i
PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, SUMBER DAYA MANUSIA,
DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI
JAMBI TAHUN 2010-2016
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Ilmu Ekonomi Syariah
Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Oleh:
SAIFUL JALALUDDIN
NIM: SES141505
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2018
ii
iii
iv
v
MOTTO
نا غ ي ل لله غ ي تم و ق اب م ي ....م س ف ن اب ام وي ... “ Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum
mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri” (Q.S Ar-Ra’d: 11).1
1Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surat Ar-ra’d ,11, Departemen Agama RI (Bandung: Penerbit
Diponegoro, 2011)
vi
PERSEMBAHAN
Ya Allah,Waktu yang sudah kujalani dengan jalan hidup yang sudah menjadi takdirku, sedih,
bahagia, dan bertemu orang-orang yang memberiku sejuta pengalaman bagiku, yang telah
memberi warna-warni kehidupanku. Kubersujud dihadapan Mu, Engaku berikan aku kesempatan untuk bisa sampai
Di penghujung awal perjuanganku Segala Puji bagi Mu ya Allah,
Alhamdulillah..Alhamdulillah..Alhamdulillahirobbil’alamin..
Sujud syukurku kusembahkan kepada Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha
Penyayang, atas takdirmu telah kau jadikan aku manusia yang senantiasa berpikir, berilmu,
beriman dan bersabar dalam menjalani kehidupan ini.Semoga keberhasilan ini menjadi satu
langkah awal bagiku untuk meraih cita-cita besarku.
Terimakasih telah kau tempatkan aku diantara kedua malaikatmu yang setiap waktu ikhlas
menjagaku,, mendidikku membimbingku dengan baik,, ya Allah berikanlah balasan setimpal
syurga firdaus untuk mereka dan jauhkanlah mereka nanti dari panasnya sengat hawa api
nerakamu..
Untukmu Ayah (Tarmizi),,,Ibu (Fatmawati)...Terimakasih....
Dalam setiap langkahku aku berusaha mewujudkan harapan-harapan yang kalian impikan
didiriku, meski belum semua itu kuraih, insyallah atas dukungan doa dan restu semua mimpi itu
kan terjawab di masa penuh kehangatan nanti. Untuk itu kupersembahkan ungkapan terimakasih
kepada adikku (M. Saiful Rifqi Hamizan) yang amat di sayangi, dan orang-orang yang spesial
dalam hidupku.
Ucapan rasa terimakasih kepada keluarga besarku yang telah memberi bantuan moril
maupun materil yang tak dapat terbalaskan.
"Hidupku terlalu berat untuk mengandalkan diri sendiri tanpa melibatkan bantuan Allah dan
orang lain.
"Tak ada tempat terbaik untuk berkeluh kesah selain bersama sahabat-sahabat terbaik”..
Terimakasih kuucapkan Kepada Teman sejawat Saudara seperjuangan”
vii
ABSTRAK
Kemiskinan merupakan masalah yang bersifat multidimensional dapat
ditinjau dari berbagai sudut pandang.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
dampak pertumbuhan ekonomi, sumber daya manusia, dan pengangguran
terhadap kemiskinan di Provinsi Jambi.
Penelitian ini merupakan penelitian kuntitatif dengan menggunakan data
panel. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh dari Badan Pusat Statistik. Metode regresi yang digunakan adalah
dengan metode regresi linier berganda menggunakan alat bantueviews 7.
Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa Pertumbuhan Ekonomi
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemiskinan di Provinsi Jambi pada
periode 2010-2016.Akan tetapi Sumber Daya Manusia, dan Pengangguran
memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap Kemiskinan di Provinsi Jambi
selama periode tahun 2010-2016.
Hasil regresi menunjukkan bahwa nilai R Square dari variabel independen
(pertumbuhan ekonomi, sumber daya manusia, dan pengangguran) terhadap
variabel dependen (kemiskinan) memiliki nilai sebesar0.983311 yang berarti 98%,
kemiskinan dipengaruhi pertumbuhan ekonomi, sumber daya manusia, dan
pengangguran sedangkan 2% sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model
yang digunakan.
Kata kunci: Pertumbuhan Ekonomi (X1) Sumber Daya Manusia (X2)
Pengangguran (X3) dan Kemiskinan (Y)
viii
ABSTRACT
Poverty is a multidimensional problem which is so it can be reviewed from
a different point of view. This research aim to analyze the impact of economic
growth, Human Resources, and Unemployment rate of the Poverty in the Jambi
Province. This research is quantitative by using panel data. Types of data used in
this study is secondary data obtained from Badan Pusat Statistik. This regression
method used multiple linier regressionusing tools software eviews 7.
The result analysis and research show that the growth economic rate has
influence significantly to Poverty in Jambi Province during the period 2010-2016,
but Human Resources and Unemployment has some insignificant influence on the
Poverty in the Jambi Province during Periode of 2010-2016.
The regression result show that the R-Squared value of the independent
variable ( the economic growth, human resource, and Unemployment) to
dependent variable (Poverty) have a value of 0.983311 which means the 98
percent Poverty influence by economic growth, Human Resource, and
Unemployment rate. While 2 percent of them have described by another variable
outside model.
Keywords: Economic Growth (X1), Human Resources (X2), Unemployment (X3),
and Poverty (Y)
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’laikum Wr. Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT.Yang telah
memberikan kesahatan dan kekuatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi
ini dengan baik. Tidak lupa pula shalawat dan salam penulis haturkan kepada
junjungan Nabi besar Muhammad SAW.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sumber Daya
Manusia, dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan di Provinsi Jambi
Tahun 2010-2016 ”
Adapun tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah sebagai tugas akhir yang
merupakan syarat untuk meraih gelar sarjana jenjang Strata 1 (S1) Jurusan
Ekonomi Syariah Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.Dalam penyusunan skripsi ini, tidak luput dari keterbatasan dan
kekurangan. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan berhasil
tanpa adanya dukungan, usaha dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, sudah sepantasnya penulis menghaturkan terimakasih yang sedalam-dalamnya
kepada kedua orang tuaku tercinta Ayahanda Tarmizi dan Ibunda Fatmawati yang
tidak pernah lelah memberikan do’a, dukungan, semangat, motivasi, cinta dan
kasih sayang. Berikut ucapan terimakasih kepada bapak Dr. Novi Mubyarto, SE.,
MEdan Ibu Anzu Elvia Zahara,S.E.,M.E.Sy selaku pembimbing I dan II. Serta
kepada:
x
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
LEMBAR PERYATAAN .............................................................................. ii
NOTA DINAS ................................................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iv
MOTTO .......................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
ABSTRACT ..................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. latar belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 6
E. Kerangka Teori ............................................................................ 8
F. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 28
G. Kerangka Pemikiran .................................................................... 31
H. Hipotesis ...................................................................................... 31
I. Sitematika Penulisan .................................................................... 32
BAB II. METODE PENELITIAN ........................................................... 34
1. Pendekatan penelitian .................................................................. 34
2. Jenis dan sumber data .................................................................. 34
3. Instrumen Pengumpulan Data ...................................................... 35
4. Teknik Analisis Data ................................................................... 36
5. Metode Data Panel ....................................................................... 37
6. Pemilihan Model Data Panel ....................................................... 38
7. Uji Asumsi Klasik ........................................................................ 40
xii
8. Uji Statistik .................................................................................. 42
BAB III. GAMBARAN UMUM ................................................................ 45
A. Kondisi Geografis Provinsi Jambi .................................................. 45
B. Kemiskinan ..................................................................................... 46
C. Pertumbuhan Ekonomi ................................................................... 47
D. Sumber Daya Manusia ................................................................... 48
E. Pengangguran ................................................................................. 48
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 50
A. Deskripsi Hasil Penelitian .............................................................. 50
B. Hasil Estimasi dan PemilihanModel Data Panel ............................ 56
C. Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 61
D. Uji Hipotesis .................................................................................. 65
E. Pembahasan .................................................................................... 68
BAB V. PENUTUP ..................................................................................... 77
A. Kesimpulan ..................................................................................... 77
B. Saran ............................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Durbin-Watson ....................................................................... 39
Tabel 4.1 : Persentase Penduduk Miskin Kabupaten/Kota Provinsi
Jambi tahun 2010-2016 .......................................................... 48
Tabel 4.2 :Laju Pertumbuhan PDRB ADHK Kabupaten/Kota Provinsi
Jambi tahun (2012-2016) ........................................................ 49
Tabel 4.3 :Persentase IPM Provinsi Jambi tahun (2012-2016) .............. 50
Tabel 4.4 : Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten/Kota Provinsi
Jambi 2012-2016 .................................................................... 52
Tabel 4.5 : Hasil Estimasi Model Common Effect .................................... 53
Tabel 4.6 : Hasil Estimasi Model Fixed ................................................... 54
Tabel 4.7 : Hasil Uji Chow ....................................................................... 55
Tabel 4.8 : Hasil Estimasi Random Effect ................................................ 56
Tabel 4.9 : Hasil uji Hausman .................................................................. 57
Tabel 4.10 : Histogram ................................................................................ 61
Tabel 4.11 : Corelation Matrix ..................................................................... 62
Tabel 4.12 : Uji Glejser ................................................................................. 62
Tabel 4.13 : Durbin-Watson ......................................................................... 63
Tabel 4.14 : Fixed Effect dengan Model Cross-Section Weights ................. 64
Tabel 4.15 : Hasil uji t ................................................................................. 65
Tabel 4.16 : Hasil Uji F .............................................................................. 66
Tabel 4.17 : Hasil Uji Diterminasi (R Square) ........................................... 67
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 : Gafik Persentase Kemiskinan di Provinsi Jambi 2010-2016. ............. 2
Gambar 1.2 : Gambar Kerangka Pemikiran ...................................................................... 31
Gambar 4.1 : Gambar Histogram Normaliti ...................................................................... 61
Gambar 4.2 : Grafik Domestik Regional Bruto ................................................................. 70
Gambar 4.3 : Grafik Pekerja Berdasarkan Pendidikan yang di Tamatkan ........................ 73
Gambar 4.4 : Grafik Ketenagakerjaan ............................................................................... 75
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan adalah suatu proses yang bertujuan untuk mewujudkan
kemakmuran masyarakat melalui pengembangan perekonomian. Tolok ukur
keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi, struktur
ekonomi dan tingkat kesenjangan antar penduduk, antar daerah dan antar
sektor.Tujuan utama dari usaha pembangunan ekonomi ialah untuk menciptakan
pertumbuhan yang setinggi-tingginya, serta mampu mengurangi jumlah penduduk
miskin.2
Setiap pemerintahan yang berada di suatu daerah memiliki fungsi sebagai
agent of development,tujuannya ialah agar masyarakat nantinya dapat mencapai
kesejahteraan serta hidup yang lebih layak. Namun kemiskinan masih saja
menjadi masalah yang dihadapi oleh semua negara di dunia, terutama negara
yang sedang berkembang seperti Indonesia, khsususnya Provinsi Jambi. Istilah
kemiskinan muncul akibat seseorang atau sekelompok orang yang tidak mampu
mencapai tingkat kemakmuran ekonomi yang dianggap sebagai kebutuhan
minimal dari standar hidup sebagian orang. Oleh karena itu untuk mengukur
kemiskinan, khususnyadi Provinsi Jambi menggunakan standar yang dirilis oleh
BPS Provinsi Jambidan di didukung berdasarkan pernyataan Foster, dkk bahwa
untuk mengukur kemiskina ada 3, yaitu:
2Prabowo Dwi Kristanto,Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum, dan
Tingkat Pengangguran Terhadap Jumlah Penduduk Miskin Di Kabupaten Brebes tahun 1997-
2012, (Skripsi Universitas Diponegoro Semarang, 2014), hlm. 1
2
1) The incidence of povertyyaitu merupakan penjumlahan dari garis
kemiskinan makanan yang disetarakan dengan 2100 kilo kalori perkapita
perhari dan garis kemiskinan non makanan berupa rumah, sandang,
pendidikan,dan kesehatan. penduduk yang hidup di dalam suatu keluarga
dengan rata-rata pengeluaran perkapita perbulan di bawah garis kemiskinan
adalah penduduk miskin.
2) The depth of povertyatau yang dikenal dengan Poverty Gap Index
merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing
penduduk miskin terhadap garis kemiskinan.
3) Poverty Severity Index merupakan gambaran mengenai penyebaran
pengeluaran diantara penduduk miskin, semakin tinggi nilai indeks,
semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin.
Grafik 1.1
Persentase Kemiskinan di Provinsi Jambi
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi 3
3Aplikasi Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi diakses 4 Agustus 2018
8.4
7.9
8.28
8.41 8.39
8.86
8.4
7.4
7.6
7.8
8
8.2
8.4
8.6
8.8
9
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Kemiskinan Provinsi Jambi
Kemiskinan Provinsi Jambi
3
Dari grafik di atas menunjukkan tingkat kemiskinan di Provinsi Jambi
tahun 2010 hingga 2016 terlihat tiap tahunnya mengalami fluktuatif, ini
menandakan bahwa kemiskinan belum sepenuhnya mampu diatasi secara
maksimal, dan berbagai upaya untuk mengatasi kemiskinan harus lebih
ditingkatkan. Oleh sebab itu Indonesia yang merupakan salah satu negarayang
berkembang harus memiliki langkah-langkah khusus dalam mengentas
kemiskinan. Menurut ADB indikator untuk mengatasi masalah kemiskinan ada 3
pilar, yaitu:
Pertumbuhan berkelanjutan yang prokemiskinan (pertumbuhan
ekonomi).
Pengembangan sosial yang mencakup: pengembangan SDM, modal
sosial, perbaikan status perempuan, dan perlindungan sosial.
Manajemen ekonomi makro dan pemerintahan yang baik yang
dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan.4
Berdasarkan indikator diatas syarat utama bagi terciptanya penurunan
kemiskinan di antaranya adalah pertumbuhan ekonomi.Hubungan pertumbuhan
dan kemiskinan menurut hipotesis Kuznet pada tahap awal pembangunan, tingkat
kemiskinan meningkat dan pada tahap akhir pembangunan, tingkat kemiskinan
akan menurun.5 Pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang merupakan motor
utama untuk meningkatkan standar hidup secara umum. Bagi masyarakat yang
menikmatinya, pertumbuhan ekonomi merupakan senjata ampuh untuk mengatasi
4Detri Karya dan Syamri Syamsuddin, Makro Ekonomi: Pengantar Untuk Manajemen,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hlm. 57 5Detri Karya dan Syamri Syamsuddin, op.cit., hlm. 49
4
kemiskinan.Laju pertumbuhan yang cepat membuat upaya mengurangi
kemiskinan secara politik lebih mudah diterima.
Pertumbuhan ekonomi merupakan sesuatu yang dibutuhkan untuk
mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun sehingga arah
perekonomian daerah akan lebih jelas.
Selain pertumbuhan ekonomi, indikator yang memiliki hubungan terhadap
kemiskinan adalah pengembangan sumber daya manusia. Sumber daya manusia
yang berkualitas bagi negara yang sedang berkembang seperti halnya Indonesia,
merupakan faktor penting dalam upaya mengejar ketertinggalan pembangunan
dengan negara lain serta mengentas masalah kemiskinan. Dalam rangka mencapai
pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas, maka dibutuhkan berbagai
upaya, di antaranya dengan melakukan pengembangan sumber daya
manusia.6Secara operasional, upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia
dilaksanakan melalui berbagai sektor pembangunan, seperti sektor pendidikan,
dan sektor-sektor pembangunan lainnya.Sumber daya manusia yang
dikembangkan melalui sektor pendidikan diharapkan memberikan arah yang
positif dalam jangka panjang terhadap permintaan pasar kerja, sehingga dengan
meningkatnya jumlah tenaga kerja, kemiskinan dapat teratasi.7
Menurut Coale-Hoover (dalam Mulyadi S.) kemiskinan bukan merupakan
akibat kurangnya permintaan agregat, namun kurang tersedianya modal fisik
6Nurul Huda & dkk, Ekonomi Pembangunan Islam, (Jakarta: kharisma Putra Utama, 2017),
hlm. 163 7Mulyadi S, Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Pembangunan, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2006), hlm. 2
5
dengan pembangunan, vigor, enterprise, cooperation, dan adaptability pada
semua komponen angkatan kerja.8
Untuk melihat sumber daya manusia Provinsi Jambi dapat dilihat dengan
acuan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Seperti diketahui kemiskinan juga sangat berkaitan dengan
pengangguran.Semakin tinggi tingkat kemiskinan maka semakin tinggi pula
angka pengangguran yang tercatat.Dampak dari pengangguran terhadap
perekonomian yaitu menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimumkan
kesejahteraan yang dicapainya, keadaan seperti ini berarti tingkat kemakmuran
masyarakat sangat rendah.Pengangguran juga menyebabkan kehilangan mata
pencaharian dan pendapatan.Di negara-negara maju, para penganggur
memperoleh tunjangan dari badan asuransi pengangguran, oleh sebab itu mereka
masih mempunyai pendapatan untuk melangsungkan kehidupannya dan keluarga.
