7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1
1/30
Referat II
Kolera dan Disentri Basiler
Blok Tropical Medicine
Oleh Kelompok 1 :
Tuti Bimasari K1A005007
Alit Brahmadhi K1A005009
Luvita K1A005010
Arief Hariyadi S K1A005011
Mustofa K1A005012
Hani Raina M K1A005013
Tisna Sendy P K1A005038
Fibi Niken DS K1A005039
Gemma Ayu D K1A005067
Dini Anggini K1A005068
Pembimbing :
dr. Lieza Dwianasari,MKes
JURUSAN KEDOKTERANFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KEEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2008
7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1
2/30
I. Pendahuluan
Kolera merupakan infeksi akut intestinal yang disebabkan oleh makanan atau
minuman yang terkontaminasi oleh mikrobakterium Vibrio cholerae. V cholerae
ditemukan oleh Robert Koch saat terjadi outbreakdi Mesir pada tahun 1883. (1)
Sejak tahun 1817, 7 pandemi kolera telah terjadi. 6 pandemi terjadi dari tahun
1817-1923 dan yang disebabkan oleh V choleraea O1 biotype klasik. Pandemi berasal
dari Asia, yang kemudian disusul dengan penyebaran ke Eopa dan Amerika. Pandemi
yang ke 7 disebabkan oleh V Cholerae 01 El Tor, yang pertama kali diisolasi di Mesir
pada tahun 1905. Pandemi ini berasal dari Pulau Celebes, Indonesia, pada tahun 1961.
Pandemi ini mempengaruhi lebih banyak negara dan benua dibandingkan dari 6 pandemi
sebelumnya. Penyebaran terakhir dari pandemi ini adalah Amerika Latin. Jumlah total
kasus yang dilaporkan dari tahun 1997 hingga maret 1998 adalah 120867, 89% dari kasus
tersebut dilaporkan di Afrika.(2)
Pada tahun 2002, semua negara di seluruh dunia terus melaporkan kolera yang
disebabkan oleh V Cholera )1 El Tor. Pada tahun tersebut 142.311 kasus dan 4564
kematian telah dilaporkan kepada WHO oleh 52 negara. Dibandingkan dengan tahun
2002, jumlah kasus yang dilaporkan meningkat 2 kali lipat.(2)
Antara tahun 2002 dan 2004, jumlah kasus yang dilaporkan ke WHO mengalami
penurunan diseluruh dunia. Namun pada tahun 2005 jumlah kasus yang dilaporkan
meningkat 30% dengan 131.943 kasus di 52 negara.(2)
Pada Oktober tahun 1992, sebuah epidemic kolera muncul di Madras, India.
Epidemi ini disebabkan oleh strain baru yaitu yang dikenal dengan nama V Cholera O139
(juga disebut Bengal). Strain ini menyebar sepanjang Bangladesh dan India dan
7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1
3/30
selanjutnya menyebar ke Negara-negara tetangga di Asia. Beberapa ahli menganggap
bahwa kejadian ini merupakan pandemic yang ke 8. Sejauh ini, 11 negara di Asia
Tenggara telah melaporkan isolasi dari V cholera serogrup ini. (2)
Jika tidak di tangani, penyakit ini secara cepat akan menyebabkan dehidrasi dan
dapat mengakibatkan kematian pada lebih dari 50% orang yang terinfeksi. Angka
mortalitas akan meningkat pada wanita hamil dan pada anak-anak.(2)
Semua umur berisiko terserang penyakit ini, walaupun janin terhindar dari
penularan secara maternal karena antibodi saat menyusui. Serangan dari biotipe klasik
dari V cholerae biasanya dapat mencegah infeksi rekuren oleh biotipe yang lain, namun
V cholerae El Tor tidak dapat mencegah serangan berikutnya.(2)
Disentri adalah kata umum yang digunakan untuk gangguan gastrointestinal
dengan ciri inflamasi pada intestinal, khususnya pada kolon. Ciri-cirinya meliputi nyeri
abdominal dan kram, tenesmus, dan diare yang terdapat darah dan mukus. (3)
Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang menyebabkan
tukak terbatas di colon yang ditandai dengan gejala khas yang disebut sebagai sindroma
disentri, yakni:
1) sakit di perut yang sering disertai dengan tenesmus,
2) berak-berak meperet, dan
3) tinja mengandung darah dan lendir.
