PENGARUHPOLAASUH
TERI-IADAP I<EPERCA YAAN DIRI ANAK
Oleh
i RfNI KURNIASIH
NI· : 198070014527
I !
FAKtLTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLA11 NEGERI SY ARIF I-IIDA Y ATULLAI I
I JAKARTA
f 425 HI 2004 !VI ' '
' \/
0
PENGARUll l'OLA .\.Sli!I TERl!.\D.\P J(i':l'ERC \ \/\.\:"i Dll~l
SKRIPSI
Diajukan :<cpada h~kultas Psikologi Untuk Mcmenuhi Svarat- SyarnL
Mcncapai Uclar Sarjana l'sikologi
F'ernbimbing I
Olch
RINI KURNIASIH 1981914527
Di bawah Bimbingan
Di,~ Pembimbing II
Ora. Afidah Mas'ud
Fakultas Psikologi
Ur:i~1ersitas Islam f;iegerl Syarif Hidayatullali
Jakarta
1424 H/ 2004 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul "PENGARllH POLA ASllH TERHADAP
KEPERCA Y AAN DIRI", tclah diujikan dalam Sidang Skripsi Fakultas Psikologi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pacia tanggal 11 Februari 2004. Skripsi ini telah
diterima scbagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata I
(SI) pada Fakultas Psikologi.
Dekan/
Ketua Merangkap Anggota
Dra. Hj. Netty Hartati, M.Psi NIP. 150 021 5938
Drs. Choliluddin. AS MA Penguji I
o~s; Pembimbing I
Sidang Skripsi
Anggota
Jakarta, 11 Februari 2004
Pembantu Dekan/
ngkap Anggota
/
Dra. H. Zahn NIP
Dr·. Fadhilah Surala a M.Si Penguji II
Dra. Afidah Mas'ud, M.Pd Pernbimbing II
KAT A PENGANTAR
Alhamdulillah, puji serta syukur penulis panjatkan atas kehadi1<1n .\llah
SWT yang telah memberikan kekuatan dan kesabaran scrta kesehatan lahir dan ba1in
kepada penulis dalam mengerjakan skripsi ini.
Penulis 1nenyadari akan ketcrbatasan pengetahuan. pengala111a11 dan
kemampuan yang dimiliki, tetapi berkat dorongan, bi111bingan, nasehat 'erta b.intu""
dari berbagai pihak, maka penulis dapal 111enyeleoaikan skripsi ini walaupun drngan
basil yang jauh dari sempurna. Beribu terima kasih penulis, ticlak akan bisa 111e111halas
semua pihak yang telah membantu memberikan clorongan kepacla pcnulis hallla du'a
dan terima kasih yang menclalam penulis sampaikan kepada:
Bapak clan [mak tcrsayang. Ayahanda M,IVlnchyi clan B111•da R11s111i11i
yang selalu clan tiada pernah putus memberikan clorong(ln moral dan matcnl 'L'll,1
yang tiada bosen memberikan do'a dan 111erestui setiap langkah 1111 vanµ ,elalu
memendam duka disaat penulis berbuat salah, yang selalu sabar dis.iat n1t·n~.il.11111
kekurangan dan yang selalu mengingatkan cliri ini kepada Tuhan. l'capan
terimakasih ticlak akan cukup untuk membalas se111ua ... hanya clo'a va11~ b"" pc-11111"
panjatkan agar mereka sehat selalu ..
Keluarga besar Ayahanda R. Tatang Kosasih (Alm) dan lhunda Karlini,
yang msya Allah jika di Atas merestui menjadi ayah clan ibu mertuaku Trn111a b'ih
atas setiap do'anya clan yang selalu .. selalu .. clan selalu membuat din 1111 tega1
menjalankan tunangan ini , sampai saat ini bcrusia 2 th lcbih. Do«1l-,u sl'lalu 111!-,
Bunda dan Almarhum di sana.
Semua kakakku tersayang keluarga Besar M. Muchyi '""'" ,clalu
membantu n1e1nberikan dorongan n1oral kepada penulis dengan sayang yang t1ada
putus . Yanto + Edi, Teruntuk Mar .. yang selalu bikin ketawa kalo lagi Ill. \ancc
selalu nen1enin tidur gara-gara takut color ljo. l1l1ah .. yang udah nggak h;i\'.t.:I L1~i
Uji. yang selalu banyak ngedorong clalam hal materi. Dan semua k;1kak 1p<11k11
"always be happy".
Kakak tersayangku R.Teten Kurniadi yang diseti:q1 ,a,11 "·i,ilu
memberikan yang terbaik buat penulis, yang selalu sabar n1enunggu
kuliah .. yang selalu sabar dijadikan pelampiasan amarah jika penul" ,1, ,·" d.1n
yang selama 2 tahun lebih mewarnai hari-hari indah penulis.
sayangnya ... Happy Birthday and always miss U ( "siapapun pcnd;111111111~11111
jadilah pemimpin +Imam yang baik buat masa depanmu .. _ 111"). I 0- ;.
2002 ... sweet memory kita ... are you remember "111
Kura-kura kecilku yang cantik-cantik. Dinda, Dita, Diva, QQ, Lala, lrha.
Ram, Eko, Cahyo, Fajar, Bayu .. . yang selalu buat. hati ini terscn)·um 1i<llam
menyelesaikan tugas beral ini karcna kclucuan kalian, clan kcponkanku yang lucu
Vika, Iki ,Aldi ,Ines ,Ad it ... moga-moga jacli anak yang pinter clan snlch
Temen-temen SMU ku nun jauh disana, yang selalu nyempctin nclpon buat
nanya kabar penulis dan selalu nanya kabar kuliahnya, terutama Lia ;111d Gank
ARIL nya (Ai, Rini,llal ,Lia ), moga kita tetcp salu sekalipun jauh, clan Little Star
Ibu Ora. Alidah Mas'ud selaku Dasen Pembimbing II, yang tel ah ball\ ak
memberikan saran, petunjuk dan meluangkan waktu dalam membimbing penul1s.
agar penulis menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Bapak Ors. Choliluddin, AS,MA, Penguji I penulis, yang dengan murah hati
memberikan masukan terbaik kepada penulis, selama menguji
!bu Hj. Ora. Netty llartati, M.si, selaku Dckan Fakultas Psiklllogi Ull\
Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus Pembimbing Akaclemik yang tclah
memberikan bimbingan berkaitan dengan Akademik, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian ini.
Bapak dan lbu Guru serta Siswa-siswi Madrasah lbtidayah Pembangunan
Ciputat yang telah bersedia dan meluangkan waktu untuk membantu menjadi
responden dalam penelitian ini.
Pcnulis
14 Februari 200..J
( D ) RINI KURNIASIH
ABSTRAK
( A) FAKUL T AS PSIKOLOGI
( B ) JURUSAN PSIKOLOGI
( C ) FEBRUARI 2004
( E) PENGARUH POLA ASUH TERHADAP KJ:IPERCAY AAN DIRI ANAK
( F ) VII + 84Halaman
( G ) Pola asuh orang tua adalah cara bagaimana orang tua mengasuh anaknya,
dalam arti memenuhi kebutuhan fisik dan psikis, dimana cara tersebut akan
mempengarnhi perkembangan kepribadian anak.
Elder (1963) membagi pola asuh menjadi 3 yaitu pola a~IJhdemokratis,permissifdan
otoriter. Pola asuh1, demokratis merangsang anak untuk lebih banyak berpartisipasi
dengan cara mendiskusikan segala keputusan yang akan diterapkan walaupun
keputusan akhir tetap berada ditangan orang tua. Dalam pola asuh permissifpengaruh
anak melebihi besarnya pengaruh orang tua dalam mengambil keputusan. Sedangkan
pola asul1 otoriler anak tidak diizinkan untuk mengemukakan pendapatnya, ataupun
mengatur tingkah laku mereka sendiri. Menurut Roger (1961 ), kepercayaan diri
adalah kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan dan penilaian-penilaian
tanpa harus bergantung pada orang lain, kepercayaan dili juga merupakan keyakinan
individu untuk melakukan tindakan yang dianggap benar.
Penelitian ini ingin menjawab pertanyaan, "apakah pola asuh berkorelasi positif
dengan kepercayaan diri". Dan "apakah ada perbedaan kepercayaan diri anak dilihat
dari tipe pola asuh yang berbeda". Selain itu, penelitian ini juga ingin menjawab
"apakah ada perbedaan kepercayaan diri antara siswa lalci-laki dan siswa perempuan".
Skala pola asuh yang digunakan peneliti adalah skala pola asuh dari Baumrind yang
sudah diadaptasi oleh Natris lndriani (2002) Dan skala percaya diri yang terdiri dari
42 pernyataan, dengan koefisien Alpha Cronbaeh sebesar 0,8779.
Subjek penelitian ini adalah siswa siswi Madrasah Ibtidayah Pembangunan
Sampel ditarik dengan teknik Random Sampling. Penelitian ini dilakukan Pada
tanggal 30 desember 2003 terhadap responden siswa siswa MIP Ciputat. Hasil
penelitian menunjukkan (I) Pola asuh berkorelasi positif dengan kepercayan diri
anak. (2) Tidak ada perbedaan kepercayaan diri ditinjau dari perbedaan jenis
kelamin. (3) Terdapat perbedaan kepercayaan diri pada individu dengan tipe pola
asuh demokratis ,pe1missif dan otoriter.
( H) DAFT AR BACAAN : 37 ( 1971-2002)
J
DAFTAR ISi
HALAMANJUDUL
HALAMAN PENGESAHAN .................................................•...........•.................... ii
KATA PENGANTAR •......................•..•.....•.....•........•........•........•.....•..•..•............•... viii
ABSTRAK .....................................•..............................................................•...........• x
DAFT AR ISi •.....•...........•.....•......................................•.....•........•...............•...•....•..•.. xii
DAFTAR TABEL ....•...............•................................•..............•.............................•.. xv
.x BAB I PENDAHULUAN .•..•..............•..•...........•..••..........•.....•.....•.........•..•.....•.....•. 1
\)<
'- A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... I
' B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .... ':' .............................................. 8
~ 1. Pembatasan Masalah ............................................................................ 8
2. Perumusan Masalah ............................................................................. 9
V 3. TU.Jyan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 9
C. Sistematika Pemilisan .............................................................................. I 0
D. Teknik Penulisan ...................................................................................... 11
BAB II KAJIAN TEORI .•........•...........•..•.....•..............•...............•...........•........•.... 12
A. Pola Asuh ................................................................................................. 12
, I. Pengertian Pola A/h .......................................................................... 12
v-2. Aspek-Aspek ~am Pola Asuh .......................................................... 15
r 3. Jenis-Jenis Pola Asuh .......................................................................... 16
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Asuh ................................... 21 I
• B. Kepercayaan Diri ..................................................................................... 23
1!. Pengertian Kepercayaan Diri ............................................................... 23
2. Karakteristik Kepercayaan Diri ........................................................... 29
13. Perkembangan Kepercayaan Diri ....................................................... .35 ""\ ,. .
( 4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri ....................... 39
L 5. Masalah Tidak Percaya Diri Pada Anak-Anak .................................. .40
1 6. Pengaruh Kondisi Keluarga Terhadap Proses Pembentukan Rasa
Percaya Diri ........................................................................................ 4 3
'E Masa Kanak-Kanak Akhir ...................................................................... .46
0 D. Hubungan Antara Pola Asuh Dengan Kepercayaan Diri Anak ............... 49
E. Hipotesis Penelitian ................................................................................. 52
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 53'
A. Subjek Penelitian ................................................................................... .53
B. ~i Dan Definisi Operasional Variabel ..................................... 54
C. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 56
I. Skala Pola Asuh Orang Tua ............................................................... 56
2. Skala Kepercayaan Diri ...................................................................... 57
D. Teknik Analisis Data .............................................................................. 59
E. Prosedur Penelitian ................................................................................. 62
I. Tahap Persiapan ................................................................................. 62
2. Tahap Pengambilan Data ................................................................... 64
3. Tahap Pengolahan Data ...................................................................... 65
4. Tahap Pembahasan ............................................................................. 65
BAB IV HASIL PENELITIAN .•...•....•.....•..•........................•..•..•.........•..•...........•.. 66
A. Gambaran Umum Responden ................................................................. 66
B. Deskripsi Hasil Penelitian ....................................................................... 72
C. Analisis Dan Interpretasi Hasil Penelitian .............................................. 76
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN •....••.•.....•..•........••.....•..•..•.........•.....•. 80
A. Kesimpulan ............................................................................................ 80
B. Diskusi .................................................................................................... 81
C. Saran ....................................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
DAFT AR T ABEL
Skoring Skala Kepercayaan Diri
Penyebaran Butir ltem Kepercayaan Diri
Distribusi Item Skala Percaya Diri Setelah Uji Caba
Tabel 3 .4 Distribusi Item Skala Kepercayaan Diri
Tabel 4. 1 Usia Responden
Tabel 4.2 Jenis Kelamin Subjek
Tabel 4.3 Kelas Subjek
Tabel 4.4 Kegiatan Intra atau Ekstra Subjek
Tabel 4.5 Aktivitas Di luar Rumah
Tabel 4.6 Pendidikan Ayah Subjek
Tabel 4. 7 Pendidikan !bu Subjek
Tabel 4.8 Pekerjaan Ayah Subjek
Tabel 4. 9 Pekerjaan !bu Subjek
Tabel 4.10 Hasil Skar Pola Asuh
Tabel 4.1 I Hasil Skar Kepercayaan Diri
Tabel 4.12 Tipe Pola Asuh dan Derajat Kepercayaan Diri
Tabel 4.13 Kepercayaan Diri Siswa Laki-Laki dan Siswa Perempuan
Tabel 4.14 Hasil Korelasi Pola Asuh dan Kepercayaan Diri
Tabel 4. 15 Frekuensi Observasi Pola Asuh dan Kepercayaan Diri
Tabel 4. 16 Frekuetisi Ekspektasi Pola Asuh dan Kepercayaan Diri
Tabel 4.17 Frekuensi Observasi Siswa Laki-Laki dan Siswa Perempuan
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATARBELAKANG MASALAH
Dalam pengamatan terhadap orang-orang diseputar Anda, mungkin pemah
Anda temui orang-orang yang pandai di sekolah, tetapi apa yang diraihnya saat ini
tidak sepadan dengan prestasinya ketika sekolah. Sebaliknya, ada pula orang-orang
yang sukses dalam masyarakat, tetapi <lulu prestasinya di sekolah tergolong sedang
sedang saja.
Meraih sukses memang tidak harus didahului oleh prestasi yang hebat di
sekolah atau bakat yang menonjol disuatu bidang. Kedua ha! itu memang penting,
tetapi yang tidak boleh diabaikan adalah bagaimana anak mengenali kemampuannya,
kemauannya dan tahu bagaimana cara mencapainya. Itu semua merupakan proses
yang jauh lebih rumit dibanding usaha meraih prestasi sekolah yang setinggi
tingginya.
Sukses seringkali berkaitan dengan mampu tidaknya seseorang mengatasi
hambatan yang berasal dari lingkungan maupun diri sendiri. Situasi kurang percaya
diri sering menjadi hambatan bagi seorang anak yang sebenarnya mampu, tetapi tidak
berhasil menu11jukkan kemampuannya secara optimal. 1
1 Majalah "Ayah Bunda", ll-24 Januari 1991, Nol
2
Kesuksesan didalam bidang apapun memang tidak akan mungkin dicapai
oleh scorang anak, jika ia tidak mcmiliki rasa percaya diri yang cukup. Sayan1,'llya ,
tidak setiap orang dapat memiliki rasa percaya diri yang tinggi dengan mudah .
Menurul Thursan Hakim (2002) , sebagian besar anak justru mengalami
gejala-gejala tidak percaya diri dengan berbagai macam intensitasnya. Terkadang,
seorang anak hanya mengalami gejala tidak percaya diri yang terbatas pada waktu
dan situasi tertentu.
Gejala tidak percaya diri ini umumnya dianggap sebagai gangguan ringan
karena tidak menimbulkan masalah besar. Disadari atau tidak, sebagian besar anak
ternyata mengalami gejala tidak percaya diri seperti ini. Selain itu, adapula anak-anak
yang mengalami gejala tidak percaya diri yang berat. Gejala tersebut selalu menjadi
hambatan besar didalarn menjalankan hidupnya sehari-hari. Bahkan tidak sedikit anak
yang didalam sikap hidup sehari-harinya menunjukkan gejala bahwa dia mengalami
gejala tidak percaya diri yang berat. 2
Percaya diri rnenurut Elly Risman (2001), adalah merasa nyaman tentang
dirinya sendiri dan penilaian dari orang lain terhadap diri sendiri, konsekuensinya
saat orang menyebut istilah tidak PeDe adalah apabila ia tidak nyaman tentang diri
•.. 3 senam.
2 Thursan Hakim, Menga/asi Rasa Tidak Percaya Diri, (Jakarta : Puspa Swara ,2002), h. l 3 Menumbuhkan Rasa PeDe Anak, l/epublika, (Jakarta), 23 September 2001, h. 10
3
Percaya diri merupakan modal dasar bagi pengembangan aktualisasi dirif
Menurut Maslow , " orang-orang yang mengaktualisasikan diri menerima diri
mereka, kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan mereka tanpa keluhan atau
kesusahan. Sesungguhnya, mereka tidak terlampau banyak memikirkannya.
Meskipun individu-individu yang sangat sehat ini, memiliki kelemahan-kelemahan
atau cacat-cacat, tetapi mereka tidak merasa malu atau bersalah terhadap hal-hal
tersebut. Mereka menerima kodrat mereka sebagaimana adanya.5
Seorang anak yang percaya kepada dirinya dapat mengatasi segala faktor
dan situasi frustasi, bahkan mungkin frustasi-frustasi ringan tidak akan terasa sama
sekali.Tapi sebaliknya anak yang kurang percaya diri akan sangat peka terhadap
bennacam-macam situasi yang mcnekan, setiap tckanan akan dirasakan sebagai
ancaman terhadap dirinya, ia akan merasa marah dan tindakan-tindakannya akan
dipengaruhi oleh tanggapannya terhadap situasi.6 Seluruh perilaku anak yang salah
dan menyimpang bersumber dari hilangnya rasa percaya diri, dan rasa takut untuk
berbuat, karena tidak pernah mendapatkan dorongan keberanian berbuat, atau merasa
tidak bisa berbuat cukup baik.7
Menurut pakar pendidikan DR. Arif Rahtnan (1999) bahwa " Rasa percaya
diri merupakan salah satu sifat atau watak dari sepuluh jenis watak yang perlu
ditumbullican pada seorang anak untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan hidup ".
4 E. Koswma, Teori-Teori Kepribadia11, (Bandung: PT Eresco ,1991), h. 126 'Duane Schultz, Psikologi Pertumbuhan, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1991), h.10 1' Zakiah Daradjat, Keseha1a11 Me/Ila/, (Jakarta: PT Gunung Agung, 1996) ,h.25
7 Maurice Balson, JJagaimana Me11jadi Orang Tua Yang Baik, (Jakarta: Bumi Aksara, 1987), h. 85
4
Kesembilan watak laim1ya adalah fleksibel, terbuka , tegas berencana, memiliki
toleransi, disiplin, berani mengambil resiko, memiliki orientasi dan bertakwa. 8
Di dalam Islam sangat dianjurkan sekali kepada umatnya agar memiliki
kepercayaan diri kepada dirinya sendiri. Rasa percaya diri dalam konsep Islam adalah
rasa percaya diri yang dibangun atas dasar keimanan kepada Allah SWT , sebab
keimanan kepada Allah SWT mengakibatkan seseorang tersebut tidak akan merasa
takut dan ragu-ragu dalam menjalani hidup ini. Ia akan selalu optimis, tenang dan
berani.
Perkembangan pembentukan kepribadian anak tidaklah terjadi begitu saja,
melainkan merupakan perpaduan atau interaksi antara faktor-faktor konstitusi biologi,
psikoedukatit; psikososial, dan spiritual . Peran orang tua amat penting pada faktor
.. 9 1111.
Keluarga adalah buaian tempat anak melihat eahaya kehidupan pertama.
Pengalaman dalam keluarga meninggalkan bekas mendalam pada watak , fikiran ,
sikap, dan perilaku anak. Lingkungan keluarga memiliki peran yang sangat besar
didalam mempengaruhi anak-anaknya. Begitu besar pengaruh 9rang tua terhadap
anak-anaknya sehingga mampu membentuk arah keyakinan anak-anak mereka.
Seperti yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW:
•Arif Rahman," Tanamkan Watak Anak Sejak Dalarn Kandungan", Republika, (Jakarta), 29 agustus 1999, h. 25
9 Dadang Hawari, Al- Q11ra11 !/mu Keduktera11 .Jiwa dan Kesehata11 .Jiwa, (Yogyakarta : PT Dana Bhakti Piima Vasa, 1997), h.3
5
" Dari Abu Hurairah ra. Rosulullah SAW, bersabda : " Tidaklah anak yang
baru lahir melainkan ia dilahirkan atas fitrah (Islam). Maka kedua orang tuanyalah
yang menjadikanmereka Y ahudi, Nasrani, dan Majusi ".10
Iv1embantu anak agar memiliki kepercayaan terhadap diri sendiri menjadi
tugas dan kewajiban orang tua. Kegagalan anak memperoleh kemajuan yang
memuaskan dirinya dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya,
sekolahnya, pergaulan dengan sesama teman dan dengan tetangganya mencerminkan
rasa takut berbuat sesuatu. Keadaan demikian terjadi karena ia kurang atau tidak
pemah mendapatkan dorongan semangat disamping tiadanya suasan saling membantu
dalam kehidupan keluarganya. 11
Membangun rasa percaya diri adalah suatu proses yang berjalan lambat
Kesabaran dan ketabahan adalah sifat penting yang harus dimiliki setiap orang tua,
guru, pembimbing dan semua orang dewasa lain yang ingin membantu membangun
rasa percaya diri anak-anak yang mereka asuh. Rupanva ada dorongan keinginan di
dalam diri anak-anak untuk dicintai, dihargai, dihonnati, dan juga untuk mencintai,
menghargai dan menghormati sebagai imbangannya. 12
Menurut Elly Risman (2001), langkah awal untuk membentuk percaya diri
adalah respek. Ia mengingatkan sebuah hadis Rasulullah Muhammad SAW, "
Hormatilah anakmu, hargailah anakmu. " Bahasa respek adalah bahasa baik dan
\0 !bid ' h. 5 "Patricia H. Berne dan Louis M. Savary, !vfemba11g1111 Harga Diri Anak, Yogyakarta:
(Penerbit Kanisius 1988) h.15 12 Dadang Hawaii, op.cit. , h. 18
6
bicara secara baik-baik ini, harus dirasakan dan harus ditunjukkan dengan perbuatan.
Dengan begitu anak akan merasa dihargai dan tumbuh percaya dirinya. Timbulnya
kepercayaan diri anak didorong dari lingkuni,,'lm atau motivasi ekstemal yang berupa
apresiasi, dukungan, pemberian penghargaan, pujian intensif, dan didorong dalam diri
anak itu sendiri atau motivasi internal untuk menghasilkan sesuatu.13
Diantara berbagai faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kepercayaan
diri, salah satu diantaranya adalah sikap orang tua. Sikap orang tua ini berkaitan erat
dengan cara orang tua mengasuh atau mendidik anaknya. Menurut Hurlock terdapat
tiga macam cara orang tua mengasuh yang terkenal dengan pola asuh, yaitu: (1) Pola
asuh otoriter, (2) Pola asuh permissil~ (3) Pola asuh demokratis.
Setiap pola asuh akan selalu berdampak pada mnnculnya perilaku, dan
perilaku akan sangat menentukan keberhasilan dari individu yang bersangkutan.
