PRAKTIKUM PENGARUH KONSENTRASI DAN SUHU PADA LAJU REAKSI
PRAKTIKUM IV
PENGARUH KONSENTRASI DAN SUHU PADA LAJU REAKSI
I. TUJUAN
1. Mempelajari pengaruh perubahan konsentrasi pada laju reaksi.
2. Mempelajari pengaruh suhu pada laju reaksi.
II. LANDASAN TEORI
Cabang ilmu kimia yang khusus mempelajari tentang laju reaksi disebut
kinetika kimia. Tujuan utama kinetika kimia ialah menjelaskan bagaimana laju
bergantung pada konsentrasi reaktan dan mengetahui mekanisme suatu reaksi
berdasarkan pengetahuan tentang laju reaksi yang diperoleh dari eksperimen
(Oxtoby, 2001). Laju reaksi dapat didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi
pereaksi atau produk persatuan waktu. Artinya terjadi pengurangan konsentrasi
pereaksi atau pertambahan konsentrasi produk tiap satuan waktu (Keenan, 1990).
A + B 3C + D
Persamaan laju reaksinya yaitu v = k [A] [B]2………………………………………..(1)
Dimana v adalah laju reaksi, k adalah konstanta laju reaksi dan [A] [B] adalah
konsentrasi dari zat yang bereaksi. Nilai pangkat 2 menyatakan koefisien zat
ataupun orde dari reaksi tersebut. Orde reaksi berarti menjelaskan tentang tingkat
reaksi atau hubungan antara konsentrasi dengan kecepatan. Laju reaksi memiliki
satuan mol / liter. detik (Petrucci,1985).
Macam-macam orde reaksi yaitu :
1. Orde reaksi 0 yaitu laju reaksi yang tidak bergantung pada konsentrasi.
Persamaan laju reaksi yang berorde 0 yaitu v = k [A]0………………………….(2)
Gambar 1. Orde reaksi 0
2. Orde reaksi 1 yaitu laju reaksi yang berbanding lurus dengan konsentrasi
pereaksi. Jika konsentrasi dinaikkan dua kali, maka laju reaksinya pun akan
naik dua kali lebih cepat dari semula, dst.
NESTRI YUNARTI 4301410010 Page 1
PRAKTIKUM PENGARUH KONSENTRASI DAN SUHU PADA LAJU REAKSI
Persamaan laju reaksi yaitu v = k [A] …………………………………………….(3)
Gambar 2. Orde reaksi 1
3. Orde reaksi 2 yaitu pada reaksi orde dua, kenaikan laju reaksi akan sebanding
dengan kenaikan konsentrasi pereaksi pangkat dua. Bila konsentrasi pereaksi
dinaikkan dua kali maka laju reaksinya akan naik menjadi empat kali lipat dari
semula.
Persamaan laju reaksi yaitu v = k [A]1 [B]1 ; v = k [A]2 ; v = k [B]2 …………….(4)
Gambar 3. Orde reaksi 2
Dengan demikian, jika konsentrasi suatu zat dinaikkan a kali, maka laju
reaksinya menjadi b kali sehingga orde reaksi terhadap zat tersebut adalah :
ax = b. Dimana x = orde reaksi (Petrucci,1985).
Persamaan laju reaksi mempunyai dua penerapan utama, yaitu penerapan
praktis dan penerapan teoritis. Dikatakan untuk penerapan praktis adalah dimana
telah diketahui persamaaan laju reaksi dan konstanta laju reaksi sehingga dapat
diramalkan laju reaksi dari komposisi campuran. Sedangkan penerapan teoritis
adalah dimana laju persamaan digunakan untuk menentukan mekanisme reaksi
(Atkins,1990).
Laju reaksi sebanding dengan konsentrasi reaktan suatu pangkat.
Contohnya laju reaksi sebanding dengan konsentrasi reaktan A dan B, sehingga :
v = k [A] [B]……………………………………………………………………………(5)
NESTRI YUNARTI 4301410010 Page 2
PRAKTIKUM PENGARUH KONSENTRASI DAN SUHU PADA LAJU REAKSI
Koefisien k disebut konstanta laju reaksi yang tidak bergantung pada
konsentrasi tetapi bergantung pada temperatur. Persamaan sejenis ini yang
ditentukan secara eksperimen disebut hukum laju reaksi. Secara formal, hukum
laju reaksi adalah persamaan yang menyatakan laju reaksi, dimana v sebagai
fungsi dari konsentrasi semua spesies yang ada termasuk produknya (Atkins,
1990).
Laju reaksi terlihat dari perubahan konsentrasi molekul reaktan atau
konsentrasi molekul produk terhadap waktu. Laju reaksi tidak tetap melainkan
berubah terus-menerus seiring dengan perubahan konsentrasi (Chang, 2005).
