BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pioderma merupakan penyakit yang sering dijumpai. Di bagian Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Universitas Indonesia, insidensnya
menduduki tempat ketiga, dan erat hubungannya erat dengan keadaan sosial
ekonomi.(1)
Sebenarnya infeksi kulit kecuali disebabkan oleh kuman positif gram
seperti pada pioderma dapat pula disebabkan oleh kuman negatif gram.
Misalnya : Pseudomonas Aeruginosa, Proteus Vulgaris, Proteur Mirabilis,
Escherichia Coli dan Klebsiella. Penyebab yang umum ialah kuman positif
gram, yakni Streptococcus dan Staphylococcus.(1)
Manfestasi morfologik penyakit-penyakit infeksi bakteri pada kulit
sangat bervariasi. Infeksi bakteri pada kulit oleh bakteri piogenik biasanya
berasal dari luar tubuh. Bakteri ini dapat menyerang epidermis seperti pada
impetigo atau jaringan yang lebih dalam, seperti pada ektima.(3)
Penyerangan pada folikel rambut dapat dangkal, seperti pada folikulitis,
atau meliputi banyak folikel dalam satu kelompok, seperti pada karbunkel.(3)
1.2. Tujuan Penulisan
- Untuk mengetahui dan memahami penyakit pioderma dari definisi, etiologi,
patofisiologi, diagnosis dan terapi.
- Sebagai syarat untuk mengikuti ujian kepaniteraan klinik SMF Kulit dan
Kelamin di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi
Pioderma ialah penyakit kulit yang disebabkan oleh stiephylococcus dan
streptococcus atau oleh kedua-duanya.
2.2. Etiologi
Penyebab yang utama ialah steiphylococcus dan streptococcus B
Hemolyticus, sedangkan staphylococcus epidermidis merupakan penghuni
normal kulit dan jarang menyebabkan infeksi.
2.3. Faktor Predisposisi
1. Higiene yang kurang
2. Menurunnya daya tahan
Misalnya : kekurangna gizi, anemia, penyakit kronik neoplasma ganas,
diabetes melitus.
3. Telah ada penyakit di kulit
Karena terjadi kerusakan di epidermis, maka fungsi kulit sebagai pelindung
akan terganggu sehingga memudahkan terjadinya infeksi.
2.4. Klasifikasi
1. Pioderma Primer
Infeksi terjadi pada kulit normal. Gambaran klinisnya tertentu,
penyebabnya bisanya satu macam mikroorganisme.
2. Pioderma Sekunder
Pada kulit telah ada penyakit kulit yang lain. Gambaran klinisnya tak
khas dan mengikuti penyakit yang telah ada. Jika penyakit kulit disertai
pioderma sekunder disebut inpetigenisata. Contohnya : Dermatitis
impetigenisata, skabies impetigenisata. Tanda impetigenisata ialah jika
terdapat pus, pustul, bula purulen krusta berwrna kuning kehitaman,
pembesaran kelenjar getah bening regional, leukositosis dapat pula disertai
demam.(1)
2
2.5. Bentuk Pioderma
Pada bagian ini akan dibahasa berbagai macam bentuk pioderma :
1. Impetigo Krustosa
Definisi
Bentuk pioderma yang paling sederhana. Menyerang epidermis,
dimana gambaran yang dominan ialah krusta yang khas, berwarna kuning
kecoklatan seperti madu yang berlapis-lapis.(1)
Penyebab
Staphylococcus aurens koagulase positip dan streptococcus beta
hemoluticus.
Gejala Klinis
Tidak disertai gejala umum, hanya terdapat pada anak. Tempat
predileksi di muka yakni disekitar lubang hidung dan mulut karena
dianggap sumber infeksi dari daerah tersebut. Keluhan utama adalah rasa
gatal, lesi awal berupa makula eritematosa berukuran 1-2 mm, segera
berubah menjadi vesikel atau bula. Karena dinding vesikel tipis mudah
pecah dan mengeluarkan sekret seropurulen kuning kecoklatan selanjutnya
mengering membentuk krusta yang berlapis-lapis. Krusta mudah dilepaskan,
dibawah krusta terdapat daerah erosif yang mengeluarkan sekret, sehingga
krusta kembali menebal.
