7/31/2019 Referat Siklus Haid Dan Kontrasepsi Hormonal
1/30
REFERAT SIKLUS HAID DAN KONTRASEPSI HORMONAL
BAGIAN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
2010
BAB I
PENDAHULUAN
Banyak kepercayaan mengenai menstruasi yang telah dicatat sepanjang sejarah.
Pengetahuan dan sikap tentang aspek fisiologi wanita telah berubah secara perlahan-lahan. Dan
dengan kemajuan ilmiah beberapa dekade terakhir telah mengungkapkan hubungan yang dinamis
antara hormon hipofisis dan gonad dan sifat siklik dari proses reproduksi yang normal. Diagnosis
dan pengelolaan fungsi menstruasi yang abnormal harus didasarkan pada pemahaman tentang
mekanisme fisiologis dalam regulasi siklus menstruasi yang normal.(7)
Pada wanita yang subur dan merupakan pelaku seksual aktif yang tidak menggunakan
kontrasepsi memiliki tingkat kehamilan sampai 90 % dalam 1 tahun. Bagi mereka yang tidak
menginginkan kehamilan, saat ini pengaturan kesuburan dapat dilakukan, dan terdapat berbagai
metode kontrasepsi yang efektif. Namun perlu diketahui bahwa tidak ada satupun kontrasepsi
yang tanpa dengan efek samping atau yang dikategorikan tanpa bahaya. Namun dapat dipastikan
bahwa dengan melakukan kontrasepsi dapat menimbulkan risiko kehamilan yang lebih kecil.
Bagan 1.1 merupakan bagan penggunaan kontrasepsi di Amerika Serikat.
(3)
Angka kelahiran di Indonesia masih cukup tinggi. Berdasarkan data dari Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang diperoleh dari Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) dan dilansir dari KOMPAS pada tanggal 10 September 2008,
menunjukkan bahwa, tahun 1971 nilai angka kelahiran atau total fertility rate (TFR) mencapai
7/31/2019 Referat Siklus Haid Dan Kontrasepsi Hormonal
2/30
5,61, tahun 1980 sebesar 4,68, tahun 1987 sebesar 3,39, tahun 1990 sebesar 3,02, tahun 1994
sebesar 2,86, tahun 1997 sebesar 2,78, dan 2002 sebesar 2,6.(6)
Dibandingkan dengan Amerika
Serikat yang pada tahun 2003 sebesar 2,07 dan tahun 2010 sebesar 2.05.(5)
Pemahaman mengenai siklus menstruasi sangat erat kaitannya dengan penggunaan
kontrasepsi hormonal disebabkan kontrasepsi hormonal mempengaruhi keseimbangan dari
siklus haid yang normal. Dengan menggunakan kontrasepsi maka angka kelahiran dapat
diturunkan.
Gambar 1.1 Penggunaan kontrasepsi di Amerika Serikat, bagi wanita berusia 15 44 tahun.
DMPA = depot medroxyprogesterone acetate; FAB = fertility awareness-based method; IUD =
intrauterine device. (Data dari Chandra dan rekan kerja, 2005).(3)
Tujuan penulisan referat ini adalah untuk mempelajari, mengetahui dan memahami
tentang siklus menstruasi fisiologis yang dikaitkan dengan penggunaan kontrasepsi hormonal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7/31/2019 Referat Siklus Haid Dan Kontrasepsi Hormonal
3/30
2.1 Haid dan Siklusnya
2.1.1 Definisi Siklus Haid
Haid ialah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan(deskuamasi) endometrium.
(4)
Sistem reproduksi wanita menjalani serangkaian perubahan siklik teratur yang dikenal
sebagai siklus haid. Yang paling mencolok dari perubahan-perubahan ini adalah perdarahan
vagina berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus.(1)
Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid
berikutnya. Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Karena jam mulainya haidtidak diperhitungkan dan tepatnya waktu keluar haid dari ostium uteri eksternum tidak dapat
diketahui, maka panjang siklus mengandung kesalahan 1 hari. Panjang siklus haid yang normal
atau dianggap sebagai siklus haid yang klasik ialah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan
saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama. Selang waktu antara ovulasi dan
hingga awitan perdarahan menstruasi relative spontan dengan rata-rata 14 2 hari pada
kebanyakan wanita. Rata-rata panjang siklus haid pada gadis usia 12 tahun ialah 25,1 hari, pada
wanita usia 43 tahun 27,1 hari, dan pada wanita usia 55 tahun 51,9 hari. Jadi, sebenarnya panjang
siklus haid 28 hari itu tidak sering dijumpai. Dari pengamatan Hartman pada kera ternyata bahwa
hanya 20% saja panjang siklus haid 28 hari.(1),(4)
Lama haid biasanya antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-sedikit
kemudian, dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada setiap wanita biasanya lama haid itu tetap.(4)
Jumlah darah yang keluar rata-rata 33,2 16 cc. Pada wanita yang lebih tua biasanya darah
yang keluar lebih banyak. Pada wanita dengan anemi defisiensi besi jumlah darah haidnya juga
lebih banyak. Jumlah darah haid lebih dari 80 cc dianggap patologik. Darah haid tidak membeku;
ini mungkin disebabkan fibrinolisin.(4)
Kebanyakan wanita tidak merasakan gejala-gejala pada waktu haid, tetapi sebagian kecil
merasa berat di panggul atau merasa nyeri (dismenorea). Usia gadis remaja pada waktu pertama
7/31/2019 Referat Siklus Haid Dan Kontrasepsi Hormonal
4/30
kalinya mendapat haid (menarche) bervariasi lebar, yaitu antara 10 - 16 tahun, tetapi rata-ratanya
12,5 tahun. Statistik menunjukkan bahwa usia menarche dipengaruhi faktor keturunan, keadaan
gizi, dan kesehatan umum.(4)
2.1.2 Profil Hormonal Selama Siklus Haid
Sekarang diketahui bahwa dalam proses ovulasi harus ada kerja sama antara korteks
serebri, hipotalamus, hipofisis, ovarium, glandula tiroidea, glandula suprarenalis, dan kelenjar-
kelenjar endrokrin lainnya. Yang memegang peranan penting dalam proses tersebut adalah
hubungan hipotalamus, hipofisis, dan ovarium (hypothalamic-pituitary-ovarian axis), Menurut
teori neurohumoral yang dianut sekarang, hipotalamus mengawasi sekresi hormon gonadotropin
oleh adenohipofisis melalui sekresi neurohormon yang disalurkan ke sel-sel adenohipofisis lewat
sirkulasi portal yang khusus. Hipotalamus menghasilkan faktor yang telah dapat diisolasi dan
disebut Gonadotropin Releasing Hormone (Gn RH) karena dapat merangsang pelepasan
Luteinizing Hormone (LH) dan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dari hipofisis.(4)
Siklus haid normal dapat dipahami dengan baik dengan membaginya atas dua fase dan 1
saat, yaitu fase folikuler, saat ovulasi, dan fase luteal. Perubahan-perubahan kadar hormon
sepanjang siklus haid disebabkan oleh mekanisme umpan balik (feedback) antara hormon steroid
dan hormon gonadotropin. Estrogen menyebabkan umpan balik negatif terhadap FSH, sedangkanterhadap LH estrogen menyebabkan umpan balik negatif jika kadarnya rendah, dan umpan balik
positif jika kadarnya tinggi. Tempat utama umpan balik terhadap hormon gonadotropin ini
mungkin pada hipotalamus.(4)
Tidak lama setelah haid mulai, pada fase folikuler dini, beberapa folikel berkembang oleh
pengaruh FSH yang meningkat. Meningkatnya FSH ini disebabkan oleh regresi korpus luteum,
sehingga hormon steroid berkurang. Dengan berkembangnya folikel, produksi estrogen
meningkat, dan ini menekan produksi FSH; folikel yang akan berovulasi melindungi dirinya
sendiri terhadap atresia, sedangkan folikel-folikel lain mengalami atresia. Pada waktu ini LH
juga meningkat, namun peranannya pada tingkat ini hanya membantu pembuatan estrogen dalam
folikel. Perkembangan folikel yang cepat pada fase folikel akhir ketika FSH mulai menurun,
menunjukkan bahwa folikel yang telah masak itu bertambah peka terhadap FSH. Perkembangan
7/31/2019 Referat Siklus Haid Dan Kontrasepsi Hormonal
5/30
folikel berakhir setelah kadar estrogen dalam plasma jelas meninggi. Estrogen pada mulanya
meninggi secara berangsur-angsur, kemudian dengan cepat mencapai puncak-nya. Ini
memberikan umpan balik positif terhadap pusat siklik, dan dengan lonjakan LH (LH-surge) pada
pertengahan siklus, mengakibatkan terjadinya ovulasi. LH yang meninggi itu menetap kira-kira
24 jam dan menurun pada fase luteal. Mekanisme turunnya LH tersebut belum jelas. Dalam
beberapa jam setelah LH meningkat, estrogen menurun dan mungkin inilah yang menyebabkan
LH itu menurun. Menurunnya estrogen mungkin disebabkan oleh perubahan morfologik pada
folikel. Mungkin pula menurunnya LH itu disebabkan oleh umpan balik negatif yang pendek dari
LH terhadap hipotalamus. Lonjakan LH yang cukup saja tidak menjamin terjadinya ovulasi;
folikel hendaknya pada tingkat yang matang, agar ia dapat dirangsang untuk berovulasi.
