PERANCANGAN PERBAIKAN METODE KERJA DAN
ALAT BANTU PADA STASIUN KERJA PENGEPAKAN
DI CV. BUKITRAYA LAENDRYS - BUKITTINGGI
SUMATERA BARAT
TESIS
OLEH
ZAYYINUL HAYATI ZEN
107025004 / TI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2 0 1 2
Universitas Sumatera Utara
PERANCANGAN PERBAIKAN METODE KERJA DAN
ALAT BANTU PADA STASIUN KERJA PENGEPAKAN
DI CV. BUKITRAYA LAENDRYS - BUKITTINGGI
SUMATERA BARAT
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Magister Teknik
dalam Program Studi Teknik industri
pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
OLEH
ZAYYINUL HAYATI ZEN
107025004 / TI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2 0 1 2
Universitas Sumatera Utara
Judul Penelitian : PERANCANGAN PERBAIKAN METODE KERJA
DAN ALAT BANTU PADA STASIUN KERJA
PENGEPAKAN DI CV. BUKITRAYA LAENDRYS
BUKITTINGGI - SUMATERA BARAT
Nama Mahasiswa : Zayyinul Hayati Zen
Nomor Pokok : 107025004
Program Studi : Teknik Industri
Menyetujui
Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng) (Aulia Ishak, ST, MT)
Ketua Anggota
Ketua Program Studi Dekan
(Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng) (Prof. Dr. Ir. Bustami Syam, MSME)
Tanggal Lulus : 27 Juli 2012
Universitas Sumatera Utara
Telah diuji pada
Tanggal : 27 Juli 2012
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng
Anggota : Aulia Ishak, ST, MT
Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE
Dr. Ir. Nazaruddin, MT
Ir. Rosnani Ginting, MT
Universitas Sumatera Utara
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul:
PERANCANGAN PERBAIKAN METODE KERJA DAN ALAT BANTU PADA
STASIUN KERJA PENGEPAKAN DI CV. BUKITRAYA LAENDRYS
BUKITTINGGI - SUMATERA BARAT
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun
sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah
dinyatakan secara benar dan jelas.
Medan, Juni 2012
Yang Membuat Pernyataan,
Zayyinul Hayati Zen
NIM: 107025004/TI
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
CV. Bukitraya Laendrys merupakan perusahaan manufaktur usaha menengah
yang memproduksi kapur pertanian (kaptan), kapur tohor (quick limes), pupuk
dolomite, agrodolomite, kieserite, dan pupuk organik. Hampir seluruh kegiatan
dilakukan secara manual yang salah satu dari kegiatan tersebut ialah pemindahan
produk dari stasiun pengepakan ke gudang produk jadi. Cara kerja seperti ini
menimbulkan rasa lelah (fatique) yang berlebihan dan keluhan musculoskeletal.
Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan rancangan perbaikan metode
kerja dan alat bantu pada stasiun kerja pengepakan di perusahaan yang efektif untuk
mengurangi kedua masalah tersebut.
Pendekatan yang digunakan untuk memperbaiki metode kerja untuk
mendeteksi keluhan musculoskeletal dipakai Standard Nordic Questionnaire,
sedangkan untuk menilai postur kerja digunakan metode Quick Exposure Check
(QEC). Hasil penilaian untuk kondisi aktual dari metode yang ada dianalisis
berdasarkan keluhan musculoskeletal yang terjadi. Kemudian dilakukan penilaian
biomekanika dan antropometri operator. Gambaran kondisi aktual yang diperoleh
dianalisis dan dievaluasi sehingga dapat menghasilkan rancangan alat bantu yang
ergonomis sehingga metode kerja menjadi lebih baik. Rancangan fasilitas alat bantu
pemindahan yang cocok adalah berupa trolley berdasarkan prinsip antropometri
dengan melibatkan tiga dimensi tubuh yaitu Tinggi Siku Berdiri (TSB), Lebar Bahu
(LB) dan Diameter Genggaman (DG). Ketiga dimensi tubuh tersebut menghasilkan
sebuah rancangan trolley yang nyaman dan ergonomis digunakan oleh operator dalam
aktivitas pemindahan produk dari stasiun pengepakan ke gudang.
Kata Kunci : Perbaikan Metode Kerja, Keluhan Musculoskeletal, Quick Exposure
Check (QEC), Biomekanika
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
CV. Bukitraya Laendrys is a medium manufacturing company producing
agricultural lime (kaptan), calcium oxide (quick lime), dolomite, agrodolomite,
kieserite and organic fertilizer. Almost all of the activities were carried out manually,
one of the activities is handling facility to move products from packing station to the
warehouse. This caused the tired (fatigue) is excessive and musculoskeletal disorders.
The purpose of this research was to provide a conceptual design for the
improvement of the work method and tools used in the packing station of the company
that effective to reduce both of the problems.
The approach applied to improve the work method to detect musculoskeletal
disorder were Standard Nordic Questionnaire while the work postures were assessed
through Quick Exposure Check (QEC) method. The result of actual condition
assessment of existing method was analyzed based on the musculoskeletal disorders
occurred and then biomechanics and anthropometry of the operator were assessed.
The description of actual condition was analyzed and assessed to produce an
ergonomic tool design that result in a better work method. The design of handling
facility that best suitable to the condition was a trolley based on the anthropometric
principle involved three body dimensions such as the height of upright elbow, width of
shoulder, and grip diameter. The three body dimensions produced a comfortable and
ergonomic trolley design used by the operator in the activity of transferring the
product from the packing station to the warehouse.
Keywords: Work Method, Improvement, Musculoskeletal Disorder, Quick Exposure
Check (QEC), Biomechanics
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya atas rahmat dan hidayah-
Nya yang tak terhingga, penulis diberi kekuatan dan kesabaran dalam menyelesaikan
tesis ini. Penulisan tesis ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
pada Program Studi Magister Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Utara, sekaligus mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan.
Dalam penulisan tesis ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis
ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada Bapak Prof.Dr.Ir. Bustami
Syam,MSME, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Bapak
Prof.Dr.Ir. Sukaria Sinulingga,M.Eng, selaku Ketua Program Studi sekaligus
Pembimbing Utama, Bapak Aulia Ishak, ST,MT, selaku anggota pembimbing yang
telah bersedia membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan tesis ini.
Demikian juga kepada Bapak Prof. Dr.Ir.A. Rahim Matondang,MSIE, Bapak Dr.Ir.
Nazaruddin,MT, Ibu Ir. Rosnani Ginting,MT, sebagai tim pembanding yang telah
banyak memberikan masukan dan saran demi kesempurnaan tesis ini. Terima kasih
juga penulis ucapkan kepada seluruh Staf Pengajar pada Program Studi Magister
Teknik Industri atas semua pengetahuan yang diberikan. Terima kasih kepada Bapak
Ir. Indra Hasan,MT selaku Dekan dan Bapak Dedi Dermawan, ST, MT selaku Wakil
Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Riau, atas motivasi dan
rekomendasi yang diberikan kepada penulis. Demikian juga kepada Bapak Haris
Novika, selaku Pimpinan CV. Bukitraya Laendrys, atas semua kemudahan dan
Universitas Sumatera Utara
fasilitas yang diberikan selama penelitian dilaksanakan. Secara khusus penghargaan
setinggi-tingginya penulis ucapkan kepada suami tercinta Iqbal Hidayat,ST, terima
kasih atas cinta, kasih sayang, kesabaran dan motivasi serta do’anya. Disampaikan
juga rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada Papa Drs. Zen Alianus, Mama Dra.
Erma Sawier, Papa Drs. Zein Ahsan,MH, Mama Sofianis,BA, adikku tercinta Azizah
Zen, Yaumil Fitri Zen, kakak Attya Inayati, S.Farm,Apt. dan Rahmah Alhadi,SH atas
segala do’a, kasih sayang, dan motivasi yang diberikan untuk menyelesaikan studi.
Terima kasih atas kebersamaan dan bantuan selama perkuliahan kepada kakakku
tersayang Osie Banabana dan rekan-rekan seperjuangan Angkatan 13 (Rini, kak Ella,
Margie, Indah, Windi, Bang Fitriadi, Mahdi, Umar), Angkatan 11, 12, 14 dan 15.
Kemudian kepada seluruh pihak yang pernah memberikan bantuan dan dukungan
kepada penulis yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari
itu sangat diharapkan saran dan masukan yang konstruktif untuk perbaikan pada masa
yang akan datang. Terima Kasih.
Medan, Juli 2012
Penulis,
Zayyinul Hayati Zen
Universitas Sumatera Utara
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di sebuah kota wisata yaitu Bukittinggi Sumatera Barat pada
tanggal 14 Januari 1988, sebagai putri pertama dari 3 putri, dari Bapak Drs. Zen
Alianus dan Ibu Dra. Erma Sawier. Telah menikah dengan seorang pemuda terbaik
Iqbal Hidayat,ST pada tanggal 23 september 2011 dan sekarang menetap di Komplek
Damai Langgeng Blok 1/15, Pekanbaru.
Riwayat pendidikan formal yang dilalui penulis berawal dari pendidikan taman
kanak-kanak tahun 1992 di TK. Aisyiah di daerah Talago Payakumbuh Sumatera
Barat. Melanjutkan ke Sekolah Dasar (SD) tahun 1993-1999 di SD Negeri 19 Koto
Kaciak Payakumbuh, Sekolah Menengah Pertama (SMP) tahun 1999-2002 di SMP
Negeri 3 Bukittinggi, Sekolah Menengah Atas tahun 2002-2005 di SMA Negeri 2
Bukittinggi. Pada tahun 2005 melanjutkan pendidikan Strata-1 di Universitas Bung
Hatta, Fakultas Teknologi Industri, Program Studi Teknik Industri, menyelesaikan
pendidikan dengan predikat lulusan terbaik pada bulan Oktober 2009.
Sebagai lulusan terbaik di Program Studi Teknik Industri Universitas Bung
Hatta, pada awal November 2009 penulis langsung diterima sebagai staf pengajar pada
Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Riau.
April 2010 penulis mendapatkan status Dosen Tetap dan Agustus 2010 penulis
mendapatkan izin sekolah untuk melanjutkan pendidikan Strata-2 di Program Studi
Magister Teknik Industri Universitas Sumatera Utara Angkatan 13.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ............................................................................................................. i
ABSTRACT ............................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... v
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ...................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 6
1.4 Batasan Masalah dan Asumsi........................................................ 7
1.5 Sistematika Penulisan Tesis .......................................................... 8
BAB 2 TINJAUAN LITERATUR ................................................................... 10
2.1 Perancangan Kerja (Work Design) ................................................ 10
2.2 Telaah Metode Kerja ..................................................................... 10
2.3 Prosedur Sistematis Untuk Melaksanakan Telaah Metode Kerja . 14
2.4 Rancangan Metode Kerja Berdasarkan Konsep Ergonomi ........... 15
2.4.1 Definisi Ergonomi................................................................. 15
2.4.2 Tujuan Ergonomi................................................................... 16
2.4.3 Tipe-tipe Masalah Ergonomi ................................................ 16
2.4.4 Aplikasi Ergonomi untuk Perancangan Tempat Kerja.......... 18
2.4.5 Peta Kerja.............................................................................. 22
2.4.6 Keluhan Muskuloskeletal...................................................... 24
2.4.7 Antropometri........................................................................ 29
2.4.8 Postur Kerja.......................................................................... 31
2.4.9 The Quick Exposure Check (QEC)...................................... 33
2.5 Biomekanika ................................................................................. 36
2.5.1 Pengertian Biomekanika...................................................... 36
Universitas Sumatera Utara
2.5.2 Keterkaitan Biomekanika dengan Egonomi ......................... 37
2.6 Manual Material Handling dan Masalah yang Dihadapi .............. 39
2.7 Macam-macam Persamaan Pembebanan ...................................... 40
2.7.1 MPL (Maximum Permissible Limit)...................................... 40
2.7.2 RWL (Recommended Weight Limit) .................................... 45
2.8 Penelitian Terdahulu ..................................................................... 48
BAB 3 GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI .............................................. 55
3.1 Sejarah Singkat Perusahaan .......................................................... 55
3.1.1 Visi dan Misi Perusahaan .................................................... 56
3.1.2 Produk .................................................................................. 56
3.2 Organisasi dan Manajemen ........................................................... 59
3.2.1 Struktur Organisasi Perusahaan ........................................... 59
3.2.2 Tenaga Kerja dan Jam Kerja................................................ 60
3.2.3 Sistem Pengupahan dan Fasilitas ......................................... 60
3.3 Sumberdaya dan Kapasitas Perusahaan ........................................ 61
3.4 Proses Produksi ............................................................................. 61
3.4.1 Bahan Baku .......................................................................... 62
3.4.2 Uraian Proses Produksi ........................................................ 62
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 65
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 65
4.2 Objek Penelitian ............................................................................ 65
4.3 Jenis Penelitian .............................................................................. 65
4.4 Identifikasi Variabel Penelitian ..................................................... 66
4.4.1 Variabel Penelitian............................................................... 66
4.4.2 Variabel Dependen .............................................................. 67
4.4.3 Kerangka Konseptual Penelitian.......................................... 67
4.5 Instrumen Penelitian...................................................................... 68
4.6 Sumber Data .................................................................................. 69
4.6.1 Data Primer .......................................................................... 69
4.6.2 Data Sekunder ...................................................................... 69
4.7 Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 70
4.8 Tahap Pengumpulan Data ............................................................. 72
4.9 Tahap Pengolahan Data................................................................. 73
4.10 Tahap Analisis Pemecahan Masalah ............................................. 76
4.11 Tahap Kesimpulan dan Saran........................................................ 77
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ............................. 79
5.1 Data Standard Nordic Questionnaire (SNQ) ................................ 79
5.2 Elemen Kegiatan pada Kondisi Aktual ......................................... 85
5.3 Penilaian Postur Kerja Aktual dengan QEC ................................. 87
5.4 Data Biomekanika Operator .......................................................... 95
5.5 Data Antropometri ........................................................................ 100
5.6 Penilaian Biomekanika Operator .................................................. 100
5.6.1 Penentuan RWL dan LI ........................................................ 100
5.6.2 Penilaian Nilai MPL ............................................................ 108
5.7 Perhitungan Antropometri untuk Perancangan ............................. 130
5.7.1 Uji Keseragaman Data ......................................................... 130
5.7.2 Uji Kecukupan Data ............................................................ 134
5.7.3 Uji Kenormalan Data dengan Chi-Square ........................... 135
5.7.4 Penetapan Data Antropometri.............................................. 136
5.8 Metode Kerja Aktual ..................................................................... 139
BAB 6 ANALISA PEMECAHAN MASALAH ............................................. 141
6.1 Analisis Keluhan MSDs Berdasarkan SNQ .................................. 141
6.2 Analisis Postur Kerja .................................................................... 142
6.3 Analisis Prosedur Kerja................................................................. 143
6.4 Analisis Biomekanika ................................................................... 144
6.4.1 Analisis dan Evaluasi Penentuan Nilai RWL dan LI ............ 144
6.4.2 Analisis dan Evaluasi Penentuan Nilai MPL ....................... 150
6.5 Perancangan Fasilitas Kerja Usulan .............................................. 153
6.6 Metode Kerja Usulan .................................................................... 156
6.7 Analisis Produktivitas Tenaga Kerja (Operator) ........................... 158
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 159
7.1 Kesimpulan ................................................................................... 159
7.2 Saran .............................................................................................. 161
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 162
LAMPIRAN ........................................................................................................... 164
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2.1 Penilaian Pekerja (Worker) QEC ......................................................... 33
2.2 Penilaian Observer QEC ...................................................................... 34
2.3 Nilai Level Tindakan QEC ................................................................... 35
2.4 Lokasi Pusat Massa Setiap Segmen Tubuh .......................................... 41
2.5 Faktor Pengali Frekuensi (FM)............................................................. 47
2.6 Faktor Pengali Kopling (CM) ............................................................... 47
2.7 Review Penelitian .................................................................................. 49
5.1 Hasil Pengolahan Standart Nordic Questionnaire ............................... 81
5.2 Skor Postur Kerja Pemindahan Produk dari Mesin Hammer Mill ....... 88
5.3 Nilai Level Tindakan QEC ................................................................... 89
5.4 Skor Postur Kerja Pengepakan Produk ................................................. 90
5.5 Nilai Level Tindakan QEC ................................................................... 91
5.6 Skor Postur Kerja Op.A Membantu Op.B Menaikkan ke Punggung ... 92
5.7 Nilai Level Tindakan QEC ................................................................... 92
5.8 Skor Postur Kerja Pengangkatan Produk Dipindahkan ke Gudang ..... 93
5.9 Nilai Level Tindakan QEC ................................................................... 94
5.10 Rekapitulasi Hasil Analisis Postur Kerja.............................................. 94
5.11 Data RWL pada Aktivitas Pemindahan Produk ................................... 96
5.12 Data MPL pada Aktivitas Pengangkatan Produk dari Lantai ke
Punggung Operator ............................................................................... 98
5.13 Data MPL pada Aktivitas Pemindahan Produk dari Stasiun
Pengepakan ke Gudang ........................................................................ 99
5.14 Hasil Rekapitulasi Perhitungan Nilai RWL dan LI untuk Situasi
Origin pada Aktivitas Pengangkatan Produk dari Lantai ke
Punggung Operator ............................................................................... 107
5.15 Hasil Rekapitulasi Perhitungan Nilai RWL dan LI untuk Situasi
Destination pada Aktivitas Pengangkatan Produk dari Lantai ke
Punggung Operator ............................................................................... 107
Universitas Sumatera Utara
5.16 Hasil Rekapitulasi Perhitungan Nilai MPL untuk Situasi Origin dan
Destination pada Aktivitas Pengangkatan Produk dari Lantai ke
Punggung Operator ............................................................................... 128
5.17 Hasil Perhitungan Nilai MPL Situasi Origin dan Destination pada
Aktivitas Pemindahan Produk dari Stasiun Pengepakan ke Gudang ... 129
5.18 Data Dimensi LB Revisi 1 .................................................................... 132
5.19 Perhitungan Uji Kecukupan Data ......................................................... 135
5.20 Uji Kenormalan Data dengan Chi-Square Menggunakan
Software SPSS 19.0 .............................................................................. 136
6.1 Rekapitulasi Hasil Analisis Postur Kerja.............................................. 142
6.2 Nilai RWL dan LI pada Aktivitas Pengangkatan Produk dari Lantai
ke Trolley pada Kondisi Origin ............................................................ 149
6.3 Nilai RWL dan LI pada Aktivitas Pengangkatan Produk dari Lantai
ke Trolley pada Situsi Destination ....................................................... 149
6.4 Nilai RWL dan LI pada Aktivitas Pemindahan Produk Melalui Trolley
dari Stasiun Pengepakan Menuju Gudang pada Kondisi Origin .......... 150
6.5 Nilai RWL dan LI pada Aktivitas Pemindahan Produk Melalui Trolley
dari Stasiun Pengepakan Menuju Gudang pada Kondisi Destination .. 150
6.6 Nilai MPL pada Aktivitas Pengangkatan Produk dari Lantai ke
Punggung Operator pada Kondisi Origin dan Destination ................. 152
6.7 Nilai MPL pada Aktivitas Pemindahan Produk dari Stasiun
Pengepakan ke Gudang pada Kondisi Origin dan Destination ............ 152
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
1.1 Beberapa Aktivitas Operator Penyebab Keluhan MSDs ...................... 4
2.1 Langkah-langkah dalam Telaah Metode Kerja .................................... 11
2.2 Interaksi Faktor-Faktor Produksi dalam Analisa Metode Kerja ........... 13
2.3 Standard Nordic Questionnaire ........................................................... 28
2.4 Persentase Persegmen Tubuh ............................................................... 40
2.5 Model Sederhana dari Punggung Bawah (Low Back) .......................... 43
3.1 Merek Dagang CV. Bukitraya Laendrys .............................................. 56
3.2 Struktur Organisasi CV. Bukitraya Laendrys ....................................... 60
3.3 Blok Diagram Proses Produksi CV. Bukitraya Laendrys..................... 64
4.1 Kerangka Konseptual Penelitian .......................................................... 67
4.2 Blok Diagram Prosedur Penelitian ....................................................... 78
5.1 Keluhan Musculoskeletal pada Pekerja 1 dan 2 ................................... 82
5.2 Keluhan Musculoskeletal pada Pekerja 3 dan 4 ................................... 83
5.3 Keluhan Musculoskeletal pada Pekerja 5 dan 6 ................................... 84
5.4 Aktivitas Memindahakan Produk dari Corong Mesin Hammer Mill ... 85
5.5 Aktivitas Pengepakan Produk Jadi ....................................................... 86
5.6 Aktivitas Op.A Membantu Op.B Menaikkan Produk ke Punggung .... 86
5.7 Pengangkatan Produk Dipindahkan ke Gudang ................................... 87
5.8 Pemindahan Produk dari Corong Mesin Hammer Mill ........................ 88
5.9 Pengepakan Produk .............................................................................. 90
5.10 Op.A Membantu Op.B Menaikkan Produk ke Punggung .................... 91
5.11 Pengangkatan Produk Dipindahkan ke Gudang ................................... 93
5.12 Aktivitas Pengangkatan Produk ........................................................... 101
5.13 Sudut yang Terbentuk di Telapak Tangan ............................................ 109
5.14 Free Body Diagram Segmen Tubuh Telapak Tangan
Aktivitas Pengangkatan Produk dari Lantai ke Punggung
Operator pada Situasi Origin ................................................................ 109
5.15 Sudut yang Terbentuk di Lengan Bawah ............................................. 111
Universitas Sumatera Utara
5.16 Free Body Diagram Segmen Tubuh Lengan Bawah
Aktivitas Pengangkatan Produk dari Lantai ke Punggung
Operator pada Situasi Origin ................................................................ 111
5.17 Sudut yang Terbentuk di Lengan Atas ................................................. 113
5.18 Free Body Diagram Segmen Tubuh Lengan Atas
Aktivitas Pengangkatan Produk dari Lantai ke Punggung
Operator pada Situasi Origin ................................................................ 113
5.19 Free Body Diagram Segmen Tubuh Bagian Punggung
Aktivitas Pengangkatan Produk dari Lantai ke Punggung
Operator pada Situasi Origin ................................................................ 115
5.20 Sudut yang Terbentuk di Telapak Tangan ............................................ 118
5.21 Free Body Diagram Segmen Tubuh Telapak Tangan
Aktivitas Pengangkatan Produk dari Lantai ke Punggung
Operator pada Situasi Destination ........................................................ 119
5.22 Sudut yang Terbentuk di Lengan Bawah ............................................. 120
5.23 Free Body Diagram Segmen Tubuh Lengan Bawah
Aktivitas Pengangkatan Produk dari Lantai ke Punggung
Operator pada Situasi Destination ........................................................ 121
5.24 Sudut yang Terbentuk di Lengan Atas ................................................. 122
5.25 Free Body Diagram Segmen Tubuh Lengan Atas
Aktivitas Pengangkatan Produk dari Lantai ke Punggung
Operator pada Situasi Destination ........................................................ 123
5.26 Sudut yang Terbentuk di Punggung ..................................................... 124
5.27 Free Body Diagram Segmen Tubuh Bagian Punggung
Aktivitas Pengangkatan Produk dari Lantai ke Punggung
Operator pada Situasi Destination ........................................................ 125
5.28 Uji Keseragaman Dimensi LB .............................................................. 131
5.29 Uji Keseragaman Dimensi LB (Revisi 1) ............................................. 133
5.30 Peta Aliran Proses ................................................................................. 140
6.1 Data Total Keluhan Standart Nordic Questionnaire ................................. 141
6.2 Kondisi Kerja Aktual pada Aktivitas Pemindahan Produk dari
Stasiun Pengepakan Menuju Gudang ................................................... 153
6.3 Alat Bantu Usulan (Trolley) untuk Pemindahan Produk Pupuk .......... 154
6.4 (a) Kondisi Trolley sebelum Diletakkan Produk Pupuk
(b) Kondisi Trolley setelah Diletakkan Produk Pupuk ......................... 155
6.5 Peta Aliran Proses Usulan .................................................................... 157
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1. Standard Nordic Questionnaire (SNQ) ................................................ 163
2. Hasil Penilaian Postur Kerja Aktual dengan Software Quick
Exposure Check for Work-Related Musculoskeletal Risk 2003
Version .................................................................................................. 170
3. Data Pengukuran Antropometri Lab. Ergonomi dan Perancangan
Sistem Kerja ......................................................................................... 178
4. Rekapitulasi Uji Keseragaman Data ..................................................... 187
5. Uji Kecukupan Data ............................................................................. 191
6. Perhitungan Nilai RWL dan LI setelah Evaluasi (Perancangan) ......... 194
7. Perhitungan Nilai MPL setelah Evaluasi (Perancangan) ...................... 202
8. Perhitungan Produktivitas .................................................................... 221
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
CV. Bukitraya Laendrys merupakan perusahaan manufaktur usaha menengah
yang memproduksi kapur pertanian (kaptan), kapur tohor (quick limes), pupuk
dolomite, agrodolomite, kieserite, dan pupuk organik. Hampir seluruh kegiatan
dilakukan secara manual yang salah satu dari kegiatan tersebut ialah pemindahan
produk dari stasiun pengepakan ke gudang produk jadi. Cara kerja seperti ini
menimbulkan rasa lelah (fatique) yang berlebihan dan keluhan musculoskeletal.
Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan rancangan perbaikan metode
kerja dan alat bantu pada stasiun kerja pengepakan di perusahaan yang efektif untuk
mengurangi kedua masalah tersebut.
Pendekatan yang digunakan untuk memperbaiki metode kerja untuk
mendeteksi keluhan musculoskeletal dipakai Standard Nordic Questionnaire,
sedangkan untuk menilai postur kerja digunakan metode Quick Exposure Check
(QEC). Hasil penilaian untuk kondisi aktual dari metode yang ada dianalisis
berdasarkan keluhan musculoskeletal yang terjadi. Kemudian dilakukan penilaian
biomekanika dan antropometri operator. Gambaran kondisi aktual yang diperoleh
dianalisis dan dievaluasi sehingga dapat menghasilkan rancangan alat bantu yang
ergonomis sehingga metode kerja menjadi lebih baik. Rancangan fasilitas alat bantu
pemindahan yang cocok adalah berupa trolley berdasarkan prinsip antropometri
dengan melibatkan tiga dimensi tubuh yaitu Tinggi Siku Berdiri (TSB), Lebar Bahu
(LB) dan Diameter Genggaman (DG). Ketiga dimensi tubuh tersebut menghasilkan
sebuah rancangan trolley yang nyaman dan ergonomis digunakan oleh operator dalam
aktivitas pemindahan produk dari stasiun pengepakan ke gudang.
Kata Kunci : Perbaikan Metode Kerja, Keluhan Musculoskeletal, Quick Exposure
Check (QEC), Biomekanika
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
CV. Bukitraya Laendrys is a medium manufacturing company producing
agricultural lime (kaptan), calcium oxide (quick lime), dolomite, agrodolomite,
kieserite and organic fertilizer. Almost all of the activities were carried out manually,
one of the activities is handling facility to move products from packing station to the
warehouse. This caused the tired (fatigue) is excessive and musculoskeletal disorders.
The purpose of this research was to provide a conceptual design for the
improvement of the work method and tools used in the packing station of the company
that effective to reduce both of the problems.
The approach applied to improve the work method to detect musculoskeletal
disorder were Standard Nordic Questionnaire while the work postures were assessed
through Quick Exposure Check (QEC) method. The result of actual condition
assessment of existing method was analyzed based on the musculoskeletal disorders
occurred and then biomechanics and anthropometry of the operator were assessed.
The description of actual condition was analyzed and assessed to produce an
ergonomic tool design that result in a better work method. The design of handling
facility that best suitable to the condition was a trolley based on the anthropometric
principle involved three body dimensions such as the height of upright elbow, width of
shoulder, and grip diameter. The three body dimensions produced a comfortable and
ergonomic trolley design used by the operator in the activity of transferring the
product from the packing station to the warehouse.
Keywords: Work Method, Improvement, Musculoskeletal Disorder, Quick Exposure
Check (QEC), Biomechanics
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumber daya manusia sebagai komponen utama dalam sistem kerja perlu
mendapatkan perhatian khusus karena keterbatasan kemampuannya. Kemampuan
manusia terbatas untuk melaksanakan berbagai macam kegiatan, baik yang bersifat
mental maupun fisik. Banyak faktor yang mempengaruhi keterbatasan tersebut,
diantaranya fasilitas dan metode kerja yang digunakan. Metode kerja dan fasilitas
kerja merupakan komponen yang berhubungan langsung dengan manusia dimana
rancangan metode kerja yang baik sangat diperlukan sesuai dengan kemampuan
manusia untuk berinteraksi dengan fasilitas kerjanya.
Fasilitas dan metode kerja pada suatu industri merupakan aspek penting yang
berpengaruh terhadap kegiatan produksi. Kedua aspek tersebut saling berhubungan
dan mendukung satu sama lain dalam menciptakan suatu kondisi kerja yang kondusif.
Dengan adanya fasilitas dan metode kerja yang baik, maka dapat meningkatkan
performansi dari para pekerja yang meminimumkan kemungkinan terjadinya
kecelakaan kerja. Oleh karena itu dibutuhkan perbaikan metode kerja dan perancangan
fasilitas kerja yang memperhatikan aspek egronomis, agar dapat menciptakan suatu
kenyamanan dan keamanan dalam bekerja.
Pengaturan metode kerja yang baik adalah memaksimalkan efisiensi dalam
pelaksanaan suatu produksi. Sistem kerja terdiri dari empat komponen utama yaitu
manusia, bahan, peralatan/fasilitas kerja dan lingkungan kerja seperti ruangan dan
Universitas Sumatera Utara
keadaan pekerja di sekelilingnya (Sritomo, 2008, p. 91). Dari keempat komponen
utama, komponen manusia adalah pusat dalam sistem kerja karena pada dasarnya
manusia selain berperan sebagai perencana suatu sistem kerja, juga sebagai pelaksana
dan pengendali yang harus berinteraksi dengan sistem untuk dapat mengendalikan
proses yang sedang berlangsung pada sistem kerja secara keseluruhan. Sistem kerja
yang baik dan memuaskan para pekerja tentu akan meningkatkan produktivitas
kerjanya. Sebaliknya sistem kerja yang tidak baik akan menurunkan produktivitas
kerja para pekerja dan secara tidak langsung juga menurunkan produktivitas
perusahaan.
CV. Bukitraya Laendrys yang berlokasi di desa Durian Kamang Mudik,
Bukittinggi, Sumatera Barat merupakan salah satu perusahaan manufaktur usaha
menengah memproduksi kapur pertanian (kaptan) merk BIOTAN, kapur tohor (quick
limes), pupuk dolomite, agrodolomite, kieserite, dan pupuk organik. Produk-produk
yang dihasilkan perusahaan digunakan oleh berbagai sektor industri, mulai dari sektor
pertanian (produk pupuk alam), subsektor perikananan untuk pakan ikan, pakan
ternak, tambak udang, sektor usaha air minum, industri gula, industri tambang batu
bara, bahkan industri pulp & paper membutuhkan produk kaptan untuk pemutih
kertas-kertas hasil produksinya.
Sehubungan dengan banyaknya peminat dari produk-produk yang
dihasilkannya, CV. Bukitraya Laendrys sangat berpotensi untuk dikembangkan. Hal ini
juga didukung oleh kemudahan dan ketersediaan bahan bakunya. Perusahaan ini memiliki
peluang besar untuk terus berproduksi dalam jangka panjang karena semua bahan baku
Universitas Sumatera Utara
tersedia di sekeliling area perusahan, yaitu berupa perbukitan batu kapur yang banyak
mengandung unsur kapur.
Dalam menjalankan proses produksinya, perusahaan menggunakan bahan baku
langsung dari sekitar area industri. Proses produksinya mulai dari menghancurkan
dengan cara menggiling batu dengan menggunakan mesin stone crusher, penghalusan
dengan menggunakan hammer mill, dan pengepakan pupuk pada corong pengisian
pupuk dan mesin jahit. Hampir seluruh kegiatan dilakukan secara manual, salah
satunya kegiatan pengangkatan yang dilakukan untuk memindahkan produk dari
stasiun pengepakan ke gudang produk jadi. Kegiatan manual dengan sikap kerja yang
tidak benar dan berlebihan dapat menyebabkan kelelahan bagi operator, selain itu
fasilitas kerja yang ada juga kurang memadai sehingga dapat menyebabkan sikap kerja
yang tidak benar pada operator saat melakukan kegiatannya, serta menimbulkan
postur kerja yang tidak alamiah yang hasilnya menyebabkan keluhan sampai dengan
cidera otot bagi operator.
Keluhan muskuloskeletal yang dirasakan operator berasal dari kegiatan yang
tidak ergonomis dan dari kondisi lingkungan kerja di lantai produksi. Khusus pada
stasiun pengepakan telah ditemukan bahwa para operator bekerja memindahkan
produk kapur pertanian dengan cara mengangkat secara manual sehingga cara kerja ini
dapat menimbulkan rasa lelah (fatique) yang berlebihan. Dari kuisioner yang
dibagikan kepada 6 orang operator di stasiun pengepakan dan pemindahan produk
didapat bahwa operator mengalami sakit pada bahu kiri dan kanan, lengan atas dan
bawah, leher, dan punggung belakang. Hal itu disebabkan karena tidak tersedianya
Universitas Sumatera Utara
fasilitas kerja untuk memudahkan operator di dalam melakukan pekerjaannya,
sebagaimana terlihat pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1 Beberapa Aktivitas Operator Penyebab Keluhan MSDs
Kondisi yang terlihat pada Gambar 1.1, operator bekerja menggunakan metode
kerja yang tidak ergonomis seperti membungkuk secara berulang-ulang pada waktu
yang cukup lama. Selain itu terlihat pada proses pemindahan produk pupuk setelah
pengepakan ke gudang masih dilakukan dengan manual. Tidak ada fasilitas kerja yang
dapat digunakan sebagai alat bantu pemidahan produk tersebut. Operator sering
melakukan gerakan relaksasi yaitu gerakan untuk perenggangan otot agar dapat
Universitas Sumatera Utara
menghilangkan rasa lelah. Jika keluhan musculoskeletal disorders terjadi terus
menerus akan mengakibatkan kondisi tubuh yang melemah. Ini pastinya akan
berdampak kepada kinerja operator yang berakibat menurunnya hasil produksi
perusahaan atau tidak tercapainya target produksi yang telah ditentukan oleh
perusahaan.
Dengan memperhatikan keadaan banyaknya keluhan operator selama
melaksanakan pekerjaannya, maka peneliti perlu mengadakan penelitian tentang
“Perancangan Perbaikan Metode Kerja dan Alat Bantu pada Stasiun Kerja Pengepakan
di CV. Bukitraya Laendrys”. Diharapkan dengan adanya usulan rancangan tersebut
keluhan-keluhan operator dapat diminimisasi dan diharapkan produktivitas untuk
setiap operator dapat ditingkatkan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Banyaknya operator yang mengalami keluhan musculoskeletal disorders
pada aktivitas pengangkatan dan pemindahan produk dari stasiun
pengepakan ke gudang produk jadi.