Di negara sedang berkembang tidak terdapat program asuransi pengangguran,
untuk itu kehidupan penganggur bergantung pada tabungan masa lalu dan
pinjaman dari pihak lain.9
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merasa tertarik untuk
mengetahui dan memahami lebih jauh mengenai masalah tersebut.Sehingga,
penulis melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi,
Sumber Daya Manusia, Dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan di
Provinsi Jambi tahun 2010-2016.”
8Ibid., hlm. 10
9Desi Yulianti, Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia, Pertumbuhan Ekonomi, Penganggu-
Pengangguran Dan Upah Terhadap Kemiskinan Di Provinsi DIY Periode tahun 2007-2013 (Dalam
Perspektif Ekonomi Syariah). (Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016),
hlm. 4-5
6
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Seberapa besar pengaruh pertumbuhan ekonomi, sumber daya manusia,
dan pengangguran terhadap kemiskinan di Provinsi Jambi tahun 2010-
2016?
2. Variabel manakah yang berpengaruh lebih dominan terhadap kemiskinan
di Provinsi Jambi tahun 2010-2016?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan uraian masalah yang telah diungkapkan, peneliti
memiliki tujuan yaitu:
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pertumbuhan ekonomi,
sumber daya manusia, dan pengangguran terhadap kemiskinan di Provinsi
Jambi tahun 2010-2016.
2. Untuk mengetahui variabel yang berpengaruh lebih dominan terhadap
kemiskinan di Provinsi Jambi tahun 2010-2016.
D. MANFAAT PENELITIAN
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
a). Pengambil kebijakan
Bagi pengambil kebijakan, penelitian ini diharapkan mampu
memberikan informasi yang berguna dalam memahami faktor-faktor
yang mempengaruhi jumlah penduduk miskin sehingga dapat
7
diketahui faktor-faktor yang perlu dipacu untuk mengatasi masalah
kemiskinan.
b). Akademisi
Secara umum hasil penelitian ini diharapkan menambah
khazanah pengetahuan dan referensi bagi penelitian sejenis dan dapat
dijadikan sebagai bahan perbandingan dari penelitian yang telah ada
maupun yang akan dilakukan.
E. KERANGKA TEORI
1. Pertumbuhan Ekonomi
1.1 Pengertian dan Konsep Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu ukuran kuantitatif yang
menggambarkan perkembangan suatu perekonomian dalam suatu tahun
tertentu apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.10
Dalam Islam banyak ahli ekonomi dan ahli fikih yang memberikan
perhatian terhadap pertumbuhan ekonomi yang menjelaskan bahwa maksud
pertumbuhan bukan hanya aktivitas produksi saja.Lebih dari itu, pertumbuhan
ekonomi yang diukur berdasarkan PDRB merupakan aktivitas menyeluruh
dalam bidang produksi yang berkaitan erat dengan keadilan
distribusi.Pertumbuhan bukan hanya persoalan ekonomi, melainkan aktivitas
manusia yang ditujukan untuk pertumbuhan dan kemajuan sisi material dan
spiritual manusia.11
10
Sadono Sukirno, Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, Dan Dasar Kebijakan,
(Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 9 11
Nurul Huda & dkk, op.cit.,hlm. 124
8
Pertumbuhan ekonomi telah ada dalam wacana pemikiran Muslim
klasik, yang dibahas dalam “Pemakmuran Bumi” yang merupakan
pemahaman dari firman Allah SWT:
ها...“ ”...هو أنشأ كم من الرض واست عمركم في “...dia yang menjadikan kamu dari tanah dan menjadikan
kamu pemakmurannya...”12
Terminologi ”pemakmuran tanah” mengandung pemahaman tentang
pertumbuhan ekonomi, sebagaimana dikatakan oleh Ali bin Abi Thalib
kepada seorang gubernurnya di Mesir: “Hendaklah kamu memperhatikan
pemakmuran tanah dengan perhatian yang lebih besar daripada orientasi
pemungutan pajak, karena pajak sendiri hanya dapat dioptimalkan dengan
pemakmuran tanah. Barang siapa yang memungut pajak tanpa
memperhatikan pemakmuran tanah, negara tersebut akan hancur”.
Perhatian Islam terhadap pertumbuhan ekonomi sebenarnya telah
mendahului sistem kapitalis atau marxisme yang berkembang di Barat.Hal ini
dibuktikan dengan berbagai hasil karya tentang ekonomi dunia dalam
pertumbuhan ekonomi yang merupakan hasil karya kaum muslimin jauh
mendahului karya-karya orang Barat.13
Contohnya, Ibnu Khaldūn yang telah
menyinggung terminologi pertumbuhan dalam bukunya Mukaddimah dalam
12
Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surat Hud [11]; 61, Departemen Agama RI (Bandung:
Penerbit Diponegoro, 2011) 13
Nurul Huda & dkk, op.cit., hlm. 125
9
bab tentang peradaban.14
Adapun syarat dalam membangun perekonomian
yaitu:
1. Atas Dasar Kekuatan Sendiri.
Syarat utama untuk bagi pembangunan ekonomi ialah bahwa proses
pertumbuhannya harus bertumpu pada kemampuan perekonomian di
dalam negeri. Hasrat untuk memperbaiki nasibdan untuk menciptakan
kemajuan materil harus muncul dari warga negara itu sendiri.
2. Menghilangkan Ketidaksempurnaan Pasar.
Ketidaksempurnaan pasar menyebabkan immobilitas faktor dan
penghambat ekspansi sektoral dan pembangunan.Untuk
menghilangkan hal ini, lembaga sosio-ekonomi yang ada harus
diperbaiki dan diganti dengan yang lebih baik.
3. Perubahan Struktur.
Perubahan struktur merupakan peralihan dari masyarakat pertanian
tradisional menjadi ekonomi industri modern, yang mencakup
peralihan lembaga, sikap sosial, dan motivasi yang ada secara
radikal.Perubahan struktur semacam ini menyebabkan kesempatan
kerja semakin banyak, dan produktivitas buruh stok modal, dan
pendayagunaan sumber-sumber baru serta perbaikan tekonologi
semakin tinggi.
4. Pembentukan Modal.
14
Al-Allāmah Abdurrahmān bin Muhammad bin Khaldūn. Penerjemah: Masturi Irham, dkk,
Mukaddimah, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2011), hlm. 132
10
Pembentukan modal merupakan factor paling pentin dan strategis di
dalam proses pembangunan ekonomi. Pembentukan modal bahkan
disebut sebagai kunci utama menuju pembangunan ekonomi.
5. Kriteria Investasi Yang Tepat.
Menentukan pola investasi sama pentingnya dengan menentukan laju
pembentukan modal. Negara terbelakang tidak saja harus menentukan
besarnya tingkat investasi tetapi juga komposisi investasi.Memilih
investasi yang menguntukan merupakan tanggung jawab negara.Pola
optimum investasi sebagian besar tergantung pada keadaan investasi
yang tersedia di negara dan produktivitas marginal sosial dari berbagai
jenis investasi.
6. Persyaratan Sosio Budaya.
Wawasan sosio budaya masyarakat haruslah diubah jikalau
pembangunan diharapkan dapat berjalan.Manakala terdapat hambatan
sosial yang menghalangi kemajuan ekonomi, maka hambatan tersebut
harus disesuaikan.
7. Administrasi.
Keadaan administrasi yang kuat merupakan syarat pembangunan
ekonomi.Pemerintah harus mampu menegakkan hokum dan ketertiban
dan mempertahankan negeri melawan agresi dari luar. Tanap
pemerintahan yang stabil, perdamaian dan ketentraman, kebijaksanaan
11
publik akan menalami perubahan dan pembangunan akan tidak sesuai
dengan yang diharapkan.15
1.2 Faktor-Faktor Yang Menentukan Pertumbuhan Ekonomi
Menurut pandangan para ahli ekonomi, ada empat faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu:
1) Tanah dan kekayaan alam lainnya
Kekayaan alam suatu negara meliputi luasserta sumber daya alam
yang ada di negara tersebut.
Kekayaan alam akan dapat memberikan kemudahan usaha dalam
mengembangkan perekonomian di suatu negara, terutama pada saat
permulaan dari proses pertumbuhan ekonomi. Di setiap negara pada awal
pertumbuhan ekonomi akan banyak terdapat hambatan
dalammengembangkan berbagai kegiatan di luar sektor pertanian dan
pertambangan. Hambatan itu sendiri bisa berupa kekurangan modal,
kekurangan tenaga ahli dan kekurangan pengetahuan para pengusaha untuk
mengembangkan kegiatan ekonomi modern, hal ini disebabkan karena
terbatasnya pasar bagi berbagai jenis kegiatan ekonomi (sebagai akibat dari
pendapatan masyarakat yang sangat rendah).
2) Jumlah Dan Mutu Dari Penduduk Dan Tenaga Kerja
Penduduk yang bertambah dari waktu ke waktu dapat menjadi
pendorong maupun penghambat perkembangan ekonomi. Penduduk yang
bertambah akan memperbesar jumlah tenaga kerja, dan penambahan tersebut
15
Nurul Huda & dkk, op.cit., hlm. 83-84
12
memungkinkan negara itu menambah produksi. Di samping itu sebagai akibat
pendidikan, latihan dan pengalaman kerja, keterampilan penduduk akan
selalu bertambah tinggi. Hal ini akan menyebabkan produktivitas bertambah
dan ini selanjutnya menimbulkan pertambahan produksi yang lebih cepat
daripada pertambahan tenaga kerja. Selanjutnya perlu diingat pula bahwa
pengusaha adalah bagian dari penduduk.Maka banyaknya kegiatan ekonomi
yang dilakukan oleh suatu negara juga bergantung kepada jumlah pengusaha
dalam ekonomi.Apabila jumlah penduduk yang menjadi pengusaha lebih
banyak, maka lebih banyak pula kegiatan ekonomi yang dilakukan.
3) Barang-Barang Modal Dan Tingkat Teknologi
Barang-barang modal penting artinya dalam mempertinggi keefisienan
pertumbuhan ekonomi.Di dalam masyarakat yang sangat kurang maju
sekalipun barang-barang modal sangat besar perannya dalam kegiatan
ekonomi.Sebagai contoh tanpa adanya alat-alat untuk bercocok tanam, alat
mengambil hasil hutan maka masyarakat yang kurang maju akan menghadapi
kesusahan yang lebih banyak lagi dalam mencari makanannya sehari-hari.
Pada masa kini pertumbuhan ekonomi dunia telah mencapai tingkat yang
tinggi, yaitu jauh lebih modern daripada kemajuan yang dicapai oleh suatu
masyarakat yang masih belum berkembang.Barang-barang modal yang sangat
bertambah jumlahnya, dan teknologi yang telah menjadi bertambah modern
memegang peranan yang penting sekali dalam mewujudkan kemajuan
ekonomi yang tinggi.
4) Sistem Sosial dan Sikap Masyarakat
13
Di dalam menganalisis mengenai masalah-masalah pembangunan di
negara-negara berkembang ahli-ahli ekonomi telah menunjukkan bahwa
sistem sosial dan sikap masyarakat dapat menjadi penghambat yang serius
pada pembangunan. Penggunaan dengan carayang tradisional dapat
menghambat masyarakat untuk menggunakan cara memproduksi yang
modern dan produktivitas yang tinggi. Oleh karenanya pertumbuhan ekonomi
tidak dapat dipercepat.16
Selain faktor-faktor di atas, pemerintah juga memiliki peran dalam
proses pertumbuhan ekonomi.
Pertama, pemerintah perlu memberikan kerangka bagi ekonomi pasar
yang sudah ditentukan dengan menyediakan jaminan hak kepemilikan yang
jelas, kepastian hokum kontrak, undang-undang dan ketertiban, serta hak-hak
mendasar bagi rakyat untuk memilih lokasi, menjual, dan melakukan
investasi menurut keinginan mereka.
Kedua, pemerintah perlu menyediakan infrastruktur. Sebagai contoh,
jaringan transportasi dan komunikasi sangat penting bagi pertumbuhan
ekonomi modern global pada saat sekarang.
Ketiga, pendidikan dan kesehatan.Pendidikan dan kesehatan merupakan
bentuk pengeluaran pemerintah yang sangat penting. Untuk meciptakan
faktor-faktor produksi yang tepat dan memiliki keunggulan komperatif pada
produk yang dapat diekspor maka terlebih dahulu memererlukan pendidikan
16
Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm. 429-
432
14
umum, sekolah perdagangan, dan institusi lain yang sesuai dengan pendidikan
formal disamping itu juga kebijakan-kebijakan untuk meningkatkan pelatihan
ditempat kerja.17
1.3 Hubungan Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan
Masalah kemiskinan di Provinsi Jambi dapat dilihat dari tinggi
rendahnya pertumbuhan ekonomi dengan melihat nilai PDRB rill dan faktor
lain yang mendukung seperti investasi melalui penyerapan tenaga kerja yang
dilakukan oleh swasta dan pemerintah, serta pertumbuhan penduduk melalui
peningkatan modal manusia yang berkualitas.
Dari berbagai studi empiris yang telah dilakukan, terdapat hasil yang
berrmacam-macam mengenai pertumbuhan ekonomi yang diukur dengan
nilai PDRB terhadap kemiskinan. Salah satunya Ravallion, Son dan Kakwani,
dan Bourguin melakukan review tentang hubungan antara PDRB dengan
kemiskinan dan ketimpangan, dalam penelitiannya mencatat bahwa dampak
besaran nilai PDRB terhadap penurunan kemiskinan hanya akan terjadi ketika
mengalami ketimpangan yang relatif tinggi. Dengan kata lain, ketimpang
yang rendah tidak akan memberikan dampak terhadap penurunan kemiskinan.
Hasil ini dapat pula diinterpretasikan bahwa berapapun besar kenaikan nilai
PDRB, semakin turun ketimpangan, maka semakin besar pulakemiskinanakan
menurun. Namun ketika ketimpangan pendapatan cenderung tetap stabil
17
Richer G. Lipsey, dkk, alih bahasa: Agus Maulana MSM, Pengantar Makroekonomi,
(Jakarta: Binarupa Aksara, 1997) hlm. 117-118
15
sepanjang waktu, besaran nilai PDRB tetap diharapkan dapat mengurangi
kemiskinan, setidaknya sampai pada taraf tertentu.18
2 Sumber Daya Manusia
2.1 Konsep Sumber Daya Manusia
Banyak anggapan bahwa problem utama dalam pembentukan modal
manusia diantaranya diakibatkan oleh pertumbuhan penduduk yang
pesat.Pengangguran yang meningkat disektor perekonomian modern dan
meluasnya pengangguran pada pertanian tradisional.Masih sangat sedikitnya
tenaga manusia dengan keterampilan dan pengetahuan kritis yang diperlukan
bagi pembangunan nasional yang efektif.
Dalam konteks pembangunan nasional, salah satu tujuan jangka
panjangnya adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia.Sumber daya
manusia dan teknologi merupakan keunggulan kompetitif untuk mengejar
ketertinggalan dari negara yang sudah maju.
Untuk mencapai tujuan pembangunan ekonomi sesungguhnya tersedia
banyak pilihan, diantaranya dengan melakukan investasi sumber daya
manusia.investasi ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara,
diantaranya melalui pendidikan dan pelatihan, selain itu investasi sumber
daya manusia dapat dilakukan dengan cara memperbaiki lingkungan, baik
lingkungan kerja maupun lingkungan masyarakat. Peranan sumber daya
manusia tidak hanya sebagai manusia pekerja yang membantu menciptakan
18
Feby Septajaya, Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat
Inflasi Dan Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Provinsi Bengkulu. (Skripsi
Universitas Bengkulu, 2014), hlm. 27
16
output dengan faktor produksi namun lebih jauh daripada itu peranan sumber
daya manusia juga harus memiliki kemampuan untuk berinovasi terus-
menerus, penanaman modal, pengembangan energik, teknik produk, serta
manajemen. Dalam meningkatkan sumber daya manusia minimal ada 4upaya,
yaitu: (1) penigkatan kualitas hidup; (2) peningkatan kualitas SDM yang
produktif dan upaya pemerataan penyebarannya; (3) penigkatan kualitas
SDM yang berkemampuan dalam memanfaatkan, mengembangkan dan
menguasai iptek yang berwawasan lingkungan; (4) pengembangan pranata
yang meliputi kelembagaan dan perangkat hukum yang mendukung upaya
peningkatan kualitas SDM.Secara oprasional, upaya untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia dilaksanakan melalui berbagai sektor
pembangunan.19
Schulzmengemukakan beberapa upaya untuk mengembangkan
sumber daya manusia, di antaranya terdapat pendidikan yang diorganisasikan
secara formal pada tingkat dasar, menengah, dan pendidikan pada tingkat
tinggi.
Manfaat dari adanya pendidikan bagi pembangunan ekonomi suatu
bangsa secara umum dapat dilihat dari pendapat Todaroyakni:
1. Dapat menciptakan tenaga kerja yang lebih produktif, karena adanya
peningkatan pengetahuan dan keahlian.
