PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT PERCERAIAN DI KABUPATEN MAROS
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Hukum Islam (S.H.I) pada Jurusan Ahwal Syakhsiyah Fakultas
Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar
MUNAWWAR KHALIL NIM. 105260002111
FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN 1436 H / 2015 M
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Kantor : Jl. Sultan Alauddin No. 259 Gedung Iqra Lt. IV (0411) 851914 Makassar
90223
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI Nama : Munawwar Khalil Nim : 105260002111 Fakultas/Jurusan : Agama Islam/Pendidikan Agaman Islam Judul Skripsi : PENGARUH PERNIKAHAN DINI
TERHADAP TINGKAT PERCERAIAN DI KABUPATEN MAROS
Setelah dengan seksama memeriksa dan meneliti, maka skripsi penelitian ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diujikan pada penelitian guna penyelesaian skripsi pada Jurusan PAI Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar, 30Agustus 2015 Disetujui:
Pembimbing I Pembimbing II Dr.M. Ilham Muchtar, Lc., M.A. Dr. Yusri M.Arsyad, Lc., M. A.
Mengetahui,
Wakil Dekan 1
Drs. Abd. Rahim Razaq, M. Pd.
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Kantor : Jl. Sultan Alauddin No. 259 Gedung Iqra Lt. IV (0411) 851914 Makassar
90223
PENGESAHAN SKRIPSI Nama : Munawwar Khalil Nim : 105260002111 Fakultas/Jurusan : Agama Islam/Pendidikan Agaman Islam Judul Skripsi :PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT
PERCERAIAN DI KABUPATEN MAROS
Setelah dengan seksama memeriksa dan meneliti, maka skripsi penelitian ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diujikan pada penelitian guna penyelesaian skripsi pada Jurusan PAI Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar, 30Agustus 2015 DEWAN PENGUJI :
1. Ketua : Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I
2. Sekretaris : Dr. Abd. Rahim Razaq, M.Pd.
3. Tim Penguji :
1. Dr. Abbas Baco Miro, Lc., M.A
2. Dr.Yusri M.Arsyad,MA
3. Dr.Anwar Sadat, M.Ag
4. Lukman Abd.Samad, Lc.,
Disahkan Oleh :
Dekan Fakultas Agama Islam
Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I
NBM : 554 612
MOTTO
“ ketika kehidupan memberi kita seribu tekanan untuk gagal kita harus
bangkit dan menunjukkan bahwa kita mempunyai seribu alasan untuk
tetap berhasil atau sukses”
ABSTRAK Munawar Khalil (105260002111) pengaruh pernikahan dini terhadap tingkat perceraian di Kabupaten. Maros.
ABSTRAK. Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pernikahan dini terhadap tingkat perceraian di Kabupaten Maros. Untuk mengetahui fenomena tentang pernikahan dini di Kabupaten Maros tentu ada tindakan khusus untuk mengatasi hal tersebut. Untuk mengetahui faktor yang menghambat terjadinya pernikahan dini terhadap ketingkat perceraian di Kabupaten maros. Jenis penelitian tersebut merupakan jenis penelitian kuantitatif deskriktif yang berlokasi di Kabupaten Maros. Populasi atau objek dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Kabupaten Maros yang termasuk golongan pernikahan dini atau yang berumur 22 tahun. Objek atau sampel dalam penlitian ini adalah masyarakat yang menikah dibawah umur 22 tahun yang berjumlah 50 responden. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriktif yang diolah dengan program SPSS 22. Hasil dalam penelitian tersebut membuktkan bahwa ada pengaruh pernikahan dini terhadap yingkat perceraian di Kabupaten Maros, ini dibuktikan dengan hasil analisis SPSS bahwa korelasinya antara variable pernikahan dini terhadap tingkat perceraian menunjukkan 0,827 dan nilai probabilitasnya menunjukkan 0,000 artinya ada pengaruh pernikahan dini terhadap tingkat perceraian di Kabupaten Maros. Uji F yaitu pengujian secara serentak pengaruh dari Variabel pernikahan dini dengan tingkat perceraian terbukti. Uji F sebesar 35.923 nilai ini lebih besar dari pada F table (35,923, 2,29), ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang cukup signifikan dari variable X dengan tingkat perceraian. Sedangkan untuk pengujian Variabel pernikahan dini dengan tingkat perceraian dilakukan dengan uji T. Nilai T sebesar 8411 nilai ini lebih besar dari R table (8411, 1,980). Dengan demikian pengujian menujukkan Ho diterima. Hasil ini membuktikan bahwa bukti langsung berpengaruh secara signifikan terhadap variable. Variable pernikahan dini dengan tingkat perceraian dilakukan dengan pendekatan normative sosiologis, yakni analisis data dengan menggunakan dalil-dalil yang menjadi pedoman perilaku manusia serta dengan melihat dan menjelaskan sikap dan tingkah laku suatu masyarakat. Dalam islam tidak pernah diatur, akan tetapi islam hanya mengatur tentang batas kedewasaan dalam pernikahan. Sementara itu dalam hukum perkawinan di indonesia telah diatur tentang usia pernikahan dini. Adapun faktor penyebabnya adalah faktor pendidikan, faktor pemahaman agama, faktor telah melakukan hubungan biologis, faktor hamil sebelum menikah, sedangkan dampak dari pernikahan dini diantaranya adalah kekerasan terhadap anak, tingginya tingkat perceraian, meningkatnya angka kemiskinan dan trafficking.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga berhasil
menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. Adapun skripsi ini berjudul “dalam
penelitian” pengaruh pernikahan dini terhadap tingkat pereraian di Kabupaten
Maros.
Skripsi ini membahas tentang problematika yang dihadapi beberapa
masalah di Kabupaten Maros sehingga tingkat perceraian tidak mesti terjadi.
Skripsi ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada khalayak ramai
yang berkecimpung pada bidang sosial atau keagamaan.
Kami menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan skripsi ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah Swt. senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin. Penulis
mengucapkan banyak terima kasih pula sedalam-dalamnya kepada :
1. Kedua orang tua peneliti/penulis Bapak M. Khalil Ridwan dan Ibu Munashirah
(almarhum) serta istriku Musyfiqah Rahim dan anakku Muhammad Aufa Alfatih,
Muhammad Kamil Alfauzan yang selalu setia mendukung peneliti selama ini
dalam kehidupan utamanya dimasa-masa studi, semoga Allah SWT senantiasa
memberinya kesehatan dan rahmat yang tak terhingga.
2. Syekh Muhammad Thoyyib Khoory,Keluarga sebagai donor AMCF dan segenap
pengurus AMCF
3. Bapak Dr. Irwan Akib, M.pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar
4. Bapak Drs. Mawardi Pewangi, M.pd.i Selaku Dekan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah tempat menimba ilmu selama ini
5. Dr. M. Ilham Mukhtar, Lc. M.A Selaku ketua jurusan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makasssar
6. Dr. M. Ilham Mukhtar, Lc.M.A, selaku pembimbing I dan juga kepada Dr. Yusri
M.Arsyad, M.A pembimbing II telah berkenan meluangkan waktunya kepada
peneliti dalam proses pembimbingan hingga perampungan skripsi.
7. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah
Makassar yang telah memberikan banyak ilmunya kepada peneliti dan
memberikan pelayanan yang maksimal kepada mahasiswa selama menimba ilmu.
Akhirnya kepada semua pihak, atas bentuannya semoga bernilai ibadah di sisi
Allah Swt.Amin
Makassar, 30 Agustus 2015
Penyusun,
Munawar Khalil
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI .............................................. iii
MOTTO ............................................................................................ iv
ABSTRAK ....................................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................... vii
DAFTAR TABEl, DAFTAR GAMBAR ................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Pembahasan teori .............................................................................. 7
1. Pengertian Pernikahan Dini ........................................................ 7
2. Dali menunjukkan bolehnya pernikahan dini ............................. 8
3. Dalil dalil yang lain ..................................................................... 8
4. Dasar hukum nikah ..................................................................... 10
5. Tujuan pernikahan ....................................................................... 11
6. Hikmah pernikahan ..................................................................... 14
7. Pernikahan dini menurut negara.................................................. 16
8. Pernikahan dini terhadap islam ................................................... 17
9. Perceraian .................................................................................... 19
10. Dalil dasar hukum penceraian talak ........................................... 20
11. Shighat (ucapan) cerai talak ........................................................ 22
12. Talak sharih ................................................................................. 22
13. Talak kinayah .................................................................. ………. 22
14. Rukun talak bagi suami ............................................................... 24
15. Cerai talak oleh suami ................................................................. 24
B. Kerangka Pikir ................................................................................. 26
C. Hipotesis penelitian ........................................................................... 26
D. Defenisi operasional .......................................................................... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi penelitian ............................................................................... 29
B. Waktu penelitian ............................................................................... 29
C. Jenis penelitian .................................................................................. 30
D. Jenis data ........................................................................................... 30
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 31
F. Populasi dan sampel .......................................................................... 32
G. Teknik pengambilan sampel ............................................................. 33
H. Defenisi operasional variable ............................................................ 33
I. Metode penelitian .............................................................................. 34
J. Pengujian hipotesis ........................................................................... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum lokasi penelitian.................................................... 39
1. Pembagian administrative. .......................................................... 40
2. Kecamatan ................................................................................... 40
3. Kekeringan lereng ....................................................................... 40
4. Ketinggian muka laut .................................................................. 42
BAB V HASIL PENELITIAN .............................................................. 43
A.Analisis validitas dan reliabilitas .............................................. 43
B. Pengujian data ................................................................................... 53
C. Analisis data dan interpretasi ............................................................ 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ....................................................................................... 58
B. Saran .................................................................................................. 58
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 59 LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................... 60 PERSURATAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pernikahan dini merupakan fenomena yang sudah sejak lama marak
terjadi di Indonesia khususnya pada remaja pedesaan. Analisis survei penduduk
antar sensus (SUPAS) dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) menunjukan bahwa angka pernikahan untuk kelompok umur 15-19
tahun di perkotaan lebih rendah dibanding di pedesaan, perbedaannya cukup
tinggi yakni 5,28% di perkotaan dan 11,88% di pedesaan. Fenomena ini
memberikan banyak dampak negatif khususnya bagi gadis remaja. Penelitian
Jannah (2012) menunjukkan bahwa pernikahan yang dilakukan gadis pada usia
dini berpotensi pada kerusakan alat reproduksi yang disebabkan oleh hubungan
seks yang terlalu dini1. Penting untuk diketahui bahwa kehamilan pada usia
kurang dari 17 tahun akan meningkatkan resiko komplikasi medis. Anatomi tubuh
gadis remaja yang belum siap untuk proses mengandung maupun melahirkan,
berpotensi pada terjadinya komplikasi berupa obstructed labour dan obstetric
fistula (Fadlyana dkk, 2009).
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI (1994:122) menyatakan
bahwa “Pada masa yang lalu, usia perkawinan di daerah penelitian relatif rata-
rata usia muda terutama anak-anak wanita”. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan RI (1994:96) juga menyatakan “…masyarakat di daerah penelitian
1 Penelitian Jannah (2012) “pengaruh pernukahan dini terhadap tingkat perceraian”
pada zaman dahulu, usia kawin para jejaka dan gadis rata-rata antara 16 sampai
17 tahun”. Bahkan di beberapa daerah tertentu seperti pada masyarakat Melayu
tradisional yang bermukim di Dompak Seberang, usia kawin bisa mencapai 13
tahun untuk perempuan dan 15 tahun untuk laki-laki (Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan RI, 1995:37).
Undang-undang negara kita telah mengatur batas usia perkawinan. Dalam
Undang-undang Perkawinan bab II pasal 7 ayat 1 disebutkan bahwa perkawinan
hanya diizinkan jika pihak pria mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun dan
pihak perempuan sudah mencapai umur 16 (enam belas tahun) tahun.
Data United Nations Population Fundation Association (UNPFA) pada
tahun 2003, mempertegas bahwa 15-30% persalinan pada usia dini akan disertai
dengan komplikasi kronik, yaitu obstetric fistula. Selain resiko obstetric fistula,
penelitian Bayisenge (2010) menjelaskan bahwa kehamilan di usia yang sangat
muda juga ternyata berhubungan dengan angka kematian ibu, fertilitas yang
tinggi, kehamilan dengan jarak yang singkat, juga resiko tertular penyakit HIV.
Tingkat pernikahan di bawah umur di Sulawesi Selatan (Sulsel).
