Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
IV. 1
Bab IV PROFIL KABUPATEN LAMPUNG UTARA
4.1 GEOGRAFI DAN ADMINISTRASI WILAYAH
Kabupaten Lampung Utara adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota di
Provinsi Lampung dengan Ibukota Blambangan Kotabumi. Secara
klimatologis, Kabupaten Lampung Utara terletak diantara 4,340 – 5,060 Lintang
Selatan dan 104,300 – 105,080 Bujur Timur, dengan luas Wilayah Kabupaten
Lampung Utara 2.725,63 Km2 atau 7,72% dari luas wilayah Provinsi
Lampung, yang berbatasan dengan :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Way Kanan
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tulang Bawang
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat
Untuk lebih jelasnya mengenai batasan administratif, dapat dilihat pada
Gambar Peta Administrasi Kabupaten Lampung Utara.
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
IV. 2
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
IV. 3
Berdasarkan Peraturan Daerah No. 08 Tahun 2006, wilayah Kabupaten Lampung
Utara pada tahun 2006 dimekarkan menjadi 23 kecamatan dan 247 desa /
kelurahan.
Tabel 4.1
Wilayah Kecamatan di Kabupaten Lampung Utara
No Kecamatan Luas/area
(Ha)
Luas terhadap
kabupaten (%)
Jumlah
desa/kel
1 Bukit Kemuning 11.498 4,22 8
2 Abung Tinggi 13,306 4,88 8
3 Tanjung Raja 33.170 12,17 19
4 Abung Barat 6.008 2,20 14
5 Abung Tengah 9.193 3,37 11
6 Abung Kunang 4.020 1,47 7
7 Abung Pekurun 18.247 6,73 9
8 Kotabumi 5.911 2,17 13
9 Kotabumi Utara 17.519 6,43 8
10 Kotabumi Selatan 10.422 3,82 14
11 Abung Selatan 14.136 5,19 16
12 Abung Semuli 9.688 3,55 7
13 Blambangan Pagar 19.139 7,02 7
14 Abung Timur 10.447 3,83 12
15 Abung Surakarta 11.051 4,05 9
16 Sungkai Selatan 8.965 3,29 11
17 MuaraSungkai 11.869 4,35 11
18 Bunga Mayang 12.576 4,61 11
19 Sungkai Barat 6.896 2,53 10
20 Sungkai Jaya 5.220 1,92 9
21 Sungkai Utara 12.759 4,68 15
22 Hulu Sungkai 9.263 3,40 10
23 Sungkai Tengah 11.160 4,09 8
JUMLAH 272.563 100,00 247 Sumber : Lampung Utara Dalam Angka 2014
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
IV. 4
4.2 DEMOGRAFI
4.2.1 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Lampung Utara tahun 2013 berdasarkan
Lampung Utara dalam Angka 2014 adalah sebesar 598.892 jiwa. Angka
tersebut mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu tercatat sebesar
584.277 jiwa. Jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Kotabumi
Selatan yaitu mencapai 65.627 jiwa dengan luas wilayah sebesar 104,22 Km2,
sedangkan jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Abung Kunang
sebanyak 9.579 jiwa dengan luas wilayahnya sebesar 40,20 Km2.
Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk dan kepadatan penduduk di
Kabupaten Lampung Utara dapat dilihat pada Tabel 4.2
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
IV. 5
Tabel 4.2
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Lampung Utara Tahun 2013
No Kecamatan Luas (Km2) Penduduk Kepadatan
/ Km2
1 Bukit Kemuning 114,98 39.676 345
2 Abung Tinggi 133,06 16.427 123
3 Tanjung Raya 331.70 30.628 92
4 Abung Barat 60,08 19.039 317
5 Abung Tengah 91,93 15.824 172
6 Abung Kunang 40,20 9.579 238
7 Abung Pekurun 183,47 11.441 62
8 Kotabumi 59,11 53.160 899
9 Kotabumi Utara 175,19 30.892 176
10 Kotabumi Selatan 104,22 65.627 630
11 Abung Selatan 141,36 47.895 339
12 Abung Semuli 96,88 24.130 249
13 Blambangan Pagar 191,39 17.295 93
14 Abung Timur 104,47 34.585 331
15 Abung Surakarta 110,51 27.750 251
16 Sungkai Selatan 89,65 21.693 242
17 Bunga Mayang 125,76 32.794 276
18 Muara Sungkai 118,69 14.568 116
19 Sungkai Barat 68,96 12.192 177
20 Sungkat Jaya 52,20 10.094 193
21 Sungkai Utara 127,59 33.224 260
22 Hulu Sungkai 92,63 14.100 152
23 Sungkai Tengah 111,60 15.892 142
JUMLAH 2.725,63 598.892 220
Sumber : Lampung Utara Dalam Angka 2014
Untuk kepadatan penduduk tertinggi terkonsentrasi di Kecamatan Kotabumi
mencapai tingkat kepadatannya sebesar 899 Jiwa/Km2 dengan luas wilayah 59,11
Km2. Sedangkan kepadatan penduduk terendah terdapat di Kecamatan Abung
Pekurun yang luas wilayahnya 183,47 Km2 sebesar 62 Jiwa/Km2.
4.2.2 Perekonomian Wilayah Lampung Utara
Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB) adalah indikator utama
perekonomian di suatu wilayah.PDRB atas dasar harga berlaku dapat
digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedangkan PDRB
atas dasar harga konstan digunakan unuk mengetahui pertumbuhan ekonomi.
