1
Pengembangan Aplikasi Penentu Arah Kiblat Berdasarkan Global Positioning System
(GPS) dan Arah Bayangan Matahari pada Smartphone Berbasis Android
Hasan Asy’ari Arief1, Agus Zainal Arifin
2, Ary Mazharuddin S
3
1,2,3 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS Sukolilo Surabaya, 60111, Indonesia [email protected], 2
[email protected], [email protected]
Abstrak
Arah kiblat merupakan sesuatu yang sangat penting
bagi seorang Muslim. Karena menghadap kiblat
merupakan prasyarat diterimanya ritual ibadah shalat
seseorang. Ada banyak metode yang dapat digunakan
untuk menentukan arah Kiblat di suatu tempat,
diantaranya dengan menggunakan kompas, menentukan
Kiblat pada hari Rasydul Qiblat, menggunakan bantuan
peta bumi seperti pada aplikasi Qiblalocator, maupun
dengan menggunakan metode penentu Kiblat dengan
bantuan arah bayangan Matahari. Dalam tulisan ini
dibahas salah satunya, yaitu pembangunan aplikasi
penentu arah Kiblat pada smartphone berbasis Android
dengan menggunakan Global Positioning System (GPS)
dan arah bayangan matahari.
Menentukan arah Kiblat dengan menggunakan
bayangan Matahari adalah dengan menggunakan
bayangan Matahari sebagai pengkalibrasi azimuth
Gnomon (azimuth bayangan Matahari) dan azimuth
Kiblat. Azimuth Gnomon dapat diperoleh dengan
perhitungan azimuth Matahari yang didasarkan pada
variabel posisi suatu tempat (koordinat lintang dan
bujur) dan variabel waktu yang diambil tepat pada saat
akan menentukan arah Kiblat. Output dari hasil
implementasi perhitungan tersebut pada smartphone
berbasis Android berupa tampilan gambar sudut yang
dibentuk azimuth Gnomon dan azimuth Kiblat. Tampilan
gambar sudut itulah nantinya yang akan dikalibrasi
dengan bayangan Matahari untuk memperoleh arah
Kiblat yang tepat.
Dari hasil uji coba diketahui bahwa aplikasi ini
memberikan hasil yang tepat dan presisi dalam
menentukan arah Kiblat. Untuk perhitungan azimuth
Kiblat, aplikasi ini memiliki hasil yang sama terhadap
aplikasi lainnya, seperti Qiblalocator maupun
Qiblacompass.
Kata kunci: Azimuth Kiblat, Azimuth Gnomon, Azimuth
Matahari, GPS, Arah Kiblat, Android
1. Pendahuluan
Arah Kiblat merupakan prasyarat umat muslim
dalam menjalankan ibadah shalat. Dimanapun posisi
mereka berada, dalam menjalankan ritual shalat, mereka
harus menghadap ke arah yang sama yaitu posisi Ka’bah
di Mekkah.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk
menentukan arah Kiblat.
Metode yang paling sederhana adalah dengan
menggunakan kompas [1]. Hanya saja metode ini
dianggap kurang akurat, karena terlalu banyak medan
magnet disekitar kompas yang menggangu akurasi
penentuan arah oleh kompas itu sendiri. Pengunaan
bahan-bahan bersifat magnetis seperti besi, baja dan
berbagai perangkat elektronik juga menjadi penyebab
menyimpangnya titik utara yang ditunjuk oleh kompas.
Metode lainnya adalah menggunakan bayangan
Matahari, dimana sekitar tanggal 26-30 Mei pukul 16.18
WIB dan 13-17 Juli pukul 16.27 WIB Matahari tepat
berada di atas kota Mekkah. Pada saat itu Matahari yang
tampak dari semua penjuru Bumi dapat dijadikan
penunjuk lokasi Kabah. Begitu pula bayangan benda
tegak pada waktu itu juga dapat menjadi menentu arah ke
Kiblat [2]. Hanya saja, metode ini hanya dapat digunakan
pada tanggal-tanggal tertentu saja, sehingga kurang
aplikatif untuk diterapkan.
