PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN STRATEGI
PEMBELAJARAN IMPROVE SISWA KELAS V DI SDN 3 GUNUNGSARI
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
JURNAL SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program
Sarjana (SI) Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
NIA SARI
NIM. E1E 213 139
PROGRAM STUDI SI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2017
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN JURNAL SKRIPSI..................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
ABSTRAK ................................................................................................................... iv
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Hasil Belajar ..................................................................................................... 2
B. Ilmu Pengetahuan Alam SD ............................................................................. 2
C. Strategi Pembelajaran Improve ........................................................................ 3
D. Kerangka Berfikir ............................................................................................. 3
E. Hipotesis Tindakan ........................................................................................... 3
III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Setting dan Waktu Penelitian ........................................................................... 3
B. Subjek dan Observer Penelitian ....................................................................... 4
C. Faktor yang Diteliti .......................................................................................... 4
D. Rancangan dan Langkah-Langkah Penelitian .................................................. 4
E. Metode Pengumpulan Data .............................................................................. 5
F. Instrumen Penelitian ......................................................................................... 5
G. Metode Analisis Data ....................................................................................... 6
H. Indikator Kinerja .............................................................................................. 6
IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................................... 7
V PENUTUP
A. Simpulan ........................................................................................................... 9
B. Saran ................................................................................................................. 9
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN STRATEGI
PEMBELAJARAN IMPROVE SISWA KELAS V SDN 3 GUNUNGSARI
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Oleh:
NIA SARI
NIM. E1E 213 139
ABSTRAK
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilatarbelakangi oleh rendahnya minat belajar
IPA siswa kelas V SDN 3 Gunungsari dan pemilihan strategi pembelajaran yang
kurang tepat yang mengakibatkan rendahnya nilai hasil belajar siswa pada pelajaran
IPA. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa melalui
penerapan strategi pembelajaran improve pada proses pembelajaran IPA siswa kelas
V SDN 3 Gunungsari Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian ini dilaksanakan dalam
2 siklus, setiap siklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Setiap siklus
dilaksanakan melalui 4 tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi dan evaluasi, serta refleksi. Penelitian menggunakan strategi pembelajaran
improve ini dikatakan berhasil apabila hasil belajar siswa mencapai ketuntasan
klasikal sebesar 85% ≥ 75 (berdasarkan KKM). Hasil belajar siswa menunjukkan
persentase ketuntasan belajar klasikal siswa pada siklus I 63,15% pada materi
Cahaya dan Alat Optik dan 89,5% pada siklus II pada materi Tanah yang dalam hal
ini siswa telah belajar dengan tuntas dengan KKM ≥ 75. Berdasarkan hasil tersebut,
diketahui telah terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II dan sudah mencapai
indikator keberhasilan yang sudah ditetapkan. Maka dapat disimpulkan bahwa
penerapan strategi pembelajaran improve dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas V SDN 3 Gunungsari Tahun Pelajaran 2016/2017.
Kata-kata Kunci : Strategi Pembelajaran Improve, Hasil Belajar IPA
IMPROVING STUDENTS’ SCIENCE ACHIEVEMENT BY USING TEACHING
STRATEGY IMPROVE FIFTH GRADE SDN 3 GUNUNGSARI ACADEMIC
YEAR 2016/2017
BY
NIA SARI
NIM. E1E 213 139
ABSRACT
This class action research is conducted by the researcher because of the low interest
of fift grade students of SDN 3 Gunungsari in learning science. Also caused by the
election of less appropriate teaching strategy by the teacher which brings the low of
students' achievement score in learning science. This research is aimed to improve
students' achievement score in learning science by implementing improve teaching
strategy in the process of teaching and learning science to fift grade students of SDN
3 Gunungsari academic year 2016/2017. This research is conducted in 2 cycles,
each cycle is conducted in 2 meetings and each cycle of this class action research is
conducted by passing 4 stages; planning, action, observing and evaluation, and
reflection. This class action research is succeful if the students' achievement score
achieves the complateness classical, in which the complateness classical is 85% >75.
Students’ achievement scor show that the students complateness classical in cycle I
is 63,15% and 89,5% in cycle II in which every student has completed the learning
by KKM (Minimal Completeness Criteria) ≥75. Based on that result, it is shown that
there was an improvment from cycle 1 to cycle 2. It means that it has achieved the
succes indicator. Finally, we may conclude that teaching strategy improve is able to
improve fift grade students of SDN 3 Gunungsari achievement score.
