PERIKLANAN
To to H a r ya d i , M . D s INDONESIA
PERK EMBANG AN
KAPAN PERTAMA KALI BANGSA INDONESIA MENGENAL PERIKLANAN?
PERKEMBANGAN IKLAN di INDONESIA DIMULAI DARI SURAT KABAR
- SURAT KABAR -
1621
Pamflet Memorie De Nouvelles oleh Jan Pieterszon Coen tentang mutasi dan promosi pejabat penting. Teknik SILOGRAFI (tulisan
tangan indah)
Konten yang ditulis dianggap iklan karena mengandung unsur “biaya” (oleh Hindia Belanda) dan “perdagangan” (melawan
Portugis)
- SURAT KABAR -
1744
surat kabar pertama yang memakai teknologi cetak tinggi (plat cetak dari timah) yakni Bataviaasche Nouvelles
- SURAT KABAR - Abad 19-20 Bataviaasch Nieuwsblad
(Batavia) Preanger Bode
(Bandung) De Locomotief
(Semarang)
Nieuwe Vorstenlanden (Solo)
Soerabaiasche Courant (Surabaya)
Makassararsche Courant (Makassar)
Tjahaja Siang (Manado)
Sumatra Post (Medan)
Soematra Bode (Padang)
- SURAT KABAR -
SECARA GARIS BESAR, IKLAN YANG DIMUAT DALAM SURAT KABAR PADA ABAD 19 MASIH BERUPA TEKS
Pengoemoeman !!!
Dag Inlander,….. Hajoo Oerang Melajoe,….
Kowe Mahoe Kerdja???
Governement Nederlandsch Indie Perloe Kowe
Oentoek Djadi Boedak
Ataoe Tjentenk Di Perkeboenan – Perkeboenan
Onderneming
Kepoenjaan Governement
Nederlandsch Indie
Djika Kowe Poenya Sjarat Dan Njali
(Batavia 31 Maart 1889 Niet Laat te Zijn Hoor. Onder de naam van
Nederlandsch Indie Governor Generaal H.M.S Van den Bergh S.J.J de Gooij)
Iklan lowongan kerja abad 19 yang pernah diketahui
- SURAT KABAR -
1836
Soerabaja Advertentie Blad, Surabaya, menampilkan wujud iklan berupa teks sebagai berikut:
- SURAT KABAR -
1810
- SURAT KABAR -
1870
1893
- PERCETAKAN NEGARA -
1930-1942
ERA KEEMASAN DAN KEJAYAAN PERIKLANAN DI INDONESIA ERA PENJAJAHAN. HAMPIR SEMUA BARANG KEBUTUHAN RUMAH
TANGGA TERSEDIA DAN DIPASARKAN DI KOTA-KOTA BESAR, IKLAN YANG BEREDAR WAKTU ITU : IKLAN ROKOK, MINUMAN, SUSU, OBAT-OBATAN, TEMBAKAU, PASTA GIGI, SABUN, RADIO,
LAMPU, SEPEDA SAMPAI MOBIL DAN PERJALAAN WISATA
1930-1942
SUDAH TERJADI PENERAPAN POSITIONING (MEMPOSISIKAN PRODUK/MERK) MESKIPUN MUNGKIN ISTILAH TERSEBUT BELUM
DIKENAL
Perusahaan periklanan Sucess memposisikan Philips sebagai merek untuk produk-produk yang sangat ekonomis
1930-1942
SLOGAN MENJADI SEMAKIN DIKENAL DAN DIGUNAKAN DALAM IKLAN PRODUK
PHILIPS “MENJIMPEN BANJAK OEANG ATAOE PEMBAJARAN STROOM ”
LISTERINE “SESOENGGOEHNJA, SAJA POENJA GIGI MENDJADI LEBIH BAIK
DALAM TEMPO 6 HARI”
1930-1942
DI ERA INI, IKLAN YANG ADA CENDERUNG SUDAH MENAMPILKAN TIGA ASPEK PENTING:
#1 periklanan sudah dituntut untuk memilih kata-kata yang sederhana dan langsung,sehingga maknanya
dapat lebih cepat ditangkap oleh calon konsumennya
1930-1942
DI ERA INI, IKLAN YANG ADA CENDERUNG SUDAH MENAMPILKAN TIGA ASPEK PENTING:
#2 kata-kata yang dipilih harus pula punya kaitan dengan
produk yang diiklankan.
