i
PENGARUH GENDER DALAM HAL MINAT, SIKAP DAN
PEMAHAMAN FISIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN
KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR
DI SMA FRATER MAKASSAR TAHUN AJARAN 2012/2013
SKRIPSI Diajukan untuk MemenuhiSalah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh:
Paulus Raja
NIM : 081424024
PROGRAMSTUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Dalam Kelemahanku, Kuasa-Mu Menjadi Sempurna”
( 2 Kor 12 : 9)
Karya Tulis ini kupersembahkan untuk :
Yang terkasih Bapak, Mama, Kakak-kakak, serta sanak family semuanya,
dan Kongregasiku tercinta Hamba-Hamba Kristus
“Ad Omne Opus Bonum Paratus”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh gender dalam hal minat, sikap dan pemahaman fisika di SMA Frater Makassar. Deskripsi tersebut untuk mengetahui: 1) minat siswa perempuan dan laki-laki terhadap fisika. 2) sikap siswa perempuan dan laki-laki terhadap fisika. 3) tingkat pemahaman siswa perempuan dan siswa laki-laki dalam fisika. 4) perbedaan laki-laki dan perempuan.
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif karena merupakan penelitian lapangan yang memerlukan analisis statistik yakni dengan menggunakan angka-angka untuk membuktikan kebenaran. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Frater Makassar yang terdiri dari dua kelas, 75 orang (perempuan dan laki-laki). Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner untuk mengukur minat dan sikap sedangkan untuk mengukur pemahaman fisika digunakan nilai ulangan fisika dari materi yang telah diajarkan. Untuk mengetahui perbedaan perempuan dan laki-laki dari segi minat, sikap dan pemahaman fisika maka digunakan uji t independen non parametrik. Statistik ini digunakan setelah melakukan uji normalitas yang menunjukkan bahwa data terdistribusi tidak normal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) dalam hal minat,perempuan (N=46) tergolong kurang berminat,sedangkanlaki-laki (N=29) menunjukkan minat yang lebih baik. Akan tetapi dengan uji t untuk membandingkan keduanya terlihat bahwa antara perempuan dan laki-laki tidak memiliki perbedaan dalam hal minat. 2) dalam hal sikap, nampak bahwa sikap perempuanmaupun laki-lakimenunjukkansikap positip (suka) terhadap fisika.Ini berarti bahwa sikap perempuan dan laki-laki tidak terbukti berbeda. 3) dalam hal pemahaman fisika, menunjukkan pula bahwa baik perempuan maupun laki-laki tidak terbukti berbeda secara sinifikan.
Melalui penelitian ini akhirnya peneliti sampai pada sebuah kesimpulan bahwa, gender (perempuan dan laki-laki) tidak mempengaruhi minat, sikap dan pemahaman fisika di kelas XI IPA SMA Frater Makassar tahun ajaran 2012/2013, terbukti dengan tidak adanya perbedaan yang signifikan pada aspek-aspek yang telah diukur dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRACT
This thesis aims to describe the influence of gender in terms of interests,
attitudes, and understanding of physics in SMA Frater Makassar.Spesifically to
know: 1) the interest of female and male students in physics;2) the attitudes for
female and male in physics; 3) the level of understanding of female and male
students in physics; and 4) the differences between male and female.
This research is a descriptive quantitative research because it is a field
research that requires statistical analysis by using the numbers to prove the
truth.The subject of this research is XI grade science students of SMA Frater
Makassar consisting of two classes, 75 people (female and male). The data
collected using questionnaire to measure interest and attitude, to measure the
understanding of physics used the value of physics test from the material that has
been taught by researcher.To determine the differences of female and male,
neither in terms of interest, attitude nor understanding of physics so the researcher
use non parametric t independent test.These statistics are used after the normality
test which indicates that the data are not normally distributed.
The result of the research showed that: 1) in terms of interest, female
(N=46) relatively less interest, whereas males(N=29) show the better of interest.
However, by the t test to compare both results shows that female and male do not
have differences in terms of interest; 2) in terms of attitude, female and male
shows a positive attitude (like) to physics; 3) In terms of understanding the
physics,also indicates that both female and male differs are not significan proven.
Through this research, the researcher finally comes to the conclusion that
gender (female and male) does not influence the interest, attitudesand
understanding of physics for XI grade science students of SMA Frater Makassar
in academic year 2012/2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan dan Putera-Nya, Yesus Hamba Yahwe bersama
Bunda Maria ibu dari segala ibu yang senantiasa memberi berkat, perlindungan,
semangat, dan kekuatan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
sesuai dengan rencana.
Skripsi ini selain sebagai sebuah syarat untuk memperoleh gelar sarjana
tetapi juga sebagai salah satu sumbangan pemikiran untuk membantu memberi
gambaran kepada pihak Sekolah SMA Frater Makassar dalam mengembangkan
fungsinya sebagai lembaga yang membantu siswa tidak saja dalam bidang
akademik melainkan juga dalam memberdayakan fungsinya sebagai tempat
pendidikan, pembinaan dan pemberi keterampilan bagi siswa asuhannya dalam
ranah kesetaraan gender.
Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang
dengan segala upaya membantu penulis. Untuk itu patutlah penulis mengucapkan
limpah terima kasih kepada mereka semua, teristimewa kepada:
1. Prof. Dr. Paul Suparno, SJ.M.S.T, selaku pembimbing utama, yang dengan
hati tulus memberikan seluruh perhatiannya dalam proses penyelesaian
skripsiini.
2. Kongregasiku tercinta, Kongregasi Frater Hamba Hamba Kristus tempat
naunganku yang aman dalam menyusuri lorong-lorong kehidupan
panggilanku.
3. Pemimpin Umum beserta Dewan Pimpinan Umum Kongregasi dan semua
konfrater yang dengan berbagai cara memberi dukungan dan doa kepada
penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
4. Kedua orang tua, kakak, family, para sahabat yang jauh di tanah Lembata
tercinta yang penuh kasih mendukung saya dalam doa dan wejangan-
wejangan bermakna penuh harapan.
5. Fr.Stanislaus La Usu Podi, HHK, S.Pd, selaku kepsek SMA Frater
Makassar yang sudi menerima penulis untuk melakukan penelitian.
6. Ibu Hana. S.Pd., selaku guru fisika kelas XI yang senantiasa meluangkan
waktu dan perhatiannya beserta senyum dan canda yang khas penuh
pesona
7. Teman-teman angkatan 2008 yang telah memproklamirkan penulis sebagai
“Raden Mas” dalam angkatan kita, yang telah banyak membantu dan
mendukung dengan caranya masing-masing
8. Konfraterku di “Pondok Indah Seturan (PIS 39)” yang telah menjadi
teman berbagi dalam setiap waktu dan kesempatan baik di meja makan
maupun di “Pojok Penantian”.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini sungguh membawa
manfaat bagi rekan-rekan guru sebagai pencerdas anak bangsa di SMA Frater
Makassar maupun di sekolah-sekolah lainnya.
Yogyakarta, Oktober 2012
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
ABSTRACT ................................................................................................... vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................ viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 10
C. Pembatasan Masalah .............................................................................. 11
D. Tujuan Penelitian ................................................................................... 12
E. Manfaat Penelitian ................................................................................. 12
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................... 13
A. Gender ................................................................................................... 13
1. Pemahaman tentang Gender ............................................................ 13
2. Pengaruh Sosial terhadap Gender .................................................... 14
3. Pengaruh Kognisi terhadap Gender ................................................. 19
4. Pengaruh Stereotip terhadap Gender ............................................... 21
5. Persamaan dan Perbedaan Gender ................................................... 23
6. Ironisme dan Usaha Keadilan Gender ............................................. 26
B. Minat .................................................................................................... 28
C. Sikap .................................................................................................... 32
D. Pemahaman Fisika ................................................................................ 35
E. Penelitian yang Relevan ......................................................................... 39
F. Peranan Teori dengan Penelitian ............................................................ 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 45
A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 45
B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 45
C. Populasi dan Sampel .............................................................................. 46
D. Treatmen ............................................................................................... 47
E. Instrumen............................................................................................... 47
F. Metode Analisis Data ............................................................................. 54
BAB IVDATA DAN ANALISIS .................................................................... 58
A. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................... 58
B. Data Minat Perempuan dan Laki-laki ..................................................... 60
1. Minat Perempuan .......................................................................... 60
2. Minat Laki-laki .............................................................................. 64
C. Data Sikap Perempuan dan Laki-laki ..................................................... 69
1. Sikap Perempuan ........................................................................... 69
2. Sikap Laki-laki .............................................................................. 74
D. Data Pemahaman Fisika Perempuan dan Laki-laki ................................. 79
1. Pemahaman Fisika Perempuan....................................................... 79
2. Pemahaman Fisika Laki-laki .......................................................... 80
E. Perbedaan Perempuan dan Laki-laki ...................................................... 81
1. Dalam Hal Minat ........................................................................... 81
2. Dalam Hal Sikap ........................................................................... 82
3. Dalam Hal Pemahaman Fisika ....................................................... 84
F. Uji Prasyarat Analisis ............................................................................ 85
G. Uji T Independen Non Parametric .......................................................... 89
1. Minat Perempuan dan Laki-laki .................................................... 89
2. Sikap Perempuan dan Laki-laki .................................................... 91
3. Pemahaman Fisika Perempuan dan Laki-laki ................................ 92
H. Pembahasan ........................................................................................... 94
1. Minat Perempuan dan Laki-laki ..................................................... 94
2. Sikap Perempuan dan Laki-laki ..................................................... 94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
3. Pemahaman Fisika Perempuan dan Laki-laki ................................. 94
4. Perbedaan Perempuan dan Laki-laki .............................................. 95
5. Kaitan dengan Penelitian Terdahulu............................................... 96
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 98
A. Kesimpulan............................................................................................ 98
B. Saran ..................................................................................................... 99
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 101
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1Daftar Nama Siswa/i kelas XI IPA SMA Frater Makassar .................... 103
Lampiran 2Silabus ................................................................................................. 105
Lampiran 3RPP...................................................................................................... 106
Lampiran 4Materi ajar ........................................................................................... 114
Lampiran 5Latihan Soal-soal ................................................................................. 131
Lampiran 6Panduan Jawaban Latihan Soal-soal ..................................................... 133
Lampiran 7Pekerjaan Rumah 1 .............................................................................. 146
Lampiran 8Panduan Jawaban Pekerjaan Rumah 1 .................................................. 147
Lampiran 9Pekerjaan Rumah 2 ............................................................................. 151
Lampiran 10Panduan Jawaban Pekerjaan Rumah 2 ................................................ 152
Lampiran 11Lembar Soal Ulangan ......................................................................... 156
Lampiran 12Panduan Jawaban Ulangan ................................................................. 157
Lampiran 13Angket Penelitian ............................................................................... 163
Lampiran 14Nilai Minat dan Nilai Ulangan Fisika ................................................. 165
Lampiran 15Nilai Sikap dan Nilai Ulangan Fisika.................................................. 168
Lampiran 16Surat Izin Penelitian
Lampiran 17Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Jumlah Siswa/i Kelas XI IPA........................................................................ 46
Tabel 3.2. Kisi-kisi Ulangan Fisika ............................................................................... 48
Tabel 3.3. Kisi-kisi Angket Penelitian ............................................................................ 51
Tabel 3.4. Skor Setiap Butir Kuesioner ......................................................................... 56
Tabel 3.5.Kategori Minat/Sikap/Pemahaman Fisika Perempuan dan Laki-laki ................ 56
Tabel 4.1. Data Minat Perempuan ................................................................................... 60
Tabel 4.2.Kategori Minat Perempuan pada Faktor Sosial Masyarakat ............................. 62
Tabel 4.3.Kategori Minat Perempuan pada Faktor Internal .............................................. 63
Tabel 4.4.Kategori Minat Perempuan pada Faktor Eksternal ........................................... 64
Tabel 4.5.Data Minat Laki-laki ....................................................................................... 65
Tabel 4.6.Kategori Minat Laki-laki pada Faktor Sosial Masyarakat ................................. 67
Tabel 4.7.Kategori Minat Laki-laki pada Faktor Internal ................................................. 68
Tabel 4.8.Kategori Minat Laki-laki pada Faktor Eksternal .............................................. 69
Tabel 4.9.Data Sikap Perempuan..................................................................................... 70
Tabel 4.10.Kategori Sikap Perempuan pada Faktor Sosial Masyarakat ............................ 72
Tabel 4.11.Kategori Sikap Perempuan pada Faktor Pengalaman Pribadi ......................... 73
Tabel 4.12.Kategori Sikap Perempuan pada Faktor Emosional Belajar ............................ 74
Tabel 4.13.Data Sikap Laki-laki ...................................................................................... 75
Tabel 4.14. Kategori Sikap Laki-laki pada Faktor Sosial Masyarakat .............................. 76
Tabel 4.15. Kategori Sikap Laki-laki pada Faktor Pengalaman Pribadi ............................ 77
Tabel 4.16. Kategori Sikap Laki-laki pada Faktor Emosional Belajar .............................. 78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Tabel 4.17.Data Pemahaman Fisika Perempuan .............................................................. 79
Tabel 4.18. Data Pemahaman Fisika Laki-laki ................................................................ 80
Tabel 4.19.Data Minat Perempuan dan Laki-laki ............................................................. 81
Tabel 4.20.Perbedaan Perempuan dan Laki-laki dalam Hal Minat
BerdasarkanRentang Skor ............................................................................. 82
Tabel 4.21.Data Sikap Perempuan dan Laki-laki ............................................................. 83
Tabel 4.22.Perbedaan Perempuan dan Laki-laki dalam Hal Sikap Berdasarkan
Rentang Skor ................................................................................................ 83
Tabel 4.23.Data Pemahaman Fisika Perempuan dan Laki-laki ......................................... 84
Tabel 4.24.Perbedaan Perempuan dan Laki-laki dalam Pemahaman Fisika
Berdasarkan Rentang Skor ............................................................................ 85
Tabel 4.25.Uji Normalitas ............................................................................................... 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1.Diagram Distribusi Minat Perempuan .......................................................... 86
Gambar 4.2. Diagram Distribusi Minat Laki-laki ........................................................... 87
Gambar 4.3.Diagram Distribusi Sikap Perempuan........................................................... 87
Gambar 4.4.Diagram Distribusi Sikap Laki-laki .............................................................. 87
Gambar 4.5.Diagram Distribusi Pemahaman Fisika Perempuan ...................................... 88
Gambar 4.6.Diagram Distribusi Pemahaman Fisika Laki-laki ......................................... 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada hakikatnya, semua mahluk diciptakan berpasangan.Pada manusia
misalnya, ada laki-laki dan perempuan. Keduanya diciptakan dalam derajat,
harkat, dan martabat yang sama. Kalaupun memiliki bentuk dan fungsi yang
berbeda, itu semua agar keduanya saling melengkapi.Namun dalam perjalanan
kehidupan manusia, banyak terjadi perubahan peran dan status atas keduanya,
terutama dalam masyarakat. Proses tersebut lama kelamaan menjadi kebiasaan
dan membudaya sehingga berdampak pada terciptanya perlakuan diskriminatif
terhadap salah satu jenis kelamin.
Kebiasaan masyarakat yang memiliki ekspektasi yang berlebihan
terhadap laki-laki mengakibatkan laki-laki terbebani dengan anggapan dan
tuntutan tersebut di mana laki-laki harus menjadi sosok kuat, tidak cengeng, dan
perkasa.Dengan demikian maka sungguh tidak mudah menjadi laki-laki. Ketika
seorang anak laki-laki diejek, dipukul, dan dilecehkan oleh kawannya yang lebih
besar, ia biasanya tidak ingin menunjukkan bahwa ia sebenarnya sedih dan malu.
Sebaliknya, ia ingin tampak percaya diri, gagah, dan tidak memperlihatkan
kekhawatiran dan ketidakberdayaannya. Ini menjadi beban yang sangat berat bagi
anak laki-laki yang senantiasa bersembunyi di balik topeng
maskulinitasnya.Kenyataan juga menunjukkan, menjadi perempuan pun tidaklah
mudah. Stereotip perempuan yang pasif, emosional, dan tidak mandiri telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
menjadi citra bakuyang sulit diubah. Jika seorang perempuan mengekspresikan
keinginan atau kebutuhannya maka ia akan dianggap egois, tidak rasional dan
agresif. Hal ini menjadi beban tersendiri pula bagi perempuan.
Keadaan di atas menunjukkan adanya ketimpangan atau bias gender yang
dapat merugikan baik bagi laki-laki maupun perempuan. Membicarakan gender
tidak berarti membicarakan hal yang menyangkut perempuan saja. Gender
dimaksudkan sebagai pembagian sifat, peran, kedudukan, dan tugas laki-laki
maupun perempuan yang ditetapkan oleh masyarakat berdasarkan norma, adat
kebiasaan, dan kepercayaan masyarakat.
Bias gender sesungguhnya telah menerobos masuk dalam seluruh ranah
kehidupan. Dalam bidang pendidikan misalnya, bias-bias gender telah
berlangsung dan disosialisasikan melalui proses serta sistem pembelajaran di
sekolah maupun pendidikan dalam lingkungan keluarga. Jika ibu atau pembantu
rumah tangga (perempuan) yang selalu mengerjakan tugas-tugas domestik seperti
memasak, mencuci, dan menyapu, maka akan tertanam di benak anak-anak bahwa
pekerjaan domestik memang menjadi pekerjaan perempuan. Pendidikan di
sekolah dengan komponen pembelajaran seperti media, metode, serta buku ajar
yang menjadi pegangan para siswa ternyata sarat dengan bias gender. Dalam buku
ajar misalnya, banyak ditemukan gambar maupun rumusan kalimat yang tidak
mencerminkan kesetaraan gender. Sebut saja gambar seorang pilot selalu laki-laki
karena pekerjaan sebagai pilot memerlukan kecakapan dan kekuatan yang "hanya"
dimiliki oleh laki-laki. Sementara gambar guru yang sedang mengajar di kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
selalu perempuan karena guru selalu diidentikkan dengan tugas mengasuh atau
mendidik.Ironisnya siswa pun melihat bahwa meski guru-gurunya lebih banyak
berjenis kelamin perempuan, tetapi kepala sekolahnya umumnya laki-laki.Dalam
rumusan kalimat pun demikian. Kalimat seperti "Ini ibu Budi", "Ayah membaca
Koran dan ibu memasak di dapur" dan bukan sebaliknya "Ayah memasak di dapur
dan ibu membaca koran", masih sering ditemukan dalam banyak buku ajar atau
bahkan contoh rumusan kalimat yang disampaikan guru di dalam kelas. Rumusan
kalimat tersebut mencerminkan sifat feminim dan kerja domestik bagi perempuan
serta sifat maskulin dan kerja publik bagi laki-laki.
Demikian pula dalam perlakuan guru terhadap siswa, yang berlangsung
di dalam atau di luar kelas. Misalnya ketika seorang guru melihat murid laki-
lakinya menangis, ia akan mengatakan "Masak laki-laki menangis. Laki-laki
nggak boleh cengeng". Sebaliknya ketika melihat murid perempuannya naik ke
atas meja misalnya, ia akan mengatakan "anak perempuan kok tidak tahu sopan
santun". Hal ini memberikan pemahaman kepada siswa bahwa hanya perempuan
yang boleh menangis dan hanya laki-laki yang boleh kasar dan kurang sopan
santunnya.Dalam upacara bendera di sekolah selalu bisa dipastikan bahwa
pembawa bendera adalah siswa perempuan.Siswa perempuan itu dikawal oleh dua
siswa laki-laki.Hal demikian tidak hanya terjadi di tingkat sekolah, tetapi bahkan
di tingkat nasional.Paskibraka yang setiap tanggal 17 Agustus bertugas di istana
negara, selalu menempatkan dua perempuan sebagai pembawa bendera pusaka
dan duplikatnya.Jarang terjadi laki-laki yang membawa bendera pusaka itu. Hal
ini menanamkan pengertian kepada siswa dan masyarakat pada umumnya bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
tugas pelayanan seperti membawa bendera, lebih luas lagi, membawa baki atau
pemukul gong dalam upacara resmi sudah selayaknya menjadi tugas perempuan.
Kasus lain yang sering kita saksikan namun tanpa kita sadari adalah bagaimana di
layar kaca televisi kita yang menampilkan pemandangan bias-bias gender saat
iklan atau pariwara. Misalnya saja produk sabun (rinso dan sejenisnya), urusan
masak memasak, produk susu, dan lainnya dominan diperankan oleh perempuan.
Sedangkan iklan yang menunjukkan kekuatan, keberanian, “dewa penyelamat”,
dan sejenisnya dominan diperankan oleh laki-laki sebagai bintangnya.
Semuanya ini mengajarkan kepada kita khususnya siswa di bangku
sekolah tentang apa yang layak dan tidak layak dilakukan oleh laki-laki dan apa
yang layak dan tidak layak dilakukan oleh perempuan. Bias gender yang
berlangsung di rumah maupun di sekolah tidak hanya berdampak negatif bagi
siswa atau anak perempuan tetapi juga bagi anak laki-laki.Anak perempuan
diarahkan untuk selalu tampil cantik, lembut, dan melayani.Sementara laki-laki
diarahkan untuk tampil gagah, kuat, dan berani. Ini akan sangat berpengaruh pada
peran sosial mereka di masa datang. Singkatnya, ada aturan-aturan tertentu yang
dituntut oleh masyarakat terhadap perempuan dan laki-laki. Jika perempuan tidak
dapat memenuhinya ia akan disebut tidak tahu adat dan kasar. Demikian pula jika
laki-laki tidak dapat memenuhinya ia akan disebut banci, penakut atau bukan laki-
laki sejati.
William Pollacek dalam Real Boys (dalamSuciati, 2009) menunjukkan
penemuannya, bayi laki-laki secara emosional lebih ekspresif dibandingkan bayi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
perempuan. Namun ketika sampai pada usia sekolah dasar, ekspresi emosionalnya
hilang. Laki-laki pada usia lima atau enam tahun belajar mengontrol perasaan-
perasaannya dan mulai malu mengungkapkannya. Penyebabnya adalah pertama,
ada proses menjadi kuat bagi laki-laki yang selalu diajari untuk tidak menangis,
tidak lemah, dan tidak takut. Kedua, proses pemisahan dari ibunya, yakni proses
untuk tidak menyerupai ibunya yang dianggap masyarakat sebagai perempuan
lemah dan harus dilindungi. Meski berat bagi anak laki-laki untuk berpisah dari
sang ibu, namun ia harus melakukannya jika tidak ingin dijuluki sebagai "anak
mami".
Tidak mengherankan jika banyak guru mengatakan bahwa siswa laki-laki
lebih banyak masuk dalam daftar penerima hukuman, gagal studi, dan
malas.Penyebabnya menurut Sommers (2004), karena anak laki-laki lebih banyak
mempunyai persoalan hiperaktif yang mengakibatkan kemunduran konsentrasi di
kelas.Sementara itu, menjelang dewasa, pada anak perempuan selalu ada tuntutan-
tuntutan di luar dirinya yang memaksa mereka tidak memiliki pilihan untuk
bertahan. Satu-satunya cara yang dianggap aman adalah dengan membunuh
kepribadian mereka untuk kemudian mengikuti keinginan masyarakat dengan
menjadi suatu objek yang diinginkan oleh laki-laki. Objek yang diinginkan ini
selalu berkaitan dengan tubuhnya. Jadilah mereka kemudian anak-anak
perempuan yang mengikuti stereotip yang diinginkan seperti tubuh langsing,
wajah putih nan cantik, kulit halus dan lain-lain. Tidak heran jika semakin banyak
anak perempuan mengusahakan penampilan sempurna bak peragawati dengan
cara-cara yang justru merusak tubuhnya.Padahal, di sekolah, siswa perempuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
umumnya memiliki prestasi akademik yang lebih baik jika dibandingkan dengan
laki-laki.
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses
belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik (Slameto, 2003:1).
Siswa, baik dia laki-laki maupun perempuan, seharusnya mengalami
proses yang sama dalam pembelajaran terutama pendidikan di sekolah. Ketika
kesenjangan gender telah merayap masuk pada proses pembelajaran maka yang
terjadi adalah gangguan secara psikologis pada diri siswa. Gangguan psikologis
ini akan sangat mempengaruhi proses belajar siswa di sekolah atau di kelas.
Slameto (2003:54), menunjukkan faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi
proses belajar sekurang-kurangnya ada tujuh yaitu; inteligensi, perhatian, minat,
bakat, motif, kematangan dan kelelahan. Faktor kelelahan terbagi atas dua bagian
yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani misalnya tidak
bersemangat mengikuti proses belajar entah karena capek kerja, olah raga.
Sedangkan kelelahan rohani berupa kebosanan dan kelesuan, sehingga minat dan
dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.
Faktor lain yang mempengaruhi proses belajar adalah faktor keluarga,
faktor sekolah dan faktor masyarakat (Slameto, 2003:60). Faktor keluarga yang
merupakan sekolah utama dan pertama bagi seorang anak akan menerima
pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota
keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. Orang tua yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
kurang memperhatikan pendidikan tersebut tadi dapat menyebabkan anak tidak
berprestasi dalam belajarnya. Faktor perhatian dan pendampingan dari keluarga
menjadi sangat penting bagi keberhasilan belajar siswa di sekolah. Faktor sekolah
yang mempengaruhi prestasi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum,
relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, metode
belajar dan tugas rumah (Slameto, 2003:64). Faktor masyarakat merupakan faktor
ekstern yang juga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Pengaruh itu
terjadi karena keberadaan siswa sebagai warga masyarakat.
Tujuan pendidikan nasional mengandung fungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab (UU
Sisdiknas pasal 3). Ini berarti tidak ada pemisahan gender atau laki-laki dan
perempuan dalam dunia pendidikan karena semua memiliki hak yang sama. Maka
kesetaraan gender dalam pendidikan membuktikan bahwa pendidikan terbuka
untuk siapa saja baik perempuan maupun laki-laki.
Walau demikian, dari sejumlah penelitian menunjukkan bahwa isu
gender dalam dunia pendidikan masih terasa kental dan belum ada perubahan
yang signifikan. Cita-cita kesetaraan gender masih terlihat utopis (Agustin, 2007:
137). Berdasarkan hasil statistik terdapat ketimpangan partisipasi anak perempuan
dibandingkan dengan anak laki-laki.Angka partisipasi menunjukkan angka yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
makin mengecil dari pendidikan dasar ke pendidikan tinggi.Dampak dari
ketimpangan partisipasi dalam pendidikan terlihat langsung pada partisipasi
perempuan dalam ketenagakerjaan.Perempuan masih terkonsentrasi pada
pekerjaan dengan upah rendah (Joyonegoro dalam Agustin, 2007).
Meskipun prinsip kesetaraan laki-laki dan perempuan dijamin oleh
undang-undang, namun jenis pendidikan yang diberikan kepada anak-anak masih
dipenuhi oleh keinginan dan kemauan masyarakat yang berpandangan bahwa
dunia perempuan adalah dunia domestik dan dunia laki-laki adalah dunia publik.
Oleh karena itu, mayoritas anak perempuan belajar pada bidang-bidang sosial
ekonomi, kejuruan, kesejahteraan keluarga, dan kurang pada bidang sains dan
teknologi (Agustin, 2007:138).
Menurut Sudradjat (dalam Agustin, 2007:138), kesenjangan gender
dalam pendidikan dapat terungkap dalam berbagai dimensi. Salah satu dimensi
adalah under-achievement. Data penelitian dari berbagai negara menunjukkan
bahwa pada pendidikan tingkat dasar, prestasi murid perempuan pada dasarnya
setara, bahkan terkadang lebih baik dari anak laki-laki. Namun setelah lepas
sekolah dasar prestasi tersebut cenderung menurun tajam, terutama untuk subyek
yang berkaitan dengan sains dan teknologi. Banyak murid perempuan yang
sebenarnya berbakat urung memilih bidang studi sains dan teknologi pada tingkat
pendidikan selanjutnya. Citra maskulin sains dan teknologi menyebabkan remaja
putri yang sedang giat membentuk identitas feminimnya bersifat menghindar
terhadap subyek tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
SMA Frater Makassar merupakan salah satu sekolah swasta menengah
atas yang berada di kota Makassar yang turut serta mengambil bagian dalam
usaha mencerdaskan kehidupan bangsa melalui aktivitas pendidikan dan
pembelajaran. SMA Frater memiliki siswa yang berasal dari ragam suku seperti
Toraja, Flores dan Lembata, Timor, Batak, Bugis Makassar, dan beberapa dari
Jawa dan Manado. Keberagaman suku ini tentu menjadi kekayaan tersendiri tetapi
juga menjadi tantangan ketika terjadi gesekan-gesekan kepentingan atas nama
suku. Siswa siswi ini melebur jadi satu di bawah bendera SMA Frater yang
terletak di tengah-tengah orang Makassar beserta latar belakang budayanya.