Laju suatu reaksi kimia dapat dipengaruhi oleh lima faktor untuk zat yang bersifat
larutan dan ada enam faktor untuk zat yang bersifat gel. Faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi adalah sebagai berikut (Gilles,1984).
a) Konsentrasi
Konsentrasi menyatakan pengaruh kepekatan atau zat yang berperan dalam
proses reaksi. Semakin besar nilai konsentrasi, maka nilai laju reaksi akan
semakin besar pula. Hal ini dikarenakan jumlah zat semakin besar dan peluang
untuk melakukan tumbukan semakin besar sehingga laju reaksi semakin cepat.
Gambar 4. Hubungan volume gas hidrogen terhadap waktu
Umumnya laju reaksi meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi. Hal
ini dapat dinyatakan sebagai berikut.
Laju = k f (C1, C2, …., Ci)……………………………………………………………(6)
Di mana k adalah konstanta laju atau disebut juga konstanta laju spesifik atau
konstanta kecepatan, C1, C2, … adalah konsentrasi dari reaktan-reakan dan
produk-produk (Dogra,1990).
b) Suhu
Setiap zat mamiliki energi. Zat tersebut akan bereaksi membentuk produk bila
energi aktivasinya terpenuhi. Dengan menaikan suhu pada system berarti akan
terjadi peristiwa menaikan energi aktivasi dan zat menjadi lebih mudah
bergerak sehingga lebih mudah terjadi tumbukan dan laju reaksi akan menjadi
lebih tinggi. Bila range suhu tidak terlalu besar, ketergantungan tetapan
NESTRI YUNARTI 4301410010 Page 3
PRAKTIKUM PENGARUH KONSENTRASI DAN SUHU PADA LAJU REAKSI
kecepatan reaksi pada suhu biasanya dapat dinyatakan dengan persamaan
empiris yang diusulkan oleh arthenius:
k = A.e-Ea/RT……………………………………………………………………………(7)
dimana :
A = faktor pre exponensial
Ea = energi aktifasi
R = konstanta gas
k = konstanta laju reaksi
T = suhu mutlak
persamaan tersebut dapat dituliskan dalam bentuk logaritma sebagai berikut :
log k = log A – Ea /2,303 R.T……………………………………………………….(8)
Berdasarkan persamaan ini, di peroleh garis lurus untuk grafik log k vs 1/T
(suhu mutlak), dimana harga -Ea/2,303 R merupakan slope dan log A sebagai
intersept.
Gambar 5. Hubungan volume gas terhadap waktu (Wiryoatmojo, 1988).
c) Luas Permukaan Sentuh
Umumnya zat yang digunakan adalah padatan yang dilarutkan dalam suatu
pelarut. Luas permukaan total zat tersebut akan semakin bertambah bila
ukurannya diperkecil, Semakin halus suatu zat maka laju reaksi akan semakin
besar karena luas permukaan yang bereaksi semakin besar.
Gambar 6. Hubungan jumlah molekul terhadap waktu (Roth dan Blaschke,
1989).
NESTRI YUNARTI 4301410010 Page 4
PRAKTIKUM PENGARUH KONSENTRASI DAN SUHU PADA LAJU REAKSI
d) Sifat Dasar Pereaksi
Setiap zat memiliki sifat yang khas. Ada yang bersifat padatan, gas, dan cairan.
Secara khas, zat yang bersifat gas adalah zat yang paling mudah bereaksi,
kemudian tercepat kadua adalah cairan, kemudian padatan. Semakin renggang
suatu zat maka laju reaksi akan semakin besar karena zat tersebut mamiliki
partikel yang makin bebas dan mudah bertumbukan (Martin, 1990).
e) Tekanan
Faktor tekanan yang berlaku jika pereaksi adalah gel. Penambahan tekanan
akan membuat volume suatu zat akan semakin kecil dan konsentrasi akan
semakin besar. Umumnya proses penambahan tekanan ini dilakukan pada
industri amonia (Noerdin, 1986).
f) Katalisator
Katalisator adalah suatu zat yang ditambahkan untuk mempercepat laju
reaksi. Katalisator tidak mengalami perubahan kekal dalam reaksi namun
mungkin terlibat dalam reaksi. Katalis mempercepat suatu reaksi dengan
menurunkan energi aktivasi, namun tidak mengubah entalpi reaksi. Katasis
ditambahkan pada zat dalam jumlah yang sedikit dan umumnya bersifat spesifik
untuk setiap reaksi (Arsyad, 2001).
