PENGARUH
GAYA HIDUP DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
(Survei di Siswa SMAN 1 dan SMA PGRI 1 Bogor)
Tesis
diajukan untuk melengkapi persyaratan mencapai
gelar magister
NAMA : MARIA CLEOPATRA NPM : 2009727035
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2011
NIS
IRGP
NIS
IRGP
i
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN TESIS
Nama : Maria Cleopatra
NPM : 200972035
Program Pascasarjana : Universitas Indraprasta PGRI
Program Studi : Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Judul Tesis : Pengaruh Gaya Hidup dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika (Kasus Siswa Sman 1 dan Sma Pgri 1 Bogor)
Telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan
Pada tanggal 22 Juni 2011
Pembimbing Materi Pembimbing Teknik
Dr. Suparman Ibrahim Abdullah, MSc Dra. Sumaryati, T., M.Pd
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Tesis ini telah diujikan pada hari jumat tanggal 22 juli 2011
PANITIA UJIAN
Ketua : Prof. Dr. H. Sumaryoto ( )
Sekretaris : Dr. H. Suparman Ibrahim Abdullah M.Sc ( )
TIM PENGUJI
Ketua : Prof. Dr. H. Sumaryoto ( )
Anggota : Dr. H. Suparman Ibrahim Abdullah M.Sc ( )
Anggota : Dr. H. Supardi US., MM. M.Pd. ( )
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis ini adalah karya saya
sendiri. Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian isi tesis ini
bukan hasil karya saya sendiri saya bersedia menerima sanksi sesuai Undang-
undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab IV Pasal 25 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Jakarta, 2011
MARIA CLEOPATRA
iv
ABSTRAK A. Maria Cleopatra, NPM : 200972035 B. Pengaruh Gaya Hidup dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Matematika (Kasus Siswa SMAN 1 Dan SMA Pgri 1 Bogor) C. xiii + 5 Bab + 106 halaman D. Kata Kunci : Gaya Hidup, Motivasi Belajar, Prestasi Belajar Matematika E. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan menganalisis secara empiris
pengaruh gaya hidup dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa (Kasus Siswa SMAN 1 dan SMA PGRI 1 Bogor). Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah siswa kelas II di masing masing sekolah yang berjumlah N=250 dan dipilih sampel secara random dengan rumus Slovin sebanyak n= 130 siswa. Analisis dilakukan dengan metode regresi, dan ternyata menunjukkan hasil berikut.
0.000 0.000 0.000
32.462 4.920 57.487 t
(Motivasi) X0.906 + Hidup) (Gaya X0.137 + 51.012
o
21
.
ˆ
sig
Y =
Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh pada setiap variable. Ditunjukkan pada setiap kenaikan satu unit gaya hidup akan diikuti dengan kenaikan prestasi belajar matematika sebesar 0.137 unit, ceteris paribus. Setiap kenaikan satu unit motivasi akan diikuti dengan kenaikan Prestasi Belajar Matematika sebesar 0.906 unit, ceteris paribus. Setiap kenaikan satu unit gaya hidup dan sekaligus dengan kenaikan satu unit motivasi akan diikuti dengan kenaikan Prestasi Belajar Matematika sebesar 1.043 unit. Secara bersama sama variabel gaya hidup dan variabel motivasi belajar dapat menentukan variabel hasil belajar sebesar 91. 6 persen. Hal ini terdiri dari sumbangan variabel gaya hidup sebesar 6.32 persen, dan dari variabel motivasi belajar sebesar 85,22 persen. Atau tingkat efektifitas sumbangan menunjukkan bahwa ternyata gaya hidup hanya 6.9 persen dibandingkan dengan variabel motivasi belajar yang menyumbang sebesar 93,1 persen. Penelitian ini menyarankan bahwa gaya hidup siswa perlu diarahkan sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap prestasi belajar matematikanya. Motivasi belajar yang mempunyai sumbangan sangat besar perlu dipertahankan. Saran akademis disampaikan agar penelitian serupa dilaksanakan untuk berbagai variabel yang diperkirakan berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa.
F. Daftar Pustaka : 1. Buku 40 buah ( tahun 1955 sampai dengan tahun 2011) 2. 9 internet
G. Pembimbing : 1. Dr. Suparman Ibrahim Abdullah, MSc. 2. Dra. Sumaryati, T. MPd.
v
LEMBAR MOTTO
“Menjadi manusia yang bermanfaat bagi umat
semesta”
“Tesis ini
Kupersembahkan
Buat Kedua orang Tua saya,
Saudara kandung saya,
Suami saya tercinta, dan
Anak saya tersayang Azizah”
vi
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga akhirnya penulis
dapat menyelesaikan tesis ini tepat pada waktunya.
Tesis yang berjudul pengaruh gaya hidup dan motivasi belajar terhadap
prestasi belajar matematika ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat guna
memperoleh gelar magister pada Universitas Indraprasta PGRI. Pada kesempatan
yang baik ini, izinkanlah penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima
kasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah memberikan bantuan
dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini, terutama kepada :
1. Dr. Suparman Ibrahim Abdullah, MSc. selaku Dosen Pembimbing I
Universitas Indraprasta PGRI.
2. Dra. Sumaryati, MPd. selaku Dosen Pembimbing II Universitas Indraprasta
PGRI.
3. Prof. Dr. H Sumaryoto, SE, MM. Selaku Rektor Universitas Indraprasta
PGRI.
4. Dr. H. Suparman Abdullah selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas
Indraprasta PGRI.
5. Dr. Supardi US, MM. M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Teknik Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indraprasta PGRI.
6. Ayah dan Ibu tercinta yang tidak bosan-bosannya memberikan semangat serta
dorongannya baik moril maupun materil.
7. Suami dan Anak saya tersayang yang selalu memberikan motivasi dan
semangatnya.
8. Bapak / Ibu Kepala SMAN I dan SMA PGRI I BOGOR yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
9. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan MIPA Pascasarjana
khususnya serta seluruh Dosen Universitas Indraprasta PGRI pada umumnya.
10. Seluruh karyawan dan karyawati Universitas Indraprasta PGRI.
vii
11. Rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana Pendidikan MIPA Extensi Khususnya
dan mahasiswa Pascasarjana Universitas Indraprasta PGRI pada umumnya.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan baik bentuk, isi
maupun teknik penyajiannya, oleh sebab itu kritikan yang bersifat membangun
dari berbagai pihak penulis terima dengan tangan terbuka serta sangat diharapkan.
Semoga kehadiran tesis ini memenuhi sasarannya.
Jakarta, 2011
Maria Cleopatra
viii
DAFTAR ISI
hal
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN TESIS …………………… i LEMBAR PENGESAHAN .………………………………………… ii LEMBAR PERNYATAAN ………………………………………… iii ABSTRAK ..………………………………………………………. iv LEMBAR MOTTO .…………………………………………........ v KATA PENGANTAR …….………………………………… vi DAFTAR ISI ……………………………………………………… viii DAFTAR TABEL ……………………………………………… x DAFTAR GAMBAR ……………………………………………… xii DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………… xiii BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………… 1 B. Identifikasi Masalah …...…………………… 3 C. Pembatasan Masalah …..…………………… 4 D. Perumusan Masalah ……………………… 4 E. Tujuan Penelitian ……………………………… 5 F. Kegunaan Penelitian ……………………… 5 G. Sistematika Penulisan Tesis ……………… 6
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori ……………………………… 7
1. Gaya Hidup ……………………………… 7 2. Motivasi Belajar ……………………… 15 3. Prestasi Belajar Matematika ……………… 23
B. Kerangka Berpikir ……………………… 29 C. Hipotesis Penelitian ……………………… 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ……………… 31 B. Metode Penelitian ……………………… 32 C. Populasi dan Sampel ……………………… 33 D. Teknik Pengumpulan Data ……………… 34 E. Teknik Analisis Data ……………………… 35 F. Perumusan Hipotesis Statistik ……… 40
ix
G. Instrumen Penelitian ……………………… 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ……………………………… 43 B. Pengujian Persyaratan Analisis ……………… 47 C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan ……… 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……………………………… 65 B. Saran ……………………………………… 66
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………… 68 LAMPIRAN ……………………………………………….……… 72
x
DAFTAR TABEL
hal
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ………………….……… 32
Tabel 3.2 Instrumen Gaya Hidup ……….………………… 41
Tabel 3.3 Instrumen Motivasi Belajar ………………………… 42
Tabel 4.1a Distribusi Responden menurut Jenis kelamin dan Sekolah (Frekwensi) ……………….………………… 44
Tabel 4.1b Distribusi Responden menurut Jenis kelamin dan Sekolah Tertentu (Persentase) ……………….… 44
Tabel 4.2a Distribusi Responden menurut Jenis kelamin dan Sekolah (Frekwensi) ….……………………………… 44
Tabel 4.2b Distribusi Responden menurut Jenis kelamin dan Sekolah Tertentu (Persentase) …………….……
44
Tabel 4.3a Distribusi Responden menurut Urutan Anak ke dan Sekolah (Frekwensi) ….……………………… 45
Tabel 4.3b Distribusi Responden menurut Urutan Anak ke dan Sekolah Tertentu (Persentase) ……….… 45
Tabel 4.4a Distribusi Responden Menurut Pekerjaan Orang Tua dan Sekolah (Frekwensi) ………………………… 46
Tabel 4.4b Distribusi Responden Menurut Pekerjaan Orang Tua dan Sekolah Tertentu (Persentase) ………………… 46
Tabel 4.5a Distribusi Responden Menurut Pendidikan Ayah dan Sekolah (Frekwensi) …………………….…… 46
Tabel 4.5b Distribusi Responden Menurut Pendidikan Ayah dan Sekolah Tertentu (Persentase) ……………….… 46
Tabel 4.6a Distribusi Responden Menurut Pendidikan Ibu dan Sekolah (Frekwensi) ……………………… 47
xi
Tabel 4.6b Distribusi Responden Menurut Pendidikan Ibu
dan Sekolah Tertentu (Persentase) ……………….. 47
Tabel 4.7 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Gaya Hidup (GH) ………………………………………… 48
Tabel 4.8 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar (Mot) ………………………………………… 49
Tabel 4.9 Uji Normalitas Variabel Penelitian Gaya Hidup, Motivasi Belajar, Prestasi Belajar Matematika ……………………….………………… 50
Tabel 4.10 Uji Multikolineariti …………………………………. 52
Tabel 4.11 Uji Normalitas Galat …………………………………. 53
Tabel 4.12 Koef. Korelasi Ganda, Koef. Determinasi Variabel Gaya Hidup dan Motivasi Belajar secara bersama-sama dengan Variabel Prestasi Belajar Matematika ..………...……………………………… 55
Tabel 4.13 ANOVA Menguji Koef. Korelasi Ganda …………. 55
Tabel 4.14 Koefisien Regresi Ganda dan Tingkat Signifikansinya 56
Tabel 4.15 Koefisien Korelasi Zero Order, Partial, dan Part … 61
Tabel 4.16 Sumbangan efektif Gaya Hidupdan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Matematika ………… 63
xii
DAFTAR GAMBAR
hal
Gambar 3.1 Konstalasi hubungan antar variabel ……………… 33
Gambar 4.1 Uji Heteroskedastisiti ……………………………… 53
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Gaya Hidup ……………………… 72
Lampiran 2 Instrumen Motivasi Belajar ……………………… 73
Lampiran 3 Data Uji Coba Instrumen Motivasi Belajar ……… 74
Lampiran 4 Data Uji Coba Instrumen Gaya Hidup ……… 75
Lampiran 5 Validitas dan Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar 76
Lampiran 6 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Gaya Hidup 77
Lampiran 7 Data Karakteristik Responden ……………… 78
Lampiran 8 Data Motivasi Belajar ……………………………… 81
Lampiran 9 Data Gaya Hidup ……………………………… 84
Lampiran 10 Data Penelitian ……………………………… 87
Lampiran 11 Koef Korelasi Ganda dan Koef Determinasi ……… 90
Lampiran 12 Tabel ANOVA ……………………………… 90
Lampiran 13 Koef Regresi ………………………………………. 90
Lampiran 14 Uji Normalitas Galat ………………………………. 91
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pergaulan antar siswa di sekolah-sekolah dan dilingkungan sekitar
rumah serta daya serap siswa terhadap perkembangan yang terjadi secara
global baik dalam bidang IPTEK dan Teknologi Informasi yang semakin kuat
yang bisa dilihat secara kasat mata seperti perkembangan alat komunikasi
seperti handphone yang bisa memiliki kemampuan mini komputer. Yang
menarik adalah dengan tingginya tekhnologi informasi sehingga sekarang ini
untuk akses ilmu pengetahuan bisa melalui warung-warung internet yang
menyediakan fasilitas dan akses untuk informasi ilmu pengetahuan dan juga
permainan (game-game) sekaligus juga tempat hiburan yang umumnya
kebanyakan dikonsumsi oleh siswa-siswa SMA dan umumnya menjadi trendy.
Pada jaman sekarang kebanyakan siswa datang ke sekolah hanya
bertujuan untuk kegiatan sosial dikarenakan tidak adanya anggota keluarga
dirumah, jadi bukan bertujuan untuk menimba ilmu setinggi langit seperti
jaman dulu yang sering dikatakan orang tua kita. Pada saat ini lingkungan kita
juga menunjang adanya banyak hiburan diluar rumah, jadi siswa juga banyak
yang berlanjut besosialisasi seusai sekolah ketempat hiburan yang sudah
2
tersedia, yang terkadang lebih banyak efek negatifnya dibanding positifnya.
Dunia hiburan saat ini yang ada lebih cenderung membuat siswa menjadi
konsumtif, baik hanya sekedar bersosialisasi, belanja barang yang bukan
keperluan utama, dll.
Lulusan SLTP di Bogor pada umumnya mencari sekolah favorit
diantaranya SMAN 1. Apabila tidak diterima baru mempunyai pilihan lain
termasuk sekolah SMA swasta. Sekolah swasta favorit adalah SMA Regina
Pacis, SMA Bina-Insani, dan Sekolah SMA Internasional. Untuk kalangan
keluarga yang mampu memilih sekolah-sekolah tersebut. Untuk kalangan
menengah kebawah memilih sekolah-sekolah negeri lainnya, dan sekolah-
sekolah swasta selain yang disebutkan diatas, termasuk SMA PGRI 1.
Penjelasan di atas terkait dengan kemampuan finansial keluarga siswa
dikarenakan kemampuan membayar. Kecuali di SMAN 1 yang merupakan
favorit, namun pada prakteknya hampir 80 persen yang diterima di SMAN 1
ternyata dari keluarga mampu dan memang calon mahasiswanya secara
akademik juga termasuk yang cerdas. Oleh karenanya siswa SMAN 1 ini
dipilih sebagai responden dalam penelitian ini. Kemudian SMA PGRI 1 tidak
termasuk sekolah favorit dan dari status sosial ekonomi menengah kebawah,
para siswanya dipilih sebagai responden dalam penelitian ini. Alasan yang
dipergunakan adalah untuk melihat apakah secara akademik dari dua sekolah
tersebut mempunyai perbedaan yang signifikan.
Siswa di kedua SMA tersebut akan dilihat prestasi belajar
matematikanya dan juga dikaji faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
3
belajar matematikanya tersebut. Faktor-faktor ini dapat yang bersifat internal
maupun yang bersifat eksternal. Faktor internal seperti kedisplinan, minat,
sikap, kecerdasan emosional maupun spiritual, motivasi, dll. Kemudian faktor
eksternal diantaranya pendidikan orang tua, dorongan orang tua dan saudara
saudara, pekerjaan orang tua, status sosial orang tua, lingkungan, kemampuan
membayar, gaya hidup, pergaulan, berorganisasi, dll.
B. Identifikasi Masalah
Gaya hidup siswa dalam kegiatan kesehariannya dapat mempengaruhi
tingkat kebutuhannya dalam kehidupan konsumtif, sehingga membentuk pola
hidup yang berbeda-beda pada siswa. Namun ada siswa-siswa terbentur pada
hambatan-hambatan psikologis, yang ditampilkan dalam berperilaku seperti
kurang bergairah, kurang tertarik sehingga mereka acuh tak acuh karena
mereka merasa tidak mampu mempelajari bidang studi tersebut. Faktor dalam
diri individu merupakan sumber yang paling berperan dalam menentukan
keberhasilan ataupun kegagalan belajar. Faktor-faktor ini antara lain adalah:
gaya hidup dan motivasi belajar.
Pokok permasalahan di dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah
Pengaruh gaya hidup dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
matematika?”. “Seberapa besar sumbangan variabel-variabel tersebut
terhadap prestasi belajar matematika?”. Berdasarkan pokok permasalahan
tersebut, selanjutnya dapat diuraikan beberapa masalah yang dapat
diidentifikasikan di dalam penelitian ini, yaitu:
4
1. Bagaimanakah pengaruh gaya hidup terhadap prestasi belajar matematika?
2. Bagaimanakah pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar
matematika?