Metode yang lebih modern yaitu penentuan arah
Kiblat adalah dengan menggunakan Google Map. Yaitu
dengan cara menarik garis lurus dari posisi kita berada,
dengan posisi Ka’bah di Mekkah, sehingga dapat
ditentukan arah Kiblat dengan mudah. Layanan ini dapat
diakses di http://www.qiblalocator.com/. Metode ini
menggunakan Google Map sebagai acuan, dimana map
yang ada pada Google Map hanya merupakan tempelan
dari peta-peta yang ada sebelumnya sehingga bentuk
peta, bola bumi dan akurasi arahnya masih dipertanya-
kan kebenarannya. Masalah lainnya adalah tidak semua
wilayah telah di-capture oleh Google Map, sehingga
untuk wilayah tertentu, metode ini tidak dapat
digunakan.
Metode lain penentuan arah Kiblat adalah dengan
menggunakan alat yang diberi nama Mizwala Qibla
2
Finder. Metode ini digunakan untuk menentukan arah
Kiblat melalui pengkalibrasian azimuth Kiblat dengan
azimuth Gnomon (azimuth bayangan Matahari) [3].
Dengan berbekal garis lintang bujur, serta waktu
pengukuran, alat ini dapat menentukan posisi Kiblat
secara tepat. Pengimplementasian metode ini secara
manual yaitu memerlukan alat yang dapat memberikan
posisi titik lintang dan bujur di suatu tempat, seperti
Global Positioning System (GPS). Metode ini juga
memerlukan bantuan komputer untuk melakukan
penghitungan azimuth Matahari dan azimuth Gnomon
melalui Mizwala Software. Dilain sisi, metode ini juga
memerlukan bantuan bayangan Matahari dan alat
Mizwala Qibla Finder untuk proses penentuan arah
Kiblat.
Oleh karena itu dalam tulisan dikembangkan suatu
aplikasi yang mengautomatisasi metode penentuan arah
Kiblat dengan bayangan Matahari menggunakan
smartphone berbasis Android. Yaitu mulai dari
pengambilan koordinat lintang dan bujur menggunakan
GPS Android, proses automatisasi perhitungan nilai
azimuth Gnomon maupun azimuth Kiblat, sampai proses
menampilkan gambar visualisasi sudut antara bayangan
Matahari dan arah Kiblat pada handset Android. Yang
pada akhirnya diharapkan dapat tercipta sebuah alat yang
mudah dan akurat dalam penentuan arah Kiblat.
2. Perancangan dan Implementasi Sistem
2.1 Arsitektur aplikasi
Dalam tulisan ini telah dikembangkan sebuah
aplikasi untuk mengetahui arah Kiblat tanpa mengguna-
kan kompas. Aplikasi ini merupakan implementasi dari
sebuah rangkaian sistem penentu arah Kiblat dengan
bantuan bayangan Matahari. Tujuan dari dikembangkan-
nya aplikasi ini adalah agar sistem penentuan dengan arah
kiblat yang dianggap manual, karena harus menggunakan
GPS untuk menentukan kordinat, komputer untuk
melakukan kalkulasi serta menggunakan gambar manual
untuk mengkalibrasi hasil kalkulasi dengan bayangan
Matahari, dapat di automatisaisi dalam aplikasi yang
lebih praktis. Aplikasi ini dinamakan MiwahDroid
(Mizwalah - Android).
MizwahDroid merupakan aplikasi yang meng-
automatisasi perhitungan azimuth penentu arah Kiblat
yaitu azimuth Kiblat dan Gnomon azimuth. Yang
kemudian hasilnya dikalibrasikan dengan posisi bayangan
Matahari secara aktual. Proses pengukurannya
membutuhkan bantuan GPS yang ada di android sebagai
titik pengamatan.
