Screening (penapisan) adalah untuk proses dgn maksud agar penyakit-penyakit atau kelainan-kelainan yg tidak diketahui dapat diidentifikasi dengan menggunakan test atau metode diagnosis (uji-uji) tertentu yg dpt diterapkan sec. cepat dlm skala yg besar.
Berusaha memisahkan sejumlah besar orang yg nampaknya sehat dr mereka yg mungkin mengidap suatu penyakit.
Screening tdk dimaksudkan utk langsung mendiagnosis penyakit yg bersangkutan. (bukan test diagnosis)
1. Menjaring mana yang sakit dan yg tidak sakit, berisiko dan tidak berisiko, risiko tinggi dan risiko rendah.
2. Yg disaring adalah populasi sehat3. Utk mendeteksi tahap awal suatu penyakit pada
orang yang tampak sehat tapi sebenarnya menderita sakit tertentu yg dpt menimbulkan masalah pada masyarakat
4. Mengetahui penyakit sedini mungkin5. Mendetaksi faktor risiko
Hasil test positif
Test Screening
Kelompok orang yg tampak sehat
Pengobatan intensif
Pemeriksaan Diagnostik
Hasil test negatifHasil test positif
Hasil test negatif
Fenomena yg terjadi di Masy, yaitu hanya sebagian kecil dari keseluruhan kasus atau masalah kesehatan yg terlihat atau terdeteksi (Fenomena gunung es)
Sbg salah satu upaya utk pencegahan tingkat kedua (Secundary prevention) yaitu diagnosisi dini (Early diagnosis) dan pengobatan tepat (prompt treatment)
Biasanya penderita mencari pengobatan setelah penyakit pd stadium lanjut shg lebih sulit utk ditangani dan biaya yg digunakan lebih besar.
Penderita tanpa gejala mempunyai potensi utk menularkan penyakit.
1. Mendeteksi dini penyakit tanpa gejala atau dgn gejala tidak khas thd orang yg nampak sehat tetapi mungkin menderita penyakit (population at risk)
2. Melakukan pengobatan segera secara tuntas dan mencegah Epidemi
3. Melindungi masy dari sumber penularan yg potensialContoh : Upaya mendeteksi “carier” Thypoid/para thypoid agar tidak bekerja sbg pengelola makanan yg akan dikonsumsi umum
4. Maksud utk penelitianContoh : memperkiraan tk prevalensi suatu penyakit dlm masy (misal DM)
5. Maksud yg bersifat “persektif”yaitu membantu menunjukkan keberadaan (prevalensi) suatu jenis penyakit yg memang telah diprogramkan utk upaya penanggulangan dan pengendalian.Contoh : penggunaan “mass chest xray” dalam program pemberantasan TBC paru
1. Tentang Penyakit Penyakit yg serius/masalah prioritas Prevalensi tinggi pd tahap penyakit Riwayat penyakit dimengerti (punya periode laten, pre
sympomatik, sub clinic awal, dan carrier
2. Uji Screening Metode pengujian yg sesuai tersedia Harus sensitif dan spesifik Sederhana dan Murah Aman dan mudah diterima masyarakat Reliabel Biaya harus seimbang dgn biaya perawatan medis
3. Diagnosis dan Pengobatan Fasilitas tersedia secara adekuat Terapi efektif bagi yg terdiagnosis tersedia Prosedur dpt diterima oleh pasien dan pengobatan
yg aman telah tersedia Penemuan kasus hrs dilakukan berkesinambungan
1. Kesahihan (Valid)Valid tidaknya suatu test screening ditentukan oleh ukuran-ukuran sensitivitas dan spesifisitas
2. Keterandalan (Reliabilitas)3. Hasil (Yield)
Adalah kemampuan teknik uji screening utk mendeteksi/ memberi petunjuk awal tentang individu yang benar-benar menderita sakit dari mereka yg tidak sakit
Teknik uji yg valid yakni uji itu memberi kategori bagi orang-orang ke dlm kelp terkena penyakit dan tidak secara benar
Agar dapat membantu dalam pencegahan sekunder, maka test screening harus:
1. Murah2. Mudah diterapkan3. Dapat diterima masyarakat4. Reliabel5. Valid
