PROPOSAL TUGAS AKHIR
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA (SMK3) PT. WIJAYA KARYA (PERSERO)
.TBK PADA PROYEK TEACHING HOSPITAL
Proposal ini ditujukan sebagai salah satu syarat pembuatan Tugas Akhir
mahasiswa S1 Terapan Teknik Manajemen Konstruksi Politeknik Negeri Jakarta
Disusun Oleh :
Agus Tri Atmojo
4014030025
PROGAM STUDI MANAJEMEN KONSTRUKSI LANJUTAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2015
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ................................................................................................................ 1
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Masalah Penelitian ............................................................................................. 2
1.2.1. Perumusan Masalah................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................ 2
1.4 Manfaat penelitian .............................................................................................. 3
1.5 Pembatasan Masalah .......................................................................................... 3
1.6 Sistematika Penulisan......................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................. 5
2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ............................................................ 5
2.1.1. Pengertian ............................................................................................... 5
2.2 Sistem Manajemen K3 ...................................................................................... 6
2.3 Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 11
2.4 Kerangka Pemikiran ......................................................................................... 12
2.5 Hipotesis Penelitian.......................................................................................... 13
BAB III METODELOGI............................................................................................ 14
3.1 Rancangan Penelitian ...................................................................................... 14
3.2 Tempat dan Waktu .......................................................................................... 14
3.3 Variabel Operasional ................................................................................... 14
3.3.1. Variabel Independen ............................................................................ 14
3.3.2. Variabel Dependen ............................................................................... 15
3.4 Tahapan Penelitian ........................................................................................... 15
3.5 Populasi dan Sampel ........................................................................................ 17
3.6 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 18
3.6.1. Field Research ...................................................................................... 18
3.6.2. Library Research .................................................................................. 18
3.7 Analisis Data .................................................................................................... 18
ii
3.7.1. Metode analisis deskriptif .................................................................... 18
3.7.2. Metode analisis kuantitatif ................................................................... 18
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap tahun ribuan kecelakaan terjadi di tempat kerja yang menimbulkan
korban jiwa, kerusakan materi, dan gangguan produksi. Menurut International
Labour Organizatian (ILO), setiap tahun terjadi sebanyak 337 juta kecelakaan kerja
di berbagai negara yang rnengakibatkan sekitar 3 juta orang pekerja kehilangan
nyawa. Di Indonesia angka kecelakaan kerja juga tinggi. Menurut data dari
Jamsostek, angka kecelakaan kerja tahun 2011 lalu mencapai 99.491 kasus. Jumlah
tersebut rneningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Pada tahun 2007, tercatat 83.714 kasus, tahun 2008 sebanyak 4.736 kasus,
tahun 2009 sebanyak 96.314 kasus, dan tahun 2010 sebanyak 98.711 kasus. Data
kecelakaan tersebut rnencakup seluruh perusahaan yang menjadi anggota
jamsostek dengan jumlah peserta sekitar 7 juta orang atau sekitar 10 % dari
seluruh pekerja di Indonesia. Dengan demikian, angka kecelakaan mencapai 930
kasus untuk setiap 100.000 pekerja setiap tahun. Oleh karena itu jumlah kecelakaan
kerja secara keseluruhan diperkirakan jauh lebih besar.
Kerugian materi akibat kecelakaan kerja juga besar, seperti kerusakan sarana
produksi, biaya pengobatan, dan biaya kompensasi. Selama tahun 2007,
kompensasi kecelakaan kerja yang dikeluarkan Jamsostek mencapai Rp.165,95
miliar. Begitu pula dengan kerugian material lainnya yang jauh lebih besar (Ramli,
2013:4). Oleh karena itu, gerakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) telah
menjadi prioritas global dan dilaksanakan di berbagai negara.Indonesia
menempatkan aspek K3 sebagai program nasional melalui gerakan membudayakan
K3 di berbagai sektor kegiatan pada tahun 2015.