2. Tersedia kesempatan kerja yang lebih luas.
19
Mulyadi S., op.cit., hlm. 2
17
3. Terciptanya suatu kelompok pemimpin yang terdidik guna mengisi
jabatan-jabatan penting dalam dunia usaha maupun pemerintahan.
4. Tersedianya berbagai macam program pendidikan dan pelatihan yang
pada akhirnya dapat mendorong peningkatan dalam keahlian dan
mengurangi angka buta huruf.20
Sumber daya manusia sangat dipengaruhi oleh peningkatan mutu
pendidikan dan pelayanan kesehatan.Namun realitanya menunjukkan masih
banyaknya terjadi ketimpangan sosial yang cukup besar antara masyarakat
kaya dan masyarakat yang berpenghasilan di bawah rata-rata. Adanya
perbedaan penghasilan antara seseorang yang menempuh pendidikan tinggi
dan pendapatan seorang tenaga kerja yang hanya mendapatkan pendidikan
dasar, tidak terlalu besar bahkan di bawah standar penghasilan.21
Untuk melihat kualitas sumber daya manusia di Indonesia,khususnya
Provinsi Jambi dapat didekati dengan acuan utama ukuran Indeks
Pembangunan Manusia (IPM).
Terdapat tiga komponen utama dalam menetapkan IPM, yaitu
pendidikan yang dijabarkan dalam rata-rata lama sekolah dan angka melek
huruf yang mempengaruhi tingkat pengetahuan, kesehatan yang ditunjukkan
dengan angka kematian bayi atau rata-rata harapan hidup, dan pengeluaran
perkapita riil disesuaikan (daya beli).22
2.2 HubunganSumber Daya ManusiaTerhadap Kemiskinan
20
Nurul Huda & dkk, op.cit., hlm. 164 21
Ibid., hlm. 172 22
Ibid., hlm. 173
18
Sumber daya manusia yang mempunyai kualitas merupakan tujuan
pembangunan itu sendiri, yang mana pembangunan sumber daya manusia
merupakan peranan kunci untuk membangun sebuah negara agar mampu
menggunakan teknologi modern dan mengembangkan kapasitasnya agar
tercipta pertumbuhan serta pembangunan yang berkelanjutan.
Peningkatan pada sektor kesehatan dan pendidikan serta pendapatan
perkapita memberikan kontribusi untuk menjadikansumber daya manusia
berkualitas, sehingga semakin tinggi kualitas manusia pada suatu daerah akan
mengurangi jumlah penduduk miskin di daerah.Hal ini senada dengan
pendapat Apriliyah S. Napitupulu, mengatakan bahwa sumber daya manusia
yang diukur melalui IPM mempunyai pengaruh dalam penurunan jumlah
penduduk miskin.23
3. Pengangguran
3.1 Pengertian Pengangguran Dan Jenis-Jenisnya
Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong
dalam angkatan kerja ingin memperoleh pekerjaan namun belum dapat
memperolehnya.Seseorang yang tidak bekerja, tetapi tidak secara aktif
mencari pekerjaan tidak tergolong sebagai pengangguran.Sebagai contoh,
seorang ibu rumah tangga yang tidak ingin bekerja karena ingin mengurus
keluarganya tidak tergolong sebagai pengangguran.Seorang anak dari
keluarga orang kaya yang tidak mau bekerja karena gajinya lebih rendah dari
23
Prima Sukmaraga, Analisis Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia, PDRB Perkapita, Dan
Jumlah Pengangguran Terhadap Jumlah Penduduk Miskin Di Provinsi Jawa Tengah, (Skripsi
Universitas Diponegoro Semarang, 2011), hlm. 36
19
yang diinginkannya juga tidak tergolong sebagai pengangguran.24
Jenis-jenis
pengangguran:
1). Jenis-jenis pengangguran berdasarkan penyebabnya:
a) Pengangguran Konjungtur (cyclical unemployment)
Pengangguran konjungtur (cyclical unemployment) adalah
pengangguran yang disebabkan olehkondisi yang mengalami
perubahan dalam kegiatan perekonomian.Sebagai contoh pada
waktu kegiatan ekonomi mengalami kemunduran atau kerugian
maka upaya yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yaitu
dengan mengurangi kegiatan produksi. Dalam melaksanakan hal itu
maka jam kerja dikurangi, alat untuk produksi hanya sebagian yang
digunakan dansebagian tenaga kerja harus diberhentikan. Sehingga
terjadilahkemundurun ekonomi yang diakibatkan merosotnya
kegiatan produksi serta pengurangan tenaga kerja maka akan
menaikkan jumlah pengangguran.
b) Pengangguran Struktural
Pengangguran Struktural adalah pengangguran yang terjadi
akibatperubahan struktur dan kegiatan ekonomi. Perekonomian
dalam jangka panjang akan meningkatkan peranan sektor industri
pengolahan dan mengurangi kegiatan pertambangan dan pertanian,
begitu juga industri-industri kecil maupun industri rumah tangga
akan mengalami kemunduran, yang perannya digantikan oleh
24
Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makroekonomi, ed. 1, cet. 2, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1995), hlm. 14
20
kegiatan industri dengan menggunakan peralatan yang lebih
modern dan canggih dalam menghasilkan produkyang sama.
c) Pengangguran Normal atau Friksional
Pengangguran Normal atau Friksional adalah pengangguran
yang berada dalam suatu periode tertentu mengalami
perkembangan yang pesat, jumlah dan tingkat pengangguran akan
menjadi semakin rendah. Pada akhirnya perekonomian dapat
mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh, yaitu
pengangguran tidak lebih dari 4 persen.25
2) Jenis-Jenis Pengangguran Berdasarkan Ciri-cirinya:
a) Pengangguran Terbuka
Pengangguran Terbuka adalah pengangguran yang terjadi
sebagai akibat rendahnya pertumbuhan kesempatan kerja daripada
pertumbuhan tenaga kerja, akibatnya banyak tenaga kerja yang
tidak memperoleh pekerjaan.
b) Pengangguran Tersembunyi
Pengangguran Tersembunyi adalah keadaan di mana suatu
jenis kegiatan ekonomi dijalankan oleh tenaga kerja yang
jumlahnya melebihi dari yang diperlukan.
c) Pengangguran Musiman
25
Ibid., hlm. 294-296
21
Pengangguran Musiman adalah keadaan pengangguran pada
masa-masa tertentu dalam suatu tahun.Misalnya petani, selalu
dapat digolongkan sebagai pengangguran musiman karena mereka
tidak selalu bekerja sepanjang tahun.Untuk dapat menanam mereka
harus menunggu musim hujan, dan di antara menanam dan panen
mereka harus menganggur, karena beberapa bulan diperlukan agar
tanamannya mendatangkan hasil.
d) Setengah Menganggur
Setengah Menganggur adalah keadaan pengangguran di
mana seseorang bekerjadi lebih sedikit darijam kerja yang
semestinya.26
Pengangguran yang terjadi disuatu daerah akanmenimbulkan masalah
yang kompleks dan pembangunan yang telah diajalani akan
terhambat.Pengangguran berdampak negatif terhadap kehidupan, baik
kehidupan pribadi maupun masyarakat. Akibat tuntutan hidup meningkat
maka akan terjadi masalah-masalah sosial yaitu:
26
Sadono Sukirno, Makroekonomi Modern, ed. 1, cet. 6, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hlm.
482-483
22
a. Meningkatnya kriminal dikarenakan membutuhkan uang untuk biaya
hidup.
b. Kualitas hidup yang tidak bagus.
c. Kesehatan penduduk menurun.
d. Kualitas tenaga kerja menurun karena biaya pendidikan mahal.27
Salah satu faktor penting yang menentukan kemakmuran suatu
masyarakat adalah tingkat pendapatannya. Pendapatan masyarakat mencapai
maksimum apabila tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dapat
diwujudkan.28
Sesuai dengan hadits berikut:
ها كان احب العمل إل ى الله عي عن عائشة رضي الله عن رسو الله احب (رواه البخاري) وسىم ، ألذى يدوم عي
Dari ‘Aisyah ra.ia berkata: “pekerjaan yang paling disukai
Rasulullah S.a.w, ialah pekerjaan yang senantiasa dikerjakan oleh
pelakunya”. (HR. Bukhari)29
Ditinjau dari sudut individu, pengangguran menimbulkan berbagai
masalah ekonomi dan sosial bagi masyarakat yang mengalaminya.Tidak
memiliki pendapatan menyebabkan para pengangguran harus mengurangi
pengeluaran untuk keperluan konsumsinya.Apabila pengangguran di suatu
27
Priyo Adi Nugroho, Pengaruh PDRB, Tingkat Pendidikan, Dan Pengangguran Terhadap
Kemiskinan Di Kota Yogyakarta Tahun 1999-2013, (Skripsi Pendidikan Ekonomi Fakultas
Ekonomi Unversitas Negeri Yogyakarta, 2015), hlm. 23 28
Irhamni, Pengaruh Jumlah Penduduk, Penganggguran, Dan Pengeluaran Pemerintah
Terhadap Kemiskinan Di Indonesia Tahun 1986-2015, (Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta,
2017), hlm. 25 29
Imam Abdullah Muhammad bin Ismail Al Bukhari. Penerjemah: Achmad Sunarto dkk,
Shahih Bukhari Juz VIII, (Semarang: Asy Syifa’, 1993), hlm. 391
23
daerah memiliki keadaan yang sangat buruk maka kekacauan politik dan
sosial selalu menimbulkan efek yang buruk kepada kesejahteraan masyarakat
dan prospek pembangunan ekonomi dalam jangka panjang. Semakin turunnya
kesejahteraan masyarakat karena menganggur makaakan meningkatkan
peluang mereka terjerumus dalam kemiskinan karena tidak memiliki
pendapatan.
3.2 Hubungan Pengangguran Terhadap Kemiskinan
Menurut Tambunan yang dikutip dari skripsi Priyo Adi Nugroho,
bahwa pengangguran dapat mempengaruhi tingkat kemiskinan dengan
berbagai cara, diantaranya:
a. Jika likuiditas rumah tangga memiliki batasan dalam artian bahwa
konsumsi pada keadaan saat ini dipengaruhi oleh pendapatan saat ini,
maka pengangguran akan secara langsung mempengaruhi income
poverty rate dengan consumption poverty rate.
b. Jika likuiditas rumah tangga tidak memiliki batasan dengan kata lain
bahwa konsumsi pada keadaan saat ini tidak begitu dipengaruhi oleh
pendapatan pada saat ini, maka meningkatnya pengangguran akan
menyebabkan meningkatnya kemiskinan dalam jangka panjang,
namun tidak begitu memiliki pengaruh dalam jangka pendek.30
Salah satu faktor penting yang menentukan kemakmuran suatu
masyarakat adalah tingkat pendapatannya. Pendapatan masyarakat mencapai
maksimum apabila tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dapat diwujudkan.
30
Priyo Adi Nugroho, op.cit., hlm. 25-26
24
ى الله عي ها كان احب العمل إل رسو الله عن عائشة رضي الله عن احب (رواه البخاري) وسىم ، ألذى يدوم عي
Dari ‘Aisyah ra.ia berkata: “pekerjaan yang paling disukai
Rasulullah S.a.w, ialah pekerjaan yang senantiasa dikerjakan oleh
pelakunya”. (HR. Bukhari)31
4. Kemiskinan
4.1 Konsep Dan Defenisi Kemiskinan
Ada banyak defenisi dan konsep tentang kemiskinan.Kemiskinan
merupakan masalah yang bersifat multidimensi sehingga dapat ditinjau dari
berbagai sudut pandang. Menurut Al-Ghazali dalam buku Nurul Huda,
dkkkemiskinan adalah ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi
kebutuhan mereka sendiri.32
Word bank mendefinisikan bahwa kemiskinan merupakan bentuk
ketidaksejahteraan, dan terdiri dari berbagai dimensi.Hal ini seperti
rendahnya pendapatan, rendahnya tingkat kesehatan, pendidikan.33
Ketidakmampuan untuk memenuhi apa yang diinginkan bukanlah
kemiskinan. Jika barang yang dibutuhkan tersedia dan terjangkau oleh
seseorang, maka dia tidak diperlakukan sebagai orang miskin. Al-Ghazali
dalam buku Nurul Huda & dkk, membagi kemiskinan menjadi dua bagian: 1)
31
Imam Abdullah Muhammad bin Ismail ,op.cit.,hlm. 391 32
Nurul Huda & dkk, op.cit., hlm. 23 33
Anggit Yoga Permana, Analisis Pengaruh PDRB, Pendidikan, Dan Kesehatan Terhadap
Kemiskinan Di Jawa Tengah Tahun 2004-2009. (Skripsi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Diponegoro, 2012) hlm. 18
25
kemiskinan dalam hubungannya dengan kebutuhan materil dan 2) kemiskinan
dalam hubungan dengan kebutuhan rohani. Argumen serupa juga dibuat oleh
Ahmed dalam buku Nurul Huda, dkk.Dia mengatakan bahwa kemiskinan
bukan hanya merupakan perampasan barang dan jasa, tetapi juga kurangnya
kemiskinan dalam roh. Islam memandang kemiskinan merupakan satu hal
yang mampu membahayakan akhlak, kelogisan berpikir, keluarga, dan juga
masyarakat. Banyak sahabat Rasulullah S.a.w yang meriwayatkan,
bahwasanya Rasulullah S.a.w sendiri pernah memohon perlindungan Allah
SWT dari kemiskinan.Apabila kemiskinan memang tidak berbahaya, maka
tentunya Rasulullah S.a.w tidak perlu meminta permohonan perlindungan
kepada Allah dari kemiskinan.34
Hal ini sesuai dengan hadits yang
diriwayatkan Bukhari sebagai berikut:
ى الله عي وسىم ي قو ها قالت كان النىب : عن عائشة رضي الله عن نة القب وعذاب القب الىهمى نة النىار وعذاب النىار وفت اعوذبك من فت ان
نة الغن وشر ف نة الفقر وشر فت (رواه البخاري)...ت Dari ‘Aisyah ra.ia berkata: Nabi S.a.w Bersabda: “Wahai
Allah,Aku memohon perlindungan kepada-Mu dari cobaan neraka,
siksa neraka, cobaan kubur, siksaan kubur, buruknya cobaan
kekayaan danburuk-nya cobaan kemiskinan...(HR. Bukhari)35
4.2 Penyebab Kemiskinan
34
Nurul Huda & dkk, op.cit., hlm. 23-24 35
Imam Abdullah Muhammad bin Ismail Al Bukhari, op.cit., 393
26
Menurut Sadono Sukirno perangkap kemiskinan terjadi akibat tingkat
pendapatan masyarakat yang masih sangat rendah, karena tingkat
produktivitas yang rendah, sehingga menyebabkan kemampuan masyarakat
dalam menabung juga rendah. Ini akan menyebabkan tingkat pembentukan
modal yang rendah. Kondisi ini selanjutnya akan dapat menyebabkan suatu
negara kekurangan barang modal dan imbasnya tingkat produktivitas akan
tetap rendah.36
Menurut Meier dan Baldwin mengatakan bahwa kemiskinan terjadi
dikarenakan dari hubungan saling mempengaruhi antara keadaan masyarakat
yang masih terbelakang dengan kekayaan alam yang belum
dikembangkan.Untuk mengembangkan kekayaan alam yang dimiliki harus
ada tenaga kerja yang mempunyai keahlian untuk memimpin dan
melaksanakan berbagai macam kegiatan ekonomi.37
4.3 Karakteristik Penduduk Miskin
Hidup dalam kemiskinan bukan hanya hidup dalam kekurangan uang
dan tingkat pendapatan rendah, tetapi juga banyak hal lain, seperti tingkat
kesehatan dan pendidikan rendah, perlakuan tidak adil dalam hukum, maupun
kerentanan terhadap ancaman tindak kriminal. Kelompok penduduk miskin
yang berada pada masyarakat pedesaan dan perkotaan pada umumnya dapat
digolongkan pada buruh tani, pedagang kecil, buruh, pedagang kaki lima,
pedagang asongan, pemulung, pengemis, pengamen dan
pengangguran.Sementara di Provinsi Jambi menurut pemaparan Kepala
36
Sadono Sukirno, 2006, op.cit., hlm. 113-114 37
Ibid.,hlm. 114
27
Bidang Sosia BPS Jambi Rifyanto bahwa kemiskinan dipandang sebagai
ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar
makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran.Jika diambil
dari sisi rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dalam ukuran rupiah,
ukuran garis kemiskinan di Provinsi Jambi yaitu penduduk/warga yang
memiliki pendapatan Rp 379.648 perkapita perbulannya.Jika dibagi
perharinya, garis kemiskinan terjadi apabila perolehan pendapatan sekitar Rp
12.000 perharinya.38
F. TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian terdahulu adalah suatu penelitian yang telah lebih dahulu
dilaksanakan dan memiliki keterkaitan dengan penelitian baru yang sedang
dilaksanakan.Tujuan dicantumkannya penelitian terdahulu adalah untuk
mengetahui kerangka teori dan keilmuan yang telah digunakan oleh peneliti
terdahulu, agar penelitian yang dilaksanakan dapat melengkapi dan
memperkaya penelitian yang telah dilaksanakan sebelumnya.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Dio Syahrullah dengan judul Analisis
Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendidikan, Dan
Pengangguran Terhadap Kemiskinan Di Provinsi Banten Tahun 2009-
2012 menjelaskan bahwa hasil penelitiannya menunjukkan variabel
PDRB berpengaruh signifikan dan negatif terhadap kemiskinan di
38
http://m.kajanglako.com/id-1598-post-siapa-orang-miskin-di-jambi-simak-penjelasan-
badan-pusat-statistik.html di akses tanggal 10 juli 2018
28
Provinsi Banten, dengan kata lain apabila PDRB meningkat maka
kemiskinan menurun. Variabel pendidikan tidak berpengaruh signifikan
terhadap kemiskinan di Provinsi Banten, variabel pengangguran
berpengaruh signifikan dan positif terhadap kemiskinan di Provinsi
Banten dengan kata lain apabila pengangguran meningkat maka
kemiskinan akan meningkat.39
2. Penelitian yang dilakukan oleh Diah Retnowati, dan Harsuti dengan
judul Pengaruh Pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di Jawa
Tengah tahun 2009-2014 dengan menggunakan metode data panel. Hasil
dari penelitiannya menunjukkan bahwa variabel pengangguran bertanda
positif dan berpengaruh secara signifikan terhadap kemiskinan di Jawa
Tengah, artinya kenaikan tingkat pengangguran yang bertanda positif
akan mengakibatkan kemiskinan menguat.40
3. Penelitian yang dilakukan oleh Desi Yulianti dengan judul Pengaruh
Indeks Pembangunan Manusia, Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran
dan Upah terhadap kemiskinan di Provinsi DIY Periode Tahun 2007-
2013 (Dalam Perspektif Ekonomi Syariah). Tulisannya meneliti tentang
Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia, Pertumbuhan Ekonomi,
Pengangguran dan Upah terhadap kemiskinan yang ada di Provinsi
DIY dari Tahun 2007-2013. Analisis data yang dilakukan dengan
model fixed effect.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
39
Dio Syahrullah, Analisis Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendidikan,
Dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan Di Provinsi Banten Tahun 2009-2012, (Skripsi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2014), hlm. 94 40
Diah Retnowati, dan Harsuti, Pengaruh Pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di Jawa
Tengah tahun 2009-2014, (Skripsi Universitas Wijayakusuma Purwokerto), hlm. 614
29
variabel Indeks Pembangunan Manusia berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap kemiskinan di Provinsi DIY, variabel pertumbuhan
ekonomi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kemiskinan
di Provinsi DIY, variabel pengangguran berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap kemiskinan di Provinsi DIY, variabel upah
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan di Provinsi
DIY.41
4. Penelitian yang dilakukan oleh Shinta Setya Ningrum dengan judul
Analisis Pengaruh Tingkat Pengangguran Terbuka, Indeks
Pembangunan Manusia, dan Upah Minimum terhadap jumlah Penduduk
Miskin di Indonesia tahun 2011-2015. Hasil penelitiannya menunjukkan
variabel Tingkat Pengangguran Terbukanya berpengaruh positif dan
signifikan terhadap jumlah penduduk miskin Indonesia tahun 2011-
2015. Nilai koefisien TPT sebesar 0,073014 memiliki arti bahwa setiap
kenaikan TPT sebesar 1 persen dapat meningkatkan jumlah
pendudukmiskin sebesar 0,073014 persen dan sebaliknya. Variabel IPM
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap (Y). Nilai koefisien IPM
sebesar -0,865177, setiap naiknya IPM sebesar 1 persen dapat
mengurangi jumlah penduduk miskin sebesar 0,865177 persen dan
sebaliknya. Variabel Upah minimum berpengaruh positif dan signifikan
terhadap (Y). Nilai koefisien upah minimum sebesar 1.33E-06
41
Desi Yulianti, op.cit.,hlm. 74
30
menunjukkan setiap kenaikan upah minimum sebesar 1 juta rupiah maka
dapat meningkatkan (Y) sebesar 1.33E-06 juta rupiah dan sebaliknya.42
Berdasarkan hasil penelitian dari beberapa peneliti di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa peneliti sebelumnya meneliti tentang beberapa
faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat kemiskinan.Adapun
perbedaan antara penelitian sekarang dengan yang terdahulu adalah terletak
padaobjek lokasi penelitiannya yang tentunya berbeda kondisi ekonomi,
sosial dan masyarakatnya.