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
IV. 6
Pelaksanaan otonomi daerah mulai bulan januari 2001 memberi kewenangan
serta keleluasan kepada Pemerintah Kabupaten Lampung Utara dalam
mengembangkan potensi ekonomi dan sumber-sumber keuangan daerah
yang dimilikinya. Potensi utama kab. Lampung Utara adalah dari sektor
pertanian, perkebunan, peternakan, perindustrian dan perikanan
mencerminkan kekuatan dan sebagai daya dukung peningkatan produktifitas
masyarakat.
PDRB merupakan nilai dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh unit
kegiatan ekonomi yang berada di suatu wilayah selama kurun waktu tertentu,
nilai PDRB Kab. Lampung Utara atas dasar harga berlaku pada tahun 2013
mencapai 14.410.408 juta rupiah sedangkan PDRB atas dasar harga konstan
sebesar Rp.24.000.000.
Pertumbuhan ekonomi riil Kabupaten Lampung Utara pada Tahun 2013
sebesar 5,71% lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 6,03%,
jika dilihat dari pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi pada sektor
penganggkutan dan komunikasi sebesar 8,47% dan listrik, gas, serta air
bersih sebesar 6,89%
Struktur perekonomian Lampung Utara masih di dominasi oleh sektor
pertanian dengan kontribusi 30,97% namun dari tahun ke tahun besarnya
kontribusi sektor ini semakin menurun seiiring meningkatnya peranan sektor
lainnya sebesar 17,28%, Pengangkutan dan komunikasi sebesar 13,38%.
Secara makro, keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah dapat
31%
17%
1%
0% 2%
14%
13%
10%
12%
Distribusi persentase PDRB Menurut sektor
pertanian
industri pengolahan
pertambangan dan penggalian
listrik, gas dan air bersih
bangunan
perdagangan, hotel & restoran
pengangkutan dan komunikasi
keuangan, sewa, dan jasa persh
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
IV. 7
dilihat dari meningkatnya pendapatan domestik regional bruto (PDRB), total
PDRB menunjukan jumlah seluruh nilai tambah yang dihasilkan oleh
penduduk dalam periode tertentu ( biasanya satu tahun ). Semakin tinggi
kenaikan PDRB maka semakin tinggi pula pertumbuhan nilai ekonominya.
Dari data PDRB diatas maka dasar harga konstan dan atas dasar harga
berlaku maka sektor pertanian memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap
naiknya nilai PDRB yaitu sebesar ( 38,43% ), sedangkan sektor lain yang
menjadi penyumbang terbesar PDRB adalah dari sektor perdagangan,
restoran dan hotel (17,64%), serta dari sektor industri pengolahan (15,06%).
Pertumbuhan perekonomian sebesar 5,73%.
PDRB merupakan besaran dari nilai tambah bruto yang dihasilkan dari seluruh
unit kegiatan usaha yang berada pada suatu wilayah pada kurun waktu
tertentu. Pada tahun 2013 PDRB Kab. Lampung Utara mencapai 14.410.408
juta rupiah dengan PDRB perkapita sebesar 24.06 juta Rupiah. Kegiatan
perekonomian Lampung Utara masih didominasi oleh empat sektor kegiatan
yaitu sektor pertanian, industri pengolahan, perdagangan hotel dan restoran
serta pengangkutan dan komunikasi Hal ini dapat dilihat dari kontribusi
masing-masing sektor terhadap total PDRB.
Pertumbuhan ekonomi mencapai 5,71% lebih rendah dibandingkan tahun
2012 sebesar 6,03%. Laju pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor
penganggkutan dan komunikasi sebesar 8,47% dan sektor industri
pengolahan sebesar 9,19%. Selain untuk mengukur kinerja perekonomian,
PDRB juga dapat digunakan untuk mengestimasikan laju inflasi. Inflasi
merupakan indeks yang menggambarkan perubahan harga. Laju inflasi PDRB
Lampung Utara Tahun 2,82% dalam struktur pertanian dan perkebunan.
Pendapatan perkapita menunjukkan besarnya pendapatan yang dapat
dinikmati oleh setiap penduduk secara rata-rata. Angka ini terbentuk dari
jumlah pendapatan yang timbul (Income Origined) dibagi dengan jumlah
penduduk pertengahan tahun. Pendapatan perkapita di kabupaten Lampung
Utara dalam struktur ekonomi atas harga berlaku dengan sebesar tercatat
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
IV. 8
21,21 juta Rupiah, dengan demikian kita masih mengharapakan Kabupaten
Lampung Utara kembali masuk 50 besar Kabupaten/Kota terkaya versi warta
ekonomi.
4.3 TOFOGRAFI
Gambaran topografi menjabarkan mengenai kondisi ketinggian dan kontur
wilayah yang dimana kabupaten Lampung Utara merupakan rangkaian Bukit
barisan yang terdiri dari lereng-lereng curam dan terjal ( 7% dari luas
Kabupaten Lampung Utara ) dengan ketinggian 450-1500 m/dpl. Kawasan
tersebut ditutupi oleh vegetasi hutan primer atau sekunder di bagian timur
tertutup vulkanis awan gelap yang terbentang dari daerah persawahan dan
perkebunan. Di bagian utara terdapat lapisan sedimen vulkanis dan celah
(fisaves erruption) yang menghasilkan minyak bumi di dalam 4 seri lapisan yaitu
dinamai lapisan palembang bed yang ditandai dengan adanya singkapan
endapan tufa masam.
