DAFTAR ISI
Cover.................................................................................................................1
Daftar isi...........................................................................................................2
Pengembangan Instrumen Tes Hasil Belajar
1. Pengertian dan Bentuk Instrumen Tes..................................................3
2. Langkah Pengembangan Instrumen Tes...............................................6
3. Kriteria Kompetensi dan Indikator Soal...............................................10
4. Teknik Penulisan Indikator Soal...........................................................10
5. Kelebihan dan Kelemahan Tes.............................................................14
Daftar Pustaka...................................................................................................15
Pengembangan Instrumen Tes Hasil Belajar
Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu merancang dan melakukan penilaian
yang tepat sesuai indikator pembelajaran yang ingin
dicapai
Kompetensi Dasar : Mengembangkan instrumen evaluasi hasil belajar
Indikator : Mahasiswa dapat merakit soal pilihan ganda
Mahasiswa dapat merakit soal uraian/esai
1. Pengetian dan Bentuk Instrumen Tes
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001) kata instrumen
dapat diartikan sebagai: (1) alat yang digunakan dalam suatu kegiatan, atau (2)
sarana untuk mengumpulkan data sebagai bahan pengolahan. Jadi instrumen
evaluasi hasil belajar fisika dapat diartikan sebagai alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam penilaian pembelajaran fisika yang dilihat dari
kemampuan kognitif peserta didik.
Sesuai dengan teknik penilaian yang digunakan, instrumen penilaian dapat
berupa instrumen tes atau instrumen non tes. Pada pokok bahasan kali ini akan
dibahas instrumen tes
Ditinjau dari tujuannya, ada empat macam tes, yaitu:
Tes penempatan adalah tes yang diperlukan untuk menempatkan siswa
dalam kelompok siswa sesuai dengan kemampuannya
Tes diagnostik adalah tes hasil belajar yang digunakan untuk mengetahui
kelemahan dan kekurangan, sebagai dasar perbaikan.
Tes formatif dimaksudkan sebagai tes yang digunakan untuk mengetahui
sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti proses belajar
mengajar.
Tes sumatif adalah tes yang digunakan untuk mengetahui penguasaan
kompetensi siswa dalam satuan waktu tertentu seperti catur wulan atau
semester.
Ditinjau berdasarkan bentuk pertanyaannya, tes dapat berbentuk objektif dan esay
(Hamzah B. Uno, dkk., 2001).
a. Tes objektif
2
Tes objektif adalah tes dimana keseluruhan informasi yang diperlukan untuk
menjawab tes telah tersedia dan peserta harus memilih salah satu alternatif
yang disediakan tersebut. Terdapat beberapa bentuk tes objektif, yaitu:
Tes benar salah
Tes benar salah adalah tes yang memuat pernyataan benar atau salah.
Peserta bertugas menandai masing-masing pernyataan itu dengan
melingkari huruf “B” jika pernyataan benar, dan “S” jika pernyataan
salah.
Bentuk tes benar salah saat ini jarang digunakan guru fisika. Padahal
melalui tes benar salah ini banyak domain belajar fisika yang bisa di gali,
misal: pemahaman konsep, kemampuan bernalar, analisis dan lain-lain.
Dua butir pertanyaan benar salah di atas dapat digunakan untuk
mengetahui pemahaman konsep siswa tentang segitiga dan lingkaran.
Tes pilihan ganda
Tes pilihan ganda adalah tes yang memuat serangkaian informasi yang
belum lengkap, dan untuk melengkapinya dilakukan dengan memilih
berbagai alternatif pilihan yang disediakan. Ada empat variasi tes pilihan
ganda, yaitu: tes pilihan ganda biasa, asosiasi, hubungan antar hal, dan
menjodohkan.
o Tes pilihan ganda, adalah soal yang disertai beberapa alternatif
jawaban dimana hanya tersedia 1 pilihan benar, dan siswa tugasnya
adalah memilih mana dari alternatif-alternatif tersebut yang benar.
o Tes asosiasi, merupakan modifikasi dari tes pilihan ganda biasa.
