Portunus pelagicus(reproduksi, embriogenesis & hormon)
Akbar Marzuki Tahya
Program Pascasarjana-Universitas Hasanuddin Makassar
Bioekologi Portunus pelagicusPortunus pelagicus Tergolong krustase yang hidup di dasar laut/benthos. Berenang ke dekat permukaan laut untuk mencari makan, biasa disebut Swimmer Crab atau Rajungan (untuk Indonesia). Omnivorous scavenger. Satu suku dan famili dengan kepiting (Scylla sp.) dapat dibudidayakan, teknologi terus dikaji. Telur rajungan sudah dapat ditetaskan dan larvanya dapat dibesarkan menjadi rajungan dewasa.
KingdomPhylum Subphylum
: Animalia: Arthropoda : Crustacea
ClassOrder Suborder
: Malacostraca: Decapoda : Pleocyemata
InfraorderFamily Genus
: Brachyura: Portunidae : Portunus
Species(Linnaeus 1758). Weber. 1975
: Portunus pelagicus
Distribusi Portunus pelagicusDi Indonesia & Sekitarnya
Reproduksi
ReproduksiP. pelagicus melakukan kopulasi untuk memasukan sperma dan kemudian disimpan dalam spermateka hingga mengalami matang gonad dan terjadi pembuahan internal (internal fertilized). P. pelagicus betina melakukan ruaya ke perairan dangkal untuk bertelur (spawning) dan kembali ke laut yang lebih dalam guna menetaskan telur-telurnya (hatching) (Galil 2006).
Reproduksi
Reproduksi Kematangan gonad pertama kali ditemukan pada ukuran 87 mm lebar karapas pada rajungan jantan dan 98 mm lebar karapas pada rajungan betina. fekunditas spesies ekonomis penting ini berkisar antara 900,000 hingga 1000,000. Periode inkubasi yang dilaporkan sekitar 6-7 hari.
Reproduksi
maleNote: G : spermatogonium T : Spermatosit D : Spermatid S : Spermatozoa
TKG I , 10 x 20
TKG II, 10 x 20
TKG III, 10 x 10
TKG IV, 10 x 10
Reproduksi
female Note: Ov : Ovum M : oil yolk Pl : cytoplasma N : Nucleus
TKG I, 10 x 40
TKG II, 10 x 40
TKG III, 10 x 10
TKG IV, 10 x 10
Embriogenesis & Perkembangan Larva
Embriogenesis Embriogenesis merupakan proses perkembangan embrio pada Portunus pelagicus. Beberapa tahap perkembangan embrio: Blastula, Gastrula, Eye placode, Pigment & Heart beat.
Embriogenesis 1. blastula : Telur bundar dengan warna khas kuning keemasan, terus mengalami perkembangan, butir kuning telur yang lebih padat. 2. gastrula : Telur bundar dengan warna kuning atau oranye, terlihat lebih besar dibandingkan tahap blastula. 3. Eye placode : Telur bundar dengan warna kuning oranye. Butir kuning telur tidak begitu padat, dan pada tahap ini bintik mata mulai nampak. 4. Pigment : Telur berwarna coklat berbentuk sedikit elips. Diameter lebih besar. 5. Heartbeat : Telur berubah warna menjadi lebih gelap, hitam atau coklat gelap, mata tampak berbentuk bulat dan detak jantung menjadi ciri khas pada tahap ini.
Embriogenesis
Perubahan warna menjadi gelap mengindikasikan tahap embriogenesis ke arah yang lebih progres. Dalam perkembagannya, sangat rentan terinfeksi yang diindikasikan oleh perubahan warna yang tidak seragam. Warna yang homogen mengindikasikan perkembangan yang sehat.
Perkembangan ZoeaD=2 hari
Zoea IVC=2 hari
Zoea IIIB=2 hari
Zoea IIA=2-3 hari
Zoea I
(Juwana & Romimohtarto 2000)
Perkembangan Stadia Larva (Zoea-Crablet)
Keajaiban perkembangan menuju kesempurnaan
Hormon
Hormon sebagai agen yang terkontrol
Sistem endokrin pada krustase: - Sistem neurosekretori pada tangkai mata terdiri atas sinus gland dan X-organ - Y-organ - Gonad - Mandibular organ - Organ neurohemal yang lain postcommisural organs (tritocerebrum) pericardial organs (thoracic ganglion)
Crustacean Hyperglycemic Hormone CHH sangat penting dalam metabolisme karbohidrat dapat menstimulasi pelepasan enzim pencernaan dari hepatopancreas CHH berperan dalam mobilisasi vitellogenin dari jaringan ekstra ovarium seperti hepatopankreas
Molt Inhibiting Hormone MIH memiliki peranan dalam menghambat proses molting menghambat molting melalui penekanan sintesis ecdysteroid dari organ-Y
Organ Y pada tangkai mata menghasilkan ekdisteroid hormon, organ X menghasilkan MIH.
Gonad Inhibiting Hormone disebut juga sebagai vitellogenesis-inhibiting hormone (VIH) Merupakan hormon antagonis Gonad Stimulating Hormone (GSH) Berperan dalam menghambat GSH
Pigmentary Effector Hormone Berperan dalam pengaturan stimulasi dan penghambatan, misalnya pada fungsi reproduksi penting dalam pergerakan pigmen pada kromatofor epitel dan sel-sel pigmen mata Potensi peranan pigmentary-effector hormone pada fisiologi reproduksi diindikasikan oleh penemuan baru-baru ini bahwa RPCH dan -PDH memiliki pengaruh stimulasi dan penghambatan, masing-masing terhadap sekresi methylfarnesoate oleh organ mandibular crustase
Methyl Farnesoat Pada krustasea MF memiliki peranan penting dalam pertumbuhan. Peranan (a) menstimulasi sintesis protein secara umum, (b) mempromosikan siklus molting; dan (c) reproduksi baik pada jantan maupun betina. MF diduga memainkan peranan sebagai gonadotropin
Y Organ pada kepiting & kerabatnya
Organ Y merupakan sumber hormon molting (ecdysteroid)
[email protected] unhas-2010
Top Related