PENGARUH PENDIDIKAN DAN INVESTASI TERHADAP
KESENJANGAN PENDAPATAN DI KOTA JAMBI
SKRIPSI
TIURMA FAUZIAH SIAGIAN
EES.150554
PEMBIMBING:
Dr.H. M. NAZORI MAJID., M.EI
Drs. MUHSIN RUSLAN., M,Ag
JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDIN JAMBI
TAHUN AJARAN
2019 M / 1441 H
iv
MOTTO
َوَعَمًًل ُمتََقبًًَّل اللَُّهمَّ إِن ِي أَْسأَلَُك ِعْلًما َنافِعًا َوِرْزقًا َطي ًِبا
Artinya : “Ya Allah sesungguhnya saya minta kepada Engkau ilmu yang
bermanfaat, rizqi yang baik dan amalan yang diterima” (H.R Ibn. As-
Sunni dan Ibn Majah)1
1 H.R Ibn. As-Sunni dan Ibn Majah
v
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini kepada ayahanda ibunda Linda Seswati dan Firdaus
Siagian (Alm) yang sangat aku cintai yang telah membesarkan, mendidik dengan penuh kasih
sayang dan yang tak kenal lelah memberikan doa dukungan di setiap hela nafanya. Karena
berkat do’a , dorongan kasih dan tetesan keringat mereka membangkitkan semangatku untuk
terus memperjuangkan cita-citaku. Serta kupersembahkan untuk Nyai ku serta kakak ku
Nauli, adik ku Nissa dan Binsar yang memberikan semangat dan dukungannya.
Buat keluarga besarku dan sahabat-sahabat seperjuangan yang telah banyak
membantu, memberikan motivasi dan selalu menemaniku dalam suka mauapun duka. Semoga
keikhlasan kalian semua mendapat pahala dari Allah SWT Aamiin Ya Rabbal’Alamin..
vi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan dan
investasi terhadap kesenjangan pendapatan di Kota Jambi, baik secara parsial
atau pun simultan. Dalam penelitian ini metode yang digunakan bersifat deskriptif
kuantitatif. Penelitian menggunakan data sekunder yang diambil dari Dinas
Pendidikan Provinsi Jambi dan Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu
Pintu melalui dokumentasi dan arsip-arsip yang ada kaitannya dengan fokus
penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan hasil hipotesis pertama, pengaruh
pendidikan (X1) terhadap kesenjangan pendapatan (Y) terdapat pengaruh
signifikan dengan nilai 0.001 < 0.05 dan thitung > ttabel ( 6.775 > 2.571), sedangkan
jawaban dari hipotesis kedua, pengaruh investasi (X2) terhadap kesenjangan
pendapatan (Y) terdapat pengaruh yang sginifikan dengan nilai 0.004 < 0.05 dan
thitung > ttabel (5.151 > 2.571), selanjutnya untuk hipotesis ketiga, dilakukan
pengujian secara simultan yakni pengaruh pendidikan (X1) dan investasi (X2)
terhadap kesenjangan pendapatan (Y) terdapat pengaruh yang simultan dengan
nilai Fhitung > Ftabel ( 24.862 > 5.79). Dan terakhir hasil perhitungan koefisien
determinasi menunjukkan bahwa keseluruhan variabel dependen yaitu pendidikan
(X1), investasi (X2), dapat menjelaskan variabel kesenjangan pendapatan (Y)
sebesar 87.2%, sisanya 12.8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini.
Kata kunci: Pendidikan, Investasi, Kesenjangan Pendapatan
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... i
NOTA DINAS ................................................................................................. ii
MOTTO .......................................................................................................... iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................................... iv
PERSEMBAHAN ........................................................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 11
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 11
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 11
E. Kerangka Teori..................................................................................... 12
F. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 32
G. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 43
H. Hipotesis ............................................................................................... 44
BAB II METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian .......................................................................... 45
B. Jenis Sumber Data ................................................................................ 46
C. Instrumen Pengumpulan Data .............................................................. 47
D. Analisis Data ........................................................................................ 48
E. Sistematika Penulisan ........................................................................... 55
BAB III GAMBARAN UMUM VARIABEL PENELITIAN
A. Sejarah Kota Jambi ............................................................................... 57
B. Keadaan Pendidikan di Kota Jambi ..................................................... 58
C. Keadaan Investasi di Kota Jambi ......................................................... 63
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
x
A. Deskripsi Data Penelitian ..................................................................... 68
B. Analisis Hasil Penelitian ...................................................................... 69
C. Uji Hipotesis ......................................................................................... 71
D. Pembahasan .......................................................................................... 75
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 79
B. Saran ..................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 81
LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
xi
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 Angka Partisipasi Kasar Kota Jambi .............................................. 6
Tabel I.2 Investasi PMDN di Kota Jambi ...................................................... 7
Tabel I.3 Garis Kemiskinan di Kota Jambi ..................................................... 9
Tabel I.4 Gini Rasio ........................................................................................ 9
Tabel III.1 Penduduk Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama ................... 62
Tabel III.2 Keadaan Investasi PMDN di Kota Jambi ...................................... 66
Tabel IV.1 Uji Normalitas................................................................................ 69
Tabel IV.2 Uji Multikolinearitas ...................................................................... 70
Tabel IV.4 Uji T Parsial ................................................................................... 72
Tabel IV.5 Uji F Simultan ................................................................................ 73
Tabel IV.6 Analisis Regresi Linear Berganda ................................................. 74
Tabel IV.7 Uji Koefisien Determinasi (R2)...................................................... 75
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam pembangunan ekonomi selalu muncul polemik dalam
menentukan strategi dasar pembangunannya, yaitu memprioritaskan pada
pertumbuhan ekonomi atau pemerataan pendapatan. Di negara yang maju
semangat untuk meningkatkan pendapatan merupakan tujuan yang paling
penting dari segala kegiatan ekonomi. Tingginya ekonomi suatu daerah memang
tidak menjamin pemerataan pendapatan, namun pertumbuhan ekonomi yang
cepat tetap dianggap merupakan strategi unggul dalam pembangunan ekonomi.2
Tolak ukur keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari pertumbuhan
ekonomi, struktur ekonomi, dan semakin kecilnya ketimpangan pendapatan anta
rpenduduk, antar daerah dan antar sektor.3 Sejak tahun 1970 muncul pandangan
baru yaitu tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan ekonomi tidak lagi
menciptakan tingkat pertumbuhan Gross National Product yang setinggi-
tingginya, melainkan penghapusan atau pengurangan tingkat kemiskinan,
penanggulangan ketimpangan pendapatan, dan penyediaan lapangan kerja dalam
konteks perekonomian yang terus berkembang.4 Artinya tujuan pembangunan
suatu Negara boleh dikatakan tidak berhasil apabila tidak dapat mengurangin
kemiskinan, memperkecil ketimpangan pendapatan serta menyediakan lapangan
kerja yang cukup bagi penduduknya.
2 Prayitno Hadi..Pengantar Ekonomika Pmebangunan.Yogyakarta:BPFE (1986),hal.24 3 Arsyad Lincollin..Pembangunan Ekonomi, Edisi 2.Yogyakarta: STIE:YKKPN(2010),
hal:72 4 Todaro Michael P. Pembangunan Ekonomi Dunia Kerja, Edisi Kedelapan. Eirlangga
Jakarta(2004).hal:32
2
Dua masalah besar yang umumnya dihadapi oleh negara-negara
berkembang termasuk Indonesia adalah kesenjangan ekonomi atau ketimpangan
dalam distribusi pendapatan antara kelompok masyarakat berpendapatan tinggi
dan kelompok masyarakat berpendapatan rendah serta tingkat kemiskinan atau
jumlah orang berada di bawah garis kemiskinan atau poverty line.5 Masalah
distribusi pendapatan mengandung dua aspek. Aspek pertama adalah bagaimana
menaikan tingkat kesejahteraan mereka yang masih berada dibawah garis
kemiskinan, sedang aspek kedua adalah pemerataan pendapatan secara
menyeluruh dalam arti mempersempit perbedaan tingkat pendapatan antar
penduduk atau rumah tangga. Keberhasilan mengatasi aspek yang pertama dapat
dilihat dari penurunan persentase penduduk yang berada dibawah garis
kemiskinan. Sementara keberhasilan memperbaiki distribusi pendapatan secara
menyeluruh adalah jika laju pertambahan pendapatan golongan miskin lebih
besar dari laju pertambahan pendapatan golongan kaya.6
Masalah kesenjangan pendapatan telah lama menjadi topik pembicaraan
dan sudah banyak pula penelitian yang dilakukan oleh para peneliti. Penelitian
berkembang setelah pertama kali dilakukan oleh Simon Kuznets pada tahun
1955 yang kemudian terkenal dengan Hipotesis U-Terbalik yang menyatakan
bahwapada awalnya pertumbuhan berdampak pada peningkatan kesenjangan
pendapatan, tetapi pada suatu batas tertentu pertumbuhan ekonomi akan
5 Tambunan, Tulus T.H. Perekonomian Indonesia : Teori dan Temuan Empiris. Ghalia
Indonesia. Jakarta (2001) 6Kamal Idris, Syaparuddin, Siti Hodijah. Pertumbuhan EkonomiI, Kesempatan Kerja,
Kemiskinan dan Ketimpangan Pendapatan Di Provinsi Jambi.(2014)
3
menghasilkan pemerataan. Beberapa ekonom berpendapat bahwa tahapan
peningkatan dan kemudian penurunan ketimpangan pendapatan yang
dikemukakan oleh Kuznets tidak dapat dihindari, namun semua tergantung pada
proses pembangunan yang dijalankan di masing-masing Negara.7
Dalam ajaran Islam, pendidikan memiliki kedudukan yang sangat
penting karena manusia sebagai wakil Allah SWT di muka bumi memikul tugas
dan tanggung jawab yang cukup berat. Secara garis besar, konsepsi pendidikan
dalam Islam adalah mempertemukan pengaruh dasar dengan pengaruh ajar.
Pengaruh pembawaan dan pengaruh pendidikan diharapkan akan menjadi satu
kekuatan yang terpadu yang berproses ke arah pembentukan kepribadian yang
sempurna. Oleh karena itu, agar manusia mampu menjalankan tanggung
jawabnya dengan baik diperlukan sikap personalitas yang berkualitas dan ilmu
pengetahuan yang sesuai dengan kehendak Allah. Hal itu hanya dapat dipenuhi
melalui proses pendidikan.