Adanya darah dan lekosit dalam tinja merupakan suatu bukti bahwa kuman
penyebab disentri tersebut menembus dinding kolon dan bersarang di bawahnya. ltulah
sebabnya pada akhir-akhir ini nama diare invasif lebih disukai oleh para ahli. Dulu,
disentri dianggap hanya terdiri dari dua jenis yang didasarkan pada penyebabnya, yakni
7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1
4/30
disentri basiler yang disebabkan oleh basil Shigella spp. dan disentri amuba yang
disebabkan oleh parasit Entamoeba histolytica. Akan tetapi berkat perkembangan pesat
pengetahuan kita tentang mikrobiologi, sindroma disentri di atas temyata disebabkan oleh
berbagai mikroba, bakteri dan parasit, yakni: Shigella spp., Salmonella spp.,
Campylobacter spp., Vibrio parahaemolyticus, I'leisomonas shigelloides, EIEC
(Enteriinnasive E. coil), Aeromonus spp., Entamoeba histolytica atau Giardia lambha. (4)
Dikenal ada empat spesies dari Shigellaberdasarkan reaksi biokimia dan serologi,
yaitu: Sh. Jlexneri, Sh. boydii, Sh. dysentriae dan Sh. sonnei. Ketiga spesies pertama
masih dibagi lagi dalam serotipe sedang Sh. sonnei dibagi menurut tipe colisin. Hingga
sekarang sudah dikenal ada 8 scrotipe Sh. Jlexneri, 15 serotipe Sh. boydii, 10 serotipe Sh.
Ysentriae dan 15 tipe colisin Sh. sonnei. Berdasarkan isolasi penderita diare dari RS
Karantina Jakarta pada tahun 1980--1985 spesies terbanyak dari Shigella ialah Sh.
Jlexneri (47,1%) lalu menyusul Sh. dysentriae (27.4%). Hal ini tidak jauh berbeda
dengan apa yang ditemukan di Singapura dan negara ASEAN lainnya. (4)
Beberapa spesies Salmonella yang bukan S. typhi, S. paratyphi A dan B dapat
menyebabkan diare invasif. Penyakit ini lebih sering terdapat di negara yang
penduduknya pemakan daging. Maka dapat dimengerti bahwa Salmonellosis menjadi
problem kesehatan yang lebih besar di negara yang telah maju dibandingkan dengan
negara yang sedang berkembang. (4)
Campylobacter jejuni (dulu disebut "vibrio lainnya" (related vibrio) mulai
muncul sebagai penyebab penting penyakit diare. Diperkirakan unggas merupakan
reservoir yang paling potensial. Hal ini amat penting karena Indonesia penduduknya
lebih senang makan daging unggas daripada daging sapi. Selain itu telur juga memegang
7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1
5/30
peran penting dalam,penularan penyakit ini. Berbagai letusan penyakit ini di Inggris,
Amerika Serikat dan Canada telah dihubungkan dengan susu yang tidak dipasteurisasi.
Susu terkontaminasi melalui kontak langsung dengan tinja sapi. C. jejuni akan dapat
bertahan selama 22 hari dalam susu yang disimpan pada 4C tapi segera mati apabila
dipasteurisasi. (4)
Sejak 1967, para peneliti di Jepang, Brazil dan negara-negara lain telah
membuktikan bahwa serotipe tertentu dari E. coli selain dari yang dinamakan EPEC
(serotipe tertentu lainnya dari E. coli), telah berhasil diisolasi dari tinja penderita anak
dan dewasa yang menderita diare invasif.
(4)
7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1
6/30
II. Patogenensis dan Patofifiologis
a. Kolera,
Kolera disebabkan oleh infeksi Vibrio cholerea. Vibrio cholerae banyak
ditemukan di permukaan air yang terkontaminasi dengan feses yang mengandung kuman
tersebut sehingga penularannya dapat melalui air, makanan dan sanitasi yang buruk. V.
cholerae merupakan bakteri gram negative, berbentuk koma. Kuman ini tidak
membentuk spora. (5)
Kuman ini bergerak sangat aktif karena mempunyai satu buah flagella polar yang
halus (monotrikh). Panjangnya 5 - 8 m dan lebarnya 1,4 2,6 m. Hidup pada suhu
uptimal 20 30 . Kuman ini tidak membentuk spora. Pada kultur dijumpai koloni yang
cembung (convex), halus dan bulat yang keruh (opaque) dan bergranul bila disinari.(1,5)
V. cholerae bersifat aerob atau anaerob fakultatif. Suhu optimum untuk
pertumbuhan pada suhu 18-37C. Dapat tumbuh pada berbagai jenis media, termasuk
media tertentu yang mengandung garam mineral dan asparagin sebagai sumber karbon
dan nitrogen. V. cholerae ini tumbuh baik pada agar Thiosulfate-citrate-bile-sucrose
(TCBS), yang menghasilkan kolono berwarna kuning dan pada media Telurite-
taurocholate-gelatin-agar (TIGA). (5)
Dalam keadaan alamiah, V. cholerae hanya pathogen terhadap manusia.