Contoh: "Lelaki namanja, lojo djalannja! Itoe kandoeng pengaroeh
besar, sebab kita poenja pikiran tentang lelaki adalah 'kegagahan dan kesebetan', tapi ia oendjokkan didalem doenia
banjak jang lojo. Marikalah jang haroes memake obatnja, soepaja mendjadi gagah kembali."
1930-1942
DI ERA INI, IKLAN YANG ADA CENDERUNG SUDAH MENAMPILKAN TIGA ASPEK PENTING:
#3 iklan harus mampu secara cepat diidentifikasikan oleh khalayak sasaran sebagai produk khusus untuk mereka
Contoh: "Bedak Virgin djika dipake tiap hari, bikin paras moeka djadi
poetih bersih, tjantik dan terhindar dari segala noda dan djerawat ."
1930-1942
MUNCULNYA ISTILAH BANGSAWAN KRATON dan PRIYAYI PROFESIONAL MEMPENGARUHI GAYA
PERIKLANAN, yang SUDAH MULAI MENGGUNAKAN VISUAL (ILUSTRASI) FIGUR KHUSUSNYA WANITA
1930-1942
Iklan rokok cap “Doro” tahun 1931, menampilkan sosok wanita bercengkerama dengan pria di alam bebas sambil menghisap rokok.
(Sumber: Buku Sejarah Periklanan Indonesia, PPPI)
Iklan rokok “Marikangen” Surakarta, menggunakan model wanita pada etiketnya, pengaruh pembaratan mendobrak kemapanan budaya timur.
(Sumber: Katalog Pameran Grafis Etiket Rokok Tempo Doeloe)
1930-1942
Promosi penerbangan Dutch Lines ke Hindia Belanda, menawarkan eksotika timur dengan latar belakang rumah Dewa dan perempuan Bali.
(Sumber: Lavis Flicker Documentary)
1930-1942
Iklan susu Milk Maid, menawarkan suplemen Belanda dengan pesan singkat dan efektif. (Sumber: Iklan Enamel 1938)
1930-1942
1930-1942
VISUAL IKLAN SUDAH MENGGUNAKAN IDIOM KHAS EROPA dan atau KHAS INDONESIA, selain itu juga
MENDIDIK MASYARAKAT PRIBUMI UNTUK HIDUP SEHAT
Produk impor menandai peradaban baru hidup sehat kaum inlander. (Sumber: Pikat, Katalog Pameran Iklan Cetak di
Bentara Budaya)
1930-1942
Idiom visual khas lokal”Gareng-Petruk” , menjadi model iklan minuman cokelat, strategi visual dengan pendekatan budaya yang tepat. (Sumber: Koleksi K. Atmojo: Iklan Lawas)
1930-1942
Hidup sehat dengan merawat gigi, dijelaskan dengan panduan lengkap,iklan memudahkan penduduk pribumi meningkatkan kualitas hidup. (Sumber: Koleksi Tempo Doeloe – mht)
1930-1942
Untuk meningkatkan kualitas hidup lebih sehat, Inlander mendapat tawaran menu bervitamin yang lebih murah dari mentega.
