PENGARUH KREATIVITAS MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
(Studi kasus di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan) Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk memenuhi syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)
SAMI WULANDARI 206011000082
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431/2010
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Pengaruh Kreatifitas Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa
di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk memenuhi syarat- syarat mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
Oleh:
Sami WulanDari
NIM: 206011000082
Dibawah Bimbingan
Dosen Pembimbing Skripsi
Drs. H. M. Alisuf Sabri
NIP: 150 033 454
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Sami Wulandari
NIM : 206011000082
Tempat/Tgl lahir : Tangerang, 01 September 1988
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi : Pengaruh Kreatifitas Mengajar Guru Terhadap Prestasi
Belajar Siswa di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
Dosen Pembimbing : Drs. H. M. Alisuf Sabri
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil
karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya
tulis.
Jakarta, 24 November 2010
Sami Wulandari
206011000082
i
ABSTRAK
Nama : Sami Wulandari
Nim : 206011000082
Prodi : Pendidikan Agama Islam
Sebagai calon pendidik yang profesional seorang pendidik harus bisa memiliki ide-ide yang dapat meningkatkan kreativitas dirinya sendiri dan untuk siswa khususnya. Pendidik harus mempunyai jiwa yang sabar dan mau berkorban demi anak didiknya. Pendidik harus mempunyai semangat yang tinggi agar siswa menjadi sumber daya manusia yang tinggi, sehingga Indonesia mampu bersaing dengan negara-negara maju di era globalisasi yang semakin berkembang.
Dilapangan yang kita ketahui hanya sebagian guru yang memiliki kemampuan mengajar untuk menciptakan suasana yang nyaman dan tertantang dalam belajar, membuat kombinasi-kombinasi baru, dan menemukan banyak jawaban terhadap suatu masalah dimana hal tersebut dapat menjadi karya yang orisinil yang sebelumnya tidak ada Di latar belakangi oleh realitas tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti tentang kreatifitas guru dalam proses pembelajaran.
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah metode analisis korelasional, yaitu untuk memperoleh data, fakta dan informasi yang akan mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan yang ada dalam penelitian.
Penelitian lapangan (Field research) adalah penelitian yang dilakukan dengan cara terjun langsung kelapangan yaitu kepada obyek penelitian, karena dalam penelitian ini memerlukan data-data yang valid agar dapat dipertangung jawabkan kebenarannya. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus “product moment”.
Sedangkan langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah menentukan lokasi penelitian yaitu di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan. Populasi penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX yang berjumlah 80 siswa, sehingga penulis mengambil 37,5% dari jumlah siswa yang ada yaitu 30 siswa.
Dengan memperhatikan besarnya rxy yaitu 0,48 dengan data tabel besarnya 0,374 berarti antara variabel X dan variabel Y terdapat hubungan yang sedang atau cukup. Sehingga hipotesis alternatif (Ha) disetujui atau diterima. Berarti memang benar antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi positif.
Dari hasil yang dilakukan baik melalui wawancara maupun questioner yang disebarkan pada siswa terungkap bahwa dalam pengaruh kreatifitas mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa terdapat hubungan yang signifikan, berarti guru telah memiliki kreatifitas yang cukup baik sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa si SMPN 2 Kota Tangerang Selatan.
ii
KATA PENGANTAR
Sembah dan sujud kepada Allah yang Maha Kuasa yang telah
menciptakan bumi beserta isinya, serta syukur Alhamdulillah penulis panjatkan
kepada Allah, karena dengan rahmat dan hidayahnya akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
saw, keluarganya, sahabat-sahabatnya serta para pengikut yang setia.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat banyak kekurangan dan kelemahan yang penulis miliki. Namun berkat
dorongan dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan meskipun
masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, dengan kerendahan hati sudah sepantasnya penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
hingga terselesainya skripsi ini. Ucapan terimaksih tersebut penulis sampaikan
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Bahrissalim, M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Drs. Sapiudin Shidiq M.Ag, Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Drs. H.M. Alisuf Sabri, Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing penulis.
iii
5. Seluruh staf pengajar Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, atas ilmu dan pengalaman yang telah diberikan selama dalam
perkuliahan.
6. Pengelola Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Tarbiyah Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Kepala SMPN 2 Kota Tangerang Selatan beserta stafnya, atas kesempatan
dan informasi yang telah dierikan selama penulis melakukan penelitian.
8. Ayahanda Saliman dan Ibunda Wanti yang tercinta, yang telah berjuang
dan berkorban untuk membesarkan, mendidik, dan tidak lupa pula
mendoakan sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan studi di
Universitas Islam Negeri Jakarta. Bapak dan Ibu adalah sumber motivasi
bagi penulis, tidak akan mampu penulis membalas jasa-jasa bapak dan ibu.
Jazakumullah khairan katsiron.
9. Adikku dan sepupuku tersayang Rahmanmu Nazar dan Wiwin yang
senantiasa memberikan dukungan dan kasi sayangnya kepada penulis.
10. Kakanda terkasih Abdul Rohman yang juga tiada hentinya memberikan
kasih sayangnya dan motivasi kepada penulis.
11. Sahabat-sahabatku Fitri, Afni, Astir, Dedes, Mae, Vina, Nurul, Tiwi dll
yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan kawan-kawan mahasiswa
Jurusan Pendidikan Agama Islam ekstensi kelas A dan B angkatan 2006
terimaksih atas doa, bantuan dan dukungannya.
12. Juga kepada pihak-pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi
ini.
Akhirnya hanya kepada Allah swt jualah penulis serahkan, semoga jasa
baik yang telah mereka sumbangkan menjadi amal sholeh dan mendapat
balasan dari Allah swt, amien.
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Identifikasi, Pembatasan, Perumusan Masalah .......................... 3
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................ 4
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kreativitas Mengajar Guru ........................................................ 6
a. Pengertian Kreativitas ......................................................... 6
b. Ciri-ciri dan Fase- fase Kreativitas ....................................... 9
c. Bidang- bidang Pengembangan Kreativitas Guru .................. 12
d. Fungsi Kreativitas ................................................................. 14
e. Guru dan Peranannya dalam Memupuk Kreativitas Siswa .... 14
f. Indikator Kreativitas Mengajar Guru .................................... 16
B. Prestasi Belajar .......................................................................... 17
a. Pengertian Prestasi ................................................................ 17
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar .............. 19
c. Cara menanggulangi masalah Prestasi Belajar ...................... 23
d. Cara Penilaian Prestasi Belajar ............................................. 25
e. Indikator Prestasi Belajar ..................................................... 27
C. Kerangka Berfikir dan Hipotesis ............................................... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian ............................................................... 29
B. Variabel Penelitian..................................................................... 29
C. Populasi dan Sampel ................................................................ 30
v
D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 31
E. Teknik Analisis Data ................................................................ 32
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran umum objek penelitian ............................................. 37
1. Sejarah dan Kurikulum SMPN 2 Kota Tangsel ................... 37
2. Visi, Misi, dan tujuan ......................................................... 38
3. Keadaan guru dan karyawan .............................................. 40
4. Keadaan Siswa .................................................................. 41
5. Keadaan sarana prasarana pendidikan ................................ 41
B. Deskripsi data ............................................................................ 42
C. Analisa dan interprstasi data ....................................................... 42
1. Analisis Data ......................................................................... 44
2. Interprestasi Data .................................................................. 58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 60
B. Saran .......................................................................................... 61
DAFTAR PUTAKA ........................................................................................ 62
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kreatifitas guru dalam suatu pembelajaran sangat berpengaruh terhadap
pemahaman siswa karena semakin guru kreatif dalam menyampaikan materi maka
semakin mudah siswa memahami pelajaran dan menjadikan siswa lebih kreatif
pula dalam belajar. Walaupun buku tentang kreatifitas telah banyak beredar
dipasaran, tetapi bukan berarti masalah ini telah usai karena masalah-masalah
dalam pendidikan akan terus ada dan selalu berkembang sesuai dengan
perkembangan zaman yang semakin maju. Dengan demikian kreatifitas tersebut
sangat diperlukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan.
“Undang-undang No. 20 tahun 2003, pada bab 2 pasal 3 mengemukakan bahwa: “pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasarkan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kratif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.1
Disisi lain pembangunan nasional berusaha membangun manusia dan
masyarakat Indonesia secara menyeluruh dan seutuhnya dalam aspek fisik dan
non fisik, kualitatif dan kuantitatif. Maka pendidikan yang bermutu sangat
menentukan terwujudnya cita-cita tersebut.
1 M. Aliusuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 94.
2
Atas dasar itulah peranan pemerintah dalam pengawasan terhadap profesi
keguruan sebagai pembimbing generasi mendatang sangat diperlukan untuk
mewujudkan generasi harapan bangsa. Di sini pemerintah dituntut untuk
menyiapkan konsep, perencanaan dan program yang matang serta tepat dengan
harapan dapat menciptakan guru profesional yang dapat meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia. Dengan demikian sangat jelas terlihat peran guru dalam
mewujudkan hal tersebut sangat signifikan, di mana seorang guru merupakan
jabatan profesional yang terkait langsung didalam dunia pendidikan dan
berinteraksi dengan murid dalam kesehariannya. Berkaitan dengan hal tersebut
maka kompetensi keguruan menjadi sangat penting dan harus di miliki oleh
seorang guru dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai seorang pendidik.
Tetapi dalam penerapannya di lapangan masih banyak guru yang tidak memiliki
kompetensi tersebut, sehingga motivasi belajar siswa menurun yang
mengakibatkan mutu pendidikan juga semakin menurun dan sebagian guru juga
tidak memiliki kemampuan mengajar untuk menciptakan suasana yang nyaman
dan tertantang dalam belajar, membuat kombinasi-kombinasi baru, dan
menemukan banyak jawaban terhadap suatu masalah dimana hal tersebut dapat
menjadi karya yang orisinil yang sebelumnya tidak ada. Seorang pendidik juga
harus mempunyai jiwa yang sabar dan mau berkorban demi anak didiknya, tetapi
pada kenyataannya masih banyak guru yang melakukan kekerasan pada siswa.
Dilatar belakangi oleh realitas tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti
kreativitas guru dalam proses pembelajaran.
Berhasil tidaknya mengajar bergantung pada lama dan mantapnya bahan
pelajaran itu dikuasai oleh murid- murid. Ada pula hasil- hasil mengajar yang
tahan lama yakni : jika hasil- hasil belajar meresap kedalam pribadi anak, jika
bahan pelajaran dipahami benar- benar, jika apa yang dipelajari itu sungguh-
sungguh mengandung arti bagi hidup anak itu. Mengajar dengan sukses itu
mengusahakan agar isi mata pelajaran bermakna bagi kehidupan anak dan dapat
membentuk pribadinya, ini dapat tercapai bila dalam mengajar itu diutamakan
3
pemahaman, wawasan, inisiatif dan kerjasama dengan mengembangkan
kreatifitas.2
Dalam rangka mewujudkan hasil belajar yang tahan lama tersebut maka
guru sebagai seorang pendidik diharapkan memiliki kreatifitas dalam mengelola
kelas, menyampaikan materi, penggunaan metode dan media yang sesuai dengan
materi ajar, sehingga siswa benar- benar dapat memahami materi yang diberikan
tidak hanya untuk dihafalkan saja tetapi untuk dipahami agar hasil belajar yang
diperoleh dapat diingat selamanya, sehingga siswa termotivasi untuk belajar lebih
giat lagi agar potensi yang dimiliki siswa dapat berkembang akhirnya mutu
pendidikan pun ikut meningkat.
Dari uraian diatas penulis merasa tertarik untuk membahas lebih lanjut
mengenai kreatifitas mengajar guru yang berpengaruh pada prestasi belajar,
dengan mengangkat judul “PENGARUH KREATIVITAS MENGAJAR
GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA”
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian sebelumnya maka penulis mengidentifikasikan
masalah di atas sebagai berikut :
a. Jenis kreatifitas guru yang mempengaruhi kreatifitas siswa.
b. Kondisi obyektif kreatifitas guru dalam mengajar di sekolah.
c. Pengaruh kreatifitas guru dalam mengajar terhadap prestasi belajar siswa.
d. Faktor-faktor yang mungkin dapat dan tidak mempengaruhi guru dalam
mewujudkan kreativitasnya.
e. Kondisi prestasi siswa sebagai hasil dari bimbingan guru.
2 J. Murseldan, S. Nasution, Mengajar Dengan Sukses, (Jakarta: Bumu Aksara, 2005 ), h. 1-3.
4
2. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini terarah dan tidak menimbulkan kerancuan yang
dikarenakan luasnya pembahasan juga keterbatasan penelitian, kemampuan dan
pengetahuan untuk itu peneliti bermaksud membatasi masalah ini hanya pada :
a. Kreatifitas guru dalam mengembangkan indikator.
b. Kreatifitas guru menata materi secara sistematis dari yang mudah kepada yang
sulit.
c. Kreatifitas guru dalam mengorganisasikan kelas.
d. Kreatifitas guru dalam menyiapkan media pembelajaran.
e. Kreatifitas guru dalam menyiapkan metode yang bervariasi.
3. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah di atas, penulis merumuskan permasalahan
sebagai berikut :
a. Bagaimana kreatifitas mengajar guru SMPN 2 Kota Tangerang Selatan?
b. Bagaimana prestasi belajar siswa SMPN 2 Kota Tangerang Selatan?
c. Apakah kreatifitas mengajar guru di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
berpengaruh terhadap prestasi belajar?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan dari penelitian ini adalah:
Disusun untuk memenuhi tugas- tugas dalam rangka memenuhi
tugas skripsi.
2. Penelitian ini diharapkan oleh peneliti berguna untuk:
a. Guru
Meningkatkan motivasi dan kesadaran guru sehingga selalu
berupaya melahirkan kreatifitas-kreatifitas dalam proses belajar
mengajar.
b. Sekolah
Menjadi feed back bagi sekolah untuk meningkatkan kreatifitas
pengajaran.
5
c. Siswa
Menimbulkan motivasi belajar yang tinggi dan dapat
mengembangkan potensi yang dimilikinya.
d. Peneliti
Kegunaan penelitian ini untuk menyelesaikan pendidikan S1.
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kreativitas Mengajar Guru
1. Pengertian Kreativitas
Hasan Langgulung dalam buku “Manusia dan Pendidikan Suatu
Analisis Psikologi dan Pendidikan” mengatakan bahwa kreativitas adalah
merupakan suatu sifat Tuhan “Al- Khaliq” yang dapat dikembangkan pada
diri manusia dan itu menurut filosof Islam dianggap ibadat dalam
pengertiannnya yang sangat luas.1
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kreativitas adalah
kemampuan untuk mencipta atau bersifat (mengandung) daya cipta
(pekerjaan yang menghendaki kecerdasan dan imajinasi).2
Salah satu ahli berpendapat tentang kreativitas adalah Anderos (1961)
beliau berpendapat bahwa kreativitas adalah proses yang dilalui oleh
seorang individu di tengah-tengah pengalamannya dan yang
menyebabkannya untuk memperbaiki dan mengembangkan dirinya.3 Kalau
di cermati pendapat di atas kreativitas yang dimaksud ini adalah suatu proses
dimana seorang individu menghadapi suatu masalah yang sulit dan
1 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisis Psikologi dan Pendidikan, (Jakarta: PT Al- Husna Zikra, 1995), h. 244. 2 Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), cet 1, h. 682.
3 Amal Abdus Salam Al-Khalili, Pengembangan Kreatifitas Anak, (Jakarta: Pustaka Al- Kausar, 2006), h. 13.
7
mendesak kemudian dapat merespon dengan menyelesaikan masalah-
masalah melalui ide- ide yang baru yang berbeda dengan orang lain.
Menurut Mead yang dikutip oleh Hasan Langgulung mengatakan
bahwa kreativitas adalah proses yang dilakukan oleh seseorang yang
menyebabkan ia mencipta sesuatu yang baru baginya.4
Sedang menurut Slameto dalam buku “Belajar dan Faktor-faktor yang
mempengaruhinya bahwa: Kreativitas berhubungan dengan penemuan
sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan sesuatu yang baru dengan
menggunakan sesuatu yang telah ada.5
Para ahli memiliki pengertian yang beragam untuk memahami
pengertian kreativitas, peneliti mengambil beberapa di antaranya, menurut
SC. Utami Munandar (1977):
Kreativitas ialah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur- unsur yang ada. Kreativitas juga dapat diartikan sebagai kemampuan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, di mana penekanannya adalah kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman jawaban. Pengertian lainnya ialah kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisinalitas dalam berfikir serta mengolaborasi (mengembangkan, memperkaya memperinci suatu gagasan). 6
Maksud dari kreativitas di atas adalah kreativitas itu bukan penemuan
sesuatu yang belum pernah diketahui orang sebelumnya, melainkan bahwa
produk kreativitas itu merupakan sesuatu yang baru bagi dirinya bukan bagi
orang lain. Beberapa definisi kreativitas menurut para ahli sebagai berikut:
1. James J. Gallagher (1985) menyatakan “kreativitas merupakan suatu proses mental yang dilakukan individu berupa gagasan atau produk baru, atau mengkombinasikan antara keduanya yang pada akhinya akan melekat pada dirinya.
2. Supriadi (1994) mengutarakan bahwa “kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik
4 Hasan Langgulung, Kreativitas dan Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Al- Husna, 1991), cet. 1, h. 174.
5 Slameto, Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Gunung, PT. Rineka Cipta, 2010), cet ke-5, h. 145.
6 S.C.U Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Ssekolah, (Jakarta:Grasindo, 1992), h. 47-50.
8
berupa gagasan atau karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada.
3. Adapun Semiawan (1997) mengemukakan bahwa “kreativitas merupakan kemampuan untuk memberikan gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah.
4. Sementara itu Chaplin (1989) mengutarakan bahwa ”kreativitas adalah kemampuan menghasilkan bentuk baru dalam seni, atau dalam pemecahan masalah- masalah dengan metode- metode baru.7
Berdasarkan definisi yang telah disebutkan di atas dapat disimpulkan
bahwa kreativitas merupakan suatu proses yang melahirkan sesuatu yang
baru baik itu berupa gagasan, maupun karya nyata, metode ataupun produk
baru yang digunakan oleh seseorang dalam memecahkan suatu masalah.
Kreativitas mengajar didefinisikan sebagai suatu kualitas dimana guru
harus mengembangkan ide-ide yang baru dan imajinatif dalam mengajar.
Sebenarnya, ide-ide yang diucapkan atau divisualisasikan dalam kegiatan
dikelas dapat menjadi sedinamis dan sepenting ide-ide yang dihasilkan oleh
para seniman atau musisi. Guru yang memberikan pandangan dan
pendekatan baru pada suasana belajar mengajar adalah seorang seniman
yang sesungguhnya.
Oleh karena itu penulis dapat menyimpulkan bahwa suatu respon
kreatif dalam mengajar bisa berupa rencana prosedur yang baru, cara baru
untuk menarik minat setiap murid, pengorganisasian masalah yang lebih
baik, atau metode pengajaran yang lebih bervariasi. Kreativitas mengajar
terkait dengan kemampuan mengajar untuk menciptakan suasana yang
membuat murid merasa nyaman dan tertantang dalam belajar dengan
membuat kombinasi-kombinasi baru dan memungkinkan ide-ide yang
sebelumnya tidak berhubungan sehingga memungkinkan untuk menemukan
banyak jawaban terhadap suatu permasalahan dimana hal tersebut dapat
menjadi karya yang orisinil yang sebelumnya tidak ada.
7 Yeni Rachmawati, Euis Kurniat, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak, (Jakarta: Kencana, 2010), Ed. 1, cet. 1, h. 13- 14.
9
2. Ciri- ciri dan Fase- fase Kreativitas
Ciri- ciri orang yang kreatif menurut Sound (1975) yang dikutip oleh
Slameto menyatakan bahwa individu dengan potensi kreatif dapat dikenal
melalui pengamatan dengan ciri- ciri sebagai berikut:
1. Hasrat keingintauan yang begitu besar
2. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru
3. Panjang akal
4. Keinginan untuk menemukan dan meneliti
5. Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit
6. Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan
7. Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas
8. Berfikir fleksibel
9. Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memerikan
jawaban yang lebih banyak
10. Kemampuan membuat analisis dan sintesis
11. Memiliki semangat bertanya serta meneliti
12. Memiliki dayaabstrak yang cukup baik
13. Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas.8
Pendapat yang tidak jauh berbeda dengan yang dikutip oleh Slameto,
yaitu Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati beliau hanya menambahkan
beberapa ciri- ciri orang kreatif yaitu : Antusias, Cerdas, Gigih, Cakap,
Dinamis, Mandiri, Percaya diri, Penuh daya cipta, Bersemangat.9
Dari beberapa pendapat yang disebutkan diatas maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa kepribadian orang kreatif dapat diketahui dari sifat-
sifat yang muncul atau tampak pada tindakan dan pekerjaan. Kreatifitas
dapat diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar yang disebut dengan
pembelajaran kreatif maksudnya pembelajaran yang membuat pemikiran
8 Slameto, Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Gunung, PT. Rineka Cipta, 2010), cet ke-5, h. 147- 148. 9 Yeni Rachmawati, Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreatifitas Pada Anak, (Jakarta: Kencana, 2010), Ed. 1, cet. 1, h. 15- 17.
10
yang dapat disampaikan kemudian digunakan dalam kehidupan.
Pembelajaran tersebut dapat disebut belajar yang sukses, yakni mengajar
hendaknya dinilai berdasarkan hasil-hasil yang mantap atau tahan lama dan
yang dapat dipergunakan oleh peserta didik dalam hidupnya nanti.
Ada pula hasil belajar yang tahan lama, yakni jika hasil-hasil meresap
ke dalam pribadi anak, jika bahan pelajaran dipahami benar-benar, jika yang
dipelajarinya sungguh-sungguh mengandung arti bagi hidup peserta didik.
Merupakan suatu kewajiban bagi seorang guru untuk dapat
melaksanakan tugas sebaik-baiknya, agar kita dapat mengajar dengan
sukses. Sukses tidaknya mengajar itu dapat diketahui dari adanya perubahan
dari tingkah laku anak menuju kesempurnaan. Pengajaran dikatakan sukses
apabila:
a. Hasilnya mantap/tahan lama dan dapat digunakan oleh si pelajar dalam
hidupnya.
b. Anak- anak dapat menggunakan apa yang dipelajarinya dengan bebas
serta penuh kepercayaan diberbagai situasi dalam hidupnya. 10
Mengandung arti bagi hidup anak.
Peneliti merumuskan definisi operasioanal dari kreativitas mengajar
guru ialah kemampuan atau sikap pengajar dalam proses belajar mengajar
yang sesuai dengan ciri-ciri kepribadian orang kreatif.
Tiga prinsip atau cara yang dapat digunakan oleh guru yang ingin
mengajar anak supaya lebih bersifat kreatif :
1. Mengakui dan menyadari potensi-potensi kreatif anak.
2. Menghormati pertanyaan dan ide-ide mereka.
3. Mempersoalkan mereka dengan permasalahan-permasalahan yang
bersifat provokatif untuk menimbulkan sifat ingin tahu dan khayal.11
Dalam pelaksanaan pembelajaran kreatifitas tersebut, guru harus dapat
memahami perbedaan potensi yang ada pada masing- masing siswa, karena
10 Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1993) cet.ke- 5, h. 3.
11 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan, (Jakarta: PT. Al-Husna Zikra, 1995), cet. III, h. 228-249.
11
setiap siswa mempunyai kemampuan dan cara berpikir yang berbeda-beda.
Sesuai dengan salah satu ciri orang kreatif yaitu dapat mengatasi hal yang
sulit, guru dituntut untuk dapat mengelola kelas agar siswa pun dapat belajar
dengan tenang sehingga berpengaruh pada peningkatan prestasi belajarnya.
Pada zaman Nabi Muhammad saw pun guru sudah memiliki peranan yang
sangat penting, seperti dalam segala kegiatan Nabi Muhammad saw. Guru
itu diturutsertakan juga sebagai utusan kedaerah-.daerah yang baru masuk
islam. Guru- guru itu diutus untuk menyiarkan agama baru, seperti
perutusan Mu’az bin Jabal kenegri Yaman. Dengan kata lain, mereka
menjadi duta-duta Nabi ke negara tersebut untuk menyampaikan putusan-
putusan Nabi Muhammad saw.
Dalam konteks sekolah, perkembangan kreatifitas anak bukan hanya
bergantung pada guru-guru, tetapi juga pada pemimpin-pemimpin terutama
kepala sekolah, penilai-penilai sekolah. Setiap anak berhak untuk
mengembangkan potensi-potensi kreatifnya dengan sesempurna-
sempurnnya.
Sedangkan menurut Amal Abdus proses pengambilan atau penerimaan
suatu pemikiran dan kreatifitas baru dapat didefinisikan secara umum
dengan proses rasionalisasi yang dilalui oleh seorang individu, atas dasar ini
fase penentuan dan pengembangan kreativitas itu terdiri dari lima fase
penting yang dipaparkan sebagai berikut:
a. Fase kesadaran berfikir
Dalam fase ini, seseorang mendengar atau mengetahui suatu pemikiran
yang baru untuk pertama kali.
b. Fase memperhatikan suatu pemikiran yang kreatif
Dalam fase ini, akan lahir keinginan untuk mengetahui realitas-realitas
berfikir kreatif dalam diri sesorang dan berusaha menambah berbagai
wawasan. 12
12 Amal Abdus Salam Al-Khalili, Pengembangan Kreatifitas Anak, (Jakarta: Pustaka Al- Kausar, 2006), h. 77- 78.
12
c. Fase penilaian
Dalam fase ini, seseorang memberikan penilaian terhadap suatu
pemikiran yang tercipta, atau kreativitas.
d. Fase berekspermen praktis
Dalam fase ini, seseorang menggunakan pemikiran kreatif dalam
lingkup yang sempit.
e. Fase pengambilan
Seseorang mengakhiri fase ini dengan ketetapan untuk mengambil
pemikiran kreatif tersebut yang kini menjadi suatu kreativitas yang baru,
karena ia merasa puas dengan manfaat dan faedahnya.13
3. Bidang- bidang Pengembangan Kreativitas Guru
Dalam kegiatan belajar mengajar perlu dipilih dan dirancang agar
memberikan kesempatan dan kebebasan berkreasi secara berkesinambungan
untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kreatifitas siswa.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka Yeni Rachmawati dan Euis
Kurniati akan mengemukakan tujuh bidang- bidang pengembangan
kreatifitas guru yakni:
1) Pengembangan kreativitas melalui menciptakan produk (hasta karya)
Pengembangan kreatifitas pada anak melalui kegiatan hasta karya ini
memiliki posisi penting dalam berbagai aspek perkembangan anak. Tidak
hanya kreatifitas yang akan terfasilitasi untuk berkembang dengan baik,
tetapi juga kemampuan kognitif anak.
