PENGARUH MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN
MENULIS PANTUN PADA SISWA KELAS VII MTS AL-
MURSYIDIYYAH PAMULANG, TANGERANG SELATAN
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
oleh
Nur Hidayat
NIM 1112013000029
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
ABSTRACT
Nur Hidayat: 1112013000029, Science Major of Language Education and Literature of
Indonesia , The Faculty of Science and Teacher at UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, the title
of this research paper is The Capability of Writing Pantun Literature Through Image
Media In Grade VII Students of MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang, Tangerang Selatan.
This research analyzes students of Class VII MTs. Al-Mursyidiyyah in writing pantun
according to the images media . The image media is chosen because the author believes that
is easy to remember, affordable, relevant to the achievement of basic competencies and
characteristics of students. This research was conducted to determine the extent students to
writing a pantun with sentence with their imagination of the images that will be affixed on
the board.
The method used in this research is descriptive quantitative method. Based on the results of
the discussion analysis on the results of writing can be seen that the ability of students in
writing pantun through the image media. conducted by researchers included in either
category. This research is conducted through various aspects of assessment in writing pantun
such as conformity with criterion rhyme attractiveness of the pantun contents , the power
aspect of the students' imagination, accuracy aspects of diction and spelling and conformity
made up with the images that have shown up. Based on the research above be concluded that
the images media give an influence to writing pantun in class VII MTs Al-Mursyidiyyah,
Pamulang, South Tanggerang.
Based the result of the research shown that ability skill of students to writing pantun through
the image media getting 80 students from the average. with the hypothesis proposed is the
alternative hypothesis (Ha) and nil hypothesis (Ho) with alternative Hypothesis (Ha): The
use of image media is significantly give an influence to the writing skills of pantun in
students VII MTs. Al-Mursyidiyyah Nil Hypothesis (Ho): The used of image media in writing
pantun has no significant effect on writing skill of students of class VII MTs. Al-
Mursyidiyyah. The result is (Ha) received that is getting 80. In the result obtain the image
media used has a significant effect on their ability of writing pantun.
Keywords: writing, pantun, media images
ABSTRAK
Nur Hidayat: 1112013000029, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Ilmu dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, judul skripsi “Kemampuan
Menulis Pantun Melalui Media Gambar pada Siswa Kelas VII MTs. Al-Mursyidiyyah
Pamulang, Tangerang Selatan.”
Penelitian ini menganalisis tentang bagaimana siswa Kelas VII MTs. Al-
Mursyidiyyah dalam menulis pantun sesuai media yang disediakan yaitu media gambar.
Media gambar dipilih karena penulis menyakini media ini merupakan media yang mudah
diingat, terjangkau, relevan dengan pencapaian kompetensi dasar dan karakteristik siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat berpikir untuk membuat
pantun dengan kata-kata serta imajinasi mereka dengan gambar-gambar yang akan ditempel
di papan tulis.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif.
Berdasarkan hasil dari analisis pembahasan pada hasil tulisan dapat diketahui bahwa
kemampuan siswa dalam menulis pantun melalui media gambar yang dilakukan oleh peneliti
termasuk dalam kategori baik. Penelitian ini dilakukan melalui berbagai aspek penilaian
dalam menulis pantun seperti aspek kesesuaian dengan kriteria pantun, aspek kemenarikan isi
pantun, aspek kekuatan imajinasi siswa, aspek ketepatan pemilihan diksi dan ejaan serta
aspek dalam kesesuian dengan gambar. Penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa media
gambar memiliki pengaruh terhadap kemampuan menulis pantun siswa pada kelas VII MTs
Al-Mursyidiyyah, Pamulang, Tanggerang Selatan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapatkan hasil kemampuan siswa
dalam menulis pantun melalui media gambar ialah dengan rata-rata mencapai 80 dari 29
siswa. dengan hipotesis yang diajukan adalah hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nihil
(Ho) dengan Hipotesa alternatif (Ha): Penggunaan media gambar dalam menulis pantun
berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan menulis pantun pada siswa kelas VII
MTs. Al-Mursyidiyyah Hipotesa nihil (Ho): Penggunaan media gambar dalam menulis
pantun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan menulis pantun siswa kelas
VII MTs. Al-Mursyidiyyah. Hasilnya ialah (Ha) diterima yaitu memperoleh 80 dengan begitu
media gambar yang digunakan berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menulis
pantun mereka.
Kata kunci: menulis, pantun, media gambar
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis curahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, pembawa rahmat dan teladan bagi seluruh umat manusia.
Skripsi ini berjudul “Kemampuan Menulis Pantun Melalui Media Gambar
Pada Siswa Kelas VII MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang, di Wilayah Tangerang
Selatan Semester Genap Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian ini
dilatarbelakangi oleh keingintahuan peneliti terhadap Kemampuan Menulis
Pantun Melalui Media Gambar Pada Siswa Kelas VII MTs Al-Mursyidiyyah
Pamulang, di Wilayah Tangerang Selatan. Penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat, terutama bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.
Selama penulisan skripsi ini banyak sekali hambatan dan kesulitan yang
dialami, namun berkat kerja keras serta dukungan dari berbagai pihak penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sampaikan rasa terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan kepada penulis baik semasa penulis
berkuliah maupun semasa penulis menyelesaikan penulis skripsi. Dengan segala
kerendahan hati, penulis menghaturkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Makyun Subuki, M.Hum., Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia sekaligus Dosen Penasehat Akademik peneliti.
3. Toto Edidarmo, MA., Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia.
4. Dr. Elvi Susanti,M.Pd., Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan arahan selama penulis
menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi.
5. Dr. Hindun, M.Pd., Dosen penguji skripsi yang telah menguji skripsi yang
telah peneliti lakukan selama ini.
iv
6. Nur Syamsiah, M.Pd., Dosen penguji skripsi yang telah menguji skripsi
yang telah peneliti lakukan selama ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia telah memberikan berbagai ilmu pengetahuan selama
perkuliahan.
8. Kepala Sekolah dan seluruh guru Bahasa Indonesia di MTs Al-
Mursyidiyyah di wilayah Tangerang Selatan yang telah mengizinkan,
membimbing dan mengarahkan penulis dalam melaksanakan penelitian.
9. Secara khusus dan paling istimewa terima kasih untuk Mamah (Ameh),
Bapak (Matalih), saudara-saudaraku serta tetangga tercinta yang
senantiasa melimpahkan kasih sayangnya yang tidak terhingga dan tak
henti-hentinya memberikan doa, kesabaran, dorongan serta motivasi
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
10. Keluarga Majelis Zawiyaturrasul SAW pimpinan Al-Habib Alwi bin
Abdurrahman Al-Habsyi serta anak-anak Zawiyaturrasul SAW yang telah
memberikan nasihat-nasihat agama dan semangat dzohir serta batin.
11. Keluarga besar Majelis Ghautsul Ibaad Al-Bantany pimpinan Mualim
K.H. Fakhrudin Al-Bantany S.H. yang telah memberikan ilmu-ilmu agama
sehingga mendorong penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.
12. Keluarga Majelis An-Nashir pimpinan Al- Ustadz Dasukih S. Pd.I. dan
teman-teman pecinta pencari ilmu juga keberkahan bersama tuan-tuan
guru yang selalu memberikan motivasi agar peneliti semangat dalam
menyelesaikan skripsinya.
13. Teman – teman mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Angkatan 2012, mamang-mamang Pasbrama seperti Idham, Dewa, Andri,
Hardi, Fikry, Arif, Yasin, Ahmed, dan tim futsal Sastranesia yang selalu
memotivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terakhir
terima kasih kepada pihak-pihak yang secara tidak langsung membantu
peneliti untuk menyelesaikan skripsi hingga penelitian ini selesai seperti
tempat fotocopy, tempat kosan bang Andri, dan lain-lain.
v
Harapan penulis, semoga Allah SWT selalu melimpahkan berkah dan
membalas semua kebaikan yang pernah kalian berikan. Semoga penelitian ini
dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca, serta dapat menembah pengetahuan
dalam dunia pendidikan.
Jakarta, 18 September 2017
N.H.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ................................................................................................................ i
ABSTRACT .............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL .................................................................................................... v
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ...................................................................................... 6
D. Rumusan Masalah .......................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORETIS.......................................................................... 8
A. Hakikat Menulis ............................................................................................ 8
1. Pengertian Menulis ................................................................................... 8
2. Fungsi Menulis ......................................................................................... 9
3. Tujuan Menulis ....................................................................................... 10
a. Tujuan Penugasan ............................................................................ 10
b. Tujuan Altruistic ............................................................................... 10
c. Tujuan Persuasif ............................................................................... 11
d. Tujuan Penerangan ........................................................................... 11
e. Tujuan Pernyataan Diri .................................................................... 11
f. Tujuan Kreatif .................................................................................. 11
g. Tujuan Pemecahan Masalah ............................................................. 11
4. Jenis-jenis Menulis .................................................................................. 11
a. Bentuk-bentuk Objektif .................................................................... 11
b. Bentuk-bentuk Subjektif .................................................................. 12
B. Pantun........................................................................................................... 12
1. Pengertian Pantun ................................................................................... 12
2. Bentuk Pantun ......................................................................................... 14
a. Talibun ............................................................................................. 14
b. Karmila ............................................................................................. 14
c. Gurindam .......................................................................................... 14
d. Syair ................................................................................................. 14
e. Pantun berkait ................................................................................... 14
3. Struktur Pantun ....................................................................................... 15
4. Peran Pantun ........................................................................................... 16
5. Jenis-jenis Pantun.................................................................................... 16
a. Pantun Anak-anak ............................................................................ 16
b. Pantun muda ..................................................................................... 16
c. Pantun orang-Tua ............................................................................. 17
C. Media
1. Pengertian Media .................................................................................... 22
2. Kegunaan Media Pembelajaran .............................................................. 23
3. Fungsi Media Pembelajaran .................................................................... 24
4. Jenis-jenis Media Pembelajaran .............................................................. 26
a. Media Audio ..................................................................................... 26
b. Media Visual .................................................................................... 26
c. Media Audiovisual ........................................................................... 27
d. Multimedia ....................................................................................... 27
5. Media Gambar ........................................................................................ 28
6. Pemanfaatan Media Gambar ................................................................... 30
7. Memilih Gambar yang Baik.................................................................... 33
a. Keaslian Gambar .............................................................................. 33
b. Kesederhanaan ................................................................................. 33
c. Bentuk Item ...................................................................................... 33
d. Perbuatan .......................................................................................... 33
e. Fotografi ........................................................................................... 33
f. Artistik .............................................................................................. 34
8. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................ 36
9. Kerangka Berpikir ................................................................................... 38
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 41
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 41
B. Metode Penelitian ........................................................................................ 41
C. Subjek Penelitian.......................................................................................... 42
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 43
E. Teknik Pengolahan Data .............................................................................. 44
F. Teknik Analisis Data .................................................................................... 45
BAB 1V HASIL PENELITIAN ............................................................................. 56
A. Gambaran Umum Sekolah ........................................................................... 56
1. Tujuan Sekolah Secara Umum ................................................................ 56
2. Tujuan Sekolah Secara Khusus ............................................................... 56
B. Deskripsi Penelitian ..................................................................................... 63
C. Hasil Penelitian dan Analisis Pembahasan .................................................. 65
BAB V PENUTUP ................................................................................................... 84
A. Simpulan ...................................................................................................... 84
B. Saran............................................................................................................. 84
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 85
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT PENULIS
DAFTAR TABEL
TABEL 3.1 Kriteria Analisis Menulis Pantun ................................................... 46
TABEL 3.2 Rubrik Penilaian Menulis Pantun .................................................. 47
TABEL 3.3 Modifikasi Kriteria Penilaian Menulis Pantun ............................... 48
TABEL 3.4 Kriteria Presentase Kemampuan Menulis Pantun .......................... 55
TABEL 4.1 Kesesuaian dengan Kriteria atau Ciri-iri Pantun ............................ 68
TABEL 4.2 Kemenarikan Pantun ...................................................................... 70
TABEL 4.3 Kekuatan Imajinasi ........................................................................ 72
TABEL 4.4 Ketepatan Diksi dan Ejaan ............................................................. 74
TABEL 4.5 Kesesuaian dengan Gambar ........................................................... 76
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi. Bahasa
merupakan sarana komunikasi yang dilakukan di dalam kehidupan. Masyarakat
yang tidak memiliki bahasa mungkin masyarakat itu belum mengenal tulisan,
tetapi tidak berarti masyarakat itu tidak mengenal tulisan. Seseorang agar dirinya
dapat berkomunikasi dengan baik, maka dia perlu belajar berbahasa yang baik dan
benar. Pembelajaran tersebut akan lebih baik jika dimulai sejak dini.
Pembelajaran bahasa disertakan dalam kurikulum, hal ini menunjukkan bahwa
setiap peserta didik dituntut untuk menguasai bahasa yang mereka pelajari
terutama bahasa resmi yang dipakai oleh negara yang ditempati peserta didik.
Bahasa Indonesia di negeranya sendiri menjadi materi pembelajaran yang wajib
diberikan di setiap pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
Hal itu dilakukan agar peserta didik mampu menguasai bahasa Indonesia dengan
baik dan benar serta mampu menerapkannya dalam kehidupan masyarakat.
Pendidikan di Indonesia menempatkan Bahasa Indonesia sebagai salah satu
bidang pelajaran yang diajarkan di sekolah. Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah
berisi usaha-usaha yang dapat membawa serangkaian keterampilan. Keterampilan
berbahasa tersebut masing-masing pada seseorang yang berbeda. Siswa sendiri
ada yang dapat menguasai semua keterampilan itu dengan sama baiknya, namun
biasanya ada siswa yang terampil dalam berbicara tetapi kurang dalam
menggunakan bahasa tertulis, atau sebaliknya.
Pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah yang memegang peranan penting
salah satunya ialah pengajaran menulis. Menulis merupakan salah satu
kompetensi bahasa yang ada dalam setiap jenjang pendidikan, mulai tingkat
prasekolah sampai perguruan tinggi. Menulis penting sekali untuk siswa baik
untuk saat ini maupun masa depan. Menulis merupakan salah satu dari empat
keterampilan berbahasa yang harus dikuasai dengan baik oleh siswa. Menulis
2
ialah proses menuangkan pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat
dengan tulisan.
Kemampuan menulis juga bisa dikatakan untuk melatih siswa dalam berpikir
secara kritis dan memudahkan daya tangkap atau persepsi. Kemampuan menulis
tidak bisa didapat begitu saja, tetapi melalui proses belajar. Menulis dibutuhkan
adanya ketelitian, kepaduan, keruntutan, dan kelogisan antara kalimat satu dengan
kalimat yang lain. Pengajaran menulis, khususnya menulis skripsi adalah
keterampilan yang bertujuan mengajukan suatu objek atau suatu hal yang
sedemikian rupa, sehingga objek itu seolah-olah ada berada di depan kepala
pembaca. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan menulis seseorang
dapat menuangkan perasaan, pengalaman ataupun pendapatnya.
Keterampilan ini sangat penting bagi pengembangan seseorang terutama pada
siswa, baik untuk melanjutkan studi ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi
ataupun untuk terjun ke masyarakat. Keterampilan menulis memungkinkan
mereka mengomunikasikan isi jiwa, penghayatan dan pengalaman ke berbagai
pihak. Diantara keempat aspek keterampilan berbahasa tersebut tampaknya
pencapaian keterampilan dalam menulislah yang masih kurang dari para siswa.
Keterampilan menulis juga merupakan keterampilan berbahasa yang tidak dapat
dipisahkan dari keseluruhan proses belajar-mengajar siswa di sekolah. Siswa
sering sekali diajarkan dan diberikan tugas menulis seperti menulis puisi, pantun,
laporan, cerita pendek atau novel saat di sekolah.
Kemampuan siswa dalam menulis pantun misalnya masih tergolong rendah
dan kurang diminati oleh siswa, belum adanya media yang kreatif dan inspiratif
serta sistem pembelajaran yang monoton menjadi penyebabnya. Kenyataannya
selama ini guru hanya menggunakan teknik pembelajaran yang konvensional.
Teknik pembelajaran konvensional merupakan teknik pembelajaran yang hanya
mengutamakan pengetahuan yang bersumber pada guru semata dan tidak
menggunakan media yang digunakan dalam pembelajaran yang sesuai dengan
materi yang dibahas. Guru sering menggunakan metode ceramah, tanpa harus
mempedulikan aktivitas siswa sehingga membuat siswa menjadi pasif dalam
proses pembelajarannya. Proses pembelajarannya pun akan menjadi monoton dan
3
tidak bervariasi. Guru hanya menjelaskan materi tentang pantun, ciri-ciri dan
contohnya saja, setelah itu guru langsung menginstruksikan siswa untuk membuat
pantun. Hal ini tentunya membuat pelajaran yang disampaikan menjadi tidak
kreatif dan tidak bermakna sehingga kemampuan berpikir siswa menjadi tidak
berkembang.
Siswa saat ini sering dijumpai tidak mempunyai kesiapan menghadapi
kegiatan belajar mengajar, misalnya siswa mengabaikan materi yang akan
dipelajari pada hari itu. Proses belajar mengajar di dalamnya sering dijumpai
berbagai permasalahan diantaranya ialah kurangnya kebiasaan siswa menulis
sebelum mereka sekolah, kurangnya minat anak untuk belajar menulis, sehingga
menyebabkan interaksi belajar mengajar menjadi tidak efektif dan efisien serta
tidak sesuai dengan tuntunan yang diharapkan dengan kurikulum. Kesulitan yang
dihadapi siswa biasanya terletak pada imajinasi yang kurang, artinya dalam
menulis pantun siswa cenderung terhambat atau tidak mendapatkan inspirasi.
Faktor terjadinya hal tersebut terletak pada penyampaian materi yang monoton
dari pengajar sehingga membuat siswa menjadi jenuh. Banyak pengajaran dalam
metode yang dapat digunakan oleh pengajar agar siswa merasa senang sehingga
proses belajar-mengajarnya berlangsung sesuai keinginan pengajar. Salah satu
metodenya yaitu menggunakan media.
Media pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses
belajar mengajar. Pertama yaitu dapat menarik perhatian siswa, media
pembelajaran juga menyampaikan pesan yang ingin disampaikan dalam mata
pelajaran. Pembelajaran yang dilakukan di sekolah, guru dapat menciptakan
belajar mengajar dengan mengoptimalkan proses dan mengorientasikan terhadap
prestasi belajar siswa. Salah satu contoh media pembelajaran yang dapat
digunakan sebagai pilihan yaitu media gambar.
