RENTABILITAS USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK PISANG
DI KECAMATAN NARMADA KABUPATEN LOMBOK BARAT
SKRIPSI
OLEH
RAHMAT PEBRIYANTO
C1G110070
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2015
RENTABILITAS USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK PISANG
DI KECAMATAN NARMADA KABUPATEN LOMBOK BARAT
RAHMAT PEBRIYANTO
Alamat : Kebun Jeruk RT 03 RW 018 Pejeruk Ampenan
No handphone : 081907275883
Email : [email protected]
ABSTRAK
Setiap kegiatan usaha mempunyai tujuan untuk mencari laba atau
keuntungan. Dengan melihat keuntungan/laba yang diperoleh dari suatu kegiatan
usaha, maka seorang pengusaha akan dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan
penggunaan modal dan sarana lainnya. Maka tujuan dari penelitian ini adalah (1)
untuk mengetahui rentabilitas usaha agroindustri keripik pisang, dan (2) untuk
mengidentifikasi hambatan/masalah yang dihadapi oleh pengusaha agroindustri
keripik pisang. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diketahui bahwa (1)
rentabilitas yang diperoleh masing-masing pengusaha keripik pisang untuk empat
kali proses produksi dan delapan kali proses produksi yaitu sebesar 19 % dan 36
%. Keuntungan perbulan yang diperoleh pengusaha keripik pisang yang empat
kali proses produksi adalah sebesar Rp. 235.096, dan untuk delapan kali proses
produksi sebesar Rp. 1.459.034. (2) hambatan/masalah yang dihadapi oleh
pengusaha dalam pengembangan agroindustri keripik pisang yaitu alat yang
digunakan masih sederhana, kurangnya inovasi produk, kurangnya pengetahuan
yang dimiliki sebagian para pengusaha dalam strategi pemasaran, kurangnya
modal, dan banyaknya saingan.
PROFITABILITY OF BANANA CRISP BUSINESS IN
NARMADA DISTRICT, WEST LOMBOK REGENCY
ABSTRACT
Every business activity has aims for finding profit. Looking profit which
obtained of a business activity, therefore an entrepreneur will get to know so far
success using capital financial and other facility. Therefore aims of this research
are 1) to know profitability agro industry of banana chip business and 2) to
identify the problems are faced by agro industry of banana chip entrepreneurs.
Based on the result of the research therefore get known are 1) profitability
obtained every entrepreneur of banana chip four times and eight times production
process as big as 19 % and 36 %. Monthly profit obtained banana chip
entrepreneurs which four times production process as big as Rp. 235.096,-and
eight times production process as big as Rp. 1.459. 034,-. 2) the problems are
obtained by entrepreneurs on developing agro industry of banana chip are tools
used are still simple, less product innovation, less knowledge owned almost
entrepreneurs on marketing strategies, less capital financial and many
competitors.
PENDAHULUAN
Bentuk agroindustri kecil yang banyak berkembang adalah agroindustri
rumah tangga. Pengembangan agroindustri ini mempunyai prospek cerah untuk
pertumbuhan baru perekonomian nasional, peningkatan nilai tambah, peningkatan
pendapatan sekaligus pemberdayaan ekonomi masyarakat maupun sebagai
wahana penyerapan tenaga kerja. Hasil pertanian yang dirasakan sangat
memerlukan penanganan agroindustri adalah subsektor hortikultura. Penanganan
subsektor hortikultura ini disebabkan karena sifat dari komoditinya yaitu mudah
rusak.
Produk agroindustri yang memiliki daya tarik akan bahan bakunya, proses
produksinya, bentuk produknya dan permintaannya adalah agroindustri dengan
bahan baku buah pisang. Ketersediaan tanaman pisang di Indonesia membuka
peluang usaha yang cukup besar bagi masyarakat Indonesia. Pisang mudah
tumbuh dengan subur di sebagian besar wilayah. Berbagai jenis pisang tumbuh
dan menjadi tanaman yang cukup mudah ditemui. Namun sayangnya pisang
belum dianggap sebagai sumber usaha yang baik. Masyarakat Indonesia masih
menganggap pisang hanya sebagai buah saja, tidak memberikan nilai tambah
yang lebih tinggi. Olahan pisang masih sebatas olahan yang biasa-biasa saja dan
digunakan untuk pemenuhan kebutuhan sendiri (Anonim, 2010).
Buah pisang oleh industri rumah tangga diproses menjadi keripik pisang
karena proses pembuatannya terbilang mudah. Apabila ditinjau dari aspek
ekonomis usaha pembuatan keripik pisang mempunyai prospek cerah untuk
meningkatkan pendapatan, karena dengan harga yang sangat terjangkau
konsumen bisa menikmati keripik pisang yang renyah, gurih, dan nikmat. Seiring
dengan popularitas dan memasyarakatnya keripik pisang sebagai makanan ringan
yang lezat dan bernilai gizi tinggi, maka permintaan konsumen dan pasar terhadap
keripik pisang diberbagai daerah terus meningkat. Hal ini dapat dilihat dengan
semakin banyaknya usaha kecil yang memproduksi keripik pisang.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Berdasarkan uraian diatas maka tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu
untuk mengetahui rentabilitas usaha agroindustri keripik pisang di Kecamatan
Narmada Kabupaten Lombok Barat, dan untuk mengidentifikasi
hambatan/masalah yang dihadapi oleh pengusaha agroindustri keripik pisang di
Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat. Kegunaan penelitian ini yaitu
sebagai bahan pertimbangan bagi pengusaha agroindustri keripik pisang dalam
melaksanakan usahanya, dan hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
sebagai tambahan informasi bagi peneliti dalam melakukan kajian yang sama
pada aspek yang berbeda.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penelitian dan Unit Analisis
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
yaitu metode penelitian yang digunakan dalam meneliti status kelompok manusia,
suatu objek, suatu set kondisi, suatu set pemikiran dan suatu kelas peristiwa pada
masa sekarang dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas sistematis,
faktual, dan akurat mengenai faktor-faktor, sifat-sifat antara fenomena-fenomena
yang diselidiki, dianalisis, dan kemudian menyimpulkannya (Nazir, 1998). Unit
analisis dalam penelitian ini adalah usaha agroindustri keripik pisang di
Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat.
Teknik Pengambilan Sampel
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Narmada dengan daerah
penelitian di Desa Sesaot, Desa Suranadi, Desa Keru, Desa Nyurlembang, Desa
Pakuan dan Desa Batu Kuta. Penelitian ini dilakukan secara Purposive sampling
berdasarkan pertimbangan bahwa keenam desa tersebut merupakan lokasi usaha
agroindustri keripik pisang di Kecamatan Narmada. Penentuan jumlah responden
dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik Snowball Sampling. Responden
dalam penelitian ini adalah pengusaha agroindustri keripik pisang. Dari kegiatan
tersebut diketahui bahwa terdapat 13 pengusaha agroindustri keripik pisang yang
kemudian dijadikan responden. Secara skematis penentuan jumlah sampel dapat
dilihat pada Gambar 2 berikut ini:
Gambar 2. Penentuan Sampel
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data kuantitatif dan
data kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang dapat diukur dengan angka.
Sedangkan data kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur dengan angka,
berupa uraian atau penjelasan yang berhubungan dengan penelitian sehingga
dapat ditarik suatu kesimpulan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data primer dan data sekunder, dimana data primer merupakan data yang
langsung diperoleh dari responden berdasarkan hasil wawancara secara langsung
dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi atau dinas-
dinas yang terkait dengan penelitian ini seperti Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Provinsi NTB dan Kabupaten Lombok Barat, Badan Pusat Statistik
NTB, Kantor Desa setempat dan pustaka lainnya.
Kecamatan Narmada
Desa Sesaot Desa Batu Kuta
3 Usaha
2 Usaha
13 Usaha
Desa Keru Desa Pakuan Desa Nyurlembang
2 Usaha 3 Usaha 1 Usaha
Lombok Barat
Desa Suranadi
2 Usaha
Penentuan Variabel dan Cara Pengukuran
Variabel-variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah modal usaha
keripik pisang, biaya produksi usaha keripik pisang yang terdiri dari biaya tetap
seperti biaya penyusutan alat-alat/mesin/bangunan dan biaya variabel seperti upah
tenaga kerja, biaya pembelian bahan baku, biaya pembelian bahan tambahan, dan
biaya pembelian bahan penolong, total produksi keripik pisang, nilai produksi
usaha keripik pisang, laba usaha keripik pisang, rentabilitas usaha, rentabilitas
ekonomi, dan hambatan/masalah yang dihadapi pengusaha keripik pisang.
Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan teknik survei yaitu informasi dikumpulkan dari sejumlah
unit atau individu dalam waktu yang bersamaan dengan mengadakan wawancara
langsung yaitu pengumpulan data dengan cara bertanya langsung kepada
responden dengan berpedoman pada daftar pertanyaan/quisioner yang telah
dipersiapkan sebelumnya. Setelah data terkumpul maka segera dilakukan analisis
data menggunakan analisis rentabilitas. Untuk mengetahui rentabilitas usaha
pada usaha agroindustri keripik pisang dalam penelitian ini digunakan rumus RU
= LU
MS X 100 %, dimana RU = Rentabilitas Usaha, LU = Laba Usaha, MS =
Modal Sendiri. Sedangkan untuk mengetahui rentabilitas ekonomi pada usaha
agroindustri keripik pisang dalam penelitian ini digunakan rumus RE = LU
MS+MP
X 100 %, dimana RE = Rentabilitas Ekonomi, LU = Laba Usaha, MS = Modal
Sendiri, MP = Modal Pinjaman. Untuk mengetahui hambatan/masalah yang
dihadapi oleh pengusaha pada agroindustri keripik pisang ini dianalisis secara
deskriptif yaitu suatu data/informasi yang diperoleh dimasukkan ke dalam tabel
atau formulasi yang sesuai, selanjutnya dianalisis, diinterpretasi, dan ditarik
kesimpulannya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Umur Responden
Umur merupakan salah satu faktor yang menentukan produktivitas
responden dalam menentukan usaha. Semakin tua (lanjut) umur seseorang maka
semakin berkurang produktivitasnya dan sebaliknya semakin muda umur
seseorang dalam arti sudah termasuk angkatan kerja produktif maka akan semakin
produktif tenaganya untuk digunakan dalam suatu pekerjaan. Untuk lebih
jelasnya, secara keseluruhan rata-rata umur responden dapat dilihat pada Tabel 2
berikut.
Tabel 2. Kisaran Umur Produsen Usaha Agroindustri Keripik Pisang di
Kecamatan Narmada Tahun 2015
No Kisaran Umur
(Tahun)
Jumlah Responden
(Orang)
Persentase
(%)
1 30-40 7 53,85
2 41-50 6 46,15
Jumlah 13 100,00
Sumber : Data Primer diolah (2015)
Berdasarkan Tabel 2 dapat dikatakan bahwa produsen usaha agroindustri
keripik pisang di Kecamatan Narmada berada pada golongan umur produktif,
artinya secara fisik dan mental pada usia tersebut mempunyai kemampuan yang
baik untuk menghasilkan suatu barang dan jasa. Hal tersebut seiring dengan
pendapat Daniel (2002), yang menyatakan bahwa penduduk dalam usia kerja,
yaitu yang berumur 15-64 tahun merupakan penduduk potensial yang dapat
bekerja untuk memproduksi barang dan jasa.
Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan atau
menunjang produktivitas dalam berusaha. Dimana produsen usaha agroindustri
keripik pisang dalam menjalankan usahanya sangat memahami tentang usaha
yang dijalankannya, baik dari perhitungan biaya dan cara pengolahan pisang
menjadi suatu produk sehingga menghasilkan keuntungan dari usaha tersebut.
Untuk lebih jelasnya tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel 3
berikut.
Tabel 3. Tingkat Pendidikan Produsen Usaha Agroindustri Keripik Pisang di
Kecamatan Narmada Tahun 2015
No Tingkat Pendidikan Jumlah Responden
(Orang)
Persentase
(%)
1 SMA 6 46,15
2 SMP 3 23,08
3 SD 4 30,77
Jumlah 13 100,00
Sumber : Data Primer diolah (2015)
Berdasarkan Tabel 3 diatas diketahui bahwa kisaran pendidikan produsen
usaha agroindustri keripik pisang adalah sekolah dasar hingga sekolah menengah
atas. Tingkat pendidikan produsen usaha agroindustri keripik pisang yang tamat
SMA sebanyak 6 orang (46,15%), tamat SMP sebanyak 3 orang (23,08%), dan
yang tamat SD sebanyak 4 orang (30,77%). Jadi sebagian besar pendidikan
produsen usaha agroindustri keripik pisang di Kecamatan Narmada yaitu tamat
SMA. Dilihat dari kondisi tersebut, pendidikan yang relatif tinggi dapat
memberikan pengaruh terhadap perkembangan usaha yang dilakukan. Dapat
dilihat dalam pengambilan keputusan pelaksanaan produksi, penetapan harga jual,
dan memudahkan produsen untuk menerima informasi tentang teknologi tertentu
yang disampaikan ketika mengikuti pelatihan atau media masa, yang pada
akhirnya dapat meningkatkan perolehan laba yang dapat mendukung
perkembangan usaha. Sedangkan semakin rendah tingkat pendidikan produsen,
maka menyebabkan produsen akan kurang rasional dalam berfikir dan
mengadopsi inovasi yang ada.
Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah tanggungan keluarga responden akan mempengaruhi besar
kecilnya biaya hidup yang akan dikeluarkan karena semakin banyak jumlah
tanggungan keluarga tersebut maka semakin besar pula biaya yang dikeluarkan
untuk kebutuhan hidup keluarga tersebut. Namun disamping itu juga, jumlah
tanggungan keluarga yang besar akan memberikan indikasi bahwa responden
memiliki potensi tenaga kerja dalam keluarga yang besar pula, oleh karena itu
dapat membantu responden dalam menjalankan usahanya sehingga dapat
mengurangi biaya tenaga kerja luar keluarga. Untuk lebih jelasnya kisaran jumlah
tanggungan keluarga responden dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.
Tabel 4. Jumlah Tanggungan Keluarga Produsen Usaha Agroindustri Keripik
Pisang di Kecamatan Narmada Tahun 2015
No Tanggungan Keluarga
(Orang)
Jumlah Responden
(Orang)
Persentase
(%)
1 1-2 5 38,46
2 3-4 7 53,85
3 >5 1 7,69
Jumlah 13 100,00
Sumber : Data Primer diolah (2015)
Berdasarkan Tabel 4 diatas menunjukkan jumlah tanggungan keluarga
responden berbeda-beda pada kisaran tanggungan 1-2 sebanyak 5 orang dengan
persentase 38,46%, tanggungan 3-4 sebanyak 7 orang dengan persentase 53,85%,
dan tanggungan >5 sebanyak 1 orang dengan persentase 7,69%. Kondisi tersebut
menunjukkan bahwa responden masing-masing berada pada keluarga kecil,
keluarga menengah, dan keluarga besar. Hal ini sesuai dengan pendapat Ilyas
(1988) menyatakan dalam Jonatan (2013) bahwa besar kecilnya rumah tangga
keluarga ditentukan oleh jumlah anggota keluarga yang ditanggung. Keluarga
tergolong kecil apabila mempunyai tanggungan keluarga 1-2 orang, keluarga
menengah mempunyai tanggungan keluarga antara 3-4 orang, dan termasuk
keluarga besar apabila mempunyai tanggungan keluarga >5 orang.
Pengalaman Usaha
Pengalaman usaha juga merupakan faktor yang sangat penting dalam
melakukan kegiatan usaha. Pengalaman usaha yang dimaksud adalah lamanya
usaha yang dilakukan oleh responden pada usaha agroindustri keripik pisang.
Pengalaman dalam usaha ini menunjukkan seberapa besar pengusaha responden
mampu mengelola usahanya dengan baik. Semakin lama pengalaman berusaha
maka semakin terlihat keberhasilan pengusaha dalam mengelola usahanya.
Sebaliknya responden yang kurang mempunyai pengalaman akan mengalami
kesulitan mengambil keputusan dalam kegiatan usaha agroindustri keripik pisang.
Adapun pengalaman usaha dari produsen agroindustri keripik pisang dapat dilihat
pada Tabel 5 berikut.
Tabel 5. Pengalaman Usaha Produsen Agroindustri Keripik Pisang di Kecamatan
Narmada Tahun 2015
No Pengalaman Usaha
(Tahun)
Jumlah Responden
Orang (%)
1 1-5 11 84,62
2 6-10 2 15,38
Jumlah 13 100,00
Sumber : Data Primer diolah (2015)
Berdasarkan Tabel 5 diatas menunjukkan bahwa kisaran pengalaman
berusaha responden 1-5 tahun sebanyak 11 orang dengan persentase sebesar
84,62%, kisaran pengalaman berusaha responden 6-10 tahun sebanyak 2 orang
dengan persentase sebesar 15,38%. Kisaran pengalaman pengusaha agroindustri
keripik pisang di Kecamatan Narmada adalah 2-9 tahun dengan rata-rata
pengalaman berusaha selama 3,9 tahun. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
pengalaman berusaha responden relatif lama dan telah memiliki kemampuan yang
matang dalam mengelola usaha agroindustri keripik pisang.
Pekerjaan Utama dan Sampingan Responden
Jenis pekerjaan merupakan sumber mata pencaharian, dimana dengan
bekerja seseorang dapat memperoleh pendapatan atau penghasilan berupa uang
yang dibutuhkan untuk menjamin kelangsungan hidup seseorang. Untuk lebih
jelasnya jenis pekerjaan responden agroindustri keripik pisang di Kecamatan
Narmada dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.
Tabel 6. Pekerjaan Utama dan Sampingan Produsen Agroindustri Keripik Pisang
di Kecamatan Narmada Tahun 2015
No Jenis Pekerjaan Pekerjaan Utama Pekerjaan Sampingan
Orang % Orang %
1 Usaha Keripik 10 76,93 3 23,08
2 Wiraswasta 2 15,38 - -
3 Tukang 1 7,69 - -
Jumlah 13 100,00 3 23,08
Sumber : Data Primer diolah (2015)
Berdasarkan Tabel 6 diatas diketahui responden yang menjadikan usaha
agroindustri keripik pisang sebagai pekerjaan utama adalah 10 orang dengan
persentase 76,93% dari 13 orang responden. Dimana pemenuhan segala
kebutuhan hidupnya sangat tergantung pada usaha agroindustri keripik ini.
Sementara itu, responden yang menjadikan usaha agroindustri keripik pisang ini
sebagai pekerjaan sampingan adalah 3 orang dengan persentase 23,08%.
Pekerjaan utama responden yang menjadikan usaha agroindustri keripik pisang
sebagai pekerjaan sampingan adalah 2 orang yang bekerja sebagai wiraswasta
dengan persentase 15,38%, dan 1 orang bekerja sebagai tukang dengan persentase
7,69%. Kebutuhan hidup yang harus dipenuhi tidak sepenuhnya tergantung dari
kegiatan agroindustri keripik ini, melainkan dapat dipenuhi oleh penghasilan yang
diperoleh melalui pekerjaan utamanya yaitu wiraswasta dan tukang.
Gambaran Umum Usaha Agroindustri Keripik Pisang
Agroindustri keripik pisang adalah salah satu usaha agroindustri rumah
tangga yang mengolah buah pisang menjadi keripik pisang yang memiliki nilai
tinggi. Usaha agroindustri keripik pisang di Kecamatan Narmada merupakan
usaha yang dirintis rata-rata sejak beberapa tahun lalu. Tujuan pengusaha keripik
pisang melakukan usaha ini adalah untuk meningkatkan pendapatan dan
memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari serta menciptakan lapangan
pekerjaan. Tenaga kerja yang dipergunakan dalam usaha tersebut bersumber dari
dalam keluarga dan luar keluarga yaitu kerabat dekat dari daerah setempat.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui pengusaha agroindustri keripik
pisang di Kecamatan Narmada dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok
berdasarkan frekuensi usaha setiap bulan, yaitu:
Kelompok I : Frekuensi produksi 4x sebulan
Kelompok II : Frekuensi produksi 8x sebulan
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 7 berikut:
Tabel 7. Jumlah Kelompok Berdasarkan Frekuensi Usaha Agroindustri Keripik
Pisang di Kecamatan Narmada Tahun 2015
No Kelompok Frekuensi per
Bulan
Jumlah Responden
Orang Persentase (%)
1 I 4 7 53,85
2 II 8 6 46,15
Jumlah 12 13 100,00
Sumber : Data Primer diolah (2015)
Berdasarkan Tabel 7 diatas menunjukkan bahwa untuk kelompok I dengan
frekuensi empat kali proses produksi jumlah responden sebanyak 7 orang dengan
persentase 53,85% dan untuk kelompok II dengan frekuensi delapan kali proses
produksi jumlah responden sebanyak 6 orang dengan persentase 46,15%.
Proses Produksi Keripik Pisang
Proses produksi keripik pisang relatif sederhana dan mudah dilakukan.
Proses produksi keripik pisang pada usaha kecil ini menghabiskan waktu yang
cukup lama dalam satu kali proses produksinya yaitu sekitar 8-11 jam. Hal ini
dikarenakan dalam proses pembuatan keripik pisang ini dibutuhkan perendaman
buah. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, secara umum proses
produksi keripik pisang dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3. Proses Produksi Agroindustri Keripik Pisang
Berdasarkan Gambar 3, maka tahapan proses produksi agroindustri
keripik pisang yang dilakukan oleh pengusaha ditempuh melalui beberapa
langkah sebagai berikut:
1. Pemilihan Bahan Baku
Buah pisang yang akan dijadikan keripik pisang biasanya pisang kepok
dan pisang emas, pisang ini dipilih berdasarkan kualitas yaitu pisang yang belum
matang (pisang yang masih mengkal), buah pisang yang masih mangkal akan
memberikan rasa manis dan warna kuning yang menarik pada produk keripik
Pemilihan Bahan
(Pisang)
Pengupasan
Pencucian
Perendaman dengan
Larutan Gula dan Garam
Penggorengan
Penirisan
Pengemasan
Produk Jadi
Pengirisan
pisang yang dihasilkan, selain itu buah pisang yang masih mengkal akan
memudahkan memberikan hasil irisan yang lebih banyak sehingga produk keripik
pisang yang dihasilkan lebih banyak. Dan buah pisang harus berukuran cukup
besar dan seragam, hal ini diperlukan agar ukuran dari keripik pisang yang
dihasilkan relatif seragam. Pemilihan bahan baku pisang dilakukan oleh
pengusaha pada waktu membeli bahan baku pisang.
