PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE
NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh :
MARIA SEDIARI PITFINA YOS MOROK
101314004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE
NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh:
MARIA SEDIARI PITFINA YOS MOROK
NIM: 101314004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu melindungi, memberi
kehidupan serta sumber pengharapan, sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi
ini
2. Kedua orangtua ku Alm. Bapak Pit dan Mama Vin, yang sudah berbahagia di
Surga.
3. Keluarga besar khususnya kakak Yana dan Yani, kakak Alex dan kakak Richo,
Ponakan Azura, Kenzo dan Kirmizi, serta seluruh keluarga besar yang berada di
Atambua. Terima kasih atas Doa dan Dukungannya selama Ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadanya,sebab ia akan memelihara kamu”
( 1 Petrus 5:7)
“Berdoalah seolah-oleh semuanya bergantung pada Allah. Bekerjalah seolah-olah
segalanya bergantung kepadamu.”
(St. Agustinus )
“Doa adalah kunci pembuka hari dan sekrup penutup malam”
(Mahatma Gandhi)
“Kegagalan pada dasarnya merupakan kesempatan untuk memulai lagi, kali ini
lebih cerdas”
(Hendri Ford)
“Tuhan Membiarkan semua Terjadi dengan satu alasan. Semua adalah sebuah
proses belajar dan kamu harus melewatinya setiap tingkatnya”
( Mike Tyson)
“Ketika semua orang meremehkanmu dan mengangap itu hanya alasan janganlah
sakit hati, tetapi anggalah itu adalah sebuah hal yang biasa dan jadikanlah itu
sebuah kata-kata penyemangat hidup.
Penulis
(Maria Sediari Pitfina Yos Morok)
“ Ingatlah setiap kesuksesanmu berkat doa dari Alm.kedua orangtuamu dan
saudaramu”
Penulis
(Maria Sediari Pitfina Yos Morok)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PENYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 28 Juli 2017
Penulis
Maria Sediari Pitfina Yos Morok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PENYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Maria Sediari Pitfina Yos Morok
Nomor Mahasiswa : 101314004
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH KELAS XI
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE
NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam
bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan
secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk
kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan
royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian penyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal, 28 Juli 2017
Yang menyatakan
Maria Sediari Pitfina Yos Morok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE
NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016
Oleh:
Maria Sediari Pitfina Yos Morok
Universitas Sanata Dharma
2017
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan Prestasi belajar
Sejarah siswa setelah menerapkan model pembelajaraan Example Non-Example di
kelas XI Teknik Otomasi Industri SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta,
dengan materi Pokok”Perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya
mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan Belanda”
Penelitian ini menggunakan metode PTK dengan model Kemmis &
Mc.Taggart dengan tahapan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI Teknik Otomasi Industri SMK Negeri
2 Depok Sleman Yogyakarta yang melibatkan 32 siswa. Objek penelitian adalah
Prestasi belajar siswa melalui model pembelajaraan Example Non-Example. Data
dikumpulkan dengan menggunakan tes, observasi, dan dokumentasi. Analisis data
menggunakan Teknik deskriptif analitis data kuantitatif dan data kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan prestasi belajar
siswa dilihat dari skor rata-rata sesuai KKM (76). Pada keadaan awal di peroleh 6
siswa (18,7%) dengan rata-rata nilai 68, siklus 1 meningkat menjadi 13 siswa
(40,62%) dengan rata-rata nilai 76 , dan pada siklus 2 meningkat lagi menjadi 28
siswa (80,75%) dengan rata-rata nilai 83.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
IMPROVING HISTORY OF CLASS XI THROUGH COOPERATIVE
LEARNING TYPE EXAMPLE NON-EXAMPLE IN SMK NEGERI 2
DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA SCHOOL YEAR 2015/2016
By:
Maria Sediari Pitfina Yos Morok
Sanata Dharma University
2017
This research describes the improvement of history learning achievement in
SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta. Using Example Non- Example
learning method in learning “Indonesian struggle in order to maintain the
independence from the Allies and the Netherlands”.
Class action research by Kemmis & Mc.Taggart is used in this research. The
research‟s stages are planning, action, observation, and reflection. The subjects
are 32 student‟s from SMK N 2 Depok Sleman Yogyakarta. The object is
student‟s learning achievement through Example Non- Example learning model.
The data were collected by using test, observation, and documentation. Data
analysis using Analytical Techniques descriptive data on quantitative and
qualitative data.
The results of this research shows that the student‟s achievement in learning
history increased. If is shown from the percentage of student‟s who pass the
minimal competenses score (76). Ass att the early condition, there were 6
student‟s (18,7%) with average score 68, cycle I increased to 13 student‟s
(40,62%) whose average score is 76, and on cycle 2 increased to 28 student‟s
(80,75%) with average score of 83.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan bimbinganNya skripsi yang berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar
Sejarah kelas XI Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Example non-
example di SMK Negeri 2 Sleman Yogyakarta” ini dapat terselesaikan dengan
baik. Bagi penulis penyusunan skripsi ini telah memberikan banyak ilmu dan
pengalaman yang sangat berguna dalam penyusunan sebuah karya ilmiah.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Ibu Dra. Theresia Sumini,M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Sejarah dan Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan dorongan
agar Mahasiswa cepat Lulus.
2. Bapak Y.R Subakti, M.Pd, selaku dosen pembimbing I yang telah sabar dan
banyak memberikan pengarahan serta bimbingan kepada penulis.
3. Bapak Hendra Kurniawan, M,Pd selaku dosen pembimbing II yang telah
banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
4. Ibu Nur Hayati,S.Pd selaku guru mata pelajaran sejarah yang sangat berperan
besar dalam penelitian skripsi ini, berkat beliau skripsi ini bisa berjalan lancar
dan dapat selesai sesuai dengan rencana serta memberikan arahan dan saran-
saran yang berguna.
5. Siswa-siswi SMK Negeri 2 Depok khususnya kelas XI Teknik Otomasi
Industri yang sangat membantu dan mau bekerja sama dalam penelitian ini
sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.
6. Alm. Bapak Pit dan alm. Mama Vin dan kakak-kakak Yana, Yani, Alex, Richo,
ponakan Azura, Kenzo, Kirmizi, Om Toni, Om Goris, Ma Gersi, Ma Heni. Ma
Berta serta keluarga Besar tercinta, terima kasih atas segala doa dan
dukungannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Keluarga Besar di Semarang, yang menjadi rumah kedua untuk saya Bapak
Edi, Mama Agustina, Mbak Astry, Bunda Grace, Kakak Prety, ponakan Austin
dan Asda terima kasih.
8. Sahabat-sahabat saya, Cristina, Febi, Liyan, Murti, Brurry, Ita, Nina, Hakmi,
Ferry, Rigen,Lilik, Gemma, Mita,Yohana, Karin, yang selalu memberikan
dukungan, semangat dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Teman-teman dan Adik angkatan yang selalu memberikan semangat pada saat
bimbingan Skripsi.
10. Semua pihak yang telah banyak membantu dan tidak dapat penulis sebutkan
satu per satu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan penulisan skripsi ini,
untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
Maria Sediari Pitfina Yos Morok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN JUDUL PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
PERSEMBAHAN .................................................................................................. iv
MOTTO ................................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................................................. vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ............................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 7
D. Rumusan Masalah ...................................................................................... 7
E. Pemecahan Masalah ..................................................................................... 7
F. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 8
G. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ............................................................................................... 10
1. Pengertian Belajar .............................................................................. 10
2. Proses belajar ...................................................................................... 12
3. Pembelajaran sejarah ............................................................................ 18
4. Teori belajar konstruktivisme .............................................................. 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
5. Pembelajaran sejarah berdasarkan Konstruktivisme ............................ 24
6. Model pembelajaran Kooperarif (cooperative learning) ..................... 25
7. Model pembelajaran Example Non- Example ..................................... 29
8. Prestasi Belajar Sejarah ....................................................................... 31
9. Materi Pembelajaran ............................................................................ 33
B. Penelitian Yang relevan ........................................................................... 35
C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 36
D. Hipotesis ................................................................................................... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 39
B. Tempat dan waktu penelitian ..................................................................... 40
C. Subjek penelitian ....................................................................................... 40
D. Desain penelitian ....................................................................................... 40
E. Defenisi Operasional Variabel ................................................................... 41
F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 42
G. Alat Pengumpulan Data ............................................................................. 43
H. Analisis Data .............................................................................................. 48
I. Analisis Komparasi .................................................................................... 48
J. Prosedur Penelitian..................................................................................... 48
K. Indikator Keberhasilan ............................................................................... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 53
B. Komparasi .................................................................................................. 74
C. Pembahasan ................................................................................................ 77
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 81
B. Saran ........................................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 84
LAMPIRAN ........................................................................................................... 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perbandingan pembelajaran tradisional dan Konstruktivisme ............. 23
Tabel 2. Sintak model pembelajaran Kooperatif ................................................ 27
Tabel 3. Penilaian acuan PAP II .......................................................................... 47
Tabel 4. Kriteria penilain Skala Likert 1-5 ........................................................ 47
Tabel 5. Kriteria Hasil Pengamatan .................................................................... 47
Tabel 6. Indikator Keberhasilan .......................................................................... 52
Tabel 7. Data Nilai Awal Siswa .......................................................................... 53
Table 8.Frekuensi Data Keadaan Awal .............................................................. 54
Tabel 9. Hasil Pengamatan Siklus I .................................................................... 57
Tabel 10. Frekuensi Hasil Pengamatan ............................................................... 59
Tabel 11. Prestasi Belajar Siklus I ....................................................................... 60
Tabel 12. Frekuensi Hasil belajar Siklus 1 .......................................................... 61
Tabel 13. Nilai final Siklus I…………………………………………………… 62
Tabel 14. Frekuensi Nilai final Siklus 1 .............................................................. 63
Tabel 15.Hasil Pengamatan Siklus 2 ................................................................... 67
Tabel 16. Prestasi Belajar Siklus I ....................................................................... 69
Tabel 17.Frekuensi Belajar Siklus 2 .................................................................... 70
Tabel 18.Nilai Final siklus 2……………………………………………………..71
Tabel 19.Frekuensi Nilai final siklus 2…………………………………….. ...... 72
Tabel 20. Komparasi Pra Siklus dan Siklus 1………………………………… . 74
Tabel 21. Komparasi Siklus I dan Siklus 2 .......................................................... 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar I. Kerangka berpikir ............................................................................... 37
Gambar II. Siklus PTK menurut Kemmis & Mc.Taggart ..................................... 41
Gambar III. Diagram prestasi Prasiklus ................................................................ 55
Gambar 1V. Diagram Hasil Pengamatan Siklus 1 ............................................... 59
Gambar V. Diagram Prestasi Siklus I ................................................................... 61
Gambar VI. Diagram Final Siklus 1 ..................................................................... 63
Gambar VII. Diagram Hasil pengamatan Siklus 2................................................ 68
Gambar VIII.Diagram Siklus 2 ............................................................................. 71
Gambar IX. Gambar Nilai Final Siklus 2.............................................................. 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat keterangan melaksanakan kegiatan .................................... 87
Lampiran 2. Silabus ....................................................................................... 88
Lampiran 3. RPP ............................................................................................ 106
Lampiran 4. Kisi-kisi soal ................................................................................ 126
Lampiran 5. Lembar soal ulangan ................................................................... 127
Lampiran 6. Lembar jawaban ......................................................................... 134
Lampiran 7. Validitas ...................................................................................... 135
Lampiran 8. Instrument penilain kinerja guru (IPKG 1) siklus ...................... 137
Lampiran 9.Instrument penilain kinerja guru (IPKG 1) siklus 2 .................... 139
Lampiran 10. Instrument penilain kinerja guru IPS (IPKG 2 ) siklus 1 ......... 141
Lampiran 11. Instrument penilain kinerja guru IPS (IPKG 2) siklus 2 .......... 144
Lampiran 12. Foto kegiatan ............................................................................. 147
Lampiran 13. Validitas Butir Soal .................................................................... 148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan aspek yang penting dalam pembangunan
bangsa,dalam hal ini karakter suatu bangsa dibangun oleh pendidikan. Melalui
pendidikan yang bermutu, suatu bangsa menyongsong masa depan yang lebih
baik.1 Selain membangun karakter bangsa pendidikan juga memegang peranan
penting karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan
mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Perkembangan dunia
pendidikan yang semakin pesat menuntut lembaga pendidikan untuk lebih
menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Banyak perhatian khusus diarahkan kepada perkembangan dan kemajuan
pendidikan guna meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan salah satunya
adalah meningkatkan proses pembelajaran agar lebih menarik, dengan
pembelajaran yang menarik siswa mudah memahami materi yang di sampaikan
guru. Untuk mencapai suatu keberhasilan pembelajaran melibatkan banyak faktor
tidak hanya siswa tetapi guru juga memerankan peranan penting dalam hal
memilih model pembelajaran yang sesuai.2
Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam dunia pendidikan, saat ini
berkembang berbagai model pembelajaran. Secara harafiah model pembelajaran
1 Muhamad Irham dan Novan Ardy Wiyani, Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi dalam
Proses Pembelajaran, Jogjakarta, Ar-ruzz Media,2014,hml. 15. 2 Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi antar Peserta Didik,
Yogyakarta, Pustaka Belajar, 2013, hlm. 7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
merupakan strategi yang digunakan guru untuk meningkatkan motivasi
belajar, minat serta sikap belajar dikalangan siswa. Siswa diharapkan dapat
berpikir kritis, dan memiliki pencapaian hasil belajar yang optimal, disamping
memiliki pencapaian hasil belajar yang optimal siswa diharapkan memiliki sikap
dan ketrampilan sosial.3
Indonesia merupakan negara yang majemuk, negara majemuk ini tidak
hanya terlihat dari ras, suku, agama tetapi juga pendidikan, pendidikan di kota
tentunya berbeda dengan pendidikan yang berada di luar kota, dengan kata lain
pendidikan di Jawa berbeda dengan pendidikan di luar Jawa baik dari segi
pengetahuan, iptek, dan media yang digunakan.
Pendidikan yang pada dasarnya merupakan suatu proses yang menentukan
individu dan masyarakat, karena kemajuan suatu masyarakat ataupun negara dapat
dilihat dari tingkat pendidikannya. Di era globalisasi ini teknologi juga memegang
peranan penting dalam berbagai bidang salah satunya pendidikan, baik itu
pendidikan formal maupun informal hal ini dibuktikan dengan pemanfaatan
teknologi.
Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang ada di SMA
maupun di SMK sesuai dengan kurikulum 2013. Pembelajaran sejarah
dimaksudkan untuk membentuk kepribadian siswa menjadi pribadi yang bukan
hanya mengenal sejarah bangsa dan negara mereka saja tetapi juga belajar tentang
sejarah bangsa-bangsa lain. Belajar sejarah juga dimaksudkan untuk
menumbuhkan semangat dan membentuk pribadi yang memiliki rasa cinta pada
3Ibid, hlm. 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
tanah air dan bangsanya ( nasionalisme), diharapkan dengan adanya pembelajaran
sejarah siswa dapat mencontoh hal-hal yang baik dari para pendahulunya. Dapat
dikatakan bahwa pembelajaran sejarah merupakan pembelajaran yang juga
mengajarkan nilai karakter. Pembelajaran sejarah bukan hanya mengajarkan
tentang fakta dan juga bukan mengajarkan siswa untuk menghafal kerajaraan-
kerajaan yang berada di Indonesia. Jika pembelajaran sejarah hanya mengajarkan
tentang fakta dan hanya menghafalkan kerajaaan dan fakta-fakta tanpa adanya
pemahaman dalam pembelajaran sejarah maka siswa akan bosan untuk belajar
sejarah.
Ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa pembelajaran sejarah
kurang menarik, menurut Wiriatmajaya menyebutkan bahwa pembelajaraan
sejarah kurang mengikutsertakan siswa,dan membiarkan budaya diam
berlangsung di dalam kelas. Lapian menyebutkan pembelajaran sejarah kurang
begitu menyentuh dengan cerita tentang diri siswa. Wiyanarti (2003) juga
mengungkapkan pembelajaran sejarah dianggap membosankan dan kurang
dirasakan maknanya oleh kalangan siswa dalam kehidupan sehari-hari.4
Atmadinata (2005) dalam laporan penelitiannya menyatakan,
Pembelajaran sejarah kurang menarik, membosankan, guru-guru sejarah hanya
membeberkan fakta-fakta sejarah berupa urutan tahun dan peristiwa sejarah,
model pembelajaran dan tekniknya tidak dirubah. Osnardi (2005) dalam
penelitiannya juga mengungkapkan bahwa masih banyak guru belum memiliki
kemampuan dan ketrampian yang belum memadai dalam memilih serta
4 Muhamad Irfan ,Op.cit hlm. 147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
menggunakan berbagai model pembelajaran yang mampu mengembangkan iklim
pembelajaran yang kondusif untuk belajar, dan tetap menggunakan pembelajaran
konvensional.5
Dari penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang
kurang menarik dapat mempengarui prestasi siswa untuk itu dibutuhkan model
pembelajaran yang dapat membangkitkat minat dan motivasi siswa agar prestasi
belajar siswa dapat meningkat, model pembelajaran kooperatif adalah model
pembelajaran yang yang mengajarkan siswa untuk bekerja kelompok atau bisa
dikatakan sebagai pembelajaran yang dirancang untuk memberi dorongan kepada
peserta didik untuk bekerja sama selama berlangsungnya proses pembelajaran,
dengan pembelajaran berkelompok, siswa mendapat kesempatan yang lebih luas
untuk mempraktekan sikap dan prilaku pada situasi sosial yang bermakna bagi
mereka.6
Faktor yang mempengaruhi rendahya prestasi belajar sejarah siswa bisa
berasal dari dalam diri siswa dan dari luar siswa, dari dalam diri siswa misalnya
minat, motivasi dan sebagainya. Siswa akan berminat dengan suatu pembelajaran
apabila pembelajaraan itu di kemas dengan menarik. Dari luar siswa misalnya
guru sejarah diharapkan lebih kreatif dalam mengajar dan dapat meninggalkan
cara mengajar yang masih konvensional, karena cara mengajar yang konvensional
sudah tidak efektif lagi diterapkan pada saat ini, hal ini dimaksudkan agar proses
pembelajaran sejarah dapat berjalan dengan baik dan motivasi siswa dalam
mengikuti pelajaran sejarah dapat meningkat, sehingga tujuan dari pelajaran
5 Isjoni dan Ismail, Model-Model Pembelajaran Mutakhir Perpaduan Indonesia
Malaysia,Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2008, hlm.147-148. 6 Ibid,,hlm. 152.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
sejarah dapat tercapai dengan baik. Perkembangan pendidikan yang baik akan
membawa perkembangan yang baik pula bagi Indonesia dimasa depan, karena
dari pendidikanlah akan muncul generasi-generasi muda harapan bangsa.
Kenyataan yang terjadi di lapangan sangat berbeda, pandangan para siswa
mengenai pembelajaran sejarah ialah suatu pembelajaran yang sangat
membosankan. Permasalahan ini muncul di kelas saat melakukan proses
pembelajaran dimana guru sejarah masih banyak menerapkan cara mengajar yang
konvensional yaitu guru sebagai pusat dalam proses pembelajaran (teacher
center), cara mengajar yang masih konvensional tersebut berakibat pada pasif dan
rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sejarah yang
berimbas pada rendahnya prestasi siswa dalam pelajaran sejarah. 7
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti pada saat observasi di
SMK Negeri 2 Depok Sleman terlihat bahwa banyak siswa yang lebih tertarik
melihat smartphone pada saat pembelajaran sejarah, siswa juga lebih senang
berbicara dengan temannya pada saat pembelajaran sejarah, saat ulangan sejarah
siswa sangat kesulitan mengerjakan soal dengan gambar.
Dari pengamatan di atas maka diperlukan perbaikan untuk mengeliminasi
permasalahan tersebut, usulan perbaikan adalah dengan menerapkan model
pembelajaran Kooperatif tipe Example on- Example. Model pembelajaran ini
diyakini dapat mengaktifkan proses belajar siswa di kelas serta siswa tidak bosan
untuk belajar sejarah. Untuk itu, pada penelitian ini peneliti mencoba untuk
mengangkat judul tentang “Peningkatan Prestasi belajar Sejarah siswa kelas XI
7 Ibid, hlm. 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Teknik Otomasi Industri melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Example
Non-Example di SMK Negeri 2 Depok.
Adapun data yang mendukung penelitian ini adalah penelitian yang
relevan dilakukan oleh :
1. Merry Tres Sufranika judul Penelitian Peningkatan Prestasi Belajar Sejarah
Melalui Model Pembelajaran Example Non-Example Pada Siswa Kelas XA
SMA Mlati. Hasil Penelitian menunjukan terjadi peningkatan Prestasi
pembelajaran Sejarah dari siklus 1 42% dan mengalami peningkatan pada
siklus II menjadi 97%.
2. Nindha Kurniawan Mahasiswa judul Penelitian Peningkatan Prestasi Belajar
Sejarah Siswa melalui Pendekataan CTL Model Pembelajaran Example Non-
Example kelas XI SMK Negeri I Sleman Tahun 2012/2013. Hasil Penelitian
menunjukan terjadi peningkatan prestasi dari siklus 1 56% dan mengalami
peningkatan pada siklus II 87%.
3. Heribertus Eko Budistyadi judul Penelitian Peningkatan Prestasi Belajar
Sejarah dengan Penerapan Model Cooperatif Learning Tipe Example and Non
Example Dan Penggunaan Media Gambar Siswa Kelas XI IPA I SMAN I
Depok Yogyakarta. Hasil Penelitian menunjukakan adanya peningkatan
prestasi belajar sejarah pada siklus I (74,8) meningkat menjadi (77,8) pada
siklus 2.
B. Identifikasi Permasalahan
Dari latar belakang di atas, dapat diketahui bahwa kondisi pembelajaran
yang ada saat ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1. Metode Pembelajaran yang diterapkan oleh guru cenderung monoton atau
tidak variatif.
2. Rendahnya motivasi siswa dalam belajar sejarah.
3. Rendahnya prestasi siswa pada ulangan harian
4. Siswa lebih senang melihat smartphone dan lebih suka berbicara dengan
teman.
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti akan membatasi permasalahan pada upaya
peningkatan prestasi belajar Sejarah siswa kelas XI Jurusan Teknik Otomasi
Industri SMK Negeri 2 Depok, Sleman, dengan menggunakan model
pembelajaran Kooperatif tipe Example Non- Example.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang serta identifikasi permasalahan di atas
dapat ditarik suatu rumusan masalah sebagai berikut:
Model Pembelajaran Example Non- Example dapat meningkatkan Prestasi
belajar Sejarah siswa kelas XI Jurusan Teknik Otomasi Industri SMK Negeri 2
Depok Sleman?
E. Pemecahan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, cara yang digunakan untuk
memecahkan masalah dalam penelitian ini adalah melalui implementasi
pembelajaran sejarah melalui model pembelajaran kooperatif tipe Example Non-
Example pada siswa kelas XI Jurusan Teknik Otomasi Industri SMK Negeri 2
Depok Yogyakarta. Model pembelajaran kooperatif tipe Example Non-example
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
dipilih karena dalam penerapan model pembelajaran ini dapat memacu siswa
untuk lebih aktif di dalam kelas dan dapat meningkatkan minat siswa dalam
mengikuti pembelajaran sejarah, siswa juga belajar untuk berani mengemukakan
pendapatnya. Dengan aktifnya siswa selama proses pembelajaran dan
meningkatnya minat diharapkan dapat berdampak pada meningkatnya prestasi
belajar sejarah.
F. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:
Mendeskripsikan peningkatan prestasi belajar siswa setelah penerapan
pembelajaran sejarah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Example Non- Example.
G. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi semua
pihak sebagai berikut :
1. Bagi Universitas Sanata Dharma khususnya FKIP
Penelitian tindakan kelas ini dapat menjadi referensi guna peningkatan dan
pengembangan Ilmu di FKIP, sehingga diharapkan dapat menghasilkan guru-
guru yang profesional dan berkualitas dalam bidang pendidikan.
2. Bagi Sekolah
Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam memperbaiki penerapan
metode pembelajaran yang belum optimal dan sebagai pertimbangan dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
3. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi guru dalam mengajar
untuk menggunakan model pembelajaran Khusussnya model pembelajaran
Kooperatif tipe Exampe Non-Example.
4. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran Sejarah.
5. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan kemampuan
penelitian tindakan kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki
arti “Berusaha memperoleh Kepandaian atau Ilmu”. Menurut Gagne yang dikutip
oleh Ratna Wilis Dahar belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana
suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.8
Dari defenisi ini dapat disimpulkan bahwa orang belajar untuk pandai dan
pintar, orang memperoleh pengetahuaan melalui pengalaman, mengingat,dan
menguasai pengalaman, mendapatkan informasi atau menemukan sendiri.9
Belajar dapat dikatakan sebagai perilaku dan usaha yang cukup kompleks,
sebagai suatu tindakan maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa
disini adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar
sendiri terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar,
bisa dari ,keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuhan, manusia dan hal-hal
yang dapat dijadikan bahan belajar.
Belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan individu untuk memenuhi
kebutuhannya. Peserta didik yang belajar akan menghasilkan perubahan-
perubahan dalam dirinya, baik itu kognitif, afektif, dan psikomotor.10
8 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori belajar & Pembelajaran, 2011, hlm. 2.
9 Ibid, hlm. 16.
10 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 : Panduan Pembelajan KBK, Bandung, PT. Remaja
Rosda Karya, 2006, hlm.189.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Belajar merupakan proses seseorang dalam memperoleh kecakapan,
ketrampilan, dan sikap, belajar tidak hanya di lakukan di sekolah tetapi proses
belajar dilakukan secara terus menerus. Belajar merupakan sebuah proses yang
kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak
masih bayi (bahkan sejak di kandungan) hingga liang lahat. Salah satu pertanda
orang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya.
Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan yang bersifat
pengetahuan (kognitif) dan ketrampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut
nilai dan sikap (Afektif).11
Belajar tidak hanya terjadi di dalam kelas saja, tetapi
juga bisa terjadi di luar kelas, bisa dari pengalaman-pengalaman yang terjadi di
lingkungan sekitar.