Umumnya guru adalah sumber utama di kelas yang memberikan stimulus
kepada murid agar belajar. Media lainnya yang dipakai selain guru seperti benda-
benda, demonstrasi, bahasa tulis, film, gambar, dan televisi. Media gambar dipilih
karena penulis menyakini media ini merupakan media yang mudah diingat,
terjangkau, relevan dengan pencapaian kompetensi dasar dan karakteristik siswa.
4
Selain itu, media gambar juga dapat mempermudah guru dalam mengajar dan
siswa mudah mengingat apa yang dilihat, daya imajinasi serta mengembang
kreativitas mereka dalam menuangkan ide-idenya. Media gambar diberikan agar
siswa dapat memahami dengan melihat gambar.
Media gambar pun banyak bentuknya, salah satu cara yang dapat diambil
yaitu media gambar foto. Faktor kerumitan atau kemudahan dari bentuk foto akan
mempengaruhi keterampilan guru untuk memilih foto itu sebagai media. Foto
akan dijadikan sebagai alat untuk menghubungkan penjelasan guru atas sebuah
materi ajar kepada siswanya agar lebih efektif dan efisien. Selain itu, media
gambar dapat juga dijadikan sebagai alat evaluasi kepekaan, pemahaman dan
keterampilan siswa dalam menulis suatu cerita sesuai dengan media foto yang
disediakan guru terhadap siswa dalam menulis suatu cerita sesuai dengan media
foto yang disediakan guru terhadap siswa pada satu jenjang pendidikan.
Siswa mungkin mengenal pantun hanya ada dalam adat-isitiadat Betawi
atau Melayu saja yang seringkali menggunakan pantun dalam upacara pernikahan
yang mereka laksanakan. Siswa tidak tahu bahwa pantun mempunyai berbagai
macam jenisnya seperti pantun anak-anak (bersuka cita dan duka cita), pantun
muda (pantun perkenalan, pantun berkasih-kasihan, pantun perceraian, pantun
beriba hati, pantun nasib, pantun jenaka, pantun teka-teki), pantun orang tua
(pantun nasihat, pantun adat, pantun agama). Pembelajaran pantun penting untuk
dipelajari sampai tuntas agar siswa mengerti bahwa pantun ternyata sangat luas.
Penggunaan media gambar diharapkan dapat membuat siswa menjadi tertarik
untuk menuangkan ide dan daya imajinasinya dalam bentuk tulisan. Selain itu,
media gambar juga diharapkan menjadi pembelajaran yang menyenangkan dan
santai sehingga dapat mengurangi kejenuhan pembelajaran ketika proses belajar-
mengajar berlangsung.
Pembelajaran menulis pantun dengan menggunakan media gambar
merupakan sebuah langkah kepada guru untuk dapat menggunakan media dalam
proses mengajar di dalam kelas. Penyajian gambar digunakan untuk memfasilitasi
siswa dalam menulis pantun. Siswa diminta menulis pantun berdasarkan gambar
yang disediakan oleh guru. Ide dan gagasan siswa dengan begitu akan mudah
5
dituangkan secara jelas, konkrit dan lengkap serta memainkan daya imajinasinya
mengarah kepada gambar yang disediakan guru tersebut.
Penelitian ini merupakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam menulis pantun melalui media gambar yang disajikan
atau disiapkan oleh pengajar. Siswa pada umumnya masih mengalami kesulitan
untuk mencari inspirasi dalam menulis pantun ketika mereka ingin menuangkan
pikiran dan perasaannya di dalam tulisan. Karenanya penggunaan media gambar
dipilih dalam menulis pantun untuk memudahkan siswa dalam menemukan
inspirasinya dan menuangkan tulisan dengan baik dan benar sesuai gambar yang
disediakan pengajar. Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas,
penggunaan media yang tepat diharapkan menjadi alternatif yang tepat untuk
permasalahan utama. Penulisan ini yang menjadi fokus dalam penelitian adalah
kurangnya pengaruh media gambar terhadap kemampuan menulis pantun pada
siswa kelas VII MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang, Tangerang Selatan.
Berdasarkan uraian di atas penulis memiliki ketertarikan untuk meneliti denan
judul “pengaruh media gambar terhadap kemampuan menulis pantun pada siswa
kelas VII MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang, Tangerang Selatan tahun pelajaran
2016/2017?”
B. Identifikasi Masalah
1. Mayoritas siswa hanya mengetahui jenis pantun jenaka dan nasihat saja.
2. Media pembelajaran belum dimanfaatkan secara optimal.
3. Rendahnya minat siswa dalam menulis pantun..
4. Kurang tepatnya metode dan media pembelajaran yang digunakan oleh guru.
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada pengaruh media gambar terhadap kemampuan
menulis pantun pada siswa mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas MTs Al-
Mursyidiyyah Pamulang, Tangerang Selatan semester genap tahun pelajaran
2016/2017.
6
D. Rumusan Masalah
Permasalahan yang diteliti, yaitu “bagaimana pengaruh media gambar
terhadap kemampuan menulis pantun pada siswa kelas VII MTs Al-Mursyidiyyah
Pamulang, Tangerang Selatan tahun pelajaran 2016/2017?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
“mendeksripsikan pengaruh media gambar terhadap kemampuan menulis pantun
pada siswa kelas MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang, Tangerang Selatan.”
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.
1. Manfaat Teoretis:
a. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif bahan
ajar di Madrasah dalam pembelajaran menulis puisi.
b. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pendukung
pemikiran tentang penelitian pendidikan untuk mengembangkan media
pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru:
1) Meningkatkan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran.
2) Guru terampil menggunakan model pembelajaran yang variatif.
b. Bagi Madrasah:
1) Memberi arah kinerja kepala madrasah dalam memfasilitasi guru
dalam pelaksanaan pembelajaran.
2) Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam rangka memajukan dan
meningkatkan prestasi sekolah bahwa pembelajaran menulis
khususnya menulis pantun dapat menggunakan media gambar
sebagai bahan pencapaian hasil belajar yang maksimal.
7
c. Bagi Peneliti:
1) Dapat dijadikan sebagai bahan ajar ketika nanti menjadi guru.
2) Dapat mengembangkan kreatifitas peneliti untuk terus mencari dan
menemukan media atau bahan ajar yang lebih efektif untuk
meningkatkan keterampilan menulis pantun siswa.
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hakikat Menulis
1. Pengertian Menulis
Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian
pesan secara tertulis kepada pihak lain menggunakan bahasa tulis sebagai alat
atau medianya.1 Menulis dikatakan juga sebagai proses menuangkan gagasan
dalam bentuk bahasa tulis dalam tujuan, misalnya memberitahu, menyakinkan
atau menghibur.
Alex dan H. Achmad menyatakan bahwa menulis merupakan suatu
kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media
dengan menggunakan aksara.2 Keterampilan ini menuntut wawasan
pengetahuan yang cukup luas dan perhatian sungguh-sungguh serta keuletan,
tidak cepat menyerah dan putus asa.
Writing is a thinking process and premedition is an important part of
the process. Premeditation may be viewed as a period of incubation or
gestation before actual writing begins. It is at this stage that a person comes up
with ideas on the topic on which he wishes to write.3
Menulis adalah proses berpikir dan pemikiran merupakan bagian
penting dari proses. Pemikiran dapat dipandang sebagai masa inkubasi atau
masa penjagaan agar sesuatu itu berjalan dengan baik, dalam hal ini ialah
sebelum mulai menulis. Pada tahap inilah seseorang mengemukakan gagasan
tentang topik yang ingin dia tulis.
Henry Guntur Tarigan dalam buku Menulis Sebagai Keterampilan
Berbahasa mengatakan keterampilan berbahasa mempunyai empat
keterampilan yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis, dan ia juga
berpendapat “menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang digunakan
1 H. Dalman Keterampilan Menulis (Jakarta : PT. Rajagrafindo), h. 3.
2Alex A dan H. Achmad H.P. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana,
2010), Cet. 1 h. 106. 3 Perpustakaan Negara Malaysia, Academic Writing For Beginners, (Morais, Elaine, 1948), h. 1.
9
untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak tatap muka dengan orang
lain.4
Menulis dapat dikatakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.
Peneliti berusaha terampil di dalam kegiatan untuk memanfaatkan struktur
bahasa dan kosa-kata. Kegiatan menulis memaksa lebih banyak menyerap,
mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang kita tulis.5
Menulis adalah suatu alat yang sangat ampuh dalam belajar yang
dengan sendirinya memainkan peran yang sangat penting dalam dunia
pendidikan.6
2. Fungsi Menulis
Prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi
yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena
memudahkan para pelajar berpikir, juga dapat menolong kita berpikir secara
kritis7. Membuat kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan,
memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah-masalah
yang kita hadapi dalam menyusun urutan bagi pengalaman.
Tulisan dapat membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran kita. Tidak
jarang kita menemui apa yang sebenarnya kita pikirkan dan rasakan mengenai
orang-orang, gagasan-gagasan, masalah-masalah dan kejadian-kejadian hanya
dalam proses menulis yang aktual. Menulis menjadikan pikiran seseorang
untuk dilihat dan di evaluas, kita dapat membuat jarak dengan ide kita sendiri
dan melihatnya lebih obyektif pada waktu kita menuliskannya.8
4 Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai suatu Keterampilan Menulis. (Bandung: Angkasa,
1994), h. 3. 5 Sabarti Akhaidah. Pembinaan Kemamouan Menulis Bahasa Indonesia. (Jakarta: Erlangga,
1992),h. 2. 6 Fachrudin Ambo Enre, Dasar-dasar Kemampuan Menulis.(Jakarta: Departemen Pendidikan,
1998),h.6.
7Tim Dosen, Bahasa Indonesia untuk Karangan Ilmiah, Malang: UPT Penerbitan UMM, 2013. 8 Op.Cit. Fachruddin Ambo Enre. h.7.
10
Menulis adalah suatu bentuk berpikir, dengan membaca-hal-hal tertentu
dalam waktu tertentu. Salah satu hal yang terpenting sang penulis sebagai
penulis adalah menguasai prinsip-prinsip menulis dan berpikir, yang akan
menolongnya mencapai maksud dan tujuannya. Satu hal penting diantara
prinsip-prinsip yang dimaksudkannya adalah penemuan, susunan, dan gaya.
3. Tujuan Menulis
Setiap aktivitas atau kegiatan mempunyai suatu tujuan tertentu yang
ingin diperoleh atau disampaikan kepada orang lain, begitu juga dengan
kegiatan menulis9. Pada dasarnya apa yang dituangkan dalam tulisan
mempunyai maksud yang ingin dicapai. Tarigan mengemukakan tujuan
menulis antara lain:10
(1). Memberitahukan atau mengajar, (2). Menyakinkan
atau mendesak, (3). Menghibur atau menyenangkan, dan (4). Mengutarakan
atau mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi-api. Sedangkan tujuan
menulis menurut Hugo Hartig dalam Tarigan (1986) merangkumnya sebagai
berikut:11
a. Tujuan penugasan (assignment purpose)
Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri
(seperti para siswa yang diberi tugas merangkum buku).
b. Tujuan altruistic (altruistic purpose)
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan
kedukaan para pembaca memhami, menghargai perasaan dan penalarannya,
ingin membuat hidup pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan
dengan karyanya itu. seseorang tidak dapat menulis secara tepat guna kalau
dia percaya, baik secara sadar maupun secara tidak sadar bahwa pembaca
atau penikmat karyanya itu adalah “lawan” atau “musuh”. Tujuan altruistik
adalah keterbacaan sebagai tulisan.
9 Tim Dosen. op.cit. h.4
10 Tarigan. op, cit, h. 25.
11 Ibid., h. 26.
11
c. Tujuan persuasif (persuasive purpose)
Penulis yang bertujuan menyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan
yang diutarakan.
d. Tujuan penerangan (informational purpose)
Penulis bertujuan memberikan informasi atau keterangan kepada para
pembaca.
e. Tujuan pernyataan diri (self expressive purpose)
Penulisan bertujuan memperkenalkan atau menyatakan dirinya kepada para
pembaca.
f. Tujuan kreatif (creative purpose)
Tujuan ini berkaitan dengan tujuan pernyataan diri. Namun demikian,
“keinginan kreatif” di sini melebihi pernyataan diri, karena melibatkan
dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik, atau seni yang ideal, seni
idaman. Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai
kesenian.
g. Tujuan pemecehan masalah (problem solving purpose)
Dalam tulisan seperti ini sang penulis ingin memecahkan masalah yang
dihadapi. Sang penulis ingin menjelaskan, menjernihkan serta menjelajahi
juga meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri
agar dapat dimengerti dan diterima oleh pembaca.12
h. Mendorong siswa atau mahasiswa untuk menulis dengan jujur dan
bertanggung jawab dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa secara
berhati-hati, integritas, dan snsitif.13
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
menulis untuk memberikan informasi, mempengaruhi pembaca,
menyampaikan pendapat dan untuk menghibur.
12
Tarigan Op Cit, h. 26. 13
Mukhsin Ahmadi. Strategi Belajar-Mengajar Keterampilan Berbahasa dan Apresiasi Sastra,
(Malang: Yayasan Asih Asah Asuh Malang, 1990). h.29.
12
4. Jenis- jenis Tulisan
Para ahli bahasa menggolongkan jenis-jenis tulisan atau karangan berdasarkan
sudut pandang masing-masing yang berbeda, sehingga menimbulkan
perbedaan penggolongan jenis tulisan. Salisbury membagi tulisan berdasarkan
bentuknya sebagai berikut:
a. Bentuk-bentuk objektif, yang mencakup: penjelasan yang terperinci
mengenai proses, batasan, laporan dan dokumen.
b. Bentuk-bentuk subjektif, yang mencakup: otobiografi, surat-surat, penilaian
pribadi, esai, potret atau gambaran, dan satire.
Berbeda dengan Salisburry, Weayer memaparkan jenis-jenis tulisan yaitu
(1)Eksposisi, (2) Deskripsi, (3) Narasi, (4) Argumentasi.
Mempunyai pendapat yang hampir sama dengan Weayer, Brooks dan
Warren memaparkan jenis-jenis tulisan, yaitu (1) Eksposisi, (2) Persuasi, (3)
Argumentasi, dan (4) Deskripsi.
B. Hakikat Pantun
1. Pengertian Pantun
Pantun merupakan bentuk puisi asli Indonesia (Melayu). Istilah pantun
tersebut pernah menjadi perdebatan sebagian pengamat sastra. Ikatan pantun
terjadi dari empat baris yang bersajak bersilih dua-dua yaitu a-b-a-b.14
Menurut sebagian dari mereka menyatakan bahwa kata pantun berarti
misal, seperti, umpama. N.S Utami mengatakan pantun ialah salah satu puisi
lama yang sangat dikenal dalam bahasa Nusantara, dalam bahasa Sunda
misalnya pantun dikenal sebagai paparikan.15
Menurut Ernawati Waridah, pantun merupakan salah satu jenis puisi
lama. Kata „pantun‟ berasal dari kata „tun‟ dalam bahasa Kawi (Jawa Kuno),
berarti tuntun-atuntun, dalam bahasa Indonesia berarti mengatur. Dapat
disimpulkan bahwa arti kata pantun pada umumnya adalah sama dengan aturan
14
Takdir, Sutan Alisyabana. Puisi Lama, Jakarta: Dian Rakyat. 2008. 15
N.S. Utami, 4 PM (Pintar Pantun, Puisi, Peribahasa dan Majas), (Yogyakarta: 2013), cet. 1, h. 8.
13
dan susunan. Pengertian tersebut sejalan dengan pernyataan yang disampaikan
oleh seorang pengkaji budaya Melayu bernama R.O Winsted. Ia menyatakan
bahwa pantun bukanlah sekedar gubahan kata-kata yang mempunyai rima dan
irama, tetapi merupakan rangkaian kata yang indah untuk menggambarkan
kehangatan seperti cinta, kasih sayang dan rindu dendam penuturnya. Pantun
juga mengandung ide yang kreatif dan kritis, serta kandungan maknanya
padat.16
.
Sebagian orang menyatakan bahwa kata pantun berasal dari bahasa
Jawa, yaitu pantun atau pari. Baik pantun maupun pari sama-sama berarti padi
dalam bahasa Indonesia (Melayu). Dulu pantun itu dikenal sebagai sastra lisan
namun sekarang banyak juga dijumpai pantun yang ditulis.17
Pendapat yang menyatakan bahwa kata pantun berasal dari bahasa jawa
dikuatkan oleh adanya salah satu jenis puisi lisan Jawa yang mirip pantun.
Menurut kesusastraan Jawa, ikatan puisi yang mirip dengan pantun ini
dinamakan parikan.
Fungsi parikan tidak jauh beda dengan pantun, yaitu untuk melukiskan
perasaan cinta, alat untuk menyindir, sebagai lelucon dan sebagainnya. Parikan
lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana halnya pantun,
dalam parikan juga dikenal sampiran.
Perbedaan antara parikan dengan pantun terletak pada jumlah larik dan
bait. Pantun terdiri dari empat baris sedangkan parikan hanya terdiri dari dua
baris. Kesimpulannya parikan bisa disejajarkan dengan pantun kilat atau
karmina dalam puisi Melayu.18
Perbedaan pendapat dari para ahli mengenai asal-usul kata pantun
cukup banyak, namun satu hal yang perlu digarisbawahi adalah bahwa parikan
dan pantun merupakan gubahan yang diuntai atau diikat oleh ikatan-ikatan
tertentu. Ikatan-ikatan inilah yang membedakan dengan bentuk karya sastra
16
Ernawati Waridah, S.S, Kumpulan Majas, Pantun, dan Peribahasa puls Kesusastraan Indonesia,
(Bandung: ruang kata 2014) Cet. 1 h. 33. 17
Ibid, h 9. 18
Eko Sugiarto, Pantun dan Puisi Lama Melayu, (Yogyakarta: Khitah Publishing) cet. 5. h. 8.
14
lisan yang lain dan merupakan ciri khas yang mudah dikenali.19
Adapun pantun
itu sendiri terjadi dari empat buah kalimat; kalimat yang pertama bersajak
dengan kalimat yang ketiga, kalimat yang kedua dengan kalimat yang
keempat.20
Pantun pun mempunyai 2 bagian yaitu: sampiran dan isi. Sampiran
adalah dua baris yang pertama, biasanya berhubungan dengan alam
(mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tidak
mempunyai hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud
selain untuk mengantarkan rima atau sajak. Dua baris terakhir merupakan isi
dari pantun tersebut .