2) Pengembangan kreativitas melalui imajinasi
Imajinasi yang dimaksud adalah kemampuan berfikir divergen
seseorang yang dilakukan tanpa batas, seluas-luasnya dan multiperspektif
dalam proses merespon suatu stimulasi dengan imajinasi anak dapat
mengembangkan daya pikir dan daya ciptanya tanpa dibatasi kenyataan dan
realitas sehari- hari.
13 Amal Abdus Salam Al-Khalili, Pengembangan Kreatifitas Anak, (Jakarta: Pustaka Al- Kausar, 2006), h. 77- 78.
13
3) Pengembangan kreativitas melalui eksplorasi
Eksplorasi dapat memberikan kesempatan bagi anak untuk melihat,
memahami, merasakan, dan pada akhirnya membuat sesuatu yang menarik
perhatian mereka. Kegiatan seperti ini dilakukan dengan cara mengamati
dunia sekitar sesuai dengan kenyataan yang ada secara langsung. 14
4) Pengembangan kreativitas melalui eksperimen
Eksperimen yang dimaksud disini adalah mereka dapat mengetahui
cara atau proses terjadinya sesuatu, dan mengapa sesuatu itu dapat terjadi
serta bagaimana mereka dapat menemukan solusi terhadap permasalahan
yang ada dan pada akhirnya mereka dapat membuat sesuatu yang
bermanfaat dalam kegiatan tersebut.
5) Pengembangan kreativitas melalui proyek
Metode yang bisa digunakan salah satu di antaranya adalah metode
proyek. Metode proyek ini merupakan metode pembelajaran yang dilakukan
anak untuk melakukan pendalaman tentang suatu topik pembelajaran yang
diminati satu atau beberapa anak.
6) Pengembangan kreativitas melalui musik
Musik merupakan sesuatu yang nyata dan senantiasa hadir dalam
kehidupan manusia. Seorang anak yang kreatif antara lain tampak pada rasa
ingin tahu, sikap ingin mencoba, dan daya imajinasi anak.
7) Pengembangan kreatifitas melalui bahasa
Mereka sering berbicara untuk mengeluarkan apa yang ada dalam
pikiran mereka. Sikap ini mendorong meningkatkan penggunaan bahasa dan
dialog dengan yang lain. Sebagian anak mengalami kesulitan
mengungkapkan perasaan dengan kata- kata dan menunjukkannya dengan
perbuatan. Dapat dilakukan melalui kegiatan mendongeng, sosiodrama,
mengarang cerita dan puisi. 15
14 Amal Abdus salam Al-Khalili, Pengembangan Kreatifitas Anak, (Jakarta: Pustaka Al- Kausar, 2006), h. 77- 78. 15 Yeni Rachmawati, Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreatifitas Pada Anak, (Jakarta: Kencana, 2010), Ed. 1, cet. 1, h. 52-65.
14
Menurut bidang-bidang pengembangan kreativitas yang disebutkan
diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa bidang-bidang kreatifitas itu
mencakup menciptakan produk, imajinasi, eksplorasi, eksperimen, proyek,
musik, dan bahasa, dan diharapkan seorang pendidik dapat mengembangkan
kreatifitas dalam bidang-bidang tersebut agar siswa dapat mengeluarkan
potensi yang dimilikinya.
4. Fungsi Kreatifitas
Kreatifitas memiliki fungsi yang sangat penting karena berbagai hal,
diantaranya untuk:
a. Mewujudkan diri sebagai kebutuhan pokok dalam hidup manusia
(Maslaw: 1968)
b. Mencari solusi-solusi untuk pemecahan masalah
c. Memberikan kepuasan individu
d. Meningkatkan kualitas hidup.16
Sudah sangat jelas bahwa fungsi-fungsi di atas merupakan kebutuhan
yang sangat penting, karena dalam kehidupan manusia selalu dihadapkan
pada masalah-masalah kehidupan, oleh karena itu kreativitas dibutuhkan
untuk memecahkan atau memberi solusi atas persoalan-persoalan tersebut,
dengan fungsi yang telah disebutkan di atas maka setiap individu dapat
menikmati kehidupan secara normal dan bahagia.
5. Guru dan Peranannya dalam Memupuk Kreativitas Siswa
Pendidik atau guru ialah orang yang memikul pertangungjawaban
untuk mendidik. Secara umum dikatakan bahwa setiap orang dewasa dalam
masyarakat dapat menjadi pendidik sebab pendidikan merupakan suatu
perbuatan sosial, perbuatan fundamental yang menyangkut keutuhan
16 S.C.U. Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah, (Jakarta:
Gramedia, 1992), h. 45-46.
15
perkembangan pribadi anak didik menuju pribadi dewasa susila. Pribadi
dewasa susila itu sendiri memiliki beberapa karakteristik, yaitu :
a) Mempunyai individualitas yang utuh
b) Mempunyai sosialitas yang utuh
c) Mempunyai norma kesusilaan dan nilai-nilai kemanusiaan
d) Bertindak sesuai norma dan nilai-nilai itu atas tanggung jawab sendiri
demi kebahagiaan dirinya dan kebahagiaan masyarakat atau orang
lain.17
Lebih lengkap lagi makna guru yang tercantum dalam Undang-Undang
Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada Bab 1
Pasal 1 Ayat 1, maknanya adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi siswa pada pendidikan usia dini, jalur pendidikan formal,
dasar, dan menengah. 18
Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa seorang guru diharapkan
memiliki kekuatan fisik dan kecerdasan, Serta dalam menyampaikan
pelajaran dikelas guru pun harus memiliki kecerdasan yang tinggi sesuai
dengan ciri-ciri guru kreatif.
Dihubungkan dengan pengertian kreatifitas pada uaraian terdahulu
maka kreativitas mengajar guru ialah kemampuan seseorang yang berprofesi
sebagai pengajar profesional dalam menciptakan suasana yang membuat
murid merasa nyaman agar proses belajar mengajar bisa berjalan lancar.
Secara khusus S.C.U. Munandar mengemukakan guru kreatif memiliki
peran yang signifikan dalam mendorong keberhasilan siswa menjadi kreatif,
diantaranya adalah :
a. Melakukan penyesuaian emosional dan sosial anak terhadap
perkembangan kepribadiannya
17 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan,
(Jakarta: PT. Al-Husna Zikra, 1995), cet. III, h. 249- 251. 18 Hasbullah, Dasar- dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006),
cet. 5,.h. 356- 371.
16
b. Kunci kegiatan belajar siswa yang berhasil guna (efektif) terutama
pada tingkat sekolah dasar
c. Mempersipakan siswa untuk belajar seumur hidup
d. Guru lebih banyak memberikan tantangan dari pada tekanan dalam
belajar
e. Memperhatikan hasil belajar melalui proses belajar
f. Guru memberikan umpan balik dari pada penilaian
g. Menyediakan beberapa alternatif strategi belajar
h. Menciptakan suasana kelas kondusif.19
Dari penjelasan di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa guru
memiliki peran yang penting dalam mendorong keberhasilan siswa sehingga
seorang guru harus dapat memahami cara-cara yang digunakan untuk
menjadikan siswa kreatif seperti yang telah disebutkan di atas karena guru
yang kreatif maka akan menghasilkan siswa yang kreatif pula.
6. Indikator Kreativitas Mengajar Guru
1) Guru dapat menciptakan metode dan media yang dapat membuat
anak bersemanagat dalam belajar.
2) Guru dapat menumbuhkan antusias belajar siswa.
3) Mengembangkan program membaca yang baik
4) Terapkan teknik pemecahan masalah
5) Lakukan penilaian yang berbeda
19 S.C.U. Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah, (Jakarta:
Gramedia, 1992), h. 60- 67.
17
B. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah suatu istilah yang dibentuk dari dua kata, yaitu
prestasi dan belajar. Oleh karena itu untuk dapat memahami definisi prestasi
belajar tersebut pertama yang harus difahami adalah pengertian dari prestasi
dan belajar. Dibawah ini akan dibahas pengertian dari masing-masingnya.
Pengertian prestasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan
bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan
atau dikerjakan dan sebagainya). 20
Prestasi belajar menurut Zakiah Daradjat prestasi adalah nilai yang
dicapai murid sekolah dalam berbagai tingkat, dengan maksud untuk
menemukan faktor-faktor yang menyebabkan murid-murid mencapai
puncak belajar dalam berbagai mata pelajaran.21
Sedangkan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang diterbitkan
oleh W. J. S. Poerwadarminta disebutkan belajar sebagai usaha memperoleh
suatu kepandaian.22
Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan
belajar, para ahli akan mengemukakan beberapa definisi sebagai berikut:
a). Hilgard dan Bower, mengemukakan belajar adalah berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang.
b). Gagne, menyatakan bahwa belajar terjadi apabila suatu stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.
c). Morgan, mengemukakan belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
d). Witherington, mengemukakan belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola dari
20 Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta, Balai Pustaka, 1988), cet 1 h. 700. 21 Zakiah Daradjat, Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan, (Jakarta: Bulan Bintang,
1998), h. 118. 22 W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1990), cet. Ke-3, h. 82.
18
pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.23
Dalam buku Psikologi Pendidikan M. Dalyono mendefinisikan belajar
adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di
dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan,
ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.24
Slameto berpendapat bahwa belajar adalah suatu usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.25
Sedangkan pengertian belajar juga didefinisikan oleh Syaiful Bahri
yang mendefinisikan belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif,
afektif dan psikomotorik.26
Dari beberapa pengertian diatas dapatlah disimpulkan oleh penulis
pengertian prestasi belajar adalah sebuah hasil yang telah dicapai dari
mempelajari pengetahuan yang dapat diamati dengan perubahan tingkah
laku seseorang yang disebabkan oleh pengalaman.
Dari berbagai hasil yang telah dicapai maka terkumpulah data yang
menginformasikan kemajuan belajar siswa, yang biasanya berbentuk raport
sebagai laporan kepada orang tua. Secara umum nilai raport yang baik
menggambarkan prestasi yang baik hal ini merupakan perwujudan dari
ketekunan dan keseriusan dalam belajar. Namun tak selamanya anak yang
cerdas akan mendapatkan nilai yang baik, karena banyak faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar anak.
23 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007), cet. Ke-23, h. 84. 24 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan,(Jakarta: PT Rieneka Cipta, 1997), cet ke- 1, h. 49. 25 Slameto, Belajar dan Faktor- faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta:Gunung, PT.
Rineka Cipta, 2010), cet ke-5, h. 2. 26 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT, Rieneke Cipta, 2002), cet. 1,
h. 12-13.
19
b. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan indikator keberhasilan yang telah dicapai
setelah proses belajar mengajar berlangsung keberhasilan yang dicapai
dalam belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor keluarga,
lingkungan, ekonomi bahkan faktor yang timbul dari dirinya sendiri, dan
semua faktor itu saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya.
Syaiful Bahri juga mengklasifikasikan faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar kedalam dua bagian, yaitu:
a. Faktor dari dalam diri pelajar, terdiri dari dua kelompok yaitu:
1) Faktor- faktor alam, seperti keadaan cuaca, suhu, udara, dan lain
sebagainya.
2) Faktor- faktor sosial, seperti suasana ribut yang dapat menggangu
konsentrasi belajar.
b. Faktor- faktor dari luar diri pelajar, terdiri dari dua kelompok, yaitu:
1). Faktor Psikologi, seperti kondisi psikologis dan kondisi panca
indra.
2). Faktor Fisiologis, seperti minat, bakat, kecerdasan, motivasi dan
kemampuan kognitif. 27
Sedangkan menurut Zikri Neni Iska dalam buku “Psikologi Pengantar
Memahami Diri dan Lingkungan” beliau merumuskan faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar kedalam dua faktor, yaitu:
1) Internal atau Dalam, yakni:
a. Faktor fisiologi yang terdiri dari kondisi fisik dan panca indra.
a) fisik mempengaruhi prestasi belajar karena jika fisiknya tidak
sehat maka belajarnya pun akan terganggu karena tidak
konsentrasi.
b) Panca indra adalah bagian-bagian tubuh yang berfungsi untuk
menerima rangsangan sesuai dengan modalitas masing-masing.
