Pendahuluan• Saat ini, penyakit muskuloskeletal telah menjadi masalah
yang banyak dijumpai di pusat-pusat pelayanan kesehatan di seluruh dunia.
• Penyebab fracture terbanyak adalah karena kecelakaan lalu lintas.
• Fracture pada anak mempunyai keistimewaan dibanding dengan dewasa, proses penyembuhannya dapat berlangsung lebih singkat dengan remodeling yang sangat baik.
Pendahuluan• Dislocasi sangat penting dikuasai oleh tenaga medis
terutama para profesional yang berkecimpung dalam dunia kedokteran.
• Dislocasi terjadi saat ligamen memberikan jalan sedemikian rupa sehingga tulang berpindah dari posisinya yang normal di dalam sendi.
• Dislocasi dapat disebabkan oleh faktor penyakit atau trauma karena didapat (acquired) atau karena sejak lahir (congenital).
Anatomi
• Sistem muskuloskeletal terdiri dari tulang, sendi, otot, dan struktur pendukung lainnya, seperti :
Tendon Ligamen Fasia Bursae
Tulang Axial skeleton tdd : kerangka os cranium & cervical,
skeletal, columna vertebrae, os costae, os hyoid & sternum
Apendicular skeleton tdd :
- Kerangka tulang lengan & kaki
- Extremitas atas → os scapula, os clavikula, os humerus, os ulna, os radius) & tangan (carpal, metacarpal, phalanx)
- Extremitas bawah → os pelvic, os femur, os patella, os tibia, os fibula) & kaki (tarsal, metatarsal, phalanx)
Ada 3 pembuluh darah yang menyuplai tulang panjang :• Arteri kecil menembus tulang kompakta untuk menyuplai
canal & system Harvers.• Banyak arteri lebih besar menembus tulang kompakta
untuk menyuplai tulang spongiosa & sumsum tulang.• 1 atau 2 arteri besar menyuplai canal medulla. Arteri
nutrient yang masuk → foramen nutrient.
TULANG BELAKANG
Columna vertebralis, tdd: 7 vertebra cervicales 12 vertebra thoracicae 5 vertebra lumbales Sacrum vertebra coccygeae
Struktur Tulang
Tulang tersusun oleh :• jaringan tulang kompakta (cortical)• canselous (trabekular atau spongiosa)
Tulang kompakta secara makroskopis terlihat padat.
Akan tetapi jika diperiksa dengan mikroskop terdiri dari system Havers.
Sistem Havers tdd → Canal Havers
1 Canal Havers tdd → pembuluh darah, saraf, dan pembuluh limfe, lamela, lacuna dan canaliculi.
Tipe tulang berdasarkan jaringan penyusun & sifat fisiknya
TULANG RAWAN (CARTILAGO)• Tulang yang tidak mengandung pembuluh darah dan
saraf kecuali lapisan luarnya (perichondrium).• Bersifat lentur → tersusun atas zat interseluler
(condroithin sulfat) didalamnya : serabut colagen elastin. • Juga terdapat lakuna yang berisi chondrocyt.
Terbagi menjadi :
Tulang rawan hyaline• Mengandung serat-serat colagen dan chondrocyt.
• Dapat ditemukan pada : − laring− trakea− bronkus− ujung- ujung tulang panjang− tulang rusuk bagian depan− cuping hidung− rangka janin
Tulang rawan elastic
• Mengandung serabut-serabut elastis.
•Ditemukan pada : − daun telinga− tuba eustachi−laring
Tulang rawan fibrosa• Mengandung banyak bundle-bundle serat colagen → tulang rawan fibrosa sangat kuat dan lebih kaku
• Ditemukan pada : − discus antara tulang vertebrae− pada symphisis pubis diantara 2 os pubis
TULANG KERAS (OSTEON)• Tersusun atas sel, matriks protein, & deposit
mineral.• Terdiri atas 3 jenis sel :− Osteoblast− Osteocyt− Osteoclast
SENDI
Komponen penunjang sendi: Capsula sendi Ligamen Tulang rawan hyaline Cairan sinovial
Berdasarkan strukturnya, sendi dibedakan atas: Fibrosa Cartilago, terbagi menjadi 2 :− Synchondrosis− Symphisis Sendi Sinovial, struktur anatomi :− Ball and socket joint− Hinge joints− Biaxial joint− Pivot joint
Terdiri dari:
1. Sendi Synarthrosis
2. Sendi Amphiarthrosis
3. Sendi Diarthrosis/Sinovial, dapat membuat berbagai macam
gerakan, yaitu: abduksi, adduksi, extensi, flexi, dorso-flexi, plantar-
flexi, pronasi, supinasi, eversi, inversi, circumducsi, endorotasi, dan
exorotasi.
