“Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”
( Kajian Ayat-ayat Persahabatan Dalam Kitab Tafsir Jami’ Al-Bayan
Fi Tafsir Al-Qur’an; Karya Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari)
Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Disusun Oleh :
Farhatul fathiyah
12210470
JURUSAN TAFSIR HADITS
FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN ( IIQ )
JAKARTA
2017
“Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”
( Kajian Ayat-ayat Persahabatan Dalam Kitab Tafsir Jami’ Al-Bayan
Fi Tafsir Al-Qur’an; Karya Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari)
Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Disusun Oleh :
Farhatul fathiyah
12210470
Pembimbing,
Dr. Hj Romlah Widayati, M.Ag
JURUSAN TAFSIR HADITS
FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN ( IIQ )
JAKARTA
2017
ABSTRAK
Farhatul Fathiyah, NIM: 12210470
Persahabatan Perspektif Al-Qur’an (Kajian Ayat-Ayat Persahabatan Dalam
Kitab Tafsir Jami’ Al-Bayan Fi Tafsir Al-Qur’an Karya Imam Ibnu Jarir
Ath-Thabari). Skripsi, Program Studi Tafsir Hadis, Fakultas Ushuluddin,
Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta. Pembimbing: Dr. Hj. Romlah Widayati,
M.Ag.
Skripsi ini membahas tentang persahabatan dalam Al-Qur’an. Karena
banyaknya anak zaman sekarang yang tidak selektif dalam memilih sahabat
hingga akhirnya berakibat tidak baik dan berniat jahat pada sahabatnya
sendiri.
Kajian mengenai persahabatan sangatlah penting, kemudian
bagaimana dalam penafsiran kitab Jami’ Al-Bayan Fii Tafsiir Al-Qur’an.
Penafsiran kajian ayat-ayat persahabatan dalam kitab tafsir Jami’ Al-
Bayan Fi Tafsir Al-Qur’an karya Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode tematik yaitu penafsiran ayat-
ayat didalam Al-Qur’an yang mengangkat tentang ilmu pengetahuan dan
penulis berusaha menggali dengan berbagai disiplin keilmuan dan
pandangan-pandangan filsafatnya. Kedua library research, yaitu suatu
rangkaian kegiatan yang berkenaan dengan pengumpulan data pustaka,
dengan mendeskripsikan penjelasan dari berbagai pendapat mufassir. Dan
menggunakan Metode analisis yaitu merupakan suatu teknik sistematik
untuk menganalisis data secara objektif berdasarkan fakta-fakta yang
ditemukan oleh penulis dalam materi suatu buku.1 Selain itu, penelitian ini
menggunakan teknik analisis deskripsi yang meliputi analisis data pada
masing-masing variabel dengan menggambarkan apa yang ada, pendapat
yang sedang tumbuh, prosedur yang ada yang sedang berlangsung.
Dari penelitian ini penulis menemukan beberapa kesimpulan yaitu
bahwa dalam tafsir Ath-Thabari dijelaskan sebaik-baik persahabatan itu yang
berlandaskan niat karena Allah SWT semata. Karena sesungguhnya
1 Bagong Suyanto, dkk, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan,
(Jakarta: Kencana Prenadamedia, 2005), h.126
persahabatan yang diikat dan dijalin karena Allah itu senantiasa di dalam
kebaikan dan pahala yang besar. Seorang mukmin memandang bahwa
persahabatan yang manfa’at dan maslahat yaitu sahabat yang beriman dan
bertakwa dan lebih mudah merealisasikan taat.
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “Persahabatan Perspektif Al-Qur’an” (Kajian Ayat-
ayat Persahabatan Dalam Kitab Tafsir Jami’ Al-Bayan Fii Tafsir
Al-Qur’an Karya Ibnu Jarir Ath-Thabari yang disusun oleh Farhatul
Fathiyah dengan Nomor Induk Mahasiswa: 12210470 telah melalui proses
bimbingan dengan baik dan disetujui oleh pembimbing telah memenuhi
syarat ilmiah untuk diujikan pada sidang Munaqasyah.
Ciputat, 04 Agustus 2017
Pembimbing,
Dr. Hj Romlah Widayati, M.Ag
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Persahabatann Perspektif Al-Qur’an” (Kajian Ayat-
ayat Persahabatan Dalam Kitab Tafsir Jami’ Al-Bayan Fii Tafsir Al-
Qur’an Karya Ibnu Jarir Ath-Thabari) yang disusun oleh Farhatul Fathiyah
dengan Nomor Induk Mahasiswa: 12210470 telah diujikan pada sidang
Munaqasyah Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta pada
tanggal 22 Agustus 2017. Skripsi ini telah diterima sebagai syarat
memperoleh gelar Sarjana Agama (S. Ag).
Ciputat, 22 Agustus 2017
Dekan Fakultas Ushuluddin
Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta
Dra. Hj. Maria Ulfa, MA.
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
Dra. Hj. Maria Ulfa, MA. Dra. Suci Rahayuningsih
Penguji I Penguji II
Ali Mursyid M.Ag Drs. Arison Sani MA.
Pembimbing,
iii
Dr. Hj Romlah Widayati, M.Ag
DARTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................. ii
PERNYATAAN PENULIS .................................................................. iii
PERSEMBAHAN ................................................................................. vi
MOTTO ................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ........................................................................... vi
DAFTAR ISI.......................................................................................... ix
PEDOMAN TRANSLITERASI .......................................................... xii
ABSTRAKSI ......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah ................. 15
C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ............................ 17
D. Tinajuan Pustaka ...................................................................... 17
E. Metodologi Penelitian .............................................................. 19
F. Teknik dan Sistematika Penulisan ........................................... 22
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERSAHABATAN
A. Pengertian Sahabat ................................................................... 23
B. Adab-adab dalam Persahabatan ............................................... 25
C. Kata-kata yang bermakna Sahabat dalam Al-Qur’an dan Hadis 29
D. Klasifikasi model dalam Persahabatan .................................... 35
ix
BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG KITAB JAMI’ AL-BAYAN
FII TAFSIR Al-QUR’AN KARYA IMAM ATH-THABARI
A. Biografi Ibnu Jarir Ath-Thabari ............................................... 39
1. Riwayat Hidup Ibnu Jarir Ath-Thabari .............................. 39
2. Karya-karya Ibnu Jarir Ath-Thabari ................................... 41
3. Guru dan Murid-muridnya Ibnu Jarir Ath-Thabari ............. 43
4. Pandangan Ulama terhadap Ibnu Jarir Ath-Thabari ........... 44
B. Kitab Tafsir .............................................................................. 47
1. Tentang Tafsir ...................................................................... 47
2. Metodologi Tafsir Ibnu Jarir Ath-Thabari .......................... 49
3. Sistematika Tafsir Ibnu Jarir Ath-Thabari .......................... 50
4. Referensi Tafsir Ibnu Jarir Ath-Thabari .............................. 52
BAB IV ANALISIS PENAFSIRAN AYAT-AYAT TERKAIT
PERSAHABATAN
A. Penafsiran Ayat-ayat tentang Pergaulan sahabat ..................... 55
1. Penafsiran QS. At-Taubah [9]: 16 ........................................ 55
2. Penafsiran QS.Asy-Syu’ara [26]: 100-101 .......................... 58
3. Penafsiran QS. Fusshilat [41]: 34 ........................................ 61
4. Penafsiran QS. Az-Zukhruf [43]: 36-39 ..............................
5. Penafsiran QS. Ibrahim [14]: 31 ..........................................
6. Penafsiran QS. Al-Israa [17]: 73 ..........................................
7. Penafsiran QS. Al-Furqan [25]: 27-29
8. Penafsiran QS. Ali-‘Imran [3]: 118 ...................................... 65
B. Analisis Penafsiran Ath-Thabari tentang Persahabatan yang
membawa Kebaikan dan Kemaslahatan .................................. 69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................... 71
B. Saran ................................................................................. 72
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 73
vi
بسم الله الرحمن الرحيم
KATA PENGANTAR
Subhanallah, sungguh tiada satu pun bentuk kata indah yang sanggup
mewakili segala pesona-Nya, menggambarkan setiap keindahan-Nya.
