PENGARUH TELEVISI TERHADAP
KEGIATAN BELAJAR SISWA
Disusun oleh :
Gandhi Mardiansyah (15)Mochamad Indra Bayu Ardiansyah (21)
Muhammad Ihsan Al Ikhlas (22)Wisnu Ade Candra (34)
SMP NEGERI 177 JAKARTA
Jalan Raya Kodam Bintaro, Pesanggrahan,Jakarta Selatan, 12320
No. telp. (021) 7355975. No. faks. (021) 73889246
PENGARUH TELEVISI TERHADAP
KEGIATAN BELAJAR SISWA
Disusun oleh :
Gandhi Mardiansyah (15)Mochamad Indra Bayu Ardiansyah (21)
Muhammad Ihsan Al Ikhlas (22)Wisnu Ade Candra (34)
SMP NEGERI 177 JAKARTA
Jalan Raya Kodam Bintaro, Pesanggrahan,Jakarta Selatan, 12320
No. telp. (021) 7355975. No. faks. (021) 73889246
HALAMAN PENGESAHAN
Karya tulis ilmiah berjudul "Pengaruh Televisi Terhadap
Kegiatan Belajar Siswa'' ini telah disetujui dan disahkan oleh Kepala
SMP Negeri 177 Jakarta dan Wali Kelas IX-2 SMP Negeri 177
Jakarta.
Mengetahui,
Kepala Sekolah Wali Kelas IX - 2
Drs. H. Ngadiman, M. Si. Hj. Himatul Cholisoh, M. Pd.
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya tulis ilmiah ini kami persembahkan untuk :
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Guru pembimbing
3. Teman-teman kami
4. Keluarga tercinta
5. Pembaca yang budiman
HALAMAN MOTTO
USAHA DAN DOA
MERUPAKAN KUNCI
KESUKSESAN !
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami sampaikan kepada Allah Swt. karena tanpa
karunia-Nya, kami tidak akan dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah
ini. Walaupun banyak hambatan dalam proses pengerjaannya, kami
berhasil menyelesaikan karya tulis ini tepat waktu.
Karya tulis ilmiah berjudul ''Pengaruh Televisi Terhadap
Kegiatan Belajar Siswa'' ini kami tujukan untuk menunjukkan
pengaruh yang ditimbulkan acara-acara televisi terhadap kegiatan
belajar siswa mengingat maraknya acara televisi yang tidak layak
ditonton oleh para pelajar.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada guru
pembimbing yang telah membantu kami dalam menyelesaikan karya
ilmiah ini. Selain itu, kami turut berterimakasih kepada semua pihak
yang secara tidak sengaja ikut serta dalam pengerjaan karya ilmiah
ini.
Kami menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini belum
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
agar karya tulis ini menjadi lebih baik.
Jakarta, November 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................... iii
HALAMAN MOTTO ................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................. v
DAFTAR ISI .............................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................ 2
1.3 Batasan Masalah ................................................................ 3
1.4 Rumusan Masalah .............................................................. 4
1.5 Tujuan Penelitian ................................................................ 4
1.6 Manfaat Penelitian .............................................................. 4
1.7 Metode Penelitian ............................................................... 5
1.8 Sistematika Penulisan ......................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................... 8
2.1 Televisi ............................................................................... 8
2.2 Perkembangan Televisi di Indonesia .................................. 9
2.3 Tayangan Televisi di Indonesia .......................................... 11
2.4 Dampak Negatif Tayangan Televisi .................................... 12
2.5 Hasil Wawancara ................................................................ 14
2.6 Upaya Pencegahan Dampak Negatif Televisi .................... 17
BAB III SIMPULAN DAN SARAN ............................................. 19
3.1 Kesimpulan ......................................................................... 19
3.2 Saran .................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Televisi adalah media komunikasi yang amat populer di
kalangan masyarakat, terutama masyarakat perkotaan. Televisi
bukan lagi menjadi barang mewah. Hampir semua keluarga di
Indonesia memiliki satu televisi di rumahnya. Bahkan, ada keluarga
yang memiliki lebih dari satu televisi. Televisi berubah menjadi
sebuah kebutuhan utama bagi masyarakat.
