LAPORAN PRAKTIKUM
Anatomi Fisiologi Tumbuhan
“stomata”
Disusun oleh :
Ressi Domitila
F1071131004
Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tanjungpura
2015
Abstrak
Stomata daun adalah sarana utama pertukaran gas pada tumbuhan. Stomata berbentuk pori-
pori kecil. Stomata terdiri atas sel penjaga dan sel penutup yang dikelilingi oleh beberapa sel
tetangga .tujuan dari pratikum ini adalaah mengamati tipe-tipe stomata pada tumbuhan dikotil
dan monokotil dan mengamati struktur epidermis daun dikotil dan monokotil. Pratikum
stomata ini di laksanakan di laboratorium biologi FKIP untan pontianak pada tanggal 8 April
2015, cara kerjanya yang pertama epidermis bawah dari masing-masing daun di sayat dan
kemudian di letakkan pada gelas objek dan di tetesi dengan air lalu di amati di bawah
mikroskop. Kemudian stomata di gambar dan sel epidermisnya di beri keterangan setelah itu
menuliskan tipe stomata masing-masing objek yang di amati. Dari hasil pengamatan yang di
amati di ketahui bahwa tipe stomata pada daun oryza sativa adalah Graminae, pada daun
Ficus sp adalah kriptofor, pada daun Nymphaea Sp adalah menonjol dan pada daun
Arthocarpus integra adalah Amaryllidaceae dengan bagian-bagian yang terdapat pada
stomata berupa porus, Sel penjaga dan Sel tetangga.
Kata kunci : porus, sel penjaga, sel tetangga, stomata
Abstrac
Leaf stomata are the main means of gas exchange in plants. Stomata shaped small pores. Stomatal
guard cells and consists of cells that cover surrounded by some neighboring cells The purpose of this
practicum is observe the types of stomata in plants dicotyledonous and monocotyledonous and
dicotyledonous leaf epidermal structure observed and monocots. The stomata Practicum carried in a
biology laboratory FKIP UNTAN on April 8, 2015, the way it works is the first lower epidermis of the
leaves on each slice and then place it on a glass object and in tetesi with water and observed under a
microscope. Then stomata in the picture and give information on the epidermisnya cell after it wrote
down each type of stomata object observed. From the observation that observed in the know that
the type of stomata in the leaves of Oryza sativa is Graminae, the leaves of Ficus sp is kriptofor, the
leaves of Nymphaea Sp is prominent and the leaves Arthocarpus integra is Amaryllidaceae with the
parts contained in the form of porous stomata, Cells guards and Neighboring cells.
Keywords: porous, guard cells, neighboring cells, stomata
Pendahuluan
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap
tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada batang saja dan
tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tanaman. Bagian batang tempat duduknya atau
melekatnya daun disebut buku-buku (nodus) batang dan tempat di atas daun yang
merupakan sudut antara batang dan ketiak (axilla). Daun biasanya berwarna hijau yang
disebut klorofil (Tjitrosoepomo 1989).
Epidermis daun merupakan jaringan terluar pada tumbuhan,epidermis daun
mengandung kipas-kipas dan stomata yang terdapat pada kedua permukaan bawah
saja,dibawah epidermis biasanya terdapat hipodermis,yang merupakan derivat dari
epidermis. Epidermis atas biasanya dilindungi oleh kutikula atau lilin sebagai penahan
terjadinya penguapanyang terlalau besar. Epidermis juga dapat termodifikasi menjadi
trikoma yang berasal dari penonjolan epiderms, dapat berbentuk rambut, duri, gelembung
atau tabung yang berfungsi untuk melindungi dan memantulkan radiasi cahaya matahari.
Selain itu pada epidermis juga terdapat stomata, yaitu celah yang dibatasi oleh sel penutup.
Lapisan epidermis atas berfungsi melindungi bagian dibawahnya. Stomata berfungsi
sebagai tempat keluar masuknya udara dan dengan menghubungkan ruang-ruang antar sel
di dalam jaringan parenkim dengan atmosfer. Pada tumbuhan darat, stomata terletak
dipermukaan bawah daun, sedangkan pada tumbuhan air terdapat di atas permukaan daun
(Lakitan 1996) .