Key Terms: Teaching Strategy Improve, Students’ Achievement Science
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi suatu negara untuk
mengembangkan sumber daya manusianya, sehingga menjadi negara
yang mampu bersaing di zaman globalisasi ini. Pendidikan di Indonesia
telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS). Dalam penjelasan atas
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dikemukakan bahwa pendidikan nasional
mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial
yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara
Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga
mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah
(Arifin, 2011).
Ilmu Pengetahan Alam (IPA) adalah suatu kumpulan teori yang
sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam,
lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan
eksperimen serta menuntun sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka,
jujur, dan sebagainya (Triatno, 2010:), sehingga dalam pembelajarannya
membutuhkan strategi dan media yang tepat. Selain itu, juga diperlukan
penanaman konsep yang lebih mendalam pada diri siswa.
Sering terjadi, guru mengalami kesulitan untuk menanamkan
konsep pelajaran IPA kepada siswa. Hal ini dapat menyebabkan hasil
belajar siswa menjadi rendah. Demikian halnya yang dialami oleh siswa
kelas V di SD Negeri 3 Gunungsari. Berdasarkan hasil ulangan tengah
semester siswa kelas V menunjukkan tidak ada siswa yang tuntas belajar
(sesuai KKM yaitu ≥75). Persentase ketuntasan hasil belajar siswa di
kelas V mata pelajaran IPA sebesar 0%. Data tersebut menunjukkan
rendahnya hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA.
Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilakukan
dengan guru kelas V SDN 3 Gunungsari, rendahnya hasil belajar siswa
tersebut disebabkan oleh beberapa kesulitan yang dialami guru dan siswa
selama proses belajar-mengajar. Kesulitan-kesulitan tersebut, yaitu: (1)
Siswa kurang terlibat penuh dalam proses pembelajaran, (2) Kurangnya
minat siswa terhadap proses belajar mengajar yang dilakukan, (3) metode
atau pendekatan yang digunakan guru belum mampu merangsang siswa
untuk berperan aktif dan berpartisipasi dalam kegiatan belajar.
Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa maka peneliti
ingin mengkaji penerapan strategi pembelajar Improve. Dimana
pembelajaran menggunakan Improve, mengajak siswa terlibat secara
aktif dalam mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilannya
dalam proses belajar. Dalam strategi ini, siswa dikenalkan pada suatu
konsep baru, memberikan pertanyaan-pertanyaan metakognitif dan
kemudian berlatih memecahkan masalah terkait materi. Dalam
menyelesaikan permasalahan siswa harus mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang berarti dan berhubungan serta mereka harus melaporkan
hasil-hasil temuannya baik secara lisan maupun tertulis. Kemudian
mereka membandingkan hasil temuan itu dengan yang ditemukan oleh
siswa lain dan mengambil keputusan dari temuan-temuan tersebut.
Dari urain di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul: “Peningkatan Hasil Belajar IPA Dengan
Strategi Pembelajaran Improve Pada Siswa Kelas V SDN 3 Gunungsari
Tahun Pelajaran 2016/2017”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam
penelitian ini adalah: Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar IPA
siswa kelas V dengan strategi belajar Improve di SDN 3 Gunungsari
Tahun Pelajaran 2016/2017?
II. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Hasil Belajar
Menurut Susanto (2013), hasil belajar, adalah kemampuan yang
diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar sendiri
mrupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh
suatu bentuk perubahan prilaku yang relatif menetap.
Jadi hasil belajar adalah, perolehan perubahan perilaku yang yang
dipengaruhi oleh lingkungan. Hasil belajar, adalah perubahan yang
mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.
B. Ilmu Pengetahuan Alam
Pembelajaran sains merupakan pembelajaran berdasarkan pada
prinsip-prinsip, proses yang mana dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa
terhadap konsep-konsep IPA. Oleh karena itu, pembelajaran IPA
disekolah dasar dilakukan dengan penyelidikan sederhana dan bukan
hafalan terhadap kumpulan konsep IPA. Dengan kegiatan-kegiatan
tersebut pembelajaran IPA akan mendapat pengalaman langsung melalui
pengamatan, diskusi, dan penyelidikan sederhana. Pembelajara yang
demikian dapat menumbuhkan sikap sikap ilmiah siswa yang
diindikasikan dengan merumuskan masalah, menarik kesimpulan, sehinga
mampu berfikir melalui pembelajaran IPA.