Banyaknya stasiun televisi yang berdiri di Indonesia
membuat acara televisi yang ada semakin banyak dan beragam.
Mulai dari acara berita, olahraga, komedi, hingga film. Berbagai
acara tersebut menyuguhkan bermacam-macam informasi,
wawasan, serta hiburan. Banyaknya acara televisi yang disajikan
oleh stasiun televisi membuat penontonnya tidak pernah bosan.
Dengan adanya televisi, berbagai informasi dapat tersalurkan
dengan cepat. Kita dapat langsung mengetahui terjadinya suatu
peristiwa di tempat yang cukup jauh hanya dalam hitungan detik
melalui tayangan berita. Kita juga dapat menambah wawasan dan
pengetahuan melalui tayangan-tayangan dokumenter dan acara
edukasi.
Selain acara-acara tersebut, ada pula acara hiburan yang
senantiasa memanjakan mata kita. Hiburan tersebut dapat berupa
acara komedi, kartun, sinetron, FTV, film, dan lain sebagainya.
Berbagai tanggapan pun keluar setelah menonton acara hiburan
tersebut. Menyenangkan, seru, menegangkan, dan pendapat-
pendapat lainnya terucap setelah menontonnya. Namun, seringkali
ada adegan-adegan yang sebenarnya tidak pantas untuk ditiru
dalam acara hiburan itu. Sebenarnya, sang pembuat acara memiliki
tujuan positif untuk menghibur. Akan tetapi, banyak penonton yang
justru meniru adegan-adegan tersebut.
Di antara para penonton televisi, penonton anak-anak dan
remajalah yang paling mudah terpengaruh oleh tayangan televisi
mengingat masa pertumbuhan dan perkembangan psikologis yang
terus berjalan pada masa-masa tersebut. Pencarian jati diri menjadi
alasan bagi sebagian remaja untuk mengikuti tindakan-tindakan
yang ada dalam acara hiburan tersebut.
Hal ini tentu mempengaruhi kegiatan belajar dan pergaulan
mereka di sekolah. Selain karena tindakan dan perilaku mereka
yang terpengaruh oleh tayangan televisi, waktu yang mereka
gunakan untuk belajar dan melakukan kegiatan lainnya semakin
berkurang karena dihabiskan untuk menonton acara televisi
kesukaannya. Akhirnya, proses belajar mereka pun terganggu dan
menjadi kurang optimal.
Oleh karena itu, kami memilih tema ini untuk mengetahui
lebih jelas pengaruh televisi bagi kegiatan belajar siswa.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pembahasan latar belakang masalah, dapat
diidentifikasi beberapa masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai
berikut :
1. Apakah pengaruh televisi terhadap kegiatan belajar siswa ?
2. Mengapa televisi berpengaruh terhadap kegiatan belajar siswa ?
3. Apakah pengaruh televisi terhadap pergaulan siswa ?
4. Kapankah waktu yang tepat untuk menonton televisi ?
5. Acara televisi seperti apakah yang tepat untuk ditonton pelajar ?
6. Apakah dampak yang ditimbulkan bila terlalu sering menonton
televisi ?
7. Acara televisi seperti apakah yang dapat menyebabkan siswa
kecanduan ?
8. Mengapa suatu acara televisi dapat menyebabkan siswa
kecanduan ?
9. Bagaimanakah cara mencegah terjadinya kecanduan terhadap
acara televisi ?
10. Apakah pengaruh negatif televisi terhadap siswa ?
11. Apa sajakah pengaruh negatif televisi terhadap siswa ?
12. Acara televisi seperti apakah yang dapat berpengaruh negatif
terhadap kegiatan belajar siswa ?
13. Mengapa pengaruh negatif televisi perlu ditanggulangi ?
14. Bagaimanakah cara kita menyikapi dampak negatif televisi ?
15. Apakah televisi berpengaruh positif terhadap kegiatan belajar
siswa?
16. Apa saja pengaruh positif televisi terhadap kegiatan belajar
siswa?
17. Apakah televisi dapat membantu proses belajar siswa ?
18. Bagaimanakah cara untuk memanfaatkan televisi seoptimal
mungkin ?
19. Apakah peran orang tua dalam menanggulangi dampak negatif
televisi terhadap anaknya ?