Jadi, katalis tidak muncul dalam laju persamaan kimia secara keseluruhan,
tetapi kehadirannya sangat mempengaruhi hukum laju, memodifikasi dan
mempercepat lintasan yang ada. Katalis menimbulkan efek yang nyata pada
laju reaksi, meskipun dengan jumlah yang sangat sedikit. Dalam kimia industri,
banyak upaya untuk menemukan katalis yang akan mempercepat reaksi
tertentu tanpa meningkatkan timbulnya produk yang tidak diinginkan (Oxtoby,
2001).
Gambar 7. Hubungan energi pereaksi terhadap penggunaan katalis
Sebelum terjadi reaksi, molekul pereaksi harus saling bertumbukan
membentuk suatu molekul kompleks aktif, yang kemudian berubah menjadi hasil
reaksi (Produk). Energi yang di butuhkan untuk membentuk kompleks aktif ialah
yang dinamakan energi aktivasi (Sukarjo, 1985).
NESTRI YUNARTI 4301410010 Page 5
PRAKTIKUM PENGARUH KONSENTRASI DAN SUHU PADA LAJU REAKSI
Berdasarkan hasil pengamatan, ada dua faktor yang mempengaruhi
keefektifan suatu molekul untuk bertumbukan, yaitu :
1. Hanya molekul yang lebih energetik dalam campuran reaksi akan menghasilkan
reaksi sebagai hasil tumbukan.
2. Probabilitas tumbukan untuk menghasilkan reaksi bergantung pada orientasi
molekul yang bertumbukan (Petrucci,1985).
Na2S2O3 merupakan hablur besar, tidak berwarna, atau serbuk hablur
kasar.Mengkilap dalam udara lembab dan mekar dalam udara kering pada suhu
lebih dari 33°C. Larutannya netral atau basa lemah terhadap lakmus. Sangat
mudah larut dalam air dan tidak larut dalam etanol (Meredith, 1993). Asam klorida
adalah larutan gas HCl dalam air. Kelarutan gas HCl ini dalam air dapat mencapai
450 liter per liter air pada suhu 0 oC dan tekanan 1 atmosfer. Gas HCl tidak
berwarna, membentuk kabut jika terkena udara lembab, baunya sangat menusuk
dan sangat asam. Udara yang mengandung 0,004 % gas tersebut dapat
membunuh. Asam klorida pekat yang murni berupa cairan tidak berwarna,
sedangkan yang teknis berwarna agak kuning karena mengandung feri. Asam
klorida pekat memiliki massa jenis 1,19 dan memiliki kadar sebesar 38%. Asam
klorida adalah asam yang sangat kuat, dapat melarutkan hampir semua logam,
termasuk Pb pada kondisi panas, kecuali logam-logam mulia (Cotton dan
Wilkinson, 1989).
Percobaan pengaruh konsentrasi dan suhu ini bersifat semi kualitatif yang dapat
digunakan untuk menentukan pengaruh perubahan konsentrasi dan pengaruh suhu
pada laju reaksi. Reaksi yang diamati adalah reaksi pengendapan koloid belerang
yang terbentuk apabila tiosulfat direaksikan dengan asam. Yang diukur dalam
percobaan ini adalah waktu yang dperlukan agar koloid belerang mencapai suatu
intensitas tertentu. Reaksi pengandapan belereng dapat ditulis sebagai berikut :
S2O32-
(aq) + 2H+(aq) H2O(l) + SO2(g) + S(s) (Basuki, Atastina Sri, dan
Setijo Bismo, 2003).
III. ALAT DAN BAHAN
ALAT
1. Gelas kimia 6 buah
2. Stopwatch
3. Tabung reaksi 6 buah
4. Termometer 2 buah
5. Penangas air/ water bath
6. Pipet volume dan ball pipet
NESTRI YUNARTI 4301410010 Page 6
PRAKTIKUM PENGARUH KONSENTRASI DAN SUHU PADA LAJU REAKSI
7. Kertas HVS dan bolpoin
8. Penjepit tabung
BAHAN
1. Larutan Na2S2O3 0,2 M
2. Larutan HCl 0,2 M
3. Aquades
IV. PETUNJUK KERJA
PENGARUH KONSENTRASI TERHADAP LAJU REAKSI
a. Volume HCl dibuat tetap
NESTRI YUNARTI 4301410010 Page 7
Masukkan 10 mL larutan HCl 0,2 M
ke dalam gelas kimia.
Buat tanda silang di atas kertas.
Tempatkan gelas kimia di atas
kertas.
Tambahkan 20 mL larutan Na2S2O3 0,2 M ke dalam gelas kimia.
Saat yang bersamaan, nyalakan
Hentikan stopwatch dan catat
waktunya ketika tanda silang
hitam tidak dapat diamati dari
atas.
