PENGEMBANGAN PERMUKIMAN GOLONGAN MASYARAKAT PENDAPATAN MENENGAH BAWAH DI
KECAMATAN DRIYOREJO, KABUPATEN GRESIK
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2011
OLEH PALUPI SRI NARISYWARI
SIDANG TUGAS AKHIR
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKAUndang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman:
Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman yangdilengkapi dengan prasarana, sarana dan utilitas umum sebagai hasilupaya pemenuhan rumah yang layak huni.
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih darisatu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitasumum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasanperkotaan atau kawasan perdesaan.
Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasanlindung, baik yang merupakan kawasan perkotaan maupun perdesaanyang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan huniandan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKAMenurut Kuswartojo (2005) :
Pembangunan perumahan memiliki maknamembangun rumah.
Pengembangan permukiman adalahpeningkatan kualitas kehidupan dalamkaitannya dengan perumahan yang dibangun.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Komponen Sumber Substansi Kajian Indikator
Kebutuhan
manusia
terhadap
hunian
Maslow
(1970)
Terdapat 5 tingkatan
kebutuhan manusia terhadap
hunian.
Tingkat kebutuhan manusia
terhadap hunian dipengaruhi
oleh kondisi sosial ekonomi
masyarakat.
Aspek non fisik :
Keselamatan hidup,
berkaitan dengan
keselamatan diri dari
kriminal dan bencana
Perlindungan hak milik
Identitas diri
Pengakuan jati diri
Keindahan visual
Fungsi
rumah bagi
manusia
Budihardjo
(1998)
Fungsi rumah bagi manusia
untuk menjaga ketenangan dan
kekuatan lahir-batin manusia.
Fungsi rumah khususnya
dalam menjaga kondisi
psikologi-sosial manusia.
Aspek non fisik :
Komponen atribut
hunian, meliputi
kenyamanan, keamanan
lingkungan hunian.
Turner
(1972)
Fungsi dasar rumah
digolongkan dalam tiga
pengertian yaitu pengertian
fisik, pengertian ekonomi, dan
pengertian sosial. Ketiga aspek
tersebut dapat memenuhi
kepuasan penghuninya.
Fungsi rumah bagi manusia
tidak dapat dipisahkan dengan
tingkat kebutuhan manusia
terhadap hunian. Manusia
menentukan fungsi utama
rumah yang akan dihuni sesuai
dengan tingkat kebutuhannya.
Aspek non fisik :
Keselamatan hidup
Identitas diri
Perlindungan hak milik
Sintesa Tinjauan Pustaka
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Komponen Sumber Substansi Kajian Indikator
Kriteria lokasi
perumahan
Sinulingga
(1999)
Ketentuan lokasi perumahan yang
baik terdiri dari aspek lingkungan
alam, ketersediaan aksessibilitas,
prasaranan dan sarana.
Ketentuan lokasi perumahan
yang baik terdiri dari aspek
lahan, topografi, ketersediaan
aksessibilitas, prasarana dan
sarana.
Aspek fisik :
Topografi lahan
Aksessibilitas
Prasarana dan sarana
Penyediaan lahan
Widyawati
(1991)
Atribut hunian mendapat perhatian
dan penilaian masyarakat dalam
memilih lokasi rumah.
Atribut hunian terdiri dari
komponen keamanan,
kesehatan, kenyamanan, dan
keindahan yang berperan dalam
menjaga fisik dan psokologi-
sosial manusia.
Aspek non fisik :
Komponen atribut
hunian, meliputi
kenyamanan,
keamanan lingkungan
hunian.
Rismiati
(2008)
Lokasi perumahan bagi masyarakat
pendapatan rendah harus dekat
dengan lokasi bekerja, serta
memiliki ketersediaan prasarana
dan sarana permukiman
Masyarakat pendapatan rendah
mempertimbangkan kedekatan
lokasi rumah dengan tempat
bekerja serta memiliki
ketersediaan prasarana dan
sarana permukiman dalam
pemilihan lokasi rumah
Aspek fisik :
Prasarana dan sarana
Sastra
(2006)
Kriteria suatu lingkungan
perumahan yang baik terdiri dari
aspek lokasi, kondisi
geologi/topografi, dan kepastian
Aspek lokasi menurut Sastra
memiliki pengertian kemudahan
akssessibilitas lokasi
perumahan.
