7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
1/84
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
2/84
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
NOMOR : 05/PRT/M/2008
TENTANG
PEDOMAN PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN
RUANG TERBUKA HIJAU DI KAWASAN PERKOTAAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PEKERJAAN UMUM,
Menimbang : a. bahwa kuantitas dan kualitas ruang terbuka publik terutamaRuang Terbuka Hijau (RTH) saat ini mengalami penurunan yangsangat signifikan dan mengakibatkan penurunan kualitaslingkungan hidup perkotaan yang berdampak keberbagai sendikehidupan perkotaan antara lain sering terjadinya banjir,peningkatan pencemaran udara, dan menurunnya produktivitasmasyarakat akibat terbatasnya ruang yang tersedia untuk
interaksi sosial;
b. bahwa Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentangPenataan Ruang memberikan landasan untuk pengaturan ruangterbuka hijau dalam rangka mewujudkan ruang kawasanperkotaan yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan;
c. bahwa dalam rangka implementasi Undang-Undang Nomor 26Tahun 2007 tentang Penataan Ruang diperlukan adanyaPedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijaudi Kawasan Perkotaan;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu ditetapkan PeraturanMenteri Pekerjaan Umum;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang PenataanRuang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4725);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang RencanaTata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4833);
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
3/84
3. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan,Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata KerjaKementerian Negara RI;
4. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit
Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara RI;
5. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 tentangPembentukan Kabinet Indonesia Bersatu;
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2008tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen PekerjaanUmum;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM TENTANGPEDOMAN PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN RUANGTERBUKA HIJAU DI KAWASAN PERKOTAAN.
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yangpenggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang
tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.2. Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukimanperkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanansosial, dan kegiatan ekonomi.
3. Menteri adalah Menteri Pekerjaan Umum.
Pasal 2
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaandimaksudkan untuk:
a. menyediakan acuan yang memudahkan pemangku kepentingan baik pemerintahkota, perencana maupun pihak-pihak terkait, dalam perencanaan, perancangan,pembangunan, dan pengelolaan ruang terbuka hijau.
b. memberikan panduan praktis bagi pemangku kepentingan ruang terbuka hijaudalam penyusunan rencana dan rancangan pembangunan dan pengelolaanruang terbuka hijau.
c. memberikan bahan kampanye publik mengenai arti pentingnya ruang terbukahijau bagi kehidupan masyarakat perkotaan.
d. memberikan informasi yang seluas-luasnya kepada masyarakat dan pihak-pihakterkait tentang perlunya ruang terbuka hijau sebagai pembentuk ruang yangnyaman untuk beraktivitas dan bertempat tinggal.
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
4/84
Pasal 3
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaanbertujuan untuk:
a. menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air;
b. menciptakan aspek planologis perkotaan melalui keseimbangan antaralingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentinganmasyarakat;
c. meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana pengamanlingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah, dan bersih.
Pasal 4
(1) Ruang lingkup Peraturan Menteri memuat:a. ketentuan umum, yang terdiri dari tujuan, fungsi, manfaat, dan tipologi
ruang terbuka hijau;
b. ketentuan teknis yang meliputi penyediaan dan pemanfaatan ruang terbukahijau di kawasan perkotaan;
c. prosedur perencanaan dan peran masyarakat dalam penyediaan danpemanfaatan ruang terbuka hijau.
(2) Materi muatan tentang pengaturan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimuatsecara lengkap dalam lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkandari Peraturan Menteri ini.
Pasal 5
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Peraturan Menteri ini disebarluaskan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untukdiketahui dan dilaksanakan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 26 Mei 2008MENTERI PEKERJAAN UMUM,
DJOKO KIRMANTO
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
5/84
LAMPIRAN : PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
NOMOR : 05/PRT/M/2008
TANGGAL : 26 Mei 2008
PEDOMAN PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN
RUANG TERBUKA HIJAU
DI KAWASAN PERKOTAAN
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
6/84
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
7/84
ii
Lampiran A Bagan Proporsi RTH Wilayah Perkotaan.................................................. L-1Lampiran B Gambar Contoh RTH Taman.................................................................. L-2Lampiran C Contoh Perhitungan Hutan Kota............................................................. L-5Lampiran D Pilihan Vegetasi untuk Dikembangkan di RTH......................................... L-9
Bibliografi................................................................................................................. L-11
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
8/84
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kedalaman Rencana Penyediaan dan Pemanfaatan RTH.......................... 5Tabel 1.2 Kepemilikan RTH.................................................................................. 7Tabel 1.3 Fungsi dan Penerapan RTH pada Beberapa Tipologi Kawasan Perkotaan.. 8Tabel 2.1 Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk..................................... 9Tabel 2.2 Kriteria Pemilihan Tanaman pada Persimpangan Jalan............................. 22Tabel 2.3 Lebar Garis Sempadan Rel Kereta Api..................................................... 25Tabel 2.4 Tabel Jarak Bebas Minimum SUTT dan SUTET........................................ 26Tabel 2.5 Contoh Tanaman untuk Roof Garden..................................................... 32Tabel 2.6 Contoh Pohon untuk Taman Lingkungan dan Hutan Kota......................... 33Tabel 2.7 Contoh Pohon Pengundang Burung untuk Hutan Kota............................. 33Tabel 2.8 Contoh Tanaman untuk Sabuk Hijau yang Tahan Terhadap
Penggenangan Air................................................................................ 34Tabel 2.9 Contoh Tanaman untuk Peneduh Jalan dan Jalur Pejalan Kaki.................. 37Tabel 2.10 Contoh Tanaman untuk Di Bawah Jalan Layang...................................... 37Tabel 2.11 Contoh Vegetasi untuk RTH Sempadan Rel Kereta Api............................. 38Tabel 2.12 Contoh Vegetasi untuk RTH SUTT dan SUTET......................................... 39Tabel 2.13 Alternatif Jenis Vegetasi untuk RTH Sempadan Sungai............................ 40Tabel 2.14 Contoh Vegetasi untuk Pemakaman....................................................... 43Tabel 3.1 Contoh Kelengkapan Fasilitas pada Taman Kelurahan.............................. 50Tabel 3.2 Contoh Kelengkapan Fasilitas pada Taman Kecamatan............................ 51Tabel 3.3 Contoh Kelengkapan Fasilitas pada Taman Kota...................................... 53Tabel 3.4 Kemampuan Hutan dalam Mengendalikan Gelombang Pendek dan
Gelombang Panjang.............................................................................. 54Tabel 3.5 RTH Sempadan Danau dan Mata Air....................................................... 57Tabel C.1 Kebutuhan Oksigen Manusia di Kota Bandung Tahun 2004...................... L-6Tabel C.2 Kebutuhan Oksigen Kendaraan Bermotor................................................ L-6Tabel C.3 Kebutuhan Oksigen Menurut Klasifikasi Jenis Kendaraan Bermotor........... L-7Tabel C.4 Kebutuhan Oksigen Kendaraan Bermotor di Wilayah Bojonagara,
Bandung.............................................................................................. L-7Tabel C.5 Kebutuhan RTH di Kota Bandung Tahun 2004 Berdasarkan Kebutuhan
Oksigen...............................................................................................L-8
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
9/84
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kedudukan Rencana Penyediaan dan Pemanfaatan RTH dalam RTRKawasan Perkotaan...................................................................... 4
Gambar 1.2 Tipologi RTH................................................................................ 7Gambar 2.1 Contoh Struktur Lapisan pada Roof Garden.................................... 12Gambar 2.2 Pola Tanam Hutan Kota Strata 2.................................................... 15Gambar 2.3 Pola Tanam Hutan Kota Strata Banyak........................................... 15Gambar 2.4 Contoh Tata Letak Jalur Hijau Jalan............................................... 17Gambar 2.5 Jalur Tanaman Tepi Peneduh........................... 18Gambar 2.6 Jalur Tanaman Tepi Penyerap Polusi Udara.................................... 19Gambar 2.7 Jalur Tanaman Tepi Penyerap Kebisingan....................................... 19Gambar 2.8 Jalur Tanaman Tepi Pemecah Angin............................................... 20
Gambar 2.9 Jalur Tanaman Tepi Pembatas Pandang......................................... 21Gambar 2.10 Jalur Tanaman pada Median Penahan Silau Lampu Kendaraan......... 21Gambar 2.11 Jalur Tanaman pada Daerah Bebas Pandang.................................. 23Gambar 2.12 Contoh Pola Tanam RTH Jalur Pejalan Kaki..................................... 24Gambar 2.13 Contoh Pemanfaatan Vegetasi pada RTH Di Bawah Jalan Layang..... 25Gambar 2.14 Contoh Penanaman Vegetasi pada RTH Sempadan Pantai............... 29Gambar 2.15 Contoh Penanaman Vegetasi pada RTH Sumber Air Baku dan Mata
Air............................................................................................... 30Gambar 2.16 Contoh Pola Penanaman pada RTH Pemakaman............................. 31Gambar 3.1 Contoh 1 Taman Rukun Tetangga (RT).......................................... 48Gambar 3.2 Contoh 2 Taman Rukun Tetangga (RT).......................................... 48Gambar 3.3 Contoh Taman Rukun Warga......................................................... 49Gambar 3.4 Contoh Taman Kelurahan (Rekreasi Aktif)...................................... 50Gambar 3.5 Contoh Taman Kelurahan (Rekreasi Pasif)...................................... 51Gambar 3.6 Contoh Taman Kecamatan............................................................ 52Gambar 3.7 Contoh Taman Kota...................................................................... 53Gambar 4.1 Pelibatan Masyarakat pada Pemanfaatan Dan Pengendalian............ 60Gambar B.1 Contoh 1 Taman Rukun Tetangga (RT) ......................................... L-2Gambar B.2 Contoh 2 Taman Rukun Tetangga (RT) ......................................... L-2Gambar B.3 Contoh Taman Rukun Warga............ ............................................ L-3Gambar B.4 Contoh Taman Rukun Kelurahan.................................................... L-3Gambar B.5 Contoh Taman Rukun Kelurahan.................................................... L-4Gambar B.6 Contoh Taman Rukun Kecamatan.................................................. L-4
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
10/84
v
PRAKATA
Buku pedoman ini disusun oleh Direktorat Jenderal Penataan Ruang, Departemen PekerjaanUmum dan merupakan salah satu rujukan teknis Pemerintah Kota dan PemerintahKabupaten serta seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) terutama para praktisi danpara akademisi di berbagai kegiatan yang dalam tugas dan kegiatannya berkaitan denganpenyediaan dan pemanfaatan RTH di kawasan perkotaan.
Pedoman ini dipersiapkan oleh Panitia Teknik Standardisasi Bahan Konstruksi Bangunan danRekayasa Sipil melalui Gugus Kerja Perencanaan Sub Panitia Teknis Tata Ruang.
Proses penyusunan pedoman ini telah melibatkan berbagai kalangan masyarakat termasukpara akademisi dari perguruan tinggi terkemuka.
Pedoman ini berisi rujukan untuk penyediaan RTH, kriteria vegetasi untuk RTH, ketentuanpenanaman dan pemeliharaan tanaman, pemanfaatan RTH, prosedur perencanaan danperan masyarakat yang semuanya merupakan pedoman teknis yang berlaku secara nasional.
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
11/84
Ketentuan Umum ab I
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan 1
BAB IKETENTUAN UMUM
1.1. Ruang Lingkup PedomanPedoman ini terdiri dari ketentuan umum dan ketentuan teknis serta lampiran-lampiransebagai pelengkapnya.