Alhamdulillah ‘Alâ Kulli Hâl wa Ni’mah, syukur alhamdulillah penulis
haturkan ke hadirat Allah Swt., yang dengan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Allahumma Shalli ‘Alâ
Sayyidina Muhammadin wa ‘Alâ Ali Muhammad shalawat serta salam
senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw beserta
keluarga dan para sahabatnya hingga akhir zaman.
Dari hati yang paling dalam penulis menyadari sepenuhnya bahwa
skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa pertolongan dan kuasa Allah
Swt. sehingga penulis mampu berfikir, menuangkan ide-idenya dalam masa
penyusunan skripsi ini. Dan juga adanya dukungan, bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak kepada penulis baik dari segi materil, moril maupun doa.
Untuk itu dengan segala hormat dan ta’zhim penulis sampaikan rasa terima
kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat:
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Khuzaimah Tahido Yanggo, M.A. selaku Rektor
Institul Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta.
2. Ibu Dra. Hj. Maria Ulfah, M.A. selaku dekan Fakultas Ushuluddin IIQ
Jakarta.
3. Ibu Dr. Hj. Romlah Widayati, M.Ag Sebagai dosen pembimbing skripsi,
yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan kritik demi terselesainya
skripsi ini.
vii
4. Seluruh Dosen Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta yang telah
membagikan ilmunya dan juga telah memberi motivasi semangat dalam
belajar sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas-tugas sebagai
mahasiswa.
5. Dra. Rukayah Tamimi dan Dra. Suci Rahayuningsih selaku pembantu
dekan Fakultas Ushuluddin, yang telah banyak memotivasi penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
6. Pustakawan IIQ Jakarta, Pimpinan dan Karyawan Perpustakawan Umum
UIN Jakarta, Pimpinan dan Karyawan Perpustakaan Islam Iman Jama
serta pimpinan dan karyawan Pusat Studi Al-Qur’an yang telah
memberikan fasilitas dan kesempatan kepada penulis untuk membaca
dan melakukan penelitian dalam rangka menyelesaikan skripsi ini.
7. Instruktur tahfîdz yang dengan sabar membimbing penulis dalam
menghafal Al-Qur’an, Bapak Dr. KH. Ahmad Fathoni, Lc, MA., Ibu Hj.
Arbiyah Mahfudz, S. Th.I, Ibu Ade Halimah, S.Th.I, Ibu Hj. Atiqoh,
S.Th.I, Ibu Hj. Muthmainnah, MA., dan Ibu Sami’ah Khotib, S.Pd.I.
8. Babah dan Mamah tercinta, Bapak H.Ujang Sukanta dan Ibu Hj.Eros
Tiada kata yang dapat penulis sampaikan selain ucapan terimakasih yang
sedalam-dalamnya atas segala kasih sayang, do’a, nasehat, dukungan,
bimbingan, pengorbanan, dan dorongan semangat yang tak pernah henti
yang kalian berikan dengan ikhlas dan penuh kesabaran tak terhingga.
Hanya do’a yang tak pernah putus yang dapat penulis persembahkan
untuk keduanya. Allahummaghfil lî wa liwâlidayya warhamhumâ kamâ
rabbayânî shaghîrâ.
9. Kakak-kakak tercinta, Ceceu Ajizatul makiyyah, Aa Fuad Hasan, serta
adik tercinta Muhammad Wildan, Wardaturrizkiyyah, danHildatul
Af’idah. serta keluarga besar Bani Muhyiddin dan kerabat yang
viii
senantiasa memberikan do’a serta dukungan semangat dalam
penyelesaian skripsi ini.
10. Raka, terimakasih banyak yang tak henti-hentinya selalu memberikan
semangat, support, do’a, kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Sekali lagi haturnuhun Raka atas segala kebaikannya semoga Allah
membalas kebaikanmu.
11. Teman-teman IIQ angkatan 2013 khususnya Fakultas Ushuluddin Prodi
Tafsir Hadis yang senasib dan seperjuangan.
12. Sahabat-sahabat Terkasih, Aryati, Rahmi ramdiani Idris, Merliana
Saputri, Ratu siti Lailatul Farihah, Mahmudah Hafan, Ratu Lulu dan
Nunung nurhayati yang selalu memberikan semangat dalam menimba
ilmu selama di IIQ Jakarta. Terimakasih karena telah bersedia berbagi
kesenangan dan kesedihan. Terimakasih juga kalian sangat berjasa dalam
penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah akan selalu hadir dalam
silaturrahim kita.
13. Ucapan ribuan terimakasih kepada seluruh pihak yang ikut terlibat baik
secara langsung maupun secara tidak langsung yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, semoga Allah yang akan membalas segala
kebaikan yang mereka berikan kepada penulis.
Dalam penulisan skripsi ini berbagai upaya telah penulis lakukan
untuk memaksimalkan skripsi ini menjadi karya ilmiah yang baik. Namun,
karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, maka skripsi ini
tentunya masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik konstruktif dari para
pembaca demi karya yang lebih baik lagi.
ix
Akhirnya, semoga jerih payah penulis ini dapat menjadi buah karya
yang bermanfaat dan menjadi amal shalih yang mendapatkan ridla dari Allah
SWT di akhirat kelak. Amin.
Jakarta, 04 Agustus 2017 M
11 Dzulkaidah 1438 H
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-ashhâb, ash-shahâbah, shahâba, yashhubu, shuhbatan, shahâbatan,
shâhibun menurut bahasa artinya: teman bergaul, sahabat, teman duduk,
penolong, pengikut, Ashâhib artinya kawan bergaul, pemberi kritik, teman
duduk, pengikut, teman atau orang yang melakukan dan menjaga sesuatu.
Kata ini juga bisa diartikan sebagai orang yang mengikuti suatu paham atau
mazhab tertentu. Dalam penerapannya, misalnya, kita bisa mengatakan:
pengikut Imam Ja‘far, pengikut Abu Hanifah, pengikut Imam Syafi‘i dan
lain-lain. Dapat pula kita menyatakannya seperti dalam frasa isthahaba al-
qaum, yang artinya, mereka saling bersahabat satu sama lain, atau isthahaba
al-bair, artinya, menyelamatkan unta.1
Persahabatan (friendship) suatu hubungan yang bersifat voluntary
antara individu dalam kelompok kecil yang didasarkan karena perasaan
minat, kepribadian dan tempramen. Melalui persahabatan, mereka dapat
saling memahami, saling belajar, dan terdapat self disclose antara satu dengan
yang lainnya. Mereka lebih banyak menceritakan segala hal kepada teman
dibandingkan kepada orang tua atau orang dewasa lainnya.2Banyak orang
berfikir bahwa memiliki seorang sahabat merupakan hal yang dianggap
penting dalam kehidupan. Bahkan Rasulallah saw. pun memiliki sahabat,
termasuk sahabat perempuan. Menurut Jas Laile suzana (2008), konsep
persahabatan adalah merupakan satu hubungan informal antara dua atau
lebih, dan hubungan ini melibatkan perasaan emosi. Perhubungan
1 Ahmad Husain Ya‘kub, Keadilan Sahabat Sketsa Politik Islam Awal, (Jakarta:
Anshariyan Publication.1996) cet.1 hlm.9 2 Ade Susanti, Gambaran Persahabatan dan Penyesuaian Diri Pada Mahasiswi
UIN Jakarta Yang Memgenakan Cadar,(Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, 2008) hlm, xxix
2
persahabatan ini dilakukan secara sukarela yaitu tidak seorangpun boleh
dipaksa untuk bersahabat dengan orang lain. Walaupun begitu, konsep
persahabatan pada kanak-kanak adalah berbeda dari pada konsep
persahabatan yang ditafsirkan oleh orang dewasa. Kanak-kanak menganggap
sahabat sebagai rekan sepermainan saja dan tidak mementingkan nilai
persahabatan.3
Studi eksperimental tentang tingkah laku kanak-kanak yang dilakukan
oleh John B. Watson pada laboratorium psikologi pada John Hopkins
University dia menemukan tiga macam tingkah laku yang tak dipelajari ialah
takut, marah, dan senang (fear, anger, and love). Dia menyimpulkan bahwa
sebagian besar tingkah laku manusia adalah dipelajari dan hanya sebagian
kecil saja yang instingtif, serta bahwa tingkah laku itu lebih banyak
dikondisikan oleh responsi terhadap suatu situasi dari pada berasal dari
tingkah laku inheritas.
