PROPOSAL KEGIATAN
PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT
PELATIHAN MANAJEMEN KEUANGAN
BAGI PEMUDA PEMUDI JAMAAH MASJID AGUNG GAMPING SLEMAN
SEBAGAI UPAYA PEMBEKALAN KETRAMPILAN WIRAUSAHA DAN
PENGUATAN UMKM
Tim Pengabdi:
Dr. Ratna Candra Sari, M.Si., Ak.
Dra. Sumarsih, M.Pd
Rr. Indah Mustikawati, M.Si., Ak.
Mimin Nur Aisyah, M.Sc., Ak.
Adeng Pustikaningsih, M.Si.
Ratih Kartika
19761008 200801 2 014
19520818 197803 2 001
19681014 199802 2 001
19820514 200501 2 001
19750825 200912 2 001
11403244079
JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2014
i
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL KEGIATAN PPM
Judul: Pelatihan Manajemen Keuangan Bagi Pemuda Pemudi Jamaah Masjid Agung Gamping
Sebagai Upaya Pembekalan Ketrampilan Wirausaha dan Penguatan UMKM
1. Mitra Program PPM : Pemuda Pemudi Jamaah Masjid Agung Gamping
2. Ketua Tim Pengabdi
a. Nama : Dr. Ratna Candra Sari M.Si., Ak.
b. NIP : 197610082008012014
c. Pangkat/Golongan/Jabatan : Penata Muda Tk. I / III B / Asisten Ahli
d. Jurusan/Fakultas : Pendidikan Akuntansi/Ekonomi
e. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta
f. Bidang Keahlian : Akuntansi Keuangan
g. Alamat Kantor/Telp/Faks/Email : FE UNY Kampus Karangmalang Yogyakarta
(0274) 586186 psw 825
h. Alamat Rumah/Telp/Faks/Email : Giwangan UH 7 No.2, Yogyakarta
081227292919/Email:[email protected]
3. Anggota Tim Pengabdi
a. Jumlah Anggota : Dosen 3 orang
b. Nama Anggota I/bidang keahlian : Sumarsih, M.Pd. / Akuntansi Biaya
c. Nama Anggota II/bidang keahlian : Rr. Indah Mustikawati, M.Si., Ak. / Auditing
d. Nama Anggota III/bidang keahlian : Mimin Nur Aisyah, M.Sc., Ak. / Akt Manajemen
e. Nama Anggota IV/bidang keahlian : Adeng Pustikaningsih, M.Si. / Akt Keuangan
f. Mahasiswa yang terlibat : 1 orang
4. Lokasi Kegiatan/Mitra : Gamping, Sleman, Yogyakarta
5. Luaran yang Dihasilkan : Peserta menguasai manajemen keuangan UMKM
6. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan
7. Biaya Total : Rp3.500.000,00
Yogyakarta, April 2014
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Akuntansi Ketua Pelaksana
Sukirno, M.Si., Ph.D. Dr. Ratna Candra Sari, M.Si., Ak.
NIP. 19690414 199403 1 002 NIP. 19761008 200801 2 014
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Dr. Sugiharsono, M.Si.
NIP. 19550328 198303 1 002
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS EKONOMI
Alamat: Kampus Karangmalang Yogyakarta, 55281
Telp/Fax. (0274) 554902, (0274)586168 psw. 821, 817, 823, 810, 812, 813, 815, 816
Website: http://fe.uny.ac.id e-mail: [email protected]
1
I. PENDAHULUAN
A. Analisis Situasi
UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) merupakan penyangga
perekonomian Indonesia saat ini. Hal ini ditunjukkan dengan kontribusi sektor UMKM
pada PDB (Produk Domestik Bruto) tahun 2011 yang mencapai 57 persen. Dengan
jumlah unit usaha yang mencapai 55 juta unit pada tahun 2011, sektor UMKM mampu
menyediakan lapangan kerja bagi 101 juta orang atau sekitar 99 persen dari seluruh
angkatan kerja Indonesia. UMKM telah menjadi penopang laju pertumbuhan ekonomi,
penggerak sektor riil dan penyerap tenaga kerja yang cukup signifikan melalui
pengembangan kewirausahaan.
