7/21/2019 Referat-barium Meal
1/20
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan referat
pada bagian radiologi sebagai syarat untuk mengikuti ujian ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan referat ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar dalam penyusunan karya tulis berikutnya dapat lebih baik lagi.
Akhir kata kami berharap referat ini dapat memberikan wawasan dan
pengetahuan kepada para pembaca pada umumnya dan pada penulis pada
khususnya.
Jakarta, November 2014
Penyusun
7/21/2019 Referat-barium Meal
2/20
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Berbagai jenis pemeriksaan barium X-ray digunakan untuk memeriksa
bagian yang berbeda dari saluran pencernaan. Ini antara lain Barium swallow,
Barium meal, Barium follow through dan Barium enema. Barium swallow,
Barium meal dan Barium follow through secara bersama-sama juga disebut
pemeriksaan saluran cerna atas sedangkan Barium enema disebut pemeriksaan
saluran cerna bawah. Dalam pemeriksaan saluran cerna atas, Barium sulfat
dicampur dengan air dan ditelan, sementara di pemeriksaan saluran cerna bawah
(Barium enema) agen kontras Barium diberikan sebagai enema melalui tabung
kecil yang dimasukkan ke dalam rektum.
Untuk mendapatkan gambaran saluran cerna, kita tidak dapat
menggunakan foto polos karena akan terlihat hitam semua sehingga diperlukan
bahan kontras. Barium Sulfat merupakan senyawa metalik yang muncul pada
sinar-X dan digunakan untuk membantu melihat kelainan pada esofagus dan
lambung. Sinar-X diperlukan untuk melihat jalur dari sistem pencernaan yang
sudah dipenuhi oleh kontras.
OMD (oesophagus, maag, duodenum/barium meal) merupakan suatu
teknik radiografi untuk memeriksa oesophagus, maag dan duodenum dengan
menggunakan media kontras (biasanya barium sulfat). Pemeriksaan bisa
dilakukan dengan single kontras-hanya barium sulfat saja, bisa juga double
kontras dengan barium dan udara. Barium enema merupakan suatu pemeriksaan
radiografik kolon dengan menggunakan bahan kontras (yang lazim digunakan
adalah barium sulfat) yangdimasukan ke dalam kolon pada pasien. Tujuan
pemeriksaan barium enema sendiri adalah untuk mendapatkangambaran anatomis
dari kolon sehingga dapat membantu menegakkandiagnosa suatu penyakit atau
kelainan-kelainan pada kolon.
7/21/2019 Referat-barium Meal
3/20
I.2 Rumusan Masalah
a.
Apa yang dimaksud dengan teknik pemeriksaan barium meal dan
barium enema ?
b. Apa saja indikasi dan kontra indikasi pemeriksaan barium meal dan
barium enema?
c.
Bagaimana persiapan dan teknik pemeriksaan barium meal dan barium
anema ?
I.3 Tujuan
I.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui teknik pemeriksaan barium meal dan barium enema
I.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui definisi teknik pemeriksaan barium meal dan
barium enema.
b.
Mengetahui indikasi dan kontraindikasi pemeriksaan bariummeal dan barium enema
c. Mengetahui persiapan dan prosedur pemeriksaan barium enema
pada anak.
I.4 Manfaat
Penulisan referat ini diharapkan dapat membantu menambah wawasan
kepada semua pihak yang membacanya mengenai teknik pemeriksaan
barium meal dan barium enema.
7/21/2019 Referat-barium Meal
4/20
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Definisi
Maag duodenography adalah pemeriksaan secara radiografi dengan
menggunakan media kontras (positif dan negative) yang diminum (barium meal)
untuk menampakkan kelainan pada lambung dan duodenum. Biasanya satu paket
dengan pemeriksaan oesophagus (OMD = Oesophagus Maag duodenography). Pada
pemeriksaan dengan kontras, terdapat dua kontras yang digunakan yaitu kontras
positif dan kontras negatif.