Na2S2O3 0,2 M
HCl 0,2 M
HCl 0,2 M
PRAKTIKUM PENGARUH KONSENTRASI DAN SUHU PADA LAJU REAKSI
b. Volume Na2S2O3 dibuat tetap
NESTRI YUNARTI 4301410010 Page 8
Ulangi dengan menggunakan larutan Na2S2O3 yang lebih encer yaitu berturut-turut
17,5, 15, 12,5, 10, dan 7,5 mL larutan Na2S2O3 yang diencerkan dengan aquades
sehingga masing-masing volume larutan itu menjadi 20 mL.
Masukkan 10 mL larutan HCl 0,2 M
ke dalam gelas kimia.
Buat tanda silang di atas kertas.
Tempatkan gelas kimia di atas
kertas.
Tambahkan 20 mL larutan Na2S2O3 0,2 M ke dalam gelas kimia.
Saat yang bersamaan, nyalakan stopwatch.
Hentikan stopwatch dan catat
waktunya ketika tanda silang
hitam tidak dapat diamati dari
atas.
Na2S2O3 0,2 M
HCl 0,2 M
HCl 0,2 M
PRAKTIKUM PENGARUH KONSENTRASI DAN SUHU PADA LAJU REAKSI
PENGARUH SUHU TERHADAP LAJU REAKSI
NESTRI YUNARTI 4301410010 Page 9
Masukkan 2 mL larutan
Na2S2O3 0,2 M dan HCl
0,2 M ke dalam tabung
reaksi.
Buat tanda silang di atas kertas.
Tempatkan
gelas kimia di
atas kertas.
Saat yang bersamaan, nyalakan stopwatch.
Hentikan stopwatch dan catat
waktunya ketika tanda silang
hitam tidak dapat diamati dari
atas.
Panaskan larutan Na2S2O3 0,2 M
dan HCl 0,2 M di atas penangas air
sampai suhu keduanya 27,50C.
Ulangi dengan menggunakan
variasi suhu berbeda yaitu 35,
42,5, 50, 57,5, dan 65 0C.
Ulangi dengan menggunakan larutan HCl yang lebih encer yaitu berturut-turut 9,
8, 7, 6, dan 5 mL larutan HCl yang diencerkan dengan aquades sehingga masing-
masing volume larutan itu menjadi 10 mL.
Setelah suhu keduanya sama, maka campurkan kedua larutan tersebut secara bersamaan.
PRAKTIKUM PENGARUH KONSENTRASI DAN SUHU PADA LAJU REAKSI
V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
PENGARUH KONSENTRASI TERHADAP LAJU REAKSI
a. Volume dan konsentrasi HCl dibuat tetap
Sumbu x Sumbu y
[Na2S2O3] pada campuran (M) v = 1/t
0,2 0,026624
0,175 0,02265
0,15 0,019562
0,125 0,015385
0,1 0,010989
0,075 0,008403
b. Volume dan konsentrasi Na2S2O3 dibuat tetap
Sumbu x Sumbu y
[HCl] pada campuran (M) v = 1/t
0,2 0,026539
0,18 0,022578
0,16 0,019996
0,14 0,017274
0,12 0,015385
0,1 0,013699
PENGARUH SUHU TERHADAP LAJU REAKSI
Sumbu x Sumbu y
1/T log k
0,003326127 -0,6513
0,003245173 -0,5368
0,003168066 -0,4409
0,003094538 -0,2355
0,003024346 -0,1612
0,002957267 -0,0791
NESTRI YUNARTI 4301410010 Page 10
PRAKTIKUM PENGARUH KONSENTRASI DAN SUHU PADA LAJU REAKSI
GRAFIK HASIL PENGAMATAN
PENGARUH KONSENTRASI TERHADAP LAJU REAKSI
a. Volume dan konsentrasi HCl dibuat tetap
0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 0.2 0.220
0.005
0.01
0.015
0.02
0.025
0.03
0.00840000000000001
0.01099
0.01538
0.019560.02265
0.02662f(x) = 0.148868571428571 x − 0.0032027619047619R² = 0.99628817060771
[Na2S2O3]
v
Grafik v vs [Na2S2O3]
Gambar 8. Grafik v vs [Na2S2O3]
b. Volume dan konsentrasi Na2S2O3 dibuat tetap
0.05 0.075 0.1 0.125 0.15 0.175 0.2 0.225 0.250
0.00500000000000001
0.01
0.015
0.02
0.0250000000000001
0.0300000000000001
0.013690.01538
0.017270.01999
0.02258
0.02654f(x) = 0.126528571428571 x + 0.000262380952380958R² = 0.977967503704425
[HCl]
v
Gambar 9. Grafik v vs [HCl]
NESTRI YUNARTI 4301410010 Page 11
Grafik v vs [HCl]
PRAKTIKUM PENGARUH KONSENTRASI DAN SUHU PADA LAJU REAKSI
PENGARUH SUHU TERHADAP LAJU REAKSI
0.0029 0.003 0.0031 0.0032 0.0033 0.0034
-0.7
-0.6
-0.5
-0.4
-0.3
-0.2
-0.1
0
-0.0792
-0.1613
-0.2356
-0.4409
-0.5365
-0.6513
f(x) = − 1602.84406779661 x + 4.67678755932204R² = 0.987408519103051
1/T
log
k
Gambar 10. Grafik log k vs 1/T
Pada praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
konsentrasi dan suhu terhadap laju reaksi.