Berikut adalah ciri-ciri dari pantun.21
1. Tiap bait terdiri dari empat baris (larik).
2. Tiap larik terdiri atas 8-12 suku kata.
3. Rima akhir setiap baris adalah a-b-a-b.
4. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran.
5. Baris ketiga dan keempat merupakan isi
2. Bentuk Pantun
a. Talibun
Talibun adalah bentuk puisi lama dalam kesusastraan Indonesia (Melayu)
yang jumlah barisnya lebih dari empat, biasanya 16-20 baris22
. Serta
mempunyai persamaaan bunyi pada akhir baris (ada juga yang seperti
pantun dengan jumlah baris genap seperti 6, 8, 12). Talibun disebut juga
sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai sampiran dan isi.
Tetapi lebih dari 4 baris (mulai lebih dari 6 baris hingga 20 baris). Berirama
abc-abc, abcd, abcd, abcde, abcde, begitu seterusnya.
contoh:
Burung elang hinggap di atas tanah
19
Eko Sugiarto op cit. h. 9. 20
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pantun Melayu, (Jakarta: Balai Pustaka) h. 13. 21
Usman Effendi. 200 tanya jawab tentang Sastra Indonesia. (Jakarta: Djati,1984) . cet.22.h.8. 22
N.S. Utami. Op.cit.h.10.
15
Mencari makan di tanah jawa
Makanan berlimpah tak akan merana
Adinda menunggu dengan gelisah
Karena kanda tak kunjung pulang jua
Kabarnya pun tak jelas dimana
b. Karmina
Pantun dua seuntai (pantun kilat) baris pertama merupakan sampiran dan
baris kedua sebagai isi berupa sindiran dengan rumus rima a-a.
contoh:
Kayu lurus dalam ladang
Kerbau lurus banyak tulang
c. Gurindam
Sajak dua baris yang mengandung petuah atau nasihat.
contoh:
Baik-baik memilih kawan
Salah-salah bisa jadi lawan
d. Syair
Syair adalah puisi atau karangan dalam bentuk terikat yang mementingkan
irama sajak. Biasanya terdiri dari 4 baris, berirama aaaa, keempat baris
tersebut mengandung arti atau maksud penyair (pada pantun, 2 baris
terakhir yang mengandung maksud).
Daftar syair: Syair Bidasari, Syair Ken Tambuhan, Syair Kerajaan Bima,
Syair Raja Siak.
e. Pantun Berkait atau Seloka
Pantun berkait, ikatan pantun yang terdiri dari beberapa bait yang
16
sambung menyambung. Larik kedua dan keempat pada tiap baitnya menjadi
larik pertama dan ketiga bait berikutnya.23
Berdasarkan bentuknya, pantun memiliki ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri ini tidak
boleh diubah, jika diubah, pantun tersebut akan menjadi seloka, gurindam,
atau bentuk puisi lama lainnya.
Contoh:
Anak ayam turun delapan
Turun satu tinggalah tujuh
Hidup harus penuh harapan
Jadikan itu jalan yang dituju
3. Struktur Pantun
Menurut Sutan Takdir Alisyabana fungsi sampiran terutama
menyiapkan rima dan irama untuk mempermudah pendengar memahami isi
pantun. Ini dapat dipahami karena pantun merupakan sastra lisan. Meskipun
pada umumnya sampiran tak berhubungan dengan isi terkadang bentuk
sampiran membayangkan isi.
4. Peran Pantun
Peran pantun ialah sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan
sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berpikir. Pantun
melatih seseorang berpikir tentang makna kata sebelum berujar. Ia juga melatih
orang berpikir asosiatif, bahwa suatu kata bisa memiliki kaitan dengan kata
yang lain. Secara sosial pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat, bahkan
hingga sekarang, kemampuan berpantun biasanya dihargai. Pantun
menunjukkan kecepatan seseorang dalam berpikir dan bermain-main dengan
kata. Secara umum peran sosial pantun ialah sebagai alat penguat penyampaian
sebuah pesan.24
23
Utami, Op. cit. h. 13. 24
Utami Op. Cit, h. 15.
17
Pantun umumnya memiliki peran untuk sajak percintaan yang lebih
sering dinyatakan pada waktu perayaan, misalnya pernikahan. Bentuknya
terdiri dari empat baris.25
Kedua baris yang pertama berisi perumpamaan,
ibarat atau ucapan yang tidak bermakna yang fungsinya hanya sebagai
penyelaras rima, sedangkan baris kedua terakhirnya ialah isi, yang mungkin di
dalamnya berupa nasihat, kerinduan, sindiran, ataupun guyonan.
5. Jenis-jenis Pantun
Berdasarkan isinya, pantun dikelompokkan menjadi beberapa jenis, sebagai
berikut.
a. Pantun anak-anak, terbagi menjadi:
1) Pantun bersuka cita
2) Pantun berduka cita
b. Pantun muda, terbagi menjadi
1) Pantun perkenalan
2) Pantun berkasih-kasihan
3) Pantun nasib malang
4) Pantun jenaka
5) Pantun teka-teki
c. Pantun orang tua, terbagi menjadi:
1) Pantun nasihat
2) Pantun adat
3) Pantun agama
Berikut ini beberapa contoh pantun yang dikutip melalui Ernawati Waridah.26
a. Pantun anak-anak
1) Pantun bersuka cita
Elok rupanya kumbang jati
Dibawa itik pulang petang
25
E. Kosasih, Khazanah Melayu Klasik, (Jakarta: Nobel EduMedia, 2008). h. 23. 26
Op.cit. Ernawati Waridah. h..35
18
Tidak terkata besar hati
Melihat ibu sudah datang
Dibawa itik pulang petang
Dapat di rumput bilang-bilang
Melihat ibu sudah datang
Hati cemas menjadi hilang
2) Pantun berduka cita
Selempada berlari-lari
Mengejar musang dengan kera
Daripada tinggal dengan bunda tiri
Baiklah hidup sebatang kara
Jawi hitam tidak bertanduk
Memakan rumput bertemu hantu
Lihatlah ayam tak berinduk
Demikian hidup anak piatu
b. Pantun Orang Muda
1) Pantun perkenalan
Buah manggis rasanya manis
Buah pepaya di kebun saya
Apa kabar adik manis?
Apa sudah ada yang punya?
Ikan bawal di kampung orpa
Ikan sepat di dalam karang
Harga mahal tiada mengapa
Asal dapat dinda seorang
19
2) Pantun berkasih-kasihan
Apa diharap kepada tudung
Tudung saji terendak bentan
Apa diharap kepada untung
Untung nasib permintaan badan
Bengkahulu pasarnya lengang
Sebab sukar tempat membeli
Dahulu badan betul senang
Kini serasa jadi kuli
3) Pantun nasib malang
Berlari-lari ke kayu sepat
Di sana-sini banyak ilalang
Ke sana ke sini mencari obat
Obat tidak dapat nyawa sudah melayang
Belum titik barulah koma
Belum habis semua tinta
Gaji belumlah diterima
Angsuran bulanan sudah meminta
4) Pantun jenaka
Orang Sasak pergi ke Bali
Membawa pelita semuanya
Berbisik pekak dengan tuli
Tertawa si buta melihatnya
Limau perut di tepi rawa
Buah dilanting belum masak
Sakit perut sebab tertawa
20
Melihat kucing duduk berbedak
5) Pantun teka-teki
Burung nuri burung dara,
Terbang ke sisi taman kayangan,
Cubalah cari wahai saudara,
makin diisi makin ringan,
(Jawabannya: Balon)
Budak-budak bermain batu
Batu dikira satu persatu
Badannya lurus bermata satu
Ekornya tajam apakah itu?
(Jawabannya: Jarum)
c. Pantun orang tua
1) Pantun nasihat
Orang tua patut disegani
Boleh mendapat ajar nasihat
Ular yang bisa tidak begini
Bisa lagi lidah yang jahat
Ramai orang menggali perigi
Ambil buluh lalu diikat
Ilmu dicari tak akan rugi
Buat bekalan dunia akhirat
2) Pantun adat
Kayu cendana di atas batu
Sudah diikat dibawa pulang
Adat di dunia memang begitu,
Benda buruk memang terbuang
Bebek-bebek turun ke semak
21
Dari semak turun ke padi
Dari nenek turun ke mamak
Dari mamak turun ke kami
3) Pantun agama
Pengangkat tanah habis binasa
Mari dikudung buah Malaka
Di baitullah menghabiskan dosa
Minta berlindung dari neraka
Buah cokelat ditanam tumbuh
Ambil penggalan mari digosok
Ilmu akhirat pelajari sungguh
Misalkan kita mati besok
Berdasarkan dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan
menulis pantun ialah kemampuan siswa dalam mengolah gagasan dengan
memperhatikan aturan penulisan sehingga menjadi sebuah pantun. Melalui
kemampuan menulis, siswa dapat menemukan ide lalu mengolahnya menjadi
satu bentuk pantun. Pemilihan jata yang ditulis berdasarkan aturan penulisan
pantun yang benar, merupakan keterampilan bersastra yang tidak mudah jika
tidak disiasati cara penyampaiannya.
C. Hakikat Media
1. Pengertian Media
“Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
“madiam”, yang berarti perantara atau pengantar.27
Media dapat diartikan
sebagai wadah penyalur informasi atau penyalur pesan kepada peserta didik
untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
27
Taufik. Strategi Bealajar Menagajar. (Jakarta: Inti Prima. 2010). h. 102.
22
Media merupakan alat bantu proses belajar mengajar untuk membantu
tugas pendidik dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang
diberikan kepada peserta didik. Setiap materi pelajaran mempunyai tingkat
kesulitan yang bervariasi dan untuk membantu menyederhanakan tingkat
kesulitan tersebut diperlukan media pembelajaran sebagai alat bantu seperti
globe, grafik, gambar dan lain-lain.
Dindin Ridwanuddin mengatakan bahwa media adalah suatu alat yang
dipakai sebagai saluran untuk menyampaikan suatu pesan atau informasi dari
sumber kepada penerimanya. Media pembelajaran adalah komponen strategi
penyampaian yang dapat dimuat pesan yang akan disampaikan kepada
pembelajar baik berupa orang, alat, maupun bahan. Interaksi pelajar dengan
media adalah komponen strategi penyampaian pembelajaran yang mengacu
kepada kegiatan belajar.28
Gerlach dan Ely (1971) mengatakan bila media dipahami secara garis
besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.29
Yudhi Munadi, berpendapat bahwa media pembelajaran dapat dipahami
“sebagai sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari
sumber terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana
penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.”30
Media pembelajaran juga digunakan sebagai alat bantu untuk
mempermudah dan membantu tugas guru dalam menyampaikan berbagai
bahan dan materi pelajaran.31
Seorang pendidik ialah seorang penyalur pesan ajar yang disampaikan
kepada peserta didik. Bila pesan tersebut telah disampaikan pendidik dan
peserta belum memahaminya, maka bisa dikatakan bahwa komunikasi dalam
pembelajaran itu kurang atau tidak efektif. Hendaknya, pendidik melakukan
28
Dindin Ridwanuddin, Bahasa Indonesia.(Ciputat: UIN PRESS). h. 134. 29
Azhar Arsyad. Media Pembelajaran. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Jakarta) cet. 6 h. 3. 30
Yudhi Munadi. Media Pembelajaran: Sebuah pendekatan baru. (Jakarta: Gaung Persada (GP)
press. 2012). h. 8. 31
Dina Indriana. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, (Jogjakarta: Diva Press. 2011), h. 5.
23
usaha-usaha agar tercapainya tujuan dalam komunikasi tersebut. Diantaranya
dengan menyediakan media lain untuk dijadikan belajar oleh peserta didik.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran adalah alat bantu atau perantara untuk menyalurkan
informasi kepada peserta didik untuk dapat memahami pembelajaran dan dapat
meningkatkan proses belajar yang terjadi agar tercapainya tujuan dari
pendidikan.
2. Kegunaan Media Pembelajaran
Kegunaan media dalam proses pembelajaran adalah:
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam
bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misalnya:
1) Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realitas, gambar, film,
atau model.
2) Objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film, atau gambar.
3) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan
timelapse atau highspeed photography.
4) Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi
lewat rekaman film, video, foto, maupun secara herbal.
c. Penggunaan media pendidkan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi
sikap pasif anak didik. Pembelajaran media dalam hal ini berguna untuk:
1) Menimbulkan kegairahan belajar
2) Memungkinkan interaksi lebih langsung antara anak didik dengan
lingkungan dengan kenyataan.
3) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan
dan minatnya.
d. Sifat untuk setiap siswa, lingkungan dan pengalaman yang berbeda,
kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa,
maka guru akan kesulitan bila harus di atasi sendiri. Masalah ini dapat di
atasi dengan media pendidikan, yaitu kemampuannya dalam:
24
1) Memberikan perangsang yang sama
2) Mempersamakan pengalaman
3) Menimbulkan persepsi yang sama.
3. Fungsi Media dalam Pembelajaran
Fungsi utama dalam media pembelajaran adalah sebagai sumber
belajar. Fungsi-fungsi yang lain merupakan hasil pertimbangan pada
kemampuan merekam, menyimpan, dan mentransportasikan suatu peristiwa
atau objek dalam menyampaikan pesan yang mampu mempengaruhi keadaan
lingkungan belajar yang efektif. Gambar sebagai alat peraga tidak saja
berfungsi sebagai alat peraga, tetapi memiliki fungsi-fungsi tertentu di
dalamnya. Hal tersebut disebabkan karena fungsi media dalam pembelajaran
adalah sebagai informasi untuk meningkatkan pemahaman peserta didik dalam
menerima informasi.
Media pembelajaran adalah media yang mengefektifkan proses
komunikasi pembelajaran sehingga tercapai tujuan yang diiinginkan. Anggani
Sudono, mengemukakan fungsi media pembelajaran sebagai berikut.
a. Memberikan kesempatan berasosiasi kepada anak untuk mendapatkan dan
memperkaya pengetahuan dengan menggunakan alat, buku, narasumber
atau tempat.
b. Meningkatkan peningkatan anak dalam berbahasa melalui komunikasi
dengan mereka tentang hal-hal yang berhubungan dengan sumber belajar.
Waktu usia muda anak-anak hanya dapat belajar efektif berdasarkan
benda-benda dan peristiwa yang sebenarnya. Kemudian gambar-gambar pun
menjadi sangat efektif setelah anak-anak belajar menghubungkan gambar
dengan dunia kenyataan. Gambar-gambar sangat memperluas situasi stimulus
untuk dipelajari. Gambar-gambar dapat menyatakan hal-hal yang sukar
disampaikan dengan kata-kata, namun gambar-gambar sendiri sering hanya
bermakna bila disertai oleh keterangan lisan.32
32
S. Nasution. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: PT Bumi
Aksara), cet. 16. h. 197.
25
Menggunakan alat seperti gambar atau media yang lainnya dapat melihat
ataupun menyaksikan benda atau persitiwa yang terjadi pada masa lampau
dengan menggunakan media gambar peserta didik dapat memperoleh
gambaran yang nyata tentang benda atau peristiwa sejarah.
Fungsi Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pembelajaran bahasa Indonesia, fungsi media dapat dikhususkan pada
empat keterampilan bahasa, yaitu:
1. Fungsi media dalam pembelajaran menyimak
a. Memotivasi siswa untuk mencari dan mendapatkan sesuatu
lebih banyak dengan mendengarkan.
b. Agar siswa merasa bahwa apa yang didengarkan berhubungan
dengan kehidupan nyata
c. Memberi petunjuk tentang makna detail
2. Fungsi media dalam pembelajaran berbicara
a. Memotivasi siswa untuk berani berbicara
b. Mengembangkan dalam bicaranya
c. Memberi informasi dalam bicara yang menyangkut objek,
tindakan, peristiwa, dan keterkaitannya.
3. Fungsi media dalam pembelajaran membaca
a. Memotivasi siswa agar ingin membaca
b. Memberi petunjuk makna detail
c. Memberikan informasi tambahan berkenan dengan isi teks.
4. Fungsi media dalam pembelajaran menulis
a. Memotivasi siswa untuk melakukan kegiatan menulis
b. Mengembangkan konteks dalam tulisan
c. Memberikan informasi yang menyangkut objek, tindakan,
peristiwa
d. Menyediakan rencana nonverbal untuk menulis karangan.33
33
Dindin Op.cit. 136
26
4. Jenis - jenis Media Pembelajaran
Ada lima jenis media pembelajaran yang dikelompokkan oleh Munadi, yaitu:
a. Media Audio
Media ini adalah media pembelajaran yang informasinya hanya bisa
diterima melalui indera pendengaran. Jadi pembahasan pembelajaran
dengan menggunakan media audio ini tidak terlepas dari pembahasan
aspek pendengaran. Penyajian bahan media audio ini seperti phonograph
(Gramaphone), Open reel tapes, Cassette Tapes, Compact Disk, Radio,
dan Laboratorium Bahasa.
b. Media Visual
Media ini adalah media pembelajaran yang informasinya hanya bisa
diterima melalui indera penglihatan. Media visual juga media yang paling
familiar dan sering dipakai oleh guru dalam pembelajaran34
, jadi
pembahasan pembelajaran dengan menggunakan media visual ini tidak
terlepas dari pembahasan aspek penglihatan. Ada dua jenis pesan yang
dimuat dalam media visual, yaitu pesan verbal dan nonverbal. Pesan
verbal ini berbentuk pesan yang dituangkan ke dalam simbol-simbol.
Penyajian bahan media visual ini seperti gambar, grafik, diagram, bagan,
peta, buku, komik, majalah, poster, papan visual, dan benda (model).
c. Media Audiovisual
Media ini adalah media pembelajaran yang informasinya hanya diterima
melalui indera pendengaran dan penglihatan. Jadi pembahasan
pembelajaran dengan menggunakan media visual ini tidak terlepas dari
pembahasan yang melibatkan pendengaran dan penglihatan.
''Media audiovisual ini dapat dibagi menjadi dua jenis. Jenis yang
pertama, dilengkapi fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu unit,
dinamakan media audio-visual murni, seperti film gerak (movie) bersuara,
televisi dan video. Jenis kedua adalah media audio visual tidak murni
yakni apa yang kita kenal dengan slide opaque, OHP dan peralatan visual
34
Musfiqon. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran, (Jakarta: Prestasi Pustakarya,
2012). h. 70.
