REDESAIN PASAR CIBARUSAH
DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR PERILAKU
SKRIPSI
Disusun untuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur
Pada Program Studi Arsitektur
Disusun Oleh :
WAWAN HERMANSYAH
NIM : 321310002
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PELITA BANGSA
BEKASI 2019
ii
iii
iv
v
vi
ABSTRAK
WAWAN HERMANSYAH. 321310002. REDESAIN PASAR CIBARUSAH
DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR PERILAKU. Tugas akhir Program
Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Pelita Bangsa. Pasar Cibarusah
merupakan pasar tradisional yang berada di Jalan Raya Cibarusah No. 41 Desa
Cibarusah Kota Kecamatan Cibarusah Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat.
Banyaknya masalah baru yang telah muncul dan menyebabkan tidak efektifnya
kegiatan masyarakat di daerah tersebut seperti kemacetan, sirkulasi kendaraan,
sirkulasi pejalan kaki dan sampah. Adapun masalah lainnya adalah
ketidakefektifan gedung pasar itu sendiri, sehingga dengan mempertimbangkan
segala hal yang sudah disampaikan di atas, maka pembangunan kembali
(redesain) bangunan Pasar Cibarusah sangatlah tepat. Karena perlu adanya
perbaikan mengenai susunan bangunan ini sehingga menjadi lebih efektif dan
efisien serta enciptakan sebuah bangunan yang memiliki daya tarik masyarakat
untuk berbelanja dan sebagai pusat perbelanjaan utama di Kecamatan Cibarusah
dengan menggunakan prinsip-prinsip arsitektur perilaku serta menciptakan suatu
keharmonisan dan keterkaitan antara desain bangunan baru dengan pusat
perbelanjaan lain yang berada di sekitar pasar. Metode yang digunakan untuk
mencapai desain akhir yaitu survei lapangan, pengumpulan data, analisa data,
konsep dan desain akhir. Perencanaan meliputi penataan ulang kios dan los di
dalam pasar melalui pengelompokan berdasarkan komoditas. Diharapkan dapat
memudahkan pengontrolan utilitas bangunan, serta memudahkan pengunjung
untuk mendapatkan barang sesuai yang dibutuhkan, perbaikan fisik pasar,
memperbaiki sirkulasi di dalam pasar serta penerapan Arsitektur Perilaku
terhadap Pasar Cibarusah baik ke dalam massa bangunan maupun pola perilaku
masyarakat. Mengingat pasar ini merupakan pasar terbesar untuk kawasan
Kecamatan Cibarusah dan sekitarnya, sehingga pembangunan kembali pasar ini
dengan tujuan meningkatkan vitalitas dan kualitas lingkungan pedagang sangatlah
diperlukan.
Kata Kunci : Pasar Cibarusah, Pasar Tradisional, Kecamatan Cibarusah, Redesain.
vii
ABSTRACT
ANSWER HERMANSYAH. 321310002. REDESIGN THE CIBARUSAH
MARKET WITH BEHAVIOR ARCHITECTURE APPROACH. Final project of
the Architecture Study Program at the Faculty of Engineering, Universitas Pelita
Bangsa. Cibarusah Market is a traditional market located on Jalan Raya
Cibarusah No. 41 Cibarusah Village Kota Cibarusah District Bekasi District
West Java Province. Many new problems have emerged that have caused
ineffective community activities in the area such as traffic jams, vehicle
circulation, pedestrian circulation and garbage. Another problem is the
ineffectiveness of the market building itself. So taking into account all the things
that have been stated above, the redesign of the Cibarusah Market building is
very appropriate. Because there needs to be an improvement regarding the
arrangement of this building so that it becomes more effective and efficient and
creates a building that has the appeal of the community to shop and as the main
shopping center in the District of Cibarusah by using the principles of behavioral
architecture and creating a harmony and the relationship between new building
designs with other shopping centers around the market. The methods used to
achieve the final design are field survey, data collection, data analysis, concept
and final design. Planning includes rearrangement of kiosks and booths in the
market through groupings based on commodities. It is expected to facilitate the
control of building utilities, as well as facilitate visitors to obtain goods as
needed, physical improvement of the market, improve circulation within the
market and Application of Behavioral Architecture to the Cibarusah Good Market
into the building mass.Considering that this market is the biggest market for
Cibarusah Subdistrict and its surroundings, so the rebuilding of this market with
the aim of increasing the vitality and environmental quality of traders is very
necessary.
Keywords: Pasar Cibarusah, Traditional Market, Cibarusah Sub District,
Redesign.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan
karunia yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan
tugas akhir ini.Tugas ini dibuat sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik, khususnya Progran Studi Arsitektur.Tugas akhir yang penulis
susun ini mengambil judul Redesain Pasar Cibarusah Dengan Pendekatan
Arsitektur Perilaku.Hasil akhir ini dituangkan dalam bentuk laporan tertulis.
Laporan ini berisi pembahasan mengenai dasar penentuan judul, tema, deskripsi
proyek, analisa lokasi dan bangunan, konsep serta hasil perancangan arsitektur
dalam bentuk perancangan dan maket.Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah
selain sebagai persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Teknik, laporan ini dibuat
untuk menyempurnakan hasil tugas akhir sehingga dapat dibukukan dan bisa
diambil manfaatnya oleh pembaca.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang mendukung
penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Adapun orang-orang yang telah
mendukung penyelesaian tugas ahkir ini adalah :
1. Ibu RetnoFitri Astuti, S.T., M.T. Selaku Ketua Program Studi Arsitektur
dan dosen Pembimbing I dalam tugas akhir saya.
2. Bapak Windi, S.Pd., M.M. selaku dosen Pembimbing II dan motivator
dalam tugas akhir saya.
3. Seluruh Dosen Program Studi Arsitektur Universitas Pelita Bangsa yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
ix
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................. i
Lembar Persetujuan Sidang Tugas Akhir ....................................................... ii
Lembar Pengesahan Sidang Skripsi Dan Tugas Akhir ................................... iii
Lembar Pernyataan Keaslian Skripsi .............................................................. iv
Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi ...................................................... v
Abstrak ............................................................................................................ vi
Kata Pengantar ................................................................................................ viii
Daftar Isi .......................................................................................................... x
Daftar Gambar ................................................................................................. xv
Daftar Tabel .................................................................................................... xix
Daftar Bagan ................................................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ..................................................................................... 4
1.3 Perumusan Masalah ..................................................................................... 5
1.4 Tujuan .......................................................................................................... 5
1.5 Ruang Lingkup Pembahasan ........................................................................ 6
1.6 Metodologi Penulisan ................................................................................... 6
1.7 Sistematika Penulisan ................................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Terminologi Judul ......................................................................................... 11
2.1.1 Pengertian Judul .................................................................................. 11
2.2 Pasar Tradisional ........................................................................................... 13
2.2.1 Klasifikasi Pasar .................................................................................. 13
xi
2.2.2 Unsur-Unsur Pokok Perpasaran .......................................................... 18
2.2.3 Materi Perdagangan di Pasar ............................................................... 20
2.2.4 Unsur-Unsur Penunjang Pasar ............................................................ 21
2.3 Pengertian Arsitektur Perilaku ...................................................................... 22
2.3.1 Deskripsi Perilaku ............................................................................... 24
2.3.2 Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang ............................... 24
2.3.3 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang .......................................... 25
2.3.4 Perilaku dalam Arsitektur ................................................................... 26
2.4 Studi Literatur Bangunan Bertema Arsitektur Perilaku ................................ 30
2.4.1 Penerapan Desain Arsitektur Perilaku Pada Perancangan Redesain
Pasar Panggungrejo Surakarta ............................................................ 30
2.4.2 Els Colors Kindergarten ..................................................................... 43
2.4.3 Pasar Jonggol, Bogor .......................................................................... 49
BAB III TINJAUAN WILAYAH PERANCANGAN
3.1 Lokasi ............................................................................................................ 52
3.2 Data Umum Lokasi ....................................................................................... 53
3.2.1 Tinjauan Terhadap Struktur Kota ....................................................... 53
3.2.2 Pencapaian .......................................................................................... 54
3.2.3 Area Pelayanan ................................................................................... 55
3.3 Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi .............................................................. 56
3.3.1 Luas Lahan .......................................................................................... 57
3.3.2 Peraturan Site ...................................................................................... 58
3.3.3 Luas Dan Ketinggian Bangunan Sekitar ............................................. 61
3.3.4 Eksisting .............................................................................................. 62
3.4 Tinjauan Fungsi ............................................................................................. 65
xii
3.4.1 Deskripsi Pelaku Dan Kegiatan .......................................................... 65
3.4.2 Deskripsi Kegiatan Pasar Cibarusah ................................................... 66
3.4.3 Deskripsi Penggunaan Pasar Cibarusah .............................................. 67
3.4.4 Deskripsi Perilaku Masyarakat Sekitar Pasar Cibarusah .................... 69
BAB IV ANALISA
4.1 Analisa Kondisi Tapak Dan Lingkungan ...................................................... 74
4.1.1 Data Site .............................................................................................. 74
4.1.2 Batas-Batas Wilayah ........................................................................... 75
4.1.3 Analisa Pencapaian ............................................................................. 76
4.1.4 Analisa Sirkulasi ................................................................................. 80
4.1.5 Analisa Orientasi ................................................................................. 83
4.1.6 Analisa Matahari ................................................................................. 84
4.1.7 Analisa Ruang Terbuka Hijau ............................................................. 86
4.1.8 Analisa Sarana Dan Prasarana ............................................................ 88
4.1.9 Analisa Kawasan Sekitar Site ............................................................. 90
4.2 Analisa Fungsional ........................................................................................ 92
4.2.1 Analisa Perilaku Masyarakat Sekitar .................................................. 92
4.2.2 Analisa Kegiatan Dan Kriteria Ruang .............................................. 105
4.2.2.1 Pengelompokkan Kegiatan Dan Kriteria Ruang .................. 105
4.2.2.2 Aliran Kegiatan ..................................................................... 108
4.2.2.3 Analiasa Jumlah Pengunjung Dan Daya Tampung .............. 109
4.2.3 Besaran Ruang .................................................................................. 111
4.2.4 Bentuk ............................................................................................... 118
4.2.4.1 Penentuan Pola Massa Bangunan ......................................... 118
4.2.4.2 Bentuk Dasar Bangunan ....................................................... 119
xiii
4.2.4.3 Analisa Perilaku Pada Massa Bangunan .............................. 120
4.2.4.4 Modul Bangunan .................................................................. 123
4.2.4.5 Ketinggian Bangunan ........................................................... 124
4.3 Analisa Teknologi ....................................................................................... 124
4.3.1 Struktur ............................................................................................. 124
4.3.2 Utilitas ............................................................................................... 127
4.3.2.1 Sistem Air Bersih ................................................................. 127
4.3.2.2 Sistem Air Buangan .............................................................. 128
4.3.2.3 Sistem Penghawaan .............................................................. 129
4.3.2.4 Sistem Instalasi Listrik ......................................................... 131
4.3.2.5 Sistem Pencahayan ............................................................... 132
4.3.2.6 Sistem Keamanan ................................................................. 132
4.3.2.7 Sistem Sirkulasi Vertikal ...................................................... 132
4.3.2.8 Sistem Pembuangan Sampah ................................................ 133
BAB V KONSEP DAN DESAIN PERANCANGAN
5.1 Konsep Tapak .............................................................................................. 138
5.1.1 Penzoningan Tapak ........................................................................... 138
5.1.2 Sirkulasi Tapak Dan Aksesibilitas .................................................... 140
5.1.3 Jalur Pejalan Kaki ............................................................................. 142
5.1.4 Ruang Terbuka Hijau ........................................................................ 143
5.2 Konsep Massa Bangunan ............................................................................ 144
5.2.1 Bentuk Gubahan Massa .................................................................... 144
5.2.2 Bentuk Plaza (Ruang Terbuka) ......................................................... 146
5.2.3 Konsep Ruang Dalam Ground Floor ................................................ 147
5.2.4 Konsep Ruang Dalam Lantai 1 Dan 2 .............................................. 152
xiv
5.3 Konsep Struktur Dan Utilitas Bangunan ..................................................... 156
5.3.1 Struktur Pada Pasar ........................................................................... 156
5.3.2 Utilitas Pada Pasar ............................................................................ 158
5.4 Konsep Umum Bangunan ........................................................................... 163
5.4.1 Konsep Massa Bangunan .................................................................. 163
5.4.2 Konsep Tata Lingkungan Site ........................................................... 164
5.4.3 Konsep Parkir .................................................................................... 165
5.4.4 Konsep Perkerasan ............................................................................ 166
5.4.5 Konsep Interior ................................................................................. 166
5.4.6 Konsep Drainase ............................................................................... 167
5.5 Rangkuman ................................................................................................. 168
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP PENULIS
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Lokasi Site Pasar Panggungrejo Surakarta .................................. 31
Gambar 2.2 Penerapan Desain Ruang Batas Permanen .................................. 33
Gambar 2.3 Penerapan Desain Ruang Batas Semi Permanen ........................ 33
Gambar 2.4 Penerapan Desain Ruang Informal .............................................. 34
Gambar 2.5 Penerapan Desain Ruang Informal .............................................. 35
Gambar 2.6 Penerapan Desain Kontinuitas Jalur Pada Sirkulasi .................... 36
Gambar 2.7 Penerapan Desain Node Pada Jalur Sirkulasi .............................. 37
Gambar 2.8 Penerapan Desain Edges Pada Jalur Sirkulasi ............................ 37
Gambar 2.9 Transformasi Persepsi Umum Pasar ........................................... 40
Gambar 2.10 Transformasi Persepsi Bangunan Sekitar .................................... 41
Gambar 2.11 Penggunaan Struktur Sebagai Elemen Pembentuk ..................... 41
Gambar 2.12 Penerapan Desain Figur Dan Latar Pada Fasad .......................... 41
Gambar 2.13 Els Colors Kindergarten .............................................................. 44
Gambar 2.14 Suasana Interior Els Colors Kindergarten ................................... 44
Gambar 2.15 Suasana Interior Els Colors Kindergarten ................................... 45
Gambar 2.16 Denah Els Colors Kindergarten .................................................. 46
Gambar 2.17 Tampak Els Colors Kindergarten ................................................ 47
Gambar 2.18 Potongan Els Colors Kindergarten .............................................. 47
Gambar 2.19 Jalur Sirkulasi .............................................................................. 48
Gambar 2.20 Eksisting Pasar Jonggol ............................................................... 49
Gambar 2.21 Site Plan Pasar Jonggol ............................................................... 50
Gambar 2.22 Pasar Jonggol ............................................................................... 50
Gambar 2.23 Area Pasar Bersih Jonggol .......................................................... 51
xvi
Gambar 2.24 Area Pasar Basah Jonggol ........................................................... 51
Gambar 3.1 Lokasi Tapak Pasar Cibarusah .................................................... 52
Gambar 3.2 Pembagian WPP Kabupaten Bekasi ............................................ 53
Gambar 3.3 Lokasi Site ................................................................................... 54
Gambar 3.4 Kawasan Pelayanan Pasar ........................................................... 55
Gambar 3.5 Kondisi Eksisting Pasar ............................................................... 56
Gambar 3.6 Wilayah Site ................................................................................ 57
Gambar 3.7 GSB Site ...................................................................................... 59
Gambar 3.8 Eksisting GSB Dan GSS ............................................................. 60
Gambar 3.9 Ketinggian Bangunan Sekitar ...................................................... 62
Gambar 3.10 Eksisting Pasar Tampak Samping ............................................... 63
Gambar 3.11 Eksisting Denah Lantai 1 ............................................................ 63
Gambar 3.12 Eksisting Denah Lantai 2 ............................................................ 63
Gambar 3.13 Kondisi Lokasi Sekitar ................................................................ 64
Gambar 4.1 Data Site ...................................................................................... 74
Gambar 4.2 Angkot K-17 jurusan Cikarang–Cibarusah ................................. 76
Gambar 4.3 Pencapaian Dan Kondisi Sekitar Site .......................................... 77
Gambar 4.4 Pencapaian Jalur Pejalan Kaki .................................................... 78
Gambar 4.5 Jalur Kendaraan ........................................................................... 80
Gambar 4.6 Akses Pejalan Kaki Menuju Pasar .............................................. 81
Gambar 4.7 View Menuju Site ........................................................................ 83
Gambar 4.8 Pergerakan Matahari ................................................................... 84
Gambar 4.9 Eksisting Area Ruang Terbuka Hijau ......................................... 86
Gambar 4.10 Eksisting Sistem Drainase Pasar ................................................. 88
Gambar 4.11 Bangunan dan Fasilitas Publik di Sekitar Site ............................. 90
xvii
Gambar 4.12 Contoh Perilaku Masyarakat Di Lingkungan Pasar .................... 92
Gambar 4.13 Pedagang Liar Di Sekitar Site ..................................................... 112
Gambar 4.14 Eksisting Fasad Bangunan Pasar Cibarusah ................................ 123
Gambar 4.15 Truk Pengangkut Sampah ........................................................... 135
Gambar 5.1 Konsep Tapak Ground Floor ...................................................... 138
Gambar 5.2 Jalur Sirkulasi Kendaraan............................................................. 140
Gambar 5.3 Jalur Pejalan Kaki ........................................................................ 142
Gambar 5.4 Ruang Terbuka Hijau .................................................................. 143
Gambar 5.5 Gubahan Massa Bangunan .......................................................... 144
Gambar 5.6 Denah Plaza ................................................................................. 146
Gambar 5.7 Suasana Area Plaza ..................................................................... 146
Gambar 5.8 Denah Ground Floor ................................................................... 147
Gambar 5.9 Sarana dan Prasaran Pedagang .................................................... 148
Gambar 5.10 Area kios samping ground Floor ................................................ 149
Gambar 5.11 Ruang Bagian Atas Kios Pada Lantai Ground ............................ 149
Gambar 5.12 Area Tangga ................................................................................ 150
Gambar 5.13 Area Parkir Mobil Lantai 1 ......................................................... 151
Gambar 5.14 Jalur Bongkar Muat Barang (Loading Dock) .............................. 151
Gambar 5.15 Denah Lantai 1 ............................................................................ 152
Gambar 5.16 Denah Lantai 2 ............................................................................ 152
Gambar 5.17 Zoning / Pengelompokkan Toko Lantai 1 ................................... 153
Gambar 5.18 Zoning / Pengelompokkan Toko Lantai 2 ................................... 154
Gambar 5.19 Pola Lantai Jalur Pedestrian ........................................................ 154
Gambar 5.20 Area Tengah Pasar (Core) ........................................................... 155
Gambar 5.21 Pagar Pembatas Untuk Tempat Duduk Lantai 1 dan 2 ............... 156
xviii
Gambar 5.22 Konsep Detail Sanitasi ................................................................ 160
Gambar 5.23 Bukaan Pada Tiap Sisi Bangunan ............................................... 161
Gambar 5.24 Sistem Pencahayaan Alami ......................................................... 162
Gambar 5.25 Sistem Sirkulasi Vertikal (Tangga & Eskalator) ......................... 162
Gambar 5.26 Akses keluar Masuk Pasar .......................................................... 164
Gambar 5.27 Jalur Pemberhentian Angkot ....................................................... 165
Gambar 5.28 Konsep Parkir Vertikal Mobil Dan Motor .................................. 165
xix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kerangka Pemikiran ........................................................................ 8
Tabel 3.1 Jumlah Dan Jenis Kios/Los Pasar Cibarusah .................................. 67
Tabel 3.2 Struktur Organisasi UPTD Pasar Cibarusah ................................... 68
Tabel 3.3 Perilaku Masyarakat Sekitar ........................................................... 69
Tabel 4.1 Jenis Usaha dan Fasilitas Publik di Sekitar Pasar Cibarusah ......... 91
Tabel 4.2 Analisa Perilaku Masyarakat Sekitar .............................................. 93
Tabel 4.3 Kegiatan Dan Kriteria Ruang .......................................................... 106
Tabel 4.4 Perkembangan Penduduk Kecamatan Cibarusah ............................ 109
Tabel 4.5 Kebutuhan Ruang Pasar .................................................................. 114
Tabel 4.6 Kebutuhan Ruang Food Court ........................................................ 116
Tabel 4.7 Kebutuhan Ruang Parkir ................................................................. 117
Tabel 4.8 Jenis Massa Bangunan .................................................................... 118
Tabel 4.9 Karakteristik Bentuk Dasar Bangunan ............................................ 120
Tabel 4.10 Karakteristik Warna ........................................................................ 122
Tabel 4.11 Jenis Sistem Struktur Bangunan ..................................................... 125
Tabel 4.12 Jenis Sistem Air Bersih ................................................................... 128
Tabel 4.13 Jenis Sistem Penghawaan ................................................................ 129
Tabel 4.14 Jenis Sistem Instalasi Listrik ........................................................... 131
Tabel 4.15 Jenis Sistem Pencahayaan ............................................................... 132
Tabel 4.16 Jumlah Sampah Perhari ................................................................... 134
Tabel 4.17 Kapasitas Truk Pengangkut Sampah ............................................... 135
xx
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Diagram Skematik Proses Desain Els Colors Kindergarten ........... 48
Bagan 4.1 Aliran Kegiatan Pedagang Pasar ...................................................... 108
Bagan 4.2 Aliran Kegiatan Pengunjung Pasar ................................................ 109
Bagan 4.3 Penggunaan Genset Untuk Keadaan Darurat ................................. 131
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Negara Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang bersaing
dengan negara maju dan berkembang lainnya. Indonesia juga merupakan Negara
kepulauan dimana masing-masing pulau dan daerahnya mempunyai potensi
sumber daya yang berbeda-beda. Oleh karena itu Indonesia menerapkan sistem
otonomi daerah dalam mengatur negaranya. Sistem otonomi daerah merupakan
suatu sistem dimana pemerintah pusat memberikan hak dan wewenang kepada
tiap-tiap daerah untuk mengatur daerahnya sendiri.
Cibarusah Merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten
Bekasi yang mempunyai hak otonomi tersebut. Oleh karena itu pemerintah
Kabupaten Bekasi mempunyai kewenangan untuk mengatur daerahnya.
Pembangunan infrastruktur tata kota diatur oleh pemerintah Kabupaten dengan
maksud dan tujuan yang baik, begitu pula dengan pengembangan pasar tradisional
di Kecamatan Cibarusah atau lebih dikenal dengan Pasar Cibarusah.
Pasar tradisional sendiri merupakan salah satu warisan budaya dan
kebiasaan yang berawal sejak nenek moyang kita mengenal adanya transaksi jual
beli. Namun tidak seperti kebanyakan warisan budaya lainnya, pasar tradisional
cenderung terbelakang dan kurang dapat perhatian. Pasar tradisional merupakan
salah satu bukti bahwa masyarakat kita sudah mengenal sistem perdagangan sejak
lama. Selain menjadi bagian dari sejarah dan peninggalan budaya, keberadaan
1
2
pasar tradisional ini juga menguntungkan secara ekonomi, karena dengan adanya
pasar tradisional ini, kegiatan jual beli masyarakat sudah memiliki wadah yang
menjadi tempat untuk bertransaksi, maka ekonomi masyarakat sekitar juga
menjadi ikut terdorong.
Namun keberadaan pasar tradisional akhir-akhir ini sudah mulai terancam.
Salah satu penyebabnya adalah semakin banyaknya bermunculan pasar-pasar
modern yang mempunyai modal yang besar, fasilitas yang lengkap, serta
menawarkan kenyamanan yang baik. Pasar-pasar modern bermunculan saat ini
mulai menggeser peran pasar tradisional bahkan cenderung menyingkirkannya.
Tetapi kita tidak boleh hanya mengambinghitamkan pasar modern sebagai
penyebab hilangnya pasar tradisional, karena faktor penyebab lainnya adalah
buruknya kualitas sera pengelolaan pasar tradisional itu sendiri. Keberadaan pasar
tradisional yang kotor, berbau busuk, pengap serta tidak nyaman inilah yang
menyebabkan masyarakat mulai enggan untuk berbelanja di pasar tradisional.
Untuk itu sebenarnya hubungan antara pasar tradisional dengan pasar
modern haruslah lebih diperbaiki. Sehingga nantinya diperoleh suatu keselarasan
antara bangunan pasar tradisional dengan bangunan pasar modern. Sehingga
keberadaan pasar modern tidak lagi dijadikan alasan hilangnya keberadaan pasar
tradisional.
Salah satu contoh konkretnya adalah kawasan pasar Cibarusah. Memang
sampai dengan saat ini, pasar ini masih memiliki pelanggan tetap yang selalu
berbelanja di pasar ini, akan tetapi jumlahnya semakin hari semakin berkurang,
3
banyaknya masalah baru yang telah muncul dan menyebabkan tidak efektifnya
kegiatan masyarakat di daerah tersebut. Salah satu hal konkret dan mungkin
paling signifikan serta paling sering kita lihat adalah masalah kemacetan. Kita
dapat melihat bahwa permasalahan sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan sering
kali menjadi penyebab utamanya. Hal itu kemudian diperparah lagi oleh angkutan
kota yang menaikan dan menurunkan penumpang disembarang tempat. Adapun
masalah lainnya adalah ketidakefektifan gedung pasar itu sendiri. Hal itu dapat
dilihat dari ketidakteraturan para pedagang yang menjajakan barang dagangannya,
yakni di tepi-tepi jalan yang seharusnya menjadi jalur trotoar, tidak hanya sampai
disitu, jumlah pedagang yang berjualan di pasar semakin banyak, sehingga sampai
menggunakan tepi-tepi jalan untuk berjualan, hal ini mencerminkan kurangnya
tempat untuk berjualan bagi para pedagang yang merujuk kepada asumsi bahwa
memang pada pasar ini sudah perlu dilakukan pembangunan kembali, agar seluruh
pedagang dapat berjualan dengan dan tidak menggunakan tepi jalan sebagai lapak
untuk berdagang.
