i
PENGETAHUAN LOKAL SEBAGAI BAGIAN DALAM PEMBELAJARAN
SAINS PADA POKOK BAHASAN FASE – FASE BULAN KELAS VIII SMP
NEGERI 32 SENDAWAR KABUPATEN KUTAI BARAT KALIMANTAN
TIMUR
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh :
ENITA
NIM : 061424014
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Aku senantiasa mengucap syukur kepada Allahku
Karena atas kasih karunia Allah yang dianugerahkanNya
kepada kamu dalam Kristus Yesus.
Sebab didalam Dia kamu menjadi kaya dalam segala hal
Dalam segala macam perkataan dan segala macam pengetahuan
( Korintus 1:4 –5 )
Skripsi ini ku persembahkan untuk
Bunda Maria
Tuhan Yesus Kristus
Kakek tercinta
Bapak dan Ibu tercinta
Kakak ku (Melita Sumarni)
Adik – adik ku ( Alexandria Yunita, Bonifasia Demiri & Fransiskus)
Kakak Iparku (Dominikus Baping)
Keponakan ku (Emanuel Rae Tuah Baping)
Keluarga besar ku dan juga teman – teman ku
Terimakasih berkat doa dan dukungannya selama ini
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
PENGETAHUAN LOKAL SEBAGAI BAGIAN DALAM PEMBELAJARAN
SAINS PADA POKOK BAHASAN FASE – FASE BULAN DIKELAS VIII
SMP NEGERI 32 SENDAWAR KABUPATEN KUTAI BARAT
KALIMANTAN TIMUR
Enita (2013) “Pengetahuan Lokal Sebagai Bagian Dalam Pembelajaran Sains
Pada Pokok Bahasan Fase – fase Bulan Kelas VIII SMP N 32 Sendawar
Kabupaten Kutai Barat Kalimantan Timur”. Program Studi Pendidikan Fisika,
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2013.
Penelitian ini bertujuan untuk (1)Mengidentifikasi pengetahuan lokal yang
dapat diintegrasi kedalam pembelajaran sains di SMP, (2) Mendesain pembelajaran
yang melibatkan budaya lokal yang menjadi bagian dalam pembelajaran sains, (3)
Mendeskripsikan dan mengidentifikasi proses pembelajaran sains yang berbasis
budaya lokal.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif – kualitatif. Sampel
penelitian ini adalah tokoh masyarakat dan siswa kelas VIII SMP N 32 Sendawar.
Instrument penelitian yang digunakan adalah wawancara kepada tokoh mayarakat dan
tes tertulis untuk siswa. Wawancara digunakan untuk mengidentifikasi pengetahuan
lokal yang nantinya dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran sains sedangkan tes
tertulis digunakan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa mengenai
pembelajaran sains yang berbasis budaya lokal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Penelitian tentang budaya dayak
Benuaq memiliki banyak konsep tentang sains yang layak diintegrasikan ke dalam
pembelajaran, (2) Pada awal proses pembelajaran pemahaman siswa kurang, baik
tentang sains maupun tentang budaya lokal, (3) Setelah proses pembelajaran juga
hasilnya masih kurang karena pada hasil tes ada nilai siswa yang berada di bawah
nilai cukup, (4) Pada proses pembelajaran tanggapan dan sikap siswa sangat positif.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
LOCAL KNOWLEDGE AS PART OF LEARNING SCIENCE ON THE TOPIC
PHASE – PHASE OF THE MOON IN 8 TH GRADE SMP N 32 SENDAWAR
WEST KUTAI REGENCY OF EAST KALIMANTAN
Enita (2013) “ Local Knowledge as Part of Learning Science on the Topic Phase
– phase of the Moon in 8 th Grade SMP N 32 Sendawar West Kutai Regency of
East Kalimantan”. Physics Education Study Program, Department of
Matematics and Science Education, The Faculty of Teacher Training and
Education, Sanata Dharma University Yogyakarta, 2013.
This study aims to (1) identify local knowledge that can be integrated into the
teaching of science in junior high, (2) designing learning that involving local culture
as a part of learning science, (3) describe and identify the learning process, that the
process – based science integrate learning the local culture.
This research was descriptive quantitave – qualitative research. Sampel were
community leaders and eight grade students of SMP N 32 Sendawar. Instruments
used in this research were interview protocol/questions for society figures and written
tests for students. Interviews were used to identify the local knowledge that can later
be integrated into the teaching of science, while the written test was used to determine
the extent of student’s understanding of the science – based learning local culture.
The result showed that (1) research on Benuaq Dayak culture has many worthy
concepts of science which can be integrated into learning, (2) at the beginning of the
learning process, the students have poor understanding of science and about the local
culture, (3) based and evaluation tests after the learning process also the results was
not sidnificantly improve student’s understanding of science, and (4) the student’s
responses and attitudes are positive during the learning process.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada tuhan Yang Maha Esa berkat segala kasih dan karuniaNya
yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul :
“Pengetahuan Lokal Sebagai Bagian Dalam Pembelajaran Sains Pada Pokok
Bahasan Fase – fase Bulan Kelas VIII SMP N 32 Sendawar Kabupaten Kutai
Barat Kalimantan Timur”.
Penulis menyadari bahwa untuk keperluan penyusunan dan penulisan sampai
pada tahap penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari berbagai bantuan dari segala
pihak, baik berupa pengetahuan, bimbingan dan dorongan maupun kemudahan yang
lannya. Untuk semua itu, melalui skripsi ini dan segala kerendahan hati penulis
menyampaikan terimakasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D selaku dosen pembimbing skripsi, terimakasih atas bantuan, saran,
dan kritiknya dalam menyusun skripsi ini.
2. Segenap dosen program studi Pendidikan Fisika USD yang telah memberikan
ilmu dan pengalaman yang sangat berguna bagi masa depan penulis.
3. Pengurus sekretariat JPMIPA Bu Henny dan Pak Sugeng, terimakasih telah
memfasilitasi selama proses masa study di Sanata Dharma
4. Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Barat yang telah memberikan beasiswa
kepada penulis
5. Keluarga besar Ikatan Pelajar Mahasiswa Dayak Kutai Barat (IPMDKB) sebagai
wadah untuk mengembangkan diri di luar tempat Kuliah
6. Jeragan, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SMP N 32 Sendawar, yang telah
memberikan ijin kepada penulis untuk pelaksanakan penelitian dalam rangka
menyelesaikan penulisan skripsi.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
7. Misran Hasudungan, S.Si, selaku guru pengampu matapelajaran IPA SMP N 32
Sendawar yang telah memberikan gambaran selama proses penelitian.
8. Alentinus, selaku wali kelas VIII SMP N 32 Sendawar, yang telah membantu
memberikan data siswa
9. Para guru dan staff karyawan SMP N 32 Sendawar, yang telah membantu penulis
selama prose penelitian di sekolah
10. Seluruh siswa kelas VIII yang telah bersedia menjadi sampel untuk penelitian ini
11. Seluruh keluarga besar saya Kakek, Bapak, Mamak, Kakak (Melita Sumarni)
dan adik – adik saya (Alexandria Yunita, Bonifasia Demiri dan Fransiskus) dan
juga Kakak Ipar saya (Dominikus Baping) yang telah memberikan saya semangat,
dukungan dan doa selama proses penulisan skripsi.
12. Pacar saya “Sofyan Souisa” sebagai tempat curhat dan selalu memberikan
semangat selama proses menyelesaikan skripsi
13. Sahabat – sahabat ku : Sari, Kak Nani, Angel, Wan, Imbran, Kak Korly, Sepa,
Ari, Sr. Yulian, terimakasih atas kesetiakawanan serta dukungan yang telah
diberikan selama ini.
14. Teman – teman angkatan 2006 dan teman – teman mahasiswa ikatan dinas
angkatan 2006. Terimakasih atas kebersamaan dan kerjasamanya selama proses
studi di Sanata Dharma
15. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terimakasih atas
segala doa dan dukungannya selama penulisan skripsi
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini
masih jauh dari sempurna, sehingga masih perlu dikaji dan dikembangkan secara
lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya petunjuk dan arahan yang
dapat membangun dari pembaca agar dapat menunjang perbaikan penulisan skripsi
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
selanjutnya. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang berkepentingan.
Yogyakarta, 6 Maret 2013
Enita
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………… iii
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………….. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………… v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ……………………… vi
ABSTRAK ……………………………………………………………….. vii
ABSTRACT ……………………………………………………………… viii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. ix
DAFTAR ISI …………………………………………………………….. xii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………... xv
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….. xvi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………
B. Rumusan Masalah ………………………………………………
C. Tujuan Penelitian ………………………………………………
D. Manfaat Penelitian ………………………………………………
1
3
4
4
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Teori Perspektif Sosiokultural Vygotsky
1. Teori Sosiokultural …………………………………………..
2. Zona Perkembangan Proksimal ………………………………
7
8
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
B. Pengertian Budaya Sains ………………………………………….
C. Pembelajaran Berbasis Budaya
1. Belajar Tentang Budaya ………………………………………
2. Belajar Dengan Budaya ………………………………………
3. Belajar Melalui Budaya ………………………………………
D. Pembelajaran Sains Berbasis Budaya ……………………………
8
12
13
13
14
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................................
B. Desain Penelitian
1. Pengumpulan Informasi Tentang Budaya Dayak…………
2. Memilih Informasi Yang Relevan…………………………
3. Merancang Desain Pembelajaran………………………….
4. Implementasi Di Dalam Kelas…………………………….
C. Sampel Penelitian ...........................................................................
D. Waktu Dan Tempat Penelitian .........................................................
E. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
1. Wawancara………………………………………………
2. Tes Tertulis………………………………………………
F. Metode Analisis Data……………………………………………
20
21
21
21
22
22
22
22
23
24
BAB IV. HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN
A. Deskripsi Penelitian ……………………………………….
B. Gambaran Masyarakat Dayak Secara Umum
1. Masyarakat Dayak Secara Umum…………………
2. Pemahaman Masyarakat Dayak Terhadap Alam dan
27
28
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
Budayanya ……………………………………
C. Hasil Penelitian ……………………………………………
1. Pandangan Masyarakat Terhadap Alam Semesta …
2. Mengintegrasikan Budaya Dayak Dalam Pembelajaran
sains …………………………………………………
3. Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar di Kelas …..
4. Hasil Tes…………………………………………...
D. Pembahasan ………………………………………………
32
33
35
41
48
55
56
BAB V. KESIMPULAN dan SARAN
A. Kesimpulan ………………………………………………
B. Saran ………………………………………………………
63
64
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 66
LAMPIRAN ……………………………………………………………... 69
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tahapan penelitian …………............................................................ 21
Tabel 3.2 Kualifikasi dan interval skor ……………......................................... 26
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Penjelasan fase – fase kenampakan bulan ……..............................
Penjelasan mengenai fase – fase bulan
pengetahuan dayak Benuaq…………………………………………
Gambar kenampakan bulan dalam setiap fase – fasenya……………
43
44
46
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Hasil data wawancara sederhana siswa kepada tokoh
masyarakat…………………………………………………………..
Jumlah skor nilai yang dihasilkan berdasarkan jumlah siswa………
51
56
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
`Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………… 69
Lampiran 2 Hasil Tes Tertulis …………………………………………. 75
Lampiran 3 Soal tes tertulis …………………………………………… 77
Lampiran 4 Hasil jawaban tes tertulis siswa …………………………… 78
Lampiran 5 Daftar pertanyaan wawancara kepada tokoh masyarakat ... 103
Lampiran 6 Hasil wawancara kepada tokoh masyarakat ………………. 104
Lampiran 7 Gambar penelitian ………………………………………… 113
Lampiran 8 Surat permohonan ijin dari kampus ………………………. 114
Lampiran 9 Surat keterangan selesai penelitian dari sekolah ………….. 116
Lampiran 10 Daftar nama pegawai SMP N 32 Sendawar ………………. 117
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia mempunyai beragam kebudayaan yang unik,akan tetapi
kekayaanbudaya Indonesia pada umumnya dimanfaatkan dalam konteks
pariwisata dan seni saja. Kekayaan Budaya sangat jarang diintegrasikan dalam
pendidikan, padahal pendidikan sangat penting bagi kita. Oleh karena itu
pendidikan sesungguhnya tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai budaya.
Salah satu carayang paling efektif untuk melestarikan nilai-nilai
budaya dengan melalui pendidikan, karena pendidikan berfungsi
memberdayakan potensi manusia untuk mewariskan,mengembangkan dan
membangun kebudayaan dan peradaban masa depan. Di satu sisi pendidikan
berfungsi untuk melestarikan nilai-nilai budaya yang positif dan disisi lain
pendidikan berfungsi untuk menciptakan perubahan kearah kehidupan yang
inovatif. Oleh karena itu,pendidikan mempunyai fungsi kembar
(Budhisantoso,1992; Pelly,1992 dalam Suastra, 2010).
Pembelajaran merupakan inti dari pendidikan.Pemecahan masalah
pendidikan terkait dengan rendahnya kualitas pendidikan harus difokuskan
pada kualitas pembelajaran.Kualitas pembelajaran salah satunya ditentukan
oleh para pendidik yang berkualitas baik (profesional).Pendidik yang baik
adalah pendidik yang kreatif, selalu mencari pendekatan atau strategi baru
yang menimbulkan berbagai macam inovasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Guru mempunyai tugas untuk membimbing dan mengarahkan siswa
agar proses belajar–mengajarmenjadi lancar sehingga siswa memperoleh
pengalaman belajar yang optimal dan dapat mengembangkan kemampuan
berpikirnya.Sekolah merupakan salah satu media dari proses pembudayaan
disamping keluarga dan lingkungan masyarakat. Ketiganya saling berkaitan
dalam proses pendidikan. Sekolah merupakan lembaga formal dalam proses
pendidikan di mana siswa akanmemperoleh pengetahuan. Proses pembelajaran
harus dekat dengan lingkungan. Pembelajaran mestinya memanfaatkan secara
optimal potensi lingkungan yang ada, akan tetapi kenyataannya model
pembelajaran yang ada sekarang jarang sekali memanfaatkan potensi
lingkungan khususnya budaya lokal. Pembelajaran harus dikaitkan dengan
kebiasaan atau budaya masyarakat dilingkungan sekitar agar dapat digunakan
sebagai sarana dalam mengembangkan pengetahuan ilmiah yang relevan
dengan budaya yang dimiliki siswa dan masyarakatnya.
Penelitimenyadari bahwa perlunya mengintegrasikan aspek budaya
lokal dalam pembelajaran agar siswa nantinya menyadari bahwa mereka tidak
hanya dapat belajar sains dari adopsi dunia Barat tetapi mereka juga bisa belajar
sains dari lingkungan budaya mereka sendiri.Karena lingkungan memberikan
kontribusi tertentu pada pengalaman belajar siswa itu sendiri.Penelitian ini
bertujuan untuk mengembangkan sains berbasis budaya lokaldisekolah
khususnya di Kabupaten Kutai Barat. Peneliti mempunyai pertimbangan untuk
mengembangkan sains yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat yang ada
di Kutai Barat antara lain dengan alasan masih kurangnya fasilitas pendukung
dalam proses belajar-mengajar. Kebanyakan guruyang ada didaerah Kutai
Barat, yang mengajar sains bukan dari jurusan sains, kurikulum sains kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
sesuai dan tidak memperhatikan lingkungan sosial-budayasiswa, adanya
ketidaksesuaian metode yang digunakan dalam proses pembelajaran sains.
Berkaitandengan fasilitas pendukung yaitu fasilitas yang tersedia di sekolah baik
itu berupa perlengkapan untuk belajar seperti perpustakaan,laboratorium dan
perangkat media yang lain sebagai pendukung proses belajar mengajar, sangat
terbatas dan bahkan ada sekolah yang tidak mempunyai laboratorium,sekolah
hanya mempunyai perpustakaan dan kelas teori sebagai sarana belajar.
Dalam penelitian ini di-eksplorasi pentingnya peran budaya dalam
pendidikan/pembelajaran.Dalam penelitian ini peneliti telah mengidentifikasi
dan mengintegrasikan budaya lokal ke dalam pembelajaran.Siswa belajar sains
dari budayanya sendiri yang relevan. Karena proses pembelajaran juga
merupakan proses pembudayaan,maka proses pembelajaran sesungguhnya
tidak bisa lepas dari lingkungan budaya siswa dan dimana siswa tersebut
tinggal. Dengan demikian pembelajaran menjadi wahana untuk terjadinya
penyampaian budaya ilmiah dan budaya kehidupan bangsa kepada siswa
sebagai generasi penerus sehingga terjadinya adaptasi budaya yang modern
yaitu secara ilmiah dan budaya kehidupan komunitas oleh siswa serta
pengembangan budaya dalam suatu komunitas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut,maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Khasanah budaya apa saja yang terdapat di dalam Budaya Dayak yang
memiliki keterkaitan dengan sains?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
2. Bagaimana merancang pembelajaran sains yang mengintegrasikan budaya
lokal?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menggambarkan mengenai
pembelajaran Sains (fisika) yang berbasis budaya lokal untuk meningkatkan
pemahaman konsep siswa di SMP yang ada di Kutai Barat.
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi pengetahuan lokal yang dapat diintegrasikan dalam
pembelajaran Sains di SMP
2. Mendesain pembelajaran yang melibatkan budaya lokal yang menjadi
bagian dalam pembelajaran Sains
3. Mendeskripsikan dan mengidentifikasikan proses pembelajaran sains yang
berbasis budaya lokal.
4. Sejauh mana pemahaman siswa tentang sains melalui penerapan
pembelajaran sains berbasis budaya lokal?
D. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Bagi Guru dan calon Guru
Dapat memperoleh wawasan untuk memperbaiki,meningkatkan
dan mengembangkan kualitas pembelajaran sains hendaknya
memperhatikan lingkungan sosial budaya siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Menyediakan alternatif pembelajaran sains yang memperhatikan
aspek budaya dan mengintegrasikannya dalam pembelajaran Sains
Sebagai referensi bagi guru dan calon guru agar nantinya dalam
merencanakan pembelajaran sains hendaknya juga memperhatikan
budaya lokal siswa.
b. Bagi siswa
Selain siswa dapat belajar Sains yang diadopsi dari Barat (Sains
Barat) siswa juga dapat belajar Sains dari lingkungan budayanya
sendiri.