Jika panca indranya terdapat kekurangan maka itu akan
27 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT, Rieneke Cipta, 2002), cet. 1,
h. 142-143.
20
mempengaruhi dirinya dalam belajar karena akan mengalami
kesulitan.
b. Faktor psikologi yang terdiri dari bakat, minat, kecerdasan,
motivasi, dan kemampuan kognisi.
a) Bakat
Bakat adalah kemampuan yang spesifik yang diberikan pada
individu pada suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya
pengetahuan, kecakapan atau keterampilan tertentu melalui suatu
latihan.
b) Kecerdasan
Kecerdasan adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan
proses berfikir secara rasional, oleh karena itu kecerdasan tidak
dapat diamati secara langsung melainkkan harus disimpulkan
dari berbagai tindakan nyata yang merupakan menifestasi dari
proses berpikir rasional.
c) Minat
Minat adalah keinginan atau kegairahan yang tinggi terhadap
sesuatu, faktor ini muncul biasanya dari sesuatu yang digemari
atau disukai.
d) Motivasi
Motivasi adalah keadaan dalam diri individu atau organisme
yang mendorong prilaku kerah tujuan. Oleh karena itu motivasi
mempunyai tiga aspek yaitu: (1) keadaan terdorong dari diri
organisme yaitu kesipan bergerak karena kebutuhan, (2) prilaku
yang timbul dan terarah karena kedaan, (3) tujun yang dituju
oleh prilaku tersebut. 28
Tidak jauh berbeda dengan pendapat Zikri Neni di atas, Slameto
menambahkan faktor- faktor internal, yaitu:
28 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan lingkungan, (Jakarta: Kizi
Brother, 2008), cet ke- 2, h.84- 85.
21
a. Perhatian
Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran
selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu
sesuai dengan hobi atau bakatnya.
b. Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkah tingkat atau fase dalam
pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk
melaksanakan kecakapan baru.
c. Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau beraksi.
Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan
dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk
melaksanakan kecakapan.29
2. Ekternal atau luar, yakni:
a. Lingkungan yang terdiri dari alam dan sosial
a) Lingkungan alam
Maksudnya adalah keadaan cuaca yang mempengaruhi minat
belajar anak misalnya pada musim hujan anak- anak malas untuk
pergi ke sekolah karena jalan menuju sekolah mereka banjir.
b) Lingkungan sosial
Muhibbin Syah merumuskan bahwa yang dimaksud faktor
lingkungan sosial terdiri dari tiga, yaitu: lingkungan sekolah,
masyarakat, dan lingkungan keluarga.
Lingkungan masyarakat dan teman-teman sepermainan di sekitar
tempat tinggal siswa. Syah menjelaskan bahwa kondisi
masyarakat di lingkungan kumuh yang serba kekurangan dan
anak-anak pengangguran, misalnya akan sangat mempengaruhi
29 Slameto, Belajar dan Faktor- faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta:Gunung, PT. Rineka Cipta, 2010), cet ke-5, h. 56- 59.
22
aktifitas belajar siswa karena mereka tidak menemukan teman
belajar atau berdiskusi.
Lingkungan yang mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan
keluarga siswa itu sendiri, sifat-sifat orang tua, praktek pengelolaan keluarga,
ketegangan keluarga dan letak demograsi keluarga (letak rumah) semua akan
memeberikan dampak baik atau buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil
yang dicapai siswa, sedangkan yang terakhir adalah faktor lingkungan
sekolah di mana siswa itu dididik.30
Sedangkan Alisuf Sabri menambahkan faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar yaitu:
a. Faktor- Faktor Instrumental
faktor instrumental ini terdiri dari gedung/sarana fisik kelas, sarana/alat
pengajaran, media pengajaran, guru dan kurikulum/materi pelajaran serta
strategi belajar mengajar.
b. Faktor- Faktor Kondisi Internal Siswa
faktor kondisi siswa diuraikan atas dua macam yaitu kondisi fisiologis
siswa dan kondisi psikologis siswa.
Faktor kondisi fisiologis siswa terdiri dari kondisi kesehatan dan
kebugaran fisik dan kondisi panca inderanya terutama pengelihatan dan
pendengarannya.
Adapun faktor psikologis adalah faktor minat, bakat, intelegensi, motivasi
dan kemampuan- kemampuan kognitif, kemampuan persepsi dan dasar
pengetahuan yang dimiliki siswa. 31
Setelah melihat penjelasan diatas maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa faktor yang mempengaruhi belajar ada tiga yaitu faktor internal dan
eksternal serta faktor instrumental yang berupa gedung sekolah, media yang
digunakan, kurikulum serta strategi dalam mengajar.
30 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002), cet ke- 7, h. 135. 31 M. Aliusuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995), h. 59- 60.
23
3. Cara Menanggulangi Masalah Prestasi Belajar
Pembahasan bagaimana meningkatkan prestasi beajar siswa
merupakan kelanjutan dari pembahasan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Karena keberhasilan belajar siswa
sangat tergantung pada bagaimana keadaan atau kondisi faktor- faktor itu
meliputi dirinya. Apakah faktor- faktor itu berada pada kondisi yang positif
(cukup, baik atau tepat) ataukah dalam kondisi yang negatif.
Sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa jika kondisi faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar dalam kondisi positif, baik faktor internal,
eksternal maupun faktor pendekatan belajar maka seorang siswa dapat
dipastikan akan memperoleh keberhasilan dalam belajarnya dan menjadi
siswa yang berprestasi tinggi. Sebaliknya jika faktor-faktor tersebut dalam
kondisi yang negatif didapati oleh siswa maka dapat dipastikan siswa
tersebut akan menemui banyak masalah dalam belajarnya dan tidak akan
memperoleh keberhasilan yang baik dalam belajarnya.
Kondisi di mana faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
siswa dalam kondisi negatif sehingga menyebabkan siswa tersebut
mengalami kegagalan dalam belajar disebut kesulitan belajar.
Fenomena kesulitan belajar siswa biasanya nampak jelas dari
menurunnya kinerja akademik atau presatsi belajarnaya. Namun kesulitan
belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan prilaku siswa
seperti berteriak-teriak di dalam kelas, mengusik teman, sering tidak masuk
sekolah.32
Agar kesulitan belajar siswa dapat ditanggulangi maka seorang
pendidik atau orang tua perlu melakukan beberapa hal, yaitu:
1) Diagnosis kesulitan belajar
Banyak langkah-langkah diagnosis yang dapat ditempuh guru, antara
lain yang cukup terkenal adalah prosedur Weener dan Serf (1982)
sebagaimana yang dikutip Wardani (1991) sebagai berikut:
32 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan……., h. 173.
24
a. Melakukan observasi kelas untuk melihat prilaku menyimpang siswa
ketika mengikuti pelajaran.
b. Memeriksa pengelihatan dan pendengaran siswa khususnya yang
diduga mengalami kesulitan belajar.
c. Mewawancarai orang tua atau wali siswa untuk mengetahui hal ihwal
keluarga yang mungkin menimbulkan kegaiatan belajar.
d. Memberikan tes diagnostik di bidang kecakapan tertentu untuk
mengetahui hakikat kesulitan belajar yang dialami siswa.
e. Memberikan tes kemampuan intelegensi (IQ) khususnya kepada siswa
yang diduga mengalami kesuitan belajar.
2) Menganalisis hasil diagnosis
Data dan informasi yang diperoleh guru melalui diagnostik kesulitan
belajar tadi perlu dianalisis sedemikian rupa, sehingga jenis kesulitan khusus
dialami siswa yang berprestasi rendah itu dapat diketahui secara pasti.
3) Menentukan kecakapan bidang bermasalah
Berdasarkan analisis data tadi, guru diharapkan dapat menentukan
bidang kecakapan tertentu yang dianggap bermasalah dan memerlukan
perbaikkan. Bidang- bidang kecakapan bermasalah ini dapat dikatagorikan
menjadi tiga macam, yaitu:
a. Bidang kecakapan bermasalah yang dapat ditangani oleh guru
sendiri.
b. Bidang kecakapan bermasalah yang dapat ditangani oleh guru
dengan bantuan orang tua.
c. Bidang kecakapan bermasalah yang tidak dapat ditangani oleh guru
maupun orang tua.
d. Menyusun program remedial.33
Dalam hal menyusun program pengajaran dan perbaikkan, sebelumnya
guru perlu menetapkan hal- hal sebagai berikut:
33 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan……., h. 176
25
a. Tujuan pengajaran remidial
b.Materi pengajaran remedial
c. Metode pengajaran remedial
d.Alokasi waktu pengajaran remedial
e. Evaluasi kemajuan siswa setelah mengikuti program pengajaran
remedial.
4) Melaksanakan program perbaikkan
Tempat penyelenggaraannya bisa dilakukan di mana saja, asal tempat itu
memunginkan siswa klien (siswa yang membutuhkan bantuan) memusatkan
perhatiannya terhadap proses pengajaran remedial tersebut. Namun patut
dipertimbangkan oleh guru pembimbing kemungkinan digunakannya ruang
bimbingan dan penyuluhan yang tersedia disekolah dalam rangka
mendayagunakan ruang BP tersebut.34
Alisuf Sabri menambahkan sedikit tentang cara mengatasi kesulitan
belajar yaitu:
a. Mengidentifikasi adanya kesulitan belajar.
b. Menela’ah atau menetapkan status siswa.
c. Memperkirakan sebab terjadinya kesulitan belajar.
d. Mengadakan perbaikan.35
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat penulis simpulkan bahwa
kesulitan belajar bukan berarti bermasalahnya seluruh faktor yang
mempengaruhi belajar pada siswa, tetapi bisa jadi yang bermasalah hanya
satu atau beberapa faktor saja. Misalnya anak yang memiliki intelegensi
yang tinggi bisa menajadi anak yang tidak berprestasi di bidang
akademiknya jika lingkungannya tidak mendukung.
4. Cara Penilaian Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa dapat diukur dan dinilai melalui berbagai macam
alat evaluasi yang beragam. Peneliti akan menguraikan sebagai berikut:
34 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan……., h. 178
35 M. Aliusuf Sabri, Psikologi Pendidikan…………., h. 90- 91
26
1) Jenis alat evaluasi
a. Teknik non tes
Teknik non tes terdiri dari beberapa bentuk yaitu skala likert,
kuisioner/angket, daftar cocok, wawancara, pengamatan dari riwayat
hidup.
b. Teknik tes
Berdasarkan kegunaan untuk mengukur prestasi siswa terdiri dari 3
macam yaitu: diagnostik, formatif dan sumatif tes diagnostik ialah
pemeriksaan untuk menemukan bantuan yang tepat kepada obyek
dalam hal ini siswa, tes formatif ialah tes yang diterapkan setelah
mengikuti suatu program tertentu, tes dapat berbentuk ulangan
harian. Adapun tes sumatif ialah tes yang dilakukan pada akhir
pokok bahasan, tes ini berbentuk ulangan umum.36
2) Bentuk- bentuk tes berdasarkan ranahnya
a. Ranah kognitif
Bentuk tes dalam ranah ini terdiri dari dua yaitu tes tertulis dan tidak
tertulis. Tes tertulis terdiri dari dua macam yaitu tes subyektif pada
umumnya berbentuk esai (uraian) dan tes obyektif berbentuk benar
salah, pilihan ganda dan menjodohkan.
b. Ranah afektif
Dapat berbentuk skala likert (pernyataan yang diikuti oleh 5 respon
yang menunjukkan tingkatan, skala pilihan ganda), skala thurstone
(jawaban yang menunjukkan tingkat), skala Guttman ¾ pernyataan
yang masing- masing harus dijawab ya atau tidak. 37
c. Ranah psikomotorik
Berupa matriks yang menggunakan tabel kebawah menyatakan
perincian aspek (bagian keterampilan) yang akan diukur sedangkan
kekanan skor yang dapat dicapai.
36 Suharsimin Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), cet-6, h. 25-41. 37 Suharsimin Arikunto, Dasar-dasar…………, h. 162-182.
27
Alat evaluasi yang tersebut diatas dapat dipergunkan oleh para guru
sesuai dengan kebutuhan untuk memudahkan pengukuran dan penilaian
prestasi belajar siswa. Serta dapat diketahui bahwa setiap ranah dapat
dievaluasi dengan beberapa bentuk tes atau non tes yang sesuai dengan
kebutuhan.
5. Indikator Prestasi Belajar
Indikator prestasi belajar adalah:
1. Pengetahuan anak yang diperoleh dari penguasaan materi dan
2. kecerdasan anak dapat diukur dengan test dan perubahan tingkah
laku.
3. Kebiasaan dalam kemajuan belajar.
C. Kerangka Berfikir dan Hipotesis
a. Kerangka Berfikir
kreativitas mengajar terkait dengan kemampuan mengajar yang dapat
menciptakan suasana kondusif sehingga membuat murid merasa nyaman
dan tertantang dalam belajar dengan membuat kombinasi-kombinasi baru
dan menghubungkan ide-ide yang sebelumnya tidak dihubungkan sehingga
memungkinkan untuk menemukan banyak jawaban terhadap suatu
permasalahan dimana hal tersebut dapat menjadi karya yang orisinil yang
sebelumnya tidak ada.
