BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pembelajaran PAI sistem evaluasinya masih banyak didominasi oleh
satu metode pengujian, yaitu tes kertas-pensil. Saat ini, dalam kurikulum PAI
telah memasukkan tujuan-tujuan proses, sehingga tes-tes yang tertulis diperlukan
untuk menilai perolehan keterampilan-keterampilan siswa. Proses ini merupakan
bagian yang mendasar dalam pembelajaran PAI. Salah satu sarana untuk
mengukur penilaian itu adalah dengan metode penilaian alternatif. Metode
penilaian alternatif merupakan penilaian yang mengukur kemampuan relatif siswa
dalam mencapai tujuan proses pengajaran. Jika tes tertulis tidak cukup untuk
mengukur unjuk kerja siswa dalam mencapai tujuan-tujuan proses, maka
bagaimana tujuan-tujuan tersebut dievaluasi? Teknik-teknik apakah yang
diperlukan? Dan, siapakah yang membuat alat-alat penilaian itu? Tujuan proses
dalam pembelajaran PAI dievaluasi dengan menggunakan berbagai macam teknik.
Tes dan teknik-teknik penilaian hanya diperlukan untuk menunjukkan bagaimana
siswa mengerjakan tugas-tugas yang sebenar-benarnya.
Sebagai contoh, perhatikanlah seorang musisi, artis, pemain bola basket atau
penulis. Hasil pekerjaannya dinilai berdasar unjuk kerjanya dalam konser, hasil
karya seninya, permainannya atau bukunya. Untuk mendemontrasikan apa yang
mereka tahu, mereka tidak dinilai dengan tes kertas dan pensil, tetapi bagaimana
unjuk kerjanya. Standar yang sama diperlukan untuk menerapkannya dalam
pembelajaran PAI, jika guru menginginkan mereka menjadi pemecah masalah,
siswa harus diajarkan bagaimana menganalisis, merumuskan dan memecahkan
masalah nonrutin dan sulit, dan perlu menilai unjuk kerjanya sebagai pemecah
masalah. Ketika siswa dinilai berdasar unjuk kerjanya, tes menjadi bagian dalam
pengajaran. Seorang pelatih akan bekerja secara teratur dengan pemain-
pemainnya untuk menyusun tujuan-tujuan guna meningkatkan unjuk kerjanya.
1
2
Pendekatan ini dapat diterapkan dalam pengajaran PAI. Rangkaian program
pengajaran dan penilaian didasarkan pada hasil penilaian sebelumnya dan
seterusnya digunakan metodologi-metodologi untuk meningkatkannya. Dengan
demikian diperlukan simpanan catatan-catatan yang lebih dari sekedar nilai
(grades), tetapi harus menunjukkan secara lengkap dan tepat gambaran unjuk
kerja siswa, sehingga catatan-catatan tersebut dapat digunakan untuk memberikan
umpan balik dan bagi orang tua dan guru untuk dijadikan bahan bukti kemajuan
siswa.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Jelaskan pengertian penilaian unjuk kerja siswa!
2. Bagaimanakah teknik penilaian unjuk kerja siswa?
3. Sebutkan langkah-langkah penilaian unjuk kerja!
4. Jelaskan tujuan penilaian unjuk kerja!
5. Jelaskan manfaat penilaian unjuk kerja!
6. Bagaimanakah format penilaian unjuk kerja?
1.3 Batasan Masalah
Untuk menghindari adanya kesimpangsiuran dalam penyusunan makalah
ini, maka penulis membatasi masalah-masalah yang akan di bahas sampai dengan
“Bagaimanakah format penilaian unjuk kerja?”
1.4 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian penilaian unjuk kerja siswa!
2. Untuk mengetahui teknik penilaian unjuk kerja siswa?
3. Untuk mengetahui langkah-langkah penilaian unjuk kerja!
4. Untuk mengetahui tujuan penilaian unjuk kerja!
5. Untuk mengetahui manfaat penilaian unjuk kerja!
6. Untuk mengetahui contoh format penilaian unjuk kerja?
3
1.5 Manfaat
Memenuhi tugas mata kuliah evaluasi pembelajaran PAI.
Agar kita dapat memberikan evaluasi yang benar nantinya.