Latar belakang kebudayaan setempat tentu mempengaruhi dinamika
kehidupan orang perorang maupun secara kelembagaan. Orang Sulawesi Selatan
pada umumnya dan orang Makassar pada khususnya memiliki ekspektasi yang
tinggi terhadap kaum pria sebagai pemimpin, pencari nafkah, dan penerus garis
keturunan ( patrilinear) dibandingkan dengan kaum perempuan.Seorang laki-laki
dapat meningkatkan statusnya untuk mendapatkan kedudukan atau kekayaan
lewat usahanya sendiri. Berbeda dengan perempuan yang dapat menaikkan
derajatnya dengan perkawinan (dengan lelaki yang status sosialnya lebih tinggi).
Orientasi pada prestasi ini dicerminkan dalam karakterisasi kepribadian pria yang
dikehendaki yaitu bercita-cita tinggi, mempunyai daya saing, agresif, bangga,
berani, dan sadar akan status. Orang semacam itu dipandang mampu untuk
berhasil dalam masyarakat dan untuk meningkatkan prestise dan kedudukannya
sendiri serta kelompok keluarganya. Sementara anak gadis diharapkan bersikap
halus, pemalu dan penurut. Anak perempuan dianggap tidak layak untuk berada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
sendiri dengan seorang laki-laki yang bukan keluarga dekatnya. Sebuah filosofi
orang Makassar yang paling terkenal adalah Siri na Pesse yang menuntut laki-laki
sebagai pilar dan orang yang paling bertanggung jawab dalam menjaga
kehormatan kelurga dan masyarakat, sehingga laki-laki dalam keluarga menjadi
nomor satu termasuk dalam hal pendidikan. Hal ini dapat berdampak pada
pembelajaran dan perlakuan terhadap laki-laki dan perempuan yang juga akan
mempengaruhi minat, sikap dan gairah belajar mereka di sekolah.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut di atas peneliti
merasa terpanggil untuk mengadakan penelitian dengan judul : PENGARUH
GENDER DALAM HAL MINAT, SIKAP DAN PEMAHAMAN FISIKA
SISWA DI SMA FRATER MAKASSAR TAHUN 2011/2012
B. Identifikasi Masalah
1. Apakah siswa laki-laki dan perempuan berbeda dalam cara mempelajari
fisika di SMA?
2. Apakah siswa laki-laki dan perempuan berbeda dalam memahami
pelajaran fisika yang diajarkan guru?
3. Apakah minat dan sikap siswa laki-laki dan perempuan terhadap
pelajaran fisika berbeda?
4. Apakah pemahaman, pengetahuan, dan kompetensi siswa laki-laki dan
perempuan tentang fisika berbeda?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
C. Pembatasan Masalah
1. Gender
Dari uraian di atas yang berkaitan dengan bias-bias gender yang
menimpa laki-laki maupun perempuan yang hampir menyentuh seluruh
ranah kehidupan, sehingga dapat dibayangkan betapa dan kompleks
masalah ini. Karena luas dan kompleksnya masalah yang berhubungan
dengan pengaruh gender yang dihadapi oleh manusia (laki-laki dan
perempuan) maka peneliti mencoba memfokuskan perhatian pada
pengaruh gender dalam hal minat, sikap dan tingkat pemahaman yang
dialami siswa di sekolah yang secara signifikan mempengaruhi prestasi
belajar fisika mereka.
2. Pemahaman Fisika
Pemahaman fisika yang dimaksudkan dalam penelitian ini
adalah kemampuan siswa untuk mengkonstruksi apa yang ia terima (lihat,
dengar, rasakan, alami) dalam pembelajaran fisika. Ukuran yang akan
dipakai dalam mengukur pemahaman adalah dengan nilai tes atau angka
nilai yang diberikan dalam hal ini nilai ulangan dari materi yang telah
dipelajari. Pemahaman fisika tersebut peneliti batasi pada pokok bahasan
kinematika dengan analisis vektor dan lebih spesifik lagi pada sub-pokok
bahasan posisi, kecepatan, percepatan gerak pada bidang, dan gerak
parabola.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui minat siswa perempuan dan laki-laki terhadap
fisika
2. Untuk mengetahui sikap siswa perempuan dan laki-laki terhadap
fisika
3. Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa perempuan dan siswa
laki-laki dalam fisika
4. Untuk mengetahui perbedaan perempuan dan laki-laki dalam hal
minat, sikap dan pemahaman fisika
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai masukan bagi sekolah untuk melihat betapa pentingnya
kesetaraan jender dalam dunia pendidikan
2. Membantu sekolah dalam memberdayakan fungsinya sebagai tempat
pendidikan, pembinaan dan pemberi keterampilan bagi siswa asuhannya
dalam ranah kesetaraan gender.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Gender
1. Pemahaman tentang Gender
Perbedaan alami yang dikenal dengan perbedaan jenis kelamin
sebenarnya hanyalah perbedaan biologis yang dibawa lahir antara perempuan
dan laki-laki. Ciri-ciri biologis antar laki-laki dan perempuan merupakan
miliknya, dan melekat erat dengan dirinya sehingga tidak dapat dipertukarkan
satu dengan yang lain. Di luar semua itu, yang merujuk pada dimensi
psikologis dan sosio-budaya dari laki-laki dan perempuan dikenal dengan
istilah gender (Santrock, 2007:218).Perbedaan yang tidak alami atau perbedaan
sosial mengacu pada perbedaan peranan dan fungsi yang dikhususkan untuk
perempuan dan laki-laki. Perbedaan tersebut diperoleh melalui proses
sosialisasi atau pendidikan di semua institusi (keluarga, pendidikan, agama,
adat dan sebagainya).
Genderpenting untuk dipahami dan dianalisis untuk melihat apakah
perbedaan yang bukan alami ini telah menimbulkan diskriminasi dalam arti
perbedaan yang membawa kerugian dan penderitaan terhadap perempuan.
Apakah gender telah memposisikan perempuan secara nyata menjadi tidak
setara dan menjadi subordinat oleh pihak laki-laki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2. Pengaruh Sosial Terhadap Gender
Alice Eagly (dalam Santrock, 2007:221), mengajukan teori peran sosial
(social role theory) yang menyatakan bahwa perbedaan gender terutama
diakibatkan oleh perbedaan yang ekstrem antara perempuan dan laki-laki.Di
sebagian besar budaya di dunia, perempuan dianggap memiliki kekuasaan dan
status yang lebih rendah dibanding laki-laki.Dibandingkan dengan laki-laki,
perempuan lebih banyak melakukan tugas-tugas rumah tangga, kurang banyak
menggunakan waktunya untuk melakukan pekerjaan yang digaji, memperoleh
penghasilan yang lebih rendah, dan kurang terpilih menjadi wakil dalam
jajaran tertinggi dari suatu organisasi.
Menurut Eagly, ketika perempuan beradaptasi dengan peran-peran yang
memiliki kekuasaan dan status yang lebih rendah di masyarakat mereka
menunjukkan profil yang lebih kooperatif dan kurang dominan dibandingkan
laki-laki. Dengan demikian, hierarki sosial dan pembagian tenaga kerja
merupakan penyebab penting dari perbedaan gender dalam hal kekuasaan,
asertivitas, dan pengasuhan (Eagly & Diekman, dalam Suntrock, 2007:221).
Teori kognisi sosial (social cognitive theory of gender) secara khusus
menekankan pengaruh sosial terhadap gender. Teori ini menekankan bahwa
perkembangan gender anak-anak dan remaja dipengaruhi oleh pengamatan dan
imitasi mereka terhadap perilaku gender orang lain, maupun hadiah dan
hukuman yang alami apabila mereka menampilkan perlaku yang sesuai atau
tidak sesuai dengan gendernya (Bugental & Grusec, 2006 ; Bussey & Bandura,
1999, dalam Santrock, 2007:221). Ketika mengamati orang-orang lain di mana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
saja mereka berada (rumah, sekolah, lingkungan rumah, media), remaja
dihadapkan pada pelbagai model yang memperlihatkan perilaku maskulin dan
feminim.
a) Pengaruh Orang Tua
Sejak masa kanak-kanak ada orangtua yang memberlakukan
pendidikan yang berbeda berdasarkan konsep gender; sebagai contoh kepada
anak perempuan diberi permainan boneka sedang anak laki-laki memperoleh
mobil-mobilan dan senjata sebagai permainannya.Selama masa transisi dari
kanak-kanak hingga masa remaja orang tua membiarkan anak laki-laki lebih
mandiri dibandingkan dengan anak perempuan (Santrock, 221).Orang tua
memiliki sikap kerentanan yang tinggi terhadap anak perempuan dalam hal
seksualitas sehingga monitoring terhadap anak perempuan lebih banyak
porsinya.Akibatnya adalah ruang gerak dan kebebasan anak perempuan
menjadi lebih terbatas dibanding anak laki-laki.
Dalam hal prestasi, orang tua memiliki ekspektasi yang berbeda
terhadap remaja laki-laki dan perempuan, khususnya dalam bidang-bidang
akademik seperti matematika dan sains. Banyak dari mereka beranggapan
bahwa matematika dan sains lebih penting bagi masa depan laki-laki daripada
perempuan. Keyakinan ini mempengaruhi nilai-nilai yang dikembangkan
remaja mengenai prestasi mereka (Eccles, 1987, dalam Santrock, 211).
Pada keluarga yang kondisi ekonominya terbatas banyak dijumpai
pendidikan lebih diutamakan bagi anak laki-laki meskipun anak
perempuannya jauh lebih pandai.Keadaan ini menyebabkan lebih sedikitnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
jumlah perempuan yang berpendidikan (Millar, 1992).Dalam budaya Jawa,
istri itu sebagai "konco wingking" artinya teman belakang, sebagai teman
dalam mengelola rumah tangga khususnya urusan anak, memasak, mencuci
dan lain-lain.Citra, peran, dan status sebagai perempuan, telah diciptakan oleh
budaya. Citra bagi seorang perempuan seperti yang diidealkan oleh budaya,
antara lain lemah lembut, penurut, tidak membantah, tidak boleh "melebihi"
laki-laki.
b) Pengaruh Saudara Kandung
McHale dkk (Santrock, 2007: 222), dalam sebuah studi
mengungkapkan bahwa dalam jangka waktu dua tahun di masa remaja awal,
seorang remaja menjadi lebih menyerupai saudara kandung yang lebih tua
dalam hal peran gender dan aktivitas di waktu luang.Sekedar contoh, apabila
seorang adik memiliki kakak yang maskulin dan terlibat dalam aktivitas
waktu luang yang bersifat maskulin, setelah dua tahun, adik menjadi lebih
maskulin dan berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas waktu luang yang
besifat maskulin juga.
c) Pengaruh Teman Sebaya
Di masa kanak-kanak, anak-anak memperlihatkan diri mereka secara
jelas terhadap teman-teman yang berjenis kelamin sama (Santrock, 223). Di
masa itu anak laki-laki saling mengajarkan perilaku-perilaku maskulin
terhadap satu sama lain dan kemudian memperkuatnya. Demikian juga anak
perempuan saling mengajarkan perilaku-perilaku feminim terhadap satu sama
lain dan kemudian memperkuatnya pula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Ketika masa remaja, mereka meluangkan waktu bersama teman-teman
sebaya.Di masa itu, persetujuan dan penolakan dari teman-teman sangat
mempengaruhi terhadap sikap dan perilaku gender.
d) Pengaruh Sekolah dan Guru
DeZolt & Hull, pada tahun 2001 (Santrock, 222), menunjukkan
beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan berkaitan dengan kekuatiran
sekolah dan guru memiliki bias gender terhadap laki-laki dan perempuan:
1) Kepatuhan, ikut aturan, sikap manis, tertib, biasanya lebih banyak
dimiliki oleh anak perempuan dibanding laki-laki.
2) Laki-laki lebih banyak memiliki masalah dalam belajar dibanding
perempuan.
3) Laki-laki lebih banyak memperoleh kritik dibanding perempuan.
4) Para pegawai sekolah cenderung mengabaikan kenyataan bahwa
banyak laki-laki memiliki masalah akademis, khususnya dalam bidang
seni bahasa.
5) Para pegawai sekolah cenderung memiliki sikap stereotip bahwa
perilaku laki-laki itu bermasalah.
Sementara menurut Myra & David Sadker (Santrock, 223) terdapat
fakta-fakta yang memperlihatkan adanya bias kelas terhadap murid
perempuan dan laki-laki.
1) Dalam ruang kelas, murid perempuan cenderung lebih patuh
sedangkan murid laki-laki cenderung lebih sulit dikendalikan.
Para murid laki-laki lebih sering meminta perhatian sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
perempuan tenang menunggu giliran. Para guru cenderung lebih
banyak marah dan menegur murid laki-laki. Hal ini mengundang
kekhawatiran para pendidik bahwa kecenderungan perempuan
yang patuh dan tenang dapat menurunkan aktivitas mereka.
2) Di banyak ruang kelas para guru meluangkan waktu lebih banyak
untuk memperhatikan dan berinteraksi dengan murid laki-laki
sedangkan murid perempuan lebih banyak dibiarkan bekerja dan
bermain dengan tenang sendirian.
3) Murid laki-laki lebih banyak memperoleh instruksi dan bantuan
apabila mengalami kesulitan menjawab pertanyaan yang dajukan,
dan memberikan petunjuk jawaban yang benar dan mencoba lebih
jauh apabila mereka memberikan jawaban yang salah.
4) Dibanding murid perempuan, murid laki-laki cenderung
memperoleh rangking rendah dan tinggal kelas. Namun murid
perempuan kurang yakin bahwa mereka akan berhasil dalam
menyelesaikan tugas-tugas di sekolah.
5) Di sekolah menengah harga diri murid perempuan cenderung
lebih rendah dibanding harga diri murid laki-laki.
6) Murid laki-laki akan lebih banyak menyebutkan pilihan karier di
banding murid perempuan ketika ditanya cita-cita (khusunya saat
sekolah dasar).
Dari uraian di atas, terdapat bukti yang menunjukkan terjadinya bias
gender terhadap laki-laki dan perempuan di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
e) Pengaruh Media Massa
Media massa telah berperan terhadap perkembangan remaja gender.
Televisi misalnya, menayangkan tentang remaja yang diwarnai oleh stereotip
mengenai jenis kelamin, khususnya pada remaja perempuan. Campbell, 1988
(Santrock, 224), menemukan bahwa remaja perempuan digambarkan sebagai
sosok yang sangat mementingkan pacaran, belanja, dan penampilan. Mereka
jarang memperlihatkan sebagai sosok yang tertarik dalam kegiatan sekolah
atau perencanaan karier.
Ganahl, Prinsen, & Netzley, 2003 (Santrock, 224), melakukan studi
mengenai tayangan iklan pada jam-jam utama, perempuan kurang
ditampilkan sebagai tokoh utama kecuali dalam iklan-iklan kesehatan dan
kecantikan. Dalam studi tersebut perempuan cenderung lebih banyak
berperan sebagai pendukung laki-laki dan para peneliti berkesimpulan bahwa
streotip gender turut mewarnai iklan jaman sekarang.
Media juga berpengaruh terhadap citra tubuh remaja.Semakin sering
remaja laki-laki maupun perempuan memperhatikan hiburan televisi, maka
semakin negatif citra tubuh mereka.
3. Pengaruh Kognisi terhadap Gender
Dua teori kognitif yang menekankan bahwa individu secara aktif
menyusun dunia gendernya (Santrock, 225), yakni :
1) Teori perkembangan kognisi mengenai gender (cognitive development
theory of gender) menyatakan bahwa tipe gender terjadi setelah anak-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
anak memikirkan dirinya sendiri sebagai laki-laki dan perempuan. Pada
saat mereka secara konsisten memandang dirinya sebagai laki-laki dan
perempuan, anak-anak memilih aktivitas, benda-benda, dan sikap yang
konsisten dengan label ini.
2) Teori skema gender (gender schema theory) menyatakan jenis gender
muncul ketika individu secara bertahap mengembangkan skema gender
yang sesuai dan tidak sesuai dengan budayanya. Skema adalah struktur
kognitif, sebuah jaringan kerja asosiasi yang memimbing persepsi
individu. Skema gender mengorganisasikan dunia menurut perempuan
dan laki-laki. Individu secara internal dimotivasi untuk menangkap
dunianya dan bertindak sesuai perkembangan skemanya.
Karakteristik pemikiran operasional formal yang abstrak, idealis, dan
logis, berarti bahwa remaja memiliki kapasitas kognitif untuk menganalisis dan
memutuskan seperti bagaimanakah identitas gender yang mereka inginkan.
Seiring dengan meningkatnya keterampilan kognitif mereka, remaja menjadi
lebih sadar mengenai hakikat dari pilihan pekerjaan dan gaya hidup mereka
yang berbasis gender.
Menjadi jelas bahwa faktor-faktor kognitif berkontribusi terhadap cara
remaja berpikir dan bertindak sebagai laki-laki maupun perempuan. Melalui
proses-proses biologis, sosial, dan kognitif, anak-anak mengembangkan
perilaku gendernya (Santrock, 226).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
4. Pengaruh Stereotip (konsepsi) Gender
Genderadalah semua atribut sosial mengenai laki-laki dan perempuan,
misalnya laki-laki digambarkan mempunyai sifat maskulin seperti keras, kuat,
rasional, gagah.Sementara perempuan digambarkan memiliki sifat feminin
seperti halus, lemah, perasa, sopan, penakut.Perbedaan tersebut dipelajari dari
keluarga, teman, tokoh masyarakat, lembaga keagamaan dan kebudayaan,
sekolah, tempat kerja, periklanan dan media.
Genderberbeda dengan seks.Seks adalah jenis kelamin laki-laki dan
perempuan dilihat secara biologis. Sedangkan gender adalah perbedaan laki-
laki dan perempuan secara sosial, masalah atau isu yang berkaitan dengan
peran, perilaku, tugas, hak dan fungsi yang dibebankan kepada perempuan dan
laki-laki. Biasanya isu gender muncul sebagai akibat suatu kondisi yang
menunjukkan kesenjangan gender (Retno Suharti, 1995). Kita tahu ada saja
perempuan yang tidak lemah lembut, yang agresif, pencari nafkah, dan de
factosebagai kepala keluarga.
Kita juga sering menemui laki-laki yang lemah lembut, de facto bukan
pencari nafkah, dan sebagainya. Akan tetapi gambaran gender itu tetap menjadi
pedoman hidupnya dalam melihat dirinya maupun dalam melihat lawan
jenisnya. Sebab itu bagi sebagian besar perempuan, yang masih kental
dipengaruhi oleh gambaran ideal gender, akan sulit sekali keluar dari gambaran
ideal itu, meskipun barangkali perempuan itu sudah berpendidikan tinggi,
dengan jabatan struktural/fungsional, pernah tinggal/hidup di kebudayaan lain,
dan sebagainya, karena memang sudah menjadi kebudayaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Keadaan di atas yang menjadi hambatan bagi perempuan untuk "tampil"
dan berpartisipasi di domain yang secara budaya bukan domainnya.Ada rasa
risi. Pekerjaan di kantor dalam hubungan citra budaya, bukanlah tempat
perempuan. Kalaupun mereka bekerja, karena berbagai alasan memang harus
bekerja, jarang mau "menonjolkan diri", karena takut dijuluki berambisi atau
agresif.Sebab itu banyak dari perempuan-perempuan yang berpotensi, dengan
latar belakang pendidikan yang tinggi, tidak mengembangkan
kemampuannya.Padahal perempuan yang jumlahnya lebih dari separuh itu
seharusnya merupakan sumber daya manusia yang potensial dan berkualitas.
Perbedaan-perbedaan biologis dan psikologis ini menimbulkan pendapat
atau suatu kesimpulan di masyarakat yang pada umumnya merugikan pihak
perempuan. Kesimpulan itu antara lain : (1) Laki-laki lebih unggul dan lebih
pandai dibanding anak perempuan. (2) Laki-laki lebih rasional dari anak
perempuan. (3) Perempuan lebih diharapkan menjadi istri dan ibu (Retno
Suhapti,1995).
Menurut Shainess Squire (1989) perbedaan ini timbul karena teori gender
diciptakan oleh laki-laki, dan dikembangkan berdasarkan norma dan sudut
pandang laki-laki yang terkadang salah menginterpretasikan perempuan
sehingga menimbulkan diskriminasi atau kerugian di pihak perempuan.
Menurut Maccoby (1979) perbedaan perilaku bagi perempuan dan laki-laki
sebenarnya timbul bukan karena faktor bawaan sejak lahir tetapi lebih
disebabkan karena sosial budaya masyarakat yang membedakan perlakuan
terhadap perempuan dan laki-laki sejak awal masa perkembangan (masa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
kanak-kanak). Di samping faktor biologis, bentuk tatanan masyarakat yang
pada umumnya patriarchal juga membuat laki-laki lebih dominan dalam sistem
keluarga dan masyarakat; hal ini sangat merugikan kedudukan perempuan
(Mohanty, 1988).
5. Persamaan dan Perbedaan Gender
Teori genderadalah teori yang membedakan peran antara perempuan dan
laki-laki yang mengakibatkan perbedaan perlakuan antara perempuan dan laki-
laki dalam masyarakat (Squire, 1989). Perbedaan ini tampaknya berawal dari
adanya perbedaan faktor biologis antara perempuan dan laki-laki.Perempuan
memang berbeda secara jasmaniah dari laki-laki, perempuan mengalami haid,
dapat mengandung, melahirkan serta menyusui yang melahirkan mitos dalam
masyarakat bahwa perempuan berhubungan dengan kodrat sebagai ibu.
Banyak teori psikologi yang mendukung teori genderdan mereka
mengembangkan pendapat bahwa perempuan dan laki-laki memang secara
kodrat berbeda serta mempunyai ciri-ciri kepribadian yang berbeda. Menurut
Lever (Gilligan, 1989) perbedaan ciri-ciri kepribadian perempuan dan laki-laki
terlihat sejak masa kanak-kanak: (1) Anak laki-laki lebih banyak memperoleh
kesempatan bermain di luar rumah dan mereka bermain lebih lama dari anak
perempuan. (2) Permainan anak laki-laki lebih bersifat kompetitif dan
konstruktif. Ini disebabkan anak laki-laki lebih tekun dan lebih efektif dari
anak perempuan. (3) Permainan anak perempuan lebih banyak bersifat
kooperatif dan lebih banyak berada di dalam ruangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Dengan pendekatan gender, masalah-masalah yang dihadapi perempuan
tidak dilihat terpisah. Dengan pendekatan ini, harus dipastikan bahwa
perempuan seperti juga dengan laki-laki, mempunyai akses yang sama terhadap
sumber-sumber dan kesempatan. Ada paling sedikit empat faktor yang
dikemukakan oleh Retno Suhapti (1995) yaitu : (1) konsep dalam
kebijaksanaan dan program harus mencerminkan pengalaman laki-laki dan
juga perempuan, (2) Perempuan harus dipastikan ikut mempunyai akses dan
mempunyai kontrol terhadap program, (3) dalam formulasi kebijaksanaan
perencanaan maupun implementasinya perempuan harus ikut berpartisipasi, (4)
dalam evaluasi dan monitoring harus ada sistem yang memperlihatkan dampak
program terhadap perempuan.
Pada dasarnya laki-laki dan perempuan adalah sesama manusia, karena
itu mereka setara tetapi sekaligus berbeda.Gender dipahami sebagai konstruksi
sosial yang dibuat oleh masyarakat berdasarkan sifat-sifat yang
dikategorisasikan ke dalam feminim-maskulin berdasarkan perilaku antar jenis
kelamin.Oleh karena laki-lakilah yang membentuk masyarakat dengan segala
pranata sosial serta norma-norma yang melekat, maka tidaklah mengherankan
jika dalam ranah kehidupan sosial kemasyarakatan perempuan kurang
mendapat pengakuan dan kedudukan setara.
Laki-laki dan perempuan adalah setara tetapi berbeda.Hal ini dapat
dilihat pada karakteristik masing-masing. Menurut Beynon (Argyo Demartoto.
2010) terdapat tujuh perbedaan karakteristik antara laki-laki dan perempuan
yakni :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
1) Lelaki memahami suatu situasi secara keseluruhan dan berfikir secara
global sedangkan wanita memusatkan pemikiran mereka serta
bergantung kepada perincian dan nuansa.
2) Lelaki adalah pembina dan pencipta. Mereka mengambil risiko dan
melakukan eksperimen. Wanita pula memilih pengetahuan paling
bernilai dan menurunkannya kepada generasi seterusnya.
3) Lelaki lebih berdikari dalam pemikiran tindakan manakala wanita lebih
mengikut idea yang ditawarkan orang lain.
4) Wanita kurang menghargai atau memuji diri mereka berbanding lelaki.
Wanita sering mengkritik diri mereka dan lelaki pula sering berpuas hati
dengan pencapaian diri.
5) Perkara yang memberikan kepuasan juga berbeda. Bagi lelaki, ia adalah
karier dan kejayaan sedangkan wanita lebih menitikberatkan keluarga
dan anak-anak.
6) Lelaki lebih memikirkan mengenai keperluan mencapai impian mereka.
Wanita pula lebih menitikberatkan perhubungan berbanding perkara ini.
7) Lelaki jatuh sakit pada frekuensi yang sama seperti wanita walaupun
wanita lebih prihatin terhadap kesehatan diri.
Sehubungan dengan itu Wade& Tavris (Nurrachman & Bachtiar, 2011)
menyatakan bahwa kurang terdapat bukti yang menyatakan bagaimana dalam
kehidupan sehari-hari salah satu pihak lebih sering mengungkapkan emosinya
(marah, cemas, malu). Perbedaan utama dalam hal pengungkapan emosi antar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
jenis kelamin terletak pada bagaimana dan kapan emosi tersebut diekspresikan
dan bagaimana ekspresi tersebut ditangkap oleh orang lain.
6. Ironisme dan Usaha Keadilan Gender
Kristi Poerwandari (Makalah Kuliah Umum, Februari 2011) mengatakan
dengan tegas terkait perbedaan laki-laki dan perempuan. Kebutuhan utama
manusia sesungguhnya adalah memenuhi harkat manusiawi dari setiap orang,
itu berarti mengakui, menghormati, dan justru mengunggulkan
perbedaan.Keadilan sosial khususnya keadilan seksual hanya dapat diwujudkan
jika ada perubahan kaidah bahasa dengan konsepsi dan nilai-nilai yang
benar.Karenanya, setiap individu, perempuan dan laki-laki, dapat dan harus
menciptakan kembali riwayatnya, secara individu maupun kelompok.Untuk itu
diperlukan penghormatan pada tubuh dan persepsi berbeda dari perempuan dan
laki-laki.
Berbeda dari perhatian dan kesetiaan pada pengalaman, kepercayaan
semena-mena merusak identitas dan tanggungjawab.Akhirnya kepercayaan
menjadi pengganti bagian sejarah yang hilang, dianggap sebagai kebenaran.
Menetralkan gender gramatikal sama dengan menghancurkan perbedaan
subjektivitas jenis kelamin, yang berarti juga menghancurkan peradaban.
Di Indonesia, lingkungan pemerintah maupun swasta, perempuan yang
telah berhasil menduduki jabatan tinggi masih sedikit dibandingkan dengan
kaum laki-laki padahal secara kuantitatif perempuan merupakan mayoritas.
Ironisnya, sebagian besar dari mahluk perempuan ini "tidak terlihat", lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
banyak yang buta huruf, lebih banyak yang menjadi buruh.Kesempatan yang
diberikan di bidang pendidikan dan peluang untuk menduduki jabatan
eksekutif pada umumnya baru dinikmati oleh segelintir perempuan saja
(Yulfira Raharjo, 1995).
Pembebasan berbasis gender tidak mungkin terjadi tanpa perubahan
kaidah bahasa. Kita perlu mengubah bahasa, tidak cukup hanya menunggu
secara pasif evolusi bahasa.Upaya dalam wacana dan bahasa menurutnya dapat
digunakan secara sengaja untuk meningkatkan kedewasaan budaya dan
keadilan sosial.Pembebasan subjek memerlukan bahasa yang tidak tunduk pada
kaidah yang mengendala atau menghapus perbedaan seksual.