C. Startegi Pembelajaran Improve
Startegi pembelajaran Improve merupakan sebuah akronim yang
mempresentasikan semua tahap dalam metode ini, yaitu: 1) Introducting
the new concepts; 2) Metacognitive questioning; 3) Practicing; 4)
Reviewing and reducing difficulties; 5) Obtaining mastery; 6)
Verification; dan 7) Enrichment (Kramarsky, dkk., dalam Huda, 2013).
Berdasarkan teori Improve, pengetahuan tidak dapat di
pindahkan begitu saja dari fikiran guru kepikiran siswa. Artinya, bahwa
siswa harus aktif secara mental membangun stuktur pengetahuannya
berdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya. Strategi ini dapat
membuat pembelajaran tidak membosankan. Strategi ini cukup menarik
untuk diterapkan, selain ada unsur kebersamaan dan membangun
keakraban antar siswa.
D. Kerangka Berfikir
Penggunaan strategi yang bervariasi dapat memotivasi siswa untuk
belajar dan siswa akan lebih aktif dalam proses pembelajaran. Oleh
karena itu, untuk dapat membangkitkan minta belajar siswa guru harus
mampu mengajarkan materi dengan strategi yang beragam.
Melalui pembelajaran dengan menggunakan Improve ini, diharapkan
dapat menumbuhkna minat belajar siswa dan mengajak siswa untuk
berperan aktif dan melibatkan segenap kemampuan yang dimiliki siswa
sehingga pemahaman tentang suatu konsep dapat diterima dengan baik.
Dengan konsep ini, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi
siswa.
E. Hipotesis Tindakan
Berdasrkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas maka hipotesis
tindakan penelitian, adalah:
“Jika dalam pembelajaran IPA diterapkan strategi belajar Improve secara
optimal, maka hasil belajar siswa di kelas V SDN 3 Gunungsari Tahun
Pelajaran 2016/2017 akan meningkat”.
III. PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Setting dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 3
Gunungsari, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat. Sekolah
ini terletak di jalur yang cukup ramai dan strategis karena terletak di
pinggir jalan raya dan di depan kantor camat. Lingkungan sosial dan
ekonomi murid beragam mulai dari kalanagn menengah ke atas sampai
kalangan tidak mampu. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada
semester genap Tahun Pelajaran 2016/2017.
B. Subjek dan Observer Penelitian
Subjek penelitian ini, adalah siswa kelas V SDN 3 Gunungsari
dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang yang terdiri dari 10 siswa laki-
laki dan 10 siswa perempuan. Obyek penelitian ini, adalah hasil belajar
IPA siswa. Peneliti sebagai pelaksana skenario, adapun observer dalam
penelitian ini, adalah guru kelas.
C. Faktor yang Diteliti
Dalam penelitian ini ada beberapa faktor yang akan diteliti, yaitu
sebagai berikut, Faktor guru yang diteliti adalah kemampuan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran IPA dengan menggunakan strategi
pembelajaran Improve. Faktor siswa yang diteliti adalah hasil belajar
siswa dalam proses pembelajaran menggunkan strategi pembelajaran
Improve.
D. Rancangan dan Langkah-Langkah Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Menurut Arikunto (2006), bahwa penelitia tindakan
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi di dalam
kelas secara bersamaan. Dalam penelitian ini, dengan menggunakan
strategi Improve yang dilaksanakan juga melalalui beberapa siklus.
Setiap langkah-langkah penelitian tindakan kelas ini berisi
perencanaa, pelaksanaan tindakan evaluasi, observasi, dan refleksi.
Karena PTK ini memerlukan minimal dua siklus dan diakhiri jika
sudah terjadi perbaikan pelajaran atau hasil belajar.
2. Langkah-Langkah Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini direncanakn terbagi
menjadi dua siklus dan dari setiap siklus dilaksanakan sesuai
dengan perubahan yang ingin dicapai. Dimana setiap siklus terdiri
dari empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi, dan refleksi.
