PT NewmontNusa Tenggara
Tambang Batu Hijau
www.ptnnt.co.id
Menjadi yang terdepan dalam bidang Keselamatan Kerja, Perlindungan Lingkungan dan Tanggung Jawab Sosial.
PERUSAHAAN
SEJARAH
LOKASI
LAPANGAN PEKERJAAN
PT Newmont Nusa Tenggara beroperasi berdasarkan
Kontrak Karya yang ditandatangani pada tanggal 2
Desember 1986. Pada 1990, PTNNT menemukan cebakan
tembaga porfiri yang kemudian diberi nama Batu Hijau.
Setelah melalui pengkajian teknis dan lingkungan selama
enam tahun serta disetujui oleh Pemerintah Indonesia maka
pembangunan Proyek Batu Hijau dimulai pada 1997. Proyek
dengan total biaya sebesar US$ 1,8 M ini selesai pada
1999. PTNNT mulai beroperasi penuh pada bulan Maret
2000.
Tambang Batu Hijau terletak di sebelah barat daya pulau
Sumbawa, di Kecamatan Jereweh dan Sekongkang,
Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat,
Indonesia. Lokasi Batu Hijau yang berjarak 81 km dari
Mataram dapat dicapai dengan menggunakan pesawat
seaplane perusahaan. Selain lewat udara, Batu Hijau juga
dapat dicapai dengan menggunakan feri umum dari
pelabuhan Kayangan di pulau Lombok.
Proyek Batu Hijau PTNNT memperkerjakan lebih dari 4100
karyawan dan 3000 karyawan kontrak, lebih dari 64% di
antaranya berasal dari provinsi Nusa Tenggara Barat. Hal ini
memberikan keuntungan ekonomi secara langsung bagi
provinsi Nusa Tenggara Barat dan meningkatkan
keterampilan serta kemampuan masyarakat lokal agar dapat
bersaing di lapangan kerja yang bersifat teknik.
I N D O N E S I A
NUSA TENGGARA BARAT
KAB. LOMBOK TIMUR
KAB. SUMBAWA
KAB. DOMPU
KAB. BIMA
L K TE U
SALEH
TUK
EMP
EL G
I L O DTE UK WAW RA A
ITE
LUK
BM
A
E U G ART L K SAN G
TEL KMB W
U SUA
A
TELUK KECIBING
EU
KA
G
TL
WA
N
K TELU LEMBAR
K TELU NARA
KAB. LOMBOK TENGAH
KAB. LOMBOK BARAT
Pulau SumbawaPulau Lombok
Maluk
Goa
Benete Belo
Beru
AB
Taliwang
Seteluk
Sekongkang
TongoSp1 - Sp2
Ampenan
Senggigi
Tanjung
Bayan
Behurung
Garik
Lepeloang
Sungian
Pandan
Rambang
Senange
Ekas
Mundur
Terara
Sengkol
Silungela
PlanibiLembar
Gerung
KuripanPRAYA
MATARAM
SELONG
G. Rinjani3726
D. Segara Anak
Gerantahbawah
Tatar
Sejorong
Jereweh
Mura
SepakehLekong
PusuBatudulang
MungkinGunung
Lunyuk
Lenangguar
Semamaeng
Lantong
Ropah
Bajon
Pernang
ReeRiu
Badas
Patotano
LabuhanTano
Maro
Lapokloka
L Kruis
L Ujung
Jompong
Teluksantong
Ampang
L Jamu
Doromata
Dorokarunggu
DorobanggoDorosoro
Dorokempo
Adu
Huu
Parado
Sondo
Tongga
Waworada
Kuramba
Godo
Mangge
Saibau
KowanggePanco
Kambu
Dorokaloko
Keli
TalolalaiWara
Toronaru
Ntoke
Parugalamere
Sape
RABADOMPU
SUMBAWA BESAR
G Lantee2730
Pekat
KenangaKawenda
Mintaunae
KetupaG Tambora2851
Sebaru
ArongsantekL Haji
P. MOYO
P. MEDANG
P. SATONDA
P. DANGAR BESAR
P. LIANG
P. NGALI
P. KELAPANG
P. DOMPO
P. RAK
P. SANGIANG
G. Api1950
P. BANTA
P. SANAI
P.KELAPA
P. MATAGATEH
P. KROMOP. BEDIL
P. SARINGIP. PANJANG
P. KALONGP. NAMO
P. BELANG
P. GILI PETAGAN
P. GILI SULAT
P. GILI LAWANG
I TRA