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
IV. 9
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
IV. 10
4.4 GEOHIDROLOGI
Iklim disuatu tempat sangat ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya curah
hujan, hari hujan, temperatur udara, evaporasi, transpirasi dan kecepatan angin
yang erat hubungannya dengan topografi, vegetasi dan ketinggian suatu
tempat. Untuk membantu memudahkan manusia dalam mengelola SDA, maka
dibuat berbagai klasifikasi iklim berdasarkan atas berbagai faktor.
Menurut LR Oldman (1978) di wilayah Propinsi Lampung dijumpai tipe iklim A
hingga E. Pembagian/klasifikasi iklim ini didasarkan atas keperluan air untuk
kehidupan tanaman, yaitu apabila curah hujan lebih dari 100 mm/bulan
tanaman akan sulit tumbuh normal. Jika lebih dari 200 mm/bulan dengan empat
bulan berturut-turut basah dapat ditanami padi sawah 2 kali setahun tanpa
irigrasi.
Adapun klasifikasi menurut LR Oldeman tersebut :
# Type A : Bulan basah (lebih dari 200 mm/bulan) lebih dari 9 bulan
secara berturut-turut dengan kurang dari 2 bulan kering
(kurang dari 100 mm/bulan) berturut-turut.
# Type B : Bulan basah 7 - 9 bulan berturut – turut dengan kurang dari
2 bulan kering berurutan.
# Type C1 : Bulan basah 5 - 6 bulan berturut – turut dengan kurang
dari 2 bulan kering (kurang dari 100 mm/bulan).
# Type C2 : Bulan basah 5 - 6 bulan berturut – turut dengan kurang
dari 2 – 3 bulan kering berturut – turut.
# Type D2 : Bulan basah 3 - 4 bulan berturut – turut dengan kurang dari
2 – 3 bulan kering berturut – turut.
# Type D3 : Bulan basah 3 - 4 bulan berturut – turut dengan kurang
dari 4 – 6 bulan kering berturut – turut.
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
IV. 11
Kabupaten Lampung Utara termasuk dalam daerah beriklimtropis Iklim tropis dengan
musim hujan dan musim kemarau berganti sepanjang tahun. Temperatur rata – rata
30º C, dengan jumlah 197 mm/bulan dan hujan rata – rata 12 hari/bulan. Curah hujan
paling tinggi terjadi pada bulan Februari dan paling rendah pada bulan Agustus.
Daerah dengan curah hujan tinggi adalah Kecamatan Bukit Kemuning dan curah
hujan terendah adalah Kecamtan Kotabumi Utara. Salah satu faktor penting dari
aspek ini adalah berkaitan dengan iklim Lampung Utara yang tergolong katagori iklim
B (Smeith dan Ferguson) terkait dengan potensi pertanian yang sangat besar di
Lampung Utara yang membutuhkn dukungan pengairan yang memadai, maka
pengairan alami menjadi faktor penting penentu keberhasilan pembangunan
pertanian di Lampung Utara.
Gambaran mengenai geohidrologi menjabarkan penggunaan air tanah dan wilayah
DAS secara deskriptif dengan didukung oleh peta-peta seperti wilayah sungai/DAS
dengan skala peta 1:50.000. Secara hidrologi, Kabupaten Lampung Utara terdapat
banyak sungai-sungai yang mengalir dari barat ke arah timur yang rendah. Nama-
nama sungai dan panjang sungai yang terdapat di Kabupaten Lampung Utara dapat
dilihat pada Tabel 4.3.
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
IV. 12
Tabel 4.3.
Sungai-sungai di Kabupaten Lampung Utara
No. Nama Sungai Panjang Daerah Alir (km)
1 Way Rarem 42 193
2 Way Galing 27 131,5
3 Way Kulur 26 137
4 Way Sabuk 38 143,5
5 Way Kelamas 32 108,2
6 Way Rendah 30 156
7 Way Talang Mas 57 134
8 Way Melungun 45 133
9 Way Kelanga 22 76
10 Way sungkai hulu 38 116
11 Way Buluh 25 64
12 Way Buyut 33 124
13 Way Hanakau 29 59,5
14 Way Sungko Hilir 25 80
15 Way Papan 33 208
Sumber : BPS Kab. Lampung Utara
Adapun beberapa ketinggian kota dari permukaan laut di Kabupaten Lampung Utara
terlihat pada Tabel 4.4.
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
IV. 13
Tabel 4.4
Ketinggian wilayah dari permukaan laut
NO
KOTA/CITY
Ketinggian/
Height Above Sea
Level
Kecamatan/
District
1 Bukit Kemuning 205 Buki Kemuning
2 Kotabumi 32 Kotabumi
3 Tanjung Raja 149 Tanjung Raja
4 Bumi Agung Marga 28 Abung Timur
5 Ogan Lima 105 Abung Barat
6 Kalibalangan 38 Abung Selatan
7 Madukoro 33 Kotabumi Utara
8 Tata Karya 26 Abung Surakarta
9 Ketapang 33 Sungkai Selatan
Sumber : BPN Propinsi Lampung
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
IV. 14
Gambar 4.3
Peta hidrologi Kabupaten Lampung Utara
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
IV. 15
4.5 Geologi
Struktur dan Karakteristik
Pada wilayah Lampung Utara bagian utara terdapat lapisan sedimen
vulkanis dan celah (fisaves errution) yang mengalami pelipatan di zaman
pleistosin tua, yang menghasilkan minyak bumi di dalam 4 seri lapisan
Palembang (Palembang Bed). Lapisan ini terdapat di Kotabumi yang ditandai
dengan singkapan endapan tulfa masam. Dari literatur dan peta geologi
dapat diinventarisir adanya bahan-bahan tambang, diantaranya adalah
minyak bumi yang terdapat pada lapisan Palembang Bed, terakumulasi
sebagai lanjutan dari endapan minyak bumi di daerah Palembang yakni di
wilyah bagian sebelah timur Kotabumi.