Seseorang yang memiliki asam lambung yang normal memerlukan menelan sebanyak
1010 atau lebih V. cholerae dalam air agar dapat menginfeksi, sebab kuman ini sangat
sensitive pada suasana asam. Jika mediatornya makanan, sebanyak 102 104 organisme
yang diperlukan, karena kapasitas buffer yang cukup dari makanan. (5)
7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1
7/30
Organisme ini menular dengan cara oral melalui makanan dan minuman. Pada
penularan melalui air dosis infeksiusnya antara 103-106 organisme. Untuk menular
melalui makanan, lebih sedikit organisme yang diperlukan (102-104) untuk dapat
mengakibatkan penyakit.(2)
V. cholerae ini menghasilkan enterotoksin yang tidak tahan asam dan panas,
mengandung 98 % protein, 1 % lipid dan 1 & karbohidrat. Pada tiap molekul enterotoksin
ini terdiri dari 5 subunit B (binding) dan 1 sub unit A (active). Sub unit A ini mempunyai
2 komponen, A 1 dan A 2. Enterotoksin ini berikatan dengan reseptor ganglion pada
permukaan enterocytes melalui 5 sub unit B. sedangkan komponen A 2 sub unit
mempercepat masuknya enterotoksin ke sel dan komponen A 1 sub unit bertugas
meningkatkan aktivitas adenil siklase. Akibatnya produksi cAMP meningkat yang
menyebabkan meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit sehingga menimbulkan diare
massif dengan kehilangan cairan mencapai 20 liter per hari. Pada kasus berat bias
ditambah dengan gejala dehidrasi, syok, gangguan elektrolit dan kematian. (5)
V. cholerae ini tidak bersifat invasive, kuman ini tidak masuk ke dalam aliran
darah tetapi tetap berada di dalam saluran usus. V. cholerae yang virulen harus menempel
pada mikrovili permukaan sel epitel usus baru menimbulkan keadaan pathogen. Di sana
mereka melepaskan toksin kolera atau enterotoksin. Toksin kolera diserap di permukaan
gangliosida sel epitel dan merangsang hipersekresi air dan klorida serta menghambat
absorpsi natrium. Akibatnya akan kehilangan banyak cairan dan elektrolit. Secara
histology, usus tetap normal. (5)
7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1
8/30
7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1
9/30
b. Disentri Basiler,
Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys (=gangguan) dan enteron
(=usus),yang berarti radang usus. Disentri basiler adalah suatu infeksi akut kolon yang
disebabkan oleh bakteri. Infeksi bakteri ini mempunyai 3 gejala khas, yaitu sakit perut
yang disertai tenesmus, diare, dan tinja yang mengandung darah dan lendir.
Dahulu, disentri dianggap hanya terdiri dari dua jenis yang didasarkan pada
penyebabnya, yakni disentri basiler yang disebabkan oleh basil Shigella sp. dan disentri
amuba yang disebabkan oleh parasitEntamoeba histolytica.Namun, perkembangan pesat
pengetahuan kita tentang mikrobiologi, sindroma disentri di atas temyata dapat
disebabkan oleh Shigella sp., Salmonella sp., Campylobacter sp., Vibrio
parahaemolyticus,I'leisomonas shigelloides, EIEC (Enteriinnasive E. coil),Aeromonus
sp., Entamoeba histolytica atau Giardia lambha.
Manusia merupakan sumber penularan dan hospes alami dari penyakit ini.
Disentri basiler ini dapat terjadi di daerah mana pun dan paling banyak terjadi di tempat
dengan sanitasi lingkungan dan tingkat kesehatan perorangan yang rendah, misalnya
penjara, panti asuhan, rumah sakit jiwa, dan pengungsian padat penduduk. Disentri bailer
ini endemis di darah yang beriklim tropis.
1. Shigella sp.
Kuman Shigella sp. terdapat pada feses penderita dan infeksi shigella ini dapat
ditularkan dari penderita ke orang yang sehat melalui jalur fekal-oral. Kebanyakan dari
infeksi Shigella sp. ini terjadi akibat perpindahan kuman Shigella sp. dari feses yang
http://articles.gourt.com/id/bahasa%20Yunanihttp://articles.gourt.com/id/bahasa%20Yunani7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1
10/30
terinfeksi melalui tangan orang yang satu ke mulut orang lain. Hal ini terjadi akibat
kebersihan dasar dan kebiasaan mencuci tangan yang buruk atau tidak adekuat.
Epidemi penyakit ini dapat melalui foodborne dan waterborne. Infeksi Shigella
ini dapat melalui makanan yang telah tercemari oleh kuman Shigella melalui tangan
pembuatnya yang tidak higienis. Sayur-sayuran juga dapat terkontaminasi jika dipanen
dari tanah yang dipupuk dengan pupuk yang terkontaminasi atau dari tanah yang
terkontaminasi feses pekerja yang menderita disentri. Shigella sp. ini dapat pula
disebarkan oleh lalat. Lalat dapat hinggap di feses yang infeksius dan kemudian
mencemari makanan. Infeksi Shigella sp. ini juga dapat melalui air minum yang telah
terkontaminasi kuman Shigella.