E. Metode Pengumpulan Data
Data hasil belajar berupa nilai dikumpulkan dengan
menggunakan tes tertulis bentuk obyektif dan data aktivitas guru dan
siswa dikumpulkan menggunakan lembar observasi. Tes dilakukan oleh
peneliti setelah peneliti melakukan pembelajaran pada masing-masing
siklus untuk mengukur sejauh mana pencapaian hasil belajar siswa
terhadap pembelajaran yang diberikan guru. Lembar observasi
digunakan untuk mengamati dan menilai keaktifan atau proses
pembelajaran yang dilakukan guru.
F. Instrument Penelitian
Adapun instrument yang dilakukan peneliti dalam penelitian
ini adalah:
1. Tes
Sudjana (2013), tes pada umumnya digunakan untuk menilai
dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognititf
berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan
tujuan pendidikan dan pengajaran. Instrument berupa tes digunakan
untuk mengetahui hasil belajar siswa.
2. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas
siswa dan guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.
Sebagai acuan pedoman dalam pengamatan dengan memberikan
beberapa deskriptor pada lembar obseravasi sehingga observer
tinggal memberikan tanda chek pada deskriptor yang muncul pada
saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
G. Metode Analisis Data
Data yang terkumpul untuk dianalisis dalam penelitian ini
meliputi data aktivitas dan hasil belajar siswa. Data tentang hasil belajar
siswa diambil dari hasil tes dan data aktivitas belajar diperoleh dengan
menggukan observasi. Data tersebut dapat dianalisis dengan
menggunkan analisis deskriptif.
1. Data Hasil Belajar
Ketuntasan belajar siswa individu dikatakan tuntas apabila
siswa memperoleh nilai ≥70 sebagai standar ketuntasan belajar
minimal. Nilai akhir individual persiswa ditentukan dengan rumus:
Nilai =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100
(Purwanto, 2011)
Sedangkan ketuntasan klasikal dianalisis dengan rumus (Aqib, dkk.,
2009):
P =𝛴𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟
𝛴𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 x 100 %
Keterangan :
P : Kentuntasan klasikal
2. Data Aktivitas Siswa
Berdasarkan skor standar maka kriteria unuk menentukan
aktivitas siswa dijabarkan pada tabel berikut ini (Nurkencana, dkk.,
1990).
Tabel 3.1
Pedoman Kriteria Aktivitas Belajar Siswa
Interval Interval skor kategori
X ≥ MI + 1,5 SDI X ≥ 45 Sangat aktif
MI + 0,5 SDI ≤ X < MI +1,5 SDI 35 ≤ X < 45 Aktif
MI - 0,5 SDI ≤ X < MI + 0,5 SDI 25 ≤ X < 35 Cukup aktif
MI - 1,5 SDI ≤ X < MI – 0,5 SDI 15 ≤ X < 25 Kurang aktif
X < MI – 1,5 SDI X < 15 Sangat kurang
aktif
Keterangan :
X = jumlah skor aktivitas siswa
3. Data Aktivitas Guru
Berdasarkan skor standar maka kriteria unuk menentukan
aktivitas siswa dijabarkan pada tabel berikut ini (Nurkencana, dkk.,
1990).
Tabel 3.2
Pedoman Kriteria Aktivitas Belajar Siswa
Interval Interval skor kategori
X ≥ MI + 1,5 SDI X ≥ 45 Sangat aktif
MI + 0,5 SDI ≤ X < MI +1,5 SDI 35 ≤ X < 45 Aktif
MI - 0,5 SDI ≤ X < MI + 0,5 SDI 25 ≤ X < 35 Cukup aktif
MI - 1,5 SDI ≤ X < MI – 0,5 SDI 15 ≤ X < 25 Kurang aktif
X < MI – 1,5 SDI X < 15 Sangat kurang
aktif
Keterangan :
X = jumlah skor aktivitas siswa
H. Indikator Kinerja
Indikator kinerja dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Aktivitas belajar siswa dikatakan meningkat apabila kriteria aktivitas
siswa minimal berkategori aktif.
2. Aktivitas mengajar guru dikatakan meningkat apabila kriteria
aktivitas guru minimal berkategori baik.
