54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Lokasi Pnenelitian
a. Profil SMAN 1 Srandakan
SMAN 1 Srandakan merupakan lembaga pendidikan
sekolah menengah atas yang beralamatkan di Jl. Pandansimo Km.1,
Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan, kabupaten Bantul, Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta. Sekolah ini berada dipingiran kota
sekaligus berada di pinggir kali progo dan tidak jauh dari pusat
pemerintahan desa srandakan. Keberadaan sekolah yang mudah di
jangkau karena tidak jauh dari jalur utama Srandakan- kulon progo.
SMAN 1 Srandakan dilewati jalur utama obyek wisata pantai baru
sehingga keberadaanya mudah diketahui. Keadaan lingkungan
sekolah yang berada pada lokasi strategis, berada dipinggiran kota
sehingga jauh dari kebisingan dan keramaian kota yang menjadikan
suasana menjadi nyaman dan tenang sehingga kegiatan belajar
mengajar menjadi kondusif. Meskipun suasana lingkungan sekolah
yang dirasa cukup panas karena berada di pinggiran kali progo
namun usaha penghijauan selalu dilaksanakan untuk menciptakan
suasana yang asri (Observasi, 15 juli 2012).
SMAN 1 Srandakan memiliki suasana yang harmonis
antara siswa, karyawan dan guru. Siswa menghormati guru selaku
orang tua ketika disekolah dengan selalu memberi salam tiap
55
bertemu. Terciptanya suasana seperti ini tentunya tidak terlepas
dari kerja keras guru selaku pendidik serta karyawan sekolah.
Peran aktif guru dalam mendidik siswa agar menjadi peserta didik
yang berkualitas selalu ditunjukan tanpa mengenal lelah. Unggulan
dari sekolah ini terdapat pada bidang seni membatik dimana siswa
di ajarkan cara membatik serta diberikan kesempatan untuk
mengali kemampuan setiap individu mengenai seni membatik
(Observasi, 15 juli 2012).
Pada peringatan 17 agustus siswa diberikan kesempatan
untuk menjadi peserta dan pengibar bendera merah putih. SMAN 1
Srandakan menjadi perwakilan untuk terlibat langsung di lapangan
pemerintah desa Srandakan. Sebuah kehormatan bagi siswa yang
mewakili sekolah untuk tingkat kecamatan srandakan. Selain itu
siswa menciptakan ahlak dan moral setiap bulan ramadhan selalu
melakukan kegiatan agama secara rutin. Serta setiap harinya siswa
dibiasakan untuk sholat Dzuhur berjamaah sehingga siswa menjadi
terbisa untuk melaksanakan hal-hal yang positif (Observasi, 15 juli
2012).
b. Sejarah Berdirinya SMAN 1 Srandakan
SMAN 1 Srandakan pada awalnya bernama SMA PGRI
Srandakan yang berlokasi di jalan Mangiran. SMA PGRI
menempati gedung desa yang berada di dekat pasar mangunan.
Setelah dirasa tempatnya yang tidak mendukung untuk kegiatan
56
belajar mengajar yang letaknya di dekat jalan raya dan gedung
yang terbatas. Sebelum dipindahkan siswanya hanya berjumlah 60
orang (Dra, Badriah S.PD, wawancara 25 Januari 2013).
Pergantian dari SMA PGRI menjadi SMAN 1 Srandakan
terlaksana semenjak 2002. Pada awal pembangunan hanya tersedia
9 ruang yakni 6 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru
dan ruang TU. Untuk meningkatkan jumlah siswa SMAN 1
Srandakan memiliki Visi, Mendidik siswa yang cerdas, terampil,
kompetitif, dan Berkepribadian Indonesia serta Berakhlak mulia.
Serta memiliki misi, Menyelenggarakan proses pembelajaran yang
aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dengan berbasis Iptek dan
Imtaq, menyelenggarakan pembelajaran keterampilan hidup (life
skill) sebagai bekal hidup di masyarakat, menyelenggarakan
pembelajaran muatan lokal dan kebudayaan Indonesia,
menyelenggarakan pendidikan akhlak mulia, percaya diri, tertib,
disiplin, jujur, dan bertanggung jawab. Namun sekarang SMAN 1
Srandakan memiliki siswa sebanyak 256 siswa, 20 guru serta 12
ruang kelas (Observasi, 25 januari 2013)
c. Gambaran Umum SMAN 1 Srandakan
a. Kondisi fisik
SMAN 1 Srandakan berdiri diatas tanah seluas 200.000
m2, dengan luas bangunan 1.481 m2, halaman 1.625 m2,
lapangan olahraga 1.000 m2 serta luas kebun 15.894 m2.
57
Memiliki 12 kelas yang diantaranya kelas X 4 ruang kelas, XI
4 ruang kelas dan kelas XII 4 ruang kelas. Dalam rangka
meningkatkan potensi guru, siswa dan karyawan SMAN 1
Srandakan dilengkapi dengan sarana dan prasarana pendukung
diantaranya adalah (Observasi, 25 Januari 2012)
a. Fasilitas Ruang
1) Ruang kelas terdiri dari 4 kelas X, 4 ruang kelas XI,
dan 4 Ruang kelas XII
2) Laboratorium Biologi
3) Laboratorium Kimia
4) Laboratorium Fisika
5) Laboratorium Komputer
b. Fasilitas Penunjang
1) Masjid
2) Perpustakaan
3) Lapangan upacara
4) Unit Kesehatan Siswa
5) Bimbingan Konseling
6) Lapangan Sepak Bola
7) Lapangan Basket
8) Lapangan Sepak Takrau
9) Lapangan Basket
10) Parkir luas
58
B. Hasil Penelitian
1. Realitas Pembelajaran Sejarah di kelas XI IPS 1 SMAN 1
Srandakan
Pembelajaran sejarah di SMAN 1 Srandakan kelas XI IPS 1
selama ini masih menggunakan metode pembelajaran yang
konvensional. Pembelajaran yang diterapkan oleh guru hanya
mengunakan modul dan dan penugasan. Guru meminta siswa untuk
mengerjakan soal-soal dalam setiap pertemuanya, siswa diberi waktu
untuk mengerjakan soal kemudian dibahas secara bersama-sama.
Pembelajaran yang diterapkan oleh guru bertujuan untuk melatih siswa
cakap dalam penyelesaian tugas berupa soal-soal untuk pencapaian
materi pembelajaran. Namun terdapat kelemahan yakni siswa yang
tidak serius mengerjakan soal akan mendapatkan nilai yang rendah
serta pehaman materi yang tidak merata (Dra. Hariningsih,wawancara,
28 Februari 2013).
Ketika pelajaran akan dimulai masih banyak siswa yang
berkeliaran dan sebagian siswa masih mengobrol dengan temanya.
Keaktifan siswa dikelas masih kurang, ditunjukkan dengan siswa
hanya menjadi pendengar dan tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Oleh karena itu, diperlukan pengunaan media dan penerapan metode
yang lebih menarik sehingga siswa berminat dalam mengikuti
pelajaran sejarah (Observasi, 28 Februari 2013).
59
2. Peningkatan Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran Sejarah
Melalui Metode Group Investigation di Kelas XI IPS I
a. Kegiatan Pra-Tindakan
Sebelum peneliti menjabarkan secara detail mengenai hasil
penelitian. Terlebih dahulu menjabarkan proses sebelum pelaksanaan
tindakan. Terlebih dahulu meminta izin kepada pihak sekolah untuk
melakukan penelitian, peneliti kemudian mencari surat izin secara
resmi melalui badan penelitian daerah (Bapeda). Peneliti mengurus
surat perizinan penelitian dari kampus yang ditujukan kepada
Sekretariat Daerah Yogyakarta. Kemudian mengurus perizinan ke
Bapeda Bantul. Setelah mendapatkan surat menyurat akhirnya
mengurus perijinan kembali ke SMAN 1 Srandakan. Pengajuan surat
ditujukan kepada kepala sekolah kemudian baru berdiskusi dengan
guru mata pelajaran. Pengajuan surat perizinan penelitian bertujuan
sebagai persyaratan yang harus dipenuhi seorang peneliti sebelum
melakukan penelitian. Setelah semua proses perizinan selesai barulah
peneliti melakukan diskusi atau percakapan dengan guru mengenai
proses pembelajaran dengan menggunakan metode Group
Investigation untuk meningkatkan minat belajar siswa (Observasi, 12
November 2012).