2. Tidak adanya tata cara kerja yang baku sehingga masing-masing operator
dalam melakukan pekerjaannya memiliki tata cara masing-masing agar
dapat menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu yang singkat.
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan, Sasaran dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan dan Sasaran Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan ini adalah untuk mendapatkan sebuah
usulan rancangan perbaikan metode kerja dan alat bantu yang efektif
diimplementasikan di perusahaan, dalam mengatasi masalah-masalah yang terjadi
guna meningkatkan produktivitas perusahaan.
Sasaran dari penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi keluhan muskuloskeletal yang dialami operator di stasiun
pengepakan dan pemindahan produk ke gudang.
2. Menganalisa dan menilai serta mendapatkan skor dan level resiko postur
kerja aktual operator di stasiun pengepakan pemindahan produk ke gudang
dengan menggunakan Quick Exposure Check (QEC).
3. Merumuskan tindakan perbaikan yang mungkin dilakukan terhadap postur
kerja aktual.
4. Merancang perbaikan metode kerja dan membuat standar operasional
metode kerja baru pada stasiun kerja pengepakan dan pemindahan produk
ke gudang.
5. Perancangan alat bantu ergonomis pemindahan produk dari stasiun
pengepakan ke gudang produk jadi berdasarkan dimensi dan prinsip data
antropometri.
Universitas Sumatera Utara
1.3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan keterampilan peneliti untuk dapat menyelesaikan permasalahan
yang sebenarnya terjadi di lapangan melalui penerapan ilmu yang telah
didapatkan di bangku perkuliahan.
2. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam perbaikan metode kerja
untuk meningkatkan produktivitas pekerja.
3. Bagi pekerja, metode kerja yang diusulkan diharapkan akan meningkatkan
kemampuan kerja sehingga pekerja dapat melakukan pekerjaan secara
optimal.
1.4 Batasan Masalah dan Asumsi
Agar penyelesaian masalah tidak menyimpang dari tujuan dan menghindari
kemungkinan meluasnya pembahasan dari yang seharusnya diteliti, maka penulis
membuat batasan masalah dan asumsi.
Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan pada pekerja di CV. Bukitraya Laendrys pada stasiun
kerja pengepakan produk kapur pertanian dan pupuk.
2. Faktor lingkungan kerja tidak mempengaruhi hasil dari penelitian yang
dilakukan.
3. Penggunaan alat bantu usulan yang akan dirancang dibatasi untuk penduduk
(operator) Indonesia saja.
Universitas Sumatera Utara
4. Tidak ada dilakukan kajian aspek biaya dalam perancangan metode kerja
dan alat bantu.
5. Rekayasa yang dilakukan sebatas rekayasa teknik, rekayasa manajemen
diabaikan.
Sedangkan asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Operator yang diamati adalah operator yang bekerja dalam kondisi normal
serta sehat secara jasmani dan rohani.
2. Tempat kerja dan susunan fasilitas kerja tidak menjadi penghambat, artinya
operator leluasa bekerja.
3. Mekanisme dan aktivitas pada proses produksi kapur pertanian dan pupuk
pada perusahaan berjalan normal.
4. Rancangan yang dibuat hanya berupa usulan kepada perusahaan.
1.5 Sistematika Penulisan Tesis
Agar penulisan tesis ini dapat dipahami dengan mudah, maka disusun
sistematika yang digunakan dalam penulisan tesis ini terdiri atas beberapa bagian,
yaitu:
BAB I : PENDAHULUAN
Menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, asumsi penelitian dan sistematika
penulisan tesis.
Universitas Sumatera Utara
BAB II : TINJAUAN LITERATUR
Menguraikan literatur yang melandasi dan mendukung penelitian ini.
Memberikan pemahaman singkat melalui penjelasan umum, uraian
pengertian, dan teori-teori.
BAB III : GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI
Menguraikan tentang gambaran umum perusahaan, ruang lingkup usaha
dan proses serta fasilitas produksi yang ada di perusahaan.
BAB IV : METODOLOGI PENELITIAN
Menguraikan metodologi penelitian sebagai kerangka pemecahan
masalah baik dalam mengumpulkan data ataupun dalam menganalisis
data yang diperoleh.
BAB V : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Menguraikan data yang dikumpulkan untuk kepentingan penelitian dan
pengolahan data tersebut sesuai dengan metodologi penelitian. Kemudian
pada bab ini juga dilakukan pengolahan data penelitian.
BAB VI : ANALISA PEMECAHAN MASALAH
Pada bab ini akan dipaparkan hasil perancangan yang dianalisa dari hasil
pengolahan data yang telah dilakukan.
BAB VII : KESIMPULAN DAN SARAN
Menguraikan tentang kesimpulan yang didapat dari hasil rancangan dan
saran-saran yang diberikan kepada pihak perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN LITERATUR
2.1 Perancangan Kerja (Work Design)
Perancangan kerja (work design) adalah bertujuan untuk meningkatkan
produktivitas dan performansi kerja (Sritomo, 2008, p. 33), melalui:
a. Work method, berupa pengembangan tata cara kerja lebih efektif dan efisien
dalam proses produksi.
b. Environment, berupa pengaturan kondisi lingkungan yang lebih ergonomis.
c. Organization, berupa pemanfaatan dan pendayagunaan secara maksimal
semua potensi SDM.
Teknik tata cara kerja merupakan suatu ilmu yang terdiri dari teknik–teknik
dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan rancangan (desain) terbaik dari sistem kerja,
teknik dan prinsip–prinsip ini digunakan untuk mengatur komponen-komponen sistem
kerja yang terdiri dari manusia dengan sifat dan kemampuannya, bahan, perlengkapan
dan peralatan kerja serta lingkungan kerja sehingga tercapai tingkat efisien dan
produktivitas tinggi yang diukur dengan waktu yang dihabiskan.
2.2 Telaah Metode Kerja
Telaah metode adalah kegiatan pencatatan secara sistematis dan pemeriksaan
dengan seksama mengenai cara-cara yang berlaku atau yang diusulkan untuk
melaksanakan kerja. Sasaran pokok dari efektifitas ini adalah mencari,
Universitas Sumatera Utara
mengembangkan dan menerapakan metode kerja yang lebih efektif dan efesien dengan
tujuan akhir adalah waktu penyelesaian lebih singkat dan cepat (Sritomo, 2008, p. 91).
Dengan telaah metode kerja, atau yang lazim disebut dengan istilah “method
analysis”, maka hal ini dimaksudkan untuk mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-
teknik pengaturan kerja yang optimal dalam suatu sistem dimana komponen-
komponen kerja seperti manusia (operator), mesin dan/atau fasilitas kerja lainnya,
material serta lingkungan kerja fisik akan berinteraksi. Hal ini secara skematis dapat
diperlihatkan dalam Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Langkah-langkah dalam Telaah Metode Kerja
Dari gambar yang ada jelas bahwa di dalam telaah/analisis metode, maka ada 4
macam komponen sistem kerja yang harus diperhatikan guna memperoleh metode
kerja yang sebaik-baiknya, meliputi:
ANALISIS METODE
KERJA
SISTEM KERJA
Pekerja Bahan
Mesin/peralatan Lingkungan
Alternatif-alternatif
PEMILIHAN ALTERNATIF
SISTEM KERJA TERBAIK
EFEKTIF
EFISIEN
Universitas Sumatera Utara
1. Komponen material: Bagaimana cara menempatkan material, jenis
material yang mudah diproses dan lain-lain. Yang dimaksudkan material
disini meliputi bahan baku, supplies (komponen, parts, dan lain-lain)
produk jadi, limbah dan lain-lain.
2. Komponen manusia: Bagaimana sebaiknya posisi orang pada saat proses
kerja berlangsung agar mampu memberikan gerakan-gerakan kerja yang
efektif dan efisien (duduk, berdiri, jongkok, merunduk, dan lain-lain).
3. Komponen mesin: Bagaimana desain dari mesin dan/atau peralatan kerja
lainnya, apakah sudah sesuai dengan prinsip ergonomi.
4. Komponen lingkungan kerja fisik: Bagaimana kondisi lingkungan kerja
fisik tempat operasi kerja tersebut dilaksanakan, apakah dirasa cukup
aman dan nyaman.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan pokok dari kegiatan telaah
metode ini adalah sebagai berikut:
1. Perbaikan proses dan tata cara pelaksanaan penyelesaian pekerjaan.
2. Perbaikan dan penghematan penggunaan material, tenaga mesin/fasilitas
kerja lainnya serta tenaga kerja manusia pekerjanya.
3. Pendayagunaan usaha manusia dan pengurangan keletihan yang tidak perlu.
4. Perbaikan tata ruang kerja yang mampu memberikan suasana lingkungan
kerja yang nyaman dan aman.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2. selanjutnya akan menunjukkan faktor-faktor produksi yang harus
diperhatikan didalam menganalisa metode kerja dengan tujuan pokok mencari tata
kerja dengan tujuan pokok mencari tata kerja yang lebih sederhana, efektif dan efisien.
Gambar 2.2 Interaksi Faktor-Faktor Produksi dalam Analisa Metode Kerja
Penelitian metode kerja adalah penelitian tentang prinsip-prinsip pengaturan
komponen-komponen sistem kerja untuk memperoleh beberapa alternatif sistem kerja
yang baik. Komponen sistem kerja ini diatur dan secara bersama-sama berada dalam
suatu komposisi yang baik, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas
usaha.
2.3 Prosedur Sistematis Untuk Melaksanakan Telaah Metode Kerja
Sebelum diputuskan apakah perlu dilaksanakan kegiatan telaah metode kerja
maka terlebih dahulu hal-hal berikut ini dipertimbangkan benar-benar (Sritomo, 2008,
p. 93):
METODE KERJA (prosedur, langkah, urutan, dll.)
Operator, Mesin & Fasilitas Kerja Lainnya
Bahan Baku & Supplies Input
PRODUK JADI (Output)
Lingkungan Kerja Fisik (temperatur, penerangan, noise, dll.)
Universitas Sumatera Utara
1. Adakah keuntungan ekonomis yang bisa dipakai sebagai hasil akhir dari
pelaksanaan kegiatan telaah metode ini?
2. Adakah tersedia cukup pengetahuan teknis yang melatar-belakangi proses
kerja yang akan ditelaah?
3. Apakah benar-benar tidak ada reaksi yang negatif terhadap pelaksanaan
aktivitas telaah motode yang berasal dari pekerja?
Kalau tiga pertanyaan tersebut diatas sudah berhasil dijawab dengan jenis dan
positif maka langkah-langkah berikut harus ditempuh guna memperoleh hasil analisis
yang sebaik-baiknya yaitu:
1. Identifikasi operasi kerja yang harus diamati dan dipelajari. Kumpulkan
semua data dan fakta yang ada terutama yang berkaitan dengan komponen-
komponen yang berkaitan dengan komponen-komponen yang terlihat
didalam sistem kerja tersebut.
2. Apabila diperlukan maka dapatkan input data dari pekerja ataupun penyelia
atau supervisor langsung, terutama untuk pekerjaan yang telah berlangsung
lama (dalam hal ini metode kerja tersebut perlu ditelaah lagi sebab dianggap
tidak efektif dan efisien).
3. Dokumentasikan metode kerja yang sesuai dengan langkah-langkah urutan
kerja yang sistematis dan logis. Untuk menggambar prosedur kerja ini
direkomendasikan untuk menggunakan bantuan peta proses (proses chart)
atau peta kerja lainnya.
4. Buat usulan metode kerja yang baru yang dianggap lebih efektif dan efisien
dibandingkan dengan metode kerja sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
5. Buatlah beberapa alternatif untuk ini dan pilih alternatif yang terbaik yaitu
alternatif metode kerja yang mampu memberikan kesederhanaan prosedur
yang harus ditempuh (work simplification), kemudahan dan kenyamanan
pelaksanaan kerja, serta waktu lebih singkat.
6. Terapkan metode kerja yang baru ini dan ikuti terus pelaksanaannya sampai
akhirnya benar terbukti bahwa perbaikan metode kerja yang diinginkan
tercapai.
2.4 Rancangan Metode Kerja Berdasarkan Konsep Ergonomi
2.4.1 Definisi Ergonomi
Istilah “Ergonomi” berasal dari bahasa Latin, yaitu Ergon (kerja) dan Nomos
(hukum), sehingga ergonomi dapat didefenisikan sebagai studi tentang aspek-aspek
manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi,
engineering, manajemen, dan desain/perancangan. Ergonomi berkenaan juga dengan
optimisasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan, dan kenyamanan manusia di tempat
kerja, di rumah, dan dimana saja manusia berada (Eko Nurmianto, 2004, p. 1).
Ergonomi merupakan studi tentang manusia, fasilitas kerja dan lingkungan yang
saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan
manusia.
2.4.2 Tujuan Ergonomi
Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi (Tarwaka, 2004, p. 7) adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan
cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental
dan mengupayakan kepuasan kerja.
2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak
sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan
meningkatkan jaminan sosial baik selama waktu produktif maupun setelah
tidak produktif.
3. Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis,
antropologis dan budaya dari sistem kerja, sehingga tercipta kualitas kerja
dan kualitas hidup yang tinggi.
2.4.3 Tipe-tipe Masalah Ergonomi
Masalah ergonomi dapat dikategorikan ke dalam bermacam-macam grup yang
berbeda, bergantung kepada wilayah spesifik dari efek tubuh seperti (Tarwaka, 2004,
p. 8):
a. Anthropometric
Antropometri berhubungan dengan dimensi antara ruang geometri
fungsional dengan tubuh manusia. Antropometri ini merupakan pengukuran
dari dimensi tubuh secara linier, termasuk berat dan volume, jarak
jangkauan, tinggi mata saat duduk, dan lain-lain. Masalah antropometri
merupakan ketidaksesuaian antara dimensi terhadap desain ruang dan sarana
kerja. Pemecahan masalah ini dengan memodifikasi desain dan
menyesuaikan kenyamanan.
Universitas Sumatera Utara
b. Cognitive
Masalah cognitive muncul ketika beban kerja berlebih atau berada di bawah
kebutuhan proses. Keduanya dalam jangka waktu panjang maupun dalam
jangka waktu pendek dapat menyebabkan ketegangan. Pada sisi lain fungsi
ini tidak sepenuhnya berguna untuk pemeliharaan tingkat optimum.
Pemecahan masalah ini dengan melengkapkan fungsi manusia dengan
fungsi mesin untuk meningkatkan performansi.
c. Musculoskeletal
Ketegangan otot dan sistem kerangka termasuk dalam kategori ini. Hal
tersebut dapat menyebabkan insiden kecil atau trauma efek kumulatif.
Pemecahan masalah ini terletak pada penyediaan bantuan performansi kerja
atau mendesain kembali pekerjaan untuk menjaga agar kebutuhannya sesuai
dengan batas kemampuan manusia.
d. Cardiovaskular
Masalah ini diakibatkan oleh ketegangan sistem sirkulasi, termasuk jantung.
Jantung memompa lebih banyak darah ke otot untuk memenuhi tingginya
permintaan oksigen. Pemecahan masalah ini dengan mendesain kembali
pekerjaan untuk melindungi pekerja dan melakukan rotasi pekerjaan.
e. Psychomotor
Permasalahan dalam hal ini adalah ketegangan pada sistem psychomotor.
Pemecahannya adalah dengan menegaskan kebutuhan pekerjaan untuk
disesuaikan dengan kemampuan manusia dan menyediakan bantuan
performansi pekerjaan.
Universitas Sumatera Utara
2.4.4 Aplikasi Ergonomi untuk Perancangan Tempat Kerja
Penerapan ergonomi pada umumnya merupakan aktivitas rancang bangun
(desain) ataupun rancang ulang (re-desain). Hal ini dapat meliputi perangkat keras
seperti misalnya perkakas kerja (tools), control and display, dan lain-lain.
Ergonomi dapat berperan sebagai desain pekerjaan pada suatu organisasi,
misalnya penentuan jumlah jam istirahat, pemilihan jadwal pergantian waktu kerja
(shift kerja), meningkatkan variasi pekerjaan, dan lain-lain.
Ergonomi juga memberikan peranan penting dalam meningkatkan faktor
keselamatan dan kesehatan kerja, misalnya desain suatu sistem kerja untuk
mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot manusia dan desain
stasiun kerja untuk alat peraga visual (Visual Display Unit Station). Hal tersebut untuk
mengurangi ketidaknyamanan visual, postur kerja, serta desain suatu perkakas kerja
untuk mengurangi kelelahan kerja, desain suatu peletakan instrumen dan sistem
pengendalian untuk mendapatkan optimasi dalam proses transfer informasi dengan
dihasilkannya suatu respon yang cepat dengan meminimumkan resiko kesalahan serta
upaya untuk mendapatkan optimasi, efisiensi kerja dan hilangnya resiko kesehatan
akibat metode kerja yang kurang tepat.
Ilmu ergonomi dalam penerapannya perlu informasi yang lengkap mengenai
kemampuan manusia dengan segala keterbatasannya. Manusia tidak cukup
mempelajarinya dari satu segi ilmu saja, tetapi diperlukan berbagai disiplin ilmu
antara lain psikologi, antropologi, faal kerja, biologi, sosiologi, perencanaan kerja,
fisika, dan lain-lain. Disiplin ilmu tersebut berfungsi sebagai pemberi informasi dan
Universitas Sumatera Utara
para ahli teknis bertugas untuk meramu masing-masing informasi sebagai
pengetahuan untuk merancang fasilitas sehingga fasilitas tersebut mencapai kegunaan
yang optimal. Usaha yang dapat ditempuh untuk memperoleh informasi tersebut
(Sutalaksana, 1979, p. 64) adalah:
1. Penyelidikan tentang display
Display adalah bagian dari lingkungan yang mengkomunikasikan
keadaannya langsung kepada manusia dalam bentuk lambang atau tanda.
Persoalan yang sering terjadi adalah display yang tidak mengkomunikasikan
keadaan secara langsung dan oleh karena itu kita perlu memikirkan
bagaimana merancang suatu alat yang bisa menerjemahkan informasi
sehingga mudah dimengerti manusia. Display harus dirancang dengan baik
agar dapat menjalankan fungsinya untuk menyajikan informasi yang
diperlukan manusia dalam melaksanakan pekerjaannya. Perancangan
display yang baik adalah apabila display tersebut dapat menyampaikan
informasi selengkap mungkin tanpa menimbulkan banyak kesalahan dari
manusia yang menerimanya.
2. Penyelidikan Mengenai Hasil Kerja Manusia dan Proses Pengendaliannya
Dalam hal ini dilakukan penyelidikan tentang aktivitas manusia pada saat
bekerja dan kemudian mempelajari cara mengukur setiap aktivitas tersebut.
Penyelidikan ini banyak berhubungan dengan biomekanika. Hal ini
mencakup pengukuran kekuatan/daya tahan fisik manusia ketika bekerja
dan mempelajari bagaimana cara bekerja sehingga peralatan harus
Universitas Sumatera Utara
dirancang agar sesuai dengan kemampuan fisik manusia ketika melakukan
aktivitas tersebut. Pengukuran kekuatan fisik manusia dalam hal ini adalah
mengukur berapa besarnya tenaga yang dibutuhkan oleh seorang pekerja
untuk melaksanakan pekerjaannya. Secara umum kriteria pengukuran
aktivitas dapat dibagi dalam dua kelas, yaitu:
a. Kriteria Fisiologi
Kriteria ini merupakan kegiatan manusia yang ditentukan berdasarkan
kecepatan denyut jantung dan pernafasan. Usaha untuk menentukan
besarnya tenaga yang akurat berdasarkan kriteria ini agak sulit karena
perubahan fisik dari keadaan normal menjadi keadaan fisik yang aktif
akan melibatkan beberapa fungsi fisiologis, seperti tekanan darah,
peredaran udara dalam paru-paru, jumlah oksigen yang digunakan,
jumlah karbondioksida yang dihasilkan, temperatur badan dan
sebagainya.
b. Kriteria Operasional
Kriteria ini melibatkan teknik untuk mengukur atau menggambarkan
hasil yang bisa dilakukan tubuh atau anggota tubuh pada saat
melaksanakan gerakan. Secara umum gerakan yang dapat dilakukan
tubuh atau anggota tubuh dapat dibagi dalam bentuk range (rentang)
gerakan, pengukuran aktivitas berdasarkan kekuatan, ketahanan,
kecepatan dan ketelitian.
3. Penyelidikan Mengenai Tempat Kerja.
Universitas Sumatera Utara
Ukuran tempat kerja harus sesuai dengan ukuran dimensi tubuh manusia.
Hal ini dipelajari di antropometri. Data hasil pengukuran (data
antropometri) dijadikan sebagai data untuk perancangan peralatan.
4. Penyelidikan Mengenai Lingkungan Fisik.
Lingkungan fisik meliputi ruangan dan fasilitas yang digunakan manusia
serta kondisi lingkungan kerja yang keduanya banyak mempengaruhi
tingkah laku manusia. Pendekatan khusus yang ada dalam disiplin ergonomi
adalah aplikasi yang sistematis dari segala informasi relevan yang berkaitan
dengan karakteristik dari prilaku manusia dalam perancangan peralatan,
fasilitas dan lingkungan kerja yang dipakai. Untuk analisa dan penelitian
maka ergonomi akan meliputi hal yang berkaitan dengan :
a. Anatomi (struktur), fisiologi, dan antropometri tubuh manusia.
b. Psikologi yang fisiologis mengenai berfungsinya otak dan sistem syaraf
yang berperan dalam tingkah laku manusia.
Kondisi kerja yang dapat mencederai baik dalam waktu yang pendek
maupun panjang, atau membuat celaka manusia sehingga diperlukan desain
kondisi kerja yang dapat membuat nyaman manusia dalam bekerja.
2.4.5 Peta Kerja
2.4.5.1 Definisi Peta Kerja
Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara
sistematis dan jelas. Dengan menggunakan peta kerja dapat dilihat semua langkah atau
kejadian yang dialami oleh benda kerja mulai dari masuk ke pabrik yang berbentuk
bahan baku, kemudian menggambarkan semua langkah yang dialaminya seperti
Universitas Sumatera Utara
transportasi, operasi, pemeriksaan dan perakitan, sampai menjadi produk, baik produk
jadi atau produk setengah jadi. Dengan menggunakan peta kerja maka usaha
memperbaiki metode kerja dari suatu proses produksi akan lebih mudah dilaksanakan.
Peta kerja merupakan alat yang baik untuk menganalisa suatu pekerjaan sehingga akan
mudah untuk menganalisa dan memperbaiki kesalahan, dan akan sangat bermanfaat
dalam perencanaan sistem kerja. Perbaikan yang mungkin dilakukan antara lain:
1. Menghilangkan operasi yang tidak perlu.
2. Menggabungkan suatu operasi dengan operasi lainnya.
3. Menemukan urutan kerja/proses produksi yang lebih baik.
4. Menentukan mesin yang lebih ekonomis.
5. Menghilangkan waktu menunggu antar operasi.
Pada dasarnya semua perbaikan tersebut ditujukan untuk mengurangi biaya
produksi secara keseluruhan, jadi peta ini merupakan alat yang baik untuk
menganalisis suatu pekerjaan sehingga mempermudah perencanaan perbaikan.
2.4.5.2 Jenis-jenis Peta Kerja
Berdasarkan kegiatannya peta kerja dibagi atas dua kelompok besar, yaitu:
1. Peta kerja untuk menganalisis kegiatan kerja keseluruhan.
Yang termasuk peta kerja keseluruhan yaitu:
a. Peta Proses Operasi (Operation Process Chart)
b. Peta Aliran Proses (Flow Process Chart)
c. Peta Proses Perakitan (Assembly Process Chart)
d. Peta Proses Kelompok Kerja (Gang Process Chart)
Universitas Sumatera Utara
e. Diagram Aliran (Flow Diagram)
2. Peta-peta kerja untuk menganalisis kegiatan kerja setempat.
Yang termasuk peta kerja setempat yaitu:
a. Peta Pekerja dan Mesin (Man-Machine Chart)
b. Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan
Suatu kegiatan disebut kegiatan kerja keseluruhan apabila kegiatan tersebut
melibatkan sebagian besar atau semua fasilitas yang diperlukan untuk membuat
produk yang bersangkutan. Sedangkan suatu kegiatan disebut kegiatan kerja setempat
apabila kegiatan tersebut terjadi dalam suatu stasiun kerja yang biasanya melibatkan
orang dan fasilitas dalam jumlah terbatas. Hubungan antara kedua macam kegiatan
adalah untuk menyelesaikan suatu produk diperlukan beberapa stasiun kerja, di mana
satu sama lainnya saling berhubungan dan kelancaran proses produksi secara
keseluruhan tergantung pada kelancaran setiap stasiun kerja.
2.4.6 Keluhan Muskuloskeletal
Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada otot skeletal yang dirasakan
oleh seseorang mulai dari keluhan yang sangat ringan sampai pada yang sangat sakit.
Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama,
maka dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen, dan tendon.
Keluhan hingga kerusakan ini disebut juga musculoskeletal disorders (MSDs) atau
cedera pada sistem muskuloskeletal (Tarwaka, 2004, p. 117).
Secara garis besar keluhan otot dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Keluhan sementara (Reversible), yaitu keluhan otot yang terjadi pada saat
otot menerima beban statis, keluhan tersebut segera hilang apabila
pembebanan dihentikan.
2. Keluhan menetap (Persistent), yaitu keluhan otot yang bersifat menetap.
Walaupun pembebanan kerja telah dihentikan, namun rasa sakit pada otot
masih berlanjut.
Keluhan muskuloskeletal dapat terjadi oleh beberapa penyebab, diantaranya
adalah:
1. Peregangan otot yang berlebihan.
Peregangan otot yang berlebihan pada umumnya sering dikeluhkan oleh
pekerja yang aktivitas kerjanya menuntut pengerahan tenaga yang besar
seperti aktivitas mengangkat, mendorong, menarik, dan menahan beban
yang berat.
2. Aktivitas berulang.
Aktivitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara terus-menerus
seperti pekerjaan mencangkul, membelah kayu, dan sebagainya. Keluhan
otot terjadi karena otot menerima tekana akibat beban kerja secara terus-
menerus tanpa memperoleh waktu untuk relaksasi.
3. Sikap kerja tidak alamiah.
Posisi bagian tubuh yang bergerak menjauhi posisi alamiah, misalnya
pergerakan tangan terangkat, punggung terlalu membungkuk, kepala
terangkat, dan sebagainya dapat menyebabkan keluhan pada otot skeletal.
Universitas Sumatera Utara
4. Faktor penyebab sekunder.
Faktor sekunder yang juga berpengaruh terhadap keluhan muskuloskeletal
adalah tekanan, getaran dan mikroklimat.
5. Penyebab kombinasi.
Resiko terjadinya keluhan otot skeletal akan semakin meningkat apabila
dalam melakukan tugasnya pekerja dihadapkan pada beberapa faktor resiko
dalam waktu yang bersamaan, misalnya pekerja harus melakukan aktivitas
mengangkat beban di bawah tekanan panas matahari.
Langkah-langkah untuk mengatasi keluhan muskuloskeletal sebagai berikut:
1. Rekayasa Teknik
Rekayasa teknik dilakukan melalui pemilihan beberapa alternatif sebagai
berikut:
a. Eliminasi, yaitu menghilangkan sumber bahaya yang ada. Hal ini jarang
dapat dilakukan mengingat kondisi dan tuntutan pekerjaan yang
mengharuskan menggunakan peralatan yang ada.
b. Substitusi, yaitu mengganti alat/bahan lama dengan alat/bahan baru yang
aman, menyempurnakan proses produksi dan menyempurnakan prosedur
penggunaan peralatan.
c. Partisi, yaitu melakukan pemisahan antara sumber bahaya dengan
pekerja, contohnya memisahkan ruang mesin yang bergetar dengan ruang
kerja lainnya.
Universitas Sumatera Utara
d. Ventilasi, yaitu dengan menambah ventilasi untuk mengurangi resiko
sakit, misalnya akibat suhu udara yang terlalu panas.
2. Rekayasa Manajemen
Rekayasa manajemen dapat dilakukan melalui tindakan sebagai berikut:
a. Pendidikan dan pelatihan
Melalui pendidikan dan pelatihan, pekerja menjadi lebih memahami
lingkungan dan alat kerja sehingga diharapkan lebih inovatif dalam
upaya pencegahan resiko sakit akibat kerja.
b. Pengaturan waktu kerja istirahat yang seimbang
Menyesuaikan kondisi lingkungan kerja dan karakteristik pekerjaan
sehingga dapat mencegah paparan yang berlebihan terhadap sumber
bahaya.
c. Pengawasan yang intensif
Melalui pengawasan yang intensif dapat dilakukan pencegahan secara
lebih dini terhadap kemungkinan terjadinya resiko sakit akibat kerja.
2.4.6.1 Standard Nordic Questionnaire (SNQ)
Ada beberapa cara dalam melakukan evaluasi ergonomi untuk mengetahui
hubungan antara tekanan fisik dengan resiko keluhan otot skeletal. Pengukuran
terhadap tekanan fisik ini cukup sulit karena melibatkan berbagai faktor subjektif
seperti kinerja, motivasi, harapan dan toleransi kelelahan. Salah satunya adalah
melalui Standard Nordic Questionnaire (SNQ). Melalui kuesioner ini dapat diketahui
Universitas Sumatera Utara
bagian otot yang mengalami keluhan dengan tingkat keluhan mulai dari Tidak Sakit
(TS), Agak Sakit (AS), Sakit (S) dan Sangat Sakit (SS). Dengan melihat dan
menganalisis peta tubuh seperti pada Gambar 2.3. maka dapat diestimasi jenis dan
tingkat keluhan otot skeletal yang dirasakan oleh pekerja.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3 Standard Nordic Questionnaire
Keterangan:
TS : Tidak Sakit
AS : Agak Sakit
S : Sakit
SS : Sangat Sakit
NO JENIS KELUHAN
TINGKAT
KELUHAN
TS AS S SS
0 Sakit kaku di leher bagian atas
1 Sakit kaku di bagian leher bagian bawah
2 Sakit di bahu kiri
3 Sakit di bahu kanan
4 Sakit lengan atas kiri
5 Sakit di punggung
6 Sakit lengan atas kanan
7 Sakit pada pinggang
8 Sakit pada bokong
9 Sakit pada pantat
10 Sakit pada siku kiri
11 Sakit pada siku kanan
12 Sakit pada lengan bawah kiri
13 Sakit pada lengan bawah kanan
14 Sakit pada pergelangan tangan kiri
15 Sakit pada pergelangan tangan kanan
16 Sakit pada tangan kiri
17 Sakit pada tangan kanan
18 Sakit pada paha kiri
19 Sakit pada paha kanan
20 Sakit pada lutut kiri
21 Sakit pada lutut kanan
22 Sakit pada betis kiri
23 Sakit pada betis kanan
24 Sakit pada pergelangan kaki kiri
25 Sakit pada pergelangan kaki kanan
26 Sakit pada kaki kiri
27 Sakit pada kaki kanan
Universitas Sumatera Utara
2.4.7 Antropometri
Istilah Antropometri berasal dari kata “anthro” yang berarti manusia dan
“metri” yang berarti ukuran. Antropometri dapat diartikan sebagai studi yang
berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia (Sritomo, 2008, p. 60). Manusia
pada umumnya memiliki bentuk, ukuran, berat dan lain-lain yang berbeda satu dengan
lainnya. Data antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas
antara lain dalam hal:
1. Perancangan areal kerja (work station, interior mobil, dan lain-lain).
2. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas, dan
sebagainya.
3. Perancangan produk konsumtif seperti pakaian, kursi, meja, komputer, dan
lain-lain.
4. Perancangan lingkungan kerja fisik.
Pada dasarnya peralatan kerja yang dibuat dengan mengambil referensi
dimensi tubuh tertentu jarang sekali bisa mengakomodasikan seluruh range ukuran
tubuh dari populasi yang akan memakainya. Kemampuan penyesuaian (adjustability)
suatu produk merupakan satu prasyarat yang sangat penting dalam proses
perancangan, terutama untuk produk yang berorientasi ekspor.
Beberapa faktor yang akan mempengaruhi ukuran tubuh manusia dan seorang
perancang produk harus memperhatikan faktor tersebut, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Umur
Secara umum dimensi tubuh manusia akan tumbuh dan bertambah besar
dengan bertambahnya umur sejak awal kelahiran sampai dengan umur
sekitar 20 tahunan.
2. Jenis kelamin (Sex)
Dimensi ukuran tubuh laki-laki umumnya akan lebih besar dibandingkan
dengan ukuran tubuh wanita, kecuali untuk beberapa ukuran tubuh tertentu
seperti pinggul, dan sebagainya.
3. Suku/bangsa (Ethnic)
Setiap suku, bangsa ataupun kelompok etnik akan memiliki karekteristik
fisik yang akan berbeda satu dengan yang lainnya.
4. Posisi tubuh (Posture)
Posisi tubuh standar harus diterapkan untuk survei pengukuran karena
berpengaruh terhadap ukuran tubuh. Pengukuran posisi tubuh dapat
dilakukan dengan dua cara pengukuran yaitu:
a. Pengukuran dimensi struktur tubuh (Structural Body Dimension).
Posisi tubuh diukur dalam berbagai posisi standar dan tidak bergerak.
Istilah lain dari pengukuran tubuh dengan cara ini dikenal dengan “Static
Anthropometry”. Ukuran diambil dengan persentil tertentu seperti 5-th,
50-th dan 95-th.
b. Pengukuran dimensi fungsional tubuh (Functional Body Dimensions).
Disini pengukuran dilakukan terhadap posisi tubuh pada saat melakukan
gerakan tertentu. Hal pokok yang ditekankan dalam pengukuran dimensi
Universitas Sumatera Utara
fungsional tubuh ini adalah mendapatkan ukuran tubuh yang nantinya
berkaitan erat dengan gerakan nyata yang diperlukan tubuh untuk
melaksanakan kegiatan tertentu. Cara pengukuran semacam ini juga
biasa disebut dengan “Dynamic Anthropometry”.
5. Cacat tubuh
Data antropometri diperlukan untuk perancangan produk bagi orang cacat
seperti kursi roda, kaki/tangan palsu, dan lain-lain.
6. Tebal/tipisnya pakaian yang dipakai
Faktor iklim yang berbeda akan memberikan variansi yang berbeda pula
dalam bentuk rancangan dan spesifikasi pakaian. Dengan demikian dimensi
tubuh orangpun akan berbeda dari satu tempat dengan tempat yang lain.
7. Kehamilan (Pregnancy)
Kondisi ini jelas akan mempengaruhi bentuk dan ukuran tubuh (khusus bagi
perempuan). Hal tersebut jelas membutuhkan perhatian khusus terhadap
produk yang dirancang bagi segmentasi ini.