G. KERANGKA PEMIKIRAN
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel bebas (Pertumbuhan
Ekonomi, Sumber Daya Manusia, dan Pengangguran) yang digunakan untuk
melihat pengaruhnya terhadap kemiskinan di Provinsi Jambi. Untuk
memudahkan kegiatan penelitian yang akan dilakukanserta untuk
memperjelas alur pemikiran dalam penelitian ini, maka peneliti merumuskan
suatu kerangka pemikiran yang dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 1.2
Kerangka Pemikiran
42Shinta Setya Ningrum, Analisis Pengaruh Tingkat Penganggurn Terbuka, Indeks
Pembangunan Manusia, dan Upah Minimum terhadap jumlah Penduduk Miskin di Indonesia tahun
2011-2015, (Skripsi Universitas Muhammadiyah Malang, 2017), hlm. 189-190
Pertumbuhan
Ekonomi (X1)
31
Keterangan :
: Pengaruh secara parsial
: pengaruh secara simultan
H. HIPOTESIS
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan.Dikatakan sementara, karena jawaban yang
diberikan baru berdasarkan pada teori yang relevan, belum berdasarkan pada
fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.Jadi hipotesis
juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah
penelitian, belum jawaban empirik.43
1. H0:β1=0: Diduga tidak terdapat pengaruh antara Pertumbuhan Ekonomi,
Sumber Daya Manusia, dan Pengangguran terhadap Kemiskinan di
Provinsi Jambi tahun 2010-2016.
H1:β1=0: Diduga terdapat pengaruh antara Pertumbuhan Ekonomi, Sumber
Daya Manusia, dan Pengangguran terhadap Kemiskinan di Provinsi Jambi
tahun 2010-2016.
43
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, DanR&D, cet. 25, (Bandung: Alfabeta,
2017), hlm. 63
Kemiskinan
(Y) Pengangguran (X3)
Sumber Daya Manusia
(X2)
32
2. H0:β1=0: Diduga tidak terdapat variabel bebas yang berpengaruh lebih
dominan terhadap Kemiskinan di Provinsi Jambi tahun 2010-2016.
H1:β1=0: Diduga terdapat variabel bebas yang berpengaruh lebih dominan
terhadap Kemiskinan di Provinsi Jambi tahun 2010-2016.
I. SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam sistematika penulisan terdiri dari lima bab dan setiap babnya
terdiri dari sub-sub, masing-masing bab membahas permasalahan tersendiri
tetapi masih berkaitan antara satu bab dengan bab berikutnya. Adapun
sistematika penulisan adalah:
BAB I: Bab ini membahas tentang pendahuluan, mencakup latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka
teori, tinjauan pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis.
BAB II: Bab ini membahas tentang metode penelitian yang meliputi
pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan
data, teknik analisis data.
BAB III: Bab ini membahas gambaran umum tentang obyek penelitian yaitu,
kondisi Geografis Provinsi Jambi, kemiskinan, pertumbuhan
ekonomi (laju pertumbuhan PDRB), sumber daya manusia (IPM),
dan pengangguran.
BAB IV: Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang akan diteliti oleh
penulis mengenai Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pembangunan
Sumber Daya Manusia, dan Pengangguran terhadap Kemiskinan di
Provinsi Jambi tahun 2010-2016.
33
BAB V: Bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran.
34
BAB II
METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian
Kuantitatif dengan menggunakan metode data panel. Metode kuantitatif
adalah metode statistik yang menyangkut pendugaan parameter, pengujian
hipotesis, dan hubungan antara dua sifat (peubah) atau lebih bagi parameter-
parameter yang mempunyai sebaran (distribusi normal) tertentu yang
diketahui.44
2. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis data
Data adalah kumpulan angka, fakta, fenomena atau keadaan atau
lainnya yang disusun menurut logika tertentu merupakan hasil
pengamatan, pengukuran atau pencacahan dan sebagainya terhadap
variabel dari suatu objek kajian, yang berfungsi dapat digunakan untuk
membedakan objek yang satu dengan yang lainnya pada variabel yang
sama. 45
44
Imam Gunawan, Pengantar Statistika Inferensial, ed. 1, cet. 1, (Jakarta: Rajawali Pers,
2016), hlm. 12 45
Syahirman Yusi & Umiyati Idris, Metodologi Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan
Kuantitatif, (Citra Books Indonesia, t.t.), hlm. 101
35
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder, data
sekunder itu sendiri adalah data yang diperoleh berdasarkan informasi
yang telah disusun dan dipublikasikan oleh instansi tertentu.46
b. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data BPS
Provinsi Jambi yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi, sumber
daya manusia, pengangguran dan Kemiskinan di Provinsi Jambi tahun
2010-2016 .
3. Instrumen Pengumpulan Data
Data yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam penelitian ini
yaitu melalui data sekunder berupa data panel yang merupakan gabungan
antara datatime seriesdan data cross section. Data yang diperoleh
merupakan data-data dari literatur yang berkaitan baik berupa dokumen,
artikel, catatan-catatan maupun arsip.Data yang diperoleh kemudian
disusun dan diolah sesuai dengan kepentingan dan tujuan penelitian.Untuk
tujuan penelitian ini data yang dibutuhkan adalah data Badan Pusat
Statistik (BPS) Provinsi Jambi. Meliputi data kemiskinan, data
Pertumbuhan ekonomi berupa laju pertumbuhan PDRB, data sumber daya
manusia berupa data IPM, dan data tingkat pengangguran.
46
Ibid., hlm. 103
36
4. Teknik Analisis Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif dengan menggunakan estimasi model regresi dengan
menggunakan data panel.Analisis regresi digunakan untuk
menggambarkan model hubungan antara variabel, selain itu digunakan
untuk mengetahui variabel bebas mana yang secara statistik berpengaruh
terhadap variabel terikat.47
Untuk memudahkan dalam analisis maka
penelitian ini menggunakan bantuan softwere Eviews. Untuk melihat
hubungan antara Pertumbuhan ekonomi, sumber daya manusia, dan
penganggguran terhadap kemiskinan digunakan model dasar sebagai
berikut:
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Dimana:
Y = Kemiskinan
b0 = Konstanta
b1, b2, b3 = Koefisien Regresi
X1 = Pertumbuhan Ekonomi(laju pertumbuhan PDRB)
X2 = Sumber Daya Manusia (IPM)
X3 = Pengangguran
E = Error term
47
Imam Gunawan, op.cit.,hlm. 202
37
5. Metode Data Panel
Dalam pengolahan data panel terdapat tiga pendekatan dalam
mengestimasi regresi data panel yang dapat digunakan yaitu model
Common Effect, model Fixed Effect, dan model Random Effect.
a) Common Effect
Estimasi Common Effect (koefisien tetap antar waktu dan
individu) merupakan teknik yang paling sederhana untuk
mengestimasi data panel. Hal ini karena hanya dengan
mengkombinasikan data time series dan data cross secsion tanpa
melihat perbedaan antara waktu dan individu, sehingga dapat
menggunakan metode OLS dalam mengestimasi data panel.
Dalam pendekatan estimasi ini, tidak diperlihatkan dimensi
individu maupun waktu. Diasumsikan bahwa perilaku data antar
variabel sama dalam berbagai kurun waktu.
b) Fixed Effect
Teknik model Fixed Effect adalah teknik mengestimasi data
panel dengan menggunakan variabel dummy untuk menangkapadanya
perbedaan intersep. Pengertian Fixed Effect ini didasarkan adanya
perbedaan intersep antara variabel namun intersepnya sama antar
waktu. Di samping itu, model ini juga mengasumsikan bahwa
koefisien regresi (slope) tetap antar variabel dan antar waktu.
38
c) Random Effect
Pada model Fixed Effect terdapat kekurangan yaitu
berkurangnya derajat kebebasan (Degree Of Freedom) sehingga akan
megurangi efisiensi parameter. Untuk mengatasi masalah tersebut,
maka dapat menggunakan pendekatan estimasi Random
Effect.Pendekatan estimasi random effect ini menggunakan variabel
gangguan (error terms).Variabel gangguan ini mungkin akan
menghubungkan antar waktu dan antar variabel. Penulisan konstanta
dalam model random effecttidak lagi tetap tetapi bersifat random.
6. Pemilihan Model Data Panel
Dalam pengolahan data panel mekanisme uji untuk menentukan
metode pemilihan data panel yang tepat yaitu dengan cara
membandingkan metode pendekatan PLS dengan metode pendekatan
FEM terlebih dahulu. Jika hasil yang diperoleh menunjukkan model
pendekatan PLS yang diterima, maka model pendekatan PLS yang akan
dianalisis. Jika model pendekatan FEM yag diterima, maka dilakukan
perbandingan lagi dengan model pendekatan REM. Untuk melakukan
model mana yang akan dipakai, maka dilakukan pengujian di antaranya:
a. Uji Chow Test
yaitu uji yang digunakan untuk mengetahui apakah model
Pooled Least Square (PLS) atau Fixed Effect Model (FEM) yang
akan dipilih untuk estimasi data. Uji ini dapat dilakukan dengan uji
39
Chow-Test. Dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesa sebagai
berikut:
HO : Model PLS
H1 : Model Fixed Effect
Pengujian ini menggunakan nilai probabilitas nilai cross-section F,
jika nilai probabilitas < α= 0.05 maka H0 ditolak, artinya model
panel yang baik yang digunakan adalah Fixed Effect Model, dan
sebaliknya. Jika H0 diterima, berarti model PLS yang dipakai dan
dianalisis. Namun jika HO ditolak, maka model FEM harus diuji
kembali untuk memilih apakah akan memakai model FEM atau
REM yang kemudian dianalisis.
b. Uji Hausmant Test
Pengujian ini dilakukan untuk menentukan apakah model
fixed effectatau random effect yag akan dilipih. Pengujian ini
dilakukan dengan hipotesa sebagai berikut:
HO= Model Random Effect
H1= Model Fixed Effect
Dasar penolakan Ho adalah dengan menggnakan pertimbangan
probabilitas Cross section random. Jika probabilitas Cross section
random > α= 0.05 maka HO diterima, artinya model yang digunakan
adalah Random Effect begitu juga sebaliknya.
40
7. Uji Asumsi Klasik
1). Uji Normalitas
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah data penelitian yang
diperoleh berdistribusi normal atau mendekati normal, karena data yang
baik adalah data yang menyerupai distribusi normal. Uji normalitas
dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah uji Jarque-Berra
(JB Test). Data dinyatakan berdistribusi normal apabila nilai
probabilitas dan Jarque Berra 0.05, sebaliknya jika nilai probabilitas
0.05 maka data dinyatakan berdistribusi tidak normal.48
2). Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah suatu keadaan di mana terdapat
hubungan linear yang sempurna antara variabel-variabel bebas dalam
model regresi.49
Ada atau tidaknya multikolinearitas dapat diketahui
dari koefisien korelasi masing-masing variabel bebas. Jika semua
koefisien korelasi masing-masing variabel lebih besar dari 0.08 maka
terjadi multikolinearitas.
3). Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah varians berbeda dari satu pengamatan
kepengamatan lainnya.50
Dalam data panel masalah heteroskedastisitas
dapat dilihat dengan melakukan uji glejser terlebih dahulu, apabila
probabilitasnya tidak signifikan secara statistik pada taraf derajat 5%
48
Imam Gunawan, op.cit., hlm. 93 49
Napa J. Awat, Metode Statistik Dan Ekonometri, ed. 1, cet. 1, (Yogyakarta: Liberty, 1995),
hlm. 368
50
Ibid., hlm. 379
41
maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada heteroskedastisitas
dalam model. Sebaliknya jika nilai probabilitsnya signifikan secara
statistik pada derajat 5% maka hipotesis nol ditolak, yang berarti ada
masalah heteroskedastisitas dalam model.
4). Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah adanya korelasi antara anggota seri dari
observasi-observasi yang diurutkan berdasarkan waktu.Keberadaan
autokorelasi memiliki konsekuensi, yaitu estimasi masih linear dan
tidak bias, serta konsisten dan secara asumtotis terdistribusi secara
normal, namun estimator-estimator tersebut tidak lagi efisien (memiliki
varians kecil).Jika varians tidak minimum, maka menyebabkan
perhitungan standar error tidak dipercaya kebenarannya.Selanjutnya
interval estimasi maupun uji hipotesis yang berdasarkan pada distribusi
t maupun F tidak lagi bisa dipercaya untuk evaluasi hasil regresi.51
Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam suatu model regresi,
dapat dilakukan melalui model pengujian terhadap nilai Durbin-Watson
yaitu sebagai berikut:
51
Imam Gunawan, op.cit., hlm. 101
42
Tabel 2.1
Durbin-Watson
Nilai statistik d Hasil
0 < dw < dL Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi positif
dL ≤ dw ≤ dU Daerah kerag-raguan; tidak ada keputusan
dL ≤ dw ≤ 4 - dU Menerima hipotesis nol; tidak ada autokorelasi
positif/negatif
4 - dU ≤ dw ≤ 4 - dL Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan
4 - dL ≤ dw ≤ 4 Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi negatif
8. Uji Statistik
1) Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji t dilakukan untuk melihat signifikansi dari pengaruh
variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat dengan
menganggap variabel bebas lainnya adalah konstan. Untuk menguji
hipotesis tersebut digunakan statistik t, di mana nilai thitung dapat
diperoleh dengan rumus:
t =
Di mana:
βi : Koefisien Regresi
Se (βi) : Standar Eror Koefisien Regresi
Dengan hipotesis sebagai berikut:
a) Uji t untuk variabel Pertumbuhan Ekonomi
43
H0>0.05, artinya variabel pertumbuhan ekonomi tidak
berpengaruh terhadap variabel kemiskinan di Provinsi
Jambi.
H1<0.05, artinya variabel pertumbuhan ekonomi
berpengaruh terhadap variabel kemiskinan di Provinsi
Jambi.
b) Uji t untuk variabel Sumber Daya Manusia
H0>0.05, artinya variabel sumber daya manusia tidak
berpengaruh terhadap variabel kemiskinan di Provinsi
Jambi.
H1<0.05, artinya variabel sumber daya manusia
berpengaruh terhadap variabel kemiskinan di Provinsi
Jambi.
a. Uji t untuk variabel Pengangguran
H0>0.05, artinya variabel Pengangguran tidak
berpengaruh terhadap variabel kemiskinan di Provinsi
Jambi.
H1< 0.05, artinya variabel Pengangguran berpengaruh
terhadap variabel kemiskinan di Provinsi Jambi.
2) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji secara menyeluruh (simultan) digunakan uji F (F-
test), pengujian ini dilakukan untuk melihat pengaruh variabel-
variabel independen terhadap variabel dependen secara
44
keseluruhan. Dalam pengujian hipotesis ini akan menggunakan
uji F dengan hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:
H0 : b1, b2, b3 = 0 ; Tidak ada pengaruh antara variabel
independen terhadap variabel dependen.
Ha : b1, b2, b3 ≠ 0 ; Paling tidak ada satu variabel independen
yang mempengaruhi variabel dependen.52
3) Uji Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien Determinasi (dinotasikan dengan R2) adalah
sebuah kunci penting dalam analisis regresi.Nilai koefisien
determinasi diinterpretasikan sebagai proporsi dari varian
variabel dependen, bahwa variabel dependen dapat dijelaskan
oleh variabel independen sebesar nilai koefisien determinasi
tersebut.Nilai koefisien determinasi bergerak antara 0 sampai
1mengindikasikan bahwa variabel dependen dapat
diprediksikan.53
52
Feby Septajaya, op.cit.,hlm. 41-42 53
Sukestiyarno, Statistika Dasar, (Yogyakarta: Andi, 2013), hlm. 166-167
45
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Kondisi Geografis Provinsi Jambi
Provinsi Jambi terbentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-undang
No.61tahun 1958 tanggal 25 juni 1958 yang terletak pada Pantai Timur Pulau
Sumatera berhadapan dengan laut Cina Selatan dan Lautan Pasifik, pada alur lalu
lintas Internasional dan Regional. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara
0º 45¹ 2º 45¹ LS dan 101º 0¹ - 104º 55 BT dengan wilayah keseluruhan seluas
53.435.72 Km² dengan luas daratan 51.000 Km2, luas lautan 425,5 Km2 dan
panjang pantai 185 Km. Batas-batas Wilayah Provinsi Jambi adalah sebagai
berikut :
Sebelah Utara dengan Provinsi Riau
Sebelah Selatan dengan Provinsi Sumatera Selatan
Sebelah Barat dengan Provinsi Sumatera Barat
Sebelah Timur dengan Laut Cina Selatan
Provinsi Jambi termasuk dalam kawasan segi tiga pertumbuhan Indonesia-
Malaysia-Singapura (IMS-GT) dan Indonesia-Malaysia-Thailand (IMT-GT).Jarak
tempuh Jambi ke Singapura jalur laut melalui Batam dengan menggunakan kapal
cepat (jet-foil) ditempuh ± 5 jam.
46
Dengan adanya pemekaran Wilayah Kabupaten seperti UU No. 25 Tahun
2008 kini Provinsi Jambi terbagi menjadi 9 Kabupaten dan 2 Kota yaitu :
1. Kabupaten Kerinci, (Ibukota Sungai Penuh) 419 Km
2. Kabupaten Sarolangun, (Ibukota Sarolangun) 179 Km
3. Kabupaten Merangin, (Ibukota Bangko) 190 Km
4. Kabupaten Bungo, (Ibukota Muaro Bungo) 252 Km
5. Kabupaten Tebo, (Ibukota Muara Tebo) 206 Km
6. Kabupaten Batanghari (Ibukota Muaro Bulian) 60 Km
7. Kabupaten Muaro Jambi, (Ibukota Sengeti) 27Km
8. Kabupaten Tanjung Jabung Barat, (Ibukota Kuala Tungkal) 131 Km
9. Kabupaten Tanjung Jabung Timur, (Ibukota Muara Sabak) 129 Km.
10. Kota Jambi, (Ibukota Provinsi Jambi) 3 Km
11. Kota Sungai Penuh, (Ibukota Sungai Penuh) 420 Km54
B. Kemiskinan
Kemiskinan merupakan masalah yang menyangkut banyak aspek karena
berkaitan dengan pendapatan yang rendah, buta huruf, derajat kesehatan yang
rendah dan ketidaksamaan derajat antara jenis kelamin serta buruknya lingkungan
hidup.Kemiskinan tidak lagi dipandang hanya sebatas kemampuan ekonomi,
tetapi kegagalan dalam memenuhi hak-hak dasar yang mengakibatkan perlakuan
54
http://jambi-kota.blogspot.com/2012/01/letak-geograifs.html, diakses tanggal 20 Agustus
2018
47
yang berbeda dalam menjalankan kehidupan secara bermartabat.Oleh karena itu
pemerintah berupaya keras untuk mengatasi masalah kemiskinan tersebut
sehingga pembangunan dilakukan secara terus menerus. Badan pusat statistik
mendefenisikan kemiskinan sebagai ketidakmampuan memenuhi standar
minimum kebutuhan dasar yang meliputi kebutuhan makanan maupun non
makanan untuk mengukur kemiskinan BPS menggunakan konsep kemampuan
memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini,
kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk
memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi
pengeluaran.Jadi penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata
pengeluaran perkapita perbulan di bawah garis kemiskinan.55
C. Pertumbuhan Ekonomi
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu
wilayah/Provinsi dalam satu periode tertentu ditunjukkan oleh pertumbuhan
ekonomi di suatu wilayah. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai
proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan
menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi
dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu
perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan
ekonomi dalam kehidupan masyarakat.Dalam penelitian ini penulis menggunakan
laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai dasar untuk
55
https://jambi.bps.go.id/subject/23/kemiskinan.html#subjekviewTab1, diakses tanggal 20
Agustus 2018
48
melihat pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi. Adapun unit ekonominya
mencakup kegiatan pertanian, pertambangan, industri pengolahan, listrik, gas dan
air bersih, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi,
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta jasa-jasa. PDRB juga dapat
digunakan untuk mengetahui potensi ekonomi di suatu wilayah dalam periode
tertentu.
D. Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan modal dasar pembangunan
nasional.Oleh karena itu, maka kualitas SDM senantiasa harus dikembangkan dan
diarahkan agar bisa mencapai tujuan yang diharapkan.Berbicara mengenai sumber
daya manusia, sebenarnya dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek kualitas dan
aspek kuantitas.Aspek kuantitas mencakup jumlah SDM yang tersedia
(penduduk), sedangkan aspek kualitas mencakup kemampuan SDM baik fisik
maupun nonfisik yakni kecerdasan dan mental dalam melaksanakan
pembangunan. Sehingga dalam proses pembangunan pengembangan sumber daya
manusia sangat diperlukan, sebab kuantitas SDM yang besar tanpa didukung
kualitas yang baik akan menjadi beban pembangunan bangsa56
.
E. Pengangguran
Pengangguran meliputi penduduk yang tidak punya pekerjaan, sedang
mencari pekerjaan, penduduk yang tidak bekerja dan sedang mempersiapkan
suatu usaha, penduduk yang tidak punya pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan,
56
Nurul Huda & dkk, op.cit., hlm. 161
49
karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, kemudian penduduk yang
sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.57
Pengangguran itu disebabkan
karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan
jumlah lapangan kerja yang mampu menyerapnya.Tingkat pengangguran sangat
erat hubungannya dengan laju pertumbuhan penduduk. Dengan laju pertumbuhan
yang tinggi akan meningkatkan jumlah angkatan kerja (penduduk usia kerja) yang
kemudian besarnya angkaatan kerja ini dapat menekan ketersediaan lapangan
kerja di pasar kerja. Sedangkan angkatan kerja sendiri terdiri dari dua komponen
yaitu orang yang menganggur dan orang yang bekerja.Apabila mereka tidak
bekerja konsekuensinya adalah mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan dengan
baik, kondisi seperti ini membawa dampak bagi terciptanya jumlah kemiskinan.
57
https://jambi.bps.go.id/subject/6/tenaga-kerja.html#subjekViewTab1, diakses tanggal 28
Agustus 2018
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini beberapa variabel yang digunakan adalah data tingkat
kemiskinan.Tingkat kemiskinan merupakan persentase penduduk miskin yang ada
di Provinsi Jambi yang mencakup data persentase kemiskinan di seluruh
Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi, kemudian data laju pertumbuhan PDRB
ADHK. Laju pertumbuhan PDRB ADHK merupakan proses kenaikan output
perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang yang berdasarkan atas dasar
harga konstan atau tetap. Kemudian data Indeks Pembangunan Manusia (IPM),
yaitu merupakan data yang diperoleh melalui pengukuran perbandingan dari
harapan hidup, melek huruf, pendidikan, dan standar hidup untuk semua
wilayah.Adapun IPM digunakan untuk mengklarifikasikan apakah suatu daerah
itu maju atau tidak selain itu digunakan untuk mengukur pengaruh dari
kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup. Kemudian data tingkat
pengangguran terbuka yang digunakan untuk melihat situasi di mana orang sama
sekali tidak bekerja dan berusaha mencari pekerjaan. Variabel-variabel tersebut
digunakan untuk menganalisa dan membuktikan hipotesis yang dirumuskun
terbukti atau tidak.Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan uji T dan uji F
di mana bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen.Data-data diperoleh melalui aplikasi Badan Pusat Statistik
(BPS) Provinsi Jambi.Penentuan sampel penelitian ini diambil dari tahun 2010-
2016.
51
Tabel 4.1
Wilayah
Persentse Penduduk Miskin Kabupaten/Kota Provinsi Jambi
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Kerinci 7.83 7.36 7.71 7.92 7.43 8.16 7.48
Merangin 8.07 7.68 8.09 8.23 9.37 9.8 9.95
Sarolangun 9.66 9.1 9.46 9.55 10.17 10.29 9.33
Batanghari 10.19 9.56 10.13 10.31 10.5 10.69 10.79
Muaro Jambi 5.29 4.98 5.08 5.13 4.45 4.63 4.3
Tanjab.Timur 12.4 11.6 12.5 12.87 13.55 14.17 12.76
Tanjab. Barat 11.08 10.43 10.92 11.03 11.64 12.63 11.81
Tebo 6.42 6.05 6.35 6.44 6.89 7.12 6.87
Bungo 5.7 5.35 5.55 5.61 5.12 5.7 5.99
Kota Jambi 9.9 9.27 9.8 9.96 8.94 9.67 8.87
Kota Sungai Penuh 3.64 3.42 3.66 3.73 3.33 3.43 3.13
Provinsi Jambi 8.4 7.9 8.28 8.41 8.39 8.86 8.41
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi58
Dari data tabel 4.1 di atas secara keseluruhan kemiskinan yang ada di
Provinsi Jambi yang dilihat dari data tingkat kemiskinan ditiap Kabupaten/Kota
menunjukkan tingkat kemiskinan yang mengalami fluktuatif selama 7 tahun. Dari
data terakhir di tahun 2016 tingkat kemiskinan yang tertinggi di Provinsi Jambi
yaitu di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dengan tingkat kemiskinan sebesar
11.81% dan yang terendah berada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan
tingkat kemiskinan sebesar 2.76%, rendahnya kemiskinan di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur di tahun 2016 tentunya harus menjadi motivasi bagi
58
Aplikasi Statistik Provinsi Jambi, di akses tanggal 9 agustus 2018
52
Kabupaten/Kota untuk lebih baik lagi dalam menanggulangi masalah kemiskinan,
hal ini tentunya merupakan masalah yang sudah seharusnya diselesaikan agar
kemiskinan yang ada di wilayah Provinsi Jambi terus mengalami penurunan tiap
tahunnya.
Tabel 4.2
Wilayah Laju Pertumbuhan PDRB ADHK Kabupaten/Kota Provinsi Jambi
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Kerinci 5.89 5.69 7.5 6.16 9.06 6.45 6.7
Merangin 7.85 7.02 6.37 6.45 7.13 5.48 6.21
Sarolangun 8.09 8.8 8.49 7.61 5.2 3.09 4.26
Batanghari 8.09 8.8 8.35 6.48 7.56 4.36 4.55
Muaro Jambi 6.05 7.9 7.23 7.15 8.03 5.24 5.43
Tanjab.Timur 5.78 6.83 2.78 4.57 5.81 1.87 2.7
Tanjab. Barat 6.87 7.85 4.95 5.73 5.85 3.98 3.14
Tebo 5.96 6.78 7.7 7.63 8.83 5.28 5.38
Bungo 6.73 7.68 9.67 9.02 6.74 5.13 5.2
Kota Jambi 6.66 6.97 7.67 8.5 8.17 5.56 6.81
Kota Sungai Penuh 6.47 6.73 7.09 8.45 7.54 7.06 6.15
Sumber: BPS Provinsi Jambi59
Dari tabel di atas laju pertumbuhan PDRB ditiap Kabupaten/Kota
mengalami fluktuatif pada tahun 2010 laju pertumbuhan PDRB paling tinggi
yaitu di Kabupaten Batanghari dan Sarolangun yaitu sebesar 8.09%, kemudian
59
Aplikasi Statistik Provinsi Jambi, di akses tanggal 9 agustus 2018
53
pada tahun 2011 laju pertumbuhan PDRB yang tertinggi juga di Kabupaten
Batanghari dan Sarolangun yaitu sebesar 8.8%, kemudian pada tahun 2012 dan
2013 Kabupaten Bungo memiliki laju pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 9.67%
dan 9.02%, kemudian pada tahun 2014 Kabupaten Kerinci memeliki laju
pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 9.06%, kemudian pada tahun 2015 laju
pertumbuhan PDRB tertinggi dimiliki Kota Sungai Penuh yaitu sebesar 7.06%,
kemudian pada tahun 2016 Kota Jambi memiliki laju pertumbuhan tertinggi yaitu
sebesar 6.81%.
Tabel 4.3
Wilayah
Persentse Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten/Kota Provinsi Jambi
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Kerinci 65.16 65.85 66.71 67.49 67.96 68.89 69.68
Merangin 63.85 64.4 65.31 65.82 66.21 67.4 67.86
Sarolangun 64.64 65.2 66.16 67.13 67.67 68.1 68.73
Batanghari 65.67 66.32 66.97 67.24 67.68 68.05 68.7
Muaro Jambi 62.84 63.39 64.17 65.14 65.71 66.66 67.55
Tanjab.Timur 57.21 57.77 58.63 59.41 59.88 61.12 61.88
Tanjab. Barat 61.49 61.98 62.86 63.54 64.04 65.03 65.91
Tebo 63.62 64.45 65.23 65.91 66.63 67.29 68.05
Bungo 66.28 66.7 67.2 67.54 67.93 68.34 68.77
Kota Jambi 72.23 72.96 73.78 74.21 74.86 75.58 76.14
Kota Sungai Penuh 69.91 70.55 71.23 72.09 72.48 73.03 73.35
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi60
60
Aplikasi Statistik Provinsi Jambi, di akses tanggal 9 agustus 2018
54
Dari tabel di atas terlihat IPM tertinggi di tahun 2010 berada di Kota
Jambi yaitu sebesar 72.23% dan yang terendah berada di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur dengan persentase sebesar 57.21%, kemudian pada tahun 2011 IPM
tertinggi di Provinsi Jambi masih berada di Kota Jambi yaitu sebesar 72.96% dan
yang terendah berada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan persentase
IPM sebesar 57.77%, kemudian pada tahun 2012 IPM tertinggi berada di Kota
Jambi dengan persentase sebesar 73.78% dan yang terendah berada di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur dengan persentase sebesar 58.63%, kemudian pada tahun
2013 IPM tertinggi berada di Kota Jambi dengan persentase sebesar 74.21%,
sementara tingkat IPM terendah berada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur
dengan persentase sebesar 59.41%, kemudian pada tahun 2014 IPM tertinggi di
Provinsi Jambi terletak di Kota Jambi dengan persentase IPM sebesar 74.86%,
dan yang terendah berada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan persentase
sebesar 59.88%, kemudian IPM tertinggi tahun 2015 yaitu masih berada di Kota
Jambi dengan persentase sebesar 75.58% dan yang terendah berada di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur dengan persentase sebesar 61.12%, kemudian pada tahun
2016 IPM tertinggi di Provinsi Jambi berada di Kota Jambi dengan persentase
sebesar 76.14% dan yang terendah berada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur
dengan persentase 61.88%.
