PENGUASAAN KATA DEPAN DI, KE DAN AWALAN DI-, KE-
DALAM PARAGRAF NARASI SISWA KELAS X SEMESTER
GANJIL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 DI MADRASAH
ALIYAH ANNAJAH JAKARTA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sebagai Salah Satu
Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun oleh
Utami Setiawati Darmadi
107013000657
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi berjudul ,,Penguasaan Kata depan di, ke dan Awalan cli-, ke-
dalam Paragraf Narasi Siswa Kelas X Semester Ganjil Tahun Pelajaran
20lll20l2 di Madrasah Aliyah Annajah Jakarta disusun oleh Utami Setiawati
Darmadi, NIM 107013000657 diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus
dalam Ujian Munaqasyah pada tanggal 25 November 2011 di hadapan dewan
penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana 51 (S.Pd) dalam
bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Jakarta. 25 Novembet 201I
Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua Sidang (Ketua Jurusan/Program Studi)
Dra Mahmudah Fitriyah ZA. M.Pd.
NIP 19640212199703 2 001
Sekretaris (sekretaris Jurusan/Prodi)Dra. Hindun. M.Pd.NIP 19701215 200912 2 001
Penguji IMakvun Subuki. M.HumNIP 19800305 200901 1 015
Penguji IIDra. Mahmudah Fitrivah ZA. M.Pd.NrP 19640212199703 2 00r
Talrggal
$ -'t:--l,r11
b- rz- Tott
Mengetahui:Dekan Fakultaslimu larbiyah dan Keguruan
NIP 19591020 198603 2001
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
PENGUASAAN KATA DEPAI\ DI, KE DAN AWALAN DI-, KE-DALAM PARAGRAF NARASI SISWA I(ELAS X SEMESTER
GANJIL TAHUN PELAJARAN zAll/zAIzDI MADRASAHALIYAH ANINAJAH JAKARTA
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Utami Setiawati Darmadi
NIM 107013000657
JURUS$I PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH D.A.IY KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HID.A,YATULLAH
JAKARTA
20ll
NIP 19701215 L22 001
i
ABSTRAK
Utami Setiawati Darmadi. 2011. Penguasaan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan
‘di-, ke-‘ dalam Paragraf Narasi Siswa Kelas X Semester Ganjil Tahun Pelajaran
2011/2012 di Madrasah Aliyah Annajah Jakarta. Skripsi, Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Bahasa memiliki peran penting dalam pembelajaran. Pembelajaran
Bahasa Indonesia, meliputi empat aspek keterampilan berbahasa, seperti
mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan satu aspek
yang tersulit bagi siswa. Saat menulis dibutuhkan keterampilan siswa dalam
memahami segala aspek yang ada dalam EYD. Penguasaan dalam hal pemahaman
dan penulisan kata depan dan awalan merupakan hal yang harus dikuasai siswa
saat membuat tulisan. Salah satu jenis kata depan dan awalan adalah di, ke dan di-,
ke-. Keduanya serupa tetapi tak sama cara penulisannya. Selama ini banyak siswa
yang belum menguasai sepenuhnya tentang hal tersebut. Meskipun materi itu telah
diajarkan sejak jenjang SD, tetap saja masih terdapat kekeliruan yang dilakukan
siswa, baik itu pemahaman maupun penulisannya.
Dalam penelitian ini, masalah yang dikaji adalah penguasaan siswa
dalam pemahaman dan penulisan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- dalam
paragraf narasi siswa. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh informasi yang
akurat tentang pemahaman dan kemahiran penulisan kata depan di, ke dan awalan
di-, ke- siswa kelas X. Objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Semester
Ganjil tahun pelajaran 2011/2012 di Madrasah Aliyah Annajah. Teknik
pengumpulan data penelitian ini adalah studi dokumenter, wawancara, dan
observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemahaman siswa kelas
X di MA Annajah terhadap penulisan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- dalam
paragraf narasi sebesar 50,4%, sedangkan persentase kekeliruan keseluruhan
adalah sebesar 46, 9%. Artinya, tingkat pemahaman siswa pada penguasaan kata
depan di, ke dan di-, ke- dalam paragraf narasi sudah cukup bagus. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menguasai penulisan dan pemahaman
kata depan di, ke dan awalan di-, ke-.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penguasaan siswa
tentang materi kata depan di, ke dan awalan di-, ke- menunjukkan hasil yang
cukup bagus. Selain itu, terdapat beberapa faktor penyebab kekeliruan siswa
dalam penulisan kata depan dan awalan tersebut.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disarankan hendaknya guru
memilih, menggunakan metode yang tepat, dan melatih siswa tentang penggunaan
kata depan di, ke dan awalan di-, ke-. Selain itu, sebaiknya siswa memperhatikan
dan fokus saat guru menjelaskan materi tentang kata depan dan awalan tersebut.
ii
ABSTRACT
Utami Setiawati Darmadi. 2011. The word mastery Home 'in, into' and prefix 'in-,
to-' in the Narrative Paragraphs Student Class Lesson X Semester Odd Years
2011/2012 in Madrasah Aliyah Annajah Jakarta. Thesis, Department of
Education Indonesian Language and Literature, Faculty of Science and Teaching
Tarbiyah, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.
Language has an important role in learning. Learning Indonesian
Language, covering four aspects of language skills, such as listening, speaking,
reading, and writing. Writing is one of the most difficult aspects for
students. When the writing skills students need to understand every aspect of the
EYD. Mastery in terms of understanding and writing of prepositions and prefixes
are things that must be mastered when students make writing.One type of
preposition and prefix are in, to and in-, to-. Both are similar but not as a way of
writing. During this time many students who have not mastered fully about
it. Although the material had been taught since elementary school level, that
would still have oversight of the student, whether it's understanding and writing.
In this study, which examined the issue is student mastery in
understanding and writing the next word in, to and prefix in-, into-the students'
narrative paragraphs. The purpose of this study was to obtain accurate information
about understanding and proficiency in writing of the preposition to and the prefix
in-, to-student class X. Objects in this study is the class X Odd Semester
2011/2012 school year at Madrasah Aliyah Annajah. Data collection techniques
this research is the study of documentary, interviews, and observation.
The results showed that the level of understanding of class X in MA
Annajah to writing the next word in, to and prefix in-, into-the narrative
paragraphs of 50.4%, while the overall percentage of error amounted to 46,
9%. That is, the level of student understanding on the mastery of prepositions in,
to and in-, into-the narrative paragraph is pretty good. These results indicate that
most students master the writing and understanding of prepositions in, to and
prefix in-, to-.
It can be concluded that students mastery of the material in front of
the word, to and prefix in-, the show pretty good results. In addition, there are
several factors that cause errors in student writing the preposition and prefix.
Based on these results should be advised to choose a teacher, using appropriate
methods, and train students about the use of prepositions in, to and prefix in-, to-
. In addition, students should pay attention and focus when the teacher explains
the material about the preposition and prefix.
iii
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis sanjungkan ke hadirat Allah SWT. Karena
beliau telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penguasaan Kata Depan (di, ke) dan
Awalan (di-, ke-) dalam Paragraf Narasi Siswa Kelas X Tahun Pelajaran
2011/2012 di Madrasah Aliyah Annajah Jakarta”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.). Selain itu, juga untuk melatih keterampilan
menulis penulis.
Keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini juga karena
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Nurlena Rifa’i, M.A.,PH.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mempermudah
penyelesaian skripsi ini.
2. Ibu Dra. Mahmudah Fitriyah Z.A., M.Pd. selaku Ketua Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah melancarkan
penyelesaian skripsi ini.
3. Ibu Dra. Hindun, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah sabar, teliti,
dan meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingannya
kepada penulis.
iv
4. Segenap dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang juga
memberikan masukan berharga bagi penulis.
5. Bapak Drs. H. Ashari, M.M. selaku Kepala MA Annajah yang menjabat
hingga tahun 2011 karena telah mengizinkan penulis melakukan penelitian
di sekolah binaannya.
6. Bapak Drs. Bukhori selaku Kepala MA Annajah yang menjabat mulai
2011, segenap guru, staf Tata Usaha, dan siswa-siswa MA Annajah karena
telah meneruskan izin penulis melakukan penelitian di MA Annajah dan
membantu menyelesaikan skripsi ini.
7. Ibunda, Ayahanda, kakak-kakakku, keempat keponakanku, sahabat, dan
teman-teman yang selalu memberikan dukungan materil, moril, dan
semangat sehingga skripsi ini dapat selesai tepat waktu; dan
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini tanpa dapat
dituliskan satu per satu.
Penulis telah berusaha untuk menyusun skripsi ini dengan sebaik-
baiknya. Namun, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih
belum sempurna, karena pengetahuan penulis belum seberapa. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi para pembacanya.
Jakarta, 25 Oktober 2011
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................ i
ABSTRACT .............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. v
DAFTAR TABEL .................................................................................................... x
DAFTAR BAGAN .................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR DAN SKEMA....................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah .............................................................................. 4
D. Perumusan Masalah ............................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ................................................................................. 5
G. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 6
H. Sistematika Penulisan ............................................................................ 8
BAB II ACUAN TEORETIS ............................................................................... 10
A. Pengertian Kata Depan .......................................................................... 10
B. Jenis-jenis Kata Depan ........................................................................... 11
1. Kata Depan Tunggal ........................................................................ 13
vi
a. Kata Depan atau Preposisi yang Berupa Kata Dasar ................. 13
b. Kata Depan yang Berupa Kata Berafiks .................................... 14
2. Kata Depan Majemuk atau Gabungan ............................................. 14
a. Kata Depan yang Berdampingan ............................................... 14
b. Kata Depan yang Berkorelasi .................................................... 15
C. Kata Depan di, ke ................................................................................... 15
1. Kata Depan di ................................................................................... 16
2. Kata Depan ke .................................................................................. 17
D. Pengertian Awalan ................................................................................. 17
E. Jenis-jenis Awalan ................................................................................. 18
1. Awalan me- ...................................................................................... 19
2. Awalan di- ........................................................................................ 19
3. Awalan ber- ..................................................................................... 21
4. Awalan ke- ....................................................................................... 21
5. Awalan ter- ...................................................................................... 22
6. Awalan pe- ....................................................................................... 22
7. Awalan per- ..................................................................................... 23
8. Awalan se- ....................................................................................... 23
F. Paragraf Narasi ...................................................................................... 23
G. Fungsi Paragraf ...................................................................................... 24
H. Syarat Paragraf yang Baik ..................................................................... 25
1. Kesatuan ........................................................................................... 25
2. Koherensi atau Kepaduan ................................................................ 26
vii
a. Penggunaan atau Pengulangan Kata Kunci ............................... 26
b. Penggunaan Kata Ganti ............................................................. 27
c. Penggunaan Konjungsi Transisi Kalimat .................................. 27
3. Kelengkapan .................................................................................... 28
4. Pengembangan ................................................................................. 28
5. Bahasa yang Baik dan Benar ........................................................... 29
I. Jenis-jenis Paragraf ................................................................................ 29
1. Paragraf Pembuka ............................................................................ 29
2. Paragraf Penghubung ....................................................................... 30
3. Paragraf Penutup .............................................................................. 30
a. Paragraf Deduktif ............................................................................. 31
b. Paragraf Induktif .............................................................................. 31
c. Paragraf Campuran (Deduktif-Indiktif) ........................................... 31
1) Eksposisi (paparan) .......................................................................... 32
2) Persuasi (ajakan) .............................................................................. 33
3) Argumentasi ..................................................................................... 33
4) Deskripsi (gambaran atau lukisan)................................................... 33
5) Narasi ............................................................................................... 34
a) Pengertian Narasi ....................................................................... 34
b) Jenis-Jenis Narasi ....................................................................... 35
Narasi Ekspositoris ............................................................ 35
Narasi Sugestif ................................................................... 36
c) Ciri-Ciri Narasi .......................................................................... 37
viii
d) Langkah-Langkah Menulis Narasi ............................................. 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 38
1. Metode Penelitian .................................................................................. 38
2. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 39
3. Objek dan Sampel Penelitian ................................................................. 39
4. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 40
5. Teknik Pengolahan dan Ananlisis Data ................................................. 42
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................. 44
A. Sejarah Berdiri Madrasah Aliyah Annajah Jakarta ................................ 44
B. Visi dan Misi MA Annajah .................................................................... 45
C. Kurikulum MA Annajah ........................................................................ 46
D. Sarana dan Prasarana MA Annajah ....................................................... 50
1. Sumber Belajar ................................................................................. 50
2. Sarana/Ruang Penunjang ................................................................. 52
3. Prasarana .......................................................................................... 53
E. Nama Guru-guru dan Tugasnya ............................................................. 53
F. Kegiatan Ekstrakulikuler Siswa MA Annajah ....................................... 54
G. Struktur Organisasi MA Annajah .......................................................... 55
H. Deskripsi Data Hasil Penelitian ............................................................. 56
I. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................. 105
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 108
A. Simpulan ................................................................................................ 108
B. Saran ...................................................................................................... 109
ix
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
LAMPIRAN ..............................................................................................................
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Struktur Kurikulum Kelas X ........................................................................ 47
Tabel 2. Struktur Kurikulum Kelas XI dan XII IPA .................................................. 48
Tabel 3. Struktur Kurikulum Kelas XI dan XII IPS .................................................. 49
Tabel 4. Sarana Sumber Belajar di MA Annajah ....................................................... 50
Tabel 5. Sarana Ruang Penunjang di MA Annajah ................................................... 52
Tabel 6. Prasarana di MA Annajah ............................................................................ 53
Tabel 7. Nama Guru-guru dan Tugasnya ................................................................... 53
Tabel 8. Nama Lengkap dan Inisial Siswa Sampel .................................................... 56
Tabel 9. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam
Paragraf Narasi Siswa MRR ...................................................................... 57
Tabel 10. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam
Paragraf Narasi Siswa SFN ....................................................................... 58
Tabel 11. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam
Paragraf Narasi Siswa MVR ..................................................................... 61
Tabel 12. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam
Paragraf Narasi Siswa AR ......................................................................... 62
Tabel 13. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam
Paragraf Narasi Siswa NH ......................................................................... 64
Tabel 14. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam
Paragraf Narasi Siswa LN ......................................................................... 66
xi
Tabel 15. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam
Paragraf Narasi Siswa MR ........................................................................ 68
Tabel 16. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam
Paragraf Narasi Siswa AA ......................................................................... 69
Tabel 17. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam
Paragraf Narasi Siswa FRP........................................................................ 70
Tabel 18. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam
Paragraf Narasi Siswa MAD ..................................................................... 72
Tabel 19. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam
Paragraf Narasi Siswa LA ......................................................................... 74
Tabel 20. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam
Paragraf Narasi Siswa RA ......................................................................... 76
Tabel 21. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam
Paragraf Narasi Siswa YNS ....................................................................... 79
Tabel 22. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam
Paragraf Narasi Siswa H ............................................................................ 81
Tabel 23. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam
Paragraf Narasi Siswa SR .......................................................................... 83
Tabel 24. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam
Paragraf Narasi Siswa SDR ....................................................................... 84
Tabel 25. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam
Paragraf Narasi Siswa SRA ....................................................................... 86
xii
Tabel 26. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam
Paragraf Narasi Siswa SAH ....................................................................... 87
Tabel 27. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam
Paragraf Narasi Siswa KFF ....................................................................... 88
Tabel 28. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam
Paragraf Narasi Siswa MMAR .................................................................. 90
Tabel 29. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam
Paragraf Narasi Siswa SJG ........................................................................ 92
Tabel 30. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam
Paragraf Narasi Siswa EZ .......................................................................... 94
Tabel 31. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam
Paragraf Narasi Siswa FA.......................................................................... 95
Tabel 32. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam
Paragraf Narasi Siswa NA ......................................................................... 96
Tabel 33. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam
Paragraf Narasi Siswa DI .......................................................................... 99
Tabel 34. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam
Paragraf Narasi Siswa IAS ........................................................................ 100
Tabel 35. Klasifikasi Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, ke-
dalam Paragraf Narasi Siswa ..................................................................... 102
Tabel 36. Persentase Kekeliruan Siswa dalam Penulisan Kata Depan di, ke dan
Awalan di-, ke- dalam Paragraf Narasi ..................................................... 103
xiii
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Kunci mudah penulisan kata depan ‘di, ke’ ................................................ 16
Bagan 2. Kunci mudah penulisan awalan ‘di-‘ .......................................................... 21
Bagan 3. Kunci mudah penulisan awalan ‘ke-‘ ......................................................... 22
xiv
DAFTAR GAMBAR DAN SKEMA
Gambar 1. MA Annajah ............................................................................................. 44
Skema 1. Struktur Organisasi MA Annajah ............................................................... 55
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi dari satu
pihak ke pihak lain, atau dari seseorang kepada lawan bicaranya. Tanpa bahasa,
manusia tidak mungkin dapat menciptakan hubungan satu sama lainnya, dan
untuk terjadinya hubungan baik tersebut diperlukan penguasaan penggunaan
bahasa yang baik pula.
Dalam bahasa Indonesia, ada empat keterampilan berbahasa yang
berhubungan erat, yaitu menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Dari
keempat keterampilan berbahasa tersebut, keterampilan berbicara dan menulis
sering dianggap sulit karena merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif.
Dalam penelitian ini, peneliti akan memfokuskan pada keterampilan atau
kemahiran menulis. Dalam suatu pengertian, “Menulis ialah menurunkan atau
melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang
dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-
lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik
itu.”1 Menulis merupakan suatu kegiatan yang tidak alami bagi manusia karena
diperlukan proses berlatih untuk menghasilkan suatu tulisan.
1 Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung:
Angkasa, 2008), Edisi Revisi, hlm. 22.
2
Sesuatu dapat dikatakan tulisan tidak selalu yang sudah menjadi
sebuah produk, seperti puisi, cerpen, novel, naskah drama, dan sebagainya.
Sebuah paragraf juga dapat disebut sebagai tulisan karena telah terdiri dari satu
kesatuan kalimat dan memiliki topik tertentu. Dalam bahasa Indonesia, terdapat
berbagai jenis paragraf berdasarkan penggolongannya masing-masing. Salah satu
jenis paragraf yang ada adalah paragraf narasi. Paragraf narasi dapat dijumpai
dalam berbagai jenis tulisan, seperti novel, cerpen, dan biografi. Jenis paragraf ini
dipelajari siswa sejak Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas
(SMA). Sesuatu yang diceritakan siswa kemudian dituangkan kembali dalam
tulisan. Hal tersebut sudah dapat disebut sebagai paragraf narasi.
Dalam menghasilkan suatu tulisan, diperlukan kemahiran untuk
menggunakan tata bahasa yang sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
bahasa Indonesia. Salah satu kemahiran tersebut adalah pemahaman, penggunaan
dan penulisan kata depan dan awalan secara tepat. Kata depan dan awalan
memiliki berbagai jenis yang penggunaan dan penulisannya memiliki
kaidah/aturan sesuai EYD. Siswa lebih sering mengenal dan memakai bentuk kata
depan di, ke, dan awalan di-, ke-. Pada umumnya, pengenalan dan pemakaian
bentuk-bentuk tersebut juga kurang sepenuhnya dikuasai oleh siswa.
Berdasarkan pengalaman peneliti saat melakukan Praktik Profesi
Keguruan Terpadu (PPKT), seringkali siswa keliru bahkan salah dalam
memahami, menggunakan, dan menuliskan kata depan dan awalan. Hal ini sering
terjadi pada hasil tulisan seseorang, terutama siswa-siswa di sekolah.
3
Kekeliruan tersebut dapat dialami siswa dalam hal pemahaman
maupun penulisannya dalam suatu paragraf maupun karangan yang dibuatnya.
Namun, penulisanlah yang seringkali ditemui kekeliruannya dari hasil
pengoreksian tugas/tes siswa.
Dalam hal pemahaman, terkadang siswa keliru menentukan di, ke
tersebut mana yang termasuk kata depan dan awalan. Selanjutnya, dalam hal
penulisan siswa cenderung „bingung‟ dalam menentukan penulisan mana yang
harus dipisah atau disambung dengan kata yang mengikutinya antara kata depan
di, ke dan awalan di-, ke-. Kata depan di, ke yang seharusnya ditulis secafra
terpisah dari kata yang mengikutinya, siswa menuliskannya dengan
diserangkaikan denagn kata yang mengikutinya. Sebaliknya, awalan di-, ke- yang
seharusnya ditulis serangkaian dengan kata yang mengikutinya, siswa cenderung
menuliskan dengan cara dipisahkan dari kata yang mengikuti Kekeliruan-
kekeliruan tersebutlah yang akan didata dan diteliti lebih lanjut dalam penelitian
ini.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk
membahasnya dalam skripsi yang berjudul “Penguasaan Kata Depan „di, ke‟ dan
Awalan „di-, ke-„ dalam Paragraf Narasi Siswa Kelas X Semester Ganjil Tahun
Pelajaran 2011/2012 di Madrasah Aliyah Annajah Jakarta”.
4
B. Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini di antaranya:
1. Tiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam keterampilan
menulis, khususnya paragraf narasi.
2. Terdapat banyak jenis kata depan dan awalan yang menyebabkan siswa sulit
untuk memahaminya.
3. Kemiripan di, ke menyebabkan siswa sulit untuk menentukan mana yang
disebut kata depan atau awalan.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, hal yang menjadi batasan
dalam penelitian ini adalah:
1. Pemahaman siswa tentang jenis kata depan dan awalan bahasa Indonesia.
2. Penulisan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- dalam paragraf narasi siswa
kelas X di MA Annajah yang akan dilihat melalui tugas dalam materi
paragraf narasi.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: “Bagaimana penguasaan siswa terhadap pemahaman dan
penulisan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- dalam paragraf narasi?”