OTOTKelompok otot terdiri dari: Otot rangka (lurik) Otot visceral (polos) Otot jantung
STRUKTUR LAIN Ligamen Tendon Fascia Bursae
FISIOLOGI
• Tulang adalah bentuk khusus jaringan ikat dengan kerangka colagen yang mengandung garam Ca2+ dan PO43-, terutama hidroksiapatit. Sistem skelet (tulang) dibentuk oleh sebuah matriks dari serabut-serabut dan protein yang diperkeras dengan calsium, magnesium fosfat, dan karbonat.
• Matriks organik tdd : serat-serat colagen & medium gelatin homogen yang disebut substansi dasar. Substansi dasar ini tdd : cairan ekstraseluler + proteoglikan, khususnya chondroitinsulfat dan asam hialuronat yang membantu mengatur pengendapan calsium. Garam-garam tulang terutama terdiri dari calsium dan fosfat. Rumus garam utamanya dikenal sebagai hidroksiapatit.
• Kemampuan tulang melakukan regenerasi akibat adanya absorpsi-pengendapan tulang.
• Kecepatan absorpsi-pengendapan tulang yang berlangsung cepat, misalnya pada anak-anak, cenderung membuat tulang rapuh dibandingkan dengan absorpsi-pengendapan tulang yang lambat.
• Jadi, pada anak-anak akan terjadi regenerasi yang cepat apabila ada kerusakan.
Terdapat 206 tulang di tubuh yang diklasifikasikan menurut panjang, pendek, datar, dan tak beraturan, sesuai dengan bentuknya. Secara umum tulang mempunyai fungsi sebagai berikut(3):
• Tulang berperan dalam homoestasis Ca2+ dan PO43- secara keseluruhan.• Tulang berfungsi untuk melindungi organ vital.• Menahan jaringan tubuh dan memberi bentuk kepada kerangka tubuh• Melindungi organ ±organ tubuh (contoh cranium melindungi otak).• Untuk pergerakan (otak melekat kepada tulang untuk berkontraksi dan bergerak)• Merupakan tempat penyimpanan mineral, seperti calsium. • Hematopoiesis (tempat pembuatan sel darah merah dalam sumsum tulang).
FRACTURE
DEFINISI Terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang
umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Terputusnya kontinuitas struktur jaringan tulang atau tulang rawan
yang umumnya disebabkan trauma, baik trauma langsung maupun tidak langsung.
Patah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi dapat menyebabkan patah tulang disertai luxatio sendi yang disebut fracture dislocasi.
Menurut Penyebab terjadinya :
• Fracture Traumatik : direct atau indirect
• Fracture Fatique atau Stress
• Trauma berulang, kronis, misal: fr. Fibula pd olahragawan
• Fracture patologis : biasanya terjadi secara spontan
Menurut hubungan dengan jaringan ikat sekitarnya :
• Fracture Simple : fracture tertutup
• Fracture Terbuka : bone expose
• Fracture Komplikasi : kerusakan pembuluh darah, saraf, organ visera
Menurut Mansjoer (2000 : 346-347) dan menurut Appley Solomon (1995 : 238-239), Fracture
diklasifikasikan menjadi :
Berdasarkan garis patah tulang Greenstick Transversal Spiral Obliq Compressi Comminutiva Segmental
Berdasarkan bentuk patah tulang : Complete Incomplete Fracture compressi Avulsi Communited Simple Fracture dengan perubahan posisi Fracture tanpa perubahan posisi Fracture Complicata
ETIOLOGI
2 faktor mempengaruhi terjadinya fracture :
- Extrinsic
- Intrinsic Trauma langsung akibat benturan → garis fracture transversal dan
kerusakan jaringan lunak. Benturan yang lebih keras disertai dengan penghimpitan tulang →
garis fracture comminutiva diikuti dengan kerusakan jaringan lunak yang lebih luas.