Stomata berasal dari bahasa Yunani yaitu stoma yang berarti lubang atau porus, jadi
stomata adalah lubang-lubang kecil berbentuk lonjong yang dikelilingi oleh dua sel epidermis
khusus yang disebut sel penutup (Guard Cell), dimana sel penutup tersebut adalah sel-sel
epidermis yang telah mengalami kejadian perubahan bentuk dan fungsi yang dapat
mengatur besarnya lubang-lubang yang ada diantaranya .
Stomata pada umumnya terdapat pada bagian-bagian tumbuhan yang berwarna
hijau, terutama sekali pada daun-daun tanaman. Pada submerged aquatic plant atau
tumbuhan yang hidup dibawah permukaan air terdapat alat-alat yang strukturnya mirip
dengan stomata, padahal alat-alat tersebut bukanlah stomata. Pada daun-daun yang
berwarna hijau stomata terdapat pada satu permukaannya saja.
Stomata terdiri atas sel penjaga dan sel penutup yang dikelilingi oleh beberapa sel
tetangga. Mekanisme menutup dan membuka-nya stomata tergantung dari tekanan turgor
sel tanaman, atau karena perubahan konsentrasi karbondioksida, berkurangnya cahaya dan
hormon asam absisat. Stomata berperan penting sebagai alat untuk adaptasi tanaman
terhadap cekaman kekeringan. Pada kondisi cekaman kekeringan maka stomata akan
menutup sebagai upaya untuk menahan laju transpirasi. Senyawa yang banyak berperan
dalam membuka dan menutupnya stomata adalah asam absisat. Mekanisme membuka dan
menutup stomata pada tanaman yang toleran terhadap cekaman kekeringan sangat efektif
sehingga jaringan tanaman dapat menghindari kehilangan air melalui penguapan. Tipe
stomata yang berbeda dipengaruhi olek kondisi lingkungan, habitat tanaman tersebut dan
anatomi tanaman itu sendiri. Tanaman dengan kondisi kekurangan air memiliki stomata
dengan kerapatan rendah serta memiliki sel buliform berukuran besar dengan kerapatan
relative besar Sedangkan pada kondisi kelebihan air memiliki stomata dengan kerapatan
tinggi (Lestari, 2006).
Aktivitas stomata terjadi karena hubungan air dari sel-sel penutup dan sel-sel
pembantu. Bila sel-sel penutup menjadi turgid dinding sel yang tipis menggembung dan
dinding sel yang tebal yang mengelilingi lubang (tidak dapat menggembung cukup besar)
menjadi sangat cekung, karenanya membuka lubang. Oleh karena itu membuka dan
menutupnya stomata tergantung pada perubahan-perubahan turgiditas dari sel-sel penutup,
yaitu kalau sel-sel penutup turgid lubang membuka dan sel-sel mengendur pori atau lubang
menutup .
Stomata ini berfungsi sebagai jalan masuknya CO2 dari udara pada proses
fotosintesis, sebagai jalan penguapan (transpirasi), dan sebagai jalan pernapasan
(respirasi). Stomata sangat penting bagi tumbuhan karena pori stomata merupakan tempat
terjadinya pertukaran gas dan air antara atmosfer dengan system ruang antar sel yang
berada pada jaringan mesofil di bawah epidermis. Hal ini sangat menyebabkan stomata
sangat berperan dalam proses transpirasi dan fotosintesis (Moore, 1988).