Pada praktikum untuk mengetahui konsentrasi terhadap laju
reaksi maka dilakukan 2 macam perlakuan. Dimana pada perlakuan
pertama, volume dan konsentrasi HCl 0,2 M dibuat tetap sedangkan
volume dan konsentrasi Na2S2O3 dibuat bervariasi supaya praktikan
dapat menentukan orde reaksi Na 2S2O3 dan mengetahui pengaruh
konsentrasi terhadap laju reaksi. Sedangkan untuk perlakuan kedua,
volume dan konsentrasi HCl dibuat bervariasi sedangkan volume dan
konsentrasi Na2S2O3 0,2 M dibuat tetap supaya praktikan dapat
menentukan orde reaksi HCl dan mengetahui pengaruh konsentrasi
terhadap laju reaksi. HCl dan Na 2S2O3 merupakan pereaksi. Setelah
mendapatkan orde reaksi dari masing-masing pereaksi maka praktikan
dapat menghitung orde reaksi total.
a. Volume dan konsentrasi HCl dibuat tetap
Volume HCl dibuat tetap menjadi 10 mL dengan konsentrasi HCl yaitu 0,2 M.
Sedangkan volume Na2S2O3 dibuat bervariasi dengan melakukan
pengenceran larutan sehingga mengakibatkan konsentrasi Na 2S2O3
NESTRI YUNARTI 4301410010 Page 12
Grafik log k vs 1/T
PRAKTIKUM PENGARUH KONSENTRASI DAN SUHU PADA LAJU REAKSI
menjadi 0,2; 0,175; 0,15; 0,125; 0,1; dan 0,075 M. Berdasarkan data
pengamatan diperoleh waktu untuk bereaksi sampai tanda silang
tidak terlihat dari atas yaitu berturut-turut 37,56 detik, 44,15 detik,
51,12 detik, 65 detik, 91 detik, dan 119 detik. Dari waktu tersebut,
praktikan dapat menghitung harga laju reaksi. Diperoleh hasil laju
reaksi sebagai berikut 0,026624; 0,02265; 0,019562; 0,015385; 0,010989;
dan 0,008403. Dapat dilihat semakin besar konsentrasi Na2S2O3 maka waktu
yang diperlukan untuk bereaksi semakin sedikit. Hal ini karena
jumlah partikel lebih banyak sehingga terjadinya tumbukan semakin
banyak. Dperoleh harga maksimum dicapai pada konsentrasi Na2S2O3
0,2 M dan laju reaksi 0,026624. Sedangkan harga minimum dicapai pada
konsentrasi Na2S2O3 0,075 M dan laju reaksi 0,008403. Hal ini dapat dilihat
pada gambar 8.Grafik v vs [Na2S2O3]. Grafik tersebut menunjukkan bentuk linier
dimana harga R2 = 0,996 atau mendekati 1. Jadi Na2S2O3 memiliki orde
reaksi 1.
b. Volume dan konsentrasi Na2S2O3 dibuat tetap
Volume Na2S2O3 dibuat tetap menjadi 20 mL dengan konsentrasi Na2S2O3
yaitu 0,2 M. Sedangkan volume HCl dibuat bervariasi dengan melakukan
pengenceran larutan sehingga mengakibatkan konsentrasi HCl
menjadi 0,2; 0,18; 0,16; 0,14; 0,12; dan 0,1 M. Berdasarkan data
pengamatan diperoleh waktu untuk bereaksi sampai tanda silang
tidak terlihat dari atas yaitu berturut-turut 37,68 detik, 44,29 detik,
50,01 detik, 57,89 detik, 65 detik, dan 73 detik. Dari waktu tersebut,
praktikan dapat menghitung harga laju reaksi. Diperoleh hasil laju
reaksi sebagai berikut 0,026539; 0,022578; 0,019996; 0,017274; 0,015385;
dan 0,013699. Dapat dilihat semakin besar konsentrasi HCl maka waktu
yang diperlukan untuk bereaksi semakin sedikit. Hal ini karena
jumlah partikel lebih banyak sehingga terjadinya tumbukan semakin
banyak. Diperoleh harga maksimum dicapai pada konsentrasi HCl 0,2
M dan laju reaksi 0,026539. Sedangkan harga minimum dicapai pada
konsentrasi HCl 0,1 M dan laju reaksi 0,013699. Hal ini dapat dilihat pada
gambar 9. Grafik v vs [HCl]. Grafik tersebut menunjukkan bentuk linier harga
R2 = 0,978 atau mendekati 1. Jadi HCl memiliki orde reaksi 1.