Pecahnya folikel terjadi 16 - 24 jam setelah lonjakan LH. Pada manusia biasanya hanya satu
folikel yang matang. Mekanisme terjadinya ovulasi agaknya bukan oleh karena meningkatnya
tekanan dalam folikel, tetapi oleh perubahan-perubahan degeneratif kolagen pada dinding folikel,
sehingga ia menjadi tipis. Mungkin juga prostaglandin F2 memegang peranan dalam peristiwa
itu.(4)
Pada fase luteal, setelah ovulasi, sel-sel granulosa membesar, membentuk vakuola dan
bertumpuk pigmen kuning (lutein); folikel menjadi korpus luteum. Vaskularisasi dalam lapisan
granulosa juga bertambah dan mencapai puncaknya pada 8-9 hari setelah ovulasi.(4)
Luteinized granulosa cells dalam korpus luteum itu membuat progesterone banyak, dan
luteinized theca cells membuat pula estrogen yang banyak, sehingga kedua hormon itu
meningkat tinggi pada fase luteal. Mulai 10-12 hari setelah ovulasi korpus luteum mengalami
regresi berangsur-angsur disertai dengan berkurangnya kapilar-kapilar dan diikuti oleh
menurunnya sekresi progesteron dan estrogen. Masa hidup korpus luteum pada manusia tidak
bergantung pada hormon gonadotropin, dan sekali terbentuk ia berfungsi sendiri (autonom).
Namun, akhir-akhir ini diketahui untuk berfungsinya korpus luteum, diperlukan sedikit LH terus-
menerus. Steroidegenesis pada ovarium tidak mungkin tanpa LH. Mekanisme degenerasi korpus
luteum jika tidak terjadi kehamilan belum diketahui. Empat belas hari sesudah ovulasi, terjadi
haid. Pada siklus haid normal umumnya terjadi variasi dalam panjangnya siklus disebabkan oleh
variasi dalam fase folikuler.(4)
7/31/2019 Referat Siklus Haid Dan Kontrasepsi Hormonal
6/30
Gambar 2.1 Perubahan-perubahan kadar hormon gonadotropin dan hormon steroid sepanjang
siklus haid.(7)
Pada kehamilan, hidupnya korpus luteum diperpanjang oleh adanya rangsangan dari
Human Chorionic Gonadotrophin (HCG), yang dibuat oleh sinsisiotrofoblast. Rangsangan ini
dimulai pada puncak perkembangan korpus luteum (8 hari pascaovulasi), waktu yang tepat untuk
mencegah terjadinya regresi luteal. HCG memelihara steroidogenesis pada korpus luteum hingga
9 - 10 minggu kehamilan. Kemudian, fungsi itu diambil alih oleh plasenta.(4)
Dari uraian di atas jelaslah bahwa kunci siklus haid tergantung dari perubahan-perubahan
kadar estrogen. Pada permulaan siklus haid meningkatnya FSH disebabkan oleh menurunnya
estrogen pada fase luteal sebelumnya. Berhasilnya perkembangan folikel tanpa terjadinya atresia
tergantung pada cukupnya produksi estrogen oleh folikel yang berkembang. Ovulasi terjadi oleh
cepatnya estrogen meningkat pada pertengahan siklus yang menyebabkan lonjakan LH.
Hidupnya korpus luteum tergantung pula pada kadar minimum LH yang terus menerus. Jadi,
hubungan antara folikel dan hipotalamus bergantung pada fungsi estrogen, yang menyampaikan
pesan-pesan berupa umpan balik positif atau negatif. Segala keadaan yang menghambat produksi
estrogen dengan sendirinya akan mempengaruhi siklus reproduksi yang normal.(4)
2.1.3 Siklus Ovarium
Ovarium mengalami perubahan-perubahan dalam besar, bentuk, dan posisinya sejak bayi
dilahirkan hingga masa tua seorang wanita. Pada masa pubertas ovarium berukuran 2,5-5 cm
panjang, 1,5-3 cm lebar, dan 0,6 -1,5 tebal. Pada salah satu pinggirnya terdapat hilus, tempat
keluar-masuknya pembuluh-pembuluh darah dan serabut-serabut saraf. Ovarium dihubungkan
oleh mesovarium dengan ligamentum latum, dan oleh ligamentum ovarii proprium dengan
uterus. Permukaan ovarium ditutupi oleh satu lapis sel kubik yang disebut germinal epitelium. Di
bawahnya terdapat tunika albugenia yang kebanyakan terdiri dari serabut-serabut jaringan ikat.(4)
Pada garis besarnya ovarium terbagi atas dua bagian, yaitu korteks dan medulla. Korteks
terdiri atas stroma yang padat, di mana terdapat folikel-folikel dengan sel telurnya. Folikel dapat
dijumpai dalam berbagai tingkat perkembangan, yaitu folikel primer, sekunder, dan folikel yang
7/31/2019 Referat Siklus Haid Dan Kontrasepsi Hormonal
7/30
masak (Folikel de Graaf). Juga ada folikel yang telah mengalami degenerasi yang disebut atresia
folikel. Dalam korteks juga dapat dijumpai korpus rubrum, korpus luteum, dan korpus albicans.
(4)
Makin muda usia wanita makin banyak folikel dijumpai. Pada bayi baru lahir terdapat
400.000 folikel pada kedua ovarium, Rata-rata hanya 300-400 ovum yang dilepaskan selama
masa reproduksi. Pada masa pascamenopause sangat jarang dijumpai folikel karena kebanyakan
telah mengalami atresia. Dalam medulla ovarium terdapat pembuluh-pembuluh darah, serabut-
serabut saraf, dan jaringan ikat elastis.(4)
Pada masa kanak-kanak ovarium boleh dikatakan masih beristirahat dan baru pada masa
pubertas mulai menunaikan faalnya. Perubahan-perubahan yang terdapat pada ovarium pada
siklus haid ialah sebagai berikut. Di bawah pengaruh FSH beberapa folikel mulai berkembang;
akan tetapi, hanya satu yang tumbuh terus sampai menjadi matang. Pada folikel ini mula-mula
sel-sel sekeliling ovum berlipat ganda dan kemudian di antara sel-sel itu timbul suatu rongga
yang berisi cairan yang disebut likuor folikuli. Ovum sendiri terdesak ke pinggir, dan terdapat di
tengah tumpukan sel yang menonjol ke dalam rongga folikel. Tumpukan sel dengan ovum di
dalamnya itu disebut kumulus ooforus.