Kontras positif yang biasanya digunakan dalam pemeriksaan radiologi alat
cerna adalah barium sulfat (BaSO4). Bahan ini adalah suatu garam berwarna putih,
berat dan tidak larut dalam air. Garam tersebut diaduk dengan air sehingga terjadi
suspensi (bukan larutan). Sinar roentgen tidak dapat menembus barium sulfat tersebut
sehinggan menimbulkan bayangan dalam foto roentgen. Kontras negatif yang paling
murah, bagus dan alamiah adalah udara tetapi tidak dapat dipakai dalam setiap
pemeriksaan. Sebagai kontras negatif pengganti adalah CO2. Dapat diganti dengan
serbukan yang disebut effervescent powders.Pada prinsipnya, serbukan ini terdiri atas
natrium bikarbonat dan asam lemah (umpamanya asam sitrat). Campuran kedua
bahan ini tidak bereak selama masih dalam tabung, begitu tabung terbuka dan
serbukan tiba di mulut dan paerut yang bsah, maka terjadilah reaksi kimia antara
kedua bahan tersebut, yang menghasilkan cukup CO2 untuk pemeriksaan kontras
ganda.
7/21/2019 Referat-barium Meal
5/20
5
II.2 Indikasi dan Kontraindikasi
Indikasi Pemeriksaan untuk gaster
Gastritis : radang gaster ( baik akut maupun kronik )
Divertikula : penonjolan keluar darimaag yang membentuk kantung ( banyak terjadi pada
fundus )
Hematemesis : perdarahan)
Neoplasma ( tumor atau kanker )
Hernia hiatal : hingga sebagian lambung tertarik keatas diafragma karena esophagus yang
pendek.
Stenosis pylorus:penutupan atau penyempitan dari lumen pylorus
Bezoat / Undigested material (biasanya berupa rambut, serat sayuran atau bahan kayu )
Ulcers : erosi dari mukosa dinding lambung (karena cairan gaster, diet, rokok, bakteri )
Ulcer/ulkus/tukak : luka terbuka pada permukaan selaput lendir lambung
Perforasi regurgitasi
Kontraindikasi
Persangkaan perforasi tidak boleh menggunakan BaSO4 tetapi menggunakan water
soluble kontras (urografin, iopamiro )
7/21/2019 Referat-barium Meal
6/20
6
Obstruksi usus besar
Indikasi Pemeriksaan Duodenum :
Kelainan congenital-atresi duodeni
-spasme duodeni(pada foto roentgen tampak double bubble)
Radang
Gejala duodenitis :
rasa sakit di epigastrum
rasa mulas
kadang diare
Tumor
- Tumor jinak (diverticle)
Adalah kantong yang menonjol pada dinding usus terdiri atas lapisan mukosa dan muskul
aris mukosa.
- Tumor ganas pada duodeni
Tanda- tandanya; berat badan menurun , nafsu makan menurun, melena, Haematemesis ,
Teraba massa
II.3. Teknik Pemeriksaaan Maag-Duodenography
Persiapan Pasien
o Pasien diberi penjelasan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan ( kooperatif )
o 2 hari sebelum pemeriksaan pasien diet rendah serat untuk mencegah
pembentukan gas akibat fermentasi
o Lambung harus dalam kondisi kosong dari makanan dan air, pasien puasa 8-9 jam
sebelum pemeriksaan
o Pasien tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat obatan yang mengandung
substansi radioopaque seperti steroid, pil kontrasepsi,dll.
o Sebaiknya colon bebas dari fecal material dan udara bila perlu diberikan zat
laxative.
7/21/2019 Referat-barium Meal
7/20
7
o Tidak boleh merokok ( nicotine merangsang sekresi saliva )
o Pasien diminta mengisi informed concent.
