maka
mereka yang bergerak di bidang sekretaris haruslah mempunyai sikap yang memenuhi kriteria
profesional, antara lain :
1. Setia Terhadap Profesi.
Kesetiaan terhadap profesi merupakan hal yang mutlak bagi sekretaris profesional.
Kesetiaan ini membawa konsekuensi pada kemampuan seorang Sekretaris Profesional untuk
lebih mementingkan pelayanan terhadap orang lain daripada kepentingannya sendiri. Dengan
demikian seorang Sekretaris Profesional harus mempunyai tanggung jawab sosial yang tinggi
dari sekedar ganjaran/imbalan. Terlebih-lebih di era global, dimana terlihat adanya fenomena
2 Koehn, Daryl; Landasan Etika Profesi. Pustaka Filsafat. Kanisius. Yogyakarta. 2000, hal. 43
Jurnal Sekretari Vol. 3 No. 2 - Juni 2016 4
yang mewarnai keragaman masyarakat. Saat ini kita hidup dalam lingkungan yang sangat
beragam, terdiri dari berbagai suku di Indonesia, berbagai suku bangsa di dunia yang tentunya
diwarnai berbagai adat istiadat, kebiasaan, karakter, gaya hidup, dan lain sebagainya.
Konsekuensinya, setiap hari seorang sekretaris dalam melaksanakan pekerjaannya banyak
bertemu dengan orang-orang dari berbagai karakter, dengan sekian banyak pandangan moral
yang mungkin saja saling bertentangan. Pergeseran dinamika kehidupan masyarakat terutama
pada masyarakat perkotaan memberi pengaruh pada tuntutan pemenuhan kebutuhan akan
pelayanan. Kondisi ini dapat menyebabkan melemahnya komitmen pribadi dalam
melaksanakan tugasnya sebagai seorang sekretaris yang harus melayani kepentingan publiknya
baik intern organisasi maupun ekstern organisasi. Ini membawa tantangan bagi seorang
sekretaris di era global untuk tetap dapat secara konsekuen, penuh dedikasi, serta profesional
dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Pada prinsipnya, sekretaris profesional dalam menjalankan profesinya harus tanpa pamrih,
dan menekankan serta mendahulukan kepentingan klien/ pelanggannya. Para sekretaris
profesional wajib membaktikan keahlian mereka semata-mata kepada kepentingan klien yang
mereka layani, tanpa menghitung untung-ruginya sendiri. Dalam konteks ini sebaiknya
sekretaris yang profesional mau memahami bahwa kepentingan klien atau pelanggan pada era
global yang sarat dengan persaingan, merupakan aset yang sangat berharga dan jangan sampai
diabaikan, terlebih-lebih jika merugikan klien/nasabah. Tentu beralasan jika etika sekretaris
pada saat melaksanakan tugasnya memiliki peran yang sangat penting untuk dapat
diaplikasikan ketika sekretaris harus membina hubungan dengan klien/pelanggannya3.
2. Mantap dalam Body of knowledge dan Intelektualitasnya.
Mantap dalam Body of knowledge dan intelektualitasnya, dapat diartikan bahwa Sekretaris
Profesional di era global haruslah digarap oleh orang yang mempunyai keahlian secara ilmiah.
Mempunyai keterampilan-keterampilan teknis di bidang sekretaris yang diperlukan untuk
mempersiapkan fasilitas-fasilitas atau pelayanan-pelayanan pokok. Untuk memperoleh
keterampilan ini, tentu saja harus melalui masa pendidikan yang lama. Oleh karena itu ia harus
memiliki pendidikan khusus di bidang sekretaris sebagai dasar dalam mengembangkan teori
tentang kesekretarisan yang semakin lama semakin berkembang.
3 Magnis, Frans dan Suseno; Etika Dasar, masalah-masalah pokok etika moral. Pustaka Filsafat. Kanisius. Yogyakarta. 1995, hal. 34
Jurnal Sekretari Vol. 3 No. 2 - Juni 2016 5
Sekretaris profesional dalam menjalankan profesinya dituntut untuk selalu memiliki sikap
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan dan terhadap hasilnya. Profesi sekretaris
misalnya, di era global diharapkan bekerja sebaik mungkin dengan standar di atas rata-rata dan
hasil yang optimal. Tentu saja tugas yang dijalankan menyandang beban pada potensi dan
kompetensinya sebagai sekretaris profesional yang harus siap bersaing secara profesional
dengan para sekretaris yang lain dari berbagai negara yang mungkin saja menjalankan
profesinya atau mencari mata pencahariannya di negara kita.