20. Apakah peran guru dalam menanggulangi dampak negatif
televisi terhadap muridnya ?
1.3 Batasan Masalah
Mengingat tenggat waktu penelitian yang amat singkat, kami
membatasi penelitian ini pada siswa kelas IX-2 SMP Negeri 177
Jakarta.
1.4 Rumusan Masalah
Apakah pengaruh negatif televisi terhadap siswa ?
Bagaimanakah cara kita menyikapi dampak negatif televisi ?
Apakah televisi berpengaruh positif terhadap kegiatan belajar
siswa ?
Acara televisi seperti apakah yang tepat untuk ditonton pelajar ?
Apakah peran serta orang tua dan guru dalam menanggulangi
dampak negatif televisi terhadap pelajar ?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui pengaruh televisi terhadap kegiatan belajar
siswa.
Untuk mengetahui acara televisi yang tepat untuk ditonton dan
acara televisi yang semestinya dihindari oleh siswa.
Untuk mengetahui peran siswa dalam menangkal pengaruh
negatif televisi terhadap dirinya sendiri.
Untuk mengetahui peran serta guru dan orang tua siswa dalam
menanggulangi dampak negatif televisi terhadap siswa.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
Dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai pengaruh
positif dan negatif televisi serta cara menyikapinya.
Dapat meningkatkan kepekaan dan kepedulian siswa terhadap
pengaruh dari acara televisi yang mereka tonton.
Dapat meningkatkan kepekaan orang tua dalam mengawasi
acara televisi yang ditonton oleh anaknya.
1.7 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, kami menggunakan tiga buah metode,
yaitu :
Pengamatan
Kami mengamati pergaulan siswa kelas IX - 2 SMP
Negeri 177 Jakarta setiap hari di sekolah. Kami mengamati
mereka melalui percakapan dan kegiatan yang mereka lakukan
di luar jam belajar, seperti saat jam istirahat. Selain itu, kami juga
mengamati acara televisi yang ditayangkan setiap hari.
Mengutip beberapa referensi
Kami mengutip beberapa referensi yang berkaitan dengan
judul kami. Referensi yang kami gunakan adalah beberapa buku
mengenai perkembangan teknologi televisi dan pengaruh televisi
terhadap pelajar.
Wawancara
Kami juga mewawancarai beberapa siswa. Pertanyaan yang
kami ajukan berkaitan dengan kesehariannya dalam menonton
televisi dan pengaruhnya terhadap kegiatan belajar siswa
tersebut.
1.8 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang kami gunakan adalah sebagai
berikut :
Bab I Pendahuluan
Berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah,
batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka
Berisi kutipan referensi dari buku-buku yang berkaitan
dengan judul, serta hasil wawancara kami kepada beberapa
siswa kelas IX - 2 SMP Negeri 177 Jakarta.
Bab III Simpulan dan Saran
Berisi kesimpulan dari penelitian ini dan saran bagi
pembaca.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Televisi
Televisi adalah sebuah media telekomunikasi yang berfungsi
sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara. Televisi
dapat menerima suara dan gambar (audio-visual) melalui sinyal
elektronis yang dipancarkan lewat kawat, kabel serat optik, atau
gelombang elektromagnetik. Sinyal tersebut disiarkan dari stasiun
televisi ke stasiun relay (penghubung), satelit, atau langsung ke
pesawat televisi.
Kata televisi berasal dari kata ''tele'' dan ''visio'' dari bahasa
latin, yang masing-masing memiliki arti ''jauh'' dan ''tampak''. Jadi,
televisi memiliki arti tampak atau terlihat dari jarah jauh. Televisi lahir
melalui penemuan dalam rentang waktu sekitar 50 tahun. Televisi
merupakan karya massal yang dikembangkan berbagai pihak, baik
secara perorangan maupun badan usaha.
Penemuan televisi diawali dengan penemuan Piringan
Nipkow oleh Paul Gottlieb Nipkow dari Jerman pada tahun 1884. Ia
berhasil mengirimkan gambar elektronik menggunakan piringan
logam optomekanis yang disebut teleskop elektrik dengan resolusi
18 garis. Piringan ini memungkinkan sebuah gambar diubah menjadi
sinyal listrik dan sebaliknya dengan aneka kekuatan.