Antara ovum dan sel-sel sekitarnya terdapat zona pellusida. Sel-sel lainnya yangmembatasi ruangan folikel disebut membrana granulosa. Dengan tumbuhnya folikel, jaringan
ovarium sekitar folikel tersebut terdesak ke luar dan membentuk dua lapisan, yaitu teka interna
yang banyak mengandung pembuluh darah dan teka eksterna terdiri dari jaringan ikat yang
padat. Dengan bertambah matang folikel hingga akhirnya matang benar, dan oleh karena
pembentukan cairan folikel makin bertambah, maka folikel makin terdesak ke permukaan
ovarium, malahan menonjol ke luar. Sel-sel pada permukaan ovarium menjadi tipis, dan pada
suatu waktu oleh mekanisme yang belum jelas betul, folikel pecah dan keluarlah cairan dari
folikel bersama-sama ovum yang dikelilingi sel-sel kumulus ooforus. (4)
7/31/2019 Referat Siklus Haid Dan Kontrasepsi Hormonal
8/30
Gambar 2.2 Ovarium dan folikel-folikel dalam berbagai tingkat perkembangan.(8)
Peristiwa ini disebut ovulasi. Sel-sel granulosa yang mengelilingi ovum yang telah bebas
itu disebut korona radiata.(4)
Sel-sel dari membrana granulosa dan teka interna yang tinggal pada ovarium membentuk
korpus rubrum yang berwarna merah oleh karena perdarahan waktu ovulasi, dan yang kemudian
menjadi korpus luteum. Korpus luteum berwarna kuning karena mengandung zat kuning yang
disebut lutein; ia mengeluarkan hormon progesteron dan estrogen. Jika tidak terjadi pembuahan
(konsepsi), setelah 8 hari korpus luteum mulai berdegenerasi dan setelah 14 hari mengalami
atrofi menjadi korpus albikans (jaringan parut). Korpus luteum tadi disebut korpus luteum
menstruasionis. Jika terjadi konsepsi, korpus luteum sinsisiotrofoblas dari korion. Ini dinamakan
korpus luteum graviditatis dan berlangsung hingga 9-10 minggu.(4)
Pada manusia, ovulasi biasanya terjadi hanya dari satu ovarium, walaupun kadang-
kadang lebih dari satu folikel dapat pecah pada satu waktu yang dapat menghasilkan kehamilan
7/31/2019 Referat Siklus Haid Dan Kontrasepsi Hormonal
9/30
kembar dizigotik. Ovum yang dilepaskan berukuran kira-kira 150 u dan cepat mengalami
degenerasi kecuali jika terjadi fertilisasi.(4)
Fertilisasi biasanya terjadi dalam tuba dekat dengan fimbrium-fimbrium. Perjalanan
ovum di tuba memakan waktu selama 3 hari, dan implantasi blastokist pada uterus biasanya
terjadi 6-7 hari setelah fertilisasi. (4)
2.1.4 Perubahan Siklik Pada Saluran Reproduksi Wanita
Sebagai konsekuensi dari laju sekresi estrogen dan progesteron yang berubah-ubah
sepanjang siklus haid, maka saluran reproduksi wanita mengalai serangkaian perubahan siklik
secara teratur. Perubahan-perubahan ini dapat dikenali dari pemeriksaan histologi endometrium,
komposisi dan tampilan lendir serviks, dan ciri-ciri sitologik epitel vagina. Akhir dari setiap
siklus ditandai oleh perdarahan uterus yang berlangsung 3-7 hari.(1)
Histologi Endometrium Sepanjang Siklus Haid
Endometrium terdiri dari dua lapisan atau zona berbeda baik dari tampilan histologis
maupun kepekaan fungsional terhadap rangsang hormonal, yaitu: lapisan basal dan lapisan
fungsional. Lapisan basal menempel langsung pada miometrium dan hanya mengalami sedikit
perubahan selama siklus haid. Lapisan fungsional mulai dari lapisan basal dan akhirnya
menyelubungi seluruh lumen rongga uterus . Lapisan fungsional selanjutnya dapat dibedakan
lebih lanjut menjadi dua komponen: lapisan kompak yang tipis dan terletak di permukaan, dan
lapisan spongiosa yang terletak lebih dalam yang terutama menyusun uterus sekretorik atau yang
telah berkembang penuh. Suplai darah endometrium berasal merupakan suatu jaringan pembuluh
arteria dan vena yang sangat khusus. Arteri-arteri spiralis merupakan cabang-cabang arteri
uterine dalam miometrium, yang akan berjalan menembus lapisan basal endometrium dan
meluas ke dalam zona fungsional. Bagian proksimal dari arteri spiralis, yaitu vasa rekta
menghantarkan darah untuk jaringan-jaringan lapisan basal dan tidak dipengaruhi oleh
perubahan sekresi estrogen dan progesteron. Tidak demikian halnya dengan arteri spiralis yang
mengalami regenerasi dan degenerasi siklik sepanjang siklus menstruasi sebagai respon terhadap
perubahan hormonal.(1)
7/31/2019 Referat Siklus Haid Dan Kontrasepsi Hormonal
10/30
Siklus endometrium dapat dibedakan menjadi tiga fase utama: fase proliferasi, sekresi,
dan menstruasi. Siklus menstruasi mempunyai hipotesis berlangsung selama 28 hari, dan fase
folikuler dan luteal kira-kira 14 hari lamanya.(1)
Fase Proliferasi
Bila perdarahan menstruasi berhenti.maka akan tersisa suatu lapisan tipis jaringan
endometrium basal. Jaringan yang terdiri dari sisa-sisa kelenjar dan stroma kemudian akan
bertumbuh cepat. Sel-sel epitel dari kelenjar akan berproliferasi dan menutup permukaan stroma
dengan suatu lapisan epitel toraks sederhana. Pada awal fase proliferasi, kelenjar-kelenjar
umurrmya masih lurus, pendek dan sempit. Epitel kelenjar memperlihatkan peningkatan aktivitas
mitotik. Epitel dan komponen-komponen stroma terus bertumbuh cepat sepanjang fase
proliferasi. Dan pada akhir fase proliferasi ini, permukaan endometrium menjadi agak
bergelombang. Kelenjar-kelenjar menjadi berkelok-kelok dan dilapisi oleh sel-sel toraks yang
tinggi dengan inti basal. Pseudostratifikasi nuklei terlihat jelas. Stroma pada saat ini menjadi
agak padat dengan banyak unsur-unsur mitotik.(1)
Fase Sekresi
Selama fase sekresi terjadi perubahan-perubahan histologik yang berlangsung sangat
cepat. Pada paruh pertama fase ini, tampilan epitel kelenjar paling berguna dalam menentukan
"hari" endometrium, sementara menentukan "hari" secara akurat pada paruh kedua sangat
bergantung pada sifat-sifat stroma. Pada hari ke-16 dari siklus (hari kedua pasca ovulasi),
vakuola-vakuola kaya glikogen subnuklear menjadi nyata pada epitel kelenjar. Vakuola-vakuola
akan mendesak nuklei sel-sel epitel ke posisi sentral di dalam sel. Menjelang hari ke-19 (hari
kelima pasca ovulasi) hanya ada sedikit vakuola yang tertinggal dalam sel. Bahan-bahan sekresi
asidofilik intraluminal kelenjar paling jelas terlihat pada hari ke-21. Edema stroma yang
bervariasi pada fase proliferasi, juga menjadi nyata pada saat ini dan mencapai puncaknya pada
hari ke-22. Menjelang hari ke-24, perubahan pseudodesidua atau pradesidua mulai terlihat pada
stroma. Perubahan-perubahan ini mulanya paling jelas terlihat di sekitar arteria Spiralis dan
akhirnya menyebar ke daerah-daerah stroma yang luas. Infiltrasi limfosit pada stroma meningkat
7/31/2019 Referat Siklus Haid Dan Kontrasepsi Hormonal
11/30
nyata bersamaan dengan terjadinya perubahan-perubahan pseudodesidua, dan menjelang hari ke-
26 sudah terlihat pula invasi PMN.
Jika implantasi blastokis berhasil, maka kadar hCG serum dan progesteron (seknder dari
hCG) akan mulai meningkat 7-10 hari sesudah ovulasi (yaitu hari ke-21-24dari siklus
menstruasi). Peningkatan kadar progesteron menimbulkan perubahan pada endometrium yang
dikenal sebagai desidualisasi. Desidua kehamilan terutama terdiri dari sel-sel stroma eosinofilik
yang sembab, yang memiliki tampilan mirip jalan setapak. Pada tahap awal kehamilan, sel-sel
epitel kelenjar menjadi teregang dengan sitoplasma jenih dan dapat disertai nucleus yang
membesar dan hiperkromatik, suatu gambaran yang dikenal sebagai fenomena Arias'Stella.
Kelenjar-kelenjar selanjutnya akan mengalami atrofi bertahap dengan berlanjutnya kehamilan.(1)
Fase Menstruasi
Bila tidak terjadi kehamilan, maka akan diamati perubahan-perubahan endometrium
sekunder dari penurunan produksi hormon oleh korpus luteum pada hari ke-24. Lapisan
fungsional dari stroma akan mulai menciut, dan kelenjar-kelenjar endometrium menjadi lebih
berkelok-kelok dan tampak bergerigi. Konstriksi intermiten dari arteria spiralis menyebabkan
stasis kapiler-kapiler lapisan fungsional, iskemia jaringan, dan ekstravasasi darah ke dalam
stroma dan pembentukan hematom-hematom kecil. Akhirnya terjadi deskuamasi danpengelupasan seluruh lapisan endometrium fungsional.