Sebagai penambah wawasan bagi penulis dan pembaca
4
BAB II
PENILAIAN UNJUK KERJA SISWA
2.1 Pengertian Penilaian Unjuk Kerja
Penilaian unjuk kerja merupakan teknik penilaian berdasarkan hasil
pengamatan terhadap aktivitas peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian
ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaiannya kompetensi yang menuntut
peserta didik melakukan tugas tertentu misalnya, penyajian lisan : keterampilan
berbicara, berpidato, berdiskusi : pemecahan masalah dalam diskusi dan praktek
shalat. Cara penilaian ini dipercaya lebih otentik dan mencerminkan kemampuan
peserta didik yang sesungguhnya dibandingkan dengan tes tertulis.hasil penilaian
ditaksir ke dalam suatu skor yang mengacu pada penilaian kinerja dengan
menggunakan ceklis atau skala likert misalnya, sangat baik, baik, cukup, kurang
dan sangat kurang.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat tes unjuk kerja
(performance assessment) adalah :
langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk
menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.
Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut.
kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesai-kan
tugas.
Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga
semua dapat diamati.
kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan pengamatan.
2.2 Kriteria-Kriteria Penilaian Unjuk Kerja
Berikut akan membantu mendefinisikan sebuah tugas unjuk kerja. Tugas
unjuk kerja harus:
4
5
• mengarah pada tujuan-tujan pengajaran umum, tujuan khusus dan isi atau materi
dalam kurikulum.
• memberikan kesempatan siswa mengemukakan pikiran dan pemahamannya
dalam situasi (masalah) matematika dan tidak hanya meminta jawaban tunggal.
• memberikan kesempatan untuk menilai proses-proses yang ada dalam tugas.
• realistis, menarik dan merangsang berpikir.
• mewakili tujuan yang akan dinilai, sehingga generalisasinya dapat digunakan
untuk mengetahui unjuk kerja siswa.
• menekankan pada kedalaman materi daripada keluasannya dan pengusaan
daripada kecepatannya.
• lebih “open-ended” daripada terstruktur yang ketat.
• tidak algoritmis, yaitu tidak mempunyai satu alur yang jelas dalam
penyelesaiannya, khususnya nampak pada awal tugas.
• menimbulkan pertanyaan baru atau masalah lain.
2.3 Teknik Penilaian Unjuk Kerja
Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks
untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk mengamati
unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen berikut:
2.3.1 Daftar Cek (Check-list)
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek
(ya-tidak). Penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, peserta didik
mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh
penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai.
Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya
benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati. Dengan demikian tidak terdapat
6
nilai tengah, namun daftar cek lebih praktis digunakan mengamati subjek dalam
jumlah besar.
Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk
menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk mengamati unjuk
kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen berikut :
Contoh checklist: pengamatan Shalat Janazah
2.3.2 Skala Penilaian (rating scale)
Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan
penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena
pemberian nilai secara kontinum dimana pilahan kategori nilai lebih dari dua.
Misalnya : 1 = sangat tidak tepat, 2 = kurang tepat, 3 = agak tepat, 4 = tepat, 5 =
sangat tepat. Dan perlu dilakukan penilaian lebih dari satu orang penilai
agar hasil penilaian lebih akurat dan objektif.
Contoh skala penilaian : Pengamatan Shalat Jenazah
No Aspek yang dinilaiSkor Penilaian
1 2 3 4 5
1 Menerangkan gerakan takbiratul ihram
2Melafalkan bacaan setelah takbiratul ihram
(takbir ke - 1)
3 Melafalkan bacaan setelah takbir ke – 2
No Aspek yang dinilai Baik Tidak baik
1 Menerangkan gerakan takbiratul ihram
2Melafalkan bacaan setelah takbiratul
ihram (takbir ke - 1)
3 Melafalkan bacaan setelah takbir ke – 2
4 Melafalkan bacaan setelah takbir ke - 3
5 Melafalkan bacaan setelah takbir ke – 4
6 Memeragakan gerakan dan ucapan salam
Jumlah
7
4 Melafalkan bacaan setelah takbir ke – 4
5 Melafalkan bacaan setelah takbir ke – 4
6 Memeragakan gerakan dan ucapan salam
Jumlah
Keuntungan dalam tes skala penilaian antara lain :
1. Tepat untuk mengukur psikomotor,
2. Tepat mengetahui sikap yang merefleksi dalam tingkah laku sehari-hari,
3. Pendidik secara langsung dapat mengamati dengan jelas.
Adapun kelemahannya antara lain :
1. Apabila perintah tidak jelas, maka tindakan yang muncul tidak sesuai dengan
apa yang diharapkan,
2. Seringkali pendidik terpengaruh oleh gerakan yang tidak menjadi indikator
utama dalam penilaian,
3. Membutuhkan waktu lama, dan
4. Sering kali terjadi gangguan dalam pengamatan menyebabkan penilaian tidak
objektif.