Menurut H.C. Witherington yang dikutip oleh Evelin Siregar dan Nartini
Hara menjelaskan bahwa pengertian belajar sebagai suatu perubahan di dalam
kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa
kecakapan, sikap, kebiasaan kepribadian atau suatu pengertian. .12
Berikut ini adalah aspek-aspek belajar yang dikemukaan oleh Evelin
Siregar dan Nartini Hara yaitu13
:
a. Bertambahnya jumlah pengetahuan
b. Adanya kemampuan mengingat dan memproduksi
c. Adanya penerapan pengetahuan
d. Menyimpulkan makna
11
Eveline Siregar dan Nartini Hara , Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor, Ghalia Indonesia,
2010, hlm 3. 12
Ibid.,hlm.4 13
Idem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
e. Menafsirkan dan mengaitkan dengan realitas
f. Adanya perubahan sebagai pribadi
Seseorang dikatakan telah belajar kalau sudah berubah dalam hal tingkah
laku di dalam dirinya. Perubahan tersebut terjadi akibat dari interaksi dengan
lingkungannya, tidak karena pertumbuhan fisik atau kedewasaan, tidak karena
kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan. Kecuali itu, perubahan tersebut
haruslah bersifat permanen, tahan lama dan menetap, tidak berlangsung sesaat
saja.
2. Proses Belajar
Kata proses berasal dari bahasa latin “processus” yang memiliki arti
berjalan ke depan. Menurut Caplin yang dikutip oleh Muhibbin Syah proses
adalah suatu perubahan khusus yang menyakut perubahan tingkah laku atau
perubahan kejiwaan. Jadi, proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan
perubahan prilaku kognitif, afektif, dan psikomotor yang terjadi dalam diri
siswa.14
Berikut ini adalah factor-faktor yang mempengaruhi Proses belajar:
a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar dibedakan
menjadi dua kategori yaitu faktor internal dan faktor eksternal,kedua faktor ini
mempengaruhi prose belajar individu yang nantinya menentukan kualitas hasil
belajar.
14
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Yogyakarta, PT RajaGrafindo Persada,2008, hlm 109.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
1) Faktor internal
Faktor internal berasal dari dalam diri siswa dan dapat mempengaruhi
hasil belajar individu, meliputi faktor fisiologis dan psikologis.
a) Faktor fisiologis
Faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor
ini di bedakan menjadi dua macam. Pertama, keadaan tonus jasmani dimana
kondisi fisik yang sehat mempengaruhi aktifitas belajar seseorang, Fisik yang
sehat memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar siswa. Kedua,
keadaan fungsi jasmani atau fisiologis, perannya selama proses belajar
berlangsung, fungsi fisiologi pada tubuh manusia sangat berpengaruh pada
proses belajar.
b) Faktor Psikologis
Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat
mempengaruhi proses belajar, faktor psikologis yang utama dalam
mempengaruhi proses belajar yaitu:
(1) Kecerdasaan/intelegensi siswa
Merupakan faktor paling penting dalam proses belajar siswa, semakin
tinggi tingkat intelegensi seseorang individu, maka individu tersebut meraih
sukses dalam belajar, dan sebaliknya.15
(2) Motivasi
Menurut kamus bahasa Indonesia Motivasi adalah dorongan yang
timbul pada diri seseorang baik secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan
15
H. Baharuddin, Teori Belajar dan Pembelajaran,Yogyakarta, Ar-ruzz Media, 2015, hlm. 23-27.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
suatu tindakan dengan tujuan tertentu, seseorang akan melakukan sesuatu
untuk mencapai hal-hal yang diinginkan.
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai
kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu
tersebut bertindak atau berbuat.16
Jadi dapat dikatakan bahwa seseorang akan
memiliki motivasi yang tinggi ketika orang itu memiliki tujuan tertentu.17
Secara serupa Winkels mengemukakan bahwa motif adalah adanya
penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu
demi mencapai sesuatu tujuan tertentu pula.18
Motivasi dipandang sebagai
dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia,
termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan
untuk mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap
dan perilaku individu belajar.
Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu kebutuhan, dorongan,
dan tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidak seimbangan
antar apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Dorongan merupakan kekuatan
mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan.
Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan
harapan atau pencapaian tujuan. Dorongan yang berasal dari tujuan tersebut
merupakan inti motivasi. Tujuan adalah hal ingin dicapai oleh seseorang
16
Hamzah B.Uno,Teori Motivasi & Pengukuraannya:Analisis Dibidang pendidikan,
Yogyakarta,Bumi Aksara,2016, hlm, 23. 17 Kompri, Motivasi Pembelajaran,Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2015, hlm.1. 18
W.S Wingkel, Psikologi Pengajaran,Jakarta,Grafindo,1996, hlm. 151.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
individu. Tujuan tersebut mengarahkan perilaku dalam hal ini perilaku
belajar.19
Guru memiliki peran penting dalam hal membangkitkan motivasi
siswa dalam belajar, karena motivasi terkait erat dengan kebutuhan, disinilah
tugas guru untuk meyakinkan bahwa tujuan belajar yang diinginkan siswa
harus menjadi kebutuhan bagi setiap siswa, hasil belajar yang baik merupakan
suatu kebutuhan agar mencapai kesuksesan yang dicita-citakan setiap siswa.
Motivasi dapat bersifat internal dan eksternal, motivasi internal, adalah
dorongan dalam diri individu untuk melakukan aktivitas, sedangkan motivasi
eksternal adalah dorongan yang berasal dari luar diri sendiri atau individu.20
(3) Minat
Untuk meningkatkan prestasi belajar maka seorang siswa harus
mempunyai minat pada mata pelajaran tersebut. Minat merupakan salah satu
aspek psikis manusia yang dapat mendorong untuk mencapai tujuan.
Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu obyek cenderung untuk
memberi perhatian atau merasa senang yang lebih besar kepada obyek
tersebut. Menurut Winkel minat adalah suatu kecenderungan yang agak
menetap dalam subyek atau anak didik merasa tertarik pada bidang atau hal
tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. 21
Orang yang memiliki minat tertarik atau memiliki perhatian untuk
mengetahui lebih banyak daripada orang yang tidak tertarik atau berminat di
suatu bidang, kita dapat mengetahui minat seseorang melalui banyak hal,
19
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2006, hlm.80. 20
Aunurrahman, Belajar dan pembelajaran. Bandung, Alfabeta, 2012, hlm.155 21
Winkel, W.S. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi belajar. Jakarta, Gramedia, 1983, hlm. 30.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
contoh pernyataan yang dilontarkan seseorang apabila menyukai maupun
tidak menyukai sesuatu.
Menurut Wiliam James, yang dikutip Moh. Uzer Usman minat
merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa.22
Siswa yang mempunyai minat terhadap suatu mata pelajaran maka pasti
dengan segala daya upaya dia akan selalu berusaha untuk mendekati, merasa
tertarik sehingga mendorong siswa tersebut untuk mencari informasi
sebanyak-banyaknya terhadap sesuatu yang belum jelas dari apa yang telah
diminatinya sehinga tidak mengherankan apabila seorang siswa akan lebih
dekat dengan suatu mata pelajaran yang diminatinya.
(4) Sikap
Dalam proses belajar, sikap seseorang dapat mempengaruhi
keberasilan proses belajarnya. Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi
oleh perasaan senang atau tidak senang tergantung apa yang ditampilkan guru
dalam pembelajaran dan juga tergantung pada lingkungan sekitar, jadi guru
juga harus berusaha untuk menyajikan pembelajaran dengan baik dan menarik
sehingga siswa merasa apa yang pelajarinya bermanfaat.
(5) Bakat
Menurut Slavin yang dikutip H.Baharuddin dan esa Nur Wahyuni
bakat bila dikaitkan dengan belajar adalah sebagai kemampuan umum yang
dimiliki seseorang siswa untuk belajar. Pada dasarnya setiap orang memiliki
22
Moh. Uzer Usman. Menjadi guru Profesional Edisi II. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 1997.
hlm. 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
bakat atau potensi untuk mencapai prestasi belajar sesuai kemampuan masing-
masing individu.
2) Faktor Eksternal
Menurut Syah yang dikutip oleh H. Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni
menjelaskan bahwa faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi belajar dapat
digolongkan menjadi menjadi dua bagian yaitu faktor lingkungan sosial dan
nonsosial. Faktor lingkungan sosial dibagi menjadi 3 bagian yaitu faktor sosial
sekolah yang meliputi guru, administrasi dan teman-teman dalam kelas dapat
mempengaruhi proses belajar siswa di lingkungan sekolah, kedua lingkungan
sosial masyarakat, ini menunjukkan bahwa lingkungan tempat tinggal siswa dapat
mempengaruhi proses belajar siswa, ketiga keluarga, keluarga sangat
mempengaruhi kegiatan belajar siswa, hubungan yang baik antara keluarga dapat
membantu siswa melakukan aktifitas belajar.
Sedangkan lingkungan non sosial dibagi juga menjadi 3 bagian lingkungan
alamiah seperti udara yang segar, suasana yang sejuk dan tenang dan lain-lain,
lingkungan alamiah mempengaruhi proses belajar siswa karena kondisi
lingkungan alam yang tidak mendukung menghambat proses belajar siswa, kedua
faktor instrumental seperti perangkat belajar yang baik dapat mendukung proses
belajar, yang ketiga faktor materi pembelajaran kiranya disesuaikan dengan usia
perkembangan siswa, karenanya diharapkan guru dapat memberi kontribusi yang
positif dengan menguasai materi pembelajaran. 23
23
H. Baharuddin, Teori Belajar dan Pembelajaran,Yogyakarta, Ar-ruzz Media, 2015,hlm 30-33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
3. Pembelajaran Sejarah
Sejarah merupakan salah satu mata pembelajaran yang diwajibkan di
sekolah khususnya ditingkat Sekolah Menengah Atas maupun Kejuruan. Banyak
siswa yang berpandangan bahwa sejarah merupakan pembelajaran yang
membosankan karena banyak guru yang masih menggunakan cara mengajar yang
konvesional dimana siswa hanya menjadi pendengar yang baik, guru selalu
berceramah, hal ini membuat siswa menjadi bosan dan menggap pembelajaran
sejarah sangat membosankan. Ada juga yang berpandangan bahwa belajar sejarah
hanya belajar tentang menghafal peristiwa, tanggal dan waktu kejadian suatu
peristiwa.
Pembelajaran sejarah bukan hanya berkisah tentang peristiwa tetapi juga
mengulas pendangan masyarakat. Pemahaman akan sejarah perlu dimiliki oleh
setiap orang sejak dini, dengan memahami sejarah secara dini setiap orang akan
memahami peristiwa masa lampau sebagai landasan sikap untuk selalu
menjunjung tinggi rasa persatuan, solidaritas dan nasiolisme.24
Pembelajaran sejarah sebagai sarana pendidkan bangsa, terutama dalam
hal aplikasi sejarah normatif, Djoko Suryo merumuskan beberapa indikator terkait
dengan pembelajaran sejarah yaitu 25
:
1. Pembelajaran sejarah memiliki tujuan, subtansi, dan sasaran pada segi-segi
yang bersifat normatif.
2. Nilai dan makna sejarah diarahkan pada kepentingan tujuan pendidikan
daripada akademik atau ilmiah murni.
24
Heri Susanto,Seputar Pembelajaran Sejarah(isu,gagasan dan strategi pembelajaran,Aswaja
Presindo, Yogyakarta, 2014,hlm 9. 25
Aman,Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah,Ombak, Yogyakarta,2011, hlm 62-63.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
3. Aplikasi sejarah bersifat pragmatik,sehingga dimensi dan subtansi dipilih dan
disesuaikan dengan tujuan, makna, dan nilai pendidikan yang hendak dicapai
yakni sesuai dengan tujuan pendidikan.
4. Pembelajaran sejarah secata normatif harus relevan dengan rumusan tujuan
pendidikan nasional.
5. Pembelajaran sejarah harus memuat unsur pokok : inctuction, intellectual
training, dan pemblajaran moral bangsa dan civil society, yang demokratis dan
bertanggung jawab pada masa depan bangsa.
6. Pembelajaran sejarah tidak hanya menyajikan pengetahuaan fakta pengalaman
kolektif dari masa lampau, tetapi harus memberikan latihan berpiki kritis
dalam memetik makna dan nilai dari peristiwa sejarah yang dipelajari.
7. Interpretasi sejarah merupakan latihan berpikir secara intelektual kepada
peserta didik ( learning process dan reasoning) dalam pembelajaran sejarah.
8. Pembelajaran sejarah berorientasi pada humanistic dan verstehn
(understanding), meaning, historical consciousness,bukan sekedar
pengetahuan Kognitif dari pengetahuan (knowglegdge) dari bahan sejarah.
9. Nilai dan makna peristiwa kemanusiaan sebagai nilai-nilai universal di
samping nilai particular.
10. Virtue, religiusitas, dan keluhuran kemanusiaan universal, dan nilai-nilai
patriotisme, nasionalisme, dan kewarganegaraan, serta nilai-nilai demokratis
yang berwawasan nasioanal, penting dalam penyajian pembelajaran sejarah.
11. Pembelajaran sejarah tidak saja mendasari pembentukan kecerdasan atau
intelektualitas, tetapi pembentuk martabat manusia yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
12. Relevansi pembelajaran sejarah dengan orientasi pembangunan nasional
berwawasan kemanusiaan dan kebudayaan.
Pemahaman dalam sejarah merupakan kencendrungan berpikir yang
merefleksikan nilai-nilai positif dari peristiwa sejarah dalam kegidupan sehari-
hari, sehingga kita semakin bijak dalam memberikan respon terhadap berbagai
masalah kehidupan.
Pemahaman sejarah memberikan petunjuk kepada kita untuk melihat
serangkaian peristiwa masa lalu sebagai system tindakan masa lalu sesuai dengan
jiwa jamannya, tetapi memiliki sekumpulan nilai terhadap kehidupan sekarang
dan masa yang akan dating.26
Dari Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sejarah
sangat memiliki peranan penting dalam membentuk rasa solidaritas,
nasionalisme,dan dapat membantu siswa untuk berpikir kritis dalam setiap
peristiwa sejarah serta menunjukan bahwa setiap peristiwa dalam sejarah
memiliki makna dan pembelajaran sendiri baik bagi siswa maupun masyarakat.
4. Teori belajar Konstruktivisme
Paul Suparno mengemukakan bahwa Konstruktivisme adalah filsafat
pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan seseorang adalah bentukan
dari orang atau individu itu sendiri. Pengetahuan ini terbentuk dari pengalaman
seseorang melalui kegiatan yang dilakukan, jadi pengetahuan merupakan ciptaan
manusia yang dikonstruksikan dari pengalaman setiap orang.27
Konstruktivisme
merupakan proses pembelajaran yang mengemukaan bahwa manusia pada
26
Heri Susanto op.cit, hlm 10 27
Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, Kanisius, Yogyakarta,1997, hlm 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
dasarnya membangun pengetahuan dalam dirinya sendiri. Dalam pembelajaraan
siswa di harapkan merekonstuksi pengetahuannya berdasarkan pengalaman yang
dialami setiap siswa.28
Konstruktivisme menekankan pada keaktifan siswa yang dapat dilihat dari
prinsip-prinsip konstruktivisme itu sendiri antara lain: (1) pengetahuan dibangun
oleh siswa secara aktif, (2) tekanan dalam proses belajar terletak pada siswa, (3)
mengajar adalah membantu siswa belajar, (4) tekanana pada proses belajar bukan
pada hasil akhir, (5) kurikulum menekankan partisipasi siswa, dan (6) guru adalah
fasilitator).29
Teori konstruvistisme memahami belajar sebagai proses pembentukkan
(konstruksi) pengetahuan oleh si belajar itu sendiri. Pengetahuan ada di dalam diri
seseorang yang mengetahuinya. Pengetahuan tidak dapat pindahkan begitu saja
dari otak guru kepada orang lain (siswa).
Glaserfeld, Bettencourt dan Matthews mengemukakan bahwa pengetahuan
yang dimiliki seseorang merupakan hasil konstruksi (bentukan) orang itu sendiri.
Sementara Piaget mengemukaan bahwa pengetahuan merupakan ciptaan manusia
yang di konstruksikan dari pengalamannya, proses pembentukan berjalan terus
menerus dan setiap kali terjadi rekonstruksi karena adanya pemahaman baru.
sedikit berbeda dengan para pendahulunya, Lorsbach dan Tobin yang dikutip
Eveline Siregar mengemukkan bahwa pengetahuan ada dalam diri seseorang yang
mengetahui, pengetahuan tidak bisa di pindahkan begitu saja dari otak seseorang
28
Suryono dan Hariyanto, belajar dan pembelajaran, Bandung, PT Remaja Rodaksa, 2011, hlm
105 29
Ibid.,hlm.73.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
kepada yang lain. Siswa sendiri yang harus mengartikan apa yang telah diajarkan
dengan konstruksi yang telah di bangun sebelumnya.
Dalam aliran konstruktivisme pengetahuan dipahami sebagai suatu
pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami
reorganisasia karena adanya pemahaman-pemahaman baru. Pengetahuan bukanlah
kemampuan fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai
konstruksi kognitif seseorang terhadap objek, pengalaman, maupun
lingkungannya.30
Dari beberapa pengertian Konstruktivisme menurut para Ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa pengetahuan di susun dan di bentuk dalam diri manusia.
Dalam paham konstruktivisme guru tidak secara langsung memindahkan
pengetahuan kepada siswa secara sempurna, tetapi siswa harus membangun
pengetahuannya sendiri berdasarkan pengalaman yang di peroleh masing-masing
siswanya.31
Adapun gagasan Konstruktivisme mengenai pembelajaran yaitu:
a. Pengetahuan bukanlah gambaran dunia kenyataan belaka, tetapi selalu
merupakan konstruksi kenyataan melalui kegiatan subjek.
b. Subjek membentuk skema kognitif, kategori, konsep seseorang. Struktur yang
perlu untuk pengetahuan.
30
Ibid.,hlm. 39-40. 31
Agus Suprijono, Cooperatif Lerning Teori dan Aplikasi Paikem,Yogyakarta, Pustaka Belajar,
2014, hlm. 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
c. Pengetahuan dibentuk oleh struktur konsep seseorang.Struktur Konsep
membentuk pengetahuan jika konsep itu berlaku dalam berhadapan dengan
pengalaman-pengalaman.32
Terdapat perbedaan bentuk implementasi pembelajaran konstruktivistik
dengan pembelajaran behavioristik (tradisional). Pembelajaran menurut
konstruktivistik membantu siswa menginternalisasi dan mentransformasi
informasi baru. Transformasi terjadi dengan menghasilkan pengetahuan baru yang
selanjutnya membentuk struktur kognitif baru. Secara rinci perbedaan
karakteristik antara pembelajaran tradisional (behavioristik) dan pembelajaran
konstruktivistik, sebagai berikut:33
Tabel 1. Perbandingan pembelajaran konvensional dan Konstrutivisme
menurut Broks dan Broks yang dikutip Oleh Agus Suprijono.34
Pembelajaran konvensional Pembelajaran Konstruktivistisme
1. Kurikulum disajikan dari bagian-
bagian menuju keseluruhan dengan
menekankan pada keterampilan-
keterampilan dasar
1. Kurikulum disajikan mulai dari
keseluruhan menuju ke bagian-bagian,
dan lebih mendekatkan pada konsep-
konsep yang lebih luas
2. Pembelajaran sangat taat pada
kurikulum yang telah ditetapkan
2. Pembelajaran lebih menghargai pada
pemunculan pertanyaan dan ide-ide
siswa
3. Kegiatan kurikuler lebih banyak
mengandalkan pada buku teks dan
buku kerja
3. Kegiatan kurikuler lebih banyak
mengandalkan pada sumber-sumber
data primer dan manipulasi bahan
4. Siswa-siswa dipandang sebagai “kertas
kosong”, dan guru-guru pada
umumnya menggunakan cara didaktik
dalam menyampaikan informasi
kepada siswa
4. Siswa dipandang sebagai pemikir-
pemikir yang dapat memunculkan
teori-teori tentang dirinya
5. Penilaian hasil belajar atau
pengetahuan siswa dipandang sebagai
5. Pengukuran proses dan hasil belajar
terjalin di dalam kesatuan kegiatan
32
Ibid, hlm, 30
33C.A Budiningsih, Belajar Dan Pembelajaran. Cet. Ke-1. Jakarta, PT Rineka Cipta, 2005,hlm,63
34 Ibid, hlm,35-36.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
bagian dari pembelajaran, dan
biasanya dilakukan pada akhir
pelajaran dengan cara testing
pembelajaran, guru mengamati hal-hal
yang sedang dilakukan siswa, serta
melalui tugas-tugas pekerjaan.
6. Siswa biasanya bekerja sendiri-sendiri,
tanpa ada group process dalam
belajar
6. Siswa-siswa banyak belajar dan bekerja
di dalam group process
5. Pembelajaran Sejarah berdasarkan konstrruktivisme
Pembelajaran Konstruktivisme seperti yang telah diurakan diatas bahwa
Konstruktivisme adalah filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa
pengetahuan seseorang adalah bentukan dari orang atau individu itu sendiri.
Pengetahuan ini terbentuk dari pengalaman seseorang melalui kegiatan yang
dilakukan, jadi pengetahuan merupakan ciptaan manusia yang dikonstruksikan
dari pengalaman setiap orang.35
Berikut ini adalah prinsip-prinsip pembelajaran sejarah dalam
konstruktivisme 36
:
1. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri baik secara personal maupun sosial.
2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan guru ke siswa, kecuali dengan keaktifan
siswa itu sendiri untuk menalar.
3. Siswa aktif mengkonstruksi terus menerus sehingga selalu terjadi perubahan
konsep menuju ke konsep yang lebih rinci, lengkap, serta sesuai dengan
konsep ilmiah.
4. Guru sekedar membantu menyediahkan sarana dan situasi agar proses
konstruksi siswa berjalan mulus.
35
Paul Suparno op.cit, hlm 18 36
https://www.usd.ac.id/lembaga/lppm/f1l3/Jurnal%20Historia%20Vitae/vol24no1april20
10/PARADIGMA%20PEMBELAJARAN%20SEJARAH%20YR%20Subakti.pdf
diakses tanggal 16 juni 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
5. Evaluasi dalam pembelajaran, dalam menekankan pada penyusunan makna
secara aktif yang melibatkan ketrampilan yang terintergrasi dengan
menggunakan masalah dalam konteks nyata, menggali munculnya berpikir
divergen, pemecahan ganda, bukan hanya satu jawaban benar, evaluasi harus
diintegrasikan ke dalam tugas-tugas yang menuntun aktifitas belajar yang
bermakna serta menerapkan apa yang dipelajari dalam konteks nyata, bukan
sebagai konteks terpisah.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sejarah berdasarkan prinsip
konstuktivisme memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir dan
menemukan pengetahuannya sendiri, siswa dapat mengemukan pendapatnya
sendiri, mendorong siswa untuk berpikir kritis, kreatif dan tidak mendasarkan
pada hafalan peristiwa saja.
6. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif berasal dari kata cooperative yang artinya
mengajarkan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama
lainnya sebagai suatu kelompok atau satu tim.37
Slavin (1995) mengemukakan,
pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana kelompok
belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah empat orang
secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam
belajar. Pembelajaran kooperatif telah dikenal sejak lama. Pada saat itu guru
mendorong para siswa untuk kerja sama dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti
37
Arif Ismail dan Isjoni, Model-Model Pembelajaran Muktahir Perpaduan Indonesia-
Malaysia,Yogyakarta, Pustaka Belajar, 2008, hlm. 150.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
perbincangan atau pembelajaran oleh rekan sebaya (peer teaching). Selain itu alur
proses belajar mengajar tidak mesti seperti lazimnya selama ini, guru terlalu
mendominasi proses belajar mengajar, segala tujuan berasal dari guru, ternyata
siswa-siswa dapat juga saling belajar mengajar sesama mereka. Banyak penelitian
menunjukkan bahwa pembelajran (peer teaching) ternyata lebih aktif daripada
pembelajaran oleh guru. Ini berarti, bahwa keberhasilan dalam belajar bukan
semata-mata mesti diperoleh dari guru saja, melainkan dapat juga dilakukan
melalui rekan lain, yaitu rekan sebaya. Dalam hal ini guru bertindak sebagai
penghubung.
Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang
mengelompokkan siswa untuk tujuan menciptakan pendekatan pembelajaran yang
berefektivitas yang mengintegrasikan keterampilan sosial yang bermuatan
akademik. Johnson mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah kegiatan
belajar-mengajar secara kelompok-kelompok kecil, siswa belajar dan bekerja
sama untuk sampai kepada pengalaman kelompok.38
Pada hakekatnya pembelajaran kooperatif sama dengan kerja kelompok,
oleh karena itu banyak guru yang mengatakan tidak ada sesuatu yang aneh dalam
pembelajaran kooperatif karena mereka menganggap telah biasa menggunakan.
Abdulhak (2001) menjelaskan, bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan
melalui berbagai proses antara peserta belajar sehingga dapat mewujudkan
pemahaman bersama diantara peserta belajar itu sendiri.
38
Ibid., hlm. 154.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
b. Ciri-ciri Pembelajaran kooperatif
Pembelajran kooperatif adalah suatu sistem yang didalamnya terdapat
elemen-elemen yang saling terkait. Elemen-elemen pembelajaran kooperatif
adalah (1) saling ketergantungan positif; (2) interaksi tatap muka; (3) akuntabilitas
individual, dan (4) keterampilan untuk menjalin hubungan antarpribadi atau
keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan.39
Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar kelompok.
Penilaian ditunjukan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran secara individual. Hasil penilaiaan secara individual selanjutnya
disampaikan oleh guru kepada kelompok agar semua anggota kelompok
mengetahui siapa anggota kelompok yang memerlukan bantuan dan siapa yang
dapat memberikan bantuan. Nilai kelompok didasarkan atas rata-rata hasil belajar
semua anggotanya, karena itu tiap anggota kelompok harus memberikan
sumbangan demi kemajuan kelompok. Penilaian kelompok yang didasarkan atas
rata-rata penguasaan semua anggota kelompok secara individual ini yang
dimaksud dengan akuntabilitas individual.
c. Sintak model pembelajaran kooperatif
Guru wajib memahami sintak model pembelajaran koperatif. Sintak model
pembelajaran kooperatif terdiri dari 6 (enam) fase.
