PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA KOMPOSTER PORTABLE
KECAMATAN WATES ERA 2013 MENUJU KULONPROGO GREEN AND CLEAN
Oleh:WAHYUDI ISTIONO
Team KKN TEMATIK
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Januari 2013
LEMBAR PENGESAHAN
1
1. Judul KKN-PPM : Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Melalui Pembuatan Grabah Sampah Komposter Portable Untuk Mewujudkan Visi Program KGC (Kulonprogo Green And Clean)
1. Lokasi (Desa/Kec/Kab/Prop) : Kecamatan Wates, Pengasih, Temon2. Ketua
Nama : dr Wahyudi Istiono, M.KesJabatan/pangkat/gol : Lektor Alamat : Bagian IKM FK UGM
3. Lembaga/Pusat Studi/Fak/Jur Pengusul : FAKULTAS KEDOKTERAN4. Lembaga/institusi mitra
Nama Lembaga : Pemkab Kulon Progo
5. DPL yang diusulkan 1
Nama : dr. Wahyudi Istiono,M.KesFakultas : Kedokteran UGM
6. Jumlah Mahasiswa : 30 (orang) (per kecamatan)7. Biaya yang Diusulkan : Rp. 20.000.000,-
(Rp. 10.000.000 sampai Rp. 20.000.000)8. Jumlah Dana diusulkan (LPPM) : 9. Periode Pelaksanaan : Februari s.d April 201310. Sifat Usulan Kegiatan : Tematik11. Kegiatan KKN-PPM Sebelumnya :
Mengetahui
Yogyakarta, 11 Februari 2013
Wakil Dekan Ketua
Bidang Akademik, kemahasiswaan dan Alumni
Dr. Ova Emilia, M.Med Ed, Sp.OG (K),PhD dr. Wahyudi Istiono, M.KesNIP. 196402191990032001 NIP. 196205111999031001
1
2
1.Judul : : Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Melalui Pembuatan Grabah Sampah
Komposter Portable Untuk Mewujudkan Visi Program KGC (Kulonprogo Green And Clean)
2.Analisis situasi
Mengelola sampah butuh strategi yang tepat. Sebab pertumbuhan penduduk yang menambah
keberadaan sampah hingga sempitnya keberadaan ruang telah menjadi persoalan pelik dan
menimbulkan dampak lingkungan serta sosial yang amat serius. Kasus sampah rumah tangga
secara nasional hampir sama, sebagaimana terjadi di daerah lain misalnya Jambi, sebagaimana
gambar dibawah ini (http://satker-plpjambi.blogspot.com/2010/11/pengelolaan-sampah-
rumah-tangga-warga.html):
Sampah warga sama seperti sampah-sampah kota pada umumnya. Sampah ini bercampur antara
sampah organik dengan sampah non organik. Warga belum memiliki kesadaran untuk
memisahkan antara sampah organik dengan sampah non organik. Sampah-sampah ini
dikumpulkan setiap dua hari sekali oleh petugas sampah.
Gambar sampah warga , Gambar samapah yang bisa dijual
Dilihat dari gambar di atas, sampah warga didominasi oleh sampah-sampah non organik. Sampah non organik yang paling banyak adalah sampah plastik. Dari setiap kelompok ini berdasarkan bisa tidaknya didaur ulang dapat dikelompokkan menjadi bisa didaur ulang dan tidak bisa didaur ulang.
Pembagian kelompok sampah warga
Contoh kelompok sampah tersebut adalah sebagai berikut:
A. Sampah Organik Bisa Didaur Ulang: kertas, kardus, koran, majalah, dll
3
B. Sampah Organik Tak Bisa Didaur Ulang: sisa makanan, daun, sisa sayuran, dll.
C. Sampah Non-organik Bisa Didaur Ulang: logam (besi, alumunium, tembaga), botol, bekas
botol minuman, kaleng, plastik, kaca, dll.
D. Sampah Non-organik Tak Bisa Didaur Ulang: plastik yang tidak bisa diaur ulang, baterai
bekas, dll.
Sampah-sampah yang bisa didaur ulang baik organik maupun non-organik bisa dijual. Saat ini
sudah ada pengepul barang-barang bekas yang datang ke lokasi pengelolaan sampah ini. Dalam
satu minggu minimal mereka bisa mendapatkan dana tambahan Rp. 50.000 dari barang bekas
daur ulang ini. Satu bulan berarti kira-kira Rp. 200.000. Jumlah ini justru lebih tinggi nilainya
daripada pengolahan sampah organik menjadi kompos.
Sedangkan sampah non-organik yang tidak bisa didaur ulang seharusnya dibakar. Namun, saat
ini mereka belum memiliki incinerator untuk membakar sampah. Jika sampah ini dibakar
langsung akan diprotes warga, karena asapnya ke mana-mana dan masuk ke rumah-rumah
warga. Dengan incinerator, cerobong bisa dibuat tinggi sehingga asap bisa langsung ke udara.
