PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH DAN LABORATURIUM 3 LANTAI JURUSAN BAHASA
DAN SASTRA INGGRIS DAN JURUSAN BAHASA INDONESIA DAN SASTRA INDONESIA FBS UNNES
Kampus UNNES Sekaran Gunung Pati Kota Semarang
TUGAS AKHIR
Disusun sebagai Syarat Ujian Tahap Akhir
Program Diploma III Teknik Sipil
Disusun oleh :
1. Danang Agustian A. NIM: 5150304002
2. Abie Surya F. NIM: 5150304020
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Proyek Tugas Akhir dengan judul Perencanaan Pembangunan Gedung Kuliah Dan
Laboraturium 3 Lantai Jurusan Bahasa Dan Sastra Inggris Dan Jurusan Bahasa
Indonesia Dan Sastra Indonesia FBS UNNES ini telah disetujui dan disahkan
pada :
Hari :
Tanggal :
Pembimbing,
Drs. Henry Appriyatno, M.T NIP. 131658240
Penguji I : Penguji II :
Drs. H. Bambang Dewasa Drs. Henry Appriyatno, M.T NIP. 130515759 NIP. 131658240
Ketua Jurusan, Ketua Program Studi,
Drs. Lashari, M.T. Drs. Tugino, M.T. NIP. 131471402 NIP. 131763887
Mengetahui, Dekan Fakultas Teknik
Prof. Dr. Soesanto NIP. 130875753
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Puji syukur kehadirat Allah atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada
kita semua. Tiada Illah yang benar-benar hak untuk disembah melainkan Allah.
Dialah pencipta seluruh langit dan bumi yang dalam semua ciptaan-Nya itu selalu
ada tanda-tanda kekuasaan-Nya bagi orang-orang yang berpikir.
Penyusunan Proyek Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan
menyelesaikan pendidikan jenjang Diploma III Teknik Sipil Program Studi
Diploma III Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang.
Selama proses penyusunan ini, penulis menyadari banyak sekali hambatan
yang dihadapi, akan tetapi berkat bantuan dan bimbingan dari semua pihak yang
berkompeten, akhirnya Proyek Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof.Dr.Soesanto, selaku Dekan Fakultas Teknik UNNES.
2. Bapak Drs. Lashari, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil UNNES.
3. Bapak Drs.Tugino, M.T, selaku Ketua Program Studi Diploma III Teknik
Sipil Fakultas Teknik UNNES.
4. Bapak Drs. Henry Appriyatno, M.T. yang telah memberikan bimbingan
dalam menyelesaikan laporan ini.
5. Bapak Subari, selaku Pelaksana Proyek sekaligus pembimbing lapangan.
6. Bapak dan ibu yang telah memberi motivasi pada Penyusun.
7. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penyusunan Proyek Ahir ini.
Penuyusun menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan Proyek Akhir
ini. Kritik, saran dan pemanfaatan laporan ini sangat penulis harapkan, Semoga
Proyek Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Semarang, Agustus 2007
Penyusun
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
1. “Tidakah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat
yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya ( menjulang )
kelangit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin
Tuhannya, Allah membuat perumpamaan – perumpamaan itu untuk manusia
supaya mereka selalu berdzikir “ ( Ibrahim : 24 – 25 ).
2. “Adakah orang yang sampai kedudukan terpuji, atau akhir yang utama. Kecuali
setelah ia melewati jembatan ujian. Demikianlah kedudukanmu jika engkau ingin
mencapainya. Naiklah kesana dengan melewati jembatan kelelahan ” ( Ibnul Qoyim
Al Jauzi ).
PERSEMBAHAN:
Kupersembahkan tugas akhir ini pada :
1. Allah SWT yang telah memberi kekuatan dalam
menyelesaikan proyek akhir ini.
2. Ayah dan ibu, serta Keluargaku tercinta yang terus
mendukung dalam penyelesain proyek akhir ini.
3. Bapak Drs. Henry Appriyatno M.T. yang telah
mengarahkan serta membimbing sampai selesainya
proyek akhir ini.
4. Teman-teman Teknik Sipil ‘04 yang terus memberikan
semangat dalam menyelesaikan proyek akhir ini.
5. Ikhwah fillah di pesma Qolbun Salim sukron atas
semua bantuan dan doanya.
6. D' ita ku sayank… makacih suportnya…
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………. i
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………….. ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………………... iii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………. iv
DAFTAR ISI……………………………………………………………….…... vi
DAFTAR TABEL………………………………………………………………. x
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………... ix
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………… xii
BAB I. BAGIAN PENDAHULUAN
1.1 Judul Proyek Akhir ................................................................... 1
1.2 Latar Belakang Proyek.............................................................. 1
1.3 Lokasi Proyek …………………………………………………. 2
1.4 Maksud dan Tujuan Proyek Akhir ............................................ 2
1.5 Ruang Lingkup Penulisan ......................................................... 2
1.6 Metodologi Penelitian .............................................................. 2
1.7 Sistematika Penulisan ............................................................... 4
BAB II. DASAR – DASAR PERENCANAAN
2.1 Uraian Umum .......................................................................... 6
2.2 Kriteria dan Azas-asas Perencanaan ......................................... 6
2.3 Dasar – dasar Perencanaan ........................................................ 10
2.4 Dasar – Dasar Perhitungan ........................................................ 13
2.5 Klasifikasi Pembebanan Rencana.............................................. 14
2.6 Metode Perhitungan .................................................................. 22
BAB III. PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
3.1 Perencanaan Atap ................................................................... 17
BAB IV. PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
4.1 Perencanaan Plat Lantai .......................................................... 61
4.2 Perencanaan Tangga …………………………………………. 68
4.3 Dasar-dasar Perencanaan …………………………………….. 80
vi
4.4 Perhitungan Gaya-gaya Geser yang Bekerja Pada Struktur …. 81
4.5 Perencanaan Balok …………………………………………… 89
4.6 Perencanaan Sloof ……………………………………………. 97
4.7 Perencanaan Kolom ………………………………………….. 100
BAB V. PERHITUNGAN PONDASI
5.1 Uraian Umum ......................................................................... 112
5.2 Alternatif Pemilihan Pondasi .................................................. 112
5.3 Analisa Daya Dukung Tanah .................................................. 113
5.4 Perencanaan Pondasi .............................................................. 114
5.5 Penulangan Pondasi ............................................................... 115
BAB VI. RENCANA KERJA DAN SYARAT
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA
7.1 Perhitungan Volume Pekerjaan .............................................. 191
7.2 Daftar Harga Bahan dan Upah ............................................... 151
7.3 Rekapitulasi Awal .................................................................. 232
7.4 Persentase Bobot Pekerjaan ………………………………….. 233
7.5 Rekapitulasi Akhir …………………………………………… 235
BAB VIII. PENUTUP
8.1 Kesimpulan ............................................................................ 253
8.2 Saran ..................................................................................... 254
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Rangka Kuda - Kuda
Gambar 2. Koefisien Gempa Dasar C
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Dimensi Balok
Tabel 2. Dimensi Kolom
Tabel 3. Gaya-gaya pada Kuda-kuda
Tabel 4. Distribusi gaya geser dasar horizontal akibat total gempa kesepanjang
panjang gedung dalam arah X dan Y untuk tiap portal
Tabel 5. Daftar harga bahan dan upah
Tabel 6. Daftar satuan pekerjaan
Tabel 7. Time Schedule
.
ix
DAFTAR LAMPIRAN
1. Gambar Grafik Kuda-Kuda Baja (SAP 2000)
2. Input Kuda-Kuda Baja (SAP 2000)
3. Output Kuda-Kuda Baja (SAP 2000)
4. Gambar Grafik Portal (SAP 2000)
5. Input Portal (SAP 2000)
6. Output Portal (SAP 2000)
7. Uji Tarik dan Bengkok Baja
8. Laporan Hasil Penyelidikan Tanah
9. Gambar Bestek
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Nama Proyek
Nama proyek ini adalah Proyek Pembangunan Gedung Kuliah dan
Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia UNNES
1.2 Latar belakang Proyek
Proyek Pembangunan Gedung Kuliah dan Laboratorium Jurusan Bahasa
dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES ini
dilatarbelakangi banyaknya kekurangan sarana dan prasarna gedung dengan
kapasitas yang memadai. Pemilihan Proyek Pembangunan Gedung Kuliah dan
Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia UNNES sebagai Tugas Akhir dikarenakan struktur gedung yang
memiliki 3 (tiga) lantai dan sebagai pertimbangan lain untuk memudahkan dalam
penyusunan tugas ahir.
Pembangunan gedung ini nantinya akan di gunakan untuk kegiatan yang
membutuhkan ruang luas. Pembangunan Gedung Kuliah dan Laboratorium
Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
UNNES mempunyai maksud dan tujuan antara lain :
1 . Meningkatkan sarana dan prasarana di UNNES .
2
2 . Meningkatkan kenyamanan dan efektifitas kegiatan di Jurusan Bahasa
dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES.
1.3 Lokasi Proyek
Lokasi Proyek Pembangunan Gedung Kuliah dan Laboratorium Jurusan
Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES ini
terletak di Kampus UNNES Sekaran, Gunungpati, Semarang
1.4 Maksud dan Tujuan Proyek
Tujuan dari Proyek Akhir ini adalah untuk menerapkan materi perkuliahan
yang telah diperoleh ke dalam bentuk penerapan secara utuh. Penerapan materi
perkuliahan yang telah diperoleh diaplikasikan dengan merencanakan suatu
bangunan gedung bertingkat banyak, minimal tiga lantai. Dengan merencanakan
suatu bangunan bertingkat ini diharapkan mahasiswa dapat memperoleh ilmu
pengetahuan yang diaplikasikan dan mampu merencanakan suatu struktur yang
cukup kompleks.
1.5 Ruang Lingkup Penulisan
Dalam Penyusunan Proyek Akhir ini, Penulis hanya menentukan pada
permasalahan dari sudut pandang ilmu teknik sipil yaitu pada bidang perencanaan
struktur meliputi:Perencanaan atap,Perencanaan plat lantai,Perencanaan
tangga,Perencanaan balok,Perencanaan kolom,Perencanaan pondasi,Rencana
kerja dan syarat - syarat (RKS), dan Rencana anggaran biaya
3
1.6 Metodologi
Data yang akan digunakan sebagai dasar dalam penyusunan laporan
Proyek Akhir ini dapat di kelompokkan dalam dua jenis yaitu:
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang didapat melalui peninjauan dan
pengamatan langsung di lapangan terdari dari:
a. Lokasi Proyek : Kampus UNNES Sekaran, Gunungpati,
Semarang
b. Topografi : Tanah datar
c. Elevasi bangunan :
o Lantai 1 : + 00,00 m
o Lantai 2 : + 04,60 m
o Lantai 3 : + 08,80 m
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data pendukung yang dipakai dalam
proses pembuatan dan penyusunan laporan Proyek Akhir. Yang
termasuk dalam klasifikasi data sekunder ini antara lain:
a. Literatur panjang
b. Grafik – grafik penunjang
c. Tabel – tabel penunjang
Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan adalah :
1) Observasi
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data primer melalui
peninjauan dan pengamatan langsung di lapangan sejak melaksanakan
4
Kerja Praktek, yang telah dilaksanakan pada proyek yang sama pada
tanggal 1 September sampai dengan 1 November 2006.
2) Studi pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk pengumpulan data sekunder dan
landasan teori dengan mengambil data literatur yang relevan maupun
standar yang diperlukan dalam perencanaan bangunan. Pengumpulan
dilakukan melalui perpustakaan atau pun instansi – instansi pemerintah
yang terkait.
1.7 Sistematika Penulisan
Proyek Akhir ini garis besarnya disusun dalam 8 (delapan) bab yang
terdiri dari :
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi nama proyek, latar belakang, lokasi proyek, maksud dan
tujuan, pembahasan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB II : PERENCANAAN
Berisi uraian, kriteria, dan azas – azas perencanaan, dasar – dasar
perencanaan, metode perencanaan, dasar perhitungan, dan klasifikasi
pembebanan rencana.
BAB III : PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
Berisi perhitungan pembebanan, perencanaan atap, tulangan plat,
tulangan balok, tulangan kolom, tulangan tangga, dan pondasi
5
BAB IV : PERHITUNGAN STRUKTUR
Berisi perhitungan pembebanan, tulangan plat, tulangan balok,
tulangan kolom, tulangan tangga.
BAB V : PERHITUNGAN PONDASI
Berisi perhitungan perencanaan pondasi
BAB VI : RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT
Berisi tentang rencana kerja dan syarat – syarat (RKS), terdiri dari
syarat umum, syarat administrasi, dan syarat teknis
BAB VII : RENCANA ANGGARAN BIAYA
Berisi tentang volume pekerjaan dan rencana anggaran biaya.
BAB VIII: PENUTUP
Berisi simpulan dan saran
Daftar pustaka
Lampiran
6
BAB II
PERENCANAAN
2.1 Uraian Umum
Pada tahap perencanaan Struktur Proyek Pembangunan Gedung Kuliah
dan Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan
Sastra Indonesia UNNES ini perlu dilakukan study literatur untuk
menghubungkan satuan fungsional gedung dengan sistem struktur yang akan
digunakan, disamping untuk mengetahui dasar-dasar teorinya. Pada jenis gedung
tertentu, perencanaan sering kali diharuskan menggunakan suatu pola akibat
syarat- syarat fungsional maupun strukturnya. Hal ini merupakan salah satu faktor
yang menentukan, misal pada situasi yang mengharuskan bentang ruang yang
besar serta harus bebas kolom, sehingga akan menghasilkan beban besar dan
berdampak pada balok.
Study literatur dimaksudkan untuk dapat memperoleh hasil perencanaan
yang optimal dan aktual. Dalam bab ini akan dibahas konsep pemilihan sistem
struktur dan konsep perencanaan struktur bangunannya, seperti denah,
pembebanan struktur atas dan struktur bawah serta dasar-dasar perhitungan.
2.2 Kriteria dan Azaz–azaz Perencanaan
Perencanaan pembangunan Gedung Kuliah dan Laboratorium Jurusan
Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES ini
7
diharuskan memenuhi beberapa kriteria perencanaan, sehingga konstruksi
bangunan tersebut sesuai yang diharapkan, dan tidak terjadi kesimpang- siuran
dalam bentuk fisiknya.
Adapun kriteria-kriteria perencanaan tersebut adalah :
1. Harus memenuhi persyaratan teknis
Dalam setiap pembangunan harus memperhatikan persyaratan teknis
yaitu bangunan yang didirikan harus kuat untuk menerima beban yang
dipikulnya baik itu beban sendiri gedung maupun beban yang berasal dari
luar seperti beban hidup, beban angin dan beban gempa. Bila persyaratan
teknis tersebut tidak diperhitungkan maka akan membahayakan orang yang
berada di dalam bangunan dan juga bisa merusak bangunan itu sendiri. Jadi
dalam perencanaan harus berpedoman pada peraturan- peraturan yang
berlaku dan harus memenuhi persyaratan teknis yang ada.
2. Harus memenuhi persyaratan ekonomis
Dalam setiap pembangunan, persyaratan ekonomis juga harus
diperhitungkan agar tidak ada aktivitas-aktivitas yang mengakibatkan
membengkaknya biaya pembangunan sehingga akan menimbulkan kerugian
bagi pihak kontraktor. Persyaratan ekonomis ini bisa dicapai dengan adanya
penyusunan time schedule yang tepat, pemilihan bahan-bahan bangunan
yang digunakan dan pengaturan serta pengerahan tenaga kerja yang
profesional. Dengan pengaturan biaya dan waktu pekerjaan secara tepat
diharapkan bisa menghasilkan bangunan yang berkualitas tanpa
menimbulkan pemborosan.
8
3. Harus memenuhi persyaratan aspek fungsional
Hal ini berkaitan dengan penggunaan ruang. Biasanya hal tersebut
akan mempengaruhi penggunaan bentang elemen struktur yang digunakan.
4. Harus memenuhi persyaratan estetika
Agar bangunan terkesan menarik dan indah maka bangunan harus
direncanakan dengan memperhatikan kaidah-kaidah estetika. Namun
persyaratan estetika ini harus dikoordinasikan dengan persyaratan teknis
yang ada untuk menghasilkan bangunan yang kuat, indah dan menarik. Jadi
dalam sebuah perencanaan bangunan harus diperhatikan pula segi artistik
bangunan tersebut.
5. Harus memenuhi persyaratan aspek lingkungan
Setiap proses pembangunan harus memperhatikan aspek lingkungan
karena hal ini sangat berpengaruh dalam kelancaran dan kelangsungan
bangunan baik dalam jangka pendek (waktu selama proses pembangunan)
maupun jangka panjang (pasca pembangunan). Persyaratan aspek
lingkungan ini dilakukan dengan mengadakan analisis terhadap dampak
lingkungan di sekitar bangunan tersebut berdiri. Diharapkan dengan
terpenuhinya aspek lingkungan ini dapat ditekan seminimal mungkin
dampak negatif dan kerugian bagi lingkungan dengan berdirinya Gedung
Kuliah dan Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES ini.
9
6. Harus memenuhi aspek ketersediaan bahan di pasaran
Untuk memudahkan dalam mendapatkan bahan-bahan yang
dibutuhkan maka harus diperhatikan pula tentang aspek ketersediaan bahan
di pasaran. Dengan kata lain sedapat mungkin bahan-bahan yang
direncanakan akan dipakai dalam proyek tersebut ada dan lazim di pasaran
sehingga mudah didapat.
Selain kriteria-kriteria perencanaan juga harus diperhatikan juga
adanya azas-azas perencanaan yaitu antara lain:
1. Pengendalian biaya
Pengendalian biaya dalam suatu pekerjaan konstruksi dimaksudkan
untuk mencegah adanya pengeluaran yang berlebihan sehingga sesuai
dengan perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang telah
ditetapkan. Biaya pelaksanaan harus dapat ditekan sekecil mungkin
tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas pekerjaan. Dalam hal ini erat
kaitannya dengan pemenuhan persyaratan ekonomis.
a. Pengendalian mutu
Pengendalian mutu dimaksudkan agar pekerjaan yang
dihasilkan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan dalam
RKS. Kegiatan pengendalian mutu tersebut dimulai dari pengawasan
pengukuran lahan, pengujian tanah di lapangan menggunakan alat
sondir dan boring serta uji tekan beton. Mutu bahan-bahan pekerjaan
yang digunakan dalam pembangunan sudah dikendalikan oleh pabrik
pembuatnya. Selain itu juga diperlukan pengawasan pada saat
10
bangunan tersebut sudah mulai digunakan, apakah telah sesuai
dengan yang diharapkan atau belum.
b. Pengendalian waktu
Pengendalian waktu pelaksanaan pekerjaan dalam suatu proyek
bertujuan agar proyek tersebut dapat diselesaikan sesuai dengan time
schedule yang telah ditetapkan. Untuk itu dalam perencanaan
pekerjaan harus dilakukan penjadwalan pekerjaan dengan teliti agar
tidak terjadi keterlambatan waktu penyelesaian proyek.
2. Pengendalian tenaga kerja
Pengendalian tenaga kerja sangat diperlukan untuk mendapatkan
hasil pekerjaan yang baik sesuai jadwal. Pengendalian dilakukan oleh
Pengawas (mandor) secara terus menerus maupun berkala. Dari
pengawasan tersebut dapat diketahui kemajuan dan keterlambatan
pekerjaan yang diakibatkan kurangnya tenaga kerja maupun menurunnya
efisiensi kerja yang berlebihan. Jumlah tenaga kerja juga harus
dikendalikan untuk menghindari terjadinya penumpukan pekerjaan yang
menyebabkan tidak efisiensinya pekerjaan tersebut serta dapat
menyebabkan terjadinya pemborosan materil dan biaya.
2.3 Dasar – dasar Perencanaan
Dalam perhitungan perencanaan bangunan ini digunakan standar yang
berlaku di Indonesia, antara lain:
11
1. Plat Lantai
Perencanaan plat didasarkan pada peraturan SK SNI T-15-1991-03 dan
Pedoman Beton 1989. Untuk merencanakan plat beton bertulang yang
perlu dipertimbangkan tidak hanya pembebanan namun juga ukuran dan
syarat– syarat tumpuan.
Pada proyek pembangunan Gedung Kuliah dan Laboratorium Jurusan
Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
UNNES ini tebal plat lantai adalah 12 cm.
2. Balok
Perencanaan balok didasarkan pada persyaratan SK SNI T-15-1991-03
yaitu:
a. Syarat - syarat tumpuan yang dipertimbangkan adalah:
1) Tumpuan jepit penuh
2) Tumpuan jepit sebagian
b. Ukuran balok
Dalam pra desain, tinggi balok menurut SK SNI T-15-1991-03
merupakan fungsi dari bentang dan mutu baja yang dipergunakan.
Adapun balok dan sloof yang digunakan pada proyek pembangunan
Gedung Kuliah dan Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris
dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES ini adalah sebagai
berikut :
12
Tabel 1. Dimensi balok
No Balok Dimensi balok (cm)
1
2
3
4
5
6
7
8
A1=T=A2
VT1=T1=VT2
P3=P4
AP2=P2
AP1=P1
C1
CP
SLOOF
20 x 35
20 x 50
30 x 60
30 x 80
30 x 60
40 x 40
40 x 100
20 x 50
3. Kolom
Menurut SK SNI T-15-1991-03 untuk merencanakan kolom yang diberi
beban lentur dan beban aksial ditetapkan koefisien reduksi bahan (φ) =
0,65. Pada proyek pembangunan Gedung Kuliah dan Laboratorium
Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia UNNES ini, kolom yang digunakan berukuran :
Tabel 2. Dimensi kolom
No Kolom Dimensi kolom (cm)
1
2
3
4
5
6
Kolom type K1
Kolom type K2
Kolom type K3
Kolom type K4
Kolom type K5
Kolom type K6
60 x 40
50 x 40
40 x 40
60 x 60
20 x 20
30 x 30
13
4. Pondasi
Pondasi yang dipergunakan pada konstruksi ini adalah pondasi foot plat
dan pondasi Sumuran
2.4 Metode Perhitungan
Dalam perencanaan pembangunan Gedung Kuliah dan Laboratorium
Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
UNNES ini, perhitungan mekanika struktur menggunakan Program Analsis
Struktur SAP 2000V7.40 ( di Lab. Komputer Teknik Sipil, UNNES )
Perhitungan ini digunakan untuk memudahkan menghitung tulangan. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam perhitungan struktur ini adalah :
1. Plat dianggap sebagai membran dan semua beban yang ada pada plat
dianggap sebagai beban merata.
2. Balok hanya menumpu beban dinding yang ada di atasnya dan beban
hidup balok dianggap nol, karena telah ditumpu oleh plat.
Sebelum melakukan perhitungan mekanika, terlebih dahulu harus
menghitung beban-beban yang bekerja pada eleman struktur antara lain:
1. Beban Gempa Statik
Beban gempa yang hanya memperhitungkan beban dari gedung itu
sendiri.
2. Beban Mati
Beban yang diambil dari elemen struktur beserta beban yang ada di
atasnya.
14
3. Beban Hidup
Diambil dari Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan
Gedung (PPIUG) 1987 untuk bangunan gedung.
2.5 Klasifikasi Pembebanan Rencana Pembebanan rencana diperhitungkan berdasarkan Pedoman
Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987. Pembebanan
diperhitungkan sesuai dengan fungsi ruangan yang direncanakan pada
gambar rencana.
Besarnya muatan–muatan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Massa jenis beton bertulang : 2400 kg/m 3
2. Berat plafon dan penggantung (gpf) : 18 kg/m 2
3. Tembok batu bata (1/2) batu : 250 kg/m 2
4. Beban hidup untuk tangga : 300 kg/m 2
5. Beban hidup untuk gedung fasilitas umum : 250 kg/m 2
6. Adukan dari semen, per cm tebal : 21 kg/m2
7. Penutup lantai, per cm tebal : 24 kg/m2
Kombinasi beban gempa diperhitungkan untuk zone 4 yang berlaku
di Kota Semarang. Kombinasi pembebanan digunakan dengan beberapa
alternatif, yaitu:
1. Comb 1 = 1,4 DL
2. Comb 2 = 1,2 DL + 1,6 LL
3. Comb 3 = 1,2 DL + 1 LL + 1,6 W
4. Comb 4 = 1,2 DL + 1 LL – 1,6 W
15
5. Comb 5 = 1,2 DL + 1 LL + 1 Q
6. Comb 6 = 1,2 DL + 1 LL - 1 Q
Combo (comb) = beban total untuk menahan beban yang telah dikalikan
dengan faktor beban atau momen dan gaya dalam
yang berhubungan dengannya.
DL (dead load) = beban mati atau momen dan gaya dalam yang
berhubungan dengan beban mati.
LL (live load) = beban hidup atau momen dan gaya dalam yang
berhubungan dengan beban hidup.
Q (quake) = beban gempa atau momen dan gaya-gaya yang
berhubungan dengan beban gempa.
2.6 Dasar Perhitungan
Dalam perhitungan perencanaan pembangunan Gedung Dekranasda
Disperindag Propinsi Jawa Tengah ini digunakan standar perhitungan yang
didasarkan pada ketentuan yang berlaku di Indonesia antara lain:
1. Pedoman Beton 1989.
2. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SK
SNI T-15-1991-03.
3. Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987.
4. Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung
1987.
5. Data perhitungan Program Analsis Struktur SAP 2000V7.40 ( di Lab.
Komputer Teknik Sipil, UNNES )
16
BAB III
PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
3.1 PERENCANAAN ATAP
1. Data-data
Perencanaan beban atap didasarkan pada Peraturan Pembebanan Indonesia
Untuk Gedung 1983.
Data-datanya antara lain :
• Bentuk kuda-kuda : Joglo
• Bentang kuda-kuda (L) : 15 m
• Jarak antar kuda-kuda ( l ) : 3,60 m
• Kemiringan atap bagian atas ( α1 ) : 60°
Bagian bawah ( α2 ) : 30°
• Penutup atap : genteng (50 kg/m²)
• Sambungan konstruksi : baut (BJ 37)
• Mutu baja profil siku : BJH 37
• Tegangan dasar baja (σd) : 1600 kg/cm²
• Jenis kayu (reng dan usuk) Bengkirai : Kelas kuat II
• Koefisien angin gunung : 25 kg/m²
• Tegangan lentur kayu ( σlt ) : 100 kg/cm²
• Modulus Lentur Kayu (E) : 100000 kg/ cm²
2. Perencanaan reng
1. Perencanaan reng pada bagian atas sudut = 60°
17
a. Pembebanan Reng
Berat genting (gt) = 50 kg/m²
Jarak reng (Jr) = 0,25 m
Jarak usuk (Ju) = 0,5 m
Beban pada reng (qr)
Berat genting . Jarak reng = gt . Jr
= 50 . 0,25 = 12,5 kg/m
b. Momen yang terjadi
1. Momen yang terjadi pada sudut 60°
Mx = 1/8 . qr . cos 60° . (Ju)²
= 1/8 . 12,5 . 0,50 . (0,5)²
= 0,195 kg m
My = 1/8 . qr . sin 60° (Ju)²
= 1/8 . 12,5 . 0,866. (0,5)²
= 0,338 kg m
c. Dimensi Reng
Dimensi reng dimisalkan b = ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
32
. h
Wx = 1/6 . b . (h)2
= 1/6 . ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
32
h . h2
= ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
91 h3 cm3
Wy = 1/6 . b2 . h
18
= 1/6 . 2
32
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ h . h
= ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
272 h3 cm3
σltr = WyMy
WxMx
+
= 33
272
91 h
My
h
Mx
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
+⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
100 kg/cm2 = 3
275
8,335,19
h⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
+
100 kg/cm2 = 3
82,287h
h3 = 100
82,287
h3 = 2,878
h = 3 878,2
h = 1,42 cm dipakai kayu ukuran 3 cm, maka :
b = 32 h
b = 32 . 3 cm
b = 2 cm
Jadi dipakai reng dengan dimensi 2/3 cm
d. Kontrol Lendutan
fijin = 2001
. Ju
19
= 2001 . 50
= 0,25 cm
Ix = 121 . b . (h)3
= 121 . 2 . (3)3
= 4,5 cm4
Iy = 121 . b3 . h
= 121 . (2)3 . 3
= 2 cm4
fx = IxEJuqr
..384.cos..5 4α
= 5,4.10.384
)50.(60cos.5,12.57
4°
= 0,011 cm
fy = IyEJuqr
..384.sin..5 4α
= 2.10.384
)50.(60sin.5,12.57
4°
= 0,019 cm
f maks = 22 )()( fyfx +
= 22 )019,0()011,0( +
= 0,022 cm ≤ 0,25 cm (f ijin) Ok!
20
e. Kontrol Tegangan
σ ytb = WyMy
WxMx
+
= 32 )3.(2.6/18,33
)2.(3.6/15,19
+
= 21,017 kg/cm2 ≤ 100 kg/cm2 (σltr)
Jadi, reng kayu dengan dimensi 2/3 cm aman dipakai
2. Perencanaan reng pada bagian bawah sudut = 30°
a. Pembebanan Reng
Berat genting (gt) = 50 kg/m²
Jarak reng (Jr) = 0,25 m
Jarak usuk (Ju) = 0,5 m
Beban pada reng (qr)
Berat genting . Jarak reng = gt . Jr
= 50 . 0,25 = 12,5 kg/m
b. Momen yang terjadi
1. Momen yang terjadi pada sudut 30°
Mx = 1/8 . qr . cos 30° . (Ju)²
= 1/8 . 12,5 . 0,866 . (0,5)²
= 0,338 kg m
My = 1/8 . qr . sin 30° (Ju)²
= 1/8 . 12,5 . 0,5. (0,5)²
= 0,195 kg m
c. Dimensi Reng
21
Dimensi reng dimisalkan b = ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
32
. h
Wx = 1/6 . b . (h)2
= 1/6 . ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
32
h . h2
= ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
91 h3 cm3
Wy = 1/6 . b2 . h
= 1/6 . 2
32
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ h . h
= ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
272 h3 cm3
σltr = WyMy
WxMx
+
= 33
272
91 h
My
h
Mx
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
+⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
100 kg/cm2 = 3
275
8,335,19
h⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
+
100 kg/cm2 = 3
82,287h
h3 = 100
82,287
h3 = 2,878
h = 3 878,2
h = 1,42 cm dipakai kayu ukuran 3 cm, maka :
22
b = 32 h
b = 32 . 3 cm
b = 2 cm
Jadi dipakai reng dengan dimensi 2/3 cm Jadi dipakai reng
dengan dimensi 2/3 cm
d. Kontrol Lendutan
fijin = 2001
. Ju
= 2001 . 50
= 0,25 cm
Ix = 121 . b . (h)3
= 121 . 2 . (3)3
= 4,5 cm4
Iy = 121 . b3 . h
= 121 . (2)3 . 3
= 2 cm4
fx = IxEJuqr
..384.cos..5 4α
= 5,4.10.384
)50.(30cos.5,12.57
4°
= 0,0159 cm
23
fy = IyEJuqr
..384.sin..5 4α
= 2.10.384
)50.(30sin.5,12.57
4°
= 0,0159 cm
f maks = 22 )()( fyfx +
= 22 )0159,0()0159,0( +
= 0,022 cm ≤ 0,25 cm (f ijin) Ok!
e. Kontrol Tegangan
σ ytb = WyMy
WxMx
+
= 32 )3.(2.6/15,19
)2.(3.6/18,33
+
= 21,017 kg/cm2 ≤ 100 kg/cm2 (σltr)
Jadi, reng kayu dengan dimensi 2/3 cm aman dipakai
3. Perencanaan usuk
a. Perencanaan usuk pada bagian bawah sudut = 30º
1. Pembebanan Usuk
Berat genting (gt) = 50 kg/m3
Jarak gording (Jgd) = 1,5 m
Jarak usuk (Ju) = 0,5 m
Beban pada usuk (qu)
Beban genting, reng dan usuk = ggt . Ju = 50 . 0,5
qu = 25 kg/m
qx = qu . cos 30º
24
= 25 . cos 30º
= 21.651kg/m
qy = qu . sin 30º
= 25 . sin 30º
= 12.5 kg/m
Momen yang terjad
Mx = 1/8 . qu . cos α . (Jgd)2
= 1/8 . 25 . cos 30º . (1, 5)2
= 6,089 kgm
My = 1/8 . qu . sin α . (Jgd)2
= 1/8 . 25 . sin 30º . (1, 5)2
= 3,516 kgm
2. Karena Berat Pekerja
Beban Pekerja (P) = 100 kg = 1 kN
Px = 100 . cos α
= 100 . cos 30º
= 86.603 kg
Py = 100 . sin α
= 100 .sin 30º
= 50 kg
Mx = 1/4 . P . cos α . Jgd
= 1/4 . 100 . cos 30º. 1,5
= 32,476 kg m
My = 1/4 . P . sin α . Jgd
25
= 1/4 . 100 . sin 30º. 1,5
= 18.75 kg m
3. Karena Beban Angin
W diambil 25 kg/m2
Angin tekan = 0.02 x α x (-0.4) dimana α = 300
= 0.02 x 30 x (-0.4)x 25 x 0.5
= 2,5 kg/m
Momen yang timbul
Mx = 2).(.81 jgdWx
= 25.15.281 x
= 0.703 kgm
Angin hisap
Koefisien angin hisab = -0.4
Tekanan angin hisab pada usuk :
Wx = -0.4 x 25 x 0.5
= -5 kg/m
Momen yang timbul
Mx = 2).(.81 jgdW
= 25.1581 xx
= 1.406 kgm
26
Kombinasi Pembebanan
M B. Mati
( a )
B. Hidup
( b )
A. Tekan
( c )
A. Hisab
( d )
P. Tetap
( a + b)
P. Sementara
( a + b ) + c
Mx 6,089 32,476 0.703 1.406 38,565 39,268
My 3,516 18.75 0 0 22,266 22,266
4. Dimensi usuk
Dimensi usuk dimisalkan b = h32
Wx = 2
61 bh
= 3
91 h
Wy = 2
61 hb
= 3
272 h
σ ltr WyMy
WxMx
+=
100 = 33
272
6,2226
91
8,3926
hh+
h3 = 654,003
h = 8,68 dibulatkan = 10 cm
b = h32
b = 5,787 dibulatkan = 6 cm
27
Jadi dipakai ukuran usuk 6/10 cm
5. Kontrol Lendutan
Fijin = 2001 . Jgd
= 2001 . 150
= 0,75 cm
Ix = 121 . b . (h)3
= 121 . 6 . (10) 3
= 500 cm4
Iy = 121 . h . (b)3
= 121 . 10 . (6) 3
= 180 cm4
fx = 384
5 . IxE
Jgqx.