Siswa akan lebih dapat menghargai budaya lokalnya sendiri dan
mengkaji pengetahuan lokal.
c. Bagi peneliti
Dapat mendorong untuk melaksanakan penelitian Sains berbasis
budaya lokal yang lain atau di daerah yang berbeda sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam pengembangan pembelajaran sains (IPA) disekolahsering
digunakan teori psikologi yang berakar pada konstruktivisme individu
(personal constructivism) dan perspektif sosiologi yang bertumpu pada
konstruktivisme sosial (social contructivism). Namun demikian pembelajaran
dapat juga dikembangkan melalui kajian teoriantropologi
(anthropological perspective).Kajian ini mencoba melihat proses pembelajaran
sains disekolah dengan latarbelakang budaya masyarakat sekitar
(Maddock,Coberndan Aikenhead dalam Wahyudi,2008).
Bentuk pembelajaran dalam perspektif antropologidilakukan dengan
mengintegrasikan pengalaman atau bahan yang akan dipelajari yang terkait dengan
konsep pengetahuan,kepercayaan,adat-istiadat dan kemampuan serta kebiasaan
yang telah dimiliki sebelumnya oleh siswa atau masyarakat. Dalam perspektif
antropologi, pembelajaran yang diselenggarakan disekolah dapat dipandang
sebagai proses transmisi budaya sehingga proses pembelajaran dikelas diibaratkan
sebagai suatu proses eksplorasi pengetahuan bersama antara guru dan siswa (Gerts
dalam Wahyudi,2008). Melalui integrasi budaya, sebagai suatu sistem nilai atau
tatanan masyarakat, budaya lokal digunakan dan diintegrasikan dalam
pembelajaran. Budaya lokal dapat terdiri dari antara lainpengetahuan.Kepercayaan,
kesenian,moral, keilmuan, hukum, adat-istiadat serta kebiasaan yang didapat oleh
manusia (masyarakat setempat) yang menjadi ciri khas didaerah tersebut.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran berbasis budaya
lokal merupakan proses aktif yaitu pembelajaran yang mampu menjembatani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
perpaduan antar budaya siswa atau masyarakatnya dengan budaya ilmiah disekolah
(sains). Dalam pembelajaran seperti ini terjadisuatu fenomenologi didaktis
(didactical phenomenology) yang tidak lain berupa proses belajar tentang konsep-
konsep, prinsip-prinsip, dan materi-materi Sains dimana para siswa belajar dengan
bertolak dari masalah (fenomena) kontekstual yang lekat budaya, yaitu masalah-
masalah dalam dunia nyata atau masalah-masalah yang terdapat di daerah tersebut
(Johnson dalam Suastra, 2010).
A. Teori Perspektif Sosiokultural Vygotsky
1. Teori Sosiokultural
Vygotsky berpendapat bahwa aktivitas manusia terjadi dalam setting
kultural dan dapat dipahami secara terpisah dari setting tersebut (Woolfolk,
2009:68).Suatu aktivitas di masyarakat merupakan interaksi antara orang
yang satu dengan yang lainnya yang disebut dengan interaksi sosial.Dan
interaksi sosial lebih dari sekedar pengaruh sederhana pada perkembangan
kognitif.Interaksi sosial sebenarnya menciptakan struktur kognitif dan
proses berpikir kita (Palincsar, 1998 dalam Woolfolk, 2009:68).
Vygotsky berpendapat bahwa setiap fungsi perkembangan kultural anak
muncul dua kali, pertama-tama ditingkat sosial dan kemudian ditingkat
individual kemudian pertama-tama diantara orang (interpsikologis) dan
kemudian dalam diri anak (intrapsikologis)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Zona Perkembangan Proksimal
Pada titik perkembangan tertentu, ada masalah-masalah tertentu, pada
saat anak berada pada ambang mampu mengatasi dan sebagian lainnnya
berada diluar jangkauan kemampuan anak. Zona perkembangan proksimal
adalah wilayah tempat anak tidak dapat menyelesaikan suatu masalah
sendirian, dan anak dapat berhasil jika dengan bantuan bimbingan orang
dewasa atau dengan berkolaborasi dengan teman sebayanya yang lebih maju
(Woolfolk,2009:77). Vygotsky meyakini bahwa anak-anak mengikuti contoh
– contoh yang diberikan oleh orang dewasa dan secara bertahap
mengembangkan kecakapannya untuk melakukan tugas-tugas tertentu tanpa
dengan bantuan pendampingan dari orang lain (Suyono dan Hariyanto,
2011:113)
B. Pengertian Budaya dan Sains
Sebelum memaparkan keterkaitan antara budaya lokal dengan
pembelajaran sains, maka akan dipaparkan dahulu pengertian umum tentang
budaya. Sapardi (2008:119) memaparkan bahwa kebudayaan secara etimologi
berasal dari bahasa Sansekerta: buddayah yaitu bentuk jamak dari kata buddhi yang
berarti budi atau akal,dalam konteks ini kebudayaan diartikan sebagai perbuatan
atau hal-hal yang berkaitan dengan akal-budi .
Sementara itu Van Baal (lihat dalam Sapardi 2008:122) menjelaskan
bahwa kultur/kebudayaan dapat digunakan dengan dua cara :pertama, secara
umum untuk menunjukkan apa saja yang diperoleh manusia dengan cara belajar
dan pengembangannya dalam pengetahuan,kelembagaan,kebiasaan,keterampilan
dan seterusnya. Kedua, sebagai suatu istilah yang mencakup kesemuanya untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
menunjukkan bentuk kehidupan secara total dari para anggota suatu kelompok
tertentu. Dalam cara pertama orang berbicara tentang satu kultur tertentu, sedang
cara kedua adalah penggunaan yang paling konkrit,karena kultur hanya ada sebagai
kultur dari suatu kelompok tertentu.Pendapat lain tentang budaya yaitu pendapat
Goodenough (dalam Sapardi 2008: 122) menjelaskan bahwa kebanyakan definisi
dan pemakaiannya telah mengaburkan perbedaan penting antara pola untuk
perilaku dengan pola dari perilaku.
Dalam kenyataannya para antropologi berbicara tentang dua tatanan
semesta yang sangat berbeda dalam menggunakan istilah budaya:
1. Budaya secara teratur yang merupakan kekhususan suatu kelompok
manusia tertentu. Dalam pengertian ini,budaya telah mengacu pada
kedalaman fenomena benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang bisa
diamati didaerah tertentu.
2. Budaya dipakai untuk mengacu pada sistem pengetahuan dan
kepercayaan yang disusun sebagai pedoman manusia dalam mengatur
pengalaman dan persepsi mereka,menetukan tindakan dan memilih
diantara alternatif yang ada. Pengertian budaya yang demikian
mengacu pada dunia gagasan.
Sains yang merupakan pengetahuan yang didapatkan dengan
menggunakan metode ilmiah.Dalam aspek kebudayaan, Aikenhead dan Cobern
(1998), memaparkan bahwa sains sendiri adalah merupakan sub-budaya dari
kebudayaan Barat.Selanjutnya dalam pandangan antropologi
budaya,pembelajaran sains dapat dianggap sebagai transmisi budaya(Wollcot
dalam Aikenhead dan cobern,1998).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Dengan demikian dapat dipahami bahwa sains merupakan bagian proses
dari budaya,yaitu pada sistem pengetahuan yang dimiliki manusia melalui proses
belajar. Dan belajar sains juga merupakan belajar tentang kebudayaan,khususnya
sub-budaya atau sistem budaya barat (Setiawan,2008).
Proses belajar unsur-unsur kebudayaan asing oleh warga suatu
masyarakat,dilakukan melalui proses akulturasi dan asimilasi
(Koentjaraningrat,1990).Pada pembelajaran sains, yang merupakan sub-budaya
barat,sains dianggap sebagai budaya asing yang bila dipelajari oleh warga
masyarakat bukan barat (warga masyarakat dengan budaya lokal) juga akan
terjadi sebuah proses belajar kebudayaan melalui proses akulturasi dan asimilasi.
Dalam proses belajar tersebut, siswa dengan kebudayaan tertentu dihadapkan
dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sehingga unsur-unsur dari
kebudayaan asing perlahan–lahan akan diterima dan diolah kedalam
kebudayaannya sendiri (Koentjaraningrat,1990).
Pada pembelajaran di kelas, siswa-siswa dengan suatu sistem
pengetahuan tertentu (pengetahuan lokal) dihadapkan dengan sistem pengetahuan
asing (mata pelajaran sains) dalam proses belajar di kelas. Unsur–unsur pelajaran
sains perlahan-lahan diterima dan diolah tanpa mengakibatkan hilangnya
kepribadian kebudayaan lokal. Dalam proses ini akulturasi budaya yang terjadi
dalam kelas harus menjadi perhatian. Dalam pembelajaran di kelas dapat terjadi
proses penerimaan dan penolakan oleh siswa yang tentunya sudah mempunyai
sistem pengetahuan sendiri (pengetahuan lokal) terhadap pengetahuan sains
(sistem pengetahuan asing). Bila terjadi penerimaan oleh siswa terhadap sistem
pengetahuan asing sehingga dapat terjadi akulturasi budaya,maka proses tersebut
disebut dengan proses asimilasi (Koentjaraningrat,1990). Penerimaan itu akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
menyebabkan rasa ingin tahu, suka dan senang,dekat,dan faktor–faktor lain yang
dapat mendukung dalam proses pembelajaran sains dalam diri siswa sendiri.
Sedangkan penolakan pada siswa akan menimbulkan konflik-konflik yang dapat
menghambat dan mengganggu proses pembelajaran sains,bahkan dapat
mengakibatkan terjadinya keterasingan pada diri siswa (Maddock dalam
Aikenhead dan Cobern,1999). Dengan menggunakan pembelajaran sains yang
berbasis budaya ini bertujuan agar siswa tidak terasing dengan budayanya sendiri
dan siswa juga dapat belajar sains baik itu sains modern (sains barat) maupun
sains yang ada dilingkungan budaya siswa.
C. Pembelajaran berbasis budaya
Sekarang banyak cara pendidik dalam mengembangkan pembelajaran
melalui penerapan berbagai metode. Pembelajaran berbasis budaya lokal
merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memadukan materi kurikulum
sekolah dengan khasanah budaya masyarakat. Proses pembelajaran
mempertimbangkan konteks masyarakat setempat dengan cara membawa dan
mengintegrasikan budaya masyarakat setempat dengan bahan ajar di sekolah
(Wahidin,2006). Sementara itu Sardjiyo (2005) berpendapat bahwa
pembelajaran berbasis budaya lokal adalah strategi penciptaan lingkungan
belajar dan perancangan pengalaman belajar yang mengintegrasikan budaya
sebagai bagian dari proses. Pembelajaran berbasis budaya dapat dibedakan
menjadi tiga macam yaitu belajar tentang budaya, belajar dengan budaya dan
belajar melalui budaya (Goldberg,2000 dalam Sarjiyo, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
1. Belajar Tentang Budaya
Belajar tentang budaya menempatkan budaya sebagai bidang ilmu.
Proses belajar tentang budaya sudah cukup kita kenal selama ini,misalnya
mata pelajaran kesenian dan kerajinan tangan,seni dan sastra,melukis serta
menggambar. Budaya dipelajari dalam satu mata pelajaran khusus tentang
budaya untuk budaya. Mata pelajaran tersebut tidak diintegrasikan dengan
mata pelajaran yang lain dan tidak berhubungan satu sama lain. Di sekolah
tertentu yang mampu menyediakan sumber belajar seperti alat musik dan
peralatan drama dalam mempelajari budaya maka mata pelajaran budaya di
sekolah tersebut akan berkembang relatif lebih baik. Namun banyak sekolah
yang tidak memiliki sumber belajar yang memadai sehingga mata pelajaran
tersebut menjadi mata pelajaran hafalan dari buku atau dari cerita guru (yang
belum tentu benar).Dengan kondisi seperti itu pada akhirnya,mata pelajaran
budaya menjadi tidak bermakna baik bagi siswa,guru,sekolah,maupun
pengembang budaya dalam komunitas tempat sekolah berada.Inilah
gambaran tentang ketidakberhasilan mata pelajaran budaya yang sekarang
ini ada.Selanjutnya,mata pelajaran budaya dan pengetahuan tentang budaya
tidak pernah memperoleh tempat yang proporsional baik dalam kurikulum
maupun dalam pengembangan pengetahuan secara umum.Sementara mata
pelajaran lain seperti matematika,sains dan pengetahuan sosial,bahasa
Indonesia dan lain-lain,dianggap penting sebagai suatu bukti kemajuan
Negara. Dengan demikian, mata pelajaran budaya makin tersisihkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2. Belajar dengan budaya
Terjadi pada saat budaya diperkenalkan kepada siswa sebagai cara
atau metode untuk mempelajari suatu mata pelajaran tertentu. Belajar
dengan budaya meliputi pemanfaatan beragam bentuk perwujudan budaya.
Dalam belajar dengan budaya,budaya dan perwujudannya menjadi media
pembelajaran dalam proses belajar menjadi konteks dari contoh tentang
konsep atau prinsip dalam suatu matapelajaran, menjadi konteks
penerapan prinsip atau prosedur dalam suatu matapelajaran. Contoh dalam
mata pelajran fisika (IPA) adalah guru mengajar dengan memperkenalkan
alat musik tradisional seperti gong, gendang, angklung untuk menjelaskan
konsep bunyi, gelombang bunyi dan gema.
3. Belajar Melalui Budaya
Merupakan metode yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menunjukkan pencapaian pemahaman atau makna yang
diciptakannya dalam suatu matapelajaran melalui ragam perwujudan
budaya.Belajar melalui budaya merupakan salah satu bentuk multiple
representation of learning assessmentatau bentuk penilaian pemahaman
dalam beragam bentuk. Misalnya,siswa tidak perlu mengerjakan tes untuk
menjelaskan tentang proses fotosintesis tetapi siswa dapat membuat
poster,membuat lukisan,lagu,ataupun puisi yang melukiskan fotosintesis.
Dengan menganalisa produk budaya yang diwujudkan siswa, guru dapat
menilai sejauh mana siswa memperoleh pemahaman dalam topik proses
fotosintesis dan bagaimana siswa menjiwai topik tersebut. Belajar melalui
budaya memungkinkan siswa untuk memperhatikan kedalaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
pemikirannya terhadap konsep atau prinsip yang dipelajari dalam suatu
matapelajaran, serta imajinasi kreatifnya dalam mengekspresikan
pemahamannya.Belajar melalui budaya dapat dilakukan di sekolah dasar,
sekolah menengah, ataupun perguruan tinggi dalam matapelajaran apapun.
D. Pembelajaran Sains Berbasis Budaya
Para ahli yang berkecimpung dalam penelitian tentang keterlibatan
nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh siswa dalam proses pembelajaran sains
yang menggunakan metafora pelintas batas (Border Crossing) untuk
menjelaskan proses pembelajaran sains dari kajian antropologi (Aikenhead
dan Jegede, dalam Wahyudi,2008). Berdasarkan metafora ini,siswa dianggap
sebagai pelintas batas antara dua budaya yaitu nilai-nilai budaya keseharian
yang dipahami mereka dengan nilai-nilai budaya sains Barat yang diajarkan
disekolah. Sekolah dan masyarakat memilki ciri yang berbeda yang harus
ditempuh oleh para siswa ketika mereka mulai memasuki pendidikan
disekolah.Dalam konteks pembelajaran sains untuk semua orang (Aikenhead
dan Jegede, dalam Wahyudi,2008).
Dalam pemahaman siswa sebagai pelintas batas budaya, (Costa dalam
Setiawan, 2008) mengelompokkan siswa dalam 5 kategori berdasarkan cara
mereka belajar Sains disekolah dari budaya lokal mereka, yaitu:
a. Kelompok pertama disebut dengan potensial sains, dimana siswa dapat
dengan mudah melintasi batas budaya dan menganggap bahwa batas
budaya tersebut tidak ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
b. Kelompok kedua disebut dengan other Smart Kid,dimana siswa dapat
melewati batas budaya,tetapi masih mengakui Sains sebagai budaya
asing.
c. Kelompok ketiga disebut I Don’t Know Student,dimana siswa
menghadapi masalah serius saat melewati batas budaya tetapi mau
belajar mengatasinya dengan belajar terus menerus.
d. Kelompok keempat disebut Outsider,dimana siswa cenderung terasing
selama proses pembelajaran berlangsung dan menghadapi masalah
besar saat melewati batas budaya sehingga tidak dapat melewati batas
budaya dikarenakan kuatnya pengaruh budaya lokal daripada mata
pelajaran Sains.
e. Kelompok yang terakhir disebut Inside Outsider, dimana siswa tidak
dapat melewati batas budaya karena diskriminasi.
Pada kenyataannya siswa hidup dan berkembang dilingkungan yang
masih erat dengan budaya,tradisi-tradisi dan suatu pengetahuan lokal.Mereka
belum menyadari bahwa mereka sebenarnya dapat belajar sains dari lingkungan
budaya mereka.Dengan demikian peran seorang guru menjadi penting untuk
mengelola pembelajaran sains melalui pengintegrasian lingkungan budaya
siswa itu sendiri.
Pendidik berperan dalam membimbing siswa bagaimana melewati batas
budaya pada saat belajar sains (barat) yang diintegrasikan dengan budaya lokal
siswa.Siswa perlu didorong untuk mau belajar secara terus-menerus.Siswa
diharapkan akan mengalami bahwa pembelajaran sains yang mengintegrasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
budayaakan memperkaya pengetahuan mereka sendiri dan akan semakin
mengenal budaya siswa itu sendiri. Siswa semakin memahami konsep sains
dengan lebih baik dan akhirnya dapat melestarikan budaya tradisional siswa itu
sendiri.
Dalam hal pengertian akan makna sebuah pengetahuan,
pengetahuan didasarkan pada nilai-nilai dasar, keyakinan dan paradigma.