Tabel 2. Sintak model pembelajaran kooperatif.40
FASE-FASE PERILAKU GURU
Fase 1: menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan peserta didik
Memperjelas tujuan pembelajaran dan
mempersiapkan peserta didik siap
belajar
39
Sugiyanto, Model-Model Pembelajaran Inovatif, Yuma Pustaka, solo, 2009, hal. 40. 40
Agus Suprijono,op.cit,hlm,65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Fase 2: menyajikan informasi Mempresentasikan informasi kepada
peserta didik secara verbal
Fase 3: mengorganisir peserta didik
kedalam tim-tim belajar
Memberikan penjelsan kepada pesertra
didik tentang tata cara membentuk tim
belajar dan membantu kelompok
melakukan transisi yang efesien
Fase 4: membantu kerja tim dan
belajar
Membantu tim-tim belajar selama
peserta didik mengerjakan tugasnya
Fase 5: mengevaluasi Menguji pengetahuan peserta didik
mengenai berbagai materi
pembelajaran atau kelompok kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya
Fase 6: memberikan pengakuan atau
penghargaan
Mempersiapkan cara untuk mengakui
usaha dan presentasi individu maupun
kelompok
d. Kelebihan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif
Kelebihan model pembelajaran kooperatif diantaranya adalah dibanding
dengan model pembelajaran yang lain diantaranya adalah:
1. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan social
2. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterapilan,
informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan
3. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian social
4. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen
5. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois
6. Pembangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa
7. Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan
saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan
8. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia
9. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai
perspektif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
10. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih
baik
11. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan
kemampuan, jenis kelamin, normal, atau cacat, etnis, kelas sosial, agama dan
orientasi tugas.
7. Model Pembelajaran Example Non- Example
a. Pengertian model pembelajaran Example Non-example
Model Example Non- Example merupakan model pembelajaran yang
diajarkan kepada siswa untuk belajar mengerti dan menganalisis sebuah konsep.
Konsep pada umumnya di pelajari melalui dua cara. Paling banyak konsep yang
kita pelajari di luar sekolah melalui pengamatan dan juga dipelajari melalui
definisi konsep itu sendiri. Example Non- Example adalah taktik yang dapat
digunakan untuk mengajarkan defenisi konsep.
Model Example Non- Example penting dilakukan karena suatu defenisi
konsep adalah suatu konsep yang di ketahui secara primer hanya dari segi
defenisinya dari pada dari sifat fisiknya. Dengan memusatkan perhatian siswa
terhadap Example Non- Example, diharapkan dapat mendorong siswa untuk
menuju pemahaman yang lebih dalam mengenal materi yang ada.
Pembelajaran Example Non- example adalah salah satu contoh model
pembelajaran yang mengunakan media. Media dalam pembelajaran merupakan
sumber yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Manfaat dari media
adalah untuk membantu guru dalam proses mengajar, mendekati situasi dengan
keadaan sesungguhnya. Dengan media diharapkan proses belajar dan mengajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
lebih komunikatif dan menarik, sehingga siswa tidak bosan dalam menggikuti
pembelajaran. Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar anak
dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk deskripsi singkat
mengenai apa yang di dalam gambar.
Media gambar juga merupakan salah satu alat yang digunakan dalam
pembelajaran, dapat membantu mendorong siswa untuk mengolah pola pikir.
Gambar juga dapat mempermuda dalam proses pembelajaraan, dimana akan
membangkitkan imajinasi siswa, dengan berkembangnya imajinasi siswa, dapat
membuat siswa menjadi tertarik dalam proses pembelajaran, tentunya guru harus
menyajikan gambar yang menarik, dan mampu mengaitkan dengan situasi saat
ini.41
b. Langkah- langkah model pembelajaran Example Non- Example.
Langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe
Example Non- Example.42
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui LCD atau
OHP.
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan atau menganalisis gambar.
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar
tersebut dicatat pada kertas.
5. Setiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
41
Jumanta Hamdayama,Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter, Bogor,
2014,hlm.96 42
Agus Suprijono, Op.cit hlm. 125.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
6. Mulai dari komentar atau hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi
sesuai tujuan yang ingin di capai.
7. Kesimpulan.
c. Kelebihan dari model pembelajaran Kooperatif tipe Example Non-
Example
Kelebihan Model pembelajaran kooperatif Example Non-Example antara
lain:
1. Siswa lebih kritis dalam menganalisis gambar
2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa gambar
3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya
d. Kekurangan Model pembelajaran kooperatif Example Non-Example.
Kekurangan Model pembelajaran kooperatif Example Non-Example antara
lain :
1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
2. Memakan.
3. waktu yang cukup lama.
8. Prestasi Belajar Sejarah
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai. Jika dihubungkan dengan belajar,
maka mempunyai arti hasil yang telah dicapai siswa setelah melakukan aktifitas
belajar.43
Menurut Bloom hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek
yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
43
W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, Jakarta, PT. Gramedia. 1996, ham. 162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Hasil belajar menurut Gagne & Brings dalam Jamil Suprihatiningrum
adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan
belajar dan dapat diamati dari perbuatan siswa.44
Winkel mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan
belajar atau kemampuan seorang peserta didik dalam melakukan kegiatan
belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.45
Selanjutnya Muhibbin Syah
menjelaskan bahwa prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan sebuah proses
belajar mengajar atau taraf keberhasilan sebuah program pembelajaran/penyajian
materi, dan kenaikan kelas.46
Menurut ahli yang lain mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan
suatu hasil yang telah diperoleh atau didapat seorang anak yang dituangkan dalam
bentuk nilai dari mata pelajaran yang dipelajari. Prestasi belajar adalah hasil yang
menyebabkan perubahan dalam diri seseorang sebagai akibat dari aktivitas
belajar. Dari penelusuran uraian tersebut, maka bisa dipahami bahwa pengertian
prestasi belajar merupakan hasil atau taraf kemampuan yang sudah dicapai
seorang murid sesudah mengikuti proses belajar mengajar pada masa tertentu baik
berupa perubahan pada tingkah laku, keterampilan serta pengetahuan sejarah yang
diukur dan dinilai serta dituangkan dalam pernyataan skor atau nilai.
44
Jamil Suprihatiningrum, M.Pd.Si,Strategi Pembelajaraan Teori & Aplikasi,Jogjakarta,Ar-ruzz
Media,2014,hlm 35 45
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran (edisi revisi), Jakarta, Raja Grasindo Persada,1999,hlm.146 46
Muhhibin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2003, hlm.197
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
9. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran dalam penelitian ini diambil dari:
Kompetensi Dasar : 3.11.Menganalisis Perjuangan bangssa Indonesia dalam
upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman sekutu dan Belanda. Dengan
Materi Pokok Perjanjian Linggarjati, peristiwa Agresi Militer, perjanjian
Renville dan Agresi Militer berlanda II.
a. Perjanjian Linggarjati
Perjuangan mempertahan kemerdekaan dilakukan melalui perjuangan fisik
(perang) dan juga dengan perjuangan diplomasi (melalui perundingan). Sebagai
tindak lanjut dari perundingan yang dilakukan sebelumnya (Perundingan Hoge
Veluwe). Pada tanggal 10 November 1946 dilaksanakan perundingan antara
Pemerintah Republik Indonesai dengan Komisi Umum Belanda. Perundingan
tersebut dilakukan di Linggajati dekat Cirebon. Perundingan yang dipimpin oleh
Lord Killearn dari pihak Belanda dan Sutan Sjahrir dari pihak Republik Indonesia
menghasilkan persetujuan sebagai berikut.
Isi Perjanjian Linggarjati :
1. Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah
kekuasaan yang meliputi Sumatera, Jawa, dan Madura. Belanda sudah harus
meninggalkan daerah de facto paling lambat tanggal 1 Januari 1949.
2. Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama dalam membentuk Negara
Indonesia Serikat yang salah satu negara bagiannya adalah Republik
Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
3. Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-
Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya. Dengan adanya perjanjian
Linggajati ini, secara politis Republik Indonesia diuntungkan karena ada
pengakuan secara de facto. Perjanjian ini kemudian secara resmi
ditandatangani pada tanggal 25 Maret 1947 di istana Bijswijk (Istana
Merdeka) Jakarta.
b. Agresi Militer Belanda 11
Agresi Militer Belanda I adalah operasi militer Belanda di Jawa dan
Sumatera terhadap Republik Indonesia yang dilaksanakan dari 21 Juli 1947
sampai 5 Agustus 1947.
Operasi militer ini merupakan bagian Aksi Polisionil yang diberlakukan
Belanda dalam rangka mempertahankan penafsiran Belanda atas Perundingan
Linggarjati. Dari sudut pandang Republik Indonesia, operasi ini dianggap
merupakan pelanggaran dari hasil Perundingan Linggajati.
c. Perjanjian Renville
Perjanjian Linggajati ternyata merugikan perjuangan bangsa Indonesia,
oleh karena itu kedua belah pihak tidak mampu menjalankan isi perjanjian itu.
Pertempuran terus menerus terjadi antara Indonesia dengan Belanda. Dalam upaya
mengawasi pemberhentian tembak-menembak antara pasukanBelanda dengan
TNI, Dewan Keamanan PBB membentuk suatu komisi jasajasa baik yang dikenal
dengan Komisi Tiga Negara (KTN). Untuk melaksanakan tugas dari Dewan
Keamanan PBB, KTN mengadakan perundingan untuk kedua belah pihak.
Tempat perundingan diupayakan di wilayah netral. Amerika Serikat mengusulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
agar perundingan dilaksanakan di atas kapal pengangkut pasukan angkatan laut
Amerika Serikat “USS Renville”.
d. Agresi Militer Belanda II
Belanda masih ingin menguasai Indonesia dan berusaha untuk
mengingkari perjanjian Renville18 Desember 1948 Belanda mengeluarkan surat
pernyataan bahwa Belanda tidak terikat lagi dengan persetujuan gencatan perang
Renville. Tetapi surat pernyataan tersebut tidak dapat disampaikan ke
pemerintahan pusat di Yogyakarta sebab dilarang oleh Belanda
B. Penelitian yang Relevan
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian yang relevan
tentang model pembelajaran kooperatif tipe Example Non- example, yaitu:
1. Merry Tres Sufranika judul Penelitian Peningkatan Prestasi Belajar Sejarah
Melalui Model Pembelajaran Example Non-Example Pada Siswa Kelas XA
SMA Mlati. Hasil Penelitian menunjukan terjadi peningkatan Prestasi
pembelajaran Sejarah dari siklus 1 42% dan mengalami peningkatan pada
siklus II menjadi 97%.
2. Nindha Kurniawan Mahasiswa judul Penelitian Peningkatan Prestasi Belajar
Sejarah Siswa melalui Pendekataan CTL Model Pembelajaran Example Non-
Example kelas XI SMK Negeri I Sleman Tahun 2012/2013. Hasil Penelitian
menunjukan terjadi peningkatan prestasi dari siklus 1 56% dan mengalami
peningkatan pada siklus II 87%.
3. Heribertus Eko Budistyadi judul Penelitian Peningkatan Prestasi Belajar
Sejarah dengan Penerapan Model Cooperatif Learning Tipe Example and Non
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Example Dan Penggunaan Media Gambar Siswa Kelas XI IPA I SMAN I
Depok Yogyakarta. Hasil Penelitian menunjukakan adanya peningkatan
prestasi belajar sejarah pada siklus I (74,8) meningkat menjadi (77,8) pada
siklus 2.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan pengamatan di kelas, pembelajaran sejarah kurang variatif
dan terasa monoton, sehingga mengakibatkan kurangnya motivasi siswa dan
mengakibatkan prestasi nilai ulangan harian siswa menurun.. Model pembelajaran
kooperatif tipe Example Non- Example diharapkan dapat memecahkan masalah
ini.
Dengan mengaplikasikan model pembelajaran Example Non- Example
diharapkan proses pembelajaran di kelas tidak lagi monoton dan menggunakan
metode pembelajaran konvensional, serta prestasi belajar Sejarah siswa juga akan
meningkat. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non-Example
ini diharapkan bisa meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa. Dalam penelitian
ini menggambarkan kerangka berpikir sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Gambar I . Kerangka Berpikir
Dalam mengajar sejarah guru mengajar secara konvesional. Hal ini
menimbulkan adanya ketidaktertarikan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran dan berpengaruh pada motivasi siswa di dalam kelas yang
cenderung tidak aktif atau pasif dan prestasi belajarnya juga rendah. Kurangnya
motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran sejarah dikelas serta rendahnya
prestasi belajar menjadi suatu masalah yang membutuhkan solusi untuk
mengatasinya. Maka dari itu solusi yang diberikan terhadap permasalahan tersebut
adalah diterapkannya model pembelajaran yang mampu menarik minat siswa
untuk belajar dan dapat memacu siswa untuk lebih aktif di dalam kelas, maka dari
itu model pembelajaran kooperatif tipe Example Non- Example dipilih untuk
Metode pembelajaran yang
diterapkan guru cenderung
monoton atau tidak variatif
Rendahnya motivasi siswa
Rendahnya prestasi siswa
pada saat ulangan harian
Solusi
Model pembelajaran
Example Non- Example
Melalui
Masalah
Media gambar
Pemecahan masalah
Aktifitas siswa
kerjasama
Peningkatan Prestasi
Belajar Siswa Mencapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
meningkatkan prestasi belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe Example
Non-Example dipilih untuk diterapkan karena model pembelajaran kooperatif tipe
Example Non-Example dapat membuat suasana kelas lebih menyenangkan, dapat
memacu siswa untuk lebih aktif di dalam kelas dalam hal bertanya atau menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang muncul saat proses pembelajaran berlangsung, siswa
terlibat di dalam proses pembelajaran. Selain itu, siswa bisa saling berbagi
informasi di dalam kelas.
Dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Example Non-
Example membuat proses pembelajaran semakin baik dan menjadikan siswa lebih
aktif di dalam kelas dan prestasi belajarnya meningkat, khususnya bagi siswa
kelas XI TOI SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta.
D. Hipotesis
Berdasarkan uraian pada deskripsi teoritis, kerangka berpikir dan beberapa
hasil penelitian terdahulu maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini
bahwa :
Model pembelajaran Example Non- Example dapat meningkatkan prestasi
belajar sejarah bagi siswa kelas XI Teknik Otomasi Industri SMK Negeri 2 Depok
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang sengaja
dimunculkan dan terjadi di dalam kelas.47
Hal terpenting dalam PTK adalah tindakan nyata (action) yang dilakukan
guru (dan bersama pihak lain) untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam
proses belajar mengajar. Tindakan itu harus direncanakan dengan baik dan dapat
diukur tingkat keberhasilannya dalam pemecahan masalah tersebut. Jika ternyata
program itu belum dapat memecahkan permasalahan yang ada, maka perlu
dilakukan penelitian siklus berikutnya (siklus ke dua) untuk mencoba tindakan
lain.48
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk mengadakan perbaikan
atau peningkatan mutu praktik pembelajaran di kelas. Melalui PTK, guru
senantiasa memperbaiki praktik pembelajaran di kelas berdasarkan pengalaman-
pengalaman langsung yang nyata dipandu dengan perluasan wawasan ilmu
pengetahuan dan penguasaan teoritik praktis pembelajaran. Tujuan Penelitian
Tindakan kelas ini untuk memperbaiki proses pembelajaran di SMK Negeri 2
Depok Sleman Yogyakarta khususnya pada kelas XI Teknik Otomasi Industri.
47
Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik,Rhineka Cipta,
Jakarta,2013,hlm.162. 48
Sarwiji Suwardi, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) & Penulisan Karya Ilmiah, Yogyakarta,
Yuma Pustaka, 2011, hlm. 12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
B. Tempat dan waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta yang
beralamatkan Kampung Mrican Caturtunggal Depok Sleman Daerah Istimewa
Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 29 Maret sampai 17 Mei semester
Genap tahun ajaran 2015/2016
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah bagian yang terlibat dalam penelitian dan terkait
dalam penelitian. Subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas XI Teknik
Otomasi Industri SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta . Jumlah siswa 32 siswa.
Obyek penelitian ini adalah Prestasi belajar Sejarah siswa kelas XI Teknik
Otomasi Industri . Model pembelajaran Kooperatif Tipe Example Non- Example
di SMK Negeri 2 Depok Sleman, Yogyakarta.
D. Desain Penelitian
Desain atau model yang digunakan dalam PTK ini adalah model Kemmis
dan McTaggart. Model ini pada hakekatnya terdiri dari 4 macam tahapan, yaitu
Perencanaan, Tindakan, Pengamatan dan Refleksi. Keempat komponen tersebut
membentuk suatu rangkaian yang disebut dengan siklus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Gambar II .Desain Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan McTaggart49
E. Defenisi Operasional Variabel.
Dalam penelitian ini ada dua variabel yang diteliti. Variabel yang pertama
adalah model pembelajaran yang merupakan varibel bebas (X) dan prestasi belajar
sejarah merupakan variabel terikat (Y) Agar tidak menimbulkan ambiguitas dalam
penelitian ini diberikan definisi operasional variabel penelitian sebagai berikut:
1. Model pembelajaran Example Non-Example
Example Non-Example merupakan salah satu model pembelajaran
Kooperatif. Model pembelajaraan ini menggunakan gambar, dengan gambar siswa
49
Suharsimi Arikunto, Proses Penelitian suatu pendekatan praktik,Jakarta, PT Rineka Cipta,
2014, hlm 137
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan Refleksi
Pelaksanaan
Meningkatkan
Prestasi
Pengamatan
SIKLUS II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
dilatih untuk menganalisis gambar sesuai dengan materi yang di pelajari,
pembelajaran ini mengajarakan siswa untuk bekerjasama, mengemukakan
pendapat. Pembelajaran ini sangat cocok digunakan di SMA/SMK. Selain melatih
kerja sama, pembelajaran ini juga dapat membantu siswa untuk lebih berani
tampil di depan kelas.
2. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah keberhasilan siswa dalam hal memahami materi
pelajaran dalam bentuk skor. Skor diperoleh dari tes yang di laksanakan pada
siklus I dan II. Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mengetahui pemahaman
siswa mengenai materi yang di ajarkan dan merupakan pengukuran ranah kognitif
yang harus di ukur dengan tes.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik dalam pengumpulan data yang akan di gunakan dalam penelitian
ini yaitu:
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa
selama pelajaran sejarah berlangsung. Observasi atau pengamatan adalah proses
pengambilan data dalam penelitian dimana peneliti melihat situasi penelitian.
Observasi sangat sesuai digunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan
kondisi interaksi belajar-mengajar, tingkah laku, dan interaksi kelompok.50
Selain
itu peneliti juga menggunakan lembar pengamatan guru disaat guru mengajar
dikelas, disini peneliti bertindak sendiri sebagai guru , oleh karena itu dibutuhkan
50
Ibid, hlm.66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
rekan peneliti lain untuk mengamati peneliti, peneliti sendiri menggunakan
Instrumen Penilain Guru ( IPKG).
2. Tes
Tes merupakan alat pengukur data yang berharga dalam penelitian. Tes ini
dipergunakan untuk mendapatkan data tentang prestasi belajar siswa. Tes ialah
seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan guru kepada siswa dengan
maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor
angka.51
3. Wawancara
Wawancara dilakukan yaitu dengan bertanya kepada guru dan Siswa
proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe
Example Non- Example.
4. Dokumentasi
Dokumentasi berupa pengumpulan data seluruh aktivitas peneliti berupa
nilai dari guru sebelum menggunakan model pembelajaran Example Non-Example
dan juga foto-foto yang menggambarkan suasana belajar di dalam kelas, pada saat
menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Example Non- example.
G. Alat Pengumpulan Data
1. Alat Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data.
51
Wijaya Kusumah & Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas (Edisi Kedua),
Jakarta, Indeks, 2011, hlm.78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
a. Instrumen Observasi
Data hasil observasi ini menggunakan lembar pengamatan yang terdiri dari
indikator-indikator dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Example non-Example, seperti bertanggung jawab, bekerja sama,
mengemukakan pendapat, aktif dalam berdiskusi , data Observasi ini di gunakan
untuk melihat aktivitas Siswa dalam proses pembelajaran di kelas.
b. Instrumen Tes
Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa
selama menempuh proses belajar Sejarah di kelas. Hasil tes belajar dijadikan tolok
ukur untuk mengetahui kondisi awal sebelum penelitian dan sesudah melakukan
penelitian di cerminkan dalam dua Siklus.
c. Instumen Wawancara
Instrumen wawancara yang digunakan adalah wawancara secara langsung
dimana peneliti bertanya kepada Guru mengenai model pembelajaran Kooperatif
tipe Example Non- Example
2. Uji Validitas
Validitas isi mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi
atau isi pelajaran yang diberikan. Oleh karena materi yang diajarkan tertera dalam
kurikulum maka validitas isi ini sering juga disebut validitas kurikulum.52
Validitas isi ini erat kaitannya dengan materi yang akan diukur dalam tes.
Untuk mengetahui tingkat validitas di gunakan Rumus Korelasi Product
Moment yaitu:
52 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidkan (Edisi Revisi), Jakarta, Bumi Aksara,
2013,hlm.87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ } { ∑ – ∑ }
Keterangan:
RXY = Koefisien korelasi antara variabel X dan Varibel Y, dan Varibel yang di
korelasi
N = Jumlah peseta tes
∑xy = Jumlah X dan Y
X² = Kuadrat dari X
Υ² = Kuadrat dari Y
Untuk mengetahui besar taraf signifikansi butir soal digunakan rumus :
√
√
Keterangan:
t= taraf signifikasi
r= korelasi dari item dengan skor total
n= jumlah butir item
Setelah didapat taraf signifikansinya, kemudian dikonsultasikan pada table
t signifikasi.Dari perhitungan validitas dan Reliabilitas, perhitungan validitas
menggunakan rumus Excel, dari 30 soal pilihan ganda terdapat 3 soal yang tidak
Valid yaitu soal item no 5, 6,14.
3. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap
konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang
sama dengan menggunakan alat pengukuran yang sama. Dalam mencari
reliabilitas instrument, peneliti menggunakan rumus Spearman-Brown dengan
teknik belah dua.53
⁄
⁄
⁄
⁄
53
Sunarti,Selly Rahmawati.. Penilaian dalam kurikulum 2013, 2014, yogyakarta ,C.V ANDI
OFFSET.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Keterangan:
= koefesien reliabilitas yang sudah disesuaikan
r1/21/2= korelasi antara skor-skor setiap belahan tes
H. Analisis Data
Tahapan selanjutnya apabila data sudah dikumpulkan atau dilakukan pada
saat kegiatan penelitian. Maka peneliti dapat langsung menganalisis.data.
Dalam penelitian kelas Teknik yang digunakan untuk analisis data pada
penelitian ini adalah teknik data kuantitatif dan kualitatif, data kuantitatif berupa
nilai hasil tes, sedangkan kualitatif dapat dilihat dari penerapan media
pembelajaran dalam kelas dan sikap serta reaksi siswa dalam kegiatan belajar.
Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1. Analisis kuantitatif
Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes diolah dengan menggunakan
deskripsi persentase. Nilai yang diperoleh siswa dirata-rata untuk menemukan
tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran Sejarah.
2. Tes
Instrumen tes yaitu dengan soal dalam bentuk pilihan ganda dan essay.
Dari hasil tersebut maka akan diperoleh skor, skor tersebut akan diubah menjadi
nilai berdasarkan Patokan Acuan Penelitian (PAP) tipe II dengan skala 1-100
menggunakan rumus:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 3. Keterangan Penilaian Acuan PAP II
Tingkat Prestasi Kategori
81%-100% Sangat Tinggi
66%-80% Tinggi
56%-65% Cukup
46%-55% Rendah
Di bawah 46% Sangat Rendah
3. Data kualitatif
Data kualitatif dinyatakan dalam bentuk verbal dan dianalisis tanpa
menggunakan teknik statistik.54
Data kualitatif ini diperoleh melalui observasi.
Data ini digunakan untuk memaknai tingkat kategori keaktifan dan prestasi belajar
siswa dalam pembelajaran sejarah. Kategori data penelitian dalam hal ini terdiri
dari 5 kategori yaitu :
Tabel 4 . Kriteria Penilaian menggunakan skala Likert 1-5
Tingkat Kategori Keterangan
Kategori I Sangat Tinggi
Kategori II Tinggi
Kategori III Cukup
Kategori IV Rendah
Kategori V Sangat Rendah
Tabel 5. Kriteria Hasil Pengamatan belajar
Tingkat penguasaan kompetensi Kategori
81% - 100% Sangat Tinggi
66% - 80% Tinggi
56% - 65% Cukup
46% - 55% Rendah
< 46% Sangat Rendah
54 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methode), Bandung, Alfabeta,2011, hlm.306
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Penilaiain dilihat dari skor pada lembar observasi aktivitas siswa dikelas
melalui model Example Non Example, Prosentasi perolehan pada lembar
observasi digunakan untuk menentukan seberapa besar keaktifan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran. Skor maksimal dalam penilaian aktifitas siswa di
kelas yaitu 20 yang didapat dari aspek pengamatan X kriteria penilaian
menggunakan skala 1-5 (4X5=20).
Cara memperoleh Skor sebagai berikut:
Keterangan:
N= Nilai hasil pengamatan
∑= skor perolehan dari aspek yang dinilai
∑= skor maksimal= hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek yang
diamati
I. Analisis Komparasi
Analisis komparasi digunakan untuk menganalisis variabel-variabel yang
akan diteliti. Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan data prestasi
belajar siswa pada keadaan awal dengan data yang diperoleh setelah dilakukan
tindakan penelitian yaitu siklus I dan siklus II.
J. Prosedur Penelitian
Penelitian ini termasuk kedalam Penelitian Tindakan Kelas. PTK ini
dilakukan melalui cara kerja sama antara guru dan peneliti. Dalam penelitian ini
guru menjadi pengajar dan peneliti yang menyiapkan perangkat pembelajaran
(Silabus, RPP, media). Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus yang akan
dijabarkan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
1. Pra Penelitian/Pra Siklus
Pada tahap pra penelitian dimulai dengan melakukan observasi terhadap
proses belajar sejarah di kelas X1 SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta.
Observasi bertujuan melihat kondisi kelas dalam mengikuti pelajaran sejarah.
Tahap selanjutnya melakukan identifikasi masalah yang ditemukan yang dijadikan
sebagai bahan penelitian.
2. Siklus I
Siklus pertama ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah
siswa. Kegiatan ini meliputi beberapa siklus. Siklus pertama ini meliputi
perencanaan, pelaksanaan/tindakan, pengamatan, dan refleksi.
a. Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan penyusunan rencana serta persiapan untuk
melakukan PTK seperti:
1) Membuat rencana pembelajaran.
2) Menyiapkan lembar observasi
3) Menyiapkan gambar-gambar yang akan digunakan dalam pembelajaran
Example Non- Example.
4) Membuat lembar penilaian.
5) Menyusun kisi-kisi penilaian.
6) Membuat alat evaluasi pembelajaran.
b. Tahap pelaksanaan/tindakan
Selama proses pembelajaran berlangsung, guru mengajar sesuai dengan
rencana pembelajaran yang telah dibuat. Tahap yang dilakukan adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
1) Guru menyajikan tema yang akan di teliti.
2) Guru menyiapkan beberapa gambar Sesuai dengan Materi.
3) Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok kecil.
4) Setiap kelompok mendapatkan satu gambar.
5) Setiap kelompok mendiskusikan gambar yang didapat.