Pada olahragawan, penari dan tentara dapat pula terjadi fracture pada tibia, fibula atau metatarsal yang disebabkan oleh karena trauma yang berulang (stress fracture).
Proses patologi pada tulang seperti tumor atau pada penyakit Paget dengan energi yang minimal saja akan mengakibatkan fracture.
PATOFISIOLOGI
Ada 2 mekanisme terjadinya fracture :
• Mekanisme direct force
• Mekanisme indirect force
MANIFESTASI KLINIS
Menurut Blach (1989) manifestasi klinik fracture adalah : Nyeri Gangguan fungsi Deformitas/kelainan bentuk Pemendekan (shortening) Krepitasi Bengkak Perubahan warna
DIAGNOSIS
Riwayat PenyakitAnamnesis terarah pada : Riwayat mekanisme cedera (posisi kejadian) Kejadian yang berhubungan dengan cedera Riwayat cedera atau fracture sebelumnya
LAIN-LAINRiwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sosial ekonomi
Pekerjaan
Riwayat Pengobatan (obat-obatan yang dikonsumsi)
Riwayat Kebiasaan
Riwayat alergi
Riwayat osteoporosis
Pemeriksaan Fisika. Inspeksi / Look
Deformitas : angulasi, rotasi, pemendekan, pemanjangan, bengkak
Pada fracture terbuka : klasifikasi Gustilo
b. Palpasi / Feel ( nyeri tekan (tenderness), Krepitasi )
Status neurologis dan vaskuler di bagian distalnya perlu diperiksa.
Neurovaskularisasi bagian distal fracture meliputi : pulsasi arteri, warna kulit, pengembalian
cairan kapiler (Capillary refill test) sensasi
c. Gerakan / Moving
Keterbatasan pada pergerakan sendi yang berdekatan dengan lokasi fracture.
d. Pemeriksaan trauma di tempat lain : kepala, thorax, abdomen, pelvis
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium : darah rutin, faktor pembekuan darah, golongan darah, cross-test, dan urinalisa.
• Radiologis untuk lokasi fracture harus menurut rule of two, terdiri dari :
- 2 gambaran, AP & lateral
- Memuat 2 sendi : proksimal & distal
- Memuat gambaran foto 2 extremitas : extremitas yang cedera & yang tidak terkena cedera (pada anak)
- 2 kali, yaitu sebelum & sesudah tindakan.
Pergeseran fragmen Tulang ada 4 :• Alignment: perubahan arah axis longitudinal, bisa membentuk sudut• Panjang : dapat terjadi pemendekan (shortening)• Aposisi : hububgan ujung fragmen satu dengan lainnya• Rotasi : terjadi perputaran terhadap fragmen proksimal
PENATALAKSANAAN
Pada pasien dengan politrauma, pemeriksaan awal menurut protokol
ATLS (Primary survey → ABCD), saat pasien stabil, lakukan secondary survey.