..cos. 4α + 481 .
IxEJgpx
..cos. 3α
= 384
5 .500.10
)150.(30cos.25.05
4° +481 .
500.10)150.(30cos.100
5
3°
= 0,151 cm
fy = 384
5 . IyE
Jgqx.
..sin. 4α + 481 .
IyEJgpx
..sin. 3α
= 384
5 .180.10
)150.(30sin.25.05
4° +481 .
180.10)150.(30sin.100
5
3°
= 0,241 cm
28
f max = 22 )()( fyfx +
= 22 )241,0()151,0( +
= 0,285 cm ≤ 0,75 cm OK!
6. Kontrol tegangan
σytb = 22 6/16/1 hbMy
bhMx
+
= 22 6.10.6/16,2226
10.6.6/18,3926
+
= 76,378 kg/cm
= 76,378 kg/cm2 ≤ 100 kg/cm2 ( = σltr) OK!
Jadi, usuk kayu dengan dimensi 6/10 cm aman dipakai
b. Perencanaan usuk pada bagian bawah sudut = 60º
1 Pembebanan Usuk
Berat genting (gt) = 50 kg/m2
Jarak gording (Jgd) = 1,5 m
Jarak usuk (Ju) = 0,5 m
Beban pada usuk (qu)
Beban genting, reng dan usuk = ggt . Ju = 50 . 0,5
qu = 25 kgm
qx = qu . cos 60º
= 25 . cos 60º
= 12,5 kg/m
qy = qu . sin 60º
= 25 . sin 60º
= 21,651 kg/m
29
Momen yang terjad
Mx = 1/8 . qu . cos α . (Jgd)2
= 1/8 . 25 . cos 60º. (1, 5)2
= 3,516 kgm
My = 1/8 . qu . sin α . (Jgd)2
= 1/8 . 25 . sin 60º. (1, 5)2
= 6,089 kgm
2. Karena Berat Pekerja
Beban Pekerja (P) = 100 kg = 1 kN
Px = 100 . cos α
= 100 . cos 60º
= 50 kg
Py = 100 . sin α
= 100 .sin 60º
= 86.603 kg
Mx = 1/4 . P . cos α . Jgd
= 1/4 . 100 . cos 60º. 1,5
= 18.75 kg m
My = 1/4 . P . sin α . Jgd
= 1/4 . 100 . sin 60º. 1,5
= 32,476 kg m
3. Karena Beban Angin
W diambil 25 kN/m2
Angin tekan = 0.02 x α x (-0.4) dimana α = 60º
30
= 0.02 x 60 x (-0.4)x 25 x 0.5
= 10 kg/m
Momen yang timbul
Mx = 2).(.81 jgdWx
= 25.11081 xx
= 2.813 kgm
Angin hisap
Koefisien angin hisab = -0.4
Tekanan angin hisab pada usuk :
Wx = -0.4 x 25 x 0.5
= -5 kN/m
Momen yang timbul
Mx = 2).(.81 jgdW
= 25.1581 xx
= 1.406 kgm
Kombinasi Pembebanan
M B. Mati
( a )
B. Hidup
( b )
A. Tekan
( c )
A. Hisab
( d )
P. Tetap
( a + b)
P. Sementara
( a + b ) + c
Mx 3.516 18.75 2.813 1.406 22.266 25.079
My 6.089 32.476 0 0 38.565 38.565
31
4. Dimensi usuk
Dimensi usuk dimisalkan b = h32
Wx = 2
61 bh
= 3
91 h
Wy = 2
61 hb
= 3
272 h
σ ltr WyMy
WxMx
+=
100 = 33
272
5.3856
91
9.2507
hh+
h3 = 746.339
h = 9.071 dibulatkan = 10cm
b = h32
b = 6.047 dibulatkan = 6 cm
Jadi dipakai ukuran usuk 6/10 cm
5. Kontrol Lendutan
Fijin = 2001 . Jgd
= 2001 . 1,5
= 0,75 cm
32
Ix = 121 . b . (h)3
= 121 . 6 . (10) 3
= 500 cm4
Iy = 121 . h . (b)3
= 121 . 10 . (6) 3
= 180 cm4
fx = 384
5 . IxE
Jgqx.
..cos. 4α + 481 .
IxEJgpx
..cos. 3α
= 384
5 .500.10
)150.(60ºcos.25.05
4
+481 .
500.10)150.(60ºcos.100
5
3
= 0.086
fy = 384
5 . IyE
Jgqx.
..sin 4α + 481 .
IyEJgpx
..sin. 3α
= 384
5 .180.10
)150.(60ºsin.25.05
4
+481 .
180.10)150.(60ºsin.100
5
3
= 0,417
f max = 22 )()( fyfx +
= 22 )0417,0()086,0( +
= 0,426 cm ≤ 0,75 cm OK!
6. Kontrol tegangan
σytb = 22 6/16/1 hbMy
bhMx
+
33
= 22 6.10.6/15.3856
10.6.6/19.2507
+
= 89.354 kg/cm
= 89.354 kg/cm2 ≤ 100 kg/cm2 ( = σltr) OK!
Jadi, usuk kayu dengan dimensi 5/7 cm aman dipakai
Gambar 1. Rangka Kuda - Kuda
4. Mencari Panjang Batang
Tabel 3. Gaya-gaya pada Kuda-kuda
No Batang Panjang Batang (cm) No Batang Panjang Batang (cm) a1 = a12 140 d1 = d10 180 a2 = a11 140 d2 = d9 210 a3 = a10 140 d3 = d8 254 a4 = a9 150 d4 = d7 249 a5 = a8 104 d5 = d6 277 a6 = a7 104 d11 = d12 306 b1= b12 156 v1 = v11 62 b2 = b11 156 v2 = v10 98 b3 = b10 156 v3 = v9 134 b4 = b9 167 v4 = v8 170 b5 = b8 200 v5 = v7 196
34
b6 = b7 200 v6 231 b13 = b16 119 v12 = v14 98 b14 = b15 115 v13 231
5. Perencanaan Gording
Jarak gording = 1.5 m
Jarak kuda-kuda = 3.6 m
a. Pembebanan
Beban mati
- berat sendiri gording (taksiran) = 3.6 x 1.5 = 5.4 kg/m
- berat sendiri genteng = 50 x 1.5 = 75 kg/m
- berat penggantung + plafond = 18 x 1.5 = 27 kg/m
= 107.4 kg/m
- berat lain-lain 10 % = 10 % x 107.4 = 10.74 kg/m
q = 118.14 kg/m
Momen akibat beban mati
q x = q x cos 30
= 118.14 x 0.866
= 102.312 kg/m
qy = q x sin 30
= 118.14 x 0.5
= 59.07 kg/m
Mx = 1/8 x 102.312 x 3.62
= 165.745 kgm
35
My = 1/8 x 59.07 x 3.62
Beban Hidup ( P = 100 kg )
Py = P x sin 30
= 100 x 0.5
= 50 kg
Px = P x cos 30
= 100 x 0.866
= 86.6 kg
My = ¼ x Py x l
= ¼ x 50 x 3.6
= 45 kgm
Mx = ¼ x Px x l
= ¼ x 86.6 x 3.6
= 77.94 kgm
Beban angin
Koefisien angin tekan = 0.02 x 30 (-0.4) = 0.2
w = 0.2 x 1.5 x 25 = 7.5 kg/m
M = 1/8 x 7.5 x 3.62 = 12.15 kgm
Koefisien angin hisap = -0.4
w = -0.4 x 1.5 x 25 = -15 kg/m
M = 1/8 x (-15) x 3.62 = -24.3 kgm
Momen kombinasi
a. Beban mati + beban hidup
36
Mx = 165.745 + 77.94 = 243.69 kgm
My = 95.693 + 45 = 140.69 kgm
b. Beban mati + beban hidup + beban angin
Mx = 165.745 + 77.94 + 12.15 = 255.84 kgm
My = 95.693 + 45 = 140.69 kgm
b. Pendimensian Gording
Direncanakan memakai profil C tipis, atap yang didunakan adalah atap
genteng jadi merupakan struktur yang tegar sehingga diambil momen arah
x yang terbesar Mx = 255.84 kgm
32 99.15
/160025584 cm
cmkgkgcmMxWx ===
σ
Dicoba profil C 150x50x20x4.5 dari tabel Profil Baja didapatkan :
Wx = 49.0 cm3
Wy = 10.5 cm3
Ix = 368 cm4
Iy = 35.7 cm4
Weight = 9.20 kg/m
Kontrol tegangan
σ ytsb = Mx/Wx
= 25584/49.0 cm3
= 522.12 kg/cm2 < σ = 1600 kg/cm2
Kontrol lendutan
f ijin = l / 250 x 1 = 360 / 250 = 1.44 cm
37
fx = xExlx
PxxlxExlx
xqxxl48384
5 34
+
= 368101.248
3606.86368101.2384
36002312.156
3
6
4
xxxx
xxxxx
+
= 0.29 + 0.11 = 0.4 cm
fy = xExIylPyx
xExIylxqyx
48)2/(
384)2/(5 34
+
= 7.35101.248
)2/360(507.35101.2384)2/360(5907.05
6
3
6
4
xxxx
xxxxx
+
= 0.11 + 0.08 = 0.19 cm
f = 22 fyfx +
= +2)4.0( 2)19.0(
= 0.44 cm < 1.44 cm……………oke!
6. Menghitung Pembebanan Kuda-kuda
Analisa pembebanan atap pada titik letak gording sebagai analisa data
input pada perhitungan dengan SAP 2000.
A. Analisa Pembebanan
Berat gording (dari profil) = 9.20 kg/m
Berat atap = 1.5 m x 40 kg/m2 = 60 kg/m
Berat plafond + penggantung = 18 kg/m2 x 1.11 m = 19.98 kg/m +
q = 89.18 kg/m
Trekstang = 10% x 89.18 kg/m = 8.918 kg/m +
qt = 98.1 kg/m
Beban atap terpusat/beban tiap titik pada gording
38
PDL = qt x l
= 98.1 kg/m x 3.6 m
= 353.15 kg = 3.5315 KN
B. Analisa Beban Angin
Angin tekan pada gording
= 0.02α – 0.4 x 25 kg/m2x 1.5 m x 3.6 m
= 27 kg = 0.27 KN
Angin hisap pada gording
= -0.4 x 25 kg/m2 x 1.5 m x 3.6 m
= 54 kg = 0.54 KN
Beban hidup 100 kg
PLL = 100 kg/10 = 10 kg = 0.1 KN
7. Pendimensian Batang
a. Perencanan Batang Horisontal (Batang Tarik )
Batang a1 s/d a12
Diketahui : P maksimum (Pk) : 125.48 KN = 12791.43 Kg (dari
hasil perhitungan dengan SAP
2000)
Panjang maksimum (Lk) : 1,5 m = 150 cm
Tegangan dasar (σ) : 1600 kg/cm2
Tegangan lentur (σlt) : 2400 kg/cm2
Tebal plat buhul (δ) : 1 cm
Menentukan tegangan tarik karena lubang :
39
σtr = 0,75 x σ
= 0,75 x 1600
= 1200 kg/cm2
Menghitung luas profil yang diperlukan :
A netto 2 profil = 22 66.10
/120043.12791 cm
cmkgkg
trP
==σ
A bruto 2 profil = 22
54.1285,0
66.1085,02 cmcmprofilAnetto
==
A bruto 1 profil = 22
27.62
54.1222 cmcmprofilAbruto
==
Dipakai profil siku sama kaki JL 80.80.8
Dari tabel profil diperoleh :
A = 12,3 cm2
e = 2,2 cm
Ix = Iy = 72,3 cm4
A profil = 2 x 12,3 cm2 = 24,6 cm2
Jarak sumbu elemen-elemen batang tersusun (a) :
a = 2 e + δ
= (2 x 2,2 cm) + 1 cm = 5,4 cm
Momen kelembaman terhadap sumbu y-y :
Iy gabungan = 2 {Iy + A (0,5 x a) 2 }
= 2 {72,3 cm4 + 12,3 (0,5 x 5,4) 2 }
= 323,93 cm4
Jari-jari kelembaman terhadap sumbu y-y :
40
iy gabungan = A
Iygabungan2
= 3,122
93,323x
= 3,63 cm
Momen kelembaman terhadap sumbu x-x :
Ix gabungan = 2 x Ix
= 2 x 72,3
= 144,6 cm4
Jari-jari kelembaman terhadap sumbu x-x :
ix gabungan = A
Ixgabungan2
= 3,122
6,144x
= 2,42 cm
λx = 98.6142,2
150==
ixgabunganLk < 240 ( oke )
Digunakan i min =2,42 cm
Kontrol tegangan :
Aprofil
Pytb =σ
6,2443.12791
=ytbσ
= 519.98 kg/cm2 < σtr = 1200 kg/cm2 ( oke )
41
b. Perencanan Batang Vertikal (Batang Tarik )
Batang v 1 s/d v14
Diketahui : P maksimum (Pk) : 38.09 KN = 3882.89 Kg (dari hasil
perhitungan dengan SAP 2000)
Panjang maksimum (Lk) : 2.31 m = 231 cm
Tegangan dasar (σ) : 1600 kg/cm2
Tegangan lentur (σlt) : 2400 kg/cm2
Tebal plat buhul (δ) : 1 cm
Menentukan tegangan tarik karena lubang :
σtr = 0,75 x σ
= 0,75 x 1600
= 1200 kg/cm2
Menghitung luas profil yang diperlukan :
A netto 2 profil = 22 24.3
/120089.3882 cm
cmkgkg
trP
==σ
A bruto 2 profil = 22
81,385,0
24.385,02 cmcmprofilAnetto
==
A bruto 1 profil = 22
9,12
81,322 cmcmprofilAbruto
==
Dipakai profil siku sama kaki JL 70.70.7
Dari tabel profil diperoleh :
A = 9,40 cm2
e = 1,97 cm
Ix = Iy = 42,4 cm4
42
A profil = 2 x 9,40 cm2 = 18,80 cm2
Jarak sumbu elemen-elemen batang tersusun (a) :
a = 2 e + δ
= (2 x 1,97 cm) + 1 cm = 4,94 cm
Momen kelembaman terhadap sumbu y-y :
Iy gabungan = 2 {Iy + A (0,5 x a) 2 }
= 2 {42,4 cm4 + 9,40 (0,5 x 4,94) 2 }
= 199,50 cm4
Jari-jari kelembaman terhadap sumbu y-y :
iy gabungan = A
Iygabungan2
= 40,9250,199
x
= 3,26 cm
Momen kelembaman terhadap sumbu x-x :
Ix gabungan = 2 x Ix
= 2 x 42,4
= 84,8 cm4
Jari-jari kelembaman terhadap sumbu x-x :
ix gabungan = A
Ixgabungan2
= 40,928,84
x
= 2,12 cm
43
λx = 96,10812,2
231==
ixgabunganLk < 240 ( oke )
Digunakan i min =2,12 cm
Kontrol tegangan :
Aprofil
Pytb =σ
80,18
89.3882=ytbσ
= 206,54 kg/cm2 < σtr = 1200 kg/cm2 ( oke )
c. Perencanan Batang Miring ( Batang Tekan )
Batang b 1 s/d b16
Diketahui : P maksimum (Pk) : 143,01 KN = 14578,44 Kg (dari
hasil perhitungan dengan SAP
2000)
Panjang maksimum (Lk) : 2 m = 200 cm
Tegangan dasar (σ) : 1600 kg/cm2
Tegangan lentur (σlt) : 2400 kg/cm2
Tebal plat buhul (δ) : 1 cm
Penentuan dimensi :
Imin (perlu) = 462
2
2
2
57,98101,2)14,3(
)200(44,145785,3... cm
xxxx
ELkPkn
==π
n : faktor keamanan ditentukan = 3,5
E : Modulus elastisitas
Dipakai profil siku samakaki JL 90.90.9
44
Dari Tabel Profil Diperoleh :
A = 15,50
e = 2,54 cm
Ix=Iy = 116
ix=iy = 2,74 cm
==miniLkλ 528,099,72
74,2200
=⇒= αcmcm
σtk = σ x α = 1600 x 0,528 = 844,92 kg/cm2
Ix profil = 2.Ix = 2 x 116 = 232
A profil = 2.A = 2 x 15,50 = 31
ix gabungan = AIx.2.2 =
5,1521162
xx = 7,48 cm
Jarak sumbu elemen-elemen batang tersusun ( a ) :
a = 2.e + δ
= (2 x 2,54) + 1 = 6,08 cm
Iy gab = 2{ Iy + A (0,5 x a) 2 }
= 2 {116 + 15,5 (0,5 x 6,08) 2 }
= 518,49
iy gab = A
Iygab2
= 5,152
49,518x
= 4,09 cm
Pemeriksaan Tekuk Terhadap Sumbu Bahan x-x :
45
λx = ixLk
= 74,2
200
= 72,99
λg = 2400.7,0Eπ
= 24007,0101,214,3
6
xx
= 111,02
λs = gx
λλ
= 66,002,11199,72
=
Karena 0,183 < λs < 1 maka :
sλ
ω−
=593,1
41,1
= 51,166,0593,1
41,1=
−
Kontrol tegangan
APytb ωσ =
= )(/92,844/11,71031
44.1457851,1 22 OKcmkgtkcmkg =<= σ
Pemeriksaan Tekuk Terhadap Sumbu Bahan y-y :
λy = iygab
Lk
46
= 09,4
200
= 48,9
λg = 2400.7,0Eπ
= 24007,0101,214,3
6
xx
= 111,02
λs = gy
λλ
= 44,002,1119,48
=
Karena 0,183 < λs < 1 maka :
sλ
ω−
=593,1
41,1
= 22,144,0593,1
41,1=
−
Kontrol tegangan
APytb ωσ =
= )(/92,844/34.56431
89.1457822,1 22 OKcmkgtkcmkg =<= σ
d. Perencanan Batang Diagonal ( Batang Tekan )
Batang d 1 s/d d12
Diketahui : P maksimum (Pk) : 31.13 KN = 3173,39 Kg (dari hasil
perhitungan dengan SAP 2000)
47
Panjang maksimum (Lk) : 3.06 m = 306 cm
Tegangan dasar (σ) : 1600 kg/cm2
Tegangan lentur (σlt) : 2400 kg/cm2
Tebal plat buhul (δ) : 1 cm
Penentuan dimensi :
Imin (perlu) = 462
2
2
2
23,50101,2)14,3(
)306(39,31735,3... cm
xxxx
ELkPkn
==π
n : faktor keamanan ditentukan = 3,5
E : Modulus elastisitas
Dipakai profil siku samakaki JL 70.70.7
Dari Tabel Profil Diperoleh :
A = 9,4
e = 1,97 cm
Ix=Iy = 42,4
ix=iy = 2,12 cm
==miniLkλ 114,034,144
12,2306
=⇒= αcmcm
σtk = σ x α = 1600 x 0,114 =182,34
Ix profil = 2.Ix = 2 x 42,4 = 84,8
A profil = 2.A = 2 x 9,4 = 18,8
ix gabungan = AIx.2.2 =
4,924,422
xx = 4,51 cm
Jarak sumbu elemen-elemen batang tersusun ( a ) :
a = 2.e + δ
48
= (2 x 1,97) + 1 = 4,94 cm
Iy gab = 2{ Iy + A (0,5 x a) 2 }
= 2 {42,4 + 9,4 (0,5 x 4,94) 2 }
= 199,5
iy gab = A
Iygab2
= 4,925,199
x
= 3,26 cm
Pemeriksaan Tekuk Terhadap Sumbu Bahan x-x :
λx = ixLk
= 12,2
306
= 144,34
λg = 2400.7,0Eπ
= 24007,0101,214,3
6
xx
= 111,02
λs = gx
λλ
= 3,102,11134.144
=
Karena λs > 1 maka :
49
2)(381,2 sx λω =
= 4,02
Kontrol tegangan
APytb ωσ =
= )(/928/57,6788,1839,317302,4 22 OKcmkgtkcmkg =<= σ
Pemeriksaan Tekuk Terhadap Sumbu Bahan y-y :
λy = iygab
Lk
= 26,3
306
= 93,87
λg = 2400.7,0Eπ
= 24007,0101,214,3
6
xx
= 111,02
λs = gy
λλ
= 85,002,11187,93
=
Karena 0,183 < λs < 1 maka :
sλ
ω−
=593,1
41,1
50
= 89,185,0593,1
41,1=
−
Kontrol tegangan
APytb ωσ =
= )(/928/39,3188,1839,317389,1 22 OKcmkgtkcmkg =<= σ
8. Pehitungan Sambungan
a. Kekuatan satu baut
Diameter baut ½ ” = 1.27 cm
Jenis sambungan = irisan dua
Tebal profil JL 90.90.9 = 2 x 9 mm = 18 mm
Tebal profil JL 80.80.8 = 2 x 8 mm = 16 mm
Tebal profil JL 70.70.7 = 2 x 7 mm = 14 mm
Tegangan geser ijin (σ ) = 0,6 x 1600 = 960 kg/cm2
Tegangan tumpuan ijin (σ tp) = 1,5 x σ dsr
= 1,5 x 1600
= 2400 kg/cm2
Daya pikul satu baut terhadap geser :
N gs = 2 x π / 4 x d2 x σ ijin
= 2 x 3.14 / 4 x (1.27 )2 x 960
= 2430,96 kg
Daya pikul satu baut terhadap tumpu :
N tp profil 90.90.9 = tf x d x σ tp
51
= 1.8 x 1.27 x 2400
= 4389.12 kg
N tp profil 80.80.8 = tf x d x σ tp
= 1.6 x 1.27 x 2400
= 3901.44 kg
N tp profil 70.70.7 = tf x d x σ tp
= 1.4 x 1.27 x 2400
= 3413.76 kg
Maka dapat ditentukan kekuatan 1 baut = 2430,96 kg karena Ngs <
Ntp.
b. Penempatan baut
2.5 d < s < 7 d
2.5 x 1.27 cm < s < 7 x 1.27 cm
3.175 cm < s < 8.89 cm
1.5 d < s1 < 2 d
1.5 x 1.27 cm < s1 < 2 x 1.27 cm
1.905 cm < s1 < 2.54 cm
2.5 d < u < 7 d
2.5 x 1.27 cm < u < 7 x 1.27 cm
3.175 cm < u < 8.89 cm
52
c Perhitungan jumlah baut
a. Titik buhul A
Batang S9
Besar gaya batang = 125.48 KN = 12791.43 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = baut626,596,243043,12791
∞=
Batang S17
Besar gaya batang = 142,8 KN = 14557,03 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = baut384,296,2430
1∞=
2. Titik buhul B
Batang S9
Besar gaya batang = 125,48 KN = 12791,43 kg
53
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = baut626,596,243043,12791
∞=
Batang S10
Besar gaya batang = 122,09 KN = 12445,86 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = baut612,596,243086,12445
∞=
Batang S38
Besar gaya batang = 4,37 KN = 445,48 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = baut218,096,243048,445
∞=
Batang S39
Besar gaya batang = 6,79 KN = 692,17 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = baut228,096,2430
17,692∞=
3. Titik buhul C
54
Batang S18
Besar gaya batang = 143,01 KN = 14578,44 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = baut69,596,243044,14578
∞=
Batang S19
Besar gaya batang = 136,81 KN = 13946,41 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = baut674,596,243041,13946
∞=
Batang S39
Besar gaya batang = 6,79 KN = 692,17 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = baut228,096,2430
17,692∞=
Batang S340
Besar gaya batang = 7,67KN = 781,88 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = baut232,096,2430
88,781∞=
4. Titik buhul D
55
Batang S20
Besar gaya batang = 124,78 KN = 12720,07 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = baut623,596,243007,12720
∞=
Batang S29
Besar gaya batang = 98,37 KN = 10027,84 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = baut513,496,243084,10027
∞=
Batang S43
Besar gaya batang = 19,61 KN = 1999,04 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = baut282,096,243004,1999
∞=
Batang S44
Besar gaya batang = 15,57KN = 1587,21 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = baut265,096,243021,1587
∞=
Batang S59
Besar gaya batang = 15,64 KN = 1594,34 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = baut266,096,243034,1594
∞=
56
5. Titik buhul E
Batang S26
Besar gaya batang = 74,08KN = 7551,72 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = baut411,396,243072,7551
∞=
Batang S27
Besar gaya batang = 74,08KN = 7551,72 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = baut411,396,243072,7551
∞=
Batang S48
Besar gaya batang = 38,09 KN = 3882,9 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = baut26,196,24309,3882
∞=
57
6. Titik buhul F
Batang S30
Besar gaya batang = 87,73 KN = 8943,2 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = baut47,396,24302,8943
∞=
Batang S31
Besar gaya batang = 87,73 KN = 8943,2 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = baut47,396,24302,8943
∞=
Batang S47
Besar gaya batang = 24,15 KN = 2461,85 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = baut201,196,243085,2461
∞=
Batang S48
Besar gaya batang = 38,09 KN = 3882,9 kg
58
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = baut26,196,24309,3882
∞=
Batang S49
Besar gaya batang = 24,15 KN = 2461,85 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = baut201,196,243085,2461
∞=
7. Titik buhul G
Batang S34
Besar gaya batang = 10,77 KN = 1097,89 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = baut245,096,243089,1097
∞=
Batang S36
Besar gaya batang = 87,73 KN = 8943,2 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
59
Jumlah baut = baut47,396,24302,8943
∞=
Batang S35
Besar gaya batang = 2,37 KN = 241,6 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = baut21,096,24306,241
∞=
Batang S34
Besar gaya batang = 10,77 KN = 1097,89 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = baut245,096,243089,1097
∞=
Batang S60
Besar gaya batang = 14,43 KN = 1469,98 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = baut261,096,243098,1469
∞=
Batang S62
Besar gaya batang = 14,43 KN = 1469,98 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = baut261,096,243098,1469
∞=
60
BAB IV
PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
PERENCANAAN PLAT LANTAI
1. Data Teknis :
- Mutu beton (fc) = 25 MPa
- Mutu baja (fy) = 240 MPa
- Beban beton bertulang (PPIUG, 1983) = 2400 kg/m3
- Beban keramik (PMI, 1979) = 24 kg/m2
- Beban spesi 2 cm (PMI, 1979) = 21 kg/m2
- Beban rangka plafond (PMI, 1979) = 7 kg/m²
- Beban plafond (eternit) diasumsikan dari berat
semen asbes dengan tebal 5mm (PMI, 1979) = 11 kg/m² = 0,11 kN/m²
- Beban hidup untuk lantai (PPIUG, 1983) = 250 kg/m² = 2,5 kN/m²
- q lantai = 3 kN/m2
- Tebal spesi / adukan = 2 cm
- Tebal keramik max = 1 cm
2. Tebal Plat :
Menurut buku-buku dasar perencanaan beton bertulang (CUR) table 10, tebal
plat untuk fy = 240 Mpa adalah 1/32 L.