Persiapan Alat
o Pesawat X-Ray + Fluoroscopy
o Baju Pasien
o Sarung tangan Pb
o Kaset + film ukuran 30 x 40 cm, 24 x 30 cm.
o Bengkok
o X-Ray marker
o Tissue / Kertas pembersih
o Bahan kontras barium sulfat
o Barium encer dengan air hangat ( BaSO4 : air = 1 :4 )
o Obat emergency : dexametason, delladryl,dll)
o Air Masak Sendok / Straw ( pipet ) dan gelas
Persiapan Bahan
1. Media kontras barium Sulfat
Pemeriksaan Maag Duodenography menggunakan jenis kontras BariumMeal dengan cara meminum media kontras.
2. Cara Pemberian Media Kontras
Kontras positif yang biasanya digunakan dalam pemeriksaan radiologi
saluran pencernaan adalah Barium Sulfat. bahan ini merupakan suatu
garam berwarna putih, mempunyai berat atom yang besar dan tidak larut
dalam air. Bahan diaduk dengan air dalam perbandingan tertentu, sehingga
menjadi suspense. Suspensi tersebut harus diminum oleh pasien dalam
pemeriksaan maag duodenography.
Untuk pemeriksaan lambung dan duodenum setelah pasien diberi suspense
barium kurang lebih 200 ml, kemudian pasien disuruh berbaring di atas
meja pemeriksaan dan diminta untuk memutar badan ke kiri dan ke kanan
sebanyak 2-3 kali dengan maksud agar barium sulfat dapat melapisi
7/21/2019 Referat-barium Meal
8/20
8
lambung dan duodenum secara merata. Setelah itu segera dilakukan
pengambilan radiograf setelah kurang lebih 2-3 menit post media kontras.
Body habitus
o
Tipe dari body habitus memberikan efek yang sangat besar terhadap lokasi organ
pencernaan pada rongga abdomen.
o Untuk keakuratan dan konsistensi posisi dari organ pencernaan perlu diketahui
karakteristik dan klasifikasi dari body habitus.
o Terdapat 4 kelompok dari body habitus yaitu : hypersthenic, sthenic, hyposthenic
dan asthenic
http://www.gophoto.it/view.php?i=http://3.bp.blogspot.com/_EibTHldYDRU/S4t_nP5RYHI/AAAAAAAAAUo/0FTtihfyAVo/s1600-h/2.jpghttp://www.gophoto.it/view.php?i=http://4.bp.blogspot.com/_EibTHldYDRU/S4t_PKEcsFI/AAAAAAAAAUk/n-gw5bZXbg0/s1600-h/1.jpghttp://www.gophoto.it/view.php?i=http://3.bp.blogspot.com/_EibTHldYDRU/S4t_nP5RYHI/AAAAAAAAAUo/0FTtihfyAVo/s1600-h/2.jpghttp://www.gophoto.it/view.php?i=http://4.bp.blogspot.com/_EibTHldYDRU/S4t_PKEcsFI/AAAAAAAAAUk/n-gw5bZXbg0/s1600-h/1.jpg7/21/2019 Referat-barium Meal
9/20
9
Proyeksi Pemotretan
1. PA erect ( film 30 x 40 ) untuk melihat type dan posisi lambung
2.
Lateral erect untuk melihat space retrogastric kiri
3. PA recumbent untuk melihat gastroduodenal surface
4. PA Obliq ( RAO ) untuk melihat pyloric canal dan duodenal bulb
5. Right Lateral Decubitus utk melihat duodenal loop, duodenojujunal junction dan
retrogastric space
6.
AP Recumbent utk melihat bagian fundus terutama pada teknik double kontras, rotasi
lateral untuk melihat lesi pada dinding anterior dan posterior, retrogastric portion dari
jejunum dan illium7. Variasi supine dengan mengatur kepala lebih rendah 250 300 untuk melihat hernia
hiatal dan 10 15 derajat dan rotasi pasien ke depan ( sisi kanan dekat meja ) untuk
melihat gastroesophageal junction juga untuk melihat regurgitasi.