Tujuan pendidikan nasional mengandung fungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab (UU Sisdiknas pasal 3). Ini berarti tidak ada pemisahan
gender atau laki-laki dan perempuan dalam dunia pendidikan karena semua
memiliki hak yang sama. Maka kesetaraan gender dalam pendidikan
membuktikan bahwa pendidikan terbuka untuk siapa saja baik perempuan
maupun laki-laki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
B. Minat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (hal.583), minat berarti
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat merupakan sifat yang
relatif menetap pada diri seseorang yang berpengaruh besar terhadap kegiatan
seseorang sebab ia akan melakukan sesuatu yang diminatinya.
Pengertian minat secara istilah telah banyak dikemukakan oleh banyak
ahli. Di antaranya Hilgard yang dikutip oleh Slameto menyatakan, “ interest is
prestiting tendency to pay attention to end enjoy some activity and content”
( Slameto, 57).
Menurut Tidjan (1976:71), minat merupakan gejala psikologis yang
menunjukan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek sebab ada perasaan
senang. Dari pengertian tersebut jelaslah bahwa minat itu sebagai
pemusatan perhatian atau reaksi terhadap suatu obyek seperti benda tertentu atau
situasi tertentu yang didahului oleh perasaan senang terhadap obyek tersebut.
Sedangkan menurut Dyimyati Mahmud (1982), minat adalah sebagai sebab yaitu
kekuatan pendorong yang memaksa seseorang menaruh perhatian pada situasi
atau aktivitas tertentu dan bukan pada yang lain, atau minat sebagai akibat yaitu
pengalaman efektif yang distimulir oleh hadirnya seseorang atau sesuatu obyek,
atau karena berpartisipasi dalam suatu aktifitas.
Melalui beberapa definisi para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
minat adalah kecenderungan seseorang terhadap suatu obyek atau suatu kegiatan
yang digemari yang disertai dengan perasaan senang, adanya perhatian, dan
keaktifan untuk berbuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Sehubungan dengan minat belajar, banyak ahli mengemukakan pendapat
atau teorinya tentang belajar itu sendiri. Menurut Winkel (1989:36), belajar
merupakan suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-
pemahaman, keterampilan dan sikap.
Nana Sudjana (1987:28) mengemukakan bahwa belajar adalah proses
yang aktif dan mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu.
Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui
berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami
sesuatu.
Melalui pengertian minat dan belajar seperti yang telah dikemukan di
atas dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah suatu keinginan atau kemauan
yang disertai perhatian dan keaktifan yang disengaja, yang akhirnya melahirkan
rasa senang dalam perubahan tingkah laku baik berupa pengetahuan, sikap, dan
pengetahuan.
Siswa yang berminat terhadap pelajaran tertentu akan tampak terdorong
terus untuk giat belajar, berbeda dengan siswa yang bersikapnya hanya menerima
pelajaran. Bentuk penerimaan ini membuat mereka hanya tergerak dan mau
belajar tetapi sulit untuk menekuni karena kurang ada faktor pendorongnya. Oleh
karena itu untuk memperoleh hasil belajar, yang baik dalam belajar, seorang siswa
harus memiliki minat terhadap pelajaran tersebut sehingga akan mendorongnya
untuk terus belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Minat belajar tiap siswa berbeda satu dengan lainnya. Ketidaksamaan itu
dipengaruhi oleh macam-macam faktor sehingga ia dapat belajar dengan baik atau
bahkan gagal sama sekali. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi minat
belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua (Nashar, 64), yaitu :
1. Faktor intern
a) Kondisi fisik/ jasmani siswa dalam mengikuti pelajaran.
Faktor kesehatan badan, seperti kondisi prima dan tidak dalam
keadaan sakit atau lelah, sangat membantu dalam pemusatan
perhatian terhadap proses pembelajaran yang sedang belangsung.
b) Pengalaman belajar pada jenjang pendidikan sebelumnya
Setiap siswa memiliki pengalaman yang berbeda-beda pada jenjang
pendidikan sebelumnya. Hal demikian menjadi modal awal bagi
siswa dalam melakoni proses belajar selanjutnya. Pengalaman
tersebut juga menjadi dasar untuk menerima pengalaman-pengalaman
baru yang akan membantu dalam minat belajarnya.
2. Faktor ekstern
a) Metode dan gaya mengajar guru
Metode dan gaya mengajar dari guru memberi pengaruh
terhadap minat siswa dalam belajar. Maslow (1989:112),
mengungkapkan : Guru sebagai inspirator, yang memberikan
semangat kepada setiap siswa, tanpa memandang taraf kemampuan
intelektual atau tingkat motivasi belajarnya. Selanjutnya, sumber
yang sama (hal.119) mengatakan, selama proses pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
berlangsung, guru dan siswa berinteraksi sebagai pribadi; baik guru
maupun siswa, mengkomunikasikan sikap dan perasaan-perasaan.
Komunikasi semacam ini menjadikan interaksi antara guru dan
murid suatu kontak yang manusiawi.
Cara seorang guru dalam menyampaikan pelajaran terkait
dengan tipe atau karakter keperibadiannya. Menurut Kurt Lewin
(Maslow, 117), gaya-gaya kepemimpinan guru antara lain :
Gaya otoriter ; guru berlagak dominan, gurulah yang mengatur
segala-galanya, dan siswa tidak diberikan inisiatif
Gaya demokratis ; guru bertindak sebagai anggota kelompok dan
bersama dengan murid menentukan bagaimanakah sebaiknya
proses belajar diatur
Gaya laissez-faire ; guru membiarkan siswa mengatur belajarnya
sendiri, menurut seleranya sendiri, guru tidak memberi
pengarahan kecuali bila diminta.
Dengan demikian, guru dituntut untuk dapat menggunakan
berbagai metode pengajaran yang variatif sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
b) Tersedianya alat penunjang dan fasilitas pelajaran
Fasilitas dan alat dalam belajar memiliki peran yang penting
dalam memotivasi minat siswa dalam suatu pelajaran. Secara khusu
belajar fisika akan lebih efektif dan menarik apabila menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
alat dan fasilitas peraga dibanding tanpa menggunakan alat peraga
atau hanya dengan teori saja.
C. Sikap
Sikap merupakan kemampuan internal yang berperan dalam mengambil
tindakan, lebih-lebih bila terbuka berbagai kemungkinan untuk bertindak. Orang
yang memiliki sikap jelas, mampu untuk memilih secara tegas di antara beberapa
kemungkinan (Winkel. 77). Menurut Winkel (1989:78), Sikap mengandung tiga
komponen :
1) Komponen kognitif, merupakan representasi apa yang dipercayai oleh
individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan stereotipe yang
dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan (opini)
terutama apabila menyangkut masalah isu atau problem yang kontroversial.
2) Komponen afektif, merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional.
Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai
komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap
pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap seseorang
komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang
terhadap sesuatu.
3) Komponen konatif, merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu
sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Ini berisi tendensi atau
kecenderungan untuk bertindak / bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara
tertentu. Hal ini berkaitan dengan objek yang dihadapinya. Adalah logis untuk
mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah dicerminkan dalam bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
tendensi perilaku. Selain itu terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi sikap.
Beberapa faktor yang dikemukakan Azwar (2005:30-38) adalah :
a) Pengalaman Pribadi.
Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi
haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih
mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi
yang melibatkan faktor emosional.
b) Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis
atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini
antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk
menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.
c) Pengaruh Kebudayaan
Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita
terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota
masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman
individu-individu masyarakat asuhannya.
d) Media Massa
Dalam pemberitaan surat kabar mauoun radio atau media komunikasi
lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyekstif
cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh
terhadap sikap konsumennya.
e) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama
sangat menentukan sistem kepercayaan tidaklah mengherankan jika kalau
pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.
f) Faktor Emosional
Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari
emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau
pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.
Sikap belajar adalah kecenderungan perilaku seseorang tatkala
mempelajari hal-hal yang bersifat akademik (Djaali, 2008). Sikap belajar adalah
perasaan senang atau tidak senang, perasaan setuju atau tidak setuju, perasaan
suka atau tidak suka terhadap guru, tujuan, materi dan tugas-tugas serta lainnya.
Sikap belajar dapat diartikan sebagai kecenderungan perilaku ketika ia
mempelajari hal-hal yang bersifat akademik.
Perubahan sikap dapat diamati dalam proses pembelajaran, tujuan yang
ingin dicapai, keteguhan, dan konsistensi terhadap sesuatu. Penilaian sikap adalah
penilaian yang dilakukan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap mata
pelajaran, kondisi pembelajaran, pendidik, dan sebagainya.
Sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, misalnya fisika, harus lebih
positif setelah peserta didik mengikuti pembelajaran fisika dibanding sebelum
mengikuti pembelajaran. Perubahan ini merupakan salah satu indikator
keberhasilan pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Untuk itu
pendidik harus membuat rencana pembelajaran termasuk pengalaman belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
peserta didik yang membuat sikap peserta didik terhadap mata pelajaran menjadi
lebih positif.
D. Pemahaman Fisika
Fisika adalah sebuah ilmu yang lebih banyak memerlukan pemahaman
dari pada hafalan.Dalam belajar fisika yang terpenting adalah siswa yang aktif
belajar fisika sehingga usaha guru harus diarahkan untuk membantu dan
mendorong agar siswa mau mempelajari fisika sendiri (Suparno, 2007:2).Kunci
kesuksesan siswa dalam belajar fisika adalah pada kemampuan memahami tiga
hasil pokok fisika yaitu konsep (pengertian), hukum atau azas-azas, dan teori-
teori.Hal penting yang diperhatikan untuk meningkatkan pemahaman siswa
adalah komunikasi antara guru dan siswa di mana dengan komunikasi ini
diharapkan mereka saling membantu.Kenyataan yang terjadi adalah pengajaran
klasikal dengan jumlah murid yang terlampau besar dan padat menimbulkan guru
atau tenaga pengajar tidak dapat memberikan bantuan idividual, bahkan tidak
mengherankan jika seorang guru kurang mengenal siswanya seorang demi
seorang.Relasi yang jauh ini dapat menjadi kendala dalam pembelajaran
fisika.Siswa memiliki kebebasan berpikir namun terkadang malu bahkan kurang
berani dalam mengungkapkan kesulitan maupun ide atau gagasan dalam kelas.
Kemampuan aktual yang diukur secara langsung dari kegiatan belajar ini
disebut sebagai prestasi belajar. Senada dengan pandangan ini, Suryabrata
(1983:35) mendefinisikan prestasi belajar sebagai kemampuan seseorang untuk
mencapai pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman belajar. Slameto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
(2003:60 ) mengatakan, faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat dibagi 2
(dua), yakni, faktor yang ada di dalam individu siswa (internal) dan faktor yang
datang dari luar individu (eksternal). Sugiono (1984:3), mengatakan bahwa ada
tiga faktor utama yang menentukan prestasi belajar atau keberhasilan siswa
belajar di sekolah, yakni: tingkat kemampuan akademik, fasilitas sekolah dan
guru, latar belakang sosial ekonomi keluarga.
Disamping itu diakui juga bahwa faktor lingkungan mempunyai andil
yang cukup besar pula terhadap pencapaian prestasi akademik siswa di sekolah.
Demikian juga bila disimak hasil penelitian “ Colleman dan Jencks” (dalam Fen,
1985:31) menyebutkan bahwa salah satu faktor penentu prestasi belajar yang
penting untuk siswa adalah “lingkungan siswa”.
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan
hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar
harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri.Untuk itu para ahli
mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang
mereka anut.Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik
persamaan.
Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1986:28) memberikan
pengertian prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha
belajar sebagaimana dinyatakan dalam raport.” Selanjutnya Winkel (1996:162)
mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kemampuan belajarnya sesuai
dengan bobot yang dicapainya.
Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu
dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh
siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Sedangkan menurut S.
Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah: “Kesempurnaan yang dicapai
seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna
apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, afektif dan psikomotor, sebaliknya
dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi
target dalam ketiga kriteria tersebut.”
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi
belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima,
menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar
mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu
dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau
raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi
belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi.Hasil dari evaluasi dapat
memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.
Prestasi belajar fisika juga tidak terlepas dari tuntutan di atas tetapi
dengan beberapa tekanan. Hasil belajar siswa dari proses belajar fisika secara
umum idealnya meliputi tiga aspek yakni pengetahuan ( kognitif), sikap (afektif),
dan ketrampilan (psikomotorik). Disadari bahwa sekolah selama ini hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
menekankan aspek kognitif semata dan mengesampingkan dua aspek yang
lainnya sehingga tidak membentuk pengetahuan yang holistik bagi siswa.
Seperti sudah disinggung di atas bahwa membekali siswa dengan
pengetahuan saja tidak cukup, mereka hendaknya dibekali dengan pelbagai
kemampuan dan keterampilan. UNESCO dalam konfrensinya tahun 1998
mencanangkan empat pilar pendidikan yaitu:
Pertama, learning to know yang bersangkut paut dengan kemampuan
akal budi peserta didik. Akal budi manusia hendaknya dikondisikan dan
dirangsang untuk semakin mampu berpikir, menganalisa, menginterpertasi secara
kritis dan inovatif.
Kedua, learning to do, dalam proses belajar peserta didik tidak hanya
mengenal dan memahami ilmu yang dipelajarinya seperti yang banyak terjadi
dewasa ini, namun harus diupayakan supaya lebih ditingkatkan ke domain yang
lebih tinggi yaitu kemampuan untuk menganalisis, mengkaitkannya dengan hal-
hal lain untuk mengambil kesimpulan dan akhirnya mengaplikasikannya dalam
hidupnya sehari-hari
Ketiga, learning to be, yang menekankan pada penggalian potensi peserta
didik. Maka pilar ini tidak hanya menekankan pada keterampilan hidup (life
skils), namun juga pengembangan potensi kepribadian anak untuk
mengembangkan eksistensinya. Untuk itu tidak hanya dibutuhkan daya nalar,
tetapi terlebih kehendak, cita rasa, emosi dan perasaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Keempat, learning to live together, menekankan bahwa manusia itu
adalah mahluk sosial. Dia hanya dapat berkembang dan interaksi dan komunikasi
dengan sesama. Pada kenyataannya anak-anak membutuhkan sapaan dari manusia
lainnya untuk dapat bertumbuh dan berkembang. Semua sikap dan tindakan itu
tentu saja menyangkut kemampuan dan kompentensi, bukan sekedar pengetahuan
saja. Siswa-siswi hendaknya mampu berpikir (kognitif), mampu menentukan
sikap (afeksi), dan mampu bertindak (psikomotorik). Dengan demikian ia menjadi
manusia yang bermartabat. Prestasi belajar fisika siswa hendak mencakup tiga hal
tersebut. Ketiga hal itu merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lainnya karena kalau prestasi belajar fisika hanya
menekankan aspek kognitif saja maka prestasi belajar siswa itu belumlah cukup
jika kita mengacu pada empat pilar pendidikan yang dicanangkan oleh UNESCO
dalam konferensinya tahun 1998 .
E. Penelitian yang Relevan
Patrisia H.Miller, dkk (2006), melakukan penelitian tentang Perbedaan
Pandangan Gender tentang Sains di SMU menemukan beberapa fakta yakni pria
di SMU lebih menyukai mata pelajaran sains daripada wanita. Pria lebih sering
memilih mata pelajaran sains sebagai mata pelajaran favorit dan lebih sering
mengambil jurusan sains di Perguruan Tinggi, terutama tekhnik dan
komputer.Sedangkan para pelajar wanita SMU lebih berorientasi pada masyarakat
dalam hal ketertarikan.Mereka lebih memilih mata pelajaran sastra daripada fisika
atau matematika.Selanjutnya para wanita lebih tertarik pada biologi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
persentase yang cukup tinggi yakni 17,5% (7 dari 40) memilih biologi sebagai
mata pelajaran favorit mereka, dan 75% (n = 30) menaruh biologi di lima teratas
mata pelajaran yang mereka sukai. Menarik bahwa banyak wanita merencanakan
pendidikan sains mereka bukan karena mereka tertarik dengan sains, akan tetapi
karena merupakan syarat untuk memasuki jenjang karier yang mereka inginkan
seperti kedokteran, farmasi, dll. Ketertarikan mereka dengan ilmu kesehatan
sejalan dengan ketertarikan mereka dengan biologi dan dalam meningkatkan
kondisi kesehatan manusia.Kecenderungan pelajar wanita menganggap sains tidak
menarik dan kehidupan ilmuwan tidak menggiurkan.Mereka lebih menyukai
Sastra Inggris dan Spanyol daripada kimia dan matematika.
Scantlebury, K & Baker, D. (2007), mengemukakan bahwasebuah studi
paling awal tentang perbedaan gender telah dilakukan oleh Field dan Copley
tahun 1969 yang terfokus pada perbedaan gaya dan pencapaian kognitif antara
pria dan wanita di Australia dan United Kingdom. Mereka menyimpulkan bahwa,
“basic and important psycological differences between the sexes in the processing
of information, and that the slower development of formal operations by these
girls, was responsibility for boys higher science achievement scores” (terdapat
perbedaan penting dan mendasar tentang psikis antara kedua jenis kelamin dalam
pengolahan informasi, bahwa perkembangan berpikir perempuan lebih lambat,
sedangkan laki-laki memiliki tanggung jawab dan prestasi yang lebih tinggi dalam
sains. Kelly (1978) meninjau kembali penelitian tahun 1960-an dan 1970-an yang
juga membenarkan bagaimana kinerja laki-laki lebih baik daripada perempuan
dalam sains.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Selanjutnya Kahle dan Meece (1994), mensintesa kembali penelitian
tahun 1970-an sampai awal tahun 1990-an dan mereka mencatat, “ recent concert
about the low participation of women and girls in science, and placed this
research in the contex of “ factors underlying the differential participation of boys
and girls in school science” (“keprihatinan terbaru tentang rendahnya partisipasi
perempuan dan anak perempuan dalam ilmu pengetahuan, dan penelitian ini
ditempatkan dalam konteksnya dari “faktor-faktor yang mendasari partisipasi
diferensial anak laki-laki dan perempua di sekolah”). Mereka mengakui adanya
faktor yang memperngaruhi perbedaan gender dalam sains yakni keluarga,
budaya, dan masyarakat yang difokuskan pada sekolah yang terkait, karena guru
dan administrasi dapat dipengaruhi faktor-faktor tersebut. Mereka juga meninjau
kembali penelitian tentang desain intervensi untuk meningkatkan peran serta
perempuan dalam sains. Mereka mencatat perbedaan gender pada pelajaran
matematika telah berhenti tahun 1988, tetapi tidak dalam sains. Data terbaru dari
Third International Mathematics and Science Study (TIMSS), data dari IEA,
2000, mendukung kesimpulan ini dan menunjukkan bahwa dari 1988 sampai 2000
di Amerika Serikat perbedaan gender tidak menurun kecuali pada sekolah
menengah.
TIMSS untuk Korea mengindikasikan bahwa perbedaan gender
mendukung laki-laki dalam ilmu bumi, fisika dan isu-isu lingkungan dan sifat
sains di kelas delapan. Sementara TIMSS Hongkong menunjukkan bahwa
perbedaan gender mendukung laki-laki di kelas empat dan meliputi ilmu alam,
fisika, dan kelas delapan yang meliputi bidang studi ilmu alam, fisika dan kimia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Data dari Jepang juga menunjukkan hal yang sama. Jumlah perempuan di bidang
sains di Jepang cukup rendah, ini mencerminkan nilai-nilai tradisional dan sistem
pendidikan menengah yang memperkuat partisipasi perempuan dalam ekonomi
rumah tangga sementara anak laki-laki belajar bidang teknologi (Kuwahara,
2011). Demikian halnya di China, terjadi juga penurunan jumlah perempuan
dalam fisika telah dikaitkan dengan hambatan jenis kelamin yang sama seperti
yang ditemukan di tempat lain, yang dihadapi oleh perempuan dalam fisika dan
arus pesan media yang menekankan menikah dengan seorang suami yang baik
dan membesarkan anak-anak (Jianxiang, 2002).
Sementara Baker, D. (2003), mengungkapkan tentang hal kuantitas di
mana jumlah laki-laki yang walaupun lebih sedikit daripada perempuan namun
lebih banyak atau mendominasi dalam pembelajaran sains. Sebaliknya perempuan
yang jumlahnya lebih banyak namun minoritas dalam belajar (sains). Hal ini
dipengaruhi oleh dua hal pokok yakni pengaruh sekolah (prestasi, perbedaan jenis
kelamin, etnis, kurikulum, kesempatan belajar, faktor sosial ekonomi, pengaruh
kelurga) dan hambatan sosiokultur (peran gender, ketidakcocokan akibat budaya,
budaya dan pola interaksi).
Ice Sutary, Nenden Lilis A, Yulianeta (2007), mengemukakan tentang
kemampuan dalam memandang diri, responden remaja laki-laki dan perempuan
menunjukkan perbedaan tertentu. Rasa percaya diri remaja laki-laki lebih tinggi
daripada perempuan.Responden laki-laki yang menyatakan merasa percaya diri
adalah 65%, sementara perempuan 35%. Senada dengan itu Friedman dan
Schustack (2006) menunjukan beberapa area di mana gender dapat ditemukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
berkaitan dengan kemampuan psikologis, khususnya kemampuan berpikir,
persepsi, dan memori. Anak laki-laki lebih mahir dalam dalam mengerjakan tugas
dan tes-tes yang mengukur kemampuan spasial, mengetahui lebih banyak tentang
geografi dan politik, dan sejak SMU memiliki kemampuan matematika yang lebih
baik (Halpern, 1992:2004, dalam Friedman & Schustack, 2006:5).
Berdasarkan kasus- kasus tersebut maka dalam berbagai penelitian
menunjukkan bahwa perempuan akan lebih baik berada di jenis sekolah homogen
daripada sekolah heterogen, baik dari segi akademis maupun konsep diri (Maersh,
2004; Kayes, 2004; Schemo,2004; Takahashi, 1997 dalamYuliana Dewi
Rachmawati's. 2006). Ketidakhadiran murid dengan jenis kelamin yang berbeda
sebagai teman bersaing merupakan suatu hal yang penting dalam membentuk
identitas seksual dan pekerjaan individu di masa depan.
F. Peranan Teori dengan Penelitian
Pencarian dan pengadaan literatur atau kepustakaan merupakan suatu
hal yang penting dalam sebuah penelitian secara khusus penelitian
kuantitatif.Kepustakaan merupakan jembatan bagi peneliti untuk mendapatkan
landasan konstruksi teoritik sebagai pedoman atau pegangan, tolok ukur, sumber
hipotesis.
Dengan kajian pustaka, peneliti dapat menjustifikasi adanya masalah
penelitian dan mengidentifikasikan arah penelitian.Justifikasi masalah penelitian
berarti peneliti menggunakan kepustakaan untuk menunjukkan pentingnya
permasalahan penelitian untuk diteliti.Sedangkan mengidentifikasi arah penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
berarti peneliti menelaah atau mengkaji kepustakaan dan mengidentifikasi
variabel-variabel kunci yang layak dan berhubungan serta memiliki
kecenderungan potensial yang perlu diuji dalam penelitian.
Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui apakah ada pengaruh
gender dalam hal minat, sikap, dan tingkat pemahaman fisika siswa, sehingga
kajian teori menjadi penting untuk menunjang topik yang ingin diteliti. Teori-teori
tentang minat dan sikap akan menunjang dalam pembuatan instrumen penelitian
yang dalam hal ini adalah angket. Teori-teori tentang pemahaman fisika akan
mempengaruhi test yang akan dilakukan. Sementara teori dan penelitian yang
relevan tentang gender akan membantu dan menolong peneliti dalam
menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bagian ini berturut-turut akan dijelaskan jenis penelitian, tempat
dan waktu, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, jenis dan instrumen
pengumpulan data, kisi-kisi instrumen penelitian, dan teknik analisa data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif karena
merupakan penelitian lapangan yang memerlukan analisis statistik yakni dengan
menggunakan angka-angka untuk membuktikan kebenaran. Teknik analisis
statistik yang digunakan adalah Uji T dengan bantuan komputer program SPSS
17.00 for Wondows. Uji T digunakan untuk melihat apakah ada perbedaan antara
siswa laki-laki dan siswa perempuan dalam hal minat, sikap, dan pemahaman
terhadap fisika.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester gasal yakni bulan Juli –Agustus
2012
2. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Frater Makassar
3. Subyek penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA yang berjumlah 75 orang
4. Obyek penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Obyek yang mau diteliti dalam penelitian ini adalah gender dalam hal
minat, sikap dan pemahaman fisika siswa.
C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa/i kelasXI tahun
pelajaran2012/2013.Kelas XI SMA Frater Makassar sekarang terbagi menjadi 4
kelas paralel di mana terdapat 2 kelas IPA dan 2 kelas IPS. Pengambilan sampel
dalam penelitian ini dibuat berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu di
mana hanya diambil kelas IPA yang sesuai dengan judul dan sasaran penelitian.
Cara pengambilan subyek yang dilakukan adalah teknik purposive sampling di
mana peneliti memilih sampel yang diperkirakan akan memberikan informasi
dan data yang diperlukan (Suparno 2010:47).
Peneliti menentukan kelas XI IPA sebagai sampel dalam penelitian ini
dengan jumlah sampel sebanyak 75 orang siswa/i. Kelas sampel ini merupakan
kelas normal sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dengan jumlah siswa laki-
laki dan siswa perempuan tersebar tidak merata. Siswa/i ini yang akan mengisi
kuesioner. Rincian jumlah siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas XI IPA
Siswa Kelas
Jumlah IPA 1 IPA 2
Laki-laki 14 15 29 Perempuan 23 23 46
Total 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
D. Treatmen
Treatmen merupakan perlakuan peneliti pada apa yang mau diteliti agar
nantinya mendapatkan data yang diinginkan. Treatmen yang dilakukakan
peneliti adalah mengajarkan materi fisika pokok bahasan kinematika dengan
analisis vektor pada sub-pokok bahasan posisi, kecepatan, percepatan pada
dalam bidang dan gerak parabola. Dalam melakukan penelitian (mengajar)
peneliti tidak terpaku pada metode pembelajaran tertentu sehingga lebih
bebas memilih metode pembelajaran sesuai dengan materi yang akan
disampaikan.
Tahap akhir dari kegiatan ini adalah melakukan test (ulangan) dari
materi yang telah diberikan. Melalui hasil ulangan ini tingkat pemahaman
siswa/i dapat diukur. (Perangkat pembelajaran; silabus, RPP,materi ajar,
terlampir)
E. Instrumen
Alat pengumpulan data merupakan sarana untuk mendapatkan data yang
diperlukan.Dua macam instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
instrumen perlakuan dan instrumen pengukuran.
1. Instrumen Perlakuan
Pada instrumen perlakuan ini peneliti menyiapkan perangkat
pembelajaran yang akan dipakai dalam proses belajar mengajar di kelas.
Adapun perangkat pembelajaran itu berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), Soal-soal Latihan dan Tugas Mandiri Rumah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
2. Instrumen Pengukuran
Instrumen pengukuran yang dipakai dalam penelitian ini adalah test
fisika untuk mengetahui tingkat pemahaman fisika dan angket siswa untuk
mengetahui minat dan sikap.
1) Test Fisika
Test fisika dilakukan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa/i
terhadap materi yang telah diberikan yakni pada pokok bahasan tentang
kinematika dengan analisis vektor. Sebelum melakukan test terlebih
dahulu dibuat kisi-kisi test yang mengacu pada kompetensi yang diujikan,
indikator hasil pembelajaran dari seluruh materi yang telah diberikan
dengan tingkat kesulitan setiap soal beragam.Skoring terhadap hasil
pekerjaan siswa akan dianalisis berdasarkan taksonomi kognitif. Berikut
adalah tabel kisi-kisi ulangan fisika :
Tabel 3.2
Kisi-kisi Ulangan Fisika
Kompetensi yang
Diujikan
Indikator Pencapaian
Hasil Belajar
No
Soal Uraian Soal Ranah
Kognitif Bobot
Siswa memahami
persamaan gerak pada
bidang dengan
mengembangkan
kemampuan
menganalisis
masalah.