Lokasi
Daerh yang terpapar, terutama wajah (sekitar hidung dan mulut)
tangan, leher dan ekstremitas.
Pemeriksaan Laboratorik
Biakan bakteriologis eksudat lesi, dan biakan sekret dalam media
agar darah, dilanjutkan dengan tes resistensi.
Penatalaksanaan
Menjaga kebersihan kulit dengan mandi pakai sabun 2 kali sehari.
Bila krusta banyak, dilepas dengna mencuci dengan H2O2 dalam air, lalu
diberi salep antibiotik seperti kloramfenikol 2% dan teramisin 3%. Bila lesi
banyak dan disertai gejala konstitusi (demam, dll) diberikan antibiotik
sistemik misalnya : penisilin, kloksasilin.
Diagnosis Banding
3
a. Varisella : Lesi lebih kecil, berbatas tegas, umbilikasi vesikel.
b. Ektima : Lesi lebih besar, lebih dalam dan peradangan lebih berat.
c. Impetigenisasi : Pioderma sekunder, prosesnya menahun sering masih
tampak penyakit dasarnya.(2)
2. Impetigo Bulosa
Definisi
Adalah suatu bentuk impetigo dengan gejala utama berupa lepuh-
lepuh berisi cairan kekuningan dengan dinding tegang, terkadang tampak
hipopion.
Penyebab
Terutama disebabkan oleh staphilokok.
Gejala Klinis
Keadaan umum tidak dipengaruhi. Terdapat pada anak dan orang
dewasa. Kelainan kulit berupa eritema, bulam dan bula hipopion. Lepuh
tiba-tiba muncul pada kulit sehat, bervariasi mulai miliar hingga lentikular,
dapat bertahan 2-3 hari. Kadang-kadang waktu penderita datang berobat,
vesikel/bula telah memecah sehingga yang tampak hanya koleret dan
dasarnya masih eritematosa.
Lokasi
Ketiak, dada, punggung dan ekstremitas atas atau bawah.
Pemeriksaan Laboratorik
a. Preparat mikroskopik langsung dari cairan bula untuk mencari
stafilokok.
b. Biakan cair bulan dan uji resistensi.
Penatalaksanaan
Menjaga kebersihan dan menghilangkan faktor-faktor predisposisi.
Bila bula besar dan banyak, sebaiknya dipecahkan selanjutnya dibersihkan
dengna antiseptik (betadine) dan diberi salep antibiotik (kloramfenikol 2%
atau eritromisin 3%). Bila ada gejala konstitusi berupa demam, sebaiknya
diberi antibiotik sistemik, misalnya penisilin 30-50 mg/kg berat badan atau
antibiotik lain yang sensitif.
Diagnosis Banding
4
a. Penfigus : Biasanya bula berdinding tebal dikelilingi oleh
daerah eritematosa dan keadan umumnya buruk.
b. Impetigenisasi : Menunjukkan pula gejala-gejala penyakit primer
dengan gejala konstitusi berupa dmema dan malaise.
c. Tinea sirsinata : Bila lepuh pecah bagian tepi masih menunjukkan
adanya lepuh, tetapi bagian tengah menyembuh.
3. Folikulitis
Definisi
Radang folikel rambut.
Lokasi
Daerah berambut, paling sering pada kulit kepala dan ekstremitas.
Penyebab
Biasanya staphylococcus aurens.
Gejala Klinis
Rasa gatal dan rasa terbakar pada daerah rambut. Berupa makula
eritematosa disertai papel atau pustula yang ditembus oleh rambut.
Pertumbuhan rambut sendiri tidak terganggu. Kadang-kadang ditimbulkan
oleh discharge (sekret) dari luka dan abses.
Pemeriksaan Laboratorik
Pemeriksaan bakteriologis dari sekret lesi (dengan pewarnaan gram).
Penatalaksanaan
Menjaga kebersihan umum terutama kulit : makan tinggi protein dan
tinggi kalori. Antibiotik sistemik bila luas : eritromisin 3 x 250 mg selama
7-14 hari : atau penisilin 600.000-1,5 juta IV intramuskular selama 7-14
hari. Antibiotik topikal, misalnya kemecetin 2% bila eksudat kompres PK
1/5.000.
Diagnosis Banding
a. Akne vulgaris : terutama di wajah, punggung.
b. Impetigo Bockhart : daerah yang terkena adalah ekstremutas, dengan
dasar eritematosa dan tampak pustula miliar.
