SECTIO CAESAREAATAS INDIKASI PRESENTASI BOKONG
Pembimbing:
Dr. Muldjadi Affendy, M. Ked (OG), Sp. OG (K)Disusun oleh:
Petra Siregar (100100178) Nilam A. Tambunan (100100181)
SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RSUD DR. PIRNGADI MEDAN 2015
Latar Belakang
PRESENTASI BOKONG
Presentasi Bokong
KLASIFIKASI
DIAGNOSIS
Pemeriksaan dalam vagina
Penanganan dalam masa kehamilan
External Cephalic VersionForward roll
Penanganan pada persalinan
• Pembukaan benar-benar lengkap • Selaput ketuban sudah pecah• His adekuat • Tafsiran berat badan janin < 3600 gram (2000-
3800 gram)• Frank breech atau complete breech presentation• Adekuasi panggul adekuat• Tidak ada hiperekstensi kepala janin (disebut
stargazer fetus atau flying fetus)
< 4 sectio caesarean adalah pilihan.4 evaluasi kembali secara cermat, khususnya taksiran berat badan janin, bila tidak yakin atau alat diagnostik tidak memadai, dapat dilakukan persalinan perabdominal. 5 dilakukan persalinan pervaginam
Persalinan pervaginam
• Spontaneous breech delivery• Partial breech extraction• Total breech extraction
Prosedur melahirkan secara bracht• Ibu dalam posisi litotomi, sedang penolong berdiri di depan
vulva.
• Saat bokong membuka vulva, dilakukan episiotomi. Segera setelah bokong lahir, bokong dicengkram secara bracht yaitu kedua ibu jari penolong sejajar sumbu panjang paha sedangkan jari-jari lain memegang panggul.
• Pada saat tali pusat lahir dan tampak teregang, segera kendorkan tali pusat tersebut
• Penolong melakukan hiperlordosis pada badan janin dengan cara punggung janin didekatkan ke perut ibu. Penolong hanya mengikuti gerakan ini tanpa melakukan tarikan
• Dengan gerakan hiperlordosis ini berturut-turut lahir pusar, perut, bahu dan lengan, dagu, mulut dan akhirnya seluruh kepala
Berikut ini melahirkan bahu dan lengan dengan cara lovset :
• Badan janin dipegang secara femuro-pelvis dan sambil dilakukan traksi curam ke bawah badan janin diputar setengah lingkaran, sehingga bahu belakang menjadi bahu depan.
• Sambil melakukan traksi, badan janin diputar kembali ke arah yang berlawanan setengah lingkaran demikian seterusnya bolak-balik sehingga bahu belakang tampak di bawah simfisis dan lengan dapat dilahirkan.
Berikut ini melahirkan kepala dengan cara mauriceau :
• Tangan penolong yang sesuai dengan muka janin dimasukkan ke dalam jalan lahir.
• Jari tengah dimasukkan ke dalam mulut dan jari telunjuk serta jari ke empat mencengkeram fossa canina sedangkan jari yang lain mencengkeram leher.
• Badan anak diletakkan di atas lengan bawah penolong seolah-olah janin menunggang kuda. Jari telunjuk dan jari ke tiga penolong mencengkeram leher janin dari arah punggung.
• Kedua tangan penolong menarik kepala janin curam ke bawah sambil seorang asisten melakukan fundal pressure.
• Saat suboksiput tampak di bawah simfisis, kepala janin dielevasi ke atas dengan suboksiput sebagai hipomoklion sehingga berturut-turut lahir dagu, mulut, hidung, mata, dahi, ubun-ubun besar dan akhirnya seluruh kepala.