Sejalan dengan program tersebut, pemerintah mendorong setiap perusahaan
menerapkan K3 di lingkungan kerjanya masing-masing, yaitu salah satu diantaranya
melalui program Sistem Manajemen K3 (SMK3). Sistem Manajemen K3 telah
2
dikembangkan dan dilaksanakan diberbagai negara. Sistem Manajemen K3 bahkan
telah menjadi standar global seperti OHSAS 18.001 dan sistem lainnya. Di
lndonesia, SMK3 juga telah diterapkan bahkan telah diwajibkan oleh pemerintah
melalui peraturan perundangan (Ramli, 2013:5)
1.2 Masalah Penelitian
Pada saat ini PT. Wijaya Karya (Persero) .Tbk telah menggunakan aturan
mengenai SMK3 yang telah ditentukan oleh pemerintah mengenai sistem
keselamatan dan kesehatan kerja. Tetapi pada kenyataan masih ada kecelakaan kerja
yang terjadi di lapangan.
1.2.1. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Faktor apa yang menjadi penyebab terbesar terjadinya kecelakaan kerja di
perusahaan?
2. Bagaimana pencapaian SMK3 yang telah diterapkan?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditentukan, dapat ditentukan
tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui faktor penyebab terbesar terjadinya kecelakaan kerja di
perusahaan.
2. Mengetahui pencapaian SMK3 yang telah diterapkan.
3
1.4 Manfaat penelitian
1. Bagi penulis
Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai kenyataan di dunia
konstruksi dibandingkan dengan teori yang didapat di bangku kuliah khususnya
tentang sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Bagi perusahaan
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran
dan acuan bagi pihak pimpinan perusahaan dalam mengambil keputusan dan
kebijakan khususnya dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja,
guna menekan angka kecelakaan kerja.
3. Bagi umum
Penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk mengadakan penelitian yang
berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja.
1.5 Pembatasan Masalah
Agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas dan mendapatkan hasil yang baik
.Maka dalam penelitian ini , peneliti hanya meneliti tentang. Bagaimana kondisi
penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Teaching
Hospital Proyek dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek tersebut.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk kejelasan ketepatan arah pembahasan dalam tugas akhir ini maka di
susun istematika sebagai berikut :
4
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi hal-hal yang akan dibahas dalam skripsi. Bab ini berisi
latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan tentang landasan teori, definisi dan penjelasan
yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, penelitian
terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis yang berhubungan
dengan pokok pembahasan dan penelitian terdahulu serta menjadi
dasar acuan teori yang digunakan dalam analisa penelitian ini.
BAB III : METODOLOGI
Bab ini berisi tentang populasi dan sampel penelitian, variabel
penelitian dan definisi operasional, jenis dan sumber data, metode
pengumpulan data serta metode analisis data.
BAB IV : DATA
BAB V : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
2.1.1. Pengertian
Berdasarkan pendapat Megginson (1981:364) dalam Mangkunegara (2001)
istilah keselamatan mencakup kedua istilah resiko keselamatan dan resiko kesehatan.
Keselamatan kerja menunjukkan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan,
kerusakan atau kerugian di tempat kerja. Resiko keselamatan merupakan aspek-
aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran
listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh,
penglihatan dan pendengaran. Semua itu sering dihubungkan dengan perlengkapan
perusahaan atau lingkungan fisik dan mencakup tugas-tugas kerja yang
membutuhkan pemeliharaan dan latihan. Sedangkan kesehatan kerja menunjukkan
pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang
disebabkan oleh lingkungan kerja. Resiko kesehatan merupakan faktor- faktor dalam
lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan
yang dapat membuat stress emosi atau gangguan fisik.
Keselamatan dan kesehatan kerja menunjukkan kondisi-kondisi fisiologis-
fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang
disediakan oleh perusahaan. Kondisi fisiologisfisikal meliputi penyakit-penyakit dan
kecelakaan kerja seperti cedera, kehilangan nyawa atau anggota badan. Kondisi-
kondisi psikologis diakibatkan oleh stres pekerjaan dan kehidupan kerja ya ng
berkualitas rendah. Hal ini meliputi ketidakpuasan, sikap menarik diri, kurang
perhatian, mudah marah, selalu menunda pekerjaan dan kecenderungan untuk mudah
putus asa terhadap hal-hal yang remeh. (Rivai, 2006).