Stomata terdiri atas sel penjaga dan sel penutup yang dikelilingi oleh beberapa sel
tetangga. Mekanisme menutup dan membuka-nya stomata tergantung dari tekanan turgor
sel tanaman, atau karena perubahan konsentrasi karbondioksida, berkurangnya cahaya dan
hormon asam absisat. Stomata berperan penting sebagai alat untuk adaptasi tanaman
terhadap cekaman kekeringan. Pada kondisi cekaman kekeringan maka stomata akan
menutup sebagai upaya untuk menahan laju transpirasi. Senyawa yang banyak berperan
dalam membuka dan menutupnya stomata adalah asam absisat. Mekanisme membuka dan
menutup stomata pada tanaman yang toleran terhadap cekaman kekeringan sangat efektif
sehingga jaringan tanaman dapat menghindari kehilangan air melalui penguapan. Tipe
stomata yang berbeda dipengaruhi olek kondisi lingkungan, habitat tanaman tersebut dan
anatomi tanaman itu sendiri. Tanaman dengan kondisi kekurangan air memiliki stomata
dengan kerapatan rendah serta memiliki sel buliform berukuran besar dengan kerapatan
relative besar Sedangkan pada kondisi kelebihan air memiliki stomata dengan kerapatan
tinggi (Lestari, 2006).
Stomata merupakan bagian pada epidermis organ tumbuhan yang terdiri dari suatu
celah yang dikelilingi oleh sel khusus yang disebut sel penjaga. Stomata sangat penting bagi
tumbuhan karena pori stomata merupakan tempat terjadinya pertukaran gas dan air antara
atmosfer dengan system ruang antar sel yang berada pada jaringan mesofil di bawah
epidermis. Hal ini menyebabkan stomata sangat berperan dalam proses transpirasi dan
fotosintesis (Pharmawati, 2008).
Stomata membuka karena meningkatnya pencahayaan (dalam batas tertentu) dan
peningkatan cahaya menaikkan suhu daun sehingga air menguap lebih cepat naiknya suhu
membuat udara mampu membawa lebih banyak kelembaban sehingga transpirasi
meningkat dan akan mempengaruhi bukaan stomata. (Salisbury dan Ross, 1995).
Stomata akan membuka jika kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan tekanan
turgor sel penjaga disebabkan oleh masuknya air kedalam sel penjaga tersebut. Pergerakan
air dari satu sel ke sel lainnya akan selalu dari sel yang mempunyai potensi air lebih tinggi
ke sel ke potensi air lebih rendah. Tinggi rendahnya potensi air sel akan tergantung pada
jumlah bahan yang terlarut (solute) didalam cairan sel tersebut. Semakin banyak bahan
yang terlarut maka potensi osmotic sel akan semakin rendah. Dengan demikian, jika
tekanan turgor sel tersebut tetap, maka secara keseluruhan potensi air sel akan menurun.
Untuk memacu agar air masuk ke sel penjaga, maka jumlah bahan yang terlarut di dalam
sel tersebut harus ditingkatkan (Lakitan, 1993). Kadang stomata hanya terdapat dibawah
permukaan daun, tetapi juga sering ditemui pada kedua permukaannya, meskipun lebih
banyak terdapat dibawah permukaan daun. Daun teratai mempunyai stomata di bagian atas
daun, dan tumbuhan yang terendam air tidak memiliki stomata sama sekali. Stomata pada
umumnya membuka pada saat matahari mulai terbit dan menutup saat hari gelap, sehingga
memungkinkan masuknya CO yang diperlukan untuk fotosintesis di siang hari. Umumnya
proses pembukaan memerlukan waktu 1 jam, dan penutupan berlangsung secara bertahap
sepanjang sore (Dwidjoseputro, 1984).
Tidak semua stomata pada spesies sangat peka terhadap kelembaban atmosfer.
Stomata menutup bila selisih kandungan uap air di udara dan di ruang antar sel melebihi titik
kritik. Hal itu mungkin disebabkan gradien uap yang tajam mendorong penutupan stomata,
respon paling cepat terhadap kelembaban yang rendah terjadi pada saat tingkat cahaya
rendah. Suhu tinggi (30 – 350C) biasanya menyebabkan stomata menutup. Mungkin hal ini
sebagai respon taklangsung tumbuhan terhadap keadaan rawan air, atau mungkin karena
laju respirasi naik sehingga CO2 dalam daun juga naik. Stomata membuka karena
meningkatnya pencahayaan (dalam batas tertentu) dan peningkatan cahaya menaikkan
suhu daun sehingga air menguap lebih cepat naiknya suhu membuat udara mampu
membawa lebih banyak kelembaban sehingga transpirasi meningkat dan akan
mempengaruhi bukaan stomata. (Salisbury dan Ross, 1995).