2.4.8 Postur Kerja
Pertimbangan ergonomi yang berkaitan dengan postur kerja dapat membantu
mendapatkan postur kerja yang nyaman bagi pekerja, baik itu postur kerja berdiri,
duduk maupun postur kerja lainnya. Pada beberapa jenis pekerjaan terdapat postur
kerja yang tidak alami dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Hal ini akan
mengakibatkan keluhan sakit pada bagian tubuh, cacat produk bahkan cacat tubuh.
Universitas Sumatera Utara
Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan postur
tubuh saat bekerja:
1. Semaksimal mungkin mengurangi keharusan pekerja untuk bekerja dengan
postur membungkuk dengan frekuensi kegiatan yang sering atau dalam
jangka waktu yang lama. Untuk mengatasi masalah ini maka stasiun kerja
harus dirancang dengan memperhatikan fasilitas kerjanya yang sesuai
dengan kondisi fisik pekerja, agar operator dapat menjaga postur kerjanya
dalam keadaan tegak dan normal. Ketentuan ini sangat ditekankan
khususnya pada pekerjaan yang harus dilaksanakan dalam keadaan berdiri.
2. Pekerja tidak seharusnya menggunakan jangkauan maksimum. Pengaturan
postur kerja dalam hal ini dilakukan dalam jarak jangkauan normal. Untuk
hal-hal tertentu operator harus mampu dan cukup leluasa mengatur
tubuhnya agar memperoleh postur kerja yang nyaman.
3. Pekerja tidak seharusnya duduk atau berdiri dengan leher, kepala, dada atau
kaki berada dalam posisi miring.
Beberapa sikap kerja yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Hindari posisi kepala dan leher yang terlalu menengadah ke atas.
2. Hindari tungkai yang menaik.
3. Hindari postur memutar atau asimetris.
4. Sediakan sandaran bangku yang cukup di setiap bangku.
Universitas Sumatera Utara
2.4.9 The Quick Exposure Check (QEC)
QEC adalah suatu alat untuk penilaian terhadap resiko kerja yang berhubungan
dengan ganguan otot (Work Related Musculoskeletal Disorders – WMSDs) pada
tempat kerja. QEC menilai gangguan resiko yang terjadi pada bagian belakang
punggung (back), bahu/lengan (should arm), pergelangan tangan (hand wrist), dan
leher (neck).
Alat ini mempunyai beberapa fungsi, antara lain:
1. Mengidentifikasi faktor resiko WMSDs.
2. Mengevaluasi gangguan resiko untuk daerah/bagian tubuh yang berbeda-
beda.
3. Mengevaluasi efektivitas dari suatu intervensi ergonomi di tempat kerja.
4. Menyarankan suatu tindakan yang perlu diambil dalam rangka mengurangi
gangguan resiko yang ada.
5. Mendidik para pemakai tentang resiko muskuloskeletal di tempat kerja.
Penilaian QEC dilakukan kepada peneliti dan pekerja. Selanjutnya dengan
penjumlahan setiap skor hasil kombinasi masing-masing bagian diperoleh skor dengan
kategori level tindakan, terlihat pada Tabel 2.1 s.d 2.3.
Tabel 2.1 Penilaian Pekerja (Worker) QEC
Faktor Kode 1 2 3 4
Beban a ≤ 5 kg 6-10 kg 11-20 kg > 20 kg
Durasi b < 2 jam 2-4 jam > 4 jam
Kekuatan tangan c <1 kg 1-4 kg 4 kg
Vibrasi d Tidak ada/kecil Sedang Tinggi
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Penilaian Pekerja (Worker) QEC (Lanjutan)
Faktor Kode 1 2 3 4
Visual e Tidak
diperlukan
Diperlukan untuk
melihat detail
Langkah f Tidak
susah
Kadang-kadang
susah
Lebih sering
susah
Tingkat
stres
g Tidak ada Kecil Sedang tinggi
Sumber : www.hse.gov.uk
Tabel 2.2 Penilaian Observer QEC
Faktor Kode 1 2 3
Belakang A Hampir
netral
Berputar atau
bengkok sedikit
Cenderung
berputar atau
bengkok
Frekuensi
pergerakan bagian
belakang
B ≤ 3 / menit Kira-kira 8 /
menit
≥12 / menit
Tinggi tugas C Pada atau
setinggi
pinggang
Setinggi dada Setinggi bahu
Gerakan bahu /
lengan
D Sesekali Reguler / teratur
dengan jeda
Hampir kontinu
Postur
pergelangan
tangan/tangan
E Hampir
lurus
Bengkok /
berputar
Pergerakan
pergelangan
tangan/tangan
F ≤ 10 /
menit
11-20 / menit ≥ 20 / menit
Postur leher G Hampir
netral
Kadang-kadang
bengkok/berputar
secara berlebihan
pada kepala/leher
Bengkok/
berputar secara
berlebihan pada
kepala/leher
Sumber : www.hse.gov.uk
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3 Nilai Level Tindakan QEC
Level
Tindakan
Persentase
Skor Tindakan
Total Skor
Exposure
1 0-40% Aman 32-70
2 41-50% Diperlukan beberapa
waktu ke depan
71-88
3 51-70% Tindakan dalam
waktu dekat
89-123
4 71-100% Tindakan sekarang
juga
124-176
Sumber : www.hse.gov.uk
Exposure level (E) dihitung berdasarkan persentase antara total skor aktual
exposure (X) dengan total skor maksimum (Xmaks) yaitu:
% 100 X
X (%) E
maks
Dimana:
X = Total skor yang diperoleh dari penilaian terhadap postur
(punggung + bahu / lengan + pergelangan tangan + leher)
Xmaks = Total skor maksimum untuk postur kerja
(punggung + bahu / lengan + pergelangan tangan + leher)
Xmaks adalah konstan untuk tipe-tipe tugas tertentu. Pemberian skor maksimum
(Xmaks = 162) apabila tipe tubuh adalah statis, termasuk duduk atau berdiri dengan
/tanpa pengulangan (repetitive) yang sering dan penggunaan tenaga/beban yang relatif
rendah. Untuk Pemberian skor maksimum (Xmaks = 176) apabila dilakukan manual
handling, yaitu mengangkat, mendorong, menarik, dan membawa beban.
(2.1)
Universitas Sumatera Utara
2.5 Biomekanika
2.5.1 Pengertian Biomekanika
Biomekanika merupakan ilmu yang digunakan dalam pendekatan ergonomi
dalam merancang dan menentukan sikap tubuh manusia dalam menjalani aktivitas
dengan nyaman. Biomekanika membahas aspek-aspek dari gerakan tubuh manusia
dan kombinasi antara keilmuan mekanika, antropometri, dan dasar ilmu kedokteran
(biologi dan fisiologi). Biomekanika didefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi
mekanika pada sistem biologi. Biomekanika menyangkut tubuh manusia dan hampir
semua tubuh mahluk hidup. Biomekanika menggunakan prinsip-prinsip mekanika
dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan struktur dan fungsi tubuh
makhluk hidup.
Dalam upaya meminimumkan kelelahan dan resiko tulang dan otot dalam
kondisi saat bekerja yang bersifat berulang (repetitive) diperlukan penempatan dan
pengoperasian posisi yang harus diciptakan seergonomis mungkin, salah satu
diantaranya dengan cara analisis dengan menggunakan biomekanika. Dengan
menggunakan dan mengaplikasikan biomekanika, maka bisa ditentukan inklinasi
(kemiringan) sudut posisi kaki atau tangan yang relatif terhadap horizontal agar gaya
maksimum dapat diterapkan. Berdasarkan hal tersebut mampu ditentukan sikap tubuh
saat bekerja yang nyaman dan pada level aman.
Biomekanika merupakan subdisiplin dari biofisika dan biomedis. Biomekanika
sendiri dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Biostatik, yaitu studi tentang struktur mahluk hidup yang berhubungan
dengan gaya-gaya ketika mereka berinteraksi.
Universitas Sumatera Utara
2. Biodinamik, yaitu studi tentang dasar-dasar dan pembagian gerakan
(berhubungan dengan gaya) yang dilakukan mahluk hidup.
3. Bioenergetik, yaitu studi tentang transformasi energi yang terjadi dalam
tubuh mahluk hidup. Bioenergetik terkait dengan proses biotermodinamika.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan fungsi dari biomekanika adalah
sebagai berikut:
1. Dengan mengaplikasikan ilmu biomekanika, dapat dinyatakan besarnya
gaya otot yang diperlukan oleh seorang operator dalam menyelesaikan
pekerjaan dengan menggunakan prinsip-prinsip fisika dan mekanika.
2. Dengan mengaplikasikan ilmu biomekanika, dapat diketahui dan
memahami serta dapat menentukan sikap kerja yang berbeda yang
menghasilkan kekuatan atau tingkat produktivitas yang terbaik.
3. Dengan mengaplikasikan ilmu biomekanika, dapat dievaluasi pekerjaan
operator sehingga dapat menghasilkan cara kerja yang lebih baik yang
meminimumkan gaya dan momen yang dibebankan pada operator supaya
tidak terjadi kecelakaan kerja.
4. Dengan mengaplikasikan ilmu biomekanika, dapat ditentukan perancangan
sistem kerja dengan pertimbangan dari gerakan-gerakan tubuh
manusia/pekerja.
2.5.2 Keterkaitan Biomekanika dengan Egonomi
Ergonomi dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia
dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi,
Universitas Sumatera Utara
engineering, manajemen, dan desain perancangan. Ergonomi juga berkaitan dengan
optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan, dan kenyamanan manusia di tempat kerja,
di rumah, dan tempat rekreasi. Ergonomi memberikan peranan penting dalam
meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja, mengurangi ketidaknyamanan
visual dan postur kerja, desain suatu perkakas kerja untuk mengurangi kelelahan kerja,
meminimumkan resiko kesalahan serta supaya didapatkan optimasi dan efisiensi kerja.
Pada prinsipnya disiplin ergonomi akan mempelajari apa akibat-akibat
jasmani, kejiwaan, dan sosial dari teknologi dan produk-produknya terhadap manusia
melalui pengetahuan-pengetahuan tersebut pada jenjang mikro maupun makro. Karena
yang dipelajari adalah dampak dari teknologi dan produk-produknya, maka
pengetahuan yang khusus dipelajari akan berkaitan dengan teknologi seperti
biomekanika, antropometri teknik, teknologi produksi, lingkungan fisik, dan lain-lain.
Biomekanika dapat digunakan dalam merancang sistem kerja dengan pertimbangan
gerak tubuh manusia agar operator yang bekerja dapat bekerja dengan nyaman dan
aman sehingga terciptanya sistem kerja dengan gerakan tubuh yang ergonomi. Dengan
terciptanya suasana yang ergonomis dapat meningkatkan performansi, efisiensi, dan
produktivitas kerja operator.
Dari penjelasan tersebut maka biomekanika memiliki hubungan yang erat
dengan ergonomi. Keterkaitan biomekanika dengan ergonomi adalah dengan
menerapkan biomekanika maka dapat dirancang dan diciptakan sistem kerja serta
gerakan tubuh operator dalam bekerja sehingga operator bekerja secara ergonomis,
mampu memaksimalkan produktivitas dan keselamatan operator serta meminimumkan
terjadinya cedera.
Universitas Sumatera Utara
2.6 Manual Material Handling dan Masalah-masalah yang Dihadapi
Manual Material Handling adalah proses membawa secara manual bahan atau
produk pada bidang industri. Setiap tugas penanganan menimbulkan tuntutan unik
pada pekerja. Akan tetapi, tempat kerja dapat membantu pekerja untuk melaksanakan
tugas ini aman dan mudah dengan menerapkan dan menegakkan kebijakan dan
prosedur yang tepat.
Material handling yang dilakukan manusia disebut sebagai Manual Material
Handling (MMH). Jika manusia harus bekerja dalam aktivitas Manual Material
Handling secara berulang-ulang dalam waktu yang lama, maka harus diperhatikan
batasan kemampuan metabolisme dan sirkulasi dalam tubuh.
Pemindahan bahan secara manual apabila tidak dilakukan secara ergonomis
akan menimbulkan kecelakaan dalam industri. Kecelakaan industri (industrial
accident) ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan tubuh yang diakibatkan oleh
beban angkatan berlebih. Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni
dengan kepala, bahu, tangan, punggung, dan sebagainya. Beban yang terlalu berat
dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot, dan persendian akibat
gerakan yang berlebihan.
2.7 Macam-macam Persamaan Pembebanan
2.7.1 MPL (Maximum Permissible Limit)
MPL merupakan batas besarnya gaya tekan pada segmen L5/S1 dari kegiatan
pengangkatan dalam satuan newton yang distandarkan oleh NIOSH (National Institute
of Occupational Safety and Health) pada tahun 1981 (Laboratorium UII, Modul
Universitas Sumatera Utara
Biomekanika). Besar gaya tekannya adalah di bawah 6500 N pada L5/S1. Sedangkan
batasan gaya angkat normal (Action Limit) sebesar 3500N pada L5/S1 sehingga:
1. Fc < AL dikategorikan aman
2. AL < Fc < MPL dikategorikan perlu hati-hati
3. Fc > MPL dikategorikan berbahaya
Keterangan:
Fc = Gaya kompresi pada segmen vartebrae 5/Sacrum 1 (L5/S1)
AL = Batasan gaya angkat normal (Action Limit)
MPL = Batas besarnya gaya tekan pada segmen L5/S1
Persentase persegmen tubuh dijabarkan pada Gambar 2.4 berikut:
Gambar 2.4 Persentase Persegmen Tubuh
Lokasi pusat massa setiap segmen tubuh dari bagian bawah dan atas dijabarkan
dalam persentase pada Tabel 2.4.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.4 Lokasi Pusat Massa Setiap Segmen Tubuh
Segmen Jarak Titik Massa dari
Bagian Bawah (%)
Jarak Titik Massa dari
Bagian Atas (%)
Telapak kaki 57,1 42,9
Kaki 56,7 43,3
Paha 53,7 43,3
Badan dan Kepala 39,6 60,4
Lengan atas 56,4 43,6
Lengan bawah 57 43
Telapak tangan 50,6 49,4
Di bawah ini merupakan perhitungan tiap segmen yang mempengaruhi tulang
belakang dalam melakukan atkvitas pengangkatan, kecuali segmen kaki adalah
sebagai berikut:
1. Telapak Tangan
ΣFy = 0
ΣFx = 0
ΣM = 0
WH = 0,6% x Wbadan
Fyw = W0/2 + WH
Mw = (W0/2 + WH ) x SL1 x cos Ө1
Universitas Sumatera Utara
2. Lengan Bawah
ΣFy = 0
ΣFx = 0
ΣM = 0
WLA = 1,7% x Wbadan
Fye = Fyw + WLA
Me = Mw + (WLA x λ2 x SL2 x cosθ2) +
(Fyw x SL2 x cos θ2)
3. Lengan Atas
ΣFy = 0
ΣFx = 0
ΣM = 0
λ3 = 43,6%
WUA = 2,8% x Wbadan
Fys = Fye + WUA
Ms = Me + (WUA x λ3 x SL3 x cosθ3) + (Fye
x SL3 x cos θ3)
Universitas Sumatera Utara
4. Punggung
ΣFy = 0
ΣFx = 0
ΣM = 0
λ4 = 67%
WT = 50% x Wbadan
Fyt = 2Fys + WT
Mt = 2Ms + (WT x λ4 x SL4 x cos θ4) +
(2Fys x SL4 x cos θ4)
Dengan menggunakan teknik perhitungan keseimbangan gaya pada tiap
segmen tubuh manusia, maka didapat moment resultan pada L5/S1. Kemudian untuk
mencapai keseimbangan tubuh pada aktivitas pengangkatan, moment pada L5/S1
tersebut diimbangi gaya otot pada spinal erector (FM) yang cukup besar dan juga
gaya perut (FA) sebagai pengaruh tekanan perut (PA) atau Abdominal Pressure yang
berfungsi untuk membantu kestabilan badan karena pengaruh momen dan gaya yang
ada seperti model pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Model Sederhana dari Punggung Bawah (Low Back)
Universitas Sumatera Utara
Gaya otot pada spinal erector dirumuskan sebagai berikut:
FM x E = M(L5/S1) – FA x D
Keterangan:
FM = Gaya otot pada Spinal Erector (Newton)
E = Panjang Lengan momen otot spinal erector dari L5/S1
M(L5/S1) = Momen resultan pada L5/S1
FA = Gaya Perut
D = Jarak dari gaya perut ke L5/S1
Untuk mencari Gaya Perut (FA), maka perlu dicari Tekanan Perut (PA) dengan
persamaan:
FA = PA x AA
Keterangan:
PA = Tekanan Perut
θH = Sudut inklinasi perut
θT = Sudut inklinasi kaki
AA = Luas diafragma (465 cm2)
Kemudian berat total dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Wtot = Wo +2WH + 2WLA+ 2WUA + Wt
Keterangan:
Wtot = Gaya keseluruhan yang terjadi
Wo = Berat beban
WH = Berat tangan
WLA = Berat lengan bawah
WUA = Berat lengan atas
WT = Berat punggung
(2.2)
(2.3)
(2.4)
Universitas Sumatera Utara
Sehingga gaya kompresi atau tekan pada L5/S1 dapat dirumuskan seperti:
FC = Wtot . cos θ4 – FA + Fm
Keterangan:
Fc = Gaya kompresi pada L5/S1
2.7.2 RWL (Recommended Weight Limit)
RWL (Recommended Weight Limit) adalah suatu perhitungan yang dilakukan
untuk menentukan batas angkatan atau batasan berat yang direkomendasikan atau
ditentukan dalam suatu proses kerja terutama untuk pemindahan material atau manual
material handling dengan suatu posisi pengangkatan tertentu.
Perhitungan itu sendiri tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut
seperti jarak perpindahan pengangkatan benda, jarak vertikal antara posisi awal
material pada saat diangkat, jarak horizontal antara mata kaki dan material yang akan
diangkat dan sebagainya. Pendekatan terhadap batasan dari massa beban yang akan
diangkat meliputi:
1. Batasan legal (legal limitiations)
2. Batasan biomekanika (biomechanical limitations)
3. Batasan fisiologis (physiological limitations)
4. Batasan psiko-fisik (psycho-physical limitations)
Sebuah lembaga yang menangani masalah kesehatan dan keselamatan kerja di
Amerika Serikat, NIOSH (National Institute of Occupational Safety and Health)
melakukan analisis terhadap kekuatan manusia dalam mengangkat atau memindahkan
beban, dan merekomendasikan batas beban maksimum yang masih boleh diangkat
(2.5)
Universitas Sumatera Utara
oleh pekerja yaitu AL (Action Limit) dan MPL (Maximum Permissible Limit) pada
tahun 1981. Kemudian persamaan tersebut direvisi sehingga dapat mengevaluasi dan
menyediakan pedoman untuk pembatasan yang lebih luas untuk kegiatan angkat.
Revisi tersebut menghasilkan RWL (Recommended Weight Limit) pada tahun 1991,
yaitu batas beban yang dapat diangkat oleh manusia tanpa menimbulkan cedera
meskipun pekerjaan tersebut dilakukan dalam durasi waktu tertentu dan dalam jangka
waktu yang cukup lama.
Persamaan dari RWL adalah sebagai berikut:
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
Keterangan:
RWL = Batas beban yang direkomendasikan
LC = Konstanta pembebanan = 23 kg
HM = Faktor pengali horizontal = 25/H (H dalam cm)
VM = Faktor pengali vertikal = (1-(0,003[V-75])) (V dalam cm)
DM = Faktor pengali perpindahan = 0,82 + 4,5/D (D dalam cm)
AM = Faktor pengali asimetrik = 1 – (0,0032 Aº)
FM = Faktor pengali frekuensi (dapat dilihat pada tabel)
CM = Faktor pengali kopling (handle) (dapat dilihat pada tabel)
(2.6)
Universitas Sumatera Utara
Nilai dari FM dan CM dapat dilihat pada Tabel 2.5 dan 2.6.
Tabel 2.5 Faktor Pengali Frekuensi (FM)
Frekuensi
Angkat/Menit
(F)
Durasi Kerja
1 jam 1 jam t 2 jam 2 jam t 8 jam
V 30 V 30 V 30 V 30 V 30 V 30
0, 1 1 0,95 0,95 0,85 0,85
0,5 0,97 0,97 0,92 0,92 0,81 0,81
1 0,94 0,94 0,88 0,88 0,75 0,75
2 0,91 0,91 0,84 0,84 0,65 0,65
3 0,88 0,88 0,79 0,79 0,55 0,55
4 0,84 0,84 0,72 0,72 0,45 0,45
5 0,8 0,8 0,6 0,6 0,35 0,35
6 0,75 0,75 0,5 0,5 0,27 0,27
7 0,7 0,7 0,42 0,42 0,22 0,22
8 0,6 0,6 0,35 0,35 0,18 0,18
9 0,52 0,52 0,30 0,30 0,00 0,15
10 0,45 0,45 0,26 0,26 0,00 0,13
11 0,41 0,41 0,00 0,23 0,00 0,00
13 0,00 0,34 0,00 0,00 0,00 0,00
14 0,00 0,31 0,00 0,00 0,00 0,00
15 0,00 0,28 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Tabel 2.6 Faktor Pengali Kopling (CM)
Couling
Type
Coupling Multiplier
V < 30 inches V > 30 inches
(75 cm) (75 cm)
Good 1,00 1,00
Fair 0,95 1,00
Poor 0,90 0,95
LI (Lifting Index) adalah nilai estimasi yang menyatakan ketahanan manusia
dari rasio perbandingan berat beban dengan batas pengangkatan yang
direkomendasikan dari tingkat tegangan dalam suatu kegiatan pengangkatan material
secara manual dan dirumuskan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
LI = Load Weight (L) / Recommended Weight Limit (RWL)
Nilai RWL dan LI dapat digunakan sebagai pedoman dalam perancangan kerja
secara ergonomis melalui cara:
1. Nilai RWL dapat digunakan sebagai dasar dalam perancangan pekerjaan
pengangkatan manual yang sudah ada atau pada perancangan pekerjaan
pengangkatan manual yang sama sekali baru terutama mengenai posisi dari
beban yang diangkat terhadap posisi manusia.
2. Semakin besar LI, maka semakin sedikit jumlah pekerja yang mampu secara
aman bertahan dalam melakukan pekerjaan dalam tingkat tegangan tersebut.
Jika LI ≤ 1 maka aktivitas tersebut tidak menyebabkan resiko cedera tulang
belakang dan jika LI > 1, maka aktivitas tersebut mengandung resiko cedera
tulang belakang. Jadi harus dilakukan perancangan kerja yang lebih baik
dengan memperkecil jumlah LI.
2.8 Penelitian Terdahulu
Penelitian ini dilakukan berdasarkan beberapa penelitian yang pernah
dilakukan sebelumnya yang berkaitan dengan masalah metode kerja, postur kerja,
ruang lingkup ergonomi dan biomekanika. Tabel 2.7 menunjukkan beberapa
penelitian terdahulu yang dijadikan literatur dalam penelitian.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.7 Review Penelitian
No
Nama
Peneliti /
Tahun
Judul Penelitian Fokus Penelitian Variabel Metodologi Hasil
1.
Derrick
Franklin /
2008
Investigation of
Ergonomic
Improvements for
Manual Material
Handling of Heavy
Awkward Loads on
a Loading Dock
Perbaikan
keselamatan
pekerja, keamanan
produk
(pengurangan
produk gagal), dan
retensi karyawan
(peningkatan masa
produktif karyawan
dan penurunan
absensi).
- Keluhan
MSDs
- Beban Kerja
- Resiko Kerja
3D Michigan
Model,
NIOSH Equation,
Brainstorming,
Antropometri.
Permasalah berat beban yang
tinggi dalam pemuatan
produk ke dalam truk dan
trailer di daerah dermaga,
diberikan usulan perancangan
CCLS untuk meminimalkan
frekuensi pengangkatan dan
risiko muskuloskeletal.
Sistem ini juga diharapkan
dapat mengurangi waktu
loading, meningkatkan
retensi karyawan, dan
meningkatkan kenyamanan
karyawan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.7 (Lanjutan)
No
Nama
Peneliti /
Tahun
Judul Penelitian Fokus Penelitian Variabel Metodologi Hasil
2.
Ian A.
Kudryk /
2008
A Biomechanical
Analysis of a
Specialized Load
Carriage
Technique and the
Development of an
Assistive Load
Carriage Device
Menilai perbedaan
antara biomekanik
genggam kereta
beban anterior dan
posterior ke
panggul, dan
menentukan apakah
suatu
beban perangkat
bantu kereta bisa
mengurangi usaha
otot sambil
membawa beban
baik anterior atau
posterior panggul
- Postur kerja
- Beban Kerja
Manual
Material
Handling,
Biomechanic.
Analisis menunjukkan bahwa beberapa
daerah yang diamati sistem
muskuloskeletal secara signifikan
dipengaruhi oleh metode PC, sementara
daerah lainnya tetap tidak signifikan
dipengaruhi antara dua teknik kereta
beban. Tingkat aktivitas di digitorum
fleksor, abdominus rektus eksternal,
miring, dan anterior deltoideus tidak
berbeda nyata antara dua kondisi
pemindahan. Namun, trapezius, deltoid
posterior, erector spinae dada dan otot
erector spinae lumbal memang
menunjukkan perbedaan kegiatan yang
signifikan dalam persentilnya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.7 (Lanjutan)
No Nama Peneliti
/ Tahun Judul Penelitian Fokus Penelitian Variabel Metodologi Hasil
3.
Mirmohamadi
/ 2004
Evaluation of
Risk Factors
Causing
Musculoskeletal
Disorders Using
QEC Method in
a Furniture
Producing Unite
Mengevaluasi
gangguan
Musculoskeletal
Disorder,
bahu/lengan,
pergelangan
tangan, leher, dan
mengidentifikasi
faktor resiko yang
berhubungan
dengan pekerjaan
yang tidak
ergonomis.
- Keluhan
MSDs
- Resiko Kerja
Metode kerja,
QEC, dan
SNQ
Penelitian menemukan bahwa
ada beberapa stasiun kerja
yang memberikan tingkat
psikologis stress yang tinggi
terhada pekerja. Dengan
kondisi tersebut diberikan
usulan antara lain :
a. Rotasi kerja
b. Perancangan kursi dan meja
kerja
c. Pengoreksian program kerja
d. Pelaksanaan training secara
berkala
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.7 (Lanjutan)
No
Nama
Peneliti /
Tahun
Judul Penelitian Fokus Penelitian Variabel Metodologi Hasil
4.
Hari
Purnomo
/ 2007
Work System
Using Total
Ergonomic
Approach
Reduces
Musculoskeletal
Complaint,
Fatigue,
Workload, And
Increases The
Workers
Productivity Of
Ceramic
Industry In
Kasongan,
Bantul
Perbaikan sistem
kerja dengan
pendekatan
ergonomi total
yang terdiri dari
pendekatan
SHIP dan
teknologi tepat
guna
- Keluhan
MSDs
- Kelelahan
- Frekuensi
denyut nadi
- Resiko
cedera
Rancangan
penelitian
eksperimental
yang
menggunakan
randomized pre
and post-test
control group
design
Sistem kerja dengan pendekatan
ergonomi total :
a. Menurunkan keluhan MSDs pekerja
87,8%
b. Menurunkan kelelahan pekerja 77,5%
c. Menurunkan beban kerja pekerja
21,55 denyut/mnt 21,69%
d. Menurunkan risiko cedera di tempat
kerja 10,65%
e. Meningkatkan produktivitas pekerja
59,49%
f. Meningkatkan pendapatan pekerja
23,81% dan pendapatan perusahaan
76,19%.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.7 (Lanjutan)
No
Nama
Peneliti /
Tahun
Judul Penelitian Fokus Penelitian Variabel Metodologi Hasil
5.
Nyoman
Wijana /
2007
Teaching and
Learning Science
through Ergonomic
Approach Reduces
Musculoskeletal
Complaint, Boredom,
Fatigue, and
Increases Motivation
and Achievement of
Learning among
Elementary School
Students No. 1
Sangsit
Sawan District
Buleleng Regency
Mengetahui
peranan
pendekatan
ergonomi
dalam
pembelajaran
sains antara
kelompok
kontrol dengan
kelompok
eksperimen
- Keluhan
MSDs
- Kebosanan
- Kelelahan
- Motivasi
- Prestasi
belajar
Rancangan
penelitian
eksperimental
yang
menggunakan
randomized
pre and post-
test control
group design
Pendekatan ergonomi (p < 0,05) dapat:
a. Penurunan keluhan MSDs akibat
penggunaan meja dan tempat
duduk siswa 42,54 (99,88%) dan
akibat penggunaan tas punggung
47,97 (99,83%)
b. Penurunan kebosanannya 18,73
(26,40%)
c. Penurunan kelelahannya 30,78
(73,76%)
d. Peningkatan motivasi belajar siswa
14,65 (65,81%)
e. Peningkatan prestasi belajar siswa
di bidang sains 12,72 (33,70%)
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.7 (Lanjutan)
No
Nama
Peneliti /
Tahun
Judul Penelitian Fokus Penelitian Variabel Metodologi Hasil
6.
Etika
Muslimah
/ 2006
Analisis
Manual
Material
Handling
Menggunakan
Niosh Equation
Menghitung besarnya
konsumsi energi,
besar beban yang
direkomendasikan,
melihat pengrauh
beban-beban yang
diangkat oleh pekerja
panggul terhadap
kondisi keamanan
dan keselamatan
kerja, berdasarkan
kriteria LI
- Beban kerja
- Konsumsi
energi
- Denyut
jantung
Electro Cardio
Graph (ECG),
RWL dan LI
a. Berdasarkan perhitungan
konsumsi energi terlihat bahwa
energi yang dikeluarkan termasuk
dalam kondisi beban kerja ringan.
b. Berdasarkan perhitungan RWL
diketahui beban angkat di
Pergudangan Beras terlalu berat
antara 8,87 – 10,7 kg.
c. Berdasarkan perhitungan LI,
beban yang diangkat
menimbulkan dampak resiko
cedera tulang belakang karena
nilai LI > 1
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI
3.1 Sejarah Singkat Perusahaan
CV. Bukitraya Laendrys adalah perusahaan swasta yang bergerak dalam
bidang industri kapur pertanian, quick limes, dolomite, agrodolomite, kieserite, lime
stone dan pupuk organik. Berlokasi di Jorong Durian Kamang Mudiak Kecamatan
Kamang Magek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Mulai berkiprah dalam industri
kapur pertanian semenjak tahun 1983 dengan nama CV. Bukit Raya dan pada kurun
waktu 1985-1987 mempunyai andil yang cukup besar dalam pembukaan lahan
transmigrasi di wilayah Sumbar-Riau-Jambi yakni sebagai rekanan penyedia kapur
pertanian Departemen Pertanian.
Ditahun 1990-1998 disamping terus mengembangkan industri kapur pertanian
untuk pemenuhan permintaan dari PT. Pertani, PT. Incasi Raya dan PT. TKA, CV.
Bukitraya Laendrys juga mengembangkan Industri quicklime (kapur tohor) dan lime
stone untuk pemenuhan permintaan PT. Riau Andalan Pulp Paper dan PT. Indah Kiat
Pulp Paper.
Pada tanggal 11 September 2004 barulah CV. Bukit Raya berganti nama
dengan CV. Bukitraya Laendrys. Sampai saat sekarang ini kami terus berupaya
melakukan pengembangan-pengembangan, baik dalam mutu produk dan pelayanan
terhadap konsumen. Produk-produk CV. Bukitraya Laendrys terdaftar di Dirjen HAKI
dengan nama merk dagang BIOTAN. Dan saat sekarang kami sedang berusaha
Universitas Sumatera Utara
menjadikan produk kami agar mendapatkan standarisasi SNI demi kualitas produk dan
kepuasan konsumen.
3.1.1 Visi dan Misi Perusahaan
Visi CV. Bukitraya Laendrys adalah “Become Partner to Every Agrobusiness
in Indonesia”. Sedangan misinya adalah “Deliver More Than Exellence“.
3.1.2 Produk
CV. Bukitraya Laendrys meproduksi kapur pertanian, quicklime, dolomite,
agrodolomite, kieserite, lime stone dan pupuk organik dengan merek dagang BIOTAN
yang telah terdaftar di Dirjen HAKI (No.Reg:D00-2010-005831). Serta tiap-tiap
produk mempunyai sertifikat hasil uji mutu kandungan dari Sucofindo dan Lembaga
Penelitian Pengembangan Tanah Departemen Pertanian. Merek Dagang CV.
Bukitraya Laendrys terlihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Merek Dagang CV. Bukitraya Laendrys
Universitas Sumatera Utara
Spesifikasi produk :
1. Kapur Pertanian (Kaptan) BIOTAN
Kandungan : CaO 54% , CaCO3 90%
Tingkat Kehalusan : 80 mesh
Kadar Air : 1-2%
Whiteness : 90%
2. Super Dolomite BIOTAN M80
Kandungan : MgO 10-18% , CaO 30%
Tingkat Kehalusan : 80 mesh
Kadar Air : 1-2%
Whiteness : 87%
3. Super Dolomite BIOTAN M100
Kandungan : MgO 10-18% , CaO 30%
Tingkat Kehalusan : 100 mesh
Kadar Air : 1-2%
Whiteness : 87%
4. Dolomite Plus BIOTAN M80
Kandungan : MgO 20-24% , CaO 34%
Tingkat Kehalusan : 80 mesh
Kadar Air : 1-2%
Whiteness : 85%
Universitas Sumatera Utara
5. Dolomite Plus BIOTAN M100
Kandungan : MgO 20-24% , CaO 34%
Tingkat Kehalusan : 100 mesh
Kadar Air : 1-2%
Whiteness : 85%
6. Agrodolomite BIOTAN
Kandungan : MgO 15-18% , CaO 34%
Granular : 2-4 mm
Kadar Air : 2-3%
7. Kieserite
Kandungan : MgO 27% ,
S : 16%
K2O : 3%
Manfaat produk:
1. Di bidang Pupuk Alam
a. Menetralisir keasaman struktur tanah
b. Menambah unsur kalsium dan magnesium yang sangat dibutuhkan bagi
pertumbuhan tanaman
c. Mencegah gejala dielbeck (mati pucuk) dan defisiensi Magnesium di
dalam tanah
Universitas Sumatera Utara
2. Di bidang Perikanan
Untuk meningkatkan PH tanah dasar tambak pada kolam perikanan sehingga
dapat meningkatkan hasil tambak
3. Di bidang industri
Diantaranya adalah bahan baku untuk pembuatan kaca, cat, plywood, keramik,
pakan ternak, pengikat senyawa sulfur dan lain-lain.
