Pengaruh Persepsi Atribut Produk Terhadap Minat Pembelian Konsumen
Sepeda Motor Merek Yamaha (Studi Kasus di Perumnas Ngronggo Kota
Kediri)
PROPOSAL PENELITIAN
Untuk memenuhi tugas matakuliah Metode Penelitian Ekonomi dan Bisnis
Yang dibimbing oleh Ibu Sri Handayani
Disusun Oleh:
Rita Erika (408432412483)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
DESEMBER 2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan Rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan proposal ini dengan lancar dan tepat waktu. Proposal
Penelitian ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian
Ekonomi dan Bisnis. Pada proposal penelitian ini kami mengambil judul ”Pengaruh
Persepsi Atribut Produk Terhadap Minat Pembelian Konsumen Sepeda Motor Merek
Yamaha (Studi Kasus di Perumnas Ngronggo Kota Kediri).”
Dalam proses penulisan proposal penelitian ini dibantu oleh berbagai pihak.
Untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Dosen pembimbing mata kuliah Metode Penelitian Ekonomi dan Bisnis, Ibu
Sri Handayani.
2. Kedua orang tua kami yang telah memberikan bantuan moril.
3. Teman-teman yang telah membantu dalam proses penyelesaian proposal
penelitian ini.
Segala upaya telah kami lakukan demi kesempurnaan proposal penelitian ini,
namun kami sebagai manusia biasa tidak lepas dari salah dan lupa. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan demi kesempurnaan
proposal peelitian ini.
Akhir kata, semoga proposal yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan para pembaca umumnya.
Malang, Desember 2010
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Perkembangan usaha bisnis seiring dengan perkembangan teknologi saat ini
semakin pesat ditandai dengan tingkat persaingan antar perusahaan yang semakin
tinggi dan penggunaan teknologi yang semakin canggih. Keadaan tersebut
mengakibatkan perusahaan pada umumnya berusaha untuk mempertahankan
kelangsungan hidup dengan mengembangkan produknya agar lebih diminati oleh
konsumen, jika konsumen merasa kebutuhannya akan produk tersebut terpenuhi
dengan baik maka akan tercipta loyatitas konsumen. Untuk memperkuat posisi dalam
menghadapi perusahaan pesaing tidak terlepas dari usaha-usaha yang harus dipikirkan
dan direncanakan agar produk dapat diterima di pasaran dengan baik. Konsumen
cenderung memilih produk yang memiliki kualitas baik, harga yang sesuai, desain
ataupun kemasan yang menarik, bentuk yang ergonomis (disesuaikan dengan keadaan
fisik manusia), memiliki persepsi baik, dan mampu menjalankan fungsinya dengan
baik. Menyadari hal itu perusahaan harus mampu mengerti apa yang diinginkan
konsumen, menciptakan inovasi, serta melakukan strategi pemasaran yang
merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan untuk mencapai
tujuan.
Sepeda motor merupakan alat transportasi yang efisien, irit, mudah dibawa
kemana-mana, cepat, dan sebagainya. Sepeda motor merupakan satu-satunya pilihan
bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk transportasi darat karena jika dilihat
dari daya beli mereka tidak mungkin membeli mobil mengingat harga jual dan biaya
operasional yang tinggi.
Oleh karena itu perusahaan harus menerapkan strategi-strategi yang mampu
mendongkrak penjualan mereka salah satunya yaitu dengan mengetahui keinginan
konsumen untuk mendapatkan produk dengan kualitas yang diinginkan serta desain
produk yang menarik dan fleksibel. Produk dapat memiliki nilai lebih dihadapan
konsumen apabila mereka dapat membedakan karakter produk anda dengan produk
sejenis. Desain yang menarik akan memikat konsumen pada saat melihat produk dan
menciptakan peluang pembelian. Karena bagaimana konsumen akan membeli produk
perusahaan bila melihatnya saja tidak tertarik. Oleh karena itu desain produk
perusahaan diharapkan dapat menarik perhatian konsumen. Kualitas dan desain
sebuah produk berkaitan dengan kesesuaian dengan penggunaan, kesesuaian dengan
persyaratan, dan bebas dari penyimpangan.
Yamaha Indonesia terus mengalami kenaikan nilai penjualan dari tahun ke
tahun. Sebagai perusahaan sepeda motor yang tak pernah berhenti berinovasi,
Yamaha memiliki tekad untuk menjadi yang terbaik di hati konsumen Indonesia. Hal
ini dikarenakan Yamaha yang mengutamakan kepuasan konsumen di tanah air, sadar
betul bahwa tingkat pelayanan after sales service sangat besar pengaruhnya pada nilai
guna sepeda motor itu sendiri. Yamaha dalam hal ini tidak hanya berkonsentrasi
untuk menjual produknya, akan tetapi juga berkonsentrasi untuk lebih meningkatkan
pelayanan after sales service kepada konsumen Yamaha yang ada di tanah air.