Dengan kata lain, pola asuh telah memiliki andil yang sangat besar terhadap
keberhasilan seorang anak.
Orang-orang yang selalu mampu tampil percaya diri biasanya adalah
mereka yang mempunyai latar belakang kehidupan keluarga yang baik sejak masa
kecil . Paling sedikit kehidupan keluarganya di masa lalu telah menempa pribadinya
menjadi percaya diri.
Oleh karena itu, jika seseorang mengalami kelemahan pribadi dalam bentuk
tidak percaya diri, lebih <lulu perlu dilakukan peninjauan tentang masa lalunya,
terutama yang menyangkut kehidupan masa kecil di dalam keluarga.
13 Elly Risman, Joe.
7
Mengingat begitu kuatnya pengaruh pola asuh orang tua terhadap
perkembangan mental seseorang, masalah tidak percaya diri sudah bisa terjadi sejak
masa kanak-kanak. Jika tidak ditangani sedini mungkin, maka akan menjadi semakin
parah dan menghambat tahap perkembangan berikutnya, baik pada masa remaja,
dewasa maupun orang tua. Gejala tidak percaya diri pada anak bisa dilihat didalam
berbagai situasi, misalnya saat ini masih banyak anak yang tidak berani tampil di
depan kelas. Ketidakberanian anak untuk ampil di depan kelas merupakan salah satu
bentuk gejala adanya rasa tidak percaya diri. Misalnya anak menolak setiap kali guru
memerintah untuk bernyanyi, mengerjakan soal atau membaca.Gejala rasa tidak
percaya diri di atas merupakan akibat dari anak kurang dididik untuk berani
mengekspresikan isi hatinya. Selain itu, anak juga kurang dibiasakan untuk
beradaptasi dengan berbagai situasi yang muncul dari lingkungan baru, seperti
interaksi dengan banyak orang atau dengan tamu orang tuanya yang mengajak bicara.
Gejala tidak percaya diri lainnya yang dialami anak usia sekolah yaitu seperti takut
menghadapi guru, anak tidak berani bertanya-tanya atau menyatakan pendapatnya,
anak tidak berani bersekolah sendiri, dan lain-lain.
Berdasarkan penjelasan di atas dan dikaitkan dengan kenyataan yang ada
bahwa pola asuh yang diterapkan oleh orang tua yang berdampak kepada
lrnpercayaan diri anak, maka penulis merasa tertarik untu,\ melakukan suatu
penelitian dan menuliskannya dalam skripsi yang berjudul : " J>ENGARUH POLA
ASUH ORANG TUA TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI ANAK ".
8
B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH
1. Pembatasan Masalah
Karena begitu luas dan kompleksnya permasalahan dalam skripsi ini, maka
penulis membatasi pennasalahan sebagai berikut :
a. Pola asuh orang tua yang dimaksud disini adalah bentuk atau cara mengasuh,
mendidik atau membimbing anak yang dilakukan oleh kedua orang tua. Pola
asuh yang dimaksud adalah pola asuh otoriter, demokratis dan permissif. Dalam
ha! : disiplin sekolah, interaksi sosial, hukuman dan ganjaran, serta komunikasi
antara orang tua dan anak.
b. Subjek yang akan diteliti adalah Siswa-siswi Madrasah Ibtidayah Pembangunan
Ciputat
e. Pengaruh po la asuh orang tua terhadap kepercayaan diri anak, dilihat dari ada atau
tidaknya perbedaan kepercayaan diri anak berdasarkan pada pola asuh orang
tuanya.
d. Kepercayaan diri adalah keyakinan individu akan kemampuan sendiri untuk
melakukan berbagai aktivitas hidup, berani menghadapi tantangan, dan
mengarahkan diri pada kesuksesan. Dalam ha! ini berkaitan dengan cinta diri,
pemahaman diri, pemikiran yang positif, komunikasi yang baik, ketegasan,
penampilan diri, dan pengandalian perasaan.
9
2. Perumusan Masalah
a. Apakah ada hubungan positif antara pola asuh orang tua dengan
kepcrcayaan diri anak.
b. Apakah ada perbedaan kepercayaan diri antara siswa dan siswi MI
Pembangunan Ciputat.
c. Apakah ada perbedaan kepercayaan diri siswa dilihat dari tipe pola asuh
yang berbeda ( demokrasi, otoriter, permissit).
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
I. Tujuan Peneliti:rn
Tqjuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan
tentang percaya diri dan pola asuh serta untuk memperoleh gambaran tentang
tingkat kepercayaan diri siswa dan siswi Madrasah Ibtidayah Pembangunan
Ciputat diti11jau dari pola asuh otoriter, permissif, dan demokrasi..
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan literatur
mengenai kepercayaan diri dan pola asuh pada anak bagi hasanah ilmu
pengetahuan secara umum dan bagi psikologi khususnya . penulis juga
berharap dapat berperan serta menyumbangkan pikiran dan tenaga kepada
masyarakat, para orang tua dan pendidik. Terutama untuk para orang tua
sehingga dapat memillh dan mempertimbangkan pola pengasuhan yang tepat
bagi anak-anaknya sesuai dengan perkembangan fisik serta psikisnya, serta
10
dapat memberikan dan menambah wawasan bagi masyarakat umum khususnya
orang tua sebagai informasi yang berguna dalam memperhatikan
perkembangan anak-anaknya, agar anaknya tumbuh menjadi sosok yang
memiliki kepribadian yang baik.
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun penulisan skripsi ini berpedoman kepada UJN dengan mengikuti
sistematika penulisan sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan , meliputi Latar Belakang Permasalahan , Pembatasan dan
Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian , termasuk dalamnya
Sisematika Penulisan.
Bab II Landasan Teori, membahas mengenai beberapa konsep yang menjadi dasar
teoritis dari penelitian ini . Pada bab ini akan diuraikan tentang Pola Asuh;
Definisi Pola Asuh, Aspek-Aspek dalam Pola Asuh, Jenis-Jenis Pola Asuh,
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Pola Asuh. Kepercayaan Diri;
Pengertian Kepercayaan Diri, Karakteristik Kepercayaan Diri,
Perkembangan Kepercayaan Diri, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kcpercayaan Diri, Masalah-Masalah Tidak Percaya Diri pada Anak, dan
Pengaruh Kondisi Keluarga Terhadap Proses Pembentukan Rasa Percaya
Diri. Pengaruh Pola Asuh terhadap Kepercayaan Diri. Anak, dan selanjutnya
Hipotesis Penelitian.
11
Bab III Metodologi Penelitian, menguraikan tentang Metode dan Prosedur
Penelitian yang meliputi, Subjek Penelitian, Definisi dan Identifikasi
Variabel Penelitian, Instrumen Pengurnpulan Data, Metode Analisa Data,
dan Prosedur Penelitian.
Bab IV Hasil Penelitian, akan mendeskripsikan hasil penelitian mengenai, Subjek
Penelitian, serta Interpretasi dan Hasil Penelitian.
Bab V Kesimpulan, Diskusi dan Saran , akan mengemukakan kesimpulan dari
hasil penelitian dan saran-saran yang perlu diperhatikan untuk penelitian
lanjutan.
E. TEKNIK PENULISAN
Teknik penulisan skripsi ini mengacu kepada Pedoman Penulisan Skripsi
Universitas Islam Negeri Jakarta. Skripsi ini disusun dengan menggunakan metode
statistik deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan literatur-literatur yang representatif
dengan bahan yang akan dikaji, dan mengumpulkan data-data lapangan, dan diolah
dengan menggunakan metode statistik, untuk kemudian dianalisis dan dijabarkan
sesuai dengan tujuan penelitian.
BAB II
KAJIAN TEORI
A POLA ASUU ORANG TUA
1. Pengertian Pola Asuh
Pola asuh di dalam keluarga adalah kegiatan orang tua untuk mengasuh,
mendidik atau membimbing anak baik fisik maupun mentalnya, sejak anak berusia 0
tahun sampai ia mampu berdiri sendiri. 1
Pola asuh di dalam keluarga dapat pula diartikan sebagai perilaku atau sikap
orang tua ketika bergaul atau berkornunikasi dengan anaknya, karena secara sadar
atau tidak, ketika orang tua berkomunikasi dengan anaknya dalam kehidupan sehari-
hari mereka berbuat sesuai sikap atau perilakunya sendiri, keras, !em but atau
bij aksana. 2
.Jadi, pola asuh dalam keluarga adalah bentuk atau cara mengasuh, mendidik
atau membimbing anak yang dilakukan oleh pasangan suami isteri (orang tua) dalam
suatu kelompok dimana anggota-anggotanya mengabdikan diri pada kepentingan dan
tujuan kelompok tersebut pada kepentingan dan tujuan kelompok tersebut.
Ketika seorang anak pertama kali lahir ke dunia dan melihat apa yang ada di
dalam rumah dan sekelilingnya, tergambar dalam benaknya sosok awal dari sebuah
'Elizabeth B. Hurlock, Personality Development, (New Delhi : Tata Mc Graw Hill., 1974) H.428
2Muhammad Nur Abdul Hafizh, Medidik Anak Bersama Rosuilllloh SAW. ( Bandung : Penerbit Al-Bayan, Kelompok Penerbit Mizan, 1988), H. 35
13
gambaran kehidupan. Bagaimana awalnya ia harus bisa melangkah dalam hidupnya
di dunia ini. Jiwanya yang masih suci dan bersih yang menerima segala bentuk apa
saja yang datang mempengaruhinya. Maka seorang anak dibentuk oleh setiap
pengaruh yang datang dalam dirinya. Imam Al- Ghazali berkata : " Anak adalah
amanat bagi orang tuanya, hatinya yang bersih, suci dan polos. Kosong dengan
segala ukiran dan gambaran. Anak yang selalu menerima segala yang diukirnya, dan
yang cenderung terhadap apa saja yang mempengaruhinya."3
Maka apabila dia dibiasakan dan diajarkan untuk melakukan kebaikan
ruscaya akan seperti itulah anak terbentuk. Sehingga kedua orang tuanya akan
mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat. Seorang anak akan menjadi orang yang
terdidik. Namun apabila si anak dibiasakan untuk melakukan kejahatan dan
ditelantarkan bagaikan binatang liar, sengsara dan celakalah dia. Dosanya akan
ditanggung langsung oleh kedua orang tuanya sebagai penanggungjawab amanat dari
Allah SWT.
Abdul 'Ala berkata dalam syairnya : "Akan tumbuh berkembang seorang
anak sebagaimana perlakuan dan pembiasaan orang tuanya terhadapnya, anak tidak
akan mungkin menjadi hina dan tercela dengan tiba-tiba, tetapi orang yang
terdekatlah yang akan menjadikannya hina dan tercela."
Apabila kita memahami betapa besar pengaruh lingkungan rumah bagi
kehidupan anak, maka kedua orang tuanya yang melakukan kewajiban penuh dalam
3lbid.
14
mempersiapkan anak dan melindunginya dari kehinaan serta mengarahkannya agar
tumbuh di dalam jiwanya ruh, agama, dan kemuliaan.
Perkembangan dan pembentukkan kepribadian anak tidaklah terjadi dengan
begitu saja, melainkan merupakan perpaduan ( interaksi ) antara faktor-faktor
konstitusi biologi, psikoedukatif, dan spiritual. Peran orang tua amat penting pada
faktor ini.
Anak akan tumbuh berkembang dengan baik dan memiliki kepribadian yang
matang apabila ia diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang sehat dan
bahagia. Kepribadian menurut paham kesehatan jiwa adalah: "Segala corak kebiasaan
manusia yang terhimpun di dalam dirinya yang digunakan untuk bereaksi serta
menyesuaikan diri lerhadap scgala rangsangan, baik yang timbul dari lingkungannya
(dunia luar), maupun yang datang dari dalam dirinya (dunia dalam) sebagai eorak dan
kebiasaan itu merupakan satu kesatuan fungsional yang khas untuk individu itu .4
Keluarga merupakan suatu kelompok sosial yang bersifat langgeng
berdasarkan hubungan pernikahan dan hubungan darah. Keluarga adalah tempat
pertama bagi anak, lingkungan pertama yang memberi penampungan baginya, tempat
anak akan memperoleh rasa aman.
Definisi lain tentang pola asuh adalah cara orang tua mengasuh, menjaga,
membimbing anak yang dilakukan oleh kedua orang tua supaya anak tersebut dapat
berdiri sendiri.
4 Dadang Hawari, A I Q11r 'an J/11111 Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, ( Y ogyakarta : PT . Dana Bakti Primayasa, 1997 ), h. 7
15
Pola asuh yang dimaksud dalam penelitian ini diartikan sebagai perlakuan
orang tua baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama kepada anak
anaknya.Dalam memperlakukan anaknya yang tampak dalam kata-kata misalnya,
dalam berkomunikasi dengan anaknya menggunakan bahasa yang halus, tidak dengan
nada keras dan kalimat yang bijaksana, ataupun memperlakukan anak dalam tindakan
kehidupan sehari-hari misalnya dalam mengajari anak, memberikan hukuman yang
bersifat mendidik dan tidak bersikap kasar. Sikap dan perilaku ini diwujudkan
melalui hubungan orang tua dan anak berkenaan dengan tugasnya sebagai orang tua.
Dengan demikian yang dimaksud dengan pola pengasuhan orang tua adalah
cara bagaimana orang tua mcngasuh anaknya, dalam arti memenuhi kebutuhan fisik,
dan psikis, dimana earn tersebut akan mempengaruhi perkembangan kepribadian
anak.
2. Aspek-Aspek dalam Pola Asuh
Di dalam pengasuhan anak, tercakup berbagai aspek yang terdapat pada
hubungan orang tua dan anak. Menurut Mussen ( 1984 ) ada 4 aspek dalam
pengasuhan anak yaitu :
a. Aspek Kontrol
Segala usaha orang tua untuk mempengaruhi aktivitas, bertujuan
memodifikasi ekspresi dari rasa ketergantungan anak, agresivitas atau tingkah laku
bermain, selain itu termasuk pula mengembangkan internlisasi standart yang dimiliki
orang tua pada anak
16
b. Aspek Tuntutan
Ditampilkannya tingkah Jaku yang matang (maturity demands) meliputi
tuntutan atau penekanan pada anak agar dapat menampilkan dengan sebaik-
baiknya kemampuan dalam bidang sosial, intelektual, serta emosional. Orang tua
juga menuntut kemandirian anak, termasuk dalam embuat keputusan.
c. Aspek Kejelasan
Komunikasi antara orang tua dan anak (clarify of parent child
communication) orang tua memberikan penjelasan dan menanyakan pendapat anak ' " dalam membuat aturan-aturan bagi si anak. Orang tua juga berusaha untuk
memahami pendapat atau perasaan anak mengenai penjelasan yang dilakukan.
d. Aspek Pemeliharaan
Aspek pemeliharaan terhadap anak ( parental nurturance ) termasuk
keterlibatan orang tua dalam pengasuhan, pengungkapan rasa kasih sayang, rasa
bangga dan senang, kehangatan serta pengertian terhadap anak. Selain itu termasuk
pula mengembangkan fisik serta emosi anak. Hal tersebut dilakukan melalui
perbuatan dan sikap. 5
3. Jenis-Jenis Pola Asuh
Pola asuh lebih menekankan keterlibatan orang tua dan anak dalam
mengambil keputusan untuk segala ha! yang berhubungan dengan tingkah Iaku anak.
5 Elizabeth 13. Hurlock, l'crsonalily J)epefopment, (New Delhi : Tata Mc. Graw Hill, I 974 ), h. 428
17
Dalam penelitian tentang " parental power legitimation and its effect on the
adolescent", Elder ( 1963 ) membagi tiga bentuk pola asuh, yaitu:
a. Otoriter (authocratic)
Orang tua yang menerapkan pola pengasuhan dengan cara otoriter tidak
mengijinkan mereka untuk mengemukakan pendapatnya, ataupun mengatur tingkah
laku mereka sendiri.
b. Demokratis ( demokratic)
Orang tua yang menerapkan pola pengasuhan dengan cara demokratis
merangsang anak mereka untuk lebih banyak berpartisipasi dengan cara
mendiskusikan segala keputusan yang akan diterapkan walaupun keputusan akhir
tetap berada ditangan orang lua.
c. Pennissif (permissive)
Pada jenis pola pengasuhan ini, pengaruh anak melebihi besarnya
pengaruh orang tua dalam mengambil keputusan.
18
Ketiga bentuk pola pengasuhan yang telah dikemukakan oleh Elder
tersebut, di dalam menyatakan kehidupan sehari-hari muncul dalam derajat yang
berbeda-beda. Jika kita membuat sualu kontinum, maka akan tampak adanya gradasi
mulai dari Jominasi yang sepenuhnya dari orang tua hingga dominasi yang
sepenuhnya dari anak. 6
Pola asuh otoriter ditandai dengan adanya aturan-aturan yang kaku dari orang
tua. Kebebasan anak dibatasi, orang tua memaksa anak untuk berperilaku seperti yang
diinginkannya. Bila aturan-aturan ini dilanggar anak, orang tua akan menghukumnya,
biasanya dengan hukuman fisik. Tapi bila anak patuh, orang tua tidak memberikan
hadiah karena dianggap sudah sewajarnya.
Pola asuh demokralis ditandai dengan adanya sikap terbuka antara orang tua
dan anak. Mereka membuat aturan-aturan yang disetujui bersama. Anak diberi
kebebasan untuk mengemukakan pendapat, perasaan dan keinginannya. Orang tua
bersikap sebagai pemberi pendapat dan pertimbangan terhadap aktivitas anak.
Pola asuh permissif ditandai dengan adanya sikap orang tua yang memberikan
kebebasan penuh pada anak untuk berbuat. Orang tua tidak membori aturan dan
arahan pada anak. Semua keputusan diserahkan kepada anak tanpa pertimbangan
orang tua.
6Agustina Yuanita Prananto, "Hubungan Antara Pola Asuh Dengan Lokus Kontrol ", Skripsi, ( Jakarta : Perpustakaan UI Dcpok, 1993 ) h. 19
19
Menurut Yulia Singgih (2000) teknik-teknik pola asuh meliputi penalaran
(reasoning), penjelasan (expalanation), larangan dengan kasih sayang (affection
withdraw!).
0
Berikut beberapa cara menanamkan pola asuh :
a. Pendidikan yang konsisten
b. Cara otoriter : orang tua menentukan aturan dan batasan mutlak yang harus
ditaati.
c. Cara permissif: anak mencari sendiri batasan perilaku baik dan yang tidak baik
d. Cara demokratis :
l ). Kebebasan anak tidak mutlak
2). Menghargai dengan penuh pengertian
3 ). Keterangan yang rasional terhadap yang boleh dan yang tidak boleh
dilakukan7
Pola as uh menurut Baum rind ( 1971) ada 3 : yaitu po la asuh otoriter yang
bercirikan tegas, suka menghukum, dan tidak simpatik. Anak-anak dipaksa untuk
patuh terhadap nilai-nilai yang dianut orang tua dan cenderung mengekang keinginan
anak, akibatnya anak suka menentang, ragu, mudah gugup, dan tidak simpatik. Pola
asuh permissif, memberi kebebasan sebanyak mungkin, anak tidak dituntut tanggung
jawab, dan tidak diperdulikan akibatnya anak kurang percaya diri, emosi tidak Jabil,
7 Yulia Singgih D. Gunarsa, Asas Asas Psikologi, (Jakarta : PT BPK Gunung Mulia, 2000 ), h.46
20
dan kurang bersahabat. Pola asuh demokratis bercirikan anak dilatih untuk
bertanggung jawab , menentukan perilaku sendiri agar kelak mandiri dan mencapai
kedewasaannya, akibatnya anak mempunyai percaya diri yang kuat, emosi anak Jabil,
penuh persahabatan, dan bijaksana dalam bertindak.8
Sofyan Wilis (1993), membagi sikap orang tua dalam cara mengasuh anak
menjadi 3 yaitu :
a. Keras artinya orang tua merasa berkuasa di rumah tangga sehingga segala
tindakannya terlihat keras, kata-katanya kepada anak-anaknya tajam dan
menyakitkan hati, banyak memerintah, kurang mendengar keluhan atas usulan
anak-anaknya, mengontrol anaknya dengan keras dan kaku.
b. Orang tua yang bersikap terlalu lunak dan tidak berdaya, maksudnya orang tua
yang terlalu memberi kebebasan terhadap anak tanpa norma-norma tertentu yang
harus diikuti oleh mereka. Dalam ha! ini mungkin orang tua terlalu sayang
terhadap anak- anak mereka.
c. Sikap orang tua yang demokratis artinya orang tua yang memberikan kesempatan
kepada setiap anaknya menyatakan pendapat, keluhan kegelisahannya dan
orang tua ditanggapi secara wajar dan dibimbing sepenuhnya. 9
8 Neni Zikri, "Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dan Sikap Remaja Terhadap Premarita.Sex", Skrip.vi, (Jakarta : Perpustakaan UTN, 2003 )
9 Sofyan Wilis, Problem Remaja dan Pemecahannya, ( Bandung : Penerbit Angkasa , J 993 ), h. 44
21
Dari pola asuh yng otoriter dapat membentuk anak yang apabila berada
disekitar orang tuanya, ia nampak sangat penurut, namun menjadi agressif bila tidak
ada mereka, anak menjadi Iebih egois dihadapan teman-temannya, pada pola asuh
lainnya yaitu permissit: anak tampak seperti suka mementingkan diri sendiri, suka
mengabaikan orang lain, agressif sehingga tidak mengindahkan peraturan-peraturan
yang berlaku, sedangkan pola asuh demokrasi akan tumbuh kemampuan anak dalam
mengendalikan dirinya, dan si anak umumnya memiliki konsep diri yang positif.
Dalam kenyataannya pola asuh orang tua dalam mendidik anak-anaknya
seperti yang dijelaskan di atas. Orang tua memiliki kecenderungan dalam mendidik
anak-anaknya dengan pola asuh otoriter, acuh tak acuh dan demokratis. Jadi ada
saatnya orang tua bersikap keras dan lunak tergantung pada situasi dan kondisi yang
dihadapi.
Jarang orang tua yang secara mutlak menerapkan satu pola asuh tertentu saja.
Meskipun demikian, dari berbagai pola asuh tersebut ada salah satu kecenderungan
pola asuh tertentu yang lebih banyak diterapkan misalnya: otoriter, demokratis, acuh
talc acuh ataupun terlalu memanjakan.
4. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Pola Asuh
Setiap orang tua baik sadar atau pun tidak sadar , menginginkan ha! yang
terbaik bagi anaknya. Ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam pemilihan tipe
po Ia as uh, yai tu
a. Pola asuh yang diterima dari orang tua sewaktu masih kanak-kanak.
22
Menurut Hurlock (1974), orang tua memiliki kecenderungan yang besar
untuk menerapkan pola asuh yang mereka terima dari orang tua mereka pada
anaknya.
b. Pendidikan orang tua
Pendidikan orang tua mempengaruhi pemilihan pola asuh yang diterapkan
anak. Orang tua yang mendapat pendidikan yang baik, cenderung menerapkan pola
asuh yang lebih demokratis ataupun permissif dibandingkan dengan orang tua yang
pendidikanya terbatas . Pendidikan membantu orang tua untuk lebih memahami
kebutuhan anak.
c. Kelas sosial.
Perbedaan dari kelas sosial orang tua mempengaruhi pemilihan pola asuh.
Elder (1963) mengatakan bahwa orang tua dari kelas sosial menengah cenderung
lebih permissif dibandingkan dengan orang tua dari kelas sosial bawah.
d. Konsep tentang peran orang tua
Tiap orang tua memiliki konsep tentang bagaimana seharusnya ia berperan.