Dipilih Ly/Lx terbesar
a. h min, arah x = 1/32 x 300 = 9.375 cm
b. h min, arah y = 1/32 x 360 = 11.250 cm
61
Dipakai tebal plat 12 cm
3. Perhitungan Beban Plat :
Analisa Pembebanan Plat
Plat lantai
• Beban Mati ( qD)
Berat sendiri plat = 0,12 m x 24 kN/m3 = 2,88 kN/m2
Berat keramik = 1 x 0,24 kN/m2 = 0,24 kN/m2
Berat spesi = 2 x 21 kN/m2 = 0,42 kN/m2
Berat plafond + penggantung = 0,18 kN/m2
+
Total berat mati (qd) = 3,72 kN/m2
• Beban Hidup (ql) = 2,5 kN/m2
• Beban Berfaktor (qu) = 1,2 qd + 1,6 ql
= 1,2 . 3,72 kN/m2 + 1,6 . 2,5 kN/m2
= 8,464 kN/m2
Plat tangga
• Beban Mati ( qD)
Berat sendiri plat = 0,12 x 24 kN/m3 = 2,88 kN/m2
Berat keramik = 1 x 0,24 kN/m2 = 0,24 kN/m2
Berat spesi = 2 x 0,21 kN/m2 = 0,42 kN/m2 +
Total berat mati (qd) = 3,54 kN/m2
• Beban Hidup (ql) = 3 kN/m2
Plat bordes
62
• Beban Mati ( qD)
Berat sendiri plat = 0,12 x 24 kN/m3 = 2,88 kN/m2
Berat keramik = 1 x 0,24 kN/m2 = 0,24 kN/m2
Berat spesi = 2 x 0,21 kN/m2 = 0,42 kN/m2 +
Total berat mati (qd) = 3,54 kN/m2
• Beban Hidup (ql) = 3 kN/m2
4. Plat Lantai
Momen Rancang Plat
β = 30003600 = 1.2 dipakai β = 1.2
cx+ = 34
cx- = 63
cy+ = 25
cy- = 57
Mtx = -cx . 0.001 . Wu . Lx2
Mtx = -63 . 0,001 . 8,464. 3,02
Mtx = -4,799 kNm
Mlx = +cx . 0,001 . Wu . Lx2
Mlx = +34 . 0,001 . 8,464. 3,02
Mlx = 2,59 kNm
Mty = -cy . 0,001 . Wu . Lx2
63
Mty = -57 . 0,001 . 8,464. 3,02
Mty = -4,342 kNm
Mly = +cy . 0,001 . Wu . Lx2
Mly = 25 . 0,001 . 8,464. 3,02
Mly = 1,904 kNm
Penulangan Plat
• Tebal Plat = 120 mm
• Selimut Beton = p = 20 mm
Direncanakan
Diameter tulangan utama arah x = φ10 mm
Diameter tulangan utama arah y = φ10 mm
Tinggi efektif
- Arah x = dx = h – p –Dx/2
= 120 – 20 – 10/2
= 95 mm
- Arah y = dy = h – p – Dx – Dy/2
= 120 – 20 – 10 – 10/2
= 85 mm
64
Penulangan tepi arah x
Mtx = 4,799kNm
k = 2.. dbMu
φ= 29510008.0
4799000xx
= 0,665
Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10
maka ρ = 0,0058
As tx1 = db..ρ
= 0,0058x 1000 x 95 = 551 mm2
Direncanakan tulangan φ 10 mm
As = ¼ . π . D2
= ¼ . 3,14 . 102
= 78,5 mm2
Jumlah tulangan n = As
Astx1
n = 5.78
551 = 7,02 dibulatkan 8 batang
Spasi = 1−n
b = 7
1000mm = 142,86 mm
Dipaka tulangan φ 10 – 150 mm
As tx2 = As x n
= 78,5 mm2 x 8 = 628 mm2 > As tx1 = 551 mm2
(Tulangan memenuhi syarat)
Penulangan lapangan arah x
Mlx = 2,59 kNm
65
k = 2.. dbMu
φ= 29510008,0
2590000xx
= 0,359
As lx1 = db..ρ
= 0,0058 x 1000 x 95 = 551 mm2
Direncanakan tulangan φ 10 mm
As = ¼ . π . D2
= ¼ . 3,14 . 102
= 78,5 mm2
Jumlah tulangan n = As
Aslx1
n = 5,78
551 = 7,02 dibulatkan 8 batang
Spasi = 1−n
b = 7
1000mm = 142,8 mm
Dipaka tulangan φ 10 – 150 mm
As lx2 = As x n
= 78,5 mm2 x 8 = 628 mm2 > As lx1 = 551 mm2
(Tulangan memenuhi syarat)
Penulangan tepi arah y
Ditinjau 1000 mm
Mty = 4,342 kNm
k = 2.. dbMu
φ= 28510008.0
4342000xx
= 0.751
Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10
maka ρ = 0,0058
66
As tx1 = db..ρ
= 0,0058x 1000 x 85 = 493 mm2
Direncanakan tulangan φ 10 mm
As = ¼ . π . D2
= ¼ . 3,14 . 102
= 78,5 mm2
Jumlah tulangan n = As
Astx1
n = 5.78
493 = 6,28 dibulatkan 7 batang
Spasi = 1−n
b = 6
1000mm = 166,67 mm
Dipakai tulangan φ 10 – 150 mm
As tx2 = As x n
= 78,5 mm2 x 7 = 549,5 mm2 > As tx1 = 493 mm2
(Tulangan memenuhi syarat)
Penulangan lapangan arah y
Mly = 1,904 kNm
k = 2.. dbMu
φ= 28510008,0
1904000xx
= 0,189
As lx1 = db..ρ
= 0,0058 x 1000 x 85 = 493 mm2
Direncanakan tulangan φ 10 mm
As = ¼ . π . D2
67
= ¼ . 3,14 . 102
= 78,5 mm2
Jumlah tulangan n = As
Aslx1
n = 5,78
493 = 6,28 dibulatkan 7 batang
Spasi = 1−n
b = 6
1000mm = 166,67 mm
Dipakai tulangan φ 10 – 150 mm
As lx2 = As x n
= 78,5 mm2 x 7 = 549,5 mm2 > As lx1 = 493 mm2
(Tulangan memenuhi syarat)
3.2 PERENCANAAN TANGGA
Ketentuan Dan Dimensi Tangga
- Skema tangga
68
- Tinggi lokal ruangan = 4.60 m
- Ruangan tersedia = 3.6 x 5.1 m
- Tinggi dasar sampai bordes = 2.3 m
- Anak tangga
• Tinggi optride (t) = 17 s/d 19
Diambil 18 cm
• Jumlah anak tangga = 18460 = 25,56 buah dibulatkan 26 buah
• Lebar antride a + 2 o = 0.60 s/d 0.66
(dipakai lebar antrede = 0.60)
a = 60 – 2 x 18 = 24 cm
- Kemiringan tangga (α) = arc tg 6,33,2
= 32,57 0
- Penulangan plat bordes
Momen Rancang Plat
69
β = 5.16.3 = 2.4
cx+ = 42,1
cx- = 72,4
cy+ = 17,8
cy- = 54,9
Mtx = -cx . 0.001 . Wu . Lx2
Mtx = -72,4 . 0,001. 9,048 . 3,62
Mtx = -8,49 kNm
Mlx = +cx . 0,001 . Wu . Lx2
Mlx = +42,1 . 0,001 . 9,048 . 3,62
Mlx = 4,94 kNm
Mty = -cy . 0,001 . Wu . Lx2
Mty = -54,9 . 0,001 . 9,048 . 3,62
Mty = -6,44 kNm
Mly = +cy . 0,001 . Wu . Lx2
Mly = +17,8 . 0,001 . 9,048 . 3,62
Mly = 2,09 kNm
Penulangan Plat
• Tebal Plat = 120 mm
• Selimut Beton = p = 20 mm
70
Direncanakan
Diameter tulangan utama arah x = φ10 mm
Diameter tulangan utama arah y = φ10 mm
Tinggi efektif
- Arah x = dx = h – p –Dx/2
= 120 – 20 – 10/2
= 95 mm
- Arah y = dy = h – p – Dx – Dy/2
= 120 – 20 – 10 – 10/2
= 85 mm
Penulangan tepi arah x
Mtx = 8,49 kNm
k = 2.. dbMu
φ= 29510008,0
8490000xx
= 1,18
Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10
maka ρ =0,0058
As tx1 = db..ρ
= 0,0058x 1000 x 95 = 551 mm2
71
Direncanakan tulangan φ 10 mm
As = ¼ . π . D2
= ¼ . 3,14 . 102
= 78,5 mm2
Jumlah tulangan n = As
Astx1
n = 5,78
551= 7,02 dibulatkan 8 batang
Spasi = 1−n
b = 7
1000mm = 142,86 mm dibulatkan 150 mm
Dipakai tulangan φ 10 – 150 mm
As tx2 = As x n
= 78,5 mm2 x 8 = 628 mm2 > As tx1 = 551 mm2
(Tulangan memenuhi syarat)
Penulangan lapangan arah x
Mlx = 4,94 kNm
k = 2.. dbMu
φ= 29510008,0
4940000xx
= 0,684
Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10
maka ρ =0,0058
As tx1 = db..ρ
= 0,0058x 1000 x 95 = 551 mm2
Direncanakan tulangan φ 10 mm
As = ¼ . π . D2
72
= ¼ . 3,14 . 102
= 78,5 mm2
Jumlah tulangan n = As
Astx1
n = 5,78
551= 7,02 dibulatkan 8 batang
Spasi = 1−n
b = 7
1000mm = 142,86 mm dibulatkan 150 mm
Dipakai tulangan φ 10 – 150 mm
As tx2 = As x n
= 78,5 mm2 x 8 = 628 mm2 > As tx1 = 551 mm2
(Tulangan memenuhi syarat)
Penulangan tepi arah y
Mty = 6,44 kNm
k = 2.. dbMu
φ= 28510008,0
6440000xx
= 1,114
Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10
maka ρ =0,0058
As tx1 = db..ρ
= 0,0058x 1000 x 85 = 493 mm2
Direncanakan tulangan φ 10 mm
As = ¼ . π . D2
= ¼ . 3,14 . 102
= 78,5 mm2
73
Jumlah tulangan n = As
Astx1
n = 5,78
493 = 6,28 dibulatkan 7 batang
Spasi = 1−n
b = 6
1000mm = 166,67 mm dibulatkan 150 mm
Dipakai tulangan φ 10 – 150 mm
As tx2 = As x n
= 78,5 mm2 x 7 = 549,5 mm2 > As tx1 = 493 mm2
(Tulangan memenuhi syarat)
Penulangan lapangan arah y
Mly = 2,09 kNm
k = 2.. dbMu
φ= 28510008,0
2090000xx
= 0,362
Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10
maka ρ =0,0058
As tx1 = db..ρ
= 0,0058x 1000 x 85 = 493 mm2
Direncanakan tulangan φ 10 mm
As = ¼ . π . D2
= ¼ . 3,14 . 102
= 78,5 mm2
Jumlah tulangan n = As
Astx1
74
n = 5,78
493 = 6,28 dibulatkan 7 batang
Spasi = 1−n
b = 6
1000mm = 166,67 mm dibulatkan 150 mm
Dipakai tulangan φ 10 – 150 mm
As tx2 = As x n
= 78,5 mm2 x 7 = 549,5 mm2 > As tx1 = 493 mm2
(Tulangan memenuhi syarat)
- Penulangan plat tangga
Momen Rancang Plat
β = 15004270 = 2.85
cx+ = 63,5
cx- = 83
cy+ = 14
cy- = 50
Mtx = -cx . 0.001 . Wu . Lx2
Mtx = -83 . 0,001. 9,048 . 1,52
Mtx = -1,69 kNm
Mlx = +cx . 0,001 . Wu . Lx2
Mlx = +63,5 . 0,001 . 9,048 . 1,52
Mlx = 1,293 kNm
Mty = -cy . 0,001 . Wu . Lx2
75
Mty = -50 . 0,001 . 9,048 . 1,52
Mty = -1,018 kNm
Mly = +cy . 0,001 . Wu . Lx2
Mly = +14 . 0,001 . 9,048 . 1,52
Mly = 0,285 kNm
Penulangan Plat
• Tebal Plat = 120 mm
• Selimut Beton = p = 20 mm
Direncanakan
Diameter tulangan utama arah x = φ10 mm
Diameter tulangan utama arah y = φ10 mm
Tinggi efektif
- Arah x = dx = h – p –Dx/2
= 120 – 20 – 10/2
= 95 mm
- Arah y = dy = h – p – Dx – Dy/2
= 120 – 20 – 10 – 10/2
= 85 mm
76
Penulangan tepi arah x
Mtx =1,69 kNm
k = 2.. dbMu
φ= 29510008,0
1690000xx
= 0,234
Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10
maka ρ =0,0058
As tx1 = db..ρ
= 0,0058x 1000 x 95 = 551 mm2
Direncanakan tulangan φ 10 mm
As = ¼ . π . D2
= ¼ . 3,14 . 102
= 78,5 mm2
Jumlah tulangan n = As
Astx1
n = 5,78
551 = 7,02 dibulatkan 8 batang
Spasi = 1−n
b = 7
1000mm = 142,86 mm dibulatkan 150 mm
Dipakai tulangan φ 10 – 150 mm
As tx2 = As x n
= 78,5 mm2 x 8 = 628 mm2 > As tx1 = 570 mm2
(Tulangan memenuhi syarat)
Penulangan lapangan arah x
Mlx = 1,293 kNm
77
k = 2.. dbMu
φ= 29510008,0
1293000xx
= 0,179
Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10
maka ρ =0,0058
As tx1 = db..ρ
= 0,0058x 1000 x 95 = 551 mm2
Direncanakan tulangan φ 10 mm
As = ¼ . π . D2
= ¼ . 3,14 . 102
= 78,5 mm2
Jumlah tulangan n = As
Astx1
n = 5,78
551= 7,02 dibulatkan 8 batang
Spasi = 1−n
b = 7
1000mm = 142,86 mm dibulatkan 150 mm
Dipakai tulangan φ 10 – 150 mm
As tx2 = As x n
= 78,5 mm2 x 8 = 628 mm2 > As tx1 = 551 mm2
(Tulangan memenuhi syarat)
Penulangan tepi arah y
Mty = 1,018 kNm
k = 2.. dbMu
φ= 28510008,0
1018000xx
= 0,176
Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10
78
maka ρ =0,0058
As tx1 = db..ρ
= 0,0058x 1000 x 85 = 493 mm2
Direncanakan tulangan φ 10 mm
As = ¼ . π . D2
= ¼ . 3,14 . 102
= 78,5 mm2
Jumlah tulangan n = As
Astx1
n = 5,78
493 = 6,28 dibulatkan 7 batang
Spasi = 1−n
b = 6
1000mm = 166,67 mm dibulatkan 150 mm
Dipakai tulangan φ 10 – 150 mm
As tx2 = As x n
= 78,5 mm2 x 7 = 549,5 mm2 > As tx1 = 493 mm2
(Tulangan memenuhi syarat)
Penulangan lapangan arah y
Mly = 0,285 kNm
k = 2.. dbMu
φ= 28510008,0
285000xx
= 0,049
Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10
maka ρ =0,0058
As tx1 = db..ρ
79
= 0,0058x 1000 x 85 = 493 mm2
Direncanakan tulangan φ 10 mm
As = ¼ . π . D2
= ¼ . 3,14 . 102
= 78,5 mm2
Jumlah tulangan n = As
Astx1
n = 5,78
493 = 6,28 dibulatkan 7 batang
Spasi = 1−n
b = 6
1000mm = 166,67 mm dibulatkan 150 mm
Dipakai tulangan φ 10 – 150 mm
As tx2 = As x n
= 78,5 mm2 x 7 = 549,5 mm2 > As tx1 = 493 mm2
(Tulangan memenuhi syarat)
DASAR PERENCANAAN
6. Perencanaan struktur portal utama menggunakan beton bertulang
dengan mutu beton fc = 25 MPa, fy = 240 MPa. Struktur dihitung
dengan program SAP 2000V7.40 ( di Lab. Komputer Teknik Sipil,
UNNES )
untuk menghindari kesalahan perhitungan dengan cara manual.
Perhitungan struktur portal meliputi :
1. Estimasi Pembebanan
80
Perhitungan pembebanan struktur portal berdasarkan Pedoman
Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987.
2. Analisa Statik
Perhitungan denga menggunakan SAP 2000V7.40 ( di Lab. Komputer
Teknik Sipil, UNNES )
menghasilkan gaya – gaya dan momen-momen yang nantinya digunakan
untuk menghitung penulangan
3. Perhitungan Penulangan
Momen atau gaya yang dihasilkan dari output SAP 2000V7.40 ( di
Lab. Komputer Teknik Sipil, UNNES )
diambil yang terbesar kemudian digunakan untuk menghitung penulangan
balok, sloof, ringbalk, kolom, dan pondasi.
.
PERHITUNGAN GAYA-GAYA GESER YANG BEKERJA PADA
STRUKTUR
Berat Bangunan Total (W Tot) Untuk Bangunan Gedung
Lantai 1
A. BEBAN MATI
• Berat plat = 15 x 54 x 2400 x 0.12 = 233280
• Balok induk
P3=P4 (30x60) = 30 x (0.6 – 0.12) x 0.3 x 2400 = 10368
AP2=P2 (30x80) = 114 x (0.8 – 0.12)x 0.3 x 2400 = 55814.4
AP1=P1(30x60) = 96 x 0.6 x (0.6 – 0.12) x 2400 = 66355.2
81
CP (40x100) = 34.4 x 1 x (1 – 0.12)x 2400 = 72652.8
• Balok anak
A1=A2=T (20x35) = 292.2 x (0.35 – 0.12)x 0.2 x 2400 = 28051.2
C1 (40x40) = 21.6 x (0.4 – 0.12)x 0.4 x 2400 = 5806.08
• Kolom
K1 (40x60) = 16 x (4.6 x 0.4 x 0.6) x 2400 = 42393
K2 (40x50) = 16 x (4.6 x 0.4 x 0.5) x 2400 = 35328
K3 (40x40) = 2 x (4.6 x 0.4 x 0.4) x 2400 = 3532.8
K4 (60x60) = 10 x (4.6 x 0.6 x 0.6) x 2400 = 39744
K5 (20x20) = 6 x (4.6 x 0.2 x 0.2) x 2400 = 2649.6
K6 (30x30) = 2 x (4.6 x 0.3 x 0.3) x 2400 = 1987.2
• Dinding = (2x14.85 ) + (2x53.85) x 4.6 x 250 = 123884.7
• Plafon+ penggantung = 14.85 x 53.85 x (11+7) = 14395.1
• Spesi = 14.85 x 53.85 x 42 = 33586.2
• Tegel = 14.85 x 53.85 x 24 = 19192.1 +
Jumlah = 788804.38
B. BEBAN HIDUP
• qh lantai = 250 kg/m2
• koef reduksi = 0.3
Wh = 0.3 x (15 x 54 x 250)
= 60750 kg
• Beban total = Wm + Wh
= 788804.38 + 60750
82
= 849554.38 kg
Lantai 2
A. BEBAN MATI
• Berat plat = 15 x 54 x 2400 x 0.12 = 233280
• Balok induk
P3=P4 (30x60) = 30 x (0.6 – 0.12) x 0.3 x 2400 = 10368
AP2=P2 (30x80) = 114 x (0.8 – 0.12)x 0.3 x 2400 = 55814.4
AP1=P1(30x60) = 96 x 0.6 x (0.6 – 0.12) x 2400 = 66355.2
CP (40x100) = 34.4 x 1 x (1 – 0.12)x 2400 = 72652.8
• Balok anak
A1=A2=T (20x35) = 292.2 x 0.35 x 0.2 x 2400 = 49089.6
C1 (40x40) = 21.6 x 0.4 x 0.4 x 2400 = 8294.4
• Kolom
K1 (40x60) = 16 x (4.2 x 0.4 x 0.6) x 2400 = 38707.2
K2 (40x50) = 16 x (4.2 x 0.4 x 0.5) x 2400 = 32256
K3 (40x40) = 2 x (4.2 x 0.4 x 0.4) x 2400 = 3225.6
K4 (60x60) = 10 x (4.2 x 0.6 x 0.6) x 2400 = 36288
K6 (30x30) = 2 x (4.2 x 0.3 x 0.3) x 2400 = 1814.4
• Dinding = (2x14.85 ) + (2x53.85) x 4.2 x 250 = 113114.7
• Plafon + penggantung = 14.85 x 53.85 x (11+7) = 14395.1
• Spesi = 14.85 x 53.85 x 42 = 33586.2
• Tegel = 14.85 x 53.85 x 24 = 19192.1 +
Jumlah = 788433.7
83
B. BEBAN HIDUP
a. qh lantai = 250 kg/m2
b.koef reduksi = 0.3
Wh = 0.3 x (15 x 54 x 250)
= 60750 kg
c. Beban total = Wm + Wh
= 788433.7 + 60750
= 849183.7 kg
Lantai 3
A. BEBAN MATI
• Balok
A1=A2=T (20x35) = 138 x 0.35 x 0.2 x 2400 = 23184
• Kolom
K1 (40x60) = 16 x (4.2 x 0.4 x 0.6) x 2400 = 38707.2
K2 (40x50) = 16 x (4.2 x 0.4 x 0.5) x 2400 = 32256
K3 (40x40) = 2 x (4.2 x 0.4 x 0.4) x 2400 = 3225.6
K4 (60x60) = 4 x (4.2 x 0.6 x 0.6) x 2400 = 14515.2
K6 (30x30) = 2 x (4.2 x 0.3 x 0.3) x 2400 = 1814.4
• Berat ring balk (20/15) = (2x69.5)+(2x16.5)x0.15x0.2x2400 = 2515
• Berat atap (berdasarkan SAP 2000) = 29.4 x 15 x 54 = 23814
• Dinding = (2x14)+(2x69.5)x4.5x250 = 156403
• Plafon + penggantung = 14x69.5x(11+7) = 17514
• Spesi = 14x69.5x21 = 20433
84
• Tegel = 14x69.5x24 = 23353 +
Jumlah = 357733.4 kg
B. BEBAN HIDUP
a. qh lantai = 250 kg/m2
b. koef reduksi = 0.3
Wh = 0.3x(15 x 54 x 250)
= 60750 kg
c. Beban total = Wm + Wh
= 357733.4 + 60750
= 418483 kg
D. Beban bangunan total = beban lantai 1 + beban lantai 2 + beban lantai 3
= 849554.38 + 849183.7 + 418483
= 2117221.48 kg
= 2117.22148 Ton
Waktu Getar Bangunan (T)
Rumus empiris untuk portal beton Tx = Ty = 0,06
Dengan : H = Ketinggian sampai puncak dari bangunan utama struktur
gedung diukur dari tingkat penjepit lateral ( dalam m ).
H = h1 + h2 + h3
= 4.6 + 4.2 + 4.2
= 13 m
Tx = Ty = 0.06 x H(3/4)
= 0.06 x 13(3/4)
85
= 0.411 detik
Koefisien Gempa Dasar ( C )
Grafik koefisien gempa dasar untuk wilayah Semarang ( Zone 4 ) dengan
struktur bangunan di atas tanah lunak diperoleh C = 0.05
Gambar 2. Koefisien Gempa Dasar C
Untuk Tx = Ty = 0.411 detik, zone 4 dan jenis tanah lunak diperoleh C = 0.05
(Lihat Gambar 1.1)
Faktor keutamaan (I) dan faktor jenis struktur (K)
I = 1.5
K = 1
Gaya Geser Horizontal Total Akibat Gempa
Vx = Vy = C x I x K x Wt
= 0.05 x 1.5 x 1 x 2117.22148 = 158.792 ton
Distribusi Gaya Geser Akibat Gempa ke Sepanjang Tinggi Gedung
a. Arah x
324.05413
<==AH (OKE)
86
Fix = xVxQixhi
Qixhi∑
b. Arah y
387.01513
<==AH (OKE)
Fiy = xVyQixhi
Qixhi∑
Dengan
Fi = gaya geser horizontal akibat gempa pada lantai ke-1
hi = tinggi lantai ke-1 terhadap lantai dasar
Vx, y = gaya geser horizontal total akibat gempa untuk arah x atau y
A, B = panjang sisi bangunan dalam arah x dan y
Tabel 4 Distribusi gaya geser dasar horizontal akibat total gempa kesepanjang
panjang gedung dalam arah X dan Y untuk tiap portal
tingkat Hi
(m)
Qi
(t)
Hi x Qi
(tm)
Fix,y
Total (t)
Untuk tiap portal
½ Fix(t) 1/9 Fiy(t)
3 13 418.483 5440.28 51.36 25.68 5.71
2 8.8 849.1837 7472.82 70.54 35.27 7.84
1 4.6 849.55438 3907.95 36.89 18.45 4.10
Perencanaan Balok
Balok P3=P4
L = 6 m
H min = mm32.3245.18
6000= ~ 60 cm
87
B = 45/305.1
60/2
605.1/2
dsdsdsh
== ~ 30 cm
Dipakai ukuran balok 60 x 30
Balok AP1=P1
L = 6 m
H min = mm32.3245.18
6000= ~ 60 cm
B = 45/305.1
60/2
605.1/2
dsdsdsh
== ~ 30 cm
Dipakai ukuran balok 60 x 30
Balok AP2=P2
L = 9 m
H min = mm49.4865.18
9000= ~ 80 cm
B = 53/405.1
80/2
805.1/2
dsdsdsh
== ~ 40 cm
Dipakai ukuran balok 80 x 40
Balok A1=A2=T
L = 3.6 m
H min = mm60.1945.18
3600= ~ 35 cm
B = 3.23/5.175.1
35/2
355.1/2
dsdsdsh
== ~ 20 cm
88
Dipakai ukuran balok 35 x 20
Balok CP
L = 10.8 m
H min = mm78.5835.18
1080= ~ 100 cm
B = 67.66/505.1
100/2
1005.1/2
dsdsdsh
== ~ 40 cm
Dipakai ukuran balok 100 x 40
Balok C1
L = 3.6 m
H min = mm6.1945.18
3600= ~ 40 cm
B = 67.26/205.1
40/240
5.1/2dsds
dsh
== ~ 20 cm
Dipakai ukuran balok 40 x 20
PERENCANAAN BALOK
Balok 30 x 60 Data-data balok
Tinggi balok (h) : 600 mm
Lebar balok (b) : 300 mm
Selimut beton (p) : 20 mm
Diameter tul. utama : 20 mm
Diameter tul. sengkang : 10 mm
Mutu tulangan (fy) : 240 MPa
Mutu beton (fc) : 25 MPa
89
Gaya rencana dipakai adalah gaya maksimum pada batang :
P = 89150 N
Vu = 106380 N
Tu = 20730000 Nmm
Mu = 223650000 Nmm
Penulangan longitudinal
d = 600 – 20 -10 -22/2
= 559 mm
Penulangan pada momen
k = 2.. dbMu
ϑ
= 2559.300.8,0223650000
= 2.98
ρ min = 0,0058
ρ perlu = 0,0135
ρ maks = 0,0403
ρ min < ρ perlu < ρ maks
0,0058 < 0,0135 < 0,0403
As = ρ . b. d
= 0,0135 . 300 . 559
= 2263,95 mm2
Akibat gaya tekan aksial
A = fy
P.θ
= 240.65,0
89150
= 571,47 mm2
Ast = As + A
= 2263,95 + 571,47
= 2835,42 mm2
90
Dipakai 6 Ø 25 = 2945,2 mm2
kontrol spasi = 2
)25.6(20300 −−
= 65 mm
Penulangan geser
Tu = 2070000 Nmm
Vu = 106380 N
Σx2y = (300-40)2 . (600-40)
= 37856000 mm2
Φ .1/24 . fc .Σx2y = 0,6 . 1/24 . 25 . 37856000
= 4732000 Nmm
Tu ≤ Φ .1/24 . fc . Σx2y
2070000 Nmm ≤ 4732000 Nmm
Vc = 1/6 . fc . b . d
= 1/6 . 25 . 300 . 559
= 139750 N
Perlu tulangan geser
Vs = VcVu−
θ
= 1397506,0
106380−
= 37550 N
2/3 . b . d . fc = 2/3 . 300 . 559 . 25
= 559000N
Vs ≤ 2/3 . b . d . fc
37550 N ≤ 559000 N
Dimensi sudah memenuhi syarat
Smaks = d/2
91
= 559 / 2
= 279,5 mm , dipakai 150 m
Penulangan geser
Av = dfySVs..
= 559.240150.37550
= 41,98 mm2
Jadi dipakai Ø10 –150
Balok lantai 40 x 100
Data-data balok
Tinggi balok (h) : 1000 mm
Lebar balok (b) : 400 mm
Selimut beton (p) : 20 mm
Diameter tul. utama : 22 mm
Diameter tul. sengkang : 12 mm
Mutu tulangan (fy) : 240 MPa
Mutu beton (fc) : 25 MPa
Gaya rencana yang dipakai adalah gaya maksimum pada batang :
P =122620 N
Vu = 436990 N
Tu = 12380000 Nmm
Mu = 772990000 Nmm
Penulangan longitudinal
d = 1000– 20 -12 -22/2
= 957 mm
Penulangan pada momen
k =θ..2 bd
Mu
92
= 2957.400.8,0772990000
= 2,637 MPa
ρ min = 0,0058
ρ perlu = 0,0118
ρ maks = 0,0403
ρ min < ρ perlu <ρ maks
0,0058 < 0,0118 < 0,0403
As = ρ . b . d
= 0,0118 . 400 . 957
= 4517,04 mm2
Akibat gaya tekan aksial
A= fy
P.θ
= 240.65,0
122620 = 786,03 mm2
Ast = As + A
= 4517,04+ 786,03
= 5303,07mm2
Dipakai 9 Ø 28
kontrol spasi = 2
)28.9(20400 −−
= 64 mm
Penulangan geser
Tu = 12380000 Nmm
Vu = 436990 N
Σx2y = (400-40)2 . (1000-40)
= 124416000 mm2
Φ .1/24 . fc . Σx2y = 0,6 . 1/24 . 25 . 124416000
93
= 15552000 Nmm
Tu ≤ Φ . 1/24 . fc . Σx2y
12380000 Nmm ≤ 15552000 Nmm
Vc = 1/6 . fc . b . d
= 1/6 . 25 . 400 . 957
= 319000 N
Perlu tulangan geser
Vs = VcVu−
θ
= 3190006,0
436990−
= 409316,67 N
2/3 . b . d . fc = 2/3 . 400 . 957 . 25
= 1276000 N
Vs ≤ 2/3 . b . d . fc
409316,67 N ≤ 1276000 N
Dimensi sudah memenuhi syarat
Smaks = d/2
= 957 / 2
= 478,5 mm , dipakai 150 mm
Penulangan geser
Av = dfySVs..
= 957.240
150.67,409316
= 267,32 mm2
Jadi dipakai Ø 12 –150
94
Balok 20 x 35
Data-data balok
Tinggi balok (h) : 350 mm
Lebar balok (b) : 200 mm
Selimut beton (p) : 20 mm
Diameter tul. utama : 12 mm
Diameter tul. sengkang : 8 mm
Mutu baja (fy) : 240 MPa
Mutu beton (fc) : 25 MPa
Gaya rencana dipakai adalah gaya maksimum pada batang :
P = 20050 N
Vu = 20950 N
Tu = 7000000 Nmm
Mu = 35530000 Nmm
Penulangan longitudinal
d = 350 – 20 - 8 -12/2
= 316 mm
Penulangan pada momen
k = θ..2 bd
Mu
= 2316.200.8,035530000
= 2,224 MPa
ρ min = 0,0058
ρ perlu = 0,0098
ρ maks = 0,0403
ρ min < ρ perlu < ρ maks
0,0058 < 0,0098 < 0,0403
As = ρ . b. d
= 0,0098 . 200 . 316
95
= 619,36 mm2
Akibat gaya tekan aksial
A = fy
P.θ
= 240.65,0
20050
= 128,52 mm2
Ast = As + A
= 619,36 + 128,52
= 747,88 mm2
Dipakai 5 Ø 14
kontrol spasi = 2
)14.5(40200 −−
= 45 mm
Penulangan geser
Tu = 7000000 Nmm
Vu = 20950 N
Σx2y = (200-40)2 . (350-40)
= 7936000 mm2
Φ .1/24 . fc .Σx2y = 0,6 . 1/24 . 25 . 7936000
= 992000 Nmm
Tu ≤ Φ .1/24 . fc . Σx2y
7000000 Nmm ≥ 992000 Nmm
Vc = 1/6 . fc . b . d
= 1/6 . 25 . 200 . 316
= 52666,67 N
Perlu tulangan geser
96
Vs = VcVu−
θ
= 67,526666,0
20950−
= -17750 N
2/3 . b . d . fc = 2/3 . 200 . 316 . 25
= 210666,67 N
Vs ≤ 2/3 . b . d . fc
-17750 N ≤ 210666,67 N
Dimensi sudah memenuhi syarat
Smaks = d/2
=316 / 2
= 158 mm , dipakai 150 mm
Penulangan geser
Av = dfySVs..