Konsekuensinya pendidikan di bidang sekretaris sangat diperlukan dan memberi kontribusi
terhadap keberhasilannya dalam menjalankan tugas dan fungsinya secara optimal.
3. Mengembangkan keterampilan khusus, unik, dan essensial.
Sekretaris Profesional di era global harus mempunyai dan dapat mengembangkan
keterampilannya yang bersifat khusus, unik, dan essensial, sehingga dapat menjadikan
profesinya itu sebagai terminal yang exceptional (layak). Agar para sekretaris bekerja
profesional dan menghasilkan sesuatu yang kualitasnya baik, maka prinsipnya adalah
mereka harus memperhatikan mutu dari keterampilan dan keahlian yang diaplikasikannya,
secara spesifik, unik, dan essensial. Dengan kata lain, menjalankan sebuah profesi
mengandung tuntutan agar hasilnya bermutu sesuai dengan karakter profesinya. Mutu ini
mempunyai beberapa segi, yakni : harus mengusahakan agar para sekretaris di era global
menguasai tugas spesifik dengan sebaik-baiknya dan berkompeten. Berikut dinyatakan
bahwa :
Profesi selalu mengandaikan adanya suatu pengetahuan atau keterampilan khusus yang
dimiliki oleh sekelompok orang yang profesional untuk bisa menjalankan tugasnya dengan
baik. Pengetahuan atau keterampilan khusus ini umumnya tidak dimiliki oleh orang
kebanyakan lainnya, dengan tingkat dan kadar yang tinggi sebagaimana dimiliki oleh kaum
profesional itu. Ini berarti kaum profesional lebih tahu mengenai dan terampil dalam bidang
profesinya dibandingkan dengan orang kebanyakan lainnya. Keahlian dan keterampilan ini
biasanya dimilikinya berkat pendidikan, pelatihan, dan pengalaman yang bertahun-tahun.
Bahkan pendidikan dan pelatihan itu dijalaninya dengan tingkat seleksi yang sangat ketat
dan keras4.
4 Keraf, A. Sonny; Etika Bisnis Membangun Citra Bisnis Sebagai Profesi Luhur. Kanisius. Yogyakarta. 1993, hal. 32
Jurnal Sekretari Vol. 3 No. 2 - Juni 2016 6
Sesuai dengan pernyataan di atas, maka agar profesional, seorang sekretaris harus secara
terus-menerus meningkatkan penguasaan atas profesi yang dijalankannya. Cara bekerja
para sekretaris profesional harus efisien dan efektif, terutama pada saat melaksanakan dan
bahkan mengembangkan keterampilannya yang essensial. Hasil pekerjaan sekretaris
sekurang-kurangnya sesuai dengan harapan pemakai atau orang yang memanfaatkan dan
menggunakan jasanya. Prinsipnya, sekretaris profesional di era global harus selalu berusaha
menjadi figur yang berkualitas, beretika, berwawasan, dan memiliki keterampilan yang
bersifat khusus, unik, dan essensial.
4. Memiliki kualitas yang baik dalam pelayanan komunikasi
Dalam mengaplikasikan profesinya, seorang Sekretaris Profesional di era global harus
mempunyai kualitas yang baik, khususnya dalam pelayanan komunikasi. Dengan demikian
ia harus menguasai teknologi komunikasi mutakhir bagi pelayanan publik dan memiliki
tanggungjawab sosial yang tinggi dibidang profesinya.