Shigella sp. sebagai penyebab terbanyak disentri basiler merupakan kuman yang
unik di antara enteropatogen lainnya. Ambang infeksinya rendah yaitu 10 - 200 ( < 10 3 )
kuman sudah cukup untuk menularkan penyakit tersebut dari penderita ke orang lain.
Dengan demikian, penyebarannya yang sangat cepat melalui fekal oral dan epidemi
penyakit ini sulit dicegah pada penduduk yang kesehatan perorangannya buruk. Hal lain
yang juga unik adalah sifat basil ini yang rapuh (fragile, cepat mati diluar tubuh
hospesnya), menyebabkan penyakit ini lebih banyak tertular dengan cara kontak langsung
(person to person). Sehingga penyakit ini sering disebut sebagai hand washing disease,
yaitu bahwa penularan penyakit ini dapat dicegah dengan cuci tangan yang benar.
7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1
11/30
Klasifikasi
Kingdom :Bacteria
Phylum :Proteobacteria
Class : Gamma Proteobacteria
Ordo :Enterobacteriales
Family :Enterobacteriaceae
Genus : Shigella
Species : Shigella dysentriae, Shigella flexneri, Shigella bondii, Shigella sonnei
Shigella ditemukan lebih dari 100 tahun yang lalu oleh seorang mikrobiologis dari
Jepang yang bernama Shiga. Ada 4 spesies shigella yaitu S.dysentriae, S.flexneri,
S.bondii, dan S.sonnei. Namun demikian, spesies shigella yang paling sering
menyebabkan disentri basiler di negara-negara berkembang termasuk Indonesia adalah
S.bondii, S.flexneri dan S.dysentriae. Sedangkan S.sonnei paling sering ditemukan di
negara maju.
Shigella adalah bakteri gram negatif, batang ramping, tidak berkapsul, tidak
membentuk spora, basil nonmotil, fakultatif anaerob tetapi dapat tumbuh baik secara
anaerob, dan termasuk dalam famili enterobacteriaceae. Kultur shigella menunjukkan
koloni cembung, bundar, transparan dengan diameter sampai kira-kira 2 mm dalam
waktu 24 jam.
7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1
12/30
Morfologi Shigella sp.
Koloni Shigella sp. dalam berbagai media
Shigella mempunyai bentuk antigen yang kompleks dan kebanyakan dari mereka
mempunyai antigen O yang sama dengan basil enterik lainnya. Antigen O merupakan
bagian terluar dinding sel lipopolisakarida dan terdiri dari unit berulang polisakarida.
Antigen O tahan terhadap panas dan alkohol. Antibodi terhadap antigen O adalah IgM.
7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1
13/30
Shigella memiliki 2 jenis toksin, yaitu endotoksin dan eksotoksin. Pada autolisis,
semua shigella mengeluarkan toksin lipopolisakaridanya. Endotoksin ini mungkin yang
berpengaruh terhadap iritasi dinding usus. Eksotoksin merupakan sebuah protein yang
antigenik yang merangsang produksi antitoksin. Eksotoksin ini menghambat penyerapan
gula dan asam amino pada usus kecil.
Proses patologi yang penting adalah invasi bakteri ke dalam sel epitel mukosa
usus. Shigella ini biasanya berkoloni di daerah kolon terutama daerah sigmoid. Koloni
bakteri ini akan menginvasi dan masuk ke dalam sel epitel mukosa usus penderita. Di
dalan sitoplasma sel epitel ini, bakteri akan mengadakan multiplikasi dan menyebar
secara intrasel dan intersel yang berdekatan. Shigella sp. ini segera memproduksi
enterotoksin atau endoktoksin yang merangsang peningkatan cAMP, sehingga
mengakibatkan hipersekresi usus (diare cair, diare sekresi). Selain enterotoksin, Shigella
sp. ini juga memproduksi eksotoksin atau Shiga toxin. yang bersifat sitotoksik. Toxin ini
bekerja dengan merusak ribosom untuk menginaktifasi sintesis protein sel sehingga sel
mati. Kematian sel epitel ini akan menginduksi infiltrasi sel-sel radang dan proses
selanjutnya yang terjadi adalah nekrosis sel epitel usus mengakibatkan ulkus-ulkus kecil
di dinding lumen usus. Dari ulkus-ulkus inilah eritrosit-eritrosit dan plasma dari sel yang
lisis keluar ke lumen usus, yang kemudian bercampur bersama feses.
7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1
14/30
2. Salmonella sp.
Seperti diketahui Salmonella merupakan penyaldt zoonosis, hewan dan unggas
merupakan reservoir penyakit ini, .dan manusia tertular melalui makanan, daging, unggas
dan telur. (4)
3.Campylobacter spp.