= 316.240
150.17750−
= -35,1 mm2
Jadi dipakai Ø10 –150
PERENCANAAN SLOOF
1. Data-Data Balok 20 x 50
• Tinggi balok = 500 mm
• Lebar balok = 200 mm
• Selimut beton = 20 mm
• Diameter tulangan utama = 19 mm
• Diameter tulangan sengkang = 10 mm
97
• Mutu baja (fy) = 240 MPa
• Mutu beton (fc) = 25 MPa
• Tinggi efektif d = h – p - φ tul sengkang – ½ φ tul. utama
= 500 – 20 – 10 – ½ x 19
= 460.5 mm
7. Dari hasil analisa dengan menggunakan program SAP 2000V7.40 ( di
Lab. Komputer Teknik Sipil, UNNES ) diperoleh data-data sebagai
berikut :
M tumpuan = 59870000 Nmm
M lapangan = 2030000 Nmm
V tumpuan = 59810 N
V lapangan = 1450 N
2. Penulangan sloof
a. Penulangan sloof tumpuan
M tumpuan = 59870000 Nmm
K perlu = 76,15.4602008,0
5987000022 ==
xxxbxdMu
θ
Menurut tebel perhitungan beton bertulang A.10 diperoleh
ρ = 0,0076
As = ρ x b x d
= 0,0076 x 200 x 460.5
= 699.96mm2 ..... dipakai 5 D 14 (As = 770 mm2)
As’ = 0,5 x As
98
= 0,5 x
= 349,98 mm2 ..... dipakai 3 D 13 (As = 398,2 mm2)
b. Penulangan sloof lapangan
M lapangan = 2030000 Nmm
K perlu = 06,05,4602008.0
203000022 ==
xxxbxdMu
θ
Menurut buku tebel perhitungan beton bertulang A10 diperoleh
ρ = 0,0058
As = ρ x b x d
= 0,0058 x 200 x 460,5
= 534,18 mm2 ..... dipakai 5 D 12 (As = 565,5 mm2)
As’ = 0,5 As
= 0.5 x 534,18
= 267,09 mm2 ..... dipakai 6 D 8 (As = 301 mm2)
c. Perhitungan tulangan geser
• Tulangan geser tumpuan
V tumpuan = 59810 N
Gaya Geser Nominal Pada Beton:
Vc = 1/6 x fc x b x d
= 1/6 x 25 x 200 x 460.5
= 76750 N
Vs = VcVu−
φ
99
= 767506,0
59810−
= 22933,33 N > 0
( perlu tulangan geser)
Av =fyxd
VsxS = 223,445.460240
1503,22933 mmx
x=
Ø x 1/20 x fc x Σ x2y = 3538000 Nmm ≤ Tu =6420000 Nmm
( tidak perlu tulangan puntir )
Av tot. =44,23 mm2 ≥ Av min = xfy
bxS3
= 267,412403150200 mm
xx
=
Av = ½ x Av tot.= 72,12 mm2
D2 = 287,9114,3
412,724 mmxAx==
π
D =9,59 mm
Jadi dipakai 10φ -150 mm
• Tulangan geser lapangan
V lapangan = 1450 N
Vc = 1/6 x fc x b x d
= 1/6 x 25 x 200 x 460,5
= 76750 N
Vs = VcVu−
φ
= 767506.0
1450−
100
= -74333,39 N < 0
( perlu tulangan geser)
Av = fyxd
VsxS
= 5,460240
15039,74333x
x
= 100.85 mm2
Ø x 1/20 x fc x Σ x2y = 3538000 Nmm ≤ Tu =6420000 Nmm
( tidak perlu tulangan puntir )
Av tot. = 100.89 mm2 ≥ Av min = xfy
bxS3
= 267,412403150200 mm
xx
=
Av = ½ x Av tot.= 50,45 mm2
D2 = 203,7914,3
445,504 mmxAx==
π
D =8,02 mm
Jadi dipakai 10φ -150 mm
PERENCANAAN KOLOM
Kolom lantai 1
Data kolom :
Ukuran kolom = ( 600 x 600 ) mm
Diameter tulangan pokok = 22 mm
Selimut beton (p) = 40 mm
• Diameter sengkang = 10 mm
• fy =240 MPa
101
Gaya rencana dipakai adalah gaya maksimum pada batang
P = 2165400 N
Vu = 273800 N
Tu = 11610000 Nmm
Mu = 623620000 Nmm
Lebar efektif ( d) = 600-40-10-22/2
= 539 mm
Cb = dfy
.600
600+
= 539.240600
600+
= 385 mm
ab = β . Cb
= 0,85 . 385
= 327,25 mm
Dengan mengabaikan displacement concrete
Ccb = ab . b . 0,85 . fc
= 327,25 . 600 . 0,85. 25
= 4172437,5 N
Tsb = Csb
Karena kolom simetris
Pnb = Ccb + Csb – Tsb
= 4172437,5 N
Prb = 0,65 . Pnb
= 0,65 . 4172437,5
= 2712084,37 N
P ≤ Prb
2165400 N ≤ 2712084,37 N
kontrol keluluhan baja
εy = 0,0020
102
d' = 40 + 10 +11
= 61
εs = 003,0'cb
dcb −
= 003,0385
61385 −
= 0,0259 ≥ vy = 0,0020
Mnb = Ccb ( 2h -
2ab ) + Tsb (
2h - d ) + Csb (
2h - d )
= 4172437,5 ( 2
25,3272
600− ) + 2 Tsb ( )40
2600
−
= 569016164,1 + 520 Tsb
623620000 = 569016164,1 + 520 Tsb
Tsb = 105007,38 N
As’ = fy
Tsb
= 240
38,105007
= 437,53 mm2
As = 2 As’
= 2 . 437,53
= 875,06 mm2
Dipakai tulangan 8 Ø12
Spasi = 3
)12.3(80600 −−
= 161 mm
Penulangan geser
Tu = 11610000 Nmm
Vu = 273800 Nmm
Σx2y = (600-80)2 . (600-80)
= 140608000 mm2
Φ . 1/24 . fc . Σx2y
103
= 0,6 . 1/24 . 25 . 140608000
= 117576000 Nmm
Tu ≤ Φ . 1/24 . fc . Σx2y
11610000 Nmm ≤ 117576000 Nmm
Vc = 1/6 .b . d . fc
= 1/6 . 600 . 539 . 25
= 269500 N
Perlu tulangan geser
Vs = VcVu−
θ
= 2695006,0
273800−
= 186833,3 N
2/3 . b . d . fc = 2/3 . 600 . 539 . 25
= 1078000 N
Vs ≤ 2/3 . b . d . fc
186833,3 N ≤ 1078000 N
Dimensi memenuhi syarat
Smaks = d/2
= 539 /2
= 269.5 mm , dipakai 150 mm
Penulangan geser
Av = dfysVs
..
= 539.240
150.3.186833
= 216,64 mm2
Dipakai Ø 10 -150
104
Kolom lantai 2
Data kolom :
Ukuran kolom = ( 400 x 600 ) mm
Diameter tulangan pokok = 22 mm
Selimut beton (p) = 40 mm
Diameter sengkang = 10 mm
fy = 400 MPa
Gaya rencana di pakai adalah gaya maksimum pada batang :
P = 760290 N
Vu = 115810 N
Tu = 3145000 Nmm
Mu = 271220000 Nmm
• d = 400 - 40 - 10 -22/2
= 339 mm
Cb = dfy
.600
600+
= 339240600
600+
= 242,14 mm
ab = β . Cb
= 0,85 . 242,14
= 205,82 mm
Dengan mengabaikan displacement concrete
Ccb = ab . b . 0,85 . fc
= 205,82 . 400 . 0,85. 25
= 1749470N
Tsb = Csb
Karena kolom simetri
Pnb = Ccb + Csb – Tsb
= 1749470 N
105
Prb = 0,65 . Pnb
= 0,65 . 1749470
= 1137155,5 N
P ≤ Prb
760290 N ≤ 1137155,5 N
kontrol keluluhan baja
εy = 0,0020
d' = 40 + 10 +11
= 61
εs = 003,0'cb
dcb −
= 003,014,242
6114,242 −
= 0.0024 ≥ vy = 0,0020
Mnb = Ccb ( 2h -
2ab ) + Tsb (
2h - d ) + Csb (
2h - d )
= 1749470 ( 2
82,2052
600− ) + 2 Tsb ( )40
2600
−
= 244803042,3 + 520 Tsb
271220000 = 244803042,3 + 520 Tsb
Tsb = 50801,84 N
As’ = fy
Tsb
= 240
84,50801
= 211,67 mm2
As = 2 As’
= 2 . 211,67
= 423,35 m2
Dipakai tulangan 4 Ø12
Spasi = 3
)12.4(80400 −−
106
= 90,67 mm
Penulangan geser
Tu = 3145000 Nmm
Vu = 1151810 Nmm
Σx2y = (400-80)2 . (600-80)
= 53248000 mm2
Φ . 1/24 . fc . Σx2y
= 0,6 . 1/24 . 25 . 53248000
= 6656000 Nmm
Tu ≤ Φ . 1/24 . fc . Σx2y
3145000 Nmm ≤ 6656000 Nmm
Vc = 1/6 .b . d . fc
= 1/6 . 400 . 339 . 25
= 113000 N
Perlu tulangan geser
Vs = VcVu−
θ
= 1130006,0
1151810−
= 1806683,3 N
2/3 . b . d . fc = 2/3 . 200 . 149 . 25
= 99333,33 N
Vs ≤ 2/3 . b . d . fc
3028,33 N ≤ 99333,33 N
Dimensi memenuhi syarat
Smaks = d/2
= 149 /2
= 74,5 mm , dipakai 150 mm
Penulangan geser
107
Av = dfysVs
..
= 149.400
150.33,3028
= 7,621 mm2
Dipakai Ø 6-150
Kolom lantai 3
Data kolom :
Ukuran kolom = ( 400 x 400 ) mm
Diameter tulangan pokok = 22 mm
Selimut beton (p) = 40 mm
Diameter sengkang = 10mm
fy = 240 MPa
Gaya rencana di pakai gaya maksimum pada batang 1753 (frame 1753 )
P = 780650 N
Vu = 13100 N
Tu =1840000 Nmm
Mu = 186510000 Nmm
• d = 400 – 40 - 10 - 22/2
= 339 mm
Cb = dfy
.600
600+
= 339240600
600+
= 242,14 mm
ab = β . Cb
= 0,85 . 242,14
108
= 205,82 mm
Dengan mengabaikan displacement concrete
Ccb = ab . b . 0,85 . fc
= 205,82. 400 . 0,85. 25
= 1749470 N
Tsb = Csb
Karena kolom simetri
Pnb = Ccb + Csb – Tsb
= 1749470 N
Prb = 0,65 . Pnb
= 0,65 . 1749470
= 1137155,5 N
P ≤ Prb
780650 N ≤ 1137155,5 N
kontrol keluluhan baja
εy = 0,0020
d' = 40 + 10 +11
= 61
εs = 003,0'cb
dcb −
= 003,014,242
6114,242 −
= 0,0024 ≥ vy = 0,0020
Mnb = Ccb ( 2h -
2ab ) + Tsb (
2h - d ) + Csb (
2h - d )
= 1749470 ( 2
82,2052
400− ) + 2 Tsb ( )40
2400
−
= 169856042,3 + 320 Tsb
186510000 = 169856042,3 + 320 Tsb
Tsb = 52043,6 N
109
As’ = fy
Tsb
= 240
6,52043
= 216,85 mm2
As = 2 As’
= 2 . 47,02
= 433,69 mm2
Dipakai tulangan 4 Ø12
Spasi = 3
)12.4(80400 −−
= 90,6 mm
Penulangan geser
Tu = 1840000 Nmm
Vu = 312314 Nmm
ΣX2y = (400-80)2 . (400-80)
= 32768000 mm2
Φ . 1/24 . fc . Σx2y = 0,6 . 1/24 . 25 . 32768000
= 4096000 Nmm
Tu ≤ Φ . 1/24 . fc . Σx2y
1840000 Nmm ≤ 4096000 Nmm
Vc = 1/6 .b . d . fc
= 1/6 .400 . 339 . 25
= 113000 N
Perlu tulangan geser
Vs = VcVu−
θ
110
= 1130006,0
312314−
= 407523,3 N
2/3 . b . d . fc = 2/3 . 400 . 339 . 25
= 452000 N
Vs ≤ 2/3 . b . d . fc
407523,3 N ≤ 452000 N
Dimensi memenuhi syarat
Smaks = d/2
= 339 /2
= 169,5 mm , dipakai 150 mm
Penulangan geser
Av = dfysVs
..
= 339.240
150.3,407523
= 751,33 mm2
Dipakai Ø10 - 150
111
BAB V
PERHITUNGAN PONDASI
5.1 Uraian Umum
Pondasi bangunan merupakan struktur yang berfungsi untuk meneruskan
beban ke dalam tanah pendukung yang ada di bawahnya. Pelimpahan beban
struktur harus terjadi sedemikian sehingga keseimbangan struktur dapat terjamin
dengan baik dan ekonomis. Seluruh beban struktur harus dapat ditahan oleh
lapisan tanah yang kuat agar tidak terjadi setlement yang menyebabkan
kehancuran struktur, perhitungan pondasi harus menghasilkan konstruksi pondasi
yang kuat dan kokoh.
Pondasi adalah suatu struktur bangunan yang berada di samping atau di
bawah bangunan yang dapat menahan secara kuat bangunan tersebut dan dapat di
tahan oleh tanah yang ada di sampingnya ataupun di bawahnya.
5.2 Alternatif Pemilihan Pondasi
Dalam perencanaan pondasi untuk bangunan harus diperhatikan beberapa
hal penting sebagai berikut :
1. Fungsi dari bangunan yang dipikul oleh pondasi.
2. Data tentang tanah dasar.
3. Besarnya beban dan berat bangunan yang ada di atasnya.
4. Waktu dan biaya pondasi.
112
Menurut bentuknya pondasi foot plat setempat dibagi menjadi :
1. Pondasi plat bujur sangkar.
2. Pondasi plat persegi.
3. Pondasi plat lingkaran.
Dari ketiga bentuk pondasi foot plat tersebut dipilih pondasi foot plat
bentuk persegi karena mempunyai keuntungan diantaranya :
1. Pondasi tapak persegi efektif digunakan bila ruangan yang tersisa
terbatas, sehingga tidak memungkinkan menggunakan pondasi tapak
bujur sangkar.
2. Pondasi tapak persegi lebih efektif bila sisi panjang diperuntukkan
menahan momen lentur.
5.3 Analisa Daya Dukung Tanah
Dari hasil pengujian boring di laboratorium mekanika tanah Universitas
Negeri Semarang diperoleh data-data tanah sebagai berikut :
• Df (kedalaman) = 2.60 m
• Sf (Safety Factor/Angka Keamanan) = 3.00
• C (Kohesi) = 0.18 kg/cm2 = 0.18 kN/m2
• Bγ (Berat Tanah) = 18 kN/m3
• φ (Sudut geser) = 24
Dari tabel nilai-nilai faktor daya dukung terzaghi :
• Nc (Faktor Daya Dukung) = 2.51
• Nq (Faktor Daya Dukung) = 12.7
113
• Nγ (Faktor Daya Dukung) = 9.7
Tebal plat pondasi = 0.8 m
qc = 135 kg/m2
q = Df x Bγ
= 2.60 m x 18 kN/m3
= 46.8 kN/m2
Dari rumus terzaghi didapat :
Q ultimit = c. Nc + Df . Bγ . Nq + 0,5 . Bγ . Nγ
= qc/20 . Nc + Df . Bγ . Nq + 0,5. Bγ .Nγ
= 135/20 . 2,51 + 2,6 .18 .12,7 + 0,5 .18 . 9,7
= 659.6 kN/m2
Kapasitas daya dukung tanah
Q netto = 659,6 / Sf
= 659.6 kN/m2 / 3
= 219.86 kN/m2
5.4 Perencanaan Pondasi
Dalam mengatur letak pondasi foot plat hendaknya diperhitungkan jarak
antar tiang sehingga masing-masing foot plat akan menerima beban yang sama.
Walaupun foot plat menumpu pada lapisan tanah yang cukup baik, namun dasar
pembagian yang sama untuk setiap pondasi foot plat harus tetap dipegang, agar
dapat dihindari hal-hal yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya sebagai akibat
penurunan yang tidak sama.
114
Pondasi foot plat ini menggunakan mutu beton (fc) = 22.5 MPa dan mutu
baja (fy) = 240 MPa.
5.5 Penulangan Pondasi
Dari analisa dengan program SAP 2000 diperoleh :
Pu = 2165397.3 N = 2165.3973 kN
Mx = 45121700 Nmm = 45.1217 kNm
My = 89855800 Nmm = 89.8558 kNm
a. Pembebanan
• Beban tanah timbunan = 2.6 m x 18 kN/m3 = 46.8 kN/m2
• Beban telapak = 0.6 m x 24 kN/m2 = 14.4 kN/m2 +
= 61.2 kN/m2
b. Perhitungan tegangan ijin netto akibat beban yang bekerja
• Tegangan ijin tanah = 219.86 kN/m2
• Berat Pondasi = 61.2 kN/m2 +
σ netto = 281.06 kN/m2
c. Perhitungan dimensi bidang datar pondasi
A perlu = nettoPu.σ
= 06.281
2165.3973
= 7.704 m
Lebar pondasi diambil (B) = 2 m
115
Panjang pondasi (L) = 3.5 m
Eksentrisitas (e) = PuMy
= 67.1010
3208.54
= 0.0537 m
d. Perhitungan akibat tegangan netto akibat beban berfaktor
Pu = 2165397.3 N = 2165.3973 kN
Mx = 45121700 Nmm = 45.1217 kNm
My = 89855800 Nmm = 89.8558 kNm
Tegangan netto berfaktor
Q netto = WyMy
WxMx
APu
±±
= 22 2.23208.54
2.28331.32
2.267.1010
±±
Q maks = 470.2892 kN/m2
Q min = 448.5008 kN/m2
Q netto = 2
minQQmaks +
=2
5008.4482892.470 +
= 459.395 kN/m2
e. Kontrol kekuatan Geser Pons
Tinggi efektif
o Tebal pondasi = 800 mm
o Penutup beton = 20 mm
116
o Diameter tulangan (D) = 22 mm
o dp = h – p – D – ½.D
= 800 – 70 – 22 - 11
= 697 mm
o dl = h – p – ½ D
= 800 – 70 - 11
= 719 mm
Perhitungan akibat tegangan netto berfaktor
Gaya geser berfaktor
Vu = Q netto maks x luas beban geser
= 470.2892 kN/m2 x {(B.L) – (a1 + d) . (a2 + d)}
= 470.2892 x {(2.2) – (0.45 + 0,697). (0.85 + 0,697)}
= 1046,671 kN
Gaya geser nominal
φ Vc = φ . bo . d . cf '
bo = 2 . (a1 + d) + 2 . (a2 + d)
= 2 . (450 + 697) + 2. (850 + 697)
= 5388 mm
φ Vc = 0.6 x 5388 x 0.697 x 25
= 11266 kN
Vu = 1046,671 kN < φ Vc = 11266 kN
Tebal plat mencukupi untuk memikul gaya geser tanpa memerlukan
tulangan geser.
117
f. Perhitungan momen lentur
Mu = ½ . Q netto maks . 2
2⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ − aL . B
= ½ x 459.395 kN/m2 x 22
45.02 2
x⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −
= 275,924 kNm
g. Perhitungan tulangan lentur
Wu maks = Q1 = 470.2892 kN/m2
Mu = ½ . Wu. 2
21
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ − aL .B
= ½ . 470.2892 . 2
245,02
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ − . 2
= 282,467451 kNm
= 282467,451 kNmm
Momen nominal (Mn) = φ
Mu
= 8.0
451,282467 = 353,0843 kNmm
Perhitungan luas tulangan lentur
K perlu = 2.. dbMu
φ= 2
6
697.2000.8,010.467,282 = 0,363
Di dapat ρ = 0,0035
As perlu = ρ . b .d
= 0,0035 . 2000 . 697
= 4879 mm2
118
Luas tulangan permeter lebar
As = 25,24392
4879 mmB
Asperlu==
Dipakai tulangan D22- 150 mm (As = 2534,2 mm2)
Perhitungan Pondasi Sumuran
Dari perhitungan SAP didapat : P = 1843,29 KN
Mx = -14,29 KNm
My = 2,55 KNm
Dari data sondir diperolah : qc = 170 Kg/cm2
Tf = 740 Kg/cm2
Diameter sumuran (D) = 160 cm, kedalaman = 4.6 m
Luas (A) = 1/4 . 3,14 . D2 = 1257,57 cm2
Keliling (O) = 3,14 . D = 502.4 cm
Qijin = (qc . A/ 3) + (Tf . O) / 10
= (170 . 1257,57 / 3) + (740 . 502.4 / 10 )
= 2055,91 KN
Jumlah sumuran = P/ Qu
= 1843,29 / 2055,91 = 0,89 → 1 bh
y 20 x 160 Tebal pile cap (d) = 50 cm 20 20 160 20 P = 1843,29 + 24. 2 . 2 . 0,5 = 1891,79 KN
119
Cek Terhadap Geser Pons :
Mutu beton K225 fc = 22.5 MPa, mutu baja fy = 240 MPa
Besar tinggi efektif (d) = 50 cm
Kolom = 50 x 50 cm
Vu pons = 1891,79 KN
bo = 2 . (500 + 500) + 2 (500 + 500)
= 4000 mm
ФVc = 0,6 . 1/3 . fc . bo . d
= 0,6 . 1/3 . 25 . 4000 . 500 = 2000 KN > Vu = 1891,79 KN
Cek Terhadap Geser Lentur
Pengecekan geser lentur pada kasus ini tidak dilakukan karena d = 50 cm,
sumuran berada di dalam bidang geser yang terbentuk.
Tebal pile cap (th) = d+ selimut beton + 1/2 tulangan
= 50 + 5+ 2,5 / 2 = 56,25 → 55 cm
Jika pengecekan akan dilakukan langkah perhitungannya :
Vu geser lentur = 0 KN
ФVc geser lentur = 0,6 . 1/6 . fc . b . d
= 0,6 . 1/6 . 25 . 2000. 500
= 500 KN
Maka Vu geser lentur < ФVc geser lentur
0 KN < 500 KN
Perhitungan Tulangan Pile cap :
pmin = 0.0058, tabel 2.9
120
Asmin = ρmin . b.d
= 0,0058 . 2000 . 500
= 5800 mm2
AD25 = 490,9 mm2
n = 5800 / 490,9 = 12D25
55
12D25
12D25 Panjang 4,6m Pondasi sumuran ø 160 cm
20 160 20
Perhitungan tulangan sumuran :
460 Tulangan tegak :
pmin = 0,0058 tabel 2.9
Asmin = 0,0058 . (1/4 . π . 14002 – 1/4 . π . 13002) 15 120 15 = 1229,31 mm2
n = 1229,31 / AD12 = 11D12
121
Tulangan Melingkar D10 – 25 cm
11D12
Beton Siklop
D10 – 25 cm
15 120 15
122
BAB VI
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
4.1. SYARAT – SYARAT UMUM
Pasal I. 01
PERATURAN UMUM
Tatkala dalam penyelenggaraan bangunan ini dilaksanaakan berdasarkan
peraturan-peraturan sebagai berikut :
1. Sepanjang tidak ada ketentuan lain untuk melaksanakan pekerjaan borongan
bangunan di Indonesi, maka sah dan mengikat adalah syarat-syarat umum
(disingkat SU) untuk melaksanakan pekerjaan borongan bangunan Indonesia
(AV) yang disyahkan dengan surat keputusan Pemerintah No.9 tanggal : 28
Mei 1941 dan tambahan Lembaran Negara No. 14571.
2. Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 42 tahun 2002 tentang
pedoman Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 80 Tahun 2003,tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah.
4. keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah RI No.
339/KPTS/M/2003 tgl 21 Agustus 2002,tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Negara.
5. keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah RI No.
339/KPTS/M/2003 tgl 31 Desember 2003,tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pengadaan Jasa Konstruksi Oleh Instansi Pemerintah.
6. Peraturan- peraturan lain yang berhubungan dengan Pembangunan ini.
123
Pasal I.02
PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN
Pemberi Tugas Pekerjaan adalah : Pejabat Pembuat Komitmen Komitmen
Kegiatan PNPB & Administrasi UmumDIPA UNNES Tahun Anggaran 2006.
Pasal I.03
PENGELOLAAN KEGIATAN PEKERJAAN
Pengelolaan Kegiatan Pekerjaan terdiri atas :
1. Pengelolaan Pekerjaan dari Unsur Pemegang Mata Anggaran.
2. Pengelolaan Teknis Proyek ( PTP ) adalah personil yang ditunjuk Pejabat
Pembuat Komitmen Kegiatan PNBP & Administrasi Umum DIPA UNNES
Tahun Anggaran 2006.
Pasal I.04
PERENCANA / ARSITEK
1. Perencana Teknik Pembangunan adalah CV.NIRMANA, Jalan – Palebon
Raya No 39A, SEMARANG. Tlpn (024) 6732763 – Fax (024) 6716679.
2. Perencana berkewajiban pula mengadakan pengawasan berkala dalam bidang
arsitektur dan struktur.
3. Perencana tidak dibenarkan merubah ketentuan- ketentuan pelaksanaan
pekerjaan sebelum mendapt ijin secara tertulis dari Pejabat Pembuat
Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun
Anggaran 2006. Bilamana Perencana menjumpai kejanggalan – kejanggalan
dalam pelaksanaan atau menyimpang dari Bestek/RKS supaya memberi
124
tahukan secara tertulis kepada penanggung jawab kegiatan dan Usaha
Perguruan Tinggi Universitas Negeri Semarang ( UNNES ).
Pasal I.05
PENGAWASAN LAPANGAN/DIREKSI LAPANGAN
1. Konsultan Pengawas Teknis Pembangunan akan ditentukan kemudian
olehPenanggung Jawab Kegiatan Penyelenggara Kegiatan dan Usaha
Perguruan Tinggi Universitas Negeri Semarang ( UNNES ).
2. Tugas Konsultan Pengawas adalah mengawasi Pekerjaan sesuai gambar
Bestek/RKS dan perubahan- perubahan dalam berita acara Aanwijzing selama
pelaksanaan sampai dengan serah terima pekerjaan ke I dan masa
pemeliharaan sampai serah terima pekerjaan ke II.
3. Pengawasan lapangan tidak dibenarkan merubah ketentuan-ketentuan
pelaksanaan pekerjaan sebelum mendapat ijin tertulis dari Pejabat Pembuat
Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun
Anggaran 2006.
4. Bilamana Pengawas lapangan menjumpai kejanggalan-kejanggalan dalam
pelaksanaan atau menyimpan dari bestek, supaya segera memberitahukan
secara tertulis kepada Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB &
Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006.
5. Konsultan Pengawas diwajibkan menyusun rekaman pengawasan selama
pelaksanaan berlangsung 0% sampai dengan serah terima pekerjaan ke II dan
disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB &
Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006.
125
Pasal I. 06
PENGUMUMAN PENDAFTARAN PESERTA LELANG
1. Metoda pemilihan penyedia jasa borongan pekerjaan ini dilakukan melalui
Pelelangan Umum dengan pasaca kualifikasi..
2. Pelelangan Pekerjaan ini diumumkan sacara luas melalui media cetak,
elektronika dan papan pengumuman resmi.
3. Tempat, tanggal, hari dan waktu untuk pendaftaran serta pengambilan
Dokumen lelang tercantum jelas pengumuman lelang.
Pasal I.07
PEMBERIAN PENJELASAN (AANWIJZING)
1. Pemberian penjelasan (Aanwijzing) akan diadakan pada :
1. Hari :
2. Tanggal :
3. Waktu :
4. Tempat :
2. Berita acara pemberian penjelasan (Aanwijzing) dapat diambil pada :
1. Hari :
2. Tanggal :
3. Waktu :
4. Tempat :
126
Pasal I. 08
PELELANGAN
1. Pelelangan akan dilaksanakan melalui system satu sampul.
2. Pemasukan surat penawaran paling lambat pada :
1. Hari :
2. Tanggal :
3. Waktu :
4. Tempat :
3. Pembukaan surat-surat penawaran akan dilakukan oleh Panitia lelang
dihadapan Rekanan, pada :
1. Hari :
2. Tanggal :
3. Waktu :
4. Tempat :
4. Wakil Rekanan yang mengikuti/ menghadiri pelelangan harus membawa syrat
kuasa bermeterai Rp.6.000,-- dari Direksi Rekanan dan bertanggung jawab
penuh.
Pasal I.09
SAMPUL SURAT PENAWARAN
1. Sampul surat penawaran berukuran A4 sesuai dokumen ± 25 x 40 cm
berwarna putih dan tidak tembus baca.
127
2. Sampul surat penawaran yang sudah terisi surat penawaran lengkap dengan
lampiran-lampirannya supaya ditutup, dan diberi lak 5 (lima) tempat dan tidak
boleh diberi kode cap cincin atau cap perusahaan dan kode lain.
3. Sampul penawaran di sebelah kiri atas dan di sebelah kanan bawah supaya
ditulis (periksa contoh surat penawaran).
4. Alamat sampul seperti tertulis digambar dibawah bisa ditempel huruf besar
langsung pada kertas sampulnya.
5. Sampul surat penawaran dibuat sendiri oleh pemborong, ukuran sesuai contoh.
Pasal I. 10
SAMPUL SURAT PENAWARAN YANG TIDAK SAH
Sampul surat penawaran yang tidak sah dan dinyatakan gugur bilamana :
1. Sampul surat penawaran dibuat menyimpang dari atau tidak sesuai dengan
syarat – syarat.
2. Sampul surat penawaran terdapat nama atau terdapat hasil penawarannya atau
terdapat juga tanda-tanda lain di luar syarat-syarat yang telah ditentukan.
Pasal I. 11
PERSYARATAN PENAWARAN
1. Penawaran yang diminta adalah penawaran sama sekali lengkap menurut
gambar, ketentuan-ketentuan RKS serta berita acara aanwijzing
2. Surat penawaran, surat Pernyataan, daftar RAB, Daftar harga satuan Bahan
dan Upah kerja, Daftar Analisa Pekerjaan dan daftar harga Satuan Pekerjaan
halaman supaya dibuat di atas kertas kop nama perusahaan (pemborong) dan
128
harus ditanda tangani oleh Direktur Rekanan yang bersangkuatan dan di
bawah tanda tangan supaya disebutkan nama terang dan cap perusahaan.
3. Bilamana surat penawaran tidak ditandatangani oleh Direktur Pemborong
sendiri harus dilampiri :
a. Surat kuasa dari Direktur Pemborong yang bersangkutan bermaterai Rp.
6000,- diberi tanggal dan cap perusahaan terkena pada meterai tersebut.
b. Foto copy akte pendirian berbadan hukum.
4. Surat penawaran supaya dibuat rangkap 3 (tiga) lengkap dengan lampiran-
lampirannya dan surat penawaran yang asli diberi materai Rp. 6000,- dan
materai supaya diberi tanggal terkena tanda tangan dan cap perusahaan.
5. Surat penawaran termasuk lampiran-lampiran supaya dimasukkan ke dalam
satu amplop sampul surat penawaran yang tertutup.
6. Dokumen Penawaran berisi :
1. Starat Administrasi.
a. Fotocopy Surat Undangan.
b. Surat Penawaran
c. Jaminan Penawaran ( 1%-3% ) berbentuk fotocopy (asli diserahkan
panitia dari bank pemerintah/lembaga keuangan yang ditunjuk olrh
menteri keuangan.
d. Surat kesanggupan bermaterai Rp. 6000,- yang berisi
• Mengasuransikan tenaga kerja ke perum Jamsostek.
• Membayar IMB.
• Menyerahkan jaminan pelaksanaan sebesar 5% dari nilai kontrak.
129
• Tunduk pada peraturan daerah setempat.
2. Syarat Teknis
a. Metoda Pelaksanaan Pekerjaan.
b. Jadwal Waktu Pelaksanaan Pekerjaan.
c. Daftar Peralatan.
d. Daftar Personil inti yang ditempatkan secara penuh.
3. Perhitungan Biaya/Harga.
a. RAB
b. Harga satuan
c. Analisa
d. Harga Upah dan Bahan
7. Bagi Pemborong yang sudah memasukkan surat penawaran, tidak dapat
mengundurkan diri dan terikat untuk melaksanakan dan menyelesaikan
pekerjaan tersebut, bilamana pekerjaan diberikan kepadanya menurut
penawaran yang diajukan.
Pasal I.12
SURAT PENAWARAN YANG TIDAK SAH
Surat yang tidak sah dan dinyatakan gugur bilamana ;
1. Surat penawaran yang tidak dimasukkan dalam sampul tertutup.
2. Surat penawaran, surat pernyataan dan daftar RAB tidak dibuat di atas kertas
kop Rekanan yang bersangkutan.
3. Surat penawaran tidak ditanda tangani si penawar.
130
4. Harga penawaran yang tertulis dengan angka tidak sesuai dengan yang tertulis
dengan huruf.
5. Surat penawaran asli tidak bermeterai Rp.6000,- tidak diberi tanggal dan tidak
terkena tanda tangan penawar/tidak ada cap perusahaan.
6. Tidak jelas besarnya jumlah penawaran baik yang tertulis dengan angka
maupun huruf.
7. Terdapat salah satu lampiran yang tidak ditanda tangani oleh penawar dan
tidak diberi cap dari Rekanan.
8. Surat penawaran dari Rekanan yang tidak diundang.
9. Surat penawaran yang tidak lengkap lampiran-lampirannya.
10. Penawaran yang disampaikan dilihat batas waktu yang ditentukan
Pasal I. 13
CALON PEMENANG
1. Apabila harga dalam penawaran telah dianggap wajar dan dalam batas
ketentuan mengenai harga satuan (harga standard) yang telah ditetapkan serta
telah sesuai dengan ketentuan yang ada, maka panitia menetapkan 3 (tiga)
peserta yang telah memasukkan penawaran yang paling menguntungkan
Negara dalam arti :
a. Penawaran harga yang ditawarkan secara teknis dapat
dipertanggungjawabkan.
b. Perhitungan harga yang ditawarkan dapat dipertanggungjawabkan.
c. Penawaran tersebut adalah yang terendah diantara penawaran yang
memenuhi syarat seperti tersebut diatas.
