PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK
UNTUK SISWA KELAS IV MATERI BENTUK LUAR TUBUH HEWAN
DAN TUMBUHAN SERTA FUNGSINYA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Assa Prima Sekarini
NIM: 131134082
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK
UNTUK SISWA KELAS IV MATERI BENTUK LUAR TUBUH HEWAN
DAN TUMBUHAN SERTA FUNGSINYA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Assa Prima Sekarini
NIM: 131134082
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Allah SWT, karena atas izin dan karunia-Nya, skripsi ini dapat dibuat dan
selesai pada waktunya.
Bapak dan Ibu saya yang selalu mendoakan dan memberikan semangat.
Dosen pembimbing yang selalu memberikan arahan dan motivasi.
Kakak-kakak saya tersayang yang selalu menyemangati dan membantu.
Para sahabat tercinta yang selalu memberikan dukungan dan keceriaan.
Almamater kebanggaan Universitas Sanata Dharma.
Segala pihak yang mendukung dan membantu dalam proses penelitian dan
penyusunan skripsi yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“If I try my best and fail, well, I’ve tried my best”
-Steve Jobs-
“Man Jadda Wa Jada”
Barangsiapa yang bersungguh-sungguh, maka pasti akan berhasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK
UNTUK SISWA KELAS IV MATERI BENTUK LUAR TUBUH HEWAN
DAN TUMBUHAN SERTA FUNGSINYA.
Assa Prima Sekarini
Universitas Sanata Dharma
2017
Latar belakang penelitian ini adalah kesulitan guru dan siswa dalam
menerapkan langkah-langkah pendekatan saintifik dan kurangnya penggunaan
LKS dalam pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengembangkan
LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk materi bentuk luar tumbuhan dan
hewan serta fungsinya, dan (2) mengetahui kualitas LKS IPA yang
dikembangkan. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri
Perumnas Condongcatur tahun ajaran 2016/2017. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Model yang digunakan dalam
penelitian ini adalah model pengembangan menurut Dick & Carey (2013).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) pengembangan LKS IPA berbasis
pendekatan saintifik dilakukan berdasarkan model pengembangan Dick & Carey
yang dimodifikasi menjadi delapan tahapan meliputi analisis kebutuhan,
merumuskan tujuan khusus, mengembangkan instrumen, mengembangkan
strategi, mengembangkan isi LKS, evaluasi formatif, revisi, dan evaluasi sumatif,
2) hasil validasi oleh ahli IPA produk LKS memperoleh rerata skor 2,85 dengan
kategori baik dan guru kelas IV SD memperoleh rerata skor 3,72 dengan kategori
sangat baik. Hasil validasi tersebut berpedoman pada empat aspek yaitu konten
atau isi, tampilan, bahasa, penggunaan dan penyajian. Uji coba lapangan terbatas
menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa pada posttest lebih tinggi daripada
pretest dengan perolehan persentase peningkatan nilai sebesar 38,07%. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa LKS IPA berbasis pendekatan saintifik yang
dikembangkan sudah layak digunakan untuk uji coba dalam kegiatan
pembelajaran di kelas IV Sekolah Dasar dengan revisi sesuai saran.
Kata kunci: LKS, IPA, pendekatan saintifik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
DEVELOPMENT OF SCIENCE STUDENTS WORKSHEET BASED ON
SCIENTIFIC APPROACH TO FOURTH GRADE MATERIAL OUTER
BODY SHAPE AND FUNCTIONS OF ANIMAL AND PLANT
Assa Prima Sekarini
Universitas Sanata Dharma
2017
Research background is student and teacher difficulty on applying
scientific approach steps and the lack of using worksheet on studying. This
research aims for (1) developing of using worksheet of outter body shape and its
function of animal and plant based on scientific approach, and (2) knowing the
developed science worksheet quality. The sample for this research is fourth
student of SD Negeri Perumnas Condongcatur batch of 2016/2017. Type of the
research is Research and Development (R&D). The model that used for the
research is development model according to Dick & Carey (2013).
The research findings show that 1) science worksheet development based
on scientific approach developed based on the modified development model of
Dick & Carey, is divided into eight steps which are: needs analysis, formulating
certain objectives, developing instruments, developing strategy, developing the
content of worksheet, formatif evaluatition, revision, and summative evaluation,
2) the result validated by the experts of science, the worksheet product obtains the
average score of 28.5, which is categorized as good while the teacher of the forth
grade of Elementary School obtains obtains the average score of 3.72, which is
categorized as very good. The validated result is based on the four aspects namely
content, appearance, language, usage, and presentation. The limitted field test
shows that the score acquired by the students during the post-test is 38,07%
higher than the pretest. Therefore, it can be concluded that the science worksheet
developed based on scientific approach is appropriate to be used for the test in
the learning activity of the Forth grade of Elementary School with the
recommended revision.
Keywords: Students worksheet, Sains, scientific approach
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan
limpahan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa
kelas IV materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya”. Skripsi
ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan.
Peneliti mengucapakan banyak terima kasih kepada pihak yang sudah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima kasih ditujukkan
kepada:
1. Rohandi, Ph.D., sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
2. Christiyanti Aprinastuti, M.Pd., sebagai Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Sanata Dharma.
3. Apri Damai Sagita K., S.S., M.Pd., sebagai Wakil Ketua Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Sanata
Dharma.
4. G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A., sebagai dosen pembimbing
I, yang sudah membimbing dan memberikan motivasi dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., sebagai dosen pembimbing II, yang
selalu membimbing dan memberikan arahan serta masukan bagi
peneliti dalam penyusunan skripsi ini.
6. Albertus Hariwangsa Panuluh, M.Sc. dan Sartinah, S.Pd. yang sudah
membantu dalam proses validasi produk LKS.
7. Bapak dan Ibu guru yang sudah membantu peneliti dalam validasi
instrumen.
8. Mukija, S.Pd.SD., sebagai kepala SD Negeri Perumnas Condongcatur
yang telah memberikan ijin dalam pelaksanaan penelitian.
9. Cahyo Arif Nugroho, S.Pd., sebagai wali kelas IV C SD Negeri
Perumnas Condongcatur yang telah membantu dan memberikan ijin
dalam melakukan uji coba terbatas kepada siswanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................. Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............ Error! Bookmark not
defined.
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
ABSTRACT........................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................ x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 5
1.5 Spesifikasi Produk ........................................................................................ 6
1.6 Definisi Operasional ..................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 8
2.1 Kajian Pustaka .............................................................................................. 8
2.1.1 Belajar dan Pembelajaran ............................................................................ 8
2.1.1.1 Pengertian Belajar .................................................................................. 8
2.1.1.2 Pengertian Pembelajaran ........................................................................ 9
2.1.2 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ....................................................... 9
2.1.2.1 Pengertian IPA ....................................................................................... 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.1.2.2 Pembelajaran IPA di SD ....................................................................... 10
2.1.2.3 Morfologi Tumbuhan dan Hewan ......................................................... 10
2.1.3 Pendekatan Saintifik ................................................................................. 13
2.1.3.1 Pengertian Pendekatan Saintifik ........................................................... 13
2.1.3.2 Prinsip-prinsip Pendekatan Saintifik ..................................................... 13
2.1.3.3 Langkah-langkah Pendekatan Saintifik ................................................. 14
2.1.4 Lembar Kerja Siswa (LKS) ....................................................................... 16
2.1.4.1 Pengertian LKS ...................................................................................... 17
2.1.4.2 Tujuan LKS............................................................................................ 17
2.1.4.3 Jenis-jenis LKS ...................................................................................... 17
2.1.4.4 Manfaat LKS .......................................................................................... 18
2.2 Penelitian yang Relevan .............................................................................. 18
2.3 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 21
2.4 Pertanyaan Penelitian .................................................................................. 22
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 23
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................ 23
3.2 Setting Penelitian ......................................................................................... 23
3.2.1 Subjek Penelitian....................................................................................... 23
3.2.2 Objek Penelitian ........................................................................................ 24
3.2.3 Lokasi Penelitian ....................................................................................... 24
3.2.4 Waktu Penelitian ....................................................................................... 24
3.3 Rancangan Penelitian ................................................................................... 24
3.4 Prosedur Penelitian ...................................................................................... 26
3.4.1 Analisis Kebutuhan ................................................................................... 27
3.4.2 Merumuskan Tujuan Khusus ..................................................................... 28
3.4.3 Mengembangkan instrumen....................................................................... 28
3.4.4 Mengembangkan Strategi .......................................................................... 29
3.4.5 Mengembangkan Isi LKS .......................................................................... 29
3.4.6 Evaluasi formatif ....................................................................................... 29
3.4.7 Revisi ........................................................................................................ 29
3.4.8 Evaluasi Sumatif ....................................................................................... 30
3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
3.5.1 Observasi .................................................................................................. 30
3.5.2 Wawancara ............................................................................................... 30
3.5.3 Kuesioner ................................................................................................. 31
3.5.4 Tes ............................................................................................................ 31
3.6 Instrumen Penelitian..................................................................................... 31
3.6.1 Pedoman Observasi ................................................................................... 32
3.6.2 Pedoman Wawancara ................................................................................ 32
3.6.2.1 Wawancara Guru Kelas IV .................................................................... 32
3.6.2.2 Wawancara Siswa Kelas IV ................................................................... 33
3.6.3 Kuesioner .................................................................................................. 34
3.6.3.2 Instrumen Analisis Kebutuhan ................................................................ 34
3.6.3.2 Instrumen Validasi Produk oleh Ahli ...................................................... 35
3.6.4 Tes ............................................................................................................ 35
3.7 Teknik Analisis Data .................................................................................... 36
3.7.1 Data Kualitatif ........................................................................................... 36
3.7.2 Analisis Data Kuantitatif ........................................................................... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 40
4.1 Hasil penelitian ............................................................................................ 40
4.1.1 Deskripsi Potensi dan Masalah .................................................................. 40
4.1.1.1 Identifikasi Potensi ................................................................................. 40
4.1.1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................... 40
4.1.2 Proses Pengembangan LKS ....................................................................... 44
4.1.2.1 Analisis Kebutuhan ................................................................................ 44
4.1.2.2 Merumuskan Tujuan Khusus .................................................................. 45
4.1.2.3 Mengembangkan Instrumen ................................................................... 45
4.1.2.4 Mengembangkan Strategi ....................................................................... 47
4.1.2.5 Mengembangkan Isi LKS ....................................................................... 48
4.1.2.6 Evaluasi Formatif ................................................................................... 53
4.1.2.7 Revisi ..................................................................................................... 53
4.1.2.8 Evaluasi Sumatif .................................................................................... 54
4.1.3 Kualitas LKS............................................................................................. 54
4.2 Pembahasan ................................................................................................. 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 63
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 63
5.2 Keterbatasan Penelitian ................................................................................ 63
5.3 Saran ............................................................................................................ 64
DAFTAR REFERENSI ................................................................................... 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Bagian-bagian Tumbuhan ................................................................... 11
Tabel 2.2 Bagian Luar Tubuh Hewan ................................................................. 13
Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran di kelas IV ..................................... 32
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara dengan Guru Kelas IV ...................................... 33
Tabel 3.3 Pedoman Wawancara dengan Siswa Kelas IV .................................... 33
Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Guru Terbuka ...................................................... 34
Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Guru Tertutup ...................................................... 34
Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner Siswa Tertutup .................................................... 34
Tabel 3.7 Aspek Penilaian LKS ......................................................................... 35
Tabel 3.8 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif............................................... 38
Tabel 3.9 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif............................................... 38
Tabel 4.1 Jenis dan Tujuan Instrumen ................................................................ 46
Tabel 4.2 Hasil Rekapitulasi Validitas soal ........................................................ 47
Tabel 4.3 Hasil Reliabilitas Instrumen Soal ........................................................ 47
Tabel 4.4 pemetaan KI, KD, Indikator dan Tujuan ............................................. 47
Tabel 4.5 Pemetaan Karakteristik LKS............................................................... 48
Tabel 4.6 LKS Sebelum dan Sesudah Direvisi Oleh Ahli ................................... 54
Tabel 4.7 Hasil Penilaian Kualitas LKS oleh Ahli .............................................. 55
Tabel 4.8 Hasil perhitungan Pretest dan Posttest Siswa ...................................... 56
Tabel 4.9 Hasil Komentar Siswa Secara Keseluruhan Setelah
Menggunakan LKS .............................................................................. 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Literature Map Hasil Penelitian yang Relevan. ............................... 21
Gambar 3.1 Bagan Komponen Sistem Pembelajaran Dick & Carey ................... 25
Gambar 3.2 Bagan Prosedur Pengembangan ...................................................... 27
Gambar 3.3 Rumus Perhitungan Rerata Hasil Penilaian dengan Skala Likert ..... 37
Gambar 3.4 Rumus Perhitungan Persentase Jawaban Kuesioner......................... 38
Gambar 3.5 Rumus Perhitungan Nilai Pretest dan Posttest................................. 39
Gambar 3.6 Rumus Rerata Siswa ...................................................................... 39
Gambar 3.7 Rumus Persentase Kenaikan Pretest dan Posttest ............................ 39
Gambar 4.1 Bagan Triangulasi Sumber Data Wawancara Identifikasi Masalah .. 42
Gambar 4.2 Bagan Triangulasi Teknik Pengumpulan Data ................................. 47
Gambar 4.3 Kegiatan Siswa 1 ............................................................................ 49
Gambar 4.4 Kegiatan Siswa 2 ............................................................................ 49
Gambar 4.5 Kegiatan Siswa 3 ............................................................................ 50
Gambar 4.6 Kegiatan Mengamati ....................................................................... 50
Gambar 4.7 Kegiatan Menanya .......................................................................... 51
Gambar 4.8 Kegiatan Menalar ........................................................................... 51
Gambar 4.9 Kegiatan Mencoba .......................................................................... 52
Gambar 4.10 Kegiatan Mengomunikasikan ........................................................ 52
Gambar 4.11 Grafik Perbandingan Nilai Pretest dan Posttest Siswa ................... 56
Gambar 4.12 Grafik Perbandingan Rerata Nilai Pretest dan Posttest .................. 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Identifikasi Masalah
Lampiran 1.1 Lembar Hasil Validasi Pedoman Observasi .................................. 68
Lampiran 1.2 Lembar Hasil Observasi Kelas ..................................................... 69
Lampiran 1.3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru ...................... 37
Lampiran 1.4 Transkrip Wawancara dengan Guru.............................................. 72
Lampiran 1.5 Transkrip Wawancara dengan Siswa ............................................ 73
Lampiran 2 Instrumen Analisis Kebutuhan
Lampiran 2.1 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Terbuka Guru ........................ 76
Lampiran 2.2 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Tertutup Guru ........................ 82
Lampiran 2.3 Lembar Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Siswa ...................... 84
Lampiran 2.4 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Siswa ..................................... 87
Lampiran 2.5 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Siswa ........................................... 849
Lampiran 3 Instrumen Tes
Lampiran 3.1 Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest .............................................. 500
Lampiran 3.2 Lembar Hasil Pengerjaan Pretest .................................................. 91
Lampiran 3.3 Lembar Hasil Pengerjaan Posttest ............................................... 94
Lampiran 3.4 Output SPSS Untuk Perhitungan Validitas Instrumen Tes ........... 98
Lampiran 3.5 Perhitungan Peningkatan Nilai Pretest dan Posttest ...................... 99
Lampiran 4 Validasi Produk
Lampiran 4.1 Lembar Hasil Validasi Produk Oleh Ahli IPA ............................ 101
Lampiran 4.2 Lembar Hasil Validasi Produk Oleh Guru .................................. 104
Lampiran 5 Surat Penelitian
Lampiran 5.1 Surat Ijin Penelitian .................................................................... 107
Lampiran 5.2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ...................... 108
Lampiran 6 Produk yang Dikembangkan
Lampiran 6.1 Gambar LKS IPA Berbasis Pendekatan Saintifik ....................... 109
Lampiran 7 Foto Uji Coba Lapangan Terbatas ........................................... 114
Lampiran 8 Curriculum Vitae ........................................................................ 116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Uraian dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi operasional.
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan hakekatnya adalah kebutuhan pokok setiap manusia. Adanya
pendidikan yang terarah diyakini mampu mengembangkan kualitas sumber daya
manusia. Sekolah merupakan sarana pendidikan formal yang selain memberikan
ilmu pengetahuan juga mengembangkan keterampilan yang dimiliki oleh peserta
didik. Peran dan fungsi sekolah yaitu membantu keluarga atau orang tua dalam
pendidikan anak-anaknya serta berperan memberikan pengetahuan, keterampilan,
penanaman nilai-nilai sikap secara lengkap sesuai dengan kebutuhan masing-
masing siswa yang berbeda (Jumali, 2007: 47).
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang
terdapat di jenjang Sekolah Dasar yang mempelajari fenomena alam dan dapat
diperoleh dengan menggunakan metode observasi. Pembelajaran IPA diharapkan
dapat memberikan pengetahuan (kognitif) yang merupakan tujuan utama dari
pembelajaran. Di samping hal itu, pembelajaran IPA diharapkan pula memberikan
keterampilan (psikomotorik), kemampuan sikap ilmiah (afektif), pemahaman,
kebiasaan dan apresiasi, (Trianto, 2010: 142). Sikap ilmiah merupakan suatu
pandangan seseorang terhadap cara berpikir yang sesuai dengan metode keilmuan,
sehingga timbullah kecenderungan untuk menerima ataupun menolak terhadap
cara berpikir yang sesuai dengan keilmuan tersebut (Salam, 2005: 38).
Pembelajaran IPA berhubungan dengan mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan tetapi
juga merupakan suatu proses penemuan. Adanya pembelajaran IPA diharapkan
dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam
sekitar. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi dasar agar menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah. Salah satu materi yang diajarkan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pembelajaran IPA di Sekolah Dasar adalah bentuk luar tubuh hewan dan
tumbuhan.
Guru senantiasa melakukan berbagai upaya untuk mempermudah dalam
menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik. Salah satu upaya yang
dapat dilakukan adalah dengan menggunakan bahan ajar. Bahan ajar berisi topik
atau materi harus sesuai dengan materi ajar yang akan diajarkan agar dapat
meningkatkan keaktifan dan mengefektifkan waktu belajar sehingga mendapatkan
hasil yang optimal. Bahan ajar tidak hanya memuat materi saja tetapi harus
memenuhi kebutuhan belajar dan meningkatkan daya pikir peserta didik. Saat ini,
sudah banyak cetakan bahan ajar yang beredar di pasaran oleh penerbit buku.
Bentuknya pun terdiri dari berbagai macam seperti modul, buku teks, lembar kerja
siswa (LKS), handout dan sebagainya. LKS biasanya dapat dijadikan sebagai
panduan atau pedoman bagi siswa dalam kegiatan observasi, dan sebagainya. LKS
yang dicetak oleh penerbit biasanya terdiri dari soal-soal. Percobaan atau kegiatan
yang dilakukan hanya sedikit, bahkan ada yang tidak ada sama sekali. Masih
banyak sekolah dan guru yang menggunakan bahan ajar khususnya LKS buatan
orang lain atau cetakan dari pabrik. Padahal bahan ajar yang digunakan sering kali
tidak sesuai dengan konteks dan situasi sosial budaya siswa.
Hal yang serupa peneliti temukan ketika melaksanakan Program
Pengalaman Lapangan (PPL) di SDN Perumnas Condongcatur. Berdasarkan hasil
observasi dan wawancara yang sudah dilakukan diketahui bahwa siswa kurang
aktif dalam mengikuti pembelajaran. Meskipun sekolah sudah menerapkan
kurikulum 2013 dan guru sudah menerapkan pendekatan saintifik, tetapi lima
langkah pendekatan saintifik belum dilaksanakan secara utuh. Beberapa
narasumber menyebutkan bahwa baik guru maupun siswa masih merasa kesulitan
dalam menerapkan kelima tahapan pendekatan saintifik secara utuh seperti
menalar dan mengaitkan antar informasi yang diperoleh, menyimpulkan hasil
percobaan atau kegiatan yang dilakukan. Selain itu, guru hanya menggunakan
buku siswa dari pemerintah sebagai penunjang pembelajaran. Guru menggunakan
LKS apabila materi yang terdapat dalam buku siswa sudah habis.
Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti terdorong untuk melakukan
penelitian dan pengembangan (Research and Development). Peneliti melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
penelitian dan pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik pada materi
bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya. Pendekatan Saintifik
merupakan suatu proses pembelajaran yang dirancang agar peserta didik secara
aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip, melalui tahap-tahap mengamati
(untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai
teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan konsep,
hukum atau prinsip yang ditemukan (Hosnan, 2014: 34). Anak dapat memecahkan
permasalahan yang kompleks selama permasalahan tersebut konkret dan tidak
abstrak (Hergenhahn & Olson, 2010: 320). Berdasarkan uraian tersebut,
penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik sangatlah diperlukan dalam
pembelajaran bagi siswa SD.
Penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV
materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya membantu siswa
memahami dan mengamati secara langsung hewan dan tumbuhan yang terdapat di
lingkungan sekitar, karena siswa dapat melakukan kegiatan pengamatan secara
langsung sehingga siswa tidak hanya berpikir secara abstrak. Selain itu, siswa
mampu mengasah keterampilannya dalam menanya, menalar, mencoba, dan
mengomunikasikan. Penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik ini
diharapkan mampu melibatkan dan mengaktifkan siswa dalam kegiatan
pembelajaran yang menyenangkan serta melaksanakan lima tahapan pendekatan
saintifik secara utuh. LKS yang dikembangkan berdasarkan empat karakteristik
yaitu mengarahkan siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran;
mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah,
rumah, dan lingkungan masyarakat; mengarahkan siswa untuk membangun
konsepnya secara mandiri; dan mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima
tahapan pendekatan saintifik yang meliputi mengamati, menanya, menalar,
mencoba, dan mengomunikasikan.
LKS IPA berbasis pendekatan saintifik terbukti dapat membantu dan
mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh Salikhah
(2015) mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA berbasis pendekatan
saintifik untuk melatih keterampilan proses sains siswa kelas IV SD/MI. Jenis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan secara signifikan pada siswa
yang menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik dengan siswa yang
tidak menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik, yaitu sig 0,01<0,05.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Sinarta (2012). Sinarta mengembangkan
Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis inkuiri pokok bahasan energi dan
perubahannya. Jenis penelitian yang digunakan adalah Research and Development
(R&D). Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa menjadi lebih aktif dalam
kegiatan pembelajaran, siswa lebih memahami pembelajaran dan mampu
memecahkan permasalahan yang terdapat pada LKS, dan siswa lebih bisa
mengutarakan pendapatnya. Penelitian yang dilakukan oleh Mustofa (2013)
mengembangkan lembar kerja siswa berbasis observasi pada taman sekolah
sebagai sumber belajar sains di SD N 1 Tinjomoyo. Jenis penelitian yang
digunakan adalah Research and Development (R&D). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa adanya peningkatan rerata aktivitas siswa sebesar 100%,
siswa tuntas belajar sebanyak 92,11% dengan rerata nilai sebesar 7,84. Penelitian
lainnya dilakukan oleh Dalla (2016). Dalla mengembangkan LKS menggunakan
pendekatan saintifik pada sub tema hidup rukun di rumah untuk siswa kelas II.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan layak untuk digunakan
pada uji coba dengan revisi sesuai saran berdasarkan hasil validasi oleh ahli yang
memperoleh rerata skor 3,87 dengan kategori baik. Penelitian yang dilakukan oleh
Pratiwi (2014) mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis pendekatan
saintifik pada tema berbagai pekerjaan di kelas IV. Jenis penelitian yang
digunakan adalah Research and Development (R&D). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa respon siswa terhadap pembelajaran dinilai positif
ditunjukkan dengan hasil persentase 94,12%. Fitri mengembangkan LKS tematik
integratif pada materi garis paralel untuk kelas IV. Jenis penelitian yang
digunakan adalah Research and Development (R&D). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan layak untuk digunakan pada uji
coba dengan revisi sesuai saran berdasarkan hasil validasi oleh ahli yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
memperoleh hasil skor rata-rata 4,18 dengan kategori valid dan 4,26 dengan
kategori efektif.
Penelitian ini dibatasi pada Kompetensi Dasar (KD) 3.1 menjelaskan
bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya dan uji coba produk
terbatas. Pada uji coba produk terbatas, produk yang dikembangkan diujikan pada
enam siswa kelas IV SD. Siswa yang dipilih berdasarkan nilai akademik (tinggi,
sedang, rendah) dan rekomendasi dari wali kelas.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA berbasis
pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD materi bentuk luar tubuh
hewan dan tumbuhan serta fungsinya?
1.2.2 Bagaimana kualitas Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA berbasis pendekatan
saintifik untuk siswa kelas IV SD materi bentuk luar tubuh hewan dan
tumbuhan serta fungsinya?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Mengembangkan Lembar Kerja Sekolah (LKS) IPA berbasis pendekatan
saintifik untuk siswa kelas IV SD materi bentuk luar tumbuhan dan hewan
serta fungsinya.
1.3.2 Mengetahui kualitas Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA berbasis pendekatan
saintifik untuk siswa kelas IV SD materi bentuk luar tumbuhan dan hewan
serta fungsinya.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Peneliti memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru dalam
mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. Produk yang
dikembangkan dapat memberikan motivasi bagi peneliti untuk
mengembangkan produk pembelajaran yang inovatif.
1.4.2 Bagi Guru
Guru lebih memahami tahapan dalam pendekatan saintifik. Guru juga
mendapatkan pengalaman dalam pengembangan LKS IPA berbasis
pendekatan saintifik. Dengan demikian, guru dapat mengembangkan LKS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
IPA berbasis pendekatan saintifik yang dapat membantu meningkatkan
keaktifan siswa.
1.4.3 Bagi Siswa
Siswa dapat melakukan lima tahapan pendekatan saintifik secara utuh.
Penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik ini juga dapat
menumbuhkan keaktifan siswa.
1.4.4 Bagi Sekolah
Sekolah mendapatkan wawasan baru tentang pengembangan LKS IPA
berbasis pendekatan saintifik. Selain itu, sekolah dapat
mempertimbangkan pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan
saintifik yang dapat mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar.
1.5 Spesifikasi Produk
Produk yang dikembangkan oleh peneliti adalah LKS IPA berbasis
pendekatan saintifik untuk kelas IV SD materi bentuk luar tubuh hewan dan
tumbuhan serta fungsinya, yang memiliki spesifikasi sebagai berikut.
1.5.1 LKS dikembangkan berdasarkan pemetaan Kompetensi Dasar (KD)
“menjelaskan bagian luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya”.
Selanjutnya, KD dijabarkan menjadi empat indikator yang meliputi (1)
menyebutkan bagian luar tubuh hewan menurut tempat tinggalnya (air dan
darat), (2) menjelaskan fungsi bagian luar tubuh hewan, (3) menyebutkan
bagian luar tubuh tumbuhan, dan (4) menjelaskan fungsi bagian luar tubuh
tumbuhan. Masing-masing indikator terdiri dari satu sampai dua kegiatan.
1.5.2 LKS yang dikembangkan berbentuk buku dengan ukuran 18 cm x 25 cm.
LKS dibuat dengan menggunakan Microsoft Word 2007. Kertas yang
digunakan adalah ivory 310 gram untuk bagian cover dan kertas HVS 80
gram untuk bagian isi. Jenis font yang digunakan adalah Comic Sans MS
dan Kristen ITC dengan ukuran font 12. Bahasa yang digunakan
menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh siswa.
Tampilan LKS dibuat menarik dan sesuai dengan hasil analisis kebutuhan
siswa.
1.5.3 LKS berisi tentang empat karakteristik yang meliputi 1) mengarahkan
siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran, (2) mengajak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah,
dan lingkungan masyarakat, (3) mengarahkan siswa untuk membangun
konsepnya secara mandiri, dan (4) mengarahkan siswa untuk
melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik yaitu lain mengamati,
menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.
1.5.4 LKS yang dikembangkan dapat digunakan dalam kurikulum 2013, karena
LKS terdapat Kompetensi Inti (KI) yang meliputi KI 2, 3, dan 4 yaitu
sikap sosial, pengetaahuan, dan keterampilan.
1.6 Definisi Operasional
1.6.1 Belajar adalah suatu proses yang bertujuan untuk meningkatkan
keterampilan, pengetahuan, sikap, dan sebagainya yang dapat merubah
kepribadian manusia.
1.6.2 Pembelajaran adalah suatu proses atau serangkaian aktivitas yang dapat
membantu seseorang belajar secara aktif optimal.
1.6.3 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu kumpulan pengetahuan yang
mempelajari tentang fenomena alam dan dapat di peroleh dengan
menggunakan metode observasi.
1.6.4 Pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan dalam proses pembelajaran
yang lebih menekankan pada keaktifan siswa daripada guru dan memiliki
lima tahapan yang meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan
mengomunikasikan.
1.6.5 LKS adalah suatu pedoman bagi siswa untuk menyelesaikan dan
memecahkan suatu masalah yang diharapkan mampu memberikan arahan
dan bantuan pada siswa untuk lebih memahami materi yang akan diajarkan
oleh guru.
1.6.6 Bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan adalah suatu materi yang terdapat
dalam IPA yang mempelajari tentang bagian-bagian tubuh hewan dan
tumbuhan.
1.6.7 Siswa kelas IV SD adalah peserta didik yang duduk di bangku kelas IV
Sekolah Dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Uraian dalam bab ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan, dan
kerangka berpikir.
2.1 Kajian Pustaka
Uraian dalam subbab ini terdiri dari beberapa teori pendukung penelitian.
Adapun beberapa hal yang menjadi pembahasan peneliti adalah belajar dan
pembelajaran, hakikat IPA, pendekatan saintifik, dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
2.1.1 Belajar dan Pembelajaran
Pada subbab ini menguraikan mengenai pengertian belajar dan
pembelajaran.
2.1.1.1 Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan
perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas
tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,
pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain (Hakim, 2000: 7). Belajar
adalah suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,
memperbaiki perilaku/sikap, dan mengkokohkan kepribadian (Suyono, 2011: 9).
Dari kedua pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan suatu proses yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan,
pengetahuan, sikap, dan sebagainya yang dapat merubah kepribadian manusia.
Kegiatan mengingat dan menghafal bukan merupakan proses belajar karena
seseorang dapat menghafal dan mengingat suatu konsep belum tentu dia
memahami konsep tersebut dengan sepenuhnya. Belajar yang sesungguhnya
mengandung unsur pembentukan dan pemahaman. Dari berbagai prinsip belajar
terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat dipakai sebagai
dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya
belajarnya maupun bagi guru dalam upaya meningkatkan mengajarnya. Prinsip-
prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
langsung/berpengalaman, pengulangan tantangan, balikan dan penguatan, serta
perbedaan individual (Dimyati, 2006: 42).
2.1.1.2 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan kegiatan guru terprogram dalam desain
instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekan pada
penyediaan sumber belajar (Dimyati, 2006: 297). Menurut Gagne, pembelajaran
adalah serangkaian aktivitas yang membantu memudahkan seorang dalam belajar,
sehingga terjadi belajar yang optimal (Kurniawan, 2014: 27). Dari pendapat kedua
ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses atau
serangkaian aktivitas yang dapat membantu seseorang belajar secara aktif dan
optimal. Terdapat lima ciri dalam pembelajaran yaitu 1) siswa merupakan
individu yang dapat berkembang apabila disediakan kondisi yang menunjang, 2)
menekankan pada aktivitas siswa, 3) merupakan upaya sadar dan disengaja, 4)
bukan kegiatan insidental tanpa persiapan, dan 5) pemberian bantuan yang
memungkinkan siswa untuk belajar (Kustandi, 2011: 5-6).
2.1.2 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Pada subbab ini menguraikan mengenai pengertian IPA, morfologi hewan
dan tumbuhan serta fungsinya.
2.1.2.1 Pengertian IPA
IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan
menggunakan metode-metode yang berdasarkan observasi (Fisher, dalam Amien,
1987: 4). IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara
sistematik, yang di dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-
gejala alam (Carin, dalam Amien, 1987: 4). Dari kedua pendapat ahli tersebut
dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang
mempelajari tentang fenomena alam dan dapat di peroleh dengan menggunakan
metode observasi. Teori belajar yang berkaitan dengan pembelajaran IPA adalah
teori Piaget dan teori konstruktivisme. Teori Piaget merupakan teori
perkembangan kognitif seseorang dari masa bayi ke masa dewasa. Teori ini
berkaitan dengan IPA, karena dalam pembelajaran IPA mempelajari tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
pertumbuhan manusia dari mulai bayi sampai dengan dewasa. Sedangkan teori
konstruktivisme merupakan teori perkembangan kognitif seseorang berdasarkan
pengalaman yang sudah pernah dialami sebelumnya. Pada pembelajaran IPA,
teori kontruktivisma berhubungan dengan lingkungan alam sekitar. IPA secara
umum meliputi tiga bidang ilmu dasar, yaitu biologi, kimia, dan fisika. Pada
hakikatnya IPA meliputi tiga cakupan, yaitu produk, proses, dan sarana
pengembangan sikap ilmiah. IPA sebagai produk merupakan hasil yang diperoleh
dari pengumpulan data yang disusun secara sistematis. IPA sebagai proses
merupakan urutan atau langkah untuk memperoleh data melalui metode ilmiah.
IPA sebagai sarana pengembangan sikap ilmiah merupakan suatu sarana yang
dapat mengembangkan sikap ilmiah, seperti sikap kerja sama, sikap tanggung
jawab, sikap berpikir bebas, dan sebagainya.
2.1.2.2 Pembelajaran IPA di SD
Pembelajaran IPA di SD meliputi mengamati apa yang terjadi, mencoba
memahami apa yang diamati, mempergunakan pengetahuan baru untuk
meramalkan apa yang akan terjadi, menguji bahwa ramalan-ramalan itu benar
(Paolo & Marten, dalam Samatowa, 2006: 12). Tujuan pembelajaran IPA di
Sekolah Dasar yaitu siswa diharapkan mampu berpikir secara kritis dan ilmiah
serta mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ruang lingkup
pembelajaran IPA meliputi aspek-aspek sebagai berikut 1) makhluk hidup dan
proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, dan tumbuhan dan interaksinya dengan
lingkungan serta kesehatan, 2) benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi
cair, padat dan gas, 3) energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas,
magnet dan listrik, 4) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya dan
benda-benda langit lainnya (Depdiknas, 2007: 14). Dari ruang lingkup tersebut
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA mempelajari makhluk dan semua
benda yang ada di alam semesta.
2.1.1.3 Morfologi Tumbuhan dan Hewan
Nama morfologi digunakan dalam beberapa ilmu, yakni morfologi
linguistik, morfologi biologi, dan geomorfologi. Morfologi biologi merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
suatu ilmu yang mempelajari tentang struktur atau bentuk luar dari suatu
organisme yang mencakup bagian-bagiannya terutama tumbuhan dan hewan.
Morfologi pada tumbuhan meliputi: akar, batang, daun, bunga, buah dan biji.
Berikut adalah bagian-bagian tumbuhan yang disajikan dalam tabel 2.1
(Sumantoro, 2009: 31-41) dan bagian luar tubuh hewan yang disajikan dalam
tabel 2.2 (Haryanto, 2013: 3-5).
Tabel 2.1 Bagian-bagian Tumbuhan
No. Bagian
LuarTubuh
Tumbuhan
Gambar jenis - jenis bagian
tumbuhan Keterangan
1. Akar
Akar terdiri dari bulu-bulu akar dan
tudung akar. Terdapat dua jenis akar
yaitu akar serabut dan akar tunggang.
Fungsi akar: menyerap air dan mineral
dari alam tanah, menegakkan batang
tumbuhan, tempat menyimpan cadangan makanan, dan alat pernapasan pada
tumbuhan.
2. Batang
Batang menjadi penghubung antara akar
dan cabang atau daun. Terdapat tiga jenis
batang yaitu batang basah dan lunak,
batang berkayu, dan batang rumput.
Fungsi batang: tempat melekatnya daun,
bunga, dan buah, penyimpan cadangan
makanan, jalan pengangkutan air,
minerah dan hasil fotosintesis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
No. Bagian
LuarTubuh
Tumbuhan
Gambar jenis - jenis bagian
tumbuhan Keterangan
3. Daun
Berdasarkan bentuknya daun
dikelompokkan menjadi daun menyirip,
menjari, melengkung, dan sejajar. Fungsi
daun: tempat memasak makanan atau
fotosintesis.
4. Bunga
Bagian- bagian bunga yang lengkap
meliputi tangkai bunga, dasar bunga,
kelopak bunga, mahkota bunga, benang
sari, dan putik. Fungsi bunga: perhiasan tumbuhan, tempat berlangsungnya
perkembangbiakan tumbuhan.
5. Buah dan
Biji
Buah umumnya terdiri dari tangkai,
kulit, daging, dan biji. Fungsi buah yaitu
sebagai pelindung biji yang merupakan
calon tumbuhan baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Tabel 2.2 Bagian Luar Tubuh Hewan
No. Bagian Keterangan
1. Kepala
Kepala hewan biasanya memiliki mata, hidung, telinga, dan mulut.
Bagian khusus hewan yang biasa ada di kepala adalah antena,
gading, belalai, tanduk, dan cula.
2. Badan Tubuh hewan melindungi organ-organ pencernaan, pernapasan, peredaran darah, perkembangbiakan, dan lain sebagainya.
Penutup tubuh hewan dapat berupa sisik, bulu, dan rambut.
3. Alat Gerak Alat gerak hewan dapat berupa kaki, sirip, dan sayap.
2.1.2 Pendekatan Saintifik
Subbab ini menguraikan mengenai pengertian pendekatan saintifik,
prinsip-prinsip pendekatan saintifik, dan langkah-langkah pendekatan saintifik.
2.1.2.3 Pengertian Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik (scientific) disebut juga pendekatan ilmiah.
Pendekatan saintifik merupakan suatu pendekatan dalam proses pembelajaran
yang lebih menekankan pada keaktifan peserta didik daripada guru. Pendekatan
saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam
mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa
informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi
searah dari guru (Hosnan, 2014: 34). Proses pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan saintifik melibatkan keterampilan proses, seperti mengamati,
merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis
data, menarik kesimpulan, dan mengomunikasikan konsep yang ditemukan.
Pendekatan saintifik bertujuan untuk melatih dan meningkatan kemampuan siswa
dalam berpikir, menyelesaikan suatu masalah, dan mengomunikasikan ide atau
gagasan.
2.1.2.4 Prinsip-prinsip Pendekatan Saintifik
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik memiliki
beberapa prinsip meliputi: 1) pembelajaran berpusat pada siswa, 2) pembelajaran
membentuk student self concept, 3) pembelajaran terhindar dari verbalisme, 3)
pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan
mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip, 4) pembelajaran mendorong
terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa, 5) pembelajaran meningkatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru, 6) memberikan kesempatan
kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi, 7) adanya proses
validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam
struktur kognitifnya (Daryanto, 2014: 58).
2.1.2.5 Langkah-langkah Pendekatan Saintifik
Langkah-langkah pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran
meliputi: menggali informasi melalui pengamatan (observing), bertanya
(questioning), percobaan (experimenting), kemudian mengolah data atau
informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis,
menalar (associating), kemudian menyimpulkan, dan mencipta serta membentuk
jaringan (networking) (Hosnan, 2014: 37). Langkah-langkah pendekatan saintifik
dapat dijabarkan sebagai berikut.