Tingginya tingkat pernikahan di bawah umur tersebut merupakan hasil
identifikasi terhadap permasalahan perempuan dan anak, (Badan Pemberdayaan
Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Sulsel pada 2011)2.
Penelitian Landung dkk (2009) 3menambahkan bahwa pernikahan dini
juga memberikan dampak negatif pada kemampuan gadis remaja dalam
2 Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Sulsel pada 2011 3 Landung dkk Penelitian (2009)
bernegosiasi dan mengambil keputusan dalam hidup. Hal tersebut mendorong
pada ketidakmampuan gadis remaja dalam menyampaikan pendapat dan
mengambil sikap ketika menghadapi permasalahan hidup, sehingga terjadi
dominasi pasangan (suami) yang lebih dewasa yang berujung pada banyaknya
terjadi kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Berdasarkan tugas perkembangan, Erikson dalam Santrock (2012)
menyebutkan bahwa remaja berada pada tahap identitas versus kebingungan
identitas (identity versus identity confusion). 4Pada masa tersebut remaja harus
memutuskan siapa dirinya (keberadaan diri), apa dan bagaimana dirinya mencapai
masa depannya. Oleh sebab itu, pembentukan identitas pada remaja merupakan
hal yang penting. Sebagai individu yang berada pada masa transisi, remaja akan
banyak dipengaruhi oleh lingkungan beserta proses sosial yang ada. Oleh karena
itu, akan terjadi krisis identitas yang timbul akibat dari konflik internal yang
berawal dari masa transisi tersebut. Adapun konflik internal yang dimaksud
adalah konflik antara keinginan untuk mengelola dirinya sendiri secara mandiri,
dengan kebutuhannya akan perhatian dan pertolongan dari orang tua dan orang
dewasa lainnya. Masalah ini menjadi perhatian dan perlu segera mendapat
penyelesaian yang baik dengan mengelola ulang (reorganization) atau
membentuk ulang (restucturing) identitas diri remaja. Sebab jika krisis identitas
tersebut tidak segera diselesaikan, maka akibatnya dikhawatirkan akan
menampilkan kepribadian remaja yang tidak jelas dan terombang-ambing.
4 Santrock, J.W. (2003). Adolescence. Terjemahan edisi keenam. Jakarta : Erlangga Hal. 112
Terlebih terkait keberadaannya sebagai bagian dari suatu masyarakat, seorang
individu remaja diharap memiliki kesamaan identitas dengan identitas yang
dimiliki masyarakat. Hal tersebut penting dimiliki oleh remaja untuk
mengukuhkan diri sebagai bagian dari kelompok masyarakat.
Remaja yang melakukan pernikahan dini atau sebelum usia biologis
maupun psikologis yang tepat, sangat rentan menghadapi dampak buruknya. Pada
saat itu pengantinnya belum siap untuk menghadapi tanggung jawab yang harus
diemban seperti orang dewasa. Padahal kalau menikah itu kedua belah pihak
harus sudah cukup dewasa dan siap untuk menghadapi permasalahan-
permasalahan baik itu ekonomi, pasangan, maupun anak. Sementara itu mereka
yang menikah dini umumnya belum cukup mampu menyelesaikan permasalahan
secara matang. Kondisi kematangan psikologis ibu menjadi hal utama karena
sangat berpengaruh terhadap pola asuh anak di kemudian hari. Dalam mendidik
anak dibutuhkan pendewasaan diri karena jika tidak, sang ibu hanya akan merasa
terbebani sebab di satu sisi masih ingin menikmati masa muda dan di sisi lain dia
harus mengurusi keluarganya sehingga arti atau gambaran tentang kasih sayang
akan rusak, akibat belum pahamnya sebuah lembaga pernikahan tersebut.
Seiring dengan adanya kemajuan dalam segala bidang dewasa ini terutama
dalam bidang pendidikan, hal-hal tersebut sudah banyak berubah dari kebiasaan-
kebiasaan yang berlaku. Pada zaman dahulu, anak perempuan sedikit dibedakan
dengan anak laki-laki dalam menuntut ilmu pengetahuan namun dewasa ini, anak
laki-laki dan anak perempuan mempunyai hak yang sama dalam mengejar ilmu
pengetahuan di sekolah. Akibatnya, usia kawin baik anak laki-laki maupun anak
perempuan menjadi makin panjang. Hal ini dikarenakan mereka sibuk menuntut
ilmu pengetahuan di bangku sekolahan. Dapat dikatakan bahwa dalam masa
perkembangan pendidikan dewasa ini, kesadaran masyarakat tentang arti
pendidikan nampak semakin jelas.
Dalam penelitian ini peneliti ingin mencari jawaban dari dua pokok
permasalahan yang dirumuskan seperti faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
terjadinya penikahan dini dan bagaimanakah pengaruh pernikahan dini tersebut
terhadap tingginya tingkat perceraian yang tercatat. Dari sini penyusun tertarik
untuk meneliti fenomena pernikahan dini yang ada di wilayah Kabupaten Maros.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang ada pada latar belakang masalah tersebut, maka
dapat ditemukan pokok permasalahan yang akan dibahas lebih lanjut dalam
penelitian ini, sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh pernikahan dini terhadap tingkat perceraian di
Kabupaten Maros?
2. Apakah faktor-faktor yang memengaruhi sehingga terjadi pernikahan dini di
Kabupaten Maros?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi sehingga terjadi
pernikahan dini di Kabupaten Maros
2. Untuk mengetahui pengaruh pernikahan dini terhadap tingkat perceraian di
Kabupaten Maros.
D. Manfaat penelitian
1. Penelitian ini berguna bagi pembaca, dan penulis sendiri khusus dalam
prihatinan terhadap pernikahan dini dan tingkat perceraian.
2. Sebagai bahan acuan pada peneliti selanjutnya yang kajianya berhubungan
dengan penelitian yang relevan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembahasan Teori
1. Pengertian Pernikahan Dini
Pernikahan berasal dari kata nikah (نبح) yang menurut bahasa artinya
mengumpulkan, saling memasukkan, dan digunakan untuk arti bersetubuh.
Kata “nikah” sendiri sering dipergunakan untuk arti persetubuhan (coitus),
juga untuk arti akad nikah. Banyak definisi nikah yang dikemukakan oleh
para ulama, namun pada hakikatnya, semuanya mempunyai persamaan arti
dan tujuan, yaitu untuk menghalalkannya hubungan antara laki-laki dengan
perempuan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, perkawinan berasal dari
kata “kawin” yang menurut bahasa artinya membentuk keluarga dengan lawan
jenis; melakukan hubungan kelamin atau bersetubuh.
Adapun definisi nikah menurut hukum Islam salah satunya diungkapkan
oleh Wahbah az-Zuhaily yaitu: “Perkawinan menurut syara‟ yaitu akad yang
ditetapkan syara‟ untuk membolehkan bersenang-senang antara laki-laki
dengan perempuan dan menghalalkan bersenang-senangnya perempuan
dengan laki-laki.”
Ibnu Syubromah mencoba melepaskan diri dari kungkungan teks.
Memahami masalah ini dari aspek historis, sosiologis, dan kultural yang ada.
Sehingga dalam menyikapi pernikahan Nabi Saw dengan Aisyah (yang saat
itu berusia usia 6 tahun), Ibnu Syubromah menganggap sebagai ketentuan khusus
bagi Nabi Muhammad SAW, yang tidak bisa ditiru umatnya.
2. Dalil-dalil menunjukkan bolehnya pernikahan pada usia dini/belia.
Hukumnya boleh (mubah) secara syar‟i dan sah seorang laki-laki dewasa
menikahi anak perempuan yang masih kecil (belum haid). Dalil kebolehannya
adalah Al-Qur`an dan As-Sunnah. Dalil Al-Qur`an adalah firman Allah SWT5
Al-Qur‟an yaitu QS At-Thalaq : 4 dan QS. An-Nisa : ayat 3 dan 127
اىلائ ئس ب ألاد الأد ذض اىلائ ى صلاصخ أشش ر فؼذ اسرجز إ سبئن ذض اى ه
سشا ش أ جؼو ى زق الل ي د ضؼ أ أجي
Dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (monopause) di antara
perempuan-perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya) maka
iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang
tidak haid. Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu idah mereka itu ialah
sampai mereka melahirkan kandungannya. Dan barang siapa yang bertakwa
kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.
ػبئشخ }ػ ذ سذ س ث جب رض سي ػي صي الل اىج ذ رسغ أ ث أدخيذ ػي ،
ذ رسؼب نضذ ػ {س زفق ػي
“Dari Aisyah ra (menceritakan) bahwasannya Nabi SAW menikahinya pada
saat beliau masih anak berumur 6 tahun dan Nabi SAW menggaulinya sebagai
istri pada umur 9 tahun dan beliau tinggal bersama pada umur 9 tahun pula”
(Muttafaq„alaihi).
5 QS At-Thalaq : 4 dan QS. An-Nisa : ayat 3 dan 127
3. Dalil-dalil yang lain adalah
Pertama : Firman Allah subhanahu wa ta’ala :
اى ب طبة ىن نذا فب ألا رقسطا ف اىزب خفز إ ادذح ألا رؼذىا ف خفز سثبع فئ صلاس ض سبء
رىل أد ألا رؼىا بن ينذ أ ب أ
aynitrA
“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak)
perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-
wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu
takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-
budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak
berbuat aniaya.”
Berkata Imam al-Maziri : “Ayat di atas merupakan dalil mayoritas ulama
(bahwa menikah hukumnya sunnah), karena Allah subhanahu wa ta’ala
memberikan pilihan antara menikah atau mengambil budak secara sepakat.
Seandainya menikah itu wajib, maka Allah tidaklah memberikan pilhan antara
menikah atau mengambil budak.6 Karena menurut ulama ushul fiqh bahwa
memberikan pilihan antara yang wajib dan yang tidak wajib, akan menyebabkan
hilangnya hakikat wajib itu sendiri, dan akan menyebabkan orang yang
meninggalkan kewajiban tidak berdosa. Perintah yang terdapat dalam hadist
Abdullah bin Mas‟ud di atas bukan menunjukkan kewajiban, tetapi menunjukan
“al-istihbab “(sesuatu yang dianjurkan).
Kedua : Bahwa menikah maslahatnya kembali kepada orang yang
melakukannya terutama yang berhubungan dengan pelampiasan syahwat,
sehingga dikatakan bahwa perintah di atas sebagai bentuk pengarahan saja.
6 Imam al-Maziri vol.9 hlm.237 Darul Kutub Ilmiah.
4. Dasar Hukum Nikah atau Perkawinan
Sesuai dengan firman Allah dalam al-Qur‟an sebagai berikut:
ء مو خيقب ش ج ص ىؼين رزمش
Artinya: dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan
supaya kamu mengingat kebesaran Allah7
Perkawinan atau Pernikahan adalah sunatullah, hukum alam di dunia.
Perkawinan dilakukan oleh manusia, hewan,bahkan oleh tumbuh-tumbuhan.
Bahwa segala sesuatu di dunia ini terdiri dari dua pasangan. Misalnya, air
yang kita minum terdiri dari oksigen dan hydrogen, listrik ada positif dan
negative dan lain sebagainya.
Pada dasarnya pernikahan itu diperintahkan oleh syara‟. Sebagaimana
ditegaskan dalam firman Allah SWT.
إ ف رقسطا ألا خفز نذا اىزب ب فب طبة ىن ض اىسبء صلاس سثبع فئ
ادذح رؼذىا ألا خفز ف ب أ ينذ أ بن 8.رؼىا ألا أد رىل
Artinya: Dan jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil terhadap
(hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka
kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat.
kemudian jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil, Maka (kawinilah)
seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah
lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.