3. Bagaimanakah pengaruh gaya hidup dan motivasi belajar terhadap prestasi
belajar matematika?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas terkait dengan kemampuan finansial
keluarga siswa dan juga pergaulan yang dilakukan siswa baik dilingkungan
sekolah maupun lingkungan rumah siswa serta pergaulan antar siswa dengan
siswa maka dibatasi hanya pada siswa SMAN 1 dan SMA PGRI 1 Bogor.
Ada banyak faktor yang mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar
matematika. Faktor-faktor tersebut diantaranya minat, motivasi, gaya hidup,
dorongan keluarga, dll. Penelitian ini dibatasi pada tiga variabel, ialah
pengaruh variabel gaya hidup dan variabel motivasi terhadap variabel prestasi
belajar matematika.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut di atas, dimana variabel
bebas adalah gaya hidup dan motivasi terhadap prestasi belajar matematika.
Masalah dapat dirumuskan dalam kalimat kalimat pertanyaan sebagai berikut :
5
1. Apakah terdapat pengaruh gaya hidup terhadap prestasi belajar
matematika?
2. Apakah terdapat pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar matematika?
3. Apakah terdapat pengaruh variabel gaya hidup, dan variabel motivasi
belajar secara bersama sama terhadap variabel prestasi belajar
matematika?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh gaya hidup siswa terhadap prestasi belajar matematika.
2. Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika.
3. Pengaruh gaya hidup dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
matematika secara simultan.
F. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan secara
teoritis maupun secara praktis. Kegunaan secara teoritis merupakan aplikasi
konsep yang terdapat dalam variabel independen terkait dengan variabel
dependennya. Adapun secara praktis memberikan kegunaan sebagai umpan
balik bagi para siswa SMA dan sebagai bahan pertimbangan kebijakan dalam
pengarahan optimalisasi gaya hidup dan motivasi belajar para siswa kaitannya
dengan meningkatkan prestasi belajar matematikanya.
6
G. Sistematika Penulisan Tesis
Bab I adalah Pendahuluan. Bab ini membicarakan latar belakang
penelitian, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan
permasalahan, tujuan penelitian, kegunaan penelitian serta sistematika
penulisan proposal tesis.
Bab II Landasan teori berupa tinjauan Pustaka, penyusunan landasan
teori yang digunakan dalam penelitian ini. Pada bab ini diberikan penjelasan
tentang variabel-variabel yang akan diteliti yaitu mengenai gaya hidup,
motivasi belajar, prestasi belajar matematika, kerangka berfikir dan diakhiri
dengan hipotesis.
Bab III Metodologi Penelitian yang menjelaskan, tempat dan waktu
penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data,
variabel penelitian, instrumen penelitian dan teknik analisis data.
Bab IV terdiri dari Hasil Penelitian dan Pembahasan.
Bab V Kesimpulan dan Saran.
Bagian akhir tesis meliputi Daftar Pustaka dan Lampiran.
7
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Gaya Hidup
“Gaya hidup adalah pola tindakan yang membedakan satu orang atau kelompok dengan yang lain. Jika gaya hidup diasumsikan sebagai sebuah ideologi, maka akan membentuk identitas diri yang bersifat individu maupun bersifat kelompok dan membedakan dengan yang lain. Gaya hidup memiliki tujuan untuk kemudian dapat membentuk citra yang dibanggakan bagi pengguna maupun partisipannya. Citra yang tampil melalui gaya hidup lebih sering bersinggungan dengan berbagai penampilan seseorang dan memiliki sifat yang dapat ditangkap dan dirasakan oleh indera. Citra yang timbul atas gaya hidup yang dipilih oleh seseorang berkaitan erat dengan nilai dan status sosial dari model gaya hidup yang digunakannya”. (http://id.answers.yahoo.com/ Digital Collection mtv-chapter3.pdf: 2007). Jadi gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan
dalam aktivitas, minat dan opini khususnya yang berkaitan dengan
citra diri untuk merefleksikan status sosialnya.
Secara umum gaya hidup dimaknai secara berbeda (http://
www. Indonesia.elga.net.id/indoway:2008), dinyatakan bahwa
gaya hidup di Indonesia sangat khusus banyak yang kaya raya tinggal
di perumahan perumahan mewah melebihi di Beverly Hills. Namun
banyak juga yang hidup dalam kemiskinan. John dan Bonfield
8
membagi gaya hidup menjadi lima kelompok ialah i. kelompok
positivism self confidence, ii. Liberalism Cosmopolitanism, iii.
Frustation, iv. Home Family Orientation, v. Community Involvement
(http://www. Queen dom. com/
tests/minitests/lifestyle_access.html:2008). Jehovah menuliskan bahwa
gaya hidup utamanya terdiri dari: mengatur konsumsi makanan, olah
raga, mengoptimalkan aktifitas yang terkait pada faktor faktor terkait
mental dan spiritual. Namun secara elaboratif dari sumber lain
menyebutkan bahwa aspek gaya hidup adalah hubungan personal,
mobilitas, rekreasi, aktivitas komunitas, kegiatan bekerja
(http://www.watchtower.org/l ibrary/ g/1999/
7/8/article_01.htm:2007). Kemudian dari sumber lain menyebutkan
bahwa komponen gaya hidup terbagi atas kelompok: work, exercise,
recreation, relaxation and sleep. Berdasarkan pembagian diatas dapat
diukur tingkat keseimbangan gaya hidup seseorang. Misalnya setiap
orang apakah mencapai 8 jam tidurnya, olah raga yang cukup, atau
jalan kaki 5 km per hari, rekreasi sebulan sekali, relaksasi seminggu
sekali (http://www. queendom.com/ tests/minitests/l iestyle
_access.html,2007:5).
Jakson (2005) membagi tiga kelompok indikator gaya hidup: i.
Dasar atau wajib ada: survival, health, reproduction, friendship and
security; ii. Sosial: ways of communicating the important social,
psychological and cultural dimensions of our lives; and iii. Social
9
practices: the often habitual tasks and actions that constitute the basis
for ordinary everyday living. Dikatakan bahwa gaya hidup modern
dapat menjadi ‘Livelihoods’, gaya hidup sebagai ‘Life-satisfaction’,
gaya hidup sebagai ‘Social Conversation’. Begitu pula gaya hidup
juga dapat dekelompokkan menjadi sektor gaya hidup dan segmentasi
gaya hidup (Jakson 2005:5).
Pada promosi kesehatan online dalam Indonesia sehat 2010,
menyebutkan gaya hidup sehat adalah upaya untuk menerapkan
kebiasaan yang baik menciptakan hidup yang sehat dan menghindar
kebiasaan buruk. Gaya hidup yang sehat harus: makan aneka ragam
makanan, melakukan aktivitas fisik secara teratur, mengendalikan
stress, hindari NAPSA (Narkotik, Psikotropika, dan Zat adiktif
lainnya), dan tidak melakukan hubungan seksual di luar nikah (http://
www.promosi kesehtan. com/artikel.php?nid=134. Promosi kesehatan
online:2008). Dari sisi konsumerisme sebagaimana yang ditulis oleh
Giddens (1991) menyatakan bahwa gaya hidup merupakan kombinasi
antara perilaku konsumsi, hubungan sosial, berpakaian, dan rekreasi
(Retrieved from http//en.wikipedia. org/wiki/ lifestyle:2007). Dari sisi
pasar gaya hidup di kelompokkan berdasarkan model AIO (Activities,
Interests, Opinions) dan model VALS (Value Life Styles). VALS
membagi menjadi empat kelompok ialah:
i. need driven groups (survivors and sustainer),
ii. outer directed groups (belongers, semulators, and achievers,
10
iii. inner directed groups (I am me, experiential, and society
conscious),
iv. combined outer and inner directed groups (integrated).
Keterkaitan antara gaya hidup dengan faktor kehidupan yang
lain. Identify and analyse the impacts of an active lifestyle on physical,
social, emotional, intellectual, and spiritual well-being. Identify the
impact of active lifestyles on society and the environment. Demonstrate
an understanding of the impact of movement and physical activity on
body image including self-esteem and selfconfidence. Selanjutnya
disebutkan bahwa impak dari gaya hidup terhadap prestasi belajar
matematika, keberhasilan bekerja, kesehatan, dan pemeliharaan
lingkungan. Secara khusus gaya hidup siswa akan diukur pada
kegiatan kegiatan antara lain berbagai lomba, olah raga, dansa, even
budaya, dan kegiatan lain yang terkait (http://lifestyle/ 2007/01/
lifestyle_ recreation/ book.pdf:2007). European commission (2008)
menyebutkan bahwa komponen gaya hidup terkait dengan kesehatan
adalah aktifitas sekolah, tempat kerja, keluar gomunitas lingkungan/
local. .Chialson (2008) juga menyebut bahwa komponen gaya hidup
adalah: physical activity, diet, drinking, smoking, and academic
success(Chialson 2008:200).
Dari contoh lain misalnya Soowon, dkk (2004:112)
menyatakan bahwa secara rinci variabel gaya hidup terdiri dari empat
11
indikator ialah: diet, olah raga, merokok, dan minum. Keempat
indikator ini masing masing di rinci menurut komponen kesehatan
sebagaimana pada table dibawah ini. Selanjutnya konsep ini dipakai
untuk penelitian, yang hasilnya sebagai berikut. Pembahasan secara
umum mengungkap factor factor yang menentukan gayahidup dilihat
dari sudut pandang kesehatan. Pendekatan terintegrasi dapat
digeneralisasi secara umum.Kiat yang digunakan adalah dengan
membuat Lifestyle Indexing (LI), yang disusun berdasarkan faktor diet,
aktivitas fisik, rokok, dan penggunaan alcohol. Dengan indeksing ini
menunjukkan bahwa pembandingan secara internasional mendapatkan
hasil berikut. LI di Cina (n = 8352) dan Amerika Serikat (n = 9750).
Rata-rata dari nilai LI adalah sedikit lebih tinggi di Cina dibandingkan
di Negara lain. Nilai dari mutu diet, aktivitas fisik, dan rokok adalah
lebih tinggi di Cina, tapi nilai dari perilaku alkohol adalah lebih
rendah. Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa penilaian penjumlahan
faktor gayahidup dari sisi factor kesehatan dapat digeneralisasi dan
dapat dipergunakan secara prkatis di berbagai Negara.
Selanjutnya Mowen & Minor mengatakan bahwa gaya hidup
adalah bagaimana seseorang menghabiskan uangnya dan bagaimana ia
mengalokasikan/membagi waktunya (John C. Mowen & Michel
Minor, 1998:220) . Sedangkan sumber lain diantaranya Engel, Well,
dan Miniard, mengatakan bahwa gaya hidup merupakan suatu pola di
mana orang hidup dan menghabiskan waktu dan uang (James F. Engel,
12
dkk, 1994:383) . Menurut Peter dan Olsen, juga menyatakan bahwa
gaya hidup merupakan pola seseorang menjalani hidupnya termasuk di
dalamnya kegiatan atau aktivitas, kesukaan atau minat dan opini atau
pendapatnya (Paul Peter & Jerry C. Olsen, 1999:312).
Gaya hidup adalah pola tindakan yang membedakan satu orang
atau kelompok dengan yang lain. Jika gaya hidup diasumsikan sebagai
sebuah ideologi, maka akan membentuk identitas diri yang bersifat
individu maupun bersifat kelompok dan membedakan dengan yang
lain. Gaya hidup memiliki tujuan untuk kemudian dapat membentuk
citra yang dibanggakan bagi pengguna maupun partisipannya. Citra
yang tampil melalui gaya hidup lebih sering bersinggungan dengan
berbagai penampilan seseorang dan memiliki sifat yang dapat
ditangkap dan dirasakan oleh indera. Citra yang timbul atas gaya hidup
yang dipilih oleh seseorang berkaitan erat dengan nilai dan status
sosial.
Menurut pengertian gaya hidup AIO (Activity, Interest,
Opinion). Psikografik (Psychographic) adalah ilmu tentang
pengukuran dan pengelompokkan gaya hidup konsumen (Kotler,
2002:193). Sedangkan psikografik menurut Sumarwan (2003:58),
adalah suatu instrumen untuk mengukur gaya hidup, yang memberikan
pengukuran kuantitatif dan bisa dipakai untuk menganalisis data yang
sangat besar. Analisis psikografik biasanya dipakai untuk melihat
segmen pasar. Analisis psikografik sering juga diartikan sebagai suatu
13
riset konsumen yang menggambarkan segmen konsumen dalam hal
kehidupan, pekerjaan dan aktivitas lainnya. Psikografik berarti
menggambarkan (graph) psikologis konsumen (psyco).
Psikografik adalah pengukuran kuantitatifgaya hidup,
kepribadian dan demografik konsumen. Psikografik sering diartikan
sebagai pengukuran AIO (activity, interest, opinions), yaitu
pengukuran kegiatan, minat dan pendapat konsumen. Psikografik
memuat beberapa pernyataan yang menggambarkan kegiatan, minat
dan pendapat konsumen. Pendekatan psikografik sering dipakai
produsen dalam mempromosikan produknya, seperti yang dinyatakan
oleh Kotler bahwa psikografik senantiasa menjadi metodologi yang
valid dan bernilai bagi banyak pemasar (2002:193). Solomon dalam
Sumarwan (2003:59) menjelaskan studi psikografik dalam beberapa
bentuk seperti diuraikan berikut.
i. Profil gaya hidup (a lifestyle profile), yang menganalisis
beberapa karakteristik yang membedakan antara pemakai dan
bukan pemakai suatu produk.
ii. Profil produk spesifik (a product-specific profile) yang
mengidentifikasi kelompok sasaran kemudian membuat profil
konsumen tersebut berdasarkan dimensi produk yang relevan.
iii. Studi yang menggunakan kepribadian ciri sebagai faktor yang
menjelaskan, menganalisis kaitan beberapa variabel dengan
14
kepribadian ciri, misalnya kepribadian ciri yang mana yang
sangat terkait dengan konsumen yang sangat memperhatikan
masalah lingkungan.
iv. Segmentasi gaya hidup (a general lifestyle segmentation),
membuat pengelompokkan responden berdasarkan kesamaan
preferensinya.
v. Segmentasi produk spesifik, adalah studi yang
mengelompokkan konsumen berdasarkan kesamaan produk
yang dikonsumsinya.
Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan
pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya
hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam
aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan
“keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya.
Pemasar mencari hubungan antara produknya dengan kelompok gaya
hidup konsumen. Contohnya, perusahaan penghasil komputer mungkin
menemukan bahwa sebagian besar pembeli komputer berorientasi pada
pencapaian prestasi. Dengan demikian, pemasar dapat dengan lebih
jelas mengarahkan mereknya ke gaya hidup orang yang berprestasi
(http://www.membuatblog.web.id/2010/04/pengertian-gaya-
hidup.html:2010).
15
Jadi gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan
dalam aktivitas, minat dan opini khususnya yang berkaitan dengan
citra diri untuk merefleksikan status sosialnya. Gaya hidup pada
penelitian ini adalah pola hidup dimana seseorang membagi,
menghabiskan dan mengelola waktu dan uangnya demi citra dan status
sosialnya. Gaya hidup ini pada gilirannya akan berhubungan secara
kausal dengan prestasi belajar matematikanya.
2. Motivasi Belajar
Motivasi merupakan dorongan, hasrat, kebutuhan seseorang
untuk melakukan aktivitas tertentu. Sehingga motivasi dapat juga
didefinisikan sebagai kekuatan yang mendorong arah dan ketetapan
tindakan menuju suatu tujuan. Motivasi merupakan suatu tindakan
tertentu dimulai dari suatu dorongan (David Krec dkk, 1962:19).
Motivasi berasal dari kata motif yang merupakan daya penggerak dari
dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas aktivitas tertentu,
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Motif merupakan suatu kondisi
atau disposisi internal. Selanjutnya motivasi merupakan motif yang
telah menjadi aktif pada saat saat tertentu (Charles Wingkel,1989:93).
Senada dengan ini, motivasi adalah suatu pernyataan yang muncul
dalam diri seseorang, termasuk dorongan, hasrat dan motif (Meggison
Byrd Meggison, 2006:278). Jadi motivasi merupakan bagian dalam
dari suatu keadaan yang menyebabkan seseorang dalam bertindak
16
dengan cara yang jelas untuk memenuhi beberapa tujuan tertentu.
Motivasi menjelaskan mengapa orang melakukan suatu tindakan. Hal
ini berpengaruh terhadap tindakan misalnya seorang pemimpin dalam
memberikan motivasi bawahan dalam rangka meningkatkan kinerja
organisasi sebagai kunci sukses atau kunci keberhasilan dalam meraih
keberhasilan organisasi (Samuel C. Certo and S. Trevis Certo,
2006:2000-2001).
Pada sumber lain, istilah motivasi berasal dari bahasa latin
movere yang berarti bergerak. Semua anggota tubuh bergerak menuju
rangsangan dan aktivitas serta meninggalkan yang lainnya sesuai
dengan selera dan keengganan mereka (Philip G. Zimbardo & Richard
J. Gerrg, 1996:4280). Di sisi lain motivasi merujuk pada faktor faktor
yang terdapat dalam diri seseorang yang secara optimal dapat
menggerakkan, memelihara, dan mengarahkan perilaku untuk
mencapai suatu tujuan tertentu (Karen Huffman, dkk, 1995:302).