1) Mengamati (Observing)
Pengamatan/observasi merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan
media konkret dalam proses belajar, sehingga siswa akan lebih merasa tertarik dan
tertantang untuk mengeksplorasi rasa keingintahuannya. Kegiatan pengamatan
dapat dilakukan melalui kegiatan melihat, mendengar, menyimak, dan membaca.
Tujuan pengamatan adalah mendeskripsikan makna dari suatu objek yang diamati
dan diambil kesimpulannya. Manfaat metode pengamatan bagi siswa yaitu
memberikan pengalaman secara langsung karena siswa mengamati sendiri suatu
objek dan mencatat hasil pengamatannya sendiri. Kegiatan pengamatan dalam
pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah antara lain
menentukan objek apa yang akan diobservasi, membuat pedoman observasi sesuai
dengan lingkup objek yang akan diobservasi, menentukan secara jelas data-data
apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder, menentukan di mana
tempat objek yang akan diobservasi, menentukan secara jelas bagaimana
observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan
lancar, menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi, seperti
menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat
tulis lainnya (Hosnan, 2014: 42-43).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2) Menanya (Questioning)
Menanya (questioning) merupakan kegiatan pembelajaran yang menuntut
siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang data/informasi yang belum
dipahaminya setelah melakukan pengamatan. Kegiatan mengajukan berbagai
pertanyaan yang dilakukan oleh siswa memerlukan bimbingan dari guru. Fungsi
bertanya ialah membangkitkan rasa keingintahuan dan melatih cara berpikir
siswa.
Manfaat penerapan metode menanya antara lain menggali informasi, baik
administrasi maupun akademis, mengecek pemahaman siswa, membangkitkan
respons kepada siswa, mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa, mengetahui
hal-hal yang sudah diketahui siswa, memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu
yang dikehendaki guru, membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa
untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa (Hosnan, 2014: 51). Dalam
kegiatan bertanya, ada beberapa kriteria pertanyaan yang digunakan untuk
membina peserta didik dalam mengajukan pertanyaan, antara lain singkat dan
jelas, menginspirasi jawaban, memilih fokus, bersifat probing atau divergen,
bersifat validatif atau penguatan, memberi kesempatan peserta didik untuk
berpikir ulang, merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif, dan
merangsang proses interaksi (Abidin, 2014: 137).
3) Menalar (Associating)
Menalar adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan, baik terbatas
dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi (Permendikbud Nomor 81a
Tahun 2013, dalam Hosnan, 2014: 68). Kegiatan menalar merupakan kegiatan
analisis hasil kerja yang sudah dilakukan oleh siswa. Daya menalar peserta didik
dapat ditingkatkan melalui delapan cara berikut (1) guru menyusun bahan
pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap seperti tuntutan kurikulum, (2) guru
tidak banyak menerapkan metode ceramah, tetapi memberi instruksi singkat yang
jelas, seperti contoh-contoh, baik dilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi,
(3) bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hirarkis, dimulai dari yang
sederhana sampai ke yang kompleks, (4) kegiatan pembelajaran berorientasi pada
hasil yang dapat diukur dan diamati, (5) setiap kesalahan/kekeliruan segera
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
dikoreksi atau diperbaiki, (6) perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar
perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan peserta didik, (7) evaluasi atau
penilaian didasarkan atas perilaku yang nyata atau otentik, (8) guru mencatat
semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan memberikan tindakan
pembelajarran perbaikan (Abidin, 2014: 139).
4) Mencoba (Experimenting)
Tahap mencoba digunakan untuk mengarahkan peserta didik melakukan
percobaan atau eksperimen terkait dengan materi yang sesuai. Beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam melakukan tahap mencoba yaitu (1) persiapkan terlebih
dahulu bahan-bahan yang dibutuhkan, (2) usahakan siswa terlibat langsung
sewaktu mengadakan kegiatan eksperimen, (3) sebelum dilaksanakan eksperimen
siswa terlebih dahulu diberikan pengarahan tentang petunjuk dan langkah-langkah
kegiatan eksperimen yang akan dilakukan, (4) lakukan pengelompokkan atau
masing-masing individu melakukan percobaan yang telah direncanakan. Bila
hasilnya belum memuaskan, dapat diulangi lagi untuk membuktikan
kebenarannya, (5) setiap individu atau kelas dapat melaporkan hasil pekerjaannya
secara tertulis (Fathurrahman, dalam Hosnan, 2014: 62).
5) Mengomunikasikan Pembelajaran
Tahap mengomunikasikan pembelajaran dalam pendekatan saintifik, siswa
diharapkan mampu mengomunikasikan hasil kerjanya yang dilakukan secara
individu maupun kelompok. Kegiatan mengomunikasikan adalah menyampaikan
hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau
media lainnya (Permendikbud, dalam Hosnan, 2014: 76). Melalui kegiatan
mengomunikasikan, siswa diharapkan mampu menjelaskan atau
mempresentasikan hasil kerjanya di depan guru dan teman-temannya, sehingga
rasa percaya diri siswa akan terasah.
2.1.3 Lembar Kerja Siswa (LKS)
Subbab ini menguraikan mengenai pengertian LKS, tujuan penggunaan
LKS, jenis-jenis LKS, manfaat LKS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2.1.3.1 Pengertian LKS
LKS adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan
penyelidikan dan pemecahan masalah (Trianto, 2008 :148). LKS biasanya berupa
petunjuk, langkah untuk menyelesaikan suatu tugas, suatu tugas yang
diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan
dicapainya (Depdiknas, 2004: 18). Dari kedua pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa LKS merupakan suatu pedoman bagi siswa untuk
menyelesaikan dan memecahkan suatu masalah. Adanya LKS diharapkan mampu
memberikan arahan dan bantuan pada siswa untuk lebih memahami materi yang
akan diajarkan oleh guru.
2.1.3.2 Tujuan LKS
Tujuan LKS antara lain sebagai alternatif guru untuk mengarahkan
pengajaran atau memperkenalkan suatu kegiatan tertentu, dapat mempercepat
proses belajar mengajar dan hemat waktu mengajar, dan dapat mengoptimalkan
alat bantu pengajaran yang terbatas karena siswa dapat menggunakan alat bantu
secara bergantian (Tim instruktur Penilaian Kinerja Guru (PKG), dalam Sudiati,
2003: 11-12). LKS dibuat bertujuan untuk menuntun siswa akan berbagai
kegiatan yang perlu diberikan serta mempertimbangkan proses berpikir yang akan
ditumbuhkan pada diri siswa (Azhar, 1993: 78). LKS mempunyai fungsi sebagai
urutan kerja yang diberikan dalam kegiatan baik intrakurikuler maupun
ekstrakurikuler terhadap pemahaman materi yang telah diberikan. Dari kedua
pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan LKS adalah membantu guru
dalam menyampaikan materi dan membantu siswa dalam memahami suatu materi.
2.1.3.3 Jenis-jenis LKS
Jenis-jenis LKS antara lain 1) LKS yang penemuan yaitu membantu siswa
menemukan suatu konsep, 2) LKS yang aplikatif-integratif yaitu membantu siswa
menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan, 3) LKS
yang penuntun yaitu berfungsi sebagai penuntun belajar, 4) LKS yang penguatan
yaitu berfungsi sebagai penguatan, dan 5) LKS yang praktikum yaitu berfungsi
sebagai petunjuk praktikum (Prastowo, 2014: 272-273). Ada ahli yang
berpendapat bahwa LKS dibagi menjadi dua macam, yakni lembar kegiatan siswa
tak berstruktur dan berstruktur (Trianto, 2011: 244).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2.1.3.4 Manfaat LKS
LKS memiliki beberapa manfaat sebagai berikut (Lismawati, 2010: 40).
1) LKS dapat dipelajari kapanpun dan dimanapun serta tidak
menggunakan alat khusus.
2) LKS dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar tentang
fakta dan mampu mencari tahu prinsip-prinsip umum dan abstrak
dengan menggunakan argumentasi yang riil.
3) LKS dapat memaparkan kata-kata, angka-angka, not musik, gambar
dua dimensi, serta diagram dengan proses yang sangat cepat.
4) LKS lebih ekonomis jika dibandingkan dengan media pembelajaran
lainnya.
2.2 Penelitian yang Relevan
Uraian dalam subbab ini terdiri dari beberapa penelitian yang relevan yang
dijabarkan sebagai berikut.
Salikhah (2015) melakukan pengembangan lembar kerja siswa (LKS) IPA
berbasis pendekatan scientific untuk melatih keterampilan proses sains siswa
SD/MI kelas IV. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan
pengembangan (R & D). Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengembangkan LKS
IPA berbasis pendekatan scientific pada materi perubahan kenampakan bumi dan
benda langit untuk SD/MI kelas IV, (2) mengetahui proses pengembangan LKS
IPA, (3) mengetahui kualitas LKS IPA, (4) mengetahui dampak penggunaan LKS
IPA berbasis pendekatan scientific terhadap keterampilan proses sains siswa.
Hasil dari penelitian ini yaitu LKS IPA yang berupa materi, tugas dan latihan soal,
kata mutiara, informasi tambahan dan refleksi. Kualitas dari produk yang berupa
LKS IPA ditunjukkan dengan hasil validasi dari ahli materi yang memperoleh
persentase penilaian 75% dengan kategori baik, dari ahli bahasa memperoleh
persentase penilaian 75% dengan kategori baik, dan dari ahli media memperoleh
persentase 91,25% dengan kategori sangat baik.
Sinarta (2012) melakukan pengembangan lembar kerja siswa (LKS)
berbasis inkuiri pokok bahasan energi dan perubahannya. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Kemantren II Mojokerto.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Kualitas dari produk yang berupa LKS IPA ditunjukkan dengan hasil validasi dari
ahli media memperoleh persentase 97.73 % dengan kategori valid, dari ahli materi
memperoleh persentase 96.67 % dengan kategori valid dan dari angket siswa
persentasenya 96.25 % kategori valid. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat
disimpulkan bahwa LKS berbasis inkuiri yang dikembangkan sudah layak untuk
digunakan dan diujicoba dengan revisi sesuai saran dalam kegiatan pembelajaran
kelas IV Sekolah Dasar.
Mustofa (2013) melakukan pengembangan lembar kerja siswa berbasis
observasi pada taman sekolah sebagai sumber belajar sains di SD N 1 Tinjomoyo.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D).
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1
Tinjomoyo, Semarang. Kualitas produk yang berupa LKS ditunjukkan dengan
hasil validasi dari pakar materi memperoleh persentase 90% dengan kategori
sangat layak, dari pakar desain memperoleh persentase 96% dengan kategori
sangat layak, dan dari guru memperoleh persentase 93,18% dengan kategori
sangat layak. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa LKS berbasis
observasi yang dikembangkan sudah layak untuk digunakan dan diujicoba dengan
revisi sesuai saran dalam kegiatan pembelajaran kelas IV Sekolah Dasar.
Dalla (2016) melakukan pengembangan LKS menggunakan pendekatan
saintifik pada sub tema hidup rukun di rumah untuk siswa kelas dua (II) Sekolah
Dasar Negeri Kalasan 1. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah
penelitian dan pengembangan (R&D). Sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah siswa kelas II SD Negeri Kalasan 1, Yogyakarta. Kualitas produk yang
berupa LKS ditunjukkan dengan hasil validasi dua pakar kurikulum 2013 dan
media LKS memperoleh skor 4,0 dengan kategori baik dan skor 4,06 dengan
kategori baik. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa LKS
menggunakan pendekatan saintifik yang dikembangkan sudah layak untuk
digunakan dan diujicoba dengan revisi sesuai saran dalam kegiatan pembelajaran
kelas II Sekolah Dasar.
Pratiwi (2014) melakukan pengembangan lembar kegiatan siswa (LKS)
berbasis pendekatan scientific pada tema berbagai pekerjaan di kelas IV. Jenis
penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian dan pengembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
(R&D). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD
Negeri 3 Ciamis. Kualitas produk yang berupa LKS ditunjukkan dengan hasil
validasi ahli menunjukkan nilai kevalidan dan kepraktisan dengan skor 4,67,
keefektifan pembelajaran siswa memperoleh nilai yang cukup efektif ditunjukkan
dengan hasil persentase 52,5%, respon siswa terhadap pembelajaran dinilai positif
ditunjukkan dengan hasil persentase 94,12%. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa LKS berbasis pendekatan scientific yang dikembangkan sudah
layak untuk digunakan dan diujicoba dengan revisi sesuai saran dalam kegiatan
pembelajaran kels IV Sekolah Dasar.
Fitri (2014) melakukan pengembangan lembar kegiatan siswa (LKS)
tematik integratif pada materi garis paralel untuk Sekolah Dasar kelas IV. Jenis
penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian dan pengembangan
(R&D). Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan lembar kegiatan siswa (LKS)
tematik integratif pada materi garis paralel untuk Sekolah Dasar kelas IV yang
memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif yang baik. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 09 Kota Bengkulu. Kualitas
produk yang berupa LKS dari aspek materi, konstruksi, dan bahasa termasuk
dalam kategori valid, ditunjukkan dengan hasil skor rata-rata 4,18. LKS termasuk
dalam kategori praktis dan efektif ditunjukkan dengan hasil skor rata-rata 4,24 dan
4,26. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa LKS tematik
integratif yang dikembangkan sudah layak untuk digunakan dan diujicobakan
dengan revisi sesuai saran dalam kegiatan pembelajaran kelas IV Sekolah Dasar.
Berdasarkan enam penelitian di atas, peneliti menemukan relevansi dari
penelitian-penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan. Persamaan
dari penelitian yang akan diteliti dengan keenam penelitian tersebut adalah sama-
sama mengembangkan LKS. Sedangkan perbedaan dari penelitian yang akan
diteliti dengan keenam penelitian tersebut adalah pada materinya. Materi pada
penelitian ini adalah bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya.
Kerangka relevansi penelitian ini dapat dilihat pada literature map berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Gambar 2.1 Literature Map Hasil Penelitian yang Relevan.
2.3 Kerangka Berpikir
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang
terdapat di Sekolah Dasar. Pembelajaran IPA di SD meliputi mengamati apa yang
terjadi, mencoba memahami apa yang diamati, mempergunakan pengetahuan baru
untuk meramalkan apa yang akan terjadi, menguji bahwa ramalan-ramalan itu
benar (Paolo & Marten dalam Samatowa, 2006: 12). Pembelajaran IPA lebih
ditekankan pada praktik daripada teori, sehingga dalam kegiatannya lebih
diarahkan pada kegiatan pengamatan dan percobaan. Pada pembelajaran IPA
dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang sesuai dan efektif. Apabila metode
yang digunakan guru lebih sering menggunakan metode ceramah, akibatnya siswa
cenderung pasif dan berpikir secara abstrak.
Pendekatan saintifik merupakan suatu metode pembelajaran yang
melibatkan keaktifan dan keterampilan siswa, meliputi mengamati, menanya,
menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Pembelajaran IPA mempunyai
relevansi dengan pendekatan saintifik, karena pembelajaran IPA berkaitan dengan
lingkungan alam, sedangkan pendekatan saintifik mengajak siswa mengalami
Salikhah (2015)
LKS, Pendekatan
scientific, siswa
kelas IV SD
Sinarta (2012)
LKS, inkuiri,
siswa kelas IV
SD
Mustofa (2013)
LKS, Observasi,
siswa kelas IV
SD
Dalla (2016),
LKS, pendekatan
saintifik, siswa
kelas II SD
Pratiwi (2014)
LKS, pendekatan
scientific, siswa kelas
IV SD
Fitri (2014)
LKS, tematik
intgratif, siswa kelas
IV SD
Yang diteliti adalah LKS,
pendekatan saintifik, siswa
kelas IV SD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
secara langsung kegiatan yang dilakukan. Misalnya dalam pembelajaran IPA,
siswa diminta untuk mempelajari tentang bagian-bagian luar tubuh hewan dan
tumbuhan, dengan menggunakan pendekatan saintifik siswa mengamati secara
langsung hewan dan tumbuhan, kemudian siswa akan membangun konsepnya
sendiri. LKS IPA berbasis pendekatan saintifik memungkinkan siswa untuk
berpikir secara konkret dan membangun konsepnya secara mandiri.
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis yang sudah dilakukan,
penggunaan lembar kerja siswa berbasis pendekatan saintifik untuk menunjang
pembelajaran belum sepenuhnya diterapkan oleh guru. Hal ini disebabkan karena
guru masih menggunakan LKS dari penerbit yang sebagian besar hanya berisi
soal-soal. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk mengembangkan sebuah
produk berupa LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk kelas IV SD.
Penelitian ini difokuskan pada kompetensi dasar “Menjelaskan bagian luar tubuh
hewan dan tumbuhan serta fungsinya”.
2.4 Pertanyaan Penelitian
2.4.1 Bagaimana langkah-langkah pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan
saintifik untuk siswa kelas IV SD pada materi bentuk luar tubuh hewan
dan tumbuhan serta fungsinya?
2.4.2 Bagaimana kualitas LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa
kelas IV SD pada materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta
fungsinya?
2.4.3 Bagaimana dampak penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik
materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya terhadap
proses belajar siswa selama uji coba lapangan terbatas?
2.4.4 Bagaimana dampak penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik
materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya terhadap
hasil belajar siswa pada uji coba lapangan terbatas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
BAB III
METODE PENELITIAN
Uraian dalam bab ini berisi jenis penelitian, setting penelitian, rancangan
penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian
dan teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah research and development (R&D).
Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan
untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut
(Sugiyono, 2009: 297). Metode penelitian dan pengembangan merupakan
penelitian yang digunakan untuk merancang produk atau prosedur baru, yang diuji
secara sistematis di lapangan, dievaluasi, dan direvisi hingga diperoleh kriteria
spesifik meliputi efektivitas, kualitas, atau standar yang sejenis (Gall & Borg,
2007: 589). Dari kedua pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian
dan pengembangan adalah jenis penelitian yang mengembangkan suatu produk
dan diuji keefektivitasannya sesuai dengan standar tertentu.
Penelitian ini digunakan untuk mengembangkan suatu produk berupa LKS
IPA berbasis pendekatan saintifik. Penelitian ini dibatasi sampai pada uji coba
produk terbatas yang bertujuan untuk mendapatkan informasi apakah produk baru
yang telah dikembangkan lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan produk
yang lama atau yang lain. Hasil dari penelitian ini berupa produk LKS IPA
berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD materi bentuk luar tubuh
hewan dan tumbuhan serta fungsinya.
3.2 Setting Penelitian
Setting penelitian membahas mengenai subjek penelitian, objek penelitian,
lokasi penelitian, dan waktu penelitian.
3.2.1 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Perumnas
Condongcatur. Siswa yang dipilih berjumlah enam anak yang terdiri dari dua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
siswa putri dan empat siswa putra. Peneliti memilih sekelompok siswa tersebut
berdasarkan nilai akademik siswa dan rekomendasi dari guru kelas.
3.2.2 Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah produk yang berupa LKS IPA berbasis
pendekatan saintifik. LKS ini digunakan untuk membantu siswa kelas IV SD
dalam memahami materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya.
LKS tersebut terdiri dari berbagai macam kegiatan yang mencakup lima tahapan
pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan
mengomunikasikan.
3.2.3 Lokasi Penelitian
Pengambilan data yang digunakan untuk penelitian dilakukan di SD
Negeri Perumnas Condongcatur yang berlokasi di Jalan Flamboyan No.11,
Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Peneliti memilih SD Negeri Perumnas Condongcatur sebagai tempat
uji coba produk terbatas, karena SD Negeri Perumnas Condongcatur sudah dan
masih menggunakan kurikulum 2013. Selain itu juga terdapat tiga kelas paralel
yang memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian. SD Negeri Perumnas
Condongcatur masih minim dalam menggunakan LKS berbasis pendekatan
saintifik. Selain itu, letaknya strategis dan mudah untuk dijangkau.