Komunikasi merupakan suatu bidang yang sangat penting dalam setiap aspek
kehidupan. Keterampilan berkomunikasi menjadi dasar atau pedoman bagi seorang
sekretaris profesional dalam berhubungan dengan orang lain atau dalam melakukan
berbagai kegiatan, misalnya: dalam menerima dan melayani tamu serta bertamu, menelepon
dan menerima telepon, membuat surat, membuat laporan, memimpin rapat, melakukan
transaksi bisnis, melakukan negosiasi, melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan public
relations, dan kegiatan-kegiatan komunikasi lainnya yang mungkin secara rutin dilakukan
seorang sekretaris. Dengan demikian, komunikasi merupakan syarat mutlak dalam upaya
membina hubungan, terlebih-lebih dalam membina hubungan pada lingkup internasional,
etika komunikasi pun menjadi hal yang perlu diperhatikan dan tidak boleh diabaikan. Ini
dimaksudkan untuk dapat menghindari atau tidak terjadi konflik yang akibatnya bisa fatal
bagi perusahaan tempat mereka bekerja.
Ada beberapa etika komunikasi yang perlu diperhatikan para sekretaris profesional di
era global khususnya pada saat melakukan kegiatan komunikasi, apakah itu dalam bentuk
komunikasi perorangan, kelompok, massa, lintas budaya ataupun komunikasi bisnis,
yakni :
a. Tidak mendiskreditkan orang lain/kelompok lain/bangsa lain.
Jurnal Sekretari Vol. 3 No. 2 - Juni 2016 7
b. Tidak mencela orang lain/kelompok lain/bangsa lain.
c. Hindari mengkritik orang/kelompok/bangsa lain sehingga dapat menimbulkan
sengketa.
d. Tidak berbohong, menipu.
e. Tidak berprasangka.
f. Berbicara harus berdasarkan fakta.
g. Tidak berbeda pendapat hingga menimbulkan debat kusir.
h. Tidak menggunakan istilah khusus yang dapat menyinggung orang lain/ kelompok
lain/bangsa lain.
i. Tidak bersifat menginterogasi.
j. Tidak menyalahkan orang lain.
k. Tidak mempertanyakan integritas interviewee.
l. Tidak merendahkan harga diri/melecehkan orang/kelompok/bangsa lain
m. Tidak selalu memaki.
n. Dll. yang dapat menimbulkan konflik berkepanjangan sehingga bisa berakhir di meja
hijau5
Oleh karenanya, pelaku komunikasi di era global diupayakan agar melakukan hal-hal
yang dapat menyenangkan siapapun yang akan dihadapi dengan cara :
a. Mulailah kegiatan komunikasi dengan cara yang ramah dalam segala situasi.
b. Menjaga atau meningkatkan harga diri orang lain/kelompok lain/bangsa lain.
c. Minta bantuan untuk menjelaskan hal yang belum jelas tentang keadaan sesuai dengan
kebiasaan atau budaya bangsa.
d. Berikan penghargaan yang jujur dan tulus bagi segala suku, ras, etnik dari berbagai
bangsa yang terlibat komunikasi.
e. Berikan perhatian yang sungguh-sungguh pada orang yang sedang berbicara, tanpa
melihat perbedaan suku, ras, etnik ataupun bangsa.
f. Jangan pelit atau bersikap adil untuk dapat memberikan senyuman bagi berbagai
karakter orang yang dihadapinya.
g. Jadilah pendengar yang baik dan biasakan mendengarkan dengan penuh perhatian.
5 Yulianita, dalam Jurnal Mimbar, 2002 : 470
Jurnal Sekretari Vol. 3 No. 2 - Juni 2016 8
h. Berbicaralah sesuai dengan kebutuhan pendengar.
i. Hormati pendapat atau ide-ide orang lain.
j. Akuilah kesalahan jika Anda salah dan tidak menyalahkan orang lain.