Sehubungan dengan factor-faktor psikologi pada tingkah laku
manusia, patut pula dikemukakan salah satu teori kepribadian yang juga pada
dasarnya mempunyai masalah yang sama, ialah tingkah laku itu tadi. G.G
Yung, membagi tipe kepribadian manusia atas dua golongan besar ialah tipe
introvert dan tipe kepribadian, ini mempunyai pola-pola tingkah laku sendiri-
sendiri. Misalnya orang tipe introvert sifatnya pendiam, rasional, lambat
bertindak, dan sebagainya.4
Berbagai pendapat menyatakan bahwa persahabatan kanak-kanak
sangat penting. Sahabat membuktikan hubungan yang dijalinkan dalam
kalangan kanak-kanak dimana sahabat yang bersedia untuk bermain dan
3 Nor Fauzian Binti Kassim, Persahabatan Dalam Kalangan Kanak-kanak Menurut
Perspektif Islam, (Universitas Pendidikan Sultan Idris: Tanjung Malim Selangor, 2015) hlm,
4 4Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,2016), cet.3 hlm.39-42
3
sama-sama melibatkan diri dalam apa jua aktiviti. Biar pun berbagai kajian
telah dilakukan bersandarkan teori-teori barat yang telah diimplementasikan
ke atas kanak-kanak namun pandangan tokoh ilmuwan islam seperti Imam
Al-Ghazali dan panduan berkaitan pendidikan awal kanak-kanak yang
diwasiatkan oleh Lukman Al-Hakim kepada anaknya tidak kurang hebatnya
dan amat sesuai dibincangkan berkaitan isu persahabatan dalam kalangan
kanak-kanak ini.5
Islam sangat menjaga pergaulan laki-laki dan wanita. Kanak-kanak
harus didedahkan lebih awal mengenai hal ini sejak di peringat
tamyiz(peringat sebelum baligh) antara aspek yang sering ditekankan dalam
ajaran islam ialah adab memandang muhrim dan bukan muhrim. Aspek
kedua yang harus dijelaskan kepada kanak-kanak ialah aspek penjagaan
aurat. Batas-batas aurat lelaki dan perempuan mestilah diajari sejak awal lagi
supaya apabila tiba usia baligh mudah untuk melenturkan anak-anak ini.
Lukman Al-Hakim turut menasihati anaknya seperti berikut:
“Wahai anakku! Dapatkanlah seribu kawan karena seribu kawan
masih sedikit dan janganlah kamu cari seorang musuh karena seorang
musuh sudah banyak”
Demikianlah dalamnya maksud hikmah luqman Al-Hakim untuk para
ibu dan bapak dan pendidik memahami maksudnya dan seterusnya
mengaplikasinya kanak-kanak berkaitan dengan konteks persahabatan.6
5 Nor Fauzian Binti Kassim, Persahabatan Dalam Kalangan Kanak-kanak Menurut
Perspektif Islam, (Universitas Pendidikan Sultan Idris: Tanjung Malim Selangor, 2015) hlm,
5 6Nor Fauzian Binti Kassim, Persahabatan Dalam Kalangan Kanak-kanak Menurut
Perspektif Islam, hlm. 6
4
Hadits Rasulullah Saw Diriwayatkan dari Hanzhalah bin Rabi‘ Al-
Usaidi berkata: Aku bertemu Abu Bakar, lalu beliau bertanya, bagaimana
kabar kamu hai Hanzhalah? Saya menjawab: Hanzalah telah menjadi
munafik. Abu Bakar berkata: Subhanallah apa yang kamu katakan? Saya
menjawab: Pada saat kami ada di sisi Rasulullah, kami diingatkan syurga dan
neraka, sehingga seperti di depan mata. Tetapi ketika kami sudah keluar dari
sisi Rasulullah, kami diperdaya oleh istri, anak dan hal-hal yang tidak
penting. Sehingga kami banyak lupa. Abu Bakar berkata: Demi Allah aku
juga mengalami hal yang sama. Maka keduanya bergegas menemui
Rasulullah di rumahnya. Saya Hanzhalah berkata: Ya Rasulullah, Hanzhalah
telah menjadi munafik. Rasulullah Saw bertanya: Mengapa bisa begitu?
Hanzhalah menjawab: Pada saat kami ada di sisi engkau, kami diingatkan
syurga dan neraka, sehingga seperti di depan mata. Tetapi ketika kami sudah
keluar dari sisi Rasulullah kami diperdaya oleh istri, anak dan hal-hal yang
tidak penting, sehingga kami banyak lupa. Rasulullah Saw menjawab: Demi
Zat yang jiwaku ada yang jiwaku ada di tanganNya, seandainya kamu terus
bersamaku dan terus berzikir, pasti malaikat akan selalu menyertaimu, di
tempat tidur kamu dan semua perjalanan kam, tetapi hai Hanzhalah sesaat
demi sesaat, sesaat demi sesaat, sesaat demi sesaat!.
Hadits-hadits yang tersebut di atas dan juga masih banyak hadits yang
lain menunjukkan betapa pentingnya bersahabat atau duduk bersama orang-
orang ahli kebaikan, juga menunjukkan betapa besar pengaruh persahabatan
dalam pembinaan mental dan pembersihan jiwa. Kebersamaan adalah sebuah
jalan amaliah untuk memperbaiki diri dan mendidik jiwa menuju keridhaan
Allah. Lebih-lebih hadits yang diriwayatkan oleh Hanzhalah, yang
menjelaskan bahwa bersahabat atau duduk bersama Rasulullah atau bersama
orang shaleh bisa menghadirkan cahaya dan pancaran keimanan,
membersihkan jiwa, mengangkat ruh sampai pada tingkat tinggi dan suci,
5
membersihkan hati dari ketergantungan materi, mengangkat keimanan hingga
mencapai tingkat muraqabah dan penyaksian. Duduk bersama pewaris nabi
dan bersahabat dengannya bisa membersihkan jiwa, menambah keimanan,
menghidupkan dan membangunkan hati dan mengingatkan kepada Allah.
Jauh dari mereka membuat lupa kepada Allah sibuk dengan dunia dan
kemaksiatan, dan cenderung pada kehidupan yang tidak terarah.7
Rasulullah saw juga memberi petunjuk kepada para ibu bapak dan
pendidik dalam memilih teman kepada anak-anak mereka dan orang-orang
yang berhak mendapatkan pendidikan daripada mereka seperti hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan muslim. Dari Abu Musa Al-asy‘ari
ra. Bahwa Hadits Rasulullah saw bersabda:
المسكفحامل الكير،ونافخالمسككحاملوالسوء،الصالحالجليسمثل أنإما:ثيابك،ي رقأنإما:الكيرونافخ طيبة،ريامنه تدأنوإمامنه ،ت بتاعأنوإماي ذيك،
8خبيثةرياتدأنوإما
“Perumpamaan antara seorang teman dengan seorang teman yang
shaleh dengan seorang teman yang buruk itu bagaikan pembawa minyak
kasturi dengan seorang pandaibesi. Sebab, pembawa minyak kasturi itu
boleh jadi akan memberimu, atau engakau membeli darinya atau engkau
mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan seorang pandai besi, boleh jadi
ia akan membakar pakaianmu atau engkau akan mendapatkan bau asapnya
yang tak sedap darinya”9
Kemudian Imam Muslim Rahimahullah mencantumkan Hadits diatas
dalam Bab: Anjuran untuk berteman dengan orang shalih dan menjauhi
teman yang buruk. Imam An-Nawawi Rahimahullah menjelaskan bahwa
7 Saifuddin Aman dan Abdul qadir Isa, Tasawuf Revolusi Mental Zikir Mengolah
jiwa dan Raga, (Tangerang Banten: Ruhama,2014) cet.4 hlm.104 8 Imam Bukhari, Shahih Bukhari, Juz 9: Bab Al-miski, hlm.96, Maktabah Syamila
9 Adika Mianoki, Pengaruh Teman Bergaul, (Yogyakarta: Yayasan Pendidikan
Islam Al-atsary,2015). Hlm,1
6
dalam hadits diatas terdapat permisalan teman yang shalih dengan seorang
penjual minyak wangi dan teman yang jelek dengan seorang pandai besi.