(Sumber: Volks Almanak Melajoe)
1930-1942
Buku dan majalah telah dicetak dengan sampul berwarna: meliputi buku bacaan anak, buku pelajaran, majalah budaya, dan majalah
wanita. Selain itu muncul pula grafis untuk sampul majalah “Kawroeh” pada tahun 1932. Era ini juga sudah mulai menggunakan FOTO sebagai
elemen visual iklan
1930-1942
1930-1942
1930-1942
Budaya barat – timur berpadu dalam merek dan produk minuman bir. (Sumber: www.baranglawas.com)
1930-1942
Contoh iklan produk impor, beda komoditas beda penyajian dan media. (Sumber: Iklan Lawas – mht)
1930-1942
Gaya hidup moderen ala barat telah menjadi tren di tahun 1930an, pribumi wanita mendapat kesempatan memilih modeste yang dikehendaki.
(Sumber: Pikat: Pameran Iklan Cetak Bentara Budaya)
1942-1952
JENIS PENERBITAN YANG UMUM DAPAT MEMUAT PERIKLANAN DI DALAMNYA ADALAH HARIAN, MAJALAH, MINGGUAN,
TENGAH BULANAN, BULANAN, JUGA MAJALAH KHUSUS YANG TERBIT TENGAH TAHUNAN ATAU TERBIT SECARA INSIDENTIL
Zaman Penjajahan Belanda, Pendudukan Jepang, dan Revolusi Kemerdekaan Indonesia
1942-1952
DI ERA INI SUDAH MULAI MUNCUL LOGOTYPE, IKLAN BERKARAKTER MISKIN “COPYWRITING”
Sebagian besar perancangan advertensi produk (dalam negeri) bersifat “ANJURAN MEMAKAI” yang terasa sangat monoton dan akhirnya memuakkan.
Di mana-mana dihadapkan pada kata-kata: “PAKAILAH SELALU …” Bagi perusahaan-perusahaan besar dan bonafide, temanya biasanya adalah
“MENGINGATKAN KEMBALI” akan nama dan sedikit kata-kata
1942-1952
BIRO-BIRO REKLAME DAN PERIKLANAN DIBEBANI PEKERJAAN JASA PENYIAPAN DAN PENGURUSAN PENDAFTARAN MERK DAGANG PADA “KANTOR PENDAFTARAN MERK DAGANG”
1942-1952
sedikitnya barang produk yang sejenis, maka di antara produk yang ada dan yang dipandang paling baik kualitasnya,
menyebabkan masyarakat cenderung untuk memandang dan menganggap produk dengan merk yang melekat pada produk
itu sebagai NAMA BARANG
1. ODOL untuk pasta gigi (tandpasta) 2. ASPIRIN untuk obat influenza 3. KININE pil untuk penyakit MALARIA; harganya sangat murah dan mudah didapat 4. VIETSIN untuk bumbu masak 5. SILET (King C GILLETTE) untuk pisau cukur 6. BRASSO bahan untuk mengkilapkan barang-barang dari logam 7. KODAK untuk alat memotret (foto-toestel) 8. Tjap MATA untuk barang-barang dari logam seperti pisau, gunting, penmes,
pisau cukur dengan tangkai dan lain sebagainya 9. Wol tjap KAMBING pengertian untuk jenis textiel dari wol buatan Engeland
(Inggris)
1942-1952
MULAI PENTING PERAN BIRO, SEHINGGA MUNCUL TIGA BIRO: BIRO REKLAME, ADVERTENSI, dan REKLAME-ADVERTENSI
REKLAME merencanakan, melaksanakan pembuatan media sampai melaksanakan pemasangannya
ADVERTENSI rekan kerja bagi Penerbit-penerbit dalam usaha turut memasukkan advertensi di dalam penerbitannya
REKLAME-ADVERTENSI aktivitas kerjanya merupakan gabungan dari dua biro di atas
1942-1952
BIRO IKLAN PADA WAKTU ITU HANYA ADA DI EMPAT KOTA: JAKARTA, BANDUNG, SEMARANG, dan JOGJA
TERIMA KASIH
Top Related