Pada tahun 1897, ilmuwan Jerman bernama Karl Ferdinand
Braun menciptakan tabung sinar katoda (Cathode Ray Tube/CRT).
Di dalam alat ini, terdapat penembak elektron yang berfungsi
memancarkan berkas-berkas elektron ke sebuah layar yang
selanjutnya menghasilkan gambar. Temuan ini adalah cikal bakal
penemuan televisi model tabung/kotak.
Pada tahun 1962, ahli teknik Skotlandia bernama John Logie
Baird mendemonstrasikan televisi pertama di muka umum. Alat
buatan Baird tersebut menggunakan 30 baris pelarikan untuk
menghasilkan gambar kasar. Temuan tersebut menjadikan Baird
sebagai Bapak Televisi Dunia.
Pada tahun berikutnya, ilmuwan Amerika bernama Philo T.
Farnsworth mengembangkan televisi modern pertama pada tahun
1927. Ia mengungkapkan gagasan tentang dasar kerja televisi
bernama Image Dissector Tube.
Dua tahun kemudian, ilmuwan Amerika keturunan Rusia
bernama Vladimir Zworykin menyempurnakan tabung sinar katoda
pada tahun 1929. Penemuan itu ia namakan Kinsecope.
Berbagai penemuan tersebut terus dikembangkan sampai
saat ini. Banyak perubahan terjadi.Di antaranya adalah perubahan
bentuk. Sekarang, televisi tidak lagi berbentuk kotak. Teknologi layar
cairan kristal (Liquid Crystal Display/LCD) diterapkan pada televisi
sehingga bentuk televisi menjadi ramping dan tipis. Hal ini
dikarenakan televisi tersebut sudah tidak membutuhkan penembak
elektron yang berukuran besar. Selain LCD, ada teknologi LED
(Light Emiting Diode) yang dapat menghemat penggunaan listrik
oleh televisi.
Perubahan juga terjadi pada fungsi televisi. Dahulu, televisi
hanya untuk menerima siaran dari stasiun televisi. Kini, televisi dapat
memutar piringan optik (CD/DVD) melalui DVD Player, bermain
video game, bahkan berkoneksi dengan orang lain melalui Internet.
2.2 Perkembangan Televisi di Indonesia
Gagasan berdirinya stasiun televisi di Indonesia diutarakan
oleh Menteri Penerangan pada tahun 1952 yang pada saat itu
dijabat oleh Maladi. Walaupun jumlah pemilik pesawat televisi masih
cukup rendah saat itu, Maladi beranggapan bahwa Indonesia butuh
sebuah stasiun televisi nasional. Barulah pada tahun 1962, gagasan
tersebut dapat tercapai. Pada saat itu, Indonesia menggelar pesta
olahraga Asian Games IV. Untuk menyiarkan seluruh pertandingan
pada kejuaraan tersebut, Presiden Soekarno mendirikan Televisi
Republik Indonesia (TVRI) pada tanggal 24 Agustus 1962. Hingga
masa orde baru, TVRI lebih berpihak kepada kepentingan
pemerintah dibandingkan kepuasan pemirsanya sehingga banyak
kritik dan keluhan disampaikan kepada stasiun televisi ini.
Hal tersebut memberi peluang bagi pengusaha untuk
menjadikan stasiun televisi sebagai bisnis yang menggiurkan. Pada
tahun 1989, pemerintah mulai mengizinkan pihak swasta untuk
mendirikan stasiun televisi. Stasiun televisi swasta nasional pertama
yang berdiri adalah Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). Stasiun
televisi tersebut mulai mengudara pada tanggal 24 Agustus 1989.
Berdirinya stasiun televisi tersebut diikuti oleh dibentuknya stasiun-
stasiun televisi lain seperti SCTV, TPI, ANTV, dan Indosiar. Saat ini,
sudah banyak stasiun televisi yang berdiri. Daerah pun memiliki
stasiun televisi sendiri seperti Banten TV (Banten), JakTV (DKI
Jakarta), Dewata TV (Bali), dan lain sebagainya.
Banyaknya stasiun televisi yang berdiri di Indonesia
membuat berbagai macam acara televisi bermunculan. Mulai dari
tayangan berita, olahraga, musik, ilmu pengetahuan, serta hiburan.