Setelah melakukan percakapan dan perbincangan yang panjang
dengan Ibu Dra, Hariningsih di SMAN 1 Srandakan, dapat ditarik
kesimpulan bahwa permasalahan yang muncul dalam pembelajaran
60
sejarah di SMAN 1 Srandakan memiliki jumlah jam pelajaran yang
sedikit serta materi yang banyak sehingga pembelajaran menjadi tidak
efektif yang sering dikejar oleh waktu dan pembagian materi yang
dirasa tidak terpenuhi karena materi sejarah yang banyak. Ketertarikan
siswa untuk mengikuti dan memperhatikan pelajaran yang masih
rendah, seperti ketika pelajaran akan dimulai masih banyak siswa yang
berkeliaran di luar kelas dan saat pelajaran dimulai sebagian siswa
masih mengobrol dengan rekannya. Keaktifan siswa dikelas yang
masih kurang, ditunjukkan dengan siswa hanya menjadi pendengar
yang tidak aktif untuk bertanya dan menanggapi penjelasan guru.
Selain permasalahan diatas, kurangnya minat siswa terhadap pelajaran
sejarah membuat siswa semakin sulit untuk memahami materi
pembelajaran sejarah (Dra, Hariningsih, wawancara, 29 Januari 2013).
Berdasarkan hasil perbincangan tersebut terlihat bahwa tugas
guru untuk memecahkan permasalahan tersebut. Perlu adanya
perubahan dalam pembelajaran agar mampu meningkatkan minat
belajar siswa. Karena dengan menggunakan metode pembelajaran
yang bervariasi akan membuat siswa semakin tertarik untuk mengikuti
pelajaran. Ketika siswa merasa senang terhadap suatu proses
pembelajaran akan berpengaruh pula pada nilai-nilai dan rasa
ketertarikan untuk mengikuti pelajaran sejarah. Metode pembelajaran
baru yang dipilih dalam penelitian ini adalah dengan metode Group
Investigation (Dra,Hariningsih, wawancara, 29 Januari 2013).
61
Fokus utama adalah mengubah pola pikir siswa yang selama
ini menganggap pelajaran sejarah membosankan diperlukan metode
pembelajaran yang menarik, manyenangkan. Dijelaskan kepada guru
sejarah bahwa penelitian ini dibatasi pada peningkatan minat belajar
siswa dalam pembelajaran sejarah dengan menggunakan metode
Group Investigation yang lebih menekankan kerja sama dalam
kelompok untuk melakukan investigasi terhadap masalah-masalah
yang sedang dihadapi. Dengan melakukan Investigasi diharapkan
siswa dapat berfikir kritis sehingga dalam memecahkan masalah dapat
mereka lakukan yang akhirnya dapat meningkatkan keaktifan dan
minat siswa dalam mengikuti pelajaran sejarah (Dra. Hariningsih,
wawancara, 29 Januari 2013)
Di SMAN 1 Srandakan terdapat 12 kelas, untuk kelas X 4
kelas, XI 4 kelas dan XII 4 kelas. Sebelum penelitian dilakukan,
peneliti melakukan pertimbangan yang matang untuk menentukan
sempel kelas mana yang akan digunakan. Berhubung penelitian ini
dilaksanakan pada semester genap maka tidak mungkin menggunakan
kelas XII, karena kelas akan UAN. Berdasarkan pertimbangan guru,
peneliti beserta guru memutuskan penelitian akan dilakukan di kelas
XI IPS (Obsevasi, 29 Januari 2013)
Berdasarkan pertimbangan dari guru dan hasil observasi, kelas
yang diambil untuk diteliti adalah kelas XI IPS 1. Dipilih kelas XI IPS
1 digunakan sebagai tempat penelitian karena minat siswa dalam
62
mengikuti pelejaran yang tergolon rendah, pemahaman materi yang
tidak merata, serta keaktifan dalam kegiatan pembelajara yang masih
rendah. Namun pada dasarnya kelas ini memiliki keberanian untuk
berpendapat yang lebih dibandingkan kelas lainya. Selain itu yang
menjadi pertimbangan adalah sewaktu melakukan kegiatan PPL
peneliti mengampu kelas ini sehingga dirasa sudah saling kenal antar
siswa sehingga dalam pengamatan tidak mengalami hambatan.
Penelitian dimulai pada tanggal 4 Februari 2013 dengan Ibu Dra,
Hariningsih sebagai observer sekaligus kolaborator dan peneliti
sebagai guru yang mengajar (Observasi, 29 Januari 2013)
Peneliti menjelaskan mengenai pokok-pokok yang harus
dilakukan guru maupun peneliti sebelum melakukan metode Group
Investigation. Peneliti bersama guru kolaborator menentukan materi
yang akan digunakan sebagai penelitian. Peneliti sebagai guru harus
menjelaskan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran
dengan menggunakan metode Group Investigation dengan sejelas
mungkin terhadap siswa. Peneliti juga harus mampu membantu siswa
dalam pembelajaran sejarah. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanaan
tiga siklus dengan standar kompetensi menganalisis perkembangan
bangsa Indonesia sejak masuknya pengaruh barat sampai dengan
pendudukan Jepang. Penelitian ini dilakukan di kelas XI IPS 1 SMAN
1 Srandakan yang berjumlah 21 siswa (observasi, 30 Januari 2013).
63
b. Penyusunan Rencana Tindakan
Rancangan dibuat sebagai pedoman untuk guru sejarah,
sehingga dapat mempermudah dalam proses pembelajaran. Selain itu
rancangan dibuat untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran sejarah
dengan menggunakan metode Group Investigation. Guru berperan
sebagai observer atau pengamat sekaligus kolaborator yang membantu
proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan metode Group
Investigation. Tugas guru sebagai observer adalah mengamati
berlangsungnya proses pembelajaran dengan menggunakan metode
Group Investigation terutama tentang minat belajar siswa.
Rencana penelitian dilakukan dalam tiga siklus atau tiga
putaran yang masing-masing siklus memiliki materi yang berbeda.
Siklus I pertemuan pertama yakni Menganalisis Perlawanan Rakyat
Maluku, Perang Paderi, Perang Diponegoro, Perang Aceh. Siklus I
pertemuan kedua yakni Mengidentifikasi Paham Nasionalisme,
Liberalisme, Sosialisme, dan Paham Demokrasi. Siklus II pertemuan
pertama yakni, menganalisis Organisasi Budi Utomo, Sarekat Islam,
Perhimpunan Indonesia, Indische Partij. Siklus II pertemuan kedua
yakni Mengidentifikasi Terbentuknya PPPKI, Kongres Pemuda, Petisi
Suetarjo, dan GAPI(Gabungan Politik Indonesia). Siklus III pertemuan
pertama menganalisis masuknya Jepang ke wilayah Indonesia,
Gerakan Tiga A, Pusat Tenaga Rakyat, Perlawanan rakyat terhadap
Jepang. Siklus III pertemuan kedua yaitu dampak pendudukan jepang
64
bidang politik dan ekonomi, pendidikan dan kebudayaan, menganalisis
BPUPKI, dan PPKI. Setelah masing-masing rancangan tindakan
berakhir, peneliti selalu melakukan diskusi dengan kolaborator sebagai
bentuk refleksi untuk memperbaiki tindakan pada siklus selanjutnya.
c. Pelaksanaan Tindakan
Penelitian Tindakan kelas ini dilakukan dalam tiga siklus yang
masing-masing pelaksanaanya dilakukan dua kali pertemuan. Sehingga
jumlah dari tiga siklus adalah enam kali pertemuan hasilnya dapat
diklasifikasikan sebagai berikut.