Selain itu pembakaran bisa berlangsung sempurna dan mengurangi pencemaran udara.
Sampah organik diolah menjadi kompos. Kompos dapat diolah lagi menjadi pupuk organik
untuk dijual. Atau digunakan sendiri untuk menanam tanaman hias, tanaman apotik hidup, atau
tanaman sayuran/buah-buahan.
Proses Pengelolaan Sampah
Proses pengolahan sampah warga Gunung Batu kurang lebih sebagai barikut:
A. Pengumpulan Sampah Warga
Sampah warga dikumpulkan dari rumah ke rumah yang seluruhnya terdiri dari 6 RT. Sampah ini
dikumpulkan oleh petugas yang khusus setiap 2 hari sekali dengan menggunakan gerobak
sampah. Sampah-sampah ini dikumpulkan di tempat penampungan sementara. Petugas yang
terdiri dari dua orang bekerja dari pagi sampah menjelang sholat dhuhur.
4
Contoh Sampah Campur dan diangkut secara konvensional dengan gerobak dari rumah-rumah warga
B. pemilahan Sampah
Pemilahan sampah merupakan bagian yang cukup rumit. Banyak makan waktu dan tenaga,
problem pemisahan sampah perlu dimulai dengan memisahkan sampah organik dan non organik
sejak dari rumah-rumah. Hal ini perlu penyadaran yang terus menerus, mungkin perlu waktu
lama tetapi harus dimulai sejak dari sekarang. Mungkin sebagai perangsang bisa dengan
memberikan reward bagi warga yang mau memisahkan sampahnya. Rewardnya tidak perlu
mahal-mahal, misalnya warga yang mau memisahkan sampahnya diberi hadiah tanaman hias
atau tanaman-tanaman yang lain.
Gambar 1: Bentuk sampah RT yang belum terkelola
C. Pengomposan
Sampah-sampah organik yang tidak bisa didaur ulang diolah menjadi kompos dengan
menggunakan aktivator dan dengan pengembangan teknologi tempat komposter akan mengatasi
kesulitan tersebut.
5
KULON PROGO CLEAN AND GREEN berawal dari rumah
Salah satu upaya Pemkot Kulonprogo-DIY melalui Dinas Kebersihan Kota Kulonprogo
adalah membentuk kader lingkungan yang bisa mengangkat Kota Kulonprogo menjadi Clean
and Green butuh waktu untuk melihat hasil dari pengkaderan dengan gerakan aplikasi
pembuatan Grabah sampah komposter diharap mampu memberikan progres mengenai
kebersihan lingkungan .
Model pengelolaan sampah dengan cara penimbunan (open dumping) harus segera
ditinggalkan sebab tahun-tahun mendatang perlu pengelolaan sampah yang praktis dan efisien
khususnya terhadap sumber sampah dari rumah tangga yakni pengelolaan sampah organik
maupun anorganik hingga penanggkapan gas metan yang diproduksi oleh tumpukan sampah.
Pengelolaan dengan model komposter masih belum populer sebagian besar masih
menggunakan pola lama yakni mengubur sampah yang ada dengan tumpukan tanah maupun
pasir masih 95% yang menggunakan open dumping .Semakin bertambahnya penduduk di
Wilayah Kota Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) khususnya di Kelurahan Wates,
akan memberikan dampak semakin tingginya timbulan sampah yang ada terutama timbulan yang
berasal dari pemukiman rumah tangga . Berdasarkan identifikasi permasalahan dan analisis
prasarana kota Kulonprogo sebagai kota Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
(DIY) pengelolaan sampah yang ada saat ini masih memerlukan peningkatan baik berupa
peningkatan kualitas sarana dan prasarana persampahan maupun kualitas
pelayanannya.Identifikasi permasalahan-permasalahan yang ada adalah sebagai berikut :
(1). Tingkat pelayanan pengelolaan persampahan yang ada masih rendah yaitu kurang dari 80 %
(2). Kurang fasilitas pengumpul sampah
(3).Daya tampung tempat sampah di sudut-sudut kota Kulonprogo hanya mampu menampung
sifatnya ensidendal saja.
(4). Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan.
(5). Belum efektifnya sangsi terhadap pelanggaran hukum mengenai kebersihan.
(6). Masih minimnya penerimaan restribusi sampah
6
Secara garis identifikasi permasalahan digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2: Skema Identifikasi Masalah Lingkungan persampahan Saat ini Kota Kulonprogo DIY ( Sumber : dimodifikasi dan diadopsi Hari, 2009)
Untuk mengantisipasi permasalahan diatas berbagai upaya yang telah dilakukan oleh
Pemerintah Kota Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) antara lain :
(1). Meningkatkan pelayanan pengelolaan persampahan dengan menambah sarana dan prasarana
yang ada.
(2). Mengupayakan penanganan sampah sedekat mungkin dari sumber sampah
(3). Meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelalaan sampah.