Bentuk asosiasi juga terdiri dari satu pernyataan dan beberapa
alternatif jawaban, hanya saja terdapat lebih dari satu jawaban yang
benar. Salah satu bentuknya adalah dengan mengikuti petunjuk
sebagai berikut: Petunjuk mengerjakan soal:
Pilihan a bila jawaban 1, 2, dan 3 benar
Pilihan b bila jawaban 1 dan 3 benar
Pilihan c bila jawaban 2 dan 4 benar
Pilihan d bila jawaban 4 saja yang benar
3
Saat ini bentuk tes ini jarang digunakan. Padahal bentuk tes ini tidak
kalah potensialitasnya dibanding tes pilihan ganda biasa. Dibanding
tes pilihan ganda biasa, tes bentuk ini lebih menuntut siswa bernalar,
melihat semua kemungkinan jawaban, dan juga melihat hubungan
antar bagian.
o Tes hubungan antar hal, adalah soal yang memuat pernyataan dan
alasan, denganpola memuat pernyataan dan memuat alasan. Petunjuk
pilihan:
(a) Jika pernyataan benar, alasan benar, dan ada hubungan sebab
akibat
(b) Jika pernyataan benar, alasan benar, dan tidak ada hubungan
sebab akibat
(c) Jika pernyataan benar, alasan salah
(d) Jika pernyataan salah, dan alasan salah
(e) Baik pernyataan maupun alasan salah
Tes ini jarang digunakan, padahal tes hubungan antar hal ini sangat
baik digunakan untuk mengukur banyak dimensi belajar fisika,
antara lain: kemampuan bernalar siswa, pemahaman konsep,
hubungan antar konsep, kemampuan berpikir matematis, dan lain-
lain.
o Tes menjodohkan, dalam bentuk tradisional item tes menjodohkan
terdiri dari dua kolom yang pararel. Tiap kata, bilangan, atau simbol
dijodohkan dengan kalimat, frase, atau kata dalam kolom yang lain.
Item pada kolom di mana penjodohan dicari disebut premis,
sedangkan kolom di mana pilihan dicari disebut respon. Tugas siswa
adalah memasangkan antara presmis dan respon berdasarkan aturan
yang ditentukan. Tes menjodohkan ini juga relatif jarang digunakan
dalam penilaian pembelajaran fisika. Padahal seperti halnya tes
hubungan antar hal, tes bentuk ini juga dapat digunakan untuk
mengukur banyak dimensi belajar fisika, antara lain: mengukur
kemampuan bernalar siswa, pemahaman konsep, hubungan antar
konsep, kemampuan berpikir matematis, dan lain-lain.
4
b. Tes esay
Tes esay adalah suatu bentuk tes yang terdiri dari pertanyaan atau perintah
yang menghendaki jawaban yang berupa uraian-uraian yang relatif panjang.
Tes ini dirancang untuk mengukur hasil belajar di mana unsur yang
diperlukan untuk menjawab soal dicari, diciptakan dan disusun sendiri siswa.
Siswa harus menyusun sendiri kata dan kalimat untuk menjawabannya.
Tujuan tes esay:
1. Merumuskan masalah
2. Mengorganisasi, mengintegrasikan dan menevaluasi gagasan dan
informasi.
3. Menerpakan pengetahuan dan keterampilan.
Tes esay diklasifikasikan menjadi beberapa bentuk, yiatu: uraian bebas (non
objektif), uraian terstruktur (objektif), jawaban singkat, dan isian
(melengkapi).
1. Uraian non objektif
Bentuk uraian bebas memberikan kebebasan untuk memberikan opini
serta alasan yang diperlukan. Jawaban siswa tidak dibatasi oleh
persyaratan tertentu.
2. Uraian objektif
Bentuk uraian terstruktur atau uraian terbatas meminta siswa untuk
memberikan jawaban terhadap soal dengan persyaratan tertentu.
3. Jawaban singkat
Tes jawaban singkat merupakan tipe item tes yang dapat dijawab dengan
kata, frasa, bilangan, atau simbol. Tes jawaban singkat menggunakan
pertanyaan langsung, dan siswa diminta memberi jawaban singkat, tepat
dan jelas.
4. Bentuk melengkapi (isian)
Item tes melengkapi hampir sama dengan jawaban singkat, yaitu
merupakan tipe item tes yang dapat dijawab dengan kata, frasa, bilangan
5
atau simbol. Bedanya, item tes melengkapi merupakan pernyataan yang
tidak lengkap, dan siswa diminta untuk melengkapi pernyataan tersebut.