Selanutnya Robins mendefinisikan motivasi sebagai keinginan untuk
menggerakkan sekuat tenaga dan potensi agar tercapai tujuan yang
terorganisasi, dilaksanakan melalui kemampuan yang dimiliki untuk
memenuhi kebutuhan individu (Stephen P Robins, 1996:212).Menurut
Suryabrata juga menyatakan bahwa motivasi adalah keadaan dalam
pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas
tertentu guna mencapai suatu tujuan. Lebih jauh dinyatakan bahwa
motivasi bukanlah hal yang dapat diamati, tetapi adalah hal yang dapat
17
disimpulkan adanya karena sesuatu yang dapat kita saksikan. Setiap
aktivitas yang dilakukan oleh seseorang itu didorong oleh suatu
kekuatan dari dalam diri orang itu sendiri. Kekuatan pendorong inilah
yang selanjutnya disebut sebagai motivasi (Sumardi Suryabrata,
1995:70). Motivasi dibedakan menjadi dua ialah motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah berfungsi tanpa
memerlukan rangsangan dari luar. Misalnya orang islam yang taat
menjalankan untuk sembahyang lima waktu. Dorongan untuk
melaksanakan sangat tinggi. Bahkan kalao tidak melaksanakan merasa
gundah terasa masih ada kewajiban atau hutang yang belum dibayar
(Sumardi Suryabrata, 1995:70).
Dalam kehidupan sehari-hari jarang disadari bahwa dengan
sengaja kita memperhatikan dan merenungkan perbuatan-perbuatan
teman-teman kita atau orang-orang lain, juga terhadap perbuatan kita
sendiri, seringkali kita tidak begitu menghiraukannya. Tapi jika kita
perhatikan timbul pertanyaan dalam diri kita, mengapa mereka
melakukan perbuatan perbuatan tersebut. Artinya dapat dikatakan
bahwa apa yang mendorong mereka untuk berbuat demikian? Atau
Apakah motif mereka? Maka yang dimaksud dengan motif ialah segala
sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak dan melakukan
sesuatu. Atau seperti dikatakan oleh Sartain dalam bukunya
Psychology Understanding of Human Behavior yang dikutip oleh
Ngalim Purwanto menyebutkan: motif adalah suatu pernyataan yang
18
kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku /
perbuatan untuk mencapai suatu tujuan (Ngalim Purwanto, 1990:60).
Kembali pada bahasan bahwa asal kata motivasi adalah movere
yang berasal dari bahasa latin yang berarti daya penggerak atau
dorongan dalam diri seseorang untuk berperilaku dan bertindak yang
diarahkan (directed) dalam upaya mencapai tujuan tertentu. Dorongan
berperilaku ini secara terus menerus dipertahankan hingga tujuan
yang diinginkan dapat tercapai (Arno F. Wittig, 1984:357). Hal yang
sama dikatakan oleh Crawford yang menyatakan lebih dipertegas
dengan ungkapan bahwa motivasi sebagai tenaga penggerak, inilah
yang menjadi unsur determinan dalam mempengaruhi kesiapan
seseorang untuk memulai melakukan serangkaian kegiatan (Crawford,
1987:155). Kalangan ahli dari disiplin ilmu psikologi menyatakan
bahwa kemunculan motivasi didahului oleh adanya kebutuhan (need)
dan dorongan (drive) (Elton B. McNeil, 1974:192). Kebutuhan
menjadi sumber energi atau pendorong bagi seseorang untuk
mengambil keputusan dipenuhi atau tidak. Oleh karena itu, pendapat
yang secara lugas mengungkapkan kebutuhan primer merupakan
kekuatan pendorong bagi manusia untuk bertindak (David Krech dkk,
1962:69).Pengertian motivasi menurut Oemar (2003:105-106) ada dua
pendekatan yang dapat digunakan untuk meninjau dan memahami
motivasi, ialah (1) motivasi dipandang sebagai suatu proses.
Pengetahuan tentang proses ini dapat membantu guru menjelaskan
19
tingkah laku yang diamati dan meramalkan tingkah laku orang lain, (2)
menentukan karakteristik proses ini berdasarkan petunjuk-petunjuk
tingkah laku seseorang. Petunjuk-petunjuk tersebut dapat dipercaya
apabila dapat disebutkan kegunaannya untuk meramalkan dan
menjelaskan tingkah laku lainnya. Selanjutnya Mc Donald (2003:106)
(1959) merumuskan pengertian motivasi sebagai berikut. ”Motivation
is an energy change within the person charakteriezed by affective
arousal and anticipatory goal reaction”, yang selanjutnya diartikan,
bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri seseorang
yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai
tujuan. Dalam rumusan tersebut ada tiga unsur yang saling berkaitan.
Unsur-unsur ini ialah sebagai berikut: (a) arah prilaku, (b) kekuatan
respon setelah seseorang memilih, mengikuti tindakan tertentu, (c)
kelangsungan perilaku/ seberapa lama orang tersebut terus berperilaku
menurut cara tertentu (John P. Campbell, dkk, 1970:346). Jadi
pengertian motivasi adalah suatu konsep yang menguraikan tentang
kekuatan-kekuatan yang ada dengan diri seseorang yang memulai dan
mengarahkan perilaku (Gibson , 1991:94). Motivasi berhubungan erat
dengan bagaimana perilaku itu bermula, diberi tenaga, disokong,
diarahkan, diberikan reaksi subjektif yang ada dalam organisme, ketika
semua itu berlangsung (M.R.Jones, 1955:14).Selanjutnya pada sumber
lain menyebutkan bahwa konsep motivasi dituliskan sebagai berikut.
Motivation is basic psychological process, few world deny that it is the
20
most inportant focus in the micro approach to organizational nehavior
(Bobi De Poster & Mike Hernacki, 1992:15-18). Motivasi juga dapat
dianggap sebagai disposisi nilai seseorang, yang jika telah terbentuk
secara relatif dapat bertahan walaupun masih ada kemungkinan untuk
dimodifikasi. Sedangkan proses motivasi merupakan interaksi antara
motivasi dengan aspek-aspek situasi yang relevan (Heckhausen,
1988:17-18).
Motivasi ternyata tercakup dan cenderung kepada keseluruhan
proses interaksi antara motivasi dengan situasi yang mendorong serta
timbulnya perilaku kearah tujuan tertentu. Menurut Hodgkinson
(1962:144), perilaku manusia tidak terjadi dalam suatu ruang hampa,
akan tetapi berlangsung dalam konteks sosial. Oleh karena itu,
motivasi pada hakikatnya merupakan faktor rangsangan yang terjadi
baik secara internal maupun oleh pengaruh lingkungan eksternal yang
datang dari luar, yang selanjutnya akan menyebabkan manusia
mengalami rangsangan atau dorongan dan kemudian bersikap dan
berperilaku. Hal ini berarti motivasi adalah merupakan seperangkat
daya ataupun kekuatan dalam jiwa yang harus diterjemahkan oleh
seseorang kedalam bentuk perilaku yang sesuai dengan tuntutan yang
timbul dari dalam (internal) dirinya maupun oleh dorongan dan
lingkungannya (eksternal).
Untuk mengukur derajat motivasi seseorang menurut Allport
(1962:157), dapat ditelusuri melalui latar belakang motif seseorang
21
secara apa adanya. Keadaan yang tampil kepermukaan dalam
kehidupan seseorang, ekspresi tentang kebutuhan dan perasaannya
akan mencerminkan kondisi nyata yang terjadi pada dirinya dan
bahkan tidak disadari. Selanjutnya Maslow (1976:22) juga mengulas
lebih jauh kandungan mengenai motivasi, telaah dikembangkannya
sejak tahun 1970, keinginan dan kebutuhan yang hendak dicapai oleh
manusia dan menjadi elemen dasar penjelasan mengenai konsep
motivasi. Model kebutuhan tentang motif-motif individu, kebutuhan
individu terdiri dari beberapa tingkatan. Kebutuhan tingkat rendah,
kebutuhan fisiologis seperti lapar, haus, seks dan sebagainya,
sedangkan kebutuhan lebih tinggi seperti aktualisasi diri. Lebih lanjut
Maslow (1976:22) mengatakan bahwa motivasi merupakan energi
dalam diri seseorang yang ditandai oleh feeling dan didahului oleh
tanggapan terhadap tujuan. Menurutnya motivasi mengadung tiga
elemen yaitu: a) motivasi yang mengawali perubahan energi pada diri
setiap individu dan berkaitan dengan perubahan tersebut maka tampak
pada kegiatan fisik, (b) motivasi oleh karena adanya rasa (feeling), dan
afeksi seseorang yang erat hubungannya dengan kondisi kejiwaan,
afeksi dan emosi yang menentukan tingkah laku manusia, dan (c)
motivasi yang terangsang karena adanya tujuan. Oleh karena itu maka
dikatakan bahwa motivasi sangat erat kaitannya dengan kebutuhan.
Motivasi merupakan dorongan, hasrat, kebutuhan seseorang
untuk melakukan aktivitas tertentu dalam hal ini motivasi untuk
22
belajar. Motivasi pada hakikatnya merupakan faktor rangsangan yang
terjadi baik secara internal maupun eksternal yang datang dari luar,
yang selanjutnya akan menyebabkan manusia mengalami rangsangan
atau dorongan dan kemudian bersikap dan berperilaku. Hal ini berarti
motivasi adalah merupakan seperangkat daya ataupun kekuatan dalam
jiwa yang harus diterjemahkan oleh seseorang kedalam bentuk
perilaku yang sesuai dengan tuntutan yang timbul dari dalam (internal)
dirinya maupun oleh dorongan dan lingkungannya (eksternal).
Motivasi merupakan energi dalam diri seseorang yang ditandai
oleh feeling dan didahului oleh tanggapan terhadap tujuan. Menurutnya
motivasi mengandung tiga elemen yaitu: a) motivasi yang mengawali
perubahan energi pada diri setiap individu dan berkaitan dengan
perubahan tersebut maka tampak pada kegiatan fisik, (b) motivasi oleh
karena adanya rasa (feeling), dan afeksi seseorang yang erat
hubungannya dengan kondisi kejiwaan, afeksi dan emosi yang
menentukan tingkah laku manusia, dan (c) motivasi yang terangsang
karena adanya tujuan.
Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa motivasi belajar
adalah merupakan motivasi perubahan energy, rasa, dan rangsangan
atas tujuan dalam melakukan belajar di kedua SMA tersebut.
23
3. Prestasi Belajar Matematika
Belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan,
prilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar.
Menurut Robert M. Gagne (1970:17) : belajar merupakan kegiatan
yang kompleks dengan hasil belajar berupa kemampuan yang
dihasilkan dari (1). stimulasi yang berasal dari lingkungan, dan (2).
proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar. Jadi belajar adalah suatu
proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung
seumur hidup. Dengan perkataan lain juga dapat dikatakan bahwa
belajar adalah suatu proses yang berlansung secara terus menerus,
artinya sepanjang hayatnya manusia akan mengalami proses belajar,
sedangkan salah satu definisi modern tentang belajar dinyatakan
bahwa belajar adalah pengalaman terencana yang membawa perubahan
tingkah laku.
Syaiful B.Dj. (2006:10) menyatakan: belajar adalah proses
perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Dalam hal ini
belajar merupakan suatu kegiatan yang memiliki tujuan untuk
mengubah tingkah laku seseorang baik yang menyangkut pengetahuan,
keterampilan maupun sikap. Belajar tidak cukup hanya dengan
melihat atau mendengarkan saja tetapi subyek yang belajar harus
melibatkan diri secara aktif baik fisik maupun mentalnya untuk
memperoleh perubahan tingkah laku yang diinginkan. Dengan
demikian belajar yang efektif adalah belajar melalui latihan sebagai
24
praktik untuk mendapatkan pengalaman belajar pada aspek kogitif,
afektif, dan psikomotor.
Jung dalam Masnur (2007:196) juga menyatakan: belajar
adalah suatu proses dimana tingkah laku dari suatu organisme
dimodifikasi oleh pengalaman. Hal ini berarti pengalaman-pengalaman
yang dialami dalam proses belajar dapat mengubah tingkah laku.
Sebagai contoh, jika sesorang telah belajar tentang keliling lingkaran,
ketika ingin mengetahui panjang lintasan benda yang bergerak dengan
lintasan berbentuk lingkaran tidak dilakukan dengan mengukur tetapi
menghitung dengan menggunakan rumus keliling lingkaran.
Muhibbin Syah (2007:92) berpendapat bahwa belajar
merupakan tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang
relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan
lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Dalam pengertian ini
tidak semua perubahan tingkah laku yang terjadi dapat dikatakan
sebagai akibat proses belajar. Sebagai contoh perubahan tingkah laku
karena kelelahan, sedih, jenuh dan lain-lain tidak dapat dipandang
sebagai akibat proses belajar. Seseorang yang belajar akan menyadari
terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya merasakan adanya
suatu perubahan dalam dirinya Jadi seseorang yang pada mulanya
tidak mengerti menjadi mengerti, yang pada mulanya tidak memiliki
kemampuan untuk melakukan sesuatu menjadi mampu melakukannya,
yang semula belum terampil menjadi terampil dan mempunyai
25
perubahan sikap. Selanjutnya yang dimaksud dengan belajar adalah
suatu kegiatan individu yang berproses secara terencana, terus menerus
atau kontinu atau berkesinambungan untuk memperoleh kemampuan
tertentu sehingga mengalami perubahan sikap dan tingkah laku yang
positip dan lebih baik dari sebelumnya, dengan demikian makin
banyak usaha belajar makin banyak pula mengalami peningkatan
pemahaman pengetahuan dan ketrampilan pada diri peserta didik.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999:14) belajar adalah
usaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Dengan demikian wujud
prestasi belajar kepandaian dan pengetahuan yang dimiliki seseorang
setelah melakukan kegiatan belajar. Sedangkan menurut Herman
Hudojo (1998:39) mengemukakan pendapatnya tentang prestasi belajar
sebagai berikut : Prestasi belajar dan proses belajar kedua-duanya
penting, di dalam belajar terjadi proses berfikir. Seseorang dikatakan
berfikir bila orang itu melakukan kegiatan mental, bukan kegiatan
motorik walaupun kegiatan motorik ini dapat pula bersama-sama
dengan kegiatan mental tersebut, dalam mental itu orang menyusun
hubungan antara bagian-bagian informasi yang telah diperoleh sebagai
pengertian. Karena itu menjadi memahami dan menguasai hubungan
tersebut sehingga orang itu dapat menampilkan pemahaman dan
penguasaan bahan pelajaran yang dipelajari, inilah merupakan prestasi
belajar. Pengertian ini memberikan gambaran bahwa prestasi belajar
merupakan pengetahuan yang dimiliki seseorang setelah mengalami
26
proses pembelajaran dan hal itu diperlihatkan dengan kemampuan
memecahkan masalah dengan menerapkan pengetahuan yang
diperoleh dari proses pembelajaran.
Kemudian Sudjana (1990:24) menyebutkan yang dimaksud
dengan prestasi belajar adalah kemampuan-kemampuan yang telah
dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Jadi
prestasi belajar adalah kemampuan yang diperoleh berdasarkan proses
belajar. Ada lima katagori tentang kemampuan yang dihasilkan
berdasarkan proses belajar, yaitu; (1) Kecakapan untuk
mengkomunikasikan pengetahuan secara verbal, yang dikatagorikan
sebagai informasi verbal, (2) Kecakapan dalam bertindak melalui
penilaian terhadap suatu stimulus dikatagorikan sebagai sikap, (3)
Kecakapan membedakan, memahami konsep maupun aturan serta
dapat memecahkan masalah, dikatakan sebagai keterampilan
intelektual, (4) Kecakapan mengelola dan mengembangkan proses
berpikir melalui pemahaman, analisis dan sintesis, dikatagorikan
sebagai keterampilan strategi kognitif, (5) Kecakapan yang
diperlihatkan secara tepat, tepat dan lancar melalui gerakan anggota
tubuh, ini dikatagorikan sebagai keterampilan motorik.
Semua kecakapan peserta didik yang dicapai melalui proses
belajar mengajar dapat diukur seberapa jauh kinerjanya. Kinerja ini
yang disebut prestasi belajar yang dapat diukur atau dinilai dengan
ujian tertulis dan ujian lisan (tes non-tes) atau cara lainnya yang
27
sejenis. Tes dan non tes adalah suatu alat ukur yang dapat
dipergunakan oleh dosen/ lembaga dalam melakukan pengukuran.
Pengukuran diartikan sebagai pemberian angka kepada suatu atribut
atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh peserta didik menurut
aturan atau formulasi yang jelas.
Jadi yang dimaksud prestasi belajar adalah hasil evaluasi
peserta didik dengan menggunakan alat penilaian setelah dilakukan
proses pembelajaran secara terencana baik materi maupun waktunya
serta prestasi belajar yang diinginkan disesuaikan dengan jenis dan
fungsinya dalam penilaian atau pengukuran. Pada penelitian ini yang
dimaksudkan dengan prestasi belajar adalah nilai akhir mata pelajaran
matematika siswa pada semester dimana penelitian berjalan.