Pengetahuan perlu dikembangkan untuk mengetahui ciri dan ruang lingkup
pengetahuan baik modern dan tradisional. Dalam pemahaman ini, banyak
dilakukan upaya untuk memecahkan masalah kesulitan siswa dalam memahami
konsep sains (barat) yaitu dengan cara mendekatkan sains pada konteks
lingkungan budaya anak. Sejalan dengan hal di atas, Gandhi (dalam Pandey,
2002, Djulia 2005) juga menegaskan bahwa pengetahuan lokal dan sains
formal diperlukan untuk mengembangkan pengetahuan baik itu pengetahuan
lokal maupun pengetahuan yang didapatkan dari sains formal.
Dari berbagai penelitian-penelitian pendidikan tentang pengaruh
budaya dalam pembelajaran sains yang diikuti dengan beberapa model-model
pembelajaran yang cocok untuk melaksanakan isi kurikulum yang
dikembangkan yang berbasis budaya lokal (Hardoyo, 2007). Dari berbagai
penelitian-penelitian dan saran-saran dalam menggunakan PBM sains yang
berbasis budaya lokal maka (Goerge dalam Hardoyo,2007) menyarankan
pendidik memperhatikan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengajar
sains yang berbasis budaya lokal yaitu:
1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan
pikiran-pikirannya untuk mengakomodasi konsep-konsep atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
keyakinan yang dimiliki dan yang berakar pada budayanya yang
relevan dengan konsep sains.
2. Menjelaskan kepada siswa contoh-contoh konsep-konsep atau
keyakinan yang dimiliki (termasuk keganjilan atau keajaiban) yang
sebenarnya dapat dijelaskan berdasarkan konsep-konsep sains.
3. Mendorong siswa untuk aktif bertanya.
4. Mendorong siswa untuk membuat serangkaian skema-skema tentang
konsep yang dikembangkan selama proses pembelajaran.
Berdasarkan saran-saran tersebut (George dalam Hardoyo, 2007)
guru diharapkan memiliki pandangan bahwa pendidikan sebagai tempat untuk
memberdayakan potensi siswa dalam usaha menguasai konsep-konsep yang
diajarkan yang dalam banyak hal sudah dialami dan diyakini siswa melalui
pengalaman kesehariannya. Dengan kata lain bukan dimaksudkan untuk
mengenalkan konsep sains yang seolah-oleh baru. Dalam cara demikian
pembelajaran diarahkan pada perubahan konsepsi pada siswa.
Driver (dalam Wahidin, 2006) menyusun model pembelajaran yang
disebut dengan model perubahan konsep (Conceptual Change Model). Model
pembelajaran ini terdiri dari lima fase, yaitu :
1.Fase Orientasi, memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi konsep-
konsep sains yang berkembang di dalam budaya masyarakat, kemudian
siswa diminta untuk mengeluarkan konsepsi mereka.
2.Fase Elisitas, memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengekspresikan konsep-konsep awal yang dimiliki siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
3.Fase Restrukturisasi, memberikan kesempatan bersama-sama bagi siswa
dan guru untuk membahas perbedaan-perbedaan dan keharmonisan antara
konsep budaya masyarakat (ethnoscience) dengan konsep sains baru.
4.Fase Aplikasi, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengaplikasikan konsep-konsep yang telah direstrukturisasi melalui
pemberian permasalahan atau penyesuaian suatu masalah melalui
pemberian soal-soal latihan.
5.Fase review, guru mereview kembali semua fase-fase yang telah
dilaksanakan.
Pembelajaran yang berbasis budaya lokal merupakan suatu proses yang
melibatkan sekolah dengan budaya masyarakat setempat. Bentuk pembelajaran
ini yaitu dengan menghubungkan pengalaman nyata yang dimiliki siswa dengan
konsep yang dipelajari. Pemahaman yang terjadi pada siswa dikembangkan
melalui perubahan konsep yang terjadi pada setiap siswa sebagai akibat dari
proses pembelajaran yang didasarkan pada konsep
pengetahuan,kepercayaan,adat-istiadat serta kebiasaan yang telah dimiliki siswa
sebelumnya.
Dengan menyusun model pembelajaran budaya yang dapat di
integrasikan ke pembelajaran sains, siswa diharapkan dapat mengerti bahwa
belajar sains juga bisa dilakukan melalui pengalaman nyata keseharian di dalam
lingkungannya sendiri.Melalui pembelajaran seperti ini nantinya diharapkan
dicapai suatu keharmonisan atau kesetaraan antara pengetahuan sains modern
yang di adopsi dari barat dengan nilai-nilai kearifan lokal yang ada dan
berkembang di masyarakat.Oleh karena itu lingkungan sosial-budaya siswa perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
mendapat perhatian dari guru sebagai tenaga pendidik dari sains seharusnya peka
terhadap lingkungan siswa, apalagi lingkungan yang masih tradisional. Guru
diharapkan dapat mengembangkan pembelajaran sains yang berbasis budaya
lokal di sekolah karena dalam budaya lokal dapat pula ditemukan berbagai
konsep sains yang dapat berguna bagi guru maupun siswa dalam penguasaan
bidang sains (Suastra, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif
kualitatif dan kuantitatif yaitu dengan menggunakan data wawancara dan
Tes tertulis. Adapun wawancara dilakukan kepada masyarakat di sekitar
Desa Eheng dan tes tertulis dikerjakan oleh siswa.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahap, tahap – tahap
penelitian ini dapat dilihat dibawah ini :
Pengumpulan Informasi Tentang Budaya Dayak
Memilih Informasi yang Relevan Dengan
Pembelajaran Sains
Merancang PBM (Proses Belajar Mengajar)
Implementasi di Kelas
Tabel :3.1. Tahapan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Adapun penjelasan tahap – tahap pada penelitian ini adalah :
1. Pengumpulan Informasi tentang Budaya Dayak
Untuk mengetahui informasi tentang budaya dayak di daerah
yang akan diteliti, peneliti mencari literatur yang menggambarkan
tentang budaya dayak. Selain mencari literatur peneliti juga melakukan
wawancara dengan beberapa tokoh masyarakat yang mengenal budaya
setempat untuk melengkapi informasi yang terdokumentasi.
Peneliti memilih warga di sekitar yang dapat menjadi partisipasi
dan dapat memberikan informasi yang tepat tentang aspek budaya lokal
yang ada di masyarakat serta kaitannya dengan pengetahuan
lokal.Wawancara dengan warga dilakukan guna mendapatkan data
tentang pengetahuan lokal yang ada dan terdapat di lingkungan
masyarakat tersebut.
2. Memilih Informasi Yang Relevan
Setelah mendapatkan data dari masyarakat maka peneliti
mengolah data hasil wawancara, guna mengetahui pengetahuan lokal
yang ada di masyarakat.Selanjutnya peneliti memilih data yang relevan
untuk di integrasikan ke dalam pembelajaran sains.
3. Merancang Desain Pembelajaran
Setelah mendapatkan data dari masyarakat yang relevan
dengan sains maka pada tahap ini peneliti merancang pembelajaran yang
akan di lakukan di kelas. Rancangan pembelajaran difokuskan pada
integrasi budaya dan pengetahuan lokal yang ada di masyarakat tersebut
dengan pembelajaran sains di sekolah.Pada tahap ini juga di eksplorasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
hubungan antara aspek budaya dari pengetahuan lokal terhadap konsep
sains di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).Setelah mengetahui
hubungan pengetahuan lokal dengan sains, maka peneliti merancang
desain pembelajaran yang sesuai dan cocok dengan pembelajaran sains
yang di selenggarakan di SMP.
4. Implementasi Di Dalam Kelas
Setelah desain pembelajaran selesai dirancang, penelitian
selanjutnya dilakukan dengan mengambil data di sekolah. Proses
pengambilan data di sekolah dengan mencoba rancangan atau desain
pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti.
C. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari jumlah individu yang dipilih untuk
sumber data dari penelitian (Sukardi, 2003).Sampel pada penelitian ini
adalah masyarakat desa Eheng dan siswa–siswi di SMP N 32 Sendawar.
D. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Pepas Eheng, kecamatan Barong Tongkok,
Kabupaten Kutai Barat dan Di SMP N 32 Sendawar. Waktu pelaksanaan
penelitian dimulai pada Mei – Juni 2012.
E. Pengumpulan Data Dan Instrument Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan beberapa cara untuk pengumpulan data:
1. Wawancara
Pengumpulan data dengan menggunakan wawancara digunakan
untuk mengetahui kaitan aspek budaya lokal dan pengetahuan lokal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
nantinya dapat di integrasikan ke pembelajaran Sains.Untuk dapat
mengetahui budaya lokal dan pengetahuan lokal tentang alam sekitar
maka peneliti melakukan wawancara ke beberapa narasumber untuk
menemukan informasi mengenai budaya lokal dan pengetahuan lokal
yang ada dimasyarakat dan narasumber yang dapat memberikan
informasi yang tepat.Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah wawancara bebas.Peneliti menanyakan kepada narasumber
mengenai aspek budaya dan pengetahuan lokal yang ada dan masih
digunakan oleh masyarakat disekitar daerah tersebut.Sehingga untuk
dapat mengetahui informasi yang dibutuhkan oleh peneliti, maka
pertanyaan hanya menyangkut aspek budaya yang ada kaitannya dengan
pengetahuan lokal dan pertanyaan dapat di kembangkan saat wawancara.
2. Tes Tertulis
Selain wawancara ke masyarakat, peneliti melakukan
pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan berupa tes tertulis
kepada siswa. Disini peneliti memilih kelas VIII SMP N 32 Sendawar .
Bentuk soalnya adalah berupa Essay, agar siswa bisa menjawab
pertanyaan sesuai dengan kemampuan mereka mengenai pengetahuan
mereka tentang lingkungan budaya mereka dan juga pembelajaran sains.
Adapun tujuan pengumpulan data dengan uraian tertulis ini adalah:
a. Untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai alam dan budaya
dari materi pelajaran IPA (sains)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
F. Metode Analisis Data
1. Analisis hasil wawancara dari masyarakat untuk mengetahui pengetahuan
lokal
a. Dianalisis hasil wawancara mengenai pengetahuan lokal tentang alam
yang ada di daerah sekitar
b. Dari hasil tersebut kemudian diidentifikasi pengetahuan lokal terhadap
alam yang berhubungan dengan konteks materi pelajaran fisika di SMP
c. Dari hasil identifikasi kemudian dipilih pengetahuan lokal terhadap
alam yang berhubungan dengan konteks materi pelajaran fisika di
SMP, yang akan digunakan dalam penelitian terhadap siswa di
sekolah.
2. Analisis tes tertulis dari siswa untuk mengetahui hubungan pengetahuan
lokal terhadap alam dari masyarakat dalam pembelajaran disekolah
a. Mengidentifikasi dan memilih pengetahuan lokal terhadap alam apa
sajakah dari siswa yang dapat menjadi bagian dalam materi pelajaran
sains dengan menyusun tes tertulis berupa essay untuk siswa
b. Berdasarkan pengetahuan lokal yang sudah dipilih, kemudian dilihat
pengaruh pengetahuan lokal pada siswa dari hasil jawaban siswa pada
tes tertulis yang diisi oleh siswa
c. Mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang pengetahuan lokal
tentang alam dan pembelajaran sains yang berkaitan dengan
pengetahuan lokal dilihat dari hasil tes tertulis.
3. Untuk menganalisis jawaban tes tertulis yaitu dengan tujuan untuk
mengetahui gambaran pemahaman siswa setelah selesai mempraktekkan
pembelajaran dengan pengetahuan lokal sebagai bagian dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
pembelajaran sains dengan materi tentang fase – fase bulan. Tes tertulis
sebanyak 10 soal, masing-masing skor atau bobot nilai untuk nomor 1 – 10
adalah 10 jadi jumlahnya jika menjawab benar semua adalah 100 .
Skor yang diperoleh dengan cara membagi jumlah skor total
kemudian dikalikan dengan 100 %
x 100 %
Kemudian pemahaman siswa terhadap setiap aspek
dikualifikasi menjadi 5 macam yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang dan
sangat kurang
Penentuan interval skor dan kualifikasi
a. Passing score adalah skor untuk nilai cukup. Dan ditetapkan untuk
passing score untuk kualifikasi cukup adalah 60 %
b. Menentukan aturan konversi
Untuk kelompok atas
Untuk kelompok atas banyaknya kualifikasi ada 3 yaitu cukup,
baik dan sangat baik. Lebar interval skornya : 100 – 59 = 41. Bila
ditetapkan lebar interval skor sama untuk setiap kualifikasi, maka
setiap kualifikasi menempati interval skor yang lebarnya = 41: 3 = 13
sisa 2 . ditetapkan satu kualifikasi, yaitu cukup menempati interval
skor yang lebarnya 13, dua kualifikasi, yaitu baik dan sangat baik
menempati interval skor yang lebarnya 14 . Jadi kualifikasi cukup
interval skornya 60 – 73 %, kualifikasi baik interval skornya 74 – 87
%, dan kualifikasi sangat baik interval skornya 88 – 100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Untuk kelompok bawah
Untuk kelompok bawah ditetapkan skor minimal untuk
kualifikasi kurang adalah 50 % sehingga kualifikasi kurang menempati
interval skor 50 – 59 % dan kualifikasi sangat kurang menempati
interval skor 1 – 49 %
Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.2 : kualifikasi dan interval skor
Interval skor (%) Kualifikasi
88 – 100 Sangat baik
74 – 87 Baik
60 – 73 Cukup
50 – 59 Kurang
1 – 49 Sangat kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP N 32 SENDAWAR, yang terletak
didesa Eheng Kecamatan Barong Tongkok Kabupaten Kutai Barat yang
dilakukan pada tanggal 7–19 Mei. Wawancara kepada masyarakat dan 8 –9
Juni 2012 praktek mengajar di sekolah .
Proses pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Wawancara
kepada masyarakat yaitu tokoh-tokoh masyarakat dayakbenuaq seperti kepala
adat dan tokoh masyarakat yang mengetahui budaya dayak. Setelah peneliti
selesai mengadakan wawancara kepada masyarakat, kemudian peneliti
mendesain pembelajaran yang berkaitan dengan pembelajaran sains disekolah
berdasarkan pengetahuan lokal masyarakat disekitar.Selesai mendesain
pembelajaran peneliti mempraktekkan desain pembelajaran tersebut
disekolah.Setelah selesai mempraktekkan desain pembelajaran peneliti
meminta siswa untuk mengisi tes tertulis yang telah disediakan dengan
beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan desain pembelajaran berdasarkan
pengetahuan lokal masyarakat terhadap pembelajaran sains dikelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
B. Gambaran masyarakat Dayak secara Umum
1. Masyarakat Dayak Secara Umum
Istilah dayaksecara kolektif menunjuk kepada orang-orang non-
Muslim atau non-Melayu yang merupakan penduduk asli Kalimantan pada
umumnya (Maunati, 2004:59). Masyarakat dayak adalah sebutan suku
yang mendiami pulau Kalimantan, kecuali Kalimantan Selatan. Literatur
antropologi klasik cenderung memotret dayak sebagai kelompok yang
eksotik dan unik, yang bercirikan kebiasaan berburu kepala, tinggal
dirumah panjang, animisme dan gaya hidup nomadik, sehingga gambaran
tentang dayak seperti sebuah identitas’ lain’ (other) yang terasing
(Maunati, 2004:61). Akan tetapi tidak semua dayak yang mempunyai
kebiasaan berburu kepala.
Ada sejumlah kesamaan di antara orang-orang dayak, kecuali suku
Punan yang memang lebih nomadik, dalam hal-hal yang terkait dengan fakta
bahwa mereka tinggal dirumah-rumah panjang, menggunakan parang
(Mandau) dan sumpit (tulup), memproduksi keranjang-keranjang rotan,
menggunakan manik-manik dalam ritual mereka, melakukan pertanian
dengan sistem ladang berpindah dan dalam hal pertunjukan tari-tarian dalam
ritual-ritual mereka. (Maunati, 2004:61).
Pada penelitian ini, peneliti hanya meneliti didaerah suku dayakBenuaq,
walaupun di pulau Kalimantan sangat banyak suku dayak dan beragam pula
bahasa dan budayanya. Di Kalimantan Timur khususnya Kabupaten Kutai
Barat banyak terdapat suku dayak, seperti dayak kenyah, dayak bahau,
dayak tunjung, dayak benuaq, dayak bentian, dayak penihing dan masih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
banyak suku-suku yang lainnya. Dari beberapa suku tersebut memiliki
banyak perbedaan dari bahasa sehari-hari yang digunakan, adat-istiadat,
kesenian dan ritual-ritual yang digunakan. Walaupun disebut suku dayak,
tetapi suku dayak mempunyai kebudayaan atau adat-istiadat yang tidak sama
dengan suku dayak yang lainnya. Dari suku dayak yang menempati wilayah
Kabupaten Kutai Barat seperti Suku Dayak Benuaq memiliki kesamaan
dengan Suku Dayak Tunjung. Kesamaannya seperti pada ritual pengobatan
orang sakit (Beliatn), ritual naik ayun untuk anak yang masih bayi(Melas,
Ngeragaq), ritual upacara pernikahan secara adat dan ritual Kematian dalam
bahasa Dayak Benuaqdan dayaktunjung disebut Kwangkei. Walaupun
sekarang jaman sudah modern akan tetapi bagi masyarakat dayak Benuaq,
masyarakat masih percaya dengan pengobatan tradisional dan ritual
Kematian yang sekarang masih terus dilaksanakan oleh masyarakat dayak
Tunjung dan Benuaq di Kabupaten Kutai Barat. Begitu juga dengan suku
dayak yang lainnya, mereka juga mempunyai tradisi dan adat-istiadat yang
berbeda.
Berdasarkan penelitian beberapa sukudayakBenuaq masih ada
beberapa yang tinggal di rumah panjang (Lamin)didalam rumah panjang
tersebut dibuat seperti blok-blok selain blok panjang yang biasa digunakan
bersama oleh orang-orang yang mendiami rumah panjang tersebut. Yang
mendiami setiap blok tersebut adalah Kepala keluarga yang berbeda-beda.