Yamaha merupakan jenis merek sepeda motor yang banyak diminati
penduduk Perumnas Ngronggo Kota Kediri, hal ini dapat dilihat dari aktivitas para
penduduk dalam melakukan aktivitas bepergian maupun hanya sekedar
bersilaturahmi dengan tetangga, mayoritas dari mereka menggunakan sepeda motor
merek Yamaha sebagai kendaraan mereka. Di daerah Perumnas Ngronggo ini juga
sering di adakan kompetisi tes rider dan promosi oleh pihak Yamaha yang selalu di
banjiri oleh penonton. Kegiatan ini mengakibatkan penduduk Perumnas Ngronggo
Kota Kediri ini mengetahui secara lebih baik dan lengkap mengenai produk Yamaha,
harga, serta kualitas yang di tawarkan.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk memilih judul
”Pengaruh Persepsi Atribut Produk Terhadap Minat Beli Konsumen Sepeda
Motor Merek Yamaha (Studi Kasus di Perumnas Ngronggo Kota Kediri).”
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian yang melatar belakangi penelitian ini, permasalahan yang
dibahas dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah persepsi atribut produk (harga, merek, kualitas) sepeda motor
merek Yamaha di mata konsumen produk sepeda motor merek Yamaha di
Perumnas Ngronggo Kota Kediri?
2. Bagaimanakah minat beli sepeda motor merek Yamaha di Perumnas Ngronggo
Kota Kediri?
3. Apakah persepsi atribut produk (harga, merek, kualitas) mempunyai pengaruh
terhadap minat beli konsumen produk sepeda motor Yamaha secara parsial?
4. Apakah persepsi atribut produk (harga, merek, kualitas) mempunyai pengaruh
terhadap minat beli konsumen sepeda motor merek Yamaha secara simultan?
5. Persepsi atribut produk (harga, merek, kualitas) manakah yang paling dominan
berpengaruh terhadap minat beli konsumen sepeda motor merek Yamaha?
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui persepsi atribut produk (harga, merek, kualitas) di mata
konsumen produk sepeda motor merek Yamaha di Perumnas Ngronggo Kota
Kediri.
2. Untuk mengetahui minat beli sepeda motor merek Yamaha di Perumnas
Ngronggo Kota Kediri.
3. Untuk mengetahui pengaruh persepsi atribut produk (harga, merek, kualitas)
terhadap minat beli konsumen sepeda motor merek Yamaha di Perumnas
Ngronggo Kota Kediri secara parsial.
4. Untuk mengetahui pengaruh persepsi atribut produk (harga, merek kualitas)
terhadap minat beli konsumen sepeda motor merek Yamaha di Perumnas
Ngronggo Kota Kediri.
5. Untuk mengetahui persepsi atribut produk (harga, merek, kualitas) yang paling
dominan berpengaruh terhadap minat beli konsumen sepeda motor merek
Yamaha di Perumnas Ngronggo Kota Kediri.
D. HIPOTESIS PENELITIAN
Berdasarkan permasalahan yang telah ditetapkan diatas, maka hipotesis yang
akan diuji adalah:
Persepsi atribut produk (harga, merek, kualitas) tidak mempunyai pengaruh
terhadap minat beli konsumen sepeda motor Yamaha secara parsial.
Persepsi atribut produk (harga, merek, kualitas) mempunyai pengaruh
terhadap minat beli konsumen sepeda motor Yamaha secara parsial.
Persepsi atribut produk (harga, merek, kualitas) tidak mempunyai pengaruh
terhadap minat beli konsumen sepeda motor Yamaha secara simultan.
Persepsi atribut produk (harga, merek, kualitas) mempunyai pengaruh
terhadap minat beli konsumen sepeda motor Yamaha secara simultan.
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi PT Yamaha Motor Kencana Indonesia
Dengan adanya penelitian ini maka diharapkan bisa menjadi sarana penentuan
kebijakan pemasaran distributor untuk menyediakan produk yang lebih lengkap
dan sesuai dengan keinginan pasar.
2. Bagi Universitas Negeri Malang
Sebagai salah satu sumber informasi untuk penelitian selanjutnya. Selain itu hasil
penelitian ini diharapkan juga dapat bermanfaat untuk menambah ilmu
pengetahuan.
3. Bagi peneliti
Penelitian merupakan kesempatan yang baik bagi peneliti untuk menerapkan teori
yang telah diperoleh ke dalam dunia praktek yang sesungguhnya serta untuk
mengasah kemampuan penulis untuk melakukan penelitian secara ilmiah, serta
dapat menambah wawasan penulis.
4. Bagi masyarakat Perumnas Ngronggo Kota Kediri
Penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dalam memilih dan membeli produk
ditinjau dari segi manfaat yang diberikan oleh produsen, melalui harga, merek, dan
kualitas sepeda motor merek Yamaha.
F. RUANG LINGKUP DAN KETERBATASAN PENELITIAN
Dalam penelitian ini ada tiga variabel yang diteliti, terdiri dari satu variabel
bebas/independen (X) dan satu variabel terikat/dependen (Y) yaitu variabel yang
dipengaruhi karena adanya variabel bebas. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini
adalah atribut produk, terdiri dari harga (X1), Merek (X2), dan kualitas (X3).
Sedangkan variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah minat beli konsumen
sepeda motor merek Yamaha.
Adapun jabaran variabel lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Jabaran Variabel Penelitian
Variabel Sub Variabel Indikator Teknik Data
Sumber Data
Atribut Produk Harga Daya beli konsumen Kuesioner Konsumen
Merek Kualitas
Kredibilitas
Dipertimbangkan Superioritas
Kuesioner Konsumen
Kualitas Keadaan fisik Kuesioner Konsumen
Variabel Sub Variabel Indikator Teknik Data
Sumber Data
Awet
Reputasi produk
Minat Beli - Tingkat kemungkinan membeli
Dimensi waktu
Kuesioner Konsumen
G. ASUMSI PENELITIAN
Asumsi dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Perumnas Ngronggo Kota
Kediri yang dianggap mengerti dan memahami semua pertanyaan yang diajukan
oleh peneliti serta dapat menjawab pertanyaan yang diajukan dengan jujur.