6) Setelah diskusi, setiap kelompok mempresentasikan hasil disukusinya di
depan kelas dan memperlihatkan gambar yang diperoleh kelompok kepada
teman-teman lainnya.
7) Setelah kelompok yang presentasi di depan kelas selesai, kelompok lain
diberikan kesempatan untuk bertanya.
8) Guru mengkonfirmasi jawaban dari siswa.
9) Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan dan refleksi
terhadap materi pelajaran.
c. Pengamatan
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan atas hasil atau dampak
pelaksanaan tindakan meliputi antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran,
kemampuan siswa dalam menjelaskan gambar yang mereka peroleh, interaksi
antar siswa, dan partisipasi siswa dalam mengembangkan kemampuannya untuk
mempresentasikan hasil diskusi bersama teman kelompoknya. Pengamatan
dilakukan dengan bantuan instrumen observasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
d. Analisis dan Refleksi.
Data yang diperoleh pada tahap observasi siklus pertama ini kemudian
dianalisis untuk melihat peningkatan prestasi belajar sejarah siswa, khususnya.
Hasil refleksi siklus I, mungkin belum terjadi peningkatan hasil belajar Sejarah
3. Siklus II
Pelaksanaan siklus kedua ini merupakan tindak lanjut dari siklus pertama,
jika dalam pelaksanaan siklus pertama belum memenuhi target, maka
dilaksanakan siklus kedua. Dalam pelaksanaan siklus kedua siswa diharapkan
mampu untuk memcapai target peningkatan Prestasi minimal 75% dari
keseluruhan jumlah siswa dikelas.
a. Perencanaan
Perencanaan pada siklus II merupakan hasil refleksi dari siklus I, yaitu
sebagai berikut :
1) Membuat rencana pembelajaran.
2) Menyiapkan lembar observasi
3) Menyiapkan gambar-gambar sesuai materi yang akan digunakan dalam
pembelajaran sejarah dengan menggunakan model pembelajaran Example
Non- Example.
4) Membuat lembar penilaian.
5) Menyusun kisi-kisi penilaian.
6) Membuat alat evaluasi pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
b. Tahap Pelaksanan Tindakan
Selama proses pembelajaran berlangsung, guru mengajar sesuai dengan
rencana pembelajaran yang telah dibuat, langkah-langkahnya seperti dalam siklus
I. Dalam proses pembelajaran tentunya lebih diperbaiki berdasarkan evaluasi dan
refleksi dari siklus I.
c. Pengamatan
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan atas hasil atau dampak
pelaksanaan tindakan meliputi antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran,
kemampuan siswa dalam menjelaskan gambar yang mereka peroleh, interaksi
antar siswa, dan partisipasi siswa dalam mengembangkan kemampuannya untuk
mempresentasikan hasil diskusi bersama teman kelompoknya. Pengamatan
dilakukan dengan bantuan instrumen observasi.
d. Tahap refleksi
Refleksi pada siklus II untuk mengetahui hasil yang diperoleh hasil siklus
I dan siklus II. Seluruh data itu akan diolah dan dianalisis. Hasil refleksi siklus II
kemudian dibandingkan dengan siklus I. dan menjadi acuan dalam proses
pengolahan data.
K. Indikator Keberhasilan
Dalam penelitian ini peneliti mempunyai target keberhasilan yang terdapat
dalam indikator keberhasilan.
Tabel 6.Indikator keberhasilan
Variabel Keadaan awal Siklus I Siklus II
Prestasi 15,62% 65% 76%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan Mei 2016.
Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus dengan empat kali pertemuan. Setiap
pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran, sehingga jumlah jam pelajaran yang
digunakan dalam penelitian ini sebanyak delapan jam pelajaran. Penelitian
dilaksanakan di kelas XI Teknik Otomasi Industri SMK Negeri 2 Yogyakarta
dengan jumlah responden sebanyak 32 siswa. Hasil penelitian diuraikan oleh
peneliti sebagai berikut :
1. Keadaan Awal Belajar Sejarah
Keadaan awal ini merupakan acuan awal dalam pelaksanaan penelitian.
Untuk mengetahui keadaan awal prestasi terhadap mata pelajaran sejarah,
dilakukan pengumpulan data. Data yang diperoleh sebagai berikut.
Tabel 7. Data Nilai Awal Siswa
No Nama KKM Nilai
Tes
Keterangan
T TT
1 APW 76 73
√
2 AEH 76 57
√
3 AA 76 77 √
4 APN 76 57
√
5 B.M 76 73
√
6 DU 76 67
√
7 DRU 76 63
√
8 DR 76 70
√
9 DHLD 76 57
√
10 DRA 76 70
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
11 DR 76 80 √
12 DNA 76 70
√
13 FUI 76 70
√
14 HSL 76 70
√
15 HR 76 70
√
16 IRK 76 60
√
17 ITA 76 63
√
18 KCK 76 80 √
19 LAC 76 67
√
20 MLA 76 77 √
21 MA 76 73
√
22 MMC 76 53
√
23 NABA 76 67
√
24 OSF 76 67
√
25 RDIN 76 63
√
26 RNC 76 77 √
27 SAN 76 63
√
28 SWM 76 67
√
29 TFR 76 50
√
30 VDRP. 76 77 √
31 YNA 76 60
√
32 YFTI 76 43
√
Total 2228 Total
6 26 Rata-rata 68 68
Nilai tertinggi 80 80
Nilai terendah 43 43
Persentase 18,7% 81,25%
Tabel 8. Frekuensi data keadaan awal prestasi belajar siswa
Skala Prestasi Frekuensi Persentase (%) Kreteria
81 – 100 Sangat Tinggi
66 – 80 20 63% Tinggi
56 – 65 9 28% Cukup
46 – 55 2 6% Rendah
<46 1 3% Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Gambar III.Prestasi Pra Siklus
Berdasarkan tabel 8. di atas, dapat diketahui tentang kategori prestasi
belajar sejarah siswa. Tidak ada Siswa yang mendapatkan nilai dengan tingkat
presentasi sangat tinggi, Sebanyak 20 siswa memiliki tingkat prestasi belajar yang
tinggi, 11 siswa dengan kategori tinggi dan 9 siswa dengan kategori cukup, 2
siswa memperoleh kategori rendah, dan 1 siswa memperoleh nilai dengan
kategori sangat rendah. Hasil tes diperoleh dari nilai ulangan harian yang
diberikan guru. KKM yang ditentukan pihak sekolah adalah 76.
2. Siklus 1
a. Perencanaan
Sebelum masuk ke siklus 1, terlebih dahulu peneliti menyiapkan
instrumen-instrumen yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian seperti
membuat silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), lembar pengamatan,
materi pengajaran, kisi-kisi tes, soal tes/ulangan, dan kuesioner. Peneliti juga
0
5
10
15
20
25
81 – 100 66 – 80 56 – 65 46 – 55 <46
Frekuensi
Presentase (%)
kriteria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
bertemu dengan guru mata pelajaran untuk membahas materi yang akan
disampaikan saat melakukan penelitian.
b. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini, mulai dilakukan kegiatan belajar mengajar di
dalam kelas. Pelaksanaan siklus 1 ini hanya dilakukan dalam 1 pertemuan.
Pembelajaran siklus 1 ini dilaksanakan pada selasa , 19 April 2016 pukul 14.00-
15.45 WIB. Peserta didik yang hadir berjumlah 32 orang.
Deskripsi Pelaksaan Pembelajaran:
1) Kegiatan Awal
Guru memulai proses pembelajaran setelah guru memberi salam
kepada para peserta didik, dan peserta didik menjawab salam guru. Setelah
guru menanyakan kabar peserta didik dan mengabsen peserta didik, guru
menanyakan materi yang telah disampaikan minggu lalu mengenai keadaan
Awal Indonesia setelah merdeka. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai pada siklus 1, yaitu menerangkan tentang
perjuangan diplomasi materi ini berada pada Kd 3.11. dan juga menjelaskan
model pembelajaran yang di gunakan yaitu example non example berupa
gambar-gambar yang sesuai dengan materi.
2) Kegiatan Inti
Setelah peserta didik menulis tujuan pembelajaran, guru
menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai, guru juga
meminta siswa untuk membaca materi yang di pelajari,serta guru meminta
siswa untuk mengamati gambar yang ditayangkan guru, dan guru menjelaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
konsep upaya diplomasi atau perundingan yang dilakukan bangsa Indonesia
dalam mempertahankan kemerdekaaan. Setelah itu guru meminta siswa
membentuk kelompok untuk mengerjakan soal diskusi, setelah siswa selesai
mengerjakan soal diskusi guru meminta perwakilan 2 kelompok untuk
presentasi dan siswa diharapkan untuk bertanya dan menangapi.guru akan
memberi penguataan jawaban kepada peserta didik yang belum menjawab
dengan jelas, sehingga siswa dapat memahami materi lebih dalam.
3) Penutup
Setelah kegiatan inti selesai, dilanjutkan dengan penutup. Guru
mengajak peserta didik untuk menyimpulkan semua materi yang telah dibahas
di dalam kelas dan bertanya kepada beberapa peserta didik mengenai nilai-
nilai yang didapat dari pelajaran hari ini.
c. Observasi
1) Pengamatan
Pada siklus 1 ini peneliti melakukan observasi dan hal yang diamati
adalah aktivitas belajar siswa antara lain bertanggung Jawab,bekerjasama,
mengemukaan pendapat Hasil Observasi penelitian tindakan kelas ini dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 9. Hasil Pengamatan Siklus I
No Nama 1 2 3 4 Skor total (%)
1 APW 4 4 5 3 16 80
2 AEH 2 2 4 2 11 55
3 AA 3 4 2 2 11 55
4 APN 3 3 3 3 12 60
5 BM 2 4 4 4 14 70
6 DU 3 3 2 5 13 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Keterangan:
1. Bertanggung Jawab
2. Kerjasama
3. Mengemukakan Pendapat
4. Aktif dalam berdiskusi.
Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui data mengenai proses pembelajaran
siswa dikelas. Skor yang nilai tertinggi yang diperoleh yaitu 19 (95%), dan skor
7 DRU 3 4 4 5 12 60
8 DR 5 4 4 4 17 85
9 DHD 3 2 2 4 11 55
10 DRA 4 4 4 4 16 80
11 DS 4 2 5 4 15 75
12 DNA 4 4 4 4 16 80
13 FUI 5 5 5 4 19 95
14 HSL 3 3 4 4 13 65
15 HR 4 4 3 2 13 65
16 IRK 5 4 4 4 17 85
17 ITA 5 5 5 3 18 90
18 KCK 4 4 4 4 16 80
19 LAC 3 4 4 4 15 70
20 MLA 3 3 3 3 12 60
21 MA 2 3 3 3 11 55
22 MMC 3 3 2 2 10 50
23 NABA 3 3 3 3 12 60
24 OSF 5 5 5 4 19 95
25 RIN 5 5 4 4 18 90
26 RNC 4 4 4 4 16 80
27 SAN 2 2 2 2 8 40
28 SWM 3 3 3 3 12 60
29 TFR 5 5 3 3 16 80
30 VDRP 4 4 4 4 16 80
31 YNA 3 3 4 4 15 70
32 YFT 3 3 3 3 12 60
Total 440 2.190
Skor Tertinggi 19 95
Skor Terendah 8 40
Rata-rata 13,75 70,08
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
terendah yaitu 8 (40%) dengan skor rata-rata yang diperoleh 13,75 (70,08%).
Selain itu dalam hasil pengamatan Proses pembelajaran sebanyak 5 (25%) yang
mendapat nilai sangat tinggi, 9 (45%) tinggi, 6 (30%), cukup, 11 (55%), rendah, 1
(3%) sangat rendah.
Dari hasil tabel pengamatan siklus 1 dapat dilihat bahwa sebagaian siswa
sudah mulai tertarik dengan proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas,
siswa sudah mulai aktif dalam berdiskusi dan juga siswa berani mengemukakan
pendapat, ada juga siswa yang belum betul-betul tertarik dengan pembelajaran,
sehingga mereka tidak terlalu berpartisipasi dalam diskusi kelompok. Data hasil
pengamatan dapat dilihat dari gambar diagram dibawah ini:
Tabel 10. Frekuensi Hasil Pengamatan belajar
Skala Prestasi Frekuensi Persentase (%) Kreteria
81 – 100 5 25% Sangat Tinggi
66 – 80 9 45% Tinggi
56 – 65 6 30% Cukup
46 – 55 11 55% Rendah
<46 1 3% Sangat Rendah
Gambar IV. Hasil Pengamatan siklus 1
0
2
4
6
8
10
12
81 – 100 66 – 80 56 – 65 46 – 55 <46
Frekuensi
Persentase (%)
Kreteria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
d. IPKG (INSTRUMEN PENILAIAN KEMAMPUAN GURU)
Instrumen IPKG digunakan untuk menilai kemampuan guru dalam
menyusun Silabus dan RPP, maupun dalam praktek menggajar di kelas. IPKG ini
dinilai oleh sesama Peneliti. IPKG dapat dilihat dalam lampiran.
e. Nilai Ulangan Peserta Didik 1
Nilai ulangan peserta didik diperoleh dengan melakukan tes atau ulangan
pada tiap siklus. Jumlah soal evaluasi pada siklus 1 yaitu 30 soal pilihan ganda.
Pada siklus 1. Tes dilakanakan pada tanggal 26 April 2016 pukul 14.00-15.45.
Cara menilai hasil ulangan peserta didik:
Hasil Nilai ulangan siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 11. Prestasi belajar siklus 1
No Nama KKM Nilai Tes Keterangan
T TT
1 APW 76 93 √
2 AEH 76 57 √
3 AA 76 83 √
4 APN 76 77 √
5 BM 76 87 √
6 DU 76 83 √
7 DRU 76 80 √
8 DR 76 67 √
9 DHD 76 90 √
10 DRA 76 83 √
11 DS 76 90 √
12 DNA 76 70 √
13 FUI 76 73 √
14 HSL 76 70 √
15 HR 76 83 √
16 IRK 76 90 √
17 ITA 76 78 √
18 KCK 76 70 √
19 LAC 76 77 √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
20 MLA 76 80 √
21 MA 76 77 √
22 MMC 76 65 √
23 NABA 76 67 √
24 OSF 76 80 √
25 RDIN 76 83 √
26 RNC 76 83 √
27 SAN 77 67 √
28 SWM 76 70 √
29 TFR 76 60 √
30 VDRP 76 57 √
31 YNA 76 65 √
32 YFT 76 80 √
Total 2435 19 13
Nilai rata-rata 76
Nilai Tertinggi 93
Nilai terendah 57
Persentase 59,37 40,62
Tabel 12. Frekuensi data prestasi belajar siswa siklus 1
Skala Prestasi Frekuensi Presentase (%) Kategori
81 – 100 11 34% Sangat Tinggi
66 – 80 17 53% Tinggi
56 – 65 4 12% Cukup
46 – 55 Rendah
<46 Sangat Rendah
Gambar V. Prestasi Siklus I
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
81 – 100 66 – 80 56 – 65
Frekuensi
Presentase (%)
Kategori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
f. Nilai Final
Nilai final merupakan gabungan dari nilai tes dan dan nilai pengamatan,
bobot nilai pengamatan dijumlahkan dengan bobot nilai hasil tes. Adapun
perhitungannya sebagai berikut: Nilai Final = Nilai pengamatan + Nilai tes.
Hasil nilai final siklus 1 dapat dilihat pada tabel 14 berikut ini.:
Tabel 13. Nilai Final Siklus I
No Nama Nilai
Pengamatan
Nilai
Tes
Nilai
Final
Keterangan
T TT
1 APW 80 93 86 √
2 AEH 55 57 56 √
3 AA 55 83 69 √
4 APN 60 77 65 √
5 BM 70 87 78 √
6 DU 65 83 74 √
7 DRU 60 80 70 √
8 DR 85 67 72 √
9 DHLD 55 90 72 √
10 DRA 80 83 81 √
11 DS 75 90 82 √
12 DNA 80 70 75 √
13 FUI 95 73 84 √
14 HSL 65 70 67 √
15 HR 65 83 74 √
16 I RK 85 90 87 √
17 ITA 90 78 84 √
18 KCK 80 70 75 √
19 LAC 70 77 73 √
20 MLA 60 80 70 √
21 MA 55 77 66 √
22 MMC 50 65 57 √
23 NABA 60 67 63 √
24 OSF 95 80 87
25 RDN 90 83 86 √
26 RNC 80 83 81 √
27 SAN 40 67 53 √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
28 SWM 60 70 65 √
29 TFR 80 60 70 √
30 VDRP 80 57 68 √
31 YNA 70 65 67 √
32 YFT 60 80 70 √
Total 2190 2435 2355
Rata-rata 70,08 76,09 73,60
Nilai tertinggi 95 93 86
Nilai Terendah 40 57 53
Persentase 40,62 59,37
Tabel 14. Frekuensi Nilai Final Prestasi belajar siswa siklus 1
Skala Prestasi Frekuensi Presentase (%) Kategori
81 – 100 9 28,12% Sangat Tinggi
66 – 80 16 50% Tinggi
56 – 65 2 6,25% Cukup
46 – 55 1 0,32% Rendah
<46 Sangat Rendah
Gambar VI. Nilai Final Prestasi belajar siswa siklus I
Berdasarkan tabel 14 di atas, dapat diketahui tentang kategori prestasi
belajar sejarah siswa.Siswa yang mendapatkan nilai dengan tingkat presentasi
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
81 – 100 66 – 80 56 – 65 46 – 55
Frekuensi
Presentase (%)
Kategori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
sangat tinggi, 9 (28,12%) , sebanyak 16(50%) siswa memiliki tingkat prestasi
belajar yang tinggi, dan 2 (6,25%) siswa dengan kategori cukup, 1 (0,32%) siswa
dengan kategori rendah. KKM yang ditentukan pihak sekolah adalah 76.
g. Refleksi Siklus 1
Dari tabel 14 di atas menunjukan data siklus 1 prestasi belajar sejarah
siswa setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non
Example dengan KKM yang tentukan adalah 76. Dari tabel di atas tampak bahwa
ada 13 siswa (40,62%) yang berhasil mencapai KKM dan 19 siswa (59,37%)
belum mencapai KKM. Rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 73,60 , nilai
tertinggi adalah 86, dan nilai terendah adalah 53. Jumlah siswa yang hasil
belajarnya telah mencapai KKM belum memenuhi target yang ditentukan yaitu
76% dari jumlah siswa. Maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar sejarah siswa
dengan model pembelajaran kooperatif tipe example non example belum berhasil
mencapai target ketuntasan 76% dari seluruh siswa di kelas X1TOI. Hal ini
menunjukkan perlu adanya perbaikan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa,
ke siklus 2.
3. Siklus II
a. Perencanaan
Sebelum masuk ke siklus II, terlebih dahulu peneliti menyiapkan
instrumen-instrumen yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian seperti
membuat silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), lembar pengamatan,
materi pengajaran, kisi-kisi tes, soal tes/ulangan, dan kuesioner. Peneliti juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
bertemu dengan guru mata pelajaran untuk membahas materi yang akan
disampaikan saat melakukan penelitian.
b. Tahap pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini, mulai dilakukan kegiatan belajar mengajar di
dalam kelas. Pelaksanaan siklus II ini hanya dilakukan dalam 1 pertemuan.
Pembelajaran siklus 1 ini dilaksanakan pada Selasa, 10 Mei 2016 pukul 14.00-
15.45 WIB. Peserta didik yanghadir berjumlah 32 orang. Kegiatan pembelajaran
tidak bisa dilaksaksanakan pada tanggal 3 Mei 2016 karena kelas XI TOI
melaksanakan Kunjungan Industri ke Bandung.
Deskripsi Pelaksaan Pembelajaran:
1) Kegiatan Awal
Guru memulai proses pembelajaran setelah guru memberi salam kepada
para peserta didik, dan peserta didik menjawab salam guru. Setelah guru
menanyakan kabar peserta didik dan mengabsen peserta didik, guru menanyakan
materi yang telah disampaikan minggu lalu mengenai keadaan Awal Indonesia
setelah merdeka. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai pada siklus 1, yaitu menerangkan tentang perjuangan diplomasi materi ini
berada pada Kd 3.11. dan juga menjelaskan model pembelajaran yang di
gunakana yaitu example non example berupa gambar-gambar yang sesuai dengan
materi.
2) Kegiatan Inti
Setelah peserta didik menulis tujuan pembelajaran, guru menyampaikan
inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai, guru juga meminta siswa untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
membaca materi yang di pelajari,serta guru meminta siswa untuk mengamati
gambar yang ditayangkan guru, dan guru menjelaskan konsep upaya diplomasi
atau perundingan yang dilakukan bangsa ndonesia dalam mempertahankan
kemerdekaaan. Setelah itu guru meminta siswa membentuk kelompok untuk
mengerjakan soal diskusi, setelah siswa selesai mengerjakan soal diskusi guru
meminta perwakilan 2 kelompok untuk presentasi dan siswa diharapkan untuk
bertanya dan menangapi. Guru akan memberi penguataan jawaban kepada peserta
didik yang belum menjawab dengan jelas, sehingga siswa dapat memahami materi
lebih dalam.
3) Penutup
Setelah kegiatan inti selesai, dilanjutkan dengan penutup. Guru mengajak
peserta didik untuk menyimpulkan semua materi yang telah dibahas di dalam
kelas dan bertanya kepada beberapa peserta didik mengenai nilai-nilai yang
didapat dari pelajaran hari ini.
c. Observasi
1) Pengamatan
Pada siklus 2 ini peneliti melakukan observasi dan hal yang diamati adalah
aktivitas belajar siswa. Hasil Observasi pada siklus 2 ini merupakan hasil
pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa di kelas penelitian tindakan kelas ini
dapat dilihat pada tabel berikut 16 dengan skor maksimal 20.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel 15. Hasil Pengamatan siklus 2
No Nama 1 2 3 4 Skor Total (%)
1 APW 5 4 5 4 18 90
2 AEHA 4 4 5 5 18 90
3 AA 5 4 4 5 19 95
4 APN 3 5 5 5 19 95
5 BM 5 4 4 4 17 85
6 DU 5 5 4 4 18 90
7 DRU 4 4 4 4 16 80
8 DR 5 4 4 4 17 85
9 DHLD 4 4 4 4 16 80
10 DRA 4 5 4 4 17 85
11 DS 4 3 5 4 16 80
12 DNAY 4 4 3 4 15 75
13 FUI 5 5 4 3 17 85
14 HSLD 3 4 4 4 15 75
15 HR 4 5 3 5 17 85
16 IRK 5 4 4 4 17 85
17 ITA 5 5 5 3 18 90
18 KCK 4 4 4 4 16 80
19 LAC 4 4 4 4 16 80
20 MLA 4 5 5 3 17 85
21 MA 5 4 4 3 16 80
22 MMC 3 5 4 5 17 85
23 NA B A 4 4 4 4 16 80
24 OSF 5 5 5 4 19 95
25 RIN 5 5 4 4 18 90
26 RNC 4 4 4 4 16 80
27 SAN 4 4 3 4 15 70
28 SWM 3 3 3 3 12 60
29 TR 5 5 3 4 17 85
30 VDRP 4 4 4 5 17 85
31 YNA 5 4 4 5 18 90
32 YFT 5 4 3 4 16 80
Total 533 2.660
Skor Tinggi 19 95
Skor Rendah 12 60
Rata-Rata 16,65 83,25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Keterangan:
1.Bertanggung Jawab
2.Kerjasama
3.Mengemukakan Pendapat
4.Aktif dalam berdiskusi
Berdasarkan tabel 15 diatas di ketahui data aktivitas belajar siswa pada
siklus 2. Dari tabel tersebut dapat di lihat skor tertinggi yang di peroleh siswa 19
(95%) skor terendah yaitu 12 (60%) dengan rata-rata skor yang di peroleh 16,65
(83,25%).
Dalam observasi pada siklus 2 keaktifan siswa di dalam kelas
meningkat,ini dapat dilihat dengan semakin aktifnya siswa dalam mengemukakan
pendapatnya, siswa juga mulai lebih aktif bertanya dan menjawab pertanyaan dari
temannya. Data aktivitas dapat dilihat dalam diagram berikut ini :
Gambar VII. Hasil pengamatan siklus 2
d. IPKG (Instrumen Penilaian Kemampuan Guru)
Instrumen IPKG digunakan untuk menilai kemampuan guru dalam
menyusun Silabus dan RPP, maupun dalam praktek menggajar di kelas. IPKG ini
dinilai oleh sesama Peneliti. IPKG dapat dilihat dalam lampiran.
0
5
10
15
20
25
81 – 100 66 – 80 56 – 65
Frekuensi
Persentase (%)
Kreteria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
e. Nilai Ulangan Peserta Didik 2
Nilai ulangan peserta didik diperoleh dengan melakukan tes atau ulangan
pada tiap siklus. Jumlah soal evaluasi pada siklus 1 yaitu 30 soal pilihan ganda.
Pada siklus 1. Tes dilakanakan pada tanggal 17 Mei 2016 pukul 14.00-15.45.
Cara menilai hasil ulangan peserta didik:
Hasil Nilai ulangan siswa dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 16. Prestasi belajar siklus II
No Nama KKM Nilai Tes Keterangan
T TT
1 APW 76 87 √
2 AEH 76 90 √
3 AA 76 93 √
4 APN 76 90 √
5 BM 76 83 √
6 DU 76 90 √
7 DRU 76 80 √
8 DR 76 90 √
9 DHLD 76 80 √
10 DRLA 76 80 √
11 DS 76 67
√
12 DNA 76 73
√
13 FUI 76 90 √
14 HSLD 76 87 √
15 HR 76 80 √
16 IRK 76 57
√
17 ITA 76 80
√
18 KCK 76 77 √
19 LAC 76 90 √
20 MLA 76 80 √
21 MA 76 80 √
22 MMC 76 80 √
23 NABA 76 83 √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
24 OSF 76 93 √
25 RDIN 76 80 √
26 RNC 76 87 √
27 SAN 77 77 √
28 SWM 76 90 √
29 TFAR 76 90 √
30 VDRP 76 80 √
31 YNA 76 83 √
32 YFT 76 83 √
Total 2650
29 3
Nilai Rata-rata 83
Nilai tertinggi 93
Nilai terendah 57
Persentase 90,62% 9,37%
Berdasarkan tabel 17 diatas, dapat diketahui adanya peningkatan hasil
belajar dengan hasil belajar pada siklus 1. Hal itu terbukti dari siswa yang
mengikuti ulangan 28 siswa (91%) memperoleh nilai yang mencapai KKM, 3
siswa (9%) tidak mencapai KKM. KKM yang ditentukan pihak sekolah 76, nilai
tertinggi 93 dan nilai terendah 57.