Karena hanya dengan proses pendidikanlah manusia dapat
mempertahankan eksistensinya sebagai manusia yang mulia, melalui
pemberdayaan potensi dasar dan karunia yang telah diberikan Allah. Apabila
semua itu dilupakan dengan mengabaikan pendidikan, manusia akan kehilangan
jatidirinya. Pendidikan dalam Islam tidak hanya menekankan kepada pengajaran
yang berorientasi kepada intelektualitas penalaran, melainkan lebih menekankan
kepada pendidikan yang mengarah kepada pembentukan kepribadian yang utuh
dan bulat. Pendidikan Islam menghendaki kesempurnaan kehidupan yang
7 Todaro, M. Pengembangan Ekonomi Dunia Ketiga. Edisi Kedelapan. Jakarta: Penerbit
Erlangga.(2006), hlm:253-254
4
tuntas.8 Pendidikan memiliki dampak yang positif terhadap ketimpangan
pendapatan.9
Perbedaan ketimpangan pendapatan di negara-negara maju lebih banyak
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan tenaga kerja.10 Sekolah adalah tempat yang
menjanjikan untuk meningkatkan skill dan pendapatan individu. Oleh karena itu,
kebijakan terkait pendidikan memiliki potensi untuk mengurangi atau
meningkatkan ketimpangan pendapatan.11
Penelitian kesenjangan pendapatan di Filipina menggunakan data dari
tahun 1961 sampai dengan 1991, dan salah satu variabel yang digunakan adalah
tingkat pendidikan. Dari hasil analisis untuk variabel tingkat pendidikan, dapat
diambil kesimpulan bahwa dampak dari kenaikan penduduk yang berpendidikan
tinggi dapat memperbaiki atau memperburuk kesenjangan pendapatan. Apabila
peningkatan jumlah penduduk yang berpendidikan tinggi berasal dari keluarga
yang berpenghasilan rendah, maka kesenjangan pendapatan dapat menurun.
Sebaliknya, apabila peningkatan jumlah penduduk yang berpendidikan tinggi
berasal dari rumah tangga yang berpenghasilan tinggi, maka kesenjangan
pendapatan akan meningkat.12
8 E. Kosmayadi, Pentingnya Pendidikan Menurut Pandangan Islam, 2006 di Akses
tanggal 2 November 2019 pukul 22:00 9Martins, P. S., Pereira, P.T.Does Education Reduce Wage Inequality? Quantile
Regression Evidence from 16 Countries.Labour Economics,(2004). 11, 355 -371. 10Sullivan, D., Smeeding, TEducational Attainment and Earnings Inequality in Eight
Nations.InternationalJournal of Educational Research, . (1997).27, 513–525 11Ashenfelter, O., Rouse, C. Schooling, Intelligence andIncome in America. In: Arrow,
K., Bowles, S., Durlauf,S. (Eds.), Meritocracy and Economic Inequality. Princeton: Princeton
Univ. Press. (2000). 12 Estudilo J.P “Income Inequality In The Philipines 1961-1991” Jounal Of The
Developing Economics XXXV-I (March 1997)
5
Kesenjangan pendapatan rumah tangga dengan menggunakan data
Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) tahun 1976 dan Survei Sosial
Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 1976, mendapatkan hasil bahwa hubungan
antara pertumbuhan ekonomi dan kesenjangan pendapatan tidak mengikuti
Hipotesis Kuznets. Selain itu, faktor pendidikan memiliki peranan yang berarti
dalam menentukan kesenjangan distribusi pendapatan. Persentase pendapatan 40
persen kelompok rumah tangga berpenghasilan terendah mengalami penurunan
akibat kenaikan jumlah penduduk yang pernah sekolah. Pendidikan merupakan
salah satu faktor penting dalam upaya peningkatan sumber daya manusia.
Pendidikan diharapkan bisa menjadikan individu dan masyarakat
sebagai warga negara (member of the nation state) yang baik, sadar akan hak
dan kewajibannya di satu sisi, serta dapat mempersiapkan individu dan
kelompok masyarakat unutk memasuki pasar tenaga kerja di sisi lain. Daya
produksi buruh mempunyai hubungan yang positif dengan taraf pendidikandan
latihan. Semakin tinggi taraf pendidikan dan latihan yang dimiliki oleh
seseorang maka semakin produktif individu tersebut. Selanjutnya keadaan ini
mewujudkan hubungan yang positif antara taraf pendidikan dan pendapatan.
Semakin tinggi taraf pendidikan maka peningkatan daya pengeluaran,
kemahiran, cara berifikir dan kecakapan akan meningkatkan upah atau
pendapatan seseorang.13
Faktor-faktor penting yang menjadi sumber perbedaan upah di antara
berbagai golongan pekerjaan. Perbedaan corak permintaan dan penawaran dalam
13Becker dalamAnnisa Gannis Darmajati “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Kesenjangan Pendapatan Di Provinsi Jawa Tengah’ skripsi 2010
6
berbagai jenis pekerjaan, perbedaan jenis pekerjaan, kemampuan, keahlian,
pendidikan, pertimbangan bukan uang, mobilitas tenaga kerja, dan beberapa
faktor geografis dan institusional.14 Hubungan pendidikan dengan produktivitas
kerja dapat tercermin dalam penghasilan. Pendidikan yang lebih tinggi dan
memungkinkan penghasilan yang tinggi juga, sehingga membedakan upah atau
pendapatan yang diterima.
Sebagai bagian dari pelaksanaan pembangunan IPM nasional,
pembangunan IPM di Provinsi Jambi juga berperan penting terhadap sukses
tidaknya pembangunan IPM nasional secara keseluruhan. Pembangunan IPM
dapat dilihat dari perkembangan Pendidikan di provinsi jambi yang salah
satunya dapat dilihat dari perkembangan pendidikan Angka Partisipasi Kasar di
Kota jambi yang merupakan salah satu kota di provinsi jambi. Berikut dapat
dilihat pada tabel 1.1 perkembangan APK di kota jambi dari tahun 2011-2018:
Tabel I.1 Angka Partisipasi Kasar Kota Jambi 2011-2018
No Tahun Angka Partisipasi Kasar Tingkat
SMA (%)
1 2011 95.87
2 2012 96.34
3 2013 96.34
4 2014 80.27
5 2015 80.87
6 2016 87.92
7 2017 88.78
8 2018 89.31
Sumber: www.apkapm.data.kemdikbud.go.id
Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa angka partisipasi kasar dari
tingkat yang paling tinggi di tahun 2011 dan 2012 dengan nilai 96,34%. Angka
14Sadono Sukirno. Mik/ro Ekonomi:Teori Pengantar, Edisi Ketiga. Jakarta: Raja
Grafindo(2008), hlm 364-366
http://www.apkapm.data.kemdikbud.go.id/
7
partispasi kasar pada tahun 2014 sebesar 80,27% menurun sebanyak 16,07%
dari tahun sebelumnya, dan pada tahun 2014 merupakan angka partisipasi kasar
yang paling rendah dalam rentang waktu tahun 2011-2018 . Jika dilihat
keseluruhan angka partisipasi kasar dari tahun 2011-2018 mengalami penurunan
yang bertahap, tetapi pada tahun 2013-2018 mengalami perkembangan yang
fluktuatif dari tahun sebelumnya.
Kesenjangan pendapatan juga dapat terjadi karena invetasi, yaitu
tingginya kegiatan investasi di daerah A dan rendahnya investasi di daerah B
maka daerah A akan jauh lebih cepat berkembang dibandingkan dengan daerah
B. Oleh karena itu, hal ini akan mendorong tingginya kesenjangan pendapatan
daerah A dan daerah B. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan
bahwa peningkatan investasi pada satu daerah tanpa diikuti oleh peningkatan
investasi di daerah lainnya, akan meningkatkan kesenjangan pendapatan.15
Di provinsi jambi dapat dilihat bagaimana perkembangan jumlah
investasi PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) dari tahun 2011-2018
Tabel I.2 Investasi PMDN di Kota Jambi 2011-2018
No Tahun Jumlah Investasi
1 2011
1,092,189,678,372.00
2 2012 853.672,050,000.00
3 2013
1.778.806,950,000.00
4 2014 1.880.942,550,000.00
5 2015 1.635.783,260,000.00
6 2016 1.525.770.000,000.00
15Abhijit V. Banerjee†and Esther Duflo Inequality and Growth: What Can the Data
Say?.2003
8
7 2017
2,379,442,050,302.00
8 2018
2,533,311,250,302.00
sumber data: Dokumentasi DPM-PTSP Provinsi Jambi
Dari tabel jumlah investasi PMDN di kota jambi dari tahun 20011-2018
mengalami fluktuatif tiap tahunnya tetapi meningkat secara bertahap dari tahun
2016-2018.
Kemiskinan yang masih melanda di Indonesia merupakan lingkaran
setan yang sulit diputus. Hal ini terjadi karena pendapatan yang rendah.
Pendapatan yang rendah mengakibatkan tabungan rendah. Keadaan tabungan
rendah maka pembentukan modal rendah. Pembentukan modal rendah, tingkat
investasi pun menjadi rendah. Akibat investasi yang rendah, produktivitas
menjadi rendah. Produktivitas yang rendah mengakibatkan pendapatan rendah,
dan seterusnya.16
Kesenjangan pendapatan selalu menjadi penghambat pembangunan
ekonomi nasional. Di Provinsi Jambi tepatnya di kota jambi pembangunan
ekonoomi nasional juga berperan penting terhadap berhasil tidaknya
pembangunan tersebut. Untuk melihat pembangunan ekonomidari jumlah garis
kemiskinan di Kota Jambi.Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel I.3 Garis Kemiskinan di Kota Jambi 2011-2018
No Tahun Garis Kemiskinan
16Suparmako,M dan Irawan “Ekonomi Pembangunan”. Edisi Keenam Yogyakarta:
BPPE(2008), hlm.18
9
1 2011 291,825.00
2 2012 302,231.00
3 2013 322,736.00
4 2014 346,099.00
5 2015 359,686.00
6 2016 397,088.00
7 2017 413,722.00
8 2018 466,854.00
Sumber: jambi.bps.go.id
Dari tabel di atas dapat dilihat garis angka kemiskinan di kota jambi
dari 2011-2018 mengalami kenaikan dari tahun ke-tahun terutama pada tahun
2018 naik menjadi 466,854 ribu jiwa dari tahun 2011 yaitu sebanyak 291,825
ribu jiwa yang berada di garis kemiskinan. Sedangkan gini rasio kota jambi dari
tahun 2011-2018 dapat dilihat pada tabel 1.4 sebagai berikut:
Tabel I.4 Gini Rasio di Kota Jambi 2011-2018
Sumber: jambi.bps.go.id
Di Kota Jambi jika kita melihat dari grafik Gini Rasio angka terendah
menurut tabel diatas adalah tahun 2014 dan 2018 yaitu 0,33 sedangkan yang
tertinggi berada pada tahun 2015 dan 2017 yaitu 0,39. Dilihat dari gini rasio
tersebut kota jambi masih berada dalam posisi ketimpangan yang rendah.