2. Data yang diperoleh dari penelitian dianggap valid.
3. Atribut-atribut produk selain tiga variabel yang diteliti (harga, merek, dan kualitas)
yang tidak memiliki pengaruh terhadap minat beli konsumen dianggap konstan.
4. Yang dimaksud minat beli sepeda motor merek Yamaha adalah ketertarikan
masyarakat Perumnas Ngronggo Kota Kediri terhadap produk sepeda motor merek
Yamaha.
H. DEFINISI OPERASIONAL
Untuk menyatakan pengertian mengenai variabel yang diukur dalam
penelitian ini adalah mengenai minat pembelian konsumen sepeda motor merek
Yamaha. Beberapa variabel adalah sebagai berikut:
1. Persepsi konsumen adalah proses dimana seseorang mengorganisir dan
mengartikan kesan dari panca indera dalam tujuan untuk memberi arti dalam
lingkungan mereka.
2. Atribut produk adalah suatu komponen yang merupakan sifat–sifat produk yang
menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang
diterapkan oleh pembeli. Atribut produk dapat berupa harga, merek, kualitas,
kemasan, jaminan (garansi), pelayanan, dan sebagainya. Atribut produk yang
akan diteliti dalam penelitian ini adalah harga, merek, dan kualitas sepeda motor
Yamaha.
3. Harga adalah jumlah uang (satuan moneter) dan atau aspek lain (non-moneter)
yang mengandung kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu
produk. Dengan mendapatkan sebuah produk yang dibutuhkan konsumen
mendapatkan Manfaat atau nilai pelanggan (reabilitas, durabilitas, kinerja, dan
nilai jual kembali). Harga yang ditawarkan sebuah produk disesuaikan dengan
daya beli konsumen sasaran. Atribut dari harga dalam program pemasaran adalah
program promosi penjualan, program penjualan, serta distribusi.
4. Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol atau desain atau kombinasi diantaranya
yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang dan jasa dari satu penjual
atau sekelompok penjual dan membedakannya dari barang dan jasa para
pesaingnya. Merek dapat dikatakan berhasil apabila pembeli atau pemakaianya
mempresepsikan adanya nilai manfaat yang relevan. Brand equity (ekuitas
merek) merupakan kekuatan suatu merek yang dapat menambah atau mengurangi
nilai dari sepeda motor merek Yamaha itu sendiri yang dapat diketahui dari
respon konsumen terhadap barang dijual.
5. Kualitas adalah Keadaan fisik, fungsi, sifat, serta layanan dari produk sepeda
motor merek Yamaha yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan dengan
memuaskan sesuai nilai uang yang dikeluarkan.
6. Minat beli adalah ketertarikan masyarakat Perumnas Ngronggo Kota Kediri
terhadap produk sepeda motor merek Yamaha.
7. Konsumen adalah masyarakat Perumnas Ngronggo Kota Kediri yang
menggunakan atau akan menggunakan sepeda motor merek Yamaha, baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga maupun orang lain dan tidak untuk
diperdagangkan.
8. Masyarakat Perumnas Ngronggo Kota kediri adalah seluruh masyarakat yang
terdaftar sebagai penduduk di Perumnas Ngronggo Kota Kediri.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Persepsi Atribut Produk
Menurut Robbins (dalam Petra, 2005:5) persepsi konsumen adalah proses
dimana seseorang mengorganisir dan mengartikan kesan dari panca indera dalam
tujuan untuk memberi arti dalam lingkungan mereka. Sedangkan menurut Shiftman
& Kanuk (2008:146) Persepsi akan sesuatu yang berasal dari interaksi antara dua
jenis faktor diantaranya:
1. Stimulus Factors
Karakteristik obyek secara fisik seperti ukuran warna, berat atau bentuk.
Tampilan suatu produk baik kemasan maupun karakteristiknya akan mampu
menciptakan suatu rangsangan pada indera manusia, sehingga mampu
menciptakan sesuatu persepsi mengenai produk yang dilihatnya.
2. Individual Factors
Karakteristik individu yang termasuk di dalamnya tidak hanya proses panca
indera tetapi juga pengalaman yang serupa dan dorongan utama serta harapan
dari individu itu sendiri.
Pengertian atribut produk menurut Fandy Tjiptono (2001:103) adalah “unsur-
unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan sebagai dasar
pengambilan keputusan”. Atribut produk meliputi merek, kemasan, jaminan
(garansi), pelayanan, dan sebagainya.
Persepsi atribut produk dapat diartikan sebagai suatu proses penggunaan
pengetahuan yang telah dimiliki untuk mendeteksi, mengumpulkan, dan
mengintepretasikan stimulus yang diterima oleh alat indera menjadi arti tertentu yang
bermakna. Dengan adanya atribut yang melekat pada suatu produk yang digunakan
konsumen untuk menilai dan mengukur kesesuaian karakteristik produk dengan
kebutuhan dan keinginan. Bagi perusahaan dengan mengetahui atribut-atribut apa
saja yang bisa mempengaruhi keputusan pembelian maka dapat ditentukan strategi
untuk mengembangkan dan menyempurnakan produk agar lebih memuaskan
konsumen.