3.2.4 Waktu Penelitian
Penelitian dan pengembangan ini dilakukan pada bulan Juli s.d. Desember
2016. Secara keseluruhan, penelitian ini berlangsung kurang lebih selama lima
bulan.
3.3 Rancangan Penelitian
Penelitian dan pengembangan ini mengadopsi model Dick & Carey.
Peneliti memilih model Dick & Carey, karena setiap langkahnya jelas dan mudah
untuk diikuti. Pada model Dick & Carey terdapat sepuluh langkah dalam
melakukan penelitian dan pengembangan. Langkah tersebut yaitu 1) Analisis
kebutuhan dan tujuan, 2) analisis pembelajaran, 3) analisis pembelajar dan
konteks, 4) merumuskan tujuan performansi, 5) mengembangkan instrumen, 6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
mengembangkan strategi pembelajaran, 7) mengembangkan dan memilih bahan
pembelajaran, 8) merancang dan melakukan evaluasi formatif, 9) melakukan
revisi, dan 10) evaluasi sumatif (Setyosari, 2013: 230-235). Berikut adalah
langkah penelitian dan pengembangan menurut model Dick & Carey yang
disajikan dalam bagan berikut.
Gambar 3.1 Bagan Komponen Sistem Pembelajaran Dick & Carey
(Setyosari, 2013: 234).
Dick & Carey (Setyosari, 2013: 230-235) menguraikan setiap langkah
penelitian dan pengembangan sebagai berikut. Pertama, analisis kebutuhan dan
tujuan. Pada langkah ini, peneliti menganalisis dan mengkaji kebutuhan untuk
Analisis kebutuhan dan
identifikasi tujuan
umum
Melakukan analisis
pembelajaran
Melakukan
revisi
Menganalisis pebelajar
dan konteks
Merumuskan
tujuan khusus
Mengembangkan
instrumen
assessment
Mengembangkan
strategi pembelajaran
Mengembangkan dan
memilih bahan
pembelajaran
Merancang dan
melakukan evaluasi
formatif
Merancang dan melakukan
evaluasi sumatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
menentukan tujuan program atau produk yang akan dikembangkan. Kedua,
analisis pembelajaran. Langkah ini mencakup keterampilan, proses, prosedur, dan
tugas-tugas belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ketiga, analisis
pembelajar dan konteks. Analisis ini mencakup kemampuan, sikap, dan
karakteristik awal pembelajar dalam pembelajaran. Keempat, merumuskan tujuan
performansi. Perumusan dilakukan dengan cara menjabarkan tujuan umum ke
dalam tujuan yang lebih spesifik. Kelima, mengembangkan instrumen. Instrumen
digunakan untuk mengukur perangkat produk atau desain yang dikembangkan.
Instrumen yang berkaitan dengan tujuan khusus berupa tes hasil belajar,
sedangkan instrumen yang berkaitan dengan desain atau produk yang
dikembangkan dapat berupa kuesioner atau daftar cek. Keenam, mengembangkan
strategi pembelajaran. Peranan strategi sangat penting dalam kaitannya dengan
pengembangan produk yang dilakukan. Pada langkah ini, peneliti harus memilih
strategi yang cocok dengan desain produk yang dikembangkan. Ketujuh,
mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran. Pada langkah ini, peneliti
memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran. Produk atau desain yang
dikembangkan berdasarkan tipe atau model tertentu perlu diberikan argumen atau
alasan mengapa memilih tipe atau model tersebut. Kedelapan, merancang dan
melakukan evaluasi formatif. Langkah ini dilakukan pada saat proses
pembelajaran berlangsung dengan tujuan untuk mendukung adanya peningkatan
efektivitas. Dick & Carey menguraikan proses evaluasi formatif menjadi tiga
langkah, yaitu uji coba prototipe, uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan.
Pada kondisi tertentu, peneliti cukup sampai pada langkah ini. Kesembilan,
melakukan revisi. Peneliti melakukan revisi terhadap produk yang dikaitkan
dengan langkah-langkah sebelumnya. Kesepuluh, evaluasi sumatif. Langkah ini
dilakukan dengan tujuan untuk menentukan tingkat efektivitas produk secara
keseluruhan dibandingkan dengan produk lainnya.
3.4 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dikembangkan mengadopsi model yang
dipaparkan oleh Dick & Carey. Peneliti memodifikasi tahap penelitian menjadi
delapan langkah, yaitu 1) analisis kebutuhan, 2) merumuskan tujuan khusus, 3)
mengembangkan instrumen, 4) mengembangkan strategi, 5) mengembangkan isi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
LKS, 6) evaluasi formatif 7) revisi, 8) evaluasi sumatif. Prosedur penelitian dan
pengembangan terkait delapan langkah tersebut tersaji dalam bagan berikut.
Gambar 3.2 Bagan Prosedur Pengembangan
3.4.1 Analisis Kebutuhan
Tahap pertama dalam penelitian ini adalah analisis kebutuhan. Analisis
yang dilakukan meliputi analisis pembelajaran dan siswa. Analisis pembelajaran
dilakukan melalui wawancara dan observasi. Peneliti melakukan wawancara
dengan guru dan siswa kelas IV, sedangkan observasi dilakukan di kelas IV ketika
Analisis kebutuhan
Analisis pembelajaran
Analisis siswa Merumuskan
tujuan
Mengembangkan instrumen
Pretest
Posttest Rubrik
penilaian ahli
validasi
instrumen Mengembangkan
strategi
Mengembangkan isi
LKS
Evaluasi
Formatif
Penilaian
ahli
Dosen IPA
Guru SD
Uji coba lapangan
terbatas
Revisi
Siswa Kelas IV SD
Evaluasi Sumatif
Persentase Peningkatan
Pretest Posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
pembelajaran sedang berlangsung. Hasil dari wawancara dan observasi terkait
dengan penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA di kelas IV,
kemudian dianalisis untuk dijadikan sebagai bahan pembuatan kuesioner yang
digunakan untuk mengetahui analisis kebutuhan siswa. Kuesioner kebutuhan
siswa yang disusun mencakup karakteristik siswa dan karakteristik produk.
Kuesioner yang telah dibuat, kemudian diberikan kepada guru dan siswa kelas IV.
3.4.2 Merumuskan Tujuan Khusus
Tahap kedua dalam penelitian ini adalah merumuskan tujuan khusus. Pada
langkah ini, peneliti merumuskan tujuan khusus dari produk berupa LKS.
Perumusan tujuan khusus memperhatikan karakterisitik LKS yang diperoleh
melalui analisis kebutuhan yang meliputi 1) mengarahkan siswa aktif melakukan
berbagai kegiatan pembelajaran, 2) mengajak siswa untuk mencari sumber
informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan lingkungan masyarakat, 3)
mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri, dan 4)
mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik yaitu
mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Berdasarkan
empat karakteristik LKS tersebut kemudian dijadikan pedoman bagi peneliti
dalam penyusunan LKS.
3.4.3 Mengembangkan instrumen
Tahap ketiga dalam penelitian ini adalah mengembangkan instrumen.
Peneliti membuat dua instrumen yaitu instrumen validasi produk dan instrumen
soal. Sebelum digunakan, instrumen divalidasi terlebih dahulu oleh ahli untuk
mengetahui kelayakan instrumen. Instrumen soal berupa pretest dan posttest yang
diberikan kepada siswa sebelum dan sesudah menggunakan produk berupa LKS.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada siswa sesudah
menggunakan LKS. Peneliti menyusun dan mengembangkan soal berdasarkan
Kompetensi Dasar (KD) menjelaskan bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan
serta fungsinya. Berdasarkan KD tersebut, kemudian peneliti mengembangkan
menjadi empat indikator. Keempat indikator tersebut dikembangkan menjadi 20
soal tipe pilihan ganda. Kisi-kisi soal pretest dan posttest dapat dilihat pada
lampiran 3.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
3.4.4 Mengembangkan Strategi
Tahap keempat dalam penelitian ini adalah mengembangkan strategi. LKS
yang dibuat mengacu pada KD menjelaskan bagian luar tubuh hewan dan
tumbuhan serta fungsinya. Selanjutnya, peneliti menjabarkannya ke dalam
beberapa indikator, tujuan dan rencana kegiatan. Pada tahap ini, peneliti juga
melakukan pemetaan karakteristik LKS yang diperoleh dari analisis kebutuhan
siswa.
3.4.5 Mengembangkan Isi LKS
Tahap kelima dalam penelitian ini adalah mengembangkan isi LKS.
Peneliti mengembangkan LKS berbasis pendekatan saintifik berdasarkan hasil
pemetaan KI dan KD yang sudah dilakukan pada tahap pengembangan strategi.
Kegiatan-kegiatan yang terdapat di dalam LKS berisi kegiatan dalam pendekatan
saintifik yang meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan
mengomunikasikan. Selain itu kegiatan yang terdapat pada LKS mengacu pada
empat karakteristik LKS yang meliputi 1) mengarahkan siswa aktif melakukan
berbagai kegiatan pembelajaran, 2) mengajak siswa untuk mencari sumber
informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan lingkungan masyarakat, 3)
mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri, dan 4)
mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik yaitu
mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.
3.4.6 Evaluasi formatif
Tahap keenam dalam penelitian ini adalah merancang dan melakukan
evaluasi formatif. Pada tahap ini, LKS yang dikembangkan kemudian divalidasi
oleh beberapa ahli untuk mengetahui kelayakan LKS sebelum diuji cobakan.
Peneliti melakukan uji coba produk yang sudah direvisi berdasarkan hasil validasi
oleh ahli IPA dan guru SD ke kelompok kecil. Uji coba terbatas yang dilakukan
melibatkan subjek yang terdiri atas enam siswa kelas IV SD.
3.4.7 Revisi
Tahap ketujuh dalam penelitian ini adalah revisi produk. Berdasarkan hasil
uji coba produk terbatas yang diperoleh dari wawancara dengan siswa, peneliti
melakukan revisi produk yang terakhir. Adanya revisi terakhir, maka terciptalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
produk berupa LKS IPA berbasis pendekatan saintifik kelas IV SD materi bentuk
luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya.
3.4.8 Evaluasi Sumatif
Tahap kedelapan dalam penelitian ini adalah evaluasi sumatif. Setelah
melakukan pretest dan posttest kepada siswa kelas IV SD pada uji coba terbatas,
kemudian peneliti menghitung hasil pretest dan posttest yang didapatkan oleh
siswa. Selanjutnya, peneliti menghitung peningkatan nilai pretest dan posttest
untuk mengetahui tingkat efektivitas LKS.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh informasi atau keterangan
mengenai permasalahan berdasarkan kenyataan yang ada. Teknik pengumpulan
data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi
(pengamatan), dan gabungan ketiganya (Sugiyono, 2009: 137). Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi,
wawancara, kuesioner, dan tes.
3.5.1 Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan
pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional
mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun
buatan, untuk mencapai tujuan tertentu (Arifin, 2011: 231). Observasi pada
penelitian ini dilaksanakan di kelas IV. Aspek yang diamati oleh peneliti ketika
melakukan observasi pada pembelajaran IPA kelas IV adalah ketersediaaan bahan
ajar yang digunakan dan penerapan lima tahapan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran IPA.
3.5.2 Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan
responden untuk mencapai tujuan tertentu (Arifin, 2011: 233). Wawancara adalah
percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak, yaitu pewawancara sebagai
pengaju atau pemberi pertanyaan dan yang diwawancarai sebagai pemberi
jawaban atas pertanyaan itu (Suwandi, 2008: 127). Wawancara digunakan sebagai
teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti
ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2009: 137).
Teknik pengumpulan data dengan wawancara dalam penelitian ini
dilakukan kepada guru dan tiga siswa kelas IV SD Negeri Perumnas
Condongcatur. Wawancara dengan guru kelas IV dilakukan untuk memperoleh
informasi mengenai analisis kebutuhan LKS dan penerapan lima tahapan
pendekatan saintifik. Wawancara dengan siswa kelas IV dilakukan untuk
memperoleh data terkait dengan karakterisitik LKS yang dibutuhkan oleh siswa.
3.5.3 Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009: 142). Peneliti menggunakan kuesioner dalam
penelitian ini untuk mengumpulkan data mengenai analisis kebutuhan baik guru
maupun siswa dan validasi produk. Kuesioner diberikan kepada guru dan siswa
kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur untuk memperoleh analisis
kebutuhan terkait dengan produk. Kuesioner validasi produk ditujukan kepada
ahli pembelajaran IPA dan guru SD untuk menilai kelayakan produk berupa LKS
yang sudah dibuat.
3.5.4 Tes
Teknik pengumpulan data menggunakan tes bertujuan untuk mengukur
kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi (Arikunto, 2006: 223). Peneliti
menggunakan tes dalam penelitian ini berupa pretest dan posttest yang berjumlah
20 soal pilihan ganda. Pretest digunakan sebelum siswa menggunakan LKS IPA,
sedangkan posttest digunakan sesudah siswa menggunakan LKS IPA. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah
menggunakan LKS IPA.
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data penelitian dengan cara melakukan pengukuran
(Widoyoko, 2012: 51). Peneliti menggunakan beberapa instrumen dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
penelitian ini di antaranya pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner,
dan tes.
3.6.1 Pedoman Observasi
Observasi dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur
pada saat pembelajaran sedang berlangsung. Aspek yang diobservasi ketika
pembelajaran di kelas IV adalah penerapan pendekatan saintifik dan penggunaan
LKS IPA. Peneliti mencatat hal-hal penting yang berkaitan dengan aspek yang
diobservasi. Kisi-kisi observasi pembelajaran di kelas IV dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran di kelas IV
No Kisi-kisi Observasi
1 Ketersediaan LKS IPA untuk
mengajar.
2
Kesulitan belajar yang dialami siswa
dalam mengikuti 5 tahapan pendekatan
saintifik pada pembelajaran IPA.
3 Partisipasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran IPA.
Uji validitas pada instrumen non tes yang digunakan untuk mengukur
sikap adalah validitas konstruk (Sugiyono, 2014: 170). Validitas konstruk
mengacu pada sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori
yaitu menjadi dasar penyusunan instrumen (Widoyoko, 2012: 145). Sebelum
digunakan, pedoman observasi divalidasi terlebih dahulu oleh ahli. Melalui
validasi konstruk yang dilakukan oleh guru, diperoleh hasil rerata skor validasi
pedoman observasi yang dapat dilihat pada lampiran 1.1.
3.6.2 Pedoman Wawancara
Wawancara ditujukan kepada guru dan siswa kelas IV SD Negeri
Perumnas Condongcatur.
3.6.2.1 Wawancara Guru Kelas IV
Kegiatan wawancara yang pertama ditujukan kepada guru kelas IV SD.
Wawancara dilakukan menggunakan teknik wawancara terencana tidak
terstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya (Sugiyono, 2009: 140).
Peneliti menggunakan pedoman wawancara hanya berupa garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan kepada narasumber. Adapun pedoman
wawancara yang dilakukan dengan guru kelas IV dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara dengan Guru Kelas IV
No Topik Pertanyaan
1 Pemahaman guru tentang pendekatan saintifik
2 Pelaksanaan lima langkah pendekatan saintifik di pembelajaran
3 Kesulitan yang dihadapi guru dalam implementasi pendekatan saintifik
4 Kesulitan siswa dalam mengkuti lima langkah pendekatan saintifik
5 Manfaat bagi siswa setelah menerapkan pembelajaran saintifik
3.6.2.2 Wawancara Siswa Kelas IV
Kegiatan wawancara yang kedua ditujukan kepada siswa kelas IV yang
berjumlah tiga siswa. Wawancara yang dilakukan menggunakan teknik
wawancara terencana tidak terstruktur. Adapun pedoman wawancara yang
dilakukan dengan siswa kelas IV dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.3 Pedoman Wawancara dengan Siswa Kelas IV
No Topik Pertanyaan
1 Penggunaan LKS IPA dalam pembelajaran di kelas
2 Pendapat siswa tentang LKS yang menarik (warna, gambar dan ukuran)
3 Bentuk LKS yang disukai siswa
4 Pentingnya penggunaan LKS dalam membantu pemahaman materi
5 Pemahaman siswa terhadap penggunaan bahasa di LKS
6 Pemahaman siswa terhadap petunjuk di LKS
Sebelum digunakan, instrumen divalidasi terlebih dahulu oleh ahli agar
dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang valid selama penelitian.
Pedoman wawancara tersebut diuji dengan uji validitas konstruk. Selain itu,
peneliti juga menggunakan pendapat para ahli (expert judgement) untuk meminta
pendapat tentang instrumen yang telah disusun. Melalui validasi konstruk yang
dilakukan oleh guru, diperoleh hasil rerata skor validasi pedoman wawancara
yang dapat dilihat pada lampiran 1.3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
3.6.3 Kuesioner
Peneliti menggunakan kuesioner dalam beberapa hal yaitu analisis
kebutuhan, validasi produk oleh para ahli, dan validasi produk melalui uji coba
lapangan terbatas.
3.6.3.1 Instrumen Analisis Kebutuhan
Instrumen analisis kebutuhan yang berupa kuesioner diberikan kepada
guru dan siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur. Kuesioner analisis
kebutuhan guru diberikan kepada dua guru kelas IV. Instrumen analisis kebutuhan
siswa diberikan kepada siswa kelas IV yang berjumlah 28 siswa. Pemberian
instrumen kuesioner bertujuan untuk mengetahui kebutuhan guru dan siswa akan
LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. Kuesioner yang diberikan kepada guru
berupa kuesioner terbuka dan tertutup, sedangkan kuesioner yang diberikan
kepada siswa berupa kuesioner tertutup. Kuesioner terbuka merupakan kuesioner
yang bisa dijawab/direspon secara bebas oleh responden, sedangkan kuesioner
tertutup merupakan kuesioner yang jumlah item dan alternatif jawaban maupun
responnya sudah ditentukan (Widoyoko, 2012: 36). Adapun kisi-kisi kuesioner
analisis kebutuhan guru dan siswa dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Guru Terbuka
Aspek yang Diamati Nomor Item
Strategi yang digunakan dalam pembelajaran IPA 1
Kegiatan yang pernah dilakukan siswa di dalam maupun di luar
kelas 2
Pelaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA 3, 4, dan 5
Penggunaan buku siswa penuntun pembelajaran 6 dan 7
Kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan pendekatan saintifik 8
Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Guru Tertutup
Aspek yang Diamati Nomor Item
Pentingnya penggunaan LKS dalam pembelajaran IPA 1
Pemberian panduan kegiatan untuk siswa 2, 3, 4, 5, dan 6
Pentingnya penggunaan LKS dalam pelaksanaan pembelajaran
dengan pendekatan saintifik pada materi sifat-sifat bunyi 7
Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner Siswa Tertutup
Aspek yang Diamati Nomor item
Penggunaan LKS dalam pembelajaran IPA 1, 2, 3, 5, 7
Penerapan langkah-langkah pendekatan saintifik dalam
pembelajaran IPA
4, 6, 8, 9, 10, 11,
12, 13, 14, 15, 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
3.6.3.2 Instrumen Validasi Produk oleh Ahli
Instrumen validasi produk oleh ahli berupa kuesioner dilakukan untuk
mengetahui kualitas produk yang berupa LKS. Kuesioner validasi produk berupa
kuesioner tertutup dengan pilihan jawaban berskala likert. Rentang skala yang
disediakan yaitu 1-4 dengan jawaban skala (1) sangat kurang baik, (2) kurang
baik, (3) baik, (4) sangat baik. Validasi produk dilakukan oleh ahli pembelajaran
IPA dan guru kelas IV. Kuesioner berisi pernyataan yang berjumlah 32 butir.
Berikut adalah aspek yang dinilai dalam validasi produk yang di sajikan dalam
tabel berikut.