2. Pengupasan Buah Pisang
Buah pisang yang sudah dipilih untuk dijadikan keripik pisang kemudian
dikupas kulitnya untuk diambil dagingnya. Dimana pengupasan dilakukan dengan
menggunakan pisau.
3. Pencucian Buah Pisang
Setelah pisang dikupas, proses selanjutnya adalah pencucian buah pisang.
Pencucian ini bertujuan untuk menghilangkan getah pada buah pisang yang baru
dipetik. Jika tidak dilakukan pencucian maka hasil produk keripik pisang yang
dihasilkan akan berwarna hitam sehingga menjadi tidak menarik untuk dijual.
4. Pengirisan Buah Pisang
Daging buah pisang yang sudah dikupas dan dicuci di iris tipis-tipis
menggunakan alat potong/gobet.
5. Perendaman Buah Pisang
Buah pisang yang sudah di iris kemudian direndam kedalam larutan gula
dan garam selama kurang lebih 15 menit untuk mendapatkan hasil keripik pisang
yang manis dan renyah. Dalam kegiatan ini tidak membutuhkan tenaga kerja
karena dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan menggoreng.
6. Penggorengan
Buah pisang yang sudah direndam selama 15 menit lalu ditiriskan
kemudian digoreng. Proses penggorengan dilakukan hingga keripik cukup kering
dan garing. Proses penggorengan tersebut dilakukan sedikit demi sedikit agar
tidak melengket satu dengan yang lainnya.
7. Penirisan Keripik Pisang
Keripik pisang yang sudah matang, kemudian diangkat dan ditiriskan.
Tujuan dari penirisan ini agar minyak yang menempel pada keripik pisang hilang
dan siap untuk dikemas.
8. Pengemasan
Keripik pisang yang telah ditiriskan dan sudah tidak panas dimasukkan
kedalam kantong plastik. Kemasan produk keripik pisang menggunakan plastik.
Dalam kemasan terdapat label yang masih sederhana bentuknya. Pada kemasan
hanya tercantum merek dagang usaha kecil keripik pisang, alamat, dan nomor
telepon. Pada kemasan tersebut sudah tercantum logo halal. Usaha keripik pisang
harus mengutamakan kebersihan dalam kegiatan produksi karena hal ini sangat
erat kaitannya dengan kualitas keripik pisang. Kebersihan dalam proses produksi
yang terjaga dengan baik membuat kualitas rasa dan gizi yang tergantung dalam
keripik pisang tetap terjaga. Keripik pisang memiliki daya tahan produk yang
lama yaitu sekitar 1 bulan. Kualitas produk yang cukup baik, rasa yang enak,
kandungan gizi yang tinggi, tidak menggunakan bahan kimia, dan daya tahan
produk yang lama merupakan kekuatan bagi pengusaha untuk mempertahankan
pelanggannya.
Pemasaran Keripik Pisang
Setelah keripik pisang dikemas, kegiatan selanjutnya adalah pemasaran.
Dimana pemasaran produk keripik pisang dilakukan secara langsung dan tidak
langsung. Pemasaran secara langsung yaitu pengusaha memasarkan sendiri
produk keripik pisang yang dihasilkan ke konsumen akhir yang dilakukan di
pasar terdekat, di warung atau di kios milik pribadi responden, atau dengan cara
konsumen datang sendiri ke tempat pengusaha untuk membeli atau memesan
keripik pisang. Sedangkan pemasaran tidak langsung yaitu pengusaha
memasarkan produknya melalui kios-kios setempat atau di toko-toko dan
swalayan dengan sistem pembayaran setelah produk terjual. Kelebihan cara
pemasaran ini yaitu dengan melakukan sistem titip maka pelanggan dapat tetap
dipertahankan sehingga penjualan tetap lancar, sedangkan kelemahannya yaitu
aliran kas masuknya akan terhambat sehingga menimbulkan piutang dagang.
Jumlah Fisik Pengeluaran Usaha Keripik Pisang
Dalam melakukan suatu usaha, pengusaha tidak akan terlepas dari biaya-
biaya produksi yang dikeluarkan. Biaya produksi yang dimaksud adalah total dari
seluruh biaya yang dikeluarkan selama proses produksi pada agroindustri keripik
pisang. Sedangkan produksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah
fisik dari usaha agroindustri keripik pisang. Jumlah fisik pengeluaran usaha
agroindustri keripik pisang di Kecamatan Narmada dapat dilihat pada Tabel 8
berikut.
Tabel 8. Jumlah Fisik untuk Pengeluaran Usaha Agroindustri Keripik Pisang di
Kecamatan Narmada Selama Satu Bulan di Tahun 2015
No Uraian
Frekuensi Per Bulan
4x Sebulan 8x Sebulan
Jumlah Jumlah
1 Sarana Produksi
a. Pisang 154 Kg 360 Kg
b. Minyak Goreng 19 Kg 61 Kg
c. Gula 6 Kg 14 Kg
d. Garam 0,43 Kg 1 Kg
e. Gas 12 Kg 36 Kg
f. Plastik 446 Bks 960 Bks
2 Tenaga Kerja 1 Orang 4 Orang
3 Bahan Bakar Minyak (tranportasi) 2 Liter 3 Liter
4 Peralatan
a. Kompor Gas 2 Unit 2 Unit
b. Wajan 2 Unit 2 Unit
c. Saringan 2 Unit 2 Unit
d. Baskom 3 Unit 4 Unit
e. Sutil 2 Unit 2 Unit
f. Pisau 3 Unit 4 Unit
g. Ember 3 Unit 4 Unit
h. Alat Potong/Gobet 1 Unit 3 Unit
i. Keranjang 1 Unit 1 Unit
j. Timbangan 0,3 Unit 0,5 Unit
Sumber : Data Primer diolah (2015)
Berdasarkan Tabel 8 diatas dapat diketahui bahwa bahan-bahan yang
digunakan dalam agroindustri keripik pisang terdiri dari bahan baku dan bahan
penolong. Bahan baku keripik pisang yaitu pisang, sedangkan bahan penolong
yaitu minyak goreng, gula, garam, gas, dan plastik. Jenis-jenis alat yang
digunakan dalam agroindustri keripik pisang ini meliputi kompor gas, wajan,
saringan, baskom, sutil, pisau, ember, alat potong/gobet, keranjang, dan
timbangan. Frekuensi yang digunakan untuk membuat keripik pisang dalam satu
bulan yaitu empat kali dan delapan kali proses produksi. Pada frekuensi empat
kali proses produksi, responden memproduksi keripik pisang secara tidak tentu,
hal ini dikarenakan responden memproduksi keripik pisang apabila produknya
telah habis terjual. Sedangkan pada frekuensi delapan kali proses produksi, rata-
rata responden memproduksi keripik pisang secara rutin yaitu dua kali dalam
seminggu, hal ini dikarenakan permintaan akan keripik pisang cukup banyak dan
pemasaran yang dilakukan sangat baik.
Dalam proses produksi, semakin tinggi frekuensi produksi maka semakin
banyak bahan-bahan dan peralatan yang dikeluarkan dalam proses produksi
keripik pisang. Rata-rata kebutuhan pisang sebagai bahan baku pada agroindustri
keripik pisang dalam empat kali proses produksi yaitu sebanyak 154 kg/bulan,
dan rata-rata kebutuhan pisang sebagai bahan baku dalam delapan kali proses
produksi yaitu sebanyak 360 kg/bulan. Sedangkan rata-rata penggunaan tenaga
kerja dalam empat kali proses produksi sebanyak 1 orang dan rata-rata
penggunaan tenaga kerja dalam delapan kali proses produksi sebanyak 4 orang
yang terdiri dari tenaga kerja dalam keluarga dan luar keluarga.
Analisis Biaya dan Keuntungan
Besarnya keuntungan pengusaha keripik pisang ditentukan oleh besarnya
biaya produksi yang dikeluarkan, jumlah produksi, dan nilai produksi. Biaya
produksi yang dikeluarkan pengusaha agroindustri keripik pisang meliputi biaya
bahan baku, biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja, biaya bahan bakar atau
transportasi, dan biaya penyusutan peralatan. Dari hasil penelitian rata-rata biaya
produksi, produksi, dan nilai produksi agroindustri keripik pisang di Kecamatan
Narmada tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini.
Tabel 9. Biaya dan Keuntungan Usaha Agroindustri Keripik Pisang di Kecamatan
Narmada Selama Satu Bulan di Tahun 2015
No Uraian
Frekuensi Per Bulan
4x Sebulan 8x Sebulan
Nilai (Rp) Nilai (Rp)
1 Biaya Variabel 1.186.429 3.645.666
1.1. Sarana Produksi 949.857 2.603.000
a. Pisang 493.143 1.121.333
b. Minyak Goreng 240.000 800.000
c. Gula 39.000 91.000
d. Garam 5.143 12.000
e. Gas 72.000 216.000
f. Plastik 100.571 362.667
1.2. Tenaga Kerja 168.572 893.333
1.3. Bahan Bakar (tranportasi) 68.000 149.333
2 Biaya Tetap 27.046 28.633
k. a. Kompor Gas 12.351 12.417
l. b. Wajan 5.436 4.928
m. c. Saringan 2.052 2.166
n. d. Baskom 911 1.229
o. e. Sutil 387 295
p. f. Pisau 922 1.386
q. g. Ember 1.232 1.485
r. h. Alat Potong /Gobet 2.809 3.428
s. i. Keranjang 262 292
t. j. Timbangan 684 1.007
3 Total Biaya Produksi 1.213.475 3.674.299
4 Nilai Produksi 1.448.571 5.133.333
a.Harga (P) 31.714 40.000
b. Produksi (Q) 46 123
5 Keuntungan 235.096 1.459.034
6 Rentabilitas Usaha 19 % 36 %
7 R/C 1,2 1,4
Sumber : Data Primer diolah (2015)
Berdasarkan Tabel 9 diatas dapat diketahui bahwa modal perbulan yang
digunakan dalam kegiatan produksi ini berasal dari modal sendiri. Biaya yang
digunakan dalam kegiatan produksi ini meliputi biaya variabel dan biaya tetap.
Biaya variabel yang dikeluarkan secara rutin oleh pengusaha keripik pisang
meliputi biaya pembelian bahan baku, bahan penolong, biaya tenaga kerja dan
biaya lain-lain atau transportasi. Bahan baku yang digunakan untuk pengolahan
keripik pisang adalah buah pisang (pisang kepok dan pisang emas). Dengan rata-
rata kebutuhan biaya bahan baku perbulan untuk empat kali proses produksi
sebanyak 154 kg dengan rata-rata biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 493.143
dan untuk delapan kali proses produksi sebanyak 360 kg dengan rata-rata biaya
yang dikeluarkan sebesar Rp. 1.121.333. Bahan penolong adalah bahan yang
diperlukan untuk memperlancar jalannya produksi, dimana jenis bahan penolong
yang digunakan dalam pengolahan keripik pisang adalah minyak goreng, gula,
garam, gas, dan plastik. Untuk menggoreng keripik pisang digunakan minyak
goreng sebanyak 19 kg untuk empat kali proses produksi dengan kebutuhan biaya
rata-rata perbulan sebesar Rp. 240.000 dan sebanyak 61 kg untuk delapan kali
proses produksi dengan kebutuhan biaya rata-rata perbulan sebesar Rp. 800.000.