Tes esay perlu lebih dikembangkan penggunaanya dalam penilaian
pembelajaran fisika. Penggunaan tes esay selama ini agak kurang karena
lebih dominan digunakan tes objektif. Padahal tes esay ini sangat baik
untuk penilaian pembelajaran fisika karena memberi kesempatan pada
siswa untuk menyusun jawaban sesuaidengan jalan pikirannya sendiri.
Saat ini memang telah muncul kecenderungan kesadaran kembali
menggunakan tes uraian, karena kesadaran bahwa:
Menurunnya hasil belajar fisika disinyalir karena dominannya tes
objektif
Tes pilihan ganda tidak memberi kesempatan siswa
mengkomunikasikan ide dengan tulisan karena terbiasa hanya
memilih dari alternatif yang sudah ada.
Terlalu dominannya tes objektif dapat menyebabkan kurangnya daya
analisis dan kemampuan berpikir karena terbiasa tes objektif yang bisa
tebak jawaban
Kekuatan tes esay adalah dalam mengukur hasil belajar yang
kompleks dan melibatkan level kognitif yang tinggi.
Melalui tes esay guru dapat mencermati proses berpikir siswa
2. Langkah Pengembangan Instrumen Tes
1. Menetapkan tujuan tes
Langkah awal dalam mengembangkan instrumen tes adalah menetapkan
tujuannya. Tujuan ini penting ditetapkan sebelum tes dikembangkan
karena seperti apa dan bagaimana tes yang akan dikembangkan sangat
bergantung untuk tujuan apa tes tersebut digunakan.
2. Melakukan analisis kurikulum
6
Analisis kurikulum dilakukan dengan cara melihat dan menelaah kembali
kurikulum yang ada berkaitan dengan tujuan tes yang telah ditetapkan.
Langkah ini dimaksudkan agar dalam proses pengembangan instrumen tes
selalu mengacu pada kurikulum (SKKD) yang sedang digunakan.
Instrumen yang dikembangkan seharusnya sesuai dengan indikator
pencapaian suatu KD yang terdapat dalam Standar Isi (SI).
3. Penyusunan kisi-kisi tes
Untuk menjaga agar soal tes yang kita susun tidak menyimpang dari
bahan/materi serta aspek yang akan diungkapkan dalam test, maka harus
dibuat tabel kisi-kisi. Kisi-kisi merupakan matriks yang berisi spesifikasi
soal-soal (meliputi SK-KD, materi, indikator, dan bentuk soal) yang akan
dibuat. Dalam kisi-kisi akan dicantumkan bahan pengajaran yang hendak
diukur, jenis kompetensi yang akan diukur, jumlah soal, bentuk soal, taraf
kesukaran maupun waktu yang cocok untuk melakukan ujian, dan
menentukan bentuk tes yang akan kita berikan.
Fungsi kisi-kisi: - Sebagai pedoman penulisan soal
- Sebagai pedoman perakitan soal
Syarak kisi-kisi: - Mewakili isi kurikulim
- Singkat dan Jelas
- Soal dapaat disusun sesuai dengan bentuk soal
Komponen Kisi-kisi :
- Identitas
- SK/KD/Indikator
- Materi Pembelajaran
- Indikator Soal: indikator soal sebagai pertanda atau indikasi pencapaian
kompetensi, indikator soal menggunakan kata kerja oprasional yang
dapat diukur
- Bentuk Tes
- Nomor Soal
4. Penulisan soal
7
Pada kegiatan menuliskan butir soal ini, setiap butir soal yang ditulis
harus berdasarkan pada indikator yang telah dituliskan pada kisi-kisi
dan dituangkan dalam spesifikasi butir soal. Bentuk butir soal
mengacu pada deskripsi umum dan deskripsi khusus yang sudah
dirancang dalam spesifikasi butir soal.
Kaidah Penulisan Soal Kompetensi
1. Berhubungan dengan kondisi pembelajaran di kelas atau di luar kelas
2. Berhubungan erat antara proses, materi, kompetensi dan pengalaman
belajar
3. Mengukur kompetensi peserta didik
4. Mengukur beberapa kemampuan yang diwujudkan dalam stimulus
soal
5. Mengukur kemampuan berpikir kritis
6. Mengandung pemecahan masalah
a. Soal Uraian
Soal Uraian adalah soal yang jawabannya menuntut peserta tes
untuk mengorganisasikan gagasan atau hal-hal yang telah dipelajarinya
dengan cara mengemukakan gagasan tsb dalam bentuk tulisan.