Berdasarkan penjelasan yang telah dijelaskan diatas, maka diketahui
bahwa perancangan dengan menggunakan tema perilaku merupakan perancangan
yang memperhatikan perilaku masyarakat sekitarnya sebagai acuan dalam
mendesain, sehingga bangunan tidak hanya berdiri sebagai bangunan, akan tetapi
mampu memfasilitasi semua kebiasaan masyarakat yang tercipta akibat adanya
kegiatan, karena Pasar Cibarusah merupakan pasar terbesar yang berada di
Kecamatan Cibarusah dengan letak yang strategis, yaitu tepat di jantung kota dan
dikelilingi oleh pemukiman, pertanian, industri serta pusat pemerintahan.
4
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis yang ingin merancang
bangunan pasar dengan menekankan perilaku masyarakat sebagai alat penyaluran
perancangannya.
Pemilihan tema arsitektur perilaku sesuai dengan masyarakat
sekitar dianggap sangat cocok untuk bangunan pasar dan pusat perbelanjaan, hal
itu dikarenakan kedua tipologi bangunan itu sangat erat kaitannya dengan peranan
masyarakat sekitar. Dikarenakan kebanyakan kegiatan yang terjadi di lingkungan
tersebut sangat dipengaruhi oleh perilaku.
Alasan diataslah yang menyebabkan penulis berkesimpulan bahwa judul
laporan tugas akhir “Redesain Pasar Cibarusah Dengan Pendekatan Arsitektur
Perilaku” ini akan berjalan selaras dengan penerapan tema Arsitektur Perilaku
dengan pendekatan masyarakat sekitar. Sehingga bisa dikatakan bahwa hal diatas
memiliki keterkaitan satu dengan yang lain.
1.2 Identifikasi Masalah
Hal-hal yang menjadi pokok permasalahan utama pada Pasar Cibarusah
adalah sebagai berikut :
1. Ketidakefektifan bangunan pasar dalam menampung kegiatan
masyarakat baik pedagang maupun pembeli dalam menggunakan
fasilitas dan ruang yang ada, serta sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan
yang tidak tertata dengan baik.
2. Ketidakteraturan para pedagang liar yang berada di sekitar pasar
membuat kondisi pasar terkesan kumuh dan berantakan.
5
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan pokok permasalahan diatas maka langkah konkret yang
diambil untuk mengatasi permasalahan dari Pasar Cibarusah adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana penerapan tema arsitektur perilaku dalam desain bangunan
meliputi fasilitas, ruang, bentuk, sirkulasi, parkir, sarana dan prasarana
pendukung?
2. Bagaimana menciptakan suatu keselarasan antara desain baru dari
pasar tradisional dengan pusat perbelanjaan yang terdapat di sekitar
pasar?
1.4 Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dari Redesain Pasar Cibarusah Kabupaten
Bekasi ini adalah :
1. Membangun kembali (Redesain) Pasar Cibarusah dengan
menggunakan perilaku masyarakat sebagai acuan untuk mendesain
bangunan tersebut sehingga mampu memfasilitasi semua kegiatan
berdasarkan kebiasaan dan perilaku masyarakat.
2. Menciptakan sebuah bangunan yang memiliki daya tarik masyarakat
untuk berbelanja dan sebagai pusat perbelanjaan utama di Kecamatan
Cibarusah dengan menggunakan prinsip-prinsip arsitektur perilaku
serta menciptakan suatu keharmonisan dan keterkaitan antara desain
bangunan baru dengan pusat perbelanjaan lain yang berada di sekitar
pasar..
6
1.5 Ruang Lingkup Pembahasan
Pada materi pembahasan kali ini penulis membatasi permasalahan yang
akan dibahas, yakni meliputi :
1. Penerapan konsep Arsitektur Perilaku pada massa bangunan Pasar
Cibarusah.
2. Desain tata ruang bangunan pasar berdasarkan pola perilaku masyarakat
yang datang berkunjung ke pasar.
1.6 Metodologi Penulisan
Metode yang digunakan untuk mencapai desain akhir dari “Redesain Pasar
Cibarusah” ini antara lain :
1. Survei : Metode survei dilakukan dengan
cara mengamati
lokasi Pasar Cibarusah, mendokumentasikan
kondisi pasar dan melakukan wawancara kepada
penjual atau pembeli untuk mengetahui
permasalahan yang ada.
2. Pengumpulan data : Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh
data, informasi dan persyaratan-persyaratan
perancangan dan perencanaan kawasan pasar
dengan cara studi literatur serta studi banding
kasus proyek dengan tema yang sama.
3. Analisa Data : Dalam tahap analisa, data mentah yang sudah
7
diperoleh kemudian diolah kembali sehingga
didapatkan kesimpulan-kesimpulan tertentu.
4. Konsep : Penyusunan konsep perancangan dilakukan untuk
menganalisa dan menetapkan usulan-usulan
perancangan dari permasalahan, data-data
variabel dan persyaratan yang diperoleh untuk
mendapatkan sistematik desain.
5. Desain Akhir : Desain akhir merupakan kesimpulan dari hasil
penyusunan skematis desain yang diterapkan
pada perencanaan fisik bangunan pasar.
8
Latar Belakang
Tema
Pendekatan Perancangan
Maksud Dan Tujuan
Sasaran
Identifikasi Masalah
Perumusan Masalah
Kerangka
Pemikiran
Studi Lokasi
Data Fisik
Wawancara
Dokumentasi
Pengumpulan
Data
Studi Literatur
Analisa
Kriteria
Desain
Kriteria
Perancangan
Analisa
Kriteria
Masalah Potensi Prospek
Konsep
Pra Rancangan
Desain Akhir
Tabel 1.1 Kerangka Pemikiran
9
1.7 Sistematika Penulisan
Secara garis besar, laporan ini terdiri dari 5 (lima) bab Masing-masing bab
dibagi atas beberapa sub bab Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan penulisan
laporan (secara sistematik) dan mengoptimalkan hasil dan tujuan. Adapun rincian
dari masing-masing bab sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Mengemukakan gambaran umum mengenai latar belakang masalah,
identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan, ruang lingkup pembahasan,
metodologi penulisan, serta sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Mendeskripsikan tentang teori-teori terkait ruang lingkup isu, teori
yang melingkupi variabel-variabel, studi banding bangunan bertema arsitektur
perilaku.
BAB III : GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI/TINJAUAN WILAYAH
PERANCANGAN
Pada bab ini menguraikan gambaran umum yang berisi tentang
tinjauan lokasi perancangan, analisa umum lokasi perancangan, deskripsi
kondisi eksisting lokasi, tinjauan fungsi meliputi (deskripsi pengguna dan
kegiatan, deskripsi kegiatan pasar, deskripsi pengguna pasar, dan deskripsi
perilaku masyarakat sekitar pasar).
10
BAB IV : ANALISA PERANCANGAN
Berisikan tanggapan perancangan terhadap BAB IV dari judul
skripsi, yang hasilnya akan digunakan sebagai arahan (guidance) dalam
merancang. Tanggapan perancangan terdiri dari tanggapan fungsi, tanggapan
lokasi, tanggapan tampilan bentuk bangunan, tanggapan struktur bangunan
dan tanggapan kelengkapan bangunan (utilitas).
BAB V : DESAIN PERANCANGAN ARSITEKTURAL
Berisikan gambar-gambar hasil rancangan beserta
penjelasannya, meliputi gambar rencana tapak (Site plan), gambar denah
(plan), gambar denah tata letak perabot (layout plan), gambar tampak
(elevation), gambar potongan (Section), gambar Rencana-rencana, gambar
detail, gambar perspektif interior dan eksterior serta gambar sequence.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Terminologi Judul
Judul kasus proyek yang akan dirancang dan direncanakan adalah
“Redesain Pasar Cibarusah Dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku” untuk itu
akan dibahas berikutnya masing-masing unit pembentuk kata dari judul tersebut.
2.1.1 Pengertian Judul
Redesain adalah upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan cara
mengganti sebagian dari atau seluruh unsur-unsur lama dari kawasan kota tersebut
dengan unsur-unsur kota yang lebih baru dengan tujuan untuk meningkatkan
fasilitas serta kualitas lingkungan kawasan tersebut. (Budi dalam Rizki, 2001: 16)
Tujuan tersebut dimaksudkan agar wilayah yang diremajakan tersebut
dapat menyumbang kontribusi yang lebih positif kepada kehidupan kota baik
dilihat dari segi ekonomi, sosial budaya, fisik dan bahkan segi politik. Upaya
peremajaan umumnya selalu mengambil tempat pada kawasan yang dianggap
memiliki potensi ekonomi yang paling besar untuk dikembangkan. (Laretna,
2002)
Selain dari dampak yang positif, pembangunan kembali juga dapat
menimbulkan dampak-dampak negatif. Hal ini dikemukakan oleh Bromley dan
Thomas (1993), antara lain :
11
12
1. Aspek fisik : lenyapnya unsur-unsur fisik kota yang tadinya merupakan
bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat dapat menimbulkan dampak
psikologis bagi masyarakat, misalnya hilangnya sumber-sumber fisik
yang bias dipakai sebagai patokan untuk berorientasi dalam kota.
2. Aspek ekonomi : tergusurnya sarana ekonomi yang masih berfungsi
kendati dianggap kurang memadai terutama yang menyangkut kehidupan
ekonomi masyarakat berpenghasilan rendah.
3. Aspek budaya : hilangnya bangunan tua yang memiliki arti sejarah
maupun nilai-nilai arsitektur yang menjadi landmark kota.
4. Aspek sosial : tergusurnya masyarakat penghuni ke tempat yang lebih jauh
dari sumber mata pencaharian semuala.
5. Aspek politis : penanganan yang kurang baik dalam pembebasan lahan dan
proses relokasi penduduk sering menimbulkan kegiatan-kegiatan yang
secara politis sangat peka.
Pengertian pasar berdasarkan “Kamus Umum Bahasa Indonesia”, antara
lain tempat orang berjual-beli ; Pasar merupakan tempat jual beli yang
diadakan oleh perkumpulan dan sebagainya dengan maksud mencari
kesepakatan.
Sedangkan dalam arti luas, menurut Miller dan Mainers (1997: 23) pasar
adalah “suatu pasar tidaklah harus suatu tempat, tetapi suatu institusi yang
menjadi ajang operasi kekuatan-kekuatan yang menentukan harga”. Dengan
kata lain dalam pasarlah pemasokan dan permintaan beroperasi.
13
Cibarusah dapat diartikan sebagai suatu kawasan yang berbatasan
langsung dengan Kabupaten Bogor. Dimana kawasan ini terletak pada jalan
Raya Jonggol/Cileungsi - Cibarusah - Cikarang/Karawang.
Jadi dapat dirangkumkan pengertian dari “Redesain Pasar Cibarusah” adalah :
“Redesain Pasar Cibarusah yang diperuntukan sebagai tempat jual beli
(Kawasan Pasar Cibarusah) dimana fungsi lamanya tetap dipertahankan dan
akan ditambahkan fungsi-fungsi baru yang bertujuan untuk meningkatkan
fasilitas serta kualitas lingkungan tersebut”.
2.2 Pasar Tradisional
2.2.1 Klasifikasi Pasar
Menurut keputusan Mentri Perindustrian dan Perdagangan Republik
Indonesia, nomor 23/MPP/KEP/1/1998 tentang lembaga-lembaga usaha
perdagangan, dalam keputusannya menyatakan bahwa “pasar adalah tempat
bertemunya pihak penjual dan pihak pembeli untuk melaksanakan transaksi
dimana proses jual beli terbentuk”, yang menurut kelas mutu pelayanan dan
sifat pendistribusiannya dapat digolongkan menjadi beberapa jenis. Berikut
akan disampaikan beberapa klasifikasi pasar berdasarkan sudut pandang yang
berbeda :
14
1. Pengertian pasar menurut sifatnya
a. Pasar nyata/konkret
Tempat para penjual dan pembeli berkumpul untuk membeli barang-
barang dagangan secara langsung. Contoh : Pasar buah, ikan, sayur,
dll.
b. Pasar abstrak
Barang yang diperdagangkan tidak sampai pasar, jual beli berlangsung
tetapi hanya menurut contoh barang. Contoh : Pasar bursa, obligasi,
dll.
2. Pengertian pasar menurut daerah pelayanan dan administrasi
pemerintahan:
a. Pasar perumahan
Merupakan 14toko-toko yang menempel pada rumah tinggal melayani
kebutuhan rumah tangga di daerah sekitarnya, kira-kira seluas wilayah
RT.
b. Pasar lingkungan
Pasar yang ruang lingkupnya meliputi suatu lingkungan kira-kira
seluas satu kelurahan atau beberapa kelompok perumahan di sekitar
pasar tersebut dan jenis barang yang diperdagangkan adalah barang
kebutuhan sehari-hari.
15
c. Pasar wilayah
Pasar yang ruang lingkup pelayanannya meliputi beberapa lingkungan
pemukiman dan barang-barang yang diperjual belikan lebih lengkap
dari pasar lingkungan.
d. Pasar kota
Pasar yang ruang lingkup pelayanannya meliputi wilayah kota dimana
barang-barang yang diperjualbelikan lengkap.
e. Pasar regional
Pasar yang ruang lingkup pelayanannya meliputi wilayah kota dan
sekitarnya.
3. Pengertian pasar menurut sifat jualannya :
a. Pasar induk
Pasar yang merupakan pusat pengumpulan, pusat pelelangan dan
pusat penyimpanan bahan-bahan sandang pangan untuk disalurkan
kepada grosir-grosir dan pusat-pusat perbelanjaan.
b. Pasar kaget
Pasar dimana terdapat permintaan dan penawaran barang atau jasa
dengan skala kecil atau eceran.
c. Pasar khusus
Pasar yang menjual jenis barang tertentu, misalnya pasar tekstil,
bunga, buah, dll.
16
4. Pengertian pasar menurut waktu kegiatannya :
a. Pasar siang hari
Pasar yang kegiataannya antara pukul 08.00 - 18.00.
b. Pasar malam hari
Pasar yang kegiataannya antara pukul 18.00 - 05.00.
c. Pasar siang malam
Pasar yang kegiataannya dilakukan selama 24 jam.
d. Pasar malam
Kegiatan pasar hanya dilakukan pada malam hari pukul 18.00 - 00.00.
e. Pasar pagi
Kegiatan pasar hanya dilakukan pada pagi hari pukul 04.00 - 10.00.
f. Pasar mingguan
Kegiatan pasar hanya dilakukan sekali dalam seminggu.
5. Pengertian pasar secara operasional
a. Pasar perusahaan daerah
b. Pusat pertokoan/perdagangan perseroan terbatas
c. Pusat tidak resmi atau pasar yang belum diakui oleh pemerintah
d. Trade imporium department perindustrian dan perdagangan yang
merupakan pusat penjajaan hasil kerajinan rakyat
e. Gelanggang dagang yang dikelola oleh departemen perdaagnagan dan
koperasi
f. Toko serba ada yang dikelola oleh departemen perdagangan dan
koperasi
17
g. Pusat pertokoan dan perbelanjaan swasta
6. Pasar ditinjau dari sistem pelayanannya
a. Pasar tradisional
Yang dimaksud dengan pasar tradisional adalah pasar yang ada pada
masa kini, yang masih memiliki karakter atau ciri-ciri pada masa lalu
dimana salah satunya adalah adanya interaksi sosial langsung antara
penjual dan pembeli yang sifatnya tawar menawar harga barang dan
jasa.
b. Pasar khusus
- Produk yang ditawarkan berupa salah satu atau beberapa produk
barang tertentu saja.
- Pasar yang ditawarkan tetap dalam keadaan khusus, misalnya pasar
souvenir walaupun kemudian pasar berkembang dan produk yang
dipasarkan adalah penunjang dari produk utama.
- Sistem pembagian perlu diperhatikan agar penyebaran keuntungan
sebisa mungkin merata.
- Sistem proteksi kebakaran merupakan hal yang penting untuk
diperhatikan mengingat fungsi pasar yang merupakan bangunan
umum.
- Memperhatikan keamanan pasar setiap sudut desain agar mencegah
munculnya kriminalitas pada lokasi.
18
c. Pasar modern
Suatu kompleks toko eceran dan dihubungkan dengan fasilitas yang
terencana sebagai suatu kesatuan kelompok, untuk memberikan
pelayanan perbekanjaan yang maksimal.
d. Pasar wisata
Umumnya berkembang pada kawasan objek wisata dan tercipta dari
perkembangan aktivitas wisata itu sendiri yang didukung oleh faktor-
faktor lingkungan yang mendukung terhadap market tersebut, yaitu :
- Potensi wisata pada kawasan wisata tersebut.
- Interest public terhadap potensi wisata pada kawasan tersebut.
- Adanya sarana mendukung terhadap potensi wisata.
- Perkembangan jumlah wisata yang mengunjungi kawasan tersebut.
2.2.2 Unsur-Unsur Pokok Perpasaran
A. Konsumen
Menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Pasal 1 ayat 2 tentang
Perlindungan Konsumen, pengertian konsumen adalah pribadi atau
komponen yang menikamati penggunaan fisik suatu barang dan jasa
ekonomi atau seseorang yang membeli untuk dijual kembali.
Dari pihak konsumen yang perlu untuk diteliti antara lain :
a. Daya beli atau tingkat pendapatan
b. Daya mobilitas untuk mencapai tempat belanja
c. Waktu yang tersedia
d. Tingkah laku adat dan kebiasaan
19
B. Lembaga Perdagangan Dan Wadah
Lembaga yang melaksanakan penyaluran barang dan jasa dari
produsen ke konsumen.
Dari pihak pedagang hal yang perku diperhatikan adalah :
a. Keuntungan yang relatif baik
b. Harga dan biaya penjualan
c. Cara pelayanan
d. Suplay barang yang diperdagangkan
C. Barang
Mengenai penggolongan barang terdapat banyak teori. Untuk
pembahasan selanjutnya diambil penggolongan barang yang
merupakan hasil penyelidikan yang dilakukan oleh PD Pasar Jaya
Bersama dengan LPEM F.E UI 1971 :
a. Golongan I : Merupakan barang-barang yang dinilai sebagai
barang kebutuhan sehaari-hari misalnya : sayur, bumbu dapur,
lauk-pauk, dll.
b. Golongan II : Barang ini bukan merupakan kebutuhan sehari-hari
yang dibutuhkan dalam waktu interval tertentu misalnya seminggu
atau sebulan contohnya : pakaian, tekstil, sepatu, kosmetik, dll.
c. Golongan III : Sifat barang yang termasuk dalam golongan ini
hampir sama dengan golongan barang sekunder, akan tetapi
merupakan barang-barang mewah dan relatif mahal harganya bagi
ukuran masyarakat Indonesia. Contohnya : TV, kamera foto, dll.
20
d. Golongan IV : Barang-barang golongan ini dirasakan dan
dibutuhkan oleh pembeli hanya sebagai insidensial, atau tidak
dapat ditentukan. Misalnya : mebel, onderdil mobil, dll.
2.2.3 Materi Perdagangan di Pasar
Materi perdagangan d pasar dapat dikelompokkan berdasarkan jenis,
sifat, urgensinya, cara pengangkutannya dan cara penyajiannya :
A. Jenis Materi Perdagangan
a. Bahan kebutuhan rohani / pemuas diri
b. Bahan sandang / tekstil
c. Kebutuhan rekreasi
B. Sifat / Kesan Perdagangan
a. Basah
b. Kering
c. Tahan lama
C. Tingkat Urgensi Materi Perdagangan
a. Barang kebutuhan sehari-hari (demand good)
b. Barang kebutuhan berkala (convenience good)
D. Cara Pengangkutan
a. Barang bukan pecah
b. Barang pecah belah
E. Cara Penyajian
a. Cara penyajian sedang
b. Cara penyajian baik
21
2.2.4 Unsur-Unsur Penunjang Pasar
Yaitu pihak yang berperan dalam kelangsungan kegiatan perdagangan
di pasar, unsur-unsur ini meliputi :
A. Pemerintah
Pemerintah wajib memelihara kestabilan ekonomi dalam pembangunan
dan kelancaran ekonomi, diantaranya dengan menguasai sektor
perpasaran dalam bentuk mengelola dan menarik pajak pasar,
menentukan klasifikasi pasar dalam wilayah kekuasaannya,
pembangunan fisik pasar yang biasanya dilakukan dengan
menggunakan anggaran daerah atau inpres.
B. Pengelola
Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari pemerintah menunjuk :
a. Jabatan atau dinas dibawahya.
b. Perusahaan daerah yang memberikan otorita untuk pengelola
pelayanan umum di bidang perpasaran. Adapun kegiatan yang
dilakukan oleh pengelola ini antara lain memelihara kebersihan,
menjaga keamanan dan ketertiban di dalam pasar dan
mengusahakan kelancaran distribusi bahan-bahan pokok kebutuhan
sehari-hari.
c. Bank
Bank berperan khususnya dalam pembayaran pembangunan dan
pemodalan bagi para pedagang. Misalnya pembangunan pasar
22
inpres dibiayai oleh bank pemerintah, kredit candak kulak bagi
para pedagang kecil disalurkan melalui BRI, dll.
d. Swasta
Dalam hal ini yang disebut swasta bisa para pedagang itu sendiri
atau para pelaksana yang membiayai pembangunan pasar, dengan
prinsip pembangunan fasilitas pasar dibiayai dengan dana dari
masyarakat yang kembali kepada masyarakat dalam bentuk lain.
Secara umum pasar merupakan kebutuhan masyarakat melalui
perannya sebagai unsur-unsur penunjang yang menggerakkan
kehidupan sehari-hari.
2.3 Pengertian Arsitektur Perilaku
Adapun tema yang diambil dalam laporan tugas akhir ini adalah “Arsitektur
Perilaku”. Yang dimaksud Arsitektur Perilaku adalah pendekatan konsep
perancangan bangunan dengan menggunakan perilaku masyarakat sebagai tolak
ukurnya. Perilaku manusia yang dipahami sebagai pembentuk arsitektur tetapi
juga arsitektur dapat membentuk perilaku manusia. Seperti yang telah
dikemukakan oleh Winston Churchill (1943) dalam Laurens (2004) “We shape
our building; then they shape us”. Sehingga nantinya unsur-unsur konsep
perancangan yang dihasilkan adalah berhubungan dengan perilaku masyarakat
sekitar.
23
Untuk lebih jelasnya akan dibahas masing-masing dari kata pembentuk tema
tersebut berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia karangan W.J.S
Poerwadarminta, antara lain :
1. Perilaku
Yang dimaksud dengan perilaku adalah : tanggapan atau reaksi individu
yang terwujud dalam gerakan tubuh tidak saja badan atau ucapan.
2. Arsitektur
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam
artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun
keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu
perancangan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke
level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk.
Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.
(Filsafat Arsitektur-2 Raziqhasan: 1)
3. Kesimpulan
Maka dapat disimpulkan bahwa arsitektur perilaku adalah ilmu
merancang bangunan, baik mikro maupun makro yang dalam mendesain
didasari oleh tanggapan atau reaksi individu yang muncul akibat adanya
kegiatan yang biasa dilakukan.
24
2.3.1 Deskripsi Perilaku
Menurut Haryadi dan B. Setiawan (2000) Berdasarkan sifat aktivitas
yang dilakukan, perilaku pengguna komplek bangunan pasar dan pusat
perbelanjaan ini dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu :
a. Bersifat statis
Perilaku pengguna yang lebih bersifat menetap pada satu tempat atau
ruang. Kebiasaan pengguna ini merupakan kegiatan yang menjadi
rutinitas atau sementara dengan intensitas waktu yang lebih lama seperti
aktivitas pengelola pasar dan pusat perbelanjaan dan para pedagang
yang biasa berjualan di kios.
b. Bersifat dinamis
Perilaku pengguna bangunan yang cenderung bergerak atau berpindah
dari satu tempat ke tempat lain dalam ruang lingkup bangunan,
diantaranya aktivitas pengunjung dan pihak lain yang menggunakan
fasilitas yang disediakan di bangunan.
2.3.2 Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang
Mengenai deskripsi dari kebutuhan dan besaran ruang, maka hal ini
akan didapatkan berdasarkan analisa kegiatan dan pengguna. Hal itu
dikarenakan untuk menentukan ruang yang dibutuhkan perlu diketahui
terlebih dahulu jenis pengguna dan ruang apa saja yang dibutuhkan. Setelah
mengetahui jenis pengguna dan kegiatannya, maka ruang-ruang yang
dibutuhkan akan disesuaikan dengan standar-standar yang sudah baku.
25
Hal itu bisa didapatkan dari buku-buku standar yang sudah umum yaitu
Time Saver, Architect Data, atau buku standar lainnya. Haryadi (1995).