Orang tua dengan konsep tradisional cenderung untuk memilih pola asuh yang ketat
dibandingkan orang tua dengan konsep non tradisional.
e. Kepribadian orang tua
Pemilihan pola asuh dipengaruhi oleh kepribadian dari orang tua Selain itu
kepribadian dari orang tua JUga mempengaruhi bagaimana mereka
menginterpretasikan po la asuh yang mereka terapkan. Orang tua yang berkepribadian
23
tertutup dan konservatif cenderung untuk memperlakukan anaknya dengan ketat dan
otoriter.
f Kepribadian anak.
Tidak hanya kepribadian orang tua saja yang mempengaruhi pemilihan
pola asuh, tetapi juga kepribadian anak. Anak yang ekstrovert akan bersikap lebih
terbuka terhadap rangsang-rangsang yang datang padanya dibandingkan dengan anak
yang introvert. Hal ini akan mempengaruhi pemilihan pola asuh yang diberikan
orang tua pada analrnya
g. Faktor nilai yang dianut orang tua
Di Baral tampaknya orang tua menganut paham 'equalitarian' dimana
kedudukan anak sejajar dengan orang tua. Namun di negara timur, nampaknya orang
tua masih Jebih cenderung menghargai kepatuhan.
h. Usiaanak
Tingkah laku dan sikap orang tua dipengaruhi usia anak. Orang tua Iebih
memberikan dukungan dan dapat menerima sikap ketergantungan anak usia
prasekolah dari pada remaja. Banyak ha! yang mempengaruhi pola pengasuhan yang
diterapkan oleh orang tua kepada anaknya, pola pengasuhan yang dipilih oleh orang
tua kepada anak, tentulah merupakan cara yang dianggap paling tepat untuk mencapai
tujuan yang dimiliki oleh orang tua terhadap anaknya, pola pengasuhan yan berbeda-
24
beda tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masmg- masing, yang akan
membentuk anak secara khas. 10
B. KEPERCAYAAN DIR!
1. Pengertian Kepercayaan Diri
Istilah kepercayaan diri erat kaitannya dengan konsep diri, jadi sebelum
membahas tentang kepercayaan diri akan dibahas konsep diri terlebih dahulu.
Membahas tentang konsep diri, mengingatkan kita pada cerita fabel tentang
Burung Elang yang dibesarkan dalam lingkungan Ayam. Selama dirinya masih
merasa sebagai Ayam, ia bertindak dan berperilaku seperti ayam. Suatu saat, ia
melihat ada burung yang terbang. Ketika itu sadarlah ia bahwa ia berbeda dengan
ayam di lingkungannya dan ia berusaha terbang kepakkan sayapnya. Ternya1a ia
dapat terbang mengarungi awan melesat jauh keangkasa. 11
Cerita itu mengajarkan kepada kita tentang bagaimana konsep diri orang
berpengaruh terhadap tindakan yang ditampilkannya. Bagaimana kita menilai diri kita
dengan diperbandingkan dengan diri orang lain, biasa disebut dengan harga diri atau
rasa percaya diri . Karena itu apa yang kita persepsikan tentang diri kita, seberapa
besar kita mempercayai kemampuan-kemampuan kita, serta seberapa besar kita
memperbandingkan perilaku kita dengan orang lain akan menentukan seberapa besar
pula harga diri kita.
10 Hurlock, Elizabeth B, op.cit. , h. 428 11 Asep Khaerul Gani, Maka/ah Psikologi, ( Jakarta : 1998 )
25
Menurut Bambang Sunaryo (2002) konsep diri adalah cam pandang
seseorang terhadap dirinya ; baik dari sisi apa yang dipahami oleh dirinya sendiri,
dari sisi apa yang dipahami oleh orang lain terhadap dirinya dan dari sisi nilai-nilai
idealitas yang dituntut oleh masyarakat secara umum terhadap dirinya. 12
Fitts( 1971) mendefinisikan konsep diri sebagai : "The self as seen perceived
and experience by him. This is the perceived self or individuals self concept ".
Sedangkan Rosenberg (1992) menyatakan "self concept is all the thought and
feelings that have reference to self as an object". Dari dua definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa konsep diri adalah pandangan persepsi, ide dan sikap individu
tentang keseluruhan aspek yang ada dalam dirinya baik fisik, psikis, maupun sosial. 13
Konsep diri terbentuk melalui pengalaman dan melalui tahapan yang berupa
siklus :
Tahap pertama, Kita menggambarkan bahwa kita adalah X
Tahap kedua, Kita membayangkan bagaimana X itu
Tahap ketiga, Kita memilih tingkah laku yang mencerminkan
Tahap keempat, Tingkah laku anda dilihat, diamati dan dipersepsikan orang lain
Tahap kelima, Orang lain berespon terhadap tingkah laku kita
12 Bambang Sunaryo, " Lebih Percaya Diri dalam Berdakwah ", Majalah Ummt, XIV, 4 ( Agustus- September, 2002 ), h.11
13 Fitts, W.H. . Adam, J.L. . Radford, G.. Rich, WC., Thomas, B.K M. murphy, Thompson, W , The self Concept and Se!f Act11a/izatio11. Monograph III, (Los Angeles, California : Western Psychological Service. 197 I )
26
Tahap keenam, Kita menerima orang lain yang menerima atau menolak ke X-an
kita. 14
Sering kali terjadi, kita menjadi diri kita sekarang ini sangat tergantung
kepada kata-kata yang sering kita terapkan kepada diri kita sendiri. Bila tanpa kita
sadari banyak kualitas diri yang negatif yang kita nyatakan pada diri kita ( Lemah,
Bodoh, Malas, tak berdaya, dll ) tanpa kita sadari bila ha! ini tidak kita perangi, maka
secara sadar dan tidak sadar, kita membentuk tingkah laku yang sesuai dengan yang
kita nyatakan. Karena itu periksa kembali apa yang sering kita nyatakan kepada diri
kita, bagaimana pemikiran kita tentang diri kita. Bila kita mampu mengendalikan
pemikiran kita, kita pun dapat pula mengendalikan perasaan kita." Pikiran baik adalah
sebuah jalan yang lurus , namun bila tidak pernah di lewati, ia akan tertutup oleh
tumbuhnya rumput liar dan semak belukar " Karena itu kuasailah pikiran kita dan
jangan lupa selalulah berfikir positiftentang sesuatu hal". 15
Setiap orang memiliki konsep diri yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Tidak bisa kita meniru orang lain dalam segala hal. Kepribadian manusia itu unik,
karena dibentuk oleh akumulasi pengalaman hidupnya sendiri. Yang penting adalah
bagaimana seseorang memiliki konsep diri yang jelas, seseorang akan mempercayai
dirinya sendiri, mampu menilai posisi dan kualitas dirinya, serta dapat menempatkan
diri dengan baik. 16
14Asep Khaerul Gani, Loe. cil. "Asep Khaerul Gani, Loe.cit 16 Bambang Sunaryo~op.ci(, h. 11
27
Kepercayaan diri dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, didefinisikan
sebagai suatu kcyakinan atau kcpastian akan kemampuan dan kelebihan seseorang
bahwa ia dapat memenuhi harapannya tersebut. 17
Sedangkan kcpercayaan diri dalam kamus istilah psikologi adalah kesadaran
dan kepercayaan seseorang pada kemampuan sendiri, dan dapat memanfaatkannya
secara tepat. 18
Menurut Roger ( 1961 ), kepercayaan diri adalah kemampuan untuk membuat
keputusan-keputusan dan pcnilaian-penilaian tanpa harus bergantung pada orang lain.
Kepercayaan diri juga merupakan keyakinan individu untuk melakukan tindakan
d. b 19 yang rnnggap enar.
Kepercayaan diri adalah penilaian seseorang akan kesanggupan dan
keterampilan yang dimilikinya yang menimbulkan ketegasan atau keyakinan untuk
bertindak dalam area fungsi yang lebih luas ..
Sebuah definisi yang sangat luas yang disetujui kebanyakan orang adalah:"
Orang yang percaya diri ialah orang yang merasa puas dengan dirinya."20
Sesungguhnya ada dua jenis percaya diri yang cukup berbeda : batin dan
lahir. Jenis percaya diri batin adalah percaya diri yang memberi kepada kita perasaan
dan anggapan bahwa kita. dalam keadaan baik ; jenis percaya diri lahir
17Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahesa, Kamus besar Bahasa h1do11esia, ( Jakarta : Depdikbud Balai Pustaka , 1998 )
18Hasan dkk, Kamus Jsti/ah Psikologi, ( Jakarta : Pusat Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , 1990 ), h. 46
19 E. Koswara. Motimsi 1'eori dan Pe11elitia1111ya, (Bandung; Angkasa, 1989), cet. Ke-I, h. 221
20 Gael Lindenfield, Me11didik A11ak Agar Percaya Diri, (Jakarta; Penerbit Arcan 1997 ), h. 4
28
memungkinkan kita untuk tampil dan berperilaku dengan cara yang menunjukkan
kcpada dunia Juar bahwa kita yakin akan diri kita. Dan karcnajenis percaya diri batin
dan percaya diri labir saling mendukung, keduanya membentuk sesuatu yang jauh
lebih kuat dan efektif dari pada jumlah bagian-bagiannya.
Orang yang percaya diri batin mampu mempertabaukan kecenderungan
alamiah mereka untuk menghargai baik kebutuhan jasmani maupun rohaninya, dan
menempatkannya pada pijakan yang setara kepada kebutuhan orang lain. l\/Iereka
sangat menyadari kekuatan mereka dan karena itu jauh lebih mampu
mengembangkan kemampuan mereka sepenuhnya. Mereka terbiasa menentukan
sendiri tujuan yang bisa dicapai ; mereka tidak selalu hams bergantung pada orang
lain untuk melakukan kcgialannya. Orang yang percaya diri batin akan tumbuh
dengan harapan bahwa hidup itu pada umumnya mcnycnangkan.
Sedangkan orang yang percaya diri lahir mampu berbincang-bincang
dengan orang dari segala usia dan segala jenis latar belakang. Mereka juga mampu
menyatakan kebutuhan mereka secara langsung dan terns terang. Mereka mampu
memilih gaya pakaian dan wama yang paling cocok dengan kepribadian dan kondisi
fisik mereka masing-masing. Mereka juga lebih percaya diri karena tidak khawatir
akan le pas kendal i.
Secara awam, istilah kepercayaan diri seringkali dikaitkan dengan
keberanian seseorang untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu, bukan hanya yang
membawa resiko fisik, tetapi juga resiko sosial. Orang bisa dikatakan tidak punya
kepercayaan diri jika tidak berani mengungkapkan ide dalam suatu rapat, tidak berani
29
bicara didepan umum, tidak berani berkenalan dengan lawan jenis , tidak berani
menyeberang jalan sendiri.
Disamping itu, kepercayaan diri juga sering dikaitkan dengan anggapan-
anggapan bahwa yang bersangkutan kurang hebat, atau memiliki cacat-cacat tertentu.
Misal orang mengatakan tidi\k percaya diri karena wajah penuhjerawat, bau badan.,
bau mulut, rambut penuh ketombe dan lain sebagainya.
Dilihat dari uraian di atas, goyahnya kepercayaan diri umurnnya bersumber
pada anggapan-anggapan tertentu tentang diri yang menyebabkan kurangnya
keberanian untuk bertindak maupun kurangnya penghargaan pada kehebatan-
kehebatan diri.
~ Shrauger ( 1995), mengatakan bahwa kepercayaan diri adalah anggapan
orang tentang kompetensi dan keterampilan yang dimilikinya serta kesanggupannya
untuk menangani berbagai macam situasi.21 Walaupun Shrauger dalam definisinya
hanya mencanturnkan kesanggupan dan keterampilan namun dalam alat ukur yang
dibuatnya, ia j uga mempersoalkan adanya anggapan-anggapan yang lebih
berhubungan dengan kondisi yang bukan kesanggupan atau keterampilan, misalnya
penampilan.
1 Dengan demikian kepercayan diri adalah suatu keyakinan seseorang
terhadap segala aspek -kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut
membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya.
21 Evie Mahrita," Perkembangan lnventori kepercayaan did '',Skripsi, ( Jakarta: UI Depok 1997 )
30
2. Karakteristik Kepercayaan Diri
Ciri- ciri orang yang pcrcaya diri menurut Thursan Hakim ( 2002 ):
a. Selalu bersikap tenang di dalam mengerjakan segala sesuatu
b. Mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai
c. Mampu menetralisasi ketegangan yang muncul di dalam berbagai situasi
d. Mampu menyesuai kan diri dan berkomunikasi diberbagai situasi
e. Memiliki kondisi mental dan fisik yang cukup menunjang penampilannya
f. Memiliki kecerdasan yang cukup
g. Memiliki tingkat pendidikan formal yang cukup
h. Memiliki keahlian atau keterampilan lain yang menunjang kehidupannya,
misalnya keterampilan berbahasa asing
1. Memiliki kemampuan bersosialisasi
J. Memiliki latar belakang pendidikan keluarga yang baik
k Memiliki pengalaman hidup yang menempa mentalnya menjadi kuat dan
tahan di dalam menghadapi berbagai cobaan hidup
L Selalu bereaksi positif di dalam menghadapi berbagai masalah , misalnya
dengan tetap tegar, sabar dan tabah, dalam menghadapi berbagai cobaan
hidup. Dengan sikap ini, adanya masalah hidup yang berat justru semakin
memperkuat rasa percaya diri seseorang. 22
22 Thursan Hakim, Mengatasi Rasa Tidak Percaya D;ri, (Jakarta: Puspa Swara, 2002 ), h.5
31
Keinginan untuk menutup diri, selain karena konsep diri yang negatif timbul
dari kurangnya kepercayaan kepada kemampuan sendiri. Orang yang tidak
menyenangi dirinya merasa bahwa dirinya tidak akan mampu mengatasi persoalan.
Orang yang kurang percaya diri akan eenderung sedapat mungkin menghindari situasi
komunikasi. Ia takut orang lain akan mengejeknya atau menyalahkannya. Dalam
diskusi, ia akan-lebih ban yak diam. Dal am pidato ia berbicara terpatah-patah. 23
Ketakutan untuk melakukan komunikasi dikenal dengan communication
apprehension. Orang yang apprehensif dalam komunikasi, akan menarik diri dalam
pergaulan, berusaha sekecil mungkin berkomunikasi, dan hanya akan berbicara bila
terdesak saja. Bila kemudian ia terpaksa berbicara, sering pembicaraannya tidak
relevan, sebab berbicara yang rclevan tentu akan mengundang reaksi orang lain, dan
ia akan ditw1tut berbicara lagi. Sebuah penelitian di Amerika menyatakan bahwa I 0-
20% mahasiswa Amerika menderita apprehensi komunikasi (Hunt, Scott, Mc
croskey, 1978:148). Kita tidak mengetahui berapa persen mahasiswa seperti itu di
Indonesia. Penelitian lain menerangkan bahwa orang-orang yang apprehensif dalam
komunikasi, cenderung dianggap tidak menarik oleh orang lain, kurang kredibel, dan
sangat jarang menduduki jabatan pemimpin. Pada pekerjaan mereka cenderung malas
; karena itu, cenderung gaga! secara akademis.
Menurut Jalaluddin Rakhmat (1998), orang yang percaya diri, tidak akan
mengalami kesulitan untuk mengkomunikasikan gagasannya kepada orang-orang
23 Jalaluddin Rahmat. Psikologi Ko1111111ikasi, ( Bandung : PT . Remaja Rosda Karya , 1998 ), h.105
32
yang dihormatinya, mampu berbicara di depan umum, atau tidak ragu-ragu
menuliskan pcmikirannya dalam media massa.24
Cosini (1993) mcnerangkan berbagai karakter orang yang percaya diri
menjadi ciri utama sebagai berikut :
a. Toleran
b. Tidak memerlukan dukungan orang lain
c. Optimis
d. Tidak ragu-ragu
e. Krcatif
f. Yakin tehadap kemampuan sendiri
g. Berani menghadapi tantangan
h. Mempunyai inisiatif sendiri25
Lindenfield ( 1997) membagi percaya diri menjadi 2 bagian, percaya diri
Lahir dan batin. Dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Cinta diri
Orang yang percaya diri mencintai diri mereka, dan cinta diri ini bukanlah
sesuatu yang dirahasiakan. Jelaslah bagi orang luar bahwa mereka perduli tentang diri
mereka karena perilaku dan gaya hidup mereka adalah untuk memelihara diri.
b. Pemahaman Diri
24 Ibid. "Evie Mahrita, Loe. Ci1.
33
Orang dengan percaya diri batin sangat sadar diri. Mereka tidak terus
menerus merenungi diri sendiri, tetapi secara teratur mereka memikirkan perasaan,
fikiran, dan perilaku mereka, dan mereka selalu ingin tahu bagaimana pendapat orang
lain tentang diri mereka.
c. Tujuan Yang Jelas
Orang yang percaya diri selalu tahu tujuan hidupnya. lni disebabkan karena
mereka punya pikiran yang jelas mengapa mereka melakukan tindakan tertentu dan
mereka tahu hasil apa yang bisa diharapkan.
d. Berfikir Positif
Orang yang percaya diri biasanya teman yang menyenangkan, salah satu
sebabnya ialaJ1 karena rnereka bisa, melihat kehidupan dari sisi yang cerah dan
mereka mengharapkan serla mencari pengalaman dan hasil yang bagus.
e. Komunikasi
Dengan memiliki dasar yang baik dalam bidang keterampi!an
berkomunikasi, anak-anak akan dapat mendengarkan orang lain dengan tepat, tenang
dan penuh perhatian.
f. Ketegasan
Kalau kita bisa mengajarkan sikap tegas kepada anak-anak kita, jarang
sekali mereka akan berlaku agressif dan pasif demi mendapatkan keberhasilan dalam
hidup dan hubungan sosialnya.
34
g. Penampilan Diri
Karena ini akan mengajarkan pada anak betapa pentingnya tampil dengan
orang yang percaya diri.
h. Pengendalian Perasaan
Kalau perasaan tidak dikelola dengan baik, maka bisa membentuk suatu
kekuatan besar yang tidak terduga, kadang-kadang menyenangkan dan menarik untuk
membiarkan hati memerintah pikiran, tetapi pada umumnya dalam hidup sehari-hari
kita perlu mengendalikan perasaan kita. 26
Karakteristik orang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi menurut
Asep khaerul Gani ( 1998) :
a. Menggunakan cara yang orisinil dalam mengemukakan pendapat
b. Mampu menemukan kata yang tepat serta menentukan sebutan, nama,
julukan orang lain.
c. Kecenderungan untuk membicarakan dirinya sangat jarang
d. Mudah berbicara dengan orang lain dan berpandangan luas
e. Mampu menerima penghargaan keluhan atau makian dengan baik
f Mampu mengambil resiko dalam sebuah tugas atau proyek
g. Tidak membuang waktu hanya untuk mencari cara yang terbaik demi
menghindari teguran ataupun cemoohan
h. Nada penuh percaya diri mampu menyatakan " saya tidak tahu " atau "
sayalah yzmg bersalah "
26 Gael Lindenfield. Mendidik Anak Agar Percaya Diri, ( Jakarta : penerbit, 1997 ), h.5
I. Kemampuan untuk berempati kepada orang lain
J. Kemampuan unluk bersikap optimis dalam kompetisi
k. Keinginan untuk mencoba cara atau permainan barn
35
I. Kemampuan masuk kedalam sebuah diskusi dengan modal hanya sebuah
pertanyaan
m. Menghindari dogmatisme rendah
n. Kecenderungan untuk bias dan rancu melihat orang sebagai stereotype.
3. Perkembangan Kepercayaan Diri
Untuk menjadi manusia yang jcnius, seorang anak mungkin membutuhkan
bakat IQ yang tinggi. Tapi untuk mcmiliki percaya diri yang baik, seorang anak perlu
mengawalinya deJ\gan memiliki konsep diri dengan benar.
Menurut Bambang Soenaryo (2002), percaya diri erat kaitannya dengan
konsep diri. Yang dimaksud dengan konsep diri adalah cara pandang seseorang
terhadap dirinya; baik dari sisi apa yang dipahami oleh dirinya sendiri, dari sisi apa
yang dipahami oleh orang lain terhadap dirinya dan dari sisi nilai-nilai idealitas yang
dituntut oleh masyarakat secara umum terhadap dirinya. Setiap orang memiliki
konsep diri yang berbeda satu dengan yang lainnya tidak bisa kita meniru orang lain
dalam segala ha!. Kepribadian manusia itu unik, karena dibentuk oleh akumulasi
pengalaman hidupnya sendiri. Yang penting adalah bagaimana seseorang memiliki
konsep diri yang jelas. Dcngan konscp diri yang jclas, seseorang akan mempercayai
36
dirinya sendiri, mampu menilai posisi dan kualitas dirinya, serta dapat menempatkan
diri dengan baik. 27
Pada dasamya, konsep diri manusia berkembang dan berubah seiring dengan
pertambahan usia, pengalaman hidupnya dan pemahaman nilai idealitasnya. Orang
yang ketinggalan dan tidak berkembang adalah orang yang tidak mau berubah.
Prosesnya dapat dilakukan melalui perubahan sisi kognitif (pengetahuan) dengan
mempelajari "al haq" yang dilanjutkan dengan upaya penghayatan. Pada fase
penghayatan ini, ses<:orang dapat m<:lakukan introspcksi (muhassabah) untuk menilai
posisi diri. Selanjutnya adalah perubahan sikap. Sikapnya positif maka ia berubah.
Orang yang memiliki konsep diri positif ditandai dengan lima hal :
a. Ia yakin akan kcmampuannya mengatasi masalah
b. la merasa sctara dengan orang lain
c. la mencrima pujian tanpa rasa malu
d. la menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan,
keinginan dan perilaku yang scluruhnya tidak disetujui masyarakat.
e. Ia mampu mempcrbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek
aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mcrubahnya. 28
Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri pada akhir masa kanak-kanak :
a. Kondisi Fisik
27 Ba1nbang Socnaryo, OJJ.cil .• h.1 l 28 Jalaluddin Rakhmat, op.cit., h. 105
37
Kesehatan yang buruk dan cacat-cacat fisik menghalangi anak untuk bennain
dengan teman-teman dan menyebabkan anak merasa rendah diri dan terbelakang.
b. Bentuk Tubuh
u Anak yang terlalu gemuk atau terlalu kurus menurut usianya tidak
mampu mengikuti teman-temannya sehingga mengakibatkan perasaan rendah diri.
c. Narna dan J ulukan
Nama yang mengakibatkan cemoohan atau julukan yang diambil dari
kelucuan fisik dan sifat kepribadian dapat menimbulkan rendah diri.
d. Lingkungan Sekolah
Penyesuaian diri yang baik didukung oleh guru yang kompeten dan yang
penuh pengcrtian. Sedangkan guru yang menerupkan disiplin yang dianggap tidak
adil oleh anak alau yang menentang anak akan mcmberi pengaruh yang berbeda.
e. Dukungan Sosial
Dukungan atau kurangnya dukungan dari teman-teman mempengaruhi
kepribadian anak melalui konsep diri yang terbentuk. Yang paling terpengaruh adalah
anak yang sangat populer dan anak yang terkucil
f Keberhasilan dan Kegagalan
Berhasil menyelesaikan tugas-tugas memberikan rasa percaya diri dan
menerima diri sendiri, sedangkan kegagalan menyebabkan timbulnya perasaan
kurang mampu. Kegagalan yang berulang-ulang menimbulkan akibat yang merusak
pada kepribadian anak.
38
g. Seks
Anak perempuan menyadari bahwa peran seks yang harus dijalankan lebih
rendah daripada peran laki-laki, dan kesadaran ini menyebabkan menurunnya
penilaian diri.
h. Inteligensi
Tnteligensi yang sangat berbeda dari yang normal akan memberikan pengaruh
yang buruk kepada kepribadian .