27
lainnya bila diberi unsur suara dari rekaman kaset yang dimanfaatkan
secara bersamaan dalam satu wakti atau proses pembelajaran''
d. Multimedia
Media ini adalah media pembelajaran yang informasinya melibatkan
banyak indera dan organ tubuh selama proses pembelajaran. Penyajian
bahan multimedia ini seperti komputer, dan pengalaman langsung. 35
Menurut Rudi Susilana bahwa jenis media dapat dikelompokkan menjadi
beberapa bagian yaitu: (a) kelompok pertama yaitu grafis, bahan cetak,
gambar, (b) kelompok kedua yaitu media proyeksi diam, (c) kelompok ketiga
yaitu media audio, (d) kelompok keempat yaitu media audio, (e) kelompok
kelima yaity media gambar hidup atau disebut film, (f) kelompok keenam yaitu
media televisi, dan (g) terakhir kelompok tujuh yaitu multi media.36
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan media visual atau gambar untuk
membantu siswa dalam menulis pantun untuk mengetahui berbagai jenis-jenis
pantun. Karena media foto ini lebih konkret, dapat menunjukkan perbandingan
yang tepat dari suatu objek yang sebenarnya, mudah untuk dibawa dan efisien
dalam hal biaya serta mudah dipahami oleh siswa sehingga penulis
memilihnya.
D. Media Gambar
1. Pengertian Media Gambar
Media pendidikan terutama “gambar atau foto merupakan media yang
paling umum dipakai.”37
Media gambar adalah media yang mempunyai bahasa
yang umum, oleh karena itu ada pepatah cina mengatakan bahwa sebuah
gambar lebih berharga daripada seribu kata sehingga dapat dimengerti oleh
35
ibid, h. 113 36
Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, (Bandung: Bumi Rancaekek Kencana).
h.15. 37
Arief S. Sadiman dkk. Media Pendidikan. (Jakarta: Raja Garfinfo Persada. 1986). h. 29.
28
siswa. Gambar diam adalah media visual yang berupa gambar yang dihasilkan
melalui proses fotografi. Jenis media gambar ini adalah foto.38
Media berbasis visual memegang peran yang sangat penting dalam
proses belajar. Media ini dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat
ingatan serta menumbuhkan minat siswa dalam belajar. Media visual agar
efektif, sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus
berinteraksi dengan visual untuk menyakinkan terjadnya proses informasi.39
Gambar sangat penting digunakan dalam usaha memperjelas pengertian
pada peserta didik. Sehingga dengan menggunakan gambar peserta didik dapat
lebih memperhatikan benda-benda yang belum pernah dilihatnya berkaitan
dengan pelajaran.40
Oemar Hamalik mengatakan bahwa gambar adalah segala sesuatu yang
diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan atau
perasaan atau pikiran. Macamnya lukisan, karikatur, potret, slide.41
Gambar
mudah ditemukan dalam buku cetak dan materi kelas lainnya. Guru dapat
menggunakannya di seluruh pengajaran, dari pengenalan topik hingga
evaluasi.42
Media gambar mempunyai berbagai manfaat dalam proses intruksional
adalah penyampaian dan penjelasan mengenai informasi, pesan, ide, dan
sebagainnya dengan tanpa banyak menggunakan bahasa verbal tetapi lebih
berkesan.
Ada beberapa kelebihan media gambar foto yang lain dijelaskan di
bawah ini.
a. Sifatnya konkrit; gambar atau foto lebih realistis menunjukkan pokok
masalah dibandingkan dengan media verbal semata.
b. Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua
benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu
38
Op. cit. h.16. 39
Dindin Ridwanuddin Op. Cit, h. 141. 40
Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta. 1993). h. 76. 41
Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: Citra Aditya Bakti) cet. 7. h. 43. 42
Sharon E. Smaldino dkk. Instructional Technology and Media For Learning, (Jakarta:
Kencana.2012) cet. 2 h. 327.
29
bisa anak-anak dibawa ke objek pariwisata tersebut. Gambar atau foto
dapat mengatasi hal tersebut. Air terjun Niagara atau Danau Toba
dapat disajikan ke kelas melalui gambar atau foto. Peristiwa-peristiwa
yang terjadi di masa lampau, kemarin, atau semenit yang lalu kadang-
kadang tidak dapat kita lihat seperti apa adanya. Gambar atau foto
sangat bermanfaat dalam hal ini.
c. Media gambar atau foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan
kita. Sel atau penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan
mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar atau
foto.
d. Foto dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja, dan
untuk tingkat usia berapa saja sehingga dapat mencegah atau
membetulkan kesalahpahaman.
e. Foto harganya murah dan gampang didapat serta digunakan, tanpa
perlu peralatan khusus.
Selain memiliki kelebihan-kelebihan tersebut, gambar foto juga memiliki
beberapa kelemahan, yaitu:
a. Gambar atau foto hanya menekankan persepsi mata.
b. Gambar foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk
kegiatan pembelajaran.
c. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.43
Gambar atau foto yang baik sebagai media pendidikan itu, tentu saja
adalah gambar foto yang cocok dengan tujuan pembelajaran. Selain itu, ada 6
syarat yang perlu dipenuhi oleh gambar atau foto yang baik sehingga dapat
dijadikan sebagai media pendidikan.44
43
Sadiman, Op. cit h. 31 44
Sadiman, Op. cit. h. 32
30
a. Autentik
Gambar tersebut harus secara jujur melukiskan situasi seperti kalau
orang melihat benda sebenarnya.
b. Sederhana
Posisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukkan poin-poin pokok
dalam gambar.
c. Ukuran relatif
Gambar atau foto dapat membesarkan atau memperkecil objek atau
benda sebenarnya. Apabila gambar atau foto tersebut tentang benda
atau objek yang belum dikenal atau pernah dilihat anak maka sulitlah
membayangkan berapa besar benda atau objek tersebut. Untuk
menghindari itu hendaknya dalam foto tersebut terdapat sesuatu yang
telah dikenal anak-anak sehingga dapat membantunya membayangkan
gambar.
d. Gambar atau foto sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan.
Gambar yang baik tidaklah menunjukkan objek dalam keadaan diam
tetapi memperlihatkan aktifitas tertentu.
e. Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai pembelajaran.
Walaupun dari segi mutu kurang, gambar atau foto karya siswa sendiri
sering kali lebih baik.45
Dapat disimpulkan bahwa foto yang baik, yang
dapat dijadkan media pendidikan adalah foto yang bentuknya
sederhana, relative mengandung gerak dan bermutu.
2. Pemanfaatan Media Gambar dalam Proses Belajar Mengajar
Gambar ilustrasi fotografi adalah gambar yang tidak dapat
diproyeksikan, dapat dipergunakan, baik dalam lingkungan anak-anakmaupun
dalam lingkungan orang dewasa. Gambar yang berwarna pada umumnya
menarik perhatian. Semua gambar mempunyai arti, uraian dan tafsiran sendiri.
Karena itu gambar dapat dipergunakan sebagai media pendidkan dan
mempunyai nilai-nilai pendiikan bagi peserta didik untuk belajar secara efisien. 45
Sadiman, Op. cit, h. 33
31
Peserta didik yang berkaitan dengan pemanfaatan media gambar dalam PBM
beberapa ahli membahas rambu yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Prinsip-prinsip Pemakaian Media Gambar
Beberapa prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Pergunakanlah gambar untuk tujuan-tujuan pengajaran yang spesifik,
yaitu dengan cara memilih gambar tertentu yang akan mendukung
penjelasan inti pelajaran atau pokok-pokok pelajaran.
2. Padukan gambar-gambar kepada pelajaran, sebab keefektifan
pemakaian gambar-gambar di dalam proses belajar mengajar
memerlukan keterpaduan. Bilamana gambar-gambar itu akan dipakai
semuannya, perlu dipikrkan kemungkinan dalam kaitan pokok-pokok
pelajaran. Gambar-gambar yang riil sangat berfaedah untuk suatu
mata pelajaran, karena maknanya akan membantu pemahaman para
siswa dan cara itu akan ditiru untuk hal-hal yang sama dikemudian
hari.
3. Pergunakanlah gambar-gambar itu sedikit saja. Hematlah penggunaan
gambar yang mendukung makna. Jumlah gambar yang sedikit tetapi
selektif, lebih baik daripada mempertunjukkan gambar yang serabutan
tanpa pilih-pilih. Banyaknya ilustrasi gambar-gambar secara
berlebihan akan mengakibatkan para siswa dirongrong oleh
sekelompok gambar yang mengikat mereka, akan tetapi tidak
menghasilkan kesan atau inspirasi visual yang jelas, jadi yang
terpenting adalah pemusatan perhatian pada gagasan utama. Sekali
gagasan dibentuk dengan baik, ilustrasi tambahan bisa berfaedah
memperbesar konsep-konsep permulaan. Penyajian gambar
hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dengan memperagakan
konsep-konsep pokok artinya apa yang terpenting dari pelajaran itu.
Kemudian diperhatikan gambar yang menyertainnya, lingkungannya,
dan lain-lain berturut-turut secara lengkap.
32
4. Kurangilah penambahan kata-kata pada gambar karena itu sangat
penting dalam mengembangkan kata-kata atau cerita, atau dalam
menyajikan gagasan baru. Misalnya dalam mata pelajaran geografi.
Para siswa mengamati gambar-gambar candi gaya Jawa Tengah dan
Jawa Timur menjelaskan bahwa mengapa bentuk tidak sama, apa ciri-
ciri yang membedakan satu sama lain. guru bisa saja tidak dapat
dipahami oleh para siswa yang bertempat tinggal di lingkungan hutan
tropis asing. Demikian pula istilah supermarket terdengar asing bagi
siswa-siswa yang hidup di kampung. Melalui gambar itulah mereka
akan memperoleh kejelasan tentang istilah verbal.
5. Mendorong pernyataan yang kreatif, melalui gambar-gambar para
siswa akan didorong untuk mengembangkan keterampilan berbahasa
lisan dan tulisan, seni grafis dan bentuk-bentuk kegiatan lainnya.
Keterampilan jenis keterbacaan visual dalam hal ini sangat diperlukan
bagi para siswa dalam membaca gambar-gambar itu.
6. Mengevaluasi kemajuan kelas, bisa juga dengan memanfaatkan
gambar baik secara umum maupun secara khusus. Jadi guru bisa
mempergunakan gambar datar, slides, atau transparan untuk
melakukan evaluasi belajar bagi para siswa. Pemakaian instrumen tes
secara bervariasi akan sangat baik dilakukan guru, dalam upaya
memperoleh hasil tes yang komprehensip serta menyeluruh.
Jadi pada prinsipnya penggunaan media gambar adalah mempunyai
tujuan sesuai dengan tujuan proses belajar mengajar, tidak berlebihan,
kreatif dan untuk tujuan evaluasi.
7. Usahakan visual yang digunakan sesederhana mungkin seperti karton,
gambar, dan diagram.
8. Visual digunakan untuk menekankan informasi sasaran sehingga
pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.
9. Visual yang digunakan harus dapat dibaca dan mudah dibaca.
33
10. Tekankan kejelasan dan ketepatan dalam semua visual.46
3. Memilih Gambar yang Baik dalam Pengajaran
Dalam pemilihan gambar yang baik untuk pengajaran terdapat beberapa
kriteria yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Keaslian gambar.
Gambar menunjukkan situasi yang sebenarnya, seperti melihat
keadaan atau benda yang sesungguhnya, kekeliruan dalam hal ini
memberi pengaruh yang tak diharapkan gambar yang palsu dikatakan
asli.
2. Kesederhanaan.
Gambar itu sederhana dalam warna, menimbulkan kesan
tertentu, mempunyai nilai estetis secara murni dan mengandung nilai
praktis. Jangan sampai peserta didk menjadi bingung dan tidak tertarik
pada gambar.
3. Bentuk item.
Hendaknya si pengamat dapat memperoleh tanggapan yang tetap
tentang obyek-obyek dalam gambar.
4. Perbuatan.
Gambar hendaknya hal yang sedang melakukan perbuatan. Siswa
akan lebih tertarik dan akan lebih memahami gambar-gambar yang
sedang bergerak.
5. Fotografi.
Siswa dapat lebih tertarik kepada gambar yang nilai fotografinya
rendah, yang dikerjakan secara tidak proffesional seperti terlalu terang
atau gelap. Gambar yang bagus belum tentu menarik dan efektif bagi
pengajaran.
6. Artistik.
Segi artistik pada umumnya dapat mempengaruhi nilai gambar.
Penggunaan gambar tentu saja disesuaikan dengan tujuan yang hendak 46
Azhar Arsyad, Op. Cit. h. 92.
34
dicapai. Kriteria-kriteria memilih gambar seperti yang telah
dikemukakan di atas juga berfungsi untuk menilai apakah suatu
gambar efektif atau tidak untuk digunakan dalam pengajaran. Gambar
yang tidak memenuhi kriteria dapat digunakan sebagai media dalam
mengajar.
1. Menggunakan Gambar dalam Kelas
Penggunaan gambar secara efektif disesuaikan dengan tingkatan
anak, baik dalam hal besarnya gambar dapat dijadikan alat untuk
pengalaman kreatif, memperkaya efektif, apabila terlalu sering digunakan
dalam waktu yang tidak lama. Gambar sebaiknya disusun menurut urutan
tertentu dan dihubungkan dengan masalah yang luas.
Gambar dapat digunakan untuk suatu tujuan tertentu seperti
pengajaran yang dapat memberikan pengalaman dasar. Mempelajari
gambar sendiri dalam kegiatan pengajaran dapat dilakukan dengan cara
menulis pertanyaan tentang gambar, menulis cerita, mencari gambar-
gambar yang sama, dan menggunakan gambar untuk mendemonstrasikan
suatu obyek.
Pengajaran dalam kelas dengan gambar sedapat mungkin
penyajiannya efektif. Gambar-gambar yang digunakan merupakan gambar
yang terpilih, besar, dapat dilihat oleh semua peserta didik, bisa ditempel,
digantung atau diproyeksikan. Display gambar-gambar dapat ditempel
pada papan buletin, menjadikan ruangan menarik, memotivasi siswa,
meningkatkan minat, perhatian, dan menambah pengetahuan siswa.47
2. Jenis-jenis Media Gambar
Ada beberapa jenis media gambar untuk memvisualisasikan konsep yang
ingin disampaikan kepada siswa.
a. Gambar jadi
b. Gambar garis
47
Sadiman, Op. Cit, h. 31.
35
c. Strip story
d. Fotografi48
1) Gambar jadi ialah materi pelajaran yang memerlukan visualisasi
dalam bentuk ilustrasi yang dapat diperoleh dari sumber yang ada.
Gambar tersebut biasanya di dapat di dalam majalah,
reklame/iklan, bookles, brosur dan lain sebagainnya yang
memenuhi kebutuhan pembelajaran pendidik.
2) Gambar garis berupa sketsa penggunaan media tersebut dalam
pembelajaran bahasa Inggris untuk mendorong pengungkapan
gagasan siswa secara lisan maupun tulisan. Dalam pembelajaran
bahasa Indonesia biasanya digunakan dalam materi dongeng yang
berisi gambar, teks atau media simbol yang mengingatkan siswa
yang berhubungan dengan gambar itu.
3) Scrip story dapat digunakan untuk mata pelajaran hadits, kisah
nabi. Dalam teknik scrip story bertujuan untuk mempermahir
peserta didik dalam menyusun kalimat atau ayat-ayat menjadi satu
untaian dalam surah.
4) Fotografi, penggunaan media gambar dengan foto karena dapat
diperoleh dengan mudah untuk digunakan secara efektif sebagai
media pembelajaran berupa majalah, brosur, surat kabar dan buku-
buku.
3. Ciri-ciri Gambar yang Baik
Gambar yang baik dan dapat digunakan sebagai sumber belajar adalah sebagai
berikut:
a. Cocok dengan umur serta kemampuan siswa
Gambar yang dimaksud ialah gambar yang sederhana. Dengan gambar yang
sederhana dalam warna, dan mampu menimbulkan pesan tertentu. Jangan
sampai siswa menjadi bingung dan tak tertarik pada gambar tersebut.
48
Azhar arsyad, Op. cit. h. 113-127.
36
Sehingga dalam penggunaan media gambar harus sesuai dengan tingkat
kemampuan siswa agar kegiatan pembelajaran dapat efektif.
b. Memberikan kesan kuat dan dapat menarik perhatian.
Dalam memilih media gambar yang baik hendaknya pendidik dapat
memperoleh tanggapan yang tepat tentang objek dalam gambar, misalnya
gambar pada majalah, surat kabar dan lainnya.
c. Ilustrasi tidak terlalu banyak, tetapi menarik dan mudah dipahami.
Gambar yang sederhana, seperti iklan dalam sebuah minuman yang hanya
memperlihatkan botol dengan minuman dengan aneka rasa dapat menarik
perhatian sehingga jika siswa membaca pun dapat dengan mudah
memahami isi bacaan tersebut.
3. Hasil Penelitian Relevan
Penelitian tentang kemampuan menulis pantun melalui media gambar belum
ada yang melakukan, namun ada beberapa judul yang dilakukan peneliti
sebelumnya antara lain:
1. Anastasia Rellian, 2014
Judul skripsi, “Peningkatan Kemampuan Menulis Pantun
Menggunakan Metode Pemberian Tugas” 2014. Perbedaan penelitian
Anastasia Rellian dengan skripsi ini ialah: pada tujuan penelitiannya.
Anastasia meneliti dengan tujuan untuk mengetahui penggunaan
metode pemberian tugas dapat meningkatkan kemampuan menulis
pantun peserta didik kelas IV SDN 04 Punti Tapau kecamatan
Entikong. Sementara tujuan skripsi ini yaitu fokus pada pengaruh
media gambar terhadap kemampuan menulis pantun. Selanjutnya,
Anastasia meneliti pada tahun 2014, sedangkan penelitian ini
berlangsung pada tahun 2017.
2. Habibah Ramadhan, 2015
Judul skrispsi, “Peningkatan Kemampuan Memahami Bacaan
Melalui Media Gambar pada Siswa Kelas VII-4 SMP Darussalam
37
Ciputat Tahun Pelajaran 2013/2014”. Perbedaan penelitian Habibah
Ramadhan dengan skripsi ini ialah: pada tujuan penelitiannya.