Hadits tersebut juga menunjukkan keutamaan bergaul dengan teman shalih
dan orang baik yang memiliki akhlak yang mulia, sikap wara‘, ilmu dan
adab. Sekaligus juga terdapat larangan bergaul dengan orang yang buruk,
ahlibid‘ah, dan orang-orang yang mempunyai sikap tercela lainnya.10
Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin ( dalam terjemahan,
Abdul Rasyad siddiq) membincangkan yang terperinci mengenai adab
bersahabat. Beliau memfokuskan kepada beberapa perkara antaranya ialah
bersaudara karena Allah dan karena dunia, sifat yang melekat pada diri
sahabat, hak dan kewajiban dalam bersahabat, hak dan kewajiban terhadap
sesama muslim.
Menurut Imam Al-Ghazali lagi, sesungguhnya saling mencintai karena
Allah swt dan bersaudara dalam agamaNya adalah termasuk ibadah yang
paling utama. Ia merupakan buah dari akhlak yang baik dan merupakan
perbuatan yan terpuji. Rasulullah SAW pernah bersabda yang maksudnya:
“sesungguhnya orang yang paling dekat kedudukannya denganku di
antara kamu ialah yang paling baik akhlaknya dan yang senantiasa bersikap
rendah hati(atau tidak sombong) orang-orang seperti itu termasuk dalam
kelompok yang mencintai dan yang di cintai”11
Persahabatan dalam konteks islam lebih menitikberatkan kepada
perhubungan yang yang berlandaskan agama. Persahabatan yang merujuk
kepada hubungan persaudaraan sesama manusia. Hubungan tersebut pula
perlu karena Allah dan juga karena dunia. Oleh itu, persahabatan dapat
dipupuk seawal mungkin dan akan menjadi matangdengan meningkatnya
usia seseorang.Namun pembentukan persahabatan bukanlah satu proses yang
10
Adika Mianoki, Pengaruh Teman Bergaul,hlm.1 11
Imam Al-Ghazali, Ihyâ „ulûm Ad-Dîn, (Semarang: Tp.Tt) vol.2 hlm.168
7
automatik dan mudah kepada kanak-kanak. Oleh yang demikian, pusat
prasekolah boleh menjadi wahana yang amat sesuai untuk memupuk dan
membentuk persahabatan dalam kalangan kanak-kanak, pergaulan antara
sahabat, mendedahkan kanak-kanak kepada berbagai pengalaman yang tidak
dapat dibekalkan oleh ibu bapak atau orang dewasa yang lain.12
Dalam konteks kehidupan bermasyarakat pula, kekukuhan dan
perpaduan masyarakat dapat dihasilkan melalui jaringan persahabatan yang
dikembangkan. Keharmonian dan kualiti hidup serta keamanan masyarakat
akan dapat direalisasikan. Sehubungan dengan itu, faktor pembentukan dan
pola persahabatan terutama dalam kalangan kanak-kanak perlu dikenal pasti.
Menurut pandangan islam, antara sunnah kehidupan bermasyarakat
yang menjadi kehidupan sesama manusia adalahn persahabatan. Fitrah
manusia juga ialah bercampur gaul dengan orang lain, berkenalan dengan
mereka dan menjadikan sebagian dari mereka sebagai kawan yang dekat,
islam mensyariatkan hubungan persahabatan yang penuh dengan
persaudaraan dan kecintaan.13
Dalam Al-Qur‘an Allah berfirman:
Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa -
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
12
Nor Fauzian Binti Kassim, Persahabatan Dalam Kalangan Kanak-kanak
Menurut Perspektif Islam,hlm.7 13
Nor Fauzian Binti Kassim, Persahabatan Dalam Kalangan Kanak-kanak Menurut
Perspektif Islam, hlm, 4-8
8
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah
orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS.Al-Hujurat [49]: 13)
Istilah sahabat dalam islam sedemikian popular. Nabi memiliki banyak
sahabat dalam mengembangkan islam. Ada empat sahabat nabi yang amat
dikenal, yang kemudian memimpin masyarakat islam sepeninggal Nabi, yaitu
Abu bakar As-sidik,Umar bin Khatab,Usman bin Afan dan Ali bin Abi
Thalib. Ke empat sahabat Nabi ini, menurut tarekhnya, mereka sedemikian
tulus dan dekat dengan Nabi.
Para sahabat itu memiliki komitmen yang amat tinggi dalam
memperjuangkan islam. Apa saja yang dilakukan oleh Nabi, mereka ikuti dan
kerjakan, hubungan mereka dijalin bukan atas kepentingan, melainkan atas
dasar cinta terhadap ajaran islam yang sedemikian mulia. Atas dasar itu maka
hidup dan atau mati mereka, hanya diperuntukkan bagi perjuangan agama
Allah itu. Sebaliknya antara sahabat dengan Nabi tidak pernah terjadi konflik,
salah faham, dan sejenisnya.
Umat islam meyakini bahwa sekalipun turun melalui seorang nabi, al-
Qur‘an tidak untuk mengatasi persoalan pribadi Nabi Muhammad. Sekiranya
al-Qur‘an membicarakan kehidupan pribadi Nabi, maka itu diulas karena
terkait dengan kehidupan umat manusia secara keseluruhan. Dari ayat-ayat
yang tampak luar sebagai ayat personal untuk merespons persoalan pribadi
Nabi didalamnya terkandung makna dan ajaran universal. Begitu juga umat
islam meyakini, walau turun pada masa lalu, al-Qur‘an juga bisa mengatasi
masalah manusia di masa depan. Soal-soal yang terkait dengan derita moral
misalnya tak hanya menjadi masalah spesifik umat di masa lalu melainkan
juga soal etis manusia di masa yang akan datang. Sekiranya al-Qur‘an
9
menyoal masalah pencurian, pembunuhan, kesaksian palsu, perzinaan dan
lain-lain, maka itu adalah soal-soal moral yang akan terus melilit ummat
manusia, dari dulu hingga sekarang.14
Era globalisasi dan informasi yang semakin terbuka sejalan dengan
kemajuan ilmu dan teknologi (media elektronik, media cetak, dan lainnya)
diantaranya film, sinetron dan musik ternyata tidak hanya membawa
pengaruh positif tetapi juga membawa pengaruh negatif bagi bangsa
indonesia yang sangat menjunjung norma-norma terutama norma agama.
Pengaruh lingkungan yang pada akhir-akhir ini meresahkan masyarakat
adalah berkurangnya pengaruh norma pada prilaku masyarakat khususnya
yang berkaitan dengan pergaulan lawan jenis.15
Artinya:Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi
musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.(QS.Az-
Zukhruf [43]: 67)
Yang dimaksud ayat diatas yaitu: Kalau di dunia ini anggota setiap
golongan yang zalim saling membantu dan terlihat hidup selaku teman yang
bersahabat, ketahuilah, wahai seluruh manusia, bahwa teman-teman akrab
pada Hari kiamat itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain.