1. Status Sosial Ekonomi
Kalau anak merasa bahwa status sosial ekonominya lebih rendah dari teman
teman sebaya, ia cenderung merasa rendah diri.29
Berikut adalah konsep diri pada masa kanak-kanak akhir :
Pada masa kanak-kanak akhir (6-13 th pada wanita, 6-14 th pada pria),
hubungan lingkungan mulai meluas. Namun, hubungan keluarga masih tetap sangat
mempengaruhi perkembangan kepribadiannya. Anak mulai mengembangkan konsep
diri ideal. Mulanya konsep diri ideal mengikuti pola yang digariskan orang tua, guru
dan orang lain di lingkungannya. Kenrndian dengan meluasnya cakrawala, ia mulai
mengikuti pola-pola atau tokoh-tokoh yang dibaca dan didengar.
Pada masa ini anak mulai bergaul dengan teman-teman sebayanya apabila ia
tidak diterima oleh teman-temannya sebagaimana diharapkan, maka anak sering
menjadi tidak puas terhadap diri sendiri dan iri terhadap anak yang populer. Hal ini
dapat mengakibatkan kebiasaan menarik diri, dan sifat sensitif berlebihan.
29E!izabeth B. Hurlock. Psikologi Perke111ba11ga11, ( Jkt: Penerbit Erlangga 1991 )
39
Dukungan sosial dengan teman-teman sebaya dalam Iingkungan keluarga
sangat berpengarnh terhadap kepribadian anak. Apabila dukungan kurang, anak akan
mengembangkan sikap negatif. Sebaliknya apabila dukungan cukup, maka ha! ini
akan mengembangkan kepribadian positif seperti percaya diri, dan mudah bergaul.
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri
Middlebrook ( 1993) mengatakan ada 4 faktor yang mempengaruhi
kepercayaan diri yaitu :
a. Pola Asuh
Didikan dan asuhan yang diberikan oleh orang tua kepada anak di dalam
keluarga merupakan faktor utama yang besar pengaruhnya bagi perkembangan anak
dimasa mendatang.
b. Jenis Kelamin
Berkaitan dengan peran jenis kelamin, yang disandangkan oleh budaya
terhadap kaum pria atau perempuan memi!iki efek tersendiri . pada pola
pengembangan kepercayaan diri.
c. Pendidikan
Pendidikan seringkali dijadikan tolak ukur dalam menilai keberhasilan
seseorang, ini berarti semakin tinggi jenjang pendidikan seseorang, maka semakin
tinggi pula anggapan orang lain terhadap dirinya.
40
d. Penampilan Fisik
Hampir menjadi anggapan umum, orang yang memiliki penampilan fisik baik
dianggap memiliki watak dan sifat-sifat baik. Mereka dianggap cakap, berbudi dan
berkepribadian. Sebenarnya tidak ada hubungan langsung antara penampilan fisik
dengan watak dan sifat-sifatnya. 30
5. Masalah Tidak Percaya Diri Pada Anak-Anak
a. Anak terlalu mudah menangis
Banyak masalah kecil yang menyebabkan anak menangis. Hal ini
mencerminkan kualitas orang tua pada umumnya di dalam mendidik anak. Dan hal
ini mencerminkan adanya gejala rasa kurang percaya diri anak dalam bentuk kurang
merasa aman.
b. Anak mudah takut
Gejala mudah takut pada anak bisa dilihat ketika ia dihadapkan pada berbagai
situasi. Ketakutan terhadap berbagai objek mungkin disebabkan anak sering ditakut
takuti.
c. Anak tidak berani kesekolah sendiri
Gejala ini bisanya dialami oleh anak usia taman kanak-kanak, terkadang
sampai usia sekolah dasar. Hal ini disebabkan karena oarng tua sering bersikap terlalu
melindungi.
d. Anak cenderung enggan menghadapi kesulitan
30 Evie Mahrita ~Loe.cit .
41
Gejala ini akan terlihat ketika anak menghadapi suatu hal dengan tingkat
kesulitan yang tinggi, khususnya di dalam melakukan pekerjaan yang berkaitan
dengan sekolahnya.
e. Anak tidak bisa membuat pekerjaan rumah tanpa dibantu
Anak merasakan pekerjaan rumah sebagai satu beban yang menyusahkan dan
membuatnya tidak percaya diri untuk bisa mengerjakannya sendiri dengan mudah.
f. Anak selalu minta dilayani
Gejala tidak percaya diri juga banyak terjadi adalah anak selalu minta dilayani
di dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu yang seharusnya dilakukan sendiri.
g. Anak merasakan peke~jaan sekolahnya sebagai beban
Anak yang tidak percaya diri akan merasakannya sebagai beban yang
menyusahkan dan membuatnya kurng yakin untuk bisa menghadapi ..
h. Anak takut menghadapi temannya yang nakal
Karena hal-hal te1ientu yang tidak jelas, anak memperlihatkan gejala tidak
percaya diri dalam bentuk kurang memiliki rasa aman.
1. Anak takut menghadapi guru
Adakalanya guru yang mempunyai disiplin yang tinggi dan emosi tinggi
kurang menyadari bahwa sikap mereka bisa membuat anak-anak takut. Pada anak
anak tertentu, ketakutan ini bisa terjadi secara berlebihan dan menimbulkan rasa tidak
percaya diri.
42
J. Anak tidak berani tampil di depan kelas
Ketidakberanian anak untuk tampil di depan kelas merupakan salah satu
bentuk gejala adanya rasa tidak percaya diri. Hal ini karena anak kurang dididik
untuk berani mengekspresikan isi hatinya.
k. Anak tidak berani bertanya dan menyatakan pendapat
Gejala ini merupakan gejala umum, dalam arti, sebagian besar murid
mengalaminya. Hal ini bisa terjadi pada keluarga dengan pola pendidikan otoriter.
I. Anak mudah takut menghadapi orang yang lebih tua
Salah satu gejala yang juga bisa mencerminkan kurangnya rasa 0
tidak percaya diri bisa dilihat dari ketidakberanian anak untuk menghadapi anak yang
lebih tua.
m. Anak tidak berani tidur sendiri
Masalah yang cukup serius akan terjadi jika pada usia tertentu saat seharusnya
anak sudah harus berani tidur sendirian, tetapi ia selalu menangis untuk ditemani
setiap kali hendak tidur.
n. Anak tidak berani berada di tempat gelap
Gejala terscbut merupakan salah satu bentuk gejala tidak percaya diri yang
JUga merupakan gangguan mental yang bisa berkembang menjadi fobia sampai
dewasa.
o. Anak mudah panik dalam menghadapi masalah.
43
Sikap tersebut biasanya bukan disebabkan masalah yang dihadapinya sulit,
tetapi lebih sering karena adanya rasa tidak percaya diri bahwa ia akan mampu
mengatasinya.
p. Anak menjadi gagap ketika berbicara
Hal ini terlihat pada anak yang tidak memiliki kelainan pada alat-alat
bicaranya tapi memperlihatkan gejala gagap ketika berbicara.
q. Anak sering mengisolasi diri
Gejala mengisolasi diri atau sebaliknya diisolasi oleh teman-temannya sering
dialami oleh anak-anak tertentu di dalam lingkungan sekolah.
r. Anak cenderung tidak punya inisiatif
Kurangnya inisiatif anak di dalam melakukan sesuatu yang baik sering
terlihat, terutama di lingkungan sekolah pada saat berlangsungnya proses belajar
mengajar di sekolah
s. Anak cenderung mundur dalam menghadapi tantangan
Hanya orang-orang dengan rasa percaya diri yang baik sajalah yang akan bisa
menghadapi tantangan.
6. Pengaruh Kondisi Keluarga Terhadap Proses Pembentukan Rasa Percaya \
Diri
Keadaan keluarga, sebagai lingkungan hidup yang pertama dan utama dalam
kehidupan setiap orang, sangat mempengaruhi pembentukan rasa percaya diri. Rasa
44
percaya diri bisa tumbuh dan berkembang baik sejak kecil jika seseorang berada di
dalam keluarga yang baik.
a. Keadaan Keluarga
1) Kedua orang tua kandung masih lengkap
2) Ayah dan ibu mempunyai Jatar belakang perkawinan yang baik ketika mereka
membentuk rumah tangga.
3) Anak dilahirkan dalam keadaan normal, jasmani dan rohani.
4) keberadaan anggota keluarga yang Jain tidak membawa pengaruh negatifpada
anak.
b. Kondisi Ekonomi Keluarga
1) Kebutuhan sandang, pangan dan papan terpenuhi
2) Tersedia dana yang cukup untuk pendidikan formal
3) Tersedia berbagi fasilitas yang menunjang proses perkembangan anak
4) Biaya untuk pemenuhan kesehatan terpenuhi
5) Secara garis besar keadaan kondisi ekonomi keluarga harus bisa memenuhi
kebutuhan perkembangan mental dan fisik anak.
c. Kondisi Tempat Tinggal
l) Tinggal di rumah milik sendiri
2) Kondisi rumah cukup luas agar anggota keluarga tidak tinggal berdesakkan
3) Adanya tempat yang cukup memadai bagi anak untuk belajar
4) Tersedia halaman yang luas untuk anak bermain
45
5) Kondisi rumah hams memenuhi standart minimal bagi seluruh anggota
keluarga untuk bisa memenuhi segala kebutuhan dan menjalani kehidupan
dengan tenang.
d. Kondisi Lingkungan di Sekitar Rumah
I) Tempat tinggal hendaknya tidak terletak pada lingkungan yang sering terjadi
keributan.
2) Tempat tinggal juga tidak berada pada lokasi yang dihuni oleh masyarakat
yang berperilaku asusila.
3) Tinggal didaerah kumuh Juga perlu dihindari karena kecenderungan
masyarakatnya yang berpendidikan rendah dengan kualitas tingkah laku yang
sulit diharapkan untuk mcmbcri pcngaruh positif bagi perkembangan rasa
percaya diri anak.
4) Perlu diusahakan agar anak diberi kesempatan untnk bergaul dan bermain
dengan teman sebayanya. Dan perlu pula diberi kesempatan untuk bergaul
dengan orang yang lebih rendah atau lebih tua usianya.
e. Latar Belakang Ayah dan lbu Kandung
1) Suatu perkawinan yang baik dengan rasa saling mencintai bukan karena
keterpaksaan
2) Ayah dan Thu berasal dari keluarga baik-baik.
3) Latar belakang pendidikan formal ayah clan ibu yang cukup memadai sebagai
bekal menjadi orang tua dengan wawasan yang cukup luas.
46
4) Figur, penampilan dan tingkah laku ayah dan ibu harus mencerminkan contoh
kepribadian yang baik , terutama dari segi wibawa dan rasa percaya diri.
5) Hubungan yang harmonis antara suami isteri dan juga antara orang tua dan
anak.
f. Pola Pendidikan Keluarga
I) Anak hendaknya jangan dididik terlalu keras.
2) Rasa sayang terhadap anak perlu diusahakan agar tidak membuat orang tua
bersikap terlalu memanjakan dan terlalu melindungi.
3) Jika orang tua hendak menanamkan rasa percaya diri yang kuat pada diri anak
maka di dalam setiap kegiatan positifyang dilakukan anak perlu ditumbuhkan
semangat untuk bersikap mandiri clan ditumbuhkan pula rasa malu atau gengsi
jika anak bersikap terlalu tergantung kepada bantuan orang lain.
C. MASA KAN AK-KAN AK AKHIR
Akhir masa kanak-kanak akhir (Later Childhood) atau masa anak sekolah
berlangsung antara usia 6 tahun sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara
seksual. Pada awal dan akhirnya, masa akhir kanak-kanak ditandai oleh kondisi yang
sangat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial anak.31
Permulaan masa akhir kanak-kanak ditandai dengan masuknya anak keke!as
satu, ha! yang wajib untuk anak berusia 6 tahun di Amerika saat ini. Sementara
penyesuaian diri dengan tuntutan dan harapan barn dari kelas satu, kebanyakan anak
31 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1991 ), h.146
l1 I• ¥ ....•••. ,.,
47
berada dalam keadaan tidak seimbang, anak mengalami gangguan emosional
sehingga sulit untuk hidup bersama. Masuk kelas satu merupakan peristiwa penting
bagi kehidupan setiap anak sehingga dapat mengakibatkan perubahan dalam sikap ,
nilai dan perilaku.
Selama setahun atau dua tahun terakhir dari masa kanak-kanak terjadi
perubahan fisik yang menonjol dan hal ini juga mengakibatkan perubahan dalam
sikap, nilai, dan perilaku dengan menjelang berakhimya periode ini dan anak
mempersiapkan diri, secara fisik dan psikologis, untuk memasuki masa remaja.
Tibanya akhir masa kanak-kanak dapat secara tepat diketahui, tetapi orang
tidak dapat mengetahui secara tepat kapan periode ini berakhir karena kematangan
seksual yaitu !criteria yang digunakan untuk memisahkan masa kanak-kanak dengan
masa remaja timbulnya tidak sclalu pada usia yang sama.
Akhir masa kanak-kanak ini, disebut orang tua dengan masa tidak rapih
karena mereka cendenmg tidak memperdulikan atau ceroboh terhadap penampilan
dan kamarnya juga sangat berantakkan.
Masa ini disebut usia bertengkar karena pada masa ini senng terjadi
pertengkaran antara anak-anak dan antara anak dengan anggota keluarga lainnya,
sehingga suasana rumah adakalanya tidak menyenangkan.
Dan masa ini oleh orang tua disebut dengan masa menyulitkan karena anak
anak tidak menurut lagi perintah, mereka lebih banyak dipengaruhi atau menuruti
teman-temannya dari pada orang tua dan anggota keluarga lainnya. Karena dalam
usia sekolah, anak-anak sudah jauh lebih mandiri, anak mulai membandingkan segala
48
sesuatu di rurnahnya dengan yang ditemui di luar, baik di sekolah ataupun di rurnah
teman-temannya. Norma-nonna moral yang tadinya absolut di rumah kini menjadi
relati£ Oleh karena itu, anak-anak dalarn rnasa ini suka mernbantah dan rnernbanding-
bandingkan.32Para pendidik menyebut masa kanak-kanak dengan sebutan ; Usia
sekolah dasar dan usia kritis ; Sedangkan para ahli psikologi rnenyebutnya dengan
usia berkelompok : Usia penycsuaian.33
Anak di sekolah bertemu dengan anak-anak lain dan guru, anak bergaul,
berinteraksi dengan anak-anak sebaya. Semua ha! yang dibenarkan oleh guru adalah
benar karena guru yang mengatakannya.
Anak senang bergaul dengan teman sebaya dan senang berkumpul dengan
berbagai kelompok tcman sebaya. Anak mengubah tingkah lakunya dan ingin sekali
belajar berbagai ketangkasan dan keterampilan yang perlu untuk dapat diterima
dalam berbagai aktivitas kelompok, dan identifikasi teman sebaya.34
Tugas- tugas perkembangan anak pada kelompok umur 6-13 tahun :
a. Belajar kemampuan-kemampuan fisik yang diperlukan agar bisa melaksanakan
pennainan atau olah raga yang biasa.
b. Mernbentuk sikap-sikap tertentu terhadap dirinya sebagai pribadi yang sedang
tumbuh dan berkembang
c. Belajar bergaul dengan teman-temannya yang seumur
32 M. Alisuf Sabri~Pe11ga11tar Psikologi Umum dan Perkemba11ga11 , ( Jakarta : Penerbit Pedoman Ilmu Jaya ), cet. ke-1, h. 155
33 Irwnto, Psikologi Umum , ( Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama , 1997) , h. 44 34 Yulia Singgih D. Gunarsa, op.cit., h. 51
49
d. Memperkembangkan kemampuan-kemampuan dasar dalam membaca, .menulis
dan menghitung
e. Memperkembangkan nurani, moralitas dalam skala ini
£ Memperoleh kebebasan pribadi
g. Membentuk sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan institusi35
Tidak setiap anak akan lancar mencapai tugas-tugas perkembangan yang
tersusun seperti di atas, karena dalam kenyataannya gangguan dalam tiap
perkembangan akan selalu bisa timbul.
D. HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DENGAN KEPERCAVAAN DIRI ,---
ANAK.
Masa kanak-kanak adalah masa yang indah, sekaligus masa yang riskan,
betapa tidak, karena saat inilah dasar pcmbentukan kepribadian dibangun. Usia 6-9 th
adalah usia disaat anak mulai mcngasah diri untuk menyerap serta memahami
kenyataan-kenyataan sosial yang ada. Keinginannya untuk mengikuti aturan
permainan yang ada, bertanggung jawab serta mandiri, seyogianya dihargai. Orang
tua harus peka danjeli menangkap setiap langkah perkembangan dari anak-anaknya.
Anak-anak adalah jiwa yang suci, bersih dan mencinta kegembiraan, bahkan
ia adalah inspirasi bagi kegembiraan orang dewasa. Anak-anak sangat menyukai
senyuman yang menghiasi wajah orang dewasa.
35 Yulia Singgih D. Gunarsa,_Loc.cil.
50
Penanaman jiwa periang dalam diri anak akan mewariskan jiwa optimis dan
daya juang yang tinggi dalam menghadapi hidup dan berbagai rintangannya.
Rosululloh SAW pun selalu menanamkan jiwa periang dalam diri anak-anak dengan
cara : Menyambut mereka dengan hangat ketika bertemu, mencium dan mencandai
mereka, mengelus-elus kepala mereka , memberi mereka makanan yang baik, dan
makan bersama-sama dengan mereka . Hal tersebut di atas beliau lakukan untuk
menanamkan rasa percaya diri pada diri anak.36
Harry Stack Sullivan (1953) menjelaskan bahwa jika anak diterima orang
lain, dihormati, dan disenangi karena keadaan dirinya, anak akan cenderung bersikap
menghormati dan menerima dirinya. Sebaliknya, bila orang Iain selalu
meremehkannya , menyalahkan , dan menolaknya , anak akan cenderung tidak akan
menyenangi dirinya.
Tidak semua orang lain mempunyai pengaruh yang sama terhadap diri anak.
George Herbert Mead (1934) menyebut mereka significant other'- orang laiH yang
sangat penting. Ketika anak masih kecil, mereka adalah orang tua , saudara , dan
orang yang tinggal satu rumah dengan anak.
Richard Dewey dan W.J. Humber (1966) menamainya effective others -
orang lain yang dengan mereka anak mempunyai ikatan emosional. Dari merekalah,
secara perlahan-lahan anak membentuk konsep dirinya Senyuman, pujian,
36Muhammad Nur Abdul Hafizh, Mendidik Anak Bersama Rosulu//ah , ( Bandung : J>enerbit Al Bayan 1998) h. 310
51
penghargaan, pelukan mereka, menyebabkan anak menilai dirinya secara positif.
Ejekan, cemoohan, dan hardikan, membuat anak memandang diri anak secara negatif.
Jalaluddin Rakhmat terkesan pada sebuah sajak dari Dorothy Law Nolte.
ANAK BELAJAR DARI KEHIDUPANNYA Jika anak dibesarkan dengan celaan, Ia be/ajar memaki .Jika anak dibesarkan dengan permu.mhan, Ia be/ajar berke/ahi .Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, fa be/ajar rendah diri .Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, la be/ajar menyesali .Jika anak dibesarkan dengan toleransi, Ia bela;ar menahan diri .Jika anak dibesarkan dengan pujian, Ia be/ajar menghargai .Jika anak dihesarkan dengan dorongan. Ia he/afar percaya diri .lika mwk clihesarkan clengan rasa aman, Ia be/afar menaruh kepercayaan Jika anak dibesarkan dengan dukungan, fa be/ajar 111enyena11gi diri .Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, Ia be/ajar menemukan i::inta dalam kehidupan Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baik perlakuan, la be/afar keadilan37
Pengalaman-pengalaman yang dilalui sewaktu kecil, baik pengalaman pahit
maupun yang menyenangkan, semuanya mempunyai pengaruh dalam kehidupan
nantinya ; karena kepribadian (kebiasaan-kebiasaan , sikap dan pandangan hidup)
terbentuk dari pengalaman sejak kecil , terutama pada tahun-tahun pertama dari si
37 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, ( Bandung : Penerbit PT Remaja Rosdakarya 1998)h 102.
u
52
anak. Pengalaman-pengalaman itu termasuk pendidikan, perlakuan orang tua, sikap
orang tua terhadap si anak, atau sikap orang tua satu sama lain.
Pengalaman-pengalaman pada tahun-tahun pertama itulah yang menentukan
kesehatan mental seseorang, bahagia atau tidaknya ia di kemudian hari . Kesehatan
mental mempunyai pengaruh atas keseluruhan hidup seseorang, yaitu perasaan,
fikiran, kelakuan dan kesehatan. 38
Berdasarkan uraian tersebut semakin jelaslah betapa besar pengaruh sikap dan
perilaku orang tua terhadap anaknya, terhadap kep~r~ayaa~ diri dan kepribadian anak
yang dapat mewujudkan kebahagiaan atau ketidakbahagiaan pada diri anak kelak.
E. HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis Nihil (Ho) : I
1. pola asuh tida,kbcrkorclasi·positif dcngan k~percayaan diri I?,iJ.d!l;anak:
2. individu dengan pola asuh demokratis tidak lebih percaya diri dari individu
dengan pola suh permissif dan otoriter.
3. siswa tidak lebih percaya diri daripada siswi.
Hipotesis alternatif ( Ha ) :
1. pola asuh berkorelasi positif dengan kepercayaan diri pada anak.
2. individu dengan pola asuh demokratis tidak percaya diri dari individu dengan pola
suh permissif dan otoriter.
3. siswa lebih percaya diri daripada siswi
"Zakiah Daradjat, Kese/Jatan Mental, (Jakarta: PT Toko Gunung Agung 1996) h.65
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Seperti yang telah diungkapkan dalam pendahuluan, bahwa yang hendak
diteliti dalam penelitian ini, apakah ada pengaruh antara pola asuh orang tua
dengan kepercayaan diri anak.
Selanjutnya untuk menjawab pertanyaan peneliti tersebut, ada beberapa
hal yang ditentukan oleh peneliti, yaitu :
J A. SUBJEK PENELITIAN
!. Karakteristik subjek. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka pada penelitian
ini yang menjadi subjek penclitian adalah siswa-siswi Madrasah Pembangunan
lbtidayah Ciputat.
2. Teknik Sampling. Pcnclitian ini dilakukan di Madrasah Pembangunan
lbtidayah Ciputat, dengan siswa dan siswi kelas VI D dan VIG. Teknik yang
digunakan adalah simple random sampling yaitu pengambilan sampel secara
acak, sehingga semua responden mendapat kesempatan yang sama untuk menjadi
anggota sample.
3 .. Jmnlah Sampel . Dari populaoi sebanyak kurang lebih 240 orang , jwnlah
sampel sebanyak 60 orang yang terdiri dari 2 kelas.
54
B. IDENTIFIKASI DAN DEFINISI OPERASIONALVARIABEL
1. Identifilmsi Variabcl
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel . Variabel pertama adalah
variabel bebas ( independent variabel ) dan yang kedua adalah variabel terikat
( dependent variabel ).
a. V ariabel I dalam penelitian ini adalah pola asuh sebagai Independent
variabel ( variabel bebas )
b. Variabel II adalah kepercayaan diri sebagai dependent variabel
( variabel terikat )
2. Definisi Operasional
a. Pola Asuh
Pola asuh ndalah cara orang tua 111cngasuh , tnenjaga , 1nc1nbi111bing anak
yang dilakukan oleh kcdua orang lua supaya anak terscbut dnpal bcrdiri scndiri.