Ketentuan umum meliputi ruang lingkup pedoman, acuan normatif, istilah dan definisi,kedudukan pedoman penyediaan dan pemanfaatan RTH dalam rencana tata ruangwilayah, tujuan penyelenggaraan RTH, fungsi dan manfaat RTH, dan tipologi RTH.
Ketentuan teknis merupakan pedoman rinci, meliputi: a). penyediaan RTH
berdasarkan: luas wilayah, jumlah penduduk, dan kebutuhan fungsi tertentu; arahanpenyediaan RTH; kriteria vegetasi RTH; dan ketentuan penanaman, b). pemanfaatanRTH: pada bangunan/perumahan, pada lingkungan/permukiman, pada kota/perkotaan,fungsi tertentu; prosedur perencanaan dan peran masyarakat.
Pedoman ini dilengkapi dengan foto dan gambar contoh beberapa RTH, penanamandan pemeliharaan tanaman.
1.2.Acuan Normatifa. Undang-Undang RI No. 28 Tahun 2002, tentang Bangunan Gedung
b. Undang-Undang RI No. 7 Tahun 2004, tentang Sumber Daya Airc. Undang-Undang RI No. 26 Tahun 2007, tentang Penataan Ruangd. Peraturan Pemerintah RI No. 63 Tahun 2002, tentang Hutan Kotae. Peraturan Pemerintah RI No. 36 Tahun 2005, tentang Peraturan Pelaksanaan
Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umumf. Peraturan Pemerintah RI No. 34 Tahun 2006, tentang Jalang. Keputusan Presiden RI No. 32 Tahun1990, tentang Pengelolaan Kawasan Lindungh. SNI 03-1733-2004, Tatacara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan
1.3. Istilah dan Definisi1. Elemen lansekap, adalah segala sesuatu yang berwujud benda, suara, warna
dan suasana yang merupakan pembentuk lansekap, baik yang bersifat alamiahmaupun buatan manusia. Elemen lansekap yang berupa benda terdiri dari duaunsur yaitu benda hidup dan benda mati; sedangkan yang dimaksud denganbenda hidup ialah tanaman, dan yang dimaksud dengan benda mati adalah tanah,pasir, batu, dan elemen-elemen lainnya yang berbentuk padat maupun cair.
2. Garis sempadan,adalahgaris batas luar pengaman untuk mendirikan bangunandan atau pagar yang ditarik pada jarak tertentu sejajar dengan as jalan, tepi luarkepala jembatan, tepi sungai, tepi saluran, kaki tanggul, tepi situ/rawa, tepiwaduk, tepi mata air, as rel kereta api, jaringan tenaga listrik, pipa gas.
3. Hutan kota, adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon yangkompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah negara maupun
tanah hak, yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang.4. Jalur hijau, adalah jalur penempatan tanaman serta elemen lansekap lainnya
yang terletak di dalam ruang milik jalan (RUMIJA) maupun di dalam ruang
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
12/84
Ketentuan Umum ab I
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan 2
pengawasan jalan (RUWASJA). Sering disebut jalur hijau karena dominasi elemenlansekapnya adalah tanaman yang pada umumnya berwarna hijau.
5. Kawasan, adalah kesatuan geografis yang batas dan sistemnya ditentukanberdasarkan aspek fungsional serta mempunyai fungsi utama tertentu.
6. Kawasan perkotaan, adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukanpertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman perkotaan,pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dankegiatan ekonomi.
7. Koefisien Dasar Bangunan (KDB), adalah angka persentase perbandinganantara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung dan luas lahan/tanahperpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang danrencana tata bangunan dan lingkungan.
8. Koefisien Daerah Hijau (KDH), adalah angka persentase perbandingan antaraluas seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung yang diperuntukkan bagipertamanan/penghijauan dan luas tanah perpetakan/daerah perencanan yang
dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan.9. Lansekap jalan, adalah wajah dari karakter lahan atau tapak yang terbentukpada lingkungan jalan, baik yang terbentuk dari elemen lansekap alamiah sepertibentuk topografi lahan yang mempunyai panorama yang indah, maupun yangterbentuk dari elemen lansekap buatan manusia yang disesuaikan dengan kondisilahannya. Lansekap jalan ini mempunyai ciri-ciri khas karena harus disesuaikandengan persyaratan geometrik jalan dan diperuntukkan terutama bagikenyamanan pemakai jalan serta diusahakan untuk menciptakan lingkungan jalanyang indah, nyaman dan memenuhi fungsi keamanan.
10. Penutup tanah, adalah semua jenis tumbuhan yang difungsikan sebagai penutuptanah.
11. Peran masyarakat, adalah berbagai kegiatan masyarakat, yang timbul ataskehendak dan keinginan sendiri di tengah masyarakat sesuai dengan hak dankewajiban dalam penyelenggaraan penataan ruang.
12. Perdu, adalah tumbuhan berkayu dengan percabangan mulai dari pangkal batangdan memiliki lebih dari satu batang utama.
13. Pohon, adalahsemua tumbuhan berbatang pokok tunggal berkayu keras.14. Pohon kecil, adalah pohon yang memiliki ketinggian sampai dengan 7 meter.15. Pohon sedang, adalah pohon yang memiliki ketinggian dewasa 7-12 meter.16. Pohon besar, adalah pohon yang memiliki ketinggian dewasa lebih dari 12 meter.17. Ruang terbuka, adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas
baik dalam bentuk area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalurdimana dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa
bangunan. Ruang terbuka terdiri atas ruang terbuka hijau dan ruang terbuka nonhijau.
18. Ruang Terbuka Hijau (RTH), adalah area memanjang/jalur dan ataumengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuhtanaman, baik yang tumbuh tanaman secara alamiah maupun yang sengajaditanam.
19. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka di wilayah perkotaan yangtidak termasuk dalam kategori RTH, berupa lahan yang diperkeras maupun yangberupa badan air.
20. Ruang terbuka hijau privat, adalah RTH milik institusi tertentu atau orangperseorangan yang pemanfaatannya untuk kalangan terbatas antara lain berupa
kebun atau halaman rumah/gedung milik masyarakat/swasta yang ditanamitumbuhan.
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
13/84
Ketentuan Umum ab I
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan 3
21. Ruang terbuka hijau publik, adalah RTH yang dimiliki dan dikelola olehpemerintah daerah kota/kabupaten yang digunakan untuk kepentingan masyarakatsecara umum.
22. Sabuk hijau (greenbelt), adalah RTH yang memiliki tujuan utama untuk
membatasi perkembangan suatu penggunaan lahan atau membatasi aktivitas satudengan aktivitas lainnya agar tidak saling mengganggu.
23. Semak, adalah tumbuhan berbatang hijau serta tidak berkayu disebut sebagaiherbaseus.
24. Tajuk, adalah bentuk alami dari struktur percabangan dan diameter tajuk.25. Taman kota, adalah lahan terbuka yang berfungsi sosial dan estetik sebagai
sarana kegiatan rekreatif, edukasi atau kegiatan lain pada tingkat kota.26. Taman lingkungan, adalah lahan terbuka yang berfungsi sosial dan estetik
sebagai sarana kegiatan rekreatif, edukasi atau kegiatan lain pada tingkatlingkungan.
27. Tanaman penutup tanah, adalah jenis tanaman penutup permukaan tanah yang
bersifat selain mencegah erosi tanah juga dapat menyuburkan tanah yangkekurangan unsur hara. Biasanya merupakan tanaman antara bagi tanah yangkurang subur sebelum penanaman tanaman yang tetap (permanen).
28. Tanggul, adalah bangunan pengendali sungai yang dibangun dengan persyaratanteknis tertentu untuk melindungi daerah sekitar sungai terhadap limpasan airsungai.
29.Vegetasi/tumbuhan, adalah keseluruhan tetumbuhan dari suatu kawasan baikyang berasal dari kawasan itu atau didatangkan dari luar, meliputi pohon, perdu,semak, dan rumput.
30. Wilayah, adalah kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya, yangbatas dan sistemnya ditentukan berdasarkan kondisi geografis.
1.4. Kedudukan Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH dalam RencanaTata Ruang Wilayah
Penataan ruang merupakan suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatanruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Perencanaan tata ruang dilakukan untukmenghasilkan rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang.
Berdasarkan wilayah administrasinya, penataan ruang terdiri atas penataan ruangwilayah nasional, penataan ruang wilayah provinsi, penataan ruang wilayahkabupaten/kota.
Di dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, perencanaantata ruang wilayah kota harus memuat rencana penyediaan dan pemanfaatan ruangterbuka hijau yang luas minimalnya sebesar 30% dari luas wilayah kota.
Rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau selain dimuat dalam RTRWKota, RDTR Kota, atau RTR Kawasan Strategis Kota, juga dimuat dalam RTR KawasanPerkotaan yang merupakan rencana rinci tata ruang wilayah Kabupaten.
Adapun ketentuan lebih lanjut mengenai penyediaan dan pemanfaatan ruang terbukahijau diatur dalam pedoman ini.
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
14/84
Ketentuan Umum ab I
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan 4
Gambar 1.1 Kedudukan Rencana Penyediaan dan Pemanfaatan RTHdalam RTR Kawasan Perkotaan
Penyediaan dan pemanfaatan RTH dalam RTRW Kota/RDTR Kota/RTR KawasanStrategis Kota/RTR Kawasan Perkotaan, dimaksudkan untuk menjamin tersedianyaruang yang cukup bagi:
a. kawasan konservasi untuk kelestarian hidrologis;b. kawasan pengendalian air larian dengan menyediakan kolam retensi;c. area pengembangan keanekaragaman hayati;d. area penciptaan iklim mikro dan pereduksi polutan di kawasan perkotaan;e. tempat rekreasi dan olahraga masyarakat;f. tempat pemakaman umum;g. pembatas perkembangan kota ke arah yang tidak diharapkan;h. pengamanan sumber daya baik alam, buatan maupun historis;i. penyediaan RTH yang bersifat privat, melalui pembatasan kepadatan serta kriteria
pemanfaatannya;j. area mitigasi/evakuasi bencana; dank. ruang penempatan pertandaan (signage) sesuai dengan peraturan perundangan
dan tidak mengganggu fungsi utama RTH tersebut.
Kedalaman rencana penyediaan dan pemanfaatan RTH pada masing-masing rencanatata ruang tersebut di atas dapat dilihat pada Tabel 1.1.
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
15/84
Ketentuan Umum ab I
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan 5
Tabel 1.1 Kedalaman Rencana Penyediaan dan Pemanfaatan RTH
Jenis Rencana Tata Ruang Kedalaman Muatan
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota(Rencana Umum)
1) Luas minimum yang harus dipenuhi;
2) Penetapan jenis dan lokasi RTH yang akandisediakan;
3) Tahap-tahap implementasi penyediaan RTH;4) Ketentuan pemanfaatan RTH secara umum;5) Tipologi masing-masing RTH, alternatif
vegetasi pengisi ruang khususnya arahanvegetasi dalam kelompok-kelompok besar,arahan elemen pelengkap pada RTH, hinggakonsep-konsep rencana RTH sebagai arahanuntuk pengembangan disain selanjutnya.
RDTRK/RTR Kawasan
Strategis Kota/RTR KawasanPerkotaan(Rencana Rinci)
1) Rencana penyediaan RTH yang dirinci
berdasarkan jenis/tipologi RTH, lokasi, dan luasdengan skala yang lebih detail/besar;2) Alternatif vegetasi pengisi ruang khususnya
arahan vegetasi dalam kelompok-kelompokbesar;
3) Arahan elemen pelengkap pada RTH;4) Konsep-konsep rencana RTH sebagai arahan
untuk pengembangan disain selanjutnya;5) Indikasi program mewujudkan penyediaan RTH
pada masing-masing kawasan/bagian wilayahkota;
6) Ketentuan tentang peraturan zonasi.