Aspek fisik :
Topografi lahan
Aksessibilitas
Sintesa Tinjauan Pustaka
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Komponen Sumber Substansi Kajian Indikator
Aspek
manusia
dalam
pemilihan
lokasi
perumahan
Widyawati
(1991)
Preferensi manusia
terhadap ruang geografis
sangat bervariasi dan
merupakan perwujudan
dari aspirasi, pengalaman
dan harapan. Preferensi
tersebut tidak selalu sama
antara satu orang dengan
orang lain. Hal tersebut
dipengaruhi oleh tingkat
pendapatan, jenis
pekerjaan, usia, ras, latar
belakang keluarga dan
lokasi tempat tinggal.
Aspek manusia termasuk dalam
aspek non fisik yang berperan
dalam menggambarkan keruangan
lingkungan manusia tersebut
tinggal yang dapat
diimplementasikan dengan adanya
preferensi masyarakat terhadap
kondisi lingkungan sekitarnya
yaitu pemilihan lokasi tempat
tinggal.
Aspek non fisik :
Tingkat pendapatan
Jenis pekerjaan
Turner (1972) Motivasi manusia dalam
menentukan fungsi rumah
berkaitan dengan tingkat
pendapatannya.
Kemampuan dan kebutuhan
masing-masing individu terhadap
hunian berkaitan dengan aspek
sosial-ekonomi masyarakat yang
dipengaruhi oleh tingkat
pendapatan.
Aspek non fisik :
Tingkat pendapatan
Sintesa Tinjauan Pustaka
BAB II TINJAUAN PUSTAKASintesa Tinjauan Pustaka
Komponen Sumber Substansi Kajian Indikator
Preferensi
masyarakat
golongan
menengah
bawah
Fitriani
(2009)
Faktor-faktor pemilihan
lokasi perumahan bagi
masyarakat golongan
menengah.
Golongan masyarakat
menengah telah memiliki
kemampuan ekonomi yang
baik sehingga dalam memilih
lokasi perumahan lebih
memprioritaskan ketersediaan
prasarana dan sarana
permukiman pada kawasan
perumahan.
Aspek fisik :
Prasarana dan sarana
Nurhadi
(2004)
Preferensi lokasi perumahan
bagi masyarakat pendapatan
rendah berorientasi pada
pemenuhan kebutuhan dasar.
Sedangkan orientasi preferensi
masyarakat menengah mulai
berkembang yaitu dengan
memenuhi keinginan yang
memperhatikan kebutuhan.
Pola preferensi perumahan
masyarakat bergantung pada
tingkat pendapatan.
Aspek non fisik :
Tingkat pendapatan
Rismiati
(2008)
Aspek-aspek yang
diperhatikan dalam
pengembangan kawasan
Masyarakat pendapatan
rendah mempertimbangkan
kedekatan lokasi rumah
Aspek fisik :
Prasarana dan sarana
Aksessibilitas
BAB II TINJAUAN PUSTAKAIndikator Penelitian
Indikator Variabel Sub Variabel Keterangan
Aspek Non Fisik Keselamatan dan kenyamanan
hidup
Keamanan lingkungan dari
tindak kriminal
Keamanan dari bencana
Kenyamanan dari
kebisingan dan polusi
Seluruh variabel
digunakan dalam
penelitian.
Regulasi dan perijinan Kebijakan penyediaan
lahan permukiman
Perlindungan hak milik
Seluruh variabel
digunakan dalam
penelitian.
Sosial ekonomi Tingkat Pendapatan
Pekerjaan
Pendidikan
Identitas diri
Pengakuan jati diri
Hubungan sosial
masyarakat
Seluruh variabel
digunakan dalam
penelitian.
Aspek fisik Aksessibilitas Terminal angkutan umum
Angkutan umum
Jaringan jalan
Seluruh variabel
digunakan dalam
penelitian.
Prasarana lingkungan Jaringan air bersih
Jaringan pembuangan air
limbah
Seluruh variabel
digunakan dalam
penelitian.
BAB IIIMETODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIANPendekatan penelitian
Pendekatan positivistik dengan menggunakan
metode theoritical analytic dan empirical
analytic.