2.3.3 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang
Menturut B. Setiawan (1995) Dalam perancangan pasar dan pusat
perbelanjaan, ada persyaratan dan kriteria tertentu yang perlu diperhatikan
antara lain fleksibillitas, keamanan pengunjung, kenyamanan pengunjung
yang dihubungkan dengan keadaan termal, pencahayaan, sirkulasi. Untuk
lebih jelasnya akan dibahas sebagai berikut :
1. Fleksibilitas
Secara harafiah fleksibilitas dapat didefenisikan sebagai kemampuan
untuk menyesuaikan diri. Kemudahan penyesuaian kios dan los untuk
dapat menampung lebih banyak jumlah pedagang. Hal ini dipengaruhi
oleh beberapa
faktor, antara lain :
a. Pemilihan sistem struktur
b. Pembagian ruang
c. Ketinggian ruang
d. Tata letak stan, kios dan los
2. Kenyamanan
Kenyamanan merupakan kepuasan atau kenikmatan dalam melakukan
aktivitasnya. Kenyamanan untuk ruang pusaat perbelanjaan dan pasar
dipengaruhi faktor keadaan termal dan pencahayaan ruang pameran.
26
a. Kenyamanan ditinjau dari segi termal
b. Kenyamanan ditinjau dari segi pencahayaan
3. Sirkulasi
Perencanaan dan perancangan sistem sirkulasi pada bangunan terutama
ditekankan pada pola pengaturan pencapaian pejalan kaki, jalur
sirkulasi pengunjung dan sirkulasi bangunan servis bangunan.
2.3.4 Perilaku dalam Arsitektur
Menurut B. Setiawan (1995) perilaku dalam arsitektur memiliki
ruang yang mendominasi, antara lain :
a. Perilaku sebagai suatu pendekatan
Pendekatan perilaku menekankan keterkaitan yang dialektik antara
ruang dengan manusia yang memanfaatkan atau menghuni ruang
tersebut. Pendekatan ini menekankan perlunya memahami perilaku
manusia atau masyarakat yang berbeda dari setiap daerah dari aspek
normal, kultur, dan psikologis masyarakat.
b. Psikologis sosial manusia
Merupakan suatu bidang ilmu kejiwaan yang membahas tentang
tingkah laku manusia sebagai individu pada lingkungan sosialnya. Yang
dimaksud dengan psikologis manusia adalah ilmu yang
mempermasalahkan mengenai tingkah laku dan proses yang terjadi
tentang tingkah laku tersebut. Maka psikologis selalu berbicara tentang
kepribadian manusia.
27
c. Konsep dalam kajian arsitektur lingkungan dan perilaku
1. Behaviour setting
Mengandung unsur-unsur sekelompok orang yang melakukan suatu
kegiatan, aktivitas atau perilaku dari sekelompok orang tersebut,
secara konstan atau berkala, dan pada suatu tempat atau setting
tertentu.
2. Environmental perception
Interpretasi tentang suatu seting oleh individu, didasarkan latar
belakang budaya, nalar dan pengalaman individu tersebut.
3. Perceived environment
Merupakan produk atau bentuk dari persepsi lingkungan seseorang
atau sekelompok orang.
4. Environment cognition, image, and schemata
Merupakan suatu proses memahami dan memberi arti terhadap
lingkungan.
5. Environmental learning
Meliputi proses pemahaman yang menyeluruh tentang suatu
lingkungan seseorang.
6. Environmental quality
Merupakan kualitas lingkungan yang memenuhi preferensi imajinasi
ideal seseorang atau sekelompok orang.
28
7. Territory
Merupakan batas dimana organisme hidup menentukan tuntutannya,
menandai serta mempertahankannya.
8. Personal space and crowding
Merupakan suatu batas yang tidak tampak di sekitar seseorang,
dimana orang lain tidak boleh atau merasa enggan untuk
memasukinya. Apabila personal space tidak dapat dipertahankan
maka akan timbul crowding.
9. Environmental pressure and stress
Merupakan faktor fisik yang menimbulkan rasa tidak enak,
kehilangan orientasi, tidak nyaman yang dapat menyebabkan stress.
d. Psikologis Lingkungan
Psikologis lingkungan adalah bidang psikologis yang meneliti khusus
hubungan antara lingkungan fisik dan tingkah laku dan pengalaman
manusia. Menurut UU no. 41/1982, lingkungan hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk
manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kehidupan manusia dan
makhluk hidup lainnya.
e. Psikologis Manusia
Proses psikologis dalam interaksi antar manusia dengan lingkungan dapat
selalu berhubungan seperti pada pembahasan berikut :
1. Persepsi
2. Kognisi / pengenalan, yang terdiri dari :
29
a. Persepsi
b. Imajinasi
c. Berfikir
d. Nalar
e. Pengambilan keputusan
3. Motivasi / alasan, yaitu kompleksitas proses fisik psikologis yang
bersifat :
a. Keterarahan
b. Keterangsangan
c. Enerjik
f. Arsitektur untuk manusia
Membahas bangunan yang berguna untuk manusia dan dirancang
untuk manusia individual. Untuk mewujudkannya kita harus menghargai
arsitektur sebagai seni yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Amos
Rapoport mengatakan bahwa perancangan arsitektur pada dasarnya
menyangkut pengorganisasian dari beberapa hal, yaitu :
1. Ruang
2. Waktu
3. Arti
4. Komunikasi
30
2.4 Studi Literatur Bangunan Bertema Arsitektur Perilaku
2.4.1 Penerapan Desain Arsitektur Perilaku Pada Perancangan Redesain Pasar
Panggungrejo Surakarta
Oleh: Bagus Wahyu Saputro, Musyawaroh, Kusumaningdyah Nurul
Handayani dalam Tugas Akhir Prodi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Jenis kegiatan menjadi faktor utama yang berpotensi memunculkan
respon-respon perilaku pengguna di Pasar Panggungrejo. Jenis kegiatan dan
kebutuhan pengguna yang tidak terwadahi tentunya akan memberikan respon
perilaku negatif terhadap wadah itu sendiri. Untuk pemenuhan tersebut, perlu
diketahui dengan jelas ragam pelaku yang hadir di pasar. Karena lokasi pasar
yang berdekatan dengan kantor Kecamatan Jebres, kantor Badan
Pertanahan Nasional (BPN) Kota Surakarta, Solo Technopark, area
perdagangan ruko, pemukiman mahasiswa, dan kampus UNS, maka dapat
diketahui bahwa pelaku utama pasar adalah calon konsumen (mahasiswa,
wisatawan kuliner, masyarakat umum, dan komunitas) dan pedagang UMKM
(Usaha Mikro Kecil Menengah). Pengelola dan distributor hanya sebagai pelaku
pendukung operasional pasar. Setiap jenis pelaku kegiatan pasti memiliki
kebutuhan kegiatan yang berbeda, sehingga target minimal rancangan redesain
Pasar Panggungrejo adalah tercapainya pemenuhan seluruh jenis kegiatan para
pelaku pasar.
31
Gambar 2.1 Lokasi Site Pasar (Kiri) Dan Pelaku Dan Target Kegiatan Yang
Diwadahi (Kanan) (Sumber: Universitas Sebelas Maret Surakarta)
Terkait dengan pemahaman arsitektur perilaku, secara konseptual pendekatan
ini menekankan bahwa pengguna merupakan makhluk berpikir yang
mempunyai persepsi dan keputusan interaksinya dengan lingkungan. Konsep
ini dengan demikian meyakini bahwa interaksi antara manusia dan lingkungan
tidak dapat diinterpretasikan secara sederhana dan mekanistik melainkan
kompleks dan cenderung dilihat sebagai sesuatu yang probabilistic (peluang)
(Setiawan, 2010). Jika diulas dengan permasalahan respon perilaku eksisting
sebagai pertimbangan konsep desain, maka arsitektur perilaku di Pasar
Panggungrejo memiliki keterkaitan dialektik yang terjadi. Keterkaitan tersebut
antara lain arsitektur perilaku digunakan untuk mengevaluasi sebagai dasar
pertimbangan desain selanjutnya. Beberapa penyesuaian spasial terhadap pola
perilaku pengguna ketika berkegiatan menjadi temuan yang akan dievaluasi
32
seperti, perubahan konteks spasial, kognisi spasial pada jalur yang
membingunkan, dan persepsi bangunan yang tidak aktif digunakan. Selain itu,
peluang terjadinya perilaku pada arsitektur Pasar Panggungrejo yang baru
dilakukan dengan cara desain dapat membatasi atau mengarahkan bagaimana
pelaku kegiatan bertindak. Hal tersebut diperoleh dengan intervensi tiga konsep
desain behavior setting, spatial cognition, dan environment perception.
a. Penerapan Konsep Desain Behavior Setting pada Peruangan Bangunan
Konsep desain setting perilaku meliputi pengolahan sifat ruang. Merujuk pada
proses penentuan tersebut tidak terlepas dari kondisi eksisting peruangan dan
konteks spasial yang terjadi. Berdasarkan hasil dari observasi dan evaluasi
bangunan, diketahui perilaku pengguna di Pasar Panggungrejo memiliki
kebiasaan memodifikasi ruang-ruang apabila pergerakannya tidak terpenuhi
(Saputro, 2017). Untuk itu ruang direkayasa dengan membatasi gerak
perilakunya berdasarkan alternatif sifat ruang sehingga dapat mengarahkan
kebiasaan perilaku sesuai kebutuhan aktivitasnya. Aplikasi sifat ruang tersebut
dalam studi arsitektur perilaku berupa; (1) ruang berbatas tetap (fixed- feature
space), yaitu pembatas yang relatif tetap dan tidak mudah digeser seperti
dinding massif; (2) ruang berbatas semi tetap (semifixed-feature space), yaitu
ruang yang pembatasnya dapat berpindah atau dapat digeser maupun
dibongkar pasang menyesuaikan kebutuhan dan waktu penggunaan; (3) ruang
informal, yaitu ruang yang terbentuk dalam waktu yang singkat, seperti ruang
yang terbentuk ketika dua atau lebih orang berkumpul (Laurens, 2004).
Berdasarkan tiga aplikasi desain tersebut diharapkan dapat mengarahkan
33
perilaku pengguna dalam mencapaian kebutuhan ruang yang lebih ergonomis
dan efisien sehingga profitabliltas bagi pedagang dapat berpotensi meningkat.
Gambar 2.2 Penerapan Desain Ruang Batas Permanen (Sumber: Universitas
Sebelas Maret Surakarta)
Gambar 2.3 Penerapan Desain Ruang Batas Semi Permanen (Sumber:
Universitas Sebelas Maret Surakarta)
Aplikasi desain dengan ruang batas permanen akan diterapkan pada ruang-ruang
di zona pengelola dan penunjang. Penerepan dipilih karena pergerakan pada
zona sudah terarah dan memiliki tujuan yang pasti dalam berkegiatan. Oleh
34
sebab itu, desain didukung dengan batasan ruang permanen yang terbuat dari
beton ekspose.
Konsep desain ruang batas semi permanen diterapkan pada ruang-ruang di
zona dagang yaitu kios dan los. Kecenderungan memodifikasi ruang dagang
pada bangunan eksisting merupakan penyebab ruang gerak dalam kegiatan
berdagang tidak terpenuhi. Oleh kerena itu, dibutuhkan batas yang fleksibel
namun tetap dapat menjadi batas yang jelas. Usulan desain kios dagang
dirancang dengan memanfaatkan modul-modul partisi sebagai batas ruangnya
sehingga memiliki keunggulan dapat dibongkar pasang untuk menyesuaikan
kebutuhan dimensi pedagang, sedangkan untuk los terdiri dari modul etalase
yang mudah dipindah atau ditata.
Penerapan konsep desain ruang informal dilakukan pada ruang-ruang komunal
di pasar. Desain diterapkan dengan pengadaan ruang tanpa batas, sehingga
kebutuhan ruang gerak yang bebas dan fleksibel dapat terpenuhi bagi
pengguna khususnya konsumen. Adapun dengan adanya sifat ruang seperti ini
akan memancing munculnya ragam kegiatan-kegiatan aktif di pasar.
Gambar 2.4 Penerapan Desain Ruang Informal Di Zona Komunal (Sumber:
Universitas Sebelas Maret Surakarta)
35
Gambar 2.5 Penerapan Desain Ruang Informal Di Zona Komunal (Sumber:
Universitas Sebelas Maret Surakarta)
b. Penerapan Konsep Desain Spatial Cognition pada Sirkulasi Bangunan
Redesain Pasar Panggungrejo sebagai sentra perdagangan tentunya
memperhatikan perilaku pengguna untuk mengakses ruang-ruang pasar dengan
mudah dan nyaman. Konsep spatial cognition sebagai kumpulan pengalaman
seseorang ini meliputi unsur peta mental. Konsep ini memungkinkan pengguna
dalam menandai, menyimpan informasi visual maupun spasial, dan mengatur
respon terhadap objek yang dilihatnya (Laurens, 2004). Merujuk pada proses
penentuan desain peta mental, yaitu tidak terlepas dari kondisi kognisi
spasial pengguna. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui perilaku pengguna
di Pasar Panggungrejo memiliki kebiasaan dalam mengakses jalur yang mudah
diketahui dan dimengerti serta nyaman dilewati (Saputro, 2017). Oleh karena itu
sirkulasi direkayasa dengan memberikan tanda atau pola tanda berdasarkan
unsur desain peta mental di arsitektur perilaku. Hal tersebut bertujuan untuk
36
mengarahkan pergerakan serta kemudahan memahami dalam jalur akses.
Tanda/pola tanda tersebut dalam tinjauan arsitektur perilaku berupa;
(1) jalur yang kontinue (continuity path) sebagai jalur penghubung; (2) titik
pemberhentian (node); dan (3) tanda batas (edges) sebagai pembada batas area
spasial (Laurens, 2004).
Desain jalur yang kontinue diterapkan pada sirkulasi bangunan. Kontinuitas
jalur merupakan konsep desain yang digunakan untuk menguatkan akses
koridor atau selasar pada Pasar Panggungrejo. Konsep ini bertujuan untuk
mengarahkan visual pejalan kaki dalam berkeliling pasar. Usulan penguatan
jalur berupa penggunaan pola plafon yang penataannya mengikuti jalur
sirkulasi. Secara teknis, desain plafon terbuat dari kayu palet bekas hasil dari
kiriman atau simpanan barang- barang dagang pasar. Pattern garis-garis dari
karakteristik kayu palet dimanfaatkan dengan penataan komposisi yang
kontinue sehingga menguatkan kesan menerusnya.
Gambar 2.6 Penerapan Desain Kontinuitas Jalur Pada Sirkulasi (Sumber:
Universitas Sebelas Maret Surakarta)
37
Gambar 2.7 Penerapan Desain Node Pada Jalur Sirkulasi (Sumber: Universitas
Sebelas Maret Surakarta)
Gambar 2.8 Penerapan Desain Edges Pada Lantai Sirkulasi (Sumber:
Universitas Sebelas Maret Surakarta)
Konsep desain titik pemberhentian (node) ini merupakan tempat pemberhentian
sementara yang disediakan untuk pengguna ketika kelelahan berkeliling-
keliling pasar akibat panjangnya sirkulasi. Selain sebagai tempat istirahat
sementara, modul node ini juga dapat digunakan pedagang sebagai media
promosi dan tempat memberikan informasi-informasi penting mengenai pasar
38
bagi pihak pengelola. Modul node disebar pada sepanjang jalur sirkulasi
bangunan yang mengalami persimpangan atau belokan. Secara teknis, desain
node terbuat dari dek kayu ulin bekas dengan bagian dalamnya terdapat
tempat pot tanaman.
Konsep tanda batas jalur (edges) diterapkan dengan perbedaan tekstur atau
warna material lantai. Karakteristik edges ini akan menghasilkan tanda batas
antara area jalur sirkulasi dengan area dagang. Tujuan dari desain ini yaitu
memberikan ruang interaksi jual beli bagi pelanggan yang sedang melakukan
transaksi. Dengan demikian kenyamanan sirkulasi terhadap gangguan
penumpukan pelanggan dapat diminimalisir. Selain itu, secara tidak langsung
desain juga bermanfaat untuk memandu pengguna layaknya konsep penguatan
pada kontinuitas jalur. Secara teknis, desain lantai sirkulasi terbuat dari
material beton ekspos dengan penyelesaian lapisan material epoxy. Material
epoxy memiliki keunggulan memberikan efek reflektif yang menimbulkan kesan
bersih, mampu memperpanjang keawetan beton, serta dapat memudahkan
pemeliharaan dan pembersihan akibat noda yang sering timbul di pasar,
sedangkan pembatas jalur sirkulasinya menggunakan material kayu parquete
yang terlihat kontras dengan material lantai.
Redesain Pasar Panggungrejo sebagai pembaharuan desain pasar tentu
mempertimbangkan aspek tampilannya. Konsep environment perception
merujuk pada ragam kesamaan persepsi beberapa pengguna atau kelompok
pengguna serta bagaimana persepsi itu dapat diarahkan secara visual
(Setiawan, 2010). Dalam kajian persepsi lingkungan terhadap elemen arsitektur,
39
penerapan desain meliputi unsur pengolahan elemen bentuk (Laurens, 2004).
Pada proses penentuan desain elemen bentuk ini tidak terlepas dari kondisi citra
bangunan eksisting yang ada.
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi, dapat diketahui perilaku pengguna
cenderung mengabaikan Pasar Panggungrejo. Tampilan yang tidak terlihat
menarik perhatian dengan keunikannya serta tidak mencerminkan identitas
sebagai pasar rakyat membuat pasar ini diabaikan. Dari tampilan yang tidak
menjual, memunculkan respon perilaku vandalisme serta penempelan iklan-
iklan dagangan yang berantakan. Oleh karena itu, tampilan bangunan disiasati
dengan memberikan persepsi pasar secara umum, persepsi terhadap bangunan
sekitar, dan pengolahan fasad sebagai pengarah pandangan (figur dan latar) ke
bangunan yang bersuasana aktif kegiatan ekonomi maupun interaksi sosialnya.
Desain bentuk dan elemen bentuk tampilan sebagai unsur arsitekturnya
kemudian diolah berdasarkan desain environment perception. Dari hal tersebut,
menjadikan tercapainya bangunan pasar yang berkarakter serta menjual
(marketable).
Konsep desain environment perception pada bangunan diterapkan dengan
menekankan kesamaan persepsi tampilan bangunan pasar rakyat. Persepsi ini
akan mengambil tampilan pasar pada umumnya yang menjadi ciri khas pasar
di Indonesia, khususnya di Jawa. Beberapa bangunan pasar yang dinilai
menjadi preseden yaitu Pasar Johar di Semarang dan Pasar Gede di Surakarta
(Gambar 9). Secara persepsi visual, pasar rakyat berbentuk tidak massif
dengan bukaan yang lebar serta memiliki komponen perbedaan ketinggian
40
(leveling) atap sebagai keluarnya udara panas di dalam bangunan, sehingga
dapat diketahui terdapat penerapan prinsip bangunan tropis. Berdasarkan
identifikasi preseden tersebut, kemudian prinsip bukaan lebar diadopsi di
setiap arah tampak bangunan. Prinsip leveling atap yang diadopsi berupa
leveling kisi-kisi yang dipasang dengan kemiringan dan jarak tertentu. Desain
kisi tentu diupayakan agar udara dapat masuk keluar dengan baik serta dapat
terlindung dari cuaca hujan. Kisi terbuat dari material alumunium composite
panel (ACP) yang memiliki keunggulan mudah dibentuk dan tanggap terhadap
cuaca basah maupun panas. Dengan demkian,S persepsi tampilan bangunan
tropis pada Pasar Panggungrejo dapat tercapai.
Gambar 2.9 Transformasi Persepsi Umum Pasar Pada Desain Tampilan
Bangunan Pasar Panggungrejo (Sumber: Universitas Sebelas Maret Surakarta)
41
Gambar 2.10 Transformasi Persepsi Bangunan Sekitar Pada Desain Tampilan
Bangunan Pasar Panggungrejo (Sumber: Universitas Sebelas Maret Surakarta)
Gambar 2.11 Penggunaan Struktur Sebagai Elemen Pembentuk Bangunan
Pasar Panggungrejo (Sumber: Universitas Sebelas Maret Surakarta)
Gambar 2.12 Penerapan Desain Figur Dan Latar Pada Fasad Bangunan
(Sumber: Universitas Sebelas Maret Surakarta)
Prinsip tampilan bentukan tidak terlepas dari karakter bentuk visual yang ada
di sekitar Pasar Panggungrejo. Tujuannya adalah untuk menunjukan identitas
42
bangunan yang terkesan tidak asing bagi masyarakat di sekitarnya. Bentuk
Pasar Panggungrejo mempertimbangan karakter bentuk bangunan di sekitar
lingkungan pasar. Karakter bentuk bangunannya diperoleh dari aksen-aksen
bentuk yang mendominasi. Aksen yang ditemukan antara lain yaitu aksen
lokal seperti aksen atap joglo, limasan, dan pelana yang diperlihatkan pada
sudut-sudut perspektif bangunan. Terdapat juga aksen tektonika di bangunan
Solo Technopark sebagai elemen pembaharuan yang ada di lokasi eksisting.
Secara teknis, transformasi bentukan bangunan serta tampilan tektonika dapat
dicapai dengan didukung sistem struktur tabung truss (truss tube) sebagai
rangka fasadnya. Struktur tabung ini merupakan struktur bagian luar bangunan
yang berfungsi sebagai penambah kekakuan terhadap gaya lateral pada
kantilever tanpa menggunakan pengaku interior (Hardiyanto , 2015).
Penerapan konsep desain figur dan latar dilakukan dengan pengolahan
permukaan massa. Pengolahan ini berfokus pada bidang-bidang massa yang
didistorsikan secara dinamis sehingga tercipta citra bentuk geometri massa
yang interaktif. Tujuannya untuk mengarahkan view (pandangan) pengguna ke
arah bangunan maupun elemen bangunan yang ditonjolkan seperti akses
masuk dan bukaan sebagai figur serta bidang fasad menjadi latarnya.
Berdasarkan tujuan tersebut, maka penerapan desain pada fasad bangunan
haruslah menjadi sorotan utama pandangan seseorang di lingkungan Pasar
Panggungrejo. Berkaitan dengan tujuan menghidupkan kegiatan di pasar,
tentunya suasana aktif bertransaksi jual beli menjadi sorotan utama yang akan
menjadi elemen figur pada fasadnya. Figur di sini merupakan bukaan yang
43
langsung memperlihatkan keaktifan tempat dagang di dalamnya dengan kisi-
kisi fasad sebagai latarnya.
2.4.2 Els Colors Kindergarten
Arsitek : RCR Arqutecs
Memaparkan sebuah kesederhanaan di dalam komposisi yang dicapai
lewat penempatan berdampingan bagian-bagian yang dibedakan dengan wanita.
Kelas, area umum, dan cafe disebar melewati dua persegi empat, dengan level
yang sama, yang dihubungkan dengan sabuah gang yang berada di tengahnya, dan
juga memberikan akses ke ruang terbuka di dalam bangunan.
Baja digunakan untuk elemen struktur vertikal, beton unutk horizontal,
dan kaca-kaca berwarna merah, jingga dan kuning yang transparan digunakan
untuk dinding, yang membantu menciptakan sebuah lingkungan yang
menyenangkan, dimana imajinasi anak-anak dapat tumbuh dengan lebih ekspresif
dan liar.
Pada bangunan ini, hal yang dapat dipelajari adalah penggunaan warna
dan bentuk yang sesuai dengan perilaku anak-anak, sehingga bangunan akan lebih
terkoneksi dengan penggunanya.
Bangunan Els Colors Kindergarten berada di Manlleu, Barcelona,
Spanyol , dirancang oleh RCR Arquitectes pada tahun 2002. Luas bangunan
tersebut adalah 928 m2.
44
Konstruksi dari bangunan ini seperti sebuah permainan, dibentuk dari
penjajaran dan superposisi dari bentuk-bentuk yang simpel. Komposisi bangunan
terbentuk dari ukuran yang identik dari masing-masing bagian ruangan
membentuk keseluruhan bangunan, dan identifikasi dari tiap ruangan
berdasarkan warna.
Gambar 2.14 Suasana Interior Els Colors Kindergarten
(Sumber: Wiki Arquitectura, 2012)
Gambar 2.13 Els Colors Kindergarten
(Sumber: Wiki Arquitectura, 2012)
45
Persepsi spasial dari setiap anak berbeda; sudut pandang mereka
cenderung lebih rendah dibanding orang dewasa, dan dengan mendongak,
mereka mengumpulkan perspektif-perspektif yang berbeda yang memperbesar
ukuran dari objek-objek disekitar mereka. Itulah mengapa di Els Colors
Kindergarten terdapat dinding- dinding dengan ketinggian yang tidak biasa,
yang mungkin akan terlihat aneh dan salah di mata orang dewasa, tetapi akan
terlihat normal di mata anak-anak yang berada dalam gedung tersebut, yang
mana anak-anak tersebut merupakan penilai dimana bangunan tersebut dapat
berkomunikasi dengan baik atau tidak.
Tujuan dari bangunan ini bukan untuk menyelesaikan masalah tentang
kebutuhan orang tua akan sebuah tempat untuk dapat meninggalkan anak
mereka selama satu jam. Akan tetapi, bangunan ini bertujuan untuk
melengkapi kebutuhan anak untuk berinteraksi dengan anak lainnya dalam
lingkungan mereka sendiri, tidak dengan orang tua mereka, di sebuah area
Gambar 2.15 Suasana Interior Els Colors Kindergarten
(Sumber: Wiki Arquitectura, 2012)
46
penuh dengan pengetahuan, kesenangan, dan terjangkau bahkan untuk anak
terkecil sekalipun.