Sebelum proses penggorengan dilakukan perendaman terlebih dahulu kedalam
larutan gula dan garam. Untuk penggunaan gula dibutuhkan gula sebanyak 6 kg
untuk empat kali proses produksi dengan kebutuhan biaya rata-rata perbulan
sebesar Rp. 39.000 dan untuk delapan kali proses produksi sebanyak 14 kg
dengan kebutuhan biaya rata-rata perbulan sebesar Rp. 91.000. Untuk
penggunaan garam sebanyak 429 gram untuk empat kali proses produksi dengan
kebutuhan biaya rata-rata perbulan sebesar Rp. 5.143 dan sebanyak 1 kg untuk
delapan kali proses produksi dengan kebutuhan biaya rata-rata perbulan sebesar
Rp. 12.000. Bahan bakar yang digunakan adalah gas yaitu sebanyak 12 kg untuk
empat kali proses produksi dengan kebutuhan biaya rata-rata perbulan sebesar Rp.
72.000 dan untuk delapan kali proses produksi sebanyak 36 kg dengan kebutuhan
biaya rata-rata perbulan sebesar Rp. 216.000. Bahan penolong lainnya adalah
plastik kemasan. Untuk pengemasan dibutuhkan plastik sebanyak 446 bungkus
untuk empat kali proses produksi dengan biaya rata-rata perbulan sebesar Rp.
100.571 dan untuk delapan kali proses produksi sebanyak 960 bungkus dengan
biaya rata-rata perbulan sebesar Rp. 362.667. Biaya tenaga kerja yaitu biaya yang
dibutuhkan oleh perusahaan yang bersangkutan dimulai dari kegiatan pengupasan
buah pisang sampai pengemasan. Rata-rata biaya tenaga kerja yang dikeluarkan
perbulan sebesar Rp. 168.572 untuk empat kali proses produksi dan untuk
delapan kali proses produksi rata-rata biaya yang dikeluarkan sebesar Rp.
893.333. Biaya lain-lain seperti bahan bakar untuk transportasi yang dikeluarkan
perusahaan untuk empat kali proses produksi dalam satu bulan sebesar Rp. 68.000
dan untuk delapan kali proses produksi rata-rata biaya yang dikeluarkan sebesar
Rp. 149.333.
Biaya tetap yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penyusutan
peralatan yang meliputi kompor gas, wajan, saringan, baskom, sutil, pisau, ember,
alat potong/gobet, keranjang, dan timbangan. Jumlah biaya penyusutan ditentukan
oleh jumlah unit alat yang digunakan, harga alat tersebut, dan lama pemakaian
(umur ekonomis). Besarnya biaya penyusutan peralatan akan mempengaruhi
besarnya biaya yang akan dikeluarkan oleh pengusaha dan semakin pendek umur
ekonomis alat maka nilai penyusutan semakin tinggi. Rata-rata besarnya biaya
penyusutan peralatan yang dikeluarkan perbulan untuk empat kali proses produksi
sebesar Rp. 27.046 dan untuk delapan kali proses produksi rata-rata biaya
penyusutan peralatan yang dikeluarkan sebesar Rp. 28.633. Sehingga rata-rata
total biaya produksi yang dikeluarkan perbulan untuk empat kali proses produksi
sebesar Rp. 1.213.475 dan untuk delapan kali proses produksi rata-rata total biaya
produksi yang dikeluarkan perbulan sebesar Rp. 3.674.299.
Rata-rata nilai rentabilitas yang dicapai oleh pengusaha keripik pisang
untuk empat kali proses produksi yaitu sebesar 19 %, artinya setiap Rp. 100
modal yang ditanamkan untuk satu kali proses produksi usaha keripik pisang
maka keuntungan yang dihasilkan sebesar Rp. 19, dan untuk delapan kali proses
produksi keripik pisang rentabilitas yang diperoleh sebesar 36 %, artinya setiap
Rp. 100 modal yang ditanamkan untuk satu kali proses produksi usaha keripik
pisang maka keuntungan yang dihasilkan sebesar Rp. 36. Sedangkan dilihat dari
keuntungannya, semakin tinggi frekuensi produksi usaha keripik pisang maka
keuntungan yang diperoleh pengusaha keripik pisang akan semakin tinggi. Untuk
empat kali proses produksi keuntungan yang diperoleh sebesar Rp. 235.096
perbulan dengan nilai produksi sebesar Rp. 1.448.571. Sedangkan untuk delapan
kali proses produksi keuntungan yang diperoleh sebesar Rp. 1.459.034 perbulan
dengan nilai produksi sebesar Rp. 5.133.333. Dengan demikian tingkat
keuntungan yang diperoleh dari agroindustri keripik pisang untuk delapan kali
proses produksi lebih besar dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh
untuk empat kali proses produksi. Hal ini dikarenakan frekuensi produksi untuk
delapan kali proses produksi lebih besar dibandingkan empat kali proses
produksi, kemasan yang digunakan perusahaan untuk delapan kali proses
produksi lebih menarik dan lebih baik dibandingkan kemasan yang digunakan
perusahaan untuk empat kali proses produksi, dan pemasaran produk keripik
pisang yang dilakukan untuk delapan kali proses produksi dipasarkan di pasar
terdekat, di kios milik pribadi responden, di toko-toko atau kios-kios setempat,
dan swalayan yang ada di Kecamatan Narmada maupun di luar daerah Narmada,
sedangkan pemasaran yang dilakukan untuk empat kali proses produksi hanya di
warung atau kios milik pribadi responden dan di toko-toko atau kios-kios
setempat yang ada di Kecamatan Narmada.
Hambatan/Masalah yang Dihadapi Pengusaha
Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh informasi bahwa dari 13
responden dalam penelitian ini secara umum menyebutkan faktor yang
menghambat usaha keripik pisang begitu beragam. Adapun hambatan/masalah
yang dihadapi oleh pengusaha keripik pisang di Kecamatan Narmada dapat dilihat
pada Tabel 10 berikut ini.
Tabel 10. Jumlah Responden yang Mengalami Hambatan/Masalah yang di
Hadapi Pengusaha Agroindustri Keripik Pisang di Kecamatan
Narmada Kabupaten Lombok Barat Tahun 2015
No Hambatan/Masalah Jumlah Responden
Orang (%)
1 Peralatan Yang Masih Sederhana 12 92,3
2 Kurangnya Inovasi Produk 11 84,6
3 Pemasaran 10 76,9
4 Modal 7 53,8
5 Persaingan Antara Para Pengusaha 5 38,5
Sumber : Data Primer diolah (2015)
Dari Tabel 10 diatas diketahui bahwa hambatan/masalah yang dihadapi
pengusaha agroindustri keripik pisang yaitu:
1. Ada 12 orang pengusaha dengan persentase 92,3% yang mengalami masalah
teknologi yakni berupa peralatan yang masih sederhana dan peralatan yang
dimiliki para pengusaha kurang untuk memproduksi keripik pisang.
2. Hampir semua pengusaha keripik pisang memproduksi keripik pisang dengan
rasa yang dihasilkan hanya rasa manis saja, sehingga pada saat ini belum
terdapat inovasi produk baik dari sisi rasa maupun bentuk. Dari hasil
penelitian ada 11 orang pengusaha dengan persentase 84,6% yang masih
memproduksi keripik pisang biasa-biasa saja dari segi rasa dan bentuk.
3. Berdasarkan hasil penelitian ada 10 orang pengusaha dengan persentase
76.9% yang mengalami masalah pemasaran. Pengusaha memasarkan
produknya ke berbagai tempat disekitar Kecamatan Narmada maupun diluar
Kecamatan Narmada sehingga adanya kesulitan dalam sistem pembayaran
karena pengusaha menerima uang setelah hasil produknya habis terjual,
dengan demikian perputaran modal menjadi lama. Dan resiko pemasaran
ditanggung oleh pengusaha jika keripik yang dititipkan pada pedagang
mengalami kerusakan maka barang tersebut dikembalikan pada perusahaan.
Meskipun kerusakan keripik pisang jarang terjadi dan jumlahnya kecil tetapi
hal ini akan merugikan pengusaha karena memerlukan biaya untuk
mengolahnya kembali disamping itu jarak pasar dengan tempat usaha jauh
sehingga diperlukan tambahan biaya transportasi untuk memasarkan
produknya.
4. Berdasarkan hasil penelitian ada 7 orang pengusaha dengan persentase 53,8%
yang merasakan adanya masalah dalam hal permodalan yakni berupa
kurangnya modal usaha baik untuk membiayai kegiatan produksi jangka
pendek maupun untuk membeli atau mengganti peralatan produksi yang
sudah rusak.
5. Cara atau proses pembuatan keripik pisang yang relatif mudah, sehingga
banyak yang berminat dalam menjalankan usaha tersebut yang berpengaruh
pada tingginya tingkat persaingan antara para pengusaha keripik pisang. Dari
hasil penelitian ada 5 orang pengusaha dengan persentase 38,5% yang
mengalami hambatan ini.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Rentabilitas yang diperoleh masing-masing pengusaha keripik pisang untuk
empat kali proses produksi dan delapan kali proses produksi yaitu sebesar 19
% dan 36 %. Keuntungan perbulan yang diperoleh pengusaha keripik pisang
yang empat kali proses produksi adalah sebesar Rp. 235.096, dan untuk
delapan kali proses produksi sebesar Rp. 1.459.034.
2. Pada agroindustri keripik pisang terdapat beberapa hambatan/masalah yang
dihadapi oleh pengusaha dalam pengembangan agroindustri keripik pisang
yaitu alat yang digunakan masih sederhana, kurangnya inovasi produk,
kurangnya pengetahuan yang dimiliki sebagian para pengusaha dalam strategi
pemasaran, kurangnya modal, dan banyaknya saingan.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada usaha agroindustri
keripik pisang di Kecamatan Narmada, maka dapat disarankan bahwa:
1. Kepada para pengusaha agar memperhatikan kemasan produk agar lebih
menarik dan lebih baik sehingga konsumen lebih tertarik untuk membelinya.
2. Diharapkan para pengusaha agar mencoba membuat inovasi baru dengan
berbagai variasi bumbu rasa yang dihasilkan berbeda-beda sehingga pelanggan
tidak jenuh mengkonsumsi keripik pisang.
3. Diharapkan untuk pengusaha meningkatkan frekuensi produksinya, karena
semakin sering berproduksi maka keuntungan yang diperoleh semakin tinggi.
4. Disarankan agar para pengusaha untuk memaksimalkan produk yang
dihasilkan, baik dari segi kuantitas maupun kualitas dan memperhatikan
kesehatan produknya.
5. Diharapkan kepada pemerintah yaitu Dinas Perindustrian, Dinas Koperasi
maupun dinas/instansi terkait agar membuka akses untuk dapat memberikan
kemudahan peminjaman modal, selain itu juga untuk lebih memperhatikan
industri kecil rumah tangga yang ada di Kecamatan Narmada dengan diberikan
bantuan dan pelatihan agar usaha tersebut dapat terus berjalan dan menjadi
skala yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Peluang Usaha Membuat Keripik Pisang. http://binaukm.com
/2010/04/Peluang-Usaha-Membuat-Keripik-Pisang/. (15 Mei 2013).
Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Jonatan. 2013. Analisis Permintaan dan Pendapatan Agroindustri Palopo di
Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat. Skripsi, Program
Sarjana Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Mataram.
Nazir, M. 1998. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Karakteristik Usaha Agroindustri Keripik Pisang di Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat Tahun 2015
No.
Respond. Nama
Umur
(Tahun) Pendidikan
Tangg.
Kel.
(Orang)
Jenis
Kelamin
(L/P)
Peng. Usaha
(Tahun) Nama Unit Usaha Alamat
1 Mainah 43 SD 3 P 7 Keripik Pisang Lombok Desa Sesaot
2 Dewi 43 SMP 3 P 3 - Desa Sesaot
3 Rukmayanti 35 SMP 3 P 3 - Desa Sesaot
4 Wiriadi 50 SMA 5 L 9 UD. Warna Sari Desa Suranadi
5 Suryati 37 SD 2 P 3 - Desa Suranadi
6 Nurmiati 39 SMA 2 P 3 Syukur Desa Keru
7 Jannah 40 SD 3 P 4 - Desa Keru
8 Riarti 41 SD 2 P 2 - Desa Nyurlembang
9 Nurrahmi 38 SMA 4 P 3 Nikmat Desa Nyurlembang
10 Safitri 40 SMA 2 P 4 - Desa Pakuan
11 Hasnawati 30 SMA 2 P 4 Gurih Desa Batu Kute
12 Sarpai Andika 45 SMA 3 L 3 Indah Ramadani Desa Batu Kute
13 Murdi 47 SMP 4 L 3 - Desa Batu Kute
Jumlah 528 - 38 - 51 - -
Rata-rata 40,6 - 2,92 - 3,92 - -
Lampiran 2. Biaya Penyusutan Peralatan Usaha Agroindustri Keripik Pisang untuk 4 Kali Proses Produksi di Kecamatan Narmada Kabupaten
Lombok Barat Tahun 2015
No
Responden
Kompor Gas
Jumlah
(Unit)
Harga Beli
(Rp)
Nilai Total
(Rp)
Umur
Ekonomis
(Tahun)
Nilai Sisa
(Rp)
Nilai
Penyusutan
(Rp/Tahun)
Nilai
Penyusutan
(Rp/Bulan)
Nilai
Penyusutan
(Rp/PP)
2 2 300.000 600.000 3 60.000 180.000 15.000 3.750
3 1 450.000 450.000 2,5 50.000 160.000 13.333 3.333
5 2 350.000 700.000 5 0 140.000 11.666 2.916
6 2 250.000 500.000 3 50.000 150.000 12.500 3.125
7 1 300.000 300.000 4 30.000 67.500 5.625 1.406
12 2 175.000 350.000 3 50.000 100.000 8.333 2.083
13 2 400.000 800.000 3 80.000 240.000 20.000 5.000
Jumlah 12 2.225.000 3.700.000 23,5 320.000 1.037.500 86.457 21.613
Rata-Rata 1,7 317.857 528.571 3,4 45.714 148.214 12.351 3.087
Lampiran 2. Lanjutan
No
Responden
Wajan
Jumlah
(Unit)
Harga Beli
(Rp)
Nilai Total
(Rp)
Umur
Ekonomis
(Tahun)
Nilai Sisa
(Rp)
Nilai
Penyusutan
(Rp/Tahun)
Nilai
Penyusutan
(Rp/Bulan)
Nilai
Penyusutan
(Rp/PP)
2 2 125.000 250.000 3 40.000 70.000 5.833 1.458
3 1 140.000 140.000 2 30.000 55.000 4.583 1.145
5 2 100.000 200.000 3 30.000 56.666 4.722 1.180
6 2 180.000 360.000 3 90.000 90.000 7.500 1.875
7 1 125.000 125.000 4 25.000 25.000 2.083 520
12 2 150.000 300.000 3 30.000 90.000 7.500 1.875
13 2 130.000 260.000 3 50.000 70.000 5.833 1.458
Jumlah 12 950.000 1.635.000 21 295.000 456.666 38.054 9.511
Rata-Rata 1,7 135.714 233.571 3 42.142 65.238 5.436 1.358
Lampiran 2. Lanjutan
No
Responden
Saringan
Jumlah
(Unit)
Harga Beli
(Rp)
Nilai Total
(Rp)
Umur
Ekonomis
(Tahun)
Nilai Sisa
(Rp)
Nilai
Penyusutan
(Rp/Tahun)
Nilai
Penyusutan
(Rp/Bulan)
Nilai
Penyusutan
(Rp/PP)
2 2 30.000 60.000 2 2.000 29.000 2.416 604
3 1 45.000 45.000 3 4.500 13.500 1.125 281
5 2 35.000 70.000 3 0 23.333 1.944 486
6 2 35.000 70.000 3 2.000 22.666 1.888 472
7 1 30.000 30.000 2 2.500 13.750 1.145 286
12 2 65.000 130.000 3 5.000 41.666 3.472 868
13 2 30.000 60.000 2 3.000 28.500 2.375 593
Jumlah 12 270.000 465.000 18 19.000 172.415 14.365 3.590
Rata-Rata 1,7 38.571 66.428 2,6 2.714 24.630 2.052 512
Lampiran 2. Lanjutan
No
Responden
Baskom
Jumlah
(Unit)
Harga Beli
(Rp)
Nilai Total
(Rp)
Umur
Ekonomis
(Tahun)
Nilai Sisa
(Rp)
Nilai
Penyusutan
(Rp/Tahun)
Nilai
Penyusutan
(Rp/Bulan)
Nilai
Penyusutan
(Rp/PP)
2 3 11.000 33.000 2 3.000 15.000 1.250 312
3 2 10.000 20.000 3 2.000 6.000 500 125
5 3 13.000 39.000 2 4.000 17.500 1.458 364
6 3 15.000 45.000 3 4.500 13.500 1.125 281
7 2 11.000 22.000 4 2.000 5.000 416 104
12 2 10.000 20.000 3 2.000 6.000 500 125
13 3 10.000 30.000 2 3.000 13.500 1.125 281
Jumlah 18 80.000 209.000 19 20.500 76.500 6.374 1.592
Rata-Rata 2,6 11.429 29.857 2,7 2.928 10.928 911 227
Lampiran 2. Lanjutan
No
Responden
Sutil
Jumlah
(Unit)
Harga Beli
(Rp)
Nilai Total
(Rp)
Umur
Ekonomis
(Tahun)
Nilai Sisa
(Rp)
Nilai
Penyusutan
(Rp/Tahun)
Nilai
Penyusutan
(Rp/Bulan)
Nilai
Penyusutan
(Rp/PP)
2 2 4.500 9.000 2 1.000 4.000 333 83
3 1 4.000 4.000 3 1.000 1.000 83 20
5 2 5.000 10.000 2 2.000 4.000 333 83
6 2 6.500 13.000 2 1.000 6.000 500 125
7 1 8.000 8.000 2 1.000 3.500 291 72
12 2 10.000 20.000 2 4.000 8.000 666 166
13 2 7.000 14.000 2 2.000 6.000 500 125
Jumlah 12 45.000 78.000 15 12.000 32.500 2.706 674
Rata-Rata 1,7 6.429 11.142 2,1 1.714 4.642 387 96
Lampiran 2. Lanjutan
No
Responden
Pisau
Jumlah
(Unit)
Harga Beli
(Rp)
Nilai Total
(Rp)
Umur
Ekonomis
(Tahun)
Nilai Sisa
(Rp)
Nilai
Penyusutan
(Rp/Tahun)
Nilai
Penyusutan
(Rp/Bulan)
Nilai
Penyusutan
(Rp/PP)
2 4 13.000 52.000 4 8.000 11.000 916 229
3 5 10.000 50.000 3 5.000 15.000 1.250 312
5 3 15.000 45.000 3 4.500 13.500 1.125 281
6 3 8.500 25.500 2 1.500 12.000 1.000 250
7 2 7.000 14.000 2 2.000 6.000 500 125
12 4 7.500 30.000 2 2.000 14.000 1.166 291
13 2 10.000 20.000 3 2.000 6.000 500 125
Jumlah 23 71.000 236.500 19 25.000 77.500 6.457 1.613
Rata-Rata 3,3 10.143 33.786 2,7 3.571 11.071 922 230
Lampiran 2. Lanjutan
No
Responden
Ember
Jumlah
(Unit)
Harga Beli
(Rp)
Nilai Total
(Rp)
Umur
Ekonomis
(Tahun)
Nilai Sisa
(Rp)
Nilai
Penyusutan
(Rp/Tahun)
Nilai
Penyusutan
(Rp/Bulan)
Nilai
Penyusutan
(Rp/PP)
2 3 10.000 30.000 3 7.500 7.500 625 156
3 2 15.000 30.000 2 4.000 13.000 1.083 270
5 3 17.000 51.000 2 6.000 22.500 1.875 468
6 3 10.000 30.000 2 6.000 12.000 1.000 250
7 4 12.500 50.000 2 10.000 20.000 1.666 416
12 2 10.000 20.000 3 2.000 6.000 500 125
13 3 17.500 52.500 2 7.500 22.500 1.875 468
Jumlah 20 92.000 263.500 16 43.000 103.500 8.624 2.153
Rata-Rata 2,9 13.143 37.643 2,3 6.142 14.785 1.232 307
Lampiran 2. Lanjutan
No
Responden
Alat Potong/Gobet
Jumlah
(Unit)
Harga Beli
(Rp)
Nilai Total
(Rp)
Umur
Ekonomis
(Tahun)
Nilai Sisa
(Rp)
Nilai
Penyusutan
(Rp/Tahun)
Nilai
Penyusutan
(Rp/Bulan)
Nilai
Penyusutan
(Rp/PP)
2 1 150.000 150.000 3 15.000 45.000 3.750 937
3 1 30.000 30.000 1 5.000 25.000 2.083 520
5 1 27.000 27.000 2 0 13.500 1.125 281
6 1 43.000 43.000 2 2.000 20.500 1.708 427
7 2 65.000 130.000 2 16.000 57.000 4.750 1.187
12 2 50.000 100.000 2 10.000 45.000 3.750 937
13 1 100.000 100.000 3 10.000 30.000 2.500 625
Jumlah 9 465.000 580.000 15 58.000 236.000 19.666 4.914
Rata-Rata 1,3 66.429 82.857 2,1 8.285 33.714 2.809 702
Lampiran 2. Lanjutan
No
Responden
Keranjang
Jumlah
(Unit)
Harga Beli
(Rp)
Nilai Total
(Rp)
Umur
Ekonomis
(Tahun)
Nilai Sisa
(Rp)
Nilai
Penyusutan
(Rp/Tahun)
Nilai
Penyusutan
(Rp/Bulan)
Nilai
Penyusutan
(Rp/PP)
2 - - - - - - - -
3 - - - - - - - -
5 2 15.000 30.000 5 0 6.000 500 125
6 - - - - - - - -
7 4 10.000 40.000 4 8.000 8.000 666 166
12 3 10.000 30.000 3 6.000 8.000 666 166
13 - - - - - - - -
Jumlah 9 35.000 100.000 12 14.000 22.000 1.832 457
Rata-Rata 1,3 5.000 14.286 1,7 2.000 3.142 262 65
Lampiran 2. Lanjutan
No
Responden
Timbangan
Jumlah
(Unit)
Harga Beli
(Rp)
Nilai Total
(Rp)
Umur
Ekonomis
(Tahun)
Nilai Sisa
(Rp)
Nilai
Penyusutan
(Rp/Tahun)
Nilai
Penyusutan
(Rp/Bulan)
Nilai
Penyusutan
(Rp/PP)
2 - - - - - - - -
3 - - - - - - - -
5 - - - - - - - -
6 - - - - - - - -
7 1 75.000 75.000 4 5.000 17.500 1.458 364
12 1 125.000 125.000 3 5.000 40.000 3.333 833
13 - - - - - - - -
Jumlah 2 200.000 200.000 7 10.000 57.500 4.791 1.197
Rata-Rata 0,3 28.571 28.571 1 1.428 8.214 684 171
Lampiran 3. Biaya Penyusutan Peralatan Usaha Agroindustri Keripik Pisang untuk 8 Kali Proses Produksi di Kecamatan Narmada
Kabupaten Lombok Barat Tahun 2015
No
Responden
Kompor Gas