5
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini di
antaranya:
1. Memperoleh informasi yang akurat tentang pemahaman siswa kelas X di
Madrasah Aliyah Annajah Jakarta dalam hal kata depan dan awalan.
2. Mengetahui kemahiran siswa kelas X di Madrasah Aliyah Annajah Jakarta
menuliskan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- dalam paragraf narasi.
F. Manfaat Penelitian
Selain ingin mencapai tujuan di atas, peneliti berharap agar
penelitian yang dilakukan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun
praktis. Adapun manfaat penelitian ini di antaranya:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat memberi sumbangan informasi dan masukan bagi
pengembangan kemahiran penulisan kata depan di, ke dan awalan di-, ke-
dalam setiap tulisan, khususnya paragraf narasi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru Bahasa Indonesia
Hasil penelitian ini dapat memberi masukan kepada guru Bahasa
Indonesia tentang pentingnya memperhatikan penggunaan kata depan di, ke
dan awalan di-, ke- yang tepat saat pengajaran berlangsung.
6
b. Bagi Siswa
Siswa diharapkan mampu untuk tidak keliru lagi dalam penulisan kata
depan di, ke dan awalan di-, ke- di setiap tugas-tugas, terutama materi
paragraf narasi.
c. Bagi peneliti
Dapat memotivasi agar peneliti lebih mahir untuk menguasai kata depan
di, ke dan awalan di-, ke- dalam penulisan di setiap tulisan yang dihasilkan.
d. Bagi peneliti lain
Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai masukan, rujukan, dan
pertimbangan peneliti lain yang ingin mengembangkan penelitian tentang
jenis kata depan dan awalan pada kesempatan mendatang.
G. Tinjauan Pustaka
Kata depan di, ke dan awalan di-, ke- merupakan suatu kajian yang
terdapat dalam morfologi. Keduanya digunakan dalam setiap tulisan. Bermacam-
macam paragraf dalam bahasa Indonesia selalu menggunakan kedua kata depan
dan awalan tersebut, misalnya paragraf narasi. Untuk mengetahui perbedaan
pengkajian kata depan, awalan dan paragraf narasi tersebut, peneliti menjadikan
beberapa sumber sebagai pegangan dalam melaksanakan penelitian ini.
Pertama, peneliti melihat skripsi Dewi Prabawati, 106013000293,
mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah, 2010 yang berjudul
Penggunaan Kata Depan dalam Karangan Deskripsi (Sebuah Analisis Kesalahan
7
pada Siswa Kelas VII SMP Waskito Tahun Pelajaran 2010/2011). Skripsi tersebut
berbeda dengan skripsi yang peneliti buat. Perbedaannya, Dewi Prabawati
membahas keseluruhan jenis kata depan yang terdapat dalam karangan deskripsi
siswa dalam karangan deskripsi serta menggunakan acuan teoretis yang berbeda
pula.
Kedua, peneliti melihat skripsi Nurul Hidayah, mahasiswi Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Negeri
Malang, 2007 yang berjudul Analisis Preposisi dalam Karangan Siswa Kelas IV
SD Negeri Kasin Kota Malang Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi tersebut
membahas tentang ketepatan dan ketidaktepatan penggunaan preposisi atau kata
depan dalam karangan siswa SD Negeri Kasin Kota Malang. Nurul Hidayah tidak
membatasi jenis karangan yang akan dipakai untuk menganalisis penggunaan
preposisi tersebut.
Ketiga, penulis melihat skripsi Lisda Oktaviantina, A. 310050138,
Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2009 yang berjudul
Pemakaian Prefiks dalam Cerita Pendek di Majalah ANEKA. Skripsi tersebut
menjabarkan hal mengenai pemakaian prefiks atau awalan dalam cerita pendek di
majalah Aneka yang mencakup fungsi prefiks, pemaknaan prefiks, dan prefiks
yang dominan digunakan dalam cerpen tersebut.
Peneliti sendiri membahas tentang penguasaan siswa terhadap
pemahaman dan penulisan kata depan dan awalan yang dibatasi hanya di, ke di
dalam paragraf, khususnya narasi. Ketiga skripsi di atas, umumnya membahas
8
keseluruhan kata depan dan awalan di berbagai jenis tulisan pula yang berbeda
dengan skripsi milik peneliti.
Perbedaan-perbedaan di atas memungkinkan dapat menambah
pengetahuan dalam dunia pendidikan, terutama tentang kebahasaan. Oleh karena
itu, diharapkan penelitian selanjutnya dapat dilakukan secara lebih mendalam dari
sebelumnya.
H. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah proses penelitian dan pembahasan hasil
penelitian ini, maka peneliti menyusun sistematika penelitian ke dalam lima
bagian, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Bagian pertama merupakan pendahuluan yang meliputi: latar
belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II ACUAN TEORETIS
Bagian kedua merupakan acuan teoretis yang meliputi: pengertian
kata depan, jenis kata depan, kata depan di, ke, pengertian awalan, jenis-jenis
awalan, pengertian paragraf, kegunaan paragraf, syarat paragraf yang baik, jenis-
jenis paragraf, pengertian narasi, jenis-jenis paragraf narasi, ciri-ciri narasi dan
langkah-langkah menulis narasi.
9
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bagian ketiga merupakan metodologi penelitian yang berisi metode
penelitian, waktu dan tempat penelitian, objek dan sampel penelitian, teknik
pengumpulan data, dan teknik pengolahan data.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Bagian keempat merupakan hasil penelitian di Madrasah Aliyah
Annajah Jakarta yang meliputi: sejarah berdiri Madrasah Aliyah Annajah, visi
misi, kurikulum, sarana dan prasarana sekolah, nama-nama guru dan tugasnya,
kegiatan ekstrakulikuler siswa, dan struktur organisasi sekolah di Madrasah
Aliyah Annajah. Selain itu, terdapat pula deskripsi data hasil penelitian dan
pembahasan hasil penelitian.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Bagian kelima merupakan penutup yang berisi simpulan dan saran,
serta dilengkapi daftar pustaka dan lampiran yang dianggap penting.
10
BAB II
ACUAN TEORETIS
A. Pengertian Kata Depan
Kata depan atau preposisi berasal dari ―bahasa Latin yang dibentuk
oleh kata prae berarti ‗sebelum‘ dan kata ponere berarti ‗menempatkan,
tempat‘.‖1 Dalam bahasa Inggris kata depan disebut preposition, sedangkan
―dalam bahasa Belanda disebut voorzetsel.‖2
Mengapa disebut sebagai kata depan? Karena ―kata depan digunakan
di muka kata benda untuk merangkaikan kata benda itu dengan bagian kalimat
lain.‖3 Kata depan lebih dikenal dengan sebutan preposisi. Terdapat beberapa
definisi mengenai kata depan atau preposisi yang diungkapkan oleh para ahli
bahasa atau penulis yang berkecimpung dalam bidang kebahasaan, misalnya
preposisi adalah kata-kata yang digunakan untuk merangkaikan nomina dengan
verba di dalam suatu klausa. Menurut Kridalaksana, kata depan dijelaskan sebagai
―kategori yang terletak di depan kategori lain (terutama nomina) sehingga
terbentuk frase eksosentrik direktif.‖4
Pada umumnya, kata depan merangkaikan kata benda atau yang
dibendakan dengan jenis kata lain. Seperti yang tertulis dalam sebuah buku bahwa
1 Wikipedia Indonesia, ―Preposisi‖, artikel diakses pada 3 November 2010, pukul 15.23
WIB dari http://id.wikipedia.org/wiki/Preposisi 2 J.S. Badudu, Membina Bahasa Indonesia Baku (Bandung: Pustaka Prima, 1988), hlm. 65.
3 Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), Cet.
ke-1, hlm. 122 4 Harimurti Kridalaksana, Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi,
(Jakarta: PT. Gramedia, 2007), Cet. ke-5, hlm. 95.
11
―A preposition connects a noun structure to some other word in the sentence.‖5
Artinya, ―Kata depan berfungsi menghubungkan sebuah struktur kata benda untuk
kata lain dalam suatu kalimat.‖ Karena fungsinya sebagai kata, maka
penulisannya selalu dipisahkan dengan kata yang mengikutinya. Jadi, dapat
penulis tarik secara garis besar bahwa kata depan adalah suatu kata yang
digunakan untuk merangkaikan kata benda dengan jenis kata lain dan
penulisannya selalu dipisahkan dari kata yang mengikutinya, seperti kata benda,
kata keterangan tempat, dan kata keterangan waktu.
―Kata depan mempunyai fungsi sangat penting sebab turut serta
mengarahkan arti atau maksud kalimat.‖6 Maksudnya, jika suatu kalimat harus
menggunakan kata depan, tetapi kata itu tidak digunakan, maka arti kalimat akan
berubah bahkan ada yang tidak dipahami lagi maknanya. Contoh: Rahma berjalan
kaki dari rumahnya ke sekolah. Contoh tersebut menunjukkan jika kata depan
dari dan ke dihilangkan atau tidak digunakan, maka maknanya pun akan rancu
atau tidak sesuai dengan makna yang dituju.
B. Jenis-jenis Kata Depan
J.S. Badudu menggolongkan kata depan sebagai berikut:
1. ―Kata depan sejati, yaitu: di, ke, dari.
2. Kata depan majemuk, yaitu gabungan kata depan sejati dengan kata lain,
misalnya: di dalam, di luar, di atas, di bawah, ke muka, ke belakang, dari
samping, dari depan, kepada, daripada.
5 Marcella Frank, Modern English Exercises for Non-Native: Part 1 Parts of Speech (New
Jersey: Prentice-Hall, 1972), hlm. 181. 6 Sudarno dan Eman A. Rahman, Kemampuan Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi (Jakarta: PT Hikmat Syahid Indah,1986), hlm. 30.
12
3. Kata depan yang tak tergolong pada 1 dan 2, seperti tentang, perihal,
akan, dengan, oleh, antara, bagi, untuk.‖7
Adapun Harimurti Kridalaksana menuliskan dalam buku Kelas Kata
dalam Bahasa Indonesia bahwa ada tiga jenis kata depan atau preposisi, yaitu:
―(1) preposisi dasar, (2) preposisi turunan, dan (3) preposisi yang berasal dari
kategori lain.‖8 Berikut ini merupakan penjabaran dari ketiga jenis kata depan di
atas:
1. Preposisi dasar tidak dapat mengalami proses morfologis.
2. Preposisi turunan yang dapat dibagi lagi menjadi: a). gabungan preposisi
dan preposisi, seperti di dalam; b). gabungan preposisi dan non-preposisi,
seperti di balik.
3. Preposisi yang berasal dari kategori lain, seperti pada, tanpa, semenjak,
sepanjang, sesuai.
Berikut ini merupakan sembilan kata depan yang digolongkan
berdasarkan fungsinya, yaitu kata depan yang menyatakan:
(1) tempat berada, yaitu di, pada, dalam, atas, dan antara
(2) arah asal, yaitu dari
(3) arah tujuan, yaitu ke, kepada, akan, dan terhadap
(4) pelaku, yaitu oleh
(5) alat, yaitu dengan dan berkat
(6) perbandingan, yaitu daripada
(7) hal atau masalah, yaitu tentang dan mengenai
7 J.S. Badudu, Pelik-Pelik Bahasa Indonesia (Bandung: Pustaka Prima, 1981), Cet. ke-18,
hlm. 149. 8 Harimurti Kridalaksana, op. cit., hlm. 95-97
13
(8) akibat, yaitu hingga dan sampai
(9) tujuan, yaitu untuk, buat, guna, dan bagi
Pembagian kata depan atau preposisi seperti di atas juga disebut
sebagai peran semantis preposisi, karena menyatakan makna-makna tertentu.
Kemudian berdasarkan bentuknya, kata depan dibagi menjadi dua macam, yaitu
kata depan tunggal dan kata depan majemuk. Berikut ini adalah penjabarannya:
1. Kata Depan Tunggal
Kata depan tunggal adalah ―preposisi yang hanya terdiri atas satu
kata.‖9 Bentuk kata depan tunggal tersebut dapat berupa kata dasar dan kata
berimbuhan.
a. Kata depan atau preposisi yang berupa kata dasar
Kata depan dalam kelompok ini hanya terdiri dari satu morfem.
Artinya, kata depan ini tidak diikuti oleh imbuhan apapun, baik awalan,
akhiran, sisipan, maupun gabungan awalan dan akhiran. Berikut ini adalah
kata dasar yang menjadi kata depan, yaitu ―akan, antara, bagi, buat, dari,
demi, dengan, di, hingga, ke, kecuali, lepas, lewat, oleh, pada, per, peri,
sampai, sejak/semenjak, seperti, serta, tanpa, tentang, dan untuk.‖10
Berikut ini beberapa contoh penggunaan kata depan yang berupa
kata dasar dalam kalimat: (a) Rani tidak takut akan kegelapan. (b) Terlihat
sekali perbedaan antara kakak dan adik itu. (c) Skripsi wajib dikerjakan bagi
para mahasiswa S1. (d) Kak Ami berasal dari Solo. (e) Tadi siang, Mila
9 Hasan Alwi, et. al, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (Jakarta: Balai
Pustaka, 2003), Cet. ke-5, hlm. 288 10
Ibid., hlm. 289.
14
terlihat duduk di bangku taman. Contoh-contoh tersebut menunjukkan bahwa
kata depan ini hanya terdiri dari satu morfem saja.
b. Kata depan yang berupa kata berafiks
―Kata depan dalam kelompok ini dibentuk dengan menambahkan
afiks pada bentuk dasar yang termasuk kelas kata verba, adjektiva, atau
nomina.‖11
Artinya, pembentukan kata depan ini mengalami proses
penambahan awalan (prefiks), akhiran (sufiks), atau gabungan antara
keduanya (konfiks). Berikut ini yang termasuk kata depan berupa kata
berimbuhan, seperti bersama, beserta, menjelang, menuju, menurut,
sekeliling, sekitar, selama, sepanjang, seputar, seluruh, dan terhadap.
2. Kata Depan Majemuk atau Gabungan
Kata depan majemuk atau gabungan merupakan preposisi yang
berupa gabungan dari beberapa preposisi tunggal. Kata depan ini terdiri dari dua
kata depan yang berdampingan dan dua kata depan yang berkorelasi.
a. Kata depan yang berdampingan
Kata depan jenis ini terdiri dari dua kata depan yang letaknya
berurutan. Kata depan gabungan ini tetap ditulis terpisah dari kata selanjutnya
atau di belakangnya.
Berikut ini contoh kata depan yang berdampingan: daripada,
kepada, oleh karena, oleh sebab, sampai ke, sampai dengan, dan selain dari.
Berikut ini beberapa contoh kata depan yang berdampingan dalam kalimat:
(a) Rifka lebih tinggi daripada adiknya. (b) Permen-permen itu diberikan
11
Hasan Alwi, et. al., loc. cit.
15
kepada anak-anak jalanan. (c) Konser Titi DJ berlangsung mulai pukul 19.00
sampai dengan 21.00 WIB.
b. Kata depan yang berkorelasi
Kata depan ini terdiri dari dua unsur yang dipakai berkorelasi atau
berpasangan, tetapi terpisah oleh kata atau frasa lain. Artinya, antara kata
depan pertama dan kedua terdapat jurang pemisah, jadi keduanya tidak
berpasangan secara penuh.
Contohnya, antara …… dengan, antara …… dan, dari ……
hingga, dari …. sampai dengan, dari …. sampai ke, dari … ke, dari ….
sampai, sejak …. hingga, sejak …. sampai. Berikut ini beberapa contoh kata
depan yang berkorelasi dalam kalimat: (a) Antara Fifi dan kakaknya terdapat
perbedaan sifat yang mencolok. (b) Ayah bekerja keras dari pagi hingga
petang.
C. Kata Depan di, ke
Dalam penulisannya, kata depan di, ke harus dipisah dari kata yang
mengikutinya. Inilah yang membedakannya dengan imbuhan dan sering membuat
siswa keliru dalam menuliskannya. Ada kunci yang dapat diingat siswa, yaitu
penulisan kata depan di, ke dipisahkan dari kata selanjutnya jika diikuti oleh
keterangan tempat, keterangan waktu, dan kata benda.
Di bawah ini merupakan bagan dari kunci mudah memahami
penulisan kata depan di, ke, yaitu:
16
kata depan di, ke + kata keterangan tempat
kata depan di, ke + kata keterangan waktu penulisan dipisahkan
kata depan di, ke + kata benda
Bagan 1. Kunci mudah penulisan kata depan ‘di, ke’
1. Kata depan di
Dalam kata depan, di dihitung sebagai satu kata. Pada umumnya,
kata depan di dikenal sebagai penunjuk keterangan tempat. Namun, keterangan
tempat itu dibagi-bagi menurut aturan seperti yang terdapat dalam Abdul Chaer,
2000: 122—124, seperti:
a. untuk menyatakan ‗tempat berada‘. Contoh: ―Kami belajar di kelas
7.17.‖
b. untuk menyatakan aspek ‗diam‘ atau ‗berhenti‘. Contoh: ―Kami sedang
beristirahat di hotel berbintang lima.‖
c. tidak digunakan sebelum kata ganti orang, kata nama diri, kata nama
jabatan, kata nama perkerabatan, dan kata nama waktu. Kata depan yang
lebih tepat digunakan adalah pada. Contoh: ―Novelmu ada di saya‖.
(sebaiknya: ―Novelmu ada pada saya‖).
d. tidak langsung digunakan di depan kata yang menyatakan karangan,
tulisan, atau nama buku, majalah, dan koran. Kata depan di ditambahkan
dengan kata depan dalam. Misalnya, ―Dimuat di dalam surat kabar.‖
17
2. Kata Depan ke
Kata depan ke juga biasa dikenal untuk menyatakan ‗tujuan‘. Sama
halnya seperti di, kata depan ke juga memiliki aturan ‗tujuan‘ yang dimaksud, di
antaranya:
a. untuk menyatakan ‗tempat tujuan‘. Contoh: ―Ibu pergi ke kantor pos.‖
b. untuk menyatakan aspek ‗gerak‘ atau ‗bergerak‘. Contoh: ―Apa
maksudmu datang ke sini sepagi ini?‖
c. sebaiknya tidak digunakan di depan kata ganti, kata nama diri, kata
nama jabatan, kata nama perkerabatan. Dalam hal ini, lebih tepat
digunakan kata depan kepada. Contoh: ―Saya meminjam uang ke
saudara.‖ (sebaiknya: ―Saya meminjam uang kepada saudara.‖).
―Dalam masyarakat sunda, sering kita dengar pemakaian kata depan
di, ke di depan kata ganti orang, seperti di saya, di kita, ke ibu, ke dia, dan
lain-lain, malah bentuk seperti itu diberi lagi afiks di-kan menjadi:
dikesayakan, dikeibukan. Bentukan seperti ini boleh kita katakana bahasa
Indonesia dialek Sunda, yang dipengaruhi oleh struktur bahasa Sunda.‖12
D. Pengertian Awalan
Dalam bahasa Indonesia, ada beberapa jenis afiks atau imbuhan,
yaitu awalan (prefiks) ialah imbuhan yang diletakkan di awal kata dasar; sisipan
(infiks) adalah imbuhan yang disisipkan di tengah kata dasar; akhiran (sufiks)
merupakan imbuhan yang diletakkan di akhir kata dasar; dan imbuhan gabungan
(konfiks), yakni gabungan antara imbuhan awalan dan akhiran pada kata dasar.
12
J.S. Badudu, Pelik-Pelik Bahasa Indonesia (Bandung: Pustaka Prima, 1985), Cet. ke-18,
hlm. 152.
18
Berdasarkan jenis-jenis tersebut, berikut ini akan dijelaskan lebih lengkap
mengenai salah satunya, yaitu awalan atau prefiks.
Istilah awalan prefiks berasal dari bahasa Latin, yaitu praefixus. Kata
prae berarti ‗sebelum‘ dan kata fixus, figere bearti ‗sebelum sesuatu‘.13
Awalan
disebut juga prefiks. Awalan merupakan ―afiks yang ditempatkan di bagian muka
suatu kata dasar.‖14
―Prefixes are bound morphemes that are attached to the
initian position of the free morphemes.‖15
Artinya, ―Prefiks adalah morfem terikat
yang melekat pada posisi awal morfem bebas‖. Pengertian lain menyebutkan,
―prefiks adalah sebuah afiks yang dibubuhkan pada awal sebuah kata dasar.‖16
Penulisan awalan selalu dirangkaikan dengan kata dasar yang
mengikutinya. Jadi, dapat penulis katakan bahwa awalan atau prefiks adalah salah
satu jenis imbuhan (afiks) yang berada di depan suatu kata dasar dan penulisannya
diserangkaikan dengan kata yang mengikutinya.
E. Jenis-jenis Awalan
Dalam bahasa Indonesia, seperti halnya kata depan, awalan juga
memiliki berbagai jenis dengan fungsinya masing-masing, di antaranya: me-, di-,
ber-, ke-, ter-, pe, per, se-.