4. Furunkel
5
Definisi
Furunkel adalah radang folikel rambut dan sekitarnya. Jika lebih
daripada sebuah disebut furun kulosis. Karbunkel adalah kumpulanm
furunkel.
Penyebab
Staphylococcus aurens.
Gejala Klinis
Sakit dan nyeri pada daerah lesi. Lesi mula-mula berupa infiltrat
kecil, dalam waktu singkat membesar membentuk nodula eritematosa
berbentuk kerucut. Kemudian pada tempat rambut keluar tampak bintik-
bintik putih sebagai mata bisul. Nodus tadi akan melunak menjadi abses
yang akan memecah melalui lokus minoris, resistensie yaitu muara folikel,
rambut menjadi rontok/terlepas.
Lokasi
Sering pada bagian tubuh yang berambut dan mudah terkena iritasi.
Gesekan atau tekanan; atau pada daerah yang lembab seperti ketiak,
bokong, punggung, leher dan wajah.
Pemeriksaan Laboratorik
Pemeriksaan vbakteriologi dan sekret.
Diagnosa Banding
a. Sporotrikosis : Kelainan jamur sistemik menimbulkan benjolan-
benjolan yang berjejer sesuai dengan aliran limfe,
pada perabaan kenyal dan nyeri.
b. Blastomikosis : Benjolan multipel dengan beberapa pustula, daerah
sekitarnya melunak.
c. Skrofuloderma : Biasanya berbentuk lonjong, livial dan ditemukan
jembatan-jembatan kulit.
Penatalaksanaan
6
a. Higiene kulit harus ditingkatkan.
b. Bila masih berupa infiltrat, topikal dapat diberikan kompres salep iktiol
5% atau salep antibiotik.
c. Antibiotik sistemik : eritromisin 4 x 250 mg atau penisilin masih
merupakanobat terpilih.
d. Jikalesi matang, lakukan insisi dan aspirasi selanjutnya dikompres atau
diberi salep kloramfenikol 2%.
e. Usahan menghilangkan faktor penyebab seperti obesitas, DM,
hiperhiolrosis.
5. Eritrasma
Definisi
Adalah infeksi kulit dangkal kronik yang biasanya meneyrang
daerah-daerah yang banyak keringat.
Penyebab
Corynebacterium minutisisium.
Gejala Klinis
Dimulai dengan daerah eritema miliar, selanjutnya meluas keseluruh
regio, menjadi merah teraba panas seperti kena cabai.
Lokalisasi
Lipat paha bagian dalam, sampai skrotum aksila dan intergluteal.
Pemeriksaan Laboratorik
a. Sediaan langsung kerokan kulit dengna pewarnaan gram, tampak batang
gram positif.
b. Sinar wood : Fluoresensi merah bata.
Penatalaksanaan
a. Mencegah agar jangan banyak keringat, serta menghilangkan faktor-
faktor pencetus.
b. Sistemik : Eritromisin 15 mg/kgBB, 4 kali sehari selama 5-10 hari
tetrasiklin dengan dosis yang sama emmberi hasil yang baik.
Diagnosis Banding
7
a. Tinea kruris : Biasanya gatal dengan papel-papel eritematosa.
b. Kandidiasis : Eritema dengan lesi satelit, erosif dan gatal.
6. Erisipelas
Definisi
Adalah peradangan akut pada kulit yang disebabkan streptokok
dengan gejala utama kemerahan kulit.
Penyebab
Streptococcus B. Hemolyticus.
Gejala Klinis
Badan panas dan malaise. Lesi dimulai dengan luka-luka kecil di
kulit selanjutnya menjadi merah cerah, berbatas tegas, edema dan nyeri
tekan. Terasa panas pada perabaan, dibagian tengah terkadang ditemukan
vesikel atau bula pada tempat masuk kuman.
Lokasi
Kaki, tangan dan wajah.
Pemeriksaan Laboratorik
a. Pemeriksaan darah didapatkan leukositosis.
b. Biakan darah, usapan tenggorok dan hidung dapat diisolasi streptokok
beta hemolitik.
Penatalaksanaan
a. Sistemik
- antipiretik dan analgetik
- penisilin 0,6-1,5 mega unit selama 5-10 hari.
