Natural Ventilation Sains & Teknologi Bangunan I Semester Genap 2014/2015
Ventilasi alami terjadi karena adanya perbedaan tekanan di luar suatu bangunan gedung yang disebabkan oleh angin dan karena adanya perbedaan temperatur, sehingga terdapat gas-gas panas yang naik di dalam saluran ventilasi.
VENTILASI ALAMI
Ventilasi alami yang disediakan harus terdiri dari bukaan permanen, jendela, pintu atau sarana lain yang dapat dibuka, dengan :
a). jumlah bukaan ventilasi tidak kurang dari 5% terhadap luas lantai ruangan yang membutuhkan ventilasi; dan
b). arah yang menghadap ke : 1). halaman berdinding dengan ukuran yang sesuai, atau daerah
yang terbuka keatas. 2). teras terbuka, pelataran parkir, atau sejenis; atau 3). ruang yang bersebelahan
SNI 03-6572-2001 STB 1 Ventilasi Alami
Dapat berasal dari jendela, bukaan, ventilasi di pintu atau sarana lain dari ruangan yang bersebelahan (termasuk teras tertutup), jika kedua ruangan tersebut berada dalam satuan hunian yang sama atau teras tertutup milik umum
untuk bangunan hunian (pribadi maupun bersama): 1). ruang yang diventilasi bukan area sanitasi.
2). jendela, bukaan, pintu dan sarana lainnya dengan luas ventilasi 5% terhadap luas lantai dari ruangan yang diventilasi.
3). ruangan yang bersebelahan memiliki jendela, bukaan, pintu atau
sarana lainnya dengan luas ventilasi 5% terhadap kombinasi luas lantai dari kedua ruangan
VENTILASI RUANG BERSEBELAHAN
SNI 03-6572-2001 STB 1 Ventilasi Alami
1). jendela, bukaan, pintu atau sarana lainnya dengan luas
ventilasi 10% terhadap luas lantai dari ruang yang akan diventilasi, diukur tidak lebih dari 3,6 meter diatas lantai; dan
2). ruang yang bersebelahan mempunyai jendela, bukaan,
pintu atau sarana lainnya dengan luas ventilasi 10% terhadap kombinasi luas lantai kedua ruangan, dan
3). luas ventilasi yang dipersyaratkan dalam butir a) dan b)
boleh dikurangi apabila tersedia ventilasi alami dari sumber lainnya.
VENTILASI ALAMI bangunan perkantoran, perdagangan, pabrik, gudang, bangunan publik
SNI 03-6572-2001 STB 1 Ventilasi Alami
PENGHALANGAN POSISI KLOSET DAN KAMAR MANDI
Kloset atau kamar mandi, tidak boleh terbuka langsung ke arah :
a). dapur atau pantri.
b). ruang makan umum atau restoran
c). Ruang tidur/asrama dalam bangunan hunian
d). ruang pertemuan.
e). ruang kerja
SNI 03-6572-2001 STB 1 Ventilasi Alami
RUANG ANTARA
Jika kloset atau kamar mandi terbuka langsung terhadap ruang lain, maka;
1). jalan masuk harus melalui ruang antara, koridor atau ruang lainnya; atau
2).ruang yang tidak berhubungan dengan udara luar jika terdapat kloset atau kamar mandi harus dilengkapi dengan ventilasi pembuangan mekanis; dan pintu ke ruangan tersebut harus terhalang dari penglihatan.
SNI 03-6572-2001 STB 1 Ventilasi Alami
GEDUNG PARKIR
Setiap lantai gedung parkir, kecuali pelataran parkir terbuka, harus mempunyai sistem ventilasi :
a). mengikuti ketentuan berlaku.
b). alami permanen yang memadai.
SNI 03-6572-2001 STB 1 Ventilasi Alami
PERANCANGAN SISTEM VENTILASI ALAMI
a). Tentukan kebutuhan ventilasi udara yang diperlukan sesuai fungsi ruangan.
b). Tentukan ventilasi gaya angin atau ventilasi gaya termal yang akan digunakan.
SNI 03-6572-2001 STB 1 Ventilasi Alami
Ventilasi Gaya Angin (wind driven ventilation)
Faktor yang mempengaruhi laju ventilasi yang disebabkan gaya angin termasuk :
a). Kecepatan rata-rata. b). Arah angin yang kuat. c). Variasi kecepatan dan arah angin musiman
dan harian. d). hambatan setempat (bangunan yang
berdekatan, bukit, pohon dan semak belukar)
SNI 03-6572-2001 STB 1 Ventilasi Alami
Inlet & outlet
Inlet sebaiknya ditempatkan dalam daerah bertekanan tinggi,
outlet sebaiknya ditempatkan dalam daerah negatip atau bertekanan rendah.
Inlet sebaiknya langsung menghadap arah angin yang kuat.
SNI 03-6572-2001 STB 1 Ventilasi Alami
Outlet
Penempatan outlet yang diinginkan : pada sisi arah tempat teduh dari bangunan
yang berlawanan langsung dengan inlet. pada atap, di area tekanan rendah yang
disebabkan oleh aliran angin yang tidak menerus.
pada sisi yang berdekatan ke muka arah angin dimana area tekanan rendah terjadi.
dalam ventilator atap, atau pada cerobong.
SNI 03-6572-2001 STB 1 Ventilasi Alami
Ventilasi Gaya Termal (stack driven ventilation)
Aliran yang melalui bukaan dua arah, yaitu udara dari sisi hangat mengalir melalui bagian atas bukaan, dan udara dari sisi dingin mengalir melalui bagian bawah.
Aliran terbesar per unit luas dari bukaan diperoleh jika inlet dan outlet sama.