Jumlah
(Unit)
Harga Beli
(Rp)
Nilai Total
(Rp)
Umur
Ekonomis
(Tahun)
Nilai Sisa
(Rp)
Nilai
Penyusutan
(Rp/Tahun)
Nilai
Penyusutan
(Rp/Bulan)
Nilai
Penyusutan
(Rp/PP)
1 3 500.000 1.500.000 5 150.000 270.000 22.500 2.812
4 2 350.000 700.000 4 70.000 157.500 13.125 1.641
8 2 250.000 500.000 5 0 100.000 8.333 1.042
9 1 300.000 300.000 3 30.000 90.000 7.500 937
10 2 250.000 500.000 4 50.000 112.500 9.375 1.172
11 2 450.000 900.000 5 80.000 164.000 13.666 1.708
Jumlah 12 2.100.000 4.400.000 26 380.000 894.000 74.499 9.312
Rata-Rata 2 350.000 628.571 4,3 63.333 149.000 12.417 1.552
Lampiran 3. Lanjutan
No
Responden
Wajan
Jumlah
(Unit)
Harga Beli
(Rp)
Nilai Total
(Rp)
Umur
Ekonomis
(Tahun)
Nilai Sisa
(Rp)
Nilai
Penyusutan
(Rp/Tahun)
Nilai
Penyusutan
(Rp/Bulan)
Nilai
Penyusutan
(Rp/PP)
1 3 150.000 450.000 5 30.000 84.000 7.000 875
4 2 125.000 250.000 4 50.000 50.000 4.166 521
8 2 120.000 240.000 3 20.000 73.333 6.111 763
9 1 145.000 145.000 3 40.000 35.000 2.916 364
10 2 125.000 250.000 4 50.000 50.000 4.166 521
11 2 125.000 250.000 4 0 62.500 5.208 651
Jumlah 12 790.000 1.585.000 23 190.000 354.833 29.567 3.695
Rata-Rata 2 131.667 264.167 3,8 31.666 59.138 4.928 616
Lampiran 3. Lanjutan
No
Responden
Saringan
Jumlah
(Unit)
Harga Beli
(Rp)
Nilai Total
(Rp)
Umur
Ekonomis
(Tahun)
Nilai Sisa
(Rp)
Nilai
Penyusutan
(Rp/Tahun)
Nilai
Penyusutan
(Rp/Bulan)
Nilai
Penyusutan
(Rp/PP)
1 4 30.000 120.000 3 0 40.000 3.333 417
4 2 35.000 70.000 2 6.000 32.000 2.666 333
8 2 35.000 70.000 4 0 17.500 1.458 182
9 1 40.000 40.000 2 5.000 17.500 1.458 182
10 2 30.000 60.000 2 2.000 29.000 2.416 302
11 2 30.000 60.000 3 0 20.000 1.666 208
Jumlah 13 200.000 420.000 16 13.000 156.000 12.997 1.624
Rata-Rata 2,2 33.333 70.000 2,7 2.166 26.000 2.166 270
Lampiran 3. Lanjutan
No
Responden
Baskom
Jumlah
(Unit)
Harga Beli
(Rp)
Nilai Total
(Rp)
Umur
Ekonomis
(Tahun)
Nilai Sisa
(Rp)
Nilai
Penyusutan
(Rp/Tahun)
Nilai
Penyusutan
(Rp/Bulan)
Nilai
Penyusutan
(Rp/PP)
1 8 15.000 120.000 2 24.000 48.000 4.000 500
4 4 9.000 36.000 4 4.000 8.000 666 83
8 2 12.000 24.000 3 3.000 7.000 583 73
9 1 10.000 10.000 2 1.000 4.500 375 47
10 2 13.000 26.000 2 4.000 11.000 916 114
11 4 11.000 44.000 4 4.000 10.000 833 104
Jumlah 21 70.000 260.000 17 40.000 88.500 7.373 921
Rata-Rata 3,5 11.667 43.333 2,8 6.666 14.750 1.229 153
Lampiran 3. Lanjutan
No
Responden
Sutil
Jumlah
(Unit)
Harga Beli
(Rp)
Nilai Total
(Rp)
Umur
Ekonomis
(Tahun)
Nilai Sisa
(Rp)
Nilai
Penyusutan
(Rp/Tahun)
Nilai
Penyusutan
(Rp/Bulan)
Nilai
Penyusutan
(Rp/PP)
1 2 6.000 12.000 3 3.000 3.000 250 31
4 3 4.500 13.500 2 1.500 6.000 500 62
8 2 5.000 10.000 2 1.800 4.100 341 43
9 2 5.500 11.000 2,5 3.000 3.200 266 33
10 2 4.000 8.000 2 1.000 3.500 291 36
11 1 7.500 7.500 4 1.500 1.500 125 16
Jumlah 12 32.500 62.000 15,5 11.800 21.300 1.773 221
Rata-Rata 2 5.417 10.333 2,6 1.966 3.550 295 36
Lampiran 3. Lanjutan
No
Responden
Pisau
Jumlah
(Unit)
Harga Beli
(Rp)
Nilai Total
(Rp)
Umur
Ekonomis
(Tahun)
Nilai Sisa
(Rp)
Nilai
Penyusutan
(Rp/Tahun)
Nilai
Penyusutan
(Rp/Bulan)
Nilai
Penyusutan
(Rp/PP)
1 4 15.000 60.000 2 8.000 26.000 2.166 271
4 4 5.000 20.000 1 3.000 17.000 1.416 177
8 3 10.000 30.000 2 3.000 13.500 1.125 141
9 2 10.000 20.000 3 2.000 6.000 500 62
10 4 8.000 32.000 3 2.000 10.000 833 104
11 6 10.000 60.000 2 5.400 27.300 2.275 284
Jumlah 23 58.000 222.000 13 23.400 99.800 8.315 1.039
Rata-Rata 3,8 9.667 37.000 2,2 3.900 16.633 1.386 173
Lampiran 3. Lanjutan
No
Responden
Ember
Jumlah
(Unit)
Harga Beli
(Rp)
Nilai Total
(Rp)
Umur
Ekonomis
(Tahun)
Nilai Sisa
(Rp)
Nilai
Penyusutan
(Rp/Tahun)
Nilai
Penyusutan
(Rp/Bulan)
Nilai
Penyusutan
(Rp/PP)
1 12 20.000 240.000 5 30.000 42.000 3.500 437
4 4 15.000 60.000 2 8.000 26.000 2.166 271
8 2 12.000 24.000 2 4.000 10.000 833 104
9 3 10.000 30.000 3 3.900 8.700 725 91
10 3 10.500 31.500 2 3.000 14.250 1.187 148
11 2 14.000 28.000 4 4.000 6.000 500 62
Jumlah 26 81.500 413.500 18 52.900 106.950 8.911 1.113
Rata-Rata 4,3 13.583 68.917 3 8.816 17.825 1.485 185
Lampiran 3. Lanjutan
No
Responden
Alat Potong/Gobet
Jumlah
(Unit)
Harga Beli
(Rp)
Nilai Total
(Rp)
Umur
Ekonomis
(Tahun)
Nilai Sisa
(Rp)
Nilai
Penyusutan
(Rp/Tahun)
Nilai
Penyusutan
(Rp/Bulan)
Nilai
Penyusutan
(Rp/PP)
1 5 100.000 500.000 5 15.000 97.000 8.083 1.010
4 3 25.000 75.000 4 9.000 16.500 1.375 172
8 1 40.000 40.000 3 0 13.333 1.111 139
9 2 35.000 70.000 3 10.000 20.000 1.666 208
10 2 45.000 90.000 2 10.000 40.000 3.333 417
11 2 150.000 300.000 5 0 60.000 5.000 625
Jumlah 15 395.000 1.075.000 22 44.000 246.833 20.568 2.571
Rata-Rata 2,5 65.833 179.167 3,7 7.333 41.138 3.428 428
Lampiran 3. Lanjutan
No
Responden
Keranjang
Jumlah
(Unit)
Harga Beli
(Rp)
Nilai Total
(Rp)
Umur
Ekonomis
(Tahun)
Nilai Sisa
(Rp)
Nilai
Penyusutan
(Rp/Tahun)
Nilai
Penyusutan
(Rp/Bulan)
Nilai
Penyusutan
(Rp/PP)
1 - - - - - - - -
4 3 10.000 30.000 2 3.000 13.500 1.125 141
8 - - - - - - - -
9 - - - - - - - -
10 - - - - - - - -
11 2 15.000 30.000 4 0 7.500 625 78
Jumlah 5 25.000 60.000 6 3.000 21.000 1.750 219
Rata-Rata 0,8 4.167 10.000 1 500 3.500 292 36
Lampiran 3. Lanjutan
No
Responden
Timbangan
Jumlah
(Unit)
Harga Beli
(Rp)
Nilai Total
(Rp)
Umur
Ekonomis
(Tahun)
Nilai Sisa
(Rp)
Nilai
Penyusutan
(Rp/Tahun)
Nilai
Penyusutan
(Rp/Bulan)
Nilai
Penyusutan
(Rp/PP)
1 2 125.000 250.000 5 0 50.000 4.166 521
4 1 100.000 100.000 4 10.000 22.500 1.875 234
8 - - - - - - - -
9 - - - - - - - -
10 - - - - - - - -
11 - - - - - - - -
Jumlah 3 225.000 350.000 9 10.000 72.500 6.041 755
Rata-Rata 0,5 37.500 58.333 1,5 1.666 12.083 1.007 125
Lampiran 4. Total Biaya Penyusutan Peralatan Usaha Agroindustri Keripik Pisang untuk 4 Kali Proses Produksi
No
Responden
Penyusutan Peralatan Usaha Agroindustri Keripik Pisang Total Biaya
Penyusutan
(Rp/Bulan)
Total Biaya
Penyusutan
(Rp/PP) Kompor
Gas Wajan Saringan Baskom Sutil Pisau Ember
Alat Potong
/Gobet Keranjang Timbangan
2 15.000 5.833 2.416 1.250 333 916 625 3.750 - - 30.123 7.531
3 13.333 4.583 1.125 500 83 1.250 1.083 2.083 - - 24.040 6.010
5 11.666 4.722 1.944 1.458 333 1.125 1.875 1.125 500 - 24.748 6.187
6 12.500 7.500 1.888 1.125 500 1.000 1.000 1.708 - - 27.221 6.805
7 5.625 2.083 1.145 416 291 500 1.666 4.750 666 1.458 18.600 4.650
12 8.333 7.500 3.472 500 666 1.166 500 3.750 666 3.333 29.886 7.471
13 20.000 5.833 2.375 1.125 500 500 1.875 2.500 - - 34.708 8.677
Jumlah 86.457 38.054 14.365 6.374 2.706 6.457 8.624 19.666 1.832 4.791 189.326 47.331
Rata-rata 12.351 5.436 2.052 911 387 922 1.232 2.809 262 684 27.046 6.761
Lampiran 5. Total Biaya Penyusutan Peralatan Usaha Agroindustri Keripik Pisang untuk 8 Kali Proses Produksi
No
Responden
Penyusutan Peralatan Usaha Agroindustri Keripik Pisang Total Biaya
Penyusutan
(Rp/Bulan)
Total Biaya
Penyusutan
(Rp/PP) Kompor
Gas Wajan Saringan Baskom Sutil Pisau Ember
Alat Potong
/Gobet Keranjang Timbangan
1 22.500 7.000 3.333 4.000 250 2.166 3.500 8.083 - 4.166 54.998 6.875
4 13.125 4.166 2.666 666 500 1.416 2.166 1.375 1.125 1.875 29.080 3.635
8 8.333 6.111 1.458 583 341 1.125 833 1.111 - - 19.895 2.487
9 7.500 2.916 1.458 375 266 500 725 1.666 - - 15.406 1.925
10 9.375 4.166 2.416 916 291 833 1.187 3.333 - - 22.517 2.815
11 13.666 5.208 1.666 833 125 2.275 500 5.000 625 - 29.898 3.737
Jumlah 74.499 29.567 12.997 7.373 1.773 8.315 8.911 20.568 1.750 6.041 171.794 21.474
Rata-rata 12.417 4.928 2.166 1.229 295 1.386 1.485 3.428 292 1.007 28.633 3.579
Lampiran 6. Biaya Saprodi Agroindustri Keripik pisang untuk 4 Kali Proses Produksi di Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat Tahun 2015
Lampiran 6. Lanjutan
No.