ANGAN
GIL EW I M
ENO
GILI AI
GIL R
I GEGIL
DEI LA
GIL YAR
IAHAN
GIL AS
KO
BM
OL TALE
S
SAL
A TAL
ES
EP
AS T
ALE
S
Labuhan Lombok
Telong-elong
1
Karyawan di Batu Hijau juga memiliki peluang berkelanjutan
untuk mengikuti pelatihan peningkatan keterampilan sesuai
dengan kebutuhan. Selain itu, kehadiran operasi tambang
menyebabkan banyak anggota masyarakat di sekitar
tambang yang secara langsung maupun tidak langsung
dapat meraih peluang usaha, antara lain sebagai pemasok
perlengkapan, material bangunan, bahan makanan, atau
kebutuhan lain, bagi perusahaan. Di Batu Hijau, PTNNT
memiliki dan menerapkan program pembelian lokal
berkelanjutan, untuk mendukung peningkatan
pengembangan usaha lokal.
Industri pertambangan di Indonesia yang kaya akan sumber
daya mineral menghasilkan pemasukan puluhan triliun
rupiah setiap tahun bagi perekonomian Indonesia melalui
berbagai jenis pajak dan royalti, pembelian barang dan jasa,
penghasilan bagi pekerja Indonesia, dan program
pengembangan masyarakat.
Setiap tahun PTNNT membayar pajak dan royalti langsung
kepada pemerintah Indonesia. Sebagian besar royalti (80%)
dikembalikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah
provinsi dan kabupaten. Selain itu, PTNNT juga membantu
masyarakat sekitar tambang melalui program tanggung
jawab sosial.
PENDAPATAN NEGARA
2
Kontribusi Ekonomi
0
5.000.000.000.000
10.000.000.000.000
15.000.000.000.000
20.000.000.000.000
25.000.000.000.000
Pajak/Non Pajak/Royalti 20.728.824.991.789
Pembelian DalamNegeri
17.505.528.316.793
Comdev 505.312.054.110
Gaji Karyawan 6.300.108.485.385
Dividen
Total
2.838.473.595.000
Tahun 2000 - 2010
47.878.247.443.077
GEOLOGI
PENAMBANGAN
Batu Hijau adalah sebuah tambang terbuka, di mana semua
mineral berharga yang mengandung unsur tembaga, emas
dan perak ditambang dari permukaan tanah dengan
menggunakan berbagai peralatan tambang seperti shovel
listrik dan truk pengangkut. Pit atau lubang tambang ini
berbentuk lingkaran seperti kerucut terbalik.
Batu Hijau merupakan cebakan tembaga porfiri dengan
sedikit kandungan emas dan perak. Logam berharga tidak
secara langsung dapat diperoleh karena bercampur dengan
mineral lain yang tidak memiliki nilai ekonomis. Cebakan
porfiri diketahui hanya memiliki kadar yang rendah. Di Batu
Hijau, setiap ton bijih yang diolah hanya menghasilkan 4,87
kilogram tembaga. Sedangkan rata-rata hasil perolehan
emas jauh lebih sedikit, yaitu hanya 0,37 gram dari setiap
ton bijih yang diolah. Hal ini menunjukkan bahwa untuk
menghasilkan sejumlah kecil logam yang dapat dijual
diperlukan kerja keras.
Penambangan di Batu Hijau diawali dengan kegiatan
pengeboran dan peledakan. Akibat ledakan, batuan terlepas
dari tanah dengan diameter rata-rata 25 cm. Dengan
menggunakan beberapa shovel berukuran besar, batuan
dimuat ke dalam truk berkapasitas 240 ton dan kemudian
diangkut menuju ke dua buah crusher (mesin penghancur).