SNI 03-6572-2001 STB 1 Ventilasi Alami
Controlling air
movement
1. Location climate factors weather conditions local resources
Szokolay, 2004 STB 1 Ventilasi Alami
Szokolay, 2004 STB 1 Ventilasi Alami
Szokolay, 2004 STB 1 Ventilasi Alami
Szokolay, 2004 STB 1 Ventilasi Alami
VASARI wind rose STB 1 Ventilasi Alami
2. Site Planning topography vegetation Spatial organisation
Bromberek, 2009 STB 1 Ventilasi Alami
Boutet, 1979 STB 1 Ventilasi Alami
Boutet, 1979 STB 1 Ventilasi Alami
Boutet, 1979 STB 1 Ventilasi Alami
Bromberek, 2009 STB 1 Ventilasi Alami
Bromberek, 2009 STB 1 Ventilasi Alami
Bromberek, 2009 STB 1 Ventilasi Alami
Bromberek, 2009 STB 1 Ventilasi Alami
Bromberek, 2009 STB 1 Ventilasi Alami
Boutet, 1979 STB 1 Ventilasi Alami
PENGARUH VEGETASI TERHADAP PERGERAKKAN UDARA DI DALAM DAN SEKITAR BANGUNAN
Boutet, 1979 STB 1 Ventilasi Alami
Boutet, 1979 STB 1 Ventilasi Alami
Boutet, 1979 STB 1 Ventilasi Alami
Boutet, 1979 STB 1 Ventilasi Alami
Boutet, 1979 STB 1 Ventilasi Alami
Bromberek, 2009 STB 1 Ventilasi Alami
Bromberek, 2009 STB 1 Ventilasi Alami
3. Building Design Building layout Envelope design Opening
PENGARUH BENTUK DAN ORIENTASI BANGUNAN TERHADAP ALIRAN ANGIN
Performa Aliran Udara di Sekitar Bangunan (Koenigsberger, dkk., 1972: 122).
Skema Aliran Udara pada Gedung Berlantai Banyak (Taranath, 2005: 96).
+
_
_
_
Kondisi Fasad yang Terbayangi oleh Sumber Angin pada Bangunan Berdenah Persegi dalam Kondisi Arah Angin 45 dan 90 (Koenigsberger, dkk., 1972: 124).
a b
a < b
Boutet, 1979 STB 1 Ventilasi Alami
PENGARUH BENTUK DENAH BANGUNAN TERHADAP KECEPATAN DAN ALIRAN ANGIN
Bromberek, 2009 STB 1 Ventilasi Alami
Boutet, 1979 STB 1 Ventilasi Alami
Boutet, 1979 STB 1 Ventilasi Alami
Boutet, 1979 STB 1 Ventilasi Alami
Szokolay, 2004 Szokolay, 2004 STB 1 Prinsip Desain Pengendalian Termal
Boutet, 1979 STB 1 Ventilasi Alami
Edwards, 2005 STB 1 Prinsip Desain Pengendalian Termal
PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN ATAP TERHADAP TEKANAN ANGIN DI SEKITAR ATAP
Boutet, 1979 STB 1 Ventilasi Alami
Boutet, 1979 STB 1 Ventilasi Alami
Bromberek, 2009 STB 1 Ventilasi Alami
Boutet, 1979 STB 1 Ventilasi Alami
PRINSIP DESAIN
VENTILASI SILANG
Boutet, 1979 STB 1 Ventilasi Alami
PRINSIP DESAIN
VENTILASI APUNG
Boutet, 1979 STB 1 Ventilasi Alami
PERGERAKKAN UDARA PADA RUANG DALAM DAN RUANG DI SEKITAR BANGUNAN
Boutet, 1979 STB 1 Ventilasi Alami
Boutet, 1979 STB 1 Ventilasi Alami
4. Room Design Layout Opening Furniture
Dalam Koenigsberger, dkk., 1974, pola dan kecepatan aliran udara dipengaruhi oleh orientasi bangunan terhadap arah angin,
kondisi lingkungan sekitar yang mempengaruhi pergerakan
udara, desain ventilasi silang pada bangunan, posisi bukaan,
dimensi bukaan, dan mekanisme pengendalian bukaan. Untuk itu,
terdapat beberapa prinsip desain bukaan pada dinding untuk meningkatkan sirkulasi udara dalam ruang, antara lain:
Menghadapkan bukaan dengan dimensi terbesar terhadap arah angin untuk meningkatkan sirkulasi udara dalam ruang.
Memposisikan lubang inlet dan outlet udara pada ketinggian yang tidak sejajar untuk menghasilkan pergerakan udara yang
merata pada ruang.
Luas lubang outlet udara yang lebih besar daripada luas
lubang inlet udara mampu meningkatkan kecepatan angin
dalam ruang.
Prinsip Pengendalian Termal di Daerah Tropis Lembab
Bromberek, 2009 STB 1 Ventilasi Alami
Bromberek, 2009 STB 1 Ventilasi Alami
Boutet, 1979 STB 1 Ventilasi Alami
PERBANDINGAN LUAS BUKAAN INLET DAN OUTLET
Boutet, 1979 STB 1 Ventilasi Alami
Boutet, 1979 STB 1 Ventilasi Alami
Boutet, 1979 STB 1 Ventilasi Alami
Boutet, 1979 STB 1 Ventilasi Alami
Szokolay, 2004 STB 1 Ventilasi Alami
Boutet, 1979 STB 1 Ventilasi Alami
Boutet, 1979 STB 1 Ventilasi Alami
PENGUKURAN
STB 1 Kenyamanan Termal
LINGKUNGAN
TERMAL
KENYAMANAN
TERMAL
Temperatur udara
Kelembaban udara
Kecepatan angin
Contoh Variabel yang Diukur
PMV index
PPD index
Top Related