5. Menjadi anggota ikatan profesi sekretaris
Sebagai sekretaris profesional, maka ia harus memasuki keanggotaan dari profesinya,
dengan kata lain ia harus menjadi anggota dari suatu organisasi Profesi Sekretaris yang kuat,
sehingga dapat membina profesinya, (misalnya : Ikatan Sekretaris Indonesia (nasional)
ataupun International Secretary Association (internasional). Ikatan profesi merupakan hal
yang dapat mengembangkan diri sekretaris untuk dapat bertindak secara profesional. Dalam
ikatan inilah seorang sekretaris dapat memantau segala perkembangan tugas, peran, dan
fungsi sekretaris, terlebih-lebih di era global. Berikut dinyatakan bahwa :
Kaum profesional sebaiknya menjadi anggota dari suatu organisasi profesi. Tujuan
dari organisasi ini terutama adalah “menjaga” keluhuran profesi tersebut. Tugas pokoknya
adalah menjaga agar standar keahlian dan keterampilan tidak dilanggar, kode etik tidak
dilanggar, pengabdian kepada masyarakat tidak luntur dan tidak sembarangan orang
memasuki profesi mereka. Hal ini berarti bahwa organisasi tersebut tidak terbuka bagi
sembarangan orang. Lebih dari itu, “organisasi ini bekerja untuk menjaga agar tujuan
profesi itu tercapai melalui pelaksanaan pekerjaan setiap anggotanya. Organisasi profesi
menjadi semacam “polisi moral” bagi para anggota profesi itu 6.
6. Taat pada norma-norma profesional
Taat pada norma-norma profesional dapat diartikan harus taat pada Kode Etik dari
ikatan profesi sekretaris yang telah ditentukan. Kode Etik Profesi Sekretaris ibarat kompas
yang menunjukkan arah moral bagi suatu profesi sekretaris, sekaligus juga menjamin mutu
moral profesi itu di mata masyarakat. Maka tidak mengherankan kalau salah seorang
anggota melanggar kode etik profesinya atau bertindak tidak sesuai dengan profesinya itu,
seluruh kelompok profesi itu ikut tercemar. Sebagai contoh, seorang dokter yang salah
memberikan obat yang mengakibatkan fatal bagi pasiennya, maka dapat mengakibatkan
seluruh profesi dokter ikut tercemar. Seorang polisi atau tentara menyeleweng, seluruh
6 Keraf, Op cit, hal. 49
Jurnal Sekretari Vol. 3 No. 2 - Juni 2016 9
profesi itu akan dicaci maki oleh masyarakat. Begitupun jika seorang sekretaris berperilaku
negatif di lingkungan perusahaan atau sering di cap ada main dengan pimpinannya, maka
seluruh sekretaris akan terkena getahnya, bahkan kerapkali hal ini dibesar-besarkan
sehingga dapat merusak citra profesionalisme sekretaris pada umumnya.
7. Memiliki kebebasan menjalankan profesinya
Prinsip otonomi diberlakukan bagi setiap sekretaris profesional, karena seorang
sekretaris profesional memiliki dan diberi kebebasan dalam menjalankan profesinya. Di lain
pihak, sekretaris profesional tetap memiliki kebebasan dalam mengemban profesinya,
termasuk dalam mewujudkan kode etik profesinya itu. Dalam situasi konkrit, kode etik
adalah pegangan umum yang mengikat setiap anggota, dan suatu pola bertindak yang
berlaku bagi setiap anggota profesi. Tetapi pelaksanaan dan perwujudannya dalam tugas
konkrit yang dihadapinya, tetap berlangsung dalam iklim kebebasan setiap anggota profesi
tersebut. Artinya, dengan adanya pegangan kode etik profesi bagi sekretaris, setiap anggota
profesi memiliki kebebasan untuk memutuskan apa yang terbaik untuk dijalankan dalam
situasi dan tugas yang dihadapinya.
Dengan demikian, profesi sekretaris berhak memiliki otonomi sebagai wadah untuk
melakukan praktik sekretaris secara perorangan yang dapat dipertanggung- jawabkan secara
profesional apakah itu di lingkup nasional maupun internasional.
Sehubungan dengan sikap profesional tersebut, Cutlip, Center, and Broom
mengemukakan 4 (empat) hal yang dibutuhkan bagi keberhasilan seorang profesional di era
global, yakni : 7
1. Skills: seorang sekretaris profesional harus memiliki keahlian sebagai pengamat yang baik,
mampu menulis secara efektif, misalnya : menulis surat, laporan, dsb., pendengar yang baik,
misalnya : pada saat menghadapi tamu, klien, pada saat melakukan aktivitas telepon, dsb.,
suka membaca untuk menambah wawasan dalam mengembangkan pelaksanaan tugasnya,
dan mampu berbicara secara persuasif untuk dapat mempengaruhi dan menarik minat
publik di lingkup nasional maupun internasional yang berhubungan dengan perusahaan,
serta menguasai teknologi komunikasi mutakhir.