(1)
Di masa lalu biopsi endoraetrium telah banyak dipakai untuk menilai sekresi progesteron
pada wanita dengan gangguan fungsi menstruasi dan infertilitas. Namun kini dengan semakin
mudah dan dapat diandalkannya peneraan radioimun dalam mengukur kadar progesteron serum,
maka kebutuhan akan biopsy endometrium menjadi terbatas; teknik ini kini terutama digunakan
untuk menilai respon endometrium terhadap rangsang hormonal. Biopsi endometrium akan
sangat informatif jika dilakukan beberapa hari sebelum menstruasi. Kendatipun biopsi yang
dilakukan pada akhir fase luteal berpotensi mengganggu kehamilan bila telah terjadi konsepsi,
namun risiko ini adalah minimal.(1)
Lendir Serviks
7/31/2019 Referat Siklus Haid Dan Kontrasepsi Hormonal
12/30
Lendir serviks adalah suatu sekresi kompleks yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar
endoserviks. Lendir ini terdiri dari 92-98% air dan sekitar 1% garam anorganik di mana NaCl
merupakan unsur utama. Lendir juga mengandung gula sederhana, polisakarida, protein, dan
glikoprotein. pH biasanya basa dan berkisar antara 6,5 hingga 9,0. Klinisi dapat segera menilai
beberapa sifat fisik dari lender. Karena sifai-sifat ini dipengaruhi oleh kadar estrogen dan
progesteron serum, maka seringkali mungkin untuk memperkirakan status hormonal pasien
hanya dengan melakukan pemeriksaan lendir serviks. Estrogen merangsang produksi lendir yang
jernih dan encer seperti air dalam jumlah banyak (hingga 700 mg/hari) yang dapat dengan mudah
ditembus sperma. Akan tetapi progesteron, walaupun pada kadar estrogen plasma yang tinggi
sekalipun, akan mengirangi sekresi lendir. Lendir menjadi sedikit, kental, dan selular selama fase
luteal siklus menstruasi dan pada kehamilan. Sekitar 20-60 rng lendir diproduksi setiap harinya
yaitu pada sebagian besar hari dalam siklus menstruasi. (1)
Spinnbarkeit adalah sifat yang memungkinkan lendir serviks diregangkan atau diulur
membentuk tali. Spinnbarkeit dapat diperkirakan dengan mengulur suatu sampel lendir serviks di
antara dua gelas objek dan mengukur panjang maksimum dari tali yang terbentuk sebelum
terputus. Pada pertengahan siklus, panjang spinnbarkeit biasanya melampaui 10 cm. Pola pakis
atau arborisasi mengacu pada suatu pola mikroskopis yang khas yang dibentuk lendir serviks bila
dikeringkan di atas gelas objek. Pola pakis ini terbentuk akibat kristalisasi garam-garam organik
di sekitar materi-materi organik kecil dalam jumlah optimal dalam lendir serviks. Dengan
meningkatnya kadar estradiol serum, komposisi lendir serviks berubah pula, sehingga lendir
kering mulai memperlihatkan pola pakis pada pakis kedua dari fase folikular. Pola akis ini akan
sangat menonjol pada interval praovulasi di mana kadar estradiol adalah maksimal dan sebelum
terjadi sekresi progesteron yang ber makna, dan lendir menjadi encer seperti air, serta hanya
mengandung sedikit sel. Dengan meningkatnya kadar progesteron setelah ovulasi, maka kualitas
lendir juga berubah serta pola pakis menjadi hilang. Hilangnya pola pakis ini dapat
mencerninkan suatu stimulasi kelenjar-kelenjar endoserviks yang tidak memadai oleh estrogen,
ataupun hambatan sekresi akibat peningkatan sekresi progesteron. Pola pakis yang menetap
sepanjang siklus menstruasi mengisyaratkan siklus anovulatorik ataupun sekresi progesteron
yang tidak memadai. (1)
Epitel Vagina
7/31/2019 Referat Siklus Haid Dan Kontrasepsi Hormonal
13/30
Mukosa vagina merupakan lapisan epitel berlapis gepeng yang tidak memiliki kelenjar-
kelenjar. Sel-sel pada lapisan luar menjadi pipih selama tahun-tahun reproduktif dan dapat
mengandung granula-granula keratohialin, namun pertandukan sejati tidak terjadi. Sel-sel epitel
vaginal seperti halnya jaringan lain dan saluran reproduksi wanita, berespons terhadap perubahan
kadar steroid-steroid seks ovarium. Estrogen merangsang proliferasi dan pematangan sel-sel
epitel, menyebabkan mukosa vagina menebal dan kandungan glikogen epitel menjadi meningkat.
Glikogen ini kemudian difermentasikan menjadi asam laktat oleh flora bakteria normal vagina,
dan bertanggungjawab atas pH cairan vagina yang agak asam. Perubahan-perubahan histologik
dan sitologik epitel vagina wanita selama siklus menstruasi normal nyaris tidak nyata jika
dibandingkan dengan perubahan-perubahan pada siklus estrus binatang pengerat.(1)
Ahli sitologi menggambarkan tiga tipe sel-sel epitel vagina yang lepas, superfisial,intermedia, dan basal, parabasal-yang sama sekali tidak mengacu pada lokasi sei-sel tersebut di
lapisan epitel, tetapi pada derajat kematangan ataupun diferensiasi sel. Sel-sel yang terlepas yang
didapat melalui pengerokan ringan pada bagian tengah dinding lateral vagina ini paling berguna
dalam penilaian sitohormonal.(1)
Sek-sel superfisial adalah sel-sel epitel matang, yang dipilih, biasanya poligonal dengan
inti hiperkromatik, piknotik. Sel-sel ini berkembang sebagai respon terhadap rangsang kadar
estrogen yang tinggi dan tidak diimbangi. (1)
Sel-sel intermedia merupakan sel gepeng yang relatif matang dengan sitoplasma
eosinofilik atau sianofilik dan suatu inti vesikular non-piknotik. Tampilan nukelus ini merupakan
faktor yang penting alam membedakan sel-sel
intermedia dari sel-sel superficial. Sel-sel
intermedia akan dominan pada status
endokrinologis di mana kadar progesteron tinggi,
misalnya pada kehamilan atau pertengahan fase
luteal dari siklus menstruasi. (1)
Gambar 2.3 Bentuk pola ketika lendir serviks
dipulas pada kaca objek, dibiarkan kering, dan
7/31/2019 Referat Siklus Haid Dan Kontrasepsi Hormonal
14/30
diperiksa dibawah mikroskop. Progesteron membuat lendir lebih tebal dan lebih banyak sel. Pada
pasien yang gagal ber-ovulasi (bawah), tidak terdapat progesteron untuk menghambat bentuk
pakis yang diindukasi estrogen.(11)
Sel-sel basal-parabasal adalah sel-sel imatur bulat atau oval, kecil dan tebal dengan inti
vesicular yang besar dan sitoplasma sianofilik. Sel-sel parabasal biasanya menunjukkan
defisiensi estrogen dan merupakan tipe sel yang dominan pada masa-masa pra-pubertas dan post-
menopause.(1)
Beberapa petunjuk yang menjelaskan rasio atau persentase dari sel-sel superfisial,
intermedia, dan basal-parabasal adalah: (I) indeks kariopiknotik (KPI), rasio sel-sel superfisial
terhadap sel intermedia: (2) indeks eosinofilik (El), rasio antara sel-sel eosinofilik terhadap sel-
sel sianofilik matang; dan (3) indeks maturasi (MI), persentase sel-sel parabasal, intermedia, dan
superfisial dalam urutan seperti int. Karena hanya MI yang sebagai suatu faktor dapat mencakup
ketiga tipe sel, maka indeks ini memberikan informasi lebih dibanding kedua indeks lain.(1)
Secara umum, hanya ada dua pola sel-sel epitel vagina yang bersifat diagnostik dan
secara klinis berguna. Jika epitel vagina telah dirangsang dengan estrogen, MI dapat berkisar
antara (0/40/60) pada tengah siklus di mana kadar estrogen paling tinggi, hingga (0/70/30) pada
akhir fase luteal, di mana efek progesteron paling menonjol. Temuan sel-sel parabasal dengansedikit sel intermedia namun tanpa sel superfisial menunjukkan bahwa epitel vagina hanya
mendapat sedikit atau tidak mendapat stimulasi estrogen. MI pada keadaan ini mungkin
(100/0/0) atau (80/20/0). Apus vagina dapat digunakan untuk penilaian kualitatif produksi
estrogen pada wanita dengan amenore.(1)
2.2 Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi hormonal dapat dibagi menjadi metode kontrasepsi kombinasi dan metode
berisi hanya progesteron.(2)
2.2.1 Kontrasepsi Hormon Kombinasi
7/31/2019 Referat Siklus Haid Dan Kontrasepsi Hormonal
15/30
Kontrasepsi hormon kombinasi dapat diberikan secara oral (pil KB kombinasi),
transdermal (kontrasepsi patch), suntik sistemik (gabungan injeksi) dan melalui rute vagina
(kombinasi cincin contraceptivevaginal). Bentuk lain berisi progestin saja atau kombinasi
estrogen dan progestin. Kontrasepsi hormonal pria telah dievaluasi dalam uji coba manusia dan
dapat menjadi pilihan di masa depan.(2),(3)
2.2.1.1 Pil
Kontrasepsi oral kombinasi adalah metode kontrasepsi hormonal yang paling sering
digunakan. Seiring waktu, penggunaan dosis pil oral kombinasi estrogen dan progestin telah
sangat berkurang untuk meminimalkan efek samping hormon tersebut, seperti adanya resiko
kardiovaskuler bila diberikan pada dosis yang tinggi. Saat ini, dosis terendah merupakan dosis
yang dapat mencegah kehamilan dan pendarahan flek. Meskipun isi estrogen harian bervariasi
antara 20-50 g dari estradiol ethinyl, sebagian besar mengandung 35 g atau kurang.