Siswa dapat
menentukan posisi
suatu benda yang
dinyatakan dalam
vektor kecepatan v =
vx i + vy j
Siswa dapat
menentukan posisi
suatu benda dengan
1 Kedudukan sebuah
partikel yang sedang
bergerak pada bidang XY
dinyatakan oleh: x = (1,2
m/s) t dan y = 16 m – (0,6
m/s2) t2 untuk selang
waktu mulai dari t = 0
sampai dengan t = 3 s.
Tentukan
C1 dan
C4
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
menginterpretasikan
posisi sebagai fungsi
dari waktu.
vektor kecepatan rata-rata
dinyatakan dalam vektor
satuan!
Siswa memahami
persamaan gerak pada
bidang dengan
mengembangkan
kemampuan bernalar.
Siswa dapat
menentukan posisi
suatu benda yang
dinyatakan dalam
vektor kecepatan v =
vx i + vy j
Siswa dapat
menentukan posisi
suatu benda dengan
menginterpretasikan
posisi sebagai fungsi
dari waktu.
2 Seekor kelinci berlari
menyeberangi suatu
tempat parkir.
Komponen-komponen
kecepatan lari kelinci
terhadap sistem
koordinatXY dinyatakan
oleh: vx = -0,8t + 9 dan vy
= 0,4t – 10, dengan t
dalam sekon dan vx dan vy,
dalam m/s2. Posisi awal
kelinci x0 = 30 m dan y0 =
40 m.
C2 dan
C4
10
Siswa memahami
gerak pada bidang
yang bersifat relatif
dengan
mengembangkan
kemampuan bernalar.
Siswa dapat
menentukan kecepatan
suatu benda relatif
tehadap benda lain
yang diam.
3 Bus Batutumonga yang
ditumpangi Taruk sedang
bergerak memotong
sebuah jalan raya dengan
kecepatan 15 km/jam.
Berapa kecepatan Taruk
terhadap orang yang diam
berjalan dengan kecepatan
2 km/jam menjauhi sopir
bus?
C2 dan
C4
5
Siswa memahami
persamaan gerak dua
dimensi pada bidang
dengan
mengembangkan
kemampuan
Siswa dapat
menentukan waktu
(t), kecepatan awal
(v0), dan kecepatan
pada saat tertentu (vt).
4 Sebuah mobil mainan
meluncur dari atas meja
yang tingginya 1,25 meter
dari lantai. Jika mobil
jatuh di lantai 0,40 meter
dari meja, tentukan:
C2, C3
dan C4
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
menganalisis
masalah.
a) Berapa lama waktu
yang diperlukan mobil
untuk mendarat di
lantai?
b) Berapa kecepatan
mobil meluncur dari
sisi meja?
Siswa memahami
persamaan gerak dua
dimensi pada bidang
dengan
mengembangkan
kemampuan
menganalisis data.
Siswa dapat
menentukan dengan
tepat komponen-
komponen gerak dua
dimensi pada bidang.
5 Sebuah partikel yang
mengalami gerak
parabola, posisinya pada t
ditentukan oleh koordinat
(X,Y) dengan x = 6t dan y
= 12t – 5t2. x,y dalam
meter dan t dalam sekon.
Tentukan:
a) Kecepatan awal
b) Sudut elevasi
c) Ketinggian
maksimum
C2 dan
C4
15
Berdasarkan kisi-kisi test tersebut di atas, selanjutnya dilakukan test
yang mana hasil test tersebut dijadikan data dalam penelitian ini. Oleh
karena bahan yang diujikan sesuai dengan materi yang telah diajarkan,
maka validitas test fisika ini dapat dikatakan memenuhi.
2) Angket
Metode angket dapat dilakukan dengan adanya sejumlah pertanyaan
yang tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui
(Arikunto, 1993:188).Angket ini disusun peneliti berdasarkan kajian teori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
dalam bab II. Angket yang disusun ini bersifat langsung dan
tertutup.Bersifat langsung karena angket ini langsung diisi oleh subyek
sesuai dengan keadaannya.Bersifat tertutup karena alternatif pilihan angket
sudah disediakan sehingga subyek cukup memberi tanda centang (√) pada
salah satu alternatif pilihan yang dianggap sesuai dengan keadaan
dirinya.Adapun kategori masalah-masalah siswa adalah Sangat Setuju
(SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
Sedangkan dari segi prestasi belajar fisika langsung mengacu pada hasil
nilai test fisika siswa.
a) Kisi-kisi Angket Penelitian
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Penelitian
No
Variabel Sub variabel
Indikator/rambu-rambu
Jlh
1 Gender
(perempuan
dan laki-
laki) dalam
Hal Minat
Faktor Sosial
Masyarakat
(orangtua,
saudara kandung,
teman,
media,kognisi,
dan stereotip)
1) Saya memiliki kebebasan untuk memilih jurusan
pendidikan di sekolah tanpa paksaan dari orang tua
atau pihak lain
2) Dalam pergaulan (di luar jam sekolah) saya selalu
mendiskusikan masalah belajar fisika
3) Saya selalu menonton acara di TV atau membaca
di media masa tentang masalah-masalah fisika
4) Saya dapat memilih aktivitas mana yang cocok
dengan jenis kelamin saya
5) Menurut saya, laki-laki dan perempuan memiliki
hak dan kesempatan yang sama dalam belajar
termasuk belajar fisika
5
Faktor Internal
siswa dalam
belajar
1) Saya menyiapkan diri agar selalu prima dalam
belajar fisika
2) Saya tidak memiliki masalah dalam belajar fisika
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
3) Saya adalah siswa yang cukup diperhitungkan
dalam hal prestasi fisika
4) Saya selalu berusaha untuk mendapatkan nilai
fisika yang baik
5) Saya aktif dengan kegiatan-kegiatan di sekolah
terutama menyangkut fisika seperti pembuatan alat
peraga, lomba fisika, seminar fisika, dll
6) Saya menyampaikan kesulitan belajar kepada guru-
guru saya
Faktor Eksternal
siswa dalam
belajar
1) Saya senang dengan metode mengajar guru fisika
saya
2) Bagi saya belajar fisika itu menyenangkan apalagi
kalau menggunakan alat praga
3) Saya dapat bergaul dengan siapa saja di sekolah
tanpa membeda-bedakan
4) Guru- guru selalu memperhatikan perkembangan
belajar fisika saya
4
2
Gender
(perempuan
dan laki-
laki) dalam
Hal Sikap
Faktor Sosial
Masyarakat
(orangtua,
saudara kandung,
teman,
media,kognisi,
dan stereotip)
1) Saya bersikap adil terhadap diri sendiri dan dapat
mengontrol perkembangan belajar fisika saya
2) Saya senantiasa menaruh hormat kepada siapa saja
di lingkungan di mana saya berada
3) Saya dan teman-teman diperlakukan secara adil
oleh guru di kelas tanpa pandang bulu
4) Saya adalah orang yang ingin menjadi diri sendiri
termasuk dalam belajar fisika
5) Saya memiliki cita-cita sesuai dengan kemampuan
dan keyakinan diri sendiri bahwa saya juga bisa.
6) Saya dapat memperlakukan teman-teman baik laki-
laki maupun perempuan secara adil
6
Faktor
Pengalaman
Pribadi dalam
belajar
1) Pengalaman belajar fisika masa lalu membuat saya
semakin bersemangat untuk meraih cita-citaku
2) Saya berusaha bersikap dewasa jika menghadapi
masalah-masalah pribadi termasuk dalam belajar
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
fisika
3) Bagi saya belajar fisika itu tidak sekedar rumus
4) Saya selalu penasaran dengan masalah-masalah
fisika
Faktor Emosional
dalam belajar
1) Saya memiliki semangat dan gairah yang tinggi
jika sedang belajar fisika
2) Jika sedang frustrasi karena belajar, saya
menyalurkannya pada kegiatan-kegiatan yang
positip seperti olahraga dan sejenisnya
3) Saya yakin dan optimis akan berhasil dalam belajar
fisika
4) Saya dapat mengambil resiko dan melakukan
eksperimen untuk mengetahui sesuatu yang
berguna bagi perkembangan diri saya
5) Saya adalah seorang yang berdikari dalam
pemikiran dan tindakan termasuk dalam belajar
5
3 Pemahaman
Fisika
Perempuan
dan Laki-
laki
Nilai Ulangan
Fisika
Jumlah 30
b) Validitas Angket
Angket disusun berdasarkan isi kajian teori yang dipakai dalam
penelitian ini. Dalam hal minat, terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi seperti faktor sosial masyarakat (pengaruh orang tua,
saudara kandung, pengaruh teman sebaya, sekolah, guru, dan media
massa), pengaruh kognisi, pengaruh stereotip masyarakat, pengaruh
eksternal siswa dalam belajar, pengaruh internal siswa dalam belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Sedangkan dalam hal sikap, selain pengaruh sosial masyarakat,
kognisi, dan stereotip masyarakat, terdapat faktor lain yang
mempengaruhi yakni pengalaman pribadi dan faktor emosional dalam
belajar.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut disusun angket yang akan
digunakan untuk mendapatkan nilai dalam hal minat dan sikap. Oleh
karena angket disusun berdasarkan kajian teori sehingga validitasnya
dapat dikatakan terpenuhi.
F. Metode Analisis Data
1. Uji Prasyarat Analisis
Pengujian prasyarat analisis dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat agar
kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari yang seharusnya. Dalam
penelitian ini dilakukan uji normalitas.
Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
apakah data yang dikumpulkan berasal dari populasi berdistribusi normal
atau tidak.
2. Minat dan Sikap Siswa/i dalam Belajar Fisika
Untuk mengetahui minat dan sikap siswa/i dalam belajar fisika
maka peneliti menganalisis data kuesioner melalui tahapan :
a) Menentukan skor tiap butir soal kuesioner yang diajukan pada
siswa/i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
b) Memberi skor dari jawaban siswa/i
c) Menentukan rentang skor menjadi 4 berdasarkan deskripsi sub-
variabel melalui SPSS 17 for windows sehingga akan nampak
seperti di bawah ini :
1. Untuk minat : Sangat Berminat, Berminat, Tidak
Berminat, dan Sangat Tidak Berminat
2. Untuk sikap : Sangat Suka, Suka, Tidak Suka, Sangat
Tidak Suka
d) Menghitung prosentase
3. Pemahaman Fisika
Pemahaman fisika siswa/i dianalisis dengan memberi skor pada
jawaban siswa/i atas pertanyaan/soal-soal dalam ulangan.Skor tertinggi
15 dan skor terendah 5. Total skor maksimum adalah 55. Kemudian
untuk mengetahui output dari skor maksimum maka digunakan rumus
: 푥100 .
4. Model Analisis
Model atau cara yang digunakan dalam menganalisis data adalah
mengelompokkan siswa/i menjadi dua kelompok yaitu kelompok siswa
(laki-laki) dan kelompok siswi (perempuan). Kedua kelompok akan
dianalisis masing-masing agar dari sana dapat diketahui secara langsung
tentang minat, sikap, dan tingkat pemahaman mereka dalam belajar
fisika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Berikut adalah tabel skor yang akan digunakan dalam menganalisis
data kuesioner.
Tabel 3.4 Skor Setiap Butir Kuesioner
Jawaban Skor
Sangat Setuju (SS) 4 Setuju (S) 3 Tidak Setuju (TS) 2 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Di bawah ini adalah contoh tabel pengkategorian minat, sikap,
berdasarkan sub-variabel dan tingkat pemahaman fisika perempuan dan
laki-laki yang akan digunakan dalam menganalisis data.
Tabel 3.5 Kategori Minat / Sikap / Tingkat Pemahaman Perempuan dan Laki-laki
Interval Kategori Frekuensi Frekuensi Relatif(%)
5. Membandingkan Perempuan dan Laki-laki dengan Uji T Independent
Uji t independen digunakan untuk mengetahui apakah perempuan
dan laki-laki berbeda dalam hal minat, sikap, dan pemahaman fisika
dengan menggunakan SPSS 17 for Windows.Uji t independent sendiri
terdiri dari dua jenis statistik yakni parametric dan non-parametric. Salah
satu statistik di atas akan digunakan berdasarkan hasil uji normalitas. Jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
data terdistribusi normal maka akan digunakan uji t independent
parametric. Sebaliknya, jika data terdistribusi tidak normal maka akan
digunakan uji t independet non-parametric.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan pada siswa/i kelas XI IPA I dan kelas IPA II SMA
Frater Makassar di Makassar Sulawesi Selatan pada tanggal 23 Juli sampai 13
Agustus 2012. Penelitian dilakukan pada saat jam pelajaran fisika berlangsung.
Dalam satu pekan, pelajaran fisika di SMA Frater Makassar memiliki jam efektif
belajar sebanyak 5 jam. Dalam penelitian ini peneliti memiliki kesempatan
sebanyak 6 kali tatap muka atau total 12 jam. Karena terdapat dua kelas maka
total jam tatap muka adalah 24 jam pelajaran untuk menyelesaikan materi tentang
posisi, kecepatan, percepatan gerak dalam bidang dan gerak parabola.
Peneliti tidak terfokus pada metode mengajar tertentu sehingga lebih
leluasa mengeksplorasi metode mengajar apa saja yang cocok sesuai dengan
materi yang akan disampaikan. Adapun metode yang pernah digunakan dalam
penelitian ini adalah ceramah, diskusi, pemberian tugas rumah, simulasi, dan
demonstrasi. Dengan berbagai metode ini diharapkan siswa/i dapat
mengkonstruksi apa yang mereka alami melalui mendengar, melihat, merasakan,
dan terlibat dalam proses belajar.
Dalam proses belajar mengajar dapat diamati bahwa saat tatap muka
pertama siswa/i terkesan kurang antusias mengikuti pelajaran karena bagi mereka
pelajaran fisika adalah pelajaran yang sulit dan indentik dengan rumus-rumus.
Peneliti dapat memahami situasi ini karena pengalaman belajar fisika mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
telah memberikan anggapan demikian. Belajar dari pertemuan pertama ini,
peneliti coba mengemas model pembelajaran yang dapat membuat siswa/i
mengurangi kesan yang kurang baik terhadap fisika. Peneliti menggunakan media
seperti LCD untuk menunjukkan beberapa animasi terkait dengam materi
pembelajaran. Melalui cara ini tampak pada tatap muka berikutnya bahwa siswa/i
mulai kelihatan antusias dan aktif dalam proses pembelajaran. Pada awalnya
kelihatan bahwa laki-laki lebih berani untuk mengemukakan idenya atau tampil ke
depan kelas secara spontan jika ada soal yang hendak diselesaikan, sedangkan
perempuan masih merasa malu mengungkapkan ide atau tampil di depan kelas. Ia
mau berani tampil jika diminta dengan agak merayunya. Akan tetapi dalam proses
yang terus berjalan semakin nampak bahwa baik siswa maupun siswi semakin
antusias dan percaya diri dalam belajar fisika. Peneliti selalu memperhatikan
kesempatan yang diberikan kepada perempuan dan laki-laki secara merata.
Melalui proses belajar demikian peneliti mengamati bahwa minat mereka terhadap
fisika meningkat dan mulai mengganggap fisika sebagai pelajaran yang
sebenarnya menyenangkan, artinya minat dan sikap mereka terhadap fisika mulai
bergerak ke arah positip.
Tahap akhir dari proses di atas adalah dengan memberikan ulangan atau
test dari materi yang telah diberikan sehingga dari sana dapat diukur tingkat
pemahaman mereka dan pengisian kuesioner oleh siswa/i yang langsung dipandu
sendiri oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
B. Data Minat Perempuan dan Laki-laki
Data pada penelitian ini akan disajikan dalam bentuk tabel deskripsi
statistik untuk mengetahui data pokok yang berhubungan dengan penelitian.
Deskripsi data statistik tersebut mencakup nilai rata-rata, standar deviasi, skor
mínimum, maksimum, dan skor total.
1. Minat Perempuan
Responden perempuan dalam penelitian ini berjumlah 46 orang.
Berikut adalah tabel sajian deskripsi statistik untuk minat perempuan.
Tabel 4.1 Data Minat Perempuan
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance
Faktor Sos Masy 46 7 11 18 676 14.70 1.459 2.128 Faktor Intern Siswa 46 12 10 22 734 15.96 2.440 5.954 Faktor Ekstern Siswa 46 7 8 15 583 12.67 1.606 2.580 Minat perempuan 46 21 34 55 1993 43.33 4.174 17.425 Valid N (listwise) 46
Dari tabel 4.1 tampak bahwa rata-rata skor minat perempuan adalah
43,33, dengan standar deviasi 4,17. Rentang skor adalah 21, dengan skor
mimimum adalah 34 dan maksimum 55. Jumlah skor total adalah 1993. Ini
berarti bahwa minatperempuan yang ditunjukkan melalui angket relatif
rendah karena lebih rendah dari 44,5 (nilai tengah 34-55 adalah 44,5).
Di bawah ini akan disertakan analisis deskripsi tentang minat
perempuan berdasarkan sub-variabel dalam tabel 4.1. Deskripsi data
mengenai minatperempuan terdiri dari 3 sub-variabel. Data tersebut diperoleh
dari kuesioner yang dibagikan berjumlah sebanyak 46 siswi. Berikut ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
adalah deskripsi data pada masing-masing variabel dalam penelitian
ini.Pengkategorisasian sub-variabel atau indikator minat perempuan dibagi
menjadi empat kriteria, yaitu :
a) Sangat Setuju
b) Setuju
c) Tidak Setuju
d) Sangat Tidak Setuju
Langkah-langkah kategorisasinya dilakukan dengan menghitung nilai
tertinggi dan nilai terendah variabel minat perempuan dalam skala
pengukuran. Nilai tertinggi dalam skala pengukuran dan nilai terendah dalam
skala pengukuran ini akan dijadikan dasar untuk penentuan interval kelas
dengan jumlah kelas yang telah ditentukan yaitu 4 kategori (sangat setuju,
setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju).
a) Faktor Sosial Masyarakat
Dalam sub-variabel ini nilai terendah dalam skala
pengukuran didapatkan sebesar 11 dan nilai tertingginya adalah
18sehingga rentang skornyaadalah 7 (18-11). Langkah kedua adalah
membagi rentang skor itu ke dalam 4 kategori, hingga tiap kategori
memiliki rentang skor sekitar 1,75 (7:4).
Berikut adalah tabel rincian minatperempuan pada sub-
variabel faktor sosial masyarakat berdasarkan masing-masing
kategori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel 4.2 Minat Perempuan pada Faktor Sosial Masyarakat
Interval Kategori Frekuensi Frekuensi Relatif (%)
17 - 18 Sangat Setuju 2 4,3 15 – 16 Setuju 7 15,3 13 - 14 Tidak Setuju 22 47,8 11 - 12 Sangat Tidak Setuju 15 32,6
Jumlah 46 100
Berdasarkan kategori tersebut diatas untuk mengetahui apakah
faktor sosial masyarakat turut mempengaruhi minat perempuan maka
terlihat 2 responden dalam kategori sangat setuju (4,3%) dan 7
responden dalamkategori setuju (15,3%). Sementara 22 responden
dalam kategori tidaksetuju (47,8%) dan 15 responden yang berada
dalam kategori sangat tidak setuju (32,6%).Ini berarti bahwa rata-rata
minat perempuan tidak banyak dipengaruhi oleh faktor sosial
masyarakat yang ditunjukan oleh prosentase yang cukup tinggi yakni
47,8%.
b) Faktor Internal Siswa
Dalam sub-variabel ini nilai terendah dalam skala
pengukuran didapatkan sebesar 10dan nilai tertingginya adalah
22sehingga rentang skornyaadalah 12 (22-10). Langkah kedua adalah
membagi rentang skor itu ke dalam 4 kategori, hingga tiap kategori
memiliki rentang skor sekitar 3 (12:4). Berikut adalah tabel rincian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
minat perempuan pada sub-variabel faktor internal berdasarkan
masing-masing kategori.
Tabel 4.3
Minat Perempuan pada Faktor Internal
Interval Kategori Frekuensi Frekuensi Relatif (%)
19 – 22 Sangat Setuju 10 21,73 16 – 18 Setuju 26 56,52 14 – 15 Tidak Setuju 8 17,39 10 – 13 Sangat Tidak Setuju 2 4,34
Jumlah 46 100
Berdasarkan kategori tersebut diatas untuk mengetahui apakah
faktor internal siswa turut mempengaruhi minat perempuan maka
terlihat bahwa ada 10 responden dalam kategori sangat setuju
(21,73%), 26 responden dalam kategori setuju (56,52%), 8 responden
dalam kategori tidak setuju (17,39%) dan 2 responden dalam kategori
sangat tidak setuju (4,34%). Ini berarti bahwa rata-rata minat
perempuan dipengaruhi oleh faktor internalnya sendiri yang
ditunjukan oleh prosentase yang cukup tinggi yakni 56,52%.
c) Faktor Eksternal
Dalam sub-variabel ini nilai terendah dalam skala
pengukuran didapatkan sebesar 8 dan nilai tertingginya adalah
15sehingga rentang skornyaadalah 7 (15-8). Langkah kedua adalah
membagi rentang skor itu ke dalam 4 kategori, hingga tiap kategori
memiliki rentang skor sekitar 1,75 (7:4). Berikut adalah rincian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
minatperempuan pada sub-variabel faktor eksternal siswa berdasarkan
masing-masing kategori.
Tabel 4.4 Minat perempuan pada Faktor Eksternal
Interval Kategori Frekuensi Frekuensi Relatif (%)
14 – 15 Sangat Setuju 14 30,43 12 – 13 Setuju 23 50 10 – 11 Tidak Setuju 7 15,21
8 – 9 Sangat Tidak Setuju 2 4,34 Jumlah 46 100
Berdasarkan kategori tersebut diatas untuk mengetahui apakah
faktor eksternal turut mempengaruhi minat perempuan maka
terlihatsebanyak 14 responden dalam kategori sangat setuju (30,43%),
23 responden dalam kategori setuju (50%), 7 responden berada dalam
kategori tidak setuju (15,21%)dan 2 responden yang berada dalam
kategori sangat tidak setuju (4,34%).Ini berarti bahwa rata-rata minat
perempuan turut dipengaruhi oleh faktor eksternalnya yang ditunjukan
oleh prosentase yang cukup tinggi yakni 50 %.
2. Minat Laki-laki
Responden laki-laki dalam penelitian ini berjumlah 29 orang yang
diberi treatmen dalam hal ini adalah pengisian kuesioner yang menjadi
data yang berhubungan dengan minat mereka. Berikut adalah sajian
deskripsi statistik untuk minat laki-laki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Tabel 4.5 Data Minat Laki-laki
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance
Faktor Sos Masy 29 6 13 19 441 15.21 1.760 3.099 Faktor Intern Siswa 29 7 14 21 479 16.52 1.939 3.759
Faktor Ekstern Siswa 29 7 9 16 376 12.97 1.742 3.034 Minat laki-laki 29 20 36 56 1296 44.69 4.630 21.436
Valid N (listwise) 29
Dari tabel 4.5. tampak bahwa skor rata-rata minat laki-laki adalah
44,69, dengan standar deviasi 4,63. Rentang skor adalah 20, dengan skor
mimimum adalah 36 dan maksimum 56. Jumlah skor total adalah 1296. Ini
berarti bahwa minat laki-laki yang ditunjukkan melalui angket dapat
dikatakan berminat karena mendekati45 (nilai tengah 36-56 adalah 45).
Jika rata-rata 44,69 dibulatkan maka menjadi 45, sehingga dapat
disimpulkan bahwa laki-laki memiliki minat.
Di bawah ini akan di sertakan analisis deskripsi tentang minat laki-
laki berdasarkan sub-variabel dalam tabel 4.5.Deskripsi data mengenai
minatlaki-laki terdiri dari 3 sub variabel atau indikator. Data tersebut
diperoleh dari kuesioner yang dibagikan berjumlah sebanyak 29siswa.
Berikut ini adalah deskripsi data pada masing-masing variabel dalam
penelitian ini.
Pengkategorisasian subvariabel atau indikator gender dalam hal
minat siswa dibagi menjadi empat kriteria, yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
(a) Sangat Setuju
(b) Setuju
(c) Tidak Setuju
(d) Sangat Tidak Setuju
Langkah-langkah kategorisasinya dilakukan dengan menghitung
nilai tertinggi dan nilai terendah variabel minat laki-lakidalam skala
pengukuran. Nilai tertinggi dalam skala pengukuran dan nilai terendah
dalam skala pengukuran ini akan dijadikan dasar untuk penentuan interval
kelas dengan jumlah kelas yang telah ditentukan yaitu 4 kategori (sangat
setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju).
a) Faktor Sosial Masyarakat
Dalam sub-variabel ini nilai terendah dalam skala
pengukuran didapatkan sebesar 13dan nilai tertingginya adalah
19sehingga rentang skornyaadalah 6 (19-13). Langkah kedua adalah
membagi rentang skor itu ke dalam 4 kategori, hingga tiap kategori
memiliki rentang skor sekitar 1,5 (6:4). Berikut adalah rincian minat
laki-laki pada sub-variabel faktor sosial masyarakat berdasarkan
masing-masing kategori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel 4.6
Minat Laki-laki pada Faktor Sosial Masyarakat
Interval Kategori Frekuensi Frekuensi Relatif (%)
18 – 19 Sangat Setuju 5 17,24 16 – 17 Setuju 16 55,17 14 – 15 Tidak Setuju 4 13,79 12 - 13 Sangat Tidak Setuju 4 13,79
Jumlah 29 100 Berdasarkan kategori tersebut diatas untuk mengetahui apakah
faktor sosial masyarakat turut mempengaruhi minat laki-laki maka
terlihat 5 responden dalam kategori sangat setuju (17,24%) dan 16
responden dalamkategori setuju (55,17%). Sementara 4 responden
dalam kategori tidaksetuju (13,79%) dan 4 responden yang berada
dalam kategori sangat tidak setuju (13,79%).Ini berarti bahwa rata-rata
minat laki-laki dipengaruhi oleh faktor sosial masyarakat yang
ditunjukan oleh prosentase yang cukup tinggi yakni 55,17%.
b) Faktor Internal
Dalam sub-variabel ini nilai terendah dalam skala
pengukuran didapatkan sebesar 14dan nilai tertingginya adalah
21sehingga rentang skornyaadalah 7 (21-14). Langkah kedua adalah
membagi rentang skor itu ke dalam 4 kategori, hingga tiap kategori
memiliki rentang skor sekitar 1,75 (7:4).
Berikut adalah rincian minat laki-laki pada sub-variabel
faktor internal berdasarkan masing-masing kategori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Tabel 4.7 Minat laki-laki pada Faktor Internal
Interval Kategori Frekuensi Frekuensi Relatif (%)
20 – 21 Sangat Setuju 3 10,34 18 – 19 Setuju 3 10,34 16 – 17 Tidak Setuju 13 44,82 14 – 15 Sangat Tidak Setuju 10 34,48
Jumlah 29 100
Berdasarkan kategori tersebut diatas untuk mengetahui apakah
faktor internal turut mempengaruhi minat laki-laki maka terlihat
sebanyak 3 responden dalam kategori sangat setuju (10,34%), 3
responden dalam kategori setuju (10,34%), 13 responden dalam
kategori tidak setuju (44,82%) dn bahwa ada 10 responden dalam
kategori sangat tidak setuju (34,48%). Ini berarti bahwa rata-rata
minat laki-laki tidak dipengaruhi oleh faktor internalnya sendiri yang
ditunjukan oleh prosentase yang cukup tinggi yakni 44,82%.
c) Faktor Eksternal Siswa
Dalam sub-variabel ini nilai terendah dalam skala
pengukuran didapatkan sebesar 9 dan nilai tertingginya adalah
16sehingga rentang skornya adalah 7 (16-9). Langkah kedua adalah
membagi rentang skor itu ke dalam 4 kategori, hingga tiap kategori
memiliki rentang skor sekitar 1,75 (7:4). Berikut adalah rincian minat
laki-laki pada sub-variabel faktor eksternal berdasarkan masing-
masing kategori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Tabel 4.8 Minat Laki-laki pada Faktor Eksternal
Interval Kategori Frekuensi Frekuensi Relatif (%)
15 – 16 Sangat Setuju 5 17,24 13 – 14 Setuju 14 45,27 11 – 12 Tidak Setuju 8 27,58 9 – 10 Sangat Tidak Setuju 2 6,89
Jumlah 29 100 Berdasarkan kategori tersebut diatas untuk mengetahui apakah
faktor eksternal turut mempengaruhi minat laki-laki maka terlihat
sebanyak 5 responden dalam kategori sangat setuju (17,24%),14
responden dalam kategori setuju (45,27%), 8 responden berada dalam
kategori tidak setuju (27,58%) dan 2 responden yang berada dalam
kategori sangat tidak setuju (6,89%).Ini berarti bahwa rata-rata minat
laki-laki turut dipengaruhi oleh faktor eksternalnya yang ditunjukan
oleh prosentase yang cukup tinggi yakni 45,27 %.