Ruang-ruang kelas, ruang publik, dan kafetaria didistribusikan dalam dua
bentuk persegi panjang, yang mana dihubungkan dengan jalur sirkulasi yang
mana juga terhubung ke halaman dalam. Pada lantai satu terdapat pintu masuk
utama dan area multifungsi. Dinding-dinding kaca berwarna merah, oranye, dan
kuning memberikan atmosfir yang baik dimana imajinasi anak akan
berkembang.
Gambar 2.16 Denah Els Colors Kindergarten
(Sumber: Wiki Arquitectura, 2012)
47
Gambar 2.17 Tampak Els Colors Kindergarten
(Sumber: Wiki Arquitectura, 2012)
Gambar 2.18 Potongan Els Colors Kindergarten
(Sumber: Wiki Arquitectura, 2012)
48
Gambar 2.19 Jalur sirkulasi
(Sumber: Wiki Arquitectura, 2012)
Dalam pendekatan desain Cybernetics, dapat dilihat bahwa skema
proses perancangan TK ini terlihat pada diagram berikut.
Lingkungan Binaan:
Aplikasi ke bangunan
dengan cara bentuk
bangunan sederhana, dengan
skala ruang dan perabotan
disesuaikan dengan skala
anak-anak.
Desain:
Mengeluarkan konsep-
konsep yang berkaitan
dengan perilaku anak-anak.
Ukuran Kinerja:
Evaluasi hasil
perancangan apakah
dapat memenuhi
kriteria kerja yang
telah disebutkan.
Kriteria Kinerja:
Hal-hal yang mewakili
perspektif anak-anak.
Sasaran Klien:
Taman Kanak-
kanak.
Bagan 2.1 Diagram Skematik Proses Desain Els Colors Kindergarten
(Sumber: Wiki Arquitectura, 2012)
49
2.4.3 Pasar Jonggol, Bogor
Pasar Jonggol merupakan salah satu pasar tradisional yang terdapat di
Kabupaten Bogor yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Cibarusah.
Dalam pasar ini, diketahui jenis-jenis pembagian yang jelas dari barang
dagangan yang ada. Sehingga hal ini lebih memudahkan pengunjung untuk
mencari barang yang diinginkan. Pasar ini juga merupakan pasar 2 lantai,
sehingga memudahkan bagi penulis untuk mengambil contoh-contoh
pemecahan yang mungkin dilakukan untuk lantai ke-2 di pasar tersebut.
Gambar 2.20 Eksisting Pasar Jonggol (Sumber: Google Earth)
50
Gambar 2.21 Site plan Pasar Jonggol
Faktor kebersihan juga merupakan salah satu hal yang membuat penulis
mengambil pasar ini sebagai contoh studi banding, karena ingin dihasilkan
suatu pasar tradisional yang bebas dari stereotip "bau dan kotor''. Karena
kedua hal diatas, dianggap telah terlalu melekat pada pasar tradisional.
Gambar 2.22 Pasar Jonggol
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
51
Gambar 2.23 Area Pasar Bersih Jonggol
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Gambar 2.24 Area Pasar Basah Jonggol
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
BAB III
TINJAUAN WILAYAH PERANCANGAN
3.1 Lokasi
Adapun lokasi dari proyek Redesain Kawasan Pasar Cibarusah ini terletak
di Jalan Raya Cibarusah No. 41 Desa Cibarusah Kota Kecamatan Cibarusah
Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat 17340. Berikut merupakan tinjauan lokasi
Pasar Cibarusah saat ini.
Provinsi Jawa Barat
Gambar 3.1 Lokasi Tapak Pasar Cibarusah
52
53
3.2 Data Umum Lokasi
Dalam proyek ini, lokasi sudah ditentukan, karena merupakan Redesain atau
pembangunan kembali dari kompleks pasar yang sudah ada. Sehingga tidak
diperlukan adanya kriteria tertentu dalam pemilihan lokasi. Adapun hal yang
diperlukan mengenai permasalahan lokasi ini adalah alasan apa yang bisa
disampaikan sehingga lokasi tersebut memang memenuhi kelayakan untuk
dibangun kembali sebagai proyek pasar dan pusat perbelanjaan yang baru.
3.2.1 Tinjauan Terhadap Struktur Kota
Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)
Kabupaten Bekasi, maka wilayah Kabupaten Bekasi dapat dibagi
menjadi 4 Wilayah Pengembangan dan Pembangunan (WPP),
54
Kawasan Pasar Cibarusah terletak pada Wilayah Pengembangan
dan Pembangunan (WPP) II. Arah pengembangan wilayah ini adalah
untuk pusat pemerintahan, industri, perumahan, pemukiman skala besar,
pertanian dan pariwisata. Keberadaan pasar ini tepat, dikarenakan
terletak pada daerah yang berorientasi sebagai pusat bisnis dan dekat
dengan pemukiman penduduk.
3.2.2 Pencapaian
Lokasi site yang berada pada Jalan Raya Cibarusah, sangat efisien
untuk pencapaian dari kendaraan, angkutan umum, maupun kendaraan
pribadi. Selain itu untuk para pejalan kaki, juga mudah dicapai,
dikarenakan letak site yang dekat dengan jalur angkutan umum. Site
dapat dicapai oleh 2 jalur utama :
Gambar 3.3 Lokasi Site
Jl. Raya Cibarusah
Jl. Loji (Arah Karawang)
Jl. Poponcol - Gandaria
Jl. Poponcol - Gandaria
Jl. Perum Cibarusah
Permai
Keterangan :
55
3.2.3 Area Pelayanan
Berdasarkan jenis pasar yang telah dijelaskan sebelumnya, maka
dapat dikatakan bahwa Pasar Cibarusah adalah pasar
lingkungan/kecamatan, tepatnya adalah pasar Kecamatan Cibarusah
Kabupaten Bekasi. Sehingga berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan
Pasar Cibarusah memiliki kriteria sebagai berikut :
a. Fasilitas pelayanan : Pertokoan, perpasaran, kantor-kantor pelayanan
umum dan sivic center.
b. Populasi pelayanan : 20.000 – 95.000 jiwa
c. Skala radius pelayanan : 0 – 3 km
d. Perkiraan kepadatan : 1.480,19 jiwa/km²
e. Status pasar lingkungan/kecamatan.
Gambar 3.4 Kawasan Pelayanan Pasar (Sumber: Google Earth)
56
Merupakan kawasan fasilitas
umum berupa sekolah, pusat
layanan kesehatan dan
pemerintahan sehingga dapat
menambah pelanggan serta
mempermudah dalam memenuhi
kebutuhan pendidikan, kesehatan,
perkantoran dan berbagai peralatan
Lokasi site
yang terletak
di pusat kota
sehingga
mudah untuk
diakses oleh
masyarakat
ramai.
Merupakan kawasan
pemukiman
penduduk, sehingga
pasar Cibarusah ini
memiliki pelanggan
tetap yang ada
disekitarnya.
3.3 Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi
Pada site ini, lokasi merupakan lokasi tunggal, dikarenakan ini termasuk
ke dalam proses Redesain. Sehingga tidak akan ada site lainnya sebagai
pembanding. Terdapat beberapa kriteria agar sebuah lokasi dapat menjadi
lokasi sebuah pasar dan pusat perbelanjaan, antara lain :
a. Dekat dengan pemukiman penduduk, sehingga mempunyai konsumen
yang tetap.
b. Lokasi harus dapat menjangkau masyarakat banyak.
c. Dilalui oleh lintasan angkutan umum, sehingga dapat diakses
oleh para pejalan kaki.
d. Memiliki sarana dan utilitas yang baik di sekitar kawasannya.
Sehingga nantinya tidak menimbulkan bau yang tidak sedap.
Gambar 3.5 Kondisi Eksisting Pasar
57
3.3.1 Luas Lahan
Site ini terletak pada kecamatan Cibarusah. Termasuk dengan
fungsi sebagai pusat bisnis, perkantoran, pusat pemerintahan,
perumahan, kesehatan, hutan kota dan pusat pendidikan. Termasuk
dalam WPK dengan fungsi pendidikan, perumahan, dan pemerintahan.
Adapun site ini memiliki kelebihan dan kelemahan tertentu antara lain :
a. Kelebihan :
1. Berada pada salah satu jalan utama di kecamatan Cibarusah
yaitu jalan Cikarang – Cibarusah.
2. Pencapaian mudah, dikarenakan jalan ini dilalui oleh banyak
angkutan umum
3. Luas lahan mencukupi, sekitar 8.413,90 m².
4. Dekat dengan pemukiman penduduk, sehingga target pasar
dapat dengan mudah terpenuhi, karena tersedianya jumlah
pembeli yang memadai.
SITE
Gambar 3.6 Wilayah Site
PENDIDIKAN
KESEHATAN
PEMERINTAHAN
PEMUKIMAN
58
b. Kelemahan :
1. Memiliki arus lalu lintas yang cukup padat, sehingga cukup
menyulitkan untuk memarkirkan kendaraan di sekitar site.
2. Ketersediaan parkir yang kurang memadai sehingga
kebanyakan kendaraan diparkir di badan jalan dan
menimbulkan kemacetan.
3. Lebar jalan samping site yang kurang memadai, sehingga tidak
memungkinkan untuk jalan 2 arah.
4. Tidak adanya fasilitas halte, tempat tunggu angkutan umum,
sehingga pengunjung menunggu pada pinggir jalan yang
kemudian menyebabkan kemacetan.
5. Utilitas bangunan yang tidak terawat, sehingga menimbulkan
bau tidak sedap serta citra bangunan yang tampak kusam dan
kotor.
6. Adanya Sekolah SMP N 1 Cibarusah, SD N 04 Cibarusah Kota,
SD N 03 Cibarusah Kota, Puskesmas, Dan Kantor BPD
Cibarusah Kota, serta toko-toko yang berjejer di sepanjang jalan,
sehingga menambah kemacetan yang ada di sekitar pasar.
3.3.2 Peraturan Site
1. Land Use (RDTRK) : Rencana Detail Tata Ruang Kota.
Yaitu peruntukan dan syarat-syarat lain tentang suatu wilayah
pada daerah tertentu. Peraturan ini dibuat agar penggunaan
lahan pada suatu kawasan dapat terencana dan teratur.
59
2. GSB = Garis Sempadan Bangunan : Mengatur jarak
batas bangunan dengan batas kapling, bisa batas depan, samping
atau belakang. GSB ideal yang seharusnya ideal untuk sebuah
site adalah 1/2 x lebar jalan, dimana seharusnya GSB di wilayah
tersebut yaitu 5 m. Berikut adalah deskripsi batas-batas GSB dan
GSS bangunan Pasar Cibarusah :
- GSB sebelah utara (Jalan Cikarang - Cibarusah dan batas
retail/permukiman penduduk)
- GSS sungai sebelah selatan (batas sungai AMDAL) 7 m.
- GSB sebelah barat (Jalan Cibarusah-Jonggol/Cileungsi dan batas
Sekolah SD Negeri 04 Cibarusah Kota serta pemukiman penduduk).
- GSB sebelah timur (batas retail/permukiman penduduk).
Gambar 3.7 GSB Site
Garis sempadan bangunan yang ada di sekitar site ini berhubungan
erat dengan peraturan lainnya, yaitu koefisien dasar bangunan.
Dikarenakan KDB yang besar di daerah ini (sekitar 80% - 90%)
GSB Jalan
± 5 meter
60
menyebabkan lebar GSB juga menjadi lebih kecil, karena lahan
kebanyakan dipakai menjadi bangunan.
Namun, dalam kenyataannya GSB tersebut tidak tercapai dan
GSB yang sebenarnya dari kawasan sekitar Pasar Cibarusah
tersebut adalah :
3. Garis Sempadan Sungai Mengatur jarak antara sungai dengan
bangunan terluar yang berada di sekitar sungai, berdasarkan
ketetapan garis sempadan sungai memiliki 5 meter dari tepi sungai.
4. BC = Building Coverage (Koefisien Dasar Bangunan). Yakni
perbandingan tapak dengan kawasan terbangun. Koefisien ini
akan semakin kecil untuk kawasan perbelanjaan atau kawasan
mahal, bisa berubah tergantung fungsi dan harga tanah atau lahan.
Sebagai kawasan pasar, maka koefisien dasar bangunan yang ada
di sekitar dan pada site adalah sekitar 80 % - 90 % Maka
GSS AMDAL = 3 m
Gambar 3.8 Eksisting GSB dan GSS
GSB Eksisting = 3 m
61
koefisien dasar bangunan adalah : 90 % x 8.413,90 m² =
7.572,51 m².
5. FAR = Floor Area Ratio (Koefisien Lantai Bangunan).
Yaitu perbandingan luas tapak dan klasifikasi yang telah
ditetapkan total luas lantai. Koefisien ini bisa lebih dari
100% untuk bangunan bertingkat.
Untuk daerah di sekitar Pasar Cibarusah, maka koefisien lantai
bangunan sekitarnya adalah 2-3 lantai. Dengan KDB sekitar 90 %
maka dengan kata lain KLB bisa mencapai 200 % - 300 %.
3.3.3 Luas dan ketinggian bangunan Sekitar
Berdasarkan survey yang telah dilakukan, maka dapat diketahui
bahwa luas dan ketinggian bangunan pasar, serta luas dan ketinggian
bangunan sekitarnya. Penyajiannya adalah sebagai berikut :
a. Luas Bangunan Eksisting
1. Lantai 1 Bangunan Pasar Cibarusah
- Los unit @ (2 x 2)
- Kios unit @ (2 x 3)
- Lavatory 4 unit @ (4 x 6)
- Dll
1. Lantai 2 Bangunan Pasar Cibarusah
- Los unit @ (2 x 2)
62
- Kios unit @ (3 x 3)
- Kantor Pengelola unit @ (4 x 6) Dll.
2. Bangunan di Sekitar Kawasan Ciabarusah Bekasi
Kebanyakan bangunan yang terdapat di sekitar kawasan Pasar
Cibarusah merupakan bangunan ruko dengan ketinggian 2
lantai. Berikut akan disajikan ketinggian masing-masing ruko
di sekitar kawasan Pasar :
Gambar 3.9 Ketinggian bangunan sekitar
3.3.4 Eksisting
Tapak terletak pada Jalan Raya Cibarusah. Tapak terletak pada
Kecamatan Cibarusah, kelurahan Cibarusah Kota. Dengan KDB di
kawasan tersebut mencapai 80 % - 90 %. Dengan luasan site sekitar
8413,90 m². Site berada di area komersil yang dekat dengan pemukiman
penduduk, sehingga memiliki pengunjung tetap yang selalu berbelanja di
pasar ini untuk kebutuhan sehari-hari.
Site
Ketinggian 1 Lantai
Ketinggian 2 Lantai
Keterangan :
63
Gambar 3.10 Eksisting Pasar Tampak Samping
Gambar 3.11 Eksisting Denah Lantai 1
Gambar 3.12 Eksisting Denah Lantai 2
64
Jalan Raya Cibarusah, Ruko, Pemukiman penduduk.
Area depan merupakan tempat angkutan umum (angkot)
menaik-turunkan penumpang dan tempat pedagang kaki
lima yang menggelar dagangannya diatas trotoar yang
mengakibatkan jalan sempit sehingga pejalan kaki
menggunakan badan jalan sebagai jalur pedestrian.
Area belakang site
yang merupakan
saluran irigasi
seringkali dijadikan
sebagai tempat
pembuangan sampah,
selain itu pedagang
ikan dan ayam
membuang sisa air
rebusan/rendaman ke
saluran irigasi ini.
Terdapat sekolah SDN
Cibarusah Kota 02,
Puskesmas Cibarusah,
SMPN 1 Cibarusah dan
pemukiman penduduk.
Terdapat Sekolah
Dasae Negeri
Cibarusah Kota 05,
Klinik Laboratorium,
Ruko dan Pemukiman
penduduk.
Utara
Timur
Selatan
Barat
Site
Gambar 3.13 kondisi lokasi sekitar
65
3.4 Tinjauan Fungsi
3.4.1 Deskripsi Pelaku Dan Kegiatan
Pelaku pada proyek Redesain Pasar Cibarusah ini dapat
dikelompokkan secara umum menjadi beberapa bagian demikian juga
dengan kegiatan yang terjadi juga dapat dikelompokkan menjadi beberapa
bagian besar.
Pelakunya antara lain :
a. Pengunjung yaitu masyarakat baik yang berasal dari daerah sekitar
(dalam kota) maupun dari luar kota.
b. Pedagang pasar yaitu pihak yang menjajakan barang dagangan di pasar.
c. Pedagang pusat perbelanjaan yaitu pihak yang menjajakan barang
dagangan di pusat perbelanjaan.
d. Pengelola yaitu pihak yang bertugas mengawasi, mengelola, dan
memberikan pelayanan fasilitas kepada para pedagang baik di pasar
maupun di sekitar area pasar.
Kegiatannya antara lain :
a. Berdagang yang merupakan fungsi utama dari komplek pembangunan ini
merupakan kegiatan menjajakan barang kepada para pengunjung, baik
dalam bentuk kios, los, retail, maupun pameran.
b. Pembeli yang merupakan feedback dari kegiatan berdagang. Disini
pembeli akan membayar untuk barang yang diinginkannya.
66
Secara lebih lengkap akan dibahas mengenai kronologis kegiatan dan pelaku
yang terdapat di komplek bangunan ini.
3.4.2 Deskripsi Kegiatan Pasar Cbarusah
Dikarenakan oleh lokasi pasar yang berada pada pusat kota, maka pasar
termasuk daerah yang hidup mulai dari pagi jam 04.30 s/d 00.00 WIB.
Sedangkan untuk wilayah sekitarnya terdapat pedagang kaki lima yang
beroperasi hingga malam hari, seperti pedagang makanan.
a. Pada pukul 02.00 WIB barang dagangan mulai berdatangan ke pasar
Cibarusah. Kebanyakan barang dagangan yang berupa sayur dan
daging.
b. Pada pukul 04.30 WIB, pembeli mulai berdatangan. Sehingga suasana
pasar mulai ramai.
c. Pukul 06.00 – 17-00 WIB merupakan waktu dimana kegiatan
berdagang dilaksanakan.
d. Pukul 18.00 WIB pasar ditutup.
e. Untuk para pegadang kaki lima yang berada disekitaran pasar
Cibarusah ini mulai beroperasi dari pukul 18.00 – 02-00 WIB.
67
3.4.3 Deskripsi Penggunaan Pasar Cibarusah
Berdasarkan hasil survey dan data yang ada, maka dapat diperoleh deskripsi
pengguna, struktur organisasi pengelola serta perilaku pedagang dan
pengunjung dari Pasar Cibarusah antara lain :
No Jenis Pedagang Kios Buka Kios Tutup Jumlah
1 Sembako 31 31
2 Buah 20 20
3 Sayur 64 64
4 Ikan Asin 49 3 52
5 Ayam potong 13 13
6 Daging Sapi 12 12
7 Ikan Basah 10 10
8 Bumbu Dapur 42 42
9 Parfum 15 15
10 Kue (Basah & Kering) 27 2 29
11 Toko Serba Ada 4 4
12 Mainan 5 5
13 Jam 3 3
14 Kelontong 33 3 36
15 Obat & Kosmetik 9 9
16 Kaset DVD 1 1
17 Aksesoris 10 10
18 Peralatan Sekolah 15 5 20
19 Peralatan Ibu & Bayi 8 8
20 Peralatan Dapur 18 3 21
21 Tas & Sepatu 72 9 81
22 Pakaian (baju & celana) 95 28 123
23 Buku, Al'Quran, peci/topi 2 2
24 Salon Kecantikan 2 2
25 Emas 9 9
26 Tukang Jahit 3 3
27 Warteg 6 6
28 Warung Kopi 8 8
29 Food Court 6 6
30 Karpet Permadani & Kain 5 5
597 53 650Jumlah
Tabel 3.1 Jumlah Dan Jenis Kios/Los Pasar Cibarusah
Sumber: UPTD Cibarusah
68
69
3.4.4 Deskripsi Perilaku Masyarakat Sekitar Pasar Cibarusah
Untuk dapat menghasilkan suatu perancangan dengan “pendekatan perilaku
masyarakat” yang lebih baik, maka sebelumnya perlu diketahui terlebih dahulu
apa saja yang menjadi kebiasaan maupun perilaku masyarakat di sekitar situ.
Adapun hal ini dapat diperoleh melalui hasil survei lapangan, antara lain sebagai
berikut :
No. Pengguna Kelompok
Kegiatan
Rincian
1. Penjual ß Jual-Beli
ß Kegiatan lain
- Pedagang lebih memilih
duduk di luar kios daripada
di dalam kios karena lebih
mudah berinteraksi dengan
pengunjung.
- Barang dagangan dijajakan
menjorok keluar dari kios.
- Pedagang pakaian akan
menggantungkan pakaiannya
di luar kios.
- Pedagang sayur akan
meletakan barang
dagangannya dalam
keranjang di jalur sirkulasi
pembeli.
- Pedagang biasa memanggil
calon pembeli yang sedang
lewat.
- Pada saat pembeli tidak ada,
pedagang yang letak kiosnya
berdekatan akan berkumpul
dan mengobrol.
- Sebagian pedagang makan
siang pada tempat makan di
area terbuka.
- Beberapa pedagang
khususnya pedagang pakaian
biasanya membawa tikar
70
ß Membuang
limbah
ß Loading dock
untuk tempat istirahat.
- Sewaktu datang pada pagi
hari, maka pedagang sayur
seperti pedagang kelapa
akan mengupas batok kelapa
terlebih dahulu yang akan
menghasilkan sampah yang
tidak sedikit. Biasanya
sampah ini dibiarkan di
samping kiosnya atau ada
juga membuangnya
langsung ke area sampah.
- Pasar basah berada di bagian
dalam pasar lantai 1.
- Pedagang bumbu biasanya
terletak di sekitar pedagang
daging dan sayur.
- Pedagang ayam potong
biasanya membuang air
rebusan ayam ke bagian
depan pasar, bukan ke
saluran drainase.
- Pedagang ayam terkadang
juga memanggang ayam
sesuai dengan permintaan
pembeli.
- Pedagang basah yang
memiliki air buangan
biasanya pelan-pelan
menuangkan saluran
drainase pasar yang terbuka.
- Untuk loading dock dibuat
di bagian depan (pedagang
kelontong dan sembako).
- Loading barang pada pagi
hari dimulai pada pukul 4
pagi, ini biasanya hanya
terjadi pada pedagang basah,
karena pedagang barang
kering biasanya menyimpan
barangnya dalam kios.
71
2. Pembeli Belanja
ß Kegiatan lain
- Biasanya pembeli yang
menuju ke bagian pasar
barang basah akan terlebih
dahulu melihat-lihat barang
pedagang kering karena
berada di bagian depan.
- Kebanyakan pembeli hanya
akan melihat bagian tengah
dan samping pasar.
Sedangkan bagian sudut
pasar jarang dikunjungi
pembeli, sehingga jumlah
kios yang buka pada bagian
itu juga sedikit.
- Pembeli biasa melakukan
kegiatan tawar-menawar
yang rata-rata menghabiskan
waktu kurang lebih 5 menit.
- Setelah berbelanja daging
biasanya pembeli menuju ke
tempat penjualan bumbu.
- Pembeli biasanya paling
lama berada di area
penjualan daging, karena
menunggu daging dipotong
dan dibersihkan.
- Pembeli biasanya adalah
ibu-ibu, dan sebagian besar
selalu menggunakan
keranjang sewaktu
berbelanja.
- Selain berbelanja pembeli
juga terkadang makan pagi
di sekitar pasar.
- Pengunjung yang membawa
kendaraan berusaha untuk
memarkirkan kendaraannya
sedekat mungkin dengan
tempat ia berbelanja.
- Jalan pasar Cibarusah
merupakan jalan dua arah
yang sering menimbulkan
kemacetan.
72
- Munculnya pedagang kaki
lima khususnya penjual
sayuran dan buah karena
kecenderungan pembeli
yang ingin bersifat praktis,
khususnya dalam membeli
sayur atau daging untuk
sedekat dan seefektif
mungkin berbelanja,
sehingga kios yang paling
menjorok ke bagian luar
akan lebih laku.
- Penggunaan WC / KM
sebagian besar oleh
pedagang, pengunjung
jarang memakainya.
3. Pengelola ß Kerja
ß Parkir
- Sebelum masuk dan bekerja,
sebagian besar pengelola
akan sarapan di sekitar
pasar.
- Pekerjaan dimulai dari pukul
08.00-16.00 WIB.
- Pengelola biasa sarapan dan
makan siang di dekat lokasi
pasar.
- Pengelola biasa memarkir
kendaraan di depan pasar.
- Untuk memarkir kendaraan,
pengelola yang
menggunakan sepeda motor,
memasukkan kendaraannya
ke dalam pasar.
73
4. Angkutan
Umum
ß Menaik-
turunkan
penumpang
ß Kegiatan lain
- Karena kebanyakan
pengunjung menunggu pada
bagian depan pasar,
sehingga banyak angkot
yang berhenti dan menunggu
pada jalan tersebut yang
sering menimbulkan
kemacetan.
- Angkot biasa menurunkan
penumpang di depan area
pasar.
- Angkutan Umum biasanya
berbaris di depan pasar
untuk menunggu pembeli.