Komponen progestin dari pil oral kombinasi bervariasi dan mungkin termasuk ke dalam generasi
pertama progestin (estranes) seperti norethindrone, asetat norethindrone, diacetate ethynodiol,
dan norethynodrel, progestin generasi kedua, (gonanes), termasuk levonorgestrel dan norgestrel;
atau generasi ketiga progestin seperti desogestrel, norgestimate, dan gestodene.(2),(3),(9)
Mekanisme Pil Oral Kombinasi
Pil oral kombinasi memiliki beberapa aksi, tetapi pengaruh yang paling penting adalah
untuk mencegah ovulasi dengan menekan hypothalamic gonadotropin-releasing factors. Hal ini
mencegah sekresi pituitari dari follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone
(LH). Progestin mencegah ovulasi dengan menekan LH dan juga membuat lendir cervix
menebal, sehingga memperlambat perjalanan sperma. Selain itu, obat ini juga membuat
endometrium kurang baik untuk implantasi. Estrogen mencegah ovulasi dengan menekan
pelepasan FSH. Hal ini juga menstabilkan endometrium, yang mencegah pendarahan
intermenstrual-juga dikenal sebagai pendarahan terobosan (breakthrough/flek).(3),(9)
Efeknya sangat efektif menekan ovulasi, inhibisi migrasi sperma melalui lendir serviks,
dan menciptakan endometrium yang kurang baik untuk implantasi. Dengan demikian, obat ini
hampir mutlak memberikan perlindungan terhadap konsepsi. (3)
7/31/2019 Referat Siklus Haid Dan Kontrasepsi Hormonal
16/30
Cara pemakaian pil kombinasi
Ada pil kombinasi yang dalam satu bungkus berisi 21 (atau 22) pil dan ada yang berisi 28
pil. Pil yang berjumlah 21-22 diminum mulai hari ke-5 haid tiap hari satu pil terus menerus, dan
kemudian berhenti jika isi bungkus habis; sebaiknya pil diminum pada waktu tertentu atau sama
setiap harinya, misalnya malam sebelum tidur. Beberapa hari setelah minum pil dihentikan,
biasanya terjadi withdrawal bleeding dan pil dalam bungkus kedua dimulai hari ke-5 dari
permulaan perdarahan. Apabila tidak terjadi withdrawal bleeding, maka pil dalam bungkus
kedua mulai diminum 7 hari setelah pil dalam bungkus pertama habis. Pil dalam bungkus 28 pil
diminum tiap malam terus-menerus. Pada hari pertama haid pil yang inaktif mulai diminum, dan
dipilih pil menurut hari yang ditentukan dalam bungkus. Keuntungan minum pil berjumlah 28
biji ialah bahwa karena pil ini diminum tiap hari terus-menerus, tidak mudah dilupakan. Jika lupameminumnya, pil tersebut hendaknya diminum keesokan paginya, sedang pil untuk hari tersebut
diminum pada waktu yang biasa. Jika lupa minum pil dua hari berturut-turut, dapat diminum 2
pil keesokan harinya dan 2 pil lusanya. Selanjutnya, dalam hal demikian, dipergunakan cara
kontrasepsi yang lain selama sisa hari dari siklus yang bersangkutan. Demikian pula hendaknya
jika mulai minum pil, digunakan cara kontrasepsi lain selama sedikit-sedikitnya 2 minggu.
Petunjuk umum untuk hal ini ialah: anggaplah bungkus pertama belum aman. (3),(4)
2.2.1.2 Transdermal
Ortho Evra patch (Ortho-McNeil Pharmaceutical, Raritan, NJ) memiliki lapisan dalam
yang mengandung perekat dan matriks hormon, dan lapisan luar yang kedap air. Akibatnya,
perempuan bisa mengenakan patch pada saat di bak mandi, kolam renang, dan sauna tanpa
menurunkan kemanjurannya. Patch dapat ditempelkan pada pantat, lengan atas bagian luar, perut
bagian bawah, atau tubuh bagian atas, tetapi hindari penggunaan pada payudara (Seperti tampak
pada gambar 2.4 ). Karena hormon digabungkan dengan perekat, kerekatan kulit yang berkurang
akan menurunkan penyerapan dan kemanjuran hormon. Oleh karena itu, jika daya lekat patch
sudah jelek yaitu seperti diperlukannya penguatan dengan menggunakan selotip, maka patch
harus diganti.(3)
7/31/2019 Referat Siklus Haid Dan Kontrasepsi Hormonal
17/30
Gambar 2.4 Patch kontrasepsi transdermal OrthoEvra
Penggunaan patch awal adalah sama caranya seperti pada pil oral kombinasi, dan patch
yang berisi hormo ditempelkan selama 3 minggu, dengan mengganti patch 1 minggu 1 kali,
diikuti oleh 1 minggu patch tanpa isi untuk memungkinkan terjadinya withdrawal penarikan.
Meskipun patch sangat ideal dipakai tidak lebih dari 7 hari, kadar hormon tetap berada dalam
rentang yang efektif sampai 9 hari, dan ini memberikan masa selang kosong selama 2 hari, ada
juga yang mengatakan untuk 10 hari, untuk keterlambatan perubahan patch (Abrams dan rekan
kerja, 2001).(2),(3)
Dalam penelitian nonrandomisasi besar terdapat empat dari enam kehamilan yang terjadi
pada perempuan dengan berat badan lebih dari 90 kg, ini menunjukkan menurunnya angka
keberhasilan pada perempuan yang memiliki berat badan besar. Setelah penggunaan selama
beberapa siklus haid pertama, pola perdarahan dan efek samping yang terjadi ialah hampir sama
dengan akseptor yang menggunakan pil oral kombinasi.(2)
Secara khusus, studi oleh Jick dan rekan kerja (2006a, b, 2007) tidak menunjukkan
peningkatan angka kejadian kasus tromboemboli, stroke iskemik, atau infark miokard. Namun
sebaliknya, Cole dan rekan (2007) melaporkan peningkatan kejadian kasus tromboemboli, stroke
iskemik, atau infark miokard dua kali lipat lebih tinggi.(3)
2.2.1.3 Transvaginal
7/31/2019 Referat Siklus Haid Dan Kontrasepsi Hormonal
18/30
NuvaRing (Organon USA, Roseland, NJ) adalah sebuah kontrasepsi hormonal
intravaginal berbentuk cincin yang fleksibel. Terdiri dari ethinyl vinil asetat, cincin berukuran 54
mm dan tebal 4 mm (Gambar 2.5). utamanya berisi ethinyl estradiol dan progestin, etonogestrel.
Zat ini dilepaskan dengan jumlah sekitar 15 g dan 120 g per hari, masing-masing dan diserap
pada epitel vagina. Meskipun hasil pelepasan ini dalam kadar hormon sistemik lebih rendah
daripada dosis rendah pil kontrasepsi oral dan formulasi kontrasepsi patch, namun inhibisi
ovulasi tetap terjadi secara lengkap (van den Heuvel dan rekan, 2005).(3),(10)
Cincin ini dipakai selama 3 minggu per bulan, meskipun reservoir cincin cukup
mengandung kontrasepsi steroid untuk sekitar 14 hari lebih. Meskipun cincin tersebut dirancang
untuk harus disimpan intravaginal bahkan selama berhubungan., namun cincin tersebut dapat
mempertahankan kemanjurannya bahkan jika cincin tersebut dilepaskan sampai waktu 3 jam.Pengguna diminta untuk memasukkan cincin tinggi-tinggi ke vagina; pemasangan ini tidak
memerlukan tenaga kesehatan. Tingkat kehamilan keseluruhan lebih dari 1 tahun penggunaan
ialah 0,65 kehamilan per 100 wanita per tahun. (10)
Gambar 2.5 NuvaRing: kontrasepsi cincin vagina estrogen-progestin-releasing
Cincin ini mempunyai kelebihan dapat dengan mudah dimasukkan, diperiksa, dilepaskan,
dan diganti oleh pengguna. Keuntungan lain dari cincin ini adalah sebagai berikut:(9)
Penggunaannya dapat dilepaskan saat koitus
Ini memberikan jumlah pelepasan obat yang konstan, sehingga tingkat plasma lebih stabil dari
dosis minimum yang diperlukan untuk kontrasepsi
7/31/2019 Referat Siklus Haid Dan Kontrasepsi Hormonal
19/30
Efek samping metabolik dikurangi dengan menghindari first-pass effect di hati
Pada kasus kehamilan yang disengaja atau jika proteksi tidak lagi diperlukan, kadar dalam
plasma dengan cepat jatuh ke nol.(9)
2.2.1.4 Suntik
Kontrasepsi suntik diberikan sekali per bulan mengandung Medroxyprogesterone asetat
25 mg dan 5 mg estradiol cypionate. Suntikan diberikan secara intramuskular setiap 28 hari. Pola
pendarahan dan kemanjuran sebanding dengan penggunaan pil oral kombinasi. Pendarahan
episodik dapat diantisipasi 18-22 hari setelah penyuntikan dan yang disebabkan oleh penurunan
konsentrasi estrogen sebanyak 50 pg / ml atau kurang. Sekitar 70% perempuan mengalami
pendarahan satu episode per bulan, dengan hanya 4% yang mengalami amenorea lebih dari tiga
siklus pengobatan.(2)
2.2.1.5 Efek Samping
Efek Samping Minor
Gabungan kontrasepsi hormonal mempengaruhi hampir setiap sistem dalam tubuh.