Metode theoretical analytic menggunakan konstruksi
teori untuk melandasi perumusan faktor-faktor
penghambat pengembangan permukiman dan
yang mempengaruhi perkembangan
permukiman.
metode empirical analytic menjadikan teori sebagai
batasan lingkup kemudian mengidentifikasi
faktor empiris sebagai faktor yang juga
berpengaruh dalam pengembangan permukiman.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah yaitu deskriptif dan
preskriptif.
Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat
deskripsi, gambaran atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar
fenomena yang diselidiki.
Penelitian preskriptif digunakan untuk
merumuskan tindakan untuk memecahkan
masalah.
BAB III METODE PENELITIAN
Metode Pengumpulan Data
• Survey data primer
Teknik survey primer dilakukan melalui home interview penduduk dengan cara
wawancara serta menyebarkan kuesioner. Survey penduduk secara perorangan
dilakukan untuk memperoleh data primer sebagai bahan analisis yang nantinya
akan dilakukan.
• Survei Data Sekunder
Survei sekunder dalam penelitian ini melalui dokumentasi yaitu pengumpulan data
berupa dokumen-dokumen yang diperoleh dari instansi pemerintah yang meliputi
BPS Jawa Timur, Bappeda Kabupaten Gresik serta dinas-dinas lain yang terkait.
BAB III METODE PENELITIANMetode Analisis• Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengembangan permukiman
masyarakat menengah bawah.
Penentuan faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengembangan perumahan danpermukiman dilakukan dengan analisis faktor. Metode yang digunakan adalahdeskriptif teoritik, dengan cara menguraikan variabel-variabel penelitian, menguraikan teori-teori yang berkaitan dengan pengembangan perumahan danpermukiman, serta kebijakan pemerintah terkait pengembangan perumahan danpermukiman. Faktor yang dianggap berpengaruh dapat digabungkan dalam satufaktor berdasarkan uraian pada ketentuan perundangan maupun teori-teori.
BAB III METODE PENELITIAN
Metode Analisis
• Pengujian Kuesioner
Pengujian kuesioner menggunakan uji validitas dan reabilitas.
Nilai Cronbach’s Alpha >0.6 yang berarti hasil kuesioner sudah reliabel atau berartibahwa jawaban dari responden cukup stabil dan konsisten.
Sedangkan untuk hasil uji validitas dapat diketahui jika nilai Corrected Item-Total Correlation > r tabel yang berarti butir-butir pertanyaan sudah valid.
BAB III METODE PENELITIANMetode Analisis Menganalisis tingkat kepuasan masyarakat dan tingkat harapan yang dianggap
penting dalam mendukung pengembangan permukiman menengah bawahberdasarkan preferensi masyarakat
Skala Pengukuran Likert
1. Membandingkan nilai indeks tingkat kepuasan dengan nilai indeks harapan, menghasilkan selisih nilai
indeks
2. Selisih nilai indeks tiap faktor yang memiliki nilai diatas rata-rata nilai indeks merupakan faktor yangberpengaruh.
3. Faktor yang berpengaruh dalam pengembangan kawasan permukiman merupakan faktor yang memilikinilai indeks tingkat kepuasan dibawah indeks rata-rata tingkat kepuasan sehingga merupakan faktor yangpenting dikembangkan.
Skala
Pengukuran
Kepuasan Harapan
1 Sangat tidak baik Sangat Tidak Penting
2 Tidak baik Tidak Penting
3 Cukup baik Cukup Penting
4 baik Penting
5 Sangat baik Sangat Penting
BAB III METODE PENELITIANMetode Analisis Menentukan faktor-faktor prioritas yang meningkatkan pengembangan
permukiman menengah bawah di Kecamatan Driyorejo berdasarkan preferensimasyarakat.
Setelah nilai indeks pengaruh permukiman berdasarkan aspek-aspeknya ditentukan, maka ditentukan tingkatprioritas faktor dengan menghitung rentang interval selisih indeks. Kelompok pengaruh ditentukan terdiridari tiga kelas yaitu kelompok pengaruh tinggi, sedang dan rendah. Kelompok faktor prioritas tinggiterdapat pada kelas pengaruh tinggi.