Prinsip : 4R1.Recognition
2.Reduction
3.Retention
4.Rehabilitation
External Fixation
Bidai (Spalk)Gips (Plaster cast)Traksi
Jenis traksi :
- Traksi Gravitasi : U- Slab pada fracture humerus
- Skin traksi
- Skeletal traksi : K-wire, Steinmann pin atau Denham pin
OREF (Open Reduction External Fixation)
O.R.E.F
Indikasi OREF : Fracture terbuka derajat III Fracture dengan kerusakan jaringan lunak yang luas Fracture dengan gangguan neurovaskuler Fracture Kominutif Fracture Pelvis Fracture infeksi yang kontraindikasi dengan ORIF Non Union Trauma multiple
K-Wire
Intraoperative X-Ray of a Humeus fixated by Kirschner
wires
Kirschner Wires used for fixation of a Colles Fracture
Indikasi K-wire : fixasi sementara selama beberapa operasi fixasi definitif jika fragment fracture kecil (misal wrist fracture atau
hand injuries) imobilisasi sendi sementara
K- Nail
= Intramedullary rod
X-ray showing the proximal portion of a fractured tibia with an intramedullary nail
Indikasi :→ untuk fracture yang lebih kompleks atau lebih proksimal atau distal pada poros
Plate and Screw
Indikasi ORIF : Fracture yang tak bisa sembuh atau bahaya avasculair nekrosis tinggi
Fracture yang tidak bisa direposisi tertutup
Fracture yang dapat direposisi tetapi sulit dipertahankan. Misalnya fracture Monteggia, fracture Galeazzi, fracture antebrachii, dan fracture pergelangan kaki
Fracture yang berdasarkan pengalaman memberi hasil yang lebih baik dengan operasi, misalnya : fracture femur
Penyembuhan Fracture
1. Fase Hematoma
2. Fase Proliferasi Seluler Subperiosteal dan Endosteal
3. Fase Pembentukan Callus (fase union secara klinis)
4. Fase Konsolidasi (fase union secara radiologik)
5. Fase Remodelling
Komplikasi Fracture
• Komplikasi Umum- Syok karena perdarahan
- Koagulopati difus
- Gangguan fungsi pernafasan
- Emboli lemak
- Trombosis vena dalam (DVT)
- Tetanus
- Gas gangrene
• Komplikasi Lokal→ komplikasi dini
→ komplikasi lanjut
Terjadi dalam 24 jam pertama pasca trauma
Komplikasi Dini• Tulang• Jaringan lunak• Otot• Pembuluh darah → Compartement Syndrome
• Syaraf
Komplikasi Lanjut• Malunion• Delayed union• Non union• Osteomyelitis• Kekakuan sendi (stiffness)
Dislocasi
• Keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi)
• Suatu keadaan keluarnya (bercerainya) caput sendi dari mangkuknya
• Bila terjadi fracture di dekat sendi atau mengenai sendi disertai luxatio sendi yang disebut fracture dislocasi
Etiologi & Kalsifikasi
• Dislocasi Traumatic• Dislocasi Congenital → Congenital Hip Dislocation
• Dislocasi Spontan / patologik- Acute
- Chronic
- Berulang → habitual dislocation
Diagnosis
• Anamnesis ( riwayat trauma, mekanisme trauma)
• Pemeriksaan Klinis- Deformitas
- Bengkak
- Nyeri
- Functiolaesa
• Pemeriksaan Radiologis
Congenital Hip Dislocation• Bayi ditidurkan dengan kedua kaki diflexikan
• Tekan secara lembut pada lutut kearah meja periksa,
sedangkan lutut dan pahanya diabduksikan secara
manual pada saat yang bersamaan bagian proksimal
paha ditekan keatas dan medial
•Tekanan pada lutut yang arahnya kebawah dapat
menyebabkan dislocasi total pada panggul yang
mengalami gangguan
• Pada waktu paha diabduksikan, panggul terasa
tereduksi secara spontan + bunyi “KLIK“ kemudian
dengan adduksi panggul dapat dirasakan dislocasinya
• Tes Ortolani Positif
Komplikasi
• Komplikasi Dini- Cedera saraf : n. axillaris dapat cedera
- Cedera pembuluh darah : a. axillaris dapat rusak
- Fracture dislocasi
• Komplikasi Lanjut- Kekakuan sendi bahu (frozen shoulder)
- Dislocasi yang berulang: terjadi kalau labrum glenoid robek atau
capsul terlepas dari bagian depan leher glenoid
- Kelemahan otot
Dislocasi Sendi Bahu
Tanda-tanda :• Sendi bahu tidak dapat digerakakkan• Korban mengendong tangan yang sakit dengan yang
lain• Korban tidak bisa memegang bahu yang berlawanan• Kontur bahu hilang, bongkol sendi tidak teraba pada
tempatnya
Dislocasi sendi panggul
Tanda klinis : Kaki lebih pendek dibanding yang tidak
dislocasi Caput femur terapa pada panggul Nyeri saat pinggul digerakkan
Fracture Pada Anak
• Fracture pada anak mempunyai keistimewaan dibanding dengan dewasa
• Perbedaan → adanya growth plate (epiphyseal plate) pada tulang anak-anak
• Growth plate tersusun atas cartilago (bagian terlemah pada tulang anak terhadap suatu trauma.