13
Deny Arnos Kwary, ‖Analisis Afiks Bahasa Arab, Bahasa Indonesia, dan Bahasa
Inggris‖, artikel ini diakses pada 30 Maret 2011, pukul 14.04 WIB dari http://bit.ly/j5aVPr 14
Hasan Alwi, et. al, op. cit., hlm. 31. 15
Muhammad Farkhan, An Introduction Linguistics (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet.
ke-1, hlm. 57. 16
Wikipedia Indonesia, ―Prefiks‖, artikel diakses pada 30 Maret 2011, pukul 13.57 dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Prefiks
19
1. Awalan me-
Awalan me- berfungsi membentuk kata kerja (verba), kata sifat
(ajektiva), dan interogativa. Awalan ini mengalami proses morfofonemik berupa:
―a. pengekalan fonem; b. penambahan fonem; dan c. peluluhan fonem.‖17
a. Pengekalan fonem
Pengekalan ini hanya dapat terjadi bila bentuk kata dasarnya diawali
dengan konsonan /r, l, w, y, m, n, ng, dan ny/. Contoh: merona, melawan,
mewujud, meminum, menunggu, menganga, menyala.
b. Penambahan fonem
Penambahan yang dilakukan adalah dengan menyelipkan fonem
nasal /m, n, ng, dan nge/. Fonem /m/ ditambahkan bila bentuk dasarnya
dimulai dengan konsonan /b/ dan /f/. Contoh: membawa, memfosil.
Penambahan fonem /n/ bila bentuk kata dasarnya dimulai dengan konsonan
/d/. Contoh: mendaur, mendorong. Penambahan fonem /ng/ bila bentuk kata
dasarnya dimulai dengan kosonan dan vokal /g, h, kh, a, i, u, e, dan o/.
Contoh: menggusur, mengharap, mengkhitan, mengangkat, mengintip,
mengungkap. Penambahan fonem /nge/ bila bentuk kata dasarnya tiga huruf
saja. Contoh: mengetik, mengecat.
c. Peluluhan fonem
Ini terjadi bila awalan me- diimbuhkan pada kata dasar yang diawali
dengan konsonan /k, t, s, p/. Contoh: mengutip, menawar, menyambut,
memukul.
17
Abdul Chaer, Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses) (Jakarta: Rineka Cipta,
2008), Cet. ke-1, hlm. 47.
20
2. Awalan di-
Tiap kata dasar yang digabung awalan atau prefiks di- tidak
mengalami perubahan bentuk. Karena awalan ini tidak mengalami proses
morfofonemik yang serumit awalan me-, ber-, pe-, per-, dan ter-. Awalan di-
berfungsi memasifkan verba berawalan me-. Dengan kata lain, awalan di- sebagai
kata kerja pasif yang dapat diubah menjadi kata kerja aktif dengan menggantinya
dengan awalan me-.
―Afiks di- hanya memiliki satu fungsi, ialah membentuk kata kerja
pasif, berbeda dengan afiks meN- yang mempunyai fungsi membentuk kata
kerja aktif., sedangkan maknanya ialah menyatakan makna[sic!] ‗suatu
perbuatan yang pasif‘.‖18
Misalnya:
dimakan memakan
digunting menggunting
dimarahi memarahi
digantikan menggantikan
Awalan di- jarang dirangkaikan dengan kata benda, kata bilangan,
kata sifat dalam konteks kalimat tertentu. Hal tersebut dikarenakan akan terdengar
rancu jika dirangkaikan. Seperti pada contoh berikut ini:
- ―Batu-batu disusun supaya dirumah.
- Kata orang, tanah itu akan ditinggi.
- Karena ingin segera sampai, lari mereka dicepat.
- Kayu itu diketam akan dikecil.”19
Jika ingin merangkaikannya dengan kata benda, kata sifat, dan kata
bilangan, maka awalan di- harus dirangkaikan juga dengan imbuhan lainnya,
18
M. Ramlan, Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif (Yogyakarta: CV. Karyono, 2001), Cet.
ke-12, hlm. 116—117. 19
Sudarno dan Eman A. Rahman, Kemampuan Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi (Jakarta: PT. Hikmat Syahid Indah, 1986), hlm. 36.
21
seperti pada contoh: dibukukan, diperkecil, dipercepat, ditinggikan, dan lain-lain.
Berikut ini merupakan kunci mudah dalam penulisan awalan di-:
awalan di- + kata kerja penulisan diserangkaikan
Bagan 2. Kunci mudah penulisan awalan ‘di-‘
3. Awalan ber-
Pada awalan ber-, terdapat tiga proses pengimbuhan di antaranya:
a. Penghilangan fonem. Contoh: be[r]kerja, be[r]serta, dan lain-lain.
b. Perubahan fonem. Awalan ber- bila diikuti oleh kata dasar tertentu, maka
akan mengalami perubahan fonem menjadi bel-. Contoh: belajar.
c. Pengekalan fonem. Contoh: bersama, berdua, berharap, dan lain-lain.
4. Awalan ke-
Pada umumnya, awalan ke- melekat pada bentuk dasar yang
termasuk golongan kata bilangan, misalnya keempat, kelima, keenam, ketujuh, dan
seterusnya. Ada juga yang melekat pada bentuk dasar yang bukan kata bilangan,
ada tetapi jumlahnya terbatas, ialah kehendak, ketua, kekasih, dan ketahu.
Awalan ke- berfungsi membentuk kata kerja (verba), kata benda
(nomina), dan kata bilangan (numeralia). Pada kata kehendak, ketua, dan kekasih,
awalan ke- berfungsi membentuk kata nomina; pada kata kedua, ketiga, dan
seterusnya, awalan ke- berfungsi membentuk kata numeralia; pada ketahu, awalan
ke- berfungsi membentuk pokok kata, yang terdapat pada kata mengetahui,
diketahui, dan pengetahuan; sedangkan fungsi verba dalam awalan ke- hanya
terdapat pada ragam bahasa tidak baku, seperti kebaca, kebawa, ketabrak, dan
lain-lain.
22
Awalan ke- mempunyai dua makna, yaitu:
a. Menyatakan kumpulan yang terdiri dari jumlah yang tersebut pada
bentuk dasar. Misalnya:
a). kedua (orang): bermakna ‗kumpulan yang terdiri dari dua orang‘
b). ketiga (orang): bermakna ‗kumpulan yang terdiri dari tiga orang‘
c). keempat (pasang): bermakna ‗kumpulan yang terdiri dari empat
pasang‘
b. Menyatakan urutan
Berikut ini merupakan kunci mudah dalam penulisan awalan ke-:
awalan ke- + kata kerja
penulisan diserangkaikan
awalan ke- + kata bilangan
Bagan 3. Kunci mudah penulisan awalan ‘ke-‘
5. Awalan ter-
Awalan ini berfungsi membentuk kata kerja pasif dan kata sifat. Hal
yang bermakna ‗tidak sengaja melakukan‘, seperti tertidur, termakan, terbawa,
dan lain-lain. Pada kata sifat, awalan ter- memberikan makna ‗paling‘, seperti
tercantik, terpandai, terbawah, dan lain-lain.
6. Awalan pe-
Awalan ini berfungsi membentuk kata benda (nomina) dan pada
umumnya menyatakan makna ‗yang biasa/pekerjaannya/gemar melakukan
pekerjaan yang tersebut dalam kata dasar‘. Contohnya: petani, petinju, pedagang,
dan lain-lain. Afiks pe- pada umumnya bertalian dengan kata kerja berafiks ber-:
23
pedagang bertalian dengan berdagang, pejuang bertalian dengan berjuang, dan
lain-lain.
7. Awalan per-
Awalan ini berfungsi membentuk kata benda (nomina) dan pokok
kata. Awalan per- yang membentuk kata nomina ―hanya terdapat pada kata
pelajar dan pertapa.‖20
Awalan per- yang membentuk pokok kata, biasanya
berupa kata sifat, seperti: perbanyak, perjelas, perpanjang, dan lain-lain; kata
bilangan, seperti: perempat, perlima, dan lain-lain; kata nomina, seperti:
perbudak, peristri, dan lain-lain.
8. Awalan se-
―Pemberian prefiks se- pada semua dasar ajektiva memberi makna
gramatikal ‗sama (dasar) dengan nomina yang mengikutinya‘.‖21
Contoh:
sepintar, semurah, sehijau, dan lain-lain.
F. Paragraf Narasi
Sebelum membahas tentang paragraf narasi, perlu juga kita
mengetahui tentang seluk-beluk paragraf. Kata paragraf diserap ke dalam bahasa
Indonesia dari kata dalam bahasa Inggris, yaitu paragraph. Kata paragraph
tersebut dibentuk dari suatu kata dalam bahasa Yunani, yakni para- yang berarti
‗sebelum‘ dan –grafien ‗menulis, menggores‘.
Dalam bahasa Indonesia, terdapat banyak pengertian tentang
paragraf, di antaranya: (1) ―paragraf adalah seperangkat kalimat yang
20
Ibid., hlm. 132. 21
Ibid., hlm. 170.
24
membicarakan suatu gagasan atau topik.‖22
(2) ―paragraf bukan seke[sic!]dar
kumpulan kalimat.‖23
(3) ―paragraf merupakan bagian karangan yang terdiri atas
beberapa kalimat yang berkaitan secara utuh dan padu serta membentuk satu
kesatuan pikiran.‖24
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut
paragraf adalah sekumpulan kalimat yang terdiri dari satu kalimat topik atau
gagasan dan beberapa kalimat penjelas yang saling padu, dan berkaitan satu sama
lainnya.
Di atas dipaparkan bahwa kalimat-kalimat dalam paragraf
memperlihatkan memiliki keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik
tersebut. Namun, terdapat juga paragraf yang hanya terdiri dari satu kalimat.
―Paragraf satu kalimat ini dapat dipakai sebagai peralihan antarparagraf, sekaligus
memperbesar efek dinamika bahasa.‖25
Namun demikian, untuk memperoleh ide
yang utuh dan lengkap, paragraf hendaklah dibentuk dari sekelompok kalimat
yang saling berkaitan dan padu dalam mengembangkan satu gagasan.
G. Fungsi Paragraf
Paragraf bukan hanya sekadar sebuah tulisan yang dituangkan oleh
penulisnya. Paragraf juga mempunyai fungsi tertentu. Sebagaimana yang
22
E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi (Jakarta: Akademika Pressindo, 2009), Cet. ke-10, hlm. 115. 23
Mahmudah Fitriyah dan Ramlan Abdul Gani, Pembinaan Bahasa Indonesia (Jakarta:
UIN Jakarta Press, 2007), Cet. ke-1, hlm. 129. 24
Niknik M. Kuntarto, Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir (Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2010), Cet ke-8, hlm. 153. 25
Alek A. dan Achmad H. P., Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi (Jakarta: Kencana,
2010), Cet. ke-1, hlm. 208.
25
dituliskan oleh Alek A. dan H. Achmad H. P., paragraf memiliki beberapa fungsi
sebagai berikut:
1. ―Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran
dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis
dalam suatu kesatuan.
2. Menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang
terdiri dari beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran.
3. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis dan memudahkan
pemahaman bagi pembacanya.
4. Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan
unit pikiran yang lebih kecil.
5. Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri dari
beberapa variabel.‖26
H. Syarat Paragraf yang Baik
Agar memperoleh paragraf yang baik, seorang penulis dituntut untuk
memperhatikan syarat-syarat paragraf yang baik. Syarat-syarat itu di antaranya:
1. Kesatuan
Kesatuan paragraf merupakan salah satu unsur yang membangun
sebuah paragraf. Kesatuan dalam paragraf, yaitu ―semua kalimat yang membina
paragraf itu secara bersama-sama menyatakan suatu hal, [sic!] suatu tema
tertentu.‖27
Kesatuan ini maksudnya di dalam satu paragraf hanya terdiri dari
satu topik saja yang berupa kalimat utama dan juga terdapat beberapa kalimat
penjelas. Topik tersebut diungkapkan di dalam sebuah kalimat utama yang berada
di awal atau akhir atau gabungan keduanya. Kalimat utama tersebut makin
diperjelas oleh beberapa kalimat lain yang disebut kalimat penjelas. Contoh:
26
Ibid, hlm. 209. 27
Alek A. dan Achmad H. P., op.cit. hlm. 214.
26
―Jateng sukses. Kata-kata ini meluncur gembira dari pelatih
regu Jateng setelah selesai pertandingan final Kejurnas Tinju Amatir,
Minggu malam, di Gedung Olahraga Jateng, Semarang. Pernyataan itu
dianggap wajar karena apa yang diimpi-impikan selama ini dapat
tewujud, yaitu satu medali emas, satu medali perak, dan satu medali
perunggu. Hal itu ditambah lagi oleh pilihan petinju terbaik yang jatuh
ke tangan Jateng. Hasil yang diperoleh itu adalah prestasi paling tinggi
yang pernah diraih oleh Jateng dalam arena seperti itu.‖28
2. Koherensi atau kepaduan
Koherensi adalah ―kekompakkan hubungan antara sebuah kalimat
dan kalimat yang lain yang membentuk paragraf itu.‖29
Koherensi maksudnya,
dalam sebuah paragraf tidak boleh ada kalimat yang menyimpang dari paragraf
itu. Jadi, kalimat-kalimat yang membentuk paragraf perlu ditata secara cermat
agar tidak ada satu pun kalimat yang menyimpang dari ide pokok atau topik
paragraf itu. Jika ada kalimat yang menyimpang dari topik itu, maka kalimat itu
harus dikeluarkan dari paragraf.
―Kepaduan atau koherensi paragraf dapat terlihat melalui
penyusunan kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan (kata-kata)
pengait antarkalimat.‖30
Untuk mencapai kepaduan yang baik, diperlukan strategi
dalam merangkai kalimat sehingga berhubungan secara logis dan padu. Strategi
tersebut di antaranya:
a. Penggunaan pengulangan kata atau kata kunci
Kata kunci (keyword) adalah kata yang diulang untuk mengaitkan
antara satu kalimat dengan kalimat lainnya. Contoh:
―Manusia adalah makhluk sosial. Dalam kehidupannya,
manusia secara kodrat tidak dapat hidup sendiri. Sejak dilahirkan,
28
E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, op. cit., hlm. 117. 29
Alek A. dan Achmad H. P., op. cit., hlm. 218. 30
E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, op. cit., h. 117.
27
manusia sudah membutuhkan ibu-bapaknya sebagai tempat bergantung.
Ketika dapat berkomunikasi dengan lingkungan sosial, manusia
memerlukan masyarakat luas untuk bersosialisasi.‖31
b. Penggunaan kata ganti
Kata ganti adalah kata yang dapat menggantikan nomina atau frase,
misalnya dia, beliau, saya, engkau (kata ganti orang/pronomina persona), itu,
ini, di sana, di sini, di situ (kata ganti penunjuk/pronomina demonstratif), -
nya, -ku, -mu (kata ganti sasaran/pronomina objektif).
c. Penggunaan konjungsi transisi kalimat
Konjungsi antarkalimat adalah ―kata penghubung yang digunakan
pengarang untuk menyambungkan ide satu kalimat dengan ide kalimat lain
dalam paragraf, baik menyambungkan antara kalimat utama dengan kalimat
penjelas, maupun antara kalimat dengan kalimat penjelas.‖32
Berikut ini contoh paragraf yang padu:
―David Beckham adalah seorang pemain sepak bola yang
sukses. Buktinya, suami Victoria Beckham ini selalu bergelimang
kekayaan dan kepopuleran. Walaupun masih terikat kontrak dengan real
Madrid sampai Juni 2007, mantan kapten Timnas Inggris ini sudah
mengumumkan secara resmi kepindahannya ke LA Galaxy di liga
Amerika Serikat. Bahkan, pemain yang memiliki tendangan jarak jauh
yang mematikan lawan ini sudah meneken kontrak transfer 250 juta
dolar AS. Selain menerima gaji 250 euro per tahun hingga Juni 2007
dari Real Madrid, ia juga akan menerima 250 juta dolar AS dari LA
Galaxy. Akibat pemberitaan ini, lelaki yang pernah berselisih dengan
pelatihnya di Manchester United ini mendapatkan banyak kritikan dan
laporan tidak sedap tentang dirinya di berbagai media masa, tetapi ayah
dari Brooklyn, Romeo, dan Cruz ini tetap menjadi pemain sepak bola
yang terpopuler dan menjadi buah bibir di jagat persepakbolaan
dunia.‖33
31 Mahmudah Fitriyah dan Ramlan Abdul Gani, op. cit., hlm. 130.
32 Ibid., h. 131.
33 Ninik M. Kuntarto, op. cit., hlm. 155.
28
3. Kelengkapan
Sebuah paragraf dikatakan lengkap apabila di dalamnya terdapat
kalimat-kalimat penjelas secara lengkap untuk menunjuk pokok pikiran atau
kalimat utama. Ciri-ciri kalimat penjelas, yaitu berisi penjelasan berupa rincian,
keterangan, contoh, dan lain-lain. Selain itu, kalimat penjelas berarti apabila
dihubungkan dengan kalimat-kalimat di dalam paragraf. Kalimat penjelas
memerlukan kata penghubung, baik kata penghubung intrakalimat maupun kata
penghubung antarkalimat. Contoh:
―Indonesia adalah negeri pahlawan, sosok yang dikagumi
karena keberaniannya berkorban bagi bangsa. Pada masa
prakemerdekaan pahlawan dituntut memiliki keberanian membela kaum
terjajah dan menantang kaum penjajah. Berbeda dengan pahlawan pada
prakemerdekaan, pahlawan yang diperlukan di masa pascakemerdekaan
adalah pahlawan kebajikan, pahlawan-pahlawan kehidupan. Pahlawan
akan dikenang bukan karena berani mati, melainkan juga karena
mengabdi hidup demi kesejahteraan bangsa.‖34
4. Pengembangan
Sebelumnya dijelaskan bahwa paragraf memiliki kalimat utama dan
kalimat penjelas. Sebuah kalimat utama yang berisi suatu topik tidak akan
menjadi sebuah paragraf bila tidak dikembangkan dengan kalimat penjelas dalam
bentuk berupa contoh, alasan, angka-angka, atau lainnya. ―Memberi perincian,
penjelasan, penjabaran, terhadap kalimat utama itulah yang dmaksud dengan
pengembangan paragraf.‖35
34
Ibid., hlm. 160—161. 35
Sudarno dan Eman A. Rahman, Terampil Berbahasa Indonesia (Jakarta: PT. Hikmat
Syahid Indah, t.t), hlm. 126.
29
5. Bahasa yang baik dan benar
Paragraf dapat disebut sebagai alat utama sebuah karangan,
sedangkan paragraf menjadikan bahasa sebagai alat utamanya. Agar dapat
membentuk suatu paragraf yang memenuhi syarat, hendaklah menggunakan
bahasa yang baik dan benar.
Bahasa yang baik adalah bahasa yang digunakan sesuai norma
kemasyarakatan yang berlaku, dalam arti pemakaiannya sesuai dengan situasi,
sedangkan bahasa yang benar ialah bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia yang berlaku. Jadi, bahasa yang baik yang benar, yaitu ―bahasa
Indonesia yang digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku dan
sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku.‖36
I. Jenis-jenis Paragraf
Berdasarkan sifat dan tujuannya, paragraf dapat dibedakan atas:
1. Paragraf pembuka
Paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian
pembaca, serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah yang
akan disajikan di paragraf selanjutnya. Karena paragraf pembuka merupakan
pengantar untuk sampai ke pembicaraan inti. Salah satu cara menarik perhatian
pembaca, yakni dengan mengutip pernyataan dari tokoh terkenal, kutipan itu tentu
saja yang membangun, dan merangsang minat pembaca. Berikut ini merupakan
contoh paragraf pembuka:
36
E. Zaenal Arifin dan Farid Hadi, 1001 Kesalahan Berbahasa (Jakarta: Akademika
Pressindo, 2009), Cet. ke-4, hlm. 11—12.
30
―Psikolog Jhon Powell pernah mengatakan, manusia bisa
berbagi perasaa, pikiran, bahkan berbagi tubuh. Namun, sering sekali
proses berbagi ini tidak selalu sungguh-sungguh memberikan penyatuan
sejati yang membahagiakan antarmanusia….‖37
2. Paragraf penghubung
Paragraf ini disebut juga paragraf pengembang. Paragraf
penghubung terletak antara paragraf pembuka dan paragraf terakhir sekali di
dalam bab atau anak bab. Paragraf ini mengembangkan pokok pembicaraan yang
akan dikemukakan. Paragraf dapat dikembangkan dengan cara ekspositoris,
deskriptif, naratif, dan argumentatif. Contoh:
―Sebaliknya, tidak adanya komunikasi perasaan menciptakan
keterpisahan dan keterkucilan. Keterpisahan dan keterkucilan inilah
yang akan membelitkan rasa nyeri dan penderitaan. Penderitaan dan
rasa nyeri amat kondusif untuk memunculkan iri hati dan dendam.
Lebih dari itu, penderitaan dan iri hati akan memicu berbagai masalah
lain, semisal perseteruan, kecurigaan, dan keputusasaan. Akumulasi
berbagai perasaan itu lama-kelamaan menjadi gunung dendam yang
setiap saat bisa meledak dalam wujud tindak kekerasan dan agresif yang
destruktif.‖38
3. Paragraf penutup
Paragraf penutup adalah ―paragraf yang terdapat pada akhir
karangan. Pada umumnya, paragraf penutup berupa simpulan semua pembicaraan
yang telah dikemukakan pada bagian-bagian sebelumnya.‖39
Contoh:
―Dalam keseharian bisa dilihat dengan jelas problem
hubungan antarinsan oleh karena tipisnya komunikasi perasaan. Baik
pada tataran relasi antarteman, relasi suami-istri, relasi pemimpin dan
anak buahnya, bahkan pada tataran relasi masyarakat luas, bangsa, dan
negara.‖40
37
Iis Wiati, Bahasa dan Sastra Indonesia: program Studi Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu
Sosial untuk SMA Kelas XII (Depok: Arya Duta, 2005), Cet. ke-1, hlm. 27. 38
Iis Wiati, op. cit., hlm. 28. 39
Alek A. dan Achmad H. P., op. cit., hlm. 210—213. 40
Iis Wiati, loc. cit.