Berbagai acara tersebut dikemas sedemikian rupa untuk menjaring
penonton sebanyak-banyaknya dan mendapat rating yang tinggi.
Namun, untuk memikat hati para pemirsanya, stasiun televisi sering
mengabaikan aspek pendidikan, etika, dan moral. Aturan hukum pun
tidak diindahkan. Semua untuk mendapatkan keuntungan sebesar-
besarnya.
2.3 Tayangan Televisi di Indonesia
Tayangan televisi di Indonesia banyak didominasi oleh
tayangan sinetron dan FTV. Hal ini dibuktikan oleh sebuah penelitian
oleh Giri Narasoma Suhardi pada tahun 2010. Ia menampilkan hasil
penelitiannya melalui grafik di bawah ini.
Berita
Spiritu
al
Kartu
n
Realit
y Show
Sinet
ron
Hibura
n
Info
tain
men
t0
1
2
3
4
5
6
7
8
Jam tayang setiap hari
Berdasarkan grafik di atas, tayangan sinetron mendominasi
tayangan di televisi setiap harinya, disusul oleh acara hiburan,
berita, kartun, hiburan, infotainment, reality show, dan spiritual.
Kategori acara yang paling sering ditayangkan oleh stasiun televisi
adalah hiburan.
Andaikata acara hiburan di Indonesia ini memiliki mutu dan
manfaat, maka tidak ada masalah. Namun, banyak sekali program
hiburan yang dibuat tanpa memperhitungkan bobot dari hiburan itu
sendiri. Bagi pihak stasiun televisi, jumlah penonton dan rating yang
diperoleh merupakan tujuan utama. Akibatnya, banyak adegan dan
tindakan tokoh dalam acara hiburan tersebut yang tidak pantas
untuk dicontoh. Acara yang sarat informasi justru kalah saing
dengan acara hiburan dalam hal jam tayang. Padahal, acara
semacam itulah yang kita butuhkan.
2.4 Dampak Negatif Tayangan Televisi
Pada masa kini, televisi adalah media yang paling banyak
digunakan dan juga sangat mempengaruhi budaya banyak orang.
Indonesia sendiri merupakan negara dengan tingkat penggunaan
televisi tertinggi ke-5 di dunia (Aneki Ranking & Record, 2010).
Masalah utamanya adalah fungsi televisi sebagai sarana hiburan
lebih menonjol daripada peran seharusnya, yaitu sebagai sumber
informasi dan edukasi.
Penelitian Yayasan Pengembangan Media Anak (YPMA)
pada tahun 2006 menunjukkan bahwa jumlah jam menonton televisi
pada anak-anak SD berkisar 30 - 35 jam seminggu (sekitar 4,5 jam
sehari). Belum lagi ditambah 10 jam untuk bermain video game tiap
minggunya. Padahal waktu maksimal yang dianggap baik untuk
menonton televisi adalah dua jam. Bila kita menggunakan ukuran
waktu menonton televisi yang sama dengan hasil penelitian YPMA
untuk dibandingkan dengan waktu yang diperlukan untuk belajar di
sekolah, maka kami memperoleh angka ini.
Menonton TV Bersekolah*
Sehari = 4,5 jam
Seminggu = 30 - 35 jam
Setahun = 1.600 jam
Sehari = 6,5 jam
Seminggu = 32 jam
Setahun = 725 jam
*(Menurut kalender pendidikan Disdikdas
DKI Jakarta tahun 2012-2013)
Dari data tersebut, kita dapat mengamati bahwa salah satu
dampak negatif televisi adalah mengambil porsi jam aktivitas anak
lainnya. Waktu yang dibutuhkan oleh anak untuk belajar, membaca
buku, dan melakukan aktivitas bermanfaat lainnya justru terbuang
sia-sia karena menonton televisi.