C. Data Sikap Perempuan dan Laki-laki
Data pada penelitian ini akan disajikan dalam bentuk tabel deskripsi
statistik untuk mengetahui data pokok yang berhubungan dengan penelitian.
Deskripsi data statistik tersebut mencakup nilai rata-rata, standar deviasi, skor
mínimum, maksimum, dan skor total.
1. Sikap Perempuan
Responden perempuan yang berjumlah 46 orang yang diberi
treatmen dalam hal ini adalah pengisian kuesioner yang menjadi data yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
berhubungan dengan sikap mereka. Berikut adalah sajian deskripsi statistik
untuk sikap perempuan.
Tabel 4.9 Data Sikap Perempuan
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance
Faktor Sos Masy 46 10 14 24 960 20.87 2.187 4.783 Faktor Pengl.Pribadi 46 12 4 16 554 12.04 2.170 4.709
Faktor Emosional Belajar 46 10 10 20 689 14.98 2.038 4.155 sikap perempuan 46 31 28 59 2203 47.89 5.186 26.899 Valid N (listwise) 46
Dari tabel 4.9 tampak bahwa rata-rata skor sikap perempuan adalah
47,89, dengan standar deviasi 5,19. Rentang skor adalah 31, dengan skor
mimimum adalah 28 dan maksimum 59. Jumlah skor total adalah 2203. Ini
berarti bahwa sikapperempuan yang ditunjukkan melalui angket relatif
tinggi (positip) karena lebih tinggi dari 42,5 (nilai tengah 28- 59 adalah
42,5).
Di bawah ini akan disertakan analisis deskripsi tentang Sikap
perempuan berdasarkan sub-variabel dalam tabel 4.9.Deskripsi data
mengenai sikapperempuan terdiri dari 3 sub-variabel atau indikator. Data
tersebut diperoleh dari kuesioner yang dibagikan berjumlah sebanyak 46
siswi. Berikut ini adalah deskripsi data pada masing-masing variabel
dalam penelitian ini.
Pengkategorisasian sub-variabel atau indikator sikap perempuan
dibagi menjadi empat kriteria, yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
(a) Sangat Setuju
(b) Setuju
(c) Tidak Setuju
(d) Sangat Tidak Setuju
Langkah-langkah kategorisasinya dilakukan dengan menghitung
nilai tertinggi dan nilai terendah variabel sikap perempuan dalam skala
pengukuran. Nilai tertinggi dalam skala pengukuran dan nilai terendah
dalam skala pengukuran ini akan dijadikan dasar untuk penentuan interval
kelas dengan jumlah kelas yang telah ditentukan yaitu 4 kategori (sangat
setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju).
a) Faktor Sosial Masyarakat
Dalam sub-variabel ini nilai terendah dalam skala
pengukuran didapatkan sebesar 14dan nilai tertingginya adalah 24.
Kalau skor maksimum adalah 24 dan minimum 14, maka rentang
skornya adalah 10 (24-14). Langkah kedua adalah membagi rentang
skor itu ke dalam 4 kategori, hingga tiap kategori memiliki rentang
skor sekitar 2,5 (10:4). Berikut adalah rincian sikap perempuan pada
sub-variabel faktor sosial masyarakat berdasarkan masing-masing
kategori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Tabel 4.10 Sikap Perempuan pada Faktor Sosial Masyarakat
Interval Kategori Frekuensi Frekuensi Relatif (%)
23 – 25 Sangat Setuju 1 2,17 20 – 22 Setuju 11 23,91 17 – 19 Tidak Setuju 20 43,47 14 – 16 Sangat Tidak Setuju 14 30,43
Jumlah 46 100
Berdasarkan kategori tersebut diatas untuk mengetahui apakah
faktor sosial masyarakat mempengaruhi sikap perempuan maka
terlihat ada 1 responden yang berada dalam kategori sangat setuju
(2,17%) dan7 responden dalam kategori setuju (23,91%). Sementara
20 responden dalam kategori tidak setuju (43,47%), dan sebanyak 14
responden dalam kategori sangat tidak setuju (32,6%). Ini berarti
bahwa rata-rata sikap perempuan tidak dipengaruhi oleh faktor sosial
masyarakat yang ditunjukan oleh prosentase yang cukup tinggi yakni
43,47 %.
b) Faktor Pengalaman Pribadi
Dalam sub-variabel ini nilai terendah dalam skala
pengukuran didapatkan sebesar 4 dan nilai tertinggi adalah 16sehingga
rentang skornyaadalah 12 (16-4). Langkah kedua adalah membagi
rentang skor itu ke dalam 4 kategori, hingga tiap kategori memiliki
rentang skor sekitar 3 (12:4). Berikut adalah rincian sikapperempuan
pada sub-variabel faktor pengalaman pribadi berdasarkan masing-
masing kategori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 4.11 Sikap Perempuan pada Faktor Pengalaman Pribadi
Interval Kategori Frekuensi Frekuensi Relatif (%)
16 – 19 Sangat Setuju 5 10,86 12 – 15 Setuju 24 52,17 8 – 11 Tidak Setuju 15 32,60 4 – 7 Sangat Tidak Setuju 2 4,34
Jumlah 46 100
Berdasarkan kategori tersebut diatas untuk mengetahui
apakah faktor pengalaman pribadi mempengaruhi sikap perempuan
maka terlihat sebanyak 5 responden dalam kategori sangat setuju
(32,6%), 24 responden dalam kategori setuju (52,17%), 15 responden
dalam kategori tidak setuju (32,60%) dan 2 responden yang berada
dalam kategori sangat tidak setuju (4,34%).Ini berarti bahwa rata-rata
sikap perempuan turut dipengaruhi oleh faktor pengalaman pribadi
yang ditunjukan oleh prosentase yang cukup tinggi yakni 52,17 %.
c) Faktor Emosional Belajar
Dalam sub-variabel ini nilai terendah dalam skala
pengukuran didapatkan sebesar 10 dan nilai tertinggi adalah 20. Kalau
skor maksimum adalah 20 dan minimum 10, maka rentang skornya
adalah 10 (20-10). Langkah kedua adalah membagi rentang skor itu ke
dalam 4 kategori, hingga tiap kategori memiliki rentang skor sekitar
2,5 (10:4). Berikut adalah rincian sikap perempuan pada sub-variabel
faktor emosional belajar berdasarkan masing-masing kategori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel 4.12
Sikap Perempuan pada Faktor Emosional Belajar
Interval Kategori Frekuensi Frekuensi Relatif (%)
19 – 21 Sangat Setuju 3 6,52 16 – 18 Setuju 13 28,26 13 – 15 Tidak Setuju 26 56,52 10 – 12 Sangat Tidak Setuju 4 8,69
Jumlah 100
Berdasarkan kategori tersebut diatas untuk mengetahui
apakah faktor emosional belajar mempengaruhi sikap perempuan
maka terlihat sebanyak 3 responden dalam kategori sangat setuju
(6,52%), 13 responden dalam kategori setuju(28,26%),26 responden
dalam kategori tidak setuju (56,52%) dan 4 responden yang berada
dalam kategori sangat tidak setuju (8,69%). Ini berarti bahwa rata-rata
sikapperempuan tidak dipengaruhi oleh faktoremosionalnya yang
ditunjukan oleh prosentase yang cukup tinggi yakni 56,52%.
2. Sikap Laki-laki
Responden laki-laki yang berjumlah 29 orang yang diberi treatmen
dalam hal ini adalah pengisian kuesioner yang menjadi data yang
berhubungan dengan sikap mereka. Berikut adalah sajian deskripsi statistik
untuk sikap laki-laki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 4.13 Data Sikap Laki-laki
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance
Faktor Sos Masy 29 7 17 24 610 21.03 1.802 3.249 Faktor Pengl.Pribadi 29 7 9 16 364 12.55 1.785 3.185
Faktor Emosional Belajar 29 6 13 19 462 15.93 1.646 2.709 sikap laki-laki 29 16 41 57 1436 49.52 4.256 18.116
Valid N (listwise) 29
Dari tabel 4.13. tampak bahwa rata-rata skor sikap laki-laki adalah
49,52, dengan standar deviasi 4,26. Rentang skor adalah 16, dengan skor
mimimum adalah 41 dan maksimum 57. Jumlah skor total adalah 1436. Ini
berarti bahwa sikaplaki-laki yang ditunjukkan melalui angket relatif tinggi
(positip) karena lebih tinggi dari 48 (nilai tengah 41- 57 adalah 48).
Di bawah ini akan di sertakan analisis deskripsi tentangsikaplaki-
lakiseperti pada nampak pada tabel 4.16. Deskripsi sikap laki-laki terdiri
dari 3 sub-variabel atau indikator. Data tersebut diperoleh dari kuesioner
yang dibagikan berjumlah sebanyak 29 siswa. Berikut ini adalah deskripsi
data pada masing-masing variabel dalam penelitian ini.Pengkategorisasian
sub-variabel atau indikator gender dalam hal sikap laki-laki dibagi menjadi
empat kriteria, yaitu :
a) Sangat Setuju
b) Setuju
c) Tidak Setuju
d) Sangat Tidak Setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Langkah-langkah kategorisasinya dilakukan dengan menghitung
nilai tertinggi dan nilai terendah variabel gender dalam hal sikap dalam
skala pengukuran. Nilai tertinggi dalam skala pengukuran dan nilai
terendah dalam skala pengukuran ini akan dijadikan dasar untuk penentuan
interval kelas dengan jumlah kelas yang telah ditentukan yaitu 4 kategori
(sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju).
a) Faktor Sosial Masyarakat
Dalam sub-variabel ini nilai terendah dalam skala
pengukuran didapatkan sebesar 17dan nilai tertingginya adalah 24
sehingga rentang skornyaadalah 7 (24-17). Langkah kedua adalah
membagi rentang skor itu ke dalam 4 kategori, hingga tiap kategori
memiliki rentang skor sekitar 1,75 (7:4). Berikut adalah rincian
sikaplaki-laki pada sub-variabel faktor sosial masyarakat berdasarkan
masing-masing kategori.
Tabel 4.14 Sikap Laki-laki pada Faktor Sosial Masyarakat
Interval Kategori Frekuensi Frekuensi Relatif (%)
23 – 25 Sangat Setuju 2 6,89 21 – 22 Setuju 9 31,03 19 – 20 Tidak Setuju 12 41,37 17 – 18 Sangat Tidak Setuju 8 27,58
Jumlah 29 100
Berdasarkan kategori tersebut diatas untuk mengetahui
apakah faktor sosial masyarakat mempengaruhi sikap laki-laki maka
terlihat ada 2 responden yang berada dalam kategori sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
setuju(6,89%) dan9 responden dalam kategori setuju (31,03%).
Sementara12 responden dalam kategori tidak setuju (41,37%), dan
sebanyak 8 responden dalam kategori sangat tidak setuju (27,58%).
Ini berarti bahwa rata-rata sikap laki-laki tidak dipengaruhi oleh faktor
sosial masyarakat yang ditunjukan oleh prosentase yang cukup tinggi
yakni 41,37 %.
b) Faktor Pengalaman Pribadi
Dalam sub-variabel ini nilai terendah dalam skala
pengukuran didapatkan sebesar 9 dan nilai tertinggi adalah 16sehingga
rentang skornyaadalah 7 (16-9). Langkah kedua adalah membagi
rentang skor itu ke dalam 4 kategori, hingga tiap kategori memiliki
rentang skor sekitar 1,75 (7:4). Berikut adalah rincian sikaplaki-laki
pada sub-variabel faktor pengalaman pribadi berdasarkan masing-
masing kategori.
Tabel 4.15 Sikap laki-laki pada Faktor Pengalaman Pribadi
Interval Kategori Frekuensi Frekuensi Relatif (%)
15 - 17 Sangat Setuju 5 17,24 13 – 14 Setuju 12 41,37 11 – 12 Tidak Setuju 7 24,13 9 – 10 Sangat Tidak Setuju 5 17,24
Jumlah 29 100
Berdasarkan kategori tersebut diatas untuk mengetahui
apakah faktor pengalaman pribadi mempengaruhi sikap laki-laki maka
terlihat sebanyak 5 responden dalam kategori sangat setuju (17,24%),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
12 responden dalam kategori setuju (41,37%),7 responden dalam
kategori tidak setuju (24,13%) dan 5 responden yang berada dalam
kategori sangat tidak setuju(17,24%). Ini berarti bahwa rata-rata sikap
laki-laki turut dipengaruhi oleh faktor pengalaman pribadi yang
ditunjukan oleh prosentase yang cukup tinggi yakni 41,37%.
c) Faktor Emosional Belajar
Dalam sub-variabel ini nilai terendah dalam skala
pengukuran didapatkan sebesar 13 dan nilai tertinggi adalah 19
sehingga rentang skornyaadalah 6 (19-13). Langkah kedua adalah
membagi rentang skor itu ke dalam 4 kategori, hingga tiap kategori
memiliki rentang skor sekitar 1,5 (6:4). Berikut adalah rincian
sikaplaki-laki pada sub-variabel faktor emosional belajar berdasarkan
masing-masing kategori.
Tabel 4.16 Sikap laki-laki pada Faktor Emosional Belajar
Interval Kategori Frekuensi Frekuensi Relatif (%)
19 – 20 Sangat Setuju 6 20,68 17 – 18 Setuju 12 41,37 15 – 16 TidakSetuju 9 31,03 13 – 14 Sangat Tidak Setuju 2 6,89
Jumlah 29 100
Berdasarkan kategori tersebut diatas untuk mengetahui
apakah faktor emosional belajar mempengaruhi sikap laki-laki maka
terlihat sebanyak 6 responden dalam kategori sangat setuju (20,68%),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
12 responden dalam kategori setuju(41,37%), 9 responden dalam
kategori tidak setuju (31,03%) dan 2 responden yang berada dalam
kategori sangat tidak setuju (6,89%). Ini berarti bahwa rata-rata sikap
laki-laki dipengaruhi oleh faktor emosionalnya yang ditunjukan oleh
prosentase yang cukup tinggi yakni 41,37%.
D. Data Pemahaman Fisika Perempuan dan Laki-laki
Data pada penelitian ini akan disajikan dalam bentuk tabel deskripsi
statistik untuk mengetahui data pokok yang berhubungan dengan penelitian.
Deskripsi data statistik tersebut mencakup nilai rata-rata, standar deviasi, skor
mínimum, maksimum, dan skor total.
1. Pemahaman Fisika Perempuan
Responden perempuan yang berjumlah 46 orang yang diberi
treatmen dalam hal ini adalah belajar fisika dan mengikuti ulangan
yang mana hasil ulangan tersebut menjadi data yang berhubungan
dengan tingkat pemahaman fisika mereka.Berikut adalah sajian
deskripsi statistik untuk pemahaman fisika perempuan.
Tabel 4.17 Data Pemahaman Fisika Perempuan
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance
Nilai Fisika Perempuan 46 67 33 100 3092 67.22 19.522 381.107
Valid N (listwise) 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Dari tabel 4.17. tampak bahwa rata-rata skor nilai belajar
siswi adalah 67,22, dengan standar deviasi 19,52. Rentang skor adalah
67, dengan skor mimimum adalah 33 dan maksimum 100. Jumlah skor
total adalah 3092. Ini berarti bahwa pemahaman fisika siswa yang
ditunjukkan dengan nilai ulangannya relatif tinggi, karena lebih tinggi
dari 65 (nilai tengah 33- 100 adalah 65).
2. Pemahaman Fisika Laki-laki
Responden laki-lakiyang berjumlah 29 orang yang diberi
treatmen dalam hal ini adalah belajar fisika dan mengikuti ulangan
yang mana hasil ulangan tersebut menjadi data yang berhubungan
dengan tingkat pemahaman fisika mereka.Berikut adalah sajian
deskripsi statistik untuk pemahaman fisika laki-laki.
Tabel 4.18 Data Pemahaman Fisika Laki-laki
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance
Nilai Fisika laki-laki 29 91 9 100 1645 56.72 27.415 751.564 Valid N (listwise) 29
Dari tabel 4.18. tampak bahwa rata-rata skor prestasi belajar
siswa adalah 56,72, dengan standar deviasi 27,42. Rentang skor adalah
91, dengan skor mimimum adalah 9 dan maksimum 100. Jumlah skor
total adalah 1645. Ini berarti bahwa prestasi belajar siswa yang
ditunjukkan dengan nilai ulangannya relatif tinggi, karena lebih tinggi
dari 53,5 (nilai tengah 9-100 adalah 53,5).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
E. Perbedaan Perempuan dan Laki-laki
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara
perempuan dan laki-laki dalam hal minat, sikap dan tingkat pemahaman fisika
mereka. Di bawah ini berturut-turut akan dianalisis berdasarkan kategori
tersebut di atas yang tersaji sebagai berikut :
1. Dalam Hal Minat
Data yang tersaji di bawah ini adalah data yang berhubungan
dengan minat perempuan dan laki-laki untuk mengetahui apakah ada
perbedaan antara keduanya.Berikut adalah tabel deskripsi statistik minat
perempuan dan laki-laki.
Tabel 4.19 Data Minat Perempuan dan Laki-laki
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance
Faktor Sos Masy.peremp 46 7 11 18 676 14.70 1.459 2.128 Faktor Intern Peremp 46 12 10 22 734 15.96 2.440 5.954 Faktor Ekstern peremp 46 7 8 15 583 12.67 1.606 2.580 Minat perempuan 46 21 34 55 1993 43.33 4.174 17.425 faktr sos masy laki 29 6 13 19 441 15.21 1.760 3.099 faktor intern laki 29 7 14 21 479 16.52 1.939 3.759 faktor ekstern laki 29 7 9 16 376 12.97 1.742 3.034 minat laki 29 20 36 56 1296 44.69 4.630 21.436 Valid N (listwise) 29
Dalam tabel 4.19. di atas nilai terendah dalam skala pengukuran
baik perempuan maupun laki-laki didapatkan sebesar 34dan nilai
tertingginya adalah 56sehingga rentang skornyaadalah 22 (56-34).
Langkah kedua adalah membagi rentang skor itu ke dalam 4 kategori,
hingga tiap kategori memiliki rentang skor sekitar 5,5 (22:4). Dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
demikian penentuan kriterianya dapat disusun seperti pada tabel
berikut:
Tabel 4.20
Perbedaan Perempuan dan Laki-laki dalam Hal Minat Berdasarkan Rentang Skor
Interval
Perempuan ( N = 46 )
Laki-laki ( N = 29 )
Prosentase (%) Kategori Perempuan Laki-laki
55 – 61 1 1 2,17 3,45 Sangat Berminat 48 – 54 6 5 13,04 17,24 Beminat 41 – 47 29 20 63,04 68,97 Tidak Berminat 34 – 40 10 3 21,74 10,34 Sangat Tidak Berminat Jumlah 46 29 100 100
Berdasarkan tabel 4.20. di atas tampak perbedaan perempuan
dan laki-laki dalam hal minat di mana dari 46 perempuan terdapat 1
orang sangat berminat,6 orang berminat, 29 orang tidak berminat dan
10 orang sangat tidak berminat. Sementara dari 29 laki-laki, 1 orang
sangat berminat, 5 orang berminat, 20 orang tidak berminat dan 3
orang sangat tidak berminat.
2. Dalam Hal Sikap
Data yang tersaji di bawah ini adalah data yang berhubungan
dengan sikap perempuan dan laki-laki untuk mengetahui apakah ada
perbedaan antara keduanya.Berikut adalah tabel deskripsi statistik sikap
perempuan dan laki-laki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Tabel 4.21 Data Sikap Perempuan dan Laki-laki
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance
Faktor Sos Masy Peremp 46 10 14 24 960 20.87 2.187 4.783 Faktor Pengl.Pribadi 46 12 4 16 554 12.04 2.170 4.709 Faktor Emosional Belajar 46 10 10 20 689 14.98 2.038 4.155 sikap perempuan 46 31 28 59 2203 47.89 5.186 26.899 faktr sos masy laki 29 7 17 24 610 21.03 1.802 3.249 Fktr pengl pribdi laki 29 7 9 16 364 12.55 1.785 3.185 fktr emosi bljr laki 29 6 13 19 462 15.93 1.646 2.709 Sikap laki 29 16 41 57 1436 49.52 4.256 18.116 Valid N (listwise) 29
Dalam tabel 4.21. di atas nilai terendah dalam skala pengukuran
baik perempuan maupun laki-laki didapatkan sebesar 28dan nilai
tertingginya adalah 59sehingga rentang skornyaadalah 31 (59-28).
Langkah kedua adalah membagi rentang skor itu ke dalam 4 kategori,
hingga tiap kategori memiliki rentang skor sekitar 7,75 (31:4). Dengan
demikian penentuan kriterianya dapat disusun seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.22 Perbedaan Perempuan dan Laki-laki dalam Hal Sikap
Berdasarkan Rentang Skor
Interval
Perempuan ( N = 46 )
Laki-laki ( N = 29 )
Prosentase (%) Kategori Perempuan Laki-laki
55 – 63 2 5 4,35 17,24 Sangat Suka 46 – 54 31 19 67,39 65,52 Suka 37 – 45 12 5 41,30 17,24 Tidak Suka 28 – 36 1 0 2,17 0 Sangat Tidak Suka Jumlah 46 29 100 100
Berdasarkan tabel 4.22. di atas tampak perbedaan perempuan dan
laki-laki dalam hal sikap di mana dari 46 perempuan terdapat 2 orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
sangat suka, 31 orang suka, 12 orang tidak suka dan 1 orang sangat tidak
suka. Sementara dari 29 laki-laki, 5 orang sangat suka, 19 orang suka, 5
orang tidak suka dan tidak ada orang yang sangat tidak suka.
3. Dalam Hal Pemahaman Fisika
Data yang tersaji di bawah ini adalah data yang berhubungan
dengan tingkat pemahaman fisika perempuan dan laki-laki untuk
mengetahui apakah ada perbedaan antara keduanya.Berikut adalah tabel
deskripsi statistik sikap perempuan dan laki-laki.
Tabel 4.23 Data Pemahaman Fisika Perempuan dan Laki-laki
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance
NFP 46 67 33 100 3092 67.22 19.522 381.107 NFL 29 91 9 100 1645 56.72 27.415 751.564
Valid N (listwise) 29 Dalam tabel 4.23. di atas nilai terendah dalam skala pengukuran
baik perempuan maupun laki-laki didapatkan sebesar 9 dan nilai
tertingginya adalah 100sehingga rentang skornyaadalah 91 (100-9).
Langkah kedua adalah membagi rentang skor itu ke dalam 4 kategori,
hingga tiap kategori memiliki rentang skor sekitar 22,75 (91:4). Dengan
demikian penentuan kriterianya dapat disusun seperti pada tabel berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Tabel 4.24 Perbedaan Perempuan dan Laki-laki dalam Pemahaman Fisika
Berdasarkan Rentang Skor
Interval
Perempuan ( N = 46 )
Laki-laki ( N = 29 )
Prosentase (%) Kategori Perempuan Laki-laki
80 – 100 13 7 28,26 24,14 Tinggi 56 – 79 19 9 41,30 31,03 Sedang 33 – 55 14 7 30,43 24,14 Rendah 9 – 32 0 6 0 20,69 Sangat Rendah Jumlah 46 29 100 100
Berdasarkan tabel 4.24. di atas tampak perbedaan perempuan dan
laki-laki dalam hal pemahaman fisika di mana dari 46 perempuan, sebanyak
13 orang dalam kategori tinggi, 19 orang kategori sedang, 14 orang kategori
rendah dan tidak ada orang dalam kategori sangat rendah. Sementara dari 29
laki-laki, 7 orang dalam kategori tinggi, 9 orang kategori sedang, 7 orang
kategori rendah dan 6 orang kategori sangat rendah.
F. Uji Prasyarat Analisis
Pengujian prasyarat analisis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat agar kesimpulan yang
ditarik tidak menyimpang dari yang seharusnya. Dalam penelitian ini dilakukan
uji normalitas.
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan nilai kolmogorov-
smirnov. Pengambilan kesimpulan apakah suatu variabel dikatakan mempunyai
data yang berdistribusi normal atau tidak adalah dengan melihat nilai kolmogorov-
smirnov dan tingkat signifikansinya. Berikut adalah hasil uji normalitas
menggunakan SPSS 17 for windows.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Tabel 4.25 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
minat perempuan
minat laki
sikap peremp
sikap laki
Fisika peremp
Fisika laki
N 46 29 46 29 46 29 Normal
Parametersa,,b Mean 43.33 44.69 47.89 49.52 67.22 56.72
Std. Deviation 4.174 4.630 5.186 4.256 19.522 27.415
Most Extreme Differences
Absolute .103 .163 .122 .088 .105 .120 Positive .103 .163 .122 .088 .068 .120 Negative -.071 -.109 -.106 -.084 -.105 -.104
Kolmogorov-Smirnov Z .698 .877 .828 .471 .715 .646 Asymp. Sig. (2-tailed) .715 .425 .499 .979 .686 .798
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Berdasarkan hasil uji normalitas diatas maka dapat disimpulkan bahwa
data minat, sikap, pemahaman fisika, baik perempuan maupun laki-laki
terdistribusi tidak normal. Untuk melengkapi hasil uji normalitas di atas maka di
bawah ini akan disertakan diagram distribusi untuk masing-masing kategori.
Gambar 4.1. Diagram Distribusi Minat Perempuan
Gambar 4.1 menunjukkan distribusi data yang mendekati normal pada
kategori minat perempuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Gambar 4.2. Diagram Distribusi Minat Laki-laki
Gambar 4.2 menunjukkan distribusi data yang mendekati normal pada
kategori minat laki-laki.
Gambar 4.3. Diagram Distribusi Sikap Perempuan
Gambar 4.3 menunjukkan distribusi data yang tidak normal pada kategori
sikap perempuan.
Gambar 4.4. Diagram Distribusi Sikap Laki-laki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Gambar 4.4 menunjukkan distribusi data yang mendekati normal pada
kategori sikap laki-laki.
Gambar 4.5. Diagram Distribusi Pemahaman Fisika Perempuan
Gambar 4.5 menunjukkan distribusi data yang tidak normal pada kategori
pemahaman fisika perempuan.
Gambar 4.6. Diagram Distribusi Pemahaman Fisika Laki-laki
Berdasarkan gambar 4.6 di atas menunjukkan distribusi data yang tidak
normal pada kategori pemahaman fisika laki-laki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Melalui uji normalitas di atas dapat disimpulkan bahwa data dalam
penelitian terdistribusi tidak normal sehingga untuk analisa lebih lanjut digunakan
statistik uji t untuk 2 kelompok independent yang non parametrik melalui spss 17
for windows.
G. Uji t Untuk 2 Kelompok Independent Non Parametrik Menggunakan
SPSS 17 for Windows untuk Mengetahui Perempuan dan Laki-laki dalam
Hal Minat, Sikap, Pemahaman Fisika
Berdasarkan hasil uji normalitas yang telah dilakukan di mana data
dalam penelitian terdistribusi tidak normal sehingga uji t ini dilakukan untuk
mengetahui apakah ada perbedaan antara minat, sikap, dan tingkat pemahaman
fisika perempuan dan laki-laki. Di bawah ini akan disajikan hasil uji t secara
berturut-turut sebagai berikut :
1. Minat Perempuan dan Laki-laki
Minat perempuan dan laki-laki berdasarkan data yang telah
diperoleh akan dilakukan uji t untuk mengetahui apakah ada perbedaan
antara keduanya. Berikut adalah hasil uji t independent non parametrik
untuk minat perempuan dan laki-laki.