Tabel 3.7 Aspek Penilaian LKS
No Aspek yang Dinilai
1 Konten atau isi
2 Tampilan
3 Bahasa
4 Penggunaan dan penyajian
Kuesioner analisis kebutuhan dan kuesioner validasi produk tersebut
divalidasi oleh beberapa ahli yaitu guru dan ahli pembelajaran IPA. Melalui
validasi yang dilakukan oleh ahli diperoleh hasil rerata skor validasi kuesioner
analisis kebutuhan dan rerata skor validasi produk. Hasil validasi kuesioner
analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada lampiran 2.3.
3.6.4 Tes
Peneliti menggunakan pretest dan posttet untuk mengetahui hasil belajar
siswa sebelum dan sesudah menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik
dalam uji coba terbatas. Peneliti menyusun dan mengembangkan soal pretest dan
posttest berdasarkan KD menjelaskan bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan
serta fungsinya. Soal yang dibuat berjumlah 20 soal tipe pilihan ganda.
Instrumen tes yang sudah dibuat kemudian diuji validitasnya. Validitas
merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi dengan data yang dilaporkan
oleh peneliti (Sugiyono, 2014: 361). Instrumen dikatakan valid apabila instrumen
tersebut dapat dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur (Widoyoko, 2012:
141). Instrumen tes yang sudah dibuat kemudian diujikan secara empiris kepada
siswa kelas IV SD. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan uji korelasi
Pearson SPSS 22 for Windows. Item soal yang valid dapat dilihat dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
perbandingan r hitung dan r tabel. Jika r hitung lebih besar dari r tabel maka item
soal tersebut valid dan sebaliknya. Selain itu, valid atau tidaknya instrumen dapat
dilihat dari harga sig. (2-tailed). Jika harga sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05,
item soal dikatakan valid (Widoyoko, 2012: 157).
Setelah diuji validitasnya, selanjutnya peneliti menguji reliabilitas item
soal. Instrumen tes dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap atau ajeg
(konsisten) apabila diteskan berkali-kali (Widoyoko, 2012: 157). Reliabel atau
tidaknya suatu instrumen dapat diketahui dari nilai Cronbach Alpha. Item soal
diuji dengan progam komputer SPSS 22 for Windows dengan menghitung nilai
cronbach Alpha. Instrumen tes dikatakan reliabel jika mempunyai Cronbach
Alpha sekurang-kurangnya 0,60 (Nunnally, dalam Ghozali, 2001: 46) .
3.7 Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif.
Data kualitatif merupakan data yang meunjukkan kualitas atau mutu sesuatu yang
ada, baik keadaan proses, peristiwa/kejadian dan lainnya yang dinyatakan dalam
bentuk pernyataan atau berupa kata-kata (Widoyoko, 2012: 18). Data kuantitatif
merupakan data yang berwujud angka-angka sebagai hasil observasi atau
pengukuran (Widoyoko, 2012: 21). Berikut pembahasan dari masing-masing
teknik analisis.
3.7.1 Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif yang diperoleh berupa komentar dan saran yang
dikemukakan oleh ahli pembelajaran IPA, guru dan siswa kelas IV SD. Selain itu
data juga diperoleh dari hasil pengamatan peneliti selama proses ujicoba. Data
yang diperoleh kemudian dianalisis sebagai pedoman untuk memperbaiki kualitas
dan mengetahui kelayakan produk.
3.7.2 Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari hasil kuesioner analisis kebutuhan guru,
kebutuhan siswa, validasi produk oleh ahli, dan hasil nilai pretest dan posttest.
Analisis kuesioner dilakukan dengan menggunakan skala likert 1-4. Setiap skala
dilengkapi dengan kriteria yang memudahkan penilai dalam memberikan
penilaian. Setiap instrumen penelitian memiliki kriteria yang berbeda-beda dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
pedoman penilaiannya. Kriteria tersebut dibuat berdasarkan kebutuhan dari
penilaian. Berikut adalah instrumen penelitian dan skala beserta kriterianya.
Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada instrumen non tes yaitu
pedoman observasi dan pedoman wawancara adalah sebagai berikut.
Nilai 4 : Instrumen sudah layak digunakan tanpa diperbaiki
Nilai 3 : Instrumen sudah layak digunakan namun perlu diperbaiki
Nilai 2 : Instrumen kurang layak digunakan dan perlu diperbaiki
Nilai 1 : Instrumen tidak layak digunakan
Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian kuesioner analisis kebutuhan
siswa adalah sebagai berikut.
Nilai 5 : Instrumen sangat baik
Nilai 4 : Instrumen baik
Nilai 2 : Instrumen kurang baik
Nilai 1 : Instrumen sangat kurang baik
Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada kuesioner validasi produk
adalah sebagai berikut.
Nilai 4 : Instrumen sangat baik
Nilai 3 : Instrumen baik
Nilai 2 : Instrumen kurang baik
Nilai 1 : Instrumen sangat kurang baik
Hasil yang diperoleh dari penilaian validator, kemudian dihitung untuk
memperoleh rerata penilaian. Rerata penilaian dihitung dengan rumus berikut.
Gambar 3.3 Rumus perhitungan rerata hasil penilaian dengan skala Likert
Berdasarkan perhitungan dengan rumus tersebut, diperoleh rerata nilai.
Rerata nilai tersebut kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif dengan
acuan dari Widoyoko (2014: 144). Berikut adalah tabel konversi data kuantitatif
ke kualitatif menurut Widoyoko yang disajikan dalam tabel berikut.
ℎ =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 3.8 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif
Interval Skor Kategori
3,26 - 4,00 Sangat Baik
2,51 - 3,25 Baik
1,76 - 2,50 Kurang
1,00 - 1,75 Sangat Kurang
Interval skor tersebut juga dapat menunjukkan valid/tidaknya suatu
instrumen. Berikut adalah kategorisasi hasil skor validasi instrumen oleh ahli yang
dituangkan dalam tabel berikut.
Tabel 3.9 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif
Interval Skor Kategori Keterangan
3,26 - 4,00 Sangat Baik Keseluruhan instrumen sudah
layak digunakan
2,51 - 3,25 Baik
Keseluruhan instrumen sudah
layak digunakan namun perlu
perbaikan
1,76 - 2,50 Kurang Keseluruhan instrumen kurang
layak digunakan
1,00 - 1,75 Sangat Kurang Keseluruhan instrumen tidak
layak digunakan
Instrumen dikatakan valid jika memperoleh rerata skor lebih besar dari
2,50. Nilai terdapat pada rentang skor 3 (kategori baik) yang berarti keseluruhan
instrumen sudah layak digunakan namun perlu perbaikan. Sebaliknya, apabila
rerata skor yang diperoleh lebih kecil dari 2,50, maka instrumen tersebut dapat
dikatakan tidak valid.
Analisis data kuantitatif yang selanjutnya dilakukan untuk menghitung
persentase jawaban kuesioner. Persentase dihitung dengan menggunakan rumus
dari Supraktiknya (2012: 128). Berikut rumus perhitungan persentase jawaban
kuesioner disajikan pada rumus berikut.
Gambar 3.4 Rumus perhitungan persentase jawaban kuesioner
Persentase jawaban = × 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan tes. Tes berupa pre test
dan post test dengan jumlah masing-masing 20 soal. Tes tersebut bertujuan untuk
mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan LKS IPA
berbasis pendekatan saintifik melalui uji coba terbatas. Tipe soal yang digunakan
adalah pilihan ganda. Skor untuk jawaban yang benar adalah 1 dan skor untuk
jawaban yang salah adalah 0. Berikut perhitungan nilai pre test dan post test
dihitung dengan rumus berikut.
Gambar 3.5 Rumus perhitungan nilai pretest dan posttest
Langkah selanjutnya adalah menghitung rata-rata tes yang diperoleh oleh
semua siswa dengan rumus berikut.
Gambar 3.6 Rumus rerata siswa
Kemudian membandingkan nilai pretest dengan nilai posttest dengan cara
menghitung persentase peningkatan nilai pretest dan posttest dengan rumus
berikut.
Gambar 3.7 Rumus persentase kenaikan pretest dan posttest
Nilai = × 100
Rerata =
Persentase = × 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Uraian dalam bab ini terdiri dari hasil penelitian dan pembahasan.
4.1 Hasil penelitian
Subbab ini menguraikan proses penelitian dari persiapan sampai dengan
pelaksanaan yang meliputi deskripsi potensi dan masalah, proses pengembangan
LKS, dan kualitas LKS.
4.1.1 Deskripsi Potensi dan Masalah
Pada deskripsi potensi dan masalah, peneliti membahas mengenai
identifikasi potensi dan identifikasi masalah.
4.1.1.1 Identifikasi Potensi
Potensi yang ada yaitu sekolah sudah menggunakan kurikulum 2013.
Selain itu, penggunaan LKS sudah dilakukan meskipun masih minim
penggunaannya.
4.1.1.2 Identifikasi Masalah
Peneliti melakukan identifikasi masalah dengan menggunakan teknik
observasi, wawancara dan kuesioner. Permasalahan yang diidentifikasi adalah
permasalahan yang terkait dengan penggunaan LKS khususnya dalam
pembelajaran IPA dan penerapan pendekatan saintifik. Hasil dari observasi,
wawancara, dan kuesioner kemudian dikaji dengan menggunakan triangulasi
teknik.
1. Observasi
Peneliti melaksanakan kegiatan observasi pada 1 Agustus 2016. Observasi
dilaksanakan untuk mengamati pembelajaran IPA di kelas IV dan penerapan
pendekatan saintifik. Kisi-kisi pedoman observasi dapat dilihat pada tabel 3.1.
Instrumen pedoman observasi divalidasi terlebih dahulu oleh ahli sebelum
digunakan. Hasil observasi pembelajaran di kelas dapat dilihat pada lampiran 1.2.
Berdasarkan hasil observasi yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran IPA yang dilakukan tidak menggunakan LKS. Guru hanya
menggunakan pedoman berupa buku siswa, sehingga siswa hanya melakukan
kegiatan yang terdapat dalam buku siswa. Penerapan langkah-langkah pendekatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
saintifik yang meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan
mengomunikasikan belum terlihat sepenuhnya diterapkan. Beberapa langkah
masih belum dilakukan oleh siswa, seperti menalar dan mengaitkan antar
informasi yang diperoleh, menyimpulkan hasil percobaan atau kegiatan yang
sudah dilakukan. Selain itu, keaktifan siswa juga masih kurang, karena sebagian
besar siswa terlihat pasif dan hanya mendengarkan penjelasan dari guru.
2. Wawancara
Kegiatan wawancara dilakukan kepada guru dan siswa kelas IV. Instrumen
pedoman wawancara yang sudah dibuat terlebih dahulu divalidasi oleh ahli untuk
mengetahui kelayakan instrumen sebelum digunakan. Wawancara pertama
dilakukan kepada guru kelas IV yang dilaksanakan pada 15 Agustus 2016. Hasil
validasi instrumen pedoman wawancara dengan guru kelas IV dapat dilihat pada
lampiran 1.3 dan hasil wawancara dapat dilihat pada lampiran 1.4. Berdasarkan
hasil wawancara yang dilakukan dengan guru, dapat disimpulkan bahwa proses
pembelajaran yang dilakukan sudah menggunakan pendekatan saintifik, tetapi
masih ada beberapa tahapan dalam pendekatan saintifik yang belum dapat
dilaksanakan, seperti kegiatan menalar dan menyimpulkan hasil kegiatan yang
sudah dilakukan. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman guru tentang
lima tahapan pendekatan saintifik. Selain itu, penggunaan LKS dilakukan apabila
materi yang terdapat pada buku siswa sudah habis. LKS yang digunakan adalah
LKS yang dari penerbit.
Wawancara kedua dilakukan kepada siswa kelas IV yang dilaksanakan
pada tanggal 22 Agustus 2016. Hasil wawancara dengan siswa dapat dilihat pada
lampiran 1.5. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa, dapat
disimpulkan bahwa siswa pernah menggunakan LKS dalam pembelajaran, tetapi
LKS yang digunakan hanya berisi soal-soal. Siswa menyukai LKS dengan warna
hijau dan biru serta terdapat gambar berbagai macam jenis hewan dan tumbuhan.
Penggunaan LKS membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan oleh
guru, tetapi terkadang siswa merasa bingung dengan beberapa kata yang terdapat
di dalam LKS.
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber dapat disimpulkan
bahwa penerapan langkah-langkah pendekatan saintifik masih belum dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
secara utuh. Hal tersebut terlihat dari jawaban narasumber yang disajikan pada
bagan berikut.
Gambar 4.1 Bagan Triangulasi Sumber Data Wawancara Identifikasi Masalah
3. Kuesioner
Peneliti melakukan analisis kebutuhan guru dengan cara melakukan
kuesioner. Analisis kebutuhan dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus 2016.
Analisis kebutuhan untuk guru terdiri dari kuesioner terbuka dan tertutup.
Kuesioner terbuka berjumlah delapan pertanyaan dan kuesioner tertutup
berjumlah tujuh pertanyaan dengan beberapa pilihan jawabnya. Hasil pengisian
kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada lampiran 2.1 dan 2.2 ,
sedangkan hasil pengisian kuesioner analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada
lampiran 2.4
Berdasarkan hasil data kuesioner terbuka dan tertutup, diperoleh informasi
bahwa guru sudah memahami pengertian dari pendekatan saintifik, tetapi guru
masih belum menerapkan lima langkah pendekatan saintifik secara utuh. Ada
beberapa tahapan dalam pendekatan saintifik yang belum dilaksanakan, karena
menurut guru siswa masih merasa kesulitan dalam melakukan langkah tersebut,
seperti membangun konsep sendiri, menalar dan mengaitkan antar informasi yang
Siswa
Siswa pernah
menggunakan LKS, tetapi
hanya berisi soal-soal.
Siswa sudah melakukan
tahapan dalam pendekatan
saintifik, tetapi tidak
secara utuh karena siswa
masih merasa kesulitan.
Guru
Guru sudah menerapkan
pendekatan saintifik,
tetapi guru masih belum
menerapkan lima
langkah pendekatan
saintifik secara utuh,
karena guru masih
merasa kesulitan. Guru
lebih dominan
menggunakan buku siswa
daripada LKS.
Guru dan siswa sudah pernah memakai LKS, tetapi
LKS yang digunakan hanya berisi soal-soal.
Penerapan tahapan pendekatan saintifik masih belum
dilakukan secara utuh..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
diperoleh, menyimpulkan hasil percobaan atau kegiatan yang dilakukan.
Kemampuan siswa yang berbeda-beda juga mempengaruhi penerapan lima
langkah pendekatan saintifik dalam pembelajaran.
Hasil analisis kebutuhan siswa dan guru menunjukkan bahwa siswa dan
guru membutuhkan bahan ajar yang menunjang pembelajaran seperti LKS yang
dapat mendorong siswa aktif dan menerapkan lima langkah pendekatan saintifik
secara utuh yang meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan
mengomunikasikan.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari ketiga teknik pengumpulan data
tersebut, peneliti melakukan triangulasi teknik. Triangulasi teknik digunakan
sebagai pertimbangan dalam membuat LKS IPA berbasis pendekatan saintifik
yang didasarkan pada permasalahan maupun kebutuhan guru dan siswa.
Triangulasi teknik pengumpulan data disajikan dalam bagan berikut.
Gambar 4.2 Bagan Triangulasi Teknik Pengumpulan Data
Observasi
Guru tidak menggunakan
LKS dalam
pembelajaran, tetapi
sudah menggunakan
pendekatan saintifik
namun kelima tahapan
belum dilakukan secara
utuh. Siswa terlihat
kurang aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
Wawancara
LKS digunakan
apabila materi dalam
buku siswa sudah
habis. Siswa masih
merasa kesulitan
dalam melaksanakan
lima tahapan
pendekatan saintifik.
Kuesioner
Guru sudah memahami
pendekatan saintifik,
tetapi belum
melaksanakan lima
tahapan pendekatan
saintifik secara utuh.
Baik guru maupun
siswa masih sama-sama
merasa kesulitan dalam
menerapkan lima
saintifik.
Guru dan siswa masih merasa kesulitan dalam
menerapkan lima tahapan saintifik. Sehingga
diperlukan suatu bahan ajar yang mampu
mengarahkan siswa melaksanakan tahapan saintifik
secara utuh. Peneliti mengembangkan produk
berdasarkan kebutuhan dari guru dan siswa mengenai
LKS IPA berbasis pendekatan saintifik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
4.1.2 Proses Pengembangan LKS
Proses pengembangan LKS ini tidak sekuensial (sesuai urutan) tetapi secara
simultant (serentak), maka yang dituliskan di bawah ini bukan langkah-langkah
yang urut tetapi hanya untuk pemetaan saja.
4.1.2.1 Analisis Kebutuhan
Pada analisis kebutuhan terdiri dari analisis pembelajaran dan siswa.
1. Analisis Pembelajaran
Peneliti melakukan analisis pembelajaran melalui observasi dan
wawancara. Observasi dilakukan pada saat pembelajaran di kelas IV. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran IPA yang berlangsung di dalam
kelas. Saat peneliti melakukan observasi, diketahui bahwa guru tidak
menggunakan LKS dalam pembelajaran, melainkan menggunakan buku siswa.
Selain itu metode yang digunakan lebih cenderung ke ceramah, padahal
seharusnya guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Pada saat proses
pembelajaran berlangsung, sebagian besar siswa terlihat pasif dan jarang bertanya
dengan guru. Ada pula siswa yang ramai dan berbicara dengan temannya. Peneliti
juga mengamati bahwa penerapan lima tahapan saintifik belum seutuhnya
dilaksanakan. Ada beberapa tahapan yang belum dilakukan oleh siswa, seperti
menalar dan mengomunikasikan.
Wawancara dilakukan kepada guru kelas IV SD yang bertujuan untuk
mengetahui informasi lebih lanjut mengenai hasil observasi yang sudah dilakukan.
Hasil wawancara dengan guru dapat disimpulkan bahwa guru sudah memahami
pendekatan saintifik, tetapi guru masih kesulitan dalam mengarahkan siswa
melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik secara utuh. Hal ini disebabkan
karena pemahaman guru yang masih kurang dan kemampuan siswa yang berbeda-
beda. Paparan mengenai hasil analisis pembelajaran tersebut menjadi
pertimbangan bagi peneliti dalam pembuatan kuesioner analisis kebutuhan.
2. Analisis Siswa
Peneliti melakukan analisis kebutuhan kepada siswa kelas IV. Analisis
kebutuhan siswa dilakukan melalui wawancara dan kuesioner. Kuesioner yang
dilakukan bertujuan untuk mengetahui penggunaan LKS dan penerapan
pendekatan lima tahapan saintifik, sedangkan wawancara dilakukan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
mengetahui karakteristik LKS yang dibutuhkan oleh siswa. Penyebaran kuesioner
dilakukan pada tanggal 1 September 2016 dengan siswa kelas IV yang berjumlah
28 siswa. Kuesioner bertujuan untuk mengetahui penerapan lima langkah
pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA. Wawancara dilakukan pada tanggal
22 Agustus 2016 yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik LKS yang
dibutuhkan oleh siswa. Hasil analisis kebutuhan digunakan sebagai acuan dalam
pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik kelas IV SD.
4.1.2.2 Merumuskan Tujuan Khusus
Pada tahap kedua, peneliti merumuskan tujuan khusus berdasarkan empat
karakteristik LKS berbasis pendekatan saintifik sebagai berikut (1) mengarahkan
siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran, (2) mengajak siswa untuk
mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan lingkungan
masyarakat, (3) mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri,
dan (4) mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan pendekatan
saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.
Berdasarkan empat tujuan LKS menjadi pedoman bagi peneliti dalam penyusunan
LKS.