Perhitungan nilai rentang interval berdasarkan metode Sturgess adalah sebagai berikut :
R = (nilai maksimum –nilai minimum)/n
Keterengan :
R = rentang interval
n = kelas pengelompokkan (n = 3)
BAB III METODE PENELITIANMetode Analisis• Merumuskan kriteria pengembangan permukiman menengah bawah
yang dapat dikembangkan di wilayah Kecamatan Driyorejo..Kriteria pengembangan kawasan permukiman berdasarkan faktor-faktor yang mendukung pengembangan
dianalisis melalui teknik triangulasi. Teknik analisis triangulasi yang digunakan dengan caramengkolaborasikan studi literatur, kebijakan terkait pengembangan perumahan dan permukiman, danhasil analisis prioritas pengembangan kawasan berdasarkan preferensi masyarakat golongan menengahbawah. Analisis triangulasi mencapai validitas ketika jawaban yang diperoleh untuk menggambarkansebuah obyek sudah mencapai titik jenuh, atau dengan kata lain terdapat beberapa hal yang sama yang diungkapkan oleh sumber yang berbeda dan semua sudut pandang sudah dapat diakomodasi.
Skema Analisis Triangulasi Penentuan Kriteria Pengembangan Permukiman Formal Golongan MasyarakatMenengah Bawah
Hasil analisis
Studi LiteraturKebijakan
Kriteria
Pengembangan
BAB III METODE PENELITIANMetode Analisis• Menentukan konsep pengembangan permukiman menengah bawah di
Kecamatan Driyorejo.Konsep pengembangan kawasan perumahan dan permukiman menengah bawah dilakukan dengan
menggunakan metode deskriptif kualitatif. Analisis perumusan konsep dilakukan setelah melakukananalisis faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengembangan permukiman dan kriteria pengembangnperumahan dan permukiman menengah bawah. Teknik analisis deskriptif dilakukan dengan caramengkolaborasikan studi literatur, kebijakan terkait pengembangan perumahan dan permukiman, danhasil analisis kriteria.
BAB III METODE PENELITIANMetode Sampel
• Metode pengambilan sampel bagi masyarakat yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling random.
Berdasarkan rumus penghitungan Slovin dalam Sevilla (1993), dijelaskan bahwa pengambilan sampel dapatdilakukan berdasarkan rumus:
n =
Keterangan :
n = jumlah sampel (yang minimal diambil)
N = jumlah populasi
e = nilai kesalahan (% kesalahan) dalam penelitian ini ditetapkan sebesar 10 %
Sampel total untuk masyarakat golongan menengah bawah yang bertempat tinggal di Kecamatan Driyorejoadalah :
n = 13208 / [1 + ( 13208 x 0,01)] = 99,24 = 100
Dari sampel total untuk masyarakat perumahan tersebut yang berjumlah 100 responden akandidistribusikan ke dalam 7 desa secara proporsional.
BAB III METODE PENELITIANMetode Sampel
Proporsi dan Penyebaran Kuisioner pada tiap Desa Terpilih
No. Desa Jumlah KK Jumlah Sampel
1. Bambe 1794 13
2. Petiken 1204 23
3. Sumput 3128 16
4. Randegansari 2149 14
5. Mojosarirejo 2177 16
6. Mulung 1839 9
7. Gadung 1165 9
Jumlah 13510 100
BAB IVANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA dan PEMBAHASANGambaran umum Kecamatan Driyorejo
BAB IV ANALISA dan PEMBAHASANGambaran umum Kecamatan Driyorejo
BAB IV ANALISA dan PEMBAHASANAnalisis faktor-faktor yang berpengaruh dalam
pengembangan perumahan dan permukiman
BAB IV ANALISA dan PEMBAHASANUji validitas dan
reliabilitasPada studi ini jumlah kuesioner
sebanyak 45 dengan = 5 %, maka jalur yang dilihatadalah 45. Sehingga didapatkanangka kritik senilai 0,301. Pertanyaan dinyatakanvalid, jika nilai r (korelasi) > r tabel.
Sedangkan kuesioner dinyatakanreliabel jika memiliki nilaiCronbach’s Alpha > 0.60.