1. SensitivitasAdl proporsi orang-orang yg benar-benar sakit yg ada di dalam populasi yg disaring, diidentifikasi dgn menggunakan uji screening sbg penderita (menunjuk secara tepat individu yang sakit dgn hasil test positif)
2. Spesifisitas
adl proporsi dr orang-orang yg benar-benar sehat, juga
diidentifikasi dgn menggunakan uji screening sbg individu
sehat. (menunjuk secara tepat individu yg sehat dgn hasil
test negatif)
Hasil test screening
Status penyakit
(keadaan sebenarnya)
Jumlah
Penderita Bukan Penderita
Positif a b a+b
Negatif c d c+d
a+c b+d a+b+c+d
a= jumlah dari yg benar-benar positif (true positif)
b= jumlah dari positif palsu (false positif)
c= jumlah dari yang negatif palsu (false negatif)
d= jumlah dari yg benar-benar negatif (true negatif)
negatif falsepositif True
positif True asSensitivit
c a
a asSensitivit
positif falsenegatif True
negatif True asSpesifisit
d b
d asSpesifisit
Predictive value positif : proporsi individu yang menderita sakit thd mereka yang diuji dengan hasil uji positif
Predictive value negatif : proporsi individu yang tidak sakit thd mereka yg diuji dengan hasil uji negatif
ba
a Predictive
dc
d Predictive
TP + FNPrevalensi = ------------- x 100
N
TP + TNAkurasi = ------------- x 100
N
Misal ditemukan 150 orang positif menderita dan 45 orang positif benar, 10 orang positif semu, 5 orang negatif semu dan 90 orang negatif benar. Hasil tsb secara skematis dapat dijelaskan sbb:
Hasil test
Uji screening
Status Penyakit Jumlah
Penderita Bukan penderita
Positif 45 10 55
Negatif 5 90 95
50 100 150
Sensitivitas hasil test : 45/50 =90% Spesifisitas hasil test : 90/100=90% Predictive value + = 45/55 = 82% Predictive value - = 90/95 =95% False positif rate + = 100-82 = 18% False negatif rate - = 100-95 = 5%
Dari perhitungan diatas disimpulkan bhw suatu test dgn sensitivitas dan spesifisitas yg sama dpt menghasilkan angka semu dan angka negatif yg sangat berbeda
Dgn perhitungan perkiraan nilai kecermatan diatas, ada kelemahan yaitu: hasilnya sangat dipengaruhi oleh prevalensi penyakit di masyarakat, krn dgn perbedaan prevalensi yg kecil akan mengakibatkan perubahan nilai kecermatan yg besar.
Contoh : Uji screening thd DM pada dua kelp individu yg masing-
masing 1000 orang. Prevalensi DM pd kelp I adalah 1% dan kelp 2 adalah 2%. Perhitungan nilai kecermatan sbb:
PREVALENSI
1% 2%Jumlah individu 1000 1000Sakit 10 (a+c) 20 (a+c)Tidak Sakit 990 (b+d) 980 (b+d)Positif benar 9,9 a 19,8 aPositif palsu 49,5 b 49 bJumlah Positif 59,4 a+b 69 a+bPredictive value positif
9,9/59,4 19,8/68,8
=17% =29%
Pada hasil perhitungan terlihat bhw kelompok dgn prevalensi rendah mempunyai nilai kecermatan hanya 17% yg berarti bhw dari 100 orang dgn hasil test positif hanya 17 orang yang benar sakit atau 5 dari 6 orang tidak sakit.
Pada prevalensi penyakit yg rendah menghasilkan nilai kecermatan yg rendah
Pada prevalensi penyakit yg kecil mengakibatkan perubahan nilai kecermatan
Suatu metode uji penyaringan disebut handal bila uji penyaringan dilakukan berulang pada individu akan memberikan hasil yg sama (hasil konsisten)
Reliabilitas dipengaruhi oleh faktor:A.Variasi alat yg dapat ditimbulkan oleh :
› Stabilitas regensia yg digunakan› Stabilitas alat ukur yg digunakan› Variasi karakteristik (variasi alat ukur)
Reliabilitas dipengaruhi oleh faktor:B. Variasi orang yg diperiksa Kondisi fisik, psikis, stadium penyakit.C.Variasi pengamat / pemeriksa (observer error) yg
dpt terjadi krn: Variasi interna, variasi pada hasil pemeriksaan yg
berulang antar pembacaan oleh pengamat yg sama Variasi eksterna, variasi yg terjadi krn perbedaan
antara beberapa pengamat.