Siklus I
a. Perencanaan
1) Standar Kompetensi : Menganalisis Perkembangan Bangsa
Indonesia Sejak Masuknya Pengaruh Barat Sampai Dengan
Pendudukan Jepang
2) Kompetensi dasar : Menganalisis perkembangan pengaruh
Barat dan perubahan ekonomi, demografi, dan kehidupan
sosial budaya masyarakat di Indonesia pada masa kolonial
3) Indikator : Menganalisis Kedudukan dan Dampak
Kehidupan Masyarakat Pada Masa Kolonial
4) Sumber belajar :
a. Modul
65
b. I Wayan Badrika. 2006. Sejarah untuk SMA Jilid 2
Kelas XI Program Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga.
c. M. Habib Mustopo. 2007. Sejarah untuk SMA Kelas XI.
Jakarta: Yudhistira.
5) Metode : Metode Group Investigation
b. Pelaksaan
Siklus I dilakukan dalam dua tahapan yaitu pertemuan
pertama 4 Februari 2013 1x45 Pukul 10.15-11.00 wib dengan
materi menganalisis perlawanan rakyat Maluku, Perang Paderi,
Perang Diponegoro, Perang Aceh, dan pertemuan kedua 7 Februari
2013 2x45 pukul 10.15- 11.45 wib, dengan materi menganalisis
Paham Nasionalisme, Liberalisme, Sosialisme dan Paham
Demokrasi. Pelaksanaan pembelajaran ini menggunakan metode
Group Investigation dipadukan dengan penggunaan modul
bertujuan untuk mempermudah siswa dalam mengamati materi
secara singkat dan jelas.
a) Pertemuan Pertama
1) Guru Membuka salam, doa dan Presensi, guru
memberikan semangat kepada siswa untuk mengikuti
pelajaran sejarah
2) Guru membagikan angket sebelum pembelajaran
dilaksanakan
66
3) Guru menyampaikan pembelajaran dengan menerapkan
dan menyampaikan langkah-langkah pelaksanaan metode
Group Investigation
4) Guru membagi kelas menjadi empat kelompok dengan
masing- masing kelompok terdiri dari 4 siswa, karena
siswa yang hadir hanya 17 dari 21 siswa keseluruan
5) Guru membagikan sumber bacaan dan Modul
6) Guru menugaskan kelompok 1 membahas Perlawanan
Rakyat Maluku, Kelompok 2 membahas Perang Pederi,
Kelompok 3 Perang diponegoro, dan kelompok 4 Perang
Aceh
7) Guru memberikan waktu untuk siswa berdikusi bersama
kelompok
8) Guru membimbing siswa untuk melakukan presentasi
hasil diskusi, disertai dengan proses tanya jawab
9) Guru bersama kolabolator menyimpulkan dan membahas
jalanya diskusi
10) Guru membagikan angket setelah tindakan
11) Guru menyampaikan materi pertemuan selanjutnya
dengan pemberian tugas pada setiap kelompoknya
12) Penutup mengucapkan salam dan doa
67
b) Pertemuan Kedua
1) Guru Membuka salam, doa dan Presensi, guru
memberikan semangat kepada siswa untuk mengikuti
pelajaran sejarah
2) Guru membagikan angket sebelum pembelajaran
dilaksanakan
3) Guru menyampaikan pembelajaran dengan menerapkan
dan menyampaikan langkah-langkah pelaksanaan metode
Group Investigation
4) Guru membagi kelas menjadi empat kelompok dengan
masing- masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa, karena
siswa yang hadir hanya 17 dari 21 siswa keseluruan
5) Guru membagikan sumber bacaan dan Modul
6) Guru menugaskan kelompok 1 membahas Nasionalisme,
Kelompok 2 membahas Liberalisme, Kelompok 3
Sosialisme, dan kelompok 4 Paham Demokrasi
7) Guru memberikan waktu untuk siswa berdikusi bersama
kelompok
8) Guru membimbing siswa untuk melakukan presentasi
hasil diskusi, disertai dengan proses tanya jawab
9) Guru bersama kolabolator menyimpulkan dan membahas
jalanya diskusi
10) Guru membagikan angket setelah tindakan
68
11) Guru menyampaikan materi pertemuan selanjutnya
dengan pemberian tugas pada setiap kelompoknya
12) Penutup mengucapkan salam dan doa
c. Pengamatan
a) Pengamatan Terhadap Guru
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siklus
pertama ini guru telah membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dengan baik. RPP telah dibuat dengan lengkap
dan sesuai dengan Standar Kompetensi maupun Kompetensi
Dasarnya. Guru juga telah menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai sekaligus memberikan apresiasi di awal
pertemuan dengan baik.
b) Pengamatan Terhadap Siswa
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus I sudah
sesuai dengan skenario pembelajaran dengan metode Group
Investigation yang telah dipersiapkan peneliti. Maka minat
siswa sebelum dan sesudah tindakan dapat diketahui sebagai
berikut.
1) Minat belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada saat
sebelum dan sesudah tindakan.
a. Minat belajar siswa sebelum tindakan
Minat sebelum tindakan secara keseluruhan sebesar
59,00%. Apabila dihitung masing-masing kategori
69
variabelnya adalah Rendah sebesar 17,64%, sedang
23,52%, Tinggi 35,29%, Sangat Tinggi 23,52%.
b. Minat belajar siswa sesudah tindakan
Minat sebelum tindakan secara keseluruhan sebesar
59,00%. Apabila dihitung masing-masing kategori
variabelnya adalah Rendah sebesar 17,64%, sedang
23,52%, Tinggi 35,29%, Sangat Tinggi 23,52%.
Berdasarkan angket sebelum dan setelah tindakan di
atas, dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa setelah
menggunakan metode Group Investigation sebesar 59,00%
menjadi 64,00% atau mengalami peningkatan sebesar 5%.
Diketahui bahwa rata-rata minat belajar siswa pada siklus I
sebesar 64,00% maka berdasarkan indikator keberhasilannya
menunjukkan ≤ 70% maka siklus I dikatakan belum berhasil
karena belum memenuhi kategori pencapaian keberhasilan
minatnya.
d. Refleksi
Berdasarkan penelitian pada siklus I proses pembelajaran
dengan penerapan metode Group Investigation yang diperoleh
hasil dari pengisian angket sebelum dan sesudah tindakan maka
dapat diketahui minat belajar siswa berdasarkan tabel berikut ini.
Angket
Sebelum TindakanSesudah Tindakan
sebelum tindakan sebesar
64,00% atau mengalami peningkatan sebesar 5%. Dengan masing
masing kategori variabelnya sebelum tindakan sebesar rendah
17,64%, Sedang 23,52%, Tinggi 35,29% dan Sangat Tinggi
23,52%. Sedangkan mina
masing kategori var
Tinggi 35,29%, dan Sangat Tinggi 29,41%. Maka untuk
mengetahui peningkatan minat pada siklus I dapa
gambar grafik ber
0%
20%
40%
60%
80%
Tabel 10. Minat Belajar Siswa Pada Siklus I
Angket Rata-rata
PencapaianRendah Sedang Tinggi
Sebelum Tindakan
59,00% 17,64% 23,52% 35,29
Sesudah Tindakan
64,00% 17,64% 23,52% 35,29
Diketahui bahwa pada Siklus I rata-rata minat
sebelum tindakan sebesar 59,00%, setelah tindakan menjadi
64,00% atau mengalami peningkatan sebesar 5%. Dengan masing
masing kategori variabelnya sebelum tindakan sebesar rendah
17,64%, Sedang 23,52%, Tinggi 35,29% dan Sangat Tinggi
23,52%. Sedangkan minat siswa setelah tindakan
masing kategori variabelnya Rendah 17,64%, Sedang 23,52%,
Tinggi 35,29%, dan Sangat Tinggi 29,41%. Maka untuk
mengetahui peningkatan minat pada siklus I dapa
gambar grafik berikut.
Gambar 4. Minat Belajar Siswa Siklus I
0%
20%
40%
60%
80%
Rata-rata Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
59%
17.64%23.52%
35.29%
23.52%
64%
17.64%23.52%
35.29%29.41%
5%
Sebelum Tindakan Sesudah Tindakan
70
. Minat Belajar Siswa Pada Siklus I.