Firman Allah:
نذا أ الأب ن بىذ اىص ػجبدم بئن إ فقشاء نا إ غ الل
فض ي الل اسغ ػي
7 ibid 8 ibid
Artinya:
dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan
orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki
dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan
memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha Luas (pemberian-
Nya) lagi Maha mengetahui
ؤ اى بد ؤ اى ثؼض ىبء ثؼض أ ش ؼشف أ ثبى نش ػ اى
ق لاح اىص ؤر مبح اىض طؼ سسى الل أىئل سشد الل إ الل
ػضض دن
Artinya:
dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian
mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka
menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar,
mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-
Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Rasulullah Saw bersabda:
ػ ػجذ الل ث سؼد سض الل ػ قبه: قبه ىب سسه الل صي الل ػي سي : ب ؼشش
ص ىيفشط ى سزطغ فؼي اىشجبة اسزطبع ن اىجبءح فيزضط فب اغض ىيجصش اد
ثب ىص فب ى جبء
Artinya
“ibnu mas’ud r.a berkata : Rasulullah Saw bersabda kepada kami:
Hai para pemuda, apabila diantara kamu mampu untuk kawin, hendaklah ia
kawin, sebab kawin itu lebih kuasa untuk menjaga mata dan kemaluan, dan
barang siapa tidak mampumaka hendaklah ia berpuasa sebab puasa itu
menjadi penjaga baginya ”.(HR. Bukhari-muslim)9
5. Tujuan Pernikahan
Kompilasi hukum islam merumuskan bahwa tujuan pernikahan adalah
untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah mawadah warahmah
yaitu rumah tangga yang tentram, penuh kasih sayang serta bahagia lahir dan
batin. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. Ar-ruum ayat 21
yang artinya:
آبر خيق أ ىن فسن اجب أ ب ىزسنا أص جؼو إى ن ح ث د خ سد إ
بد رىل ف ىق 10.زفنش
Artinya:
dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-
tanda bagi kaum yang berfikir.
Tujuan pernikahan tidak hanya terbatas pada hal-hal yang bersifat
biologis yang menghalalkan hubungan seksual antara kedua belah pihak,
tetapi lebih luas meliputi segala aspek kehidupan rumah tangga, baik lahiriah
maupun batiniah. Sesungguhnya pernikahan itu ikatan yang mulia dan penuh
barakah. Allah SWT mensyari‟atkan untuk keselamatan hambanya dan
kemanfaatan bagi manusia agar tercapai maksud dan tujuan yang baik.
Zakiyah Darajat dkk (2008) mengemukakan lima tujuan dalam pernikahan
yaitu:
9 Kitab al lu’lu wal marjan(mutiara hadist sahih bukhari dan muslim)2012 10 QS. Ar-ruum ayat 21(al qur‟an dan terjemhan)LPAR
a) Mendapatkan dan melangsungkan keturunan
b) Memenuhi hajat manusia menyalurkan syhwatnya dan menumpahkan
kasih sayangnya
c) Memenuhi panggilan agama, memelihara diri dari kejahatan dan
kerusakan
d) Menumbuhkan kesungguhan untuk bertanggung jawab
e) Membangun rumah tangga untuk membentuk masyarakat yang tentram
atas dasar cinta dan kasih sayang.
Pernikahan juga bertujuan untuk menata keluarga sebagai subjek untuk
membiasakan pengalaman-pengalaman ajaran agama. Fungsi keluarga adalah
menjadi pelaksana pendidikan yang paling menentukan. Sebab keluarga
merupakan salah satu diantara lembaga pendidikan informal, ibu bapak yang
dikenal pertama oleh putra putrinya dengan segala perlakuan yang diterima
dan yang dirasakannya, dapat menjadi dasar pertumbuhan pribadi/kepribadian
putra putri itu sendiri. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw:
“Tiada bayi yang dilahirkan melainkan lahir diatas fitrah maka ayah
dan ibundanya yang menjadikan ia yahudi nasrani atau majusi”. Sebagai
ibadah dan mendekatkan diri pada Allah SWT.
a) Untuk „iffah (menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang)
b) Memperbanyak umat Nabi Muhammad Saw.
c) Menyempurnakan agama
d) Menikah termasuk sunnahnya para utusan Allah
e) Melahirkan anak yang dapat memintakan pertolongan Allah untuk ayah
dan ibu mereka saat masuk surga
f) Menjaga masyarakat dari keburukan, runtuhnya moral, perzinaan dan lain
sebagainya
g) Legalitas untuk melakukan hubungan intim, menciptakan tanggung jawab
bagi suami dalam memimpin rumah tangga
h) Mempertemukan tali keluarga yang berbeda sehingga memperkokoh
lingkaran keluarga
i) Saling mengenal dan menyayangi
j) Menjadikan ketenangan kecintaan dalam jiwa suami dan istri
k) Sebagai pilar untuk membangun rumah tangga islam yang sesuai dengan
ajaran-Nya
l) Suatu tanda kebesaran Allah SWT
m) Memperbanyak keturunan umat islam dan menyemarakkan bumi melalui
proses pernikahan
n) Unuk mengikuti panggilan iffah dan menjaga pandangan kepada hal-hal
yang diharamkan.
6. Hikmah Pernikahan
Sejalan dengan tujuannya pernikahan memiliki sejumlah hikmah bagi
orang yang melakukannya. serta menurut Zakiyah Daradjat11, ulama fiqih
kontemporer dalam bukunya fiqhus-sunnah mengemukakan sebagai berikut:
a) Dapat menyalurkan naluri seksual dengan cara sah dan terpuji
11 (Zakiyah Daradjat 2008)
b) Memelihara dan memperbanyak keturunan dengan terhormat sehingga dapat
menjaga kelestarian hidup umat manusia
c) Naluri keibuan dan kebapakan akan saling melengkapi dalam kehidupan
rumah tangga bersama anak-anak
d) Melahirkan organisasi dengan pembagian tugas/tanggung jawab tertentu,serta
melatih kemampuan bekerjasama
e) Terbentuknya tali kekeluargaan dan silaturrahmi antar keluarga.
Melakukan pernikahan tanpa kesiapan dan pertimbangan yang matang
dari satu sisi dapat mengindikasikan sikap tidak affresiatif terhadap makna nikah
dan bahkan lebih jauh bisa merupakan pelecehan terhadap kesakralan sebuah
pernikahan. Atas dasar itu, suatu pernikahan boleh dilakukan apabila keduanya
baik laki-laki maupun perempuan sudah dianggap mampu dan siap baik dari segi
fisik maupun psikis. Maka, ada batasan umur minimal dalam perkawinan.
Undang-undang Perkawinan memberikan batas minimal usia perkawinan.
Dalam bab II pasal 7 ayat 1 disebutkan bahwa perkawinan hanya diizinkan jika
pihak pria mencapai umur 19 tahun dan pihak perempuan sudah mencapai umur
16 tahun. Hal ini dimaksudkan agar kedua belah pihak benar-benar siap dan
matang dari sisi fisik, psikis dan mental.
Pernikahan yang ideal, untuk perempuan adalah 21-25 tahun sementara
laki-laki 25-28 tahun. Karena di usia itu organ reproduksi perempuan secara
psikologis sudah berkembang dengan baik dan kuat serta siap untuk melahirkan
keturunan secara fisik pun mulai matang. Sementara laki-laki pada usia itu
kondisi psikis dan fisiknya sangat kuat, hingga mampu menopang kehidupan
keluarga untuk melindungi baik sera psikis emosional, ekonomi dan sosial.
Apabila pernikahan yang dilakukan pada saat dimana umur dari salah
satu atau kedua mempelai masih dibawah umur, maka yang demikian disebut
dengan Nikah dini. Adapun patokan umur seseorang dikatakan menikah dini
berbeda-beda. Ada yang mengatakan di bawah umur 21 tahun dan adapula yang
mengatakan di bawah 17 tahun namun untuk menyamakan persepsi pada
penelitian ini, maka nikah dini disini kami artikan sebagai pernikahan yang
dilakukan oleh seseorang ketika orang tersebut masih dalam usia pendidikan,
yaitu mereka yang sedang mengenyam pendidikan di bangku SMP-SMA atau
sekitar dibawah umur 16 tahun bagi perempuan dan dibawah umur 19 tahun bagi
laki-laki.
7. Pernikahan Dini menurut Negara
Undang-undang negara kita telah mengatur batas usia perkawinan. Dalam
Undang-undang Perkawinan bab II pasal 7 ayat 1 disebutkan bahwa perkawinan
hanya diizinkan jika pihak pria mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun dan
pihak perempuan sudah mencapai umur 16 (enam belas tahun) tahun.
Kebijakan pemerintah dalam menetapkan batas minimal usia pernikahan ini
tentunya melalui proses dan berbagai pertimbangan. Hal ini dimaksudkan agar
kedua belah pihak benar-benar siap dan matang dari sisi fisik, psikis dan mental.
Dari sudut pandang kedokteran, pernikahan dini mempunyai dampak
negatif baik bagi ibu maupun anak yang dilahirkan. Menurut para sosiolog,
ditinjau dari sisi sosial, pernikahan dini dapat mengurangi harmonisasi keluarga.
Hal ini disebabkan oleh emosi yang masih labil, gejolak darah muda dan cara
pikir yang belum matang. Melihat pernikahan dini dari berbagai aspeknya
memang mempunyai banyak dampak negatif. Oleh karenanya, pemerintah hanya
mentolerir pernikahan diatas umur 19 tahun untuk pria dan 16 tahun untuk
wanita.
8. Pernikahan Dini menurut Islam
Hukum Islam secara umum meliputi lima prinsip yaitu perlindungan
terhadap agama, jiwa, keturunan, harta, dan akal. Dari kelima nilai universal
Islam ini, satu diantaranya adalah agama menjaga jalur keturunan (hifdzu al
nasl). Oleh sebab itu Syekh Ibrahim 12: menuturkan bahwa agar jalur nasab
tetap terjaga, hubungan seks yang mendapatkan legalitas agama harus melalui
pernikahan. Seandainya agama tidak mensyari‟atkan pernikahan, niscaya
geneologi (jalur keturunan) akan semakin kabur.
Agama dan negara terjadi perselisihan dalam memaknai pernikahan dini.
Pernikahan yang dilakukan melewati batas minimnal Undang-undang
Perkawinan, secara hukum kenegaraan tidak sah. Istilah pernikahan dini menurut
negara dibatasi dengan umur. Sementara dalam kaca mata agama, pernikahan
dini ialah pernikahan yang dilakukan oleh orang yang belum baligh.
Terlepas dari semua itu, masalah pernikahan dini adalah isu-isu kuno
yang sempat tertutup oleh tumpukan lembaran sejarah. Dan kini, isu tersebut
kembali muncul ke permukaan. Hal ini tampak dari betapa dahsyatnya benturan
ide yang terjadi antara para sarjana Islam klasik dalam merespons kasus tersebut.
12 (Syekh Ibrahim 1990)
Pendapat yang dituturkan Ibnu Hajar al ‟Asqalani, Jalaluddin Suyuthi,
pernikahan dini (pernikahan sebelum usia baligh). Menurutnya, nilai esensial
pernikahan adalah memenuhi kebutuhan biologis, dan melanggengkan
keturunan. 13Sementara dua hal ini tidak terdapat pada anak yang belum baligh.
Ia lebih menekankan pada tujuan pokok pernikahan. Sebaliknya, mayoritas pakar
hukum Islam melegalkan pernikahan dini. Pemahaman ini merupakan hasil
interpretasi dari QS. al Thalaq: 4 yang berbunyi:
ٱ س ئ ـ ى ذض ى ٱ سب ئن رج س ٱ إ ز ر ٱ ش أش ضخ صي فؼذ
ـ ى ذض ى
ى أ ٱ ذ به د لأ ضؼ أ أجي د ي ٱ زق ؼوج لل ۥى ٤14 اش س شۦ أArtinya:
“Dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (monopause) di antara
perempuan-perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya), maka
masa iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu (pula) perempuan – perempuan
yang tidak haid. Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu
ialah sampai mereka melahirkan kandungannya. Dan barang siapa yang
bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam
urusannya.”
Disamping itu, sejarah telah mencatat bahwa Aisyah dinikahi Baginda
Nabi dalam usia sangat muda. Begitu pula pernikahan dini merupakan hal yang
lumrah di kalangan sahabat. Bahkan sebagian ulama menyatakan pembolehan
nikah dibawah umur sudah menjadi konsensus pakar hukum Islam. Wacana yang
diluncurkan Ibnu Syubromah dinilai lemah dari sisi kualitas dan kuantitas,
sehingga gagasan ini tidak dianggap. Konstruksi hukum yang di bangun Ibnu
13 Jalaluddin Suyuthi, Jami‟ al Shaghir hlm.210 Darul Kutub Ilmiah, Beirut.
14 al Thalaq: 4
Hajar sangat rapuh dan mudah terpatahkan. Pada hakekatnya, penikahan dini
juga mempunyai sisi positif. Kita tahu, saat ini pacaran yang dilakukan oleh
pasangan muda-mudi acapkali tidak mengindahkan norma-norma agama.