Keturunan – keturunannya bisa mewariskan blok tersebut. Alat tradisional
orang dayak seperti Mandau memang masih digunakan untuk berbagai
kegiatan seperti membuat ladang, dan biasa digunakan dalam upacara adat
sebagai lambang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Suku dayak Benuaq dari dulu sampai sekarang masih melakukan
pertanian dengan sistem ladang yang berpindah–pindah.Walaupun sekarang
telah menggunakan sistem persawahan dengan irigasi dan pemakaian bajak
yang ditarik oleh kerbau serta dengan alat bajak yang lebih modern. Sistem
perladangan yang dilakukan oleh suku dayak mengandung nilai-nilai ritual
dan religi. Nilai-nilai ritual dan religi dapat dilihat dari kegiatan suku dayak
dalam mencari calon lokasi akan dibuat ladang, cara membakar dan cara
menanam, memanen dan sebagainya.
Jarak lahan pertanian biasanya jauh dan biasanya masyarakat Dayak
tidak bisa membuat ladang dengan lahan yang berdekatan dengan orang lain
karena dalam tradisi dayak ada yang tidak bisa membuat ladang terlalu
berdekatan. Dalam keyakinan mereka bila ladang saling berdekatan mungkin
salah satu ladang akan dirusak oleh hama. Jarak pertanian bisa mencapai
puluhan kilometer dan harus ditempuh berjam-jam dengan berjalan
kaki.Menebang pohon, membabat belukar, menunggu kurang lebih 2–3bulan
sampai pohon-pohon kering, kemudian membakar lahan untuk pertanian.
Biasanya masyarakat dayakBenuaq sebelum membakar lahan mereka
menempuh beberapa cara yaitu:
1. Terlebih dahulu membersihkan bagian pinggir lahan untuk
menghindari terjadinya kebakaran ke lahan yang lainnya.
2. Pembakaran umumnya dilakukan tengah hari pada saat panas terik
mencapai puncaknya dan angin tidak bertiup kencang, hal ini
mengandung makna bahwa saat panas terik memuncak maka materi
pembakaran akan cepat habis dan tidak menimbulkan asap dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
waktu lama, angin tidak bertiup kencang sehingga tidak rawan
menimbulkan kebakaran yang tidak terkendali.
3. Kegiatan pembakaran dilakukan dengan berlawanan arah dengan arah
angin, artinya agar api tidak menyebar cepat yang dapat berakibat
kebakaran yang tidak terkendali
Setelah membakar lahan kemudian mengolahnya, sekaligus
persiapan untuk membuka ladang. Dan ladang siap untuk ditanam berbagai
tanaman terutama padi, biasanya orang dayak menanam padi dimulai pada
bulan Agustus–September. Selain tanaman padi juga diselingi tanaman
lainnya seperti singkong dan ubi jalar dan bermacam-macam tanaman
lainnya.Jika semuanya berjalan dengan lancar dan panen sukses maka ada
upacara sebagai ucapan rasa syukur kepada Sang Pencipta atas hasil panen
tersebut.
Dalam rangka pengelolaan alam semesta termasuk hubungan antar
makhluk hidup dan kematiannya serta hubungan dengan kosmos, haruslah
sesuai dengan adat-istiadat dan tatakrama yang telah diwariskan oleh nenek
moyang orang dayakBenuaq. Adat-istiadat dan tata krama yang telah
diwariskan olehtetuanya dengan keberadaan suku dayak benuaq dibumi.
Orang suku dayakbenuaq percaya bahwa sistem adat yang ada bukanlah hasil
budaya, tetapi mereka mendapatkan petunjuk langsung dari Letalla melalui
para Seniang maupun melalui mimpi. Sukubenuaq percaya bahwa sistem
adatnya telah ada sebelum negeri ini lahir.Oleh sebab itu mereka tidak begitu
saja menerima pendapat yang mengatakan bahwa dengan lahir Negara dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
aturan dapat menghilangkan aturan adat istiadatSuku Dayak Benuaq (Suter,
2009).
2. Pemahaman masyarakat dayak terhadap alam dan budayanya
Selain masih percaya dengan pengobatan tradisional masyarakat
dayak yang hidup dipedalaman mempunyai potensi secara tradisional yang
dapat dipakai oleh masyarakat untuk pemberdayaan ekonomi dan juga
mendukung konservasi keanekaragaman hayati.Yang pertama adalah Kebun
buah tradisional (simpukng), keahlian dalam pembuatan alat-alat tradisional,
hutan desa, pengetahuan tentangjenis habitat, sifat, kegunaan flora dan fauna.
Kehidupan masyarakat dayak tidak terlepas dari alam karena masyarakat
masih memanfaatkannya untuk kebutuhan ekonomi yaitu ladang untuk
bertani, rotatn untuk membuat kerajinan tradisional khas dayak, tumbuh-
tumbuhan hutan yang bisa dijadikan obat tradisional dan juga ada beberapa
tumbuhan hutan yang bisa dijadikan makanan.
Kehidupan masyarakat dayakbenuaq tidak terlepas dari alam,
karena masyarakat dayak benuaq hidupnya masih bergantung dengan alam.
Walaupun sekarang sudah jaman modern akan tetapi suku dayak benuaq
memiliki pengetahuan, pemahaman, pengalaman dan keterampilan sendiri
dalam pengelolaan sumber daya alam.
Selain masih bergantung dengan alam, orang dayakbenuaq juga
terkenal dengan musik dan tarian tradisional. Alat-alat musik yang digunakan
oleh orang dayak seperti sapeq (alat musik yang dipetik hampir menyerupai
gitar), gong, gendang dan juga gamelan. Tarian tradisional dayakBenuaq
seperti tari gantar, tari beliatn dan tari ngelewai. Tarigantar merupakan jenis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
tari pergaulan muda – mudi yang berasal dari dayak Benuaq dan Tunjung.
Gerakan-gerakan tari gantar ini melukiskan orang yang sedang menanam
padi.Tongkat melambangkan kayu penumbuk untuk membuat lubang
ditanah.Sementara bambu yang didalamnya berisi biji-bijian melambangkan
benih padi dan wadahnya.Tarianyang diselenggarakan adalah hanya sekedar
untuk hiburan bagi masyarakat dayak umumnya dan juga ada yang bermaksud
makna lain seperti tari belian yang diselenggarakan tidak sembarangan dan
ritualnya yang dilakukan secara bertahap oleh ahlinya (dukun belian).
C. Hasil Penelitian
Menurut peneliti kepercayaan masyarakat disekitar lokasi
penelitian tidak hanya dipandang dari segi religi atau kepercayaan saja
melainkan dapat menjadi bagian dalam pengetahuan lokal.Pengaruh
sistem kepercayaan itu masih erat kaitannya dengan alam.
Berdasarkan data wawancara dengan beberapa narasumber
didaerah sekitar, kepercayaan masyarakat dayak banyak sekali seperti
belian, upacara adat kematian dan upacara pembersihan desa (gugu
tahun).Upacara beliatn bertujuan untuk menolak penyakit, mengobati
orang sakit, membayar nazar dan sebagainya.Setelah diubah menjadi
tarian, tarian belian biasanya disajikan pada acara – acara penerima tamu
atau upacara kesenian yang biasanya diselenggarakan.
Kepercayaan masyarakat suku dayak benuaq terhadap alam agar
alam dapat bersahabat dengan manusia di wujudkan dalam upacara Gugu
tahunyang bertujuan untukmemelihara hubungan baik dengan Tuhan agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
memberi perlindungan supaya mereka terbebas dari malapetaka, supaya
tanah menjadi subur serta curah hujan yang cukup.
Mitos bagi masyarakat dayakbenuaq bersifat religius dan mereka
masih percaya bahwa mitos itu masih berlaku hingga sekarang. Mitos –
mitos yang masih dipercaya oleh masyarakat dayakBenuaq, didasarkan
pada hubungan antara manusia dengan alam. Masyarakat
dayakBenuaqpercaya tentang mitos bahwa pada saat hujan kemudian
timbul pelangi dan pelangi itu merupakan jelmaan ikan yang disebut
Juwata yang menandakan adanya musim panas. Mitos yang lainnya adalah
percaya bahwa jika hari telah senja anak-anak tidak boleh keluar dari
rumah alasannya takut diserang penyakit. Juga pada saat ada tetangga atau
keluarga yang meninggal biasanya orang dayakbenuaq tidak akan pergi ke
ladang atau bertani karena pada hari tersebut merupakan hari yang tidak
baik untuk bertani.
Selain masih percaya dengan mitos suku dayak benuaq sangat
kental dengan aturan sistem adat yaitu berupa penjagaan tata tertib
masyarakat yang sifatnya memaksa, turun – temurun dari dahulu kala dan
tidak ada sistem hukum yang kuat. Sistem adat atau tata tertib bagi suku
dayakbenuaq akan tetap terjaga walaupun tanpa sistem hukum karena
dayak benuaq mempunyai ketaatan otomatis terhadap adat yang sudah ada.
Adatharus ditaati dan dihargai, jika terjadi pelanggaran maka secara
otomatis timbul reaksi masyarakat untuk menghukum pelanggar dengan
berbagai macam denda secara adat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Dalam sistem religi yang tercampur dengan adat seperti lambang
berupa angka, suku dayakbenuaq menganggap bahwa angka Delapan (8)
adalah lambang kebaikan. Delapan jika dikurangi 1 sama dengan 7 itu
artinya bahwa kita sebagai manusia harus memberi waktu 1 hari untuk
mengucap syukur kepada Tuhan.
1. Pandangan Masyarakat Terhadap Alam Semesta
Cara pandang masyarakat dayak terhadap alam didasari bagaimana
masyarakat dayak Benuaqmenganggap bahwa alam adalah sahabat. Bagi
mereka, alam adalah sumber kehidupan dari dulu hingga sekarang.Maka
dari itu masyarakat percaya jika manusia tidak bersahabat dengan alam
maka alam akan marah dan akibatnya akan timbul suatu bencana seperti
kemarau panjang, banjir, kebakaran hutan dan didatangi berbagai penyakit.
Pandangan masyarakat terhadap alam biasanya berpatokan dengan
rasi bintang dan fase-fase bulan.Pada jaman dahulu
sukudayakbenuaqmempunyai kalender yang disebut Papan Ketikadidalam
kalender tersebut terdapat nama-nama bulan dan nama-nama hari. Papan
ketika adalah berbentuk 4 persegi panjang dan diberi tanda baik berupa
lubang-lubang dipinggirnya lalu dimasukkan tali–tali khusus dari benang
dan serat kulit kayu kedalam lubang-lubang tadi. Juga terdapat tanda–
tanda tertentu pada semua permukaan papan dengan tujuan dan maksud
tertentu. Dipapan itu juga tertulis nama-nama hari yaitu:
1) Ahad
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
2) Senen
3) Selasa
4) Rebo
5) Kemis
6) Jemahat
7) Setu
Orang tua-tua dayakBenuaq dijaman dulu sangat yakin dengan
melihat papan ketika ini tahu jika mau bepergian hari apa yang baik, hari
apa banyak rejeki, hari apa tak ada rejeki, hari apa tak ada musuh dan hari
apa yang aman. Akan tetapi sekarang sudah tidak ada yang memiliki bentuk
kalender tersebut.
Dalam melihat alam, masyarakat dayak berpatokan pada kenampakan
alam yaitu rasi bintang dan fase-fase bulan digunakan sebagai patokan
dalam bertani yaitu menanam padi atau tanaman lainnya agar tidak salah
dalam bercocok tanam dan pada saat panen dapat berhasil dengan baik.
Rasi bintang merupakan sistem penanggalan suku dayak dalam sistem
pertanian yaitu dalam membuat ladang. Rasi bintang menurut suku dayak
ada 12 yaitu:
1) Pengkuluq, bulan juli yaitu musim nebas bagi suku dayak
2) Piuluq, bulan agustus yaitu musim nebang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
3) Berurukng, bulan September yaitu pada bulan ini biasanya
ditandai dengan banyak angin dan pada bulan ini biasanya
dimanfaatkan oleh para petani untuk membakar lahannya atau
ladang.
4) Bemanuk, bulan Oktober yaitu musim nugal
5) Poti, bulan November
6) Sempuatn, bulan Desember yaitu biasanya pada bulan ini musim
penghujan dan orang dayak percaya bahwa dengan musim
penghujan berarti dapat menumbuhkan padi yang telah ditanam
7) Lentokng,bulan Januari
8) Surigodiq, bulan Februari
9) Bemari, bulan Maret
10) Kotopkonom, bulan April
11) Perejoteh, bulan Mei
12) Kererapit, bulan Juni yaitu bagi masyarakat dayak pada bulan ini
berarti jeda waktu masyarakat untuk melakukan hal-hal lain
seperti gotong-royong dalam membuat lamin dan sebagainya.
Akan tetapi seperti yang ditemukan dalam penelitian, walaupun ada
yang mengetahui tentang rasi bintang tetapi ada yang tidak sama karena setiap
orang mempunyai pemahaman yang berbeda- beda.Misalnya kepala adat
Eheng dan tokoh masyarakat dari Eheng mempunyai pengalaman yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
samatentang rasi bintang, yaitu mereka menyebutkan bahwa rasi bintang ada 7
yaitu sebagai berikut:
a. Berurukng
b. Piuluk
c. Sempuatn = sangat baik dalam bercocok tanam
d. Poti
e. Bemanuk
f. Bemari
g. Bemana
Dayak benuaq juga mempercayai bahwa musim penghujan dan
kemarau biasanya ditandai oleh apabila sore bintang tidak kelihatan dan
karena tertutup oleh awan hitam, daun tidak basah karena pengaruh embun
berada diatas.Sedangkan ciri-ciri musim kemarau kita dapat melihat bintang
dilangit banyak bertaburan dan terang benderang diatas itu karena embun
turun kebawah sehingga menyebabkan di jalan kelihatan basah.Akan tetapi
menurut sumber yaitu kepala adat kampung Pepas Eheng, sekarang musim
tidak dapat diidentifikasi. Hal ini karena kondisi alam tidak lagi alami sebagai
mana saat dulu. Hal ini terjadi karena pengaruh dari kebijakan pemerintah
dengan dibukanya areal pertambangan, perkebunan sawit secara besar-besaran
dan sekarang sudah jarang ada hutan lindung.
Menurut sumber yang lain ciri-ciri musim panas adalah apabila kita
melihat matahari pagi tidak ada awan hitam tebal disekitar matahari sedangkan
musim hujan kita melihat banyak awan hitam dan sering terdengar suara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Guntur. Juga menurut sumber jika kita melihat awan hitam berkumpul dan
terdengar suara bunglon bernyanyi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan tokoh masyarakat yaitu
kepala adat didesa Eheng mengatakan bahwa suku dayakBenuaq dalam sistem
pertanian yaitu dalam membuat ladang masih mempercayai bulan dan bintang
sebagai petunjuk untuk membuat ladang agar tanaman diladang dapat tumbuh
dengan baik dan memperoleh hasil yang baik pada saat panen. Seperti halnya
sains bulan dan bintang mempunyai nama begitu juga dengan suku dayak. Dan
sukuBenuaqjuga dapat mengetahui fase-fase bulan mulai dari awal bulan
datang dan bulan tenggelam.
Begitu juga dengan fase-fase bulan setiap orang mempunyai
pemahaman yang berbeda-beda. Seperti kepala adat Eheng, narasumber
mengatakan 3 fase bulan yaitu:
a. Selingur dawatn siit yang artinya bulan baru
b. Sulat
c. Liatn
Pengenalan akan fase bulan oleh kepala adat tersebut sebenarnya masih
belum lengkap. Data temuan lengkap dari dokumentasi bahwa di budaya
dayak di kenal fase–fase bulan secara lengkap yaitu sebagai berikut:
a. Bulan umur 8 malam disebut dotuq doyakng
b. Bulan umur 10 malam disebut utaq biakng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
c. Bokaq bo’oq adalah bulan umur 11 malam yaitu
bentuknya setengah bulatan
d. Bulan umur 12 malam disebut sulat
e. Bulan umur 13 malam disebut gantukng
f. Bulan ke 14 atau 15 malam disebut liatn yang biasa
disebut dengan bulan purnama
g. Bulan ke 15 atau 16 disebut sajakng
h. Bulan umur 16 atau 17 disebut lesoq.
i. Bulan umur 17 atau 18 disebut sirapm mulutn
Kenampakan alam (bulan) oleh suku dayak sering dikaitkan dengan
kejadian alam dan dapat memberi petunjuk. Contohnya Bulan datang biasanya
ditandai dengan suara jangkrik atau suara burung pungguk. Suara burung dan
jangkrik sebagai tanda, menurut sumber yang diwawancara berarti umur
bulan kira-kira sudah 2 – 3 malam sudah datang. Orang dayakbenuaq percaya
bahwa apabila bercocok tanam pada bulan penuh maka tanaman yang
dihasilkan akan tumbuh dengan baik dan tidak dimakan oleh binatang atau
hama. Selama proses pertanian bagi orang dayak yang mengiringi dalam
proses tersebut adalah bulan dan bintang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
2. Mengintegrasikan Budaya Dayak Dalam Pembelajaran Pembelajaran
Sains
Dari paparan sebelumnya dapat dilihat bahwa khasanah budaya
dengan banyak yang terkait dengan fenomena yang ada. Adanya kenyataan
ini maka khasanah budaya tersebut dapat di integrasikan dalam proses
belajar mengajar sains. Dalam konteks proses belajar mengajar maka
penelitian terhadap budayadayak dapat juga melihat siswa atau anak
dayak. Dengan demikian peneliti dapat menjadi pemandu dalam proses
belajar mengajar di dalam kelas sejauh mana budaya anak dayak yang
terkait dengan sains.Setelah selesai mendeskripsikan budaya dayak yang
terkait dengan alam peneliti kemudian memilih topik yang sesuai untuk
proses pembelajaran dan memungkinkan untuk melakukan pembelajaran
di dalam kelas.
Sebelum merancang pembelajaran peneliti bertanya tentang materi
yang akan diajarkan kepada siswa kepada Bapak Kepala Sekolah dan juga
guru pengampu mata pelajaran IPA. Karena materi tersebut sebenarnya
ada di kelas IX semester 2. Maka peneliti bertanya kepada Kepala Sekolah
dan juga Guru pengampu mata pelajaran IPA kiranya mengijinkan peneliti
mencobakan rancangan pembelajaran di kelas lain yaitu pada kelas VIII.