Indeks gini adalah murni ukuran statistik untuk variabilitas dan ukuran
No Tahun Gini Rasio
1 2011 0,36%
2 2012 0,36%
3 2013 0,34%
4 2014 0,33%
5 2015 0,39%
6 2016 0,38%
7 2017 0,39%
8 2018 0,33%
10
normatif untuk mengukur ketimpangan, kelebihan utama indeks gini, yaitu:
1. Sebagai ukuran statistik untuk variabilitas, indeks gini bisa digunakan
untuk menghitung pendapatan negatif, ini adalah salah satu sifat yangtidak
dimiliki oleh sebagian ukuran ketimpangan.
2. Indeks gini juga bisa digambarkan secara geometris sehingga lebih mudah
untuk diamati dan dianalisis.
3. Indeks gini memiliki dasar teori yang kuat. Sebagai indeks normatif,
Indeks gini bisa merepresentasikan teori kemiskinan relatif. Indeks gini
juga bisa diturunkan sebagai ukuran ketimpangan berdasarkan
aksiomaaksioma keadilan sosial.
Kesenjangan pendapatan dapat di evaluasi menggunakan Rasio Gini
yang memiliki kisaran 0-1. Jika bernilai nol artinya pemerataan sempurna dan
sebaliknya jika bernilai satu berarti ketimpangan sempurna. Rasio Gini kecil
lebih kecil dari 0,4 menunjukkan ketimpangan rendah, nilai 0,4-0,5
menunjukkan tingkat ketimpangan sedang dan nilai lebih besar dari 0,5
menunjukkan tingkat ketimpangan tinggi.
Dari uraian diatas jumlah gini rasio pada tahun 2018 mengalami
penurunan dari tahun sebelumnya sedangkan garis kemiskinan pada tahun yang
sama meningkat dari tahun sebelumnya, tingkat pendidikan menurut angka
partisipasi kasar mengalami penurunan di tahun 2018 dibandingkan pada tahun
2011. Sedangkan investasi mengalami peningkatan di tahun 2016-2018.
11
Dari pernyataan diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul : “Pengaruh Pendidikan dan Investasi Terhadap
Kesenjangan Pendapatan di Kota Jambi”
B. Rumusan Masalah
a. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan pada pendidikan terhadap
kesenjangan pendapatan di Kota Jambi?
b. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan pada investasi terhadap
kesenjangan pendapatan di Kota Jambi?
c. Apakah terdapat pengaruh yang simultan pada pendidikan, dan investasi
terhadap kesenjangan pendapatan?
C. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan terhadap kesenjangan
pendapatan di Kota Jambi
b. Untuk Mengetahui pengaruh investasi terhadap kesenjangan pendapatan
di Kota Jambi
c. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan,dan investasi terhadap
kesenjangan pendapatan di Kota jambi
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah ilmu
pengetahuan dan khasanah kajian pustaka yang diharapkan dapat
bermanfaat dalam pengembangan teori dan analis terutama bagi
12
penelitian lanjutan yang berkenaan dengan pendidikan, dan investasi
terhadap kesenjangan pendaptan.
2. Secara Praktis
Bagi Pemerintah Kota Jambi sebagai bahan masukan atau evaluasi untuk
meningkatkan pendidikan dan investasi dalam menunjang pendapatan
agar tidak terjadi kesenjangan pendapatan.
E. Kerangka Teori
1. Pendidikan
a. Teori Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.17
Dalam pandangan islam pendidikan merupakan kewajiban baik
untuk memahami kewajiban Islam maupun untuk membangunkan
kebudayaan / peradaban. Tuntuan kewajiban menuntut ilmu banyak
tertuang pada Al-Qur’an dan Hadis. Bagi manusia pendidikan penting
sebagai upaya menanamkan dan mengaktualisasikan nilai-nilai Islam
pada kehidupan nyata melalui pribadi-pribadi muslim yang beriman dan
bertakwa, sesuai dengan harkat dan derajat kemanusiaan sebagai
17UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional
13
khalifah di atas bumi. Penghargaan Allah terhadap orang-orang yang
berilmu dan berpendidikan sesuai dengan Q.S Al-Mujadalah : 11
sebagai berikut:18
يَْرفَعِ هللاُ الَِّذيَن َءاَمنُو۟ا ِمنُكْم َوالَِّذيَن أُوتُو۟ا اْلِعْلَم دََرٰجت
Artinya: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat”
Karena ilmu merupakan kebutuhan seorang muslim dalam
menjalankan peran dan fungsinya di dunia sebagai makhluk Tuhan,
maka umat Islam diwajibkan menuntut ilmu di sepanjang hayat.
Dijelaskan juga melalui H.R Ibn. Abdil Barr:19
Artinya : “Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki
maupun muslim perempuan”
Manusia diperintahkan belajar secara terus menerus sepanjang
hidupnya untuk membangun peradabannya. Selain itu, manusia telah
ditetapkan Tuhan sebagai khalifah dan pengelola bumi, memanfaatkan
semua yang ada untuk kemajuan dan kesejahteraan hidupnya dalam
rangka memenuhi tujuan yang satu, yaitu mengabdi kepada pencipta-
Nya.
Pendidikan yaitu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-
anak. Adapun maksudnya pendidikan yaitu, menuntun segala kekuatan
kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan
sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan
18 Q.S Al-Mujadalah:11 19 HR. Ibn. Abdil Barr
14
kebahagiaan yang setinggi-tingginya.20 Pendidikan diakui secara luas
bahwa memiliki peran sebagai pemimpin dalam instrumen
pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu pendidikan semakin
dikembangkan. Beberapa tahun lalu pendidikan hanya dipusatkan pada
pendidikan dasar dan menengah.
Namun, saat ini pendidikan telah dikembangkan hingga
pendidikan tinggi. Hal tersebut dilakukan karena pendidikan mampu
memperbaiki kesejahteraan dan mengurangi kemiskinan.21 Pendidikan
memiliki peran penting dalam mengurangi kemiskinan baik di Negara
Indonesia atau negara manapun dalam jangka panjang. Baik secara
tidak langsung melalui perbaikan produktivitas dan efisiensi secara
umum, maupun secara langsung melalui pelatihan golongan miskin
dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk meningkatkan
produktivitas mereka dan pada waktunya akan meningkatkan
pendapatan mereka.22
Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi pendapatan23. Orang yang memiliki tingkat pendidikan
lebih tinggi akan memperoleh pendapatan yang lebih baik. Pendidikan
menjadi wahana yang menjembatani kesenjangan antara tingkat
20Dwi Siswoyo. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Pers(2007), hlm.19 21Bloom, David; Canning, David and Chan, Kevin.Higher Education
andEconomic Development in Africa. Human Development Research, (2006)Vol.
5,No. 1, (PP: 25-90). 22Arsyad, L. Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE Universitas Gajah Mada(2010) 23Cahyono, S. Andy. Karakteristik Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi
PendapatanRumah Tangga Penyadap Getah Pinus di Desa Somagede, Kebumen, Jawa Tengah.
Jurnal UGM(1998)
15
pendidikan yang telah dicapai dengan tingkat pendidikan yang
diinginkan/ dipersyaratkan untuk mencapai suatu tujuan. Selain tingkat
pendidikan pendapatan juga dipengaruhi oleh jenis pekerjaan.
Pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan, pengetahuan
seseorang akan bertambah yang akan bermanfaat untuk mempelajari
keterampilan yang berguna di dunia kerja. Dengan demikian pendidikan
dapat dimasukkan sebagai investasi pembangunan yang hasilnya dapat
dinikmati di kemudian hari. Sebagaimana pembangunan di bidang lain,
pendidikan menjadi salah satu bidang utama selain kesehatan dan
ekonomi Terdapat dua alasan mengapa pendidikan itu penting24.
Pertama karena banyak permintaan yang tinggi untuk pendidikan, hal
ini terjadi karena banyak masyarakat yang percaya bahwa pendidikan
yang tinggi akan memberikan keuntungan bagi mereka. Kedua, karena
banyak hasil observasi yang menyatakan bahwa dengan tingkat
pendidikan yang tinggi maka pendapatan dan status sosial di
masyarakat akan terangkat.
Tingkat pendidikan adalah tahap pendidikan yang
bekelanjutan, yang ditetapkan berdasarkan perkembangan peserta didik,
tingkat kerumitan bahan pengajaran dan cara menyajikan bahan
24Gillis, Malcom. Economic of Development. New York: WW Norton & Company
Inc.(2000)
16
pengajaran. Tingkat pendidikan sekolah terdiri dari pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi25.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
pendidikan adalah suatu proses yang dilakukan oleh masyarakat dalam
rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Sehingga
tingkat pendidikan dapat diartikan sebagai jenjang atau tingkat
pendidikan yang ditempuh oleh masyarakat dalam rangka
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan ditandai
diperolehnya ijazah.
b. Hubungan Antara Pendidikan dengan Kesenjangan Pendapatan
Selama beberapa tahun, sebagian besar penelitian dibidang
ilmu ekonomi, baik di negara-negara maju maupun di negara-negara
sedang berkembang, menitik beratkan pada keterkaitan antara
pendidikan, produktifitas tenaga kerja, dan tingkat output. Hal ini tidak
mengherankan karena, sasaran utama pembangunan di tahun 1950-an
dan 1960-an adalah mamaksimumkan tingkat pertumbuhan output total.
