PERECANAAN RUTE ANGKUTAN UMUM DI KOTA SIBOLGA
Oleh : Olga kristama Silalahi (3104.100.024)
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUANBAB II TINJAUAN PUSTAKABAB III METODOLOGIBAB IV DATA PERENCANAANBAB V ANALISA DEMAND PENUMPANGBAB VI ANALISA PERENCANAAN RUTE
DAN MODA ANGKUTAN UMUMKESIMPULAN DAN SARAN
BAB IPENDAHULUAN
Latar BelakangPermasalahanTujuanLokasi StudiBatasan Masalah
Latar Belakang
Transportasi darat saat ini masih merupakan sarana transportasi yang paling dominan dan paling berperan dalam menunjang laju pembangunan di Indonesia, karena transportasi darat dapat menjangkau hampir semua daerah yang mungkin tak dapat dicapai oleh sarana transportasi yang lain.
Permasalahan Daerah mana saja yang menghasilkan bangkitan dan
tarikan terbesar? Berapa jumlah penumpang yang membutuhkan
angkutan umum pada daerah tersebut yang belum diketahui, baik pada masa kini maupun masa mendatang?
Apakah jenis moda yang sesuai dipergunakan untuk melayani demand penumpang tersebut?
Berapa armada yang dibutuhkan untuk melayani demand penumpang tersebut?
Tujuan
Merencanakan rute dengan baik sesuai asal-tujuan penumpang.
Mengetahui jumlah penumpang yang membutuhkan angkutan umum pada daerah tersebut, baik pada masa kini maupun pada masa yang akan datang.
Menentukan jenis moda yang sesuai untuk dipergunakan.
Menghitung jumlah armada yang dibutuhkan.
Lokasi Studi
Gambar 1.1. Peta I Jakarta
Batasan Masalah Daerah yang distudi adalah kota Sibolga Analisa hanya dilakukan pada aspek
perencanaan dan aspek operasional angkutan umum.
Tidak dilakukan analisa biaya yang berhubungan dengan keberadaan angkutan kota inI.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Angkutan Umum Kapasitas KendaraanLoad FaktorInterval WaktuJumlah ArmadaPemilihan Moda TransportasiPenentuan Rute
Pengertian Angkutan Umum
Alat angkutan umum adalah kendaraan tak bermotor dan kendaraan bermotor, yang berfungsi untuk memindahkan atau mengangkut orang dan barang dari suatu tempat ke tempat lain.Kendaraan tak bermotor misalnya becak, sepeda, dan lain-lain. Sedangkan kendaraan bermotor seperti bis, taxi, mobil pribadi, mobil penumpang,sepeda motor dan lain-lain.
Kapasitas Kendaraan
Adapun Elemen yang Berpengaruh Terhadap KapasitasKendaraan yaitu :
1. Dimensi kendaraan2. Ruang kendaraan yang berguna3. Standar Kenyamanan4. Perbandingan Jumlah Tempat Duduk
Load Faktor
Load faktor (LF) merupakan perbandingan antara jumlah penumpang yang diangkut dengan kapasitas tempat duduk yang disediakan
Kapasitas Jalur
kapasitasmaksimum penumpangjumlah
LF
duduktempatkapasitasterangkutpenumpangjumlah
LF
Interval Waktu Waktu Keberangkatan antar armada (Headway) adalah selang
waktu yang diperlukan antara kendaraan yang satu dengan lainnya yang menyusul dibelakangnya.Headway dapat dirumuskan menjadin :
Frekuensi kendaraan (F) adalah jumlah kendaraan yang melewati suau titik dalam suatu jam. Frekuensi didapat dari jumlah demand maksimum dibagi dengan kapasitas satu kendaraan dalam satu jam.