Bidang studi matematika merupakan salah satu bidang studi
yang memerlukan kemampuan kognitif dari siswa, dimana dalam
pelajaran matematika ini siswa dituntut untuk dapat berfikir abstrak
karena matematika adalah suatu abstraksi, suatu generalisasi, yang
harus dipelajari dari konsep-konsep yang telah tumbuh lama dari
generasi ke generasi.
Dapat dikatakan bahwa matematika adalah alat berpikir yang
mendasari semua ilmu dalam kehidupan manusia. Pada hakekatnya
pengajaran yang ditanamkam matematika adalah untuk memperbaiki
dan mengembangkan daya mental anak didik, atau siapapun yang
terlibat di dalam proses belajar matematika. Proses belajar matematika
28
yang dilakukan secara aktif dengan segenap pancaindra perlu ditindak
lanjuti, yaitu dengan proses sosialisasi. Proses sosialisasi dalam hal ini
yang dimaksud adalah mensosialisasikan atau menularkan kepada
pihak yang lain, yang pada gilirannya nanti akan melahirkan suatu
pengalaman. Dari pengalaman yang satu ke pengalaman yang lain
akan menyebabkan proses perubahan pada diri seseorang.
Dalam mempelajari matematika memerlukan banyak
pengulangan atau latihan, guna mengingat rumus-rumus matematika,
menguasai konsep sederhana sampai kepada konsep yang lebih sulit.
Sebagai dasar yang sangat penting dalam memecahkan masalah
matematika harus ada insight, karena matematika bukan merupakan
hapalan.
Pelajaran matematika pada dasarnya sangat memerlukan
banyak latihan, namun pada kenyataannya masih terdapat kekurangan
waktu bagi guru untuk membahas soal-soal di kelas. Untuk
menjelaskan materi kadang-kadang masih kekurangan waktu. Dalam
hal ini Suhartin Citro Broto mengemukakan bahwa beberapa guru
kurang memberikan latihan, padahal matematika itu memerlukan
banyak latihan. (RI Suhartin Citro Broto, 1983 : 39).
Berdasarkan uraian yang dikemukakan diatas, maka prestasi
belajar dalam tulisan ini adalah kemampuan matematika yang dimiliki
siswa setelah menerima pelajaran matematika yang dibatasi pada ranah
kognitif dalam tingkatan ingatan, pemahaman dan aplikasi.
29
B. Kerangka Berpikir
1. Pengaruh Gaya Hidup (X1) terhadap Prestasi Belajar Matematika
(Y)
Gaya hidup adalah pola hidup dimana seseorang mengelola waktu
dan uangnya, bagaimana seseorang menggunakan dan membagi waktunya
dan bagaimana ia menghabiskan uangnya. Gaya hidup adalah bagaimana
seseorang melakukan aktivitas kesehariannya dalam hidupnya. Juga,
penggunaan waktu secara efisien dan efektif sehingga segala waktunya
dapat bermanfaat bagi dirinya dan bagi orang lain yang ada di sekitarnya,
baik di lingkungan keluarga ataupun masyarakat di mana ia berada.
Disamping itu juga ada unsur silaturahim, mengadakan hubungan antar
individu dan juga sekaligus melakukan sosialisasi dengan orang lain.
Gaya hidup harus dikelola seefisien dan seefektif mungkin
sehingga memberikan pengaruh dengan prestasi belajar matematika.
2. Pengaruh Motivasi Belajar (X2) terhadap Prestasi Belajar
Matematika (Y)
Motivasi merupakan dorongan, hasrat, kebutuhan seseorang untuk
melakukan aktivitas tertentu. Sehingga motivasi dapat juga didefinisikan
sebagai kekuatan yang mendorong arah dan ketetapan tindakan menuju
suatu tujuan.
30
Motivasi belajar dapat diartikan sebagai dorongan yang bersifat
intrinsik maupun ekstrinsik untuk belajar. Sedangkan prestasi belajar
matematika siswa merupakan prestasi kerja yang ditentukan oleh motivasi.
Bagi siswa yang mempunyai motivasi tinggi cenderung akan mempunyai
prestasi belajar matematika yang tinggi pula.
3. Pengaruh Gaya Hidup (X1) dan Motivasi Belajar (X2) terhadap
Prestasi Belajar Matematika (Y)
Variabel gaya hidup dan motivasi belajar secara bersama sama
berpengaruh terhapa prestasi belajar matematika. Selanjutnya salah satu
variabel gaya hidup (X1) atau variabel motivasi (X2) mempunyai
pengaruh terhadap variabel prestasi belajar matematika (Y) dengan asumsi
variabel lain dianggap tetap (ceteris paribus).
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dibahas di atas, maka
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh gaya hidup (X1) terhadap prestasi belajar matematika
(Y).
2. Terdapat pengaruh motivasi belajar (X2) terhadap prestasi belajar
matematika (Y).
3. Terdapat pengaruh gaya hidup (X1) dan motivasi belajar (X2) terhadap
prestasi belajar matematika (Y).
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam Bab ini dibahas mengenai tempat dan waktu penelitian, metode
penelitian, populasi, sampel penelitian, teknik pengumpulan data, variabel
penelitian, instrumen penelitian dan teknik analisis data.
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 dan SMA PGRI 1 Bogor.
Pemilihan tempat ini dilakukan karena adanya ijin dari kepala sekolah untuk
diadakan penelitian sehingga mempermudah pengambilan data dari sampel,
kesesuaian dengan ruang lingkup penelitian dan penghematan waktu dan
biaya penelitian.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Maret 2011.
Pemilihan waktu ini bertepatan dengan waktu kosong yang telah
disiapkan oleh masing-masing kepala sekolah SMAN 1 dan SMA PGRI 1
Bogor.
32
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik
korelasional. Penelitian ini mencakup dua variabel bebas yaitu motivasi
belajar dan gaya hidup. Serta satu variabel terikat yaitu prestasi belajar
matematika siswa. Penelitian pada metode ini yaitu penelitian dengan
mengetahui Pengaruh satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat
(bivariat) atau pengaruh lebih dari dua variabel terhadap satu variabel terikat
(multivariat) berdasarkan analisis regresi sederhana dan regresi ganda.
Variabel yang diteliti menggunakan tiga variabel terdiri dari variabel bebas
yaitu gaya hidup (X1) dan motivasi belajar (X2), sedangkan variabel
terikatnya prestasi belajar matematika (Y). Metode ini dipilih sesuai dengan
tujuan penelitian dan peneliti ingin mengetahui bagaimanakah pengaruh
antara variabel gaya hidup terhadap prestasi belajar matematika,
bagaimanakah pengaruh antara variabel motivasi belajar terhadap prestasi
belajar matematika, bagaimanakah pengaruh antara variabel gaya hidup dan
variabel motivasi belajar terhadap prestasi belajar matematika secara
bersama-sama, dan bagaimanakah sumbangan variabel gaya hidup dan
variabel motivasi belajar terhadap prestasi belajar matematika. Berikut
desain penelitian pengaruh:
Gambar 3.1 Konstalasi hubungan antar variabel
X1
X2
Y
33
Keterangan :
X1 = gaya hidup
X2 = motivasi belajar
Y = prestasi belajar matematika
C. Populasi dan Sampel
Penelitian ini dilakukan terhadap siswa SMAN 1 dan SMA1 PGRI
Bogor yang populasi kelas dua dengan jumlah siswanya sekitar 130 siswa.
Slovin yang dikutip dalam bukunya Husaen Umar (2005:134)
dimana persentase kesalahan diperkirakan sebesar e = 10% atau 0.10 dan populasi
N=950. Bahkan di buku lain yang dikarang oleh Rusadi Ruslan (2006:147)
menyebutkan bahwa di dalam penelitian korelasional ukuran sampel yang dapat
diterima minimum berjumlah 30 orang.
Metode sampel yang digunakan adalah random acak sederhana secara
proporsional. Beberapa langkah yang ditempuh untuk memperoleh sampel adalah
sebagai berikut:
1. Membuat daftar populasi dalam bentuk nomor-nomor individu secara
berurutan.
34
2. Dengan menggunakan tabel angka random dilakukan pemilihan sampel
sesuai dengan jumlah yang ditentukan untuk setiap sekolah.
3. Mencocokkan nomor urut yang terambil dengan nomor urut sampel yang
telah disusun untuk kemudian menetapkan siswa yang terpilih sebagai
sampel.
D. Teknik Pengumpulan Data
Ada dua variable yang diukur secara tidak langsung. Pengukuran
dengan menggunakan angket yang akan dikembangkan secara cermat oleh
peneliti untuk masing-masing variable. Kedua variabel yang dimaksud adalah
(1). gaya hidup, dan (2). motivasi belajar. Adapun variabel prestasi belajar
matematika diambil dari nilai akhir mata pelajaran matematika siswa yang ada
di bagian administrasi.
Pengukuran pada penelitian ini menggunakan pengukuran pada situasi
nyata di lapangan, sesuai dengan pengalaman, pemahaman dan penilaian para
siswa atau responden tentang apa yang dialami, bukan apa yang mereka
inginkan. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kedua variabel tersebut
dikembangkan melalui indikator dari masing-masing variabel. Sebelum
instrumen digunakan untuk penelitian dilakukan pengujian tentang validitas
dan reliabilitas dengan membagikan instrumen kepada 20 orang siswa.
Jawaban ini diolah dan dipergunakan untuk menguji instrumen. Validitas
dengan koefisien korelasi Person (product moment) dan tes reliabilitas dengan
koefisien Gronbach Alpha pada instrumen dengan jawaban Likert.
35
Nilai setiap butir dikatakan valid jika nilai koefisien korelasi Pearson/
product moment signifikan secara statistik. Untuk n=45 maka r = 0.297 sudah
signifikan, untuk n = 20 dengan r = 0.35 sudah signifikan. Nilai Gronbach
alpha sebagaimana dalam Trinton memuat batasan atau kriteria nilai Gronbach
Alpha lebih besar atau sama dengan 0.6 dikatakan instrument itu reliable. Hal
ini parallel dengan pendapat Cohen dkk (2007: 506) yang menyatakan bahwa
untuk Gronbach Alpha kurang dari 0.60 dinyatakan tidak reliable, sama
dengan atau lebih besar 0.60 dikatakan bahwa instrument itu cukup reliabel,
jika sama atau lebih besar 0.70 dikatakan reliabel, dan jika sama atau lebih
dari 0.80 dikatakann sangat reliable, dan jika sama dengan atau diatas 0.90
dikatakan sangat sangat reliabel.
E. Teknik Analisis Data
Dalam tesis ini saya menggunakan analisis regresi, adapun
menggunakan analisis ini dikarenakan perhitungan akan lebih mudah dalam
proses penyelesaian tesis ini.
Regresi merupakan pengaruh (Causal relationship) beberapa variabel
independen (X’s) yang menjelaskan ke satu variabel dependen (Y). Bahkan
secara ekstrim dapat dikatakan bahwa hubungan pengaruh beberapa variabel
independen (X’s) terhadap satu variabel independen (Y). Analisis regresi
yang mempunyai dua independen variable atau lebih disebut analisis regresi
ganda. Kerangka analisis ini biasanya dituliskan sebagai berikut
2211ˆ XbXbbY
o++= atau eXbXbbY
o+++=
2211. Berbagai
36
asumsi biasanya diikutsertakan dalam analisis regresi ini, bahkan acapkali di
pergunakan sebagai persyaratan yang harus dipenuhi. Persyaratan ini banyak
silang pendapat, diantaranya sebagaimana diuraikan dibawah ini.
Asumsi yang diajukan oleh Gorard yang dikutip oleh Cohen dkk
(2007:542).
1) Semua data berasal dari sampel yang dipilih secara random;
2) Paling tidak variabel independen merupakan angka riil;
3) Tak ada outlier;
4) Semua variabel diukur dengan benar tanpa ada kesalahan;
5) Ada hubungan linear antara variabel dependen dengan variabel-
variabel inde[endennya;
6) Variabel dependen mengikuti distribusi normal, atau minimal
terpenuhi asumsi berkut;
7) Galat mengikuti distribusi normal;
8) Varians setiap variabel konsisten vs variabel lainnya, atau minimal
terpenuhi asumsi berikut;
9) Galat dari variabel dependen terkait dengan setiap variabel
independen mempunyai varians yang konstan;
10) Galat tidak berkorelasi dengan variabel variabel independen nya;
11) Galat mempunyai rata rata nol dan berkorelasi secara linear dengan
variabel dependennya;
12) Tak ada sutupun variabel independen kolinear dengan variabel-
variabel independen lainnya;
37
13) Korelasi antar galat sama dengan nol.
Selanjutnya dari 13 butir asumsi di atas, dipadatkan menjadi tujuh
butir berikut ini sebagaimana pada Cohen dkk.
1) Data berasal dari sampel yang dipilih secara random;
2) Data mempunyai skala interval atau rasio;
3) Tak ada outlier;
4) Hubungan linear antara variabel dependen dengan variabel-variabel
independen;
5) Variabel dependen mengikuti distribusi normal, atau minimal asumsi
berikut terpenuhi;
6) Galat mengikuti distribusi normal; dan
7) Tak ada kolinearitas.
Lebih lanjut Gujarati dalam karangan bukunya yang berjudul
Essentials of Econometrics menyebutkan bahwa persyaratan dalam regresi
ganda adalah (1) semua variabel independen non stochastik (2). Rata rata
galat sama dengan nol dg variance konstan, dan mengikuti distribusi
normal yang dapat dituliskan sebagai berikut ei≈N(µ¸σ²)
(3).Homoscedasticity (4).No exact multicollinearity. Hal serupa
Intrilgator. M. D. dalam bukunya yang berjudul Econometric Models,
Techniques, and Applications. Menuliskan bahwa asumsi atau persyaratan
dalam regresi ganda (1).multikolineariti, (2).heteroscedastisiti, (3). Galat
38
atau e mengikuti ditribusi normal dengan rata rata nol dan simpangan baku
sigma (σ).
Dalam penelitian ini akan dilakukan uji persyaratan sebagai
pemenuhan asumsi yang diperlukan dalam analisis regresi ganda pada hal
yang sangat penting secara praktis sebagaimana diutarakan pada ringkasan
Cohen, Gujarati dan Intriligator. Uji persyaratan yang dimaksud adalah uji
(1). normalitas bagi variable dependen, dan galat, (2) uji persyaratan
linearitas, (3) uji persyaratan multikolineariti, (4) uji persyaratan
heteroskedastisiti.
Jadi penelitian ini menggunakan analisis regresi ganda. Variabel
dependen adalah prestasi belajar matematika (Y), dan variabel independen
ada dua ialah gaya hidup (X1), dan motivasi belajar (X2). Sebelum
analisis regresi diaplikasikan, uji persyaratan dilakukan terlebih dahulu.
Uji tersebut mencakup:
(i) uji normalitas variable dependen atau (Y), dan uji normalitas galat
taksiran regresi e≈N(µ,σ),
(ii) uji homogenitas varian atau tak ada heteroskedastisiti,
(iii) uji multikolineariti antar variabel independen,
(iv) uji tuna cocok persamaan regresi.
Uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov
dengan sig. > 0.05 maka Ho diterima. Jadi Variabel mengikuti distribusi
39
normal. Uji homoskedastisiti atau data tidak menggerombol-gerombol
dengan metode pola grafik. Dalam pola grafik, disajikan grafik galat-
kwadrat vs Y prediksi. Data homoskedastis jika grafik menunjukkan tak
ada pola yang sistimatis, berapapun Y prediksi, galat kuadrat relatif sama,
dan variance konstan. Uji multikolineariti dengan uji tolerance (TOL) dan
Variance Inflation Factor (VIF). Kolinieritas tidak ada jika nilai TOL dan
VIF mendekati 1 (satu).
Selanjutnya tuna cocok atau goodness of fit dilakukan dengan
menggunakan metode yang sering dipergunakan oleh para peneliti
terdahulu. Tuna cocok pada analisis regresi depergunakan nilai R, R2 dan
nilai adjusted R2 dan nilai R2 change. Hal ini segaimana dijelaskan pada
manual help SPSS versi 16 (manual guade help SPSS V 16). Tuna cocok
diuji dengan nilai R dan nilai R2 maupun nilai yang diselaraskannya. Jika
nilai R dan nilai R2 maupun nilai yang diselaraskannya tetap besar maka
model regresi dinyatakan cocok atau fit.
Berdasarkan metode yang dijelaskan di atas, maka penelitian ini
menggunakan analisis regresi ganda, dan uji berbagai persyaratan
termasuk uji tuna cocok juga dilakukan sebelum analisis selanjutnya.
40
F. Perumusan Hipotesis Statistik
Selanjutnya hipotesis penelitian secara statistik dapat dituliskan dalam
kalimat verbal sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh positif antara gaya hidup(X1) terhadap prestasi belajar
matematika siswa (Y) ceteris paribus pada motivasi belajar (X2).
2. Terdapat pengaruh positif antara motivasi belajar (X2) terhadap prestasi
belajar matematika siswa (Y), ceteris paribus pada gaya hidup (X1).