Kaidah Penulisan Soal Uraian
1. Soal sesuai dengan indikator
2. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sudah sesuai
3. Materi yang ditanyakan sesuai dengan tujuan pengukuran
4. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis pendidikan
atau tingkat kelas
5. Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban uraian
6. Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal
7. Ada pedoman penskorannya
8. Tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan
jelas dan terbaca
9. Rumusan kalimat soal komunikatif
8
10. Butir soal menggunakan bahasa yang baku
11. Tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan penafsiran
ganda atau salah pengertian
12. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu
13. Rumusan soal tidak mengandung kata/ungkapan yang dapat
menyinggung perasaan peserta didik
b. Soal Pilihan Ganda
Jenis Soal PG
Pokok Soal (stem) pertanyaan Diakhiri tanda ?
Pokok soal (stem) pernyataan /diakhiri tanda ….
Komponen soal PG
Stem (pokok soal) : pertanyaan-pertanyaan yang berisi masalah yang
akan dinyatakan
Option : sejumlah pilihan atau alternatif jawaban
Contoh Soal Pilihan Ganda
o Bila gelombang melalui celah sempit, maka terjadi...
A.Difraksi
B. Interferensi
C. Polarisasi
D.Refleksi
E. Refraksi
Kaidah Penulisan Soal Pilihan Ganda
1. Soal harus sesuai dengan indikator
2. Pengecoh harus berfungsi
3. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar
4. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
5. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar.
6. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif
ganda.
9
7. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi
materi.
8. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama
9. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan “Semua pilihan
jawaban di atas salah/benar”.
10. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun
berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka atau kronologis
waktunya.
11. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada
soal harus jelas dan berfungsi.
12. Rumusan pokok soal tidak menggunakan ungkapan atau kata
yang bermakna tidak pasti seperti: sebaiknya, umumnya, kadang-
kadang.
13. Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
14. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah
bahasa.
15. Bahasa yang digunakan harus komunikatif, sehingga
pernyataannya mudah dimengerti mahapeserta didik.
16. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat jika soal
akan digunakan untuk daerah lain atau nasional.
17. Pilihan jawaban jangan mengulang kata/frase yang bukan
merupakan satu kesatuan pengertian. Letakkan kata/frase pada
pokok soal
5. Melakukan telaah instrumen secara teoritis (validasi soal)
Telaah instrumen tes secara teoritis atau kualitatif dilakukan untuk
melihat kebenaran instrumen dari segi materi, konstruksi, dan bahasa.
Telaah instrumen secara teoritis dapat dilakukan dengan cara meminta
bantuan ahli/pakar, teman sejawat, maupun dapat dilakukan telaah
sendiri. Setelah melakukan telaah ini kemudian dapat diketahui
apakah secara teoritis instrumen layak atau tidak.
10
6. Melakukan ujicoba dan analisis hasil ujicoba tes
Sebelum tes digunakan perlu dilakukan terlebih dahulu uji coba tes.
Langkah ini diperlukan untuk memperoleh data empiris terhadap
kualitas tes yang telah disusun. Ujicoba ini dapat dilakukan ke
sebagian siswa, sehingga dari hasil ujicoba ini diperoleh data yang
digunakan sebagai dasar analisis tentang reliabilitas, validitas, tingkat
kesukaran, pola jawaban, efektivitas pengecoh, daya beda, dan lain-
lain. Jika perangkat tes yang disusun belum memenuhi kualitas yang
diharapkan, berdasarkan hasil ujicoba tersebut maka kemudian
dilakukan revisi instrumen tes.
7. Merevisi soal
Berdasarkan hasil analisis butir soal hasil ujicoba kemudian dilakukan
perbaikan. Berbagai bagian tes yang masih kurang memenuhi standar
kualitas yang diharapkan perlu diperbaiki sehingga diperoleh
perangkat tes yang lebih baik. Untuk soal yang sudah baik tidak perlu
lagi dibenahi, tetapi soal yang masuk kategori tidak bagus harus
dibuang karena tidak memenuhi standar kualitas. Setelah tersusun
butir soal yang bagus, kemudian butir soal tersebut disusun kembali
untuk menjadi perangkat instrumen tes, sehingga instrumen tes siap
digunakan. Perangkat tes yang telah digunakan dapat dimasukkan ke
dalam bank soal sehingga suatu saat nanti bisa digunakan lagi.