Gambaran pola asuh dipernleh dari alat bcrupa skala dengan teknik force choice.
dalam skala ini scliap itcmnya berisi 3 pcmyataan yang masing-masing
pemyataan menggambarkan tipc pola asuh orang tua yang mengacu pada teori
Baumrind ( 1971 ) yaitu : demokratis, otoriter , dan pennissif. Pola asuh
demokratis ditandai dengan adanya sikap terbuka antara orang tua dan anak.
Mereka membuat aturan-aturan yang disetujui bersama. Anak diberi kebebasan
imtuk mengemukakan pendapat , perasaan dan keinginannya . Orang tua bersikap
sebagai pemberi pendapat dan pertimhangan terhadap aktivitas anak. Pola asuh
otoriter ditandai dengan adanya aturan-aturan yang kaku dari orang hia.
Kebebasan anak sangat dibatasi, orang tua memaksa anak untuk berperilaku
55
seperti yang diinginkannya . Bila aturan-aturan ini dilanggar anak , orang tua akan
tnenghukumnya, biasanya dengan hukuman fisik. Tapi bila anak patuh, orang tua
tidak memberi hadiah karena sudah sewajamya. Pola asuh permissif ditandai
dengan adanya sikap orang tua yang memberikan kebebasan penuh pada anak
untuk berbuat . Orang tua tidak memberi aturan dan arahan pada anak . Semua
keputusan diserahkna kepada anak tanpa pertimbangan orang tua.
Adapun aspek yang diungkap dalam skala pola asuh ini merupakan
modifikasi dari teori-teori yang berkaitan dengan pola asuh, dengan susunan item
yang meliputi : disiplin sekolah , interaksi sosial, hukuman dan ganjaran di rumah,
serta komunikasi antara orang tua dan anak .
b. Kepercayaan Diri
Kepercayaan diri adalah kcmampuan membuat keputusan-keputusan dan
penilaian-penilaian lanpa harus hergantung pada orang lain . Kcpcrcayaan diri
juga merupakan keyakimm individu untuk mclakukan tindakan yang dianggap
benar.
Gambaran mengenai kepercayaan diri diperoleh dari alat berupa skala
dengan teknik skala sikap ( metode rating yang dijumahkan ) merupakan metode
penskalaan pemyataan sikap yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar
peraturan nilai skalanya.
Adapun indikator yang diangkat dalam skala kepercayanan diri yang
mengacu pada teori Gael Lindenfield ( 1997 ) yaitu : cinta diri, pemahaman diri,
pemikiran yang positif, komunikasi, ketegasan, penampilan diri, dan
pengendalian perasaan.
56
~c. TEKHNIK PENGUMPULAN DATA
Di dalam penelitian ini , instmmen pengumpulan data yang digunakan
yaitu dengan menggunakan 2 buah skala , yaitu skala pola asuh untuk mengetahui
kecenderungan pola asuh responden dan skala kepercayaan diri untuk mengukur
tingkat kepercayaan diri anak.
1. Skala Pola Asuh Orang Tua
Gambaran mengenai pola asuh diperoleh dari alat berupa skala dengan
teknik force choice. Dalam skala ini setiap item berisi 3 pernyataan yang rnasing-
rnasing pernyataan menggambarkan ripe pola asuh orang tua yaitu, otoriter,
demokratis dan pennissif .Dari skala ini rcsponden diminta untuk membcrikan
respon dari pen1yataan yang 1ncngga1nharkan dirinya.
Adapun aspek yang diangkat dalam skala pola asuh ini diambil dari jenis-
jenis pola asuh yang tclah dijclaska11 dala1n landasan tc<>ri. rncrupakan pcn1yataan
hasil modifikasi dnri ala! ukur yang digunakan olch Natris Idriyani mcngacu pada
teori Barnnrind ( 1971 ).
Hasil analisis korelasi item total dari uji coba terhadap 36 item skala pola
asuh menunjukkan 32 item yang valid dan 4 yang gugur, item-item yang gugur
adalah item-item nomor 1, 4, t 9, 36.
Ke-32 item tcrsebut melihat aspek masalah keseharian remaJa yakni :
disiplin sekolah sebanyak 9 item, interaksi sosial sebanyak 8 item, hukuman dan
ganjaran di rumah sebanyak 9 item, serta komunikasi orang tna dan anak
sebanyak 7 item.
57
Adapun analisa data reliabilitas skala ini, menghasilkan koefisien alpa
sebesar 0,7611, sehingga dapat dikatakan reliabilitas skala ini culrnp tinggi, berarti
skala ini layak digunakan sebagai alat untnk mengurnpulkan data dalam penelitian
llll.
Untnk pemberian skor terhadap jawaban subjek , yaitn ba!Iwa pernyataan
yang menggambarkan pola asuh demokrasi diberi skor (3), pola asuli permissif
diberi skor (2), pol a asuh otoriter diberi skor (I).
Berdasarkan pembobotan skor tersebut, maka rentang skor yang mungkin
diperoleh adalah antara 32-96 .Dengan demikian dapat ditentnkan rentang skor
untnk pola asuh yaitu :
- Tipe otoriter, memiliki rentang skor antara 32-53
- Tipe pennissi f, mcmiliki rcntang skor antnra 54-75
- Tipe demokrasi , mcmiliki rentang skor antara 76-96
2. Skala Kepercayaan Oiri
Gambaran mengenai kepercayaan diri diperoleh dari alat berupa skala
dengan teknik skala sikap ( metode rating yang dijumla!Ikan ). Metode rating yang
dijumlalikan ini, popnler dengan nama penskalaan dengan metode Likert ( Gable ,
1986 ), merupakan mctode penskalaan pemyataan sikap yang menggunakan
distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai skalanya.
Skala sikap ini diberikan kepada subjek penelitian sehagai sebuah stimulus
yang diharapkan dapat menrnnculkan respons atas perilaku yang ada sehingga
dapat terlihat seberapa besar pengaruli pola asuh orang tua terhadap kepercayaan
diri anak.
58
Untuk penskalaan dengan metode ini, sejumlah pemyataan sikap telah
ditulis berdasarkan kaidah penulisan pemyataan dan didasarkan pada rancangan
skala yang telah ditetapkan. Responden akan diminta untuk menyatakan sering
,kadang-kadang, atau tidak pemah merasakan apa yang ada di dalam isi
pemyataan dalam 3 macam kategori jawaban , yaitu " Sering " ( S ) , " Kadang-
Kadang " ( KK ), " Tidak Pemah " ( TP ).
Tabet 3.1
Skoring Untuk Butir Skala Ke1>ercayan Diri
·-· •avorable Unfavorable
3 1 2 2 ... ""---~----·
J 3
Berdasarkan pembobolan skor tersebut, maka rentang skor yang mungkin
diperoleh adalah antara 42-126. Dengan demikian secara teori dapat dilentukan
rentang skor unluk tingkat kepcrcayaan diri, yailu :
- Kepercayaan diri rendah, memiliki rentang skor antara 42-70
- Kepercayaan diri sedang, memiliki rcntang skor antara 71-99
- Kepercayaan diri tinggi, memiliki rentang skor antara 100-128
Prosedur penskalaan dengan metode rating yang dijumlahkan didasari oleh 2
asums1:
a. Setiap pemyataan sikap yang telah ditulis dapat disepakati sebagai pemyataan
yang fuvorabel atau pemyataan yang tak favorabel.
59
b.Jawaban yang diberikan oleh individu yang mempunyai sikap positif hams
diberi bobot atau nilai yang Jebih tinggi dari pada jawaban yang diberikan o!eh
responden yang mempunyai sikap negatif.
Skala percaya diri, digunakan untuk mengukur kepercayaan diri subjek.
Alat tes atau skala ini dibuat berdasarkan teori kepercayan diri dari Gael
Lindenfield ( 1997 ). Terdiri dari 7 aspek yaitu :
Tabet II
Penyebaran Butir Item Kepercayaan diri
INDIKATOR FAV UNFAV Cinta Diri 1,2, 14,24,27 ,61,63,64 8,9,10,15,25
Pemahaman Diri 4_,16,~~---·····--··· .1J.1.!~l 7' 18,62 ~---~--"----·"·-·-·-· ·-···-··-·. ..
Pemikiran Y nng 5,7,13,22 6,19,20,21,23 Positif ..
Komunilmsi Yang 28,30,31,36,43,45,56, 29,55,44,60,68,69 Baik 65 ------·· ---~---~-·· Ketegasan 47,48,57,66 46,34,33,32
·---·· Penampilan Diri 35,37,38,58,67 49,50,59
-----Pengendalian 39,42,51,53,70 40,41,52,54 Perasaan
~ D. TEKHNIKANALISIS DATA
Untuk melihat sejauh mana suatu alat ukur dapat mengungkap dengan
tepat gejala-gejala yang hendak diukur, dan seberapa jauh alat ukur tersebut dapat
memberikau basil yang teliti dan dapat menunjukkan dengan sebenarnya status
atau gejala yang akan kita ukur, maka sebelum alat ukur tersebut kita gunakan
untuk penelitian sesungguhnya, perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
60
dengan tujuan agar alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian memiliki
keakuratan dalam mengungkap suatu gejala atau bagian gejala, sehingga
kesimpulan yang diambil berdasarkan analisis dari data yang diperoleh dengan
alat ukur tersebut menjadi lebih dapat dipercaya.
1. Validitas Alat Ukur
Uji validitas alat ukur yang digunakan dengan mengkorelasikan skor
masing-masing item dengan skor total. Rurnus yang dignnakan adalah korelasi
Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson, yaitn :
Keterangan Rumus :
N .Jum ;ah Rcspondcn
x Skor Item
y = Skor Total
r xy Koefisien Korelasi Skor Item dengan Skor Total
2. Reliabilitas Alat Ukur
Untuk men1,>uji reliabilitas meng1,runakan rumus Alpha Cronbach , yaitn :
11 (sD,' )- ~') L( = ----·--- ·--
17 - J SD,'
Dimana:
u -· Koefisien Reliabilitas
61
SD,' = Standar Deviasi Skor Total
Standar Deviasi dari Setiap Item
n Jumlah Item
3. Chi Square
Di gunakan untuk melihat perbedaan kepercayan diri ( tinggi, sedang,
rendah ) pada subjek yang memiliki pola asuh ( demokratis, permisif, dan
otoriter ) , dengan nunus :
!. _I .\_I . ,, l
Dimana:
z2 indcks pcrbedaan aJltara rrckuc11si ubscrvasi dcngan
rrckucnsi yang diharapkan.
f, frckucnsi yang diperoleh berdasarkan data
.!,, = frekuensi yang diharapkan
= jum !ah frekucnsi pada kategori i
J = jumlah frekuensi pada kategori j
4. Korelasi Product Moment
Sedangkan pengujian hipotesis tmtuk melihat Pengaruh antara Pola Asuh
dengan kepercayaan diri , penulis menggunakan Rumus Korelasi Pearson Product
Moment yaitu :
62
R xy = Angka Indeks Korelasi Product moment
N = Jumlah Subjek
XY = Jumlah Hasil Kali Antara X dengan Y
X Jumlah Seluruh Skor Item
Y Jumlah Skor Total Kepercayaan Diri
-E. PROSEDlJR PENELITIAN
I. Tahap persiapan
a. Dimulai Dengan Perumusan Masalah
b. Menentukan Variabcl Penclitian
c. Melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan gambaran dan landasan
teoritis yang tepat mengenai variabel penelitian
d. Mencatat, menyusun dan mempersiapkan alat ukur yang akan digunakan
dalam penelitian ini, yaitu skala sikap terhadap kepercayaan diri.
e. Menentukan lokasi penelitian dan menyelesaikan administrasi perizinan
penelitian.
f. Melakukan uji coba alat ukur (try out )Uji coba dilakukan pada tanggal 15
Desember 2003, pada siswa dan siswi Madrasah Ibtidayah Pembangunan
Ciputat Jakarta. Uji coba dilakukan dengau menyebarkan angket skala
63
kepercayaan diri kepada 75 orang responden. Dari 75 angket yang
disebarkan, 64 angket memenuhi kriteria untuk diolah karena
pemyataannya telah dilengkapi semua, sedangkan 11 angket Jain dianggap
tidak memenuhi kriteria karena ada beberapa pernyataan yang tidak diisi.
Setelah uji coba dilakukan, penulis melakukan uji validitas dan uji
reliabilitas. Uji validitas Skala Kepercayaan Diri dilakukan dengan cara
mengkorelasikan skor tiap-tiap item dengan skor total , dengan
menggunakan rmnus korelasi product moment dari Pearson. Dari 70 item,
setelah uji validitas terdapat 42 item yang valid, dan ada 28 yang gugur.
Berikut ini adalah distribusi item valid dan tidak valid setelah uji coba.
Tabel Ill
Distribusi Item Skala Kepercayaan Diri Setelah Uji Coba
---··---------,--·-·-·---.. --.. ~---
No lndilmtor lfav Unfav Jml ------~ ----
I. Cinta Diri 1,2,14~*,24**, 8**,9,10, 12 63** ,64,27** 15,25
2. Pemahaman Diri 4,16** ,26** 3**,11,12, 9 18,62,17
3. Pemikiran yang 5** ,7, 13** ,22** 6*,19**,23, 9 Positif 20** 21**
----·--- ----------·------------ --- .. - - - - - -- - --- --.-------------- ---- ··- ______ !_ ·---···---·------~-____________ ,.
4. Komunilctsi 28**,30**,31**, 29*55**,44, 14 yang Baik 56**,65*,36*,45 60**68*,
43** 69** 5. Ketegasan 47,48,57**,66 46**,34,33,32 8 6. Penam1>ilan Diri 35** ,37,38,58*, 49*,50**, 8
67** 59** 7. Pengendalian 39** ,42*,5 I**, 40*,41,52** 9
Perasaan 53**70 54** Ju ml ah 37 33 70 --·---- '"'----------~-----~--------
* S1gmfikan pada level 0,05
** Signifikan pada level 0,01
64
Item-item yang akan digunakan dalam penelitian sesunggulmya sebanyak
42 item, kemudian penulis menyusun kembali item-item tersebut untuk
disebarkan pada penelitian sesungguhnya.
Berikut label Blue Print Skala Kepercayaan Diri yang digunakan untuk
penelitian sesungguhnya:
Tabet IV
Distribusi Item Skala Kepercayaan Diri
.. ,. ..... ., ...... ,. .. _
No Indikator Fnv Unfav Jml 1. Cinta Diri 14,24,27,63 8 5 2. Perna ha man 16,26 3 3
Diri -3. Pemikiran yang 5,13,22 6,19,20,21 7
Positif 4. Komunilmsi 28,30,31,36,43,56,65 29,55,60,68,69 12
~ -~g Baik
5. J(ctcg:is:m 57 46 2 -6. pc O:lll~Jl.i!"!l__~i1:i 3~.~_11,<•? _42,,,<;_f!,59 ------ 6
~-- -- - --------- ------7. Pcngendalian 39,42,51,53 40,52,54 7
1>eras:1an ,__I __________ ------------ --------------------Jumlah 24 18 42
'--- ------ --... ------- --·-----·-··------· -··--- ------
Untuk uji reliabilitas skala kepercayaan diri, penulis menggunakan rumus
Alpha Cronbach. Hasil reliabilitas untuk 42 item pada skala kepercayaan diri
terletak pada Alpha 0,8779.
2. Tahap Pcngambilan Data
a. Mencntukan sumber penelitian dan melakukan konfirmasi dengan pihak
sekolah. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 30 Desember 2003.
b. Menjelaskan tujuan penelitian dan meminta kesadaran subjek untuk mengisi
kuesioner penelitian.
0
65
c. Melakukan pengambilan data dengan memberi kuesioner yang telah
disiapkan kepada subjck penelitian. Penulis menyebarkan 72 angket, kepada
siswa dan siswi Madrasah lbtidayah Pembangunan Ciputat , yang memiliki
kriteria yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
3. Tahap Pengolahan Data
a. Melakukan skoring terhadap hasil kuesioner yang telah diisi oleh
responden. Dari 72 angket yang tersebar, diperoleh 64 angket yang
memadai untuk diolah.
b. Melakukan analisis data dengan menggunakan metode statistik untuk
menguji hipotesis pcnelitian.
4. Tahap Pcmbahasan
a. Menginterprctasikan dan membahas hasil analisis statistik berdasarkan
teori.
b. Mernmuskan kesimpulan hasil penelitian dengan mmperhitungkan data
penunjang yang diperoleh.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
"A. Gambaran Umnm Responden
Berikut ini akan diuraikan gambaran umum responden berdasarkan usia, jenis
kelamin, kelas ,aktivitas subjek, pekerjaan orang tua, pendidikkan orang tua,
penyebaran skor pola asuh dan penyebaran skor kepercayaan diri.
1. Subjek Berdasarkan Usia
Berdasarkan usia, subjek dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagaimana
terlihat dalam tabel berikut :
Tabet 4.1
Usia Responden
-----No Usia Jumlah o/4,
---··--I---·------l l l tahun 57 89,0
2 12 tahun 6 9,37
~ 13 tahun 1 1,56 J
Jumlah 64 100
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar subjek berusia 11
denganjumlah 57 siswa( 89,0 % )
66
67
2. Jenis Ketamin.
Berdasarkan Jents kelamin, subjek penelitian ini digambarkan
sebagaimru1a terlihat pada tabel berikut :
Tabet 4.2
Jenis Ketamin Responden
No Jenis Ketamin Jumtah %
1 Laki-Laki 37 57,8
2 Perempuan 27 42,2
Jumtah 64 100
Berdasarkan jenis kelamin, subjek yang terbanyak jumlahnya adalah laki-laki
sebanyak 37 subjek ( 57,8 % ).
3. Subjek Berdasarkan Kelas
Berdasarkan kelas, subjek penelitian ini digambarkan sebagaimana terlihat
pada tabel berikut :
Tabet 4.3
Subjek Berdasarkan Kelas
No Ketas Jumlah 'Yt. -· 1 Kelas VI D 33 51,5
2 Kelas VIG 31 48,5
-· Jumtah 64 100
68
Berdasarkan kelas subjek, subjek yang terbanyak berasal dari kelas VI D
sebanyak 33 subjek ( 51,5 % ) .
4. Subjek Berdasarkan Kegiatan Intra atau Ekstra Kurikuler
Berdasarkan kegiatan intra atau ekstra kurikuler, subjek penelitian im di
garnbarkan sebagaimana terlihat pada tabel berikut :
Tabet 4.4
Kegiatan Intra atau Ekstra Kurikuler Responden
No Intra dan Ekstra Jumlah % 1 Mengikuti 32 50
2 Tidak Mengikuti 32 so
.Jumlah 64 too
Untuk kegiatan intra atau ckstra kurikuler di sekolah, tcrdapat jumlah yang
seimbang antara subjek yang mcngikuti kegiatan. Untuk subjek yang mengikuti
kegiatan intra atau ekstra kurikuler, didapat dari penelitian bahwa kegiatan intra atau
ekstra terdiri dari : PMR, paduan suara, pramuka, dan olah raga.
5. Subjek Berdasarkan Aktivitas Di luar Rumah
Berdasarkan aktivitas di luar rumah, subjek penelitian ini digambarkan
sebagaimana terlihat pada tabel berikut :
69
Tabel 4.5
Subjek Berdasarkan Aktivitas Di luar Rumah
No Aktivitas Jumlah O/o
1 Memiliki Aktivitas SS 85,9
2 Tidak Memiliki 9 14,?
Jumlah 64 100
Subjek ditinjau dari aktivitas di luar rumah maka . dapat dikatakan hampir
semua subjek memiliki aktivitas di luar rumah .Adapun aktivitas di luar rumah yang
mereka lakukan adalah : kursus bahasa inggris, matemtika, komputer , dan bermain
musik.
6. Pendidikan Akhir Orang Tna Subjek
Berdasarkan pcndidikan akhir orang tua, subjek digambarkan sebagaimana
terlihat pada tabel berikut
Tabel 4.6
Pendidikan Akhir Ayah Subjek
No Ayah Jumlah % --1 S3 3 4,87
2 S2 8 12,5
3 Sl 41 64,0
4 03 1 1,6
5 SMA 10 39,0
6 SMP 1 0
Jnmlah 64 100
70
Pada tabel di atas pendidikan orang tua subjek sangat bervariasi, ternyata ayah
subjek ada yang memiliki pendidikan tertinggi S3 (Strata Tiga), dan terendah SMP
(Sekolah Menengah Pertama).
Tabel 4.7
Pendidikan Akhir Ibn Subjek
No Ibu Jumlah 0/o 1 S3 0 0
2 S2 1 1,6
3 SI 25 39,0
4 03 0 0
5 SMA 37 57,8
6 SMP I 1,6
-··· ----------·-.J umlah 64 100
~-·--- -------~--· -··----·--·--
Sedangkan pendidikan ibu subjek, memiliki pendidikan tertinggi yaitu S2
(Strata Dua), dan terendah SMP (Sekolah Menengah Pertama).
7. Pekerjaan Orang Tua Subjek
Berdasarkan pekerjaan orang tua, subjek digambarkan sebagaimana terlihat
pada tabel berikut :
71
Tabet 4.8
Pekerjaan Ayah Subjek
No Avah Jumtah % 1 PNS 20 31,2
2 Dokter 3 4,7
3 Arsitek 2 3, 1
4 Pilot 2 3, 1
5 Kary aw 17 26,6
6 Wiras 8 12,5
7 Do sen 6 9,4'
8 Guru 5 7,8
9 Jaksa I 1,6
Jumtah 64 100
Berdasarkan pekerjaan orang tua, subjek terlihat bahwa orang tua subjek
yaitu ayah sebagian besar beke1ja sebagai Pegawai Negeri Sipil ( PNS) .
Tabet 4.9
Pekerjaan Ibu Subjek
No Ibu Jumtah 0/o I lRT 37 57,8
2 Karyaw 5 7,8
3 Wirasw 3 4,7
4 PNS l l 17, 1
5 Guru 6 9,4
6 Sekret 2 3,1
Jumlah 64 100
72
Sedangkan ibu subjek sebagian besar menjadi !RT (lbu Rumah Tangga) dan
sisanya sebagai wanita karir.
B. Deskripsi Basil Penelitian
1. Skor Pola Asuh
Berdasarkan hasil penyebaran skor pola asuh, subjek penelitian ini
digambarkan sebagaimana terlihat pada tabel berikut :
Tabel 4.10
Hasil Sko1· Pola Asuh
Skor Kategori Frekuensi 'Vo· 32-53 Otoriter - -54-75 Permissif 6 9,3 --76-96 Dcmokrasi 58 _?0-'~ --------·------ .- ... ----- ----." - - - ------- ··------------ -Jumlah 64 100
-----·-·-~-- ---------------- ~----- --·------------ ---
Dari hasil penelitian menunjukkan 58 orang atau sebanyak 90,6 % subjek
yang bertipe demokrasi, sedangkan sisanya, yaitu terdapat 6 orang sebanyak 9,3 %
adalah yang bertipe pola asuh pennissif. Dari hasil penelitian ini tidak terdapat
subjek yang memiliki pola asuh otoriter.
2. Skor Kepercayaan Diri
Berdasarkan hasir penyebaran skor kepercayaan diri, subjek digambarkan
sebagaimana terlihat pada tabel berikut :
73
Tabel 4.11
Skor Kepercayaan Diri
Skor Katee:ori Frekuensi % 42-71 Rendah 2 3, I 71-99 Sedang 39 60,9 100-128 Tinggi 23 35,9 Jumlah 64 100
Dari basil tersebut, menunjukkan bahwa skor rata-rata kepercayan diri subjek
adalah 96, 70. Ada 29 subjek yang mempunyai skor diatas rata-rata, dan 35 subjek
dibawah rata-rata. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 2 orang atau sebanyak (
3, 1 % ) dari subjek yang memiliki kepercayaan diri yang rendah . 23 orang a tau
sebnyak ( 3 5, 9 % ) dari subjek, yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi.