(4). Mengupayakan peningkatan pendapatan dari restribusi sampah
Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah tersebut masih memerlukan
kecenderungan pada penambahan sarana prasarana yang membutuhkan dana besar, sedangkan
kemampuan pembiayaan dari Pemerintah Kota Kulonprogo amat sangat terbatas. Pendidikan
kepada masyarakat tentang pengelolaan sampah telah dilakukan oleh pemerintah terutama para
tokoh masyarakat melalui jalur pendidikan formal.
7
Identifikasi masalah lingkungan persampahan
saat ini di Kota Kulonprogo DIY
Pengelolaan persampahan masih rendah
Fasilitas pengumpul sampah masih kurang
Daya tampung berkemampuan terbatas
Kesadaran masyarakat menjaga kebersihan lingkungan
Sangsi pelanggaran masih lemah
Peneriman restribusi sampah rendah
Secara garis besar untuk mengatisipasi persampahan di Lingkungan dapat digambarkan
diagram blok sebagai berikut :
Gambar 3: Skema cara mengatasi masalah persampahan yang harus dilakukan di Kota Kulonprogo DIY (Sumber : Modifikasi dan diadopsi Hari, 2009)
Kegiatan pelatihan kepada masyarakat untuk ditumbuh kembangkannya tentang kesadaran
masyarakat dalam mengatasi masalah kebersihan dan kesehatan lingkungan mereka belum
diberikan ketrampilan khusus tentang Pembuatan Grabah Sampah Komposter Portable Rumah
Tangga dan penerapan teknologinya untuk menunjang kebersihan Program Kulonprogo Kota
sehat.
Berdasarkan studi eksplorasi /Wawancara dan observasi di lapangan oleh Tim KKN
LPPM akhir tahun 2012, kepada Kelurahan/masyarakat di Kota Kulonprogo Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY) tersebut menunjukkan bahwa masyarakat sangat tertarik untuk diberikan
pelatihan sekaligus praktek lapangan terhadap kelanjutan program yang telah dilakukan
terutama menyentuh langsung kepada masyarakat yaitu ibu-ibu rumah tangga agar secepatnya
dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat kepada perwujudan dilapangan . Harapan terakhir
dari kepala kelurahan/masyarakat di Kota Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
masalah kebersihan terutama pengelolaan sampah belum berhasil.
Ditinjau dari sisi daya dukung lingkungan kelurahan Wates di Kota
Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sangat potensial dilakukan
8
Cara alternatif mengatasi masalah persampahan yang harus dilakukan di Kota Kulomprogo
Menambah sarana/prasarana + pengelolaan persampahan yang ada
Upaya penanganan sampah sedekat mungkin dari sumber sampah
Mendorong peran serta masyarakat /swasta dalam pengelolaan sampah
Upaya peningkatan pendapatan restribusi persampahan yang riil
pengomposan baik secara individu pada setiap rumah tangga maupun
secara kolektif. Hal tersebut ditunjang dengan perlunya dibuat/didirikan unit
pengomposan kota di Kelurahan-kelurahan tersebut oleh Dinas Kebersihan
Kota, namun belum Melibatkan masyarakat . Terdapatnya rumah
pemoGrabahan hewan yang merupakan reduksi kotoran hewan dan
buangan limbah cair dan padatnya yang kecenderungan potensial untuk
dikomposkan.
Pengomposan secara individu menggunakan Grabah Sampah
Komposter Portabel rumah tangga juga sangat potensial dilakukan di tingkat
kelurahan-kelurahan di Kota Kulonprogo DIY mengingat masih terdapat
lingkungan pemukiman yang memiliki lahan yangcukup untuk dilakukan
pengomposan di lahan sendiri. Menurut kepala kelurahan/Masyarakat
program pengomposan di tingkat rumah tangga akan dilakukan secara
kolektif setiap lima rumah tangga diberikan satu Grabah sampah Komposter
rumah tangga.
Berkaitan dengan program penanganan persampahan tersebut .Pusat
Penelitian dan Pemukiman. Badan Penelitian dan pengembangan
Departemen PU mengenalkan alat pengelolaan sampah basah yang disebut
Grabah Sampah Komposter Rumah Tangga , Sosialisasi alat pengomposan
tersebut telah dilakukan melalui Dinas Kebersihan Daerah namun belum
menyeluruh . Pelatihan ketrampilan masyarakat di tingkat kelurahan-
kelurahan di Kota Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam
pembuatan Grabah Sampah Komposter rumah tangga dan Penerapan
teknologinya untuk menunjang keberhasilan program paradigma sehat Kota
Kulonprogo DIY ini diharapkan menunjang program departemen Pemukiman
dan Prasarana Wilayah tersebut.