3.2 Organisasi dan Manajemen
3.2.1 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi adalah bagian yang menggambarkan hubungan kerjasama
antara dua orang atau lebih dengan tugas yang saling berkaitan untuk pencapaian suatu
tujuan tertentu. Pendistribusian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan
satu sama lain dapat digambarkan pada suatu struktur organisasi, sehingga para
pegawai dan karyawan mengetahui dengan jelas apa tugas yang harus dilakukan, dari
siapa perintah diterima dan kepada siapa harus bertanggung jawab.
CV. Bukitraya Laendrys memiliki struktur organisasi yang berbentuk lini.
Bentuk lini atau hubungan garis ditunjukkan dengan hubungan pimpinan kepada
operator masing-masing stasiun kerja yang di bawahnya, mereka hanya bertanggung
jawab kepada satu pemimpin. Struktur organisasi CV. Bukitraya Laendrys dapat
dilihat pada Gambar 3.2.
Universitas Sumatera Utara
Pimpinan
Bagian
Penghancuran Material
(Penanggung jawab Stone Crusher)
Bagian
Penghalusan
(Penanggung jawab Hammer Mill)
Bagian
Pengepakan & Pemindahan
Produk ke Gudang
Gambar 3.2 Struktur Organisasi CV. Bukitraya Laendrys
3.2.2 Tenaga Kerja dan Jam Kerja
CV. Bukitraya Laendrys didukung tenaga berpengalaman dalam industri Kapur
Pertanian, Dolomite, Quick Limes, Lime Stone dalam memenuhi kebutuhan akan
produk-produk yang dihasilkan. Jumlah tenaga kerja di CV. Bukitraya Laendrys saat
ini adalah 31 orang. 1 orang pimpinan dan 30 orang yang didistribusikan pada masing-
masing bagian/unit kerja.
Hari kerja di CV. Bukitraya Laendrys adalah 7 hari kerja dari hari Senin
sampai hari Minggu. Terdiri dari 2 shift kerja, Shift I dari pukul 08.00 WIB sampai
17.00 WIB. Dilanjutkan Shift II dari pukul 19.00 WIB sampai 04.00 WIB. Ada jeda
waktu 2 jam dari Shift I ke Shift II, dimaksudkan untuk pendinginan mesin, sebagai
alasan perawatan mesin.
3.2.3 Sistem Pengupahan dan Fasilitas
Upah karyawan dibayar dengan sistem mingguan. Karyawan diberikan fasilitas
berupa perumahan di sekitar area pabrik.
Universitas Sumatera Utara
3.3 Sumberdaya dan Kapasitas Perusahaan
CV. Bukitraya Laendrys memiliki area penambangan bukit kapur yang saat ini
total 10 Ha berlokasi di Jorong Durian dan Jorong Pauh Kanagarian Kamang Mudiak
Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam Propinsi Sumatera Barat.
Luas area penambangan dolomite saat ini adalah total 5 Ha dan berlokasi di
Jorong Kampung Jambak Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam Propinsi
Sumatera Barat.
CV. Bukitraya Laendrys didukung dengan bahan baku sendiri dengan izin
yang diberikan oleh pemerintah untuk memproduksi produknya dengan total
kemampuan produksi yang beragam (sampai 150 ton perhari). Adapun mesin-mesin
yang kami miliki berupa Stone Crusher (2 unit), Hammer Mill (4 unit) dan Granulator
(1 unit). Sedangkan untuk proses penunjang perusahaan memiliki 6 unit dump truk
untuk membawa bahan baku dari lokasi penambangan ke pabrik dan 2 unit truk untuk
pengiriman produk ke konsumen, dan apabila dalam kontrak diperlukan pengiriman
barang dalam jumlah yg banyak dan waktu yang singkat perusahaan juga memiliki
beberapa rekanan perusahaan pengangkutan yang mampu mengakomodir kebutuhan
tersebut.
3.4 Proses Produksi
Proses produksi merupakan suatu proses transformasi (mengalami perubahan
bentuk secara fisik dan kimia) yang mengubah input yang berupa bahan baku, mesin,
peralatan, modal, energi, tenaga kerja menjadi output sehingga memiliki nilai tambah.
Universitas Sumatera Utara
CV. Bukitraya Laendrys yang merupakan perusahaan industri kapur pertanian,
quick limes, dolomite, agrodolomite, kieserite, lime stone dan pupuk organik,
menggunakan teknologi produksi yang manual dan semi otomatis yaitu selain
menggunakan mesin juga masih menggunakan tenaga kerja sebagai operator maupun
pekerjaan manual.
3.4.1 Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan yang digunakan sebagai bahan utama dalam suatu
proses produksi, dimana sifat dan bentuknya akan mengalami perubahan fisik maupun
kimia yang langsung ikut di dalam proses produksi sampai dihasilkannya barang jadi.
Bahan baku yang digunakan adalah batu kapur. Batu kapur didapat dari area
penambangan bukit kapur yang saat ini total 10 Ha berlokasi di Jorong Durian dan
Jorong Pauh Kanagarian Kamang Mudiak Kecamatan Kamang Magek Kabupaten
Agam Propinsi Sumatera Barat.
3.4.2 Uraian Proses Produksi
Batu kapur sebagai bahan baku pada proses produksi melewati berbagai
tahapan hingga menjadi produk jadi. Berikut ini adalah uraian proses produksi:
1. Pemecahan batu kapur dengan Stone Cruscher
Bahan baku (batu kapur) yang akan diolah dimasukkan ke dalam Stone
Crusher. Stone crusher atau alat pemecah batu yang dipakai adalah Jaw
Crusher. Alat ini meremas batu kapur antara dua permukaan, salah satu
yang membuka dan menutup seperti rahang (jaw). Batu kapur memasuki
Universitas Sumatera Utara
jaw crusher dari atas. Potongan batu yang lebih besar dari pembukaan di
bagian bawah jaw crusher antara dua pelat logam. Tindakan membuka dan
menutup rahang bergerak melawan “fix jaw” terus mengurangi ukuran
potongan batu sampai potongan cukup kecil hingga kemudian jatuh melalui
lubang di bagian bawah rahang. Fungsi operator pada bagian ini hanya
untuk memasukkan batu kapur tersebut melalui jaw crusher dari atas.
2. Penghalusan dengan Hammer Mill
Mesin Hammer Mill adalah jenis mesin penepung yang digunakan untuk
menghacurkan dan menghaluskan batu kapur yang sudah dipecah di Stone
Crusher, yang dialirkan ke Hammer Mill. Pada mesin ini batu kapur tersebut
dihaluskan sampai menjadi tepung. Operator menunggu produk kapur
pertanian (kaptan) di bagian corong bawah mesin. Halus lembutnya tepung
yang dihasilkan bisa diatur dengan ukuran screen yang bisa disesuaikan
dengan kebutuhan.
3. Pengepakan dan Pemindahan Produk Jadi
Produk jadi yang keluar dari corong bawah mesin Hammer Mill langsung
ditampung oleh si operator dengan karung-karung yang telah disediakan.
Setelah karung tersebut penuh, operator melakukan penjahitan karung
secara manual. Kemudian operator lainnya langsung melakukan
pemindahan produk jadi ke gudang dengan cara mengangkat secara manual.
Universitas Sumatera Utara
Pemecahan Batu Kapur
(Mesin Stone Crusher)Batu Kapur
Penghalusan
(Mesin Hammer Mill)
Pengepakan &
Pemindahan Produk Jadi
ke Gudang
Karung/Kemasan
Pupuk
Mesin Jahit
Karung
Blok diagram proses produksi CV. Bukitraya Laendrys dapat dilihat pada
Gambar 3.3.
Gambar 3.3 Blok Diagram Proses Produksi CV. Bukitraya Laendrys
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada lantai produksi di perusahaan CV. Bukitraya
Laendrys yang berlokasi di desa Kamang Mudiak, Bukittinggi, Sumatera Barat.
Penelitian ini dimulai pada bulan Februari 2012 sampai dengan Mei 2012.
4.2 Objek Penelitian
Objek penelitian adalah sesuatu yang akan menjadi pusat penelitian. Objek
penelitian dapat dikaitkan dengan populasi penelitian, yaitu setiap subjek yang
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Berdasarkan hal tersebut maka objek pada
penelitian ini adalah operator, fasilitas kerja, dan prosedur kerja pada lantai produksi
khususnya stasiun kerja pengepakan di CV. Bukitraya Laendrys.
4.3 Jenis Penelitian
Menurut metode penelitian, jenis penelitian ini merupakan penelitian
correlational research karena penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki metode
kerja yang lebih efisien dengan melakukan perancangan alat bantu yang ergonomis
pada stasiun pengepakan untuk pemindahan produk jadi ke gudang. Penelitian ini akan
melihat hubungan variabel-variabel yang menjadi faktor penyebab terjadinya
musculoskeletal disorders pada operator, dimana hal tersebut yang akan digunakan
sebagai acuan dilakukannya perancangan.
Universitas Sumatera Utara
4.4 Identifikasi Variabel Penelitian
4.4.1 Variabel Independen
Variabel independen yang berpengaruh terhadap perancangan penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Elemen Kerja
Elemen kerja digunakan untuk identifikasi elemen kerja yang dilakukan
oleh pekerja dalam satu siklus pekerjaan.
2. Data Waktu Proses Produksi
Data waktu proses produksi bertujuan untuk mengetahui waktu standar yang
dibutuhkan pekerja dalam melaksanakan proses produksi.
3. Postur Kerja
Postur kerja aktual akan dihitung untuk menilai resiko kerja yang dilakukan
oleh operator berbahaya atau tidak, setelah itu dijadikan pertimbangan untuk
memberikan usulan posisi kerja yang baik dalam perancangan metode dan
fasilitas kerja yang baru agar operator dapat lebih aman dan nyaman
sehingga kinerja operator meningkat.
4. Prosedur Kerja Aktual
Prosedur kerja aktual bertujuan untuk mengetahui apakah prosedur kerja
yang dilakukan oleh pekerja sekarang sudah memberikan rasa nyaman bagi
pekerja atau belum. Selanjutnya akan bisa sebelum melakukan perbaikan
kerja.
Universitas Sumatera Utara
4.4.2 Variabel Dependen
Variabel dependen yang dipengaruhi terhadap perancangan penelitian adalah:
1. Keluhan Musculoskeletal Disorder
Keluhan musculoskeletal disorders diperoleh dari hasil penilaian Standard
Nordic Questionnaire, postur kerja, dan prosedur kerja.
4.4.3 Kerangka Konseptual Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti ingin memperbaiki metode kerja dan fasilitas kerj
(berupa alat bantu) di lantai produksi CV. Bukitraya Laendrys. Adapun kerangka
konseptual yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 4.1. berikut:
Keluhan
Musculoskeletal Disorders
Elemen Kerja
Waktu Proses Produksi
Postur Kerja
Perancangan
Metode Kerja & Alat Bantu
Prosedur Kerja
Gambar 4.1 Kerangka Konseptual Penelitian
4.5 Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen untuk membantu dalam
pengumpulan data. Instrumen yang digunakan yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Panduan wawancara
Berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan ketika melakukan wawancara
dengan pemimpin perusahaan dan pekerja.
2. Standard Nordic Quistionnaire
Digunakan untuk mengetahui keluhan musculoskeletal yang dialami
operator pada lantai produksi.
3. Kamera SLR Nikon D3100
Digunakan untuk mengambil foto postur kerja operator di lantai produksi.
4. Meteran
Digunakan untuk mengukur panjang, lebar, dan tinggi fasilitas kerja aktual
operator. Selain itu, digunakan untuk mengukur segmen tubuh operator dan
dimensi antropometri.
5. Goniometer, digunakan untuk menentukan sudut yang terbentuk pada
segmen tubuh operator terhadap sumbu X dan Y.
6. Stopwatch
Digunakan untuk mengukur waktu proses produksi pada lantai produksi
CV. Bukitraya Laendrys.
4.6 Sumber Data
Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer dan juga
data sekunder.
4.6.1 Data Primer
Universitas Sumatera Utara
Data primer adalah data yang diperoleh dari pengamatan dan pengukuran
langsung terhadap objek penelitian di lapangan.
1. Elemen kerja
2. Data waktu proses produksi
3. Standard Nordic Questionnaire (SNQ)
4. Postur Kerja
5. Data Biomekanika Operator
6. Prosedur Kerja Aktual
4.6.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari tempat objek penelitian dan
bukan pengukuran langsung terhadap objek penelitian di lapangan, data sekunder yang
diperoleh sebagai berikut:
1. Sejarah perusahaan
2. Struktur organisasi
3. Proses produksi yang ada di perusahaan
4. Jam kerja
5. Data pekerja
4.7 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap yaitu peneltian pendahuluan dan juga
penelitian tahap pengumpulan data.
Universitas Sumatera Utara
1. Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan dilakukan pada tanggal 4 Februari 2012 dengan
tujuan untuk mengidentifikasi permasalahan yang terdapat di perusahaan
sehingga dapat digunakan sebagai penelitian dalam proses pengerjaan tesis.
Dalam penelitian pendahuluan ini dilihat adalah:
a. Bagaimana proses kerja yang dilakukan oleh pekerja
b. Tahapan elemen kegiatan yang dilakukan oleh pekerja
c. Fasilitas kerja aktual yang digunakan oleh pekerja
d. Kendala-kendala dan masalah yang terdapat di tempat tersebut.
e. Analisa umum terhadap kendala dan masalah aktual
2. Tahapan penelitian
Pada tahapan penelitian ini peneliti melakukan penelitian selama 7 hari
secara berturut mulai dari tanggal 30 April 2012 sampai dengan 6 Mei 2012,
adapun kegiatan yang dilakukan pada saat penelitian adalah sebagai berikut:
a. Penyebaran Formulir SNQ
Penyebaran SNQ ini bertujuan untuk mengidentifikasi keluhan
musculoskeletal disorders yang dialami pekerja pada saat melaksanakan
aktivitasnya.
b. Pengkuran waktu kerja pekerja
Pengukuran waktu kerja pekerja dilakuka selama 7 hari kerja dimana
pengukuran di sesuaikan dengan waktu mereka melaksanakan aktivitas
kerjanya di bagian kerja masing-masing.
Universitas Sumatera Utara
c. Pengambilan video elemen kerja
Pengambilan video elemen kerja diakukan selama satu hari kerja mulai
dari tahap awal hingga tahap akhir pekerjaan, pengambilan video ini
bertujuan untuk mengidentifikasi postur kerja pekerja yang dilakukan
pekerja secara aktual.
d. Pengukuran dimensi tubuh pekerja
Pengukuran fasilitas tubuh pekerja dengan menggunkan human body
martin ditujukan untuk mengetahui ukuran dimensi tubuh yang akan
digunakan untuk merancang fasilitas kerja yang baru berdasarkan
analisis ketidaksesuaian dimensi pekerja dan fasilitas yang digunakan.
e. Pengambilan data perusahan
Pengambilan data perusahaan tempat dilaksanakannya penelitian, data
perusahaan yang diambil yaitu: sejarah perusahaan, struktur organisasi,
proses produksi yang ada di perusahaan, jam kerja, dan data pekerja.
4.8 Tahap Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematik tentang fenomena
sosial dan gejala-gejala fisik dengan jalan mengamati dan mencatat. Pada
penelitian ini peneliti melihat dan mengamati postur kerja operator.
2. Metode survey dengan kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Rangkaian pertanyaan tersebut berisi
Universitas Sumatera Utara
pertanyaan yang berkenaan terhadap masalah yang akan diteliti pada proses
penelitian.
Adapun kuesioner yang dilakukan pada penelitian ini adalah Standard
Nordic Questionnaire (SNQ).
3. Metode wawancara, teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
melakukan wawancara secara langsung kepada pimpinan perusahaan dan
para pekerja untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk
menunjang penyelesaian masalah.
4. Metode Pengukuran Anthropometri, adalah pengukuran terhadap dimensi
tubuh pekerja dan dimensi kaki pekerja, dimana dimensi-dimensi tersebut
digunakan pada produk yang akan dirancang.
Data pertama yang dikumpulkan adalah data keluhan musculoskeletal yang
diidentifikasi melalui Standart Nordic Questionnaire (SNQ) yang disebarkan kepada
operator. Kemudian dilakukan penilaian postur kerja aktual dengan menggunakan
QEC untuk mengetahui gerakan yang tidak sesuai dengan postur kerja alami manusia.
Dari hasil pengolahan data SNQ dan QEC dapat diketahui bagian tubuh operator yang
mengalami keluhan sakit dan pegal serta postur kerja yang tidak alamiah. Kemudian
juga dilakukan penilaian biomekanika terhadap operator, sehingga dengan adanya
analisis biomekanika tersebut dapat diberikan usulan perancangan alat bantu untuk
mengurangi keluhan-keluhan operator.
Universitas Sumatera Utara
4.9 Tahap Pengolahan Data
Pengolahan data terdiri dari:
1. Pengolahan Standart Nordic Questionnaire (SNQ).
SNQ yang telah dibagikan kepada 6 operator di stasiun kerja pengepakan
dan pemindahan produk jadi ke gudang. Hasil SNQ direkapitulasi kemudian
dilakukan pengolahan sehingga dapat diketahui tingkat keluhan
muskuloskeletal yang dialami operator.
2. Penilaian postur kerja dengan Quick Exposure Check (QEC).
Postur kerja aktual operator dianalisa dan dinilai dengan menggunakan QEC
sehingga dapat diketahui skor penilaian postur kerja dan level resiko. Dari
hasil pengolahan data dapat dirumuskan tindakan perbaikan yang mungkin
dilakukan terhadap fasilitas kerja berdasarkan hasil pengolahan SNQ dan
QEC.
3. Uji kenormalan data antropometri.
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah data diperoleh telah
memenuhi distribusi normal atau dapat didekati oleh distribusi normal
sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik. Pada penelitian ini uji
kenormalan data dilakukan dengan model chi-square dengan bantuan
software SPSS 19.0 for Windows. Metode Chi-Square digunakan karena
data antropometri yang digunakan adalah data parametrik yang dapat
diketahui nilai parameter/statistik data (rata-rata, standar deviasi, dan
sebagainya), merupakan data kontiniu (hasil pengukuran), dan ukuran
sampel memenuhi sehingga metode Chi-Square dapat digunakan untuk
Universitas Sumatera Utara
melakukan uji kenormalan data. Program ini akan secara otomatis
menampilkan output uji kenormalan data yang diinputkan.
4. Uji keseragaman data antropometri.
Uji keseragaman data dilakukan untuk mengetahui apakah data dimensi
tubuh yang diambil seragam atau berada pada batas kendali atas (BKA) dan
dan batas kendali bawah (BKB). Apabila dalam satu pengukuran terdapat
satu jenis atau lebih data tidak seragam maka data tersebut akan langsung
ditolak atau dilakukan revisi dengan cara membuang data out of control
tersebut dan melakukan perhitungan kembali. Pada penelitian ini peneliti
menggunakan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat ketelitian 5% karena
tujuan penelitian yaitu merancang fasilitas kerja yang ergonomis tidak
berpengaruh langsung atau tidak memberikan dampak secara langsung
terhadap tujuan pendirian perusahaan tersebut yaitu memperoleh profit dari
hasil penjualan untuk menambah kesejahteraan karyawan, sehingga dengan
tingkat kepercayaan 95% dan tingkat ketelitian 5% peneliti yakin data yang
disajikan layak untuk membuat perbaikan metode dan rancangan alat bantu
untuk fasilitas pekerja. Persamaan yang digunakan untuk menguji
keseragaman data adalah:
2 XBKA 2 XBKB
Jika X min > BKB dan Xmax < BKA maka data seragam.
Jika X min < BKB dan Xmax > BKA maka data tidak seragam.
Universitas Sumatera Utara
5. Uji kecukupan data antropometri.
Uji kecukupan data dilakukan untuk mengetahui apakah data dimensi tubuh
operator yang telah dikumpulkan dan telah melewati uji sebelumnya sudah
mencukupi untuk melakukan perbaikan metode kerja dan alat bantu. Untuk
uji kecukupan data dengan tingkat ketelitian 5% dan tingkat kepercayaan
95% digunakan persamaan:
2
1
2
11
240
'
n
ii
n
ii
n
ii
X
XXN
N
Keterangan:
NI = Jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan
(dari hasil perhitungan)
N = Pengamatan pendahuluan
Jika NI < N, maka data pengamatan cukup
Jika NI > N, maka data pengamatan kurang dan perlu tambahan data
6. Penentuan usulan dimensi fasilitas kerja.
Data antropometri hasil pengukuran yang telah melewati uji statistik
selanjutnya menjadi ukuran untuk menentukan dimensi alat bantu usulan
yang sesuai dengan dimensi operator.
7. Pembuatan aliran proses.
Data waktu dan urutan proses produksi CV. Bukitraya Laendrys
digambarkan dalam sebuah peta yaitu Peta Aliran Proses (Flow Process
Chart) sebelum dilakukan perbaikan.
(4.1)
Universitas Sumatera Utara
4.10 Tahap Analisis Pemecahan Masalah
Analisis dan pemecahan masalah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Analisis hasil SNQ yang telah dibagikan kepada 6 operator di stasiun
pengepakan untuk mengetahui keluhan tingkat muskuloskeletal yang
dialami oleh operator yang menjadi landasan dalam menentukan perbaikan
metode kerja dan rancangan alat bantu sebagai fasilitas bagi pekerja.
2. Analisis postur kerja aktual untuk mengetahui gerakan yang tidak sesuai
dengan postur kerja alami manusia sehingga dapat ditentukan bagian-bagian
kerja yang harus diperbaiki.
3. Analisis Biomekanika Operator. Analisis yang akan dilakukan dalam
menganalisis biomekanika kerja yaitu dengan penentuan Recommended
Weight Limit (RWL) dan Lifting Index (LI), juga penentuan nilai Maximum
Permissible (MPL). Pada analisis-analisis tersebut akan terlihat jelas posisi
operator pada kondisi origin dan destination. Kedua kondisi ini akan
dibandingkan satu sama lain, sehingga nantinya didapatkan posisi operator
yang nyaman dan aman pada saat melaksanakan aktivitasnya.
4. Analisis prosedur kerja aktual. Analisis ini dilakukan dengan menganalisis
Peta Aliran Proses yang dirancang, sehingga dapat dihasilkan Standard
Operating Procedure bagi perusahaan.
5. Perancangan alat bantu usulan sebagai fasilitas bagi kerja. Hal yang menjadi
pertimbangan adalah kondisi belum adanya fasilitas berupa alat bantu
pemindahan produk setelah proses pengepakan akan dipindahkan ke gudang
Universitas Sumatera Utara
produk jadi. Maka dari itu perlu dilakukan perancangan alat bantu sebagai
fasilitas bagi kerja khusunya di bagian pengepakan.
6. Analisis postur kerja pada alat bantu usulan. Postur kerja dianalisis melalui
gambar usulan yang memperlihatkan penggunaan alat bantu usulan.
7. Membuat Peta Aliran Proses
Pembuatan Peta Aliran Proses berikutnya dilakukan lagi untuk mendapatkan
perbaikan prosedur kerja berdasarkan Peta Aliran Proses sekarang.
8. Membuat prosedur kerja baru sesuai dengan penggunaan alat bantu usulan.
9. Membandingkan prosedur kerja aktual dengan prosedur kerja usulan.
4.11 Tahap Kesimpulan dan Saran
Tahap terakhir yang dilakukan adalah penarikan kesimpulan yang berisi butir
penting dalam penelitian ini. Kesimpulan merupakan perumusan dari tahap analisis
sebelumnya. Saran-saran yang diberikan berguna untuk perbaikan hasil penelitian dan
pemberian saran kepada pihak perusahaan untuk mengimplementasikan hasil
penelitian ini. Blok diagram prosedur penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Universitas Sumatera Utara
STUDI PENDAHULUAN
- Observasi Langsung
- Wawancara
STUDI LITERATUR
- Buku Pendukung
- Jurnal Internet
PERUMUSAN MASALAH
Banyaknya operator mengalami keluhan MSDs pada
stasiun pengepakan dan tidak adanya tata cara kerja
yang baku bagi operator untuk melaksanakan pekerjaan
DATA PRIMER
1. Data elemen kerja
2. Data waktu proses produksi
3. Data SNQ
4. Data postur kerja
5. Prosedur kerja aktual
6. Data Biomekanika Operator
DATA SEKUNDER
1. Sejarah perusahaan
2. Struktur organisasi
3. Pembagian waktu kerja
4. Proses produksi yang ada di
perusahaan
5. Data pekerja
PENGUMPULAN DATA
ANALISIS DAN PERANCANGAN
KESIMPULAN DAN SARAN
PENETAPAN TUJUAN
Perancangan perbaikan metode kerja dan alat bantu yang
digunakan pada stasiun kerja pengepakan, agar pekerja
dapat bekerja dengan baik, aman, dan nyaman
PENGOLAHAN DATA
1. Pemetaan tubuh operator sebagai hasil SNQ untuk melihat keluhan MSDs
2. Penilaian postur kerja dengan QEC
3. Perhitungan biomekanika operator
4. Perancangan fasilitas kerja berdasarkan nilai yang diperoleh dari prinsip
perancangan
5. Menyusun SOP baru setelah perbaikan metode kerja
1. Analisis tingkat keluhan muskuloskeletal
2. Analisis postur kerja aktual
3. Analisis dan evaluasi biomekanika
4. Perancangan usulan metode kerja dan alat bantu.
5. Membandingkan metode kerja aktual dengan usulan
Gambar 4.2 Blok Diagram Prosedur Penelitian
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1 Data Standard Nordic Questionnaire (SNQ)
Standard Nordic Questionnaire (SNQ) dibuat untuk mengetahui keluhan yang
dialami oleh operator selama melaksanakan aktivitas pengepakan dan pemindahan
produk jadi ke gudang. Pengumpulan data SNQ diberikan kepada enam orang
operator. Setiap operator yang mengisi kuesioner SNQ tersebut memiliki beban dan
waktu kerja yang sama. Pengambilan data SNQ hanya dilakukan sebanyak satu kali.
Data yang dikumpulkan merupakan data primer yang dihasilkan melalui
pengisian SNQ. Data tersebut direkapitulasi dengan melakukan pembobotan untuk
mengetahui tingkat keluhan muskuloskeletal pada tiap bagian tubuh dengan masing-
masing kategori rasa sakit, sehingga dapat diketahui bagian tubuh mana yang paling
merasakan sakit untuk dilakukan perbaikan metode kerja dan rancangan alat bantu
sebagai fasilitas bagi pekerja yang dapat meminimalkan rasa sakit tersebut.
Rekapitulasi bobot SNQ dapat dilihat pada Tabel 5.3. Nilai bobot pada masing-
masing kategori tersebut yaitu:
Tidak sakit : bobot 0
Agak sakit : bobot 1
Sakit : bobot 2
Sangat sakit : bobot 3
Universitas Sumatera Utara
Kategori rasa sakit yang dirasakan saat bekerja adalah sebagai berikut:
Tidak sakit:
Bagian tubuh operator tidak terasa nyeri sedikitpun karena kontraksi otot yang
terjadi berjalan normal, biasanya hal ini terjadi jika bagian tubuh tidak
langsung bersentuhan dengan benda kerja.
Agak sakit:
Bagian tubuh operator mulai terasa nyeri, namun rasa nyeri yang timbul tidak
membuat operator jenuh atau cepat lelah.
Sakit:
Bagian tubuh operator merasakan nyeri yang cukup hebat dan keadaan ini
membuat operator mulai jenuh dan cepat lelah.
Sangat sakit:
Bagian tubuh operator merasakan nyeri yang sangat luar biasa disertai dengan
ketegangan (kontraksi otot yang sangat hebat) sehingga membuat operator
merasakan jenuh dan kelelahan yang cukup besar.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1 Hasil Pengolahan Standart Nordic Questionnaire
Op No. Dimensi Tubuh Total
Keluhan 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Op-1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 55
Op-2 1 1 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 53
Op-3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 0 2 2 3 3 2 2 3 3 0 0 0 0 1 1 2 2 1 1 52
Op-4 2 1 3 3 3 3 3 3 2 1 2 2 3 3 3 3 3 3 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 50
Op-5 2 2 3 3 3 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 0 0 1 1 1 1 2 2 2 2 56
Op-6 1 2 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 2 2 1 1 1 1 0 0 2 2 1 1 56
Sumber : Hasil Pengukuran
Keterangan No. Dimensi Tubuh:
0 : Leher Bagian Atas 16 : Tangan Kiri
1 : Leher Bagian Bawah 17 : Tangan Kanan
2 : Bahu Kiri 18 : Paha Kiri
3 : Bahu Kanan 19 : Paha Kanan
4 : Lengan Atas Kiri 20 : Lutut Kiri
5 : Pinggang 21 : Lutut Kanan
6 : Lengan Atas Kanan 22 : Betis Kiri
7 : Punggung 23 : Betis Kanan
8 : Bokong 24 : Pergelangan Kaki Kiri
9 : Pantat 25 : Pergelangan Kaki Kanan
10 : Siku Kiri 26 : Kaki Kiri
11 : Siku Kanan 27 : Kaki Kanan
12 : Lengan Bawah Kiri
13 : Lengan Bawah Kanan
14 : Pergelangan Tangan Kiri
15 : Pergelangan Tangan Kanan
Universitas Sumatera Utara
Warna Keterangan
Keluhan Tidak Sakit
Keluhan Agak Sakit
Keluhan Sakit
Keluhan Sangat Sakit
Gambar 5.1 Keluhan Musculoskeletal pada Pekerja 1 dan 2
0
1 2 3
4 5
6
7
8
9
10 11
12 13
14 15
0
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
0
1 2 3
4 5
6
7
8
9
10 11
12 13
14 15
0
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
Universitas Sumatera Utara
Warna Keterangan
Keluhan Tidak Sakit
Keluhan Agak Sakit
Keluhan Sakit
Keluhan Sangat Sakit
Gambar 5.2 Keluhan Musculoskeletal pada Pekerja 3 dan 4
0
1 2 3
4 5
6
7
8
9
10 11
12 13
14 15
0
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
0
1 2 3
4 5
6
7
8
9
10 11
12 13
14 15
0
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
Universitas Sumatera Utara
Warna Keterangan
Keluhan Tidak Sakit
Keluhan Agak Sakit
Keluhan Sakit
Keluhan Sangat Sakit
Gambar 5.3 Keluhan Musculoskeletal pada Pekerja 5 dan 6
0
1 2 3
4 5
6
7
8
9
10 11
12 13
14 15
0
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
0
1 2 3
4 5
6
7
8
9
10 11
12 13
14 15
0
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
Universitas Sumatera Utara
5.2 Elemen Kegiatan pada Kondisi Aktual
Pada stasiun kerja pengepakan dan pemindahan produk jadi ke gudang
terdapat beberapa elemen kegiatan yang harus dikerjakan operator. Adapun uraian
kegiatan operator tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.4 s.d Gambar 5.7
1. Operator memindahkan produk jadi (kapur pertanian) yang telah
ditampung dengan karung dari corong mesin Hammer Mill. Aktivitas
pemindahan tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.4
Gambar 5.4 Aktivitas Memindahakan Produk dari Corong Mesin Hammer Mill
2. Operator melakukan pengepakan produk jadi (kapur pertanian) dengan
menggunakan mesin jahit karung. Penjahitan karung kemasan produk
dilakukan secara manual. Aktivitas pengepakan tersebut dapat dilihat
pada Gambar 5.5
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.5 Aktivitas Pengepakan Produk Jadi
3. Operator A membantu operator B menaikkan produk ke punggung
operator B (pemindahan dilakukan secara manual). Terlihat kondisi
bahwa pengangkatan produk ke punggung operator harus melibatkan
operator lainnya, ini menunjukkan bahwa beban produk yang dipikul
pekerja sangat berat yaitu ± 50 kg. Aktivitas tersebut dapat dilihat pada
Gambar 5.6
Gambar 5.6 Aktivitas Op.A Membantu Op.B Menaikkan Produk ke Punggung
Universitas Sumatera Utara
4. Pengangkatan produk dipindahkan ke gudang.
Pada aktivitas ini operator hanya menggunakan punggungnya untuk
memikul produk kapur pertanian untuk dipindahkan ke gudang tanpa
menggunakan alat bantu pemindahan. Aktivitas tersebut dapat dilihat
pada Gambar 5.7
Gambar 5.7 Pengangkatan Produk Dipindahkan ke Gudang
5.3 Penilaian Postur Kerja Aktual dengan Quick Exposure Check (QEC)
Penilaian postur kerja dilakukan di stasiun pengepakan dan pemindahan
produk ke gudang dengan menggunakan software Quick Exposure Check for
Work-Related Musculoskeletal Risk 2003 Version. Penilaian postur kerja
bertujuan untuk mengetahui elemen gerakan atau kegiatan yang menyebabkan
terjadinya keluhan pada tubuh operator. Sehingga gerakan yang menimbulkan
keluhan dapat dihilangkan atau diperbaiki. Penilaian postur kerja untuk setiap
elemen kerjanya dapat diuraikan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Pemindahan produk jadi (kaptan) yang telah ditampung dengan karung
dari corong mesin Hammer Mill, terlihat pada Gambar 5.8.
Gambar 5.8 Pemindahan Produk dari Corong Mesin Hammer Mill
Perhitungan skor postur kerja pemindahan produk dari mesin hammer mill
dijabarkan pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2 Skor Postur Kerja Pemindahan Produk dari Mesin Hammer Mill
No. Kategori Skor
1 Belakang punggung 26
2 Bahu/lengan 34
3 Pergelangan tangan/tangan 28
4 Leher 8
5 Kekuatan tangan 1
6 Getaran 1
7 Langkah 1
8 Tingkat stres 1
Total 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Universitas Sumatera Utara
Persentase Exposure Level (E) dengan menggunakan rumus:
%100)(max
00
X
XE
Dimana:
X = Total skor postur
Xmax = Total skor postur statis (162)
Sehingga:
%62%100162
100(%) E
Kategori level resiko ditunjukkan Tabel 5.3
Tabel 5.3 Nilai Level Tindakan QEC
Level
Tindakan
Persentase
Skor Tindakan
Total Skor
Exposure
1 0-40% Aman 32-70
2 41-50%
Diperlukan beberapa waktu ke
depan 71-88
3 51-70% Tindakan dalam waktu dekat 89-123
4 71-100% Tindakan sekarang juga 124-176
Sumber : Hasil Pengolahan Data
2. Pengepakan produk dengan menggunakan mesin jahit karung, terlihat
pada Gambar 5.9.
Gambar 5.9 Pengepakan Produk
(5.1)
Universitas Sumatera Utara
Perhitungan skor postur kerja pengepakan produk (kaptan) dijabarkan
pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4 Skor Postur Kerja Pengepakan Produk
No. Kategori Skor
1 Belakang punggung 12
2 Bahu/lengan 10
3 Pergelangan tangan/tangan 14
4 Leher 4
5 Kekuatan tangan 1
6 Getaran 1
7 Langkah 1
8 Tingkat stres 1
Total 44
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Persentase Exposure Level (E) dengan menggunakan rumus:
%100)(max
00
X
XE
Dimana:
X = Total skor postur
Xmax = Total skor postur statis (162)
Sehingga:
%27%100162
44(%) E
Kategori level resiko ditunjukkan Tabel 5.5
Tabel 5.5 Nilai Level Tindakan QEC
Level
Tindakan
Persentase
Skor Tindakan
Total Skor
Exposure
1 0-40% Aman 32-70
2 41-50%
Diperlukan beberapa waktu ke
depan 71-88
3 51-70% Tindakan dalam waktu dekat 89-123
4 71-100% Tindakan sekarang juga 124-176
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Universitas Sumatera Utara
3. Operator A membantu operator B menaikkan produk ke punggung operator
A (pemindahan dilakukan secara manual), terlihat pada Gambar 5.10.