2.3.3 Penilaian Sikap
1. Pengertian
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan
kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu objek. Sikap juga sebagai
ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki seseorang. Sikap
dapat dibentuk sehingga terjadinya perilaku atau tindakan yang diinginkan.
Penilaian sikap merupakan teknik penilaian ranah afektif yang didalamnya
mencakup penilaian minat, konsep diri, nilai, motivasi, dan sejenisnya. Instrumen
sikap bertujuan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap suatu objek,
misalnya sikap terhadap guru, pelajaran, atau terhadap suatu kegiatan.
Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran
berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut :
a. Sikap terhadap mata pelajaran,
8
b. Sikap terhadap guru/pengajar,
c. Sikap terhadap proses pembelajaran,
d. Sikap berkaitan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi
pelajaran,
e. Sikap berhubungan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum yang relevan
dengan mata pelajaran.
2. Teknik Penilaian Sikap
Teknik-teknik penilaian sikap secara ringkas dapat diuraikan sebagai
berikut :
a. Observasi perilaku
Membedakan pengamatan secara langsung terhadap sikap yang diambil
anak-anak dalam situasi tertentu yang kongkrit akan dapat memberi gambaran
yang lebih tepat dari pada mendengarkan atau membaca jawaban anak-anak
tentang apa yang dilakukannya oleh anak itu dalam situasi tersebut. Metode ini
merupakan metode yang baik sekali untuk melengkapi hasi-hasil tertentu yang
kita peroleh.
Contoh : lembar pengamatan sikap peserta didik :
No
.
Nama
Peserta
Didik
Indikator Sikap
keterb
ukaan
ketekun
an
kerajina
n
Tenggan
g rasa
kerama
han
Kerja
sama
Tanggu
ng
jawab
Jumla
h skor
9
Catatan : Beri skor pada tiap indikator sikap dengan angka 1 – 5 sesuai dengan
keadaannya.
Kriteria penilaian sikap :
Skor 1 = tidak pernah 7 – 14 = Rendah
Skor 2 = pernah 15 – 27 = Cukup
Skor 3 = jarang 28 – 35 = Baik
Skor 4 = sering
Skor 5 = selalu
b. Pertanyaan Langsung atau Tertentu
Dengan interviu dapat diadakan hubungan yang bersifat pribadi lebih-lebih
apabila interviu itu dilakukan dalam keadaan yang tidak formal. Dengan
demikian, dapat diadakan hubungan yang lebih bebas sehingga kita dapat
mengetahui mengapa anak-anak mempunyai sikap-sikap tertentu terhadap suatu
masalah atau suatu hal. Disamping mengadakan interviu terhadap anak-anak,
perlu pula mengadakan interviu dengan orang tua mereka. Sebab, orang tua
mereka dapat memberikan bantuan yang cukup banyak untuk mengetahui sikap
anak-anak.
c. Laporan Pribadi
Melalui penggunaan teknik ini di sekolah, peserta didik diminta membuat
ulasan yang berisi pandangan atau tanggapanya tentang suatu masalah, keadaan,
atau hal yang menjadi objek sikap.
Teknik ini agak sukar digunakan dalam mengukur dan menilai sikap peserta
didik secara klasikal. Guru memerlukan waktu lebih banyak untuk membaca dan
memahami sikap seluruh peserta didik.
Lembar Pengamatan
Kelompok mata pelajaran
1. Agama
2. Kewarganegaraan
3. Estetika
10
4. Jasmani
Perilaku/sikap yang diamati :……………………………………..
Nama peserta didik :……………………………………..
Kelas/semester :……………………………………..