1.5. Tujuan Penyelenggaraan RTHTujuan penyelenggaraan RTH adalah:
a. Menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air;b. Menciptakan aspek planologis perkotaan melalui keseimbangan antara lingkungan
alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat;c. Meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana pengaman
lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah, dan bersih.
1.6. Fungsi RTHRTH memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Fungsi utama (intrinsik) yaitu fungsi ekologis:
memberi jaminan pengadaan RTH menjadi bagian dari sistem sirkulasi udara(paru-paru kota);
pengatur iklim mikro agar sistem sirkulasi udara dan air secara alami dapatberlangsung lancar;
sebagai peneduh; produsen oksigen;
penyerap air hujan;
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
16/84
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
17/84
Ketentuan Umum ab I
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan 7
Gambar 1.2 Tipologi RTH
Secara fisik RTH dapat dibedakan menjadi RTH alami berupa habitat liar alami,kawasan lindung dan taman-taman nasional serta RTH non alami atau binaan sepertitaman, lapangan olahraga, pemakaman atau jalur-jaur hijau jalan. Dilihat dari fungsiRTH dapat berfungsi ekologis, sosial budaya, estetika, dan ekonomi.
Secara struktur ruang, RTH dapat mengikuti pola ekologis (mengelompok, memanjang,tersebar), maupun pola planologis yang mengikuti hirarki dan struktur ruangperkotaan.
Dari segi kepemilikan, RTH dibedakan ke dalam RTH publik dan RTH privat. Pembagianjenis-jenis RTH publik dan RTH privat adalah sebagaimana tabel 1.2 berikut.
Tabel 1.2 Kepemilikan RTH
No. JenisRTH
PublikRTHPrivat
1. RTH Pekarangan
a. Pekarangan rumah tinggal V
b. Halaman perkantoran, pertokoan, dan tempatusaha
V
c. Taman atap bangunan V
2. RTH Taman dan Hutan Kota
a. Taman RT V V
b. Taman RW V V
c. Taman kelurahan V V
d. Taman kecamatan V V
e. Taman kota V
f. Hutan kota V
g. Sabuk hijau (green belt) V
3. RTH Jalur Hijau Jalan
a. Pulau jalan dan median jalan V Vb. Jalur pejalan kaki V V
c. Ruang dibawah jalan layang V
RuangTerbuka
Hijau(RTH)
Fisik Fungsi Struktur Kepemilikan
RTHNon Alami
Ekologis
SosialBudaya
Estetika
Ekonomi
RTHAlami
PolaEkologis
PolaPlanologis
RTHPublik
RTHPrivat
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
18/84
Ketentuan Umum ab I
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan 8
No. JenisRTH
PublikRTHPrivat
4. RTH Fungsi Tertentu
a. RTH sempadan rel kereta api V
b. Jalur hijau jaringan listrik tegangan tinggi Vc. RTH sempadan sungai V
d. RTH sempadan pantai V
e. RTH pengamanan sumber air baku/mata air V
f. Pemakaman VCatatan: taman lingkungan yang merupakan RTH privat adalah taman lingkungan yang dimiliki oleh orangperseorangan/masyarakat/swasta yang pemanfaatannya untuk kalangan terbatas.
Baik RTH publik maupun privat memiliki beberapa fungsi utama seperti fungsi ekologisserta fungsi tambahan, yaitu sosial budaya, ekonomi, estetika/arsitektural. Khususuntuk RTH dengan fungsi sosial seperti tempat istirahat, sarana olahraga dan atau areabermain, maka RTH ini harus memiliki aksesibilitas yang baik untuk semua orang,termasuk aksesibilitas bagi penyandang cacat.
Karakteristik RTH disesuaikan dengan tipologi kawasannya. Berikut ini tabel arahankarakteristik RTH di perkotaan untuk berbagai tipologi kawasan perkotaan:
Tabel 1.3 Fungsi dan Penerapan RTHpada Beberapa Tipologi Kawasan Perkotaan
TipologiKawasanPerkotaan
Karakteristik RTH
Fungsi Utama Penerapan Kebutuhan RTH
Pantai pengamanan wilayah pantai
sosial budaya
mitigasi bencana
berdasarkan luas wilayah
berdasarkan fungsi tertentu
Pegunungan konservasi tanah
konservasi air
keanekaragaman hayati
berdasarkan luas wilayah
berdasarkan fungsi tertentu
Rawan Bencana mitigasi/evakuasi bencana berdasarkan fungsi tertentu
Berpendudukjarang s.d.sedang
dasar perencanaan kawasan
sosial berdasarkan fungsi tertentu
berdasarkan jumlahpenduduk
Berpendudukpadat
ekologis
sosial
hidrologis
berdasarkan fungsi tertentu
berdasarkan jumlahpenduduk
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
19/84
Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan ab II
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan 9
BAB IIPENYEDIAAN RTH DI KAWASAN PERKOTAAN
2.1. Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaana. Penyediaan RTH Berdasarkan Luas Wilayah
Penyediaan RTH berdasarkan luas wilayah di perkotaan adalah sebagai berikut:
ruang terbuka hijau di perkotaan terdiri dari RTH Publik dan RTH privat;
proporsi RTH pada wilayah perkotaan adalah sebesar minimal 30% yang terdiridari 20% ruang terbuka hijau publik dan 10% terdiri dari ruang terbuka hijauprivat;
apabila luas RTH baik publik maupun privat di kota yang bersangkutan telahmemiliki total luas lebih besar dari peraturan atau perundangan yang berlaku,maka proporsi tersebut harus tetap dipertahankan keberadaannya.
Proporsi 30% merupakan ukuran minimal untuk menjamin keseimbanganekosistem kota, baik keseimbangan sistem hidrologi dan keseimbanganmikroklimat, maupun sistem ekologis lain yang dapat meningkatkan ketersediaanudara bersih yang diperlukan masyarakat, serta sekaligus dapat meningkatkan nilaiestetika kota.
Target luas sebesar 30% dari luas wilayah kota dapat dicapai secara bertahapmelalui pengalokasian lahan perkotaan secara tipikal sebagaimana ditunjukkanpada lampiran A.
b. Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk
Untuk menentukan luas RTH berdasarkan jumlah penduduk, dilakukan denganmengalikan antara jumlah penduduk yang dilayani dengan standar luas RTH perkapita sesuai peraturan yang berlaku.
Tabel 2.1 Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk
No Unit
Lingkungan
Tipe RTH Luas minimal/
unit (m2)
Luas minimal/
kapita (m2)
Lokasi
1 250 jiwa Taman RT 250 1,0 di tengahlingkungan RT
2 2500 jiwa Taman RW 1.250 0,5 di pusat kegiatanRW
3 30.000jiwa
TamanKelurahan
9.000 0,3 dikelompokandengan sekolah/pusat kelurahan
4 120.000jiwa
Tamankecamatan
24.000 0,2 dikelompokandengan sekolah/pusat kecamatan
Pemakaman disesuaikan 1,2 tersebar
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
20/84
Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan ab II
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan 10
No UnitLingkungan
Tipe RTH Luas minimal/unit (m2)
Luas minimal/kapita (m2)
Lokasi
5 480.000jiwa
Taman kota 144.000 0,3 di pusat wilayah/kota
Hutan kota disesuaikan 4,0 di dalam/ kawasanpinggiran
untukfungsi-fungsi
tertentu
disesuaikan 12,5 disesuaikan dengankebutuhan
c. Penyediaan RTH Berdasarkan Kebutuhan Fungsi Tertentu
Fungsi RTH pada kategori ini adalah untuk perlindungan atau pengamanan, saranadan prasarana misalnya melindungi kelestarian sumber daya alam, pengamanpejalan kaki atau membatasi perkembangan penggunaan lahan agar fungsi
utamanya tidak teganggu.
RTH kategori ini meliputi: jalur hijau sempadan rel kereta api, jalur hijau jaringanlistrik tegangan tinggi, RTH kawasan perlindungan setempat berupa RTHsempadan sungai, RTH sempadan pantai, dan RTH pengamanan sumber airbaku/mata air.
2.2.Arahan Penyediaan RTH2.2.1 Pada Bangunan/Perumahan
a. RTH Pekarangan
Pekarangan adalah lahan di luar bangunan, yang berfungsi untuk berbagaiaktivitas. Luas pekarangan disesuaikan dengan ketentuan koefisien dasarbangunan (KDB) di kawasan perkotaan, seperti tertuang di dalam PERDAmengenai RTRW di masing-masing kota. Untuk memudahkan di dalampengklasifikasian pekarangan maka ditentukan kategori pekarangansebagai:
a.1. Pekarangan Rumah Besar
Ketentuan penyediaan RTH untuk pekarangan rumah besar adalahsebagai berikut:
1) kategori yang termasuk rumah besar adalah rumah dengan luaslahan di atas 500 m2;
2) ruang terbuka hijau minimum yang diharuskan adalah luas lahan(m2) dikurangi luas dasar bangunan (m2) sesuai peraturandaerah setempat;
3) jumlah pohon pelindung yang harus disediakan minimal 3 (tiga)pohon pelindung ditambah dengan perdu dan semak sertapenutup tanah dan atau rumput.
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
21/84
Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan ab II
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan 11
a.2. Pekarangan Rumah Sedang
Ketentuan penyediaan RTH untuk pekarangan rumah sedang adalahsebagai berikut:
1) kategori yang termasuk rumah sedang adalah rumah denganluas lahan antara 200 m2sampai dengan 500 m2;
2) ruang terbuka hijau minimum yang diharuskan adalah luas lahan(m2) dikurangi luas dasar bangunan (m2) sesuai peraturandaerah setempat;
3) jumlah pohon pelindung yang harus disediakan minimal 2 (dua)pohon pelindung ditambah dengan tanaman semak dan perdu,serta penutup tanah dan atau rumput.
a.3. Pekarangan Rumah Kecil
Ketentuan penyediaan RTH untuk pekarangan rumah kecil adalahsebagai berikut:
1) kategori yang termasuk rumah kecil adalah rumah dengan luaslahan dibawah 200 m2;
2) ruang terbuka hijau minimum yang diharuskan adalah luas lahan(m2) dikurangi luas dasar bangunan (m2) sesuai peraturandaerah setempat;
3) jumlah pohon pelindung yang harus disediakan minimal 1 (satu)pohon pelindung ditambah tanaman semak dan perdu, sertapenutup tanah dan atau rumput.
Keterbatasan luas halaman dengan jalan lingkungan yang sempit,tidak menutup kemungkinan untuk mewujudkan RTH melaluipenanaman dengan menggunakan pot atau media tanam lainnya.
b. RTH Halaman Perkantoran, Pertokoan, dan Tempat Usaha
RTH halaman perkantoran, pertokoan, dan tempat usaha umumnya berupajalur trotoar dan area parkir terbuka. Penyediaan RTH pada kawasan iniadalah sebagai berikut:
1) Untuk dengan tingkat KDB 70%-90% perlu menambahkan tanaman
dalam pot;2) Perkantoran, pertokoan dan tempat usaha dengan KDB diatas 70%,
memiliki minimal 2 (dua) pohon kecil atau sedang yang ditanam padalahan atau pada pot berdiameter diatas 60 cm;
3) Persyaratan penanaman pohon pada perkantoran, pertokoan dantempat usaha dengan KDB dibawah 70%, berlaku seperti persyaratanpada RTH pekarangan rumah, dan ditanam pada area diluar KDByang telah ditentukan.
c. RTH dalam Bentuk Taman Atap Bangunan (Roof Garden)
Pada kondisi luas lahan terbuka terbatas, maka untuk RTH dapatmemanfaatkan ruang terbuka non hijau, seperti atap gedung, teras rumah,teras-teras bangunan bertingkat dan disamping bangunan, dan lain-lain
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
22/84
Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan ab II
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan 12
dengan memakai media tambahan, seperti pot dengan berbagai ukuransesuai lahan yang tersedia.