7 Cutlip, Scott M, Allen H. Center, and Glen M. Broom. Effective Public Relations. Eighth Edition. Prentice Hall International, Inc. New Jersey.
2000
Jurnal Sekretari Vol. 3 No. 2 - Juni 2016 10
2. Knowledge : memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai berbagai aktivitas
kesekretarisan, mengerti tentang proses manajemen organisasi, dan memiliki ketepatan
untuk mengantisipasi gejala yang terjadi terutama dalam masalah publik, bisnis, dan
finansial.
3. Abilities: mampu memecahkan masalah, membuat keputusan yang tidak berpihak, bersikap
objektif, dapat menangani masalah publik, mampu menumbuhkan kepercayaan dalam
lingkungannya, serta keberanian untuk bertanggungjawab.
4. Qualities: mantap dan berakal sehat, dinamis, punya semangat yang tinggi, berwawasan
luas, penuh inisiatif, kreatif, memiliki kemampuan untuk maju, berfikir positif dan logis,
memiliki kemauan untuk mengembangkan intelektualitasnya, rasa ingin tahu yang tinggi,
toleransi, dan memiliki kualitas dalam mengekspresikan penampilannya.
Dalam aplikasinya, karena merupakan suatu praktek profesional, maka ia bersifat
otonom, independen, dan mempunyai kebebasan dalam melaksanakan sesuatu yang
menurut profesinya adalah benar. Tentu saja dalam mempraktekkan otonomi, kebebasan,
dan kebenaran menurut profesinya ini harus diiringi dengan 10 sikap profesional sesuai
kepribadian seorang sekretaris :
1) Memiliki rasa Percaya Diri (PD) yang kuat,
2) Memiliki keterbukaan terhadap orang lain ataupun dari orang lain,
3) Menerima kekurangan dirinya dan mampu memperbaikinya,
4) Yakin akan kemampuan dirinya untuk dapat mengatasi masalah.
5) Menyadari bahwa profesi dipilih merupakan profesi yang tepat bagi dirinya.
6) Memahami peran, fungsi, tugas, dan tanggung jawabnya sebagai sekretaris.
7) Menerapkan etika profesi sekretaris secara konsekuen dan bertanggung jawab.
8) Pendidikan dan keahlian yang dimilikinya sesuai dengan profesinya.
9) Mempunyai motivasi yang kuat untuk menjalankan profesinya.
10) Memiliki gaya dan performance yang khas/spesifik dan unik.
Kiat Sekretaris dalam Mengembangkan Sikap Profesional di Era Global
Sekretaris selama ini seringkali diidentikan sebagai wanita cantik, menarik, energik, dan
bahkan sering disalahartikan adalah bahwa karena ia sering bersama-sama dengan boss-nya,
maka merupakan hal yang mungkin saja tercipta hubungan yang tumpang tindih antara urusan
pekerjaan dengan urusan pribadi, bahkan tidak sedikit fenomena yang menunjukkan terjadinya
affair antara sekretaris dengan boss-nya tersebut. Konteks inilah yang seringkali merusak citra
Jurnal Sekretari Vol. 3 No. 2 - Juni 2016 11
profesionalisme sekretaris di mata masyarakat. Oleh karena itu, di era global di mana konsep
profesionalisme di gembor-gemborkan, keadaan yang merusak citra profesi sekretaris seperti
itu harus diperbaiki dan dikikis habis, sehingga citra sekretaris di mata masyarakat
memperlihatkan jati diri yang dapat dipercaya dalam mengemban tugas, peran, fungsi, yang
dapat dipertanggungjawabkan baik secara intelektualitasnya maupun keahlian/
keterampilannya. Jika ini dapat direalisasikan maka masyarakat akan memberikan apresiasi
terhadap profesi ini. Semakin tinggi sikap profesional seorang sekretaris dalam menggeluti
pekerjaannya, maka semakin tinggi apresiasi masyarakat terhadap profesi ini. Konsekuensinya,
penghasilan sebagai imbalan bagi profesinya pun akan semakin diperhitungkan.