No.Deskripsi
Perilaku Awal
Deskripsi Perubahan Capaian
Pertemuan……Hari/tgl ST T R SR
Keterangan :
a. Kolom capaian diisi dengan tanda centang (V) sesuai perkembangan perilaku
ST = perubahan sangat tinggi
T = perubahan tinggi
R = rendah
SR = sangat rendah
b. Informasi tentang diskripsi perilaku diperoleh :
1) Pertanyaan langsung
2) Laporan pribadi
3) Buku catatan harian
2.3.4 Penilaian Tertulis
Penilaian tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes tertulis merupakan tes
dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk
tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk
menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda,
mewarnai, menggambar dan lain sebagainya.
2.3.5 Penilaian Proyek (Penugasan)
1. Pengertian
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang
harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu
11
investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengelolaan, dan penyajian data.
Dalam menilai proyek setidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan
mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan
b. Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
c. Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya,
dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan
terhadap proyek peserta didik.
2 Teknik Penilaian Proyek
Penilaian proyek dapat dilakukan mulai dari perencanaan, proses
pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal
atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan desain, pengumpulan data,
analisis data, dan penyiapan laporan tertulis. Penilaian dapat menggunakan daftar
cek atau skala penilaian.
Beberapa contoh kegiatan peserta didik dalam penilaian proyek adalah :
a. Melakukan pengamatan tentang pengelolaan zakat di masjid di lingkungan
tempat tinggal peserta didik.
b. Melakukan penelitian sederhana tentang pelaksanaan pendidikan islam di
sekolah peserta didik.
2.3.6 Penilaian Produk (Hasil Kerja)
1. Pengertian
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas
suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian hasil akhir dan proses.
Penilaian hasil akhir seperti, kemampuan peserta didik dalam teknologi dan seni,
sedangkan Penilaian proses seperti, menggunakan teknik menggambar.
12
Pengembangan produk meliputi tiga (3) tahap dan setiap tahap perlu
diadakaan penilaian yaitu :
a. Tahap persiapan, meliputi : penilaian mendesain produk
b. Tahap pembuatan produk (proses) meliputi : penilaian menggunakan bahan
dan alat
c. Tahap penilaian produk (appraisal) meliputi : penilian produk yang dihasilkan.
2. Teknik Penilaian Produk
Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik
a. Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan
terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.
b. Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya
dilakukan pada tahap appraisal.
2.3.7 Penilaian Portofolio
1. Pengertian
Portofolio adalah suatu kumpulan atau berkas bahan pilihan yang dapat
memberikan informasi bagi suatu penilaian kinerja yang objektif. Berkas tersebut
berisi pekerjaan peserta didik, dokumen atau gambar yang menunjukkan apa yang
dapat dilakukan seseorang dalam lingkungan dan suasana kerja yang alamiah,
yang sesungguhnya, bukan dalam lingkungan dan suasana kerja yang dibuat-buat.
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan
pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta
didik dalam suatu periode tertentu. Penilaian portofolio pada dasarnya menilai
karya-karya peserta didik secara individu pada suatu periode untuk suatu mata
pelajaran.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan
penilaian portofolio di sekolah antara lain :
a. Karya peserta didik adalah benar-benar karya peserta didik itu sendiri.
b. Saling percaya antara guru dan peserta didik.
c. Kerahasian bersama antara guru dan peserta didik.
d. Milik bersama (joint ownership) antara peserta didik dan guru.
13
e. Kepuasan.
f. Kesesuaian.
g. Penilaian proses dan hasil.
h. Penilaian dan pembelajaran.
2. Teknik Penilaian Portofolio
Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Jelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya
merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang digunakan guru untuk
penilaian, tetapi juga digunakan oleh peserta didik sendiri.
b. Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja yang
dibuat.
c. Kumpulkan dan simpanlah karya-karya setiap peserta didik dalam suatu map
atau folder di rumah atau loker masing-masing di sekolah.
d. Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta
didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.
e. Tentukan kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya dengan para
peserta didik. Diskusikan cara penilaian kualitas karya para peserta didik.
f. Minta peserta didik menilai karyanya secara kesinambungan.
g. Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, maka peserta didik
diberi kesempatan untuk memperbaikinya.
h. Bila perlu buatlah jadwal pertemuan untuk membahas portofolio.