131
2. Jika dua peserta atau lebih mengajukan harga mempunyai kemampuan dan
kecakapan yang terbesar. Jika bahan-bahan untuk menentukan pilihan tersebut
tidak ada maka penilaiannya dilakukan dengan penilaian kembali, hal mana
harus dicatat dalam berita acara.
3. Panitia membuat laporan kepada pejabat yang berwenang mengambil
keputusan mengenai penetapan calon pemenang laporan tersebut disertai
usulan serta penjelasan tambahan dan keterangan lain yang dianggap perlu
sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan.
4. Aspek teknis, administrasi dan harga.
Pasal I. 14
PENETAPAN PEMENANG
1. Panitia/Pejabat Pengadaan menetapkan calon pemenang lelang
yangmenguntungkan bagi Negara, yakni :
a. Penawaran memenuhi Syarat Administrasi dan Teknis.
b. Penawaran Haraga/biaya terendah dan responsive.
c. Lulus evaluasi Kualifikasi dalam pasca kualifikasi.
2. Berdasarkan laporan disertai usulan penetapan calon pemenang, penjelasan
dan keterangan lain yang disampaikan oleh panitia/pejabat pengadaan, Pejabat
yang berwenangan mengambil keputusan menetapkan pemenang Lelang
dengan menerbitkan Surat Penetapan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)
selambat-lambatnya 5 (lima) hari sejak usulan penetapan calon pemenang.
Pasal I. 15
PENGUMUMAN PEMENANG LELANG
132
Pemenang lelang diumumkan oleh panitia/pejabat Pengadan selambat-lambatnya
2 (dua) hari sejak surat Penetapan Barang/Jasa.
Pasal I. 16
PELELANGAN ULANG
Lelang dibatalkan bilamana :
1. Diantara rekanan yang diundang dan mengikuti Aanwijzing dan mengajukan
penawaran yang sah kurang dari 3 (tiga).
2. Penawaran melampaui anggaran yang tersedia.
3. Harga-harga yang ditawarkan dianggap tidak wajar.
4. Sanggahan dari rekanan ternyata benar
5. Berhubungan dengan pelbagai hal tidak mungkin mengadakan penetapan.
6. Dalam pelelangan dinyatakan gagal atau pemenangnya yang ditunjuk
mengundurkan diri atau urutan pemenang kedua tidak bersedia ditunjuk, maka
panitia pelangan atas permintaan kepala kantor satuan kerja, atau pemimpin
kegiatan akan mengadakan pelelangan ulang.
Pasal I. 17
PEMBERIAN ATAU PELULUSAN PEKERJAAN
1. Pengguna Anggaran akan memberikan pekerjaan kepada rekanan yang
penawarannya pantas, wajar dan menguntungkan Negara serta dapat
dipertanggungjawabkan.
133
2. SPK akan diberikan kepada rekanan yang telah ditunjuk dalam waktu paling
lambat 10 hari kerja setelah pemberitahuan pengumuman penetapan
pemenang pelelangan.
3. Rekanan diperkenankan mulai bekerja setelah diterbitkannya SPK sekaligus
memberikan jaminan pelaksanaan.
Pasal I. 18
PELAKSANA PEMBORONG
1. Bilamana akan dimulai di lapangan, pihak Pemborong supaya
memberitahukan secara tertulis kepada Pemberi Tugas.
2. Pemborong supaya menempatkan seorang kepala pelaksana yang ahli dan
diberi kuasa oleh Direktur Pemborong untuk bertindak atas namanya.
3. Kepada Pelaksana yang diberi kuasa penuh harus selalu ditempat pekerjaan
agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang telah
ditugaskan oleh direksi.
4. Kepala Pelaksana supaya yang berpengalaman dalam pekerjaan gedung
bertingkat dan pembantu-pembantunya minimal memahami bestek dan
mengerti gambar.
Pasal I. 19
SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN
Pekerjaan harus dikerjakan menurut :
1. RKS dan gambar-gambar kerja/gambar detail secara menyeluruh untuk
kegiatan ini.
134
2. RKS dengan segala perubahan–perubahan dalam Aanwijzing (Berita Acara
Aanwijzing).
3. Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis dari Pengguna Anggaran/Pengelola
Kegiatan.
4. Lapangan/lahan yang tersedia.
Pasal I. 20
PENETAPAN UKURAN DAN PERUBAHAN-PERUBAHAN
1. Pemborong harus bertanggung jawab atas tepatnya pekerjaan menurut ukuran-
ukuran yang tercantum dalam gambar dan bestek.
2. Pemborong berkewajiban mencocokkan ukuran satu sama lain dan apabila ada
perbedaan ukuran dalam gambar dan RKS segera dilaporkan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES
Tahun Anggaran 2006.
3. Bilamana ternyata terdapat selisih atau perbedaan ukuran dalam gambar dan
RKS, maka petunjuk pemberi tugas yang dijadikan pedoman berdasar
pembentukan dari Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB &
Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006.
4. Bilamana dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat perubahan-perubahan, maka
pemborong tidak berhak minta ongkos kerugian kecuali bilaman pihak
pemborong dapat membuktikan bahwa dengan adanya perubahan-perubahan
tersebut pemborong menderita kerugian.
135
5. Bilamana dalam pelaksanaan pekerjaan diadakan perubahan-perubaha, maka
perencana harus membuat gambar perubaha (refisi) dengan tanda garis
berwarna di atas gambar aslinya. Kesemuanya atas biaya perencana.
6. Di dalam pelaksanaan., Pemborong tidak boleh menyimpang dari ketentuan
RKS dan ukuran-ukuran gambar, kecuali seizin dan sepengetahuan Pejabat
Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES
Tahun Anggaran 2006.
Pasal I. 21
PENJAGAAN DAN PENERANGAN
1. Pemborong harus mengurus penjagaan di luar jam kerja (siang dan malam)
dalam kompleks pekerjaan termasuk bangunan yang sedang dikerjakan,
gudang dan lain-lain.
2. Untuk kepentingan keamanan dan penjagaan perlu diadakan
penerangan/lampu pada tempat tertentu, satu sama hal lain tersebut atas
kehendak Direksi.
3. Pemborong bertanggung jawab sepenuhnya atas bahan dan alat-alat lainnya
yang disimpan dalam gudang dan halaman pekerjaan, apabila terjadi
kebakaran dan pencurian, maka harus segera mendatangkan gantinya untuk
kelancaran pekerjaan.
4. Pemborong harus menjaga jangan sampai terjadi kebakaran sabotase di tempat
pekerjaan, alat-alat kebakaran atau alat-alat bantu lain untuk keperluan yang
sama harus selalu berada di tempat pekerjaan.
136
5. Segala resiko dan kemungkinan kebakaran yang menimbulkan kerugian dalam
pelaksanaan pekerjaan dan bahan-bahan materi juga gudang dan lain-lain
sepenuhnya.
Pasal I. 22
KESEJAHTERAAN DAN KESEHATAN KERJA
1. Bilamana terjadi kecelakaan, Pemborong harus segera mengambil tindakan
penyelamatan dan segera memberitahukan kepada pemberi tugas.
2. Pemborong harus memenuhi atau mentaati peraturan-peraturan tentang
perawatan korban dan keluarganya.
3. Pemborong harus menyediakan obat-obatan yang tersusun menurut syarat-
syarat palang merah.
4. Pemborong selain memberikan pertolongan kepada pekerjanya, juga selalu
memberikan bantuan pertolongan kepada pihak ketiga dan menyediakan air
minum yang memenuhi syarat kesehatan.
5. Pemborong harus mengasuransikan tenaga kerjanya yang bekerja diproyek ini
ke PT.JAMSOSTEK.
Pasal I. 23
PENGGUNAAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN
1. Bahan-bahan bangunan yang dipakai diutamakan hasil produksi dalam negeri
kwalitas baik.
2. Harus diperhatikan syarat-syarat dan mutu barang dan jasa yang bersangkutan.
Semua bahan-bahan bangunan untuk pekerjaan ini sebelum dipergunakan
137
harus mendapat persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB
& Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006.
3. Semua bahan-bahan bangunan untuk pekerjaan ini sebelum dipergunakan
harus mendapat persetujuan dari pengguna Anggaran/pengawas terlebih
dahulu dan harus berkwalitas baik.
4. Semua bahan-bahan bangunan yang telah dinyatakan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun
Anggaran 2006 tidak dapat dipakai (afkir) harus segera disingkirkan jauh-jauh
dari tempat pekerjaan dalam tempo 24 jam dan hal ini menjadi tanggung
jawab pemborong.
5. Bilamana pemborong melanjutkan pekerjaan dengan bahan-bahan bangunan
yang telah diafkir, maka Penanggung Jawab Kegiatan Penyelenggara Kegiatan
dan Usaha Perguruan Tinggi Universitas Negeri Semarang ( UNNES ) berhak
untuk memerintah membongkar dan harus mengganti dengan bahan-bahan
yang memenuhi syarat-syarat atas resiko/tanggung jawab pemborong.
6. Bilamana Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum
DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006 sangsi akan mutu bahan/ kwalitas bahan
bangunan yang akan digunakan, pemimpin kegiatan/ pengelola kegiatan
berhak meminta kepada pemborong untuk memeriksakan bahan– bahan
bangunan tersebut pada laboratorium bahan-bahan bangunan.
Pasal I. 24
KENAIKAN HARGA DAN FORCE MAJEURE
138
1. Semua kenaikan harga akibat kebijaksanaan pemerintah Republik Indonesia
dibidang moneter yang bersifat nasional dapat mengajukan klaim sesuai
dengan keputusan pemerintah dan pedoman resmi dari pemerintah Republik
Indonesia.
2. Semua kenaikan harga yang bersifat biasa tidak dapat mengajukan klaim.
3. Semua kerugian akibat force majeure berupa bencana alam antara lain; gempa
bumi, angin topan, hujan lebat, pemberontakan, perang dan lain-lain, kejadian
tersebut dapat dibenarkan oleh pemerintah, bukan menjadi tanggungan
Pemborong.
4. Apabila terjadi force majeure, pihak rekanan harus memberitahukan kepada
pemimpin kegiatan/pengelola kegiatan secara tertulis paling lambat 24 jam
demikian pula bila force majeure.
Pasal I. 25
ASURANSI
Pemborong harus mengasuransikan semua tenaga kerja yang bekerja di kegiatan
ini ke PT. Jamsostek, ternasuk tenaga dari team Teknis, Konsulatan Perencana
dan Konsultan Pengawas yang namanya tercamtum dalam Struktur Organisasi ini.
Pasal I. 26
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Perselisihan akan diselesaikan menurut aturan/ketentuan yang lazim berlaku,
sedangkan tata caranya diatur kemudian dalam kontrak.
Pasal I. 27
URAIAN MENGENAI RKS DAN GAMBAR
139
1. Disamping peraturan-peraturan umumyang disebut dalam pasal I. 01.
2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) beserta gambar-gambarnya berlaku
sebagai dasar pedoman/ketentuan untuk melaksanakan pekerjaan ini.
3. Gambar-ganbar yang ikut disertakan akan juga merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari RKS ini.
4. Kontraktor wajib untuk mengadakan perhitungan kembali atas segala ukuran-
ukuran dimensi konstruksi apabila ukuran-ukuran yang ditentukan dalam
spesifikasi/gambar meragukan kontraktor. Dalam hal ini Kontraktor diijinkan
membetulkan kesalahan gambar dan melaksanakannya setelah ada persetujuan
tertulis dari Penawas dengan persetujuan Pemberi Tugas.
5. Bila terdapat perbedaan :
a. Antara gambar dan ketentuan RKS, Surat/Surat Penawaran maka Pemberi
Tugas dapat memutuskan pekerjaan dengan volume pekerjaan harga
pekerjaan/kwalitas bahan material yang tinggi.
b. Surat perjanjian Pemborong didahulukan atas RKS.
c. RKS didahulukan atas gambar serta perubahan sebagaimana Berita Acara
Aanwijzing, Berita Acara Aanwijzing didahukan atas RKS dan Gambar.
d. Gambar beserta detail dan tambahan atau perubahan yang tercantum dalam
Berita Acara Aanwijzing didahulukan atas Surat Penawaran.
e. Jika pekerjaan tidak terdapat dalam RKS, tetapi terdapat dalam gambar
maka yang terakhir ini berlaku penuh demikian pula sebaliknya.
6. Perbedaan antara gambar dan RKS maupun perubahan yang ditentukan pada
waktu pelaksanaan berlangsung. Kontraktor diwajibkan menaati keputusan
140
Konsultan Pengawas yang diberikan secara tertulis di mana dijelaskan juga
kemungkinan adanya pekerjaan tambah/kurang.
7. Apabila ada perbedaan gambar dalam yang satu dengan yang lain, maka
Pemberi Tugas dapat menetapkan yang lebih besar volume/harga
kwalitas/ukuran.
8. Kontraktor wajib membuat gambar kerja, sebelum memulai sesuatu pekerjaan
yang khusus dan harus dimintakan persetujuan Konsultan Pengawas.
9. Dalam hal kontraktor meragukan ketentuan-ketentuan yang tercamtum dalam
dokuman pelaksanaan, maka kontraktor wajib berkonsultasi dengan konsultan
Perencana atau Pengawas.
10. Untuk menghindari kesalahan dalam memedomani gambar-gambar
pelaksanaan, maka kontraktor untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan di
lapangan sama sekali tidak diperkenankan memperbanyak gambar dengan
cara apapun: seperti menyalin kembali gambar pada kalkir atau kertas lainnya,
mengopy dengan cara apapun. Jika Pelaksana Kontraktor memerlukan copy
gambar maka copy tersebut hanya dapat dikeluarkan melalui Konsultan.
Seluruh akibat terhadap pelanggaran yang tersebut di atas, akan menjadi
tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
Pasal I. 28
LAIN-LAIN
1. Hal-hal yang belum tercantum dalam RKS ini akan dijelaskan di dalam
Aanwijzing
2. Sarat penawaran / RAB supaya dibuat seperti contoh terlampir.
141
3. Bilamana jenis pekerjaan yang telah tercantum di dalam contoh daftar RAB
ternyata terdapat kekurangannya tersebut dapat ditambahkan menurut pos-
posnya dengan cara menambah huruf alphabet pada nomor terakhir dari pos
yang bersangkutan, misalnya pos persiapan nomor terakhir 4, maka
perubahannya tidak nomor 5, tetapi nomor 4a, 4b dan seterusnya.
4. Surat permohonan IMB (jika diperlukan) dari Pemberi Tugas, sedang
pengurusan dan pembiayaannya kepada Pemborong dan dilaksanakan segera
setelah dilakukan penandatanganan.
5. Segala kerusakan yang timbul akibat pelaksanaan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
6. BQ tidak mengikat dan kontraktor wajib menghitung kembali.
7. Apakah ada saat pengajuan penawaran ada ketidak benaran data / informasi
sejak dimulainya proses pelelangan ini, maka Pejabat Pembuat Komitmen
Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006
akan menjatuhkan sanksi.
8. Bentuk dan jenis sanksi akan ditentukan oleh Penitia Lelang / Pimpinan
Kegiatan.
9. Ketentuan atau ketetapan lain di dalam pelaksanaan proses pelelangan ini
merupakan hak dan wewenang Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB &
Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006.
SYARAT-SYARAT ADMINISTRASI
Pasal II. 01
142
JAMINAN LELANG
1. Jaminan Penawaran (tender garansi) berupa surat jaminan Bank milik
pemerintah atau Bank Umum lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, 24
Februari 1988. Nomor : 205 / KMK / 013 / 1988 sebesar 1 – 3 % dari harga
penawarn.
2. Bagi Pemborong yang mendapat pekerjaan, tender Garansi diberikan kembali
pada saat jaminan pelaksanaan diterima oleh Pejabat Pembuat Komitmen
Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006.
3. Bagi pemborong yang tidak mendapatkan pekerjaan, tender garansi dapat
diambil setelah adanya Penetapan Pemenang, yang mendapatkan pekerjaan,
tender garansi dapat diambil setelah dikeluarkannya SPMK, dan telah
memberikan jaminan pelaksanaan. Jaminan penawaran dapat diambil setelah
ditanda tangani kontrak.
Pasal II. 02
JAMINAN PELAKSANAAN
1. Jaminan Pelaksanaan ditetapkan sebesar 5 % (lima persen) dari nilai kontrak.
2. Jaminan Pelaksanaan diterima oleh Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan
PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006 bersama
dengan penandatanganan surat perjanjian Pemborongan.
3. Masa berlaku jaminan pelaksanaan setelah tanggal SKPBJ sampai dengan 14
(empat belas) hari setelah masa pemeliharaan berakhir.
Pasal II. 03
PERMULAAN PEKERJAAN DAN RENCANA KERJA
143
(TIME SCHEDULE)
1. Setelah penandatanganan kontrak, pengguna dan penyedia barang/jasa
bersama-sama mengadakan pemeriksaan lapangan dan membuat berita acara
penyerahan.
2. SPMK diterbitkan segera mungkin dan paling lambat 14 ( empat belas ) hari
setelah penandatanganan kontrak.
3. pemborong harus membuat rencana kerja pelaksanaan pekerjaan untuk
disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi
Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. dan segera melaksanakan
pekerjaan paling lambat 7 ( tujuh ) hari setelah diterbitkannya SPMK
4. pemborong wajib membertahukan direksi, bila mana akan memulai pekerjaan.
5. Pemborong diwajibkan melaksanakan pekerjaan menurut Rencana Kerja yang
telah disetujui.
6. Rekanan tetap bertanggungjawab atas penyelesaian pekerjaan tepat pada
waktunya.
Pasal II.04
LAPORAN HARIAN DAN MINGGUAN
1. Konsultan Pengawas tiap minggu diwajibkan membuat dan mengirimkan
laporan kepada Pemberi Tugas mengenai prestasi pekerjaan yang dilegalisir
oleh yang berwenang.
144
2. Penilaian prestasi kerja atas dasar pekerjaan yang sudah dikerjakan, tidak
termasuk adanya bahan-bahan pekerjaan dan tidak atas dasar besarnya
pengeluaran uang oleh Pemborong.
Pasal II. 05
PEMBAYARAN
1. Pembayaran akan dilaksanakan dan atau akan diatur kemudian dalam kontrak.
2. Tiap pengajuan pembayaran angsuran harus disertai berita acara pemeriksaan
pekerjaan dan dilampiri dafatr hasil opname pekerjaan foto-foto dokumentasi
dalam album.
Pasal II.06
MASA PEMELIHARAAN (ONDERHOUD TERMINJN)
1. Jangka waktu pemeliharaan adaalah 180 ( seratus delapan puluh ) hari
kalender sehabis penyerahan pertama.
2. Bila mana masa pemeliharaan terjadi kerusakan-kerusakan akibat kurang
sempurnanya didalam pelaksanaan ataukarena mutu bahan. Maka pemborong
harus memperbaiki setelah mendapat peringatan pertama tertulis dari Pejabat
Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES
Tahun Anggaran 2006.
Pasal II.07
PERMULAAN PEKERJAAN
1. Selambat-lambatnya dalam waktu satu minggu terhitung dari SMPK
(Gunning) dikeluarkan dari Pemberi Tugas, pekerjaan harus sudah dimulai.
145
2. Bilamana ketentuan seperti diatas tidak dipenuhi, maka jaminan pelaksanaan
dinyatakan hilang dan menjadi milik Pemerintah.
3. Apabila akan memulai pekerjaan, Pemborong wajib memberitahukan secara
tertulis kepada Pemberi Tugas.
4. Pemborong wajib melakukan pemotretan dari 0 % sampai 100 % dan dicetak
menurut petunjuk dari Konsultan Pengawas.
Pasal II. 08
PENYERAHAN PEKERJAAN
1. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 160 (seratus enam puluh) hari
kalender termasuk hari minggu, hari besar dan hari raya.
2. Pekerjaan dapat diserahkan pertama kalinya bilamana pekerjaan sudah selesai
100 % dan dapat diterima denagn baik oleh Penanggung Jawab Kegiatan dan
Usaha Perguruan Tinggi Universitas Negeri Semarang (UNNES) dengan
disertai Berita Acara dan dilampiri daftar kemajuan pekerjaan, pada
penyerahan pertama untuk pekerjaan ini, keadaan bangunan serta halaman
harus dalam keadaan rapi dan bersih.
3. Dalam memudahkan suatu penelitian sewaktu diadakan suatu pemeriksaan
teknis dalam penyerahan ke 1 (pertama) maka surat permohonan pemeriksaan
teknis yang diajukan kepada Direksi supaya dilampiri :
a. Daftar kemajuan pekerjaan 100% ditanda tangani pengawas lapangan dan
diketahui oleh Pemborong.
b. Satu (1) album berisi foto berwarna yang menyatakan prestasi kerja 100%.
c. Khusus untuk ukuran foto yang 10 R supaya diambil yang baik.
146
4. Surat permohonan pemeriksaan teknis dikirim kepada Pejabat Pembuat
Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun
Anggaran 2006. harus sudah dikirimkan selambat-lambatnya 15 (lima belas)
hari sebelum batas waktu penyerahan pertama kalinya berakhir.
5. Dalam penyerahan pekerjaan pertama kalinya bilamana terdapat pekerjaan
instalasi listrik, maka pihak pemborong harus menunjukkan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES
Tahun Anggaran 2006. surat pernyataan bahwa instalasi listrik tersebut telah
terdaftar di PLN dengan meterai Rp. 6000,-
Pasal II.09
MASA PEMELIHARAAN (ONDERHOUD TERMIJN)
1. Jangka waktu pemeliharaan adalah 6 bulan (180) hari kalender terhitung sejak
penyerahan pertama.
2. Bilamana dalam masa pemeliharaan (Onderhoud terjmin) terjadi kerusakan
akibat kurang sempurnanya dalam pelaksanaan atau kurang baiknya mutu
bahan-bahan yang digunakan, maka pemborong harus segara memperbaiki
dan menyempurnakannya kembali setelah pihak pemborong diperingatkan
atau diberitahukan yang pertama kalinya secara tertulis oleh Pengghuna
Anggaran dan Pengendali Kegiatan.
Pasal II.10
PERPANJANGAN WAKTU PENYERAHAN
1. Surat permohonan waktu penyerahan pertama yang diajukan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES
147
Tahun Anggaran 2006. harus sudah diterima selambat-lambatnya 15 (lima
belas) hari sebelum batas waktu penyerahan pertama kalinya berakhir dan
surat tersebut supaya dilampiri :
a. Data yang lengkap.
b. Time Schedule baru yang sudah disesuaikan dengan sisa pekerjaan.
2. Surat Permohonan Perpanjangan Waktu Penyerahan tanpa data yang lengkap
tidak akan dipertimbangkan.
3. Permintaan Perpanjangan Waktu Penyerahan pekerjaan yang mana dapat
diterima oleh Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi
Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. bilamana :
a. Adanya pekerjaan tambahan atau pengurangan (meer of minderwerk) yang
tidak dapat dielakkan lagi setelah atau sebelum kontrak ditandatangani
oleh kedua belah pihak yang dinyatakan dalam Berita Acara.
b. Adanya Surat Perintah tertulis oleh Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan
PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006.
tentang pekerjaan tambahan.
c. Adanya perintah tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB
& Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006., pekerjaan
untuk sementara waktu dihentikan.
d. Adanya force majeure (bencana alam, gangguan keamanan, pemogokan,
perang) kejadian mana ditangguhkan oleh yang berwenang.
148
e. Adanya gangguan curah hujan yang terus menerus di tempat pekerjaan
secara langsung mengganggu pekerjaan yang dilaporkan oleh Konsultan
Pengawas.
f. Pekerjaan tidak dapat dimulai tepat pada waktu yang telah ditentukan
karena lahan yang akan dipakai untuk bangunan masih ada masalah.
Pasal II.11
SANKSI / DENDA (PASAL 49 AV)
1. Bilamana batas waktu penyerahan pekerjaan pertama kalinya dilampaui/tidak
dipenuhi, maka pemborong dikenakan denda/diwajibkan membayar denda
sebesar 1 0/00 (satu permil) tiap hari, dengan denda maksimal 5 % dari nilai
kontrak. Uang denda harus dilunaskan padawaktu pembayaran angsuran
(termijn) penyerahan kesatu (I).
2. Menyimpang dari Pasal 49A V terhadap segala kelainan mengenai peraturan
atau tugas yang tercantum dalam ketetapan ini, maka sepanjang bestek ini
tidak ada ketetapan denda lainnya, pemborong dapat dikenakan denda sebesar
1 0/00 (satu permil) tiap terjadi kelainan dengan tidak diperlukan suatu
pengecualian.
3. Bilamana terjadi perintah untuk mengerjakan pekerjaan tambahan dan tidak
disebutkan jangka waktu pelaksanaannya, maka jangka waktu pelaksanaan
tidak akan diperpanjang.
149
Pasal II.12
PEKERJAAN TAMBAHAN DAN PENGURANGAN
1. Harga pekerjaan tambahan yang diperintahkan secara tertulis oleh Pejabat
Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES
Tahun Anggaran 2006., pemborong dapat mengajukan pembayaran tambahan.
2. Sebelum pekerjaan tambahan dikerjakan, pemborong supaya mengajukan
kepada Pemimpin proyek/pengelola proyek daftar RAB agar Pejabat Pembuat
Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun
Anggaran 2006. agar diperhitungkan pembayarannya.
3. Untuk memperhitungkan pekerjaan tambah – kurang harga satuan yang telah
dimasukkan dalam daftar penawaran/kontrak.
4. Bilamana harga satuan belum tercantum dalam surat penawaran yang
diajukan, maka akan diselesaikan secara musyawarah.
Pasal II.13
DOKUMENTASI
1. Sebelum pekerjaan dimulai, keadaan lapangan atau tempat pekerjaan masih 0
% supaya diadakan pemotretan di tempat yang dianggap penting menurut
pertimbangan Direksidengan ukuran 9 x 14 cm sebanyak 4 set berwarna.
2. Setiap permintaan pembayaran termijn (angsuran) dan penyerahan pertama
harus diadakan pemotretan yang menunjukkan prestasi pekerjaan (minimum
dari 5 jurusan) masing-masing menurut pengajuan termijn dengan ukuran 9 x
14 cm sebanyak 3 set berwarna. (pembidikan dari titik tetap), pada penyerahan
150
pertama, pemborong harus mendak dan foto 10 R sejumlah 5 buah dan sudah
dipigur.
Pasal II.14
PENDAFTARAN GEDUNG PEMERINTAH
Konsultan pengawas di wajibkan membantu pengelola proyek menyelesaikan
pendaftaran gedung-gedung disesuaikan dengan persyaratan yang ditetapkan.
Pasal II.15
PENCABUTAN PEKERJAAN
1. Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA
UNNES Tahun Anggaran 2006. berhak membatalkan atau mencabut
pekerjaan dari tangan pemborong apabila ternyata pihak pemborong telah
menyerahkan pekerjaan seluruhnya atau sebagian kepada pemborong lain
semata-mata hanya mencari keuntungan saja dari pekerjaan tersebut.
2. Pada pengabutan pekerjaan tersebut, pemborong hanya dapat dibayar untuk
pekerjaan yang telah selesai dan telah diperiksa serta disetujui oleh Pejabat
Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES
Tahun Anggaran 2006. sedangkan harga bahan bangunan yang berada di
tempat menjadi resiko pemborong sendiri.
3. Penyerahan bagian-bagian seluruh pekerjaan kepada pemborong lain (onder
eanemer) tanpa izin tertulis dari pihak Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan
PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. tidak
diizinkan.
151
Pasal II.16
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR, CONTOH SURAT PENAWARAN
1. Tanggung jawab Kontraktor :
Rekanan/Kontraktor bertanggung jawab atas bangunan tersebut selama
sepuluh tahun sesuai dengan pasal 1609 KUHP Perdata.
2. Mengurus IMB dengan biaya dari pemborong / Kontraktor , sedang proyek
membantu dengan pengurusan kelengkapan dokumen yang diperlukan.
152
CONTOH SURAT PENAWARAN :
KERTAS KOP NAMA PERUSAHAAN Nomor :
Lamp :
Perihal : Surat Penawaran Kepada
Pekerjaan ……………………..
Jl. ………………….
SEMARANG
Untuk mengikuti penunjukan langsung terbatas yang di adakan pada
hari….tanggal……
bulan….tahun…. dengan mengambil tempat di…….yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : ……………….
Jabatan : ……………….
Alamat : ……………….
Berkedudukan : ……………….
Dengan ini menyatakan :
1. Akan tunduk pada pedoman penunjukan langsung untuk pelaksanaan
pekerjaan bangunan-bangunan negara.
2. Mengindahkan syarat-syarat dan keterangan-keterangan di dalam
dokumen lelang dan perubahan-perubahan atau tambahan-tambahan yang
tercantum dalam berita acara aanwijzing, pada tanggal ……..
3. Memperhitungkan pekerjaan pengurangan atau penambahan yang
mungkin ada atas dasar bestek.
153
4. Penawaran tersebut mengikat sampai pekerjaan selesai sesuai kontrak.
5. Telah menyerahkan surat jaminan penawaran berupa surat jaminan Bank
sebesar Rp …………
6. Penawaran tersebut mengikat sampai pekerjaan selesai sesuai dengan
kontrak.
7. Sanggup dan bersedia melaksanakan, menandatangani bahan-bahan
bangunan dan peralatan yang diperlukan untuk :
a. Pekerjaan :
b. Lokasi :
c. Denagn harga borongan : Rp (terbilang)
d. Jangka waktu pelaksanaan : ( ) hari kalender
e. Jangka waktu pemeliharaan : selama : ( ) hari
kalender
Semarang, 2004
Hormat Kami,
CV/ PT.
Materai Rp. 6000,-
Cap perusahaan
Nama Terang
Direktur
154
SYARAT-SYARAT TEKNIS UMUM
Pasal III.01.
URAIAN PEKERJAAN
1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :
Pembangunan gedung kuliah dan Laboratorium 3 lantai Jurusan Bahasa
Inggris dan Bahasa Indonesia FBS UNNES di SEMARANG
Didesa Sekaran Kecamatan Gunung Pati Kodya Semarang
Uraian Jenis Pekerjaan, Konstruksi dan Bahan.
- Konstruksi pondasi dari beton bertulang dan pasangan batu kali
- Konstruksi kerangka (kolom, balok, & konsol) dari beton bertulang.
- Konstruksi dinding dari pasangan batu bata.
- Kusen kayu Bangkirai.
- Usuk kayu kruing, Reng, dan lisplank kayu bangkiray.
a. Sparing-sparing Instalasi listrik
b. Sparing-sparing Instalasi air kotor dan kotoran WC.
2. Sarana Pekerjaan :
Untuk kelancaran Pekerjaan pelaksanaan diLapangan Kontraktor harus
menyediakan :
a. Tenaga Pelaksana yang slalu ada dilapangan, tenaga kerja yang
terampil dan cukup jumlahnya.
155
b. Penyediaan alatg-alat Bantu : Beton molen, vibrator, pompa air,
mesin las, alat angkut, mesin giling serta peralatan lainya yang
digunakan harus selalu tersedia dilapangan sesuai kebutuhan.
c. Bahan-bahan bangunan harus tersedia dilapangan dengan jumlah
yang cukup.
d. Melaksanakan tepat dengan scedhule.
3. Cara Pelaksanaan.
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan syarat-
syarat ( RKS ) Gambar Rencana, Berita Acara Penjelasan serta mengikuti
petunjuk Konsultan Pengawas.
Pasal III.02
JENIS MUTU BAHAN
Jenis mutu bahan yang dipakai diutamakanproduksi dalam negeri
Sesuai dengan keputusan bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri
Perindustrian dan Menteri Penerangan.
No : 472/Kop/XII/80.
No : 813/Menpen/1980.
No : 64/Menpen/1980
Tanggal 23 Desember 1980.