Kontrasepsi steroid dimetabolisme oleh hati dan mempengaruhi metabolisme karbohidrat, lipid,
plasma protein, asam amino, vitamin dan faktor pembekuan.(2)
Banyak efek samping yang dilaporkan, khususnya sakit kepala, penambahan berat badan
dan kehilangan libido, adalah umum di kalangan wanita tidak menggunakan kontrasepsi
hormonal. Mereka mungkin berkaitan langsung dengan kontrasepsi steroid termasuk retensi
cairan, mual dan muntah, chloasma, mastalgia dan pembesaran payudara. Semua kecuali
chloasma (yang semakin buruk dengan bertambahnya waktu) meningkat dalam waktu 3 sampai 6
bulan. Dosis estrogen yang berbeda atau jenis progestogen atau cara pemberian yang berbeda
dapat membantu jika waktu saja tidak dapat memecahkan masalah. Untuk wanita penggunan pil
dengan keluhan mual yang persisten, menjadi indikasi pemberian patch. Efek samping (nyata
atau dirasakan) sering mengakibatkan penghentian penggunaan; 73% wanita Inggris pada semua
umur mengeluhkan terjadinya penambahan berat badan sebagai suatu kelemahan dari
penggunaan pil.(2)
7/31/2019 Referat Siklus Haid Dan Kontrasepsi Hormonal
20/30
Efek Samping Serius
Penyakit Kardiovaskuler
Telah lama diketahui bahwa risiko terjadinya emboli deep-venousthrombosisandpulmonary meningkat pada wanita yang menggunakan pil oral kombinasi (Stdel,
1981). Ini berhubungan dengan dosis estrogen, dan jumlahnya secara substansial telah
diturunkan dengan formulasi yang mengandung dosis rendah estradiol ethinyl yaitu 20-35 g
(Westhoff, 1998). Bahkan dengan risiko yang meningkat, kejadian dengan menggunakan pil oral
kombinasi hanya 3-4 per 10.000 perempuan per tahun (Mishell, 2000). Selain itu, risikonya lebih
rendah dari taksiran kehamilan 5-6 per 10.000 wanita per tahun. Risiko terjadinya tromboemboli
berkurang dengan cepat ketika pil oral kombinasi dihentikan.(3)
Mereka yang paling berisiko untuk terjadinya trombosis vena dan emboli ialah wanita
dengan defisiensi protein C atau S (Comp, 1996). Faktor klinis lain yang meningkatkan risiko
trombosis vena dan emboli dengan menggunakan pil oral kombinasi adalah hipertensi, obesitas,
diabetes, merokok, dan gaya hidup kurang gerak (Pomp dan rekan kerja, 2007, 2008).
Penggunaan kontrasepsi selama sebulan sebelum dilakukannya operasi besar meningkatkan dua
kali lipat risiko tromboemboli pasca operasi (Robinson dan rekan kerja, 1991). The American
College of Obstetricians and Gynecologists (2007c) merekomendasikan menyeimbangkan risikotromboemboli dengan wanita dengan kehamilan yang tidak diinginkan selama 4 sampai 6
minggu diperlukan untuk membalikkan efek trombogenik dari pil oral kombinasi sebelum
operasi.(3)
Menurut World Health Organization Collaborative Study (1998), peningkatan stroke
iskemik dan hemoragik pada wanita perokok yang lebih muda dari 35 tahun adalah sekitar 10
dan 25 peristiwa per 1 juta wanita per tahun, masing-masing. Beberapa studi telah
menyimpulkan bahwa penggunaan pil oral kombinasi pada wanita yang sehat sehat, wanita tidak
merokok tidak berhubungan dengan peningkatan risiko stroke (World Health Organization
Collaborative Study, 1996). Sebaliknya, wanita yang memiliki hipertensi, merokok, atau sakit
kepala migrain dengan aura visual dan menggunakan kontrasepsi oral memiliki peningkatan
risiko stroke (MacClellan dan rekan, 2007). Karena risiko stroke adalah mutlak rendah, tetapi
7/31/2019 Referat Siklus Haid Dan Kontrasepsi Hormonal
21/30
American College of Obstetricians and Gynecologists (2006b) telah menyimpulkan bahwa pil
oral kombinasi dapat dipertimbangkan untuk wanita dengan migren yang tidak memiliki tanda-
tanda neurologis fokal jika mereka dinyatakan sehat, wanita muda bukan perokok dengan
tekanan darah normal kurang dari 35 tahun. Pada meta-analisis baru-baru ini dari 17 penelitian
observasional migrain dengan kualitas yang baik dihubungkan dengan resiko yang relatif dari
stroke ialah 2,16 (CI 95%: 1,89-2,48) dan pengguna kontrasepsi oral mengalami peningkatan
delapan kali lipat dalam risiko stroke bila dibandingkan dengan bukan pengguna. Banyak orang
salah mengartikan sakit kepala mereka sebagai migrain dan oleh karena itu adalah penting untuk
mencari tahu riwayat pasien sebelum menolak untuk menuliskan resep pil oral kombinasi bagi
wanita dengan riwayat "migrain".(2),(3)
Penggunaan pil oral kombinasi meningkatkan resiko dari stroke iskemik yang berlipatganda, namun terjadinya risiko stroke perdarahan tetap tidak berubah. Merokok dan hipertensi
meningkatkan risiko stroke tiga sampai sepuluh kali. Namun, stroke juga jarang terjadi pada
wanita usia reproduksi.(2)
Neoplasia Ganas
Pil oral kombinasi dapat mengurangi risiko beberapa kanker dan dapat juga
meningkatkan risiko beberapa kanker lainnya pula. Sebagian besar data yang didapatberhubungan dengan penggunaan pil oral kombinasi dengan dosis tinggi estrogen dan progestin
yang tinggi, namun penelitian menunjukkan bahwa sediaan dosis yang lebih rendah juga
cenderung memiliki efek yang sama pada risiko kanker.(9)
Kanker Payudara
Analisis dari 54 studi menemukan terjadinya peningkatan risiko kanker payudara yang
kecil (resiko relatif = 1,24). Risiko kelebihan tersebut terjadi pada wanita dengan penyakit lokal,
dan terdapat penurunan nilai pada penyakit metastatik.(9)
Pengamatan bahwa durasi penggunaan pil oral kombinasi tidak meningkatkan risiko
kanker payudara menyangkal berpendapat sebelumnya. Risiko kanker payudara menghilang
setelah 10 tahun penghentian penggunaan pil. Dengan demikian, wanita yang menggunakan pil
7/31/2019 Referat Siklus Haid Dan Kontrasepsi Hormonal
22/30
dari usia 15 sampai usia 35 tahun memiliki risiko kanker payudara yang sama pada usia 50
sebagai wanita sebanding dengan wanita yang tidak pernah menggunakan pil oral kombinasi.
Karena insiden kanker payudara masih rendah pada usia saat menggunakan pil oral kombinasi
adalah hal yang umum, sehingga efek yang kecil akan mempengaruhi jumlah wanita yang relatif
kecil. Misalnya, di antara wanita yang berhenti menggunakan pil oral kombinasi pada usia 25
tahun, risiko kumulatif dari usia 25 sampai 34 tahun diperkirakan didiagnosis kanker yaitu 1 per
10.000 wanita. Pada wanita yang menghentikan penggunaan pil oral kombinasi pada usia 40,
ketika tingkat insidensi lebih tinggi, diperkirakan akan terjadi 19 kasus kanker yang didiagnosis
pada usia 40 sampai 49 tahun.(9)
Kanker Serviks
Data risiko kanker serviks pada pengguna pil juga sulit diinterpretasikan karena metode
penghalang memberikan perlindungan dan setiap hubungan yang diidentifikasi dalam studi
epidemiologi berhubungan juga dengan hasil penyesuaian perilaku seksual yang buruk. 10 studi
kasus meta-analisis baru-baru ini, wanita infeksi yang persisten dari infeksi virus papiloma
manusia (HPV) yang menggunakan kontrasepsi hormonal (terutama kombinasi) lebih dari 5
tahun memiliki risiko relatif kanker serviks yang meningkat dari 2.8. Penggunaan kontrasepsi
hormonal selama lebih dari 10 tahun meningkatkan risiko relatif sampai 4.0. Jadi, meskipun
adanya kekhawatiran bahwa perilaku seksual yang buruk di kalangan wanita yang menggunakan
metode kontrasepsi berbeda mungkin menjadi pengganggu, bukti yang terjadi dijumlahkan dan
didapatkan adanya asosiasi yang berarti antara penggunaan pil oral kontrasepsi dengan kanker
serviks.(2)
Bukti saat ini menunjukkan peningkatan risiko adenokarsinoma antara pengguna jangka
panjang tetapi ini adalah tumor yang langka.(2)
Kanker Ovarium, Endometrium Dan Colon
Terdapat bukti yang substansial menggunakan pil oral kombinasi dapat melindungi
terhadap kanker ovarium dan kanker endometrium. Terdapat juga pengurangan 50% risiko
kanker ovarium epitelial setelah 5 tahun penggunaan pil oral kombinasi. Efek perlindungan
berlangsung selama setidaknya 10 tahun setelah penggunaan pil dihentikan. Efeknya mungkin
7/31/2019 Referat Siklus Haid Dan Kontrasepsi Hormonal
23/30
berhubungan dengan pengurangan jumlah ovulasi, dan oleh karena itu terdapat kasus ruptur
kapsul ovarium. Penggunaan pil oral kombinasi juga mengurangi risiko kanker endometrium.