Dampak lainnya adalah muatan/konten yang terdapat dalam
acara-acara televisi tersebut. Banyak peneliti telah melakukan
penelitian tentang pengaruh menonton televisi terhadap anak. Salah
studi meneliti hubungan jangka panjang antara tindakan menonton
televisi dari 570 anak-anak Amerika dan perilaku mereka ketika
remaja (Anderson dkk. tahun 2001). Informasi mengenai tindakan
menonton televisi saat anak berumur 5 tahun diperoleh melalui buku
harian mereka. Orang tua mereka juga diminta untuk mencatat
acara dan saluran televisi yang sedang ditontonnya. Kelompok
peneliti tersebut mewawancarai anak remaja melalui telepon.
Mereka bertanya seputar prestasi akademis, kebiasaan membaca
buku, dll.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa semakin sering
menonton acara pendidikan ketika mereka berumur 5 tahun,
semakin tinggi nilai dan kreativitas mereka. Tingkat emosi mereka
pun semakin rendah ketika remaja. Berbeda dengan anak yang
menonton acara televisi berisi tayangan kekerasan. Mereka memiliki
nilai yang lebih rendah, jarang membaca buku, dan memiliki rasa
emosi yang lebih tinggi ketika remaja. Hal ini membuktikan bahwa
konten/isi dari acara televisi yang ditonton anak berpengaruh
terhadap prestasi dan pergaulan sang anak.
Selain itu, terlalu lama menonton televisi juga menimbulkan
masalah kesehatan. Saat menonton televisi, kita hanya duduk diam
dan tidak bergerak dalam waktu yang cukup lama sehingga lemak
yang terkandung dalam tubuh kita tidak terbakar. Hal ini
menimbulkan timbunan lemak yang masif dalam tubuh sehingga
potensi untuk mengalami obesitas cukup besar. Timbunan lemak
juga dapat menimbulkan serangan jantung dan stroke.
Selain permasalahan pada lemak tubuh, menonton televisi
juga dapat menyebabkan gangguan pada penglihatan dan
pendengaran. Kebiasaan anak yang menonton televisi dalam jarak
yang terlalu dekat dan dalam waktu yang lama dapat mengurangi
daya penglihatan mata. Pendengaran anak terganggu pula
mengingat banyaknya anak yang sering mendengarkan televisi
dengan volume suara yang tinggi.
2.5 Hasil Wawancara
Dalam penelitian ini, kami melakukan wawancara kepada
tiga orang responden yang mewakili seluruh siswa kelas IX-2 SMP
Negeri 177 Jakarta. Demi kenyamanan responden, kami tidak
menampilkan nama mereka dalam karya tulis ini.
Kami menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan
mereka menonton televisi. Berikut ini adalah pertanyaan-pertanyaan
yang kami tanyakan saat wawancara.
1. Apakah anda sering menonton televisi ?
2. Jenis acara televisi apa yang sering anda tonton ?
3. Kapan biasanya anda menonton televisi ?
4. Berapa lama waktu yang anda habiskan dalam sehari untuk
menonton televisi ?
5. Apakah fungsi televisi yang paling menonjol bagi diri anda ?
6. Apa manfaat televisi bagi diri anda ?
7. Apakah televisi membantu anda dalam kegiatan belajar ?
8. Berapa lama waktu yang anda habiskan dalam sehari untuk
belajar ?
9. Apakah pengaruh negatif televisi yang anda rasakan ?
10. Apakah televisi mempengaruhi nilai anda di sekolah ?
11. Apakah orang tua anda mengarahkan anda dalam menonton
televisi ?
12. Apakah orang tua anda pernah menegur anda apabila anda
menonton televisi terlalu lama ?
13. Apakah orang tua anda pernah menegur apabila anda menonton
acara televisi yang kurang baik untuk ditonton ?
14. Apakah orang tua anda juga sering menonton televisi ?
15. Jenis acara televisi apakah yang sering ditonton oleh orang tua
anda ?
16. Berapa lama waktu yang orang tua anda habiskan untuk
menonton televisi ?
17. Apakah menurut anda, orang tua anda memberi contoh yang
baik dalam menonton televisi ? Mengapa ?
Berikut ini adalah tabel jawaban yang diberikan oleh ketiga
responden yang kami wawancarai.