3. Penentuan Isi Portofolio
Isi dalam portofolio harus dapat menggambarkan perkembangan
kemampuan siswa yang sesuai dengan standar kompetensi seperti yang
dirumuskan dalam kurikulum. Misalkan apabila tujuan penggunaan portofolio
adalah kemampuan peserta didik dalam membuat sebuah karangan, maka isi
portofolio adalah perkembangan kemampuan anak dan mulai mengembangkan ide
atau gagasan, menentukan tema, menyusun kalimat, menyusun pragraf, dan
seterusnya hingga penyusunan karangan secara utuh.
14
Dalam penilaian portofolio memiliki beberapa manfaat, diantaranya :
a. Penilaian portofolio dapat memberikan gambaran yang utuh tentang
perkembangan kemampuan peserta didik.
b. Penilaian portofolio merupakan penilaian yang autentik (kemampuan yang
nyata).
c. Penilaian portofolio merupakan teknik penilaian yang dapat mendorong
peserta didik pada pencapaian hasil yang lebih baik dan lebih sempurna.
d. Penilaian portofolio dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik.
e. Penilaian portofolio dapat mendorong para orang tua peserta didik untuk aktif
terlibat dalam proses pembelajaran peserta didik.
2.3.8 Penilaian Diri
1. Pengertian
Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta
untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat
pencapaian kompetensi yang dipelajarinya. Teknik penilaian diri dapat digunakan
untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Keuntungan penggunaan penilaian diri di kelas antara lain :
a. Dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik.
b. Peserta didik dapat menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya.
c. Dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat
jujur.
2. Teknik Penilaian Diri
Penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Oleh
karena itu, penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
b. Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman pesnkoran, daftar cek,
atau skala penilaian.
c. Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.
15
d. Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong peserta
didik supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif.
e. Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil kajian
terhadap sampel hasil penilaian yang diambil secara acak.
Contoh Penilaian Diri :
PARTISIPASI DALAM DISKUSI KELOMPOK
Nama :........................................................
Nama-nama Anggota Kelompok :........................................................
Kegiatan Kelompok :........................................................
Isilah pertanyaan berikut dengan jujur. Untuk no. 1 s.d 5 dengan memberi tanda
centang (V) pada huruf A, B, C, dan D :
N
o
.
Aspek yang dinilai
Skor penilaian
A B C D
1Selama diskusi saya mengusulkan ide
kepada kelompok untuk didiskusikan
2Ketika kami berdiskusi, tiap orang diberi
kesempatan mengusulkan sesuatu
3Semua anggota kelompok kami
melakukan sesuatu selama kegiatan
4Tiap orang sibuk dengan yang
dilakukannya dalam kelompok saya
5 Selama kerja kelompok, saya..............
Ø Mendengarkan orang lain
Ø Mengajukan pertanyaan
Ø Mengorganisasi ide-ide saya
Ø Mengorganisasi kelompok
16
Ø Mengacaukan kegiatan
Ø melamun
Jumlah
6
Apa yang kamu lakukan selama kegiatan
berlangsung ? ........................................................................................
...............................................................................................................
...........
7 Dan seterusnya ..............................................................................
Keterangan :
A : Selalu
B : Sering
C : Kadang-kadang
D : Tidak pernah
2.4 Komponen Penilaian
Semua bentuk penilaian mempunyai lima komponen utama. Komponen-
komponen itu adalah :
1. Instrumen (Tugas)
Instrumen penilaian dapat berupa tugas atau masalah yang diajukan kepada siswa,
diskusi kelas, aktivitas atau pertanyaan yang akan menghasilkan tanggapan siswa.
2. Tanggapan terhadap tugas
Sebuah tanggapan dapat berbentuk jawaban numeric atau jawaban tertulis yang
menjelaskan suatu pemecahan masalah, presentasi lisan, atau portofolio karya
siswa yang sudah dikumpulkan selama periode tertentu.
3. Penafsiran Tanggapan yang diberikan siswa
Penahsiran ini dapat berupa membandingkan tanggapan siswa dengan kompetensi
yang diharapkan.
4. Pemberian skor atau skala penafsiran tanggapan siswa
17
5. Pencatatan dan pelaporan hasil yang diperoleh
Laporan ini dapat berbentuk tertulis seperti « Bagus » atau « cukup » atau
biasanya berupa nilai « A », « B » atau berupa angka.