Mengambil Koordinat
Lintang dan Bujur Dari GPS
android
Mengambil Waktu (Date
Time) aktual saat ini
Melakukan
perhitungan
Azimuth Kiblat
Melakukan
perhitungan
Azimuth Matahari
Menghitung
Gnomon Azmuth
(Back Azimuth)Membuat Sudut
antara Back
Azimuth dan
Azimuth Kiblat
Menampilkan Sudut Back
Azimuth dan Azimuth Qiblat
pada Android View
Gambar 2.1. Alur sistem MizwahDroid secara umum.
Gambar 2.1 merupakan alur sistem Mizwah-Droid
secara umum. Inputan yang digunakan adalah koordinat
yang dihasilkan oleh GPS yang ada di Android, serta
waktu aktual yang ada.
Dari Gambar 2.1 kemudian diperoleh dua inputan
nilai lintang adan bujur. Dari nilai tersebut dilakukan
perhitungan azimuth Kiblat terhadap posisi titik lintang
dan bujur melalui perhitungan (spherical triangle).
Perhitungan azimuth Matahari dan Gnomon azimuth juga
berdasarkan posisi titik lintang dan bujur ditambahkan
waktu aktual yang digunakan untung menghitung variabel
Matahari yang digunakan untuk memperoleh nilai
azimuth Matahari yang presisi. Setelah diperoleh nilai
dari azimuth Kiblat dan Gnomon azimuth, nilai itu
dikalibrasikan agar bisa membentuk sudut. Berdasarkan
sudut itu dan bantuan bayangan Matahari, arah Kiblat
yang tepat dapat ditentukan.
Untuk dapat menggunakan aplikasi ini dengan baik,
maka perangkat mobile yang dianjurkan memiliki
spesifikasi sebagai berikut:
Memiliki System Aplikasi android, Froyo 2.2
Mendukung aplikasi Java.
Fitur GPS yang aktif
Serta dibutuhkan juga waktu dimana bayang-bayang
Matahari dapat terlihat dengan jelas. Sehingga disarankan
dalam proses penentuan Kiblat menggunakan aplikasi ini,
sebaiknya pada saat cuaca cerah, yaitu waktu Matahari
terlihat dengan jelas.
3
2.1. Implementasi perhitungan arah Kiblat
Gambar Error! No text of specified style in document..2
Spherical Trigonometry metode untuk menghitung azimuth
Kiblat [2].
Dalam sistem navigasi terdapat istilah azimuth yaitu
sudut antara utara sejati (nol derajat) dengan titik/sasaran
yang kita tuju relatif terhadap sudut utara. Sudut azimuth
pada masing-masing titik dihitung berdasarkan sudut arc-
tangent antara perbedaan lattitude dengan lokasi
pengguna dibagi dengan perbedaan longitude.
Dengan menggunakan data koordinat lintang dan
bujur, serta waktu realtime, aplikasi ini melakukan
perhitungan azimuth Kiblat dengan menggunakan
pendekatan rumus spherical triangle, dan perhitungan
azimuth Matahari menggunakan sudut-sudut inklinasi
matahari.
Alur sistemnya adalah data yang ada di database
konfigurasi maupun yang diperoleh dari perangkat GPS,
dimanupulasi dengan menggunakan rumus spherical
triangle untuk mendapatkan azimuth Kiblat sebagai
patokan titik Kiblat pada posisi yang akan ditentukan.
Titik azimuth ini yang akan menjadi patokan penentu arah
Kiblat nantinya.
Setelah memperoleh nilai azimuth Kiblat dan
Gnomon azimuth, kemudian nilai-nilai tersebut digunakan
untuk membentuk sudut yang akan ditampilkan dalam
layar android sebagai tampilan akhir aplikasi.
- Perhitungan azimuth Kiblat
Untuk menghitung azimuth Kiblat perhatikan
Gambar 2.2. Dengan aturan Spherical Trigonometry
didapatkan [2] :
(
)
dengan:
.