Persalinan perabdominal
Komplikasi
LAPORAN KASUS
Laporan KasusANAMNESIS PRIBADINama : Ny.Y.RUmur : 34 tahunNo MR : 97.43.31Pendidikan : S1Pekerjaan : Ibu Rumah TanggaAgama : IslamSuku/Bangsa : MelayuAlamat : Jl. Penguin II Medan. Masuk RSUPM : 14 September 2015 Jam : 06.00 WIB
Ny, YR, 32 tahun, G1P0A0, Melayu, Islam, S1, ibu rumah tangga, istri dari Tn.A, 36 tahun, Batak, Islam, S1, Wiraswasta datang ke RSUD Dr. Pirngadi Medan tanggal 14- 09-2015 pukul 06.00 WIB dengan :Keluhan Utama : Mules-mules ingin melahirkanTelaah : Hal ini dialami pasien sejak tanggal 13 September 2015 pukul 20.00 WIB. Riwayat keluar lendir bercampur darah dari kemaluan (+) sejak tanggal 14 September 2015 pukul 01.00 WIB, riwayat keluar air-air dari kemaluan (-). BAK (+) normal, BAB (+) normal.RPT/ RPO : - / -
Riwayat HaidHPHT : 13 – 12 – 2014TTP : 20 – 09 – 2015ANC : Bidan 7x
Riwayat Persalinan1. Hamil ini
PEMERIKSAAN UMUMSensorium : CM Anemia : (-)Tekanan Darah : 100/70 mmHg Ikterus : (-)Nadi : 88 x/i Cyanosis : (-)Pernafasan : 24 x/i Oedem : (-)Temperatur : 36,8 0C Dyspnoe : (-)
STATUS LOKALISATAKepala : Mata : RC +/+, Conj.Palp. Inf. pucat (-), ikterik (-)Leher : Pembesaran KGB (-), Pembesaran kel. Tiroid (-)Thorax: SP : Vesikuler ST : (-)Abdomen : Inspeksi : membesar asimetris
Auskultasi : peristaltik (+) normal Palpasi : soepel, hepar/lien tidak teraba Perkusi : timpani
STATUS OBSTETRIKUSAbdomen : membesar asimetrisTFU : 2 jari dibawah Proc. Xyphoideus (32 cm)Teregang : KananTerbawah : BokongGerak : (+)HIS : 2 x 20detik/10 menitDJJ : 144 x/i (reguler)
Vaginal Examination:Adekuasi panggul :Promontorium tidak teraba Spina ischiadika tidak menonjolLinea innominata teraba 2/3 anterior Os sacrum cekungArcus pubic tumpul Os coccygeus mobileKesan: panggul adekuat VT : serviks tertutup
ST: lendir darah (+), air ketuban (-)
Hasil Laboratorium (14 September 2015; 07.31WIB)
DARAH RUTIN
Haemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
Faal Hemostasis
PT
aPTT
INR
KGD ad random
10.0 g/dL
31.9%
11.200
324.000
12.3 (14.5)
40.5 (36.5)
0.97 (1-1.3)
89 mg/dl
USG TASJanin tunggal, letak sungsang, anak hidupFetal Movement (+), Fetal Heart Rate (+)Biparietal Diameter 95.6mmFemur Length 79.3mmAbdominal Circumference 34.4cmPlacenta fundal Grade IIIEFW 3553 gramKesan: IUP (38-40minggu) + L. Sungsang + Anak Hidup
DIAGNOSA SEMENTARAPG + KDR (38-40minggu) + Letak sungsang +Anak Hidup + Inpartu
TERAPIIVFD RL 20 gtt/menitAntibiotik Profilaksis (Ampicillin 2gr/iv) skintest
RENCANAPantau vital sign, DJJ dan HisSC Cito di KBEKonsul anestesiKonsul perinatologi
Pukul 10.00 dilakukan tindakan Sectio Caesarea di ruangan Kamar Bedah Emergency
Laporan Operasi Sectio Caesarea•Ibu dibaringkan di atas meja operasi dengan infus dan kateter terpasang dengan baik. •Di bawah spinal anestesi dilakukan tindakan sepsis dan antisepsis dengan Povidone Iodine dan Alkohol 70% kemudian ditutup dengan doek steril kecuali lapangan operasi. •Dilakukan insisi phannensteil mulai dari kutis, subkutis, fascia, kemudian otot dikuakkan secara tumpul. Peritoneum dijinjing dan kemudian digunting, tampak uterus gravidarum. Plika vestibulouterina digunting dan disisihkan ke arah blast kemudian dipasang hock blast. •Uterus gravidarum diinsisi secara konkaf sampai subendometrium dan endometrium ditembus secara komplit.
• Dengan meluksir bokong, kaki kanan dan kaki kiri dikait, kaki dilahirkan dengan perasat lovset. Dilahirkan badan bayi dengan perasat mauriceau dan dilahirkan kepala bayi.