Potensi
Wilayah Kabupaten Lampung Utara cenderung di dominasi oleh satuan
lahan dan jenis tanah sebagaimana tertera di tabel berikut ini
Tabel 4.5
Dominasi jenis tanah di Kabupaten Lampung Utara
No Satuan
Lahan
Simbol
Jenis Tanah
Dominasi Jenis
Tanah
1 2 3 4
1 Aluvial Af. 1.2.2 Tropaquepts,
Fluvaquents,
Dystropepts
Au. 1.2 Fluvaquents,
Tropaquepts
Au. 1.3 Fluvaquents,
Tropaquepts
2 Perbukitan Hab. 1.3.3 Dystropepts
Hab. 1.8.2 Dystropepts
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
IV. 16
No Satuan
Lahan
Simbol
Jenis Tanah
Dominasi Jenis
Tanah
3 Dataran Tuf
Masam
Idf. 3.2
Idf. 4.2
Idf. 5.2
Idq. 2.1
Idq. 3.1
Idq. 3.2
Idq. 4.2
Huplodux
Dystropepts
Dystropepts
Hapludox
Hapludox
Hapludox
Dystropepts
4 Dataran Pf. 3.2
Pf. 4.2
Hapludox
Dystropepts
5 Volkan Va. 2.2.1
Va. 2.2.2
Va. 2.3.2
Vab. 1.1.2
Vab. 1.2.3
Vab. 1.3.3
Vab. 1.4.2
Vab. 1.4.3
Vab. 2.3.2
Vd. 2.3.2
Vd. 2.3.3
Vd. 2.6.2
Vab.
2.11.3
Humitropepts
Humitropepts
Dystrandepts
Troporthents
Dystrandepts,
Dystropepts,
Humitropepts,
Dystropepts,
Dystrandepts,
Tropaquepts
Humitropepts
Dystropepts
Humitropepts
Humitropepts
Dystropepts
Humitropepts
6 Aneka
Bentuk
X.1
X.2
X.3
Lembah Terjal
Pemukiman
Daerah Berair,
Danau
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
IV. 17
Sumber : Peta Satuan Lahan dan Tanah Lembar Baturaja 1011, Lembar
Menggala Lembar Kota Agung 1010.
Hasil analisis capaian indikator Jenis tanah di Kabupaten Lampung Utara
berdasarkan hasil penelitian Pusat Penelitian Tanah IPB Bogor pada Tahun
1997 terdapat 4 (empat) klasifikasi tanah utama yaitu: regosol, podsolik
coklat, latosol dan podsolik merah kuning, adalah sebagaimana disajikan
pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4. 6
Jenis tanah di Kabupaten Lampung Utara
Sumber : : Lampung Dalam Angka Tahun 2007.
Keterangan : )* termasuk kecamatan pemekarannya.
Untuk kedalaman efektif tanah di wilayah Kabupaten Lampung Utara
berkisar antara 30 – 100 cm. Kondisi ini dasarnya sangat berpengaruh pada
kegiatan pertanian baik lahan basah, lahan kering dan tanaman keras,
karena kegiatan pertanian memerlukan kedalaman efektif tanah lebih besar
dari 30 cm. Oleh sebab itu, khusus untuk tanaman pahan lahan basah
dipersyaratkan pada kedalamam lebih dar 60 cm, sedangkan tanaman
pangan lahan kering dan tanaman tahunan/keras cukup sesuai untuk
kedalaman efektif tanah lebih dari 30 cm, dan untuk kedalaman tanah kurang
dari 30 cm sesuai untuk dikonservasikan.
Kedalaman efektif tanah > 90 cm, meliputi daerah-daerah lembah, bantaran
sungai dan dataran banjir yang tersebar di Kabupaten Lampung Utara.
Kedalaman efektif tanah antara 30 – 90 cm, meliputi daerah-daerah yang
berada disekitar perbukitan (Bukit Kemuning, Tanjung Raja, Abung Barat,
Abung Tengah). Kedalaman efektif tanah kurang dari 30 cm meliputi
sebagian daerah-daerah perbukitan yaitu Bukit Kemuning, Tanjung Raja,
Abung Barat dan Abung Tengah.
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
IV. 18
Tekstur tanah ikut menunjang bagi pertumbuhan tanaman dimana tanah
yang teksturnya sedang sampai halus relative lebih mudah diolah dengan
kandungan unsur hara serta penyuburnya relative terjaga. Kondisi
sturktur/tekstur tanah sedang sampai halus sangat cocok pembudidayaan
tanaman lahan basah dan tanaman lahan kering sedangkan tekstur kasar
lebih sesuai untk tanaman keras/tahunan.
4.6 KLIMATOLOGI
Kabupaten Lampung Utara termasuk dalam daerah beriklim tropis, terdiri dari
dua musim yaitu musim penghujan dari bulan Oktober s/d Maret dan musim
kemarau dari bulan April s/d September, secara bergantian sepanjang tahun,
dengan jumlah hujan rata-rata 153,5 mm/bulan atau jumlah hari hujan rata-rata
dalam sebulan adalah 12 hari/bulan. Suhu udara rata – rata minimum berkisar
antara 21, 4 0C - 24,0 0C, sedangkan suhu udara rata – rata maksimum berkisar
antara 32,1 0C s/d 35,5 0C . Kelembaban udara rata – rata 82 – 89 % dan
tekanan udara rata – rata 1004,90 – 1007,30 mlbar. Sedangkan rata – rata
kecepatan angin maksimum yang terjadi adalah sebesar 3 knot.