No. Faktor Penjabaran
Faktor
Reliabilitas Validitas
(R Tabel
= 0,301)
Keterangan
Aspek Non Fisik
1. Keselamatan dan
kenyamanan
hidup
Keamanan
lingkungan dari
tindak kriminal
0,852 0,341 Valid dan
reliabel
2. Regulasi dan
perijinan
Kebijakan
penyediaan
lahan
permukiman
0,852 0,451 Valid dan
reliabel
3. Sosial Ekonomi Identitas diri 0,852 0,342 Valid dan
reliabel
4. Hubungan sosial
masyarakat
0,852 0,540 Valid dan
reliabel
Aspek Fisik
5. Kemudahan
Aksessibilitas
Ketersediaan
terminal
angkutan
0,852 0,511 Valid dan
reliabel
6. Ketersediaan
angkutan umum
0,852 0,245 Valid dan
reliabel
7. Ketersediaan
jaringan jalan
0,852 0,422 Valid dan
reliabel
8. Ketersediaan
Prasarana
Lingkungan
Ketersediaan
jaringan air
bersih
0,852 0,466 Valid dan
reliabel
9. Ketersediaan
saluran air
limbah
0,852 0,421 Valid dan
reliabel
10. Ketersediaan
pelayanan
0,852 0,577 Valid dan
reliabel
BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN Analisis Tingkat Kepuasan
dan Tingkat HarapanMasyarakat dalammendukung pengembangankawasan perumahan danpermukiman menengahbawah
No. Faktor-faktor
Pengembangan
kawasan
perumahan dan
permukiman
Penjabaran faktor-
faktor pengembangan
kawasan perumahan
dan permukiman
Nilai
Indeks
Tingkat
Kepuasa
n
Nilai
Indeks
Tingkat
Harapan
Selisih
Indeks
Kelompok
pengaruh
1. Keselamatan dan
kenyamanan hidup
Keamanan dari tindak
kriminal 75 94 19,00
Tidak
berpengaruh
2. Regulasi dan
perijinan
Kebijakan penyediaan
lahan permukiman 70 81,8 11,80
Tidak
berpengaruh
3. Sosial ekonomi Identitas diri
73,2 76,4 3,20
Tidak
berpengaruh
4. Hubungan sosial antar
masyarakat 77,2 85,8 8,60
Tidak
berpengaruh
5. Kemudahan
Aksessibilitas
Ketersediaan fasilitas
terminal angkutan
umum 48,8 75,8 27,00
Berpengaruh
6. Ketersediaan fasilitas
angkutan umum 53,8 84,6 30,80
Berpengaruh
7. Ketersediaan jaringan
jalan 58,4 92 33,60
Berpengaruh
8. Ketersediaan
Prasarana
Lingkungan
Ketersediaan jaringan
air bersih 52 95,8 43,80
Berpengaruh
9. Ketersediaan jaringan
air limbah 73,8 89,6 15,80
Tidak
berpengaruh
10. Ketersediaan jaringan
drainase 65,4 88,2 22,80
Berpengaruh
11. Ketersediaan fasilitas
pembuangan sampah 60 91,6 31,60
Berpengaruh
BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN Analisis Tingkat Kepuasan dan Tingkat Harapan Masyarakat dalam mendukung
pengembangan kawasan perumahan dan permukiman menengah bawah
1. Ketersediaan Fasilitas terminal angkutan umum
2. Ketersediaan angkutan umum
3. Ketersediaan Jaringan jalan
4. Ketersediaan jaringan air bersih
5. Ketersediaan Jaringan drainase
6. Ketersediaan Fasilitas pembuangan sampah
7. Ketersediaan Fasilitas SMP/sederajat
8. Ketersediaan Fasilitas SMA/sederajat
9. Ketersediaan Fasilitas Pendidikan Perguruan tinggi/sederajat
10. Ketersediaan Fasilitas kesehatan
11. Ketersediaan Fasilitas Rekreasi dan Olahraga berupa Taman
12. Ketersediaan Fasilitas Rekreasi dan Olahraga berupa lapangan
13. Kondisi kelerengan lahan
BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN Analisis faktor-faktor prioritas dalam
mendukung pengembangan kawasanperumahan dan permukimanmenengah bawah
No. Faktor-faktor Pengembangan
kawasan perumahan dan
permukiman
Selisih
Indeks
Klasifikasi
prioritas
1. Ketersediaan Jaringan air bersih 43.80 tinggi
2. Ketersediaan Fasilitas Rekreasi dan
olahraga berupa taman 37.80 tinggi
3. Ketersediaan Jaringan jalan 33.60 sedang
4. Ketersediaan Fasilitas pembuangan
sampah 31.60 sedang
5. Ketersediaan Fasilitas
SMA/sederajat 31.60 sedang
6. Ketersediaan angkutan umum 30.80 sedang
7. Ketersediaan Fasilitas