Gambar 5.10 Op.A Membantu Op.B Menaikkan Produk ke Punggung
Perhitungan skor postur kerja op.A membantu op.B menaikkan produk ke
punggung dijabarkan pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6 Op.A Membantu Op.B Menaikkan Produk ke Punggung
No. Kategori Skor
1 Belakang punggung 30
2 Bahu/lengan 42
3 Pergelangan tangan/tangan 40
4 Leher 8
5 Kekuatan tangan 1
6 Getaran 1
7 Langkah 1
8 Tingkat stres 4
Total 127
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Perhitungan E(%):
%78%100162
127(%) E
Kategori level resiko ditunjukkan Tabel 5.7
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.7 Nilai Level Tindakan QEC
Level
Tindakan
Persentase
Skor Tindakan
Total Skor
Exposure
1 0-40% Aman 32-70
2 41-50%
Diperlukan beberapa waktu ke
depan 71-88
3 51-70% Tindakan dalam waktu dekat 89-123
4 71-100% Tindakan sekarang juga 124-176
Sumber : Hasil Pengolahan Data
4. Pengangkatan produk dipindahkan ke gudang, terlihat pada Gambar 5.11
Gambar 5.11 Pengangkatan Produk Dipindahkan ke Gudang
Perhitungan skor postur kerja pengangkatan produk dipindahkan ke
gudang dijabarkan pada Tabel 5.8.
Tabel 5.8 Skor Postur Kerja Pengangkatan Produk Dipindahkan ke Gudang
No. Kategori Skor
1 Belakang punggung 34
2 Bahu/lengan 42
3 Pergelangan tangan/tangan 40
4 Leher 8
5 Kekuatan tangan 1
6 Getaran 1
7 Langkah 1
8 Tingkat stres 9
Total 136
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Universitas Sumatera Utara
Persentase Exposure Level (E) dengan menggunakan rumus:
%100)(max
00
X
XE
Dimana:
X = Total skor postur
Xmax = Total skor postur statis (162)
Sehingga:
%84%100162
136(%) E
Kategori level resiko ditunjukkan Tabel 5.9
Tabel 5.9 Nilai Level Tindakan QEC
Level
Tindakan
Persentase
Skor Tindakan
Total Skor
Exposure
1 0-40% Aman 32-70
2 41-50%
Diperlukan beberapa waktu ke
depan 71-88
3 51-70% Tindakan dalam waktu dekat 89-123
4 71-100% Tindakan sekarang juga 124-176
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Rekapitulasi analisis postur kerja dapat dilihat pada Tabel 5.10
Tabel 5.10 Rekapitulasi Hasil Analisis Postur Kerja No. Elemen Kerja Persentase Tindakan
1 Pemindahan produk jadi (kapur
pertanian) yang telah ditampung dengan
karung dari corong mesin Hammer Mill.
62 Tindakan dalam waktu
dekat
2 Pengepakan produk dengan menggunakan
mesin jahit karung.
27 Aman
3 Operator A membantu operator B
menaikkan produk ke punggung operator
B (pemindahan dilakukan secara manual)
78 Tindakan sekarang juga
4 Pengangkatan produk dipindahkan ke
gudang
84 Tindakan sekarang juga
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Universitas Sumatera Utara
5.4 Data Biomekanika Operator
Data pengukuran variabel-variabel pekerjaan diambil dari operator stasiun
pengepakan dan pemindahan produk jadi ke gudang. Adapun data pengukuran
Recommended Weigth Limit (RWL) dan Maximum Permissible Limit (MPL) yang
diperoleh pada saat melakukan pengamatan adalah sebagai berikut:
1. Data Recommended Weigth Limit (RWL)
Data RWL dapat dibedakan menjadi 2, yaitu ketika pada posisi awal
sebelum pengangkatan produk (origin) dan pada posisi setelah
pengangkatan produk (destination).
Data RWL pada saat operator A melakukan pengangkatan produk dari
lantai ke punggung operator B, dan selanjutnya pemindahan produk dari
stasiun pengepakan ke gudang dapat dilihat pada Tabel 5.17
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.11 Data RWL pada Aktivitas Pemindahan Produk
Aktivitas : Pengangkatan Produk dari Lantai ke Punggung Operator
Operator
Berat Objek (kg) Lokasi Tangan (cm) Jarak
Vertikal
(cm)
Sudut Asimetrik Frekuensi
angkat/menit
Durasi
Kerja
Pegangan
Objek L
(Nyata)
L
(Max)
Origin Destination
H V H V Origin Destination
1
2
3
4
5
6
50
50
50
50
50
50
23
23
23
23
23
23
17
18,5
20
17,3
19,7
18
15,5
15,5
15,5
15,5
15,5
15,5
38,5
39
40
39,2
39
40
135,7
135,7
135,7
135,7
135,7
135,7
128,2
128,2
128,2
128,2
128,2
128,2
0
0
0
0
0
0
27,3
28
29,5
27,8
29
28,5
2
2
2
2
2
2
2-8 jam
2-8 jam
2-8 jam
2-8 jam
2-8 jam
2-8 jam
poor
poor
poor
poor
poor
poor
Aktivitas : Pemindahan Produk dari Stasiun Pengepakan ke Gudang
Pegangan
Objek
Operator
Berat Objek (kg) Lokasi Tangan (cm) Jarak
Vertikal
(cm)
Sudut Asimetrik Frekuensi
angkat/menit
Durasi
Kerja L
(Nyata)
L
(Max)
Origin Destination
H V H V Origin Destination
1 50 23 18,7 128,2 20,2 15 12,5 0 18,5 2 2-8 jam poor
2 50 23 19 128,2 19,7 15 12,5 0 19,7 2 2-8 jam poor
3 50 23 17,4 128,2 21 15 12,5 0 20 2 2-8 jam poor
4 50 23 19,5 128,2 20,5 15 12,5 0 18,3 2 2-8 jam poor
5 50 23 19,8 128,2 21,3 15 12,5 0 19,3 2 2-8 jam poor
6 50 23 18 128,2 20 15 12,5 0 19 2 2-8 jam poor
Sumber : Hasil Pengukuran
Universitas Sumatera Utara
2. Data Maximum Permissible Limit (MPL)
Data MPL dapat dibedakan menjadi 2, yaitu pada posisi awal sebelum
pengangkatan produk (origin) dan pada posisi setelah pengangkatan
produk (destination).
a. Data MPL pada saat operator A melakukan pengangkatan produk
dari lantai ke punggung operator B. Adapun data MPL tersebut dapat
dilihat pada Tabel 5.18
Data MPL pada saat pemindahan produk dari stasiun pengepakan ke
gudang. Adapun data MPL tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.19
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.12 Data MPL pada Aktivitas Pengangkatan Produk dari Lantai ke Punggung Operator
Operator Kondisi 1 (Ο) 2 (
Ο) 3 (
Ο) 4 = H (
Ο)
(Ο)
PKT
(cm)
PLB
(cm)
PLA
(cm) PP (cm) BB (kg) Wo (kg)
1 O 40,1 29,9 70,5 70,1 50,0 11,7 27,8 30,5 70,5 62,0 50,0
D 69,5 61,5 40,0 57,3 52,2 11,7 27,8 30,5 70,5 62,0 50,0
2 O 41,5 29,8 69,3 69,2 49,5 11,5 26,7 31,0 72,0 63,0 50,0
D 60,0 60,0 39,5 57,3 46,0 11,5 26,7 31,0 72,0 63,0 50,0
3 O 39,0 30,0 70,0 70,2 50,1 11,0 25,3 29,5 71,0 61,0 50,0
D 57,7 61,0 39,8 58,0 47,3 11,0 25,3 29,5 71,0 61,0 50,0
4 O 42,0 28,9 69,0 68,5 48,0 12,2 28,0 32,0 73,3 69,0 50,0
D 60,2 59,5 40,2 54,8 45,5 12,2 28,0 32,0 73,3 69,0 50,0
5 O 40,0 30,1 68,5 67,1 49,0 10,5 25,0 29,6 72,0 65,0 50,0
D 59,0 60,0 38,7 56,0 46,5 10,5 25,0 29,6 72,0 65,0 50,0
6 O 40,3 30,0 70,2 70,0 50,0 11,3 27,1 31,7 70,5 59,0 50,0
D 60,5 59,5 38,5 59,2 46,7 11,3 27,1 31,7 70,5 59,0 50,0
Keterangan : O : Origin PKT : Panjang Kepalan Tangan
D : Destination PLB : Panjang Lengan Bawah
1 : Sudut Telapak Tangan PLA : Panjang Lengan Atas
2 : Sudut Lengan Bawah PP : Panjang Punggung
3 : Sudut Lengan Atas BB : Berat Badan
4=H : Sudut Punggung Wo : Berat Beban Angkat
: Sudut Pinggang
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.13 Data MPL pada Aktivitas Pemindahan Produk dari Stasiun Pengepakan ke Gudang
Operator Kondisi 1
(Ο
)
2
(Ο
)
3
(Ο
)
4 = H
(Ο
)
(Ο
)
PKT
(cm)
PLB
(cm)
PLA
(cm)
PP (cm) BB (kg) Wo (kg)
1 O 30,3 61,5 41,3 15,5 20,1 10,8 27,5 32,2 73,0 62,0 50,0
D 47,5 40,0 59,7 57,5 38,3 10,8 27,5 32,2 73,0 62,0 50,0
2 O 32,0 59,0 38,5 14,7 19,4 11,5 26,7 31,0 72,0 63,0 50,0
D 49,1 37,8 60,0 56,0 36,5 11,5 26,7 31,0 72,0 63,0 50,0
3 O 29,5 60,2 39,0 17,2 19,1 11,0 25,3 29,5 71,0 61,0 50,0
D 48,0 38,3 61,2 58,0 36,3 11,0 25,3 29,5 71,0 61,0 50,0
4 O 31,5 60,0 38,2 16,5 18,0 12,2 28,0 32,0 73,3 69,0 50,0
D 50,0 39,5 59,4 56,4 37,5 12,2 28,0 32,0 73,3 69,0 50,0
5 O 30,3 60,0 40,0 17,0 19,5 10,5 25,0 29,6 72,0 65,0 50,0
D 48,7 39,7 61,0 58,1 38,0 10,5 25,0 29,6 72,0 65,0 50,0
6 O 31,2 61,5 38,1 17,1 20,0 11,3 27,1 31,7 70,5 59,0 50,0
D 49,0 40,1 59,0 59,0 39,7 11,3 27,1 31,7 70,5 59,0 50,0
Keterangan : O : Origin PKT : Panjang Kepalan Tangan
D : Destination PLB : Panjang Lengan Bawah
1 : Sudut Telapak Tangan PLA : Panjang Lengan Atas
2 : Sudut Lengan Bawah PP : Panjang Punggung
3 : Sudut Lengan Atas BB : Berat Badan
4=H : Sudut Punggung Wo : Berat Beban Angkat
: Sudut Pinggang
Universitas Sumatera Utara
5.5 Data Antropometri
Data pengukuran antropometri diperoleh berdasarkan pengukuran yang
didapat dari data hasil pengukuran di Laboratorium Ergonomi dan Perancangan
Sistem Kerja (Lab. E dan PSK), Departemen Teknik Industri, USU. Jumlah
dimensi tubuh yang diambil berjumlah 44 dimensi yang ada di Lab. E dan PSK.
Sedangkan untuk dimensi tubuh yang terkait untuk merancang alat bantu berupa
trolley, yaitu Lebar Bahu (TB), Tinggi Siku Berdiri (TSB), dan Diameter
Genggaman (DG). Data-data dimensi tersebut dapat dilihat pada Lampiran 3.
5.6 Penilaian Biomekanika Operator
5.6.1 Penentuan Nilai Recommended Weight Limit (RWL) dan Lifting Index
(LI)
Setelah dilakukan pengukuran terhadap variabel-variabel pekerjaan, akan
dihitung nilai RWL dari operator. Untuk mendapatkan RWL, maka terlebih
dahulu ditentukan pengukuran faktor-faktor yang mempengaruhi dalam
pengangkatan beban dengan acuan ketetapan NIOSH. Faktor-faktor yang akan
diukur untuk menentukan beban yang direkomendasikan untuk diangkat seorang
pekerja dalam kondisi tertentu menurut NIOSH adalah konstanta pembebanan,
faktor pengali horizontal, faktor pengali vertikal, faktor pengali perpindahan,
faktor pengali asimetrik, faktor pengali frekuensi, dan faktor pengali kopling
(handle). Sebagai contoh elemen kegiatan pengangkatan produk dari lantai ke
punggung operator dapat dilihat pada Gambar 5.12
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.12 Aktivitas Pengangkatan Produk
Berikut ini merupakan cara perhitungan RWL untuk aktivitas
pengangkatan produk dari lantai ke punggung operator :
1. Nilai LC atau konstanta pembebanan, dimana LC = 23 Kg.
2. Faktor pengali horizontal (HM). Dalam penghitungan, digunakan nilai
Horizontal Location (H) yang merupakan jarak horizontal dari titik
tengah antara dua tumit ke jarak beban yang terdekat. Nilai Horizontal
Location (H) terbagi dua situasi, yaitu H pada situasi origin merupakan
jarak horizontal dari titik pusat antara dua tumit ke beban sebelum
operator mengangkat beban.
H
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan H pada situasi destination merupakan jarak horizontal dari
titik pusat antara dua tumit ke beban setelah operator mengangkat
beban. Gambar posisi H dapat dilihat pada Gambar 5.12
Berikut ini adalah perhitungan nilai HM dengan H saat situasi origin
dan destination:
a. Nilai H pada saat origin adalah 17 cm, maka:
HM = 25/H
= 25/17
= 1,47
b. Nilai H pada saat destination adalah 38,5 cm, maka:
HM = 25/H
= 25/38,5
= 0,65
3. Faktor pengali vertikal (VM). Dalam penghitungan, digunakan nilai
Vertical Location (V) yang merupakan jarak vertikal posisi genggaman
tangan yang memegang beban (diukur dari titik pangkal jari tengah)
terhadap lantai. Nilai Vertical Location (V) terbagi dalam dua situasi,
yaitu V pada situasi origin yang merupakan jarak vertikal posisi
genggaman tangan dari operator pada saat menggenggam beban
terhadap lantai sebelum operator memindahkan beban. Sedangkan V
pada situasi destination merupakan jarak vertikal posisi genggaman
Universitas Sumatera Utara
tangan dari operator pada saat menggenggam beban terhadap lantai
setelah operator memindahkan beban.
Berikut ini adalah perhitungan nilai VM dengan V pada situasi origin
dan destination:
a. Nilai V pada saat origin adalah 15,5 cm, maka:
VM = 1 – 0,00326 │V-75│
= 1 – 0,00326 │15,5-75│
= 1 – 0,00326 │-59,5│
= 0,82
b. Nilai V pada saat destination adalah 135,7 cm, maka:
VM = 1 – 0,00326 │V-75│
= 1 – 0,00326 │135,7-75│
= 1 – 0,00326 │60,7│
= 0,80
4. Nilai faktor perpindahan (DM). Dalam penghitungan, digunakan nilai
Vertical Travel Distance (D) yang merupakan jarak perpindahan beban
secara vertikal antara tempat asal ke tempat tujuan.
Berikut ini adalah perhitungan nilai faktor pengali perpindahan (DM):
Nilai D adalah 128,2 cm, maka:
DM = 0,825 + 4,5/D
= 0,825 + 4,5/128,2
= 0,86
Universitas Sumatera Utara
5. Nilai faktor pengali asimetrik (AM). Dalam penghitungan, digunakan
nilai A (sudut asimetrik) yang merupakan sudut yang dibentuk antara
garis asimetrik dan pertengahan garis sagital. Pada saat situasi origin,
nilai A adalah 0°, Sedangkan pada saat situsi destination, nilai A dapat
dihitung besar sudutnya.
Berikut ini adalah perhitungan nilai faktor pengali perpindahan (AM):
a. Nilai A pada saat origin adalah 0̊, maka:
AM = 1 – 0,0032 A
= 1 – 0,0032 (0̊)
= 1
b. Nilai A pada saat destination adalah 27,30, maka:
AM = 1 – 0,0032 A
= 1 – 0,0032 (27,30)
= 0,91
6. Nilai faktor pengali frekuensi (FM). Untuk menentukan nilai faktor
pengali frekuensi dapat dilihat melalui tabel faktor pengali frekuensi.
Nilai FM terbagi atas dua, yaitu:
a. Nilai FM pada saat origin dengan frekuensi pengangkatan/menit
adalah 2, durasi waktu 2-8 jam, dan Vertical Location = 15,5 cm (V <
75), maka nilai FM adalah sebesar 0,65.
Universitas Sumatera Utara
b. Nilai FM pada saat destination dengan frekuensi pengangkatan/menit
adalah 2, durasi waktu 2-8 jam, dan jarak vertikal = 135,7 cm (V > 75)
maka nilai FM adalah sebesar 0,65.
7. Nilai faktor pengali coupling (CM). Faktor pengali coupling adalah poor,
maka:
a. Nilai CM pada saat origin dengan V<75 adalah 0,9
b. Nilai CM pada saat destination dengan V>75 adalah 0,9
Setelah semua faktor pengali diketahui maka RWL dapat ditentukan,
dengan cara sebagai berikut:
a. Nilai RWL pada saat origin adalah sebagai berikut:
RWL = LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
RWL = 23 x 1,47 x 0,82 x 0,86 x 1 x 0,65 x 0,90
RWL = 13,95 kg
b. Nilai RWL pada saat destination adalah sebagai berikut:
RWL = LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
RWL = 23 x 0,65 x 0,82 x 0,86 x 0,91 x 0,65 x 0,90
RWL = 5,61 kg
Setelah nilai RWL didapatkan, maka perhitungan nilai Lifting Index (LI)
dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Keterangan:
L = Berat beban yang diangkat operator
LI = Lifting Index
RWL = Recommended Weight Limit
Adapun perhitungan nilai Lifting Index (LI) ini dilakukan untuk
mengetahui apakah aktivitas pengangkatan memberikan risiko cedera bagi
operator. Aktivitas pengangkatan akan memberikan resiko cedera jika nilai Lifting
Index (LI) > 1. Berikut adalah perhitungan Lifting Index (LI) pada aktivitas
pengangkatan produk dari lantai ke punggung operator:
1. Nilai LI pada saat origin, dimana:
L = 50 kg
RWL = 13,95 kg
Maka:
LI = L/RWL
= 50/13,95
= 3,58
RWL
LLI (5.2)
Universitas Sumatera Utara
2. Nilai LI pada saat destination, dimana:
L = 50 kg
RWL = 5,61 kg
Maka:
LI = L/RWL
= 50/5,61
= 8,91
Perhitungan Nilai RWL dan LI direkapitulasi pada Tabel 5.14 dan 5.15.
Tabel 5.14 Hasil Rekapitulasi Perhitungan Nilai RWL dan LI untuk Situasi Origin
pada Aktivitas Pengangkatan Produk dari Lantai ke Punggung Operator
Operator Variabel
RWL LI
LC HM VM DM AM FM CM
1 23 1,47 0,82 0,86 1 0,65 0,9 13,95 3,58
2 23 1,35 0,82 0,86 1 0,65 0,9 12,81 3,90
3 23 1,25 0,82 0,86 1 0,65 0,9 11,86 4,22
4 23 1,45 0,82 0,86 1 0,65 0,9 13,76 3,63
5 23 1,27 0,82 0,86 1 0,65 0,9 12,05 4,15
6 23 1,39 0,82 0,86 1 0,65 0,9 13,19 3,79
Tabel 5.15 Hasil Rekapitulasi Perhitungan Nilai RWL dan LI untuk
Situasi Destination pada Aktivitas Pengangkatan Produk dari
Lantai ke Punggung Operator
Operator Variabel RWL
(Kg) LI
LC HM VM DM AM FM CM
1 23 0,65 0,82 0,86 0,91 0,65 0,9 5,61 8,91
2 23 0,64 0,82 0,86 0,91 0,65 0,9 5,53 9,04
3 23 0,63 0,82 0,86 0,91 0,65 0,9 5,44 9,19
4 23 0,64 0,82 0,86 0,91 0,65 0,9 5,53 9,04
5 23 0,64 0,82 0,86 0,91 0,65 0,9 5,53 9,04
6 23 0,63 0,82 0,86 0,91 0,65 0,9 5,44 9,19
Universitas Sumatera Utara
5.6.2 Penentuan Nilai Maximum Permissible Limit (MPL)
Perhitungan Maximum Permissible Limit (MPL) terdiri atas dua jenis
perhitungan, yaitu posisi operator sebelum mengangkat beban (origin) dan posisi
operator setelah mengangkat beban (destination).
Setiap posisi pengangkatan tersebut memerlukan beberapa segmen tubuh
yang mendukung dalam melakukan aktivitas pengangkatan beban. Adapun
segmen tubuh tersebut adalah segmen telapak tangan, lengan bawah, lengan atas,
dan punggung. Disini gaya segmen kaki diabaikan.
Di bawah ini akan diperhitungkan gaya tiap segmen tubuh operator baik
sebelum melakukan pengangkatan (origin) maupun setelah melakukan
pengangkatan (destination) untuk aktivitas pengangkatan produk dari lantai ke
punggung operator.
Adapun perhitungan MPL yang dilakukan adalah sebelum operator
mengangkat beban (origin) dan sesudah operator mengangkat beban tersebut
(destination). Beban yang diangkat sebesar 50 kg. Perhitungan kedua kondisi di
atas akan diuraikan lebih terperinci, yaitu:
a. Sebelum melakukan pengangkatan (origin)
Adapun perhitungan masing-masing segmen tubuh dilakukan hanya pada satu
operator, yaitu pada operator (1). Hal ini dilakukan karena semua operator
melakukan jenis pekerjaan, beban, dan waktu kerja yang sama. Gambar setiap
segmen tubuh untuk menghitung MPL pada situasi origin dapat dilihat pada
Gambar 5.13 s.d 5.20.
Universitas Sumatera Utara
1. Telapak tangan
Gambar 5.13 Sudut yang Terbentuk di Telapak Tangan
Gambar 5.14 Free Body Diagram Segmen Tubuh Telapak Tangan Aktivitas
Pengangkatan Produk dari Lantai ke Punggung Operator pada Situasi Origin
Fx
W 1
W
O
FyW
MW SL1
WH
1
Universitas Sumatera Utara
∑Fy = 0
∑Fx = 0
∑M = 0
WH = 0,6% x Wbadan
= 0,6% x 62 N
= 0,372 N
Wo = 50 N
Fyw = Wo/2 + WH
= 50 N /2 + 0, 372 N
= 25,372 N
Mw = (Wo + WH) x ½ x PKT x cos 1
= (50 N + 0,372 N) x ½ x 11,7 cm x cos 40,1o
= 225,404 Ncm
Keterangan:
WH = Berat Telapak Tangan (N)
Wbadan = Berat Badan (BB) (N)
Wo = Berat Beban (N)
MW = Momen Berat (Ncm)
1 = Jarak Titik Massa Kepalan Tangan dari Bagian Atas (cm)
SL1 = Panjang Kepalan Tangan (PKT) (cm)
1 = Sudut Telapak Tangan (Q1)
Universitas Sumatera Utara
2. Lengan Bawah
Gambar 5.15 Sudut yang Terbentuk di Lengan Bawah
Gambar 5.16 Free Body Diagram Segmen Tubuh Lengan Bawah Aktivitas
Pengangkatan Produk dari Lantai ke Punggung Operator pada Situasi Origin
MW
Fyw
SL2
Fxe
Me
Fye
2
WLB
2
Fxw
Universitas Sumatera Utara
∑Fy = 0
∑Fx = 0
∑M = 0
λ2 = 43%
WLB = 1,7% x Wbadan
= 1,7% x 62 N
= 1,054 N
Fye = Fyw + WLB
= 25,372 N + 1,054 N
= 26,426 N
Me = Mw + (WLB x λ2 x PLB x cos 2) + (Fyw x PLB x cos 2)
= 225,404 N + (1,054 N x 43% x 27,8 cm x cos 29,9o) + (25,372 N x 27,8
cm
x cos 29,9o)
= 847,785 Ncm
Keterangan:
WLB = Berat Lengan Bawah (N)
Wbadan = Berat Badan (BB) (N)
Mw = Momen Berat (Ncm)
2 = Jarak Titik Massa Lengan Bawah dari Bagian Atas (cm)
SL2 = Panjang Lengan Bawah (PLB) (cm)
2 = Sudut Lengan Bawah (Q2)
Universitas Sumatera Utara
3. Lengan atas
Gambar 5.17 Sudut yang Terbentuk di Lengan Atas
Gambar 5.18 Free Body Diagram Segmen Tubuh Lengan Atas Aktivitas Pengangkatan Produk dari Lantai ke Punggung Operator pada Situasi Origin
Me
Fye
SL3
Fxs
Ms
Fye
3
WLA
3
Fxe
Universitas Sumatera Utara
∑Fy = 0
∑Fx = 0
∑M = 0
λ3 = 43,6%
WLA = 2,8% x Wbadan
= 2,8% x 62 N
= 1,736 N
Fys = Fye + WLA
= 26,426 N + 1,736 N
= 28,162 N
Ms = Me + (WLA x λ3 x PLA x cos 3) + (Fye x PLA x cos 3)
= 847,785 N + (1,736 N x 43,6% x 30,5 cm x cos 70,5o) + (26,426 N x 30,5
cm x cos 70,5o)
= 1124,537 Ncm
Keterangan:
WLA = Berat Lengan Atas (N)
Wbadan = Berat Badan (BB) (N)
Wo = Berat Beban (N)
MW = Momen Berat (Ncm)
3 = Jarak Titik Massa Lengan Atas dari Bagian Atas (cm)
SL3 = Panjang Lengan Atas (PLA) (cm)
3 = Sudut Lengan Atas (Q3)
Universitas Sumatera Utara
4. Punggung
Gambar 5.19 Sudut yang Terbentuk di Punggung
Gambar 5.20 Free Body Diagram Segmen Tubuh Bagian Punggung Aktivitas
Pengangkatan Produk dari Lantai ke Punggung Operator pada Situasi Origin
Mt
SL4
-Fxs Ms
2Fys
4
WP
4
FA
Universitas Sumatera Utara
∑Fy = 0
∑Fx = 0
∑M = 0
λ4 = 67%
WT = 50% x Wbadan
= 50% x 62 N
= 31 N
Fyt = 2Fys + WT
= (2 x 28,162 N) + 31 N
= 87,324 N
MT = 2Ms + (WT x λ4 x PP x cos 4) + (2Fys x PP x cos 4)
= (2 x 1124,537 N) + (31 N x 67% x 70,5 cm x cos 70,1o) + (2 x 28,162 N x
70,5 cm x cos 70,1o)
= 4099,080 Ncm
Keterangan:
WP = Berat Punggung (N)
Wbadan = Berat Badan (BB) (N)
MT = Momen Punggung (Ncm)
4 = Jarak Titik Massa Punggung dari Bagian Atas (cm)
SL4 = Panjang Punggung (PP) (cm)
4 = Sudut Punggung (Q4)
Untuk mencari Gaya Perut (FA) maka terlebih dahulu cari variabel nilai
Tekanan Perut (PA) dengan rumusan:
Universitas Sumatera Utara
PA = 10-4
[43-0,36(H+T)] [ML5/S1]1,8
/75
= 10-4
[43-0,36(70,1+50,0)] [4099,080]1,8
/75
= 5,079 N/cm2
Kemudian setelah mencari nilai Tekanan Perut (PA) maka selanjutnya
mencari Gaya Perut (FA) adalah:
FA = PA x AA
= 5,079 x 465
= 2361,735 N
Maka Gaya Otot (FM) pada spinal erector dirumuskan sebagai berikut:
FM = (ML5/S1 – FA x D)/E
= (4099,080 – 2361,735 x 11)/5
= -4376,001 N
Kemudian berat total (Wtotal) dihitung menggunakan rumus berikut:
Wtotal = WO + 2WH + 2WLB + 2WLA + WT
= 50 + 2(0,372) + 2(1,054) + 2(1,736) + 31
= 87,324 N
Sehingga gaya kompressi (FC) atau gaya tekan pada L5/S1 dapat
dirumuskan sebagai berikut:
FC = |Wtotal x cos 4 – FA + FM|
= |87,324 x cos(70,1o) – 2361,735 + (-4376,001)|
= 6708,013 N
Universitas Sumatera Utara
Karena nilai Fc > 6500 N, maka posisi operator sebelum melakukan
pengangkatan (origin) dengan beban 50 kg dikategorikan “Berbahaya”.
b. Sesudah melakukan pengangkatan (destination)
Gambar setiap segmen tubuh untuk menghitung MPL pada situasi destination
dapat dilihat pada Gambar 5.21 s.d 5.28.