- Eritromisin 4 x 500 mg selama 7-14 hari.
b. Topikal : Kompres dengan larutan asam borat 3%.
Diagnosis Banding
a. Urti karia : Warna merah akan menghilang pada penekanan.
b. Furunkulosis : Biasanya nyeri, berbentuk seperti kerucut dan berbatas
tegas.
7. Selulitis
8
Definisi
Adalah radang kulit dan subkutis yang cenderung meluas ke arah
samping dan dalam.
Penyebab
Streptococcus B hemolyticus dan stafilokok.
Gejala Klinis
Demam dan malaise. Lesi bermula sebagai makula eritematosa yang
terasa panas, selanjutnya meluas kearah samping dan kebawah sehingga
terbentuk benjolan berwarna merah dan hitam yang mengeluarkan sekret
seropurulen.
Lokasi
Ekstremitas superior dan inferior serta wajah.
Pemeriksaan Laboratorik
a. Pemeriksaan darah akan didapatkan leukositosis.
b. Biakan sekret fistel dan uji resistensi.
Penatalaksanaan
a. Sistemik :
- Penisilin dosis tinggi
- Eritromisin 4 x 1 gram selama 14-21 hari.
b. Topikal : Kompres dengan antiseptik seperti provialon yodium 5-10%.
Diagnosis Banding
a. Mikosis profunda : Biasanya kronik dan tidak menimbulkan kosntitusi.
b. Pioderma kronik : Bersifat kronik, warna kehitaman.
8. Abses
Definisi
Adalah infeksi kulit dan subkutis dengna gejala berupa kantong
berisi nanah.
Penyebab
Streptococcus atau staphylococcus.
Gejala Klinis
9
Biasanya mengeluh demam dan malaise. Dimulai dengan benjolan
kecil yang sleanjutnya meluas kesamping dan kebawah menimbulkan
benjolan berisi nanah.
Lokalisasi
Ketiak, belakang telinga dan tungkai bawah.
Pemeriksaan Laboratorik
a. Kultur darah untuk mencari etiologi dan uji resistensi.
b. Pemeriksaan darah melihat leukositosis, gula darah.
Penatalaksanaan
a. Sistemik :
- Antibiotik : selama 14-21 hari.
- Eritromisin : selama 14-21 hari.
b. Topikal : Kompres dengan VMNO4.
Diagnosis Banding
Abses oleh penyebab selain kokus, seperti mikosis rofunda,
mikobakterium atau spiroketa.
9. Ektima
Definisi
Adalah pioderma yang menyerang epidermis dan dermis,
membentuk ulkus dangkal yang ditutupi oleh krusta berlapis.
Penyebab
Streptococcus piogenik, sthafilococcus atau keduanya.
Lokalisasi
Ekstremitas bawah, wajah dan ketiak.
Gejala Klinis
Keluhan gatal. Lesi awal berupa vesikel atau vesiko pustula diatas
kulit yang eritematosa, membesar dan pecah, terbentuk krusta tebal dan
kering yang sukar dilepas dari dasarnya. Bila krusta dilepas terdapat ulkus
dangkal. Bila keadaan umum baik akan sembuh sendiri dalam waktu sekitar
3 minggu meninggalkan jaringan parut yang tidak berarti. Bila keadaan
umum buruk dapat menjadi gangren.
10
Pemeriksaan Laboratorik
Mencari etiologi dari sekret/kerokan kulit.
Penatalaksanaan
a. Umum : Memperbaiki higiene dan kebersihan, memperbiaki makanan.
b. Khusus : Bila lesi sedikit : salep kloramfenikol 2% ; bila luas diberi
antibiotik sistemik.
Diagnosis Banding
a. Impetigo krustosa : Krusta mudah diangkat, warna krusta kekuningan.
b. Folikulitis : Biasanya berbatas tegas, berupa papel miliar
sampai lentikular.
10. Ulkus Tropikum
Definisi
Adalah suatu ulkus dengan ciri-ciri khas sering terdapat di daerah
tropik berbentuk khas, berbau busuk dan disebabkan oleh berbagai mikro
organisme.
Penyebab
Yang pasti belum diketahui, diduga disebabkan simbiosis dua
macam mikro organisme Borrelia Vindenti dan Bacillus fusi formis.