• Lahir bayi laki-laki, BB 3300gram, PB 46cm, LK 32cm, anus (+), A/S = 7/9.
• Dengan PTT dilahirkan plasenta kesan lengkap. Dengan kasa, uterus dibersihkan dari sisa-sisa plasenta, kesan bersih. Pada janin ditemukan kaki tampak mengarah keluar, dan kepala janin tidak simetris.
• Dilakukan penjahitan secara continuous interlocking pada rahim. Secara bertutut-turut, dijahit peritoneum, otot, fascia, subkutis, kutis. Luka operasi ditutup kasa steril.
• KU ibu post SC stabil.
Terapi Post SCIVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5- IU 20gtt/menitInj. Ampicillin 1g/8jamInj. Gentamicin 40mg/12jamInj. Ranitidine 50mg/12jamInj. Ketorolac 30mg/8 jam
Rencana Post SCPantau vital sign dan tanda-tanda perdarahanCek darah lengkap 2 jam post SC
Jam ( WIB ) 12.00 12.15 12.30 12.45 13.00 13.30 14.00
Nadi per menit 80 82 82 82 80 80 80
Tekanan darah(mmHg)
110/70 110/70 110/70 110/70 110/70 110/70 110/70
Pernafasan permenit
20 22 20 20 20 20 20
Kontraksi uterus
Lemah Lemah Lemah Lemah Lemah Lemah Lemah
Perdarahan (dalam cc)
5 5 10 - - - -
PEMANTAUAN KALA IV
Follow Up15 September 2015 (Ruang V)
S Nyeri luka operasi (+)
O
Sens : CM Anemis : -
TD : 130/90mmHg Ikterik : -
HR : 90x/menit Sianosis : -
RR : 22x/menit Dispnoe : -
T : 36.7oC Edema : -
A Post SC a/i Letak Sungsang + NH1
P IVFD RL 20 gtt/I makro Inj. Ampicillin 1g/8jam Inj. Gentamicin 40mg/12jam Inj. Ketorolac 30mg/8jam Inj. Ranitidine 50mg/12g Rencana: Aff kateter
Status LokalisataAbdomen: SoepelTFU : 2 jari bawah pusatL/O : Tertutup Verband, kesan keringP/V : lochia (+) rubraBAK : (+) via kateter, UOP 50cc/jamBAB : (-), flatus (+)
Follow Up16 September 2015 (Ruang V)
S Nyeri luka operasi (+)
O
Status PresensSens : CM Anemis : -TD : 120/80mmHg Ikterik : -
HR : 82x/menit Sianosis : -
RR : 22x/menit Dispnoe : -
T : 36.2oC Edema : -
A Post SC a/i Letak Sungsang + NH2
P Cefadroxil 2 x 500mg Asam Mefenamat 3 x 500mg Vitamin B Kompleks 2 x 1 tab
Status LokalisataAbdomen: SoepelTFU : 2 jari bawah pusatL/O : Tertutup Verband, kesan keringP/V : lochia (+) rubraBAK : (+) via kateter, UOP 50cc/jamBAB : (-), flatus (+)
Follow Up17 September 2015 (Ruang V)
S -
O
Status PresensSens : CM Anemis : -TD : 130/80mmHg Ikterik : -
HR : 80x/menit Sianosis : -
RR : 20x/menit Dispnoe : -
T : 36oC Edema : -
A Post SC a/i Letak Sungsang + NH3
P Cefadroxil 2 x 500mg Asam Mefenamat 3 x 500mg Vitamin B Kompleks 2 x 1 tab Rencana : Ganti verband: Kering Pulang berobat jalan Kontrol kembali 20 Sept 2015
Status LokalisataAbdomen: SoepelTFU : 2 jari bawah pusatL/O : Tertutup Verband, kesan keringP/V : lochia (+) rubraBAK : (+) via kateter, UOP 50cc/jamBAB : (-), flatus (+)
ANALISA KASUS
TEORI KASUS
Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian terendahnya bokong, kaki atau kombinasi keduanya
Pada pasien dijumpai janin letak memanjang dengan bagian terendah adalah bokong
Insidensi presentasi bokong berkisar 3-4% dari seluruh persalinan. Persentase presentasi bokong menurun dengan bertambahnya usia kehamilan yaitu 22% sebelum 28 minggu kehamilan, 7% pada 32 minggu kehamilan sampai 1-3% pada usia aterm.