Akibatnya, dampak pendidikan atas distribusi pendapatan dan usaha
menghilangkan kemiskinan absolut sebagian besar telah dilupakan.26
Pendidikan merupakan tujuan pembangunan yang mendasar. Yang
mana pendidikan memainkan peranan kunci dalam membentuk
kemampuan sebuah negara dalam menyerap teknologi modern dan
25Ihsan, F. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta(2011) 26Todaro, Michael. Ekonomi Untuk Negara Berkembang.. Edisi Ketiga Jilid I.Jakarta:
Bumi Aksara(1994)
17
untuk mengembangkan kapasitas agar tercipta pertumbuhan serta
pembangunan yang berkelanjutan.27
Pendidikan berperan penting dalam kesejahteraan seseorang
dengan berbagai cara yang berbeda. Pendidikan dapat meningkatkan
kemampuan penduduk untuk memperoleh dan menggunakan informasi,
memperdalam pemahaman akan perekonomian, memperluas
produktifitas, dan memberi pilihan kepada penduduk apakan berperan
sebagai konsumen, produsen atau warganegara. Selain itu pendidikan
dan distribusi pendapatan adalah mempunyai korelasi yang positif
dengan penghasilannya selama hidup seseorang. Korelasi ini dapat
dilihat terutama pada seseorang yang dapat menyelasaikan sekolah
tingkat lanjutan dan universitas, akan mempunyai perbedaan
pendapatan 300 persen sampai dengan 800 persen, dengan tenaga kerja
yang hanya menyelesaikan sebagian ataupun seluruh pendidikan tingkat
sekolah dasar. Karena tingkat penghasilan sangat dipengaruhi oleh
lamanya tahun memperoleh pendidikan, jelas ketimpangan pendapatan
yang besar tersebut akan semakin besar.
Pendidikan di banyak negara merupakan cara untuk
menyelamatkan diri dari kemiskinan. Dimana digambarkan dengan
seorang miskin yang mengharapkan pekerjaaan baik serta penghasilan
yang tinggi maka harus mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi.
Tetapi pendidikan tinggi hanya mampu dicapai oleh orang kaya.
27Todaro, Michael. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi Ketujuh Jilid I.Jakarta:
Erlangga.(2000)
18
Sedangkan orang miskin tidak mempunyai cukup uang untuk
membiayai pendidikan hingga ke tingkat yang lebih tinggi seperti
sekolah lanjutan dan universitas. Sehingga tingkat pendidikan sangat
berpengaruh dalam mengatasi masalah kemiskinan. Pendidikan
mempunyai pengaruh paling tinggi terhadap kemiskinan dibandingkan
variabel pembangunan lain seperti jumlah penduduk, PDRB, dan
tingkat inflasi.28
Pendapatan seseorang mampu menurunkan kemiskinan di
suatu negara. Seperti yang ada di negara Asia bahwa pada tahun 1990
beberapa negara di Asia mengalami penurunan jumlah kemiskinan29.
Yang sebagian besar disebabkan karena adanya peningkatan dalam hal
pendapatan. Peningkatan pendapatan dapat menurunkan jumlah
penduduk miskin. Karena dengan peningkatan pendapatan masyarakat
bisa meningkatkan dalam hal pemenuhan kebutuhannya. Sehingga
kesejahteraan masyarakat meningkat dan jumlah penduduk miskinnya
menurun.30
2. Investasi
a. Teori Investasi
Investasi merupakan salah satu komponen yang penting dalam
pembangunan ekonomi karena investasi mempunyai keterkaitan dengan
28Hermanto Siregar dan Dwi Wahyuniarti, “Dampak Peretumbuhan Ekonomi Terhadap
Penurunan Jumlah Penduduk Miskin.(2008) 29Singh, R. Human Development Index and Poverty Linkages. International Journal of
Marketing and Technology,(2012) Vol. 2 No. 5, (PP: 219-288). 30Janjua, Pervez Zamurrad.The Role of Education and Income in PovertyAlleviation. The
Lahore Journal of Economics,(2011) Vol. 16, No. 1, (PP: 143-172).
19
keberlangsungan kegiatan ekonomi di masa yang akan datang. Hal ini
dikarenakan dalam proses produksi barang dan jasa meningkat yang
pada gilirannya akan menyerap angkatan kerja. Sehingga tenaga kerja
tersebut memperoleh upah dan tenaga kerja tersebut mempunyai daya
beli. Dengan semakin banyak investasi yang digunakan untuk
melakukan produksi barang jasa, dimana tenaga kerja dapat diserap
lebih banyak juga sehingga terjadi pemerataan pendapatan perkapita.31
Investasi berasal dari kata invest yang berarti menanam,
menginvestasikan atau menanam uang.32 Istilah penanaman modal
berasal dari bahasa latin, yaitu investire yang artinya memakai,
sedangkan dalam bahasa inggris disebut dengan investment. Dalam
definisi penanaman modal dikonstruksikan sebagai sebuah kegiatan
untuk penaikan sumber dana yang digunakan untuk pembelian barang
modal, dan barang modal itu akan dihasilkan produk baru.
Investasi diartikan sebagai pengeluaran atau perbelanjaan
penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-
barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk
menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa yang tersedia
dalam perekonomian, sehingga investasi disebut juga dengan
penanaman modal.33 Investasi adalah pengeluaran yang ditujukan untuk
31Sukirno,Sadono. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo(2004) 32 Andreas Halim, Kamus Lengkap 1 Milyar Inggris-Indonesia, (Surabaya, Sulita
Jaya,(2003) hlm.166 33 I Gusti Ayu Putri Wahyuni Made Sukarsa, Nyoman yuliarmi “Pengaruh
Pengeluaan Pemerintah dan Investasi Terhadap Pertumbuhsn Ekonomi Dan
Kesenjangan Pendapatan Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali”(2010).
20
menambah atau mempertahankan persediaan kapital (capital stock),
capital stock yang dimaksud tidak hanya berupa modal atau fisik seperti
tanah, pabrik-pabrik, dan mesin-mesin tetapi juga berupa sumber daya
manusia atau modal tenaga kerja.34
Komponen GDP (GrossDomestic Product) yang mengaitkan
masa kini dan masa depan. Ada tiga jenis pengeluaran investasi, yakni
sebagai berikut:35
1. Investasi tetap bisnis (business fixed invesment) mencakup peralatan
dan struktur yang dibeli perusahaan untuk proses produksi.
2. Investasi residensial (residential invesment) mencakup rumah baru yang
orang beli untuk tempat tinggal dan yang dibeli tuan tanah untuk
disewakan.
3. Investasi persediaan (inventory invesment) mencakup barang-barang
yang disimpan perusahaan digudang, termasuk bahan-bahan dan
persediaan, barang dalam proses, dan barang jadi.
Realita di negara berkembang dalam pembangunan terdapat
kemajuan yang tidak merata antar daerah atau dengan kata lain terdapat
tingkatan ketimpangan antar daerah.36 Bagaiamana yang terjadi di
Indonesia, secara geografis wilayah terdiri atas kepulauan menyebabkan
terkonsentrasinya kegiatan ekonomi ke wilayah pusat pemerintah dan
34Suparmoko, “Pengantar Ekonomi Makro”BPPE-UGM Yogyakarta(1998) 35Mankiw.Teori Makro Ekonomi. Edisi Keempat. Jakarta: Penerbit Erlangga(2006),
hlm.18 36Muhammad Haaris Hidayat “Analisis Pengaruh Peretumbuhan Ekonomi, Investasi,
Dan IPM Terhadap Ketimpangan Pendapatan Antar Daerah Di Provinsi Jawa Tengah Tahun
2005-2012” skripsi (2012)
21
pertumbuhan. Tidak meratanya tingkatan pertumbuhan ekonomi
diberbagai daerah disebabkan oleh: Konsentrasi kegiatan ekonomi
wilayah.
1. Alokasi investasi yang tidak merata.
2. Tingkat mobilitas faktor produksi yang rendah antar daerah.
3. Perbedaan Sumber Daya Alam (SDA) antar wilayah.
4. Perbedaan kondisi geografis antar wilayah.
5. Kurang lancarnya perdagangan antar propinsi.
Teori Harrod-Domar adalah perkembangan langsung dari teori
makro Keynes jangka pendek menjadi suatu makro jangka panjang37.
Aspek utama yang dikembangkan dari teori Keynes adalah aspek yang
menyangkut peranan investasi jangka panjang. Dalam teori Keynes,
pengeluaran investasi mempengaruhi permintaan penawaran agregat.
Harrod-Domar melihat pengaruh investasi dalam perspektif waktu yang
lebih panjang. Menurut kedua ekonom ini, pengeluaran investasi tidak
hanya mempunyai pengaruh (lewat proses multiplier) terhadap
permintaan agregat, tetapi juga terhadap penawaran agregat melalui
pengaruhnya terhadap kapasitas produksi. Dalam perspektif waktu yang
lebih panjang ini, investasi stok kapital misalnya, pabrik-pabrik, jalan-
jalan, dan sebagainya.
Dalam teori Investasi Harrod-Domar, pembentukan
modal/investasi merupakan faktor penting yang menentukan
37 Boediono , Teori Pertumbuhan Ekonomi,BPEE, Yogyakarta(1985)
22
pertumbuhan ekonomi. Pembentukan modal tersebut dapat diperoleh
melalui akumulasi tabungan. Menurut Harrod-Domar, pembentukan
modal tidak hanya dipandang sebagai pengeluaran yang akan
menambah kemampuan suatu perekonomian untuk menghasilkan
barang dan jasa, tetapi juga akan meningkatkan permintaan efektif
masyarakat. Menurut teori Harrod-Domar, untuk meningkatkan laju
perekonomian, maka diperlukan investasi-investasi baru sebagai stok
tambahan modal.
b. Hubungan Antara Investasi dan Kesenjanga Pendapatan
Berdasarkan teori Harrod-Domar yang menerangkan adanya
korelasi positif antara tingkat investasi dan laju pertumbuhan ekonomi,
dapat dikatakan bahwa kurangnya investasi di suatu wilayah membuat
pertumbuhan ekonomi dan tingkat pendapatan masyarakat per kapita di
wilayah tersebut rendah karena tidak ada kegiatan-kegiatan ekonomi
yang produktif. Dengan terpusatnya investasi di suatu wilayah, maka
ketimpangan distribusi investasi dianggap sebagai salah satu faktor
utama yang mengakibatkan terjadinya ketimpangan pembangunan atau
pertumbuhan ekonomi.
Harrod-Domar menjelaskan bahwa pembentukan
modal/investasi merupakan faktor penting yang menentukan
pertumbuhan ekonomi. Dalam teorinya, Harrod-Domar berpendapat
investasi berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi dalam perspektif
jangka waktu yang lebih panjang. Dapat kita simpulkan, investasi akan
23
berpengaruh secara langsung ataupun tidak langsung pada pertumbuhan
ekonomi, kemudian dengan adanya peningkatan investasi maka
pertumbuhan ekonomi juga akan meningkat, seiring dengan
peningkatan pertumbuhan tersebut maka akan berpengaruh pada
ketimpangan pendapatan. Peningkatan atau penurunan investasi yang
saling berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu
faktor pemicu ketimpangan pendapatan antar daerah.