Tabel 3.3 Perilaku Masyarakat Sekitar (Sumber Pribadi)
BAB IV
ANALISA
4.1 Analisis Kondisi Tapak dan Lingkungan
4.1.1 Data Site
Berikut adalah data-data dari lokasi tapak serta lingkungan sekitar yang akan
dijadikan bahan proyek :
Gambar 4.1 data site
Site
SDN Cibarusah
Puskesmas
SMPN 1 Cibarusah
Saluran irigasi
Ruko
Pemukiman
Jl. Raya
Cibarusah
Site
SDN Cibarusah Kota 02
Puskesmas Cibarusah
SMPN 1 Cibarusah
Saluran Irigasi
Ruko
Pemukiman Penduduk
Jl. Raya Cibarusah
U
Keterangan :
74
75
Judul Tugas Akhir : Redesain Pasar Cibarusah
Tema : Arsitektur Perilaku
Lokasi : Jl. Raya Cibarusah No. 41 Cibarusah Kota Kec.
Cibarusah Kab. Bekasi – Jawa Barat 17340
Luas Lahan : 8.413,90 m2
4.1.2 Batas-Batas Wilayah
Utara : Jalan Raya Cibarusah, Ruko, Pemukiman penduduk.
Timur : Ruko, Pemukiman penduduk.
Selatan : Saluran irigasi, lapangan sepak bola, pemukiman penduduk.
Barat : Sekolah SDN Cibarusah Kota 02, Puskesmas Cibarusah, SMPN 1
Cibarusah dan pemukiman penduduk.
Berdasarkan data site di atas, maka dapat dikatakan bahwa site terletak di
sekitar pemukiman penduduk, sehingga letak site ini sangat mendukung terhadap
persentase penjualan pasar, karena memiliki konsumen yang tetap.
Namun keadaan ini tidak hanya bersifat menguntungkan, tetapi juga
mempunyai efek negatif, antara lain dengan dekatnya pasar dengan pemukiman
penduduk menyebabkan padatnya lalu lintas di sekitar pasar yang berujung
kepada kemacetan.
76
4.1.3 Analisa Pencapaian
Untuk analisis pencapaian, maka akan dibagi menjadi 2 bagian besar, antara
lain:
A. Kendaraan
- Kendaraan Pribadi (kendaraan roda 2 dan roda 4)
Lokasi site yang berada pada jalan Cibarusah Raya, sangat efisien untuk
pencapaian dari kendaraan, angkutan umum, maupun truk barang. Selain itu
untuk para pejalan kaki juga mudah dicapai, dikarenakan letak site yang dekat
dengan jalur angkutan umum.
- Angkutan umum
List angkutan umum yang melewati site berdasarkan jalan utama yang ada
di sekitar site antara lain :
ÿ Angkot K-17 (merah) jurusan Cikarang – Cibarusah,
ÿ Angkot kurung/kancil (hitam) jurusan Cibarusah – Cibucil Bogor,
ÿ Angkot K-35A (merah) jurusan Cibarusah – Sukamahi Bekasi.
Gambar 4.2 Angkot K-17 jurusan Cikarang – Cibarusah
77
Gambar 4.3 Pencapaian Dan Kondisi Sekitar Site
Jalur Utama : Jalan Raya
Cibarusah.
(Jonggol-Cibarusah-Cikarang)
Merupakan jalan yang dilalui
oleh kendaraan umum dan
kendaraan pribadi.
Pencapaian utama adalan jalan
raya Cibarusah, dengan lebar
jalan ± 8 meter, jalan yang
hanya memiliki satu jalur ini
sering mengalami kemacetan
akibat aktifitas pengguna jalan
yang berhenti sembarangan di
dekat lokasi pasar Cibarusah,
belum lagi kegiatan pedagang
kaki lima yang berjualan di tepi
jalan.
U
78
Potensi : Kawasan ini dilalui berbagai jenis kendaraan umum, Sehingga dapat
dikatakan bahwa site ini cukup mudah untuk dicapai dari berbagai
tempat.
Masalah : Banyaknya jumlah kendaraan umum, kerap menyebabkan kemacetan
di sekitar site, sehingga mengganggu kenyamanan pengendara
lainnya.
Solusi : Untuk mengatasi kemacetan yang kerap disebabkan oleh angkutan
umum, maka akan dibuat tempat khusus pemberhentian angkot dan
halte bagi pengunjung yang berada tepat di bagian depan pasar.
B. Pejalan Kaki
Jalur utama pejalan kaki
Jalur melalui jembatan
Jalur sekunder (gang/jalan kecil)
U
Gambar 4.4 Pencapaian Jalur Pejalan Kaki
79
Merupakan kawasan yang cukup banyak dilalui oleh pejalan kaki,
terutama mulai dari pagi hingga siang hari. Karena pada saat itu merupakan
puncak dari kegiatan belanja di daerah tersebut.
Potensi : - Kawasan ini memiliki jalur kendaraan yang cukup ramai,
sehingga mudah untuk dicapai.
- Jumlah angkutan umum yang ada jumlahnya cukup banyak
dan jenisnya bervariasi sehingga kawasan ini dapat dijangkau
dari jarak yang cukup jauh.
Permasalahan: - Pemberhentian angkutan umum yang tidak teratur sehingga
menyebabkan kemacetan, terutama di bagian depan pasar.
- Konflik antara pejalan kaki dan kendaraan karena tidak ada
pedestrian, hingga menyebabkan kemacetan.
Solusi : - Pemisahan tempat angkot dengan jalur kendaraan
pribadi (jalan Raya Cibarusah), sehingga tidak terjadi
kemacetan bagian timur site.
- Pemisahan jalur pejalan kaki yang lebih tinggi dari jalan dan
jalur kendaraan sehingga konflik antara keduanya dapat
dipisahkan.
80
4.1.4 Analisa Sirkulasi
Untuk analisis sirkulasi, maka dapat dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu
sirkulasi kendaraan dan sirkulasi pejalan kaki.
A. Kendaraan
Gambar 4.5 Jalur Kendaraan
Sirkulasi melalui jalan Cibarusah
– Cikarang merupakan jalur 2
arah.
Sirkulasi utama di sekitar Pasar
adalah jalan Raya Cibarusah,
merupakan jalur 2 arah.
81
B. Akses Masuk Pejalan Kaki
Gambar 4.6 Akses Pejalan Kaki Menuju Pasar
DEPAN
SAMPING KIRIBELAKANG
Pejalan Kaki
Pejalan Kaki
Pejalan Kaki
Pejalan Kaki
Pejalan Kaki
82
Pada lantai 1 :
ÿ Sirkulasi dalam bangunan sudah jelas, akan tetapi pembagian lokasi jenis-
jenis dagangan yang tidak teratur sering menyulitkan pembeli mencari
barang yang diinginkan.
ÿ Jalur masuk sudah baik, hanya perlu penataan ulang agar menjadi lebih
sempurna.
Potensi :-Dapat dikatakan bahwa jumlah pengunjung yang
mendatangi kawasan ini setiap harinya cukup banyak.
- Dekat dengan jalan raya yang cukup padat arus lalu
lintasnya.
Permasalahan : -Sirkulasi sudah lumayan jelas, akan tetapi luas jalan di
dalam pasar sangat sempit, sehingga pembeli sering
berdesak-desakan.
-Tempat menunggu kendaraan umum bagi pengunjung
tidak disediakan sehingga kerap menimbulkan
kemacetan.
Solusi :-Mempertahankan orientasi sirkulasi dari pasar yang sudah
ada sebelumnya.
-Menyediakan tempat khusus menunggu kendaraan umum
-Penyediaan tempat khusus bagi pengguna kendaraan
umum.
83
4.1.5 Analisa Orientasi
Untuk analisa view bangunan, maka akan diperhatikan dari arah depan
yaitu dari arah jalan Raya Cibarusah.
A. Orientasi dari luar ke dalam (menuju bangunan)
Gambar 4.7 View Menuju Site
Diketahui bahwa site dilalui oleh satu jalur utama, yaitu jalan Cibarusah
Raya, sehingga bagian dari site yang langsung tampak dari jalan harus diekspos
sehingga mampu menarik minat masyarakat sekitar untuk datang.
B. View dari dalam ke luar (ke lingkungan sekitar)
Untuk view ke luar, tidak ada bagian tertentu dari kawasan yang cukup
menarik, sehingga bangunan tidak perlu diorientasikan ke satu arah tertentu. Maka
bangunan direncanakan berorientasi pada jalan Cibarusah Raya sebagai akses
utama.
Area padat yang sering
dilalui kendaraan
Area site yang tampak
dari luar
U
84
Potensi : - Site dilalui jalan yang cukup padat serta dikelilingi pemukiman
penduduk, sehingga gampang untuk dilihat.
- Ketinggian bangunan sekitar relatif rendah (2-3 lantai), sehingga
tidak mengganggu view dari luar menuju bangunan.
Masalah : -Degradasi kualitas lingkungan sekitar, sehingga juga memperburuk
citra kawasan sekitar termasuk site.
Solusi : - Pada bagian site yang gampang terlihat dari jalan sekitar, maka fasad
bangunan akan dibuat lebih tinggi dan semenarik mungkin sehingga
dapat menarik minat masyarakat untuk datang.
- Perbaikan kualitas kawasan sekitar, sehingga bangunan yang akan
didesain memiliki keharmonisan dengan kawasan sekitarnya.
4.1.6 Analisa Matahari
Untuk permasalahan yang akan dibahas dalam analisa matahari, akan
dijelaskan dari peta pergerakan matahari pada kawasan yang akan dirancang
nantinya, sebagai berikut :
Gambar 4.8 Pergerakan Matahari
TimurBarat
U
85
Berdasarkan gambar pergerakan matahari pada site di halaman
sebelumnya, maka dapat diketahui :
- Bagian yang ditampilkan dengan warna kuning terang merupakan bagian
dari site yang paling banyak terkena sinar matahari secara langsung.
- Bagian yang berwarna kuning yang gelap menunjukkan bahwa intensitas
matahari semakin berkurang, karena kebanyakan posisi matahari adalah
berada tepat di atas site, sehingga bagian utara dan selatan yang memanjang
tidak terkena sinar matahari. Hal ini adalah baik, karena dengan demikian
bidang bangunan yang terkena sinar berkurang yang menyebabkan suhu
bangunan tidak begitu tinggi.
Potensi : - Site sudah memiliki orientasi yang baik, karena orientasi timur-
barat, sehingga menyebabkan bagian bangunan yang terkena sinar
matahari lebih sedikit dan suhu bangunan tidak begitu tinggi.
- Bangunan sekitar site, terutama pada bagian utara dan selatan,
memiliki ketinggian rata-rata 2-3 lantai, sehingga secara tidak
langsung sudah menjadi peneduh bagi jalur pejalan kaki dari arah
tersebut.
Masalah : - Untuk analisa matahari, sebenarnya tidak ada masalah yang
begitu signifikan, dikarenakan orientasi site yang baik. Namun
suhu udara yang cukup tinggi untuk kawasan site tetap perlu
diperhatikan. Karena pada siang hari, suhu udara cukup tinggi dan
tidak ada buffer vegetasi di sekitar site.
86
Solusi : - Untuk pencahayaan site diusahakan kontribusi dari pencahayaan
alami. Khusus untuk pasar pencahayaan akan diusahakan dengan
pembuatan skylight sehingga dapat dilakukan penghematan listrik.
- Pada bagian depan dan belakang site, akan ditempatkan vegetasi
yang berfungsi sebagai buffer panas, sehingga pejalan kaki yang
melewati daerah tersebut dapat merasa nyaman.
4.1.7 Analisa Ruang Terbuka Hijau
Gambar 4.9 Eksisting Area Ruang Terbuka Hijau
Ruang terbuka pada bagian
depan site merupakan
entrance dan area parkir
pada Pasar Cibarusah.
Pada bagian belakang
terdapat ruang terbuka hijau
yang membatasi antara site
dengan saluran irigasi.
87
Potensi : - Site cukup luas untuk ditanami hijauan.
- Pada bagian belakang site terdapat aliran sungai yang perlu ditata
kembali.
Masalah :- Kurangnya hijauan menyebabkan lokasi site terlihat kering dan
gersang.
- Area hijauan yang ada, kurang diperhatikan dan menjadi tempat
untuk berdagang.
- Pada bagian depan site, sedikit terdapat tanaman sehingga terasa
gersang.
Solusi : - Hijauan yang telah ada akan ditata ulang agar menjadi lebih baik
lagi.
- Area hijau akan ditambah, agar lokasi pasar ini lebih terlihat asri
dan segar.
- Pada bagian depan akan ditanami tanaman berdaun rindang yang
berfungsi sebagai peneduh dan buffer.
88
4.1.8 Analisa Sarana dan Prasarana
1. Pola Drainase Site
- Drainase utama pada site terdapat pada sepanjang jalan Raya Cibarusah,
dengan lebar sekitar ½ meter.
Gambar 4.10 Sistem Eksiting Drainase Pasar
Permasalahan :
- Saluran drainase yang terdapat pada jalan bagian depan site tidak lagi
terlihat, karena ditutupi oleh para pedagang kaki lima yang berjualan diatas
trotoar dan selokan.
- Untuk saluran pada jalan lainnya juga kurang lebih memiliki masalah yang
hampir mirip dan juga disertai penyumbatan dikarenakan sampah dari
pasar.
Jalur sirkulasi utama
hampir tertutup badan
jalan.
Kamar mandi dan pembuangan limbah
langsung ke saluran irigasi
89
Solusi :
- Akan dilakukan pembenahan dari saluran drainase yang ada, serta
pembuatan bak kontrol untuk memudahkan perawatan.
- Pedagang kaki lima akan ditertibkan dan direlokasi ke area pasar atau ke
tempat lain sesuai dengan kebijakan pengelola pasar.
- Permasalahan limbah pasar akan dibuat terlebih dahulu tempat
penyaringannya sehingga tidak menimbulkan penyumbatan.
2. Jaringan listrik dan telepon
- Jaringan listrik dan telepon sudah tersedia. Perletakan kedua sistem ini
mengikuti sistem yang sudah ada, yaitu penggunaan tiang listrik dan
telepon (ada diatas tanah)
- Perletakan kabel listrik yang kurang tertata rapi, sehingga mengganggu
terhadap view menuju kawasan.
Permasalahan :
- Perletakan kabel listrik yang tidak tertata rapi, sehingga mengganggu
terhadap view menuju kawasan.
Solusi :
- Penataan kembali sistem listrik dan telepon, diusahakan agar
perletakannya berada di bawah tanah, sehingga tidak mengganggu view
dan dapat lebih efektif penggunaannya.
90
4.1.9 Analisa Kawasan Sekitar Site
Untuk analisa kawasan di sekitar site hanya menjelaskan bangunan dan
fasilitas publik yang terdapat di sekeliling site, dikarenakan bangunan sekitar
inilah yang paling mempunyai pengaruh terhadap site nantinya.
Gambar 4.11 Bangunan Dan Fasilitas Publik di Sekitar Site
Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan, maka dapat dikatakan
bahwa di sekitar site memiliki jenis usaha dan fasilitas publik yang beragam.
Namun semua itu tetap memiliki keterhubungan dengan site, misalnya : Bangunan
apa saja yang terdapat di sekeliling pasar, banyaknya pedagang sembako pada
ruko yang ada di ruas jalan Cibarusah atau banyaknya pedagang sayur dan buah di
sekitar kawasan pasar. Berikut akan dirinci lebih jauh jenis usaha dan fasilitas
publik yang terdapat di sekitar Jalan Raya Cibarusah – Cikarang :
SDN Cibarusah Kota 03
& TK Kaswari
Puskesmas Cibarusah
SMPN 01 Cibarusah
Masjid
SDN Cibarusah Kota 05
Kelenteng Ngo Kok Ong
Stadion Mini Cibarusah/
SSB Bintang Harapan
Cibarusah
SDN Cibarusah Kota 02
Kawasan Retail Pertokoan
Perum Persada CibarusahPerum Cibarusah Indah
Perum Cibarusah Permai
Pemukiman/
Retail
Pemukiman
PemukimanPemukiman
Pemukiman Pemukiman
SPBU Kebon Kopi
Kantor POS
Kantor BPD Cibarusah Kota
91
No Jenis Usaha Jumlah
1 Rumah Makan 16
2 Pedagang Buah 4
3 Toko Optik 3
4 Apotik 4
5 Toko Makanan Ternak / Pupuk 7
6 Warnet 2
7 Toko Kelontong & Sembako 10
8 Air Minum Isi Ulang 3
9 Toko Hand Phone 26
10 Toko Kue / Roti 5
11 Studio Foto 2
12 Jilid / ATK / Fotokopi 5
13 Bengkel Motor 13
14 Tambal Ban 4
15 Cuci Steam 2
16 Toko Kaset DVD 3
17 Fasilitas Kesehatan 7
18 Fasilitas Pendidikan 7
19 Fasilitas Peribadatan 10
20 Mini Market 5
21 Toko Tas & Sepatu 4
22 Toko Pakaian 7
23 Toko Alat Olahraga 2
24 Salon Kecantikan 2
25 Pangkas Rambut 5
26 Toko Elektronik 7
27 Toko Mebel 5
28 Toko Bangunan 3
29 Warung Kecil 30
30 Pedagang Kaki Lima Gerobak 72
31 Tukang Jahit 2
32 Toko Mesin Jahit 1
33 Toko Cat 1
34 Laboratorium 1
35 Toko Susu 1
36 SPBU 1
282Jumlah
Tabel 4.1 Jenis Usaha dan Fasilitas Publik di Sekitar Pasar Cibarusah
92
Potensi : - Pada kawasan ini terdapat cukup banyak toko yang jenis usahanya
bermacam-macam sehingga ini turut mendukung kegiatan belanja
yang terdapat pada site.
Masalah : - Karena banyaknya ruko dan jenis usaha yang beranekaragam, maka
permasalahan perparkiran pengunjung juga masalah yang cukup
rumit.
Solusi : - keadaan ruko eksisting akan coba dikombinasikan dengan bangunan
yang terdapat dalam site, sehingga menjadi sebuah kesatuan.
4.2 Analisis Fungsional
4.2.1 Analisa Perilaku Masyarakat Sekitar
Berikut adalah data perilaku masyarakat di sekitar kawasan Cibarusah :
Gambar 4.12 Contoh Perilaku Masyarakat di Lingkungan Pasar
93
No. Pengguna Kelompok
Kegiatan
Rincian
1. Penjual Jual Beli
Fakta
Masalah
Solusi
- Pedagang lebih memilih duduk di
luar kios daripada di dalam kios
karena lebih mudah berinteraksi
dengan pengunjung.
- Barang dagangan dijajakan
menjorok keluar dari kios.
- Pedagang pakaian akan
menggantungkan pakaiannya di luar
kios.
- Pedagang sayur akan meletakkan
barang dagangannya dalam keranjang
di jalur sirkulasi pembeli.
- Pedagang biasa memanggil calon
pembeli yang sedang lewat untuk
mengunjungi tokonya.
Pada kasus ini, pedagang ingin
memilki koneksi sedekat mungkin
dengan calon pembeli.
Perilaku pedagang yang seprti ini
94
Kegiatan lain
Fakta
Masalah
sering menimbulkan semakin sempitnya
jalur pejalan kaki.
Pada kios akan disediakan teras,
sehingga pedangang lebih leluasa
bejualan tanpa mengganggu jalur
pejalan kaki.
- Pada saat pembeli sedang tidak ada,
pedagang yang letak kiosnya
berdekatan akan berkumpul dan
mengobrol.
- Sebagian pedagang makan siang
pada tempat makan di area terbuka.
- Beberapa pedagang, khususnya
pedagang pakaian biasanya
membawa tikar untuk tempat
istirahat .
- Pasar basah berada di bagian dalam
pasar.
- Pedagang bumbu biasanya terletak di
sekitar pedagang daging dan sayur.
- Adanya interaksi antara sesama
pedagang.
95
Solusi
Pembuangan
limbah
- Adanya pengelompokan pedangang
menurut jenis usahanya.
- Pedagang melakukan kegiatan seperti
makan dan tidur siang di dalam kios.
Dari fakta di atas dapat disimpulkan
bahwa para pedagang memerlukan
ruang untuk berinteraksi dan melakukan
kegiatan lain selain berjualan.
Pemberian teras pada bagian depan kios
cukup memberikan solusi bagi
permasalahan di atas, dengan adanya
teras, kegiatan para pedagang tersebut
dapat difasilitasi, tanpa menggagu
pembeli.
- Pedagang ayam potong biasanya
96
Permasalahan
membuang air rebusan ayam ke bagian
samping pasar, bukan ke saluran drainase
pasar.
- Para pedagang yang menyirih biasa
membuang ampas sirih ke jalan.
- Pedagang ayam terkadang juga
memanggang ayam sesuai dengan
permintaan pembeli.
- Pedagang barang basah yang memiliki
air buangan biasanya pelan-pelan
menuangkan saluran drainase pasar yang
terbuka.
- Pedagang cabai, sayuran, biasa
membuang berang dagangannya yang
busuk di dekat tempat berjualannya.
- Pedagang yang merokok membuang
puntung rokoknya sembarangan.
- Sewaktu datang pada pagi hari, maka
pedagang sayur seperti pedagang kelapa
akan membelah batok kelapanya terlebih
dahulu yang akan menghasilkan sampah
yang tidak sedikit. Biasanya sampah ini
dibiarkan di samping kiosnya atau ada
97
Solusi
Loading dock
Fakta
juga yang membuangnya langsung ke area
sampah.
- Pedagang warung nasi, biasa mencuci
piring di dekat warung dan membuang air
cucian ke drainase pasar.
Dari perilaku-perilaku di atas, maka
masalah utama yang dihadapi adalah
kebiasaan pedagang membuang sampah
sembarangan.
Pada setiap kios akan dibuat tempat
sampah dengan pemilihan warna yang
mencolok sehingga mudah dilihat, serta
pemilihan material lantai yang mudah
dibersihkan, sehingga pedagang dapat
membersihkan kios dengan mudah.
- Untuk loading dock dibuat di bagian
belakang
- Loading barang pada pagi hari dimulai
pada pukul 3 pagi, ini biasanya terjadi
pada pedagang basah, karena pedagang
barang kering biasanya menyimpan
barangnya dalam kios.
98
2. Pembeli
Permasalahan
Solusi
Belanja
- Pedagang beras dan sayur biasanya
menerima barang sekitar pukul 13.00
siang, dengan menggunakan mobil box
atau truk.
- Barang biasa diangkut kembali dengan
menggunakan pick up pada pukul 18.00
sore. Biasanya yang melakukan ini adalah
pedagang buah dan sayur.
- Dari rincian di atas, maka kegiatan
loading dock terjadi pada pagi, siang dan
sore hari.
- Loading barang berada di bagian depan
pasar dan di tepi jalan raya.
- Mobil yang digunakan untuk membawa
barang berupa pick up, mobil box dan
truk.
- Akibat utama dari loading barang ini
adalah kemacetan yang ditimbulkannya
karena menggunakan badan jalan untuk
memarkirkan mobil yang mengangkut
barang.
99
Fakta
- Loading barang akan dialihkan ke bagian
belakang pasar. Jalur loading barang
dibuat dua buah, yaitu untuk lantai 1 dan
lantai 2.
- Biasanya pembeli yang menuju ke
bagian pasar barang basah akan terlebih
dahulu melihat-lihat barang pedagang
kering karena berada di bagian depan.
- Kebanyakan pembeli hanya akan melihat
bagian tengah dan samping pasar.
Sedangkan bagian sudut pasar jarang
dikunjungi pembeli, sehingga jumlah kios
yang buka pada bagian itu juga sedikit.
- Pembeli biasa melakukan kegiatan
tawar-menawar yang rata-rata
menghabiskan waktu 7 menit.
- Setelah berbelanja daging biasanya
pembeli menuju ke tempat penjualan
bumbu.
- Pembeli biasanya paling lama berada di
area penjualan daging, karena menunggu
daging dipotong dan dibersihkan.
100
Solusi
Kegiatan
lain
- Pembeli biasanya adalah ibu-ibu dan
sebagian besar selalu menggunakan
keranjang sewaktu berbelanja.
- Pembeli akan mengunjungi bagian yang
lebih dekat untuk dijangkaunya. Pembali
biasanya kaum ibu.
- Kios akan disusun berdasarkan barang
dagang yang diperjualbelikan, sehingga
pembeli tidak bingung.
- Pada bagian belakang dan sudut akan
dibuat barang dagangan dengan pembeli
terbesar. Sehingga tetap ramai untuk
dikunjungi.
- Karena bangunan direncanakan lebih
dari satu lantai, maka penggunaan tangga
sangat dikurangi, mengingat konsumen
utama adalah kaum ibu, yang umumnya
tidak sekuat laki-laki. Maka jalur vertikal
yang digunakan adalah eskalator antara
lantai 1 dan lantai 2. Serta sepanjang
jalur menuju lantai atas akan dibuat juga
101
Fakta
tempat berjualan sehingga para ibu tetap
dapat berbelanja sambil menuju lantai 2.
- Selain berbelanja, pembeli juga
terkadang makan pagi di sekitar pajak.
Pengunjung yang membawa kendaraan
berusaha untuk memarkirkan
kendaraannya sedekat mungkin dengan
tempat ia berbelanja.
- Jalan pasar Cibarusah yang merupakan
jalan dua arah sering dijadikan tempat
mangkal angkutan umum.
- Munculnya pedagang kaki lima
khususnya penjual sayuran dan buah
karena kecenderungan pembeli yang ingin
bersifat praktis, khususnya dalam
membeli sayur atau buah untuk sedekat
dan seefektif mungkin berbelanja,
sehingga kios yang paling menjorok ke
bagian luar akan lebih laku.
- Penggunaan WC/KM sebagian besar
oleh pedagang, pengunjung jarang
memakainya.
102
Masalah
Solusi
Pembali juga membeli makanan di area
pasar.
Pembeli ingin berbelanja secara praktis,
artinya tidak ingin berlama-lama di dalam
pasar.