31
Adapun berdasarkan letak topiknya, paragraf digolongkan menjadi
tiga jenis, yaitu:
a. Paragraf deduktif
Paragraf deduktif memiliki kalimat utama/gagasan utama yang
diletakkan di awal paragraf. Contoh:
―Tugas yang diemban Pak Slamet ini tidak ringan. Pak
Slamet harus siap 24 jam. Ia harus siap dihubungi kapan dan di mana
saja. Sore itu ketika beberapa karyawan berbenah diri untuk pulang, Pak
Slamet masih dengan tegar mondar-mandir di kantornya sambil
mengontrol gangguan-gangguan yang mungkin terjadi. Karena
tugasnya tersebut, Pak Slamet sering pulang pukul 22.00 WIB.‖41
b. Paragraf induktif
Paragraf induktif memiliki kalimat utama/gagasan utama yang
diletakkan di akhir paragraf. Contoh:
―Sebenarnya, masa penyesuaian dengan pekerjaan akan lebih
cepat pada perusahaan yang menyiapkan masa orientasi atau perkenalan
bagi karyawan barunya. Namun, jika tidak ada orientasi, kumpulkanlah
sebanyak mungkin informasi yang bersifat membantu masa
penyesuaian dengan pekerjaan. Misalnya, melalui rekan-rekan, bisa saja
mengumpulkan nama dan kontak karyawan yang memiliki
keterampilan khusus. Jadi, ketika mulai bekerja menjumpai
hambatan, bisa menghubungi lebih dari satu orang untuk
menjawab semua masalah yang muncul.‖42
c. Paragraf campuran (deduktif-induktif)
Paragraf campuran memiliki kalimat utama/gagasan utama yang
diletakkan di awal dan akhir paragraf. Kalimat utama di awal paragraf berfungsi
sebagai pembuka ide yang akan diikuti uraian berupa contoh, kejadian, atau
perincian khusus tentang pikiran utama. Kemudian pikiran utama itu ditegaskan
41
E. K. Djuharmie dan Asep Juanda, Bahasa Indonesia untuk SMA Kelas XI (Bogor:
Regina, 2005), Cet. ke-1, hlm. 22. 42
Ibid., hlm. 23.
32
lagi pada akhir paragraf dengan menggunakan kalimat yang tidak sama dengan
kalimat utama pertama. Contoh paragraf campuran:
―Antara dan berpikir ada hubungan yang erat. Berbahasa
ialah menyatakan yang dipikir, dirasa, atau dikehendaki. Bila orang
belajar berbahasa, ia belajar berpikir lebih baik dan lebih halus.
Sebaliknya orang berpikir bermakna ia menambah kosa kata serta
menggunakannya secara teratur. Kemajuan bahasa adalah juga
kemajuan dalam berpikir. Bahasa dan berpikir berkembang bersama-
sama. Oleh karena itu, bahasa dan berpikir tidak dapat dipisah-
pisahkan.‖43
Jika dilihat dari isinya, paragraf dibagi menjadi lima, di antaranya:
1) Eksposisi (paparan)
Paragraf eksposisi merupakan suatu bentuk tulisan memaparkan
suatu informasi agar dapat memperluas wawasan dan pengetahuan pembaca.
Tulisan eksposisi ini bersifat tidak memaksa pembacanya. Jenis paragraf eksposisi
dapat dibaca dalam tulisan opini, tips, maupun berita. Contoh:
“Khasiat Rebusan Angkak
Angkak adalah suatu jenis tumbuhan dari Cina yang memiliki
menfaat untuk tubuh, di antaranya menurunkan tekanan darah dan menaikkan
jumlah trombosit bagi penderita demam berdarah. Angkak tersebut dapat
digunakan dengan cara: a). Siapkan butiran angkak yang banyak dijual di
supermarket; b). Rebus dua gelas air ditambah setengah sendok teh angkak dan
tunggu hingga mendidih; c). Setelah mendidih, matikan kompor dan saring air
rebusan itu; d). Tunggu hingga hangat dan siap diminum.
Khasiat rebusan angkak itu dapat dirasakan kira-kira setelah dua kali
meminumnya. Selamat mencoba!‖44
43
Sudarno dan Eman A. Rahman, Terampil Berbahasa Indonesia (Jakarta: PT. Hikmat
Syahid Indah, t.t), hlm. 130. 44
Utami Setiawati Darmadi, ―Khasiat Rebusan Angkak‖, artikel ini diakses pada 26 Mei
2011, pukul 20.20 WIB dari http://utamiindonesia.blogspot.com
33
2) Persuasi (ajakan)
Paragraf persuasi berusaha meyakinkan pembaca agar melakukan
sesuatu yang diingini oleh penulis. Persuasi dapat dijumpai dalam tulisan iklan
penawaran, iklan layanan masyarakat, iklan pendidikan, maupun politik. Contoh:
―Salah satu penyakit yang perlu kita waspadai di musim
hujan ini adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Untuk
mencegah ISPA, kita perlu mengonsumsi makanan yang bergizi,
minum vitamin dan antioksidan. Selain itu, kita perlu istirahat yang
cukup, tidak merokok, dan rutin berolahraga.‖45
3) Argumentasi
Paragraf argumentasi merupakan suatu bentuk tulisan yang berusaha
memengaruhi pembaca dengan cara menggabungkan fakta-fakta yang didapat
dengan pendapat penulis. Argumentasi bertujuan membuat pembaca menyetujui
pendapat penulis tentang topik yang dituliskannya. Contoh:
―Jangan berani membandingkan antara perpustakaan yang
dimiliki oleh beberapa instansi, sekolah, perguruan tinggi, maupun
perpustakaan pusat dengan perpustakaan yang ada di perpustakaan
[sic!] di Inggris. Mengapa? Hal ini akan membuat kita sedih.
Bagaimana tidak, perpustakaan Inggris selalu dibanjiri oleh para
pembaca karena koleksi bacaan yang dimilikinya. Sementara beberapa
perpustakaan di negeri kita masih perlu pembenahan, baik dalam hal
pengayaan koleksi maupun pelayanan yang ada. Yang lebih
menyedihkan, di perpustakaan Inggris ini ditemukan berbagai naskah
yang juga sangat pantas ada di perpustakaan Indonesia, salah satunya
sebuah repsoduksi 510 gambar arkeologis. Adakah perpustakaan di
Indonesia yang memiliki koleksi yang sama?46
4) Deskripsi (gambaran atau lukisan)
Paragraf deskripsi merupakan suatu tulisan yang menggambarkan
atau melukiskan sesuatu, baik itu manusia, hewan, keadaan, maupun peristiwa
45
Elvi Susanti, ―Argumentasi dan Persuasi‖, (Handout Mata Kuliah Menulis Lanjut
Pertemuan IV dan V, 2011), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, hlm. 6. 46
Iis Wiati, op. cit., hlm.106—107.
34
serinci-rincinya hingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, dan merasakan
hal yang dituliskan penulis. Contoh:
―Ruang kelas itu berukuran 8 x 6 m. Cahaya masuk dari arah
kiri mahasiswa. Deretan kursi kuliah masing-masing 5 buah ke kiri dan
5 buah ke kanan. Sedangkan dari muka ke belakang dijejerkan masing-
masing 8 buah kursi. Meja dan kursi dosen berada di sudut kanan ruang
kuliah. Papan tulis yang berukuran 3 x 1,20 m tertempel kokoh pada
dinding tembok depan ruang itu.‖47
5) Narasi
a) Pengertian Narasi
Pada umumnya, narasi sering dikaitkan dengan cerita atau kisah.
Secara singkat, paragraf narasi berarti tulisan yang berisi cerita. Paragraf narasi
merupakan ―salah satu jenis paragraf yang mengisahkan suatu kejadian atau
peristiwa berdasarkan urutan waktu.‖48
Atar Semi menyatakan bahwa ―narasi
merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau
menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan
perkembangan dari waktu ke waktu.‖49
Sedangkan Mahsusi menyatakan bahwa
―narasi adalah bentuk karangan yang menceritakan, mengisahkan, atau
menyejarahkan.‖50
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa
paragraf narasi adalah salah satu jenis tulisan yang menceritakan secara jelas
kepada pembaca tentang suatu peristiwa atau kejadian berdasarkan urutan waktu.
47
Sudarno dan Eman A. Rahman, Terampil Berbahasa Indonesia (Jakarta: PT. Hikmat
Syahid Indah, t.t), hlm. 135. 48
Muhammad Alfiyansyah, ―Paragraf Narasi‖, artikel ini diakses pada Minggu, 4 April
2010, pukul 14.32 dari http://www.sentra-edukasi.com/2010/04/paragraf-narasi.html 49
Caray, ―Karangan Narasi dengan Segala Macamnya‖, artikel ini diakses pada Sabtu, 14
Mei 2011, pukul 16.08 WIB dari http://bit.ly/lH5kuR 50
Mahsusi, Mahir Berbahasa Indonesia (Jakarta: FITK UIN Jakarta, 2004), hlm. 230.
35
Paragraf narasi memiliki beberapa prinsip, yaitu alur, penokohan,
latar, dan sudut pandang. Keempat prinsip tersebut harus ada dalam paragraf,
sehingga itu dapat disebut sebagai paragraf narasi.
b) Jenis-jenis Narasi
(a) Narasi Ekspositoris
Narasi ekspositoris merupakan salah satu jenis narasi yang
menceritakan peristiwa yang benar-benar terjadi. Misalnya, cerita perjuangan
pahlawan, riwayat atau laporan perjalanan, biografi, dan autobiografi. Narasi
ekspositoris bersifat fakta yang disajikan dengan bahasa denotatif dan tujuan
utamanya bukan menimbulkan daya imajinasi, melainkan menambah pengetahuan
pembaca dengan pemaparan yang rasional.
―Narasi ekspositoris pertama-tama bertujuan menggugah pikiran
pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan.‖51
Sebagai sebuah bentuk narasi,
narasi ekspositoris memersoalkan tahap-tahap kejadian, rangkaian-rangkaian
perbuatan kepada pembaca atau pendengar. Runtun kejadian tersebut untuk
menyampaikan informasi yang dapat memperluas pengetahuan pembaca atau
pendengar, secara lisan maupun tertulis. Contoh narasi ekspositoris:
―Melalui tulisan ini, saya ingin bercerita tentang pengalaman
saya ketika berada si Korea Selatan pada bulan Oktober 2009. Saat itu,
saya dan kelima anggota keluarga lainnya pergi ke Korea Selatan untuk
menemani dan kakak lelaki saya yang akan menikahi seorang gadis
Korsel tepatnya dari kota Daegu.
Sebelum menginjakkan kaki di Daegu, saya singgah sebentar
di Seoul karena pesawat yang saya tumpangi mendarat di Inc Cheon
International Airport. Saya dan keluarga berada di Daegu selama 8 hari
7 malam. Meski hanya sebentar di sana, namun banyak hal yang dapat
51
Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi (Jakarta: PT. Gramedia, 2001), Cet. ke-13, hlm.
136.
36
saya pelajari dan teladani dari masyarakat di sana, seperti ketegasan
para petugas imigrasi bandara, kebersihan lingkungannya dan kesejukan
udara di sana, ketertiban dan kedisiplinan masyarakatnya, ketepatan
waktu masyarakatnya, budaya menghormati dan mendahulukan orang
yang lebih tua, dan kemandirian Costumer Mc‘Donald Korsel (pembeli
bukanlah raja).‖52
(b) Narasi Sugestif
Narasi ini menceritakan suatu hasil rekaan, khayalan, atau imajinasi
pengarang dan bersifat fiksi. ―Narasi sugestif merupakan suatu rangkaian
peristiwa yang disajikan sekian macam sehingga merangsang daya khayal para
pembaca.‖53
Melalui narasi sugestif, kita dapat menyampaikan peristiwa pada
suatu waktu dengan makna tersirat atau tersurat dengan bahasa yang lebih
condong ke bahasa figuratif dengan penggunaan kata-kata konotatif. Jenis
karangan ini dapat dilihat pada roman, cerpen, hikayat, dongeng, dan novel.
Berikut ini contoh narasi sugestif:
―Pada zaman dahulu di sebuah kampung di kaki sebuah
gunung tersebutlah sepasang suami istri yang sudah lama bertapa untuk
memohon kepada Yang Kuasa agar diberi wiji widayat. Berkat
kesungguhan serta kesabarannya, maka pada tengah malam, tatkala
hujan rintik-rintik membasahi bumi, Yang Kuasa menurunkan mayat
Dewi Sri di pangkuan dua makhluk yang teguh iman itu. Mereka
disuruh memakamkan mayat Dewi Sri dengan sebaik-baiknya. Makan
jangan dibiarkan kering. Dan ternyata pada pagi yang kedelapan kedua
suami istri melihat beberapa batang widayat tumbuh di makam itu. Lalu
dengan meminta izin kepada Yang Kuasa, kedua suami istri tani tadi
mencabut dan menanamkan kembali widayat di sawah. Tiga bulan
kemudian ibu dan bapak tani sudah memetik ratussan tangkai widayat.
Akhirnya tersebarlah makanan pokok yang kini disebut padi. (dari
Cerita Rakyat)‖54
52
Utami Setiawati Darmadi, ―Pengalaman Berharga dari Negeri Ginseng‖, artikel ini
diakses pada 24 Mei 2011, pukul 19.08 WIB dari http://utamiindonesia.blogspot.com 53
Gorys Keraf, op. cit., hlm. 137. 54
Sudarno dan Eman A. Rahman, Kemampuan Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi (Jakarta: PT Hikmat Syahid Indah,1986), hlm. 156—157.
37
c) Ciri-ciri Narasi
Agar dapat dibedakan dengan jenis paragraf lainnya, narasi memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
(a) ―Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan.
(b) Dirangkai dalam urutan waktu.
(c) Berusaha menjawab pertanan ―apa yang terjadi?‖
(d) Ada konfliks.‖55
d) Langkah-Langkah Menulis Narasi
Suatu paragraf narasi dapat lebih mudah dibuat jika mengikuti
langkah-langkah berikut:
(a) ―Tentukan dulu tema dan amanat yang akan disampaikan.
(b) Tetapkan sasaran pembaca.
(c) Rancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk
skema alur.
(d) Bagi peristiwa utama itu ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir
cerita.
(e) Rincian-rincian peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa
sebagai pendukung cerita.
(f) Susun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandang.‖56
55
Gorys Keraf, op. cit., hlm. 136. 56
Wikipedia Indonesia, ―Narasi‖, artikel ini diakses pada Sabtu, 14 Mei 2011, pukul 16.12
WIB dari http://id.wikipedia.org/wiki/Narasi
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.
“Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk
meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)
di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara triangulasi, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.”1
Tidak seperti penelitian kuantitatif, “penelitian kualitatif [sic!]
perhatian lebih banyak ditujukan pada pembentukan teori substantif berdasarkan
dari konsep-konsep yang timbul dari data empiris.”2 Proses penelitian kualitatif
terbagi menjadi tiga tahap, di antaranya:
“1. Tahap orientasi atau deskripsi. Pada tahap ini peneliti mendeskripsikan
apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan ditanyakan.
2. Tahap reduksi atau fokus. Pada tahap ini peneliti mereduksi segala
informasi yang telah diperoleh pada tahap pertama.
3. Tahap selection. Pada tahap ini peneliti menguraikan fokus yang telah
ditetapkan menjadi lebih rinci.”3
1 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: CV. Alfabeta, 2005), Cet. ke-1,
hlm. 1. 2 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009), Cet.
ke-6, hlm. 35. 3 Sugiyono, op.cit., hlm. 17.
39
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MA Annajah Petukangan Selatan.
Sekolah ini berlokasi di sebelah selatan Jakarta, tepatnya di Jalan Ciledug Raya
nomor 10 Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Pengumpulan
Pengumpulan data penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2011, sedangkan studi
dokumenter dilakukan mulai Juli 2011.
C. Objek dan Sampel Penelitian
“Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi,
tetapi oleh Spradley dinamakan “social situasion” atau situasi sosial.”4 Situasi
sosial tersebut dapat dinyatakan sebagai objek penelitian yang ingin diketahui
“apa yang terjadi” di dalamnya. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah para
siswa MA Annajah tahun pelajaran 2011/2012.
Sampel ialah “sebagai[sic!] bagian dari populasi, sebagai contoh
yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu.”5 Sampel dalam penelitian
ini adalah siswa kelas X Semester Ganjil di MA Annajah tahun pelajaran
2011/2012.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Purporsive sampling merupakan “teknik pengambilan
sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.”6 Dalam purposive sampling,
“pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang
mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui
4 Sugiyono, op. cit., hlm. 49.
5 S. Margono, op. cit., hlm. 121.
6 Sugiyono, op. cit., hlm. 53—54.
40
sebelumnya.”7 Di MA Annajah terdapat dua (2) kelas X, yaitu XA dan XB.
Peneliti akan mengambil 50% dari jumlah siswa tiap kelasnya berdasarkan nilai
pelajaran Bahasa Indonesia dalam rapor SMP/MTs mereka. Jadi, peneliti memilih
siswa yang memiliki nilai rata-rata pelajaran Bahasa Indonesia 70-90 dari tiap
kelas.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah penting dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data yang
akan diteliti. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak
akan mendapatkan data yang melancarkan penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dan pengolahan
data dengan beberapa teknik, di antaranya:
1. Teknik dokumenter atau studi dokumenter, yaitu “cara pengumpulan
data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga
buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum dan lain-
lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.”8 Dalam penelitian
ini, peneliti mengumpulkan tugas menulis narasi yang telah dikerjakan
siswa sampel.
2. Wawancara, yakni “proses tanya-jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan oleh dua orang atau lebih, bertatap muka
mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-
7 S. Margono, op. cit., hlm. 128.
8 Ibid, hlm. 181.
41
keterangan.”9 Dalam pengertian lain, “wawancara sering disebut
sebagai proses komunikasi dan interaksi.”10
Jenis wawancara yang
akan digunakan adalah wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur,
yaitu pewawancara telah menyusun serentetan pertanyaan yang akan
diajukan dan mengendalikan percakapan sesuai dengan arah
pertanyaan-pertanyaan.
Peneliti mewawancarai 1). Kepala Sekolah atau Kepala/staf TU
tentang profil sekolah mencakup keadaan sekolah, visi misi,
kurikulum sekolah, struktur di sekolah; 2). Guru Bahasa Indonesia
tentang perkembangan siswa kelas X dalam belajar bahasa Indonesia,
kecenderungan kesalahan siswa dalam kata depan dan awalan; dan 3).
Ketua OSIS tentang kegiatan ekstrakulikuler di sekolah; 4). beberapa
siswa tentang pemahamannya mengenai kata depan dan awalan.
Dalam menentukan siswa yang akan diwawancarai, peneliti meminta
siswa untuk mengumpulkan fotokopi nilai rapor terakhir masing-
masing. Dengan cara itu, dapat ditentukan siswa yang akan
diwawancara. Jumlah siswa yang akan diwawancarai, yakni sebesar
30% dari jumlah sampel siswa yang diteliti.
3. Observasi, yaitu “cara pengumpulan data berdasarkan pengamatan
yang menggunakan mata atau telinga secara langsung tanpa melalui
9 Cholid Narbuko dan Abu Achadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 1999),
hlm. 83. 10
Bagong Suyanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial berbagai Alternatif Pendekatan,
(Jakarta: Kencana, 2010), Cet. ke-5, hlm. 69.
42
alat bantu yang terstandar.”11
Peneliti mengobservasi profil sekolah,
kurikulum, sarana dan prasarana, nama-nama guru serta tugasnya,
kegiatan ekstrakulikuler siswa, dan struktur organisasi di sekolah.
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dalam penelitian kualitatif dilakukan bersamaan
dengan pengumpulan data. Saat masuk ke tempat penelitian, peneliti memasuki
tahap deskripsi, yakni peneliti mendeskripsikan bagaimana asal mula sekolah
tersebut, keadaan sekolah, dan juga bertanya-tanya kepada guru bahasa Indonesia
tentang kemampuan siswa dalam materi narasi yang memperhatikan kata depan
dan awalan secara tepat.
Tahap selanjutnya adalah reduksi atau fokus, yaitu “proses analisis
untuk memilih, memusatkan perhatian, menyederhanakan, mengabstraksikan serta
mentransformasikan data yang muncul dari catatan-catatan lapangan.” 12
Reduksi
ini seperti memberikan kode-kode tertentu pada data penelitian yang
dikumpulkan. Tujuannya, agar memudahkan peneliti dalam mengolah data
tersebut.
Selanjutnya, peneliti melakukan selection. Peneliti menguraikan
secara rinci dan mendalam mengenai temuan-temuan penulisan kata depan di, ke
dan awalan di-, ke- dalam paragraf narasi masing-masing siswa.
11
M. Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia,
2001), Cet. ke-1, hlm. 143. 12
Departemen Pendidikan Nasional “Pengolahan dan Analisis Data Penelitian”, tulisan
diakses pada Kamis, 25 Agustus 2011, pukul 20.00 dalam http://bit.ly/pNY2ew
43
Dalam mengolah atau menganalisis data yang diperoleh, peneliti
membatasi kriteria analisis pada cara penulisannya, yaitu:
1. Dipisah untuk kata depan di.
2. Dipisah untuk kata depan ke.
3. Diserangkaikan atau disambung untuk awalan di-.
4. Diserangkaikan atau disambung untuk awalan ke-.
5. Jumlah 5 paragraf dalam tiap karangan siswa.
Dari data yang nanti diperoleh, peneliti menghitung persentase
kemahiran siswa dalam penulisan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- dengan
rumus sebagai berikut:
P = 𝐹
𝑁 × 100% P = Persentase pemahaman siswa
F = Frekuensi kesalahan/kekeliruan
N = Jumlah kriteria analisis
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Sejarah Berdiri Madrasah Aliyah Annajah Jakarta
Gambar 1. Madrasah Aliyah Annajah
Sejarah Yayasan Annajah dimulai sejak tanggal 10 Syawal tahun
1948. Pada masa itu didirikan suatu lembaga pendidikan bernama Lembaga
45
Pendidikan Raudhatul Athfal yang diprakarsai dan didirikan oleh KH. Abdillah
Amin.