Kebebasan yang sudah melampui batas, dimana akibat kebebasan itu kerap kita
jumpai tindakan-tindakan asusila di masyarakat. Fakta ini menunjukkan betapa
moral bangsa ini sudah sampai pada taraf yang memprihatinkan. Hemat penulis,
pernikahan dini merupakan upaya untuk meminimalisir tindakan-tindakan negatif
tersebut. Daripada terjerumus dalam pergaulan yang kian mengkhawatirkan, jika
sudah ada yang siap untuk bertanggungjawab dan hal itu legal dalam pandangan
syara‟ .
9. Perceraian
Perceraian atau talak yang dikenal juga dengan istilah gugat cerai adalah
pemutusan hubungan suami-istri dari hubungan pernikahan atau perkawinan
yang sah menurut syariah Islam dan/atau sah menurut syariah dan negara.
Perceraian adalah hal yang menyedihkan dan memiliki implikasi sosial yang
tidak kecil terutama bagi pasangan yang sudah memiliki keturunan. Oleh karena
itu, sebisa mungkin ia dihindari. Namun Islam memberi jalan keluar apabila ia
dapat menjadi jalan atau solusi terbaik bagi keduanya.
Dalam syariah cerai atau talak adalah melepaskan ikatan perkawinan atau
putusnya hubungan perkawinan antara suami dan istri dalam waktu tertentu atau
selamanya.
10. Dalil Dasar Hukum Perceraian Talak
ق ىطي ٱ رب ش ؼ سبك فئ شف ث لا س ثئد شخ رس أ ذو ب خزا رأ أ ىن ءار ز
ب ألا خبفب أ إلا ا ش ٱ دذد ق لل خف فئ ب ألا ز ٱ دذد ق جبح فلا لل بػي ب زذد ف ٱ ف
ۦ ث ٱ دذد ل ري زذب رؼ فلا لل ٱ دذد زؼذ لل
ى ئل فأ ٱ ىظ 15 ٢٢٢ ي
Artinya:
Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi
dengan cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal
bagi kamu mengambil kembali sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada
mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan
hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak
dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya
tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya. Itulah
hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang
melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah orang-orang yang zalim.
ب ٱ أ طيق إرا ىج ء ىسب ٱ ز فطيق ر أد ىؼذ ح ى ٱ صا ٱ رقا ٱ ؼذ لل رخ لا سثن شج
لا ثر أ أ إلا شج خ خ ذشخ ثف ر ج ري ٱ دذد ل لل ٱ دذد زؼذ فقذ لل ظي
ٱ ىؼو سرذ لا ۥ س ف ىل ر ذ ثؼ ذس ذ لل ثيغ فئرا ١ اش أ أجي فأ ؼ سن شف ث أ
ؼ فبسق أش شف ث ذا ه ػذ ر ن ا أق ذح ىش ٱ لل ر ػع ىن ۦث ؤ مب
ٱث ٱ لل ى خش لأ ٱ ٱ زق ؼوج لل خ ۥى ش ٢ بشج صق زست ذ لا ش د مو ز
ٱ ػي لل ۥ ج دس ف ٱ إ يغ ث لل ٱ جؼو قذ ۦ ش أ ىنو لل ٱ ٣ اس قذ ء ش ئس ـ ى ذض ى ٱ
سب ئن رج س ٱ إ ز ر ٱ ش أش ضخ صي فؼذ ـ ى أ ذض ى ى ٱ ذ به د لأ ضؼ أ أجي
د ي ٱ زق ؼوج لل ۥى ىل ر ٤ اش س شۦ أ ٱ ش أ ۥ أضى لل إى ن ٱ زق نفش لل
ػ س ؼ ۦار ن أس ٥ شاأج ۥ ى ظ سنز ش د ج لا ذم رضب س
ىزضقا ػي إ ى م ذ أ فأفقا و د ػي ضؼ دز د ي ضؼ أس فئ ىن
ف ار أ أجس شا ر ؼ نث إ شف ث رؼبسش أخ ۥ ى ضغ فسزش ر ر ىفق ٦ ش
15 QS Al-Baqarah 2:229
سؼخ ۦ سؼز قذس ب فق في ۥق سص ػي ٱ ءارى ٱ نيف لا لل ب إلا سبف لل ب ءارى
ٱ ؼو سج 16 ٧ اش س ش ػس ذ ثؼ لل
Artinya:
“Hai Nabi, apabila kamu menceraikan isteri-isterimu maka hendaklah
kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya
(yang wajar) dan hitunglah waktu iddah itu serta bertakwalah kepada Allah
Tuhanmu. Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan
janganlah mereka (diizinkan) ke luar kecuali mereka mengerjakan perbuatan
keji yang terang. Itulah hukum-hukum Allah dan barangsiapa yang melanggar
hukum-hukum Allah, maka sesungguhnya dia telah berbuat zalim terhadap
dirinya sendiri. Kamu tidak mengetahui barangkali Allah mengadakan
sesudah itu sesuatu hal yang baru.”(ayat 1)
“Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah
mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah
dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu
tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan
itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa
kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.”(ayat 2)
“Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.
Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan
mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan
yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan
bagi tiap-tiap sesuatu.”(ayat 3)
“Dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (monopause) di
antara perempuan-perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang masa
iddahnya), maka masa iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu (pula)
perempuan-perempuan yang tidak haid. Dan perempuan-perempuan yang
hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan
kandungannya. Dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah
menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (ayat 4)
“Itulah perintah Allah yang diturunkan-Nya kepada kamu, dan
barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus
kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya.” (ayat 5)
“Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal
menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk
16 QS At-Talaq 65:1-7
menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah
ditalaq) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga
mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu
maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara
kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan maka
perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.”(ayat 6)
“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut
kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi
nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan
beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan
kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah
kesempitan.”(ayat 17)
11. Shighat (Ucapan) Cerai Talak
Ditinjau dari segi shighat, lafadz, ucapan cerai talak dari seorang suami
pada istri, talak ada dua macam yaitu talak sharih (langsung, jelas, eksplisit) dan
talak kinayah (tidak langsung, sindiran, implisit). Kedua shighat talak ini
memiliki hukum tersendiri dalam soal terjadinya talak atau tidak.
12. Talak Sharih (Langsung)
Talak sharih adalah ucapan talak secara jelas dan eksplist yang apabila
diucapan pada istri maka jatuhlah talak/perceraian walaupun suami tidak berniat
untuk cerai. Lafadz talak sharih ada 3 (tiga) yaitu:
a) Talak atau cerai. Seperti kata suami pada istri: "Aku menceraikanmu." atau
"Kamu dicerai", dsb.
b) Pisah (mufaraqah)
c) Sarah (pisah)
13. Talak Kinayah (Tidak Langsung, Implisit)
17 QS At-Talaq 65:1-7
Yaitu kata yang mengandung nuansa atau makna perceraian tapi tidak
secara langsung. Seperti kata suami pada istri "Pulanglah pada orang tuamu!"
Termasuk talak kinayah adalah talak sharih tapi dibuat secara tertulis atau
melalui SMS (short text message).
a. Hukum Cerai/Talak
Hukum talak/perceraian itu beragam: bisa wajib, sunnah, makruh, haram,
mubah.
b. Talak Itu Wajib Apabila:
1) Jika suami isteri tidak dapat didamaikan lagi.
2) Dua orang wakil daripada pihak suami dan isteri gagal membuat kata
sepakat untuk perdamaian rumah tangga mereka.
3) Apabila pihak pengadilan berpendapat bahawa talak adalah lebih baik.
Jika tidak diceraikan dalam keadaan demikian, maka berdosalah suami.
c. Perceraian Itu Haram apabila:
1) Menceraikan isteri ketika sedang haid atau nifas.
2) Ketika keadaan suci yang telah disetubuhi.
3) Ketika suami sedang sakit yang bertujuan menghalang isterinya dari pada
menuntut harta pusakanya.
4) Menceraikan isterinya dengan talak tiga sekaligus atau talak satu tetapi
disebut berulang kali sehingga cukup tiga kali atau lebih.
d. Perceraian Itu Hukumnya Sunnah Apabila:
1) Suami tidak mampu menanggung nafkah isterinya.
2) Isterinya tidak menjaga martabat dirinya.
e. Cerai Hukumnya Makruh Apabila
Suami menjatuhkan talak kepada isterinya yang baik, berakhlak mulia dan
mempunyai pengetahuan agama.
f. Cerai Hukumnya Mubah Apabila
Suami lemah keinginan nafsunya atau isterinya belum datang haid atau telah
putus haidnya.
14. Rukun Talak bagi Suami
1) Berakal sehat
2) Baligh
3) Dengan kemauan sendiri
a. Rukun Talak bagi Isteri
1) Akad nikah sah
2) Belum diceraikan dengan talak tiga oleh suaminya
b. Lafadz/teks talak
1) Ucapan yang jelas menyatakan penceraiannya
2) Dengan sengaja dan bukan paksaaan
15. Cerai Talak Oleh Suami
Yaitu perceraian yang dilakukan oleh suami kepada istri. Ini adalah
perceraian/talak yang paling umum. Status perceraian tipe ini terjadi tanpa harus
menunggu keputusan pengadilan. Begitu suami mengatakan kata-kata talak pada
istrinya, maka talak itu sudah jatuh dan terjadi. Keputusan Pengadilan Agama
hanyalah formalitas.
Talak atau gugat cerai yang dilakukan oleh suami terdiri dari 4 (empat)
macam sebagai berikut.
a) Talak raj‟i
Yaitu perceraian di mana suami mengucapkan (melafazkan) talak satu
atau talak dua kepada isterinya. Suami boleh rujuk kembali ke isterinya ketika
masih dalam iddah. Jika waktu iddah telah habis, maka suami tidak dibenarkan
merujuk melainkan dengan akad nikah baru.
b) Talak bain
Yaitu perceraian di mana suami mengucapkan talak tiga atau melafazkan
talak yang ketiga kepada isterinya. Isterinya tidak boleh dirujuk kembali. Si
suami hanya boleh merujuk setelah isterinya menikah dengan lelaki lain, suami
barunya menyetubuhinya, setelah diceraikan suami barunya dan telah habis
iddah dengan suami barunya.
c) Talak sunni
Yaitu perceraian di mana suami mengucapkan cerai talak kepada
isterinya yang masih suci dan belum disetubuhinya ketika dalam keadaan suci.
d) Talak bid‟i
Suami mengucapkan talak kepada isterinya ketika dalam keadaan haid atau
ketika suci tapi sudah disetubuhi (berhubungan intim).
e) Talak taklik
Talak taklik ialah suami menceraikan isterinya secara bersyarat dengan
sesuatu sebab atau syarat. Apabila syarat atau sebab itu dilakukan atau berlaku,
maka terjadilah penceraian atau talak.
B. Kerangka Pikir
Bagan ini menjelaskan bahwa skema kerangka pikir dalam penelitian ini,
sebagai berikut:
C. Hipotesis Penelitian
1. Diduga ada pengaruh faktor-faktor yang memengaruhi pernikahan dini
terhadap tingkat perceraian di Kabupaten Maros
2. Diduga ada pengaruh pernikahan dini terhadap tingkat perceraian di
Kabupaten Maros.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi yang digunakan oleh peneliti
dalam mengukur variabel-variabel yang di teliti. Adapun definisi operasional yng
digunakan adalah sebagai berikut :
1. Karakteristik Remaja
Variabel Pengaruh Tingkat
Perceraian Pernikahan Dini
1. Karakteristik remaja
2. Pembentukan identitas remaja
Pengaruh pernikahan dini
terhadap tingkat perceraian
Faktor-faktor terjadinya
pernikahan dini:
1. Tingkat ekonomi keluarga
2. Pendidikan orangtua
3. Sosial-Budaya
4. Perintah Agama
Pernikahan dini
Variabel Operasional Indikator Jenis Data
Usia Lamanya responden hidup
di dunia hingga
memutuskan untuk
menikah dini yang diukur
dalam satuan tahun dan
dikategorikan berdasarkan
pembagian masa remaja.