Sedangkan sebagian subjek yang memiliki kepercayaan diri sedang.
3. Tipc Pola Asuh dan Dcrnjat Kc11ercaynan Diri
Tipe pola asuh dan derajat kepercayaan diri subjek, dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabcl 4.12
Tipc Pola Asuh dau Kcpercayaan Diri
No Pola Asuh (X) Kepercayaan Diri (Y) l 170 107 2 152 94 3 162 201 r-------·-·--· 4 170 105 5 168 ll8 6 168 85 7 155 117 --·-8 J 171 102
74
9 135 77 10 157 85 11 161 94 12 180 70 13 177 93 14 158 103 15 166 97 16 160 68 17 150 88 18 148 85 19 183 89 20 155 88 21 144 98 22 173 91 23 158 103 24 146 96 25 153 102 26 173 83 27 141 104 28 183 104 29 161 106 30 169 86 ~-·- . --·-·-··--------··· --------·--· --·-------·--------------31 154 95 32 164 91 33 156 86 34 185 98 35 152 121 36 165 80 37 148 106 38 148 102 39 156 109 40 167 88 41 169 102 42 165 96 ·:--43 165 91 44 174 83 45 152 74 46 158 96 47 152 109 48 157 88 49 145 109
75
50 169 89 51 166 95 52 138 105
·---- '. ---~--"------
53 167 92 54 135 82 55 165 97 56 162 97 57 158 89 58 177 101 59 167 87 60 174 106 61 161 98 62 132 91 63 152 95 64 166 102 Jml 10268 6189
Dari data diatas menunjukkan bahwa dengan pola asuh yang tinggi maka
akan menghasilkan kepercayaan diri yang tinggi.
4. Kepercayaan Diri pacla Anak Laki-Laki clan Perempuan
Gambaran kepercayaan diri pada anak laki-laki dan rempuan terlihat pada
tabel berikut :
Tabel 4.13
Kepercayaan cliri Anak Laki-Laki clan Perempuan
Renclah Seclane Titrn!!i Total Perempuan 1 20 7 28 Laki-Laki 1 19 16 36 Total 2 39 23 64
Hasil penelitian menwtjukkan bahwa pada subjek perempuan terdapat 1
orang yang memiliki kepercayaan diri yang rendah, 20 orang dengan kepercayaan diri
sedang, dan 7 orang memiliki kepercayaan diri tinggi. Sedangkan pada subjek
76
lak:i-laki terdapat J orang dengan kepercayaan diri rendah, 19 orang dengan
kepercayan diri sedang dan 16 orang memilik:i kepercayaan diri tinggi.
/~.
! C.) Analisa dan Interpretasi Basil Penelitian \ ,
1. Hubungan antara Pola Asuh dengan Kepercayaan Diri
Dari perhitungan statistik yang dilakukan, diperoleh hasil korelasi product
moment dari Person sebesar 0,404 ( p < 0,05 ).berdasarkan hasil ini, maka hipotesa
nol yang menyatakan tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara pola asuh
dengan kepercayaan ditolak. Maka hipotesa alternatif yang menyatakan bahwa
terdapat korelasi yang signifikan antara pola asuh dengan kepercayaan diri diterima.
Artinya ada hubungan positif yang signifikan antara pola asuh dengan kepercayaan
diri. Nilai koefisien yang positif menunjukkan hubungan antar variabel, yaitu
semakin demokrasi pola asuh maka semakin tinggi kepercayaan diri .
Berikut hasil penghitungan korelasi pola asuh dan kepercayaan diri yang
menggunakan program statistical packages for social science (SPSS):
Tabel 4.14
Hasil Korelasi
0 Correlations
Correlations
Kepercayaan Pola Asuh Diri
Pola Asuh Pearson Correlation 1 .404" Sig. (2-tailed) .001 N 64 64
Kepercayaan Diri Pearson Correlation .404*' 1 Sig. (2-tailed) .001 N 64 64
•• · Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-tailed).
77
Korelasi product moment Pearson digunakan untuk mengetahui hubungan
antara variabel pola asuh dengan variabel kepercayaan diri. Dari tabel di atas tampak
bahwa koefisien korelasi product moment Pearson sebesar 0,404 yang menunjukkan
adanya hubungan antara pola asuh dengan kepercayaan diri.
2. Tipe Pola Asuh dan Perbedaan Derajat Kepercayaan Dirinya
Dari hasil penelitian menunjukkan tidak ada subjek yang tergolong otoriter.
Oleh karena itu analisis ini hanya memperbandingkan antara individu yang memiliki
pola asuh demokrasi dengan individu yang memiliki pola asuh permissif.
Tabel 4.15
Tabel Fo
----~-~ ----"·-------· ·--~···--Rendall Sedm12 Ti111rni Total
Permissif 1 4 I 6 Demokrasi I 35 22 58 Total 2 39 23 64
-----··-·-- ~------ -
Tabel 4.16
Tabel Fh
Rendall Sedane Timmi Total Pennissif 0, 1875 3,65625 2, 15625 6 Demokrasi 1,8125 35,34375 20,84375 58
2 39 23 64
x' = L: (fo-fu)2
fn
=(1-0,1875)2
0,1875 + (4-3,656~2_)
2
+ (1-2,15625)2
3,65625 2,15625
+ (35-35,34375)2
+ (22-20,84375)2
35,34375 20,84375
= 2,58
+ (1-1,8125)2
1,8125
78
Dengan menggunakan rumus chi square diperoleh harga X2 sebesar 7,94 lebih
kecil dari harga kritik yaitu 5,99, maka hipotesa nihil yang berbunyi " individu
dengan tipe pola asuh demokrasi tidak lebih percaya diri dari pada individu dengan ·
tipe pola asuh permissif dan otoriter", ditolak. Sedangkan hipotesa alternatif yang
menyatakan bahwa "individu dengan pola asuh demokrasi lebih percaya diri dari
pada individu dengan tipe pol a asuh pemissif dan otoriter ", diterima ..
3. Perbedaan Dernjat Percaya Diri pada Anak Laki-Laki. dau Perempuan
Tabel Fo
Tabel 4.17
Rend ah Sedang Tinggi Total Perempuan 1 20 7 28 Laki-Laki 1 19 16 36 Total 2 39 23 64
Tabet Fh
Tabet 4.18
Rend ah Sedam! Tinm1'i Total Perempuan 0,875 17,0625 10,0625 28 Laki-Laki 1, 125 21,9375 12,9375 36 Total 2 39 23 64
=(1-0,875]2
0,875 + ( 20 - 17,0625 J' + ( 7 -10,0625 J'
17,0625 10,0625 +(1-1,125]
2
1,125
+ (19-21,9375]' 2 l,9375
= 7,94
+ (16-12,9375]2
12,9375
79
Dengan menggunakan n11nus chi .wjliare , didapatkan nilai X 2 sebesar 2,58
Oleh karena harga X2 hitung lebih kecil dari pada harga kritik yaitu sebesar 5,99
untuk taraf signifikansi 0,05. maka hipotesa nihil yang menyatakan bahwa" laki-laki
tidak lebih percaya diri daripada anak perempuan",diterima. Sedangkan hipotesa
alternatif yang menyatakan bahwa " anak laki-laki lebih percaya diri dari anak
perempuan ", ditolak.
BABV
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
Pada bagian akhir ini akan dibahas mengenai kesimpulan basil penelitian,
diskusi serta saran-saran yang berkaitan dengan temuan- temuan penelitian.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukn, maka penulis
menyimpulkan bahwa :
I. Terdapat korelasi positif yang signifikan antara pola asuh dengan
kepercayaan diri anak . Dengan kata lain semakin demokrasi pola asuh
yang diberikan orang tua pada seorang anak, maka akan semakin tinggi
kepercayaan dirinya, sebaliknya semakin kurang pola asuh yang diberikan
orang tua pada anak maka akan semakin rendah kepercayaan dirinya.
2. Tidak ada perbedaan kepercayaan diri ditinjau dari perbedaan jenis
kelamin. Dalam arti siswa laki-laki tidak lebih percaya diri dari siswa
perempuan, dan sebaliknya siswa perempuan tidak kurang percaya diri
dari anak laki-laki.
3. Terdapat perbedaan kepercayaan diri pada individu dengan tipe po la as uh
demokrastis, permissif dan otoriter
B. DISKUSl
Masa kanak-kanak adalah masa yang indah, sekaligus masa yang riskan,
betapa tidak, karena saat inilah dasar pembentukkan kepribadian dibangun. Usia
6-9 tahun adalah usia disaat anak mulai mengasah diri untuk menyerap serta
memahami kenyataan-kenyataan sosial yang ada. Keinginannya untuk mengikuti
a tu ran pennainan yang ada, be1ianggung jawab, serta mandiri, seyogianya
dihargai. Orang tua hams peka dan jeli menangkap setiap langkah perkembangan
dari anak-anaknya. Hal ini menuntut peran serta orang tua membimbing anak
dalam bersikap dan berperilaku dalam kaitannya dengan perkembangan
kepercayaan dirinya.
3 macam pola asnh menurut Elder ( 1963), adalah pola asuh pennissif,
demokratis dan otoriter, yang dikaitkan dengan kepercayaan diri. Secara lllllum,
sorang anak yang kurang mcmiliki kepcrcayaan diri mcmiliki pola pengasuhan
dari orang tuanya yang ccndcrung pcrmissif. Pola asuh yang permissif yang
ditandai dengan adanya sikap orang tua yang memberi kebebasan penuh pada
anak untuk berbuat. Orang tua tidak memberi aturan dan arahan pada anak. Semua
keputusan diserahkan kepada anak tanpa pertimbangan orang tua. Orang tua yang
demikian mcnyebabkan perilaku anak ccnderung negatit: perkembangannya tidak
matang, penuh ketergantungan dan kurang percaya diri.
Pola asuh demokratis yang diterapkan orang tua kepada anak akan
membentuk anak yang cenderung memiliki pribadi yang percaya diri. Di dalam
pola asuh demokratis adanya hak anak dan kewajiban orang tua dan anak,
m<;,rupakan ciri pola asuh demokratitis, tua dan anak yang saling melengkapi.
Anak dilatih untuk bertanggung jawab dan menentukan perilaku sendiri kelak
dapat mandiri dan mencapai kcdcwasaannya . Orang tua selalu mendorong w1tuk
saling membantu dan bertindak secara obyektif, tegas tetapi hangat dan penuh
pengertian. Jika orang tua bertindak sesuatu misalnya mengingtkan maka
tindakan tersebnt disertai alasan yang rasional. Suasana pola asuh yang
demikian membuat emosi anak stabil, mempWlyai percaya diri yang kuat dan
mudah menyesuaikan diri.
Dapat dijelaskan lebih Ianjut bahwa menurut Sofyan Willis (1993) ,sikap
orang tua yang demokratis akan menumbuhkan kemampuan anak dalam
mengendalikan dirinya, dan si anak wnumnya memiliki konsep diri yang positif
yang merupakan dasar dari pembentukan kepercayaan diri ..
Hal ini juga scsuai dcngan pcnelitian Ncni Zikri (2003) yang menelili
tentang hubungan anlara pola asuh orang tua dan sikap rcmaja terhadap premarital
sex. Pola asuh dcmokratis yang ditwerapkan orang tua merupakan kecenderungan
tidak terjadinya premarital sex atau hubungan kelamin sebeIW11 nikah.
Adapun pola asuh demokratis adalah pola hubungan orang tua dan anak
yang hangat, terjalinnya komunikasi yang efektif, saling percaya ,artinya orangtua
dan anak dalam kaitannya dengan premarital sex cenderung mendiskusikannya,
saling menghargai, saling menerima sehingga anak dapat bereksplorasi dan
percaya diri. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Natris ( 2002 )
, bahwa penm serta orang tua yang demokrasi dalam mendidik dan membina anak
yang nantinya akan memjadi remaja yang memiliki kaitan yang cukup erat
terhadap keman1puan-kemampuan remaja memecahkan masalah. Hal ini sesuai
dengan ungkapan Maccoby bahwa orang tua yang memberi kesempatan pada
anak w1tuk mencari penyelesaian masalah yang dihadapinya dan hanya
memberikan pengarahan saja pada anak, akan mengakibatkan anak dapat
menumbuhkan kepercayaan kepada dirinya Wltuk memecahkan masalah.
Dengan demikian secara garis besar dari penelitian yang diperoleh penulis
yang dilakukan di sekolah Madrasah Ibtidayah Pembangllilan Cipntat
mennnjukkan bahwa pola asuh demokrasi merupakan pola asuh yang paling
efektif Wltuk membentuk anak agar memiliki percaya diri yang tinggi. Kemudian,
jika dilihat dari adanya pengaruh antara pola asuh dengan kepercayaan diri, ini
membuktikan bahwa betapa besar peranan orang tua dalam menentukan
perkernbangan kepribadian anak.
C.SARAN
I. Didikan dan asuhan yang dibcrikan olch orang tua kepada anak didalmn
keluarga merupakan faktor utmna yang besar pengaruhnya bagi
perkembangan anak dimasa mcndatang. Oleh karena itu saran pcnulis
kepada para orang tua untuk sclalu memberikm1 pola asuh yang terbaik
untuk anak-anaknya.
2. Kepercayan diri yang dipengaruhi oleh tiga macam pola asuh orang tua,
yakni pennissif, demokratis,otoriter ( Baumrind , 1967 ) , pada penelitian
ini memberi saran yang berdasarkan dari diskusi di alas, maka saran yang
diharapkll11 dari hasil penelitian ini adalah bahwa berkaitan dengll11
pengamh pola asuh lerhadap kepercayam1 diri anak, disarankan kepada
para orang tua untuk menerapkan pola asuh demokratis pada anak, karena
menunjukkan kecenderungan anak memiliki kepercayaan diri yang tinggi.
3. Karena ada keterbatasan penulis , pada instrumen penelitian, sehingga tidak
dapat mcnjaring pola asuh otoriter, maka disarankanuntuk penelitian lebih
lanjut untuk mempersiapkan instrumen yang lebih baik.
DAFT AR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini, Prosedur Penelirian Suaru Pendekaran Praktek, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 1998, Cet. ke-5
Asnawi, Kore/asi Percaya !Jiri dengan Hubungan 1111e1perso11al, Jakarta: Skripsi Sarjana Psikologi Institut Agama [slam Negeri , 2002
Azra, Azumardi, Pedoman Penulisan Skripsi, Tes is, dan Disertasi, Jakarta: Penerbit Universitas Islam Negeri Jakarta Press, 2002
Azwar, Saifuddin, Sikap Manusia, Yogyakarla: Penerbil Pustaka Pelajar, 1995, Cel. ke-2
Balsom, Maurice, !iagaimana Menjadi Orang '!ita yang v/iaik, Jakarta: Bumi Aksara, 1987
Berne, Patricia H., and Louis M. Savary, Memhangun Harga l!m ilnak, V Y ot,>yakarta: Penerbit Kanisius, 1988
Chaeriyah, Siti, Huhungan Orientasi Religius Dengan Perilaku Agres1l Hema;a Akhir, Jakarta: Skripsi Sarjana Psikologi Univcrsilas Islam Negcri. 2003
Dzikri, Neni, Huhungan Antara Pola Asuh Orang liw dan S1kap l?e111u1a v Terhadap Premarital Sex, Jakarta: Tesis Psikologi Universitas Indonesia. 2003
Daradjat, Zakhiah, Kesehatan Mental, Jakarta: PT Tako Gunung Agung. 1996 ,Cel. ke-23
Fauziah, Pipih, Huhungan Orienrasi Religius Dengan folera11s1 TerhadapFrustrasi, Jakarta: Skripsi Sarjana Psikologi Universitas Islam Negeri, 2003
Fitts, W.H., Adam, J.L, Radford, G, Rich, W.C, Thomas, B.K.M. Murphy, Thompson, 'l'lie Sell Consept and Se(l Acrua/ization, Los Angeles. California: Western Psychological Service, 1971, Monot,>raph Ill
Gani, Asep Haerul, Makalah Psikologi, 1998
Gunarsa, Singgih D, Dasar dan Teori l'erkemhangan Anak, Jakarta: PT BPK \} Gunung M ulia, I 997
Gunarsa, Yulia Singgih D, Asas-Asas l'sikologi, Jakarta: PT BPK Gununt! Muha. 2000
Hall, Calvin S , and Lindzey, Gardner, Teori-Teori Holistik Organismik Fenomenologis, YQb>yakarta: Penerbit Kanisius, 1993, Cet. ke-7
Hasan, Kumus /s1iluh Psik/ogi, Jakarta: Pusat Pengembangan Bahasa Departcmcn Pendidikan dan Kebudayaan, 1990
Hawari, Dadang, Al-Qur 'un !/mu Kedok1eru11 Jiwa dan Keseha1u11 J1wa. Yob>yakarta: PT Dana Bhakti Prima Yasa, 1997
Hurlock, Elizabeth B, !'siko/ogi Perkemhangan, Jakarta: Penerbit Erlangga, 1991. Cet ke-5
Hurlock, Elizabeth B, Persona/ily J)e1oelop111e111, New Delhi: Tata Mc Graw llill, 1974
Hafizh, Muhammad Nur Abdul, Mrndidik Anak Her.rnma Rosulul/oh. Bandung: Penerbit Al-Bayan, 1988
Hakim, Thursan, Mengalasi Rasa lldak Percaya /Jiri, Jakarta: Puspa Swara. v 2002, Cet. Ke-I
lrwanto, Psikologi (/11111111, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1997, Cct. kc-5 lndriani, Natris, Huhungan Pola Asuh dengan Kemampuan He11w1a Ma.rnlah, Jakarta: Sripsi Sarjana Psikologi Universitas ]slam Negeri. 2002
Koswara E, Teori-Teori Keprihadian, Bandung: PT Eresco, !991 Lindcnficld, V Gael, Mem/id1k A nak Agar Perctc\YI /)iri, Jakarta: Penerbit Arcan. 1997
Mussen, P.H, J.J. Conger, and J. Kagan, Child DeFe/opme/1/ and l'erso11a/J1;-. New York: Harper and Row, Publishers, 1984
Mahrita, Evie, Perkembangan Invenlory Kepercayaan Diri, Jakarta: Sknpsi Sarjana Psikologi Universitas Indonesia, 1997
Majalah, Ma/a/ah Ayah Hunda, Jakarta: l l-24 Januari 1991, Nol
Prananto, Agustina Yuanita, Hubungan Antara Pola Asuh dengan Lokus Kontrol, Jakarta: Skripsi Smjana Psikologi, 1993
Republika, Menumbuhkan Rasa l'ercaya Diri Anak, Minggu 23 September. 2001 v
Rahman, Arif, Tanamkan Wa1ak Anak Sejak dalam Kandungan, Jakana: Republika, I 999
Raklunat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, Bandung: Penerbit PT Rcmaja Rosdakarya
Schult, Duane, Pl'ikologi l'erlumhuha11, Yot,>yakarta: Penerbit Kanisius, ! 991. Cct. ke-7
Soenaryo, Bambang, /,ehih i'ercaya f)fri da/am Berdakwah, Jakaita: Majalah Wanita Ummi, 2002
Sabri, M. Alisuf, i's1kologi I/mum da11 l'erke111ha11ga11, Jakarta: Penerbit Pedoman Ilmu Jaya, 1993
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kumus /ie.1ur Bahasa !11do11esia, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka, 1998
Wilis, Sofyan, Prohlem Re11wja dan Pe111ecaha1111ya. Bandung: Angkasa. 1993
~.· -.J ~ ....... , "'""',. ...._,,,.;....._,,' i L'-'l\ll"J!.I~
UNIVERSJTAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS PSIKOLOGI .JI. l(crta i\'lukti No. 5 Circunck•u, Ciput:it - ,lakarta St•lal:1n 15419 Tclp. 7433060 F:1x. 7433060
:>mar-
.mp 1!
!n1b11sr1n:
~ E.Psi/OT.01.7 ~X/2003
: Izi11 Pe11elitia11
Jakarta, 15 Oktobcr 2003
Kepacla Yth. Kepala Sekolah Madrasah Pembangm1an Ciputat
Assalamualaikum Wr. Wb.
Dcngan horn1at kan1i san1r1aikan bal1wa:
Nama Tempat Tanggal l.ahi:r Alamat
: Rini Kurniasih : Bekasi, 5 Maret 1980 : )1. Prof. Muh. Yamin Rt. 04/02 No. 22 Durm Jaya Bekasi
Adalah benar mahasiswa Fakultas Psikologi UINSyarifHidayatullah Jakarta
Semester Nomor Pokok Talmn Akademik Progran1
: XI (Sebelas) : 1981914527 : 2003/2004 : Stral<1 I(S-1)
Sehubung,1 n dcngt1n tu gas l)cnyeJcsahn1 sk.:rii)si yang bcrjudul: "Pengarn_h Pola Asuh ~fl'rhadap I<epPrcayaan l)iri Anal<''~ n1ahasiswa lersehut n1e11H.'rlukan tz111 })Cnelilian cli lc111baga yang Bapak/ lbu/Saudara pirnpin. Oh:h karena ilu kami mohon kesediaan Ba11a.k/Ibt1/ saudara u_ntul< 111encrluu1 1nal1asiswa lersebut dan n1enlberiknn ba.ntunn.nya.
Demikinn alns per.halian dan banluan Bapak/Ibu/Saudara kan1i ucapk.an lerlnu1 kasih.
Wassala11111i\laiktun Wr. Wb.
A.n. Dekan Pembanlu Dekan
ekan Fakult<IS Psikulof/
•
SKALA PER CAY A DIR!
Dihadapan adik terdapat sejumlah pernyataan dengan 3 (
tiga ) pilihan jawaban. Adik diminta untuk memberi tanda (X) pada
salali satu pilihan jawaban yang paling sesuai dengan diri adik.