Di crusher, ukuran bijih batuan diperkecil hingga
berdiameter rata-rata kurang dari 15 cm.
Bijih kemudian diangkut ke pabrik pengolahan mineral,
sedangkan batuan berkadar lebih rendah diangkut ke
tempat penampungan, untuk menunggu giliran pengolahan
pada waktu mendatang.
KEGIATAN OPERASI
3
PENGOLAHANDari crusher, bijih batuan diangkut dengan ban berjalan
sepanjang 6 kilometer ke pabrik pengolahan yang disebut
konsentrator. Di konsentrator, mineral berharga dipisahkan
dari batuan tak bernilai melalui proses penggerusan dan
flotasi.
Bijih batuan, setelah dicampur dengan air laut, kemudian
digerus dengan menggunakan 2 penggerus yang disebut
Semi Autogenous (SAG) mill dan 4 ball mill. Setelah keluar
dari ball mill partikel halus yang terkandung dalam bubur
bijih kemudian dipompa ke separangkat tangki siklon untuk
pemisahan akhir partikel bijih. Bubur bijih halus dari tangki
siklon dialirkan ke sejumlah tangki untuk diambil kandungan
mineral berharganya. Tangki ini disebut sel flotasi.
Proses flotasi ini unik karena tidak menggunakan bahan
kimia secara berlebihan dan tidak berbahaya sehingga
metode pengambilan mineral ini aman dan membantu
meminimalkan dampak lingkungan. Secara fisika, proses ini
memisahkan mineral berharga dan mineral tidak berharga di
dalam bijih dengan menggunakan gelembung udara dan
reagen dalam jumlah kecil.
Terdapat dua jenis reagen yang ditambahkan dalam proses
flotasi di tangki. Jenis pertama akan mengikat mineral
berharga, sedangkan jenis kedua berfungsi untuk
menstabilkan gelembung yang terbentuk oleh proses
pengadukan. Ketika gelembung udara naik, maka mineral
berharga atau konsentrat akan terangkat ke permukaan.
Lapisan gelembung ini diselimuti oleh mineral berharga
yang berbentuk seperti pasir. Lapisan yang terapung di
permukaan sel flotasi inilah yang disebut konsentrat.
Dari sel flotasi, konsentrat dikirim ke tangki penghilangan
kadar garam. Di dalam tangki ini air laut dibuang dan
konsentrat dikentalkan dengan cara mengalirkan air tawar
secara berlawanan arah. Air tawar menggantikan air laut dan
konsentrat mengendap di dasar tangki.
Konsentrat kemudian mengalir melalui pipa sepanjang 17,6
km menuju fasilitas filtrasi atau penyaringan di Benete.
Konsentrat cair ini ditampung dalam tangki besar dan diaduk
terus menerus guna menghindari terjadinya pengendapan.
Konsentrat kemudian disaring guna membuang kandungan
air dalam konsentrat sampai dengan 91%, dengan
menggunakan udara bertekanan.
Setelah proses penyaringan, konsentrat akan berupa bubuk
atau pasir dan disimpan dalam gudang untuk menunggu
pengapalan. Kemudian konsentrat dipindahkan melalui ban
berjalan dan dimuat ke dalam kapal. Selama proses
pemuatan, konsentrat ditimbang. Proses ini disaksikan oleh
perwakilan PTNNT, pembeli dan petugas pemerintah.
Konsentrat akhirnya dikapalkan ke sejumlah pabrik
peleburan di Gresik, Jawa Timur dan berbagai penjuru dunia
untuk menjalani pemisahan dan pengambilan logam
berharga, yaitu tembaga, emas dan perak.