Berdasarkan HPHT (13/12/2014),
usia kehamilan pasien adalah 38
minggu 5 hari, dan dari pemeriksaan
USG, usia kehamilan pasien adalah
38-40 minggu
TEORI KASUS
Beberapa faktor resiko yang sering untuk terjadinya presentasi bokong ialah :•Multiparitas•Hamil kembar•Hidramnion•Hidrosefalus•Plasenta previa•Panggul sempit •kelainan uterus dan kelainan bentuk uterus
Faktor resiko terjadinya presentasi bokong yang dijumpai pada pasien ini berhubungan dengan plasenta di fundal melalui pemeriksaan USG
Diagnosis presentasi bokong dapat ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis, didapatkan terasa penuh di bagian atas dan gerakan terasa lebih banyak di bagian bawah Pada pemeriksaan Leopold, didapatkan:•Leopold I: tidak menunjukkan perbedaan yang berarti dengan presentasi kepala.
Diagnosis presentasi bokong pada pasien ini ditegakkan dari:Pada pemeriksaan Leopold III, ditemukan bagian terbawah janin bulat lembek
TEORI KASUS
• Leopold II : menunjukkan punggung berada di salah satu sisi perut dan bagian-bagian kecil di sisi lain.
• Leopold III : jika tidak terlibat, bokong dapat digerakkan di atas pintu atas panggul.
• Leopold IV : setelah memasuki pintu atas panggul, menunjukkan bokong berada di bawah simfisis
Pemeriksaan dalam vagina pada frank breech tidak teraba kaki, tetapi tuberositas iskia janin, sakrum, dan anus biasanya teraba. Pada complete breech, kaki dapat dirasakan bersama bokong. Pada incomplete breech, salah satu atau kedua kaki lebih rendah dari bokong.
Pemeriksaan USG dapat membatu diagnosis dan faktor risiko janin seperti taksiran berat janin, penilaian volume air ketuban, konfirmasi letak plasenta, jenis presentasi bokong, keadaan hiperekstensi kepala, kelainan kongenital.
Dari pemeriksaan dalam: adekuasi panggul ditemukan panggul adekuat namun bagian terbawah janin tidak dapat dinilai karena belum adanya pembukaan serviksPemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah USG TAS, dengan EFW 3553 gram, plasenta letak fundal grade III, presentasi bokong. Kesimpulan dari pemeriksaan ini adalah IUP (38-40 minggu) + Letak Sungsang + Anak Hidup.
TEORI KASUS
Klasifikasi presentasi bokong ada 3, yaitu: Frank Breech (bokong murni), Complete Breech (bokong kaki sempurna, dan Incomplete Breech (bokong kaki tidak sempurna).
Dari pemeriksaan fisik dan penunjang (USG), tidak dapat ditentukan klasifikasi presentasi bokong janin
Persalinan dengan presentasi bokong pervaginam mempunyai syarat yang harus dipenuhi yaitu pembukaan benar-benar lengkap, jenis presentasi frank breech, adekuasi panggul adekuat, kepala dalam posisi fleksi, selaput ketuban sudah pecah dan his adekuat.
Pada kasus, pasien dengan primigravida,
umur kehamilan (38-40 minggu) dan EFW
3550 gram, pembukaan tidak ada, dan belum
turunnya bagian terbawah janin. Total skor
pada pasien ini 2, sehingga tindakan yang
dilakukan pada pasien adalah bedah sesar.
TEORI KASUS
Terdapat skrining pada pasien dengan presentasi bokong untuk identifikasi keamanan dilakukannya persalinan pervaginam dengan menggunakan Prognostic Index for Vaginal Breech Delivery yang meliputi paritas, usia kehamilan, perkiraan berat janin, riwayat bokong sebelumnya, pembukaan, dan turunnya bagian terbawah. Jika skor 0-4 maka tindakan bedah sesar adalah pilihan. Jika nilai >4 dapat dipertimbangkan persalinan pervaginam.
Permasalahan
1, Apakah diagnosis dan tindakan terhadap pasien ini sudah benar ?
2. Bagaimana peranan dokter umum pada kasus ini?
TERIMA KASIH...