Ini disebabkan pertemanan mereka terjalin atas dasar kezaliman. Semua
pertemanan di dunia ini demikian itu halnya kecuali pertemanan orang-orang
14
Lilik Ummu Kaltsum dan Abd Moqsith Ghazali, Tafsir Ayat-ayat Ahkam,
(Ciputat:UIN Press,2015) cet.1 hlm 3 15
Monika yuliantin,Herienpuspitawati,megawati simanjuntak, sifat, kepribadian,
Tujuan hidup mahasiswa, dan kaitannya Persepsi tentang Pergaulan LawanJ enis.(Institut
Pertanian Bogor: Jalan lingkar kampus IPB Dramaga. Bogor 2010), hlm.56-57
10
yang bertakwa yang menjalin persahabatan atas dasar ketaatan kepada
Allah.16
Al-Qur‗an adalah kitab yang mengandung nilai-nilai universal yang
akan relevan dan tidak lekang dengan batas-batas ruang dan waktu.17
Tidak
dapat dipungkiri bahwa tujuan utama diturunkannya al-Qur‗an kepada umat
manusia adalah sebagai petunjuk bagi manusia itu sendiri.18
Walaupun al-
Qur‗an bukan kitab ilmiah dalam pengertian umum namun kitab suci ini
banyak sekali berbicara tentang masyarakat.19
Ini disebabkan karena fungsi
utama kitab suci ini adalah mendorong lahirnya perubahan-perubahan positif
dalam masyarakat.20
Di antara kemurahan Allah terhadap manusia bahwa Dia tidak saja
memberikan sifat yang bersih yang dapat membimbing dan memberi petunjuk
kepada mereka kearah kebaikan, tetapi juga dari waktu ke waktu Dia
mengutus seorang rasul kepada umat manusia dengan membawa al-Kitab dari
Allah dan menyuruh mereka beribadah hanya kepada Allah saja,
16
M. Quraisy shihab, Tafsir Al-MishbahPesan,Kesandankserasian al-
Qur‟an,(Jakarta: Lentera hati, 2009) cet.1 hlm.277-278 17
Atau seperti yang biasa dikenal dengan istilah ―Ṣālih li kulli zamān wa makān”.
Lihat Abdul Mustaqim, Epistemologi Tafsir Kontemporer (Yogyakarta: LKIS, 2011), hlm. 1. 18
Tujuan utama diturunkannya al-Qur‗an kepada seluruh umat manusia ialah
sebagai petunjuk. Petunjuk yang dimaksud ialah petujuk agama, atau yang biasa disebut
sebagai syariat. Lihat: M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur‟an (Bandung: Mizan, 2009),
hlm. 37. 19
Menurut Quraish Shihab yang dimaksud dengan masyarakat adalah kumpulan
sekian banyak individu –kecil atau besar— yang terikat oleh satuan, adat, ritus atau hukum
khas, dan hidup bersama. Lihat M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur‟an, Tafsir Maudhu‟i
atas Pelbagai Persoalan Umat (Bandung: Mizan, 2007), hlm. 319. 20
Dalam istilah al-Qur‗annya: ―Litukhrija al-Nās min al-Ẓulumāti ilā al-Nūr”
(mengeluarkan manusia dari gelap gulita menuju cahaya terang benderang). Ali Nurdin,
Qur‟anic Sociaty: Menelusuri Konsep Masyarakat Ideal dalam al-Qur‟an (Jakarta: Penerbit
Erlangga,2006), hlm. 2.
11
menyampaikan khabar gembira dan memberikan peringatan. Agar yang
demikian menjadi bukti bagi manusia.21
Artinya: (mereka Kami utus) selaku Rasul-rasul pembawa berita
gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia
membantah Allah sesudah diutusnya Rasul-rasul itu. dan adalah Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS. An-Nisa: [4]165)
Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan dapat menjalani
kehidupannya dengan baik dan benar tanpa ada bimbingan dari al-Qur‗an.
Dengan alasan yang sama, dapat dipahami mengapa kitab suci umat
Islam ini memperkenalkan sekian banyak hukum-hukum yang berkaitan
dengan bangun runtuhnya suatu masyarakat. Bahkan tidak berlebihan jika
dikatakan bahwa al-Qur‗an merupakan buku pertama yang memperkenalkan
hukum-hukum kemasyarakatan.22
Pada dasarnya menjalin persahabatan itu juga membangun ukhuwah
islamiyah sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Hujurat ayat 10.
Artinya: Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu
damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan
21
Manna khalil al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu Al-Qur‟an,(Bogor: Pustaka Litera Antar
Nusa,2013), cet 16, hlm.10 22
Ali Nurdin, Qur‟anic Society: Menelusuri Konsep Masyarakat Ideal dalam Al-
Qur‟an (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006), hlm. 2. Bandingkan dengan M. Quraish Shihab,
Wawasan al- Qur‟an, Tafsir Maudhu‟i atas Pelbagai Persoalan Umat (Bandung: Mizan,
2007), hlm. 319.
12
takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.(QS. Al-Hujurat:
[49].10)
Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, karena itu
damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah, supaya
kamu mendapat rahmat. Ayat ini merupakan konsepsi dasar bangunan
ukhuwah islamiyah, karena di dalamnya termuat syarat-syarat utama
terciptanya ukhuwah islamiyah. Adapun syarat-syaratnya itu adalah:
a. Iman sebagai fondasi yang menjadi tumpuan semua kekuatan jenis
bangunan yang ada di atasnya. Iman yang memuat perjanjian setia
untuk patuh kepada Allah dan Rasul itu sebagai perekat unsur-unsur
prilaku manusia. Iman yang melahirkan amal shaleh menjadi satu
berkah sosial untuk hidup berdampingan dengan sesama hamba Allah
secara sehat.
b. Sikap ishlah atau mendamaikan antarsesama saudara merupakan
syarat utama kedua yang tidak boleh ditinggalkan dalam membangun
ukhuwah islamiyah.
c. Sikap takwa secara literal diartikan sebagai ―an yattaqiya al-insan ma
yughdlibu rabbah, dlararan li nafsih au idlraran li ghairih‖, sikap hati-
hati dalam menjaga dirinya agar tidak dimurkai Allah, tidak
menyakiti dirinya maupun orang lain.23
Kemudian terlalu berlebih-lebihan ketika dalam pergaulan juga dapat
menimbulkan hilangnya kenikmatan serta dapat menimbulkan benih-benih
permusuhan. Terutama di dalam pergaulan itu telah ada hati yang terluka,
tersinggung dan sebagainya, semuanya itu akan menimbulkan kebencian
23
Thohir Luth, Tragedi Ukhuwah: Telaah atas Rajutan Ukhuwah Islamiyah yang
Kian Rapuh, (Jakarta, Penamadani, 2003) cet.1 hlm.47-48
13
dalam diri masing-masing. Oleh sebab itu di dalam bergaul hendaklah kita
niatkan bahwa persaudaraan yang kita bina itu karena Allah semata.24
Imam Al-Ghazali juga menjelaskan, Hak-hak persaudaraan dan
persahabatan, ia menjelaskan bahwa ikatan persahabatan itu sama halnya
seperti ikatan suami dan istri yang di dalamnya terdapat kewajiban dalam
memenuhi hak-hak tertentu. Maka dengan demikian hak-hak persaudaraan
dan persahabatan yang harus dipenuhi adalah: Harta, Jiwa, Lisan, Hati, Kasih
sayang, Do‘a, Keikhlasan, Memrnuhi Janji dan Meringankan segala beban.
Itulah hak-hak yang harus dipenuhi oleh setiap orang terhadap sahabatnya.25
Oleh karena itu dengan melihat latar belakang diatas, penulis tertarik
untuk menyusun sebuah skripsi dengan mengangkat judul “Persahabatan
perspektif Al-Qur’an; Kajian Ayat-ayat Persahabatan Dalam Kitab Jami’
Al-Bayan Fi Tafsir Al-Qur’an Karya Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari”
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang dibahas oleh penulis diatas, dapat
ditemukan beberapa masalah yang patut untuk dibahas,
diantaranya adalah:
a. Tinjauan umum mengenai deskripsi persahabatan
b. Pentingnya persahabatan
c. Macam-macam persahabatan, komunikasi, juga kesenjangan
dalam persahabatan.