Lahan dengan KDB diatas 90% seperti pada kawasan pertokoan di pusat
kota, atau pada kawasan-kawasan dengan kepadatan tinggi dengan lahanyang sangat terbatas, RTH dapat disediakan pada atap bangunan. Untukitu bangunan harus memiliki struktur atap yang secara teknismemungkinkan. Aspek yang harus diperhatikan dalam pembuatan tamanatap bangunan adalah:
1) struktur bangunan;2) lapisan kedap air(waterproofing );3) sistem utilitas bangunan;4) media tanam;5) pemilihan material;
6) aspek keselamatan dan keamanan;7) aspek pemeliharaan
peralatan
tanaman
Gambar 2.1 Contoh Struktur Lapisan pada Roof Garden
Tanaman untuk RTH dalam bentuk taman atap bangunan adalah tanamanyang tidak terlalu besar, dengan perakaran yang mampu tumbuh denganbaik pada media tanam yang terbatas, tahan terhadap hembusan angin
serta relatif tidak memerlukan banyak air.
2.2.2 Pada Lingkungan/Permukimana. RTH Taman Rukun Tetangga
Taman Rukun Tetangga (RT) adalah taman yang ditujukan untuk melayanipenduduk dalam lingkup 1 (satu) RT, khususnya untuk melayani kegiatansosial di lingkungan RT tersebut. Luas taman ini adalah minimal 1 m 2perpenduduk RT, dengan luas minimal 250 m2. Lokasi taman berada padaradius kurang dari 300 m dari rumah-rumah penduduk yang dilayani.
Luas area yang ditanami tanaman (ruang hijau) minimal seluas 70% - 80%dari luas taman. Pada taman ini selain ditanami dengan berbagai tanaman,
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
23/84
Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan ab II
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan 13
juga terdapat minimal 3 (tiga) pohon pelindung dari jenis pohon kecil atausedang.
b. RTH Taman Rukun Warga
RTH Taman Rukun Warga (RW) dapat disediakan dalam bentuk tamanyang ditujukan untuk melayani penduduk satu RW, khususnya kegiatanremaja, kegiatan olahraga masyarakat, serta kegiatan masyarakat lainnyadi lingkungan RW tersebut. Luas taman ini minimal 0,5 m2 per pendudukRW, dengan luas minimal 1.250 m2. Lokasi taman berada pada radiuskurang dari 1000 m dari rumah-rumah penduduk yang dilayaninya.
Luas area yang ditanami tanaman (ruang hijau) minimal seluas 70% - 80%dari luas taman, sisanya dapat berupa pelataran yang diperkeras sebagaitempat melakukan berbagai aktivitas. Pada taman ini selain ditanami
dengan berbagai tanaman sesuai keperluan, juga terdapat minimal 10(sepuluh) pohon pelindung dari jenis pohon kecil atau sedang.
c. RTH Kelurahan
RTH kelurahan dapat disediakan dalam bentuk taman yang ditujukan untukmelayani penduduk satu kelurahan. Luas taman ini minimal 0,30 m2 perpenduduk kelurahan, dengan luas minimal taman 9.000 m2. Lokasi tamanberada pada wilayah kelurahan yang bersangkutan.
Luas area yang ditanami tanaman (ruang hijau) minimal seluas 80% - 90%dari luas taman, sisanya dapat berupa pelataran yang diperkeras sebagaitempat melakukan berbagai aktivitas. Pada taman ini selain ditanamidengan berbagai tanaman sesuai keperluan, juga terdapat minimal 25(duapuluhlima) pohon pelindung dari jenis pohon kecil atau sedang untukjenis taman aktif dan minimal 50 (limapuluh) pohon pelindung dari jenispohon kecil atau sedang untuk jenis taman pasif.
d. RTH Kecamatan
RTH kecamatan dapat disediakan dalam bentuk taman yang ditujukanuntuk melayani penduduk satu kecamatan. Luas taman ini minimal 0,2 m2per penduduk kecamatan, dengan luas taman minimal 24.000 m2. Lokasi
taman berada pada wilayah kecamatan yang bersangkutan.
Luas area yang ditanami tanaman (ruang hijau) minimal seluas 80% - 90%dari luas taman, sisanya dapat berupa pelataran yang diperkeras sebagaitempat melakukan berbagai aktivitas. Pada taman ini selain ditanamidengan berbagai tanaman sesuai keperluan, juga terdapat minimal 50(limapuluh) pohon pelindung dari jenis pohon kecil atau sedang untuktaman aktif dan minimal 100 (seratus) pohon tahunan dari jenis pohonkecil atau sedang untuk jenis taman pasif.
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
24/84
Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan ab II
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan 14
2.2.3 Kota/Perkotaana. RTH Taman Kota
RTH Taman kota adalah taman yang ditujukan untuk melayani penduduksatu kota atau bagian wilayah kota. Taman ini melayani minimal 480.000penduduk dengan standar minimal 0,3 m2per penduduk kota, dengan luastaman minimal 144.000 m2. Taman ini dapat berbentuk sebagai RTH(lapangan hijau), yang dilengkapi dengan fasilitas rekreasi dan olah raga,dan kompleks olah raga dengan minimal RTH 80% - 90%. Semua fasilitastersebut terbuka untuk umum.
Jenis vegetasi yang dipilih berupa pohon tahunan, perdu, dan semakditanam secara berkelompok atau menyebar berfungsi sebagai pohonpencipta iklim mikro atau sebagai pembatas antar kegiatan.
b. Hutan Kota
Tujuan penyelenggaraan hutan kota adalah sebagai peyangga lingkungankota yang berfungsi untuk:
a. Memperbaiki dan menjaga iklim mikro dan nilai estetika;b. Meresapkan air;c. Menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan fisik kota; dand. Mendukung pelestarian dan perlindungan keanekaragaman hayati
Indonesia.
Hutan kota dapat berbentuk:
a. Bergerombol atau menumpuk: hutan kota dengan komunitas vegetasiterkonsentrasi pada satu areal, dengan jumlah vegetasi minimal 100pohon dengan jarak tanam rapat tidak beraturan;
b. Menyebar: hutan kota yang tidak mempunyai pola bentuk tertentu,dengan luas minimal 2500 m. Komunitas vegetasi tumbuh menyebarterpencar-pencar dalam bentuk rumpun atau gerombol-gerombolkecil;
c. Luas area yang ditanami tanaman (ruang hijau) seluas 90% - 100%dari luas hutan kota;
d. Berbentuk jalur: hutan kota pada lahan-lahan berbentuk jalurmengikuti bentukan sungai, jalan, pantai, saluran dan lain sebagainya.Lebar minimal hutan kota berbentuk jalur adalah 30 m.
Struktur hutan kota dapat terdiri dari:
a. Hutan kota berstrata dua, yaitu hanya memiliki komunitas tumbuh-tumbuhan pepohonan dan rumput;
b. Hutan kota berstrata banyak, yaitu memiliki komunitas tumbuh-tumbuhan selain terdiri dari pepohonan dan rumput, juga terdapatsemak dan penutup tanah dengan jarak tanam tidak beraturan.
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
25/84
Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan ab II
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan 15
Gambar 2.2 Pola Tanam Hutan Kota Strata 2
Gambar 2.3 Pola Tanam Hutan Kota Strata Banyak
Luas ruang hijau yang diisi dengan berbagai jenis vegetasi tahunan minimalseluas 90% dari luas total hutan kota.
Dalam kaitan kebutuhan air penduduk kota maka luas hutan kota sebagaiprodusen air dapat dihitung dengan rumus:
dengan:La adalah luas hutan kota yang harus dibangunP0 adalah jumlah pendudukK adalah konsumsi air/kapita (lt/hari)R adalah laju peningkatan pemakaian airC adalah faktor pengendaliPAM adalah kapasitas suplai air perusahaant adalah tahunPa adalah potensi air tanahz adalah kemampuan hutan kota dalam menyimpan air
La = P0. K ( 1 + R C )t PAM - Pa
z
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
26/84
Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan ab II
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan 16
Hutan kota dalam kaitan sebagai produsen oksigen dapat dihitung denganmetode Gerakis (1974), yang dimodifikasi dalam Wisesa (1988), sebagaiberikut:
dengan:Lt adalah luas Hutan Kota pada tahun ke t (m2)Pt adalah jumlah kebutuhan oksigen bagi penduduk pada tahun ke tKt adalah jumlah kebutuhan oksigen bagi kendaraan bermotor pada
tahun keTt adalah jumlah kebutuhan oksigen bagi ternak pada tahun ke t
54 adalah tetapan yang menunjukan bahwa 1 m
2
luas lahanmenghasilkan 54 gram berat kering tanaman per hari.0,9375 adalah tetapan yang menunjukan bahwa 1 gram berat kering
tanaman adalah setara dengan produksi oksigen 0,9375 gram2 adalah jumlah musim di Indonesia
c. Sabuk Hijau
Sabuk hijau merupakan RTH yang berfungsi sebagai daerah penyanggadan untuk membatasi perkembangan suatu penggunaan lahan (batas kota,pemisah kawasan, dan lain-lain) atau membatasi aktivitas satu denganaktivitas lainnya agar tidak saling mengganggu, serta pengamanan darifaktor lingkungan sekitarnya.
Sabuk hijau dapat berbentuk:
RTH yang memanjang mengikuti batas-batas area atau penggunaanlahan tertentu, dipenuhi pepohonan, sehingga berperan sebagaipembatas atau pemisah;
Hutan kota;
Kebun campuran, perkebunan, pesawahan, yang telah adasebelumnya (eksisting) dan melalui peraturan yang berketetapanhukum, dipertahankan keberadaannya.
Fungsi lingkungan sabuk hijau:
Peredam kebisingan;
Mengurangi efek pemanasan yang diakibatkan oleh radiasi energimatahari;
Penapis cahaya silau;
Mengatasi penggenangan; daerah rendah dengan drainase yang kurangbaik sering tergenang air hujan yang dapat mengganggu aktivitas kotaserta menjadi sarang nyamuk.
Penahan angin; untuk membangun sabuk hijau yang berfungsi sebagai
penahan angin perlu diperhitungkan beberapa faktor yang meliputipanjang jalur, lebar jalur.
Pt + Kt + TtLt = m2
(54 )(0,9375 )(2)
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
27/84
Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan ab II
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan 17
Mengatasi intrusi air laut; RTH hijau di dalam kota akan meningkatkanresapan air, sehingga akan meningkatkan jumlah air tanah yang akanmenahan perembesan air laut ke daratan.
Penyerap dan penepis bau;
Mengamankan pantai dan membentuk daratan; Mengatasi penggurunan.
d. RTH Jalur Hijau Jalan
Untuk jalur hijau jalan, RTH dapat disediakan dengan penempatantanaman antara 2030% dari ruang milik jalan (rumija) sesuai dengan klasjalan. Untuk menentukan pemilihan jenis tanaman, perlu memperhatikan 2(dua) hal, yaitu fungsi tanaman dan persyaratan penempatannya.Disarankan agar dipilih jenis tanaman khas daerah setempat, yang disukaioleh burung-burung, serta tingkat evapotranspirasi rendah.