Suatu produk harus memiliki atribut yang mendukungnya, contohnya adalah
harga yang berfungsi sebagai harga beli yang berlaku bagi konsumen. Berikut ini
adalah atribut yang harus ada dalam suatu produk, yaitu :
a. Harga
Menurut Kotler (1997: 339), harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk
suatu produk atau jasa, jumlah ini yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat
yang dimiliki dengan menggunakan produk atau jasa.
b. Merek
Merek adalah semua nama, istilah, tanda, simbol, desain atau kombinasi dari
semua yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk dari satu penjual untuk
membedakannya dengan produk pesaing.
c. Kemasan
Kemasan adalah pembungkus luar produk yang berfungsi untuk melindungi
produk, memudahkan konsumen dalam memakainya, menaikan citra produk atau
bahkan sekaligus dapat dijadikan alat promosi ketika produk yang dilemparkan ke
pasaran. Dengan menciptakan bentuk kemasan yang menarik disertai dengan
slogan–slogan yang memiliki ciri khas masing-masing produk yang berguna untuk
meyakinkan konsumen tentang keunggulan produk tersebut.
d. Kualitas
Kualitas merupakan salah satu atribut produk yang paling penting di mata
konsumen. Konsumen akan berusaha mencari produk yang paling berkualitas
tinggi, karena menyangkut kepuasan konsumen. Oleh karena itu suatu perusahaan
harus memperhatikan kualitas produk yang akan diluncurkan ke pasaran. Prawiro
(2002:8) menyebutkan bahwa produk memiliki enam dimensi kualitas/mutu
produk diantaranya:
1. Kinerja (performence), kinerja suatu produk harus dicantumkan, misalnya: isi,
berat, komposisi, kekuatan dalam putaran (RPM), serta lama hidup penggunaan.
2. Keistimewaan (Types of Features), produk bermutu memiliki keistimewaan
khusus dibandingkan dengan produk lain.
3. Kepercayaan dan waktu (reability and durability), kepercayaan dan waktu adalah
produk yang mempunyai kinerja yang konsisten baik dalam batas-batas perawatan
normal. Misalnya televisi bermutu baik secara konsisten dapat menangkap banyak
gelombang siaran dalam negeri maupun luar negeri dengan suara bening dan
gambar yang bagus dalam waktu lima sampai delapan tahun setelah beli.
4. Mudah dirawat dan diperbaiki (maintainability and serviceability), produk harus
memenuhi kemudahan untuk diperbaiki atau dirawat sehingga barang tersebut
dapat beroperasi secara baik. Misalnya sepeda motor yang baik salah satu dimensi
kualitasnya adalah mudah dirawat oleh montir dan suku cadangnya di jual bebas di
pasaran.
5. Sifat khas (sensory characteritic), dimensi ini memberikan citra tersendiri pada
mutu produk.
6. Penampilan dan Citra etis, persepsi konsumen atas suatu produk
e. Ukuran
Ukuran suatu produk mempunyai hubungan yang erat dengan kebiasaan
membeli jumlah kebutuhan konsumen. Ini berati kebutuhan antara konsumen
yang satu dengan konsumen yang lainnya berbeda-beda sehingga perlu
menyediakan produk dengan berbagai macam ukuran. Hal ini bertujuan agar
konsumen dapat menyesuaikan antara kebutuhannya dengan ukuran produk yang
ada.
B. Harga
Pengertian harga
Menurut Tjiptono (2008:465), Istilah harga dapat diartikan sebagai jumlah
uang (satuan moneter) dan atau aspek lain (non-moneter) yang mengandung utilitas
atau kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu produk. Harga
memiliki peranan bagi perekonomian secara makro, konsumen, dan perusahaan.
Pengertian harga menurut Swastha (2005: 137) “sejumlah uang yang
dibutuhkan untuk mendapat sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya”.
Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan harga adalah nilai untuk
mendapatkan suatu barang tertentu beserta pelayanannya, yang dapat dinyatakan atau
dinilai dalam bentuk satuan mata uang. Harga produk memainkan peranan penting
bagi perekonomian secara makro, konsumen, dan perusahaan.
a. Bagi perekonomian
Harga produk mempengaruhi tingkat upah, sewa, bunga, dan laba. Harga
merupakan regulator dasar dalam sistem perekonomian, karena harga berpengaruh
terhadap alokasi faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, tanah, modal, dan
kewirausahaan. Tingkat upah yang tinggi menarik tenaga kerja, tingkat bunga yang
tinggi menjadi daya tarik bagi investasi modal dan seterusnya. Sebagai alokator
sumber daya, harga menentukan apa yang akan diproduksi (penawaran) dan siapa
yang akan membeli barang dan jasa yang dihasilkan (permintaan).
b. Bagi konsumen
Dalam penjualan ritel, ada segmen pembeli yang sangat sensitif terhadap
faktor harga (menjadikan harga sebagai satu-satunya pertimbangan membeli produk)
dan ada pula yang tidak. Mayoritas konsumen agak sensitif terhadap harga, namun
juga mempertimbangkan faktor lain (seperti citra, merek, lokasi toko, layanan, nilai
(value) dan kualitas). Selain itu, persepsi konsumen terhadap kualitas sering kali
dipengaruhi oleh harga. Dalam beberapa kasus, harga yang mahal dianggap
mencerminkan kualitas tinggi, terutama dalam kategori speciallity product.
c. Bagi perusahaan
Harga produk adalah determinan utama bagi permintaan pasar atas produk
bersangkutan. Harga mempengaruhi posisi bersaing dan pangsa pasar perusahaan.