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
perempuan dan laki 75 43.85 4.377 34 56 minat 75 1.39 .490 1 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Mann-Whitney Test
Ranks
minat N Mean Rank Sum of Ranks
perempuan dan laki
1 46 35.73 1643.50
2 29 41.60 1206.50
Total 75 Test Statisticsa
perempuan dan laki
Mann-Whitney U 562.500 Wilcoxon W 1643.500
Z -1.141 Asymp. Sig. (2-tailed) .254
a. Grouping Variable: minat
Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Frequencies
minat N
perempuan dan laki
1 46
2 29
Total 75
Test Statisticsa
perempuan dan laki
Most Extreme Differences
Absolute .168
Positive .168 Negative -.004
Kolmogorov-Smirnov Z .708 Asymp. Sig. (2-tailed) .698
a. Grouping Variable: minat
Berdasarkan hasil uji t di atas nampak bahwa tidak ada signifikansi
untuk Mann Whitney (0.254) dan Komogorov-Smirnov (0.698).Sehingga
dapat disimpulkan bahwa minat perempuan dan laki-laki tidak terbukti
berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
2. Sikap Perempuan dan Laki-laki
Sikap perempuan dan laki-laki berdasarkan data yang telah
diperoleh akan dilakukan uji t untuk mengetahui apakah ada perbedaan
antara keduany.Berikut adalah hasil uji t independent non parametrik
untuk sikap perempuan dan laki-laki.
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
perempuan dan laki 75 48.52 4.883 28 59 sikap 75 1.39 .490 1 2
Mann-Whitney Test
Ranks
sikap N Mean Rank Sum of Ranks
perempuan dan laki
1 46 35.12 1615.50
2 29 42.57 1234.50
Total 75
Test Statisticsa
perempuan dan laki
Mann-Whitney U 534.500 Wilcoxon W 1615.500
Z -1.447 Asymp. Sig. (2-tailed) .148
a. Grouping Variable: sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Frequencies
sikap N
perempuan dan laki
1 46
2 29
Total
75
Test Statisticsa
perempuan dan laki
Most Extreme Differences
Absolute .187
Positive .187
Negative -.043 Kolmogorov-Smirnov Z .790 Asymp. Sig. (2-tailed) .560
a. Grouping Variable: sikap
Berdasarkan hasil uji t di atas nampak pula bahwa tidak ada
signifikansi untuk Mann Whitney (0.148) dan Komogorov-Smirnov
(0.560).Sehingga dapat disimpulkan bahwa sikap perempuan dan laki-
laki tidak terbukti berbeda.
3. Pemahaman Fisika Perempuan dan Laki-laki
Pemahaman fisika perempuan dan laki-laki berdasarkan data yang
telah diperoleh akan dilakukan uji t untuk mengetahui apakah ada
perbedaan antara keduanya. Berikut adalah hasil uji t independent non
parametrik untuk pemahaman fisika perempuan dan laki-laki.
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
perempuan dan laki 75 63.16 23.294 9 100 pemahaman fisika 75 1.39 .490 1 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Mann-Whitney Test
Ranks
pemaha
man fisika
N Mean Rank Sum of Ranks
perempuan dan laki
1 46 41.26 1898.00
2 29 32.83 952.00
Total 75
Test Statisticsa
perempuan dan laki
Mann-Whitney U 517.000 Wilcoxon W 952.000
Z -1.633 Asymp. Sig. (2-tailed) .102 a. Grouping Variable: pemahaman fisika
Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Frequencies
pemaha
man fisika
N
perempuan dan laki
1 46
2 29
Total 75 Test Statisticsa
perempuan dan laki
Most Extreme Differences
Absolute .245
Positive .025
Negative -.245 Kolmogorov-Smirnov Z 1.034 Asymp. Sig. (2-tailed) .236 a. Grouping Variable: pemahaman fisika
Berdasarkan hasil uji t di atas nampak pula bahwa tidak ada
signifikansi untuk Mann Whitney (0.102) dan Komogorov-Smirnov
(0.236).Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemahaman fisika
perempuan dan laki-laki tidak terbukti berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
H. Pembahasan
1. Minat Perempuan dan Laki-laki
Berdasarkan data dan analisis deskriptif terhadap hasil penelitian di
atas maka dapat diketahui nilai rata-rata minat perempuan (N=46) adalah
43,33. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut, perempuan tergolong memiliki
minat yang rendah terhadap fisika.sedangkan nilai rata-rata minat laki-laki
(N=29) adalah sebesar 44,69. Berdasarkan rata-rata tersebut maka laki-laki
memiliki minat terhadap fisika.
2. Sikap Perempuan dan Laki-laki
Berdasarkan data dan analisis deskriptif terhadap sikap
perempuanmaupun laki-laki maka terlihat perempuan menunjukkansikap
positip (suka) terhadap fisika dengan nilai rata-rata sebesar 47,89. Demikian
juga dengan laki-laki menunjukkan nilai rata-rata 49,53suka fisika.
3. Pemahaman Fisika Perempuan dan Laki-laki
Rata-rata nilai fisika perempuan adalah sebesar 67,22. Nilai rata-rata
ini mengindikasikan bahwa perempuan memperoleh nilai test fisika yang
relatif tinggi. Sedangkan rata-rata nilai fisika laki-laki adalah sebesar 56,75.
Melalui nilai rata-rata tersebut mengindikasikan pula bahwa laki-laki
memperoleh nilai test fisika yang juga relatif tinggi.
Hal ini tentu saja membuat kita bertanya, mungkinkah minat rendah
tetapi hasilnya baik (relatif tinggi)?Peneliti memberi jawaban bahwa hal itu
dapat terjadi.Perempuan dan laki-laki tentu saja memiliki motivasi yang lebih
tinggi jika menghadapi ujian atau ulangan. Dapat juga dijelaskan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
minat perempuan maupun laki-laki terhadap fisika secara umum mungkin
saja rendah tetapi terhadap sub pokok bahasan tertentu dalam pembelajaran
fisika bisa saja mereka berminat. Demikian juga tentang sikap mereka
terhadap fisika, terhadap pokok bahasan tertentu mereka memiliki sikap yang
lebih positip.
Mungkin saja atau secara kebetulan pada saat peneliti berbagi
pengetahuan bersama mereka dalam proses belajar mengajar, mereka
memiliki minat dan sikap yang positip terhadap sub pokok bahasan yang
disampaikan dalam hal ini adalah pokok bahasan tentang kinematika dengan
analisis vektor (posisi, kecepatan, percepatan pada gerak dalam bidang dan
gerak parabola)
4. Perbedaan Perempuan dan Laki-laki
Uji t independent non parametrikdigunakan untuk mengetahui apakah
terdapat perbedaan antara minat perempuan dan laki-laki.Berdasarkan hasil
uji t tersebut didapatkan bahwa perempuan dan laki-laki tidak memiliki
perbedaan dalam hal minat. Dengan kata lain tidak ada perbedaan yang
signifikan antara minat perempuan dan laki-laki. Ini berarti gender tidak
mempengaruhi minat.
Demikian juga untuk sikap baik perempuan dan laki-laki diketahui
bahwa perempuan dan laki-laki dalam hal sikap tidak menunjukan perbedaan.
Dengan kata lain tidak ada perbedaan yang significan antara sikap perempuan
dan laki-laki. Gender tidak mempengaruhi sikap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Hal yang sama juga ditunjukkan pada pemahaman fisika mereka, di
mana pemahaman fisika perempuan dan laki-laki tidak menunjukkan
perbedaan yang signifikan. Gender tidak mempengaruhi pemahaman fisika.
5. Kaitan dengan Penelitian Terdahulu
Penemuan Patrisia H.Miller, dkk yang melakukan penelitian tentang
Perbedaan Pandangan Gender tentang Sains di SMU menemukan beberapa
fakta yakni pria di SMU lebih menyukai mata pelajaran sains daripada
wanita. Pria lebih sering memilih mata pelajaran sains sebagai mata pelajaran
favorit dan lebih sering mengambil jurusan sains di Perguruan Tinggi,
terutama tekhnik dan komputer.Sedangkan para pelajar wanita SMU lebih
berorientasi pada masyarakat dalam hal ketertarikan.Mereka lebih memilih
mata pelajaran sastra daripada fisika atau matematika.
Penemuan Patrisia H.Miller,dkk di atas nampaknya sejalan dengan
penelitian kali ini (di SMA Frater Makassar) terutama dalam hal minat di
mana perempuan memiliki minat yang lebih rendah dari laki-laki. Hanya saja
ada perbedaan dalam penelitian ini adalah bahwa sikap perempuan maupun
laki-laki tidak memiliki perbedaan yang signifikan.Demikian juga dengan
tingkat pemahaman fisika mereka. Hal ini mungkin saja dipengaruhi oleh
peradaban yang semakin maju dan pemahaman terhadap gender telah
mengalami perkembangan sehingga ada kemungkinan manusia mulai sadar
gender.
Di samping itu penemuan ini mendukung atau sejalan dengan
penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa proses belajar mengajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor eksternal, dimana faktor
internal menyumbang 70% terhadap prestasi belajar dan faktor eksternal
menyumbang 30% terhadap prestasi belajar. Hal ini didukung oleh Kahle dan
Meece (1994, dalam Scantlebury, K & Baker, D. 2007) yang mengakui
adanya faktor yang mempengaruhi perbedaan gender dalam sains yakni
kelurga, budaya, dan masyarakat yang difokuskan pada sekolah yang terkait,
karena guru dan administrasi dapat dipengaruhi faktor-faktor tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil analisis deskriptif dan pembahasan pada bab
sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam hal minat; perempuan (N=46) memperoleh nilai rata-rata
minat sebesar 43,33. Laki-laki (N=29) memperoleh nilai rata-rata
minat sebesar 44,69.
2. Dalam hal sikap; perempuan memperoleh nilai rata-rata sikap
sebesar 47,89. Laki-laki memperolehnilai rata-rata sikap sebesar
49,53.
3. Dalam hal tingkat pemahaman fisika; perempuan memperoleh nilai
rata-rata 67,22. Laki-laki memperoleh nilai rata-rata 56,75.
4. Dalam hal perbedaan perempuan dan laki-laki baik dari segi minat,
sikap dan tingkat pemahaman fisika, terlihat bahwa tidak terdapat
perbedaaan yang signifikan. Hal ini berarti bahwa perempuan dan
laki-laki tidak terbukti berbeda dalam hal minat, sikap, dan
pemahaman fisika. Hasil ini menjawab masalah dalam penelitian
bahwa ternyata gender tidak mempengaruhi minat, sikap dan
pemahaman fisika di SMA Frater Makassar khususnya kelas IPA 1
dan IPA 2 tahun ajaran 2012/2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
B. Saran
Berdasarkan pada kesimpulan yang telah diperoleh, maka dapat
disampaikan saran-saran sebagai berikut.
1. Bagi Peneliti selanjutnya: Peneliti dapat melanjutkan hasil-hasil
penelitian ini dengan memperhatikan proses belajar mengajar dengan
menambah instrumen pengamatan sehingga tidak terfokus pada nilai
akhir (ulangan). Penelitian dapat pula dilanjutkan pada mata pelajaran
lainnya sehingga dapat dibuat perbandingan hasil-hasilnya antara satu
mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
2. Bagi Siswa/i :siswa/i diharapkan dapat meningkatkan minat, sikap,
kepercayaan diri, motivasi, dan relasi dalam belajar fisika. Perhatikan
faktor-fakor dalam diri maupun di luar diri dalam hal inifaktor sosial
masyarakat, faktor internal dalam belajar, faktor eksternal dalam
belajar, faktor pengalaman pribadi dalam belajar, faktor emosional
dalam belajar. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa minat, sikap memiliki hubungan dengan tingkat
pemahaman fisika.
3. Bagi Guru: Diharapkan guru dapat memperhatikan proses belajar
mengajar yang berbasis keadilan gender dalam seluruh aspek dan
relasi pembelajaran. Sebagaimana ditunjukkan dalam hasil penelitian
bahwa perempuan dan laki-laki tidak memiliki perbedaan yang
signifikan baik dalam hal minat, sikap maupun tingkat pemahaman
fisika. Guru juga diharapkan sadar gender.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
4. Bagi Lembaga: Dengan merujuk pada hasil penelitian ini diharapkan
sekolah/lembaga sebagai penyelenggara pendidikan dapat
mengoptimalkan fungsinya sebagai tempat pendidikan, pembinaan,
dan pemberi keterampilan bagi peserta didiknya dalam ranah
kesetaraan gender terutama dalam pembelajaran fisika yang mendapat
tanggapan yang positip dari siswa maupun sisiwi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, Amanah. Isu Gender dalam Pendidikan dan Pengajaran.
Paradigma.tahun XII. No.24. Juli-Desember 2007 ( diunduh 17 Januari 2012)
Argyo Demartoto. 2010. Konsep Maskulinitas dari Jaman Ke Jaman dan Citranya dalam Media http://www.google.co.id/search( diunduh 17 Januari 2012)
Azwar, S.2002, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. Baker, D. 2003. Equity Issue in Science Education.International Handbook of
Science Education.Edited by Barry J. Fraser & Kenneth G.Tobin.hal 869-896
Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Bumi Aksara Friedman, Howards & Schustack , Miriam. 2006. Kepribadian. Edisi Ketiga.
Jilid 2.Jakarta : Erlangga Gunarsa, Singgih D. 2001.Psikologi Praktis : Anak, Remaja dan Keluarga.Jakarta
: BPK Gunung Mulia Hurlock, Elisabeth . 1990. Psikologi Perkembangan. Edisi Kelima. Jakarta :
Erlangga Ice Sutary & Nenden Lilis A & Yulianeta. 2007. Konsep diri remaja dalam
Pengaktualisasian kemampuan Potensinya, dalam http://www.foxitsoftware.com (diunduh tanggal 22 September 2011)
Kristi Poerwandari, Program Studi Kajian Wanita Program Pascasarjana, Fakultas
Psikologi, Universitas Indonesia, Makalah Kuliah Umum | Februari 2011, http://salihara.org/community/2011/02/26/luce-irigaray-membangun-dunia-yang-lebih-manusiawi-dengan-menghormati-subjektivitas-perempuanSommers: Gender-Specific Trends in Child and Youth Well Being in the United States. Juli 2004(diunduh 17 Januari 2012)
Miller, Patrisia, Jennifer S, & Stephanie S. Gender Differences in High School Students’View about Science.International Journal of Science Education. Vol.8, No.4, 18 March 2006. Hal 363-379
Nana Sudjana, 1987. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Balai
Pustaka. Nashar, H. 2004. Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan
Belajar Mengajar.Cetakan ke-2. Jakarta: Delia Press Nurrachman, Nani & Bachtiar, Imelda (Eds). 2011. Psikologi Perempuan. Jakarta
: Universitas Atma Jaya
Sasongko, Sundari. 2009. Konsep dan Teori Gender. Pusat Pelatihan Gender dan Peningkatan Kualitas Perempuan, BKKBN. Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Santrock, John.2007. Remaja. Edisi Sebelas. Jilid 1.Jakarta : Erlangga.
Scantlebury, K & Baker, D. 2007.Gender Issues in Science Education Research : Remembering Where the Difference Lien.Handbook of Research on Science Education, Edited by Sandra K. Abell & Norman G. Lederman.Hal. 257-285
Slameto, (2003).Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta,
Rineka Cipta. Suciati, sri. 2009. Kesetaraan Gender dalam Pendidikan, Dosen FPBS IKIP PGRI
Semarang, wakil sekretaris PGRI Jawa Tengah dalamhttp://skbtenggarong.wordpress.com/2009/01/20/kesetaraan-gender-dalam-pendidikan/( diunduh 17 Januari 2012)
Sudarta, Wayan. Ketimpangan Gender dalam Pendidikan.Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian.Universitas Udayana.2010
Sukardi, DK. 1987. Bimbingan Karir di Sekolah. Jakarta, Ghalia. Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika. Yogyakarta : USD ----------------- 2010. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta : USD Sutrisno, Hadi. 1992. Metodologi Reserch 3. Yogyakarta, Yayasan Penerbit
Fakultas Psikologi UGM. Tim Penyusun Kamus Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 1990. Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka.
Tyrone Cloyd Baltimore, MD. Riset Kesetaraan Gender II.School For Broadcast Media. Newsletter.Edisi 2. 30 Maret 2007
Winkel, W. S. 1989. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia
Yuliana Dewi Rachmawati's. 2006. Perbedaan Identitas Ideologi dan Interpersonal pada Status Identitas Achievement, Moratorium, Diffusion, Foreclosure Antara Remaja Putri di Sekolah Heterogen dan Sekolah Homogen (Studi Di Sekolah Menengah Atas Dijakarta), dalam http://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx( diunduh tanggal 20 September 2011)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMA Frater Makassar Kelas / Semester : XI / I Mata Pelajaran : Fisika Materi Pembelajaran : Persamaan Gerak Jumlah Pertemuan : 12 x 45 menit
1. Standar Kompetensi
(1) Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika
benda titik
2. Kompetensi Dasar
(1.1) Menganalisis gerak lurus, gerak melingkar dan gerak parabola
menggunakan vector
3. Indikator
A. Kognitif
a. Produk
a) Menganalisis posisi partikel pada suatu bidang dengan analisis
vektor
b) Menganalisis kecepatan partikel pada suatu bidang
c) Menganalisis percepatan partikel pada bidang
d) Menganalisis gerak parabola
e) Menjelaskan konsep gerak parabola.
f) Memberikan contoh dari gerak parabola yang ada di sekitar,
yang menjadi penerapan dari gerak parabola tersebut.
g) Menjelaskan bagaimana gerak parabola terjadi (karena adanya
dua macam gerak yang dilakukan untuk benda secara
bersamaan GLB-GLBB).
b. Proses
a) Menyatakan vektor-vektor satuan dalam bentuk komponen
vektor
b) Menyelesaikan persoalan dengan analisis vektor
Lampiran 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
c) Mengidentifikasikan contoh sebuah fenomena yang ada
disekitar mengenai gerak parabola.
d) Mengidentifikasikan besaran-besaran fisika mengenai
fenomena tersebut.
e) gambar grafik hubungan x – t, v – t, dan a - t dan mengamati
hubungannya.
f) Memberikan contoh peristiwa dalam kehidupan sehari-hari
yang berkaitan dengan benda tanpa percepatan dan dengan
percepatan konstan.
g) Memberikan contoh gejala keseharian yang menunjukkan
perpindahan, kecepatan, dan percepatan.
h) Menyelesaikan persoalan yang berkaitan dengan GLB dan
GLBB dengan menggunakan vector
B. Psikomotorik
a) Melakukan demonstrasi tentang kejadian akan berlakunya
gerak parabola
b) Contoh penerapan di kehidupan sekitar yang berkaitan dengan
gerak parabola.
C. Afektif
a) Bertanya dan mengemukakan pendapat yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
b) Memperlihatkan perilaku aspirasi dalam berdiskusi bersama
dalam pembahasan gerak parabola.
c) Memperlihatkan perilaku aspirasi dalam memberikan pendapat
dalam proses PBM.
d) Memperlihatkan perilaku diskusi soal.
e) Memperlihatkan perilaku dalam mengerjakan pekerjaan rumah
(PR).
4. Tujuan Pembelajaran
A. Kognitif
a. Produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
a) Diperlihatkan suatu cotoh kejadian, siswa dapat menganalisis
gerak benda tersebut dengan analisis vektor
b) Diperlihatkan suatu kejadian, siswa dapat menganalisis
besaran perpindahan, posisi, kecepatan dan percepatan benda
dengan menggunakan vector
c) Diperlihatkan contoh kejadian dalam sebuah gambar hamburan
kembang api siswa dapat mengamati peristiwa tersebut.
d) Siswa berdiskusi dengan teman sebelahnya tentang kejadian
tersebut dengan menganalisis bagaimana peristiwa tersebut
merupakan contoh peristiwa gerak parabola, siswa disini
mengeksplorasikan apa yang dipikirkan dengan konsep fisika.
e) Siswa di berikan waktu 5 menit untuk menyimpulkan tentang
gerak parabola setelah menganalisis gambar tadi dengan kata-
katanya sendiri.
f) Guru menyimpulkan dan mendefinisikan persamaan gerak
horizontal dan vertikal dalam percepatan dengan vektor.
g) Dalam kegiatan ini, siswa ditujukan untuk menganalisi sebuah
grafik proyeksi gerak dua dimensi yaitu secara horizontal dan
vertikal pada gerak parabola
b. Proses
a) Siswa dapat menganalisis gerak benda dengan analisis vektor
b) Siswa dapat memberikan contoh peristiwa dalam kehidupan
sehari-hari yang berkaitan dengan posisi, kecepatan,
percepatan.
c) Diberikan contoh kasus berkaitan dengan GLB dan GLBB,
siswa dapat menyelesaikan persoalan tersebut dengan
menggunakan vector
d) Mengidentifikasikan dalam fenomena-fenomena yang ada
disekitar mengenai gerak parabola.
e) Disampaikannya tentang identifikasi besaran-besaran fisika
mengenai gerak parabola.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
B. Psikomotorik
a) Mengidentifikasikan fenomena-fenomena yang ada disekitar
mengenai posisi, kecepatan, percepatan.
b) Mengidentifikasikan fenomena-fenomena yang ada disekitar
mengenai gerak parabola.
C. Afektif
a) Siswa memperhatikan teman/siswa lain yang sedang
demonstrasi
b) Siswa bertanya dan mengemukakan pendapat tentang
demostrasi yang dilakukan siswa atau kelompok siswa lain
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
c) Siswa memperlihatkan perilaku aspirasi dalam berdiskusi
bersama dalam pembahasan gerak parabola.
d) Siswa memperlihatkan perilaku aspirasi dalam memberikan
pendapat dalam proses PBM.
e) Siswa memperlihatkan dalam mengerjakan pekerjaan rumah
(PR).
5. Alokasi Waktu : 12 x 45 menit
6. Metode Pembelajaran
Ceramah interaktif, diskusi kelompok dan demonstrasi
7. Kegiatan Pembelajaran
A. Pertemuan Pertama (2x45’)
a. Pendahuluan
a) Memotivasi siswa dengan memberikan ilustrasi verbal tentang
pengalaman keseharian yang berkaitan dengan benda tanpa
percepatan dan benda dengan percepatan tetap, khususnya
yang berhubungan dengan vektor.
b) Menggali pengetahuan awal siswa tentang vektor dan
komponen-komponennya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
c) Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, dan gambaran proses pembelajaran.
b. Inti
a) Mendemonstrasikan gerak pada sistem koordinat sambil
melakukan tanya jawab tentang posisi
b) Dengan metode tanya jawab menjelaskan vektor posisi
c) Memberi contoh pemecahan masalah
d) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika belum paham
e) Memberi latihan uji kompetensi
f) Bersama-sama siswa membahas latihan uji kompetensi
dengan memberi kesempatan pada 2 anak untuk mengerjakan
di papan tulis
g) Siswa melakukan diskusi dengan teman sebangku untuk
menjawab pertanyaan diskusi
h) Bersama-sama siswa membahas hasil diskusi kelompok
dengan memberi kesempatan pada 2 kelompok untuk
menyampaikan hasil diskusi di depan kelas
i) Melalui ceramah interaktif, guru dan siswa mencari contoh-
contoh kejadian tentang gerak benda tanpa percepatan dan
dengan percepatan tetap, kemudian bersama-sama mencoba
menggunakan konsep vektor yang ada, dengan membahas
arah-arah yang terdapat pada benda tersebut.
c. Penutup
Pemeberian tugas individu
B. Pertemuan Kedua (2x45’)
a. Pendahuluan
a) Salam pembuka, mengabsen kehadiran siswa
b) Memberi pertanyaan tentang vektor posisi secara lisan
terhadap 3 orang siswa
b. Inti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
a) Dengan metode tanya jawab guru menjelaskan kecepatan
vektor dan hubungan posisi dengan kecepatan vector
b) Memberi contoh pemecahan masalah
c) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika belum paham
d) Memberi latihan uji kompetensi
e) Bersama-sama siswa membahas hasil latihan uji kompetensi
dengan memberi kesempatan pada 3 siswa untuk
menyampaikan hasilnya di papan tulis
c. Penutup
Memberi tugas pekerjaan rumah (PR) C. Pertemuan ketiga (2x45’)
a. Pendahuluan
a) Salam pembuka/do’a, mengabsen kehadiran siswa
b) Membahas soal PR
c) Apersepsi
b. Inti
a) Dengan metode tanya jawab guru menjelaskan percepatan,
percepatanrata-rata dan percepatan sesaat
b) Mendiskusikan hubungan posisi, kecepatan dan percepatan
melalui analisis kalkulus diferensial dan integral
c) Memberi contoh pemecahan masalah
d) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika belum paham
c. Penutup
Bersama siswa menarik kesimpulan dari materi hari ini D. Pertemuan keempat (2x45’)
a. Pendahuluan
a) Salam pembuka/do’a, mengabsen kehadiran siswa
b) Mengumpulkan PR
b. Inti
a) Memberi latihan uji kompetensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
b) Bersama-sama siswa membahas hasil latihan uji kompetensi
dengan memberi kesempatan pada 3 siswa untuk
menyampaikan hasilnya di papan tulis
c) Bersama dengan siswa menganalisis gerak parabola dengan
tinjauan dua gerak yaitu gerak sumbu x dan sumbu y
d) Merumuskan persamaan posisi, kecepatan gerak parabola
pada berbagai waktu
e) Mendiskusikan contoh pemecahan masalah
c. Penutup
a) Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari materi hari
ini
b) Memberi pekerjaan rumah (PR)
E. Pertemuan kelima (2x45’)
a. Pendahuluan
a) Salam pembuka/do’a, mengabsen kehadiran siswa
b) Memberi pertanyaan kepada beberapa siswa secara lisan
c) Membahas soal PR
b. Inti
a) Mendiskusikan contoh pemecahan masalah
b) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika belum paham
c) Siswa berdiskusi dengan teman sebangku untuk menjawab
pertanyaan diskusi
d) Bersama-sama siswa membahas hasil diskusi dengan
memberi kesempatan pada 3 kelompok untuk
menyampaikan hasilnya di depan kelas
e) Dengan metode tanya jawab guru menjelaskan kembali
materi pelajaran yang telah diajarkan sebagai review.
f) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika belum paham
g) Memberi contoh pemecahan masalah
c. Penutup
Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari materi hari ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
F. Pertemuan keenam (2x45’)
a. Pendahuluan
a) Salam pembuka/do’a, mengabsen kehadiran siswa
b) Persiapan untuk ulangan harian
b. Inti
Ulangan Harian c. Penutup
Ucapan terima kasih
8. Penilaian Hasil Belajar
a) Penilaian kognitif : Tes hasil belajar produk dan Proses
b) Pekerjaan Rumah ( PR).
9. Sumber Pembelajaran
a) Buku Fisika SMA kelas XI Semester I
b) Alat : bola, pistol mainan dan pelurunya, lap top
c) Media: power poin, foto, dan film simulasi gerak
10. Bentuk instrumen
o Tugas diskusi
o tugas individu
o Ulangan akhir materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
MATERI PELAJARAN
1. Posisi, Kecepatan, dan Percepatan pada Gerak Dalam Bidang
a. Posisi Partikel pada Suatu Bidang
Posisi partikel pada suatu bidang akan kita nyatakan dengan vektor-
vektor satuan, yaitu vektor satuan pada sumbu X, ditulis 횤dan pada
sumbu Y, ditulis 횥
Besar vektor satuan : = ퟏ dan = ퟏ (1-1)
Ambil titik asal O sebagai titik acuan, maka posisi sebuah partikel yang
bergerak pada bidang XOY di mana pada saat t memiliki koordinat (x,y)
(gambar 1.2) dapat dinyatakan sebagai:
posisi partikel pada bidang : r = x + 풚 (1-2)
O
O xi
yj
r = xi + yj Y
X
Gambar 1.2posisi partikel pada bidang XOY dinyatakan sebagai r = xi + yj
Gambar 1.1Vektor-vektor satuan pada sumbu X dan Y, yaitu 횤dan 횥, dengan besar 횤 = = 1
X
Y
j
O
Lampiran 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Menentukan perpindahan partikel pada bidang
Misalkan trayektori (lintasan) yang ditempu sebuah partikel pada suatu
bidang adalah seperti pada gambar 1.3. Pada saat t = t1, partikel berada di
titik P1(x1,y1) dengan vektor posisi r1 = x1 i + y1 j. Beberapa saat
kemudian, t = t2, partikel berada di titik P2 (x2,y2) dengan vektor posisi
r2 = x2 i + y2 j.
Perpindahan didefinisikan sebagai perubahan posisi ( kedudukan) suatu
partikel dalam suatu selang waktu tertentu. Vektor perpindahan bararah
dari titik awal ke titik akhir.Pada gambar 1.3, titik awal adalah P1 dan titik
akhir adalah P2.Tentu saja vektor perpindahan ∆r adalah segmen garis
berarah P1P2. Pada segi tiga vektor O P1P2, vektor yang menutup adalah
r2sehingga berlaku
r2 = r1 + ∆r
(1-3)
Dalam bentuk komponen diperoleh
∆r = (x2 i +y2 j) – (x1 i +y1 j)
= (x2 – x1)i + (y2-y1)j
∆r = r2 – r1
Gambar 1.3.Pada t = t1, vektor posisi partikel adalah r1 dan pada t = t2, posisi partikel adalah r2. perpindahan partikel adalah ∆r = r2 –r1 berarah dari P1 ke P2.