F60
H
kendaraan kapasitasmaksimum Demand
F
Jumlah Armda
Jumlah armada optimal adalah jumlah armada yang beroperasi sesuai dengan kebutuhan penumpang yang ada, dimana penentuan jumlah armada optimal akan menguntungkan semua pihak (penumpang, operator, dan pemerintah). Dapat dirumuskan menjadi :
h60
VLR
N x
Pemilihan Moda Transportasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu:
1. Ciri pengguna jalan2. Ciri pergerakan3. Ciri fasilitas moda transportasi4. Ciri kota atau zona:
Penentuan Rute
Rute angkutan umum yang direncanakan harus merupakan rute terpendek dengan meminimumkan pergantian moda dan jalur bagi pengguna angkutan umum
BAB IIIMETODOLOGI
Pengumpulan Data KOMPILASI DATA yang meliputi :Matrik asal tujuanMatrik Travel Time (waktu tempuh perjalanan)
Pemodelan Trip Distribusi Analisa Perencanaan Rute Penentuan Moda dan Headway Analisa Load Factor Perhitungan Jumlah Armada Diagram Alir
Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
1. Data primer :Data primer yang digunakan dalam perencanaan rute
angkutan kota di Sibolga adalah dengan cara mengisi kuisioneryang telah disediakan. Survey jenis ini biasa disebut denganHome Quizioner Survey.2.Data Sekunder
Data sekunder yang diperlukan dalam pengerjaan Tugas Akhir ini diperoleh dari BPS berupa data jumlah penduduk tiap –tiap zona, serta peta wilayah studi dengan batas kecamatan dan jaringan jalan yang terdapat dalam daerah studi yang diperoleh dari Kantor Kotamadya Sibolga
KOMPILASI DATA yang meliputi :Matrik Asal Tujuan
MAT merupakan matrik berdimensi dua yang berisi informasi mengenai besar pergerakan antarzona di dalam daerah tertentu
Matrik Travel Time (waktu tempuh perjalanan)
Waktu tempuh dapat dipengaruhi oleh kecepatan perjalanan, panjang rute perjalanan, waktu naik turun penumpang dan waktu tunggu terminal.
PEMODELAN TRIP DISTRIBUSI
Pemodelan trip distribusi dengan menggunakan furness model dengan memakai rumus :
i.EidtidT
Analisa Perencanaan RuteUntuk merencankan rute angkutan umum yang direncanakan harus merupakan rute terpendek dengan meminimumkan pergantian moda dan jalur bagi pengguna angkutan umum
Penentuan Moda dan HeadwayPenentuan moda angkutan pada setiap jenis jaringan pelayanan merupakan salah satu persyaratan untuk tercapainya pengaturan sistem angkutan umum penumpang umum yang optimum
Analisa Load FactorLoad faktor (LF) merupakan perbandingan antara jumlah penumpang yang diangkut dengan kapasitas tempat duduk yang disediakan,
Perhitungan Jumlah ArmadaAdapun untuk menghitung jumlah armada dipengaruhi oleh panjang jalur pulang – pergi pada masing – masing trayek, kecepatan kendaraan dan headway yang direncanakan.