UMKM juga terbukti paling tangguh dalam menghadapi krisis moneter tahun
1997-1998. Sebagian besar UMKM mampu bertahan dalam krisis ekonomi antara lain
karena penggunaan bahan baku, tenaga kerja dan orientasi pasar yang bersifat lokal.
Pelaku UMKM pun semakin bertambah jumlahnya pasca krisis. Beberapa faktor yang
dianggap menjadi penyebab terjadinya peningkatan jumlah pelaku UMKM tersebut
antara lain:
Pada umumnya produk UMKM merupakan barang konsumsi dengan elastisitas
permintaan terhadap pendapatan yang rendah sehingga perubahan tingkat
pendapatan akibat krisis ekonomi tidak banyak berpengaruh terhadap konsumsi
barang yang dihasilkan.
Sebagian besar UMKM tidak menggunakan kredit modal dari bank sehingga pada
saat krisis ekonomi mereka terhindar dari beban bunga tinggi akibat peningkatan
suku bunga kredit.
Bisa dikatakan hampir tidak ada hambatan untuk keluar masuk dalam industri
yang digeluti oleh UMKM sehingga semua orang bisa menjadi pelaku UMKM.
2
Banyaknya tenaga pengangguran akibat pemutusan hubungan kerja dari sektor
formal yang kemudian memulai usaha baru atau bergabung di sektor UMKM.
(Pratomo (2004) seperti dikutip di www.pajak.go.id)
Meskipun jumlah pelaku UMKM cukup banyak dan memberikan kontribusi yang
besar bagi perekonomian nasional, namun sebagian besar UMKM mengalami kesulitan
dalam mengembangkan usahanya. Secara umum, persoalan yang dihadapi oleh UMKM
meliputi akses permodalan, pemasaran, manajemen usaha dan keuangan, aspek legal dan
perpajakan.
Banyak pelaku UMKM yang mengelola usahanya tanpa memiliki dasar
pengetahuan maupun ketrampilan mengenai manajemen usaha dan manajemen keuangan
yang baik. Tidak jarang usaha hanya dijalankan dengan mengandalkan insting dan
pengalaman saja. Aspek-aspek manajemen usaha yang meliputi perencanaan usaha,
pengorganisasian, implementasi, dan pengendalian usaha menjadi sesuatu yang jarang
diperhatikan; padahal hal tersebut sangat penting dalam membangun dan
mengembangkan usaha. Demikian pula dengan pengelolaan keuangan usaha; banyak
UMKM yang tidak melakukan pembukuan formal terhadap usahanya. Perhitungan laba
sering dilakukan dengan sederhana tanpa melakukan analisis biaya secara memadai.
Misalnya usaha yang menggunakan bahan baku/bahan mentah yang diambil dari lahan
sendiri dan melibatkan anggota keluarga sendiri, biasanya tidak memasukkan komponen
tersebut sebagai biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja dalam penghitungan formal
biaya.
Kelompok pemuda merupakan golongan usia produktif yang berpotensi besar
menjadi penggerak perekonomian Indonesia. Semangat berwirausaha yang didukung
dengan pengetahuan dan ketrampilan teknis diharapkan akan memberikan bekal dalam
memulai dan mengembangkan usaha.