Habibah meneliti dengan tujuan untuk mengetahui Peningkatan
Kemampuan Memahami Bacaan Melalui Media Gambar pada Siswa
Kelas VII-4 SMP Darussalam Ciputat Tahun Pelajaran 2013/2014”.
Sementara tujuan skripsi ini yaitu fokus pada pengaruh media gambar
terhadap kemampuan menulis pantun. Selanjutnya, Habibah meneliti
pada tahun 2015, sedangkan penelitian ini berlangsung pada tahun
2017.
3. Abdoel Gafar, 2015
Judul skripsi, “Kemampuan Menulis Pantun dengan Model
Pembelajaran Quantum Teaching pada Siswa Kelas VII C SMP
Negeri 16 Kota Jambi.”
Perbedaan penelitian Abdoel Gafar dengan skripsi ini ialah: pada tujuan
penelitiannya. Gafar meneliti dengan tujuan untuk mengetahui
“Kemampuan Menulis Pantun dengan Model Pembelajaran Quantum
Teaching pada Siswa Kelas VII C SMP Negeri 16 Kota Jambi.”.
Sementara tujuan skripsi ini yaitu fokus pada pengaruh media gambar
terhadap kemampuan menulis pantun. Selanjutnya, Habibah meneliti
pada tahun 2015, sedangkan penelitian ini berlangsung pada tahun
2017.
5. Kerangka Berpikir
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan
untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatatp muka dengan
orang lain.
Menulis pantun mengutamakan pada kemampuan daya imajinasi pada
siswa untuk menuangkan pemikirannya dalam bentuk tulisan. Kesulitan yang
dihadapi siswa biasanya terletak pada pemerolehan kata yang kurang, artinya
dalam menulis pantun siswa cenderung terhambat atau tidak mendapatkan
38
inspirasi. Faktor terjadinya hal tersebut, terletak pada penyampaian materi yang
monoton dari pengajar sehingga membuat siswa menjadi jenuh. Dalam
pengajaran banyak metode yang dapat digunakan oleh pengajar agar siswa
merasa senang sehingga proses belajar mengajarnya berlangsung sesuai
keinginan pengajar. Salah satu metodenya yaitu menggunakan media.
Media pembelajaran mempunyai peranan yang penting dalam proses
belajar mengajar. Media dapat menarik perhatian siswa, media pembelajaran
juga dapat menyampaikan pesan yang ingin disampaikan dalam mata pelajaran.
Pembelajaran di sekolah, guru dapat menciptakan belajat mengajar dengan
mengoptimalkan proses dan mengorientasikan terhadap prestasi belajar siswa.
Salah satu contoh media pembelajaran yang dapat digunakan sebagai pilihan
yaitu media gambar.
Media gambar dipilih karena penulis menyakini media ini merupakan
media yang mudah diingat, terjangkau, relevan dengan pencapaian kompetensi
dasar dan karakteristik siswa. Media gambar juga dapat mempermudah guru
dalam mengajar dan siswa mudah mengingat apa yang dilihat, daya imajinasi
serta mengembang kreativitas mereka dalam menuangkan ide-idenya. Media
gambar diberikan agar siswa dapat memahami dengan melihat gambar.
6. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian dalam deskripsi teoretis dan kerangka berpikir di
atas, maka hipotesis yang diajukan adalah hipotesis alternatif (Ha) dan
hipotesis nihil (Ho) dengan:
Hipotesis alternatif (Ha): Penggunaan media gambar dalam menulis
pantun berpengaruh secara signifikan terhadap siswa kelas VII MTs Al-
Mursyidiyyah
Hipotesis nihil (Ho): Penggunaan media gambar dalam menulis pantun
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap siswa kelas VII MTs Al-
Mursyidiyyah.
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang-Tangerang
Selatan. Sekolah ini terletak di Jl. Siliwangi Gg. Anggrek RT.03/18 Pondok
Benda, Pamulang, Tangerang Selatan. Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan
sejak bulan Februari- Juni 2017.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode rancangan eksperimen semu dan
desain yang digunakan ialah pre experimental design kategori one shot case
study. Penelitian rancangan eksperimen semu ialah sebuah rancangan yang ideal.
Pokok persoalan dan berbagai investigasi berhubungan dengan penelitian
sehingga memperlihatkan pertautan antara variabel yang telah diseleksi.
Menurut Syamsudin penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki
kemungkinan hubungan sebab akibat, dengan cara mengekspos satu atau lebih
kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen. Penelitian ini
menggunakan perhitungan-perhitungan angka untuk menganlisis kemampuan
menulis pantun siswa.
Penelitian dilakukan dalam situasi wajar supaya peneliti dapat
menyesuaikan diri terhadap objek atau lingkungan yang akan diteliti. Sehingga
diharapkan kegiatan penelitian tidak menganggu kondisi biasanya atau kondisi
semula sehingga hasil penelitian yang dilakukan bisa benar-benar
menggambarkan kondisi nyata objek yang diteliti.
Peneliti dalam hal ini sebagai instrumen penelitian. Peneliti dikarenakan
harus terjun sendiri ke lapangan mengumpulkan dan menganalisis data yang
diperoleh.
40
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
A. Studi kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang dilakukan
dengan cara membaca, mempelajari, dan meneliti buku-buku, dan sumber
lain yang berkaitan dengan tema skripsi.
B. Studi lapangan (field research) yaitu penelitian yang dilakukan dengan
mengkaji data-data yang diperoleh dari lapangan, seperti observasi, uji
materi, dan wawancara, serta data-data sekolah yang diperoleh dari bagian
Tata Usaha (TU) SMP.
C. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu
ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.1 Populasi adalah keseluruhan objek
yang diteliti, baik berupa orang, benda, kejadian, nilai hal-hal yang terjadi.2
Sekolah ini terdiri dari tiga kelas VII yaitu VII 1, VII 2, dan VII 3.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diselidiki atau juga dapat
dikatakan bahwa sampel adalah populasi dalam bentuk minimal. Anggota yang
diambil ialah seluruh populasi untuk dijadikan sumber data, maka cara ini disebut
sensus, tetapi jika hanya sebagian dari populasi yang dijadikan sumber data, maka
cara itu disebut sampel. Target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
VII.3 yang berjumlah 29 siswa MTs Al-Mursyidiyyah tahun pelajaran 2016/2017.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif menggunakan instrumen
yang ditentukan terlebih dulu, tidak fleksibel, tidak reflektif, yaitu tidak
mengandung interpretasi, karena penelitian ini menuntut jawaban yang pasti, jelas
1S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 118.
2Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), cet. 3 h. 215.
41
dan tidak ambigu. Instrumennya dalam bentuk kuesioner atau tes.3 Instrumen
dalam penelitian kuantitatif dapat berupa tes, pedoman wawancara pedoman
observasi dan kuesioner.4
Teknik tes pengaruh media gambar terhadap kemampuan menulis pantun
pada siswa kelas VII Al-Mursyidiyyah. Teknik tes dilakukan dengan cara siswa
diminta menulis pantun dengan melihat gambar yang telah peneliti tempelkan di
papan tulis.
1. Tes
Tes adalah cara untuk mendapatkan hasil penelitian dengan menggunakan
seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada seseorang
dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar
bagi penetapan skor angka.
2. Observasi
Observasi adalah kegiatan manusia menggunakan pancaindra mata sebagai
alat bantu utamanya selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman,
mulut, dan kulit.5
Observasi juga merupakan pencatatan sistematik terhadap gejala yang
tampak pada objek peneliti. Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan
terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa sehingga
observasi berada bersama objek yang diselidiki.6 Metode ini tidak
memerlukan pengajuan pertanyaan kepada responden.
Observasi dilakukan di MTs dengan melakukan pengamatan langsung
terhadap proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan hasil kerja
yang diperoleh untuk tingkat akurasi data dan informasi yang disampaikan
oleh setiap unit kerja yang dianggap perlu pertimbangan:
a) Adanya data atau informasi yang dinilai kurang layak atau
meragukan sehingga perlu diobservasi ke lapangan.
3 Abdul Halim Hanafi, M.Ag Metode penelitianbahasa untuk penelitian pendidikan, (Bandung PT
Remaja Rosdakarya) h. 216 4 Beni Ahmad Saebeni, metode penelitian, (Bandung: Pustaka Setia 2008) cet.1 h. 183.
5 H. Burhan Bungin, S.Sos, M.Si. Penelitian Kualiatif (komunikasi, ekonomi, kebijakan publik,
dan ilmu sosial lainnya), (Jakarta: Kencana 2010), cet. 4 h.115. 6 Op. Cit., Metodologi penelitian pendidikan h. 158
42
b) Adanya unit organisasi yang spesifik dan cenderung mengarah
kepada bentuk organisasi fungsional sehingga perlu pendalaman
lebih khusus untuk perumusan dan pengkajian.
3. Wawancara
Wawancara adalah percakapan antara dua orang atau lebih dan
berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Wawancara dapat
menggunakan alat bantu seperti tape recorder, pulpen, pensil, blocknote
dll.7
E. Teknik Pengolahan Data
Sesuai dengan metode yang telah dilakukan, prosedur pengolahan data
ditempuh melalui sejumlah tahapan, yaitu
Memeriksa pantun siswa berdasarkan aspek penilaian yang telah
ditentukan yaitu kesesuaian dengan kriteria ciri-ciri pantun, kemenarikan isi
pantun, kekuatan imajinasi, ketepatan diksi dan ejaan, dan kesesuaian dengan
gambar.
1. Memberikan skor pada aspek yang diperiksa sesuai dengan ketentuan
penskoran yang telah ditetapkan. Kemudian, skor yang diperoleh dari
setiap siswa dihitung sebagai nilai kemampuan siswa yang bersangkutan.
2. Merekap data penilaian yang diperoleh siswa untuk setiap aspek yang
diteliti, dan
3. Menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa pada setiap aspek yang diteliti,
kemudian mencari nilai rata-ratanya.
F. Teknik Analisis Data
Lembar hasil pantun merupakan hasil menulis pantun yang dibuat oleh
siswa melalui media gambar dan berdasarkan hasil dari kerja secara indvidual.
Memberikan penilaian menulis pantun dengan memberikan bobot pada masing-
masing aspek yang dinilai idealnya, pembobotan ini mencerminkan tingkat
7 Op.Cit. Burhan Bungin h. 114.
43
pentingnya masing-masing unsur dalam menulis pantun. Unsur yang lebih penting
akan diberi bobot yang lebih tinggi.
Gambar yang peneliti gunakan ialah bergambar:
1. Pantun nasihat bergambar seorang ibu sedang menasihati anaknya
dengan bersalaman atau berbuat janji agar anak tidak mengulangi
perbuatan buruknya.
2. Pantun agama bergambar keluarga yang sedang berkumpul untuk
bermaaf-maafan di Hari Raya.
3. Pantun perkenalan bergambar seorang laki-laki dan seorang
perempuan sedang duduk dan ingin berkenalan satu sama lainnya.
4. Pantun jenaka bergambar hewan sapi yang dapat menghasilkan
susu, ayam menghasilkan telur tetapi babi tidak dapat
menghasilkan apa-apa atau yang dihasilkan hanyalah dagingnya
yang akan mati dijadikan makanan.
5. Pantun teka-teki bergambar hewan ayam, sapi, ular dan kelinci
yang sedang berkumpul, entah sedang melakukan apa.
6. Pantun nasib sedih bergambar dua orang yaitu raja dan pelayannya.
Seorang pelayan sedang mengejek rajanya karena ia memiliki
banyak uang, sedang raja nampak sedih melihatnya.
7. Pantun bersuka cita bergambar seorang ayah sedang mengajari
anaknya bermain gitar sambil tertawa di bawah pohon.
8. Pantun berduka cita bergambar seorang anak yang sedih karena
mainannya rusak.
9. Pantun adat bergambar empat orang siswa sedang memakai
pakaian adat daerahnya masing-masing.
10. Pantun berkasih-kasihan bergambar seorang laki-laki yang sedang
berjalan namun ditertawakan oleh tiga orang lainnya, dulu dia
adalah orang yang suka bersenang-senang namun sekarang
menjadi kuli.
Peneliti berpedoman pada rubrik penilaian yang telah dikembangkan
Nurgiyantoro, karena berdasarkan hasil pengamatan peneliti pedoman rubrik
44
penilaian dari Nurgiyantoro selalu diterbitkan menyesuaikan dengan kurikulum
yang sedang berlaku. Isi kategori di dalam rubrik, peneliti sendiri yang berusaha
mengembangkannya berdasarkan pada uraian teori.
Penelitian ini fokus pada aspek penilaian pantun menggabungkan dua
rubrik penilaian yaitu dari Nurgiyantoro dan dari teori Ernawati Waridah. Aspek
dalam penilaian ini tidak diambil semua, hanya beberapa saja kemudian
dimodifikasi, hanya ada lima aspek yang diambil yaitu kesesuaian dengan kriteria
pantun, kemenarikan isi, kekuatan imajinasi, ketepatan diksi dan ejaan, dan
kesesuaian dengan gambar.
Nurgiyantoro menjelaskan bahwa penilaian terhadap puisi siswa biasanya
bersifat holistik (menyeluruh), impresif dan selintas. Maksudnya penelitian
tersebut dilakukan menyeluruh berdasarkan kesan yang diperoleh dari membaca
puisi secara selintas. Penelitian yang cenderung subyektif. Kriteria penilaian oleh
karena itu, ditetapkan dalam pembelajaran menulis pantun berdasarkan aspek-
aspek dari unsur pembangun tersebut.
Penilaian pantun dari aspek kemampuan tersebut berpedoman pada skor
minimum dan maksimum setiap aspek. Skor minimum dan maksimum masing-
masing aspek berbeda-beda dengan yang lainnya. Skor tersebut menunjukkan
suatu penguasaan siswa pada masing-masing aspek kemampuan. Jika tingkat
kemampuan siswa baik, maka siswa mampu menguasai aspek tersebut.
Sebaliknya, jika kemampuan kurang berarti siswa tidak mampu menguasai aspek
kemampuan tersebut.
Penelitian ini dilakukan oleh peneliti menggunakan pedoman penilaian
pantun dengan menggunakan acuan dari buku (Nurgiyantoro). Peneliti bertujuan
untuk menemukan tingkat keberhasilan menulis pantun siswa. Penetapan skor dan
maksimum masing-masing aspek penilaian menulis puisi berpedoman pada
panduan untuk guru membaca dan menulis permulaan untuk sekolah dasar kelas
1,2,3. Skor maksimum dan minimum dapat diubah sesuai dengan kemampuan
siswa di sekolah masing-masing. Pedoman tersebut adalah sebagai berikut ini.
45
Tabel 3.1
Kriteria Analisa Menulis Pantun
No Aspek yang Dinilai
Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
1 Kebaruan tema dan makna
2 Kesesuaian dengan ciri-ciri pantun
3 Kekuatan imajinasi
4 Ketepatan diksi
5 Penggunaan pemajasan dan citraan
6 Respon afektif guru
Jumlah
Tabel 3.2
Kriteria analisa rangsangan gambar
No Aspek yang Dinilai
Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
1 Kesesuaian dengan gambar
2 Ketepatan logika urutan cerita
3 Ketepatan makna keseluruhan cerita
4 Ketepatan kata
46
5 Ketepatan kalimat
6 Ejaan dan tata tulis
Jumlah
(Burhan Nurgiyantoro)8
Tabel 3.3
Rubrik Penilaian Menulis Pantun
No Aspek yang Diamati Skor
1 Kesesuaian dengan kriteria pantun (tiap bait
terdiri atas 4 baris, persajakan a-b-a-b, baris 1,2
berisi sampiran dan baris 3,4 adalah isi)
a. Nilai 4 sesuai dengan semua kriteria pantun
b. Nilai 3 sesuai dengan 3 kriteria pantun
c. Nilai 2 sesuai dengan 1-2 kriteria pantun
d. Nilai 1 tidak sesuai dengan kriteria pantun
2 Kemenarikan isi pantun
a. Nilai 3 untuk isi bermakna dan bervariasi
b. Nilai 2 untuk isi bermakna namun kurang
bervariasi
c. Nilai 1 untuk isi tidak bermakna dan
bervariasi
3 Ketepatan penulisan ejaan
a. Nilai 3 untuk tidak ada kesalahan penulisan
ejaan
8 Burhan Nurgiyantoro. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi, Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta. 2014.
47
b. Nilai 2 untuk ada beberapa kesalan penulisan
ejaan (2-3) kesalahan
c. Nilai 1 untuk banyak kesalahan penulisan
ejaan
Jumlah Skor
Tabel 3.4
Modifikasi Kriteria Penilaian Menulis Pantun
Kriteria Analisis Menulis Pantun
Nama
Kelas
No Aspek yang
diamati
Indikator Skor Deskriptor
1. Kesesuaian
dengan kriteria
atau ciri-ciri
pantun
1. Tiap bait terdiri
dari 4 baris
2. Tiap bait terdiri
dari 8-12 suku kata
3. Sajaknya
berirama, berumus
a-b-a-b
4. Kedua baris
pertama berisi
sampiran dan
kedua baris
terakhir berisi isi.
18-20
Sangat baik, apabila
sudah terpenuhi keempat
indikator yang ada.
14-17
Baik, apabila sudah
terpenuhi sebanyak 3
dari keempat indikator
yang ada.
48
10-13 Cukup, apabila hanya
terpenuhi sebanyak 2
dari keempat indikator
yang ada
7-9 Kurang, apabila hanya
terpenuhi sebanyak 1
dari keempat indikator
yang ada.
2. Kemenarikan isi
pantun
1. Isinya bermakna
sehingga pantun
yang bisa dipahami
yaitu berupa
nasihat atau ajaran.
2. Kata yang
digunakan
bervariasi agar
menjadi menarik.
8-10
Sangat baik, apabila
unsur isinya bermakna
dan kata yang digunakan
menarik.
5-7
Baik, apabila unsur
isinya bermakna dan kata
yang digunakan masih
cukup
menarik.
49
3-4
Cukup, apabila unsur
isinya bermakna tetapi
unsur kata yang
digunakan
tidak bervariasi.
1-3
Kurang, apabila unsur
isi, sedikit bermakna
dan kata
tidak bervariasi
terdapat di dalamnya.
3. Kekuatan
imajinasi
1. Fokuskan
pada apa yang
ingin ditulis.
2. Visualisasikan
dengan menulis
pantun yang siswa
lihat
dengan gambar.