Dampaknya, harga berpengaruh pada pendapatan dan laba bersih perusahaan. Dengan
kata lain perusahaan mendapatkan uang melalui harga yang dibebankan atas produk
atau jasa yang dijualnya.
Penetapan harga
Menurut Kotler (2005:32), strategi penetapan harga dapat digolongkan
menjadi lima bagian yaitu penetapan harga geografis, discount atau potongan harga,
penetapan harga diskriminasi, penetapan harga bauran produk, penetapan harga
promosi.
1. Penetapan harga geografis
Penerapan harga geografis mengharuskan perusahaan untuk memutuskan
bagaimana menetapkan harga untuk pelanggan di berbagai lokasi dan negara.
2. Discount atau potongan harga
Perusahaan umumnya akan memodifikasi harga dasar mereka untuk menghargai
pelanggan atas tindakan-tindakannya seperti pembayaran awal, volume pembelian,
dan pembelian di luar musim. Bentuk penghargaan ini berupa pembelian discount.
3. Penetapan harga diskriminasi
Penetapan harga ini terjadi jika perusahaan menjual produk dan jasa dengan dua
harga atau lebih yang tidak mencerminkan perbedaan biaya secara proporsional.
4. Penetapan harga bauran produk
Penetapan harga ini terjadi jika perusahaan menjual produk dan jasa dengan dua
harga atau lebih yang tidak mencerminkan perbedaan biaya secara proporsional
5. Penetapan harga promosi
Dalam kondisi-kondisi tertentu perusahaan akan menetapkan harga sementara
untuk produksinya di bawah daftar dan kadang-kadang di bawah biayanya.
Penetapan harga promosi.
Sedangkan menurut Tjiptono (2008:481), terdapat tiga tipe program
penetapan harga, yaitu:
1. Penetapan harga penetrasi
Dalam program ini, perusahaan menggunakan harga murah sebagai dasar utama
untuk menstimulasi permintaan
2. Penetapan harga paritas (Parity pricing)
Dalam program ini, perusahaan menetapkan harga dengan tingkat yang sama atau
mendekati tingkat harga pesaing. Implikasinya, program ini berusaha mengurangi
peranan harga sehingga program pemasaran lainnya (produk, distribusi, dan
promosi) yang dijadikan fokus utama dalam menerapkan strategi pemasaran.
3. Penetapan harga premium
Program ini menetapkan harga di atas tingkat harga pesaing. Dalam kasus
introduksi bentuk atau kelas produk baru yang belum ada pesaing langsungnya,
harga premium ditetapkan lebih tinggi dibandingkan bentuk produk yang bersaing.
C. Merek
Pengertian Merek
Menurut UU Merek No.15 Tahun 2001 (dalam Tjiptono, 2005:2), merek
adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan
warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan
digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
Pengertian merek menurut Kotler (1997: 13), adalah istilah, tanda, simbol, desain
atau kombinasi dari kesemuanya ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan
produk atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual, yang membedakan produk
atau jasa tersebut dengan produk lain terutama produk saingannya.
Dari dua pengertian tersebut, secara teknis apabila seorang pemasar membuat
nama, logo, atau simbol baru untuk sebuah produk baru, maka pemasar tersebut telah
menciptakan sebuah merek.
Manfaat Merek
Menurut Kottler (dalam Tjiptono, 2005:20), merek bermanfaat bagi produsen dan
konsumen. Bagi produsen merek berperan penting sebagai:
1. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan produk
bagi perusahaan, terutama dalam pengorganisasian sediaan dan pencatatan
akuntansi.
2. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik. Merek bisa
mendapatkan perlindungan properti intelektual. Nama merek bisa diproteksi
melalui merek dagang terdaftar, proses pemanufakturan bisa dilindungi melalui
hak paten, dan kemasan bisa diproteksi melalui hak cipta dan desain.
3. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa
dengan mudah memilih dan membelinya lagi di lain waktu.
4. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari para
pesaing.
5. Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum, loyalitas
pelanggan, dan citra unik yang terbentuk dalam benak konsumen.
6. Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa datang.
Bagi konsumen, merek bisa memberikan berbagai macam nilai melalui
sejumlah fungsi dan manfaat potensial. Menurut Keller (dalam Tjiptono, 2005:21),
tujuh manfaat pokok merek bagi konsumen yaitu sebagai identifikasi sumber produk,
penetapan tanggung jawab pada pemanufaktur atau distributor tertentu, pengurang
risiko, penekan biaya pencarian (seacrh costs) internal dan eksternal, janji atau ikatan
khusus dengan produsen, alat simbolis yang memproyeksikan citra diri, dan signal
kualitas.
Jadi sebuah merek sangatlah besar manfaatnya bagi sebuah produk, berhasil
tidaknya sebuah produk tergantung bagaimana sebuah merek dapat diingat oleh
konsumen. Sehingga pemberian nama atau merek perlu dipertimbangkan secara
matang-matang karena dengan merek pula seorang konsumen dapat merasakan
kepuasan sehingga akan mengembangkan loyalitas konsumen. Bila loyalitas telah
didapatkan maka perusahaan dapat menjual produk dengan harga yang lebih tinggi
dibandingkan dengan pesaing yang telah ada.