3
Masjid Agung Gamping yang terletak di kelurahan Ambarketawang, kecamatan
Gamping, kabupaten Sleman, merupakan jamaah pemuda/pemudi yang memiliki berbagai
tingkat sosial dan ekonomi. Di antara mereka ada yang masih kuliah, ada yang sudah
bekerja, dan ada pula yang atau memiliki usaha kecil seperti kerajinan, batik, ternak
burung, dan lain-lain. Hal tersebut menunjukkan adanya potensi kewirausahaan dan
pengembangan UMKM yang cukup besar. Meskipun demikian, UMKM yang ada belum
berkembang secara optimal karena masih kurangnya pengetahuan mengenai manajemen
usaha dan manajemen keuangan usaha. Hal ini dimungkinkan karena kurangnya
pemahaman terhadap pentingnya manajemen usaha dan keuangan serta kesibukan oleh
aktivitas bisnis demikian pula bagi pemuda/pemudi yang masih sekolah/kuliah, kegiatan
wirausaha melalui UMKM masih dianggap sebagai sesuatu yang sulit dikarenakan
kurangnya bekal pengetahuan dan ketrampilan teknis untuk menjalankannya, termasuk
kekhawatiran bahwa sehari-hari. Apalagi jika dikaitkan dengan aktivitas jamaah pemuda
Masjid Agung yang lebih berfokus pada pembinaan ruhiyah sehingga kurang
memperhatikan pembinaan kemandirian ekonomi. Padahal umat Islam diharapkan
menjadi umat yang kuat secara fisik maupun ekonomi. Hal ini sesuai dengan Hadist
Rasulullah yang menyatakan bahwa “Muslim yang kuat lebih disukai daripada muslim
yang lemah” dan “Kefakiran mendekatkan pada kekufuran”.
Manajemen keuangan yang baik akan memberikan manfaat besar bagi UMKM.
Dengan melakukan pencatatan keuangan dengan tertib, UMKM dapat mengetahui kondisi
keuangan sekaligus perkembangan usahanya. Kondisi aset, utang, modal, arus kas, serta
fluktuasi laba UMKM dapat diketahui dengan mudah sehingga membantu pelaku UMKM
dalam membuat keputusan bisnis penting, seperti pembelian aset baru dan rencana
pengembangan usaha. Manajemen keuangan yang baik juga akan memperbaiki aspek
pengendalian usaha, dimana pelaku UMKM dapat mengetahui apakah rencana
4
keuangannya tercapai atau tidak serta membantu mencari tahu penyebabnya.begitu juga
dengan aspek permodalan, dengan memiliki administrasi keuangan yang tertib akan
memudahkan UMKM dalam pengajuan pinjaman modal kepada pihak bank atau lembaga
keuangan lainnya.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, perlu diadakan pelatihan
manajemen keuangan bagi jamaah pemuda Masjid Agung Gamping. Dengan diadakannya
pelatihan manajemen keuangan tersebut diharapkan akan mampu memberikan bekal
pengetahuan yang memadai dan selanjutnya dapat diimplementasikan ke dalam usaha
nyata sehingga pada akhirnya mampu membantu pengembangan UMKM untuk
mewujudkan ekonomi Indonesia yang lebih kuat di masa mendatang.
B. Landasan Teori
1. Pengelolaan Keuangan UMKM
Phobi Kevin dalam Baskoro (2014) menyampaikan lima tips dalam pengelolaan
keuangan usaha, antara lain:
a. Perlunya pemisahan antara keuangan usaha dan keuangan pribadi;
b. Menentukan besarnya persentase keuangan yang akan untuk kebutuhan usaha;
c. Melakukan pencatatan keuangan (pembukuan) secara tertib untuk mengontrol
semua transaksi keuangan, baik itu pemasukan maupun pengeluaran, serta
utang dan piutang;
d. Mengurangi risiko dari utang usaha;
e. Mengendalikan kelancaran arus kas usaha.
Manajemen keuangan merupakan salah satu aspek penting dalam usaha,
namun sering diabaikan, baik karena minimnya pengetahuan pelaku usaha maupun
karena kesibukan aktivitas operasional bisnis sehari-hari. Sebagai contoh, mencampur
5
keuangan pribadi/rumah tangga dengan keuangan usaha akan menyulitkan pengusaha
dalam memonitor kemajuan usahanya. Begitu pula pengaturan arus kas diperlukan
pengusaha untuk memastikan ketersediaan kas guna membayar pembelian bahan baku
ke supplier serta membayar utang jangka pendek yang jatuh tempo.
2. Laporan Keuangan UMKM
Laporan keuangan yang diperlukan oleh UMKM tentunya berbeda dengan
laporan keuangan untuk perusahaan besar. Melihat kompleksitas dan ukuran usaha
yang lebih kecil, laporan keuangan yang perlu disusun menjadi lebih sederhana.