1. Telapak tangan
Gambar 5.21 Sudut yang Terbentuk di Telapak Tangan
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.22 Free Body Diagram Segmen Tubuh Telapak Tangan Aktivitas
Pengangkatan Produk dari Lantai ke Punggung Operator pada Situasi Destination
∑Fy = 0
∑Fx = 0
∑M = 0
WH = 0,6% x Wbadan
= 0,6% x 62 N
= 0,372 N
Wo = 50 N
Fyw = Wo/2 + WH
= 50 N /2 + 0,372 N
= 25,372 N
Mw = (Wo + WH) x ½ x PKT x cos 1
= (50 N + 0,372 N) x ½ x 11,7 cm x cos 69,5o
= 105,198 Ncm
Fx
W
WH
W
O
SL1
MW
FyW
1 1
Universitas Sumatera Utara
Keterangan:
WH = Berat Telapak Tangan (N)
Wbadan = Berat Badan (BB) (N)
Wo = Berat Beban (N)
MW = Momen Berat (Ncm)
1 = Jarak Titik Massa Kepalan Tangan dari Bagian Atas (cm)
SL1 = Panjang Kepalan Tangan (PKT) (cm)
1 = Sudut Telapak Tangan (1)
2. Lengan bawah
Gambar 5.23 Sudut yang Terbentuk di Lengan Bawah
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.24 Free Body Diagram Segmen Tubuh Lengan Bawah Aktivitas
Pengangkatan Produk dari Lantai ke Punggung Operator pada Situasi Destination
∑Fy = 0
∑Fx = 0
∑M = 0
λ2 = 43%
WLB = 1,7% x Wbadan
= 1,7% x 62 N
= 1,054
Fye = Fyw + WLB
= 25,372 N + 1,054 N
= 26,426 N
Me = Mw + (WLB x λ2 x PLB x cos 2) + (Fyw x PLB x cos 2)
= 105,198 N + (1,054 N x 43% x 27,8 cm x cos 61,5o) + (25,372 N x 27,8
cm x cos 61,5o)
= 445,770 Ncm
MW
Fyw
SL2
Fxe
Me
Fye
2
WLB
2
Fxw
Universitas Sumatera Utara
Keterangan :
WLB = Berat Lengan Bawah (N)
Wbadan = Berat Badan (BB) (N)
Mw = Momen Berat (Ncm)
2 = Jarak Titik Massa Lengan Bawah dari Bagian Atas (cm)
SL2 = Panjang Lengan Bawah (PLB) (cm)
2 = Sudut Lengan Bawah (2)
3. Lengan atas
Gambar 5.25 Sudut yang Terbentuk di Lengan Atas
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.26 Free Body Diagram Segmen Tubuh Lengan Atas Aktivitas
Pengangkatan Produk dari Lantai ke Punggung Operator pada Situasi Destination
∑Fy = 0
∑Fx = 0
∑M = 0
λ3 = 43,6%
WLA = 2,8% x Wbadan
= 2,8% x 62 N
= 1,736 N
Fys = Fye + WLA
= 26,426 N + 1,736 N
= 28,162 N
Me
Fye
SL3
Fxs
Ms
Fye
3
WLA
3
Fxe
Universitas Sumatera Utara
Ms = Me + (WLA x λ3 x PLA x cos 3) + (Fye x PLA x cos 3)
= 445,770 N + (1,736 N x 43,6% x 30,5 cm x cos 40o) + (26,426 N x 30,5
cm x cos 40o)
= 1080,881 Ncm
Keterangan:
WLA = Berat Lengan Atas (N)
Wbadan = Berat Badan (BB) (N)
Wo = Berat Beban (N)
MW = Momen Berat (Ncm)
3 = Jarak Titik Massa Lengan Atas dari Bagian Atas (cm)
SL3 = Panjang Lengan Atas (PLA) (cm)
3 = Sudut Lengan Atas (3)
4. Punggung
Gambar 5.27 Sudut yang Terbentuk di Punggung
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.28 Free Body Diagram Segmen Tubuh Bagian Punggung Aktivitas
Pengangkatan Produk dari Lantai ke Punggung Operator pada Situasi Destination
∑Fy = 0
∑Fx = 0
∑M = 0
λ4 = 67%
WT = 50% x Wbadan
= 50% x 62 N
= 31 N
Fyt = 2Fys + WT
= (2 x 28,162 N) + 31 N
= 87,324 N
Mt
SL4
-Fxs Ms
2Fys
4
WP
4
FA
Universitas Sumatera Utara
MT = 2Ms + (WT x λ4 x PP x cos 4) + (2Fys x PP x cos 4)
= (2 x 1080,881 N) + (31 N x 67% x 70,5 cm x cos 57,3o) + (2 x 28,162 N x
70,5 cm x cos 57,3o)
= 5098,037 Ncm
Keterangan:
WP = Berat Punggung (N)
Wbadan = Berat Badan (BB) (N)
MT = Momen Punggung (Ncm)
4 = Jarak Titik Massa Punggung dari Bagian Atas (cm)
SL4 = Panjang Punggung (PP) (cm)
4 = Sudut Punggung (4)
Untuk mencari Gaya Perut (FA) maka terlebih dahulu cari variabel nilai
Tekanan Perut (PA) dengan rumusan:
PA = 10-4
[43-0,36(H + T)] [ML5/S1]1,8
/75
= 10-4
[43-0,36(57,3 + 52,2)] [5098,037]1,8
/75
= 16,993 /cm2
Kemudian setelah mencari nilai Tekanan Perut (PA) maka selanjutnya
mencari Gaya Perut (FA) adalah:
FA = PA x AA
= 16,993 x 465
= 7901,745 N
Universitas Sumatera Utara
Maka Gaya Otot (FM) pada spinal erector dirumuskan sebagai berikut:
FM = (ML5/S1 – FA x D)/E
= (5098,037 – 7901,745 x 11)/5
= -16364,232 N
Kemudian berat total (Wtotal) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Wtotal = WO + 2WH + 2WLB + 2WLA + WT
= 50 + 2(0,372) + 2(1,054) + 2(1,736) + 31
= 87,324 N
Sehingga gaya kompressi (FC) atau gaya tekan pada L5/S1 dapat
dirumuskan sebagai berikut:
FC = |Wtotal x cos 4 – FA + FM|
= |87,324 x cos(57,3o) – 7901,745 + -16364,232)|
= 24218,801 N
Karena nilai Fc > 6500 N, maka posisi operator sesudah melakukan pengangkatan
(destination) dengan beban 50kg dikategorikan “Berbahaya”.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.16 Hasil Rekapitulasi Perhitungan Nilai MPL untuk Situasi Origin dan Destination pada
Aktivitas Pengangkatan Produk dari Lantai ke Punggung Operator
Op. Kond. WH Fyw
(N)
Mw
(N.cm)
WLB
(N)
Fye
(N)
Me
(N.cm)
WLA
(N)
Fys
(N)
Ms
(N.cm)
WT
(N)
Fyt
(N)
MT
(N.cm)
PA
(N/cm2) FA (N) FM (N)
Wtot
(N) Fc (N) Kategori
1 O
0,372 25,372 225,404 1,054 26,426 847,785 1,736 28,162 1124,537 31,000 87,324 4099,080 5,079 2361,735 -4376,001 87,324 6708,013 Berbahaya
D 0,372 25,372 103,198 1,054 26,426 445,770 1,736 28,162 1080,881 31,000 87,324 5098,037 16,993 7901,745 -16364,232 87,324 24218,801 Berbahaya
2 O
0,378 25,378 216,953 1,071 26,449 815,615 1,764 28,213 1113,863 31,500 87,926 4210,015 3,035 1411,275 -2262,802 87,926 3642,854 Perlu Hati-
hati
D 0,378 25,378 144,837 1,071 26,449 489,781 1,764 28,213 1140,848 31,500 87,926 5297,443 33,572 15610,980 -33284,667 87,926 48848,146
Berbahaya
3 O
0,366 25,366 215,280 1,037 26,403 780,830 1,708 28,111 1054,739 30,500 86,722 3953,109 5,051 2348,715 -4376,551 86,722 6695,890 Berbahaya
D 0,366 25,366 148,023 1,037 26,403 464,624 1,708 28,111 1079,909 30,500 86,722 5043,981 26,199 12182,535 -25792,781 86,722 37929,360
Berbahaya
4 O
0,414 25,414 228,536 1,173 26,587 863,874 1,932 28,519 1178,428 34,500 91,538 4510,129 0,645 299,925 242,191 91,538 24,185 Aman
D 0,414 25,414 152,832 1,173 26,587 521,160 1,932 28,519 1191,574 34,500 91,538 5769,812 47,821 22236,765 -47766,921 91,538 69950,921
Berbahaya
5 O
0,390 25,390 202,655 1,105 26,495 762,087 1,820 28,315 1058,125 32,500 89,130 4312,917 1,280 595,200 -446,857 89,130 1007,374 Aman
D 0,390 25,390 136,252 1,105 26,495 459,566 1,820 28,315 1089,951 32,500 89,130 5336,635 36,029 16753,485 -35790,340 89,130 52493,984
Berbahaya
6 O
0,354 25,354 216,979 1,003 26,357 822,141 1,652 28,009 1112,897 29,500 85,518 4053,106 4,824 2243,160 -4124,331 85,518 6338,242 Berbahaya
D 0,354 25,354 140,095 1,003 26,357 494,753 1,652 28,009 1166,504 29,500 85,518 5068,700 25,057 11651,505 -24619,571 85,518 36227,287
Berbahaya
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.17 Hasil Perhitungan Nilai MPL untuk Situasi Origin dan Destination pada
Aktivitas Pemindahan Produk dari Stasiun Pengepakan ke Gudang
Op. Kond. WH Fyw
(N)
Mw
(N.cm)
WLB
(N)
Fye
(N)
Me
(N.cm)
WLA
(N)
Fys
(N)
Ms
(N.cm)
WT
(N)
Fyt
(N)
MT
(N.cm)
PA
(N/cm2) FA (N) FM (N)
Wtot
(N) Fc (N) Kategori
1 O
0,372 25,372 234,851 1,054 26,426 573,726 1,736 28,162 1231,299 31,000 87,324 7885,777 412,020 191589,300 -419919,305 87,324 611424,457 Berbahaya
D 0,372 25,372 183,766 1,054 26,426 727,806 1,736 28,162 1169,414 31,000 87,324 5362,676 53,319 24793,335 -53472,802 87,324 78219,218 Berbahaya
2 O
0,378 25,378 245,657 1,071 26,449 600,976 1,764 28,213 1261,310 31,500 87,926 7922,133 423,116 196748,940 -431263,241 87,926 627927,133 Berbahaya
D 0,378 25,378 189,661 1,071 26,449 734,780 1,764 28,213 1156,661 31,500 87,926 5434,867 63,181 29379,165 -63547,190 87,926 92877,187 Berbahaya
3 O
0,366 25,366 241,100 1,037 26,403 565,645 1,708 28,111 1188,028 30,500 86,722 7575,299 379,979 176690,235 -387203,457 86,722 563810,848 Berbahaya
D 0,366 25,366 185,358 1,037 26,403 697,849 1,708 28,111 1083,665 30,500 86,722 5051,493 51,292 23850,780 -51461,417 86,722 75266,241 Berbahaya
4 O
0,414 25,414 262,209 1,173 26,587 625,066 1,932 28,519 1314,843 34,500 91,538 8262,958 454,237 211220,205 -463031,859 91,538 674164,296 Berbahaya
D 0,414 25,414 197,674 1,173 26,587 757,653 1,932 28,519 1204,459 34,500 91,538 5660,212 64,066 29790,690 -64407,476 91,538 94147,510 Berbahaya
5 O
0,390 25,390 228,409 1,105 26,495 551,723 1,820 28,315 1170,488 32,500 89,130 7739,469 393,950 183186,750 -401462,956 89,130 584564,471 Berbahaya
D 0,390 25,390 174,602 1,105 26,495 672,118 1,820 28,315 1063,718 32,500 89,130 5110,555 48,195 22410,675 -48281,374 89,130 70644,949 Berbahaya
6 O
0,354 25,354 243,351 1,003 26,357 576,781 1,652 28,009 1252,246 29,500 85,518 7611,009 379,404 176422,860 -386608,090 85,518 562949,212 Berbahaya
D 0,354 25,354 186,649 1,003 26,357 721,162 1,652 28,009 1163,245 29,500 85,518 5078,185 41,676 19379,340 -41618,911 85,518 60954,206 Berbahaya
Universitas Sumatera Utara
5.7 Perhitungan Antropometri untuk Perancangan
5.7.1 Uji Keseragaman Data
Uji keseragaman data digunakan untuk mengetahui apakah data-data yang
diperoleh telah berada dalam keadaan terkendali atau belum. Suatu data yang
berada dalam batas kendali yang telah ditetapkan yaitu BKA (Batas Kendali Atas)
dan BKB (Batas Kendali Bawah) dapat dikatakan berada dalam keadaan
terkendali, sebaliknya jika data berada di luar BKA dan BKB, maka data tersebut
berada dalam keadaan tidak terkendali. Suatu data yang berada dalam keadaan
tidak terkendali harus dibuang untuk kemudian dilakukan uji keseragaman
kembali sehingga tidak tidak ada lagi data yang berada di luar BKA dan BKB.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat
ketelitian 5%.
Persamaan yang digunakan untuk menguji keseragaman data adalah:
Dimana :
n = Banyaknya Pengamatan
𝑋𝑛 = Jumlah pengamatan ke n dari i = 1 hingga j = 57
𝑋 = Nilai rata-rata
(5.3)
(5.4)
Universitas Sumatera Utara
Sebagai contoh untuk perhitungan digunakan dimensi Lebar Bahu (LB):
cm 38,3857
2187,60
57
38,7...40,242,436,4
1)( 1
2
n
XX
SD
n
i
i
Nilai standar deviasinya adalah:
08,4157
)38,3838,7...()38,3842,4()38,3836,4()(
222
SD
BKA = 38,38 + (2 x 4,08)
= 46,54 cm
BKB = 38,38 - (2 x 4,08)
= 30,22 cm
Hasil dari uji keseragaman untuk dimensi Lebar Bahu (LB) dapat dilihat
pada Gambar 5.29
Gambar 5.29 Uji Keseragaman Dimensi LB
25.00
27.00
29.00
31.00
33.00
35.00
37.00
39.00
41.00
43.00
45.00
47.00
49.00
1 3 5 7 9 111315171921232527293133353739414345474951535557
UJI KESERAGAMAN DIMENSI LEBAR BAHU (LB)
LB
X-rata-rata
BKA
BKB
Universitas Sumatera Utara
Dari gambar di atas terlihat masih adanya data out of control sehingga
perlu dilakukan revisi. Data yang out of control yang dibuang adalah data ke- 27,
44, 47, dan 56. Adapun data baru setelah data out of control dibuang dapat dilihat
pada Tabel 5.18
Tabel 5.18 Data Dimensi LB Revisi 1
Data LB Data LB Data LB
1 36,40 21 36,00 41 39,50
2 42,40 22 35,10 42 33,50
3 40,20 23 40,10 43 37,20
4 44,80 24 35,30 44 34,50
5 37,70 25 40,40 45 39,40
6 34,50 26 43,50 46 38,90
7 41,00 27 36,10 47 39,00
8 40,90 28 38,60 48 43,00
9 44,50 29 36,40 49 42,80
10 36,20 30 34,30 50 35,70
11 33,50 31 36,50 51 37,30
12 38,20 32 39,40 52 34,20
13 35,30 33 42,90 53 38,70
14 44,50 34 41,60
15 42,00 35 35,20
16 41,20 36 40,20
17 35,30 37 40,00
18 34,30 38 32,50
19 36,00 39 41,00
20 35,00 40 42,00
Setelah data hasil revisi pertama diperoleh, selanjutnya menghitung ulang
keseragaman data.
cm 38,3953
2034,70
53
38,7...40,242,436,4
Universitas Sumatera Utara
1)( 1
2
n
XX
SD
n
i
i
Nilai standar deviasinya adalah :
32,3153
)39,3838,7...()39,3842,4()39,3836,4()(
222
SD
BKA = 38,39 + (2 x 3,32)
= 45,03 cm
BKB = 38,39 - (2 x 3,32)
= 31,75 cm
Hasil dari uji keseragaman untuk dimensi Lebar Bahu (LB) Revisi
Pertama dapat dilihat pada Gambar 5.30
Gambar 5.30 Uji Keseragaman Dimensi LB (Revisi 1)
Dari gambar di atas terlihat bahwa seluruh data sudah berada di dalam
batas kontrol. Maka dari itu, data dikatakan telah seragam. Hasil uji keseragaman
30.00
32.00
34.00
36.00
38.00
40.00
42.00
44.00
46.00
48.00
50.00
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53
UJI KESERAGAMAN DIMENSI LEBAR BAHU (LB)
(Revisi 1)
LB
X-rata-rata
BKA
BKB
Universitas Sumatera Utara
data untuk dimensi Tinggi Siku Berdiri (TSB) dan Diameter Genggaman (DG)
dapat dilihat pada Lampiran 4.
5.7.2 Uji Kecukupan Data
Uji kecukupan data digunakan untuk menganalisis jumlah pengukuran
apakah sudah representatif, dimana tujuannya untuk membuktikan bahwa data
sampel yang diambil sudah mewakili populasi.
Untuk melakukan uji kecukupan data digunakan persamaan berikut:
2
22)( /
'
X
XXNskN
Dimana:
N = Jumlah pengamatan yang dilakukan
N’ = Jumlah pengamatan yang harus dilakukan
k = Tingkat kepercayaan 95%
s = Tingkat ketelitian 5%
Dengan ketentuan :
Jika N’ < N, maka jumlah data pengamatan sudah mencukupi.
Jika N’ > N, maka jumlah data pengamatan belum mencukupi.
Uji kecukupan untuk dimensi Lebar Bahu (LB) dilakukan setelah uji
keseragaman revisi satu dilakukan. Adapun perhitungan uji kecukupan data
adalah sebagai berikut:
N = 53
k = 2
s = 0,05
(5.5)
Universitas Sumatera Utara
70,203438,7...40,242,436,4xi
85,786847,38...2,404,424,3622222xi
maka :
70,112034,70
(2034,70) )85,78684(5305,0/2'
2 2
N
Dari perhitungan terlihat bahwa nilai N’= 11,70 < 53. Sehingga jumlah
data pengamatan telah mencukupi. Perhitungan uji kecukupan data untuk dimensi
lain terlihat dalam Tabel 5.19 berikut:
Tabel 5.19 Perhitungan Uji Kecukupan Data
No. Pengukuran 𝒙𝒊 𝒙𝒊𝟐 N N’ Keterangan
1 LB 2034,70 78684,85 53 11,70 DATA CUKUP
2 TSB 5422,46 546370,29 54 5,48 DATA CUKUP
3 DG 193,99 789,79 49 45,43 DATA CUKUP
Perhitungan uji kecukupan data untuk dimensi tubuh lainnya dapat dilihat
pada Lampiran 5.
5.7.3 Uji Kenormalan Data dengan Chi-Square
Uji Normal dengan Chi-Square digunakan untuk Uji Goodness of Fit
(kesesuaian) antara frekuensi hasil pengamatan dengan frekuensi yang diharapkan
yang tidak memerlukan anggapan tertentu tentang bentuk distribusi populasi dari
mana sampel diambil. Pengujian distribusi normal dengan Chi-Square dapat
dilakukan dengan menggunakan software SPSS 19.0. Adapun hasil yang diperoleh
dapat dilihat pada Tabel 5.20.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.20 Uji Kenormalan Data dengan Chi-Square Menggunakan
Software SPSS 19.0
Test Statistics
Lebar Bahu
(LB)
Tinggi Siku Berdiri
(TSB)
Diameter Genggaman
(DG)
Chi-Square 10.528a 34.667
b 21.449
c
df 12 20 3
Asymp. Sig. .570 .022 .000
a. 13 cells (100.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 4.1.
b. 21 cells (100.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 2.6.
c. 0 cells (.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 12.3.
5.7.4 Penetapan Data Antropometri
Penetapan data antropometri dilakukan untuk merancang fasilitas kerja
operator pemindahan produk pupuk kapur pertanian dari stasiun pengepakan ke
gudang produk jadi. Dimensi-dimensi tubuh operator yang telah dihitung akan
menjadi dasar dalam perancangan alat bantu pemindahan produk berupa trolley.
Perancangan alat bantu tersebut menggunakan prinsip dimensi tubuh yang
ekstrim. Persentil yang digunakan adalah persentil 5 untuk dimensi Tinggi Siku
Berdiri (TSB) dan Diameter Genggaman (DG). Sedangkan persentil 95 digunakan
untuk dimensi tubuh Lebar Bahu (LB).
1. Persentil 5
Dalam perhitungan persentil ini digunakan harga persentil 5 yang dapat dicari
dengan menggunakan persamaan berikut:
100
155
n
Universitas Sumatera Utara
Dimana:
P5 = besar persentil 5
n = jumlah data
100 = persentase
Perhitungan dimensi Tinggi Siku Berdiri (TSB):
75,2100
)154(55
P
Berarti nilai 5P dapat dilihat diantara data ke 3 dan data ke 4.
Selanjutnya setelah dilakukan perhitungan persentil, maka dilakukan
interpolasi terhadap data hasil perhitungan persentil.
Interpolasi = nilai data ke n + selisih nilai data*(data ke n+1 – data P5)
= 101,6 + (101,6- 99,4)*(4-2,75)
= 101,6 + (2,2)*(1,25)
= 101,6 - 2,75
= 98,85 cm
Sedangkan perhitungan dimensi Diameter Genggaman (DG):
5,2100
)149(55
P
Berarti nilai 5P dapat dilihat diantara data ke 3 dan data ke 4.
Selanjutnya setelah dilakukan perhitungan persentil, maka dilakukan
interpolasi terhadap data hasil perhitungan persentil.
Interpolasi = nilai data ke n + selisih nilai data*(data ke n+1 – data P5)
= 5,02 + (5,02-4,84)*(4-2,5)
Universitas Sumatera Utara
= 5,02 + (0,18)*(1,5)
= 5,02 + 0,27
= 5,29 cm
2. Persentil 50
Dalam perhitungan persentil ini digunakan harga persentil 50 yang dapat
dicari dengan menggunakan persamaan berikut:
100
15050
n
Dimana:
P50 = besar persentil 50
n = jumlah data
100 = persentase
Perhitungan dimensi Lebar Bahu (LB):
27100
)153(5050
P
Berarti nilai 50P dapat dilihat diantara data ke 26 dan data ke 27.
Selanjutnya setelah dilakukan perhitungan persentil, maka dilakukan
interpolasi terhadap data hasil perhitungan persentil.
Interpolasi = nilai data ke n + selisih nilai data*(data ke n+1 – data P50)
= 43,5 + (43,5- 36,1)*(27-27)
= 43,5 + (7,4)*(0)
= 43,5 cm
Universitas Sumatera Utara
5.8 Metode Kerja Aktual
Dari hasil pengamatan yang dilakukan metode kerja aktual di stasiun
pengepakan dan pemindahan produk jadi adalah sebagai berikut:
1. Produk jadi yang keluar dari corong bawah mesin Hammer Mill
langsung ditampung oleh si operator dengan karung-karung yang telah
disediakan.
2. Karung tersebut diisi sampai penuh, kemudian dipindahkan ke sisi
sebelah kiri operator.
3. Penjahitan karung pupuk secara manual oleh operator
4. Operator A mengangkat produk pupuk dari lantai ke punggung
operator B.
5. Operator B melakukan pemindahan produk jadi ke gudang dengan
cara mengangkat secara manual.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap elemen kegiatan aktual yang
terdapat pada aktivitas di stasiun pengepakan dan pemindahan produk jadi maka
dapat diketahui data waktu pengerjaan pada Peta Aliran Proses, terlihat pada
Gambar 5.31 berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.31 Peta Aliran Proses
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB 6
ANALISA PEMECAHAN MASALAH
6.1 Analisis Keluhan Musculoskletal Disorders Berdasarkan SNQ
Berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan Standart Nordic
Questionnaire (SNQ) yaitu melihat tingkat keluhan operator saat melakukan pekerjaan,
ternyata didapat hasil bahwa tingkat keluhan yang di alami oleh operator berbeda-beda.
Perbedaan ini terjadi karena bedanya dimensi tubuh dan metode kerja pada operator
sehingga akan berbeda pula dampak yang terjadi pada operator. Persentase pembobotan
masing-masing kategori di setiap dimensi tubuh dapat dilihat pada Gambar 6.1
Gambar 6.1 Data Total Keluhan Standart Nordic Questionnaire
Gambar diatas memperlihatkan bahwa bagian tubuh di bahu kiri, bahu kanan,
lengan atas, lengan bawah kiri dan kanan memiliki persentase 100% untuk kriteria
“Sangat Sakit”. Hal ini disebabkan karena pada bagian-bagian tersebut sangat besar
menahan gaya dari beban produk pupuk seberat 50 kg. Selain dari beban kerja fisik
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Bobot 0 Bobot 1 Bobot 2 Bobot 3
Universitas Sumatera Utara
yang besar, pergerakan berulang-ulang (repeatitive) untuk memindahkan produk
membuat otot-otot pada daerah tersebut cepat terjadi konstraksi sehingga otot
mengalami kelelahan dan timbul rasa sakit.
6.2 Analisis Postur Kerja
Hasil penilaian postur kerja dengan menggunakan metode QEC, terlihat pada
Tabel 6.1.
Tabel 6.1 Rekapitulasi Hasil Analisis Postur Kerja
No. Elemen Kerja Persentase Tindakan
1 Pemindahan produk jadi (kapur
pertanian) yang telah ditampung
dengan karung dari corong mesin
Hammer Mill.
62 Tindakan dalam waktu
dekat
2 Pengepakan produk dengan
menggunakan mesin jahit karung.
27 Aman
3 Operator A membantu operator B
menaikkan produk ke punggung
operator B (pemindahan dilakukan
secara manual)
78 Tindakan sekarang juga
4 Pengangkatan produk dipindahkan
ke gudang
84 Tindakan sekarang juga
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan tabel di atas elemen kerja pengepakan produk dengan
menggunakan mesin jahit karung tidak perlu dilakukan tindakan karena berstatus
aman. Sementara pada elemen kerja pemindahan produk jadi (kapur pertanian) yang
telah ditampung dengan karung dari corong mesin Hammer Mill perlu dilakukan
Universitas Sumatera Utara
tindakan dalam waktu dekat. Sedangkan 2 elemen lainnya terlihat bahwa perlu
tindakan sekarang juga akibat postur kerja yang tidak ergonomis, yaitu:
1. Operator A membantu operator B menaikkan produk ke punggung operator
B (pemindahan dilakukan secara manual)
Pada elemen kerja ini kondisi berat beban yang diangkat jauh melebihi batas
berat beban yang diizinkan untuk diangkat secara manual. Proses
pengangkatan yang dilakukan berulang juga menjadi penyebab kurang
ergonomisnya elemen kerja tersebut.
2. Pengangkatan produk dipindahkan ke gudang
Pada elemen kerja ini produk dipindahkan secara manual dari stasiun kerja
pengepakan ke gudang produk jadi dengan cara dipikul di punggung
operator. Kondisi ini jelas sangat tidak ergonomis karena beban yang
dipikul sangat berat, dan dilakukan secara berulang. Maka dari itu, memang
sangat dibutuhkan alat bantu dalam pemindahan produk ini.
6.3 Analisis Prosedur Kerja
CV. Bukitraya Laendrys belum mempunyai prosedur yang baku atau tertulis
bagi karyawan dalam menjalankan proses kerja. Dari peta aliran proses sekarang dapat
disimpulkan bahwa operator umumnya bekerja secara manual tanpa ada fasilitas kerja
terutama untuk pemindahan produk. Terlihat dalam Peta Aliran Proses aktual,
pemindahan produk satu per-satu dan dilakukan secara manual akan menghabiskan
banyak waktu. Untuk itu prosedur kerja aktual perlu diperbaiki dengan menambahkan
Universitas Sumatera Utara
suatu alat bantu pemindahan produk sehingga kerja operator bisa lebih cepat, serta
keluhan operator dapat diminimasi.
6.4 Analisis Biomekanika
6.4.1 Analisis dan Evaluasi Penentuan Nilai Recommended Weight Limit (RWL) dan
Lifting Index (LI)
RWL adalah batas beban yang dapat diangkat oleh manusia tanpa
menimbulkan cidera meskipun pekerjaan tersebut dilakukan secara berulang-ulang
dalam durasi kerja tertentu dan dalam jangka waktu yang cukup lama. Dari hasil
pengolahan data dapat dilihat bahwa nilai Recommended Weight Limit (RWL) yang
paling besar terdapat aktivitas aktivitas pengangkatan produk dari lantai ke punggung
operator, yaitu sebesar 13,95 kg (situasi origin) untuk operator pertama. Sedangkan
nilai Recommended Weight Limit (RWL) yang paling kecil terdapat pada operator
ketiga dan keenam untuk aktivitas yang sama dengan nilai RWL sebesar 5,44 kg
(destination).
Besar kecilnya nilai RWL pada seorang operator bergantung pada faktor-faktor
berikut ini:
1. Faktor pengali horizontal (HM)
Faktor pengali horizontal (HM) dipengaruhi oleh nilai Horizontal Location
(H). Nilai HM dan H berbanding terbalik, semakin besar nilai H, maka HM
yang dihasilkan semakin kecil. Sebaliknya, semakin kecil nilai H yang
didapat, maka nilai HM yang dihasilkan semakin besar. Sedangkan
hubungan antara HM dengan RWL adalah berbanding lurus di mana
Universitas Sumatera Utara
semakin besar nilai HM, maka nilai RWL akan semakin besar dan
sebaliknya. Dari tabel hasil perhitungan nilai RWL dapat dilihat bahwa nilai
HM yang dihasilkan untuk masing-masing aktivitas lebih besar dari satu,
sehingga menyebabkan nilai RWL yang dihasilkan semakin besar. Faktor
pengali horizontal (HM), di mana jarak antara beban dan operator diperbaiki
menjadi 25 cm karena jarak ini merupakan jarak yang direkomendasikan
NIOSH. Pada pengumpulan data aktivitas pengangkatan produk dari lantai
ke punggung operator kondisi origin, nilai H adalah 17 cm. Agar nilai RWL
semakin besar, maka jarak antara operator ke beban harus didekatkan lagi
agar nilai HM menjadi lebih besar, sehingga RWL juga semakin besar.
2. Faktor pengali Vertikal (VM)
Faktor pengali vertikal (VM) dipengaruhi oleh Vertical Location (V).
Hubungan V terhadap besarnya VM, yaitu semakin besar selisih antara V
dengan nilai 75 yang telah ditetapkan NIOSH, maka nilai VM yang
dihasilkan akan semakin kecil. Sebaliknya makin kecil selisihnya, maka
nilai VM yang dihasilkan akan semakin besar. Sedangkan hubungan antara
nilai VM dengan RWL ialah berbanding lurus di mana jika nilai VM yang
didapatkan dari pengolahan data besar maka nilai RWL yang dihasilkan pun
juga akan semakin besar dan sebaliknya. Maka untuk mendapatkan nilai
RWL yang besar maka selisih antara jarak genggaman tangan operator pada
saat menggenggam beban terhadap lantai harus diperpendek, sehingga nilai
RWL yang dihasilkan pun akan semakin besar dan tingkat terjadinya risiko
cedera kerja semakin kecil. Faktor pengali vertikal (VM), di mana beban
Universitas Sumatera Utara
diangkat sampai ketinggian genggaman tangan, yang berada pada jarak 75
cm. Pada pengumpulan data aktivitas aktivitas pengangkatan produk dari
lantai ke punggung operator di kondisi origin, nilai V adalah 15,5 cm. Agar
nilai RWL semakin besar, maka jarak antara operator ke beban harus
mendekati nilai 75 cm agar nilai HM menjadi lebih besar, sehingga RWL
juga semakin besar.
3. Faktor perpindahan (DM)
Nilai faktor perpindahan (DM) dipengaruhi oleh Vertical Travel Distance
(D). D merupakan jarak perpindahan beban secara vertikal antara tempat
asal ke tempat tujuan. Pengaruh nilai D terhadap besarnya DM adalah
semakin besar nilai D yang didapat, maka semakin kecil nilai DM yang
dihasilkan begitu juga sebaliknya. Dari hubungan tersebut dapat
disimpulkan bahwa nilai RWL yang dihasilkan akan besar jika jarak
perpindahan beban dari tempat asal ke tempat tujuan diperpendek, dengan
begini risiko terjadinya cidera kerja akan semakin kecil. Pada pengumpulan
data aktivitas pengangkatan produk dari lantai ke punggung operator di
kondisi origin dan destination, nilai D adalah 128,2 cm. Agar nilai RWL
semakin besar, maka jarak antara operator ke beban harus didekatkan lagi
agar nilai DM menjadi lebih besar, sehingga RWL juga semakin besar.
4. Faktor pengali asimetrik (AM)
Nilai faktor pengali asimetrik (AM) dipengaruhi oleh sudut yang dibentuk
operator dari posisi awal ke posisi akhir setelah pengangkatan (A). Semakin
besar nilai A, maka nilai AM akan semakin kecil, sehingga nilai RWL yang
Universitas Sumatera Utara
dihasilkan pun akan kecil pula hal ini disebabkan AM berbanding lurus
terhadap RWL. Faktor pengali asimetrik (AM), dengan melakukan
perubahan pada lokasi pemindahan beban, di mana lokasi pemindahan
beban, beban, dan operator dibuat pada keadaan lurus tanpa melibatkan
perputaran tubuh (AM=1). Hal ini akan membuat nilai RWL akan menjadi
lebih besar. Hal ini akan membuat nilai LI semakin besar.
5. Faktor pengali frekuensi (FM)
Faktor pengali frekuensi (FM) menyatakan frekuensi seorang operator
mengangkat beban dalam berapa menit dan berapa lama operator tersebut
bekerja. Nilai FM dipengaruhi oleh frekuensi pengangkatan/menit, durasi
waktu, dan Vertical Location. Dengan memasukkan data yang ada, maka
dapat dilihat nilai FM dari tabel Faktor Pengali Frekuensi. Adapun
hubungan antara nilai FM dengan nilai RWL adalah berbanding lurus, di
mana jika nilai FM besar maka nilai RWL yang dihasilkan pun juga akan
besar. Begitu juga sebaliknya jika nilai FM kecil maka nilai RWL yang
dihasilkan pun juga akan kecil. Dari tabel perhitungan nilai RWL diperoleh
nilai FM operator yang lebih kecil dari satu. Hal ini mengakibatkan nilai
RWL semakin kecil. Untuk membuat nilai FM semakin besar, maka
frekuensi pengangkatan/menit, durasi waktu, dan Vertical Location harus
diperkecil agar nilai FM yang diperoleh akan semakin besar.
6. Faktor Pengali Coupling (CM)
Faktor Pengali Coupling (CM) merupakan keadaan operator pada saat
menggenggam beban apakah dirasakan nyaman atau tidak. Keadaan
Universitas Sumatera Utara
tersebut mempunyai kriteria masing-masing yang dapat dilihat pada tabel
Faktor Pengali Coupling. Selain itu, faktor pengali ini juga dipengaruhi oleh
jarak Vertical Location (V). Nilai CM berbanding lurus dengan besar RWL,
sehingga semakin besar nilai CM, maka semakin besar pula nilai RWL.
Sebaliknya semakin kecil nilai CM, maka semakin kecil pula nilai RWL
yang diperoleh. Dari tabel perhitungan nilai RWL diperoleh nilai CM pada
operator yang lebih kecil dari 1. Hal ini mengakibatkan nilai RWL semakin
kecil. Oleh karena itu pegangannya perlu diperbaiki dengan cara memasang
pegangan yang nyaman sehingga tipe coupling tergolong dalam keadaan
good . Hal ini akan menyebabkan faktor pengali coupling akan menjadi 1.
Dengan meningkatnya nilai CM, maka nilai RWL akan semakin besar.
Lifting Index digunakan untuk mengetahui index pengangkatan yang tidak
mengandung risiko cidera tulang belakang. Nilai LI pada situasi origin sebesar 3,58
dan pada situasi destination sebesar 8,91 pada aktivitas pengangkatan produk dari
lantai ke punggung operator. Jika LI > 1, massa beban yang diangkat melebihi batas
pengangkatan yang direkomendasikan, maka aktivitas tersebut mengandung risiko
cidera tulang belakang. Sedangkan, jika LI < 1, massa beban yang diangkat tidak
melebihi batas pengangkatan yang direkomendasikan, maka aktivitas tersebut tidak
mengandung risiko cidera tulang belakang (standard dari NIOSH). Untuk menghindari
nilai LI > 1, maka nilai RWL dibuat menjadi besar. Maka dari itu, faktor-faktor yang
mempengaruhi RWL juga harus sebanding dengan RWL, yaitu harus bernilai besar.
Universitas Sumatera Utara
Selain dari evaluasi pada nilai RWL, massa beban juga berpengaruh terhadap
besar kecilnya nilai LI. Dengan adanya trolley, maka operator tidak perlu mengangkat
beban yang cukup besar.
Perhitungan nilai RWL dan LI pada aktivitas pemindahan produk dari stasiun
pengepakan ke trolley yang telah dirancang pada situasi origin dan destination dapat
dilihat pada Lampiran 6. Sedangkan hasil perhitungan nilai RWL dan LI dapat dilihat
pada Tabel 6.2 dan 6.3.
Tabel 6.2 Nilai RWL dan LI pada Aktivitas Pengangkatan Produk dari
Lantai ke Trolley pada Kondisi Origin
Operator Variabel
RWL LI
LC HM VM DM AM FM CM
1 23 1,25 0,82 0,86 0,81 0,65 0,9 9,61 0,52
Tabel 6.3 Nilai RWL dan LI pada Aktivitas Pengangkatan Produk dari
Lantai ke Trolley pada Situsi Destination
Operator Variabel
RWL LI
LC HM VM DM AM FM CM
1 23 1 0,80 0,86 0,76 0,65 0,9 7,04 0,71
Sedangkan nilai RWL dan LI pada aktivitas pemindahan produk melalui
trolley dari stasiun pengepakan menuju gudang dapat dilihat pada Tabel 6.4 dan 6.5.
Tabel 6.4 Nilai RWL dan LI pada Aktivitas Pemindahan Produk
Melalui Trolley dari Stasiun Pengepakan Menuju Gudang pada Kondisi Origin
Operator Variabel
RWL LI
LC HM VM DM AM FM CM
1 23 2,5 0,99 0,9 1 0,65 0,9 29,97 0,50
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6.5 Nilai RWL dan LI pada Aktivitas Pemindahan Produk
Melalui Trolley dari Stasiun Pengepakan Menuju Gudang pada Kondisi Destination
Operator Variabel
RWL LI
LC HM VM DM AM FM CM
1 23 1,67 0,93 0,9 0,79 0,65 0,9 16,51 0,91
6.4.2 Analisis dan Evaluasi Penentuan Nilai Maximum Permissible Limit (MPL)
Dari perhitungan MPL diperoleh nilai Fc (6708,013 N) > 6500 N pada kondisi
origin dan Fc (24218,801 N) > 6500 N pada kondisi destination pada aktivitas
pengangkatan produk dari lantai ke punggung operator, maka posisi operator pertama
sebelum dan sesudah pengangkatan beban 50 kg dikategorikan “Berbahaya” (standard
NIOSH). Faktor utama yang mempengaruhi besarnya MPL seseorang adalah posisi
tubuh operator saat sebelum melakukan pengangkatan maupun sesudah melakukan
pengangkatan. Posisi tersebut menyebabkan sudut yang dibentuk pada segmen tubuh
akan bernilai maksimum. Oleh karena itu, sebaiknya saat sebelum atau melakukan
pengangkatan beban, besar sudut kepada segmen tubuh dibuat membentuk sudut yang
bernilai 90ᴼ atau tegak lurus dengan segmen tubuh lainya sehingga gaya yang akan
dikeluarkan juga tidak maksimum dari kekuatan otot tersebut.