Kesehatan kerja menurut Darmanto (1999) merupakan spesialisasi ilmu
kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja/masyarakat
6
pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun
sosial dengan usaha preventif atau kuratif terhadap penyakit/gangguan kesehatan
yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit
umum. Status sehat seseorang menurut Blum (1981) dalam Sugeng (2005)
ditentukan oleh empat faktor yaitu :
1. Lingkungan, berupa lingkungan fisik, kimia, biologi dan sosial budaya.
2. Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan dan tingkah laku
3. Pelayanan kesehatan, meliputi : promotif, preventif, perawatan,
pengobatan, pencegahan kecacatan dan rehabilitasi
4. Genetik yang merupakan faktor bawaan setiap manusia.
Keselamatan kerja menurut American Society of Safety Engineers (ASSE)
dalam Sugeng (2005) diartikan sebagai bidang kegiatan yang ditujukan untuk
mencegah semua jenis kecelakaan yang ada kaitannya dengan lingkungan dan situasi
kerja.
2.2 Sistem Manajemen K3
Secara normatif sebagaimana terdapat pada PERMENAKER no.5 Tahun
1996 Pasal 1, dan juga tertuang dalam PP no.50 Tahun 2012 Pasal 1, Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem
manajemen keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung
jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan K3
dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Kemudian sebagaimana yang tertuang dalam PP no.50 Tahun 2012 Pasal 2,
penerapan SMK3 bertujuan untuk:
7
a) Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja
yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi;
b) Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat
pekerja/serikat buruh; serta
c) menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk
mendorong produktivitas.
Tujuan sasaran SMK3 adalah terciptanya sistem K3 di tempat kerja yang
melibatkan segala pihak sehingga dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan dan
penyakit akibat kerja dan terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.
Karena Sistem Manajemen K3 bukan hanya tuntutan pemerintah, masyarakat, pasar,
atau dunia internasional saja tetapi juga tanggung jawab pengusaha untuk
menyediakan tempat kerja yang aman bagi pekerjanya.
Berdasarkan PP no. 50 Tahun 2012 Pasal 5, negara mewajibkan seluruh
perusahaan menerapkan SMK3 pada perusahaannya. Klasifikasi perusahaan yang
dimaksud adalah perusahaan yang mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100
(seratus) orang dan memiliki tingkat potensi bahaya yang tinggi.
Kemudian pada pasal 6 dijelaskan bahwa penerapan SMK3 sebagaimana
yang telah dijelaskan diatas mencakup kegiatan sebagai berikut:
1) Penetapan kebijakan K3;
2) Perencanaan K3;
3) Pelaksanaan Rencana k3;
4) Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3;
5) Peninjauan dan Peningkatan Kinerja SMK3.
8
Gambar 2.1
Sistem model manajemen K3 (Permenaker 05/MEN/1996)
(Sumber : Skripsi: M. Chaerul)
Pemikiran dasar dari K3 adalah melindungi keselamatan dan kesehatan para
pekerja dalam menjalankan pekerjaannya, melalui upaya-upaya pengendalian semua
bentuk potensi bahaya yang ada di lingkungan tempat kerjanya. Apabila semua
potensi bahaya telah dikendalikan dan memenuhi batas standar aman, maka akan
memberikan kontribusi terciptanya kondisi lingkungan kerja yang aman, sehat dan
proses produksi menjadi lancar, yang pada akhirnya akan dapat menekan risiko
kerugian dan berdampak terhadap peningkatan produktivitas. Oleh karena itu dalam
kondisi apapun K3 wajib untuk dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan standar
baik nasional maupun internasional.
Untuk standar keselamatan dan kesehatan kerja internasional, stndar yang
banyak dijadikan pedoman adalah standar OSHA. OSHA atau Occupational Safety
and Health Administration adalah bagian dari Departemen Tenaga Kerja Amerika
Serikat yang dibentuk di bawah Undang-Undang Keselamatan dan Kesehatan, yang
ditandatangani oleh Presiden Richard M. Nixon, pada 29 Desember 1970. Misinya
adalah untuk mencegah cedera yang berhubungan dengan pekerjaan, penyakit, dan
9
kematian dengan menerbitkan dan menegakkan peraturan (standar) untuk kesehatan
dan keselamatan kerja.