Respond.
Intensitas
Produksi
(Bulan)
Pisang Minyak Goreng Gula
Jumlah
(Kg/Bln)
Jumlah
(Kg/PP)
Harga
(Rp/Kg)
Nilai Total
(Rp)
Jumlah
(Kg/Bln)
Jumlah
(Kg/PP)
Harga
(Rp/Kg)
Nilai Total
(Rp)
Jumlah
(Kg/Bln)
Jumlah
(Kg/PP)
Harga
(Rp/Kg)
Nilai Total
(Rp)
2 4 120 30 4.000 480.000 16 4 14.000 224.000 4 1 6.500 26.000
3 4 160 40 2.800 448.000 20 5 12.000 240.000 6 1,5 6.500 39.000
5 4 120 30 4.200 504.000 16 4 12.000 192.000 4 1 6.500 26.000
6 4 140 35 3.400 476.000 16 4 13.000 208.000 6 1,5 6.500 39.000
7 4 180 45 2.400 432.000 24 6 12.000 288.000 8 2 6.500 52.000
12 4 220 55 3.400 748.000 28 7 12.000 336.000 8 2 6.500 52.000
13 4 140 35 2.600 364.000 16 4 12.000 192.000 6 1,5 6.500 39.000
Jumlah 28 1.080 265 22.800 3.452.000 136 34 87.000 1.680.000 42 10,5 45.500 273.000
Rata-rata 4 154 38 3.257 493.143 19,43 4,86 12.429 240.000 6 1,5 6.500 39.000
No.
Respond.
Intensitas
Produksi
(Bulan)
Gas Plastik Garam
Jumlah
(Kg/Bln)
Jumlah
(Kg/PP)
Harga
(Rp/Kg)
Nilai Total
(Rp)
Jumlah
(Bks/Bln)
Jumlah
(Bks/PP)
Harga
(Rp/Bks)
Nilai Total
(Rp)
Jumlah
(Gram/Bln)
Jumlah
(Gram/PP)
Harga
(Rp/Gram)
Nilai Total
(Rp)
2 4 12 3 6.000 72.000 400 100 100 40.000 - - - -
3 4 12 3 6.000 72.000 460 115 100 46.000 500 125 12 6.000
5 4 12 3 6.000 72.000 400 100 100 40.000 - - - -
6 4 12 3 6.000 72.000 440 110 500 220.000 - - - -
7 4 12 3 6.000 72.000 480 120 100 48.000 1.000 250 12 12.000
12 4 12 3 6.000 72.000 540 135 500 270.000 1.000 250 12 12.000
13 4 12 3 6.000 72.000 400 100 100 40.000 500 125 12 6.000
Jumlah 28 84 21 42.000 504.000 3.120 780 1.500 704.000 3.000 750 48 36.000
Rata-rata 4 12 3 6.000 72.000 446 111 214 100.571 429 107 6,86 5.143
Lampiran 7. Biaya Saprodi Agroindustri Keripik pisang untuk 8 Kali Proses Produksi di Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat Tahun 2015
Lampiran 7. Lanjutan
No.
Respond.
Intensitas
Produksi
(Bulan)
Pisang Minyak Goreng Gula
Jumlah
(Kg/Bln)
Jumlah
(Kg/PP)
Harga
(Rp/Kg)
Nilai
Total
(Rp)
Jumlah
(Kg/Bln)
Jumlah
(Kg)
Harga
(Rp/Kg)
Nilai
Total
(Rp)
Jumlah
(Kg/Bln)
Jumlah
(Kg/PP)
Harga
(Rp/Kg)
Nilai
Total
(Rp)
1 8 520 65 4.600 2.392.000 96 12 15.000 1.440.000 24 3 6.500 156.000
4 8 360 45 2.600 936.000 56 7 12.000 672.000 12 1,5 6.500 78.000
8 8 240 30 3.500 840.000 48 6 14.000 672.000 8 1 6.500 52.000
9 8 280 35 2.600 728.000 48 6 12.000 576.000 8 1 6.500 52.000
10 8 360 45 2.200 792.000 56 7 12.000 672.000 16 2 6.500 104.000
11 8 400 50 2.600 1.040.000 64 8 12.000 768.000 16 2 6.500 104.000
Jumlah 48 2.160 270 18.100 6.728.000 368 46 77.000 4.800.000 84 10,5 39.000 546.000
Rata-rata 8 360 45 3.017 1.121.333 61,33 7,67 12.833 800.000 14 1,75 6.500 91.000
No.
Respond.
Intensitas
Produksi
(Bulan)
Gas Plastik Garam
Jumlah
(Kg/Bln)
Jumlah
(Kg/PP)
Harga
(Rp/Kg)
Nilai
Total
(Rp)
Jumlah
(Bks/Bln)
Jumlah
(Bks/PP)
Harga
(Rp/Bks)
Nilai
Total
(Rp)
Jumlah
(Gram/Bln)
Jumlah
(Gram/PP)
Harga
(Rp/Gram)
Nilai
Total
(Rp)
1 8 72 9 6.000 432.000 1.200 150 500 600.000 1.000 125 12 12.000
4 8 24 3 6.000 144.000 1.000 125 500 500.000 1.000 125 12 12.000
8 8 24 3 6.000 144.000 800 100 100 80.000 - - - -
9 8 24 3 6.000 144.000 800 100 500 400.000 1.000 125 12 12.000
10 8 48 6 6.000 288.000 960 120 100 96.000 1.000 125 12 12.000
11 8 24 3 6.000 144.000 1.000 125 500 500.000 2.000 250 12 24.000
Jumlah 48 216 27 36.000 1.296.000 5.760 720 2.200 2.176.000 6.000 750 60 72.000
Rata-rata 8 36 4,5 6.000 216.000 960 120 367 362.667 1.000 125 10 12.000
Lampiran 8. Total Biaya Saprodi Agroindustri Keripik pisang untuk 4 Kali Proses Produksi
No.
Responden
Jenis Bahan Total Biaya
(Rp/Bulan)
Total Biaya
(Rp/PP) Pisang Minyak Goreng Gula Gas Plastik Garam
2 480.000 224.000 26.000 72.000 40.000 - 842.000 210.500
3 448.000 240.000 39.000 72.000 46.000 6.000 851.000 212.750
5 504.000 192.000 26.000 72.000 40.000 - 834.000 208.500
6 476.000 208.000 39.000 72.000 220.000 - 1.015.000 253.750
7 432.000 288.000 52.000 72.000 48.000 12.000 904.000 226.000
12 748.000 336.000 52.000 72.000 270.000 12.000 1.490.000 372.500
13 364.000 192.000 39.000 72.000 40.000 6.000 713.000 178.250
Jumlah 3.452.000 1.680.000 273.000 504.000 704.000 36.000 6.649.000 1.662.250
Rata-rata 493.143 240.000 39.000 72.000 100.571 5.143 949.857 237.464
Lampiran 9. Total Biaya Saprodi Agroindustri Keripik pisang untuk 8 Kali Proses Produksi
No.
Responden
Jenis Bahan Total Biaya
(Rp/Bulan)
Total Biaya
(Rp/PP) Pisang Minyak Goreng Gula Gas Plastik Garam
1 2.392.000 1.440.000 156.000 432.000 600.000 12.000 5.032.000 629.000
4 936.000 672.000 78.000 144.000 500.000 12.000 2.342.000 292.750
8 840.000 672.000 52.000 144.000 80.000 - 1.788.000 223.500
9 728.000 576.000 52.000 144.000 400.000 12.000 1.912.000 239.000
10 792.000 672.000 104.000 288.000 96.000 12.000 1.964.000 245.500
11 1.040.000 768.000 104.000 144.000 500.000 24.000 2.580.000 322.500
Jumlah 6.728.000 4.800.000 546.000 1.296.000 2.176.000 72.000 15.618.000 1.952.250
Rata-rata 1.121.333 800.000 91.000 216.000 362.667 12.000 2.603.000 325.375
Lampiran 10. Biaya Tenaga Kerja Per Bulan yang Dikeluarkan Usaha Agroindustri Keripik Pisang untuk 4 Kali Proses Produksi
No.
Responden
Tenaga Kerja Dalam Keluarga Tenaga Kerja Luar Keluarga Jumlah Upah
(Rp/Bulan) TK
(Orang)
HK
(Hari)
JK
(Jam) HKO
Upah
(Rp)
Jumlah Upah
(Rp/PP)
TK
(Orang)
HK
(Hari)
JK
(Jam) HKO
Upah
(Rp)
Jumlah Upah
(Rp/PP)
2 0 0 0 0 0 0 2 1 11 3,14 35.000 70.000 280.000
3 2 1 10 2,86 25.000 50.000 1 1 10 1,43 25.000 25.000 300.000
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 2 1 9 2,57 30.000 60.000 0 0 0 0 0 0 240.000
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 3 1 9 3,86 30.000 90.000 0 0 0 0 0 0 360.000
13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 7 3 28 9,29 85.000 200.000 3 2 21 4,57 60.000 95.000 1.180.000
Rata-rata 1 0,4 4 1,3 12.143 28.571 0,4 0,3 3 0,7 8.571 13.571 168.572
Lampiran 11. Biaya Tenaga Kerja Per Bulan yang Dikeluarkan Usaha Agroindustri Keripik Pisang untuk 8 Kali Proses Produksi
No.