55
Tabel 4.4
Wilayah Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten/Kota Provinsi Jambi
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Kerinci 4.58 3.85 4.42 7.13 4.44 3.67 4.67
Merangin 7.38 4.55 2.8 6.01 2.55 5.38 3.49
Sarolangun 4.11 4.33 1.91 3.64 4.13 4.53 4.09
Batanghari 4.55 4.56 3.06 5.94 5.69 3.38 4.57
Muaro Jambi 6.76 6.01 2.43 2.78 4.36 5.4 3.48
Tanjab.Timur 2.98 2.26 2.12 3.53 1.73 1.44 1.55
Tanjab. Barat 2.8 4.19 2.77 4.9 1.34 2.68 2.41
Tebo 4.8 3.25 2.1 0.73 3.86 1.94 1.39
Bungo 3 3.07 3.43 4.38 6.34 2.98 4.93
Kota Jambi 7.82 3.6 4.89 7.44 10.13 7.32 8.83
Kota Sungai Penuh 13.27 3.97 6.57 5.12 10.81 8.18 7.35
Sumber: BPS Provinsi Jambi61
Dari tabel di atas terlihat tingkat pengangguran tertinggi di tahun 2010
berada di Kota Sungai penuh yaitu sebesar 13.27% dan yang terendah berada di
Kabupaten Tanjung Jabung Barat dengan persentase sebesar 2.8, kemudian pada
tahun 2011 tingkat pengangguran tertinggi di Provinsi Jambi yaitu berada di
Kabupaten Muaro Jambi sebesar 6.01% dan yang terendah berada di Kota Jambi
dengan persentase pengangguran sebesar 3.6%, kemudian pada tahun 2012
pengangguran tertinggi berada di Kota Sungai Penuh dengan persentase sebesar
6.57% dan yang terendah berada di Kabupaten Sarolangun dengan persentase
sebesar 1.91%, kemudian pada tahun 2013 tingkat pengangguran tertinggi berada
61
Aplikasi Statistik Provinsi Jambi, di akses tanggal 9 agustus 2018
56
di Kota Jambi dengan persentase sebesar 7.44%, sementara tingkat pengangguran
terendah berada di Kabupaten Tebo dengan persentase sebesar 0.73%, kemudian
pada tahun 2014 tingkat pengangguran tertinggi di Provinsi Jambi terletak di Kota
Sungai Penuh dengan persentase pengangguran sebesar 10.88%, dan yang
terendah berada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dengan persentase sebesar
1.34%, kemudian tingkat penganggguran tertinggi tahun 2015 yaitu masih berada
di Kota Sungai Penuh dengan persentase sebesar 8.18% dan yang terendah berada
di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan persentase sebesar 1.44%, kemudian
pada tahun 2016 tingkat pengangguran tertinggi di Provinsi Jambi berada di Kota
Jambi dengan persentase sebesar 8.83% dan yang terendah berada di Kabupaten
Tebo dengan persentase 1.39%.
B. Hasil Estimasi dan Pemilihan Model Data Panel
Dalam mengestimasi regresi data panel, terdapat tiga pendekatan yang
disajikan menggunakan EVIEWS 8 yaitu sebagai berikut:
1. Common Effect
Common Effect merupakan pengolahan data dengan menggunakan
pendekatan Pooled Least Square (PLS), yang digunakan sebagai salah satu
persyaratan untuk melakukan uji F-Restriced dari hasil pengolahan E-views
8.0 mendapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.5
Common Effect
Dependent Variable: KEMISKINAN
Method: Panel Least Squares
Date: 09/25/18 Time: 14:22
Sample: 2010 2016
Periods included: 7
Cross-sections included: 11
57
Total panel (balanced) observations: 77 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PDRB -0.560681 0.178856 -3.134812 0.0025
IPM -0.173050 0.086643 -1.997268 0.0495
PENGANGGURAN -0.181804 0.150791 -1.205670 0.2318
C 24.24524 5.376061 4.509852 0.0000 R-squared 0.291440 Mean dependent var 8.233377
Adjusted R-squared 0.262321 S.D. dependent var 2.814955
S.E. of regression 2.417715 Akaike info criterion 4.654073
Sum squared resid 426.7102 Schwarz criterion 4.775829
Log likelihood -175.1818 Hannan-Quinn criter. 4.702774
F-statistic 10.00862 Durbin-Watson stat 0.494139
Prob(F-statistic) 0.000013
2. Fixed Effect
Fixed Effect merupakan pengolahan data dengan menggunakan pendekatan
Pooled Least Square (PLS), yang digunakan sebagai salah satu persyaratan untuk
melakukan uji F-Restriced dari hasil pengolahan E-views 8.0 mendapatkan hasil
sebagai berikut:
Tabel 4.6
Fixed Effect
Dependent Variable: KEMISKINAN
Method: Panel Least Squares
Date: 09/25/18 Time: 14:20
Sample: 2010 2016
Periods included: 7
Cross-sections included: 11 Total panel (balanced) observations: 77
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PDRB -0.118979 0.045229 -2.630584 0.0107
IPM 0.075790 0.046265 1.638193 0.1064
PENGANGGURAN -0.042030 0.035666 -1.178454 0.2430
C 4.131067 3.267430 1.264317 0.2108 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)
58
R-squared 0.976257 Mean dependent var 8.233377
Adjusted R-squared 0.971357 S.D. dependent var 2.814955
S.E. of regression 0.476409 Akaike info criterion 1.517886
Sum squared resid 14.29883 Schwarz criterion 1.944032
Log likelihood -44.43859 Hannan-Quinn criter. 1.688340
F-statistic 199.2586 Durbin-Watson stat 1.412241
Prob(F-statistic) 0.000000
Untuk mengetahui model mana yang baik untuk digunakan dari model di
atas maka perlu dilakukan Uji Chow. Untuk mengetahui hasil uji Chow maka
dilakukan perbandingan antara nilai F statistik dan α= 0.05.
Dengan pengujian hipotesis sebagai berikut:
Ho= Model PLS
H1= Model Fixed Effect
Dari hasil regresi berdasarkan metode FEM dan PLS diperoleh F statistik sebagai
berikut:
Tabel 4.7
F-Restriced
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 181.706614 (10,63) 0.0000
Cross-section Chi-square 261.486418 10 0.0000
Berdasarkan hasil dari uji Chow diperoleh nilai probabilitas Cross Section
F dan Chi Square sebesar 0.0000 dan 0.0000 yang lebih kecil dari alpha (α) 0.05
sehingga Ho ditolak yang berarti menolak Pooled least squared (PLS) dan
menerima Fixed Effect Model (FEM). Dikarenakan model FEM yang terpilih
59
maka harus dilanjutkan pengujian kembali dengan membandingkan antara FEM
dan REM untuk melihat model yang lebih baik.
3. Random Effect
Random Effect merupakan pengolahan data dengan menggunakan
pendekatan Pooled EGLS, yang digunakan sebagai salah satu persyaratan untuk
melakukan uji F-Restriced dari hasil pengolahan E-views 8.0 mendapatkan hasil
sebagai berikut:
Tabel 4.8
Random Effect
Dependent Variable: KEMISKINAN
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 09/25/18 Time: 14:24
Sample: 2010 2016
Periods included: 7
Cross-sections included: 11
Total panel (balanced) observations: 77
Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PDRB -0.140069 0.044485 -3.148658 0.0024
IPM 0.044283 0.044209 1.001670 0.3198
PENGANGGURAN -0.052121 0.035390 -1.472761 0.1451
C 6.417647 3.178069 2.019354 0.0471 Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 2.066637 0.9495
Idiosyncratic random 0.476409 0.0505 Weighted Statistics R-squared 0.197200 Mean dependent var 0.714665
Adjusted R-squared 0.164208 S.D. dependent var 0.553165
S.E. of regression 0.505713 Sum squared resid 18.66940
F-statistic 5.977229 Durbin-Watson stat 1.106798
Prob(F-statistic) 0.001061 Unweighted Statistics R-squared 0.039200 Mean dependent var 8.233377
Sum squared resid 578.6149 Durbin-Watson stat 0.314383
60
Untuk mengetahui apakah model fixed effect atau random effect yang
dipilih, maka digunakan uji Hausman Test dengan cara membandingkan
probabilitas Chi-Square statistik dan (α) 0.05 dengan pengujian hipotesis sebagai
berikut:
Ho : Model Random Effect
H1 : Model Fixed Effect
Dari hasil regresi berdasarkan model random effect diperoleh nilai Chi-Square
statistik sebagai berikut:
Tabel 4.9
Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 12.256538 3 0.0066
Berdasarkan hasil dari uji Hausman test diperoleh nilai probabilitas Cross
Section random sebesar 0.006 yang lebih kecil dari alpha (α) 0.05, sehingga H1
diterima yang berarti menolak Rendom Effect model (REM) dan menerima Fixed
Effect Model (FEM) sehingga rekomendasi terbaik dari hasil pengujian model ini
adalah metode Fixed Effect.
61
C. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Untuk menguji apakah data berdistibusi normal atau tidak, maka peneliti
menggunakan Uji Jarque Berra (JB).dari hasil uji normalitas didapatkan
hasil sebagai berikut:
Gambar 4.10
Histogram Normaliti
0
2
4
6
8
10
12
-1.0 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Series: Standardized Residuals
Sample 2010 2016
Observations 77
Mean -4.33e-17
Median -0.005941
Maximum 0.962344
Minimum -0.919931
Std. Dev. 0.433754
Skewness 0.089145
Kurtosis 2.705404
Jarque-Bera 0.380425
Probability 0.826783
Uji normalitas dilihat dengan cara membandingkan nilai probabilitas
dan Jarque Berra dengan α (0.05). jika nilai α (0.05) lebih kecil dari nilai
Jarque Berra berarti data terdistribusi norml dan jika nilai α (0.05) lebih
besar dari nilai JB dan probability maka data tidak berdistribusi normal.
Berdasarkan gambar di atas nilai Jarque Berra sebesar 0.380425> 0.05 dan
nilai probability sebesar 0.826783> 0.05. berdasarkan hasil tersebut nilai α
(0.05) lebih kecil dari nilai JB dan probality sehingga dapat disimpulkan
bahwa data berdistribusi normal.
2. Uji multikolinearitas
Ada tidaknya multikolinearitas dapat diketahui dengan melihat dari
koefisien korelasi masing-masing variabel bebas. Jika semua koefisien
62
korelasi masing-masing variabel bebas lebih besar dari 0.8 mka terjadi
multikolinearitas.
Tabel 4.11
Corelation Matrix
PDRB IPM PENGANGGURAN PDRB 1.000000 0.260605 0.247686
IPM 0.260605 1.000000 0.580528
PENGANGGURAN 0.247686 0.580528 1.000000
Dilihat dari tabel 4.2, di mana nilai corelation matrixmasing-masing
variabel mayoritas tidak lebih dari 0.8 yang berarti tidak terdapat gejala
multikolinearitas.
3. Uji Heterokedastisitas
Tabel 4.12
Uji Glejser
Dependent Variable: RESABS
Method: Panel Least Squares
Date: 09/27/18 Time: 14:26
Sample: 2010 2016
Periods included: 7
Cross-sections included: 11
Total panel (balanced) observations: 77
White diagonal standard errors & covariance (d.f. corrected) Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PDRB -0.003642 0.020640 -0.176472 0.8605
IPM 0.034437 0.021387 1.610221 0.1123
PENGANGGURAN 0.011542 0.014151 0.815661 0.4178
C -1.985125 1.451244 -1.367878 0.1762
Yang perlu diperhatikan dari hasil di atas adalah nilai probabilitas
pada masing-masing variabel independen. Apabila nilai nilai prob< 0.05
maka terkena masalah heterokedastisitas. Sebaliknya apabila nilai
probabilitas pada setiap variabel independen> 0.05 maka terbebas dari
63
masalah heterokedastisitas. Berdasarkan hasil probabilitas uji glejser di atas
maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah heterokedastisitas,
hal ini karena nilai probabilitas variabel independen lebih besar dari 0.05
hasil ini dapat dilihat dari perbandingan nilai probabilitas PDRB (0.86) >
0.05, IPM (0.11) > 0.05, Pengangguran (0.17) > 0.05.
4. Uji Autokorelasi
Cara untuk melihat ada tidaknya autokorelasi adalah dengan Uji Durbin-
Watson. Uji D-W adalah salah satu uji yang banyak dipakai untuk
mengetahui ada tidaknya autokorelasi.
Tabel 4.13
Durbin-Watson
Tolak H0
berarti ada
aotokorelasi
positif
Tidak dapat
diputuskan
Tidak
menolak H0
berarti tidak
ada
autokorelasi
Tidak dapat
diputuskan
Tolak H0
berarti ada
autokorelasi
negatif
0 dL 1.54 dU 1.70 4-dU 2.30 4-dL 2.46 4
1.41
Dari hasil perolehan regresi nilai D-W sebesar 1.41 hasil tersebut
menjelaskan bahwa nilai D-W 1.41 < dL 1.54 yang berarti terdapat masalah
autokorelasi.
Berdasaran uji asumsi klasik di atas, dapat disimpulkan bahwa data
yang digunakan peneliti masih terdapat masalah, yaitu masalah autokorelasi
yang ditandai lebih kecilnya nilai Durbin-Watson dibanding nilai dL sehingga
perlu diperbaiki. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah tersebut peneliti
64
melakukan perbaikan dengan melakukan weights. Hasilnya dapat dilihat dari
tabel berikut:
Tabel 4.14
Fixed Effect dengan Model Cross-Section Weights
Dependent Variable: KEMISKINAN
Method: Panel EGLS (Cross-section weights)
Date: 09/27/18 Time: 15:02
Sample: 2010 2016
Periods included: 7
Cross-sections included: 11
Total panel (balanced) observations: 77
Linear estimation after one-step weighting matrix Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PDRB -0.106816 0.031504 -3.390583 0.0012
IPM 0.065877 0.036398 1.809907 0.0751
PENGANGGURAN -0.023732 0.028142 -0.843277 0.4023
C 4.632784 2.540042 1.823901 0.0729 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared 0.983311 Mean dependent var 9.822744
Adjusted R-squared 0.979867 S.D. dependent var 4.504555
S.E. of regression 0.473326 Sum squared resid 14.11436
F-statistic 285.5317 Durbin-Watson stat 1.710244
Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.976056 Mean dependent var 8.233377
Sum squared resid 14.41947 Durbin-Watson stat 1.339243
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat nilai Durbin-Watson setelah
dilakukan weights berubah menjadi 1.71 lebih besar dari nilai dL yaitu 1.70 dan
lebih kecil dari nilai 4-dU yaitu 2.30, sehingga dapat disimpulkan bahwa masalah
autokorelasi telah teratasi, dan dengan begitu uji asumsi klasik telah terpenuhi.
65
D. Uji Hipotesis
1. Uji t (Uji secara Parsial)
Hasil perhitungan uji t dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.15
Hasil Uji t
Dependent Variable: KEMISKINAN
Method: Panel EGLS (Cross-section weights)
Date: 09/27/18 Time: 15:02
Sample: 2010 2016
Periods included: 7
Cross-sections included: 11
Total panel (balanced) observations: 77
Linear estimation after one-step weighting matrix Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PDRB -0.106816 0.031504 -3.390583 0.0012
IPM 0.065877 0.036398 1.809907 0.0751
PENGANGGURAN -0.023732 0.028142 -0.843277 0.4023
C 4.632784 2.540042 1.823901 0.0729
Hasil pengujian terhadap hipotesis-hipotesis penelitian adalah sebagai
berikut:
a. Variabel pertumbuhan ekonomi yang diukur dengan nilai laju PDRB
memilikikoefisien -0.106816dengan tingkat signifikansi sebesar
0.0012< Alpha (0.05). Berdasarkan nilai signifikansi tersebut, maka
pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan
terhadap kemiskinan di Provinsi Jambi tahun 2010-2016. Artinya
apabila pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan maka
kemiskinan akan berkurang.
b. Variabel sumber daya manusia yang diukur dengan IPM memiliki nilai
koefisien sebesar 0.065877dengan tingkat signifikansi sebesar
0.0751>Alpha (0.05). Berdasarkan nilai signifikansi tersebut, maka
66
sumber daya manusia tidak berpengaruhterhadap kemiskinan di
Provinsi Jambi tahun 2010-2016. Artinya setiap peningkatan sumber
daya manusia (IPM) sebesar 1 persen, maka dapat menyebabkan
peningkatan terhadap kemiskinan sebesar 0.065877 dengan asumsi
variabel lain tetap.
c. Variabel pengangguran memiliki nilai koefisien sebesar -0.028142
dengan tingkat signifikansi sebesar 0.4023> Alpha (0.05). Berdasarkan
nilai koefisien dan signifikansi tersebut, maka variabel pengangguran
tidak berpengaruh terhadap kemiskinan di Provinsi Jambi tahun 2010-
2016. Artinya setiap peningkatan pengangguran sebesar 1 persen, maka
akan menyebabkan kemiskinan menurun sebesar 0.028142.