Ada berbagai macam materi pelatihan standar OSHA tersedia untuk
perusahaan. Pelatihan kepatuhan OSHA dikategorikan oleh tiga jenis industri:
konstruksi dan industri umum, industri maritim, dan kesehatan. Pedoman konstruksi
berlaku untuk sebagian besar pekerjaan yang membutuhkan tenaga kerja manual
yang berat, seperti konstruksi bangunan dan transportasi barang. Pedoman industri
umum digunakan dalam kaitannya usaha industri kecil seperti industri rumah tangga
hingga industri besar seperti pabrik perakitan kendaraan, pembangkit listrik,
pertambangan, dll. Industri maritim mengacu pada setiap pekerjaan yang terjadi di
laut, termasuk pengiriman dan pengeboran lepas pantai. Rumah sakit, klinik, dan
kantor dokter juga harus mengikuti peraturan yang ditetapkan untuk keselamatan
dan kesehatan kerja.
Adapun elemen atau komponen SMK3 menurut OHSA (1999) yaitu:
1. Kepemimpinan manajemen dan keterlibatan karyawan.
Kepemimpinan manajemen memberikan kekuatan pendorong
dansumber daya untuk mengatur dan mengendalikan kegiatan dalam
organisasi. Dalam program yang efektif, manajemen menganggap
keselamatan pekerja dan kesehatan sebagai nilai fundamental.
Keterlibatan pengusaha menyediakan sarana melalui mana pekerja
mengungkapkan komitmen mereka sendiri untuk keselamatan dan
kesehatan, untuk diri mereka sendiri dan sesama pekerja.
2. Analisis tempat kerja
Analisis tempat kerja adalah penilaian operasional, prosedur, proses,
fisik lingkungan dan workstation individu. Melakukan analisis tempat
kerja akan membantu dalam mengidentifikasi bahaya dan risiko, dan
akan membantu merekomendasikan dan menerapkan metode
pengendalian bahaya. Sebuah analisis tempat kerja berarti
bahwamanajer dan karyawan menganalisis semua kondisi tempat kerja
10
untuk mengidentifikasi dan menghilangkan bahaya yang ada atau yang
berpotensi bahaya.
3. Pencegahan dan kontrol terhadap bahaya
Setelah bahaya terdeteksi, semua potensi bahaya harus dicegah,
dikoreksi atau dikontrol. Sistem yang digunakan untuk mencegah dan
mengendalikan bahaya meliputi:
- Kontrol teknik
- Pelatihan cara bekerja yang aman
- Kontrol administrasi
- Penyediaan alat Pelindung diri Sistem untuk melacak bahaya (alarm)
- Preventive Maintenance Sistem (Perawatan untuk pencegahan
bahaya)
- Persiapan dalam situasi darurat
- Program medis
4. Pelatihan K3
Pelatihan dapat membantu untuk mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk memahami bahaya tempat kerja
dan prosedur yang aman. Isi dari program pelatihan perusahaan dan
metode presentasi harus mencerminkan kebutuhan dan karakteristik
tenaga kerja tertentu. Oleh karena itu, identifikasi kebutuhan
merupakan langkah awal yang penting dalam desain pelatihan.
Melibatkan setiap orang dalam proses pelatihan ini dan dalam ajaran
berikutnya bisa sangat efektif.
11
Semua elemen SMK3 diatas harus diterapkan dan dikontrol implementasinya
secara periodik, baik secara internal perusahaan maupun secara eksternal seperti
dengan audit eksternal.
2.3 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu mengenai Sistem Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3)
yang kemudian menjadi reverensi yang relevan dengan penelitian ini antara lain:
Indra Khaidir melakukan penelitian tentang Penerapan SMK3 pada Proyek
Gran Rubina Bussines Park Tower 1 yang berlokasi di Kuningan Jakarta Selatan
dengan kontraktor PT. PP (PERSERO), Tbk dalam penelitianya Indra Khaidir
menggunakan teknik wawancara, yang ber tujuan mencegah terjadinya kecelakaan
dalam bekerja serta mengurangi dampak lingkungan pekerjaan terhadap kesehatan
pekerja.