- Tinggi : Usia 11-15 tahun
- Sedang : Usia 16-18 tahun
- Rendah : Usia 18-22 tahun
Ordinal
Tingkat
Pendidikan
Jenjang pendidikan formal
yang pernah ditempuh
oleh responden
Tinggi:
SMA/SMK/Sederajat
Sedang:
SMP/MTS/Sederajat
Rendah:
Tidak sekolah, SD/MI/ Sederajat
Ordinal
Tingkat
kemandirian
Kemampuan responden
untuk tidak tergantung
pada orangtua
- Tinggi
- Rendah
(Skor diukur dari total skor
peryataan terkait karakteristik
remaja. Penentuan tinggi rendah
ditentukan berdasarkan data
emik)
Interval
2. Faktor-faktor Pernikahan Dini
Variabel Operasional Indikator Jenis data
Tingkat
ekonomi
keluarga
Kemampuan keluarga
dalam memenuhi
kebutuhan keluarga
- Tinggi
- Rendah
(Skor diukur dari total skor
peryataan terkait karakteristik
remaja. Penentuan tinggi
rendah ditentukan berdasarkan
data emik)
Interval
Pendidikan
orangtua
Ajaran dan nilai-nilai
yang disampaikan
orangtua kepada
responden yang
mempengaruhi
responden menikah dini
- Tinggi
- Rendah
(Diukur dari jumlah skor total
pernyataan terkait karakteristik
remaja. Penentuan tinggi
rendah ditentukan berdasarkan
data emik)
Interval
Perintah Agama Aturan dan nilai-nilai di
dalam Agama
- Tinggi
- Rendah
(Diukur dari jumlah skor total
pernyataan terkait karakteristik
remaja. Penentuan tinggi
rendah ditentukan berdasarkan
Interval
data emik)
Sosial Budaya Aturan dan nilai-nilai
yang berkembang di
dalam masyarakat.
- Tinggi
- Rendah
(Diukur dari jumlah skor total
pernyataan terkait karakteristik
remaja. Penentuan tinggi
rendah ditentukan berdasarkan
data emik)
Interval
3. Pembentukan Identitas Sosial
Variabel Operasional Indikator Jenis data
Atribusi personal
(konsep diri)
Tingkat afek responden
terhadap dirinya sendiri
- Tinggi
- Rendah
(Skor diukur dari total skor
peryataan terkait
karakteristik remaja.
Penentuan tinggi rendah
ditentukan berdasarkan data
emik)
Interval
Keanggotaan
kelompok
Tingkat afek responden
sebagai bagian dari
kategori sosial
masyarakat Kabupaten
Maros
Tinggi:
responden menganggap
dirinya sebagai bagian dari
kategori sosial masyarakat
Kabupaten Maros
Rendah:
responden menganggap
dirinya bukan dari kategori
sosial masyarakat di
Kabupaten Maros.
(Skor diukur dari total skor
peryataan terkait
karakteristik remaja.
Penentuan tinggi rendah
ditentukan berdasarkan data
emik)
Interval
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada dasarnya tujuan penelitian adalah untuk memecahkan permasalahan
yang muncul, sehingga langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian harus
sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan. Metode penelitian dipakai sebagai
acuan tentang rencana dan prosedur bagaimana penelitian itu dilaksanakan.
A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat sumber data yang dianggap sebagai suatu
populasi sehingga bisa diambil sampelnya sebagai subyek yang akan diteliti.
Dalam penelitian ini, penelitian dilakukan pada Kabupaten Maros.
B. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi atau Universe adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang
ciri-cirinya akan diduga (Arikunto, suharsimi. 1991). Dalam suatu survey tidak
perlu untuk meneliti semua individu di dalam suatu populasi karena akan
memerlukan waktu, tenaga dan biaya yang besar.
2. sampel
Sampel adalah bagian kecil dari suatu populasi. Agar sampel yang diambil
representatif atau mewakili populasi maka pengambilan sampelnya harus
tepat18. Pengambilan sampel dalam penelitian ini diambil secara acak (Simple
18 Arikunto, suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: rineka cipta
Random Sampling) terhadap masyarakat yang masuk pada kategori nikah dini
sebanyak 50 orang.
C. Waktu Penelitian
Penelitian mengenai pengaruh pernikahan dini terhadap tingkat perceraian
dilaksanakan dari 10 Juli sampai 10 Agustus 2015.
D. Jenis Penelitian
Mengacu pada latar belakang dan rumusan masalah maka penelitian ini
menggunakan metode penelitian deskriptif. penelitian deskriptif merupakan
penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu
populasi. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk menguji hipotesis atau
menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan current status dari obyek yang
diteliti.
penelitian deskriptif bertujuan untuk menguraikan tentang sifat-sifat atau
karakteristik dari suatu keadaan. Dalam hal waktu, penelitian deskriptif
menjangkau waktu sekarang atau setidaknya waktu yang masih terjangkau dalam
ingatan responden.
Jenis penelitian deskriptif yang digunakan adalah pendekatan study kasus.
penelitian studi kasus adalah penelitian tentang kasus subyek penelitian yang
berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas.
E. Jenis Data
Data merupakan sejumlah informasi yang dapat memberikan gambaran
tentang suatu keadaan. Informasi yang diperoleh memberikan keterangan,
gambaran, atau fakta mengenai suatu persoalan dalam bentuk kategori, huruf,
atau bilangan. Fakta membuktikan bahwa suatu penelitian akan memberikan
hasil yang sesuai dengan harapan bila ditunjang dengan data yang representatif.
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data yang bersifat
kuantitatif (merupakan data yang berbentuk angka) dan kualitatif (yaitu data
yang sifatnya hanya menggolongkan saja) serta terdiri atas :
1. Data Primer
Merupakan data yang langsung dari responden dalam penelitian ini,
yang berasal dari kuesioner dan wawancara langsung masyarakat yang masuk
pada objek penelitian
2. Data Sekunder
Merupakan data yang telah dikumpulkan terlebih dahulu oleh pihak-
pihak selain peneliti. Data sekunder ini digunakan oleh peneliti untuk
memberikan gambaran tambahan, gambaran pelengkap ataupun untuk
diproses lebih lanjut.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah
sebagai berikut :
1. Library Research
Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari kepustakaan.
Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh teori-teori dari ahli terdahulu yang
berkaitan dengan masalah yang ada.
2. Field Research
Penelitian dilakukan dengan meninjau dan mengamati secara langsung
obyek penelitian, dengan menggunakan metode sebagai berikut :
a) Metode Observasi
Pengamatan langsung untuk memperoleh data tentang perilaku, proses
pelayanan kepada pelanggan, dan hal-hal lain dari obyek pada saat penelitian
berlangsung.
b) Metode Wawancara
Mengadakan tanya jawab langsung kepada responden dan obyek penelitian.
c) Metode Kuesioner
Memberi daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan kepada responden untuk
diisi oleh responden.
G. Teknik Penarikan Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan “Sampel Acak
Sederhana” (Simple Random Sampling) yaitu sebuah sampel yang diambil
sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi
mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.
Teknik yang digunakan dalam penentuan sampel adalah convinience
sampling dimana peneliti memiliki kebebasan untuk memilih siapa saja dari
responden yang mereka temui untuk diteliti. Sampel diambil secara acak
terhadap masyarakat maros yang rata-rata masuk golongan nikah dini
Cara untuk menentukan sampel menurut Slovin dalam (Husein Umar;78)
19adalah sebagai berikut :
N
n =
1 + N e 2
dimana :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
E = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolelir atau diinginkan, misal 10 %
Jadi jika populasi jumlah seluruh masyarakat sejumlah 4700 orang, maka
jumlah sampel yang perlu diambil, agar penelitian dengan menggunakan
Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling) adalah :
( )
9166
orang
Jadi sampel untuk kuesioner digolongkan representatif mewakili
populasi 4700 menjadi 50 kuesioner, namun untuk menjaga kevalidan atas
jawaban kuesioner maka peneliti memberi toleransi sampai 50 responden.
19 (Husein Umar;78) cara menetukan sampel dengan cara slovin
H. Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu konsep yang mempunyai variasi nilai dengan
klasifikasi tertentu dan dapat pula diartikan sebagai segala sesuatu yang akan
dijadikan obyek pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabel
penelitian sebagai faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan
diteliti. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang akan dianalisis adalah
sebagai berikut :
1) Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah pernikahan dini.
2) Variabel Terikat(Dependent Variable)
Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah tingkat penceraian
I. Metode Analisis / Analisis Rata Rata
Singarimbun (1989 ) mengungkapkan bahwa Analisis Regresi Berganda
adalah analisis untuk mengetahui intensitas hubungan dua variabel yaitu X
(Independen) dan Y (Dependen),20 jadi bila dihubungkan dengan penelitian ini
maka analisis regresi berganda adalah untuk mengidentifikasi variabel-variabel
kualitas layanan yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Rumus Analisis
Regresi Berganda adalah sebagai berikut :
Y = a + b1 X1 + b 2 X2
Dimana : Y = pernikahan dini
X = tingkat perceraian
20 Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 1989, Metode Penelitian Survey, Cetakan Cetakan
pertama, Penerbit PT. PT Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta
Umar, Husein, 2001Pengukuran ini dapat dilakukan dengan Skala
Likert,21 dimana responden tinggal memilih derajat baik atau tidak baik atas
pertanyaan mengenai penyampaian kualitas jasa.dengan memberikan skor pada
jawaban responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ada sebagai berikut :
Skor 1 Tidak Puas, Skor 2 Kurang Puas, Skor 3 Cukup Puas, Skor 4 Puas,
Skor 5 Sangat Puas.
Dengan demikian apabila ternyata pengaruh Variabel X lebih besar
daripada Y memuaskan. Bila ukuran pengaruh kualitas Y lebih kecil daripada X
harapan maka penilaiannya adalah negatif atau tidak berpengaruh, apabila
ukuran pengaruh X sama dengan Y maka penilaiannya adalah berkualitas atau
positif. Untuk menunjukkan validitas dan reliabilitas data maka digunakan uji
instrumen validitas dan reliabilitas.
J. Pengujian Hipotesis
a. Uji F
Jika dalam uji t pengaruh variabel independent diuji secara individual,
maka dalam uji F ini dilakukan untuk melihat pengaruh variabel-variabel
secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Hipotesa dalam pengujian ini
adalah sebagai berikut :
H0 = b1 = b2
Artinya variabel-variabel independen tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen.
21 Umar, Husein, 2001, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Edisi baru, Cetakan
keempat, Penerbit PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Ha b1 b2 Artinya ada pengaruh terhadap variabel dependen,
paling tidak salah satu dari variabel independen tersebut.
Ketentuan dari penerimaan atau penolakan hipotesa adalah sebagai berikut :
Bila Fstatistik. > Ftabel: H0ditolak
Artinya variabel-variabel independen mempunyai pengaruh terhadap
variabel dependen. Sebaliknya,
Bila Fstatistik. < Ftabel: H0tidak ditolak
Fhitung dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut :
knR
kRFstatistik
/1
1/2
2
dimana R2adalah koefisien determinasi, k adalah jumlah variabel independen
dan n adalah jumlah sampel.
Uji F ini untuk adalah pengujian terhadap koefisien regresi secara
simultan/serentak terhadap hipotesis satu ( minor Ha1).
Ha1 = Terdapat pengaruh yang signifikan secara serentak dari variable terikat
dan bebas dalam kasus pengaruh pernikahan dini terhadap tingkat
perceraian.
b. Uji t
Uji t dimaksudkan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel
independen secara individual terhadap variabel dependen, dengan asumsi
variabel independen lainnya konstan (dalam regresi majemuk). Hipotesa
dalam pengujian ini adalah :
H0 : bi = b
Ha : bi b
Dimana, b1adalah koefisien variabel independen ke-i dan konstanta,
sedangkan b adalah nilai parameter hipotesis. Biasanya b dianggap sama
dengan nol atau tidak ada pengaruh antara variabel independen terhadap
variabel dependen. Ketentuan penerimaan atau penolakan hipotesa H0 adalah
sebagai berikut :
Jika : tstatistik > ttabel = H0 ditolak
tstatistik < ttabel = H0 tidak ditolak
Jika H0 ditolak berarti dengan tingkat kepercayaan tertentu (1%, 5%,10%),
variabel independen yang diuji secara nyata berpengaruh terhadap variabel
dependen. Sedangkan nilai t hitung dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
i
i
statistik
Se
t
dimana
i adalah koefisien dari variabel independen ke-i, i adalah nilai
hipotesa dan Se
i adalah simpangan baku (standard error) dari variabel
ke-i.
Dalam penelitian ini Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara
parsial dari hipotesis minor masing-masing dari variabel bebas dengan
variabel terikat. Adapun Hipotesis yang akan diuji adalah :
H0 = Diduga terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel X dan Y
c. Nilai R2 ( koefisien determinasi)
Untuk mengetahui berapa pengaruh variabel bebas (X) yang dimasukkan
dalam model mempengaruhi variabel terikat (Y), sedangkan sisanya
dipengaruhi oleh variabel bebas (X) yang tidak dimasukkan kedalam model
dianggap baik bilakoefisien determinasi sama dengan atau mendekati satu 22
22 (Gujarati,1995).