Dalam teori pertumbuhan endogen, perkembangan teknologi
merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap investasi. Model
pertumbuhan endogen dapat digunakan untuk mengetahui potensi
keuntungan investasi yang tinggi di negara-negara berkembang yang
rasio modal tenaga kerjanya masih rendah. Model pertumbuhan
endogen melihat perubahan teknologi sebagai hasil endogen dari
investasi dalam sumber daya manusia dan industri-industri padat
teknologi, baik yang dilakukan pihak swasta maupun pemerintah. Teori
ini mengacu pada inovasi atau perkembangan teknologi sebagai
komponen yang berpengaruh terhadap investasi, dimana sebelumnya
perubahan atau perkembangan teknologi merupakan hasil dari investasi
modal fisik dan modal sumber daya manusia yang dapat menciptakan
ekonomi eksternal dan peningkatan produktivitas.
3. Kesenjangan Pendapatan
24
Kesenjangan dapat dibedakan menjadi38
a. Kesenjangan antar sektor, yaitu sektor industri dan sector pertanian.
Kesenjangan jenis ini merupakan masalah lama dan sudah menjadi
bahan kajian para akar di banyak negara.
b. Kesenjangan antar daerah. Dalam sejarah, kesenjangan antar daerah
terjadi antara wilayah Jawa dan Luar Jawa, dan sejak kemajuan
Provinsi Bali yang luar biasa, menjadi kesenjangan “Jawa dengan
Luar Jawa Bali”.
c. Kesenjangan antar golongan ekonomi. Kesenjangan jenis ini adalah
yang paling berat dan dalam sistem perekonomian yang cenderung
liberal / kapitalis, perekonomian yang tumbuh terlalu cepat justru
mengakibatkan kesenjangan menjadi semakin parah.
pendapatan adalah hasil kerja (usaha atau sebagainya)39.
Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang
dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan
mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan
semula. Pengertian tersebut menitik beratkan pada total kuantitatif
pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode. Dengan kata lain,
pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah
keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang
dikonsumsi. Defenisi pendapatan menurut ilmu ekonomi menutup
38Mubyarto.Ekonomi Rakyat Program IDT dan Demokrasi Ekonomi
Indonesia.Yogyakarta: Aditya Media.1998 39 Christopher Pass dan Bryan Lowes. Kamus Ekonomi, h. 393
25
kemungkinan perubahan penilaian yang bukan diakibatkan perubahan
modal dan hutang.40
Tingkat pendapatan merupakan salah satu kriteria maju tidaknya
suatu daerah. Bila pendapatan suatu daerah relatif rendah, dapat
dikatakan bahwa kemajuan dan kesejahteraan tersebut akan rendah pula.
Demikian pula halnya bila pendapatan masyarakat suatu daerah relatif
tinggi, maka tingkat kesejahteraan dan kemajuan daerah tersebut tinggi
pula.41
Pendapatan adalah jumlah yang dapat dibelanjakan seseorang
atau rumah tangga dalam jangka waktu tertentu, sementara nilai
kekayaannya tetap utuh. Dalam melakukan pengukuran, nilai konsumsi
ditambah perubahan nilai kekayaan harus sama dengan jumlah
penerimaan, keuntungan dari penjualan aktiva, nilai tunjangan
tambahan dan produksi untuk konsumsi keluarga dan sewa yang
diperoleh. Namun, dalam prakter, hal ini sulit diterapkan, karena dalam
pengukuran perubahan kekayaan terdapat penilaian kembali persediaan
modal.Salah satu alternatif dalam mengukur pendapatan adalah melalui
pengeluaran konsumsi.Konsumsi merupakan faktor yang relevan dalam
penilaian kesejahteraan.
Tinggi rendahnya pengeluaran sangat tergantung kepada
kemampuan keluarga dalam mengelola penerimaan atau pendapatannya.
40 Rustam, Pendapatan Menurut Akuntansi Keuangan,
http://library.usu.ac.id/download/fe/akuntansi-rustam2 (25 juli 2019 h. 1. 41 Mahyu Danil, “Pengaruh Pendapatan Terhadap Tingkat Konsumsi Pada Pegawai
Negeri Sipil di Kantor Bupati Bireuen”, dalam Jurnal Ekonomika Universitas Almuslim Bireue
Aceh, Vol. 4 No. 7, h. 9
26
Selain itu, pengalaman berusaha juga mempengaruhi pendapatan.
Semakin baiknya pengalaman berusaha seseorang maka semakin
berpeluang dalam meningkatkan pendapatan. Karena seseorang atau
kelompok memiliki kelebihan keterampilan dalam meningkatkan
aktifitas sehingga pendapatan turit meningkat. Usaha meningkatkan
pendapatan masyarakat dapat dilakukan dengan pemberantasan
kemiskinan yaitu membina kelompok masyarakat dapat dikembangkan
dengan pemenuhan modal kerja, ketepatan dalam penggunaan modal
kerja diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan
usaha sesuai dengan yang diharapkan sehingga upaya peningkatan
pendapatan masyarakat dapat terwujud dengan optimal.
sumber penerimaan rumah tangga sebagai pendapatan menjadi
tiga bagian, yaitu :
a. Pendapatan dari gaji dan upah yang merupakan balas jasa sebagai
tenaga kerja. Besar gaji / upah dipengaruhi produktivitas, diantaranya
tingkat keahlian (skill), kualitas modal manusia (human capital), dan
kondisi kerja (working condition).
b. Pendapatan dari aset produktif, berupa pemasukan balas jasa
penggunaan, diantaranya aset finansial (deposito, modal dan saham),
dan aset bukan finansial (rumah, tanah dan bangunan).
c. Pendapatan dari pemerintah (transfer payment), berupa pendapatan
yang diterima sebagai balas jasa atas input yang diberikan, misalnya
dalam bentuk subsidi, tunjangan atau jaminan sosial.
27
Islam menghendaki keadilan dalam distribusi pendapatan.
Islam menegaskan bahwa dalam harta orang-orang kaya terdapat hak
yang harus didistribusikan kepada orang-orang miskin, sehingga harta
itu tidak hanya dinikmati oleh orang-orang kaya (QS. al-Hasyr:7)
sementara orang-orang miskin hidup dalam kekurangan dan
penderitaan. Prinsip keadilan dan pemerataan dalam distribusi
mengandung maksud. Pertama, kekayaan tidak boleh dipusatkan pada
sekelompok orang saja, tetapi harus menyebar kepada seluruh
masyarakat. Islam menginginkan persamaan kesempatan dalam meraih
harta kekayaan, terlepas dari tingkatan sosial, kepercayaan, dan warna
kulit. Kedua, hasil-hasil produksi yang bersumber dari kekayaan
nasional harus dibagi secara adil. Ketiga, Islam tidak mengizinkan
tumbuhnya harta kekayaan yang melampaui batas-batas yang wajar
apalagi jika diperoleh dengan cara yang tidak benar. Untuk mengetahui
pertumbuhan dan pemusatan, Islam melarang penimbunan harta
(ihtikar) dan memerintahkan untuk membelanjakannya demi
kesejahteraan masyarakat.
Allah berfirman:
Artinya: “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan
haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan, dan
janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan
28
dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya." (QS. al-Isra/17:
26-27)
Distribusi dalam ekonomi Islam memiliki tujuan yaitu:
Pertama, pengembangan dan pembersihan harta, baik dalam bentuk
infak sunah maupun infak wajib. Hal ini mendorong pelakunya untuk
selalu menginvestasikan hartanya dalam bentuk kebaikan. Kedua,
memberdayakan sumber daya manusia yang menganggur dengan
terpenuhinya kebutuhan modal usaha mereka. Hal ini akan mendorong
setiap orang untuk mengembangkan kemampuan dan kualitas kerja
mereka. Ketiga, memberi andil dalam merealisasikan kesejahteraan
ekonomi karena tingkat kesejahteraan ekonomi sangat berkaitan dengan
tingkat konsumsi. Kemudian tingkat konsumsi tidak hanya berkaitan
dengan pemasukan saja, namun, juga berkaitan dengan cara
pendistribusiannya di antara anggota masyarakat. Keempat, penggunaan
terbaik dari sumber sumber ekonomi.
Distribusi pendapatan pada sebuah perekonomian adalah hasil
akhir dari seluruh proses ekonomi, yang artinya bahwa distribusi
pendapatan pada prinsipnya harus memperhitungkan semua faktor yang
mempengaruhinya. Cara sederhana untuk mengetahui masalah distribusi
pendapatan adalah dengan menggunakan kerangka kemungkinan
produksi. Dalam hal ini, suatu perekonomian diasumsikan menjadi dua
29
macam barang, yaitu barang kebutuhan pokok dan barang mewah.
Produksi dianggap terjadi di sepanjang kurva kemungkinan produksi.42
Di Indonesia ketimpangan pendapatan bisa dilihat dari
kekayaan yang dimiliki oleh beberapa individu. Pendapatan yang
dihasilkan oleh orang-orang terkaya di Indonesia setiap tahunnya cukup
untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem yang terjadi di Indonesia.
Dalam hal ini jelas terbukti bahwa terjadi ketimpangan pendapatan antar
individu kaya dan miskin. Ketimpangan kekayaan antara orang kaya
dan miskin di Indonesia termasuk yang paling buruk di dunia. Hal ini
juga telah dilaporkan dalam survei lembaga keuangan Swiss, Credit
Suisse pada Januari 2017.
Menurut survei tersebut, satu persen orang terkaya di Indonesia
menguasai 49,3 persen kekayaan nasional. Kondisi ini hanya lebih baik
dibanding Rusia, India, dan Thailand. Jika dinaikkan menjadi 10 persen
terkaya, penguasaannya mencapai 75,7 persen.43 Ekonomi Islam
memiliki potensi dalam memberi sumbangan pada ekonomi Indonesia
khususnya dalam mengatasi kesenjangan ekonomi dan menciptakan
keadilan distribusi, yang pada akhirnya dapat mengentaskan
kemiskinan. Misalnya, potensi dana zakat dan wakaf sebagai salah satu
instrumen dari konsep distribusi.
42Bigsten dalam Annisa Gannis Darmajati “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Kesenjangn Pendapatan Di Provinsi Jawa Tengah’ skripsi 2010 43 https://kandankilmu.org/2017/05/02/economic-analysis-2-ketimpangan-distribusi-
pendapatan-di-indonesia/
30
Sistem ekonomi syariah sendiri dinilai bisa meningkatkan
keadilan dan kesejahteraan antar umat. Di indonesia, ekonomi berbasis
Islam memiliki lima tujuan yang dapat merefleksikan keadilan umat,
yakni melindungi agama, melindungi kehidupan, melindungi akal,
melindungi anak cucu, melindungi kekayaan atau amal. Mentri
keuangan Sri Mulyani mengatakan “kesejahteraan masyarakat bisa
meningkat dengan memaksimalkan sumber daya pembiayaan syariah
seperti zakat dan wakaf.”