Proyeksi PA (film 30 x40)
o Fungsi : untuk memperlihatkan polip, divertikul, gastritis, pada pylorus lambung
o Posisi Pasien : berdiri, prone menghadap kaset
o
Posisi Objek : MSP pada pertengahan meja / kaset. Batas Atas : Xyphoid ( Th 9-
10 ), Batas Bawah: SIAS, diyakinkan tidak ada rotasi abdomen.
o CR : Tegak Lurus
o CP : Pada pylorus dan bulbus duodeni.
Stenik : 1-2 inchi dibawah L2 menuju lateral batas costae dan 1 inchi
kekiri dari C. Vertebrae
Astenic : 2 inchi dibawah L2
Hiperstenic : 2 Inchi diatas level duodenum
o Expose : ekspirasi dan tahan nafas.
o Kriteria Radiograf :
Struktur yang tampak daerah lambung dan duodenum
Body dan pylorus tercover
7/21/2019 Referat-barium Meal
10/20
10
Struktur gambar dapat menampakkan jaringan dari lambung dan
duodenum.
Tampak struktur anatomis sesuai dengan kelainan dan patologi yang ada
http://www.gophoto.it/view.php?i=http://2.bp.blogspot.com/_EibTHldYDRU/S4uCo6S_YJI/AAAAAAAAAUs/avYJwvxwC6Y/s1600-h/3.jpghttp://www.gophoto.it/view.php?i=http://2.bp.blogspot.com/_EibTHldYDRU/S4uCo6S_YJI/AAAAAAAAAUs/avYJwvxwC6Y/s1600-h/3.jpg7/21/2019 Referat-barium Meal
11/20
11
Proyeksi Lateral Erect (Lateral kanan)
o Fungsi : memperlihatkan proses pada daerah retrogastric seperti divertikel, tumor,
ulkus gastric, trauma pada perut dan batas belakang lambung.
o Posisi Pasien : pasien miring arah kanan, atur kaki dan dan tangan mengikuti
kemiringan pasien
o Posisi Objek : bahu dan daerah costae dalam posisi lateral, batas atas xyphoid,
batas bawah crista iliaka
o Central Ray : Tegak Lurus
o Central Point : bulbus duodenum pada L1
Stenik : 1-1,5 ke depan dari mid coronal plane
Astenic : 2 inchi dibawah L1
Hiperstenic : 2 Inchi diatas L1
o FFD : 100 cm
o Expose : ekspirasi dan tahan nafas.
o Kriteria Radiograf :
Struktur yang tampak daerah lambung dan duodenum tercover celah
retrogastric, pylorus dan lengkung duodenum akan terlihat jelas khususnya
pada tipe hiperstenic
Lengkung duodenum terletak pada sekitar L1
Dapat memperlihatkan anatomi dan kelainan yang ada.
http://www.gophoto.it/view.php?i=http://4.bp.blogspot.com/_EibTHldYDRU/S4yg6fBGowI/AAAAAAAAAUw/DeGVtrmXZ_4/s1600-h/4.jpg7/21/2019 Referat-barium Meal
12/20
12
Proyeksi LPO (left posterior oblique)
o Fungsi : bila digunakan double kontras akan dapat memperlihatkan dengan jelas
batas antara udara dengan dinding pylorus dan bulbus sehingga jelas untuk
GASTRITIS dan ULKUS
o Posisi Pasien : pasien recumbent, punggung menempel kaset.
o Posisi Objek : dari posisi supine dirotasikan 30 60 derajat dengan bagian kiri
menempel meja, tungkai difleksikan untuk menopang, Batas atas
:proc.xyphoideus, Batas bawah : SIAS
o CR : Tegak Lurus
o
CP : pertengahan crista iliaca Stenik : L1
Astenic : 2 inchi dibawah L1 mendekat mid line
Hiperstenic : 2 Inchi diatas L1
FFD : 100 cm
Expose : ekspirasi dan tahan nafas.