D. Kualitas/Mutu Produk
Pengertian Kualitas/Mutu Produk
Mutu didefinisikan sebagai karakteristik yang melekat pada produk yang
mencukupi persyaratan atau keinginan. Karakteristik produk diantaranya terdiri dari:
Karakteristik fisik, seperti handphone, mobil, dan rumah.
Karakteristik perilaku, seperti rumah sakit dan perbankan.
Karakteristik sensori, seperti minuman dan makanan.
Mutu mencangkup usaha untuk memenuhi harapan dari pelanggan. Mutu
mencangkup produk, jasa, proses, dan lingkungan, serta kualitas/mutu merupakan
kondisi yang selalu berubah.
Pengertian Dasar Kualitas/Mutu Produk
Keistimewaan Produk yang Memenuhi
Kebutuhan Pelanggan
Bebas dari Defisiensi
Kualitas/mutu yang lebih tinggi
memungkinkan perusahaan untuk:
Kualitas/mutu lebih tinggi
memungkinkan perusahaan untuk:
Meningkatkan kepuasan pelanggan
Dapat menjual produk
Memenangkan persaingan
Mengurangi tingkat kesalahan
Mengurangi pengerjaan ulang
dan pemborosan
Mengurangi kegagalan lapangan,
Keistimewaan Produk yang Memenuhi
Kebutuhan Pelanggan
Bebas dari Defisiensi
Meningkatkan pangsa pasar
Memperoleh pemasukan dari penjualan
Menjamin harga
Dampak yang terutama adalah terhadap
penjualan
Biasanya, kualitas/mutu yang lebih
tinggi membutuhkan biaya lebih banyak
tuntutan jaminan
Mengurangi kekecewaan
pelanggan
Mengurangi keharusan
memeriksa dan menguji
Memendekkan waktu guna
melempar produk ke pasar
Menetapkan Tujuan Kualitas/Mutu
Tujuan kualitas/mutu strategis ditetapkan pada strata tertinggi di perusahaan
dan merupakan bagian dari rencana bisnis perusahaan. Konsep tujuan kualitas/mutu
strategis ini merupakan hasil dari gerakan yang menempatkan mutu sebagai prioritas
tertinggi di antara tujuan-tujuan perusahaan.
Antara identifikasi pelanggan dan kebutuhannya dengan pentapan tujuan
kualitas/mutu sebuah produk mengenai mana yang harus didahulukan, terdapat dua
sudut pandang. Pertama adalah penetapan tujuan dapat dikatakan datang lebih dahulu.
Tujuan utama dari pemasok adalah menciptakan sumber pendapatan. Langkah utama
dalam mencapai tujuan tersebut adalah mengidentifikasi pelanggan berikut
kebutuhannya. Kebutuhan pelanggan kemudian dijadikan subtujuan bagi pemasok.
Sedangkan dari sudut pandang lain, penetapan tujuan dianggap datang terlebih
dahulu. Sejumlah pelanggan menyadari adanya kebutuhan yang belum terpuaskan.
Kebutuhan yang belum terpuaskan ini cenderung memotivasi perilaku pelanggan.
Motivasi ini dapat berkembang sehingga menyebabkan pelanggan secara aktif
berupaya memuaskan kebutuhan tersebut. Dalam hal ini, pelanggan mengubah
kebutuhan menjadi tujuan, yaitu memenuhi kebutuhan yang belum terpuaskan.
Dengan demikian urut-urutan kegiatannya adalah identifikasi kebutuhan pelanggan,
yang diikuti dengan penetapan tujuan untuk mencapai kebutuhan tersebut.
E. Minat Beli Konsumen
Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek
atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan
tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Mehta (1994:66)
mendefinisikan minat beli ”sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli suatu
merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur
dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian”.
Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dari
konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek
tertentu. Hal ini sangat diperlukan oleh para pemasar untuk mengetahui minat beli
konsumen terhadap suatu produk, baik para pemasar maupun ahli ekonomi
menggunakan variabel minat untuk memprediksi perilaku konsumen dimasa yang
akan datang.
F. Pengaruh Persepsi Atribut Produk Terhadap Minat Pembelian Konsumen
Abdurachman (2004:39), Kualitas produk merupakan faktor penting yang
dipertimbangkan konsumen karena dapat menunjukkan manfaat materiel. Merek
biasanya dapat memberikan manfaat emosional, kemasan dipertimbangkan dari daya
tarik bentuk dan keindahannya serta manfaat pasca beli. Harga merupakan faktor
yang sensitif, lebih-lebih bagi segment believer yang lebih mempertimbangkan faktor
harga dibandingkan dengan faktor kualitas. Faktor acuan, terutama terhadap mereka
yang menjadi panutan merupakan faktor yang dipertimbangkan. Gambar dibawah ini
menunjukkan bahwa variabel yang dipertimbangkan berpengaruh terhadap
kecenderungan memilih serta minat beli konsumen.
Variabel yang dipertimbangkan
1. Kualitas2. Referensi3. Merek dan
warna4. Kemasan
Kecenderungan
Memilh
Gambar : Kerangka Konsep Minat Beli Konsumen
Faktor Kualitas, merupakan atribut produk yang dipertimbangkan dari segi
manfaat fisiknya. Faktor Brand /Merek, merupakan atribut yang memberikan manfaat
non materiel, yaitu kepuasan emosional, terdiri dari variabel: mempertimbangkan
merek sebelum membeli produk, memilih merek tertentu, memilih merek yang
terkenal.