Adapun nilai MPL setelah dilakukan perbaikan metode kerja dengan
menggunakan trolley dapat dilihat pada Tabel 6.6 dan 6.7. Sedangkan perhitungan
nilai MPL setelah perancangan tersebut dapat dilihat pada Lampiran 7.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6.6 Nilai MPL pada Aktivitas Pengangkatan Produk dari Lantai ke Punggung Operator
pada Kondisi Origin dan Destination
Op. Kond. WH Fyw
(N)
Mw
(N.cm)
WLB
(N)
Fye
(N)
Me
(N.cm)
WLA
(N)
Fys
(N)
Ms
(N.cm)
WT
(N)
Fyt
(N)
MT
(N.cm)
PA
(N/cm2) FA (N) FM (N)
Wtot
(N) Fc (N) Kategori
1 O 0,372 2,872 29,531 1,054 3,926 118,822 1,736 5,662 150,951 31,000 42,324 694,803 2,122 986,730 -2031,845 42,324 3011,226 Aman
D 0,372 2,872 30,355 1,054 3,926 117,221 1,736 5,662 161,357 31,000 42,324 793,141 2,124 987,660 -2014,224 42,324 2993,084 Aman
Tabel 6.7 Nilai MPL pada Aktivitas Pemindahan Produk dari Stasiun Pengepakan ke Gudang
pada Kondisi Origin dan Destination
Op. Kond. WH Fyw
(N)
Mw
(N.cm)
WLB
(N)
Fye
(N)
Me
(N.cm)
WLA
(N)
Fys
(N)
Ms
(N.cm)
WT
(N)
Fyt
(N)
MT
(N.cm)
PA
(N/cm2) FA (N) FM (N)
Wtot
(N) Fc (N) Kategori
1 O
0,372 2,872 28,020 1,054 3,926 110,896 1,736 5,662 149,923 31,000 42,324 422,462 1,572 730,980 -1523,664 42,324 2252,429 Aman
D 0,372 2,872 28,568 1,054 3,926 116,896 1,736 5,662 163,492 31,000 42,324 531,178 2,177 1012,305 -2120,835 42,324 3129,451 Aman
Universitas Sumatera Utara
6.5 Perancangan Fasilitas Kerja Usulan
CV. Bukitraya Laendrys belum memiliki fasilitas kerja dalam pemindahan
produk dari stasiun pengepakan menuju gudang. Sehubungan dengan hal tersebut
telah dilakukan serangkaian penelitian mulai dari mengidentifikasi keluhan-keluhan
para operator yang diperoleh dari hasil kuesioner SNQ dan juga postur kerja yang
tidak aman yang diperoleh dari hasil QEC. Selain itu dari hasil penilaian postur kerja
juga memperlihatkan adanya indikasi “berbahaya” sehingga diperlukan adanya
perbaikan sekarang juga, baik dari metode maupun fasilitas kerja. Sedangkan dari
penilaian biomekanika dengan menggunakan metode RWL dan MPL juga
memperlihatkan adanya indikasi bahaya karena nilai yang diperoleh melewati batas
yang telah direkomendasikan oleh NIOSH.
Fasilitas kerja aktual tersebut akan berdampak pada buruk pada operator yang
akan menyebabkan keluhan MSDs. Kondisi aktual dapat dilihat pada Gambar 6.2.
Gambar 6.2 Kondisi Kerja Aktual pada Aktivitas Pemindahan Produk
dari Stasiun Pengepakan Menuju Gudang
Pada gambar diatas terlihat jelas bahwa belum adanya fasilitas kerja yang
digunakan sebagai alat bantu pada aktivitas pemindahan tersebut. Pekerjaan tersebut
Universitas Sumatera Utara
berdampak buruk pada fisik operator yang mengakibatkan keluhan MSDs. Maka dari
itu, rancangan fasilitas kerja berupa alat bantu pemindahan produk perlu diusulkan
untuk mengurangi keluhan MSDs tersebut. Adapun alat bantu usulan berupa trolley
yang digunakan operator untuk memindahkan beban dari stasiun pengepakan menuju
ke gudang.
Trolley tersebut dirancang berdasarkan prinsip data antropometri. Adapun
dimensi yang paling penting dalam perancangan tersebut adalah Lebar Bahu (LB),
Tinggi Siku Berdiri (TSB), dan Diameter Genggaman (DG). Adapun trolley sebagai
alat bantu dalam pemindahan produk pupuk dapat dilihat pada Gambar 6.3.
Gambar 6.3 Alat Bantu Usulan (Trolley) untuk Pemindahan Produk Pupuk
Trolley yang dirancang ini melibatkan sistem pegas dan sistem hidrolik pada
papan penampung produk. Dengan bantuan kedua sistem tersebut menjadikan beban
maksimal awal 50 kg dapat dikurangi. Pada kondisi ini pun operator yang diperlukan
hanya 1 orang. Hal tersebut dapat diilustrasikan pada Gambar 6.4 (a) dan (b).
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6.4 (a) Kondisi Trolley sebelum Diletakkan Produk Pupuk
(b) Kondisi Trolley setelah Diletakkan Produk Pupuk
6.6 Metode Kerja Usulan
Adapun perbaikan metode kerja baru untuk pemindahan produk dari stasiun
pengepakan dan pemindahan produk jadi adalah sebagai berikut:
(a)
(b)
Universitas Sumatera Utara
1. Produk jadi yang keluar dari corong bawah mesin Hammer Mill langsung
ditampung oleh si operator dengan karung-karung yang telah disediakan.
2. Penjahitan karung pupuk secara manual oleh operator.
3. Operator mendorong dan mengarahkan produk ke trolley hingga produk
berada di atas trolley.
4. Setelah sampai pada tumpukan ketiga, maka operator membawa produk
dengan mendorong trolley ke gudang.
5. Ketiga tumpukan produk diturunkan dari trolley di gudang.
Elemen kegiatan dengan melibatkan usulan alat bantu (trolley) untuk aktivitas
pada stasiun pengepakan dan pemindahan produk jadi dapat dijabarkan lebih jelas
pada Peta Aliran Proses, terlihat pada Gambar 6.5.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6.5 Peta Aliran Proses Usulan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Hasil pengolahan data dan analisis pembahasan memberikan beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Resiko cidera musculoskletal disorders yang dialami operator berdasarkan
kuesioner SNQ terdapat pada bagian tubuh bahu kiri, bahu kanan, lengan
atas, lengan bawah kiri dan kanan memiliki persentase 100% untuk kriteria
“sangat sakit”. Keluhan ini disebabkan oleh pengangkatan beban (produk
pupuk kapur pertanian 50 kg) yang secara repetitif dari stasiun pengepakan
ke gudang produk jadi.
2. Hasil penilaian postur kerja dengan metode QEC menunjukkan bahwa
elemen kerja pengepakan produk dengan menggunakan mesin jahit karung
tidak perlu dilakukan tindakan karena berstatus aman. Sementara pada
elemen kerja pemindahan produk jadi (kapur pertanian) yang telah
ditampung dengan karung dari corong mesin Hammer Mill perlu dilakukan
tindakan dalam waktu dekat. Sedangkan elemen kegiatan Operator A
membantu operator B menaikkan produk ke punggung operator B
(pemindahan dilakukan secara manual) dan pengangkatan produk
dipindahkan dari stasiun pengepakan ke gudang perlu tindakan sekarang
juga akibat postur kerja yang tidak ergonomis. Kondisi ini tidak ergonomis
karena beban yang dipikul sangat berat, dan dilakukan secara berulang.
Universitas Sumatera Utara
3. Hasil penilaian biomekanika memperlihatkan bahwa nilai RWL ketika
situasi origin sebesar 13,95 Kg dan destination sebesar 5,61 Kg pada
aktivitas pengangkatan produk dari lantai ke punggung operator yang
membuat nilai LI berturut-turut sebesar 3,58 dan 8,91 (sangat berbahaya
dan menimbulkan resiko cidera tulang belakang). Begitu juga untuk
aktivitas pemindahan produk dari stasiun pengepakan menuju gudang, nilai
RWL pada situasi origin dan destination berturut-turut adalah 16,94 Kg dan
17 Kg sedangkan nilai LI berturut-turut sebesar 2,95 dan 2,94 (sangat
berbahaya dan menimbulkan risiko cidera tulang belakang).
4. Penilaian biomekanika untuk metode MPL pada aktivitas pengangkatan
produk dari lantai ke punggung operator untuk situasi origin dan destination
berturut-turut sebesar 6708,013 Newton dan 24218,801 Newton (kategori
sangat berbahaya). Sedangkan nilai MPL pada aktivitas pemindahan produk
dari stasiun pengepakan menuju gudang untuk situasi origin dan destination
berturut-turut sebesar 611424,457 Newton dan 78219,218 Newton (kategori
sangat berbahaya).
5. Untuk mereduksi keluhan MSDs yang diperoleh dari hasil penilaian SNQ,
postur kerja, dan biomekanika, maka dibuat suatu usulan alat bantu
pemindahan produk berupa trolley yang dirancang berdasarkan perhitungan
prinsip antropometri.
Universitas Sumatera Utara
7.2 Saran
Adapun saran yang diberikan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Usulan metode kerja dan alat bantu yang baru ini sebaiknya digunakan di
lapangan untuk mengurangi keluhan muskuloskeletal yang dialami operator
dan memberikan rasa nyaman kepada operator saat melaksanakan
pekerjaannya serta cara kerja operator lebih seragam dan efisien.
2. Perlu dilakukan sosialisasi penggunaan metode kerja dan alat bantu yang
baru kepada operator di CV. Bukitraya Laendrys sebelum dilakukan
penerapan di lapangan.
3. Perlu dilakukan pemahaman tentang pentingnya keselamatan dan kesehatan
kerja terhadap pemilik dan operator di CV. Bukitraya Laendrys.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2006.
David, G. C. Ergonomic Methods for Assessing Exposure to Risk Factors for Work-
Related Musculoskeletal Disorders. Occupational Medicine Journal
2005;55:190–199
Franklin, Derrick, dkk. Investigation of Ergonomic Improvements for Manual
Material Handling of Heavy Awkward Loads on a Loading Dock : Journal’s
University of Utah. 2008
Freivalds, Andris. Niebel’s Methods, Standards, and Work Design, Twelfth Edition.
New York: McGraw-hill. 2003.
Health and Safety Executive. Further Development of the Usability and Validity of the
Quick Exposure Check (QEC) : University of Surrey. 2005
Kudryk, Ian. A Biomechanical Analysis of A Specialized Load Carriage Technique
and the Development of An Assistive Load Carriage Device. Kanada : Queen’s
University. 2008
Li, G. and Buckle, P. 1998. The Development of a Practical Method for the Exposure
Assessment of Risks to Work-Related Musculoskeletal Disorders. HSE Books.
Suffolk
(http://www.hse.gov.uk/research/content/crr/1999/crr99251.htm)
Li, G. and Buckle, P. Quick Exposure Checklist (QEC) for the Assessment of
Workplace Risks for Work-Related Musculoskeletal Disorders (WMSDs). In :
Stanton, N., Hedge, A., Brookhuis, K., Salas, E. and Hendrick, H. editors.
Handbook of Human Factors and Ergonomics Methods. USA : CRC PRESS.
p. 6.1-6.10. 2005.
Mirmohamadi, J Nasl Seraji. Evaluation of Risk Factors Causing Musculoskeletal
Disorders Using QEC Method in a Furniture Producing Unite : Journal of
Iranian J Publ Health, Vol. 33, No. 2, pp.24-27, 2004
Universitas Sumatera Utara
Muslimah, Etika. Analisis Manual Material Handling Menggunakan Niosh Equation.
Jurnal Ilmiah Teknik Industri : Vol. 5 No. 2. Universitas Muhammadiyah
Surakarta. 2006
Wijana, Nyoman. Teaching and Learning Science through Ergonomic Approach
Reduces Musculoskeletal Complaint, Boredom, Fatigue, and Increases
Motivation and Achievement of Learning among Elementary School Students
No. 1 Sangsit Sawan District Buleleng Regency. Medical Science. Jurnal
Ergonomi : Udayana University. 2007
Purnomo, Hari. Work System Using Total Ergonomic Approach Reduces
Musculoskeletal Complaint, Fatigue, Workload, And Increases The Workers
Productivity Of Ceramic Industry In Kasongan, Bantul. Medical Science.
Jurnal Ergonomi : Udayana University. 2007
Sinulingga, Sukaria. Metode Penelitian. Medan: USU Press. 2011.
Sanders, M.S.; McCormick, E.J. Human Faktors in Engineering and Design. New
York: McGraw-hill. 1987.
Santoso, Gempur. Ergonomi Manusia, Peralatan dan Lingkungan. Surabaya: PT.
Guna Widya. 2004.
Sastrowinoto, Suyatno. Meningkatkan Produktivitas dengan Ergonomi. Jakarta: PT.
Pustaka Binaman Pressindo. 1985.
Suma’mur, P.K. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: CV.
Masagung. 1984.
Sutalaksana, I.Z, dkk. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung: ITB. 1979.
Tarwaka, Solichul, dkk. Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Produktivitas. Denpasar: Universitas Udayana. 2004.
Wignjosoebroto, Sritomo. Ergonomi, Studi Gerakan dan Waktu. Surabaya: PT Guna
Widya. 1995.
Universitas Sumatera Utara
Worths, Butter. Applied Ergonomi Handbook. London: Loughborough University of
Technology. 1989.
Woods, P Buckle, dkk. Development of the Quick Exposure Check (QEC) : Robens
Centre for Health Ergonomics, EIHMS, University of Surrey. Guildford, GU2
7TE UK
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 1
Standard Nordic Questionnaire (SNQ)
Nama : ……………………..
Umur : …………………….. tahun
Jenis kelamin : Pria / Wanita
Tugas : ……………………..……………………..
Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia berikut ini :
NO JENIS KELUHAN TINGKAT KELUHAN
Tidak
Sakit
Agak
Sakit Sakit
Sangat
Sakit
0 Sakit kaku di leher bagian atas
1 Sakit kaku di bagian leher bagian bawah
2 Sakit di bahu kiri
3 Sakit di bahu kanan
4 Sakit lengan atas kiri
5 Sakit di punggung
6 Sakit lengan atas kanan
7 Sakit pada pinggang
8 Sakit pada bokong
9 Sakit pada pantat
10 Sakit pada siku kiri
11 Sakit pada siku kanan
12 Sakit pada lengan bawah kiri
13 Sakit pada lengan bawah kanan
14 Sakit pada pergelangan tangan kiri
15 Sakit pada pergelangan tangan kanan
16 Sakit pada tangan kiri
17 Sakit pada tangan kanan
18 Sakit pada paha kiri
19 Sakit pada paha kanan
20 Sakit pada lutut kiri
21 Sakit pada lutut kanan
22 Sakit pada betis kiri
23 Sakit pada betis kanan
24 Sakit pada pergelangan kaki kiri
25 Sakit pada pergelangan kaki kanan
26 Sakit pada kaki kiri
27 Sakit pada kaki kanan
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 2
Hasil Penilaian Postur Kerja Aktual dengan
Software Quick Exposure Check for Work-Related
Musculoskeletal Risk 2003 Version
1. Pemindahan Produk dari Mesin Hammer Mill
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
2. Pengepakan produk dengan menggunakan mesin jahit karung
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
3. Operator A membantu operator B menaikkan produk ke punggung operator B
(pemindahan dilakukan secara manual)
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
4. Pengangkatan produk dipindahkan ke gudang
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 3
Data Pengukuran Antropometri Lab. Ergonomi danPerancangan Sistem Kerja
Operator TDT TSD TBD TMD TP Tpo PP PKL LP LB TSB PLB TMB TBT TBB TB
1 83,00 77,81 57,30 71,20 13,20 38,60 43,00 46,00 35,20 36,40 91,70 24,00 145,10 158,20 132,00 24,00
2 92,10 78,00 64,20 72,00 12,70 45,60 47,80 58,00 27,00 42,40 101,10 28,00 166,40 177,70 149,70 16,00
3 83,60 66,70 59,30 71,60 12,10 43,40 44,60 54,00 31,30 40,20 101,60 23,00 151,00 161,10 135,00 24,70
4 89,80 86,00 64,80 80,10 14,20 46,60 46,10 56,20 29,90 44,80 99,40 24,00 154,00 164,60 138,50 21,30
5 84,50 87,40 59,50 78,50 10,20 45,40 43,70 50,50 26,00 37,70 99,30 26,00 151,10 161,00 134,60 14,60
6 77,50 68,70 19,10 53,60 10,00 42,30 44,50 51,20 33,60 34,50 91,00 21,00 140,00 150,00 128,00 21,00
7 86,50 78,00 18,10 60,00 12,50 49,70 48,50 61,00 33,20 41,00 106,00 26,00 160,00 175,00 145,00 22,00
8 89,90 78,00 20,00 61,00 12,90 47,10 46,50 58,40 29,30 40,90 106,00 25,00 161,00 174,00 146,00 21,00
9 89,50 77,00 19,00 59,70 14,20 49,90 48,60 61,80 34,30 44,50 105,00 25,00 162,00 174,00 147,00 23,00
10 81,60 70,00 21,20 54,20 13,40 46,20 47,70 55,60 31,80 36,20 92,00 20,00 134,00 156,00 127,00 22,00
11 80,00 69,00 18,00 55,50 11,40 40,80 44,80 51,20 29,30 33,50 93,00 20,00 144,00 150,00 126,00 20,00
12 85,60 77,00 18,60 60,00 12,70 47,90 48,60 59,30 30,80 38,20 104,00 24,00 159,00 172,00 144,00 20,00
13 77,60 67,00 20,00 53,00 12,20 42,00 44,50 51,40 30,00 35,30 96,90 20,00 139,70 149,00 123,50 19,00
14 88,70 78,50 16,00 59,40 15,90 45,80 44,70 60,90 35,00 44,50 101,00 26,00 156,50 168,00 142,00 23,00
15 91,00 80,40 21,80 63,00 12,70 48,20 47,50 59,00 32,90 42,00 106,00 26,50 161,20 173,00 146,00 22,00
16 83,00 70,10 17,50 53,70 12,00 45,20 46,40 56,60 32,30 41,20 99,50 24,00 150,50 163,00 150,50 21,00
17 82,50 71,70 23,40 56,70 13,30 42,60 42,50 52,40 30,30 35,30 92,30 20,00 144,00 153,30 126,50 20,00
18 76,80 65,20 16,60 51,00 10,30 43,80 44,10 52,30 32,70 34,30 91,50 21,00 140,50 152,50 127,00 18,00
19 78,60 66,50 16,60 54,50 11,80 39,90 43,60 51,70 31,00 36,00 94,90 24,20 138,50 126,80 126,80 15,00
20 93,00 78,00 20,00 63,60 13,40 4,30 47,70 58,00 30,00 35,00 109,70 29,00 163,20 145,00 145,00 20,00
21 84,20 75,50 19,80 56,80 10,70 44,30 47,90 55,60 32,20 36,00 101,00 23,50 151,30 134,90 134,90 15,20
22 77,00 65,70 17,00 51,90 13,20 40,60 41,80 52,20 35,10 35,10 85,70 22,30 136,00 121,10 121,10 14,50
Universitas Sumatera Utara
23 95,30 85,00 23,30 67,30 11,00 49,10 48,00 58,60 40,10 40,10 112,00 30,40 171,00 153,00 153,00 19,10
24 78,00 70,00 22,00 54,00 11,70 44,00 41,60 51,30 32,80 35,30 125,10 40,20 140,80 153,00 91,90 16,00
25 86,50 76,00 23,00 58,00 17,90 42,60 42,50 49,10 31,60 40,40 97,20 57,00 149,00 159,00 130,60 17,00
26 90,00 76,00 23,00 59,50 15,10 47,40 48,00 59,00 37,50 43,50 108,50 44,00 163,80 178,00 149,50 24,00
27 92,00 76,00 24,00 62,00 19,20 47,60 51,40 61,00 38,00 47,00 110,40 57,00 166,60 178,70 152,10 24,00
28 78,20 56,00 18,00 54,20 11,30 41,00 41,80 50,50 27,00 36,10 93,60 24,20 138,40 148,80 126,30 19,70
29 78,30 64,00 20,00 50,80 12,30 46,30 45,30 55,70 30,00 38,60 97,20 25,50 142,60 155,10 129,60 18,80
30 76,00 63,50 19,60 51,00 10,00 43,00 47,50 54,60 21,00 36,40 94,20 27,00 140,30 153,40 126,80 18,70
31 84,00 72,50 18,60 58,00 12,60 46,80 46,10 46,10 34,30 34,30 101,20 28,80 150,40 161,30 137,30 19,20
32 88,10 78,50 24,00 59,00 10,70 43,90 43,90 47,90 33,90 36,50 107,00 28,00 145,40 164,40 139,50 18,80
33 83,20 71,10 16,50 57,40 10,10 42,00 44,30 50,50 29,50 39,40 99,90 30,50 146,60 160,40 133,70 15,30
34 93,40 80,50 18,40 63,60 14,10 48,60 49,00 58,70 32,10 42,90 110,30 29,00 166,00 178,50 147,20 16,20
35 88,00 74,50 23,50 60,00 11,70 42,00 42,00 52,40 31,90 41,60 101,60 25,00 152,30 163,10 147,80 19,30
36 84,90 72,40 20,40 60,30 13,20 42,10 44,90 53,70 31,00 35,20 99,80 27,50 148,50 160,80 136,60 15,40
37 86,40 75,00 15,90 59,20 12,80 46,50 47,10 57,90 31,60 40,20 104,10 27,50 156,80 169,70 141,10 18,00
38 82,50 70,50 23,00 59,00 14,00 40,00 35,00 41,00 33,00 40,00 102,00 24,00 144,00 154,00 132,00 19,00
39 83,00 69,00 23,00 53,00 11,00 43,00 31,00 44,00 30,00 32,50 93,50 22,00 142,20 151,00 125,00 16,00
40 92,50 82,00 22,50 67,00 11,50 45,00 42,00 52,00 33,00 41,00 111,00 24,00 160,00 172,00 150,00 16,00
41 80,00 70,00 23,00 55,00 19,00 43,00 46,00 50,00 37,00 42,00 101,00 20,00 135,00 159,00 143,00 28,00
42 88,00 77,00 21,00 65,00 12,00 46,00 42,00 54,00 30,00 39,50 114,00 25,00 161,50 173,00 153,00 15,00
43 76,80 65,70 14,30 50,20 11,50 40,60 45,70 54,70 31,50 33,50 88,00 25,00 141,10 125,50 149,90 15,50
44 83,20 72,50 17,70 55,70 11,10 39,40 44,80 53,00 26,40 29,20 95,70 25,00 145,30 130,90 158,00 17,50
45 80,10 67,80 17,30 54,80 12,60 42,00 46,70 54,20 30,50 37,20 85,00 24,50 145,00 132,30 156,00 15,60
46 77,70 66,40 18,50 53,00 12,50 41,80 46,70 53,50 33,80 34,50 95,00 25,00 141,50 127,70 154,00 17,60
47 85,80 76,00 20,20 59,80 14,00 40,80 47,60 59,20 32,20 28,30 104,00 26,00 152,00 137,00 164,00 17,80
Universitas Sumatera Utara
48 82,00 71,10 19,20 58,50 13,50 45,00 37,80 43,00 30,50 39,40 99,20 24,00 144,20 155,20 131,20 17,40
49 81,00 71,00 20,80 53,00 12,00 45,00 56,00 59,30 37,00 38,90 101,70 23,00 151,80 164,00 136,30 18,60
50 88,00 77,00 25,00 60,00 14,00 45,00 63,00 53,00 39,00 39,00 103,10 24,00 155,60 168,20 137,80 15,50
51 93,60 64,00 25,10 80,50 11,90 45,00 59,20 49,00 37,00 43,00 105,70 29,00 160,90 173,50 142,80 18,00
52 92,00 80,50 20,50 62,70 15,00 45,00 72,00 63,00 34,30 42,80 104,40 28,50 166,10 177,00 147,00 21,80
53 80,50 71,00 22,50 57,50 12,50 36,20 41,40 47,70 29,00 35,70 97,00 21,00 139,50 150,00 122,50 16,00
54 80,00 68,00 22,00 53,00 11,50 37,10 41,90 48,80 30,70 37,30 91,00 22,00 135,50 145,50 119,50 15,40
55 85,50 73,00 23,00 56,50 10,50 40,80 41,60 51,00 30,60 34,20 99,00 21,00 143,00 155,00 127,50 12,50
56 96,50 84,00 27,00 69,00 17,00 46,10 50,50 61,20 41,80 48,40 114,00 26,00 167,50 182,50 150,00 23,00
57 85,50 69,00 21,50 56,00 13,40 38,70 46,60 56,00 35,80 38,70 99,00 23,00 145,50 156,00 131,50 15,50
Universitas Sumatera Utara
Operator JT RT PTK PTLK PKJK LK LTK TMK TBTK JMTMK PJ1 PJ2 PJ3 PJ4 PJ5 PPt
1 78,00 162,00 23,50 19,30 21,00 8,11 4,63 6,82 4,24 4,81 5,65 8,14 8,52 7,51 6,14 7,94
2 90,00 188,00 27,50 20,10 23,20 8,71 5,14 7,71 5,33 6,11 7,44 9,83 11,72 10,64 8,43 10,41
3 80,00 167,00 25,80 20,00 20,80 9,33 6,42 7,50 5,91 5,91 5,31 9,15 10,51 9,32 7,92 9,65
4 80,00 172,00 23,40 17,00 20,20 9,02 5,44 7,40 6,23 5,32 6,72 8,51 9,73 9,60 7,34 9,50
5 70,00 160,00 22,80 17,20 19,40 9,02 5,03 7,23 5,30 5,63 6,11 8,81 9,60 9,13 6,44 9,62
6 70,00 144,00 23,50 15,00 18,00 9,30 5,50 6,00 4,30 5,00 6,00 8,30 9,50 8,60 7,50 8,00
7 80,00 180,00 27,00 20,00 21,00 8,90 5,00 7,00 6,40 2,90 6,53 8,53 9,70 8,63 9,70 8,50
8 78,00 174,00 26,00 20,00 21,00 8,80 5,30 6,80 6,10 5,40 6,30 8,70 9,40 8,50 6,80 10,20
9 77,00 155,00 28,00 20,30 24,00 9,30 6,00 7,10 6,50 4,90 7,00 10,40 11,40 9,70 7,90 10,00
10 65,00 153,00 23,00 16,00 18,00 7,70 5,10 5,50 5,50 4,10 5,60 8,93 9,00 8,50 6,30 8,90
11 68,00 184,00 23,00 14,00 18,00 8,00 5,10 5,00 6,00 3,90 6,20 9,50 9,70 8,80 6,50 9,00
12 68,00 179,00 25,50 19,00 23,00 8,90 6,10 7,50 5,70 4,60 6,50 9,70 10,00 9,40 7,30 9,20
13 78,00 160,00 23,50 16,00 18,00 9,50 6,00 6,50 5,00 4,00 6,30 7,30 8,70 8,00 6,90 8,00
14 83,00 178,00 27,50 16,50 21,30 8,10 6,00 8,50 7,20 6,50 6,10 8,70 8,40 8,00 6,10 7,20
15 85,00 181,00 24,50 16,00 20,50 8,00 5,00 7,00 7,50 6,00 6,20 9,80 10,00 9,70 7,70 9,70
16 78,00 165,00 24,50 19,00 21,00 9,60 7,00 8,20 5,30 5,20 5,60 8,20 10,00 8,30 5,60 8,50
17 78,00 162,00 24,00 16,00 19,00 8,00 5,80 5,40 4,90 3,80 6,20 8,30 8,80 8,30 7,20 8,50
18 80,00 164,00 24,00 15,00 21,00 9,00 7,00 8,20 5,50 4,50 6,00 8,60 8,90 8,50 6,60 8,80
19 74,60 150,50 20,30 13,70 18,00 6,60 4,80 6,50 4,50 3,90 5,30 7,20 7,90 6,80 5,90 7,70
20 87,00 190,50 26,20 19,60 21,50 10,60 5,70 6,65 3,80 5,50 6,00 8,60 9,70 9,30 7,20 9,20
21 78,20 163,00 24,00 15,30 20,00 8,40 5,00 7,90 4,10 5,70 6,20 7,70 8,70 8,10 6,50 8,10
22 75,00 151,50 22,50 15,30 19,50 7,20 4,80 7,40 3,90 4,70 6,10 7,50 8,90 7,60 5,90 6,90
23 87,20 182,50 26,20 18,80 21,00 8,10 5,80 7,30 3,80 3,80 6,40 8,90 9,20 8,00 7,60 7,60
24 75,00 152,00 21,00 13,30 18,30 7,63 4,81 6,40 4,40 3,70 5,80 8,50 9,00 8,50 6,60 6,50
Universitas Sumatera Utara
25 79,00 153,50 22,00 14,70 19,00 8,85 5,75 6,65 4,00 4,54 6,00 8,10 8,90 8,40 6,40 6,70
26 87,00 103,50 24,50 19,60 21,10 9,31 5,95 6,72 5,70 5,50 6,40 10,00 11,10 9,90 8,00 7,60
27 91,00 183,00 25,70 20,20 25,20 10,30 6,60 8,40 6,00 5,30 7,50 10,10 11,00 10,50 7,60 10,50
28 74,80 146,50 20,00 16,30 17,00 8,06 4,80 6,94 6,43 3,80 5,70 7,40 8,50 8,10 6,20 6,40
29 75,00 152,30 22,00 16,50 18,00 8,50 5,40 7,00 6,90 4,40 6,10 8,80 9,20 8,60 6,20 5,90
30 68,00 167,00 22,40 16,40 18,30 7,50 4,45 6,00 5,80 3,10 6,00 8,40 8,70 8,30 6,90 6,10
31 75,00 165,00 23,00 16,50 18,00 8,48 5,26 6,49 6,50 4,50 6,30 7,30 7,60 6,70 5,70 6,10
32 72,00 164,00 23,50 16,00 19,00 8,50 5,00 7,40 8,20 4,60 6,60 8,50 9,20 8,70 7,40 7,70
33 73,00 170,00 23,50 16,00 20,50 8,67 4,85 8,43 5,80 3,41 6,34 8,40 9,50 8,73 7,00 9,60
34 76,00 179,00 24,50 18,00 21,00 9,16 5,40 8,80 7,10 3,90 6,20 9,00 10,40 9,10 7,30 11,65
35 69,00 166,00 24,00 17,00 19,00 9,21 5,20 7,80 6,15 4,40 5,40 7,86 10,10 9,80 6,90 8,90
36 66,00 164,00 23,50 16,50 19,50 8,40 4,82 8,00 3,52 3,00 5,00 7,77 9,21 7,89 6,20 8,40
37 70,00 167,00 24,00 16,00 19,50 8,90 4,90 7,00 5,14 4,00 5,90 7,80 9,20 8,98 7,00 8,36
38 69,00 151,00 22,00 16,00 18,50 9,00 5,50 8,20 4,10 3,00 5,10 7,72 8,33 7,50 5,42 6,12
39 65,00 139,00 21,80 16,00 18,00 7,00 4,50 7,00 4,20 3,00 6,50 7,20 7,60 7,73 6,14 6,55
40 72,00 170,00 24,50 18,00 20,00 9,60 5,00 8,00 4,30 4,40 6,43 7,92 9,73 8,63 7,20 7,82
41 71,00 163,00 24,30 16,50 20,50 9,50 4,80 9,00 4,10 4,50 6,50 8,62 10,02 8,43 7,20 6,81
42 79,50 173,00 24,70 17,50 20,20 9,20 5,00 6,20 4,30 4,00 6,40 9,11 9,63 8,42 7,11 7,22
43 69,80 155,00 22,00 15,50 17,00 7,65 4,40 7,00 4,84 4,00 5,35 6,80 7,65 9,00 7,00 7,80
44 72,00 160,80 22,00 15,90 177,10 9,30 5,90 7,45 5,25 5,00 5,60 9,20 10,20 9,50 7,60 8,50
45 70,00 165,00 21,30 17,30 19,10 7,72 5,32 7,70 4,61 4,50 6,00 8,80 10,00 9,00 7,00 7,20
46 70,00 156,80 24,50 16,50 21,00 8,45 5,00 6,21 4,95 4,50 6,50 9,00 9,50 8,50 7,20 8,50
47 73,00 163,50 24,50 18,50 20,00 8,65 5,50 7,50 5,75 4,50 6,40 9,00 9,90 9,00 7,00 7,50
48 72,60 152,00 22,00 17,00 18,50 9,00 5,00 8,00 5,00 6,00 5,60 8,50 9,70 8,60 6,63 8,34
49 76,80 166,50 24,50 17,50 21,00 9,50 5,40 9,00 5,60 7,00 6,30 8,53 9,92 9,03 7,50 10,10
Universitas Sumatera Utara
50 81,10 166,00 24,00 17,00 20,00 10,00 6,00 8,00 6,00 6,00 5,73 9,10 10,11 9,72 7,70 8,93