Pada tahun 1985, atau tepatnya 12 April 1985, Yayasan Annajah
yang memfokuskan pada unit usaha di bidang pendidikan, ekonomi dan sosial ini
dikukuhkan secara hukum oleh KH. Abdillah Amin dan H. Diedy Faried Wadjdy
dengan akte notaris No.21 yang dibuat di hadapan R. Soerojo Wongsowidjojo,
S.H. di Jakarta. Lembaga Pendidikan ini kemudian diberi nama Balai Pendidikan
Darun Najah Petukangan Jakarta yang berarti tempat keberhasilan/tempat
kesuksesan.
Perkembangan selanjutnya, tahun 2006 tepat tanggal 1 Muharam
1427 H, semua lembaga pendidikan Darun Najah Petukangan dari tingkat TK,
SD, MTs, dan MA menyesuaikan diri dengan nama yayasan pengelolanya, yakni
Annajah yang berarti “keberhasilan/kesuksesan”.
Yayasan Annajah yang terdiri TK, Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah
Dasar Islam, Madrasah Tsanawiah/SMP, dan Madrasah Aliah/SMA berkembang
pesat dan telah memiliki ribuan alumnus yang tersebar di pelosok tanah air.
B. Visi dan Misi MA Annajah
Sebagai suatu lembaga pendidikan yang baik dan berkompeten,
Madrasah Aliah Annajah juga memiliki visi dan misi yang menjadi pedoman dan
target pencapaian prestasi. Visi misi tersebut di antaranya:
46
1. Visi
Cerdas, inovatif, mandiri, kreatif, berwawasan IPTEK dan berlandaskan
IMTAQ.
2. Misi
a. Meningkatkan IMTAQ
b. Meningkatkan kualitas akademik.
c. Mengembangkan penelitian untuk mendapatkan gagasan baru yang
berorientasi ke masa depan.
d. Menumbuhkan life skill dan jiwa wirausaha yang kompetitif.
e. Mengembangkan kreativitas siswa dalam kegiatan intra dan ekstrakulikuler.
f. Menumbuhkan semangat belajar untuk mengembangkan IPTEK
berlandaskan IMTAQ.
C. Kurikulum MA Annajah
MA Annajah menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) 2006 yang sederajat dengan Kurikulum Departemen Agama, Diknas dan
juga disesuaikan dengan kurikulum nasional di Indonesia. Dalam kurikulum
tersebut dimasukkan juga muatan lokal, dan pengembangan diri. Berikut adalah
struktur kurikulum MA Annajah kelas X, XI IPA/IPS, dan XII IPA/IPS:
47
Tabel 1
STRUKTUR KURIKULUM MADRASAH ALIYAH ANNAJAH KELAS X1
Komponen
Alokasi Waktu
Kelas X
Smt 1 Smt 2
A. Mata Pelajaran
1. Al-Qur‟an Hadits 2 2
2. Fiqih 2 2
3. Aqidah Akhlak 1 1
4. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2
5. Bahasa Indonesia 4 4
6. Bahasa Arab 2 2
7. Bahasa Inggris 4 4
8. Matematika 4 4
9. Fisika 2 2
10. Biologi 2 2
11. Kimia 2 2
12. Sejarah 2 2
13. Geografi 2 2
14. Ekonomi 2 2
15. Sosiologi 2 2
16. Seni Budaya 1 1
17. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2 2
18. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2
19. Keterampilan/Bahasa Asing - -
B. Muatan Lokal
20. Bahasa Jepang 2 2
C. Pengembangan Diri 2*) 2*)
Jumlah 48 48
Catatan:
Tanda *): diberikan sore hari waktu-waktu tertentu
1 Huldi (Kepala Tata Usaha MA Annajah), diakses pada 23 Mei 2011 pukul 09.00 WIB
48
Tabel 2
Struktur Kurikulum Kelas XI dan XII Program IPA2
2 Ibid.
49
Tabel 3
Struktur Kurikulum Kelas XI dan XII Program IPS3
3 Ibid.
50
D. Sarana dan Prasarana di MA Annajah
Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar dan memberikan
kenyamanan warga sekolah saat berada di sekolah, MA Annajah menyediakan
sarana dan prasarana sebagai berikut:
1. Sumber belajar
Suatu institusi pendidikan haruslah memiliki sesuatu yang
mendukung terwujudnya kegiatan belajar mengajar yang baik. Semua itu
bertujuan untuk meningkatkan prestasi peserta didik di dalamnya. Sesuatu yang
mendukung tersebut salah satunya adalah sumber belajar. Berikut ini sumber
belajar yang dimiliki Madrasah Aliyah Annajah:
Tabel 4
Sarana Sumber Belajar di MA Annajah
No. Jenis Sumber Belajar Jumlah
Ruang
Luas
Ruangan Baik
Kurang
Baik
Tidak
Ada
1. Ruang Perpustakaan 1 21 √
2.
Ruang Laboratorium
a. IPA
b. IPS
c. Bahasa
d. Komputer
1
-
1
1
49
-
49
49
√
-
√
√
-
-
-
-
-
-
-
-
3. Ruang
Kesenian/Keterampilan
1 21 √
- -
4. Ruang media/ruang audio
visual
1 49 √
- -
5. Rumah kaca/green house - - - - -
51
6. Ruang Olah Raga - - - - -
7. Lapangan olah raga 1 500 √ - -
No. Jenis Sumber Belajar
Kuantitas Kondisi
Cukup Kurang Tidak
Ada Baik Kurang
8. Buku Perpustakaan
a. Fiksi
b. Non Fiksi
c. Referensi
√
√
√
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
-
9.
Alat Peraga/Alat Bantu
Pembelajaran
a. Matematika
b. IPA
c. IPS
d. Bahasa
√
√
√
√
-
-
-
-
-
-
-
-
√
√
√
√
-
-
-
-
10.
Alat Praktik
a. Kesenian
b. Keterampilan
c. Pendidikan
Jasmani
√
√
√
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
-
11.
Media Pendidikan
a. OHP
b. Audio
Player/Radio
c. Video
Player/Televisi
d. Slide Projector
e. Komputer Untuk
pembelajaran
f. LCD
g. Papan
Display/majalah
dinding
√
√
√
√
√
√
-
√
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
√
√
√
√
√
√
-
√
-
-
-
-
-
-
-
-
12. Software
a. Kaset
Pembelajaran
b. VCD Pembelajaran
√
√
-
-
-
-
√
√
-
-
52
2. Sarana/ruang penunjang
Sesuatu yang mendukung kegiatan belajar mengajar selain sumber
belajar adalah sarana penunjang di sekolah. Di bawah ini daftar sarana penunjang
di Madrasah Aliyah Annajah:
Tabel 5
Sarana/Ruang Penunjang di MA Annajah
No. Jenis Sarana
Ada, Kondisi Tidak
Ada Keterangan
Baik Kurang
Baik
1. Ruang Kepala Sekolah √ - - -
2. Ruang Wakil Kepala Sekolah √ - - -
3. Ruang Guru √ - - -
4. Ruang Tata Usaha √ - - -
5. Ruang Bimb. Konseling √ - - -
6. Ruang OSIS √ - - -
7. Ruang Komite Sekolah √ - - -
8. Ruang Aula/Serba guna √ - - -
9. Ruang Kesehatan/UKS √ - - -
10. Ruang Ibadah/Musholah √ - - -
11. Ruang Keamanan/Satpam √ - - -
12. Lapangan Upacara √ - - -
13. Ruang Tamu √ - - -
14. Ruang Koperasi √ - - -
15. Kantin √ - - -
16. Toilet/WC, Jumlah 8 √ - - -
53
3. Prasarana
Prasarana juga sangat mendukung terciptanya suatu kegiatan, dalam
hal ini adalah kegiatan belajar mengajar. Berikut ini merupakan prasarana di
Madrasah Aliyah Annajah:
Tabel 6
Prasarana di MA Annajah
No. Jenis
Keberadaan Fungsi
Ada Tidak Ada Baik Tidak
Baik
1. Instalasi Air √ - √ -
2. Jaringan Listrik √ - √ -
3. Jaringan Telepon √ - √ -
4. Internet √ - √ -
5. Akses Jalan √ - √ -
E. Nama Guru-guru dan Tugasnya
Suatu institusi tidak dapat disebut sekolah jika tidak ada tenaga
pengajar yang disebut guru. Sebab guru yang mengajar dan mendidik para peserta
didik di sekolah. Di bawah ini nama-nama guru beserta tugasnya di Madrasah
Aliyah Annajah:
Tabel 7
Nama Guru-guru dan Tugasnya
NO. NAMA Mulai
Tugas
Masa Bidang
Studi Jabatan
Tugas
1 Drs. H. Ashari, MM 1985 26 Tahun
PPKN dan
SKI Guru
2 Drs. Warsono 2011
0
Tahun
Bahasa
Indonesia Wakepsek/ Guru
3 Drs. Nur Ali 1985 26 Tahun
Aqidah
Akhlak Guru
54
4 H. Tamzis, S. Pd 1985 26 Tahun Matematika Guru
5 Drs. Bukhori 1992 19 Tahun B.Indonesia Guru
6 Yuniati, S. Pd 1997 14 Tahun B. Inggris Guru
7
Abdul Hamid Magfur,
S.Pd 1998 13 Tahun Sosiologi Guru
8 Ulfah Shihah, S. Ei 2001 10 Tahun Ekonomi Guru
9
Muhamad Zuhri, S.
Ag 2001 10 Tahun Bahasa Arab Guru
10
Yunita Titi Wahyuni,
S. Pd 2005 6 Tahun Fisika Guru
11 Dra. Titin Rahmawati 1998 13 Tahun Quran Hadits Guru
12 Muhamad Ikhlas, S.Pd 2000 11 Tahun Biologi Guru
13 Hadromi, S. Ag 2002 9 Tahun BP Guru
14 Imawati, S. Pd 2005 6 Tahun Matematika
Guru
15
Muhamad
Mauluddin,S.Pd 1993 14 Tahun
Sejarah
Nasional Guru
16 Asep Djaka Maya 2006 5 Tahun Penjaskes
Guru
17 Arfan Fitriyadi, S. Si 2007 4 Tahun Fisika
Guru
18
Maulina Kusuma, S.
Si 2007 4 Tahun Kimia Guru
19 Muh. Selam, S. Pd 2007 4 Tahun
Bahasa
Jepang Guru
20 Lestari 2011
0
Tahun Ekonomi Guru
21 Eka Syahrudin, S. Pd 1993 18 Tahun TIK Guru
22
Fajar Al Munawar, S.
Pd 2007 4 Tahun Geografi Guru
23 Widiastuti Rahayu P. 2008 3 Tahun Laboran/IPA Guru
24 Huldi 1995 16 Tahun TU TU
F. Kegiatan Ekstrakulikuler Siswa MA Annajah
Kegiatan ekstrakuliler merupakan kegiatan pengembangan bakat dan
penyaluran hobi siswa di sekolah. Kegiatan ekstrakulikuler ini dikelola oleh OSIS.
Di MA Annajah, OSIS dibina oleh Bapak Abdul Hamid Magfur dan diketuai oleh
55
siswa yang bernama Revy Vamela kelas XI IPA. Berikut ini berbagai jenis
ekstrakulikuler di Madrasah Aliyah Annajah Jakarta: Paskibra, Pramuka, Palang
Merah Remaja (PMR), Muhadharah (Latihan Berpidato), Marawis, Tari Saman,
Basket Ball, Futsal.
G. Struktur Organisasi MA Annajah
Setiap lembaga maupun sekolah manapun haruslah memiliki struktur
organisasi yang baik agar kegiatan di lembaga atau sekolah tersebut berlangsung
dengan baik pula. Berikut ini adalah struktur organisasi Madrasah Aliyah Annajah
Jakarta:
Skema 1. Struktur Organisasi MA Annajah
SISWA
MASYARAKAT
WALI
KELAS
WK.U.
HUMAS
WK.U.SARANA &
PRASARANA
WK.U.
KESISWAAN
WK.U.
KURIKULUM
DEWAN
KOMITE
SEKOLAH
KOMITE
SEKOLAH
KEPALA
MADRASAH
TATA
USAHA
JABATAN
WALI
KELAS
WALI
KELAS
G U R U G U R U G U R U G U R U G U R U
56
H. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Pada deskripsi data, peneliti akan menjabarkan tentang kekeliruan-
kekeliruan penulisan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- siswa kelas X di
Madrasah Aliyah Annajah Jakarta yang dijadikan sampel berjumlah 26 orang.
Adapun nama lengkap dan inisial mereka sebagai berikut:
Tabel 8
Nama Lengkap dan Inisial Siswa Sampel
No. Nama Lengkap Inisial
1. Muhamad Rafif Ridwansyah MRR
2. Shela Farhatun N. SFN
3. Muhammad Viqi Rifai MVR
4. Aqsha Reno AR
5. Nur Hasanah NH
6. Lia Nurrohmah LN
7. Moch. Rachmatullah MR
8. Amalia Alfath AA
9. Fahmi Rifli Pradana FRP
10. M. Aldi Dwi Hermawan MADH
11. Liniati Adilah LA
12. Robiatul Adawiyah RA
13. Yeni Novita Sari YNS
14. Husain H
15. Siti Romlah SR
16. Sarah Dwi Rahayu SDR
17. Shelma Rizky Amalia SRA
18. Said Al Hudri SAH
19. Kiki Fahrial Fiqri KFF
20. M. M. Amra Rinaldi MMAR
57
21. Santowan Jaya Gumelar SJG
22. Elma Zulianita EZ
23. Fenny Auliyanti FA
24. Nursafira Asfarina NA
25. Dede Imanulloh DI
26. Irwan Amri Syaifulloh IAS
Setelah ditemukan kekeliruan-kekeliruan penulisan kata depan di, ke
dan awalan di-, ke-, kemudian dianalisis dan disajikan sebagai berikut:
Tabel 9
Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, ke-
dalam Paragraf Narasi Siswa MRR
Paragraf Cara Penulisan
A1 A2 A3 A4
satu _ _ _ _
dua √ _ _ _
tiga _ _ _ _
empat √ _ _ _
lima √ _ _ _
Keterangan:
A1= penulisan dipisah untuk kata depan di √ = tanda kekeliruan yang
A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke dilakukan siswa
A3= penulisan disambung untuk awalan di- — = tanda tidak dilakukan
A4= penulisan disambung untuk awalan ke- kekeliruan
Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa MRR:
Berdasarkan tabel 9, dapat dilihat bahwa kekeliruan penulisan kata
depan di, ke dan awalan di-, ke- dalam paragraf narasi siswa MRR yang berjudul
58
“Futsal Annajah Cup 2010” sebanyak 3 kali. Kekeliruan tersebut terletak pada
paragraf kedua, keempat, dan kelima.
Pada paragraf kedua, kekeliruan terjadi pada kalimat kelima, baris
kedelapan belas yang bertuliskan:
[salah] “Mereka semua mempunyai skill diatas rata-rata.”
[benar] “Mereka semua mempunyai skill di atas rata-rata.”
Paragraf keempat, kekeliruan terletak pada kalimat ketiga, baris
kedelapan belas, yaitu:
[salah] “Kami bermain cukup baik diparuh pertama dengan skor 2-0.”
[benar] “Kami bermain cukup baik di paruh pertama dengan skor 2-0.”
Kemudian, paragraf kelima juga ditemukan kekeliruan yang
dilakukan oleh siswa MRR. Kekeliruan tersebut ada di kalimat ketiga, baris kedua
puluh tujuh, yaitu:
[salah] “Akhirnya Tim kami masuk ke final diperebutan juara III kami
melawan Tim dari SMP 10 November.”
[benar] “Akhirnya Tim kami masuk ke final di perebutan juara III kami
melawan Tim dari SMP 10 November.”
Tabel 10
Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, ke-
dalam Paragraf Narasi Siswa SFN
Paragraf Cara Penulisan
A1 A2 A3 A4
satu _ _ √ _
59
dua _ _ √ _
tiga _ _ √√√ √
empat _ _ √√ _
lima
Keterangan:
A1= penulisan dipisah untuk kata depan di — = tanda tidak dilakukan
A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke kekeliruan
A3= penulisan disambung untuk awalan di- = siswa tidak membuat
A4= penulisan disambung untuk awalan ke- paragraf narasi
√ = tanda kekeliruan yang dilakukan siswa
Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa SFN:
Berdasarkan tabel 10, dapat dilihat bahwa kekeliruan penulisan kata
depan di, ke dan awalan di-, ke- dalam paragraf narasi siswa SFN yang berjudul
“Waktu Mos Mts” sebanyak 8 kali. Kekeliruan tersebut terletak pada keempat
paragraf yang dibuat oleh siswa tersebut.
Pada paragraf pertama, kekeliruan terjadi pada kalimat dan baris
keempat yang bertuliskan:
[salah] “Saya di suruh lari-larian di sawah.”
[benar] “Saya disuruh lari-larian di sawah.”
Paragraf kedua, kekeliruan terletak pada kalimat ketiga, baris
kedelapan, yaitu:
[salah] “Pas saya di pos pertama, saya di suruh jalan ngerangkak kaya anak
bayi, sampe pos kedua.”
60
[benar] “Pas saya di pos pertama, saya disuruh jalan ngerangkak kaya anak
bayi, sampe pos kedua.”
Kemudian, paragraf ketiga ditemukan kekeliruan yang dilakukan
oleh siswa SFN pada kalimat pertama, baris kesebelas hingga ketiga belas; dan
kalimat ketiga, baris keempat belas, yaitu:
[salah] “Waktu saya nyampe di pos ke dua, di suruh nyanyiin yel-yel
kelompok saya dan di kasih pertanyaan.”
[benar] “Waktu saya nyampe di pos kedua, disuruh nyanyiin yel-yel
kelompok saya dan dikasih pertanyaan.”
[salah] “Pas saya nyampe di pos ketiga, saya di suruh makan permen dari
mulut ke mulut.”
[benar] “Pas saya nyampe di pos ketiga, saya disuruh makan permen dari
mulut ke mulut.”
Selain ketiga paragraf di atas, siswa SFN juga melakukan kekeliruan
penulisan awalan di- pada paragraf keempat, yakni kalimat pertama, baris
kedelapan belas; dan kalimat keenam, baris kedua puluh empat. Kedua kalimat
tersebut masing-masing berbunyi:
[salah] “Pas waktu saya nyampe di pos keempat, saya di suruh nyebur ke
kali.”
[benar] “Pas waktu saya nyampe di pos keempat, saya disuruh nyebur ke
kali.”
[salah] “dan di pos lima saya dan kelompok saya cuma di suruh tunjukkan
yel-yel, dan akhirnya selesai juga.”
61
[benar] “dan di pos lima saya dan kelompok saya cuma disuruh tunjukkan
yel-yel, dan akhirnya selesai juga.”
Tabel 11
Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, ke-
dalam Paragraf Narasi Siswa MVR
Paragraf Cara Penulisan
A1 A2 A3 A4
satu _ _ _ _
dua _ _ _ _
tiga _ _ _ _
empat _ _ _ _
lima √ _ _ _
Keterangan:
A1= penulisan dipisah untuk kata depan di — = tanda tidak dilakukan
A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke kekeliruan
A3= penulisan disambung untuk awalan di- = siswa tidak membuat
A4= penulisan disambung untuk awalan ke- paragraf narasi
√ = tanda kekeliruan yang dilakukan siswa
Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa MVR:
Berdasarkan tabel 11, siswa MVR hanya melakukan satu kekeliruan
penulisan kata depan di pada paragraf narasinya yang berjudul “Salah Sangka”.
Kekeliruan tersebut terletak di paragraf kelima, yakni kalimat pertama, baris
ketiga puluh tujuh, yakni:
62
[salah] “Keesokan harinya ketika saya sedang nonton TV dirumah tiba-tiba
ada pak dahlan datang.”
[benar] “Keesokan harinya ketika saya sedang nonton TV di rumah tiba-tiba
ada pak dahlan datang.”
Tabel 12
Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, ke-
dalam Paragraf Narasi Siswa AR
Paragraf Cara Penulisan
A1 A2 A3 A4
satu √ √ _ _
dua √ √√ _ _
tiga _ _ _ _
empat √√√ √ _ _
lima
Keterangan:
A1= penulisan dipisah untuk kata depan di — = tanda tidak dilakukan
A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke kekeliruan
A3= penulisan disambung untuk awalan di- = siswa tidak membuat
A4= penulisan disambung untuk awalan ke- paragraf narasi
√ = tanda kekeliruan yang dilakukan siswa
Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa AR:
Berdasarkan tabel 12, kekeliruan penulisan kata depan di, ke dalam
paragraf narasi siswa MRR yang berjudul “Pergi ke Rumah Kakek” sebanyak 9
kali.
63
Paragraf pertama, kekeliruan terdapat pada kalimat pertama, baris
pertama; dan kalimat ketiga, baris ketiga. Masing-masing kalimat tersebut
berurutan berbunyi sebagai berikut:
[salah] “Pada hari Sabtu saya diajak bapak saya pergi kerumah kakek.”
[benar] “Pada hari Sabtu saya diajak bapak saya pergi ke rumah kakek.”
[salah] “Dan sampainya saya dirumah kakek saya melihat rumah kakek saya
besar.”