3.Permasalahan Mitra
Masalah yang dihadapi permasalahan mitra di Kelurahan Wates kota
Kulonprogo merupakan wilayah berbasis masyarakat dengan heterogenitas
sebagai sumber sampah baik sampah organik maupun sampah non organik
9
baik tingkat rumah tangga (RT) ataupun tingkat rukun warga (RW) yang
banyak menghasilan sampah dapur atau sampah basah hasil dari hasil
buangan warga RT/RW dimana penanganan sampah dibuang sembarangan
sehingga menimbulkan pandangan yang kurang higenis dan menimbulkan
bau yang kurang sedap bahan sumber penyakit maka diperlukan cara
teknologi yang terbaik untuk penanganan pembuangan sampah. Sehingga
perlu memanfaatkan sampah rumah tangga dikelola secara baik dengan
Grabah Sampah Komposter Portable
Sebagaimana permasalahan yang dihadapi di Kelurahan Wates
Kulonprogo diantaranya adalah:
1. Bagaimana mengenalkan program penanganan sampah terutama
dengan teknologi Grabah komposter kepada seluruh tokoh
masyarakat di wilayah kelurahan Wates kota Kulonprogo DIY ?
2. Bagaimana memberikan ketrampilan cara pemisahan sampah basah
dengan sampah kering yang akan menentukan kecepatan dan kualitas
pengomposan bagi seluruh tokoh masyarakat di wilayah kelurahan
Wates kota Kulonprogo DIY ?
3. Bagaimana memberikan ketrampilan cara pembuatan Grabah sampah
komposter kepada seluruh tokoh masyarakat di wilayah kelurahan
Wates kota Kulonprogo DIY
4. Bagaimana memberikan ketrampilan penerapan teknologi
pengomposan dengan metode teknologi Grabah Sampah Komposter
Portable kepada seluruh tokoh masyarakat di wilayah kelurahan Wates
kota Kulonprogo DIY ?
4.Solusi Yang Ditawarkan
Untuk mendukung realisasi program Pengelolaan Sampah
dilaksanakan dengan metode kegiatan ceramah dan tanya jawab praktek
demo di masyarakat dalam pembuatan secara swadaya Grabah Sampah
Komposter Portable dan praktek di rumah-rumah dalam pemilahan sampah,
penanaman sampah komposter dan pengomposan.
10
Gambar 5 : grabah sampah dengan pemasangan portable ( Sumber : Modifikasi dari Hari R, 2009 )
Secara garis besar solusi yang ditawarkan yang berkaitan dengan
program ramah sampah KGC untuk menunjang visi program KGC
(Kulonprogo Green And Clean) disusun sebagai berikut:
Gambar 6 : Skema Program Ramah Sampah Untuk menunjang KGC (Kulonprogo Green And Clean), (Modifikasi, Hari,2009)
11
Program Ramah sampah
Trampil membuat tong sampah Komposter skala rumah tanggaTrampil memisahkan sampah baah dan sampah keringPandai merawat alat tong sampah komposterTrampil menjelaskan kepada mayarakat tentang tong sampah komposter
Pentransferan Ilmu dan Ketrampilan Kepada Masyarakat Luas
Seluruh masyarakat memiliki budaya ramah sampah
Kulonprogo Bersih dan sehat
Seluruh tokoh masyarakat kelurahan Wates Kulonprogo
Menunjang Program KGC (Kulonprogo Green And Clean)
Solusi yang ditawarkan
Solusi yang ditawarkan
4.3.Solusi Potensi Ekonomi Produk Mitra
Manfaat secara ekonomis yang dapat diperoleh bila menggunakan
rancangan Grabah Sampah Komposter yang ditawarkan adalah sebagai
berikut :
Pertama, Trampil membuat grabah sampah komposter skala rumah tangga
dan dapat diperjual belikan sebagai bentuk ketrampilan khusus
Kedua, Memiliki ketrampilan dalam memilah sampah basah yang
dimanfatkan sebagai kompos dan dapat dijual sebagai pupuk tanaman dan
sampah kering atau plastik yang dapat dijual dan di daur ulang kembali
sebagai barang yang bermanfaat
Ketiga, sebagai contoh, saat ini sudah ada pengepul barang-barang bekas yang datang ke
lokasi pengelolaan sampah Rumah Tangga, . Dalam satu RW, tiap satu minggu minimal mereka
bisa mendapatkan dana tambahan Rp. 50.000 dari barang bekas daur ulang ini. Satu bulan berarti
kira-kira Rp. 200.000. Jumlah ini justru lebih tinggi nilainya daripada pengolahan sampah
organik menjadi kompos.
4.4.Solusi Nilai Tambah Produk Dari Sisi Ipteks
Nilai tambah produk dari sisi Iptek aktualisasinya memiliki nilai tambah sebagai
berikut :
(a).Berdasarkan konstruksi dan bahan baku Grabah sampah komposter yang dikembangkan
memliki konstruksi yang sangat sederhana karena menggunakan bahan baku lokal ,
kesederhanaan konstruksi bertujuan agar pemakai dapat mengoperasikan merawat dan mudah
dicontoh oleh orang lain, sedangkan bahan baku menggunakan bahan baku lokal sehingga
kerusakan yang mungkin timbul terjadi atau membuat lagi dapat dilakukan dengan mudah
digunakan.