3. Terdapat pengaruh antara gaya hidup (X1) dan motivasi belajar (X2)
terhadap prestasi belajar matematika siswa (Y).
Analisis lanjutan dilakukan dengan menerapkan persamaan regresi
ganda yang diselaraskan pada data penelitian dengan
berbagai persyaratan yang secara teoritis telah diuraikan diatas.
41
G. Instrumen Penelitian
INSTRUMEN GAYA HIDUP
JAWABAN Selalu (SL) Sering (SR) Jarang (J) Tidak Pernah (TP)
NO PERNYATAAN 1 Setiap keluarga memililiki pola asuh sendiri-sendiri .
2 Setiap individu memiliki karakter bawaan, tapi dapat berubah akibat lingkungan.
3 Jika saya mempunyai permasalahan, diselesaikan dengan anggota keluarga.
4 Saya setuju handphone harus diganti berdasarkan perkembangan teknologi terkini.
5 Saya senantiasa konsultasi dengan orang tua dalam hal yang fundamental.
6 Perubahan jaman akan membawa perubahan gaya hidup.
7 Pola hidup yang baik adalah bersenang-senang.
8 Saya ikut jalan-jalan di mal,hanya ikut tren teman .
9 Saya berbelanja menggunakan ATM.
10 Saya membeli barang hanya karena yang saya perlukan.
11 Saya setuju bahwa konsumtif adalah pola hidup yang perlu ditiru.
12 Saya membersihkan kamar tidur saya sendiri.
13 Saya sangat tergantung dengan komputer/laptop.
14 Saya dan orang tua sekali-kali berekreasi.
15 Saya menirukan gaya hidup teman temanku di sekolah.
Catatan: Gaya hidup pada penelitian ini adalah pola hidup dimana seseorang membagi, menghabiskan dan mengelola waktu dan uangnya demi citra dan status sosialnya.
42
INSTRUMEN MOTIVASI BELAJAR
JAWABAN Selalu (SL) Sering (SR) Jarang (J) Tidak Pernah (TP)
No PERNYATAAN 1 Keberhasilan saya selama ini ditentukan oleh kerja keras saya sendiri.
2 Dengan ketekunan belajar saya dapat mencapai sukses.
3 Saya belajar dengan teratur agar memperoleh prestasinya lebih baik.
4 Saya selalu dipengaruhi perasaan takut gagal daripada harapan untuk sukses.
5 Saya yakin dapat mencapai prestasi belajar yang baik dibandingkan teman-teman.
6 Walaupun lelah saya tetap belajar, agar memperoleh prestasi yang baik di masa datang.
7 Saya menetapkan target nilai mata pelajaran MIPA sesuai dengan kemampuan saya.
8 Saya suka tugas yang sulit sehingga saya dapat mengukur seberapa tinggi kemampuan saya.
9 Saya suka mengerjakan tugas-tugas yang menuntut ide yang baru.
10 Saya selalu mengisi waktu luang dengan belajar.
11 Saya mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas tepat waktunya.
12 Saya senang mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang menantang.
13 Saya lebih tertarik untuk belajar dari pada berkunjung ke rumah teman.
14 Bagi saya tugas yang ringan lebih menarik dari pada tugas yang berat.
15 Waktu luang lebih banyak saya digunakan untuk santai daripada membaca buku.
Catatan: Motivasi Belajar adalah perubahan energy, rasa, dan rangsangan atas tujuan dalam melakukan belajar di kedua SMA
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Sekolah Menengah Atas dalam penelitian ini terdiri dari SMAN I
Bogor dan SMA PGRI I Bogor. Kedua sekolah tersebut merupakan sekolah
favorit, banyak peminatnya masuk ke sekolah tersebut. SMAN 1 Jl Ir H
Juanda 16, Pabaton, Bogor Tengah BOGOR yang terletak disamping Istana
Bogor. Sedangkan SMA I PGRI terletak di Jl Bina Marga I 17 RT 004/08
BOGOR.
Distribusi responden yang diteliti dari SMAN I ada 66 siswa dan dari
SMA I PGRI ada 64 siswa. Total siswa yang dijadikan sampel ada 130 siswa.
Jika dilihat menurut jenis kelamin menunjukkan bahwa samel yang terpilih di
SMAN I perempuan lebih banyak dibandingkan di SMA I PGRI yang
ternyata laki-laki yang terpilih lebih banyak. Jadi karakteristk responden
menurut jenis kelamin sangan berbeda menurut kedua SMA tersebut. Siswa
SMAN I cenderung difavoritkan oleh siswa perempuan, sedangkan SMA I
PGRI cenderung difavoritkan oleh siswa laki-laki.
44
Selanjutnya jika dilihat menurut variabel jumlah saudara kandung
juga menunjukkan karakteristik yang berbeda. Secara umum menunjukkan
bahwa mayoritas mempunyai saudara kandung satu, dua, dan tiga. Jika
dilihat masing masing sekolah menunjukkan ada perbedaan yang cukup
mencolok. Di SMAN I menunjukkan modus dengan saudara kandung tiga,
sedangkan di SMA I PGRI menunjukkan modus bersaudara kandung dua.
Secara umum perbedaan ini menunjukkan bahwa siswa di SMA I PGRI
cenderung saudara kandungnya lebih sedikit dibandingkan di SMAN I.
Dengan perkataan lain anggota rumah tangga anak anak SMA I PGRI
cenderung lebih kecil dibandingkan dengan di SMAN I.
45
Berdasarkan angka angka pada Tabel 4.3a dan Tabel 4.3b
menunjukkan bahwa responden menurut urutan anak yang ke berapa justru di
SMAN I mayoritas anak pertama, jauh lebih banyak dibandingkan siswa di
SMA I PGRI. Anak keduanya menjadi sebaliknya di SMA I PGRI lebih
banyak dibandingkan siswa di SMAN I.
Berdasarkan angka angka pada Tabel 4.4a dan Tabel 4.4b
menunjukkan bahwa responden menurut pekerjaan orang tua mayoritas
swasta baru pegawai negeri. Tujuh puluh tujuh persen orang tua siswa
bekerja sebagai PNS dan Swasta. Kemudian jika dilihat menurut sekolah
menunjukkan bahwa di SMAN I sekitar 74 persen, sedangkan di SMA I
PGRI sekitar 79 persen anak pertama dan kedua.
46
Berdasarkan angka angka pada Tabel 4.5a dan Tabel 4.5b
menunjukkan bahwa responden menurut pendidikan Ayah. Secara
keseluruhan berpendidikan SLTA sekitar 74 persen. Pendidikan orang tua
yang anaknya sekolah di SMA I PGRI dan pendidikannya SLTA sekitar 80
persen, sedangkan di SMAN I ada 68 persen.Yang berpendidikan S1 di
SMAN I ada 24 persen dibandingkan yang di SMA I PGRI hanya sekitar 16
persen. Selanjutnya pada kedua SMA, siswa yang ayahnya berpendidikan S2
adalah sama jumlahnya, ialah masing masing ada 3 orang.
47
Berdasarkan angka angka pada Tabel 4.6a dan Tabel 4.6b
menunjukkan bahwa responden menurut pendidikan Ibu. Secara keseluruhan
berpendidikan SLTA sekitar 78 persen. Pendidikan Ibu yang anaknya sekolah
di SMA I PGRI dan pendidikannya SLTA sekitar 77,7 persen, ada 76,56
persen di SMA I PGRI, dan ada 78,79 di SMAN I. Di SMA I PGRI yang
berpendidikan S2 lebih banyak, namun di SMA I PGRI justru ada yang
berpendidikn S3 satu orang.
B. Pengujian Persyaratan Analisis
1. Uji Vaiditas dan Reliabilitas
Sesuai dengan uraian pada bab sebelumnya bahwa uji validitas
butir dilakukan dengan menghitung nilai product moment antara butir
yang di uji validitasnya dengan jumlah skor butir butir lainnya. Hasil ini
ada di kolom corrected item-Total Correction. Dari kolom ini
menunjukkan bahwa semua butir Valid, karena semua diatas 0.23 sudah
signifikan.
48
Selanjutnya reliabilitas diukur dengan Alpha Cronbach. Jika dilai
alpha diatas 0,60 maka dikatakan bahwa instrumen yang terdiri dari
sejumlah butir-butir tersebuta adalah reliabel. Pada Ujicoba ini
menunjukkan bahwa nilai Alpha Cronbach nya sama dengan 0,933 > 0,60
berarti instrumen Gaya Hidup dinyatakan reliabel.
Hal yang sama untuk variabel motivasi belajar menunjukkan hal hal
yang serupa. Berdasarkan nilai product moment atau nilai Corrected Item-
49
Total Correlation semuanya menujukkan angka yang valid. Selanjutnya
reliabilitas diukur dengan Alpha Cronbach. Jika dilai alpha diatas 0,60 paka
dikatanan bahwa instrumen yang terdiri dari sejumlah butir-butir tersebuta
adalah reliabel. Pada Ujicoba ini menunjukkan bahwa nilai Alpha Cronbach
nya sama dengan 0,993 > 0,60 berarti instrumen variabel Motivasi belajar
dinyatakan reliabel.
Tabel 4.8 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar (Mot)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.992 15
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Mot1 29.05 199,734 .993 .990
Mot2 29.00 201,263 .965 .991
Mot3 29.00 201,263 .965 .991
Mot4 29.05 199,734 .993 .990
Mot5 29.00 201,263 .965 .991
Mot6 29.00 201,053 .972 .991
Mot7 29.00 200,737 .983 .991
Mot8 29.00 201,053 .972 .991
Mot9 29.00 200,737 .983 .991
Mot10 28.95 202,471 .902 .991
Mot11 28.95 201,839 .924 .991
Mot12 28.95 202,471 .902 .991
Mot13 28.95 201,839 .924 .991
Mot14 28.90 203,042 .826 .993
Mot15 28.90 203,042 .826 .993
50
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Variabel
Secara klasikal diperlukan uji hipotesis apakah semua variabel
dalam penelitian mengikuti distribusi normal. Ketiga variabel
penelitian baik variabel Motivasi Belajar, variabel Gaya Hidup, dan
variabel Prestasi Belajar Matematika mengikuti distribusi normal.
Hal ini ditunjukkan bahwa nila Kolmogorov-Smirnov Z dari
ketiga variabel tersebut sangat kecil, yang secara berurutan untuk
variabel Motivasi Belajar, Variabel Gaya Hidup, dan Variabel Prestasi
Belajar Matematika menunjukkan hasil penelitian adalah 0,817 0,848
dan 1,207 dengan signifikansi secara berurutan Sig.= 0.517 > 0.05
untuk variabel Motivasi Belajar, sig. = 0,469 > 0.05 untuk variabel
51
Gaya Hidup, dan Sig. =0.109 > 0.05 untuk variable Prestasi Belajar
Matematika. Hal ini berarti hipotesis yang menyatakan ketiga variabel
diatas mengikuti distribusi normal dapat diterima.
Jadi secara ketiga variabel dalam penelitian ini semuanya
mengikuti distribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi yang sempurna antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi yang sempurna di antara variabel bebas. Salah satu cara untuk
mendeteksi adanya multikolinearitas adalah dengan melihat tolerance
atau Varians Inflation Factor (VIF). Apabila tolerance lebih kecil dari
0,1 atau nilai VIF di atas 10, maka terjadi multikolinearitas. Aturan
yang berikutnya adalah jika nilai Tol dan VIF mendekati angka satu
maka dalam analisis regresi ganda tak ada multikoliniaritas.
Hasil uji multikolinearitas pada pada tabel di atas diketahui
bahwa hasil Tolerance dan nilai Varians Inflation Factor (VIF) pada
masing-masing variabel mendekati nilai angka satu. Sehingga dapat
dinyatakan bahwa tidak ada multikolinieritas antara Gaya Hidup dan
Motivasi Belajar pada analisis regresi ganda ini.
52
c. Uji Heteroskedastiditi
Pengertian heteroskedastisitas adalah apabila kesalahan atau
residual yang diamati tidak memiliki varian yang konstan. Kondisi
heteroskedastisitas sering terjadi pada data cross section, atau data
yang diambil dari beberapa responden pada suatu waktu tertentu.
Salah satu metode untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas
adalah dengan membuat scatter-plot antara standardized Residual
(ZRESID) dan Standardized Predicted Value (Y topi). Pada gambar
dibawah ini menunjukkan tidak ada perubahan e sepanjang Ytopi lihat
Gambar 4.1, maka dinyatakan tidak ada heteroskedastisitas pada galat
(error/ residual) tersebut.
53
d. Uji Normalitas Galat/ Residual
54
Berdasarkan Tabel 4.11 menunjukkan bahwa error (e) atau
residual, yang juga disebut galat yang dihasilkan dari persamaan
berikut.
regresi hasil dataY
belajar prestasi dataY
errore
===
−=
ˆ
YYe
Persyaratan regresi yang baik jika residualnya mengikuti
distribusi normal. Berdasarkan data statistik pada Tabel 4.11
menunjukkan bahwa uji hipotesis yang menyatakan distribusi residual
pada analisis regresi ini mengikuti distribusi normal dapat diterima.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai Kolmogorov-Smirnov Z = 1.00 dan
sig. 0.27 > 0.05. Hal ini berarti asumsi atau persyaratan analisis
regresi terpenuhi.
C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
1. Pengujian Hipotesis
a. Koefisien Korelasi Ganda
Berdasarkan hasil pengolahan data sebagaimana pada Tabel
4.12 menunjukkan bahwa variabel Gaya Hidup dan Motivasi Belajar
secara bersama sama mempunyai korelasi ganda dengan variabel
Prestasi Belajar Matematika sebesar R = + 0.957 yang berarti makin
tinggi gaya hidup dan motivasi belajar seseorang akan diikuti makin
55
tingginya prestasi belajar matematika. Korelasi ganda ini sangat kuat
karena mendekati angka satu (1). Selanjutnya variabel Gaya Hidup
dan variabel Motivasi Belajar secara bersama sama dapat menentukan
variabel Prestasi Belajar Matematika sebesar 91.6 persen (R Square =
0.916). Koefisien korelasi ganda dan koefisien determinasi ini
menunjukkan tingkat sangat signifikan signifikan, karena nilai sig. =
0.000 < 0.01 dan nilai F = 689578.
b. Uji Hipotesis
Berdasarkan Tabel 4.13 dapat diturunkan persamaan regresi
ganda dapat dituliskan sebagai dibawah ini. Persamaan ini
sebagaimana lazimnya yang dijumpai diberbagai makalah maupun
buku, terutama buku-buku ekonometrika.
56
0.000 Sig ; 689.578 F0.000 0.000 0.000 sig.32.462 4.920 57.487 ot
(Motivasi) 2X 0.906 + Hidup) (Gaya 1X 0.137 + 51.012Y
o ==
=ˆ
1) Ada pengaruh Gaya Hidup terhadap Prestasi Belajar Matematika
Berdasarkan Tabel 4.14 dan persamaan regresi ganda
menunjukkan bahwa hipotesis statistik Ho: Tidak ada pengaruh
variabel Gaya Hidup (X1) terhadap variabel Prestasi Belajar
Matematika (Y) ditolak karena nilai to = 4.920 dan sig. = 0.000 <
0.05. Hal ini berarti H1 diterima. Artinya hipotesis penelitian yang
menyatakan bahwa ada pengaruh Gaya Hidup terhadap Prestasi
Belajar Matematika dapat diterima. Pengaruh ini sangat signifikan
karena nilai sig. = 0.000 < 0.01 (bukan hanya kurang dari 0.05).
Lebih lanjut berdasarkan persamaan regresi ganda tersebut
dapat diuraikan bahwa setiap kenaikan satu unit Gaya Hidup akan
diikuti dengan kenaikan Prestasi Belajar Matematika sebesar 0.137
unit, ceteris paribus atau variabel Motivasi Belajar tidak berubah.
57
2) Ada pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar
Matematika
Berdasarkan Tabel 4.14 dan persamaan regresi ganda
menunjukkan bahwa hipotesis statistik Ho: Tidak ada pengaruh
variabel Motivasi Belajar (X2) terhadap variabel Prestasi Belajar
Matematika (Y) ditolak karena nilai to = 32.462 dan sig. = 0.000 <
0.05. Hal ini berarti H1 diterima. Artinya hipotesis penelitian yang
menyatakan bahwa ada pengaruh Motivasi Belajar terhadap
Prestasi Belajar Matematika dapat diterima. Pengaruh ini sangat
signifikan karena nila sig. = 0.000 < 0.01 (bukan hanya kurang dari
0.05).
Lebih lanjut berdasarkan persamaan regresi ganda tersebut
dapat diuraikan bahwa setiap kenaikan satu unit Motivasi Belajar
akan diikuti dengan kenaikan Prestasi Belajar Matematika sebesar
0.906 unit, ceteris paribus atau variabel Gaya Hidup tidak berubah.
3) Ada pengaruh Gaya Hidup dan Motivasi Belajar secara bersama
sama terhadap Prestasi Belajar Matematika.