• Cedera pada growth plate dapat menyebabkan deformitas. • Growth plate juga membantu remodeling yang lebih baik
dari suatu fracture
Anatomi & Fisiologi
• Perbedaan mendasar Pada anak-anak antara epiphysis dan metaphysis terdapat epiphyseal plate sebagai daerah pertumbuhan congenital
• Epiphyseal plate ini akan menghilang pada dewasa, pada saat itulah pertumbuhan memanjang tulang akan berhenti
Perbedaan biomekanik tulang anak-anak
dibandingkan orang dewasa• Biomekanik Tulang → Tulang anak-anak sangat porous, cortex berlubang-lubang & sangat
mudah dipotong oleh karena canalis Haversian menduduki sebagian besar tulang sehingga, tulang anak-anak dapat menerima toleransi yang besar terhadap deformasi tulang
• Biomekanik Epiphyseal Plate → Epiphyseal plate merupakan tulang rawan yang melekat pada epiphysis
(bagian luar : periosteum ; bagian dalam : procesus mamilaris) Untuk memisahkan metaphysis dan epiphysis diperlukan kekuatan yang besar
• Biomekanik Periosteum → Periosteum pada anak sangat kuat, tebal & tidak mudah mengalami
robekan
Perbedaan fisiologi tulang anak dibanding dewasa, yaitu :
• Pertumbuhan berlebihan (over growth)
• Deformitas yang progresif
• Fracture total
Karakteristik struktur dan fungsi tulang anak yang membuatnya berbeda :
• Remodelling Tulang immatur melakukan remodelisasi jauh lebih baik karena adanya
aktivitas dari populasi sel yang banyak, kerusakan pada tulang dapat
diperbaiki lebih baik
Flexibilitas yang tinggi → kemampuan seperti “biological plasticity”.
Menyebabkan tulang anak-anak dapat membengkok tanpa patah atau
hancur → gambaran fracture yang unik (fracture buckle atau greenstick)
• Ligament Tensile strength (kekuatan tegangan) pada ligamen anak-anak dan
dewasa secara umum sama
• Periosteum Lapisan fibrosa dense (bagian terluar tulang) yang pada anak-anak
secara signifikan lebih tebal daripada dewasa
fracture tidak cenderung untuk mengalami displace seperti pada
dewasa & sembuh lebih cepat secara signifikan
• Growth Plate → secara histologik terdiri dari 4 lapisan :
Resting zone Proliferating zone Hypertrophic zone Calcified zone
Klasifikasi
1) Klasifikasi Radiologi• Fracture Buckle atau torus• Tulang melengkung• Fracture green-stick• Fracture total
2) Klasifikasi Anatomis• Fracture epiphysis• Fracture epiphyseal plate• Fracture metaphysis• Fracture diaphysis
3) Klasifikasi Klinis• Traumatik• Patologik• Stress
Tipe 1 : Epiphysis dan epiphyseal plate lepas dari metaphysis tetapi masih utuh.