12
(b). Ditinjau dari konsep sistim kerja dari Grabah sampah komposter diharapkan mampu
mendorong industri kecil untuk membuat peralatan lainnya yang sejenis dengan Grabah
komposter skala rumah tangga yang lebih besar
(c). Temuan Alat teknologi tepat guna yang diadopsi dari rancang oleh TIM LPM Universitas
Nusa Cendana dan dikembangkan tim KKN FK UGM dengan bersama Industri rekan dapat
dikembangkan secara akademis utamanya untuk kegiatan penelitian dan Pengabdian
Masyarakat Perguruan Tinggi masa akan datang khususnya teknologi Grabah sampah komposter
skala rumah tangga
Pemanfaatan teknologi tepat guna yang dikembangkan berupa Grabah sampah
komposter mendatangkan nilai tambah dalam bentuk efisiensi tenaga, waktu dan biaya yang
dapat disetarakan dengan keuntungan financial tersebut dapat dibuat sendiri karena teknologinya
sederhana dan dengan biaya yang terjangkau, karena bahan yang dibutuhkan mudah didapat
dipasaran, Sehingga sangat memungkinkan pengusaha kecil masyarakat Grabahkoh masyarakat
atau rekan membuat dalam jumlah yang banyak baik digunakan dilingkungan sendiri maupun
dipasarkan diluar lingkungan Selain itu memproduksi memproduksi alat teknologi tersebut
dalam jumlah yang besar merupakan penciptaan lapangan kerja baru.. Dari sisi IPTEKS
teknologi ini merupakan teknologi tepat guna (TTG) yang memberikan pola pikir baru dalam
kajian ilmiah yang ingin mendalami model tipe komposter yang merupakan degradasi sampah
4.5. Dampak Sosial Secara Nasional.
Dampak sosial dengan tempat sampah Grabah komposter dalam tatanan dan sistim
budaya yang ada di masyarakat saat ini, mulai manampakkan perubahan yang cukup
menggembirakan. Dengan adanya teknologi tepat guna atau alat ini, secara bertahap diharapkan
dapat mendorong untuk mengubah pola kerja konvensional menjadi pola kerja yang lebih
produktif dalam pengelolaan sampah skala rumah tangga di Kelurahan Wates Kulonprogo DIY
Penggunaan Grabah sampah Komposter skala rumah tangga ini akan menaikkan
efisiensi kerja, karena kapasitas kerja yang dapat dicapai dapat mempersingkat pola kerja pola
lebih cepat dalam memproduksi sampah dan tidak menimbulkan bau atau pengaruh linggkungan
. Bila penggunaan Grabah sampah komposter tidak menutup kemungkinan alat ini dapat pula
digunakan secara nasional khususnya pengelolaan sampah dapur atau sampah rumah tangga
sebagai sumber sampah
13
5.Target Luaran
Adapun metode kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan IPTEKS tentang Pelatihan
pengelolaan Sampah Komposter terhadap masyarakat di wilayah kelurahan Wates Kota
Kulonprogo dilakukan dengan memperbaikan kegiatan program sebagai berikut :
No Kegiatan Program Pengelolaan
Sampah
Metode Media
1 Pengenalan teknologi sampah
Komposter RT
Ceramah dan
Demonstrasi
Contoh-contoh
pengelolaan sampah
2 Pengenalan bahan pembuatan
Komposter RT
Demonstrasi
Praktek
Bahan dan Alat alat
komposter
3 Teori dan Praktek aplikasi Grabah
Sampah Komposter Skala RT
Demonstrasi
Praktek
Bahan dan Alat alat
kerja komposter
4 Teori Praktek Pembuatan
Kompos dg Kompoater
Demonstrasi
Praktek
Hasil Kompos
Rumah Tangga
5 Evaluasi hasil luaran pelatihan Dokumentasi
Instrumen Evaluasi
Dokumentasi/
Instrumen
Adapun gambaran pembuatan Grabah sampah yang dimaksudkan adalah bahan yang harus
disediakan dalam pembuatan Grabah grabah sampah komposter portable adalah :
a. Badan Grabah (tabung plastik bekas) berkapasitas kurang lebih 70 liter s/d 100 liter satu
buah
b. Pipa aerasi dari bahan PVC o sepanjang 2 m
c. Kerikil o 1 -2 cm sebanyak kurang lebih 0,16 m3
d. Perlengkapan seperti mur, baut dan lain sebagainya secukupnya. Gambaran ditail sebagai
berikut (terlampir)
Komposter ini dapat dioperasikan secara individu di rumah-rumah dan dapat menampung
sampah dapur selama kurang lebih 7 bulan bagi keluarga yang beranggotakan 5-6 orang .Proses
pengomposan berlangsung selama 3 – 5 bulan setelah komposter kurang lebih 1 m 2 . Adapun
solusi yang ditawarkan kepada mitra Kelurahan .................. Kota Kulonprogo dapat disusun
melalui beberapa hal penting diantaranya sebagai berikut :
14
1) Pengelolaan Sampah dengan Grabah Komposter.