27-30
Sangat baik, apabila
siswa fokus dengan apa
yang ia tulis dan
memvisualisasikannya
dengan menulis pantun
yang siswa lihat
dengan gambar.
22-26
Baik, apabila siswa
sedikit tidak fokus
dengan apa yang ia tulis
namun
memvisualisasikannya
dengan menulis pantun
yang siswa lihat
dengan gambar sudah
baik.
50
17-21
Cukup, apabila
Siswa cukup fokus
dengan apa yang ia tulis
dan cukup untuk
memvisualisasikannya
dengan menulis pantun
yang siswa lihat
dengan gambar.
13-16 Kurang, apabila
Siswa tidak fokus
dengan apa yang ia tulis
dan
tidak
memvisualisasikannya
dengan menulis pantun
yang siswa lihat
dengan gambar.
51
4. Ketepatan diksi
dan ejaan
1. Gaya Bahasa
yang digunakan
sudah baik atau
baku
2. Kesalahan
Penulisan
di dalam ejaan
22-25 Sangat baik, apabila gaya
bahasa yang digunakan
sudah baku dan tidak ada
kesalahan penulisan di
dalam ejaannya.
18-21 Baik, apabila
gaya bahasa yang
digunakan sudah baku
dan ada kesalahan
penulisan satu atau dua
huruf saja di dalam
ejaannya.
52
11-17 Cukup, apabila gaya
bahasa yang digunakan
terdapat yang baku dan
masih ada kesalahan
penulisan di dalam
ejaannya seperti satu
atau dua kata yang masih
salah.
0-10 Kurang, apabila gaya
bahasa yang digunakan
tidak baku dan banyak
sekali
kesalahan penulisan di
dalam ejaannya.
5. Kesesuaian
dengan gambar
1. Pantun yang
ditulis siswa sudah
sesuai dengan
gambar yang
digunakan oleh
penelliti.
13-15 Sangat baik, apabila
siswa dalam menulis
pantun sudah sesuai
dengan gambar yang
digunakan oleh peneliti.
9-12 Baik, apabila siswa
dalam menulis pantun
sudah baik meski tidak
terlalu sesuai dengan
gambar yang digunakan
oleh peneliti.
5-8
Cukup, apabila siswa
dalam menulis pantun
sudah cukup sesuai
dengan gambar yang
53
digunakan oleh peneliti.
kebaharuan tema.
0-4 Kurang, apabila siswa
dalam menulis pantun
tidak sesuai dengan
gambar yang digunakan
oleh peneliti.
Teknik analisis atau pengolahan data sangat berhubungan erat dengan
jenis data yang diperoleh dan tujuan penelitian. Analisis data dilakukan dengan
penghitungan tingkat presentase kemampuan siswa dalam kelompoknya.
Penelitian ini dimulai dari meneliti siswa dalam membaca hasil pantun siswa,
kemudian mengelompokkan kemampuan, selanjutnya menghitung presentase
kemampuan. Langkah terakhir ialah menarik kesimpulan sehingga diketahui
kemampuan siswa dalam menulis pantun dari segi kesesuaian dengan kriteria
pantun, kemenarikan isi, kekuatan imajinasi, ketepatan diksi dan ejaan, dan
kesesuaian dengan gambar di kelas VII SMP Al-Mursyidiyyah Pamulang,
Tanggerang Selatan.
TPs = Fs x 100%
NS
TPi = Fi x 100%
Ni
TPm = Fm x 100%
Nm
54
TPd = Fd x 100%
Nd
TPt = Ft x 100%
Nt
(Burhan Nurgiyantoro)
Keterangan:
TPs: Tingkat presentase kemampuan menulis pantun berdasarkan aspek
kesesuaian dengan kriteria pantun.
TPi: Tingkat presentase kemampuan menulis pantun berdasarkan aspek
kemenarikan isi pantun.
TPm: Tingkat presentase kemampuan menulis pantun berdasarkan aspek
kekuatan imajinasi.
TPd: Tingkat presentase kemampuan menulis pantun berdasarkan aspek
ketepatan diksi dan ejaan.
TPt: Tingkat presentase kemampuan menulis pantun berdasarkan aspek
kesesuaian dengan gambar.
Fs = Frekuensi atau jumlah skor dari aspek kesesuaian dengan kriteria
pantun
Fi = Frekuensi atau jumlah skor dari aspek kemenarikan isi pantun
Fm = Frekuensi atau jumlah skor dari aspek kekuatan imajinasi
Fd = Frekuensi atau jumlah skor dari aspek diksi dan ejaan
Ft = Frekuensi atau jumlah skor dari aspek kesesuaian dengan gambar
Ns = Jumlah keseluruhan skor dari aspek keseuaian dengan kriteria pantun
Ni = Jumlah keseluruhan skor dari aspek kemenarikan isi pantun
Nm = Jumlah keseluruhan skor dari aspek kekuatan imajinasi
Nd = Jumlah keseluruhan skor dari aspek ketepatan diksi dan ejaan
Nt = Jumlah keseluruhan skor dari aspek kesesuaian dengan gambar
55
Tabel 3.5
Kriteria Presentase Kemampuan Menulis Pantun
Interval presentase Nilai ubahan skala Kualifikasi
76-100%
51-75%
26-50%
0-25%
A
B
C
D
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Sekolah
1. Tujuan Sekolah Secara Umum
Tujuan umum berpedoman pada tujuan pendidikan Nasional serta
mengacu pada visi dan misi, maka tujuan pendidikan MTs Al Mursyidiyyah
secara umum adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia keterampilan agar mampu hidup mandiri dan berkompetitif, dan
melanjutkan pendidikan pada jenjang lebih tinggi.
2. Tujuan Khusus
Tujuan pendidikan di MTs Al Mursyidiyah secara khusus,yang ditetapkan
oleh guru dan unsur komite sebagai berikut :
1. Membentuk siswa yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
2. Menguasai ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi
sehingga menjadi siswa yang kreatif, aktif, dan inovatif sebagai
bekal untuk melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi.
3. Meraih prestasi bidang akademik maupun non akademik minimal
tingkat
Kota Tangerang Selatan.
4. Menumbuh kembangkan kepribadian, akhlak mulia, disiplin, dan
bertanggung jawab sehingga dapat menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
5. Memberdayakan peran serta orang tua siswa dan masyarakat sekitar
dalam pelaksanaan pendidikan.
57
3. SejarahYayasan Al- Mursyidiyyah Al- Asyirotussafi'iiyah
Yayasan Islam Al Mursyidiyyah Al – Asyirotussafi’iyyah (YAMASY )
didirikan sejak tahun 1989 berdasarkan Akte Notaris Ny. R. Arie Soetardjo, SH
No.46 tanggal 20 Januari 1989. Yayasan ini bergerak di bidang pendidikan dan
social. Dalam bidang pendidikan yayasan ini menyelenggarakan 3 satuan
pendidikan yaitu mulai dari jenjang pendidikan prasekolah (RA), pendidikan
dasar (MI) dan pendidikan menengah (MTs) serta penddidikan non formal
(TPA dan majlis ta’lim). Seluruh satuan pendidikan yang ada bernaung pada
Departemen Agama dan mulai melaksanakan kegiatan operasional pendidikan
di tahun 1991. Yayasan pendidikan Islam Al-Mursyidiyyah berlokasi di Desa
Pondok Benda Kec. Pamulang Kab. Tangerang Selatan.
Yayasan ini didirikan oleh seorang wirausahawan sekaligus pemerhati
pendidikan yaitu Bapak KH. Mursyid yang penuh dedikasi tinggi
menyumbangkan tenaga, pikiran maupun materi secara ikhlas dalam rangka
memberikan pendidikan secara merata kepada semua lapisan masyarakat
khususnya di wilayah Desa Pondok Benda tanpa ada diskriminasi dan
didukung sepenuhnya oleh KH.Syafi’i Hadzami seorang ulama besar asal
betawi yang banyak memberikan inspirasi, dukungan moral dan petuah-petuah
tentang pendidikan. Bahkan nama yayasan yang dikenal sekarang ini
merupakan pemberian dari beliau selaku penasehat yayasan.
Adapun visi dan misi dari yayasan ini yaitu terdepan dalam bidang
keilmuan ,berakhlakul karimah dan berprestasi. Tujuan dari yayasan ini adalah
berusaha meningkatkan pemahaman masyarakat sekitar tentang agama Islam
dan ajaran-ajaran mulianya serta mampu melahirkan generasi Islam yang
menguasai ilmu pengetahuan dan tekhnologi sekaligus berkepribadian Islam
dan berakhlak mulia sehingga mampu berkiprah positif dalam masyarakat luas.
Selama kurang lebih 19 tahun yayasan pendidikan ini telah mampu mendidik
kurang lebih 2000 siswa baik dari kalangan masyarakat menengah ke bawah
maupun dari masyarakat menengah ke atas. Yayasan ini juga telah meluluskan
kurang lebih 1000 siswa baik dari tingkat TKI, MI, maupun MTS dengan
kualitas yang cukup baik dan sebagian dari mereka dapat melanjutkan ke
58
jenjang pendidikan yang lebih tinggi mulai dari sekolah-sekolah negeri favorit
sampai lembaga pesantren yang berkualitas. Sampai sekarang ada pula
beberapa siswa yang telah berkiprah di masyarakat dengan mengajar mengaji
serta aktif dalam organisasi keagamaan maupun masyarakat.
4. PengurusYayasan
Pengurus yayasan pada saat didirikan adalah sebagai berikut :
Ketua : H. Mursyid(Alm.)
WakilKetua : H. Ahmad Zaelani B.A.
Sekretaris : H.Abdul Azis, SE.
: H. Ahmad Syamsudin, S.Ag.
Bendahara : Hj.Murdati S.Ag.
Penasehat/ Pembina : KH. Syafi’ih Hadzami ( Alm. )
Sedangkan Pengurus yayasan pada saat sekarang :
Ketua : H. Abdul Azis, SE.
Wakil Ketua : Drs.Zaenal.
Sekretaris : Syaiful Rahman, SE, MM.
Bendahara : Hj.Murdati, S.Ag.
Penasehat / Pembina : Ust.H. Ahmad Syamsudin,S.Ag.
H.Ahmad Zaelani,B.A.
59
5. Madrasah Tsanawiyah (MTs.).
a. OrganisasiMts.
KepalaSekolah : Hendi Suhendi, S.Sos.I.
Wakil Bid. Kurikulum : Hj.TutiAlawiyah, M.A.
Wakil Bid. Kesiswaan : Yatman Firmansyah, S.Pd.I.
Ketua Komite : Yusi Meidona
Bendahara : Hartati
Tata Usaha : 1. Mustika
2. Fajar Sidik
Kebersihan : Parmin
Anggota : Dewan Guru
b. Visi, Misi, dan Tujuan
VISI : Sekolah Islam Berilmu, Berakhlaq, dan Berprestasi
MISI :
1. Menyelenggarakan pendidikan integratif dan berkualitas
berlandaskan iman dan taqwa serta adaptif terhadap
perkembangan ilmu dan teknologi sehingga mampu
membentuk lulusan atas SDM yang unggul dan kompetitif.
2. Membiasakan siswa menjalankan ibadah, berlaku sopan dan
mandiri.
3. Menumbuhkembangkan bakat dan minat siswa melalui
kegiatan kokulikuler dan ekstrakurikuler yang variatif dan
berbasis kemasyarakatan.
c. Target yang akandicapai
1. Disiplin
2. Mengoperasikan komputer program Word, excel, dan Internet dengan
baik.
3. Belajartuntas
60
4. Aktif dalam kegiatan ekskul dan berprestasi di bidang akademik dan
non akademik ( seni, budaya, jurnalistik dan olahraga) .
5. Dapat membaca Al-quran dengan baik.
6. Program pembinaan untuk siswa berprestasi dalam bidang
matematika, sains, dan bahasa inggris
Adapun kegiatan ekskul ditawarkan sesuai hobi atau kebutuhan siswa,
antara lain : pembinaan rohis, muhadhoroh, qasidah, marawis, kaligrafi,
olahraga, pramuka, paskibra, menari dan safari ta’lim.
Adapun prestasi yang pernah diraih MTs Al-Mursyidiyyah :
1. Juara I MTQ se KKM MTs Tangsel tahun 2013
2. Juara II Olimpiade Agama Se KKM MTs Tangsel tahun 2013
3. Juara II Olimpiade Bahasa Indonesia Se KKM Tangsel tahun 2013
4. Juara III Olimpiade IPA KKM MTs Tangsel tahun 2013
5. Juara III Aksioma Cab. MTQ Putri MTs Se Kota Tangsel Kemenag
Tangsel 16 Juni 2013
6. Juara I MTQ Murotal Putri pada MTQ ke II Tingkat Kecamatan
Pamulang 18-19 Januari 2014
7. Juara II MHQ Juz dan Tilawah Putri pada MTQ ke II Tingkat Kec
Pamulang 18-19 Januari 2014
8. Juara II MFQ Putri pada MTQ ke II Tingkat Kec Pamulang 18-19
Januari 2014
9. Juara II MKQ Hiasan putri pada MTQ ke II Tingkat kec Pamulang 18-
19 januari 2014
10. Juara III MKQ Naskah Putri pada MTQ ke II Tingkat Kec Pamulang
18-19 januari 2014
11. Juara II Lomba Tahfidz Almazfest Pondok Pesantren Manar Azhari
Depok Tahun 2015
12. Juara II Lomba Marawis Almazfest Pondok Pesantren Manar Azhari
Depok Tahun 2015
13. Juara I Lomba Tari saman Almazfest Pondok Pesantren Manar
Azhari Depok Tahun 2015
61
14. Juara III Putra Sandi Morse Semaphore Lomba Gelang Terampil KKM
MTs Tahun 2015
15. Juara 1 Putra Pionering Lomba Gelang Terampil KKm MTs tahun
2015.
d. Identitas Madrasah
A. NSM : 212280417137
B. No.Tlp : 021- 91303183-7499080
C. KodePos : 15426
D. Tahunberdiri : 1991
E. No. IzinOprl. : W.i/PP.005/921/1991 ( 12-9-91 )
F. Status Madrasah : Swasta
G. Status Akriditasi : B
H. Wilayah KKM : MTs.NTangerang II Tangsel
I. Luas Tanah : 1430 M2
J. Kepemilikantanah : Miliksendiri
K. Status tanah : Wakaf
L. Organisasi : NU
M. Gedung : 2 lantai/ permanen
2. Lokal MTs 10 ruangkelas
1. LokalMi 10 ruangkelas
N. Lokasi : Gg.AnggrekRt .003 / 18
KelurahanPondokBenda
KecamatanPamulang
Kabupaten / Kota Tangerang Selatan
O. Batas-batastanah
Sebelah Utara lapanganolahraga
SebelahTimurperumahanpenduduk
62
Sebelah Selatan jalandesa
Sebelah Barat perumahanpenduduk( BTN Benda Indah )
6. OrientasiMasaDepan
Berkiprah secara optimal di tengah masyarakat, YPI Al-Mursidiyyah
bersifat terbuka terhadap temuan-temuan baru, terutama di bidang pendidikan.
Pengalaman selama kurang lebih 18 tahun dijadikan sebagai cermin untuk
mawas diri dalam langkah ke depan agar lebih baik dan sempurna.
Sebagai upaya mencapai visi, misi dan tujuan lembaga ini untuk
menuju optimalisasi dan profesionalisme, maka YPI Al-Mursyidiyyah selalu
berusaha untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas siswa-siswanya.
Meningkatkan kualitas guru untuk mengembangkan metodologi
pengajaran serta menambah khazanah ilmu pengetahuan. Setiap tahun sekolah
kita mengadakan study banding ke beberapa sekolah yang representatif.
Penigkatan kualitas guru, YPI Al Mursyidiyyah mengirim guru untuk
mengikuti pelatihan ataupun mengundang nara sumber ke sekolah. Kita pernah
menghadirkan Drs. Satimin dan Drs.Sri Budi dari Puskur Diknas dalam rangka
raker dan dialog tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP 2006 ),
pembuatan kisi-kisi soal, penataran Manajemen Berbasis Sekolah (MBS ) dan
pengunaan alat peraga IPA.
YPI Al-mursyidiyyah dalam perjalanannya senantiasa berpikir ke depan
untuk menuju kepada visi dan misinya, sehingga nantinya akan menjadi sebuah
lembaga pendidikan harapan umat. Semoga Allah SWT selalu meridhai segala
upaya kita dalam memajukan pendidikan nasional untuk mewujudkan
masyarakat Madani.
B. Deskripsi Penelitian
Penelitian yang berjudul pengaruh media gambar terhadap
kemampuan menulis pantun pada Siswa Kelas VII Mts Al-Mursyidiyyah
63
Pamulang, Tangerang Selatan ini dilaksanakan selama lebih kurang 5 bulan
terhitung sejak Februari 2017 sampai juni 2017.
Pada tahap awal, peneliti melakukan observasi objek penelitian yaitu siswa
MTs Al Mursyidiyyah Pamulang Tanggerang Selatan dengan melakukan
wawancara kepada pihak sekolah yaitu kepala sekolah dan khususnya guru
bidang studi Bahasa Indonesia yaitu Bapak Yedi S.Ag. Wawancara yang
dilakukan berkenaan dengan keadaan siswa yang akan dijadikan objek
penelitian oleh peneliti dan sistem pembelajaran yang biasa diterapkan oleh
sang guru. Setelah didapatkan kesimpulan, maka peneliti memutuskan untuk
untuk melakukan penelitian di kelas VII 3. Kelas tersebut merupakan kelas
rujukan dari guru Bahasa Indonesia yang bersangkutan karena keadaan siswa
tersebut yang aktif dalam menerima pelajaran.
Setelah ada kesepakatan antara peneliti dan pihak sekolah, maka penelitian
berlanjut ke tahap berikutnya yaitu mulai merancang jadwal penelitian dan
sekolah memberikan izin peneliti untuk meneliti siswanya selama tiga minggu
terhitung sejak 19 April 2017 sampai dengan 10 Mei 2017. Jadwal penelitian
ialah hari Rabu dan Kamis.
Rabu minggu pertama, peneliti memulai tahapan penelitian. Peneliti mulai
memasuki ruang kelas VII 3. Awal mula peneliti masuk dengan mengabsensi
siswa di kelas, setelah itu langsung memulai penelitiannya yaitu berupa
menulis pantun melalui media gambar. Pertama peneliti menanyakan kepada
siswa apa yang kalian tahu tentang pantun, setelah mereka memberikan
gambaran mengenai pantun, peneliti baru memulai penjelasan dari menjelaskan
pengertian, ciri-ciri, dan jenis-jenis pantun beserta contohnya.