Lokalisasi
Tungkai bawah, lengan.
Gejala Klinis
Biasanya dimulai dengan luka kecil, kemudian terbentuk papula
yang dengan cepat meluas menjadi vesikel. Vesikel pecah menjadi ulkus
kecil setelah diinfeksi menjadi mikroorganisme, ulkus meluas ke samping
dan kedalam dan memberi bentuk khas ulkus tropikum.
Pemeriksaan Laboratorik
a. Pemeriksaan rutin : Leukositosis, LED meningkat.
b. Pemeriksaan khusus : mikroskop lapangan gelap mencari Borella
Vincenti atau Bacillus Fusiformis.
c. Pewarnaan Burry untuk melihat Borelia Vincenti.
11
Penatalaksanaan
a. Umum :
- Istirahat, diet tinggi kalori tinggi protein.
- Menghindari gigitan serangga.
b. Khusus :
- Sistemik : injeksi penisilin selama 7 hari.
- Topikal : kompresi VMNO4 jika lesi bersih beri salep salisil 2%.
Diagnosis Banding
a. Ulkus Banal.
b. Ulkus Varikosus
c. Ulkus karena jamur, tuberkulosis.
11. Ulkus Piogenik
Definisi
Adalah infeksi kulit yang menimbulkan ulkus tidak khas, disebabkan
oleh streptokok dan stafilokok.
Penyebab
Streptokok dan stafilokok.
Lokalisasi
Ekstremitas.
Gejala Klinis
Timbul korang/ulkus dnegan tanda-tanda radang disekitarnya, secara
lambat mengalami nekrosis dan menyebar secara serpiginosa.
Pemeriksaan Laboratorik
Kultur sekret ulkus dan tes resistensi.
Penatalaksanaan
a. Umum : Bersihkan (debridement) ulkus.
b. Khusus :
- Sistemik : penisilin IV intramuskular selama 5-7 hari ; eritromisin
4 x 500 mg selama 7 hari.
12
- Topikal : Salep salisil 2% ; bila berat kompres dengan pk atau
AgNO3 1-2%.
Diagnosis Banding
Ulkus tropikum dan ulkus karena penyebab lain seperti antraks
tuberkulosis atau frambusia.
12. Hidradenitis Supurativa (Apokrinitis)
Definisi
Adalah infeksi kelenjar apokrin yang umumnya bersifat supurativa
kronik, dan cenderung menimbulkan sikatrik.
Penyebab
Sumbatan saluran kelenjar apokrin daninfeksi staphyllococcus
aurens.
Lokalisasi
Ketiak, areola mamae, anogenital.
Gejala Klinis
Gatal dan nyeri. Mula-mula gatal, lalu timbul nodus merah dan
nyeri. Dapat lebih dari satu kelenjar hingga tampak berbenjol-benjol dan
saling bertumpuk tidak teratur. Kemudian terjadi perlunakan yang tidak
serentak disebut abses multipel. Bila abses pecah keluar sekret tanpa mata.
Karena perlunakan tidak serentak dan kelenjar yang bertumpuk-tumpuk
maka sekret yang keluar sedikit-sedikit, menimbulkan sinus dan fistel.
Penatalaksanaan
a. Umum : Hilangkan predisposisi seperti :
- Trauma pencabutan rambut ketiak.
- Penggunaan obat perontok rambut.
- Penggunaan deodoran.
- Memakai baju terlampau sempit.
- Hiperhidrosis.
13
b. Khusus :
- Sistemik : terapi antibiotik. Jika telah terbentuk abses, diinsisi,
kalau belum melunak diberi kompres terbuka.
Diagnosis Banding
a. Skrofuloderma : Biasanya dengan tepi yang livid ; ada jembatan kulit.
b. Mikosisprofunda : Kronik dan terutama berlokasi di tungkai bawah.
c. Limfadenitis : Biasanya akut, bengkak dan merah seluruh ketiak.
13. Ulkus Dekkubitus
Definisi
Adalah ulkus yang timbul karena tekanan berat badan pada tempat
tidur.
Penyebab
Tekanan berat badan pada tempat tidur.
Lokalisasi
Pinggang, bokong dan tempat-tempat yang banyak mengalami
tekanan.