4.7 SOSIAL DAN EKONOMI
4.7.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat yang tinggi merupakan tujuan yang
ingin dicapai oleh setiap daerah. Namun manfaat tersebut harus juga dirasakan
oleh seluruh lapisan masyarakat. Dengan kata lain, aspek pemerataan, aspek
pertumbuhan dan aspek perkembangan harus menjadi pertimbangan penting
dalam menyususun kebijakan pembangunan.
Dalam permasalahan ini akan diuraikan beberapa indikator, yang
menggambarkan tingkat kesejahteraan dan pemerataan ekonomi Kabupaten
Lampung Utara.
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
IV. 19
A. Pertumbuhan PDRB
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah total nilai produksi barang dan
jasa yang diproduksi di wilayah (regional) tertentu dalam waktu tertentu (satu
tahun). Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi perekonomian
secara makro, adalah data produk domestik regional bruto (PDRB). Terdapat 2
(dua) jenis penilaian PDRB, yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar
harga konstan. Selain menjadi bahan dalam dalam mengukur tingkat
pertumbuhan ekonomi suatu daerah, juga dapat digunakan sebagai bahan
evaluasi hasil-hasil pembangunan yang telah dilaksanakan. Adapun beberapa
kegunaan angka PDRB ini antara lain :
(1) Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan setiap
sektor ekonomi;
(2) Untuk mengetahui struktur perekonomian;
(3) Untuk mengetahui besarnya PDRB perkapita penduduk sebagai salah satu
indikator tingkat kesejahteraan masyarakat;
(4) Untuk mengetahui tingkat inflasi/deflasi berdasarkan pertumbuhan harga
produsen.
Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan ekonomi secara umum bertujuan untuk meningkatkan produksi
nasional, regional, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan keterpaduan peran antar dan
antara pemerintah, swasta serta masyarakat, dalam menggerakkan roda-roda
perekonomian daerah.
Secara makro, keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah dapat dilihat
dari capaian nilai PDRB. Total PDRB menunjukkan jumlah seluruh nilai tambah
(added value), yang dihasilkan oleh penduduk dalam periode tertentu (biasanya
satu tahun). Semakin tinggi kenaikan PDRB semakin tinggi pula pertumbuhan
ekonominya, demikian pula sebaliknya. Selanjutnya Pertumbuhan PDRB per
sektor atas dasar harga konstan di Kabupaten Lampung Utara adalah
sebagaimana tabel berikut ini.
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
IV. 20
Tabel 4.7
PDRB Lampung Utara 2011—2013 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000
No. Sektor 2011 2012 2013
(Juta Rp) (%) (Juta Rp) (%) (Juta Rp) (%)
1 Pertanian 1.312.478 36,71 1.349.323 35,68 1.386.629 34,69
2 Pertambangan & penggalian 29.117 0,81 30.213 0,80 31.458 0,79
3 Industri Pengolahan 538.640 15,06 584.266 15,45 623.596 15,60
4 Listrik, gas & air bersih 24.583 0,69 26.276 0,69 27.967 0,70
5 Konstruksi 173.011 4,84 182.207 4,82 191.483 4,79
6 Perdagangan, hotel & restoran 620.230 17,35 654.015 17,29 714.123 17,86
7 Pengangkutan dan Komunikasi 252.909 7,07 296.487 7,84 321.607 8,05
8 Keuangan, Sewa & jasa perusahaan 273.854 7,66 296.924 7,85 319.270 7,99
9 jasa-jasa 341.863 9,56 362.070 9,57 381.426 9,54
PBRB 3.575.685 100 3.781.781 100, 3.997.559 100
Sumber : BPS Kabupaten Lampung Utara (data diolah)
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
IV. 21
Dari data diatas, dapat diketahui bahwa sektor pertanian menjadi penyumbang
terbesar PDRB pada tahun 2011, dengan kontribusi sebesar 36,71%, namun
mengalami penurunan hingga pada tahun 2013 menjadi sebesar 34,69% . Selain
sektor pertanian, sektor dengan kontribusi cukup dominan lainnya adalah sektor
perdagangan, hotel dan restoran, yang nilai kontribusinya mencapai 17,86% di
tahun 2013 terhadap struktur PDRB Lampung Utara, dan sektor dengan kontribusi
terbesar ketiga, adalah sektor industri sebesar 15,06% pada tahun 2013, yang
cenderung terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Kondisi ini menggambarkan, sedang terjadinya transformasi struktur ekonomi
Kabupaten Lampung Utara, dari sektor primer berupa pertanian ke arah sektor
sekunder berupa perdagangan, industri, dan jasa-jasa. Akan tertapi peranan
pertanian masih cukup dominan dalam struktur perekonominan daerah, walaupun
trend kontribusi terhadap struktur perekonomian daerah mengalami penurunan
dari tahun ke tahun.
Untuk mengukur laju pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah, dapat diketahui
dengan melihat pertumbuhan angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
atas dasar harga konstan (hk). Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lampung
Utara dalam kurun waktu tahun 2011 – 2013 atas dasar harga konstan, dari tahun-
ketahun mengalami fluktuasi, dengan angka pertumbuhan rata-rata yang terjadi
dalam kurun waktu 7 tahun terakhir adalah sebesar 5,95%, sebagaimana terlihat
pada tabel berikut.