Dengan demikian pengusaha kecil tidak perlu terlalu takut membayangkan rumitnya
penerapan pencatatan keuangan dan penyusunan laporan keuangan bagi usahanya.
berikut ini adalah jenis laporan keuangan yang bisa disiapkan oleh pelaku UMKM:
a. Laporan rugi laba
Laporan rugi laba digunakan untuk mengetahui laba.rugi usaha melalui
pencatatan pemasukan (berasal dari penjualan barang atau jasa) dan
pencatatan pengeluaran (biaya-biaya operasional dan non-operasional
usaha). Laba/rugi menunjukkan tingkat keberhasilan usaha yang
selanjutnya dapat digunakan untuk mengembangkan usaha tersebut.
b. Laporan perubahan modal
Laporan ini menunjukkan perubahan modal yang dimiliki oleh pemilik
sebelum dan sesudah kegiatan usaha pada suatu periode, yaitu sesuai
dengan jumlah laba/rugi yang dihasilkan dalam periode yang
bersangkutan.
c. Neraca
6
Neraca menunjukkan posisi keuangan usaha, yaitu menunjukkan besarnya
asset, hutang dan modal usaha.
d. Laporan arus kas
Laporan arus kas memperlihatkan aliran kas keluar dan masuk pada
berbagai kegiatan operasional, investasi, dan pembiayaan usaha. Dengan
mengetahui arus kas ini, manajemen UMKM akan mengetahui jumlah dan
waktu untuk mendapatkan kas dari penjualan dan penagihan piutang
maupun kas keluar dari pembayaran biaya-biaya operasional dan hutang.
3. Manfaat Penyusunan Laporan Keuangan UMKM
Laporan keuangan memberikan banyak manfaat kepada usaha terkait dengan
aktivitas manajerial usaha seperti perencanaan pengendalian serta pembuatan
keputusan, maupun untuk kepentingan pengajuan modal kepada lembaga keuangan
untuk tujuan pengembangan usaha. Berikut ini uraian manfaat penyusunan informasi
keuangan dalam sebuah laporan keuangan:
a. Mengetahui informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan,
perubahan modal pemilik, serta arus kas usaha.
b. Menyediakan informasi sebagai bahan pengambilan keputusan usaha
(business decision making), misalnya kebutuhan pembelian asset,
penetapan harga produk, dll.
c. Membantu dalam pengajuan kredit usaha karena bank akan lebih mudah
dalam menilai kelayakan usaha serta mempercepat keluarnya keputusan
pembiayaan modal untuk usaha yang bersangkutan.
7
d. Membantu menentukan besarnya pajak penghasilan yang harus
dibayarkan, mengingat UMKM akan dikenai pajak sebesar 0,5-2% dari
total omsetnya.
C. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat diidentifikasi permasalahan sebagai
berikut:
1. Rendahnya pemahaman mengenai pentingnya manajemen keuangan usaha masih
rendah karena masih kurangnya pengetahuan para pelaku UMKM.
2. Rendahnya penerapan administrasi keuangan yang baik karena pengusaha
disibukkan oleh rutinitas bisnis sehari-hari.
3. Rendahnya pengetahuan mengenai konsep dan teknis pembuatan laporan
keuangan karena belum adanya kegiatan pendidikan/pelatihan tentang manajemen
keuangan UMKM.
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam kegiatan
pengabdian pada masyarakat ini adalah:
1. Bagaimana memberikan pengetahuan tentang manajemen keuangan yang baik
untuk mengembangkan usaha bagi jamaah pemuda pemudi Masjid Agung
Gamping?
2. Bagaimana memberikan pelatihan untuk membuat laporan keuangan bagi jamaah
pemuda pemudi Masjid Agung Gamping?
D. Tujuan Kegiatan
Tujuan kegiatan PPM ini adalah:
8
1. Memberikan pengetahuan tentang manajemen keuangan yang baik untuk
mengembangkan usaha bagi jamaah pemuda pemudi Masjid Agung Gamping.