Sel yang mengelilingi stomata atau biasa disebut dengan sel tetangga berperan dalam
perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup. Sel penutup letaknya dapat
sama tinggi, lebih tinggi atau lebih rendah dari sel epidermis lainnya. Bila sama tinggi
dengan permukaan epidermis lainnya disebut faneropor, sedangkan jika menonjol atau
tenggelam di bawah permukaan disebut kriptopor. Setiap sel penutup mengandung inti yang
jelas dan kloroplas yang secara berkala menghasilkan pati. Dinding sel penutup dan sel
penjaga sebagian berlapis lignin ( Arifin, 2010 ).
Secara morfologi, menurut Melcalfe & Chalk (1950), ada lima tipe stomata pada
dikotil:
1. Tipe anomosit ( Ranunculaceous)
Pada tipe anomosit, sel penutup dikelilingi sejumlah sel tertentu yang tidak dapat
dibedakan bentuk dan ukurannya dari sel epidermis yang lain. Tipe ini biasa terdapat
pada Ranunculaceae, Geraniaceae, Capparidaceae, Cucurbitaceae, Malvaceae,
Tamaricaceae, Schorphulariaceae, dan Papaveraceae.
2. Tipe anisosit (Cruciferous)
Pada tipe anisosit, sel penutup dikelilingi oleh tiga sel tetangga yang tidak sama
ukurannya. Tipe ini antara lain terdapat pada Cruciferae, Nicotiana, Solanum, dan
Sedum.
3. Tipe parasit (Rubiaceous)
Pada tipe parasit, setiap sel penutup didampingi oleh satu atau lebih sel tetangga
yang letaknya sejajar dengan stomata. Tipe ini biasa terdapat pada Rubiaceae,
Magnoliaceae, Convolvulaceae, dan Mimosaceae, beberapa genus dari Papilionaceae
seperti Ononis, Arachis, Phaseolus, dan Psoralea, dan berbagai spesies dari familia lain.
4. Tipe diasit (Caryophillaceous)
Pada tipe diasit, setiap stomata dikelilingi oleh dua sel tetangga yang letaknya
memotong stomata. Tipe ini antara lain terdapat pada Caryophyllaceae dan
Acanthaceae.
5. Tipe aktinosit
Tipe aktinosit merupakan variasi dari tipe diasit. Stomatanya dikelilingi sel tetangga
yang teratur menjari. Tipe ini antara lain terdapat pada teh ( Camellia sinensis).
Menurut Van Cotthem (1970), tipe stomata dewasa tidak hanya bernilai diagnosis,
tetapi juga dapat digunakan sebagai penunjuk taksonomi alami karena hanya
berdasarkan permukaannya saja dapat dibedakan 15 tipe utama stomata pada paku,
Gymnospermae, dan Angiospermae (Mulyani, 2006).
Percobaan dengan daun iris yang ditumbuhkan pada intensitas yang berbeda-beda
menunjukkan bahwa jumlah stomata berkurang dengan menurunnya intensitas cahaya.
Stomata tersebar dengan jarak yang lebih kurang sama, jarak melebarnya khas bagi
spesies tumbuhan tertentu dan sisi daun. Beberapa teori stomata adalah:
1. Terhambatnya pertambahan stomata karena differensiasi yang telah ada.
2. pembentukan stomata bersama dengan sel-sel yang mengelilinginya sebagai bagian dari
pola perkembangan yang sama,
3. induksi pola stomata oleh pola jaringan dasar yaitu mesofil (Fahn dalam Haryanti, 2010).