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Luas Wilayah kabupaten Maros 1619,11 KM2 yang terdiri dari 14 ( empat
belas) kecamatan yang membawahi 103 Desa/kelurahan. Kabupaten Maros
merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan ibukota propinsi Sulawesi
Selatan, dalam hal ini adalah Kota Makassar dengan jarak kedua kota tersebut
berkisar 30 km dan sekaligus terintegrasi dalam pengembangan Kawasan
Metropolitan Mamminasata. Dalam kedudukannya, Kabupaten Maros memegan
peranan penting terhadap pembangunan Kota Makassar karena sebagai daerah
perlintasan yang sekaligus sebagai pintu gerbang Kawasan Mamminasata bagian
utara yang dengan sendirinya memberikan peluang yang sangat besar terhadap
pembangunan di Kabupaten Maros dengan luas wilayah 1.619,12 km2 dan
terbagi dalam 14 wilayah kecamatan. Kabupaten Maros secara administrasi
wilayah berbatasan dengan :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pangkep
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gowa dan Bone
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa dan Kota Makassar
Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar.
Demikian pula sarana transportasi udara terbesar di kawasan timur Indonesia
berada di Kabupaten Maros sehingga Kabupaten ini menjadi tempat masuk dan
keluar dari dan ke Sulawesi Selatan. Tentu saja kondisi ini sangat
menguntungkan perekonomian Maros secara keseluruhan.
1. Pembagian Administratif
Kecamatan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah
Kabupaten atau Kota. Kecamatan terdiri atas desa-desa atau kelurahan-kelurahan
. Kabupaten Maros terdiri atas 14 Kecamatan , yang dibagi lagi atas sejumlah 80
desa dan 23 Kelurahan. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Turikale.
2. Kecamatan :
1. Turikale
2. Maros Baros
3. Lau
4. Bontoa
5. Mandai
6. Marusu
7. Tanralili
8. Moncongloe
9. Tompobulu
10. Bantimurung
11. Simbang
12. Cenrana
13. Camba
14. Mallawa
3. Kemiringan Lereng
Lereng adalah derajat kemiringan permukaan tanah yang dihitung dengan
melihat perbandingan antara jarak vertikal dengan jarak horizontal dari dua buah
titik dipermukaan tanah di kali seratus persen. Lereng tanah merupakan pembatas
bagi sebagian besar usaha menempatkan suatu kegiatan dan keterbatasan dalam
pemilihan teknologi pengilahan, selain itu lereng mempengaruhi besarnya erosi
tanah sehingga secara tidak langsung mempengaruhi kualitas tanah.
Di daerah Kabupaten Maros memiliki keadaan lereng permukaan tanah
diklasifikasikan sebagai berikut : (I) 0 – 2 %, (II) 2 – 15 %, (III) 15 – 40 %, (IV)
> 40 %. Pada Kabupaten Maros dengan kemiringan lereng 0 – 2 % merupakan
daerah yang dominan dengan luas wilayah 70.882 Km2 atau sebesar 44 %
sedangkan daerah yang memiliki luas daerah yang sempit berada pada
kemiringan 2 – 5 % dengan luas wilayah 9.165 Km2 atau sebesar 6 % dari luas
total wilayah perencanaan . Untuk pengembangan wilayah dengan tingkat
kelerengan 0 – 2 % dominan berada pada sebelah Barat, dan pengembangan
wilayah dengan tingkat kelerengan > 40 % berada pada sebelah Timur wilayah
perencanaan. Untuk lebih jelasnya sebagaimana pada tabel 3-1.
Tabel 3-1.
Klasifikasi Kemiringan Lereng di Kabupaten Maros
(dalam Ha)
No Klasifikasi
Lereng
Luas
(Ha)
Persentase
(%)
1 0 – 2 % 70.882 44
2 2 – 15 % 9.165 6
3 15 – 40 % 31.996 20
4 40 % 49.869 30
Jumlah 161.912 100
4. Ketinggian Muka Laut
Ketinggian suatu tempat dari permukaan laut terutama di daerah tropis dapat
menentukan banyaknya curah hujan dan suhu. Ketinggian juga berhubungan erat
dengan konfigurasi lapangan, unsur-unsur curah hujan, suhu dan konfigurasi
lapangan mempengaruhi peluang pembudidayaan komoditas. Ketinggian wilayah
di Kabupaten Maros berkisar antara 0 – 2000 meter dari permukaan laut. Di
bagian Barat wilayah Kabupaten Maros dengan ketinggian 0 – 25 meter dan di
bagian Timur dengan ketinggian 100 – 1000 meter lebih. Pada Kabupaten Maros
dengan ketinggian 0 – 25 m merupakan daerah yang dominan dengan luas
wilayah 63.083 ha atau sebesar 39 % sedangkan daerah yang memiliki luas
daerah yang sempit berada pada ketinggian > 1000 m dengan luas wilayah 7.193
ha atau sebesar 4 % dari luas total wilayah perencanaan. Untuk lebih jelasnya
sebagaimana pada tabel 3-2.
Tabel 3-2.
Klasifikasi Ketinggian Muka Laut di Kabupaten Maros
(dalam Ha)
No Interval
Ketinggian
Luas
(Ha)
Persentase
(%)
1 0 – 25 m 63.083 39
2 25 – 100 m 10.161 6
3 100 – 500 m 45.011 28
4 500 – 1000 m 36.464 23
5 > 1000 m 7.193 4
Jumlah 161.912 100
Kabupaten Maros terletak dibagian barat Sulawesi Selatan antara 40°45 ‟-
50°07‟ Lintang Selatan dan 109°205‟ – 129°12‟ Bujur Timur yang berbatasan
dengan Kabupaten Pangkep sebelah Utara, Kota Makassar dan Kabupaten Gowa
sebelah selatan, Kabupaten bone disebelah Barat. Luas Wlayah Kabupaten Maros
1.619,12 km2 yang secara administrasi pemerintahannya menjadi 14 kecamatan
dan 102 Desa / Kelurahan.
Berdasarkan pencatatan kelurahan Badan stasiun Meteorologi suhu udara di
Kabupaten Maros minimum berkisar pada suhu 22,80°C (terjadi pada bulan Juli
dan Agustus) dan suhu maksimum berkisar 33,70°C (terjadi pada bulan oktober).
Pusat pelayanan transportasi udara internasional, yakni Bandar Udara Sultan
Hasanuddin. Bandar udara ini terletak di Kecamatan Mandai yang merupakan
wilayah perbatasan dengan Kota Makassar. Pertumbuhan pelayanan bandar udara
Hasanuddin yang begitu pesatnya, sehingga dilakukan pengembangan bandar
udara baru dengan luas lahan pengembangan 554,6 Ha. Bandar udara
Hasanuddin merupakan wilayah pintu gerbang Sulawesi Selatan dan KTI yang
mengindikasikan bahwa Kabupaten Maros adalah gerbang utama pembangunan
regional dan nasional.
Gambar 1. Foto Terminal Bandar Udara Hasanuddin pada Malam Hari
Pusat Penelitian Pertanian, yakni dengan adanya pengembangan Balai
Penelitian Tanaman Sereal dan Tanaman Pangan yang berlokasi di Kecamatan
Turikale. Balai penelitian ini melakukan serangkaian penelitian untuk
menghasilkan inovasi teknologi pertanian sekaligus mendiseminasikan secara
terarah guna mendukung upaya peningkatan produksi pertanian sesuai dengan
potensi yang dimiliki oleh Provinsi Sulawesi Selatan.
Pusat Penelitian Kelautan dan Perikanan, yakni dengan adanya
kawasan riset tentang potensi kelautan dan perikanan. Hal iniu sangat
mendasar karena wilayah Kabupaten Maros sebagai daerah pesisir dengan
kontribusi pada sektor perikanan di Sulawesi Selatan cukup besar, terutama
dalam memenuhi kebutuhan wilayah Kota Makassar sebagai ibukota provinsi
Sulawesi Selatan. Disamping itu, kegiatan perikanan yang diusahakan dan
dikembangkan oleh masyarakat Kabupaten Maros adalah perikanan budidaya
air payau yang mencapai luas tambak 9.461,53 Ha.
Gambar 2. Foto Kawasan Badan Riset Kelautan dan Perikanan di Maros
Militer, yaitu wilayah Kabupaten Maros merupakan wilayah yang
dijadikan sebagai Pusat Pelatihan dan Pendidikan TNI-AD, yaitu dengan
adanya kawasan pelatihan dan pendidikan Kostrad TNI-AD. Lokasi kegiatan
ini berlokasi pada dua kecamatan, yakni Sambueja Kecamatan Bantimurung
dan Kariango Kecamatan Tanralili. Disamping itu, Kecamatan Mandai juga di
jadikan sebagai pangkalan udara TNI Angkatan Udara yang berlokasi di
Bandar Udara Sultan Hasanuddin.
Gambar 3. Foto Gerbang Pangkalan Angkatan Udara Sultan Hasanuddin di
Mandai
VISI
Pembangunan Kabupaten Maros telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Maros, yaitu : Peran Mewujudkan perikehidupan Mandiri dan
Mapan yang bernuansa Iman dan Taqwa, dengan Serta Masyarakat Maros
menjadi Maju di Era Pembangunan yang akan datang.
Visi Kabupaten Maros ini mengandung pengertian yang luas dan
menggambarkan aspirasidancita-citamasyarakatMaros.
* Bersama masyarakat mewujudkan Maros yang maju,mapan dan mandiri
dalam nuansa iman dan taqwa dengan arah pengembangan dan perubahan yang
berkelanjutan.
* Maju dalam pengertian adalah terbuka dengan nilai-nilai baru yang
positif,konstruksi,selalu menginginkan peningkatan pertumbuhan dan
pengembangan, berorientasi ke masa depan, tidak muda terpuaskan dengan
kondisi yang ada, terdorong mencari hal-hal yang baru dan berpandangan
luas.
* Mandiri dan Mapan, Wacana Mandiri dengan pengertian tidak tergatung
sama sesuatu, ketergantungan pada sesuatu tidak sampai menjadi kendala dan
selalu berusaha menjadi mencari jalan keluar,mempunyai
kemampuan,prakarsadan motivasi, mempunyai rasa percaya diri, mampu
mengelolah dan mengembangkan potensi yang dimiliki.
* Mapan adalah tidak terganggu atau stabil kedudukan akan kehidupannya
sehingga tercipta sesuatu kekuatan sinergis bain antar desa,kecamatan
local/wilayah.
* Mandiri dan mapan dalam konsepsi Visi Maros merupakan penjabaran dari
wacana kemandirian lokal dan Visi Sulawesi Selatan yang merupakan satu
kesatuan yang salingberhubungan.
MISI
Rumusan misi Maros dijabarkan dari misi Pembentukan Negara yang
tercantum pada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Misi yang dimaksud
memiliki tiga dimensi,yakni :
* Misi Kamtibmas,berupa melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darahIndonesia.
* Misi Kesejahteraan,berupa kemajuan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupanbangsa.
* Misi Pembentukan Lingkungan, berupa ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berlandaskan kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan sosial.
BAB V
Hasil penelitian
A. HASIL PENELITIAN
Pada bab ini dibahas permasalahan yang telah dukemukakan pada bagian
terdahulu. Permasalahan yang dimaksud adalah ada tidaknya hubungan positif
yang signifikan pada pengaruh pernikahan dini terhadap tingkat perceraian di
Kab. Moros
1.Usia Responden
Pada tabel 4.1 ini ditunjukkan distribusi usia responden yang dijadikan
sampel dalam penelitian ini.
Tabel 4.1Komposisi Usia Responden
Usia Banyaknya Responden Prosentase (%)
14-16 th
17-19 th
19-20 th
21-22 th
> 23 th
10
11
10
15
4
38
26
9
17
10
Total 50 100
Sumber : data primer, diolah 2015
Dari tabel 4.1dapat diketahui bahwa usia 14-16 tahun merupakan
pernikan dini, Pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa responden yang berusia 17-
19 th sebanyak 38 (38%), 26 responden (26%) berusia antara 19 – 20 th, 4
responden (4%) berusia antara 21 – 22 th, 15 responden (15%) dan umur 23th
sebanyak 4 orang.
2. Jenis Kelamin
Distribusi responden dari penelitian menurut jenis kelamin dapat
digambarkan menurut tabel 4.2 dibawah ini.