Gambar 2.4 Contoh Tata Letak Jalur Hijau Jalan
Pulau Jalan dan Median Jalan
Taman pulau jalan adalah RTH yang terbentuk oleh geometris jalan sepertipada persimpangan tiga atau bundaran jalan. Sedangkan median berupajalur pemisah yang membagi jalan menjadi dua lajur atau lebih. Medianatau pulau jalan dapat berupa taman atau non taman. Dalam pedoman inidibahas pulau jalan dan median yang berbentuk taman/RTH.
a. Pada jalur tanaman tepi jalan
1) Peneduh
a) ditempatkan pada jalur tanaman (minimal 1,5 m daritepi median);
b) percabangan 2 m di atas tanah;c) bentuk percabangan batang tidak merunduk;d) bermassa daun padat;e) berasal dari perbanyakan biji;f) ditanam secara berbaris;g) tidak mudah tumbang.
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
28/84
Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan ab II
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan 18
Contoh jenis tanaman:
a) Kiara Payung (Filicium decipiens)b) Tanjung (Mimusops elengi)
c) Bungur (Lagerstroemia floribunda)
2) Penyerap polusi udara
a) terdiri dari pohon, perdu/semak;b) memiliki kegunaan untuk menyerap udara;c) jarak tanam rapat;d) bermassa daun padat.
Contoh jenis tanaman:
a) Angsana (Ptherocarphus indicus)b) Akasia daun besar (Accasia mangium)
c) Oleander (Nerium oleander)d) Bogenvil (Bougenvillea Sp)e) Teh-tehan pangkas (Acalypha sp)
Gambar 2.5 Jalur Tanaman Tepi Peneduh
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
29/84
Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan ab II
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan 19
3) Peredam kebisingan
a) terdiri dari pohon, perdu/semak;b) membentuk massa;c) bermassa daun rapat;d) berbagai bentuk tajuk.
Contoh jenis tanaman:
a) Tanjung (Mimusops elengi)b) Kiara payung (Filicium decipiens)c) Teh-tehan pangkas (Acalypha sp)d) Kembang Sepatu (Hibiscus rosa sinensis)e) Bogenvil (Bogenvillea sp)f) Oleander (Nerium oleander)
Gambar 2.6 Jalur Tanaman Tepi Penyerap Polusi Udara
Gambar 2.7 Jalur Tanaman Tepi Penyerap Kebisingan
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
30/84
Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan ab II
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan 20
4) Pemecah angin
a) tanaman tinggi, perdu/semak;b) bermassa daun padat;
c) ditanam berbaris atau membentuk massa;d) jarak tanam rapat < 3 m.
Contoh jenis tanaman:
a) Cemara (Cassuarina equisetifolia)b) Mahoni (Swietania mahagoni)c) Tanjung (Mimusops elengi)d) Kiara Payung (Filicium decipiens)e) Kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis)
5) Pembatas pandang
a) tanaman tinggi, perdu/semak;
b) bermassa daun padat;c) ditanam berbaris atau membentuk massa;d) jarak tanam rapat.
Contoh jenis tanaman:
a) Bambu (Bambusa sp)b) Cemara (Cassuarina equisetifolia)c) Kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis)d) Oleander (Nerium oleander)
Gambar 2.8 Jalur Tanaman Tepi Pemecah Angin
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
31/84
Pedo
an Penyediaa
n dan Peman
b.
atan Ruang
Pada medi
Penahan s
a) tanab) ditanc) ketind) bermContoh je
a) Bogeb) Kembc) Oleand) Nusa
Gambar
Gambar 2
erbuka Hijau
an
ilau lampu
an perdu/m rapat;gian 1,5 mssa daun
is tanama
vil (Bogenang sepatuder (NetriIndah (Mu
2.9 Jalur
.10 Jalur
Penyediaan R
di Kawasan
kendaraan
emak;
;adat.
:
villea sp)(Hibiscus
m oleandesaenda sp
Tanaman
TanamanLampu Ke
H di Kawasa
erkotaan
osasinensi)
Tepi Pem
pada Mendaraan
Perkotaan
)
batas Pan
ian Pena
ab II
2
dang
an Silau
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
32/84
Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan ab II
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan 22
c. Pada Persimpangan Jalan
Beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan dalampenyelesaian lansekap jalan pada persimpangan, antara lain:
1) Daerah bebas pandang di mulut persimpanganPada mulut persimpangan diperlukan daerah terbuka agartidak menghalangi pandangan pemakai jalan. Untuk daerahbebas pandang ini ada ketentuan mengenai letak tanamanyang disesuaikan dengan kecepatan kendaraan dan bentukpersimpangannya. (lihat buku "Spesifikasi PerencanaanLansekap Jalan Pada Persimpangan No. 02/T/BNKT/1992).
Tabel 2.2 Kriteria Pemilihan Tanaman padaPersimpangan Jalan
BentukPersimpangan
Letak Tanaman
Jarak dan Jenis Tanaman
Kecepatan 40km/jam
Kecepatan 60km/jam
1. Persimpangankaki empat tegaklurus tanpa kanal
Pada ujungpersimpangan
20 manaman rendah
40 mTanaman rendah
Mendekatipersimpangan
80 mTanaman tinggi
100 mTanaman tinggi
2. Persimpangankaki empat tidaktegak lurus
Pada ujungpersimpangan
30 manaman rendah
50 mTanaman rendah
80 mTanaman tinggi
80 mTanaman tinggi
Catatan: - Tanaman rendah, berbentuk tanaman perdu denganketinggian < 0.8 m
- Tanaman tinggi, berbentuk pohon dengan percabangandi atas 2 meter
2) Pemilihan jenis tanaman pada persimpanganPenataan lansekap pada persimpangan akan merupakan ciridari persimpangan itu atau lokasi setempat. Penempatan danpemilihan tanaman dan ornamen hiasan harus disesuaikandengan ketentuan geometrik persimpangan jalan dan harusmemenuhi kriteria sebagai berikut:
a) Daerah bebas pandang tidak diperkenankan ditanamitanaman yang menghalangi pandangan pengemudi.Sebaiknya digunakan tanaman rendah berbentuktanaman perdu dengan ketinggian
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
33/84
Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan ab II
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan 23
b) Bila pada persimpangan terdapat pulau lalu lintas ataukanal yang dimungkinkan untuk ditanami, sebaiknyadigunakan tanaman perdu rendah dengan pertimbanganagar tidak mengganggu penyeberang jalan dan tidakmenghalangi pandangan pengemudi kendaraan.
c) Penggunaan tanaman tinggi berbentuk tanaman pohonsebagai tanaman pengarah, misalnya:
1) Tanaman berbatang tunggal seperti jenis palem
Contoh:- Palem raja (Oreodoxa regia)- Pinang jambe (Areca catechu)- Lontar (siwalan) (Borassus flabellifer)
2) Tanaman pohon bercabang > 2 m
Contoh:- Khaya (Khaya Sinegalensis)
- Bungur (Lagerstromea Loudonii)- Tanjung (Mimosups Elengi)
e. RTH Ruang Pejalan Kaki
Ruang pejalan kaki adalah ruang yang disediakan bagi pejalan kaki padakiri-kanan jalan atau di dalam taman. Ruang pejalan kaki yang dilengkapidengan RTH harus memenuhi hal-hal sebagai berkut:
1) Kenyamanan, adalah cara mengukur kualitas fungsional yangditawarkan oleh sistem pedestrian yaitu:
Gambar 2.11 Jalur Tanaman pada Daerah Bebas Pandang
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
34/84
Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan ab II
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan 24
Orientasi, berupa tanda visual (landmark, marka jalan) padalansekap untuk membantu dalam menemukan jalan pada kontekslingkungan yang lebih besar;
Kemudahan berpindah dari satu arah ke arah lainnya yang
dipengaruhi oleh kepadatan pedestrian, kehadiran penghambatfisik, kondisi permukaan jalan dan kondisi iklim. Jalur pejalan kakiharus aksesibel untuk semua orang termasuk penyandang cacat.
2) Karakter fisik, meliputi:
Kriteria dimensional, disesuaikan dengan kondisi sosial dan budayasetempat, kebiasaan dan gaya hidup, kepadatan penduduk,warisan dan nilai yang dianut terhadap lingkungan;
Kriteria pergerakan, jarak rata-rata orang berjalan di setiap tempatumumnya berbeda dipengaruhi oleh tujuan perjalanan, kondisi
cuaca, kebiasaan dan budaya. Pada umumnya orang tidak mauberjalan lebih dari 400 m.
Gambar 2.12 Contoh Pola Tanam RTH Jalur Pejalan Kaki
3) Pedoman teknis lebih rinci untuk jalur pejalan kaki dapat mengacupada Kepmen PU No. 468/KPTS/1998 tanggal 1 Desember 1998,tentang Persyaratan Teknis Aksesiblitas pada Bangunan Umum danLingkungan dan Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Prasaranadan Sarana Ruang Pejalan Kaki.
f. Ruang Terbuka Hijau di Bawah Jalan Layang
Penyediaan RTH di bawah jalan layang dalam rangka:
a) sebagai area resapan air;b) agar area di bawah tertata rapi, asri, dan indah;c) menghindari kekumuhan dan lokasi tuna wisma;
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
35/84
Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan ab II
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan 25
d) menghindari permukiman liar;e) menutupi bagian-bagian struktur jalan yang tidak menarik;f) memperlembut bagian/struktur bangunan yang berkesan kaku.
Gambar 2.13 Contoh Pemanfaatan Vegetasi pada RTHdi Bawah Jalan Layang
Pemilihan tanaman seyogianya dari jenis yang tahan ternaungi sepanjangwaktu dan relatif tahan kekurangan air, serta berukuran tidak terlalu besar,mengingat keterbatasan tempat.
g. RTH Fungsi Tertentu
RTH fungsi tertentu adalah jalur hijau antara lain RTH sempadan rel keretaapi, RTH jaringan listrik tegangan tinggi, RTH sempadan sungai, RTHsempadan pantai, RTH sempadan danau, RTH pengamanan sumber airbaku/mata air.
g.1. Jalur Hijau (RTH) Sempadan Rel Kereta Api
Penyediaan RTH pada garis sempadan jalan rel kereta api merupakanRTH yang memiliki fungsi utama untuk membatasi interaksi antara
kegiatan masyarakat dengan jalan rel kereta api. Berkaitan denganhal tersebut perlu dengan tegas menentukan lebar garis sempadanjalan kereta api di kawasan perkotaan.