Pada akhir-akhir ini Campylobacter jejuni (dulu disebut "vibrio lainnya" (related
vibrio) mulai muncul sebagai penyebab penting penyakit diare. Penyakit ini umumnya
adalah zoonosis walaupun penularan dari orang melalui air yang terkontaminasi. Infeksi
Campylobacterterutama terdapat pada masa kanak-kanak dan diare yang ditimbulkannya
biasanya lebih dari 7 hari walaupun dengan gejala yang tidak terlalu berat. (4)
4. EIEC (Entero Invasive E. coli)
Sekarang telah diketahui bahwa serotipe dari I. coli yang invasif ialah: 028ac,
029, 0112ac, 0124, 0136, 0143, 0144, 0152, 0164 dan 0167. Serotipe 0124 merupakan
EIEC yang paling sering menimbulkan letusan epidemi, seperti yang terjadi di Hongaria
dan USA. EIEC sangat menyerupai Shigella karena sifat biokimia yang sering sama yaitu
laktosa negatif, tidak bergerak, dekarboksilase lysin juga negative, selain itu mempunyai
antigen somatik 0 yang bersamaan 10. (4)
Kesulitan yang timbul dalam isolasi EIEC dari penderita diare invasif ialah cara
membedakannya dari E coli lainnya. Karena dari 85% orang normal maupun yang diare
dapat diisolasi E. coli. Dengan begitu reaksi biokimia dan serologi dari isolat E. coil
yang cukup besar tak mungkin dilakukan secara rutin. Penentuan EIEC secara Sereny test
7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1
15/30
Il yaitu dengan mempergunakan minimal dua marmut untuk tiap isolat E. coli dari satu
penderita, akan memakan biaya yang sangat besar.(4)
7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1
16/30
III.Gambaran Klinik
a. Kolera,
Sebagian besar infeksi yang disebabkan oleh V.cholerae ini asimtomatik atau
terjadi diare yang ringan. Masa inkubasi selama 1-4 hari sampai timbul gejala, tergantung
pada inokulan yang tertelan (6).
Gejala kolera yang khas dimulai dengan munculnya diare yang encer dan banyak,
tanpa didahului oleh rasa mual dan tanpa adanya tenesmus. Dalam waktu singkat tinja
yang semula berwarna dan berbau feses berubah menjadi cairan berwarna putih keruh
yang mirip air cucian beras ( rice water stool ). Cairan ini mengandung mucus, sel
ephitelial dan sejumlah besar vibrio. Muntah timbul kemuadian setelah diare diikuti
gejala mual. Kejang otot dapat menyusul, baik dalam bentuk fibrilasi maupun fasikulasi
atau kejang klonik yang nyeri dan mengganggu. Otot yang sering terlibat antara lain
betis, biseps, triseps, pectoralis, dan dinding perut ( kram perut) (7,8).
Penderita akan kehilangan cairan dan elektrolit dengan cepat yang dapat
mengarah kepada dehidrasi berat, syok dan anuria. Tanda-tanda dehidrasi tampak jelas,
kelopak mata cekung, bibir yang kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit berkurang,
jari-jari tangan dan kaki tampak kurus dengan lipatan-lipatan kulit, terutama ujung jari
yang keriput ( Washer women hand ), diuresis berangsur-angsur kurang dan berakhir
dengan anuria (8).
7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1
17/30
b. Disentri Basiler
Masa tunas disentri basiler berlangsung dari beberapa jam sampai 3 hari dan
jarang lebih dari 3 hari. Penyakit ini dapat timbul perlahan-lahan atupun cepat dan
mendadak. Gejala yang timbul dapat bervariasi seperti defekasi sedikit tapi sering, sakit
perut disertai nyeri kolik, muntah dan sakit kepala. Pada awalnya defekasi sedikit-sedikit
sampai isi usus terkuras habis, selanjutnya pada keadaan ringan masih dapat
mengeluarkan cairan, tetapi jika keadaan berat, feses menjadi berlendir dan disertai
darah. Feses ini bersifat basa. Secara mikroskopik didapatkan sel-sel pus, sel-sel darah
putih/merah, sel makrofag besar, dan kadang-kadang dijumpai Entamoeba coli. Suhu
badan bervariasi dari rendah-tinggi, nadi cepat, dan gambaran sel-sel darah tepi tidak
mengalami perubahan. (9)
Bentuk klinis dapat bermacam-macam, antara lain:
1. Berat (fulminatingcase)
Biasanya disebabkan oleh S.dysentriae. terjadinya cepat, defekasi seperti
air, muntah-muntah, suhu badan subnormal, cepat terjadi dehidrasi, renjatan
septik dan dapat meninggal jika tidak segera ditolong. Kadang-kadang gejala
tidak khas seperti kolera atau keracunan makanan. Pada kasus fulminating ini,
gejala-gejalanya timbul secara mendadak dan berat, disertai pengeluaran feses
yang berlendir, berdarah dan banyak serta rasa ingin defekasi terus-menerus.