Tipe 2 : Garis fracture melalui sepanjang epiphyseal plate dan membelok ke metaphysis →
tanda Thurston-Holland
Tipe 3 : Garis fracture mulai permukaan sendi melewati epiphyseal plate kemudian sepanjang
garis epiphyseal plate
Tipe 4 : Merupakan fracture intra-intraartikuler yang melalui permukaan sendi memotong
epiphysis serta seluruh lapisan epiphyseal plate dan berlanjut pada sebagian metaphysis
Tipe 5 : Terdapat compressi pada sebagian epiphyseal plate yang menyebabkan kematian dari
sebagian epiphyseal plate tersebut
Ada 2 jenis fracture khusus pada anak yaitu di daerah epiphysis dan
di epiphyseal plate :
• Fracture avulsi akibat tarikan ligamen
• Fracture compressi yang bersifat komunitif
• Fracture osteokondral
Diagnosa
• Anamnesis Pada anak : Alloanamnesis Riwayat trauma : waktu terjadinya, cara terjadinya, posisi penderita &
lokasi trauma
• Pemeriksaan fisik Look (Inspeksi) : deformitas, bengkak atau kebiruan,
functiolaesa Feel (Palpasi) : tenderness, krepitasi, nyeri sumbu Move (Gerakan)
Tambahan : pemeriksaan trauma di tempat lain & pemeriksaan komplikasi fracture
• Pemeriksaan penunjang → radiologis
Penyembuhan fracture pada anak
Penyembuhan fracture tulang cortical :
1) Fase hematoma
2) Fase proliferasi seluler subperiosteal dan endosteal
3) Fase pembentukan callus (fase union secara klinis)
4) Fase konsolidasi (fase union secara radiologik)
5) Fase Remodelling
Penyembuhan tulang canselous :Terjadi cepat karena beberapa faktor →
• Vaskularisasi yang cukup
• Terdapat permukaan yang lebih luas
• Kontak yang baik memberikan kemudahan vaskularisasi yang cepat
• Hematoma memegang peranan dalam penyembuhan fracture
→ Penyembuhan fracture pada daerah tulang kanselosa melalui proses pembentukan callus interna dan endosteal
Penyembuhan fracture tulang rawan persendian :• Tulang rawan hialin permukaan sendi sangat terbatas
kemampuannya untuk regenerasi• Pada fracture intraartikuler, penyembuhan tidak terjadi
melalui tulang rawan hialin, tetapi terbentuk melalui fibrocartilago
Waktu penyembuhan fracture
• Waktu penyembuhan tulang pada anak-anak jauh lebih cepat daripada orang dewasa
• Waktu penyembuhan anak secara kasar adalah setengah kali waktu penyembuhan pada orang dewasa
Penatalaksanaan fracture
Konservatif• Proteksi saja (mitella)• Immobilisasi saja tanpa reposisi• Reposisi tertutup dan fixasi dengan gips Misal : fr. supracondylair, colles & smith
• Traksi
Traksi pada anak
→Pada anak-anak dipakai traksi kulit (traksi Hamilton Russel/traksi Bryant)
Traksi kulit terbatas untuk 4 minggu dan beban < 5 kg
Penatalaksanaan fracture anak
Fracture Clavicula Letak tersering : antara 1/3 medial & lateral Pasien akan menderita nyeri pada pergerakan bahu & leher Pembengkakan local & krepitus dapat tampak Penatalksanaan
Fracture clavicula pada neonatus biasanya tidak memerlukan terapi lebih lanjut Pada anak yang lebih tua → imobilisasi bahu (dengan balutan seperti kain
gendongan atau yang mampu menyandang/memfixasi bagian lengan bawah dalam posisi horizontal melawan batang tubuh)
Fracture clavicula biasanya sembuh dengan cepat dalam 3-6 minggu
Fracture proximal humerus
Akibat jatuh ke belakang dalam lengan yang extensi
Cedera neurovaskular jarang
Kerusakan n. axillaris dicurigai jika pasien merasakan fungsi deltoid
yang tidak normal dan parestesia/anesthesia sepanjang bahu lateral
Penatalaksanaan dengan immobilisasi lengan dengan “sling-and
swathe” (balutan papan elastis yang memfixasi humerus melawan
tubuh) selama 3-4 minggu
Fracture supracondylair humeri Fracture siku yang paling sering pada anak-anak Terjadi sering pada usia antara 3 -10 tahun Compartment syndrome pada lengan bawah volar dapat terjadi
dalam 12-24 jam Volkmann’s ischemia contracture karena ischemia
intracompartement dapat mengikuti Pin sering digunakan untuk memfixasi fracture setelah reduksi
terbuka atau tertutup Fracture supracondylair yang umumnya tanpa gangguan
neurovaskular → dibidai dengan posisi siku flexi 90o & lengan bawah dibidai dalam pronasi / posisi netral.