Kamar mandi tidak digunakan oleh
pembeli.
Masalah utama adalah kurang kesadaran
penjual dan pembeli di dalam pasar, serta
kurang tegasnya pengelola menindak
PKL.
KM/WC kurang terawat.
Untuk masalah parkir dan sirkulasi
kendaraan, maka akan disediakan parkir
khusus untuk sepeda motor dan mobil,
dalam jumlah besar dan tidak terlalu jauh
dari pasar. Akses kendaraan masuk akan
dibuat ke dalam dan akses ke luar akan
dibuat memutar.
103
3. Pengelola
Kerja
Parkir
Fakta
Masalah
Akan disediakan tempat untuk PKL,
berupa plaza sehingga PKL tidak lagi
menggunakan trotoar sebagai tempat
berjualan, yang sering mengakibatkan
kemacetan.
KM/WC akan dibuat tidak terlalu besar
dengan bahan dinding dan lantai dari
bahan yang mudah dibersihkan.
- Sebelum masuk dan bekerja, sebagian
besar pengelola akan sarapan di sekitar
pasar.
- Pekerjaan dimulai dari pukul 09.00-16.00
WIB.
- Pengelola biasa sarapan dan makan siang
di dekat lokasi pasar.
- Pengelola biasa memarkir kendaraan di
depan kantornya.
- Untuk memarkir kendaraan, pengelola
yang mengggunakan sepeda motor,
memasukkan kendaraannya ke dalam
pasar.
- Pengelola melakukan kegiatan kerja,
104
4. Angkutan
Umum
Solusi
Menaik-
turunkan
penumpang
Kegiatan
lain
Fakta
Masalah
Solusi
parkir, makan siang setiap hari, kecuali
pada hari minggu, kegiatan berlangsung
hingga pukul 16.00 sore.
-Pengelola yang menggunakan sepeda
motor, biasanya memarkir kendaraannya
di depan kantor.
- Penyediaan area parkir khusus bagi
pengelola pasar.
- Karena kebanyakan pengunjung
menunggu pada bagian depan pasar,
sehingga banyak angkot yang berhenti dan
menunggu pada jalan tersebut yang sering
menimbulkan kemacetan.
- Angkot biasa menurunkan penumpang di
depan area pasar.
- Tukang Ojek biasanya mengelompok
pada keempat sudut pasar untuk
menunggu pembeli.
- Kendaraan umum biasa parkir,
menaikkan, menurunkan penumpang
secara sembarangan, yang menyebabkan
105
kemacetan. Kendaraan umum juga
menunggu penumpang di tepi jalan.
- Masalah utama yang ditimbulkan dari
fakta-fakta di atas adalah kemacetan.
- Direncanakan pengadaan kantong parkir
bagi angkot, serta akan dibuat jalur khusus
bagi kendaraan umum yang akan
menurunkan penumpang, sedangkan untuk
ojek akan dibuat parkir khusus, dimana
mereka bisa menunggu penumpang yang
akan menggunakan ojek.
Tabel 4.2 Analisa perilaku masyarakat sekitar
4.2.2 Analisa Kegiatan dan Kriteria Ruang
4.2.2.1 Pengelompokkan Kegiatan dan Kriteria Ruang
Berikut akan dipaparkan masing-masing kriteria kebutuhan ruang pada
Pasar Cibarusah, antara lain :
106
No Nama Ruang Pemakai Kegiatan Kriteria
Utama (Pasar)
Kios PedagangMenawarkan
barang dagangan
Los Pembeli
Menawar harga
barang, menyimpan
/ membungkus
barang
Pedagang Menjual makanan
Pembeli Membeli Makanan
R. Makan Pegawai
R. SajiPetugas
Pembersih
Pengunjung Bermain
Pegawai Mendampingi
KM / WC
PlazaPetugas
PembersihPembersihan Plaza
Penjual
menjual /
mengadakan
pameran
PembeliMembeli /
mewawar
Toilet
Musholla
Mengambil air
wudhu
Melakukan sholat
Tempat
wudhu
Pengurus
mushollaMembersihkan
2
1
Ruang
Terbuka
Ruang terbuka dan luas,
menjadi vocal point
kawasan serta sebagai
pengarah sirkulasi.
Sirkulasi baik, mudah
dicapai, memiliki
kenyamanan tinggi,
memiliki pendekatan
arsitektural, bersifat
terbuka dan dapat
dinikmati dari kejauhan.
Tempat
makan
Pembersihan
ruangan
Bersifat semi terbuka,
santai, mampu menarik
minat pengunjung dan
suasana tidak terlalu
sibuk.
Pendukung
Playground
Anak
Ruang Sholat
Pengunjung
(yang ingin
sholat)
Tenang, tidak dekat
dengan sumber bunyi
dan mampu memberikan
suasana khusyuk.
3 Pelengkap
107
No Nama Ruang Pemakai Kegiatan Kriteria
Roda 4Petugas
Parkir
Memarkirkan
kendaraan
Kendaraan
Parkir / menaik -
turunkan
penumpang
Roda 2Petugas
Parkir
Memarkirkan
kendaraan
Kendaraan
Parkir / menaik -
turunkan
penumpang
Truk PedagangMenurunkan
barang dagangan
Petugas
pengangkat
barang
Melakukan
pembayaran barang
dagangan.
Area sampahPetugas
sampahMembuang sampah
Pedagang
Memindahkan
sampah ke mobil
pengangkut sampah
PembeliMembuang sampah
pada tempatnya
Pos Satpam Satpam Menjaga keamanan
R. Mesin Pengelola Perawatan mesin
Mudah untuk
melakukan pengawasan
dan terletak di bagian
depan bangunan.
Tambahan4
Loading Dock
Mempunyai luasan area
yang cukup untuk
bongkar - muat barang.
Mampu diakses dengan
mudah dan terletak
pada bagian bangunan
yang ramai dengan
pedagang.
Mempunyai sirkulasi
yang cukup dan lancar
serta mampu
menampung jumlah
kendaraan yang datang.
Parkir
Tabel 4.3 Kegiatan dan Kriteria Ruang
108
4.2.2.2 Aliran Kegiatan
Berikut akan disampaikan deskripsi perilaku dari masing-masing
pengguna, baik dari pengguna pasar pinggiran, maupun pengguna dari pusat
perbelanjaan.
A. Pasar Tradisional
a. Pedagang
- Pedagang kios
- Pedagang los menetap
- Pedagang Kagetan
Datang Membuka
Kios
Menata
BarangBerjualan Pulang
Datang Bongkar
Barang
Gelar
DaganganJualan Gulung
Dagangan
Simpan
BarangPulang
Datang Bongkar
Barang
Gelar
DaganganJualan
JajakanBelanja
Pulang
Bagan 4.1 Aliran Kegiatan Pedagang Pasar
109
b. Pengunjung
- Pengunjung Dari Daerah Cibarusah
- Pengunjung Dari Luar Daerah Cibarusah
Bagan 4.2 Aliran Kegiatan Pengunjung Pasar
4.2.2.3 Analisa Jumlah Pengunjung Dan Daya Tampung
Diketahui bahwa terjadi peningkatan penduduk dan jenis-jenis usaha tiap-
tiap tahunnya. Berikut adalah data jumlah penduduk di kecamatan cibarusah.
No Tahun Penduduk
1 2016 87,320
2 2017 87,320
3 2018 92,168
Tabel 4.4 Perkembangan Penduduk Kecamatan Cibarusah
(Sumber BPS Kab. Bekasi)
Datang Jalan-
jalanBelanja Tawar Menunggu
Angkutan
Pulang
Datang Mengelilingi
PasarBelanja Tawar Pulang
Bernegosiasi
110
Untuk mengetahui jumlah pengunjung keseluruhan pada kawasan ini,
maka terlebih dahulu harus mengetahui data jumlah penduduk dan jumlah pasar
dalam kecamatan ini.
Jumlah penduduk Kecamatan Cibarusah : 92.168 jiwa
Jumlah keluarga di Kecamatan Cibarusah : 27.627Rumah Tangga
Jumlah Pasar di Kecamatan Cibarusah : 2
Sumber BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten Bekasi Tahun 2018
Tempat-tempat bebelanja masyarakat:
1. Pasar Tradisional, dengan asumsi pengguna sebanyak 60%.
2. Pasar Modern, dengan asumsi pengguna sebanyak 15%.
3. Kedai Sampah, dengan asumsi pengguna sebanyak 20%.
4. Pedagang Keliling, dengan asumsi pengguna sebanyak 5%.
Jumlah Pengunjung Pasar
Asumsi : - Dianggap dari satu keluarga ada satu anggota keluarga yang
berbelanja
- Dianggap tiap keluarga berbelanja sekali untuk kebutuhan 2
hari
- Setiap pasar memiliki jumlah pengunjung yang sama.
- Persentase masyarakat yang berbelanja ke pasar 60 %
Maka : - Jumlah yang berbelanja : 60 % x 27.627 = 16.576 jiwa
- Jumlah pengunjung per pasar : 16.576 : 2 = 8.288 jiwa
- Jumlah pengunjung perhari : 8.288 : 2 = 4.144 jiwa
111
4.2.3 Besaran Ruang
Setelah mendapatkan jenis-jenis ruang yang dibutuhkan untuk masing-
masing bangunan, baik pasar tradisional maupun pusat perbelanjaan, maka
berikutnya akan disajikan besaran ruang dari masing-masing ruang tersebut,
antara lain :
Pasar Cibarusah
a. Proyeksi Jumlah Kios dan Los
Pada bangunan pasar ini, maka bagian terpenting yang harus memiliki
kalkulasi tersendiri adalah bagian kios dan los. Harus ada perkiraan pertambahan
jumlah kios dan los yang terjadi.
Berdasarkan data yang diperoleh, maka diketahui :
Jumlah kios dan los pasar Cibarusah adalah 712 buah yang terdiri dari :
- Kios : 592 buah
- Los : 120 buah
Pada tahun 2015 jumlah kios dan los sangat kurang, dikarenakan
banyaknya pedagang beralih menggunakan badan jalan sebagai tempat berdagang,
barulah pada tahun 2017 terjadi penambaha lapak-lapak baru di dalam kawasan
pasar. Diperkirakan ada sekitar 30-50 penambahan kios-kios baru diluar
penyediaan dari pengelola pasar. Setiap harinya pengelola pasar mengutip antara
5-10 ribu rupiah perhari dari para pedagang-pedagang ini.
112
Gambar 4.13 Pedagang liar di sekitar site.
Berdasarkan data di atas, dapat dikatakan bahwa jumlah kios sangat
kurang. Dikarenakan berdasarkan keterangan dari pengelola pasar, semenjak
dibuka jumlah pedagang yang ada memiliki jumlah yang meningkat sampai
dengan sekarang. Hal itu berarti ada jumlah perhitungan yang kurang akurat dari
pengembang pasar pertama kali. Karena itu perhitungan perkiraan pertambahan
kios dari pasar Cibarusah dapat ditambah dari perhitungan yang pertama.
Diperkirakan jumlah pertambahan dan pengurangan kios pertahun : 1,5 %
Jangka waktu efektifitas bangunan :20 tahun
Mengacu pada efektifitas kebutuhan jumlah pedagang, maka jumlah kios dan los
yang akan dibangun tidak mengalami banyak penambahan yaitu sekitar 2 %.
113
b. Perhitungan kamar mandi
Berdasarkan asumsi, maka jumlah toilet yang ada adalah 12 buah dengan
perincian:
3 buah toilet pria dengan masing-masing 2 ruang WC.
3 buah toilet wanita dengan masing-masing 2 ruang WC
c. Perhitungan jumlah parkir
Parkir mobil : 20 % x Jumlah pengunjung
20 % x 4144 (Diasumsikan setiap pengendara mobil
berpenumpang 4-5 orang)
207/4
52 mobil
Parkir motor : 40 % x Jumlah pengunjung
40 % x 4144 (Diasumsikan setiap pengendara motor
berpenumpang 2 orang)
1657/2 = 829 Motor
114
d. Perhitungan Kebutuhan dan Besaran Ruang
No Nama Ruang SatuanPersatuan
(m2)
Keseluruh
an (m2)
Keteran
ganSumber
Stand Tipe 1 12 buah 12 144 3 x 4 Asumsi
Stand Tipe 2 257 buah 9 2313 3 x 3 Asumsi
Los Tipe 1 300 buah 6 1800 3 x 2 Asumsi
Los Tipe 2 131 4 524 2 x 2 Asumsi
4781
1912,4 40%
6693,4
R. Pimpinan 1 buah 9 9 3 x 3 Data
R. Kerja Pegawai 10 Orang 2,31 23,1Tiap 1
orang (1,65
x 1,4)
Data
Arsitek
R. Arsip 1 buah 4 4 2 x 2 Asumsi
Janitor 1 buah 1,5 1,5 1,5Data
Arsitek
Playground 1 buah 50 50 5 x 10 Asumsi
78,6
31,44 40%
110,04
2
A
K. Pengelola
Pendukung
Jumlah
Sirkulasi
Total A
Sirkulasi
Total
1 Utama (Pasar)
Jumlah
115
No Nama Ruang SatuanPersatuan
(m2)
Keseluruh
an (m2)
Keteran
ganSumber
Ruang Terbuka 282 Asumsi
282
188 40%
470
Toilet 12 buah 8,5 93,5Tiap 4
orang (2,15
x 3,40)
Data
Arsitek
102
40,8 40%
142,8
Ruang Sholat 1 72 72 6 x 12 Asumsi
Ruang Wudhu 2 22 Asumsi
94
37,6 40%
131,6
Truk2 buah 24,5 49 3,5 x 7
Data
Arsitek
Pick Up3 buah 12,5 37,5 2,5 x 5
Data
Arsitek
Area Penerimaan 1 76 76 2 x 38 Asumsi
Pos Jaga 1 4 4 2 x 2 Asumsi
166,5
66,6 40%
233,1
3
Area Sampah
Bak Sampah 1 buah 40 40 4 x 10 Asumsi
40
16 40%
56
D Musholla
Jumlah
Sirkulasi
Total D
B
Total C
C
Jumlah
Sirkulasi
Total B
Jumlah
Sirkulasi
E
Jumlah
Sirkulasi
Total A
Loading Dock
Jumlah
Sirkulasi
Total E
Total A+B+C+D+E 1.105,25
Area Tambahan
A
116
No Nama Ruang SatuanPersatuan
(m2)
Keseluruh
an (m2)
Keteran
ganSumber
Gudang 18 buah 64 1152 4 x 16 Asumsi
1152
460,8 40%
1612,8
Pos Satpam 2 buah 9 18 3 x 3 Asumsi
18
7,2 40%
25,2
Ruang Panel 1 35 35 5 x 7 Asumsi
Ruang Tangki 1 35 35 5 x 7 Asumsi
Ruang Pompa 1 35 35 5 x 7 Asumsi
Ruang Genset 2 35 70 5 x 7 Asumsi
175
70 40%
245
Total A+B+C+D 595
Ruang Mesin
Jumlah
Sirkulasi
B
Total C
C
Jumlah
Sirkulasi
Total B
Jumlah
Sirkulasi
Keamanan
Total D
D
Total Keseluruhan Ruang 7932,15
Tabel 4.5 Kebutuhan Ruang Pasar
No Nama Ruang SatuanPersatuan
(m2)
Keseluruh
an (m2)
Keteran
ganSumber
4
R. Makan 85 4,25 361,25Tiap 4 orang
(1,7 x 2,15)
Data
Arsitek
KM / WC 2 5,48 10,96Tiap 3 orang
(2,15 x 2,55)
Data
Arsitek
Wastafel 1 1,57 1,57Tiap 3 orang
(0,75 x 2,10)
Data
Arsitek
Janitor 1 1,5 1,5 1 X 1,5Data
Arsitek
375,28
150,12 40%
525,4
A
Total A
Food Court
Jumlah
Sirkulasi
117
No Nama Ruang SatuanPersatuan
(m2)
Keseluruh
an (m2)
Keteran
ganSumber
Ruang Saji 10 3,75 37,5 1,5 x 2,5Data
Arsitek
10 6 60 2 x 3 Asumsi
10 1,5 15 1 x 1,5 Asumsi
115,5
45 40%
157,5
Retail Makanan 1B
Total A+B
Jumlah
Sirkulasi
Total B
Total Keseluruhan Ruang 7932,15
Tabel 4.6 Kebutuhan Ruang Food Court
Total Luas Bangunan : 17.278,36 m2
Total Plaza : 1.469,7 m2
Total Keseluruhan : 9.401,85 m2
No Nama Ruang SatuanPersatuan
(m2)
Keseluruh
an (m2)
Keteran
ganSumber
Truk Sampah 2 buah 40 80 4 x 10 Asumsi
Roda 4 52 buah 12,5 650 2,5 x 5Data
Arsitek
Roda 2 829 buah 2 1658 1 x 2Data
Arsitek
Truk Barang 1 buah 200 200 5 x 40
Ruang Karcis 4 buah 6 24 1,5 x 1,5 Asumsi
2612
1044,8 40%
3656,8
5 Kebutuhan Parkir
Jumlah
Sirkulasi
Total B
Tabel 4.7 Kebutuhan Ruang Parkir
118
Total besar ruang yang diperlukan untuk parkir kendaraan pengunjung pasar
adalah 3.656,8 m2
Untuk total luas keselurauhan bangunan ditambah dengan luas parkir
adalah 20.400,36 m2.
4.2.4 Bentuk
4.2.4.1 Penentuan Pola Massa Bangunan
Penentuan pola massa bangunan dipertimbangkan berdasarkan
pembandingan antara jenis massa tunggal dan jenis massa majemuk. Yaitu :
No Kriteria Massa Tunggal Multi Massa
1 Hubungan Dan
Sifat Kegiatan
Pengelompokan ruang
jelas, hubungan antar ruang
lebih erat dan mudah
diawasi
Pengelompokan ruang
jelas, hubungan antar ruang
lebih terpisah dan
pengawasan lebih sulit
2 Bentuk Site Bentukan bangunan lebih
sulit, peletakan massa dan
sistem bangunan sangat
bergantung pada topografi
site
Bentuk bangunan lebih
fleksibel, peletakan massa
dan sistem struktur dapat
mengikuti pola site
3 Luas Lahan Lebih kecil karena ada
fasilitas yang digunakan
bersama
Lebih luas karena setiap
massa memiliki fasilitas
masing-masing
4 Struktur Lebih sulit karena adanya
faktor modul, dilatasi,
fungsi dan besaran ruang
yang berbeda
Lebih mudah karena sistem
struktur yang digunakan
dapat berbeda-beda sesuai
fungsi dan besaran ruang
5 Bentuk lebih bervariasiLebih sulit karena adanya
faktor modul dan struktur
Bentuk Bangunan
119
No Kriteria Massa Tunggal Multi Massa
6 Sirkulasi Dan
Pencapaian
Lebih mudah dan
sederhana
Lebih sulit karean adanya
beberapa pencapaian dan
jalur sirkulasi
7 Orientasi Lebih Jelas Kurang jelas karena
adanya orientasi massa lain
8 Efesiensi Pelayanan Lebih cepat dan lebih
hemat
Lebih sulit dan boros
9 Iklim Pemanfaatan energi alam
kedalam bangunan sangat
terbatas
Energi alam dapat
dimanfaatkan secara penuh
Tabel 4.8 Jenis Massa Bangunan
Berdasarkan pembandingan di atas, maka jenis massa yang diambil adalah
massa tunggal. Dimana pasar akan dibuat dalam satu bangunan sehingga menjadi
kesatuan yang utuh dari fungsi pasar itu sendiri.
4.2.4.2 Bentuk Dasar Bangunan
Pemilihan bentuk dasar bangunan dipertimbangkan faktor-faktor :
- Kesesuaian site
- Orientasi bangunan
- Konstruksi bangunan
- Efesiensi ruang
- Ekonomi bangunan
- Kesan atau tampilan yang ingin dicapai
120
1Kesesuaina bentuk
siteBaik Baik Kurang baik
2 Orientasi bangunanBaik, orientasi
jelas
Baik, orientasi ke
segala arahTidak jelas
3 Efisiensi ruang Efisien Kurang Efisien Tidak Efisien
4Sistem struktur dan
konstruksi bangunanLebih mudah Cukup sulit Mudah
5Kesan yang ingin
dicapaiBaik Baik Kurang baik
6 Ekonomi bangunan Lebih hemat Hemat Tidak ekonomis
KriteriaNo
Bentuk Dasar Massa Bangunan
Tabel 4.9 Karakteristik Bentuk Dasar Bangunan
Berdasarkan penjelasan di atas, maka bentuk bangunan yang akan diambil
untuk pasar dan pusat perbelanjaan adalah bentuk persegi, karena bentuk ini
sesuai dengan karakteristik site. Sedangkan untuk plaza (ruang terbuka) akan
digunakan bentuk lengkungan dengan pola mengalir, tujuannya untuk memberi
ruang pada para pengunjung serta sebagai lahan terbuka hijau.
4.2.4.3 Analisa Perilaku Pada Massa Bangunan
Prinsip tampilan bentukan tidak terlepas dari karakter bentuk visual
yang sudah ada pada Pasar Cibarusah saat ini. Tujuannya adalah untuk
menunjukan identitas bangunan yang terkesan tidak asing bagi masyarakat di
sekitarnya. Berikut merupakan analisa perilaku pada massa bangunan :
121
a. Karakter bentuk bangunan diperoleh dari aksen-aksen bentuk yang
mendominasi. Aksen yang ditemukan antara lain yaitu aksen bangunan
tropis seperti bentuk segitiga pada atap bangunan, bentuk kotak, dan
bentuk abstraktif pada struktur yang diperlihatkan pada sudut-sudut
perspektif bangunan.
b. Pengolahan fasad sebagai pengarah pandangan (figur dan latar) ke
bangunan yang bersuasana aktif kegiatan ekonomi maupun interaksi
sosial. Desain bentuk dan elemen bentuk tampilan sebagai unsur
arsitekturnya kemudian diolah berdasarkan perilaku masyarakat. Dari hal
tersebut, menjadikan tercapainya bangunan pasar yang berkarakter serta
menjual (marketable).
c. Bentuk Pasar Cibarusah juga mempertimbangan karakter bentuk
bangunan di sekitar lingkungan pasar, tujuannya agar terjadi harmonisasi
antara bangunan pasar dengan bangunan disekitarnya.
d. Penggunaan kaca pada fasad akan menambah kesan elegan, kaca tersebut
juga berfungsi sebagai penahan air hujan dan panas matahari secara
berlebihan. Berbeda dengan desain sebelumnya, bukaan di bagian depan
membuat air hujan masuk ke dalam dan mengotori lantai serta panas
matahari yang begitu menyengat ketika pagi menjelang siang membuat
pedagang berinisiatif menutup sendiri bukaan tersebut dengan bahan
seadanya sehingga menimbulkan kesan kumuh pada fasad bangunan.
122
e. Analisa karakteristik warna yang terdapat pada massa bangunan :
No WARNA KARAKTERISTIK
1
PutihMemberi arti keaslian, kesucian, kesan ringan, bersih, polos
dan murni. Bila terlalu banyak, menimbulkan perasaan
dingin, steril, dan terisolasi.
2
KuningMampu memancarkan kehangatan, cahaya dan cerah,
memberi inspirasi, mendorong ekspresi diri maupun
kemampuan intelektual.
3
MerahMemberi kesan dinamis, enerjik, komunikatif, aktif,
bersemangat, sensual, mewah, dan bersifat menstimulasi.
Bila terlalu banyak, bisa merangsang perilaku agresif.
4
Hijau Menyiratkan kesan alamiah, segar, tenang, sejuk,
mendorong perasaan empati, meredakan stress dan
menyembuhkan. Tapi bila terlalu banyak bisa menimbulkan
kesan terperangkap.
5
BiruMenghadirkan kesan teduh, dingin, hening, damai, tentram,
harmonis, dan merangsang kemampuan intuitif. Namun, bila
terlau banyak, bisa menimbulkan kelesuan.
6
CokelatBerkesan natural, membumi, stabil, menghadirkan
kenyamanan, keyakinan, keamanan, kesan elegan dan
akrab. Bila terlalu banyak bisa berkesan berat atau kaku.
7
Abu-abuMenggambarkan kesan serius, damai, independen, dan
luas. Bila terlalu banyak, bisa memberi kesan tidak
komunikatif.
8
HitamMengandung kekuatan, penuh percaya diri, kesan
maskulin, dramatis, penuh perlindungan, klasik dan megah.
Bila terlalu banyak bisa menimbulkan perasaan tertekan.
Tabel 4.10 karakteristik warna (Sumber: Majalah ASRI edisi no. 02 Februari
2011)
123
Gambar 4.14 Eksisting Fasad Bangunan Pasar Cibarusah
4.2.4.4 Modul Bangunan
Satuan modul yang digunakan pada perencanaan dan perancangan gedung
ditentukan dengan pertimbangan terhadap beberapa faktor yaitu :
- Modul kegiatan, penentuan modul kegiatan didasarkan pada fungsi utama
bangunan sebagai pusat belanja (baik tradisional maupun modern) yaitu dengan
menggunakan modul kios 2m x 2m atau 3m x 4m dengan sirkulasi sebesar 40
%.
- Modul struktur, pemilihan modul struktur dipengaruhi dimensi, kekuatan, dan
bentangan dari sistem struktur yang digunakan.