Setelah peneliti merumuskan tujuan khusus berdasarkan empat
karakteristik LKS, selanjutnya peneliti menjabarkan empat karakteristik menjadi
delapan ciri khusus yaitu 1) siswa mencari berbagai sumber informasi dari koran,
internet, buku, narasumber, dsb, 2) siswa melakukan kegiatan pembelajaran secara
mandiri tanpa penjelasan guru, 3) siswa melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan lima tahapan pendekatan saintifik secara utuh, 4) siswa melakukan
pengamatan terhadap benda-benda sekitar, 5) siswa melakukan wawancara
dengan narasumber, 6) siswa bertanya kepada guru atau teman berkaitan dengan
pembelajaran, 7) siswa menyampaikan hasil kerja di depan kelas, dan 8) siswa
membuat gambar, poster, foto atau tabel dalam menunjukkan hasil kerjanya.
4.1.2.3 Mengembangkan Instrumen
Pada tahap ketiga, peneliti mengembangkan dua jenis instrumen. Berikut
adalah jenis dan tujuan instrumen yang disajikan dalam tabel 4.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 4.1 Jenis dan Tujuan Instrumen
Jenis Instrumen Tujuan Instrumen
Rubrik penilaian kualitas LKS
Untuk mengetahui kualitas LKS yang meliputi
aspek konten atau isi, tampilan, bahasa, dan
penyajian dan penggunaan.
Soal pilihan ganda Untuk mengetahui tingkat efektivitas
penggunaan LKS
Peneliti mengembangkan instrumen rubrik penilaian kualitas LKS yang
terdiri dari aspek konten atau isi, tampilan, bahasa dan penyajian dan penggunaan.
Instrumen terdiri dari 32 butir pernyataan. Pada aspek konten atau isi berjumlah
delapan butir pernyataan, pada aspek tampilan berjumlah duabelas pernyataan,
pada aspek bahasa berjumlah lima butir pernyataan, dan pada aspek penyajian dan
penggunaan berjumlah tujuh pernyataan. Sedangkan dalam mengembangkan
instrumen soal, peneliti membuat soal pretest dan posttest serta rubrik penilaian
ahli yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar setelah
menggunakan LKS. Peneliti mengembangkan instrumen soal berdasarkan KD 3.1
menjelaskan bagian luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya. Selanjutnya,
peneliti menjabarkan KD tersebut menjadi empat indikator yang menjadi acuan
dalam pembuatan 40 soal tipe pilihan ganda. Setelah itu, soal divalidasi oleh ahli
(expert judgment) dan diuji cobakan secara empiris kepada 34 siswa kelas IV SD
Negeri Perumnas Condongcatur. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan
uji korelasi pearson menggunakan program SPSS 22 for Windows. Berdasarkan
data yang diperoleh dari 40 soal yang diujikan hanya 22 soal yang valid. Kedua
puluh dua soal yang valid kemudian diuji reliabilitasnya. Item soal diuji dengan
progam komputer SPSS 22 for Windows dengan menghitung nilai Cronbach
Alpha. Instrumen tes dikatakan reliabel jika mempunyai Cronbach Alpha
sekurang-kurangnya 0,60 (Nunnally, dalam Gozali, 2001: 46). Berikut merupakan
hasil rekapitulasi validitas soal pretest-posttest dan hasil reliabilitas instrumen
soal yang disajikan dalam tabel berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 4.2 Hasil Rekapitulasi Validitas soal
No. Item (sig-2 tailed) Keputusan
No. Item (sig-2 tailed) Keputusan
1 0,036 Valid 11 0,013 Valid
2 0,001 Valid 12 0,023 Valid
3 0,008 Valid 13 0,001 Valid
4 0,020 Valid 14 0,039 Valid
5 0,014 Valid 15 0,020 Valid
6 0,003 Valid 16 0,014 Valid
7 0,007 Valid 17 0,023 Valid
8 0,017 Valid 18 0,000 Valid
9 0,004 Valid 19 0,034 Valid
10 0,002 Valid 20 0,000 Valid
Tabel 4.3 Hasil Reliabilitas Instrumen Soal
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
No of
Items
,604 22
Instrumen tes yang sudah valid dan reliabel tersebut digunakan sebagai
pretest dan posttest. Peneliti mengambil 20 soal dari 22 soal yang valid sebagai
pretest dan posttest.
4.1.2.4 Mengembangkan strategi
Pada tahap keempat, peneliti memetakan KI, KD, indikator, dan tujuan
yang digunakan dalam mengembangkan LKS. Berikut adalah pemetaan KI, KD,
Indikator, dan tujuan pembelajaran yang disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4.4 pemetaan KI, KD, Indikator dan Tujuan
KI KD Indikator Tujuan
3. Memahami
pengetahuan faktual
dengan cara
mengamati dan
menanya berdasarkan
rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan
benda-benda yang
dijumpainya di rumah,
di sekolah, dan tempat
bermain.
3.1 Menjelaskan
bentuk luar tubuh
hewan dan tumbuhan
serta fungsinya
3.1.1 Menyebutkan
bagian luar tubuh
hewan menurut tempat
tinggalnya (air dan
darat)
3.1.1.1 Setelah
melakukan pengamatan,
siswa mampu
menyebutkan bagian
luar tubuh hewan
dengan tepat
3.1.2 Menjelaskan
fungsi bagian luar
tubuh hewan
3.1.2.1 Setelah
melakukan pengamatan,
siswa mampu
menjelaskan fungsi
bagian luar tubuh
hewan dengan tepat
3.1.3 Menyebutkan
bagian luar tubuh
tumbuhan
3.1.3.1 Setelah
melakukan pengamatan,
siswa mampu
menyebutkan 5 bagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
KI KD Indikator Tujuan
tumbuhan.
3.1.4 Menjelaskan
fungsi bagian luar
tubuh tumbuhan
3.1.4.1 Setelah
melakukan
pengamatan,siswa
mampu menjelaskan
fungsi bagian tumbuhan
dengan tepat.
Berdasarkan tabel di atas, selanjutnya peneliti memetakan karakteristik
LKS yang sudah dibuat pada tahap merumuskan tujuan khusus. Berikut adalah
pemetaan karakteristik LKS yang disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.5 Pemetaan Karakteristik LKS
No. Karakteristik Halaman LKS
1 Panduan kegiatan secara tertulis untuk mencari berbagai
sumber informasi (koran, buku, majalah, internet,
narasumber, dan sebagainya).
5, 7, 23
2 Langkah-langkah kegiatan pembelajaran secara mandiri
hanya berdasarkan petunjuk tertulis yang tersedia tanpa
penjelasan guru?
1,3, 5, 9,10, 11, 12, 13, 14,
15, 16, 17, 21, 22
3 Pembelajaran dengan menggunakan pendekaatan saintifik
secara utuh ( mengamati, menanya, menalar mencoba,
mengomunikasikan).
1, 3, 9, 11, 13, 15, 16,
4 Melakukan pengamatan terhadap benda-benda sekitar. 1, 3, 9, 11, 13, 15. 16
5 Bertanya kepada guru atau teman tentang masalah-masalah
yang saya temukan dalam pengamatan sebelumnya.
4, 11, 14, 17
6 Melakukan wawancara dengan narasumber (guru, teman,
orang tua, dan sebagainya) untuk mendapatkan informasi
yang lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA.
24
7 Kelompok saya menyampaikan/mempresentasikan hasil
kerja di depan kelas.
22
8 Menggunakan gambar, poster, foto, grafik, atau tabel untuk
menunjukkan hasil kerja.
7
4.1.2.5 Mengembangkan isi LKS
Pada tahap kelima, peneliti mengembangkan isi LKS berdasarkan
pemetaan KI, KD indikator dan tujuan yang telah dilakukan pada tahap
pengembangan strategi. LKS yang dikembangkan berbentuk buku berukuran 18 x
25 cm. Jenis kertas yang digunakan pada halaman cover adalah Ivory 310 gram,
sedangkan jenis kertas yang digunakan untuk isi LKS menggunakan kertas HVS
80 gram. Tampilan dalam LKS menggunakan aplikasi yang terdapat dalam
Microsoft Word 2007. LKS yang dikembangkan berisi tentang kegiatan-kegiatan
yang berdasarkan pada empat karakteristik LKS. Berikut adalah uraian mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
contoh kegiatan yang terdapat di dalam LKS berdasarkan empat karakteristik
yang meliputi mengarahkan siswa aktif melakukan berbagai kegiatan
pembelajaran, mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di
sekolah, rumah, dan lingkungan masyarakat, mengarahkan siswa untuk
membangun konsepnya secara mandiri, dan mengarahkan siswa untuk
melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik.
Gambar 4.3 Kegiatan Pengamatan
Kegiatan siswa 1 yang ditunjukkan pada gambar 4.3 adalah kegiatan yang
mengarahkan siswa aktif dalam melakukan berbagai kegiatan pembelajaran.
Siswa diajak untuk melakukan kegiatan pengamatan pada hewan yang ada di
lingkungan sekitar. Kegiatan ini menuntut siswa untuk aktif, karena siswa diminta
untuk mencari informasi sendiri sesuai dengan petunjuk yang terdapat pada LKS.
Gambar 4.4 Kegiatan Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Kegiatan siswa 2 yang ditunjukkan pada gambar 4.4 adalah kegiatan yang
mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di lingkungan
masyarakat. Pada kegiatan ini, siswa diminta untuk mencari informasi dari
narasumber yaitu penjual tanaman yang berhubungan dengan bagian-bagian
tanaman dan fungsinya.
Gambar 4.5 Kegiatan Menyusun Puzzle
Kegiatan siswa 3 yang ditunjukkan pada gambar 4.5 adalah kegiatan yang
mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri. Pada kegiatan
ini, siswa diminta untuk menggunting gambar-gambar yang tersusun secara acak
lalu menyusunnya pada lembar yang sudah disediakan. Selain itu siswa juga
diminta untuk menyebutkan nama dan fungsi yang terdapat pada gambar.
Gambar 4.6 Kegiatan Mengamati
Kegiatan mengamati yang ditunjukkan pada gambar 4.6 adalah salah satu
langkah pendekatan saintifik. Pada kegiatan ini, siswa mengamati bentuk akar
tumbuhan secara langsung. Siswa diminta untuk mengamati bentuk akar rumput
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
gajah dan bayam, kemudian siswa menggambar bentuk akar tersebut pada kotak
yang sudah disediakan.
Gambar 4.7 Kegiatan Menanya
Kegiatan menanya yang ditunjukkan pada gambar 4.7 adalah salah satu
langkah pendekatan saintifik. Setelah selesai melakukan pengamatan terhadap
berbagai macam bentuk hewan yang ada di lingkungan sekitar, siswa diminta
untuk menuliskan beberapa pertanyaan terkait dengan kegiatan yang sudah
dilakukan pada kotak di sebelah kiri dan menuliskan jawabannya di kotak sebelah
kanan.
Gambar 4.8 Kegiatan Menalar
Kegiatan menalar yang ditunjukkan pada gambar 4.8 adalah salah satu
langkah pendekatan saintifik. Setelah mengamati hewan-hewan yang hidup di air
dan bagian-bagian tubuhnya, siswa di minta untuk menggambarkan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
pengamatannya dan menyebutkan bagian-bagian tubuh dari hewan tersebut pada
kotak yang sudah disediakan.
Gambar 4.9 Kegiatan Mencoba
Kegiatan mencoba yang ditunjukkan pada gambar 4.9 adalah salah satu
langkah pendekatan saintifik. Pada kegiatan ini siswa melakukan kegiatan
percobaan kapilaritas batang. Kegiatan ini berfungsi untuk mengetahui fungsi
batang. Siswa diminta untuk menyiapkan alat dan bahan terlebih dahulu,
kemudian melakukan kegiatan sesuai dengan petunjuk yang ada. Setelah itu,
siswa diminta untuk menuliskan hasil pengamatan pada tabel dan menuliskan
kesimpulannya.
Gambar 4.10 Kegiatan Mengomunikasikan
Kegiatan mengomunikasikan yang ditunjukkan pada gambar 4.10 adalah
salah satu langkah pendekatan saintifik. Siswa diminta untuk menunjukkan hasil
kerjanya dalam bentuk album tanaman. Setelah melakukan kegiatan sebelumnya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
siswa di minta untuk menempelkan hasil foto tanaman yang sudah diambil pada
kotak yang sudah tersedia dan menuliskan keterangan mengenai tanaman tersebut.
Uraian di atas menjelaskan tentang beberapa contoh kegiatan yang
terdapat dalam LKS yang dikembangkan. LKS terdiri dari berbagai kegiatan yang
menuntut siswa untuk aktif dalam pembelajaran dan membangun konsepnya
secara mandiri. Bentuk LKS secara keseluruhan dapat dilihat pada lampiran 6.1.
4.1.2.6 Evaluasi Formatif
Pada tahap keenam, peneliti melakukan evaluasi formatif. Evaluasi
formatif dilakukan dengan dua cara yaitu penilaian kualitas LKS oleh ahli dan uji
coba lapangan terbatas. Penilaian kualitas LKS dilakukan dengan cara menilai
LKS dengan menggunakan instrumen yang telah dibuat. Penilai kualitas produk
yaitu ahli IPA dan guru SD. Ahli IPA yang dilibatkan hanya satu dosen dan
dilakukan selama 2 minggu, sedangkan ahli guru yang dilibatkan adalah guru
kelas IV SD dan dilakukan selama tiga hari. Aspek yang dinilai dalam penilaian
kualitas produk meliputi aspek konten atau isi, aspek tampilan, aspek bahasa,
aspek penggunaan dan penyajian. Setelah ahli memberikan validasi LKS dan
dinyatakan layak untuk diujicobakan maka langkah selanjutnya peneliti
melakukan uji coba lapangan terbatas kepada enam siswa kelas IV SD Negeri
Perumnas Condongcatur. Peneliti memilih enam siswa berdasarkan nilai
akademik (tinggi, sedang dan rendah). Uji coba dilaksanakan pada tanggal 29 dan
30 September 2016 pada pukul 07.30 s.d 09.00 WIB. Berdasarkan hasil uji coba
terbatas dapat diketahui bahwa siswa menyukai pembelajaran dengan
menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik yang dikembangkan, karena
siswa dapat melakukan berbagai macam kegiatan yang menyenangkan. Selain itu,
siswa juga belum pernah menggunakan LKS yang berisi kegiatan-kegiatan,
karena siswa biasanya hanya menggunakan LKS yang berisi soal-soal.
4.1.2.7 Revisi
Setelah memperoleh hasil validasi oleh ahli pembelajaran IPA dan guru
SD, peneliti melakukan revisi pada bagian yang disarankan. Secara keseluruhan,
ahli pembelajaran IPA dan guru SD lebih banyak mengomentari dari segi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
tampilan. Berikut merupakan LKS sebelum dan sesudah direvisi oleh ahli yang
disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.6 LKS Sebelum dan Sesudah Direvisi Oleh Ahli
Sebelum direvisi Sesudah direvisi
Cover hanya terdapat dua gambar (tumbuhan
dan hewan).
Tampilan cover terdapat banyak gambar
tumbuhan dan hewan.
Tampilan cover kurang menarik. Tampilan cover dibuat lebih menarik lagi
dengan menambahkan gambar.
Penempatan teks dan kotak isian kurang
menarik.
Bentuk kotak dibuat lebih menarik lagi dengan
berbagai macam variasi bentuk.
Daftar isi kurang lengkap. Daftar isi ditambahkan keterangan kegiatan
yang terdapat dalam LKS secara lebih detail.
Penggunaan kata tanya kurang lengkap. Penggunaan kata tanya lebih bervariasi.
Setelah peneliti mendapatkan hasil validasi LKS dari ahli, kemudian
peneliti melakukan revisi terhadap LKS yang dikembangkan sebelum diuji
cobakan secara terbatas. Setelah melakukan uji coba lapangan terbatas, peneliti
kembali melakukan revisi yang terakhir berdasarkan hasil wawancara dengan
siswa.
4.1.2.8 Evaluasi Sumatif
Pada tahap ini, peneliti melakukan evaluasi sumatif dengan cara
menghitung peningkatan hasil nilai posttest dan pretest yang diperoleh siswa
dengan menggunakan rumus persentase kenaikan nilai pretest-posttest pada
gambar 3.7. Evaluasi sumatif bertujuan untuk mengetahui peningkatan nilai
pretest dan posttest, selain itu juga untuk mengetahui tingkat efektivitas LKS.
4.1.3 Kualitas LKS
LKS yang sudah selesai dikembangkan, kemudian divalidasi oleh ahli
pembelajaran IPA dan guru SD. Validasi ahli pembelajaran IPA dilaksanakan
pada tanggal 26 November 2016 dan guru SD setara pada tanggal 18 November
2016. Aspek yang dinilai dalam validasi LKS adalah konten atau isi, tampilan,
bahasa, dan penggunaan dan penyajian. Berikut adalah hasil penilaian kualitas
LKS oleh ahli yang disajikan dalam tabel berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel 4.7 Hasil Penilaian Kualitas LKS oleh Ahli
Aspek yang Dinilai Skor
Ahli IPA Guru
Konten atau isi 3 4
Tampilan 2,4 3,3
Bahasa 3 3,6
Penggunaan dan penyajian 3 4
Rerata 2,85 3,72
Kategori Baik Sangat baik
Berdasarkan data hasil validasi dari ahli pembelajaran IPA, diperoleh data
bahwa kualitas LKS pada aspek konten atau isi mendapat skor 3 dengan kategori
“baik”, pada aspek tampilan mendapatkan skor 2,4 dengan kategori “kurang”,
pada aspek bahasa mendapatkan skor 3 dengan kategori “baik”, dan pada aspek
penggunaan dan penyajian mendapat skor 3 dengan kategori “baik”. Jadi dapat
disimpulkan bahwa hasil validasi oleh ahli pembelajaran IPA pada kualitas LKS
mendapat rata-rata skor sebesar 2,85 dengan kategori “baik”.
Berdasarkan data hasil validasi dari guru, diperoleh data bahwa kualitas
LKS pada aspek konten atau isi mendapat skor 4 dengan kategori “sangat baik”,
pada aspek tampilan mendapatkan skor 3,3 dengan kategori “sangat baik”, pada
aspek bahasa mendapatkan skor 3,6 dengan kategori “sangat baik”, dan pada
aspek penggunaan dan penyajian mendapat skor 4 dengan kategori “sangat baik”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil validasi oleh ahli pembelajaran IPA pada
kualitas LKS mendapat rata-rata skor sebesar 3,72 dengan kategori “sangat baik” .
Berdasarkan hasil validasi dan komentar dari ahli pembelajaran IPA dan
guru, peneliti berusaha untuk tetap memperbaiki kualitas LKS yang
dikembangkan, sehingga produk yang dihasilkan sangat layak untuk digunakan.
Data perhitungan hasil validasi LKS oleh ahli pembelajaran IPA dan guru dapat
dilihat pada lampiran 4.1.
Setelah menghitung skor penilaian validasi produk, selanjutnya peneliti
menghitung hasil pretest dan posttest yang diperoleh siswa. Berikut adalah hasil
perhitungan pretest dan posttest siswa yang disajikan pada tabel berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Pretest dan Posttest Siswa
No. Nama Skor (skala 1-100)
Peningkatan Skor Pretest Posttest
1 Ra 45 75 30
2 Na 70 90 20
3 In 60 80 20
4 Sy 45 70 25
5 No 60 80 20
6 Ri 75 95 20
Rerata 59,1 81,6 22,5
Berdasarkan tabel di atas, Ra memperoleh nilai 45 pada saat pretest,
sedangkan saat posttest, Ra memperoleh nilai 75. Na memperoleh nilai 70 pada
saat pretest, sedangkan saat posttest, Na memperoleh nilai 90. Intan memperoleh
nilai 60 pada saat pretest, sedangkan saat posttest, In memperoleh nilai 80. Sy
memperoleh nilai 45 pada saat pretest, sedangkan saat posttest, Sy memperoleh
nilai 70. No memperoleh nilai 60 pada saat pretest, sedangkan saat posttest, No
memperoleh nilai 80. Ri memperoleh nilai 75 pada saat pretest, sedangkan saat
posttest, Ri memperoleh nilai 95. Berikut adalah perbandingan nilai pretest dan
posttest yang diperoleh siswa disajikan dalam grafik berikut.