4
Alur Pengolahan
Bijih dengan kandungan mineral
Penggilingan & penggerusanKonsentrat
6 km
Pipa tailing darat125 m 3,4 km
Pipa tailing laut
Tailing terendapkan di dasarlaut Senunu
Pengapalan konsentrat
Proses pemisahan dengan cara pengapungan
Penambangan, pengolahan mineral dan kegiatan penunjang
proyek harus dikelola dengan benar untuk memastikan agar
dampak yang mungkin dapat timbul. Hal yang sama
pentingnya adalah memastikan agar setiap keputusan yang
diambil setiap hari selama kegiatan pembangunan
berlangsung dilakukan dengan mempertimbangkan rencana
penutupan tambang. Merencanakan masa depan untuk
memastikan bahwa penggunaan lahan pasca operasi
tambang tercakup dalam rencana pengembangan dan
kegiatan operasi, adalah suatu usaha yang lazim dan
merupakan persyaratan pembangunan yang berkelanjutan.
PTNNT secara sungguh-sungguh melaksanakan program
pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang sesuai
dengan keadaan di lokasi tambang, untuk mengurangi risiko
atau bahaya yang berpotensi merusak lingkungan yang
mungkin diakibatkan oleh operasi tambang. Beberapa
prioritas utama pengelolaan yang diidentifikasi selama
kegiatan AMDAL proyek adalah penempatan batuan limbah
atau tailing, mempertahankan mutu air dan memastikan
bahwa perubahan permukaan lahan menyertakan visi
mengenai penggunaan lahan yang sesuai dengan pasca
operasi tambang.
Sebagai kontraktor bagi pemerintah Indonesia, PTNNT
wajib melakukan analisis mendalam mengenai pengelolaan
lingkungan yang lebih baik bagi pengembangan proyek Batu
Hijau sebagai bagian dari studi kelayakan. Analisis
mengenai lingkungan, atau ANDAL, mempertimbangkan
semua dampak potensial terhadap berbagai sumber daya
seperti tanah, air, udara, biologi dan masyarakat di sekitar
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
tambang.
Dokumen ANDAL berisi alternatif terbaik yang dipilih dan
disahkan oleh Pemerintah Indonesia serta mencakup semua
dampak aspek operasi PTNNT. Rencana Pemantauan
Lingkungan (RPL) dan Rencana Pengelolaan Lingkungan
(RKL) yang tercakup dalam dokumen ini secara khusus
dirancang untuk meminimalkan dampak potensial di Batu
Hijau.
PTNNT berkomitmen untuk menetapkan standar tertinggi
bagi pengelolaan lingkungan dan PTNNT mengakui bahwa
program pengelolaan lingkungan yang tepat sangat penting
bagi pembangunan berkelanjutan di wilayah Batu Hijau dan
memberikan prioritas tertinggi pada pengelolaan lingkungan
yang sejalan dengan prinsip pemeliharaan dan perlindungan
lingkungan.
5
TAILINGTailing adalah batuan lumpur yang tersisa dari pengolahan
tembaga dan emas. Di PTNNT, tailing merupakan bagian
yang tersisa dari batuan yang telah digerus sampai halus
dan diambil kandungan mineral berharganya. PTNNT
menggunakan sistem Penempatan Tailing Laut
Dalam/Deep-Sea Tailing Placement (DSTP) untuk
menempatkan material yang berwujud seperti lumpur ini di
dasar laut dalam, di bawah wilayah laut yang produktif
secara biologis.
Penanganan tailing dimulai setelah pemisahan mineral di sel
flotasi ketika slurry (bubur bijih) masuk ke dalam tangki de-
aerasi. Tangki ini berfungsi untuk menghilangkan kandungan
udara dalam tailing, sehingga saat dikeluarkan di dalam laut,
tailing tidak bergerak ke atas akibat udara yang naik.
Setelah melalui tangki de-aerasi, tailing mengalir melalui
jaringan pipa ke tepi palung laut di Teluk Senunu sepanjang
3,4 km dan memiliki kedalaman 125 meter di bawah
permukaan laut. Jaringan pipa laut ini membentang di dasar
laut sepanjang 3,4 km dari garis pantai sampai ke ujung
mulut pipa tailing. Karena kepadatan dan berat jenisnya,
tailing mengalir secara alami menuruni palung terjal dan
mengendap di dasar palung laut dalam, di sebelah selatan
pulau Sumbawa yang memiliki kedalaman antara 3000
hingga 4000 meter di bawah permukaan Samudra Hindia.