Karena hal tersebut maka timbul rasa haus, kulit kering dan dingin, turgor kulit
berkurang karena dehidrasi, muka menjadi kebituan, ekstremitas dingin, dan
viskositas darah meningkat (hemokonsentrasi).
7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1
18/30
Sakit perut terutama di bagian kiri, terasa melilit disertai pengeluaran feses
sehingga mengakibatkan perut menjadi cekung. Anus menjadi nyeri dan dapat
timbul prolaps. Bila terdapat hemoroid interna, bisa menjadi hemoroid eksterna.
Suhu tubuh lebih dari 390C tetapi bisa juga subnormal. Nadi cepat dan halus
kadang disertai nyeri otot dan kejang. Jika tidak diobati penyakit ini dapat
berkembang dan menyebabkan keadaan umum memburuk, inkontinensia alvi dan
urin, gelisah, tetapi kesadaran masih tetap baik, dan kelainan-kelainan lain
bertambah berat. Kematian biasanya terjadi karena gangguan sirkulasi perifer,
anuria, dan koma uremik.
2. Sedang
Keluhan dan gejala bervariasi, feses biasanya lebih berbentuk, mungkin dapat
mengandung sedikit darah dan lendir.
3. Ringan
Keluhan-keluhan gejala lebih ringan.
4. Menahun
Terdapat serangan seperti bentuk akut secara menahun, tetapi jarang sekali terjadi
bila mendapat pengobatan yang baik. (9)
7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1
19/30
IV. Prinsip Penatalaksanaan Kolera dan Disentri Basiler
A. Promotif (Disentri Basiler dan Kolera):
a. Memberikan pengetahuan mengenai penyakit kolera dan disentri basiler,
transmisi penyakit kolera dan disentri basiler, tanda dan gejala penyakit kolera
dan disentri basiler.
b. Memberikan penyuluhan mengenai pentingnya sanitasi air, sistem pembuangan
sampah dan tinja yang baik, hygiene pengolahan dan penyimpanan makanan, dan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
B. Preventif (Disentri Basiler dan Kolera):a. Penjernihan cadangan air dan pembuangan tinja yang memenuhi standar sangat
penting dalam mencegah terjadinya kolera dan disentri basiler.
b. Meminum air yang sudah terlebih dahulu dimasak dan berasal dari sumber air
yang tidak tercemar.
c. Menghindari sayuran mentah atau ikan dan kerang yang dimasak tidak sampai
matang.
d. Mencuci tangan sebelum makan dengan mengunakan sabun.
e. Mencuci peralatan makan dengan air yang bersih dan mengalir.
f. Pemberian antibiotik tetrasiklin bisa membantu mencegah penyakit pada orang-
orang yang sama-sama menggunakan perabotan rumah dengan orang yang
terinfeksi kolera
7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1
20/30
C. Kuratif Pada Penderita Kolera :
Dasar penatalaksanaan kolera adalah : Terapi simptomatik dan kausal secara
simultan yang terdiri dari :
1. Menentukan derajat dehidrasi baik pada anak maupun dewasa.
Derajat dehidrasi pada anak dapat dilihat berdasarkan tanda dan gejala berikut:
Penentuan Derajat Dehidrasi Pada Dewasa dapat Menggunakan Skor Daldiyono
Klinis Skor
Rasa haus / muntah
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg
Tekanan darah sistolik 2 dt
Kehilangan cairan < 5 % BB 5 10 % BB > 10 % BB
Rehidrasi Plan A Plan B Plan C
7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1
21/30
Nadi > 120x/menit
Kesadaran apatis
Kesadaran somnolen, sopor, atau koma
Frek napas > 30 x/menit
Fasies kolerika
Vox cholerica
Turgor kulit menurun
Washer womans hand
Akral dingin
Sianosis
Umur 50-60 tahun
Umur > 60 tahun
1
1
2
1
2
2
1
1
1
2
-1
-2
Defisit cairan (ml) : skor/15 x Berat badan (kg) x 0,1 x 1000
2. Tatalaksana mencakup penggantian kehilangan cairan tubuh secara cepat dan
cermat. Rehidrasi dilaksanakan pada 2 tahap, yaitu tahap terapi rehidrasi dan
rumatan. Pada kedua tahap ini diperhitungkan kebutuhan harian akan cairan dan
nutrisi. Pada dehidrasi berat yang disertai renjatan hipovolemik, dan muntahan
tidak terkontrol terapi rehidrasi diberikan secara infus intravena. Pada kasus
ringan dan sedang dapat dilakukan secara peroral dengan cairan rehidrasi oral
7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1
22/30
atau oral rehidration solution (ORS). Untuk keperluan rumatan dapat diberikan
cairan dengan konsentrasi garam yang rendah seperti air minum biasa, atau susu
yang diencerkan, dan air susu ibu terutama untuk bayi dan anak-anak.