hx
v
LRN
60
DATA PRIMER
Survey MAT
FORECASTING VARIABEL
Jumlah Penduduk Th 2010
Faktor Pertumbuhan
DATA SEKUNDER
BPS Jumlah Penduduk
Data jaringan jalan jalan
KOMPILASI DATA
DATA MATRIK TRAVEL TIMEDATA MATRIK ASAL TUJUAN
ANALISA PERENCANAAN RUTESKENARIO RENCANA
PENENTUAN MODA DAN HEADWAY
ANALISIS JENIS MODA
ANALISIS HEADWAY
ANALISA LOAD FACTOR
PERHITUNGAN JUMLAH ARMADA
ANALISA BANGKITAN PERJALANAN
DENGAN REGRESI LINEAR
ANALISA DISTRIBUSI PERJALANAN
DENGAN FURNESS MODEL
Gambar metodologi perencanaan
BAB IVData Perencanaan
Data KependudukanData Geomatrik JalanData Survey Perjalanan Perorangan Penduduk
Asal - Tujuan
Data Kependudukan Kotamadya Sibolga
Zone No Wilayah 2007 2008 2009 1 KEC. Sibolga Utara 20850 21179 21497 1 Kel.Sibolga Ilir 6397 6468 6578 2 Kel.Angin Nauli 3551 3601 3671 3 Kel.Simare-mare 5640 5758 5817 4 Kel.Huta Tonga-tonga 3095 3138 3172 5 Kel.Huta Barangan 2167 2214 2259 B KEC. Sibolga Kota 16834 17106 17362 6 Kel. Kota Baringin 2989 3010 3080 7 Kel.Pancuran Gerobak 5896 5965 6032 8 Kel. Pasar Baru 1953 2010 2064 9 Kel. Pasar Belakang 5996 6121 6186 C KEC. Sibolga Selatan 33265 33749 34256 10 Kel. Pancuran Kerambil 3165 3239 3304 11 Kel. Pancuran Bambu 8365 8468 8573 12 Kel. Pancuran Pinang 5129 5228 5322 13 Kel. Pancuran Dewa 5597 5645 5720 D KEC.Sibolga Sambas 22256 22580 22919 14 Kel. Aek Manis 9780 9897 10083 15 Kel. Aek Habil 7195 7245 7384 16 Kel. Aek Parobunan 8217 8362 8461 17 Kel. Aek Muara Pinang 8073 8245 8328
Data Geometrik Jalan
Adapun data geometrik jalan diperoleh dari kantor PU Kota Sibolga yaitu
1.Tipe jalan2. Lebar bahu3. Lebar perkerasan
NO.
Nama jalan
Lebar bahu(M)
Lebar Perkerasan (M)
Lebar bahu(M)
Lebar jalan total(M)
1 Zona 1 1 8 1 11
2 Zona 2 1 8 1 11
3 Zona 3 1,5 8 1,5 11
4 Zona 4 1,5 8 1,5 11
5 Zona 5 1 8 1 10
6 Zona 6 1,5 8 1,5 11
7 Zona 7 1 8 1 10
8 Zona 8 1 7 1 9
9 Zona 9 1 7 1 9
10 Zona 10 1 8 1 10
11 Zona 11 - 7 - 7
12 Zona 12 1 8 1 10
13 Zona 13 - 7 - 7
14 Zona 14 - 7 - 7
15 Zona 15 - 7 - 7
16 Zona 16 - 7 - 7
17 Zona 17 1 7 1 9
• Data Survey Perjalanan Perorangan Penduduk Asal – TujuanData – data diperoleh dengan melakukan home Quisioner. Survey tersebut dilakukan pada tiap –tiap zona
DataSurvey Perjalanan perorangan penduduk Asal – tujuan pada saat peak hour
BAB VAnalisa Demand Penumpang
Analisa demand penumpangAnalisa demand penumpang pada tahun rencana
dengan kalibrasi populasiAnalisa demand penumpang dengan furness
modelKebutuhan (Demand)
Analisa demand penumpang
Untuk meramal jumlah data sosial ekonomi pada tahun mendatang, digunakan metode regresi linier atau dikenal dengan metode selisih kuadrat minimum karena pada metode ini garis penyimpangannya direkap sekecil mungkin.Data sosial ekonomi yang dimaksud adalah data penduduk.
Zona Persamaan Regresi R2 1 Y = 90.5x - 175243 0.984 2 Y = 60x-116872 0.99 3 Y = 88.5x - 171970 0.964 4 Y = 38.5x - 74173 0.995 5 Y = 46x - 90155 0.999 6 Y = 45.5x - 88338 0.911 7 Y = 68x - 130580 0.999 8 Y = 55.5x - 109435 0.999 9 Y = 95x - 184659 0.967 10 Y = 69.5x - 136320 0.998 11 Y = 104x - 200363 1 12 Y = 96.5x - 188546 0.999 13 Y = 61.5x - 117838 0.984 14 Y = 151.5x - 294292 0.983 15 Y = 94.5x - 182481 0.931 16 Y = 122x - 236629 0.998 17 Y = 127.5x - 247805 0.961
Jumlah penduduk dan faktor pertumbuhan zona 1Persamaan Regresi Y = 90.5x – 175243Jumlah Penduduk 2009 = 90.5 x 2009 – 175243 = 6578Jumlah Penduduk 2014 = 90.5 x 2011 – 175243 = 7024Faktor Pertumbuhan =
= 1,067865787024
Analisa Demand Penumpang existing pada tahun rencana dengan kalibrasi populasi Data untuk analisa ini diperoleh dengan melakukan
home quisioner. Setelah itu dilakukan pengisian matrik asal tujuan (MAT).Selanjutnya MAT tersebut dikalibrasikan dengan perbandingan antara jumlah populasi tiap zona dibagi dengan jumlah sample tiap zona.