[benar] “Dan sampainya saya di rumah kakek saya melihat rumah kakek saya
besar.”
Paragraf kedua, ditemukan kekeliruan penulisan pada kalimat kedua,
baris ketujuh; dan kalimat kedua, baris kedelapan, seperti:
[salah] “Saya langsung masuk kerumah kakek bersama-sama.”
[benar] “Saya langsung masuk ke rumah kakek bersama-sama.”
[salah] “Setibanya saya didalam kami menaiki liv untuk kelantai atas.”
[benar] “Setibanya saya di dalam kami menaiki liv untuk ke lantai atas.”
Paragraf keempat, kekeliruan terletak pada kalimat pertama, baris
kelima belas; kalimat kedua, baris keenam belas; dan kalimat keempat, baris
ketujuh belas. Kekeliruan tersebut di antaranya:
[salah] “Dan saya diajak kehotel punya nenek saya yang berada di daerah
Senayan.”
[benar] “Dan saya diajak ke hotel punya nenek saya yang berada di daerah
Senayan.”
[salah] “Dan setibanya saya disana saya disuruh tidur dihotelnya.”
64
[benar] “Dan setibanya saya di sana saya disuruh tidur di hotelnya.”
[salah] “Dan saya menginap disana 1 hari.”
[benar] “Dan saya menginap di sana 1 hari.”
Tabel 13
Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, ke-
dalam Paragraf Narasi Siswa NH
Paragraf Cara Penulisan
A1 A2 A3 A4
satu √√ _ _ _
dua _ _ _ _
tiga _ √ _ _
empat _ √√ _ _
lima √√ √√ _ _
Keterangan:
A1= penulisan dipisah untuk kata depan di
A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke
A3= penulisan disambung untuk awalan di-
A4= penulisan disambung untuk awalan ke-
√ = tanda kekeliruan yang dilakukan siswa
— = tanda tidak dilakukan kekeliruan
Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa NH:
Berdasarkan tabel 13, dapat dilihat bahwa kekeliruan penulisan kata
depan di, ke dalam paragraf narasi siswa NH yang berjudul “Pelepasan Siswa/i
Kelas IX di Bandung, Lembang” sebanyak 9 kali. Siswa NH melakukan
kekeliruan hampir di setiap paragraf yang dibuatnya.
65
Pada paragraf pertama, kekeliruan terjadi pada kalimat kedelapan,
baris ketiga belas yang bertuliskan:
[salah] “Disaat itulah kami semua tertawa riang, bercanda bersama kejadian
itu mungkin tidak akan terjadi lagi karena kita akan berpisah.”
[benar] “Di saat itulah kami semua tertawa riang, bercanda bersama kejadian
itu mungkin tidak akan terjadi lagi karena kita akan berpisah.”
[salah] “Mungkin disuatu saat kita akan berkumpul lagi. Amien.”
[benar] “Mungkin di suatu saat kita akan berkumpul lagi. Amien.”
Kemudian, paragraf ketiga ditemukan kekeliruan yang dilakukan
oleh siswa NH pada kalimat pertama, baris kedua puluh empat, seperti:
[salah] “Sehabis main aku masuk kamar lalu aku mengobrol di atas kasur,
tiba-tiba kita semua merasakan ketakutan lalu aku dan teman-
temanku langsung pergi kekamar temanku yang satunya.”
[benar] “Sehabis main aku masuk kamar lalu aku mengobrol di atas kasur,
tiba-tiba kita semua merasakan ketakutan lalu aku dan teman-
temanku langsung pergi ke kamar temanku yang satunya.”
Berlanjut ke paragraf keempat, siswa NH melakukan kekeliruan
pada kalimat kedua, baris kedua puluh tujuh; dan kalimat ketiga, baris kedua
puluh delapan, yaitu:
[salah] “rasanya aku tidak mau balik lagi kerumah.”
[benar] “rasanya aku tidak mau balik lagi ke rumah.”
[salah] “Beberapa menit kemudian aku langsung pergi ketempat Tangkuban
Perahu.”
66
[benar] “Beberapa menit kemudian aku langsung pergi ke tempat Tangkuban
Perahu.”
Pada paragraf kelima, yakni kalimat pertama, baris kedua puluh
sembilan dan ketiga puluh; serta kalimat ketiga, baris ketiga puluh tiga. Kedua
kalimat tersebut masing-masing berbunyi:
[salah] “Saat aku tiba disana, tiba-tiba hujan turun dengan deras, tetapi aku
tetap naik keatas Tangkuban Perahu ketika aku naik aku terjatuh
bersama teman-temanku.”
[benar] “Saat aku tiba di sana, tiba-tiba hujan turun dengan deras, tetapi aku
tetap naik ke atas Tangkuban Perahu ketika aku naik aku terjatuh
bersama teman-temanku.”
[salah] “Sudah 1 jam aku menunggu disitu, waktu aku pulang dan kembali
kebis.”
[benar] “Sudah 1 jam aku menunggu di situ, waktu aku pulang dan kembali
ke bis.”
Tabel 14
Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, ke-
dalam Paragraf Narasi Siswa LN
Paragraf Cara Penulisan
A1 A2 A3 A4
satu √ _ √√ √√
dua
tiga
empat
lima
67
Keterangan:
A1= penulisan dipisah untuk kata depan di — = tanda tidak dilakukan
A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke kekeliruan
A3= penulisan disambung untuk awalan di- = siswa tidak membuat
A4= penulisan disambung untuk awalan ke- paragraf narasi
√ = tanda kekeliruan yang dilakukan siswa
Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa LN:
Berdasarkan tabel 14, dapat dilihat bahwa kekeliruan penulisan kata
depan di dan awalan di-, ke- dalam paragraf narasi siswa LN yang tidak diberikan
judul tersebut sebanyak 5 kali. Siswa LN bukan hanya melakukan kekeliruan
penulisan terhadap kata depan di, awalan di-, tetapi juga keliru menggunakan kata
depan ke yang seharusnya memakai awalan yang tepat.
Kekeliruan tersebut ada pada kalimat keempat, baris kedelapan, dan
sembilan; kalimat ketujuh, baris kesembilan belas dan kedua puluh; dan kalimat
kedelapan, baris kedua puluh enam. Masing-masing kekeliruan itu sebagai
berikut:
[salah] “........sesampai di jalan tempat air mancur ada salah satu temen saya
kepeleset dan temen-temen saya pada ketawa dan sesampai tempat
air mancur saya dan temen-temen saya langsung main air semua.”
[benar] “........sesampai[sic!] di jalan tempat air mancur ada salah satu temen
saya terpeleset dan temen-temen saya pada tertawa dan sesampai
tempat air mancur saya dan temen-temen saya langsung main air
semua.”
68
[salah] “Saya dan teman saya pada langsung ke sana truz saya dan teman saya
bentuk barisan dan tunggu gililran eh tukeran kado mata temen saya
di tutup dan dapat kadonya yang snack trus giliran saya di panggil
dan mata saya ditutup.....”
[benar] “Saya dan teman saya pada langsung ke sana truz saya dan teman
saya bentuk barisan dan tunggu giliran eh tukeran kado mata temen
saya ditutup dan dapat kadonya yang snack trus giliran saya
dipanggil dan mata saya ditutup.....”
[salah] “dan sesudah itu teman-teman saya pda kelelahan semua dan akhir
nya sampai deh kerumah masing-masing.”
[benar] “dan sesudah itu teman-teman saya pda kelelahan semua dan akhir
nya sampai deh ke rumah masing-masing.”
Tabel 15
Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, ke-
dalam Paragraf Narasi Siswa MR
Paragraf Cara Penulisan
A1 A2 A3 A4
satu √ _ _ _
dua _ _ _ _
tiga
empat
lima
Keterangan:
A1= penulisan dipisah untuk kata depan di — = tanda tidak dilakukan
69
A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke kekeliruan
A3= penulisan disambung untuk awalan di- = siswa tidak membuat
A4= penulisan disambung untuk awalan ke- paragraf narasi
√ = tanda kekeliruan yang dilakukan siswa
Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa MR:
Berdasarkan tabel 15, dapat dilihat bahwa siswa MR hanya
melakukan 1 kali kekeliruan penulisan untuk kata depan di dalam paragraf
narasinya yang berjudul “Bulan Ramadhan”. Kekeliruan tersebut terdapat pada
paragraf pertama, kalimat kedua, baris ketiga. Kalimat tersebut berbunyi:
[salah] “Dimulai dari saya bangun sahur, sahur pertamaku selama aku tinggal
dipanti asuhan anak ANNAJAH {PSAA}.”
[benar] “Dimulai dari saya bangun sahur, sahur pertamaku selama aku tinggal
di panti asuhan anak ANNAJAH {PSAA}.”
Tabel 16
Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, ke-
dalam Paragraf Narasi Siswa AA
Paragraf Cara Penulisan
A1 A2 A3 A4
satu √ _ _ _
dua _ _ _ _
tiga
empat
lima
70
Keterangan:
A1= penulisan dipisah untuk kata depan di — = tanda tidak dilakukan
A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke kekeliruan
A3= penulisan disambung untuk awalan di- = siswa tidak membuat
A4= penulisan disambung untuk awalan ke- paragraf narasi
√ = tanda kekeliruan yang dilakukan siswa
Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa AA:
Berdasarkan tabel 16, dapat dilihat bahwa siswa AA hanya
melakukan 1 kali kekeliruan penulisan untuk kata depan di dalam paragraf
narasinya yang berjudul “Survey SMA”. Kekeliruan tersebut terdapat pada
paragraf pertama, kalimat kedelapan, baris kesepuluh. Kalimat tersebut berbunyi:
[salah] “Disana kami bertiga foto-foto dengan gaya kami yang rada narsis.”
[benar] “Di sana kami bertiga foto-foto dengan gaya kami yang rada[sic!]
narsis.”
Tabel 17
Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, ke-
dalam Paragraf Narasi Siswa FRP
Paragraf Cara Penulisan
A1 A2 A3 A4
satu _ _ _ _
dua √ _ _ _
tiga √ _ _ _
empat √ _ _ _
lima √ _ _ _
71
Keterangan:
A1= penulisan dipisah untuk kata depan di √ = tanda kekeliruan yang
A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke dilakukan siswa
A3= penulisan disambung untuk awalan di- — = tanda tidak dilakukan
A4= penulisan disambung untuk awalan ke- kekeliruan
Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa FRP:
Berdasarkan tabel 17, dapat dilihat bahwa kekeliruan penulisan kata
depan di dalam paragraf narasi siswa FRP yang berjudul “Berlibur” sebanyak 4
kali. Pertama, di paragraf kedua, kekeliruan terjadi pada kalimat pertama, baris
kesembilan yang bertuliskan:
[salah] “Didalam pesawat saya menikmati pemandangan dan mendengarkan
musik.”
[benar] “Di dalam pesawat saya menikmati pemandangan dan mendengarkan
musik.”
Kemudian, paragraf ketiga ditemukan kekeliruan yang dilakukan
oleh siswa FRP pada kalimat ketiga, baris kedelapan belas, seperti:
[salah] “Dikapal perjalanan menuju Lombok adalah 3 jam.”
[benar] “Di kapal perjalanan menuju Lombok adalah 3 jam.”
Berlanjut ke paragraf keempat, siswa FRP melakukan kekeliruan
pada kalimat ketiga, baris kedua puluh tiga, yaitu:
[salah] “Disana kami menghabiskan waktu selama 2 hari.”
[benar] “Di sana kami menghabiskan waktu selama 2 hari.”
72
Selain ketiga paragraf di atas, siswa NH juga melakukan kekeliruan
penulisan kata depan di pada paragraf kelima, yakni kalimat pertama, baris ketiga
puluh yang berbunyi:
[salah] “Sesampainya dirumah saya sudah ditunggu oleh beberapa teman dan
saudara yg membawakan saya kue dan hadiah.”
[benar] “Sesampainya di rumah saya sudah ditunggu oleh beberapa teman
dan saudara yg membawakan saya kue dan hadiah.”
Tabel 18
Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, ke-
dalam Paragraf Narasi Siswa MADH
Paragraf Cara Penulisan
A1 A2 A3 A4
satu √ _ _ _
dua _ _ √ _
tiga _ _ _ _
empat _ √ _ _
lima √ _ _ _
Keterangan:
A1= penulisan dipisah untuk kata depan di √ = tanda kekeliruan yang
A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke dilakukan siswa
A3= penulisan disambung untuk awalan di- — = tanda tidak dilakukan
A4= penulisan disambung untuk awalan ke- kekeliruan
Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa MADH:
73
Berdasarkan tabel 18, dapat dilihat bahwa kekeliruan penulisan kata
depan di, ke dan awalan di- dalam paragraf narasi siswa MADH yang berjudul
“Bertemu dedemit (hantu)” sebanyak 5 kali.
Pada paragraf pertama, kekeliruan terjadi pada kalimat kedua, baris
keenam yang bertuliskan:
[salah] “Saya merencanakan jalan-jalan ini pada jam 01.30 pada saat saya
begadang dirumah teman saya.”
[benar] “Saya merencanakan jalan-jalan ini pada jam 01.30 pada saat saya
begadang di rumah teman saya.”
Kemudian, paragraf kedua ditemukan kekeliruan yang dilakukan
oleh siswa MADH pada kalimat pertama, baris ketujuh, seperti:
[salah] “Pada ke esokan harinya saya di hampiri oleh saudara dan teman
saya.”
[benar] “Pada ke esokan harinya saya dihampiri oleh saudara dan teman
saya.”
Selanjutnya di paragraf keempat, siswa MADH melakukan
kekeliruan penulisan kata depan ke pada kalimat kedua, baris kedua puluh tiga,
yaitu:
[salah] “Sesudah itu saya langsung pulang kerumah.”
[benar] “Sesudah itu saya langsung pulang ke rumah.”
Selain ketiga paragraf di atas, siswa MADH juga melakukan
kekeliruan penulisan kata depan di pada paragraf kelima, yakni kalimat ketiga,
baris kedua puluh delapan; dan kalimat keenam, baris ketiga puluh enam, seperti:
74
[salah] “Pada ditengah perjalanan teman saya ingin menabrak kucing.”
[benar] “Pada di tengah perjalanan teman saya ingin menabrak kucing.”
[salah] “lalu rizal mengambil kain itu dan pada saat itu rizal tidak tahu bahwa
diatas pohon itu ada kuntilanak sedang menggerakkan kakinya.”
[benar] “lalu rizal mengambil kain itu dan pada saat itu rizal tidak tahu bahwa
di atas pohon itu ada kuntilanak sedang menggerakkan kakinya.”
Tabel 19
Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, ke-
dalam Paragraf Narasi Siswa LA
Paragraf Cara Penulisan
A1 A2 A3 A4
satu √ _ _ _
dua √ _ _ _
tiga _ _ _ _
empat √ √√ _ _
lima _ _ _ _
Keterangan:
A1= penulisan dipisah untuk kata depan di √ = tanda kekeliruan yang
A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke dilakukan siswa
A3= penulisan disambung untuk awalan di- — = tanda tidak dilakukan
A4= penulisan disambung untuk awalan ke- kekeliruan
Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa LA:
75
Berdasarkan tabel 19, dapat dilihat bahwa kekeliruan penulisan kata
depan di, ke dalam paragraf narasi siswa LA yang berjudul “Liburan yang
menyeramkan” sebanyak 5 kali.
Pada paragraf pertama, kekeliruan terjadi di kalimat dan baris
pertama yang bertuliskan:
[salah] “Hari itu dimana semua anak merasa senang, hari yang ditunggu-
tunggu oleh semua orang bukan hanya anak kecil hari itu adalah hari
libur lebaran.”
[benar] “Hari itu di mana semua anak merasa senang, hari yang ditunggu-
tunggu .....”
Kemudian, paragraf kedua ditemukan kekeliruan yang dilakukan
oleh siswa LA pada kalimat ketiga, baris kesebelas, seperti:
[salah] “Dijalan aku melihat pemandangan yang indah dan nan hijau.”
[benar] “Di jalan aku melihat pemandangan yang indah dan nan hijau.”
Berlanjut ke paragraf keempat, kekeliruan dilakukan oleh siswa LA
pada kalimat ketiga, baris kedua puluh delapan dan kedua puluh sembilan; dan
kalimat keempat, baris ketiga puluh, yaitu:
[salah] “sedangkan yang lain pada keluar dari mobil melihat apa yang terjadi
mobil kami disebelah kiri jalan.”
[benar] “sedangkan yang lain pada ke luar dari mobil melihat apa yang terjadi
mobil kami di sebelah kiri jalan.”
76
[salah] “Setelah itu Ibu dan bapak ku keluar dari mobil dan mereka kaget
karena ban belakang sebelah kiri kami hilang dan setelah dicari
tahunya ban sebelah kiri berada di sebelah kanan jalan.”
[benar] “Setelah itu Ibu dan bapak ku ke luar dari mobil dan mereka kaget
.....”
Tabel 20
Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, ke-
dalam Paragraf Narasi Siswa RA
Paragraf Cara Penulisan
A1 A2 A3 A4
satu √√√√√√√√ _ _ _
dua √√ _ _ _
tiga √√√√ _ _ _
empat
lima
Keterangan:
A1= penulisan dipisah untuk kata depan di — = tanda tidak dilakukan
A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke kekeliruan
A3= penulisan disambung untuk awalan di- = siswa tidak membuat
A4= penulisan disambung untuk awalan ke- paragraf narasi
√ = tanda kekeliruan yang dilakukan siswa
Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa RA:
Berdasarkan tabel 20, siswa RA melakukan kekeliruan sebanyak 14
kali dari 3 paragraf yang dibuatnya. Pada paragraf pertama, kekeliruan terjadi
77
pada kalimat dan baris pertama; kalimat dan baris kedua; kalimat keempat baris
kelima; kalimat kedelapan baris keempat belas; kalimat keempat belas baris kedua
puluh; dan kalimat kelima belas baris kedua puluh satu yang bertuliskan:
[salah] “Pada waktu saya duduk dikelas 9 saya bersekolah di MTs.
Darunnajah.”
[benar] “Pada waktu saya duduk di kelas 9 saya bersekolah di MTs.
Darunnajah.”
[salah] “Saya sangat senang berada disana, karena disana banyak teman yang
sangat baik dan memperdulikan kesehatan teman semua.”
[benar] “Saya sangat senang berada di sana, karena di sana banyak teman
yang sangat baik dan memperdulikan kesehatan teman semua.”
[salah] “disana kita juga mempergunakan kekompakan dalam melaksanakan
apapun.”
[benar] kata depan di yang ada di dalam kalimat tersebut dituliskan sebagai
berikut: “di sana kita juga mempergunakan kekompakan dalam
melaksanakan apapun.”
[salah] “Disana banyak sekali pengalaman yang sangat mengesankan.”
[benar] “Di sana banyak sekali pengalaman yang sangat mengesankan.”
[salah] “Akhirnya, saya menempati kelas X disekolah MA Annajah.”
[benar] “Akhirnya, saya menempati kelas X di sekolah MA Annajah.”
[salah] “Disana juga banyak teman yang asyik.”
[benar] “Di sana juga banyak teman yang asyik.”
78
Pada paragraf kedua, kekeliruan dilakukan siswa RA dalam kalimat
pertama, baris kedua puluh tiga, yakni:
[salah] “Pada awalnya saya merasa tidak betah berada disini tapi, setelah saya
tahu teman-teman saya disini ternyata orangnya asyik dan suka
bercanda.”
[benar] “Pada awalnya saya merasa tidak betah berada di sini tapi, setelah
saya tahu teman-teman saya di sini ternyata orangnya asyik dan suka
bercanda.”
Selanjutnya, paragraf ketiga yang dibuat oleh siswa RA juga terdapat
kekeliruan penulisan kata depan di. Kekeliruan tersebut terletak pada kalimat
ketiga, baris keempat puluh lima; kalimat keempat, baris keempat puluh enam;
kalimat kelima, baris keempat puluh delapan; dan kalimat keenam, baris keempat
puluh sembilan. Isi dari kekeliruan tersebut sebagai berikut:
[salah] “Dan saya juga senang dengan teman-teman saya disini.”
[benar] “Dan saya juga senang dengan teman-teman saya di sini.”
[salah] “Terkadang saya sedih mengingat waktu saya bersama-sama teman
yang ada dipesantren darunnajah karena terlalu banyak kenangan
terindah dalam hidup saya.”
[benar] “Terkadang saya sedih mengingat waktu saya bersama-sama teman
yang ada di pesantren darunnajah ....”
[salah] “Tetapi, sekarang sudah terobati dengan adanya teman-teman saya
disini.”
79
[benar] “Tetapi, sekarang sudah terobati dengan adanya teman-teman saya di
sini.”
[salah] “hampir sama seperti disana.”
[benar] “hampir sama seperti di sana.”
Tabel 21
Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, ke-
dalam Paragraf Narasi Siswa YNS
Paragraf Cara Penulisan
A1 A2 A3 A4
satu √ _ _ √
dua √ _ √ _
tiga _ _ _ √√
empat _ _ _ _
lima _ _ _ √
Keterangan:
A1= penulisan dipisah untuk kata depan di √ = tanda kekeliruan yang
A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke dilakukan siswa
A3= penulisan disambung untuk awalan di- — = tanda tidak dilakukan
A4= penulisan disambung untuk awalan ke- kekeliruan
Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa YNS:
Berdasarkan tabel 21, dapat dilihat bahwa kekeliruan penulisan kata
depan di, ke dan awalan di-, ke- dalam paragraf narasi siswa YNS yang tidak
berjudul ini sebanyak 7 kali. Kekeliruan dilakukan siswa YNS ada di paragraf
satu, dua, tiga, dan lima.