SMP/sederajat 28.60 rendah
8. Ketersediaan Fasilitas terminal
angkutan umum 27.00 rendah
9. Ketersediaan Fasilitas Pendidikan
Perguruan tinggi/sederajat25.80 rendah
10. Ketersediaan Fasilitas kesehatan24.20 rendah
11. Kondisi Topografi lahan 23.20 rendah
12. Ketersediaan Jaringan drainase22.80 rendah
13. Ketersediaan Fasilitas Rekreasi dan
Olahraga berupa lapangan21.80 rendah
BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN Analisis kriteria pendukung pengembangan kawasan perumahan dan
permukiman menengah bawah
• Fasilitas terminal angkutan umum
Kriteria pengembangan kawasan permukiman harus menyediakan terminal angkutan umum atau pengkalan sementaraangkutan umum di kawasan perumahan maupun sekitarnya. Terminal transportasi pada lingkungan permukimanberperan dalam mendukung aksessibilitas dan pendukung sarana transportasi umum.
• Fasilitas angkutan umum
Kriteria pengembangan permukiman berdasarkan faktor aksesibilitas salah satunya dengan memperhatikanketersediaan fasilitas angkutan umum di kawasan permukiman. Bagi golongan masyarakat menengahbawah, ketersediaan angkutan umum penting dalam mendukung pengembangan kawasan mereka tinggal. Modaangkutan umum yang beroperasi dapat berupa angkutan bus umum atau mobil penumpang
• Jaringan jalan
Kriteria pengembangan kawasan permukiman formal golongan masyarakat menengah bawah di Kecamatan Driyorejosalah satunya dengan memperhatikan faktor ketersediaan jaringan jalan. Kemudahan akses dapat dicapai denganketersediaan jaringan jalan lokal maupun jalan lingkungan di kawasan permukiman sehingga terhubung dengan dengantempat kerja, sekolah, pusat perbelanjaan dan sarana lain. Jaringan jalan yang tersedia hendaknya dalam kondisi yangbaik
BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN Analisis kriteria pendukung pengembangan kawasan perumahan dan permukiman
menengah bawah
• Jaringan air bersih
kriteria pengembangan kawasan permukiman formal golongan masyarakat menengah bawah di Kecamatan Driyorejosalah satunya dengan memperhatikan faktor ketersediaan jaringan air bersih. Penyediaan air bersih yang dilayani olehPDAM hendaknya mampu memenuhi kebutuhan minimal air bersih sebesar 60 liter/orang/hari yang disalurkan melaluipenyediaan sambungan rumah atau sambungan halaman. Selain itu diperlukan penyediaan hidran kebakaran untukdaerah perumahan dengan jarak antar kran maksimum 200 meter.
• Jaringan drainase
Kriteria pengembangan kawasan permukiman formal golongan masyarakat menengah bawah di Kecamatan Driyorejodengan memperhatikan faktor ketersediaan jaringan drainase. Saluran drainase (saluran pembuangan air hujan) harusterdapat di komplek perumahan yang terhubung dengan badan air (sungai, danau atau laut).
• Fasilitas pembuangan sampah
Berdasarkan uraian tersebut, kriteria pengembangan kawasan permukiman formal golongan masyarakat menengahbawah di Kecamatan Driyorejo salah satunya dengan memperhatikan faktor ketersediaan TPS. TPS yang dapatdikembangkan pada lingkup kecamatan adalah TPS lokal dengan sarana pelengkap adalah mobil sampah dan baksampah besar. Jarak bebas TPS tersebut dengan lingkungan hunian minimal 30 meter.
BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN Analisis kriteria pendukung pengembangan kawasan perumahan
dan permukiman menengah bawah
• Fasilitas SMP/sederajatKriteria pengembangan Fasilitas pendidikan SMP/sederajat sebaiknya dibangun pada wilayah yangdijangkau kendaraan umum, disatukan dengan lapangan olahraga dan tidak selalu harus di pusatlingkungan..