2. Memberikan pelatihan untuk membuat laporan keuangan bagi jamaah pemuda
pemudi Masjid Agung Gamping.
E. Manfaat Kegiatan PPM
Manfaat kegiatan PPM ini adalah:
1. Manfaat untuk Kelompok Sasaran
Bagi jamaah pemuda pemudi Masjid Agung Gamping, pengetahuan manajemen
keuangan yang diperoleh diharapkan dapat memberikan bekal ketrampilan
berwirausaha dan mengembangkan UMKM dan selanjutnya mampu menyusun
laporan keuangan usahanya.
2. Manfaat untuk Tim Pengabdi
Bagi Tim Pengabdi, pelatihan ini diharapkan dapat memberikan pengalaman
berinteraksi langsung dengan masyarakat/pelaku usaha sehingga mampu
merumuskan solusi yang lebih baik untuk membantu perekonomian masyarakat,
khususnya melalui pemberian pelatihan manajemen keuangan di kalangan
pemuda pemudi Masjid Agung Gamping.
3. Manfaat bagi Institusi
Melalui kegiatan ini diharapkan dapat terjalin kerja sama yang lebih baik antara
Universitas Negeri Yogyakarta dan jamaah pemuda pemudi Masjid Agung
Gamping di masa mendatang, sehingga dapat memberikan kontribusi positif pada
kedua belah pihak.
9
F. Kerangka Pemecahan Masalah
Permasalahan utama berkaitan dengan masalah ini adalah:
1. Kurangnya pengetahuan tentang manajemen keuangan usaha yang baik untuk
memulai maupun menjalankan usaha di kalangan pemuda-pemudi jamaah Masjid
Agung Gamping.
2. Kurangnya pendidikan/pelatihan untuk memahami mekanisme manajemen
keuangan dan penyusunan laporan keuangan bagi para pemuda-pemudi jamaah
Masjid Agung Gamping.
Oleh karena itu, usulan pemecahan yang bersifat operasional dalam kegiatan
pengabdian ini adalah sebagai berikut.
1. Memberikan pemahaman pentingnya manajemen keuangan usaha bagi para
pemuda-pemudi jamaah Masjid Agung Gamping.
2. Menyelenggarakan kegiatan pelatihan manajemen keuangan usaha, termasuk
penyusunan laporan keuangan, bagi para pemuda-pemudi jamaah Masjid Agung
Gamping.
II. METODE KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
A. Khalayak Sasaran Kegiatan PPM
Khalayak sasaran yang dipilih adalah para pemuda-pemudi jamaah Masjid Agung
Gamping sebanyak 45 orang. Mereka dipilih dengan pertimbangan bahwa para pemuda
merupakan golongan usia produktif yang memiliki kekuatan penggerak. Dengan pelatihan
yang akan diberikan, diharapkan dapat memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan
wirausaha, khususnya dalam hal manajemen keuangan, serta mendorong pengembangan
UMKM untuk memperkuat basis perekonomian masyarakat. Lebih lanjut, pengetahuan dan
ketrampilan yang diperoleh diharapkan dapat disampaikan ke masyarakat sekitarnya sehingga
dapat memberikan manfaat yang lebih besar.
10
B. Metode Kegiatan PPM
Pelaksanaan kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat ini dilakukan dengan menggunakan
metode ceramah, tutorial, dan diskusi. Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan pengabdian ini
adalah sebagai berikut:
1. Langkah 1 (Metode Ceramah):
Peserta diberikan wawasan mengenai pentingnya manajemen keuangan dalam
memulai maupun menjalankan usaha. Langkah pertama diselenggarakan melalui
metode ceramah selama 1,5 jam.
2. Langkah 2 (Metode Tutorial):
Peserta pelatihan diberikan materi tentang penyusunan laporan keuangan,
meliputi: laporan laba rugi, laporan perubahan modal, neraca serta laporan arus
kas. Materi ini disampaikan dalam bentuk tutorial disertai dengan latihan/studi
kasus. Langkah kedua diselenggarakan selama 5 jam.