2.5 Tujuan Penilaian
Penilaian yang dilakukan terhadap siswa mempunyai tujuan antara lain :
a. Mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa
b. Mengukur pertumbuhan dan perkembangan kemajuan siswa
c. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa
d. Mengetahui hasil pembelajaran
e. Mengetahui pencapaian kurikulum
f. Mendorong siswa belajar
g. Umpan balik untuk guru supaya dapat mengajar lebih baik.
2.6 Manfaat Penilaian Unjuk Kerja
Penilaian unjuk kerja memberikan kesempatan siswa berkompetisi dengan
dirinya sendiri daripada dengan orang lain. Melalui penilaian tersebut, siswa
mendapat pemahaman yang nyata tentang apa yang mereka ketahui dan apa yang
dapat mereka kerjakan. Penilaian unjuk kerja tidak seperti tes tertulis, tidak
memberikan ancaman. Sebab tidak ada jawaban benar atau salah dan kenyataan
penilaiannya dapat mengatasi ketakutan siswa dalam belajar. Penilaian unjuk
kerja tidak merupakan akhir dari penilaian itu sendiri, tetapi menjadi bagian
terpadu dari proses pengajaran dan membantu untuk mengarahkan pengajaran
selanjutnya. Melalui proses penilaian ini siswa belajar tentang hasil-hasil kegiatan
dan pembelajarannya yang dinilai oleh guru. Penilaian unjuk kerja membuat
pembelajaran lebih relevan dengan kehidupan siswa dan dunia nyata. Ini akan
membantu guru-guru memusatkan pada hasil-hasil pendidikan yang secara nyata
penting, dan bukan terisolasi pada informasi yang sedikit saja. Sebagai siswa,
yang sedang belajar, hal itu akan menjadikan mereka kompeten dalam pemecahan
masalah, yakin dengan kemampuannya dalam berpikir logis dan dapat
18
mengkomunikasikan ide-idenya dengan jelas. Mereka akan mengakui bahwa
mereka telah menerima pengajaran dan bahwa pendidikan itu disediakan untuk
kehidupan mereka.
2.7 Langkah-langkah Penilaian Unjuk kerja siswa
• dikenalkan secara teratur dengan menggunakan beberapa tugas yang sederhana,
tetapi diperlukan.
• memusatkan pada tujuan proses dalam penalaran.
• digunakan pada semua tingkatan kelas.
• melibatkan perluasan dalam metodologi pengajaran bidang study tertentu.
• tidak menjadi rumit (kompleks) dan sulit untuk mengimplementasikannya.
• menjadi bagian yang terpadu dalam proses-proses penilaian.
• meminta guru untuk mendiskusikan tujuan pengajaran.
• mengarahkan pengembangan kumpulan tugas penilaian yang disesuaikan dengan
kurikulum.
• mengarahkan pengembangan kriteria-kriteria untuk mengevaluasi tugas unjuk
kerja.
• memberikan pemahaman yang realistis dan mendalam tentang apa yang
diketahui dan dilakukan siswa.
2.8 Evaluasi Hasil Tugas Penilaian Unjuk Kerja
Hal ini melibatkan keputusan profesional dari guru dan biasanya lebih
holistik daripada analitis. Evaluasi holistik artinya bahwa penilaian suatu hasil
kerja siswa harus secara menyeluruh. Evaluasi harus dilihat sebagai satu
pandangan dari bagian-bagian pekerjaan yang lengkap. Ini berlawanan, dengan
evaluasi analitis yang untuk menilai pekerjaan siswa dilihat dalam suatu bagian-
19
bagian, sebelum mengkombinasikan penilaian itu untuk mendapat hasil penilaian
secara keseluruhan.
Tahap awal dalam mengevaluasi tugas unjuk kerja adalah dengan menetapkan
suatu sistem untuk mendokumentasi (mengumpulkan) unjuk kerja siswa. Rubrik
skoring sering digunakan untuk menilai tugas unjuk kerja siswa.