Tabel 2.3 Lebar Garis Sempadan Rel Kereta Api
Jalan Rel Kereta Api terletak di: Obyek
Tanaman Bangunan
a. Jalan rel kereta api lurus >11 m >20 m
b. Jalan rel kereta apibelokan/lengkungan
- lengkung dalam- lengkung luar
>23 m>11 m
>23 m>11 m
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
36/84
Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan ab II
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan 26
Kriteria garis sempadan jalan kereta api yang dapat digunakan untukRTH adalah sebagai berikut:
a) Garis sempadan jalan rel kereta api adalah ditetapkan dari as
jalan rel terdekat apabila jalan rel kereta api itu lurus;b) Garis sempadan jalan rel kereta api yang terletak di tanah
timbunan diukur dari kaki tanggul;c) Garis sempadan jalan rel kereta api yang terletak di dalam
galian, diukur dari puncak galian tanah atau atas serongan;d) Garis sempadan jalan rel kereta api yang terletak pada tanah
datar diukur dari as jalan rel kereta api;e) Garis sempadan jalan rel kereta api pada belokan adalah lebih
dari 23 m diukur dari lengkung dalam sampai as jalan. Dalamperalihan jalan lurus ke jalan lengkung diluar as jalan harus adajalur tanah yang bebas, yang secara berangsurangsur melebar
dari jarak lebih dari 11 sampai lebih dari 23 m. Pelebarantersebut dimulai dalam jarak 20 m di muka lengkungan untukselanjutnya menyempit lagi sampai jarak lebih dari 11 m;
f) Garis sempadan jalan rel kereta api sebagaimana dimaksud padabutir 1) tidak berlaku apabila jalan rel kereta api terletak ditanah galian yang dalamnya 3,5 m;
g) Garis sempadan jalan perlintasan sebidang antara jalan relkereta api dengan jalan raya adalah 30 m dari as jalan rel keretaapi pada titik perpotongan as jalan rel kereta api dengan as jalanraya dan secara berangsurangsur menuju pada jarak lebih dari11 m dari as jalan rel kereta api pada titik 600 m dari titikperpotongan as jalan kereta api dengan as jalan raya.
g.2. Jalur Hijau (RTH) pada Jaringan Listrik Tegangan Tinggi
Ketentuan lebar sempadan jaringan tenaga listrik yang dapatdigunakan sebagai RTH adalah sebagai berikut:
a) Garis sempadan jaringan tenaga listrik adalah 64 m yangditetapkan dari titik tengah jaringan tenaga listrik;
b) Ketentuan jarak bebas minimum antara penghantar SUTT danSUTET dengan tanah dan benda lain ditetapkan sebagaiberikut:
Tabel 2.4 Tabel Jarak Bebas Minimum SUTT dan SUTET
No. LokasiSUTT SUTET
SUTM SUTRSaluran kabel
66 KV 150 KV 500 KV SKTM SKTR
1. Bangunan beton 20 m 20 m 20 m 2,5 m 1,5 m 0,5 m 0,3 m
2. Pompa bensin 20 m 20 m 20 m 2,5 m 1,5 m 0,5 m 0,3 m
3. Penimbunan bahanbakar
50 m 20 m 50 m 2,5 m 1,5 m 0,5 m 0,3 m
4. Pagar 3 m 20 m 3 m 2,5 m 1,5 m 0,5 m 0,3 m
5. Lapangan terbuka 6,5 m 20 m 15 m 2,5 m 1,5 m 0,5 m 0,3 m
6. Jalan raya 8 m 20 m 15 m 2,5 m 1,5 m 0,5 m 0,3 m
7. Pepohonan 3,5 m 20 m 8,5 m 2,5 m 1,5 m 0,5 m 0,3 m
8. Bangunan tahan api 3,5 m 20 m 8,5 m 20 m 20 m 20 m 20 m
9. Rel kereta api 8 m 20 m 15 m 20 m 20 m 20 m 20 m
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
37/84
Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan ab II
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan 27
No. LokasiSUTT SUTET
SUTM SUTRSaluran kabel
66 KV 150 KV 500 KV SKTM SKTR
10. Jembatan besi/ tanggabesi/ kereta listrik
3 m 20 m 8,5 m 20 m 20 m 20 m 20 m
11. Dari titik tertinggitiang kapal
3 m 20 m 8,5 m 20 m 20 m 20 m 20 m
12. Lapangan olah raga 2,5 m 20 m 14 m 20 m 20 m 20 m 20 m
13. SUTT lainnyapengahantar udarategangan rendah,
jaringantelekomunikasi,televisi dan keretagantung
3 m 20 m 8,5 m 20 m 20 m 20 m 20 m
Keterangan: SUTR = Saluran Udara Tegangan Rendah
SUTM = Saluran Udara Tegangan MenengahSUTT = Saluran Udara Tegangan TinggiSUTET = Saluran Udara Tegangan Ekstra TinggiSKTR = Saluran Kabel Tegangan RendahSKTM = Saluran Kabel Tegangan Menengah
g.3. RTH Sempadan Sungai
RTH sempadan sungai adalah jalur hijau yang terletak di bagian kiridan kanan sungai yang memiliki fungsi utama untuk melindungisungai tersebut dari berbagai gangguan yang dapat merusak kondisisungai dan kelestariannya.
Sesuai peraturan yang ada, sungai di perkotaan terdiri dari sungaibertanggul dan sungai tidak bertanggul.
a) Sungai bertanggul:
1) Garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasanperkotaan ditetapkan sekurang-kurangnya 3 m di sebelahluar sepanjang kaki tanggul;
2) Garis sempadan sungai bertanggul di luar kawasan
perkotaan ditetapkan sekurang-kurangnya 5 m di sebelahluar sepanjang kaki tanggul;
3) Dengan pertimbangan untuk peningkatan fungsinya,tanggul dapat diperkuat, diperlebar dan ditinggikan yangdapat berakibat bergesernya garis sempadan sungai;
4) Kecuali lahan yang berstatus tanah negara, maka lahanyang diperlukan untuk tapak tanggul baru sebagai akibatdilaksanakannya ketentuan sebagaimana dimaksud padabutir 1) harus dibebaskan.
b) Sungai tidak bertanggul:
1) Garis sempadan sungai tidak bertanggul di dalam kawasanperkotaan ditetapkan sebagai berikut:
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
38/84
Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan ab II
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan 28
a) Sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih dari 3m, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya10 m dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan;
b) Sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 3 m
sampai dengan 20 m, garis sempadan ditetapkansekurang-kurangnya 15 m dihitung dari tepi sungaipada waktu ditetapkan;
c) Sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 20 m,garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 30 mdihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.
2) Garis sempadan sungai tidak bertanggul di luar kawasanperkotaan ditetapkan sebagai berikut:
a) Sungai besar yaitu sungai yang mempunyai daerah
pengaliran sungai seluas 500 km
2
atau lebih,penetapan garis sempadannya sekurang-kurangnya100 m;
b) Sungai kecil yaitu sungai yang mempunyai daerahpengaliran sungai kurang dari 500 km2, penetapangaris sempadannya sekurang-kurangnya 50 mdihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.
3) Garis sempadan sebagaimana dimaksud pada butir 1) dan2) diukur ruas per ruas dari tepi sungai denganmempertimbangkan luas daerah pengaliran sungai padaruas yang bersangkutan.
4) Garis sempadan sungai tidak bertanggul yang berbatasandengan jalan adalah tepi bahu jalan yang bersangkutan,dengan ketentuan konstruksi dan penggunaan harusmenjamin kelestarian dan keamanan sungai sertabangunan sungai.
5) Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada butir 1)tidak terpenuhi, maka segala perbaikan atas kerusakanyang timbul pada sungai dan bangunan sungai menjaditanggungjawab pengelola jalan.
Untuk sungai yang terpengaruh pasang surut air laut, jalur hijau
terletak pada garis sempadan yang ditetapkan sekurang-kurangnya 100 (seratus) meter dari tepi sungai.
g.4. RTH Sempadan Pantai
RTH sempadan pantai memiliki fungsi utama sebagai pembataspertumbuhan permukiman atau aktivitas lainnya agar tidakmenggangu kelestarian pantai. RTH sempadan pantai merupakanarea pengaman pantai dari kerusakan atau bencana yang ditimbulkanoleh gelombang laut seperti intrusi air laut, erosi, abrasi, tiupan anginkencang dan gelombang tsunami. Lebar RTH sempadan pantai
minimal 100 m dari batas air pasang tertinggi ke arah darat. Luasarea yang ditanami tanaman (ruang hijau) seluas 90% - 100%.
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
39/84
Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan ab II
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan 29
Fasilitas dan kegiatan yang diijinkan harus memperhatikan hal-halsebagai berikut:
a) Tidak bertentangan dengan Keppres No. 32 tahun 1990 tentang
Pengelolaan Kawasan Lindung;b) Tidak menyebabkan gangguan terhadap kelestarian ekosistem
pantai, termasuk gangguan terhadap kualitas visual;c) Pola tanam vegetasi bertujuan untuk mencegah terjadinya
abrasi, erosi, melindungi dari ancaman gelombang pasang,wildlife habitat dan meredam angin kencang;
d) Pemilihan vegetasi mengutamakan vegetasi yang berasal daridaerah setempat.
Formasi Hutan Mangrove sangat baik sebagai peredam ombak dandapat membantu proses pengendapan lumpur. Beberapa jenis
tumbuhan di ekosistem mangrove antara lain: Avicenia spp,Sonneratia spp, Rhizophora spp, Bruguiera spp, Lumnitzera spp,Excoecaria spp, Xylocarpus spp, Aegiceras sp, dan Nypa sp.
Khusus untuk RTH sempadan pantai yang telah mengalami intrusi airlaut atau merupakan daerah payau dan asin, pemilihan vegetasidiutamakan dari daerah setempat yang telah mengalami penyesuaiandengan kondisi tersebut. Asam Landi (Pichelebium dulce) dan Mahoni(Switenia mahagoni) relatif lebih tahan jika dibandingkan Kesumba,Tanjung, Kiputri, Angsana, Trengguli, dan Kuku.
Gambar 2.14 Contoh Penanaman Vegetasi pada RTHSempadan Pantai
g.5. RTH Sumber Air Baku/Mata Air
RTH sumber air meliputi sungai, danau/waduk, dan mata air. Untukdanau dan waduk, RTH terletak pada garis sempadan yangditetapkan sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) meter dari titikpasang tertinggi ke arah darat.
Untuk mata air, RTH terletak pada garis sempadan yang ditetapkan
sekurang-kurangnya 200 (dua ratus) meter di sekitar mata air.
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
40/84
Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan ab II
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan 30
Gambar 2.15 Contoh Penanaman Pada RTH Sumber Air Baku dan Mata Air
g.6. RTH Pemakaman
Penyediaan ruang terbuka hijau pada areal pemakaman disampingmemiliki fungsi utama sebagai tempat penguburan jenasah juga
memiliki fungsi ekologis yaitu sebagai daerah resapan air, tempatpertumbuhan berbagai jenis vegetasi, pencipta iklim mikro sertatempat hidup burung serta fungsi sosial masyarakat disekitar sepertiberistirahat dan sebagai sumber pendapatan.
Untuk penyediaan RTH pemakaman, maka ketentuan bentukpemakaman adalah sebagai berikut:
a) ukuran makam 1 m x 2 m;b) jarak antar makam satu dengan lainnya minimal 0,5 m;c) tiap makam tidak diperkenankan dilakukan penembokan/
perkerasan;d) pemakaman dibagi dalam beberapa blok, luas dan jumlah
masing-masing blok disesuaikan dengan kondisi pemakamansetempat;
e) batas antar blok pemakaman berupa pedestrian lebar 150-200cm dengan deretan pohon pelindung disalah satu sisinya;
f) batas terluar pemakaman berupa pagar tanaman atau kombinasiantara pagar buatan dengan pagar tanaman, atau dengan pohonpelindung;
g) ruang hijau pemakaman termasuk pemakaman tanpa perkerasanminimal 70% dari total area pemakaman dengan tingkat liputan
vegetasi 80% dari luas ruang hijaunya.
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
41/84
Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan ab II
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan 31
Pemilihan vegetasi di pemakaman disamping sebagai peneduh jugauntuk meningkatkan peran ekologis pemakaman termasuk habitatburung serta keindahan.