Dalam menyiasati kiat-kiat seorang sekretaris untuk dapat mengembangkan sikap
profesional, sangatlah tergantung dari berbagai hal, antara lain yaitu sikap berdasarkan
pengalaman secara situasional, sikap berdasarkan interaksi dengan orang lain, dan sikap
terhadap profesi.Untuk itu berikut adalah kiat-kiat yang dapat dipelajari seorang sekretaris
untuk dapat mengantisipasi keadaan di masa mendatang.
1. Mengembangkan Sikap Profesional berdasarkan Penga-laman secara Situasional
a. Self Disclosure (Membuka Diri)
Merupakan pengembangan sikap sekretaris yang menekankan pada faktor melihat diri
sendiri. Dalam konteks ini banyak pengalaman yang menerpa pada diri sekretaris, dan
pengalaman-pengalaman tersebut tidak seluruhnya mempunyai pengaruh kuat dalam
mengembangkan dirinya. Oleh karena itu, jika pengalaman tersebut mempunyai
pengaruh kuat dalam arti bisa konsisten dengan nilai-nilai seseorang dan self concept
seseorang, maka pengalaman tersebut akan dapat diterima, sebaliknya akan ditolak jika
pengalaman-pengalaman tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai dan self concept
seseorang. Dengan membuka diri, seseorang dapat mengekspresikan segala potensi dan
kompetensi yang dimilikinya untuk dapat dinilai orang lain, sehingga eksistensinya dapat
diterima dan diakui orang lain.
Di lain pihak, dapat saja seorang sekretaris menerima pengalaman mutakhir yang dapat
merubah self concept-nya atau sistem nilai yang kaku yang dipegang sebelumnya. Dari
pengalaman ini, maka seorang sekretaris tersebut akan menjadi lebih terbuka (self
disclosure) untuk merubah nilai-nilai dan self concept yang telah menjadi prinsip bagi
dirinya yang selama ini dipegang. Namun demikian, dengan adanya konsep membuka diri
ini pun harus hati-hati, karena efeknya bisa positif dan bisa pula negatif bagi self concept
Jurnal Sekretari Vol. 3 No. 2 - Juni 2016 12
sekretaris, sehingga untuk itu proses membuka diri ini sebaiknya dipertimbangkan secara
matang untung ruginya. Haruslah diingat, bahwa tidak semua hal yang bersifat inovatif
berdampak positif. Untuk itu, waspadalah !
Kendati bukan perkara gampang melukiskan masa depan, paling tidak sekretaris
profesional di era global bisa mereka-reka dengan cara mau bercermin sesuai kenyataan
yang sedang terjadi pada saat ini, di mana era keterbukaan hampir sulit dibendung dan sudah
menjadi indikator masa depan yang mau tidak mau harus dijalani. Pada akhirnya, para
sekretaris di era global harus dapat membentuk raut wajah dunia kesekretarisan di masa
depan yang tentunya semakin kompleks dan modern serta bernuansa global.
b. Self Appreciate (Menghargai diri)
Sebelum menghargai orang lain, merupakan hal yang harus diperhatikan sekretaris
adalah bahwa penghargaan terhadap diri jangan sampai diabaikan. Penghargaan terhadap
diri merupakan landasan agar diri sekretaris dihargai orang lain. Hal mendasar sebagai
penghargaan terhadap diri seorang sekretaris adalah upaya meningkatkan kualitas diri
melalui upaya : meningkatkan kemampuan, meningkatkan keahlian/keterampilan,
meningkatkan intelektualitas, selalu mengikuti perkembangan baru di bidang profesi
sekretaris dan selalu berfikir maju.
Dalam hal seorang sekretaris menghargai dirinya sendiri melalui berbagai upaya
meningkatkan kualitas diri, konsekuensinya adalah adanya penghargaan orang lain terhadap
dirinya sebagai seorang sekretaris akan lebih meningkat. Jika ini terealisasikan, maka dapat
memunculkan tingginya penghargaan yang bersifat material bagi dirinya atau profesinya
sebagai sekretaris. Perlu diingat, bahwa di era global akan semakin memunculkan
persaingan yang sangat tajam bagi tenaga kerja profesional khususnya di bidang sekretaris.