Peneliti kemudian menjelaskan pengertian dari pantun itu sendiri, siswa
mudah memahaminya karena sering mendengarnya, begitupun ketika peneliti
menjelaskan ciri-ciri dari pantun mereka sudah banyak tahu tentang pantun.
Peneliti selanjutnya menanyakan jenis-jenis pantun, mereka menjawab hanya
mengetahui pantun nasihat, agama, dan jenaka saja. Beberapa jenis pantun
64
lainnya seperti pantun bersuka cita, berduka cita, adat, teka-teki, berkasih-
kasihan, perkenalan, dan nasib mereka tidak mengetahui.
Peneliti sudah menjelaskan mulai pengertian, ciri-ciri, jenis-jenis, dan
contohnya. Jam pelajaran sudah 60 menit berlalu sehingga tersisa 20 menit
saja. Peneliti menggunakan sisa waktunya untuk menjelaskan tujuan bahwa
hari ini kita akan menulis pantun namun melalui media gambar yang peneliti
sudah siapkan. Awalnya siswa terlihat bingung maksudnya seperti apa,
kemudian peneliti menjelaskan bahwa peserta didik akan menulis pantun
dengan menggunakan objek gambar yang sudah disediakan. Ketika peneliti
ingin memulainya, tidak terasa waktu sudah 80 menit. Hari ini hanya sebatas
penjelasan pengertian, ciri-ciri dan memberitahukan bahwa esok pembelajaran
akan dilanjutkan menggunakan media gambar untuk menulis pantun.
Rabu minggu kedua peneliti masuk kembali ke ruang kelas VII 3. Setelah
mengabsensi siswa, peneliti mengulas sedikit materi yang dijelaskan kemarin,
dan siswa ternayata masih ingat tentang materi tersebut. Selanjutnya peneliti
menyuruh siswa membuat tugas yaitu menulis pantun melalui media gambar
yang telah disediakan oleh peneliti, siswa sangat antusias melihat gambar-
gambar yang telah ditempel di papan tulis, kemudian mereka mulai menulis
pantun sesuai gambar yang mereka suka. Peneliti menyediakan sepuluh jenis
gambar pantun yaitu pantun nasihat, agama, bersuka cita, berduka cita, teka-
teki, nasib, perkenalan, jenaka, adat, dan berkasih-kasihan tetapi hanya tiga
sampai empat pantun saja siswa menulisnya, itu dikarenakan waktu yang tidak
cukup jika peneliti menyuruh menulis sepuluh pantun. Siswa sangat terfokus
dengan gambar sehingga tidak perlu waktu lama untuk mengumpulkan tugas
tersebut. Empat puluh menit kemudian seluruh siswa selesai mengerjakannya.
Tugas dikumpulkan dan dikumpulkan dan dinilai oleh peneliti di luar jam
pelajaran. Setelah didapatkan data maka peneliti mulai mengolah data tersebut.
65
C. Hasil Penelitian dan Analisis Pembahasan
Berikut nama-nama siswa dan hasil penilaiannya dalam menulis pantun
melalui media gambar.
NO Nama Siswa
Nilai Kategori Pantun Jumlah
I II III IV V
1 Ahmad Ardra Abhipraya 20 9 25 18 8 80
2 Ahmad Thooriq 20 5 21 20 8 74
3 Alisa Sukma Yanti 20 8 25 20 10 83
4 Bajra Bhagawanta 20 8 25 18 9 80
5 Fatma Nurohmadanti 20 4 22 17 9 72
6 Ghina Salsabila 20 8 25 20 12 85
7
Intanah Fatimah
Ambiyyah 20 10 25 21 13 89
8 Ipah Hopipah 20 7 26 21 12 86
9 Karina Almanda Putri 20 6 24 18 10 78
10 Khusnul Fatimah 20 8 26 23 11 88
11 Lusiana Safitri 20 8 26 21 12 87
12 M. Daffa Rozzan 16 5 17 15 9 62
13
M. Dedath Rizky
Ramadhan 20 7 23 21 8 79
14 M. Naufal 20 5 22 20 10 77
15 M Riski 20 7 22 17 9 75
16 Marcella Putri Cahyani 20 10 22 20 15 87
17 Mauliana Widyanti 20 8 22 17 9 76
66
18 Melvina Andre Y 20 9 25 18 8 80
19 Nisrina Ayu Padia 17 9 28 22 10 86
20 Raihan Firdaus Helmy 20 7 26 20 15 88
21 Raka Wahyu Pratama 20 4 17 20 12 73
22 Ridwan Febriansyah 20 7 22 18 12 79
23
Riska Ramadhani
Gunawan 20 8 28 18 10 84
24 Salwa Nur Aryani 20 9 27 17 12 85
25 Uswatun Hasanah 20 8 27 23 12 90
26 Vina Shantyana 17 8 26 17 12 82
27 Zahra Khuirunnisa 20 9 26 23 10 88
28
Zahira Syahwa
Hafihdzha 20 5 26 21 8 80
29 Zikrul Malaku Al Qorni 16 8 20 16 8 68
Jumlah 566 214 696 560 303 2341
Rata-rata
80%
Keterangan :
I = Kesesuaian dengan kriteria pantun
II = Kemenarikan Pantun
III = Kekuatan imajinasi
IV = Ketepatan diksi dan ejaan
V = Kesesuaian
67
Kriteria Presentase Kemampuan Menulis Pantun
Interval presentase Nilai ubahan skala Kualifikasi
86-100%
76-85%
56-75%
10-55%
A
B
C
D
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Hasil penelitian untuk mengetahui pengaruh media gambar terhadap
kemampuan menulis pantun di MTs Al-Mursyidiyyah dengan melihat acuan
dari penilaian Burhan Nurgiyantoro.. Berdasarkan pada butir kesesuaian
dengan kriteria pantun, kemenarikan pantun, kekuatan imajinasi, ketepatan
diksi dan ejaan, kebaharuan tema. Seperti berikut:
1. Kesesuaian dengan kriteria pantun
Hasil penelitian pengaruh media gambar terhadap kemampuan menulis
pantun pada siswa kelas VII MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang, Tanggerang
Selatan dengan menyediakan 5 butir indikator penilaian pantun yang
ditugaskan kepada 29 siswa, diketahui skor ideal untuk kesesuaian dengan
kriteria pantun (skor tertinggi) = 20 x 29 = 580, jumlah skor minimal 7 x 29 =
203, jumlah skor yang diperoleh = 566
Berdasarkan hasil tersebut maka untuk kesesuaian dengan kriteria pantun dapat
dilihat seperti:
0 145 290 435 566 580
K C B SB
Ket : K = kurang, C = cukup, B = baik, SB = sangat baik
68
Berdasarkan data tersebut , maka presentase untuk skor kesesuaian dengan
kriteria pantun yaitu : 566/580 x 100% = 97,6% tergolong sangat baik.
Presentase penilaian untuk kesesuaian dengan kriteria menulis pantun dapat
dilihat sebagai berikut :
0% 55% 75% 85% 97,6% 100%
K C B SB
Ket : K = kurang, C = cukup, B = baik, SB = sangat baik
Tabel 4.1
Distribusi frekuensi nilai kesesuaian kriteria menulis pantun dapat
ditunjukkan sebagai tabel berikut.
No Interval Frekuensi Persen
1 7-8 0 0%
2 9-10 0 0%
3 11-12 0 0%
4 13-14 0 0%
5 15-16 2 7%
6 17-18 2 7%
7 19-20 25 86%
Jumlah 29 100%
69
Diagram frekuensi nilai kesesuaian kriteria menulis pantun sebagai berikut.
2. Kemenarikan Pantun
Hasil penelitian pengaruh media gambar terhadap kemampuan menulis pantun
pada siswa kelas VII MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang, Tanggerang Selatan
dengan menyediakan 5 butir indikator penilaian pantun yang ditugaskan
kepada 29 siswa, diketahui skor ideal untuk kemenarikan pantun (skor
tertinggi) = 10 x 29 = 290, jumlah skor minimal 1 x 29 =29, jumlah skor yang
diperoleh siswa ialah = 214
Berdasarkan hasil tersebut maka untuk butir kemarikan pantun secara
kontinum dapat dilihat seperti :
0 72,5 145 214 217,5 290
K C B SB
Ket : K = kurang, C = cukup, B = baik, SB = sangat baik
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
7 s/d 8 9 s/d 10 11 s/d 12 13 s/d 14 15 s/d 16 17 s/d 18 19 s/d 20
70
Kemudian berdasarkan data tersebut, maka presentase untuk skor kemenarikan
pantun yaitu : 214/290 x 100% = 73% tergolong cukup.
Presentase penilaian untuk kemenarikan menulis pantun dapat dilihat sebagai
berikut :
0% 55% 73% 75% 85% 100%
K C B SB
TABEL 4.2
Distribusi frekuensi nilai kesesuaian kriteria menulis pantun dapat
ditunjukkan sebagai tabel berikut.
No Interval Frekuensi Persen
1 1-2 0 0%
2 3-4 9 31%
3 5-6 7 24%
4 7-8 11 38%
5 9-10 2 7%
Jumlah 29 100%
Diagram frekuensi nilai kesesuaian kriteria menulis pantun sebagai berikut.
71
3. Kekuatan imajinasi
Hasil penelitian pengaruh media gambar terhadap kemampuan menulis pantun
pada siswa kelas VII MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang, Tanggerang Selatan
dengan menyediakan 5 butir indikator penilaian pantun yang ditugaskan
kepada 29 siswa, diketahui skor ideal untuk kekuatan imajinasi (skor tertinggi)
= 30 x 29 = 870, jumlah skor minimal 13 x 29 = 377, jumlah skor yang
diperoleh = 696
Berdasarkan hasil tersebut maka untuk butir kemarikan pantun secara
kontinum dapat dilihat seperti :
0 217,5 435 652.5 696 870
K C B SB
Ket : K = kurang, C = cukup, B = baik, SB = sangat baik
0
5
10
15
20
25
30
35
40
1 s/d 2 3 s/d 4 5 s/d 6 7 s/d 8 9 s/d 10
72
Kemudian berdasarkan data tersebut , maka persentase untuk skor kekuatan
imajinasi yaitu : 696/870 x 100% = 80% tergolong baik.
Presentase penilaian untuk kekuatan imajinasi pantun dapat dilihat sebagai
berikut:
0% 55% 75% 80% 85% 100%
K C B SB
TABEL 4.3
Distribusi frekuensi nilai kekuatan imajinasinya dapat ditunjukkan
sebagai tabel berikut.
No Interval Frekuensi Persen
1 1-6 0 0%
2 7-12 0 0%
3 13-18 2 7%
4 19-24 18 62%
5 25-30 9 31%
Jumlah 29 100%
73
Diagram frekuensi nilai kekuatan imajinasi sebagai berikut.
4. Ketepatan diksi dan ejaan
Hasil penelitian pengaruh media gambar terhadap kemampuan menulis pantun
pada siswa kelas VII MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang, Tanggerang Selatan
dengan menyediakan 5 butir indikator penilaian pantun yang ditugaskan
kepada 29 siswa, diketahui skor ideal untuk ketepatan diksi dan ejaan (skor
tertinggi) = 25 x 29 = 725, jumlah skor minimal 0 x 29 = 0, jumlah skor yang
diperoleh = 560
Berdasarkan hasil tersebut maka untuk butir ketepatan diksi dan ejaan secara
kontinum dapat dilihat seperti :
0 181,25 362,5 543,75 560 725
K C B SB
Ket : K = kurang, C = cukup, B = baik, SB = sangat baik
0
10
20
30
40
50
60
70
1 s/d 6 7 s/d 12 13 s/d 18 19 s/d 24 25 s/d 30
74
Kemudian berdasarkan data tersebut , maka presentase untuk skor ketepatan
diksi dan ejaan yaitu : 560/725 x 100% = 77% tergolong baik.
Presentase penilaian untuk ketepatan diksi dan ejaan dapat dilihat sebagai
berikut:
0 55% 75% 77% 85% 100%
K C B SB
TABEL 4.4
Distribusi frekuensi nilai ketepatan diksi dan ejaan dapat ditunjukkan
sebagai tabel berikut.
No Interval Frekuensi Persen
1 1-5 0 0%
2 6-10 0 0%
3 11-15 1 3%
4 16-20 19 66%
5 21-25 9 31%
Jumlah 29 100%
75
Diagram frekuensi nilai kekuatan imajinasi sebagai berikut.
5. Kesesuaian dengan gambar
Hasil penelitian pengaruh media gambar terhadap kemampuan menulis pantun
pada siswa kelas VII MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang, Tanggerang Selatan
dengan menyediakan 5 butir indikator penilaian pantun yang ditugaskan
kepada 29 siswa, diketahui skor ideal untuk kesesuaian dengan gambar (skor
tertinggi) 15 x 29 = 435, jumlah skor minimal 0 x 29 = 0, jumlah skor yang
diperoleh = 303
Berdasarkan hasil tersebut maka untuk butir kemarikan pantun secara
kontinum dapat dilihat seperti :
0 108,75 217,5 299 326,35 435
K C B SB
Ket : K = kurang, C = cukup, B = baik, SB = sangat baik
0
10
20
30
40
50
60
70
1 s/d 6 7 s/d 12 13 s/d 18 19 s/d 24 25 s/d 30
76
Kemudian berdasarkan data tersebut , maka presentase untuk skor kesesuaian
dengan gambar yaitu : 303/435 x 100% = 70% tergolong baik.
Presentase kelompok responden untuk kebaharuan tema pantun dapat dilihat
sebagai berikut :
0% 55% 70% 75% 85% 100%
K C B SB
TABEL 4.5
Distribusi frekuensi nilai kebaharuan tema dapat ditunjukkan sebagai
tabel berikut.
No Interval Frekuensi Persen
1 1-3 0 0%
2 4-6 1 3%
3 7-9 11 38%
4 10-12 14 49%
5 13-15 3 10%
Jumlah 29 100%
77
Diagram frekuensi nilai kekuatan imajinasi sebagai berikut.
Kriteria Analisis Menulis Pantun
No Aspek yang
diamati
Indikator Skor Deskriptor
1. Kesesuaian
dengan kriteria
atau ciri-ciri
pantun
1. Tiap bait terdiri
dari 4 baris
2. Tiap bait terdiri
dari 8-12 suku kata
3. Sajaknya
berirama, berumus
a-b-a-b
18-20
Sangat baik, apabila
sudah terpenuhi keempat
indikator yang ada.
0
10
20
30
40
50
60
1 s/d 3 4 s/d 6 7 s/d 9 10 s/d 12 13 s/d 15
78
4. Kedua baris
pertama berisi
sampiran dan
kedua baris
terakhir berisi isi.
14-17
Baik, apabila sudah
terpenuhi sebanyak 3
dari keempat indikator
yang ada.
10-13 Cukup, apabila hanya
terpenuhi sebanyak 2
dari keempat indikator
yang ada
7-9 Kurang, apabila hanya
terpenuhi sebanyak 1
dari keempat indikator
yang ada.
2. Kemenarikan
pantun
1. Isinya bermakna
sehingga pantun
yang dihasilkan
terdapat pesan
yang bisa dipahami
8-10
Sangat baik, apabila
unsur isinya bermakna
dan kata yang digunakan
menarik.
79
yaitu berupa
nasihat atau ajaran.
2. Kata yang
digunakan
bervariasi agar
menjadi menarik.
5-7
Baik, apabila unsur
isinya bermakna dan kata
yang digunakan masih
cukup
menarik.
3-4
Cukup, apabila unsur
isinya bermakna tetapi
unsur kata yang
digunakan
tidak bervariasi.
1-3
Kurang, apabila unsur
isi, sedikit bermakna
dan kata
tidak bervariasi
terdapat di dalamnya.
3. Kekuatan
imajinasi
1. Fokuskan
pada apa yang
ingin ditulis.
2. Visualisasikan
dengan menulis
pantun yang siswa
lihat
dengan gambar.
27-30
Sangat baik, apabila
siswa fokus dengan apa
yang ia tulis dan
memvisualisasikannya
dengan menulis pantun
yang siswa lihat
dengan gambar.
22-26
Baik, apabila siswa
sedikit tidak fokus
dengan apa yang ia tulis
namun
80
memvisualisasikannya
dengan menulis pantun
yang siswa lihat
dengan gambar sudah
baik.
17-21
Cukup, apabila
Siswa cukup fokus
dengan apa yang ia tulis
dan cukup untuk
memvisualisasikannya
dengan menulis pantun
yang siswa lihat
dengan gambar.
13-16 Kurang, apabila
Siswa tidak fokus
dengan apa yang ia tulis
dan
tidak
memvisualisasikannya
dengan menulis pantun
yang siswa lihat
dengan gambar.
81
4. Ketepatan diksi
dan ejaan
1. Gaya Bahasa
yang digunakan
sudah baik atau
baku
2. Kesalahan
Penulisan
di dalam ejaan
22-25 Sangat baik, apabila gaya
bahasa yang digunakan
sudah baku dan tidak ada
kesalahan penulisan di
dalam ejaannya.
18-21 Baik, apabila
gaya bahasa yang
digunakan sudah baku
dan ada kesalahan
penulisan satu atau dua
huruf saja di dalam
ejaannya.
82
11-17 Cukup, apabila gaya
bahasa yang digunakan
terdapat yang baku dan
masih ada kesalahan
penulisan di dalam
ejaannya seperti satu
atau dua kata yang masih
salah.
0-10 Kurang, apabila gaya
bahasa yang digunakan
tidak baku dan banyak
sekali
kesalahan penulisan di
dalam ejaannya.
5. Kesesuaian
dengan gambar
1. Pantun yang
ditulis siswa sudah
sesuai dengan
gambar yang
digunakan oleh
penelliti.
13-15 Sangat baik, apabila
siswa dalam menulis
pantun sudah sesuai
dengan gambar yang
digunakan oleh peneliti.
9-12 Baik, apabila siswa
dalam menulis pantun
sudah baik meski tidak
terlalu sesuai dengan
gambar yang digunakan
oleh peneliti.
5-8
Cukup, apabila siswa
dalam menulis pantun
sudah cukup sesuai
dengan gambar yang
83
digunakan oleh peneliti.
kebaharuan tema.
0-4 Kurang, apabila siswa
dalam menulis pantun
tidak sesuai dengan
gambar yang digunakan
oleh peneliti.