3. Langkah 3 (Metode Diskusi):
Peserta pelatihan diberikan kesempatan untuk mendiskusikan permasalahan yang
berkaitan dengan usaha yang sudah mereka jalani ataupun hal-hal yang ingin
mereka tanyakan untuk memulai usaha. Langkah ketiga diselenggarakan selama
1,5 jam.
Disamping langkah 1, 2, dan 3 di atas, akan dilakukan kegiatan pendampingan
untuk menyusun laporan keuangan usaha selama 8 jam dengan jadwal menyesuaikan
peserta khalayak sasaran sehingga jumlah jam pengabdian masyarakat terpenuhi 16
jam.
11
C. Rancangan Evaluasi
Kegiatan Pengabdian ini akan dievaluasi melalui kuesioner untuk mengetahui
peningkatan pengetahuan manajemen keuangan yang akan didistribusikan sebelum dan
sesudah kegiatan. Selain itu, melalui kegiatan pendampingan yang dilakukan setelah
pelatihan, tingkat keberhasilan kegiatan pengabdian ini juga dapat diketahui. Berikut ini
disajikan tabel evaluasi program pengabdian ini.
Tabel 1. Rancangan Evaluasi
Tujuan Indikator Ketercapaian Tolok Ukur
Peserta memiliki
pengetahuan tentang
manajemen keuangan usaha
Pengetahuan tentang
manajemen keuangan
usaha peserta meningkat
Peserta memahami pentingnya
manajemen keuangan usaha
Peserta mampu menyusun
laporan keuangan usaha
Peserta mampu menyusun
laporan keuangan usaha
Laporan keuangan yang disusun
dapat menjadi model laporan
keuangan usaha peserta
D. Rencana dan Jadwal Kegiatan
Kegiatan pengabdian akan dilaksanakan dalam jangka waktu 5 bulan. Jadwal
kegiatan pengabdian disusun mulai dari penyusunan proposal sampai dengan tahap
pelaporan hasil kegiatan pengabdian.
1. Penyusunan proposal kegiatan dilakukan sebagai tahap pertama pengajuan
program pengabdian masyarakat.
2. Persiapan pelatihan yang dilakukan meliputi pengumpulan dan penyusunan
materi-materi pelatihan.
12
3. Pelatihan yang akan dilakukan meliputi metode ceramah, tutorial, diskusi dan
dilanjutkan dengan kegiatan pendampingan.
4. Pelaporan hasil kegiatan akan dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas
kegiatan.
Tabel 2. Rencana Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat
Uraian Kegiatan Bulan Ke
1 2 3 4 5
Penyusunan proposal
Persiapan pelatihan
Pelaksanaan pelatihan
Pelaporan
E. Organisasi Tim Pelaksana
1) Ketua Pelaksana
a. Nama dan Gelar Akademik
b. NIP.
c. Pangkat/Golongan
d. Jabatan Fungsional
e. Bidang Keahlian
f. Fakultas/Program Studi
g. Waktu yang disediakan
:
:
:
:
:
:
:
Dr. Ratna Candra Sari, M.Si., Ak.
19761008 200801 2 014
Penata Muda Tk. I /III B
Asisten Ahli
Akuntansi Keuangan
Ekonomi/Akuntansi
2 jam /minggu
2) Anggota I
a. Nama dan Gelar Akademik
b. NIP.
:
:
Dra. Sumarsih, M.Pd.
19520818 197803 2 001
13
c. Pangkat/Golongan
d. Jabatan Fungsional
e. Bidang Keahlian
f. Fakultas/Program Studi
g. Waktu yang disediakan
:
:
:
:
:
Penata Tk. I / III D
Lektor
Asisten Ahli
Akuntansi Biaya
Ekonomi/Pendidikan Akuntansi
2 jam /minggu
3) Anggota II
a. Nama dan Gelar Akademik
b. NIP.
c. Pangkat/Golongan
d. Jabatan Fungsional
e. Bidang Keahlian
f. Fakultas/Program Studi
g. Waktu yang disediakan
:
:
:
:
:
:
:
Mimin Nur Aisyah, M.Sc., Ak.