Analisa Demand Penumpang Dengan Furness modelMetode ini sangat sering digunakan dalam
perencanaan transportasi,metodenya sangat sederhana dan mudah. Pada metode ini sebaran pergerakan pada masa mendatang didapatkan dengan mengalikan sebaran pada saat sekarang dengan tingkat pertumbuhan zona asal tujuan yang dilakukan secara bergantian dengan rumus yang tercantum pada BAB 2 di depan.
Kebutuhan (demand)
Dari hasil iterasi Furness model,diperoleh kondisi demand dari zona asal ke zona tujuan pada tahun 2009 – 2014.Matriks pembebanan ruas jalan dapat kita lihat pada tabel di bawah ini :
Matriks Pembebanan Ruas Jalan pada Rute 1Pada saat Pergi
Pada Saat Pulang
Matriks Pembebanan Ruas Jalan pada Rute 2Pada Saat Pergi
Pada Saat Pulang
Bab VIAnalisa Perencanaan Rute dan Moda Angkutan Umum
Analisa Pemilihan Rute Perjalanan Penentuan Moda Dan Headway Angkutan
Umum Analisa Load Faktor Perencanaan Jumlah Armada Angkutan Umum
Analisa Pemilihan Rute Perjalanan Di dalam penentuan rute perjalanan banyak
aspek yang harus diperhatikan yaitu :1. Demand antar zona tinggi dilayani dalam satu rute tanpa harus berganti angkutan umum lain (oper).2. Demand rendah boleh dilayani dengan berganti angkutan umum yang lain (oper).3. Pemilihan rute harus melewati ruas-ruas jalan yang penumpangnya banyak.
Penentuan Moda dan Headway Angkutan Umum Pada pembebanan awal direncanakan dengan
menggunakan moda mikrolet dengan kapasitas 12 penumpang.
Untuk mencari headway dan frekuensi dapat dilihat contoh perhitungan pada rute I dibawah ini :
Kebutuhan penumpang = 386 penumpangHeadway maksimum (h maks) = (Cv x 3600) / P
= (12 x 3600) / 386= 111,81 detik
Headway rencana (h) = 110 detikKapasitas jalur (C) = (CVx3600)/h
= ( 12x3600)/110= 392 penumpang
Frekuensi (F) = (1/h) x 3600= ( 1/ 111,81 ) x 3600= 32 (kendaraan/jam)
Check : P / C < 1386 / 392 < 10,9 < 1 …..OK.