Ketimpangan dalam distribusi pendapatan dapat dilihat dari
tinggi rendahnya nilai rasio gini. Rasio gini adalah suatu koefisien yang
berkisar dari angka 0 hingga 1, besarnya koefisien gini menjelaskan
derajat kemerataan/ketimpangan distribusi pendapatan nasional.
Semakin kecil (semakin mendekati nol) koefisienya, semakin
baik/merata koefisiennya. Sebaliknya, semakin besar koefisiennya
(semakin mendekati satu) semakin timpang distribusinya.44 Jika
pendapatan tidak mengalami perunahan, maka kenaikan harga akan
menyebabkan pendapatan riil menjadi semakins sedikit, kemampuan
pendapatan yang diterima untuk membeli barang-barang menjadi
bertambah kecil dari sebelumnya. Maka kenaikan harga menyebabkan
konsumen mnegurangi jumlah berbagai barang yang dibelinya.45
Kesenjangan Pendapatan merupakan ketimpangan relatif
pendapatan antar golongan masyarakat yang diukur dengan Gini Ratio.
44Dspace.uii.ac.id 45Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi: Teori Pengantar, Jakarta:Raja Wali Pres.
2008.hlm159
31
Dari segi penyebabnya, kesenjangan distribusi pendapatan di Negara
yang sedang berkembang disebabkan oleh:
a) Pertumbuhan penduduk yang tinggi mengakibatkan menurunnya
pendapatan perkapita
b) Ketidakmerataan pembangunan antar daerah
c) Inflasi, dimana pendapatan uang bertambah tetapi tidak diikuti
secara proporsional dengan pertambahan produksi barang-
barang
d) Investasi
Dengan adanya pertumbuhan ekonom baik secara langsung
maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap masalah
ketimpangan regional. Ketimpangan dalam pembagian pendapatan
adalah ketimpangan dalam perkembangan ekonomi antar berbagai
daerah pada suatu wilayah yang akan menyebabkan. Ketimpangan
pendapatan dalam praktik sering memicu kecemburuan sosial dan
kekerasan yan sering terjadi di berbagai daerah di Indonesia.
F. Tinjauan Pustaka
No Judul Penelitian Penyusun Hasil Penelitian
1. Analisis Ketimpangan
Pendapatan Regional di
DIY Jawa Tengah Seta
Faktor yang
Mempengaruhi periode
2000-2004
Sultan dan
Jazmani
Terdapat ketimpangan
pendapatan di DIY dan
Jawa Tengah dalam Tahun
2000-2004. Pertumbuhan
penanaman modal asing
mempunyai pengaruh
negative dan signifikan
terhadap ketimpangan
32
pendapatan regional.
Pertumbuhan ekspor
mempunyai pengaruh
negative dan signifikan
terhadap ketimpangan
pendapatan regional.
Pertumbuhan Produk
Regional Domestik Bruto
(PDRB) mempunyai
pengaruh negative dan
signifikan terhadap
ketimpangan pendapatan.
Hasil penelitian
menyatakan bahwa
seluruh variable
berpengaruh secara
simultan terhadap
ketimpangan distribusi
pendapatan.46
2. Pengaruh Pertumbuhan
Ekonomi, Penanaman
Modal dan Tingkat
Pendidikan Terhadap
Disparitas Pendapatan di
Provinsi Jawa Timur
(2001-2010)
Ni’matush
Sholihah
Variable pertumbuhan
ekonomisecara parsial
berpengaruh positif dan
signfikan terhadap
disparitas pendapatan.
Variabel Penanaman
Modal Dalam Negeri
(PMDN Perkapita) secara
parsial berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
disparitas pendapatan.
Variable Penanaman
Modal Asing (PMA
Perkapita) secara parsial
berpengaruh postif
terhadap disparitas
pendapatan. Variable
tingkat pendidikan (rasio
tingkat pendidikan SD dan
rasio tingkat pendidikan
SLTA) secara pasrsial
mempunyai pengaruh
negative dan signifikan
terhadap disparitas
46Sultan dan Jamzani Sodik “Analisis Ketimpangan Pendapatan Regional Serta Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi (Study Kasus Di DIY-Jawa Tengah)”.Jurnal Ilmiah Buletin Ekonomi
Vol. 8.No. 1, (2010).
33
pendapatan. Variable
pertumbuhan ekonomi,
penanaman modal (PMDN
Perkapita dan PMA
Perkapita) dan tingkat
pendidikan (rasio tingkat
pendidikan SD dan SLTA)
scara langsung
mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap
disparitas pendapatan di
Provinsi Jawa Timur tahun
2001-201047
3. Pengaruh Pertumbuhan
Ekonomi, Kontribusi
Output Sektor Industri,
Upah Minimum dan
Tingkat Pendidikan
Terhadap Kesenjangan
Pndapatan di Indonesia
Adrian
Coto
Pertumbuhan ekonomi
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
kesenjangan pendapatan,
sedangkan ouput sector
industry dan upah
minimum regional dan
tingkat pendidikan
perkerja berpengaruh
negative dan signifikan
terhadap kesenjangan
pendapatan.48
4. Tingkat Pengembalian
Investasi Pendidikan di
Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY)
Nur Cahyo
Dian
Pamungkas
Setiap kenaikan lama
pendidikan sealam 1 tahun
akan menaikan pendapatan
seebesar 10,8%. Secara
parsial dan simultan
variable lama pendidikan,
dn pngalaman kerja
berpegaruh positif dan
signifikan terhadap
pendapatan. Varaibel lama
pendidikan, pengalaman
kerja dan pengalaman
kerja kuadrat dapat
menjelaskan variable
47Ni’matush Sholihah “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Penanaman Modal dan Tingkat
Pendidikan Terhadap Disparitas Pendapatan di Privinsin Jawa Timur (2001-2010)” (2013). 48Adrian Coto “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Kontribusi Output Sektor Industri,
Upah Minimum dan Tingkat Pendidikan Terhadap Kesenjangan Pndapatan di Indonesia (2006).
34
pendapatan sebesar
26,7%49
5. Hubungan Antara
Tingkat Kesenjangan
Pendapata dengan
Pertumbuhan Ekonomi:
Suatu Studi Lintas
Negara
Joko
Waluyo
Hubungan antara
kesenjangan pendapatan
dengan pertumbuhan
ekoonmi adalah negative
dan siginifikan. Investasi
tidak memperbaiki
redistribusi pendapatan,
tetapi memperbaiki
kepemilikan tanah dan
meningkatkan efisiensi
sember daya ekonomi
ekonomi50
6. Hubungan Persentase
Pengeluaran Pemerintah
di Bidang Pendidikan
Terhadap PDB Dengan
Ketimpangan Pendapatan
dari Tahun 1970-1996
Sylwester Meningkatnya
pengeluaran pemerintah
dibidang pendidikan akan
menurunkan ketimpangan
pendapatan dan dampak
ini diasumsikan hanya
bersifat jangka pendek.
Lebih jauh lagi dijelaskan
bahwa pengeluaran
pemerintah dibidang
pendidikan tidak memiliki
hubungan terhadap
pertumbuhan ekonomi
dalam jangka pendek dan
pengeluaran pemerintah
dibidang pendidikan lebih
berperan terhadap
menurunkan ketimpangan
pendapatan.51
7. Hubungan Pendidikan,
Pertumbuhan Ekonomi
dan Ketimpangan
Pendapatan dari tahun
1960-1990
Teulings
dan Rens
hubungan negatif antara
tingkat pendidikan
terhadap private return
dan social return bagi para
pekerja. Selain itu
49Nur Cahyo Dian Pamungkas “Tingkat Pengembalian Investasi Pendidikan di Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY)” (2007).
50Joko Waluyo “Hubungan Antara Tingkat Kesenjangan Pendapata dengan Pertumbuhan Ekonomi: Suatu Studi Lintas Negara”(2004)
51Sylwester “Hubungan Persentase Pengeluaran Pemerintah di Bidang Pendidikan Terhadap PDB Dengan Ketimpangan Pendapatan dari Tahun 1970-1996” (2000).
35
penelitian ini tidak
menemukanpengaruh dari
peningkatan pendidikan
terhadap pertumbuhan
ekonomi52
8. Ketimpangan Pendapatan
dan Ketimpangan
Pendidikan di Bahrain
dari Tahun 1980-2006
Abdelbaki Hubungan positif antara
tingkat pendidikan orang
tua dengan pendapatan
keluarga, ketimpangan
pendapatan
mengakibatkan terjadinya
ketimpangan pendidikan
dan ketimpangan
pendidikan di Bahrain
diakibatkan oleh disparitas
biaya pendidikan di
sekolah swasta dan
pengeluaran pemerintah di
bidang pendidikan.53
9. Ketimpangan Pendidikan
antar Kabupaten/Kota
dan Implikasinya di
Provinsi Jawa Tengah.
Bustomi Pengaruh ketimpangan
pendapatan terhadap
ketimpangan
pendidikan di Provinsi
Jawa tengah adalah
positif namun tidak
signifikan. Hasil
persamaan model
regresi pertama
menunjukkan bahwa
jika ketimpangan
pendapatan yang
diukur melalui gini
rasio meningkat
dengan asumsi ceteris
paribus, maka nilai
indeks gini pendidikan
akan naik mendekati
angka 1 yang berarti
ketimpangan
52Teulings dan Rens “Hubungan Pendidikan, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan
Pendapatan dari tahun 1960-1990”(2003). 53Abdelbaki “Ketimpangan Pendapatan dan Ketimpangan Pendidikan di Bahrain dari
Tahun 1980-2006”(2012).
36
pendidikan semakin
tinggi.54
10. hubungan ketimpangan
pendidikan, pertumbuhan
ekonomi dan
ketimpangan pendapatan
di 23 Provinsi di
Indonesia dari Tahun
1996-2005
Digdowisei
so
bahwa rata-rata lama
pendidikan secara
statistik signifikan
dalam semua model
dan berhubungan
positif dengan
pertumbuhan
ekonomi di mana
satu tahun tambahan
lama sekolah akan
meningkatkan
pertumbuhan
ekonomi. Penelitian
ini juga menegaskan
bahwa pertumbuhan
ekonomi memiliki
hubungan yang
signifikan terhadap
ketimpangan
pendapatan.55
11. Hubungan Pertumbuhan
Ekonomi Dengan
Ketimpangan Pendapatan
dan Ketimpangan
Pendidikan di Tingkat
Regional di Portugal
Tahun 1995-2007.