Bapak Kepala Sekolah mengijinkan peneliti untuk melakukan penelitian
dan mengatakan peneliti juga harus ijin kepada guru yang mengampu mata
pelajaran IPA. Peneliti kemudian bertemu dengan Guru yang mengampu
mata pelajaran IPA juga mengijinkan dan beliau mengatakan kepada
peneliti untuk terserah mengajarkan materi kepada siswa karena pada saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
itu juga materi yang diajarkan telah habis. Dan minggu berikutnya siswa
akan mengadakan Ujian Akhir Semester.
Peneliti mengintegrasikan pengetahuan lokal kedalam
pembelajaran sains dengan topik fase- fase bulan.Berikutadalah penjelasan
keterkaitan antara pembelajaran berdasarkan budaya lokal masyarakat dan
pembelajaran sains dari rancangan pembelajaran yang telah dibuat.
a. Keterkaitan antara budaya lokal masyarakat dengan konsepsains
Pembelajaran yang berbasis budaya lokal terhadap pembelajaran
sains adalah pembelajaran dengan menggunakan metode yang lain
yaitu dalam konteks pengetahuan lokal. Pembelajaran ini
mengintegrasikan budaya lokal ke dalam pembelajaran sains. Pada
proses penelitian ini, peneliti mengambil topik tentang fase – fase
bulan. Berikut adalah penjelasan materi tentang keterkaitan antara
pembelajaran sains dan budaya lokal yang didapat oleh peneliti dari
berbagai sumber yaitu : buku pelajaran, internet dan wawancara ke
masyarakat.
Menurut literatur yang di temukan, perhitungan fase – fase bulan
berdasarkan pengetahuan ilmiah yaitu sains adalah sebagai berikut :
1.New moon sisi bulan yang menghadap bumi dan tidak menerima
cahaya dari matahari maka bulan tidak terlihat
2.Kuartir pertama 7 3/8 hari (bulan sabit)
3.Bulan purnama 14 3/4 hari (bulan penuh)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
4.Kuartir ketiga 22 1/8 hari (bulan sabit)
5. Kuartir keempat 28 1/2 hari (kembali menjadi bulan baru lagi)
Data lebih rinci tentang fase – fase bulan dan keadaan kenampakan bulan dapat di
lihat pada tabel 4.1
Tabel : 4. 1 penjelasan fase – fase kenampakan bulan
No Fase – fase kenampakan bulan Keterangan
1 Bulan baru Bulan tidak terlihat
2 Sabit awal Bulan berbentuk seperti sabit
3 Perbani awal Bulan terlihat setengah bulatan
4 Gibbus awal Bulan tampak benjol
5 Bulan purnama Bulan tampak bulat sempurna
6 Gibbus akhir Bulan kembali terlihat tampak benjol
7 Perbani akhir Bulan kembali terlihat tampak setengah
bulatan
8 Sabit akhir Bulan kembali terlihat berbentuk sabit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Sebagaimana telah di paparkan pada bagian sebelumnya, dalam budaya dayak
juga dikenal fase–fase kenampakan bulan beserta peranannya. Tabel 4.2
menunjukkan fase kenampakan bulan dalam suku dayak beserta keterangannya
Tabel 4.2:penjelasan mengenai fase – fase bulan berdasarkan pengetahuan
suku dayak benuaq
No Fase – fase kenampakan
bulan (pengetahuan lokal)
Keterangan
1 dotuq doyakng Bulan umur 8 malam (sabit)
2 utaq biakng Bulan umur 10 malam (setengah bulatan)
3 Bokaq bo’oq Bulan umur 11 malam (bulan tampak benjol)
4 Sulat Bulan umur 12 malam (bulan penuh)
5 Gantukng Bulan umur 13 malam (bulan penuh)
6 Liatn Bulan umur ke 14 – 15 malam (bulan penuh)
7 Sajakng Bulan ke 15 atau 16 malam (bulan tampak
benjol)
8 Lesoq Bulan umur ke 16 atau 17 malam (bulan
berbentuk setengah)
9 Sirapm mulutn Bulan umur ke 17 atau 18 malam (bulan sabit)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Dari penjelasan diatas ada perbedaan antara penjelasan fase bulan
berdasarkan pengetahuan lokal dan pengetahuan secara sains yaitu bagaimana
perhitungan umur fase bulan dari fase bulan baru sampai ke sabit akhir dimana
bulan menjadi bulan baru lagi yaitu bulan tidak tampak. Seperti pada fase–
fase bulan berdasarkan pengetahuan lokal perbedaan dari fase bulan dotuq
doyakng ke utaq biakng selama 3 hari kemudian dari utaq biakng ke fase sulat
selama 1 hari dan seterusnya fase–fase bulan perbedaannya selama 1 hari
menuju ke fase–fase yang lainnnya sampai fase akhir yaitu sirapm mulut yaitu
bulan baru lagi atau bulan sudah tidak tampak. Fase Sirapm mulutn biasanya
menandakan akhir bulan dan fase bulan Liatn biasanya muncul pada
pertengahan bulan.Sementara berdasarkan sains perbedaan fase–fase bulan
dari setiap fase secara berurutan yaitu sekitar 3,6875 hari.
Bila dilakukan sebuah komparasi antara pengetahuan sains dan
pengetahuan lokal, maka terdapat kesepadanan di antara kedua pengetahuan
tersebut.Adapun keterkaitan antara pengetahuan sains dan budaya lokal
masyarakat dilihat dari nama–nama fase bulan dan proses kenampakan setiap
fasenya dapat kita lihat pada tabel dibawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 4.3: gambar kenampakan bulan dalam setiap fase – fase nya
Fase bulan berdasarkan
pengetahuan sains
Gambar kenampakan
bulan
Fase bulan berdasarkan
pengetahuan Dayak
Bulan baru
Tidak mempunyai nama
Sabit
Dotuq doyakng
Perbani awal
Bokaq bo’oq
Gibbus awal
Utaq biakng
Bulan purnama
Sulat,gantukng dan liatn
Gibbus akhir
Sajakng
Perbani akhir
Lesoq
Sabit akhir
Sirapm mulutn
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Dari uraian diatas dapat menjadi pemahaman positif bagi guru dalam
mengimplementasikan proses belajar. Juga untuk pemahaman guru terhadap
konsep sains dan kaitannya dengan budaya lokal.Selain untuk pemahaman juga
membantu guru dalam memfasilitasi belajar siswa.maka peneliti menyusun
sebuah tema pembelajaran yang mengintegrasikan tentang khasanah budaya.
Dengan topik tentang fase bulan dalam PBM (proses belajar mengajar) bumi
antariksa di SMP kelas VIII semester genap. Rencana proses belajar mengajar
seperti di paparkan pada hasil rancangan pembelajaran yang telah dibuat.
b. Rancangan Pembelajaran berdasarkan budaya lokal masyarakat
terhadap pembelajaran sains dikelas (terlampir)
Dari hasil yang ditemukan seperti wawancara dan sumber–sumber
lainnya seperti buku pelajaran dan internet maka dapat di jelaskan mengenai
keterkaitan antara pembelajaran berdasarkan pengetahuan lokal terhadap
pembelajaran sains.Kemudian dari bahan–bahan yang telah diperoleh,
peneliti menyusun sebuah rancangan pembelajaran dengan topik tentang
fase–fase bulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
3. Pelaksanaan PBM di Kelas
a. Hari Pertama Proses Belajar Mengajar di kelas
Pada saat peneliti melakukan penelitian dikelas VIII, pada hari
pertama anak–anak sangat antusias belajar akan tetapi didalam kelas juga agak
gaduh dengan suara siswa–siswi. Pada hari pertama peneliti mencobakan
rancangan pembelajaran yang telah dibuat dengan materi fase–fase bulan.Pada
saat peneliti menanyakan siapa yang suka belajar sains yaitu IPA, sangat
sedikit dari siswa-siswi yang menyukai IPA.Dan salah satu murid perempuan
mengatakan “kami ini bandel bu, walaupun gurunya baik tapi kami tidak mau
belajar serius”. Dan ada juga yang mengatakan “ saya suka bu belajar IPA,
tapi pelajaran IPA kadang sangat sulit dimengerti’. Walaupun dikatakan oleh
tenaga pendidik di SMP N 32 Sendawar mengatakan bahwa siswa–siswi kelas
VIII sangat nakal. Tetapi pada saat peneliti melakukan proses pengajaran anak-
anak mendengarkan apa yang dijelaskan oleh peneliti.
Pada hari pertama peneliti mengajak siswa untuk berpikir,
bagaimana menemukan sesuatu yang sebenarnya ada dilingkungan budaya
siswa itu sendiri. Saat ditanya tentang apa itu fase bulan, ada yang mengatakan
perubahan, tahap, proses. Kemudian peneliti menanyakan apakah siswa
mengetahui bagaimana fase–fase bulan menurut pengetahuan suku
dayakbenuaq dan mereka hanya tahu bulan purnama dalam bahasa dayak
adalah liatn.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Kemudian peneliti menggali pemahaman siswa apakah mereka
mengetahui bagaimana fase–fase bulan berdasarkan pengetahuan lokal
masyarakat disekitar lingkungannya tersebut, akan tetapi siswa tidak tahu
tentang fase bulan berdasarkan pengetahuan suku dayak benuaq, padahal yang
berada didalam kelas tersebut adalah mayoritas siswa–siswinya adalah suku
dayak Benuaq.
Pada hari pertama melakukan proses belajar mengajar siswa yang
hadir sekitar 19 orang dari jumlah aslinya adalah 28 orang. Peneliti kemudian
membentuk kelompok dan memberi kesempatan kepada siswa untuk
melakukan wawancara sederhana dengan bertanya tentang fase- fase bulan dan
bagaimana manfaatnya dalam sistem pertanian suku dayak khususnya dayak
Benuaq. Peneliti juga menjelaskan kepada siswa bahwa pertemuan yang akan
datangmembahas apa yang ditemukan oleh siswa di lingkungan budayanya
sendiri. Dan setiap kelompok akan melaporkan hasil dari wawancara dan apa
yang mereka hasilkan dari bertanya di lingkungan sekitar mereka.Peneliti
membagi menjadi 5 kelompok yang tiap kelompok sekitar 3–4 orang.
b. Hari kedua Proses Belajar Mengajar Di Kelas
Pada hari kedua peneliti menanyakan hasil wawancara tentang fase-
fase bulan kepada siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa secara
berkelompok untuk menuliskan hasil wawancaranya di papan tulis.Adapun
kelompok terdiri dari 5 kelompok yang beranggotakan 3–4 orang. Dan yang
hadir pada hari itu ada sekitar 19 orang siswa –siswi .Akan tetapi pada hari
kedua ada beberapa siswa dari hasil pembentukan kelompok pada hari
pertama tidak hadir dan kemudian ada yang baru masuk pada hari kedua.Jadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
siswa yang tidak hadir pada saat pembentukan kelompok pada hari pertama
menggantikan yang tidak hadir.
Perwakilan dari kelompok menuliskan hasil yang telah mereka
dapatkan. Pada saat giliran kelompok 3 untuk maju menuliskan hasil
wawancaranya, mereka saling menyuruh satu sama lain di dalam kelompok
mereka untuk maju dan tidak mau maju. Salah satu mengatakan kamu saja
yang maju tetapi mengatakan dalam bahasa dayak. Peneliti melihat adanya
keraguan pada kelompok tiga untuk menuliskan hasil yang mereka dapatkan
sehingga mereka saling menunjuk satu sama lain. Mereka takut hasil dari
wawancara yang mereka lakukan tidak benar jawabannya sehingga mereka
tidak mau maju kedepan untuk menuliskan hasil yang mereka dapatkan.
Akhirnya karena melihat keadaan tersebut, peneliti kemudian
memberikan kesempatan kepada kelompok yang lainnya untuk maju. Setelah
semua kelompok selesai menuliskan hasil wawancara yang mereka dapatkan,
peneliti kembali mengatakan ”ayo kelompok tiga silahkan perwakilan dari
kelompoknya untuk menuliskan hasil wawancara yang telah kalian
dapatkan” .
Dan beberapa teman dari kelompok lain juga mengatakan“ayo maju, ibunya
suruh maju nulis kedepan”. Memerlukan waktu yang cukup lama kemudian
salah satu dari perwakilan kelompok tiga maju kedepan menuliskan hasil
wawancaranya. Padasaat itu keadaan kelas sangat ramai karena kelompok
yang lainnya memprotes kepada kelompok 3, karena sangat susah maju
kedepan untuk menuliskan hasil wawancaranya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Berikut adalah nama–nama kelompok dan hasil yang mereka dapatkan dari
wawancara sederhana:
Tabel 4.4 : hasil data wawancara sederhana siswa kepada tokoh
masyarakat
Nama Kelompok Nama Siswa Hasil wawancara
Kelompok 1 1. Yansen
2. Kepin
3. Kanel
4. Suan
Sulat
Liatn
Purnama
Kelompok 2 1. Yustika
2. Ribka
3. Siska
4. Selvi
Sulat
Gantukng
Liatn
Purnama
Kelompok 3 1. Maksi
2. Deli
3. Marpilus
Liatn
Lesoq
Kelompok 4 1. Iman
2. Anastasia
3. Ester
4. Monica
Purnama
Sulat
Utaq biakng
Liatn
Kelompok 5 1. Hendra
2. Kiki
3. Wahyu
Sulat
Gantukng
Sajakng
Dotuq doyakng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Berdasarkan hasil yang didapatkan oleh siswa dari wawancara yang
mereka lakukan ternyata hasil yang mereka dapatkan sekitar 3 - 4 bentuk
fase bulan saja dan mereka menuliskan tidak sesuai dengan urutan yang
sebenarnya. Sementara itu fase–fase bulan berdasarkan pengetahuan lokal
masyarakat yang didapatkan oleh peneliti berdasarkan hasil wawancara
dengan beberapa tokoh masyarakat ada delapan fase yaitu :
a. Bulan umur 8 malam disebut dotuq doyakng
b. Bulan umur 11 malam disebut utaq biakng
c. Bulan umur 12 malam disebut sulat
d. Bulan umur 13 malam disebut gantukng
e. Bulan ke 14 atau 15 malam disebut liatn yang biasa
disebut dengan bulan purnama
f. Bulan ke 15 atau 16 disebut sajakng
g. Bulan umur 16 atau 17 disebut lesoq.
h. Bulan umur 17 atau 18 disebut sirapm mulutn
Ada beberapa dari kelompok yang menuliskan fase bulan berdasar
pengetahuan lokal dan secara ilmiah yaitu pengetahuan sains. Seperti yang
dihasilkan oleh kelompok 1, 2, dan 4 mereka menyebutkan fase bulan Liatn
yang berdasarkan pengetahuan lokal masyarakat dan Purnama yang
berdasarkan pengetahuan secara sains yang sebenarnya mempunyai arti
yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Jadi secara tidak langsung siswa menyebutkan 2 hal tentang fase–
fase bulan yaitu secara ilmiah dan secara pengetahuan lokal masyarakat.
Pada saat peneliti menjelaskan materi pelajaran siswa mendengarkan apa
yang dijelaskan oleh peneliti walaupun ada beberapa siswa yang berbicara
dengan teman sebangkunya dengan menggunakan bahasa dayak. Siswa
yang lainnya menegur supaya mendengarkan apa yang dijelaskan oleh
peneliti.
Keadaan kelas pada saat peneliti mulai menjelaskan semakin tenang
dan tidak ada yang ribut di dalam kelas. Setelah dijelaskan baru siswa
mulai mengerti bagaimana perbedaan fase bulan yang di jelaskan secara
sains dan secara pengetahuan lokal masyarakat. Akan tetapi di dalam kelas
ada salah satu siswa yang memang bukan dari suku dayak akan tetapi
walaupun bukan berasal dari suku dayak dia sangat memperhatikan apa
yang dijelaskan. Siswa tersebut berkata jika dalam bahasa dayak mungkin
agak susah mengatakannya karena nama–nama dari fase bulan menurut
orang dayak sangat susah jika orang lain yang diluar dari suku dayak. Akan
tetapi dia mengatakan bahwa sangat bagus dan menarik walaupun sulit
menyampaikannya dalam bahasa dayak Benuaq, tetapi dia menjadi tahu
tentang fase–fase bulan berdasarkan pengetahuan suku dayak Benuaq
walaupun dia bukan berasal dari suku dayak.
Melihat hasil yang didapatkan oleh siswa yang di tuliskan di
papan tulis dari hasil wawancara yang mereka lakukan secara berkelompok,
kemudian peneliti menjelaskan bagaimana fase–fase bulan berdasarkan
pengetahuan lokal masyarakat dan bagaimana fase bulan dijelaskan secara
sains.Peneliti menjelaskan fase–fase bulan berdasarkan pengetahuan lokal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
kepada siswa yang sesuai dengan urutan fase bulan dari hasil wawancara
yang dilakukan oleh peneliti. Kemudian setelah selesai menjelaskan fase–
fase bulan berdasarkan pengetahuan lokal masyarakat, peneliti kemudian
menjelaskan juga tentang fase–fase bulan berdasarkan pengetahuan secara
sains dan menuliskan fase–fase bulan yang sesuai dengan urutannya yang
benar.Adapun fase–fase bulan berdasarkan pengetahuan lokal masyarakat
ada delapan fase dan berdasarkan pelajaran sains juga ada delapan fase. Jadi
keduanya memiliki kesamaan yaitu jumlah fase nya sama. Kemudian
peneliti menjelaskan juga tentang bagaimana perbedaan antara konsep
budaya yaitu pengetahuan lokal masyarakat disekitar dengan konsep sains.
Adapun konsep fase–fase bulan berdasarkan pengetahuan lokal masyarakat
lebih menjelaskan tentang umur–umur bulan sedangkan secara sains lebih
menjelaskan fase–fase bulan berdasarkan bentuk bulan secara bertahap.
Setelah selesai melakukan proses belajar–mengajar peneliti
menanyakan kembali kepada siswa apakah ada yang masih belum dimengerti.