No.Jawaban
Responden 1 Responden 2 Responden 3
1 Ya Ya Ya
2Program pengetahuan dan komedi
Program komedi dan berita
Program live show dan berita
3Sepulang sekolah hingga waktu shalat maghrib
Setelah belajar (pukul 15.00 - 20.30 WIB)
Sore / malam
4 10 jam 6,5 jam 3 - 5 jam
5Sebagai sumber hiburan dan pengetahuan
Sebagai sumber hiburan
Sebagai sumber informasi dan hiburan
6Menambah pengetahuan
Memperoleh informasi hangat
Mendapat informasi dan menghilangkan beban pikiran
7 Terkadang membantu
Tidak
8 3 - 4 jam 1 - 2 jam 4 jam
9 Malas belajar Mengganggu
penglihatan
Menimbulkan opini buruk dalam benaknya
Lupa waktu
10 Tidak Tidak Ya
11 Ya, terkadang Ya Tidak
12 Tidak pernah Ya Ya
13 Ya, selalu Ya Ya, terkadang
14 Sering Tidak Ya
15 FTV, sinetron, dan infotainment
Berita Live show
16 Tidak tahu Tidak tahu Kurang tahu (tidak terlalu lama)
17
Tidak, karena acara yang ditonton oleh orang tuanya tidak beramanfaat
Ya, orang tuanya menonton televisi dalam waktu yang cukup
Ya, karena orang tuanya menonton acara yang bermanfaat
Wawancara ini menunjukkan hasil yang beragam. Mereka
semua memiliki kesamaan, yaitu waktu yang mereka habiskan untuk
menonton televisi lebih lama dibandingkan waktu yang mereka
gunakan untuk belajar. Mereka juga sama-sama memperoleh
manfaat yang sama dari televisi, yaitu mendapat informasi,
pengetahuan, dan wawasan.
Jawaban untuk pertanyaan lainnya lebih beragam, seperti
acara yang mereka tonton, pengaruh buruk yang ditimbulkan oleh
televisi, dan kepedulian orang tua mereka. Menurut kami, program
acara yang mereka tonton saat ini tidak terlalu bermasalah,
walaupun ada pengaruh buruk yang ditimbulkan kepada mereka. Itu
karena pengaruh buruk tersebut dapat diminimalisir oleh mereka
sendiri.
Yang menarik adalah kepedulian orang tua mereka. Rata-
rata orang tua mereka peduli terhadap apa yang ditonton oleh
anaknya. Namun, ada orang tua yang mengarahkan anaknya untuk
menonton acara yang baik, padahal yang ditonton oleh mereka
justru merupakan kebalikan dari arahan mereka. Hal ini
menunjukkan bahwa ada orang tua yang belum menyadari
pentingnya contoh dari mereka kepada mereka.
2.6 Upaya Pencegahan Dampak Negatif Televisi
Berbagai macam cara dapat ditempuh untuk meminimalisir
dampak negatif televisi. Berikut ini adalah cara untuk mengurangi
pengaruh buruk televisi terhadap kegiatan belajar siswa.
Bersikap selektif terhadap tayangan televisi
Saat menonton televisi, kita harus memilih tayangan televisi
yang bermutu dan bermanfaat bagi diri kita. Kita harus bisa
membentengi diri dari acara-acara televisi yang tidak baik dan
acara yang hanya menghabiskan waktu kita. Kita dapat memilah
program televisi yang akan kita tonton dengan melihat tanda
huruf yang terdapat dalam acara tersebut. Tanda tersebut
menunjukkan acara yang dapat ditonton oleh semua umur (SU),
dewasa (D), atau tayangan yang membutuhkan bimbingan orang
tua (BO). Selain itu, banyak pilihan program edukatif yang
dikemas dengan apik dan menarik sehingga kita tidak akan
pernah bosan untuk menontonnya.
Gunakan waktu senggang untuk kegiatan bermanfaat
Sebenarnya, waktu yang kita gunakan untuk menonton
televisi sehari-hari merupakan waktu senggang. Agar waktu
yang kita miliki tidak habis hanya untuk menonton televisi, kita
dapat mengurangi jatah waktu menonton televisi dengan
menggantinya lewat beragam aktivitas. Kita dapat mengganti
kegiatan menonton televisi dengan membaca buku,
menggambar, membantu orang tua, dan bermain bersama
saudara atau teman (asalkan tidak bermain video game dan
tidak terlalu lama). Dengan itu, waktu yang kita miliki tidak habis
dengan percuma.