Gambar 4.11 Grafik Perbandingan Nilai Pretest dan Posttest Siswa
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Ra Na In Sy No Ri
Sko
r
Nama Siswa
Pretest
Posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Nilai yang diperoleh siswa pada saat pretest dan posttest menunjukkan
adanya peningkatan. Perbedaan hasil rerata pretest dan posttest disajikan dalam
grafik berikut.
Gambar 4.12 Grafik Perbandingan Rerata Nilai Pretest dan Posttest
Berdasarkan grafik 4.2, rerata nilai yang diperoleh siswa pada pretest
adalah 59,1, sedangkan pada posttest adalah 81,6. Setelah mengetahui hasil
rerata tes yang diperoleh semua siswa, selanjutnya peneliti membandingkan nilai
pretest dan posttest dengan cara menghitung persentase peningkatan nilai pretest
dan posttest dengan menggunakan rumus persentase sama dengan jumlah nilai
posttest dikurangi pretest dibagi nilai posttest dikalikan 100%. Berdasarkan rumus
tersebut hasilnya adalah peningkatan nilai yang diperoleh Ra sebesar 66,6%, Na
sebesar 28,5%, In sebesar 33,3%, Sy sebesar 55,5%, No sebesar 33,3%, dan Ri
sebesar 26,6%. Secara keseluruhan terjadi peningkatan rerata skor keseluruhan
sebesar 38,07%. Data hasil perhitungan peningkatan nilai pretest dan posttest
dapat dilihat pada lampiran 3.5.
Setelah melakukan uji coba terbatas, selanjutnya peneliti melakukan
wawancara kepada siswa untuk mengetahui kualitas LKS yang sudah digunakan.
Berikut komentar siswa secara keseluruhan setelah menggunakan LKS yang
disajikan pada tabel berikut.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Rerata Skor
Sko
r
Pretest
Posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 4.9 Hasil Komentar Siswa Secara Keseluruhan Setelah Menggunakan LKS
Aspek yang dinilai Komentar Siswa
Isi LKS Isinya sudah baik, banyak kegiatan-kegiatan yang menyenangkan.
Tampilan LKS Tampilan LKS menarik, karena terdapat banyak gambar.
Bahasa yang digunakan Bahasanya mudah dimengerti dan dipahami.
Penggunaan LKS Petunjuknya mudah dipahami dan LKS mudah dibawa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa dapat disimpulkan bahwa
siswa menyukai penggunaan LKS yang dikembangkan oleh peneliti, karena LKS
berisi kegiatan-kegiatan yang menyenangkan. Berbeda dengan LKS yang
sebelumnya digunakan oleh siswa yang hanya berisi soal-soal.
4.2 Pembahasan
Peneliti melakukan pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik
untuk siswa kelas IV materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta
fungsinya. LKS merupakan suatu pedoman bagi siswa untuk menyelesaikan dan
memecahkan suatu permasalahan. Adanya penggunaan LKS diharapkan mampu
memberikan arahan dan bantuan pada siswa untuk lebih memahami materi yang
akan diajarkan. Peneliti memodifikasi tahapan dalam model penelitian dan
pengembangan Dick & Carey menjadi delapan tahapan, yaitu analisis kebutuhan,
merumuskan tujuan khusus, mengembangkan instrumen, mengembangkan isis
LKS, evaluasi formatif, revisi, dan evaluasi sumatif. Produk yang dikembangkan
dalam penelitian ini didasarkan dari hasil identifikasi potensi dan masalah yang
diperoleh melalui observasi, wawancara dan kuesioner. Berdasarkan hasil
identifikasi potensi dan masalah diketahui bahwa penggunaan LKS IPA berbasis
pendekatan saintifik masih terbatas. Guru dan siswa belum melaksanakan lima
tahapan pendekatan saintifik secara utuh meskipun sudah menggunakan
kurikulum 2013. Pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan dalam proses
pembelajaran yang lebih menekankan pada keaktifan siswa daripada guru dan
memiliki empat tahapan yang meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba,
dan mengomunikasikan.
Peneliti melakukan analisis kebutuhan kepada guru dan siswa dengan
melakukan wawancara dan kuesioner. Analisis kebutuhan terhadap guru
dilakukan bertujuan untuk mengetahui penggunaan LKS dan permasalahan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
dihadapi ketika menerapakan pendekatan saintifik, sedangkan analisis kebutuhan
terhadap siswa dilakukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk LKS
yang disukai oleh siswa dan bagaimana penerapan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran. Peneliti mewawancarai tiga siswa untuk mengetahui bagaimana
bentuk LKS yang disukai oleh siswa. Hasil wawancara dengan ketiga siswa dapat
dilihat pada lampiran 1.5. Hasil wawancara yang peneliti peroleh kemudian
digabungkan menjadi satu dengan hasil wawancara teman satu payung skripsi,
sehingga jumlah siswa yang menjadi narasumber adalah 18 siswa. Dari hasil
wawancara dengan 18 siswa tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa lebih
dominan menyukai warna hijau dan biru, siswa lebih dominan menyukai gambar
hewan dan bunga, dan siswa lebih menyukai bentuk tulisan atau huruf yang tidak
banyak variasinya. Dari hasil wawancara tersebut, peneliti memilih warna hijau
dan biru yang digunakan pada LKS. Alasan lain peneliti memilih warna tersebut,
karena warna mudah dipadukan dengan gambar dan tulisan, serta warna tidak
terlalu mencolok sehingga tidak mengganggu perhatian siswa ketika
menggunakan LKS. Peneliti memilih gambar beberapa hewan dan tumbuhan
dengan alasan selain siswa cenderung menyukai gambar hewan dan tumbuhan,
gambar tersebut berkaitan dengan materi yang digunakan dalam LKS yang
dikembangkan. Pada penggunaan huruf dalam LKS, peneliti menggunakan Comic
Sans MS dan Kristen ITC dengan ukuran 12.
Hasil penelitian dan pengembangan yang dilakukan relevan dengan teori
belajar menurut Bruner. Teori belajar Bruner disebut juga dengan teori belajar
penemuan. Terdapat empat hal pokok yang berkaitan dengan teori belajar bruner
yaitu 1) individu hanya belajar dan mengembangkan pikirannya apabila ia
menggunakan pikirannya, 2) dengan melakukan proses-proses kognitif dalam
proses penemuan, siswa akan memperoleh sensasi dan kepuasan intelektual yang
merupakan suatu penghargaan intrinsik, 3) satu-satunya cara agar seseorang dapat
mempelajari teknik-teknik dalam melakukan penemuan adalah ia memiliki
kesempatan untuk melakukan penemuan, dan 4) dengan melakukan penemuan
maka akan memperkuat retensi ingatan (Daryanto, 2014: 52). LKS IPA pada
materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya yang
dikembangkan berisi kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
mengomunikasikan. Selain itu, kegiatan yang terdapat di dalam LKS juga
mengarahkan siswa untuk aktif dalam melakukan kegiatan pembelajaran dan
mencari berbagai sumber informasi yang terdapat dalam koran, internet, buku,
dan sebagainya. Siswa juga diarahkan untuk membangun konsepnya secara
mandiri. Pada kegiatan mengamati, siswa diajak untuk melakukan pengamatan
terhadap berbagai macam jenis hewan dan tumbuhan yang terdapat di lingkungan
sekitar baik di sekolah maupun di rumah. Kemudian pada kegiatan menanya,
siswa diminta mengajukan berbagai macam pertanyaan mengenai informasi yang
belum dipahami terkait dengan kegiatan yang sudah dilakukan. Setelah itu pada
kegiatan menalar, siswa mengolah informasi yang sudah didapatkan melalui
penalaran dengan berpikir secara rasional. Selanjutnya pada tahap mencoba, siswa
diajak untuk menemukan keterkaitan antar informasi dan menemukan berbagai
pola dari keterkaitan tersebut. Terakhir, siswa mengomunikasikan hasil
pekerjaannya dalam berbagai macam bentuk, seperti klipping, album foto, tabel,
dan sebagainya.
Peneliti juga mengembangkan produk berdasarkan hasil penelitian yang
relevan dari Salikhah (2015) dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa
(LKS) IPA Berbasis Pendekatan Scientific Untuk Melatih Keterampilan Proses
Sains Siswa SD/MI Kelas IV”. Hasil yang diperoleh adalah adanya perbedaan
yang signifikan antara siswa yang menggunakan LKS dan tidak menggunakan
LKS. Hal tersebut juga sama dengan hasil yang diperoleh peneliti dalam
penelitian ini yaitu adanya perbedaan yang signifikan pada nilai pretest dan
posttest yang diperoleh siswa. Sinarta (2012) dengan judul “Pengembangan
Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Inkuiri Pokok Bahasan Energi dan
Perubahannya”. Hasil yang diperoleh adalah adanya perubahan pada siswa. Siswa
menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hasil yang diperoleh pada
penelitian yang dilakukan oleh Sinarta sama dengan penelitian ini. Siswa menjadi
lebih aktif dengan melakukan berbagai macam kegiatan yang terdapat dalam LKS
yang dikembangkan. Mustofa (2013) dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja
Siswa Berbasis Observasi Pada Taman Sekolah Sebagai Sumber Belajar Sains di
SD N 1 Tinjomoyo”. Hasil yang diperoleh adalah adanya peningkatan rerata
aktivitas siswa sebesar 100%, siswa tuntas belajar sebanyak 92,11% dengan rerata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
nilai sebesar 7,84. Hasil yang diperoleh sama dengan penelitian ini. Adanya
peningkatan hasil belajar siswa yang dibuktikan dengan selisih rerata nilai posttest
dan pretest sebesar 38,07%.
Penelitian relevan lainnya dari Dalla (2016) dengan judul “Pengembangan
LKS Menggunakan Pendekatan Saintifik Pada Sub Tema Hidup Rukun di Rumah
Untuk Siswa Kelas Dua (II) Sekolah Dasar Negeri Kalasan 1”. Hasil yang
diperoleh adalah LKS yang dikembangkan layak untuk digunakan pada uji coba
dengan revisi sesuai saran berdasarkan hasil validasi oleh ahli yang memperoleh
rerata skor 3,87 (rentang skor 1-5) dengan kategori baik. ada penelitian ini juga
memperoleh hasil validasi oleh ahli IPA dengan rerata skor 2,85 (rentang skor 1-
4) dengan kategori baik dan hasil validasi oleh guru dengan rerata skor 3,72
(rentang 1-4) dengan kategori sangat baik. Pratiwi (2014) dengan judul
“Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Berbasis Pendekatan Scientific
Pada Tema Berbagai Pekerjaan di Kelas IV”, dan Fitri (2014) dengan judul
“Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Tematik Integratif Materi Garis
Paralel Untuk Sekolah Dasar Kelas IV”.
Keenam penelitian tersebut digunakan oleh peneliti untuk menambah
referensi tentang penelitian dan pengembangan LKS. Berdasarkan keenam
penelitian relevan tersebut, diketahui bahwa hasil yang diperoleh sama dengan
penelitian yang dilakukan yaitu kualitas produk yang dikembangkan adalah baik
dan layak untuk digunakan. Hal ini dibuktikan dari hasil validasi produk oleh ahli
dan hasil respon siswa terhadap penggunaan produk yang dikembangkan.
Berdasarkan penelitian relevan tersebut penelitian yang dilakukan oleh Salikhah,
Dalla, dan Pratiwi mempunyai persamaan dengan penelitian yang dilakukan.
Persamaannya adalah sama-sama mengembangkan LKS berbasis pendekatan
saintifik, tetapi dengan materi yang berbeda. Sedangkan persamaan dari penelitian
yang dilakukan oleh Sinarta, Mustofa, dan Fitri dengan penelitian yang dilakukan
adalah sama-sama mengembangkan LKS, tetapi dengan metode dan materi yang
berbeda.
Piaget berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu, sebab
individu melakukan interaksi terus-menerus dengan lingkungan, lingkungan
tersebut mengalami perubahan, dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
fungsi intelek semakin berkembang (Dimyati, 2006: 13). Pada penelitian ini,
perubahan yang terjadi juga dialami oleh keenam siswa yang melaksanakan uji
coba terbatas. Hal ini dibuktikan dengan diperoleh hasil bahwa LKS yang
dikembangkan memperoleh tingkat efektivitas tinggi. Berdasarkan hasil nilai yang
diperoleh siswa pada posttest yang meningkat dari hasil pretest. Pada uji coba
LKS, siswa dipilih secara random berdasarkan nilai akademik tinggi, sedang, dan
rendah. Siswa dengan nilai akademik rendah adalah Ra dan Sy yang memperoleh
nilai 45 pada saat pretest. Setelah melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik, nilai Ra dan Sy pada saat
posttest meningkat yaitu menjadi 75 dan 70. Kenaikan nilai yang didapatkan oleh
Ra sebesar 66,6% dan Sy sebesar 55,5%. Secara keseluruhan terjadi peningkatan
sebesar 61,11%. Dengan demikian terjadi peningkatan nilai yang diperoleh Ra
dan Sy.
Berdasarkan hasil validasi produk oleh ahli IPA dan guru yang
memperoleh skor 2,85 dengan kategori baik dan skor 3,72 dengan kategori sangat
baik dan keefektifan LKS yang dibuktikan dengan meningkatnya nilai posttest
siswa, maka hal ini membuktikan bahwa penggunaan LKS IPA berbasis
pendekatan saintifik yang dikembangkan oleh peneliti, layak untuk digunakan
dalam kegiatan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
BAB V
PENUTUP
Uraian dalam bab ini terdiri dari kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas
IV materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya
dilakukan berdasarkan model pengembangan Dick & Carey yang
dimodifikasi menjadi delapan tahapan yaitu 1) analisis kebutuhan, 2)
merumuskan tujuan khusus, 3) mengembangkan instrumen, 4)
mengembangkan strategi, 5) mengembangkan isi LKS, 6) evaluasi
formatif, 7) revisi, dan 8) evaluasi sumatif.
5.1.2 Berdasarkan hasil validasi ahli IPA, LKS yang dikembangkan memiliki
kualitas yang “baik” dengan rerata skor yang diperoleh adalah 2,85.
Sedangkan hasil validasi oleh guru menunjukkan bahwa kualitas LKS
yang dikembangkan adalah sangat baik dengan rerata skor yang diperoleh
adalah 3,72. Aspek yang dinilai pada validasi produk oleh ahli meliputi 1)
konten atau isi, 2) tampilan, 3) bahasa, dan 4) penggunaan dan penyajian.
Pada uji coba lapangan terbatas LKS IPA berbasis pendekatan saintifik
menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa pada posttest lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai pretest. Rerata peningkatan nilai posttest dan
pretest sebesar 38,07%. Dengan demikian, LKS IPA berbasis pendekatan
saintifik dapat membantu proses belajar siswa.
5.2 Keterbatasan Penelitian
5.2.1 Beberapa instrumen yang digunakan untuk memperoleh data hanya
divalidasi oleh satu ahli. Seharusnya instrumen divalidasi lebih dari satu
ahli untuk mengetahui kualitas instrumen yang digunakan.
5.2.2 Validasi kualitas produk hanya dilakukan oleh dua ahli yaitu ahli
pembelajaran IPA dan guru. Penggunaan bahasa belum dicek oleh ahli
bahasa, tetapi sudah direvisi oleh ahli pembelajaran IPA dan guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
5.2.3 Uji coba lapangan terbatas yang dilaksanakan hanya mendapatkan waktu
selama dua hari. Seharusnya waktu penelitian adalah tiga hari.
Keterbatasan waktu inilah yang menyebabkan beberapa kegiatan tidak
terlaksana secara maksimal, karena uji coba lapangan dilaksanakan dengan
sedikit terburu-buru.
5.3 Saran
5.3.1 Validator yang dipilih sebaiknya lebih dari satu dan disesuaikan dengan
instrumen/produk yang divalidasi, karena tidak semua instrumen dapat
divalidai oleh ahli yang sama.
5.3.2 Validasi produk sebaiknya dilakukan lebih dari dua ahli, sehingga bisa
mendapatkan kualitas hasil produk yang jauh lebih baik.
5.3.3 Menjalin komunikasi yang baik dengan pihak sekolah atau guru yang
bersangkutan untuk melakukan uji coba lapangan terbatas agar dapat
mempertimbangkan waktu sebaik mungkin dan memperoleh waktu yang
sesuai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
DAFTAR REFERENSI
Abidin, Y. (2014). Desain sistem pembelajaran dalam konteks Kurikulum 2013.
Bandung: Refika Aditama.
Amien. (1987). Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan
menggunakan metode “discovery” dan “inquiry”. Jakarta: Depdikbud.
Arifin, A. (2011). Penelitian pendidikan metode dan paradigma baru. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S., dkk. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Azhar. (1993). Lembar Kerja Siswa (LKS). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Dalla. (2016). Pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik pada sub
tema hidup rukun di rumah untuk siswa kelas dua (II) Sekolah Dasar Negeri
Kalasan I. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Daryanto. (2014). Pembelajaran tematik terpadu terintegrasi Kurikulum
2013.Yogyakarta: Gava Media.
Depdiknas. (2004). Pedoman umum pengembangan bahan ajar Sekolah
Menengan Atas. Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Pendidikan
Menengah Umum.
Depdiknas. (2007). Manajemen pembinaan TK dan SD. Jakarta: Ditjen
Dikdasmen Depdiknas.
Dimyati & Mudjiono. (2006). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Fitri. (2014). Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) tematik integratif
pada materi garis paralel untuk Sekolah Dasar kelas IV. Bengkulu:
Universitas Bengkulu.
Gall, M. D., Gall, J. P., & Borg, W. R. (2007). Educational research: An
introduction 8th edition. Boston: Pearson.
Ghozali. (2006). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hakim. T. (2000). Belajar secara efektif. Jakarta: Puspa Swara.
Hardiyanti. (2016). Pengembangan alat peraga pembelajaran IPS SD materi
keragaman budaya Indonesia berbasis Metode Montessori. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Haryanto. (2013). Sains untuk SD/MI kelas IV. Jakarta: Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Hergenhahn, B. R & Matthew H. O. (2008). Theories of learning (edisi ketujuh).
Jakarta: Prenada Media Group.
Hosnan, M. (2014). Pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran
abad 21. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Jumali. 2007. Landasan pendidikan. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Kurniawan, D. (2014). Pembelajaran terpadu tematik (teori, praktik dan
penilaian). Bandung: Alfabeta.
Kustandi, C. & Bambang S. (2011). Media pembelajaran, manual dan digital.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Lismawati. (2010). Penyusunan perangkat pembelajaran. Yogyakarta: Insan
Madani.
Mustofa. (2013). Pengembangan Lembar Kerja Siswa berbasis observasi pada
taman sekolah sebagai sumber belajar Sains di SD N 1 Tinjomoyo. Skripsi.
Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Prastowo, A. (2014). Pengembangan bahan ajar tematik. Jakarta: Kencana.
Pratiwi. (2014). Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa berbasis Pendekatan
Saintifik pada tema berbagai pekerjaan di kelas IV. Skripsi. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Salam, B. (2005). Pengantar filsafat. Jakarta: Bumi Aksara.
Samatowa. (2006). Bagaimana membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta:
Direktorat Pendidikan Nasional.
Setyosari. P. (2013). Metode penelitian pendidikan dan pengembangan. Jakarta:
Kencana.
Shalikhah, N. (2015). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA berbasis
Pendekatan Scientific untuk melatih keterampilan proses Sains siswa SD/MI
kelas IV. Tesis, tidak dipublikasikan. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Sinarta. (2012). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis inkuiri pokok
bahasan energi dan perubahannya. Jurnal. Malang: Sekolah Tinggi Teknik
Malang.
Sudiati. (2003). Tujuan penggunaan LKPD. www.sarjanaku.com diakses pada
tanggal 25 Agustus 2016 jam 20.00 WIB.