Akan tetapi siswa mengatakan mereka sudah mengerti. Dan tidak ada siswa
yang bertanya setelah selesai proses pembelajaran. Kemudian peneliti
memberikan tes tertulis kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan siswa tentang fase bulan yang telah dijelaskan baik dari
pengetahuan lokal masyarakat dan dari pengetahuan sains.
Pada proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti, peneliti
hanya menjelaskan tentang fase–fase bulan yaitu tentang jumlah
pengelompokan fase–fase bulan dan juga nama berdasarkan urutan fase–
fase bulan baik berdasarkan pengetahuan lokal dan pengetahuan sains. Pada
proses pembelajaran yang dilakukan baik pada hari pertama maupun kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
semua belum dijelaskan secara optimal. Ada banyak yang belum bisa
dijelaskan oleh peneliti seperti perhitungan tentangfase – fase bulan baik dari
pengetahuan lokal maupun pengetahuan ilmiah juga bentuk dari kenampakan
tiap–tiap fase bulan. Karena pada saat awal melakukan penelitian peneliti
belum tahu topik apa yang akan dijadikan bahan rancangan pembelajaran
didalam kelas dan juga walaupun berasal dari daerah tersebut peneliti juga
belum terlalu mengenal budaya yang ada didaerahnya sendiri karena jarang
terlibat dalam setiap acara atau kegiatan yang dilakukan oleh suku dayak
benuaq didaerah tersebut. Seharusnya sebagai peneliti dan berhubungan
peneliti pada penelitian ini adalah suku dayak sendiri harusnya mengenal
dulu budayanya sendiri agar pada proses wawancara semakin lancar dan
peneliti mengerti topik apa yang akan di rancang dalam pembelajaran sains
dikelas. Selain peneliti siswa juga harus mengenal budaya yang ada
dilingkungan sekitarnya.Jika siswa belum mengenal maka tugas seorang
peneliti yaitu sebagai calon pendidik bersama–sama mengenali dulu budaya
secara lengkap agar dalam proses pembelajaran didalam kelas dapat berjalan
dengan lancar.
4. Hasil Tes (data hasil tes tertulis terlampir)
Setelah selesai mempraktekkan desain pembelajaran berdasarkan
pengetahuan lokal masyarakat terhadap pembelajaran sains disekolah
maka peneliti memberi tes tertulis yang berkaitan dengan pembelajaran
tersebut dengan materi fase-fase bulan guna mengetahui sejauh mana
pengetahuan siswa mengenai pembelajaran sains yang berkaitan dengan
pengetahuan lokal masyarakat atau yang ada dilingkungan para siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
tersebut.Pada hari kedua siswa yang hadir berjumlah 19 orang dari 28
orang.
Jumlah siswa yang mendapat skor nilai yang berdasarkan dari interval skor dan
kualifikasi nilai adalah:
Tabel 4.5 : Jumlah skor nilai yang dihasilkan berdasarkan jumlah siswa
Interval skor (%) Kualifikasi nilai Jumlah siswa
(orang)
Jumlah siswa (%)
88 – 100 Sangat baik 1 orang 5,26 %
74 – 87 Baik 5 orang 26,31 %
60 – 73 Cukup 7 orang 36,84 %
50 – 59 Kurang 1 orang 5,26 %
1 – 49 Sangat kurang 5 orang 26,31 %
D. Pembahasan
Berdasarkan landasan teori dimana peneliti dan beberapa ahli pendidikan
ingin mencoba melihat proses pembelajaran sains berdasarkan latarbelakang
budaya masyarakat di sekitar. Peneliti yang juga sebagai calon guru mencobakan
hal yang sama dan ingin melihat proses pembelajaran sains berdasarkan
latarbelakang budaya siswa. Pembelajaranini adalah dengan menghubungkan
bahan yang dipelajari di sekolah dengan budaya setempat yaitu tentang budaya
suku dayakbenuaqyang didasarkan pada konsep pengetahuan, kepercayaan, adat-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
istiadat dan kemampuan serta kebiasaan yang telah dimiliki sebelumnya oleh
peserta didik.
Pembelajaran sains berbasis budaya lokal adalah suatu rancangan
pembelajaran yang mengintegrasikan budaya, dimana siswa diharapkan dapat
belajar dengan budayanya. Belajar dengan budaya Terjadi pada saat budaya
diperkenalkan kepada siswa sebagai cara atau metode untuk mempelajari suatu
mata pelajaran tertentu. Karena setiap siswa membawa pengetahuan awal yang
sudah dimilikinya ke dalam setiap proses belajar yang harus ditambahkan,
diperbaharui dan dimodifikasi oleh suatu informasi baru yang di jumpai dalam
proses pembelajaran. Akan tetapi proses belajar yang dilakukan di sekolah
dilakukan secara sistemik yaitu proses pengembangan pembelajaran yang terjadi
karena dikendalikan oleh kurikulum. Jadi proses belajar sudah ada yang mengatur
oleh karena itu pembelajaran yang dilakukan di sekolah terkondisikan atau telah
direncanakan secara sistematis. Akan tetapi pendidikan sains di Indonesia
khususnya di Kutai Barat Kalimantan Timur belum memperhatikan dan belum
mengakomodasikan keragaman budaya masyarakat setempat oleh para
pengembang kurikulum sains di Sekolah. Yang seharusnya para pengembang
kurikulum di daerah dapat memperhatikan keragaman budaya masyarakat dayak
sebagai inspirasi dalam membuat suatu rancangan pembelajaran. Karena di
Kabupaten Kutai Barat khususnya di SMP N 32 Sendawar, daerahnya masih sangat
kental dengan tradisi, adat – istiadat dan mayoritas penduduknya adalah suku
dayak.
Tradisi budaya dayak mempunyai banyak potensi pengetahuan lokal yang
beberapa ditemukan relevan dalam bidang pendidikan yaitu pada proses
pembelajaran sains di kelas. Penelitian tentang budaya dayak menunjukkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
di budaya dayak memiliki konsep tentang sains yang layak dan dapat di
integrasikan ke dalam pembelajaran di sekolah. Beberapa dari hasil wawancara
tersebut banyak yang dapat di sarankan untuk di integrasikan dalam pembelajaran
di kelas khususnya pelajaran sains.Dengan demikian selain belajar sains dalam
konteks budaya, siswa juga di dalam kehidupan masyarakat tradisional dapat
belajar sains melalui pengetahuan lokal yang diperoleh dari lingkungan budaya
tempat tinggal siswa tersebut.
Pada pembelajaran sains berbasis budaya lokal dengan materi fase-fase
bulan, ditekankan bahwa guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengekspresikan pikiran–pikirannya mengenai sains tradisional yang
diketahui.Siswa harus aktif bertanya untuk menemukan sendiri pengetahuan lokal
yang ada didaerahnya yang dapat dibawa dalam pembelajaran sains di kelas. Pada
proses pembelajaran ini guru mengakui keberadaan siswa yang berada pada
lingkungan budaya tradisional. Pembelajaran ini mengakomodasi latarbelakang
dan pengetahuan awal yang dimiliki oleh siswa yang diperoleh dari lingkungan
budayanya.Pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk bebas
bertanya, bereksplorasi, berbuat salah dan pada akhirnya dapat membuat
kesimpulan tentang hal–hal yang beragam dalam kehidupannya yaitu dalam
konteks pengetahuan lokal.
Kajian materi tentang fase – fase bulan, ada budaya lokal yang relevan
dengan proses belajar sains dan bisa dipelajari. Budaya lokal dapat kita pelajari
melalui literatur yang ada kaitannya dengan budaya lokal dapat pula dari informasi
di lingkungan sekitar.Informasi dapat kita temukan dari tokoh–tokoh masyarakat
yang mengenal tentang budaya lokal setempat.Namun sebelumnya guru dan siswa
belum tahu bahwa ada beberapa dari budaya lokal yang dapat dipelajari dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
pembelajaran sains.Pemahaman guru tentang budaya diperlukan dan dapat
dikembangkan melalui wawancara kepada tokoh masyarakat yang mengenal
tentang budaya lokal. Dalam proses pembelajaran guru melakukan hal yang sama
untuk siswanya. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk melakukan
wawancara dengan materi yang sudah disiapkan yaitu tentang fase – fase bulan.
Dalam proses pelaksanaan penelitian, bagi peneliti sangat tidak mudah
untuk mengintegrasikan budaya lokal yaitu pengetahuan lokal ke dalam proses
belajar sains. Di mana tugas seorang guru adalah sebagai perantara budaya.
Sebelum guru mencobakan rancangan pembelajaran tentang pengetahuan lokal,
guru harus mengetahui dan mengenal terlebih dahulu tentang budaya lokal yang
nantinya dapat diintegrasikan kedalam pembelajaran sains. Sebagai perancang
suatu desain pembelajaran guru juga sebagai pembimbing dan pemandu siswa
dalam proses pembelajaran. Dengan demikian sebelum mengenalkan pembelajaran
yang berbasis budaya lokal guru harus mengenali budaya yang relevan dengan
pembelajaran sains terlebih dahulu.
Persoalan mendasar bagi guru dalam mengintegrasikan budaya lokal
kedalam pembelajaran sains didalam kelas yaitu siswa cenderung tidak mampu
melintas batas budayanya (Cultural Broker) di mana latar belakang budaya siswa
menjadi salah satu faktor pembatas bagi siswa untuk memahami konsep–konsep
sains.Hal ini nampak saat guru bertanya siswa tidak tahu tentang fase–fase bulan
baik dalam pelajaran sains maupun pengetahuan lokal.
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat dengan pembelajaran yang
berbasis budaya lokal dengan materi fase–fase bulan pada siswa kelas VIII
semester 2 Di SMP N 32 Sendawar.Tes tertulis digunakan untuk melihat sejauh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
mana siswa memahami tentang pengetahuan lokal sebagai bagian dalam
pembelajaran sains dengan materi fase–fase bulan. Materi fase – fase bulan
sebenarnya diajarkan di kelas IX akan tetapi karena siswa kelas IX telah
melaksanakan UAN maka peneliti mengambil subyeknya adalah siswa kelas
VIII.
Berdasarkan hasil tes tertulis yang dikerjakan oleh siswa, hanya 1 orang
yang mendapat nilai sangat baik, 5 orang mendapat nilai baik, 7 orang mendapat
nilai cukup, 1 orang mendapat nilai kurang dan 5 orang mendapat nilai sangat
kurang. Ini berarti masih ada siswa yang belum mengerti tentang materi yang
diajarkan dengan menggunakan topik pengetahuan lokal sebagai bagian dalam
pembelajaran sains dengan materi fase – fase bulan .Walaupun pada saat proses
pembelajaran para siswa sangat serius mengikuti proses jalannya pembelajaran.
Berdasarkan landasan teori yaitu menurut Costa cara siswa belajar sains dapat
dikelompokkan dalam 5 kategori yaitu potensial sains, other smart kid, I Don’t
Know student, outsider dan inside outsider. Dari 5 kategori tersebut terdapat
kecendrungan bahwa siswa berada pada kelompok I Don’t Know Student dan
Outsider. Peneliti menemukan bahwa pada saat proses belajar siswa menghadapi
masalah yang serius ketika proses belajar. Akan tetapi siswa biarpun menghadapi
masalah yang serius, mereka mau belajar dan mendengarkan apa yang guru
jelaskan didepan. Karena menghadapi masalah yang serius maka siswa
cenderung terasing selama proses belajar berlangsung. Selain itu dalam
pembelajaran ini guru juga belum optimal berperan sebagai pelintas budaya
terlihat upaya dalam proses pembelajaran dikelas ada beberapa hal yang belum
bisa disampaikan oleh guru. Pada saat melakukan proses pembelajaran di kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
guru hanya menjelaskan tentang pengelompokan dan fase–fase bulan baik secara
pengetahuan lokal maupun sains.
Proses pembelajaran sains yang berbasis budaya lokal dengan materi fase
– fase bulan dilihat dari hasil tes tertulis siswa sangat rendah karena ada 6 orang
yang mendapat nilai dibawah standar cukup, mungkin siswa sangat kesulitan
menerima model pembelajaran yang ada kaitannya dengan pengetahuan lokal
sehingga hasil tes siswa ada yang dibawah standar nilai cukup.
Adapun kesulitan yang mungkin dialami oleh siswa adalah :
Metode yang digunakan baru sehingga sulit untuk dimengerti oleh
siswa karena siswa sendiri belum tahu tentang konsep – konsep awal,
jadi harus dijelaskan dari awal
Bahan yang dipelajari belum pernah diajarkan oleh guru sehingga pada
awal pembelajaran siswa semuanya tidak bisa menjawab tentang fase–
fase bulan.
Siswa yang bukan berasal dari budaya yang sama akan sulit menerima
model pembelajaran ini
Kelemahan pada saat melakukan proses pembelajaran :
Siswa tidak tahu tentang fase–fase bulan berdasarkan pengetahuan
lokal
Seharusnya peneliti tidak cukup selama 2 kali mengajar saja untuk
mempraktekkan metode pembelajaran ini. Karena pada pembelajaran ini,
tidak cukup hanya dilakukan 2 kali pertemuan saja, mungkin akan cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
jika dilakukan selama 4 – 5 kali pertemuan akan tetapi pada saat itu
waktunya tidak memungkinkan untuk melakukan proses pembelajaran
sebanyak itu.
Keterbatasan penelitian yang dijumpai peneliti :
Penelitian ini tidak melibatkan wawancara, kuisioner minat sehingga tidak
dapat mengungkapkan maksud minat siswa tentang pembelajaran yang
berbasis budaya lokal pada materi fase – fase bulan.
Pada proses pembelajaran ini ditekankan siswa yang lebih aktif dan guru
sebagai fasilitator, siswa yang mencari dan menemukan jawaban itu sendiri. Yang
nantinya guru bersama–sama dengan siswa membahas antara perbedaan-
perbedaan antara konsep budaya masyarakat dengan konsep sains.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil wawancara kepada tokoh masyarakat dan hasil tes
tertulis yang telah di bahas di BAB IV, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Khasanah budaya yang terkait, berdasarkan penelitian yang
dilakukan yaitu:
Penelitian tentang budaya dayak menunjukkan bahwa di budaya
dayak khususnys dayak Benuaqmemiliki banyak konsep tentang
sains yang layak diintegrasikanke dalam pembelajaran
Berdasarkan data wawancara dari tokoh masyarakat bahwa
khasanah budaya banyak yang terkait dengan fenomena yang ada
dan beberapa masih ada relevansinya dengan pengetahuan sains.
contohnyafenomena – fenomena alam seperti mitos tentang pelangi
yang dapat kita pelajari dalam materi pembiasan cahaya, suara –
suara binatang seperti suara jangkrik yang berkaitan dengan bunyi
dan alat –alat musik tradisional seperti sapeq (alat musik
tradisional menyerupai gitar), gong dan gendang juga berkaitan
dengan materi tentang bunyi.
Dengan di ketahui adanya relevansi antara budaya lokal dayak
dengan pengetahuan sains maka khasanah budaya tersebut dapat
diintegrasikan dalam proses belajar sains
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Dalam konteks proses pembelajaran terhadap budaya dayak dapat
melihat siswa dayak dan guru dapat menjadi pemandu jalannya
proses belajar - mengajar di dalam kelas
2. Merancang desain pembelajaran dengan melibatkan beberapa unsur yaitu:
Memilih unsur budaya yang ada keterkaitannya dengan sains
Guru mengeksplorasi keterkaitan antara budaya lokal dan sains
Guru merancang proses belajar – mengajar dengan melibatkan
siswa
3. Hasil test siswa
Hasil test tertulis menunjukkan bahwa masih belum memuaskan,
akan tetapi ada indikasi bahwa siswa senang dengan pembelajaran
yang mengintegrasikan budaya lokal ke pengetahuan sains.
Asumsi bahwa dengan pengajaran yang mengintegrasikan budaya
lokal ke pengetahuan sains menjadi lebih baik dengan alasan guru
dan siswa mengenal budaya dan mengenal sains
Karena budaya dan sains arif maka asumsi guru dan siswa
semakin menghargai kearifan lokal
B. Saran
Peneliti dan siswa seharusnya mengenal terlebih dahulu budaya yang
ada di sekitar sehingga dapat mempermudah untuk mengintegrasikan
ke dalam proses pembelajaran sains di dalam kelas
Seharusnya sains sekolah harmonis dengan kehidupan sehari – hari
siswa, maka proses pengajaran sains akan memperkuat pandangan
siswa tentang alam semesta. Jika keduanya harmonis maka akan
semakin menghargai budaya lokal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Penelitian ini tidak melibatkan wawancara, motivasi, kuisioner minat
terhadap belajar sains sehingga tidak dapat mengungkapkan maksud
minat siswa tentang pembelajaran yang berbasis budaya lokal pada
materi fase – fase bulan
Untuk penelitian selanjutnya diharapkan ada penelitian yang sama
yang dapat melibatkan wawancara kepada siswa, kuisioner minat dan
sikap, pre test dan post test untuk mengetahui tingkat pemahaman
siswa tentang pembelajaran sains yang berbasis budaya lokal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
DAFTAR PUSTAKA
Aikenhead, G.S. &Cobern, W.W. 1998.Cultural Aspects of Learning Science
in B.J Frayer and K.G Tolon (eds.).International Handbook
of Science Education (39-52); KluwrAkademic Publisher.
Aikenhead, G.S. &Jegede, O.J. 1999.Cross Cultural Science Education; A
Cognitive Explanation of a Cultural Science Phenomenon.
Journal of Research of Science Teaching, 36 (3), 269 – 287.
Djulia,E (2005). PeranBudayaLokalDalamPembentukanSains.
http://repository.upi.edu/operator/upload/d_ipa__009823_ch
apter2.pdf Diunduh 2/20/2012.
Foster, Bob. 2004. Eksplorasi SAINS FISIKA Uuntuk SMP Kelas VII. Jakarta.
Erlangga.
Hardoyo, F. (2007).TinjauanAspekBudayaPadaPembelajaran IPA:
PentingnyaPengembanganKurikulum IPA Berbasis
KebudayaanLokal.
http://insaniaku.files.wordpress.com/2009/02/1-tinjauan-
aspek-budaya-pada-pembelajaran-ipa-fajar-
hardoyono.pdfDiunduh 12/16/2011.