Petunjuk Terapi Rehidrasi pada Anak(10) :
Plan A (Rehidrasi untuk kehilangan cairan < 5% :
a. Cairan rehidrasi = oralit dapat diganti dg CRT (cairan rumah tangga), misal
: LGG, kuah sayur, air tajin, dst
b. Pemberian : + 50 ml/kgBB dlm 4-6 jam
c. Ditambah CWL sesuai pengeluaran (~usia/BB anak) :
d. usia < 1 th = + 50 ml/x bab
e. 1-5 th = 50 100 ml/x bab
Plan B (Rehidrasi untuk dehidrasi sedang)
a. Kehilangan cairan 5-10 % BB
b. Rehidrasi : dg cairan: 50 100 ml/kgBB (rata2 75ml/kg) dlm 4 6 jam +
CWL
c. Cairan rehidrasi : oralit (diberikan peroral) bila gagal : rehidrasi dg IVFD /
infus. Cairan infus kristaloid : RL, RA, NaCl
7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1
23/30
Plan C :
a. Kehilangan cairan > 10% BB rehidrasi : dg kebutuhan cairan : > 100
ml/kgBB
b. Harus diberikan lewat infus
c. Rujuk ke RS / PKM dg perawatan
d. Sering menyebabkan kematian
e. Cara rehidrasi : infus 100 ml/kg dlm 3-6 jam evaluasi.
f. Cairan infus : kristaloid : RL, RA, NaCl.
g. Cara rehidrasi (100 ml/kg dlm 3-6 jam)
Usia Tahap I:
30 ml/kg
Tahap II:
70 ml/kg
Jumlah :
100 ml/kg
> 1 tahun 30 menit 2,5 jam 3 jam
< 1 tahun 60 menit 5 jam 6 jam
Petunjuk Terapi Rehidrasi Kolera pada Dewasa
Derajat
dehidrasi
Macam
cairan
Jumlah
Cairan
Jangka waktu
pemberian
Ringan ORS 50 ml/KgBB
Maks 750 ml/jam
3-4 jam
Sedang ORS 100 ml/KgBB
Maks 750 ml/jam
3 jam
Berat Intravena RL 110 ml/KgBB 3 jam pertama
guyur sampai nadi
7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1
24/30
7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1
25/30
dosis tunggal selama 3 hari
Trimetoprim-sulfametaksasole (5 mg/Kg
trimetroprim + 25 mg/Kg
sulfametaksasole) peroral 2 kali sehari
selama 3 hari.
Furazolidon 100 mg peroral 4 kali sehari
selama 3 hari
Anak Tetrasiklin 12,5 mg/Kg
peroral 4 kali sehari selama
3 hari.
Eritromisin 10 mg/Kg peroral 3 kali
sehari selama 3 hari.
Doksisiklin 6 mg/Kg peroral
dosis tunggal
Trimetoprim-sulfametaksasole (5 mg/Kg
trimetroprim + 25 mg/Kg
sulfametaksasole) peroral 2 kali sehari
selama 3 hari.
Furazolidon 1,25 mg/Kg peroral 4 kali
sehari selama 3 hari
D. Kuratif Penderita Disentri Basiler :
a. Prinsip dalam melakukan pengobatan ialah istirahat mencegah atau
memperbaiki dehidrasi, dan pada kasus yang berat diberikan antibiotika.
b. Cairan dan elektrolit
Dehidrasi ringan sampai sedang dapat dikoreksi dengan cairan rehidrasi
oral. Jika frekuensi buang air besar terlalu sering, dehidrasi akan terjadi dan berat
badan akan turun, sehingga diberikan cairan melalui infus. Jika penderita tidak
7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1
26/30
muntah, cairan dapat diberikan melalui minuman atau pemberian air kaldu atau
dapat juga oralit. Jika penderita berangsur sembuh, susu tanpa gula dapat
diberikan.
c. Terapi Medikamentosa
Bila telah terdiagnosis shigelosis, pasien diobati dengan antibiotika. Jika
dalam 2 hari menunjukkan perbaikan, maka terapi dilajutkan hingga 5 hari. Bila
tidak ada perbaikan, maka diberikan obat dengan jenis yang lain. Jika dengan
pengobatan antibiotika kedua juga tidak ada perbaikan, maka diagnosis ditinjau
ulang dan dilakukan pemeriksaan tinja, kultur, dan resistensi. Saat ini banyak
shigela resisten terhadap ampisilin dan sulfametoksasole. Jika ampisilin masih
peka, maka diberikan dosis 4x500 mg/hari selam 5 hari. Dosis trimetoprim-
sulfametoksasole 2x960 mg/hari selama 3-5 hari. Amoksisilin dianggap tidak
efektif untuk disentri basiler.