3. Kriteria Kompetensi dan Indikator Soal
a. Kriteria Kompetensi
1. Urgensi: KD/indikator/materi yang secara teoritis, mutlak harus dikuasai
oleh peserta didik.
2. Kontinuitas: KD/indikator/materi lanjutan yang merupakan pendalaman
materi sebelumnya.
3. Relevansi: yang diperlukan untuk mempelajari dalam bidang studi lain.
4. Keterpakaian: memiliki nilai terapan tinggi dalam kehidupan sehari-hari.
11
b. Indikator Soal
Indikator soal sebagai pertanda atau indikasi pencapaian kompetensi
Indikator menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur
Indikator mengacu pada materi pembelajaran sesuai kompetensi
4. Teknik Perumusan Indikator Soal
1. Bila soal terdapat stimulus
Rumusan indikatornya : Disajikan...., peserta didik dapat menjelaskan...
2. Bila soal tidak terdapat stimulus
Rumusan indikatornya : Peserta didik dapat membedakan....
Menuntut Penalaran Tinggi
Setiap soal :
1. Diberikan dasar pertanyaan (stimulus)
2. Mengukur kemampuan berpikir kritis
3. Mengukur keterampilan pemecahan masalah
Mengukur Kemampuan Berpikir Kiritis
1. Membandingkan
Jelaskan persamaan dan perbedaan antara ... dan ....
Bandingkan dua cara berikut tentang ....
2. Hubungan sebab-akibat
Apa penyebab utama ....
Apa akibat ....
3. Memberi alasan (justifying)
Manakah pilihan berikut yang kamu pilih, mengapa?
Jelaskan mengapa kamu setuju/tidak setuju dengan pernyataan
tentang ....
4. Meringkas
Tuliskan pernyataan penting yang termasuk ....
Ringkaslah dengan tepat isi ....
5. Menyimpulkan
Susunlah beberapa kesimpulan yang bersasal dari data..
12
Tulislah sebuah pernyataan yang dapat menjelaskan peristiwa
berikut ....
6. Berpendapat (inferring)
Berdasarkan ..., apa yang akan terjadi bila ....
Apa reaksi A terhadap ....
7. Mengelompokkan
Kelompokkan hal berikut berdasarkan ....
Apakah hal berikut memiliki ....
8. Menciptakan
Tuliskan beberapa cara sesuai dengan ide Anda tentang...
Lengkapilah cerita... tentang apa yang akan terjadi bila..
9. Menerapkan
Selesaikan hal berikut dengan menggunakan kaidah ....
Tuliskan ... dengan menggunakan pedoman ....
10. Analisis
Manakah penulisan yang salah pada paragraf ....
Daftar dan beri alasan singkat tentang ciri utama ....
11. Sintesis
Tuliskan satu rencana untuk pembuktian ....
Tuliskan sebuah laporan ....
12. Evaluasi
Apakah kelebihan dan kelemahan ....
Berdasarkan kriteria ..., tuliskanlah evaluasi tentang ....
Mengukur Keterampilan Pemecahan Masalah
1. Mengidentifikasi masalah
Contoh indikator soal:
Disajikan deskripsi suatu situasi/masalah, peserta didik dapat
mengidentifikasi masalah yang nyata atau masalah apa yang harus
dipecahkan.
2. Merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan
Contoh indikator soal:
13
Disajikan sebuah pernyataan yang berisi sebuah masalah, peserta didik
dapat merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan.
3. Memahami kata dalam konteks
Contoh indikator soal:
Disajikan beberapa masalah yang konteks kata atau kelompok katanya
digarisbawahi, peserta didik dapat menjelaskan maknanya yang
berhubungan dengan masalah itu dengan kata-katanya sendiri.
4. Mengidentifikasi masalah yang tidak sesuai
Contoh indikator soal:
Disajikan beberapa informasi yang relevan dan tidak relevan terhadap
masalah, peserta didik dapat mengidentifikasi semua informasi yang
tidak relevan.
5. Memilih masalah sendiri
Contoh indikator soal:
Disajikan beberapa masalah, peserta didik dapat memberikan alasan
satu masalah yang dipilih sendiri, dan menjelaskan cara
penyelesaiannya.