Persamaan reaksinya :
Na2S2O3(aq) + 2HCl (aq) 2NaCl (aq) + H2S2O3(aq)
S2O32-
(aq) + 2H+(aq) H2O(l) + SO2(g) + S(s)
NESTRI YUNARTI 4301410010 Page 13
PRAKTIKUM PENGARUH KONSENTRASI DAN SUHU PADA LAJU REAKSI
Setelah orde reaksi pereaksi diperoleh maka persamaan laju
reaksinya adalah v = k [Na2S2O3]1 [HCl]1 atau v =k [Na2S2O3] [HCl]. Sehingga
orde reaksi totalnya adalah orde reaksi [Na2S2O3] + orde reaksi [HCl] =1+1 = 2.
PENGARUH SUHU TERHADAP LAJU REAKSI
Pada praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap
laju reaksi. Yang dilakukan adalah melakukan variasi suhu pada kedua pereaksi
(Na2S2O3 dan HCl) yang dibuat sama sebelum keduanya dicampur/direaksikan.
Variasi suhu yang digunakan yaitu 27,5; 35; 42,5; 50; 57,5; dan 650C. Diperoleh
harga 1/T yaitu 0,003326127; 0,003245173; 0,003168066; 0,003094538;
0,003024346; dan 0,002957267. Dari praktikum ini diperoleh waktu yang
diperlukan saat tanda silang tidak terlihat dari atas yaitu 112 detik; 86 detik; 69
detik; 43 detik; 36,24 detik; dan 30 detik. Dari waktu ini praktikan dapat menghitung
harga laju reaksi yaitu 0,008928571; 0,011627907; 0,014492754; 0,023255814;
0,027593819; dan 0,033333333. Semakin besar suhu yang digunakan maka waktu
yang diperlukan untuk bereaksi semakin sedikit. Hal ini dikarenakan semakin cepat
molekul-molekul pereaksi untuk melakukan tumbukan. Dari harga laju reaksi ini
praktikan dapat menghitung harga log k yaitu -0,6513; -0,5368; -0,4409; -0,2355;
-0,1612; dan -0,0791. Harga log k ini berhubungan dengan harga 1/T dimana
semakin kecil harga log k maka harga 1/T semakin besar. Hal ini dapat dilihat pada
gambar 10. Grafik log k vs 1/T. Grafik ini berbentuk linier. Harga maksimum dicapai
pada harga 1/T = 0,003326127 dan harga minimum dicapai pada harga log k = -
0,6513. Dari grafik tersebt diperoleh persamaan garis y =-1602x+4,676 dengan
harga R² = 0,987. Diperoleh harga intersep yaitu 4,676 dan slope sebesar -1602.
Harga R2 mendekati 1 menunjukkan bahwa grafik tersebut dapat membuktikan
suhu mempengaruhi laju reaksi.
Persamaan reaksi :
Na2S2O3(aq) + 2HCl (aq) 2NaCl (aq) + H2S2O3(aq)
S2O32-
(aq) + 2H+(aq) H2O(l) + SO2(g) + S(s)
VI. SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
a. Dari praktikum di atas dapat disimpulkan bahwa laju reaksi dipengaruhi oleh
konsentrasi dan suhu. Dimana semakin besar konsentrasi dan suhu maka
semakin cepat laju reaksinya.
b. Orde reaksi Na2S2O3 dengan harga R2 = 0,996 atau mendekati 1 dan orde
reaksi HCl dengan harga R2 = 0,978 atau mendekati 1. Diperoleh orde total
NESTRI YUNARTI 4301410010 Page 14
PRAKTIKUM PENGARUH KONSENTRASI DAN SUHU PADA LAJU REAKSI
sebesar 2. Persamaan laju reaksi : v = k [Na2S2O3]1 [HCl]1 atau v =k
[Na2S2O3] [HCl]. Diperoleh grafik berorde 1 dengan bentuk linier.
c. Pada grafik log k dengan 1/T diperoleh grafik berbentuk linier dimana semakin
kecil harga log k maka harga 1/T semakin besar. Diperoleh persamaan garis y
=-1602x+4,676 dengan harga R² = 0,987. Harga intersep yaitu 4,676 dan slope
sebesar -1602. Harga R2 mendekati 1 menunjukkan bahwa grafik tersebut
dapat membuktikan suhu mempengaruhi laju reaksi.