Tipe-tipe stomata (Fahn 1991):
Ditinjau dari bentuk dan letak penebalan dinding sel penutup serta arah membukanya sel
penutup :
1. Tipe Amaryllidaceae
2. Tipe Gramineae
3. Tipe Mnium
4. Tipe Heleborus
Ditinjau dari letak sel-sel penutup terhadap permukaan epidermis :
1. Tipe paneropor. Misal pada Mesophyta
2. Tipe kriptopor. Misal pada Xerophyta(Pinus sp dan Ficus sp)
3. Tipe menonjol (misal : Teratai) ( Fahn,1991)
Lily (L. longiflorum) is one of 280 genus of liliaceae family. Variation on flower colour, growth habit, flowering period (shelf life) is very limited in Indonesia, so that plant breeding techniques are required to obtain a wide variety of plants. Physical mutation, radiation with X rays were employed in this study. The aim of this study is to find out the effect of X-ray exposure on lily’s leaves stomata anatomy. Lily seeds were grown in vitro and seedlings were exposed to X ray. This study employ CRD (completely randomized design) with four dose exposure (0 krad, 5 krad, 7,5 krad dan 10 krad) and 10 replicates each dose. Results show that to X ray causing reduction in stomata’s length, stomata amount, index, density of stomata that occurs randomly, compared to control (Lestari dkk,2012).
The objectives of the research were to study the growth, length and width of stomata pore, stomata index, chlorophyll and carotenoid contents of potato’s leaf (Solanum tuberosum L.) granola and atlantics variety around Sikidang Crater. The framework of the research was the activity of Sikidang Crater caused the increasing of air pollutant concentration especially sulfur oxide (SO2 and H2S). The exposure of SO2 and H2S to plants caused a different response. Plant response could be seen directly from plant injury or indirectly from the plant’s growth analysis, physiology, and anatomy. The research used completely randomized design 3 x 2 factorial with 5 replicates. The first factor was distance from the crater, consist of 3 levels: 250 m, 500 m, and 2000 m. The second factor was potato’s variety, consist of 2 levels: granola and atlantics. Data collected were analyzed using ANOVA followed by DMRT with 5 % confidence level. The parameters of growth,
which were observed, were dry weight, leaf area and plants high. The stomata index, length and width of stomata pore were observed to know the change of anatomy. The leaf’s chlorophyll and carotenoid contents were observed to study the physiological process. The measurement used spectrofotometric method. The result of the research indicated that the growth of S. tuberosum L. was increased with the increasing distance from the crater. The length and width of the stomata pore were increased with the increasing distance from crater but the stomata index was reduced. The leaf’s chlorophyll and carotenoid contents were increased with the increasing distance from crater (Nurhidayah,2003).
Adapun permasalahan yang terdapat pada praktikum Stomata adalah bagaimana
tipe-tipe stomata pada tumbuhan dikotil dan monokotil serta bagaimana struktur epidermis
dari daun monokotil dan dikotil tersebut.
Metodologi
Pratikum stomata ini di laksanakan di laboratorium biologi FKIP untan pontianak
pada tanggal 8 April 2015 pada pukul 13.00-15.00 WIB, dengan bahan berupa preparat
basah yaitu daun Ficus sp, oryza sativa, Arthocarpus integra dan Nymphea sp. Dengan alat
berupa mikroskop, kaca objek,pipet tetes, silet dan cover glass. Adapun cara kerja yang
pratikan lakukan yaitu yang pertama epidermis bawah dari masing-masing daun di sayat
dan kemudian di letakkan pada gelas objek dan di tetesi dengan air lalu di amati di bawah
mikroskop. Kemudian stoma yang teramati di gambar dan sel epidermisnya di beri
keterangan setelah itu menuliskan tipe stomata masing-masing objek yang di amati.
Data / Hasil Pengamatan
Preparat Segar Oryza sativa
Pebesaran : 400 X
Keterangan :1. Sel tetanga
2. Sel penutup
3. Porus / celah stomata
4. Klorofil
Tipe stomata : Graminae
Gambar pengamatan Gambar Berdasarkan Literatur
Preparat Segar Artocarpus integra
Pebesaran : 400 X
Keterangan :1. Sel Tetangga
2. Sel penutup
3. Porus / celah stomata
4. Klorofil
Tipe stomata : Amaryllidaceae
Gambar pengamatan Gambar Berdasarkan Literatur
Preparat Segar Ficus sp.