6. Mendeskripasikan berbagai strategi
Contoh indikatir soal:
Diasajikan sebuah pernyataan masalah, peserta didik dapt memecahkan
masalah ke dalam dua cara atau lebih, kemudian menunjukkan
solusinya ke dalam gambar, diagram, atau grafik.
7. Mengidentifikasi asumsi
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan masalah, peserta didik dapat memberikan
solusinya berdasarkan pertimbangan asumsi untuk saat ini dan yang
akan datang.
8. Mendeskripsikan masalah
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan masalah, peserta didik dapat
menggambarkan sebuah diagram atau gambar yang menunjukkan
situasi masalah.
14
9. Memberi alasan masalah yang sulit
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah masalah yang sukar dipecahkan atau informasi
pentingnya dihilangkan, peserta didik dapat menjelaskan mengapa
masalah ini sulit dipecahkan atau melengkapi informasi penting yang
dihilangkan.
10. Memberi alasan solusi
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan masalah dengan dua atau lebih
kemungkinan solusinya, peserta didik dapat memilih satu solusi yang
paling tepat dan memberikan alasannya.
11. Memberi alasan strategi yang digunakan
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan masalah dengan dua atau lebih strategi
untuk menyelesaikan masalah, peserta didik dapat memilih satu strategi
yang tepat untuk menyelesaikan masalah itu dan memberikan
alasannya.
12. Memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah cerita, kartun, grafik atau tabel dan sebuah pernyataan
masalah, peserta didik dapat memecahkan masalah dan menjelaskan
prosedur yang dipergunakan untuk menyelesaikan masalah.
13. Membuat strategi lain
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan masalah dan satu strategi untuk
menyelesaikan masalahnya, peserta didik dapat menyelesaikan masalah
itu dengan menggunakan strategi lain.
14. Menggunakan analogi
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan masalah dan strategi penyelesaiannya,
peserta didik dapat: (1) mendeskripsikan masalah lain (analog dengan
15
masalah ini) yang dapat diselesaikan dengan menggunakan strategi itu,
(2) memberikan alasannya.
15. Menyelesaikan secara terencana
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah situasi masalah yang kompleks, peserta didik dapat
menyelesaikan masalah secara terencana mulai dari input, proses,
output, dan outcomenya.
16. Mengevaluasi kualitas solusi
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan masalah dan beberapa strategi untuk
menyelesaikan masalah, peserta didik dapat: (1) menjelaskan dengan
menerapkan strategi itu, (2) mengevaluasinya, (3) menentukan strategi
mana yang tepat, (4) memberi alasan mengapa strategi itu paling tepat
dibandingkan dengan strategi lainnya.
17. Mengevaluasi strategi sistematikanya
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan masalah, beberapa strategi pemecahan
masalahnya, dan prosedurnya, peserta didik dapat mengevaluasi strategi
pemecahannya berdasarkan prosedur yang disajikan.
5. Kelebihan dan Kelemahan Tes
a. Tes Essay
Kelebihan:
a) Menyusun soal sangat mudah
b) Testee bebas menjawab
c) Testee melatih mengemukakan gagasan
d) Lebih ekonomis
Kelemahan:
a) Kurang efektif untuk materi yang scopnya luas
b) Jawabannya kurang heterogen menyulitkan tester
16
c) Baik-buruk tulisan, panjang pendek, tidak sama jawaban
menimbulkan penskoran kurang efektif
d) Salah pengertian dalam memahami soal tes
e) Koreksi memerlukan waktu dan ketelitian
b. Tes Objektif
Kelebihan :
a) Menilai bahan pelajaran scopnya luas
b) Jawaban bebas terpimpin
c) Dinilai secara objektif
d) Pemeriksaan mudah dan cepat
Kelemahan :
a) Kurang memberi kesempatan menyatakan gagasan
b) Testee mencoba-coba, spekulasi
c) Memerlukan ketelitian, waktu cukup lama
d) Kurang ekonomis
Daftar Pustaka
Ekawati, Estina dan Sumaryanta. 2011. Pengembangan Instrumen Penilaian Pembelajaran Matematika SD/SMP. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional.
Hamzah B. Uno, dkk. 2001. Pengembangan Instrumen untuk Penelitian. Jakarta: Delima Press
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka (offline)
Suryadi. Teknik Menyusun Alat Evaluasi dan Analisis Hasil Belajar (online) . diakses pada 1 Oktober 2012.
17
Top Related