Kategori nilai kualitatif siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 17. Frekuensi data prestasi belajar siswa siklus II
Skala Prestasi Frekuensi Presentase (%) Kreteria
81 – 100 17 53% Sangat Tinggi
66 – 80 14 44% Tinggi
56 – 65 1 3% Cukup
46 – 55 0 0% Rendah
<46 0 0% Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Gambar VIII. Prestasi Siklus II
e. Nilai Final
Nilai final merupakan gabungan dari nilai tes dan dan nilai pengamatan,
bobot nilai pengamatan dijumlahkan dengan bobot nilai hasil tes. Adapun
perhitungannya sebagai berikut: Nilai Final = Nilai pengamatan + Nilai tes.
Hasil nilai final siklus 1 dapat dilihat pada tabel 18 berikut ini:
Tabel 18. Nilai Final Siklus 2
No Nama Nilai
Pengamatan
Nilai
Tes
Nilai
Final
Keterangan
T TT
1 APW 90 87 89 √
2 AEH 90 90 90 √
3 AA 95 93 94 √
4 APN 95 90 93 √
5 BM 85 83 84 √
6 DU 90 90 90 √
7 DRU 80 80 80 √
8 DR 85 90 87 √
9 DHLD 80 80 80 √
10 DRA 85 80 82 √
11 DS 80 67 83 √
12 DNA 75 73 74 √
13 FUI 85 90 74 √
14 HSLD 75 87 88 √
15 HR 85 80 81 √
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
81 – 100 66 – 80 56 – 65
Frekuensi
Presentase (%)
Kreteria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
16 IRK 85 57 83 √
17 ITA 90 80 85 √
18 KCK 80 77 79 √
19 LAC 80 90 85 √
20 MLA 85 80 83 √
21 MA 80 80 80 √
22 MMC 85 80 83 √
23 NABA 80 83 82 √
24 OSF 95 93 94 √
25 RDIN 90 80 85 √
26 RNC 80 87 84 √
27 SAN 70 77 74 √
28 SWM 60 90 75 √
29 TFR 85 90 88 √
30 VDRP 85 80 83 √
31 YNA 90 83 87 √
32 YFT 80 83 82 √
Total 2.660 2650 2663
Rata-rata 83,25 83 83
Nilai Tertinggi 95 93 94
Nilai Terendah 60 57 71 28 4
Persentase 87,5 12,5
Berdasarkan tabel 18 di atas, dapat diketahui tentang kategori prestasi
belajar sejarah siswa.Siswa yang mendapatkan nilai dengan tingkat presentasi
sangat tinggi, 28 (87,75%) , sebanyak 4 (12,5%) mencapai nilai tinggi, KKM
yang ditentukan sekolah adalah 76. Di lihat dari rata-rata mengalami peningkatan.
Kriteria nilai Kuantitatif ditentukan sebagai berikut:
Tabel 19. Frekuensi Nilai Final Prestasi belajar siswa siklus 2
Skala Prestasi Frekuensi Presentase (%) Kategori
81 – 100 23 71,87% Sangat Tinggi
66 – 80 9 38,12% Tinggi
56 – 65 0 0% Cukup
46 – 55 0 0% Rendah
<46 0 0% Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Berdasarkan tabel 19, menunjukkan nilai siswa sudah sangat baik. Hal ini
di buktikan dari sebagian jumlah siswa yang memperoleh nilai dengan kategori
tinggi . Jumlah siswa yang menerima nilai dengan kategori sangat tinggi yaitu 23
siswa 23 (71,28%), dan kategori tinggi 9 siswa (38,12%). Perbandingan perolehan
prestasi siswa dapat dilihat dari diagram di bawah ini:
Gambar IX. Nilai final siklus 2
f. Refleksi Siklus II
Pada tahap ini, dilihat kembali keberhasilan dalam penerapan
pembelajaraan Example non-Example dalam kegiatan pembelajaran. Pelaksananan
siklus 2 diaanggap berhasil karena peningkatan prestasi belajar siswa telah
mencapai target 87,75% hampir semua siswa mencapi KKM. Pencapaian KKM
siswa diatas 76.
Selain peningkatan dari segi prestasi, juga terjadi peningkatan dari segi
keaktifan siswa ketika dalam proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas.
Siswa sudah mulai dapat bekerjasama dengan teman kelompoknya, siswa juga
mulai bertanya ketika ada materi yang kurang dipahami atau dimengerti.
0
5
10
15
20
25
81 – 100 66 – 80 56 – 65 46 – 55 <46
Frekuensi
Presentase (%)
Kategori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Peningkatan yang dialami siswa juga karena adanya keterlibatan sesama
rekan peneliti yang memberikan masukan agar model pembelajaran yang
digunakan dapat berjalan dengan baik. Keadaan kelas yang semakin kondusif
karena siswa terlibat dalam diskusi kelompok. Hasil diskusi juga sangat baik
karena siswa dapat bekerja sama dan berperan aktif dalam kelompok diskusi
masing-masing.
B. Komparasi Prestasi Belajar Sejarah
Prestasi siswa kelas XI TOI SMK Negeri 2 Depok sebelum peneliti
melakukan tindakan penelitian kurang memuaskan. Setelah dilakukan penelitian,
terjadi peningkatan prestasi siswa baik dalam siklus I maupun siklus 2.
Tabel.20. Komparasi prestasi belajar Pra siklus dan Siklus 1
No Nama Pra
Siklus Siklus 1
Keterangan Selisih
Naik Turun
1 APW 73 86 √ 13
2 AEH 57 56
√ -1
3 AA 77 69
√ -8
4 APN 57 65 √
8
5 BM 73 78 √
5
6 DU 67 74 √
7
7 DRU 63 70 √
7
8 DR 70 72 √
2
9 DHLD 57 72 √
15
10 DRA 70 84 √
14
11 DS 80 82 √
2
12 DNA 70 75 √
5
13 FUI 70 84 √
14
14 HDSL 70 67
√ -3
15 HR 70 74 √
4
16 IRK 60 87 √
27
17 ITA 83 84 √
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
18 KCK 80 75
√ -5
19 LAC 67 73 √
6
20 MLA 77 70
√ 7
21 MA 73 66
√ 7
22 MMC 57 57
√ 0
23 NABA 63 63
√ 0
24 OSF 67 87 √
20
25 RDIN 63 86 √
23
26 RNC 77 81 √
23
27 SAN 63 53
√ 10
28 SWM 67 65
√ -2
29 TFR 50 70 √
20
30 VDRP 77 68
√ -9
31 YNA 60 67
√ 7
32 YFT 43 70 √
27
Total 2228 2355 20 12
Nilai rata-rata 68 73,60
Nilai tertinggi 80 86
Nilai Terendah 43 53
Persentase 62,5% 37,5%
Berdasarkan tabel 21 di atas, menunjukkan komparasi hasil prestasi belajar
sejarah siswa sete Terlihat adanya peningkatan pada prestasi blah dilakukan
tindakan siklus I dibandingkan dengan sebelum diterapkan tindakan. Sebelum
dilakukan tindakan,nilai tertinggi siswa adalah 80, sedangkan setelah siklus I
diterapkan nilai tertinggi siswa adalah 86.
Nilai terendah yang diperoleh siswa sebelum dilakukan tindakan siklus I
adalah 43, dan setelah siklus 1 nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 53.
Nilai rata-rata sebelum dilakukan tindakan 68 dan setelah dilakukan tindakan
siklus I 73,60 atau hanya berbanding 5,96.
Perbandingan antara pra siklus dan siklus I siswa mengalami kenaikan
nilai ada 20 siswa (62,5%) dan yang mengalami penurunan adalah 12 siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
(37,5%). Penurunan ini terjadi dikarenakan 12 siswa pada saat pra siklus 1 siswa
memenuhi KKM dan 11 Siswa tidak memenuhi KKM dan pada Siklus I 11
mengalami penurunan nilai dari KKM yang di tentukan, 12 siswa ini
menyepelekan tes yang dilakukan pada siklus 1.
Tabel.21. Komparasi prestasi belajar Siklus I dan Siklus 2
No Nama Siklus 1 Siklus 2 Keterangan
Selisih Naik Turun
1 APW 86 89 √ 3
2 AEH 56 90 √
34
3 AA 69 94 √
25
4 APN 65 93 √
28
5 BM 78 84 √
10
6 DU 74 90 √
16
7 DRU 70 80 √
10
8 DR 72 87 √
15
9 DHLD 72 80 √
18
10 DRA 84 82
√ -2
11 DS 82 83 √
1
12 DNA 75 74
√ -1
13 FUI 84 74
√ -10
14 HSL 67 88 √
21
15 HR 74 81 √
7
16 IRK 87 83 √
-4
17 ITA 84 85 √
1
18 KCK 75 79 √
4
19 LAC 73 85 √
6
20 MLS 70 83 √
13
21 MA 66 80 √
14
22 MMC 57 83 √
26
23 NAB 63 82 √
11
24 OSF 87 94 √
7
25 RDIN 86 85 √
-1
26 RNC 81 84 √
3
27 SAN 53 74 √
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
28 SWM 65 75 √
10
29 TFR 70 88 √
18
30 VDRP 68 83 √
15
31 YNA 67 87 √
15
32 YFT 70 82 √
12
Total 2355 2663 29 3
Nilai rata-rata 73,60 83
Nilai tertinggi 86 94
Nilai Terendah 53 71
Persentase 90,62% 9,75%
Berdasarkan tabel 21, menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan nilai
siswa setelah dilakukan siklus 2. Dapat dilihat pada tabel 22 nilai terendah yang
diperoleh pada siklus 1 adalah 53 sedangkan dalam siklus 2 adalah 71. Nilai rata-
rata pada siklus 1 73,60 dan pada siklus 2 83 dengan selisih 6,67. Perbandingan
antara siklus 1 dan siklus 2 yang mengalami kenaikan adalah 29 (90,62%) siswa
sedangkan yang mengalami penurunan adalah 3 (9,75%) siswa.
C. Pembahasan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh peneliti di SMK
Negeri 2 Depok tahun ajaran 2015/2016 pada bulan April sampai Mei 2016.
Hasilnya berupa data prestasi belajar peserta didik dan data hasil pengamatan
dalam mata pelajaran Sejarah, dengan menggunakan model pembelajaran
Example Non Example. Data Prestasi diperoleh dari hasil ulangan atau tes tertulis,
sedangkan datqa Pengamatan diperoleh dari hasil pengamatan Observasi.yang
dilakukan peneliti terhadap aktivitas pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk
melihat prestasi belajar Sejarah melalui penerapan model pembelajaran Example
Non Example. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
1. Prestasi Belajar
Target indikator keberhasilan prestasi belajar Sejarah peserta didik
berdasarkan KKM 76, yakni keadaan awal sesuai nilai yang di berikan guru rata-
rata belum memenuhi KKM , pada keadaan awal prestasi siswa yang tuntas dalam
KKM berjumlah 6 siswa (18,7%,) dan siswa yang tidak mencapai KKM 26
(81,25%), dengan rata-rata 68 dan Skor tertinggi 80 dan nilai terendah 43.
Sebelum peneliti menerapkan model pembelajaran Example Non
Example.peneliti dapat melihat bahwa siswa tidak terlalu tertarik dengan
tpembelajaran sejarah mereka terkesan sangat cuek dengan pembelajaran sejarah,
mereka lebih mementingkan pembelajaran kejuruan sesuai dengan jurusan yang
diambil, peneliti sadar dengan hal itu karena ada siswa yang bermain Hp sendiri,
ada yang mengajak temannya berbicara.menyadari akan hal ini peneliti berusaha
mencari gambar yang menarik agar siswa tertarik dengan Materi yang diajarkan.
Menurut kamus besar bahuasa Indonesia secara etimologis belajar
memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, menut Gagne belajar
adalah proses dimana dapat terjadi perubahan prilaku sebagai akibat dari
pengalaman. Jadi ketika kita belajar secara tidak langsung prilaku kita pun akan
berubah tanpa di sadari oleh seseorang.
Paul Suparno dalam bukunya Filsafat Konstruktivisme pembelajaran
mengemukakan bahwa Konstruktivisme adalah filsafat pengetahuan yang
menekankan bahwa pengetahuan seseorang adalah bentukan dari orang atau
individu itu sendiri.55
Menurut Jumanta Hamdayana pembelajaran kooperatif
55
Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, kanisius,Yogyakarta, 1997, hlm,18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Example Non- Example adalah pembelajaran yang mengunakan media gambar
sebagai alat dalam pembelajaran dan menitikberatkan kepada siswa untuk mencari
pengetahuannya sendiri.56
Karena pembelajaran Konstruktivisme dan pembelajaran model Example
Non-Example lebih menitikberatkan pada siswa untuk mecari dan menemukan
pengetahuannya dan guru bersifat sebagai fasilitator maka peneliti lebih
mengarahkan siswa untuk berpikir kritis dengan cara mencari gambar-gambar
yang lebih menarik dan juga memberikan contoh yang menarik sehingga dapat
membantu siswa siswa untuk lebih fokus memahami materi yang diajarkan.
Setelah peneliti melaksanakan siklus 1 menunjukan adanya sedikit
peningkatan, siswa yang mencapai KKM berjumlah 19 (59,37%) siswa dan siswa
yang tidak mencapai KKM 13 (40,62%). Adapun hal- hal yang menyebabkan
kurangnya peningkatan prestasi adalah siswa merasa baru dengan model
pembelajaran example Non-example, siswa juga mungkin terbiasa dengan selalu
mendengar penjelasan guru, serta kurang siapnya siswa menerima pembelajaran,
sehingga siswa kurang antuasias dalam diskusi kelompok, serta kurangnya
peneliti dalam mengolah waktu, sehinggga ketika siswa diberikan soal ulangan
banyak siswa yang tidak dapat menyelesaikan soal dengan baik.
Melihat banyak siswa belum mencapai KKM peneliti melanjutkan ke
siklus 2 untuk memperbaiki Prestasi belajar siswa Ketika peneliti memberikan
soal diskusi siswa terlihat lebih antusias dalam mengerjakan soal diskusi dan
apabila mereka menemukan hal-hal baru yang kurang dipahami mereka
56
Jumanta Hamdayana, Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter, Bogor, 2014,
hlm 18.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
menayakannya. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan prestasi siswa, siswa
yang mencapai KKM 29 90,62%, dan siswa yang tidak mencapai KKM 3 9,37%
dengan rata rata 83, nilai tertinggi 93 dan terendah 57 ini lebih meningkat dari
siklus 1.
2. Pengamatan Aktivitas Hasil Belajar Siswa di Kelas
Dari hasil pengamatan aktivitas belajar Siswa di kelas terjadi Peningkatan
siklus 1 dan siklus 2. Adapun data hasil pengamatan yaitu pada siklus 1 skor
tertinggi yang diperoleh dari hasil pengamatan yaitu skor tertinggi yang diperoleh
dari siklus I yaitu 19 (95%) dengan skor terendah 8 (40%), dengan rata-rata skor
perolehan 13,75%. Pada siklus 1 siswa sudah mulai terlihat aktif dalam
berdiskusi.
Pada siklus 2, aktivitas siswa di kelas semakin meningkat, data aktivitas
siswa yaitu skor tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 19 (95%) dan skor terendah
12 (60%) dengan rata-rata skor 16,65%. Keaktifan siswa terlihat dari banyak
siswa yang sudah mulai mengemukakan pendapatnya dalam berdiskusi,berani
bertanya dan menjawab pertayaan yang diberikan teman atau peneliti.
Data-data di atas menunjukkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang dilakukan oleh peneliti telah berhasil. Keberhasilan ini menandakan bahwa
model pembelajaran Example non Example bisa dijadikan sebagai salah satu
model yang dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik dikelas XI TOI,
Khususnya pada materi Perjuangan Diplomasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan Judul „‟Peningkatan
Prestasibelajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Exampe non
Example Pada Siswa kelas XI Teknik Otomasi Industri di SMK Negeri 2 Depok
Tahun Ajaran 2015/2016” disimpulkan sebagai berikut:
Penerapan Model pembelajaran Example Non-Example dengan materi ajar
“Menganalisis Perjuangan Bangsa Indonesia, dalam upaya Mempertahankan
Kemerdekaan dari Ancaman Sekutu dan Belanda” menunjukkan adanya
peningkatan prestasi belajar sejarah baik dari segi nilai rata-rata dan Kriteria
Ketuntasaan Minimum (KKM ) hal ini dapat ditunjukkan dari data yang diperoleh
dari Pra siklus, Siklus, Siklus I dan Siklus 2, nilai rata-rata dari Pra siklus sebesar
68 meningkat menjadi 73,60 pada siklus 1 dan meningkat lagi menjadi 70,08,dan
pada siklus 2 terjadi peningkatan menjadi 80. Dari segi KKM, pada pra siklus 6
(18,7%) yang mencapai KKM, meningkat menjadi 13 ( 40,62%) pada siklus 1 dan
28 siswa (80,75%) pada siklus 2. Selain peningkatan prestasi belajar sejarah
siswa, pembelajaran Example Non-Example juga mampu meninggkatkan aktivitas
siswa si kelas. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan aktivitas siswa di kelas
yaitu pada Siklus 1 rata-rata skor yang di peroleh 13,75 (70,9%), dan aktivitas
siswa semakin meningkat setelah dilaksanakan siklus 2 skor menjadi 16,65
(83,25%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan
Kelas menggunakan model pembelajaran Example Non Example dapat
meningkatan prestasi belajar sejarah baik peningkatan proses maupun hasil. Selain
itu model pembelajaran Example Non Example juga mampu dapat memperbaiki
cara belajar di kelas.
B. Saran
Saran yang diberikan oleh peneliti Setelah melakukan penelitian adalah:
1. Saran bagi guru sejarah dan sekolah
Model pembelajaran kooperatif tipe Example Non-Example adalah
salah satu model pembelajaran yang bisa dikembangkan dalam proses
pembelajaran di kelas agar suasana belajar lebih menyenangkan dan siswa
tidak merasa bosan di dalam kelas, agar siswa pun turut aktif di dalam
pembelajaran. Untuk itu variasi dan inovasi dalam pembelajaraan sangat
diperluhkan, salah satunya yakni model pembelajaran kooperatif tipe Example
Non-Example agar lebih dikembangkan dalam proses pembelajaran karena
terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan di sesuaikan dengan
situasi kelas.
2. Bagi siswa
Suatu proses pembelajaran bukan hanya guru yang harus aktif tetapi
siswa pun harus turut aktif dan terlibat dalam proses pembelajaran. Dengan
siswa aktif, siswa bisa lebih mengembangkan dirinya, mendapat pengetahuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
dan pengalaman belajar yang akan berguna bagi siswa sendiri. Siswa akan
belajar berani mengemukakan pendapatnya, siswa bisa belajar mandiri tidak
tergantung pada guru dan siswa juga bisa mengambil setiap nilai yang terdapat
di dalam pelajaran sejarah, belajar memaknai suatu materi bukan hanya
sekedar menghafal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku.
Agus Suprijono. ( 2009) .Kooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Aman, M.PD. (2011).Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah.Yogyakarta :Ombak.
Arif Ismail dan Isjoni. (2008) . Model-Model Pembelajaran Muktahir Perpaduan
Indonesia-Malaysia. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Ali Imron. (1996). Belajar & Pembelajaran. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya.
Arikunto Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktik.
Jakarta: PT Rieka Cipta
------------(2013). Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran (Edisi Revisi). Jakarta:
Bumi aksara
------------.(2014). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktik. Jakarta: PT
Rieka Cipta
Aunurrahman. (2012). Belajar dan pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Budianingsi. (2005).Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rieka Cipta
Dadang Supardan.(2007). Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan
Struktural, Bandung: Bumi Aksara
Daryanto.( 2011) Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah
Beserta Contoh-contohnya. Yogyakarta: Gava Media
Dimyati dan Mudjiono.(2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Hamzah B.Uno.( 2016). Teori Motivasi & Pengukuraannya:Analisis Dibidang
pendidikan. Yogyakarta : Bumi Aksara.
Heri Susanto. (2014). Seputar Pembelajaran Sejarah (Isu, Gagasan dan Startegi
Pembelajaran) Yogyakarta: Aswaja Pressindo
Isjoni. (2013) Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi
antar Peserta Didik. Yogyakarta:Pustaka Belajar.
Isjoni dan Ismail. (2008).Model-model Pembelajaran Mutakhir Perpaduan
Indonesia Malaysia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Jumanta Hamdayama. (2014).Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan
Berkarakter. Bogor : Ghalia Indonesia.
Jamil Suptihatiningrum, M.Pd,SI. (2014). Strategi pembelajaran & Aplikasi.
Yogyakarta: Ar-ruzz Media
Kompi. (1996). Motivasi pembelajaran.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Martler. (2014). Penelitian Tindakan Kelas Meningkatkan Sekolah dan
Memberdayakan Pendidikan. Jakarta: PT Indeks.
Muhhibin Syah. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada..
Mulyasa.E ( 2004 ). Implementasi Kurikulum: Panduan Pembelajan KBK.
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
--------------------.(2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Suparno.(1997). Filsafat Konstruktuvisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Kanisius
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Sarwiji Suwardi. (2011) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) & Penulisan Karya
Ilmiah. Yogyakarta: Yuma Pustaka.
Suryono dan Hariyanto.(2011).Belajar dan pembelajaran.Bandung: : PT. Remaja
Rosdakarya.
Sugiyanto. (2009) Model-Model Pembelajaran Inovatif. Solo: Yuma Pustaka.
Siregar, Eveline dan Nartini Hara. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Sunarti, selly Rahmawati.Penilaian dalam Kurikulum 2013,2014.Yogyakarta :
C.V ANDI OFFSET
Uzer Usman Moh. (1997). Menjadi guru Profesional Edisi II. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Winkel, W.S. (1983) Psikologi Pendidikan dan Evaluasi belajar. Jakarta:
Gramedia
-------------- (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Gramedia.
---------------(1999). Psikologi Pengajaran (edisi revisi). Jakarta: Raja Grasindo
Persada.
Wijaya Kusumah & Dedi Dwigatama .(2011).Dasar-Dasat Evaluasi Pendidikan
(Edisi Kedua). Jakarta : Bumi Aksara.
Sumber internet
https://www.usd.ac.id/lembaga/lppm/f1l3/Jurnal%20Historia%20Vitae/vol24no1a
pril2010/PARADIGMA%20PEMBELAJARAN%20SEJARAH%20YR%20Suba
kti.pdf diakses 16 juni 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
SILABUS
Satuan Pendidikan : SMK
Nama Sekolah : SMK N 2 Depok Sleman Yogyakarta
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Semester : 3 dan 4
Kompetensi Inti :
KI. 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI. 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI. 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalamilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasankemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuanprosedural pada bidangkajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI. 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan Metode sesuai kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber
Belajar
1.1 Menghayati
nilai-nilai
persatuan dan
keinginan bersatu
dalam
perjuangan
pergerakan
nasional menuju
kemerdekaan
bangsa sebagai
karunia Tuhan
Yang Maha Esa
terhadap bangsa
dan negara
Indonesia.
2.1 Mengembangkan
nilai dan perilaku
mempertahankan
harga diri bangsa
dengan
bercermin pada
kegigihan para
pejuang dalam
melawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber
Belajar
penjajah.
2.2 Meneladani
perilaku
kerjasama,
tanggung jawab,
cinta damai para
pejuang dalam
mewujudkan
cita-cita
mendirikan
negara dan
bangsa Indonesia
dan
menunjukkannya
dalam kehidupan
sehari-hari.
2.3 Meneladani
perilaku
kerjasama,
tanggung jawab,
cinta damai para
pejuang untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber
Belajar
meraih
kemerdekaan dan
menunjukkannya
dalam kehidupan
sehari-hari.
2.4 Meneladani
perilaku
kerjasama,
tanggung jawab,
cinta damai para
pejuang untuk
mempertahankan
kemerdekaan dan
menunjukkannya
dalam kehidupan
sehari-hari.
2.5 Berlaku jujur dan
bertanggungjawa
b dalam
mengerjakan
tugas-tugas dari
pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber
Belajar
sejarah
3.1 Menganalisis
perubahan, dan
keberlanjutan
dalam peristiwa
sejarah pada
masa penjajahan
asing hingga
proklamasi
kemerdekaan
Indonesia.
3.2 Menganalisis
proses masuk
dan
perkembangan
penjajahan
bangsa Barat (
Portugis,
Belanda dan
Inggris ) di
Indonesia.
4.1
Perkembangan
Kolonialisme dan
Imperialisme
Barat
Perubahan, dan
keberlanjutan
dalam peristiwa
sejarah pada
masa penjajahan
asing hingga
proklamasi
kemerdekaan
Indonesia
Proses masuk
dan
perkembangan
penjajahan
Mengamati:
Membaca buku teks
tentang pertumbuhan dan
perkembangan
kolonialisme dan
imperialisme Barat dan
strategi perlawanan
bangsa Indonesia
terhadap penjajahan
bangsa Barat di Indonesia
sebelum dan sesudah
abad ke-20.
Menanya:
Menanya untuk
mendapatkan klarifikasi
tentang pertumbuhan dan
perkembangan
kolonialisme dan
imperialisme Barat serta
strategi perlawanan
bangsa Indonesia
Tugas:
Membuat karya tulis tentang
pertumbuhan dan perkembangan
kolonialisme dan imperialisme
Barat di Indonesia
Observasi:
Mengamati kegiatan peserta
didik dalam proses
mengumpulkan data, analisis
data, dan pembuatan laporan
tentang pertumbuhan dan
perkembangan kolonialisme dan
imperialisme Barat serta strategi
perlawanan bangsa Indonesia
terhadap penjajahan bangsa
Barat di Indonesia sebelum dan
sesudah abad ke-20.
24 jp
Buku
Paket
Sejarah
Indonesia
kelas XI.
Buku-
buku
lainnya
Internet (
jika
tersedia)
Gambar
aktifitas
imperialis
me dan
kolonialis
me Barat
di
Indonesia.
Gambar-
gambar
bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber
Belajar
4.2
4.3
Bangsa Barat di
Indonesia
Strategi
perlawanan
bangsa Indonesia
terhadap
penjajahan
Bangsa Barat di
Indonesia
sebelum dan
sesudah abad ke-
20.
terhadap penjajahan
bangsa Barat di Indonesia
sebelum dan sesudah
abad ke-20.
Portofolio:
Menilai laporan-laporan dan
karya peserta didik berkaitan
dengan materi pertumbuhan dan
perkembangan kolonialisme dan
imperialisme Barat serta strategi
perlawanan bangsa Indonesia
terhadap penjajahan bangsa
Barat di Indonesia sebelum dan
sesudah abad ke-20.
Tes tertulis:
perlawana
n bangsa
Indonesia
terhadap
penjajahan
bangsa
Barat.