80
Pada paragraf pertama, kekeliruan terjadi pada kalimat dan baris
pertama serta kalimat kedua baris keempat sebagai berikut:
[salah] “Waktu ulang tahun ku yang ke 13 aku sedang sekolah kebetulan aku
masuk siang.”
[benar] “Waktu ulang tahun ku yang ke-13 aku sedang sekolah kebetulan aku
masuk siang.”
[salah] “Pas istirahat teman-temanku yang masuk pagi masih ada disekolah
mereka berkata ingin memberi kejutan.”
[benar] “Pas istirahat teman-temanku yang masuk pagi masih ada di sekolah
mereka berkata ingin memberi kejutan.”
Kemudian, paragraf kedua ditemukan kekeliruan yang dilakukan
oleh siswa YNS pada kalimat ketiga, baris kesepuluh; dan kalimat keempat baris
kesebelas, seperti:
[salah] “tapi ternyata aku di bawa ke ruang kelas tempat yang lain
berkumpul.”
[benar] “tapi ternyata aku dibawa ke ruang kelas tempat yang lain
berkumpul.”
[salah] “disana mereka sudah menyiapkan kue untukku dan menyanyikan
lagu-lagu.”
[benar] “di sana mereka sudah menyiapkan kue untukku dan menyanyikan
lagu-lagu.”
81
Berlanjut ke paragraf ketiga, kekeliruan dilakukan oleh siswa YNS
pada kalimat pertama baris ketujuh belas; dan kalimat kedua baris kedelapan
belas, yakni:
[salah] “waktu ulang tahunku yang ke 14.”
[benar] “waktu ulang tahunku yang ke-14.”
[salah] “ulang tahunku yang ke 14 aku di sekolah baru dan beberapa temanku
sepakat mengerjaiku.”
[benar] “uang tahunku yang ke-14 aku di sekolah baru dan beberapa temanku
sepakat mengerjaiku.”
Kekeliruan yang dilakukan siswa YNS pada paragraf narasi urutan
kelima tidak jauh berbeda dengan kekeliruan di paragraf sebelumnya. Siswa YNS
keliru dalam hal penulisan awalan ke-, yakni:
[salah] “Semoga Ulang tahun ku yang ke 15 lebih berkesan.”
[benar] “Semoga Ulang tahun ku yang ke-15 lebih berkesan.”
Tabel 22
Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, ke-
dalam Paragraf Narasi Siswa H
Paragraf Cara Penulisan
A1 A2 A3 A4
satu √√ √ _ _
dua _ _ _ _
tiga _ _ _ _
empat _ _ _ _
lima _ _ _ _
82
Keterangan:
A1= penulisan dipisah untuk kata depan di √ = tanda kekeliruan yang
A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke dilakukan siswa
A3= penulisan disambung untuk awalan di- — = tanda tidak dilakukan
A4= penulisan disambung untuk awalan ke- kekeliruan
Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa H:
Berdasarkan tabel 22, dapat dilihat bahwa kekeliruan penulisan kata
depan di, ke dalam paragraf narasi siswa H, yaitu sebanyak 3 kali. Kekeliruan
dilakukan siswa H terdapat di paragraf satu saja, yaitu pada kalimat keempat,
baris keenam:
[salah] “Akhirnya dia datang kesana.”
[benar] “Akhirnya dia datang ke sana.”
Masih di baris yang sama, kekeliruan berikutnya terdapat pada
kalimat kelima, yaitu:
[salah] “Sampai disana wanita itu menjadi bersemangat karena disana dia
melihat pria tampan dan dia berharap bertemu pria ganteng yang bisa
berbahasa Inggris.”
[benar] “Sampai di sana wanita itu menjadi bersemangat karena di sana dia
melihat pria tampan dan dia berharap bertemu pria ganteng yang bisa
berbahasa Inggris.”
83
Tabel 23
Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, ke-
dalam Paragraf Narasi Siswa SR
Paragraf Cara Penulisan
A1 A2 A3 A4
satu _ _ √ _
dua √ _ _ _
tiga _ _ _ _
empat
lima
Keterangan:
A1= penulisan dipisah untuk kata depan di — = tanda tidak dilakukan
A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke kekeliruan
A3= penulisan disambung untuk awalan di- = siswa tidak membuat
A4= penulisan disambung untuk awalan ke- paragraf narasi
√ = tanda kekeliruan yang dilakukan siswa
Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa SR:
Berdasarkan tabel 23, dapat diketahui bahwa siswa SR sebanyak 2
kali melakukan kekeliruan terhadap penulisan kata depan di dan awalan di-.
Kekeliruan tersebut terdapat pada paragraf pertama dan kedua.
Pada paragraf pertama, kekeliruan terjadi di kalimat kedua, baris
kesepuluh yang bertuliskan:
[salah] “..... aku yang berumur 5 tahun menjadi 6 tahun kelas ku dan sekolah
ku pun di renovasi waktu aku berumur 6 tahun.”
84
[benar] “..... aku yang berumur 5 tahun menjadi 6 tahun kelas ku dan sekolah
ku pun direnovasi waktu aku berumur 6 tahun.”
Kemudian, paragraf kedua ditemukan kekeliruan yang dilakukan
oleh siswa SR pada kalimat keenam, baris kedua puluh tujuh, seperti:
[salah] “Pacar itu gampang untuk dicari walaupun aku selalu diperhatikan
sama pacar aku tapi perhatian dan kasih sayang orang tua beda
banget pacar selalu ga ada disaat aku butuhkan tapi ibu selalu ada...”
[benar] “Pacar itu gampang untuk dicari walaupun aku selalu diperhatikan
sama pacar aku tapi perhatian dan kasih sayang orang tua beda
banget pacar selalu ga ada di saat aku butuhkan tapi ibu selalu
ada...”
Tabel 24
Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, ke-
dalam Paragraf Narasi Siswa SDR
Paragraf Cara Penulisan
A1 A2 A3 A4
satu _ _ _ _
dua _ _ √ _
tiga _ _ _ _
empat √ _ √√√ _
lima _ _ √ _
Keterangan:
A1= penulisan dipisah untuk kata depan di √ = tanda kekeliruan yang
A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke dilakukan siswa
85
A3= penulisan disambung untuk awalan di- — = tanda tidak dilakukan
A4= penulisan disambung untuk awalan ke- kekeliruan
Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa SDR:
Berdasarkan tabel 24, siswa SDR sebanyak 6 kali melakukan
kekeliruan terhadap penulisan kata depan di dan awalan di-. Kekeliruan tersebut
dilakukan siswa SDR di dalam paragraf dua, empat, dan lima.
Pada paragraf pertama, kekeliruan terjadi di dalam kalimat keenam,
baris kesembilan belas yang bertuliskan:
[salah] “Di tempat parkiran saya di datangi oleh pelatih paskibraka.”
[benar] “Di tempat parkiran saya didatangi oleh pelatih paskibraka.”
Kemudian, paragraf kedua ditemukan kekeliruan yang dilakukan
oleh siswa SDR pada kalimat pertama, baris kedua puluh sembilan, seperti:
[salah] “Akhirnya keesokan harinya saya di suruh ke dokter.”
[benar] “Akhirnya keesokan harinya saya disuruh ke dokter.”
Kekeliruan selanjutnya di paragraf empat, yakni pada kalimat kedua,
baris ketiga puluh; dan kalimat keempat, baris ketiga puluh satu sebagai berikut:
[salah] “Saya tidak mau karena pasti nanti di beri obat yang banyak.”
[benar] “Saya tidak mau karena pasti nanti diberi obat yang banyak.”
[salah] “Disekolah saya muntah-muntah dan pelajaran yang dijelaskan oleh
guru hanya sedikit yang di mengerti.”
[benar] “Di sekolah saya muntah-muntah dan pelajaran yang dijelaskan
oleh[sic!] guru hanya sedikit yang dimengerti.”
86
Kemudian di dalam paragraf kelima yang dibuat oleh siswa SDR
juga ditemukan kekeliruan penulisan awalan di- pada kalimat pertama, baris
keempat puluh sebagai berikut:
[salah] “..... Ibu saya untuk berhenti paskibraka sekarang mungkin saya
terkena penyakit tipes dan harus di rawat di rumah sakit.”
[benar] “..... Ibu saya untuk berhenti paskibraka sekarang mungkin saya
terkena penyakit tipes dan harus dirawat di rumah sakit.”
Tabel 25
Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, ke-
dalam Paragraf Narasi Siswa SRA
Paragraf Cara Penulisan
A1 A2 A3 A4
satu _ _ _ _
dua _ _ _ _
tiga _ _ √ _
empat _ _ _ _
lima _ _ _ _
Keterangan:
A1= penulisan dipisah untuk kata depan di √ = tanda kekeliruan yang
A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke dilakukan siswa
A3= penulisan disambung untuk awalan di- — = tanda tidak dilakukan
A4= penulisan disambung untuk awalan ke- kekeliruan
Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa SRA:
87
Berdasarkan tabel 25, dapat dilihat bahwa siswa SRA melakukan
kekeliruan terhadap penulisan awalan di- hanya 1 kali dalam paragraf narasinya
yang berjudul “Pengalaman Nyata Ku”. Kekeliruan tersebut terdapat dalam
paragraf kedua kalimat pertama, baris kelima, yaitu:
[salah] “Sekitar jam 11.00 WIB kami mulai membenahi pakaian yang ingin di
bawa.”
[benar] “Sekitar jam 11.00 WIB kami mulai membenahi pakaian yang ingin
dibawa.”
Tabel 26
Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, ke-
dalam Paragraf Narasi Siswa SAH
Paragraf Cara Penulisan
A1 A2 A3 A4
satu _ √√√ _ _
dua _ _ _ _
tiga _ _ _ _
empat _ _ _ _
lima _ _ _ _
Keterangan:
A1= penulisan dipisah untuk kata depan di √ = tanda kekeliruan yang
A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke dilakukan siswa
A3= penulisan disambung untuk awalan di- — = tanda tidak dilakukan
A4= penulisan disambung untuk awalan ke- kekeliruan
Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa SAH:
88
Berdasarkan tabel 26, dapat dilihat bahwa kekeliruan penulisan kata
depan ke dalam paragraf narasi siswa SAH yang berjudul “Sahabat” sebanyak 3
kali. Kekeliruan tersebut masing-masing terdapat pada kalimat dan baris ketiga;
kalimat keenam, baris kelima dan keenam sebagai berikut:
[salah] “Tp kadang ngeselin, dlu saya kemana-mana selalu bersama dia.”
[benar] “....... dlu saya ke mana-mana selalu bersama dia.”
[salah] “dia sering main kerumah saya dan saya jg sering main kerumahnya.”
[benar] “dia sering main ke rumah saya dan saya jg sering main ke
rumahnya.”
Tabel 27
Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, ke-
dalam Paragraf Narasi Siswa KFF
Paragraf Cara Penulisan
A1 A2 A3 A4
satu √√√ _ _ _
dua _ √ _ _
tiga √ _ _ _
empat √ _ _ _
lima √ √ _ _
Keterangan:
A1= penulisan dipisah untuk kata depan di √ = tanda kekeliruan yang
A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke dilakukan siswa
A3= penulisan disambung untuk awalan di- — = tanda tidak dilakukan
A4= penulisan disambung untuk awalan ke- kekeliruan
89
Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa KFF:
Berdasarkan tabel 27, dapat dilihat bahwa kekeliruan penulisan kata
depan di, ke dalam paragraf narasi siswa KFF yang berjudul “Hari Yang Sial”
sebanyak 8 kali.
Pada paragraf pertama, kekeliruan terjadi pada kalimat dan baris
pertama; dan kalimat ketiga, baris ketiga dan keempat yang bertuliskan:
[salah] “Suatu hari dipagi hari, saat bangun saya sudah merasakan hari ini
akan menjadi hari buruk bagi saya.”
[benar] “Suatu hari di pagi hari, saat bangun saya sudah merasakan hari ini
akan menjadi hari buruk bagi saya.”
[salah] “Saat dikamar mandi ada sabun dilantai sayapun terpeleset dan
punggungku sangat sakit.”
[benar] “Saat di kamar mandi ada sabun di lantai sayapun terpeleset dan
punggungku sangat sakit.”
Kemudian, paragraf kedua ditemukan kekeliruan yang dilakukan
oleh siswa KFF pada kalimat pertama, baris kelima, seperti:
[salah] “5 menit kemudian, sayapun bergegas kesekolah, dan sial inipun
berlanjut.”
[benar] “5 menit kemudian, sayapun bergegas ke sekolah, dan sial inipun
berlanjut.”
Berlanjut ke paragraf ketiga, siswa KFF melakukan kekeliruan pada
kalimat pertama, baris ketujuh, yaitu:
90
[salah] “Sayapun dihukum untuk hormat didepan kelas selama pelajaran
pertama dan kedua.”
[benar] “Sayapun dihukum untuk hormat di depan kelas selama pelajaran
pertama dan kedua.”
Kemudian paragraf keempat, kekeliruan dilakukan oleh siswa KFF
pada kalimat kedua, baris kesembilan. Kalimat yang terdapat kekeliruan di
dalamnya berbunyi:
[salah] “Saat dijalan pulang sial ini terus berlanjut -_-.”
[benar] “Saat di jalan pulang sial ini terus berlanjut -_-.”
Paragraf kelima, siswa KFF keliru dalam penulisan kata depan di, ke
pada kalimat pertama, baris kedua belas, dan kalimat kedua, baris ketiga belas.
Kekeliruan tersebut di dalam kalimat-kalimat berikut:
[salah] “Sayapun sampai dirumah, saya capek.”
[benar] “Sayapun sampai di rumah, saya capek.”
[salah] “Saya tidak berani keluar lagi.”
[benar] “Saya tidak berani ke luar lagi.”
Tabel 28
Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, ke-
dalam Paragraf Narasi Siswa MMAR
Paragraf Cara Penulisan
A1 A2 A3 A4
satu √ _ _ _
dua _ _ _ _
tiga _ _ _ √
91
empat _ _ √√ _
lima
Keterangan:
A1= penulisan dipisah untuk kata depan di — = tanda tidak dilakukan
A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke kekeliruan
A3= penulisan disambung untuk awalan di- = siswa tidak membuat
A4= penulisan disambung untuk awalan ke- paragraf narasi
√ = tanda kekeliruan yang dilakukan siswa
Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa MMAR:
Berdasarkan tabel 28, dapat dilihat bahwa kekeliruan penulisan kata
depan di dan awalan di- dalam paragraf narasi siswa MMAR yang berjudul
“Ditemenin[sic!] Kompetisi Futsal Sama Orang yang Saya Suka” sebanyak 4 kali.
Pada paragraf pertama, kekeliruan terjadi pada kalimat dan baris
pertama yang bertuliskan:
[salah] “Waktu liburan Tahun lalu Saya berlibur dibandung Selama kurang
lebih dua Minggu.”
[benar] “Waktu liburan Tahun lalu Saya berlibur di bandung Selama kurang
lebih dua Minggu.”
Pada paragraf ketiga, siswa MMAR keliru dalam memahami
penggunaan awalan. MMAR menggunakan awalan ke- yang seharusnya adalah
awalan ber-, yakni:
[salah] “dia menjawab lagi „Sampe ketemu ya di lapangan‟.”
[benar] “dia menjawab lagi „Sampe bertemu ya di lapangan‟.”
92
Kemudian, dalam paragraf keempat ditemukan juga kekeliruan
awalan di- pada kalimat pertama, baris kedua puluh dua; dan kalimat ketiga, baris
kedua puluh tiga dan kedua puluh empat, seperti:
[salah] “Pukul 15.30 pertandingan akan segera di mulai.”
[benar] “Pukul 15.30 pertandingan akan segera dimulai.”
[salah] “Saya di temanin sama perempuan yang saya suka sampai dengan
saya masuk ke Final.”
[benar] “Saya ditemani sama perempuan yang saya suka sampai .....”
Tabel 29
Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, ke-
dalam Paragraf Narasi Siswa SJG
Paragraf Cara Penulisan
A1 A2 A3 A4
satu _ √ √ _
dua _ _ _ _
tiga _ _ √√√ _
empat
lima
Keterangan:
A1= penulisan dipisah untuk kata depan di — = tanda tidak dilakukan
A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke kekeliruan
A3= penulisan disambung untuk awalan di- = siswa tidak membuat
A4= penulisan disambung untuk awalan ke- paragraf narasi
√ = tanda kekeliruan yang dilakukan siswa
93
Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa SJG:
Berdasarkan tabel 29, dapat dilihat bahwa kekeliruan penulisan kata
depan ke dan awalan di dalam paragraf narasi siswa SJG yang berjudul “Pulang
Kampung” sebanyak 5 kali.
Pada paragraf pertama, kekeliruan terjadi pada kalimat ketiga, baris
keempat; dan kalimat keempat, baris keempat belas yang bertuliskan:
[salah] “Pada saat perjalanan biasa-biasa saja tetapi ketika keluar dari pintu
tol cikampek mobil saya mogok, dan .......”
[benar] “Pada saat perjalanan biasa-biasa saja tetapi ketika ke luar dari pintu
tol cikampek mobil saya mogok, dan .......”
[salah] “dan akhirnya saya kekenyangan dan akhirnya saya ketiduran di
tempat makan sampai-sampai saya di tinggalin dan akhirnya orang
tua ku kembali menjemputku.”
[benar] “...... saya ketiduran di tempat makan sampai-sampai saya ditinggal
dan akhirnya orang tua ku kembali menjemputku.”
Paragraf ketiga, siswa SJG keliru dalam penulisan awalan di- pada
kalimat kedua, baris kesembilan belas; dan kalimat ketiga, baris kedua puluh dan
kedua puluh satu. Kalimat-kalimat tersebut sebagai berikut:
[salah] “Sampai akhirnya saya di omelin oleh orang tuaku.”
[benar] “Sampai akhirnya saya diomeli oleh orang tuaku.”
[salah] “Ketika selesai di omelin saya langsung main PS sampai di omelin
kembali karena saya lupa sholat isya, karna pada saat itu .....”
94
[benar] “Ketika selesai diomeli saya langsung main PS sampai diomeli
kembali karena saya lupa sholat isya, karna pada saat itu .....”
Tabel 30
Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, ke-
dalam Paragraf Narasi Siswa EZ
Paragraf Cara Penulisan
A1 A2 A3 A4
satu _ √ _ _
dua _ _ _ _
tiga _ _ _ _
empat _ _ _ _
lima _ _ _ _
Keterangan:
A1= penulisan dipisah untuk kata depan di
A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke
A3= penulisan disambung untuk awalan di-
A4= penulisan disambung untuk awalan ke-
√ = tanda kekeliruan yang dilakukan siswa
— = tanda tidak dilakukan kekeliruan
Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa EZ:
Berdasarkan tabel 30, siswa EZ hanya melakukan kekeliruan
penulisan kata depan ke di dalam paragraf narasi miliknya. Kekeliruan penulisan
kata depan ke yang dilakukan siswa EZ terdapat pada kalimat kedelapan belas
yang berbunyi:
95
[salah] “tetapi saat-saat itu sudah tidak bisa saya rasakan lagi setelah saya
keluar dari pondok pesantren.”
[benar] “tetapi saat-saat itu sudah tidak bisa saya rasakan lagi setelah saya ke
luar dari pondok pesantren.”
Tabel 31
Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, ke-
dalam Paragraf Narasi Siswa FA
Paragraf Cara Penulisan
A1 A2 A3 A4
judul _ _ _ √
satu _ _ _ _
dua _ _ _ _
tiga _ _ _ _
empat _ _ _ _
lima _ _ _ _
Keterangan:
A1= penulisan dipisah untuk kata depan di
A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke
A3= penulisan disambung untuk awalan di-
A4= penulisan disambung untuk awalan ke-
— = tanda tidak dilakukan kekeliruan
√ = tanda kekeliruan yang dilakukan siswa
Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa FA:
Berdasarkan tabel 31, paragraf narasi yang berjudul “Naik Fixie
Kejebur Selokan” dibuat oleh siswa FA. Dalam tulisan tersebut, siswa FA
96
melakukan 1 kali kekeliruan saja. Itupun kekeliruan dalam hal pemahaman
awalan. Kekeliruan tersebut ada pada kalimat judul, yaitu:
[salah] “Naik Fixie Kejebur Selokan”.
[benar] “Naik Fixie Tercebur Selokan”.
Tabel 32
Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, ke-
dalam Paragraf Narasi Siswa NA
Paragraf Cara Penulisan
A1 A2 A3 A4
satu √√ _ √ _
dua √√√ √ √
tiga
empat
lima
Keterangan:
A1= penulisan dipisah untuk kata depan di
A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke
A3= penulisan disambung untuk awalan di-
A4= penulisan disambung untuk awalan ke-
√ = tanda kekeliruan yang dilakukan siswa
— = tanda tidak dilakukan kekeliruan
= siswa tidak membuat paragraf narasi
Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa NA:
97
Berdasarkan tabel 32, dapat dilihat bahwa kekeliruan penulisan kata
depan ke dan awalan di dalam paragraf narasi siswa NA yang berjudul “Acara
perpisahan kelas yang diadakan di Ciawi, Bogor” sebanyak 8 kali.
Kekeliruan pertama terdapat pada kalimat pertama, baris kedua;
kalimat keenam, baris kedelapan; dan kalimat kesepuluh, baris kelima belas
dengan bunyi kalimat sebagai berikut:
[salah] “Pada waktu menjelang kelulusan SMP, sekolah saya mengadakan
acara perpisahan anak kelas IX didaerah Ciawi, Bogor.”
[benar] “Pada waktu menjelang kelulusan SMP, sekolah saya mengadakan
acara perpisahan anak kelas IX di daerah Ciawi, Bogor.”