• Fasilitas SMA/sederajat.Kriteria pengembangan Fasilitas pendidikan SMA/sederajat sebaiknya dibangun pada wilayah yangdijangkau kendaraan umum, disatukan dengan lapangan olahraga dan tidak selalu harus di pusatlingkungan.
• Fasilitas Pendidikan Perguruan tinggi/sederajatKriteria pengembangan fasilitas tingkat perguruan tinggi sebaiknya dibangun menyesuaikandengan kebutuhan penduduk yang tinggal dalam wilayah yang luas menyesuaikan arahanpengembangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
• Fasilitas kesehatanKriteria pengembangan kawasan permukiman formal golongan masyarakat menengah bawah diKecamatan Driyorejo dengan memperhatikan faktor ketersediaan fasilitas kesehatan yaitulokasinya di tengah kelompok tetangga sehingga tidak menyeberang jalan raya, serta dapatdijangkau kendaraan umum
BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN Analisis kriteria pendukung pengembangan kawasan perumahan dan permukiman
menengah bawah
• Fasilitas Rekreasi dan Olahraga berupa Taman
Kriteria pengembangan fasilitas rekreasi dan olahraga berupa taman sebaiknya terletak dekat dengankawasan perumahan sehingga mendukung pengembangan perumahan dan permukiman bagi golonganmenengah bawah di kawasan Driyorejo
• Fasilitas Rekreasi dan Olahraga berupa lapangan
Kriteria pengembangan lapangan sebaiknya terletak dekat dengan kawasan perumahan berupa kesatuantaman bermain yang terdiri dari taman bermain, tempat bermain, dan lapangan olahraga yang dekatdengan sarana pendidikan dan dekat jalan utama sehingga mendukung pengembangan perumahan danpermukiman bagi golongan menengah bawah di kawasan Driyorejo.
• Kondisi topografi lahan
Kriteria pengembangan kawasan permukiman formal golongan masyarakat menengah bawah diKecamatan Driyorejo salah satunya dengan memperhatikan faktor topografi lahan. Kawasan yangdiijinkan untuk dikembangkan sebagai perumahan adalah lahan dengan kemiringan lereng < 15 %.
BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN Perumusan Konsep pengembangan kawasan perumahan dan permukiman menengah
bawah
Dengan memperhatikan keseluruhan hasil analisis terhadap faktor-faktor pengembanganpermukiman maka dapat ditentukan konsep pengembangan kawasan permukiman golonganmasyarakat menengah bawah sebagai berikut:
1. Penentuan prioritas pengembangan unsur-unsur kawasan permukiman berdasarkanpreferensi masyarakat
2. Peningkatan keterlibatan masyarakat golongan menengah bawah dalam penyediaan danpemeliharaan prasarana dan sarana lingkungan permukiman
3. Peningkatan kerjasama dari berbagai pihak (khususnya pemerintah-pihakswasta/pengembang-masyarakat) untuk mendukung pengembangan kawasan permukiman
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN dan SARAN Kesimpulan
Konsep pengembangan kawasan permukiman golongan masyarakat menengah bawah sebagaiberikut:
1. Penentuan prioritas pengembangan unsur-unsur kawasan permukiman berdasarkanpreferensi masyarakat
2. Peningkatan keterlibatan masyarakat golongan menengah bawah dalam penyediaan danpemeliharaan prasarana dan sarana lingkungan permukiman
3. Peningkatan kerjasama dari berbagai pihak (khususnya pemerintah-pihakswasta/pengembang-masyarakat) untuk mendukung pengembangan kawasan permukiman
BAB V KESIMPULAN dan SARAN Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka didapatkan rekomendasi sebagai berikut :
• Pengembangan kawasan permukiman bagi golongan masyarakat menengah bawahhendaknya memperhatikan kebutuhan golongan masyarakat tersebut sehinggapengembangannya dapat lebih tepat sasaran dan bermanfaat secara optimal.
• Pengembangan kawasan perumahan menengah bawah menjadi lingkungan permukimanyang dapat memberi manfaat yang lebih optimal bagi masyarakat dapat dilakukan denganmelihat preferensi masyarakat, serta memperhatikan preferensi pengembang dan kebijakanpemerintah sehingga seluruh stakeholder terlibat dalam pembangunan lingkunganpermukiman
Top Related