Peta lokasi
perlawana
n bangsa
Indonesia
terhadap
bangsa
Barat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber
Belajar
3.3 Menganalisis
strategi
perlawanan
bangsa Indonesia
terhadap
penjajahan
bangsa Barat di
Indonesia
sebelum dan
sesudah abad ke-
20.
4.4 Mengolah
informasi tentang
peristiwa sejarah
pada masa
penjajahan
Bangsa Barat
Mengeksplorasi:
Mengumpulkaninformasi
terkait
dengan pertanyaan
mengenai pertumbuhan
dan perkembangan
kolonialisme dan
imperialisme Barat serta
strategi perlawanan
bangsa Indonesia
terhadap penjajahan
bangsa Barat di
Menilai kemampuan peserta
didik dalam menganalisis
tentang pertumbuhan dan
perkembangan kolonialisme dan
imperialisme Barat serta strategi
perlawanan bangsa Indonesia
terhadap penjajahan bangsa
Barat di Indonesia sebelum dan
sesudah abad ke-20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber
Belajar
berdasarkan
konsep
perubahan dan
keberlanjutan,
dan
menyajikannya
dalam bentuk
cerita sejarah.
4.5 Mengolah
informasi tentang
proses masuk
dan
perkembangan
penjajahan
Bangsa Barat di
Indonesia dan
menyajikannya
dalam bentuk
cerita sejarah.
4.6 Mengolah
informasi tentang
strategi
Indonesia sebelum dan
sesudah abad ke-20,
melalui bacaan, internet
dan sumber-sumber lain.
Mengasosiasi:
Menganalisis informasi
yang didapat dari sumber
tertulis dan atau internet
serta sumber lainya untuk
mendapatkan kesimpulan
tentang pertumbuhan dan
perkembangan
kolonialisme dan
imperialisme Barat serta
strategi perlawanan
bangsa Indonesia
terhadap penjajahan
bangsa Barat di
Indonesia sebelum dan
sesudah abad ke-20.
Mengomunikasikan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber
Belajar
perlawanan
bangsa Indonesia
terhadap
penjajahan
Bangsa Barat di
Indonesia
sebelum dan
sesudah abad ke-
20 dan
menyajikannya
dalam bentuk
cerita sejarah.
melaporkan hasil analisis
yang telah dilakukan
selanjutnya dibuat
laporan dalam bentuk
tulisan tentang
pertumbuhan dan
perkembangan
kolonialisme dan
imperialisme Barat serta
strategi perlawanan
bangsa Indonesia
terhadap penjajahan
bangsa Barat di
Indonesia sebelum dan
sesudah abad ke-20.
3.4 Menganalisis
persamaan dan
perbedaan
pendekatan dan
strategi
pergerakan
nasional di
Indonesia pada
Pergerakan
Nasional
Indonesia
Strategi
pergerakan
nasional di
Mengamati:
Membaca buku teks
tentang strategi
pergerakan, tokoh-tokoh
pergerakan nasional dan
dampak penjajahan Barat
dalam kehidupan bangsa
Indonesia masa kini.
Tugas : peserta didik memilih
salahsatu tugas berikut:
Membuat karya tulis
tentang “Makna dan Nilai-
nilai Sumpah Pemuda
dalam Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara”
atau
24 jp
Buku
Paket
Sejarah
Indonesia
kelas XI.
Buku-
buku
lainya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber
Belajar
masa awal
kebangkitan
nasional,
Sumpah Pemuda
dan sesudahnya
sampai dengan
Proklamasi
Kemerdekaan.
3.5 Menganalisis
peran tokoh-
tokoh Nasional
dan Daerah
dalam
perjuangan
menegakkan
negara Republik
Indonesia.
3.6 Menganalisis
dampak politik,
budaya, sosial-
ekonomi dan
pendidikan pada
Indonesia pada
masa awal
kebangkitan
nasional,
Sumpah
Pemuda, dan
sesudahnya
sampai dengan
Proklamasi
Kemerdekaan.
Tokoh-Tokoh
Nasional dan
Daerah dalam
Perjuangan
Menegakkan
Negara
Republik
Indonesia
Dampak politik,
budaya, sosial-
ekonomi dan
pendidikan pada
masa
penjajahan
Menanya:
Menanya untuk
mendapatkan klarifikasi
tentang strategi
pergerakan, tokoh-tokoh
pergerakan nasional dan
dampak penjajahan Barat
dalam kehidupan bangsa
Indonesia masa kini.
Mengeksplorasi:
Mengumpulkaninformasi
terkait dengan strategi
pergerakan, tokoh-tokoh
pergerakan nasional dan
dampak penjajahan Barat
dalam kehidupan bangsa
Indonesia masa kini
melalui bacaan, internet
dan sumber-sumber lain
yang terkait.
Mengasosiasi:
Menulis sejarah perjuangan
salah satu tokoh nasional
atau daerah dalam melawan
penjajahan Belanda.
Observasi:
Mengamati kegiatan peserta
didik dalam proses
mengumpulkan data, analisis
data dan pembuatan laporan
tentang strategi pergerakan,
tokoh-tokoh pergerakan
nasional dan dampak penjajahan
Barat dalam kehidupan bangsa
Indonesia masa kini.
Portofolio:
Menilai laporan-laporan dan
karya peserta didik
dalam materi strategi
pergerakan, tokoh-tokoh
pergerakan nasional dan
dampak penjajahan Barat dalam
Internet (
jika
tersedia)
Gambar
aktifitas
pergeraka
n nasional
Indonesia
Gambar –
gambar
tokoh
pergeraka
n nasional
Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber
Belajar
masa penjajahan
Barat dalam
kehidupan
bangsa Indonesia
masa kini.
4.7 Mengolah
informasi tentang
persamaan dan
perbedaan
pendekatan dan
strategi
pergerakan
nasional di
Indonesia pada
masa awal
kebangkitan
nasional, pada
masa Sumpah
Pemuda, masa
sesudahnya
sampai dengan
Proklamasi
Kemerdekaan
Barat dalam
kehidupan
bangsa
Indonesia masa
kini
Menganalisis informasi
dan data-data yang
didapat baik dari bacaan
maupun dari sumber-
sumber terkait untuk
mendapatkan kesimpulan
tentang strategi
pergerakan, tokoh-tokoh
pergerakan nasional dan
dampak penjajahan Barat
dalam kehidupan bangsa
Indonesia masa kini.
Mengomunikasikan:
Melaporkan hasil analisis
dan kesimpulan yang
terkait dengan strategi
pergerakan, tokoh-tokoh
pergerakan nasional dan
dampak penjajahan Barat
dalam kehidupan bangsa
Indonesia masa kini,
dalam bentuk tulisan.
kehidupan bangsa Indonesia
masa kini.
Tes tertulis:
Menilai kemampuan peserta
didik dalam menganalisis
tentang strategi pergerakan,
tokoh-tokoh pergerakan
nasional dan dampak penjajahan
Barat dalam kehidupan bangsa
Indonesia masa kini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber
Belajar
dan
menyajikannya
dalam bentuk
cerita sejarah.
4.8 Menulis sejarah
tentang satu
tokoh nasional
dan tokoh dari
daerahnya yang
berjuang
melawan
penjajahan
kolonial Barat
4.9 Menalar dampak
politik, budaya,
sosial-ekonomi
dan pendidikan
pada masa
penjajahan Barat
dalam kehidupan
bangsa Indonesia
masa kini dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber
Belajar
menyajikannya
dalam bentuk
cerita sejarah.
3.7 Menganalisis
peristiwa
proklamasi
kemerdekaan dan
maknanya bagi
kehidupan sosial,
budaya, ekonomi,
politik, dan
pendidikan bangsa
Indonesia.
3.8 Menganalisis
peristiwa
pembentukan
pemerintahan
pertama
Republik
Indonesia dan
maknanya bagi
kehidupan
Proklamasi
Kemerdekaan
Indonesia
Peristiwa
proklamasi
kemerdekaan
Pembentukan
pemerintahan
pertama
Republik
Indonesia
Tokoh
proklamator
Indonesia
Mengamati:
Membaca buku teks dan
melihat gambar-gambar
dan atau objek sejarah
terdekat tentang peristiwa
proklamasi kemerdekaan,
pembentukan
pemerintahan pertama
dan tokoh-tokoh
proklamator Indonesia.
Menanya:
Menanya untuk
mendapatkan klarifikasi
tentang peristiwa
proklamasi kemerdekaan,
pembentukan
pemerintahan pertama
dan tokoh-tokoh
proklamator Indonesia.
Tugas :
Peserta didik memilihsalah
satu tugas berikut:
Membuat laporan tertulis
dalam bentuk cerita sejarah
dan kliping tentang
proklamasi kemerdekaan RI
17 Agustus 1945.
Menulis sejarah perjuangan
Bung Karno dan Bung Hatta
dan atau tokoh-tokoh
proklamasi lain dalam
perjuangan kemerdekaan
Indonesia.
Observasi :
Mengamati kegiatan peserta
didik dalam proses
mengumpulkan data, analisis
data dan pembuatan laporan
12 jp
Buku
Paket
Sejarah
Indonesia
kelas XI.
Buku-buku
lainya.
Internet
(jika
tersedia)
Sumber
lain yang
tersedia
Gambar-
gambar
peristiwa
sekitar
proklamasi
kemerdeka
an dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber
Belajar
kebangsaan
Indonesia masa
kini.
3.9 Menganalisis
peran Bung
Karno dan Bung
Hatta sebagai
proklamator serta
tokoh-tokoh
proklamasi
lainnya.
4.10 Menalar
peristiwa
proklamasi
kemerdekaan dan
maknanya bagi
kehidupan sosial,
budaya,
ekonomi, politik,
dan pendidikan
bangsa Indonesia
dan
Mengeksplorasikan:
Mengumpulkaninformasi
terkait peristiwa
proklamasi
kemerdekaan,
pembentukan
pemerintahan pertama
dan tokoh-tokoh
proklamator Indonesia
melalui bacaan dan atau
internet, serta sumber-
sumber lainnya.
Mengasosiasi:
Menganalisis informasi
dan data-data yang
didapat dari bacaan
maupun dari sumber-
sumber terkait untuk
mendapatkan
tentang proklamasi
kemerdekaan, pembentukan
pemerintahan pertama Republik
Indonesia, serta peran tokoh
proklamator dalam proklamasi.
Portofolio:
Menilai laporan-laporan dan
karya peserta didik
berkaitan dengan materi
proklamasi kemerdekaan,
pembentukan pemerintahan
pertama Republik Indonesia,
serta peran tokoh proklamator
dalam proklamasi.
Tes tertulis:
Menilai kemampuan peserta
didik dalam menganalisis
proklamasi kemerdekaan,
pembentukan pemerintahan
pertama Republik Indonesia,
serta peran tokoh proklamator
pembentuk
an
pemerintah
an pertama
RI
Gambar-
gambar
tokoh-
tokoh yang
berperanan
penting
dalam
proklamasi
kemerdeka
an RI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber
Belajar
menyajikannya
dalam bentuk
cerita sejarah.
4.11 Menalar
peristiwa
pembentukan
pemerintahan
pertama
Republik
Indonesia dan
maknanya bagi
kehidupan
kebangsaan
Indonesia masa
kini dan
menyajikannya
dalam bentuk
cerita sejarah.
4.12 Menulis sejarah
tentang
perjuangan Bung
Karno dan Bung
kesimpulan tentang
peristiwa proklamasi
kemerdekaan,
pembentukan
pemerintahan pertama
dan tokoh-tokoh
proklamator Indonesia
melalui bacaan, internet,
serta sumber-sumber
lainnya.
Mengomunikasikan:
Melaporkan hasil
analisis kemudian
dilaporkan dalam bentuk
tulisan yang berisikan
tentang peristiwa
proklamasi
kemerdekaan,
pembentukan
pemerintahan dan tokoh-
tokoh proklamator
Indonesia.
dalam proklamasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber
Belajar
Hatta serta
tokoh-tokoh
proklamasi
lainya.
3.10 Menganalisis
perubahan dan
perkembangan
politik masa
awal
kemerdekaan
3.11 Menganalisis
perjuangan
bangsa
Indonesia
dalam upaya
mempertahanka
n kemerdekaan
dari ancaman
Sekutu dan
Belanda.
4.13 Menalar
Perjuangan
Mempertahankan
Kemerdekaan
dari Ancaman
Sekutu dan
Belanda
Perubahan dan
perkembangan
politik masa
awal
kemerdekaan
Perjuangan
bangsa
Indonesia dalam
upaya
mempertahanka
n kemerdekaan
dari ancaman
Sekutu, dan
Mengamati:
Membaca buku teks dan
melihat gambar-gambar
dan atau objek sejarah
terdekat tentang
ancaman terhadap
kemerdekaan Indonesia
dari pihak Sekutu dan
Belanda.
Menanya:
Menanya untuk
mendapatkan klarifikasi
tentang peristiwa
ancaman terhadap
kemerdekaan Indonesia
dari pihak Sekutu dan
Belanda.
Tugas:
Membuat laporan tertulis dalam
bentuk cerita sejarah tentang
ancaman terhadap kemerdekaan
Indonesia dari pihak Sekutu dan
Belanda berdasarkan buku teks
pelajaran.
Observasi:
Mengamati kegiatan peserta
didik dalam proses
mengumpulkan data, analisis
data dan pembuatan laporan
tentang ancaman terhadap
kemerdekaan Indonesia dari
pihak Sekutu dan Belanda.
Portofolio:
Menilai laporan-laporan dan
karya peserta didik dalam materi
10 jp Buku
Paket
Sejarah
Indonesia
kelas XI.
Buku-buku
lainya.
Internet
(jika
tersedia)
Sumber
lain yang
tersedia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber
Belajar
perubahan dan
perkembangan
politik masa
awal
proklamasi dan
menyajikanya
dalam bentuk
cerita sejarah.
4.14 Mengolah
informasi
tentang
perjuangan
bangsa
Indonesia
dalam upaya
mempertahanka
n kemerdekaan
dari ancaman
Sekutu,
Belanda dan
menyajikanya
dalam bentuk
cerita sejarah.
Belanda Mengeksplorasi:
Mengumpulkan
informasi terkait dengan
ancaman terhadap
kemerdekaan Indonesia
dari pihak Sekutu dan
Belanda melalui bacaan
dan atau internet, serta
sumber-sumber lainnya.
Mengasosiasi:
Menganalisis informasi
dan data-data yang
didapat dari bacaan
maupun dari sumber-
sumber terkait untuk
mendapatkan kesimpulan
tentang peristiwa
ancaman terhadap
kemerdekaan Indonesia
dari pihak Sekutu dan
Belanda.
Mengomunikasikan:
ancaman terhadap kemerdekaan
Indonesia dari pihak Sekutu dan
Belanda.
Tes Tertulis:
Menilai kemampuan peserta
didik dalam menganalisis
peristiwa ancaman terhadap
kemerdekaan Indonesia dari
pihak Sekutu dan Belanda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber
Belajar
Melaporkan hasil analisis
kemudian dilaporkan
dalam bentuk tulisan
yang berisi tentang
peristiwa ancaman
terhadap kemerdekaan
Indonesia dari pihak
Sekutu dan Belanda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 2 Depok, Sleman Yogyakarta
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia (wajib)
Kelas/Semester : XI/Genap
Materi Pokok :Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Upaya
mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan
Belanda
Sub Materi : Diplomasi
Pertemuan : 15
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Tahun Ajaran : 2015-2016
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengnghayati dan mengamal perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleransi, damai), santun, responsif,
dan pro-Aktif dan menujukan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berenteraksi secara efekti dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1.1. Menghayati nilai – nilai persatuan dan keinginan bersatu dalam
perjuangan pergerakan nasional menuju kemerdekaan bangsa sebagai
karunia Tuhan Yang Maha Esa terhadap bangsa dan Negara Indonesia
2.1. Mengembangkan nilai dan perilaku mempertahankan harga diri bangsa
dengan tercermin pada kegigihan para pejuang dalam melawan penjajah
2.1.1. Peserta didik dapat menunjukkan perilaku kerja keras dalam
mengerjakan tugas – tugas dari pembelajaran sejarah
2.2. Meneladani perilaku kerjasama,tanggungjawab,cinta damai para pejuang
dalam mewujudkan cita-cita mendirikan bangsa Indonesia dan
menunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari
2.3 Meneladani perilaku kerjasama,tanggungjawab,cinta damai para pejuang
untuk meraih Kemerdekaan dan menunjukkannya dalam kehidupan
sehari-hari
2.4 Meneladani perilaku kerjasama,tanggungjawab,cinta damai para pejuang
untuk mempertahankan dan menunjukkannya dalam kehidupan sehari-
hari
2.5 Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari
pembelajaran Sejarah.
2.5.1. Peserta didik dapat menunjukkan perilaku jujur dalam
mengerjakan tugas – tugas pembelajaran sejarah
2.5.2. Peserta didik dapat menunjukkan perilaku tanggung jawab
dalam mengerjakan tugas – tugas pembelajaran sejarah
2.5.3. Peserta didik dapat menunjukkan sikap Ulet, kerja keras,rajin
belajar, dan menolak praktik-praktik licik dan tidak jujur.
Indikator Pengetahuan Indikator ketrampilan
a. Menganalisis perjuangan bangsa
Indonesia dalam upaya
mempertahankan
4.11. Mengolah informasi tentang
perjuangan bangsa Indonesia
dalam upaya
mempertahankan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
kemerdekaan dari ancaman
Sekutu, Belanda, dan
Menyajikan dalam bentuk
cerita sejarah
3.11.1 Menganalisis latar belakang dan isi
perjanjian Linggarjati
i. 3.11.2. Mengevaluasi peristiwa Agresi
Militer 1
3.11.3. Menganalis Peran KTN dan
Perjanjian Renvile
3.11.4. Agresi Militer 2 versus Perang
Gerilya
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini peserta didik mampu :
1. Menganalisis Latar Belakang dan Isi Perjanjian linggajati
2. Mengevaluasi Peristiwa Agresi Militer I
3. Menganalisis Peran KTN dan Perjanjian Renville
4. Agresi Militer II Versus Perang Gerilya.
D. Materi Pembelajaran
1. Latar belakang da Isi Perjanjian Linggar Jati
2. Peristiwa Agresi Militer I
3. Pern KTN dan Perjanjian Renville
4. Agresi Militer II Versus Perang Gerillya
E. Model dan Metode Pembelajaran
1. Model : Example Non-Example
2. Metode : Diskusi Kelompok dan Tanya Jawab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
F. Media, Alat, Bahan
1. Media : LCD, Internet,dn gambar
2. Alat : Laptop, Viewer, dan Spidol
3. Bahan : Buku Paket, LKS, dan Power Point
G. Sumber Pembelajaran
1. Buku Paket Sejarah Kelas XI dan dan Internet.
2. Sejarah Indonesia
H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
KEGIATAN DISKRIPSI ALOKASI
WAKTU
Pendahuluan 1. Orientasi
Guru mengucapkan salam kepada siswa
Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin
berdoa sebelum mengawali pembelajaran
Guru mengecek kehadiran siswa
2. Apersepsi
3. Guru menayakan pada peserta didik tentang materi
sebelumnya serta mengkaitkannya dengan materi yang
akan dibahas pada hari ini yaitu “Antara Perang dan
Damai”
4. Guru memberikan Motivasi terkait dengan materi
tersebut
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai pada hari ini.
6. Guru menyampaikan rencana kegiatan dan penilaian :
siswa mencapai ketuntasan belajar dengan model
pembelajaran Example Non Example serta penilaiannya
meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
10 menit
Inti Example-Non Example
Indikator Pengetahuan
Guru mempersiapkan gambar-gambar yang relevan terkait
dengan materi mengenai Perjanjian Linggar Jati, peristiwa
Agresi Militer 1, Peran KTN dalam Perjanjian
Renville,Agresi Militer II Versus Perang Gerilya
1. Stimulation/Pemberian Ransangan
Mengamati
Guru memberikan waktu kepada peserta didik untuk
70 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
KEGIATAN DISKRIPSI ALOKASI
WAKTU
membaca materi pada buku siswa halaman 155-170
Guru meminta peserta didik mengamati dan
memperhatikan gambar-gambar yang sedang
ditayangkan dengan cermat.
Guru mengamati proses belajar peserta didik
Menanya
Guru mendorong peserta didik untuk mengajukan
pertanyaan-pertanyaan terkait gambar-gambar yang
baru saja ditayangkan sesuai dengan topik
pembahasan pada hari ini Antara Perang dan damai
2. Problem Statement (pertanyaan/identifikasi masalah)
Peserta didik mengidentifikasi masalah yang berkaitan
dengan pembelajaran pada hari ini misalnya :
1. Usaha-usaha bangsa melaui jalur diplomatik
2. Alasan Belanda Selalu menolak untuk menepati janji
dalam isi perundingan.
3. Data Colletion (pengumpulan data)
Mengumpulkan informasi/ekperiment
Peserta didik diminta untuk mencari dan
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya baik itu
melalui buku paket, LKS, Internet, dan berbagai wibe
side terkait dengan topik pembahasan pada hari ini.
4. Data processing (pengolahan data)
Mengasosiasikan/mengolah informasi
1. Guru meminta peserta didik membentuk kelompok,
masing-masing kelompok beranggotakan 5/6 siswa.
2. Peserta didik diminta untuk bergabung kedalam
kelompok yang telah ditentukan oleh guru ataupun
dibentuk oleh peserta didik sendiri.
3. Peserta didik kemudian diminta untuk mendiskusikan
apa yang mereka dapatkan setelah mengumpulkan
informasi sebanyak-banyaknya baik itu melalui buku
paket, LKS, Internet, dan sebagainya terkait dengan
topik pembahasan pada hari ini.
4. Guru memberikan soal-soal pada setiap kelompok
yang selanjutnya setiap kelompok mendapatkan tugas
mengasosiasi tugas yang telah diberikan oleh guru
melalui diskusi kelompok, sehingga peserta didik dapat
menemukan rumusan jawaban dari masing-masing
tugas yang diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
KEGIATAN DISKRIPSI ALOKASI
WAKTU
Soal
1. Kelompok 1 bertugas mendiskusikan tentang latar
belakang dan isi perjanjian Linggarjati
2. Kelompok 2 mendidkusikan tentang peristiwa
Agresi militer I
3. Kelompok 3 mendiskusikan peran KTN dan
perjanjian Renville
4. Agresi Militer II Versus Perang Gerilya
5. Verifications (pembuktian)
Mengasosiasi/mengolah informasi
Guru mempersilahkan peserta didik untuk memaparkan
dan mempresentsikan hasil diskusi setiap kelompok
yang ditulis pada lembar hasil kegiatan belajar siswa
dengan perwakilan dari setiap kelompok secara
bergantian.
Kemudian saat salah satu kelompok sedang
mempresentasikan hasil diskusnya, kelompok yang
lain diminta untuk memperhatikan selanjutnya
diberikan kesempasatan untuk menanggapi, bertanya,
mengkoreksi, menambahkan, dan membandingkan
dengan hasil kerjanya.
Selama peserta didik presentasi dan diskusi, guru
memperhatikan dan mendorong semua siswa untuk
terlibat dalam kegiatan diskusi, serta mengarahkan bila
ada jawaban kelompok yang dianggap melenceng jauh
dari meteri yang sedang dibahas.
6. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
Mengkomunikasikan
Peserta didik diminta untuk menyimpulkan apa yang
mereka dapatkan dari materi pembelajaran yang
mereka terima dan mereka pahami dengan bimbingan
guru terkait dengan:
1. Latar belakang dan isi perjanjian Linggarjati
2. Peristiwa Agresi Militer 1
3. Peran KTN dan perjanjian Renville
4. Agresi Militer II versus Perang gerilya
Indikator Keterampilan
1. Stimulation/Pemberian Ransangan
Mengamati
Guru menayangkan atau menampilkan beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
KEGIATAN DISKRIPSI ALOKASI
WAKTU
gambar terkait dengan Materi hari ini.
Guru meminta peserta didik mengamati dan
memperhatikan gambar-gambar yang sedang
ditayangkan dengan cermat.
Peserta didik diminta untuk membacakan perintah
kegiatan secara bersama-sama yaitu mencari gambar
peninggalan sejarah terkait dengan peristiwa yang di
bahas Materi hari ini.
Peserta didik melakukannya
Guru mengamati proses belajar peserta didik
Menanya
Guru mendorong peserta didik untuk mengajukan
pertanyaan-pertanyaan terkait perintah yang baru saja
ditayangkan.
2. Problem Statement (pertanyaan/identifikasi masalah)
Peserta didik mengidentifikasi masalah yang berkaitan
dengan tugas yang diberikan yaitu membuat Guru
mengamati proses belajar peserta didik
3. Data Colletion (pengumpulan data)
Mengumpulkan informasi/ekperiment
Peserta didik diminta untuk mencari dan
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya baik itu
melalui buku paket, LKS, Internet, dan berbagai wibe
side terkait dengan tugas yang telah diberikan oleh
guru.
4. Data processing (pengolahan data)
Mengasosiasikan/mengolah informasi
Guru membagi peserta didik kedalam 6 kelompok,
masing-masing kelompok beranggotakan 5/6 siswa.
Peserta didik diminta untuk bergabung kedalam
kelompok yang telah ditentukan oleh guru ataupun
dibentuk oleh peserta didik sendiri untuk mengolah
hasil informasi yang mereka dapatkan.
Peserta didik kemudian membuat tugas yang telah
diberikan guru yaitu yaitu mencari peninggalan sejarah
terkait dengan peristiwa yang di bahas Materi hari ini(
kelompok 1 benda peninggalan sejarah perjanjian
linggarjati, dan seterusnya)
5. Verifications (pembuktian)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
KEGIATAN DISKRIPSI ALOKASI
WAKTU
Mengasosiasi/mengolah informasi
Guru mempersilahkan peserta didik untuk
memaparkan dan mempresentsikan hasil pekerjaan
setiap kelompok yaitu memaparkan benda-benda
peninggalan Sejarah dari materi hari ini.
Kemudian pada saat kelompok sedang
mempresentasikan hasil diskusnya, kelompok yang
lain diminta untuk memperhatikan selanjutnya
diberikan kesempatan untuk menanggapi, bertanya,
mengkoreksi, menambahkan, dan membandingkan
dengan hasil pekerjaannya.
Pada saat peserta didik sedang presentasi, guru
memperhatikan dan mendorong semua siswa untuk
terlibat dalam kegiatan tersebut, serta mengarahkan
bila ada jawaban dari kelompok yang diagap
melenceng jauh dari pembahasan yang sedang dibahas
atau diangkat.
6. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
Mengkomunikasikan
Peserta didik diminta untuk menyimpulkan apa yang
mereka pahami dari hasil yang mereka dapatkan.