Bacalah setiap pcrnyataan dengan teliti dan seksama, jangan
sarnpai acla yang tcrlcwati. Jawaban adik tidak ada hubungannya
dcngan nilai sckolah clan tedarnin kerahasiaannya. Atas perhatian dan
kc1:j:1sanianya. l'cnulis mcngucapkan terima kasih
lticntitas Rcspondcn
Usi:i
.Jcnis Kcla111i11
I< e!as :
S - Seri11g 111er11.rnk.111, 111elakulw11 atau 111e11gal11111i
KK K11d1111g-k11d1111g 111er11.mk1111, melakuk1111 atau mengalami
Tl' Titlak l'er1111/i 111eras11k1111, melakukmz atau mengalami
CONTOH
.Jilrn adik mcrasa bahwa pcrnyataan pertarna s~ring adik
lakukan, rasalrnn , tlan alami. Sedangkan pernyataan kedua
Tidak l'crnah adik lakukan, rasakan dan alarni rnaka adik harus
mengisinya schagai bcrikut :
-------------------NO PERNYATAAN s KK TP
··--·--·· ·-----·-· I Saya mcrasa scbd dcngan diri saya s KK TP
-------------2 Sctiap kali mcmiliki masalah, saya ya kin s KK TP
bisa mcnyclcsaikannya
3 Say a tidak ya kin alum mencaµai s KK TP
keberlrnsilan di sckolah
4 Saya tidak puas dengan keadaan tubuh saya s KK TP
sckarang-
5 Saya merasa yakin dapat mencapai cita-cita s KK TP
say a
6 Saya scnang menjaga keschatan tubuh s KK TP
7 Saya mcrasa senang menjadi diri sendiri s KK TP
8 Saya tidak tahu apa cita-cita saya s KK TP
9 Saya tidak y11ki11 dengan kemampuan saya s KK TP scndiri
-------- --·--·--------···---·---·--JO Bila gagal saya malas mcncobanya kembali s KK TP
11 Bagi say a kcgagalan adalah kesuksesan s KK Tl'
yang tcrtunda "
12 Say a meras~ senang dengan keadaan diri s KK TP saya sekarang
-· 13 Say a mencrima kekurangan yang saya s KK TP
miliki
14 Saya senang merawat diri s kK TP
15 Saya pandai bergaul s KK TP
16 Saya lcbih suka menyendiri s KK Ti> -·
17 Saya orang yang paling disukai dikalangan s KK TP ten1an-teman
18 S:iya dapat bekerjasama, jika ada tu gas s KK TP
kelompok
19 Sa ya akan mcmilih pakaian, yang scsuai s iKK TP
-·--· ----------------------------~
deugau bentuk fisik saya
20 Saya senang bcrtcmu dengan orang dan S KK TP
suasana baru l---l----------·------·---------1---+---l---l
21 Sa ya tidak ccpat panik S KK TP
22 Saya talmt, jika berbicara di depan umum S KK TP
23 Saya tidak takut mengh~:dapi tantangan S KK TP
24 Saya scnang bcrkenalan dengan banyak S KK TP
orang
25 Saya gampang bingung, jika memutuskan S KK TP
segala scsuatu --···-·-·--·····--- --·--------··----------f---1---+--+ 26 Saya mcrasa lisik saya tidak mcnarik S KK TP --- -· -----------------1----f--+---J 27 Saya mcrasa tidak ta111pan/cantik scpcrti S KK TP
orang lain ·------- ------ -·---- --- .. -- --···--·---------·l--+---+---1
[_28
129 Saya orang yang tc11ang dan santai
Saya ccl!las, jilrn dipcrintahkan guru untuk
s KK TP
s KK TP
~ ---------··--·f---f---t---1 I 30 Saya lllerasa senang, jika saya dapat
mcugcrjakan soal di dcp:m kclas
s KK TP
J __ ....... 1
1
... "H'llg~IJ'ul,aJ,au pcndapat_l_(~'ll~~la guru
I 31 Say:> mcrasa grogi sa:it tampil di dcpan
I 1
kel:is
s KK TP
I
\ii 1
Saya ccllla;, jika bc1:1;ic;11::;-z1c;;g-;;n lawa;- S
l .. ___ [_.i~nis ______ ...... ······- __ _ ---·-------+---1---1-----1
j 33 Saya scunng, jilrn bernda di lingkungan S
KK TP
KK TP
I 1------~-------~--------------------------------4--+f---+---I
I 34 Sa:va tegas dalalll mcmutuslrnn segala
I I
orang hanyak
scsu a tu
s KK TP
1--J--- -----------------------1--+---t----l 35 Saya senang t:l'npil bcda di setiap S KK TP
kcscmpatan ------------------------·----1----1--f---I 36 Saya mcrasa jclek, jika dibandingkan S KK TP
q 1
-liki banyak tcman s KK TP -----·-· lwkan ban yak lrnl scpcrti s KK TI>
lalrnkan
~r~ay:1 ~ida~_;;;cmi 1--38- S:1ya hisa rncla
ya:1g orang Iain
utuhkan oleh teman-teman s KK TP --·
f ___ -~~~·~m eras a~~ 40 Saya mcrasa be •run tung sctampan/secantik s KK TP
j ll j
41 Saya rnalas bcr bicara dengan orang yang s KK TP
ba ru say a ken al
42 Saya sulit mcny esuaikan diri clengan orang s KK TP
lain ------
PERIKSA KEMBALI .IA\VABAN ADIK-ADIK, .JANGAN SAMPAI
ADA YANG TERLE\VATKAI~ !!!
TERIMA KASIII
\
SKALA POLA ASUH
Skala Force Choice
Di bawah ini terdapat 3 pemyataan-pernyataan setiap
nomornya , adik-adik diminta untuk memilih salah satu pemyataan
yang paling sesuai Jengan yang adik ketahui, alan1i, dan ras<i.kan.
Nyatakanlah dengan menuliskan tanda ( X ) untuk jawaban yang
paling scsuai dcngan keacJaan adik.
Idcntitas Rcspondcn :
Usia
.Jcnis kclmnin
Kclas
CONTOH
l. D:llam hcrg:rnl dcngan tcman: a. Saya ditcntulrnn.olch orang tua b. Say:i bcbas dcngan siapa saja c. Saya dipcrhatikan dan diarahlrnn olch orang tua
2. Saya pcrgi :
a. l(cniana s:tja say" suf<:l
li: Tidak holch pcrgi
c. Bolch pcrgi dcnga11 seizin orang tua
1. Dalam bcrgaul dcugan tcman : a. Saya ditentukan olch orang tua h. Say:>. hchas dcnga11 siapa saja c. Saya dipcrhatikan dan diarahkan olch orang tua
2. Orang tua saya sdalu : a. Mcmhcbaskan kcmana saja saya pcrgi b. Mcngharuskan saya langsung pulang kc rumah, sepulang
sckolah dan tidak mcmbolehkan saya pergi kemana-mana c. Mcminta saya unt11k pulang ke rumah terlebih dahulu, baru
bolch pcrgi lagi
3. Bila pulang sckolah tcrlambat: a. Saya ditanya tcrlcbih dahulu oleh orang tua mengapa
(crlarnbat pulang b. Orang (ua saya iidak pcrnah mcncgur c. Saya langsung dimarahi olcli orang tm1
.\. Dalam hcqrnkaian saya : a. I·larus sesu~li dcngan orang (ua h. Bchas mcmilih mode scmau saya c. Bolch bcrpalrnian mcngikuti mode, asal tidak melanggar
nor1na
S. Pcra(uran di ru111ah : a. Biasanya dlicnfulrnn hcrsama antara saya <lan orang tua
scsuai kch11tuhan h. Bias:rnya ditcntuk111 orang tua dan tidak bolch <lilanggar c. Discrnhkan scsuk;i anak
6. Saya dihcri kcscmpat:rn nonton : a. Sctiap saat b. Bila ada film yang disctujui orang tua saya c. Bila saya mampu mcmbagi waktu
7. Orang tua saya : a. Mclarang saya pacaran b. Bolch bcrpacaran asalkan ti<lak mcngganggu waktu bclajar c. Bolch bcrpacarnn kapan saja
8. Dalam hal mcmilih sclrnlah; a. Saya ditcntulrnn olch orang tua b. Saya dapat mcncntulrnn scn<liri scmau saya c. Ditcntnlrnn bcr<lasarkan pcrsctujuan orang tua dan saya
9. Orang tua s;iya : a. Mclarang saya kcluar malam dcngan alasan apapun b. Mcmbolchlrnn saya kcluar matam dengan atasan apapun d. Mcmholchkan saya kchrnr mal:un asallrnn ada kepertuan
yang pcnting dan seizin orang tua
10. Mcngcnai masa dep.an saya: a. Biasanya ditcntutrnn bcrsama antara saya dan orang tua
say a b. Ditcntukan olch orang tua dan tidak boteh diubah-ubah c. Ditentukan semau ~aya
11. Bila nilai rapor saya jclck: a. Saya tidak pcrnah dimarahi b. Saya ditanya orang tua mengapa hat itu bisa terjadi c. Saya hmgsung dimarahi orang tua
12. Orang tua saya : a. Tidak pcrnat1 mcmhcrilrnn kcpcrcayaan kcpada sdya untuk
Mcmhuat jadwal bclajar scndiri b. Sclalu mcmbcrilrnn kcpcrcayaan untuk dapat mcmbuat
jadwal bclajar scndiri c. Tidak pcrduli dcngan jadwal bctajar saya di rumah
13. Saya 111crasa dit·i saya: a. Tidak mampu mcnyclcsailrnn masatah t:mpa bantuan orang
tna b. Ma111p11 111cnycksailrnn nrnsalah lrnrcna sering bcrdiskusi
dcnga orang tua c. Tidak pcrlu bantuan siapapun datum mcnyctcsaikan
masalah
14. Orang tna saya mcmhcrilrnn atur:m bahwa : a. Saya tidak bolch kcm:ma- mana scndiri h. Saya bolch kcmana-mana scndiri tanpa didampingi orang
tua c. Saya botch pcrgi kap:m s:ija dan dcngan siapa saja saya
pcrgi
15. Saya mcrasa : a. Tidalr •lapat hcrhuat apa-apa tanpa orang tua b. Tm·biasa mcngctahui apa saja di rumah karcna orang tua
sering mcngajak saya diskusi c. Tidak ada pcrubahan apa-apa tanpa orang tua
16. Saya mcrasa : a. Mudah d:1lam hcrgaul b. Kaku dalam bcrgaul c. Bchas-bchas saja clalam bcrgaul
17. Ayah dan lbu : a. Sclalu mcngarahkan aktivitas saya b. Ticlak pcrnah pcrduli tcrhaclap aktivitas saya c. Sclalu mcngajak bcrcliskusi tcntang aktivitas saya
18. Orang tua saya : a. Sclalu mcmint:1 saya untuk mcnjacli nomor satu di kelas h. Tidak pcrnah pcrduli tcrlrndap pcringlrnt saya di kclas c. Mcnyarnnlrnn saya untuk bcrusaha scoptimal mungkin
mcnjacli yang tcrhaik di kclas scsuai kcmmpuan saya
19. Orang tua sayn : a. Tidak pcrnah mcmbcrikan kcscmpatan saya untuk
111c111ccahkan masalah di rumi1h b. Sclalu mcminta pendapat untuk clapat mcmecahkan
masalah di ru mah c. Mcmbolchlrnn sara bcrbicara apa saja di rumah
20. {)rang tua saya: a. Sclalu 111cnj:1di gclisah bila saya pcrgi bcrsama tcman-
tc111:111 b. Mcrasa a111an bila saya pcrgi dcngan teman-tcman sckolah
saya yang dik.crul~ c. Ticlak pcrduli hil:i saya pcrgi bcrsama tcman-tcman di
sckolah
> 21. ()rangtuasaya: a. Sering mcrnukul scti:ip saya mclakukan kcsalahan apapun h. Tidak pcrnah 111c111ulrnl bila saya mclalmkan kcsalalrnn c. Akan 111c1111.111l hila kcsalahan saya tidak dapat di tolcrir
22. ()rt1 ng tua say a : a. Ticlak pcrcluli bila saya sakit h. Sangat kcras 111cnjaga saya bila saya sakit c. Pcrhatiannya sang:at lmik bila saya sakit
23. Bila acla masalah : a. Saya akan mcminta pcnclapat orang tua b. Saya tidak pcrnah hcrtukar pendapat dengan orang tua c. Saya sclalu min ta flCmccalrnn masalah dad orang tua
2,1. ()1·ang tua saya : a. Sclalu ingn tahu !en tang kcadaan hclajar saya di sckoh1h h. Tidak pcrnah hc·;tanya ten tang kcadaan bclajar saya di
sckolah bila ada kc!,ulitan c. J\ kan hcrtanya ten tang kcadaan bclajar saya di sckolah
hila saya :tda kcsulitan
25. Bila ada tcman yang scdang mengalami kesulitan : a. Saya scnang mcmbantunya b. Saya tidak pcrchili tcrhadapnya c. Saya alum mcmbantunya asal ia man mcngikuti kehendak
say:1
26. Bila saya punya masalah : a. Saya tidak pcrlu bcrbicara kepada orang tua saya tentang
masalah yang saya hadapi h. Saya hams hcrhtt'ara kcpada orang tua saya tcntang
n1asalah yang saya hadapi c. Saya alrnn bcrbirnra kcpada ornng tua bila tidak mampu
n1cngatasi n1asalah
27. Bila saya mclakukan kcsalahan : a. Saya sering dihukum dcngan pukulan olch orangtua h. Saya tidak pcnrnh dihukum olch orang tua c. Saya akan dihukum olch orangtua scsuai kesalahan yang
saya lakukan
28. Orang tm1 saya : a. Mcngharuskan saya mclaporkan scmua aktivitas harian
kcpada orang tua b. Mcnyanrnkan saya untuk mcmbcritahu aktivitas harian
kcpada orang tua c. Tidak pcrduli dcngan aktivitas harian saya
29. Dalam mcncari tcman : a. Saya bcbas mcmilih scmau saya b. Saya sclalu ditcntukan olch orang tua saya c. Saya dapat mcnentukan sesuai keinginan saya dan
bcrdiskusi dcngan orang tua
30. Orang tun saya : a. Sclalu tncnyanmkan untuk bclajar scsuai kemampuan saya b. Tidak pcrduli dcngan cara belajlir saya c. Sclalu mcmaksa saya nntuk bclajar setiap hari
0
0
Correlations Correlations
Kepercayaan Pola Asuh Diri
PolaAsuh Pearson Correlation 1 .404"
Sig. (2-tailed) .001
N 64 64 Kepercayaan Diri Pearson Correlation .404*' 1
Sig. (2-tailed) .001
N 64 64
••. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Ho : Tidak ada hubungan antara pola asuh dengan kepercayaan diri Ha : Ada hubungan antara pola asuh dengan kepercayaan diri
P-value: 0,001 a : 0,05 atau 5%
P-value < a , maka keputusan tolak Ho atau terima Ha yang artinya bahwa ada hubungan antara variabel pola asuh dengan kepercayaan diri.
Nilai koefisien yang positif menunjukkan arah hubungan antar variabel, yaitu semakin balk pola asuh maka kepercayaan diri juga akan baik.
Korelasi product moment Pearson digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabal pola asuh dengan variabel kepercayaan diri. Dari label di atas tampak bahwa koeflsien korelasi product moment Pearson sebesar 0,404 yang menunjukkan adanya hubungan antara pola asuh dengan kepercayaan diri.
Correlations Corrd .. Uons
VARMOCH TOTAL VA.ROOO(IL l'e:tr$(\!fC,,rrel'11l•'ll
Si)'; {2-mi!cd) I 000 : .M~
' 251
' N " I '·' T<iTAc-· ·J>.;a;;;::;,~·(;·,;,,,:·;.; .. ~;; 1.1~-r--· l\lUP
vAR00002
TOTAL
Sig.{2-lailed)
N
PenrsC\n Corrcl:u1,>a
.'\ii\ {2-lailctl)
N l'earson Cl'rrclati<:>11
Sig. (2-lailcd)
N
25·1
'"
VAROOOO'.! l.000
(;-!
.02~
"" "'
Corrd~t!ons
V1\l<lllJOIJ:1
VA!lUUIHl'.I l'••U"WU ~:,,1rc1;~i''" ! 000
Sig (2-Jailcd)
N
TOTAL
VAROOOO-! l'c'ltS''ll l"••n'd;oll''"
S1j:.(2·lllik1)
N TOTAi. ---p.~ITTMf~:;,:;.-;;J;;ji(.ii'
!ii~ {2·1mlc1I)
N
.,
I !lOLl
"'
CurrdaU011s
VAllOOOO~
,,~{OOuU. l'euri;,,n C<.'lnc1a11011 UHlll
Sig. (2-tnikd)
N M
I I
TOTAL Penrsci11 Con:c!:.lfon '.1)7•
Sit- (2-lniled) ()07
N M
,,,
TOTAL 019
8 l ~(
( •• 1
!.OOO
M
Hff.'\L
oo::
"' I 00(';
TOTAL _)_n~
.U07
M
UlOO
M
••. C,,rreluti<'ll lS siµrnficn.ul :.1 lhc II.OJ ltvtl (2-!uikd)
VAR00006 TOTAl,
• , ~-- OOo l>ears"n c"rreuwcn 1.000 .260·
Sig. {2-hliled} .OJH
N 64 M ~T"o"T'AL"--.,c,==,=,,0c0,=rr3<1=~=,=,,+----,=.,=a· -!Jiu-o·
Sij!. (Z-llliled) 0;\H
N '4
•. C"rrehll1"n u S1f,lllfi~w11 ut the 0.0~ levd (2-uu!td).
Corrd~Uon$
VAROOOOl TOTAi. vAR00007 l'Clll'llOll <...OITCJOl!WU l,000 .140
SiJ<. (2-ulikd/ .'lW
N '" " TOTAL Pear.;on C1'1td!llion .!~'} !.000
Sig. (2-Lailed) .2liN
N " "'
Currd~Uo11s
V/\lto!llJ!IH
v /\IWOw~ •'••U~O!l t.un•l•~l<'U
lliy,. (2-hU!cd)
N
Corrd~Unu'
J.OOCI
,, TOTAL
.00)
VA]{!l00U9 TO'fAl. vA1WO.. 110111!(111 C(IITC111tiDU I.Oil() .222
Sig. (2-tailed) .078
N 6-1 fA TCJ'f~-- ·-rru-.~c!U!T"n· ---··---:221· ·---_i:OOo"
Sig. {l·lllilcd)
N
Corrd~tlant
.078
G4
VAR.00010 TOTAL .,. (00010 .-elUliOl\<.lllTCHlllOn LOOO .116
l>iJ!,. (2-tailed) ,)GO
N 64 6-1
ro1~moncom=1ilt.iOO ---:m ----i:oM Sig. {2-llliled) .UO
N G4 64
CorrclaUons
VAROOOll VAROOOll l'e:irnonC.;irrelal1on 1.000
Sig,(:Mailcd)
TOTAL
VAIW01)1~
TOTAL
VAROOOl)
TbTAL
N
PearsC>n C(lrrdailon
Sig. (2-lailcd)
N
.020
.sn . , CorrclaUons
VA]l000l2
l'c<1fS<'11(',,nd:~1ou UJOu
Sig. (2-mikd)
N " l'eaHCIU Co1nMiC1J1 .2l~
sii;. (Z-1ai!odl .oss N ..
Corrch1Uo1u
VAROOOD • Pearson Corrclaucin 1.000
Sig. ('.?·ll~;~d)
N ., Pearson Corrolation .n9'" Sig. (2·1ai!cd) 002
N .,
TOTAL
·"" .11n
" 1.000
"'
TOTAJ. .21~
.o~s
" 1.000
..
TOTAL .)79•
.002
64
l.000
''
CorrclaUons
VAR00023 TOTAL VAROOOl..' Pearson Corrdal1on l.000 .186
Sig. (2·!ailed) .Ml
N " .. fOTAL Pearson CC>rrelation .186 1.000
Sii;. (Z·b.ilcd) .141
N " ••
- VAR00024 TOTAL · vAIWOO~·l l'o;US•'H Conen~um J.000 ~·;)-
Sig. {2·laile<I) .000
N 64 ., TOTAL Pt:lfSQIL Corrtla!ion .49J• \ 000
Sig, (2-tailcd) .000
N 64 "' --. CNT!h<tiC1J1 is si1;nifica11l Ill ll1e O.Ol level (2-laiJed)
\ Correlations
VAR0002$ TOTAL V AR0002S 1'ear;C111 Correlaloon 1.000 .0)0
Sig. (2·lailcd) .SI)
N 6.\ 64
TOTA!. Poarscin Ccirrel<11ion .o~o 1.000
:ilj:. (2-lailed) .!ID
••_ C<'nehufo11 ls sir_.nifka11\ tU lh• O.Ol lovcl (2·lailotl) N (,l (.I
Si)';. (2·!ailcd)
N
Vt\lW!lllH TOTA!
.oo;, 6'I 64 -=-·--------..,.---- ----- ----·roTf\L J>c:us<'ll Cw10lall('11 .)60• 1.000
:;1i;.O·lmk<l1
N
.
M
... CcirrchUio;>111s si)'.nilic:m! ;~\ho O.Ol levc\\2-1:iib!]
CorrolaUont
VAROOO\~ TOTA!. VAROOOL Penr.:011 Conernllon 1.000 ,20)
Sig. {2·tailtd) .107
N " " TOTAL l'curscin Correllllicin .20) 1.000
Sig. (2-tailcd) .l01 N ., M
Corr.faU01a
VAR00016 TOTAi. . VAR.00016 t'•l'll'lio11 l;1m·c.1&1m11 1.000 ,524*
Sig. {2-tai!ed) ,000
N 64 ., TOTAL Pearson 1-'C>ndaliC>u .524 .. 1.000
Si/',- (2-tnilcd) .000
N •• M . •. CC>rre!allon 1s s1gmficau1 !II ll1c 0.0\ levd (2·U11led).
Currd~Hou~
V Alt!I002(, TOT Al.
Sig. {2-lWlcd)
N
:;1~ ('.!·111110<1)
N
-- CciuclolL<>n 11 u~uflmnl !ll lho O.Ul lovol ('.!·tlulc11)
Currclntlmu
.00)
M
l.OOU
v Alt00027 TOTAi. VA1woo2, Pow1C111 Correlul1011 1.000 .46~·
Sig. {2-tailcd) .000
N .. " TOTAL P•W11C111 Conelu1ion .4G~· LOOll
Sig. (2·tailtd} .ooo N " ..
••. Co1uh1tio11!a1it)Lific1111t lll U10 0.0l l~vtl {2-lail~d).
CorrchtUona
VAR000211 TOTAL · vAR00028 umon 1-orrcu11iou 1.000 A•O•
Sig. (2·tailed) ·""" N 64 " TOTAL Pcunmn C<'nehJion .440• '·""" Sig. (2·\ailcd) .000
N .. .. .. , Cwrellllfon i5 ~guitk1111t Ill Ute 0 OJ !evil (2-tniled)
Correlations
VAR00017 TOTAL 00017 Pearson Correlation 1.000 .197
Sig. (2-tailed) .119 N 64 64
AL Pearson Correlation .197 1.000 Sig. (2-talled) .119
N 64 64
Correlations
VAR00018 TOTAL :ooorn Pearson Correlation 1.000 .157
Sig. (2-tailed) .215 N 64 64
Al Pearson Correlation .157 1.000
Sig. (2-tailed) .215 N 64 64
Correlations
VAR00019 TOTAL :00019 Pearson Correlation 1.000 .486.
0
Sig. (2-tailed) .000 N 64 64
'Al Pearson Correlation .486 •• 1.000 Sig. (2-tailed) .000 N 64 64
', Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).·
Correlations
VAR00020 TOT/\l ~R00020 Pearson Correlation 1.000 .385-
Sig. (2-tailed) .001 N 64 64 ---·---------
JTAL Pearson Correlation .395 .. 1.0GO Sig. (2-tailed) .001 N 64 64
•• · Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
VAR00021 TOTAL ~00021 Pearson Correlation 1.000 Ass·
Sig. (2-tailed) .000 N 64 64
rAL Pearson CorrelaUon .459 .. 1.000 Sig. (2-tailed) .000 N 64 64
•. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tai!ed).
Correlation~
VAR00022 I TOTAL 'l00022 Pearson Corre!at:on
1.000 I .401' Sig. (2-tailed) .001 N 64 6-1
TAL Pearson Correlation .401 .. I 1.00:J Si~. (2-tailed} .QQ1 I N 64' 64
Corrd~lfous
VAR000'.!9 Pearseo11 Ceonc ~hon
Si;:.. (2.t;u!edl
VAR00029 !.000
TOTAL .2s1•
"" N f,.1 M -n11·;\1.·---·F.-;;;::,:;;-z.:;n-.-1;;;-;,~ ···-- z.si-=t--~
~;'!!-P·lmldJ
N
C!.16
•. CeorrchUieon i . .; ~ip1ilic;u11:u1!w U.ll'• leve! (2-l:iik<l)
Corn·bttlon.
VAR00030
VAROOO~O !'em><'llCeorrebl!CH l.000
Sig. {2-lailed)
N '4 TOTAL Pearson CotTel:il.iou .399•
Sig. {2-lailc<l) .00!