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
IV. 22
Tabel 4.8
PDRB Lampung Utara dan Laju Pertumbuhan Tahun 2006 - 2012
TAHUN
PDRB PDRB PERTUMBUHAN
Harga
Konstan
Harga
Berlaku
(%)
(t-t-1)/t-1 x
(Jt-Rp) (Jt-Rp) 100%
2006 2.677.560 3.927.042 5,79
2007 2.855.121 4.812.148 6,63
2008 3.018.667 5.977.331 5,63
2009 3.194.205 7.082.917 5,85
2010 3.368.219 8.150.694 5,45
2011 3.577.988 10.444.595 6,23
2012 3.794.349 12.752.964 6,05
Sumber : BPS Kabupaten Lampung Utara (data diolah)
Sedangkan jika dilihat dari pertumbuhan angka Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) terhadap Lapangan Usaha, atas dasar harga berlaku (hb) dan Harga
Konstan (hk). Pertumbuhan Rata-rata Kontribusi 9 (sembilan) lapangan usaha
terhadap PDRB Kabupaten Lampung Utara, dalam kurun waktu 5 (lima) tahun
terakhir, adalah sebesar 51,52 %atas dasar harga berlaku dan 21,83 % atas
dasar harga konstan, seperti tergambar pada tabel berikut :
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
IV. 23
Tabel 4.9
Pertumbuhan Rata-rata Kontribusi Sektor dan PDRB Kabupaten Lampung Utara Atas
Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk)
tahun 2008 – 2012
No Lapangan Usaha Pertumbuhan (%)
Hb Hk
1 Pertanian 47,12 15,10
2 Pertambangan 39,12 16,28
3 Industri Pengolahan 69,01 22,75
4 Listrik , Gas, dan Air Bersih 39,95 21,31
5 Bangunan/Konstruksi 36,43 21,09
6 Perdagangan, Hotel, dan Restauran 51,40 18,70
7 Pengangkutan dan Komunikasi 66,89 35,01
8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 64,69 23,56
9 Jasa-Jasa 49,14 22,69
PDRB 51,52 21,83
Sumber : BPS Kabupaten Lampung Utara (data diolah)
Sektor Pengangkutan dan Komunikasi selama tahun 2008 hingga 2012,
mengalami pertumbuhan kontribusi penyumbang PDRB terbesar, yaitu 35,01%
berdasarkan Harga Konstan, namun apabila dilihat dari harga berlaku, maka
pertumbuhan kontribusi sektor ini terhadap PDRB sebesar 66,89%. Sedangkan
sektor terkecil pertumbuhan kontribusinya, adalah sektor pertanian yang hanya
sebesar 15,10 %, berdasarkan harga konstan, tetapi pertumbuhan kontribusi
sektor ini, bila di lihat dari PDRB berdasarkan harga berlaku cukup besar yaitu
47,12%.
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
IV. 24
Grafik 4.1
Pertumbuhan Kontribusi Sektor Kabupaten Lampung Utara Atas Dasar Harga
Konstan (Hk) tahun 2008 – 2012
Sumber : BPS Kabupaten Lampung Utara
Struktur Ekonomi
Dalam struktur ekonomi Kabupaten Lampung Utara, antara tahun 2008-2012,
kontribusi terbesar berasal dari sektor pertanian, yaitu mencapai rata-rata 34%
(berdasarkan harga berlaku). Kedua adalah sektor industri pengolahan sebesar
15%. Sedangkan secara umum struktur ekonomi Kabupaten Lampung Utara,
adalah berasal dari sektor tersier atau lebih banyak diberikan oleh sektor jasa.
Uraian secara mendetail, nilai dan kontribusi persektor dalam PDRB Kabupaten
Lampung Utara selama tahun 2008-2012, baik atas dasar harga berlaku
maupun atas dasar harga konstan, dituangkan dalam Tabel di bawah ini.
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
IV. 25
Tabel 4.10
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Lampung Utara Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2008-2012
No Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012
(Juta Rp) % (Juta Rp) % (Juta Rp) % (Juta Rp) % (Juta Rp) %
1 Pertanian 2.064.855 37,00 2.401.522 36,31 2.841.288 34,86 3.374.600 32,46 3.904.777 30,97
2 Pertambangan 74.149 1,33 83.812 1,27 99.003 1,21 109.790 1,06 121.791 0,97
3 Industri Pengolahan 675.387 12,10 833.374 12,60 1.148.903 14,10 1.708.918 16,44 2.179.303 17,28
4 Listrik , Gas, dan Air
Bersih 33.625 0,60 36.629 0,55 40.554 0,50 47.997 0,46 55.995 0,44
5 Bangunan/Konstruksi 159.554 2,86 180.397 2,73 205.779 2,52 227.159 2,19 250.989 1,99
6 Perdagangan, Hotel,
dan Restoran 835.287 14,97 969.639 14,66 1.147.110 14,07 1.408.734 13,55 1.718.859 13,63
7 Pengangkutan dan
Komunikasi 558.442 10,01 699.277 10,57 920.396 11,29 1.274.877 12,26 1.686.880 13,38
8
Keuangan,
Persewaan, dan
Jasa Perusahaan
430.188 7,71 524.612 7,93 704.854 8,65 983.720 9,46 1.218.255 9,66
9 Jasa-Jasa 748.774 13,42 885.156 13,38 1.042.807 12,79 1.258.801 12,11 1.472.254 11,68
Total 5.580.261 100 6.614.418 100 8.150.694 100 10.394.596 100 12.609.103 100
Sumber : BPS Kabupaten Lampung Utara (data diolah)
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
IV. 26
Berdasarkan harga berlaku, pada tahun 2008, sektor pertanian merupakan
sektor terbesar, yang memberikan kontribusi terhadap perekonomian kabupaten
lampung utara yaitu sebesar 37 %, walaupun mengalami penurunan hingga
menjadi 30,97% pada tahun 2012.