24
Muhammad Isa Selamat, Penawar Jiwa dan pikiran, (Jakarta, Kalam Mulia:
2005) cet.3 hlm.62 25
Imam Al-Ghazali, Ihyâ „ulûm Ad-Dîn, (Semarang: Tp.Tt) vol.2 hlm.170
14
d. Tinjauan umum mengenai kitab Jami‟ Al-bayan Fii Tafsir Al-
Qur‟an
e. Penafsiran ayat-ayat Al-Qur‘an seputar persahabatan dalam
kitab Jami‟ Al-Bayan Fii Tafsir Al-Qur‟an
f. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan alasan penulis diatas, maka
penulis akan membatasi skripsi ini pada penafsiran ayat-ayat persahabatan
dalam kitab Jami‟ Al-Bayan Fi Tafsir Al-Qur‟an Karya Ibnu Jarir Ath-
Thabari, maka penulis hanya akan membatasi pada beberapa masalah, yaitu
seputar masalah persahabatan.
1. QS. At-Taubah [9]: 16
2. QS. Asy-Syu‘ara [26]: 100-101
3. QS. Fusshilat [41]: 34
4. QS. Az-Zukhruf [45]: 36-39
5. QS. Ibrahim [14]: 31
6. QS. Al-Furqan [25]: 27-29
7. (QS. Aali Imran [3]: 118)
Adapun alasan penulis mengambil beberapa permasalahan tersebut di
atas karena pada masa kini menjalin sahabat disalah artikan. Untuk itu
penulis akan membahas lebih dalam mengenai penafsiran ayat-ayat Al-
Qur‘an terhadap permasalahan tersebut dalam perspektif kitab Tafsir Jami‟
Al-Bayan Fi Tafsir Al-Qur‟an karya Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari.
15
g. Perumusan Masalah
Mengungkap berbagai persoalan-persoalan yang dibahas; Penulis
membatasi pada masalah penafsiran Jami‟ Al-Bayan Fi Tafsir Al-
Qur‟an Karya Imam Ibnu Jarir Athabari tentang persahabatan
menurut Al-Qur‘an, selanjutnya diturunkan dalam bentuk
pertanyaan yaitu:
a. Bagaimana penafsiran Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari terhadap
ayat-ayat Al-Qur‘an tentang persahabatan yang membawa
kebaikan juga kemaslahatan?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui tentang persahabatan yang baik dan benar
menurut Al-Qur‘an, dalam kitab tafsir Jami‟ Al-Bayan Fii
Tafsir Al-Qur‟an
Adapun kegunaan penelitian ini sebagai berikut:
a. Penelitian ini secara formal disusun dalam rangka memenuhi
salah satu syarat memperoleh gelar sarjana program starata
satu (S-1) pada jurusan Tafsir Hadits.
16
D. Tinjauan Pustaka
Beberapa karya yang membahas terkait hal ini diantaranya:
1. Elisa Dwi Rahmawati, program S1 Universitas Negri Yogyakarta
Fakultas Ilmu pendidikan Jurusan Pendidikan Pra Sekolah dan
Sekolah Dasar 2015 dalam Skripsinya yang berjudul ”(Pengaruh
Pergaulan Teman Sebaya dan Konsep Diri Terhadap Kecerdasan
Emosional Siswa Kelas V SD negeri Se-Kecamatan Tegalrejo
Yogyakarta)”. Dalam penelitiannya ini penulis menjelaskan
tentang pengaruh-pengaruh pergaulan teman sebaya. Sedangkan
penulis membahas bagaimana cara bergaul dengan sahabat
perspektif Al-Qur‘an dan yang dicontohkan Rasulullah dalam
penafsiran Kitab Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari.
2. Ade Susanti, program S1 Universitas Islam Syarif Hidayatullah
Jakarta Fakultas Psikologi 2008 dalam Skripsinya yang berjudul
“(Gambaran Persahabatan Dan Penyesuaian Diri Pada
Mahasiswi UIN Jakarta Yang Mengenakan Cadar)”. Dalam
penelitiannya ini penulis menjelaskan tentang gambaran
persahabatan mahasiswi UIN Jakarta Yang Mengenakan Cadar.
Sedangkan penulis lebih menitikberatkan cara bergaul dengan
sahabat perspektif Al-Qur‘an dan yang dicontohkan Rasulullah
dalam penafsiran Kitab Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari.
3. Danti Inti Astuti, program S1 Universitas Negeri Yogyakarta
Fakultas Ekonomi Jurusan Pendidikan Akuntansi 2016 dalam
Skripsinya yang berjudul “(Pengaruh Pergaulan Kelompok
Teman Sebaya Dan Motivasi Belajar Terhadap prestasi Belajar
Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Parakan Tahun
Ajaran 2015/2016)”. Dalam penelitiannya ini penulis
menjelaskan tentang Pengaruh-pengaruh Pergaulan Kelompok
17
Teman Sebaya Dan Motivasi Belajar Siswa. Sedangkan Penulis
membahas cara bergaul dengan sahabat perspektif Al-Qur‘an dan
yang dicontohkan Rasulullah dalam penafsiran Kitab Imam Ibnu
Jarir Ath-Thabari .
4. Nuur Rohman, program S1 Universitas Islam Syarif Hidayatullah
Jakarta Fakultas Psikologi 2009 dalam Skripsinya yang berjudul
“(Hubungan Antara Peranan Persahabatan Self Esteem Pada
Mahasiswa/I Fakultas Dirasat Islamiyah UIN Jakarta)”. Dalam
penelitiannya ini penulis menjelaskan tentang Hubungan Antara
Peranan Persahabatan Self Esteem pada Mahasiswa/i. Sedangkan
penulis membahas cara bergaul dengan sahabat perspektif Al-
qur‘an dan yang dicontohkan Rasulullah dalam penafsiran Kitab
Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari.
5. Dedi permana irawan, program S1 Universitas Islam Syarif
Hidayatullah Jakarta Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadits
2001 dalam Skripsinya yang berjudul “(Eksistensi Ahlul Bait
Dalam Kitab Jami‟ Al-Bayan Fi Tafsir Al-Qur‟an Karya Imam
Ibnu Jarir Ath-thabari; Studi Kritis Surat Al-Ahzab Ayat 33)”.
Dalam penelitiannya ini penulis menjelaskan tentang Ahlul Bait
dalam Kitab Jami‘ Al-bayan Fi Tafsir Al-Qur‘an Karya Imam
Ibnu Jarir Ath-thabari. Sedangkan penulis membahas tentang cara
bergaul persahabatan perspektif Al-Qur‘an dalam penafsiran
Kitab Tafsir Jami‘ Al-Bayan Fi Tafsir Al-Qur‘an Karya Imam
Ibnu Jarir Ath-thabari.
18
E. Metodologi Penelitian
Dalam melakukan penelitian terhadap permasalahan diatas, penulis
menggunakan metode penelitian sebagai berikut.
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan
(library research), yaitu suatu rangkaian kegiatan yang berkenaan dengan
pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengkaji bahan
penelitian.26
Penelitian telaah pustaka ini merupakan penelitian kualitatif,
yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti subjek yang bersifat
alamiah, deskriptif, dinamis dan berkembang.27
Dimana peneliti adalah
sebuah instrument kunci, teknis analisis data dilakukan secara induktif yang
dimulai dengan melakukan serangkaian observasi khusus, yang kemudian
akan memunculkan tema-tema dan pola-pola hubungan diantara tema-tema
tersebut.