Gambar 2.16 Contoh Pola Penanaman pada RTH Pemakaman
2.3. Kriteria Vegetasi RTH2.3.1 Kriteria Vegetasi untuk RTH Pekarangan
a. Kriteria Vegetasi untuk RTH Pekarangan Rumah Besar,Pekarangan Rumah Sedang, Pekarangan Rumah Kecil, HalamanPerkantoran, Pertokoan, dan Tempat Usaha
Kriteria pemilihan vegetasi untuk RTH ini adalah sebagai berikut:
a) memiliki nilai estetika yang menonjol;b) sistem perakaran masuk ke dalam tanah, tidak merusak konstruksi dan
bangunan;c) tidak beracun, tidak berduri, dahan tidak mudah patah, perakaran
tidak mengganggu pondasi;d) ketinggian tanaman bervariasi, warna hijau dengan variasi warna lain
seimbang;e) jenis tanaman tahunan atau musiman;f) tahan terhadap hama penyakit tanaman;g) mampu menjerap dan menyerap cemaran udara;h) sedapat mungkin merupakan tanaman yang mengundang kehadiran
burung.
b. Kriteria Vegetasi untuk Taman Atap Bangunan dan Tanamandalam Pot
Kriteria pemilihan vegetasi untuk RTH ini adalah sebagai berikut:
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
42/84
Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan ab II
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan 32
a) tanaman tidak berakar dalam sehingga mampu tumbuh baik dalam potatau bak tanaman;
b) relatif tahan terhadap kekurangan air;c) perakaran dan pertumbuhan batang yang tidak mengganggu struktur
bangunan;d) tahan dan tumbuh baik pada temperatur lingkungan yang tinggi;e) mudah dalam pemeliharaan.
Tabel 2.5 Contoh Tanaman untuk Roof Garden
No. Jenis dan NamaTanaman
Nama Latin Keterangan
I Perdu/semak
1 Akalipa merah Acalypha wilkesiana Daun berwarna
2 Nusa Indah merah Musaenda erytthrophylla Berbunga
3 Daun Mangkokan Notophanax scutelarium Berdaun unik
4 Bogenvil merah Bougenvillea glabra Berbunga5 Azalea Rhododendron indicum Berbunga
6 Soka daun besar Ixora javonica Berbunga
7 Bakung Crinum asiaticum Berbunga
8 Oleander Nerium oleander Berbunga
9 Palem Kuning Chrysalidocaus lutescens Daun berwarna
10 Sikas Cycas revolata Bentuk unik
11 Alamanda Aalamanda cartatica Merambat berbunga
12 Puring Codiaeum varigatum Daun berwarna
13 Kembang Merak Caesalphinia pulcherima Berbunga
II Ground Cover
1 Rumput Gajah Axonophus compressus Tekstur kasar
2 Lantana ungu Lantana camara Berbunga
3 Rumput kawat Cynodon dactylon Tekstur sedang
2.3.2 Kriteria Vegetasi untuk RTH Taman dan Taman KotaKriteria pemilihan vegetasi untuk taman lingkungan dan taman kota adalahsebagai berikut:
a) tidak beracun, tidak berduri, dahan tidak mudah patah, perakaran tidakmengganggu pondasi;
b) tajuk cukup rindang dan kompak, tetapi tidak terlalu gelap;c) ketinggian tanaman bervariasi, warna hijau dengan variasi warna lain
seimbang;d) perawakan dan bentuk tajuk cukup indah;e) kecepatan tumbuh sedang;f) berupa habitat tanaman lokal dan tanaman budidaya;g) jenis tanaman tahunan atau musiman;h) jarak tanam setengah rapat sehingga menghasilkan keteduhan yang
optimal;i) tahan terhadap hama penyakit tanaman;j) mampu menjerap dan menyerap cemaran udara;
k) sedapat mungkin merupakan tanaman yang mengundang burung.
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
43/84
Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan ab II
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan 33
Tabel 2.6 Contoh Pohon untuk Taman Lingkungan dan Taman Kota
No. Jenis dan Nama Tanaman Nama Latin Keterangan
1 Bunga Kupu-kupu Bauhinia Purpurea Berbunga
2 Sikat botol Calistemon lanceolatus Berbunga3 Kemboja merah Plumeria rubra Berbunga
4 Kersen Muntingia calabura Berbuah
5 Kendal Cordia sebestena Berbunga
6 Kesumba Bixa orellana Berbunga
7 Jambu batu Psidium guajava Berbuah
8 Bungur Sakura Lagerstroemia loudonii Berbunga
9 Bunga saputangan Amherstia nobilis Berbunga
10 Lengkeng Ephorbia longan Berbuah
11 Bunga Lampion Brownea ariza Berbunga
12 Bungur Lagerstroemea floribunda Berbunga
13 Tanjung Mimosups elengi Berbunga
14 Kenanga Cananga odorata Berbunga15 Sawo Kecik Manilkara kauki Berbuah
16 Akasia mangium Accacia mangium
17 Jambu air Eugenia aquea Berbuah
18 Kenari Canarium commune Berbuah
Catatan: pemilihan tanaman disesuaikan dengan kondisi tanah dan iklim setempat
2.3.3 Kriteria Vegetasi untuk Hutan KotaKriteria pemilihan vegetasi untuk RTH ini adalah sebagai berikut:
a) memiliki ketinggian yang bervariasi;b) sedapat mungkin merupakan tanaman yang mengundang kehadiran
burung;c) tajuk cukup rindang dan kompak;d) mampu menjerap dan menyerap cemaran udara;e) tahan terhadap hama penyakit;f) berumur panjang;g) toleran terhadap keterbatasan sinar matahari dan air;h) tahan terhadap pencemaran kendaraan bermotor dan industri;i) batang dan sistem percabangan kuat;j) batang tegak kuat, tidak mudah patah;
k) sistem perakaran yang kuat sehingga mampu mencegah terjadinyalongsor;l) seresah yang dihasilkan cukup banyak dan tidak bersifat alelopati, agar
tumbuhan lain dapat tumbuh baik sebagai penutup tanah;m)jenis tanaman yang ditanam termasuk golongan evergreen bukan dari
golongan tanaman yang menggugurkan daun (decidous);n) memiliki perakaran yang dalam.
Tabel 2.7 Contoh Pohon Pengundang Burung untuk Hutan Kota
No. Nama Tanaman Nama Latin Jenis burung/potensi
1 Kiara Ficus sppPunai (Treron sp)2 Beringin Ficus benyamina
3 Loa Ficus glaberrima
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
44/84
Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan ab II
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan 34
No. Nama Tanaman Nama Latin Jenis burung/potensi
4 Dadap Erythrina varigata Betet (Psittacula alexandri),Srindit (Loriculus pusillus)Jalak (sturnidae) dan;beberapa jenis burung madu
5 Dangdeur Gosampinusheptaphylla
Burung ukut-ukutSrigunting
6 Aren Arenga pinatta Bahan pembuat sarang
7 Buni Antidesma bunius Buah dapat dimakan
8 Buni hutan Antidesma montanum -
9 Kembang merak Caesalpinia pulcherrima Pengundang serangga
10 - Syzygium paucipuncatum Katagori pohon langka
11 Serut Streblus asper Tahan pangkas
12 Jamblang Syzygium cumini Buah dapat dimakan
13 Salam Syzygium polyanntum Bumbu dapur
2.3.4
Kriteria Vegetasi untuk Sabuk Hijau
Kriteria pemilihan vegetasi untuk RTH ini adalah sebagai berikut:
Peredam kebisingan; untuk fungsi ini dipilih penanaman dengan vegetasiberdaun rapat. Pemilihan vegetasi berdaun rapat berukuran relatif besardan tebal dapat meredam kebisingan lebih baik.
Ameliorasi iklim mikro; tumbuhan berukuran tinggi dengan luasan area yangcukup dapat mengurangi efek pemanasan yang diakibatkan oleh radiasienergi matahari.
Penapis cahaya silau; peletakan tanaman yang diatur sedemikian rupasehingga dapat mengurangi dan menyerap cahaya.
Mengatasi penggenangan.
Tabel 2.8 Contoh Tanaman untuk Sabuk Hijau yang TahanTerhadap Penggenangan Air
Lama genangan(hari)
Jenis tanaman
Nama Lokal Nama Latin
0 10 Sungkai, Jati Seberang Peronema canescens
Jati Tectona grandis
Dahat Tectona hamiltoniana
10 20 Salam Eugeniu polyantha
Lantana Merah, Tembelekan Lantana camaraBalsa Orchoma lagopus
Cendana India Santaum album
Suren Toona sureni
Gopasa Vitex gopassus
20 30 Kesumba Keling, Pacar Keling Bixa orellana
Kemlandingan Leucaena glauca
30 40 Kayu Palele Castanopsis javanica
Trengguli, Golden Shower Cassia fistula
Dalingsem, Kayu Batu, KayuKerbau, Gia
Homalium tomentosum
40 50 Kedondong Bulan Canarium littoralle
Johar Cassia siameaKeladan Dipterocarpus gracillis
Ampupu Eucalyptus alba
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
45/84
Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan ab II
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan 35
Lama genangan(hari)
Jenis tanaman
Nama Lokal Nama Latin
Pinus Benquet Pinus insularis
Tusam Pinus mercusii
Wedang Pterocarpus javanicus
Angsana Pterocarpus indicus
Laban Vitex pubescens
50 60 Weru, Kihiyang Albizzia procera
Sonoleking Dalbergia sisso
Senon, Sengon Laut, Jeungjing Paraserianthes falcataria
Kosambi Schleichera oleosa
60 70 Tekik Albizzia lebbeck
Kopi Coffea spp
Meranti tembaga Shorea leprosula
70 80 Sonokeling Dalbergia latifolia
Meranti merah Shorea ovalis
Keluarga Mahoni Swietenia spp.90 100 Cemara laut Casuarina equisetifolia
100 200 Semar, Pendusta utan Intsia bijuga
Kihujan Samanea saman
300 Rengas Gluta renghas
Sumber: Soerianagara dan Indrawan (1988)
Penahan angin; untuk membangun sabuk hijau yang berfungsi sebagaipenahan angin perlu diperhitungkan beberapa faktor yang meliputi panjangjalur, lebar jalur.
Mengatasi intrusi air laut; tanaman yang dipilih adalah yang dayaevapotranspirasinyarendah. Pada daerah payau dapat dipilih pohon Mahoni
(Swietenia mahagoni) dan Asam Landi (Pichecolobium dulce). Penyerap dan penepis bau; jalur pepohonan yang rapat dan tinggi dapat
melokalisir bau dan menyerap bau. Beberapa spesies tanaman sepertiCempaka (Michelia champaca), Kenanga (Cananga odorata), dan Tanjung(Mimosups elengi)adalah tanaman yang dapat mengeluarkan bau harum.
Mengamankan pantai dan membentuk daratan; sabuk hijau ini dapatberupa formasi hutan mangrove, yang telah terbukti dapat meredam ombakdan membantu proses pengendapan lumpur di pantai.
Mengatasi penggurunan; sabuk hijau berupa jalur pepohonan yang tinggilebar dan panjang, yang terletak di bagian yang mengarah ke hembusanangin, dapat melindungi daerah dari hembusan angin yang membawa serta
pasir.
Pola tanam sabuk hijau sebagai penahan angin adalah sebagai berikut:
Sabuk hijau membentuk jalur hijau cembung ke arah datangnya angin,akan menjadikan angin laminar dan mencegah terbentuknya anginturbulen;
Sabuk hijau seyogyanya ditempatkan tepat pada arah datangnya angin danobyek yang dilindungi harus berada di bagian belakangnya;
Sabuk hijau yang dibangun harus cukup panjang agar dapat melindungiobjek dengan baik;
Sabuk hijau yang dibangun harus cukup tebal. Sabuk hijau yang terlalutipis kurang dapat melindungi karena masih dapat diterobos angin;
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
46/84
Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan ab II
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan 36
Tanaman yang ditanam didominasi oleh tanaman yang cukup tinggi,dengan dahan yang kuat namun cukup lentur;
Memiliki kerapatan daun berkisar antara 7085%. Kerapatan yang kurang,tidak dapat berfungsi sebagai penahan angin. Sebaliknya kerapatan yang
terlalu tinggi akan mengakibatkan terbentuknya angin turbulen; Tanaman harus terdiri dari beberapa strata yaitu tanaman tinggi sedang
dan rendah, sehingga mampu menutup secara baik.