Selanjutnya berdasarkan Tabel 4.13 dan persamaan regresi
ganda menunjukkan bahwa hipotesis statistik Ho: Tidak ada
pengaruh variabel Gaya Hidup (X1) dan variabel Motivasi Belajar
(X2) secara bersama sama terhadap variabel Prestasi Belajar
58
Matematika (Y) ditolak karena nilai Fo = 689.578 dan sig. =
0.000 < 0.05 (Ho ditolak). Berdasarkan Table 4.14 lebih lanjut
berpengaruh secara signifikan ini dapat dilihat juga sebagai
berikut dengan masing masing nilai nilai sig nya kurang dari 0.05
bahkan kurang dari 0.01 (Gaya Hidup to = 4.920 dan sig. = 0.000
< 0.05. Motivasi Belajar to = 32.462 dan sig. = 0.000 < 0.05).
Hal ini berarti H1 diterima. Artinya hipotesis penelitian yang
menyatakan bahwa ada pengaruh Gaya Hidup dan Motivasi
Belajar secara bersama sama terhadap Prestasi Belajar
Matematika dapat diterima. Pengaruh ini sangat signifikan karena
keduanya mempunyai angka nilai sig. = 0.000 < 0.01 (bukan
hanya kurang dari 0.05).
Lebih lanjut berdasarkan persamaan regresi ganda tersebut
dapat diuraikan bahwa setiap kenaikan satu unit Gaya Hidup dan
sekaligus dengan kenaikan satu unit Motivasi Belajar akan diikuti
dengan kenaikan Prestasi Belajar Matematika sebesar 1.043 ( =
0.137 + 0.906) unit.
2. Pembahasan
a. Hipotesis
Persamaan regresi juga telah memenuhi persyaratan yang
diperlukan antara lain variable dependen mengikuti distribusi normal,
tak ada multikolinearitas antar variable independen, data
59
homoskedastis, galat mengikuti distribusi normal, dan adanya tuna
cocok persamaan regresi ganda yang diselaraskan pada data
penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh gaya hidup
terhadap prestasi belajar matematika. Setiap kenaikan satu unit gaya
hidup akan diikuti dengan kenaikan prestasi belajar matematika
sebesar 0.137 unit, ceteris paribus atau variabel Motivasi Belajar tidak
berubah. Kemudian juga ada pengaruh variabel motivasi belajar
terhadap variabel prestasi belajar matematika. Setiap kenaikan satu
unit motivasi akan diikuti dengan kenaikan Prestasi Belajar
Matematika sebesar 0.906 unit, ceteris paribus atau variabel pengaruh
gaya hidup tidak berubah. Selanjutnya variabel gaya hidup dan
variabel motivasi belajar secara bersama sama berpengaruh secara
signifikan terhadap prestasi belajar matematika siswa. Setiap kenaikan
satu unit gaya hidup dan sekaligus dengan kenaikan satu unit motivasi
belajar akan diikuti dengan kenaikan Prestasi Belajar Matematika
sebesar 1.043 unit.
Hasil pengujian hipotesis diatas menunjukkan bahwa telah
terbukti ada pengaruh langsung variable gaya hidup terhadap prestasi
belajar matematika. Hal yang sama untuk variable motivasi belajar.
Selanjutnya secara bersama sama variable gaya hidup dan variabel
motivasi belajar menentukan variabel prestasi belajar matematika
sebesar sebesar 91.6 persen (R Square = 0.916). Berdasarkan nilai to
60
menunjukkan bahwa secara berurutan dari besaran koefisien regresi
(B) maupun tingkat signifikansinya (to) menunjukkan pertama adalah
motivasi belajar, kedua gaya hidup.
b. Korelasi
Selanjutnya jika dikaji lebih lanjut berdasarkan koefisien partial
correlation (korelasi parsial) yang menunjukkan bahwa korelasi antara
dependen dengan salah satu variabel independen setelah dihilangkan
pengaruh korelasi variabel independen lainnya. Atau korelasi antara
variabel dependen dengan salah satu variabel independen, setelah
pengaruh hubungan linear variabel-variabel independen lainnya telah
dihilangkan dari keduanya. Selanjutnya part correlation, juga dihitung
untuk menunjukkan bahwa korelasi antara variabel dependen dengan
salah satu variabel independen, setelah pengaruh hubungan linear
variabel-variabel independen lainnya telah dihilangkan dari variabel
independen tersebut. Part correlation juga disebut semipartial
correlation.
61
Berdasarkan Tabel 4.15 menunjukkan bahwa korelasi antara
prestasi belajar matematika dengan gaya hidup pengetahuan sama
dengan 0.465 yang menunjukkan tingkat korelasi kurang kuat.
Selanjutnya jika dilihat dari koefisien korelasi parsial menunjukkan
angka yang lebih kecil lagi. Angka ini adalah angka koefisen korelasi
setelah pengaruh variabel motivasi belajar dihilangkan dari hubungan
linear antara variabel prestasi belajar matematika dan variabel gaya
hidup. Angka ini adalah menunjukkan angka koefisien korelasi yang
sebenarnya dalam keterkaitan hubungan antara variabel dependen
prestasi belajar matematika dengan variabel variabel independen gaya
hidup dan motivasi belajar.
Selanjutnya jika part correlation antara variabel prestasi belajar
matematika sebagai variabel dependen dengan variabel gaya hidup
sama dengan 0.127, setelah pengaruh variabel motivasi belajar
dihilangkan dari variabel gaya hidup tersebut. Jadi berdasarkan Tabel
4.15 tersebut menunjukkan bahwa memang kedua variabel independen
62
tersebut berpengaruh semuanya secara signifikan. Kemudian secara
konsisten dengan analisis regresi menunjukkan bahwa secara berurutan
dari yang paling besar adalah variabel motivasi belajar, kemudian
variabel gaya hidup (lihat angka partial correlation maupun part
correlation nya).
Berdasarkan analisis diatas menunjukkan ada pengaruh yang
sangat signifikan variabel gaya hidup dan motivasi belajar terhadap
variabel prestasi belajar matematika baik secara parsial maupun secara
bersama-sama.
c. Sumbangan
Variabel gaya hidup dan variabel motivasi belajar dapat
menentukan atau dapat menjelaskan variabel prestasi belajar
matematika sebesar 91.6 persen (R2 =0.916). Koefisien penentu ini
ternyata terdiri dari sumbangan variabel gaya hidup ditambahkan
dengan sumbangan dari variabel motivasi belajar. Besarnya
sumbangan ini dapat dihitung berdasarkan rumus berikut.
2121 ... XYXYXXYRRR +=
0.06324 = 0.465 x 0.136 = X Y korelasi.koef x BetaR
11X.Y 1
=
0.852252 = 0,948 x 0.899 = X Y korelasi.koef x BetaR
22X.Y 2
=
63
Penghitungan ini dapat disajikan pada Tabel 4.16 dibawah ini.
Total sumbangan mutlak adalah nilai koef. Penentu atau R2 (R Square)
pada analisis regresi ganda (lihat Tabel 4.12). Sumbangan mutlak
variabel gaya hidup adalah sama dengan koef. Beta nya dikalikan koef
korelasi Product Moment antara prestasi belajar matematika (Y) dan
variabel gaya hidup ( X1). Begitu pula sumbangan mutlak variabel
motivasi belajar adalah sama dengan koef. Beta nya dikalikan koef
korelasi Product Moment antara prestasi belajar matematika (Y) dan
variabel motivasi belajar ( X2).
Hasil ini disajikan pada Tabel 4.16. Tabel ini menunjukkan
bahwa secara bersama sama variabel gaya hidup dan variabel motivasi
belajar dapat menentukan variabel prestasi belajar matematika sebesar
91.6 persen. Hal ini terdiri dari sumbangan variabel gaya hidup
sebesar 6.3 persen, dan dari variabel motivasi belajar sebesar 85.2
persen. Apabila dihitung seberapa efektif sumbangan ini menunjukkan
bahwa ternyata gaya hidup hanya 690.8 persen dibandingkan dengan
variabel motivasi belajar yang menyumbang sebesar 9309.3 persen.
64
Jadi walaupun keduanya secara bersama sama maupun secara
parsial mempunyai pengaruh yang signifikan, namun dominan
pengaruhnya oleh variabel motivasi belajar.
65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari analisis pada Bab IV maka pada bagian ini dapat dituliskan
kesimpulan dan saran sebagai berikut.
1. Gaya hidup berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar
matematika siswa SMAN I Bogor dan SMA I PGRI Bogor. Pengaruh
ini sangat signifikan. Walaupun kontribusi nya sangat kecil
dibandingkan dengan variabel lainnya.
2. Motivasi belajar berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi
belajar matematika siswa SMAN I Bogor dan SMA I PGRI Bogor.
Disamping itu variabel ini mempunyai kontrinusi yang sangat besar.
Secara efektif sumbangan terhadap prestasi belajar matematika sebesar
93.1 persen dibandingkan dengan variabel gaya hidup yang hanya
sebesar 6.9 persen.
3. Gaya hidup dan motivasi belajar secara bersama sama berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa SMAN I Bogor dan SMA I PGRI
Bogor. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan masing masing
satu unit gaya hidup dan satu unit motivasi belajar akan diikuti dengan
66
kenaikan prestasi belajar matematika sebesar 1.043 unit. Sumbangan
kedua variabel dalam menentukan prestasi belajar matematika sebesar
91.6 persen.
B. SARAN
1. Saran Praktis
Berdasarkan uraian diatas dapat di sarankan beberapa hal sebagai
berikut.
a. Gaya hidup siswa memang berpengaruh terhadap prestasi belajar
matematika secara signifikan, tetapi sumbangan nya jauh lebih
kecil dibandingkan pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi
belajar matematika. Untuk itu disarankan agar ada pengarahan dan
kontrol terhadap siswa dalam gaya hidupnya. Sehingga gaya
hidup siswa dapat memberikan kontribusi menentukan prestasi
belajar yang lebih besar lagi, baik yang bersifat mutak maupun
yang bersifat ke efektifannya.
b. Motivasi belajar berpengaruh secara sangat signifikan, dan
mempunyai kontribusi yang sangat dominan terhadap prestasi
belajar matematika siswa. Oleh karenanya tingkat motivasi belajar
ini perlu di pertahankan. Bahkan polanya perlu di sosialisasikan
kepada siswa siswa secara umum.
c. Selanjutnya variabel gaya hidup dan variabel motivasi belajar
secara bersama-sama juga berpengaruh secara signigfikan terhadap
67
prestasi belajar matematika. Disarankan adanya sosialisasi pola
gaya hidup siswa yang dapat memberikan kontribusi terhadap
prestasi belajar matematika. Sekaligus motivasi belajar yang sudah
bagus perlu dipertahankan, dan bahkan di sosialisasikan kepada
siswa secara umum.
2. Saran Akademik
Saran akademik dapat disampaikan bahwa para teman sejawat
dapat melakukan penelitian serupa di sekolah sekolah lain. Atau
melakukan penelitian serupa dengan berbagai variabel independen
yang lain yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap prestasi
belajar matematika di SMA.
68
DAFTAR PUSTAKA
Buku: Allport, G. (1962). The Trend in Motivational Theory, American Journal of
Ortho psychiatry, No 23 (1953), pp. 107-119, dikutip oleh Harold L Hodgkinson, dalam Education in Soscial and Culturel Perspectives. New York:Prentice Hall Inc.
Campbell, J.P., Dunnetle, M.D., Lawler E.E.& Weick K.E. (1970). Manegerial
Behavior Performance & Effectiveness. New York: Mc Graw-Hill. Certo, S.C. and Certo, S.T. (2006). Modern Management. (New Jersey: Pearson
Education. Inc. Chialson 2008. Chialson, L. and P. Aubé (2008). Lifestyle and Academic
Performance – Highlights (PA 2007 ‐ 009). Cohen. L., Manion. L., and Morrison. K. (2007). Research Methods in
Education. (New York: Routledge. 2007), p. 542. Crawford. (1987). The Psychology Learning and Instruction. New Delhi:
Prentice-Hall Inc. David Krech, Richard. S. Crutchfield and Eqerton L. Ballachey. (1962).
Individual in Society . Tokyo: McGraw-Hill. Donald. (2003). Kurikulum dan Pembelajaran, terjemahan Oemar Hamalik.
Jakarta: Bumi Aksara. Engel, J.F., Roger D Black Well, dan Paul W. Miniard. (1994). Perilaku
Konsumen (terjemahan Budiyanto,F.X). Jakarta: Bina Aksara. Gagne, Robert M. (1985). The Condition of Learning. CBS New York: College
Publishing. Gibson, Ivancevid, Donnetly, Organica. (1991). Perilaku Struktur Proses. edisi
ke V jilid I. Jakarta: Erlangga. Hamalik, O. (2003). Kurikulum dan Pembelajaran. Penerbit: Bumi Aksara,
2003). Heckhausen. (1988). The Anatomy of Achievement Motivatio. New York:
Prentice Hall Inc.
69
Hodgkinson, H. L. (1962). Education in Social and Cultureal Perspectives. New
York: Prentice Hall Inc. Hudojo,Herman. (1998). Pengembangan Kurikulum Matematika dan
Pelaksanaannya di Depan Kelas. Usaha Nasional. Surabaya. Huffman, K., Vernoy, M. dan Vermoy, J. (1995). Essentials of Psychology in
Action. New York: John Wiley & Sons. Inc. Jakson (2005). Jackson, T, E Papathanasopoulou and P Bradley 2005. Luxury or
Lock-in? The Carbon Implications of Consumer Lifestyles in the UK. Guildford: Surrey. Unpublished Mimeo.
Jones M.R. (1955). Nebiaska Symposium on Motivation. Lincoln: University of
Nebraska Press. Maslow, A. P. (1976). Motivation and Personality. New York: Harper and Row. Masnur Muslich. (2007). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan
Kontekstual. Jakarta : Bumi Aksara. McNeil, E. B. (1974). The Psychology of Being Human. San Francisco:
Canfield Press. Meggison, M. B. (2006). Small Business Management. New York: McGraw-
Hill. Mowen, J.C. dan Minor, M. (1998). Consumer Behavior. New York: Prentice-
Hall, Inc. Muhibbin Syah. (2007). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2007. Peter, J.P., Jerry C. Olsen. (1999). Behavior:Perilaku Konsumen dan Strategi
Pemasaran (terjemahan Damos Sihombing). Jakarta: Penerbit Erlangga. Poster, B.D. dan Hernacki, M. (1992). Quantum Learning Membiasakan
Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Jakarta: Kaifa. Purwanto, N. (1990). Psikologi Pendidikan, (Penerbit Pt Remaja Rosdakarya
Bandung. RI Suhartin Citro Broto. Serba Serbi Pendidikan. Jakarta:Bhratara Karya.1983
70
Robins, S.P. (1996). Organizational Behavior Concepts Controversies, Applications. London: Prentice Hall International. .
Ruslan, R. (2006). Metode Penelitian Publik Relations dan Komunikasi.
Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada. Soowon, dkk (2004). Soowon Kim., Barry M. Popkin, Anna Maria Siega-Riz,
Pamela S. Haines, and Lenore Arab. A cross-national comparison of lifestyle between China and the United States, using a comprehensive cross-national measurement tool of the healthfulness of lifestyles: the Lifestyle Index. (2004). Department of Nutrition, University of North Carolina School of Public Health, Chapel Hill, NC, USA.
Sudjana, Nana. (1988). Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar
Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Sudjana, Nana. (1990). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya. Suryabrata, S. (1995). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta : PT Asdi Mahasatya. Tim. (1999). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Umar. H. (2005). Metodologi Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.
Jakarta : P.T. Raja Grafindo Persada 2005, p. 134. Wingkel, C. (1989). Psikologi Pengajaran. Terjemahan Budiyanto. Jakarta: PT.
Grasindo. Wittig, A. F. (1984). Psychology: An Introduction. Singapore: Mc Graw-Hill. Zimbardo, P.G. dan Gerrg, R. J. (1996). Psychology and Life. New York:
Harper Collins College Publisher. Internet: Anon. Lifestyle.test. Di download pada 18 Februari 2007. Dari: http://www.queen
dom.com/ tests/minitests/l iestyle _access.html. Ari. W. Gaya Hidup dan Gaya Hidup Sehat, Tantangan Promosi Kesehatan di
Indonesia. Di download 18 Februari 2008. Dari: http:// www.promosi kesehtan. com/artikel.php?nid=134. Promosi kese hatan online.
71
Digital Collection. http://id.answers.yahoo.com/ index?qid =2008032406440/
jfunkpe/ 51/s1/fkom/jfunkpe-ns-s1-2007-51402045-vj_mtv-chapter3. pdf. Dari: http://id.answers yahoo.com/question/index?qid=2008032406440
Freedom Spirit. The Freedom Spirit. (2007). Di download pada 18 Februari 2007.
Dari: http://hendribun. blogspot. com/ 2007/01/ gaya hidup.html Giddens. Modernity and Self Identity and Society in the Modern Age Polity Press.