Makna guru ialah seorang yang berprofesi sebagai pengajar yang
membimbing muridnya untuk memahami suatu ilmu pengetahuan dan
menguasai keterampilan pada suatu daerah tertentu. Secara umum guru
memiliki peran di kelas yang sangat luas, ini merupakan bagian dari
tanggung jawab keilmuannya, demikian pula secara khusus untuk memupuk
bakat dan kreatif siswa. Guru sebagai pemimpin di kelas dituntut untuk
dapat mengelola kelas dengan baik, agar proses belajar mengajar dapat
berjalan secara aktif, efektif, dan kondusif.
28
Prestasi belajar adalah hasil perubahan dari proses interaksi berbagai
macam faktor didalam aktifitas belajar yang dilakukan melalui pengukuran
dan penilaian dalam hal pengetahuan dan kecakapan serta keterampilan
terhadap mata pelajaran yang biasanya dapat diamati dan diukur dengan
nilai test dan angka. Walupun prestasi belajar secara umum mewakili segi
kognitif namun bukan berarti hanya mentransfer pengetahuan melainkan
lebih dari itu, yakni mengandung unsur normatif didalamnya terdapat nilai
sehingga siswa tidak hanya mendapatkan kemajuan dari bidang ilmu
pengetahuan saja tetapi juga kecakapan dan keterampilan. Keberhasilan
siswa dalam belajar tidak lepas dari peran guru yang mampu memotivasi
dan menciptakan suasana belajar yang harmonis, kondusisf dan
menyenangkan. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam belajar,
maka perlu diadakan pengukuran dan penilaian yang bervariasi sesuai
dengan kebutuhan. Dengan begitu hasil dari evaluasi tersebut akan lebih
akurat. Dalam menginformasikan prestasi siswa dan data-data tersebut
dioalah menjadi raport sebagi laporan kepada orang tua. Dengan demikian
peneliti membuat kesimpulan sementara bahwa untuk menghasilkan pestasi
siswa yang tinggi maka perlu kiranya bagi guru untuk mengasah
kemampuan kreatifitasnya semaksimal mungkin.
b. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh positif yang
signifikan antara kreatifitas mengajar guru dengan prestasi belajar siswa
kelas IX SMPN 2 Cireunde Kota Tangerang Selatan.
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
metode analisis korelasional, yaitu untuk memperoleh data, fakta dan informasi
yang akan mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan yang ada dalam
penelitian.
Peneliitian lapangan (Field research) adalah penelitian yang dilakukan
dengan cara terjun langsung kelapangan yaitu kepada obyek penelitian, karena
dalam penelitian ini memerlukan data-data yang valid agar dapat di
pertangungjawabkan kebenarannya.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel (X) Kreatifitas mengajar guru
Kreatifitas mengajar guru di sini adalah kemampuan guru dalam
mengajar agar tercipta suasana belajar yang nyaman dan tenang dengan
menciptakan ide-ide baru yang dapat membuat siswa merasa tertantang
dalam belajar. Variabel ini disebut variabel bebas yaitu variabel yang
memberi pengaruh terhadap variabel lain.
2. Variabel (Y) Prestasi belajar siswa
Prestasi belajar disini adalah sebuah hasil yang telah dicapai dari
mempelajari pengetahuan yang dapat diamati dengan perubahan tingkah
30
laku seseorang yang disebabkan oleh pengalaman. Variabel ini disebut
dengan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel
yang lain.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan-hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu didalam suatu penelitian.1 Kemudian ditetapkan populasi yang dapat dijangkau dan merupakan cerminan dari populasi sehingga disebut populasi terjangkau atau accessible population. Selanjutnya dari populasi ini akan ditetapkan sebagai semple yang merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMPN 2 Kota Tangerang Selatan yang ada diwilayah Tangerang. Populasi terjangkau yang hanya 80 orang siswa kelas IX dari enam kelas yang dijadikan populasi hanya dua kelas.
2. Sampel Sampel adalah sebagian individu yang diselidiki dari keseluruhan individu penelitian. Sampel yang baik yaitu sampel yang memiliki populasi artinya yang menggambarkan keadaan populasi secara maksimal.2
Teknik pengmbilan sempel yang dipergunakan adalah teknik sampel random yaitu bertujuan mengambil sampel anggota populasi yang dilakukan secara acak karena beberapa pertimbangan sehingga tidak mengambil sampel yang besar atau jauh. Teknik ini dapat digunakan karena pengambilan sempelnya dilakukan secara acak, sehingga semua siswa bisa menjadi responden. Sampel ini digunakan untuk penentuan siswa SMPN 2 Kota Tangerang Selatan yang akan menjadi responden, sehingga didapat 30 orang siswa tersebut terpilih sebagai sampel karena mereka termasuk kedalam sempel yang terpilih secara acak dari sembilan kelas IX hanya diambil dua kelas saja.
1 S. Margono, Metodologi Penelitian pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 118 2 Cholid Narbuko dkk, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), cet.v,
h. 107.
31
No. Kelas Populasi Sampel
1. A 40 15
2. B 40 15
Jumlah 80 30
Sampel : Sampel diambil dengan jumlah populasi dengan menggunakan teknik
random sampel dengan mengambil 37,5% dari jumlah populasi yang
ada.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dilapangan ini, penulis menggunakan beberapa
teknik, antara lain:
1. Observasi
Observasi yaitu alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengamati langsung dan mencatat secara sistematis terhadap gejala- gejala yang
diselidiki di Tangerang, observasi ini dilakukan untuk mencari data yang valid
yang hendak diteliti dilokasi tersebut.
2. Angket
Angket yaitu pengumpulan suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan
mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Untuk memperoleh data
angket disebarkan kepada para siswa untuk diisi dan kemudian hasilnya dianalisis.
Analisis ini ditunjukan untuk mencari peranan kreatifitas mengajar guru terhadap
prestasi belajar siswa. Adapun angket yang digunakan adalah angket tertutup.
3. Wawancara
Wawancara yaitu proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung
secara lisan yang dilakukan dua orang atau lebih, bertatap muka dan
mendengarkan secara langsung informasi- informasi atau keterangan- keterangan.
32
dengan menggunakan panduan wawancara. Wawancara ini dilakukan kepada guru
berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.3
4. Dokumentasi Pencarian data-data/hal-hal/variabel yang berupa catatan, traskip, buku,
leger dan sebagainya.4 Teknik ini dilakukan dengan mengunjungi sekolah yang diteliti untuk mengamati rata- rata nilai rapoort siswa kelas IX sebagai data penilaian. E. Teknik Analisis Data
Peneliti memilih instument berupa angket yang dimensi variabelnya
bersadarkan pembahasan tentang ciri- ciri orang kreatif menurut Slameto dan Reni
Rachmawati menurut mereka ciri- ciri orang kreatif itu tampak dari sifat- sifat
yang muncul pada tindakan dan pekerjaannya. Sedangkan indikator variabelnya
berdasarkan implementasi dari dimensi. Untuk memudahkan peneliti menentukan
tingkat kreatifitas mengajar guru, karena para guru dimungkinkan akan masuk
katagori orang kreatif jika sesuai dengan ciri- ciri kepribadian orang kreatif.
Adapun kisi- kisi instrumen angket dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Variabel Indikator Sub Indikator Item Jumlah
Kreatifitas
mengajar
guru
1) Rasio
Sudah memiliki
persiapan sebelum
mengajar
Dapat menjelaskan
pelajaran dengan
jelas
Dapat
menumbuhkan
antusia belajar
1,2,5
3,7,8,14,19
4,9,15,20
3
5
4
3 Cholid Narbuko dkk, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), cet.v,
h. 70-83. 4 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian..............., h. 206.
33
2) Pengindraan
3) Perasaan
siswa
Dapat
menggunakan
metode yang
sesuai dengan
materi
Dapat menciptakan
media yang dapat
menumbuhkan
motivasi belajar
siswa
Dapat
menghasilkan ide-
ide untuk
memecahkan suatu
masalah
Mampu
beradaptasi dengan
siswa
Dapat
berkomunikasi
baik dengan orang
tua murid
12
11,13
6,16,18,24
10,17,23
28
1
2
4
3
1
34
Untuk setiap pertanyaan pada kuesioner mengungkap peranan kreatifitas
mengajar guru terhadap prestasi belajar terdiri dari lima jawaban dengan scorsing
sebagai berikut:
Pernyataan Positif Negatif
Selalu (S) 4 1
Sering (S) 3 2
Kadang- Kadang (KK) 2 3
Tidak Pernah (TP) 1 4
Berdasarkan hasil angket yang disebarkan pada responden berdasarkan
sample, Anas Sudijono mengatakan dengan menggunakan teknik pengumpulan
data yang diolah dalam bentuk tabel frekuensi dan prosentase dengan
menggunakan rumus “product moment” yang berguna untuk mencari korelasi
antara dua variabel, yaitu:
rxy =
})(}{)({))((
2222 YYNXXNYXXYN
Penjelasan :
rxy = Angka Indeks Korelasi “r” product moment
N = Number of cases
Ʃxy = Jumlah hasil perkalian anatara skor X dan skor Y
Ʃx = Jumlah dari skor X
Ʃy = Jumlah daru skor Y
35
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah antara variabel
X (kreatifitas mengajar guru) dan variabel Y (prestasi belajar siswa) terdapat
korelasi yang signifikan. Dari perhitungan itu jika angka korelasi antara variabel
X dan variabel Y tidak bertanda negatif berarti diantara dua variabel tersebut
terdapat korelasi positif (korelasi yang berjalan searah).
Dengan memeriksa nilai “r” Product Moment pada taraf signifikansi 5%
jika rtabel = rxy maka hipotesis nol ditolak, sedangkan hipotesis alternatif disetujui
atau diterima berarti terdapat korelasi positif yang signifikan antara variabel X dan
variabel Y. 5
Kesimpulannya ialah tinggi rendahnya prestasi belajar siswa ada
hubungannya atau dipengaruhi oleh tinggi rendahnya kreatifitas mengajar guru.
5 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1987), h. 206.
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
1. Sejarah dan Kurikulum SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
Sejarah Singkat Berdirinya SMPN 2 Kota Tangerang Selatan berdasarkan
hasil wawancara dengan Wakil Kepala bidang Kurikulum (wakabid kurikulum)
SMPN 2 KOTA TANGSEL diperoleh keterangan bahwa SMPN 2 Kota
Tangerang Selatan didirikan sejak tahun 1974.
SMPN 2 Kota Tangerang Selatan terletak di jalan Cirendeu Tangerang
Selatan letaknya sangat strategis, karena dilalui oleh kendaraan umum sehingga
mudah dijangkau oleh masyarakat. Berbagai prestasi diperoleh SMPN 2 Kota
Tangerang Selatan sangat menggembirakan, baik akademik maupun non
akademik. Dan tamatannyapun banyak yang melanjutkan sekolah pada jenjang
berikutnya baik di MAN, SMK, SMU, PESANTREN, dan lain-lain bahkan
sampai perguruan tinggi pun seringkali mendominasi baik di bidang osis maupun
prestasi belajarnya.
Kurikulum yang berlaku di SMP Negeri 2 Kota Tangerang Selatan
disusun berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun
2006 tentang Standar Isi, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23
Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Struktur kurikulum
SMP Negeri 2 Kota Tangerang Selatan meliputi substansi pembelajaran yang
harus ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas VII
37
sampai dengan Kelas IX. Struktur kurikulum tersebut disusun berdasarkan standar
kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran.
2. Visi, Misi, dan Tujuan SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
1) Visi Sekolah
“UNGGUL DALAM PRESTASI, SOPAN SANTUN DALAM
PERILAKU“
Indikator Visi:
a. Unggul dalam pengembangan kurikulum
b. Unggul dalam pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan
c. Unggul dalam proses pembelajaran
d. Unggul dalam sarana dan prasarana pendidikan
e. Unggul dalam mutu lulusan
f. Unggul dalam kelembagaan dan manajemen sekolah
g. Unggul dalam penggalangan dana untuk pembiayaan pendidikan
h. Unggul dalam pengembangan penilaian
i. Unggul dalam budi pekerti yang dilandasi iman dan takwa.
2) Misi Sekolah
a. Mewujudkan pendidikan yang menghasilkan lulusan yang cerdas,
terampil, beriman, bertaqwa dan memiliki keunggulan kompetitif.
b. Mewujudkan pendidikan yang adil dan merata.
c. Mewujudkan pendidikan yang bermutu, efisien dan relevan.
d. Mewujudkan sistem pendidikan yang transparan, akuntabel, partisipatif,
dan efektif.
3. Tujuan Sekolah
Pada tahun pelajaran 2010/2011, SMP Negeri 2 Kota Tangerang Selatan
diharapkan:
a. Memiliki dan mampu melaksanakan perangkat pembelajaran berupa Silabus
dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) semua mata pelajaran dan
tingkatan/kelas dengan kriteria baik.