[salah] “Saat perjalanan saya bersama teman-teman saya asyik & seru-seruan
didalam bis, ada yang mengobrol, berisik, pokoknya macem-macem
dah.”
[benar] “Saat perjalanan saya bersama teman-teman saya asyik & seru-seruan
di dalam bis, ada yang mengobrol, berisik, pokoknya macem-macem
dah.”
[salah] “Guru saya tidur ditutupin sarung kaya orang lagi ngeronda malem-
malem.”
[benar] “Guru saya tidur ditutupi sarung kaya orang lagi ngeronda malem-
malem.”
Pada paragraf kedua, kalimat pertama, baris kedua puluh empat;
kalimat ketiga belas, baris ketiga puluh tiga; kalimat keempat belas, baris ketiga
98
puluh delapan; kalimat kelima belas, baris keempat puluh; dan kalimat kedelapan
belas, baris keempat puluh delapan. Kalimat-kalimat tersebut berbunyi:
[salah] “Biar gak ketawan dan diomelin sama Guru, si Surya nutupin
mulutnya aldi yang mangap lebar itu pake sarung, ....”
[benar] “Biar gak ketawan dan diomeli sama Guru, si Surya nutupin mulutnya
aldi yang mangap lebar itu pake sarung, ....”
[salah] “Singkat, pada malam harinya semua siswa termasuk guru2 makan
malam bersama diaula yang besar, setelah selesai makan diadakan
games tukar kado dengan cara ......”
[benar] “Singkat, pada malam harinya semua siswa termasuk guru2 makan
malam bersama di aula yang besar, setelah selesai makan diadakan
games tukar kado dengan cara ......”
[salah] “Salah satu teman saya ada yang dikerjai disuruh teman saya untuk
jongkok dan mengambil kadonya dibawah, tapi .........”
[benar] “Salah satu teman saya ada yang dikerjai disuruh teman saya untuk
jongkok dan mengambil kadonya di bawah, tapi .........”
[salah] “Ada juga temen saya yang jalan sampai keluar pintu, sambil matanya
ditutup nyari kado, pokoknya lucu deh.”
[benar] “Ada juga temen saya yang jalan sampai ke luar pintu, sambil
matanya ditutup nyari kado, pokoknya lucu deh.”
[salah] “Ya ampun muka putih penuh terigu semua, dah gitu ngelepasin
lakbannya sakit banget nempel dialis, rasanya alis pengen rontok
semua.”
99
[benar] “Ya ampun muka putih penuh terigu semua, dah gitu ngelepasin
lakbannya sakit banget nempel di alis, rasanya alis pengen rontok
semua.”
Tabel 33
Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, ke-
dalam Paragraf Narasi Siswa DI
Paragraf Cara Penulisan
A1 A2 A3 A4
satu _ _ _ _
dua _ _ _ _
tiga _ _ √ _
empat _ _ _ _
lima
Keterangan:
A1= penulisan dipisah untuk kata depan di
A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke
A3= penulisan disambung untuk awalan di-
A4= penulisan disambung untuk awalan ke-
√ = tanda kekeliruan yang dilakukan siswa
— = tanda tidak dilakukan kekeliruan
= siswa tidak membuat paragraf narasi
Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa DI:
100
Berdasarkan tabel 33, dapat dilihat bahwa siswa DI hanya
melakukan 1 kali kekeliruan di dalam paragraf narasi miliknya. Kekeliruan
tersebut berada di paragraf ketiga, kalimat kedua, baris keenambelas yang
berbunyi:
[salah] “Jadi saya tidak di marahi padahal boneka 2x berceceran di jalan.”
[benar] “Jadi saya tidak dimarahi padahal boneka 2x berceceran di jalan.”
Tabel 34
Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, ke-
dalam Paragraf Narasi Siswa IAS
Paragraf Cara Penulisan
A1 A2 A3 A4
satu √ √ √ _
dua √ _ _ _
tiga _ _ √ _
empat
lima
Keterangan:
A1= penulisan dipisah untuk kata depan di
A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke
A3= penulisan disambung untuk awalan di-
A4= penulisan disambung untuk awalan ke-
√ = tanda kekeliruan yang dilakukan siswa
— = tanda tidak dilakukan kekeliruan
=siswa tidak membuat paragraf narasi
101
Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa IAS:
Berdasarkan Tabel 34, dapat dilihat bahwa siswa IAS 3 kali
kekeliruan penulisan kata depan di maupun ke pada paragraf narasinya yang
berjudul “Liburan Bersama Keluarga”.
Paragraf pertama, kekeliruan terdapat pada kalimat pertama, baris
kedua; dan kalimat ketiga baris keempat, yaitu
[salah] “Waktu itu pada saat bulan Juni sampai Mei saya libur, dan pada saat
liburan saya pergi kerumah lilik saya.”
[benar] “Waktu itu pada saat bulan Juni sampai Mei saya libur, dan pada saat
liburan saya pergi ke rumah lilik saya.”
[salah] “Saat saya sampai dirumahnya saya pun langsung bermain sepak bola
di sana bersama teman2 saudara saya.”
[benar] “Saat saya sampai di rumahnya saya pun langsung bermain sepak
bola di sana bersama teman2 saudara saya.”
Pada paragraf ketiga, terjadi kekeliruan dalam kalimat kedua, baris
ketiga belas, yaitu
[salah] “Setelah saya sampai di pasir putih saya disana langsung ganti baju...”
[benar] “Setelah saya sampai di pasir putih saya di sana langsung ganti
baju....”
Analisis data di atas menjabarkan tentang kekeliruan penulisan kata
depan di, ke dan awalan di-, ke- yang dilakukan para siswa kelas X di Madrasah
Aliyah Annajah Jakarta. Data selanjutnya yang disajikan peneliti sebagai berikut:
102
Tabel 35
Klasifikasi Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, ke-
dalam Paragraf Narasi Siswa
No. Klasifikasi Frekuensi
Kekeliruan
Peringkat
Kekeliruan
1. Dipisah untuk kata depan di 59 1
2. Dipisah untuk kata depan ke 22 3
3. Diserangkaikan atau disambung
untuk awalan di
29 2
4. Diserangkaikan atau disambung
untuk awalan ke-
9 5
5. Jumlah 5 paragraf dalam tiap
karangan siswa.
12 4
Kekeliruan telah diketahui, selanjutnya dideskripsikan dengan
kategori persentase sebagai berikut:
0%—10% sangat kecil
11%—49% sebagian kecil
50% separuh
51—100% sebagian besar atau seluruhnya
103
Tabel 36
Persentase Kekeliruan Siswa dalam Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan
di-, ke- dalam Paragraf Narasi
No Nama
Siswa
Paragraf Jumlah
Kekeliruan
Persentase
(%)
Tingkat
Pemahaman
(%) 1 2 3 4 5
1. MRR 0 1 0 1 1 3 33% 67%
2. SFN 1 1 4 2 - 8 88% 12%
3. MVR 0 0 0 0 1 1 11% 89%
4. AR 2 3 0 4 - 9 100% 0%
5. NH 2 0 1 2 4 9 100% 0%
6. LN 5 - - - - 5 55% 45%
7. MR 1 0 - - - 1 11% 89%
8. AA 1 - - - - 1 11% 89%
9. FRP 0 1 1 1 1 4 44% 56%
10. MADH 1 1 0 1 0 3 33% 67%
11. LA 1 1 0 3 0 5 55% 45%
12. RA 8 2 4 - - 14 155% -55%
13. YNS 2 2 2 0 0 6 66% 34%
14. H 3 0 0 0 0 3 33% 67%
15. SR 1 1 0 - - 2 22% 78%
16. SDR 0 1 0 4 1 6 66% 34%
17. SRA 0 0 1 0 0 1 11% 89%
18. SAH 3 0 0 0 0 3 33% 67%
19. KFF 3 1 1 1 2 8 88% 12%
20. MMAR 1 0 1 2 - 4 44% 56%
21. SJG 2 0 3 - - 5 55% 45%
22. EZ 1 0 0 0 0 1 11% 89%
23. FA 1 0 0 0 0 1 11% 89%
24. NA 3 5 - - - 8 88% 12%
25. DI 0 0 1 0 - 1 11% 89%
26. IAS 3 1 1 - - 5 55% 45%
Jumlah 45 21 20 21 10 112 49,6% 50,4%
Keterangan: - siswa tidak membuat lanjutan paragraf narasi
Berdasarkan tabel 36, bahwa persentase kekeliruan siswa dalam
penulisan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- dalam paragraf narasi, yaitu
sebesar 49,6%. Seperti kategori yang telah disebutkan sebelumnya bahwa jika
104
persentase kekeliruan pada rentang 11% — 49%, berarti kategori kekeliruannya
sebagian kecil saja. Dengan demikian, jumlah persentase itu juga menunjukkan
bahwa tingkat pengusaan siswa kelas X di Madrasah Aliyah Annajah Jakarta
terhadap pemahaman dan penulisan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- dalam
paragraf narasi sudah cukup bagus, yakni sebesar 50,4%.
Beberapa siswa tersebut memiliki tingkat pemahaman yang sama,
yaitu pada tingkat 56% sebanyak 2 orang, 67% sebanyak 4 orang, dan 89%
sebanyak 7 orang. Meskipun begitu, masih terdapat beberapa orang yang
mempunyai persentase kekeliruan lebih besar dari siswa lainnya, seperti 100%
sebanyak 2 orang, bahkan ada 1 orang yang mencapai 155%. Akibatnya
persentase pemahaman siswa-siswa tersebut menjadi lebih kecil dibandingkan
dengan yang lainnya, di antaranya 0% dan -55%.
Catatan khusus:
1. Siswa AR memiliki persentase kekeliruan 100% atau tingkat pemahamannya
0%. Ini terbukti dari kekeliruannya dalam menggunakan kata depan di, ke dan
awalan di-, ke- pada paragraf narasinya.
Dari 5 paragraf yang peneliti minta, AR hanya mengerjakan 4 paragraf dan
paragraf terakhir juga tidak sesuai dengan syarat-syarat paragraf. Hal tersebut
dapat dianalisis bahwa AR selain belum memahami kata depan di, ke dan
awalan di-, ke-, siswa ini juga belum mengerti tentang syarat-syarat penulisan
paragraf yang baik.
105
2. Siswa NH memiliki persentase kekeliruan penulisan kata depan di, ke dan
awalan di-, ke- sama seperti AR, yakni 100% dengan tingkat pemahaman 0%.
Namun, NH membuat 5 paragraf sesuai dengan permintaan peneliti.
3. RA adalah siswa sampel peneliti yang memiliki kekeliruan terbanyak pada
penulisan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- dalam paragraf narasinya.
Persentase kekeliruannya sebesar 155% sehingga tingkat pemahamannya
hanya -55%.
Hasil tersebut sangat memprihatinkan karena di jenjang menengah atas, RA
masih sangat tidak memahami materi kata depan di, ke dan awalan di-, ke-.
Selain itu, tentang pemahamannya mengenai paragraf juga masih kurang,
karena RA hanya membuat 3 paragraf dari perintah 5 paragraf yang diminta
peneliti.
4. Berdasarkan tabel 35, masih terdapat siswa selain AR dan RA yang membuat
paragrafnya kurang dari jumlah yang diperintahkan. Siswa tersebut di
antaranya SFN, LN, MR, AA, SR, MMAR, SJG, NA, DI, IAS.
I. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Berdasarkan deskripsi yang telah dijelaskan di atas, diketahui bahwa
pemahaman siswa tentang penguasaan kata depan di, ke dan awalan di-, ke-
dalam paragraf narasi sudah cukup bagus. Hal tersebut terbukti dari
rendahnya frekuensi kekeliruan yang dilakukan oleh masing-masing siswa
ketika menggunakan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- dalam paragraf
narasinya. Dari 5 paragraf yang peneliti minta pada siswa, kekeliruan
106
terbanyak dilakukan oleh RA, yakni sebanyak 14 kali; AR dan NH
sebanyak 9 kali. Adapun kekeliruan siswa lainnya tidak terlalu banyak,
bahkan ada yang hanya 1 kali.
Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa persentase kekeliruan
keseluruhan adalah sebesar 46, 9%. Artinya, tingkat pemahaman siswa pada
penguasaan kata depan di, ke dan di-, ke- dalam paragraf narasi sudah cukup
bagus. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menguasai
penulisan dan pemahaman kata depan di, ke dan awalan di-, ke-, misalnya
MRR, MVR, MR, AA, FRP, MADH, H, SR, SRA, SAH, MMAR, EZ, FA,
dan DI. Selain itu, sebagian siswa juga telah mampu memahami syarat
paragraf yang baik, meskipun ada beberapa siswa yang masih belum
memahaminya, di antaranya siswa MRR, MVR, NH, FRP, MADH,
LA,YNS, H, SDR, SRA, SAH, KFF, EZ, dan FA.
2. Berdasarkan tabel 35, kekeliruan terbanyak yang dilakukan para siswa
adalah pada penulisan kata depan di. Kata depan seharusnya ditulis terpisah
dari kata lain yang mengikutinya, bukan disambung seperti yang dituliskan
oleh sebagian siswa. Hal tersebut juga berlaku untuk kata depan ke, tetapi
tingkat kekeliruannya berada di peringkat ketiga. Di peringkat kedua,
terlihat awalan di- yang menempatinya. Kekeliruan itu terjadi karena
terdapat kemiripan bunyi antara kata depan di dan awalan di-. Selain itu,
pemahaman siswa memasangkannya dengan kata lainnya masih kurang
tepat. Misalnya pada kata dasar peleset, jika ingin memakainya dalam
107
makna „tidak sengaja‟, seharusnya menggunakan awalan ter- (terpeleset)
bukan awalan ke- (kepeleset).
3. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, diketahui bahwa siswa yang
melakukan kekeliruan penulisan kata depan di, ke dan awalan di-, ke-
disebabkan oleh beberapa hal, yakni kemiripan bunyi dan ejaan “di, ke”,
pemahaman yang kurang sejak jenjang sebelum menengah atas, pemantapan
dan penerapan yang kurang dari guru pelajaran Bahasa Indonesia di jenjang
sebelum MA maupun di MA itu sendiri, serta kesan “mudah” yang
dibangun siswa membuat siswa tidak lagi memperhatikan saat guru
menjelaskan materi ini.
108
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan kajian teoretis dan hasil penelitian mengenai
penguasaan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- dalam paragraf narasi siswa
kelas X di Madrasah Aliyah Annajah Jakarta tahun pelajaran 2011/2012, maka
penulis dapat mengemukakan beberapa simpulan dan saran.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di MA
Annajah, maka penulis mengemukakan beberapa simpulan, di antaranya:
1. Penguasaan siswa tentang materi kata depan di, ke dan awalan di-, ke-
menunjukkan hasil yang cukup bagus. Hal ini terbukti dari hasil penelitian
yang menunjukkan bahwa frekuensi kekeliruan penulisan kata depan di, ke
dan awalan di-, ke- dalam paragraf narasi yang dibuat siswa tidak terlalu
banyak secara keseluruhan. Persentase kekeliruan keseluruhannya, yaitu
sebesar 49,6%. Artinya penguasaan siswa dalam memahami dan menuliskan
kata depan di, ke dan awalan di-, ke- dalam paragraf narasi sudah cukup
bagus. Dalam bentuk persentase, tingkat pemahaman keseluruhannya sebesar
50,4%.
Jika dijabarkan, sebagian besar siswa memiliki tingkat pemahaman sebasar
56%, 67%, dan 89%. Hasil persentasi tersebut menunjukkan bahwa sebagian
109
besar siswa mampu menguasai pemahaman dan penulisan kata depan di, ke
dan awalan di-, ke- dalam paragraf narasi secara cukup tepat.
2. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian, observasi, dan wawancara dapat
diketahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa melakukan kekekeliruan
pada penulisan kata di, ke dan awalan di-, ke- dalam paragraf narasi. Faktor-
faktor di antaranya kemiripan bunyi dan ejaan “di, ke”, pemahaman yang
kurang sejak jenjang sebelum menengah atas, pemantapan dan penerapan
yang kurang dari guru pelajaran Bahasa Indonesia di jenjang sebelum MA
maupun di MA itu sendiri, serta kesan “mudah” yang dibangun siswa
membuat siswa tidak lagi memperhatikan saat guru menjelaskan materi ini.
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka penulis memberikan beberapa
saran sebagai berikut:
1. Hendaknya guru memilih dan menggunakan metode yang tepat saat
menjelaskan materi tentang kata depan di, ke dan awalan di-, ke-. Guru juga
sebaiknya lebih sering melatih dan memberi tugas pada siswa dalam materi
menulis. Selain itu, guru juga seharusnya membiasakan menuliskan kata
depan di, ke dan awalan di-, ke- secara tepat saat menjelaskan maupun saat
mengoreksi tugas siswa.
2. Sebaiknya siswa memperhatikan dan fokus saat guru menjelaskan materi
tentang kata depan. Selain itu, siswa hendaknya kembali membaca buku-buku
yang berkaitan dengan kata depan dan awalan. Siswa hendaknya berlatih juga
110
membiasakan menggunakan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- secara tepat
setiap membuat suatu tulisan sehingga dapat meningkatkan keterampilan
menulisnya.
DAFTAR PUSTAKA
A., Alek dan HP., Achmad. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Kencana, Cet. ke-1, 2010.
Alfiyansyah, Muhammad. “Paragraf Narasi”, artikel ini diakses pada Minggu, 4
April 2010, pukul 14.32 WIB dari http://www.sentra-
edukasi.com/2010/04/paragraf-narasi.html
Alwi, Hasan. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka, Cet. ke-5, 2003.
Arifin, E. Zaenal dan Hadi, Farid. 1001 Kesalahan Berbahasa. Jakarta:
Akademika Pressindo, Cet. ke-4, 2009.
Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta: Akademika Pressindo, Cet. ke-10, 2009.
Badudu, J.S. Pelik-pelik Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Prima, 1985.
Membina Bahasa Indonesia Baku. Bandung:
Pustaka Prima, 1988.
Caray. “Karangan Narasi dengan Segala Macamnya”, artikel ini diakses pada
Sabtu, 14 Mei 2011, pukul 16.08 WIB dari http://bit.ly/lH5kuR
Chaer, Abdul. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta, Cet.
ke-1, 2000.
Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses).
Jakarta: Rineka Cipta, Cet. ke-1, 2008.
Darmadi, Utami Setiawati. “Pengalaman Berharga dari Negeri Ginseng”, artikel
diakses pada 24 Mei 2011, pukul 19.08 WIB dari
http://utamiindonesia.blogspot.com
“Khasiat Rebusan Angkak”, artikel ini diakses
pada 26 Mei 2011, pukul 20.20 WIB dari
http://utamiindonesia.blogspot.com
Djuharmie, E. K. dan Juanda, Asep. Bahasa Indonesia untuk SMA Kelas XI.
Bogor: CV Regina, Cet. ke-1, 2005.
Farkhan, Muhammad. An Introduction to Linguistics. Jakarta: UIN Jakarta Press,
Cet. ke-1, 2006.
Fitriyah, Mahmudah dan Gani, Ramlan Abdul. Pembinaan Bahasa Indonesia.
Jakarta: UIN Jakarta Press, Cet.ke-1, 2007.
Frank, Marcella. Modern English Excercise for Native Speakers: Part 1 Part of
Speech. New Jersey: Prentice-Hall, 1972.
Indonesia, Wikipedia. “Preposisi”, artikel ini diakses pada 3 November 2010,
pukul 15.23 WIB dari http://id.wikipedia.org/wiki/Preposisi
“Prefiks”, artikel ini diakses pada 30 Maret 2011, pukul
15.23 WIB http://id.wikipedia.org/wiki/Prefiks
“Narasi, artikel ini diakses pada Sabtu, 14 Mei
2011, pukul 16.12 WIB dari http://id.wikipedia.org/wiki/Narasi
Keraf, Gorys. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
Cet. ke-13, 2001.
Kridalaksana, Harimurti. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, Cet. ke-5, 2007.
Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, Cet. ke-5, 2009.
Kuntarto, Niknik M. Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir. Jakarta:
Mitra Wacana Media, Cet. ke-8, 2010.
Kwary, Deny Arnos. ”Analisis Afiks Bahasa Arab, Bahasa Indonesia, dan Bahasa
Inggris”, artikel ini diakses pada 30 Maret 2011, pukul 14.04 WIB dari
http://bit.ly/j5aVPr
Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, Cet. ke-6,
2009.
Mahsusi. Mahir Berbahasa Indonesia. Jakarta: FITK UIN Jakarta, 2004.
Narbuko, Cholid dan Achmadi, Abu. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi
Aksara, 1999.
Ramlan, M. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV Karyono, Cet.
ke-12, 2001.
Sekawan, Redaksi Lima Adi. EYD Plus. Jakarta: Limas, Cet. ke-11, 2007.
Subana, M. dan Sudrajat. Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka
Setia, Cet. ke-1, 2001.
Sudarno dan Rahman, Eman A. Kemampuan Berbahasa Indonesia. Jakarta: PT
Hikmat Syahid Indah, 1986.
Terampil Berbahasa Indonesia. Jakarta: PT
Hikmat Syahid Indah, t.t.
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta, Cet. ke-1,
2005.
Susanti, Elvi. “Argumentasi dan Persuasi”, (Handout Mata Kuliah Menulis Lanjut
Pertemuan IV dan V, Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah), 2011.
Suyanto, Bagong dan Sutinah, ed. Metode Penelitian Sosial berbagai Alternatif
Pendekatan. Jakarta: kencana, Cet. ke-5, 2010.
Wiati, Iis. Bahasa dan Sastra Indonesia: Program Studi Ilmu Alam dan Ilmu
Sosial untuk SMA Kelas XII. Depok: Arya Duta, Cet. ke-1, 2005.