Pemantauan sistem penempatan tailing bawah laut PTNNT
dilakukan secara ekstensif untuk memastikan bahwa sistem
ini berfungsi sesuai dengan rancangannya, yaitu untuk
meminimalkan dampak potensial bagi lingkungan. Hasil
pemantauan terumbu karang, sedimen laut, ikan, ekologi
muara, dan mutu air dievaluasi dengan cermat secara
berkala oleh ilmuwan dan ahli profesional.
6
MUTU AIRPTNNT menerapkan sistem pengelolaan air terpadu untuk
memastikan dampak minimum terhadap mutu air pada
sistem air di daerah setempat. Selama tambang beroperasi,
tanaman asli setempat ditanam kembali sesegera mungkin
pada lahan-lahan yang dibuka untuk meminimalkan luas
tanah terbuka dan mencegah erosi yang dapat
mempengaruhi mutu air. Fasilitas pengontrolan sedimen,
seperti kolam dan saluran pengalih telah dibangun untuk
mengendapkan sedimen, sehingga hanya air bersih dan
tidak terkena dampak yang mengalir ke luar lokasi proyek.
Sistem Pengelolaan Air Tambang ekstensif yang dibangun di
Batu Hijau mengalihkan aliran air-larian dari hutan alami di
sekitar tambang ke sungai-sungai di sekitarnya. Saat ini air
di sungai-sungai setempat sama bersihnya seperti sungai
lain yang tidak terkena dampak. Sistem Pengelolaan Air
Tambang di Batu Hijau memastikan bahwa air yang terkena
dampak penambangan, termasuk resapan dan air di
permukaan pit, tidak akan mengalir ke luar kawasan proyek.
PTNNT melaksanakan program pemantauan mutu air
secara menyeluruh dan teratur sesuai dengan AMDAL.
Setiap triwulan hasil pemantauan dilaporkan kepada
pemerintah Indonesia.
7
REKLAMASI
PROGRAM-PROGRAM LAIN
PTNNT membuka lahan untuk penggalian tambang dan
pembangunan sarana pengelolaan lingkungan tambang.
Pencegahan erosi dilakukan dengan melakukan
penanaman kembali tanaman dan tumbuhan asli yang
tumbuh di tempat tersebut sesegera mungkin. Program
penanaman kembali dan reklamasi ini terus dilakukan
selama kegiatan penambangan berlangsung.
Program pemantauan revegetasi dilakukan secara berkala
guna memastikan metode erosi pencegahan dan
pelestarian alam terlaksana secara efektif dan sesuai
dengan tujuan PTNNT yaitu menciptakan permukaan
bentang lahan yang baru dan sesuai untuk penggunaan
lahan pasca operasi tambang.
PTNNT menyadari bahwa sebagai anggota masyarakat dan
tetangga yang baik, PTNNT selalu bekerja sama dengan
masyarakat setempat dan pemerintah untuk mendukung
penanganan masalah lingkungan. Oleh karena itu, PTNNT
bersama dengan masyarakat dan pemerintah telah
melaksanakan berbagai program lingkungan. Tujuan
program ini adalah menjalin komunikasi langsung dengan
wilayah di sekitar tambang, memberikan informasi mengenai
pengelolaan sumber daya alam secara bertanggung jawab,
dan meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai
program pemantauan dan pengelolaan lingkungan PTNNT.
Program yang tengah dilaksanakan saat ini meliputi
program pantai bersih, rehabilitasi serta perlindungan
terumbu karang dan konservasi penyu.