156
Pasal III.03
GAMBAR – GAMBAR
RKS ini dilampiri :
A. Gambar Perencanaan
1. Gambar Rencana Site Plan
2. Gambar Rencana Denah Layout 1,2,&3
3. Gambr Tampak dan Potongan
B. Gambar Pelaksanaan
1. Gambar Denah, Tampak, Potongan LT1
2. Denah dan Detail Konstruksi.
Pasal III.04
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN
1. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan laindalm Rencana
Kerja dan Syarat-syarat ( RKS ) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-
ketentuan dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya :
a. Kepers 16 tahun 1994 beserta segala perubahan dan
penyempurnaannya.
b. Peraturan umum tentang pelaksanaan pembangunan diIndonesia
atau Algemene Voowaarden voor de Uitvouring bijaaneming van
openbare warken ( AV )1941.
c. Keputusan-keputusan dariMajelis Indonesia untuk Arbitrasi Teknik
dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia ( DTPI ).
d. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1989 ( PBI 1989 ).
157
e. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen
Tenaga Kerja.
f. Peraturan umum tentang pelaksanaan Instalasi Air minum
sertaInstalasi Pembuangan dan Perusahaan Air Minum.
g. Peraturan umum tentang pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1979
dan PLN setempat.
h. Peraturan sambungan telepon yang berlaku diIndonesia.
i. Pertuan Konstruksi Kayu Indonesia ( PPKI 1961 )
j. Peraturan Semen Portland Indonesia NI. No : 08
k. Perturan Batu Merah sebagai bahan bangunan.
l. Pertauran Muatan Indonesia.
m. Peraturan dan ketentuan lain yang di keluarkan oleh
jawatan/instansi pemerintah setempat, yang bersangkutan dengan
permasalahan bangunan.
2. Untuk melaksanakan npekerjaan dalam pasal 1 ayat 2 tersebut berlaku dan
mengikat pula:
a. Gambar bestek yang dibuat konsultan perencana yang sudah
disahkan
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS ).
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
d. Berita Acara Penunjukan.
e. Surat Keputusan Pemimpin Proyek Tentang Penunjukan
Kontraktor.
158
f. Surat Perintah Kerja ( S.P.K )
g. Surat Penawaran dan lampiran-lampirannya.
h. Jadwal pelaksanaan yang tekah disetujui pemimpin proyek.
Pasal III.05
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat
( RKS )termasuk tambahan dan perubahannya dalam berita Acara Penjelasan
Pekerjaan.
2. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS ),
maka yang mengikat adalah RKS. Bila suatu gambar tidak cocok dengan
gambar yang lain maka gambar dengan sekala besar yang berlaku.
3. Bila perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keraguan-keraguan sehingga
dalam pelaksanaan menimbulkan kesalahan, kontraktor wajib menanyakan
kepada konsultan dan mengikuti keputusannya.
4. Dalam penelitian tersebut diuraikan juga terhadap volume pekerjaan.
Pasal III.06
PERSIAPAN DILAPANGAN
1. Kontraktor harus membuat kantor direksi dan gudang prnyimpanan bahan
seluas 24 meter persegi dengan tiang kayu kruing dan dinding papan triplex
lantai beton tumbuk dan atap asbes/seng bergelombang.
2. Kontraktor harus membuat bangsal pekerja untuk para pekerja dan gudang
penyimpanan barang yang dapat dikunci.
159
3. Pembongkaran bangsal kerja menjadi tanggung jawab kontraktor.
Pasal III.07
JADWAL PELAKSANAAN
1. Sebelum mulai pekerjaan nyata dilapangan pekerjaan kontraktor wajib
membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa
Bar-chart dan curve bahan/tenaga.
2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
konsultan Pengawas, paling lambat 15 hari setelah surat penunjukan diterima
kontraktor.
3. Rencana kerja yang telah disetujui oleh konsultan pengawas, akan disahkan
oleh pemberi tugas.
4. Kontraktor wjib memberi salinan rangkap 4 kepada konsultan pengawas.
Rencana Kerja ditempel didinding bangsal diikuti grafik prestasi kerja.
Pasal III.08
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN
1. Dilapangan pekerjaan, kontraktor wajib menunjuk seseorang kuasa kontraktor
disebut sebagai pelaksana yang cakap untuk memimpin pekerjaan.
2. Dengan adanya pelaksana bukan berarti kontraktor lepas tanggung jawab.
3. Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada tim teknik wilayah dan
konsultan pengawas, nama dan jabatan pelaksana untuk mendapat persetujuan.
160
4. Bila di kemudian hari menurut Tim teknik wilayah dan konsultan pengawas,
pelaksana itu tidak cakap memimpin, kontraktor akan diberitahu secara
tertulis.
5. dalam 7 hari setelah mendapat peringatan tersebut kontraktor harus mencari
pengganti pelaksana.
Pasal III.09
TEMPAT TINGGAL ( DOMISILI ) KONTRAKTOR DAN PELAKSANA
1. Untuk menjaga kemungkinan diperlukannya kerja diluar jam kerja apabila
terjadi hal-hal mendesak, Kontraktor dan Pelaksana wajib memberikan secara
tertulis, alamat dan nomor telepon dilokasi kepada Tim teknik wilayah dan
konsultan pengawas.
2. Alamat kontraktor dan Pelaksana diharapkan tidak sering berubah-ubh.
Apabila ada parubahan, agar segera memberi tahu.
Pasal III.10
PENJAGA KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN
1. Kontraktor wajib menjaga keamanan lapangan terhadap barang-barang milik
proyek, Konsultan Pengawasdan milik pihak ketiga yang ada dilapangan.
2. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui konsultan
pengawas, baik yang telah dipasang maupun yang belum, menjadi tanggung
jawab kontraktor dan tidak akan diperhittungkan dalam biaya tambahan.
3. Apabila terjadi kebakaran kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya baik
yang berupa barang-barang maupun keselammatan jiwa. Untuk itu kontraktor
161
diwajibkan menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap dipakai yang
ditempatkan ditempat-tempat yang telah ditetapkan.
Pasal III.11
JAMINAN KESELAMATAN KERJA
1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang slalu siap pakai.
2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi
syarat-syarat kesehatan bagi semua petugas dan pekerja.
3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak
pakai.
4. Membuat tempat penginapan didalam lapangan pekerjaan untuk penjaga
keamanan.
5. Segala hal yang menyangkut jaminan social dan keselamatan sesuai dengan
peraturan perundingan yang brlaku.
Pasal III.12
ALAT-ALAT PELAKSANAAN
Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh kontraktor,
sebelum pekerjaan secara fisik dimulai dalam keadaan baik dan siap pakai, antara
lain :
1. Beton molen yang jumlahnya akan ditentukan kemudian oleh pengawas.
2. Theodolit dan water pass ( ijin konsultan pengawas ).
3. Perlengkapan penerangan untuk kerja lembur.
4. Pompa air untuk system pengeringan, jika diperlukan.
162
5. Mesin pemadat.
6. Alat megger, alat test instalasi listrik dan test instalasi air, sesuai kebutuhan.
Pasal III.13
SITUASI DAN UKURAN
1. Situasi
a. Pekerjaan tersebut dalam pasal 1 adalah pekerjaan baru, sesuai dengan
gambar situasi.
b. Ukuran dalam gambar ataupun Uraian dalam RKS merupakan garis besar
pelaksanaan.
c. Kontraktor wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan tanah bangunan,
sifat dan uas pekerjaan, dan hal-hal yang dapat mempengaruhi harga
penawaran.
d. Kelalaian atau kekurang tliti kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan alas
an untuk menggagalkan tuntutan.
2. Ukuran
a. Ukuran yang dipakai disini semuanya dinyatakan dalam cm kecuali ukuran
baja dinyatakan dalam mm.
b. Duga lantai ( permukaan atas lantai ) ditetapkan dilapangan.
c. Dibawah pengawasan konsultan pengawas, kontraktor diwajibkan
menempatkan satu titik duga dan lima titik Bantu, dengan tiang beton yang
panjangnya 1,20cm berpenampang 10 x 10 cm. Titik ini di jaga
kedudukannya dan tidak boleh dibongkar sebelum dapat ijin dari
konsultan pengawas.
163
d. Memasang papan pengawas (Bowplank).
• Ketetapn letak bangunan diukur dibaeah pengamatan konsultan
pengawas dengan siket/patok yang dipasang kuat-kuat dan papan
terentang dengan ketebalan 2 cm diketam rata pada sisi bagian atas.
• Kontraktor harus menyediakan pembantu yang ahli dalam cara-cara
mengukur, alat-alat penyipat datar (theodolit, water pass) prisma silang
pengukuran menurut situasi dan kondisi tanah bangunan, yang selalu
berada dilapangan.
Pasal III.14
SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN
1. Semua bahan bangunan didatangkan harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan pasal 2.
2. Konsultan pengawas berhak memeriksa asal bahan dan kontraktor wajib
memberitahukan.
3. Semua bahan bangunan yang digunakan wajib diperiksakan dahulu kepada
konsultan pengawas untuk mendapat persetujuan.
4. Bahan bangunan yang telah didatangkan kontraktor dilapangan pekerjaan dan
ditolak pengawas, harus segera dikeluarkan dari lapangan ppekerjaan
selambat-lambatnya 2x24 jam dari penolakan.
5. Apabila konsultan pengawas merasa perlu meneliti bahan lebih lanjut,
konsultan berhak mengirim ke Balai penelitian bahan-bahan (Laboratorium)
untuk diteliti, Biaya pengiriman dan penelitian menjadi tanggungan
kontraktor.
164
6. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukankontraktor tetapi
ternyata ditolak konsultan pengawas, harus segera dihentikan dan dibongkar
dengan biaya kontraktor dalam waktu yang telah ditetapkan oleh konsultan
pengawas.
Pasal III.15
PEMERIKSAAAN PEKERJAAN
1. Sebelum memulai pekerjaan lanjutan yang apabila bagian pekerjaan ini telah
selesai, akan tetapi belum diperiksa oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor
diwajibkan memintakan persetujuan kepada konsultan pengawas. Baru apabila
telah disetujui kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya.
2. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam 2x24 jam tidak dipenuhi oleh
Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian
yang diperiksa dianggap telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Hal ini
dikecualikan bila Konsul;tan Pengawa minta perpanjangan waktu.
3. Bila kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, Konsultan Pengawas berhak
menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk
memperbaiki, biaya pembongkaran dan pemasangan kembali menjadi
tanggungan kontraktor.
165
Pasal III.16
PEKERJAAN TAMBAH / KURANG
1. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/kurang diberitahukan tertulis dalam
buku harian oleh Konsultan Pengawas serta persetujuan pemberi tugas.
2. pekerjaan tambah/kurang hanya berlaku bilamana nyata-nyata ada perintah
tertulis dari Konsultan Pengawas serta persetujuan dari pemberi tugas.
3. Biaya pekerjaan tambah/kurang akan diperhitungkan menurut harga satuan
pekerjaan, yang dimaksudkan oleh kontraktor sesuai AV artikel 50 dan 51
yang pembayarannya diperhitungikan bersama-sama angsuran terakhir.
4. Untuk pekerjaan tambah yang harganya tidak tercantum diharga satuan yang
dimasukkan dalam penawaran, harga satuan akan ditentukan lebih lanjut oleh
Konsultan Pengawas bersama-sama kontraktor dengan persetujuan pemberi
tugas.
5. Adanya pekerjaan tambah tidak dapat dijadikan alas an sebagai penyebab
kelambatan penyerahan pekerjaan, tetapi Konsultan Pengawas / Tim Pengelola
Teknis dapat mempertimbangkan perpanjangan waktu, karena adanya
pekerjaan tambahan tersebut.
Pasal III.17
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Kontraktor harus membersihkan lapangan dari segala hal yang bisa
menggangu pelaksanaan pekerjaan, serta mengadakan pengukuran untuk
membuat tanda tetap sebagai dasar ukuran ketinggian lantai dan bagian-bagian
bangunan yang lain.
166
2. Jalan masuk dan Konstruksi jalan sementara.
Untuk mencapai jenis pengangkutan kendaraan material dilokasi proyek ini
melalui jalan desa dan rencana jalan umum/kampus, untuk itu kontraktor harus
menjaga keutuhan jalan dan jembatan dan sebagainya. Kerusakan akibat
pelaksanaan proyek tersebut diatas maka kontraktor wajib memperbaikinya.
3. Selamanya berlangsungnya pekerjaan kontraktor harus dapat menjaga
lingkungan yang terganggu oleh jalannya proyek.
4. Kontraktor tidak dibenarkan memasang papan Reklame dalam bentuk apapun
dalam lingkungfan halaman tanah disamping yang berbatasan langsung
dengan hgalaman komplek kampus UNNES desa sekaran.
5. Kontraktor harus memasang nama proyek 1 (satu) unit dari papan/tiang kayu.
Redaksi papan nama proyek tersebut akan ditentukan kemudian, dengan papan
ukuran minimal 1,50 x 0,80 m.
Pasal III.18
PEKERJAAN TANAH
1. Pekerjaan Galian
a. Waktu Pelaksanaan Penggalian
Pekerjaan penggalian tanah terutama galian pada dasar pondasi sebaiknya
dilaksanakan pada musim kering.
b. Batas dan Ketinggian Galian
Dalam melaksanakan pekerjaan penggalian tanah, rekanan harus
memperhatikan batas-batas ketinggian setiap galian sesuai dengan
kebutuhan seperti yang tercantum didalam gambar rencana.
167
c. Alat-alat
Alat-alat yang dipakai untuk pekerjaan penggalian tanah, baik jenis
maupun kebutuhannya harus sesuai dengan kebutuhan, untuk itu rekanan
harus menyerahkan daftar alat-alat yang dipakai dalam pekerjaan ini
sebelum memulai pekerjaan tanah.
d. Pencegahab Kelongsoran Dinding Galian
Rekanan wajib melaksanakan pengamanan dinding galian dari
kemungkinan terjadinya longsor, terutama pada galian-galian yang dalam.
( untuk pondasi sumuran ) antara lain dengan cara-cara sebagai berikut :
• Membuat talut yag landai atau system bertangga dengan
memperhatikan tanah asli sebenarnya.
• Mengangkat tanah-tanah/batu-batu lepas yang terdapat pada diding
galian.
• Memasang turap-turap pengaman atau casing pengaman.
• Dilarang menempatkan bahan bangunan atau alat-alat berat didekat
tepi galian.
• Memasang Konstruksi pengaman lainnya yang dianggap perlu.
Dalm hal ini rekanan harus sudah memperhitungkan harga biaya
dalam penawaran.
e. Galaian konstruksi
Galian Konstruksi adalah galian tanah ataupun batuan yang dimaksudkan
untuk pemasangan pondasi bangunan, tembok penahan tanah dan lain-lain
seperti yang dimaksudkan dalam gambar rencana atau ditentukan dalanm
168
ketentuan ini. Galian-galian ini harus memenuhi persyaratan sehingga
posisi dan ketinggian serta ukuran struktur sesuai dengan ketentuan dalam
gambar rencana. Sebelum memulai penggalian rekanan harus
memberitahukan Direksi terlebih dahulu.
f. Pemakaian Kembali Material Bangunan
Material galian yang memenuhi syarat bisa dipakai kembali
sebagaimaterial urugan atas persetujuan Direksi, yang tidak memenuhi
syarat harus dibuang.
g. Pembuangan Material Bangunan
Material galian yang tidak dapat dipakai urugan atau material kelebihan
harus dibuang ketempat-tempat yang telah ditentukan. Pembuangan ini
tidak boleh merusak lingkungan, menghalangi arus aor atau merugikan
pihak lain.
h. Tes Kepadatan
• Setelah tanah urugan selesai dipadatkan, dilakukan tes kepadatan
dilapangan (disaksikan oleh Direksi/pengawas) maupun laboratorium.
• Untuk tes dilapangan dapat digunakan sand cone method atau cara lain
yang disetujui oleh Direksi/ pengawas.
• Lokasi dan jumlah titik yang dites ditentukan oleh Direksi/Pengawas.
• Hasil tertulis harus diserahkan kepada d\Direksi/Pengawas untuk
memperoleh persetujuan.
i. Tingkat Kepadatan
169
Tingkat kepadatan lapangan disyaratkan 95% dari kepadatan kering
maksimum yang berlaku untuk semua urugan umum.
j. Urugan khusus untuk Perbaikan Tanah
Apabila terjadi perbaikan tanah dengan maksud memperbaiki daya dukung
tanah maka sebagian tanh semula akan digali sedemikian hingga tebalnya
tanah pengganti memenuhi syarat dalam Gambar Rencana dan
mengusahakan seminimum mungkin etrjadinya gangguan terhadap tanah
asli yang diakibatkan oleh penggalian tersebut. Tanah ini dipadatkan
dengan baik sesuai dengan ketentuan-ketentuan tentang pemadatan tanah
urugan seperti yang disebutkan dalam (sub) pasal-pasal terdahulu.
Pasal III.19
PEKERJAAN BETON
(Pondasi, kolom, Ringbalok, dan Konsol)
1. Bahan
a. Semen Portland / PC
Semen Portland yang dipakai harus dari jenis I menurut peraturan semen
Portland Indonesia 1972 (NI-8) atau British Standart No. 12/1965. semen
harus sampai di tempat kerja dalam kondisi baik serta dalam kantong-
kantong asli dari pabrik. Merk PC dianjurkan dalam negeri seperti
Nusantara, Tiga Roda, atau sekualitas, satu macam dan dengan persetujuan
konsultan pengawas. Semen harus di simpan dalam gudang yang kedap air
berventilasi baik, di atas lantai setinggi 30 cm.
170
Kantong-kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari sepuluh lapis.
Penyimpanan selalu terpisah untuk setiap pengiriman.
b. Agregrat halus dan kasar dapat dipakai agregrat alami atau buatan asal
memenuhi syarat menurut PBI 1989. untuk pasir beton dipakai pasir
Muntilan, sedang batu pecah dipakai batu pecah ukuran dan kwalitas dari
hasil pemecah mesin split.
Agregrat tidak boleh mengandung bahan yang dapat merusak beton dan
ketahanan tulangan terhadap karatan. Untuk itu kontraktor harus
mengajukan contoh-contoh yang memenuhi syarat dari berbagai sumber
(tempat pengambilan) antara laintidak boleh menggunakan pasir laut.
Agregrat-agregrat harus disimpan ditempat yang saling terpisah dalam
tumpukan yang tidak lebih dari 1m berpermukaan yang bersih, padat serta
kering dan harus dicegah terhadap pengkotoran.
c. Air
Untuk campuran dan untuk pemeliharaan beton harus dai air bersih dan
tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton.
Air tersebut harus memenuhi syarat-syarat manurut PBI 1991.
d. Bahan campuran tambahan (Additives)
• Pemakaian bahan tambahan kimiawi (concrete admixture) kecuali
yang tersebut tegas dalam gambar atau persyaratan harus seijin tertulis
dari Konsultan Pengawas, untuk itu Kontraktor harus mengajukan
permohonan tertulis. Kontraktor harus mengajukan analisa kimiawinya
serta bukti penggunaan selama 5 tahun di Indonesia.
171
• Bahan tambahan yang mempercepat pengerasan permulaan (intial set)
tidak boleh dipakai, sedangkan untuk beton kedap air dibawah tanah
(hydrostatic preasure) tidak boleh waterproofer yang mengandung
garam stearate. ]bahan campuran tambahan beton harus sesuai dengan
iklim tropis dan memenuhi persyaratan AS. 1478 dan ASTM C.494
dan type B dan type D sekaligus sebagai pengurangan air adukan dan
penunda pengerasan awal.
• Penggunaannya harus sesuai dengan petunjuk teknis dari pabrik dan
dimasukkan kedalam mesin pengaduk bersamaan dengan air adukan
yang terakhir dituangkan kedalam mesin pengaduk. Pemakaian
additive tidak boleh menyebabkan dikuranginya volume semen dalam
adukan.
e. Lapisan pelindung beton
Untuk lapisan pelindung plat lantai beton harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas.
f. Semua bahan yang dipergunakan harus mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.dalam keadaan maka Konsultan Pengawas berhak minta
pemeriksaan atas biaya Kontraktor.
2. Macam pekerjaan
Konstruksi beton untuk pekerjaan :
- Kolom
- Plat
- Balok/ Rib
172
- Pondasi
3. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Rencana adukan beton (Mix Design)
• Test Laboratorium
1. Contoh split, pasir dan PC yang akan dipergunakan harus dikirim
olejh rekanan dan dikirim ke laratorium yang telah disetujui oleh
Direksi Lapangan untuk dianalisis dan hasil test contoh tersebut,
laboratorium akan merencanakan suatau campuran beton untuk
ememnuhi setiap kekuatan yang dikehendaki dan memenuhi slump
yang disyaratkan.
2. Laboratorium juga akan menyediakan 2 (dua) kubus percobaan
dari setiap adukan yang direncanakan dari contoh split dan pasir
yang telah diperiksa, 1 (satu) kubus ditest pada umur 7 hari dan
sebuah lagi pada umur 28 hari.
3. Rekanan harus menyerahkan 3 (tiga) rangkap hasil test dan rencana
adukan kepada Direksi Lapangan untuk disetujui sebelum
pengecoran beton dilakukan.
4. Seluruh biaya pembuatan contoh, renewa adukan dan test
laboratorium ditanggung oleh Rekanan.
• Ukuran campuran PC dan bahan adukan lain termasuk air
Jumlah PC dan bahan adukan sebelum diadduk harius ditetapkan
langsung dengan alat pengukur yang disediakan oleh rekanan dan di
setujui oleh Direksi Lapangan.
173
b. Test Kekuatan Beton
• Rekanan harus melakukan test kekuatan beton, test bisa dilakukan di
labortorium yang independent yang ditentukan atau disetujui oleh
Direksi/ Pengawas. Pembuatan beton uji dan jumlah harus memenuhi
ketentuan dalam SKSNI T-15-03. tahun 1990 dan 1991 atau PBI’71
• 1 (satu) lembar asli dan 2 (dua) lembar copy laporan hasil test
diserahkan kepada Direksi/ Pengawas.
• Bila beton yang berumur 7 hari kekuatannya kurang dari 70%
kekuatan beto umur 28 hari, maka Direksi berhak dengan segera
memerintahkan Rekanan untuk menambah jumlah PC kedalam
campuran beton atau merubah perbandingan campuran beton (bila
dianggap perlu).
• Biaya tambahan akibat perubahan campuran tadi dan biya kekuatan
beton, sepenuhnya menjadi tanggung jawab Rekanan.
c. Persiapan Pengecoran Beton
• Pemeriksaan dan Persetujuan Direksi
Beton tidak diperbolehkan dicor bila seluruh pekerjaan pembesian,
pekerjaan bekisting dan pekerjaan instalasi tiap bagian yang telah
dipasang serta persiapan seluruh permukaan tempat pengecoran belum
diperiksa dan disetujui oleh Direksi Lapangan.
1. Seluruh permukaan bekisting, besi tulang dan instalasi-instalasi
(bila ada) yang tertanam dalam beton harus dibersihkan terlebih
174
dahulu dari segala macam kotoran termasuk kerak beton sisa
pekerjaan pengecoran sebelumnya.
2. Permukaan bekisting, lantai kerja atau tanah dibagian yang akan
dicor harus berada dalam kedaan lembab pada saat pencoran beton
yang dilakukn, untuk itu, permukaan tersebut harus dibasahi
dengan air terlebih dahulu. Tetapi permukaan-permukaan tersebut
tidak boleh tergenang air. Setiap genangan air di bagian yang akan
dicor harus disingkirkan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan
pencoran.
• Persiapan Permukaan yang akan dicor beton
• Persiapan Instalasi-instalasi yang ditanam dalam beton
Instalasi-instalasi yang ditanam dalam beton (bila ada) seperti pipa
instalasi mekanikal elektrikal, plumbing sanitasi dan sebagainya harus
telah terpasang dengan kokoh dalam bekisting.
• Lantai kerja
Semua pekerjaan beton, terutama pekerjana pondasi, yang
berhubungan dengan tanah sebagai dasarnya, harus diberi pasir dan
lantai kerja dari beton tumbuk (1:3:5).
d. Pembuatan Adukan Beton
• Alat Pembuatan Adukan Beton
1. Bila tidak ditentukan lain, adukan beton harus dibuat dengan
menggunakan mesin pengaduk beton atau beton molen. Penentuan
jenis dan ukuran beton molen harus ada sepengetahuan Direksi.
175
2. Permukaan bagain dalam molen harus selalu bersih, tidak
diperbolehkan ada kerak-kerak beton sisa adukan yang dibuat
sebelumnya.
• Campuran Adukan Beton
Campuran adukan beton harus dibuat sesuai dengan Rencana
Campuran Beton yang disetujui Direksi sebelumnya, kecuali bila
Direksi menetapkan lain. Sehubungan dengan hal itu, jumlah PC,
bahan-bahan adukan dan air untuk membuat adukan beton harus
ditakar dengan alat-alat penakar yang disediakan oleh Rekanan dan
disetujui oleh Direksi.
• Waktu Pengadukan
1. Lamanya waktu yang digunakan untuk mengaduk semua campuran
betonadalah paling sedikit 1 ½ menit untuk 1 m3 beton dihitung
dari saat sesudah semua bahan, kecuali air, dimasukkan ke dalam
molen.
2. Lamanya waktu pengadukan harus ditambah bila kapasitas mesin
mengaduk lebih besar dari 1 m3. Contoh : untuk 2 m3, waktu
pengadukan adalah : 1 ½ menit + 1 menit = 2 ½ menit dan
seterusnya.
• Kekentalan Adukan Beton
1. Kekentalan adukan beton harus diperiksa, sesuai dengan (SKSNI
T-15-1990-03).
176
2. Pemeriksaan kekentalan ini harus disaksikan oleh Direksi/
Pengawas.
3. untuk memenuhi persyaratan kekentalan adukan beton ini, jumlah
air yang digunakan dapat dirubah, disesuaikan perubahan keadaan
cuaca atau kelembapan bahan-bahan adukan.
e. Pengecoran Beton
• Pelaksanaan pengecoran beton harus disaksikan oleh Direksi/
Pengawas.
• Pengecoran beton tidakboleh dilaksanakan bila cuaca buruk dan bila
pada lokasi yang sama sedang dilaksanakan pekerjaan pemancangan
tiang pancang.
• Adukan beton yang tidsak memenuhi syarat tidak boleh dijatuhkan
dengan tinggi jatuh lebih dari 1.5 m. bila tinggi jatuh adukan beton
lebih dari1,5 m maka kerikil akan terpisah dari adukan dan akan
membentuk sarang-sarang kerikil yang berongga.
• Untuk pengecoran dalam/ tinggi, dapat menggunakan saluran vertical
dan/ atau corong yang licin agar adukan beton yang melaluinya tetap
homogen.
• Pengecoran harus dilakukan dengan merata, adukan beton yang telah
dicorkan, tidak boleh didorong atau dipindahkan lebih dari 2 (dua)
meter dalam arah datar.
• Bagian strujtru yang pengecorannya harus dilakukan lapis demi lapis,
tiap lapis harus mempunyai tinggi yang merata/ seragam dan berbentuk
177
miring. Pengecoran la[pisan yang berikutnya harus dilakukan pada
waktu lapisan sebelumnya masih lunak.
• Pemakaian conveyor belt untuk mengangkut adukan beton harus seijin
Direksi.
• Dalam cuaca panas, Rekanan harus melakukan langkah-langkah
pengamanan agar adukan beton tidak terlalu cepat mongering,
misalnya dengan cara melindunginya dari panas matahari secara
langsung.
f. Pemadatan Adukan Beton
• Adukan beton yang telah dicor ke dalam bekisting atau galian pondasi,
harus digetarkan dengan alat penggetar (vibrator) type Immersion agar
diperoleh beton yang padat dan homogen serta tidak terjadi sarang-
sarang kerikil.
• Pada waktu digunakan, jarum penggetar tidak boleh menyentuh
bekisting atau tulangan.
• Pencelupan jarum penggetar ke dalam adukan beton tidak boleh terlalu
lama sebab bisa mengakibatkan pemisahan unsure-unsur adukan beton.
• Ukuran diameter jarum penggetar yang digunakan harus disesuaikan
dengan keadaan/ dimensi bagian yang harus dicor.
g. Perawatan Selama Proses Pengerasan Beton
• Beton yang telah dicor harus dijaga tetap basah sekurang-kurangnya
selama 14 (empat belas) hari setelah dicor, dengan cara disirami air,
178
atau ditutup dengan karung goni yang dibasahi atau dengan cara lain
yang dapat dibenarkan.
• Air tidak diperbolehkan mengalir melalui permukaan beton yang baru
dicor dengan kecepatan aliran yang bisa merusak permukaan beton
tersebut.
• Sama sekali tidak diijinkan menaburkan semen kering dan pasir
dipermukaan beton yang masih basah.
h. Pekerjaan Pembesian
• Persyaratan Besi Tulangan Beton
Besi yang digunakan untuk penulangan beton adalah :
- U-24 polos untuk tulangan berdiameter ≤ 12 mm. (fy = 240 MPa)
- U-32 ulir untuk tulangan berdiameter > 12 mm. (fy = 320 MPa)
Ukuran yang dicantumkan dalam gambar-gambar adalah ukuran
Metric. Secara umum, besi penulangan beton harus memenuhi
ketentuan-ketentuan dalam SKSNI T-15-1991-03 atau PBI’71.
• Daftar dan Gambar Detail penulangan
Rekananharus membuat sendiri dan oleh karenanya bertanggung jawab
penuh atas daftar dan gambar detail penulangan konstruksi beton yang
diperlukan, yang dalam proses penyusunannya telah memperhitungkan
cara-cara pelaksanaannya.
• Pemsangan Besi Penulangan
Sebelum dipasang, besi penulangan beton harus bebas dari kotoran-
kotoran tanah/ Lumpur ; minyak dan bahan-bahan lian yang bisa
179
mengandung atau mengurangi daya ikat besi penulangan dengan
adukan beton.
Persyaratan-persyaratan pemasangan seperti pembengkokan-
pembengkokan, tebal betondecking, kursi-kursi penumpu, toleransi
pemasangan, sambungan overlap dan lain-lain harus mengikuti
ketentuan-ketentuan dalam SKSNI T-15 1990-03.
• Persetujuan Direksi/ Pengawas terhadap Besi Penulangan
Pemasangan besi penulangan harus diperiksa oleh Direksi/ pengawas
terlebih dahulu untuk memperoleh persetujuan sebelum pengecoran.
Rekanan harus memberitahu Direksi/ Pengawas bila pemasangan besi
penulkangan telah siap untuk diperiksa.
i. Pekerjaan Bekisting
• Pesrsyaratan Konstruksi Bekisting
1. Bekisting harus terbuat dari multiplex 18 mm dan rangka yang
kokoh terbuat dari kayu keras, sama sekali tidsak diijinkan
memakai bambu sebagai rangka bekisting.
2. bekisting harus rapat dan kedap air, terutama pada sambungan-
sambungan. Pada saat pengecoran beton, tidak boleh ada cairan
atau adukan beton yang mengalir keluar krena bocor.
3. untuk permukaan luar beton yang tidak akan di plester (semi
exposed), permukaan dalam bekisting/ multiplex sebaiknya dilapisi
bahan sejenis minyak yang disetujuioleh Direksi/ Pengawas untuk
180
memudahkan pembongkaran bekisting itu kelak. Penggunaan oli
bekas tidak bisa dibenarkan dibenarkan.
4. penggunaan ulang dari (bahan) bekisting yang sudah pernah
dipakai harus atas seijin Direksi/ Pengawas.
• Persetujuan Direksi/ Pengawas Terhadap Bekisting
Bekisting yang sudah dipasang, harus diperiksa oleh Direksi/
Pengawas terlebih dahulu sebelum pengecoran. Direksi berhak
menolak dan memerintahkan pembongkaran atau perbaikan terhadap
ekisting yang dianggapnya tidak memenuhi syarat baik kekuatan
maupun ukuran-ukurannya.
• Pembukaan Bekisting
Bila tidak ditentukan lain oleh Direksi/ Pengawas, dalam keadaan
normal bekisting pelat dan balok hanya boleh dibongkar setelah beton
berumur 28 hari, kecuali sisi vertical balok, kolom dan dinding atas
sudah dibongkar setelah beton berumur lebih dari 4 hari.
Pembongkaran bekisting harus dilakukan dengan tenaga statis tanpa
getaran, goncangan atau pukulan ynag bisa merusak beton.