Fracture condylus lateral
Akibat jatuh dimana caput radialis pindah ke capitellium humerus
Resiko tinggi malunion dan nonunion pada fracture ini tinggi
Karena growth plate dan permukaan sendi displaced, reduksi
terbuka dan fixasi dengan pin perkutaneus mungkin diperlukan
Gips tanpa pinning mungkin cukup memuaskan untuk fracture non-
displaced
Fracture caput radialis
Diagnosis secara klinis, sulit untuk terlihat dengan X-ray
Nyeri berat tersering → saat supinasi / pronasi
Nyeri ringan → saat flexi / extensi siku
Collum radius dapat mengalami angulasi hingga 70o-80o
Angulasi 45o atau kurang biasanya akan remodel secara spontan
Manipulasi tertutup diperlukan pada angulasi yang lebih besar
Fracture buckle / torus Tersering : metaphysis radius distal Jatuh bersandar dengan pergelangan tangan dalam dorsoflexi Fracture impaksi & terdapat pembengkakan jaringan lunak Sering disertai fracture ulna distal Penatalaksanaan dengan short-arm cast (gips lengan pendek) Fracture biasanya sembuh dalam 3-4 minggu
Fracture monteggia / galeazzi
Monteggia : fracture pada pertengahan atau
proximal ulna dengan dislocasi kaput radius
→ Tx : Reduksi tertutup & gips ulna
Galeazzi : fracture radius yang lebih distal
dengan dislocasi distal radioulnar joint
→ Tx : O.R.I.F (plates & screw)
Fracture panggul, collum femur, dan shaft femur
Fracture panggul biasanya akibat kecelakaan kendaraan bermotor,
kecelakaan saat bersepeda, atau jatuh dari ketinggian
Pasien tampak nyeri dengan pergerakan panggul yang pelan
Pada anak resiko tinggi → nekrosis vascular & gangguan pertumbuhan
Fracture collum femur : fracture yang tidak stabil & risiko tinggi (kaya akan
pembuluh darah)
Penatalaksanaan sebagai emergensi dengan ORIF dengan screw untuk
menstabilisasi
• Fracture shaft femur → pemendekan dan angulasi ke longitudinal
akibat tarikan otot dan spasme
• Restorasi panjang dan alignment dicapai dengan traksi longitudinal
• Overgrowth kira-kira 1-2,5 cm sering terjadi pada fracture femur
pada anak-anak antara 2-10 tahun
• Gips digunakan pada kelompok usia ini untuk pemendekan
beberapa sentimeter
• Penyambungan solid (union) biasanya tercapai dalam 6 minggu
Terapi operatif
a. Reposisi secara tertutup : dengan bimbingan radiologis (image intensifier, C-arm)
b. Terapi operatif– O.R.I.F– Excisional Arthroplasty– Excisi fragmen & pemasangan
endoprosthesis
Pengobatan Fracture Terbuka
Tindakan sudah harus dimulai dari fase pra-rumah sakit :• Pembidaian• Menghentikan perdarahan dengan perban tekan• Menghentikan perdarahan besar dengan klem
→ Tindakan life-saving harus selalu didahulukan dalam kerangka kerja terpadu (team work)
Kesimpulan
Fracture atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa
Dislocasi adalah keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis
Fracture pada anak mempunyai keistimewaan dibanding dengan dewasa, proses penyembuhannya dapat berlangsung lebih singkat dengan remodeling yang sangat baik, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan anatomi, biomekanik serta fisiologi tulang anak yang berbeda dengan tulang orang dewasa
Daftar Pustaka
• Apley, A.Graham. Buku Ajar Ortopedi dan Fracture Sistem APLEY. Ed.7. Jakarta : Widya Medika.1995
• Bagian Bedah Staf Pengajar Fakultas kedokteran Universitas Indonesia. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta : Binarupa Aksara.1995.
• Cole, Warren H and Zollinger Robert M. Textbook of Surgery, Ninth Edition. New York: Meredith Corporation.
• Salter Robert bruce. 1999. Textbook of Disorder and Injuries of the Musculoskeletal System, 3rd-ed. Baltimore: Williams & Wilkins.
• Rasjad, Chairuddin. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Jakarta : PT. Yarsif Watampone. 2007
• Reksoprodjo, S, Pemeriksaan Orthopaedi dalam Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah FKUI, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta, 1995, hal : 453-471.
• Sjamsuhidajat R, De Jong Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.2004.
• Schwartz, Shires, Spencer. Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah, Edisi 6. Jakarta : EGC.2000.
• Sabiston, David C. Buku Ajar Bedah bagian 2. Jakarta: EGC 1994.
• http://orthoinfo.aaos.org
• www.bedahugm.com
• www.emedicine.com