Alfiah Hasanah (2007) melakukan penelitian tentang Analisa Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan Kerja (SMK3) pada Proyek Pembangunan Rumah
Toko (Ruko) Cirebon dengan kontraktor PT. Koprima Shandi Prima Sejahtera
Kontraktor (KSS) dalam penelitianya Alfiah Hasanah (2007) meggunakan metode
deskriptif verifikatif, yang bertujuan meningkatkan produktivitas karyawan melalui
penerapan Kesehatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
Sherly Meyklya Sembiring dan Ir. Syahrizal, MT melakukan penelitian
tentang EVALUASI Penerapan Sistem Manajemen Kelematan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) Pada Proyek Pembangunan Gedung yang berlokasi di Jln. Imam Bonjol
Medan. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode kuantitatif dan
analisis univariat.Kuantitatif yang bertujuan mengetahui gambaran pelaksanaan
penerapan SMK3 pada proyek pembangunan gedung Siloam Hospital dan
mengetahui tingkat keberhasilan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) pada proyek tersebut.
Wahyu Susihono dan Feni Akbar Rini melakukan penelitian tentang
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
12
Identifikasi Potensi Bahaya Kerja Studi kasus di PT. LTX Kota Cilegon- Banten
dalam penelitianya meggunakan metode HIRA dan FTA yang bertujuan mengetahui
nilai risiko potensi bahaya kerja dan kategori potensi bahaya kerja di perusahaan
serta mengetahui faktor penyebab terbesar terjadinya kecelakaan kerja di perusahaan.
2.4 Kerangka Pemikiran
Dalam penerapan SMK3, terdapat beberapa masalah yang harus dihadapi oleh
perusahaan diantaranya sebagai berikut : a).Adanya pekerja yang masih
melanggar peraturan K3 yang telah ditetapkan oleh perusahaan; b).Adanya pekerja
yang tidak memahami kebijaksanaan keselamatan kerja yang ditetapkan oleh
perusahaan; c). Sarana yang sudah disediakan oleh perusahaan tidak pernah
dijaga/dirawat dengan baik oleh pekerja.
Keselamatan kerja juga mengupayakan agar resiko bahaya dapat
diminimalisasi melalui teknologi pengendalian terhadap lingkungan atau tempat
kerja serta upaya mencegah dan melindungi karyawan agar terhindar dari dampak
negatif dalam melaksanakan pekerjaan. Keselamatan kerja diatur dalam Undang-
undang No. 1 tahun 1970 yang ruang lingkupnya berhubungan dengan mesin,
landasan tempat kerja, dan lingkungan kerja, serta cara mencegah kecelakaan dan
penyakit akibat kecelakaan kerja, memberikan perlindungan kepada sumber
sumber produksi sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Kesehatan kerja memiliki peranan yang sangat penting bagi karyawan dalam
menjaga kesehatan baik jasmani maupun rohani baik fisik maupun mental,
sehingga dengan kondisi Badan yang sehat maka karyawan dapat bekerja dengan
baik sehingga aktivitas akan berjalan dengan lancar. Banyak kejadian kecelakaan
dalam pelaksanaan proyek konstruksi yang dapat dijadikan pelajaran dan
pengetahuan, bagaimana pentingnya pelaksanaan proyek melaksanakan hal hal
yang berkaian dengan K3.
Untuk pembuktian penerapan Sistem Manajemen K3 dan untuk mengatasi
permasalahan yang dihadapi, maka perusahaan dapat melakukan audit melalui badan
13
audit yang ditunjuk pemerintah (eksternal ) atau dilakukan oleh perusahaan sendiri (
internal)
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dibuat hipotesis " Jika Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) professional dan
berkesinambungan, akan tercipta tempat kerja yang aman, efisien, produktif dapat
mengurangi dan mengendalikan resiko bahaya kecelakaan kerja."