8
PENUTUPAN TAMBANGSama seperti tambang lainnya, pada saat batuan yang
mengandung mineral berharga habis ditambang maka Batu
Hijau akan menghentikan operasinya. Meskipun menurut
perkiraan saat ini produksi di Batu Hijau akan berakhir
dalam kurun waktu 2 dekade, namun usia aktual tambang
dapat berubah drastis karena berbagai faktor penentu yang
mungkin terjadi pada masa mendatang. Seiring dengan
perkembangan penambangan, lebih banyak data geologi,
tambang, dan metalurgi yang tersedia dan hal ini akan
menghasilkan perhitungan yang lebih akurat mengenai
jumlah bijih bernilai ekonomis yang terkandung dalam tanah,
dan waktu yang dibutuhkan untuk menambang dan
mengolah bijih tersebut. Usia tambang juga ikut ditentukan
oleh fluktuasi harga tembaga karena hal ini berpengaruh
langsung terhadap segi ekonomis keberlangsungan operasi
proyek Batu Hijau.
Akhirnya, tantangan yang paling berat adalah
merencanakan dan bekerja keras untuk membangun
berbagai sektor ekonomi yang mampu bertahan setelah
tambang tutup kelak.
Setelah tambang selesai beroperasi nanti, reklamasi dan
revegetasi akan diselesaikan guna menyediakan bentang
lahan yang cocok untuk penggunaan lahan pasca operasi
tambang. Reklamasi di tempat penempatan batuan sisa
dilakukan selama operasi tambang berlangsung, agar dapat
mengembalikan sebanyak mungkin lahan ke keadaan
semula sesegera mungkin.
Dinding pit tidak perlu direklamasi karena lubang tambang
akan terisi air secara bertahap. Perencanaan penggunaan
lahan setelah tambang tutup akan dibuat atas persetujuan
pemerintah dan masyarakat. Pengelolaan air yang berasal
dari tempat penimbunan batuan sisa akan dilanjutkan sesuai
dengan kebutuhan.
9
PRINSIP-PRINSIP
Berkelanjutan
Kemitraan
Teknologi tepat guna
Penggalangan dana
Tujuan program pengembangan masyarakat PTNNT adalah
untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar
tambang melalui pembangunan ekonomi berkelanjutan,
pengembangan sumber daya manusia dan, bila
memungkinkan, mengurangi dampak sosial negatif. PTNNT
percaya bahwa masyarakat sekitar tambang harus
memperoleh keuntungan ekonomi termasuk di bidang
kesempatan kerja dan kegiatan lain yang berkembang
melalui keberadaan tambang. Keuntungan ini harus tetap
berlanjut meskipun masa operasi tambang telah selesai
nanti. Demikian pula halnya dengan industri dan usaha yang
berkembang harus dapat terus tumbuh meskipun masa
operasi tambang telah berakhir.
Program pengembangan masyarakat PTNNT didasarkan
pada beberapa prinsip dasar:
- Mewujudkan masyarakat mandiri dan
manfaat berkelanjutan bagi masyarakat meskipun masa
operasi tambang telah berakhir.
- Mengutamakan konsultasi aktif, kerja sama,
kemitraan dengan masyarakat, pemerintah, LSM, dan
organisasi lokal lainnya.
- Mengembangkan teknologi tepat
guna yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan
dapat dioperasikan serta dikelola oleh masyarakat sendiri.
- Menciptakan sinergi antara sumber
daya PTNNT dengan bantuan dana yang berasal dari
lembaga donor, LSM, lembaga multilateral, dan investasi
atau kontribusi sektor swasta.
PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Praktik terbaik
Kontribusi masyarakat
- Menerapkan praktik terbaik pada bantuan
usaha dan bantuan pengembangan untuk keperluan
analisis, desain, implementasi, dan evaluasi program.
- Membutuhkan kontribusi aktif
masyarakat dan/atau pemerintah dalam berbagai jenis
kegiatan untuk memastikan kepemilikan dan
keberlanjutannya.
10
EMPAT PILAR UTAMA
Kesehatan Masyarakat
Pengembangan Pendidikan
Pengembangan Ekonomi
Pengembangan usaha lokal
Program Pengembangan Masyarakat PTNNT dipusatkan
pada pengembangan dasar-dasar sumber daya manusia
dan pemanfaatan sumber daya alam yang sejalan dengan
perencanaan pembangunan berkelanjutan.