197820514 200501 2001
Penata Muda/ III/B
Asisten Ahli
Akuntansi Manajemen
Ekonomi/Akuntansi
2 jam /minggu
4) Anggota III
a. Nama dan Gelar Akademik
b. NIP.
c. Pangkat/Golongan
d. Jabatan Fungsional
e. Bidang Keahlian
f. Fakultas/Program Studi
g. Waktu yang disediakan
:
:
:
:
:
:
:
Rr. Indah Mustikawati, M.Si., Ak.
19750825 200912 2 001
Penata Tk. I / III d
Lektor
Auditing
Ekonomi/Akuntansi
2 jam/minggu
5) Anggota IV
a. Nama dan Gelar Akademik
b. NIP.
:
:
Adeng Pustikaningsih, M.Si.
19750825 200912 2 001
14
c. Pangkat/Golongan
d. Jabatan Fungsional
e. Bidang Keahlian
f. Fakultas/Program Studi
g. Waktu yang disediakan
:
:
:
:
:
Penata Muda Tk. I / III B
Tenaga Pengajar
Akuntansi Keuangan
Ekonomi/Akuntansi
2 jam/minggu
6) Anggota V
a. Nama
b. NIM
c. Fakultas/Program studi
d. Waktu yang disediakan
e. Tugas dalam PPM
:
:
:
:
:
Ratih Kartika
11403244079
Ekonomi/ Pend.Akuntansi
2 jam/minggu
Membantu instrukstur/trainer
Membantu administrasi PPM
F. Rencana Anggaran
Rencana anggaran biaya terdiri dari empat komponen pembiayaan yaitu bahan
habis pakai, perjalanan, honorarium, dan pelaporan. Untuk merasionalkan usulan,
biaya sengaja dibuat lebih terinci sesuai dengan keadaan harga di pasaran pada saat
ini. Biaya ini disusun untuk jumlah peserta pelatihan sebanyak 45 orang.
15
Rencana Anggaran Biaya
No Kebutuhan Satuan Kebutuhan Satuan Kebutuhan Jumlah
1 Honorarium Ketua Rp200,000 X 1 Orang Rp 200.000
Anggota Rp175,000 X 3 Orang Rp 525.000
Jumlah Rp 725.000
2
Bahan Habis
Pakai Blokcnote Rp 5,000 X 45 Buah Rp 225.000
Foto copy bahan materi Rp 5,000 45 Peserta Rp 225.000
Bolpoint Rp 2,000 X 45 Buah Rp 90.000
tinta print Rp 75,000 X 1 Buah Rp 75.000
kertas kwarto Rp 30,000 X 1 Rim Rp 30.000
Snack Rp 5,000 X 45 kotakX1hari Rp 225.000
Makan siang Rp 10,000 X 45 buahX1hari Rp 450.000
Sewa tempat Rp 150,000 X 1 Hari Rp 150,000
Pembuatan media
pelatihan Rp 200.000
Jumlah Rp1.670.000
3 perjalanan Pembicara Rp 100,000 X 4 orangX1hari Rp 400.000
Peserta Rp 10,000 X 45 orangX1hari Rp 450.000
Jumlah Rp 850.000
4 Pelaporan Pengetikan laporan Rp 100,000 X 1 Bendel Rp 100.000
Penjilidan+foto copy Rp 15,500 X 10 Bendel Rp 155.000
Jumlah Rp 255.000
Total biaya Rp 3.500.000
16
DAFTAR PUSTAKA
Admin Keu LSM. Pengelolaan Keuangan Bagi UMKM. Diakses pada 10 April 2014.
http://keuanganlsm.com/pengelolaan-keuangan-bagi-ukm/
Faisal Maliki Baskoro. 2014. Lima tips cerdas mengelola keuangan umkm. Diakses pada 10
April 2014. http://www.beritasatu.com/ekonomi/173156-lima-tips-cerdas-mengelola-
keuangan-umkm.html
Top Related