Tabel 4.2 Komposisi Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Banyaknya Responden Prosentase (%)
Laki-laki
Perempuan
23
27
46
54
Total 50 100
Sumber : data primer, diolah 2015
Komposisi responden yang masing-masing 23 dan 27 ini
menunjukkan bahwa setidaknya dalam penelitian ini telah terwakili secara
merata oleh kedua kelompok laki-laki dan perempuan. Pada tabel 4.2
menunjukkan bahwa 23 responden adalah laki-laki (46 %) , dan 27 responden
adalah perempuan (54 %)
3.Tingkat Pendidikan
Tabel 4.3
Komposisi Tingkat Pendidikan Responden
Pendidikan Banyaknya Responden Prosentase(%)
SD
SMP
SMA
24
15
11
48
30
22
Total 50 100
Sumber : data primer, diolah 2015
Pada tabel 4.3. menunjukkan bahwa tingkat yang berpendidikan SD,
24 resonden (48 %) berpendidikan SMP, 15 responden (30 %) berpendidikan
SMA, 11responden (22%)
4. Pekerjaan
Tabel 4.4
Komposisi Tingkat Pekerjaan Responden
Pekerjaan Banyaknya Responden Prosentase (%)
Wiraswasta
Karyawan Swasta
Lain-lain
25
15
10
50
30
20
Total 50 100
Sumber : data primer, diolah 2015
Pada tabel 4.4 tersebut ditunjukkan bahwa sebanyak 25 responden
(50%) bekerja sebagai wiraswasta, 15 responden (30%) bekerja sebagai
karyawan swasta, dan sisanya sebanyak 10 responden (20 %) memiliki
pekerjaan lain-lain.
5. Tingkat Penghasilan (dlm satu bulan)
Tabel 4.5
Komposisi Penghasilan Responden
Penghasilan Banyaknya Responden Prosentase (%)
2 juta
1,4 juta
1 juta
21
20
9
42
40
18
50 100
Sumber : data primer, diolah 2015
Dari komposisi penghasilan yang terlihat pada tabel 4.5 bahwa sebagian
besar 21 responden (42%) berpenghasilan kurang dari Rp.2 juta, 20 responden
(40%) berpenghasilan antara Rp.1,4 juta, 9 responden (18 %) berpengasilan 1
juta.
B. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Pengujian instrumen penelitian baik dari segi validitasnya maupun
reliabelitasnya terhadap 50 responden diperoleh bahwa hasil instrumen
penelitian yang dipergunakan adalah valid dimana nilai probabilitas untuk
korelasinya lebih kecil dari 0,5 dan koefisien keandalannya (Cronbach Alpha)
lebih besar dari 0,5. untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel sebagai
berikut:
1. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Bukti Langsung (X\ dan Y)
Tabel 4.6 Uji Validitas dan Reliabelitas (X dan Y)
Kelompok
Nomer
Item
Validitas Koefisien
Alpha Korelasi (r) Probabilitas (p)
X Y 0,792 0,000 0,8442
Sumber: Data primer (diolah), Nopember 2015
Berdasarkan data dari tabel diatas menunjukkan semua item
pertanyaan untuk variabel Bukti Langsung mempunyai nilai probabilitas lebih
kecil dari 0,05 dan mempunyai koefisien alpha 0,8442. Dengan demikian
berarti bahwa item pertanyaan untuk variable Bukti Langsung (X) valid dan
reliable untuk pengujian selanjutnya.
2. Uji Validitas dan Reliabelitas Variabel Keandalan (Y)
Tabel 4.7 uji validitas dan reliabelitas variabel Keandalan (X2)
Kelompok
Nomer
Item
Validitas Koefisien
Alpha Korelasi (r) Probabilitas (p)
X Y 0,859 0,000 0,8155
Sumber: Data primer (diolah), Nopember 2015
Berdasarkan data dari tabel diatas menunjukkan semua item
pertanyaan untuk variabel Keandalan mempunyai nilai probabilitas lebih kecil
dari 0,05 dan mempunyai koefisien alpha 0,8155. Dengan demikian berarti
bahwa item pertanyaan untuk variable Keandalan (X) valid dan reliable untuk
pengujian selanjutnya.
C. Pengujian Data
1 Pengujian Asumsi Klasik
Untuk memperoleh nilai pemerkira yang tidak biasa dan efisien dari suatu
persamaan regresi berganda dengan metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary
Least Square), maka dalam pelaksanaan analisis data harus memenuhi asumsi
klasik . Dalam penelitian ini digunakan tiga buah alat uji yaitu :
Tabel 4.8
Pengujian Asumsi Heteroskedastisitas Variabel (X, dan Y, ) Terhadap
Log Residual Kuadrat (Y) Dengan Menggunakan Uji Park
Variabel X dan Y T hitung Sig Interprestasi
X 4360 000 Homoskedastisitas
Y 5,634 000 Homoskedastisitas
Sumber Data : Data Primer yang diolah
Keterangan : - Jumlah data (observasi) = 50
- Nilai Ttabel : = 5% =
- Dependent Variabel Log Residual Kuadrat
Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk (X ) Terhadap
Log Residual Kuadrat (Y) tidak terjadi heterosdastisitas dengan ditunjukkan
Thitung lebih kecil dari Ttabel.
D. Analisis Data dan Interpretasi
a. Analisis Regresi Linier Berganda
Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan
beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen, melalui hubungan X terhadap Y. Hasil regresi dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.9
Hasil Analisis Regresi
Variabel
Unstandardized
Coefficients (B)
T hitung
Sig.
Keterangan
(Constant) 1,753
X 0,375 4,360 000 Signifikan
Y 0,390 5,634 000 Tidak signifikan
R
R Square
Adjusted R Square
F hitung
F tabel
Sign. F
= 0,375
= 0,390
= 4360
= 5,630
= 2
= 0,000
= 0,05
Sumber data : Data primer yang diolah
Keterangan : - Jumlah data (observasi) = 50
- Nilai Ttabel : = 5% = 5,634
- Dependent Variabel Y
Variabel tergantung pada regresi ini adalah Y sedangkan variabel bebasnya
adalah X . Model regresi berdasarkan hasil analisis di atas adalah :
Y = - 4,360+ 5,634 X + e
Tampak pada persamaan tersebut menunjukkan angka yang signifikan
pada variabel X, dan Y.
i. Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang akan diuji ada sembilan dengan menggunakan multiple
regresion. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah Variabel (X dan Y)
terbukti ada korelasi?.
Berikut ini hasil perhitungan F, t dan R2.
Tabel 4.10
Perhitungan Pengujian Hipotesis
Hipotesis Nilai Status
1 Terdapat pengaruh yang signifikan
Antara Variabel X dengan Y.
R = 0,727
R2
= 0,529
F = 35,923
Sig F = 0,000
Ftabel = 4
Ho ditolak
2 Variabel bukti langsung berpengaruh
secara signifikan terhadap
pernakahan dini terhadap tingkat
penceraian.
thitung = 8441
Sig t = 000
ttabel = 1,980
Ho ditolak
Sumber data : Data Primer yang diolah
Berdasarkan tabel tersebut untuk Hipotesis yang pertama dilakukan
dengan Uji F yaitu pengujian secara serentak pengaruh dari Variabel X
dengan Y terbukti, sehingga Ho ditolak, yang ditunjukkan dengan besarnya
Fstatisitik sebesar 35.923 Nilai ini lebih besar dari F tabel (35,923 > 2,29), ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang cukup signifikan dari Variabel
X dengan Y.
Sedangkan untuk pengujian X sampai dengan Y dilakukan dengan uji
t. Untuk H2 nilai thitung sebesar 8441 Nilai ini lebih besar dari t tabel (8441 >
1,980). Dengan demikian pengujian menunjukkan H0 ditolak
Hasil ini memperlihatkan bahwa bukti langsung berpengaruh secara
signifikan terhadap variable X dengan Y
Kesimpulan yang dapat kita ambil berdasarkan hasil pengujian
hipotesis di atas adalah variabel X dengan Y ditunjukkan dengan nilai Thitung (
8441) paling besar dibandingkan dengan yang lain, sehingga hipotesis yang
kedua ditolak. Yang berarti bahwa variabel dengan X dengan Y berpengaruh
paling dominan terhadap pernikahan dini terhadap tingkat perceraian di Kab.
Maros
Hasil analisis korelasi yang diperoleh dari output regresi (lampiran )
mengkorelasi pengaruh variable X dengan Y yang diwakili diperoleh nilai R2
= 529. Angka ini menunjukkan bahwa ada pengaruh dipengaruhi. R sebesar
0,727 artinya ada korelasi antara variable X dengan Y.
BAB VI
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil pengujian hipotesis
pernikahan dini menunjukkan dengan nilai Thitung (8411) paling besar
dibandingkna yang lain, sehingga hipotesis yang kedua diterimah, yang
berarti bahwa ada pengaruh pernikahan dini terhadap tingkat perceraian.
2. Hasil analisis korelasi yang diperoleh dalam analisis SPSS menunjukkan
bahwa ada korelasi terhadap pengaruh pernikahan dini terhadap tingkat
perceraian ini dibuktikan bahwa nilai R2 = 529. ini menununjukkan bahwa
adanya korelasinya.
B. Saran.
Berdasarkan kesimpulan di atas maka beberapa saran dapat dikemukakan
sebagai berikut:
1. Pemerintah sebaiknya terlibat dalam mensosialisasikan dampak pernikahan
dini terhadap tingginya tingkat perceraian yg didasari oleh berbagai faktor,
diantaranya faktor ekonomi, pendidikan, pemahaman agama, dll.
2. Pemerintah atau orang tua hendaknya meningkatkan kepedulian terhadap pola
pendidikan agar seimbang antara pendidikan formal dengan pendidikan moral
agar terhidar dari rendahnya pemahaman dan pengetahuan tentang masa
depan yaitu kehidupan berumah tangga dan bermasyarakat.
3. Untuk peneliti selanjutnya hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk
penelitian dengan kasus yang berbeda, misalnya diteruskan dengan meneliti
pengaruh faktor-faktor yang dipertimbangkan para remaja dalam
mepersepsikan dirinya untuk pernikahan dini.
DAFTAR PUSTAKA
Arukunto, suharsimi. 1991.prosedur penelitiansuatupendekatan praktis. Jakarta.
Rineka cipta.
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Sulsel pada
2011brahim, al Bajuri hlm. 90 vol. 2 Toha Putra, Semarang.
Gujarati,1995.
Imam Syatibi, al Muwafaqot hlm. 220 Darul Kutub Ilmiah, Beirut.
Ibnu Hajar al ‟Asqalani, Fathul Bari vol.9 hlm.237 Darul Kutub Ilmiah, Beirut.
Izzudin Ibn Abd. Salam, Qowa‟id al Ahkam hlm.90 vol.II Darul Kutub Ilmiah, Beirut
Jannah. F. 2012. Pernikahan Dini Dan Implikasinya Terhadap Kehidupan Keluarga
Pada Masyarakat Madura (Perspektif Hukum Dan Gender). Egalita.
Vol.7 (No.1).
Kitab Al-Majmuk Syarah Muhadzab oleh Imam Nawawi khususnya Kitab al Khuluk
dan Kitab at Talaq.
Kitab Al-Umm oleh Imam Syafi'i
Kitab Mukhtashar al-Fiqh al-Islami fi Dhau al-Quran was Sunnah
Landung J, Thaha R, Abdullah AZ. 2009. Studi Kasus Kebiasaan pernikahan usia
dini pada masyarakat kecamatan Sanggalangi Kabupaten Tana
Toraja. Jurnal MKMI. Vol.5 (No.4). Hal: 89-94.
Landung dkk Penelitian (2009)
Nawawi, Hadri. 2001. Metodologi Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah
Mada University.
Notoadmodjo. 2003. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta [ID]. PT. Rineka
Cipta.
Imam al-Maziri vol.9 hlm.237 Darul Kutub Ilmiah
Jalaluddin Suyuthi, Jami‟ al Shaghir hlm.210 Darul Kutub Ilmiah, Beirut.