2.3.5 Kriteria Vegetasi untuk RTH Jalur Hijau Jalana. Kriteria Vegetasi untuk Taman Pulau Jalan dan Median Jalan, dan
RTH Jalur Pejalan Kaki
Kriteria untuk jalur hijau jalan adalah sebagai berikut:
1) Aspek silvikultur:
a) berasal dari biji terseleksi sehat dan bebas penyakit;b) memiliki pertumbuhan sempurna baik batang maupun akar;c) perbandingan bagian pucuk dan akar seimbang;d) batang tegak dan keras pada bagian pangkal;e) tajuk simetris dan padat;f) sistim perakaran padat.
2) Sifat biologi:
a) tumbuh baik pada tanah padat;b) sistem perakaran masuk kedalam tanah, tidak merusak konstruksi
dan bangunan;c) fase anakan tumbuh cepat, tetapi tumbuh lambat pada fase
dewasa;d) ukuran dewasa sesuai ruang yang tersedia;e) batang dan sistem percabangan kuat;f) batang tegak kuat, tidak mudah patah dan tidak berbanir;g) perawakan dan bentuk tajuk cukup indah;h) tajuk cukup rindang dan kompak, tetapi tidak terlalu gelap;i) ukuran dan bentuk tajuk seimbang dengan tinggi pohon;j) daun sebaiknya berukuran sempit (nanofill);
k) tidak menggugurkan daun;l) daun tidak mudah rontok karena terpaan angin kencang;m) saat berbunga/berbuah tidak mengotori jalan;n) buah berukuran kecil dan tidak bisa dimakan oleh manusia secara
langsung;o) sebaiknya tidak berduri atau beracun;p) mudah sembuh bila mengalami luka akibat benturan dan akibat
lain;q) tahan terhadap hama penyakit;r) tahan terhadap pencemaran kendaraan bermotor dan industri;s) mampu menjerap dan menyerap cemaran udara;
t) sedapat mungkin mempunyai nilai ekonomi;u) berumur panjang.
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
47/84
Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan ab II
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan 37
Tabel 2.9 Contoh Tanaman untuk Peneduh Jalan danJalur Pejalan Kaki
No Nama Lokal Nama Latin Tinggi
(m)
Jarak Tanam
(m)I Pohon
1 Bunga Kupu-kupu Bauhinia purpurea 8 12
2 Bunga kupu-kupu ungu Bauhinia blakeana 8 12
3 Trengguli Cassia fistula 15 12
4 Kayu manis Cinnamommum iners 12 12
5 Tanjung Mimosups elengi 15 12
6 Salam Euginia polyantha 12 6
7 Melinjo Gnetum gnemon 15 6
8 Bungur Lagerstroemiafloribunda
18 12
9 Cempaka Michelia champaca 18 12
10 Tanjung Mimosups elengi 12 12II Perdu/semak/groundcover
1 Canna Canna varigata 0.6 0.2
2 Soka jepang Ixora spp 0.3 0.2
3 Puring Codiaeum varigatum 0.7 0.3
4 Pedang-pedangan Sansiviera spp 0.5 0.2
5 Lili pita Ophiopogon jaburan 0.3 0.15
b. Kriteria Vegetasi untuk RTH di Bawah Jalan Layang
Kriteria pemilihan vegetasi untuk RTH ini adalah sebagai berikut:
1) tanaman yang tahan dan dapat hidup dengan baik pada tempat yangternaungi secara permanen;
2) tidak membutuhkan penyinaran matahari secara penuh;3) relatif tahan kekurangan air;4) perakaran dan pertumbuhan batang yang tidak mengganggu struktur
bangunan;5) sebaiknya merupakan tanaman dari jenis yang mempunyai
kemampuan dalam mengurangi polusi udara;6) dapat hidup dengan baik pada media tanam pot atau bak tanaman.
Tabel 2.10 Contoh Tanaman untuk RTH di Bawah Jalan Layang
No Nama lokal Nama latin
1 Balancing Dieffenbachia spp
2 Talas-talasan Calathea spp
3 Hanjuang Cordyline spp
4 Philodendron Philodendron spp
5 Pedang-pedangan Sansiviera spp
6 Xanadu Philodendron xanadu
7 Singonium Syngonium spp
8 Yuca Yucca elephantipes
9 Dracaena Dracaaena spp
10 Spatipilum Spathypillum spp
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
48/84
Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan ab II
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan 38
2.3.6 Kriteria Vegetasi untuk RTH Fungsi Tertentua. Kriteria Vegetasi untuk Jalur Hijau Sempadan Rel Kereta Api
Kriteria pemilihan vegetasi untuk RTH ini adalah sebagai berikut:
a) tumbuh baik pada tanah padat;b) sistem perakaran masuk kedalam tanah, tidak merusak konstruksi dan
bangunan;c) fase anakan tumbuh cepat, tetapi tumbuh lambat pada fase dewasa;d) ukuran dewasa sesuai ruang yang tersedia;e) batang dan sistem percabangan kuat;f) batang tegak kuat, tidak mudah patah dan tidak berbanir;g) perawakan dan bentuk tajuk cukup indah;h) daun tidak mudah rontok karena terpaan angin kencang;
i) buah berukuran kecil dan tidak bisa dimakan oleh manusia secaralangsung;j) tahan terhadap hama penyakit;k) berumur panjang.
Tabel berikut ini adalah alternatif vegetasi yang dapat digunakan pada RTHrel kereta api, namun karena adanya perbedaan biogeofisikmaka pemilihanvegetasi, disesuaikan dengan potensi dan kesesuaian pada daerah masing-masing.
Tabel 2.11 Contoh Vegetasi untuk RTH Sempadan Rel Kereta Api
No. Nama Daerah Nama Latin
1 Flamboyan Delonix regia
2 Angsana Pterocarpus indicus
3 Ketapang Terminalia cattapa
4 Kupu-kupu Bauhinia purpurea
5 Kere paying Filicium decipiens
6 Johar Cassia multiyoga
7 Tanjung Mimusops elengi
8 Mahoni Swientenia mahagoni
9 Akasia Acacia auriculiformis
10 Bungur Lagerstroemia loudonii
11 Kenari Canarium commune
12 Johar Cassia sp.
13 Damar Agathis alba
14 Nyamplung Calophyllum inophyllum
15 Jakaranda Jacaranda filicifolia
16 Liang liu Salix babilinica
17 Kismis Muehlenbeckia sp.
18 Ganitri Elaeocarpus spahaericus
19 Saga Adenanthera povoniana
20 Anting-anting Elaeocarpus grandiflorus
21 Asam kranji Pithecelobium dulce
22 Johar Cassia grandis
23 Cemara Cupresus papuana24 Pinus Pinus merkusii
25 Beringin Ficus benjamina
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
49/84
Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan ab II
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan 39
Pola tanam vegetasi di sepanjang rel kereta api harus memperhatikankeamanan terhadap lalu lintas kereta api, tidak menghalangi ataumengganggu penglihatan masinis, serta tidak menggangu kekuatanstruktur rel kereta api. Pola tanam yang harus diperhatikan adalah sebagai
berikut:
a) jarak maksimal dari sumbu rel adalah 50 m;b) pengaturan perletakan (posisi) tanaman yang akan ditanam harus
sesuai gambar rencana atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
b. Kriteria Vegetasi untuk Jalur Hijau Jaringan Listrik TeganganTinggi
Kriteria pemilihan vegetasi dan pola tanam untuk RTH ini adalah sebagaiberikut:
a) jenis tanaman yang ditanam adalah tanaman yang memiliki dahanyang kuat, tidak mudah patah, dan perakaran tidak mengganggupondasi;
b) akarnya menghujam masuk ke dalam tanah. Jenis ini lebih tahanterhadap hembusan angin yang besar daripada tanaman yang akarnyabertebaran hanya di sekitar permukaan tanah;
c) daunnya tidak mudah gugur oleh terpaan angin dengan kecepatansedang;
d) bukan merupakan pohon yang memiliki bentuk tajuk melebar;e) merupakan pohon dengan katagori kecil (small tree);f) fase anakan tumbuh cepat, tetapi tumbuh lambat pada fase dewasa;g) ukuran dewasa sesuai ruang yang tersedia;h) pola penanaman pemilihan vegetasi memperhatikan ketinggian yang
diijinkan;i) buah tidak bisa dikonsumsi langsung oleh manusia;
j) memiliki kerapatan yang cukup (50-60%);k) pengaturan perletakan (posisi) tanaman yang akan ditanam harus
sesuai gambar rencana atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
Pemilihan jenis dan ketinggian vegetasi dimaksudkan agar penanamanvegetasi pada RTH jalur SUTT maupun SUTET, tidak menimbulkangangguan terhadap jaringan listrik serta menghindari bahaya terhadap
penduduk di sekitarnya. Lokasi penanaman harus memperhatikan jarakbebas minimum yang diijinkan.
Tabel 2.12 Contoh Vegetasi untuk RTH SUTT dan SUTET
No. Nama Suku dan Jenis Nama Lokal Perawakan DiameterBatang (cm)/Tinggi (m)
1. Nothopanax scutellariuMerr.
Mangkokan Semak /5
2. Caryota mitis Lour. Sarai raja Pohon sedang 10/5-25
3. Licuala grandis L. Palem kobis Pohon kecil 5/3-4
4. Bixa orellana L. Kesumba Pohon kecil 10/2-8
5. Jatropha gossypifolia L. Jarak kosta Semak /2
6. Bauhinia purpurea L. Bunga Pohon kecil 10/2-6
7/22/2019 Permen 05-2008 Ttg RTH
50/84
Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan ab II
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan 40
No. Nama Suku dan Jenis Nama Lokal Perawakan DiameterBatang (cm)/Tinggi (m)
kupu-kupu
7. Cassia surattensis Burm. F. Kembangkuning
Semak 20/2-6
8. Caesalpinia pulcherrima (L.)Swartz.
Kembangmerak
Semak - /3-5
9. Malvaviscus arbpreus Cav. Kembangsepatu kecil
Semak - /2
10. Streblus asper Lour. Serut Pohon kecil 10/2-5
11. Muraya paniculata (L.) Jack. Kemuning Pohon kecil 10/-7
12. Brugmansia candida Pers. Kecubunggunung
Semak - /5
c. Kriteria Vegetasi untuk RTH Sempadan Sungai
Kriteria pemilihan vegetasi untuk RTH ini adalah sebagai berikut:
a) sistem perakaran yang kuat, sehingga mampu menahan pergeserantanah;
b) tumbuh baik pada tanah padat;c) sistem perakaran masuk kedalam tanah, tidak merusak konstruksi dan
bangunan;d) kecepatan tumbuh bervariasi;e) tahan terhadap hama dan penyakit tanaman;f) jarak tanam setengah rapat sampai rapat 90% dari luas area, harus
dihijaukan;g) tajuk cukup rindang dan kompak, tetapi tidak terlalu gelap;h) berupa tanaman lokal dan tanaman budidaya;i) dominasi tanaman tahunan;j) sedapat mungkin merupakan tanaman yang mengundang burung.
Tabel berikut ini adalah alternatif vegetasi yang dapat digunakan padaRTH sempadan sungai, namun karena adanya perbedaan biogeofisikmakapemilihan vegetasi untuk RTH sempadan sungai disesuaikan denganpotensi dan kesesuaian lahan pada daerah masing-masing.
Tabel 2.13 Alternatif Jenis Vegetasi untuk RTH Sempadan Sungai
No. Nama Daerah Nama Latin
1 Bungur Lagerstromia speciosa2 Jening Pithecolobium
Top Related