Duarte dan
Simeos
ketimpangan pendapatan
memiliki hubungan yang
tidak signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi
regional di Portugal
dibanding dengan
ketimpangan pendidikan.56
12. Faktor yang
Mempengaruhi
Ketidakmerataan
Pendapatan di Indonesia
periode 1980-1996
Lyndon
Pangemana
n
Kenaikan penduduk usia
60 tahun ke atas secara
signifikan menurunkan
kesenjangan pendapatan,
kenaikan proporsi
penduduk yang bekerja
dan terdidik akan
meningkatkan
kesenjangan pendapatan
54Bustomi “Ketimpangan Pendidikan antar Kabupaten/Kota dan Implikasinya di Provinsi
Jawa Tenga”(2012). 55Digdowiseiso “hubungan ketimpangan pendidikan, pertumbuhan ekonomi dan
ketimpangan pendapatan di 23 Provinsi di Indonesia dari Tahun 1996-2005”(2009). 56Duarte dan Simeos “Hubungan Pertumbuhan Ekonomi Dengan Ketimpangan
Pendapatan dan Ketimpangan Pendidikan di Tingkat Regional di Portugal Tahun 1995-
2007”(2010).
37
rumah tangga, kenaikan
proporsi anggota rumah
tangga yang bekerja di
sektor industri akan
meningkatkan
kesenjangan pendapatan
rumah tangga, kenaikan
pertumbuhan ekonomi
menurunkan kesenjangan
pendapatan rumah
tangga.
13. Pengaruh IPM, Biaya
Infrastruktur, Investasi
dan
Pertumbuhan Ekonomi
Terhadap Ketimpangan
Distribusi Pendapatan di
Provinsi Bali.
Diah
Pradnyade
wi dan Ida
Bagus Putu
Purbadhar
maja
IPM berpengaruhlangsung
dan signifikan pada
pertumbuhan
ekonomi di ProvinsiBali
karena tingginyaangka
IPMm menggambarkan
kesejahteraan masyarakat
secara umum suatu daerah,
sedangkan
biayainfrastruktur
daninvestasi tidak
memiliki
pengaruhsignifikan
padapertumbuhan
ekonomi di Provinsi Bali,
dimana peningkatan
biayainfrastruktur
daninvestasi setiap
tahunnya tidak diikuti
olehpeningkatan
pertumbuhan ekonomi di
Provinsi Bali.
Biayainfrastruktur
danpertumbuhan ekonomi
memiliki pengaruh
langsung dan signifikan
pada ketimpangan
distribusi pendapatan di
Provinsi Bali, sedangkan
IPM serta investasi
tidakmemiliki
pengaruhsignifikan
padaketimpangan
distribusi pendapatan di
Provinsi Bali. IPM serta
38
biayainfrastruktur
memiliki pengaruh
padaketimpangan
distribusi
pendapatan secaratidak
langsungmelalui
pertumbuhan ekonomi di
Provinsi Bali. IPM serta
biaya infrastruktur yang
semakin baik setiap
tahunnya
sertakesejahteraan
masyarakat yang semakin
baik akan memberikan
peningkatan kapasitas
perekonomian daerah
dimana sektor riil suatu
daerah akan bergerak baik
dalam bidang infrastruktur
maupun sumber daya
manusia dan pada
akhirnya
pertumbuhanekonomi
akan
meningkat sehinggadapat
mengurangiketimpangan
distribusi pendapatan57
14. Analisis Pertumbuhan
Ekonomi, Konsumsi,
Investasi, Dan
Ekspor Neto Di
ndonesia Dan
Sulawesi Utara
Sebelum Dan
Sesudah Krisis
Finansial Global
Tahun 2008.
Christie N.
J. Maramis
Terdapat perbedaan
kondisi pertumbuhan
ekonomi, konsumsi,
investasi dan ekspor neto
Sulawesi Utara yang
signifikan antara sebelum
dan sesudah krisis
finansial global 2008.
Terdapat perbedaan
kondisi pertumbuhan
ekonomi, konsumsi,
investasi dan
ekspor neto Indonesia
yang signifikan antara
sebelum dan sesudah krisis
57Diah Pradnyadewi T, dan Ida Bagus Putu Purbadharmaja “Pengaruh Ipm, Biaya
Infrastruktur, Investasi Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Ketimpangan Distribusi Pendapatan
(Study Kasus Di Provinsi Bali)”. Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan, Vol. 6. No. 2, (2017).
39
finansial global 2008.
Kenaikan kondisi
pertumbuhan ekonomi,
konsumsi dan investasi
Sulawesi Utara lebih
signifikan dibandingkan
dengan Indonesia. Hal
menggambarkan kondisi
Perekonomian Sulawesi
Utara lebih mengalami
peningkatan setelah terjadi
krisis finansial global
2008dibandingkan dengan
Indonesia.58
15. Ketimpangan Pendapatan
Dan Penurunan
Kesejahteraan
Masyarakat
M.Syawie
Ketimpangan muncul
karena pelayanan publik
yang buruk bagi kalangan
bawah seperti pendidikan,
pelayanan kesehatan, air
bersih, dan akses kredit.
Ini membuat mereka tak
bisa bersaing dan
meningkatkan taraf hidup.
Perspektif ini memberi
kemungkinan analisis
lebih luas seperti
ketimpangan sosial.
Perspektif Meuthia Ganie
berpendapat bahwa cara
terbaik memahami
ketimpangan agar dapat
mengambil kebijakan tepat
adalahmenggunakan
ketiga perspektif.
Perspektif pertama sebagai
dasar informasi, perspektif
kedua untuk memahami
struktur ekonomi.59
58Christie N. J. Maramis “Analisis Pertumbuhan Ekonomi, Konsumsi, Investasi, Dan
Ekspor Neto (Study Kasus Di Indonesia Dan Sulawesi Utara Sebelum Dan Sesudah Krisis
Finansial Global Tahun 2008)”. Jurnal EMBA, Vol. 1. No. 4, (2013).
59M. .Syawie “Ketimpangan Pendapatan Dan Penurunan Kesejahteraan Masyarakat
(Study Kasus Di Jakarta Timur)”. Jurnal Ilmiah, Vol. 18. No. 2, (2013).
40
16. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi
Ketimpangan Distribusi
Pendapatan Provinsi
Jawa Barat Melalui
Korelasi Kanonik.
Soemartini,
dan Enny
Supartini
Berdasarkan analisis,
diperoleh bahwa nilai Gini
Rasio yang menunjukkan
ketimpangan distribusi
pendapatan
antarmasyarakat di
Provinsi Jawa Barat
selama kurun waktu 2009-
2014 cenderung
meningkat. Pada tahun
2012 mengalami
ketimpangan tertinggi
yakni sebesar 0.42
sedangkan ketimpangan
terendah terjadi pada tahun
2009 yaitu sebesar 0.3360
17. Pertumbuhan Ekonomi
Dan Ketimpangan
Pendapatan Antar
Kecamatan Di Kabupaten
Karanganyar Tahun
2001-2008
Pramulyaw
an (2010)
Dengan menggunakan alat
analisis Klasifikasi
kecamatan dihitung
menggunakan Tipologi
Klassen, sedangkan untuk
ketimpangan pendapatan
dihitung menggunakan
Indeks Williamson,
kemudian Korelasi
Pearson digunakan untuk
mengetahui hubungan
antara pertumbuhan
ekonomi dan ketimpangan
pendapatan. Hasil analisis
dengan Tipologi Klassen
menujukkan bahwa
kecamatan di Kabupaten
Karanganyar kebanyakan
masuk dalam daearah
berkembang cepat dan
daerah relatif tertinggal.
Untuk hasil analisis
dengan menggunakan
Indeks Williamson, di
dapat bahwa tingkat
ketimpangan Kabupaten
Karanganyar berkisar
60Soemartini, dan Enny Supartini “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketimpangan
Distribusi Pendapatan (Study Kasus Di Provinsi Jawa Barat)”. Jurnal Ilmiah Statistika FMIPA
UNPADBandung, (2016).
41
antara 0,89 sampai dengan
0,92 sehingga hal ini
menunjukkan bahwa
Kabupaten Karanganyar
masuk dalam kawasan
ketimpangan besar. Untuk
hasil perhitungan dengan
menggunakan Korelasi
Pearson dapat diketahui
bahwa hubungan antara
pertumbuhan ekonomi dan
ketimpangan pendapatan
adalah tidak signifikan.61
18. Analisis Kesenjangan
Pendapatan Antar
Kabupaten/Kota Di
Provinsi Jawa Timur Di
Era Desentralisasi Fiskal
Ulfie
Efriza
penelitian ini
menunjukkan bahwa
tingkat buta huruf, inflasi,
dan pengangguran
berpengaruh positif dan
signifikan. Sementara itu,
pertumbuhan ekonomi dan
IPM berpengaruh negatif
dan signifikan.62
19. Analisis Faktor-faktor
yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Ekonomi
dan Ketimpangan
Pendapatan di Indonesia
Yosi Eka
Putri dkk
Dengan menggunakan
metode analisis regresi
data panel, hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa 1.
Variabel derajat otonomi
fiskal daerah berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap pertumbuhan
ekonomi 2. Variabel Rasio
Pajak berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi 3.
Variabel Investasi
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi 4.
Variabel pertumbuhan
ekonomi berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap ketimpangan
61Pramulyawan “Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan Pendapatan Antar Kecamatan
Di Kabupaten Karanganyar Tahun 2001-2008”Jurnal Ilmiah e-prints.umm.ac.id (2010). 62 Ulfie Efriza “Analisis Kesenjangan Pendapatan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi
Jawa Timur Di Era Desentralisasi Fiskal” jurnal jimfeb.ub.ac.id (2014)
42
pendapatan 5. Variabel
produktivitas tenaga kerja
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
ketimpangan pendapatan
6. Variabel investasi
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
ketimpangan pendapatan
7. Variabel IPM
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
ketimpangan distribusi
pendapatan63
20. Pengaruh IPM, Biaya
Insfrastruktur, Investasi
dan Pertumbuhan
Ekonomi terhadap
Ketimpangan Distribusi
Pendapatan di Provinsi
Bali
Diah
Pradnyade
wi dan Ida
Bagus Putu
Penelitian ini
menggunakan metode
analisis jalur yang
menghasilkan bahwa 1.
Variabel IPM berpngaruh
positif dan signifikan
terhadap pertumbuhan
ekonomi 2. Variabel biaya
insfrastruktur tidak
memiliki pengaruh
signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi 3.