Gambar 2.3 Ilustrasi Azimuth Matahari.
Dari manipulasi rumus tersebut, bisa didapatkan
nilai q yang merupakan nilai azimuth Kiblat yang akan
menjadi acuan penentuan arah Kiblat.
Adapun pseudecode yang digunakan untuk
menghitung azimuth Kiblat adalah sebagai berikut:
Function Name -> qiblatposs
Parameter -> none
Algorithm
SET titik_A <- (90 – Lintang)
SET titik_B <- (90 – Lintang_Kiblat)
SET titik_C <- (Bujur –Bujur_Kiblat)
CALCULATE
sinA x ctgB = sin( phi / 180 * titik_A) / tan(
phi / 180 * titik_B)
sinC = sin (phi / 180 * titik_C)
cosA x Ctg C = cos ( phi /180 * titik_A ) / tan
( phi / 180 * titik_C)
cotan B = sinA x ctgB / sinC – (cosA x Ctg C)
tanB = 1 /CotanB
B = atan (tanB) / phi / 180
Return –(B)
Return Value ->Azimuth QIblat {Point Azimuth}
- Perhitungan azimuth Matahari
Pada Gambar 2.3, terdapat garis merah melegkung
dengan tanda azimuth, itulah yang disebut sebagai
azimuth Matahari. Karena azimuth Matahari yang
dibentuk antara posisi Matahari terhadap lokasi
pengamatan dan titik utara sejati.
Berdasarkan nilai-nilai variabel dan sudut inklinasi
matahari, azimuth Matahari dapat dihitung dengan rumus
berikut:
S =
(
(( (
) (
) (
)
( ) (
)
))
)
(
||),
dengan:
S = Azimuth of Sun, DA = Declanation Apparent, h = Altitude, = Sudut Theta,
4
Adapun pseudecode untuk menghitung Azimuth
Matahari adalah sebagai berikut:
Function Name->Azimuth
Parameter ->Declinationapparen, Altitude,Theta
Algorithm
Azimuth =(180-acos((Math.sin( Declination_appa-rent * Math.PI/180)-Math.sin(Lintang
*Math.PI/180)*Math.sin(Altitude()*Math.PI/180))/
(Math.cos(Lintang*Math.PI/180)*Math.cos(Altitude
()*Math.PI/180)))/
(Math.PI/180))*Theta()/Math.abs(Theta());
Return Value ->Azimuth
- Perhitungan Azimuth Gnomon
Gnomon Azimuth atau arah bayangan Matahari,
merupakan sudut yang dibentuk berlawanan 180o
terhadap azimuth Matahari [3]. Atau secara matematis
dapat dituliskan menjadi:
.
Dengan berdasarkan Gnomon azimuth dan azimuth
Kiblat, nilai tersebut bisa dikalibrasikan secara langsung
dengan posisi bayangan Matahari yang aktual. Sehingga
tanpa harus mengetahui posisi utara yang sebenarnya,
dapat diketahui posisi Kiblat secara tepat dari daerah
pengamatan.
Adapun pseudocode unutk Gnomon Azimuth
adalah sebagai berikut:
Function Name ->Mizwah
Parameter -> Azimuth Matahari
Algorithm
output = 0;
if (Azimuth Matahari< 180)
output = 180 + Azimuth Matahari
else
output = Azimuth Matahari -180;
return output;
Return Value ->Gnomon Azimuth
3. Uji Coba dan Evaluasi
Uji coba dibagi menjadi 2 bagian yaitu uji coba
fungsionalitas dan uji coba non fungsionalitas. Uji coba
fungsionalitas meliputi semua kebutuhan fungsional pada
aplikasi. Sedangkan uji coba non fungsionalitas dilakukan
untuk melihat performa.