1. Sumber Data
Untuk mendapatkan data-data yang relevan dengan penelitian ini
penulis menggunakan beberapa sumber data yang diklasifikasikan
menjadi sumber data primer dan sekunder. Adapun sumber data primer
yang digunkan penulis adalah:
a. Al-Qur‘an dan terjemahnya
b. Kitab Jami‟ Al-Bayan Fii Tafsir Al-Qur‟an
Sumber data Sekunder yang digunakan penulis adalah:
26
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2008), cet.I, h. 3 27
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakarta: Erlangga, 2009),
h. 24
19
a. Kaidah-kaidah penafsiran Al-Qur‘an
b. Kamus bahasa Arab-Indonesia
c. Buku-buku dan tulisan-tulisan yang memiliki relevansi
dengan pokok masalah yang dikaji dalam penelitian ini
2. Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, penulis mengumpulkan dengan
penelusuran kepustakaan dari berbagai sumber perpustakaan serta mencari
informasi terkait di artikel-artikel dan jurnal-jurnal sebagai bahan yang
selanjutnya ditelaah agar dapat mendukung penjelasan dan pembuktian suatu
masalah.
Selain metode kepustakaan, penulisan skripsi ini juga menggunakan
metode yang disebut dengan metode dokumentasi yaitu mencari data
mengenai hal atau variabel yang berupa tulisan atau karya monumental dari
seseorang, transkip, jurnal, buku, surat kabar, dan lain sebagainya.28
Teknik
ini merupakan penelaahan dari referensi-referensi yang berhubungan
dengan permasalahan penelitian.
2. Metode Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis isi (content analysis).
Analisis isi adalah teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang
dapat ditiru, dan kebenaran data dengan memperhatikan konteksnya.29
Metode analisis ini merupakan suatu teknik sistematik untuk menganalisis
data secara objektif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan oleh penulis
28
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2014) h.329 29
M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kabijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 155
20
dalam materi suatu buku.30
Selain itu, penelitian ini menggunakan teknik
analisis deskripsi yang meliputi analisis data pada masing-masing variabel
dengan menggambarkan apa yang ada, pendapat yang sedang tumbuh,
prosedur yang ada yang sedang berlangsung.31
Selain analisis isi penulis menggunakan Metode tematik yaitu penafsiran
ayat-ayat didalam Al-Qur‘an yang mengangkat tentang ilmu pengetahuan dan
penulis berusaha menggali dengan berbagai disiplin keilmuan dan
pandangan-pandangan filsafatnya.
F. Teknik Dan Sistematika Penulisan
Mengenai teknik penulisan skripsi ini, penulis mengacu pada buku
Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi Penulisan IIQ Jakarta
Press Tahun 2013 yang dikeluarkan oleh Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ)
Jakarta.
Secara keseluruhan, skripsi ini memuat lima bab yang saling
berkaitan dengan perincian dan sistematika sebagai berikut:
Pada bab pertama penulis memuat pendahuluan. Pendahuluan tersebut
berisi latar belakang yang membahas tentang pengertian persahabatan, juga
persahabatan yang baik dalam pandangan islam dan cara bergaul dengan
sahabat yang baik dan benar menurut Al-Qur‘an dan Hadits. Setelah latar
belakang diuraikan, penulis menjelaskan identifikasi masalah, pembatasan
masalah, dan perumusan masalah agar penelitian tidak melebar kemana-mana.
Kemudian dipaparkan juga tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka,
dan metodologi penelitian yang mencakup jenis penelitian, sumber penelitian,
30
Bagong Suyanto, dkk, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan,
(Jakarta: Kencana Prenadamedia, 2005), h.126 31
Sumarsih Anwar, Sikap Profesional Peneliti Agama, (Jakarta Timur: Balai
Penelitian dan Pengembangan Agama, 2008), h.76
21
metode pengumpulan data, dan metode analisis data. Dan poin terakhir bab
ini dipaparkan teknik penulisan dan sistematikanya.
Bab kedua dikemukakan beberapa poin penting yang akan menunjang
penulis dalam menyelesaikan bab selanjutnya yaitu tinjauan umum tentang
persahabatan dan bagaimana pengertian sahabat dan kata-kata sahabat yang
bermakna dalam Al-Qur‘an dan Hadits, klasifikasi sahabat atau macam-
macam sahabat.
Pembahasan di bab ketiga menjelaskan mengenai gambaran umum
Biografi Kitab Jami Al-Bayan Fi Tafsir Al-Qur‟an Karya Imam Ibnu Jarir
Ath-thabari , riwayat hidup, karya-karya Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari, guru
dan murid , pandangan Ulama tentang Ibnu Jarir Ath-Thabari. Juga mengenai
Kitab Tafsir Ibnu Jarir Ath-thabari, tentang Tafsir, metodologi penafsiran,
sistematika penafsiran dan Referensi penafsiran. Tujuan dari penulisan
beberapa bahasan tersebut adalah untuk membatasi agar kitab tafsir yang
dibahas lebih spesifik dan untuk memudahkan penulis dalam menyelesaikan
bab keempat.
Pembahasan di bab keempat menjelaskan penafsiran ayat-ayat al-
Qur‘an mengenai arti sahabat, analisa pandangan Ibnu Jarir Ath-Thabari
tentang persahabatan. Pada bab ini juga penulis menganalisa penafsiran ayat-
ayat al-Qur‘an yang dibahas dalam tafsir tersebut.
Bab kelima merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan.
Kesimpulan tersebut merupakan hasil akhir dari penelitian yang dilakukan
terhadap masalah-masalah yang telah diuraikan di bab sebelumnya. Selain itu,
ditulis juga saran-saran sebagai pijakan sementara untuk melakukan
penelitian lebih lanjut dan mendalam terkait objek masalah yang dikaji. Di
akhir penulisan, dicantumkan pula daftar pustaka yang memuat referensi-
referensi yang penulis gunakan dalam melakukan penelitian sebagai bukti
kevalidan pembahasan yang dikaji.
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan penulis menyimpulkan penelitian ini sebagai berikut:
1. (QS. At-Taubah: [9]: 16)
Di dalam penafsiran ayat diatas yaitu, bahwa Allah melarang
orang mukmin menjadikan orang-orang musyrik sebagai sahabat, wali,
rekan atau pelindung.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil jadi
teman kepercayaanmu orang-orang yang d luar kalanganmu, karena
tidak henti-hentinya akan menimbulkan kemadharatan bagimu (QS.
Ali ‘Imran [3]: 118), disini sudah dijelaskan bahwa jika kita berteman
degan non muslim dapat mempengaruhi seorang muslim itu sendiri.
Bisa jadi kita terpengaruhi atau mengikuti tingkah laku mereka yang
jelek, bahkan bisa terpengaruh dengan akidah mereka.
2. (QS. Asy-Syu’ara [26] : 100-101)
Dalam penafsiran ayat diatas, bahwa bertemanlah dengan
orang mukmin yang baik, karena mereka akan menjadi Syafa’at di
Hari Kiamat nanti.
Seorang mukmin memandang bahwa persahabatan yang
manfa’at adalah sahabat yang terikat oleh iman, yang shalih dan
bertakwalah yang akan membawa kebaikan juga kemaslahatan.
Semoga Allah memperbanyak sahabat yang membantu kita untuk taat,
dan kelak menjadi syafa’at pada hari kiamat.
3. (QS. Fusshilat [41]: 34)
Dalam penafsiran ayat diatas yaitu, Jika seseorang melakukan
keburukan terhadapmu, terlebih khusus lagi jika mereka adalah
kerabat-kerabatmu, sahabat-sahabatmu, mereka berbuat buruk
kepadamu, baik melalui lisan mereka maupun perbuatan mereka,
maka balaslah mereka dengan kebaikan.
74
Jika mereka berbuat dzolim kepadamu, maka maafkanlah.
Jika mereka menjelek-jelekkanmu, di belakang maupun di
hadapanmu, maka jangan engkau jelek-jelekkan mereka kembali,
bahkan maafkanlah mereka, dan balas mereka dengan perkataan yang
lembut. Jika mereka mengacuhkanmu, tidak mau berbicara
denganmu , maka mulailah salam kepada mereka, sapalah mereka
dengan baik.
Niscaya jika engkau telah melakukan itu semua, suatu saat
nanti mereka akan berbalik menyukaimu, yang sebelumnya
memusuhimu, berbalik menjadi teman setiamu.
4. .(QS. Az-Zukhruf [43]: 36-39).