Program Pengembangan Masyarakat ini dicapai melalui
empat pilar utama yakni:
- Kegiatan kesehatan yang bersifat
preventif seperti pengendalian malaria, kesehatan ibu dan
anak, air dan sanitasi, tuberkulosis, dan pencegahan
penyakit menular seksual (PMS), serta program pelatihan
kesehatan.
- Diutamakan pada peningkatan
mutu pendidikan melalui pelatihan guru, upaya penerapan
kurikulum tingkat satuan pendidikan, pendekatan
manajemen berbasis sekolah, pelatihan kejuruan
(perbengkelan, otomotif, pengelasan, kelistrikan). Setiap
tahun PTNNT memberikan beasiswa bagi pelajar dan
mahasiswa, serta melaksanakan program perpustakaan
keliling bagi masyarakat.
- Terdiri dari program pertanian
dan usaha lokal. Pada program pertanian, perhatian utama
diberikan pada sistem intensifikasi pertanian dan pertanian
terpadu dengan memadukan teknik pertanian yang sudah
ditingkatkan, diversifikasi tanaman, pupuk organik,
pengendalian hama terpadu, dan jaringan pemasaran.
- Adalah motor pertumbuhan
ekonomi berkelanjutan. Bidang pengembangan meliputi
usaha menjahit, pembuatan paving block, perbaikan
kontainer, penggergajian kayu, pembuatan jaring jute,
produk pertanian dan budi daya ikan serta jasa kontraktor,
termasuk keuangan mikro dan pelatihan keterampilan
usaha. Gagasan ”Pembelian Lokal” yang telah diterapkan di
seluruh departemen PTNNT, adalah untuk meningkatkan
pembelian produksi dan layanan jasa lokal, dan juga agar
usah lokal dapat memenuhi persyaratan standar PTNNT.
- Peningkatan prasarana
meliputi perbaikan jalan dan saluran air, pembangunan dan
rehabilitasi gedung sekolah, pembangunan klinik,
pengadaan air bersih, irigasi, pembangunan tempat
penimbunan sampah, sarana pariwisata dan pasar
tradisional.
Pembangunan Infrastruktur
11
PARTISIPASI MASYARAKAT Aspek utama pengembangan masyarakat adalah memberi
kesempatan kepada masyarakat untuk mengelola sumber
dayanya sendiri. Dengan pertimbangan ini, maka
didirikanlah Yayasan Olat Parigi (YOP). Tujuan yayasan ini
adalah untuk mendukung aspirasi yang berkembang di
masyarakat dan membantu mengidentifikasi serta
mengelola program berbasis masyarakat.
Untuk mewujudkan kondisi perekonomian masyarakat yang
lebih baik dan berkelanjutan, PTNNNT juga mendirikan
YPESB (Yayasan Pembangunan Ekonomi Sumbawa Barat)
yang menjalankan program-program pemberdayaan dan
penguatan kapasitas ekonomi usaha mikro kecil di
Sumbawa Barat. Yayasan ini menjalankan program atas
dasar prinsip partisipasi dan kerjasama, berkelanjutan,
kesetaraan laki-laki dan perempuan, peduli lingkungan, dan
praktik terbaik.
12
Menjadi yang terdepan dalam bidang Keselamatan Kerja, Perlindungan Lingkungan dan Tanggung Jawab Sosial.
PT NewmontNusa Tenggara
Batu Hijau Site, Sumbawa Barat, NTB, Indonesia
Tel (62) (372) 635318 Ext. 46260
Fax (62) (372) 635319 Ext. 46317
Jl. Sriwijaya 258 Mataram, NTB, Indonesia
Tel (62) (370) 636318
Fax (62) (370) 633349
Jl. Cendrawasih No. 140, Sumbawa Besar, NTB, Indonesia
Tel (62) (371) 626318
Fax (62) (371) 24163
email: [email protected]
@2011
www.ptnnt.co.id
Top Related