38
b. Memiliki dan mampu melaksanakan sistem penilaian yang baik dengan alat,
bentuk dan model penilaian yang teruji validitas dan reliabilitasnya.
c. Memiliki dan mampu melaksanakan kurikulum Muatan Lokal (Mulok) yang
sesuai dengan kekhasan daerah.
d. Memiliki guru dan tenaga kependidikan yang professional dan kompeten
pada bidangnya.
e. Memiliki dan mampu melaksanakan model supervisi dan evaluasi yang
handal terhadap kinerja guru dan tenaga kependidikan.
f. Memiliki dan mampu melaksanakan proses pembelajaran aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan.
g. Memiliki dan mampu melaksanakan model-model dan strategi pembelajaran
yang sesuai dengan standar nasional pendidikan.
h. Memiliki dan mampu melaksanakan model-model evaluasi pembelajaran
beserta perangkat/alat evaluasi yang handal dan valid.
i. Memiliki dan mampu melaksanakan penggunaan bahan ajar dan sumber
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa.
j. Memiliki dan melaksanakan penggunaan media pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan belajar siswa.
k. Memiliki sarana dan prasarana pembelajaran yang berkualitas dan sesuai
dengan kebutuhan sekolah.
l. Memiliki lingkungan sekolah yang kondusif bagi kegiatan pembelajaran
aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
m. Memiliki dan mampu melaksanakan strategi yang handal untuk
meningkatkan pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).
n. Memiliki dan mampu melaksanakan strategi yang handal untuk
meningkatkan pencapaian standar kelulusan.
o. Memiliki dan mampu melaksanakan secara baik manajemen berbasis
sekolah.
p. Memiliki prestasi akademik dan non akademik yang menonjol di tingkat
Kabupaten Tengerang/Provinsi Banten.
q. Memiliki/mencapai Standar Peningkatan Mutu (SPM)
39
r. Memiliki dan mampu menggunakan jaringan informasi secara efektif dan
efisien melalui website sekolah.
s. Memiliki jalinan kerja dengan penyandang dana dalam rangka penggalangan
dana dari berbagai sumber, penciptaan usaha-usaha, menuju terlaksananya
sistem subsidi silang.
t. Memilkiki budi pekerti yang dilandasi iman dan takwa serta terbinanya
budaya salam, salim, dan senyum (3S).
4. Keadaan Guru dan Karyawan
Tabel 1
Keadaan Guru dan Karyawan Menurut Jenis Kelamin
No. Personal L P Jumlah
1. Guru PNS 54 1 55
2. GTT 2 11 13
3. GBS - 3 3
4. Pegawai PNS 4 3 7
5. PTT 6 5 11
6. PSR 6 3 9
7. STP 7 4 11
8. Bagian Kesiswaan 1 - 1
9. Bagian Komputer 1 - 1
10. Bagian Persurataan 1 - 1
Keterangan:
PNS : Pegawai Negeri Sipil PSR : Pesuruh
PTT : Pegawai Tidak Tetap (Honorer) STP : Satpam
GTT : Guru Tidak Tetap (Honorer) GBS : Guru Bantu Sekolah
40
5. Keadaan Siswa Secara Umum
Tabel 2
Keadaan Siswa Secara Umum
Tingkat/ Kelas
Rombongan Belajar
Jumlah Murid Mutasi Jumlah
Keseluruhan L P Jumlah Keluar Masuk
Jumlah L P L P
VII 9 183
187 370 - - - - - 370
VIII 9 203
157 340 - - 2 1 3 343
IX 10 198
187 385 - - - - - 385
Jumlah 29 581
549
1.095 2 1 3 1.098
6. Sarana dan Prasarana
Tabel 3
Sarana dan Prasarana Secara Umum
NO PERTELAAN
KEPEMILIKAN BANGUNAN LUAS
BANGUNAN (M2)
KETERANGAN MILIK
SENDIRI MENUMPANG
1 Ruang Belajar 28 7 x 8 Baik
2 Ruang Kepala Sekolah 1 7 x 7 Baik
3 Ruang Wakil Kepsek 1 7 x 8 Baik
4 Ruang Guru 1 7 x 16 Baik
41
5 Ruang Tata Usaha 1 7 x 8 Baik
6 Ruang BP 1 7 x 7 Baik
7 Kantin Sekolah 3 8 x 4 Baik
8 Ruang Koperasi 1 4 x 5 Baik
9 Ruang OSIS - 4 x 7 -
10 Ruang Musholla 1 8 x 12 Baik
11 Kamar Mandi/WC Guru
1
3 x 3 Baik
12 Kamar Mandi/WC Siswa
14
2 x 2 Baik
13 Ruang Gudang 1 3 x 7 Baik
14 Ruang Makan Guru 1 3 x 7 Baik
15 Ruang Perpustakaan 1 8 x 15 Baik
16 Laboratorium Komputer 1 8 x 15 Baik
17 Laboratorium IPA 1 8 x 15 Baik
42
18 Laboratorium Bahasa 1 8 x 15 Kurang Baik
19 Lapangan Basket 1 12 x 25 Baik
20 Lapangan Upacara 1 15 x 25 Baik
21 Lapangan Futsal 1 15 x 25 Baik
B. Deskripsi data
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, diperoleh
data mengenai kreatifitas mengajar guru dan prestasi belajar siswa, dan
setelah diolah dan dilakukan tabulasinya akan dianalisa dengan analisis
tabel berikut:
C. Analisis dan Interprestasi Data
1. Analisis data Kreatifitas mengajar guru
Kreatifitas mengajar guru SMPN 2 Tangerang Selatan dapat
digambarkan dalam tabel dengan analisanya sebagai berikut:
Tabel 4 Guru menanamkan rasa gemar membaca siswa
No. Alternatif Jawaban Frekuensi presentase
1.
a. selalau b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
15 11 3 1
50% 36,7%
10% 3,3%
Jumlah (N) 30 100%
43
Berdasarkan data tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar
(86,7%) guru menanamkan rasa gemar membaca siswa, hal ini dapat dilihat ketika
guru memerintahkan siswa untuk membaca kembali materi yang telah dibahas
dikelas, sebagian lainnya kadang pernah menanamkan rasa gemar membaca
(10%) yang tidak pernah menanamkan rasa gemar membaca presentasinya sedikit
(3,3%) karena sebagian besar guru memiliki kewajiban untuk menanamkan rasa
gemar membaca pada siswa.
Tabel 5
Guru menjelaskan pelajaran dengan melihat buku
No. Alternatif Jawaban Frekuensi presentase
2. a. selalau b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
9 12 6 3
30% 40% 20% 10%
Jumlah (N) 30 100%
Berdasarkan data tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar
(70%) menjelaskan pelajaran dengan melihat buku hal ini terlihat ketika guru
menerangkan materi di dalam kelas, sebagian lainnya kadang pernah melihat buku
(20%) yang tidak pernah melihat buku dalam menjelaskan pelajaran presentasinya
sedikit (10%) karena sebagian besar guru mengajar melihat buku panduan.
Tabel 6
Guru menjelaskan pelajaran dengan jelas
No. Alternatif Jawaban Frekuensi presentase
3.
a. selalau b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
13 13 4 -
43,3% 43,3% 13,3%
-
44
Jumlah (N) 30 100%
Berdasarkan data tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar
guru (86,6%) menjelaskan pelajaran dengan jelas hal ini terlihat dari pemahaman
siswa terhadap materi yang diajarkan guru di dalam kelas, sebagian lainnya
kadang pernah menjelaskan dengan jelas (13,3%) yang tidak pernah menjelaskan
pelajaran dengan jelas presentasinya tidak ada (0%) karena seluruh guru
menjelaskan materi dengan jelas.
Tabel 7
Guru bersemangat dalam menjelaskan pelajaran
No. Alternatif Jawaban Frekuensi presentase
4. a. selalau b. sering c. kadang-kadang e. tidak pernah
14 6 9 1
46,7% 20% 30% 3,3%
Jumlah (N) 30 100%
Berdasarkan data tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar
guru (66,7%) bersemangat dalam menjelaskan pelajaran hal ini dapat terlihat dari
antusias siswa dalam mendengarkan penjelasan guru, sebagian lainnya kadang-
kadang bersemangat (30%) yang tidak pernah bersemangat dalam menjelaskan
pelajaran presentasinya sedikit (3,3%) karena jika gurunya tidak bersemangat
maka siswanya pun tidak akan bersemangat dalam belajar.
Tabel 8
Guru menyenangkan setiap mengajar
No. Alternatif Jawaban Frekuensi presentase
5. a. selalau b. sering c. kadang-kadang
13 11 6
43,3% 36,7% 20%
45
d. tidak pernah - -
Jumlah (N) 30 100%
Berdasarkan data diatas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar guru
(80%) menyenangkan setiap mengajar terbukti dari siswa yang senang dalam
mendengarkan penjelasan guru, sebagian lainnya kadang-kadang menyenangkan
(20%) guru yang tidak menyenangkan dalam mengajar presentasinya tidak ada
(0%) karena jika guru tidak menyenangkan maka siswa tidak akan memperhatikan
penjelasan yang guru.
Tabel 9
Guru bertanya apabila ada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar
No. Alternatif Jawaban Frekuensi presentase
6. a. selalau b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
12 10 4 4
40% 33,3% 13,3% 13,3%
Jumlah (N) 30 100%
Berdasarkan data diatas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar guru
(43,3%) bertanya apabila siswa mengalami kesulitan dalam belajar hal ini terlihat
ketika di dalam kelas guru bertanya pada siswa yang belum memahami materi,
sebagian lainnya kadang-kadang (13,3%) guru yang tidak pernah menanyakan
kesulitan siswa presentasinya sama dengan yang kadang-kadang (13,3%) karena
jika siswa belum memahami materi maka akan sulit memahami materi
selanjutnya.
46
Tabel 10
Penjelasan yang guru berikan siswa sudah merasa cukup
No. Alternatif Jawaban Frekuensi presentase
7. a. selalau b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
12 11 5 2
40% 36,7% 16,7% 6,6%
Jumlah (N) 30 100%
Berdasarkan data tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar
(76,7%) penjelasan yang guru berikan siswa sudah merasa cukup terlihat dari
pemahaman siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan guru, sebagian lainnya
kadang pernah merasa cukup (16,7%) yang tidak pernah merasa cukup dengan
penjelasan yang guru berikan presentasinya sedikit (6,6%) karena sebagian kecil
siswa ada yang belum memahami penjelasan guru.
Tabel 11
Guru menjawab pertanyaan siswa dengan jelas
No. Alternatif Jawaban Frekuensi presentase
8. a. selalau b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
15 8 5 2
50% 26,7% 16,7% 6,6%
Jumlah (N) 30 100%
Berdasarkan data di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar guru
(76,7%) menjawab pertanyaan siswa dengan jelas terlihat dari pengetahuan yang
diterima dari penjelasan yang diberikan oleh guru, sebagian lainnya kadang
pernah menjawab pertanyaan dengan jelas (16,7%) guru yang tidak pernah
menjawab pertanyaan dengan jelas presentasinya sedikit (6,6%) karena sebagian
kecil guru tidak memilki wawasan yang luas untuk menjawab soal.
47
Tabel 12
Guru menunjuk siswa untuk menjelaskan di depan kelas
No. Alternatif Jawaban Frekuensi presentase
9. a. selalau b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
13 9 6 2
43,3% 30% 20%
6,7% Jumlah (N) 30 100%
Berdasarkan data di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar guru
(73,3%) menunjuk siswa untuk menjelaskan kedepan kelas hal ini bertujuan untuk
melatih siswa untuk berani berbicara di depan kelas, sebagian lainnya kadang
pernah menunjuk siswa (20%) sedangkan guru yang tidak pernah menunjuk siswa
untuk menjelaskan kedepan kelas presentasinya sedikit (6,7%) karena sebagian
besar guru menunjuk siswa untuk menjelaskan didepan kelas.
Tabel 13
Siswa merasa bosan ketika belajar
No. Alternatif Jawaban Frekuensi presentase
10. a. selalau b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
6 12 11 2
20% 38,7% 36,7% 6,6%
Jumlah (N) 30 100%
Berdasarkan data tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar
(58,7%) merasa bosan dalam belajar terlihat dari ketidak seriusannya siswa dalam
mendengarkan penjelasan yang guru berikan, sebagian lainnya kadang pernah
merasa bosan (38,7%) yang tidak pernah merasa bosan dalam belajar
presentasinya sedikit (6,6%) karena guru menggunakan metode yang bervariasi
agar siswa tidak bosan dalam belajar.
48
Tabel 14 Guru menggunakan permainan dalam belajar
No. Alternatif Jawaban Frekuensi presentase
11. a. selalau b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
14 12 3 1
46,7% 40% 10% 3,3%
Jumlah (N) 30 100%
Berdasarkan data tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar
(86,7%) guru menggunakan permaianan dalam belajar agar siswa tidak merasa
jenuh didalam kelas, sebagian lainnya kadang pernah menggunakan (10%) yang
tidak pernah menggunakan permainan dalam belajar presentasinya sedikit (3,3%)
karena jika tidak menggunakan permainan maka siswa tidak memperhatikan
penjelasan guru.