Di download 19 agustus 1991. Dari: http//en.wikipedia. org/wiki/ lifestyle. John. L. L. and Bonfield, E.H. Exploring The Nomologi cal Validity of Life Style
Types. Di download pada 30 desember 2008. Dari: http://www. Queen dom. com/ tests/minitests/lifestyle_access.html.
http://www.membuatblog.web.id/2010/04/pengertian-gaya-hidup.html. Rahardjo. B. Indonesian Lifestyle. Di download 18 Februari 2008. Dari: http://
www. Indonesia.elga.net.id/indoway. Yehovah. Comenwealth Dept of Veteran Affair. Jehovah. Is Your Life-style
Killing You? Your Lif-style What Are the Risks?. Di download pada 18 Februari 2008. Dari: http://www.watchtower.org/l ibrary/ g/1999/ 7/8/article_01.htm
Daftar Lampiran
1. Instrumen Penelitian Gaya Hidup 2. Instrumen Penelitian Motivasi 3. Data Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Gaya Hidup 4. Data Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Motivasi 5. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Gaya Hidup 6. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Motivasi 7. Tabel Deskripsi Responden 8. Tabel Uji Persyaratan Analisis Regresi data cross section 9. Tabel Analisis Regresi
Tabel Data Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Motivasi
No
Mot1
Mot2
Mot3
Mot4
Mot5
Mot6
Mot7
Mot8
Mot9
Mot10
Mot11
Mot12
Mot13
Mot14
Mot15
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 10 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 11 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 1 1 12 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 1 1 4 1 13 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 14 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 1 4 15 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 17 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 19 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Tabel Data Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Motivasi
No
GH1
GH2
GH3
GH4
GH5
GH6
GH7
GH8
GH9
GH10
GH11
GH12
GH13
GH14
GH15
1 2 3 2 3 1 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3
2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2
3 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1
4 3 3 2 4 3 4 4 4 1 4 4 4 2 2 4
5 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
6 3 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1
7 3 2 3 2 1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2
8 3 2 3 2 3 2 1 2 3 2 2 1 3 3 2
9 2 3 2 2 2 2 2 1 3 2 2 4 4 2 2 10 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 11 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 12 3 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 13 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 14 2 1 4 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 15 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 16 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 17 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 18 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 19 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 2 2 4 20 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.992 15
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Mot1 29.05 199.734 .993 .990
Mot2 29.00 201.263 .965 .991
Mot3 29.00 201.263 .965 .991
Mot4 29.05 199.734 .993 .990
Mot5 29.00 201.263 .965 .991
Mot6 29.00 201.053 .972 .991
Mot7 29.00 200.737 .983 .991
Mot8 29.00 201.053 .972 .991
Mot9 29.00 200.737 .983 .991
Mot10 28.95 202.471 .902 .991
Mot11 28.95 201.839 .924 .991
Mot12 28.95 202.471 .902 .991
Mot13 28.95 201.839 .924 .991
Mot14 28.90 203.042 .826 .993
Mot15 28.90 203.042 .826 .993
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.933 15
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
GH1 28.05 77.208 .509 .932
GH2 28.20 75.116 .734 .927
GH3 28.10 80.621 .253 .939
GH4 28.20 70.589 .938 .920
GH5 28.40 76.884 .548 .931
GH6 28.25 70.724 .893 .921
GH7 28.25 71.039 .871 .922
GH8 28.25 71.145 .864 .922
GH9 28.40 81.411 .252 .938
GH10 28.25 71.566 .899 .921
GH11 28.25 70.408 .916 .921
GH12 28.20 75.221 .527 .933
GH13 28.15 78.450 .409 .935
GH14 28.35 79.713 .457 .933
GH15 28.20 70.589 .938 .920
Tabel Karakteristik Responden Siswa SMAN 1 dan SMA 1 PGRI BOGOR
No Sekolah Tahun Lahir
Jenis Kelamin
Saudara Kandung
Anak ke
Pekerjaan Orang Tua
Pendidikan Ayah
Pendidikan Ibu
1 SMAN 1 1990 L 3 2 TNI S1 SLTA 2 SMAN 1 1991 L 3 1 Wira swasta SLTA SLTP 3 SMAN 1 1991 P 3 1 Lainnya SLTA SLTP 4 SMAN 1 1990 L 3 1 swasta SLTP SLTA 5 SMAN 1 1992 P 3 1 swasta SLTA SLTA 6 SMAN 1 1991 P 3 1 Lainnya SLTA SLTA 7 SMAN 1 1990 P 7 1 Lainnya SLTA SLTA 8 SMAN 1 1991 P 6 4 Wira swasta SLTA SLTA 9 SMAN 1 1991 P 6 5 swasta SLTA SLTA 10 SMAN 1 1991 P 3 1 PNS SLTA S1 11 SMAN 1 1991 P 3 2 PNS SLTA SLTP 12 SMAN 1 1992 P 3 3 swasta S1 SLTA 13 SMAN 1 1991 P 2 1 Lainnya SLTA SLTA 14 SMAN 1 1991 P 4 4 swasta SLTA SLTA 15 SMAN 1 1991 P 2 2 swasta SLTA SLTP 16 SMAN 1 1991 P 3 1 swasta S1 S1 17 SMAN 1 1990 P 2 2 Wira swasta SLTA SD 18 SMAN 1 1991 P 4 3 swasta SLTA SLTA 19 SMAN 1 1991 P 3 3 PNS SLTA SLTP 20 SMAN 1 1991 P 4 4 swasta S1 SLTA 21 SMAN 1 1992 P 1 1 swasta SLTA SLTA 22 SMAN 1 1992 L 4 3 PNS SLTP SLTP 23 SMAN 1 1991 L 4 2 Wira swasta SLTP SLTP 24 SMAN 1 1991 P 2 1 swasta S1 SLTP 25 SMAN 1 1989 L 5 2 PNS S1 SLTA 26 SMAN 1 1991 L 3 3 swasta SD SD 27 SMAN 1 1991 P 2 1 swasta SLTA SLTA 28 SMAN 1 1991 P 2 1 Wira swasta SLTP SLTP 29 SMAN 1 1991 L 2 1 TNI SLTA SLTA 30 SMAN 1 1992 L 1 2 PNS S1 S1 31 SMAN 1 1991 L 3 3 swasta SLTA SLTP 32 SMAN 1 1991 L 3 2 PNS S1 S1 33 SMAN 1 1991 L 1 1 swasta SLTP SLTP 34 SMAN 1 1991 L 2 1 PNS SLTA S1 35 SMAN 1 1992 P 3 1 TNI SLTP SLTA 36 SMAN 1 1991 L 2 1 PNS S1 SLTA 37 SMAN 1 1991 L 3 1 swasta S1 SLTA 38 SMAN 1 1991 L 1 1 swasta SLTA SLTA 39 SMAN 1 1991 L 4 1 PNS S2 SLTA 40 SMAN 1 1991 L 2 1 swasta SLTA SLTA 41 SMAN 1 1991 L 3 3 swasta SLTA SLTP 42 SMAN 1 1991 P 4 1 PNS S2 SD 43 SMAN 1 1991 P 2 2 swasta S1 SLTA
Tabel Karakteristik Responden Siswa SMAN 1 dan SMA 1 PGRI BOGOR
No Sekolah Tahun Lahir
Jenis Kelamin
Saudara Kandung
Anak ke
Pekerjaan Orang Tua
Pendidikan Ayah
Pendidikan Ibu
44 SMAN 1 1991 L 1 2 swasta SLTA SLTA 45 SMAN 1 1991 L 4 2 PNS SLTA SLTA 46 SMA 1 PGRI 1991 L 2 2 swasta SLTA SLTA 47 SMA 1 PGRI 1991 L 2 2 PNS S2 S1 48 SMA 1 PGRI 1991 P 3 3 PNS S1 SLTA 49 SMA 1 PGRI 1991 P 6 5 swasta SLTA SLTA 50 SMA 1 PGRI 1991 P 8 6 swasta SLTP SD 51 SMA 1 PGRI 1992 P 3 1 PNS S1 S2 52 SMA 1 PGRI 1991 P 3 3 swasta SLTP SD 53 SMA 1 PGRI 1992 P 6 5 Wira swasta SLTA SLTA 54 SMA 1 PGRI 1991 P 3 1 PNS S1 S3 55 SMA 1 PGRI 1991 P 3 1 Wira swasta SLTA SLTP 56 SMA 1 PGRI 1991 P 3 1 swasta D3 SLTA 57 SMA 1 PGRI 1991 P 2 1 TNI SLTA SLTA 58 SMA 1 PGRI 1991 P 2 1 swasta SLTA SLTP 59 SMA 1 PGRI 1990 L 2 2 swasta SLTA SLTA 60 SMA 1 PGRI 1991 L 3 3 PNS SLTA SLTA 61 SMA 1 PGRI 1990 L 2 2 swasta SLTA SLTP 62 SMA 1 PGRI 1991 L 1 1 PNS S1 S1 63 SMA 1 PGRI 1991 L 2 1 TNI SLTA SLTA 64 SMA 1 PGRI 1991 L 1 1 Wira swasta SLTA SLTA 65 SMA 1 PGRI 1991 L 4 2 swasta SLTP SLTP 66 SMA 1 PGRI 1990 L 3 3 swasta S1 SLTP 67 SMA 1 PGRI 1992 L 2 2 swasta SLTA SLTA 68 SMA 1 PGRI 1991 L 5 3 swasta SLTA SLTP 69 SMA 1 PGRI 1991 P 3 2 Wira swasta SLTA SD 70 SMA 1 PGRI 1991 P 2 2 TNI SLTA SLTA 71 SMA 1 PGRI 1991 P 1 1 Lainnya SLTP SLTP 72 SMA 1 PGRI 1991 P 2 2 swasta S2 SLTP 73 SMA 1 PGRI 1991 L 3 2 swasta SLTP SLTP 74 SMA 1 PGRI 1991 P 2 1 swasta SLTA SLTA 75 SMA 1 PGRI 1991 L 2 1 Wira swasta SLTA SLTP 76 SMA 1 PGRI 1991 L 3 1 PNS SLTA S2 77 SMA 1 PGRI 1991 L 1 1 swasta S1 SLTA 78 SMA 1 PGRI 1991 L 1 1 swasta SLTA SLTA 79 SMA 1 PGRI 1991 L 2 1 Wira swasta SLTA SLTA 80 SMA 1 PGRI 1991 L 2 3 PNS SLTA SLTA 81 SMA 1 PGRI 1991 L 3 3 swasta SLTA S2 82 SMA 1 PGRI 1990 L 2 1 swasta SLTA SLTP 83 SMA 1 PGRI 1991 L 1 1 swasta S1 S1 84 SMA 1 PGRI 1991 L 2 2 Lainnya S1 SD 85 SMA 1 PGRI 1991 P 2 3 PNS SLTA SLTA 86 SMA 1 PGRI 1992 P 3 1 PNS SLTA SLTA
Tabel Karakteristik Responden Siswa SMAN 1 dan SMA 1 PGRI BOGOR
No Sekolah Tahun Lahir
Jenis Kelamin
Saudara Kandung
Anak ke
Pekerjaan Orang Tua
Pendidikan Ayah
Pendidikan Ibu
87 SMA 1 PGRI 1991 L 2 1 swasta SLTA SLTA 88 SMA 1 PGRI 1991 P 2 1 swasta SLTA SLTA 89 SMA 1 PGRI 1991 P 3 2 PNS S2 SLTA 90 SMA 1 PGRI 1991 L 2 2 PNS S1 SLTA 91 SMA 1 PGRI 1991 L 2 1 swasta SLTA SLTP 92 SMA 1 PGRI 1990 P 3 4 swasta SLTA SLTP 93 SMA 1 PGRI 1991 P 4 1 Wira swasta SLTA S1 94 SMA 1 PGRI 1991 L 3 3 swasta SLTA SLTA 95 SMA 1 PGRI 1992 P 2 1 swasta SLTA SLTA 96 SMA 1 PGRI 1991 P 2 3 PNS S1 S1 97 SMA 1 PGRI 1991 L 2 2 swasta SLTA SLTA 98 SMA 1 PGRI 1991 L 3 1 TNI SLTA SLTA 99 SMA 1 PGRI 1991 L 2 2 swasta S1 SLTA 100 SMA 1 PGRI 1990 L 3 1 swasta SLTA SLTA 101 SMA 1 PGRI 1991 L 3 1 swasta SLTA S1 102 SMA 1 PGRI 1991 L 2 3 swasta SLTP SLTP 103 SMA 1 PGRI 1991 P 2 1 swasta SLTA SLTP 104 SMA 1 PGRI 1990 P 2 2 swasta S1 SLTA 105 SMA 1 PGRI 1991 P 2 1 swasta SLTA SLTA 106 SMA 1 PGRI 1991 L 3 1 PNS S3 S1 107 SMA 1 PGRI 1991 L 1 1 PNS SLTA S2 108 SMA 1 PGRI 1991 L 1 1 swasta SLTA SLTA 109 SMA 1 PGRI 1991 L 1 2 swasta SLTA S1 110 SMA 1 PGRI 1991 P 2 1 swasta SLTA SLTP 111 SMA 1 PGRI 1991 P 2 2 swasta SLTA SLTP 112 SMA 1 PGRI 1991 P 2 3 Lainnya SLTA SLTP 113 SMA 1 PGRI 1991 L 1 1 PNS SLTA SLTA 114 SMA 1 PGRI 1991 P 1 1 swasta SLTA SLTA 115 SMA 1 PGRI 1989 L 5 4 swasta SLTA SD 116 SMA 1 PGRI 1991 L 4 2 swasta SLTA SLTA 117 SMA 1 PGRI 1991 L 2 2 Lainnya SLTA SLTP 118 SMA 1 PGRI 1991 L 1 1 swasta SLTA SLTA 119 SMA 1 PGRI 1991 L 4 5 swasta SLTP SLTP 120 SMA 1 PGRI 1991 L 10 7 swasta SLTP SLTP 121 SMA 1 PGRI 1991 L 2 2 swasta SLTP SLTP 122 SMA 1 PGRI 1991 L 3 2 PNS SLTA SLTA 123 SMA 1 PGRI 1991 L 3 1 PNS S1 S1 124 SMA 1 PGRI 1990 L 3 2 Lainnya SLTA SLTA 125 SMA 1 PGRI 1992 L 1 1 Lainnya SLTA SLTA 126 SMA 1 PGRI 1991 P 2 2 swasta S1 S1 127 SMA 1 PGRI 1990 P 3 2 swasta SLTP SLTP 128 SMA 1 PGRI 1990 L 2 3 swasta SLTA SLTA 129 SMA 1 PGRI 1991 L 2 2 swasta SLTA SLTA 130 SMA 1 PGRI 1991 L 5 5 PNS S1 S1
Tabel Data Motivasi
No M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10 M11 M12 M13 M14 M15 1 3 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 3 3 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 5 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 6 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 7 2 1 2 1 2 3 3 3 1 1 1 1 1 1 2 8 3 2 1 1 2 2 3 1 1 2 2 1 1 1 2 9 3 2 3 2 1 2 4 2 3 3 3 2 2 2 1 10 2 1 4 1 2 1 2 1 2 4 4 2 2 1 2 11 1 3 2 1 1 2 1 2 1 3 4 3 1 1 1 12 2 3 2 3 1 1 2 1 2 2 2 4 3 3 2 13 2 2 2 4 3 1 2 1 1 1 1 4 2 2 1 14 1 1 2 2 3 3 1 2 2 2 2 2 1 1 2 15 2 2 2 2 1 4 1 1 1 1 1 1 2 2 2 16 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 3 2 3 2 3 3 3 1 3 1 1 1 3 3 3 19 2 2 3 2 2 1 3 1 4 1 2 3 4 4 3 20 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 4 4 2 4 21 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 22 1 2 1 1 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 23 2 2 2 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 24 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 25 2 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 26 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 27 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 28 3 2 2 3 2 2 2 1 3 1 3 3 4 3 3 29 2 4 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 30 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 31 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32 1 2 1 1 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 33 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 35 3 2 1 1 2 2 3 3 1 1 1 1 1 1 2 36 3 2 1 1 2 3 3 3 2 1 1 1 1 1 2 37 4 1 3 2 1 2 4 2 3 3 3 2 2 2 1 38 2 1 3 2 2 3 2 1 4 4 4 1 1 1 2 39 1 2 2 1 1 2 1 2 1 4 4 3 1 1 1 40 2 2 2 3 1 1 2 1 2 3 2 4 3 3 2 41 2 2 2 4 3 1 2 1 1 1 1 4 2 2 1 42 1 1 3 2 2 3 1 2 2 2 2 2 1 1 2 43 2 1 2 1 2 4 2 1 1 1 1 1 2 2 2
Tabel Data Motivasi
No M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10 M11 M12 M13 M14 M15 44 1 2 1 1 2 3 2 1 1 1 1 1 2 2 2 45 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 46 3 3 2 3 2 3 3 1 2 2 1 1 3 3 3 47 3 2 3 2 2 2 3 2 3 1 3 3 4 1 3 48 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 4 4 1 4 49 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 50 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 51 2 3 3 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 52 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 53 2 3 1 3 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 54 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 55 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 56 3 2 3 3 2 2 3 2 3 1 1 3 3 3 3 57 2 2 2 1 2 1 2 3 3 2 3 2 2 2 2 58 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 59 1 1 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 60 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 61 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 62 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 63 3 1 1 2 2 3 2 2 2 1 1 1 1 1 2 64 3 2 1 1 2 3 3 3 1 2 1 1 1 1 2 65 3 2 3 2 1 2 4 2 3 3 3 2 2 2 1 66 2 1 4 1 2 1 2 1 4 3 4 1 3 2 2 67 1 3 2 1 1 2 1 2 1 3 4 3 1 1 1 68 2 4 2 2 2 1 2 1 2 2 1 4 3 3 2 69 2 2 2 4 3 1 2 1 1 1 1 4 2 2 1 70 1 1 2 2 3 3 1 2 2 2 2 2 1 1 2 71 3 1 1 1 2 3 3 2 1 2 1 1 1 1 2 72 2 2 2 1 2 3 2 1 1 1 1 1 2 2 2 73 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 74 4 2 3 3 3 3 3 1 3 1 1 1 3 3 3 75 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 76 4 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 4 77 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 78 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 79 2 2 3 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 80 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 81 2 1 3 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 82 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 83 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 84 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 1 4 85 2 1 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 86 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1
Tabel Data Motivasi