Pencapaian Tinggi Sangat
Tinggi 35,29% 23,52%
35,29% 29,42%
minat belajar siswa
, setelah tindakan menjadi
64,00% atau mengalami peningkatan sebesar 5%. Dengan masing-
masing kategori variabelnya sebelum tindakan sebesar rendah
17,64%, Sedang 23,52%, Tinggi 35,29% dan Sangat Tinggi
dengan masing-
iabelnya Rendah 17,64%, Sedang 23,52%,
Tinggi 35,29%, dan Sangat Tinggi 29,41%. Maka untuk
mengetahui peningkatan minat pada siklus I dapat dilihat dari
Gambar 4. Minat Belajar Siswa Siklus I
Sangat Tinggi
23.52%
29.41%
Minat
71
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka
refleksi pada siklus I dapat diketahui bahwa rata-rata minat belajar
siswa sebelum tindakan sebesar 54,00% dan setelah tindakan
sebesar 69,00% yang mengalami peningkatan sebesar 5%. Setelah
dilakukan pengamatan terdapat beberapa kelemahan diantaranya.
a. Siswa mengalami kebingungan dalam penjelasan langkah-
langkah pembelajaran penerapan metode Group Investigation.
b. Siswa mengalami kesulitan dalam mencari dan menemukan
informasi dari sumber-sumber buku.
c. Banyak siswa yang belum melakukan koordinasi dengan baik
atau kerja sama dengan kelompoknya.
Adapun usaha perbaikan atau solusi yang dilakukan yakni
pada siklus selanjutnya.
d. Guru menjelaskan secara detail, dan pemggunaan bahasa yang
mudah dipahami siswa dalam menjelaskan langkah-langkah
metode Group Investigation.
e. Guru mengarahkan dan memberikan bantuan informasi sumber
buku yang akan digunakan serta menunjukkan cara
menentukan pokok-pokok dalam temuan.
f. Guru memberikan dorongan dan arahan kepada setiap siswa
mengenai tindakan yang dilakukan dalam kegiatan kerja sama
antar kelompoknya.
72
Berdasarkan temuan kelemahan yang terjadi pada siklus I
dijadikan sebagai perbaikan dan penyempurnaan penelitian dan
dilanjutkan ke siklus II untuk mencapai indikator keberhasilan
sebesar ≥ 70% untuk pencapaian indikator dikatakan berhasil.
Siklus II
a. Perencanaan
1) Standar Kompetensi : Menganalisis Perkembangan Bangsa
Indonesia Sejak Masuknya Pengaruh Barat Sampai Dengan
Pendudukan Jepang
2) Kompetensi Dasar : Menganalisis Hubungan Antara
Perkembangan Paham Baru dan Transformasi Sosial dengan
Kesadaran dan Pergerakan Kebangsaan
3) Indikator : Menganalisis Hubungan Paham Baru
Dengan Munculnya Kesadaran Kebangsaan
4) Sumber belajar :
a. Modul
b. Hand Out
c. I Wayan Badrika. 2006. Sejarah untuk SMA Jilid 2
Kelas XI Program Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga.
d. M. Habib Mustopo. 2007. Sejarah untuk SMA Kelas XI.
Jakarta: Yudhistira.
5) Metode : Metode Group Investigation
73
b. Pelaksanan
Siklus II dilakukan dalam dua tahapan yaitu pertemuan
pertama 11 Februari 2013 1x45 Pukul 10.15-11.00 wib dengan
materi menganalisis terbentuknya Organisasi Budi Utomo, Sarekat
Islam, Perhimpunan Indonesia, dan Indische Partij dan pertemuan
kedua 14 Februari 2013 2 x 45 pukul 10.15- 11.45 wib, dengan
materi menjelaskan terbentuknya PPPKI, Kongres Pemuda, Petisi
Sutarjo, dan Perkembangan GAPI. Pelaksanaan pembelajaran ini
menggunakan metode Group Investigation yang dipadukan dengan
media Modul dan Hand Out. Penggunaan modul mempermudah
siswa meringkas materi dan pemahaman secara singkat.
Penggunaan media Hand Out bertujuan untuk memudahkan dalam
pemahaman dengan meberikan ringkasan dan penjelasan materi
secara runtut dan jelas. Sehingga melalui media Hand Out dapat
meningkatkan ketertarikan siswa dan perhatian siswa yang dapat
mempermudah dalam memahami informasi sumber sehingga minat
belajar siswa meningkat.
a) Pertemuan Pertama
1) Guru Membuka salam, doa dan Presensi, guru
memberikan semangat kepada siswa untuk mengikuti
pelajaran sejarah
2) Guru membagikan angket sebelum pembelajaran
dilaksanakan
74
3) Guru menerapkan dan menegaskan langkah-langkah
pelaksanaan metode Group Investigation
4) Guru memberikan media Modul dan Hand Out
5) Guru membagi kelas menjadi empat kelompok dengan
masing- masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa, karena
siswa yang hadir hanya 19 dari 21 siswa keseluruan
6) Guru menugaskan kelompok 1 membahas Organisasi Budi
Utomo, Kelompok 2 membahas Sarekat Islam, Kelompok
3 Perhimpunan Indonesia, dan kelompok 4 Indische Partij.
7) Guru memberikan waktu untuk siswa berdikusi bersama
kelompok
8) Guru membimbing siswa untuk melakukan presentasi
hasil diskusi
9) Guru membimbing siswa untuk bertanya dan menanggapi
dalam kegiatan presentasinya
10) Guru memberikan penguatan dalam hasil diskusi
11) Guru bersama kolaborator menyimpulkan dan membahas
jalanya diskusi
12) Guru membagikan angket setelah tindakan
13) Guru menyampaikan materi pertemuan selanjutnya
dengan pemberian tugas pada setiap kelompoknya
14) Penutup mengucapkan salam dan doa
75
b) Pertemuan Kedua
1) Guru Membuka salam, doa dan Presensi, guru
memberikan semangat kepada siswa untuk mengikuti
pelajaran sejarah
2) Guru membagikan angket sebelum pembelajaran
dilaksanakan
3) Guru menerapkan dan menegaskan kembali langkah-
langkah pelaksanaan metode Group Investigation
4) Guru memberikan media Modul dan Hand Out
5) Guru membagi kelas menjadi empat kelompok dengan
masing- masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa, karena
siswa yang hadir hanya 19 dari 21 siswa keseluruan
6) Guru membagikan sumber bacaan dan lembaran Hand out,
7) Guru menugaskan kelompok 1 membahas terbentuknya
PPPKI, Kelompok 2 membahas Kongres Pemuda,
Kelompok 3 Petisi Sutarjo, dan kelompok 4
Perkembangan GAPI
8) Guru memberikan waktu untuk siswa berdikusi bersama
kelompok
9) Guru membimbing siswa untuk melakukan presentasi
hasil diskusi
10) Guru memberikan penguatan dalam hasil diskusi
76
11) Guru membimbing siswa untuk bertanya dan menanggapi
dalam kegiatan presentasinya
12) Guru bersama kolabolator menyimpulkan dan membahas
jalanya diskusi
13) Guru membagikan angket setelah tindakan
14) Guru menyampaikan materi pertemuan selanjutnya
dengan pemberian tugas pada setiap kelompoknya
15) Penutup mengucapkan salam dan doa
c. Pengamatan
a) Pengamatan terhadap guru
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada
siklus dua ini guru telah membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dengan baik. RPP telah dibuat dengan lengkap
dan sesuai dengan Setandar Kompetensi maupun Kompetensi
Dasarnya. Guru sudah membuat media dengan baik dan
menarik. Guru membuat media Modul dan Hand out, dan telah
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
sekaligus memberikan apersepsi di awal pertemuan dengan
baik.
b) Pengamatan terhadap siswa
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus II sudah
sesuai dengan skenario pembelajaran dengan metode Group
Investigation yang telah dievaluasi pada siklus I. Maka minat
77
siswa sebelum dan sesudah tindakan dapat diketahui sebagai
berikut.