Koentjaraningrat. 1990. PengantarilmuAntropologi.Jakarta:PT
RinekaCipta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Maunati, Y. 2004. IdentitasDayak
:KomodifikasidanPolitikKebudayaan.Yogyakarta :LKiS.
Prasodjo, Budi. 2006. Teori Dan AplikasiFisika SMP Kelas IX. Jakarta.
Yudistira.
Sapardi (2008).PengantarAntropologi. Surakarta. LPP UNS dan UNS Press.
Sarjiyo (2005).Pembelajaranberbasisbudaya: Model InovasiPembelajaran
Dan ImplementasiKurikulumBerbasisKompetensi.Tersedia,
http://lppm.ut.ac.id/jp/62sept05/sardjiyo.pdfDiunduh
12/10/2011
Suastra , I.W (2010). Model
PembelajaranSainsBerbasisBudayaLokalUntukMengembang
kanKompetensiDasarSainsdanNilaiKearifanLokal di
SMP.http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/43110816_0215-
8205.pdfDiunduh16/8/2011
Setiawan, S.Y.E.
2008.PengetahuanLokalSebagaibagiandalamPengembangan
DesainPembelajaranSains di SD Bungkus, Parangtritis,
Kretek. Skripsi :UniversitasSanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Suter, Gloria. 2009. DayakBenuaq.
http://gloriasuter.wordpress.com/2009/12/15/dayak-
benua/diunduh 5/11/2011
Suyono.2011.BelajardanPembelajaran. Bandung:PT RemajaRosdakarya
Wahidin (2006).MetodePendidikanIlmuPengetahuanAlam. Bandung
:SanggaBuana
Wahyudi.2008.Pentingnya Kurikulum IPA
BerbasisKebudayaanLokal.http://sdnkebonsari1malang.multipl
y.com/journal/item/2/Pentingnya-Kurikulum-IPA-Berbasis-
Kebudayaan-
Lokal?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem2/4/2013
Woolfolk, Anita. 2009. Educational Psychhology. Boston: Pearson
Education, Inc
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Desain Pembelajaran Berbasis Pengetahuan Lokal Masyarakat
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Pokok bahasan : Tata Surya
Bentuk pembelajaran : Kontekstual
Jenjang pendidikan : Sekolah Menengah Pertama
A. Standar Kompetensi : memahami sistem tata surya dan proses yang
terjadi didalamnya
B. Kompetensi Dasar : mendeskripsikan tentang proses-proses fase-fase
bulan dan bintang
C. Tujuan Pembelajaran :
Siswa dapat mengetahui fase-fase bulan baik
yang dijelaskan secara ilmiah maupun dari
pengetahuan lokal dimasyarakat setempat
Siswa mengetahui manfaat bulan dalam sistem
pertanian yang dilaksanakan didaerah tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
D. Materi : Fase -fase bulan
Aspek bulan ada 3 yaitu:
1. Konjungsi adalah kedudukan bulan searah dengan matahari dilihat dari bumi
2. Oposisi adalah kedudukan bulan berlawanan arah dengan matahari dilihat dari
bumi
3. Kuarter adalah pada saat bulan menempati kedudukan tegak lurus terhadap
garis penghubung bumi dan matahari.
Fase bulan adalah perubahan bentuk kenampakan bulan
Dan fase-fase bulan menurut sains adalah :
1. Bulan baru : bulan tidak terlihat
2. Sabit awal : bulan berbentuk seperti sabit
3. Perbani awal : bulan terlihat setengah bulatan
4. Gibbus awal : bulan tampak benjol
5. Bulan purnama : bulan tampak bulat sempurna
6. Gibbus akhir : bulan tampak benjol
7. Perbani akhir : bulan terlihat setengah bulatan
8. Sabit akhir : bulan berbentuk seperti sabit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Berikut adalah gambar-gambar dari fase bulan :
Adapun fase-fase yang diketahui oleh orang dayak benuaq adalah :
a. Bulan umur 8 malam disebut dotuq doyakng adalah bulan sabit
b. Bulan umur 11 malam disebut utaq biakng
c. Bulan umur 12 malam disebut sulat
d. Bulan umur 13 malam disebut gantukng
e. Bulan ke 14 atau 15 malam disebut liatn yang biasa disebut
dengan bulan purnama
f. Bulan ke 15 atau 16 disebut sajakng
g. Bulan umur 16 atau 17 disebut lesoq.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
h. Bulan umur 17 atau 18 disebut sirapm mulutn adalah bulan baru lagi
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Alat , Bahan dan Sumber
Belajar
Waktu
Kegiatan pendahuluan
Motivasi :
1. apakah pengertian fase
bulan menurut anda?
2. Sebutkan ada berapa fase
bulan yang anda ketahui?
Guru bertanya kepada siswa
mengenai fase - fase bulan
berdasarkan pengetahuan lokal
yang mereka ketahui
Alat : Papan tulis
Bahan : catatan
siswa
10 menit
Kegiatan inti
Membentuk kelompok dengan
tujuan mencari informasi
sederhana tentang fase-fase
bulan berdasarkan pengetahuan
lokal masyarakat disekitar
lokasi penelitian
Mencari informasi sederhana
tentang fase-fase bulan menurut
masyarakat disekitar
Siswa menceritakan hasil
informasi sederhana yang
mereka dapatkan dari
lingkungannya
Alat : papan tulis
Bahan : catatan
siswa
Sumber :
masyarakat, Buku
Pelajaran
2 jp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Setelah perwakilan dari
kelompok selesai menceritakan
hasil wawancara kemudian
guru menjelaskan tentang fase-
fase bulan dan ciri-ciri yang
terkait berdasarkan
pengetahuan lokal masyarakat
disekitar
Guru menjelaskan fase-fase
bulan beserta ciri-ciri yang
terkait berdasarkan pelajaran
sains
Guru mengajak siswa
berdiskusi sederhana dengan
membandingkan dan
menemukan adanya kekesuaian
atau perbedaan antara
pengetahuan lokal masyarakat
dan pelajaran sains
Kegiatan penutup
Guru bersama siswa membuat
rangkuman hasil belajar
Guru memberi tes untuk
mengetahui sejauh mana
pemahaman siswa mengenai
fase-fase bulan baik dari segi
ilmiah maupun dari
pengetahuan lokal dari
masyarakat
Alat : papan tulis
Bahan : catatan
siswa
Sumber :
masyarakat, Buku
Pelajaran
1 jp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Evaluasi
Jenis Bentuk Keterangan
Diskusi kelompok Siswa
menceritakan
hasil diskusi
Diskusi dalam kelas
mengenai dialog dari
hasil wawancara
antara pengetahuan
lokal masyarakat dan
pelajaran sains
Tes formatif Tes tertulis Untuk mengetahui
pemahaman siswa
mengenai materi
pelajaran sains
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
HasilTesTertulisSiswa
No NamaSiswa HasilTes (skor) Keterangan
1 ArnoldusYansen 80 Baik
2 Anastasia Kristina .L 52 Kurang
3 Carolina Ester 45 SangatKurang
4 Deli 24 Sangatkurang
5 DendiKristian - Tidakhadir
6 Filipus Yogi - Tidakhadir
7 FiskaSella. F - Tidakhadir
8 Fajriansyah - Tidakhadir
9 FitriHandayani 80 Baik
10 Hendra 38 Sangatkurang
11 HeruDidikiki Lestari - Tidakhadir
12 Ilias - Tidakhadir
13 Kepin 70 Cukup
14 Kiki Indah Royani 70 Cukup
15 Marpilus 72 Cukup
16 Mika - Tidakhadir
17 Monica Christin 49 Sangatkurang
18 Pius Channel. K 70 Cukup
19 Ribka .T . Bella 64 Cukup
20 RenaldiAgung . S - Tidakhadir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
21 Siska 72 Cukup
22 Suandi 90 Sangatbaik
23 SelviOye 80 Baik
24 Simansius - Tidakhadir
25 Melki - Tidakhadir
26 Wahyudiansyah 42 Sangatkurang
27 YustikaTekla 80 Baik
28 Maksi 80 Baik
29 ImanSantoso 70 Cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Soaltestertulis
1. Jelaskanmenurutandaapa yang dimaksuddenganfasebulan?
2. Sebutkanadaberapajumlahfasebulanberdasarkanpengetahuanlokal
yangandaketahui?
3. Sebutkanadaberapajumlahfasebulanberdasarkanpelajaransains yang
andaketahui?
4. Darimanakahbulanmendapatkansumbercahaya ?
5. Sebutkanurutanfase-fasebulanberdasarkanpengetahuanlokal yang
adadisekitarmu?
6. Sebutkanurutanfase-fasebulan yang dijelaskandalampelajaransains?
7. Sebutkanketigaaspekbulan yang andaketahui?
8. Apabilakedudukanbulansearahdenganmataharidisebut?
9. ApakahandatahumengapamasyarakatdayakBenuaqpercayabahwabulanpenuhsa
ngatbaikdalambercocoktanam?Jikaandamengetahuiberikanalasannya?
10. Sebutkanbeberapakepercayaanmasyarakatdisekitaranda?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Hasil jawaban siswa dari kuisioner
1. Anastasia krisnawati lire
Jawaban :
1. Tahap,proses,perubahan
2. Dotuq doyakng, Utak Biakng,Sulat,Gantukng,Liatn,Sajakng,Lesoq,Sirapm
Mulutn
3. Bulan Baru,Sabit Awal,Perbani Awal,Gibbus Awal,Bulan
Purnama,Gibbus Akhir,Perbani Akhir,Sabit Akhir
4. Dari matahari
5. Lesoq,Sulat,Sirapm Mulutn
6. Bulan Baru,Sabit Awal,Perbani Awal,Gibbus Awal
7. Konjungsi,Oposisi,Kwarter
8. Tidak mempunyai sumber cahaya-cahaya
9. Tidak tahu
10. Tidak tahu
2. Wahyudiansyah
Jawaban :
1. Fase bulan adalah bentuk bulan yang selalu berubah-ubah jika dilihat dari
bumi dan bulan merupakan satelit alami dari bumi
2. Sulat,Gantukng,Sajakng,Dotuq Doyakng
3. Satelit Awal,Gibbus Awal,Perbani Akhir,Satelit Akhir
4. Sumber cahaya bulan berasal dari pantulan sinar matahari
5. Bulan Baru,satelit awal,perbani awal,gibbus awal,bulan pernama dan lain-
lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
6. Bulan baru,satelit awal,perbani awal,gibbus awal,bulan purnama,gibbus
akhir,perbani akhir,satelit akhir
7. Fase bulan,tahap, proses perubahan
8. Gerhana
9. Tidak tahu
10. Tidak tahu
3. Ribka
Jawaban :
1. Fase bulan adalah bentuk bulan yang selalu berubah-ubah jika dilihat dari
bumi
2. Ada delapan (8)
3. Ada delapan (8)
4. Cahaya bulan berasal dari pantulan
5. a. Dotuq Doyang
b. utaq Biakng
c. sulat
d. gantukng
e. liatn
f. sajakng
g. lesoq
h. sirapm mulutn
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
6. a. bulan baru
b. sabit awal
c. perbani awal
d. gibbus awal
e. bulan purnama
f. gibbus akhir
g. perbani akhir
h. sabit akhir
7. konjungsi, oposisi,kwarter
8. kedudukan bulan searah dengan matahari dilihat dari bumi
9. tidak tahu
10. tidak tahu
4. Siskha
Jawaban :
1. Fase bulan adalah bentuk bulan yang selalu berubah-ubah jika dilihat dari
bumi
2. Ada delapan (8)
3. Ada delapan (8)
4. Bulan tidak mempunyai cahaya ,cahaya bulan berasal dari pantulan sinar
matahari
5. a. dotuq doyakng
b. utaq biakng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
c. sulat
d. gantukng
e. liatn
f. sajakng
g. lesoq
h. sirapm mulutn
6. a. bulan baru
b. sabit awal
c. perbani awal
d. gibbus awal
e. bulan purnama
f. gibbus akhir
g. perbani akhir
h. sabit akhirs
7. - konjungsi adalah kedudukan bulan searah dengan matahari dilihat
dari bumi
- oposisi adalah kedeudukan bulan berlawanan arah dengan matahari
dilihat dari bumi
- kwarter adalah bulan menempati kedudukan tegak lurus terhadap garis
penghubung bumi - matahari
8. kedudukan bulan searah dengan matahari dilihat dari bumi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
9. Tidak tahu
10. Tidak tahu
5. Kevin
Jawaban :
1. Fase bulan adalah bentuk bulan yang selalu berubah-ubah jika dilihat dari
bumi
2. a. dotuq doyakng
b. utaq biakng
c. sulat
d. gantukng
e. liatn
f. sajakng
g. lesoq
h. sirapm mulutn
3. a. bulan baru
b. sabit awal
c. perbani awal
d. gibbus awal
e. bulan purnama
f. gibbus akhir
g. perbani akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
h. sabit akhir
4. dari matahari , berdasarkan pantulan cahaya matahari
5. a. dotuq doyakng
b. utaq biakng
c. sulat
d. gantukng
e. liatn
f. sajakng
g. lesoq
h. sirapm mulutn
6. a. bulan baru
b. sabit awal
c. perbani awal
d. gibbus awal
e. bulan purnama
f. gibbus akhir
g. perbani akhir
h. sabit akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
7.
- konjungsi adalah kedudukan bulan searah dengan matahari dilihat dari
bumi
- oposisi adalah kedeudukan bulan berlawanan arah dengan matahari
dilihat dari bumi
- kwarter adalah bulan menempati kedudukan tegak lurus terhadap garis
penghubung bumi - matahari
8. konjungsi
9. tidak tahu
10. tidak tahu
6. Kiki Indah Royani
Jawaban:
1. Fase bulan adalah bentuk bulan yang selalu berubah-ubah jika dilihat dari
bumi
2. Fase bulan berdasarkan pengetahuan lokal ada delapan (8)
3. Fase bulan berdasarkan pelajaran sains ada delapan (8)
4. Cahaya bulan berasal dari pantulan sinar matahari
5. a. dotuq doyakng
b. utaq biakng
c. sulat
d. gantukng
e. liatn yang biasa disebut bulan purnama
f. sajakng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
g. lesoq
h. sirapm mulutn
6. a. bulan baru
b. sabit awal
c. perbani awal
d. gibbus awal
e. bulan purnama
f. gibbus akhir
g. perbani akhir
h. sabit akhir
7. konjungsi.oposisi,kwarter
8. konjungsi
9. Tidak tahu
10. tidak tahu
7. Marpilus
Jawaban :
1. Perubahan bulan
2. Ada 8
3. Ada 8
4. Dari matahari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
5. Liatn , Lesoq
6. a. bulan baru
b. sabit awal
c. perbani awal
d. gibbus awal
e. bulan purnama
f. gibbus akhir
g. perbani akhir
h. sabit akhir
7.
- konjungsi adalah kedudukan bulan searah dengan matahari dilihat dari
bumi
- oposisi adalah kedeudukan bulan berlawanan arah dengan matahari
dilihat dari bumi
- kwarter adalah bulan menempati kedudukan tegak lurus terhadap garis
penghubung bumi – matahari
8. konjungsi
9. memperoleh kesuburan
10. bulan penuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
8. Selvi Oye
Jawaban :
1. Fase bulan adalah bentuk bulan yang selalu berubah-ubah jika dilihat dari
bumi
2. Ada delapan (8)
3. Ada delapan (8)
4. Cahaya bulan berasal dari sinar matahari
5. a. dotuq doyakng
b. utaq biakng
c. sulat
d. gantukng
e. liatn yang biasa disebut bulan purnama
f. sajakng
g. lesoq
h. sirapm mulutn
6. a. bulan baru
b. sabit awal
c. perbani awal
d. gibbus awal
e. bulan purnama
f. gibbus akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
g. perbani akhir
h. sabit akhir
7.
- konjungsi adalah kedudukan bulan searah dengan matahari dilihat dari
bumi
- oposisi adalah kedeudukan bulan berlawanan arah dengan matahari
dilihat dari bumi
- kwarter adalah bulan menempati kedudukan tegak lurus terhadap garis
penghubung bumi - matahari
8. disebut konjungsi
9. masyarakat dayak percaya bahwa bulan penuh sangat baik untuk
bercocok tanam
10. saya tidak terlalu mengetahui kepercayaan masyarakat dayak
9. Yustika Tekla
Jawaban :
1. Fase bulan adalah bentuk bulan yang selalu berubah-ubah jika dilihat
dari bumi
2. Ada delapan (8)
3. Ada delapan (8)
4. Cahaya bulan berasal dari sinar matahari
5. a. dotuq doyakng
b. utaq biakng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
c. sulat
d. gantukng
e. liatn yang biasa disebut bulan purnama
f. sajakng
g. lesoq
h. sirapm mulutn
6. a. bulan baru
b. sabit awal
c. perbani awal
d. gibbus awal
e. bulan purnama
f. gibbus akhir
g. perbani akhir
h. sabit akhir
7.
- konjungsi adalah kedudukan bulan searah dengan matahari
dilihat dari bumi.