2.5 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan dari masalah pokok yang telah disebutkan sebelumnya, maka
yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Diduga bahwa penerapan SMK3 dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan
dan penyakit akibat kerja. dan terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan
produktif.
2. Diduga bahwa penerapan SMK3 dapat menciptakan tempat kerja yang aman,
efisien, dan produktif.
14
BAB III
METODELOGI
3.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah suatu desain bentuk atau model suatu penelitian.
Rancangan penelitian mempunyai peran yang sangat penting karena keberhasilan
suatu penelitian sangat dipengaruhi oleh pilihan terhadap desain ataupun modelnya.
Subiyanto (1993:6).
Rancangan penelitian ini merupakan rancangan penelitian survei yaitu
penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan dimana indikator
mengenai variabel merupakan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan
kepada responden baik secara lisan maupun tertulis.
3.2 Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan pada proyek Teaching Hospital yang bertempat di Jl.
Sudjono Pusponegoro Universitas Indonesia - Depok. Sedangkan waktu yang
digunakan untuk penelitian ini selama (x) bulan.
3.3 Variabel Operasional
Menurut Sugiyono (2011 : 3 dalam Temi) variabel penelitian adalah suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.
. Variabel yang akan diukur dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai
berikut:
3.3.1. Variabel Independen
Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel
bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2011 : 4).
15
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penerapan Sistem
Manajemen K3 (SMK3)
3.3.2. Variabel Dependen
Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel
terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011 : 4). Variabel terikat yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Proyek Teaching Hospital
3.4 Tahapan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengukur pengaruh mengenai pengaruh
Penerapan Sistem Manajemen K3 (SMK3) pada Proyek Teaching Hospital.
Secara garis besar, pada penelitian ini akan dilakukan beberapa tahapan
penelitian yang dapat dilihat pada gambar 3.1 sebagai berikut:
16
Tahapan Penelitian
(Sumber :Arikunto 2013 : 62 dalam Temi)
Memilih Masalah
Memilih Masalah Studi Pendahuluan
Studi Pendahuluan
Merumuskan Masalah
Merumuskan Masalah
Merumuskan Anggapan Dasar
Merumuskan Anggapan Dasar
Hipotesis
Hipotesis
Memilih Pendekatan
Memilih Pendekatan
Menentukan Sumber Data
Menentukan Sumber Data
Menentukan Variabel
Menentukan Variabel
Menentukan dan Menyusun
Instrumen
Menentukan dan Menyusun
Instrumen
Mengumpulkan Data
Mengumpulkan Data Analisis Data
Analisis Data Menarik Kesimpulan
Menarik Kesimpulan Menyusun Laporan
Menyusun Laporan
17
3.5 Populasi dan Sampel
Pada penelitian ini, populasi adalah pekerja dan staff yang bekerja pada
perusahaan jasa konstruksi yang sedang berlangsung pada PT. Wijaya Karya
(Persero) Tbk. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Sugiyono (2010:116 dalam Anhar . J). Adapun penentuan jumlah
sampel pada penelitian ini adalah menggunakan teknik probabilitas dengan cara
random sampling (Metode sampel acak sederhana), yaitu dengan metode pemilihan
sampel di mana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk
dipilih menjadi anggota sampel.Untuk menentukan jumlah sampel yang diambil
pada penelitian ini
menggunakan rumus slovin :
(Sumber : Prasetyo 2010 : 78)
Dimana : n = banyaknya sampel
N = banyaknya sampel
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir, yaitu 0,1 atau 10 %.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik sampling secara probabilitas dengan menggunakan metode random
sampling. Teknik sampling probabilitas dengan metode random sampling
merupakan teknik sampling yang dilakukan dengan memberikan peluang atau
kesempatan kepada seluruh anggota populasi untuk menjadi sampel. Dengan
demikian sampel yang diperoleh diharapkan merupakan sampel yang representatif.
18
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.6.1. Field Research
Kuesioner, merupakan metode pengumpulan data melalui
penyebaran daftar pertanyaan yang diajukan sehubungan dengan
materi penelitian kepada responden yang telah terpilih.