(1) Minat siswa pada siklus II dapat dilihat pada saat sebelum
dan sesudah tindakan.
g. Minat siswa sebelum tindakan
Minat sebelum tindakan secara keseluruhan sebesar
63,00%. Apabila dihitung masing-masing kategori
variabelnya adalah Rendah sebesar 21,05%, sedang
15,78%, Tinggi 31,57%, Sangat Tinggi 31,57% .
h. Minat siswa setelah tindakan
Minat sesudah tindakan secara keseluruhan sebesar
74,00%. Apabila dihitung masing-masing kategori
variabelnya adalah Rendah sebesar 10,52%, sedang
15,78% , Tinggi 36,84% , Sangat Tinggi 36,84%.
Berdasarkan angket sebelum dan sesudah tindakan di
atas, dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa sebelum
menggunakan metode Group Investigation sebesar 63,00%
setekah tindakan menjadi 74,00% atau mengalami peningkatan
sebesar 11%. Diketahui bahwa rata-rata minat belajar siswa
pada siklus II sebesar 74,00% maka berdasarkan indikator
keberhasilannya menunjukkan ≥70% maka siklus II dikatakan
mencapai keberhasilan karena telah memenuhi kategori
pencapaian keberhasilan minatnya.
78
d. Refleksi
Berdasarkan penelitian pada siklus II proses pembelajaran
dengan penerapan metode Group Investigation yang diperoleh dari
hasil pengisian angket sebelum dan sesudah tindakan maka dapat
diketahui minat belajar siswa berdasarkan tabel berikut ini.
Tabel 11. Minat Belajar Siswa Pada Siklus II.
Angket Rata-rata
Pencapaian Rendah Sedang Tinggi Sangat
Tinggi Sebelum Tindakan
63,00% 21,05% 15,78% 31,57% 31,57%
Sesudah Tindakan
74,00% 10,52% 15,78% 36,84% 36,84%
Diketahui bahwa pada Siklus II rata-rata minat belajar
siswa sebelum tindakan sebesar 63,00%, setelah tindakan menjadi
74,00% setelah tindakan atau mengalami kenaikan sebesar 11%.
Dengan masing-masing kategori variabelnya sebelum tindakan
sebesar rendah 21,05%, Sedang 15,78%, Tinggi 31,57% dan
Sangat Tinggi 31,57%. Sedangkan minat siswa setelah tindakan
sebesar dengan masing-masing kategori variabelnya Rendah
10,52%, Sedang 15,78%, Tinggi 36,84%, dan Sangat Tinggi
36,84%. Maka untuk mengetahui peningkatan minat pada siklus II
dapat dilihat dari gambar grafik berikut.
mengalami peningkatan
siklus II minat belajar siswa meningkat
mengalami peningkatan sebesar
pengamatan terdapat beberapa kelemahan diantaranya.
a. Sebagian siswa masih pasif dalam kegiatan presentasi
b. Siswa belum percaya diri dalam penyampaian hasil presentasi
dikelas.
siklus selanjutnya.
a. Guru
diberikan perhatian serta kesempatan untuk bertanya dan
menanggapi dalam kegiatan presentasi.
b. Guru memberikan motivasi dan semangat kepada siswa agar
lebih berani dalam mengungkapkan pendapatnya.
0%
20%
40%
60%
80%
Gambar 5. Minat Belajar Siswa Siklus II
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diketahui
mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 5% kemudian pada
siklus II minat belajar siswa meningkat menjadi 11% ata
mengalami peningkatan sebesar 6%. Setelah dilakukan
pengamatan terdapat beberapa kelemahan diantaranya.
Sebagian siswa masih pasif dalam kegiatan presentasi
Siswa belum percaya diri dalam penyampaian hasil presentasi
dikelas.
Adapun usaha perbaikan atau solusi yang dilakukan
siklus selanjutnya.
Guru membimbing siswa yang pasif untuk lebih berperan dan
diberikan perhatian serta kesempatan untuk bertanya dan
menanggapi dalam kegiatan presentasi.
Guru memberikan motivasi dan semangat kepada siswa agar
lebih berani dalam mengungkapkan pendapatnya.
0%
20%
40%
60%
80%
Rata-rata Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
63%
21.05%15.78%
31.57% 31.57%
74%
10.52%15.78%
36.84% 36.84%
11%
Sebelum Tindakan Sesudah Tindakan
79
Gambar 5. Minat Belajar Siswa Siklus II
ng telah diketahui
sebesar 5% kemudian pada
menjadi 11% atau
Setelah dilakukan
pengamatan terdapat beberapa kelemahan diantaranya.
Sebagian siswa masih pasif dalam kegiatan presentasi
Siswa belum percaya diri dalam penyampaian hasil presentasi
atau solusi yang dilakukan pada
bing siswa yang pasif untuk lebih berperan dan
diberikan perhatian serta kesempatan untuk bertanya dan
Guru memberikan motivasi dan semangat kepada siswa agar
lebih berani dalam mengungkapkan pendapatnya.
Sangat Tinggi
31.57%
36.84%
Minat
80
Berdasarkan temuan kelemahan yang terjadi pada siklus II
dijadikan sebagai perbaikan dan penyempurnaan penelitian
dilanjutkan ke siklus III yang digunakan sebagai pemantapan
pelaksanaan siklus sebelumnya. Karena pada siklus II dapat dikatan
penelitian berhasil meskipun perlu perbaikan agar permasalahan
yang timbul dapat teratasi pada siklus selanjutnya. Pada siklus II
sebesar 74,00% berdasarkan indikator keberhasilan ≥ 70%
menunjukkan penelitian berhasil yang dilanjutkan sebagai
pemantapan pada siklus ke III.
Siklus III
a. Pengamatan
1) Standar Kompetensi : Menganalisis Perkembangan Bangsa
Indonesia Sejak Masuknya Pengaruh Barat Sampai Dengan
Pendudukan Jepang
2) Kompetensi Dasar : Menganalisis Proses Interaksi Indonesia
Jepang dan Dampak Pendudukan Militer Jepang Terhadap
Kehidupan Masyarakat di Indonesia
3) Indikator : Menganalisis Zaman Pendudukan Jepang
di Indonesia
4) Sumber belajar :
a. Modul
81
b. Hand Out
c. Power Point
d. I Wayan Badrika. 2006. Sejarah untuk SMA Jilid 2
Kelas XI Program Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga.
e. M. Habib Mustopo. 2007. Sejarah untuk SMA Kelas XI.
Jakarta: Yudhistira.
5) Metode : Metode Group Investigation,
b. Pelaksanaan
Siklus III dilakukan dalam dua tahapan yaitu pertemuan
pertama 21 Februari 2013 2 x 45 Pukul 10.15-11.45 wib dengan
materi menganalisis masuknya Jepang ke wilayah Indonesia,
Gerakan Tiga A, Pusat Tenaga Rakyat (Putera), Perlawanan Rakyat
Terhadap Jepang, dan pertemuan kedua 28 Februari 2013 2 x 45
pukul 10.15- 11.45 wib, dengan materi menjelaskan dampak
Pendudukan Jepang Bidang Politik dan Ekonomi, Dampak
Pendudukan Jepang Bidang Pendidikan dan Kebudayaan,
menganalisi BPUPKI, dan PPKI. Penggunaan modul
mempermudah siswa meringkas materi dan pemahaman secara
singkat. Penggunaan media Hand Out bertujuan untuk
memudahkan dalam pemahaman dengan memberikan ringkasan
dan penjelasan materi secara runtut dan jelas. Sehingga melalui
media Hand Out dapat meningkatkan ketertarikan siswa dan
perhatian siswa yang dapat mempermudah dalam memahami
82
informasi sumber sehingga minat belajar siswa meningkat.
Penggunaan media Power Point bertujuan untuk memberikan daya
tarik karena dapat menampilkan penjelasan materi secara menarik,
runtut dan singkat. Melalui penggunaan power point diharapkan
siswa dalam mendeskripsikan dan berimajinasi terhadap
pendudukan jepang lebih jelas karena memperhatikan alur
peristiwa dan gambar tokoh yang dapat menimbulkan kemampuan
berfikir kritis siswa sehingga minat belajar siswa meningkat.
a) Pertemuan Pertama
1) Guru Membuka salam, doa dan Presensi, guru
memberikan semangat kepada siswa untuk mengikuti
pelajaran sejarah
2) Guru membagikan angket sebelum pembelajaran
dilaksanakan
3) Guru menerapkan metode Group Investigation
4) Guru mengarahkan siswa bergabung dalam kelompoknya
yang terdiri dari 4-5 siswa per kelompoknya,
5) Guru membagikan sumber bacaan dan Modul, Hand Out,
Power Point
6) Guru menugaskan kelompok 1 membahas menganalisis
masuknya Jepang ke wilayah Indonesia, Kelompok 2
membahas Gerakan Tiga A, Kelompok 3 membahas Pusat
83
Tenaga Rakyat (Putera), Kelompok 4 membahas
Perlawanan Rakyat Terhadap Jepang.