Jika ini diabaikan, maka dapat mengakibatkan kiamat bagi peluang kerja seorang
sekretaris.8
2. Mengembangkan Sikap Profesional melalui Interaksi dengan Orang Lain
Sebagai mahluk sosial, dalam menjalankan profesi kesekretarisan tentunya tidak
terlepas dari adanya interaksi dengan orang lain. Dari interaksi ini, self concept seorang
8 Verderber, Rudolf F; Communicate. 4th Editions Wardsworth Publishing Company. Belmont. California. 1984, hal. 43
Jurnal Sekretari Vol. 3 No. 2 - Juni 2016 13
sekretaris berkembang melalui aktivitas saling pengaruh mempengaruhi pada saat
melakukan hubungan dengan orang lain. Upaya pengaruh mempengaruhi secara umum
dilakukan melalui kegiatan komunikasi, baik lisan maupun tulisan, verbal maupun
nonverbal. Kegiatan komunikasi yang dilakukan dalam kegiatan kesetretarisan ini, tidak
terasa akan membentuk self konsep seorang sekretaris.
Awal perkembangan self concept pada anak kecil biasanya lebih netral dibandingkan
dengan orang yang sudah dewasa, tetapi begitu ia merasa lingkungan sekitarnya datang
mendekati, ia mulai mengembangkan self concept-nya, misalnya : mengenal suara diri
sendiri, melihat diri di depan cermin, pengembangan gambaran diri (cantik, tampan, pintar,
bodoh, dsb). Hal-hal tersebut secara berangsur-angsur mengembangkan gambaran diri
seorang sekretaris dan ini biasanya diusahakan untuk dipertahankan. Keadaan ini akan
memberikan kontribusi bagi pandangan seseorang sekretaris terhadap dirinya atas dasar self
concept-nya (konsep dirinya). Selanjutnya, konsep diri melalui interaksi dengan orang
lain akan memberikan kesadaran pada diri seorang sekretaris agar bagaimana orang lain
melihatnya dan bagaimana reaksinya. Untuk itu, hendaknya seorang sekretaris di era global
dalam mengembangkan profesinya mau menerima (self acceptance) reaksi orang lain bagi
pengembangan dirinya. Jangan tercengang jika reaksi orang lain tersebut bertolak belakang
dengan pandangan diri sebelumnya, misalnya : seorang sekretaris memandang dirinya
cantik, cerdas, dan terampil. Ternyata reaksi orang memberikan sebaliknya yakni bahwa
seorang sekretaris tersebut tidaklah cantik atau tidak terampil, bahkan termasuk dalam
kategori yang tidak cerdas, dsb. Dalam konteks ini maka seorang sekretaris harus dapat
mengembangkan dirinya untuk meningkatkan kualitas profesinya melalui kiat
mengembangkan Self Acceptance (menerima diri) sesuai dengan kekurangan sekaligus
kelebihannya.
3. Mengembangkan Sikap Profesional Terhadap Profesi
Jika profesi sekretaris merupakan profesi yang sesuai dengan bidang pendidikan dan
keahlian/keterampilan seorang sekretaris, maka gunakanlah semaksimal mungkin peluang
profesi yang digelutinya tersebut. Hal yang harus ada dalam diri seorang sekretaris adalah
adanya kemauan untuk menjalankan profesinya itu dengan kesungguhan hati secara
konsekuen dan bertanggung jawab.
Dengan semakin kompleksnya ruang lingkup bidang sekretaris seiring dengan
perkembangan jaman, maka seorang sekretaris harus memberikan sikap yang membawa
Jurnal Sekretari Vol. 3 No. 2 - Juni 2016 14
citra profesional di mata kelompok asosiasinya ataupun di mata masyarakat pengguna jasa.
Untuk semua itu, seorang sekretaris dengan kiblat profesional harus memperdalam
kemampuan profesi, loyal terhadap asosiasinya, mentaati kode etik profesi (kode etik
profesi sekretaris/ISI).
Selanjutnya, akibat kemantapannya dalam menjalani profesi sekretaris, ia semakin ahli
dalam bidangnya. Apabila terdapat kesempatan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi di
dalam kelompoknya ia akan dapat dengan mudah meraihnya. Ini dikarenakan dalam dirinya
telah ada kemampuan dan kemauan untuk menekuni profesi tersebut secara profesional.