o Kriteria Radiograf :
Struktur yang tampak daerah lambung dan duodenum, bulbus duodenum
tanpa superposisi dengan pylorus
Fundud tampak tertempeli BaSO4
Pada double kontras tampak batas body dan pylorus dengan batas udara
Tidak ada pergerakan dan kekaburan gambaran lambung dan duodenum
7/21/2019 Referat-barium Meal
13/20
13
Proyeksi PA Oblique (RAO)
o Posisi Pasien : recumbent, prone
o Posisi Objek : Abdomen diatur sehingga abdomen membentuk sudut 40 70
derajat dengan tepi depan MSP, lengan tangan sebelah kiri flexi ke depan, knee
joint flexi.
o Central Ray : vertical tegak lurus
o
Central Point : daerah bulbus duodeni
Stenik : 1-2 inch dari L2
Asthenic : 2-5 inchi di bawah L2
Hiperstenic : 2-5 inchi di atas L2
o FFD : 100 cm
o Eksposi : ekspirasi dan tahan nafas
o Kriteri radiograf :
Struktur ditampakkan : daerah lambung dan lengkung duodenum
membentuk huruf C
Tampak bagianbagian dari lambung bebas superposisi
Dapat menampakkan daerah yang mempunyai indikasi / kelainan
Tidak tampak kekaburan dan pergerakan.
http://www.gophoto.it/view.php?i=http://3.bp.blogspot.com/_EibTHldYDRU/S4yihB_S9uI/AAAAAAAAAU0/XiHVDLMqNKY/s1600-h/5.jpg7/21/2019 Referat-barium Meal
14/20
14
Proyeksi AP
o Posisi Pasien : Supine
o Posisi Objek : MSP pada mid line meja, pastikan tubuh tidak ada rotasi
o CR : tegak lurus dengan kaset
o CP : pada L1 ( diantara xypoid dan batas bawah costae )
Stenik : L1
Asthenic : 2 inchi di bawah L1
Hiperstenic : 1 inchi di atas L1
o FFD : 100 cm
o Eksposi : ekspirasi dan tahan nafas
o Kriteria radiograf :
Struktur ditampakkan : lambung dan duodenum, diafragma dan paru-parubagian bawah
Tampak bagianbagian dari lambung bebas superposisi
Dapat menampakkan daerah yang mempunyai indikasi / kelainan
Tidak tampak kekaburan dan pergerakan.
http://www.gophoto.it/view.php?i=http://3.bp.blogspot.com/_EibTHldYDRU/S4ypIZQyjFI/AAAAAAAAAU4/h7MnulOcZ3s/s1600-h/6.jpg7/21/2019 Referat-barium Meal
15/20
15
o Catatan :
Variasi supine dengan mengatur kepala lebih rendah 2530 derajat untuk
melihat hernia hiatal.
10 15 derajat dengan rotasi pasien ke depan ( sisi kanan dekat meja )
untuk melihat gastroesophageal junction juga untuk melihat regurgitasi.
Gambar normal dari Gaster dan duodenum setelah Maag duodenography
II.4. Ulkus peptik
Prinsip pemeriksaan ulkus peptik adalah suspensi yang diminum pasien
memasuki ulkus di dalam dinding lambung. Bila ulkus yang berada di dalam dinding
terisi oleh barium sulfat, maka seolah-olah terlihat bayangan di luar gambar normal
disebut bayangan tambahan (additional shadow). Ulkus sendiri yang tergambar oleh
additional shadow disebut Nisse atau niche. Dalam bahasa Indonesia disebut junud.Pada pemeriksaan dengan kontras tunggal dan ganda, pasien harus dalam keadaan
puasa agar pemeriksaan tidak terganggu oleh makanan. Pada pemeriksaan dengan
kontras ganda, sebelum dimulai, pasien diberikan suntikan antispasmodik dengan
maksud agar lambung menjadi bagus dan halus. Kontras yang paling bagus dan
murah adalah udara yang dimasukkan lewat hidung dan esophagus ke dalam
7/21/2019 Referat-barium Meal
16/20
16
lambung. Sebaiknya jumlah suspensi yang diminum sebanyak 300 ml. dengan
demikian lambung dan bulbus duodenum menjadi jernih dan transparan. Selaput
lendirnya sudah tidak terlihat dan yang tampak adalah area gastricanya. Ulkus kecil
dapat terdeteksi dengan cara ini.