Pebesaran : 400 X
Keterangan :1. Sel tetangga
2. Sel penutup
3. Porus / celah stomata
4. klorofil
Tipe stomata : Kriptopor
Gambar pengamatan Gambar Berdasarkan Literatur
Preparat Segar Nymphea sp.
Pebesaran : 400 X
Keterangan :1. poros / celah stomata
2. sel tetanga
3. sel penutup
4. klorofil
Tipe stomata : Menonjol
Gambar pengamatan Gambar Berdasarkan Literatur
Pembahasan
Stomata daun adalah sarana utama pertukaran gas pada tumbuhan. Stomata berbentuk pori-pori kecil, biasanya di sisi bawah daun, yang dibuka atau ditutup di bawah kendali sepasang sel berbentuk pisang yang disebut sel penjaga. Ketika terbuka, stomata memungkinkan CO2 untuk memasuk ke daun untuk melakukan sintesis glukosa, dan juga memungkinkan untuk air (H2O) dan oksigen bebas (O2) untuk keluar. Selain membuka dan menutup stomata (perilaku stomata), tanaman menggunakan kontrol atas pertukar gas mereka dengan memvariasikan kepadatan stomata dalam daun ketika mereka baru diproduksi (seperti pada musim semi atau musim panas). Stomata per satuan luas (kepadatan stomata) bisa mengambil banyak O2, dan semakin banyak air yang dapat dilepaskan. Jadi, lebih tinggi kerapatan stomata dapat sangat memperkuat potensi untuk kontrol perilaku atas kehilangan kadar air dan penyerapan CO2 (Grant dan Vatnick,2009).
Pada praktikum stomata ini menggunakan bahan untuk tumbuhan monokotil yaitu preparat segar daun Oryza sativa dan daun Nymphaea sp. Untuk tumbuhan dikotil menggunakan preparat segar daun Ficus elastica dan daun Arthocarpus integra. Tiap preparat tersebut diamati dibawah mikroskop untuk melihat tipe stomatanya serta struktur epidermis daunnya dengan perbesaran 4 x 10. Dan berdasarkan pengamatan yang dilakukan maka dapat teramati adanya porus, sel penjaga, dan sel tetangga pada tiap preparat segar yang digunakan. Terlihatnya celah tersebut menunjukkan stomata dalam keadaan terbuka.
dari hasil pengamatan di bawah mikroskop yang dilakukan pada preparat segar sayatan daun tumbuhan dikotil yaitu daun Ficus elastic dan daun Arthocarpus integra dan pengamatan pada preparat segar sayatan daun tumbuhan monokotil yaitu daun Oryza sativa danNymphaea sp. Memperlihatkan bahwa stomata yang terkandung pada daun dikotil dan daun monokotil memiliki bagianumum yang sama. Bagian-bagian umum stomata tersebut adalah adanya celah, sel enjaga, dan sel tetangga.
Namun, berdasarkan pengamatan walaupun stomata pada setiap bahan daun memiliki bagian-bagian umum yang sama, juga terdapat perbedaan antara keempat bahan daun yaitu adanya perbedaan tipe stomata yang dimiliki serta juga adanya perbedaan bentuk stomata pada masing-masing bahandaun ini.Pada pengamatan sayatan daun Ficus elastic memperlihatkan tipestomata Kriptopor, yaitu dimana terlihat sel penutupnya berada jauh dipermukaandaun sehungga stomata terlihat sedikit tenggelam, selain itu pada sayatan daun Ficus elastic juga memperlihatkan bentuk stomata seperti oval (bulat lonjong)dengan bagian-bagian ujung berbentuk sedikit runcing (lihat gambar 1).Sedangkan pengamatan pada sayatan daun Arthocarpus integra memperlihatkantipe stomata Amaryllidaceae, yaitu dimana terlihat dinding dalam dan luarnya menebal sedangkan dinding perut dan punggungnya relatif tipis, maksudnyapenebalan ini terlihat adanya bentuk lapisan epidermis yang menebal mengelilingistomata.