SARAN
a. Sebaiknya praktikan menyediakan dan menggunakan peralatan yang
medukung praktikum lebih dari 1 agar di dalam pelaksanaan praktikum dapat
berjalan lebih cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad. 2001. Kamus Kimia arti dan Penjelasan Ilmiah. Jakarta : Erlangga.
Atkins, P.W. 1990. Kimia Fisika Jilid II Edisi V Penerjemah Kartohadiprodjo.
Jakarta : Erlangga.
Basuki, Atastina Sri, dan Setijo Bismo. 2003. Buku Panduan Praktikum Kimia
Fisika. Jakarta : Tim Dosen Laboratorium Dasar Proses Kimia Universitas
Indonesia.
Cotton dan Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : Universitas
Indonesia Press.
Dogra, S.K dan S.Dogra.1990.Kimia Fisik dan soal-soal. Jakarta : Penerbit
Universitas Indonesia.
Gilles, R.V. 1984. Mekanika Fluida dan Hidrolika Edisi II Penerjemah Herwan
Widodo. Jakarta : Erlangga.
Martin, A. 1990. Farmasi Fisika. Jakarta : UI-Press.
Noerdin, I. 1986. Buku Materi Pokok Larutan. Jakarta : Karonika.
Keenan, K. dan Wood. 1990. Kimia Untuk Universitas Jilid I Edisi VI Penerjemah
Aloysius, H. Pudjaatmaka. Jakarta : Erlangga.
Oxtoby, dkk.2001.Prinsip-prinsip Kimia Modern edisi keempat jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Petrucci, K.H, 1985. Kimia Dasar Edisi IV Jilid II Penerjemah Suminar S. Achmadi.
Jakarta : Erlangga.
Roth, H.G dan Blaschke. S. 1985. Analisis Farmasi Penerjemah Sarjono Kumar.
Yogyakarta : UGM-Press.
Sukarjo, 1985. Kimia Koordinasi. Jakarta : Binarupa Aksara.
Wiryoatmojo, S. 1988. Kimia Fisika I. Jakarta : Departemen P dan K.
NESTRI YUNARTI 4301410010 Page 15
PRAKTIKUM PENGARUH KONSENTRASI DAN SUHU PADA LAJU REAKSI
Semarang, 14 November 2012
Mengetahui,
Dosen Pengampu Praktikan,
Ir. Sri Wahyuni, M.Si Nestri Yunarti
NIP. NIM. 4301410010
LAMPIRAN
PENGARUH KONSENTRASI TERHADAP LAJU REAKSI
a. Volume dan konsentrasi HCl dibuat tetap
Volume (mL) [HCl] (M) [Na2S2O3]pada campuran (M)
t (detik) v = 1/tHCl 0,2 M
Na2S2O3
0,2 MAquade
sCampura
n
10 20 0 20 0,2 0,2 37,56 0,026624
10 17,5 2,5 20 0,2 0,175 44,15 0,0226510 15 5 20 0,2 0,15 51,12 0,01956
210 12,5 7,5 20 0,2 0,125 65 0,01538
510 10 10 20 0,2 0,1 91 0,01098
910 7,5 12,5 20 0,2 0,075 119 0,00840
3
Menghitung harga v
v=1t= 137,56
=0,026624
v=1t= 144,15
=0,02265
v=1t= 151,12
=0,019562
v=1t= 165
=0,015385
v=1t= 191
=0,010989
NESTRI YUNARTI 4301410010 Page 16
PRAKTIKUM PENGARUH KONSENTRASI DAN SUHU PADA LAJU REAKSI
v=1t= 1119
=0,008403
Menghitung orde reaksi [Na2S2O3]
[HCl] (M) [Na2S2O3]pada campuran (M)
v = 1/t
0,2 0,2 0,026624
0,2 0,175 0,02265
0,2 0,15 0,0195620,2 0,125 0,0153850,2 0,1 0,0109890,2 0,075 0,008403
Diambil dari data nomor 1 dan 5 maka diperoleh orde reaksi [Na2S2O3] yaitu 1.