Pasal III.20
PEKERJAAN PONDASI
1. PONDASI SUMURAN
a. Pelaksanaan pekerjaan pondasi sumuran harus dipimpin oleh tenaga ahli
yang berpengalaman.
181
b. Rekanan harus menyerahkan rencana kerja/ metode pelaksanaan termasuk
data elevasi sumuran kepada Direksi/ Pengawas.
c. Galian tanah
• Posisi galian pondasi sumuran dan ukuran diameter harus sesuai
gambar rencana dan atau Berita Acara Uitzet Lapangan, penentuan
titik-titik pondasi sumuran ini harus diketahui dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas/ Direksi Lapangan.
• Galian tanah dilakukan dengan menggunakan tenaga mesin atau tenaga
manusi yang tidak mengganggu bangunan sekitarnya dengan
kedalaman sesuai rencana, dan disetujui oleh Konsultan Pengawas/
Direksi Lapangan.
• Jika kedalaman sesuai rencana masih terdapat tanah lunak, maka
penggalian dilakukan sampai diperoleh tanah keras, dan jika tanah
lunak terlalu dalam maka perlu di konsultasikan ke Direksi Lapangan/
Konsultan Pengawas untuk penanganan lebih lanjut bersama
Konsultan Perencana.
• Kekerasan tanah harus dilakukan dengan menggunakan uji SPT
dengan N minimal = 50, pengujian ini harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas/ Direksi Lapangan.
• Tanah bekas galian harus diatur sedemikian hingga agar efek samping
terhadap pekerjaan dan linglkungan dapat di tekan seminim mungkin.
• Jika tanah yang digali mudah longsor maka Kontraktor wajib
menggunakan Casing untuk mencegah kelongsoran tanah tersebut.
182
• Jika terjadi galian terlalu dalam dari rencana, maka untuk
menyesuaikan dengan peil rencana tidak boleh dilakukan pengurulkan
dengan tanah bekas galian, dan harus diisi dengan bahan yang sesuai
dengan pondasi sumurannya. Besarnya biaya akibat hal ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Pemasangan tulangan
• Pemasangan tulangan harus sesuai dengan gambar rencana baik
mengenai mutu, diameter dan jarak tulangnya. Mutu yang digunakan
adalah sebagai berikut :
• Penggantian diameter diperbolehkan asal luas tampang total dari
tulangan minimal sama dengan gambar rancangan, penggantian
diameter tulangamn harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/ Direksi
Lapangan.
1. tulangan utama fy = 320 MPa,
2. tulangan geser fy = 240 MPa.
3. mutu beton cycloope f’c = 15 MPa (K-175 = 175kg/cm2)
4. mutu poer / pile cap f’c = 22,5 MPa (K-250 = 250kg/cm2)
• Pemasangan tulangan harus hati-hati agar tidak menyantuh tanah
disekitarnya, untuk itu di bagian luar rangkaian tulangan perlu diberi
beton Decikng dengan tebl minimal 5 cm.
• Hubungan tulangamn pondasi sumuran, dengan peil cap dan kolom
harus sesuai dengan gambr kerja, dan harus disetujui oleh Direksi
Lapangan/ Konsultan Pengawas.
183
e. Pengecoran
• Mutu beton cycloope f’c = 15 MPa (K-175 = 175kg/cm2) mutu poer/
pile cap f’c = 22,5 MPa (K-250 = 250kg/cm2)
• Sebelum dilakukan pengecoran, maka kesiapan harus diketahui dan
disetujui Konsultan Pengawas/ Direksi lapangan mengenai hal-hal sbb:
1. dimensi sumuran dan tulangan yang terpasang.
2. posisi/ as pondasi dan posisi tulang.
3. kebersihan lhn cord an tulangan.
4. kesiapan material, peralatan dan tenaga.
5. kondisi cuaca dan perlengkapan pengamanan jika terjadi hujan.
• Pengecoran cycloope borepile harus didahului dengan adukan beton,
kemudian disusul batu belah. Tinggi adukan beton diperkirakan dapat
membenamkan batu belah yang diisikan. Pengisian dilakukan seperti
tersebut diatas hingga dicapai tinggi yang diingingkan.
• Ukuran batu belah sisi terpanjang, maksimum 15 cm dan diisikan
dengan penyebaran yang merata, sela-sela batu belah harus mip terisi
oleh adukan betonnya.
• Pengisian beton pada lubang sumuran tinggi jatuh tidak boleh lebih
dari 1 meter, untuk itu diperlukan selang beton dengan pompa yang
ujungnya dapat diikat mengikuti ketinggian cor yang sudah ada.
• Peralihan type cycloope dengan perubahan prosentase batu belahnya
harus dikerjakan sesuai gambar rencana dan diketahui dengan pasti
oleh konsultan pengawas/ Direksi Lapangan.
184
• Batas akhir pengecoran bore pile diberi tanda agar tidak melampaui
posisi dasr pell capnya.
• Ujung akhir pengecoran harus dijaga dari kotoran yang mengganggu
(tanah, potongan kayu, kertas semen dll).
2. PONDASI PLAT LAJUR
a. Pelaksanaan pekerjaan pondasi plat lajur harus dipimpin oleh tenaga ahli
yang berpengalaman.
b. Rekanan harus menyerahkan rencana kerja/ metoda pelaksanaan kepada
Direksi/ Pengawas.
c. Galian tanah
• Posisi galian borepile dan uuran diameter harus sesuai Gambar
Rencana dan atau berita acara Uitzet Lapangan, penentuan titik-titik
bore pile ini harus diketahui dan disetujui oleh konsultan pengawas/
direksi Lapangan.
• Galian tanah dilakukan dengan menggunakan tenaga menusia atau
mesin yang tidak mengganggu bangunan sekitarnya dsengan
kedalaman sesuai rencana, dan setujui oleh Konsultan Pengawas/
Direksi Lapangan.
• Jika kedalaman sesuai rencana masih terdapat tanah lunak, maka
penggalian dilakukan sampai diperoleh tanah kersa, dan jika tanah
lunak terlalu dalam maka perlu dikonsultasikan ke Direksi Lapangan/
Konsultan Pengawas untuk penanganan lebih lanjut bersama
Konsultan perencana.
185
• Tanah bekas galian harus diataur sedemikian hingga, agar efek
samping terhadap pekerjaan dan lingkungan dapat ditekan seminimum
mungking.
• Jika tanah yang digali mudah longsor, maka kontraktro wajib
menggunakan casing untuk mencegah kelongsoran tanah tersebut.
• Jika terjadi galian terlalu dalam dari rencana, maka untuk
menyesuaikan dengan peil rencana tidak boleh dilakukan penguranagn
dengan tanah bekas galian, dan harus diisi dengan sirtu yang
dipadatkan atau tanpa diurug. Besarnya biaya akibat hal ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Lantai kerja
• Lantai kerja dilakukan setelah permukaan galian rata dan telah
mencapai tanah keras/ yang disetujui Direksi.
• Ketebalan lntai kerja minimal sesuai gambr rencana.
• Bahan linati kerja dari beton mutu f’c = 15 MPa (K-175). Dengan
perbandingan 1 PC: 3 Psr : 5 Kr.
e. Pemasangan tulangan
• Sebelum pemasangan tulangan, lantai kerja harus sudah cukup keras
sehingga tidak rusak akibat pelaksanaan pemasangan tulangan.
• Pemasangan tulangan harus sesuai dengan Gambar Rencana baik
mengnai mutu, diameter dan jarak tulangannya. Mutu yang digunakan
adalah sebagai berikut:
1. tulangan utama fy = 320 MPa.
186
2. tulangan geser fy = 240 MPa.
• Penggantian diameter diperbolehkan asal luas tampang total tulangan
minimal sama dengan Gambar Rencana, penggantian diameter
tulangan harus diesetujui oleh konsultan Pengawas/direksiLapangan.
• Pemasangan tulangan harus hati-hati agar tidak menyentuh tanah di
sekitarnya,untuk itu di bagian luar rangkaian tulangan perlu diberi
beton decking dengan tebal minimal 3 cm.
• Hubungan tulangan pondasi Plat lajur (palt dan rib) dengan kolom
harus sesuaidengan Gambar Kerja,dan harus disetujui oleh Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas.
f. Pengecoran
• Mutu lantai kerja K-175 (f’c = 15 MPa) dengan perbandingan adukan
1Pc : 3 Psr :3 Kr/split, dan mutu beton pondasi plat lajur f’c = 22,5
MPa (K-250 = 250 kg/cm2) dengan perbandingan adukan 1Pc : 2 Psr :
3 Kr/split.
• Sebelum dilakukan pengecoran, maka kesiapan akhir harus diketahui
dan disetujui konsultan pengawas/ Direksi Lapangan mengenai hal-hal
sbb:
1. dimensi sumuran dan tulangan yang terpasang.
2. posisi/as pondasi dan posisi tulang.
3. kebersihan lahan cord an tulangan.
4. kesiapan material, peralatan dan tenaga.
5. kondisi cuaca dan perlengkapan pengamanan jika terjadi hujan
187
Pasal III.22
PEKERJAAN KAYU
1. Bahan
a. Kayu dipakai harus menggunakan kayu berkualitas baik, tua, kering dan
tidak bercacat pecah-pecah serta tidak terdapat kayu mudanya (spint).
b. Kelembapan kayu yang dipakai untuk pekerjaan kayu hlus harus kurang
dari 16 % dan kayu yang dikirim ketempat pekerjaan dan harus konstan
sampai bangunan selesai.
c. Selama pelaksanaan, mutu dan kekeringan kayu harus dijaga dengan
penyimpanannya ditempat kering, terlindung dari hujan dan panas.
2. Macam Pekerjaan
Konstruksi dan macam-macam pekerjaan lainnya menggunakan jenis-jenis
seperti dibawah ini :
• Kayu kamfer diawetkan
Semua kusen, kecuali pintu km/wc, BV.
3. Syarat-syarat pekerjaan
a. Semua pekerjaan kayu yang tampak harus diserut rata, khususnya bidang-
bidang tampak kayu harus benar-benar rata, licin dan diselesaikan
sedemikian rupa.
b. Semua sambungan kayu memanjang, lubang dan pen harus di meni.
188
Pasal III.23
PEKERJAAN BATU DAN PLESTERAN
1. Bahan
a. Semen Portland/PC
Semen untuk pekerjaan batu dan plesteran sama dengan yang digunakan
untuk pekerjaan beton. (lihat pasal 11). Semen Portland yang dipakai
sekualitas semen Nusantara atau Tiga Roda.
b. Kapur
Kapur yang dipakai adalah kapur pamotan dan sekualitas.
c. Pasir
Pasir yang digunakan harus pasir Muntilan yang berbutir.kadar Lumpur
yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar 5 %. Pasir harus
memenuhi persyaratan PUBB 1970 atau NI-3.
d. Air
Air yang digunakan untuk adukan dan plesteran sama dengan yang
dikerjakan beton (lihat pasal 11).
e. Batu bata (Bata Merah)
Bata merah harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam, tidak menunjukkan
retak-retak. Batu merah tersebut ukurannya harus sama perunitnya dan
harus memenuhi persyaratan NI-10 dan PUBB 1970 (NI-3), dipakai Ex
Penggaron atau sekualitas.
f. Batu Gunung / Batu Belah
189
Batu gunung untuk pondasi harus bersih dari kotoran, keras dan memenuhi
persyaratan yang ada di PUBB 1970 (NI-3), dipakai Ex pudak Payung.
g. Krawang beton harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang
sisi dasarnya tidak menunjukkan retak-retak dan perubahan bentuk.
Ukuran beton krawang harus sama satu sama lain, krawang beton harus
melalui pengujian Konsultan Pengawas.
h. Kricak/ split
Kerikil yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan PUBB 1970 dan
PBI 1970 dan PBI 1989. krikil harus cukup keras, bersih serta susunan
butirnya gradasinya menurut kebutuhan. Krikil harus melalui yakan
(saringan) berlubang persegi 76 mm dan tinggal diatas saringan berlubang
50 mm. batu split menggunakan ex Pudak Payung dan sekualitas dari hasil
pemecah mesin harus mempunyai ukuran yang hampir sama max 2/3.
2. Macam pekerjaan
a. Adukan untuk pasangan dan plesteran dibuat dengan macam-macam
perbandingan campuram seperti tersebut dibawah ini :
Macam Perbandingan Penggunaan
M1 1 Pc : 2 Ps - Adukan dan plesteran
dinding batu bata dan
beton krawang yang
kedap air.
- Untuk plesteran
trasram dan plesteran
beton yang kedp air
M2 1 Pc : 3 Ps - Untuk plesteran beton
190
bertulang yang tidak
kedap air.
- Untuk rollag pasangan
batu bata.
- Sponengan.
M3 1 Pc : 6 Ps - Untuk pasangan
pondasi batu belah
dan pasangan batu
bata dan plesteran
tembok.
b. Pasangan batu kosong (aanstamping) dengan bahan batu gunung dipasang
dibawah pondasi batu belah dan diisi dengan pasir.
c. Pasangan dinding krawang dengan perekat dari pasta semen (campuran air
dengan semen).
d. Semua tembok kamar mandi, wc, setinggi 1,50 m diatas lantai dengan
adukan macam M1.
e. Pasangan tembok setinggi 20 cm diatas lantai dengan campuran spesi
1 Pc : 3 Ps.
3. Syarat-syarat pekerjaan
a. Plesteran dinding dan sponing/ plesteran sudut semua dinding yang di
plester harus bersih dari kotoran dan disiram dengan air.
Sebelum dibuat kepala plesteran paling sedikit 1,50 cm dan paling tebal 2
cm, plesteran yang baru saja selesai tidak boleh langsung difiniksh/
diselesaikan. Penyelesaian plesteran menggunakan pasta semen yang
sejenis. Selama proses pengeringan plesteran harus disiram dengan air
191
agar tidak terjadi retak rambut akibat proses pengeringan yang terlalu
cepat. Pencampuran adukan hanya boleh menggunakan mesin pengaduk
dan campuran dengan tangan hanya boleh dilaksanakan seijin Konsultan
Pengawas. Pengadukan harus diatas alas papan atau yang lainnya.
Plesteran untuk dinding yang akan di cat tembok atau di kapur,
penyelesaian terakhir harus digosok dengan amplas bekas pakai atau kertas
sak semen, semua beton yang di plester harus dibuat kasar dulu agar
plesteran dapat melekat. Untuk semua sponingan harus menggunakan
campuran M2 (pada daftar), rata, siku dan tajam pada sudutnya.
Pasal III.27
PEKERJAAN LAIN-LAIN
a. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini masih termasuk lingkup
dalam pelaksanaan ini kontraktor harus menyelesaikan, sesuai dengan
petunjuk, Perintah Direksi, baik sesudah atau selama berjalannya pekerjaan,
serta perubahan-perubahan di dalam berita acara Aanwijzing.
b. Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian
dilapangan akan dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Pengawas. Dengan
dibuat berita acara yang disyahkan oleh Pengelola Proyek/ Direksi.
192
20 m
60 m
20 m
6 m 4 m
5 m
I. Pekerjaan Persiapan
a. Luas yang dibersihkan
Panjang = 60 m
Lebar = 20 m
Luas = 60 x 20
= 1200 m2
b. Pemasangan Bowplank
L = 2 x (20 + 60)
= 160 m2
c. Pekerjaan Direksi Keet
Panjang = 10 m
Lebar = 5 m
Luas = 10 x 5 = 50 m2
II. Pekerjaan Tanah
a. Galian Tanah Pondai Plat Menerus
Tipe PL1
Luas penempang = 1.7 x 2.25
= 3.83 m2
Panjang pondasi = 55 m
Volume galian tanah = 3.83 x 55
= 210.38 m3
60 m
193
Sirtu padat bawah pondasi tebal 20 cm
Volume = 0. x 55 x 1.7
= 18.7 m3
Tipe PL2
Luas penempang = 1.4 x 2.25
= 3.15 m2
Panjang pondasi = 60 m
Volume galian tanah = 3.15 x 60
= 189 m3
Sirtu padat bawah pondasi tebal 20 cm
Volume = 0.2 x 60 x 1.4
= 16.8 m3
Tipe PL3
Luas penempang = 2 x 2.5
= 4.5 m2
Panjang pondasi = 24 m
Volume galian tanah = 4.5 x 24
= 108 m3
Sirtu padat bawah pondasi tebal 20 cm
Volume = 0.2 x 24 x 2
= 9.6 m3
b. Galian Tanah Pondai Batu Kali
Luas penempang = 1 x 0.8
194
= 0.8 m2
Panjang pondasi = 50 m
Volume galian tanah = 0.8 x 50
= 40 m3
Urugan pasir bawah pondasi tebal 10 cm
Volume = 0.1 x 50 x 0.8
= 4 m3
c. Galian Tanah Pondai Sumuran
Luas penempang = 3.14 x 1.62
= 8.04 m2
Kedalaman pondasi = 4 m
Jumlah pandasi = 2 buah
Volume galian tanah = 2 x 4 x 8.04
= 64.32 m3
Total volume galian tanah pondasi
Volume = 210.38 + 189 + 108 + 40 + 64.32
= 611.7 m3
Total volume sirtu padat bawah pondasi
Volume = 18.7 + 16.8 + 9.6
=45.1 m3
III. Pekerjaan Pondasi
a. Volume Pondai Plat Menerus
Tipe PL1
195
Panjang pondasi = 55 m
Luas penampang = 0.45 m2
Volume pondasi = 55 x 0.6
= 24.75 m3
Tipe PL2
Panjang pondasi = 60 m
Luas penampang = 0.34 m2
Volume pondasi = 60 x 0.34
= 20.25 m3
Tipe PL3
Panjang pondasi = 24 m
Luas penampang = 0.6 m2
Volume pondasi = 24 x 0.6
= 14.4 m3
b. Volume Pondai Sumuran
Luas penempang = 3.14 x 1.62
= 8.04 m2
Kedalaman pondasi = 4 m
Jumlah pandasi = 2 buah
Volume pondasi sumuran = 2 x 4 x 8.04
= 64.32 m3
c. Volume Pondai Batu Kali
Panjang pondasi = 24 m
196
Luas penampang = 0.6 m2
Volume pondasi = 24 x 0.6
= 14.4 m3
Volume total pondasi= 24.75 + 20.25 + 14.4 + 64.32 + 14.4
= 138.12 m3
Urugan Tanah Kembali
Volume = V galian tanah – (V sirtu padat + vV pasir urug bawah
pondasi + V pondasi)
= 611.7 – (45.1 + 4 + 138.12)
= 424.48 m3
IV. Pekerjaan Beton
a. Beton Kolom Struktur
Volume kolom K1 (40x60)
Lantai I = 16 x (4.6 x 0.4 x 0.6)
=17.66 m3
Lantai II = 16 x (4.2 x 0.4 x 0.6)
= 16.13 m3
Lantai III = 16 x (4.2 x 0.4 x 0.6)
= 16.13m3
Volume kolom K2 (40x50)
Lantai I = 16 x (4.6 x 0.4 x 0.5)
= 14.72 m3
Lantai II = 16 x (4.2 x 0.4 x 0.5)
197
= 13.44 m3
Lantai III = 16 x (4.2 x
0.4 x 0.5)
= 13.44 m3
Volume kolom K3 (40x40)
Lantai I = 2 x (4.6 x 0.4 x 0.4)
= 1.47 m3
Lantai II = 2 x (4.2 x 0.4 x 0.4)
= 1.34 m3
Lantai III = 2 x (4.2 x 0.4 x 0.4)
= 1.34 m3
Volume kolom K4 (60x60)
Lantai I = 10 x (4.6 x 0.6 x 0.6)
= 16.56 m3
Lantai II = 10 x (4.2 x 0.6 x 0.6)
= 15.12 m3
Lantai III = 4 x (4.2 x
0.6 x 0.6)
= 6.05 m3
Volume kolom K5 (20x20)
Lantai I = 6 x (4.6 x 0.2 x 0.2)
= 1.10 m3
198
Volume kolom K6 (30x30)
Lantai I = 2 x (4.6 x 0.3 x 0.3)
= 0.28 m3
Lantai II = 2 x (4.2 x 0.3 x 0.3)
= 0.75 m3
Lantai III = 2 x (4.2 x
0.3 x 0.3)
= 0.75 m3
Volume total beton kolom struktur= 136.28 m3
b. Beton Balok Struktur
♦ Balok P3=P4 (30x60)
Volume = 30 x (0.6 –
0.12) x 0.3
= 4.32 m3
♦ Balok AP2=P2 (30x80)
Volume = 114 x (0.8 – 0.12) x 0.3
= 23.26 m3
♦ Balok AP1=P1(30x60)
Volume = 96 x 0.6 x (0.6 – 0.12)
= 27.65 m3
♦ Balok CP (40x100)
Volume = 34.4 x 1 x (1 – 0.12)
= 30.27 m3
199
BORDES
6 m
4 m
♦ Balok A1=A2=T (20x35)
Volume = 292.2 x (0.35 – 0.12)x 0.2
= 13.44 m3
♦ Balok C1 (40x40)
Volume = 21.6 x (0.4 – 0.12)x 0.4
= 2.42m3
Volume total balok struktur = 101.36 m3
c. Beton Plat Lantai
♦ Lantai 2
Volume = 0.12 x {(69.5 x 16.5 )-
(6 x 6)-( 6 x 3 )-(6 x 3 )
= 128.97 m3
♦ Lantai 3
Volume = 0.12 x {(69.5 x 16.5 )-
(6 x 6)-( 6 x 3 )-(6 x 3 )
= 128.97 m3
d. Beton Tangga
♦ Plat tangga
Vol. Tangga 1 = 1.528 x 3.84 x 0.16 = 1.12 m3
Vol. Tangga 2 = 1.528 x 3.84 x 0.16 = 1.12 m3
Vol. Tangga 3 = 1.64 x 4.00 x 0.16 = 1.05 m3
Total Volume = 2 x 1.12 m3
= 2.24 m3 1 2
200
3.6 m
Total Volume tangga = 2 x 2.24 = 4.48 m3
♦ Plat bordes Tebal bordes =16 cm
Volume = 3.6 x 1.5 x 0.15
= 0.81 m3
Total volume bordes = 2 x 0.81
= 0.81 x (2 buah )
= 1.62 m3
♦ Balok Bordes (30 x 20)
Volume = 0.3 x 0.2 x 4
= 0.24 m3
Total volume bordes = 0.24 x 2
= 0.48 m3
V. Pekerjaan Penulangan
Balok
Balok P3=P4 (30/60)
Tul. Pokok : 9D22 ( 2.98 kg/m)
: 9 x 2.98 = 26.82 kg
Tul. Begel : D8-75 (0.395 kg/m)
Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’:
100 : 7.5 = 13 buah
1,5 m
201
Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) + 2.pjg
tekukan : 2 (30 - 4) + 2 (60 - 4) + 2 (8 x 1)
: 165.6 cm = 1.656 m
Berat dalam 1m : 1.656 x 0.395 x 13 = 8.56 kg
*Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.
Begel : 26.82 + 8.56 = 35.38 kg
Volume per m’ balok 30/60 : 0.6 x 0.30x 1 = 0.18 m3
Dalam 1m3 : 18.01 = 5.55(pot. Balok m’ 30/60)
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 5.55 x 35.38
= 196.55 kg
Balok AP2=P2 (30/80)
Tul. Pokok : 12D22 ( 2.98 kg/m)
: 12 x 2.98 = 35.76 kg
Tul. Begel : D8-150 (0.395 kg/m)
Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’:
100 : 15 = 7 buah
Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) + 2.pjg
tekukan : 2 (80-4) + 2 (30-4) + 2 (8 x 1)
: 220 cm = 2.2 m
Berat dalam 1m : 2.2 x 0.395 x 7 = 6.08 kg
*Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.
Begel : 35.76 + 6.08 = 41.84 kg
202
Volume per m’ balok 30/80 : 0.80 x 0.30 x 1 = 0.24 m3
Dalam 1m3 : 24.01 = 4.17 (pot. Balok m’ 30/80)
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 4.17 x 41.84
= 174.33 kg
Balok AP1 = P1 (30/60)
Tul. Pokok : 6D22 ( 2.98 kg/m)
: 6 x 2.98 = 17.88 kg
Tul. Begel : D10-75 (0.617 kg/m)
Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’:
100 : 7.5 = 13 buah
Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) + 2.pjg
tekukan : 2 (60-4) + 2 (30-4) + 2 (10 x 1)
: 184 cm = 1.84 m
Berat dalam 1m : 1.84 x 0.617 x 13 = 14.75 kg
*Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.
Begel : 14.75 + 17.88 = 32.63 kg
Volume per m’ balok 30/60 : 0.60 x 0.30x 1 = 0.18 m3
Dalam 1m3 : 18.01 = 5.55 (pot. Balok m’ 30/60)
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 5.55 x 32.63
= 181.09 kg
Balok CP (40/100)
Tul. Pokok : 16D22 ( 2.98 kg/m)
203
: 16 x 2.98 = 47.68 kg
Tul. Begel : D12-50 (0.888 kg/m)
Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’:
100 : 5 = 20 buah
Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) + 2.pjg
tekukan : 2 (100-4) + 2 (40-4) + 2 (12 x 1)
: 288 cm = 2.88 m
Berat dalam 1m : 2.88 x 0.888 x 20 = 51.15 kg
*Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.
Begel : 51.15 + 47.68 = 98.83 kg
Volume per m’ balok 30/120 : 1.00 x 0.30x 1 = 0.3 m3
Dalam 1m3 : 3.0
1 = 3.33 (pot. Balok m’ 40/100)
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 3.33 x 98.83
= 329.43 kg
Balok A1=A2=T (20/35)
Tul. Pokok : 5D16 ( 1.580 kg/m)
: 5 x 1.580 = 7.9 kg
Tul. Begel : D8-150 (0.395 kg/m)
Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’:
100 : 15 = 7 buah
Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) + 2.pjg
tekukan : 2 (35-4) + 2 (20-4) + 2 (7 x 1)
: 108 cm = 1.08 m
204
Berat dalam 1m : 1.08 x 0.395 x 7 = 2.99 kg
*Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.
Begel : 2.99 + 7.90 = 10.89 kg
Volume per m’ balok 20/35 : 0.35 x 0.20x 1 = 0.07 m3
Dalam 1m3 : 07.01 = 14.28 (pot. Balok m’ 20/35)
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 14.28 x 10.89
= 155.57 kg
Balok C1 (40/40)
Tul. Pokok : 6D16 ( 1.580 kg/m)
: 6 x 1.58 = 9.48 kg
Tul. Begel : D8-150 (0.395 kg/m)
Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’:
100 : 15 = 7 buah
Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) + 2.pjg
tekukan : 2 (40-4) + 2 (40-4) + 2 (7 x 1)
: 158 cm = 1.58 m
Berat dalam 1m : 1.58 x 0.395 x 7 = 4.37 kg
*Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.
Begel : 4.37 + 9.48 = 13.85 kg
Volume per m’ balok 40/40 : 0.40 x 0.40x 1 = 0.16 m3
Dalam 1m3 : 16.01 = 6.25 (pot. Balok m’ 40/40)
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 6.25 x 13.85
205
= 86.56 kg
Kolom
Kolom K1 (40/60)
Tul. Pokok : 10D22 ( 2.98 kg/m)
: 10 x 2.98 = 29.8 kg
Tul. Begel : D10-150 (0.617 kg/m)
Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’:
100 : 15 = 7 buah
Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) +
2.pjg tekukan : 2 (40-8) + 2 (60-8) + 2 (7 x 1)
: 182 cm = 1.82 m
Berat dalam 1m : 1.82x 0.617 x 7 = 7.86 kg
*Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.
Begel : 7.86 + 29.8 = 37.66 kg
Volume per m’ kolom 40/60 : 0.40x 0.60x 1 = 0.24 m3
Dalam 1m3 : 24.01
= 4.17 (pot. kolom m’ 40/60)
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 4.17 x 37.66
= 157.04 kg
Kolom K2 (40/50)
Tul. Pokok : 8D22 ( 2.98 kg/m)
: 8 x 2.98 = 23.84 kg
Tul. Begel : D8-150 (0.395 kg/m)
Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’:
206
100 : 15 = 7 buah
Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) +
2.pjg tekukan : 2 (50-8) + 2 (40-8) + 2 (7 x 1)
: 162 cm = 1.62 m
Berat dalam 1m : 1.62 x 0.395 x 7 = 4.48 kg
*Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.
Begel : 4.48 + 23.84 = 28.32 kg
Volume per m’ kolom 45/85 : 0.40x 0.50x 1 = 0.2 m3
Dalam 1m3 : 2.01
= 5 (pot. kolom m’ 40/50)
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 5 x 28.32
=141.60 kg
Kolom K3 (40/40)
Tul. Pokok : 8D16 ( 1.58 kg/m)
: 8 x 1.58 = 12.64 kg
Tul. Begel : D8-150 (0.395 kg/m)
Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’:
100 : 15 = 7 buah
Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) +
2.pjg tekukan : 2 (40-8) + 2 (40-8) + 2 (7 x 1)
: 142 cm = 1.42 m
Berat dalam 1m : 1.42 x 0.395 x 7 = 3.93 kg
*Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.
Begel : 12.64 + 3.93 = 16.57 kg
207
Volume per m’ kolom 45/85 : 0.40x 0.40x 1 = 0.16 m3
Dalam 1m3 : 16.01
= 6.25 (pot. kolom m’ 40/40)
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 6.25 x 16.57
= 103.56 kg
Kolom K4 (60/60)
Tul. Pokok : 16D22 ( 2.98 kg/m)
: 16 x 2.98 = 47.68 kg
Tul. Begel : D10-200 (0.617 kg/m)
Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’:
100 : 20 = 5 buah
Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) +
2.pjg tekukan : 2 (60-8) + 2 (60-8) + 2 (5 x 1)
: 218 cm = 2.18 m
Berat dalam 1m : 2.18 x 0.617 x 5 = 6.73 kg
*Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.
Begel : 47.68 + 6.73 = 54.41 kg
Volume per m’ kolom 60/60 : 0.60x 0.60x 1 = 0.36 m3
Dalam 1m3 : 36.01
= 2.78 (pot. kolom m’ 60/60)
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 2.78 x 54.41
= 151.26 kg
Kolom K5 (20/20)
Tul. Pokok : 4D16 ( 1.58 kg/m)
208
: 4 x 1.58 = 6.32 kg
Tul. Begel : D8-150 (0.395 kg/m)
Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’:
100 : 15 = 7 buah
Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) +
2.pjg tekukan : 2 (20-8) + 2 (20-8) + 2 (7 x 1)
: 62 cm = 0.62 m
Berat dalam 1m : 0.62 x 0.395 x 7 = 1.71 kg
*Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.
Begel : 6.32 + 1.71 = 8.03 kg
Volume per m’ kolom 20/20 : 0.20x 0.20x 1 = m3
Dalam 1m3 : 04.01
= 25 (pot. kolom m’ 20/20)
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 25 x 8.03
= 200.75 kg
Kolom K6 (30/30)
Tul. Pokok : 4D16 ( 1.58 kg/m)
: 4 x 1.58 = 6.32 kg
Tul. Begel : D8-150 (0.395 kg/m)
Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’:
100 : 15 = 7 buah
Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) +
2.pjg tekukan : 2 (30-8) + 2 (30-8) + 2 (7 x 1)
: 102 cm = 1.02 m
209
Berat dalam 1m : 1.02 x 0.395 x 7 = 2.82 kg
*Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.
Begel : 6.32 + 2.82 = 9.14 kg
Volume per m’ kolom 30/30 : 0.30x 0.30x 1 = 0.09 m3
Dalam 1m3 : 09.01
= 11.11 (pot. kolom m’ 45/85)
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 11.11 x 9.14
= 101.55 kg
Sloof
Sloof S1 (30/120)
Tul. Pokok : 10D20 ( 2.46 kg/m)
: 10 x 2.46 = 24.6 kg
Tul. Begel : D10-150 (0.617 kg/m)
Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’:
100 : 15 = 7 buah
Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) +
2.pjg tekukan : 2 (85-8) + 2 (45-8) + 2 (7 x 1)
: 242 cm = 2.42 m
Berat dalam 1m : 2.42 x 0.617 x 7 = 10.45 kg
*Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.