Menyikapi kondisi tersebut diatas diperlukan suatu upaya dengan melakukan rancangan
teknologi tempat sampah komposter sebagai pendukung permasalahan sampah khususnya
wilayah kelurahan .................. Kulonprogo DIY untuk melakukan pengurangan sampah
semaksimal mungkin dari sumbernya dalam hal ini dilingkungan RT/RW. Adapun teknologi
yang digunakan merupakan inovasi IPTEKS memperhatikan aspek yang ramah lingkungan akan
yang membantu kesulitan masyarakat bahkan Pemerintah Daerah / PEMDA berupa Grabah
sampah komposter skala rumah tangga
Untuk menjawab permasalahan demi mitra di masyarakat di kelurahan ..................
tersebut maka diberikan solusi agar mitra masyarakat dikelurahan .................. dapat
berkontribusi ditawarkan suatu solusi dengan memanfaatkan sampah sebagai kompos dengan
alat komposter
Pengelolaan sampah yang baik akan menciptakan lingkungan kota yang sehat dan bersih
yang akan menunjang perolerahan piala Adipura bagi kota yang bersangkutanya diharapkan
semua fihak dapat ikut bersama-sama mengelola sampah secara sederhanan yaitu
mengelola/memanfaatkan kembali sampah dapur menjadi kompos dengan komposter rumah
tangga.
2) Metode Penyuluhan pengelolaan sampah dengan Komposter
Untuk mengantisipasi permasalahan diatas berbagai upaya yang telah dilakukan oleh
TIM KKN FK UGM di Kulonprogo
(1). Meningkatkan pelayanan pengelolaan persampahan dengan menambah sarana dan prasarana
yang ada.
(2). Mengupayakan penanganan sampah sedekat mungkin dari sumber sampah
(3). Meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sampah.
(4). Mengupayakan peningkatan pendapatan dari restribusi sampah
Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh TIM KKN FK LPPM UGM tersebut masih
memerlukan kecenderungan pada penambahan sarana prasarana yang membutuhkan dana besar,
sedangkan kemampuan pembiayaan dari Pemerintah Kota Kulonprogo amat sangat terbatas.
Pendidikan kepada masyarakat tentang pengelolaan sampah telah dilakukan oleh pemerintah
15
terutama para tokoh masyarakat melalui jalur pendidikan non formal dalam hal ini Ibu-Ibu PKK
di kelurahan ..................Kulonprogo
Adapun metode kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan IPTEKS tentang Pelatihan
pengelolaan Sampah Komposter terhadap ibu-ibu PKK dikelurahan dilakukan dengan
memperhaikan kegiatan program sebagai berikut :
No Kegiatan Program Pengelolaan
Sampah
Metode Media
1 Pengenalan teknologi sampah
Komposter RT
Ceramah dan
Demonstrasi
Contoh-contoh
pengelolaan sampah
2 Pengenalan bahan pembuatan
Komposter RT
Demonstrasi
Praktek
Bahan dan Alat alat
komposter
3 Teori dan Praktek aplikasi Grabah
Sampah Komposter Skala RT
Demonstrasi
Praktek
Bahan dan Alat alat
kerja komposter
4 Teori Praktek Pembuatan
Kompos dg Komposter
Demonstrasi
Praktek
Hasil Kompos
Rumah Tangga
5 Evaluasi hasil luaran pelatihan
terhadap Masyarakat atau ibu-ibu
PKK
Dokumentasi
Instrumen Evaluasi
Dokumentasi/
Instrumen
3) Model Pengkomposan hasil buangan sampah RT
Ditinjau dari sisi daya dukung lingkungan kelurahan Wates di Kota Kulonprogo Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY) sangat potensial dilakukan pengomposan baik secara individu pada
setiap rumah tangga maupun secara kolektif. Hal tersebut ditunjang dengan perlunya