3.1 Uji coba fungsionalitas
Uji coba fungsionalitas terdiri atas:
- Uji coba pengambilan koordinat melalui GPS
- Uji coba input manual posisi lintang dan bujur
- Uji coba update database
- Uji coba sinkronisasi database
3.2 Uji coba non fungsionalitas.
Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
akurasi penghitungan nilai azimuth pada implementasi
rumus azimuth Kiblat maupun Gnomon azimuth.
Skenario uji coba dijalankan dengan cara
membandingkan hasil perhitungan sudut azimuth yang
diperoleh dari aplikasi dengan perhitungan sudut azimuth
hasil perhitungan pada aplikasi yang telah ada.
Metode uji coba yang pertama dengan membanding-
kan nilai azimuth Kiblat yang dihasilkan dari kalkulasi
file Mizwah App, Qiblalocator, serta aplikasi Mizwah-
Droid. Hasil ujinya ditampilkan pada Tabel 3.1.
Dari Tabel 3.1 terlihat nilai yang dihasilkan oleh
MizwahDroid tidak jauh berbeda dengan aplikasi yang
sudah ada pada umumnya. Terlihat dari rata-rata selisih
yang ada tidak signifikan dan tidak menjadikan
penggunaan arah Kiblat menjadi tidak akurat. Sehingga
disimpulkan perhitungan azimuth Kiblat pada Mizwah-
Droid menghasilkan nilai yang benar dan dapat dijadikan
patokan.
Uji coba ini dengan melakukan pembandingan
antara nilai yang dihasilkan oleh perhitungan Mizwah
Calculator dengan aplikasi MizwahDroid. Uji coba ini
menggunakan Lintang bernilai -7.28, Bujur bernilai
112.7893 dan Timezone = + 7.
Dari Tabel 3.2 terlihat rata-rata selisih yang
dihasilkan oleh MizwahDroid tidak jauh berbeda dengan
aplikasi Mizwah Calculator seperti yang diperlihatkan
pada field selisih. Dengan memperhatikan nilai azimuth
Gnomon MizwahDroid dan nilai azimuth Gnomon
Mizwah Calculator, selisih yang ada tidak signifikan dan
tidak menjadikan penggunaan arah Gnomon azimuth
menjadi tidak akurat. Sehingga disimpulkan perhitungan
Gnomon azimuth pada MizwahDroid menghasilkan nilai
yang benar dan dapat dijadikan patokan.
Tabel 1 Tabel perbandingan azimuth Kiblat menggunakan
beberapa aplikasi perhitungan.
No Lintang Bujur Mizwahdroid
Mizwah App Qiblalocator
Nilai Selisih Nilai Selisih
1 -6.75 106.6 295.37 295.38 -0.01 295.37 0.00
2 -12.35 78.08 311.67 311.67 0.00 311.55 0.12
3 1.00 78.08 301.43 301.43 0.00 301.25 0.18
4 -42.00 43.00 356.69 356.68 0.01 356.69 0.00
5 9.40 0.08 67.81 67.75 0.06 67.77 0.04
Rata- rata Selisih
0.012
0.068
5
Tabel 2. Perbandingan azimuthGnomon menggunakan Mizwah
Calculator dan Mizwahdroid.