Wawancara, yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya
langsung kepada responden (Singarimbun dan Effendi, 1995:192).
Dalam hal ini data diperoleh dengan melakukan wawancara dengan
pihak pimpinan, kepala bagian, dan beberapa karyawan untuk
mendapatkan informasi yang diinginkan
3.6.2. Library Research
Yaitu dengan menggunakan studi keperpustakaan dan literatur
literatur lainnya yang ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan di
mana akan didapatkan data data yang dibutuhkan oleh peneliti guna
melengkapi hasil dari penelitian.
3.7 Analisis Data
3.7.1. Metode analisis deskriptif
Menurut Sugiyono (2004:169) Analisis deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.eralisasi.
3.7.2. Metode analisis kuantitatif
Desain dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif,
yang menurut Sugiyono (2012:23) dikatakan metode kuantitatif karena data
penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Metode
19
kuantitatif digunakan apabila masalah merupakan penyimpangan antara yang
seharusnya dengan yang terjadi, antara aturan dengan pelaksanaan, antara teori
dengan praktik, antara rencana dengan. Untuk membuktikan hipotesis yang telah
dikemukakan, maka dalam penelitian ini digunakan metode analisis sebagai berikut
:
1. Uji Validitas
Uji validitas ini dilakukan untuk mengukur apakah data yang
telah didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan
alat ukur yang digunakan dalam hal ini kuesioner. Untuk uji validitas
diperoleh hasil dari pengujian menggunakan korelasi product moment
antara variabel dan itemnya adalah semua nilai probabilitas (sig) di
bawah 5% sehingga semua item pertanyaan valid (Wieke Yuni
Christina,dkk., 2011:88 dalam Ahmad J).
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang
digunakan kuesioner menunjukkan konsistensi di dalam mengukur
gejala yang sama. Untuk uji reliabilitas diperoleh hasil yaitu, ketujuh
variabel yang diteliti nilai alpha variabel yang diteliti adalah reliabel
karena memiliki alpha di atas 0,6 sehingga seluruh variabel yang
diteliti adalah reliable dan dapat digunakan dalam tahap analisis
berikutnya (Wieke Yuni Christina,dkk., 2011:88)
3. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda yaitu suatu analisis untuk melihat
sejauh mana pengaruh variabel budaya keselamatan dan kesehatan
kerja terhadap kinerja karyawan proyek konstruksi. Analisis regresi
berganda menggunakan rumus persamaan seperti yang dikutip
Sugiyono (2010:277), yaitu :
Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e
20
Dimana:
Y = Kinerja Proyek
a = Konstanta
b1 = Koefisien regresi dari varibel X1
X1 = Komitmen top management
b2 = Koefisien regresi dari varibel X2
X2 = Peraturan dan prosedur K3
b3 = Koefisien regresi dari variabel X3
X3 = Komunikasi
b4 = Koefisien regresi dari variabel X4
X4 = Kompetensi pekerja
b5 = Koefisien regresi dari variabel X5
X5 = Keterlibatan pekerja
b6 = Koefisien regresi dari variabel X6
X6 = Lingkungan kerja
e = Eror
Data yang diperoleh nantinya akan diolah menggunakan program olah
data komputer yaitu SPSS 20.0.0 untuk menghasilakan nilai koefisien
determinasi yang lebih akurat.
21
4. Uji Hipotesis
1. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama
variabel independen terhadap variabel dependen.
Jika Fhitung < Ftabel, maka independen tidak berpengaruh
signifikan
terhadap variabel dependen.
Jika Fhitung > Ftabel, maka independen mempunyai hubungan
yang
signifikan terhadap variabel dependen.
2. Uji T
Menurut Sugiono (2010:366), uji T digunakan untuk menguji sendiri-
sendiri secara signifikan hubungan antara variabel independen (variabel X)
dengan variabel dependen (variabel Y).
Jika thitung > ttabel maka variabel independen mempunyai
keeratan hubungan yang signifikan terhadap variabel dependen.
Jika thitung < ttabel maka variabel independen tidak mempunyai
keeratan hubungan yang signifikan.
Top Related