Catatan:
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap
peserta didik dalam pembelajaran yang meliputi :
tanggung jawab dan kerjasama.
Penutup Guru memberikan peserta didik ulasan singkat tentang
kegiatan pembelajaran dan hasil belanjarnya mana
yang sudah baik dan mana yang masih harus
ditingkatkan.
Guru menanyakan pada peserta didik apakah sudah
memahami materi yang telah disampaikan pada hari
ini.
Guru memberikan pertanyaan lisan secara acak kepada
peserta didik untuk mendapatkan umpan balik atas
pembelajaran yang baru saja berlangsung, misalnya:
1. Apa latar belakang diadakan perjanjian linggarjati?
2. Sebutkan wilayah RI setelah diterimanya garis
Demarkasi Van Mook?
3. Mengapa bangsa Belanda Selalu melanggar
perjanjian dengan orang Indonesia?
Sebagai refleksi, guru membimbing peserta didik untuk
membuat kesimpulan tentang materi pelajaran yang
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
KEGIATAN DISKRIPSI ALOKASI
WAKTU
baru saja berlangsung yaitu tentang Perburuan “Antara
Perang dan Damai” serta menanyakan kepada peserta
didik apa manfaat yang diperoleh setelah mempelajari
materi tersebut.
Guru melakukan evaluasi untuk mengukur
ketercapaian tujuan pembelajaran misalnya dengan
memberikan tugas yang dikerjakan dirumah.
Guru meminta peserta didik untuk memahami materi
yang akan dipelajari minggu dan mempersiakan untuk
presentasi
Menutup dengan salam.
I. Penilaian
1. Teknik : Tes dan non tes
2. Bentuk :
Tes tertulis
Penilaian kerja dan Portofolio
3. Instrumen Penilaian
Tertulis : Pilihan Ganda
Non test: Penilaian kerja dan Portofolio
Yogyakarta, 22 Maret 2016
Dosen Pembimbing
Drs. Y.R Subakti
Peneliti
Maria Sediari P.Y.Morok
Nim 101314004
Guru Mata Pelajaran
Nur Haryanti, S.Pd
NUPTK:2849747650300012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lampiran Materi
“Diplomasi ”
A. Perundingan Linggarjati
Perjuangan mempertahan kemerdekaan dilakukan melalui perjuangan fisik
(perang) dan juga dengan perjuangan diplomasi (melalui perundingan). Sebagai
tindak lanjut dari perundingan yang dilakukan sebelumnya (Perundingan Hoge
Veluwe). Pada tanggal 10 November 1946 dilaksanakan perundingan antara
Pemerintah Republik Indonesai dengan Komisi Umum Belanda. Perundingan
tersebut dilakukan di Linggajati dekat Cirebon. Perundingan yang dipimpin oleh
Lord Killearn dari pihak Belanda dan Sutan Sjahrir dari pihak Republik Indonesia
menghasilkan persetujuan sebagai berikut.
Isi Perjanjian Linggarjati :
1. Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah
kekuasaan yang meliputi Sumatera, Jawa, dan Madura. Belanda sudah harus
meninggalkan daerah de facto paling lambat tanggal 1 Januari 1949.
2. Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama dalam membentuk
Negara Indonesia Serikat yang salah satu negara bagiannya adalah Republik
Indonesia.
3. Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-
Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya. Dengan adanya perjanjian
Linggajati ini, secara politis Republik Indonesia diuntungkan karena ada
pengakuan secara de facto. Perjanjian ini kemudian secara resmi
ditandatangani pada tanggal 25 Maret 1947 di istana Bijswijk (Istana
Merdeka) Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
B .Peristiwa Agresi Militer
a. Pengertian Agresi Militer I
"Operatie Product (bahasa Indonesia: Operasi Produk) atau yang dikenal di
Indonesia dengan nama Agresi Militer Belanda I adalah operasi militer Belanda di
Jawa dan Sumatera terhadap Republik Indonesia yang dilaksanakan dari 21 Juli
1947 sampai 5 Agustus 1947. Operasi militer ini merupakan bagian Aksi
Polisionil yang diberlakukan Belanda dalam rangka mempertahankan penafsiran
Belanda atas Perundingan Linggarjati. Dari sudut pandang Republik Indonesia,
operasi ini dianggap merupakan pelanggaran dari hasil Perundingan Linggajati.
b. Penyebab Terjadinya Agresi Militer Belanda I
Agresi militer Belanda I diawali oleh perselisihan Indonesia dan Belanda akibat
perbedaan penafsiran terhadap ketentuan hasil Perundingan Linggarjati. Pihak
Belanda cenderung menempatkan Indonesia sebagai negara persekmakmuran
dengan Belanda sebagai negara induk. Sebaliknya, pihak Indonesia tetap teguh
mempertahankan kedaulatannya, lepas dari Belanda.
c. Tujuan Belanda Mengadakan Agresi Militer I
Adapun tujuan Belanda mengadakan agresi militer I yaitu sebagai berikut:
1. Tujuan politik Mengepung ibu kota Republik Indonesia dan menghapus
kedaulatan Republik Indonesia.
2. Tujuan ekonomi. Merebut pusat-pusat penghasil makanan dan bahan ekspor.
3. Tujuan militer Menghancurkan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
d. Kronologis Terjadinya Agresi Militer I
Sesudah penandatanganan Persetujuan Linggarjati, Belanda berusaha keras
memaksakan interpretasi mereka sendiri dan berjalan sendiri untuk membentuk
negara-negara bagian yang akan menjadi bagian dari negara Indonesia Serikat,
sesuai dengan keinginan mereka. Hal ini diawali dengan konferensi yang
diselenggarakannya di Malino, Sulawesi Selatan, dan kemudian di Denpasar, Bali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Di sana mereka berhasil membentuk negara boneka Indonesia Timur dengan
dibantu oleh orang-orang yang pro Belanda seperti Sukawati dan Anak Agung
Gde Agung. Anak Agung Gde memang sejak awal sudah memusuhi pemuda-
pemuda pro Republik di daerahnya, serta mengejar-ngejar dan menangkapinya.
Memang tujuan utama Belanda penandatanganan Persetujuan Linggarjati ialah
menjadikan negara Republik Indonesia yang sudah mendapatkan pengakuan de
facto dan juga de jure oleh beberapa negara, kembali menjadi satu negara bagian
saja seperti juga negara-negara boneka yang didirikannya, yang akan
diikutsertakan dalam pembentukan suatu negara Indonesia Serikat. Langkah
Belanda selanjutnya ialah memajukan bermacam-macam tuntutan yang pada
dasarnya hendak menghilangkan sifat negara berdaulat Republik dan
menjadikannya hanya negara bagian seperti negara boneka yang diciptakannya di
Denpasar. Yang menjadi sasaran uatamanya ialah menghapus TNI dan
perwakilan-perwakilan Republik di luar negeri, karena keduanya merupakan
atribut negara berdaulat. Semua tuntutan Belanda ditolak. Sementara itu keadaan
keuangan Belanda sudah gawat, dan kalau masalah Indonesia tidak cepat
diselesaikan maka besar kemungkinan Belanda akan bangkrut. Agresi militer
pertama dilakukan Belanda berlatar dua pokok di atas, yaitu melenyapkan
Republik Indonesia sebagai negara merdeka dengan menghilangkan semua atribut
kemerdekaannya, dan keadaan keuangan Belanda yang sangat gawat. Dalam
serangan Belanda yang pertama itu mereka bermaksud hendak menduduki
Yogyakarta yang telah menjadi ibu kota perjuangan Republik Indonesia, dan
menduduki daerah-daerah yang penting bagi perekonomian Belanda, yaitu daerah-
daerah perkebunan, ladang minyak dan batu baik di Sumatera maupun di Jawa.
Usaha ini untuk sebagian berhasil; mereka berhasil menduduki daerah-daerah
perkebunan yang cukup luas, di Sumatera Timur, Palembang, Jawa Barat dan
Jawa Timur. Dari hasil penjualan produksi perkebunan-perkebunan yang masih
terkumpul, mereka mengharapkan mendapatkan uang sejumlah US$ 300 juta,
sedangkan biaya agresi militer diperhitungkan akan memakan US$ 200 juta, jadi
masih ada ”untung” US$ 100 juta.
e. Berakhirnya Agresi Militer Belanda I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Republik Indonesia secara resmi mengadukan agresi militer Belanda ke
PBB, karena agresi militer tersebut dinilai telah melanggar suatu perjanjian
Internasional, yaitu Persetujuan Linggarjati.
Belanda ternyata tidak memperhitungkan reaksi keras dari dunia
internasional, termasuk Inggris, yang tidak lagi menyetujui penyelesaian secara
militer. Atas permintaan India dan Australia, pada 31 Juli 1947 masalah agresi
militer yang dilancarkan Belanda dimasukkan ke dalam agenda Dewan Keamanan
PBB, yang kemudian mengeluarkan Resolusi No. 27 tanggal 1 Agustus 1947,
yang isinya menyerukan agar konflik bersenjata dihentikan.
Dewan Keamanan PBB de facto mengakui eksistensi Republik Indonesia.
Hal ini terbukti dalam semua resolusi PBB sejak tahun 1947, Dewan Keamanan
PBB secara resmi menggunakan nama INDONESIA, dan bukan Netherlands
Indies. Sejak resolusi pertama, yaitu resolusi No. 27 tanggal 1 Augustus 1947,
kemudian resolusi No. 30 dan 31 tanggal 25 Agustus 1947, resolusi No. 36
tanggal 1 November 1947, serta resolusi No. 67 tanggal 28 Januari 1949, Dewan
Keamanan PBB selalu menyebutkan konflik antara Republik Indonesia dengan
Belanda sebagai The Indonesian Question. Atas tekanan Dewan Keamanan PBB,
pada tanggal 15 Agustus 1947 Pemerintah Belanda akhirnya menyatakan akan
menerima resolusi Dewan Keamanan untuk menghentikan pertempuran.
Pada 17 Agustus 1947 Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah
Belanda menerima Resolusi Dewan Keamanan untuk melakukan gencatan
senjata, dan pada 25 Agustus 1947 Dewan Keamanan membentuk suatu komite
yang akan menjadi penengah konflik antara Indonesia dan Belanda. Komite ini
awalnya hanyalah sebagai Committee of Good Offices for Indonesia (Komite Jasa
Baik Untuk Indonesia), dan lebih dikenal sebagai Komisi Tiga Negara (KTN),
karena beranggotakan tiga negara, yaitu Australia yang dipilih oleh Indonesia,
Belgia yang dipilih oleh Belanda dan Amerika Serikat sebagai pihak yang
netral.[2] Australia diwakili oleh Richard C. Kirby, Belgia diwakili oleh Paul van
Zeeland dan Amerika Serikat menunjuk Dr. Frank Graham.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Selanjutnya PBB membentuk Komisi PBB yang terdiri atas tiga negara:
satu dipilih oleh Indonesia, satu oleh Belanda dan yang satu lagi dipilih bersama.
Komisi Tiga Negara ini terdiri atas Amreika Serikat, Australia dan Belgia. Sjahrir
memilih Australia, dan bukan India, karena India sudah dianggap oleh dunia
sebagai pro Indonesia, sedangkan Australia adalah negara bangsa kulit putih, yang
dianggap lebih obyektif pendiriannya dalam mendukung perjuangan kemerdekaan
bangsa Indonesia. Perkiraan Belanda dengan mengadakan agresi militernya yang
pertama meleset sama sekali; karena tanpa diperhitungkan sejak semula, bahwa
Dewan Keamanan PBB akan bertindak atas usul India dan Australia.
India dan Australia sangat aktif mendukung Republik di dalam PBB, di
mana Uni Soviet juga memberika dukungannta. Akan tetapi, peranan yang paling
penting akhirnya dimainkan oleh Amerika Serikat. Mereka yang menentukan
kebijakan Belanda, bahkan yang lebih progresif di antara mereka, merasa yakin
bahwa sejarah dan pikiran sehat memberi mereka hak untuk menetukan
perkembangan Indonesia, tetapi hak ini hanya dapat dijalankan dengan
menghancurkan Republik terdahulu. Sekutu-sekutu utama negeri Belanda
terutama Inggris, Australia, dan Amerika (negara yang paling diandalkan Belanda
untuk memberi bantuan pembangunan kembali di masa sesudah perang) tidak
mengakui hak semacam itu kecuali jika rakyat Indonesia mengakuinya, yang jelas
tidak demikian apabila pihak Belanda harus menyandarkan diri pada penaklukan
militer. Mereka mulai mendesak negeri Belanda supaya mengambil sikap yang
tidak begitu kaku, dan PBB menjadi forum umum untuk memeriksa tindakan-
tindakan Belanda. Untuk pertama kali sejak PBB didirikan pada tahun 1945,
badan ini mengambil tindakan mengentikan penyerangan militer di dunia dan
memaksa agresor agar menghentikan serangannya. Belanda yang menginginkan
supaya masalah Indonesia dianggap sebagai suatu persoalan dalam negeri antara
Belanda dan jajahannya, telah gagal, dan masalah Indonesia-Belanda menjadi
menjadi masalah internasional. Kedudukan Republik Indonesia menjadi sejajar
dengan kedudukan negara Belanda dalam pandangan dunia umumnya.
f. Dampak Agresi Militer I bagi Bangsa Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Dampak yang diperoleh bangsa Indonesia akibat adanya agresi militer I
oleh pihak Belanda yaitu sempat dikuasainya beberapa daerah-daerah perkebunan
yang cukup luas, di Sumatera Timur, Palembang, Jawa Barat dan Jawa Timur.
Meski PBB telah turut membantu mengatasi agresi militer yang dilakukan
Belanda terhadap Indonesia dengan diadakan penghentian tembak menembak,
tidak berarti bahwa tindakan militer Belanda langsung terhenti. Mereka terus-
menerus mengadakan gerakan pembersihan untuk mengamankan dareah-dareah
yang telah didudukinya. Dalam gerakan pembersihan ini sering pula terjadi
tindakan kejam oleh pasukan Belanda, terutama di dareah-daerah yang sudah
mereka duduki namun tidak dapat dikuasai, umpamanya dareah sekitar Krawang-
Bekasi Di sekitar Bekasi beroperasi pasukan kita yang dipimpin oleh Lukas
Kustrayo.
Setelah pembentukan BKR ia langsung bergabung, dan pasukan yang
dibentuknya beroperasi di sekitar Bekasi. Setelah Belanda meyerang pada bulan
Juli 1947 Lukas tetap beroperasi di sana dan tetap menganggu kehadiran Belanda
di daerah itu, juga setelah diadakan pengehentian tembak- menembak. Kegiatan
Lukas sangat menjengkelkan Belanda, sehingga Lukas diberi julukan ”Tijger van
West Jawa” (Harimau Jawa Barat). Belanda terus-menerus berusaha mengejar
Lukas dan pasukannya, tetapi selalu tidak berhasil. Setelah mereka mengetahui
bahwa Lukas bermarkas di desa Rawagede, mereka menyerbu desa itu pada
tanggal 9 Desember 1947, dan lagi-lagi Lukas dan pasukannya lolos. dalam
kemarahan dan frustasi karena usaha mereka tidak berhasil, pasukan Belanda
menembaki rakyat desa Rawagede secara membabi buta dan membunuh 491
orang dewasa dan anak-anak. Kekejaman Belanda ini tidak pernah kita ungkapkan
ke dunia luar, karena pada waktu itu memang kita tidak mempunyai aparat untuk
melakukanya. Kekejaman Belanda lain yang dapat disebut adalah pembantaian
rakyat Sulawesi Selatan pada bulan Januari 1948 oleh pasukan Kapten
Wasterling, yang juga tidak pernah dihukum. Juga peristiwa kapten api maut di
Jawa Timur, ketika prajurit-prajurit Republik Indonesia yang tertawan oleh
Belanda diamsukkan dalam gerbong kereta api yang kemudian ditutup rapat tanpa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
ventilasi, sehingga semua tawanan mati lemas karena kepanasan dan kehabisan
udara.
g. Perjanjian Renville
Perjanjian Linggajati ternyata merugikan perjuangan bangsa Indonesia,
oleh karena itu kedua belah pihak tidak mampu menjalankan isi perjanjian itu.
Pertempuran terus menerus terjadi antara Indonesia dengan Belanda. Dalam upaya
mengawasi pemberhentian tembak-menembak antara pasukanBelanda dengan
TNI, Dewan Keamanan PBB membentuk suatu komisi jasajasa baik yang dikenal
dengan Komisi Tiga Negara (KTN). Untuk melaksanakan tugas dari Dewan
Keamanan PBB, KTN mengadakan perundingan untuk kedua belah pihak.
Tempat perundingan diupayakan di wilayah netral. Amerika Serikat mengusulkan
agar perundingan dilaksanakan di atas kapal pengangkut pasukan angkatan laut
Amerika Serikat “USS Renville”.
Kapal Renville
Kapal yang berlabuh di Teluk Jakarta ini menjadi tempat perundingan yang
dimulai tanggal 8 Desember 1947. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Mr. Amir
Sjarifuddin, sedangkan pihak Belanda diwakili oleh R. Abdulkadir
Widjojoatmodjo, yaitu orang Indonesia yang memihak Belanda. Perjanjian ini
menghasilkan persetujuan yang pada intinya sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Isi Perjanjian Renville :
1. Persetujuan tentang gencatan senjata yang antara lain di terimanya garis
Demokrasi van mook
2. Dasar- dasar politik renville ysng berisikan kesediaan kedua belah pihak
untuk menyelesaikan pertikaiannya dengan cara damai.
3. Enam pasal tambahan yang dari KTN yang berisi antara lain tentang
kedaulatan Indonesia yang berada di tangan Belanda selama peralihan
sampai peralihan kekuasaan.
Akibat ditandatanganinya perjanjian Renville wilayah Indonesia semakin
Sempit.
Dikarenakan di terimanya garis demakrasi van mook, dimana wilayah
Indonesia meliputi Yogyakarta Dan jawa Timur. Dan dampaknya daerah-daerah
kantong yang di kuasai Belanda harus di tarik masuk ke wilayah RI, misalnya dari
jawa barat ada sekitar 35.000 orang tentara Siliwangi. Kemudian isi perjanjian
Renville mendapat tantangan sehingga memunculkan mosi tidak percaya terhadap
cabinet Amir Syarief.
h. Agresi Militer II
AGRESI MILITER BELANDA II
Latar Belakang:
Belanda masih ingin menguasai Indonesia dan berusaha untuk mengingkari
perjanjian Renville
18 Desember 1948 Belanda mengeluarkan surat pernyataan bahwa Belanda tidak
terikat lagi dengan persetujuan gencatan perang Renville. Tetapi surat pernyataan
tersebut tidak dapat disampaikan ke pemerintahan pusat di Yogyakarta sebab
dilarang oleh Belanda.
Pelaksanaan:
Pada tanggal 19 Desember 1948 Belanda melakukan serangan terhadap kota
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Tepatnya pada pukul 05.30 Belanda melakukan aksi membom pangkalan
udara Maguwoharjo (Lapangan Udara Adisucipto) yang dilanjutkan dengan
menghancurkan bangunan-bangunan penting dan akhirnya merambat ke pusat
kota Yogyakarta dan berhasil menguasainya, Belanda berhasil menawan presiden
Soekarno, wakil presiden Moh Hatta, Syahrir (penasehat presiden),H. Agus Salim
(Menlu).
Sebelum ditawan presiden berhasil mengirimkan surat pemberian kekuasaan
kepada Menetri Kemakmuran Syafruddin (Syarifuddin) Prawironegoro untuk
membentuk Pemerintahan Darurat RI (PDRI) di Sumatera. Jika Syarifuddin tidak
dapat menjalankan tugasnya maka presiden memerintahkan kepada Sudarsono,
L.N. Palar, dan A.A Maramis yang ada di New Delhi untuk membentuk
pemerintahan RI di India.Belanda akhirnya menguasai Yogyakarta dan TNI
berhasil dipukul mundur hingga ke desa-desa.Belanda menganggap TNI telah
kalah tetapi ternyata TNI dapat tetap mengumpulkan kekuatan untuk melawan
Belanda.Sementara Belanda menyiarkan kabar ke seluruh dunia bahwa TNI sudah
lemah dan RI sudah tidak ada lagi.Belanda melakukan sensor pers agar berita
tersebut tidak tersiar keluar. Tetapi ternyata dari radio gerilya Indonesia dapat
disiarkan berita perlawanan rakyat hingga ke luar negari.Akhirnya setelah 1 bulan
dari agresi tersebut TNI mulai melakukan gerakan menyerang kota-kota. Serangan
yang terkenal adalah Serangan Umum 1 Maret 1949 terhadap kota Yogyakarta
yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto, dan berhasil menduduki kota
Yogyakarta, Hal tersebut membuktikan kepada dunia bahwa TNI tidak hancur
mereka masih mempunyai kemampuan bahkan mampu menyerang Belanda.
Sehingga Belanda akhirnya mau membicarakan dalam meja perundingan.
Tujuan Belanda menyelenggarakan Agresi Militer II : Belanda ingin
menujukkan kepada dunia bahwa pemerintah Republik Indonesia dan TNI secara
de facto tidak ada lagi.Tindakan perjuangan secara diplomatik yang dilakukan
untuk menggagalkan tujuan Belanda, yaitu :Menunjukkan kepada dunia
internasional bahwa Agresi Militer Belanda II merupakan tindakan melanggar
perjanjian damai (hasil Perundingan Renville)Meyakinkan dunia bahwa Indonesia
cinta damai, terbukti dengan sikap menaati hasil Perundingan Renville dan
penghargaan terhadap KTN. Membuktikan bahwa Republik Indonesia masih ada.
Hal ini ditunjukkan dengan eksistensi PDRI dan keberhasilan TNI menguasai
Yogyakarta selama enam jam pada Serangan Umum 1 Maret 1949.
Upaya Indonesia menarik simpati Amerika serikat hingga akhirnya mendesak
Belanda untuk menarik mundur pasukannya dari wilayah Indonesia.
Dewan Keamanan PBB juga mendesak Belanda untuk menghentikan operasi
militer dan membebaskan para pemimpin Indonesia.Desakan tersebut membuat
Belanda mengakhiri agresi militer II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Gambar atas; Tentara Indonesia bersiaga.
Gambar bawah; Pasukan Belanda menyerbu Yogja
LAMPIRAN SOAL.
1. Jelaskan latar belakang dan isi perjanjian Linggarjati?
2. Jelaskan penyebab peristiwa Agresi Militer 1 dan dampaknya?
3. Jelaskan peran KTN dan Isi perjanjian Renville?
4. Jelaskan latar belakang peristiwa Agresi militer 11 dan dampaknya?
JAWABAN:
1. Latar belakang da isi perjanjian Linggarjati:
Perjanjian linggarjati merupakan langkah yang di ambil oleh indonesia
untuk memperoleh ke daulatan. Pemerintah Indonesia diwakili oleh Sutan
Syahrir, Mohammad Roem, Mr. Susanto Tirtoprojo, dan Dr. A. K. Gani.
Pemerintah Belanda diwakili oleh Prof. Schermerhorn, De Boer, dan Van
Pool. Inggris, sebagai mediator diwakili oleh Lord Killearn
Isi perjanjian linggarjati :
1. Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah
kekuasaan yang meliputi Sumatera, Jawa, dan Madura. Belanda sudah
harus meninggalkan daerah de facto paling lambat tanggal 1 Januari 1949.
2. Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama dalam membentuk
Negara Indonesia Serikat yang salah satu negara bagiannya adalah
Republik Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
3. Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni
Indonesia-Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya. Dengan
adanya perjanjian Linggajati ini, secara politis Republik Indonesia
diuntungkan karena ada pengakuan secara de facto
2. Agresi militer Belanda I diawali oleh perselisihan Indonesia dan Belanda akibat
perbedaan penafsiran terhadap ketentuan hasil Perundingan Linggarjati. Pihak
Belanda cenderung menempatkan Indonesia sebagai negara persekmakmuran
dengan Belanda sebagai negara induk. Dampak Agresi Dampak yang diperoleh
bangsa Indonesia akibat adanya agresi militer I oleh pihak Belanda yaitu sempat
dikuasainya beberapa daerah-daerah perkebunan yang cukup luas, di Sumatera
Timur, Palembang, Jawa Barat dan Jawa Timur.
3. KTN merupakan utusan PBB yang menyelesaikan konflik BelandaTerdiri tiga
negara Amerika, belgia dan Australi, Peran mereka sebagai Mediator dan
berperan aktif sebagai penyelenggara perjanjian Renville.
Isi dari Perjanjian Renville:
• Persetujuan tentang gencatan senjata yang antara lain di terimanya garis
Demokrasi van mook
• Dasar- dasar politik renville ysng berisikan kesediaan kedua belah pihak
untuk menyelesaikan pertikaiannya dengan cara damai.
• Enam pasal tambahan yang dari KTN yang berisi antara lain tentang
kedaulatan Indonesia yang berada di tangan Belanda selama peralihan
sampai peralihan kekuasaan.
4. Latar belakang agresi Militer 11 Belanda masih ingin menguasai Indonesia dan
berusaha untuk mengingkari perjanjian Renville18 Desember 1948 Belanda
mengeluarkan surat pernyataan bahwa Belanda tidak terikat lagi dengan
persetujuan gencatan perang Renville.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
KISI-KISI SOAL ULANGAN HARIAN KELAS XI TEKNIK OTOMASI
INDUSTRI
KOMPETENSI DASAR 3.11.MENGANALISIS PERJUANGAN BANGSA
INDONESIA DALAM UPAYA MEMPETAHANKAN KEMERDEKAAN.
No Indikator Jumlah
Soal
No Soal
1 Menjelaskan Strategi Diplomasi 1
1
2 Menjelaskan Latar Belakang
Perjanjian Linggar Jati
2
2
1
3
2
3,4
5
6,7,8
3 Mengidentifikasi Agresi Militer 1 3
1
1
1
9,11,12
10
13,14
15
4. Menganalisis Peristiwa Agresi
Militer Ii
2
1
1
23,24
25,27
26
5 Menjelaskan Tujuan Serangan
Umum 1 Maret
1 28
6 Menjelaskan Peranan Pdri 1 29
7 Menyebutkan Tanggal
Disepakatinya Perjanjian Royem-
Royem
1 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
SOAL ULANGAN MATA PELAJARAN SEJARAH
KELAS XI OTOMASI INDUSTRI SEMESTER II
SMK NEGERI 2 DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA
ALOKASI WAKTU : 1 X 80 MENIT
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda tanda
silang (X) pada salah satu huruf yang benar a,b,c,d.dan e.