3. Hasil belajar siswa dikatakan telah meningkat apabila rata-rata nilai
siswa sudah mencapai KKM sekolah untuk mata pelajaran IPA,
yaitu 75 dengan persentase ketuntasan 85%.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan
hasil belajar IPA dengan menerapkan strategi pembelajaran improve.
Penelitian ini dilaksanakan dalam II siklus dengan 4 kali pertemuan
dengan alokasi waktu setiap pertemuan 2 x 35 menit.
Setelah peneliti menerapkan strategi pembelajaran improve pada
mata pelajaran IPA kelas V SDN 3 Gunungsari. Adapun ringkasan dari
hasil penelitian pada siklus I, dan siklus II yang memuat rata-rata skor,
ketuntasan hasil belajar siswa, aktvitas siswa, dan aktivitas guru disajikan
pada tabel berikut.
Table 4.1
Hasil Observasi Aktivitas Siswa, Aktivitas Guru, dan Hasil Belajar
Sisiwa Siklus I dan Siklus II
No Siklus
Rata-rata
nilai
siswa
Jumlah
siswa
yang
tuntas
Ketuntasan
belajar
Skor
aktivitas
siswa
Skor
aktivitas
guru
1 I 76,31 12 63,15% 31 48
2 II 82,10 17 89,5% 50 55
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, pembelajaran pada siklus I dan siklus
II mengalami peningkatan dan terlaksana dengan baik dengan menerapkan
strategi pembelajaran improve. Hal ini terlihat adanya perolehan dan
peningkatan aktivitas dan hasil belajar pada siklus I dan siklus II. Tabel di
atas menunjukkan rata-rata nilai siswa mengalami peningkatan dari 76,31
menjadi 82,10. Ketuntasan klasikal pada siklus I mencapai 63,15% dengan
jumlah siswa yang tuntas sebanyak 12 orang dan siklus II mengalami
peningkatan mencapai 89,5% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 17
orang.
Selain menunjukkan perkembangan hasil belajar, tabel di atas juga
menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa dan guru pada siklus I dan
II, siklus I diperoleh aktivitas siswa sebesar 31 (kategori cukup aktif) dan
aktivitas guru sebesar 48 (kategori sangat baik), sedangkan pada siklus II
mengalami peningkatan pada aktivitas siswa sebesar 50 (kategori sangat
aktif) dan aktivitas guru sebesar 55 (kategori sangat baik). Berarti, indikator
ketercapaian penelitian yang diharapkan peneliti sudah tercapai.
Pada siklus I terdapat kekurangan-kekurangan dalam proses
pembelajaran seperti, siswa kurang memperhatikan penjelasan guru
tentang materi pembelajaran, kurangnya siswa yang mau mengajukan
pertanyaan bila belum jelas/belum mengerti dan menjawab pertanyaan
dari guru jika guru mengajukan pertanyaan. Hal ini terjadi, karena
interaksi yang terjalin antara siswa dengan guru belum terjalin akrab dan
siswa masih merasa malu untuk bertanya karena ada guru baru. Siswa
sangat kurang aktif merespon pertanyaan dan bimbingan guru serta siswa
tidak mau meminta guru untuk menjelaskan kembali materi dengan
penerapan strategi pembelajaran improve, sehingga siswa belum bisa
belajar dengan serius. Banyak siswa yang masih pasif, tidak mau
mendengarkan pendapat temannya dengan seksama, dan sangat sedikit
siswa yang bisa menjawab pertanyaan guru dengan benar. Untuk itu
peneliti sebagai guru mengadakan perbaikan terhadap kekurangan-
kekurangan yang ada pada siklus I tersebut.
Adapun perbaikan-perbaikan yang dilakukan untuk memperbaiki
kekurangan-kekurangan pada siklus I, yaitu, guru lebih mengakrabkan
diri dengan siswa agar siswa mau mengajukan pertanyaan bila belum
jelas/belum mengerti dan menjawab pertanyaan guru jika guru
mengajukan pertanyaan dan merespon bimbingan guru dalam
menjelaskan materi dengan menerapkan strategi pembelajaran improve,
serta guru harus lebih banyak membimbing siswa dalam berdiskusi, guru
juga memberikan evaluasi dengan menggunakan bahasa yang sederhana
dan bentuk soal yang tidak menyulitkan siswa dalam menjawab.