No M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10 M11 M12 M13 M14 M15 87 2 3 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 88 1 2 1 1 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 89 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 90 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 91 3 2 1 1 2 2 3 1 1 2 2 1 1 1 2 92 3 2 1 1 2 3 3 3 1 1 2 1 1 1 2 93 4 2 2 2 1 2 4 2 3 3 3 2 2 2 1 94 2 1 4 1 2 1 2 1 4 3 4 1 2 3 2 95 1 3 2 1 1 2 1 2 1 4 3 3 1 1 1 96 3 4 1 3 1 1 2 1 2 2 3 4 3 3 2 97 2 2 2 4 3 1 2 1 1 1 1 4 2 2 1 98 1 2 1 1 4 3 1 2 2 2 2 2 1 1 2 99 3 2 1 1 2 3 2 3 1 1 1 1 1 1 2 100 2 2 1 2 1 4 2 1 1 1 1 1 2 2 2 101 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 102 3 4 2 3 3 3 3 1 3 1 1 1 3 3 3 103 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 1 4 104 4 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 1 3 105 2 2 2 2 2 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 106 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 107 2 3 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 108 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 109 2 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 110 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 111 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 112 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 4 4 4 4 113 2 2 3 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 114 1 2 1 1 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 115 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 116 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 117 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 118 1 2 1 1 2 3 2 1 1 1 1 1 2 2 2 119 2 2 2 1 2 3 2 1 1 1 1 1 2 2 2 120 3 2 1 1 2 3 3 3 1 1 1 2 1 1 2 121 4 1 3 2 1 2 4 2 3 3 3 2 2 2 1 122 2 1 4 1 2 1 2 1 4 3 4 1 3 2 2 123 1 3 2 1 1 2 1 2 1 4 4 3 1 2 1 124 2 4 1 3 1 1 2 1 2 3 3 4 3 3 2 125 3 3 2 4 3 1 2 1 1 1 1 4 2 2 1 126 1 1 1 2 4 3 1 2 2 2 2 2 1 1 2 127 3 1 1 2 2 3 3 2 1 1 1 1 1 1 2 128 2 2 2 1 2 3 2 1 1 1 1 1 2 2 2 129 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 130 3 3 3 3 3 3 3 1 3 1 1 1 3 3 3
Tabel Gaya Hidup
No G1 G2 G3 G4
G5
G6
G7 G8 G9 G10 G11 G12 G13 G14 G15
1 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 2 2 1 2 1 2 3 3 2 3 2 2 2 2 4 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 5 2 1 4 1 2 1 2 1 4 3 4 1 3 2 2 6 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 7 2 2 2 4 3 1 2 1 1 1 1 4 2 2 1 8 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 9 1 3 2 1 1 2 1 2 1 3 4 3 1 1 1 10 3 2 1 1 2 2 3 1 1 2 2 1 1 1 2 11 2 4 1 3 1 1 2 1 2 3 3 4 3 3 2 12 4 1 3 2 1 2 4 2 3 3 3 2 2 2 1 13 2 3 2 2 2 1 3 3 3 2 2 4 4 2 4 14 1 1 2 2 3 3 1 2 2 2 2 2 1 1 2 15 1 2 1 1 2 3 2 1 1 1 1 1 2 2 2 16 3 2 1 1 2 3 2 3 1 1 1 1 1 1 2 17 1 2 1 1 2 3 2 1 1 1 1 1 2 2 2 18 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 19 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 20 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 21 3 3 3 3 3 3 3 1 3 1 1 1 3 3 3 22 1 2 1 1 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 23 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 1 4 24 2 2 2 1 2 3 2 1 1 1 1 1 2 2 2 25 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 26 2 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 27 1 3 2 1 1 2 1 2 1 4 4 3 1 2 1 28 3 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 29 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 31 1 1 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 32 1 2 1 1 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 33 2 3 2 3 1 1 2 1 2 2 2 4 3 3 2 34 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 35 2 2 2 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 36 3 3 2 4 3 1 2 1 1 1 1 4 2 2 1 37 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 38 3 2 1 1 2 3 3 3 2 1 1 1 1 1 2 39 3 2 3 2 1 2 4 2 3 3 3 2 2 2 1 40 3 2 3 2 3 3 3 1 3 1 1 1 3 3 3 41 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 4 4 2 4 42 1 1 3 2 2 3 1 2 2 2 2 2 1 1 2 43 2 2 2 1 2 3 2 1 1 1 1 1 2 2 2
Tabel Gaya Hidup
No G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8 G9 G10 G11 G12 G13 G14 G15 44 3 1 1 2 2 3 3 2 1 1 1 1 1 1 2 45 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 46 2 1 4 1 2 1 2 1 2 4 4 2 2 1 2 47 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 48 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 49 3 2 2 3 2 2 2 1 3 1 3 3 4 3 3 50 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 51 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 52 2 2 2 2 1 4 1 1 1 1 1 1 2 2 2 53 1 2 1 1 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 54 2 3 1 3 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 55 2 1 3 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 56 2 3 3 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 57 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 58 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 59 2 1 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 60 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 61 2 2 2 3 1 1 2 1 2 3 2 4 3 3 2 62 2 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 63 2 2 2 4 3 1 2 1 1 1 1 4 2 2 1 64 2 3 3 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 65 1 2 2 1 1 2 1 2 1 4 4 3 1 1 1 66 3 2 1 1 2 3 3 3 1 2 1 1 1 1 2 67 4 1 3 2 1 2 4 2 3 3 3 2 2 2 1 68 3 3 2 3 2 3 3 1 2 2 1 1 3 3 3 69 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 4 4 1 4 70 1 1 2 2 3 3 1 2 2 2 2 2 1 1 2 71 2 2 2 4 3 1 2 1 1 1 1 4 2 2 1 72 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 73 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 74 2 1 3 2 2 3 2 1 4 4 4 1 1 1 2 75 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 76 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 77 3 2 3 3 2 2 3 2 3 1 1 3 3 3 3 78 1 3 2 1 1 2 1 2 1 4 3 3 1 1 1 79 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 1 4 80 2 1 2 1 2 4 2 1 1 1 1 1 2 2 2 81 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 82 2 2 1 2 1 4 2 1 1 1 1 1 2 2 2 83 2 2 2 1 2 3 2 1 1 1 1 1 2 2 2 84 2 4 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 85 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 86 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Tabel Gaya Hidup
No G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8 G9 G10 G11 G12 G13 G14 G15 87 2 3 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 88 1 2 1 1 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 89 2 4 2 2 2 1 2 1 2 2 1 4 3 3 2 90 3 2 1 1 2 2 3 3 1 1 1 1 1 1 2 91 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 92 2 2 3 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 93 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 94 3 2 1 1 2 3 3 3 1 1 2 1 1 1 2 95 3 2 3 2 1 2 4 2 3 3 3 2 2 2 1 96 3 4 2 3 3 3 3 1 3 1 1 1 3 4 2 97 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 98 1 2 1 1 4 3 1 2 2 2 2 2 1 1 2 99 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 100 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 101 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 102 2 1 4 1 2 1 2 1 4 3 4 1 3 2 2 103 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 104 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 105 2 2 3 2 2 1 3 1 4 1 2 3 4 4 3 106 2 2 2 2 2 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 107 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 4 4 4 4 108 3 1 1 1 2 3 3 2 1 2 1 1 1 1 2 109 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 110 3 1 1 2 2 3 2 2 2 1 1 1 1 1 2 111 2 1 2 1 2 3 3 3 1 1 1 1 1 1 2 112 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 113 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 114 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 115 2 2 3 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 116 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 117 3 4 1 3 1 1 2 1 2 2 3 4 3 3 2 118 3 2 1 1 2 2 3 1 1 2 2 1 1 1 2 119 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 120 2 3 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 121 1 3 2 1 1 2 1 2 1 3 4 3 1 1 1 122 3 2 1 1 2 3 3 3 1 1 1 2 1 1 2 123 4 2 2 2 1 2 4 2 3 3 3 2 2 2 1 124 3 4 2 3 3 3 3 1 3 1 1 1 3 3 3 125 4 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 4 126 1 1 1 2 4 3 1 2 2 2 2 2 1 1 2 127 2 2 2 4 3 1 2 1 1 1 1 4 2 2 1 128 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 129 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 130 2 1 4 1 2 1 2 1 4 3 4 1 2 3 2
Tabel Variabel Penelitian
No Motivasi Gaya Hidup Hasil Belajar 1 31 21 80 2 17 15 67 3 31 31 80 4 19 19 73 5 29 33 80 6 21 29 73 7 25 29 75 8 25 29 77 9 35 27 85 10 31 25 85 11 27 35 83 12 33 35 87 13 29 39 83 14 27 27 77 15 25 23 75 16 23 25 77 17 15 23 65 18 35 33 87 19 37 21 87 20 39 23 90 21 27 37 83 22 19 19 75 23 29 39 83 24 23 25 77 25 29 19 80 26 21 29 73 27 21 29 70 28 37 31 93 29 31 21 80 30 17 15 67 31 31 31 80 32 19 19 73 33 29 33 80 34 21 29 73 35 25 29 75 36 27 31 80 37 35 27 85 38 33 27 85 39 27 35 83 40 33 35 87 41 29 39 83 42 27 27 77 43 25 25 75
Tabel Variabel Penelitian
No Motivasi Gaya Hidup Hasil Belajar 44 23 25 77 45 15 23 65 46 35 31 87 47 37 21 87 48 39 23 90 49 27 37 83 50 21 27 75 51 31 41 85 52 23 25 77 53 29 19 80 54 21 29 73 55 21 29 70 56 37 31 93 57 31 21 80 58 17 17 70 59 31 31 80 60 19 19 73 61 29 33 83 62 21 29 73 63 25 29 75 64 27 31 80 65 35 27 85 66 33 27 85 67 27 35 83 68 33 37 87 69 29 39 83 70 27 27 77 71 25 29 75 72 25 23 77 73 17 17 67 74 37 33 87 75 39 21 90 76 39 23 90 77 27 37 83 78 21 27 75 79 31 41 85 80 23 25 77 81 29 21 80 82 23 25 75 83 23 25 75 84 41 31 95 85 31 21 80 86 17 17 70
Tabel Variabel Penelitian
No Motivasi Gaya Hidup Hasil Belajar 87 33 33 80 88 19 19 73 89 29 33 83 90 23 25 77 91 25 29 77 92 27 31 80 93 35 27 85 94 33 27 85 95 27 35 83 96 35 37 87 97 29 39 83 98 27 27 80 99 25 29 75 100 25 23 77 101 17 17 70 102 37 33 87 103 39 23 90 104 41 23 93 105 29 37 83 106 21 29 75 107 31 41 85 108 23 25 77 109 29 21 80 110 23 25 77 111 23 25 75 112 41 31 95 113 33 21 85 114 19 19 73 115 33 33 85 116 19 19 73 117 29 35 83 118 23 25 77 119 25 23 77 120 27 31 80 121 35 27 85 122 33 27 85 123 29 35 83 124 35 37 87 125 31 39 83 126 27 27 80 127 25 29 75 128 25 23 77 129 19 17 70 130 37 33 87
Tabel Korelasi ganda dan koef Determinasi Model Summaryb
R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics
R Square Change
F Change df1 df2 Sig. F
Change
.957a 0.916 0.914 1.861 0.916 689.578 2 127 0
a. Predictors: (Constant), Gaya Hidup, Motivasi b. Dependent Variable: Hasil Belajar
ANOVAb
Model Sum of
Squares df Mean
Square F Sig. Regression
4775.205 2 2387.602 689.578 .000a Residual
439.726 127 3.462 Total
5214.931 129 a. Predictors: (Constant), Gaya Hidup, Motivasi b. Dependent Variable: Hasil Belajar
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
Correlations Collinearity Statistics
B Std. Error Beta
Zero-order Partial Part Tolerance VIF
(Constant) 51.012 0.887 57.487 0.000
Motivasi 0.906 0.028 0.899 32.462 0.000 0.948 0.945 0.84 0.866 1.15
Gaya Hidup 0.137 0.028 0.136 4.920 0.000 0.465 0.400 0.13 0.866 1.15 a. Dependent Variable: Hasil Belajar
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Residual N 130.0000 Normal Parametersa Mean 0.0000 Std. Deviation 1.8463 Most Extreme Differences Absolute 0.0874 Positive 0.0631 Negative -0.0874 Kolmogorov-Smirnov Z 0.9959 Asymp. Sig. (2-tailed) 0.2744 a. Test distribution is Normal.
PENGARUHGAYA HIDUP DAN MOTIVASI BELAJAR
TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA(Survei pada Siswa SMAN 1 dan
SMA PGRI 1 Bogor)
PERUMUSAN MASALAH1. Apakah terdapat pengaruh gaya hidup terhadap
prestasi belajar matematika?2. Apakah terdapat pengaruh motivasi terhadap
prestasi belajar matematika?3. Apakah terdapat pengaruh variabel gaya hidup,
dan variabel motivasi belajar secara bersama samaterhadap variabel prestasi belajar matematika?
1Maria Cleopatra
HIPOTESIS
1. Terdapat pengaruh gaya hidup (X1)terhadap prestasi belajar matematika (Y).
2. Terdapat pengaruh motivasi belajar (X2)terhadap prestasi belajar matematika (Y).
3. Terdapat pengaruh gaya hidup (X1) danmotivasi belajar (X2) secara bersama-sama terhadap prestasi belajarmatematika (Y).
2Maria Cleopatra
HASIL ANALISIS
1. Ada pengaruh Gaya Hidup terhadap Prestasi Belajar Matematika (to =4.920 dan sig. = 0.000<0.05). Setiap kenaikan satu unit Gaya Hidupakan diikuti dengan kenaikan Prestasi Belajar Matematika sebesar0.137 unit, ceteris paribus atau variabel Motivasi Belajar tidak berubah.
2. Ada pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Matematika(to = 32.462 dan sig. = 0.000<0.05). Setiap kenaikan satu unit MotivasiBelajar akan diikuti dengan kenaikan Prestasi Belajar Matematikasebesar 0.906 unit, ceteris paribus atau variabel Gaya Hidup tidakberubah.
3. Ada pengaruh Gaya Hidup dan Motivasi Belajar secara bersama samaterhadap Prestasi Belajar Matematika.. (Gaya Hidup to = 4.920 dansig. = 0.000<0.05. Motivasi Belajar to = 32.462 dan sig. = 0.000<0.05).Setiap kenaikan satu unit Gaya Hidup dan sekaligus dengan kenaikansatu unit Motivasi Belajar akan diikuti dengan kenaikan PrestasiBelajar Matematika sebesar 1.043 ( = 0.137 + 0.906) unit atauF=689.578 dan sig.=0.00o<0.05.
3Maria Cleopatra
HASIL
SPSS
Maria Cleopatra 4
0.000 0.000 0.000
32.462 4.920 57.487 t
(Motivasi) X0.906 + Hidup) (Gaya X0.137 + 51.012
o
21
.
ˆ
sig
Y =
KESIMPULAN
1. Gaya hidup berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajarmatematika siswa SMAN I Bogor dan SMA I PGRI Bogor. Pengaruh inisangat signifikan. Walaupun kontribusi nya sangat kecil dibandingkandengan variabel lainnya.
2. Motivasi belajar berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajarmatematika siswa SMAN I Bogor dan SMA I PGRI Bogor. Disamping ituvariabel ini mempunyai kontrinusi yang sangat besar. Secara efektifsumbangan terhadap prestasi belajar matematika sebesar 93.1 persendibandingkan dengan variabel gaya hidup yang hanya sebesar 6.9 persen.
3. Gaya hidup dan motivasi belajar secara bersama sama berpengaruhterhadap prestasi belajar matematika siswa SMAN I Bogor dan SMA IPGRI Bogor. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan masing masingsatu unit gaya hidup dan satu unit motivasi belajar akan diikuti dengankenaikan prestasi belajar matematika sebesar 1.043 unit. Sumbangankedua variabel dalam menentukan prestasi belajar matematika sebesar 91.6persen.
5Maria Cleopatra
Top Related