1. Dalam rangka mengatasi konflik, pemerintah Indonesia dan sekutu
sepakat untuk melakukan perundingan.perudingan sebagai cara untuk
menyelesaikan konflik antar Negara disebut juga sebagai strategi
…………………
a. Diplomasi
b. Aliansi
c. Mediasi
d. Arbitrasi
e. kompromi
2. perhatikan nama-nama di bawah ini.
1. Sultan Sharir
2. Moh Roem
3. Susanto Tirtoproja
4. Dr. A.K. Ghani
5. Agus Salim
Yang bukan wakil Indonesia dalam perundingan Linggarjati
ditunjukan pada no…………..
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
3. Perundingan linggarjati di shahkan oleh KNIP pada tanggal
a. 22 maret 1947
b. 23 maret 1947
c. 25 maret 1947
d. 26 maret 1948
e. 17 agustus 1945
4. Berikut ini merupakan isi Pokok perundingan Linggarjati, kecuali ……
a. Indonesia akan dimasukkan sebagai Anggota PBB
b. Pemerintah Belanda mengakui kekuasaan secara de facto
Pemerintahan RI atas wilayah Jawa, Madura, Sumatera.
c. Pembentukan NIS dan Uni Indonesia- Belanda di usahakan selesai
sebelum tanggal 1 Januari 1949
d. Dibentuk negara Indonesia Serikat (NIS) yang meliputi seluruh
Wilayah Hindia Belanda (Indonesia) sebagai negara berdaulat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
e. Pemerintahan RI dan Belanda sepakat untuk mengadakan
pengurangan Jumlah tentara.
5. Gambar dibawah ini merupakan salah satu tokoh yang mengambil bagian
dalam perjanjian linggarjati adalah….
a. A.K. Gnani
b. Sutan Syarir
c. F. de Boor
d. Moh. Hatta
e. DR. Sudarsono
6. Negara- negara yang memberikan pengakuan RI setelah persetujuan
Linggarjati yaitu negara….
a. Unisoviet, Jerman, Jepang
b. Australia, Denmark, Filipina
c. Italia, Afrika Selatan, Israel
d. Belanda, Spanyol, Portugis
e. Amerika Serikat, Afganistan, Saudi Arabia
7. Konferensi Malino yang dilaksanakan pada tanggal 15-26 juli 1946
merupakan tekanan yang dilakukan Belanda dalam bidang….
a. Politik
b. Budaya
c. Ekonomi
d. Politik dan Militer
e. Ekonomi dan politik
8. Dibawah Ini yang merupan wakil dari pihak Belanda dalam perundingan
linggarjati adalah….
a. H.J. van mook, Max van Pool, F.de boor
b. Dr. Sudarsono, Moh.Hatta, dr.Leimena
c. Ir.Soekarno,Sutan syarir, Max van pool
d. H.J. van Mook, F.de boor, dr. Leimena
e. Max van pool, dr, Leimena, Cristison
9. Agresi militer Belanda I diawali oleh perselisian Indonesia dan Belanda
akibat perbedaan penafsiran terhadap ketentuan perundingan….
a. Malino
b. Renville
c. Linggarjati
d. Hooge valuwe
e. Perundingan Jakarta
10. Wilayah Indonesia setelah perundingan linggarjati meliputi….
a. Bali, Kalimantan, Papua
b. Jawa, Madura, Sumatera
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
c. Jawa, Papua, Bali,
d. Nusa tenggara, Ambon, Papua
e. Kalimantan, Nusa tenggara, Sumatera
11. Salah satu dampak positif dari perjanjian linggarjati bagi Indonesia
adalah….
a. Terjadinya Agresi Militer Belanda I
b. Indonesia Lemah mempertahankan kedaulatannya
c. Banyak Partai yang menentang isi Perjanjian Linggarjati
d. Indonesia Mendapat pengakuan dari negara lain seperti Amerika
e. Belanda Dapat membangun kembali kekuasaannya di Indonesia
12. Agresi militer Belanda I terjadi pada tanggal….
a. 17 juli 1947
b. 20 juli 1947
c. 21 juli 1947
d. 22 juli 1947
e. 25 maret 1947
13. Agresi militer Belanda I di anggap Belanda Sebagai aksi….
a. Polisional
b. De facto
c. BFO
d. Unci
e. KTN
14. Dibawah ini Ultimatum yang dikirim Belanda Pada tanggal 27 Mei 1947
kecuali….
a. Pembentukan pemerintahan Federasi sementara secara bersama
b. Pembentukkan Dewan urusan Luar Negeri
c. Ewan usaha luar negeri, bertanggung jawab atas ekspor, import, dan
devisa
d. Pembentukan pasukan keamaan dan ketertiban bersama.
e. Persetujuan tentang gencatan senjata yang antara lain diterimanya
garis Demokrasi van mook
15. Tujuan Politik Belanda Mengadakan Agresi Militer Belanda I adalah…
a. Menghancurkan TNI
b. Menguasai daerah Sumatera
c. Merebut daerah pusat penghasil makanan
d. Merebut daerah strategis di wilayah Indonesia
e. Mengepung ibukota RI dan menghapus kedaulatan Indonesia.
16. Reaksi yang muncul dari dunia Internasional setelah Belanda melancarkan
Agresi militer Belanda 1 adalah….
a. Dibentuknya KTN
b. Desakan Unisoviet agar Belanda menghentikan operasi Militer
c. Amerika serikat menyeruhkan pasukan belanda agar keluar dari
Indonesia
d. India dan Australia mengajukan masalah Indonesia kepada dewan
keamanan PBB
e. PBB mendesak Belanda untuk mengakiri pendudukan di Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
17. Untuk menyelesaikan konflik pada agresi militer Belanda I, maka DK
PBB membentuk Komisi Tiga Negara (KTN), yaitu…
a. Perancis, Inggris, Australia
b. India, Perancis, Amerika Serikat
c. Australia, Belgia, dan Amerika Serikat
d. Amerika Serikat, Cina, dan Inggris.
e. Belgia, Amerika Serikat, dan India
17. Dalam KTN, perwakilan Amerika adalah….
a. Frank Graham
b. Paul Van Zealand
c. Merle Cochran
d. Richard Kirby
e. Herremans.
18. perjanjian yang di prakarsai oleh KTN adalah….
a. KMB
b. roem –royem
c. perjanjian Renville
d. Perjanjian Jakarta
e.konfrensi malino
19. tugas utama KTN adalah….
a. memprakarsai perjanjian Roem-Royem
b. Membantu merebut wilayah Indonesia dari tangan Belanda
c. menyelesaikan sengketa antara Indonesia dan belanda secara damai
d. memprakarsai perjanjian Linggarjati
e. membantu pasukan Belanda untuk menguasai Indonesia
20. Perjanjian Renville di mulai pada tanggal….
a. 8 desember 1947
b. 10 desember 1947
c. 12 desember 1947
d. 15 desember 1947
e. 20 desember 1947
21. Perhatikan keterangan dibawah ini!
1. persetujuan gencatatan senjata dengan di terimanya garis demokrasi van
mook
2. dasar-dasar politik renville yang berisikan kesediaan kedua belah pihak
untuk menyelesaikan pertikaian dengan cara damai
3. kedaulatan Indonesia yang berada di tanggan Belanda selama masa
peralihan sampai penyerahan kekuasaan.
Pernyataan diatas merupakan isi perjanjian dari……
a. Malino
b. KMB
c. Linggarjati
d. Perjanjian Renville
e. Perjanjian Roem-Royem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
22. Dari beberapa perundingan yang telah dilaksanakan antara Belanda dan
Indonesia, pada umumnya hal mendasar yang ditolak Belanda dan
Indonesia, pada umumnya hal mendasar yang sangat ditolak oleh pihak
Indonesia adalah……….
a. Kerja sama antara Indonesia dan Belanda dalam bidang perdagangan
b. Pembentukan parlemen Indonesia dibawah pengawasan belanda
c. Keinginan Belanda berkuasa di Indonesia dengan berbagai dalih
d. Bantuan Pinjaman modal berjangka dari pemerintah Belanda
e. pembentukan pemerintahan koalisi dalam jangka waktu tertentu
23. Pemimpin Delegasi Indonesia dalam Perjanjian Renvile adalah….
a. Von mook
b. Amir Syahfirudin
c. Paul Van Zeeland
d. Dr. van Graham
e. R. Abubakar Wijoyoatmoko
24. Agresi Militer belanda II terjadi pada tanggal…….
a. 19 desember 1948
b. 25 Agustus 1948
c. 14 Agustus 1948
d. 18 september 1948
e. 29 agustus 1948
25. Agresi Militer Belanda II merupakan pelanggaran dari …..
a. Perundingan Jakarta
b. Perundingan Linggarjati
c. Perundingan Renville
d. Konfrensi Malino
e. Perundingan Hooge Valuwe
26. dibawah ini merupakan gambar dari…..
a. Agresi Militer Belanda I
b. Agresi Militer Belanda II
c. Perang Ambarawa
d. Pertempuran Surabaya
e. Pertempuran bandung lautan api
27. berikut ini adalah salah satu tokoh pemimpin perang gerilya….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
a. Laksaman Maeda
b. A.H. Nasution
c. Van langen
d. Hidayat
e. Panglima besar Sudirman
28. berikut ini adalah tujuan dari Serangan umum 1 Maret adalah………
a. untuk membuktikan eksistensi RI dan TNI dimata Dunia
b. mempermalukan Belanda
c. menghentiakan perang geriliya
e. membantu bekerja sama dalam menjalankan ketertiban.
29. Perhatikan data di bawah ini
1. Pihak Indonesia Menyetujui dibentuknya Negara serikat dengan nama
Republik
2. Sebagai mandataris kekuasaan pemerintah Republik Indonesia dan
berperan sebagai pemerintah pusat
3. Membentuk kaoalisi dengan pemerintahan Belanda
4. Menjaga keamanan dan ketrtiban dunia
5. Membentuki Negara Indonesia
Dari butir diatas yang termasuk Peran PDRI adalah……….
a. 1.
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
30 Perjanjian Roem- Roeyem disepakati pada tanggal………
a. 1 Juli 1949
b. 2 Agustus 1949
c. 7 Mei 1949
d. 19 Desember 1949
e. 24 Januari 1949
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
KUNCI JAWABAN SOAL ULANGAN HARIAN KELAS XI TEKNIK
OTOMASI INDUSTRI
KOMPETENSI DASAR 3.11.MENGANALISIS PERJUANGAN BANGSA
INDONESIA DALAM UPAYA MEMPETAHANKAN KEMERDEKAAN.
1. D
2. C
3. A
4. B
5. E
6. D
7. A
8. C
9. B
10. D
11. C
12. A
13. A
14. E
15. D
16. C
17. A
18. C
19. C
20. C
21. D
22. A
23. C
24. A
25. C
26. B
27. E
28. E
29. C
30. B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
NAMA :
NOMOR PRESENSI :
Berilah Tanda Silang pada Salah Satu Jawaban Yang Dianggap Benar
1. A B C D E
2. A B C D E
3. A B C D E
4. A B C D E
5. A B C D E
6. A B C D E
7. A B C D E
8. A B C D E
9. A B C D E
10. A B C D E
11. A B C D E
12. A B C D E
13. A B C D E
14. A B C D E
15. A B C D E
16. A B C D E
17. A B C D E
18. A B C D E
19. A B C D E
20. A B C D E
21. A B C D E
22. A B C D E
23. A B C D E
24. A B C D E
25. A B C D E
26. A B C D E
27. A B C D E
28. A B C D E
29. A B C D E
30. A B C D E
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
VALIDITAS PILIHAN GANDA
KELAS XI TOI (TEKNIK OTOMASI INDUSTRI)
Validitas Item 1
Nama Siswa X Y x2 y2 Xy
APW 1 28 1 784 28
AEH 1 17 1 289 17
AD 1 25 1 625 25
APNA 1 23 1 529 23
BM 1 26 1 676 26
DU 1 25 1 625 25
DRU 0 21 0 441 0
DR 0 20 0 400 0
DHLD 1 27 1 729 27
DRA 0 25 0 625 0
DS 1 27 1 729 27
DNA 0 21 0 441 0
FUD 0 22 0 484 0
HSE 1 27 1 729 27
HR 1 25 1 625 25
IRK 1 27 1 729 27
ITA 1 20 1 400 20
KCK 0 21 0 441 0
LAK 0 18 0 324 0
MLA 0 24 0 576 0
MA 1 23 1 529 23
MMC 0 19 0 361 0
NABA 1 20 1 400 20
OSF 0 16 0 256 0
RDIN 1 25 1 625 25
RNC 0 25 0 625 0
SAN 0 20 0 400 0
SWM 1 21 1 441 21
TFR 0 15 0 225 0
VD.R.P 1 17 1 289 17
YNA 0 19 0 361 0
YFT 1 24 1 576 24
jumlah 18 713 18 16289 427
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Diketahui:
∑ ∑ ∑
∑ ∑ 16289
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ } { ∑ – ∑ }
=
√
=
√
=
√
=
√
=
= 0,224 (rendah)
t = √
√
= √
√ –
= √
√ –
=
√
=
=0,374 berada di t 50.
Korelasi antara belahan tes = 0,448 di hitung menggunakan rumus Exxel.
Rumus :
Maka rehabilitas tes=
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
INSTRUMEN PENILAIAN KINERJAR GURU
(Kemampuan merencanakan Pembelajaran)
IPKG 1 Siklus 1
1. Nama Guru : Maria Sediari Pitfina Yos Morok
2. Nim :101314004
3. Sekolah Tempat ujian :Smk Negeri 2 Depok, Sleman.
4. kelas : XI Teknik Otomasi Industri
5. Mata pelajaran : Sejarah
6. Waktu :2x45 Menit
7. Tanggal :19 April 2016
No KOMPONEN RENCANA PEMBELAJARAN SKOR
I Perumusan tujuan pembelajaran
1. Kejelasan Rumusan 1 2 3 4
2. Kelengkapan cakupan Sumber 1 2 3 4
3. Kesesuaian dengan kompetensi dasar
1 2 3 4
Nilai rata-rata I 3,66
II Pemilihan dan pengorganisasian materi ajar
1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
1 2 3 4
2. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
1 2 3 4
3. Keruntutan dan sistematika materi 1 2 3 4
4. Kesesuaian materi dengan alokasi waktu
1 2 3 4
Nilai rata-rata II 3,75
111 Pemilihan sumber belajar/media pembelajaran
1. Kesesuain Sumber belajar/ media pembelajaran dengan
tujuan pembelajaran
1 2 3 4
2. Kesesuain Sumber belajar/ media pembelajaran dengan
materi pembelajaran.
1 2 3 4
3 Kesesuain Sumber belajar/ media pembelajaran dengan
karakteristik peserta didik
1 2 3 4
Nilai rata-rata III 3,66
IV
Skenario/ Kegiatan pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
1. Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan tujuan
pembelajaran
1 2 3 4
2. Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan materi
pembelajaran
1 2 3 4
3. Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan
karasteriktik peserta didik.
1 2 3 4
4. Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap tahapan
pembelajaran dan kesesuaian dengan alokasi waktu
1 2 3 4
Nilai rata-rata IV 3,25
V Penilaian hasil belajar
1. Kesesuaian teknik penilaian belajar dengan tujuan
pembelajaran
1 2 3 4
2. Kejelasan prosedur penelitian 1 2 3 4
3. Kelengkapan Instrumen
1 2 3 4
Nilai rata-rata V 3,66
SKOR TOTAL IPG1 17,98
Nilai = rata-rata I + II +III+IV+V
Jumlah Sub.Komponen
Nilai =
Komentar pengamat : teknik mengajar harus lebih diperhatikan,interaksi dengan
siswa ditingkatkan.
Pengamat
Nama : Natalia Desi
Jabatan : Mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
INSTRUMEN PENILAIAN KINERJAR GURU
(Kemampuan merencanakan Pembelajaran)
IPKG 1 Siklus 1I
1. Nama Guru :Maria Sediari Pitfina Yos Morok
2. Nim :101314004
3. Sekolah Tempat ujian :Smk Negeri 2 Depok Sleman
4. kelas : XI Teknik Otomasi Industri
5. Mata pelajaran :Sejarah
6. Waktu :2x45 Menit
7. Tanggal :10 Mei 2016
No KOMPONEN RENCANA PEMBELAJARAN SKOR
I Perumusan tujuan pembelajaran
1. Kejelasan Rumusan 1 2 3 4
2. Kelengkapan cakupan Sumber 1 2 3 4
3. Kesesuaian dengan kompetensi dasar
1 2 3 4
Nilai rata-rata I 4
II Pemilihan dan pengorganisasian materi ajar
1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
1 2 3 4
2. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
1 2 3 4
3. Keruntutan dan sistematika materi 1 2 3 4
4. Kesesuaian materi dengan alokasi waktu
1 2 3 4
Nilai rata-rata II 3,75
111 Pemilihan sumber belajar/media pembelajaran
1. Kesesuain Sumber belajar/ media pembelajaran dengan
tujuan pembelajaran
1 2 3 4
2. Kesesuain Sumber belajar/ media pembelajaran dengan
materi pembelajaran.
1 2 3 4
3 Kesesuain Sumber belajar/ media pembelajaran dengan
karakteristik peserta didik
1 2 3 4
Nilai rata-rata III 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
IV
Skenario/ Kegiatan pembelajaran
1. Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan
tujuan pembelajaran
1 2 3 4
2. Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan
materi pembelajaran
1 2 3 4
3. Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan
karasteriktik peserta didik.
1 2 3 4
4. Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap tahapan
pembelajaran dan kesesuaian dengan alokasi waktu
1 2 3 4
Nilai rata-rata IV 3,75
V Penilaian hasil belajar
1. Kesesuaian teknik penilaian belajar dengan tujuan
pembelajaran
1 2 3 4
2. Kejelasan prosedur penelitian 1 2 3 4
3. Kelengkapan Instrumen
1 2 3 4
Nilai rata-rata V 3,66
SKOR TOTAL IPG1 18,75
Nilai = rata-rata I + II +III+IV+V
Jumlah Sub.Komponen
Nilai =
Komentar pengamat : Teknik mengajar sudah lebih baik, kurang mengolah waktu
dengan baik.
Pengamat
Nama : Natalia Desi
Jabatan : Mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
INSTRUMEN PENILAIAN KINERJAR GURU IPS
(Kemampuan Melaksanakan pembelajaran)
IPKG2 siklus 1
1. Nama guru :Maria Sediari Pitfina Yos Morok
2. NIM :101314004
3. Sekolah Tempat ujian : Smk Negeri 2 Depok Sleman
4. Kelas :XI Teknik Otomasi Industri
5. Mata pelajaran : SEJARAH
6. Waktu :2x45 Menit
7. Tanggal :19 April 2016
No INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI
SKOR
I PRAPEMBELAJARAN
1. Kesiapan ruang, alat, dan pembelajaran 1 2 3 4
2. Memeriksa kesiapan pembelajaran
1 2 3 4
Nilai rata-rata I 4
II Membuka pembelajaran
1. Melakukan kegiatan Apersepsi
1 2 3 4
2. Menyampaikan kompetensi(tujuan) yang akan dicapai
dan rencana kegiatan
1 2 3 4
Nilai rata-rata II 4
111 Kegiatan pembelajaran
A. Penguasaan Materi Pembelajaran
1. Menunjukan penguasaan materi pembelajaran 1 2 3 4
2 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang
relevan
1 2 3 4
Nilai rata-rata III A 1,75
B. Pendekatan / strategi pembelajaran
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi
(tujuan) yang akan dicapai
1 2 3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
2. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 1 2 3 4
3. Menguasai kelas 1 2 3 4
4. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat konstektual
1 2 3 4
5. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
tumbuhnya kebiasan positif (Nurturant effect)
1 2 3 4
6. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi
waktu
1 2 3 4
Nilai rata-rata III B 3
C Pemanfaatan Sumber belajar/ media pembelajaran
1. Menunjukkan ketrampilan dalam penggunaan sumber
belajar/media pembelajaran
1 2 3 4
2. Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 3 4
3. Melibatkan siswa dalam pembuatan dan/ pemanfaatan
sumber belajar/media pembelajaran.
1 2 3 4
Nilai rata-rata III C 4
D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara
keterlibatan siswa
1. Menumbuhkan parsitipasi aktif siswa melalui interaksi
guru, siswa, sumber belajar
1 2 3 4
2. Merespon positif partisipasi siswa 1 2 3 4
3. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 1 2 3 4
4. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif 1 2 3 4
5. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam
belajar
1 2 3 4
Nilai rata-rata III D 3,4
E. Penilaian proses dan hasil belajar
1. Memantau kemajuan belajar 1 2 3 4
2. Melakukan penilaian akhir sesuai kompetensi
1 2 3 4
Nilai rata-rata III E 4
F. Penggunaan bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancer 1 2 3 4
2. Menggunakan bahasa tulisan yang baik dan benar 1 2 3 4
3. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
1 2 3 4
Nilai rata-rata III F 3
IV. PENUTUP
1. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan
melibatkan siswa
1 2 3 4
2. Melakukan tindak lanjut dengan memberikan arahan,
atau kegiatan, atau tugas, sebagai bagian remidi/
pengayaaan
1 2 3 4
Nilai rata-rata 1V 3,5
SKOR TOTAL IPG 2 26,96
Nilai = rata-rata I + II +IIIA+ IIIB +IIIC + IIID+ IIIE+IIIF+IV
Jumlah Sub.Komponen
Nilai =
Komentar pengamat : Lebih focus dengan materi,kebingungan dalam
menyampaikan materi.
Pengamat
Nama : Natalia Desi
Jabatan : Mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
INSTRUMEN PENILAIAN KINERJAR GURU IPS
(Kemampuan Melaksanakan pembelajaran)
IPKG2 siklus 1I
1. Nama guru :Maria sediari Pitfina Yos Morok
2. NIM :101314004
3. Sekolah Tempat ujian :Smk Negeri 2 Depok Sleman
4. Kelas :XI Teknik Otomasi Industri
5. Mata pelajaran : SEJARAH
6. Waktu :2x45 Menit
7. Tanggal :10 Mei 2016
No INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI
SKOR
I PRAPEMBELAJARAN
1. Kesiapan ruang, alat, dan pembelajaran 1 2 3 4
2. Memeriksa kesiapan pembelajaran
1 2 3 4
Nilai rata-rata I 4
II Membuka pembelajaran
1. Melakukan kegiatan Apersepsi
1 2 3 4
2. Menyampaikan kompetensi(tujuan) yang akan dicapai
dan rencana kegiatan
1 2 3 4
Nilai rata-rata II 4
111 Kegiatan pembelajaran
A. Penguasaan Materi Pembelajaran
1. Menunjukan penguasaan materi pembelajaran 1 2 3 4
2 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang
relevan
1 2 3 4
Nilai rata-rata III A 4
B. Pendekatan / strategi pembelajaran
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi
(tujuan) yang akan dicapai
1 2 3 4
2. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 1 2 3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
3. Menguasai kelas 1 2 3 4
4. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat konstektual
1 2 3 4
5. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
tumbuhnya kebiasan positif (Nurturant effect)
1 2 3 4
6. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi
waktu
1 2 3 4
Nilai rata-rata III B 4
c Pemanfaatan Sumber belajar/ media pembelajaran
1. Menunjukkan ketrampilan dalam penggunaan sumber
belajar/media pembelajaran
1 2 3 4
2. Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 3 4
3. Melibatkan siswa dalam pembuatan dan/ pemanfaatan
sumber belajar/media pembelajaran.
1 2 3 4
Nilai rata-rata III C 3,66
D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara
keterlibatan siswa
1. Menumbuhkan parsitipasi aktif siswa melalui interaksi
guru, siswa, sumber belajar
1 2 3 4
2. Merespon positif partisipasi siswa 1 2 3 4
3. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 1 2 3 4
4. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif 1 2 3 4
5. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam
belajar
1 2 3 4
Nilai rata-rata III D 3,8
E. Penilaian proses dan hasil belajar
1. Memantau kemajuan belajar 1 2 3 4
2. Melakukan penilaian akhir sesuai kompetensi
1 2 3 4
Nilai rata-rata III E 4
F. Penggunaan bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancer 1 2 3 4
2. Menggunakan bahasa tulisan yang baik dan benar 1 2 3 4
3. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
1 2 3 4
Nilai rata-rata III F 3,66
IV. PENUTUP
1. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan
melibatkan siswa
1 2 3 4
2. Melakukan tindak lanjut dengan memberikan arahan,
atau kegiatan, atau tugas, sebagai bagian remidi/
pengayaaan
1 2 3 4
Nilai rata-rata 1V 3,5
SKOR TOTAL IPG 2 34,67
Nilai = rata-rata I + II +IIIA+ IIIB +IIIC + IIID+ IIIE+IIIF+IV
Jumlah Sub.Komponen
Nilai =
Komentar pengamat : teknik dan media yang digunakan sudah lebih baik,interaksi
siswa sudah lebih meningkat
Pengamat
Nama : Natalia Desi
Jabatan : Mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Foto kegiatan
Saat Berdiskusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Validitas Butir Soal
No. Nama Skor Pilihan Ganda
Y 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 APW 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
2 AE 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 17
3 AD 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 25
4 APN 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 23
5 BM 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 26
6 DU 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 25
7 DRU 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 21
8 DR 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 20
9 DH 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
10 DRA 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25
11 DS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 27
12 DNA 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 21
13 FTU 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 22
14 HSF 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
15 HR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25
16 IRK 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
17 ITA 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 20
18 KCK 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 21
19 LAK 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 18
20 MLA 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 24
21 MA 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 23
22 MM 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 19
23 NAB 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 20
24 OSF 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 16
25 RDI 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 25
26 RNC 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 25
27 SAN 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
28 SWM 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 21
29 TFR 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 15
30 VDR 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 17
31 YNA 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 19
32 YFT 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 24
Jumlah 10 27 27 25 30 26 23 27 25 20 25 23 25 23 15 15 22 24 25 26 22 26 25 21 26 21 22 23 23 25
Rxy 0.46 0.16 0.31 0.38 0.09 0.06 0.28 0.30 0.17 0.21 0.19 0.27 0.36 0.03 0.51 0.33 0.41 0.33 0.40 0.38 0.43 0.29 0.17 0.34 0.08 0.41 0.34 0.52 0.52 0.13
Nilai t 2,84 0,86 0,30 2,21 0,48 0,58 1,62 1,73 0,94 1,16 1,06 1,50 2,12 0,15 3,23 1,96 2,49 1,92 2,43 2,99 2,63 1,63 0,94 1,95 0,45 2,46 1,97 3,33 3,36 0,76
S 0,975 0,80 0,70 0,99 0,50 0,50 0,95 0,85 0,80 0,90 0,85 0.99 0,995 0,50 0,995 0,95 0,95 0,99 0,99 0,995 0,99 80,85 0,80 0,80 0,50 0,99 0,95 0,995 0,995 0,75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Top Related