Umar (2000:246), menyebutkan minat konsumen potensial atas suatu produk
yang ditawarkan di pasar, pada dasarnya terbagi atas tiga tahapan, yaitu tahap
mengetahui, terpengaruh, dan bertindak untuk melakukan pembelian.
Dari beberapa pemaparan di atas maka dapat dikatakan bahwa atribut suatu
produk memiliki pengaruh terhadap sikap dan niat pembelian suatu produk. Pada
dasarnya perilaku konsumen dalam mengambil keputusan untuk mengkonsumsi suatu
produk tertentu sangat dipengaruhi oleh atribut yang melekat pada produk tersebut,
karena tidak mungkin seorang konsumen membeli suatu produk tanpa mengetahui
atribut atau keunggulan produk tersebut.
Atribut produk yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan
tersebut sangat penting artinya karena berguna untuk menaruh minat akan selera.
Disamping itu perlu dilakukan beberapa inovasi – inovasi terhadap atribut produk
yang dihasilkan seperti peningkatan kualitas suatu produk. Hal ini penting dilakukan
Marketing Mix
Variabel yang dipertimbangkan
1. Kualitas2. Referensi3. Merek dan
warna4. Kemasan
Minat Beli
untuk memperluas pangsa pasar dan agar perusahaan bisa tetap mempertahankan
konsumennya.
G. Sepeda Motor Merek Yamaha
Pasar sepeda motor Indonesia dinilai memiliki prospek yang cerah dan sangat
menjanjikan dimana sepeda motor menempati peran utama dalam sendi kehidupan
masyarakat diantara beragam alat transportasi maka PT.Yamaha Indonesia Motor
Manufacturing pada tanggal 6 Juli 1974 mulai beroperasi di Indonesia. Pada periode
tahun 1975-1979 Yamaha memulai berkarya di Indonesia dengan memproduksi
sepeda motor Yamaha YB 80 dan Yamaha Enduro DX 100 dengan keunggulan dapat
digunakan untuk segala medan. Periode tahun 1980-1984 Yamaha Motor melakukan
inovasi menciptakan Yamaha DB dan Yamaha RX 125 dikembangkan menjadi RX-
King dengan desain gagah, bertenaga, efisien bahan bakar, selanjutnya diluncurkan
YB 80 dan YL 2 yang hemat bahan bakar.
Periode Tahun 1985-1989 Yamaha meluncurkan Yamaha Alfa, sepeda motor
kaum muda dewasa kemudian diluncurkan Yamaha RX2. Pada tahun 1990-1994
Yamaha memantabkan citranya sebagai produsen sepeda motor yang menghargai
pasar Indonesia dengan terus menciptakan produk yang memiliki performa tinggi.
Melihat potensi generasi muda, didirikan divisi motor sport meluncurkan bebek sport
Yamaha Exicing Force 1 dan Yamaha F1Z. Kesuksesan Yamaha selama 20 tahun di
Indonesia dengan performa penjualan semakin pesat dan jaringan yang terus meluas
menuntut manajemen memperluas peran penting Yamaha dalam pasar sepeda motor
Indonesia maka pada tanggal 6 Februari 1993 Yamaha Motor Kencana Indonesia
(YMKI) diresmikan.
Periode tahun 1995-1999 Yamaha memasuki era bebek empat tak dengan
mulai diluncurkan Yamaha Cripton. Pada tahun 1998 bangsa Indonesia diterpa krisis
ekonomi dan moneter yang menjadi masa sulit bagi dunia industri, dalam kondisi
demikian Yamaha tetap berinovasi di tengah lesunya pasar domestik dengan
melakukan ekspor dan meluncurkan Yamaha Vega yang ekonomis. Untuk periode
tahun 2000-2007 kemampuan menghadapi pasang surut pasar dan komitmennya
terhadap kualitas serta kepuasan konsumen sebagai suatu prestasi dengan
diperolehnya ISO 9001. Memasuki era milenium baru Yamaha meluncurkan Yamaha
FIZ-R special edition dan Yamaha FIZ-R Milenium. Prestasi dan keunggulan RX-
King selama 20 tahun menjadikan legenda produk Yamaha. Yamaha Scorpio,
Yamaha Jupiter menjadi ujung tombak Yamaha, Yamaha Vega R produk paling
ekonomis dan rem dengan standar jepang.
Terobosan terbaru Yamaha dengan memperkenalkan era automatic kelas
bebek empat tak melalui Yamaha Nouvo Sport, bebek automatic pertama Yamaha
yang mudah dikendarai, responsif, tangguh dan dinamis. Pengembangan automatic
world dengan berhasilnya diluncurkan Yamaha Mio yang menjadikan Yamaha
sebagai pioneer menciptakan pasar motor untuk wanita di Indonesia dan berinovasi
Yamaha New Mio dan New Nouvo Z berslogan ”Otomatis duluan”.
H. Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul
Penelitian
Variabel
Independen
Variabel
Dependen
Hasil Penelitian
Ujianto
Abdurachma
n (tahun
2004)
analisis faktor-faktor yang menimbulkan kecenderungan minat beli konsumen sarung
faktor kualitas,
faktor brand /
merek, faktor
kemasan, faktor
harga, faktor
ketersediaan
barang, dan faktor
acuan
minat beli
konsumen
sarung
faktor yang paling
dominan yang
menimbulkan
kecenderungan minat
beli konsumen sarung
adalah faktor kualitas
dan faktor acuan.