Adanya variasi ini dpt dikurangi dgn :
Standardisasi reagen dan alat ukur Pembakuan prosedur pemeriksaan Pelatihan intensif bagi pengamat/pemeriksa Penentuan kriteria yg jelas Penerangan kepada orang yg diperiksa Pemeriksaan dilakukan dgn cepat oleh 2 atau lebih
pengamat yg melakukan pemeriksaan secara terpisah
Yield adalah jumlah penderita penyakit yg sebelumnya tidak dikenal/, kmd terdiagnosis dan diberikan pengobatan setelah menjalani uji screening.
Faktor-faktor yg mempengaruhi hasil ;1.Sensitivitas uji screening2.Angka prevalensi penyakit di masyarakat3.Uji screening bertingkat 4.Frekuensi screening5.Peran serta masyarakat dlm program penyaringan dan tindak lanjut
Hasil guna program screening tergantung pada 1. Penerimaan masyarakat2. Kesediaan memberian informasi ttg riwayat
keluarga3. Kepatuhan thd anjuran utk menjalani uji
diagnosis4. Terapi dan perubahan perilaku hidup untuk
mengurangi risiko
1. Mass ScreeningSasaran yg dilibatkan bersifat massal (umum) atau populasi sec. keseluruhan. Tanpa kriteria/kemungkinan pemaparan pd suatu penyebab tertentu. Biaya mahal & efisiensi rendah. Contoh : Penyaringan thd penyakit TBC
2. Selective Screening Sasaran hanya dipilih pada kelompok risiko tinggi, shg biaya lebih kecil dan hasilnya lebih efisien krn lebih selektif.Contoh :
KMS utk deteksi dini gangguan gizi dan gangguan tumbang
Test ELIZA untuk penyakit HIV/AIDS pada PSK Pap smear, palpasi ginekologis, infeksi portio utk deteksi
dini Ca Serviks Penyaringan Ca Prostat
3. Multiphasic ScreeningPenggunaan berbagai uji screening yg diterapkan pd saat yg sama.
Krn ciri penyakitnya, stl test screening hrs diikuti dgn pemeriksaan lebih lanjut, baik utk maksud diagnosis pasti maupun terapi klinis yg lebih spesialis.Contoh ;
Penyakit keganasan Penyakit Kardiovaskular Penyakit gangguan metabolisme Penyakit ketuaan
4. Opportunistic Screening (penyaringan pd penemuan kasus)Screening ini terbatas pada para penderita yg berkonsultasi pd seorang praktisi kesehatan utk beberapa tujuan lain
1. Cukup mudah2. Hasil cepat3. Biaya Murah 4. Alat mudah dikerjakan oleh petugas kesehatan
lapangan dan RS5. Tidak membahayakan6. Validitas, reliabilitas dan Yield yg tinggi7. Dapat diterima (Acceptability)8. Harus disediakan alat yg dpt digunakan utk Uji
Diagnosis stlh hasil screening positif9. Penderita yg terdeteksi harus mendapatkan
pengobatan dgn besar biaya dipertimbangkan
1. Punya masa laten, pre sympomatic dan sub klinik2. Jumlah relatif cukup tinggi dlm masy terutama dlm
“High Risk Group”3. Dari hasil test screening dpt dibedakan dgn jelas yang
sakit dan sehat4. Penyakit bersifat “Reversibel’, yaitu dgn cara
pengobatan/tindakan lainnya dapat disembuhkan/dikendalikan.
Contoh : Telah dilakukan screening oleh seorang dokter pada 1500
pasien. Setelah diperiksa 435 orang tidak terkena cidera kepala, sisanya mengalami cidera kepala. Kemudian yang mengalami cidera kepala di diagnosis kembali, sehingga didapatkan 92 pasien positif mengalami trauma cidera kepala diantara 93 pasien yang cidera kepala? Hitung sensitivitas, spesitifitas, PV +, PV-, prevalensi & akurasi?
Hasil test
Uji screening
Status Penyakit Jumlah
Penderita Bukan penderita
Positif 92 973 1065
Negatif 1 434 435
93 1407 1500
c a
a asSensitivit
d b
d asSpesifisit
93
92 asSensitivit
1407
434 asSpesifisit
ba
a Predictive
dc
d Predictive
1065
92 Predictive
435
434 Predictive
TP + FNPrevalensi = ------------- x 100
N
TP + TNAkurasi = ------------- x 100
N
92 + 1Prevalensi = ------------- x 100
1500
92 + 434Akurasi = ------------- x 100
1500
Top Related