Dengan demikian, secara umum seorang sekretaris profesional di era global haruslah
mempunyai tujuan yang jelas dan berkualitas, sehingga perolehan citra diri yang lebih baik
dapat tercapai. Selain itu, penghargaan dari berbagai kalangan pun akan lebih baik, apakah itu
dalam lingkup nasional maupun internasional. Begitu pula halnya dengan kebanggaan akan
profesi sekretaris yang ditekuninya sangatlah beralasan. Konsekuensinya, upaya untuk
mendapatkan upah yang lebih baik dan potensi untuk naik jabatan pun akan memiliki peluang
yang lebih besar.9
Penutup
1. Profesional merupakan pekerjaan dengan konsekuensi mendapat bayaran/ penghasilan,
dituntut memiliki kemampuan atau keahlian khusus, latar belakang pendidikan tinggi
dibidangnya, kualitas profesi, dan dapat menjamin kenyamanan/kesenangan masyarakat
pengguna jasa.
2. Sikap profesional sekretaris di era global, yang dikenal sebagai era iformasi, era
komunikasi, era pasar bebas, bahkan era reformasi menuntut konsekuensi terhadap sikap
yang memenuhi kriteria profesional, antara lain : setia terhadap profesi, mantap dalam body
of knowledge dan intelektualitasnya, mengembangkan keterampilan yang bersifat khusus,
unik, dan essensial, memiliki kualitas yang baik dalam pelayanan komunikasi, menjadi
anggota ikatan profesi sekretaris, taat pada norma-norma profesional, dan memiliki
kebebasan menjalankan profesinya. Disamping itu perlu mempertimbangkan 1. Skills,
2. Knowledge, 3. Abilities, dan 4. Qualities.
9 Yulianita, Neni; Dasar-dasar Public Relations. Alqaprint. Cakrawala Baru Dunia Buku. Jatinangor. 2000, hal. 34
Jurnal Sekretari Vol. 3 No. 2 - Juni 2016 15
3. Sekretaris di era global dituntut pula untuk dapat mengembangkan sikap profesionalnya,
antara lain : mengembangkan pengalaman secara situasional yang meliputi : Self
Disclosure (Membuka Diri) dan Self Appreciate (Menghargai diri), serta mengembangkan
sikap profesional melalui interaksi dengan orang lain dan sikap profesional terhadap
profesi.
DAFTAR PUSTAKA
Bertens; PengantarEtika Bisnis. Pustaka Filsafat. Kanisius. Yogyakarta. 2000.
Cutlip, Scott M, Allen H. Center, and Glen M. Broom. Effective Public Relations. Eighth
Edition. Prentice Hall International, Inc. New Jersey. 2000.
Katz, Bernard; Komunikasi Bisnis Praktis. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta. 1994.
Keraf, A. Sonny; Etika Bisnis Membangun Citra Bisnis Sebagai Profesi Luhur. Kanisius.
Yogyakarta. 1993.
Koehn, Daryl; Landasan Etika Profesi. Pustaka Filsafat. Kanisius. Yogyakarta. 2000.
Magnis, Frans dan Suseno; Etika Dasar, masalah-masalah pokok etika moral. Pustaka
Filsafat. Kanisius. Yogyakarta. 1995.
Musty, Bertha; Bagaimana Meningkatkan Profesionalisme Seorang Sekretaris. LPKIA-IAI.
Bandung. 1995.
Ross, Raymond; Essentials of Speech Communication. Prentice Hall. Inc., Englewood Cliffs.
New Jersey. 1979.
Utomo, Y. Priyo. (Editor); Masyarakat. Jurnal Sosiologi. Cet I. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta. 1992.
Verderber, Rudolf F; Communicate. 4th Editions Wardsworth Publishing Company. Belmont.
California. 1984.
Wursanto; Etika Komunikasi Kantor. Kanisius. Yogyakarta. 1995.
Yulianita, Neni; Dasar-dasar Public Relations. Alqaprint. Cakrawala Baru Dunia Buku.
Jatinangor. 2000.
Top Related