Variabel investasi tidak
memiliki pengaruh
signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi 4.
Variabel IPM tidak
memiliki pengaruh
signifikan terhadap
ketimpangan distribusi
pendapatan 5. Variabel
biaya insfrastruktur tidak
memiliki pengaruh
signifikan terhadap
ketimpangan distribusi
pendapatan 6. Variabel
pertumbuhan ekonomi
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
63Yosi Eka Putri dkk “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
dan Ketimpangan Pendapatan di Indonesia”ejurnal.unp.ac.id (2015).
43
ketimpangan distribusi
pendapatan.64
Berdasarkan tinjauan pustaka diatas, maka yang membedakan penelitian ini
dengan penelitian terdahulu yaitu pengaruh pendidikan dan investasi
terhdap kesenjangan pendapatan dengan tahun terbaru yaitu dari tahun
2011-2018 dan pandangan islam terhdap pentingnya pendidikan dan
pemeretaan pendapatan.
G. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini untuk menejelaskan
variable-variabel penelitian diantaranya variabel pendidikan dan investasi
secara relevan sehingga dapat dijadikan alasan untuk menjawab permaslahan
tentang pengaruh variabel tersebut terhadap kesenjanan pendapatan.
Kerangka pemikiran uga menggambarkan alur pemikiran peneliti.
Berdasarkan landasan teori dan penelitian-penelitian terdahulu serta
pengkajian antara pendidikan dan invsetasi terhadap kesenjangan pendapatan
di kota jambi maka kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian sebagai
berikut:
64Diah Pradnyadewi dan Ida Bagus Putu “Pengaruh IPM, Biaya Insfrastruktur, Investasi
dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Ketimpangan Distribusi Pendapatan di Provinsi
Bali”Vol.6.No.2 2017.
44
H. Hipotesis
Untuk menguji ada tidaknya variabel X1 ( Pendidikan ) dan X2 (
Investasi ) dengan Y ( Kesenjangan Pendapatan ), maka penulis mengajukan
hipotesis sebagai :
1. Diduga pendidikan berpangaruh signifikan terhadap kesenjangan
pendapatan di kota jambi
2. Diduga invetasi berpengaruh signifikan terhadap kesenjangan pendapatn
di kota jambi
3. Diduga pendidikan dan investasi berpengaruh simultan terhadap
kesenjangan pendapatan
Pendidikan
Investasi
Kesenjangan
pendapatan
45
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
1. Variabel Penelitian
Varibel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.65 Adapun definisi
kedua variabel tersebut adalah:
a. Variabel Dependen (Variabel terikat)
Variabel dependen adalah Variabel yang dipengaruhi atau
variabel yang menjdi akibat, karena adanya variabel bebas.66 Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah kesenjangan
pendapatan (Y). Semakin detail dan terinci data yang diperoleh,
pengambilan keputusan dapat merumuskn kebijakan dengan lebih tepat.
b. Variabel Independen (Variabel bebas)
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahnnya atau timbulnya variabel dependen
(variabel terikat).67 Variabel independen dalam penelitian ini yaitu
pendidikan dan investasi. Dengan desain penelitian:
X1 : Pendidikan Tahun 2013-2017
X2 : Investasi Tahun 2013-2017
65 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dam R&D,
(Alfbeta:Bandung,2017)hlm38 66 Ibid,hlm 39 67 Ibid,hlm39
46
2. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah penentuan construct sehingga menjadi
variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu
dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct,
sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi
pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran
construct yang lebih baik.68 Definisi Operasional bertujuan untuk dapat
menjelaskan dan menjabarkan variabel apa saja yang timbul dalam indikator
yang terperinci. Penelitian ini termasuk dalam kategori deskritif kuantitatif,
yaitu penelitian yang dilakuan unutk mengetahui nilai suatu variabel
independen tanpa membandingkan atau menghubungkan dengan variabel
lain.
Untuk memudahkan dalam pemahaman terhadpa istilah dari variabel
yang digunakan pada penelitian ini, maka dapat dijelaskan definisi
operasional untuk setiap variabel adalah sebagai berikut:
a. Pendidikan adalah pendidikan di kota jambi dalam satuan persen dari
tahun 2011-2018
b. Investasi adalah investasi PMDN di kota jambi dalam satuan angka dari
tahun 2011-2018
c. Kesenjangan pendapatan adalah indeks gini rasio di kota jambi dalam
satuan persen dari tahun 2011-2018
B. Jenis Sumber Data
68Nur Indriantoro, Metodologi Penelitian Bisnis , BPFE:Yogyakarta, 2002 hlm.69
47
1. Jenis Data
Data dalam sebuah penelitian merupakan bahan pokok yang
akan diolah dan analisis untuk menjawab masalah-masalah dalam
penelitian. Jenis data yang dipergunakan dalam sebuah penelitian dalam
menyusun karya ilmiah ataupun penyusunan skripsi biasanya berupa
data primer dan sekunder. Tetapi dalam penelitian ini hanya
menggunakan data sekunder.
Menurut Sugiyono data sekunder adalah sumber yang tidak
langsung memberikan data-data kepada pengumpul data, misalnya
lewat orang lain atau lewat dokumen. Data sekunder merupakan data
yang bukan di usahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti misalnya
daei biro statistic, majalah, Koran, keteranggan-keterangan atau
publikasi lainnya. Data sekunder merupakan data yang diperoleh
melalui pengambilan pengumpulan atau pengelohan data yang biasanya
bersifat studi dokumentasi.
2. Sumber data
Sumber data adalah tempat data diperoleh dengan
menggunakan metode tertentu baik berupa manusia, artefak, ataupun
dokumen-dokumen.69 Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder berupa data time series dari tahun 2011-2018,
yaitu meliputi data pendidikan, invetasi dan kesenjangan pendapatan.
C. Instrumen Pengumpulan Data
69Sutopo, Metodologi Pneletian Kualitatif. Surakrta: UNS 2006. Hlm.56-57
48
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka
harus ada alat yang diukur dengan baik. Alat ukur dalam penelitian
biasanya dinamakan instrument penelitian. Jadi instrument penelitian
adalah suatu alat yang digunkan untuk mengukur fenomena alam maupun
sosial yang diamati.Teknik pengumpulan data yang tidak langsung
ditujukan kepada subjek penelitian merupakan studi dokumentasi.70
Dokumentasi adalah informasi yang berasal dari catatan penting baik dari
lembaga atau organisasi maupun perorangan.71
Dokumetasi biasa berbentuk tulisan, gambar aatau karya-karya
monumental dari seseorang.72 Dokumentasi merupakan pengumpulan data
oleh peneliti dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen dari sumber
terpecaya, berbagai hal media cetak membahas mengenai narasumber yang
akan diteliti. Dokumentasi penulis gunakan sebagai instrument untuk
mendapatkan informasi non manusia, sumber informasi (data) non
manusia ini berupa catatan-catatan, pengumuman, instruksi, aturan-aturan,
laporan, keputusan atau surat-surat lainnya, catatan-catatan dan arsip-arsip
yang ada kaitannya dengan focus penelitian.
D. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan
data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat
70 Irawan Soeharto, Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta:
Rieneka Cipta, 2011), 112 71 Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Poposal dan
Laporan Penelitian. Malang: UMM Press, hlm.72 72Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dam R&D,
(Alfbeta:Bandung,2017)hlm.140
49
ditemukan tema dan tempat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang
disarankan oleh data73. Analisis data yang dimaksud adalah analisis untuk
melakukan hipotesis dan menjawab rumusan masalah yang telah diajukan.
Data-data yang diperoleh, akn diolah dengan teknik kuantitatif-deskriptif.
1. Analisis Deskriptif Kuantitatif
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlbih dahulu akan
diuraikan hasil dari analisis deskriptif untuk menggambarkan atau
mendeskripsikan kondisi data yang digunakan dalam penelitian. Metode
deskrptif adalah metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau
memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel
yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan
membuat kesimpulan yang berlaku umum.74 Penelitian ini menggunakan
deskriptif dengan tujuan untuk mendeskripsikan, menggambarkan secara
sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifatn hubungan
antar fenomena objek penelitian atau hasil penelitian. Penyajian rata-rata
(mean) pendidikan dan investasi dimaksudkan untuk memberikan
gambaran mengenai besarnya kesenjangan pendapatan di Kota
Jambi.Penyajian standar deviasi kesenjangan pendapatan dimaksudkan
untuk memberikan gambaran mengenai besarnya variasi (penyimpangan)
dikarenakan factor pendidikan dan investasi.75
2. Uji Asumsi Klasik
73 Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosadakarya. 2004.hlm280-281 74Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dam R&D,
(Alfbeta:Bandung,2017)hlm148 75Etheses.uin malang.ac.id
50
a. Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan apakah dalam model regresi
variabel dependen dan variabel independen mempunyai konstribusi
atau tidak.76 Model regresi yang diperoleh harus dilakukan uji
nornalitas melalu test normality pada residual test histogram. Cara
mendeteksi apakah residualnya normal atau tidak dengan
membadingkan nilai (JB) dengan Chi Square (X2) table, yaitu : Jika
Nilai JB > Chi Square (X2) tabel maka residualnya berdistribusi tidak
normal dan sebaliknya.
b. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas merupakan salah satu uji dari uji asumsi
klasik yang merupakan pengujian yang dilakukan untuk
mengindetifikasi suatu model regresi dapat dikatakan baik atau tidak.
Secara konsep, multikolonearitas adalah situasi diaman terdapat dua
variabel yang saling berkolerasi. Adanya hubungan diantara variabel
bebas adalah hal yang tidak bias dihindari dan memang diperlukan
agar regresi yang diperoleh bersifat valid. Pada kasus
multikolinearitas yang serius, koefisien regresi tidak lagi
menunjukkan pengaruh murni dari variabel independen dalam model.
Ada beberapa model untuk mendeteksi adanya multikolinearitas
dalam model persamaan dalam peneltian ini digunakan kolerasi
antara variabel independen.
76Ghozali, Imam. Aplikasi Anaisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang
Universitas Dipenegoro, 2005 Edisi 3 hlm 160
51
c. Uji Heterokedasitas
Dalam regresi berganda salah satu asumsi yang harus
dipenuhi agar taksiran parameter dalam model tersebut bersifat BLUE
(Best, Liniar, Unibased, dan Estimator) adalah Var (ui) = o2
mempunyai variasi berubah-ubah. Cara mendeteksi gejala
heterokedasitas dengan model regresi pada peneltian ini dil
Top Related