2. Uji F (Uji secara Simultan)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependennya. Hasil perhitungan uji F ini
dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.16
Hasil Uji F Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared 0.983311 Mean dependent var 9.822744
Adjusted R-squared 0.979867 S.D. dependent var 4.504555
S.E. of regression 0.473326 Sum squared resid 14.11436
F-statistic 285.5317 Durbin-Watson stat 1.710244
Prob(F-statistic) 0.000000
67
Dari hasil analisis regresi dapat diketahui pula bahwa secara simultan atau
bersama-sama variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen.Hal ini dapat dibuktikan dari nilai F statistik sebesar 285.5317
dengan nilai signifikansi sebesar 0.000000. Karena probabilitas jauh lebih kecil
dari 0.05 maka model regresi berupavariabel pertumbuhan ekonomi, sumber daya
manusia, dan pengangguran berpengaruh secara simultan terhadap kemiskinan di
Provinsi Jambi.
3. Koefisien determinasi (R Square)
Berikut adalah hasil perhitungan koefisien determinasi:
Tabel 4.17
Hasil perhitungan Koefisien Determinasi (R Square)
Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared 0.983311 Mean dependent var 9.822744
Adjusted R-squared 0.979867 S.D. dependent var 4.504555
S.E. of regression 0.473326 Sum squared resid 14.11436
F-statistic 285.5317 Durbin-Watson stat 1.710244
Prob(F-statistic) 0.000000
Dari hasil analisis regresi linear berganda yang diperoleh melalui
pengolahan data, menunjukkan bahwa R-Square memiliki nilai 0.983311,
ini berarti variabel kemiskinan dapat dijelaskan oleh variabel pertumbuhan
ekonomi, sumber daya manusia, dan pengangguran yang diturunkan dalam
model sebesar 98%, atau dengan kata lain kontribusi variabel independen
terhadap kemiskinan di Provinsi Jambi sebesar 98%. Sedangkan selebihnya
68
yaitu 2% (100%-98% = 2%) dijelaskan oleh variabel diluar persamaan
model ini.
E. Pembahasan
1. Seberapa besar pengaruh pertumbuhan ekonomi, sumber daya
manusia, dan pengangguran terhadap kemiskinan di Provinsi
Jambi tahun 2010-2016?
Jawaban dari rumusan masalah di atas dapat di jawab dengan melihat
pada hasil Uji Hipotesis Statistik, yakni menggunakan Uji Koefisien
determinasi (R-Square).Dimana dapat kita lihat pada Uji Koefisien
Determinasi bahwasanya koefisien determinasi yang dinotasikan dengan
R-Square besarnya 0.983311.Ini berarti variabel pertumbuhan ekonomi,
sumber daya manusiadan pengangguran mampu menjelaskan
pengaruhnya terhadap kemiskinan sebesar 98%.Fakta ini menjelaskan
bahwa secara keseluruhan, variabel pertumbuhan, sumber daya manusia,
dan pengangguran memiliki dampak terhadap kemiskinan. Pertumbuhan
ekonomi yang tinggi menandakan produksi suatu daerah meningkat,
dengan meningkatnya PDRB maka pendapatan juga meningkat, sehingga
meningkatnya pendapatan menjadikan daya beli masyarakat tinggi,
namun yang menjadi permasalahan adalah tingginya indeks
pembangunan manusia tidak lantas menjadi jaminan terhadap tingginya
penghasilan masyarakat, hal ini dikarenakan masih tinggi pekerja yang
berpendidikan lulusan hanya sekolah dasar sehingga penghasilan rendah
dan menyebabkan terjadi kemiskinan, sementara itu pengangguran tidak
69
mempengaruhi tingginya kemiskinan. Penyebab utamanya adalah masih
ketergantungannya kebutuhan para penganggur terhadap keluarga yang
bekerja, ini terbukti dari data ketenagakerjaan bahwa angka penduduk
yang bekerja sangat tinggi dibanding angka pengangguran.Sehingga
inilah yang menjadi penyebab pengangguran tidak berpengaruh secara
signifikan.
2. Variabel manakah yang berpengaruh lebih dominan terhadap
kemiskinan di Provinsi Jambi tahun 2010-2016 ?
Untuk menjawab rumusan masalah di atas perlu dijelaskan terlebih
dahulu pembahasannya pervariabel, adapun pembahasannya sebagai
berikut:
a. Pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan di
Provinsi Jambi tahun 2010-2016?
Pertumbuhan ekonomi menunjukkan tingkat kemakmuran
suatu daerah yang dilihat dari nilai PDRB. Pada hasil penelitian ini
diperoleh bahwa PDRB berpengaruh negatif dan signifikan pada
taraf nyata 5% dengan nilai probabilitas 0.0012, dan berhubungan
negatif dengan nilai koefisien yang diperoleh sebesar (-0.106816),
yang berarti apabila PDRB naik sebesar 1 persen, maka
kemiskinan akan menurun sebesar 0.106816 atau 10% dengan
asumsi variabel lain tetap. Hasil tersebut sesuai dengan penelitan
yang dilakukan oleh Reggi Irfan Pambudi tahun 2016 yang
70
menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh
negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan.
Berpengaruhnya pertumbuhan ekonomi terhada pengurangan
tingkat kemiskinan tidak terlepas dari meningkatnya produksi
barang maupun jasa yang ada di Provinsi Jambi yang dapat dilihat
dari besaran nilai PDRB berikut grafik PDRB Provinsi Jambi:
Grafik 4.2
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi62
Berdasarkan grafik di atas bahwa PDRB di Provinsi Jambi
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, ini disebabkan
pendapatan produksi barang dan jasa berdasarkan lapangan usaha
yang ada di provinsi Jambi meningkat.Meningkatnya PDRB tentu
meningkat pula pendapatan perkapita masing-masing penduduk
sehingga dengan meningkatnya pendapatan perkapita menjadikan
masyarakat sejahtera serta kemampuan daya beli masyarakat
62
Aplikasi Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi
90618411.272
97740873.964 104615082.119
111766130.952 119991444.685
125037398.04
130501132.09
0.000
20000000.000
40000000.000
60000000.000
80000000.000
100000000.000
120000000.000
140000000.000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Axi
s Ti
tle
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
PDRB
71
menjadi tinggi, dan tentunya dengan begitu penduduk miskin juga
berkurang.
Namun hasil ini bertolak belakang dengan penelitian yang
dilakukan oleh Santi Nurmainah dalam penelitiannya mengenai
analisis pengaruh belanja modal pemerintah daerah, tenaga kerja
terserap dan indeks pebangunan manusia terhadap pertumbuhan
ekonomi dan kemiskinan tahun 2013. dari hasil penelitiannya
pertumbuhan ekonomi tidak memiliki pengaruh negatif dan
signifikan terhadap kemiskinan dengan perbandingan nilai p-value
0.544 diatas nilai signifikansi 0.05.
b. Pengaruh sumber daya manusia terhadap kemiskinan di
Provinsi Jambi tahun 2010-2016?
Dari hasil hasil regresi dalam penelitian ini, variabel
sumber daya manusia (IPM) berpengaruhpositif dantidak
signifikan terhadap kemiskinan di Provinsi Jambi dengan nilai
koefisien sebesar0.065877 dan probabilitas sebesar0.0751. Hal ini
menandakan apabila IPM mengalami kenaikan sebesar 1 persen
maka akan mengakibatkan kemiskinan sebesar 0.065877 dengan
asumsi variabel lain tetap. Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Heri Setiawan DK tahun 2016
tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
kemiskinan di Sulawesi Selatan dari hasil penelitiannya
menyatakan bahwa variabel IPM tidak memiliki pengaruh terhadap
72
kemiskinan hasil ini dilihat dari nilai signifikansinya sebesar
0.809> alpha (0.05). Hal ini disebabkan karena sumber daya
manusia yang memiliki pekerjaan dengan tamatan pendidikan
tinggi seperti SMA dan perguruan tinggi masih sangat rendah
dibanding pendidikan SD dan SLTP, padahal tingkat pendidikan
menggambarkan ketersediaan sumber daya manusia pada masa
kini.Menurut Hamish Mc. Rae mengemukakan bahwa ada
keterkaitan antara perluasan kesempatan memperoleh pendidikan
dengan peningkatan pendapatan perkapita.Pendidikan memberikan
sumbangan langsung terhadap pertumbuhan pendapatan nasional
melalui peningkatan keterampilan dan produktivitas
kerja.Pendidikan diharapkan dapat mengatasi masalah
keterbelakangan ekonomi lewat efeknya pada peningkatan
kemampuan manusia dan motivasi manusia untuk berprestasi.
Pendidikan berfungsi menyiapkan salah satu input dalam proses
produksi, yaitu tenaga kerja, agar dapat bekerja dengan produktif
karena kualitasnya.Pembangunan sumber daya manusia di Provinsi
Jambi akan sangat sia-sia jika tidak memiliki peran dalam
mengatasi masalah kemiskinan berdasarkan data yang di peroleh
dari badan pusat statistik Provinsi Jambidi peroleh data pekerja
berdasarkan pendidikan yang telah ditamatkan, berikut grafik
pekerja berdasarkan pendidikan yang di tamatkan:
73
Grafik 4.3
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi63
Berdasarkan grafik di atas maka yang menjadikan sumber daya
manusia tidak memiliki pengaruh terhadap kemiskinan ialah dilatar
belakangi masih tingginya pekerja yang berpendidikan sekolah dasar,
meski pekerja dengan pendidikan tingkat SMA dan perguruan tinggi
mengalami grafik peningkatan tiap tahunnya namun tingginya pekerja
yang berpendidikan SD tetaplah menjadi persoalan, tentu inilah
penghambat dalam menurunkan kemiskinan, penduduk yang memiliki
pendidikan rendah tentu kualitas serta pengetahuannya juga rendah
sehinga hanya mendapatkan pekerjaan yang penghasilannya kecil.
Penghasilan yang kecil membuat penduduk masih kekurangan dalam
memenuhi kebutuhan hidup sehingga sumber daya manusia yang ada
masih banyak berada dilingkaran kemiskinan.
63
Aplikasi Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi
396559 396129 417660
359407
441154
450470
473944
295964
258190 270381 275115
272003
299565
306196 336971 319527 317709
341253 364159
387356
446101
105231
142553 141938 153765 146918
162172 180461
0
50000
100000
150000
200000
250000
300000
350000
400000
450000
500000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
tamatan SD
Tamatan SLTP
tamatan SMA
tamatan diploma/akademi/universitas
74
Sementara hasil penelitian ini bertolak belakang dengan
penelitan yang dilakukan oleh Wawan Kurniawan,S.ST. Dalam
penelitiannya mengenai pengaruh pembangunan sumber daya
manusia dan pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan di
Indonesia, menyatakan bahwa IPM berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap kemiskinan dengan kata lain IPM berpengaruh
terhadap penurunan tingkat kemiskinan. Berpengaruhnya sumber
daya manusia yang dalam hal ini dilihat dari Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) terhadap kemiskinan tidak terlepas dari kualitas
yang dimiliki masing-masing individu, semakin memiliki kualitas
yang bagus maka peluang kerja semakin besar,yang diiringi dengan
besarnya kesempatan kerja.
C. Pengaruh pengangguran terhadap kemiskinan di Provinsi
Jambi tahun 2010-2016?
Dari hasil regresi yang dihasilkan dalam penelitian ini,
variabel pengangguran menunjukkan tanda negatif dan tidak
berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan di Provinsi Jambi. Hal
ini menandakan apabila tingkat pengangguran terbuka meningkat
sebanyak 1 persen maka akan menurunkan kemiskinan sebesar
0.023732 namun tidak signifikan dengan asumsi variabel lain tetap.
Hasil ini sesuai dengan penelitin yang dilakukan oleh
Amalia tahun 2012yang menyatakan bahwa pengangguran tidak
berpengaruh terhadap kemiskinan. Tidak berpengaruhnya
75
pengangguran terhadap kemiskinan secara signifikan
dikarenakanDari total jumlah angkatan kerja menunjukkan bahwa
orang yang bekerja jauh lebih banyak daripada orang yang
menganggur. Ini dibuktikan dari data BPS yang diperoleh.Berikut
grafik ketenagakerjaan Provinsi Jambi.
Grafik 4.4
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi64
Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa angka
pengangguran sangat kecil dibanding dengan penduduk yang telah
bekerja, meski angka pengangguran kecil namun tentunya orang
yang menganggur membutuhkan pekerjaan untuk biaya hidup.
Seseorang yang menganggur tentunya tidak memiliki pendapatan
dari pekerjaan.Kebutuhan masyarakat yang beragam membuat
mereka berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. oleh sebab
itu seorang pengangguran untuk memenuhi biaya hidupnya
64
Aplikasi Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi
0
200000
400000
600000
800000
1000000
1200000
1400000
1600000
1800000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Ketenagakerjaan Provinsi Jambi
Jumlah Angkatan Kerja
Bekerja
Pengangguran
76
ditopang olehkeluarganya yang bekerja dengan tingkat pendapatan
yang tinggi.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Irhamni
tahun 2017.Pada penelitiannya menyatakan bahwa variabel
pengangguran berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kemiskinan di Indonesia tahun 1986-2015.Pemilihan indikator
pengangguran pada kenyataan berkaitan langsung dengan tingkat
pendapatan.Sehingga hal yang dilakukan adalah bekerja untuk
menghasilkan pendapatan. Pendapatan maksimum apabila kondisi
penggunaan tenaga kerja penuh dapat terwujud, jika tidak maka
akan terjadi pengangguran. Efek buruk dari pengangguran adalah
mengurangi pendapatan masyarakat dengan begitu memberikan
dampak domino terhadap tingkat kemakmuran.Semakin turun
kemakmuran masyarakat karena pengangguran maka besar peluang
kemungkinan terjebak pada kondisi kemiskinan.
Dari tiga variabel yang dibahas di atas maka dapat kita simpulkan
bahwasanya variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap
kemiskinan di Provinsi Jambi adalah variabel pertumbuhan ekonomi hal
ini ditunjukkan dengan nilai signifikan sebesar 0.0012lebih kecil dari
Alpha (0.05).
77
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris
tentang pengaruh pertumbuhan ekonomi, sumber daya manusia, dan
pengangguran terhadap kemiskinan di Provinsi Jambi tahun 2010-
2016 dengan jumlah sampel Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi
Jambi. Berdasarkan hasil análisis dan pembahasan yang dilakukan
dengan menggunakan análisis regresi berganda, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara bersama-sama pertumbuhan ekonomi, sumber daya
manusia, dan pngangguran memiliki pengaruh terhadap kemiskinan
di Provinsi Jambi. Hasil ini terbukti berdasarkan uji hipótesis
statistik dengan menggunakan uji koefisien determinasi dengan R-
Square sebesar 0.983311. atau dengan kata lain mampu
menjelaskan pengaruh terhadap kemiskinan sebesar 98%.
2. Dari hasil uji hipótesis statistik tentang pengaruh pertumbuhan
ekonomi, sumber daya manusia, dan pengangguran terhadap
kemiskinan maka dapat disimpulkan bahwa variabel yang paling
dominan berpengaruh terhadap kemiskinan adalah variabel
pertumbuhan ekonomi, hal ini karena pertumbuhan ekonomi
78
memiliki pengaruh negatif dan signifikan dengan besaran nilai
signifikannya sebesar 0.0012.
B. Saran
Dari kesimpulan di atas maka penulismemberikan saran sebagai
berikut:
1. Bagi pemerintah untuk menekan tingkat kemiskinan, pemerintah
daerah hendaknya lebih meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena
pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu kunci untuk
mengurangi kemiskinan, karena pertumbuhan meningkatkan
kebutuhan akan tenaga kerja yang artinya terbukanya lapangan kerja
karena perekonomian yang bagus. Dengan bekerja pendapatan
masyarakat meningkat dan tentunya kesejahteraan juga meningkat.
Selain itu pemerintah harus lebih menggalakkan kualitas sumber
daya manusia melalui pendidikan secara spesialisasi bidang tertentu
agar masyarakat memiliki keahlian pada satu bidang untuk ditekuni.
2. Bagi peneliti lebih lanjut disarankan untuk melakukan periode
pengamatan yang lebih lama sehingga memberikan kemungkinan
yang lebih besar untuk memperoleh hasil yang lebih akurat lagi.
Selain itu peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambahkan atau
menggunakan variabel lain yang sekiranya ada pengaruh terhadap
kemiskinan.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an
Al-Qur’an dan Terjemahnya. 2011. Departemen Agama RI; Bandung: Penerbit
Diponegoro.