N .,
Correl~Uuu•
VARO!JOJJ VAROOOJI Pears<'!! ConcJ;JUc'n 1.000
!>if.. {2-l:lilod)
N ~i'1rrAL--·~~~iTeh1li.ffi
:-;jg,(2·!:iik<1)
'
MW
()(10
'·'
TOTAi. .399"
.OOJ ., ·---
\.000
.,
TOTAL A.So•
.000
(..j
l oou
H. Co11'Cl:~wn is s1y.mlirn11t ;~!ho O.Ol lcvcl (2·taik<IJ
Corrd~t!ous
VAllOOOJ2 TOTAL i VA!l00032 l'e:ir:sou Conela11on l.000 .121
Sir .. (2·hlik<I) .)1~
N "' 04 TOTAL Pelll'ton C<'!Tclation .11(- ~·-Ii:lo·o·
!>ii;. {2·!a.ilo,I) .)·!)
N ,., M
CorrdaHmu
VAROOO).l TOTAL t YAROOOJJ Pearson c..,nc!allon 1.000 .n~
Sig. (2-!uiled) .326
N M "' TOTAL PcnrsN1 Corrdillion . ·····.-,25 1.000
Sig. (2-cailed) .n6 N "' '·'
VAROOO).l TOTAL VN\000,"I rcarson Correlalio11 1.000 .126
Sig.\2:-tailed) .n1 N " '"' TOTAL Pearson Correlilliou .12:6 1.000
Sig. {2:·\ailed) .321
N .. "
Corrd~UOM
V AROOOJ5 I TOT A:. v AA00035 Pearseon Ceorrelalwn I 000 \ ,71-
!'ig 12.1 • .i)cd) I oo' ,N Mj M
-TOTAL~i:,ll(\;"iie1.u11"' --111 • (--J .,.m :>1g. \2•!:Ulctll fl(!' l N M j <·<
Corrr.l~tlons
v All00036 TOT At VAROOOJ6 l'carseon CNrclal.Jon 1.000 .278"
Sig. (2-!ailed) .0:!6
N '4 "' TOTAL Pearson C<-rrdillieou .278" l.Ol'.iO
Sig. P·tail~d) .026
N " '"
Corr~hUons
VAROOOJ7 TOTAL VAR00037 Pcarseon CorreJruwu 1.000 ·.OJS
Sig. ('.?-!ailed) .767
N ,,, ,., ··f(JTAL l'ea1.~•'ll ('"rrd.ui"n -.OJ~
.~---·-··
l.OIJO
Sip .. (2-1:uled) 7r.7
N (,.1 ...
Corr~luUOll'
VAR0003B TOT Al. I vAROOO)H 1canon1..o.rrc1auon 1.000 .1~9
Sig. (2.iniled) .210
Sig. (2·hlikd)
N .2l0
M
Currrlutlmu
vruwuun l'cWlil\ll (.;Q1nh1huu
Sig. (2·htilcd)
TOTAL
N
1'a1111nu ComlWllln
Slt. (2·hillcd)
N
VAll00039 TOTAi. 1.000
.00\1
M <.< ---,nG• -·--1.000-
,0011
.. <A
••. Currch11lnn I• ug.uincanl l>I Llio 0.01 lcvtl (2-utltcd)
v /\R00040 TOTAL V/'U\00040 l'cilfion CorrcJlll!.on 1.000 .JIJ"
Sig. (2-tailcd) .012
N " " TOTAL Pearson Correlation .)J)" 1.000
Sig. (2-tailcd) .012
N 64 .. ".Correlation is fl&i!ific.nt at U10 0,05 level (2·Uilled).
c"rn·l.<!I""'
I \'AROOO-ll TOTAL VAWlOil-1! PcarSN1 c.,rrclal!Cll I UJOU I .I:\.\ ,,, ,,.,."" I ,~L
JN
N ,;1
T<i'!.-\-1. l1 ~;u-,;,,,; (\1i1~1;-J:,,a
'" I !_ll!I()
~'-"- ;:-1.ukd~ i 2;-1 I (d I ,.,
VAIWOO~~ I TOTA!.
\";\JW00-12 l'C<U'i•"' t:,,ncl:.!1011 L0{)0 1· '.!71•
Si.~- p.1;1'101\J Q\1
''f(j'f.-,"\I."-- ~c;lf<:;;,·z-:~;;-cl;;;;:;;~ ---~i~\-~- 1-0~;: :ii]! {~·1a:!od) O~l I .
N r..-1 I 6-l
Corrdal!ou~
VAllflOlJ-D TOTAi. ,,\R~.:nH l'o:::.''"' c •• Tel;u•·'11 uw .. ~oo·
Sig. (2·!,ub1) 000
N " .. TOTA!. l'c'U"•'llC,,nch1lic•11 .C.00* J.000
~ii: ('.:'-lail"l) !){Ill
N '" ,,,
{
0
orrd.illu11'
Sig (:!·1•~!<•1>
N ~fiff,\1:-- --1>.:;m;;;;t' ,;1ur.;1;~~i•
.~II\ (~·l•ule<!J
N
I VAR00045 PcarS<'I! Corn:hl!JOU
<;jg_ {2-hulod)
TOTAL
N
Sig. {2·lailed)
N
\IA!W\l!l-H TOTAL
'·'
VAR000·1~
I 0(10
621
M
!ilOll
TOTAL . '..!·12
.05<1
...
"'
Corrcl~tlom
AR00046 l'tllfWU Corrd:iliot1
Sig. (2-tailcd)
N ~----·-
TOTAL Pearson Corrchuion
Sig. (2·1.:Ii!cd)
N
VAll000-16 TOT/\l.
LOIJO
,001
.. 64 -------·-3911· 1.000
.{;01
64
*'*,Correlation iscii;nifi=ll Ill the O.Ol levd (2-c;Ukd).
CnrrdaUoni
VAR00047 TOTAi. VAR.00047 Pearson Corrd~tion 1.000 .l3l
Si,o,. (:"!·L'liled) ,)04
N .. •• TOTAL Pearson Correlillion .Dl l 000
Sii;.P·t:likd) .~04
N .. '"'
Corrcl:ttlmu
VAR0004B TOTAL VAR00(l..1S Pcarso;-n Corrclauou l.000 •,001
Sig. ('..!·tailed) .996
N .. .. TOTAL Pearson C"rrelation ·.C~l l.000
~lg. (2-l:li!td) .9% '1 ., ..
Corrcl~Uons
VAR00049 TOTAL VAgOO(l..19 J>e:u-son Correlation 1.000· .:to9·
Sig. (2-tailcd) ,:;13
N .. .. TOTAL Pearson Corre!alion .Jo9• LOOO
Sig. {2·lailcd) .OJ;t
N &I " •. Crnroh~iou i.• ~i&11ifirnnt lll U1u 0,05 l~vd (2·hUlcd).
Corrd11Uu111
VAll00050 TOTAi. VAltOOO~O l'•ar~<'IL c,,rrdall<'ll 1.000 ;\HO•
Sig. (2·1Nlod) . 002
N .. .. TOTA!. P«ltS•'U Corrc!nlfoll .)80• ! 000
!-lir.. (2-mikd) .002
N .. ..
VA!WOUSI TOTAi • v 1utuOO~J l'Ollll<'IL Lorrelllli(>ll 1.000
Sir,, (2·llli1Gd) 000
N M 6< ';'l·~r;,u:;oncorrelllllon ---.. -5~ --,-.000
Sig. (2·tallod) .000
N 64 6<
Correl11Uon1
VA!l000~2 TOTAi. 1 V1.Jl.OOu~~ Polll1INI Co1rellll.io11 I.COO .;t.t~·
Sig. (2-tailed) .005
N " .. TOTAL !'canon Co1Telal.io11 -'44 .. l.000
Sig. {2-llliled) .01)5
N " .. .... Corrcllllit>n !g sigiUtku.nt Ill the 0.01 levd (2·11\il~d)
1,i1,v.
Curn·J.oll<>ll'
' l'"·U'"" 1·,.,,,.j,,1"'" I· !'l.~ i~-1a1l"tl I
'
TOTAi
(,.1 ! ••Ot<'i.UO<•U '"""''"''"·"" .U Ill' H•11 J.·1..J1: l,n\c•!f
Corrd.•1!<>11>
\'AROOO.'·I
VAlWilO~·I l'carwnC1>1tcl:u1,1n l 00(1
Si_~. (2•t:lllc<1)
N M ··-
TOTAi. Pc"rsi>aC,,nd:ui,,11 ·16?-
!'1g (2-l:ubi) "°" ' "'
CnrrelaHol\\
VARHUO~.~
V AROOll55 !'c:it$•'" c,,:1ela11"11
:>1g. (2-lailc<l)
nlTAL ·-1;;;~;Z:~md;"i11:;;-,- ·:-;,..,_ l~·l:ub\1
UIOO
\I Al(O\lO,~r, \"t\IW0056 !'eanwn Concl:~1,1n LOOO
Sii~- {2-tailo•lJ
TOTA!. _.i(,/•
""° "' UlOO
"'
TOTAL )57•
.00.1
'" J ouo
'"
TOTAL AO!•
N <.J f,.J
TOTAL""""PC:u.;;,;i"IC~~ii~],;if,~;;· ,, .. - .rn1· I 00!\
Sii;. ('.l:-l:iikd) Otll
N M M
VAROtm~7 TOTAL v /\R0u0~7 1>enn;C\n Co1nlnhon J.000 .~))•
Sig. {2·1ailcd) .000
N G4 G-1 ·~~----------11---~ -----TOTAL Pear.;on C<;11TcJ:ititH1 .~)\ • \.000
Sig. [2·1:u!ed) 000
N '" ••. Correlali~n Ls si~.nitkm1l !il !he 0 Ol levd {2-1aile1l)
Corrd~tlnns
VAR.OOO~S TO~'AL
; VAROOOS!I Pcars"n Conc13l.IC\n 1,000 .260•
Sig. (2-tailcd) .0'.IB
N '" 64
TOTAL Pearson Correhllion .2GO"' 1.00U
Sig. {2-tailcd) .o~s
N " " • C1m·eia1;<111 i< sir.nifica11I '~th~ 0.0~ le vol (2·la.i!od)
Corrd~Uo11~
V AROOOS9 l'cauon Corrclahon
Sii;. (2-uuled)
N
··;:"i"rr,\L~ --p~,;-,.sc;;-c;;-n.1a1 • .;;1 Sip,. (2-1>cled)
N
VAROOOS9 I TOTAi.
1.000 I .. 414-
. \ 000
---~~J--- ---·-~~ 474•: J.OOll
000 ! 6-1: M
CorrclaUons
VAROOOGO I TOTAi. VAROOOtO Pearson t:oncJ31.lon 1.000 Ass•
Sig. (2·lailcd) .000
N '" '" TOTAL Pearson Conc!ation .455• 1.000
Sig. (2-!ailcd) .000
N " M
,.._ Conclalion is significant ul the 0.01 levcl (2-tmled)
Corn:aUoni
VAROOOGI TOTAL VAR00061 Pearson CC\nclauon l.000 .1110
Sig. (2-iailed) .4~J
N ., "' TOTN. Pear.I''" c,';id3liC'n .IOO ! 000
Sii: (2·11uktll A.\l
N ,,, (,.!
Corrrl~Uoni
VAlW0062 TOTAi. VA!l00-06:l 1•can:on 1..e>neu~1on 1.000 on
Sig. (:l-t111lcd) -~"~ N '" '" ·=r61·~nrwt1Z~;;rnr.;i10il --.ii-1T --l:OOii Sh: (2-tai!otl) .~6~ .
N " M
C1>rrrl~Uon1
VAR0006) TOTA!. VA1wvO(o~ l'co.nt1n Con•lDllon I ooo :t<J6•
:1111 (2-talltd) .OOl
N M M TC:ffA1----r;-ai1011 CQOt.\flliou .:i<J6• 1.000
!lig. (:l·lallod) .001
N .. '" ••. Corrolollon ii 1iplifit-.i1t ..i: tho 0.01 lovo! (2-hliltd}.
C:orul~Uon1
VAROOO<A TOTA], .. _,,,. l'Danc>n Le>n•llllon 1.000 ,10~
Sig.(:l-tail~) .409
N .. .. TOTAL Pearson Corrdation .105 1.000
Sig. (2-Wled) .409
N 64 '"
VAR0006~
TOTAL
Pcar:mn Correlnl1on
Sig. (2·tailed)
N Pearson co,nl<111ou
Sig. (2·1ail<d)
N
VAR0006S I TOTAL
•. 00~ I (•I 6-1
·-----A)5• l.000
°"" '"
\l,\l(llilllf,(, j TllTAI
l'e:"""' l'Mrcl.~1<'ll L1lOO I Sig.('.Huilod)
N &< lcTc,c,TcAcl-. -~,.c0,1c,.c,,c,.occ0 ,c,.c1 ,c.,c0c,.·l--~,c,c5 1---i0ili)
VARU\106(, 1!~
Sii; !1-t<1tkd)
N u~~ 1
1·
"°' (el
c:1"1d.1Ch•11•
vAH000(.1 f>ctITT<.'11 Correh~!<'li
S1y,. (2-l:ulcd)
N
TOTAL l'carwnC,;irrolal.i•'ll
Sir,. (1-tai!cd]
N
VAROOU~ll !'c;uo"u C<'lfelaliou
Si)'; ('.2°\ailctl)
N ToTAi--·~cm.1.uiM.
Sig. (2-tru!ed)
N
Sir- (2-uuk<I)
N lcTcO'-T~AL~--pe;;;on CotT~f:il"f~jj
Sig. {2-1ailcd)
N
\c 1\HOIJ067
LOOO
~
~ ,001
"
T<Yl'1\L .)ll~·
"" "' 1.000
<A
'' l Ol\O
VAROOO(o? TOTA!.
"" M G.1 - .~o~-; --1.noo
"'" •• CorrehlliC<n is mr.iuficnnl al 1:.c 0.01 kvel (2-huled).
Corrtbtlons
VAR00070 TOTAi. •• ..,,00070 l'cacson Com::falw11 J.()()0 .199
Sig. {2-Laikd) .IM N 64 64
TOTAL Pe11r:so11 Correlation ~m 1.000
Sig. (2-tailod) .114
N 64 64
Reliability ****** Method 1 (space. saver) will be used
for this analysis ****** ·
RELIABILITY C A L E (A L P H A)
Reliability Coefficients
N of Cases= = 42
64.0
Alpha = 0.8779
ANALYSIS s
N of Items
2 1 3
3 1 3
2 3 3
2 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3
3 3
2 3
3 3
3 3
3 3
2 3 3 3
3
3
3
3
3
3
2 3 3 3 1 2
3 3 3 3 3 3
2 3 3 3 3
2 3 3 3 3
2 3 3 3
3 1 3 3 3 3
3 3 3 3 1 3
3 1 3
2 3 3 3 3 3
2 3 3 3 3 3
2 3 3 3 3 3
2 3 3 1 3 3
2 1 3 3 3 2
2 1 3 3 1 1
2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 1
2 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3
2 3 3 2 1 3
2 3 3 3 3 3
3 1 3 3 3 1
3 1 3 3 3 2
3 3 3 3 3 3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
2
3
3
3 3
3 2
3 3
3 3
3 2
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
3 1
3 3
3 3
2 3
3 3
3 3
3 3
3
3
3
3
3
3
3 0
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
3
3
3
2
3
3
3
2 3 3 3 3 3 3 1 3 152 146 192 171 157 166 189 167 170
2
3
3
3
3
3
2
3
2
2
3
2
2
3
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
2
3
2 172
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
175
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
0
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
179
2 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
1 3 1 2 1 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 1 3 3 1 3 3 3 3 3 1 1 3 1 3 3 3 3
3 3 3 3 1 1 3 3 2 1 3 1 3 1 3 3 3 1
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3
3 1 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 2 2 2 1 3 3 1 3 3 3 1 3 1 3 3 2 3
3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 2 2
2 2 3 3 3 3 1 3 2 1 3 3 2 2 3 3 3 3
3 2 3 2 1 3 2 1 3 3 1 1 3 3 3 3 2 3
3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 L 3
2 3 2 2 1 3 3 3 2 3 3 1 3 2 3 3 3
3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3
3 1 3 3 ·1 3 3 1 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3
2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 2 3 3 2 3
3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 1 3 3
3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 1 3
3 1 3 1 3 3 3 3 2 3 3 1 3 1 2 3 3 3
3 3 3 3 1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3
3 3 3 1 3 1 3 3 1 3 2 1 3 3 3 3 1 3
33111313331133131
1 1 3 2 1 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1
3 3 3 2 1 3 3 1 3 1 3 3 3 1 3 3 2
1 1 1 2 1 3 3 1 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3
3133331133233,.2333
3 3 2 2 3 . 3 3 3 3 1 2 2 3 2 3 3 2 3
3 3 3 3 3 3 1 3 2 3 3 1 3 1 3 3 2 3
3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3
3 1 3 1 1 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3313333333333333
3 2 3 3 1 1 3 3 2 3 3 1 3 2 3 2 2 3
151 110 164 154 122 172 168 144 165 180 158 124 178 153 178 172 161 171
2 1 3
. 2 3 3
2 1 3
2 3 3
2 1 3
2 1 3
2 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
2 i 3
2 1 3
3 3 3
3 3 3
2 1 3
2 3 3
3 3 3
3 1 3
2 1 3
2 3 3 3 1 3
2 3 3
3 3 3
2 3 3
3 3 3
2 3 3 3 3 3
3 3 3
2 3 3 2 3 3
2 3 3
2 3 3
3 1 3
3
3
2
3
2
3
2
2
3
3
3
3
3
3
2
2
3
1
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
'
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
0
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3 0
3
3 0
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
1
3
2
1
3
3
1
3
1
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
2
3
3
1
3
3
2
2
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
3
3
3
3
3
3
3
1
3
3
3
3
3
3
3
3 3 3
3 3
3 2 1
3 3 2
3 3
1
3 3
3 3 1
:: 1 3
3
2
3 1 1
3 1 3
3 3
3 3 2
2 3
3 3
3 2 1 1 1
3 3 3
3 3 1
3 1 2
2 3 3 3 1
3 3 3
1 3
3 3
3 1
3 2
3
3
3 1
3 3 2
3
3
2
2
3
3
3
1
3
3
2
3
2
3
2
3
3
2
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2 1 3
3 1 3
3 1 3
3 2 1
3 1 3
3 1 3
3 3 3
3 1 3
3 1 3
3 3
3 2 3
2 3 3 . 3 3
3 1 3
2 3 3
2 3
3 3 3
3
1 1 3
3 3 3
3 3 3
2 2 1
3 3
3 3 3
2 3 3
1 3 3
3 3 3
1 1 3
3 1 3
1 1 3
3 3 . 3
3 1 3
3 1 3
1
3 3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
1
1
3
3
3
2
3
3
3 3
3
3
3
2
3
1
3
3
3
1
3
3
3
3
1
3
3
1
3
3
1
3
3
3
3
3
3
1
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
2
3
2
3
2
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
1
3
3
3
2
3
2
3
3
3
2 1
3
3
3
3
3
2
2
2
3
1
3
1
3
3
1
3
1
3
1
3
1
2
1
3
3
3
1
3
1
1
3
3
1
3
3
3
3 1
3 3
3 3
3 3
3 3
3
3 3
3 1
1 3
3 3
3 3
2 1 3
2 3
3 3
3 3
2 3
3 3
3 3
3 3
3 3
2 3
3 3
3 ..1 3 2
3 3
3 3
3 2
3 2
3 3
3 3
3
3
3 3
2 3 3 3
3 3
3 3
2 3
3 3
3 1
3 3
3 3
3 2 1 3
3 3
3 3
3 3
3 2
3 1
3 3 3 3
2 3
3
2 3
3 . 1
2 3 2
3 3
2 2
2 3
2 3
3 3
3 3
3 3
2 3
2 3 2 3 2 3 3 3
2 3
3 3 3 3
2 3
3 3
3 3
2 3 2 3 3
2 3
2 3
3 3 3 1
3 3 2 3
3 3
3 3 2 ·3
2 3
2 3 3 3
3
3 1
3 3
2 3
2 3 2 3
2 3
3 3
3 2 2 2
3 2
2 3
2
3
3
3
3 3 3
1
3
2
2
2
2
1
2
3
2
2
2
2
3
2
2
2
3
2
'2
2
3
2
2 2
2
2
2
2 2
2 3
2 3
2 2
2 3
2 2
2
2 2
2 2
3 2
2
3
1
3
2
2
2
2
3
2
2
3
3
3
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
3
3
2
1
2
2
3
3
2
2
2
2
3
2
2
3
3
2
3
2
' 2
3
2
2
3
3
3
3
2
3
2
3
3
2
2
2
2
2
3
2
3 3
3 J
3 2
3 2
2 3
2 2
3 3
3 2
2
2 2
31 2 3i
3 \ :; 2 ' 2
3
2
2 2
3
3
3
3
3
2
3
2
2
2
3
" 2
3
3
2 .. "l
2
2
2
3
2
3
3
3
2 0
0
L
3
3
3
2
3
3
3
3
2
2
2
2
3
2
2
3
2 0
2
2
L
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
2
2
3
2
3
2
3
3
2
3
3
2
3
3
2
3
2
2
3
2
3
3
3
3
2
2
2
2
2
3
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2 L
2
3
2
3
3
2 2 3 3 3 3
3 3 2 3 3 3
1 ·2
2 3
3 3 3 3 2 2 2 2
2 3
3 3
3 2 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3
2 2 3
3 3 3
2 3 3
2 2 2
2 2 2
2 2 2
1 2
2 3 3
3 2 3
2 3 2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
3
2 2
3
2
2
2 3
2 3
3
2
3
2
3
2
2
3
3
3
3
2
3
2
3
2
2 2
3
2
3
2
3
3
3
3
3
2
2 2
3
3 2 2 2
3
2 2 2 3
3 3
2 2 2 2
3 3
3 3
2
3
2
2
3
3
2
2
2
3
3
2
2
2
2
2
3
3
2 3
2
2
3
3
3
3
3
2
2
3
3
2
3
2
2
2 3
2
2
3
2
2
2
3
3
1
2
2
2
2
2
2
3
1
3
2
3
2
2
2
2 2
3 2
3 3
2 2
2 2
3 2
1
2 . ·3
3 2
3 2 1
2
1
3
1
2
2
2
I
3
3
2
2
2
3
1
2
2
1
2
2
2
3
2
2
2
2
1
2
2 2
2
3
2
2
3
2 2
2
2
2
2
2
2
2 2
3
2
2
3
3
2
3
3
3
3
2
2 2
3
3
2
3
3
2
3
2
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
1
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2 3
3
3
2
3
2
3
2 2
2
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
2
3
2
3
3
2
2
3
2
2
2 3
2 2
2
2
2
2
2 2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
3
2
2
2
3 2 2 2 3
2 3 1 2
2 2 2 3 2
3 2 1 2 3
3 3 3 3 3
2
2
2
1
2
3
3
1
3
3
2
1
2
2
2
2
2
3
2
1
2
2
1
2
2
3
2
2
2 2
2 2
3
2
1
2
2
2
2
2
2
3
3
2
3
2
2
2
2
3
3 3
3 2 3 2
2
3
3
2
3 2 3 2
3 2
3
2
2
2
3 2
3
3
3
2
3
2
3
2 3
3
2
1
2
2
2
2
2
1
2
2
3
3
2
1
2 2
2
3
1
2
2
2
2
2
3
2
3 2
3
3
2 2
2 2
2
3
2
3
2
3
3
2
2
1
2
2
2
3
1
3
2 3
2
3
3
2
3
2
3
2
2
2 2
2 2
2
1
2
2
2
?
3
2
2
2 2
2
2
3
2
3
2
2
2
3
3
3
3
3
2
2
2
3
2
2
2
3
3
2
'· 3
1
2
3
2
2
1
2
2
2
1
2
2
1
2
2
3
3
2
2
2
3
2
1
2
2
2
2
2
3
2 3
2
3
3
2
2
2
2
3
1
2
3
2
2
3
2
2
1
2
1
3
3
2 3
2
2 2
Top Related