7) Guru memberikan waktu untuk siswa berdikusi bersama
kelompok
8) Guru membimbing siswa untuk melakukan presentasi
hasil diskusi
9) Guru membimbing siswa untuk bertanya dan menanggapi
dalam kegiatan presentasinya
10) Guru bertindaak sebagai penguat dari hasil presentasi
diskusi
11) Guru bersama kolabolator menyimpulkan dan melakukan
refleksi jalanya diskusi
12) Guru membagikan angket setelah tindakan
13) Guru menyampaikan materi pertemuan selanjutnya
dengan pemberian tugas pada setiap kelompoknya
14) Penutup mengucapkan salam dan doa
b) Pertemuan Kedua
1) Guru Membuka salam, doa dan Presensi, guru
memberikan semangat kepada siswa untuk mengikuti
pelajaran sejarah
2) Guru membagikan angket sebelum pembelajaran
dilaksanakan
3) Guru menerapkan metode Group Investigation
84
4) Guru mengarahkan siswa bergabung dengan masing-
masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa
5) Guru membagikan sumber bacaan dan Modul, Hand out,
Power Point
6) Guru menugaskan kelompok 1 membahas menjelaskan
dampak Pendudukan Jepang Bidang Politik dan Ekonomi,
Kelompok 2 membahas dampak Pendudukan Jepang
Bidang Pendidikan dan Kebudayaan, Kelompok 3
menganalisi BPUPKI, Kelompok 4 membahas PPKI.
7) Guru memberikan waktu untuk siswa berdikusi bersama
kelompok
8) Guru membimbing siswa untuk melakukan presentasi
hasil investigasi
9) Guru membimbing siswa untuk bertanya dan menanggapi
dalam kegiatan presentasinya
10) Guru pelajaran bertindak sebagai penguat hasil presentasi
diskusi
11) Guru bersama kolabolator menyimpulkan dan merefleksi
hasil diskusi
12) Guru membagikan angket setelah tindakan
13) Guru mengucapkan terima kasih karena telah membantu
menerapkan metode Group Investigation
14) Penutup mengucapkan salam dan doa
85
c. Pengamatan
a) Pengamatan Terhadap guru
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siklus
tiga ini guru telah membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dengan baik. RPP telah dibuat dengan lengkap
dan sesuai dengan Setandar Kompetensi maupun Kompetensi
Dasarnya. Guru sudah membuat media dengan baik dan
menarik. Guru membuat media Hand out, Power Point dan
telah menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
sekaligus memberikan apersepsi di awal pertemuan dengan
baik.
b) Pengamatan terhadap siswa
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus II sudah
sesuai dengan skenario pembelajaran dengan metode Group
Investigation yang telah dievaluasi pada siklus I. Maka minat
siswa sebelum dan sesudah tindakan dapat diketahui sebagai
berikut.
(1) Minat siswa pada siklus III dapat dilihat pada saat sebelum
dan sesudah tindakan.
a. Minat siswa sebelum tindakan
Minat sebelum tindakan secara keseluruhan sebesar
71,00%. Apabila dihitung masing-masing kategori
86
variabelnya adalah Rendah 9,25%, sedang 19,04%,
Tinggi 38,09%, Sangat Tinggi 33,33%.
b. Minat siswa setelah tindakan
Minat sesudah tindakan secara keseluruhan sebesar
86,00%. Apabila dihitung masing-masing kategori
variabelnya adalah Rendah 4,76%, sedang 9,52%,
Tinggi 38,09%, Sangat Tinggi 47,61%
Berdasarkan angket sebelum dan sesudah tindakan di
atas, dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa sebelum
menggunakan metode Group Investigation sebesar 71,00%
setekah tindakan menjadi 86,00% atau mengalami peningkatan
sebesar 15%. Diketahui bahwa rata-rata minat belajar siswa
pada siklus III sebesar 86,00% maka berdasarkan indikator
keberhasilannya menunjukkan ≥70% maka siklus III
dikatakan mengalami peningkatan keberhasilan yang
signifikan karena telah melebihi kategori pencapaian
keberhasilan minatnya.
d. Refleksi
Berdasarkan penelitian pada siklus III proses pembelajaran
dengan penerapan metode Group Investigation yang diperoleh dari
hasil pengisian angket sebelum dan sesudah tindakan maka dapat
diketahui minat belajar siswa berdasarkan tabel berikut ini.
Angket
Sebelum TindakanSesudah Tindakan
kenaikan
sesudah tindakan atau mengalami peningkatan sebesar
Dengan masing
9,52%, Sedang 19,04
Sedangkan minat siswa setelah tindakan sebesar 86,
masing
9,52%, Tinggi 38,09%, dan Sangat Tinggi 47,61%.
peningkatan minat dapat dilihat tabel berikut.
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Tabel 12. Minat Belajar Siswa Pada Siklus II
Angket Rata-rata PencapaianRendah Sedang Tinggi
Sebelum Tindakan
71,00% 9,52% 19,04% 38,09%
Sesudah Tindakan
86,00% 4,76% 9,52% 38,09%
Dapat dideskripsikan bahwa pada siklus III mengalami
kenaikan sebelum tindakan sebesar 71,00% menjadi 86,00%
sesudah tindakan atau mengalami peningkatan sebesar
Dengan masing-masing kategori variabelnya
9,52%, Sedang 19,04%, Tinggi 38,09% dan Sangat Tinggi 33,33%.
Sedangkan minat siswa setelah tindakan sebesar 86,
masing-masing kategori variabelnya Rendah 4,76%, Sedang
9,52%, Tinggi 38,09%, dan Sangat Tinggi 47,61%.
peningkatan minat dapat dilihat tabel berikut.
Gambar 6. Minat Belajar Siswa Siklus III
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Rata-rata Rendah Sedang Tinggi Sangat
Tinggi
71%
9.52%19.04%
38.09%33.33%
86%
4.76%9.52%
38.09%47.61%
15%
sebelum Tindakan Sesudah Tindakan
87
. Minat Belajar Siswa Pada Siklus III.
Pencapaian Tinggi Sangat
Tinggi 38,09% 33,33%
38,09% 47,61%
siklus III mengalami
71,00% menjadi 86,00%
sesudah tindakan atau mengalami peningkatan sebesar 15%.
sebesar rendah
%, Tinggi 38,09% dan Sangat Tinggi 33,33%.
Sedangkan minat siswa setelah tindakan sebesar 86,00%. Dengan
masing kategori variabelnya Rendah 4,76%, Sedang
9,52%, Tinggi 38,09%, dan Sangat Tinggi 47,61%. Maka
Gambar 6. Minat Belajar Siswa Siklus III
Sangat
33.33%
47.61%
Minat
88
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diketahui
mengalami peningkatan dari siklus II sebesar 11% kemudian pada
siklus III minat belajar siswa meningkat menjadi 15% atau
mengalami peningkatan sebesar 4%. Sehingga diketahui bahwa
rata-rata minat dari siklus II sampai III sebesar 5%. Setelah
dilakukan pengamatan pada siklus tiga terdapat beberapa
kelemahan diantaranya.
a. Sebagian siswa tidak kondusif dalam melakukan sesi tanya
jawab dalam presentasi
Adapun usaha perbaikan atau solusi yang harus dilakukan
yakni.
c. Guru membimbing siswa agar lebih kondusif dan bisa
mengendalikan suasan ketika dikusi presentasi dilakukan
dengan memperhatikan secara khusus pada siswa yang
dianggap ribut ketika sedang presentasi.