Selain itu pada sayatan daun Arthocarpus integra juga memperlihatkantipe stomata parasitik setiap sel penutup diiringi sebuah sel tetangga atau lebih dengan sumbu panjang sel tetangga itu sejajar sumbu sel penutup serta celah.Bentuk stomata pada sayatan daun
Arthocarpus integra terlihat berbentuk bulatsedikit memanjang dengan ujung sedikit tumpul (lihat gambar 1). Walaupunberbentuk beda kedua tumbuhan ini memiliki bentuk sel penjaga pada stomatayang sama yaitu berbentuk ginjal sesuai dengan teori bahwa pada kebanyakantumbuhan kecuali Graminae, Cyperaceae, dan beberapa tumbuhan lainnya, selpenjaga secara umum berbentuk ginjal.Pada pengamatan sayatan daun Oryza sativa memperlihatkan tipe stomataGramineae, yaitu dimana sel penutup stomatanya memanjang dengan bagianujung membesar dan kecil dibagian tengah, yang menunjukkan bentuk stomatadengan sel penutup berbentuk halter. Selain itu arah membukanya sel penutupterlihat tegak lurus dengan permukaan epidermis. Bentuk stomata pada daun Oryza sativa.. stomatanya dikelilingi lapisan epidermis yang membentuk lapisan mengelilingistomata membentuk seperti bunga. Stomatanya juga terlihat memiliki sel penutup(sel penjaga) berbentuk halter. Jika diamati struktur epidermisnya keempat bahan daun tumbuhan ini,terlihat adanya perbedaan.
Perbedaan tersebut yaitu, pada daun Ficus elasticaterlihat memiliki lapisan epidermis yang sedikit tebal dan kasar pada permukaan.Lapisannya yang tebal ini, menunjukkan bahwa daun Ficus elastic memilikiepidermis yang terdiri dari dau lapis sel yang sesuai dengan teori dan kasar padapermukaan ini menunjukkan bahwa pada epidermis daun Ficus elastic mengandung lapisan kutikula. Pada daun Arthocarpus integra terlihat memilikilapisan yang sedikit tipis yang menunjukkan epidermisnya hanya terdiri dariselapis sel dan permukaannya juga kasar yang menunjukkan bahwa epidermisnya juga dilapisi kutikula.Pada struktur epidermis daun Oryza sativa terlihat epidermisnya keras dankaku, ini sesuai dengan teori yaitu pada tumbuhan golongan Gramineae,Cyperaceae, Equistinae , memiliki permukaan yang keras dan kaku. Inidisebabkan adanya zat-zat karbonat dan kersik pada sel-sel epidermis.
Sedangkan pada struktur epidermis daun Nymphaea terlihat memiliki lapisan yang sedikitlicin yang menunjukkan adanya lapisan lilin pada epidermisnya.Jika dilihat dari letak stomatanya, terlihat juga bahwa pada daun tumbuhanyang tumbuh ditanah yaitu pada daun Ficus elastic , Arthocarous integra, dan Oryza sativa terlihat stomatanya terdapat pada permukaan bawah daun ataulapisan epidermis bawah karena saat pengamatan berlangsung, saat diamati bagianbawah sayatan permukaan daun baru stomatnya tampak. Sedangkan pada dauntumbuhan yang diair yaitu daun Nymphaea sp., terlihat stomatanya terdapat padapermukaan atas daun karena saat pengamatan berlangsung, saat diamati bagianatas sayatan permukaan daun stomatnya sudah tampak dan bagian bawah sulittampak. Jika berdasarkan teori pada daun yang pertualangannya menjala,stomatanya menyebar tidak teratur, sedangkan pada daun yang sebagian besarpertulangannya sejajar, seperti pada Gramineae, stomatany tersusun dalam barisanyang sejajar (Fan, 1991). Sehingga, pada pengamatan juga terlihat bahwa pada daun Ficus elastic ,Arthocarous integra , dan Nymphaea stomatanya menyebar tidak teratur dan pada daun Oryza sativa sp., stomatanya tersusun dalam barisanyang sejajar.