dibuat/didirikan unit pengomposan kota di Kelurahan-kelurahan tersebut oleh Dinas Kebersihan
Kota, namun belum Melibatkan masyarakat . Terdapatnya rumah pemoGrabahan hewan yang
merupakan reduksi kotoran hewan dan buangan limbah cair dan padatnya yang kecenderungan
potensial untuk dikomposkan. Didalamnya sampah rumah tangga dari dapur-dapur rumah tangga
Pengomposan secara individu menggunakan Grabah Sampah Komposter rumah tangga
juga sangat potensial dilakukan di tingkat kelurahan-kelurahan di Kota Kulonprogo DIY
mengingat masih terdapat lingkungan pemukiman yang memiliki lahan yang cukup untuk
dilakukan pengomposan di lahan sendiri. Menurut kepala kelurahan/Masyarakat program
16
pengomposan di tingkat rumah tangga akan dilakukan secara kolektif setiap lima rumah tangga
diberikan satu Grabah sampah Komposter rumah tangga
Terkait dengan program tersebut maka luaran dalam kegiatan ini difokuskan pada
rancangan pembuatan tekonologi Grabah sampah komposter sebagai berikut dibawah ini :
1) Mengelola Sampah dengan Grabah Sampah Komposter Portable Skala RT
Gambar 7: Bentuk Rancangan Luaran Tempat Sampah Grabah Sampah komposter yang Diusulkan
17
PENGKOMPOSAN SECARA INDIVIDUAL
PENGKOMPOSAN SECARA KOLEKTIF
Tempat sampah basah
Bak sampah Komunual
Gerobak sampah basahDIKEMBANGKAN DENGAN TEKNOLOGI LINGKUNGAN
GRABAH SAMPAH KOMPOSTER PORTABLE RUMAH TANGGA
DikeLolaRT/RW
Grabah Komposter
Lubang Drain
Tanah
Lubang
Penutup
CARA PEMSANGAN GRABAH KOMPOSTER
UNTUK RUMAH TANGGA
Sampah basah
Kerikil
Lapisan tanah
(Sumber Temuan Modifikasi : diadopsi DPU,1977), modifikasi dengan Grabah ayaman bambu bulat atau selang berlubang
2) Bentuk kompos hasil pengolahan dari Komposter
Pembuatan kompos organik dari bahan sampah rumah tangga atau dapur
dengan mekanisme kerja sebagai berikut:
(1). Pisahkan sampah dapur atas sampah basah yang mudah membusuk
dan sampah kering sejak awal pada tingkat rumah tangga.
(2). Kantong Plastik untuk tempat sampah basah tidak boleh dimasukkan
kedalam Grabah sampah Komposter (hanya sampah basah saja yang
masuk dalam Grabah sampah komposter).
(3).Grabah Sampah Komposter harus ditutup rapat setelah pengisian . Hal
ini untuk memudahkan membuka dan menutup Grabah, tutup dapat
disesuaikan menurut keinginan sejauh dapat tertutup rapat.
(4).Didalam Grabah sampah Komposter dapat tumbuh belatung yang tidak
berbahaya dan akan hilang setelah pengisian tiga bulan.
Gambar 8: Target Nilai Tambah Perlunya Pengkomposan hasil buangan sampah RT(Sumber : Modifikasi diadopsi , Hari R, 2009)
3) Ketrampilan kepada masyarakat
Ketrampilan dimaksudkan bahwa para tokoh masyarakat kelurahan
Wates ini dapat melakukan aplikasi nyata akibat dari metode penyuluhan
18
atau pelatihan yang dilakukan oleh TIM KKN LPPM UGM. Melalui teori dan
praktek dengan metode ceramah dan tanya jawab.
Gambar : 9. Bentuk target luaran ketrampilan yang perlu diaplikasikan kepada masyarakat
( Sumber : Modifikasi diadopsi Hari. R, 2009)
6.Kelayakan
6.1. Kualifikasi Tim pelaksana
Pelaksana adalah mahasiswa KKN LPPM UGM tahun 2012 yang
konsentrasinya pada masyarakat pasar, dilanjutkan oleh mahasiswa
KKN tahun 2013 di kecamatan yang sama di lingkungan rumah
tangga dilingkungan RT/RW. Kegiatan ini di dampingi oleh DPL
pengusul tema.