- Modul bahan, pemilihan modul bahan terutama ditekankan pada dimensi
material sintesis sesuai dengan fungsi dari bagian bangunannya.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan, modul antara pasar dengan pusat
perbelanjaan akan disesuaikan, memperhatikan baik itu modul struktur maupun
modul kegiatan. Sehingga diharapkan nantinya akan diperoleh modul struktur
yang tetap nyaman untuk kegiatan masyarakat.
124
4.2.4.5 Ketinggian Bangunan
Ketinggian bangunan ditentukan dari :
- Jarak pandang manusia (skala intim). Yaitu : 1<D/H< 2, dimana D = jarak
pengamat terhadap objek dan H = ketinggian objek
- Sudut elevasi (pandang) manusia yaitu 27” (D/H = 2 pada sudut pandang 27”)
- Berdasarkan peraturan pemerintah setempat
- Ketinggian bangunan di lingkungan sekitar (skyline kawasan)
Berdasarkan hal tersebut, maka diketahui bahwa dengan tinggi bangunan
pusat perbelanjaan yang kurang lebih 20 m, maka jarak antara bangunan dengan
pedestrian pejalan kaki minimal kurang lebih 20 m juga. Namun hal ini juga
akan disesuaikan dengan keadaan site.
4.3 Analisis Teknologi
4.3.1 Struktur
Berikut akan ditampilkan jenis-jenis dari sistem struktur yang lazim
digunakan di sekitar site beserta keuntungan dan kerugiannya :
125
NoJenis
Struktur
Bahan
UtamaSistem Gaya
- Struktur tahan
terhadap api
- Bentuk ruangan
terbatas
- Struktur tahan
terhadap
perubahan suhu
dan iklim
- Tidak dapat
menahan gaya
lateral
- Mempunyai
kekuatan dan
ketahanan yang
sangat tinggi
- Tidak efisien dan
ekonomis
- Dapat membentuk
struktur bangunan
tingkat tinggi
- Memiliki bangunan
yang terbatas
- Grid struktur dapat
dimodifikasi untuk
menghasilkann
bentuk yang
beragam
- Kurang ekonomis
ditinjau dari dimensi
struktur
- Memiliki tingkat
kekkuatan yang
tinggi
- Bersifat stabil dan
seimbang
- Bersifat sangat
stabil
- Struktur relatif
ringan
- Bentangan yang
dibentuk sangat
besar
- Proses pemasangan
relatif rumit
- Ruang yang
terbentuk dapat
dimanfaatkan
secara maksimal
- Kurang ekonomis
KerugianKeuntungan
3 - Bentuk bsngunan
yang dihasilkan
sangat terbatas
Sistem
Struktur
Rangka
Ruang
Baja
aluminium
dan kayu
Dapat
menahan gaya
vertikal dan
horizontal
Hanya dapat
menahan gaya
tekan atau
gaya vertikal
1
Kurang efisien
karena struktur
sangat berat
-
Struktur
Rangka
Baja, kayu
dan beton
bertulang
Dapat
menahan gaya
vertikal dan
horizontal
2
Struktur
massa, padat
atau solid
Batu dan
tanah
126
NoJenis
Struktur
Bahan
UtamaSistem Gaya Keuntungan Kerugian
- Sistem struktur
dapat berfungsi
ganda yaitu
sebagai pemikul
dan gaya
pembentuk
selubung
bangunan
- Pelaksanaan
pembangunan
sangat sulit
- Sesuai untuk
daerah tropis
terutama jika
digunakan sebagai
atap bangunan
- Bentuk bangunan
yang dihasilkan
sangat terbatas
- Untuk mengatur
akustik bangunan
- Bangunan struktur
cukup besar
- Bentang Struktur
besar
- Bentuk bangunan
terbatas
- Mempunyai
kekuatan yang
besar
- Tidak efektif dalam
bentuk dinding
pemisah interior
bangunan
- Struktur relatif
ringan
- Kurang efektif
karena fisik
bangunan sangat
tinggi
- Proses konstruksi
cepat dan mudah
- Struktur tidak stabil
- Dapat dimodifikasi
menjadi berbagai
macam bentuk
- Tidak tahan
terhadap gaya tekan
& gaya geser
- Struktur sangat
ringan
- Struktur tidak tahan
api
- Bentangan yang
besar
- Struktur bersifat
melendut
- Struktur dapat
dibongkar pasang
- Modifikasi bentuk
bangunan terbatas
- Biaya pembuatan
relatif murah
- Kekuatan berkurang
jika tekanan udara
berkurang
- Struktur sangat
ringan
- Tidak tahan api
4 Sistem
Struktur
Lipatan
Beton
bertulang,
plastik
sintetis,
plat
aluminium
Dapat
menahan gaya
vertikal dan
horizontal
Dapat
menahan gaya
vertikal dan
horizontal
Beton
bertulang
dan
rangka
baja
Sistem
Struktur
Cangkang
5
Dapat
menahan gaya
tarik
Baja dan
fiber /
teflon
Sistem
Struktur
Membran
6
Dapat
menahan gaya
tarik
Baja dan
plastik /
sintetis /
teflon
Sistem
Struktur
Pneumatik
7
127
NoJenis
Struktur
Bahan
UtamaSistem Gaya
- Bentang besar dan
mudah dalam
pengaturan
interior
- Kekuatan struktur
untuk menahan
gaya tarik
ditentukan oleh
kekuatan
pendukungnya
- Struktur ringan - Struktur bersifat
melendut
- Fleksibel,
sehingga mudah
untuk dimodifikasi
- Tidak memiliki
kesetimbangan dan
kekakuan
KerugianKeuntungan
Dapat
menahan gaya
tarik murni
8 Struktur
Kabel
Jaringan
Baja dan
plastik
sintetis /
teflon
Tabel 4.11 Jenis Sistem Struktur Bangunan
Adapun sistem struktur yang akan dipergunakan adalah struktur rangka,
disebabkan penggunaan struktur ini lebih mudah dan ketinggian bangunan juga
hanya sekitar 3 lantai. Selain struktur ruang sebagai struktur utama, digunakan
juga struktur membran yang berfungsi sebagai peneduh bagi pengunjung.
Pemilihan struktur ini juga dikarenakan struktur ini memiliki bentuk lebih
menarik dan bersahabat.
Untuk bangunan pusat perbelanjaan yang memiliki ketinggian 5 lantai
mungkin akan digunakan kolom dengan material baja, sedangkan pada bangunan
pasar yang hanya 3 lantai akan digunakan kolom bertulang besi spiral.
4.3.2 Utilitas
4.3.2.1 Sistem Air Bersih
Jenis sistem air bersih yang digunakan dapat dibagi 2 yaitu :
Sistem Air Bersih Keuntungan Kerugian
128
Tabel 4.12 Jenis Sistem Air Bersih
Standar kebutuhan air bersih menurut RUTRK Bekasi adalah 37,5
liter/hari. Maka kebutuhan air bersih untuk keseluruhan gedung adalah 37,5 x
jumlah pemakai
Perhitungan jumlah pemakai :
Pasar : 439
Pengelola : 20
Pengunjung : 1740
2199 orang
Kebutuhan air bersih bangunan : 37,5 x 2199 = 82,4625 liter/hari.
4.3.2.2 Sistem Air Buangan
Air buangan terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain :
- Air kotor (urinoir, bidet, kloset)
- Air bekas (westafel, bathub, sink dapur)
- Air hujan
Sistem air bersihdown feed
- Penyaluran air digunakan
dengan memanfaatkan
bantuan sistem gravitasi,
sehingga menghemat
biaya operasional
bangunan
- Sistem pemipaan lebih
sedikit
- Penyaluran air tidak
merata
- Diperlukan ruang
untuk perletakan tangki
pada bagian atas
bangunan
Sistem air bersih
up feed
- penyaluran air dapat
merata di setiap tempat
- air pada bagian plumbing
terus bergerak sehingga
mengurangi peristiwa
korosi pada pipa-pipa
besi
- Biaya operasional lebih
mahal
- sistem pemipaan lebih
banyak
- dapat terjadi ledakan
akibat tekanan dari
mesin pompa
129
- Air khusus (air buangan yang mengandung gas, racun, lemak dan limbah
kimia).
Untuk pendistribusian air bersih dan air buangan pasar, maka masing-masing akan
menggunakan sistem down feed, yaitu dengan memanfaatkan sistem gravitasi
untuk mengalirkan air ke bawah.
4.3.2.3 Sistem Penghawan
Sistem penghawaan dibagi dua yaitu :
Tabel 4.13 Jenis Sistem Penghawaan
Sistem penghawaan Keuntungan Kerugian
Penghawaan alami - biaya lebih murah
- dapat dimodifikas untuk
membentuk estetis
bangunan
- kenyamanan yang
Diciptakan tidak dapat
dikontrol
- tidak dapat merata di
setiap ruang
- bergantung terhadap
iklim dan tempat
Penghawaan buatan - dapat merata di setiap
ruang
- tingkat kelembaban dan
suhu dapat dikontrol
- udara yang dialirkan
dapat dikontrol
- dibutuhkan ruang yang
Besar sebagai tempat
peletakan peralatan
penghawaan
- membutuhkan bantuan
energi lain
- biaya lebih mahal
130
Kenyamanan termal secara alami dapat diperoleh dengan cara :
- Penggunaan Sun Screen and Shading
- Penggunaan kaca reflektif
- Penggunaan sistem kaca ganda
- Penggunaan air untuk pendingin
- Penggunaan Blower Fan untuk mempercepat aliran udara
Kenyamanan temal secara buatan dapat diperoleh dengan cara :
- Penghawaan sistem AC sentral
- Penghawaan sistem AC split
Untuk kenyamanan termal bangunan, maka sistem penghawaan yang akan
digunakan adalah sistem penghawaan secara alami dengan memperbanyak bukaan
pada bangunan pasar, sedangkan pada bagian ground akan dibantu dengan
penggunaan blower untuk mengalirkan udara.
131
4.3.2.4 Sistem Instalasi Listrik
Sistem distribusi listrik pada bangunan dapat diperoleh dengan cara :
PLN Genset Solar Active
- Biaya operasional
murah
- Biaya operasional
murah
- Biaya operasional
murah
- Ruang yang
dibutuhkan sedikit
- Besaran daya yang
dioerlukam dapat
disesuaikan
- Dapat digunakan
sebagai elemen
estetika
- - Menggunakan
energi lain untuk
menghasilkan daya
- Memanfaatkan
energi maatahari
untuk menghasilkan
daya
- Jumlah daya
terbatas
- Ruang yang
dibutuhkan besar
- Membutuhkan
ruang yang luas
- - Biaya pemasangan
besar
- Biaya pemasangan
besar
Keuntungan
Kerugian
Tabel 4.14 Jenis Sistem Instalasi Listrik
Sistem instalasi listrik yang akan dipakai untuk bangunan pasar adalah
dengan menggunakan daya listrik yang berasal dari PLN, karena lebih efisien dan
murah.
Selain penggunaan listrik dari PLN, disediakan juga genset sebagai
cadangan energi ketika dibutuhkan. Berikut skema penggunaan genset:
Bagan 4.3 Penggunaan Genset Untuk Keadaan Darurat
132
4.3.2.5 Sistem Pencahayaan
Sistem pencahayaan dapat dibagi menjadi:
- Biaya Murah - Biaya lebih murah
- Pengaturan intensitas cahaya sulit - Intensitas cahaya dapat diatur
- Bergantung pada iklim dan cuaca - Sudut pencahayaan dapat dikontrol
- Baik digunakan untuk ruangan dengan
dimensi yang besar (hall dan area
publik)
- Baik digunakan untuk ruangan-
ruangan khusus dan ruang dengan
dimensi kecil
Pencahayaan Alami Pencahayaan Buatan
Untuk sistem pencahayaan, maka akan digunakan sistem pencahayaan
gabungan antara pencahayaan alami dan pencahayaan buatan.
4.3.2.6 Sistem Keamanan
Sistem keamanan dibagi 2 yaitu sistem keamanan bangunan dan sistem
keamanan manusia dan barang.
1. Sistem keamanan bangunan
- Kebakaran : Penggunaan hydrant, fire detector, sprinkler.
- Petir : Pengamanan terhadap petir dilakukan dengan menggunakan
penangkalan sistem faraday.
2. Sistem pengamanan manusia dan barang
Menggunakan sistem CCTV yang dihubungkan dengan alarm, serta
penggunaan petugas keamanan untuk mengawasinya seperti Satpam.
4.3.2.7 Sistem Sirkulasi Vertikal
Yang akan digunakan ada dua yaitu :
- Sistem tangga
- Sistem Eskalator
- Sistem rump
Tabel 4.15 Jenis Sistem Pencahayaan
133
4.3.2.8 Sistem Pembuangan Sampah
Sistem pembuangan dilakukan dengan : collector (pengumpulan) yang
dihubungkan tiap lantainya melalui shaft pembuangan sampah ke tempat
penampungan sampah sementara (bak sampah) lalu akan diangkut menggunakan
truk sampah menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Untuk permasalahan sampah, maka pada bangunan pasar pengumpulan
sampah akan dilakukan secara kolektif dengan penempatan tempat sampah di
beberapa spot penting di dalam pasar.
Kehadiran kamera CCTV juga akan membantu memantau perilaku
pedagang dan pembeli dalam membuang sampah. Jika ada pengunjung yang
kedapatan membuang sampah tidak pada tempatnya, maka petugas pemantau
CCTV akan menegur melalui pengeras suara atau peneguran langsung oleh
petugas yang berada di lapangan. Tujuannya agar masyarakat sedikit demi sedikit
merubah perilaku buruk mereka menjadi lebih tertib dalam menjaga kebersihan
lingkungan pasar.
Sangsi keras juga akan diberikan kepada pedagang yang tidak membuang
sampah dengan benar, yaitu berupa teguran hingga denda uang dengan jumlah
yang sudah ditetapkan oleh pengelola pasar. Selain itu akan diterapkan program
jum’at bersih, dimana para pedagang di seluruh pasar akan melakukan
pembersihan lingkungan tempat mereka berdagang setiap hari jum’at pada pukul
16.00 s/d 17.00 WIB. yang akan di umumkan melalui pengeras suara serta akan
ada petugas yang melakukan patroli untuk mengecek ke tiap kios. Diharapkan hal
ini menjadi sebuah kebiasaan baik yang dilakukan oleh para pedagang untuk
menjaga kebersihan pasar.
Beriklut adalah survey perhitungan jumlah sampah yang dihasilkan dalam
1 hari menurut UPTD Pasar Cibarusah Kabupaten Bekasi :
134
No Jenis PedagangJumlah
Kios
Sampah
Hari-1
(Kg)
Sampah
Hari-2
(Kg)
Sampah
Hari-3
(Kg)
Rta-rata
Sampah
Perhari
(Kg)
Total
Sampah
Perhari
(Kg)
1 Sembako 31 1,2 1,5 2,5 1,7 53,7
2 Buah 20 13,1 11,8 15,5 13,5 269,3
3 Sayur 64 15,5 20 18,5 18,0 1152,0
4 Ikan Asin 49 1,5 1 1,5 1,3 65,3
5 Ayam potong 13 0,8 0,5 0,7 0,7 8,7
6 Daging Sapi 12 0,6 0,5 1 0,7 8,4
7 Ikan Basah 10 0,9 0,4 0,7 0,7 6,7
8 Bumbu Dapur 42 2,2 2 2,8 2,3 98,0
9 Parfum 15 0,3 0,2 0,5 0,3 5,0
10Kue (Basah &
Kering)27 1 1,5 1,2 1,2 33,3
11 Toko Serba Ada 4 2,5 2,3 3,5 2,8 11,1
12 Mainan 5 0,2 0,1 0,4 0,2 1,2
13 Jam 3 0,1 0,3 0,5 0,3 0,9
14 Kelontong 33 3,5 3 2,1 2,9 94,6
15 Obat & Kosmetik 9 1,2 1 0,8 1,0 9,0
16 Kaset DVD 1 0,4 0,6 0,2 0,4 0,4
17 Aksesoris 10 0,2 0,4 0,2 0,3 2,7
18 Peralatan Sekolah 15 0,6 0,8 0,5 0,6 9,5
19Peralatan Ibu &
Bayi8 0,8 0,5 1,2 0,8 6,7
20 Peralatan Dapur 18 0,8 1 0,9 0,9 16,2
21 Tas & Sepatu 72 0,5 0,7 0,3 0,5 36,0
22Pakaian (baju &
celana)95 0,6 1 1,1 0,9 85,5
23Buku, Al'Quran,
peci/topi2 0,2 0,5 0,3 0,3 0,7
24 Salon Kecantikan 2 1 1,2 0,9 1,0 2,1
25 Emas 9 0,4 0,3 0,5 0,4 3,6
26 Tukang Jahit 3 1,3 1,1 1 1,1 3,4
27 Warteg 6 3,9 3,5 3 3,5 20,8
28 Warung Kopi 8 2,5 1,5 2,1 2,0 16,3
29 Food Court 6 2,5 3,4 3,2 3,0 18,2
30Karpet Permadani
& Kain5 0,5 0,2 0,4 0,4 1,8
597 60,8 62,8 68 2,1 2040,9Total
Tabel 4.16 Jumlah Sampah Perhari
Sumber: UPTD Pasar Cibarusah
135
Untuk pengangkutan sampah menuju TPA dibutuhkan moda angkutan
sampah yang sesuai demi kelancaran sehingga kebersihan lingkungan pasar dapat
terjaga. Pasar Cibarusah memiliki 2 Buah truk pengangkut sampah berkapasitas 4-
5 mᵌ dengan daya angkut 1 ton yang biasa beroperasi setiap hari. Jumlah tersebut
cukup untuk mengangkut sampah yang dihasilkan oleh pasar setiap harinya.
Gambar 4.15 Truk Pengangkut Sampah
(mᶟ) (Kg)
6 403,21
8 409,33
5 356,19
Rata-rata 389,58
Kapasitas Truk
Tabel 4.17 Kapasitas Truk Pengangkut Sampah
Sumber: UPTD Cibarusah
136
Dari hasil perhitungan jumlah sampah perhari maka kebutuhan tempat
sampah dan moda angkutan sampah yang diperlukan adalah sebagai berikut:
Jumlah pedagang : ± 600.
Jumlah Sampah/hari : 2040.9 Kg.
Jumlah Tong Sampah : Lantai Bawah = 50 Buah.
Lantai 1 = 20 Buah.
Lantai 1 = 24 Buah.
Lantai Atas = 6 Buah.
Total Tong Sampah : 100 Buah.
Jumlah Bak Sampah : 2 Buah.
Jumlah Tong Sampah : Lantai Bawah = 50 Orang.
Lantai 1 = 20 Orang.
Lantai 1 = 24 Orang.
Lantai Atas = 2 Orang.
Total Petugas : 20 Orang.
Jumlah Truk Sampah : 5 Buah.
137
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan yakni timbulan sampah berdasarkan berat sampah dan volume sampah
di Pasar Cibarusah yaitu masing-masing 2,1 kg pedagang/hari. Sedangkan
komposisi sampah berdasarkan berat sampah yaitu sampah organik 51,17% dan
sampah anorganiknya adalah 48,83% dan komposisi sampah berdasarkan volume
sampah yaitu sampah organik sebesar 52,63% dan sampah anorganik sebesar
47,37%. Sistem pembuangan sampah di Pasar Cibarusah dimulai pada tahap
pewadahan, pengumpulan dan pengangkutan sampah. Sistem pembuangan
sampah merupakan masalah utama pasar tradisional, dimana mulai pada tahap
pertama sampai terakhir membutuhkan kesadaran dan edukasi tidak hanya bagi
pedagang di Pasar Cibarusah tetapi juga oleh para pengunjung agar membuang
sampah sesuai dengan jenisnya sehingga masalah sampah pada pasar tradisional
bisa teratasi serta menjadikan lingkungan pasar bersih dan nyaman.
BAB V
KONSEP DAN DESAIN PERANCANGAN
5.1 Konsep Tapak
5.1.1 Penzoningan Tapak
Gambar 5.1 Konsep Tapak Ground Floor
Entrance
Jalur Angkot
Plaza
Gang
Pasar
Ramp
Naik
Ramp
Turun
Exit
Loading
Dock
Bak
Sampah
Ruang
Terbuka
Hijau
Parkir
Motor
Jl. Raya Cibarusah
Kios
Samping
Jl. Poponcol - Cijengkol
Kios dan
Los Pasar
138
139
Konsep tapak yang ingin dicapai adalah cara pengolahan tapak agar bangunan
Pasar Cibarusah terlepas dari permasalahan yang selama ini dialami,
diantaranya yaitu masalah kemacetan, kumuh dan tidak teratur.
Berikut merupakan konsep zoning untuk pasar Cibarusah:
1. Pembagian berdasarkan aksesibilitas, dibagi menjadi dua kelompok area,
yaitu area yang dikunci sehingga ada keterbatasan waktu berkunjung, dan
area yang tidak dikunci dimana area tersebut dapat diakses 24 jam.
2. Pembagian area berdasarkan sifat barang dagangan yang dijual. Terbagi
menjadi 2 bagian yaitu area kering dan area basah. Area kering adalah
tempat pedagang berjualan barang yang tidak memerlukan adanya
pemakaian air, sedangkan area basah adalah area penjualan barang-barang
yang memerlukan instalasi untuk penggunaan air dan pembuangan air
limbah.
140
3. 5.1.2 Sirkulasi Tapak dan Aksesibilitas
Gambar 5.2 Jalur Sirkulasi Kendaraan
Jl. Raya Cibarusah
Jalur Pemberhentian Angkot
Jalur Ramp Mobil dan Motor
Jalur Khusus Sepeda Motor
Jalur Bongkar Muat
Keterangan :
ENTRANCEEXIT
141
Pada sirkulasi di dalam site akan dipisahkan antara parkir kendaraan
umum, pribadi dan barang. Hal ini bertujuan untuk mengurangi dampak
kemacetan akibat banyaknya jumlah kendaraan yang akan menuju area pasar,
serta untuk mengurangi kemungkinan kecelakaan dan konflik antar pengguna
kendaraan.
Pembuatan jalur angkot dirasa adalah bagian vital yang harus dibuat,
karena selama ini salah satu penyebab kemacetan di sekitar pasar adalah
angkot yang berhenti disembarang tempat untuk menaik dan menurunkan pe-
numpang. Diharapkan dengan adanya jalur khusus angkot ini maka kemacetan
akan sedikit teratasi.
Akses terhadap pasar dapat dicapai melalui Jl. Raya Cikarang -
Cibarusah. Hal ini dibuat untuk memudahkan pencapaian, dikarenakan lokasi
pasar hanya dilalui jalan ini saja. Sirkulasi dibagi menjadi: Sirkulasi kendaraan
dan sirkulasi pejalan kaki. Jalur ini akan dibedakan agar menghindari konflik
yang biasa terjadi antara pejalan kaki dan pengguna kendaraan. Sirkulasi
kendaraan dibuat satu arah mengingat site hanya memiliki satu akses
pencapaian, sedangkan pejalan kaki memiliki akses sedekat mungkin dengan
jalan raya dan pedagang sehingga pejalan kaki tidak terlalu jauh untuk
mencapai lokasi tujuan.
142
5.1.3 Jalur Pejalan kaki
Jalur pedestrian dibuat senyaman mungkin sehingga diharapkan dapat
memfasilitasi para pengunjung yang jumlahnya cukup banyak, dengan adanya
jalur khusus pejalan kaki ini maka diharapkan para pengunjung dapat
menghilangkan asumsi yang selama ini menganggap bahwa pasar tradisional
merupakan tempat yang tidak nyaman, sumpek dan membosankan.
Gambar 5.3 Sirkulasi Jalur Pejalan Kaki
143
5.1.4 Ruang Terbuka Hijau
Selain sebagai buffer, ruang
terbuka hijau akan menambah rasa
teduh dan asri bagi lingkungan
pasar. Jenis pohon yang
digunakan pada bagian depan
diantaranya pohon pucuk merah,
mahoni dan palm. Sedangkan
disekeliling bangunan sudah
terdapat berbagai jenis pohon
yang masih berdiri kokoh.
Karena luas lahan pasar yang
terbatas serta berada di tengah pemukiman dan fasilitas pendidikan maka area
ruang terbuka hijau hanya ditempatkan di beberapa bagian saja seperti desain
sebelumnya, hanya saja dilakukan penataan kembali desain ruang terbuka
hijau agar lebih menarik bagi pengunjung. Mengingat lahan pasar yang
terbatas, maka ruang terbuka hijau hanya ditempatkan pada bagian depan dan
belakang pasar. Pada desain sebelumnya ruang terbuka hijau yang digunakan
hanya 140 m², sedangkan pada desain baru akan ada penambahan luas ruang
terbuka hijau pada bagian depan, selain untuk melindungi dari sinar matahari
langsung atau tempat berteduh para pengunjung, juga sebagai penghalau
bising_dan_polusi_dari_kendaraan_yang_melewati_pasar.
Gambar 5.4 Ruang Terbuka Hijau
144
5.2 Konsep Massa Bangunan
5.2.1 Bentuk Gubahan Massa
Gambar 5.5 Gubahan Massa Bangunan
145
Berikut merupakan penjelasan mengenai gubahan massa bangunan pasar:
a. Bentuk dasar bangunan dari Redesain Pasar Cibarusah adalah persegi,
karena memiliki orientasi yang jelas dan sederhana.
b. Bangunan pasar memiliki ketinggian 2 lantai ditambah dengan top floor
sebagai tempat peralatan, sistem kelistrikan dan penyimpanan barang.