Y
X
r1
r2
∆r
O
푣
P1(x1,y1)
P2(x2,y2)
Trayektori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
(1-4)
dengan
(1-5)
b. Kecepatan Partikel pada Suatu Bidang
1) Kecepatan Rata-Rata
Kecepatan rata-rata didefinisikan sebagai hasil bagi perpindahan dengan
selang waktu tempuhnya. Untuk gerak lurus satu dimensi, persamaan
kecepatan rata-rata adalah sebagai berikut:
Kecepatan rata-rata pada garis lurus:
(1-6)
Dalam gerak pada bidang (dua dimensi) definisinya tetap, hanya ∆x
diganti dengan vektor posisi ∆r.
Kecepatan rata-rata pada bidang
(1-7)
denganr2adalah posisi pada t = t2 dan r1 adalah posisi pada t = t1
Bentuk komponen dari kecepatan rata-rata 푣 diperoleh dengan
mensubsitusi ∆r dengan ∆x i + ∆y j (lihat persamaan 1-4) ke dalam
persamaan di atas.
푣 =∆푥퐢 + ∆푦퐣
∆푡 =∆푥퐢∆푡 +
∆푦퐣∆푡
(1-8)
dan (1-9)
Oleh karena
∆r = ∆xi + ∆yj
∆x = x2 – x1 dan ∆y = y2-y1
푣 =∆푥∆푡 =
푥 − 푥푡 − 푡
푣 =∆퐫∆푡 =
퐫 − 퐫푡 − 푡
푣 = 푣 퐢 + 푣 퐣
푣 =∆푦∆푡 =
푦 − 푦푡 − 푡
푣 =∆푥∆푡
=푥 − 푥푡 − 푡
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
푣 = ∆퐫∆
, maka kecepatan rata-rata 푣 searah dengan arah perpindahan ∆r
(lihat gambar 1.3)
2) Kecepatan Sesaat sebagai Kemiringan Grafik Komponen x
terhadap t
Kecepatan sesaat didefinisikan sebagai kecepatan rata-rata untuk
selang waktu ∆t yang mendekati nol. Secara matematis ditulis:
(1-10)
Kita akan menentukan tafsiran geometris dari persamaan di atas dengan
meninjau grafik x terhadap t ( sebagai komponen grafik r terhadap t).
Pada gambar 1.4 ditunjukkan proses limit pada suatu grafik posisi x
terhadap t. Di situ selang waktu ∆t terus diperkecil dengan mengambil t1
tetap dan t2 mendekati t1. Ketika ∆t mendekati nol, ∆x mendekati nol dan
kecepatan rata-rata푣 menjadi kecepatan sesaat v, yang sejajar dengan
garis singgung kurva posisi pada t = t1. Dengan demikian, dapatlah
dinyatakan tampilan geometris dari kecepatan sesaat.
(1-11)
푣 = lim∆ →
푣∆퐫∆푡
Kecepatan sesaat pada t = t1 adalah kemiringan garis
singgung dari grafik posisi. x – t pada saat t = t1.
x
t
P1
P2’’ P2’
P2
∆t3
∆t2
∆t1
∆t
t1 t2
P2’’’ ∆x3
∆x2 ∆x1 ∆x
tangensial pada P1 P2’’’
∆x3
Gambar 1.4.tampilan geometris kecepatan sesaat pada t1 sama dengan kemiringan garis singgung grafik x-t pada t = t1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
3) Kecepatan Sesaat sebagai Turunan Fungsi Posisi
(1-12)
Secara matematis dapat ditulis
(1-13)
1) Kecepatan Sesaat untuk Gerak dalam Bidang
Kecepatan sesaat untuk gerak pada bidang ( dua dimensi) dapat
dinyatakan sebagai:
(1-14)
Tafsir geometris kecepatan sesaat untuk gerak pada bidang mirip
seperti untuk gerak lurus yang telah dinyatakan oleh persamaan
(1-11).
(1-15)
Mirip dengan kasus satu dimensi (lihat persamaan 1-12) dan
persamaan (1-13) maka kecepatan sesaat untuk gerak pada bidang
juga merupakan turunan pertama fungsi posisi r terhadap waktu t,
dapat ditulis:
(1-16)
Bentuk komponen dari kecepatan sesaat v diperoleh dengan
mensubsitusi r =x i + y j ke dalam persamaan (1-16).
푣 =푑푑푡
(푥퐢 + 푦퐣) =푑푥푑푡 퐢 +
푑푦푑푡 퐣
(1-17)
Kecepatan sesaat adalah turunan pertama dari
fungsi posisi x terhadap waktu t.
푣 =푑푥푑푡
푣 = lim∆ →
푣∆퐫∆푡
Kecepatan seaat di titik mana saja pada kurva lintasan partikel adalah sejajar dengan garis singgung lintasan pada titik tersebut.
푣 =
푣 = 푣 퐢 + 푣 퐣
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
dengan
(1-18)
Persamaan (1-18) menunjukkan bahwa jika posisi (koordinat) hosisontal x
dan vertikal y diberikan dalam fungsi waktu t, maka dapat ditentukan
komponen kecepatan sesaat, vx dan vy dengan menggunakan turunan.
4) Menentukan Posisi dari Fungsi Kecepatan
Jika komponen-komponen kecepatan vx danvy sebagai fungsi dari waktu
diketahui, maka posisi horisontal x dan posisi vertikal y dari partikel dapat
ditentukan dari persamaan (1-19) dengan pengintegralan.
푣 =푑푥푑푡
푑푥 = 푣 푑푡
푥 − 푥 = 푣 푑푡
(1-19)
푣 =푑푦푑푡
푑푦 = 푣 푑푡
푦 − 푦 = 푣 푑푡
(1-20)
푣 = 푑푎푛푣 =
푥 = 푥 + ∫ 푣 푑푡
푦 = 푦 + ∫ 푣 푑푡
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Dengan (x0, y0) adalah koordinat posisi awal menggunakan persamaan (1-
2) r = xi + y j. Untuk gerak partikel pada satu dimensi, cukup digunakan
persamaan (1-19) untuk lintasan horisontal atau persamaan (1-20)
untuk lintasan vertikal.
5) Perpindahan Sebagai Luas di Bawah Grafik v – t
Tafsiran geometris dari turunan pertama adalah gradien dari garis singgung
grafik.
Misalkan untuk menentukan perpindahan dan jarak yang ditempuh partikel
dengan grafik v-t separti pada gambar 1.5, mulai dari t = t1 sampai dengan
t = t2 maka:
(1-21)
(1-22)
denganA1dan A2 adalah luas daerah yang diraster. Perhatikan, menghitung
perpindahan dalam selang 푡 ≤ 푡 ≤ 푡 tidaklah masalah. Tetapi ketika
menghitung jarak dalam selang 푡 ≤ 푡 ≤ 푡 , harus hati-hati. haruslah
terlebih dahulu menyelidiki apakah grafik v(t) memotong sumbu t dalam
selang 푡 ≤ 푡 ≤ 푡 ataukah tidak.
perpindahan = A1 – A2 = ∫ 푣(푡)푑푡
jarak = A1 + A2 = ∫ 푣(푡)푑푡 − ∫ 푣(푡)푑푡
Gambar 1.5.perpindahan sebagai luas di bawah grafik v -t
v(t)
t t2
t3 t1
A1
A2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
c. Percepatan Partikel pada Bidang
1) Percepatan Rata-Rata
Percepatan rata-rata (lambang 퐚 ) didefinisikan sebagai perubahan
kecepatan dalam suatu selang waktu tertentu
(1-23)
denganv2 adalah kecepatan pada t = t2 dan v1 adalah kecepatan pada saat t
= t1. Bentuk komponen dari percepatan rata-rata 퐚 diperoleh dengan
mensubsitusi ∆푣 dengan ∆푣 퐢 + ∆푣 퐣 ke dalam persamaan (1-23)
퐚 =∆푣 퐢 + ∆푣 퐣
∆푡 =∆푣∆푡 퐢 +
∆푣∆푡 퐣
(1-24)
(1-25)
(1-26)
2) Percepatan Sesaat sebagai Kemiringan Grafik v(t)
Percepatan sesaat didefinisikan sebagai percepatan rata-rata untuk selang
waktu ∆푡 mendekati nol. Secara matematis dapat ditulis:
(1-27)
Mirip dengan kecepatan sesaat, kita dapat menyatakan tampilan geometris
dari percepatan sesaat ( gambar 1.6) sebagai berikut.
(1-28)
Percepatan sesaat pada t = t1adalah kemiringan garis singgung dari grafik v – t pada saat t = t2
Percepatan rata-rata 퐚 = ∆∆
=
퐚 = 푎 퐢 + 푎 퐣
퐚 =∆푣∆푡
=푣 − 푣푡 − 푡
퐚 =∆푣∆푡
=푣 − 푣푡 − 푡
푎 = lim∆ →
푎 = lim∆ →
∆푣∆푡
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Tafsiran geometris dari persamaan (1-28) dapat dinyatakan sebagai
berikut:
(1-29)
secara matematis dapat ditulis:
(1-30)
3) Percepatan Sesaat untuk Gerak pada Bidang
Untuk gerak pada bidang, percepatan juga dinyatakan oleh persamaan (1-
30), hanya saja notasi yang digunakan adalah notasi vektor.
퐚 =푑푣푑푡
Bentuk komponen dari percepatan sesaat 푎 diperoleh dengan mensubsitusi
푣 = ∆푣 퐢 + ∆푣 퐣 ke dalam persamaan (1-30).
퐚 = = = 푣 퐢 + 푣 퐣 = 퐢 + 퐣
(1-31)
percepatan sesaat adalah turunan pertama dari fungsi kecepatan v terhadap waktu t
푎 =∆푣∆푡
퐚 = 푎 퐢 + 푎 퐣
Gambar 1.6. tampilan geometris percepatan sesaat pada t = t1 sama dengan kemiringan garis singgung pada P1, yaitu ∆
∆
∆v ∆t3
∆t2
∆t1
∆t
v
t
tangensial pada P1
P1
P2 P2’
P2’’
P2’’’
∆v3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
dengan
(1-32)
lebih lanjut, karena 푣 = 푑푎푛푣 = , maka
(1-33)
1) Menentukan Kecepatan dari Grafik 풂 − 풕
Jika percepatan a sebagai fungsi waktu t diketahui, maka kecepatan vdapat
ditentukan dengan teknik integrasi pada persamaan (1-30).
푎 =푑푣푑푡 ↔ 푑푣 = 푎푑푡
integralkan kedua ruas, maka dapat diperoleh
푑푣 = 푎푑푡 ↔ 푣 − 푣 = 푎 푑푡
(1-34)
denganv0adalah vektor kecepatan awal (kecepatan pada saat t = 0 ). Untuk gerak satu dimensi (pada sumbu x saja atau sumbu y saja), persamaannya persis seperti persamaan (1-34), hanya huruf tebal diganti huruf miring. Ini karena arah vektor kecepatan sudah diwakili oleh tanda positif atau negatif.
(1-35)
Dalam matematika, nilai integral ∫ 푎푑푡 sama dengan luas daerah di
bawah grafik a(t) dengan batas bawah t = 0 dan batas atas t = t, dan ini
ditunjukkan oleh luas arsir pada gambar 1.7. Jadi, jika kecepatan awal
partikel v0diketahui, maka kecepatan partikel v dapat diperoleh dengan
teknik menghitung luas daerah dibawah grafik percepatan terhadap waktu.
푎 =푑푣푑푡 푑푎푛푎 =
푑푣푑푡
푎 =푑 푥푑푡 푑푎푛푎 =
푑 푦푑푡
퐯 = 퐯 + 퐚푑푡
푣 = 푣 + 푎푑푡
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
2. Gerak Parabola
a. Kecepatan Relatif
Kecepatan sebuah benda kadang-kadang diukur relatif terhadap suatu
acuan yang bergerak relatif terhadap acuan lain. Untuk benda-benda
yang berada di atas tanah, umumnya kecepatan benda ditetapkan
terhadap acuan tanah. (pengamat yang diam di tanah). Misalnya
kecepatan sebuah mobil 60 km/jam, maksudnya kecepatan mobil
terhadap tanah (pengamat yang diam di tepi jalan) adalah 60 km/jam
ditulis vmobil,tanah = 60 km/jam.
Untuk benda-benda yang bergerak di permukaan air, umumnya
kecepatan benda ditetapkan terhadap acuan arus air. Misalnya, nelayan
mendayung perahu dengan kecepatan 10 km/jam, maksudnya
kecepatan perahu terhadap acuan arus air sama dengan 10 km/jam,
ditulis vperahu,air = 10 km/jam.
Pengamat yang berbeda acuan umumnya memberikan hasil
pengukuran kecepatan yang berbeda untuk benda yang sama yang
sedang bergerak. Misalnya, mobil A sedang melaju dengan kecepatan
100 km/jam terhadap acuan tanah (pengamat diam di tepi jalan). Pada
saat yang sama, mobil B melewati mobil A dengan kecepatan 110
km/jam terhadap acuan tanah. Pengamat yang diam di tepi jalan
mengatakan mobil B melaju sangat cepat. Tetapi pengamat di dalam
a
t t
0
grafik a(t)
푎푑푡
푎푑푡
Gambar 1.7.Luas daerah di bawah grafik a(t) atau luas arsir sama dengan nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
mobil A tidak setuju dengan pendapat tersebut. Pengamat yang berada
di dalam mobil A mengatakan bahwa mobil B melaju sangat lambat
karena pengamat di dalam mobil A, mengukur kecepatan mobil B 10
km/jam terhadap mobil A. Jadi kedua pengukuran dari dua pengamat
di atas sangat berbeda karena acuan yang mereka gunakan berbeda.
Hal ini menunjukkan bahwa kecepatan bersifat relatif, tergantung dari
titik acuan mana yang digunakan.
Untuk kasus mobil A dan mobil B. Kecepatan mobil A relatif terhadap
acuan tanah adalah vA,t = 100 km/jam. Sedangkan kecepatan mobil B
relatif terhadap mobil A adalah vB,t = 110 km/jam. Kita ingin
mengetahui kecepatan mobil B relatif terhadap mobil Aadalah :
(1-36)
b. Gerak Parabola
Gerak parabola didefinisikan sebagai gerak sebuah benda pada bidang
dua dimensi yaitu pada arah sumbu X dan arah sumbu Y dalam waktu
bersamaan. Pada arah sumbu X benda melakukan gerak lurus beraturan
(GLB).Pada arah sumbu Y benda melakukan gerak lurus berubah
beraturan (GLBB).
Untuk menganalisis gerak parabola, hal yang perlu diperhatikan
adalah
c. Persamaan Posisi dan Kecepatan pada Gerak Parabola
Gerak parabola dapat dianalisis dengan meninjau gerak lurus
beraturan pada sumbu X dan gerak lurus berubah beraturan pada
sumbu Y secara terpisah.
Pada sumbu X berlaku persamaan gerak lurus beraturan.
vBA= vB,t - vA,t
percepatan gravitasi selalu tetap 9,8 m/s2, pengaruh hambatan atau gesekan dengan udara diabaikan rotasi bumi tidak mempengaruhi gerakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
v = v0 = tetap dan x = v0t
Jika pada sumbu X, kecepatan awal adalah v0x , kecepatan pada saat t
adalah vx dan posisi adalah x (gambar1.8), maka persamaan menjadi
(1-37)
(1-38)
Pada sumbu Y berlaku persamaan umum gerak lurus berubah beraturan.
Jika pada sumbu Y kecepatan awal adalah v0y, kecepatan pada saat t adalah vy,
percepatan a = -g (berarah ke bawah) dan posisi adalah y, maka persamaan
menjadi
(1-39)
(1-40)
Kecepatan awal dinyatakan dengan v0x dan v0y dengan besarnya v0(kelajuan awal)
dan sudut 훼 terhadap sumbu X positif. Dalam besaran-besaran ini, komponen
kecepatan awal v0x dan v0y dapat diperoleh dari perbandingan trigonometri cos훼
dan sin훼
(1-41)
vx = v0x
x = v0x t
Gambar 1.8. Lintasan parabola suatu benda yang dilempar pada kecepatan awal v0 dengan sudut elevasi 훼
푣
훼 훼
O(0,0)
훼
푣
푣
푣 푣 푦 푃(푥,푦)
푥
푣 퐻
푣
푣 = 푣
푣
푣
푣
푣 푣
푣 = 0
훼 = −훼
푌
푋
푅
A
vy = v0y – gt
y = v0yt – ½ gt2
cos훼 =푣푣 푎푡푎푢푣 = 푣 cos훼
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
(1-42)
Kecepatan benda pada saat t diperoleh dengan menguraikan komponen kecepatan
pada arah sumbu X adalah vx dan pada sumbu Y adalah vy, sehingga berlaku
besar kecepatan (1-43)
arah kecepatan (1-44)
d. Menentukan Tinggi Maksimum dan Jarak Terjauh
Tinggi maksimum tak lain adalah ordinat y dari titik tertinggi.
Perhatikan gambar 1.8. Ketika benda bergerak naik dari titik awal Oke
titik tertinggi H, komponen kecepatan pada sumbu X selalu tetap. Akan
tetapi komponen kecepatan pada sumbu Y terus berkurang karena
diperlambat oleh percepatan gravitasi g. Pada saat benda mencapai
titik tertinggi H, komponen kecepatan pada sumbu Y sama dengan nol.
Syarat suatu benda mencapai titik tertinggi (titik H ) adalah
(1-45)
Karena pada titik tertinggi H, vy = 0, maka kecepatan pada titik
tertinggi, vH , adalah
(1-46)
Dari persamaan (1-59) dan (1-60) dapat ditentukan tinggi
makasimum, yH, dan tentu saja koordinat titik tertinggi H (xH,yH).
Dengan menggabungkan persamaan (1-59) dan persamaan (1-60),
maka diperoleh:
vy = 0
v0y – gt0H = 0
sin 훼 =푣푣 푎푡푎푢푣 = 푣 sin훼
푣 = 푣 + 푣
tan 훼 =푣푣
vy = 0
vH = vx = v0x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
(1-47)
Dengan t0H adalah waktu untuk mencapai ketinggian makasimum. Dengan
mensubsitusi t0Hpada persamaan (1-61) ke dalam persamaan posisi horisontal x
(persamaan 1-52), maka diperoleh koordinat x dari titik tertinggi H.
푥 = 푥퐻 = 푣0푥푡0퐻
푥 = (푣 cos훼 ) = (2 sin 훼 cos훼 )
(1-48)
Dengan mensubsitusikan t0H pada persamaan (1-61) ke dalam persamaan posisi
vertikal y (persamaan 1-54), maka dapat ditentukan koordinat yH yang merupakan
tinggi makasimum.
푦 = 푣 푡 −12푔푡
푦 = (푣 sin훼 )푣 sin 훼
푔 −12푔
푣 sin 훼푔
푦 =2푣 푠푖푛 훼
2푔 −푣 푠푖푛 훼
2푔
(1-49)
Dengan diketahuinya xH dan yH, maka koordinat titik tertinggi H adalah sebagai
berikut.
(1-50)
Oleh karena pengaruh gaya gravitasi yang menarik benda ke bawah, maka benda
yang sedang bergerak ke atas dengan lintasan parabola akhirnya akan tiba
t0H= =
푥 =푣2푔 sin 2훼
푦 =푣2푔 푠푖푛 훼
퐻(푥 , 푦 ) ↔ 퐻(푣2푔 sin 2훼 ,
푣2푔 푠푖푛 훼 )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
kembali pada sumbu horisontal X. Jika titik awal pelemparan adalah O dan titik
benda tiba di tanah adalah A (lihat gambar 1.8), maka jarak terjauh
adalahOA (diberi simbol R). Syarat untuk jarak terjauh R adalah
(1-51)
푣 sin훼 푡 −12푔푡 = 0
2푣 sin 훼 = 푔푡
(1-52)
(1-53)
Dengan t0A adalah waktu untuk mencapat jarak horisontal terjauh dan t0H adalah
waktu untuk mencapai titik tertinggi.Jarak R diperoleh dengan mensubsitusikan
푡 pada persamaan umum GLB.
푅 = 푣 푡
푅 = 푣 cos훼2푣 sin훼
푔
푅 = 2 sin 훼 cos훼
(1-54)
e. Sifat Simetris Grafik Parabola
푦 = 0
푡 =2푣 sin훼
푔
푡 = 2푡
푅 =푣푔 sin 2훼
Gambar 1.9.Sifat simetri grafik parabola dengan sumbu simetri adalah HH’
Y
H
H’’
H’
sumbu simetri
O 훼
푣
P
푣
훼
푋
R
A
Q
훼 푣
−훼
푣 = 푣
X
P dan Q terletak pada ketinggian yang sama푌 = 푌
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Jika gesekan angin dalam gerak parabola diabaikan, maka grafik parabola dapat
kita analisis secara matematis. Dalam pelajaran matematika diketahui bahwa
grafik parabola memiliki sumbu simetri yang akan membagi parabola menjadi dua
bagian yang persis sama. Untuk parabola yang terbuka ke bawah (memiliki
esktrem maksimum), sumbu simetrinya akan sejajar sumbu tegak dan melalui titik
tertinggi. Dengan demikian, sumbu simetri untuk gerak parabola seperti pada
gambar 1.9 pastilah melalui titik tertinggi H dan sejajar sumbu tegak Y. Sumbu
simetri ini adalah HH’.
Untuk dua titik yang terletak pada ketinggian yang sama, misalnya titik P dan Q
pada gambar 1.9 (yP = yQ), berlaku sifat simetri grafik parabola sebagai berikut.
(1) Waktu naik = waktu turun
tPH = tHQ
(2) Besar kecepatan naik = besar kecepatan turun, tetapi
kecepatan naik tidak sama dengan kecepatan turun, sebab
arahnya berbeda.
vP = vQ
(3) Sudut elevasi ke bawah = negatif sudut elevasi ke atas
훼 = −훼
(4) Jarak titik ke sumbu simetri sama besar. PH” = QH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
LATIHAN SOAL-SOAL
Satuan Pendidikan : SMA Frater Makassar Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : XI / I Pokok Bahasan : Gerak Lurus dengan Analisis Vektor dan Gerak Parabola
1. Sebuah benda melakukan tiga perpindahan berturut-turut, yaitu A = (8 i + 3 j) m, B = (7 i – 2 j) m, dan C = (-4 i + 2 j) m. Tentukan besar dan arah perpindahan totalnya. 2. Kedudukan sebuah partikel yang sedang bergerak pada bidang XY dinyatakan oleh: x = (1,2 m/s) t dan y = 16 m – (0,6 m/s2) t2.Untuk selang waktu mulai dari t = 0 sampai dengan t = 3 s, tentukan: a) Vektor kecepatan rata-rata dinyatakan dalam vektor satuan. b) Komponen-komponen kecepatan rata-rata. c) Besar dan arah kecepatan rata-rata
3. Sebuah partikel bergerak sepanjang sumbu X dan kedudukannya dinyatakan oleh x = t3 – 4t2 + 7t + 5, di mana x dalam m dan t dalam s. Tentukan: a) Kedudukan awal partikel. b) Kecepatan partikel pada saat t. c) Kecepatan awal partikel. d) Kecepatan pada saat t = 2 s.
4. Sebuah batu dilempar vertikal ke atas dari suatu titik O. Ketinggian batu di atas O setelah t sekon dinyatakan oleh y = 25t – 10t2, y dalam meter. Tentukan: a) Kecepatan awal. b) Kecepatan pada saat t = 3 s. c) Ketinggian maksimum yang dicapai batu diukur dari O.
5. Ungke melakukan suatu perjalanan dan memutuskan untuk menentukan persamaan geraknya. Dia tidak menentukan posisinya terhadap waktu melainkan kecepatannya terhadap waktu. Ungke menemukan bahwa kecepatannya dapat didekati dengan rumus v = 0,03(t2 – 25t + 75), di mana t dalam sekon dan v dalam m/s. a) Tentukan rumus untuk s(t), yaitu posisi Rante pada waktu kapan saja.
Anda dapat menganggap posisi awal Rante adalah s0 = 0. b) Berapakah kecepatan rata-rata Rante antara t = 0 dan t = 50 s?
6. Kecepatan sebuah partikel dinyatakan oleh v = 6t2 + 4t – 8, dengan t dalam sekon dan v dalam m/s. Tentukan: a) Percepatan rata-rata antara t = 0 dan t = 2 s. b) Percepatan pada saat kapan saja. c) Percepatan awal. d) Percepatan pada saat t = 2 s; apakah nilainya sama dengan a)? Berikan
komentar anda.
Lampiran 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
7. Seekor kelinci berlari menyeberangi suatu tempat parkir. Komponen-
komponen kecepatan lari kelinci terhadap sistem koordinatXY dinyatakan oleh:vx = -0,8t + 9 dan vy = 0,4t – 10, dengan t dalam sekon dan vx dan vy, dalam m/s2. Posisi awal kelinci x0 = 30 m dan y0 = 40 m. a) Tentukan vektor posisi kelinci. b) Tentukan besar dan arah vektor posisi kelinci pada t = 10 s.
8. Sebuah mobil mainan meluncur dari sisi meja yang tingginya 1,25 meter dari lantai. Jika mobil mendarat di lantai 0,40 meter dari meja: a) Berapa lama diperlukan mobil untuk mendarat di lantai b) Berapa kecepatan mobil meluncur dari sisi meja c) Berapa kecepatan mobil pada saat menumbuk lantai
9. Sebuah batu yang dilemparkan dengan sudut elevasi 30o, ternyata menumbuk tembok sebuah sebuah gedung yang berada 20√3 meter di depan tempat pelemparan dan 15 meter di atas titik pelemparan. Hitunglah: a) Kelajuan awal batu b) Besar dan arah kecepatan batu pada saat menumbuk tembok.
10. Sebuah pesawat terbang menukik ke bawah membuat sudut 37o terhadap bidang horisontal, dan saat ketinggiannya 800 meter di atas tanah, sebuah karung pasir dijatuhkan. Bila karung itu tiba di tanah setelah 5 detik sejak dijatuhkan, hitung: a) Kelajuan pesawat itu b) Jarak horisontal yang ditempuh karung c) Komponen-komponen horisontal dan vertikal kecepatan pada saat
menumbuk tanah. 11. Seorang pemain sepak bola melakukan tendangan bebas dengan sudut elevasi
22,5o dan bola tersebut mendarat di tanah pada jarak sejauh 30 meter. Berapakah jarak terjauh maksimum yang dapat dicapai bola bila ditendang dengan kecepatan yang sama seperti pada saat tendangan sebelumnya?
12. Sebutir peluru mortir ditembakan pada sudut elevasi 53o (sin 53o= 0,8) dengan kelajuan 98 m/s. Ambil g = 9,8 m/s2. a) Berapa lama peluruh berada di udara? b) Berapa jarak terjauh peluruh sebelum menumbuk tanah c) Berapa ketinggian maksimum yang dicapai peluruh
13. Dengan sudut elevasi berapakah sebutir peluruh yang diberi kecepatan awal 300 m/s harus ditembakan agar mencapai sasaran 4,5 km di depan tempat penembakan? Berapa selang waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jarak itu?