Efeknya sangat berhubungan dengan lamanya penggunaan (pengurangan resiko 20% setelah 1
tahun, 50% setelah 4 tahun) dan tetap berlanjut selama 15 tahun setelah berhenti minum pil KB.
Terdapat juga beberapa bukti yang menyatakan bahwa pil oral kombinasi mungkin juga memberi
perlindungan terhadap kanker colon.(2)
Infeksi
Ada data yang bertentangan mengenai peran pil oral kombinasi dengan kandidiasis
vulvovaginal yang episodik, walaupun laporannya menyatakan jumlahnya lebih rendah dari
vaginosis bakteri (Geiger dan Foxman, 1996; Riggs dan rekan, 2007). Sebagian besar tetapi tidak
semua studi menunjukkan peningkatan laju infeksi Chlamydia trachomatis pada pengguna pil
oral kombinasi, tetapi tidak dengan Neisseria gonorrhoeae (Baeten dan rekan kerja, 2001; Stuart
dan rekan, 2003). Ness dan rekan kerja (2001) menemukan bahwa pil oral kombinasi tidak
menurunkan kejadian penyakit radang panggul (PID) tetapi memodifikasi keparahan klinis.
Beberapa tetapi tidak semua studi menunjukkan bahwa pil oral kombinasi meningkatkan
kerentanan terhadap infeksi virus human immunodeficiency (HIV) dan perjalanan penyakitnya
(Baeten dan asosiasi, 2007a, b; Morrison dan rekan kerja, 2007).(3)
2.2.2 Hormon Progesteron Tunggal
Kontrasepsi progestogen tunggal menghindari efek samping dari estrogen. Ini tersedia
dalam berbagai macam cara pemberian termasuk oral, injeksi, implan dan sistem intrauterine
(IUD). Implan dan IUD dapat digunakan selama 3 dan 5 tahun, masing-masing. Kontrasepsi
progestogen tunggal lebih jarang digunakan daripada kontrasepsi hormonal kombinasi dan
terdapat data yang lebih sedikit, terutama pada risiko yang terjadi dihubungkan dengan
penggunaan jangka panjang.(2)
2.2.2.1 Mini Pil
Beberapa studi telah menunjukkan bahwa jumlah harian yang kecil dari pil berisi
progestin saja, biasanya norethindrone atau levonorgestrel, memberikan perlindungan yang
7/31/2019 Referat Siklus Haid Dan Kontrasepsi Hormonal
24/30
cukup baik terhadap kehamilan tanpa menekan ovulasi. Metode ini memiliki beberapa
keunggulan: efek samping yang timbul dari komponen estrogen oral kontrasepsi konvensional
dieliminasi karena tidak diberikan estrogen, dan tidak ada urutan khusus mengambil pil, karena
minipil diambil setiap hari. Meskipun mekanisme kerja pil progestin saja belum diketahui secara
pasti, namun telah disimpulkan bahwa kontrasepsi ini dapat membuat lendir serviks menjadi
kurang permeabel terhadap sperma dan bahwa aktivitas endometrium keluar dari fase normalnya
sehingga nidasi dapat digagalkan bahkan jika pembuahan sudah terjadi. Dalam uji klinis,
kontrasepsi oral hanya berisi progestin menghasilkan angka kehamilan sekitar 2-7 kehamilan per
100 wanita pertahun. Tidak seperti kontrasepsi oral kombinasi, yang memungkinkan suatu
keleluasaan pasien bila lupa dansebagainya meminum obat, obat minipill progestin harus
diminum setiap hari. Bahkan penundaan 2-3 jam mengurangi efektivitas kontrasepsi untuk 48
jam ke depan. Mini pil mempunyai efek samping, terutama perdarahan tidak teratur. Kontrasepsi
hanya progestin sangat ideal bagi perempuan bagi wanita dengan kontraindikasi menggunakan
estrogen. Kandidat ideal termasuk wanita tua yang merokok; wanita dengan sickle cell anemia,
keterbelakangan mental, migrain, hipertensi, atau sistemik lupus erythematosus (SLE); atau
wanita yang sedang menyusui.(10)
2.2.2.2 Implant
Pada tahun 2006, FDA menyetujui penggunaan implan progestin batang tunggal dengan
panjang 4 cm dan melepaskan etonogestrel pada tingkat dari 68 mcg per hari. Metode ini
menyediakan 3 tahun keefektifan kontrasepsi. Implan enam-batang atau Sistem Norplant
(Wyeth-Ayerst) berisi levonorgestrel dalam enam batang silastic yang tertanam subkutan.
Meskipun efektifitas, keamanan, dan kepuasan pasien dengan kontrasepsi ini, penggunaannya
berkurang secara dramatis di Amerika Serikat, sehingga dihapus dari pasar di tahun 2002. Pada
sistem yang baru, batang tunggal dimasukkan ke dalam subkutan pada lengan atas bagian dalam
wanita menggunakan anestesi lokal. Insisi yang sangat minimal dengan penyisipan dan batang
tunggal yang dirancang untuk memfasilitasi penempatan dan pemindahan. Implan progestin
mencegah kehamilan dengan menekan ovulasi. Meskipun terjadi penghambatan ovulasi, ada
supresi yang tidak lengkap dari fungsi ovarium dan wanita tersebut tidak menjadi
hipoestrogenik. mekanisme tambahan seperti penebalan lendir serviks dengan penghambatan
penetrasi sperma dan atrofi endometrium. Metode ini sangat efektif, jangka panjang, dan tidak
7/31/2019 Referat Siklus Haid Dan Kontrasepsi Hormonal
25/30
tergantung pada penggunanya. Tidak ada kehamilan terjadi pada 70.000 siklus pertama yang
diteliti.(3),(9)
Gambar 2.6 Insert Implanon.(3)
Kebanyakan wanita dapat dengan aman menggunakan implan etonogestrel. Namun,
perempuan dengan kanker payudara saat ini tidak boleh menggunakannya. Kondisi lain
perempuan pada umumnya yang tidak boleh menggunakan implan etonogestrel sama dengan
pengguna implan levonorgestrel. Sebagian besar pengguna implan mengalami perubahan dalam
pola perdarahan vagina, termasuk pendarahan yang berkepanjangan atau tidak teratur. Seperti
terjadinya perubahan pola pendarahan merupakan alasan yang paling umum untuk menghentikan
implan, perempuan harus diberi konseling tentang perubahan pendarahan ini sebelum memulai
menggunakan implan. Efek samping lain yang dilaporkan termasuk berat badan, sakit kepala,
jerawat, dan perubahan suasana hati. (9)
2.2.2.3 Intrauterine Device (IUD)
IUD yang mengandung dua bahan kimia aktif saat ini telah disetujui untuk digunakan di
Amerika Serikat seperti perangkat progestin-releasing (Mirena, Bayer HealthCare
Pharmaceuticals, Wayne, NJ). Alat ini melepaskan levonorgestrel ke dalam rahim dengan jumlah
yang relatif konstan 20 g / hari, yang dapat mengurangi efek sistemik. Alat ini memiliki
7/31/2019 Referat Siklus Haid Dan Kontrasepsi Hormonal
26/30
kerangka radiopaque berbentuk T, dengan batang dibungkus reservoir silinder, terdiri dari
campuran polydimethylsiloxane-levonorgestrel. Ada dua trailing string cokelat menempel
batang.(3)
Mekanisme kerja IUD belum dapat didefinisikan dengan tepat dan masih menjadi subyek
perdebatan sampai saat ini. Pernah dipercaya bahwa aksi IUD ialah menginterferensi terhadap
keberhasilan implantasi ovum yang telah dibuahi, namun sekarang dianggap menjadi kurang
penting dibandingkan pencegahan pembuahan (Stanford dan Mikolajczyk, 2002).(3)
Dalam rahim, IUD menginduksi adanya respon peradangan setempat endometrium,
terutama oleh perangkat yang mengandung tembaga. Komponen peradangan selular dan
komponen humoral ini terjadi pada jaringan endometrium dan cairan yang mengisi rongga rahim
dan saluran tuba. Ini menyebabkan menurunnya sperma dan viabilitas telur (Ortiz dan Croxatto,
2007). Pembuahan sulit untuk terjadi, disebabkan inflamasi yang sama diarahkan terhadap
blastokista, dan endometrium yang berubah menjadi lokasi yang buruk untuk terjadinya
implantasi. Pada IUD tembaga, tembaga meningkatkan lendir pengguna IUD dan menurunkan
motilitas dan viabilitas sperma (Jecht dan Bernstein, 1973).(3)
Dengan IUD yang mengandung levonergestrel, di samping terjadinya reaksi peradangan,
pelepasan progestin yang lama pada pengguna menyebabkan atrofi kelenjar dan stromadesidualisasi. Selain itu, progestin membuat lendir serviks menjadi lebih kental yang dapat