Tabel 15
Guru bercerita dalam mengajar
No. Alternatif Jawaban Frekuensi presentase
12. a. selalau b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
14 8 5 3
46,7% 26,7% 16,6% 10%
Jumlah (N) 30 100%
Berdasarkan data tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar
(73,4%) guru bercerita dalam belajar agar siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan guru, sebagian lainnya kadang pernah bercerita
(16,6%) yang tidak pernah bercerita dalam belajar presentasinya sedikit (10%)
karena jika tidak bercerita siswa akan merasa jenuh didalam kelas.
49
Tabel 16
Guru menggunakan gambar-gambar dalam menjelaskan pelajaran
No. Alternatif Jawaban Frekuensi presentase
13. a. selalau b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
17 6 5 2
56,7% 20%
16,6% 6,7%
Jumlah (N) 30 100%
Berdasarkan data tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar
(76,7%) guru menggunakan gambar dalam menjelaskan pelajaran agar
memudahkan siswa dalam memahami materi yang diberikan, sebagian lainnya
kadang pernah menggunakan gambar (16,6%) yang tidak pernah menggunakan
gambar dalam menjelaskan pelajaran presentasinya sedikit (6,7%) karena dengan
gambar memudahkan guru dalam menerangkan materi.
Tabel 17
Guru menjelaskan dengan memberikan contoh- contoh dalam belajar sehingga mudah dipahami
No. Alternatif Jawaban Frekuensi presentase
14. a. selalau b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
14 19 4 2
46,7% 33,3% 13,3% 6,7%
Jumlah (N) 30 100%
Berdasarkan data tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar
(80%) guru menjelaskan dengan memberikan contoh agar menambahkan
pengalaman siswa tentang materi yang diberikan, sebagian lainnya kadang pernah
memberikan contoh (13,3%) yang tidak pernah memberikan contoh dalam belajar
presentasinya sedikit (6,7%) karena dengan memberikan contoh siswa lebih
mudah memahami materi yang dijelaskan oleh guru.
50
Tabel 18
Guru membuat kelompok belajar agar siswa aktif memperhatikan pelajaran
No. Alternatif Jawaban Frekuensi presentase
15. a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
14 9 5 2
46,7% 30%
16,6% 6,6%
Jumlah (N) 30 100%
Berdasarkan data di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar guru
(76,7%) membuat kelompok belajar agar siswa aktif didalam kelas, sebagian
lainnya kadang pernah membuat (16,6%) sedangkan guru yang tidak pernah
membuat kelompok belajar agar siswa aktif presentasinya sedikit (6,6%) karena
sebagian kecil guru merasa tidak kondusif jika membuat kelompok belajar.
Tabel 19 Guru menegur siswa jika tidak memeperhatikan pelajaran
No. Alternatif Jawaban Frekuensi presentase
16. a. selalau b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
13 8 5 4
43,3% 26,7% 16,7% 13,3%
Jumlah (N) 30 100%
Berdasarkan data tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar
(70%) guru menegur siswa jika tidak memperhatikan pelajaran hal ini terlihat
ketika guru menegur siswa yang tidak memperhatikan pelajaran, sebagian lainnya
kadang pernah menegur siswa (16,7%) yang tidak pernah menegur siswa jika
tidak memperhatikan pelajaran presentasinya sedikit (13,3%) karena sebagian
besar guru menegur siswa jika tidak memperhatikan pelajaran.
51
Tabel 20
Guru menyuruh siswa mengulang pelajaran lagi dirumah
No. Alternatif Jawaban Frekuensi presentase
17. a. selalau b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
15 10 4 1
50% 33,3% 13,3% 3,3%
Jumlah (N) 30 100%
Berdasarkan data tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar
(83,3%) guru menyuruh siswa mengulang pelajaran lagi di rumah agar siswa lebih
memahami materi yang sudah diberikan guru disekolah, sebagian lainnya kadang
pernah menyuruh (13,3%) yang tidak pernah menyuruh siswa mengulang
pelajaran lagi di rumah presentasinya sedikit (3,3%) karena sebagian besar guru
menyuruh mengulang pelajaran dirumah.
Tabel 21
Guru memberikan tugas pekerjaan rumah
No. Alternatif Jawaban Frekuensi presentase
18. a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
15 11 3 1
50% 36,7%
10% 3,3%
Jumlah (N) 30 100%
Berdasarkan data tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar
(86,7%) guru memberikan tugas pekerjaan dirumah agar siswa belajar dan
mengulang materi yang sudah diajarkan di sekolah, sebagian lainnya kadang
pernah memberikan (10%) yang tidak pernah memberikan tugas pekerjaan
dirumah presentasinya sedikit (3,3%) karena jika siswa tidak diberikan tugas
rumah maka terkadang siswa tidak belajar.
52
Tabel 22
Tugas yang guru berikan mudah dipahami
No. Alternatif Jawaban Frekuensi presentase
19. a. selalau b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
14 7 8 1
46,7% 23,3% 26,7% 3,3%
Jumlah (N) 30 100%
Berdasarkan data diatas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar (70%)
tugas yang diberikan guru mudah dipahami terlihat dari nilai siswa yang tinggi,
sebagian lainnya kadang-kadang mudah difahami (26,7%) sedangkan yang tidak
memahami tugas yang guru berikan presentasinya sedikit (3,3%) karena sebagian
kecil siswa tidak memperhatikan ketika guru menerangkan.
Tabel 23
Guru memberikan pujian jika siswa dapat menjawab soal
No. Alternatif Jawaban Frekuensi presentase
20. a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
13 11 4 2
43,3% 36,7% 13,3% 6,7%
Jumlah (N) 30 100%
Berdasarkan data tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar
(8o%) guru memberikan pujian pada siswa jika dapat menjawab soal hal ini
bertujuan untuk menumbuhkan motivasi belajar bagi siswa, sebagian lainnya
kadang pernah memberikan (13,3%) yang tidak pernah memberikan pujian pada
siswa yang dapat menjawab soal presentasinya sedikit (6,7%) karena guru
merupakan salah satu motivator belajar bagi siswa.
53
Tabel 24
Guru menegur siswa yang malas
No. Alternatif Jawaban Frekuensi presentase
21. a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
13 7 7 3
43,3% 23,3% 23,3% 10%
Jumlah (N) 30 100%
Berdasarkan data tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar
(66,7%) guru menegur siswa yang malas agar siswa lebih semangat lagi dalam
belajar, sebagian lainnya kadang pernah menegur (23,3%) yang tidak pernah
menegur pada siswa yang malas presentasinya sedikit (10%) karena guru
memiliki kewajiban untuk menegur siswa yang malas.
Tabel 25
Guru mengadakan tes tentang pelajaran yang sudah dibahas
No. Alternatif Jawaban Frekuensi presentase
22. a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
15 5 7 3
50% 16,7% 23,3%
10% Jumlah (N) 30 100%
Berdasarkan data di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar
(66,7%) mengadakan tes tentang pelajaran yang sudah dibahas bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang materi yang sudah diajarkan
oleh guru, sebagian lainnya kadang-kadang mengadakan tes (23,3%) sedangkan
yang tidak pernah mengadakan tes pelajaran yang sudah dibahas presentasinya
sedikit (10%) karena tes tersebut sebagai umpan balik bagi siswa.
54
Tabel 26
Guru menjelaskan materi dengan penuh kesabaran
No. Alternatif Jawaban Frekuensi presentase
23. a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
11 9 8 2
36,7% 30%
26,7% 6,6%
Jumlah (N) 30 100%
Berdasarkan data tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar
(56,7%) guru menjelaskan materi dengan penuh kesabaran, hal ini terlihat dari
kesabaran guru dalam menjelaskan materi didalam kelas, sebagian lainnya kadang
pernah bersabar (36,7%) yang tidak pernah bersabar presentasinya sedikit (6,6%)
karena sebagian guru sudah memiliki kesabaran dalam menghadapi prilaku siswa
yang beraneka ragam.
Tabel 27
Guru memberikan solusi jika siswa mengalami masalah
No. Alternatif Jawaban Frekuensi presentase
24. a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
14 11 5 -
46,7% 36,7% 16,6%
- Jumlah (N) 30 100%
Berdasarkan data di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar
(83,4%) guru memberikan solusi pada siswa yang mengalami masalah agar dapat
meringankan beban yang dihadapi siswa, sebagian lainnya kadang pernah
memberikan (16,6%), sedangkan yang tidak pernah memberikan solusi pada siswa
yang mengalami masalah presentasinya tidak ada (0%) karena seluruh guru
memiliki kewajiban untuk membantu kesulitan yang dihadapi siswa.
55
Tabel 28
Guru memberikan nilai sesuai dengan kemampuan siswa
No. Alternatif Jawaban Frekuensi presentase
25. a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
11 7 9 3
36,7% 23,3% 30% 10%
Jumlah (N) 30 100%
Berdasarkan data tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar
(60%) guru memberikan nilai sesuai dengan kemampuan siswa hal ini dapat
dilihat dari nilai yang diberikan guru sesuai dengan kemampuan siswa masing-
masing, sebagian lainnya kadang pernah memberikan nilai sesuai kemampuan
siswa (30%) yang tidak pernah memberikan nilai sesuai dengan kemampuan
siswa presentasinya sedikit (10%) karena guru yang profesional dapat menilai
secara akurat sesuai dengan kemampuan siswa.
Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa pengaruh
kreatifitas mengajar guru di SMPN 2 Kota Tangsel saat ini cukup baik. Terbukti
dari keterangan yang diberikan guru agama islam dan dari jawaban yang diberikan
responden. Berarti membuktikan bahwa guru SMPN 2 Kota Tangsel telah
memahami dan melaksanakan kreatifitas mengajar dikelas agar memudahkan
siswa dalam memahami materi yang diberikan oleh guru sehingga tercapainya
tujuan pendidikan yang diaharapkan.
56
2. Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment
Tabel 29
Indeks Korelasi Product Moment
Besarnya “r” Product Moment
Interpretasi
0,00 – 0,20 Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasinya sangat lemah atau rendah sehingga korelasi itu diabaikan.
0,20 – 0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah.
0,40 – 0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup.
0,70 – 0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi.
0,90 – 1,00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi.
3. Analisa data Korelasi
Tabel 30
Data nilai korelasi antara kreatifitas mengajar guru dengan
prestasi belajar siswa
NO X Y X2 Y2 XY
1 78 78 6084 6084 6084
2 78 76 6084 5776 5928
3 79 73 6241 5329 5767
4 77 78 5929 6084 6006
5 78 76 6084 5776 5928
57
6 80 76 6400 5776 6080
7 77 74 5929 5476 5698
8 78 74 6084 5476 5772
9 80 79 6400 6241 6320
10 79 78 6241 6084 6162
11 78 82 6084 6724 6396
12 80 80 6400 6400 6400
13 76 72 5776 5184 5472
14 80 82 6400 6724 6560
15 77 72 5929 5184 5544
16 81 76 6561 5776 6156
17 78 74 6084 5476 5772
18 77 77 5929 5929 5929
19 78 74 6084 5476 5772
20 77 72 5929 5184 5544
21 77 75 5929 5625 5775
22 76 77 5776 5929 5852
23 77 73 5929 5329 5621
24 76 70 5776 4900 5320
25 79 71 6241 5041 5609
26 78 76 6084 5776 5928
27 75 73 5625 5329 5475
28 78 76 6084 5776 5928
29 76 75 5776 5625 5700
58
30 80 78 6400 6084 6240
N= 30 ∑X= 2338 ∑Y= 2267 ∑X2= 182272 ∑Y2= 171573 ∑XY= 176738
rxy = })(}{)({
))((2222 YYNXXN
YXXYN
=
22 2267171573.30)(2338182272.30(
2267233817673830
= 5139289514719054662445468160
53002465302140
= 79011916
1894
= 79.3890
1894
= 0,48
4. Interpretasi Data
Berdasarkan perhitungan data yang dilakukan, didapatkan hasil angka
korelasi antara variabel X dan variabel Y bertanda positif, maka diantara kedua
variabel tersebut terdapat korelasi yang sejalan searah. Terlebih dahulu mencari
derajat bebasnya (db) yang rumusnya adalah sebagai berikut:
db = N – nr
59
db = derajat bebas
N = Number of Cases
Nr = Banyaknya variabel yang kita korelasikan
Dengan diperolehnya db maka dapat dicari besarnya “r” yang tercantum
dalam tabel nilai “r” Product Moment pada taraf signifikan 5% jika rhitung sama
dengan atau lebih besar dari pada rtabel maka hipotesis alternatif (Ha) disetujui atau
diterima. Dengan memperhatikan besarnya rxy yaitu 0,48 dengan data tabel
besarnya 0,374 berarti antara variabel X dan variabel Y terdapat hubungan yang
sedang atau cukup. Sehingga hipotesis alternatif (Ha) disetujui atau diterima.