Ulkus dapat berkedudukan di lambung, pylorus dan duodenum. Ada perbedaan
yang menarik antara gejala radiologik ulkus lambung dan duodenum. Lambung
merupakan ruangan yang cukup luas sedangkan bulbus duodenum adalah ruangan
yang sempit sehingga ulkus di duodenum lebih cepat menyebabkan deformitas bulbus
duodenum. Deformitas yang sering ditemukan seperti daun dadap (trefoil deformity
atau cloverleaf deformity). Deformitas yang lain adalah bentuk pohon pinus yang
disebut pinetree deformity.
7/21/2019 Referat-barium Meal
17/20
17
II.5. Tumor Lambung
Secara radiologi merupakan sebuah lesi yang menyita ruangan (space occupying
lesion atau SOL). Bila ada tumor lambung, maka dengan sendirinya kontras tidak
dapat mengisinya, sehingga pada pengisian lambung olehnya, tempat tersebut
merupakan tempat yang luput dari pengisian kontras (luput isi atau filling defek).
7/21/2019 Referat-barium Meal
18/20
18
II.6 Pemeriksaan Usus Halus (Follow through)
Pemeriksaan usus halus dapat dilaksanakan sebagai pemeriksaan lambung atau
dapat dimintakan tersendiri. Dapat dilaksanakan dengan memasukkan selang karet
atau plastik sampai lewat pylorus kemudian dimasukkan suspensi barium sulfat.
Pemeriksaan usus halus dikenal sebagai pemeriksaan follow through yaitu sebagai
pemeriksaan yang dilanjutkan setelah pemeriksaan lambung. Pemeriksaan ini dapat
dilakukan dengan berbagai cara. Yang pertama dengan meminum dua gelas barium
sulfat sekaligus atau dengan interval beberapa menit sampai dua gelas barium sulfat
itu habis. Pemeriksaan berakhir bila ileum terminal telah dilewati dan kolon asendens
telah terisi. Duodenum dan jejunum memperlihatkan feathery appearance (seperti
bulu-bulu), sedangkan ileum memperlihatkan tubular appearance (seperti tabung atau
selang). Ada beberapa keadaan dimana tidak dapat dipenuhi permintaan pemeriksaan
follow through, salah satunya adalah obstruksi dalam kolon atau ileus .
7/21/2019 Referat-barium Meal
19/20
19
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Pemeriksaan radiologi dengan kontras barium merupakan teknik pemeriksaan yang
dilakukan untuk memberikan gambaran jelas saluran cerna. Taknik pemeriksaan barium
bermacam macam antara lain Barium swallow, Barium meal, Barium follow through dan Barium
enema. Barium swallow, Barium meal dan Barium follow through secara bersama-sama juga
disebut pemeriksaan saluran cerna atas sedangkan Barium enema disebut pemeriksaan saluran
cerna bawah.. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan gambaran anatomis dari
saluran pencernaa sehingga dapat membantu menegakkan diagnosa suatu penyakit atau
kelainan-kelainan pada saluran cerna.
Terdapat indikasi dan juga kontra indikasi dalam pelaksanaan teknik pemeriksaan
radiologi ini, selain itu juga terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan pula dalam proses
persiapan maupun pelaksaan pemeriksaan dengan barium ini.
7/21/2019 Referat-barium Meal
20/20
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Sjahriar Rasad. 2008. Radiologi Diagnostik Edisi Kedua. Jakarta : Balai Penerbit
FK UI.
2. Corr, Petter. 2010. Mengenali Pola Foto-Foto Diagnostik. Alih Bahasa : dr. Dian
Ramadhani. Jakarta : EGC.
3. David Sutton. 2006. Textbook of Radiology and Imaging Seventh EditionVolume
I. USA : Elsevier Churchill.
4. Robert D. Halpert. 2006. Gastrointestinal Imaging Third Edition. USA : Mosby
Elsevier.
Top Related