Gejala Klinis
Ulkus dimulai dengan eritema pada daerah yang tertekan. Ulkus
mengeluarkan jaringan nekrosis berwarna kecoklatan. Sebagian ulkus
ditutupi oleh jaringan nekrosis berwarna hitam yang menyerupai membran.
Pemeriksaan Laboratorik
Kultur darah dan tes resistensi.
Penatalaksanaan
a. Hilangkan tekanan pada daerah-daerah yang terkena dengan
mengubah0ubah posisi.
b. Mengusahakan agar ventilasi antara badan dan tempat tidur berjalan
lancar.
c. Sistemik : antibiotik spektrum luas.
d. Topikal : salep antibiotik seperti salep kloramfenikol 2%.
14
Diagnosis Banding
a. Ulkus gangrenosa oleh karena DN, biasanya berbau busuk dengan
jaringan yang produktif.
b. Ulkus banal : sering terbentuk tidak teratur dan bersifat akut.
14. Ulkus Gangrenosum
Definisi
Adalah ulkus yang timbul pada penderita-penderita dengan keadaan
umum buruk atau penderita penyakit kronik.
Penyebab
Streptokok dan mikroorganisme lain.
Lokalisasi
Ekstremitas inferior dan ujung-ujung jari.
Gejala Klinis
Mula-mula timbul papel-papel kecil di kulit, dalam waktu cepat
timbul abses dan selanjutnya terbebntuk ulkus dengan sifat-sifat : tak
teratur, sekret ulkus, jaringan nekrosis yang hitam dengan berbau busuk.
Penderita mengeluh panas dan nyeri.
Pemeriksaan Laboratorik
Pemeriksaan darah untuk gula darahm kultur dan tes resistensi.
Penatalaksanaan
Kombinasi pengobatan dengna pengobatan penyakit dasarnya.
a. Sistemik : Antibiotik spektrum luas.
b. Topikal : Kompres KMNO4 atau larutan povidon yodium.
Diagnosis Banding
a. Ulkus Banal : Biasanya tidak bau, keadaan umum penderita tak
terpengaruh.
b. Ulkus trofik : Biasanya terjadi gangguan sensibilitas, tak produktif
dengan dasar yang lebih bersih.
15
15. Granuloma Piogenikum
Definisi
Adalah pertumbuhan bertangkai diatas kulit akibat proliferasi
jaringan ikat.
Penyebab
Pertumbuhan jaringan ikat.
Lokalisasi
Tangan, lengan, tungkai bawah, kepala dan mulut.
Gejala Klinis
Dimulai dengan abrasi atau luka lecet di kulit, selanjutnya terjadi
pertumbuhan jaringan ikat berupa tumor bertangkai, berwarna merah dan
mudah berdarah kalau terkena trauma.
Pemeriksaan Laboratorik
Preparat apusan lesi diwarnai dengan gram, dapat ditemukan
mikroorganisme penyebab.
Penatalaksanaan
a. Elektrokauter lesi dan selanjutnya kuretase sampai seluruh jaringan
hancur, kemudian diberi salep antibiotik (kloramfenikol 2%)
b. Ditutul dengan larutan AgNO3.
Diagnosis Banding
a. Granuloma fisuratikum : biasanya timbul dimukosa mulut, sering
dengan perdarahan gusi.
b. Meanoma : biasanya berwarna hitam dan tidak mudah berdarah.
16
BAB III
KESIMPULAN
1. Pioderma adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh staphylococcus dan
streptococcus atau oleh kedua-duanya.
2. Faktor predisposisi dari pioderma antara lain higiene yang kurang, menurunnya
daya tahan, telah ada penyakit lain di kulit.
3. Bentuk-bentuk dari pioderma antara lain impetigo kustosa, impetigo bulosa,
furunkel, karbunkel, eritrasma, selulitis, ektima, abses, ulkus tropikum, ulkus
piogenik, hidradenitis supurativa, ulkus dekubitus, ulkus gangrenosum,
granuloma piogenikum.
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda Adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi ketiga, Jakarta, Balai Penerbit FKUI, 1999 : 55-61.
2. Prof. Dr. R.S. Siregar. Saripati Penyakit Kulit, edisi ketiga, Jakarta EGC, 1996 : 51-56.
3. Prof. Dr. Marwali Harahap. Ilmu Penyakit Kulit, 2000 ; 46-59.
18
Top Related