W. Mahestu
Noviandra
Krisjanti
(2007)
Evaluasi
pengaruh
Country of
origin, merek &
harga pada
Variabel Demografi,
Variabel Harga,
Variabel Country-
of-origin, Variabel
terhadap niat
beli
1.variabel harga dan
merek mempunyai
pengaruh yang
signifikan pada
variabel niat beli
pembelian susu
import
Merek produk susu import
pada tingkat
signifikansi 5%.
2. variabel country-
oforigin ternyata tidak
memberikan pengaruh
yang signifikan pada
terbentuknya niat beli
konsumen pada
produk susu import.
Erna
Ferinadewi
(2005)
Atribut produk
yang
dipertimbangkan
dalam
pembelian
kosmetik dan
pengaruhnya
pada kepuasan
konsumen di
Surabaya
Faktor kualitas, faktor
keamanan, faktor
merek, keputusan
pembelian, serta
faktor kepuasan
konsumen
1. keputusan
pembelian dan
kepuasan konsumen
hanya ditentukan oleh
faktor atribut produk
sebesar 30% saja
2. kepuasan karena
atribut produk
digunakan konsumen
sebagai dasar dalam
evaluasi produk
apakah manfaat yang
dijanjikan bagi
konsumen dan
bagaimana
pemenuhan janji .
Sumber : Berbagai jurnal dan penelitian
BAB III
X
X1
X2
X3
Y
METODOLOGI PENELITIAN
A. RANCANGAN PENELITIAN
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah minat beli
konsumen sepeda motor merek Yamaha benar-benar dipengaruhi oleh atribut
produk. Atribut produk yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah harga,
kualitas, dan merek. Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif dengan
pendekatan kuantitatif.
Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu atribut produk yang
mempengaruhi minat beli konsumen sebagai variabel bebas (X) dan minat beli
konsumen sepeda motor merek Yamaha di Perumnas Ngronggo Kota Kediri.
Lebih lanjut dapat dijelaskan, variabel bebas (X) dari penelitian ini adalah atribut
produk yang mempengaruhi minat beli konsumen dengan sub variabel: Harga,
kualitas, dan merek. Sedangkan minat beli konsumen sebagai variabel terikat (Y).
Hubungan antar variabel penelitian, dengan analisis regresi adalah sebagai
berikut:
Gambar : Hubungan antar Variabel Penelitian
Keterangan gambar:
Variabel Terikat
Y : Minat Pembelian
Variabel Bebas
X : Atribut Produk
X1 : Harga
X2 : Merek
X3 : Kualitas
: pengaruh secara parsial
: pengaruh secara simultan
B. POPULASI DAN SAMPEL
Populasi dan sampel diperlukan dalam sebuah penelitian untuk
mengumpulkan data dari variabel yang diteliti. Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Perumnas Ngronggo Kota
Kediri yang memiliki minat pembelian pada sepeda motor merek Yamaha, karena
sulit memprediksi maka populasi dalam penelitian ini tidak terbatas. Sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Berarti dalam penelitian ini peneliti akan membagikan kuesioner kepada
masyaraka Perumnas Ngronggo Kota Kediri yang memiliki minat beli terhadap
sepeda motor merek Yamaha. Adapun pengambilan sampel penelitian ini atas dasar
pertimbangan bahwa populasi dari peminat sepeda motor Yamaha di Perumnas
Ngronggo Kota Kediri tidak dapat diprediksi secara pasti jumlahnya dan apabila
diketahui jumlahnya relatif besar selain itu juga masalah waktu dan biaya dalam hal
ini peneliti membatasi jumlahnya.
C. INSTRUMEN DATA
Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan suatu metode. Alat
yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data yaitu dengan menggunakan
kuesioner (angket). Dalam penggunaan angket ini, pengukurannya berupa
pertanyaan-pertanyaan dari masing-masing indikator. Dari tiap-tiap pertanyaan yang
akan diajukan kepada responden berupa angket ini, jawaban dari dari responden akan
diberi skor berupa angka.
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Dalam penelitian ini, klasifikasi sumber data yang dipakai adalah orang dan
paper. Kategori orang dalam penelitian ini adalah responden atau konsumen yaitu
masyarakat Perumnas Ngronggo Kota Kediri. Sedangkan kategori paper dalam
penelitian ini adalah penggunaan buku dan internet sebagai sumber rujukan. Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari hasil
pengisian kuesioner oleh konsumen Sepeda Motor Merek Yamaha masyarakat
Perumns Ngronggo Kota Kediri. Serta data sekunder yang diperoleh dari kantor
Perumnas Ngronggo Kota Kediri.
E. TEKNIK ANALISIS DATA
Penelitian ini menggunakan teknik analisis statistik deskriptif, yaitu statistik
yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Teknik ini
digunakan untuk mendeskripsikan persepsi masyarakat Perumnas Ngronggo Kota
Kediri.
Dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh secara simultan maupun
parsial antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y), maka digunakan analisis
regresi berganda.
Analisis regresi berganda (multiple reggression) adalah suatu perluasan dari
teknik regresi apabila terdapat lebih dari satu variabel bebas untuk mengadakan
prediksi terhadap variabel terikat.