Proses pembelajaran pada siklus II dilaksanakan seperti pada
siklu I dengan melakukan perbaikan berdasarkan kekurangan-kekurangan
pada siklus I. Berdasarkan hasil observasi belajar siswa pada siklus II
terlihat rata-rata skor aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus
I, yaitu dari 31 menjadi 50. Hasil observasi kegiatan guru juga
mengalami peningkatan pada siklus II, yaitu dari 48 menjadi 55, rata-rata
nilai siswa dari siklus I sebesar 76,31 dan mengalami peningkatan pada
siklus II sebesar 82.10 dan ketuntasan klasikal dari siklus I sebesar
63,15% menjadi 89,5% hal ini berarti sudah memnuhi ketuntasan belajar
klasikal yang yang telah ditentukan, yaitu minimal 85%.
Susanto (2013) menyatakan, hasil belajar, adalah kemampuan
yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Dimana kegiatan
belajar sendiri merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan.
Pengetahuan yang diperoleh siswa dapat dipengaruhi oleh keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran.
Menurut Huda (2013: 254) strategi pembelajaran improve adalah
strategi yang memiliki tiga komponen independen, yaitu aktivitas
metakognitif, interaksi dengan teman sebaya, dan kegiatan sistematik
dari umpan-balik-perbaikan-pengayaan.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan
interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu
sendiri. Hal ini akan menyebabkan suasana kelas menjadi lebih kondusif,
dimana masing-masing siswa dapat melibatkan kemampuannya
semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan
mengakibatkan pula terbentunya pengetahuan dan keterampilan yang
akan mengarah pada peningkatan hasil belajar siswa.
Hasil dari refleksi yang dilakukan peneliti dapat diuraikan sebagai
berikut, siswa menjadi lebih memperhatikan penjelasan guru dan mau
mengajukan pertanyaan bila belum jelas/belum mengerti terkait materi
yang dipelajari dan menjawab pertanyaan dari guru jika guru mengajukan
pertanyaan, siswa menjadi lebih aktif dalam merespon pertanyaan dan
bimbingan guru dalam menjelaskan penerapan strategi pembelajaran
improve dalam proses pembelajaran, siswa lebih serius dalam
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan mau bekerja sama
dengan kelompoknya dalam berdiskusi, serta interaksi siswa dengan guru
sudah meningkat.
Dengan demikian, penerapan strategi pembelajaran improve dapat
meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA pada siswa kelas V SDN 3 Gunungsari Tahun Pelajaran
2016/2017.
V. PENUTUP
A. Simpulan
Simpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini, adalah
penerapan strategi pembelajaran improve dapat meningkatkan hasil
belajar IPA pada siswa kelas V SDN 3 Gunungsari Tahun Pelajaran
2016/2017.
Peningkatan hasil belajar ini dapat dilihat dari rata-rata hasil
belajar siswa mengalami peningkatan yakni dari 65,83 pada siklus I
dan meningkat menjadi 82,10 pada siklus II, persentase ketuntasan
belajar klasikal siswa pada siklus I yaitu 42,1% meningkat menjadi
89,5% pada siklus II yang dalam hal ini siswa telah belajar secara
tuntas dengan KKM ≥ 75.
B. Saran
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengaruh
positif terhadap upaya peningkatan pembelajaran baik pada mata
pelakaran IPA maupun pada mata pelajaran lainnya. Adapun saran-
saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini, yaitu:
a. Bagi guru kelas V SDN 3 Gunungsari agar memberikan perhatian
lebih kepada siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran ini
sehingga siswa tersebut dapat bersaing dengan siswa yang lain,
begitu pula untuk siswa yang sudah tuntas diharapkan guru
memberikan pengayaan untuk menambah pengetahuan siswa
pada pelajaran ini
b. Bagi kepala sekolah sebagai bahan pertimbangan mengambil
kebijakan dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara
mengguakan strategi pembelajaran improve
c. Bagi mahasiswa atau pihak-pihak lain yang ingin melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai strategi pembelajaran improve
ini, dapat mencobanya pada mata pelajaran IPA dengan materi
pokok yang berbeda dan untuk mengoptimalkannya diharapkan
memperhatikan langkah-langkah pembelajaran dan dapat mengaju
pada kekurangan dan langkah perbaikan yang dilakukan dalam
penelitian ini.
Top Related