Begel : 24.6 + 10.45 = 35.05 kg
Volume per m’ kolom 45/85 : 0.45x 0.85x 1 = 0.3825 m3
210
Dalam 1m3 : 382.01
= 2.614 (pot. kolom m’ 45/85)
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 2.614 x 35.05
= 91.62 kg
Sloof S2 (30/120)
Tul. Pokok : 10D20 ( 2.46 kg/m)
: 10 x 2.46 = 24.6 kg
Tul. Begel : D10-150 (0.617 kg/m)
Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’:
100 : 15 = 7 buah
Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) +
2.pjg tekukan : 2 (85-8) + 2 (45-8) + 2 (7 x 1)
: 242 cm = 2.42 m
Berat dalam 1m : 2.42 x 0.617 x 7 = 10.45 kg
*Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.
Begel : 24.6 + 10.45 = 35.05 kg
Volume per m’ kolom 45/85 : 0.45x 0.85x 1 = 0.3825 m3
Dalam 1m3 : 382.01
= 2.614 (pot. kolom m’ 45/85)
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 2.614 x 35.05
= 91.62 kg
Sloof S3 (30/120)
Tul. Pokok : 10D20 ( 2.46 kg/m)
211
: 10 x 2.46 = 24.6 kg
Tul. Begel : D10-150 (0.617 kg/m)
Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’: 100 : 15 = 7 buah
Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) +
2.pjg tekukan : 2 (85-8) + 2 (45-8) + 2 (7 x 1)
: 242 cm = 2.42 m
Berat dalam 1m : 2.42 x 0.617 x 7 = 10.45 kg
*Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.
Begel : 24.6 + 10.45 = 35.05 kg
Volume per m’ kolom 45/85 : 0.45x 0.85x 1 = 0.3825 m3
Dalam 1m3 : 382.01
= 2.614 (pot. kolom m’ 45/85)
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 2.614 x 35.05
= 91.62 kg
Sloof S4 (30/120)
Tul. Pokok : 10D20 ( 2.46 kg/m)
: 10 x 2.46 = 24.6 kg
Tul. Begel : D10-150 (0.617 kg/m)
Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’:
100 : 15 = 7 buah
Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) +
2.pjg tekukan : 2 (85-8) + 2 (45-8) + 2 (7 x 1)
: 242 cm = 2.42 m
212
Berat dalam 1m : 2.42 x 0.617 x 7 = 10.45 kg
*Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.
Begel : 24.6 + 10.45 = 35.05 kg
Volume per m’ kolom 45/85 : 0.45x 0.85x 1 = 0.3825 m3
Dalam 1m3 : 382.01
= 2.614 (pot. kolom m’ 45/85)
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 2.614 x 35.05
= 91.62 kg
Ringbalk
Sloof S1 (30/120)
Tul. Pokok : 10D20 ( 2.46 kg/m)
: 10 x 2.46 = 24.6 kg
Tul. Begel : D10-150 (0.617 kg/m)
Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’:
100 : 15 = 7 buah
Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) +
2.pjg tekukan : 2 (85-8) + 2 (45-8) + 2 (7 x 1)
: 242 cm = 2.42 m
Berat dalam 1m : 2.42 x 0.617 x 7 = 10.45 kg
*Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.
Begel : 24.6 + 10.45 = 35.05 kg
Volume per m’ kolom 45/85 : 0.45x 0.85x 1 = 0.3825 m3
Dalam 1m3 : 382.01
= 2.614 (pot. kolom m’ 45/85)
213
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 2.614 x 35.05
= 91.62 kg
Plat lantai
Tul. Yang digunakan : 10D10 (0.62 kg/m)
: 10 x 0.62 = 6.2 kg
Panjang tulangan per 1m : 100 – 2(tebal selimut) + 2(pj. Tekukan)
: (100 – 2.2) + (2.6.1) = 108 cm = 1.08 m
Berat dalam 1m : 1.08 x 6.2 = 6.696 kg
Volume per m’ plat : 0.12 x 1x 1 = 0.12 m3
Dalam 1m3 : 12.01 = 8.37 (pot. plat m’)
**Jadi, dalam 1m3 beton plat membutuhkan tulangan = 8.37 x 6.696
= 56.046 kg
Pekerjaan Dinding
Lantai 1
• Uraian Dinding
a) Luas Dinding B :
Luas = 44.8 x 4.2 = 188.16 m
Luas Kusen = 36.5 m2
Luas dinding = 151.66 m2
b) Luas Dinding D :
Luas = 16 x 4.2 = 67.2 m2
214
Luas Kusen = 5.54 m2
Luas dinding = 61.66 m2
c) Luas Dinding E :
Luas = 21.6 x 4.2 = 90.72 m2
Luas Kusen = 6.72 m2
Luas dinding = 84 m2
d) Luas Dinding F :
Luas = 4.2 x 6.8 =28.56 m2
e) Luas Dinding G:
Luas = 4.2 x 44.8 = 188.16 m
Luas Kusen = 46.92 m2
Luas dinding = 141.24 m2
f) Luas Dinding H:
Luas = 4.2 x 3.6 = 15.12 m2
Luas Kusen = 6.72 m2
Luas dinding = 8.4 m2
g) Luas Dinding 1:
Luas = 4.2 x 13 = 54.6 m2
Luas Kusen = 9.56 m2
Luas dinding = 45.04 m2
h) Luas Dinding 5:
Luas = 4.2 x 11.2 = 47.04 m2
215
Luas Kusen = 2.52 m2
Luas dinding = 44.52 m2
i) Luas Dinding 7:
Luas = 4.2 x 11.2 = 47.04 m2
j) Luas Dinding 7.5:
Luas = 4.2 x 2.6 = 10.92 m2
Luas Kusen = 3.36 m2
Luas dinding = 7.56 m2
k) Luas Dinding 8:
Luas = 4.2 x 1.5 = 6.3 m2
l) Luas Dinding 8.5:
Luas = 4.2 x 3 =12.6 m2
m) Luas Dinding 9:
Luas = 4.2 x 1.5 =6.3 m2
n) Luas Dinding 9.5:
Luas = 4.2 x 2.6 = 10.92 m2
Luas Kusen = 1.68 m2
Luas dinding = 9.24 m2
o) Luas Dinding 10:
Luas = 4.2 x 11.2 = 47.04 m2
p) Luas Dinding 12:
Luas = 4.2 x 5.6 = 23.52 m2
q) Luas Dinding 13:
216
Luas = 4.2 x 11.2 = 47.04 m2
Luas Kusen = 2.52 m2
Luas dinding = 37.8 m2
r) Luas Dinding 16:
Luas = 4.2 x 13 = 54.6 m2
Luas Kusen = 9.56 m2
Luas dinding = 45.04 m2
Jumlah luas dinding lantai 1 yaitu 995.68 m2
Lantai 2
• Uraian Dinding
a) Luas Dinding B :
Luas = 3.8 x 44.8 = 170.4 m2
Luas Kusen = 31.75 m2
Luas dinding = 138.49 m2
b) Luas Dinding D :
Luas = 3.8 x 19.2 = 72.96 m2
Luas Kusen = 5.04 m2
Luas dinding = 67.92 m2
c) Luas Dinding E :
Luas = 3.8 x 25.2 = 95.76 m2
Luas Kusen = 7.56 m2
Luas dinding = 88.2 m2
217
d) Luas Dinding F :
Luas = 3.8 x 9.6 = 36.48 m2
e) Luas Dinding G:
Luas = 3.8 x 44.8 = 170.24 m2
Luas Kusen = 33.5 m2
Luas dinding = 136.74 m2
f) Luas Dinding H:
Luas = 3.8 x 9.6 = 36.48 m2
Luas Kusen = 10.08 m2
Luas dinding = 26.4 m2
g) Luas Dinding 1:
Luas = 3.8 x 13 = 49.4 m2
Luas Kusen = 6.2 m2
Luas dinding = 43.2 m2
h) Luas Dinding 4:
Luas = 3.8 x 10.4 = 39.52 m2
Luas Kusen = 2.52 m2
Luas dinding = 37 m2
i) Luas Dinding 7:
Luas = 3.8 x 10.4 = 39.52 m2
j) Luas Dinding 7.5:
Luas = 3.8 x 3 = 11.4 m2
Luas Kusen = 3.36 m2
218
Luas dinding = 8.04 m2
k) Luas Dinding 8:
Luas = 3.8 x 1.5 = 5.7 m2
l) Luas Dinding 8.5:
Luas = 3.8 x 3 = 11.4 m2
m) Luas Dinding 9:
Luas = 3.8 x 1.5 = 5.7 m2
n) Luas Dinding 9.5:
Luas = 3.8 x 3 = 11.4 m2
Luas Kusen = 3.36 m2
Luas dinding = 8.04 m2
o) Luas Dinding 10:
Luas = 3.8 x 10.4 = 39.52 m2
p) Luas Dinding 11:
Luas = 3.8 x 6 = 22.8 m2
q) Luas Dinding 13:
Luas = 3.8 x 10.4 = 39.52 m2
Luas Kusen = 2.52 m2
Luas dinding = 37 m2
r) Luas Dinding 16:
Luas = 3.8 x 13 = 49.4 m2
Luas Kusen = 6.2 m2
Luas dinding = 43.2 m2
219
Jumlah luas dinding lantai 2 yaitu 795.35 m2
Lantai 3
• Uraian Dinding
a) Luas Dinding B :
Luas = 3.5 x 44.8 = 156.8 m2
Luas Kusen = 44.74 m2
Luas dinding = 112.06 m2
b) Luas Dinding D :
Luas = 3.5 x 42.4 = 148.4 m2
Luas Kusen = 15.12 m2
Luas dinding = 132.88 m2
c) Luas Dinding E :
Luas = 3.5 x 43.2 = 151.2 m2
Luas Kusen = 15.12 m2
Luas dinding =136.08 m2
d) Luas Dinding F :
Luas = 3.5 x 10 = 35 m2
e) Luas Dinding G:
Luas = 3.5 x 44.8 = 156.8 m2
Luas Kusen = 38.2 m2
Luas dinding = 118.6 m2
f) Luas Dinding H:
Luas = 3.5 x 10 = 35 m2
220
Luas Kusen = 10.08 m2
Luas dinding = 24.92 m2
g) Luas Dinding 1:
Luas = 3.5 x 13 = 45.5 m2
Luas Kusen = 3.4 m2
Luas dinding = 42.1 m2
h) Luas Dinding 3:
Luas = 3.5 x 14 = 49 m2
i) Luas Dinding 5:
Luas = 3.5 x 14 = 49 m2
j) Luas Dinding 7:
Luas = 3.5 x 13.8 = 48.3 m2
k) Luas Dinding 7.5:
Luas = 3.5 x 1.5 = 5.25 m2
Luas Kusen = 1.68 m2
Luas dinding = 3.57 m2
l) Luas Dinding 8:
Luas = 3.5 x 1.5 = 5.25 m2
m) Luas Dinding 8.5:
Luas = 3.5 x 3 = 10.5 m2
n) Luas Dinding 9:
Luas = 3.5 x 1.5 = 5.25 m2
o) Luas Dinding 9.5:
221
Luas = 3.5 x 1.5 = 5.25 m2
Luas Kusen = 1.68 m2
Luas dinding = 3.57 m2
p) Luas Dinding 10:
Luas = 3.5 x 13.8 = 48.3 m2
q) Luas Dinding 12:
Luas = 3.5 x 14 = 49 m2
r) Luas Dinding 14:
Luas = 3.5 x 14 = 49 m2
s) Luas Dinding 16:
Luas = 3.5 x 13 = 45.5 m2
Luas Kusen = 3.4 m2
Luas dinding = 42.1 m2
Jumlah luas dinding lantai 3 yaitu 1126.53 m2
Pekerjaan Kusen
a. Kusen Pintu Dan Jendela
1. Tipe P1 = 4 buah
Panjang = {( 2.10 x 2) + 1.6 } x 4 = 23.2 m
2. Tipe P2 = 1 buah
Panjang = ( 2.5 x 2 ) + 1.9 = 6.9 m
3. Tipe P3 = 25 buah
Panjang = {( 2.10 x 2 ) + 1.2 } x 25 = 135 m
4. Tipe P4 = 24 buah
222
Panjang = {( 2.10 x 2 ) + 0.8 } x 24 = 120 m
5. Tipe J1 = 58 buah
Panjang = {( 1.2 x 4 )+ ( 2 x 2 )} x 58 = 510.4 m
6. Tipe J2 = 2 buah
Panjang = {( 1.5 x 5 ) + ( 2 x 3 )} x 2 = 27 m
7. Tipe J3 = 58 buah
Panjang = {( 0.5 x 4 ) + ( 2 x 2 )} x 58 = 348 m
8. Tipe J4 = 2 buah
Panjang = {( 0.5 x 3 ) + ( 1.4 x 2)} x 2 = 8.6 m
9. Tipe J5 = 70 buah
Panjang = {( 0.5 x 2 ) + ( 0.7 x 2 )} x 70 = 168 m +
Panjang kayu kusen = 1347.1 m
Telinga kusen = ( 54 x 2 x 0.15) + ( 190 x 4 x 0.15)
= 130.2 m
Panjang Kayu total = 1347.1 + 130.2 = 1477.3 m
10 % kayu yang hilang = 10 % x 1477.3 = 147.73 m
Total = 1477.3 +147.73 = 1625.03 m
Volume = 1625.03 x 0.08 x 0.16
= 20.8 m3
b. Memeni Kayu yang menyentuh Pasangan
Luas kayu yang menyentuh pasangan :
1. 4 Buah Tipe P1= {( 2.10 x 2 ) + 1.6 } x 4 = 23.2 m2
223
2. 1 Buah Tipe P2 = {( 2.5 x 2 ) + 1.9 } = 6.9 m2
3. 25 Buah Tipe P3= {( 2.10 x 2 ) + 1.2 } x 25 = 135 m2
4. 24 Buah Tipe P4= {(2.10 x 2 ) + 0.8 } x 24 = 120 m2
5. 58 Buah Tipe J1= { 2 x ( 2 + 1.2 )} x 58 = 371.2 m2
6. 2 Buah Tipe J2= { 2 x ( 2 + 1.5 )} x 2 = 14 m2
3. 58 Buah Tipe J3= { 2 x ( 2 + 0.5 )} x 58 = 290 m2
3. 2 Buah Tipe J4= { 2 x ( 1.4 + 0.5 )} x 2 = 7.6 m2
3. 70 Buah Tipe J4= { 2 x ( 0.5 + 0.7 )} x 70 = 168 m2 +
Luas telinga kusen :
1. Tipe P1 = 4 x ( 2 x 0.0411 ) = 0.3288 m2
2. Tipe P2 =1x ( 2 x 0.0411 ) = 0.0822 m2
3. Tipe P3 = 25 x ( 2 x 0.0411 ) = 2.055 m2
4. Tipe P4 = 24 x ( 2 x 0.0411 ) = 1.9728 m2
5. Tipe J1 = 58 x ( 2 x 0.0411 ) = 9.5352 m2
6. Tipe J2 = 2 x ( 2 x 0.0411 ) = 0.3288 m2
7. Tipe J3 = 58 x ( 2 x 0.0411 ) = 9.5352 m2
8. Tipe J4 = 2 x ( 2 x 0.0411 ) = 0.3288 m2
9. Tipe J5 = 70 x ( 2 x 0.0411 ) = 11.508 m2+
TOTAL
224
c. Baut / Angkur
Berdasarkan perletakan baut dan angkur dibutuhkan 1088 buah
angker.
Berdasarkan daftar baja ø 16 mm, beratnya 1.58 kg/m.
Panjang baut angkur 0.35 m, jdadi beratnya ± 0.553 kg.
Volume baut / angkur kesluruhan 1088 x 0.553 = 601.664 kg
VI. Pekerjaan Atap
a. Rangka kuda-kuda = 16823.40 kg
b.Gording = 8796 kg
c. Reng, kaso = 2052.01 m2
d.Papan Reuter, kerpus = 86 m
e. Atap genteng = 2052.01 m2
f. Papan Listplank = 547.36 m
VII. Pekerjaan Plafon
Balok Plafon
Rangka Plafon
Lantai 1 : 6/12 = 837.03 m
5/7 = 775.50 m
Lantai 2 : 6/12 = 837.03 m
5/7 = 775.50 m
Lantai 3 : 6/12 = 850.80 m
5/7 = + 781.95 m +
225
Total = 2524.86 m 2332.95 m
Lantai 1 luar :
6/12 = 490 m
5/7 = + 379 m +
Total panjang rangka = 3032.86 m 2711.95 m
Volume 6/12 = 3032.86 x 0.06 x 0.12 = 21.836 m3
5/7 = 2711.95 x 0.05 x 0.07 = 9.492 m3 +
= 31.328 m3
10 % kayu hilang = 10 % x 31.328 = 3.1328 m3 +
Volume balok plafon = 34.461 m3
Memasang Plafon
a. Plafon dalam
Lantai 1 : Luas ruangan keseluruhan = 782.21 m2
Lantai 2 : Luas ruangan keseluruhan = 781.13 m2
Lantai 3 : Luas ruangan keseluruhan = 772.95 m2 +
Total jumlah luas semua ruangan = 2336.29 m2
Volume = 2336.29 m2
b. Plafon Luar
Teras lantai 1 = 409.4 m2
Volume = 409.4 m2
226
VIII. Pekerjaan Plesteran
Plesteran Dinding
Berdasarkan pekerjaan dinding :
Lantai 1 dengan Luas = 995.68 m2
Lantai 2 dengan Luas = 795.35 m2
Lantai 3 dengan Luas = 1126.53 m2 +
Total = 2917.56 m2
Jumlah Luas pleseteran = 2 x 2917.56 m2
= 5835.12 m2
IX. Pekerjaan Lantai
Urugan Dibawah Lantai
a. Urugan tanah dibawah lantai 1
Luas ruangan keseluruhan Lantai 1 = 782.212 m2
Luas teras = 268.2 m2 +
Total = 1050.412 m2
Tebal urugan = 0.6 m
Volume Urugan = 0.6 x 1050.412 = 630.247 m3
b. Urugan pasir dibawah lantai
Luas Ruangan Lantai 1= 785.21 m2
Luas Ruangan Lantai 2= 781.13 m2
Luas Ruangan Lantai 3= 772.95 m2
Luas teras = 268.2 m2 +
Total = 2604.49 m2
227
Tebal pasir = 0.10 m2
Volume = 0.10 x 2604.49 = 260.449 m3
Pasangan Lantai
Campuran 1 : 3 : 10
a. Volume keramik 40 x 40
Luas ruangan keseluruhan = 2604.49 m2
Volume = 2604.49 m2
b. Pasangan Ubin keramik 20 x 20
Luas pasangan pada kamar mandi = 48.8852 m2
Jumlah kamar mandi = 16 buah
Volume = 16 x 48.8852= 782.1632 m2
X. Pekerjaan Pintu dan jendela
Pintu / Jendela
a. Pintu Panil
1. Tipe P1 = 4 buah
Luas = ( 1.60 x 2.10 ) x 4 = 13.44 m2
2. Tipe P2 = 1 buah
Luas = ( 1.90 x 2.50 ) = 4.75 m2
3. Tipe P3 = 25 buah
Luas = ( 1.2 x 2.1 ) x 25 = 63 m2
4. Tipe P4 = 24 buah
228
Luas = ( 0.8 x 2.1 ) x 24 = 4
Volume panil pintu kayu jati (X a) = 121.51 m
b. Jendela Kaca
1. Tipe J1 = 58 buah
Luas = {(1.20 x .60) x 2 } x 58 = 83.52 m2
2. Tipe J2 = 2 buah
Luas = {( 1.20 x 0.60 ) x 3 } x 2 = 4.32 m2
3. Tipe J3 = 58 buah
Luas = {( 0.40 x 0.60 ) x 3 } x 58 = 41.76 m2
4. Tipe J4 = 2 buah
Luas = {( 0.4 x 0.6 ) x 2 } x 2 = 0.96 m2
5. Tipe J5 = 70 buah
Luas = ( 0.40 x 0.60 ) x 70 = 16.8 m2 +
Volume jendela kaca (X b) = 147.36 m2
Penggantung / Kunci
a. Engsel
Jumlah kesluruhan Engsel untuk pasangan pintu dan jendela
dibutuhkan 992 buah engsel.
b. Kunci Tanam
Jumlah keseluruhan Pintu = 54 buah
Jumlah Kunci Tanam= 54 buah
c. Grendel
229
Grendel kunci untuk pintu dengan 2 daun pintu = 30 buah
Grendel kunci untuk daun jendela = 370 buah
XI. Pekerjaan Cat
a. Mencat Dinding
Berdasarkan pekerjaan plesteran = 5835.12 m2
Volume (XI a) = 5835.12 m2
b. Mencat kusen + pintu
Panjang kusen yang menyentuh pasangan = 1135.9 m
Keliling = ( 2 x 0.06 ) + 0.12 = 0.24 m
Luas = 1135.9 x 0.24 = 272.616 m2
Mencat pintu
Luas daun pintu = 121.51 m2
Luas cat = 2 x 121.51 = 243.02 m2
Volume (XI b) = 515.636 m2
XII. Pekerjaan Perlengkapan Dalam
Listrik
a. Pasangan instalasi dalam :
Lampu Pijar : 49 buah
Lampu TL : 112 buah
b. Sekering group
3 buah
c. Stop kontak
230
59 buah
d. Saklar seri
32 buah
e. Saklar Paralel
25 buah
Sanitasi air
a. Kloset Porselen
Jumlah kamar mandi 16, jadi kloset yang dipasang sebanyak 16
buah kloset jongkok.
b. Pemasangan Instalasi Bersih
Pipa d = ½ “, panjang = 80 m
c. Pemasangan Instalasi Air Kotor
Pipa d = 2 “, panjang = 61 m
d. Kran
Dipasang pada kamar mandi dan lavatory sebanyak 36 buah.
XIII. Pekerjaan Perlengkapan Luar
a. Saluran keliling bangunan
Saluran terbuka penampung air hujan dengan panjang =168 m
b. Septick tank
Penampungan kotoran digunakan septicktank sebanyak 4 buah
231
DAFTAR HARGA BAHAN DAN UPAH
PEKERJAAN : PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH DAN
LABORATURIUM 3 LANTAI TAHAP JURUSAN
BAHASA INGGRIS DAN BAHASA INDONESIA FBS
UNNES SEMARANG
LOKASI : GUNUNG PATI SEKARAN
TH. ANGG. : 2006
Tabel 5. Daftar harga bahan dan upah
No. URAIAN BAHAN/UPAH SATUAN HARGA
A.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
DAFTAR BAHAN
Batu belah
Batu pecah mesin
Batu bata
Kerikil beton
Pasir urug
Pasir pasang
Pasir beton
Kapur pasang
Sirtu
PC (40 kg/zak)
Besi beton polos/ulir
Kawat bendrat
Paku biasa
Kayu cetakan
Papan cetakan
Bambu
Tali ijuk
m3
m3
buah
m3
m3
m3
m3
m3
m3
zak
kg
kg
kg
m3
m3
batang
kg
155.000,00
160.000,00
200,00
140.000,00
65.000,00
120.000,00
145.000,00
130.000,00
65.000,00
29.000,00
6.000,00
8.500,00
8.500,00
900.000,00
900.000,00
6.800,00
4.000,00
232
B.
1
2
3
4
5
6
7
8
DAFTAR UPAH
Mandor
Kepala tukang kayu
Kepala tukang batu
Kepala tukang besi
Tukang kayu
Tukang batu
Tukang besi
Pekerja
Hari
Hari
Hari
Hari
Hari
Hari
Hari
Hari
35.000,00
35.000,00
35.000,00
35.000,00
35.000,00
32.500,00
30.000,00
22.000,00
233
DAFTAR SATUAN PEKERJAAN
Tabel 6. Daftar satuan pekerjaan
No
.
URAIAN PEKERJAAN SATUAN JUMLAH
HARGA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Pekerjaan galian tanah
Urugan tanah
Urugan pasir
Urugan Sirtu
Pas. Bato kosong/aanstamping
Pas. Batu belah 1 pc : 5 ps
Pekerjaan beton cor 1 pc:3 ps:5 kr(bow)
Pekerjaan beton cor 1 pc:2 ps:3 kr(bow)
Pek. Tulangan besi untuk tulangan beton
Tulangan 100
Tulangan 110
Pek. Cetakan beton untuk 1 m3 beton
Bongkar begisting
Untuk 1 m3 beton bertulang
Pas. Pondasi siklop 30% batu belah
Pas. Pondasi siklop 60% batu belah
Pasangan batu bata 1 pc : 3 ps
m3
m3
m3
m3
m3
m3
m3
m3
kg
kg
10 m2
m2
10 m2
m3
m3
m3
15.920,00
4.889,00
101.200,00
101.200,00
219.952,00
405.205,00
495.960,00
568.800,00
1.340.000,00
1.072.000,00
1.179.200,00
634.000,00
3.369,00
33.691,00
795.725,00
842.225,00
385.410,00
234
PRESENTASE BOBOT PEKERJAAN
I. PEKEJAAN PERSIAPAN
Harga = 2,617,200.00
Persentase =89,540.795.432.4
00,200.617.2 x 100 % = 0,059 %
II. PEKERJAAN TANAH
Harga = 23,103,302.63
Persentase =89,540.795.432.4 .6323,103,302 x 100 % = 0,521 %
III. PEKERJAAN PONDASI
Harga = 267,026,152.92
Persentase =89,540.795.432.4
92.152,026,267 x 100 % = 6,024 %
IV. PEKERJAAN BETON
Harga = 2,717,086,824.84
Persentase =89,540.795.432.4
824.842,717,086, x 100 % = 61,295 %
V. PEKERJAAN ATAP
Harga = 601,906,853.85
Persentase =89,540.795.432.4 3.85601,906,85 x 100 % = 13,578 %
VI. PEKERJAAN PLAFON
Harga = 223,169,683.20
Persentase =89,540.795.432.4 3.20223,169,68 x 100 % = 5,034 %
VII. PEKERJAAN PLESTERAN
Harga = 125,962,735.44
Persentase =89,540.795.432.4 5.44125,962,73 x 100 % = 2,842 %
235
VIII. PEKERJAAN LANTAI
Harga = 228,109,230.24
Persentase =89,540.795.432.4 0.24228,109,23 x 100 % = 5,146 %
IX. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA
Harga = 111,020,944.36
Persentase =89,540.795.432.4 4.36111,020,94 x 100 % = 2,504 %
X. PEKERJAAN CAT
Harga = 85,243,022.41
Persentase =89,540.795.432.4 .4185,243,022 x 100 % = 1,923 %
XI. PEKERJAAN PERLENGKAPAN DALAM
Harga = 36,326,833.00
persentase =89,540.795.432.4 .0036,326,833 x 100 % = 0,819 %
XII. PEKERJAAN PERLENGKAPAN LUAR
Harga = 11,222,758.00
Persentase =89,540.795.432.4
.0011,222,758 x 100 % = 0,253 %
236
BAB XIII
PENUTUP
Dalam penyusunan Proyek Akhir Perencanaan Struktur Gedung Kuliah dan
Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia UNNES ini banyak sekali dijumpai hambatan. Hal tersebut karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis dalam hal perencanaan dan
pelaksanaan suatu proyek. Meskipun demikian, penulis mencoba mengatasi
dengan teori yang telah diterima di bangku kuliah dan berbagai literatur tentang
pelaksanaan suatu proyek, dengan upaya tersebut, hambatan – hambatan di atas
dapat diatasi.
8.1 Kesimpulan
1. Dalam perencanaan suatu stuktur bangunan diperlukan ketelitian dan
kecermatan yang tinggi sehingga perhitungan yang dihasilkan benar –
benar akurat dan sesuai dengan yang diharapkan.
2. Dengan rencana kerja yang baik akan membantu pelaksanaan dan
penghematan dalam hal penggunaan sumber tenaga, material, peralatan,
dan keuangan yang diperlukan.
3. Gambar kerja merupakan pedoman yang sangat menetukan dalam hal
pelaksanaan dan perhitungan anggaran biaya pelaksanaan pekerjaaan
disamping rencana kerja dan syarat – syarat (RKS).
237
8.2 Saran
1. Pelaksanaan poyek harus disesuaikan dengan rencana kerja dan syarat –
syarat yang telah ditentukan agar dapat menghasilkan stuktur bangunan
yang sesuai dengan yang diharapkan maupun persyaratan.
2. Pelaksanaan pembangunan proyek harus diusahakan cepat dan tepat
dalam segala pelaksanaanya sesuai dengan time schedule yang telah
dibuat dengan tetap memperhatikan mutu dan kualitas bangunan.
3. Untuk memperlancar kegiatan proyek agar selesai tepat pada waktunya
diperlukan kerjasama yang baik antara pihak – pihak yang terkait dalam
pembangunan proyek tersebut.
4. Dalam pelaksanaan pembangunan proyek harus dilakukan pengawasan
sebaik mungkin untuk menghindari kesalahan yang dapat berakibat fatal,
baik pada keamanan saat pelaksanaan maupun tingkat kenyamanan
selama bangunan yang telah berdiri digunakan.
238
DAFTAR PUSTAKA
Apriyatno, Henry. 2003. Diktat Kuliah Strukur Beton. Jurusan Teknik Sipil FT
UNNES Semarang.
DPU. 1961. Pedoman Perencanaan Kayu Indonesia 1961. Bandung: Yayasan
Normalisasi Indonesia.
DPU. 1987. Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Rumah Dan
Gedung. Jakarta: Yayasan Badan Penerbit PU.
DPU. 1991. SK SNI T-15-1991-03, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung. Bandung: Yayasan LPMB.
DPU. 1989. Pedoman Beton. Bandung: Yayasan Penerbit PU.
Tri Cahyo, H. 2005. Diktat Kuliah Teknik Fondasi I. Jurusan Teknik Sipil FT
UNNES Semarang.
239
PERNYATAAN SELESAI BIMBINGAN
Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing Tugas Akhir dari mahasiswa :
Nama : Abie Surya Fuadi
NIM : 5150304020
Program Studi : Teknik Sipil D3
menyatakan bahwa mahasiswa tersebut telah SELESAI bimbingan tugas akhirnya
yang berjudul :
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH DAN
LABORATORIUM JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INGGRIS
DAN JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNNES
dan tugas akhir tersebut siap untuk DIUJIKAN.
Semarang, Agustus 2007
Mengetahui,
Ketua Program Studi, Pembimbing,
Drs.Tugino, M.T Drs. Henry Apriyanto, M.T NIP.131763887 NIP. 131658240
240
PERNYATAAN SELESAI BIMBINGAN
Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing Tugas Akhir dari mahasiswa :
Nama : Danang Agustian A
NIM : 5150304002
Program Studi : Teknik Sipil D3
menyatakan bahwa mahasiswa tersebut telah SELESAI bimbingan tugas akhirnya
yang berjudul :
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH DAN
LABORATORIUM JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INGGRIS
DAN JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNNES
dan tugas akhir tersebut siap untuk DIUJIKAN.
Semarang, Agustus 2007
Mengetahui,
Ketua Program Studi, Pembimbing,
Drs.Tugino, M.T Drs. Henry Apriyanto, M.T NIP.131763887 NIP. 131658240
241
PERNYATAAN SELESAI BIMBINGAN
Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing Tugas Akhir dari mahasiswa :
Nama : Abie Surya Fuadi
NIM : 5150304020
Program Studi : Teknik Sipil D3
menyatakan bahwa mahasiswa tersebut telah SELESAI bimbingan tugas akhirnya
yang berjudul :
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH DAN
LABORATORIUM JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INGGRIS
DAN JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNNES
dan tugas akhir tersebut siap untuk DIUJIKAN.
Semarang, Agustus 2007
Pembimbing,
Drs. Henry Apriyanto, M.T NIP. 131658240
242
PERNYATAAN SELESAI BIMBINGAN
Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing Tugas Akhir dari mahasiswa :
Nama : Danang Agustian A
NIM : 5150304002
Program Studi : Teknik Sipil D3
menyatakan bahwa mahasiswa tersebut telah SELESAI bimbingan tugas akhirnya
yang berjudul :
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH DAN
LABORATORIUM JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INGGRIS
DAN JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNNES
dan tugas akhir tersebut siap untuk DIUJIKAN.
Semarang, Agustus 2007
Pembimbing,
Drs. Henry Apriyanto, M.T NIP. 131658240
Top Related