Analisa Load Faktor Setelah dianalisa angkutan umum tahun 2014 dalam peak hour dengan rute
dan moda yang direncanakan dan sudah memenuhi syarat, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa load factor pada tiap – tiap ruas jalan yang dilalui angkutan umum, dimana load factor rata – rata harus lebih kecil dari 1 ( α < 1).Contoh perhitungan pada rute I :Jumlah Peumpang = 206 penumpang/jamKapasitas Total ( Cv ) = 12 penumpangFrekwensi = 32 kendaraan/jamHeadway = 110 detikKapasitas jalur ( Co ) = Cv x frekuensi
= 392 penumpang/jamMaka pada zona 1 ke zona 4 adalah :
52,0309207
Copenumpangjumlah
LF
Perencanaan jumlah Armada Untuk mengestimasi jumlah armada angkutan umum yang
direncanakan pada daerah studi perlu memperhatikan :1. Panjang rute yang akan dilalui oleh angkutan umum2. Kecepatan rata-rata angkutan umum yang direncanakan3. Headway rencanaContoh perhitungan jumlah armada pada rute I :Jarak tempuh = 26 kmKecepatan 40 km/jamHeadway = 110 detik
Jumlah armada = = 21 kendaraan
3600110
)40/26(x
Kesimpulan dan SaranKesimpulan Pola pergerakan perjalanana masyarakat Sibolga yang
diperoleh dari survey home quisioner menunjukkan bahwa pergerakan yang dominan dilakukan adalah kedaerah perkantoran, pasar, sekolah dan fasilitas umum lainnya. Daerah yang menghasilkan bangkitan dan tarikan terbesar adalah zona 7 dengan tata guna lahan terdiri dari perkantoran, pasar, mini mall dan sekolah.
Dalam memenuhi kebutuhan angkutan umum kota Sibolga direncanakan 2 macam rute trayek yang melewati zona-zona sebagai berikut :
Moda trasporatasi yang digunakan adalah mokrolet dengan kapasitas12 orang dengan headway rata – rata 110 detik pada peak hour untuk rute 1dan 70 detik pada rute II.
Jumlah armada yang diperlukan untuk masing – masing trayek berbedadengan sesuai dengan besarnya demand. Jumlah armada yang diperlukan pada rute I adalah 21 kendaraan pada saat peak hour danpada rute II adalah 19 kendaraan pada pada saat peak hour.
Rute Zona Nama jalan
1
2
16-14-13-10-7-9-6-3-2-5-4-7-10-13-14-16
1-3-6-8-7-10-12-11-13-14-15-17
Jl.Horas – Jl.R.Suprapto – Jl.Putri Runduk – Jl.S.Parman – Jl.ZainalArifin – Jl.Ade Irma Suryani – Jl.Siswomiharjo – Jl.Patuan Anggi –Jl.Sisingamangaraja
Jl.Oswal Siahaan – Jl.Sutomo – Jl.Katamso – Jl.Junjungan Lubis –Jl. R.Suprapto – Jl.Tenggiri – Jl.Patuan Anggi – Jl.Sibolga Baru –Jl.Jempol – Jl.Horas – Jl.Cendrawasih – Jl.Merpati – Jl.Ms.Sianturi– Jl.Kader Manik – Jl.Ahmad Dahlan – Jl.Horas – Jl.Jempol –Jl.Sibolga Baru – Jl.Patuan Anggi – Jl.Tenggiri – Jl.R.Suprapto –Jl.Junjungan Lubis – Jl.Katamso – Jl.Sutomo – Jl.Oswald Siahaan
Saran Diberitahukan kepada pemilik angkutan umum, untuk
menjaga kualitas dan kenyamanan penumpang. Jadwal keberangkatan angkutan umum sebaiknya
ditertibkan sesuai dengan headway perencanaan. Perlunya dilakukan pergantian crew angkutan umum,
yaitu pada saat peak hour Apabila sudah terealisasi perlu diadakan koordinasi
dengan paguyuban pengemudi becak agar tidak terjadi perselisihan yang berkepanjangan.
Daftar PustakaKeputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat
Nomor.274/HK.105/DRJD/96, Pedoman Teknis Penyelenggaraan
Angkutan Penumpang Umum Di Wilayah Perkotaan
Tamin, O.Z. (2000) Perencanaan dan Permodelan Transportasi.
ITB, Bandung.Tamin, O.Z. (2003) Perencanaan dan Permodelan Transportasi.
ITB, Bandung.Morlok, Edward K, Pengantar Teknik dan Perencanaan
Transportasi, Jakarta, Penerbit Erlangga, 1995.Munawar, Ahmad, Dasar-dasar Teknik Transportasi, Jogjakarta,
Penerbit Beta offset, 2005.Vuchic, Vukan R. Urban Public Transportation System and
Technology. University of Pensylvania.