Menurut Mulyani (2006) bahwa daun dengan pertulangan menyirip seperti pada dikotil, stomatanya tersebar, sedangkan daun dengan pertulangan sejajar, seperti pada Gramineae, stomatanya tersusun berderet sejajar. Akan tetapi pada hasil pengamatan tidak
terlalu sesuai dengan pernyataan Mulyani tersebut. Karena pada tumbuhan yang dikotil ditemukan susunan stomata yang berderet sejajar padahal apabila menurut Mulyani seharusnya susunan stomata pada tumbuhan dikotil tersebut stomatanya tersebar. Ketidaksesuaian ini dapat terjadi dikarenakan ketidaktelitian praktikan dalam mengamati atau dapat juga dikarenakan kekurangtelitian praktikan dalam menggambar objek yang teramati lewat mikroskop.
Kesimpulan dan SaranDari hasil pengamatan yang telah dilakukan diketahui bahwa adanya perbedaan tipe
stomata dan juga struktur epidermis daun pada tumbuhan dikotil dan monokotil. Pada tumbuhan Oryza sativa dan Nymphaea sp. memiliki stomata bentuk halter. Sedangkan pada Ficus elastica dan Arthocarpus integra stomatanya berbentuk ginjal. Tipe stomata pada daun Oryza sativa yaitu tipe gramineae, pada Ficus elastica yaitu tipe kriptopor, pada Nymphaea sp. tipe menonjol, dan pada Arthocarpus integra tipe Amaryllidaceae. Stomata pada tumbuhan yang hidup didarat seperti Oryza sativa, Ficus elastica, dan Arthocarpus integra terdapat pada epidermis bagian bawah sedangkan pada Nymphaea sp. yang merupakan tumbuhan yang hidup diperairan stomatanya terdapat pada epidermis bagian atas. Jadi dapat di simpulkan bahwa terdapat perbedaan letak stomata pada tumbuhan yang berbeda habitatnya (didarat dan perairan) serta pada tumbuhan yang berbeda tipe daun (monokotil dan dikotil).
Didalam suatu praktikum pasti terdapat kelebihan dan kekurangannya, praktikan masih kurang memafaatkan waktu seefektif mungkin sehingga waktu yang diperlukan untu mengambar kurang jadi saran saya untuk praktikum kedepannya agar praktikan memamfaatkan waktu seefektif mungkin, karena waktu yang kita miliki terbatas.
Daftar pustaka
Dwidjoseputro, D., 1984, Pengantar Fisiologi Tumbuhan, PT. Gramedia, Jakarta.
Fahn A . 1992. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada Pre
Grant, B. and Vatnick.2009.Environmental Correlates of Leaf Stomata Density.Journal of
Biology(1): 1-5.
Lakitan B. 1996. Fisiologi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Jakarta : Rajawali
Pers.
Lestari, E.G. 2006. Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan
pada Somaklon Padi Gajahmungkur, Towuti, dan IR 64. Jurnal Biodiversitas 7(1): 44-
48.
Lestari dkk,2012. Perubahan anatomi stomata daun lili trumpet (lilium longiflorum) setelah
pemaparan radiasi sinar x. Vol i, no 1.
Moore at al, 1988. Botany. McGraw-Hill companies inc.USA
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
Nurhidayah.2003. Analysis of the growth, stomata, chlorophyll, and carotenoid contents of potato’s leaf (Solanum tuberosum L.) variety of granola and atlantic around Sikidang crater, Dieng .Vol 5, No 1
Pharmawati, dkk. 2008. Ca2+ Intraseluler terlibat dalam Mekanisme Pembukaan Stomata
Akibat Pengaruh Auxin. http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/artikel5.pdf. (Diakses 11
April 2015 ).
Salisbury, F.B, dan C.W. Ross. 1995. Plant Physiology (Fisiologi Tumbuhan, alih bahasa:
D.R. Lukman dan Sumaryono). ITB, Bandung.
Tjitrosoepomo HS. 1989. Botani Umum. UGM Press. Yogyakarta.