51 86,00 180,00 25,00 19,00 20,00 9,20 6,20 8,50 6,00 5,50 6,24 9,63 10,50 10,00 7,35 9,30
52 87,00 178,50 25,30 17,50 22,00 9,30 6,00 10,00 6,50 5,50 7,30 9,20 10,50 9,85 7,34 9,65
53 67,00 155,00 21,00 14,00 17,00 8,00 5,00 5,00 4,50 5,00 5,60 7,20 8,71 7,82 5,53 7,13
54 72,00 147,00 21,00 15,00 17,00 7,50 5,00 5,50 4,50 5,00 5,80 7,42 8,90 7,50 6,50 8,19
55 74,00 154,00 21,00 15,00 17,00 8,50 5,00 6,50 6,00 4,50 6,13 7,80 9,43 9,30 7,33 7,72
56 93,50 187,00 24,00 18,00 22,00 9,00 6,00 8,00 6,50 5,00 7,10 9,20 11,24 10,53 7,90 9,82
57 76,00 152,00 19,00 15,00 16,50 8,00 5,00 6,00 5,00 5,00 5,30 6,93 8,30 7,60 6,23 7,13
Universitas Sumatera Utara
Operator LJ 2,3,4,5 LT PT DG PK LK DMD DPK TPK TBK ADT MPK
1 6,63 7,45 19,15 4,13 16,80 15,50 21,60 20,40 14,30 10,00 14,40 14,60
2 8,24 10,24 21,30 6,05 17,60 16,10 24,50 23,90 15,30 10,00 14,60 14,10
3 7,42 9,34 20,50 5,00 17,70 15,60 22,80 22,10 14,30 10,30 15,20 14,90
4 8,32 10,20 20,10 5,02 18,90 14,60 24,30 23,80 14,70 12,70 14,50 12,10
5 7,52 9,51 19,30 4,84 18,40 15,30 24,30 23,00 13,20 12,70 13,40 13,00
6 5,70 7,00 16,00 2,80 16,50 14,00 23,00 21,00 10,00 9,00 13,80 11,00
7 7,30 8,66 18,30 3,10 17,10 15,60 23,40 22,40 16,30 9,60 14,30 11,00
8 7,20 9,00 18,00 4,30 17,50 15,00 24,00 23,50 12,50 11,60 12,00 10,00
9 7,40 8,60 20,00 4,00 17,50 16,00 26,50 23,00 15,00 13,00 17,00 13,50
10 6,50 7,50 17,00 3,20 17,20 15,50 25,00 21,00 16,00 11,50 14,00 11,00
11 5,50 7,00 17,00 4,00 16,00 15,00 23,50 26,50 16,00 9,00 20,00 14,00
12 6,10 7,20 19,00 4,20 17,50 15,20 24,00 23,00 13,50 10,50 14,50 11,00
13 6,00 8,80 14,00 4,00 18,00 15,50 25,50 22,90 17,40 11,10 17,20 12,50
14 7,10 9,10 19,00 5,50 17,70 15,60 22,90 20,40 14,50 11,90 16,00 10,70
15 6,10 9,60 19,50 6,00 17,60 18,50 24,70 24,10 16,10 10,00 17,00 14,10
16 7,80 9,00 18,00 5,00 18,70 14,00 25,10 20,20 14,80 10,60 15,00 16,20
17 6,50 7,80 15,00 4,50 18,00 14,60 22,80 18,90 11,80 10,20 15,50 11,30
18 5,20 7,80 17,00 4,00 17,80 16,00 24,40 18,90 13,50 9,60 15,50 12,30
19 6,60 8,40 16,50 3,60 17,10 15,10 23,40 21,60 14,70 13,10 13,50 13,10
20 8,80 9,90 20,00 4,40 16,20 15,10 24,70 23,00 16,00 13,50 13,00 18,00
21 7,20 8,10 17,50 3,30 17,50 14,10 21,50 23,60 15,50 11,00 12,50 16,50
22 6,30 7,90 16,00 3,30 17,00 15,00 23,50 21,00 14,00 12,00 13,00 13,70
23 7,53 8,90 18,80 5,60 17,70 15,00 24,00 23,00 14,50 12,70 17,70 13,00
24 7,10 8,20 17,00 4,31 15,00 14,00 22,30 25,00 12,50 7,00 14,30 10,00
Universitas Sumatera Utara
25 7,80 9,40 17,30 4,50 18,60 15,40 25,40 23,30 15,40 8,60 14,30 14,20
26 8,40 9,60 19,50 6,10 17,00 14,80 24,50 23,00 14,00 8,50 14,80 12,50
27 8,60 10,70 21,00 6,10 19,00 15,50 24,40 22,00 13,30 6,80 14,80 11,00
28 7,00 8,20 17,00 2,30 16,50 15,30 22,00 19,50 12,20 12,00 15,50 11,20
29 6,50 7,00 15,80 3,20 18,00 15,50 23,40 20,20 14,40 11,00 17,40 13,00
30 6,40 7,20 17,50 2,50 16,50 16,40 23,60 21,10 13,70 12,00 17,20 13,90
31 7,00 9,40 16,70 3,10 17,50 15,60 25,60 20,10 12,50 11,60 17,40 11,10
32 7,40 9,30 17,90 3,20 17,70 15,30 23,60 21,00 11,60 12,30 18,40 10,00
33 6,54 7,65 21,40 6,10 16,60 15,20 24,40 21,20 12,50 10,10 16,20 11,20
34 7,40 10,10 20,00 4,50 18,00 15,20 25,60 23,60 13,70 10,80 13,70 13,60
35 6,50 8,90 18,50 5,00 17,90 16,10 24,60 23,30 13,10 11,20 16,70 13,00
36 5,70 7,50 18,00 4,20 16,10 15,60 23,30 21,30 12,30 11,00 16,00 12,60
37 7,00 9,20 19,50 4,40 17,30 15,20 25,40 23,90 12,00 10,00 15,20 14,60
38 7,50 9,30 6,50 2,82 17,20 16,00 22,00 19,50 14,20 11,50 17,80 12,00
39 6,82 9,60 15,21 3,32 16,20 14,60 22,70 20,60 12,80 8,20 16,70 10,50
40 6,64 9,20 18,50 3,21 18,10 14,70 21,90 19,10 14,90 9,10 15,80 11,50
41 7,40 9,64 18,50 4,01 18,30 15,60 24,00 18,40 11,10 7,10 17,20 8,00
42 7,10 9,53 19,00 3,41 18,70 13,80 22,00 24,00 12,40 9,40 16,00 15,30
43 9,00 9,00 15,20 3,20 16,20 11,10 23,50 18,00 14,50 11,10 13,20 14,20
44 10,70 10,70 17,50 3,60 17,30 15,60 23,50 18,10 15,50 11,00 14,50 14,50
45 9,50 9,50 16,00 4,00 16,60 13,70 24,00 19,40 13,00 12,40 14,00 13,30
46 9,60 9,60 17,60 4,00 17,20 13,70 22,60 22,30 15,50 11,00 11,60 15,30
47 10,00 10,00 16,00 4,20 16,00 15,00 23,20 18,00 15,20 11,00 14,30 14,30
48 7,40 8,90 16,80 4,40 17,10 14,30 23,30 22,00 15,50 10,40 17,50 15,20
49 8,21 9,54 17,90 4,70 17,70 15,20 23,70 22,00 17,20 11,50 19,20 14,50
Universitas Sumatera Utara
50 7,41 9,01 18,00 3,80 18,10 15,50 24,00 23,70 15,20 6,10 18,00 14,30
51 8,55 10,85 19,50 5,20 17,10 16,70 25,40 24,60 17,00 6,70 20,40 13,00
52 8,45 10,80 19,60 5,00 18,00 15,30 25,10 22,00 15,90 10,60 19,50 15,00
53 7,00 7,62 15,50 3,60 16,80 13,50 23,00 21,00 12,00 11,00 16,50 10,00
54 7,00 8,42 18,00 3,70 17,60 13,00 20,70 21,10 13,50 12,20 13,20 15,40
55 6,73 7,60 18,00 4,31 17,70 15,30 24,20 22,30 16,20 9,50 13,00 16,30
56 8,70 10,70 21,00 4,32 17,50 16,40 26,30 21,50 15,30 9,80 21,00 12,50
57 6,62 8,13 15,50 3,60 16,80 14,80 17,80 21,40 15,00 13,50 15,20 15,10
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 4
Rekapitulasi Uji Keseragaman Data
1. Uji Keseragaman Dimensi Tinggi Siku Berdiri (TSB) Revisi 2
Data TSB X-rata-rata BKA BKB
1 91,70 100,42 112,3 88,54
2 101,10 100,42 112,3 88,54
3 101,60 100,42 112,3 88,54
4 99,40 100,42 112,3 88,54
5 99,30 100,42 112,3 88,54
6 91,00 100,42 112,3 88,54
7 106,00 100,42 112,3 88,54
8 106,00 100,42 112,3 88,54
9 105,00 100,42 112,3 88,54
10 92,00 100,42 112,3 88,54
11 93,00 100,42 112,3 88,54
12 104,00 100,42 112,3 88,54
13 96,90 100,42 112,3 88,54
14 101,00 100,42 112,3 88,54
15 106,00 100,42 112,3 88,54
16 99,50 100,42 112,3 88,54
17 92,30 100,42 112,3 88,54
18 91,50 100,42 112,3 88,54
19 94,90 100,42 112,3 88,54
20 109,70 100,42 112,3 88,54
21 101,00 100,42 112,3 88,54
22 112,00 100,42 112,3 88,54
23 97,20 100,42 112,3 88,54
24 108,50 100,42 112,3 88,54
25 110,40 100,42 112,3 88,54
26 93,60 100,42 112,3 88,54
27 97,20 100,42 112,3 88,54
28 94,20 100,42 112,3 88,54
29 101,20 100,42 112,3 88,54
30 107,00 100,42 112,3 88,54
Universitas Sumatera Utara
31 99,90 100,42 112,3 88,54
32 110,30 100,42 112,3 88,54
33 101,60 100,42 112,3 88,54
34 99,80 100,42 112,3 88,54
35 104,10 100,42 112,3 88,54
36 102,00 100,42 112,3 88,54
37 93,50 100,42 112,3 88,54
38 111,00 100,42 112,3 88,54
39 101,00 100,42 112,3 88,54
40 88,00 100,42 112,3 88,54
41 95,70 100,42 112,3 88,54
42 95,00 100,42 112,3 88,54
43 104,00 100,42 112,3 88,54
44 99,20 100,42 112,3 88,54
45 101,70 100,42 112,3 88,54
46 103,10 100,42 112,3 88,54
47 105,70 100,42 112,3 88,54
48 104,40 100,42 112,3 88,54
49 97,00 100,42 112,3 88,54
50 91,00 100,42 112,3 88,54
51 99,00 100,42 112,3 88,54
52 99,00 100,42 112,3 88,54
53 107,50 100,42 112,3 88,54
54 104,76 100,42 112,3 88,54
Universitas Sumatera Utara
2. Uji Keseragaman Dimensi Diameter Genggaman (DG) Revisi 4
Data DG X-rata-rata BKA BKB
1 4,13 3,96 5,30 2,62
2 5,00 3,96 5,30 2,62
3 5,02 3,96 5,30 2,62
4 4,84 3,96 5,30 2,62
5 2,80 3,96 5,30 2,62
6 3,10 3,96 5,30 2,62
7 4,30 3,96 5,30 2,62
8 4,00 3,96 5,30 2,62
9 3,20 3,96 5,30 2,62
10 4,00 3,96 5,30 2,62
11 4,20 3,96 5,30 2,62
12 4,00 3,96 5,30 2,62
13 5,00 3,96 5,30 2,62
14 4,50 3,96 5,30 2,62
15 4,00 3,96 5,30 2,62
16 3,60 3,96 5,30 2,62
17 4,40 3,96 5,30 2,62
18 3,30 3,96 5,30 2,62
19 3,30 3,96 5,30 2,62
20 4,31 3,96 5,30 2,62
85.00
90.00
95.00
100.00
105.00
110.00
115.00
1 3 5 7 9 11131517192123252729313335373941434547495153
UJI KESERAGAMAN DIMENSI TINGGI SIKU BERDIRI (TSB)
Revisi 2
TSB
X-rata-rata
BKA
BKB
Universitas Sumatera Utara
21 4,50 3,96 5,30 2,62
22 3,20 3,96 5,30 2,62
23 2,50 3,96 5,30 2,62
24 3,10 3,96 5,30 2,62
25 3,20 3,96 5,30 2,62
26 4,50 3,96 5,30 2,62
27 5,00 3,96 5,30 2,62
28 4,20 3,96 5,30 2,62
29 4,40 3,96 5,30 2,62
30 2,82 3,96 5,30 2,62
31 3,32 3,96 5,30 2,62
32 3,21 3,96 5,30 2,62
33 4,01 3,96 5,30 2,62
34 3,41 3,96 5,30 2,62
35 3,20 3,96 5,30 2,62
36 3,60 3,96 5,30 2,62
37 4,00 3,96 5,30 2,62
38 4,00 3,96 5,30 2,62
39 4,20 3,96 5,30 2,62
40 4,40 3,96 5,30 2,62
41 4,70 3,96 5,30 2,62
42 3,80 3,96 5,30 2,62
43 5,20 3,96 5,30 2,62
44 5,00 3,96 5,30 2,62
45 3,60 3,96 5,30 2,62
46 3,70 3,96 5,30 2,62
47 4,31 3,96 5,30 2,62
48 4,32 3,96 5,30 2,62
49 3,60 3,96 5,30 2,62
Universitas Sumatera Utara
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49
UJI KESERAGAMAN DIMENSI DIAMETER GENGGAMAN (DG)
Revisi 4
DG
X-rata-rata
BKA
BKB
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 5
Uji Kecukupan Data
1. Uji Kecukupan Data Dimensi Lebar Bahu (Lebar Bahu)
Data LB X^2 Data LB X^2
1 36,40 1324,96 28 38,60 1489,96
2 42,40 1797,76 29 36,40 1324,96
3 40,20 1616,04 30 34,30 1176,49
4 44,80 2007,04 31 36,50 1332,25
5 37,70 1421,29 32 39,40 1552,36
6 34,50 1190,25 33 42,90 1840,41
7 41,00 1681,00 34 41,60 1730,56
8 40,90 1672,81 35 35,20 1239,04
9 44,50 1980,25 36 40,20 1616,04
10 36,20 1310,44 37 40,00 1600,00
11 33,50 1122,25 38 32,50 1056,25
12 38,20 1459,24 39 41,00 1681,00
13 35,30 1246,09 40 42,00 1764,00
14 44,50 1980,25 41 39,50 1560,25
15 42,00 1764,00 42 33,50 1122,25
16 41,20 1697,44 43 37,20 1383,84
17 35,30 1246,09 44 34,50 1190,25
18 34,30 1176,49 45 39,40 1552,36
19 36,00 1296,00 46 38,90 1513,21
20 35,00 1225,00 47 39,00 1521,00
21 36,00 1296,00 48 43,00 1849,00
22 35,10 1232,01 49 42,80 1831,84
23 40,10 1608,01 50 35,70 1274,49
24 35,30 1246,09 51 37,30 1391,29
25 40,40 1632,16 52 34,20 1169,64
26 43,50 1892,25 53 38,70 1497,69
27 36,10 1303,21 2034,70 78684,85
N’ = 11,70 < 53 DATA CUKUP
Universitas Sumatera Utara
2. Uji Kecukupan Data Dimensi Tinggi Siku Berdiri (TSB)
Data TSB X^2 Data TSB X^2
1 91,70 8408,89 28 94,20 8873,64
2 101,10 10221,21 29 101,20 10241,44
3 101,60 10322,56 30 107,00 11449,00
4 99,40 9880,36 31 99,90 9980,01
5 99,30 9860,49 32 110,30 12166,09
6 91,00 8281,00 33 101,60 10322,56
7 106,00 11236,00 34 99,80 9960,04
8 106,00 11236,00 35 104,10 10836,81
9 105,00 11025,00 36 102,00 10404,00
10 92,00 8464,00 37 93,50 8742,25
11 93,00 8649,00 38 111,00 12321,00
12 104,00 10816,00 39 101,00 10201,00
13 96,90 9389,61 40 88,00 7744,00
14 101,00 10201,00 41 95,70 9158,49
15 106,00 11236,00 42 95,00 9025,00
16 99,50 9900,25 43 104,00 10816,00
17 92,30 8519,29 44 99,20 9840,64
18 91,50 8372,25 45 101,70 10342,89
19 94,90 9006,01 46 103,10 10629,61
20 109,70 12034,09 47 105,70 11172,49
21 101,00 10201,00 48 104,40 10899,36
22 112,00 12544,00 49 97,00 9409,00
23 97,20 9447,84 50 91,00 8281,00
24 108,50 11772,25 51 99,00 9801,00
25 110,40 12188,16 52 99,00 9801,00
26 93,60 8760,96 53 107,50 11556,25
27 97,20 9447,84 54 104,76 10974,66
5422,46 546370,29
N’ = 5,48 < 54 DATA CUKUP
Universitas Sumatera Utara
3. Uji Kecukupan Data Dimensi Diameter Genggaman (DG)
Data DG X^2 Data DG X^2
1 4,13 17,02 26 4,50 20,25
2 5,00 25,00 27 5,00 25,00
3 5,02 25,20 28 4,20 17,64
4 4,84 23,38 29 4,40 19,36
5 2,80 7,84 30 2,82 7,95
6 3,10 9,61 31 3,32 11,02
7 4,30 18,49 32 3,21 10,30
8 4,00 16,00 33 4,01 16,08
9 3,20 10,24 34 3,41 11,63
10 4,00 16,00 35 3,20 10,24
11 4,20 17,64 36 3,60 12,96
12 4,00 16,00 37 4,00 16,00
13 5,00 25,00 38 4,00 16,00
14 4,50 20,25 39 4,20 17,64
15 4,00 16,00 40 4,40 19,36
16 3,60 12,96 41 4,70 22,09
17 4,40 19,36 42 3,80 14,44
18 3,30 10,89 43 5,20 27,04
19 3,30 10,89 44 5,00 25,00
20 4,31 18,58 45 3,60 12,96
21 4,50 20,25 46 3,70 13,69
22 3,20 10,24 47 4,31 18,58
23 2,50 6,25 48 4,32 18,66
24 3,10 9,61 49 3,60 12,96
25 3,20 10,24 193,99 789,79
N’ = 45,43 < 49 DATA CUKUP
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 6
Perhitungan Nilai RWL dan LI setelah Evaluasi (Perancangan)
a. Perhitungan RWL dan LI pada Aktivitas Pemindahan Produk dari Stasiun
Pengepakan ke Trolley pada Kondisi Origin da Destination
1. Nilai LC atau konstanta pembebanan, dimana LC = 23 Kg
2. Faktor pengali horizontal (HM)
a. Nilai H pada saat origin adalah 20 cm, maka:
HM = 25/H
= 25/20
= 1,25
b. Nilai H pada saat destination adalah 25 cm, maka:
HM = 25/H
= 25/25
= 1
3. Faktor pengali vertikal (VM)
a. Nilai V pada saat origin adalah 15,5 cm, maka:
VM = 1 – 0,00326 │V-75│
= 1 – 0,00326 │15,5-75│
= 1 – 0,00326 │-59,5│
= 0,82
Universitas Sumatera Utara
b. Nilai V pada saat destination adalah 135,7 cm, maka:
VM = 1 – 0,00326 │V-75│
= 1 – 0,00326 │135,7-75│
= 1 – 0,00326 │60,7│
= 0,80
4. Nilai faktor perpindahan (DM)
Nilai D adalah 128,2 cm, maka:
DM = 0,825 + 4,5/D
= 0,825 + 4,5/128,2
= 0,86
5. Nilai faktor pengali asimetrik (AM)
a. Nilai A pada saat origin adalah 60o, maka:
AM = 1 – 0,0032 A
= 1 – 0,0032 (60o)
= 0,81
b. Nilai A pada saat destination adalah 75o, maka:
AM = 1 – 0,0032 A
= 1 – 0,0032 (75o)
= 0,76
Universitas Sumatera Utara
6. Nilai faktor pengali frekuensi (FM)
a. Nilai FM pada saat origin dengan frekuensi pengangkatan/menit adalah 2,
durasi waktu 2-8 jam, dan Vertical Location = 15,5 cm (V < 75), maka nilai
FM adalah sebesar 0,65.
b. Nilai FM pada saat destination dengan frekuensi pengangkatan/menit adalah
2, durasi waktu 2-8 jam, dan jarak vertikal = 135,7 cm (V > 75) maka nilai
FM adalah sebesar 0,65.
7. Nilai faktor pengali coupling (CM). Faktor pengali coupling adalah poor, maka:
a. Nilai CM pada saat origin dengan V<75 adalah 0,9
b. Nilai CM pada saat destination dengan V>75 adalah 0,9
Setelah semua faktor pengali diketahui maka RWL dapat ditentukan, dengan
cara sebagai berikut:
a. Nilai RWL pada saat origin adalah sebagai berikut:
RWL = LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
= 23 x 1,25 x 0,82 x 0,86 x 0,81 x 0,65 x 1
RWL = 10,67 kg
Universitas Sumatera Utara
b. Nilai RWL pada saat destination adalah sebagai berikut:
RWL = LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
RWL = 23 x 1 x 0,80 x 0,86 x 0,76 x 0,65 x 1
RWL = 7,82 kg
Setelah nilai RWL didapatkan, maka perhitungan nilai LI adalah:
1. Nilai LI pada saat origin
L = 7,5 kg dan RWL = 10,67 kg, maka:
LI = L/RWL
= 7,5/10,67
= 0,70
2. Nilai LI pada saat destination
L = 7,5 kg dan RWL = 7,82 kg, maka:
LI = L/RWL
= 7,5/7,82
= 0.96
Universitas Sumatera Utara
b. Perhitungan RWL dan LI pada Aktivitas Pemindahan Produk Melalui
Trolley dari Stasiun Pengepakan Menuju Gudang pada Kondisi Origin dan
Destination
1. Nilai LC atau konstanta pembebanan, dimana LC = 23 Kg
2. Faktor pengali horizontal (HM)
a. Nilai H pada saat origin adalah 10 cm, maka:
HM = 25/H
= 25/10
= 2,5
b. Nilai H pada saat destination adalah 15 cm, maka:
HM = 25/H
= 25/15
= 1,67
3. Faktor pengali vertikal (VM)
a. Nilai V pada saat origin adalah 80 cm, maka:
VM = 1 – 0,00326 │V-75│
= 1 – 0,00326 │80-75│
= 1 – 0,00326 │5│
= 0,99
Universitas Sumatera Utara
b. Nilai V pada saat destination adalah 100 cm, maka:
VM = 1 – 0,00326 │V-75│
= 1 – 0,00326 │100-75│
= 1 – 0,00326 │25│
= 0,93
4. Nilai faktor perpindahan (DM)
Nilai D adalah 60 cm, maka:
DM = 0,825 + 4,5/D
= 0,825 + 4,5/60
= 0,9
5. Nilai faktor pengali asimetrik (AM)
a. Nilai A pada saat origin adalah 0̊, maka:
AM = 1 – 0,0032 A
= 1 – 0,0032 (0̊)
= 1
b. Nilai A pada saat destination adalah 65̊, maka:
AM = 1 – 0,0032 A
= 1 – 0,0032 (65̊)
= 0,79
Universitas Sumatera Utara
6. Nilai faktor pengali frekuensi (FM)
a. Nilai FM pada saat origin dengan frekuensi pengangkatan/menit adalah 2,
durasi waktu 2-8 jam, dan Vertical Location = 60 cm (V < 75), maka nilai
FM adalah sebesar 0,65.
b. Nilai FM pada saat destination dengan frekuensi pengangkatan/menit adalah
2, durasi waktu 2-8 jam, dan Vertical Location = 60 cm (V < 75) maka nilai
FM adalah sebesar 0,65.
7. Nilai faktor pengali coupling (CM). Faktor pengali coupling adalah poor, maka:
a. Nilai CM pada saat origin dengan V<75 adalah 0,9
b. Nilai CM pada saat destination dengan V<75 adalah 0,9
Setelah semua faktor pengali diketahui maka RWL dapat ditentukan, dengan cara
sebagai berikut:
a. Nilai RWL pada saat origin adalah sebagai berikut:
RWL = LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
RWL = 23 x 2,5 x 0,99 x 0,9 x 1 x 0,65 x 0,9
RWL = 29,97 kg
Universitas Sumatera Utara
b. Nilai RWL pada saat destination adalah sebagai berikut:
RWL = LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
RWL = 23 x 1,67 x 0,93 x 0,9 x 0,79 x 0,65 x 0,9
RWL = 16,51 kg
Setelah nilai RWL didapatkan, maka perhitungan nilai LI adalah:
1. Nilai LI pada saat origin
L = 15 kg dan RWL = 29,97 kg, maka:
LI = L/RWL
= 15/29,97
= 0,51
2. Nilai LI pada saat destination
L = 15 kg dan RWL = 16,51 kg, maka:
LI = L/RWL
= 15/16,51
= 0,91
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 7
Perhitungan Nilai MPL setelah Evaluasi (Perancangan)
Nilai MPL pada Aktivitas Pemindahan Produk Melalui Trolley dari Stasiun
Pengepakan ke Gudang pada Kondisi Origin dan Destination
a. Kondisi Origin
1. Telapak tangan
Sudut yang Terbentuk di Telapak Tangan
Free Body Diagram Segmen Tubuh Telapak Tangan pada Situasi Origin
1 1
W
O
FyW Fx
W
SL1 MW
WH
Universitas Sumatera Utara
∑Fy = 0
∑Fx = 0
∑M = 0
WH = 0,6% x Wbadan
= 0,6% x 62 N
= 0,372 N
Wo = 5 N
Fyw = Wo/2 + WH
= 5 N /2 + 0,372 N
= 2,872 N
Mw = (Wo + WH) x ½ x PKT x cos 1
= (5 N + 0,372 N) x ½ x 11,7 cm x cos 20o
= 29,531 Ncm
Keterangan:
WH = Berat Telapak Tangan (N)
Wbadan = Berat Badan (BB) (N)
Wo = Berat Beban (N)
MW = Momen Berat (Ncm)
1 = Jarak Titik Massa Kepalan Tangan dari Bagian Atas (cm)
SL1 = Panjang Kepalan Tangan (PKT) (cm)
1 = Sudut Telapak Tangan (Q1)
Universitas Sumatera Utara
2. Lengan Bawah
Sudut yang Terbentuk di Lengan Bawah
Free Body Diagram Segmen Tubuh Lengan Bawah pada Situasi Origin
Fye
2
2 Fxe
SL2 Me
Fxw
Fyw
MW WLB
Universitas Sumatera Utara
∑Fy = 0
∑Fx = 0
∑M = 0
λ2 = 43%
WLB = 1,7% x Wbadan
= 1,7% x 62 N
= 1,054 N
Fye = Fyw + WLB
= 2,872 N + 1,054 N
= 3,926 N
Me = Mw + (WLB x λ2 x PLB x cos 2) + (Fyw x PLB x cos 2)
= 29,531 N + (1,054 N x 43% x 27,8 cm x cos 15o) + (2,872 N x 27,8 cm x cos
15o)
= 118,822 Ncm
Keterangan:
WLB = Berat Lengan Bawah (N)
Wbadan = Berat Badan (BB) (N)
Mw = Momen Berat (Ncm)
2 = Jarak Titik Massa Lengan Bawah dari Bagian Atas (cm)
SL2 = Panjang Lengan Bawah (PLB) (cm)
2 = Sudut Lengan Bawah (Q2)
Universitas Sumatera Utara
3. Lengan atas
Sudut yang Terbentuk di Lengan Atas
Free Body Diagram Segmen Tubuh Lengan Atas pada Situasi Origin
Me
Fye
SL3
Fxs
Ms
Fye
3
WLA
3
Fxe
Universitas Sumatera Utara
∑Fy = 0
∑Fx = 0
∑M = 0
λ3 = 43,6%
WLA = 2,8% x Wbadan
= 2,8% x 62 N
= 1,736 N
Fys = Fye + WLA
= 3,926 N + 1,736 N
= 5,662 N
Ms = Me + (WLA x λ3 x PLA x cos 3) + (Fye x PLA x cos 3)
= 118,822 N + (1,736 N x 43,6% x 30,5 cm x cos 77o) + (3,926 N x 30,5 cm x
cos 77o)
= 150,951 Ncm
Keterangan:
WLA = Berat Lengan Atas (N)
Wbadan = Berat Badan (BB) (N)
Wo = Berat Beban (N)
MW = Momen Berat (Ncm)
3 = Jarak Titik Massa Lengan Atas dari Bagian Atas (cm)
SL3 = Panjang Lengan Atas (PLA) (cm)
3 = Sudut Lengan Atas (Q3)
Universitas Sumatera Utara
4. Punggung
Sudut yang Terbentuk di Punggung
Free Body Diagram Segmen Tubuh Bagian Punggung pada Situasi Origin
Mt
SL4
-Fxs Ms
2Fys
4
WP
4
FA
Universitas Sumatera Utara
∑Fy = 0
∑Fx = 0
∑M = 0
λ4 = 67%
WT = 50% x Wbadan
= 50% x 62 N
= 31 N
Fyt = 2Fys + WT
= (2 x 5,662 N) + 31 N
= 42,324 N
MT = 2Ms + (WT x λ4 x PP x cos 4) + (2Fys x PP x cos 4)
= (2 x 150,951 N) + (31 N x 67% x 70,5 cm x cos 80o) + (2 x 5,662 N x
70,5 cm x cos 80o)
= 694,803 Ncm
Keterangan:
WP = Berat Punggung (N)
Wbadan = Berat Badan (BB) (N)
MT = Momen Punggung (Ncm)
4 = Jarak Titik Massa Punggung dari Bagian Atas (cm)
SL4 = Panjang Punggung (PP) (cm)
4 = Sudut Punggung (Q4)
Universitas Sumatera Utara
Untuk mencari Gaya Perut (FA) maka terlebih dahulu cari variabel nilai
Tekanan Perut (PA) dengan rumusan:
PA = 10-4
[43-0,36(H+T)] [ML5/S1]1,8
/75
= 10-4
[43-0,36(80+70)] [694,803]1,8
/75
= 2,122 N/cm2
Kemudian setelah mencari nilai Tekanan Perut (PA) maka selanjutnya
mencari Gaya Perut (FA) adalah:
FA = PA x AA
= 2,122 x 465
= 986,730 N
Maka Gaya Otot (FM) pada spinal erector dirumuskan sebagai berikut:
FM = (ML5/S1 – FA x D)/E
= (694,803 – 986,730 x 11)/5
= -2031,845 N
Kemudian berat total (Wtotal) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Wtotal = WO + 2WH + 2WLB + 2WLA + WT
= 5 + 2(0,372) + 2(1,054) + 2(1,736) + 31
= 42,324 N
Universitas Sumatera Utara
Sehingga gaya kompressi (FC) atau gaya tekan pada L5/S1 dapat dirumuskan
sebagai berikut:
FC = |Wtotal x cos 4 – FA + FM|
= |42,324 x cos(80o) – 986,730 + (-2031,845)|
= 3011,226 N
Karena nilai Fc < AL (3500 N), maka posisi operator sebelum melakukan
pengangkatan (origin) dengan beban 5 kg dikategorikan “Aman”.
b. Kondisi Destination
1). Telapak tangan
Sudut yang Terbentuk di Telapak Tangan
Universitas Sumatera Utara
Free Body Diagram Segmen Tubuh Telapak Tangan pada Situasi Origin
∑Fy = 0
∑Fx = 0
∑M = 0
WH = 0,6% x Wbadan
= 0,6% x 62 N
= 0,372 N
Wo = 5 N
Fyw = Wo/2 + WH
= 5 N /2 + 0,372 N
= 2,872 N
Mw = (Wo + WH) x ½ x PKT x cos 1
= (5 N + 0,372 N) x ½ x 11,7 cm x cos 15o
= 30,355 Ncm
Fx
W 1
W
O
FyW
MW SL1
WH
1
Universitas Sumatera Utara
Keterangan:
WH = Berat Telapak Tangan (N)
Wbadan = Berat Badan (BB) (N)
Wo = Berat Beban (N)
MW = Momen Berat (Ncm)
1 = Jarak Titik Massa Kepalan Tangan dari Bagian Atas (cm)
SL1 = Panjang Kepalan Tangan (PKT) (cm)
1 = Sudut Telapak Tangan (Q1)
2). Lengan Bawah
Sudut yang Terbentuk di Lengan Bawah
Universitas Sumatera Utara
Free Body Diagram Segmen Tubuh Lengan Bawah pada Situasi Origin
∑Fy = 0
∑Fx = 0
∑M = 0
λ2 = 43%
WLB = 1,7% x Wbadan
= 1,7% x 62 N
= 1,054 N
Fye = Fyw + WLB
= 2,872 N + 1,054 N
= 3,926 N
MW
Fyw
SL2
Fxe
Me
Fye
2
WLB
2
Fxw
Universitas Sumatera Utara
Me = Mw + (WLB x λ2 x PLB x cos 2) + (Fyw x PLB x cos 2)
= 30,355 N + (1,054 N x 43% x 27,8 cm x cos 20o) + (2,872 N x 27,8 cm x cos
20o)
= 117,221 Ncm
Keterangan:
WLB = Berat Lengan Bawah (N)
Wbadan = Berat Badan (BB) (N)
Mw = Momen Berat (Ncm)
2 = Jarak Titik Massa Lengan Bawah dari Bagian Atas (cm)
SL2 = Panjang Lengan Bawah (PLB) (cm)
2 = Sudut Lengan Bawah (Q2)
3). Lengan atas
Sudut yang Terbentuk di Lengan Atas
Universitas Sumatera Utara
Free Body Diagram Segmen Tubuh Lengan Atas pada Situasi Origin
∑Fy = 0
∑Fx = 0
∑M = 0
λ3 = 43,6%
WLA = 2,8% x Wbadan
= 2,8% x 62 N
= 1,736 N
Fys = Fye + WLA
= 3,926 N + 1,736 N
= 5,662 N
Me
Fye
SL3
Fxs
Ms
Fye
3
WLA
3
Fxe
Universitas Sumatera Utara
Ms = Me + (WLA x λ3 x PLA x cos 3) + (Fye x PLA x cos 3)
= 117,221 N + (1,736 N x 43,6% x 30,5 cm x cos 72o) + (3,926 N x 30,5 cm x
cos 72o)
= 161,357 Ncm
Keterangan:
WLA = Berat Lengan Atas (N)
Wbadan = Berat Badan (BB) (N)
Wo = Berat Beban (N)
MW = Momen Berat (Ncm)
3 = Jarak Titik Massa Lengan Atas dari Bagian Atas (cm)
SL3 = Panjang Lengan Atas (PLA) (cm)
3 = Sudut Lengan Atas (Q3)
4) Punggung
Sudut yang Terbentuk di Punggung
Universitas Sumatera Utara
Free Body Diagram Segmen Tubuh Bagian Punggung pada Situasi Origin
∑Fy = 0
∑Fx = 0
∑M = 0
λ4 = 67%
WT = 50% x Wbadan
= 50% x 62 N
= 31 N
Fyt = 2Fys + WT
= (2 x 5,662 N) + 31 N
= 42,324 N
Mt
SL4
-Fxs Ms
2Fys
4
WP
4
FA
Universitas Sumatera Utara
MT = 2Ms + (WT x λ4 x PP x cos 4) + (2Fys x PP x cos 4)
= (2 x 161,357 N) + (31 N x 67% x 70,5 cm x cos 78o) + (2 x 5,662 N x 70,5
cm x cos 78o)
= 793,141 Ncm
Keterangan:
WP = Berat Punggung (N)
Wbadan = Berat Badan (BB) (N)
MT = Momen Punggung (Ncm)
4 = Jarak Titik Massa Punggung dari Bagian Atas (cm)
SL4 = Panjang Punggung (PP) (cm)
4 = Sudut Punggung (Q4)
Untuk mencari Gaya Perut (FA) maka terlebih dahulu cari variabel nilai
Tekanan Perut (PA) dengan rumusan:
PA = 10-4
[43-0,36(H+T)] [ML5/S1]1,8
/75
= 10-4
[43-0,36(78+65)] [793,141]1,8
/75
= 2,124 N/cm2
Kemudian setelah mencari nilai Tekanan Perut (PA) maka selanjutnya
mencari Gaya Perut (FA) adalah:
FA = PA x AA
= 2,124 x 465
= 987,660 N
Universitas Sumatera Utara
Maka Gaya Otot (FM) pada spinal erector dirumuskan sebagai berikut:
FM = (ML5/S1 – FA x D)/E
= (793,141 – 987,660 x 11)/5
= -2014,224 N
Kemudian berat total (Wtotal) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Wtotal = WO + 2WH + 2WLB + 2WLA + WT
= 5 + 2(0,372) + 2(1,054) + 2(1,736) + 31
= 42,324 N
Sehingga gaya kompressi (FC) atau gaya tekan pada L5/S1 dapat dirumuskan
sebagai berikut:
FC = |Wtotal x cos 4 – FA + FM|
= |42,324 x cos(78o) – 987,660 + (-2014,224)|
= 2993,084 N
Karena nilai Fc < AL (3500 N), maka posisi operator sesudah melakukan
pengangkatan (destination) dengan beban 5 kg dikategorikan “Aman”.
Universitas Sumatera Utara