menghalangi motilitas sperma. IUD tipe ini juga mungkin tidak konsisten melepaskan progestin
untuk menghambat ovulasi.(3)
2.2.2.4 Suntik
Penyuntikan norethisterone-enanthate (NETEn) kerja panjang dan depot
medroxyprogesterone asetat (DMPA,Depo-Provera) keduanya sangat efektif. Depo-Provera
diberikan melalui suntikan pada intramuskular, 150 mg setiap 12 minggu. NET-En diberikan
setiap 8 minggu (paling tidak awalnya). Hal ini tidak diizinkan untuk penggunaan jangka
panjang di Inggris dan harus dihangatkan sebelum digunakan dan dimasukkan ke dalam jarum
suntik. Sebuah sediaan micro yang baru yaitu DMPA muncul pada tahun 2007. Disebabkan dosis
7/31/2019 Referat Siklus Haid Dan Kontrasepsi Hormonal
27/30
yang digunakan adalah rendah (104 mg DMPA), dapat juga diberikan secara subkutan dan dapat
disuntikkan oleh sendiri.(2)
2.2.2.5 Efek Samping
Efek Samping Minor
Gangguan Pendarahan
Efek samping yang paling umum dan menyebabkan penghentian pil oral kombinasi yaitu
pola pendarahan yang tidak dapat diterima. Termasuk amenorea jika wanita belum
diperingatkan. Dosis rendah progestogen tunggal (pil dan implan) berhubungan berhubungan
dengan tingginya insidensi pendarahan vagina yang tidak teratur. Hal ini disebabkan progestogenberpengaruh terhadap fungsi ovarium. Pada siklus ovulasi yang normal ditandai dengan adanya
haid. Ketidakkonsistenan ovulasi dan fluktuasi produksi estrogen endogen dari pertumbuhan
folikel menjadikan perdarahan yang tidak teratur. Namun, ada juga bukti yang menunjukkan
bahwa metode progestogen hanya secara langsung mempengaruhi vaskularisasi dari
endometrium dalam meningkatkan kemungkinan terjadinya perdarahan.Pola pendarahan yang
berbeda didapatkan sesuai dengan dosis dari progestogen dan cara pemberian obat.(2)
Kista Folikuler Persisten
Efek dari pil kontrasepsi oral pada aktivitas ovarium juga menyebabkan insidensi kista
ovarium fungsional, atau lebih akurat sebagai folikel persisten. Telah ditaksir bahwa satu dari
lima wanita yang menggunakan pil oral progestogen tunggal akan mendapatkan "kista" yang
ditunjukkan oleh USG. Biasanya asimtomatis, folikel yang persisten dapat menyebabkan nyeri
abdomen atau dispareunia. Sebagian gejala ini akan hilang dengan kembalinya menstruasi
sehingga pengobatannya hanya bersifat konservatif saja.(2)
Efek Samping Serius
Disebabkan metode kontrasepsi progestogen tunggal lebih jarang digunakan daripada pil
kombinasi, data dalam penggunaan yang lama juga sedikit. Follow up jangka panjang (5 tahun)
7/31/2019 Referat Siklus Haid Dan Kontrasepsi Hormonal
28/30
lebih dari 16.000 wanita yang menggunakan Norplant (implant) dilaporkan tidak menunjukkan
masalah kesehatan seperti penyakit kardiovaskuler dan neoplasia.(2)
Penyakit Kardiovaskuler
Tidak terdapat bukti terjadinya peningkatan resiko stroke, miokard infark atau
tromboemboli vena yang berhubungan dengan pil kontrasepsi oral. Hubungan antara
tromboemboli vena dan progestogen yang digunakan untuk pengobatan kondisi ginekologi
seperti perdarahan uterus disfungsi yang anovulatoar yang sering diobati oleh pil kontrasepsi oral
yang akhirnya menjadi kontraindikasi bila diberikan dengan faktor resiko tromboemboli vena. (2)
Penyakit Keganasan
Depo-Provera memberikan proteksi yang tinggi terhadap karsinoma endometrium namun
secara teoritis juga melindungi kanker ovarium namun belum ada data yang mendukung hal ini.
Tidak terdapat data pada resiko kanker serviks meskipun seluruh kontrasepsi hormonal
mempunyai peran dalam menjadikan kanker serviks. Penggunaan kontrasepsi progestogen
tunggal selama 5 tahun dihubungkan dengan peningkatan resiko kanker payudara sebesar 1,17%
secara signifikan.(2)
Kepadatan Tulang
Inhibisi ovulasi komplit oleh Depo-Provera
menyebabkan hipoestrogenisme dan
amenorea. Hipoestrogenisme berhubungan dengan penurunan kepadatan tulang. Ini didapatkan
dari studi penggunaan Depo-Provera
yang berhubungan dengan pengurangan kepadatan tulang
dibandingkan dengan yang bukan pengguna. Ini dapat mempengaruhi anak perempuan yang
belum mencapai puncak dari massa tulang. Hasil dari studi cross sectional terbatas dan tidak
konsisten, meskipun begitu, 2 buah studi prospektif telah melaporkan adanya penurunan densitas
tulang pada pengguna Depo-Provera lebih dari 2 tahun berusia antara 12 sampai 21 tahun
dibandingkan dengan kontrasepsi non hormonal.(2)
2.2.3 Kontrasepsi Darurat
7/31/2019 Referat Siklus Haid Dan Kontrasepsi Hormonal
29/30
Banyak wanita datang untuk perawatan kontrasepsi, namun juga terdapat wanita yang
berhubungan tanpa menggunakan pelindung, atau dalam beberapa keadaan seperti pemerkosaan.
Dalam situasi ini, terdapat beberapa metode secara substansial dapat menurunkan kemungkinan
terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan bila digunakan dengan benar. Metode kontrasepsi
darurat tersebut termasuk pil oral kombinasi, produk progestin tunggal, IUD yang mengandung
tembaga, dan mifepristone. Namun yang menggunakan hormon adalah pil oral kombinasi dan pil
berisi progestin tunggal.(3)
2.2.3.1 Kombinasi estrogen-progestin
Untuk alasan yang dibahas di atas, ini juga dikenal sebagai metode Yuzpe. Jumlah
minimal dari 100 g ethinyl estradiol dan 0,5 mg levonorgestrel diberikan. Disetujui oleh FDA,
produk yang mengandung estrogen dan progesteron dan menjadi alat kontrasepsi pencegahan
sebagai kontrasepsi darurat. Rejimen pil oral kombinasi ini lebih efektif, jika lebih cepat
diminum setelah hubungan seksual tanpa kondom. Dosis pertama diminum idealnya dalam 72
jam setelah berhubungan seksual, tetapi bisa diberikan hingga 120 jam. Dosis kedua diminum 12
jam kemudian setelah dosis pertama. Regimen kontrasepsi hormonal darurat sangat efektif dan
dapat mengurangi risiko kehamilan sampai 94 persen (American College of Obstetrics and
Gynecologists, 2005a).(3)
Mual dan muntah adalah masalah utama karena estrogen dosis tinggi. Untuk alasan ini,
antiemetik oral dapat diminum 1 jam sebelum dosis masing-masing. Pengobatan oral awal
dengan meclizine 50 mg atau dengan 10 mg metoklopramid efektif menurunkan mual (Ragan
dan rekan, 2003; Raymond dan rekan, 2000). Jika seorang wanita muntah dalam waktu 2 jam
setelah meminum obat, dosis harus diulang lagi.(3)
2.2.3.2 Sediaan Progestin Tunggal
Sediaan ini memiliki 2 sediaan tablet, masing-masing mengandung 0,75 mg
levonorgestrel. Dosis pertama harus diminum dalam 72 jam setelah berhubungan tanpa
pelindung namun dapat ditangguhkan sampai 120 jam kemudian. Dosis kedua dapat diminum 12
jam kemudian, walaupun Ngai dan rekan kerja (2005) menunjukkan bahwa interval 24 jam
7/31/2019 Referat Siklus Haid Dan Kontrasepsi Hormonal
30/30
diantara dosis juga masih efektif. Mekanisme utama ialah menghambat ovulasi. Mekanisme
lainnya ialah mempengaruhi endometrium, penetrasi sperma dan motilitas tuba.(3)
BAB III
KESIMPULAN
Haid ialah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan
(deskuamasi) endometrium. Haid merupakan proses fisiologis dari seorang wanita. Kontrasepsi
hormonal dibagi menjadi kontrasepsi kombinasi dan progesteron tunggal, yang masing-masing
memiliki kelebihan dan kekurangan. Kontrasepsi hormonal bekerja dengan mempengaruhi
keseimbangan fisiologis hormonal wanita, sehingga siklus normal wanita tidak terjadi.
Top Related