Kontribusi sektor terbesar ketiga pada tahun 2008, adalah sektor industri
pengolahan yang memberikan kontribusi sebesar 12,10%, terhadap
perekonomian Kabupaten Lampung Utara. Perkembangan kontribusi sektor ini,
mengalami peningkatan pada tahun 2012, yaitu menjadi sebesar 17,28%,
sehingga menjadikan sektor ini, sebagai pemberi kontribusi terbesar ke dua di
tahun 2012. Sedangkan, kontribusi sektor terbesar ketiga, disumbangkan oleh
sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, yang pada tahun 2008 memberikan
kontribusi sebesar 14,97 %, dan pada tahun 2012, mengalami penurunan
menjadi 13,63% (berdasarkan harga berlaku).
Sumber : BPS Kabupaten Lampung Utara
Grafik 4.2
Struktur Ekonomi Kabupaten Lampung Utara Tahun 2008-2012
(Atas Dasar Harga Berlaku)
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
IV. 27
Sumber : BPS Kabupaten Lampung Utara
Grafik 4.3
Kecenderungan Sektor Kontribusi Terbesar Ekonomi Kabupaten Lampung Utara
(Atas Dasar Harga Berlaku)
Berdasarkan perkembangan data PDRB Kabupaten Lampung Utara, tahun
2008–2012, terlihat bahwa kontribusi sektor Pertanian terhadap struktur ekonomi
daerah terus menurun, tetapi pertumbuhannya cenderung meningkat, sehingga
kontribusinya juga semakin menurun. Demikian juga Sektor perdagangan, hotel,
dan restoran, juga mengalami pertumbuhan, namun kontribusinya pada ekonomi
Kabupaten Lampung Utara tampak bersifat statis. Sektor pengangkutan dan
komunikasi, yang umumnya berkaitan dengan kegiatan ekonomi riil, juga
mengalami peningkatan pertumbuhan dan kontribusinya terhadap sektor
ekonomi Kabupaten Lampung Utara.
Pertumbuhan PDRB Per Kapita
Dengan diketahuinya PDRB Perkapita, maka dapat diketahui tingkat
kesejahteraan masyarakat suatu daerah secara umum. Akan tetapi PDRB
Perkapita, baik atas dasar harga konstan maupun harga berlaku, tidak dapat
menggambarkan penyebaran pendapatan masyarakat.
PDRB Perkapita Lampung Utara atas dasar harga berlaku pada tahun 2013
sebesar Rp. 24.061.780, meningkat sebesar 12,71 % jika dibandingkan dengan
keadaan pada tahun 2012, yang hanya sebesar Rp. 21.348.927. Berdasarkan
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
IV. 28
harga konstan PDRB Lampung Utara pada tahun 2013 juga meningkat, pada
tahun 2012 PDRB perkapita Lampung Utara atas dasar harga konstan adalah
sebesar Rp. 6.403.070 dan pada tahun 2013 naik menjadi Rp. 6.674.925,-.
B. Inflasi
Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara
umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak
dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan
kenaikan harga) pada barang lainnya. Inflasi merupakan salah satu indikator
penting, yang dapat memberikan informasi tentang dinamika perkembangan
harga barang dan jasa, yang dikonsumsi masyarakat dan berpengaruh terhadap
kemampuan daya beli masyarakat. Perkembangan harga barang dan jasa
tersebut, menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat daya beli
masyarakat.
Grafik 4.4
Perkembangan dan Kecenderungan Inflasi di Kabupaten Lampung Utara
Sumber : BPS Kabupaten Lampung Utara
Laju inflasi di Kabupaten Lampung Utara setelah tahun 2009 cenderung menurun,
seiring dengan kecenderungan penurunan inflasi nasional. Pada tahun 2010 inflasi
mencapai 9,94%. Inflasi 2011 mencapai 5,23%, Inflasi terendah di Kabupaten
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
IV. 29
Lampung Utara terjadi pada tahun 2012, yaitu sekitar 4,25%. Rata-rata inflasi
yang dialami oleh Kabupaten Lampung Utara adalah sebesar 5,90%.
4.7.2 Fokus Kesejahteraan Sosial
Indeks Pembangunan Manusia (IPM), merupakan salah satu ukuran keberhasilan
Pencapaian pembangunan, dalam konteks kesejahteraan sosial. Data IPM di
Lampung Utara dalam kurun waktu tahun 2009 – 2012 (Biro Pusat Statistik),
mengalami peningkatan dari 65,85 menjadi 70,96 pada tahun 2012 . Akan tetapi
anggka tersebut, masih berada dibawah skala nassional maupun provinsi, dengan
demikian Pemerintah Lampung Utara, harus tetap bekerja keras untuk mencapai
terget, yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat dan provinsi, dalam bentuk
peningkatan kualitas dan kwantitas program pembangunan daerah, yang langsung
berdampak pada peningkatan nilai Index Pembangunan Manusia , sebagai upaya
untuk meningkatkan kontribusi Kabupaten Lampung Utara, terhadap peningkatan
mutu sumber daya manusia di Provinsi Lampung, disamping atas kesadaran
bahwa, faktor utama yang menentukan berhasil atau gagalnya pembangunan
sebuah daerah, adalah kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu satu –
satunya sikap logis yang harus diambil, adalah membangun daerah secara
metodik, melalui serangkaian kebijakan dan strategi pembangunan yang up to
date.
Keberhasilan meningkatnya indeks pembangunan manusia (IPM) di Lampung
Utara ini, tidak terlepas dari semakin baiknya Indeks harapan hidup, Indeks
pendidikan dan Indeks standar hidup layak.