Sedangkan pada bagian ground merupakan area pedagang basah, lanta 1
dan 2 adalah area pedagang bersih.
c. Pada bagian depan bangunan dibuat semenarik mungkin agar pengunjung
tertarik untuk masuk ke dalam pasar dan berbelanja.
d. Pada bagian tengah dibuat pencahayaan alami berupa sky light untuk
menyuplai cahaya matahari yang cukup dan menghemat energi listrik.
e. Sirkulasi utama di dalam bangunan menggunakan sistem parkir vertikal,
karena berdasarkan perilaku, pembeli biasanya malas untuk naik ke lantai
atas dan sulit ketika memarkirkan kendaraan terutama kendaraan roda
empat. Dengan konsep ini maka pembeli tidak akan merasa kelelahan
menaiki tangga karena mereka bisa membawa kendaraan ke atas dan
parkir sedekat mungkin dengan toko yang akan mereka kunjungi.
146
5.2.2 Bentuk Plaza (Ruang Terbuka)
Desain plaza dibuat semenarik mungkin sebagai daya tarik bagi calon
pembeli yang akan datang ke Pasar Cibarusah. Desain yang digunakan adalah
bentuk flow (mengalir) yang bertujuan untuk mengoptimalkan ruang dan
mengalirkan sirkulasi pejalan kaki dengan baik. Selain sebagai ruang terbuka,
plaza juga berfungsi sebagai tempat bersantai bagi para pengunjung yang
kelelahan atau sedang menunggu anggota keluarga lain yang sedang
berbelanja. Penambahan pepohonan selain sebagai peneduh juga sebagai
buffer atau mengurangi debu polusi yang berasal dari jalan raya.
Gambar 5.6 Denah Plaza
Jalur Pemberhentian Angkot
Jalan Raya Cibarusah
Gambar 5.7 Suasana Area Plaza
147
5.2.3 Konsep Ruang Dalam Ground Floor
Gambar 5.8 Denah Ground Floor
Keterangan :
Area pedagang kering
Area Pedagang sayur
buah dan ikan kering
Area pedagang basah
Pedagang makanan
148
Pada bagian Ground merupakan area pedagang basah, semi basah dan
kering. Terdiri dari beberapa tipe kios dan los diantaranya tipe 4x3, 3x3, 3x2 dan
2x2. Area ini adalah yang paling ramai aktivitasnya dan sulit untuk dibatasi.
Untuk itu jalur pejalan kaki dibuat lebih lebar dari sebelumnya untuk kenyamanan
dan sebagai ruang untuk tempat sampah yang ditempatkan di setiap sudut toko
dengan tidak mengurangi jumlah kios dan los yang ada.
Pada setiap toko disediakan tempat untuk menggantung dagangan dibagia
atas sedangkan untuk memajang dagangan dibawah sudah disediakan cabinet.
Tujuannya agar para pedagang tertib dan tetap rapi ketika berjualan dan tidak
mengganggu pengunjung yang datang.
Gambar 5.9 Sarana dan Prasaran Pedagang
Selain itu untuk mempermudah sistem drainase. Kios samping dibuat
bergelombang pada bagian depan, ini berdasarkan perilaku pedagang, tujuannya
untuk ruang tempat mendisplay barang dagangan agar tidak melebihi batas dan
mengganggu jalur pejalan kaki.
149
Gambar 5.10 Area kios samping ground Floor
Pada bagian atas tiap kios di lantai bawah dibuat ruang, selain untuk
menyimpan barang milik pedagang (storage) hal tersebut juga bertujuan untuk
melancarkan sirkulasi udara pada lantai tersebut agar tidak bau dan pengap.
Gambar 5.11 Ruang Bagian Atas Kios Pada Lantai Ground
Meja Display Penjual
150
Selain rump, bangunan juga memiliki akses alternatif berupa tangga di
setiap sudut dan di tengah bangunan pasar yang mampu menghubungkan antara
Ground sampai lantai 3. Hal ini ditujukan bagi para pembeli yang ingin cepat
sampai ke lantai 1 dan 2.
Gambar 5.12 Area Tangga
Konsep sirkulasi vertikal yang ingin dicapai adalah bagaimana agar
pengguna merasa nyaman saat menuju lantai atas, hal ini mengadopsi perilaku
pengguna pasar yang cenderung enggan menuju lantai atas sehingga penjual
merasa rugi karena sepinya jumlah pembeli yang datang.
151
Gambar 5.13 Area Parkir Mobil Lantai 1
Akses loading barang dapat dilakukan di bagian belakang pasar, tujuannya
agar tidak mengganggu kendaraan pengunjung di bagian depan. Loading barang
hanya terdapat di Ground karena mayoritas bongkar muat terbanyak adalah suplay
barang-barang untuk pedagang di Ground dengan menggunakan truk barang.
Sedangkan untuk proses loading pedagang lantai atas cenderung menggunakan
mini bus yang langsung bisa menuju ke lantai 1 dan menyimpan barang
dagangannya langsung di gudang atau kios masing-masing.
Gambar 5.14 Jalur Bongkar Muat Barang (Loading Dock)
152
Gambar 5. 15 Denah Lantai 1
Gambar 5. 16 Denah Lantai 2
5.2.4 Konsep Ruang Dalam Lantai 1 dan 2
153
Pada lantai 1 dan 2 akan dilakukan penataan kembali dengan melakukan
pengelompokkan kios-kios berdasarkan fungsi dan jenisnya, hal tersebut akan
disesuaikan terhadap letak kios itu sendiri. Misalnya pengelompokan kios-
kios pedagang kelontong dengan kios pedagang pakaian. Hal ini bertujuan
agar pembeli tidak merasa bingung saat akan berbelanja. Karena berdasarkan
perilaku pembeli, terdapat beberapa pembeli yang memang hanya membeli 1
jenis barang saja tanpa melihat barang yang lain, selain itu untuk
mempermudah pengunjung yang baru menginjakkan kaki ke Pasar Cibarusah
untuk mencari barang yang mereka inginkan.
Keterangan :
Toko perhiasan, sepatu, tas, peralatan sekolah dll.
Toko Kosmetik dan obat-obatan
Toko aksesoris, perlengkapan ibu dan bayi
Mushola dan Tempat wudhu
Kantor Pengelola
Toilet
Parkir Mobil
Gambar 5.17 Zoning / Pengelompokkan Toko Lantai 1
154
Penerapan pola lantai khusus pejalan kaki dibuat semenarik mungkin dan
menggunakan material yang mudah dibersihkan agar menambah kenyamanan
pengunjung.
Gambar 5.19 Pola Lantai Jalur Pedestrian
Keterangan :
Toko Pakaian, Kain dan Penjahit
Area Food Court
Play Ground
Toilet
Parkir Sepeda Motor
Gambar 5.18 Zoning / Pengelompokkan Toko Lantai 2
155
Pada lantai 1 terdapat eskalator di bagian tengah untuk menuju ke lantai 2,
selain untuk memberikan warna baru pada pasar tradisional juga agar
pengunjung tidak kelelahan saat naik ataupun turun dari lantai atas. Selain itu
di bagian tengah lantai 1 terdapat ruang multifungsi untuk tempat seperti
pameran, bazar, promosi barang-barang dan tempat hiburan. Pada bagian
belakang lantai 1 merupakan kantor pengelola pasar dan mushola untuk para
pengunjung atau pedagang yang ingin melaksanakan ibadah.
Gambar 5.20 Area Tengah Pasar (Core)
Lantai 2 dibuat terbuka dengan tujuan agar pengunjung leluasa untuk
melihat-lihat barang dari lantai paling atas, selain itu agar cahaya dari skylight
bisa masuk ke lantai 1. Di lantai 2 juga terdapat area bermain anak dan food
court untuk menarik para pengunjung agar datang ke lantai paling atas
sehingga lantai atas tidak akan sepi pengunjung.
156
Pada bagian samping lantai 1 dan 2 terdapat pagar tempat duduk untuk
pengunjung yang ingin bersantai dan mengunggu. Dengan banyaknya tempat
untuk beristirahat, diharapkan akan menambah jumlah pengunjung yang
datang ke Pasar Cibarusah ini.
Gambar 5.21 Pagar Pembatas Untuk Tempat Duduk Lantai 1 dan 2
5.3 Konsep Struktur dan Utilitas Bangunan
5.3.1 Struktur Pada Pasar
Konsep perancangan struktur, mencakup masalah: sistem struktur
bangunan, sistem analisis struktur dan sistem konstruksi/metode konstruksi,
serta pemilihan material komponen struktur (spesifikasi teknis) yang digunakan
akibat pembebanan terhadap struktur, kondisi daya dukung tanah dan detail-
detail konstruksi.
Sistem struktur yang digunakan adalah sistem struktur ruang dengan
menggunakan material utama berupa batu, baja dan beton bertulang. Pemilihan
157
sistem struktur ini dikarenakan jenis bangunan yang memiliki ketinggian
sekitar 3 lantai, sehingga sistem struktur yang digunakan adalah sistem struktur
sederhana untuk bangunan bertingkat rendah.
Beberapa aspek yang dipertimbangkan dalam proses perancangan
bertujuan untuk memperoleh hasil rancangan yang optimal dengan kriteria
yang harus dipenuhi, antara lain:
a. Keamanan konstruksi
b. Pemilihan elemen struktur untuk mewujudkan pelaksanaan konstruksi,
secara cepat dan tepat.
c. Dampak terhadap lingkungan sekitar.
d. Penggunaan bahan konstruksi yang ekonomis.
e. Kesederhanaan sistem konstruksi guna kemudahan pelaksanaan.
Berikut merupakan sistem penggunaan struktur pada bangunan pasar:
1. Sistem Struktur Atas
Bangunan struktur atas terdiri dari Konstruksi Beton bertulang. Sistem
atap yang digunakan untuk bangunan ini yaitu sistem roof top mengingat
keterbatasan pada lahan, selain untuk menyediakan area tambahan juga
berfungsi sebagai ruang peletakan alat-alat pendukung pada bangunan
pasar.
158
2. Sistem Struktur Bawah
Bangunan struktur bawah terdiri dari pondasi setempat menerus
Konstruksi Beton bertulanguntuk bangunan 2-3 lantai.
5.3.2 Utilitas Pada Pasar
Utilitas di dalam bangunan dibagi ke dalam beberapa zona. Pembagian
zona-zona utilitas ini adalah memudahkan pengerjaan di lapangan serta
mempermudah dalam pemeliharaannya (maintenance).Dengan adanya
pembagian zona utilitas ini, maka tingkat kerumitan sistem utilitas ini dapat
direduksi sehingga mempermudah pekerjaan-pekerjaan lainnya. Untuk sistem
utilitas di luar bangunan system kontrolnya dipusatkan pada satu tempat di
bangunan utilitas. Sistem listrik dan air dipusatkan pada satu tempat tersebut
untuk memudahkan pengontrolan.
1. Air bersih
Sumber air bersih diperoleh dari PDAM, dari tempat ini air dialirkan ke
setiap roof tank dengan alat bantu mesin pompa yang kemudian didistribusikan
ke seluruh bangunan dengan sistem gravitasi. Penyediaan air bersih untuk
kegiatan operasional pasar dipenuhi dari sumber air terdekat. Kebutuhan air
untuk kegiatan operasional kegiatan pasar dialirkan ke reservoir di lokasi
kegiatan sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan.Peletakan reservoir
disesuaikan dengan aliran yang tersedia dan sisa tekan yang dihasilkan.
159
2. Air Buangan
Air buangan yang dihasilkan bersumber dari toilet, tempat wudhu dan
meja-meja daging. Debit air yang dihasilkan merupakan 80% dari air bersih
yang digunakan. Untuk air buangan toilet dan wudhu akan dialirkan ke saluran
irigasi sedangkan air bekas daging akan ditampung di tempat khusus,
tujuannya agar air buangan yang dihasilkan tidak mencemari lingkungan
sekitar maka perlu pengolahan air buangan. Air buangan yang dihasilkan dapat
disalurkan ke Penyaluran Air Buangan (PAB) Kota dan kemudian diolah
secara terpusat atau dialirkan ke tangki septik. Jika bangunan tersebut berada di
jalur PAB kota maka penyaluran air buangan yang dihasilkan lebih efisien
disalurkan ke PAB Kota.
Gambar 5.22 Konsep Detail Sanitasi
160
Khusus untuk pedagag basah disediakan tempat untuk membuang limbah air
buangan kedalam bak penampungan, berbentuk seperti wastafel dengan pipa
yang menghubungkan ke bak penampungan yang berada di bawah tanah. Jika
ternyata kondisi tanah tidak memungkinkan untuk bidang resapan, maka
lumpur hasil buangan perlu dibuang dengan cara dilakukan penyedotan secara
berkala. Khusus air limbah daging, maka proses pembuangannya melewati
sistem pengolahan limbah lemak. Setelah unsur-unsur lemaknya berkurang
kemudian diteruskan ke bak resapan. Sisa luapan dari bak resapan dialirkan ke
saluran kota.
3. Elektrikal
Sistem elektrikalmencakup : Instalasi Sistem Listrik, Sistem Pengindera
Kebakaran. Sumber listrik berasal dari PLN yang dibagi ke dalam 4 zona
pembagian daya listrik. Hal ini dimaksudkan agar area pasar tidak padam
seluruhnya ketika ada gangguan pada salah satu area. Sistem penerangan
operasi lampu-lampu penerangan mempergunakan ON-OFF saklar setempat.
Lampu-lampu penerangan di dalam pasar dikategorikan sebagai berikut:
lampu penerangan normal (normal lighting) dan lampu penerangan darurat
(emergency lighting). Sistem lampu penerangan luar dilakukan secara otomatis.
4. Pemadam Kebakaran
Sistem Pengindera Kebakaran, lingkupnya meliputi fungsi controlling,
alerting dan signaling. Ditempatkan pada pusat kontrol dengan ketentuan dapat
mendeteksi kebakaran dan tanda (alarm) kebakaran. Selain itu disediakan juga
161
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di tempat-tempat yang berpotensi
menimbulkan kebakaran.
5. Penghawaan
Untuk penghawaan akan digunakan sistem alami dan buatan, dimana
pada bagian ground akan dibuat lubang-lubang ventilasi dan blower untuk
mengalirkan udara, sedangkan pada lantai 1 dan 2 bangunan dibuat seterbuka
mungkin, sehingga nantinya udara akan bebas masuk dari segala arah dan tidak
akan menimbulkan bau tidak sedap yang mengganggu.
Gambar 5.23 Bukaan Pada Tiap Sisi Bangunan
6. Pencahayaan
Untuk sistem pencahayaan pada bagian dalam pasar, akan digunakan
pencahayaan alami, tetapi untuk tiap kios akan ada pencahayaan buatan.
162
Gambar 5.24 Sistem Pencahayaan Alami
7. Sirkulasi Vertikal
Untuk sirkulasi vertikal akan digunakan tangga di setiap sudut bangunan,
sehingga nantinya untuk mencapai lantai 3 akan disediakan berupa tangga
eskalator, diharapkan pengunjung tidak akan enggan untuk masuk ke lantai 2.
Gambar 5.25 Sistem Sirkulasi Vertikal (Tangga & Eskalator)
163
5.4 Konsep Umum Bangunan
5.4.1 Konsep Massa Bangunan
1. Konsep massa yang digunakan adalah bangunan bermassa tunggal dengan
mengambil bentuk persegi danmengombinasikan bentuk-bentuk lain,
karena bangunan pasar cukup besar, serta bangunan pasar yang merupakan
ikon/landmark dan pusat perekonomian daerah Kecamatan Cibarusah.
2. Penggunaan material yang tahan lama berupa batu, baja dan beton
bertulang menjadikan bangunan kokoh dan dapat digunakan dalam jangka
waktu yang lama. Disamping itu diperhatikan juga terhadap perawatan
bangunan agar lebih mudah dan efisien.
3. Menjadikan pasar sebagai tempat yang nyaman untuk dikunjungi. Selain
sebagai pusat perbelanjaan, pasar Cibarusah juga didesain agar menarik
pengunjung semua kalangan dengan menggunakan prinsip-prinsip
arsitektur perilaku.
4. Desain pembangunan kembali Pasar Cibarusah untuk memperbaiki desain
pasar yang sebelumnya sangat tidak teratur.
5. Pengelompokan kios dan los berdasarkan komoditas barang dagangan
serta berdasarkan perilaku pengunjung agar mempermudah dalam mencari
barang yang diinginkan.
164
5.4.2 Konsep Tata Lingkungan Site
Akses dari luar ke dalam pasar tidak berbeda dengan desain sebelumnya
akan tetapi dengan tampilan baru dan kenyamanan yang lebih baik untuk
memudahkan pengunjung memasuki pasar, mengingat lahan pasar yang tidak
terlalu luas. Maka untuk memudahkan pengunjung dibuat beberapa akses
keluar masuk pasar dari berbagai arah.
Gambar 5.26 Akses keluar Masuk Pasar
Diakomodasi tempat perhentian angkot untuk memudahkan pengunjung
pasar yang menggunakan angkutan umum mengakses pasar serta
mengendalikan perilaku angkot yang biasanya mengetem di sekitar pasar dan
membuat kemacetan. Akses untuk pejalan kaki dan pengendara dipisahkan
untuk kenyamanan.
165
Gambar 5.27 Jalur Pemberhentian Angkot
5.4.3 Konsep Parkir
Area parkir ditata mengikuti desain bangunan pasar. Konsepnya
adalah untuk mempermudah akses pengunjung ke dalam bangunan pasar.
Sehingga ketika seseorang turun dari kendaraan, maka dapat langsung dengan
mudah menuju kios yang dituju pada bangunan pasar. Parkir sepeda motor
akan ditempatkan di ground dan lantai 2, sedangkan mobil di lantai 1 untuk
mempermudah akses keluar masuk.
Gambar 5.28 Konsep Parkir Vertikal Mobil Dan Motor
166
5.4.4 Konsep Perkerasan
Perkerasan jalan menggunakan material beton bertulang dan aspal,
karena yang diutamakan di sini adalah durability jalan. Sedangkan para area
parkir dan pedestrian sistem perkerasan yang digunakan adalah perkerasan
yang dapat meresapkan air hujan, seperti paving atau grass block.
5.4.5 Konsep Interior
1. Lantai
Material lantai yang digunakan adalah material yang mudah dibersihkan.
Khusus untuk material lantai area daging (pasar basah) menggunakan
aspal, agar memberikan kesan selalu bersih karena area daging (pasar
basah) biasanya mudah basah. Serta untuk material lantai area sayuran dan
buah menggunakan keramik dengan warna gelap sehingga mudah
dibersihkan dan tidak gampang terlihat kotor. Pola lantai untuk sirkulasi
utama dibedakan dengan yang lainnya untuk memberikan arahan yang
jelas kepada pengunjung pasar serta sebagai tempat berorientasi. Pola
lantai berbeda diterapkan di setiap kios berfungsi sebagai batas untuk para
pedagang yang mendisplay barang dagangannya.
2. Plafond
Material plafond menggunakan gypsum agar terkesan rapi. Namun untuk
area daging dan ikan tidak menggunakan plafon karena area tersebut
167
adalah area basah. Pada sirkulasi utama plafond disesuaikan dengan pola
lantai di bawahnya agar tercipta satu kesatuan ruang yang lebih kuat.
3. Fixed Furniture
Fixed furniture yang digunakan adalah meja-meja dan kabinet beton untuk
pedagang sayuran, buah-buahan dan daging. Disediakan pula tempat
membersihkan daging dan ikan pada area pasar basah dan semi kering.
5. 4. 6 Konsep Drainase
Pengaliran pada saluran drainase secara alamiah mengikuti kondisi
topografi yang ada yaitu mengikuti kontur tanah, dengan prinsip sebagai
berikut:
1. Lahan pasar yang miring memiliki keuntungan untuk penggunaan sistem
drainase yang bertingkat. Sehingga pada tiap pertemuan ketinggian yang
berbeda dapat dibuatkan bak kontrol untuk memudahkan pengumpulan
sampah yang masuk ke dalam saluran drainase.
2. Arah pengaliran mengikuti garis ketinggian permukaan tanah sehingga
pengaliran terjadi secara alami menuju daerah penerima air terdekat.
3. Dasar permukaan saluran yang memiliki kemiringan kecil diperlukan
dengan mempertimbangkan kecepatan minimum. Kemiringan dasar
saluran tetap mengikuti kemiringan permukaan tanah sejauh kemiringan
tanah tidak memberikan aliran balik menuju awal saluran pengaliran.
168
4. Area daging dan ikan maka memiliki saluran pembuangan tersendiri,
untuk memudahkan pengolahan limbah cair yang dihasilkan dari area
tersebut.
5. 5 Rangkuman
Pembangunan kembali Pasar Cibarusah dengan menggunakan metode
perilaku masyarakat dilakukan secara terpadu sehingga fungsi-fungsi di
dalamnya dapat saling mendukung. Pengembangan pasar ini terutama
diarahkan pada:
1. Penataan ulang kios dan los di dalam pasar melalui pengelompokan
berdasarkan komoditas. Diharapkan dapat memudahkan pengontrolan
utilitas bangunan, serta memudahkan pengunjung untuk mendapatkan
barang sesuai yang dibutuhkan.
2. Perbaikan fisik pasar dan penambahan fasilitas diharapkan dapat
dipergunakan secara terus menerus dan masyarakat dapat berpartisipasi
dalam perawatan pasar itu sendiri..
3. Memperbaiki sirkulasi di dalam pasar dengan mempertimbangkan
kenyamanan pembeli maupun penjual. Disamping itu penataan sistem
drainase yang baik yang terintegrasi dengan sirkulasi di dalam pasar, untuk
menjaga kebersihan dan kemudahan perawatan pasar.
4. Menampung jumlah pedagang yang ada di pasar Cibarusah, serta
memungkinkan untuk pengembangan pasar kedepannya.
169
5. Penerapan Arsitektur Perilaku terhadap Pasar Cibarusah Baik ke dalam
massa bangunan maupun edukasi terhadap pengunjung dan penjual sangat
diperlukan untuk menjaga agar Pasar Cibarusah tetap terjaga ketertiban,
kebersihan dan keberlangsungannya secara berkesinambungan.
DAFTAR PUSTAKA
Setiawan, H. B., 1995. “Arsitektur Lingkungan Dan Perilaku”. Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada.
Setiawan, H. B., 2000, “Arsitektur Lingkungan Dan Perilaku”. Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada.
Ernst Neufert. 2002. “Data Arsitek Jilid II”. Jakarta: Erlangga.
Jimmy S. Juwana. 2004. “Panduan Sistem Bangunan Tinggi Untuk Arsitek Dan
Praktisi Bangunan”. Jakarta: Gelora Aksara Pratama.
Kusdarjito, Cungki. “Menyoal Pasar Tradisional Di Perkotaan” Tersedia di
http://www.bapeda.pemdadiy.go.id/detail.php?jenis=29&id=2389&PHPS
ESSID=7f6d449f9bb3393d9395f9a70faf47e4
Mudrajat Kuncoro. 2008. “Strategi Pengembangan Pasar Modern dan
Tradisional”. Kadin Indonesia.
Laurens, Joice Marcella. 2004, “Arsitektur dan Perilaku Manusia”. Jakarta: PT
Grasindo.
Saputro, B. W. (2017). Konsep Perencanaan dan Perancangan Redesain Pasar
Panggungrejo Dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku. Surkarta:
Universitas Sebelas Maret.
http://www.archdaily.com/405 (Wiki Arquitectura, 2012)
RIWAYAT HIDUP PENULIS
WAWAN HERMANSYAH, lahir di Bekasi pada
tanggal 22 Mei 1993 – Jawa Barat, anak ke dua dari tiga
bersaudara dari pasangan Amo dan Amih. Setelah
menempuh pendidikan formal di SDN Wibawamulya
02, SMPN 01 Cibarusah dan SMK Citra Mutiara
Bekasi, penulis tidak langsung melanjutkan
pendidikanya ke perguruan tinggi, melainkan bekerja didalam perusahaan swasta
di daerah Cikarang-Bekasi-Jawa Barat. Dalam perjalananya, di tahun 2013 penulis
melanjutkan pendidikan tingkat Perguruan Tinggi di STT Pelita Bangsa dengan
mengambil jurusan S1-Teknik Arsitektur. Di semester VI penulis menyelesaikan
Program Studi Kuliah Kerja Praktek dan melaksanakan kerja praktek di PT.
SMCC Utama Indonesia, tepatnya dalam pengawsan proyek pembangunan Pabrik
Ban PT. Maxxis International New Factory di GIIC Cikarang. Pada akhir masa
pendidikanya (tepatnya di semester XIII) Penulis berhasil menyelesaikan tugas
akhir Dibawah bimbingan Ibu Retno Fitri Astuti, S.T., M.T. sebagai dosen
pembimbing I, dan Bapak Windi, S.Pd., M.M. sebagai dosen pembimbing II.
Dengan ketekunan serta motivasi tinggi untuk terus belajar dan terus berusaha,
penulis telah berhasil menyelesaikan Laporan Tugas Akhir/Skripsi ini. Semoga
dengan penulisan Laporan Tugas Akhir ini mampu memberikan konstribusi
positif bagi dunia pendidikan serta permulaan bagi penelitian lanjutan terhadap
perkembangan dunia Arsitektur di Indonesia.
FAKULTAS TEKNIK (FT)
LEMBAR BIMBINGAN
SKRIPSI
FAKULTAS TEKNIK (FT)
LEMBAR PENILAIAN
SIDANG SKRIPSI
FAKULTAS TEKNIK (FT)
GAMBAR DETAIL
6
Top Related