Pemakaian jangka pendek dengan dosis tunggal fluorokuinolon seperti
siprofloksasin (2x500 mg/hari selama 3 hari ) atau makrolide azithromisin ( 1 g
dosis tunggal) dan sefiksim (400 mg/hari selama 5 hari) berhasil baik untuk
disentri basiller. Siprofloksasin kontraindikasi diberikan pada anak dan ibu hamil.
Bila terjadi S.dysentriae tipe 1 resisten terhada obat, diberikan asam nalidiksik
(3x1 g/hari selama 5 hari).
E. Rehabilitasi :
Diberikan makanan lunak sampai frekuensi berak kurang dari 5 kali/hari,
kemudian diberikan makanan ringan bila ada kemajuan. (11)
7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1
27/30
V. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan,
Penyakit kolera dan disentri basiler merupakan penyakit yang menyerang
saluran intestinal. Keduaa penyakit ini memiliki salah satu gambaran klinis yang
sama yaitu terjadinya diare pada penderitanya. Penyakit ini merupakan foodborne
dan waterborne disease yaitu penularannya melalui makanan maupun air yang
terkontaminasi masing-masing agent penyebab penyakit tersebut. Pencegahan
7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1
28/30
terhadap kedua penyakit itu dapat dilakukan melalui kebersihan dari perorangan
maupun kebersihan lingkungan masyarakat.
b. Saran,
1. Perlu dilakukan peningkatan pengetahuan mengenai kedua penyakit ini
sehingga dapat dilakukan pencegahan terhadap kejadian penyakit ini.
2. Diperlukan tingkat kesadaran yang tinggi akan maslah kebersihan individu
untuk mencegah terjadinya penularan penyakit ini.
3. Penanganan terhadap penyakit ini meliputi penanganan terhadap gejala klinis
yang dideritanya yaitu diare, dengan mencegah terjatuhnya pasien kepada
kondisi dehidrasi. Serta penanganan terhadap agent penyebab.
4. Penanganan terhadap agent penyebab diberikan antibiotik, akan tetapi dalam
pemberian antibiotik diperlukan pemantauan yang lebih, yaitu bila pada hari
ke 3 tidak mengalami perubahan maka pemberian antibiotik dihentikan dan
diberikan antibiotik yang lain. Jika pada hari ke 5 tidak juga mengalami
perubahan maka dilakukan kultur untuk mengetahui penyebab penyakit
tersebut dan di berikan tereapi yang tepat.
Daftar Pustaka
1. Amelia. 2006 . Vibrio Cholera. USU Repository Available in
http://library.usu.ac.id/download/fk/05010682.pdf
2. Sajeev Handa, MB, BCh, BAO, LRCSI, LRCPI, Director . Division of
Hospitalist Medicine, Department of Medicine, Rhode Island Hospital. Nov 20,
2007.Available in http://www.emedicine.com/med/TOPIC351.HTM
http://library.usu.ac.id/download/fk/05010682.pdfhttp://www.emedicine.com/med/TOPIC351.HTMhttp://library.usu.ac.id/download/fk/05010682.pdfhttp://www.emedicine.com/med/TOPIC351.HTM7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1
29/30
3. http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/Disentry
4. Simanjuntak. Epidemiologi Disentri. Cermin dunia Kedokteran no. 72. 1991
Available in
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/08_EpidemiologiDisentri.pdf/08_Epidem
iologiDisentri.html
5. dr. Sri Amelia. Vibrio Cholerae. Medan: Universitas Sumatera Utara. 2005
6. Jawetz, Melnick & Adelbergs, Medical Microbiology, McGraw-Hill
Companies Inc, Twenty Second Edition, 2001, pp. 335-237.
7. Warren Levinson & Ernest Jawetz, Medical Microbiology & Immunology,
McGraw-Hill Companies, Seventh Edition, pp. 125-126.
8. Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,
Jilid 1, Edisi ketiga, Balai Penerbir FK UI, 1996, hal. 443-450.
9. Sudoyo, A.W.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Ed IV. Jakarta: Pusat
Penerbitan IPD FKUI. 2006: 1839-1841.
10. H. Soemarsono. Kolera. Dalam: Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid III edisi
IV. Jakarta: FKUI. 2006: 1749-1752.
11. Akmal syaroni. Disentri basiler. Dalam: Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid
III edisi IV. Jakarta: FKUI. 2006: 1839-1841
http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/Disentryhttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/08_EpidemiologiDisentri.pdf/08_EpidemiologiDisentri.htmlhttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/08_EpidemiologiDisentri.pdf/08_EpidemiologiDisentri.htmlhttp://medical-dictionary.thefreedictionary.com/Disentryhttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/08_EpidemiologiDisentri.pdf/08_EpidemiologiDisentri.htmlhttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/08_EpidemiologiDisentri.pdf/08_EpidemiologiDisentri.html7/29/2019 Referat Kolera Dan Disentri Basiler Kelompok 1
30/30
Top Related