Sugiyono. (2009). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
________. (2011). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta.
_______. (2014). Metode penelitian pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sumantoro & Dodo H. (2009). Ayo belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Yogyakarta:
Kanisius.
Supratiknya, A. (2012). Penelitian hasil belajar dengan teknik nontes.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Suwandi. (2008). Memahami penelitian kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Suyono & Hariyanto (2011). Belajar dan pembelajaran teori dan konsep dasar.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Trianto. (2008). Model pembelajaran terpadu dalam teori dan praktik.
Surabaya: Prestasi Pustaka.
_____. (2010). Model pembelajaran terpadu konsep, strategi, dan
implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:
Bumi Aksara.
_____. (2011). Desain pengembangan tematik: bagi anak usia dini TK/RA & anak
usia kelas awal SD/MI. Jakarta: Kencana.
Widoyoko. (2012). Teknik penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
_________. (2014). Penilaian hasil pembelajaran di sekolah. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 1 Instrumen Identifikasi Masalah
1.1 Lembar Hasil Validasi Pedoman Observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lampiran 1.2 Lembar Hasil Observasi Kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 1.3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 1.4 Transkrip wawancara dengan guru
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN GURU
Peneliti : Pendekatan atau strategi atau metode apa yang bapak gunakan
dalam pembelajaran IPA?
Guru : Selama ini, saya sudah menggunakan pendekatan saintifik,
metode eksperimen dan kontekstual.
Peneliti : Menurut bapak, apa itu pendekatan saintifik?
Guru : Pendekatan saintifik itu suatu pendekatan atau metode
pembelajaran dimana anak disuruh untuk meneliti suatu materi atau masalah,
setelah itu anak mengumpulkan pertanyaan, data, dan merumuskan data. Setelah
itu menarik kesimpulan dari data tersebut.
Peneliti : Apakah bapak sudah mengarahkan siswa melakukan lima tahapan
saintifik?
Guru : Sudah mba.
Peneliti : Langkah-langkah pendekatan saintifik apa yang paling dominan
dilakukan?
Guru : Kegiatan yang paling sering atau dominan dilakukan adalah
kegiatan mengamati dan mencoba.
Peneliti : Apakah bapak sudah pernah mengajak siswa untuk mengamati
lingkungan di sekitar pada materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan?
Guru : Iya sudah. Siswa diajak untuk mengamati tanaman yang terdapat
di lingkungan sekolah.
Peneliti : Kesulitan apa saja yang bapak hadapi saat menerapkan
pendekatan saintifik?
Guru : Kesulitan dalam pengelolaan waktunya mba. Alokasi waktunya
kurang, lalu fasilitas yang ada belum memadai.
Peneliti : Apakah siswa mengalami kesulitan dalam melaksanakan lima
tahapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA?
Guru : Iya, siswa terkadang masih kesulitan dalam menalar dan
menyimpulkan hasil kegiatan yang sudah dilakukan.
Peneliti : Menurut bapak, apa manfaat bagi siswa setelah menerapkan lima
tahapan pendekatan saintifik?
Guru : Menurut saya, siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan
pembelajaran dan lebih memahami materi yang sedang dipelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 1.5 Transkrip wawancara dengan siswa
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN SISWA
Siswa 1
Peneliti : Selama ini, kamu sudah pernah menggunakan Lembar Kerja
Siswa atau LKS belum?
Siswa : Sudah pernah.
Peneliti : LKS yang kamu gunakan isinya bagaimana?
Siswa : Ya biasa bu, isinya soal-soal.
Peneliti : Selama ini, LKS yang pernah kamu gunakan, petunjuk dan
bahasanya bisa kamu mengerti ndak?
Siswa : Bisa bu.
Peneliti : Menurut kamu, manfaat LKS itu apa?
Siswa : LKS membantu saya dalam memahami materi yang diajarkan.
Peneliti : Kamu lebih menyukai LKS yang seperti apa?
Siswa : Yang berisi tulisan dan gambar. Tapi saya lebih menyukai yang
banyak gambarnya.
Peneliti : Lalu, gambar apa yang paling kamu sukai?
Siswa : Gambar tumbuhan.
Peneliti : Apa alasannya?
Siswa : Karena tumbuhan adalah ciptaan Tuhan.
Peneliti : Oke baiklah. Kemudian warna apa yang paling kamu sukai dan
alasannya apa?
Siswa : Warna merah, karena bagus.
Siswa 2
Peneliti : Apakah kamu sudah pernah menggunakan Lembar Kerja Siswa
atau LKS?
Siswa : Sudah.
Peneliti : Bagaimana isi LKS yang pernah kamu gunakan?
Siswa : Isinya soal-soal, ada soal pilihan ganda, soal isian singkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Peneliti : Selama ini, LKS yang pernah kamu gunakan, petunjuk dan
bahasanya bisa kamu mengerti ndak?
Siswa : Bisa.
Peneliti : Menurut kamu, apa saja manfaat LKS ?
Siswa : Membantu memahami materi yang diajarkan.
Peneliti : Kamu lebih menyukai LKS yang seperti apa? Terdapat banyak
tulisan atau gambar?
Siswa : Saya lebih menyukai LKS yang terdapat banyak tulisan daripada
gambar. Saya menyukai LKS yang berisi kegiatan-kegiatan.
Peneliti : Apakah kamu menyukai LKS yang terdapat gambar hewan atau
tumbuhan?
Siswa : Ya, saya suka. Apalagi kalau ada gambar hewan.
Peneliti : Hewan apa yang paling kamu sukai dan alasannya apa?
Siswa : Burung, karena terlihat bagus.
Peneliti : Oh begitu. Lalu warna apa yang paling kamu sukai dan alasannya
apa?
Siswa : Warna hijau dan putih, karena bagus dan terang.
Siswa 3
Peneliti : Apakah kamu sudah pernah menggunakan Lembar Kerja Siswa
atau LKS?
Siswa : Sudah.
Peneliti : Bagaimana isi LKS yang pernah kamu gunakan?
Siswa : Isinya berupa soal.
Peneliti : Selama ini, LKS yang pernah kamu gunakan, petunjuk dan
bahasanya bisa bagaimana? apakah kamu bisa mengerti dan
memahami?
Siswa : Bisa, bahasanya mudah saya pahami.
Peneliti : Menurutmu, apa saja manfaat LKS ?
Siswa : membantu memahami materi yang diajarkan.
Peneliti : Kamu lebih menyukai LKS yang terdapat banyak tulisan atau
gambar?
Siswa : LKS yang terdapat banyak tulisan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Peneliti : Apakah kamu menyukai LKS yang terdapat gambar hewan atau
tumbuhan?
Siswa : Ya, saya suka singa.
Peneliti : Mengapa kamu suka singa?
Siswa : Karena bagus.
Peneliti : Lalu warna apa yang paling kamu sukai dan alasannya
apa?
Siswa : Warna biru, karena bagus dan cerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 2 Instrumen Analisis Kebutuhan
2.1 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Guru Terbuka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Lampiran 2.2 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Guru Tertutup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lampiran 2.3 Lembar Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lampiran 2.4 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 2.5 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Siswa
No Pertanyaan Jumlah jawaban
siswa Hasil Kesimpulan
1
Apakah menurutmu
pembelajaran
memerlukan LKS?
Ya = 25 siswa
Tidak = 3 siswa
Ya = 89,2 %
Tidak = 10,7 %
Sebanyak 82%
mengatakan bahwa
LKS diperlukan dalam
pembelajaran.
2
Apakah bapak/ibu guru
memberikan panduan
pembelajaran secara
tertulis saat melakukan
kegiatan di dalam
kelas?
Sering = 22 siswa
Jarang = 6 siswa
Tidak pernah = 0
Sering = 78,5 %
Jarang = 21,4 %
Tidak pernah = 0%
Sebanyak 78,5%
mengatakan sering,
sedangkan 21,4%
mengatakan jarang.
3
Apakah bapak/ibu guru
memberikan panduan
pembelajaran secara tertulis saat melakukan
kegiatan di luar kelas?
Sering = 3 siswa
Jarang = 17 siswa
Tidak pernah = 8 siswa
Sering = 10,7 %
Jarang = 60,7 %
Tidak pernah = 28,5 %
Sebanyak 60,7%
mengatakan jarang
bahkan 28,5% mengatakan tidak
pernah.
4
Apakah bapak/ibu guru
memberikan panduan
kegiatan secara tertulis
untuk mencari berbagai
sumber informasi
(koran, majalah,
internet, narasumber,
dan sebagainya)
Sering =4 siswa
Jarang = 11 siswa
Tidak pernah = 13
siswa
Sering = 14,2 %
Jarang = 39,2%
Tidak pernah = 46,4%
Sebanyak 39,2 %
mengatakan jarang,
bahkan 46,4%
mengatakan tidak
pernah.
5
Apakah kamu
melakukan langkah-
langkah kegiatan
pembelajaran secara mandiri hanya
berdasarkan petunjuk
tertulis yang tersedia
tanpa penjelasan guru?
Sering = 5 siswa
Jarang = 6 siswa
Tidak pernah = 17
siswa
Sering = 17,8 %
Jarang = 21,4 %
Tidak pernah = 60,7 %
Sebanyak 21,4 %
mengatakan jarang
bahkan 60,7 %
mengatakan tidak pernah.
6
Apakah kamu
melakukan kegiatan
pembelajaran saintifik
dengan lima langkah
berikut secara utuh
yaitu mengamati,
menanya, menalar
mencoba, mengomunikasikan?
Sering = 6 siswa
Jarang = 17 siswa
Tidak pernah = 5
siswa
Sering = 23 %
Jarang = 65,3 %
Tidak pernah = 17,8 %
Sebanyak 65,3%
mengatakan jarang
bahkan 17,8 %
mengatakan tidak
pernah.
7
Apakah perlu LKS
untuk memandu
pelaksanaan
pembelajaran dengan
pendekatan saintifik
pada materi luar tubuh
hewan dan tumbuhan
serta fungsinya?
Ya = 25 siswa
Tidak = 3 siswa
Ya = 89,2 %
Tidak = 10,7 %
Sebanyak 89,2%
mengatakan bahwa
LKS diperlukan untuk
memandu pelaksanaan
pembelajaran dengan
pendekatan saintifik.
8
Dalam pembelajaran
IPA saya mengamati
sendiri benda-benda
yang ada di sekitar .
Sering = 8 siswa
Jarang = 19 siswa
Tidak pernah = 1
siswa
Sering = 28,5 %
Jarang = 67,8 %
Tidak pernah = 3,5 %
Sebanyak 67,8 %
mengatakan jarang
bahkan 3,5%
mengatakan tidak pernah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
No Pertanyaan Jumlah jawaban
siswa Hasil Kesimpulan
9
Saya bertanya lebih
lanjut kepada guru atau
teman tentang
masalah-masalah yang
saya temukan dalam
pengamatan
sebelumnya
Sering = 8 siswa
Jarang = 18 siswa
Tidak pernah = 2
Sering = 28,5 %
Jarang = 64,2 %
Tidak pernah = 7,14 %
Sebanyak 64,2 %
mengatakan jarang dan
7,14 % mengatakan
tidak pernah
10
Saya melakukan
kegiatan praktikum
dengan melakukan
percobaan sendiri dalam pembelajaran
IPA
Sering = 4 siswa
Jarang = 13 siswa
Tidak pernah = 11
siswa
Sering = 14,2 %
Jarang = 46,4 %
Tidak pernah = 39,2 %
Sebanyak 46,4 %
mengatakan jarang dan
39,2 % mengatakan
tidak pernah
11
Saya mewawancarai
narasumber (guru,
teman, orang tua, dan
sebagainya) untuk
mendapatkan informasi
yang lebih lanjut
berkaitan dengan
pembelajaran IPA
Sering = 4 siswa
Jarang = 10 siswa
Tidak pernah = 14
siswa
Sering = 14,28 %
Jarang = 35,7 %
Tidak pernah = 50 %
Sebanyak 35,7%
mengatakan jarang
bahkan 50 %
mengatakan tidak
pernah
12
Saya menggunakan
majalah atau koran
untuk mendapatkan informasi lebih lanjut
berkaitan dengan
pembelajaran IPA
Sering = 3 siswa
Jarang = 13 siswa
Tidak pernah = 12 siswa
Sering = 10,7 %
Jarang = 46,4 %
Tidak pernah = 42,8 %
Sebanyak 46,4 %
mengatakan jaraang
bahkan 42,8 % mengatakan tidak
pernah
13
Saya menggunakan
buku-buku di
perpustakaan untuk
mendapatkan informasi
lebih lanjut berkaitan
dengan pembelajaran
IPA
Sering = 9 siswa
Jarang = 16 siswa
Tidak pernah = 3
siswa
Sering = 32,1 %
Jarang = 57,1 %
Tidak pernah = 10,7%
Sebanyak 57,1 %
mengatakan jarang dan
10,7% mengatakan
tidak pernah
14
Saya menyampaikan / mempresentasikan
hasil kerja saya di
dalam kelompok saya
Sering = 20 siswa Jarang = 7 siswa
Tidak pernah = 1
siswa
Sering = 71,4 % Jarang = 25 %
Tidak pernah = 3,5%
Sebanyak 71,4 % mengatakan sering dan
25 % mengatakan
jarang
15
Kelompok saya
menyampaikan/mempr
esentasikan hasil kerja
kelompok di depan
kelas
Sering = 12 siswa
Jarang = 14 siswa
Tidak pernah = 2
siswa
Sering = 42,8 %
Jarang = 50 %
Tidak pernah = 7,1%
Sebanyak 42,8 %
mengatakan sering dan
50 % mengatakan
jarang
16
Saya menggunakan
gambar, poster, foto,
grafik, atau tabel untuk
menunjukkan hasil kerja saya
Sering = 5 siswa
Jarang = 18 siswa
Tidak pernah = 5
siswa
Sering = 17,8 %
Jarang = 64,2 %
Tidak pernah = 17,8 %
Sebanyak 64,2 %
mengatakan jarang
bahkan 17,8%
mengatakan tidak pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran 3 Instrumen Tes
3.1 Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest
No. Indikator Nomor Item Soal
1 3.1.1 Menyebutkan bagian luar tubuh hewan
menurut tempat tinggalnya (air dan darat) 15, 17, 18, 19
2 3.1.2 Menjelaskan fungsi bagian luar tubuh
hewan 11, 12, 13, 14, 16, 20
3 3.1.3 Menyebutkan bagian luar tubuh tumbuhan 1, 2, 3, 6, 8, 10
4 3.1.4 Menjelaskan fungsi bagian luar tubuh
tumbuhan 4, 5, 7, 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran 3.2 Lembar Hasil Pengerjaan Pretest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 3.3 Lembar Hasil Pengerjaan Posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Lampiran 3.4 Output SPSS Untuk Perhitungan Validitas Instrumen Tes
Correlations
Correlations
Skor Total Skor Total
Skor
Total
Pearson
Correlation
1 S11 Pearson
Correlation
,418
Sig. (2-tailed) Sig. (2-tailed) ,013
N 34 N 34
S1
Pearson
Correlation
,237 S12 Pearson
Correlation
,378
Sig. (2-tailed) ,036 Sig. (2-tailed) ,023
N 34 N 34
S2 Pearson
Correlation
1 S13 Pearson
Correlation
,519
Sig. (2-tailed) ,001 Sig. (2-tailed) ,001
N 34 N 34
S3 Pearson
Correlation
,442 S14 Pearson
Correlation
,354
Sig. (2-tailed) ,008 Sig. (2-tailed) ,039
N 34 N 34
S4 Pearson
Correlation
,394 S15 Pearson
Correlation
,395
Sig. (2-tailed) ,020 Sig. (2-tailed) ,020
N 34 N 34
S5 Pearson
Correlation
,416 S16 Pearson
Correlation
,413
Sig. (2-tailed) ,014 Sig. (2-tailed) ,014
N 34 N 34
S6 Pearson
Correlation
,483 S17 Pearson
Correlation
,386
Sig. (2-tailed) ,003 Sig. (2-tailed) ,023
N 34 N 34
S7 Pearson
Correlation
,449 S18 Pearson
Correlation
,545
Sig. (2-tailed) ,007 Sig. (2-tailed) ,000
N 34 N 34
S8 Pearson
Correlation
,405 S19 Pearson
Correlation
,363
Sig. (2-tailed) ,017 Sig. (2-tailed) ,034
N 34 N 34
S9 Pearson Correlation
,473 S20 Pearson Correlation
,057
Sig. (2-tailed) ,004 Sig. (2-tailed) ,000
N 34 N 34
S10 Pearson
Correlation
,509
Sig. (2-tailed) ,002
N 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 3.5 Perhitungan Peningkatan Nilai Pretest dan Posttest
1. Nilai yang diperoleh Ra
Pretest : 45
Posttest : 75
Persentase peningkatan =
× 100%
= 75 – 45 x 100%
45
= 66,6%
2. Nilai yang diperoleh Na
Pretest : 70
Posttest : 90
Persentase peningkatan =
× 100%
= 90 – 70 x 100%
70
= 28,5%
3. Nilai yang diperoleh In
Pretest : 60
Posttest : 80
Persentase peningkatan =
× 100%
= 80 – 60 x 100%
60
= 33,3%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
4. Nilai yang diperoleh Sy
Pretest : 45
Posttest : 70
Persentase peningkatan =
× 100%
= 70 – 45 x 100%
45
= 55,5%
5. Nilai yang diperoleh No
Pretest : 60
Posttest : 80
Persentase peningkatan =
× 100%
= 80– 60 x 100%
60
= 33,3%
6. Nilai yang diperoleh Ri
Pretest : 75
Posttest : 95
Persentase peningkatan =
× 100%
= 95 – 75 x 100%
75
= 26,6%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Lampiran 4. Validasi Produk
4.1 Lembar Hasil Validasi Produk Oleh Ahli IPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 4.2 Lembar Hasil Validasi Produk Oleh Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Lampiran 5 Surat Penelitian
5.1 Surat Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran 5.2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 6 Produk yang Dikembangkan
6.1 Gambar LKS IPA Berbasis Pendekatan Saintifik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Lampiran 7 Foto Uji Coba Lapangan Terbatas
Hari Pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Hari Kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Lampiran 8 Curriculum Vitae
CURRICULUM VITAE
Assa Prima Sekarini lahir di Purbalingga, 21 Juni
1995. Anak ketiga dari tiga bersaudara. Peneliti memperoleh
pendidikan dasar di SD Negeri 1 Tanalum, Rembang,
Purbalingga dan lulus pada tahun 2007. Kemudian
dilanjutkan dengan menempuh pendidikan menengah
pertama di SMP Negeri 1 Rembang dan lulus pada tahun
2010. Pendidikan menengah atas diperoleh peneliti di SMA
Negeri 1 Rembang dan lulus pada tahun 2013.
Pada tahun 2013, peneliti melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan
tercatat sebagai mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
(PGSD). Selama menempuh pendidikan di PGSD Universitas Sanata Dharma,
peneliti mengikuti berbagai pelatihan dan seminar. Beberapa pelatihan yang
pernah diikuti antara lain Inisiasi FKIP Sanata Dharma tahun 2013, Pelatihan
Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM), Week End Moral, dan Kursus
Mahir Dasar (KMD) Pramuka tahun 2014. Selanjutnya, beberapa seminar yang
pernah diikuti oleh peniliti antara lain seminar dengan tema “Reinventing
Childhood Education” tahun 2015, “Seminar on Children’s Right Education”,
dan “Free Sex: Thumbs Up Or Thumbs Down” tahun 2013. Peneliti juga
berpartisipasi dalam kegiatan lomba Story Telling and Writting Contest PGSD
pada tahun 2015. Peneliti mengakhiri masa pendidikan di Universitas Sanata
Dharma dengan menulis skripsi yang berjudul “Pengembangan LKS IPA Berbasis
Pendekatan Saintifik Untuk Siswa Kelas IV Materi Bentuk Luar Tubuh Hewan
dan Tumbuhan serta Fungsinya”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Top Related