Buku
Awat, Napa J. (1995). Metode Statistik Dan Ekonometri. Yogyakarta: Liberty.
Huda, Nurul., dkk. (2017). Ekonomi Pembangunan Islam. Jakarta: kharisma Putra
Utama.
Imam, Gunawan. (2016), Pengantar Statistika Inferensial, Jakarta: Rajawali Pers.
Ismail Al Bukhari, Imam Abdullah Muhammad. Penerjemah: Achmad Sunarto
dkk. 1993. Shahih Bukhari Juz VIII, Semarang: Asy Syifa’.
Karya, Detri dan Syamri Syamsuddin. (2016). Makro Ekonomi: Pengantar Untuk
Manajemen, Jakarta: Rajawali Pers.
Muhammad bin Khaldūn, Al-Allāmah Abdurrahmān. Penerjemah: Masturi Irham,
dkk. 2011. Mukaddimah, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Richer G. Lipsey, dkk, alih bahasa: Agus Maulana MSM. (1997). Pengantar
Makroekonomi, Jakarta: Binarupa Aksara.
S. Mulyadi. (2006). Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif
Pembangunan, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sukestiyarno. (2013). Statistika Dasar, Yogyakarta: Andi.
Sukirno, Sadono. (1995). Pengantar Teori Makroekonomi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sukirno. Sadono. (2006) Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, Dan Dasar
Kebijakan, Jakarta: Kencana.
Sukirno Sadono. (2011). Makroekonomi Teori Pengantar, Jakarta: Rajawali Pers.
Sukirno. Sadono. (2016). Makroekonomi Modern, ed. 1, cet. 6, Jakarta: Rajawali Pers.
Yusi, Syahirman., dan Idris, Umiyati. (t.t.). Metodologi Penelitian Ilmu Sosial
Pendekatan Kuantitatif. Citra Books Indonesia.
Skripsi
Irhamni. (2017). Pengaruh Jumlah Penduduk, Penganggguran, Dan Pengeluaran
Pemerintah Terhadap Kemiskinan Di Indonesia Tahun 1986-2015. Skripsi
Universitas Negeri Yogyakarta.
Kristanto, Prabowo Dwi. (2014). Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah
Minimum, dan Tingkat Pengangguran Terhadap Jumlah Penduduk Miskin Di
Kabupaten Brebes tahun 1997-2012, Skripsi Universitas Diponegoro
Semarang.
Ningrum, Shinta Setya. (2017). Analisis Pengaruh Tingkat Pengangguran
Terbuka, Indeks Pembangunan Manusia, Dan Upah Minimum Terhadap
Jumlah Penduduk Miskin Di Indonesia Tahun 2011-2015, Skripsi Universitas
Muhammadiyah Malang.
Nugroho, Priyo Adi. (2015). Pengaruh PDRB, Tingkat Pendidikan, Dan
Pengangguran Terhadap Kemiskinan Di Kota Yogyakarta Tahun 1999-2013.
Skripsi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
Permana, Anggit Yoga. (2012). Analisis Pengaruh PDRB, Pendidikan, Dan
Kesehatan Terhadap Kemiskinan Di Jawa Tengah Tahun 2004-2009. Skripsi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Retnowati, Diah., dan Harsuti. (t.t). Pengaruh Pengangguran Terhadap Tingkat
Kemiskinan Di Jawa Tengah Tahun 2009-2014, Skripsi Universitas
Wijayakusuma Purwokerto.
Septajaya, Feby. (2014). Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan
Ekonomi, Tingkat Inflasi Dan Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan
Di Provinsi Bengkulu. Skripsi Universitas Bengkulu.
Sukmaraga Prima. (2011) Analisis Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia,
PDRB Perkapita, Dan Jumlah Pengangguran Terhadap Jumlah Penduduk
Miskin Di Provinsi Jawa Tengah, Skripsi Universitas Diponegoro Semarang.
Syahrullah, Dio. (2014). Analisis Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB), Pendidikan, Dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan Di Provinsi
Banten Tahun 2009-2012, Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.
Yulianti, Desi. (2016). Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia, Pertumbuhan
Ekonomi, Pengangguran Dan Upah Terhadap Kemiskinan Di Provinsi DIY
Periode Tahun 2007-2013 Dalam Perspektif Ekonomi Syariah, Skripsi
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Website
Aplikasi Badan Pusat Statistik Jambi.
https://jambi.bps.go.id/subject/6/tenaga-kerja.html#subjekViewTab1.
http://jambi-kota.blogspot.com/2012/01/letak-geografis.html.
https://jambi.bps.go.id/subject/23/kemiskinan.html#subjekviewTab1.
http://m.kajanglako.com/id-1598-post-siapa-orang-miskin-di-jambi-simak-
penjelasan-badan-pusat-statistik.html.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Tabel
Wilayah
Persentse Penduduk Miskin Kabupaten/Kota Provinsi
Jambi
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Kerinci 7.83 7.36 7.71 7.92 7.43 8.16 7.48
Merangin 8.07 7.68 8.09 8.23 9.37 9.8 9.95
Sarolangun 9.66 9.1 9.46 9.55 10.17 10.29 9.33
Batanghari 10.19 9.56 10.13 10.31 10.5 10.69 10.79
Muaro Jambi 5.29 4.98 5.08 5.13 4.45 4.63 4.3
Tanjab.Timur 12.4 11.6 12.5 12.87 13.55 14.17 12.76
Tanjab. Barat 11.08 10.43 10.92 11.03 11.64 12.63 11.81
Tebo 6.42 6.05 6.35 6.44 6.89 7.12 6.87
Bungo 5.7 5.35 5.55 5.61 5.12 5.7 5.99
Kota Jambi 9.9 9.27 9.8 9.96 8.94 9.67 8.87
Kota Sungai
Penuh
3.64 3.42 3.66 3.73 3.33 3.43 3.13
Provinsi Jambi 8.4 7.9 8.28 8.41 8.39 8.86 8.41
Sumber: BPS Provinsi Jambi
Tabel
Wilayah
Laju Pertumbuhan PDRB ADHK Kabupaten/Kota
Provinsi Jambi
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Kerinci 5.89 5.69 7.5 6.16 9.06 6.45 6.7
Merangin 7.85 7.02 6.37 6.45 7.13 5.48 6.21
Sarolangun 8.09 8.8 8.49 7.61 5.2 3.09 4.26
Batanghari 8.09 8.8 8.35 6.48 7.56 4.36 4.55
Muaro Jambi 6.05 7.9 7.23 7.15 8.03 5.24 5.43
Tanjab.Timur 5.78 6.83 2.78 4.57 5.81 1.87 2.7
Tanjab. Barat 6.87 7.85 4.95 5.73 5.85 3.98 3.14
Tebo 5.96 6.78 7.7 7.63 8.83 5.28 5.38
Bungo 6.73 7.68 9.67 9.02 6.74 5.13 5.2
Kota Jambi 6.66 6.97 7.67 8.5 8.17 5.56 6.81
Kota Sungai Penuh 6.47 6.73 7.09 8.45 7.54 7.06 6.15
Sumber: BPS Provinsi Jambi
Tabel
Wilayah
Persentse Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten/Kota
Provinsi Jambi
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Kerinci 65.16 65.85 66.71 67.49 67.96 68.89 69.68
Merangin 63.85 64.4 65.31 65.82 66.21 67.4 67.86
Sarolangun 64.64 65.2 66.16 67.13 67.67 68.1 68.73
Batanghari 65.67 66.32 66.97 67.24 67.68 68.05 68.7
Muaro Jambi 62.84 63.39 64.17 65.14 65.71 66.66 67.55
Tanjab.Timur 57.21 57.77 58.63 59.41 59.88 61.12 61.88
Tanjab. Barat 61.49 61.98 62.86 63.54 64.04 65.03 65.91
Tebo 63.62 64.45 65.23 65.91 66.63 67.29 68.05
Bungo 66.28 66.7 67.2 67.54 67.93 68.34 68.77
Kota Jambi 72.23 72.96 73.78 74.21 74.86 75.58 76.14
Kota Sungai
Penuh
69.91 70.55 71.23 72.09 72.48 73.03 73.35
Sumber: BPS Provinsi Jambi
Tabel
Wilayah
Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten/Kota
Provinsi Jambi
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Kerinci 4.58 3.85 4.42 7.13 4.44 3.67 4.67
Merangin 7.38 4.55 2.8 6.01 2.55 5.38 3.49
Sarolangun 4.11 4.33 1.91 3.64 4.13 4.53 4.09
Batanghari 4.55 4.56 3.06 5.94 5.69 3.38 4.57
Muaro Jambi 6.76 6.01 2.43 2.78 4.36 5.4 3.48
Tanjab.Timur 2.98 2.26 2.12 3.53 1.73 1.44 1.55
Tanjab. Barat 2.8 4.19 2.77 4.9 1.34 2.68 2.41
Tebo 4.8 3.25 2.1 0.73 3.86 1.94 1.39
Bungo 3 3.07 3.43 4.38 6.34 2.98 4.93
Kota Jambi 7.82 3.6 4.89 7.44 10.13 7.32 8.83
Kota Sungai
Penuh
13.27 3.97 6.57 5.12 10.81 8.18 7.35
Sumber: BPS Provinsi Jambi
Tabel
Common Effect
Dependent Variable: KEMISKINAN
Method: Panel Least Squares
Date: 09/25/18 Time: 14:22
Sample: 2010 2016
Periods included: 7
Cross-sections included: 11
Total panel (balanced) observations: 77
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
PDRB -0.560681 0.178856 -3.134812 0.0025
IPM -0.173050 0.086643 -1.997268 0.0495
PENGANGGURAN -0.181804 0.150791 -1.205670 0.2318
C 24.24524 5.376061 4.509852 0.0000
R-squared 0.291440 Mean dependent var 8.233377
Adjusted R-squared 0.262321 S.D. dependent var 2.814955
S.E. of regression 2.417715 Akaike info criterion 4.654073
Sum squared resid 426.7102 Schwarz criterion 4.775829
Log likelihood -175.1818 Hannan-Quinn criter. 4.702774
F-statistic 10.00862 Durbin-Watson stat 0.494139
Prob(F-statistic) 0.000013
Tabel
Fixed Effect
Dependent Variable: KEMISKINAN
Method: Panel Least Squares
Date: 09/25/18 Time: 14:20
Sample: 2010 2016
Periods included: 7
Cross-sections included: 11 Total panel (balanced) observations: 77
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PDRB -0.118979 0.045229 -2.630584 0.0107
IPM 0.075790 0.046265 1.638193 0.1064
PENGANGGURAN -0.042030 0.035666 -1.178454 0.2430
C 4.131067 3.267430 1.264317 0.2108 Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.976257 Mean dependent var 8.233377
Adjusted R-squared 0.971357 S.D. dependent var 2.814955
S.E. of regression 0.476409 Akaike info criterion 1.517886
Sum squared resid 14.29883 Schwarz criterion 1.944032
Log likelihood -44.43859 Hannan-Quinn criter. 1.688340
F-statistic 199.2586 Durbin-Watson stat 1.412241
Prob(F-statistic) 0.000000
Tabel
F-Restriced
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 181.706614 (10,63) 0.0000
Cross-section Chi-square 261.486418 10 0.0000
Tabel
Random Effect
Dependent Variable: KEMISKINAN
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 09/25/18 Time: 14:24
Sample: 2010 2016
Periods included: 7
Cross-sections included: 11
Total panel (balanced) observations: 77
Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PDRB -0.140069 0.044485 -3.148658 0.0024
IPM 0.044283 0.044209 1.001670 0.3198
PENGANGGURAN -0.052121 0.035390 -1.472761 0.1451
C 6.417647 3.178069 2.019354 0.0471 Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 2.066637 0.9495
Idiosyncratic random 0.476409 0.0505 Weighted Statistics R-squared 0.197200 Mean dependent var 0.714665
Adjusted R-squared 0.164208 S.D. dependent var 0.553165
S.E. of regression 0.505713 Sum squared resid 18.66940
F-statistic 5.977229 Durbin-Watson stat 1.106798
Prob(F-statistic) 0.001061 Unweighted Statistics R-squared 0.039200 Mean dependent var 8.233377
Sum squared resid 578.6149 Durbin-Watson stat 0.314383
Tabel
Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 12.256538 3 0.0066
Gambar
Histogram Normaliti
0
2
4
6
8
10
12
-1.0 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Series: Standardized Residuals
Sample 2010 2016
Observations 77
Mean -4.33e-17
Median -0.005941
Maximum 0.962344
Minimum -0.919931
Std. Dev. 0.433754
Skewness 0.089145
Kurtosis 2.705404
Jarque-Bera 0.380425
Probability 0.826783
Tabel
Corelation Matrix
PDRB IPM PENGANGGURAN PDRB 1.000000 0.260605 0.247686
IPM 0.260605 1.000000 0.580528
PENGANGGURAN 0.247686 0.580528 1.000000
Tabel
Uji Glejser
Dependent Variable: RESABS
Method: Panel Least Squares
Date: 09/27/18 Time: 14:26
Sample: 2010 2016
Periods included: 7
Cross-sections included: 11
Total panel (balanced) observations: 77
White diagonal standard errors & covariance (d.f. corrected) Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PDRB -0.003642 0.020640 -0.176472 0.8605
IPM 0.034437 0.021387 1.610221 0.1123
PENGANGGURAN 0.011542 0.014151 0.815661 0.4178
C -1.985125 1.451244 -1.367878 0.1762
Tabel
Durbin-Watson
Tolak H0
berarti ada
aotokorelasi
positif
Tidak dapat
diputuskan
Tidak
menolak H0
berarti tidak
ada
autokorelasi
Tidak dapat
diputuskan
Tolak H0
berarti ada
autokorelasi
negatif
0 dL 1.54 dU 1.70 4-dU 2.30 4-dL 2.46 4
1.41
Tabel
Fixed Effect dengan Model Cross-Section Weights
Dependent Variable: KEMISKINAN
Method: Panel EGLS (Cross-section weights)
Date: 09/27/18 Time: 15:02
Sample: 2010 2016
Periods included: 7
Cross-sections included: 11
Total panel (balanced) observations: 77
Linear estimation after one-step weighting matrix Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PDRB -0.106816 0.031504 -3.390583 0.0012
IPM 0.065877 0.036398 1.809907 0.0751
PENGANGGURAN -0.023732 0.028142 -0.843277 0.4023
C 4.632784 2.540042 1.823901 0.0729 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared 0.983311 Mean dependent var 9.822744
Adjusted R-squared 0.979867 S.D. dependent var 4.504555
S.E. of regression 0.473326 Sum squared resid 14.11436
F-statistic 285.5317 Durbin-Watson stat 1.710244
Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.976056 Mean dependent var 8.233377
Sum squared resid 14.41947 Durbin-Watson stat 1.339243
Tabel
Hasil Uji t
Dependent Variable: KEMISKINAN
Method: Panel EGLS (Cross-section weights)
Date: 09/27/18 Time: 15:02
Sample: 2010 2016
Periods included: 7
Cross-sections included: 11
Total panel (balanced) observations: 77
Linear estimation after one-step weighting matrix Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PDRB -0.106816 0.031504 -3.390583 0.0012
IPM 0.065877 0.036398 1.809907 0.0751
PENGANGGURAN -0.023732 0.028142 -0.843277 0.4023
C 4.632784 2.540042 1.823901 0.0729
Tabel
Hasil Uji F Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared 0.983311 Mean dependent var 9.822744
Adjusted R-squared 0.979867 S.D. dependent var 4.504555
S.E. of regression 0.473326 Sum squared resid 14.11436
F-statistic 285.5317 Durbin-Watson stat 1.710244
Prob(F-statistic) 0.000000
Tabel
Hasil perhitungan Koefisien Determinasi (R Square)
Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared 0.983311 Mean dependent var 9.822744
Adjusted R-squared 0.979867 S.D. dependent var 4.504555
S.E. of regression 0.473326 Sum squared resid 14.11436
F-statistic 285.5317 Durbin-Watson stat 1.710244
Prob(F-statistic) 0.000000
CURICULUM VITAE
A. Identitas Diri
Nama : Saiful Jalaluddin
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/Tgl Lahir : Patah Parang, 07 Juli 1995
Nim : SES 141505
Alamat : JL. Kh. Abdul Qadir
Ibrahim RT 02, Kelurahan Olak Kemang, Kec.
Danau Teluk Kota Jambi
Nama Ayah : Tarmizi
Nama Ibu : Fatmawati
Pekerjaan Orang Tua : Petani
Alamat Orang Tua :Suka Mandiri, desa Bagan Jaya kec. Enok, Kab.
Indragiri Hilir, Prov. Riau
Riwat Hidup
No Pendidikan Tahun Alamat
1
2
3
4
SD 036 Visi Pera
MTS Anwarul Ulum
MA PPTH
UIN STS JAMBI
2002-2008
2008-2011
2011-2014
2014-sekarang
Indragiri Hilir
Indragiri Hilir
Indragiri Hilir
Jambi
Top Related