Rumus penghitungan IPM dapat disajikan sebagai berikut :
IPM = 1/3 [X(1) + X(2) + X(3)] ……… (1)
dimana :
X(1) : Indeks harapan hidup
X(2) : Indeks pendidikan = 2/3(indeks melek huruf) + 1/3(indeks rata-rata lama
sekolah)
X(3) : Indeks standar hidup layak
Komponen IPM adalah usia hidup (longevity), pengetahuan (knowledge), dan
standar hidup layak (decent living). Komponen Usia Hidup diukur dengan angka
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
IV. 30
harapan hidup atau e0 yang dihitung menggunakan metode tidak langsung
(metode Brass, varian Trussel) berdasarkan variabel rata-rata anak lahir hidup
dan rata-rata anak yang masih hidup. Komponen Pengetahuan diukur dengan
angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah yang dihitung berdasarkan data
Susenas Kor. Sebagai catatan, UNDP dalam publikasi tahunan HDR sejak 1995
menggunakan indikator partisipasi sekolah dasar, menengah, dan tinggi sebagai
pengganti rata-rata lama sekolah karena sulitnya memperoleh data rata-rata
lama sekolah secara global. Indikator angka melek huruf diperoleh dari variabel
kemampuan membaca dan menulis, sedangkan indikator rata-rata lama sekolah
dihitung dengan menggunakan dua variabel secara simultan; yaitu tingkat/kelas
yang sedang/pernah dijalani dan jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan,
sedangkan Komponen Standar Hidup Layak diukur dengan indikator rata-rata
konsumsi riil yang telah disesuaikan. Sebagai catatan, UNDP menggunakan
indikator PDB per kapita riil yang telah disesuaikan (adjusted real GDP per
capita) sebagai ukuran komponen tersebut karena tidak tersedia indikator lain
yang lebih baik untuk keperluan perbandingan antar negara.
Komponen Usia Hidup Masyarakat Kabupaten Lampung Utara mengalami
peningkatan yang relatif signifikan, hal ini diukur dari capaian indikator antara
lain: Umur Harapan Hidup ( UHH ) masyarakat yang mengalami Peningkatan,
dari 71.30 tahun (tahun 2009) menjadi 71,80 tahun (tahun 2011), Angka
Kematian Bayi ( AKB ) yang mengalami pengurangan, menjadi 28 bayi per 1000
kelahiran hidup dari angka sebelumnya 34 per 1000 kelahiran hidup, Gizi Kurang
( GK ) yang mengalami penurunan angka kejadian pada 2 ( dua ) Tahun
terakhir, dari 634 kasus menjadi 452 kasus atau turun sebesar 28,71 %, dan
peningkatan jumlah ketersediaan tenaga kesehatan ( Medis Dan Paramedis ),
pada tahun 2009 sebesar 1015 orang menjadi 1021 pada tahun 2013, yang jika
dibandingkan terhadap jumlah penduduk Kabupaten Lampung Utara yaitu
sebesar 596.375 jiwa, maka terjadi peningkatan sebesar 0,17 % dari angka
sebelumnya.
Komponen Pengetahuan masyarakat Kabupaten Lampung Utara, mengalami
peningkatan yang relatif signifikan, hal ini diukurt dari capaian indikator antara
lain: APM SD/MI lebih dari 90%, APK SD/MI lebih dari 100%, rata-rata nilai akhir
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
IV. 31
tingkat SMP meningkat menjadi 6.73 dari angka sebelumnya 6,67, rata-rata nilai
akhir tingkat sekolah menengah meningkat menjadi 6.87 dari angka sebelumnya
6.82 , angka putus sekolah tingkat SD turun menjadi 1.94% dari angka
sebelumnya 1.98 %, angka putus sekolah tingkat SMP turun menjadi 2.74%
dari angka sebelumnya 2.77 , persentase guru layak mengajar terhadap guru
seluruhnya, untuk tingkat SMP meningkat menjadi 96.58% dari angka
sebelumnya 95,96 % dan untuk tingkat SMA meningkat menjadi 77.86 % dari
angka sebelumnya 77.43 %,
Komponen Standar Hidup Layak Masyarakat Kabupaten Lampung Utara
mengalami peningkatan yang relatif signifikan, hal ini diukur dari capaian
indikator PDRB Perkapita Lampung Utara atas dasar harga konstan yang pada
4 (empat ) tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu
pada tahun 2009 sebesar Rp. 5.407.611,-,tahun 2010 sebesar Rp. 5.702.196,-,
tahun 2011 Rp. 6.038.883,- dan tahun 2012 menjadi Rp. 6.359.986,-
Angka Melek Huruf
AMH naik menjadi 99,78% pada tahun 2013, bila dibandingkan dengan tahun
2011 yang berada di tingkat 98,56%. (Angka Melek Huruf adalah proporsi
penduduk berusia 15 tahun ke atas, yang dapat membaca dan menulis dalam
huruf latin atau lainnya), indikator capaian Angka Melek Huruf di Kabupaten
Lampung Utara pada 3 ( tiga ) tahun terakhir adalah sebagaimana disajikan pada
tabel berikut ini :
Tabel 4.11
Indikator Capaian Angka Melek Huruf
Indikator Satuan Capaian
2011/2012
Capaian
2012/2013
Capaian
2013/2014
Sumber
Data
Angka Melek
Aksara 15
tahun keatas
% 98,56 98,94 99,78 BPS
Sumber : EKPD Kabupaten Lampung Utara
Top Related