Responden
Tenaga Kerja Dalam Keluarga Tenaga Kerja Luar Keluarga Jumlah Upah
(Rp/Bulan) TK
(Orang)
HK
(Hari)
JK
(Jam) HKO
Upah
(Rp)
Jumlah Upah
(Rp/PP)
TK
(Orang)
HK
(Hari)
JK
(Jam) HKO
Upah
(Rp)
Jumlah Upah
(Rp/PP)
1 7 1 9 9 30.000 210.000 2 1 9 2,57 30.000 60.000 2.160.000
4 4 1 9 5,14 25.000 100.000 2 1 9 2,57 25.000 50.000 1.200.000
8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 1 1 8 1,14 25.000 25.000 1 1 8 1,14 25.000 25.000 400.000
10 2 1 10 2,86 25.000 50.000 1 1 10 1,43 25.000 25.000 600.000
11 5 1 9 6,43 25.000 125.000 0 0 0 0 0 0 1.000.000
Jumlah 19 5 45 24,57 130.000 510.000 6 4 36 7,71 105.000 160.000 5.360.000
Rata-rata 3,2 0,8 7,5 4,1 21.667 85.000 1 0,7 6 1,3 17.500 26.667 893.333
Lampiran 12. Biaya Lain-lain Usaha Agroindustri Keripik Pisang untuk 4 Kali Proses Produksi di
Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat Tahun 2015
No.
Responden
Biaya Transportasi Total Nilai
(Rp/Bulan) Jumlah (Liter) Harga (Rp) Nilai (Rp/PP)
2 2 7.000 14.000 56.000
3 2 7.000 14.000 56.000
5 2 7.000 14.000 56.000
6 3 7.000 21.000 84.000
7 2 7.000 14.000 56.000
12 4 7.000 28.000 112.000
13 2 7.000 14.000 56.000
Jumlah 17 49.000 119.000 476.000
Rata-Rata 2,4 7.000 17.000 68.000
Lampiran 13. Biaya Lain-lain Usaha Agroindustri Keripik Pisang untuk 8 Kali Proses Produksi di
Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat Tahun 2015
No.
Responden
Biaya Transportasi Total Nilai
(Rp/Bulan) Jumlah (Liter) Harga (Rp) Nilai (Rp/PP)
1 2 7.000 14.000 112.000
4 2 7.000 14.000 112.000
8 2 7.000 14.000 112.000
9 3 7.000 21.000 168.000
10 3 7.000 21.000 168.000
11 4 7.000 28.000 224.000
Jumlah 16 42.000 112.000 896.000
Rata-Rata 2,7 7.000 18.667 149.333
Lampiran 14. Produksi dan Nilai Produksi Usaha Agroindustri Keripik Pisang untuk 4 Kali Proses Produksi
di Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat Tahun 2015
No.
Responden
Intensitas
Produksi
Produksi
(Kg/Bulan)
Produksi
(Kg/PP)
Harga
(Rp/Kg)
Nilai Produksi
(Rp/PP)
Nilai Produksi
(Rp/Bulan)
2 4 40 10 35.000 350.000 1.400.000
3 4 60 15 23.000 345.000 1.380.000
5 4 40 10 30.000 300.000 1.200.000
6 4 40 10 40.000 400.000 1.600.000
7 4 40 10 30.000 300.000 1.200.000
12 4 60 15 40.000 600.000 2.400.000
13 4 40 10 24.000 240.000 960.000
Jumlah 28 320 80 222.000 2.535.000 10.140.000
Rata-rata 4 45,7 11,4 31.714 362.143 1.448.571
Lampiran 15. Produksi dan Nilai Produksi Usaha Agroindustri Keripik Pisang untuk 8 Kali Proses Produksi
di Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat Tahun 2015
No.
Responden
Intensitas
Produksi
Produksi
(Kg/Bulan)
Produksi
(Kg/PP)
Harga
(Rp/Kg)
Nilai Produksi
(Rp/PP)
Nilai Produksi
(Rp/Bulan)
1 8 216 27 50.000 1.350.000 10.800.000
4 8 120 15 40.000 600.000 4.800.000
8 8 80 10 30.000 300.000 2.400.000
9 8 80 10 40.000 400.000 3.200.000
10 8 120 15 35.000 525.000 4.200.000
11 8 120 15 45.000 675.000 5.400.000
Jumlah 48 736 92 240.000 3.850.000 30.800.000
Rata-rata 8 123 15,3 40.000 641.667 5.133.333
Lampiran 16. Total Biaya Tetap dan Biaya Variabel pada Usaha Agroindustri Keripik Pisang untuk 4 Kali
Proses Produksi di Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat Tahun 2015
No.
Responden
Biaya Tetap Biaya Variabel Total Biaya
(Rp/Bulan)
Total Biaya
(Rp/PP) Penyusutan Alat
(Rp)
Biaya Saprodi
(Rp)
Biaya TK
(Rp)
Biaya Lain-lain
(Rp)
Total Biaya
Variabel (Rp)
2 30.123 842.000 280.000 56.000 1.178.000 1.208.123 302.031
3 24.040 851.000 300.000 56.000 1.207.000 1.231.040 307.760
5 24.748 834.000 0 56.000 890.000 914.748 228.687
6 27.221 1.015.000 240.000 84.000 1.339.000 1.366.221 341.555
7 18.600 904.000 0 56.000 960.000 978.600 244.650
12 29.886 1.490.000 360.000 112.000 1.962.000 1.991.886 497.971
13 34.708 713.000 0 56.000 769.000 803.708 200.927
Jumlah 189.326 6.649.000 1.180.000 476.000 8.305.000 8.494.326 2.123.581
Rata-rata 27.046 949.857 168.572 68.000 1.186.429 1.213.475 303.368
Lampiran 17. Total Biaya Tetap dan Biaya Variabel pada Usaha Agroindustri Keripik Pisang untuk 8 Kali
Proses Produksi di Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat Tahun 2015
No.
Responden
Biaya Tetap Biaya Variabel Total Biaya
(Rp/Bulan)
Total Biaya
(Rp/PP) Penyusutan Alat
(Rp)
Biaya Saprodi
(Rp)
Biaya TK
(Rp)
Biaya Lain-lain
(Rp)
Total Biaya
Variabel (Rp)
1 54.998 5.032.000 2.160.000 112.000 7.304.000 7.358.998 919.875
4 29.080 2.342.000 1.200.000 112.000 3.654.000 3.683.080 460.385
8 19.895 1.788.000 0 112.000 1.900.000 1.919.895 239.987
9 15.406 1.912.000 400.000 168.000 2.480.000 2.495.406 311.925
10 22.517 1.964.000 600.000 168.000 2.732.000 2.754.517 344.315
11 29.898 2.580.000 1.000.000 224.000 3.804.000 3.833.898 479.237
Jumlah 171.794 15.618.000 5.360.000 896.000 21.874.000 22.045.794 2.755.724
Rata-rata 28.633 2.603.000 893.333 149.333 3.645.666 3.674.299 459.287
Lampiran 18. Rata-Rata Laba Usaha Agroindustri Keripik Pisang Per Proses Produksi di Kecamatan Narmada
Kabupaten Lombok Barat Tahun 2015
No
Responden
Produksi
(Kg/PP)
Nilai Produksi
(Rp/PP)
Biaya Produksi
(Rp/PP)
Keuntungan/Laba
(Rp/PP)
1 27 1.350.000 919.875 430.125
2 10 350.000 302.031 47.969
3 15 345.000 307.760 37.240
4 15 600.000 460.385 139.615
5 10 300.000 228.687 71.313
6 10 400.000 341.555 58.445
7 10 300.000 244.650 55.350
8 10 300.000 239.987 60.013
9 10 400.000 311.925 88.075
10 15 525.000 344.315 180.685
11 15 675.000 479.237 195.763
12 15 600.000 497.971 102.029
13 10 240.000 200.927 39.073
Jumlah 172 6.385.000 4.879.305 1.505.695
Rata-Rata 13 491.154 375.331 115.823
Lampiran 19. Analisis Rentabilitas, Keuntungan, dan R/C Usaha Agroindustri Keripik Pisang untuk 4 Kali Proses Produksi di Kecamatan
Narmada Kabupaten Lombok Barat Tahun 2015
No
Responden
Produksi
(Kg/Bulan)
Nilai Produksi
(Rp/Bulan)
Biaya Produksi
(Rp/Bulan)
Keuntungan/Laba
(Rp/Bulan)
Rentabilitas
(%) R/C
2 40 1.400.000 1.208.123 191.877 15 1,1
3 60 1.380.000 1.231.040 148.960 12 1,1
5 40 1.200.000 914.748 285.252 31 1,3
6 40 1.600.000 1.366.221 233.779 17 1,2
7 40 1.200.000 978.600 221.400 22 1,2
12 60 2.400.000 1.991.886 408.114 20 1,2
13 40 960.000 803.708 156.292 19 1,2
Jumlah 320 10.140.000 8.494.326 1.645.674 136 8,3
Rata-Rata 45,7 1.448.571 1.213.475 235.096 19 1,2
Lampiran 20. Analisis Rentabilitas, Keuntungan, dan R/C Usaha Agroindustri Keripik Pisang untuk 8 Kali Proses Produksi di Kecamatan
Narmada Kabupaten Lombok Barat Tahun 2015
No
Responden
Produksi
(Kg/Bulan)
Nilai Produksi
(Rp/Bulan)
Biaya Produksi
(Rp/Bulan)
Keuntungan/Laba
(Rp/Bulan)
Rentabilitas
(%) R/C
1 216 10.800.000 7.358.998 3.441.002 46 1,5
4 120 4.800.000 3.683.080 1.116.920 30 1,3
8 80 2.400.000 1.919.895 480.105 25 1,3
9 80 3.200.000 2.495.406 704.594 28 1,3
10 120 4.200.000 2.754.517 1.445.483 52 1,5
11 120 5.400.000 3.833.898 1.566.102 40 1,4
Jumlah 736 30.800.000 22.045.794 8.754.206 221 8,3
Rata-Rata 123 5.133.333 3.674.299 1.459.034 36 1,4
Lampiran 21. Jumlah Responden yang Mengalami Hambatan/Masalah yang di Hadapi Pengusaha Agroindustri Keripik Pisang
di Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat Tahun 2015
No Hambatan/Masalah Jumlah Responden
Orang (%)
1 Peralatan Yang Masih Sederhana 12 92,3
2 Kurangnya Inovasi Produk 11 84,6
3 Pemasaran 10 76,9
4 Modal 7 53,8
5 Persaingan Antara Para Pengusaha 5 38,5
Lampiran 22. Proses Pengupasan dan Pencucian Buah Pisang
Lampiran 23. Proses Pengirisan Buah Pisang
Lampiran 24. Proses Perendaman dengan Larutan Gula dan Garam
Lampiran 25. Proses Penggorengan Keripik Pisang
Lampiran 26. Proses Pengemasan Keripik Pisang
Lampiran 27. Gambar Produk Jadi
Top Related