Waktu Mizwah
MizwahDroid Selisih
Tanggal Jam Deg Min Decimal
28-Jun-11 13:11:33 142 10 142.16667 142.04011 -0.12656
28-Jun-11 13:11:34 142 9 142.15000 142.02980 -0.12020
28-Jun-11 13:11:35 142 9 142.15000 142.02805 -0.12195
28-Jun-11 13:11:36 142 9 142.15000 142.02636 -0.12364
28-Jun-11 13:11:37 142 8 142.13333 142.02146 -0.11187
28-Jun-11 13:11:38 142 8 142.13333 142.01662 -0.11671
28-Jun-11 13:11:39 142 8 142.13333 142.01175 -0.12159
28-Jun-11 13:11:40 142 8 142.13333 142.00861 -0.12473
28-Jun-11 13:11:41 142 7 142.11667 142.00369 -0.11298
28-Jun-11 13:11:42 142 7 142.11667 141.99916 -0.11751
28-Jun-11 13:11:43 142 7 142.11667 141.99464 -0.12202
28-Jun-11 13:11:44 142 7 142.11667 141.99015 -0.12652
28-Jun-11 13:11:45 142 6 142.10000 141.98554 -0.11446
28-Jun-11 13:11:46 142 6 142.10000 141.98082 -0.11918
28-Jun-11 13:11:47 142 6 142.1000 141.97611 -0.12389
28-Jun-11 13:11:48 142 5 142.08333 141.97143 -0.11191
28-Jun-11 13:11:49 142 5 142.08333 141.96681 -0.11652
28-Jun-11 13:11:50 142 5 142.08333 141.96219 -0.12114
28-Jun-11 13:11:51 142 5 142.08333 141.95768 -0.12565
Rata-rata selisih -0.11995
Gambar 3.1 Uji Coba dengan menggunakan MizwahDroid.
Gambar 3.2 Uji Coba dengan menggunakan QiblaLocator.
Gambar 3.3 Uji Coba dengan menggunakan Qiblacompas.
- Uji coba penentuan arah Kiblat
Uji coba ini dilakukan dengan cara memban-
dingkan arah Kiblat yang diukur dengan beberapa metode
penentu arah, antara lain menggunakan Qiblacompass,
Qiblalocatordan aplikasi MizwahDroid.
Penggunaan MizwahDroid untuk menentukan arah
Kiblat di tunjukkan seperti Gambar 3.1, yaitu dengan
mengkalibrasikan sudut bayangan Matahari dengan sudut
mizwah (azimuth Gnomon) seperti yang ditunjuk garis
merah pada Gambar 3.1. Sedangkan sudut Kiblat (Azi-
muth Kiblat) yang ditunjuk adalah 294.02557o. Diberikan
juga garis hitam sebagai penunjuk arah Kiblat agar bisa
dibandingkan nantinya dengan menggunakan Qibla-
compas.
Dengan menggunakan Qiblalocator seperti terlihat
pada Gambar 3.2, azimuth Kiblat ditunjuk pada sudut
294.03 N. Nilai tersebut berbeda sangat tipis dengan
azimuth yang ditunjuk oleh MizwahDroid yaitu
294.02557o
yang terlihat pada Gambar 3.1. Begitu pula
Arah Kiblat:
Azimuth Kiblat:294.02557o
Arah Kiblat Kompas
Arah Kiblat MizwahDroid
6
dengan hasil pengkalibrasian arah bayangan, garis acuan
yang digunakan juga menampilkan garis yang sama
dengan yang ada pada Qiblalocator.
Uji coba dengan aplikasi lainya yaitu dengan
menggunakan aplikasi Qiblacompass. Dengan mengguna-
kan aplikasi Qiblacompass yang ada di android seperti
ditampilkan Gambar 3.3, terlihat sudut yang diarahkan
dengan aplikasi tersebut (garis merah) searah/sejajar
dengan garis hitam(hijau) yang merupakan garis yang
diperoleh setelah menggunakan aplikasi MizwahDroid.
Garis tersebut sebelumnya diperoleh dari proses
pengkalibrasian output azimuth Gnomon dan azimuth
Kiblat aplikasi MizwahDroid dengan bayangan Matahari.
Sejajarnya garis yang dihasilkan oleh MizwahDroid dan
Qiblacompass memberikan kesimpulan bahwa aplikasi
MizwahDroid memberikan output yang benar untuk
menentukan arah Kiblat. Terlebih karena aplikasi
MizwahDroid berdasarkan perhitungan matematis arah
bayangan Matahari yang tidak dipengaruhi oleh medan
magnet seperti alat penentu arah Kiblat lainya maka
hasilnya bisa dikatakan presisi. Sehingga disimpulkan uji
coba MizwahDroid sebagai aplikasi penentu arah Kiblat
memberikan hasil yang benar dalam penentuan arah
Kiblat dan presisi dalam perhitungan implementasi nilai
azimuth Gnomon maupun azimuth Kiblat.