b. Volume dan konsentrasi Na2S2O3 dibuat tetap
Volume (mL) [Na2S2O3] (M)
[HCl] pada campuran
(M)
t (detik) v = 1/tHCl 0,2 M
Na2S2O3
0,2 MAquades Campuran
10 20 0 10 0,2 0,2 37,68 0,0265399 20 1 10 0,2 0,18 44,29 0,0225788 20 2 10 0,2 0,16 50,01 0,0199967 20 3 10 0,2 0,14 57,89 0,0172746 20 4 10 0,2 0,12 65 0,0153855 20 5 10 0,2 0,1 73 0,013699
Menghitung harga v
v=1t= 137,68
=0,026539
v=1t= 144,29
=0,022578
v=1t= 150,01
=0,019996
v=1t= 157,89
=0,017274
NESTRI YUNARTI 4301410010 Page 17
2 2
PRAKTIKUM PENGARUH KONSENTRASI DAN SUHU PADA LAJU REAKSI
v=1t= 165
=0,015385
v=1t= 173
=0,013699
Menghitung orde reaksi [HCl]
[Na2S2O3] (M) [HCl] pada campuran (M)
v = 1/t
0,2 0,2 0,026539
0,2 0,18 0,0225780,2 0,16 0,019996
0,2 0,14 0,0172740,2 0,12 0,0153850,2 0,1 0,013699
Diambil dari data nomor 1 dan 6 maka diperoleh orde reaksi [HCl] yaitu 1.
Jadi persamaan laju reaksi yaitu v = k [Na2S2O3]1 [HCl]1 atau v =k [Na2S2O3] [HCl].
Orde reaksi total =orde reaksi [Na2S2O3] + orde reaksi [HCl] =1+1 = 2.
PENGARUH SUHU TERHADAP LAJU REAKSI
Volume (mL) Suhu (0C)
T (K) t (detik
)
v = 1/t 1/T k log k
HCl 0,2 M
Na2S2O3
0,2 M
2 2 27,5 300,65
112 0,008928571
0,003326127 0,2232 -0,6513
2 2 35 308,15
86 0,011627907
0,003245173 0,2905 -0,5368
2 2 42,5 315,65
69 0,014492754
0,003168066 0,3623 -0,4409
2 2 50 323,15
43 0,023255814
0,003094538 0,5813 -0,2355
2 2 57,5 330,6 36,24 0,02759381 0,003024346 0,6898 -0,1612
NESTRI YUNARTI 4301410010 Page 18
2 2
PRAKTIKUM PENGARUH KONSENTRASI DAN SUHU PADA LAJU REAKSI
5 92 2 65 338,1
530 0,03333333
30,002957267 0,8333 -0,0791
Menghitung harga T (K)
T = 273,15 + 27,5 = 300,65 K
T = 273,15 + 35 = 308,15 K
T = 273,15 + 42,5 = 315,65 K
T = 273,15 + 50 = 323,15 K
T = 273,15 + 57,5 = 330,65 K
T = 273,15 + 65 = 338,15 K
Menghitung harga v
v=1t= 1112
=0,008928571
v=1t= 186
=0,011627907
v=1t= 169
=0,014492754
v=1t= 143
=0,023255814
v=1t= 136,24
=0,027593819
v=1t= 130
=0,033333333
Menghitung harga 1/T
1T
= 1300,65
=¿0,003326127
1T
= 1308,15
=¿0,003245173
1T
= 1315,65
=¿0,003168066
1T
= 1323,15
=¿0,003094538
1T
= 1330,65
=¿0,003024346
1T
= 1338,15
=¿0,002957267
Menghitung harga k
NESTRI YUNARTI 4301410010 Page 19
PRAKTIKUM PENGARUH KONSENTRASI DAN SUHU PADA LAJU REAKSI
k= v[Na2S2O3 ] [HCl ] =
0,008928571[0,2 ] [0,2 ]
=¿0,2232
k= v[Na2S2O3 ] [HCl ] =
0,011627907[0,2 ] [0,2 ]
=¿0,2905
k= v[Na2S2O3 ] [HCl ] =
0,014492754[0,2 ] [0,2 ]
=¿0,3623
k= v[Na2S2O3 ] [HCl ] =
0,023255814[0,2 ] [0,2 ]
=¿0,5813
k= v[Na2S2O3 ] [HCl ] =
0,027593819[0,2 ] [0,2 ]
=¿0,6898
k= v[Na2S2O3 ] [HCl ] =
0,033333333[0,2 ] [0,2 ]
=¿0,8333
Menghitung harga log k
Log k = log 0,2232 = -0,6513
Log k = log 0,2905 = -0,5368
Log k = log 0,3623 = -0,4409
Log k = log 0,5813 = -0,2355
Log k = log 0,6898 = -0,1612
Log k = log 0,8333 = -0,0791
NESTRI YUNARTI 4301410010 Page 20
Top Related