Berdasarkan temuan kelemahan yang terjadi pada siklus III
dijadikan sebagai refleksi perbaikan dalam siklus III. Pada siklus
III dapat dikatan penelitian sudah berhasil meskipun perlu
dilakukan penguatan dan renungan perbaikan agar permasalahan
yang timbul dapat teratasi ketika sedang berlangsung kegiatan.
Pada siklus III indikator keberhasilan ≥ 70% menunjukkan
keberhasilan yang sudah signifikan sehingga penelitian dapat
dihentikan karena sudah mencapai keberhasilan yang tinggi.
siklusnya pada peningkatan
SMAN 1 Srandakan. Maka dapat dikatan
mengalami kenaikan yang
Hasilnya siklus I minat siswa sebelum tindakan sebesar 59,00%
dan setelah tindakan minat siswa sebesar 64,00% maka mengalami
peningkata
sebesar 63,00% dan setelah tindakan minat siswa sebesar 74,00%
maka mengalami peningkatan 11%, siklus III minat siswa sebelum
tindakan 71,00% dan setelah tindakan minat siswa sebesar 86,00%
maka mengala
setiap siklusnya maka dapat dilihat dari gambar sebagai berikut.
Gambar 7. Peningkatan Minat Siswa Setiap siklusnya
0%
50%
100%
Setelah diketahui pencapaian kategori variabel setiap
siklusnya pada peningkatan minat belajar siswa k
N 1 Srandakan. Maka dapat dikatan setiap siklu
mengalami kenaikan yang dilihat dari masing
asilnya siklus I minat siswa sebelum tindakan sebesar 59,00%
dan setelah tindakan minat siswa sebesar 64,00% maka mengalami
peningkatan sebesar 5%, siklus II minat siswa sebelum tindakan
sebesar 63,00% dan setelah tindakan minat siswa sebesar 74,00%
maka mengalami peningkatan 11%, siklus III minat siswa sebelum
tindakan 71,00% dan setelah tindakan minat siswa sebesar 86,00%
maka mengalami peningkatan 15%. Sesuai dengan penjabaran
setiap siklusnya maka dapat dilihat dari gambar sebagai berikut.
Gambar 7. Peningkatan Minat Siswa Setiap siklusnya
0%
50%
100%
Siklus I Siklus II Siklus III
5%11.00% 15.00%
59% 63.00%71.00%
64%74%
86%
Minat Setelah Tindakan Sesudah Tindakan
89
Setelah diketahui pencapaian kategori variabel setiap
minat belajar siswa kelas XI IPS 1
setiap siklusnya
masing-masing siklus.
asilnya siklus I minat siswa sebelum tindakan sebesar 59,00%
dan setelah tindakan minat siswa sebesar 64,00% maka mengalami
n sebesar 5%, siklus II minat siswa sebelum tindakan
sebesar 63,00% dan setelah tindakan minat siswa sebesar 74,00%
maka mengalami peningkatan 11%, siklus III minat siswa sebelum
tindakan 71,00% dan setelah tindakan minat siswa sebesar 86,00%
Sesuai dengan penjabaran
setiap siklusnya maka dapat dilihat dari gambar sebagai berikut.
Gambar 7. Peningkatan Minat Siswa Setiap siklusnya
Sesudah Tindakan
90
C. Pembahasan
1. Realitas Pembelajaran Sejarah di kelas XI IPS 1 SMAN 1 Srandakan
Pembelajaran sejarah di SMAN 1 Srandakan kelas XI IPS 1
selama ini masih menggunakan metode pembelajaran yang
konvensional. Pembelajaran yang diterapkan oleh guru hanya
mengunakan modul dan dan penugasan. Guru meminta siswa untuk
mengerjakan soal-soal dalam setiap pertemuanya, siswa diberi waktu
untuk mengerjakan soal kemudian dibahas secara bersama-sama.
Pembelajaran yang diterapkan oleh guru bertujuan untuk melatih siswa
cakap dalam penyelesaian tugas berupa soal-soal untuk pencapaian
materi pembelajaran. Namun terdapat kelemahan yakni siswa yang
tidak serius mengerjakan soal akan mendapatkan nilai yang rendah.
Berdasarkan realitas yang ada maka peneliti menerapkan
metode baru yakni Group Investigation. Pelaksanaan pembelajaran
metode Group Investigation di kelas XI IPS 1 SMAN 1 Srandakan
secara umum dikatan berjalan cukup baik. Penelitian ini dilakukan
dalam tiga siklus. Masing-masing siklus terdiri dari beberapa
komponen yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Setiap siklusnya terdiri dari dua pertemuan, pertemuan pertama dan
kedua. Setiap siklusnya peneliti membagikan angket sebelum dan
sesudah tindakan untuk mengetahui tingkat minat siswa dalam setiap
siklusnya. Pelaksanaan metode Group Investigation pada siklus I
siswa mengunakan sumber bacaan buku dan Modul, bekerja bersama
91
bersama kelompok melakukan investigasi dan melakukan presentasi
hasil investigasi. Pada siklus II dipadukan dengan penguatan dari guru
mata pelajaran dan media Modul dan Hnd Out. Kegiatan prsentasi
lebih dihidupkan dari pada siklus pertama karena lebih meningkatkan
keaktifan dan kreatifitas siswanya. Pada siklus III dipadukan dengan
penguatan guru serta, Modul, Hand Out Power Point.
2. Peningkatan Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah
Melalui Metode Group Investigation di Kelas XI IPS 1 SMAN 1
Srandakan.
Peningkatan metode Group Investigation di SMAN1
Srandakan secara umum dapat berjalan lancar. Metode pembelajaran
Group Investigation terdapat tiga konsep utama, yaitu: penelitian atau
inquiry, pengetahuan atau Knowledge, dan dinamika belajar kelompok.
Penelitian dilaksanakan untuk siswa menyelesaikan sub tema masalah.
Pengetahuan siswa dituangkan dalam kegiatan berkelompok melalui
investigasi. Tahapan dalam penelitian dimulai dari perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Penelitian dilakukan dalam
tahapan siklus yang terbagi berikut ini.
Penerapan metode Group Investigation pada siklus I
menggunakan sumber yang tersedia berupa buku dan Modul yang
bertujuan sebagai bahan pembanding agar siswa mudah memahami
penjelasan materi secara jelas. Pada siklus pertama materi yang
92
diajarkan adalah mengidentifikasi paham baru dan munculnya Ideologi
di Asia Afrika. Setiap kelompok diberikan sub masalah dan melakukan
investigasi bersama kelompok. Pada siklus I ini masih banyak siswa
yang bingung dalam menerapkan langkah-langkah investigasi. Guru
dan peneliti secara bersama-sama memberikan dorongan dan
memberikan pengertian langkah-langkah investigasi lebih mendalam
agar siswa mudah memahaminya.
Minat siswa dengan penerapan metode Group Investigation
pada siklus I terjadi peningkatan minat sebesar 5%. Pada Siklus I
minat siswa mengalami peningkatan sebelum tindakan sebesar
59,00% menjadi 64,00% sesudah tindakan. Penggunaan modul
berfungsi sebagai daya tarik agar siswa lebih mudah dalam
menyimpulkan dan mencari penjelasan materi yang disajikan secara
runtut. Pencapaian minat sebelum tindakan dengan masing-masing
kategori variabelnya rendah 17,64%, Sedang 23,52%, Tinggi 35,29%
dan Sangat Tinggi 23,52%. Sedangkan minat siswa setelah tindakan
dengan masing-masing kategori variabelnya Rendah 17,64%, Sedang
23,52%, Tinggi 35,29%, dan Sangat Tinggi 29,41%.
Pada siklus II metode Group Investigation dipadukan dengan
media Modul, Hand Out. Penggunaan media Hand Out bertujuan
untuk mempermudah siswa dalam pemahaman materi yang disajikan
secara runtut dan menarik. Materi yang diajarkan mengaitkan
hubungan paham baru dengan munculnya kesadaran kebangsaan. Pada
93
siklus ke II ini pembelajaran berjalan dengan lancar, siswa mulai bisa
meyesuaikan dengan penerapan metode ini, siswa tertarik, dan mulai
aktif dalam pembelajaran dengan metode Group Investigation. Namun
beberapa siswa masih ada yang belum aktif berpartisipasi dan masih
malu-malu dalam mengungkapkan pendapat baik bertanya maupun
menanggapi.