4. Kesimpulan dan Saran
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan selama perancangan,
implementasi, dan uji coba perangkat lunak, dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Aplikasi penentu arah Kiblat yang presisi
berdasarkan arah bayangan Matahari dapat dibangun
pada smarthphone berbasis Android yang memiliki
perangkat Global Posititioning System (GPS).
2. Azimuth Kiblat dihitung menggunakan pendekatan
Spherical Trigonometri dan Azimuth Gnomon
dihitung dengan Nilai-nilai Variabel Matahari.
3. Titik Utara sejati dapat ditentukan dengan
menggunakan Azimuth Gnomon atau Arah
Bayangan Matahari sehingga tidak terpengaruh oleh
medan magnet.
Kelebihan aplikasi MizwahDroid adalah penunjukan
arah Kiblat secara presisi tanpa terpengaruh medan
magnet seperti umumnya aplikasi penentu arah Kiblat
lainnya. Namun terdapat kekurangan yaitu proses
pengkalibrasian arah Kiblat dengan bayangan Matahari
yang cukup rumit dan sulit digunakan, serta waktu
pengambilan arah Kiblat yang harus siang hari atau
kondisi bayangan Matahari gampang terlihat.
4.2 Saran
Berikut adalah beberapa saran yang bisa digunakan
untuk pengembangan aplikasi dimasa yang akan datang
berdasarkan analisa terhadap fase perancangan,
implementasi dan uji coba.
1. Untuk kemudahan penggunaan aplikasi kedepannya,
diharapkan aplikasi ini dilengkapi fitur penggunaan
sensor accelerometer, sehingga dapat digunakan
kapanpun dan dimanapun.
2. Formula yang digunakan untuk menentukan azimuth
Matahari masih menggunakan formula dengan akurasi
rendah (selisih ±0.003o). Sehingga untuk
pengembangan kedepannya, diharapkan bisa
menggunakan formula terbaru yaitu Algoritma Meeus
dengan akurasi tinggi, karena melibatkan berbagai
sudut-sudut eliptika terbaru.
3. Dapat di-implementasi-kan aplikasi penentu arah
Kiblat untuk device lain seperti Blackberry karena
sama–sama berbasis Java sehingga dari sisi
programming lebih mudah.
5. Daftar Pustaka
[1] Ibrahim, M.Z. & Norashikin, M.Z., Universal Qibla
and Prayer Time Finder, Pahang : World Academy
of Science, Engineering and Technology. 2009.
[2] Abdali, S. Kamal, The Correct Qibla, Washington,
1997.
[3] Meeus, Jean, Astronomical Algorithms. Virginia:
Willmann-Bell, 1998. ISBN 0-943396-61-1.
[4] Montenbruck, Oliver, Practical Ephemeris
Calculations. Berlin: Springer Verlag, 1989. ISBN
3-540-50704-3.
[5] Weisstein, Eric, The CRC Concise Encyclopedia
of Mathematics. CRC Press, 1999.
[6] Cormen, Thomas H., et al, Introduction to
Algorithms, Second Edition. s.l. : The MIT Press,
2001. ISBN:0262032937.
[7] Hajewaming, Niweateh, Astronomical Calculation
Of Islamic Times And Qibla Direction, Pattani:
33rd Congress on Science and Technology of
Thailand. 200.
[8] Massati, Ahmad, The Making of Prayer Circles
(PC) and Prayer Direction Circles (PDC) Map,
UAE: United Arab Emirates University.
[9] Mintsis,G. , S. Basbas, P. Papaioannou, C.
Taxiltaris, I.N. Tziavos, Applications of GPS
technology in the land transportation system.
Proceeding of European Journal of Operational
Research 152 (2004) 399–409.
Top Related