Rubrik skoring menggunakan kriteria-kriteria untuk menilai tugas unjuk
kerja siswa. Rubrik yang digunakan memuat 4 skala peringkat dari superior
sampai tidak memuaskan. Skala itu dapat dimodifikasi dengan mudah untuk
menambahkan butir-butir penilaian yang sesuai (layak). Rubrik harus
menekankan penilaian pada tujuan proses dari pengajaran yang sulit untuk dinilai
dengan tes konvensional. Siswa seharusnya mengetahui apa arti masing-masing
tingkatan (level) yang ada. Jadi kriteria unjuk kerja khusus harus berkaitan dengan
masing-masing tugas unjuk kerja yang diberikan pada siswa. Ketika siswa telah
menyelesaikan tugas unjuk kerjanya, hasilnya dibandingkan dengan rubrik khusus
dan diskor secara holistik menurut tingkatan terbaik yang dicapainya. Komentar-
komentar khusus dapat ditambahkan pada kertas pekerjaan siswa atau pada
referensi siswa (semacam rapornya) nanti.
2.9 Format Penilaian
Dibawah ini disajikan dua contoh format penilaian unjuk kerja
Contoh Format Instrumen Penilaian Unjuk Kerja Secara Umum
FORMAT PENILAIAN
Mata Pelajaran : ……………………………………………………………..
Kelas/Semester : ............................................................................................
Kompetensi Dasar : ............................................................................................
Indikator : .............................................................................................
Materi Pokok : ............................................................................................
20
Judul Tugas
Deskripsi singkat tentang tugas (apa yang harus dikerjakan siswa dan hasil apa
yang diharapkan)
Petunjuk siswa:
Kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi:
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Tujuan tugas penilaian unjuk kerja adalah untuk mengetahui apa yang siswa
ketahui dan apa yang mereka lakukan. Tugas tersebut harus bermakna, autentik
dan dapat mengukur penguasaan siswa.
2. Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan ketika memeriksa jawaban siswa dalam
menyelesaikan soal cerita. Tetapi, dalam pengajaran harus dimodifikasi yang
berorientasi pada tugas, dengan melibatkan siswa dalam kelompok kecil dan
memberikan kesempatan mereka untuk merencanakan pekerjaannya sendiri,
seperti dalam proyek-proyek atau portfolio.
3. Dalam penilaian unjuk kerja, hasil kerja siswa dibandingkan dengan tugas itu
sendiri. Tujuan guru adalah untuk melihat perkembangan intelektual atau
kekurangannya. Guru dapat mengembangkan standar unjuk kerja sendiri untuk
menilai kualitas pekerjaan siswanya.
4. Keuntungan penilaian unjuk kerja adalah memberikan kesempatan siswa
berkompetisi dengan dirinya sendiri daripada dengan orang lain, tidak
memberikan ancaman dan bukan merupakan akhir dari penilaian itu sendiri,
membuat pembelajaran lebih relevan dengan kehidupan siswa dan dunia nyata,
terpadu dengan proses pembelajaran, dan menjadikan siswa mampu atau terlatih
untuk memecahkan masalah yang berguna pada kehidupan mereka kelak.
5. Evaluasi hasil tugas penilaian unjuk kerja melibatkan pemahaman konsep-
konsep matematika dan langkah-langkah (prosedur), mengajarkan bagaimana
merangsang pemikiran, sering “open ended” dan jarang sekali mempunyai
jawaban tunggal. Evaluasi tugas tersebut harus lebih holistik daripada analitis.
Artinya penilian suatu hasil kerja siswa harus secara menyeluruh.
21
22
DAFTAR PUSTAKA
Nurkancana, Wayan. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional.
Sahlan, Moh. 2007. Penilaian Berbasis Kelas, Teori dan Aplikasi dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Kurikulum 2006). Jember : Center for
Society Student.
Rohanah Hidayati, Titiek. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Jember : Center
for Society Student.
Dantes, Nyoman. dkk. 2006. ”Pengembangan Perangkat Evaluasi Proses dan
Hasil Belajar Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Rumpun Pelajaran
Sains”. Laporan Penelitian, Singaraja:Pascasarjana Undiksha.
Mardapi, Djemari. 2007. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes.
Yogyakarta : Mitra Cendikia Pres.
Rasyid, Harun. Dan Mansur. 2007. Penilaian Hasil Belajar. Yogyakarta:
Wacana Prima.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Proses. Jakarta : Prenada Media.
Top Related