14. Sebuah bola dilempar dengan sudut elevasi 45o dan mencapai jarak horisontal 20 meter. Bila g = 9,8 m/s2, tentukanlah: a) Tinggi maksimum yang dicapai bola itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
b) Sudut elevasi bola harus dilemparkan agar mencapai jarak horisontal 12 meter dengan kecepatan awal seperti (a)
PANDUAN JAWABAN SOAL-SOAL LATIHAN
1. Data:
A(8 i + 3 j)
B(7 i – 2 j)
C(-4 i + 2 j)
Masalah: Besar dan arah perpindahan total
Solusi:
Resultan perpindahan atau perpindahan total diperoleh dengan menjumlahkan
tiap bagian perpindahannya.
rtotal =A + B + C
= (8 i + 3 j)m + (7 i - 2 j)m + ( -4 i + 2 j)m
= (8 i + 7 i - 4 i)m + (3 j - 2 j + 2 j)m
rtotal = (11 i + 3 j)m
Besar perpindahan:
|퐫풕풐풕풂풍| = (푥퐢) + (푦퐣) = (11) + (3) = √121 + 9 = √130
= 11,40푚
Arah perpindahan:
tan 훼 =푦퐣푥퐢 =
311 = 15,25
Jadi, besar perpindahannya adalah 11,40 m dengan arah membentuk sudut
15,250 di atas sumbu X positif
2. Data:
x = (1,2 m/s) t
y = 16 – (0,6 m/s2) t2
untuk waktu dari t = 0 sampai dengan t = 3 sekon
Masalah:
a) Vektor kecepatan rata-rata dinyatakan dalam vektor satuan
b) Komponen-komponen kecepatan rata-rata
c) Besar dan arah kecepatan rata-rata
Lampiran 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Solusi:
a) Nyatakan terdahulu vektor posisi r sebagai fungsi waktu t, yaitu
r = x i + y j = 1,2ti + (16 – 0,6t2) j
Kemudian kita hitung vektor- vektor posisi r1 untuk t = 0 dan r2 untuk t =
3 s.
r1(t =0) = 0 i + (16 – 0) j = 16 j.
r2(t=3) = [(1,2)(3)] i + [(16 – (0,6)(3)2] j = 3.6 i + 10,6 j
Vektor kecepatan rata-rata 퐯
퐯= ∆퐫∆풕
= 풓ퟐ 풓ퟏ풕ퟐ 풕ퟏ
= ( , 퐢 , 퐣) ( 퐣) = ( , 퐢 , 퐣)) = (1,2퐢 − 1,8퐣)m/s
b) Vektor kecepatan rata-rata dinyatakan dalam komponen-komponennya
adalah
퐯 = 푣 퐢 + 퐯퐲퐣 = (1,2퐢 − 1,8퐣)m/s
Jadi, pada arah sumbu X, kecepatan rata-rata푣 = 1,2푚/푠 dan pada arah
sumbu Y, kecepatan rata-rata, 푣 = −1,8푚/푠
c) Besar kecepatan rata-rata 퐯
|퐯| = 푣 + 푣 = (1,2푚/푠) + (−1,8푚/푠) = 2,16푚/푠
Arah kecepatan rata-rata 훼
tan 훼 = = ,,
= −56,31 (kuadran IV)
Jadi, besar kecepatan rata-rata adalah 2,16 dengan arah membentuk sudut 56,310 di bawah sumbu X positif.
3. Data:
x = t3 – 4t2 + 7t +5
Masalah:
a) Kedudukan awal
b) Kecepatan pada saat t
c) Kecepatan awal
d) Kecepatan pada saat t = 2 sekon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Solusi:
a) Kedudukan awal adalah kedudukan saat t = 0
x(t=0) = 5 m
b) Kecepatan v adalah turunan dari fungsi kedudukan terhadap waktu
푣 =푑푥푑푡 =
푑푑푡
(푡 − 4푡 + 7푡 + 5) = 3푡 − 8푡 + 7
c) Kecepatan awal partikel v0 adalah kecepatan pada saat t = 0
v0 = 7 m/s
d) Kecepatan pada saat t = 2 sekon
v(t=2) = 3(2)2 - 8(2) + 7 = 3 m/s.
4. Data:
y = 25t – 10t2
Masalah:
a) Kecepatan awal
b) Kecepatan pada saat t = 3 sekon
c) Ketinggian maksimum
Solusi:
a) Kecepatan adalah turunan dari fungsi posisi y terhadap waktu t
푣 =푑푦푑푡 =
푑푑푡
(25푡 − 10푡 ) = 25− 20푡
Kecepatan awal v0adalah kecepatan pada saat t = 0
v0(t=0) = 25 = 25 m/s
b) v(t=3) = 25 – 20(3) = 25 – 60 = -35 m/s. Kecepatan bertanda negatif
menunjukan arah kecepatannya ke bawah.
c) Ketinggian maksimum diperoleh pada saat
푑푦푑푡 = 0
25− 20푡 = 0
20푡 = 25
푡 = 1,25푠
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Nilai t = 1,25 disubsitusikan ke dalam persamaan posisi y, maka diperoleh
ketinggian maksimum
ymaks = 25(1,25) – 10 (1,25)2 = 15,625 m
5. Data:
v = 0,03(t2 – 25t +75)
Masalah:
a) Posisi pada waktu kapan saja
b) Kecepatan rata-rata antara t = 0 dan t = 50 sekon
Solusi:
a) Karena persamaan kecepatan v = v(t), diberikan maka persamaan posisi,
x(t), dapat dihitung dengan integral.
푥(푡) = 푥 + 푣 푑푡
= 0 + 0,03(푡 − 25푡 + 75)
= 0,03 (푡 − 25푡 + 75)
= 0,0313 푡 − 12,5푡 + 75푡
푥 = 0,01푡 − 0,375푡 + 2,25푡
b) Kecepatan rata-rata antara t1 = 0 dan t2 = 50 s
푣 =Δ푥Δ푡 =
푥(푡 = 50)− 푥(푡 = 0)푡 − 푡
=[0,01(50) − 0,375(50) + 2,25(50)]− [0 − 0 + 0]
50 − 0
푣 =[1250− 937,5 + 112,5]
50
푣 =42550 = 8,5m/s
6. Data:
v = 6t2 + 4t -8
Masalah:
a) Percepatan rata-rata antara t = 0 dan t = 2 sekon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
b) Percepatan pada saat kapan saja
c) Percepatan awal
d) Percepatan pada saat t = 2 sekon; apakah nilainya sama dengan poin a)?
Solusi:
a) Percepatan rata-rata 퐚 antara t = 0 dan t = 2s, adalah
퐚 =Δ푣Δ푡 =
v(푡 = 2)− v(푡 = 0)푡 − 푡
=[6(2) + 4(2)− 8] − [0 + 0 − 8]
2 − 0
퐚 =[24 + 8 − 8] − [−8]
2 =322 = 16푚/푠
b) Percepatan pada saat kapan saja, a = a(t). Percepatan merupakan turunan
dari fungsi kecepatan terhadap waktu.
푎 =푑푣푑푡 =
푑푑푡
(6푡 + 4푡 − 8) = 12푡 + 4
c) Percepatan awal a0 adalah percepatan pada saat t = 0
a0 (t = 0) = 4 m/s2
d) Percepatan pada saat t = 2 s.
a(t = 2) = 12(2) + 4 = 28 m/s2
Nilai ini adalah percepatan pada saat t = 2 s sedangkan nilai pada
pernyataan a), adalah percepatan rata-rata dalam selang waktu t = 0
sampai dengan t = 2 s. Oleh karena itu, kedua nilai ini tidak sama.
7. Data:
vx= -0,8t +9
vy = 0,4t -10
Posisi awal kelinci: x0 = 30 meter dan yo = 40 meter
Masalah:
a) Vektor posisi
b) Besar dan arah vektor posisi pada saat t = 10 sekon
Solusi:
a) Nyatakan dahulu vektor kecepatan kelinci
v = vxi + vyj
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
= (-0,8t + 9) i + (0,4t – 10) j
vektor posisi awal kelinci r0 adalah
r0 = x0i + y0j = 30 i + 40 j
vektor posisi kelinci pada waktu kapan saja, r adalah integral dari v dt.
퐫 = 퐫 + 퐯푑푡
= (30퐢 + 40퐣) + [(−0,8푡 + 9)퐢 + (0,4푡– 10)]퐣푑푡
= 30퐢 + 40퐣+−0,8푡
2 + 9푡 퐢 +0,4푡
2 − 10푡 퐣
퐫 = (−0,4푡 + 9푡 + 30)퐢+ (0,2푡 − 10푡 + 40)퐣
b) Vektor posisi r pada t = 10 s, r (t = 10 ), adalah
r (t = 10 ) = [-0,4(10)2 + 9(10) + 30] i + [ 0,2(10)2 - 10(10)
+ 40]j
= [ – 40 + 90 +30] i + [20 – 100 + 40] j
r (t = 10 ) = 80 i - 40 j
Besarnya |퐫(푡 = 10)| = (푥퐢) + (푦퐣)
|퐫(푡 = 10)| = 80 + (−40) = 40√5m
Arahnya :
tan훼 = =
훼 = −26,57 . Jadi, besar posisi r pada saat t = 10 sekon adalah 40√5
meter dengan arah membentuk sudut 26,570 di bawah sumbu X positif.
8. Data:
Y = 1,2 m
X = 0,4 m
Masalah: a) Waktu yang diperlukan sejak meluncur hingga membentur lantai b) Kecepatan awal c) Kecepatan akhir (kecepatan saat membentur lantai)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Solusi: Soal ini dinyatakan dengan gambar berikut:
vo 1,25m
0,4 m
Titik acuan nol, ditetapkan di atas meja. Sumbu Y ke atas positif dan sumbu
Y ke bawah negatif.
pada sisi meja kecepatan arah sumbu Y, vy = 0, dengan percepatan gravitasi
bumi 10 m/s2.
a) Waktu yang diperlukan mobil mainan untuk mendarat di lantai ditentukan dengan persamaan:
푌 = 푣 푡 − 푔푡 ; Karena vy = 0 maka
−1,25 = −12 (10)푡
−2,5 = −10푡
푡 =−2,5−10
푡 = √0.25 = 0,5푠 b) Kecepatan mobil meluncur dari sisi meja ditentukan dengan persamaan
푋 = 푣 . 푡 karena mobil mainan meluncur secara horisontal maka sudut yang
dibentuk oleh kecepatan awal dengan sumbu X berhimpit dengan
sumbu X, 훼= 00
푋 = 푣 cos 0 푡
푣 =푋푡 =
0,4푚0,5푠 = 0,8푚 푠⁄
Kecepatan mobil saat menumbuk lantai
푣 = 0,8푚/푠
푣 = 푣 − 푔푡; karenavoy = 0 maka,
푣 = −푔푡
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
푣 = −10푚 푠 . 0,5푠 = −5푚 푠⁄
|푣 | = 푣 + 푣 = (−5) + (0,8) = 25,64 = 5,06푚/푠
9. Data: X = 20√3푚 Y = 15 m 훼 = 30 Masalah: a) Kelajuan awal
b) Besar dan arah kecepatan saat menumbuk tembok.
Solusi: Soal ini dinyatakan dengan gambar berikut:
a) Menentukan kecepatan awal batu v0
푋 = 푣 cos 30 푡
20√3 = 푣12√3푡
푡 =40푣
푌 = 푣 sin 30 푡 −12푔푡
15 = 푣12
40푣 −
12
(10)40푣
15 = 20− 51600푣
−5 = −51600푣
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
푣 = 1600 → 푣 = √1600 = 40푚/푠
푡 =40푣 =
4040 = 1푠
b) Besar dan arah kecepatan batu saat menumbuk tembok. Besar kecepatannya: Tinjau kecepatan batu pada arah sumbu X dan sumbu Y: 푣 = 푣 cos훼
푣 = 40.12√3 = 20√3푚/푠
푣 = 푣 sin 30 − 푔푡
푣 = 40.12 − 10.1
푣 = 20− 10 = 10푚/푠
|푣| = 푣 + 푣 = (20 3) + (10) = √1300 = 10√13푚 푠⁄
Arah kecepatan: 푣푣 = tan 훼
tan 훼 =10
20√3
훼 = 16,10
10. Data:
Y = 800 m
훼 = 370
t = 5 sekon
Masalah:
a) Kelajuan pesawat b) Jarak mendatar c) vydan vx saat menumbuk tanah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Solusi: Soal ini dinyatakan dengan gambar sebagai berikut
a) Titik acuan nol ditetapkan pada ketinggian 800 m di atas tanah. Arah sumbu Y ke bawah negatif.
푌 = 푣 sin 37 푡 −12푔푡
−800 = 푣 .35 . 5 −
12 . 10. 5
−800 = 3푣 − 125
−800 + 125 = 3푣 −675 = 3푣 → 푣 = = −225푚/푠 (tanda negatif menunjukkan
arah kecepatan ke bawah).
b) Jarak horisontal:
푥 = 푣 cos 37 푡 = 225.45 . 5 = 900푚
c) Komponen kecepatan: 푣 = 푣 sin 37 − 푔푡
푣 = 225.35 − 10.5
푣 = 135− 50 = 85푚/푠
푣 = 푣 cos 37
푣 = 225.45 = 180푚/푠
v
800 m
X = ?
vy
vx
370
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
11. Data:
X = 30 m
훼 = 22,5
Masalah:
Jarak horisontal terjauh maksimum
Solusi:
Soal ini dinyatakan dengan gambar sebagai berikut:
Jarak maksimum terjauh dicapai benda saat sin 2훼 = 1
Cari terdahulu kecepatan awal v0
푥 =푣푔 2 sin 훼 cos훼
30 =푣10 2(
513 .
1213)
30 = (120
1690)푣
50700 = 120푣
푣 =50700
120 = 422,5
푣 = 422,5 = 20,55푚/푠
Jarak maksimum terjauh:
푥 =푣푔 =
422,510 = 42,25푚
12. Data:
훼 = 53 (푆푖푛53 = 0,8) 푣 = 98푚/푠 푔 = 9,8푚 푠
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Masalah: a) Waktu selama peluru berada di udara b) Jarak terjauh Xmax sebelum menumbuk tanah c) Ketinggian maksimum Ymax
Solusi: Soal ini dinyatakan dengan gambar sebagai berikut:
푡 =
2푣푔 sin 훼
푡 =2(98)
9,8 (0,8) = 16푠
a) Jarak terjauh maksimum dicapai saat sin 2훼 = 1
푥 =푣푔 =
(98)9,8 = 980푚
b) 푦 = sin 훼 = ( )( , )
(0,8) = 627,2푚
13. Data: vo = 300 m/s
X = 4,5 km = 4500 m
Masalah: a) Sudut elevasi α b) Waktu untuk menempuh jarak 4,5 km?
Solusi:
Soal ini dinyatakan dalam gambar berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
a) 푋 = sin 2훼
4.500 =(300)
10 sin 2훼
45.000 = 90.000 (sin 2훼)
sin 2훼 =45.00090.000 =
12
2훼 = 30
훼 = 15 di atas sumbu X positif ( kuadran I)
b) Waktu yang diperlukan untuk mencapai jarak 4,5 km
푡 =2푣푔 sin 훼 =
2(300)10 (0,26) = 15,6푠
14. Data: 훼 = 45
푋 = 20푚
푔 = 9,8푚 푠 Masalah:
a) Tinggi maksimum b) Sudut elevasi yang harus dilempatkan agar mencapai jarak 12 meter.
Solusi: Soal ini dinyatakan dengan gambar sebagai berikut
α
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
a) 푋 = sin 2훼
(untuk jarak horisontal terjauh maksimum, sin 2α = 1)
20 =푣9,8
푣 = 196 푣 = √196 = 14푚/푠
푌 =푣2푔 푠푖푛 훼 =
(14)2(9,8) (
12√2) =
(196)( )19,6 = 5푚
b) 푋 = sin 2훼
12 = ( ),
sin 2훼
sin 2훼 =117,6196 = 0,6 → sin 0,6 = 37
2훼 = 37 푠푒ℎ푖푛푔푔푎훼 = 18,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PEKERJAAN RUMAH 1 Satuan Pendidikan : SMA Frater Makassar
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI / I
Pokok Bahasan : Gerak Lurus dengan Analisis Vektor
1. Kecepatan v dari sebuah partikel yang sedang bergerak dalam bidang XY
diberikan oleh v = (9t – 2t2) i + 6 j, di mana v dalam m/s dan (t> 0) dalam sekon.
a) Berapa percepatan rata-rata antara t = 0 dan t = 4 s. b) Tentukan percepatan pada saat kapan saja. c) Kapan (jika ada) percepatan sama dengan nol? d) Berapa kecepatan pada saat t = 3 s?
2. Bus Batutumonga yang ditumpangi Taruk sedang bergerak memotong sebuah jalan raya dengan kecepatan 15 km/jam. Berapa kecepatan Taruk terhadap orang yang diam di tepi jalan, jika ia berjalan dengan kecepatan 2 km/jam: a) Mendekati sopir. b) Menjauhi sopir.
3. Seekor lumba-lumba berenang pada kecepatan 20 km/jam dalam arus laut dengan arah 600 terhadap arah arus. Arus laut sedang bergerak sejajar terhadap pantai pada kecepatan 2 km/jam. Tentukan kecepatan (besar dan arah) lumba-lumba relatif terhadap pantai.
Lampiran 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PANDUAN JAWABAN PEKERJAAN RUMAH 1 1. Data:
v = (9t -2t2) i + 6 j
Masalah:
a) Percepatan rata-rata antara t = 0 dan t = 4 sekon
b) Percepatan pada saat kapan saja
c) Kapan (jika ada) percepatan sama dengan nol
d) Kecepatan pada saat t = 3 sekon
solusi:
a) Percepatan rata-rata 퐚
퐚 =Δ퐯Δ푡 =
푣(푡 = 4) − 푣(푡 = 0)푡 − 푡
={[9(4)− 2(4) ]퐢 + 6퐣} − {[9(0)− 2(0) ]퐢 + 6퐣}
4 − 0
=(4퐢 + 6퐣)− (6)퐣
4
퐚 =4퐢4 = 퐢
b) Percepatan pada saat kapan saja:
퐚 =푑퐯푑푡 =
푑푑푡
[(9푡– 2푡 )퐢 + 6퐣]
퐚 = (9− 4푡)퐢
c) Percepatan sama dengan nol, a = 0, jika
9 − 4푡 = 0
푡 =94 = 2,25s
Jadi, percepatan sama dengan nol saat t = 2,25 s.
d) Percepatan pada saat t = 3 s
a = [(9 – 4(3)] i = -3 i
2. Data:
vBo = 15 km/jam
vTB= 2 km/jam
Lampiran 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Masalah:
a) Kecepatan relatif terhadap orang yang diam di pinggir jalan bila berjalan
mendekati sopir bus.
b) Kecepatan relatif terhadap orang yang diam di pinggir jalan bila berjalan
menjauhi sopir bus.
Solusi:
Kita gunakan lambang vTB untuk menyatakan kecepatan Taruk terhadap
bus(sopir), vTountuk menyatakan kecepatan Taruk terhadap orang yang diam
di tepi jalan, dan vBountuk menyatakan kecepatan bus terhadap orang yang
diam di tepi jalan. Orang yang diam di tepi jalan ditetapkan sebagai acuan
bersama untuk Taruk dan bus.
a) Soal untuk masalah a). dapat kita nyatakan dengan gambar di bawah ini.
Tetapkan arah gerak kereta sebagai arah positif, maka:
vBo = + 15 km/jam
vTb= +2 km/jam
kecepatan relatif Taruk terhadap bus, vTB dinyatakan oleh persamaan:
vTB= vTo – vBo
vTo= vTb+ vBo
= (2 + 15) km/jam
= 17 km/jam
jadi, kecepatan Taruk terhadap orang yang diam di tepi jalan adalan 17
km/jam.
b) Soal untuk masalah b). dapat kita nyatakan dengan gambar berikut.
vTo vB
vT vB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
vBo = + 15 km/jam
vTb= -2 km/jam
vTo= vTb +vBo
= (-2 + 15) km/jam
= 13 km/jam
Jadi, kecepatan Taruk terhadap orang yang diam di tepi jalan adalah 13
km/jam.
3. Data:
vla = 20 km/jam
vap = 2 km/jam
훼 = 600
Masalah:
Kecepatan relatif vlp(besar dan arah)
Solusi:
Acuan yang bergerak adalah arus dan acuan yang diam adalah pantai.Oleh
karena itu, pantai kita tetapkan sebagai acuan bersama untuk lumba-lumba dan
arus laut.
vlpadalah kecepatan lumba-lumba terhadap pantai, vapadalah kecepatan arus
laut terhadap pantai, vla adalah kecepatan lumba-lumba terhadap arus laut.
Soal ini dinyatakan dengan gambar berikut:
Sesuai persamaan kecepatan relatif :
vla = vlp - vap
vlp = vla + vap
Sesuai rumus besar resultan dua buah vektor, maka:
푣 = 푣 + 푣 + 2푣 푣 cos 60
vlp
vla
vap
vap
600
휃
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
푣 = 20 + 2 + 2(20)(2)(0,5)
푣 = √444 = 21,07푚/푠
Arahnya:
Gunakan rumus sinus untuk menghitung 훼 푣
sin 훼 =푣
sin(180 − 60 )
푣sin 훼 =
푣sin 120
sin 훼 =푣푣 sin 120
sin 훼 =20
21,0712√3
sin 훼 = 0,822
훼 = 55,29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
PEKERJAAN RUMAH 2
Satuan Pendidikan : SMA Frater Makassar
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI / I
Pokok Bahasan : Gerak Parabola Dengan Analisis Vektor
1. Seorang pemain softball melempar bola sedemikian sehingga bola mencapai
jarak terjauh maksimum 48 meter. Berapa tinggi maksimum yang dicapai bola pada pelemparan ini?
2. Sebuah partikel yang mengalami gerak parabola, posisinya pada t ditentukan
oleh koordinat (X,Y) dengan x = 6t dan y = 12t – 5t2. x,y dalam meter dan t dalam sekon. Tentukan: d) Kecepatan awal e) Sudut elevasi f) Lama partikel di udara g) Ketinggian maksimum h) Jarak terjauh i) Kecepatan horisontal pada titik tertinggi.
3. Sebuah meriam berada di permukaan tanah dipasang pada sudut tembak 300
kemudian peluru ditembakkan dengan kecepatan awal 20 m/s. Jika percepatan gravitasi bumi adalah 10 m/s2, hitunglah:
a) Koordinat peluru setelah 1 s.
b) Tinggi maksimum peluru
c) Waktu dan tempat peluru tersebut ketika jatuh kembali ke tanah
Lampiran 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
PANDUAN JAWABAN PEKERJAAN RUMAH 2
1. Data:
푥 = 48푚
Masalah:
Tinggi maksimum Ymax
Solusi:
Soal ini dinyatakan dalam gambar sebagai berikut:
Jarak terjauh maksimum pada arah horisontal dicapai pada sin 2α = 1
푋 =푣푔 sin 2훼
48 =푣10
푣 = 480푚 푠
푌 =푣2푔 푠푖푛 훼 =
(480)2(10) (
√22 ) =
(480)20 (
12) = 12푚
2. Data:
X = 6t
Y = 12t – 5t2
Masalah: a) Kecepatan awal b) Sudut elevasi c) Lama partikel di udara d) Ketinggian maksimum e) Jarak terjauh
Lampiran 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
f) Kecepatan horisontal pada titik tertinggi
Solusi: Nyatakan terdahulu vektor posisi dalam komponen-komponen vektor satuanya.
r = xi + yj
r = (6t) i + (12t – 5t2) j
a) Kecepatan adalah turunan fungsi posisi terhadap waktu 푣 = 퐫
푣 = (6푡)퐢 + (12푡 − 10푡 )퐣 푣 = 6퐢 + (12− 10푡)퐣
Kecepatan awal, v0 adalah kecepatan partikel pada saat t = 0 푣 = 6퐢 + (12− 10.0)퐣
푣 = 6퐢 + (12)퐣
Besar kecepatan awal
|푣 | = (푣 퐢) + (푣 퐣)
|푣 | = (6) + (12) = √36 + 144 = √180 = 6√5푚/푠
b) Sudut elevasi
tan 훼 =푣 퐣푣 퐢
tan 훼 =126 = 2
훼 = tan 2 = 63,43
c) Waktu selama di udara adalah waktu saat partikel mulai bergerak ke udara hingga membentur tanah.
푡 =2푣푔 sin훼 =
2(6√5)10 (0,894) =
23,99810 = 2,4s
d) Ketinggian maksimum
푌 =푣2푔 sin 훼 =
(6 5)2(10) (0,8) = 7,2m
e) Jarak horisontal terjauh
푋 =푣푔 sin 2훼 =
(6 5)10 (0,8) = 14,4m
f) Kecepatan horisontal pada titik tertinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Pada titik tertinggi vy = 0, maka di titik tertinggi hanya ada kececepatan horisontal. Jadi, kecepatan pada titik tertinggi sama dengan kecepatan pada arah horisontal.
푣 = 푣 cos훼 = (6 5)(0,45) = 6푚/푠 3. Data :
α = 300
υo = 20 m/s
g = 10m/s2
Masalah:
a) Koordinat peluruh setelah 1 sekon
b) Tinggi maksimum peluruh
c) Waktu dan tempat peluru ketika jatuh kembali ke tanah.
Solusi:
Soal ini dinyatakan dengan gambar sebagai berikut:
υox = υ0.cos300 υoy = υ0.sin 300
= 20. √3 = 20.
= 10√3 m/s = 10 m/s
a) Koordinat saat t = 1 s
Y = y0 + υoyt - gt2 X = x0 + υox t
= 0 + 10.1 - .10.12 = 0 + 10√3.1
= 10 – 5 = 10√3 m
= 5 m
Koordinat saat t = 1 s adalah (10√3,5) m.
b) Tinggi maksimum peluru:
X 300
v0
Y
v0y
v0x
Ymax
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Ymaks = 푠푖푛 훼
= .푠푖푛 30
= .
=
= 5 m
c) Syarat peluru sampai di tanah, Y = 0
Y = y0 + υoyt - gt2 X = x0 + υoxt
0 = 0 + 10t - 10t2 = 0 + 10√3.2
0 = 0 + 10t - 5t2 = 20√3 m
5t2 = 10t
t = 2 s
Jadi, peluru sampai ke tanah setelah 2 s, dan jatuh ke tanah pada jarak 20√3m.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
SOAL ULANGAN FISIKA
Satuan Pendidikan : SMA Frater Makassar Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : XI IPA Pokok Bahasan : Kinematika dengan Analisis Vektor Waktu : 90 Menit
1. Kedudukan sebuah partikel yang sedang bergerak pada bidang XY dinyatakan
oleh:
x = (1,2 m/s) t
y = 16 m – (0,6 m/s2) t2 untuk selang waktu mulai dari t = 0 sampai dengan t
= 3 s. Tentukan Vektor kecepatan rata-rata dinyatakan dalam vektor satuan.
2. Seekor kelinci berlari menyeberangi suatu tempat parkir. Komponen-
komponen kecepatan lari kelinci terhadap sistem koordinatXY dinyatakan
oleh: vx = -0,8t + 9 dan vy = 0,4t – 10, dengan t dalam sekon dan vx dan vy,
dalam m/s. Posisi awal kelinci x0 = 30 m dan y0 = 40 m. Tentukan vektor
posisi kelinci.
3. Bus Batutumonga yang ditumpangi Taruk sedang bergerak memotong sebuah
jalan raya dengan kecepatan 15 km/jam. Berapa kecepatan Taruk terhadap
orang yang berjalan di tepi jalan dengan kecepatan 2 km/jam, menjauhi sopir
bus.
4. Sebuah mobil mainan meluncur dari atas meja yang tingginya 1,25 meter dari
lantai. Jika mobil jatuh di lantai 0,40 meter dari meja, tentukan:
d) Berapa lama waktu yang diperlukan mobil untuk mendarat di lantai?
e) Berapa kecepatan mobil meluncur dari sisi meja?
5. Sebuah partikel yang mengalami gerak parabola, posisinya pada saat t
ditentukan oleh koordinat (X,Y) dengan x = 6t dan y = 12t – 5t2. X,Y dalam
meter dan t dalam sekon. Tentukan:
j) Kecepatan awal
k) Sudut elevasi
l) Ketinggian maksimum
Lampiran 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Lampiran 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
ANGKET SISWA Petunjuk Pengerjaan Angket a. Bacalah pernyataan-pernyataan berikut jawaban-jawabannya dengan seksama b. Isilah setiap jawaban dengan memberi tanda centang (√ ) pada salah satu
kolom jawaban yang ada disampingnya. c. Keterangan: SS: Sangat Setuju, S: Setuju,TS: Tidak Setuju, STS: Sangat
Tidak Setuju
Nama :.......................... Jenis kelamin : L / P Kelas :.......................... No Urut : .........................
Lampiran 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
d. Saya lebih suka : (lingkari salah satu jawaban yang anda anggap paling cocok)
A. Fisika B. Kimia C. Biologi
e. Sikap saya terhadap belajar fisika : (lingkari salah satu jawaban yang anda
anggap cocok dengan suasana hati anda terhadap fisika)
A. Suka/ Senang
B. Tidak suka/tidak senang
Yogyakarta, Mei 2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
NILAI MINAT DAN ULANGAN FISIKA
Lampiran 14 Lampiran 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
NILAI SIKAP DAN ULANGAN FISIKA
Lampiran 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Top Related