Menulis adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus
dikuasai dengan baik oleh siswa. Kamus besar bahasa Indonesia kontemporer
menuliskan bahwa menulis adalah menuangkan pikiran atau perasaan seperti
mengarang atau membuat surat dengan tulisan. Kemampuan menulis bisa
digunakan untuk melatih siswa dalam berpikir secara kritis dan memudahkan
daya tangkap atau persepsi.
Seperti dalam menulis pantun melalui media gambar. Siswa diharuskan
mengerjakan pantun tersebut sesuai dengan gambar yang ditampilkan oleh
guru dan membuat sesuai dengan ciri-ciri pantun yang mereka ketahui
sehingga peneliti ingin siswa harus fokus dengan gambar yang telah
disediakan.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif persentase daripengaruh media
gambar terhadap kemampuan menulis pantun kelas VII di MTs Al-
Mursyidiyyah Pamulang, Tanggerang Selatan secara keseluruhan tergolong
dalam kriteria baik dengan pmendapatkan nilai rata-rata 80. Butir uraian
penilaiannya yaitu kesesuaian dengan kriteria pantun memperoleh presentase
97%. Butir untuk kemenarikan pantun memperoleh presentase 73%. Butir
84
untuk kekuatan imajinasi memperoleh presentase 80%. Butir untuk ketepatan
diksi dan ejaan memperoleh presentase 77%. Butir untuk kebaharuan tema
memperoleh presentase 70%.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa pengaruh
media gambar terhadap kemampuan menulis pantun pada siswa dapat
dikategorikan baik, hal ini dikarenakan siswa sudah memahami cara menulis
pantun yang benar sesuai dengan ciri-cirinya, hanya saja ada kekuranganpada
saat mengerjakannya, juga seperti kekuatan imajinasinya, kemenarikan tentang
isi pantun mereka masih kurang dan penggunaan diksi serta ejaan yang belum
banyak mereka ketahui.
83
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil setelah dilakukan penelitian dan pengolahan data
pada siswa kelas VII MTs Al-Mursyidiyyah maka dapat diketahui bahwa
pengaruh media gambar terhadap kemampuan menulis pantun yang dilakukan
oleh peneliti termasuk dalam kategori baik. Hasil tersebut ditunjukkan dengan
nilai yang diperoleh siswa yaitu 80 rata-ratanya.
Hasil penelitian analisis deskriptif persentase kemampuan menulis
pantun melalui media gambar kelas VII di MTs Al- Mursyidiyyah Pamulang,
Tanggerang Selatan secara keseluruhan tergolong dalam kriteria baik dengan
prsentase 80% nilai rata-ratanya. Butir uraiannya yaitu pertama butir
kesesuaian dengan kriteria pantun memperoleh presentase 97%. Butir kedua
untuk kemenarikan pantun memperoleh presentase 73%. Butir ketiga untuk
kekuatan imajinasi memperoleh presentase 80%. Butir keempat untuk
ketepatan diksi dan ejaan memperoleh presentase 77%. Butir kelima untuk
kesesuaian dengan gambar memperoleh presentase 70%.
Berdasarkan uraian dalam deskripsi teoretis dan kerangka berpikir di
atas, maka hipotesis yang diajukan adalah hipotesis alternatif (Ha) dan
hipotesis nihil (Ho) dengan Hipotesis alternatif (Ha): Penggunaan media
gambar dalam menulis pantun berpengaruh secara signifikan terhadap
keterampilan menulis pantun pada siswa kelas VII MTs Al-Mursyidiyyah.
Hipotesis nihil (Ho): Penggunaan media gambar dalam menulis pantun tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan menulis pantun siswa
kelas VII MTs Al-Mursyidiyyah. Hipotesis alternatif (Ha) maka diterima dan
hipotesis nihil (Ho) ditolak.
Penelitian ini dilakukan melalui berbagai aspek penilaian dalam
menulis pantun seperti aspek kesesuaian dengan kriteria pantun, aspek
kemenarikan isi pantun, aspek kekuatan imajinasi siswa, aspek ketepatan
pemilihan diksi dan ejaan serta aspek dalam kebaharuan tema. Berdasarkan
84
penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa media gambar memiliki pengaruh
terhadap kemampuan menulis pantun siswa pada kelas VII MTs. Al-
Mursyidiyyah, Pamulang, Tanggerang Selatan.
B. Saran
Berdasarkan tindak lanjut dari penelitian ini, maka dapat dikemukakan
beberapa saran, antara lain:
1. Bagi penelti, lebih memperluas wawasan dan memperdalam teknik
pengelolaan kelas, terutama dalam pembelajaran dengan menggunakan media
gambar.
2. Bagi sekolah, diharapkan dalam proses pembelajaran menggunakan media-
media dan metode-metode pembelajaran yang lebih beragam agar siswa tidak
merasa bosan dengan proses pembelajaran yang cenderung monoton sehingga
pelajaran menjadi lebih menarik, menyenangkan dan mudah dipahami.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Mukhsin. Strategi Belajar-Mengajar Keterampilan Berbahasa dan
Apresiasi Sastra, (Malang: Yayasan Asih Asah Asuh Malang. 1990.
Akhaidah, Sabarti. Pembinaan Kemamouan Menulis Bahasa Indonesia, Jakarta:
Erlangga, 1992.
Alex A. dkk.Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Kencana. 2010.
Ambo Enre, Fachruddin. Dasar-dasar Keterampilan Menulis, Jakarta:
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 1998.
Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2010.
Arikunto, Suharsimi,Prosedur Penelitian, Jakarta: PT Rineke Cipta.1992.
AfrizaL, Metode Penelitian Kualitatif, Depok: Rajagrafindo Persada. 2015.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2005.
Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif, Jakarta: Kencana. 2010.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pantun Melayu, Jakarta: Balai Pustaka.
1978.
Effendi, Usman. 200 tanya jawab tentang Sastra Indonesia. Jakarta: Djati.1984.
H. Dalman keterampilan menulis (akarta : PT. Rajagrafindo. 2015.
H.M. Musfiqon. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran, Jakarta:
Prestasi Pustakarya, 2012.
Hamalik, Oemar Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti. 1994.
Indriana, Dina. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, Jogjakarta: Diva Press.
2011.
Kuncoro, Mudrajad. Mahir Menulis, Jakarta: Erlangga. 2009.
Morais, Elaine. Academic Writing For Beginners, Morais, Elaine, 1948.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran: Sebuah pendekatan baru. Jakarta: Gaung
Persada (GP) press. 2012.
Nurgiyantoro, Burhan. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi,
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. 2014.
Ridwanuddin,Dindin. Bahasa Indonesia. Ciputat: UIN PRESS, 1993.
Steven, Roger Fischer, A Story of Writing, (London: British Library Cataloguing
In Publication Data)
Rohani, Ahmad. Media Instruksional Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta. 1993.
S. Nasution. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar,Jakarta:
PT Bumi Aksara.
S.Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007.
Sadiman Arief S, dkk. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Garfinfo Persada. 1986.
Smaldino, Sharon E. dkk. Instructional Technology and Media For
Learning,Jakarta: Kencana. 2012.
Sugiarto, Eko Pantun dan Puisi Lama Melayu, Yogyakarta: Khitah Publishing.
Sugono, Dendy. Mahir Bebahasa Indonesia dengan Benar, Jakarta, PT Gramedia
Pustaka Utama. 2009.
Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian (petunjuk praktisi untuk peneliti pemula),
Yogyakarta: PT. Gadjah Mada Univercity Press. 2012.
Susilana, Rudi dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, Bandung: Bumi
Rancaekek Kencana.
Tarigan, Henry Guntur. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Menulis,
Bandung:Angkasa. 1994.
Takdir, Sutan Alisyabana. Puisi Lama,Jakarta: Dian Rakyat. 2008.
Tim Dosen, Bahasa Indonesia untuk Karangan Ilmiah, Malang: UPT Penerbitan
UMM. 2013.
Utami, N.S.4 PM Pintar Pantun, Puisi, Peribahasa dan Majas, Yogyakarta:
2013.
Waridah, Ernawati S.S, Kumpulan Majas, Pantun, dan Peribahasa Plus
Kesusastraan Indonesia, Bandung: Ruang kata. 2014.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : MTs Al-Mursyidiyyah
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII/III
Komponen : Kemampuan Berbahasa
Aspek : Menulis
Standar Kompetensi : 11. Memahami puisi lama (puisi, pantun, gurindam,
mantra)
Kompetensi Dasar : 11.1 Menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang
isi wacana tulis
Indikator : 11.1.1 Memahami pengertian, ciri-ciri dan jenis-jenis
tentang pantun
11.1.2 Membuat pantun melalui media yaitu media
gambar
Alokasi Waktu : 4 x 40 Menit (2 x pertemuan)
1. Tujuan Pembelajaran
a. Pembelajaran kemampuan menulis pantun melalui media gambar,
siswa diharapkan dapat menulis pantun sesuai dengan aturan yaitu
berdasarkan ciri-cirinya.
b. Pembelajarankemampuan menulis pantun melalui media gambar,,
siswa diharapkan dapat menulis pantun melalui media gambar yang
telah disediakan.
2. Materi Pembelajaran
Menulis pantun melalui media gambar yang telah disediakan oleh
pendidik dengan berbagai macam-macam jenis pantun untuk memperoleh
pemahaman yang optimal.
3. Pendekatan, Media, dan Metode Pembelajaran
a. Pendekatan : Berpusat pada siswa
b. Media : Gambar
c. Metode : Pemodelan, diskusi, penugasan, dan tanya jawab
4. Langkah-langkah Kegiatan
a. Kegiatan Awal
No. Deskripsi Kegiatan Guru Nilai Karakter
1. Orientasi :
a. Guru membuka pembelajaran
dengan mengucap salam dan
menanyakan kabar siswa
b. Guru menunjuk seorang siswa untuk
memimpin doa pembuka (acak)
c. Guru melakukan komunikasi tentang
kehadiran siswa
Apresiasi :
a. Guru menanyakan kembali materi
sebelumnya
Motivasi dan Tujuan :
a. Guru mengajak siswa untuk aktif
dalam pembelajaran
b. Guru memberikan manfaat tentang
pentingnya menulis
c. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan diajarkan
d. Siswa diberi penjelasan tentang
Religius
Religius
Jujur
Menghargai
Aktif
Disiplin
Menghargai
Menghargai
proses pembelajaran yang akan
berlangsung
b. Kegiatan Inti
No. Langkah Kegiatan Nilai Karakter
2. a. Eksplorasi
1) Guru menempelkan 10
jenisgambarpadapapantulis
2) Guru menjelaskan pengertian tentang
pantun dan mengarahkan siswa untuk
memahamiciri-ciripantun
3) Guru menjelaskan jenis-jenis pantun
4) Guru menjelaskan kepada siswa
bagaimana membuatpantundengan
media gambar yang telahdisediakan
5) Guru memberikan contoh kepada
siswa untuk membuatpantun
Santun
Aktif
Gemar
membaca
Aktif
b. Elaborasi
1) Guru memberikan latihan soal
pertanyaan tentang materi yang
diajarkan
2) Siswa mengerjakan latihan soal secara
mandiri
3) Membahas secara bersama-sama
tugas yang telah dikerjakan
Mandiri dan
percaya diri
Mandiri
Percaya diri
dan berani
c. Konfirmasi
1) Guru memberi penguatan tentang
Disiplin
materi pembelajaran
2) Guru menanyakan kembali kepada
siswa tentang pembelajaran hari ini
yang belum dipahami
Aktif
c. Kegiatan Akhir
No. Langkah Kegiatan Nilai Karakter
3. a. Simpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan
materi yang dipelajari
Komunikatif
b. Refleksi
1) Guru mengevaluasi hasil belajar
siswa
2) Siswa memberikan kesan dan pesan
tentang pembelajaran yang diikuti
Disiplin
Percaya diri
c. Informasi kegiatan selanjutnya
1) Guru memberikan informasi tentang
materi yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya
Disiplin
d. Penutup
1) Guru meminta seorang siswa untuk
memimpin doa penutup (acak)
2) Memberi salam penutup
Religius
Religius
5. Sumber Belajar
Buku Bahasaku Bahasa Indonesia / karangan Johan Wahyudi dan
Darmiyati Zuchdi hlm. 157, penerbit PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,
Solo.
6. Penilaian
No. Indikator Teknik Bentuk Instrumen
Penilaian
1. Menjawab pertanyaan yang
berhubungan dengan materi
pantun
Tes
Tertulis
Terlampir
2. Menjawab pertanyaan yang
berhubungan dengan jenis-jenis
pantun
Tangerang Selatan, 12 April 2017
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Yedi, S. Pd. I Nur Hidayat
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Hendi Suhendi, S. Sos.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : MTs Al-Mursyidiyyah
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII/III
Komponen : Kemampuan Berbahasa
Aspek : Menulis
Standar Kompetensi : 11. Memahami puisi lama (puisi, pantun, gurindam,
mantra)
Kompetensi Dasar : 11.1 Menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang
isi wacana tulis
Indikator : 11.1.1 Memahami pengertian, ciri-ciri dan jenis-jenis
tentang pantun
11.1.2 Membuat pantun melalui media yaitu media
gambar
Alokasi Waktu : 4 x 40 Menit (2 x pertemuan)
7. Tujuan Pembelajaran
c. Pembelajaran kemampuan menulis pantun melalui media gambar,
siswa diharapkan dapat menulis pantun sesuai dengan aturan yaitu
berdasarkan ciri-cirinya.
d. Pembelajarankemampuan menulis pantun melalui media gambar,,
siswa diharapkan dapat menulis pantun melalui media gambar yang
telah disediakan.
8. Materi Pembelajaran
Menulis pantun melalui media gambar yang telah disediakan oleh
pendidik dengan berbagai macam-macam jenis pantun untuk memperoleh
pemahaman yang optimal.
9. Pendekatan, Media, dan Metode Pembelajaran
d. Pendekatan : Berpusat pada siswa
e. Media : Gambar
f. Metode : Pemodelan, diskusi, penugasan, dan tanya jawab
10. Langkah-langkah Kegiatan
d. Kegiatan Awal
No. Deskripsi Kegiatan Guru Nilai Karakter
1. Orientasi :
d. Guru membuka pembelajaran
dengan mengucap salam dan
menanyakan kabar siswa
e. Guru menunjuk seorang siswa untuk
memimpin doa pembuka (acak)
f. Guru melakukan komunikasi tentang
kehadiran siswa
Apresiasi :
e. Guru menanyakan kembali materi
sebelumnya
Motivasi dan Tujuan :
e. Guru mengajak siswa untuk aktif
dalam pembelajaran
f. Guru memberikan manfaat tentang
pentingnya menulis
g. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan diajarkan
h. Siswa diberi penjelasan tentang
Religius
Religius
Jujur
Menghargai
Aktif
Disiplin
Menghargai
Menghargai
proses pembelajaran yang akan
berlangsung
e. Kegiatan Inti
No. Langkah Kegiatan Nilai
Karakter
2. d. Eksplorasi
6) Guru menempelkan 10
jenisgambarpadapapantulis
7) Guru kembalimemberikan contoh kepada
siswa untuk membuatpantundengan media
gambar
8) Guru mempersilakan
siswauntukmengerjakanpantunnyasecaraind
vidu
9) Siswamengumpulkanpekerjaannya
10) Guru mengecek pekerjaan lembar siswa
hingga selesai
Santun
Aktif
Gemar
membaca
Aktif
Tanggung
jawab,
percaya
diri
e. Elaborasi
4) Guru memberikan latihan soal pertanyaan
tentang materi yang diajarkan
5) Siswa mengerjakan latihan soal secara
mandiri
6) Membahas secara bersama-sama tugas yang
telah dikerjakan
Mandiri
dan
percaya
diri
Mandiri
Percaya
diri dan
berani
f. Konfirmasi
3) Guru memberi penguatan tentang materi
pembelajaran
4) Guru menanyakan kembali kepada siswa
tentang pembelajaran hari ini yang belum
dipahami
Disiplin
Aktif
f. Kegiatan Akhir
No. Langkah Kegiatan Nilai Karakter
3. a. Simpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan
materi yang dipelajari
Komunikatif
f. Refleksi
3) Guru mengevaluasi hasil belajar
siswa
4) Siswa memberikan kesan dan pesan
tentang pembelajaran yang diikuti
Disiplin
Percaya diri
g. Informasi kegiatan selanjutnya
2) Guru memberikan informasi tentang
materi yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya
Disiplin
h. Penutup
3) Guru meminta seorang siswa untuk
memimpin doa penutup (acak)
4) Memberi salam penutup
Religius
Religius
11. Sumber Belajar
Buku Bahasaku Bahasa Indonesia / karangan Johan Wahyudi dan
Darmiyati Zuchdi hlm. 157, penerbit PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,
Solo.
12. Penilaian
No. Indikator Teknik Bentuk Instrumen
Penilaian
1. Menjawab pertanyaan yang
berhubungan dengan materi
pantun
Tes
Tertulis
Terlampir
2. Menjawab pertanyaan yang
berhubungan dengan jenis-jenis
pantun
Tangerang Selatan, 12 April 2017
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Yedi, S. Pd. I Nur Hidayat
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Hendi Suhendi, S. Sos.
RIWAYAT PENULIS
NurHidayat, lahir di Jakarta,13 November 1993.
Penulis adalah anak pertama sekaligus anak satu-satunya
dari pasangan Bapak Matalih dan Ibu Ameh yang
bertempat tinggal di Jl. Flamboyan rt 006/02 no 37. Kel.
Srengseng Kec. Kembangan Jakarta Barat 11630.
Penulis menempuh pendidikan pertamanya di TK
Fajrul Huda, Srengseng (1999-2000), SDN Srengseng 06 pagi (2000-2006), SMP
Islam Al-Huda Kebon Jeruk (2006-2009), MAN 10 Jakarta (2009-2012) dan
melanjutkan S-1 tahun 2012 pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Selain sibuk menuntut ilmu di kawasan Ciputat, anak pertama ini memiliki
banyak hobi yaitu mendengar musik membaca novel dan bermain futsal. Salah satu
hobinya tersebut yaitu futsal membawa penulis membentuk tim yang bernama
Sastranesia dan aktif mengikuti turnament yang diadakan di dalam maupun luar
kampus. Beragam piala pun sudah diraih oleh kami dan tentunya membawa nama
baik bagi jurusan PBSI. Saat ini penulis sudah mengajar di salah satu sekolah di
Jakarta.
Top Related