QS dan Al-Hadits
QS Al. Thalak 1-7
QS Al-Baqarah 2:229
QS At-Thalaq : 4
QS. An-Nisa : ayat 3 dan 127
Santrock, J.W. (2003). Adolescence. Terjemahan edisi keenam. Jakarta : Erlangga
Hal. 112
Syekh Ibrahim 1990
Zakiah Daradjat. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta, Bumi Aksara; 2008)., hlm. 1
Zakiyah Daradjat , Pendidikan Islam ,op,cit , hlm.35
(Zakiyah Daradjat 2008)
*Diisi oleh peneliti
Nomor Responden :
Hari/tanggal wawancara :
LAMPIRAN 1
Lampiran 1. Kuisioner
KUESIONER 1
PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP PENINGKATAN PENCERAIAN DI
KABUPATEN MAROS
Kuesioner ini merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data
dari responden dalam rangka penulisan skripsi program sarjana yang dilakukan oleh :
Nama/NIM :
Departemen/Fakultas :
Universitas : Universitas Muhammadiya
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
Karakteristik Umum
1. Nama : ……………………………………………...……
2. Jenis Kelamin : L / P
3. Usia saat ini : …………tahun
4. Usia pada saat menikah : ...............tahun
5. Alamat : …………………………………………………...
6. No. HP/Telp. : …………………………………………………...
7. Pendidikan terakhir : 1. Tidak sekolah
2. SD/MI/Sederajat
3. SMP/MTS/Sederajat
4. SMA/SMK/Sederajat
8. Pendidikan terakhir orangtua : 1. Tidak sekolah
2. SD/MI/Sederajat
3. SMP/MTS/Sederajat
4. SMA/SMK/Sederaja
A. pernikahan dini (x)
Berilah tanda (√) pada jawaban yang dianggap sesuai.
Kuesioner 2
No Pernyataan Tidak
sesuai
(1)
Kurang
sesuai
(2)
Sesuai
(3)
Sangat
setuju
(4)
Sangat
tidak
sesuai
(5)
1 Saudara/saudari tidak menyesal
menjadi orangtua/istri diusia muda
?
2 Saudara/saudari merasa hidup
lebih ringan setelah menikah ?
3 Saudara/saudari merasa bangga
menjadi remaja yang telah
menikah ?
4 Saudara/saudari mengetahui peran
diri sebagai istri ?
5 Saudara/saudari dapat
berkomunikasi baik dengan
mertua ?
6 Saudara/saudari dapat
menyesuaikan diri dengan
keluarga suami ?
7 Saudara/saudari tidak merasa
terbebani dengan tugas sebagai ibu
rumah tangga ?
8 Saudara/saudari merasa keluarga
selalu memberikan dukungan ?
9 Saudara/saudari merupakan
individu yang mengetahui peran
diri di dalam masyarakat ?
10 Dalam diri saudara/saudari sering
tidak pernah timbul pertanyaan
terkait siapa diri anda ?
B. tingkat penceraian (Y)
Berilah tanda (√) pada jawaban yang dianggap sesuai
No Pernyataan
Tidak
pernah
(1)
Jarang
(2)
Sering
(3)
1 Saudara/saudari lebih
mendengarkan saran teman sebaya
ketika ada masalah ?
2 Apakah saudara/saudari akan
bercerai ketika tidak punya anak ?
3 Saudara/saudari tidak menyadari
bahwa diri saudara berbeda pada
pernikahn dini ?
4 Saudara/saudari akan langsung
gugat cerai ketika ada masalah ?
5 Menikah di usia dini tidak takut
dengan rawang peceraian ?
6 Menikah di usia dini apabilah
punya anak langsung cerai ?
7 Menikah di usia dini apakah
penceraian salah satu alternative
ketika ada masalah dengan mertua ?
8 Menikah di usia dini apaka
penceraian merupakan persetujuan
dari mertua masing-masing ?
9 Apaka anda bercerai ketika ada
usulan dari kerabat,saudara atau
metua ?
10 Apaka saudara/saudari sepakat jika
anak merupakan factor dari
penceraian ?
LAMPIRAN 2
Table 1Rata-rata
Pernikahan dini (X)
Tingkat penceraian
(Y)
NO JML RATA2 JML RATA2
1 25 5.00 15 5.0
2 20 4.00 12 4.0
3 20 4.00 13 3.2
4 23 4.60 13 4.0
5 18 3.60 12 3.6
6 23 4.60 11 2.6
7 18 2.60 8 3.6
8 23 3.60 11 3.6
9 13 3.00 9 3.0
10 18 4.00 12 4.0
11 23 4.60 13 4.3
12 20 4.00 12 4.0
13 23 4.60 11 3.6
14 18 3.60 12 4.0
15 20 4.00 12 4.0
16 20 4.00 12 4.0
17 21 4.30 12 4.3
18 20 4.00 11 3.6
19 18 3.60 11 3.6
20 21 4.30 13 4.3
21 25 5.00 15 5.0
22 23 4.60 12 4.0
23 18 3.60 13 4.3
24 23 4.60 11 3.6
25 18 3.60 11 3.6
26 20 4.00 12 4.0
27 21 4.30 13 4.3
28 16 3.30 10 3.3
29 21 4.30 13 4.3
30 25 5.00 12 4.0
31 15 3.00 9 3.0
32 15 3.00 10 3.3
33 21 4.30 13 4.3
34 15 3.00 10 3.3
35 23 4.60 14 4.6
36 21 4.30 13 4.3
37 16 3.30 10 3.3
38 15 3.00 10 3.3
39 21 4.30 13 4.3
40 15 3.00 10 3.3
41 19 3.60 10 3.6
42 21 4.30 13 4.3
43 15 3.00 10 3.3
44 15 3.00 10 3.3
45 20 4.00 12 4.0
46 20 4.0 4 4.0
47 15 3.0 10 3.3
48 20 4.00 10 3.6
49 15 3.00 11 3.2
50 21 4.3 10 3.6
LAMPIRAN 3
Jawaban responden
Pernikahan dini (X)
Tingkat penceraian (Y)
NO 1 2 3 4 5 JML RATA2 1 2 3 JML RATA
1 5 5 5 5 5 25 5.00 5 5 5 15 5.0
2 5 5 4 4 2 20 4.00 4 4 4 12 4.0
3 5 4 5 3 3 20 4.00 5 4 5 13 3.2
4 4 5 4 5 5 23 4.60 5 4 5 13 4.0
5 4 4 2 4 4 18 3.60 4 4 4 12 3.6
6 4 5 5 5 4 23 4.60 4 4 3 11 2.6
7 4 3 3 2 1 18 2.60 3 3 2 8 3.6
8 4 3 3 4 4 23 3.60 5 3 3 11 3.6
9 4 3 2 2 4 13 3.00 3 3 3 9 3.0
10 4 3 3 4 4 18 4.00 5 4 3 12 4.0
11 4 3 5 5 5 23 4.60 5 4 5 13 4.3
12 4 5 4 3 4 20 4.00 4 4 4 12 4.0
13 4 5 5 5 4 23 4.60 4 3 4 11 3.6
14 4 3 3 4 4 18 3.60 4 4 4 12 4.0
15 4 4 4 4 4 20 4.00 4 4 4 12 4.0
16 4 3 2 4 3 20 4.00 4 4 4 12 4.0
17 5 4 4 4 4 21 4.30 2 5 5 12 4.3
18 5 5 3 3 4 20 4.00 5 5 1 11 3.6
19 4 3 2 5 4 18 3.60 3 4 4 11 3.6
20 4 5 4 4 4 21 4.30 5 4 5 13 4.3
21 2 1 5 5 5 25 5.00 5 5 5 15 5.0
22 4 5 5 5 4 23 4.60 5 5 2 12 4.0
23 5 3 3 3 4 18 3.60 5 5 3 13 4.3
24 4 5 4 5 5 23 4.60 3 4 4 11 3.6
25 4 5 3 3 3 18 3.60 4 3 4 11 3.6
26 4 4 4 4 4 20 4.00 5 5 2 12 4.0
27 4 4 4 4 5 21 4.30 4 4 5 13 4.3
28 4 3 3 3 3 16 3.30 4 4 2 10 3.3
29 5 4 4 4 4 21 4.30 5 5 3 13 4.3
30 5 5 5 5 5 25 5.00 4 4 4 12 4.0
31 3 3 3 4 2 15 3.00 3 3 3 9 3.0
32 3 3 3 3 3 15 3.00 5 4 1 10 3.3
33 5 4 4 5 3 21 4.30 3 5 5 13 4.3
34 3 2 3 4 3 15 3.00 3 3 4 10 3.3
35 5 5 4 5 4 23 4.60 4 5 5 14 4.6
36 4 3 5 5 4 21 4.30 5 5 3 13 4.3
37 2 3 3 4 4 16 3.30 2 5 3 10 3.3
38 3 3 3 3 3 15 3.00 5 3 2 10 3.3
39 5 4 4 4 4 21 4.30 5 5 3 13 4.3
40 5 3 2 2 3 15 3.00 3 3 4 10 3.3
41 4 4 4 3 4 19 3.60 4 4 2 10 3.6
42 5 5 3 4 4 21 4.30 5 5 3 13 4.3
43 3 3 3 3 3 15 3.00 2 4 4 10 3.3
44 3 3 3 3 3 15 3.00 2 4 4 10 3.3
45 4 4 4 4 4 20 4.00 5 4 3 12 4.0
46 4 4 4 4 4 20 4.0 2 1 1 4 4.0
47 3 3 3 2 4 15 3.0 2 4 4 10 3.3
48 4 4 4 4 4 20 4.00 2 4 4 10 3.6
49 5 3 2 2 3 15 3.00 5 5 1 11 3.2
50 4 4 3 5 5 21 4.3 2 4 4 10 3.6
\
LAMPIARAN 4
Analisis data SPSS
Tabel 4.6 Uji Validitas dan Reliabelitas (X dan Y)
Kelompok
Nomer Item Validitas Koefisien
Alpha Korelasi (r) Probabilitas (p)
X1 Y 0,792 0,000 0,8442
Sumber: Data primer (diolah), Nopember 2015
Tabel 4.7 uji validitas dan reliabelitas variabel Keandalan (X dan Y)
Kelompok
Nomer Item Validitas Koefisien
Alpha Korelasi (r) Probabilitas (p)
X2 Y 0,859 0,000 0,8155
Sumber: Data primer (diolah), Nopember 2015
Tabel 4.8
Pengujian Asumsi Heteroskedastisitas Variabel (X dan Y, ) Terhadap Log Residual Kuadrat
(Y) Dengan Menggunakan Uji Park
Variabel X dan Y T hitung Sig Interprestasi
X 4360 000 Homoskedastisitas
Y 5,634 000 Homoskedastisitas
Sumber Data : Data Primer yang diolah
Tabel 4.9
Hasil Analisis Regresi
Variabel
Unstandardized
Coefficients (B)
T hitung
Sig.
Keterangan
(Constant) 1,753
X 0,375 4,360 000 Signifikan
Y 0,390 5,634 000 Tidak signifikan
R
R Square
Adjusted R Square
F hitung
F tabel
Sign. F
= 0,375
= 0,390
= 4360
= 5,630
= 2
= 0,000
= 0,05
Sumber data : Data primer yang diolah
Tabel 4.10
Perhitungan Pengujian Hipotesis
Hipotesis Nilai Status
1 Terdapat pengaruh yang signifikan
Antara Variabel X dengan Y.
R = 0,727
R2
= 0,529
F = 35,923
Sig F = 0,000
Ftabel = 4
Ho ditolak
2 Variabel bukti langsung berpengaruh secara
signifikan terhadap pernakahan dini terhadap
tingkat penceraian.
thitung = 8441
Sig t = 000
ttabel = 1,980
Ho ditolak
Sumber data : Data Primer yang diolah
RIWAYAT HIDUP
Munawwar Khalil dilahirkan di Maros pada tanggal 11 Agustus 1991 dari
Ayah M.Khalil Ridwan dan Ibu (Almarhumah) Munashirah
Arif dan penulis adalah anak pertama dari 16 bersaudara.
Penulis menikah dengan Musyfiqah Abd. Rahim dan
dikarunia 3 putra yaitu Muhammad Aufa,Muhammad
Kamil dan Muhammad Zaidan. Adapun pendidikan yang
telah ditempuh oleh penulis adalah : SD Muhammadiyah Jakarta Pusat, lulus
pada tahun 2002. MTs Darul Istiqomah Maros, Sulawesi Selatan, lulus tahun
2005. MA Darul Istiqomah, Sulawesi Selatan, Lulus tahun 2008. Kemudian
melanjutkan pendidikan pada Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Makassar / Prodi Ahwal Syakhsiyyah Dan Lulus pada Tahun
2015.
Penulis sekarang menjadi Pimpinan di Pondok Pesantren Madinah
Qur’an yang berlokasi di kab.Sidrap, Sulawesi Selatan
Top Related