Berarti memang benar antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi positif,
sehingga hipotesis (Ho) yang menyatakan tidak terdapat hubungan antara
pengaruh kreatifitas mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa ditolak.
Dari hasil yang dilakukan baik melalui wawancara maupun questioner
yang disebarkan pada siswa terungkap bahwa dalam pengaruh kreatifitas
mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa terdapat hubungan yang signifikan,
berarti guru telah memiliki kreatifitas yang baik sehingga dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa si SMPN 2 Kota Tangerang Selatan.
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian yang dilakukan di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan, tentang
kreativitas mengajar guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Setelah dilakukan penelitian penulis dapat menyimpulkan bahwa
kreatifitas mengajar guru di SMPN 2 Kota Tangsel, dalam mengajar
memiliki kreatifitas mengajar yang tergolong cukup baik, karena dalam
proses pengajaran guru cukup kreatif dalam memberikan ide-ide yang
dapat membuat siswa termotivasi untuk belajar.
2. Prestasi belajar siswa di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan tergolong baik
karena nilai siswa diatas nilai rata-rata kelas, ini dapat terlihat dari tabel
yang ada di bab IV berarti menandakan siswa SMPN 2 Kota Tangerang
Selatan cukup baik dalam memperhatikan pelajaran yang diterangkan
oleh guru di dalam kelas.
3. Jika dilihat dari hasil penelitian dapat dilihat adanya hubungan yang
signifikan antara kreatifitas mengajar guru dengan prestasi belajar. Oleh
61
karena itu semakin guru kreatif dalam mengajar maka akan semakin baik
pula prestasi yang dihasilkan oleh siswa.
B. Saran- saran
1. Sudah seharusnya seorang pendidik harus dapat menciptakan ide-ide
baru yang menarik. Agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Seorang guru juga harus dapat menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan sehingga siswa dapat memperhatikan penjelasan guru
dengan baik. Ide-ide baru itu dapat diperoleh dengan cara membaca
buku, atau mengikuti pelatihan- pelatihan yang dapat menghasilkan ide-
ide baru yang kreatif.
2. Pemerintah dan juga pihak sekolah hendaknya juga berperan dalam
menumbuhkan kreatifitas mengajar guru, sehingga dapat mencapai
tujuan pendidikan yang diharapkan.
3. Selain guru orang tua pun tetap berperan dalam meningkatkan prestasi
siswa dengan cara mengawasi siswa belajar di rumah untuk mengulang
materi yang sudah diajarkan di sekolah.
62
DAFTAR PUSTAKA
Abdus Amal, Salam Al-Khalili, Pengembangan Kreatifitas Anak, Jakarta: Pustaka
Al-Kausar, 2006.
Arikunto, Suharsimin, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,
Cet-VI, 2006.
, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rieke Cipta,
Cet-12 2002.
Dalyono, M, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Rieneka Cipta, Cet ke- 1, 1997.
Daradjat, Zakiah, Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan, Jakarta: Bulan Bintang,
1998.
Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, Jakarta: PT, Rieneke Cipta, Cet. 1,
2002.
Hasbullah, Dasar- dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
Cet. 5, 2006.
Langgulung, Hasan, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisis Psikologi dan
Pendidikan, Jakarta: PT Al- HusnaZikra, 1995.
, Kreatifitas dan Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Al- Husna, Cet. 1,
1991.
Margono, S, Metodologi Penelitian pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2007.
Mursel, J. dan S. Nasution, Mengajar dengan Sukses, Jakarta: Bumi Aksara, 2005.
Munadar S.C.U, Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah, Jakarta:
Grasindo, 1992.
Narbuko, Cholid dkk, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet.V,
2003.
Poerwadarminta, W. J. S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, Cet. III, 1990.
Purwanto, M. Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
Cet. Ke-23, 2007.
Rachmawati ,Yeni dan Euis Kurniat, Strategi Pengembangan Kreatifitas pada
Anak, Jakarta: Kencana, Cet. 1, 2010.
63
Sabri, M. Aliusuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005.
, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, 1995.
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 1987.
Sugiono, Metodologi Penelitian, (Bandung: CV.Alfabeta, 1999).
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta:Gunung,
PT. Rineka Cipta, Cet. V, 2010.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung:
Remaja Rosdakarya, Cet VII, 2002.
Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik
Kurikulum PBM, Jakarta: PT. Raja Grafindo, Cet. V,1993.
Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, Cet. 1, 1988.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 251 A 4 2 4 4 3 4 3 3 4 1 3 4 2 3 4 3 4 4 4 2 1 3 2 4 3 782 B 4 3 3 4 3 3 2 4 3 4 3 4 1 3 2 4 3 4 2 3 4 3 3 4 2 783 C 4 4 2 3 4 2 4 3 3 3 2 4 3 4 3 3 4 2 4 2 3 1 4 4 4 794 D 3 3 4 4 4 3 3 4 2 4 3 1 4 2 4 2 4 3 4 3 2 4 2 4 1 775 E 4 4 3 4 2 3 4 4 1 3 4 2 3 4 4 4 2 4 3 1 4 2 4 3 2 786 F 3 2 4 4 3 4 3 4 3 2 3 3 4 2 4 3 4 3 2 4 3 4 2 4 3 807 G 4 2 3 3 4 4 3 3 4 3 2 4 1 4 3 2 4 3 4 3 2 3 4 3 2 778 H 3 4 4 2 3 4 3 4 2 4 2 1 4 3 4 4 3 4 4 2 4 2 4 3 1 789 I 3 3 4 4 3 3 4 2 3 2 4 3 4 4 2 1 4 4 2 3 4 4 2 4 4 8010 J 4 4 3 4 2 4 3 2 4 4 3 2 4 3 4 4 1 3 4 4 3 1 4 3 2 7911 K 2 3 4 4 4 1 3 4 3 4 4 4 2 4 3 2 4 2 3 3 4 4 4 2 1 7812 L 4 3 3 2 4 3 3 4 2 3 4 4 4 1 4 4 3 4 3 4 2 3 3 4 2 8013 M 4 2 3 3 2 4 2 4 4 2 4 4 3 4 4 1 3 3 4 4 1 4 2 3 2 7614 N 3 4 4 2 3 3 4 1 4 3 3 2 4 3 4 4 2 4 2 4 4 2 3 4 4 8015 O 3 3 4 2 4 2 1 3 4 2 4 4 4 3 2 4 4 3 4 1 3 4 2 3 4 7716 P 4 2 3 3 4 1 2 4 4 2 3 4 3 4 4 3 3 4 2 3 4 4 3 4 4 8117 Q 4 3 3 4 2 4 4 1 2 3 4 3 4 1 4 2 4 4 4 3 2 4 2 3 4 7818 R 3 4 4 2 3 1 4 3 3 2 4 3 4 3 3 4 2 4 4 4 4 2 1 3 3 7719 S 2 3 4 4 2 4 4 4 1 2 4 4 2 4 3 3 4 3 4 4 3 2 3 2 3 7820 T 1 4 3 4 3 2 4 2 4 1 3 3 4 2 4 4 3 4 2 3 4 4 2 3 4 7721 U 3 3 2 3 4 4 2 4 4 2 1 4 3 4 3 3 4 3 3 4 2 4 3 2 3 7722 V 4 2 4 2 4 1 3 4 3 3 4 2 4 4 2 1 4 4 4 3 4 3 1 4 2 7623 W 3 3 4 2 3 4 1 3 4 2 4 3 4 2 3 4 3 4 3 4 2 4 2 3 3 7724 X 4 1 3 4 4 3 2 2 4 3 3 4 2 4 1 3 4 3 4 3 4 2 3 4 2 7625 Y 4 1 3 2 4 3 4 4 3 2 3 3 4 3 3 4 3 4 2 3 4 4 2 3 4 7926 Z 4 4 3 2 4 3 4 2 4 3 4 3 4 4 2 1 3 4 4 2 4 1 3 2 4 7827 AA 3 3 2 1 4 3 3 3 2 3 4 4 4 3 3 4 4 3 2 4 3 2 4 2 2 7528 BB 2 1 4 4 3 2 4 4 3 4 3 4 4 3 1 3 2 3 3 4 2 4 4 4 3 7829 CC 3 4 3 4 2 4 3 4 2 2 3 1 3 4 4 4 3 2 1 4 1 4 3 4 4 7630 DD 4 3 2 3 3 4 4 3 4 3 4 2 2 4 4 2 4 1 3 4 3 4 2 4 4 80
2338
Analisis Item Untuk Skor Variabel Kreatifitas Mengajar Guru
Jumlah
No NamaSoal
Jumlah
X Y X2 Y2 XY78 78 6084 6084 608478 76 6084 5776 592879 73 6241 5329 576777 78 5929 6084 600678 76 6084 5776 592880 76 6400 5776 608077 74 5929 5476 569878 74 6084 5476 577280 79 6400 6241 632079 78 6241 6084 616278 82 6084 6724 639680 80 6400 6400 640076 72 5776 5184 547280 82 6400 6724 656077 72 5929 5184 554481 76 6561 5776 615678 74 6084 5476 577277 77 5929 5929 592978 74 6084 5476 577277 72 5929 5184 554477 75 5929 5625 577576 77 5776 5929 585277 73 5929 5329 562176 70 5776 4900 532079 71 6241 5041 560978 76 6084 5776 592875 73 5625 5329 547578 76 6084 5776 592876 75 5776 5625 570080 78 6400 6084 6240
2338 2267 182272 171573 176738
QUESTIONER UNTUK SISWA
Pentunjuk Pengisian Angket
1. Jawablah anket berikut dengan memeilih salah satu alternatif jawaban S, S,
KK atau TP dengan menyontreng (√) jawaban yang sesuai
2. Questinor ini bertujuan ilmiah dalam rangka penyelesaian karya ilmiah/skripsi
3. Pendapat siswa/i dijamin kerahasiannya
4. Tulislah indentitas anda dengan benar pada tempat yang telah disediakan
5. Ketentuan prihal jawaban :
a. Selalu (S) = 4
b. Sering (S) = 3
c. Kadang- Kadang (KK) = 2
d. Tidak Pernah (TP) = 1
Indentitas Responden
Nama :............................................
Kelas :............................................
Bidang Studi :............................................
Kreatifitas Mengajar Guru
No Pertanyaan S S KK TP
1. Guru menanamkan rasa gemar
membaca siswa
2. Guru menjelaskan pelajaran dengan
melihat buku
3. Guru menjelaskan pelajaran dengan
jelas
4. Guru bersemangat dalam
menjelaskan pelajaran
5. Guru menyenangkan setiap
mengajar
6. Guru bertanya apabila ada siswa
yang mengalami kesulitan dalam
belajar
7. Penjelasan yang guru berikan
apakah siswa sudah merasa cukup
8. Guru menjawab pertanyaan siswa
dengan jelas
9. Guru menunjuk siswa untuk
menjelaskan didepan kelas
10 Guru membuat kelompok diskusi
untuk mencari solusi dalam suatu
masalah
11 Guru menggunakan permainan
dalam belajar
12 Guru bercerita dalam mengajar
13 Guru menggunakan gambar-gambar
dalam menjelaskan pelajaran
14 Guru menjelaskan dengan
memberikan contoh- contoh dalam
belajar sehingga mudah dipahami
15 Guru membuat kelompok belajar
agar siswa aktif memperhatikan
pelajaran
16 Guru menegur siswa jika tidak
memeperhatikan pelajaran
17 Guru menyuruh siswa mengulang
pelajaran lagi dirumah
18 Guru memberikan tugas pekerjaan
rumah
19 Tugas yang guru berikan mudah
dipahami
20 Guru memberikan pujian jika siswa
dapat menjawab soal
21 Guru menegur pada siswa yang
malas
22 Guru mengadakan tes tentang
pelajaran yang sudah dibahas
23 Guru menanyakan kepada orang tua
apakah siswa belajar dirumah
24 Guru memberikan solusi jika siswa
mengalami masalah
25 Guru menghubungi orang tua jika
ada siswa bermasalah disekolah
BERITA WAWANCARA
Hari/tanggal :
Interviewee :
Jabatan :
Tempat :
1. Bagaimana cara bapak menciptakan suasana kelas yang efektif dan
kondusif?
2. Menurut bapak ada hubungannya atau tidak kreatifitas mengajar guru dengan
tingkat prestasi siswa, jelaskan?
3. Dalam bidang apa saja menurut bapak seorang guru itu harus kreatifitas
dalam mengajar ?
4. Faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi kreatifitas mengajar guru?
5. Apakah setiap guru diharuskan memiliki kreatifitas dalam mengajar?
6. Bagaimana upaya bapak dalam meningkatkan prestasi belajar siswa?
7. Faktor- fakktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa?
8. Apakah setiap siswa memiliki prestasi yang sama disekolah?
9. Menurut bapak bagaimana cara mengatasi siswa yang pandai dan kurang
pandai?
10. Bagaimana cara bapak menghadapi siswa yang malas belajar?
Top Related