Pada siklus II minat siswa meningkat sebesar 11%. Pada siklus
II mengalami kenaikan sebelum tindakan sebesar 63,00% menjadi
74,00% sesudah tindakan. Penggunaan media Modul, dan Hand Out .
Penambahan media Hand Out berfungsi sebagai media yang menarik
yang dapat menarik perhatian dan meningkatkan aktifitas siswa
sehingga minat siswa menjadi meningkat karena timbulnya
ketertarikan dan rasa senang terhadap proses pembelajaran.
Peningkatan minat sebelum tindakan dengan masing-masing kategori
variabelnya sebesar rendah 21,05%, Sedang 15,78%, Tinggi 31,57%
dan Sangat Tinggi 31,57%. Sedangkan minat siswa setelah tindakan
dengan masing-masing kategori variabelnya Rendah 10,52%, Sedang
15,78%, Tinggi 36,84%, dan Sangat Tinggi 36,84%.
Pada siklus III Metode Group Investigation dipadukan dengan
Modul, Hand Out, dan Power Point. Penambahan media Power Point
bertujuan untuk melengkapi media hand out yang dalam penampilanya
lebih menarik menampilkan urutan peristiwa secara runtut dan gambar
tokoh yang dapat meningkatkan imajinasi siswa dalam menganalisis
94
peristiwa yang terjadi. Pada siklus III materi yang diajarkan
menganalisis zaman pendudukan Jepang di Indonesia. Pada siklus III
proses pembelajaran berjalan dengan lancar, siswa sudah benar-benar
memahami pembelajaran dengan metode Group Investigation.
Partisipasi, minat, ketertarikan, dan kemandirian siswa sudah terlihat
dalam siklus III. Siswa lebih memahami langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam investigasi. Sebagian siswa sudah mulai berani untuk
bertanya dan menanggapi dalam proses presentasi sehingga siswa
menjadi lebih bertangung jawab dalam melakukan investigasi
kelompoknya.
Pada siklus III minat siswa meningkat sebesar 15%. Pada
siklus III kenaikan sebelum tindakan sebesar 71,00% menjadi 86,00%
sesudah tindakan. Penggunaan media Power Point memilki fungsi
sebagai media yang menarik yang dapat menampilkan materi yang
disajikan secara jelas dan menarik sehingga dapat meningkatkan
keaktifan dan kemapuan berfikir kritis siswa dalam menanggapi
permasalahan peristiwa yang dihadapinya. Pencapaian minat siswa
sebelum tindakan dengan masing-masing kategori variabelnya sebesar
rendah 9,52%, Sedang 19,04%, Tinggi 38,09% dan Sangat Tinggi
33,33%. Sedangkan minat siswa setelah tindakan dengan masing-
masing kategori variabelnya Rendah 4,76%, Sedang 9,52%, Tinggi
38,09%, dan Sangat Tinggi 47,61%. Hasil yang diperoleh pada siklus
III menunjukkan ketercapaian tindakan sebesar 86% maka dapat
95
disimpulkan berdasarkan indikator keberhasilan maka melalui
penggunaan media Group Investigation yang dipadukan dengan media
Modul, Hand Out dan Power Point dapat meningkatkan minat belajar
siswa sehingga penelitian bisa dihentikan dengan menunjukkan hasil
yang signifikan.
3. Kelebihan dan Kekurangan Dalam Pembelajaran Sejarah Melalui
Metode Group Investigation.
Penerapan metode Group Investigation di kelas XI IPS 1 di
SMAN 1 Srandakan memiliki kelebihan yakni meningkatnya
pertisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dikelas. Siswa terlibat
dalam pembentukan kelompok sampai presentasi hasil investigasi.
Dengan melakukan investigasi mendalam siswa dituntut untuk
terampil dan kreatif dalam menentukan hasil investigasi.
Penerapan pembelajaran melalui metode Group Investigation
dapat menambah wawasan dan pengetahuan siswa dalam mengali
sumber informasi. Siswa menjadi terbiasa untuk berfikir kritis dalam
menaggapi permasalahan setiap sub topiknya. Selain itu melalui
pengalaman yang telah dilakukan dapat membentuk siswa lebih
kreatif yang menciptakan ide-ide gagasan yang positif.
Melalui penerapan metode Group Investigation dapat
meningkatkan dinamika kelompok belajar yang ditunjukkan pada
keaktifan siswa dalam kegiatan investigasi dan presentasi kelompok.
96
Dalam melakukan investigasi kelompok siswa dibebankan pada tugas
masing-masing sesuai ketentuan yang telah dibuat bersama
kelompoknya. Siswa dituntut untuk bertanggung jawab dalam
menyelesaikan tugas dalam kelompoknya sehingga pembagian tugas
dapat merata antar anggota kelompoknya.
Kekurangan dalam pembelajaran sejarah melalui metode
Group Investigation yakni terdapat pada keaktifan siswa yang tidak
merata dalam presentasi hasil investigasi kelompok dan kurang
kondusifnya siswa dalam melakukan presentasi. Kekurangan lain yang
muncul dalam pembelajaran dengan metode Group Investigation
adalah siswa yang lemah mengantungkan pada siswa yang pandai.
Karena dalam melakukan investigasi siswa ditempatkan dalam
kelompok-kelompok kecil (4-5 siswa) yang memiliki kemampuan
yang heterogen.
4. Pokok-pokok Temuan Penelitian
a. Melalui penerapan metode Group Investigation siswa menjadi aktif
dan tanggap dalam menghadapi permasalahan setiap sub topik
dalam kelompoknya. Keaktifan berdasarkan pada pengamatan yang
dilakukan pada siklus I menunjukan bahwa sebagian siswa yang
aktif mengikuti pembelajaran dengan metode Group Investigation.
Namun adanya refleksi dan evaluasi akhirnya keaktifan siswa
meningkat pada siklus II dan siklus III. Siswa menjadi lebih aktif
97
untuk mencari sumber informasi serta dalam melakukan presentasi.
Keaktifan terlihat dari banyaknya siswa yang bertanya dan
menanggapi dalam kegiatan pembelajaran.
b. Melalui penerapan metode Group Investigation dapat
menumbuhkan rasa kerja sama antar kelompoknya. Terlihat pada
siklus I siswa terlihat bekerja sendiri-sendiri karena belum
memahami langkah-langkah metode Group Investigation dengan
baik. Maka guru melakukan pendekatan akhirnya kerjasama antar
kelompok terjalin dengan baik ketika memasuki siklus II dan siklus
III, karena semua kelompok memahami bahwa bekerja yang baik
adalah membentuk kekompakan dan menjain komunikasi yang
baik antar kelompoknya sehingga kerjasama mudah dilakukan.
Dengan terjalin hubungan kerja sama maka siswa secara bersama-
sama dengan mudah menyelesaikan pokok masalahnya.
c. Pembelajaran melalui metode Group Investigation di kelas XI IPS
1 SMAN 1 Srandakan siswa menjadi lebih berfikir kritis dalam
menanggapi hasil investigasi. Memiliki rasa percaya diri yang
mampu mengembangkan potensi dirinya untuk melakukan sebuah
investigasi dengan menyelesaikan setiap permasalahan dalam
kelompoknya. Serta siswa dituntut untuk bertanggung jawab
terhadap tugas yang diterimanya. Guru memberikan dorongan
semangat untuk memotivasi siswa agar lebih berminat mengikuti
pelajaran sejarah dengan menerapkan metode Group Investigation.
98
Guru menjadi lebih aktif karena berperan sebagai fasilitator atau
bukan sebagai subjek pembelajaran.
d. Pembelajaran sejarah melalui metode Group Investigation terdapat
siswa yang lemah mengantungkan pada siswa yang pandai dalam
kelompoknya. Karena dalam melakukan investigasi siswa
ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (4-5 siswa) yang
memiliki kemampuan yang heterogen. Selain itu siswa kurang
kondusif dalam melakukan hasil presentasi investigasi.
Top Related