- oposisi adalah kedeudukan bulan berlawanan arah dengan
matahari dilihat dari bumi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
- kwarter adalah bulan menempati kedudukan tegak lurus terhadap
garis penghubung bumi - matahari
8. disebut konjungsi
9. masyarakat dayak percaya bahwa bulan penuh sangat baik untuk
bercocok tanam
10. saya tidak terlalu mengetahui kepercayaan masyarakat dayak
11. Iman Santoso
Jawaban :
1. Perubahan bulan menurut tahap-tahap sampai sempurna
2. Ada delapan fase menurut masyarakat dayak
3. Ada 8 fase bulan menurut sains
4. Bulan mendapat sinar dari matahari
5. Dotuq doyakng , utaq doyakng,sulat,gantukng,
liatn,sajakng,lesoq,sirapm
6. Tahap, proses dan perubahan
7. Konjungsi, Oposisi dan kwarter
8. Gerhana matahari
9. Karena cukup memberi cahaya untuk tanaman
10. Maaf saya kurang tahu
12. Suan
Jawaban :
1. Fase bulan adalah tahap,proses,perubahan
2. Ada 8 yaitu:
a. dotuq doyakng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
b. utaq biakng
c. sulat
d. gantukng
e. liatn yang biasa disebut bulan purnama
f. sajakng
g. lesoq
h. sirapm mulutn
3. Ada 8 yaitu :
a. bulan baru
b. sabit awal
c. perbani awal
d. gibbus awal
e. bulan purnama
f. gibbus akhir
g. perbani akhir
h. sabit akhir
4. Dari matahari
5. a. dotuq doyakng
b. utaq biakng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
c. sulat
d. gantukng
e. liatn
f. sajakng
g. lesoq
6. a. bulan baru
b. sabit awal
c. perbani awal
d. gibbus awal
e. bulan purnama
f. gibbus akhir
g. perbani akhir
7. konjungsi, oposisi dan kwarter
8. konjungsi
9. karena pada saat bulan penuh tanah menjadi lebih subur dan
tanaman akan menjadi lebih subur
10. tidak tahu
13. Arnoldus Yansen
Jawaban :
1. Fase bulan adalah perubahan
2. Ada 8 fase bulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
3. Ada 8 fase bulan berdasarkan pelajaran sains
4. Dari cahaya matahari
5. a. dotuq doyakng
b. utaq biakng
c. sulat
d. gantukng
e. liatn yang biasa disebut bulan purnama
f. sajakng
g. lesoq
h. sirapm mulutn
6. a. bulan baru
b. sabit awal
c. perbani awal
d. gibbus awal
e. bulan purnama
f. gibbus akhir
g. perbani akhir
h. sabit akhir
7. konjungsi, oposisi dan kwarter
8. gerhana matahari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
9. karena bulan penuh baik sekali dengan alam atau dengan lokasi
yang bisa dibuat ladang atau kebun
10. seperti melihat secara langsung
14. Pius Channel
Jawaban :
1. Fase bulan adalah bentuk bulan yang selalu berubah-ubah jika
dilihat dari bumi
2. a. dotuq doyakng
b. utaq biakng
c. sulat
d. gantukng
e. liatn yang biasa disebut bulan purnama
f. sajakng
g. lesoq
h. sirapm mulutn
3. a. bulan baru
b. sabit awal
c. perbani awal
d. gibbus awal
e. bulan purnama
f. gibbus akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
g. perbani akhir
h. sabit akhir
4. dari matahari
5. a. dotuq doyakng
b. utaq biakng
c. sulat
d. gantukng
e. liatn yang biasa disebut bulan purnama
f. sajakng
g. lesoq
h. sirapm mulutn
6. a. bulan baru
b. sabit awal
c. perbani awal
d. gibbus awal
e. bulan purnama
f. gibbus akhir
g. perbani akhir
h. sabit akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
7. a. konjungsi : kedudukan searah dengan matahari
b. oposisi : kedudukan berlawanan dengan matahari
c. kwarter : tegak lurus dengan garis penghubung
8. konjungsi
9. karena pada saat bulan penuh tanah menjadi subur
10. tidak tahu
15. Deli
Jawaban:
1. Perubahan
2. Perubahan pantulan sinar matahari
3. Gibbus awal
4. Dari bumi
5. Tergantung kedudukan bulan terhadap matahari
6. Fase bulan adalah bentuk bulan yang selalu berubah-ubah
7. Tahap proses
8. Menghubungi bumi perubahan
9. Karena bulan dapat memancarkan sinarnya
10. Perbani awal
16. Hendra
Jawaban :
1. Fase bulan adalah tahap atau yang disebut perubahan bulan
2. Ada 8 fase bulan menurut bahasa dayak
3. Saya kurang tahu
4. Dari matahari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
5. Dotuq doyakng
6. Fase bulan adalah bentuk bulan yang berubah-ubah
7. Tahap proses
8. Menghubungi bumi perubahan
9. Saya tidak tahu
10. Saya tidak tahu
17. Fitri Handayani
Jawaban :
1. Tahap , proses dan perubahan
2. Ada 8
3. Ada 8
4. Dari matahari
5. a. dotuq doyakng
b. utaq biakng
c. sulat
d. gantukng
e. liatn yang biasa disebut bulan purnama
f. sajakng
g. lesoq
h. sirapm mulutn
6. a. bulan baru
b. sabit awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
c. perbani awal
d. gibbus awal
e. bulan purnama
f. gibbus akhir
g. perbani akhir
h. sabit akhir
7. aspek bulan adalah
a. konjungsi adalah kedudukan bulan searah dengan matahari
dilihat dari bumi
b. oposisi adalah kedeudukan bulan berlawanan arah dengan matahari
dilihat dari bumi
c. kwarter adalah bulan menempati kedudukan tegak lurus terhadap
garis penghubung bumi - matahari
8. berlawanan
9. tidak tahu
10. tidak tahu
18. Ester Carolina
Jawaban :
1. Fase bulan adalah bentuk bulan yang selalu berubah-ubah jika
dilihat dari bumi
2. Tahap proses perubahan
3. Ada 8 yaitu :
a. dotuq doyakng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
b. utaq biakng
c. sulat
d. gantukng
e. liatn yang biasa disebut bulan purnama
f. sajakng
g. lesoq
h. sirapm mulutn
4. Cahaya bulan berasal dari sinar matahari
5. Tahap, proses dan perubahan
6. Bulan baru, sabit awal, perbani awal dan gibbus
7. aspek bulan adalah
a. konjungsi adalah kedudukan bulan searah dengan matahari
dilihat dari bumi
b. oposisi adalah kedeudukan bulan berlawanan arah dengan
matahari dilihat dari bumi
c. kwarter adalah bulan menempati kedudukan tegak lurus
terhadap garis penghubung bumi - matahari
8. sinar matahari
9. tidak tahu
10. tidak tahu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
19. Monika Christin
Jawaban :
1. Tahap, proses, perubahan
2. Ada 8
3. Ada 8
4. Matahari
5. Dotuq doyakng, utaq biakng, sulat
6. Purnama, sabit, liatn
7. Konjungsi
8. Tidak tahu
9. Tidak tahu
10. Tidak tahu
20. Maksi
Jawaban :
1. Fase bulan adalah bentuk bulan yang selalu berubah-ubah jika
dilihat dari bumi
2. Ada 8
3. Ada 8 yaitu :
a. bulan baru
b. sabit awal
c. perbani awal
d. gibbus awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
e. bulan purnama
f. gibbus akhir
g. perbani akhir
4. Dari matahari
5. Bulan sabit, bulan purnama, bulan mati
6. a. bulan baru
b. sabit awal
c. perbani awal
d. gibbus awal
e. bulan purnama
f. gibbus akhir
g. perbani akhir
h. sabit akhir
7. aspek bulan adalah
a. konjungsi adalah kedudukan bulan searah dengan matahari
dilihat dari bumi
b. oposisi adalah kedudukan bulan berlawanan arah dengan
matahari dilihat dari bumi
c. kwarter adalah bulan menempati kedudukan tegak lurus
terhadap garis penghubung bumi - matahari
8. konjungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
9. karena tanaman yang ditanam akan cepat besar dalam
perkembangan
10. tidak tahu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Daftar Pertanyaan Wawancara
1. Apakah pekerjaan anda?
2. Apa saja kepercayaan masyarakat disekitar ?
3. Apa saja menurut anda yang ada dialam sebagai pertanda?
4. Bagaimana cara berpikir masyarakat didaerah ini dalam memandang alam?
5. Mitos apa saja yang masih dipercaya oleh masyarakat disekitar ini?
6. Bagaimana adat/budaya masyarakat mengenai alam?
7. Bagaimana ciri-ciri musim hujan dan musim kemarau?
8. Nama –nama rasi bintang menurut orang dayak ?
9. Apa yang anda ketahui tentang jenis-jenis tarian tradisional dan kapan tarian
itu diselenggarakan?
10. Fase – fase bulan menurut orang dayak?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Hasil Data Wawancara Dengan Masyarakat
1. Kepala adat desa eheng
Pertanyaan
1. Apa saja kepercayaan masyarakat disekitar ?
2. Apa saja menurut anda yang ada dialam sebagai pertanda?
3. Bagaimana cara berpikir masyarakat didaerah ini dalam memandang
alam?
4. Mitos apa saja yang masih dipercaya oleh masyarakat disekitar ini?
5. Bagaimana adat/budaya masyarakat mengenai alam?
6. Bagaimana ciri-ciri musim hujan dan musim kemarau?
7. Nama –nama rasi bintang menurut orang dayak ?
8. apa yang anda ketahui tentang jenis-jenis tarian tradisional dan kapan
tarian itu diselenggarakan?
9. Fase – fase bulan menurut orang dayak?
Jawaban :
1. Kepercayaan masyarakat dayak adalah
a. Belian adalah upacara penyembuhan penyakit secara tradisional
b. Kwangkai adalah upacara penghormatan kepada leluhur yang
sudah meninggal dunia sebagai tanda balas jasa kepada leluhur
atau orang tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
c. Gugu tahun adalah upacara agar tanah menjadi subur dan
manusia menjadi sehat jauh dari bahaya
2. Di alam sebagai pertanda suara binatang seperti jangkrik
3. Alam adalah sahabat manusia karena orang dayak kehidupannya
sangat tergantung dengan alam
4. Kurang tahu mitos yang dipercaya oleh masyarakat karena
kepercayaan dan mitos suku dayak benuaq terlalu banyak
5. Adat atau budaya mengenai alam yaitu dilakukan upacara gugu
tahun
6. Nama – nama rasi bintang berdasarkan pengetahuan orang dayak :
a. Berurukng = sudah banyak bagi suku dayak untuk
menanam padi
b. Piuluk
c. Sempuatn = sangat baik dalam bercocok tanam
d. Poti
e. Bemanuk
f. Bemari
g. Bemana
7. Apabila sore bintang tidak kelihatan dan karena tertutup oleh awan
hitam,daun tidak basah karena pengaruh embun berada diatas
sedangkan musim kemarau melihat bintang dilangit banyak
bertaburan dan terang.
8. Jenis-jenis tarian tradisional
a. Tari ngelewai
b. Tari gantar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Kegunaan : biasanya hanya untuk kesenangan
9. Fase-fase bulan menurut orang dayak
a.selingur dawatn siit
b. sulat
c. liatn
2. Ketua RT
Jawaban :
1. Kepercayaan masyarakat dayak
a. Belian adalah upacara penyembuhan penyakit secara tradisional
b. Kwangkai adalah upacara penghormatan kepada leluhur yang
sudah meninggal dunia sebagai tanda balas jasa kepada leluhur
atau orang tua.
c. Gugu tahun adalah upacara agar tanah menjadi subur dan manusia
menjadi sehat jauh dari bahaya
2. Dialam sebagai pertanda seperti suara burung ada yang mempunyai arti
yang baik dan ada juga mempunyai arti yang buruk
3. Alam adalah sahabat manusia karena bagi orang dayak kehidupannya
masih sangat bergantung dengan alam.
4. Mitos yang dipercaya oleh masyarakat adalah mitos tentang pelangi,dan
bagi orang dayak pelangi tersebut merupakan jelmaan dari ikan yang
disebut Juwata
5. Kepercayaan terhadap alam biasanya masyarakat dayak benuaq untuk
menghormati alam dilakukan upacara Yang disebut dengan Gugu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Tahun dengan maksud menjaga hubungan baik dengan sang pencipta
agar memberi tanah yang subur dan manusia diberi kesehatan.
6. Nama-nama rasi bintang yaitu
a. Pengkuluq,bulan Juli
b. Piuluq, bulan Agustus biasanya masyarakat dayak benuaq sudah
ada yang menanam padi
c. Berurukng,bintang ini biasanya masih ada pada bulan Agustus
d. Sempuatn,awal Bulan September
e. Poti,pertengahan bulan September
f. Bemanuk,awal bulan Oktober
g. Lentokng,biasa disebut dengan bintang tahun
7. Ciri-ciri musim panas adalah apabila pada malam hari kita melihat
bintang bertaburan sangt banyak berarti itu merupakan musim panas
dan tidak tertutup oleh awan hitam yang tebal sedang musim penghujan
biasanya bintang pada malam hari jaraknya berjauhan. Dan musim
penghujan biasanya ditandai oleh suara Bunglon yang bernyanyi.
8. Jenis-jenis tarian tradisional
a. Tari ngelewai
b. Tari gantar
Kegunaan : biasanya hanya untuk kesenangan
9. Fase- fase bulan menurut masyarakat dayak benuaq yaitu:
a) Bokaq booq
b) Utaq biakng
c) Sulat biasanya bulan sudah penuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
d) Gantukng yang disebut bulan purnama,biasanya akan tampak
terlihat pada pukul 18.00 karena bergantian dengan matahari dan
pada saat matahari terbenam maka bulan kemudian muncul.
e) Liatn
f) Sajakng
g) Lesoq
h) Sirapm yang terdiri dari 2 bagian yaitu :
Sirapm mulutn biasanya pada fase ini bulan akan tampak
sekitar pukul 21.00 – 22.00
Sirapm Takai biasanya pada fase ini bulan akan tampak
sekitar pukul 00.00 – 01.00
3. Tokoh masyarakat
Jawaban :
1. Kepercayaan masyarakat dayakBenuaq
a) Belian adalah upacara penyembuhan penyakit secara
tradisional
b) Kwangkai adalah upacara penghormatan kepada leluhur
yang sudah meninggal dunia sebagai tanda balas jasa
kepada leluhur atau orang tua.
c) Gugu tahun adalah upacara agar tanah menjadi subur dan
manusia menjadi sehat jauh dari bahaya
2. Dialam sebagai pertanda seperti suara burung ada yang mempunyai
arti yang baik dan ada juga mempunyai arti yang buruk dan juga
binatang lainnya seperti jangkrik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
3. Alam adalah sahabat manusia karena bagi orang dayak kehidupannya
masih sangat bergantung dengan alam.
4. Mitos yang dipercaya oleh masyarakat adalah mitos tentang
pelangi,dan bagi orang dayak pelangi tersebut merupakan jelmaan dari
ikan yang disebut Juwata
5. Kepercayaan terhadap alam biasanya masyarakat dayakbenuaq untuk
menghormati alam dilakukan upacara Yang disebut dengan Gugu
Tahun dengan maksud menjaga hubungan baik dengan sang pencipta
agar member tanah yang subur dan manusia diberi kesehatan.
6. Nama-nama rasi bintang yaitu:
a) Pengkuluq,bulan Juli
b) Piuluq, bulan Agustus biasanya masyarakat dayak benuaq
sudah ada yang menanam padi
c) Berurukng,bintang ini biasanya masih ada pada bulan
Agustus
d) Sempuatn,awal Bulan September
e) Poti,pertengahan bulan September
f) Bemanuk,awal bulan Oktober
g) Lentokng,biasa disebut dengan bintang tahun
7. ciri-ciri musim panas adalah apabila kita melihat matahari pagi tidak
ada awan hitam tebal disekitar matahari sedangkan musim hujan kita
melihat banyak awan hitam dan sering terdengar suara Guntur. Juga
menurut sumber jika kita melihat awan hitam berkumpul dan
terdengar suara bunglon bernyanyi.
8. Jenis-jenis tarian tradisional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
a. Tari ngelewai
b. Tari gantar
Kegunaan : biasanya hanya untuk kesenangan
9. Fase- fase bulan menurut masyarakat dayak benuaq yaitu:
a) Bulan umur 8 malam disebut dotuq doyakng
b) Bulan umur 11 malam disebut utaq biakng
c) Bulan umur 12 malam disebut sulat
d) Bulan umur 13 malam disebut gantukng
e) Bulan ke 14 atau 15 malam disebut liatn yang biasa disebut
dengan bulan purnama
f) Bulan ke 15 atau 16 disebut sajakng
g) Bulan umur 16 atau 17 disebut lesoq
h) Bulan umur 17 atau 18 disebut siramp mulutn
4. Guru
Jawaban :
1. Kepercayaan masyarakat dayak adalah
a. Belian adalah upacara penyembuhan penyakit secara
tradisional
b. Kwangkai adalah upacara penghormatan kepada leluhur
yang sudah meninggal dunia sebagai tanda balas jasa
kepada leluhur atau orang tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
c. Gugu tahun adalah memelihara hubungan baik dengan sang
pencipta agar memberi perlindungan kepada tanah air dan
manusia yang menghuninya
2. Di alam sebagai pertanda seperti suara burung,anjing,jangkrik,burung
pungguk
3. Alam adalah sahabat manusia karena orang dayak kehidupannya sangat
tergantung dengan alam
4. mitos yang dipercaya oleh masyarakat anak – anak pada waktu sore di
larang bermain di halaman takut
5. Adat atau budaya mengenai alam yaitu dilakukan upacara gugu tahun
6. Nama – nama rasi bintang berdasarkan pengetahuan orang dayak :
a. pengkuluq,bulan juli yaitu musim nebas bagi orang dayak
b. piuluq, bulan agustus yaitu musim nebang
c. berurukng, bulan September yaitu pada bulan ini biasanya ditandai
dengan banyak angin dan pada bulan ini biasanya dimanfaatkan
oleh para petani untuk membakar lahannya atau ladang.
d. bemanuk, bulan oktober yaitu musim nugal
e. poti, bulan november
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
f. sempuatn,bulan Desember yaitu biasanya pada bulan ini musim
penghujan dan orang dayak percaya bahwa dengan musim
penghujan berarti dapat menumbuhkan padi yang telah ditanam
g. lentokng,bulan januari
h. surigodiq,bulan februari
i. bemari,bulan maret
j. kotopkonom,bulan april
k. perejoteh,bulan
l. kererapit, Mei bulan Juni yaitu bagi masyarakat dayak pada bulan
ini berarti jeda waktu masyarakat untuk melakukan hal-hal lain
seperti gotong-royong dalam membuat lamin dan sebagainya.
7. fase – fase bulan menurut orang dayak benuaq adalah
a) dotuq doyakng
b) utaq biakng
c) sulat
d) gantukng
e) liatn
f) sajakng
g) lesoq
h) siramp mulutn
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
FOTO PENELITIAN
SEKOLAH TEMPAT PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
GAMBAR PROSES PEMBELAJARAN DI DALAM KELAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
115 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
117 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Top Related