Dalam penafsiran ayat diatas yaitu, Barang siapa yang berpaling
dari Allah, maka Allah hadirkan baginya setan (yang menyesatkan),
maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. Dan
sesungguhnya setan-setan itu benar-benar menghalangi mereka dari
jalan yang benar. karena setan itu adalah sejahat-jahatnya teman
(yang menyertai manusia), karena orang yang berpaling dari
kebenaran Allah hadirkan setan menjadi teman yang selalu
menyertainya, maka tidak akan memberi manfaat kepadamu di hari
itu hanya akan menyesatkan dirinya dan menunjukkan kepadanya
jalan ke neraka Jahim.
5. (QS. Ibrahim [14] : 31)
Di dalam penafsiran ayat di atas bahwa sesungguhnya Allah
mengetahui bahwa di dunia ada jual beli dan persahabatan yang
mereka jalin di dunia. Oleh karena itu, sebaiknya jika kita menjalin
persahabatan harus di dasari niat yang baik. Karena sebaik-baik
75
persahabatan itu yang berlandaskan niat karena Allah SWT semata.
Betapa mulia dan agungnya persahabatan ini di sisi Allah SWT.
6. (QS. Al-Furqan [25]: 27-29)
Dalam penafsiran ayat diatas yaitu kisah penyesalan orang
zhalim yang ketika di dunia tidak berada dijalan yang sama dengan
Rasulullah dan lebih memilih seorang teman yang justru nyatanya
menyesatkan dirinya. Maka bijaksana dan hati-hatilah dalam memilih
atau menyeleksi teman.
Karena seseorang yang bergaul dengan orang shaleh pasti juga
seorang yang shaleh, seorang teman yang shaleh akan mengajarkan
hal-hal yang baik bagi dunia terlebih bagi akhirat temannya, dan ia
juga akan menjagamu dari hal-hal yang tidak disukai Allah dan
RasulNya.
Tetapi sebaliknya, jika bergaul dengan teman yang buruk,
maka paling tidak kita akan terimbas keburukannya, bisa jadi kita
akan terjerumus dalam lembah keburukan. Maka janganlah menjalin
persahabatan dengan orang-orang yang jahat dan fasiq. Dengan ini
dapat diketahui bahwa pergaulan dengan orang-orang baik dan shalih
akan mendatangkan maslahat, manfa’at serta sya’faat dimasa
sekarang maupun dimasa mendatang.
7. (QS. Aali Imran [3]: 118)
Di dalam penafsiran ayat di atas, bahwa Allah melarang
hamba-hambaNya yang beriman untuk menjadikan orang-orang kafir
sebagai teman yang sangat dekat. Jadi, orang muslim tidak
diperkenankan berkasih sayang dengan selain orang-orang yang
beriman, bahkan berniat menjadi teman akrab, bersahabat dengan
mereka, atau meminta pertolongan kepada mereka, dengan
76
meninggalkan saudara-saudaranya yang beriman demi mereka, karena
akan menimpa bahaya bagi kaum mukmin itu sendiri.
B. SARAN
1. Dengan adanya penulisan ini semoga kaum muslimin bisa mengambil
hikmah dan termotivasi untuk selektif dalam memilih bersahabat dengan
orang-orang baik dan shalih yang membawa kebaikan dan kemaslahatan
dalam kehidupan di dunia sampai di akhirat nanti.
2. Penelitian ini tentu tidaklah sempurna, sehingga diperlukan penelitian yang
lebih mendalam terkait ayat-ayat persahabatan, secara detail, terkait tidak
semua ayat penulis kaji tafsirnya.
79
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qathan, Manna khalil, Studi Ilmu-ilmu Al-Qur’an, (Bogor: Pustaka Litera
Antar Nusa, 2013)
Ahmadi, Abu, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka cipta, 2016)
Anwar, Sumarsih, Sikap Profesional Peneliti Agama, (Jakarta Timur: Balai
Penelitian dan Pengembangan Agama, 2008)
Al-Ghazali, Imam, Ihyâ ‘ulûm Ad-Dîn, (Semarang: Tp.Tt)
Al-Mubarak, Syaikh Shafiyyur, Tafsir Ibnu Katsir, Terj, Abu Ihsan Al-Atsari, Jilid
4 (Bogor: Pustaka Ibnu Katsir,2006)
Asy-Syami, Shalih Ahmad, Untaian Nasihat Imam Ghazali, terj. Kaserun AS.
Rahman (Jakarta: Turos Khazanah Pustaka,2014).
Ath-thabari, Abu Ja’far Muhammad bin Jarir, Jami’ Al-Bayan an Ta’wil Ayi Al-
Qur’an, (Jakarta: Pustaka Azzam,2007),
As-Suyuthi, Jalaluddin. Sebab Turunnya Ayat Al-Qur’an, Terj. Tim Abdul Hayyie.
(Jakarta: Gema Insani, 2008).
Bukhari Imam, Shahih Bukhari, Juz 9: Bab Al-miski, hlm.96, Maktabah
Syamila
Baqi, Fuad Abdul, Mu’jam Al-fadz Al-Qur’an, ( Juz.2, 1990 )
Bungin, M. Burhan, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kabijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2007),
Farid, Syaikh Ahmad, 60 Biografi Ulama Salaf, Terj: Masturi Irham, dan Asmu’i
Taman, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,2006)
80
Ghazali, Abd Moqsith. Dan Kaltsum N Lilik Ummu, Tafsir Ayat-ayat
Ahkam, (Ciputat:UIN Press, 2015)
Isa, Abdul qadi. dan Aman Saifuddin, Tasawuf Revolusi Mental Zikir
Mengolahjiwa dan Raga, (Tangerang Banten: Ruhama,2014)
Idrus, Muhammad, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakarta: Erlangga,
2009)
Luth, Thohir, Tragedi Ukhuwah: Telaah atas Rajutan Ukhuwah Islamiyah yang
Kian Rapuh, (Jakarta, Penamadani, 2003)
Mustaqim Abdul, Epistemologi Tafsir Kontemporer, (Yogyakarta: LKIS,
2011)
Mianoki, Adika, Pengaruh Teman Bergaul, (Yogyakarta: Yayasan
Pendidikan Islam Al-atsary,2015)
Nurdin, Ali, Menelusuri Konsep Masyarakat Ideal dalam al-Qur’an (Jakarta:
Penerbit Erlangga,2006)
Syibromalisi, Faizah Ali dan Azizy, Jauhar, Membahas Kitab Tafsir Klasik
Moderen, (Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2011)
Susanti, Ade, Gambaran Persahabatan dan Penyesuaian Diri Pada
Mahasiswi UIN Jakarta Yang Memgenakan Cadar, (Jakarta:
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008)
Shihab, M. Quraisy, Tafsir Al-Mishbah, Pesan Kesan dan kserasian al-
Qur’an, (Jakarta: Lentera hati, 2009)
Shihab, M. Quraish, Membumikan al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 2009).
81
Shihab, M. Quraish, Wawasan al-Qur’an, Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai
Persoalan Umat, (Bandung: Mizan, 2007)
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2014)
Suyanto, Bagong, dkk, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif
Pendekatan, (Jakarta: Kencana Prenadamedia, 2005)
Selamat, Muhammad Isa, Penawar Jiwa dan pikiran, (Jakarta, Kalam Mulia:
2005)
Yuliantin, Monika Dkk, sifat, kepribadian, Tujuan hidup mahasiswa, dan
kaitannya Persepsi tentang Pergaulan Lawan J enis.(Institut
Pertanian Bogor: Jalan lingkar kampus IPB Dramaga. Bogor 2010)
Yusuf, Ahmad Muhammad, Ensiklopedi Tematis Ayat Al-Qur’an dan Hadits Jilid 4,
terj Achmad Sunarto (Jakarta: widya Cahaya, 2009)
Ya’kub, Ahmad Husain, Keadilan Sahabat Sketsa Politik Islam Awal,
(Jakarta: Anshariyan Publication, 1996)
Zed, Mestika, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2008)
Top Related