Contoh yang baik dari orang tua
Selain mengarahkan anak, orang tua juga perlu memberi
contoh yang baik pada anaknya. Orang tua adalah teladan bagi
anaknya. Bila orang tua memberi contoh yang buruk semisal
menonton sampai larut malam, maka lambat laun anak akan
mengikuti kebiasaan orang tuanya tersebut.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Televisi merupakan suatu barang yang tak terpisahkan dari
masyarakat perkotaan di Indonesia. Pesatnya perkembangan dunia
pertelevisian di Indonesia membuat peminatnya semakin meningkat.
Seperti teknologi lainnya, televisi memberikan berbagai dampak bagi
penggunanya. Dampak tersebut dapat berupa hal yang positif.
Namun, tidak jarang menimbulkan dampak negatif. Dampak negatif
tersebut dapat kita sikapi dengan bijaksana. Selektif dalam memilah
acara televisi yang tepat untuk ditonton merupakan salah satu sikap
yang perlu dimiliki oleh pelajar. Dalam hal ini, orang tua dan guru
memiliki peran untuk menuntun anak agar tidak terjerumus hal-hal
yang negatif sebagai akibat dari acara televisi tersebut.
3.2 Saran
Menurut kami, pengaruh negatif televisi tidak dapat
dihilangkan sama sekali. Namun, pengaruh negatif televisi dapat
diminimalisir. Untuk mengurangi pengaruh negatif televisi,
dibutuhkan tanggung jawab dari semua pihak. Akan tetapi, banyak
pihak yang belum menyadari tanggung jawab tersebut. Salah
satunya adalah pihak stasiun televisi. Seharusnya, pihak stasiun
televisi lebih memperhatikan bobot acara yang ditayangkannya.
Pemerintah juga perlu menindaklanjuti acara-acara televisi yang
memberika efek negatif bagi perkembangan anak.
Meminimalisir dampak negatif televisi juga dapat dilakukan
oleh khalayak umum, termasuk kita para pelajar. Kita dapat
meminimalisir dampak negatif televisi dengan bersikap bijaksana
saat menonton televisi. Kita tidak perlu mencontoh tindakan buruk
yang ada di tayangan televisi karena hanya akan merugikan diri
sendiri. Bersikap selektif dalam menonton televisi juga diperlukan
oleh para siswa untuk menghindarkan dirinya dari acara televisi
yang tidak bermutu. Orang tua dan guru juga perlu menghilangkan
sikap acuh tak acuh terhadap kegiatan anak menonton televisi
karena anak memerlukan bimbingan, arahan, dan tuntunan mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Chatib, Munif. 2012. Orangtuanya Manusia. Bandung : Kaifa.
Haryati, Nas dkk. 2008. Bahasa Indonesia Sekolah Menengah
Pertama Kelas IX Edisi 4. Jakarta : Depdiknas.
Jatinegara, M. Isa dkk. 2009. Ensiklopedia Dunia Sains : Teknologi.
Bandung : ThreeMidea.
Mahayoni dan Hendrik Lim. 2008. Anak vs Media. Jakarta : Elex
Media Komputindo.
Nuswantoro, Irwan dkk. 2011. Top 10 di Dunia. Depok : Cerdas
Interaktif.
Panjaitan, Erica L. 2006. Matinya Rating Televisi. Jakarta : Yayasan
Obor Indonesia.
Santrock, John W. 2003. Adolescence Perkembangan Remaja.
Jakarta : Penerbit Erlangga.
Santrock, John W. 2012. Perkembangan Anak. Jakarta : Penerbit
Erlangga.
Seok-Ho, Kim dan Kim Seok-Cheon. 2007. 3 Menit Belajar
Pengetahuan Umum Seri Tokoh Penemu, Tubuh Kita, dan
Lingkungan. Jakarta ; Bhuana Ilmu Populer.
Sudono, Agus dan Sutanto. 2009. The Complete Book of Science.
Yogyakarta : New Orchid.
Surbakti, E.B. 2008. Awas Tayangan Televisi. Jakarta : Elex Media
Komputindo.
Tedjasaputra, Mayke S. 2001. Bermain, Mainan, dan Permainan.
Jakarta : Grasindo.
Top Related