19
6.3. Jadwal kegiatan
Untuk menunjang keberhasilan program kegiatan Pengelolaan Sampah
disusunlah jadwal rencana kerja sebagai berikut:
No
Rencana Kerja Jadwal Kerja (mingguan)1 2 3 4 5 6 7 8
1 Pembekalan Program Pengelolaan Sampah Komposter portabel
x
2 Survei Lokasi RW/RT untuk menentukan program Pengelolaan Sampah Komposter Portabel wilayah Kelurahan Wates
x
3 Menjelaskan desain teknologi tepat guna Komposter Portabel untuk mentransfer teknologi yang akan diterapkan
x
4 Metode pelatihan penyuluhan warga masyarakat RW/RT di kelurahan Wates Kota Kulonprogo dan penerapan Grabah sampah Komposter
x x x
5 Evaluasi hasil program Pengelolaan Sampah komposter portabel pada RW/RT dikelurahan Wates Kulonprogo
X
6 Pelaporan hasil kegiatan program Pengelolaan Sampah sebagai pertanggung jawaban ke Bupati, Dinas terkait, LPPM
X
7. Biaya Pekerjaan
Biaya pekerjaan program dalam pelaksanan Pengelolaan Sampah
disusun sebagai berikut:
1. BIAYA MATERIALNo Uraian Sat Jumlah (Rp) Total (Rp)
1 Grabah komposter 80 mg (model)@ Rp 100.000,- (LPPM)
8 unit 800.000,- 800.000,-
20
2 Swadaya masyarakat @ Rp 100.000,- (seratus rumah)
100 unit
8.000.000,- 8.000.000,-
3 Fasilitasi Mitra KKN ? ? ?Jumlah (1)
2. Peralatan Penerapan IPTEKSNo Uraian Sat Jumlah (Rp) Total (Rp)1 Peralatan Cor semen untuk Grabah
Komposter 1 pk 1000.000,00 1.000.000.00
2 Gergaji khusus pipa PVC/ selang plastik
1 pk 100.000,00 100.000,00
3 Penggaris Siku 1 pk 90.000,00 90.000,004 Senter 1 pk 70.000,00 70.000,005 Palu besi 1 pk 200.000,00 200.000,006 Palu Plastik 1 pk 100.000,00 100.000,007 Meteran 1 pk 70.000,00 70.000,008 Lem Khusus PVC/ selang 1 pk 80.000,00 100.000,009 Sekop/Lempak 1 pk 100.000,00 100.000,0010 Cater / Pisau 1 pk 100.000,00 200.000.0011 Gergaji khusus Pipa PVC 1 pk 200.000,00 800.000,0012 Kodak digital 1 bh 3.000.000,00 3000.000,0013 Pencil 1 pk 30.000,00 30.00014 Spidol besar /Snomen 1 pk 100.000 100.000,00Jumlah (2) 5.960.000,00
3. Bahan untuk Penerapan IPTEKSNo Uraian Sat Jumlah (Rp) Total (Rp)
1 Semen/ tanah liat 1 pk 1.000.000,00 1.000.000,002 Bambu/Pring 20 lj 100.000,00 200.000,003 Pipa Paralon/PVC 1 Pk 1.000.000,00 1000.000,004 Kerikil ( Batu Kerikil ) 1 Pk 100.000,00 100.000,00Jumlah (3) 2.300.000,00
4. PerjalananNo Uraian Sat Jumlah (Rp) Total (Rp)1 Transport Pimp Lurah/Pemda
Kulonprogo2 or 1.000.000,00 2.000.000,00
2 Transport Peserta Pelatihan 1 pk 500.000,00 500.000,003 Transport Tim IPTEKS 3 or 500.000,00 1.500.000,004 Transport Pembantu 1 pk 500.000,00 500.000,005 Transport Tenaga Administrasi 1 pk 500.000,00 500.000,00Jumlah (4) 5.000.000,00
21
5. Pelatihan /PenyuluhanNo Uraian Sat Jumlah (Rp) Total (Rp)1 Pelatihan untuk Ibu-Ibu PKK 1 pk 2.000.000 2.000.000,00Jumlah (5) 2.000.000,00
6. Pemasangan dan Praktek pembuatan alat komposterNo Uraian Sat Jumlah (Rp) Total (Rp)1 Pelatihan untuk Ibu-Ibu PKK 1 pk 1.000.000,00 1.000.000,002 Tim Pelatih/penyuluh LPM UGM 1 pk 1.000,000,00 1.000,000,003 Tim Pihak kelurahan/staf 1 pk 1.000,000,00 1.000,000,004 Tim Administrasi pelatihan 1 pk 1.000.000,00 1.000.000,005 Tim Laboran dalam pelatihan 1 pk 1000.000,00 1000.000,00Jumlah (6) 5.000.000,00
7. Uji Sampah / pembuatan KomposNo Uraian Sat Jumlah (Rp) Total (Rp)1 Uji remuk sampah 1 pk 3.000.000,00 3.000.000,002 Uji Bau sampah 1 pk 1.000.000,00 1.000.000,003 EM4 1 pk 2.000.000,00 2.000.000,004 Pemilahan sampah 1 pk 1.000.000,00 1.000.000,005 Uji kompos 1 pk 1.000.000,00 1.000.000,00Jumlah (7) 9.000.000,00
8. Publikasi Ilmiah, buku panduan, pustakaNo Uraian Sat Jumlah (Rp) Total (Rp)1 Jurnal/refensi Teknologi 1 pk 4.000.000,00 4.000.000,002 Buku Panduan tentang sampah @
Rp10.000,-1 pk 4.000.000,00 4.000.000,00
Jumlah (8) 8.000.000,00
9. Lain-lainNo Uraian Sat Jumlah (Rp) Total (Rp)
1 Seminar dan Konsumsi 1 Pk 2.000.000,00 2.000.000,002 Piagam Peserta Pelatihan 1 pk 300.000,00 300.000,003 Laporan /Penggadan laporan 1 pk 500.000,00 500.000,004 Kertas Kwarto / Folio HVS 1 pk 1.000.000,00 140.000,005 Tip Ek 2 bh 2.500,00 5.000,006 Cuci Film 2 rl 50.000,00 100.000,007 Disket 2 kt 50.000,00 100.000,00Jumlah (9) 3.150.000,00
22
Top Related